POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf ·...

18
POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Geografi Diajukan Oleh : Bondan Jati Kusumo NIM : E100120039 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf ·...

Page 1: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KECAMATAN

MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana S-1

Program Studi Geografi

Diajukan Oleh :

Bondan Jati Kusumo

NIM : E100120039

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

i

Page 3: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

ii

Page 4: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

iii

Page 5: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

1

POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KECAMATAN

MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan ketersediaan air pada PDAM Giri

Tirta, (2) menentukan pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik dan (3)

menentukan pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik berdasarkan sosial

ekonomi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah stratified random

sampling. Sampel yang diambil adalah 105 responden. Tahapan penelitian

meliputi : a) observasi (telaah pustaka dan penelitian sebelumnya) dan peta

administrasi, b) survey c) pengolahan dan analisis data, d) hasil (analisis

ketersediaan air, pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik, pola konsumsi air

untuk kebutuhan domestik bedasarkan sosial ekonomi. Ketersediaan air yang ada

pada PDAM Giri Tirta berasal dari mata air Umbul Nogo dan Umbul Teleng.

Debit yang dihasilkan pada bulan desember tahun 2015 dari mata air Umbul Naga

memiliki debit sebesar 2,5 l/detik atau sekitar 216.000 l/hari. Untuk debit dari

Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan untuk

kebutuhan domestik meliputi : minum, memasak dan mencuci alat dapur, mencuci

pakaian, mencuci sepeda motor dan mobil, menyiram tanaman, dan penggunaan

untuk kebutuhan lain-lain dengan jumlah rata-rata penggunaan adalah 89,28

lt/org/hr. Uji hubungan antara kebutuhan air dengan jenis pekerjaan memiliki

pengaruh sebesar 14,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pekerjaan

terhadap pola konsumsi air sangat erat. Uji hubungan antara kebutuhan air dengan

tingkat pendidikan memiliki pengaruh sebesar 0,3%. Hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh tingkat pendidikan terhadap pola konsumsi air kurang berpengaruh. Uji

hubungan antara kebutuhan air dengan tingkat pendapatan memiliki pengaruh

sebesar 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendapatan

terhadap pola konsumsi air sangat erat. Tingkat sosial ekonomi yang sangat

berpengaruh terhadap pola konsumsi air adalah tingkat pendapatan. Pada urutan

kedua yang paling berpengaruh terhadap pola konsumsi air adalah jenis pekerjaan.

Dan yang terakhir yang kurang berpengaruh terhadap pola konsumsi air adalah

tingkat pendidikan. Air yang di pakai paling banyak berasal dari PDAM, yang

kedua penggunaan dari PDAM+sumur, kemudian yang terakhir dari sumur.

Kata Kunci : Ketersediaan Air, Pola Konsumsi Air, Kebutuhan Domestik.

PATTERNS OF WATER CONSUMPTION FOR DOMESTIC NEEDS IN

THE AREA OF DRINKING WATER COMPANY (ADWC) MANYARAN

IN WONOGIRI REGENCY

ABSTRACT

This research was conducted in district Manyaran Wonogiri Regency. This

research aims to (1) determine the availability of water in the Area of drinking

water CompanyGiri Tirta, (2) determine the patterns of water consumption for

Page 6: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

2

domestic needs and (3) determine the patterns of water consumption for domestic

needs based on the social economy. Method of data collection used is stratified

random sampling. Samples taken is 105 respondents. Stages of research include:

a) observation (review of the literature and previous research) and administrative

maps, b) survey c) processing and data analysis, d) results (analysis of the

availability of water, patterns of water consumption for domestic needs, patterns

of water consumption for domestic needson the basis of social economy). The

availability of water in PDAM Giri Tirta comes from Springs Umbul Umbul

Teleng and Nogo. The resulting discharge in December 2015 from the fountain of

the Dragon have a debit of Umbul Nogo 2.5 lt/s or around 216,000 lt/day. To

debit from the Umbul Teleng is 9 lt/s or approximately 777,600 lt/day. Use for

domestic needs include: drinking, cooking and washing the kitchen tools, washing

clothes, washing of motorcycles and cars, watering plants, and usage for the needs

of others with an average amount of usage was 89.28 lt/prs/day. Test the

relationship between water needs with this type of work has influence of 14.1%.

This shows that influence water consumption patterns towards work very closely.

Test the connection between the needs of water with levels of education have an

effect of 0.3%. This suggests that the influence of educational level against water

consumption patterns is less influential. Test the connection between the needs of

water with levels of income have influence of 85,7%. This suggests that the

influence of level of income against water consumption patterns very closely. The

level of social economic effect on water consumption patterns is the level of

income. On the second order the most effect on water consumption patterns is the

type of job. And the latter less influence on patterns of water consumption was the

level of education. Water is the most widely used comes from the ADWC, the

second use of ADWC + the well, then the last of the wells.

Keywords: Water, Water Consumption Patterns, Domestic Needs.

1. Pendahuluan

Air bersih adalah sangat penting bagi makhluk hidup untuk kelangsungan

aktivitasnya. Kegiatan manusia sehari-hari untuk melakukan aktifitas tak lepas

dari fungsi air. Memasak, mencuci, mandi hingga proses kerja tubuh manusia

menggunakan air untuk metabolisme. Dan memastikan ketersediaan air untuk

kegiatan dan keberlangsungan hidup manusia sagat penting. Ketersediaan air

meliputi air permukaan (sungai, danau, waduk) dan air tanah (akuifer dan sumber

mata air alami) yang debitnya dipengaruhi oleh penggunaannya.

Kebutuhan air dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan air

untuk rumah tangga (domestik), industri dan pertanian. Penggunaan air bersih

yang paling menonjol adalah untuk rumah tangga karena kebutuhan seperti

Page 7: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

3

memasak, mencuci, mandi, menyiram tanaman dilakukan hampir setiap hari.

Kebutuhan manusia akan kebutuhan air selalu meningkat dari waktu ke waktu,

bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut,

melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan

air, (M.D. Silalahi, 2002). Sama halnya di Kecamatan Manyaran yang mengalami

perkembangan wilayah sehingga penggunaan air semakin tahun semakin tinggi.

Wilayah yang berkembang akan menimbulkan meningkatnya aktivitas manusia

yang membutuhkan sumber daya air.

Pada daerah penelitian terdapat PDAM yang menggunakan dua mata air

yang memiliki debit yang tinggi. Mata air tersebut adalah Umbul Nogo dan

Umbul Teleng. Berikut data debit dari PDAM Giri Tirta pada tahun 2015 yang

disajikan pada tabel 1

Tabel 1 Tabel Debit PDAM Giri Tirta Pada Tahun 2015

NO Nama Mata Air Debit(lt/dt) Debit(lt/hri)

1 Umbul Naga 2,5 216

2 Umbul Teleng/Platar 9 777,6

Sumber : PDAM Giri Tirta, Kecamatan Manyaran Tahun 2015

Tabel 1 berikut menjelaskan bahwa ketersediaan air di daerah penelitian

memiliki debit yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari

masyarakatnya. Pada tahun 2013 pertumbuhan penduduk di Kecamatan Manyaran

4,20 %, sedangkan pada tahun 2014 meningkat 6,9 %. Meningkatnya jumlah

penduduk mempengaruhi kebutuhan air sehingga berpengaruh terhadap

ketersediaan air pada PDAM Giri Tirta.

Pada dasarnya konsumsi air/orang/hari mencapai 100l/hari untuk

konsumsi air minum, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Pola konsumsi air

juga berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu menentukan pola

konsumsi air untuk kebutuhan domestik sangat penting meningkatnya penggunaan

air tak lepas dari taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan air tak lepas dari pola kebiasaan dan

kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Page 8: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

4

1.1 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah ketersediaan air pada PDAM Giri Tirta?

b. Bagaimana pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan

Manyaran?

c. Bagaimana pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan

Manyaran berdasarkan cara memperolehnya?

1.2 Tujuan Penelitian

a. Menentukan ketersediaan air pada PDAM Giri Tirta untuk kebutuhan

domestik di Kecamatan Manyaran.

b. Menentukan pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan

Manyaran untuk kebutuhan sehari-hari.

c. Menentukan pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan

Manyaran berdasarkan cara memperolehnya.

1.3 Kerangka Penelitian

Air adalah salah satu kebutuhan utama dari manusia. Kebutuhan air

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan penduduk, keadaan

ekomomi, teknologi dan pola kebiasaan masyarakat yang berbeda. Ketersediaan

air meliputi dari air permukaan, air tanah dan mata air. Keberadaan PDAM sangat

membantu terhadap pasokan air di suatu wilayah sehingga kebutuhan air dapat

terpenuhi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan air yaitu :

jumlah penduduk, ekonomi, perlindungan lingkungan, konservasi air, kemajuan

teknologi, iklim, harga air dan cara mendapatkannya serta faktor sosial dan

ekonomi. Berikut di bawah ini gambar 1 diagram alir penelitian.

Page 9: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

5

Gambar 1. Diagram Alir Pemikiran

Sumber : Penulis, 2016

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survey. Metode

survey adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi untuk

mewakili seluruh populasinya dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data dan informasi yang pokok. (Masri Singarimbun, 1995).

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode Purposive

random sampling. Metode Purposive adalah teknik pengambilan sampel pada

karakter yang karena pertimbangan mendalam di anggap akan benar-benar

mewakili populasi atau sub populasi.

3. Hasil dan Pembahasan

1. Macam penggunaan air dikelompokan menjadi 7, yaitu : minum,

memasak dan mencuci alat dapur, mencuci pakaian, mandi/wc, mencuci

sepeda motor dan mobil, menyiram tanaman, dan lain – lain (wudhu,

Page 10: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

6

mengepel, menyiram halaman dan ternak). Untuk penggunaan sehari –

hari di Kecamatan Manyaran lebih banyak digunakan untuk kebutuhan

minum, mencuci alat dapur dan mandi. Untuk mengetahui macam

penggunaan air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan Manyaran dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 3 Macam Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik

di Kecamatan Manyaran

No. Penggunaan

Konsumsi

air

(lt/orng/hr)

%

1 Minum 6.9 7.73

2 Masak + cuci alat dapur 9.3 10.42

3 Mencuci Pakaian 12.97 14.53

4 Mandi/WC 49.77 55.74

5 Mencuci Sepeda Motor/Mobil 1.26 1.41

6 Menyiram Tanaman 2.8 3.14

7 Lainnya 6.28 7.03

Jumlah 89.28 100

Sumber : Pengolahan Data Primer

Dari Tabel tersebut dapat di lihat bahwa kebutuhan yang paling banyak

digunakan adalah untuk mandi yaitu 49.77 lt/orng/hri atau sekitar 55.74%

dari penggunaan total setiap harinya. Untuk keperluan minum harian rata –

rata sebesar 6.90 lt/orng/hri atau sekitar 7.73%. Jumlah rata-rata

penggunaan secara keseluruhan di Kecamatan Manyaran adalah 89.28

l/orng/hr. Jika dilihat dari standar minimal penggunaan air menurut

petunjuk teknik sistem penyediaan ari minum perkotaan tahun 1998,

konsumsi air di daerah penelitian masih berpola konsumsi penduduk desa

karena masih berada pada konsumsi 60-100 l/org/hr. Berikut pada Tabel 4

menjelaskan penggunaan per desa di Kecamatan Manyaran. Untuk

mengetahui Penggunaan air perdesa, dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4 Penggunaan Air Rata-rata Perdesa di Kecamatan Manyaran

Desa Minum

Memasak

dan Mencuci

Alat Dapur

Mencuci

pakaian Mandi/WC

Mencuci

Mobil

dan

Motor

Menyiram

tanaman lainnya

Punduhsari 6,2 5,9 8,1 44 0,8 3,9 5,4

Page 11: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

7

Karanglor 6,5 9,9 12,6 48,1 1,5 2,9 7,5

Pagutan 8,0 8,3 9,2 53,5 1,1 3,5 6,2

Bero 6,7 7,6 9,3 53 0,9 4,3 6,9

Gunungan 6,9 8,4 9,1 40,5 1,2 4,2 6,6

Pijiharjo 7,5 15,6 23 61,1 1,2 6,8 8,8

Kepuhsari 6,5 10,6 29,2 56,5 2,7 5,0 12,3

Sumber : Pengolahan data primer

2. Penggunaan Air Berdasarkan Cara Memperolehnya

Dari data yang telah dikumpulkan dari responden di daerah penelitian, rata

– rata sumber air yang digunakan adalah dari PDAM Giri Tirta

dikarenakan kepercayaan masyarakat akan kualitas dan pelayanan dari

PDAM Giri Tirta semakin tahun semakin baik. Dari pengambilan data di

Kecamatan Manyaran di dapatkan penggunaan PDAM lebih banyak dari

pada dari sumber lain seperti sumur dan mata air. Berikut Tabel 5

menjelaskan Penggunaan air berdasarkan cara memperolehnya.

Tabel 5 Penggunaan Air Berdasarkan Sumber Air yang Digunakan

No Pengambilan Air F %

1 PDAM 69 66

2 PDAM+Sumur 28 27

3 PDAM+Mata Air 6 6

4 Sumur 2 2

5 Mata Air 0 0

6 Lain-lain 0 0

Jumlah 105 100

Sumber : Data Primer

Penggunaan air yang baling banyak adalah dari PDAM yaitu 66%.

Penggunaan air yang didapat dari PDAM+ sumur adalah 27%. Sisanya 6% dari

PDAM+mata air dan 2% dari sumur.

3. Pola Konsumsi Air Berdasarkan Tingkat Sosial Ekonomi

a. Pola Konsumsi Air Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan dibagi menjadi 6 macam jenis

pekerjaan, yaitu : PNS, pengusaha dan pedagang, swasta atau karyawan,

pensiunan, petani dan buruh tani serta lain – lain (guru WB, tukang ojek, tukang

parkir dan buruh serabutan). Pola konsumsi air untuk kebutuhan domestik

berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Manyaran dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 12: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

8

Tabel 6 Pola Konsumsi Air Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kecamatan

Manyaran

No Pekerjaan

Konsumsi

Air

(lt/org/hri)

1 PNS 108.99

2 Pengusaha,Pedagang 71.33

3 Swasta,karyawan 76.55

4 Pensiunan 62.7

5 Petani,buruh tani 72.33

6 Lain-lain 46.11

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Dari Tabel 5 di atas menunjukan bahwa konsumsi terbanyak adalah pegawai

negeri sipil (PNS) dengan 108.99 lt/org/hri. Responden yang memiliki jenis

pekerjaan PNS mengkonsumsi air lebih banyak dari yang lain, karena beberapa

faktor, diantara pola pikir mereka yang terbuka sehingga membuat kebutuhan

akan air meningkat, yang kedua karena pendapatan yang cukup tinggi dan setabil

setiap bulannya sehingga mempengaruhi pola konsumsi dalam penggunaan air

dan pengambilan air. Pola konsumsi untuk pensiunan cukup kecil yaitu 62.70

lt/org/hri mengingat produktifitas mereka yang menurun sehingga baik

penggunaan maupun pendapatan juga menurun. Penggunaan paling kecil adalah

penggunaan untuk lain- lain seperti guru WB, tukang parkir dan buruh srabutan

yakni hanya 46.19 lt/org/hri. Petani menggunakan air sebesar 72.33 lt/orng/hri.

Untuk pengusaha dan pedagang mengkonsumsi air sebesar71.33 lt/org/hr.

Tabel 7 Uji Hubungan dari Jenis Pekerjaan Terhadap Konsumsi Air

No Hasil Analisis Hasil

Perhitungan

1 Koefisien Korelasi **0.376

2 Koefisien Regresi 1.158

3 R square 0.141

4 t Hitung 0.812

Sumber : Lampiran 4

Perhitungan kolerasi (r) antara jenis pekerjaan dan konsumsi air pada level

signifikan 0.05 (tingkat kepercayaan 95%) adalah **0.376 dengan atau

probabilitas 0,015. Probabilitas 0,015 lebih kecil dari 0.05. Hal tersebut berarti

Page 13: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

9

hubungan antara jenis pekerjaan dan konsumsi air sangat erat. Tanda bintang dua

(**) menunjukkan hubungan yang sangat tinggi antara jenis pekerjaan dengan

konsumsi air. Koefisien determinasi (R square) sebesar 0.141, ini berarti pengaruh

tingkat pendapatan terhadap konsumsi air sebesar 14.1%.

Gambar 2 Pengaruh Jenis Pekerjaan Teradap Pola Konsumsi Air

b. Pola Konsumsi Air Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 tingkatan diantaranya

adalah Nonformal (tidak sekolah dan sekolah diluar sekolah formal), SD, SMP,

SMA, Diploma dan Sarjana. Diantara tingkat pendidikan tersebut akan berbeda

pola konsumsinya tergantung pada pendidikan yang ditempuhnya. Tabel 8

menjelaskan pola konsumsi air berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan

Manyaran berdasarkan pengolahan data primer yang diambil dari responden.

Tabel 8 Pola Konsumsi Air Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Manyaran

No Pendidikan

Konsumsi

air

(lt/org/hri)

1 Nonformal 61.9

2 SD 55.38

3 SMP 67.5

4 SMA 76.9

5 Diploma 76.53

6 Sarjana 93.54

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Rat

a-ra

ta k

on

sum

si a

ir

(lt/

org

/hr)

Jenis Pekerjaan

Page 14: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

10

Tabel 8 di atas menunjukan bahwa penggunaan terbanyak yaitu oleh orang

yang telah menempuh pendidikan sarjana dengan 93.54 lt/org/hri. Hal itu

menunjukan bahwa pola pemikiran dari sarjana sangat jauh berbeda dengan orang

yang tamat SD atau SMP. Untuk tamatan SD biasa menggunakan air sebanyak

55.38 lt/org/hri dan yang paling sedikit diantara tingkat pendidikan yang lain.

Untuk tamatan SMA dan diploma pola penggunaan airnya hampir mirip yaitu

rata-rata 76 lt/org/hri.

Tabel 9 Uji Hubungan dari Pendidikan Terhadap Konsumsi Air

No Hasil Analisis Hasil

Perhitungan

1 Koefisien Korelasi **0.19

2 Koefisien Regresi 0.023

3 R square 0.3

4 t Hitung 0.038

Sumber : Lampiran 4

Perhitungan kolerasi (r) antara tingkat pendapatan dan konsumsi air pada

level signifikan 0.05 (tingkat kepercayaan 95%) adalah **0.19 dengan atau

probabilitas 0,006. Probabilitas 0,006 lebih kecil dari 0.05. Hal tersebut berarti

hubungan antara jenis pekerjaan dan konsumsi air sangat erat. Koefisien

determinasi (R square) sebesar 0,03, ini berarti pengaruh Pendidikan terhadap

konsumsi air sebesar 0,3%.

Gambar 3 Pengaruh Tingkat Pendidikan Teradap Pola Konsumsi Air

0

20

40

60

80

100

Nonformal SD SMP SMA Diploma Sarjana

Rat

a-ra

ta k

on

sum

si a

ir

(lt/

org

/hr)

Tingkat Pendidikan

Page 15: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

11

c. Pola Konsumsi Air Berdasarkan Pendapatan

Dalam penelitian ini pendapatan di bagi menjadi 3 kelas yaitu : <500.000,

500.000-1000.000, 1000.000-2000.0000, >2000.000. Berikut dijelaskan pada Tabel di

bawah ini.

Tabel 10 Pola Konsumsi Air Berdasarkan Tingkat Pendapatan di kecamatan

Manyaran

No Pendapatan

Konsumsi

Air

(lt/org/hri)

1 <500.000 60.99

2 500.000-1000.000 48.22

3 1000.000-2000.0000 62.67

4 >2000.000 95.9

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari Tabel 10 di atas menunjukan tingkat pendapatan mempengaruhi pola

konsumsi. Penggunaan yang paling banyak yaitu pada pendapatan diatas Rp

2000.000 dengan 95.90 lt/org/hri. Hal tersebut sangat tinggi mengingat dengan

pendapatan tinggi dapat mencukupi pola konsumsi air hariannya. Untuk

pendapatan dibawah Rp 500.000 menggunakan air sebesar 60.99 lt/org/hri.

Pendapatan mempengaruhi pola konsumsinya, hal ini berbanding lurus dengan

pola konsumsi berdasarkan tingkat pendapatan. Untuk pendapatan Rp 500.00-

1000.000 penggunaan perharinya sebesar 48.22 l/org/hri dan merupakan yang

terkecil diantara pendapatan yang lain.

Tabel 11 Uji Hubungan dari Pendapatan Terhadap Konsumsi Air

No Hasil Analisis Hasil

Perhitungan

1 Koefisien Korelasi **0.925

2 Koefisien Regresi 2.234

3 R square 0.857

4 t Hitung 3.456

Sumber : Lampiran 4

Perhitungan kolerasi (r) antara tingkat pendapatan dan konsumsi air pada

level signifikan 0.05 (tingkat kepercayaan 95%) adalah **0.925 dengan atau

probabilitas 0,000. Probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0.05. Hal tersebut berarti

hubungan antara jenis pekerjaan dan konsumsi air sangat erat. Tanda bintang dua

Page 16: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

12

(**) menunjukkan hubungan yang sangat tinggi antara jenis pekerjaan dengan

konsumsi air. Koefisien determinasi (R square) sebesar 0.857, ini berarti pengaruh

tingkat pendapatan terhadap konsumsi air sebesar 85.7%.

Gambar 4 Pengaruh Tingkat Pendapatan Teradap Pola Konsumsi Air

4. Penutup

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah disajikan oleh peneliti, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Ketersediaan air untuk kebutuhan domestik di daerah penelitian

sangat mencukupi karena menurut perhitungan dari PDAM Giri

Tirta debit air yang didistribusikan kepada pelanggan sebesar

993.600 lt/hari. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik dengan

jumlah pelanggan sebanyak 4020 jiwa adalah sebesar 358.945,8

lt/org/hari. Jadi ketersediaan air pada PDAM masih 634.654.2

lt/hari dan masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan

domestik di daerah penelitian.

2. Konsumsi air harian di Kecamatan Manyaran digunakan untuk

kebutuhan primer dan sekunder. Penggunaan untuk kebutuhan

primer paling besar adalah untuk mencuci pakaian, kemudian yang

kedua untuk mencuci alat dapur dan yang terakhir untuk minum.

Untuk kebutuhan air sekunder yang paling besar digunakan untuk

mencuci sepeda motor dan mobil, yang kedua untuk menyiram

tanama, dan lain-lain (wudhu, minum ternak dan menyiram

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

<500 500-1000 1000-2000 >2000

Rat

a -

rata

Ko

nsu

msi

air

(l

t/o

rg/h

r)

Tingkat Pendapatan

Page 17: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

13

halaman) yang paling kecil dengan rata-rata penggunaan

keseluruhan adalah sebesar 89.28 lt/org/hr dan merupakan konsumsi

masyarakat desa.

3. Pengaruh jenis pekerjaan terhadap konsumsi air berdasarkan R

square adalah 0.141 atau pengaruh pekerjaan terhadap konsumsi air

sebesar 14.1%. Hal ini menunjukkan pengaruh jenis pekerjaan

terhadap pola konsumsi air sangat erat karena menunjukan pengaruh

yang positif.

4. Pengaruh jenis pekerjaan terhadap konsumsi air berdasarkan R

square adalah 0.3 atau pengarh pekerjaan terhadap konsumsi air

sebesar 0.3%. Hal ini menunjukkan pendidikan kurang berpengaruh

terhadap pola konsumsi air dan menunjukan pengaruh yang positif.

5. Pengaruh jenis pekerjaan terhadap konsumsi air berdasarkan R

square adalah 0.857 atau pengarh pekerjaan terhadap konsumsi air

sebesar 85.7%. Hal ini menunjukkan bahwa yang paling

berpengaruh terhadap tingkat konsumsi air adalah pendapatan yaitu

R square hampir mendekati 1 dan menunjukan pengaruh yang

positif.

6. Tingkat sosial ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap pola

konsumsi air adalah tingkat pendapatan. Pada urutan kedua yang

paling berpengaruh terhadap pola konsumsi air adalah jenis

pekerjaan. Selanjutnya yang berpengaruh terhadap pola konsumsi

air adalah tingkat pendidikan, akan tetapi pengaruh dari tingkat

pendidikan rendah.

7. Sumber air yang digunakan di daerah penelitian paling besar

diambil dari PDAM. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan

domestik yang memiliki ketersediaan air yang cukup adalah dari

PDAM+sumur. Penggunaan air juga diambil dari PDAM+mata air.

Page 18: POLA KONSUMSI AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK PADA …eprints.ums.ac.id/48451/23/Publikasi New.pdf · Untuk debit dari Umbul Teleng adalah 9 l/detik atau sekitar 777.600 l/hari. Penggunaan

14

Daftar Pustaka

Anna, Alif Noor. 2000. Pola Konsumsi Air Untuk Kebutuhan Rumah Tangga dan

Faktor – faktor yang Mempengaruhinya di Banyudono Kabupaten

Boyolali. Forum Geografi. Nomor 26 hal 1 – 9. Surakarta: Fakultas

Geografi UMS.

Anonim, 2006. Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk

Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa. Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Asdak, Chay.2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah

Mada University Press,Yogyakarta.

Lensley, Ray. K. dan Franzini. 1991. Teknik Sumberdaya Air. Jakarta : Penerbit

Erlanga.

Lubis, Zulkifli dan Nur Azizah Affandy. Kebutuhan Air Bersih Kecamatan

Gelagahan Kabupaten Lamongan, Universitas Islam Lamongan,

Lamongan.

Petijo, Setijo dan Eling Purwanto. 2003. Deteksi Pencemaran Air Minum.

Semarang : penerbit Aneka Ilmu.

Priyana,Yuli.2008.Dasar-dasar Meterorologi dan Klimatologi. Surakarta

:Fakultas Geografi.

Sosrodarsono, Suyono.1976. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita,

Jakarta.5 – 62.

Sutrisno, Totok, 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta.

Todd, D.K.1980. Groundwater Hydrology, John Willey & Sons. Inc,New York .