Pola Penanganan Air Limbah

40
POLA PENANGANAN AIR LIMBAH DIREKTORATPENGEMBANGANPENYEHATANLINGKUNGANPERMUKIMAN DIREKTORATJENDERALCIPTAKARYA KEMENTERIANPEKERJAANUMUM Nuris Wahyudi Subdit Air Limbah Jakarta, 26 Februari 2013

description

Pola Penanganan Air Limbah.

Transcript of Pola Penanganan Air Limbah

Page 1: Pola Penanganan Air Limbah

POLA PENANGANAN

AIR LIMBAH

DIREKTORATPENGEMBANGANPENYEHATANLINGKUNGANPERMUKIMAN

DIREKTORATJENDERALCIPTAKARYA

KEMENTERIANPEKERJAANUMUM

Nuris Wahyudi Subdit Air Limbah

Jakarta, 26 Februari 2013

Page 2: Pola Penanganan Air Limbah

Potret Sanitasi Indonesia

2 Mandi dan Cuci di Sungai

Sampah di Saluran Drainase

Limbah Industri yang belum terolah

BABs

Jamban dengan kualitas buruk

Pembuangan lumpur tinja ilegal

Page 3: Pola Penanganan Air Limbah

Kerugian Akibat Sanitasi Buruk

75% Sungai & 80% Air Tanah Tercemar MasyarakatMembayar 25% LebihMahaluntuk Air MinumPerpipaan

Page 4: Pola Penanganan Air Limbah

Kerugian Akibat Sanitasi Buruk

Kerugianekonomiakibatsanitasiburukmencapai

US $ 6,3 Milyar ~ Rp 58 Triliun ~ 2,3% GDP Indonesia Samasajadengankebocoranpadaangkapertumbuhanekonomi Indonesia (Bank Dunia, 2007)

Page 5: Pola Penanganan Air Limbah

Kerugian Akibat Sanitasi Buruk

Investasi sanitasi yang masih belum memadai

• Angka Investasi Sanitasi pada rentang 1970-2000 tercatat hanya sebesar Rp 200/kap/th • Dalam kurun 5 tahun terakhir terjadi peningkatan investasi sanitasi menjadi Rp 5000/kap/th • Masih Jauh dari Angka Investasi Sanitasi Ideal yaitu Rp 47.000/kap/th

Page 6: Pola Penanganan Air Limbah

Proporsi Penduduk Tanpa Akses terhadap

Sanitasi Layak (UN, 2008)

Pada tahun 2010, terdapat peningkatan presentasi jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak di Indonesia, sebesar 55,53%

0%4% 4%

19%24% 25%

47%50% 51%

71%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Singapura Thailand Malaysia Myanmar Filipina Vietnam Laos Timor Leste

Indonesia Kamboja

Page 7: Pola Penanganan Air Limbah

CAKUPAN SANITASI LAYAK 2011

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

50,10

56,47

44,67

53,29 50,65

47,36

39,22

44,33

67,64

73,01

87,83

52,50

59,42

82,15

54,21

64,15

83,26

47,34

23,82

43,81

33,72

48,38

66,56 67,23

48,39

62,02

51,43

46,68 43,40

50,75 52,53

39,23

24,31

Indonesia 55,60

Page 8: Pola Penanganan Air Limbah

PENCAPAIAN TARGET MDG’S

Target 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

Indikator (Target 7C) Baseline

(1993) 2009 2010 2011

Target

MDGs

(2015)

Rentang

yang harus

dipenuhi

7.9

Proporsi rumah tangga

dengan akses sanitasi

layak yang

berkelanjutan

(perdesaan dan

perkotaan)

24,81% 51,19% 55,53% 55,60% 62,41% 6,88%

7.9.a Perkotaan 53,64% 69,51% 72,78% 72,54% 76,82% 4,04%

7.9.b Perdesaan 11,10% 33,96% 38,47% 38,97% 55,55% 17,08%

Page 9: Pola Penanganan Air Limbah

9

Bab III : KONSERVASI SUMBER DAYA AIR, UU 7/2004 SDA • Pasal 21 (1) Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi

dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia.

• Pasal 21 (2) Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui a.l. (d) pengaturan prasarana dan sarana sanitasi.

• Pasal 24 setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan atau mengakibatkan pencemaran air. (Ketentuan pidananya di ps (94))

Bab IV : PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR, UU 7/2004 SDA. • Pasal 40 (6) : Pengaturan dan pengembangan SPAM sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf (d).

PERATURAN PERUNDANNGAN-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Page 10: Pola Penanganan Air Limbah

10

Bab III : PERLINDUNGAN AIR BAKU, PP 16/2005 • Pasal 14 (1) Perlindungan air baku dilakukan melalui kerterpaduan pengaturan

pengembangan SPAM dan Prasarana dan Sarana Sanitasi. • Pasal 14 (2) Prasarana dan Sarana Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi PS Air Limbah dan PS Persampahan. Bab IV : PENYELENGGARAAN, PP 16/2005 • Pasal 23 (1) : Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan

pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah.

• Pasal 23 (2) : Keterpaduan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada setiap tahap tahapan penyelenggaraan pengembangan.

• Pasal 23 (3) : Apabila penyelenggaraan pengembangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilakukan secara terpadu pada semua tahapan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.

Page 11: Pola Penanganan Air Limbah

RPJMN Targets

Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010 - 2014

Stop Buang Air Besar Sembarangan pada akhir tahun 2014

Perluasan layanan air limbah melalui sistem sewerage di 16

kota

Peningkatan layanan air limbah setempat dan komunal di

226 kab/kota

Page 12: Pola Penanganan Air Limbah

Kebijakan 1 :

Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem setempat maupun sistem

terpusat di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat

Strategi :

Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem setempat (on

site) di perkotaan dan perdesaan melalui sistem komunal;

Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat (off

site) di kawasan perkotaan metropolitan dan besar.

Kebijakan 2 :

Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam

penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

Strategi :

1. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman;

2. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman.

Kebijakan dan Strategi Sektor Air Limbah

Page 13: Pola Penanganan Air Limbah

Kebijakan 4 :

Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air

limbah permukiman

Strategi : a. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah

permukiman di tingkat masyarakat; b. Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah permukiman di

daerah; c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga; d. Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan

untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air limbah permukiman.

Kebijakan 3 :

Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan

air limbah permukiman

Strategi : 1. Menyusun perangkat peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan

pengelolaan air limbah permukiman;

2. Penyebarluasan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;

3. Penerapan peraturan perundangan.

Page 14: Pola Penanganan Air Limbah

Kebijakan 5 :

Peningkatan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan

prasarana dan sarana air limbah permukiman

Strategi :

1. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman.

2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan sistem air limbah Perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati bersama.

Page 15: Pola Penanganan Air Limbah

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN

AIR LIMBAH PERMUKIMAN

Skala Kota (city wide)

Skala Regional/Nasional

Berbasis Institusi Berbasis Masyarakat

Skala Penanganan

Pendekatan

Pengembangan PS pelayanan kota berdasarkan demand responsive Pembangunan

prasarana dan sarana air limbah

mendukung kerjasama antar

kota/daerah dalam melindungi

pencemaran badan air

Kota metropolitan & besar : off site /sewerage sistem

Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – fokus pada pelayanan IPLT (peningkatan on site management)

Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan, terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama.

Kota/kawasan baru: Pembangunan sistem sewerage

untuk kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) atau kws MBR.

Mendorong pembangunan sistem sewerage untuk kota baru melalui investasi.

Prokasih dan sejenisnya

(one river one management)

1.Pro poor

2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi

1. Desa : Model CLTS/STBM On-site 2. Kumuh perkotaan : Model SANIMAS Off-site skalakecil

Skala Lingkungan/ Kawasan

Page 16: Pola Penanganan Air Limbah

ARAS SPASIAL TUJUAN PENDEKATAN RUANG LINGKUP KEGIATAN KETERPADUAN PROGRAM

1. REGIONAL Pengendalian pencemaran dan perlindungan air baku

One river, one management

Identifikasi sumber-2 pencemaran

Station monitoring IPAL regional

Program kali bersih Integrated Water

Resources Managemt

2. KOTA Peningkatan akses pelayanan publik dan kualitas pelayanan sanitasi dengan minimum mencapai standar minimal dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan perlindungan lingkungan

• Pengelolaan air limbah/sanitasis kala kota (city wide) dengan pembangunan secara bertahap

Fasilitasi pembangunan sistem sewerage

Fasilitasi peningkatan atau pembangunan IPLT

Peningkatan pelayanan air limbah perpipaan skala kota

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan sanitasi/air limbah skala kota (IPLT)

3. KAWASAN Dukungan terhadap kws permukiman yang layak huni dan sehat

Mewajibkan setiap pengembang untuk menyediakan sewerage pada kws real estate

Memberikan subsidi kepada pengembang RSH

Penyusunan aturan perundangan dan NSPM

Fasilitasi pembangunan sewerage bertahap

Dukungan prasarana dan sarana kawasan pembangunan Rumah Sehat Sederhana (RSH) - GNPSR

4. LINGKUNGAN Meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat perkotaan yg padat, kumuh dan miskin berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian masyarakat itu sendiri.

Pemberdayaan masyarakat Sharing dana antara

pemerintah pusat , prop, kab/kota, LSM dan masyarakat

Stimulasi sistem pengolahan air limbah skala komunitas

Fasilitasi pengelolaan /manajemen pembangunan

Decentralized wastewater treattment

Pengembangan Sanitasi Lingkungan oleh Masyarakat (SANIMAS)

Kampung Improvement Program (KIP)

5. TAPAK BANGUNAN / PERSIL

Mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang tinja ditempat terbuka tetapi membangun serta menggunakan jamban + septic tank/cubluk kembar

Pemberdayaan masyarakat untuk membangun jamban dengan dana sendiri atau sumber lain non-pemerintah

Percontohan Penyediaan fasilitator

pemberdayaan masyarakat

Pengembangan program CLTS (Community Lead Total Sanitation)

Penerbitan IMB Bebas BAB ditempat

terbuka

PENGEMBANGAN AIR LIMBAH BERDASARKAN ARAS SPATIAL

Page 17: Pola Penanganan Air Limbah

START

KEMIRINGAN TANAH

KEDALAMAN AIR TANAH

KETERSEDIAAN LAHAN

PILIHAN TEKNOLOGI

KEMAMPUAN MEMBIAYAI & KECOCOKAN

PERMEABILITAS TANAH

KEPADATANPENDUDUK

SUMBER AIR YANG ADA

KEPADATAN .> 400 jiwa/ha ?

t

TANGKI SEPTIK,

INTERSEPTOR & SEWER

SEWERAGE COCOK ?

SHALLOW SEWERSEWERAGE

KEPADATAN .> 200 jiwa/ha ?

t

CUBLUK TUNGGAL COCOK ?

t

CUBLUK TUNGGAL

KEPADATAN .> 300 jiwa/ha ?

BIDANG RESAPAN BISA

DIBUAT ?

TANGKI SEPTIK DG RESAPAN

yy

t

y

y

SMALL BORED SEWER

t

t

Y

SHALOW SEWER COCOK

?

SUMBER AIR YG

DISARANKAN

DISARANKAN DILAYANI OLEH

PDAM

KEMIRINGAN> 2 % ?

INTERSEPTOR &

SEWERAGE COCOK ?

t

y

y

t

DISARANKAN DILAYANI OLEH

PDAM

y

AIR TANAH > 1,5 m

y

t

PERMEABILITAS TINGGI ?

y

t

TANGKI SEPTIK DG RESAPAN COCOK ?

BIOFILTER

y

y

t

CUBLUK BERSAMA

t

AIR TANAH CUKUP ?

AIR TANAH DIMUNGKINKAN

y

t

ALGORITMA PILIHAN TEKNOLOGI SANITASI

Page 18: Pola Penanganan Air Limbah

> 400 jiwa/ha

100 s/d 300

jiwa/ha

APLIKASI PILIHAN TEKNOLOGI SANITASI (contoh)

Tangki Septik

Shalow Sewer

Conventional Sewerage

Page 19: Pola Penanganan Air Limbah

Pendekatan Berbasis Institusi

• Kota metropolitan & besar : off site /sewerage sistem • Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – fokus pada pelayanan IPLT (peningkatan

on site management) • Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan,

terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama • Kota/kawasan baru:

• Pembangunan sistem sewerage untuk kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH) • Mendorong pembangunan sistem sewerage untuk kota baru

Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat

Page 20: Pola Penanganan Air Limbah
Page 21: Pola Penanganan Air Limbah

1. PekerjaanPemasanganPipa(open trench)

Page 22: Pola Penanganan Air Limbah

Shaft preparation Deck Cover after complete Arrival shaft Preparation

Shaft preparation (Sheet Pile Driving)

Install thrust wall and setting hydraulic jack

Setting pump, valve slurry Setting slurry pipe

Setting mud tank, mixer etc Complete setting slurry type

component

2. PekerjaanPemasanganPipa(Pipe Jacking)

Page 23: Pola Penanganan Air Limbah

Traffic Management Traffic Condition during Construction

Jacking Force

Progressing Pipe Jacking

Unloading Jacking Pipe

Cutting face for inserting Shield Machine

Install of Shield machine Forcing Shield Machine

Page 24: Pola Penanganan Air Limbah

PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH TERPUSAT DI 13 KOTA

IPAL Suwung, Bali

IPAL Sewon, Yogyakarta

IPAL Cirebon

Bandung: IPAL Bojongsoang

Cirebon: IPAL Ade Irma, Kesenden, Perumnas,and Perumnas Utara

Yogyakarta: IPAL Sewon

Surakarta: IPAL Mojosongo and Semanggi

Bali: IPAL Suwung

Medan: IPAL Pulo Brayan

Prapat: IPAL Aji Bata

Balikpapan: IPAL Margasari

Banjarmasin: IPAL HKSN, Lambung Mangkurat, Pekapuran Raya, Basiri

Jakarta: IPAL Setiabudi & Malaka Sari

Tangerang: IPAL Sukasari

Manado: IPAL Boulevard

Batam: IPAL Batam Center

Page 25: Pola Penanganan Air Limbah

Pendekatan Berbasis Masyarakat

Untuk kawasan kumuh perkotaan: Sanitasi Berbasis Masyarakat

Menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat

– Menerapkan Pendekatan Tanggap Kebutuhan

– Peranpemerintah: provider fasilitator

– Memberikan pilihan yang diinformasikan (informed choice): aspek teknologi, pembiayaan, lingkungan, sosial budaya dan kelembagaan

IPAL Komunal

Tangki Septik

Untuk perdesaan: Community-Led Total Sanitation - sistem on-site

Page 26: Pola Penanganan Air Limbah

KONSEP SANIMAS

Memfasilitasi dan membantu masyarakat yang tinggal di permukiman padat, kumuh, miskin perkotaan untuk merencanakan, melaksanakan, memanfaatkan dan merawat sistem sanitasi yang dipilih

Page 27: Pola Penanganan Air Limbah

PRINSIP SANIMAS

• Pendekatan yang tanggapterhadapkebutuhan masyarakat (Demand Responsive Approach/DRA)

• Masyarakat diberi kesempatan untuk menyeleksisendiri calon lokasi (Self-Selection)

• Kontribusi/pendanaan dari berbagai sumber (Multi-sources of Financing) -(Pemerintah dan Masyarakat)

• Masyarakat memilih sendiri sarana sanitasinya berdasarkan InformasiPilihanTeknologiSanitasi (Technology Informed Choices)

• Pemberdayaan Masyarakat (Pelatihan-pelatihan) (Capacity Building)

• Peran serta atau partisipasi(Participation) masyarakat sejak Perencanaan, Pelaksanaan pembangunan, hingga Pemanfaatan dan Perawatan

Page 28: Pola Penanganan Air Limbah

28

PENYIAPAN TFL

Seleksi

Pelatihan

Pernyataan Minat

Dokumen RKM

Lokasi Terpilih

-Kab/KotaTerpilih

-MoU

-TFL Terpilih

-PELATIHAN OPERATOR

-SOSIALIASI PENGGUNA

-PEMBENTUKAN KSM

-PELATIHAN KSM

-PELATIHAN MANDOR

-PELATIHAN TUKANG

Sarana Siap

Digunakan

SELEKSI KAB/KOTA Usulan Lokasi

Usulan TFL

Penyiapan MoU

PERSIAPAN Sosialisasi

SELEKSI LOKASI Longlist

-Shortlist

Organisasi, Pilihan teknologi dan

sarana, DED (detail desain), RAB,

Jadwal Kegiatan

PENYUSUNAN RKM

-Pelaksanaan dan Pengawasan

/Pengendalian oleh Masyarakat

KONSTRUKSI

Operasi

-Pemeliharaan

O & M -Efluen memenuhi standar

-Penyakit terkait air

menurun

-Sarana berkelanjutan

RANGKAIAN KEGIATAN SANIMAS

Page 29: Pola Penanganan Air Limbah

29

CONVENIENCE

COST

Common on-site Sanitation Systems

Common CBS-options

Conventional centralized & high costs systems

SANIMAS MENGISI GAP: Teknologi Vs Pelayanan

Page 30: Pola Penanganan Air Limbah

30

IPAL Sistem Komunal dengan Pemipaan

Septictank Bersama

MCK Plus ++

PilihanTeknologi SANIMAS

Page 31: Pola Penanganan Air Limbah

0

20

40

60

80

100

120

140

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012

Provinsi 2 2 3 20 22 16 17 17 18

Kota/Kab 6 7 10 53 80 69 65 38 43

Lokasi 6 8 11 65 125 108 97 67 82

JUM

LAH

Capaian SANIMAS TAHUN 2003 - 2012

Page 32: Pola Penanganan Air Limbah

Sanimas di Indonesia

Tahun Jumlah

Provinsi

Jumlah

Kota/Kabupaten Jumlah Lokasi

2003 2 6 6

2004 2 7 8

2005 3 10 11

2006 20 53 65

2007 22 80 124

2008 16 69 108

2009 17 65 100

2010 0 0 0

2011 17 38 67

2012 18 43 82

2013 32 180 344

Total (2003 – 2012) 32 169 571

Page 33: Pola Penanganan Air Limbah

No. Komponen Kegiatan APBN APBD Masyarakat

I

Persiapan

Sosialisasi Kab/Kota

Workshop Regional Pelatihan TFL

II

Seleksi Kampung

Daftar Panjang (Long List) Daftar Pendek (Short List) Sosialisasi

Kajian Cepat Partisipatif(Rapid Participatory Assessment)

III

Penyusunan RKM

Penentuan pengguna

Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat Pilihan Teknologi DED + RAB

Rencana Kerja Masyarakat Dokumentasi dan legalisasi RKM

√ √

IV

Pemberdayaan Masyarakat

Pelatihan KSM

Pelatihan Bendahara

Pelatihan Mandor Pelatihan Operator Kampanye kesehatan

V

Konstruksi Material Upah pekerja

Lahan

VI

Pendampingan: Senior TFL TFL Masyarakat (Sosial) TFL Pemda (Teknis)

VII Pengoperasian & Pemeliharaan √ √

VIII Monitoring & Evaluasi √ √ √

Tabel Pembiayaan per Komponen Kegiatan SANIMAS

Page 34: Pola Penanganan Air Limbah

34

SANIMAS

PERUBAHAN PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Page 35: Pola Penanganan Air Limbah

SANIMAS SISTEM MCK PLUS

Tiang Pancang Kayu Ulin 10 x 10 cm

100

±0.97

Pasir Urug 10 cm

Lantai Kerja 10 cm

Plat Lantai 25 cm

Manhole

Balok Penyangga

Plat Penyaring

Filter Material

Buis Beton Ø60 cm

Plat Penutup 15 cm

200

MT ±0.00

±1.00±0.97

200

150

300

133

12

445

DEF

20

200150500 100

POTONGAN 1 - 1"

45

118

24

8797

2470

10

1010

10

50

10

PVC D Ø 6"

11080 1515

Pasir Urug 10 cmLantai Kerja 1:3:5 10cm

Plat Lantai 1:2:3 10 cm

A

201010

73

107

C

B

R150 286

15 170 24 170 24 80 15 80 15 80 24 90 24 170 15 150 15

1512

15

40

40

95

525

35

25

20

300

248

145

393

Dak Beton

Ring Balk 25/30

15 266 15

Page 36: Pola Penanganan Air Limbah

SANIMAS SISTEM KOMUNAL-PERPIPAAN

Jembatan Serangan

12

7Kal

i Win

ongo

LOKASI IPAL DEWATS

IPA

L S

IST

EM

DE

WA

TS

50

U

8

20m10 15

7

9

611

RT 05

3

5

4

2

13

1

1112

10

8

69

4

3

2

1

2829

KETERANGAN

12

15

10

7614

85

49

1613

Tem

bok

SD S

eran

gan

2425 23

2120 22

2617x

15

14

16

3

RT 042

18

17

1920

2423

111

10

30

2221

RT 031

2

19

183

411

12

13 14

7

26

25

1 6

85

27 2

17

16

9

10

18

15

Lokasi IPAL

Bak Kontrol

Rumah Penduduk

Pipa Utama

Batas RT

5

RT 01

RT 02

Jln.Wirobrajan

Jln.

KH

. Wac

hid

Has

yim

Jln.

Let

jend

Sup

rapt

o

Jln. KHA Dahlan

220 CA

B

Outlet

D

Inlet

Page 37: Pola Penanganan Air Limbah

SANIMAS SISTEM MIX (GABUNG) antara

KOMUNAL- PERPIPAAN DAN MCK PLUS

Page 38: Pola Penanganan Air Limbah

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

IPLT Banda Aceh

Unit PengolahanSete

mpat

IPLT

o Tangkiseptik paling banyakdigunakan di Indonesia

o Biofilter

o Truk tinja o Motor tinja

o Pengolahan primer: TangkiImhoff, bak sedimentasi

o Pengolahan sekunder: sistem kolam/lagoon, oxidation ditch

o Pengering Lumpur

Unit Pengangkut

Page 39: Pola Penanganan Air Limbah
Page 40: Pola Penanganan Air Limbah

Terima Kasih

30 September 2010, PBB menerbitkan resolusi yang menyatakan bahwa Air dan Sanitasi merupakan Hak Asasi Manusia Tercatat 41 negara abstain, 122 negara mendukung, namun tidak ada yang menyatakan penolakan