POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

34
POLA PEMBANGUNAN PANTAI DAN PULAU WISATA Drs. Noersal Samad, MA Zonisasi Pantai & Pulau 01) Zone Pelayanan 02) Zone Akomodasi 2.1. Tipe C ( Grade III ) 2.2. Tipe B ( Grade II ) 2.3. Tipe A ( Grade I ) 2.4. Tipe Deluxe 03) Zone Pelengkap 04) Zone Perkemahan 05) Zone Rekreasi 06) Zone Cadangan Program Pengadaan Fasilitas 01) Dermaga 02) Pintu Gerbang 03) Pondok Pandang 1

Transcript of POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Page 1: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

POLA PEMBANGUNAN PANTAI DAN PULAU WISATA

Drs. Noersal Samad, MA

Zonisasi Pantai & Pulau

01) Zone Pelayanan

02) Zone Akomodasi

2.1. Tipe C ( Grade III )

2.2. Tipe B ( Grade II )

2.3. Tipe A ( Grade I )

2.4. Tipe Deluxe

03) Zone Pelengkap

04) Zone Perkemahan

05) Zone Rekreasi

06) Zone Cadangan

Program Pengadaan Fasilitas

01) Dermaga

02) Pintu Gerbang

03) Pondok Pandang

04) Pos Keamanan

05) Shelter / Parasol

06) Warung-warung / Kafetaria

07) Souvenir Shop

1

Page 2: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

08) Toilet

09) Taman

10) Plaza

11) Prasarana / Sarana

Program Besarnya Fasilitas

Drs. Noersal Samad, MA

01) Dermaga

Fungsi:

Sebagai tempat berlabuh kapal-kapal motor / perahu-

perahu.

Tempat pengunjung naik/turun kapal dan perahu

Kebutuhan Ruang:

Dermaga

Tempat istirahat/tempat tinggal/melihat-melihat di laut

02) Pintu Gerbang

Fungsi:

Sebagai tempat pengawasan para pengunjung

Sebagai tempat penerimaan para pengunjung

Kebutuhan Ruang:

Ruang Penjagaan

Ruang Administrasi

2

Page 3: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

03) Pondok Pandang

Fungsi:

Sebagai tempat istirahat / berkumpul dan santai

Untuk memberikan pelayanan kebutuhan makan dan

minum para pengunjung

Kebutuhan Ruang:

Ruang tempat duduk-duduk para pengunjung

Taman sekitarnya sebagai peneduh atau sebagai

penyemarak lingkungan

04) Pos Keamanan

Fungsi:

Untuk menjaga keamanan pengunjung dan lingkungan

kawasan pantai / pulau

Untuk mengatur para pengunjung

Untuk menjaga keselamatan para pengunjung,

teristimewa para pengunjung yang berenang atau

melakukan olah raga air

Kebutuhan Ruang

Ruang penjaga

Ruang pantry

Teras dan Pertamanan

05) Shelter / Parasol

Fungsi:

3

Page 4: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Sebagai tempat berteduh sementara para pengunjung

Sebagai tempat melihat-lihat pemandangan

Sebagai tempat nerkumpul

Kebutuhan Ruang

Pengerasan ruang di bawah shelter

Tanah sekitar shelter

06) Kafetaria / Restoran

Fungsi:

Sebagai tempat istirahat sementara para pengunjung

Untuk memberikan pelayanan kebutuhan makan dan

minum para pengunjung

Kebutuhan Ruang:

Ruang untuk pelayanan

Dapur tempat memasak / cuci

Teras dan taman

07) Souvenir Shop

Fungsi:

Sebagai tempat menjual barang-barang kerajinan

Kebutuhan Ruang:

Los-los tampat berjualan berbentuk panjang atau kios-

kios kecil

Teras

4

Page 5: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

08) Toilet

Fungsi:

Memberikan pelayanan kepada pengunjung dan

karyawan kawasan

Kebutuhan Ruang:

MCK pria dan wanita

Urinoir

Wastafel

PROGRAM RUANG DAN FASILITAS WISATA

Drs. Noersal Samad, MA

Dalam menentukan program bangunan fasilitas pariwisata, kita

harus mempertimbangkan:

01) Tingkat kunjungan pengunjung (intensitas)

02) Tingkat daya terima wisata (kapasitas) / daya dukung.

03) Jenis fasilitas yang direncanakan (kwalitas)

04) Standardisasi ruang yang dibutuhkan (kwantitas)

Besarnya fasilitas yang direncanakan:

01) Pintu Gerbang

1.1. Ruang di bawah atap ………………………. 18 m2

1.2. Ruang luar/taman …………………………… 24 m2

5

Page 6: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

1.3. Counter ……………………………………….. 12 m2

02) Pondok Pandang

2.1. Ruang di bawah atap ………………………. 45 m2

2.2. Ruang luar/taman ………………………… 50 m2

03) Pos Keamanan

3.1. Ruang di bawah atap …………………….. 15 m2

3.2. Ruang luar/taman ………………………… 6 m2

04) Shelter / Parasol

4.1. Ruang di bawah atap …………………….. 9 m2

4.2. Ruang luar/taman …………………………100 m2

05) Warung / Kafetaria

5.1. Ruang tempat makan pengunjung ……. 70 m2

5.2. Ruang dapur/memasak …………………. 4 m2

5.3. Ruang kassa ……………………………… 10 m2

5.4. Ruang luar/tera/taman ………………….. 36 m2

06) Souvenir Shop

6.1. Ruang penjaga …………………………… 9 m2

6.2. Ruang pembeli …………………………… 6 m2

6.3. Terras……………………………………….. 3 m2

6.4. Ruang luar/taman ……………………….. 6 m2

07) Toilet

7.1. Ruang toilet pria ………………………… 20 m2

7.2. Ruang toilet wanita …………………….. 20 m2

7.3. Terras……………………………………… 12 m2

7.4. Ruang luar/taman ………………………. 5 m2

7.5. Surau …………………………………….. 30 m2

08) Tempat bermain anak-anak

6

Page 7: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

8.1. Ruang/taman …………………….. 25 m2/orang

09) Tempat rekreasi/duduk-duduk

9.1. Ruang luar dan taman ……………. 5 m2/orang

PROGRAM KONSTRUKSI

Drs. Noersal Samad, MA

Dalam pemilihan bahan bangunan perlu dipertimbangkan:

01) Kesesuaian dengan lingkungan

02) Mudah mendapatkannya

03) Nilai ekonomis

Jenis-jenis bahan yang akan dipilih:

01) Bahan pondasi

1.1. Pondasi cerucuk dari kayu

1.2. Pondasi beton

02) Lantai

2.1. Lantai beton tumbuk

2.3. Lantai struktur kayu

2.4. Lantai dack beton bertulang

03) Bahan dinding

3.1. Struktur dinding rangka kayu

3.2. Struktur dinding batu bata (batako)

3.3. Dinding jalusi kayu

04) Rangka atap

4.1. Struktur rangka atap kayu

4.2. Struktur rangka atap besi

4.3. Struktur rangka atap dack beton brtulang

7

Page 8: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

05) Penutup Atap

5.1. Penutup atap seng

5.2. Penutup atap genteng

5.3. Penutup atau sirap

5.4. Penutup atap ijuk

5.5. Penutup atap asbes

KONSTRUKSI MASING MASING FASILITAS

Drs. Noersal Samad, MA

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk:

01) Pintu Gerbang

1.1. Menggunakan pondasi beton

1.2. Dengan tiang kayu bulat

1.3. Struktur atap kuda-kuda kayu

1.4. Penutup atap dari ijuk

1.5. Dengan lantai yang disesuaikan dengan fungsinya

02) Pondok Pandang

2.1. Menggunakan cerucuk kayu

2.2. Dengan lantai berbentuk panggung bahan dari kayu

2.3. Menggunakan struktur atap dari kayu

2.4. Dengan pagar dinding berbentuk jalusi kayu

2.5. Penutup atap menggunakn ijuk

03) Pos Keamanan

3.1. Menggunakan pondasi dari beton

3.2. Lantai menggunakan beton tumbuk

8

Page 9: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

3.3. Dinding menggunakan batu bata dan atasnya

menggunakan kayu papan

3.4. Menggunakan penutup atap dari ijuk

3.5. Menggunakan struktur atap kuda-kuda kayu

04) Shelter/Parasol

4.1. Menggunakan pondasi dari beton

4.2. Dengan lantai pelur beton

4.3. Bahan penutup atap ijuk

4.4. Dengan menggunakan struktur atap dari kuda-kuda

kayu

05) Souvenir Shop

5.1. Menggunakan pondasi dari beton

5.2. Dengan pengerasan lantai dari beton tumbuk

5.3. Dengan menggunakan dinding dari kayu/papan

5.4. Dengan penutup atap dari ijuk

5.5. Struktur atap berkuda-kuda kayu.

06) Toilet

6.1. Menggunakan pondasi dari beton

6.2. Lantai menggunakan kekerasan tegel bergaris kepala

basah

6.3. Menggunakan struktur kuda-kuda kayu

6.4. Penutup atap genteng atau seng dengan warna gelap

PROGRAM LANSEKAP

Drs. Noersal Samad, MA

9

Page 10: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Beberapa fungsi pohon dalam kaitannya dengan desain

lansekap:

01) Sebagai pengubah suhu

02) Pematah angin

03) Peredam suara

04) Perlindungan terhadap air

05) Perlindungan dari sinar/pantulan matahari

06) Pencegahan erosi

07) Sebagai sirkulasi

08) Pembatas visual

09) Pembatas fisik

10) Untuk memperindah

11) Sebagai lembaga

LOKASI YANG MEMERLUKAN PEPOHONAN

Drs. Noersal Samad, MA

01) Peneduh dan pengamanan tempat memancing

02) Pembatas dan penjaga kestabilan tepi pantai

03) Tempat bermain di tepi pantai

04) Plaza dan pertamanan tepi pantai tempat menikmati

pemandangan

05) Pelindung dan pembatas tempat bermain dan jalan setapak

06) Sebagai pembatas area di tepi pantai

10

Page 11: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

07) Sepanjang jalan setapak di tepi pantai

Drs. Noersal Samad, MA

PENATAAN LINGKUNGAN LAUT DISEKITAR

PANTAI DAN PULAU

Drs. Noersal Samad, MA

01) ALUR MASUK (CHANNEL)

Pada mulut alur dipasang lampu di atas tiang dari pohon

kelapa atau kayu tahan air laut.

Dalam alur minimal 3,5 m ( 10 feet ) dengan lebar alur 10

– 15 meter dihitung dari pasang surut terendah

Pembuatan alur diusahakan lurus menuju dermaga. Di

dermaga juga di pasang lampu, sehingga pada malam

hari kapal motor dapat mempedomani lampu tersebut,

yang merupakan garis lurus dari lampu pintu masuk alur

ke lampu dermaga

Alur masuk sebaiknya 2 buah

02) POHON PELINDUNG

Minimum 100 m dari garis air pantai ditanami pohon

bakau yang sudah mencapai ketinggian 1,5 sampai 2

meter disesuaikan dengan dalamnya dasar laut.

11

Page 12: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Antara kelompok pohon bakau yang satu dengan yang

lain minimal 30 meter.

Penanamannya tidak merupakan garis lurus, tetapi

zigzag.

GUNA POHON PELINDUNG

Drs. Noersal Samad, MA

01) Memperlemah tekanan gelombang/ombak terhadap pantai

02) Merangsang biota laut hidup berkembang biak di dalam

kelompok bakau, seperti kepiting, udang, gurita, ikan-ikan

kecil dsb.

03) Sebagai tanda rambu bagi kapal motor bahwa laut disekitar

kelompok bakau dangkal

04) Menambah keindahan lingkungan laut pantai / pulau

05) Menambah ketenangan laut sekitar pulau

06) Tempat burung-burung berkumpul dan berkembang biak.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON

PELINDUNG

Drs. Noersal Samad, MA

Laut antara pantai dengan tempat tumbuhnya bakau dekeruk/

diperdalam. Pasir kerukan sebahagian dibuang ke pantai untuk

menambah lebarnya pantai. Sebahagian lagi dibuang ke tengah

yang merupakan tumpukan pasir tempat menanan pohon bakau.

12

Page 13: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

o Sebelum pohon bakau tumbuh dan berkembang dengan

baik, pengunjung dilarang menggunakan speed boat dengan

kecepatan tinggi yang dapat mengganggu pertumbuhan

pohon-pohon tersebut.

o Sebaiknya disekitar pohon bakau diletakkan karang hidup

untuk menahan pasir dan dasar laut.

REKLAMASI PANTAI

Drs. Noersal Samad, MA

o Kalau tidak melanggar peraturan daerah, sebaiknya pantai

sempit (kurang lebar) direklamasi.

o Kalau ada karang di pinggirnya, sebagian karangnya

dipindahkan agak ke tengah, sejauh 50 meter dari garis air

pasang terendah, guna menahan pasir dan tempat biota laut

berkembang biak tanpa terganggu oleh pengunjung.

o Karang hidup yang tersisa di pinggir laut bisa dipergunakan

pengunjung mempelajari biota yang hidup di sana tanpa

mengusik mereka. Mereka harus belajar mencintai makhluk

yang ada di karang tersebut, bukan mengganggu, apalagi

sampai mengambil dan membawanya pulang ke rumah

mereka masing-masing.

o Harus dijaga agar cekungan dasar laut yang dikeruk

mempunyai kemiringan yang tidak terjal. Dengan kata lain,

kedalaman laut berangsur-angsur. Diusahakan sejauh 50

meter dari garis pantai yang baru direklamasi, kedalaman

13

Page 14: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

airnya mulai dari 50 cm – 150 cm, ketika pasang surut, dan

dari 50 meter ke tengah kedalaman laut sejak 150 cm sampai

3 meter atau lebih.

PENYELAMATAN DAN PENGAMANAN PARA

PENGUNJUNG

Drs. Noersal Samad, MA

o Tempat-tempat yang berbahaya harus dipasang rambu-

rambu peringatan dan tetap diawasi.

o Setahap demi setahap, penjaga keselamatan & keamanan

pengunjung ditambah dan dilatih terus-menerus agar mahir

menyelamatkan/mengamankan para pengunjung yang meng-

hadapi atau mengalami hal-hal berbahaya di tengah/sekitar

laut wilayah tugas mereka (rujukan: baywatch dan/atau coast

guard training movies).

o Diusahakan agar tersedia pelatih renang dan selam resmi,

terlatih dan bersertifikat, secukupnya.

o Perlengkapan penyelamat, pengobatan (minimal P3K) untuk

perenang, penyelam serta pengunjung lainnya, dan dokter

(puskesmas dan apotek) seyogianya tersedia di sekitar

kawasan wisata tersebut. Fasilitas tersebut harus mudah

dicapai dan bisa dipergunakan cepat.

o Brosur, buku panduan (manual/guide book) dan peta/denah

kawasan untuk pengunjung; nautical chart (peta laut), daftar

14

Page 15: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

pasang naik & surut beserta ramalan cuaca selalu tersedia

untuk para petugas yang melaut atau yang memerlukannya.

o Kelaikan perlengkapan yang akan dipergunakan pengunjung

dan batas daya muat/angkut harus diperhatikan, yang

merupakan kewajiban mutlak dan tidak boleh dilalaikan para

petugas bersangkutan, agar kecelakaan di pantai dan di laut

bisa diminimalisasi dan diusahakan sampai titik 0.

o Para perenang, penyelam dan pemancing dari daerah lain

harus mematuhi petunjuk dan aturan-aturan setempat. Demi

keamanan dan keselamatan yang belum berpengalaman

atau belum mengenal medan, mereka harus didampingi

pemandu atau pawang lokal yang telah mendapat izin

operasi dari pejabat yang berwewenang.

PENTAHAPAN RENCANA PEMBANGUNAN

Drs. Noersal Samad, MA

Rencana pembangunan dan pengembangan pantai dan pulau

dapat dibagi atas:

A) Tahap Pertama

01) Alur masuk ke dermaga

02) Pintu gerbang

03) Pos keamanan

04) Restoran

05) MCK termasuk kamar bilas dan locker

15

Page 16: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

06) Menara air

07) Pembangkit tenaga listerik

08) Sistem pengaturan pembuangan air limbah dan roil

09) Jalan setapak

10) Rumah karyawan

11) P.P.P.K

12) Tempat pemadam kebakaran

13) Tempat bermain anak-anak dan fasilitasnya

- Tanpa bayar

- Dengan membayar

14) Tempat pembuangan sampah

- Bak sampah kecil

- Bak tempat pengumpul sampah

15) Pondok pandang

16) Parasol/shelter

17) Tempat berkemah

18) Kantor pengelola

19) Taman

20) Penanaman pohon pelindung laut dan darat

B) Tahap Kedua

01) Fasilitas olah raga air dan olah raga darat

02) Akomodasi berbentuk bedeng/barak

03) Ruang pertemuan

04) Restoran lengkap

Bar

16

Page 17: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Discotheque

Dining hall

05) Fasilitas untuk bermain (games)

Billiard

Pinball

Computer games

Bridge

Catur

Halma dsb

06) Fresh water swimming pool

C) Tahap Ketiga

01) Restoran di tengah laut (sunken ship restaurant)

02) Akomodasi untuk Middle and High Income guests

03) Reklamasi pantai

04) Sauna, tennis, archery, dan clay pigeon shooting

05) Indoor swimming pool (fresh water)

06) Conference room (execuitives)

07) Dermaga lengkap

o Untuk perahu

o Untuk speed boat

o Untuk kapal motor

08) Lapangan tennis/squash

09) Lapangan golf (di sekitar pantai/pulau yang luas)

17

Page 18: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

PERSYARATAN TEMPAT BERKEMAH

Drs. Noersal Samad, MA

01) Lokasi

1.1. Terpisah dari keramaian dan kebisingan

1.2. Mudah dicapai

1.3. Ada jalan menuju lokasi

02) Luas

Luasnya lebih kurang 0,25 ha

03) Keadaan fisik

3.1. Cukup padat dan mempunyai daya serap (tidak becek)

3.2. Ditumbuhi rumput-rumput

3.3. Ditanak pohon-pohon peneduh

04) Pagar tanaman hidup

Berfungsi sebagai pengaman penyelenggaraan keleluasan

pribadi (privacy) dan sekaligus sebagai unsure penghijauan

serta keserasian lingkungan

05) Area perkemahan

Area kelompok pria terpisah dari area kelompok wanita dan

area kelompok keluarga

06) Air bersih

Air bersih disalurkan ke tempat-tempat perkemahan melalui

kran-kran air segar, bias dipergunakan masak dan MCK

07) MCK

Bersifat semi permanen untuk fasilitas mandi/cuci, kakus

yang memenuhi persyaratan kesehatan

18

Page 19: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

08) Penerangan

Penerangan listerik hanya untuk bangunan-bangunan

fasilitas yang berada di luar area perkemahan

09) Tempat masak

Sifatnya semi permanen untuk masak dan makan

10) Pembuangan air

Saluran pembuangan air kotor disediakan tempat yang

diperlukan. Hanya air yang sudah dibersihkan saja yang

boleh dialirkan ke laut. Ada tempat pengumpul besar

air kotor, tempat pemerosesan diberi zat kimia, tempat

pengendapan akhir sebelum dialirkan ke laut atau sungai.

11) Tempat sampah

Tempat-tempat pembuangan sampah sederhana (semi

permanen) yang strategis letaknya, dikhususkan untuk

sampah. Pembangunannya disesuaikan dengan

persyaratan kehidupan lingkungan yang sehat dan nyaman.

12) Api unggun

Fasilitas untuk api unggun bahan-bahannya harus

didtangkan dari luar area –perkemahan

13) Peralatan berkemah

Harus tersedia tenda dan alat-alat yang bisa disewakan

antara lain:

a) 4 buah tenda peleton yang berkapasitas 160 orang

b) 5 buah tenda regu yang berkapasitas 100 orang

c) 5 buah tenda komando yang berkapasitas 40 orang

14) Pencegahan kebakaran

19

Page 20: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Tersedia alat dan bahan pencegah kebakaran di tempat-

tempat tetentu (pos pencegah/pemadan kebakaran)

15) Olah raga

Disediakan fasilitas untuk kegiatan olah raga darat dan laut

Drs. Noersal Samad, MA

PERSYARATAN HOTEL

Drs. Noersal Samad, MA

A) Persyaratan fisik

1. Lokasi

Untuk menjamin kenikmatan tamu pencemaran

lingkungan yang disebabkan suara bising, bau tidak

sedap, debu dan asap harus dihindarkan.

2. Jumlah kamar

Sekurang-kurangnya 30 kamar yang terdiri dari:

2.1. Dormitory style yang berkapasitas:

a) 40 orang ………………… 2 buah

b) 20 orang ………………… 2 buah

c) 10 orang ………………… 2 buah

d) 4 orang ………………… 5 buah

2.2. Dua bangsal yang berkoridor di tengah dengan

kamar kiri dan kanan 16 kamar twin untuk 32 orang

2.3. Tiga bungalow yang mempunyai kamar suite

Sebanyak 3 buah untuk 3 double rooms

20

Page 21: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

3. Ruangan Umum

Ruangan umum terdiri dari:

a) Lobby

b) Ruang makan

c) Bar

4. Kebun

Tersedia kebun atau lapangan rumput terpelihara.

5. Tempat masuk

Tersedia tempat masuk (entrnce) terpisak untuk dan

barang-barang keperluan hotel

6. Lobby

Tersedia tempat duduk sekurang-kurangnya 12 tempat

duduk.

7. Kantor Depan

7.1. Tempat penerimaan tamu

7.2. Tempat penerangan

7.3. Tempat pembayaran

7.4. Tempat penitipan barang-barang berharga

7.5. Ruang penitipan koper

8. Toilet Umum

Tersedia toilet umum sekurang-kurangnya 3 (tiga) untuk

pria dan 2 (dua) untuk wanita.

Dilengkapi:

(a) Urinoir

(b) Tempat cuci muka dengan kaca rias

(c) Alat pengering tangan

21

Page 22: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Untuk wanita ditambah dengan

(d) W.C.

(e) Kaca rias dan kursi

B) Makanan dan Minuman

1. Ruang makan

Luas lantai sekurang-kurangnya 100 m2.

2. Perlengkapan

Tersedia perabot ruang makan dalam jumlah dan mutu

yang cukup serta perlengkapan lainnya

a. Linen

b. Silverware

c. Chinaware

d. Glassware

3. Bar

Tersedia ruang bar dengan ukuran lantai lebih kurang 40

m2.

C) Fasilitas Penunjang

1. Ruang perkantoran untuk pengelolaan hotel dan pulau

2. Ruang linen

Tersedia ruang penyimpanan linen denagn ukuran yang

cukup.

3. Kamar pelayanan (Room boy station)

22

Page 23: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Setiap kelompok kamar tidur dilengkapi dengan kamar

pelayanan sesuai lebutuhan

4. Ruang Laundry

Luas ruang laundry sekurang-kurangnya 40 m2

5. Dry Cleaning

Tersedia fasilitas dry cleaning yang berukuran 20 m2

6. Ruang Penyimpan Perabot

Tersedia ruangan yang cukup luas untuk penyimpanan

perabot hotel.

7. Ruang Pemeliharaan dan Perbaikan Perabot

Tersedia ruangan peralatan pemeliharaan dan perbaikan

perabot

8. Dapur

Tersedia dapur dengan luas lantai sekurang-kurangnya

45 m2.

8.1. Perlengkapan

a. Dinding dilapisi tegel

b. Ruang/dapur mempunyai tempat masak, washbasin

dan toilet untuk karyawan

c. Ruang tersebut dihubungkan dengan ruang makan

oleh pintu berdaun dua yang dapat bergerak dua arah

(swinging door).

d. Dapur terdiri dari:

o Kamar pendingin

o Bagian persiapan

o Bagian masak

23

Page 24: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

o Bagian makanan dingin

o Bagian santap pagi/pantry

o Bagian pencucian alat makan, minum dan masak

9. Tempat Penyimpanan Makanan dan Minuman

Tersedia secara terpisah:

9.1. General store

9.2. Beverage store

10. Ruang Penerimaan Bahan Makanan

Tersedia ruang penerimaan bahan makanan dan barang-

barang lain.

11. Pembuangan Sampah

Tersedia tempat pembuangan sampah yang tidak meng-

ganggu lingkungan dan kenyamanan tamu serta dibersih-

kan setiap hari.

D) FASILITAS KARYAWAN

Tersedia:

1. Pintu masuk khusus

2. Fasilitas mandi

3. Kamar ganti pakaian untuk karyawan wanita dan pria

4. Ruang makan

E) INSTALASI TEKNIK

1. Air

1.1. Tersedia air untuk setiap kamar tidur sebanyak 750 liter

1.2. Tersedia instalasi air panas.

24

Page 25: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

2. Listrik

2.1. Tersedia cukup aliran listrik secara terus menerus dan

pembangkit tenaga listrik cadangan

2.2. Penerangan disetiap kamar tidur termasuk kamar mandi

sekurang-kurangnya 10 watt/m2.

2.3. Sekurang-kurangnya ada 2 stop kontak disetiap kamar

dan 1 di kamar mandi

2.4. Tersedia lampu meja kecil di kamar tidur

2.5. Tersedia lampu baca yang baik dekat tempat tidur

dengan tombol yang mudah dicapai (twin bedded

rooms & bungalows saja)

2.6. Tersedia lampu di kamar mandi

2.7. Tersedia lampu dekat pintu masuk di dalam kamar tidur

(twin bedded rooms & bungalows)

3. Sistem Pendingin

3.1. Untuk bungalow, setiap kamar tidur dilengkapi dengan

sistem pendingin yang mudah diatur sendiri oleh tamu

3.3. Ruangan mempunyai system ventilasi yang baik

3.4. Semua kamar mandi dan WC mempunyai ventilasi

yang baik.

4. Pengamanan

4.1. Koridor dan tangga dipisahkan oleh pintu yang

Membuka ke arah tangga.

4.2. Pemasangan alat-alat tanda bahaya dan pemadam

kebakaran yang memenuhi syarat.

5. Saluran Pembuang Air dan Kotoran

5.1. Semua air kotor disalurkan melalui pipa penyaluran

25

Page 26: POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA

Yang lancar. Air ini dikumpulkan dalam kolom yang

berfungsi sebagai pengendapan dan pembersihan

kimiawi, sebelum dibuang ke laut (terbebas dari

pencemaran). Air laut di sekitar pantai dan pulau

benar-benar bersih dan sehat untuk berenang, jangan

sampai tercemar oleh air buangan dari daratan.

5.2. Khusus untuk dapur tersedia saluran pembuangan

menuju kolom pengumpul dan pembersih kimiawi.

F) FASILITAS INSTALASI PELAYANAN

TAMBAHAN

1. Kolam Renang

1.1. Adanya kolam renang air tawar yang memenuhi syarat

1.2. Adanya ruang ganti pakaian yang terpisah untuk pria

dan wanita, dilengkapi:

a. Locker

b. Toilet

c. Handuk

d. Shower

e. Ruang cuci dan bilas

1.3. Adanya penjaga kolam dan pelatih renang.

----------==========0000000000 NS 0000000000==========---------

Disusun oleh Drs. Noersal Samad, MA

26