Pola Kuman Dan Kepekaan Pneumonia

34
Laporan Penelitian POLA KUMAN DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK DENGAN PNEUMONIA DI UNIT RAWAT INAPRSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2013 - 2014 Oleh : Ni Putu Mayasri Wulandari Pembimbing : dr. Putu Siadi Purniti, Sp.A (K) dr. Ida Bagus Subanada, Sp.A(K) PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BAG / SMF ILMU KESEHATAN ANAK - FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA – RSUP SANGLAH DENP ASAR 1

description

pola kuman dankepekaan terhadap antibiotika pada pasien anak dengan pneumonia

Transcript of Pola Kuman Dan Kepekaan Pneumonia

Laporan Penelitian

POLA KUMAN DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN ANAK DENGAN PNEUMONIADI UNIT RAWAT INAPRSUP SANGLAH DENPASAR

PERIODE 2013 - 2014

Oleh :

Ni Putu Mayasri WulandariPembimbing :

dr. Putu Siadi Purniti, Sp.A (K)dr. Ida Bagus Subanada, Sp.A(K)PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IBAG / SMF ILMU KESEHATAN ANAK - FAK. KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA RSUP SANGLAH DENP ASAR2015POLA KUMAN DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKAPADA PASIEN ANAK DENGAN PNEUMONIA DI UNIT RAWAT INAPRSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2013 - 2014Ni Putu Mayasri Wulandari, Putu Siadi Purniti, Ida Bagus SubanadaBag / SMF Ilmu Kesehatan Anak - Fakultas KedokteranUniversitas Udayana - RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRAKLatar belakang. Pneumonia pada anak memiliki angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi. Kultur darah sangat membantu pada penanganan kasus pneumonia yang tidak menunjukkan respon baik terhadap penanganan awal. Pola kuman dan uji kepekaan penting untuk mendapatkan panduan pemilihan antibiotika empiris yang rasional.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan kepekaan terhadap antibiotika sesuai hasil kultur darah pada pasien anak dengan pneumonia di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP Sanglah) tahun 2013- 2014.Metode. Penelitian merupakan penelitian deskriptif, potong lintang antara tahun 2013-2014 pada pasien usia 1 bulan - 12 tahun yang dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah. Spesimen untuk pengambilan kultur darah dilakukan dengan cara standar pengambilan sampel dengan metode dua sisi, kultur darah dilakukan dengan standar mikrobiologi dan kepekaan antibiotika menggunakan cara standar difusi diskus. Data hasil kultur darah diambil dari buku register hasil kultur darah Laboratorium Mikrobiologi RSUP Sanglah dan data pasien diambil dari data registrasi pasien pneumonia SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah.Hasil. Sebanyak 493 anak dilakukan pemeriksaan kultur darah saat dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah dalam kurun waktu penelitian, sebanyak 60 (12 %) menunjukkan hasil kultur darah dengan pertumbuhan kuman. Kuman terbanyak yang diisolasi adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). Antibiotika yang masih sensitif terhadap kuman gram positif adalah chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime. Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang sensitif untuk kuman gram negatif.Simpulan. Angka Bakteremia pada unit rawat inap anak di RSUP Sanglah cukup tinggi. Kuman gram positif mendominasi hasil kultur darah. Beberapa antibiotika yang umum digunakan pada pasien pneumonia masih sensitif terhadap kuman gram positif dan negatif. Kata kunci: pola kuman, kepekaan terhadap antibiotika, pneumonia, anak.BACTERIAL SPECTRUM AND ANTIBIOTICS SUSCEPTIBILITY PATTERN IN CHILDREN WITH PNEUMONIA IN INPATIENT UNITS OF SANGLAH HOSPITAL DENPASAR2013 - 2014Ni Putu Mayasri Wulandari, Putu Siadi Purniti, Ida Bagus SubanadaDepartment of Child Health - Medical School,Udayana University - Sanglah Hospital

ABSTRACTBackground. Pneumonia in children has high morbidity and mortality. Blood cultures are very helpful in handling cases of pneumonia that did not show good response to initial treatment. Patterns of bacteria and sensitivity testing is important for guide rational empirical antibiotic selection.Objective. We sought to see at bacterial spectrum and antibiotics susceptibility pattern, based on results of blood cultures in pediatric patients with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital during year 2013-2014.Methods. The study was a descriptive, cross-sectional, during the year 2013-2014 in patients aged 1 month-12 years who were admitted in inpatient units of Sanglah Hospital. Specimens for blood cultures done with standard two-sided blood collection method, blood cultures performed with a standard microbiology and antibiotic sensitivity using the disc diffusion standard methods. Data of blood cultures results was taken from blood culture result registry of Microbiology Laboratory and patient data retrieved from registry of pneumonia patient in Pediatric Departement Sanglah Hospital.Results. A total of 493 children were done blood culture examination while admitted in Sanglah Hospital during the study period, where a total of 60 (12%) showed blood cultures with growth of bacteria. Most common bacteria isolated were coagulase negative Staphylococcus (38%), Acinetobacter baumannii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), and Pseudomonas flouresence (5%). Antibiotics that still sensitive to gram-positive bacteria were chloramphenicol, gentamicin, amikacin and cefotaxime. While amikacin, cefoperazone / sulbactam, meropenem, Cefepime or Piperacilin / Tazobactam are the sensitive antibiotics for gram-negative bacteria.Conclusions. Bacteraemia in children with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital is quite high. Gram-positive blood bacteria dominate the result of blood cultures. Some common antibiotics used in patients with pneumonia are still sensitive to gram positive and negative bacteria.Keywords: bacterial spectrum, antibiotics susceptibility pattern, pneumonia, children.PENDAHULUANPneumonia pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, khususnya di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak usia kurang dari lima tahun sebanyak 18%. Sekitar 74% kasus pneumonia terjadi di 15 negara berkembang di benua Asia dan Afrika, enam di antaranya adalah India, China, Pakistan, India, Indonesia, dan Nigeria. Insiden pneumonia berkisar antara 10-20 kasus/100 anak/tahun atau sekitar 10-20% anak. Insidensi tertinggi di Asia Selatan dengan angka kejadian 0,36 kali per anak per tahun. Di Indonesia sendiri insiden pneumonia berkisar antara 39-49% dari seluruh jumlah balita selama tahun 2008-2010. Pneumonia juga menyebabkan 22,8% kematian balita dan 27,6% kematian bayi di Indonesia.1-5Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi pada parenkim paru yang ditandai gejala demam, batuk, sesak nafas dan adanya ronki basah halus serta gambaran infiltrat pada foto polos dada. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll). Di negara berkembang penyebab pneumonia yang paling sering adalah bakteri sedangkan di negara yang maju penyebab tersering adalah virus. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien. Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, sebagai penyebab tersering adalah respiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza virus, influenza virus dan adenovirus. Bakteri penyebab terbanyak pneumonia adalah Streptococcus Pneumonia dan Haemophilus Influenzae. Dari data yang ada, pada tahun 2000 diperkirakan 13,8 juta kasus pneumonia disebabkan oleh Streptococcus Pneumonia dan sebanyak 741.000 anak dibawah 5 tahun meninggal dunia. Bakteri penyebab pneumonia pada anak lainnya antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus group B, serta kuman atipik klamidia dan mikoplasma. 2,5-8Diagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan pemeriksaan mikrobiologik. Upaya untuk mendapatkan spesimen atau bahan pemeriksan guna mencari etiologi kuman penyebab dapat meliputi pemeriksaan sputum, sekret nasofaring bagian posterior, aspirasi trakea, torakosintesis pada efusi pleura, percutaneus lung aspiration dan biopsi paru bila diperlukan.Tetapi pemeriksaan ini banyak kendalanya, baik dari segi teknis maupun biaya. Secara umum kuman penyebab spesifik hanya dapat diidentifikasi kurang dari 50% kasus. Dengan demikian pneumonia didiagnosis terutama berdasarkan manifestasi klinis dibantu pemeriksaan penunjang yang lain seperti foto polos dada.5-7,11

Tanpa pemeriksaan mikrobiologikakan sulit untuk membedakan kuman penyebab; bakteri, virus atau kuman lain. Pneumonia bakterial lebih sering mengenai bayi dan balita dibandingkan anak yang lebih besar. Pneumonia bakterial biasanya timbul mendadak, pasien tampak toksik, demam tinggi disertai menggigil dan sesak memburuk dengan cepat. Pneumonia viral biasanya timbul perlahan, pasien tidak tampak sakit berat, demam tidak tinggi, gejala batuk dan sesak bertambah secara bertahap. 6,7,9

Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnostik tapi hanya positif pada 10-15% kasus terutama pada anak kecil. Kultur darah sangat membantu pada penanganan kasus pneumonia dengan dugaan penyebab stafilokokus dan pneumokokus yang tidak menunjukkan respon baik terhadap penanganan awal. Kultur darah juga direkomendasikan pada kasus pneumonia yang berat dan pada bayi usia kurang dari 3 bulan. Pemeriksaan kultur darah memiliki kelemahan karena merupakan tindakan invasif dan memerlukan waktu pemeriksaan yang lama.6,7,9,10Secara global pemeriksaan kultur darah jarang dilakukan pada pasien pneumonia, namun di RSUP Sanglah setiap pasien anak yang didiagnosis dengan pneumonia dan mendapat antibiotik dilakukan pemeriksaan kultur darah. Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan penderita pneumonia terbanyak di dunia dan untuk mengetahui kuman penyebab dari pneumonia tersebut.6,7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan kepekaan terhadap antibiotika pada pasien anak dengan pneumonia di RSUP Sanglah.METODE PENELITIANPenelitian ini dengan rancangan potong lintang deskriptif retrospektif yang dilakukan di unit rawat inap RSUP Sanglah Denpasar dan telah disetujui oleh Unit Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Fakultas Kedokteran - Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar. Populasi penelitian adalah semua pasien umur 1 bulan sampai 12 tahun dengan diagnosis pneumonia di unit rawat inap RSUP Sanglah pada tahun 2013 dan 2014 serta memiliki hasil pemeriksaan kultur darah dan uji kepekaan antibiotik.Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien anak umur 1 bulan sampai 12 tahun yang dirawat dengan pneumonia yang dirawat inap di ruang Jempiring, Pudak dan PICU di RSUP Sanglah Denpasar selama tahun 2013-2014. Spesimen darah untuk kultur diambil dengan cara standar pengambilan sampel dari 2 sisi. Kuman diidentifikasi dengan cara standar kultur mikrobiologi dan uji kepekaan terhadap antibiotika menggunakan cara difusi diskus. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan salah satu dari data status rekam medis, hasil pemeriksaan kultur darah, hasil uji kepekaan yang tidak lengkap serta prosedur pemeriksaan kultur darah yang tidak sesuai standarPencatatan dilakukan terhadap subjek penelitian meliputi karakteristik umum yaitu nama anak, usia, dan jenis kelamin, penyakit komorbid, kultur darah berikut dengan hasil uji kepekaan kuman terhadap antibiotik serta luaran subjek. Data klinis pasien diperoleh dari status rekam medis pasien di Instalasi Rekam Medis dan data registrasi pasien pneumonia anak selama tahun 2013-2014, serta data hasil pemeriksaan kultur darah serta uji kepekaan terhadap antibiotik yang diperoleh dari buku registrasi pemeriksaan kultur darah di Bag/SMF Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah berupa bentuk nilai hambat kuman dari berbagai jenis antibiotik yang penilaiannya dilakukan oleh peneliti berpedoman pada tabel interpretasi diameter zona hambatan yang diterbitkan oleh CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute).

Penghitungan proporsi kuman terbanyak dan kepekaan terhadap antibiotik dihitung dari pencatatan hasil pemeriksaan kultur darah dan uji kepekaan yang ditemukan. Data yang terkumpul di presentasikan secara deskriptif berupa narasi dan tabel yang dilengkapi dengan tampilan frekuensi serta presentasi.HASIL PENELITIANSelama periode penelitian didapatkan 493 anak yang dirawat dengan pneumonia di unit rawat inap RSUP Sanglah Denpasar. Pneumonia menduduki tiga penyakit terbanyak setiap bulannya selama periode 2013-2014, dengan insiden kasus pneumonia setiap bulan tertera pada gambar 1. Insiden paling tinggi terjadi pada bulan April dan Mei tahun 2014. Jumlah pasien laki-laki (60%) lebih banyak dibanding perempuan (40%), dengan 287 (58%) pasien berusia dibawah 12 bulan, 186 (37%) pasien berusia 1-5 tahun dan 20 (4%) pasien berusia diatas 5 tahun. Sebagian besar pasien dengan gizi baik dan gizi kurang (47% dan 46% secara berurutan), 3,4% memiliki gizi buruk, 1,6% dengan gizi lebih dan 0,8% dengan obesitas.

Gambar 1. Insiden kasus pneumonia selama tahun 2013-2014

Pertumbuhan kuman didapatkan pada 99 pasien, yaitu sebanyak 60 (12%) pasien didapatkan hasil kultur darah dengan pertumbuhan kuman pada 2 sisi, 3 pasien dengan pertumbuhan jamur, dan 36 (7,3%) pasien dengan pertumbuhan kuman hanya pada 1 sisi.

Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

Karakteristik(N=60)%

Usia

< 1 tahun

1-5 tahun

6-12 tahun

3761

2033

35

Jenis kelamin

Laki-laki3965

Perempuan2135

Status gizi

Gizi buruk610

Gizi kurang3660

Gizi baik1830

Klinis pneumonia

Pneumonia berat4880

Pneumonia sangat berat1220

Bakterimia terbanyak terjadi pada kelompok usia dibawah 1 tahun (61%), disusul kelompok usia prasekolah sebanyak 33%. Sebaran karakteristik subjek berdasarkan status gizi terbanyak adalah gizi kurang (60%), dan 80% pasien memiliki klinis pneumonia berat. Penyakit komorbid terbanyak pada subjek penelitian yaitu kelainan kardiovaskular 10 pasien, imunodefisiensi sekunder sebanyak 9 pasien, dan sepsis berat sebanyak 5 pasien.

Pola kuman pada penelitian ini mendapatkan 16 hasil pertumbuhan kuman dengan jenis yang berbeda, dengan dominasi kuman gram positif (58,3%) dibandingkan gram negatif (41,6%). Sebaran 5 jenis kuman terbanyak berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). (Tabel 2)Tabel 2. Jenis dan persentase kuman dari hasil kultur darah

Jenis kumanN%

Staphylococcus coagulase negative2338

Acinetobacter baumanii58

Pseudomonas aeruginosa46

Klebsiella pneumonia46

Pseudomonas flouresence35

Escherichia coli35

Staphylococcus hominis35

Streptococcus beta hemolitikus35

Serratia marcescens23

Staphylococcus aureus23

Streptococcus non beta hemolitikus23

Bacillus sp.23

Pseudomonas agglomerans11,6

Aeromonas hydrophilia11,6

Enterobacter cloacae11,6

Moraxella sp.11,6

Tabel 3. Sebaran pola kuman berdasarkan usiaUsiaKuman gram positifKuman gram negatif

< 1 tahunStaphylococcus coagulase negative

Streptococcus beta hemolitikus

Streptococcus non beta hemolitikusAcinetobacter baumanii

Pseudomonas aeruginosaPseudomonas flouresence

1 5 tahunStaphylococcus coagulase negative

Staphylococcus hominis

Staphylococcus aureusAcinetobacter baumanii

Pseudomonas aeruginosa

Serratia marcescens

Klebsiella pneumonia

6 12 tahunStaphylococcus coagulase negativeKlebsiella pneumonia

Tabel 4. Persentase sensitifitas antibiotik terhadap kuman gram positifJenis antibiotikJenis kuman

Staphylococcus coagulase negative

(%)Staphylococcussp.

(%)Streptococcus sp.

(%)

Amikasin10010080

Ampicilin0020

Cefepime10010080

Cefotaxime756060

Ciprofloxacin3800

Co-trimoxazole 30200

Clorampenicol7510080

Eritromisin 368080

Gentamsisin 60800

Imipenem 364080

Levofloxacin 7510080

Linezolid 100100100

Meropenem 708060

Tertrasiklin 646020

Vancomycin 100100100

Kuman terbanyak pada kelompok gram positif adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), diikuti Staphylococcus hominis dan Streptococcus beta hemolitikus, masing-masing sebanyak 5%. Sebaran pola kuman gram positif berdasarkan usia didapatkan Staphylococcus coagulase negative pada seluruh kelompok usia, golongan Streptococcus pada anak usia dibawah 1 tahun, dan golongan Staphylococcus pada anak usia 1-5 tahun. Kuman terbanyak pada kelompok gram negatif adalah Acinetobacter baumanii (8%), disusul Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumonia, masing-masing 6%. (Tabel 2 dan 3)

Hasil uji kepekaan kuman gram positif menunjukkan resistensi ampicillin yang tinggi terhadap ketiga jenis kuman, namun golongan chloramphenicol masih memiliki sensitifitas yang baik terhadap kuman gram positif. Ketiga jenis kuman masih sensitif terhadap amikasin, cefepime, linezolid dan vancomycin. Hasil uji kepekaan kuman gram negatif menunjukkan sensitifitas rendah pada golongan ampisilin, ampisilin-sulbactam, gentamisin, dan chloramphenicol. Kuman tersebut masih sensitif terhadap amikasin, cefoperazone-sulbactam, levofloxacin, meropenem, dan vancomycin. (Tabel 4 dan 5)Tabel 5. Persentase sensitifitas antibiotik terhadap kuman gram negatif

Jenis antibiotikaJenis kuman

Pseudomonas aeroginosaAcinetobacter baumaniiKlebsiella pneumoniaSerratia marcesensEscherichia coli

Amikasin50807510066

Ampisilin 252005033

Ampi-sulbactam25800033

Cefepime 5080755066

Cefotaxime 75605010066

Ceftazidime 50602510066

Cefo-sulbactam75807550100

Cloramphenicol 0205050100

Ciprofloxacin 7580505066

Gentamisin 508000100

Imipenem 7540505066

Levofloxacin 758075100100

Meropenem 75805010066

Piper-tazobactam50605010066

Vancomysin10080100100100

Luaran subjek pada penelitian ini didapatkan 21 (4%) pasien pneumonia meninggal, dimana 9 (23%) pasien diantaranya memiliki hasil kultur darah yang positif. DISKUSI

Pneumonia masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi pada anak dibawah usia 5 tahun di negara-negara berkembang. Temuan kami menunjukkan insidens pneumonia yang tinggi baik pada tahun 2013 dan tahun 2014. Terdapat 493 (16%) anak yang dirawat dengan pneumonia selama 2 tahun dari 2998 kasus yang dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah. Penelitian oleh Nurjannah dkk di Banda Aceh mendapatkan 144 (7,1%) kasus pneumonia termasuk yang disertai dengan penyakit lain. Gray dan Har juga mendapatkan 7-13% anak menderita pneumonia pada Negara berpenghasilan menengah kebawah. Kasus pneumonia terbanyak kami dapatkan pada usia dibawah 12 bulan dan persentase pneumonia pada anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan. Laporan penelitian yang dilakukan di beberapa negara seperti Amerika utara, Eropa dan Malaysia melaporkan hal yang sama.1-3,12

Bakteremia adalah penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas. Di Amerika, sebesar 20% sampai 50% pasien dengan bakteremia atau fungemia menjadi fatal. Terapi antibiotik empiris yang tidak adekuat berhubungan dengan morbiditas, perawatan yang lebih lama, biaya lebih tinggi dan kematian. Insiden bakteremia pada penelitian ini sebesar 12%, sesuai penelitian lainnya yang mendapatkan hasil kultur darah positif pada 10-15% kasus. Heine dan Shah mendapatkan angka hasil kultur darah positif yang lebih rendah, 3,2% dan 2,1% secara berurutan. Kedua penelitian ini melakukan pengambilan kultur darah hanya pada pasien pneumonia tertentu, dengan hasil pengambilan kultur darah tidak harus dilakukan secara rutin pada pasien dengan pneumonia komunitas.6,13,14Pola kuman pada penelitian ini mendapatkan 16 hasil pertumbuhan kuman dengan jenis yang berbeda, dengan dominasi kuman gram positif (58,3%) dibandingkan gram negatif (41,6%), sejalan dengan penelitian oleh McCulloh dan Corbo yang mendapatkan dominansi kuman gram positif pada hasil kultur darah.15,16,21,22 Sebaran 5 jenis kuman terbanyak pada penelitian ini berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). Staphylococcus coagulase negative merupakan bakteri komensal yang terdapat di kulit, namun dapat menjadi bakteri patogen pada pasien imunodefisiensi atau pada pasien yang menggunakan benda asing pada tubuh seperti kateter, akses vena, katup jantung buatan, VP Shunt, atau alat orthopedik. Meningkatkan hasil kultur darah dengan Staphylococcus coagulase negative menunjukkan tingginya kasus kompleks pada pasien pneumonia, dimana para klinisi wajib mempertimbangkan hasil kultur darah dengan kondisi pasien dan tidak menganggap bakteri patogen sebagai suatu bakteri kontaminan.17,18Kuman gram negatif pada penelitian ini didominasi oleh Acinetobacter baumanii, Pseudomonas aeroginosa, dan Klebsiella Pneumoniae. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Mardewi dkk dan Usman dkk di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah pada tahun 2011-2014 yang menyimpulkan jika kuman gram negatif mendominasi kuman yang paling banyak ditemukan, terutama pada gangguan sistem pernapasan.19,20 Pengamatan dan tindak lanjut berkesinambungan pada pola kerentanan antibiotik di setiap pusat pelayanan kesehatan sangat penting karena pola resistensi yang beragam antar wilayah, bahkan antar rumah sakit berbeda. Kuman gram positif yang terbanyak diisolasi yaitu golongan Staphylococcus dan Streptococcus, dalam penelitian ini kami jumpai jika kuman tersebut masih sensitif dengan beberapa antibiotika yang umum digunakan, seperti chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime. Antibiotika ampisilin dan cotrimoxazole menunjukkan resistensi tinggi terhadap kuman gram positif tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh Corbo dkk dalam penelitiannya yang menyebutkan kuman gram positif sensitif dengan beberapa antibiotik golongan cephalosporin, sedangkan derivat penisilin cenderung memiliki angka resisten yang tinggi. 7,15Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang paling sensitif untuk kuman gram negatif seperti Acinetobacter baumanii, Pseudomonas aeroginosa, Klebsiella Pneumoniae, Serratia marcescens, dan Escherichia coli. Resistensi tinggi didapatkan pada golongan ampicillin/ sulbactam, gentamisin dan chloramphenicol. Pseudomonas aeroginosa sangat resisten pada kebanyakan antibiotika. Pada penelitian ini ditemukan resistensi multidrug pada Pseudomonas aeroginosa. Penelitian di Turki oleh Erbay dkk menunjukkan bahwa Pseudomonas aeroginosa umumnya resisten multidrug, menambah hari rawat dan menambah angka kematian pada pasien yang dirawat di ruang intensif anak.23Hasil kultur darah kontaminan dengan ditemukannya kuman hanya pada satu sisi pada penelitian ini cukup tinggi, yaitu 7,3%. Hal ini harus mendapat perhatian agar teknik aseptik saat pengambilan sampel darah dapat lebih optimal dan mengurangi hasil kultur darah kontaminan.7,21 Kelemahan penelitian ini adalah rancangan potong lintang deskriptif retrospektif sehingga faktor yang berpengaruh terhadap kejadian resistensi tidak dapat digambarkan. Rancangan penelitian yang lebih baik dan penghitungan sampel yang sesuai dengan jumlah sampel yang lebih besar, diharapkan dapat memberikan generalisasi hasil penelitian.SIMPULAN

Hasil kultur darah dengan bakteremia pada penelitian ini adalah 12%, dengan sebaran jenis kuman terbanyak berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). Bakteremia cenderung terjadi pada anak usia dibawah 12 bulan. Antibiotika yang masih sensitif terhadap kuman gram positif adalah chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime. Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang sensitif untuk kuman gram negatif. Golongan ampisilin memiliki tingkat resisten tinggi pada kedua jenis kuman. DAFTAR PUSTAKA1. Fekadu GA,Terefe MW,Alemia GA.Prevalence of Pneumonia Among Under Five Children in Este Town andSurrounding Rural Kebeles,Northwest Ethiopia;A Community Based Cross Sectional Study.Science Journal of Public Health.2014; 2(3): 150-552. Gray D, Zar HJ. Childhood Pneumonia in Low and Middle Income Countries: Burden,

Prevention and Management. Infectious Diseases Journal, 2010; 4, 74-84.3. Sulfahani SF, Razali SNA, Mormin MF, Khamis A. An Analysis of the Prevalence of Pneumonia for Children under 12 Year Old in Tawau General Hospital, Malaysia. Research. 2012; h.1-84. Ghimire M, Bhattacharya SK, Narain JP. Pneumonia in South-East Asia Region: Public health perspective. Indian J Med Res 135, April 2012; h. 459-685. Forsberg P. Pneumonia among hospitalized children aged 1-9 years - a prospective and retrospective study at a referral hospital in northern Tanzania. Research. 2012

6. Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2012; h. 350-65.7. Setyoningrum RA,Landia S,Makmuri MS. Pneumonia.Continuing Education XXXVI. 2006 8. Mokoginta D, Arsin A, Sidik D. Faktor Risiko Kejadian Pnemonia Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar. Penelitian. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. 2014. 9. Moore P, Huang C, Rodriguez A, Wiebe R, Siegel J. Presenting Signs and Symptoms of Rapidly Progressing Severe Pneumonia in the Pediatric Emergency Department. Emergency Med. 2013; 3:210. Bradley et al. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older Than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clinical Infectious Diseases. 2011;1-5211. Eslamy HK, Newman B. Pneumonia in Normal and Immunocompromised Children: An Overview and Update. Radiol Clin N Am 49. 2011; 89592012. Nurjannah, Sovira N, Anwar S. Profil pneumonia pada anak di RSUD dr. Zainoel Abidin, studi retrospektif. Sari Pediatri. 2012;13(5): 324-2813. Heine D, Corchran C, Moore M, Titus MO, Andrews AL. The Prevalence of Bacteremia in Pediatric Patients With Community-Acquired Pneumonia: Guidelines to Reduce the Frequency of Obtaining Blood Cultures. Hospital Pediatrics. 2013;3;9214. Shah SS, Dugan MH, Bell LM et al. Blood cultures in the emergency department evaluation of childhood pneumonia. Pediatric Infectious Diseases. 2011;30(6): 475-47915. Corbo J, Friedman B, Bijur P, Gallagher E J. Limited usefulness of initial blood cultures in community acquired pneumonia. Emergencies Medicines Journal. 2004;21 : 446-4816. McCulloh RJ, Koster MP, Yin DE et al. Evaluation the use of blood cultures in the management of children hospitalized for community-acquired pneumonia. PLOS ONE. 2015;10:1-1017. Helewa RM, Embil JM. What to do with Coaglase-Negative Staphylococci. The Canadian Journal of CME. 2007:19-2018. Fanjul JR, Hernandez S, Maza TS, Cubells CL. Positive blood cultures in a pediatric emergency department: a descriptive analysis. Emergencias. 2012; 24: 386-8819. Mardewi W, Suparyatha IB, Kanyawati D, Fatmawati D. The suspecibility pattern of microorganism at pediatric intensice care unit (PICU) in Sanglah Hospital Denpasar from January 2011-December 2012. Denpasar: Departement of child health medical school Udayana University; 2013. (unpublished)

20. Usman MR, Suparyatha IB, Kanyawati D. Bacterial spectrum and antibiotics susceptibility pattern in pediatric intensive care unit of Sanglah Hospital Denpasar 2013-2014. Denpasar: Departement of child health medical school Udayana University; 2015. (unpublished)21. Mendoza-Paredes A, Bartos J, Leber M et al. Utility of blood culture in uncomplicated pneumonia in children. Clinical Medicine Insight:Pediatrics. 2013;7:1-522. Shah SS, Alpern ER, Zwerling L et al. Risk of bacteremia in young children with pneumonia treated as outpatients. Arch Pediatr Med. 2003;157:389-39223. Erbay A, Bodur H, Akinci E, Colpan A. Evaluation of Antibiotik use in intensive care units of a tertiary care hospital in Turkey. J Hosp Infect. 2005; 59:53-61. Lampiran 1PENJELASAN DAN INFORMASIJUDUL: PROFIL KULTUR DARAH DAN SENSITIVITAS PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI RSUP SANGLAH TAHUN 2013 - 2014PENELITI: dr. Ni Putu Mayasri WulandariSURAT PERSETUJUAN

Kami mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak di RSUP Sanglah tahun 2013-2014.

Pneumonia sampai saat ini masih merupakan masalah yang cukup serius dalam dunia kesehatan. Mortaltas dan morbiditas yang diakibatkan oleh pneumonia masih sangat tinggi, khususnya pada anak-anak usia dibawah 5 tahun.Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi pada parenkim paru yang sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,radiasi, dll)

Pada anak-anak dengan pneumonia dilaporkan sekitar 10-15 % ditemukan hasil kultur darah yang positif. Pemeriksaan kultur darah dilakukan untuk mengetahui penyebab dari pneumonia yang terjadi dan digunakan sebagai acuan dalam pemilihan pengobatan lanjutan

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mengenai profil kultur darah dan sensitivitas pada pasien pneumonia anak di RSUP Sanglah tahun 2013 - 2014 serta dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.RisikoTidak ada risiko yang akan diterima anak Anda dengan ikut serta dalam penelitian ini. Informasi mengenai anak Anda akan dirahasiakan sesuai hukum.Prosedur PenelitianDilakukan pencatatan dan penilaian awal seluruh variabel yang diteliti, meliputi diagnosis, usia, jenis kelamin, penyakit penyerta lainnya, hasil kultur darah dan sensitivitasnya, serta kondisi akhir setelah perawatan berdasarkan data dari rekam medis dan kuesioner penelitian. Kemudian dilakukan analisis statistik.

Kerahasiaan dan Hak Anda

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya sesuai hukum yang berlaku. Anak anda akan mendapat nomor studi. Semua informasi mengenai anak Anda hanya akan dilihat dari nomor studi dan tidak dari nama anak Anda. Dokumen yang menghubungkan nama anak Anda dan nomor studi anak Anda akan dirahasiakan dan dipisahkan dari data penelitian lain. Semua data penelitian disimpan dalam file terkunci. Hanya peneliti yang dapat melihat data tersebut. Nama anak Anda tidak akan disebut dalam laporan penelitian. Pada akhir penelitian informasi mengenai anak Anda akan dihancurkan, kecuali anda mengijinkan kami untuk menyimpannya untuk penelitian lebih lanjut.

Anda mempunyai hak untuk memutuskan mengikutsertakan anak Anda dalam penelitian ini. Keputusan Anda adalah atas dasar sukarela dan diberikan dalam bentuk tulisan tangan atau secara lisan.

Pembayaran

Anda dan anak Anda tidak akan menerima pembayaran apapun dengan ikut serta dalam penelitian ini.

Biaya

Tidak ada biaya yang harus dibayarkan oleh subyek penelitian.

Pertanyaan mengenai hak anda sebagai partisipan dalam penelitian ini dapat diajukan kepada:

dr. Ni Putu Mayasri WulandariBagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar

Bali, Indonesia

KERAHASIAAN ya

Nomor kode:

Tanggal:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama orang tua/wali: _______________________________________________

Alamat

: _______________________________________________

No telp/HP

: _______________________________________________

Sebagai orang tua/wali anak saya:

Nama anak

: _______________________________________________

Umur

: _______________________________________________

Alamat

: _______________________________________________

Bersedia secara sukarela anak saya menjadi subjek penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014. Telah mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan memahami prosedur dan manfaat dari penelitian. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Denpasar, .......

Mengetahui saksi-saksi

Yang membuat pernyataan1. ___________________________

2. ___________________________

Tanda tangan dan nama terang

Lampiran 2KUESIONER

KUESIONER PENELITIAN

Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak

Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014Peneliti : dr. Ni Putu Mayasri WulandariBag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar

No Subjek

:

No CM

:

Inisial Subjek

:

Nama Subjek

:

Jenis Kelamin

:

Tanggal Lahir

:

No Telp

:

Alamat

:

Tanggal/Jam MRS:

Ruang Perawatan:

INISIAL SUBJEK: ______________NOMOR SUBJEK: _____________

INFORMED CONSENT

YaTidak

Apakah lembaran informed consent sudah ditandatangani sebelum subjek berpartisipasi dalam penelitian ini?.......................

Tulis tanggal saat orang tua/wali subjek menandatangani lembar informed consent (tanggal/bulan/tahun)...........................

KRITERIA INKLUSI

Kriteria Inklusi

Jawaban harus YA untuk subjek bisa diikutsertakan dalam penelitian iniYaTidak

Anak yang didiagnosis pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar........................

KARAKTERISTIK SUBJEK

Tanggal masuk rumah sakit....................................................

Tanggal lahir (tanggal/bulan/tahun)....................................................

Usia ....................................................

Jenis kelamin[ ] laki [ ] perempuan

Berat badan saat masuk rumah sakit (kg)....................................................

Panjang/tinggi badan saat masuk rumah sakit (cm)....................................................

Status gizi (kriteria Waterlow).................................................%

[ ] malnutrisi

[ ] tidak malnutrisi

Diagnosis

HASIL LABORATORIUM

Hasil Kultur darah[ ] negatif [ ] positif

Jenis pertumbuhan kuman

Sensitivitas terhadap antibiotika

Investigator

Nama

Tanda tangan

Tanggal

Lampiran 3PERMOHONAN ETHICAL CLEARANCELampiran

: 1 (satu) Proposal

Perihal

: Permohonan Ethical Clearance

Kepada :

Yth. Bapak Ketua LITBANG

FK UNUD/RS Sanglah Denpasar

Di

Denpasar

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami mengajukan permohonan ijin agar dapat diberikan Ethical Clearance sebagai syarat untuk dapat melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan proposal penelitian dimaksud.

Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak, kami ucapkan terimakasih.

Denpasar, 5 April 2015Hormat saya,

Ni Putu Mayasri WulandariLampiran 4PERMOHONAN IJIN MELAKSANAKAN PENELITIANLampiran: 1 (satu) Proposal

Perihal : Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian

Kepada Yth.

Direktur RS Sanglah Denpasar

Di

Denpasar

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami mengajukan permohonan ijin agar dapat melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan proposal penelitian dimaksud.

Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan, kami ucapkan terimakasih.

Denpasar, 5 April 2015Hormat saya,Ni Putu Mayasri WulandariTembusan disampaikan kepada Yth:

1. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RS Sanglah Denpasar.

2. Kepala Ruang Jempiring RS Sanglah Denpasar.

3. Kepala Ruang Unit Perawatan Intensif Anak RS Sanglah Denpasar

4. Kepala Ruangan Laboratorium Mikrobiologi RS Sanglah Denpasar

5. Arsip

INFORMED CONSENT

(Formulir persetujuan tertulis setelah penjelasan)

PAGE 1