POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan...

156
POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI Oleh : M MUFLIH FIRMANSYAH H 0403048 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan...

Page 1: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN

DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

Oleh :

M MUFLIH FIRMANSYAH

H 0403048

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN

DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Oleh :

M MUFLIH FIRMANSYAH

H 0403048

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN

DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

M MUFLIH FIRMANSYAH

H 0403048

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 22 Desember 2009

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

D. Padmaningrum, SP, MSi NIP. 19720915 199702 2001

Anggota I

Emi Widiyanti, SP, MSi NIP. 19780325 200112 2001

Anggota II

Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD NIP. 19490320 197611 1001

Surakarta,

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS

Page 4: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

NIP. 19551217 198203 1003

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah dan nikmat kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Pola

Komunikasi dalam Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GERHAN) di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri”.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta

2. Ir. Kusnandar, MSi, selaku Ketua Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Dwiningtyas Padmaningrum, SP, MSi, selaku Pembimbing Utama Skripsi

sekaligus Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis dalam penyusunan skipsi dan studi

4. Emi Widiyanti, SP, MSi, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis sampai selesainya skripsi ini

5. Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD selaku dosen tamu yang telah memberikan

masukan dan saran atas penyelesaian skripsi ini

6. Seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang telah mengijinkan peneliti

untuk melakukan riset Program GERHAN di wilayah Kecamatan Pracimantoro.

7. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu

penulis dalam menyusun skripsi ini

Page 5: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi kemajuan di masa mendatang. Ridho Allah SWT yang penulis

harapkan, semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ ix

RINGKASAN x

SUMMARY ..................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 6

B. Kerangka Teoritis .................................................................................. 35

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39

B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 39

C. Strategi Penelitian ................................................................................ 40

Surakarta, Februari 2010 Penulis

Page 6: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

D. Metode Penentuan Cuplikan (sampling) .............................................. 40

E. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44

G. Validitas Data ........................................................................................ 46

H. Teknik Analisis ..................................................................................... 47

IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam ...................................................................................... 50

B. Keadaan Penduduk .............................................................................. 51

C. Keadaan Pertanian ............................................................................... 56

D. Keadaan Kehutanan dan lahan Kritis di Kecamatan Pracimantoro ...... 58

E. Keadaan Perekonomian ....................................................................... 61

V. PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI

HUTAN DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO ....... 63

VI. POLA KOMUNIKASI PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI

HUTAN DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN PRACIMANTORO ......... 71

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 128

B. Saran ................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 131

LAMPIRAN ............................................................................................. 135

Page 7: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri
Page 8: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007 51

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Pracimantoro 52

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Pracimantoro 54

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kecamatan Pracimantoro 55

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian 56

Tabel 6. Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Kecamatan Pracimantoro . 57

Tabel 7. Jumlah Produksi Komoditas Utama di Kecamatan Pracimantoro 58

Tabel 8. Luas Hutan Negara dan Hutan Rakyat di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007 59

Tabel 9. Luas Lahan Kritis di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007 60

Tabel 10. Keadaan Sarana Perekonomian di Kecamatan Pracimantoro 61

Tabel 11. Data pembuatan Hutan Rakyat Sistem Pot 63

Tabel 12. Data Pelaksanaan GERHAN Tahun 2003 Hingga Tahun 2007 70

Tabel 13. Unsur Komunikasi Massa dalam Pelaksanaan Kegiatan GERHAN 74

Tabel 14. Unsur Komunikasi Organisasi Formal Vertikal Dinas Hutbun 87

Tabel 15. Unsur Komunikasi Organisasi Formal Horisontal Dinas Hutbun 88

Tabel 16. Unsur Komunikasi Organisasi Informal Dinas Hutbun 90

Tabel 17. Unsur Komunikasi Organisasi Formal Vertikal Kelompok Tani 94

Page 9: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

Tabel 18. Unsur Komunikasi Organisasi Formal Horisontal Kelompok Tani 95

Tabel 19. Komunikasi Organisasi Informal Kelompok Tani dalam GERHAN di Kecamatan Pracimantoro 96

Tabel 20. Unsur Komunikasi Kelompok 103

Tabel 21. Unsur Komunikasi Kelompok di Dinas Hutbun 107

Tabel 22. Unsur Komunikasi Kelompok di Kelompok Tani 109

Tabel 23. Unsur Komunikasi Kelompok di dalam Masyarakat 114

Tabel 24. Unsur Komunikasi Interpersonal 116

Tabel 25. Efektifitas Pola Komunikasi dalam Gerhan di Kecamatan Pracimantoro 125

Tabel 26. Efektifitas Pola Komunikasi dalam Gerhan di Kecamatan Pracimantoro per Kegiatan 126

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir Pola Komunikasi dalam Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten wonogiri ............................................... 38

Gambar 2. Triangulasi Data ................................................................................................. 47 Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................................................... 48

Gambar 4. Bagan Model Komunikasi Massa dalam GERHAN di Kecamatan Pracimantoro ................................................................................... 73

Gambar 5. Bagan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri. ......................................................................................... 79

Gambar 6. Bagan Stuktur Organisasi Pelaksana Kegiatan GERHAN .................................. 84 Gambar 7. Bagan Struktur Organisasi kelompok Tani ........................................................ 93 Gambar 8. Model Struktur Jaringan Komunikasi Roda ....................................................... 98 Gambar 9. Model Komunikasi Kelompok Besar ................................................................... 104

Gambar 10. Pola Komunikasi dalam Pelaksanaan GERHAN di Pracimantoro Kabupaten Wonogiri ..................................................................... 127

Page 10: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri
Page 11: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Identitas Informan ......................................................................... 135

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ..................................................................... 136

Lampiran 3. Transkrip Wawancara ..................................................................... 142

Lampiran 4. Peta Kecamatan Pracimantoro ....................................................... 170

Lampiran 5. Dokumentasi ................................................................................... 171

Page 12: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

RINGKASAN

M Muflih Firmansyah. H0403048. “POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI”. Dibawah bimbingan D. Padmaningrum, SP, MSi dan Emi Widiyanti, SP, MSi.

Pengelolaan hutan dan lahan kritis yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi menyebabkan mundurnya kualitas lingkungan hidup. Bencana banjir, tanah longsor yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia merupakan dampak langsung dari pengelolaan hutan yang salah. Selain itu, sejak krisis moneter tahun 1997 hutan menjadi sumberdaya yang sangat potensial sebagai sumber devisa. Akan tetapi persoalannya adalah bagaimana mengembalikan hutan yang gundul direhabilitasi kembali sehingga kelak dapat menjadi sumber devisa yang sangat besar. Untuk itu perlu adanya usaha untuk merehabilitasi hutan serta lahan kritis untuk jangka panjang. Pada tahun 2003 pemerintah mencanangkan program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL / GERHAN).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimatoro Kabupaten Wonogiri. Untuk mengetahui pola komunikasi dalam pelaksanaan GERHAN serta untuk mengetahui efektifitas pola komunikasi yang dilakukan dalam Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, dipilih dengan pertimbangan bahwa selain termasuk daerah tangkapan hujan Waduk Gajah Mungkur, sudah diikutkan dalam Gerhan sejak tahun 2003 dan merupakan wilayah terluas yang diikutkan dalam program GERHAN. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode penentuan cuplikan menggunakan teknik criterion-base selection. Sumber data berasal dari informan, arsip dan dokumen. Validitas data ditentukan dengan cara triangulasi data, serta teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimantoro telah berlangsung sejak tahun 2003 dengan luasan total 1.675 hektar. Pola komunikasi yang digunakan meliputi pola komunikasi massa, pola komunikasi organisasi, pola komunikasi kelompok dan pola komunikasi interpersonal. Komunikasi massa digunakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam melakukan rillis kegiatan, pola komunikasi organisasi digunakan dalam menjalankan roda organisasi dinas maupun kelompok tani, pola komunikasi kelompok digunakan dalam bimbingan teknis dan sosialisasi dan pola komunikasi interpersonal digunakan pada seluruh tahapan kegiatan. Penggunaan pola komunikasi dipandang efektif,

Page 13: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

terlihat dari pesan yang disampaikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri sampai kepada petani. Petani mampu melaksanakan kegiatan pembuatan tanaman sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Page 14: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

SUMMARY

M Muflih Firmansyah. H0403048. " PATTERN OF COMMUNICATION IN THE

NATIONAL MOVEMENT OF FORESTRY AND LAND REHABILITATION PROGRAM IN PRACIMANTORO DISTRICT OF WONOGIRI REGENCY ". Under the guidance of D. Padmaningrum, SP, MSi and Emi Widiyanti, SP, MSi.

Management of forestry and critical land which doesn`t suit to the mean of conservation, cause the decline of the quality of environment. Floods and landslides which often occurred in several region of Indonesia constitute direct impact from wrong management of forestry exploitations. In addition, since monetary crisis in 1997s, forest becomes potential natural resources as huge income. For this purpose, it is necessary to hold effort s to rehabilitate forest and critical land for long term. On 2003 the government holds program of a national Movement for Forestry and Land Rehabilitation (GN-RHL/GERHAN).

This research aims to know the implementation of GERHAN in Pracimantoro district of Wonogiri regency. It aims to know the pattern of communication in the implementation of GERHAN, and also to study the effectiveness from the pattern of communication which is performed in national movement of forestry and land rehabilitation (GERHAN) in Pracimantoro district of Wonogiri regency.

The kind of this research is qualitative research. The location of the research is in Pracimantoro, Wonogiri regency which is selected with consideration that this region includes rain catchments of from Gajah Mungkur dam, it also has been involved in GERHAN program since 2003, and it is a widest area which is included in GERHAN program. The strategy used in this research is case study. The determination of cheating method uses a criterion-base selection technique. The source of data is derived from informers, archive, and documents. Validity of data is determined by the way of data triangulation, and analysis technique which is used, is interactive analysis technique.

The result of the research showed that the implementation of GERHAN in Pracimantoro regency have been lasting since 2003 with the width of the area 1.675 hectare. The patterns of the communication which is used, include mass communication pattern, organization communication pattern, group communication pattern, interpersonal communication pattern. Mass communication pattern is used by Forestry and Plantation service in doing release activity. Organization communication pattern is used in operating the wheel of organization of the agency and farmer group, in group communication pattern is used in technical guidance and socialization and interpersonal communication pattern is used in all of the stages of activities. The usage of communication pattern is considered effective, it is seen from the messages which is delivered by forestry and plantation agency of Wonogiri regency to the farmers. Farmers are able to carry out the activity of plant establishing according to the guidance which are given.

Page 15: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkurangnya lahan produktif serta luas hutan di Indonesia

secara umum menyebabkan berbagai masalah baik lingkungan hidup, sosial,

dan ekonomi. Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

(WALHI) Longgena Ginting mengatakan kerusakan hutan di Indonesia

mencapai 3,8 juta hektar setahun. Hal ini berarti dalam satu menit 7,2 hektar

hutan mengalami kerusakan. Dari tutupan hutan Indonesia seluas 130 juta

hektar, menurut World Reseach Institute 72 % hutan asli Indonesia telah

hilang yang berarti hutan Indonesia tinggal 28 %. Data Departemen

Kehutanan mengungkapan 30 juta hektar atau 25 % hutan di Indonesia telah

rusak parah. (Tempointeraktif, 2004).

Pengelolaan hutan dan lahan kritis yang tidak sesuai dengan kaidah

konservasi menyebabkan mundurnya kualitas lingkungan hidup. Bencana

banjir, tanah longsor yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia

merupakan dampak langsung dari pengelolaan hutan yang salah. Apabila hal

ini tidak dihadapi dengan serius maka bencana yang lebih besar telah siap

mengancam. Akar penyebab terjadinya bencana tersebut adalah karena

rusaknya lingkungan terutama di daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah

resapan yang juga merupakan daerah tangkapan hujan (catchment area).

Oleh karena itu upaya penanggulangan yang diperlukan adalah

mengembalikan kondisi daerah hulu kepada fungsinya sebagai daerah dapat

menahan limpasan air permukaan (run off) dan memperbaiki lingkungan fisik

dengan cara yang ramah lingkungan yaitu dengan rehabilitasi hutan dan

lahan.

Selain itu, sejak krisis moneter tahun 1997 hutan menjadi sumberdaya

yang sangat potensial sebagai sumber devisa. Akan tetapi persoalannya

adalah bagaimana mengembalikan hutan yang gundul direhabilitasi kembali

Page 16: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

2

sehingga kelak dapat menjadi sumber devisa yang sangat besar. Untuk itu

perlu adanya usaha untuk merehabilitasi hutan serta lahan kritis untuk jangka

panjang. Pada tahun 2003 pemerintah mencanangkan program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL / GERHAN) melalui Surat

Keputusan Bersama 3 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang

Politik dan Keamanan No: 09/KEP/MENKO/KESRA/III/2003, No:

KEP.16/M.EKON/03/2003, No: KEP.08/MENKO/POLKAM/III/2003 tentang Tim

Koordinasi Perbaikan Lingkungan melalui Rehabilitasi dan Reboisasi Nasional

(TKPLRRN), dengan sasaran 3 juta hektar selama 5 tahun (2003-2007).

Secara umum program GN-RHL/ GERHAN ini memiliki tujuan untuk

mengembalikan fungsi hutan yang telah rusak, menanggulangi bencana

banjir, tanah longsor, bencana kekeringan secara terpadu. Program ini

melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), akademisi, serta masyarakat petani. Ruang lingkup

kegiatan GERHAN meliputi perencanaan, pembuatan tanaman (reboisasi,

hutan rakyat, hutan kota, turus jalan, dan penghijauan lingkungan),

pengembangan model RHL (Rehabilitasi Hutan dan Lahan), pembuatan

bangunan konservasi tanah, pembinaan dan pengendalian.

Proses yang panjang membutuhkan pengawasan serta pengendalian

secara rutin agar program yang telah berjalan tidak akan berhenti di tengah

jalan. Maka dalam program GERHAN diperlukan evaluasi terhadap

pelaksanaan kegiatan. Evaluasi juga berfungsi sebagai alat kontrol

pemeliharaan hasil kegiatan GERHAN sendiri. Dengan adanya pemeliharaan

berarti terdapat usaha untuk mencapai tujuan utama program GERHAN,

dengan kata lain pemeliharaan berarti tidak mensia-siakan usaha yang

ditempuh masyarakat serta pemerintah untuk merehabilitasi hutan dan

lahan kritis.

Page 17: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

3

Tindak lanjut penanaman hutan rakyat dengan melakukan

pemeliharaan merupakan langkah yang harus dilaksanakan oleh semua pihak

yang terlibat dalam program GERHAN. Pihak-pihak yang terlibat memiliki

peran sendiri-sendiri. Peran optimal dapat dicapai bila masing-masing pihak

dapat memahami dan menjalankan fungsi masing-masing dalam program

GERHAN dengan baik. Pelaksanaan yang melibatkan banyak komponen,

termasuk berbagai organisasi menuntut komunikasi yang terjalin haruslah

efektif. Komunikasi tidak hanya menyangkut individu dengan individu tetapi

juga antara kelompok dengan individu maupun organisasi, sehingga

dimungkinkan banyak pola komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan

program. Pola komunikasi yang digunakan menentukan tersebarnya

informasi secara luas dan keefektifitasan dalam mempengaruhi perilaku

masyarakat sasaran.

Penelitian dengan judul Pola Komunikasi dalam Program Gerakan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) di Kecamatan Pracimantoro

Kabupaten Wonogiri dirasa perlu untuk dilakukan. Karena penelitian

mengkaji pola komunikasi yang terdapat dalam pelaksanaan program

tersebut, mengingat program GERHAN merupakan usaha untuk

merehabilitasi hutan dan lahan kritis yang ditujukan untuk kemakmuran

rakyat.

B. Rumusan Masalah

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) pada hakikatnya usaha

untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta konservasi tanah dan air.

Dimulai dengan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota untuk secara swakarsa dan

swadaya melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi

sumberdaya lahan yang dikelolanya.

Page 18: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

4

Pelaksanaan GERHAN di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2003 hingga

2007 sendiri meliputi seluruh kecamatan dengan luas total lahan 198.651 ha.

Dalam pelaksanaannya program GERHAN melibatkan pihak Pemerintah

melalui Dinas Pertanian Sub Lingkungan Hidup Kehutanan dan

Pertambangan, masyarakat petani sekitar hutan, organisasi kemasyarakatan,

maupun stakeholder yang lain. Pemerintah sebagi pembuat kebijakan

memberikan aturan-aturan pelaksanaan program GERHAN. Masyarakat

sebagai pelaku utama, organisasi kemasyarakatan sebagai pengawas

pelaksanaan kebijakan, dan stakeholders yang mendukung kegiatan. Untuk

Kabupaten Wonogiri, Kecamatan Pracimantoro merupakan wilayah terluas

yang dilibatkan dalam program GERHAN, yaitu seluas 1.700 ha.

Diperlukan koordinasi yang mantap serta komunikasi yang efektif di

antara pihak-pihak yang terkait dengan program GERHAN. Kebijakan yang

dibuat pemerintah harus dapat tersosialisasikan kepada masyarakat maupun

stakeholder yang terkait dan pemerintah harus mengetahui perkembangan

pelaksanaan program agar dapat segera ditindaklanjuti. Untuk mendapatkan

komunikasi yang efektif, diantara pihak yang terlibat menggunakan pola

komunikasi tertentu. Penggunaan pola komunikasi disesuaikan dengan

kondisi ataupun situasi dari proses komunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi menjadikan komunikasi sebagai salah

satu hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan program ini.

Keberhasilan suatu program yang melibatkan banyak pihak akan sangat

dipengaruhi oleh kelancaran jalannya komunikasi antar unit yang ada dalam

sistem tersebut. Adanya komunikasi berarti menyatukan arah tujuan yang

hendak akan dicapai bersama, komunikasi menyediakan alat-alat untuk

mengambil keputusan, melaksanakan keputusan, menerima umpan balik dan

mengoreksi tujuan.

Sehingga dari uraian tersebut dapat dibuat perumusan masalah sebagai

berikut :

Page 19: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

5

1. Bagaimanakah pelaksanaan program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan

Lahan di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan dalam pelaksanaan program

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Pracimantoro?

3. Bagaimana efektifitas pola komunikasi yang diterapkan dalam program

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Pracimantoro

Kabupaten Wonogiri?

Page 20: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, adapun tujuan-tujuan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pelaksanaan program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji pola komunikasi yang diterapkan dalam program Gerakan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten

Wonogiri.

3. Mengkaji efektifitas pola komunikasi yang diterapkan dalam program

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Pracimantoro

Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk belajar serta memperdalam

pemahaman tentang materi perkuliahan yang selama ini telah

disampaikan terutama yang berkaitan dengan program GERHAN, serta

untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah, diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan

bahan-bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang berkaitan

dengan program GERHAN.

3. Bagi peneliti lain, dapat dipergunakan sebagai pembanding dalam

menyusun penelitian sejenis.

Page 21: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

7

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hutan

Berdasarkan pasal 1 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1997 arti hutan

dirumuskan sebagai “suatu lapangan bertumbuhkan pohon-pohonan

yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati

beserta alam lingkungannya dan ditetapkan pemerintah sebagai hutan.”

(Tinjauan Pustaka.mht, 2001).

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun

1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumber daya hayati yang didominasi pepohonan dalam

persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan. Berdasarkan fungsinya hutan dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu :

a. Hutan Produksi, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan.

b. Hutan Lindung, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai sistem penyangga kehidupan, Mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara

kesuburan tanah.

c. Hutan Konservasi, yaitu kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang

mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan

dan satwa serta ekosistemnya.

Hutan merupakan asosiasi kehidupan baik tumbuh-tumbuhan

(flora) maupun binatang (fauna) dari yang sederhana sampai yang

bertingkat tinggi dengan luas sedemikian rupa serta memiliki kerapatan

tertentu dan menutupi areal, sehingga dapat membentuk iklim mikro

tertentu (Arief, 1994).

Page 22: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

8

Hutan sebagai sumberdaya alam memiliki potensi untuk

mencegah krisis pangan,energi dan lingkungan sekaligus meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hutan merupakan life support system

(penyangga kehidupan), karena selain kayu hutan masih menyimpan

banyak kekayaan, diantaranya air, jasa wisata, gondorukem, rotan,

damar, minyak atsiri serta hasil-hasil yang lain. Data perum perhutani

tahun 2007 menyebutkan bahwa hasil hutan bukan kayu baru

memeberikan kontribusi 25 % terhadap pendapatan total ( Nasution,

2008).

Menurut Widianto (2003) hutan merupakan sistem penggunaan

lahan yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia. Masuknya

kepentingan manusia secara terbatas misalnya pengambilan hasil hutan

untuk subsisten tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan

penduduk dan ekonomi yang semakin besar mengakibatkan pengambilan

hasil hutan semakin intensif (misalnya penebangan kayu) dan bahkan

penebangan hutan untuk penggunaan yang lain misalnya perladangan,

pertanian atau perkebunan. Gangguan terhadap hutan semakin besar

sehingga fungsi hutan juga berubah. Ditambahkan, bahwa hutan memiliki

beberapa fungsi bagi kehidupan manusia. Fungsi-fungsi tersebut antara

lain sebagai berikut :

a. Penghasil kayu bangunan (timber)

Di hutan tumbuh beraneka spesies pohon yang menghasilkan

kayu dengan berbagai ukuran dan kualitas yang dapat dipergunakan

untuk bahan bangunan (timber). Kayu bangunan yang dihasilkan

mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi.

b. Sumber Hasil Hutan Non-kayu (Non Timber Forest Product = NTFP)

Tingkat biodiversitas hutan alami sangat tinggi dan

memberikan banyak manfaat bagi manusia yang tinggal di sekeliling

hutan. Selain kayu bangunan, hutan juga menghasilkan beraneka

6

Page 23: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

9

hasil yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, sayuran dan

keperluan rumah tangga lainnya (misalnya rotan, bambu dsb).

c. Cadangan karbon (C)

Salah satu fungsi hutan yang penting adalah sebagai cadangan

karbon di alam karena C disimpan dalam bentuk biomasa

vegetasinya. Alih-guna lahan hutan mengakibatkan peningkatan

emisi CO2 di atmosfer yang berasal dari hasil pembakaran dan

peningkatan mineralisasi bahan organik tanah selama pembukaan

lahan serta berkurangnya vegetasi sebagai lubuk C (C- sink).

d. Habitat bagi fauna

Hutan merupakan habitat penting bagi beraneka fauna dan

flora. Konversi hutan menjadi bentuk-bentuk penggunaan lahan

lainnya akan menurunkan populasi fauna dan flora yang sensitif

sehingga tingkat keanekaragaman hayati atau biodiversitas

berkurang.

e. Filter

Kondisi tanah hutan umumnya remah dan memiliki kapasitas

infiltrasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya masukan bahan

organik ke dalam tanah yang terus menerus dari daun-daun, cabang

dan ranting yang berguguran sebagai seresah, dan dari akar tanaman

serta hewan tanah yang telah mati. Dengan meningkatnya infiltrasi

air tanah dan penyerapan air oleh tumbuhan hutan serta bentang

lahan alami dari hutan, maka terjadi pengurangan limpasan

permukaan, bahaya banjir, dan pencemaran air tanah. Jadi hutan

berperan sebagai filter (saringan) dan pada peran ini sangat

menentukan fungsi hidrologi hutan pada kawasan daerah aliran

sungai (DAS).

f. Sumber tambang dan mineral berharga lainnya

Page 24: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

10

Seringkali di bawah hutan terdapat berbagai bahan mineral

berharga yang merupakan bahan tambang yang bisa dimanfaatkan

untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Namun sayang,

pemanfaatan bahan tambang itu seringkali harus menyingkirkan

hutan yang ada di atasnya.

g. Lahan

Hutan menempati ruangan (space) di permukaan bumi, terdiri

dari komponenkomponen tanah, hidrologi, udara atau atmosfer,

iklim, dan sebagainya dinamakan ‘lahan’. Lahan sangat bermanfaat

bagi berbagai kepentingan manusia sehingga bisa memiliki nilai

ekonomi yang tinggi.

h. Hiburan

Manfaat hutan sebagai tempat hiburan ini jarang dibicarakan

karena sulit untuk dinilai dalam rupiah. Banyak hutan dipakai sebagai

ladang perburuan bagi orang yang memiliki hobi berburu. Hutan

dapat merupakan sumber pendapatan daerah dengan adanya eco-

tourism yang akhir-akhir ini cukup ramai memperoleh banyak

perhatian pengunjung baik domestik maupun manca negara

(Widianto, 2003).

Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan saat ini

penebangan hutan sering dilakukan dengan intensitas sangat tinggi

menyebabkan masa bera (masa pemulihan) menjadi lebih pendek

dan bahkan dialih-gunakan menjadi non hutan. Karena singkatnya

masa bera, kayu yang dihasilkan tidak layak sebagai bahan bangunan

tetapi hanya dapat dipakai sebagai kayu bakar yang nilai ekonominya

jauh lebih rendah. Masa bera yang singkat menyebabkan perubahan

iklim mikro sehingga banyak spesies sensitif asal hutan berkurang

populasinya dan akhirnya punah. Manfaat atau fungsi hutan bagi

Page 25: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

11

kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung ternyata

sangat banyak dan beragam. Hutan tidak sekedar sebagai sumber

kayu dan hasil hutan yang memberikan manfaat ekonomi, tetapi

menjadi habitat bagi fauna dan flora serta menjadi penyeimbang

lingkungan. Beralihnya sistem penggunaan lahan dari hutan alam

menjadi lahan pertanian, perkebunan atau hutan produksi atau

hutan tanaman industri mengakibatkan terjadinya perubahan jenis

dan komposisi spesies di lahan bersangkutan. Hal ini membawa

berbagai konsekuensi terhadap berbagai aspek biofisik, sosial dan

ekonomi (Widianto, 2003).

Pengelolaan hutan bukan hanya sekedar menetapkan hutan

sebagai perlindungan tanah iklim, sumberdaya air dan pemenuhan

kebutuhan kayu dan produk lainnya. Tetapi pengelolaan hutan harus

ditujukan untuk mendayagunakan semua lahan demi kepentingan

negara bahkan negara lain. Pemerintah melalui surat keputusan

Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.677/Kpts-II/1998

menyebutkan bahwa pengelolaan hutan kemasyarakatan diberikan

kepada masyarakat lokal untuk memanfaatkan sumberdaya hutan

sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki dalam jangka waktu tertentu (Arief, 1994).

Hutan sebagi sumber daya yang sangat potensial dengan

berbagai macam manfaatnya. Hutan juga sangat potensial dengan

kerusakan. Hutan memiliki daya tarik tersendiri bagi manusia.

Sehingga manusia secara besar-besaran mengeksplorasi hutan untuk

keperluan pembangunan. Seringkali dalam proses pemanfaatan

hutan manusia meninggalkan berbagai kerusakan yang justru akan

menurunkan fungsi hutan dan pada akhirnya akan memberikan

dampak negatif bagi manusia itu sendiri.

Page 26: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

12

Efek negatif dari pemanfaatan hutan yang tak terkendali

tersebut antara lain:

a. Efek rumah kaca dan global warming

Berkurangnya hutan dan meningkatnya pemakaian energi

fosil (akan menyebabkan kenaikan gas Co2 (karbon dioksida) di

atmosfer yang menyelebungi bumi. Gas ini makin lama akan semakin

banyak, yang akhirnya membentuk satu lapisan yang mempunyai

sifat seperti kaca yang mampu meneruskan pancaran sinar matahari

yang berupa energi cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak dapat

dilewati oleh pancaran energi panas dari permukaan bumi. Akibatnya

energi panas akan dipantulkan kembali ke permukaan bumi oleh

lapisan Co2 (karbon dioksida) tersebut, sehingga terjadi pemanasan di

permukaan bumi. Keadaan ini menimbulkan kenaikan suhu atau

perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung terus

maka suhu bumi akan semakin meningkat, sehingga gumpalan es di

kutub utara dan selatan akan mencair. Hal ini akhirnya akan

berakibat naiknya permukaan air laut, sehingga beberapa kota dan

wilayah di pinggir pantai akan terbenam air, sementara daerah yang

kering karena kenaikan suhu akan menjadi semakin kering (Edwards,

1991). Khaerul Tanjung (2006) menambahkan, lebih jauh lagi dari

efek tersebut dapat berdampak pada pergeseran musim terutama di

daerah tropik.

b. Kepunahan species

Hutan merupakan habitat penting bagi beraneka fauna dan

flora. Konversi hutan menjadi bentuk-bentuk penggunaan lahan

lainnya akan menurunkan populasi fauna dan flora yang sensitif

sehingga tingkat keanekaragaman hayati atau biodiversitas

berkurang (Widiyanto, 2003).

c. Erosi dan banjir

Page 27: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

13

Pembalakan hutan secara besar-besaran mengakibatkan

tumbuhnya rumput dan alang-alang. Jenis tanaman ini sangat kecil

sekali resistensinya dalam menahan air saat musim hujan. Dengan

kata lain akar tanaman tidak dapat menahan tanah yang jenuh

dengan air. Selain itu, penyebab yang lain adalah DAS (daerah aliran

sungai) yang berdaya dukung rendah, ditandai dengan perubahan

tata guna lahan dari daerah tangkapan hujan dengan koeffisien aliran

permukaan (koefisien run off rendah berubah menjadi tanah terbuka

dengan koeffisien run off tinggi (sebagian besar air hujan menjadi

aliran permukaan) (Arifin, 2008).

2. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN)

Program Gerakan Rehabilitasi Hutan (GERHAN) diselenggarakan

untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan

dan lahan dengan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai unit

pengelolaannya selain kegiatan vegetatif, program GERHAN juga

melakukan kegiatan sipil teknis seperti pembuatan dam penghambat,

saluran pelimpasan dan teras. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (GN-GERHAN) bertujuan melakukan upaya rehabilitasi hutan dan

lahan secara terpadu dan terencana dengan melibatkan semua instansi

pemerintah terkait, swasta dan masyarakat, agar kondisi lingkungan hulu

sungai kembali berfungsi sebagai daerah resapan air hujan yang baik.

Dengan demikian diharapkan bencana hidrometeorologi yaitu banjir,

tanah longsor dan kekeringan dapat dicegah atau paling tidak dapat

dikurangi (BPDAS-AGAMKUANTAN, 2007).

Program Gerakan Rehabilitasi Hutan (GERHAN) merupakan

bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan, yang ditempatkan pada

kerangka daerah aliran sungai. Rehabilitasi mengambil posisi untuk

mengisi kesenjangan ketika sistem perlindungan tidak dapat

mengimbangi hasil sitem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi

Page 28: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

14

deforestasi dan degredasi fungsi hutan dan lahan. Program Gerakan

Rehabilitasi Hutan (GERHAN) merupakan bagian dari sistem pengelolaan

hutan dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka daerah aliran sungai.

Rehabilitasi mengambil posisi untuk mengisi kesenjangan ketika sistem

perlindungan tidak dapat mengimbangi hasil sitem budidaya hutan dan

lahan, sehingga terjadi deforestasi dan degredasi fungsi hutan dan lahan

(Hidayat, 2003).

Penyelenggaran GERHAN terdiri dari unsur pemerintah, swasta

dan masyarakat yang harus diposisikan sesuai peranannya. Pemerintah

sebagai regulator, dinamisator, fasilitator dan supervisor kegiatan

GERHAN. Dunia usaha/swasta diperankan sebagai pembangunan/

pengembangan ekonomi dan pencipta lapangan kerja yang berbasis

GERHAN, sedangkan masyarakat sebagai inisiator, pelaku dan pengelola

kegiatan GERHAN termasuk pengamanan dan pemanfaatan hasilnya. Di

tingkat wilayah kerja GERHAN (dalam kawasan dan luar kawasan hutan)

yang berbasis pemberdayaan masyarakat, penyuluh lapangan

(kehutanan, pertanian, koperasi) serta tokoh masyarakat dijadikan

sebagai pendamping masyarakat untuk membangun dan menguatkan

kelembagaannya sebagai sarana membuat perencanaan dan pelaksanaan

pengawasan GERHAN (Hidayat, 2003).

Wilayah GERHAN didasarkan kepada wilayah DAS yang ditentukan

pada wilayah DAS prioritas. Pada wilayah DAS prioritas terpilih harus

ditetapkan tujuan melaksanakan GERHAN karena setiap DAS mempunyai

karakteristik tersendiri, kontribusi terhadap sektor lain serta memberikan

dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Wilayah DAS tersebut terbagi

menjadi wilayah administratif propinsi, kab/kota, dan wilayah kerja

GERHAN. Dalam pengelolaan wilayah DAS dikenal kelas kemampuan

lahan yang didasari oleh kajian-kajian teknis rehabilitasi lahan dan

konservasi tanah. Tujuan pokok GERHAN DAS yang dimaksud antara lain

Page 29: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

15

pengamanan umur teknis dan umur ekonomis waduk, pencegah longsor

dan banjir dalam rangka pengamanan jalur ekonomi dan investasi publik

di daerah hilir, penghambatan sedimentasi untuk mencegah

pendangkalan sungai dan mempertahankan kondisi tanah sebagai unsur

produksi yang berdampak pada pengembangan ekonomi wilayah

(Hidayat,2003).

Pola penyelenggaraan gerhan meliputi kawasan dalam hutan

negara dan luar hutan negara dilaksanakan dengan pendekatan pola

subsidi/biaya penuh, pola intensif dan pola Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Model.

Pola intensif dalam kawasan hutan negara terdiri dari kegiatan:

a. Reboisasi

b. Reboisasi pengkayaan

c. Rehabilitasi mangrove dan hutan pantai dalam kawasan hutan

Pola rehabilitasi hutan model dalam kawasan hutan negara terdiri dari :

a. Konservasi jenis tanaman langka / tanaman unggunkan setempat

dengan silvikultur intensif

b. Model pengembangan rehabilitasi hutan pola khusus (meranti)

c. Model rehabilitasi mangrove pola rumpun berjarak

d. Rehabilitasi hutan pada daerah tangkapan air (DTA) waduk dan danau

prioritas

Pola intensif di luar kawasan hutan negara meliputi :

a. pembuatan hutan rakyat

b. pengkayaan hutan rakyat

c. rehabilitasi mangrove dan hutan pantai

d. penghijauan lingkungan

Pola subsidi / biaya penuh dilaksanakan dengan memberikan bantuan

biaya untuk semua komponen kegiatan perancangan , pengadaan bahan

dan bibit, penanaman, pemeliharaan I dan II kepada masyarakat

Page 30: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

16

/kelompok tani pelaksana di daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan

yang berlaku meliputi:

a. pembuatan hutan rakyat pada daerah tertinggal

b. pengkayaan hutan rakyat pada daerah tertinggal

c. pembuatan hutan kota

d. penanaman turus jalan

e. pembuatan hutan rakyat pada DTA waduk dan danau prioritas

f. pembuatan green belt

Rehabilitasi lahan pola model meliputi:

a. hutan rakyat pola hibah (block grant)

b. model silvikultur intensif konservasi jenis tanaman langka/unggulan

setempat dengan silvikultur intensif

c. model rehabilitasi mangrove pola rumpun berjarak

d. model hutan rakyat sistem pot

e. model pembuatan tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK)

Bangunan konversi tanah/sipil teknis dilakukan di luar kawasan hutan

negara. Sasaran lokasi kegiatan adalah daerah yang memenuhi kriteria

teknis sesuai dengan kebutuhan upaya untuk melindungi,

mempertahankan dan meningkatkan daya dukung dan produktifitas

tanah dan air sebagai penyangga kehidupan.

Kebijakan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

merupakan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta perbaikan

lingkungan yang sifatnya terpadu, menyeluruh, bersama-sama dan

terkoordinasi dengan melibatkan semua stakeholders melalui suatu

perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi yang efektif

dan efisien. Strategi penyelenggaraan GERHAN adalah :

a. Memadukan kemampuan Pusat, mendayagunakan Pemerintah

Daerah, menggerakan peran serta masyarakat dan swasta dengan

kepeloporan TNI di lapangan.

Page 31: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

17

b. Diselaraskan dengan upaya penekanan laju kerusakan hutan dan

lahan.

c. Diprioritaskan pada hutan dan atau lahan kritis yang menimbulkan

daya rusak besar.

d. Diterapkan sistem monitoring dan evaluasi terbuka dan menerus

dengan menggunakan analisis citra satelit.

e. Dipilih jenis tanaman yang akrab dengan kehidupan masyarakat

setempat.

Dalam rangka meningkatkan keberhasilan GERHAN diperlukan

upaya yang terkoordinasi dalam menjaga, merehabilitasi dan menanam

kembali hutan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka pada tingkat

nasional dibentuk Tim Koordinasi Nasional beranggotakan lembaga

pemerintah Departemen /Non Departemen yang bersifat lintas sektor.

Tim Nasional Rehabilitasi dan Reboisasi Hutan bertugas:

a. Mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan langkah-langkah

pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi sertasosialisasi perbaikan

lingkungan melalui rehabilitasi dan reboisasi hutan.

b. Menyusun petunjuk teknis perbaikan lingungan melalui rehabilitasi

dan reboisasi hutan.

c. Menyelesaikan masalah-masalah dalam rangka perbaikan lingkungan

melalui rehabilitasi dan reboisasi hutan.

d. Mengkoordinasikan penyiapan dukungan anggaran baik untuk

pencegahan maupun penanaman (DEPHUT, 2007).

Untuk mewujudkan koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan

keselarasan kebijakan dan program di Provinsi untuk mendukung

penyelenggaraan GERHAN di daerah, maka dibentuk Tim Pengendali

GERHAN Provinsi yang beranggotakan instansi terkait, dibentuk dan

ditetapkan oleh Gubernur. Tugas Tim Pengendali GERHAN Provinsi adalah

melakukan koordinasi, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi serta

Page 32: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

18

melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur

(DEPHUT,2007).

Untuk mewujudkan koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan

keselarasan kebijakan dan program di Kabupaten/Kota untuk mendukung

pelaksanaan GERHAN, maka dibentuk Tim Pembina Gerhan

Kabupaten/Kota yang beranggotakan instansi atau dinas terkait yang

dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Tugas Tim Pembina

Gerhan Kabupaten/Kota adalah melaksanakan sosialisasi dan

penyebarluasan informasi, pembinaan dan bimbingan teknis terhadap

pelaksanaan kegiatan fisik lapangan, pengawasan dan pengendalian serta

melaporkan hasil tugasnya kepada Bupati/Walikota (DEPHUT, 2007).

Kelembagaan masyarakat merupakan modal dasar masyarakat

yang dapat mendorong individu anggota masyarakat bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama berdasarkan pranata sosial, yang diwujudkan

dalam bentuk pengakuan terhadap kepemilikan, batas-batas

kewenangan, perangkat aturan perwakilan dalam masyarakat. Lembaga

dimaksud meliputi kelompok tani, tokoh masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat (LSM), dan atau organisasi masyarakat (ormas) serta badan

usaha. Lembaga-lembaga tersebut diharapkan mendukung dan

berpartisipasi aktif dalam kegiatan gerhan. Pada tahun 2007 peran LSM

sebagai advisor pemberdayaan masyarakat yang ditempatkan pada satker

Dinas Kabupaten/Kota (DEPHUT, 2007).

3. Komunikasi

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah

komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya

communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Sarah Trenholm

dan Artur Jensen mendefinisikan komunikasi demikian : “a process by

which a source transmits a message to a receiver through some channel.”

Page 33: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

19

(komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentranmisikan pesan

kepada penerima melalui beragam saluran). Hoveland mendefinisikan

komunikasi demikian : “The process by which an individual (the

communicator) transmits stimuli (usually verbal symbol) to modify, the

behaviour of other individu.”. Komunikasi adalah proses individu

mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain

(Wiryanto, 2006).

Menurut Wilbur Schrarmm bahwa apabila kita sedang

berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu

kebersamaan (commonest) dengan seseorang, yaitu kita berusaha

berbagi informasi, ide atau sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan

kesamaan (commonest); kesepahaman antara sumber sumber (source)

dengan penerima (receiver-audience)-nya. Sebuah komunikasi akan

benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan

lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai

(Suprapto, 2006).

Joseph A. Devito mengemukakan komunikasi adalah transaksi.

Dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana

komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya

beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam

setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan

elemen lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah

independen, masing-masing komponen saling mengait dengan komponen

lain. Tidaklah mungkin antara sumber, pesan dan penerima berdiri

sendiri. Tidak mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak ada pesan

tanpa sumber dan bahkan tidak terjadi umpan-balik tanpa ada penerima

(Suprapto,2006).

Page 34: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

20

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, maka digunakan

model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena,

baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting

fenomena tersebut (Mulyana, 2007). Model pada dasarnya adalah

anologi yang mengabstrakkan dan memilih bagian dari keseluruhan,

unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan

model. Sejalan dengan itu model dimungkinkan dapat diobservasi

mengenai interaksi unsur vital bebas dari pencampuradukkan unsur yang

tidak penting (Rahmat, 1993). Model komunikasi dapat dikatakan

sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak. Fungsinya untuk

menerangkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan beragam

aspek dari suatu proses. Model adalah suatu cara untuk menunjukkan

sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya dan

hubungan antara unsur-unsur pendukungnya (Wiryanto, 2006).

4. Unsur komunikasi

Komunikasi antar manusia hanya terjadi jika ada seseorang

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya

komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan,

media, penerima, dan efek. Aristoteles menyebut bahwa suatu proses

komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukung, yaitu siapa yang

berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.

Sedangkan Claude E. Shannon dan Warren Weaver menyatakan bahwa

terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang

mendukungnya, yakni pengirim, transmiter, signal, penerima dan tujuan.

Kesimpulan ini didasarkan studi mengenai pengiriman pesan lewat radio

dan telepon. Secara lebih sederhana David K. Berlo memformulasikan

unsur komunikasi yang lebih sederhana dan biasa dikenal dengan nama

SMCR, yakni Source (pengirim), Message (pesan), Chanel (saluran-media),

dan Receiver (penerima) (Hafied, 2005).

Page 35: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

21

a. Sumber

Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa

inggrisnya disebut source, sender atau encoder. Dalam komunikasi antar

manusia, sumber bisa terdiri satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk

kelompok, misalnya organisasi (Hafied, 2005).

Vardiansyah mendefinisikan komunikator sebagai manusia berakal budi

yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya.

Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari : 1). Satu orang; 2). Banyak

orang dalam pengertian lebih dari satu orang (kelompok kecil, kelompok

besar/publik, organisasi) serta 3). Massa (Padmaningrum et al; 2005).

b. Pesan

Pesan yang dimaksudkan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau dengan menggunakan media komunikasi. Isinya dapat berupa

pengetahuan, informasi, hiburan, nasihat atau propaganda. Pesan juga sering

diterjemahkan dengan kata message, content atau information (Hafied, 2005).

c. Saluran Komunikasi dan Media

Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk

sampai kepada komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator dapat

sampai kekomunikannya, yaitu tanpa media (nonmediated communication yang

berlangsung face to face, tatap muka) atau dengan media (mediated

communication). Media yang dimaksud adalah media komunikasi. Media

merupakan bentuk jamak dari medium. Medium komunikasi diartikan sebagai

perantara yang senganja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya

agar sampai pada komunikan. Jadi, unsur utama dari media komunikasi adalah

pemilihan dan penggunaan alat perantara yang dilakukan komunikator secara

sengaja. Artinya, hal ini mengacu kepada pemilihan dan penggunaan teknologi

media komunikasi (Vardiansyah dalam Padmaningrum et al; 2005).

Page 36: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

22

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumber kepada penerima. Indera manusia dan saluran komunikasi seperti

telepon, surat, telegram digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.

Komunikasi massa, media adalah alat yang dapat digunakan untuk

menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana

setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarkan. Media dalam

komunikasi massa dibedakan menjadi dua macam, yakni media cetak dan

elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet,

spanduk, buletin, brosur, stiker serta bentuk-bentuk hasil cetakan lain.

Sedangkan media elektronik antara lain radio, film, televisi, video recording,

komputer, electronic board, audio dan semacamnya.selain itu kegiatan dan

tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa

juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah ibadah,

balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat (Hafied, 2005).

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh

sumber. Penerima bisa tediri dari satu atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,

partai atau negara. Komunikasi dipahami bahwa dalam prosesnya keberadaan

penerima adalah akibat karena adanya sumber, tidak ada penerima jika tidak ada

sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena itu

yang menjadi sasaran komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,

akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut

perubahan, apakah pada sumber, pesan ataukah pada saluran (Hafied, 2005).

e. Efek

Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator

dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat diukur dengan membandingkan

antara pengetahuan, sikap dan tingkah laku sebelum dan sesudah komunikan

menerima pesan. Karena efek adalah salah satu elemen komunikasi yang sudah

diinisiatifkan oleh komunikator. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri

Page 37: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

23

komunikan, antara lain: 1). Kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu) 2).

Afektif (sikap seseorang terbentuk) 3). Konatif (tingkah laku, yang membuat

seseorang bertindak melakukan sesuatu) (Hafied, 2005).

De Fleur dalam Hafied (2005) menyebutkan bahwa efek adalah

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima

sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada

pengetahuan, sikap dan tingkahlaku seseorang. Oleh karena itu efek dapat

diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap

dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

f. Umpan balik

Umpan balik adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari

penerima, akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain

seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai kepada penerima. Misalnya

sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat

yang digunakan untuk mengirim pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai

kepada tujuan, hal-hal tersebut yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh

sumber (Hafied, 2005).

g. Lingkungan

Lingkungan adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu

lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi

waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi

hanya bisa dilakukan kalau tidak terdapat rintangan fisik. Lingkungan

sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, politik yang bisa

menjadi kendala tejadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa,

kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah

pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Dimensi

waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan

Page 38: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

24

komunikasi. Banyak proses komuniksi tertunda karena pertimbangan

waktu, namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi

memiliki nilai (Hafied, 2005).

Komunikasi memiliki ruang lingkup yang luas sehingga setiap

komunikasi yang dilakukan pada saat yang berbeda pada tempat yang

berbeda pada lingkungan yang berbeda merupakan bentuk komunikasi

yang berbeda pula, hal ini terkait dengan konteks komunikasi. Konteks

komunikasi merupakan semua faktor di luar orang-orang yang

berkomunikasi, yang terdiri dari : (1). Aspek fisik meliputi: iklim, cuaca,

bentuk ruangan warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta

komunikasi, alat yang teredia untuk menyampaikan pesan; (2). Aspek

psikologis meliputi: sikap, prasangka, emosi para peserta komunikasi; (3).

Aspek sosial meliputi: norma kelompok, nilai sosial, karakteristik budaya;

(4). Aspek waktu berhubungan dengan kapan kita berbicara. Indikator

yang paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasar

konteksnya atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam

komunikasi. (Mulyana,2007).

5. Pola Komunikasi

Littlejohn (2002) mengungkapkan bahwasannya pola komunikasi

merupakan penggunaan berbagai bentuk komunikasi dengan variasi

tertentu. Bentuk yang dimaksud meliputi komunikasi interpersonal,

komunikasi grup, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.

Komunikasi interpersonal berhubungan dengan komunikasi antar

orang-orang, biasanya dengan face to face (bertatap muka), suasana

pribadi. Komunikasi kelompok relatif pada interaksi beberapa orang

dalam kelompok kecil dan biasanya dalam pengambilan keputusan.

Komunikasi organisasi terjadi dalam jaringan kerjasama yang luas dan

termasuk di dalamnya hampir seluruh aspek baik komunikasi

interpersonal maupun komunikasi grup/ kelompok. Komunikasi

Page 39: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

25

organisasi meliputi topik seperti struktur dan fungsi organisasi, hubungan

antar manusia, komunikasi dan proses mengorganisasi, dan budaya

organisasi. Komunikasi massa berhubungan dengan komunikasi publik.

Komunikasi interpersonal, grup/ kelompok, dan komunikasi organisasi

termasuk dalam proses komunikasi massa (Littlejohn, 2002).

a. Komunikasi antarpribadi (interpersonal)

Komunikasi antarpribadi (interpersonal) menurut Wiryanto (2006)

didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka

antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan

orang. Deddy Mulyana (2007) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal

adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara

verbal ataupun non verbal. Sehingga komunikasi antar pribadi merupakan

penyampaian pesan antara orang-orang dalam situasi tertentu baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan bahasa verbal maupun non verbal.

Dengan demikian komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempegaruhi

atau membujuk orang lain.

Gerald Miller dan M. Steinberg dalam Wiryanto (2006) mengatakan

bahwa komunikasi interpersonal adalah proses sesungguhnya dari penetrasi

social. Artinya bila komunikator meneruskan hubungan mereka, yakni jika

komunikator termotivasi untuk melakukan usaha melanjutkan hubungannya, dan

keterampilan antarpribadi mereka cukup memadai untuk memungkinkan

pertumbuhannya, maka hubungan itu akan mengalami perubahan secara

kualitatif. Ketika perubahan-perubahan itu menyertai pengembangan hubungan,

pertukaran-pertukaran komunikasi akan meningkatkan hubungan antarpribadi.

Dapat dikatakan informasi-informasi yang dimiliki digunakan secara bersama,

Page 40: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

26

sehingga komunikasi antarpribadi peranan yang cukup besar untuk mengubah

sikap.

Salah satu asumsi terbesar mengenai teori sistem komunikasi

interpersonal adalah hubungan antar individu. Hubungan antar individu

didefinisikan sebagai interaksi diantara partisipan. Hubungan antara partisipan

tersebut sangat mendalam. Sehingga untuk menjelaskan mengenai hubungan

interpersonal ini tidak dapat dipisahkan antara komunikator dengan komunikan.

Tidak dipandang sebagai individu tetapi pada interaksi diantara individu (Neuliep,

1997).

Liliweri mengungkapkan komunikasi antar pribadi memiliki fungsi-fungsi

sebagai berikut: (1). Manusia berkomunikasi untuk menemukan kebutuhan

biologis dan psikologis; (2). Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban

social; (3). Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal

balik; (4). Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan menjaga kulaitas diri

sendiri. Pengambilan keputusan meliputi penggunaan informasi dan pengaruh

yang kuat orang lain. Jika dikaitkan dengan komunikasi maka terdapat dua aspek

dari fungsi pengambilan keputusan yaitu manusia berkomunikasi untuk membagi

informasi dan manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain (Amanah,

2006).

Sedangkan De Vito menjelaskan bahwa efektivitas komunikasi

antarpribadi dengan menekankan lima kualitas yaitu keterbukaan, empati, sifat

mendukung, sifat positif dan kesetaraan. Keterbukaan mengacu sedikitnya tiga

aspek yaitu: komunikatir antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang

yang diajak berinteraksi; kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur

terhadap stimulus yang datang; dan kepemilikan perasaan dan pikiran sehingga

harus bertanggung jawab atas apa yang dilontarkan. Empati sebagai kemampuan

seseorang untuk mengetahui apa yang dialami orang lain pada suatu saat

tertentu (merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya). Komunikasi

yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung, tanpa suasana

Page 41: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

27

mendukung maka komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung. Sikap positif dalam komunikasi antarpribadi ada dua cara yakni

menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang menjadi teman

kita berinteraksi. Terakhir komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila

suasananya setara artinya harus ada pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama

bernilai dan berharga serta masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang

penting untuk disumbangkan (Amanah,2006).

b. Komunikasi kelompok

Deddy Mulyana (2007) mendefinisikan kelompok sebagai suatu

perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan), mengenal

satu sama lainnya, memandang merekasebagai sebagian dari kelompok tersebut,

meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Dengan demikian,

komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil

(small group communication), bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang

peserta dalam komunikasi kelompok masih dapat diidentifikasi dan ditanggapi

secara langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya

melibatkan juga komunikasi antarpribadi.

Komunikasi kelompok oleh banyak kalangan dinilai sebagai

pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Trenholm dan Jensen dalam

Wiryanto (2006) mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang

berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta

satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta komunikasi

berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga

bergabung dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan

berubah menjadi komunikasi kelompok kecil.

Komunikasi kelompok terbagi menjadi komunikasi kelompok kecil dan

komunikasi kelompok besar. Robert F. Bales dalam Effendi (2000)

mendefinisikan komunikasi kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat

Page 42: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

28

dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka

(face-to-face meeting) di mana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan

antara satu dengan yang lain yang cukup kentara, sehingga dia-baik pada saat

timbulnya pertanyaan maupun sesusahnya- dapat memberikan tanggapan

kepada masing-masing sebagai perseorangan. Sedangkan komunikasi kelompok

besar adalah kelompok komuikan yang jumlahnya banyak, dalam situasi

komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan

secara verbal misalnya: ceramah, pidato, tabligh akbar dan sebagainya.

Komunikasi kelompok timbul karena adanya kebutuhan individu-individu

untuk membandingkan pendapat, sikap, keyakinan dan kemampuan mereka

sendiri dengan orang lain. Menurut dorongan-dorongan yamg dirasakan

seseorang untuk berkomunikasi tentang suatu kejadian dengan anggota lain

dalam kelompok akan meningkat bila ia menyadari tidak setuju dengan suatu

kejadian, apabila kejadian itu semakin menjadi penting dan apabila sifat

keterikatan kelompok menjadi meningkat. Selain itu dorongan-dorongan untuk

mengadakan penyesuian untuk merubah posisi kita dalam struktur sosial

kelompok atau untukberpindah kelompok juga merupakan motivasi bagi kita

untuk berkomunikasi (Goldberg & Larson dalam Amanah, 2006).

Sesudah membuat keputusan, anggota kelompok akan berkomunikasi

satu sama lain untuk mendapat informasi yang menghasilkan pengertian yang

sesuai dengan hasil keputusan. Apabila keputusan kelompok berlawanan dengan

pendapat perorangan atau kepercayaan individu dari anggota kelompok, tingkah

laku komunikasi dari anggota tersebut mungkin akan mengarah kepada

percobaan untuk mengurangi ketidaksesuaian atau kesalahpahaman antara

pandangan umum dengan pandangan pribadi (Goldberg &Larson dalam Amanah,

2006).

De Vito menerangakan bahwa kelompok pemecah masalah merupakan

sekumpulan individu yang bertemu untuk memecahkan masalah atau untuk

mencapai suatu keputusan mengenai beberapa maslah tertentu. Tahapan dalam

Page 43: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

29

diskusi pemecahan masalah meliputi: (1). Identifikasi dan analisis masalah; (2).

Menyusun kriteria untuk mengevaluasi pemecahan masalah yang terdiri dari

kriteria praktis dan kriteria nilai; (3). Identifikasi pemecahan yang mungkin; (4).

Evaluasi pemecahan; (5). Memilih pemecahan terbaik; (6). Pengujian pemecahan

terbaik (Amanah, 2006).

Peran tugas kelompok merupakan peran yang mampu membuat

kelompok mampu memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan

kelompok. Peran membina dan mempertahankan kelompok merupakan fungsi

untuk mendukung agar hubungan interpersonal anggota dalam kelompok

berjalan efektif. Peran individual adalah peran yang menghambat kelompok

dalam mencapai tujuannya karena lebih berorientasi pada individu dari pada

kelompok. Sementara itu fungsi pemimpin antara lain: mengaktifkan interaksi

kelompok; mempertahankan interaksi efektif; menjaga para anggota berada

pada jalurnya; memastikan kepuasan anggota; merangsang evaluasi pernbaikan;

dan mdenyiapkan anggota untuk berinteraksi (De Vito dalam Amanah, 2006).

c. Komunikasi organisasi

Organisasi adalah sebuah kelompok individu-individu yang

diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat

beragam antara organisasi satu dengan organisasi lain. Selain jumlah individu,

tingkat struktur juga sangat beragam dari organisasi satu dengan organisasi yang

lain. Dalam struktur yang ketat, peran dan posisi setiap orang berada dalam

hierarki yang didefinisikan dengan jelas. Di dalam organisasi dengan struktur

yang longgar, peran bisa bergantian, dan status hierarki bisa juga kurang jelas

dan relatif kurang penting. Sehingga komunikasi organisasi dapat didefinisikan

sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam

kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,2006).

Selain bersifat formal dan informal, komunikasi organisasi juga

berlangsung dalam jaringan yang lebih besar, lebih besar dari komunikasi

Page 44: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

30

kelompok. Oleh karena itu organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari

kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi sering kali melibatkan komunikasi

diadik, komunikasi antarpribadi, dan ada kalanya juga komunikasi komunikasi

publik. Komunikasi formal ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi

horisontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur

organisasi (Mulyana, 2007).

Diantara sifat formal dan informal terdapat sifat non formal. Sutarto

(1991) menjelaskan sifat nonformal merupakan kegiatan penataan warta antara

pejabat dilakukan antara resmi dan tidak resmi. Artinya penyampaian warta atau

informasi bersifat resmi namun dalam penyampaiaannya dalam kondisi tidak

resmi. Komunikasi nonformal biasanya terdiri dari cara yang singkat dan baru,

cara yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan, dikembangkan dan

diprakarsai oleh anggota-anggota yang mengerti pekerjaan terbaik.

Karena organisasi merupakan kumpulan dari individu-individu yang

diorganisasikan, serta berada dalam hierarki yang ketat maka untuk

menyelesaikan tugas maupun untuk menuju pencapaian tujuan maka organisasi

perlu membuat sebuah jaringan komunikasi. Jaringan menurut Wiryanto (2006)

adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke

orang lain. Ditambahkan lagi bahwa jaringan komunikasi dapat dilihat dari dua

perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya

akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur

jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini merupakan system komunikasi

umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu

orang ke orang lain. Kedua, jaringan komunikasi dapat dipandang sebagai

struktur formal yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi

organisasi.

Josep A. De Vito (dalam Wiryanto, 2006) membagi struktur jaringan

komunikasi ke dalam lima struktur sebahgai berikut:

1. Struktur Lingkaran

Page 45: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

31

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota

posisinya sama,mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang

sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa

berkomunikasi dengan dua anggota lain yang terdekat.

2. Struktur Roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di

pusat. Pemimpi merupakan satu-satunya orang yang dapat

mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena

itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain,

maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.

3. Struktur Y

Struktur Y relative kurang tersentralisasi dibandingkan struktur

roda, tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan pola yang lainnya.

Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas, satu anggota

yang lain berperan sebagai pemimpin kedua (orang dari bawah).

Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua

orang lainnya. Komunikasi ketiga anggota lainnya hanya dengan

satu orang lainnya.

4. Struktur Rantai

Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran, akan tetapi

anggota yang di bagian ujung hanya dapat berkomunikasi dengan

satu orang saja. Keadaan terpusat juga terapat di sini. Yang berada

di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada

mereka yang berada di posisi lain.

5. Struktur Semua Saluran

Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama denga

struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama, dan

semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi

anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran,

Page 46: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

32

setiap anggota bisa berkomunikasi dengan yang lainnya. Pola ini

memungkinkan adanya partisipasi anggota secara maksimal.

d. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, internet),

biaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang

dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar di banyak

tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan

secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun

khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk

saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi lembaga,

karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi pribadi,

komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi oraganisasi

berlangsung juga dalam proses mempersiapkan pesan yang disampaikan media

massa (Mulyana, 2007). Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat (2005)

komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heteogen, dan anonym melalui media cetak

atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat.

Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan

(message), saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). Unsur

sumber terdiri dari lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan

fasilitas lembaga (institutionalized person). Yang dimaksud dengan

instutionallized (lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun

radio, stasiun televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Adapun yang

dimaksud dengan person adalah redaktur surat kabar. Prinsip kerja organisasi

tidak berbeda dengan komunikator individual. Organisasi juga bertindak sebagai

decoder, enterprenter, dan encoder. Dengan demikian organisasi memiliki ratio

output yang apa yang dapat dilakukan oleh komunikator perseorangan. Unsur

Page 47: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

33

pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat

besar sehingga dapat menjangkau audience yang sangat banyak (Wiryanto,

2006).

Unsur saluran dalam komunikasi massa menyangkut semua peralatan

mekanik untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran

tersebut pesa dikomunikasikan tida dapat menyebar secara luas, cepat dan

simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut ialah surat kabat,

majalah, radio, televisi, dan internet. Saluran yang dimaksud di sini bukanlah

aspek teknis media melainkan aspek psikologis sosialnya. Sebagai contoh adalah

kapasitas. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan

komunikasi, fungsi, dan peranannya dalam kehidupan sosial, psikologis

masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya. Unsur penerima menyangkut

sasaran-sasaran komunikasi massa. Sasaran-sasaran komunikasi massa ialah

orang-orang yang membaca surat kabar, mambaca majalah, orang yang

mendengarkan radio, menonton televisi, dan orang yang sedang browsing

internet. Mass audience (penerima) memiliki karakteristik-karakteristik large,

heterogen, dan anonim (Wiryanto, 2006).

Ukuran large biasanya menggunakan prinsip bahwa pihak komunikator

pada dasarnya tidak dapat mengadakan interaksi dengan audience secara tatap

muka. Karena audience tersebar dalam berbagai wilayah. Prinsip ini penting,

audience merupakan perorangan-perorangan yang tidak terikat oleh tempat

yang sama menyebar dalam berbagai wilayah, inilah yang dimaksud dengan

large. Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audience tertentu yang

eksklusif, melainkan untuk sasaran-sasaran yang menduduki berbagai posisi,

seperti orang-orang dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, pendidikan,

tempat tinggal. Dapat dikatakan bahwa heterogen adalah semua lapisan

masyarakat dengan berbagai keragamannya. Anonim berarti bahwa anggota dari

mass audience umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan

komunikatornya (vice versa). Anggota-anggota dari suatu mass audience dapat

Page 48: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

34

mengelompok berdasarkan kepentingan yang sama, minat yang sama, pendapat

yang sama, dan kesamaan lain yang berhubungan dengan jenis-jenis pesan

media yang diterima. Berdasarkan adanya pengelompokan tersebut,

komunikator dapat mengklasifikasikan mass audience ke dalam apa yang yang

dinamakan intended audience (khalayak yang dikehendaki) dan unintended

audience (khalayak yang tidak dikehendaki).

Unsur efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri

audience sebagai akibat dari terpaan pesan-pesan media. David Berlo

mengklasifikasikan efek atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu

perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Ketiga jenis

perubahan ini biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan

perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali

dengan perubahan pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak

(response audience) yang digunakan sebagai umpan balik (feed back). Umpan

balik menjadi sarana untuk mngetahui efek. Surat pembaca kepada redaksi surat

kabar atau telepon, e-mail, dan surat-surat yang dialamatkan kepada stasiun

radio dan televisi oleh para audience-nya merupakan bentuk tanggapan

khalayak. Hal ini berfungsi sebagai umpan balik bagi mass comunicator yang

bersangkutan (Wiryanto,2006).

Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil

dibandingkan dengan jumlah khalayak keseluruhan dan sering hal itu tidak

mewakili seluruh khalayak. Oleh sebab itu, pengetahuan mass communicator

atau mass audience adalah sangat terbatas. Selain itu, umpan balik yang dapat

diterima oleh organisasi komunikasi cenderung dibedakan berdasarkan

mekanisme umpan baliknya. Pada komunikasi massa, umpan balik cenderung

langka dan tertunda (delayed). Namun, dalam komunikasi antarpribadi umpan

balik cenderung mudah didapat dan dengan seketika (immediately). Efek pesan

media massa dapat mengubah kognitif, afektif, dan perilaku khalayak. Efek

kognitif dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah terpelihara di dalam

Page 49: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

35

masyarakat. Nilai tersebut terbentuk berdasarkan pengetahuan masyarakat yang

dimiliki sebelumnya. Proses afektif seseorang berhubungan dengan perasaan dan

emosi. Efek afektif labih banyak berhubungan dengan ketidakpekaan, ketakutan,

dan kegelisahan, moral, dan alienasi yang dialami individu. Adapun efek perilaku

berhubungan dengan hasil perluasan efek kognitif dan afektif. Ketiga efek

psikologis tersebut kemudian mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi informasi

di dalam masyarakat dan kadar perubahan stabilitas struktur masyarakat

(Wiryanto, 2006).

6. Efektifitas Komunikasi Pendekatan klasik dari Quintilian menganggap bahwa komunikasi

yang efektif merupakan gabungan antara keterampilan yang peroleh dan

karakter moral yang tinggi: “Orang baik akan berbicara dengan baik pula.”

Periode sejarah retorika yang kemudian merumuskan keefektifan,

umpamanya dalam arti, antara lain, keterampilan dalam penggunaan

bahasa secara artistic (retoric statistic) dan pengujian komunikasi secara

terampil (perode elokusi) (Ron Ladlow et al, 2000).

Komunikasi diharapkan mampu/dapat membawakan hasil

pertukaran informasi dan saling pengertian diantara orang-orang

sehingga ukuran komunikasi efektif adalah informasi yang disampaikan

dan hubungan yang dibangun. Keberhasilan dalam menyampaikan

informasi sangatlah ditentukan oleh sifat dan mutu informasi (Hardjana,

2000).

Proses komunikasi secara efektif dengan orang lain seringkali agak

sulit ketika keharmonisan persepsi, nilai-nilai, dan pengertian tidak

tercapai, komunikasi efektif akan gagal. Karena seringkali kita dalam

menafsirkan informasi lebih melihat atau mendengar apa yang kita

inginkan dari pada menghadapi fakta-fakta objektif. Penghalang terbesar

objektifitas adalah konsep diri, yakni apa yang kita ketahui dalam

hubungan kita dengan dunia dan orang lain, dan kita cenderung menolak

Page 50: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

36

informasi yang tampaknya mengancam konsep diri tersebut

(Hardjana,2000).

Pengaruh perbedaan status terjadi apabila salah seorang memiliki

status yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki dibandingkan dengan orang

lain. Permasalahan semantik (semantic problem) terjadi ketika orang

menggunakan kata yang sama dengan cara yang berbeda, atau kata yang

berbeda dengan cara yang sama. Penyimpangan persepsi (perseptual

distortion) dapat disebabkan oleh konsep atau pengenalan diri yang

buruk, atau pemahaman yang buruk terhadap orang lain (Hardjana,

2000).

Gangguan yang bersifat fisik (physical distortion) seringkali sangat

mengganggu: ruangan dengan sistem kedap suara yang buruk, sistem

penerangan yang kurang memadai sehingga mengganggu penglihatan

sangat mengganggu proses komunikasi. Gangguan fisik dapat dihindarkan

dengan memilih tempat yang memilki suasana yang kondusif untuk

melakukan proses komunikasi (Hardjana, 2000).

Komunikasi satu arah memungkinkan tiadanya umpan balik (no

feedback). Meskipun komunikasi satu arah lebih cepat. Dalam situasi

rumit, komunikasi dua arah dapat menolong pengirim maupun penerima

untuk mengukur tingkat pemahan orang-orang yang berkomunikasi dan

juga memperbaiki komitmen dalam saling memahami. Komunikasi dua

arah memampukan untuk menyingkapkan kesalahpahaman diantara

komunikan dan komunikator kemudian memperbaikinya, sehingga

membawa kepada mutu penerimaan dan penyambutan yang lebih baik.

Keyakinan, nilai-nilai, dan kerangka referensi pribadi mempengaruhi

cara-cara seseorang mengirim dan menerima pesan. Hal-hal tersebut

membentuk 4 saluran komunikasi berbeda-beda. Kriteria yang digunakan

untuk efektifitas komunikasi adalah siapa penerima atau pemakai

(receiver or user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media

Page 51: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

37

komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (Hardjana,

2000).

Penggunaan saluran dalam berkomunikasi memiliki pengaruh

terhadap efektifitas komunikasi. Menurut Dahle dalam Tubbs (1996)

menunjukkan bahwa urutan saluran menurut tingkat keefektifannya (dari

tinggi ke rendah) adalah sebagai berikut: (a). Kombinasi tulisan dan lisan;

(b). Lisan; (c)Tulisan; (d). Papan pengumuman; (e). Selentingan atau

sindiran

B. Kerangka Teoritis

Program GERHAN adalah suatu kegiatan terkoordinasi yang

mendayagunakan segenap kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam

merehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

Pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan1,

sedangkan masyarakat adalah segenap masyarakat pada wilayah DAS, lebih

khusus lagi masyarakat petani yang lahannya termasuk di dalam wilayah DAS.

Komunikasi menghubungkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Wonogiri dengan masyarakat petani Kecamatan Pracimantoro.

Pemerintah memberikan informasi GERHAN kepada petani sekaligus

memerlukan informasi mengenai hasil penanaman sebagai bahan evaluasi

guna merumuskan kebijakan selanjutnya, lebih jauh lagi untuk mencapai

tujuan program GERHAN. Petani membutuhkan informasi tentang program

GERHAN, tentang teknik membuat tanaman, teknik memupuk dan cara-cara

pemeliharaan. Oleh karenanya diperlukan sebuah komunikasi yang efektif

agar informasi tersebut dapat diterima secara utuh dan dapat dilaksanakan.

Komunikasi yang terjadi dimungkinkan dalam berbagai pola komunikasi yang

berbeda-beda.

1 Mulai bulan Januari tahun 2009 Dinas Kehutanan dan Perkebunan dipisahkan dari Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan (LHKP).

Page 52: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

38

Hubungan komunikasi yang terbentuk antara Dinas Kehutanan dan

Perkebunan dengan kelompok tani maupun komunikasi internal keduanya

merupakan kejadian komunikasi atau peristiwa komunikasi. Dari peristiwa

komunikasi yang terjadi maka dapat diketahui bentuk-bentuk komunikasi

yang digunakan, sehingga pola komunikasi yang digunakan dapat diketahui.

Pola komunikasi meliputi berbagai bentuk komunikasi, antara lain

komunikasi personal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi,

komunikasi publik, dan komunikasi massa. Komunikasi personal atau

komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Komunikasi

kelompok adalah komunikasi yang terjadi diantara sekelompok orang, yang

berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan sebagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu

organisasi. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui

media massa.

Setiap bentuk komunikasi memiliki karakteristik yang saling

membedakan dengan bentuk komunikasi yang lain. Selain dari konteks

komunikasi juga dapat dilihat dari unsur yang membentuk proses komunikasi

tersebut. Unsur komunikasi merupakan bagian dasar yang menyusun suatu

bentuk komunikasi. Komunikasi tidak dapat berlangsung apabila tidak

terdapat unsur-unsur yang menyusun proses komunikasi. Secara sederhana

Berlo memformulasikan unsur komunikasi SMCR yaitu source (sumber),

message (pesan), chanel (saluran), dan receiver (penerima). Dari unsur-unsur

ini dapat diketahui bentuk atau pola komunikasi yang digunakan pemerintah

maupun masyarakat dalam menjalankan kegiatan-kegiatan program

GERHAN.

Page 53: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

39

Efektifitas komunikasi berarti sejauh mana komunikator mampu

berorientasi kepada komunikannya. Berorientasi artinya melihat dan

memahami tingkat akal budi (decoder dan interpretation) berikut peralatan

jasmaniah (receiver) yang dimiliki komunikan terkait dengan pemilihan

bentuk pesan, termasuk pula penentuan saluran/media yang harus dipilih

komunikator.

Efektifitas pola komunikasi massa dipengaruhi oleh sumber

(komunikator), pesan, saluran komunikasi massa, penerima, serta efek

komunikasi massa. Efektifitas pola komunikasi organisasi dipengarui oleh

struktur jaringan komunikasi dan arus komunikasi dalam komunikasi dalam

organisasi. Efektifitas pola komunikasi kelompok dipengaruhi oleh faktor

situasional (karakteristik kelompok) dan faktor interpersonal (karakteristik

anggota kelompok). Faktor situasional meliputi ukuran kelompok, jaringan

komunikasi, kohesi kelompok, dan kepemimpinan. Faktor interpersonal

meliputi kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan peranan anggota

kelompok. Efektifitas pola komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh

persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan

interpersonal. Untuk mengetahui efektifitas pola komunikasi dalam

penelitian ini, peneliti mencari kesesuaian antara tujuan komunikasi dengan

hasil komunikasi, apabila hasil komunikasi telah sesuai dengan tujuan

komunikasi, maka pola komunikasi yang dilaksanakan dikatakan efektif, dan

sebaliknya bila komunikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan tujuan maka

penggunaan pola komunikasi tidak efektif

Page 54: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

40

Keterangan: ------ : Tidak diteliti

Gambar.1 Kerangka Berfikir Pola Komunikasi Dalam Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) Di

Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.

Konteks Komunikasi: Aspek Psikologis Aspek Fisik Aspek Sosial Aspek Waktu

PROGRAM GERHAN

Efektivitas Komunikasi

Dinas Kehutanan dan Perkebunan BPDAS Kelompok Tani

POLA KOMUNIKASI : 1. Komunikasi Massa 2. Komunikasi Organisasi 3. Komunikasi Kelompok 4. Komunikasi Interpersonal

LSM

Tercapainya Tujuan GERHAN

Page 55: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif. Menurut

Nawawi dan Mimi (1996) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

atau memiliki karakteristik, datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak diubah dalam bentuk simbol-

simbol atau bilangan. Penelitian kualitatif pada dasarnya berarti rangkaian

kegiatan atau proses mengungkapkan rahasia sesuatu yang belum diketahui,

dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematik, terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini peneliti menekankan

catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam yang

menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pedekatan ini diarahkan

pada latar dan individu tersebut secara holistik. Sehingga, dalam hal ini tidak

boleh mengisolasikan individuatau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,

tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moleong,

2001). Deskripsi meliputi potret subjek, rekonstruksi dialog, deskripsi keadaan

fisik, struktur tentang tempat, dan barang-barang lain yang ada disekitarnya

serta catatan tentang berbagai hal khusus (Sutopo, 2002).

B. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi dalam penelitian ini diambil secara sengaja (Purposive)

yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian (Surakhmad, 1994). Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah

39

Page 56: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

40

Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Dengan pertimbangan wilayah

ini sesuai dengan karakteristik penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Wilayah Kecamatan Pracimantoro merupakan daerah tangkapan hujan dari

Sungai Bengawan Solo, yang mana konservasi daerah ini sangatlah penting

bagi kehidupan masyarakat di daerah sekitar sungai.

2. Kecamatan Pracimantoro telah mengikuti program GERHAN sejak tahun

2003.

3. Kecamatan Pracimantoro merupakan kecamatan yang memiliki luas lahan

yang diikutkan dalam program GERHAN paling luas di kabupaten Wonogiri,

yaitu 1.675 ha (Data BP DAS Bengawan Solo, 2008).

C. Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case

study). Menurut Sutopo (2002) dalam penelitian kualitatif studi kasusnya

mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret

kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan

studinya.

Dalam penelitian ini, dicari fakta-fakta yang berkaitan pola komunikasi

yang digunakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Kelompok Tani dalam

program GERHAN. Pola komunikasi yang digunakan sangat erat kaitannya

dengan tersebarkannya informasi-informasi dengan efektif, yang tentu saja

merupakan tujuan dari komunikasi itu sendiri.

D. Metode Penentuan Cuplikan (sampling)

Peneliti memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga

kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan

kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton dalam Sutopo, 2006).

Cuplikan semacam ini lebih cenderung sebagai internal sampling (Bogdan &

Page 57: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

41

Biklen dalam Sutopo, 2006) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa

diambil begitu peneliti mempunyai suatu pikiran umum yang muncul mengenai

apa yang sedang dipelajari, dengan siapa ia akan berbicara, dan juga berapa

jumlah serta macam dokumen yang perlu ditelaah. Sehingga penentuan informan

untuk pihak Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan (LHKP) dan

Kelompok Tani dilakukan dengan teknik criterion-base selection karena peneliti

sudah mengetahui siapa yang akan dijadikan responden (Goetz & LeCompte

dalam Sutopo, 2006).

Penelitian ini terdapat 3 narasumber, terbagi menjadi: (1) pihak Dinas

Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun), karena pelaksana teknis GERHAN di

tingkat daerah adalah pemerintah Kabupaten/Kota. Adapun yang bersangkutan

adalah Kepala Tim Pelaksana GERHAN Kabupaten Wonogiri. (2) Di tingkat

Kecamatan informan berasal dari Petugas Kehutanan Lapang (PKL) Kecamatan

Pracimantoro (3) Kelompok Tani di Kecamatan Pracimantoro yang terlibat dalam

kegiatan GERHAN.

E. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2004), sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

1. Jenis data

a. Data utama

Untuk mendapatkan informasi lisan maupun tertulis mengenai

pelaksanaan program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di

Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri maka peneliti memerlukan

informasi-informasi yang berasal dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan

(Hutbun), Petugas Kehutanan Lapang (PKL) Kecamatan Pracimantoro

dan Kelompok Tani yang terlibat kegiatan program GERHAN. Data

Page 58: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

42

utama berupa informasi yang digali dari informan yang berupa transkrip

rekaman hasil wawancara.

b. Data pendukung

Untuk melengkapi data utama, maka diperlukan data pendukung

untuk memperkuat informasi yang telah didapatkan. Data pendukung

berupa buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan GERHAN, buku

petunjuk teknis palaksanaan GERHAN, buku laporan tahunan

pelaksanaan GERHAN, buku petunjuk operasional dan rencana

operasional kegiatan GERHAN, buku dokumentasi kegiatan GERHAN

Kabupaten Wonogiri, buku laporan bimbingan teknis GERHAN, buku

laporan bimbingan kelembagaan GERHAN, hasil catatan dari Petugas

Kehutanan Lapang (PKL), Notulensi Kegiatan Kelompok tani, gambar

atau foto kegiatan penyuluhan maupun kegiatan teknis pembuatan,

pemeliharaan tanaman GERHAN.

2. Sumber data

a. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi informan harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Informan

berkewajiban menjadi tim penelitian walaupun hanya bersifat informal.

Syarat yang digunakan untuk memilih informan antara lain, jujur, taat

pada janji, patuh terhadap peraturan, suka berbicara, tidak termasuk

anggota tim yang menentang penelitian (Moleong, 2004).

Penelitian ini menggunakan informan dari instansi/pihak yang

dilibatkan dalam program GERHAN di wilayah Kecamatan Pacimantoro.

Antara lain :

Page 59: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

43

1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) yang berperan sebagai

fasilitator dalam pelaksanaan program GERHAN yaitu Kepala Bidang

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Drs Agus Tri Harimulyanto)

2) Petugas Kehutanan Lapang (PKL) Kecamatan Pracimantoro ( Bapak

Sutarso, SP dan Bapak Mulyono,SP)

3) Pengurus kelompok tani di Kecamatan Pracimantoro yang terlibat

dalam kegiatan GERHAN dari tahun 2003 hingga tahun 2007.

b. Arsip dan dokumen

Pelaksanaan program GERHAN telah dilakukan mulai tahun 2003.

Sehingga untuk mendapatkan informasi-informasi tentang program

GERHAN perlu dilakukan penggalian informasi dari dokumen maupun

arsip yang ada.

Arsip dan dokumen merupakan bahan tertulis yang bersangkutan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen merupakan

rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang

berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Dokumen dapat

disebut arsip jika merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal

dan terencana dalam organisasi. Dalam mengkaji dokumen, peneliti

mencatat apa yang tertulis, menggali dan menangkap maknanya yang

tersirat dari dokumen tersebut. Oleh karena itu dokumen dan arsip bukan

hanya menjadi sumber data yang penting bagi penelitian kesejarahan,

tetapi juga dalam penelitian kualitatif pada umumnya (Sutopo, 2006).

Dokumen atau arsip yang digunakan berupa buku pedoman

pelaksanaan GERHAN di Wonogiri, baik petunjuk pelaksanaan maupun

petunjuk teknis, buku petunjuk operasional dan rencana operasional

GERHAN, buku dokumentasi kegiatan GERHAN Kabupaten Wonogiri,

catatan-catatan dari pertemuan-pertemuan antara petugas Dinas

Kehutanan dan Perkebunan, PKL dengan masyarakat kelompok tani dan

Page 60: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

44

notulensi kelompok tani. Selain itu digunakan juga laporan-laporan

kegiatan GERHAN yang telah dilaksanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

wawancara, metode observasi, dan mencatat dokumen atau arsip (content

analysis).

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diberikan (Moleong, 2007).

Untuk menggali informasi, penelitian ini menggunakan wawancara

mendalam (indepth interview), karena dibutuhkan informasi yang detail dan

lengkap mengenai pelaksanaan program GERHAN. Menurut Bungin (2003)

teknik wawancara secara mendalam/indepth interview merupakan cara

penggalian data yang efektif dengan mengungkap apa yang tersembunyi

disanubari seseorang, apakah itu masa lampau, masa kini, maupun masa

depan.

Agar wawancara dapat terfokus, maka peneliti menyiapkan pedoman

wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada

informan. Peneliti juga menyiapkan alat rekam serta alat tulis sehingga hasil

wawancara terdokumentasikan, yang nantinya akan dibutuhkan untuk

mereview hasil wawancara.

2. Mencatat dokumen atau arsip (content analysis)

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering

memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran

Page 61: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

45

kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di

massa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa massa kini

yang sedang diteliti. Sumber data yang berupa arsip dan dokumen biasanya

merupakan sumber data pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk

mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti (Sutopo,

2006).

Menurut Yin dalam Sutopo (2006) teknik mencatat dokumen ini

disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Dalam melakukan teknik

ini perlu disadari bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang

tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang

tersirat. Oleh karena itu dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen

tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bisa bersikap kritis dan teliti.

Sumber data jenis ini sangat bermanfaat bagi peneliti, terutama bila ingin

memahami latar belakang suatu peristiwa. Dengan pemahaman latar belakang

tersebut peneliti akan lebih mudah memahami proses mengapa suatu peristiwa

bisa terjadi dan di dalam pencatatan data peneliti juga memperkuat dengan

alat perekam.

Adapaun dokumen maupun arsip yang digunakan dalam penelitian ini

adalah buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan GERHAN, buku petunjuk

teknis palaksanaan GERHAN, buku laporan tahunan pelaksanaan GERHAN,

buku petunjuk operasional dan rencana operasional kegiatan GERHAN, buku

dokumentasi kegiatan GERHAN Kabupaten Wonogiri, buku laporan

bimbingan teknis GERHAN, buku laporan bimbingan kelembagaan

GERHAN.

Dokumen-dokumen maupun arsip tersebut menjadi sumber informasi

yang mendukung pencarian informasi peneliti. Informasi yang ditemukan

dalam penggalian informasi melalui wawancara secara langsung sulit untuk

Page 62: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

46

diterjemahkan peneliti sehingga dengan adanya contain analisys dari dokumn-

dokumen tersebut, informasi menjadi lebih jelas dapat dipercaya

kebenarannya. Dari dokumen-dokumen tersebut peneliti dapat

mengembangan pertanyaan maupun pokok pikiran dari penelitian.

G. Validitas Data

Penelitian ini akan menghasilkan data-data dan informasi yang

dikumpulkan dari hasil pengalian di lapang. Semua data dan informasi tersebut

harus mantap kebenarannya, sehingga peneliti perlu memilih cara yang tepat

untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Iqbal (2004)

mendefinisikan validitas sebagai kesucian alat ukur dengan apa yang hendak di

ukur, artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan

untuk mengukur hal atau subjek yang ingin diukur. Senada, Nasution (1988)

mengungkapkan bahwa validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh

peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan

apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang

sebenarnya ada atau terjadi.

Pada umumnya dikenal dua standart validitas yaitu validitas internal dan

eksternal. Validitas internal mempertanyakan sampai seberapa jauh suatu alat

ukur berhasil mencerminkan obyek yang akan diukur pada suatu setting

tertentu. Sementara itu validitas eksternal lebih terkait dengan keberhasilan

suatu alat ukur untuk diaplikasikan pada setting yang berbeda, artinya alat ukur

yang cukup valid mengukur obyek pada suatu setting tertentu, apakah valid

untuk mengukur obyek yang sama pada setting yang lain (Bungin, 2003). Suatu

instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Ronny, 2003).

Page 63: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

47

Sutopo (2002) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif validitas data

penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut antara lain

beberapa macam teknik trianggulasi dan reviu informan kunci. Triangulasi

merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomologi yang bersifat

multiperspektif yaitu menarik simpulan yang mantap tidak hanya menggunakan

satu cara pandang. Patton dalam Sutopo (2002) menyebutkan terdapat 4 macam

teknik triangulasi, yaitu (1) Triangulasi data (2) Triangulasi peneliti (3) Triangulasi

metodologi (4) Triangulasi teoritis.

Sedangkan review informan kunci yaitu pada waktu peneliti sudah

mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya,

walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan

yang telah disusunnya perlu dikomunikasikan dengan informannya, khususnya

yang dipandang sebagai informan pokok (key informan). Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau

deskripsi sajian yang bisa disetujui oleh mereka (Sutopo, 2006).

Peneliti menggunakan teknik trianggulasi data dan review informan. Agar

dapat dibuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan

kenyataan.

Informan

Informan

Informan

Wawancara

Content Analysis

Dokumen/Arsip Data

Observasi Aktivitas

Page 64: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

48

Gambar 2. Triangulasi Data

H. Teknik Analisis

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data (Moleong, 2007).

Untuk mengorganisasikan serta mengurutkan data maka diperlukan sebuah model

analisis. Peneliti menggunakan model analisis interaktif dimana di dalamnya

terdapat tiga komponen utama analisis kualitatif. Antara lain reduksi data, sajian

data dan penarikan kesimpulan. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses

analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis.

Gambar 3. Model analisis Interaktif

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa proses analisis dengan tiga

komponen yang ada saling menjalin dan dilakukan secara terus menerus dalam

proses pelaksanaan pengumpulan data. Selain itu tiga komponen tersebut

aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi baik antara komponennya

maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus

(Sutopo, 2006).

1. Reduksi Data

Pengumpulan data

Reduksi data

Sajian data

Penarikan kesimpulan / verifikasi

Page 65: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

49

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan

dan abstraksi data dari catatan lapang. Reduksi data dilakukan dengan

membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam

menyusun ringkasan peneliti membuat coding, memusatkan tema,

menentukan batas-batas permasalahan dengan menulis memo. Pada

dasarnya reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan (Sutopo, 2002).

2. Sajian Data

Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan dapat dilakukan. Sajian data ini

merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis,

sehingga bila di baca, akan mudah dipahami yang mengacu pada rumusan

masalah yang telah dibuat sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi

yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk

menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Selain data

dalam bentuk kalimat dalam sajian data ini juga dapat meliputi berbagai

matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai

pendukung narasi. Semuanya dirancang guna merakit informasi secara

teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuk yang

lebih kompak (Sutopo, 2002).

3. Penarikan simpulan / Verifikasi

Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai

pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan

catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, metode pencarian ulang

Page 66: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

50

yang digunakan, kecakapan peneliti dan tuntutan-tuntutan pemberi dana,

tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal,

sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara

induktif” (Miles dan Huberman, 1992). Pada waktu pengumpulan data sudah

berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan

verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi atau sajian

datanya. Bilamana kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya

rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti akan

mengulangi kembali pengumpulan data yang terfokus untuk mencari

pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data (Sutopo,

2002).

Page 67: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Kondisi Geografi dan Topografi

Wilayah Kecamatan Pracimantoro termasuk dalam wilayah

Kabupaten Wonogiri yang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa

Tengah. Jarak dengan Ibukota Kabupaten sejauh 35 km, terletak pada

ketinggian 253 mdpl dan merupakan daerah bukit lipatan batuan kapur

dengan struktur tanah yang didominasi oleh asosiasi Litosal Mediteran Coklat

Masam. Sedangkan letak astronomis Kecamatan Pracimantoro berada pada

koordinat 7o.35’ – 8o.15’ LS dan 110o.41’ – 111o.81’ LU. Memiliki curah hujan

sebesar 1.289 mm/tahun dan dalam setahun memiliki jumlah hari hujan

sebanyak 79 hari.

Berdasarkan letak geografis Kecamatan Pracimantoro memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Eromoko

Sebelah Selatan : Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelah Barat : Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelah Timur : Kecamatan Giritontro

Berdasarkan topografi dataran sampai pegunungan wilayah

Kecamatan Pracimantoro memiliki titik elevasi terendah 146 mdpl hingga

menjulang pada elevasi 253 mdpl. Perbedaan elevasi yang sangat tinggi

menyebabkan wilayah Kecamatan Pracimantoro rawan erosi. Kecamatan

Pracimantoro memiliki luas wilayah 1.421.430 Ha yang terbagi menjadi 18

desa 169 dusun, 194 RW, 410 RT. Terdiri dari tanah sawah seluas 961,50 ha;

tanah tegalan seluas 10.509,76 ha; bangunan dan pekarangan seluas

1.896,65 ha; hutan negara seluas 396 ha; dan lain-lain seluas 450 ha.

Page 68: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

51

B. Keadaan Penduduk

1. Kepadatan Penduduk

Tabel 1. Luas, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007

No Desa Luas (Km2) Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan (jiwa/Km2)

1. Sumberagung 11.08 3.194 288 2. Petirsari 6.18 2.265 367 3. Joho 11,55 4.830 418 4. Gambirmanis 13,78 5.715 415 5. Watangrejo 9,48 3.581 378 6. Suci 9,53 5.981 627 7. Jimbar 4,71 2.986 634 8. Sambiroto 6,08 3.910 644 9. Pracimantoro 7,49 7.360 982

10. Gedong 8,92 4.636 520 11. Gebangharjo 7,20 2.514 349 12. Sedayu 5,71 4.705 824 13. Banaran 7,18 2.567 357 14. Trukan 4,51 3.374 749 15. Tubokarto 7,02 3.711 528 16. Lebak 4,84 2.734 565 17. Glinggang 7,21 2.684 372 18. Wonodadi 9,66 2.909 301

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Pracimantoro tertinggi

terdapat di Desa Pracimantoro sebesar 986 jiwa/km2, yang berarti dalam 1

km2 di wilayah tersebut ditempati sebanyak 986 jiwa penduduk. Hal ini

disebabkan karena Desa Pracimantoro terletak di Ibukota Kecamatan,

sehingga banyak penduduk yang memilih untuk tinggal di daerah tersebut.

50

Page 69: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

52

Untuk wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang paling

rendah adalah Desa Sumberagung, yaitu 288 jiwa/km2. Dalam 1 km2 luas

wilayahnya ditempati sebanyak 288 jiwa penduduk. Wilayah yang luas yaitu

110.820 dengan penduduk yang relatif sedang menempatkan Desa

Sumberagung sebagai desa berkepadatan penduduk paling rendah.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah penduduk usia produktif, non produktif, dan Angka

Beban Tanggungan (ABT). Adapun keadaan penduduk menurut kelompok

umur di Kecamatan Pracimantoro adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur (tahun)

Jumlah (jiwa)

Porsentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 Di atas 60

7.035 6.220 5.647 7.073 7.457 7.242 8.008 8.204 7.204 5.616

10,09 8,92 8,10

10,14 10,69 10,38 11,48 11,76 10,33

8,05 Jumlah 69.706 100,00

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa secara umum, penduduk

Kecamatan Pracimantoro tersebar hampir merata dalam setiap kelompok

umur. Akan tetapi, mayoritas penduduk Kecamatan Pracimantoro berada

pada kelompok usia 40 – 49 tahun yaitu sebesar 8.204 jiwa (11,76%), dan

Page 70: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

53

yang paling sedikit adalah pada kelompok usia diatas 60 tahun yaitu sebesar

5.616 jiwa (8,05%).

Berdasarkan data di atas dapat diketahui Angka Beban Tanggungan

(ABT) yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak

produktif dengan jumlah penduduk produktif dalam 100 jiwa penduduk,

yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif harus

menanggung sejumlah penduduk usia nonproduktif.

Usia non produktif adalah usia antara 0 tahun hingga 14 tahun dan

lebih dari 60 tahun sedangkan usia produktif adalah usia antara 15 tahun

hingga 60 tahun, dari data jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat

diketahui besar Angka Beban Tanggungan (ABT), adapun ABT di Kecamatan

Pracimantoro adalah sebagai berikut :

100Pr

Pr´=

åå

oduktifPenduduk

oduktifnPenduduknoABT

100188.45515.24

´=ABT = 53,58

Angka ini menunjukkan bahwa 100 penduduk usia produktif di

Kecamatan Pracimantoro harus menanggung antara 53 sampai 54 orang usia

non produktif. Semakin besar rasio antara jumlah kelompok non produktif

dan jumlah kelompok produktif maka akan semakin besar beban tanggungan

bagi kelompok yang produktif terhadap kelompok non produktif. Hal ini

dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan perekonomian yang

sedang dijalankan. Angka ketergatungan ini bisa terus ditekan salah satunya

dengan program Keluarga Berencana atau menunda usia perkawinan.

3. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin

Page 71: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

54

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di suatu wilayah dapat

digunakan untuk mengetahui jumlah ketersediaan tenaga kerja pria dan

wanita, yang dapat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan terutama

dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Adapun jumlah penduduk Kecamatan

Pracimantoro menurut jenis kelamin dalam kelompok usia produktif dan non

produktif adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Pracimantoro

No Usia (tahun) Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) 1. 0 – 14 tahun 9.264 9.638 18.902 2. 15 – 59 tahun 22.212 22.976 25.188 3. > 60 tahun 2.610 3.006 5.616 Total 34.086

48,9% 35.620 51,1%

69706 100 %

Sumber : Kecamatan Pracimantoro dalam Angka Tahun 2007

Tabel 3 memberikan gambaran bahwa secara keseluruhan, sex ratio

di Kecamatan Pracimantoro berada dalam proporsi tidak seimbang, dimana

prosentase penduduk laki-laki adalah 51,1% dan wanita adalah 48,9% dari

penduduk secara keseluruhan.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rasio atau

perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berakibat pada

ketersediaan tenaga kerja pelaksana pembangunan suatu wilayah. Terkait

Page 72: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

55

dengan hal tersebut, untuk sex rasio usia produktif yaitu pada kelompok

umur 15 – 59 tahun, dapat diketahui sebagai berikut :

1002297622212

´=SexRatio = 96,6

Angka ini menunjukkan bahwa untuk setiap 96 penduduk laki-laki usia

produktif sebanding dengan 100 penduduk perempuan usia produktif.

Apabila angka tersebut jauh dibawah 100, maka akan muncul berbagai

masalah antara lain kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan

pembangunan.

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Pracimantoro

No Uraian Jumlah (jiwa)

Porsentase (%)

1 2 3 4 5

Tidak tamat SD Tamat SD / sederajat Tamat SLTP / sederajat Tamat SLTA / sederajat Tamat Akademi/ Perguruan tinggi

28.834 22.451

6.889 3.979

844

45,7 35,7 11,0

6,3 1,3

Jumlah 62.997 100

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Kecamatan Pracimantoro memiliki penduduk (usia sekolah ke atas)

dengan jumlah tingkat pendidikan tidak tamat SD terbesar yaitu 28.834 jiwa.

Tingkat pendidikan tamat SD/sederajat sebesar 22.451 jiwa. Di tingkat

Page 73: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

56

selanjutnya sejumlah 6.889 jiwa penduduk Kecamatan Pracimantoro telah

mengenyam pendidikan SLTP/sederajat. Tingkat selanjutnya jumlah

penduduk yang tamat SLTA/sederajat sebanyak 3.979 jiwa. Sedangkan

tingkat pendidikan tamat akademi/perguruan Tinggi sebanyak 844 jiwa.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

penduduk kecamatan pracimantoro masih rendah.

5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Data mengenai keadaan penduduk menurut mata pencaharian suatu

wilayah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi lapangan kerja di wilayah

tersebut yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga memperkecil angka

pengangguran di wilayah tersebut. Adapun keadaan penduduk menurut

mata pencaharian di Kecamatan Pracimantoro adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Uraian Jumlah (jiwa)

Porsentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Petani Buruh Tani Pengusaha Kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/ABRI/Polri Lain-lain

24.573 2.808 1.217 3.391 3.058 1.456

482 737

19.202

43,18 4,93 2,14 5,96 5,37 2,56 0,85 1,29

33,73 Jumlah 56.925 100%

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Mata pencaharian sebagai petani dimiliki sebagian besar penduduk

Kecamatan Pracimantoro, yaitu sebesar 2.457 jiwa (43,18 %). Ketersediaan

lahanyang cukup luas serta akses kepusat kabupaten mendorong penduduk

untuk dapat memanfaatkan alam semaksimal mungkin. Selanjutnya

Page 74: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

57

penduduk yang bermata pencaharaian sebagai buruh industri merupakan

jumlah terbesar ke-dua yaitu sebanyak 3.391 jiwa (5,96 %).

C. Keadaan Pertanian

1. Penggunaan Lahan Pertanian

Ketersediaan lahan pertanian sangatlah mutlak dibutuhkan. Karena

lahan merupakan tempat untuk menanam komoditas. Sedangkan jenis

komoditas yang diusahakan bergantung dengan kondisi lahan yang ada.

Topografi yang didominasi perbukitan kapur serta curah hujan 1.289

mm/tahun dan dalam setahun memiliki jumlah hari hujan sebanyak 79 hari

menjadikan Kecamatan Pracimantoro menggunakan lahannya sebagai tegal

seluas 1.896,65 Ha dan sawah seluas 961,50 Ha.

Tabel 6. Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Kecamatan Pracimantoro

Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Sawah 2. Tegal 3. Hutan 4. Bangunan/pekarangan 5. Lainnya

961,50 1.896,65

396,00 10.509,76

450,39

6,76 13,34

2,79 73,94

3,17 Jumlah 14.214,30 100

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Seluas 10.509,76 Ha (73,94 %) luas Kecamatan Pracimantoro telah

digunakan sebagai bangunan/pekarangan. Penggunaan sebagai lahan tegal

seluas 1.896,65 Ha (13,34 %). Penggunaan sebagai hutan seluas 396 Ha ( 2,79

%). Keadaan tersebut berdampak pada komoditas yang diusahakan

masyarakat Kecamatan Pracimantoro. Masyarakat lebih banyak

Page 75: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

58

mengusahakan tanaman palawija pada musim kering dan padi pada musim

penghujan.

2. Komoditas Utama

Jenis komoditas suatu daerah dipengaruhi jenis lahan dan kondisi

topografinya. Kecamatan Pracimantoro sebagian besar didominasi lahan

kering dengan topografi berbukit. Dengan demikian sebagian besar petani

mengusahakan komoditas palawija yang lebih sedikit membutuhkan air.

Tabel 7. Jumlah Produksi Komoditas Utama di Kecamatan Pracimantoro

Komoditas Utama Luas Panen (ha)

Jumlah Produksi (kwintal)

Rata-rata Produksi (Kw/ha)

Padi sawah Padi gogo Jagung Ubi kayu Kacang tanah Kedelai Kacang hijau

823 3.025 6.662 6.257 2.354 3.468

24

37.103 3.025

34.800 593.412

49.931 65.311

216

45,08 36,00

5,22 94,84 2121

18,83 9,00

Sumber : Kecamatan Pracimantoro dalam Angka Tahun 2007

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa komoditas ubi kayu

merupakan komoditas yang paling tinggi produksinya dibandingkan dengan

Page 76: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

59

komoditas yang lain, sebesar 593.412 kwintal. Tanaman ubi kayu merupakan

jenis yang cocok untuk ditanam di lahan tegal. Mengingat luas lahan tegal di

kecamatan pracimantoro lebih luas dibandingkan dengan lahan sawah.

Dilihat dari luas panennya bila dibandingkan dengan luas penggunaan lahan

sawah dan tegal sangant terpaut jauh. Hal ini dikarenakan petani dalam 1

tahun dapat mengusahakan beberapajenis tanaman sekaligus, dengan

metode tumpangsari maupun pemanfaatan lahan secara optimal.

D. Keadaan Kehutanan dan lahan Kritis di Kecamatan Pracimantoro

Salah satu potensi yang dimiliki Kecamatan Pracimantoro adalah hutan.

Hutan merupakan Hutan sebagai sumberdaya alam memiliki potensi untuk

mencegah krisis pangan, energi dan lingkungan sekaligus meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hutan merupakan life support system (penyangga

kehidupan) (Nasution, 2008).

Hutan yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro terbagi menjadi 2 yaitu

Hutan Rakyat dan Hutan Negara. Hutan Rakyat merupakan hutan yang dibuat

dan dikelola oleh rakyat sendiri, baik secara swadaya maupun dengan bantuan

pemerintah, seperti program GERHAN. Sedangkan Hutan Negara adalah hutan

yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Perusahaan Umum

Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

Tabel 8. Luas Hutan Negara dan Hutan Rakyat di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007

No Uraian Luas

(ha)

Prosentase

(%)

1. Hutan Negara 396,00 7,60

2. Hutan Rakyat 4.808,00 92,40

Jumlah 5.204,00 100,00

Sumber: Data Luas Lahan Kritis dan Hutan Rakyat Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

Page 77: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

60

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa luas hutan Negara di Kecamatan

Pracimantoro seluas 396 ha atau sebanyak 7,60% dari luas hutan di Kecamatan

Pracimantoro. Sedangkan luas hutan rakyat di Kecamatan Pracimantoro adalah

4.808 ha atau 92,40% dari luas hutan di Kecamatan Pracimantoro.

Jenis tanaman yang diusahakan adalah tanaman jati (Tectona grandis).

Tanaman jati merupakan jenis tanaman yang paling sesuai iklim di Kecamatan

Pracimantoro. Tanaman jati relatif tahan kekeringan, dan dapat hidup di lahan

berbatu kapur, selain itu tanaman jati memiliki nilai ekonomis yang tinggi

(Perhutani, 2009). Masyarakat menanam tanaman jati utnuk berinvestasi,

karena tanaman jati termasuk tanaman kayu yang memiliki umur yang panjang.

Kayu jati yang berkualitas baik dihasilkan dari tanaman jati yang berumur lebih

dari 80 tahun. Namun petani di Kecamatan Pracimantoro biasa memanen

tanaman jati pada umur kurang lebih 5 tahun atau tanaman telah berdiameter

lebih dari 15 cm. kayu jati digunakan untuk kebutuhan sendiri maupun dijual

kepada pengrajin kayu.

Pembuatan hutan rakyat tidak terlepas dari usaha pengurangan jumlah

lahan kritis di Kecamatan Pracimantoro. Lahan kritis merupakan lahan yang

sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media pengatur tata air, unsur

produksi pertanian, maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya

(rehabilitasi-hutan.tripod.com,2009).

Tabel 9. Luas Lahan Kritis di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2007

No Desa LuasWilayah

(ha)

Luas Lahan Kritis

(ha)

Prosentase (%)

1. Banaran 718,263 - -

2. Gambirmanis 1.377,947 889,679 6,25

3. Gebangharjo 720,196 25,394 0,17

4. Gedong 891,695 283,261 1,99

Page 78: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

61

5. Glinggang 721,316 188,791 1,32

6. Jimbar 470,982 - -

7. Joho 1.155,551 368,266 2,60

8. Lebak 483,753 - -

9. Petirsari 617,885 156,922 1,10

10. Pracimantoro 749,179 - -

11. Sambiroto 607,581 - -

12. Sedayu 571,080 - -

13. Suci 953,602 0,118 8,30x10-4

14. Sumberagung 1.108,256 687,761 4,83

15. Trukan 450,640 - -

16. Tubokarto 702,252 133,082 0,93

17. Watangrejo 948,656 2,795 0,02

18. Wonodadi 465,496 132,274 0,93

Jumlah 14.214,325 2.868,343 20,17

Sumber: Data Luas Lahan Kritis dan Hutan Rakyat Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

Tabel 9 menunjukkan jumlah luasan lahan kritis di Kecamatan

Pracimantoro 2.868,343 ha atau 20,17% dari luas wilayah Kecamatan

Pracimantoro. Sedangkan desa yang paling banyak memiliki lahan kritis adalah

Desa Gambirmanis, seluas 889,679% atau 6,25 % dari luas lahan kritis di

Kecamatan Pracimantoro. Luas lahan kritis di Kecamatan Pracimantoro masih

sangat besar, sehingga upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi lahan

kritis masih dilakukan.

E. Keadaan Perekonomian

1. Sarana Perekonomian

Page 79: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

62

Tantangan ke dapan dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan

antar desa adalah mengupayakan peningkatan penyediaan jaringan

prasarana yang teintegrasi dan perbaikan iklim usaha produksi, pemasaran

serta kelancaran aliran infestasi sehingga tercipta keterakaitan ekonomi

antar wilayah lebih intensif. Wilayah Kecamatan Pracimantoro yang cukup

jauh dengan ibu kota kabupaten tidak menyebabkan matinya aktifitas

perekonomian. Keberadaan pasar-pasar yang berada di wilayah kecamatan

telah mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di dukung

keberadaan sarana tranportasi yang relative mudah membuka kecamatan

dengan daerah lain sehingga dari daerah luar dapat memasok barang

kebutuhan masyarakat serta barang atau komoditas yang dihasilkan dapat di

kirim ke luar daerah.

Tabel 10. Keadaan Sarana Perekonomian di Kecamatan Pracimantoro

No Uraian Jumlah (unit) 1. 2. 3. 4.

Pasar umum Pasar hewan Pasar desa Toko/kios

1 1 5

670 Jumlah 677

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka Tahun 2007

Berdasarkan tabel 7 Kecamatan Pracimantoro telah memiliki pusat

kegiatan perekonomian berupa pasar dan kios di luar pasar. Pasar umum

yang terletak di pusat ibukota kecamatan menjadikan masyarakat Kecamatan

Pracimantoro mudah mengakses serta menjadikan ibu kota kecamatan

sebagai pusat kegiatan perekonomian. Selaian pasar umum di Kecamattan

Pracimantoro juga terdapat pasar hewan yang juga terdapat di pusat

kecamatan. Selaian pasar umum dan pasar hewan yang terdapat di ibu kota

kecamatan, terdapat pula 5 pasar desa serta 670 toko/kios yang tersebar di

Page 80: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

63

seluruh wilayah kecamatan. Keberadaan toko/kios serta pasar desa sangat

membantu masyrakat untuk memperoleh barang-barang yang dibutuhkan

serta mempermudah bagi para petani yang akan menjual hasil panennya.

Page 81: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

63

63

V. PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN NASIONAL

REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GERHAN) DI KECAMATAN

PRACIMANTORO

Pelaksanaan Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GERHAN) di Kabupaten Wonogiri merupakan tanggung jawab Dinas Kehutanan

dan Perkebunan (Hutbun). Program ini telah dilaksanakan mulai tahun 2003

hingga tahun 2007 meliputi 18 kecamatan dengan luas keseluruhan 19.491 ha.

Pelaksananaan di Kecamatan Pracimantoro telah dilaksanakan sejak tahun 2003

hingga tahun 2007 meliputi 13 desa dengan luas 1.675 ha.

Program GERHAN yang dilaksanakan di Kecamatan Pracimantoro

termasuk luar kawasan hutan negara. Meliputi pola intensif, dan pola model.

1. Rehabiliasi Lahan Pola Intensif

Pola intensif meliputi pembuatan hutan rakyat, pengkayaan hutan rakyat,

rehabilitasi mangrove dan hutan pantai, penghijauan lingkungan. Tetapi yang

dilaksanakan di Kecamatan Pracimantoro hanya pembuatan hutan rakyat.

Pelaksanaannya telah dimulai tahun 2003 hingga tahun 2007 dengan luas

keseluruhan 1.600 Ha.

2. Rehabilitasi Lahan Pola Model

Pembuatan hutan rakyat sistem pot dilaksanakan pada tahun 2005 di Desa

Pracimantoro, Desa Sedayu dan Desa Watangrejo yang masing-masing

luasnya 25 ha.

Tabel 11. Data Pembuatan Hutan Rakyat Sistem Pot Tahun 2005

No Desa Kelompok Tani Luas (ha) 1. Watangrejo Ngudi Rejo 25 2. Pracimantoro Sumber Mulyo 25 3. Sedayu Gunung Sari 25 Total 75

Sumber Data : Data Kelompok Tani Hutan Rakyat Tahun 2005

Program GERHAN merupakan program yang bersifat topdown dari

pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Departemen Kehutanan Republik

63

Page 82: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

64

64

Indonesia. Departemen Kehutanan melalui Surat Keputusan Mentri Kehutanan

menetapkan petunjuk pelaksanaan yang menjadi pedoman pelaksanaan GERHAN

di seluruh Indonesia.1 Pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimaroro

merupakan bagian pelaksanaan GERHAN Kabupaten Wonogiri. Sehingga

pelaksanaan di tingkat kecamatan hanya merupakan pelaksanaan teknis atau

pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat pemerintah kabupaten.

Pemerintah Kabupaten melalui Bupati Wonogiri mengeluarkan Surat

Keputusan (SK) tentang pembentukan Tim Pembina Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kabupaten Wonogiri pada setiap tahun

pelaksanaan. SK tersebut berisi tentang :

1. Membentuk Tim Pembina Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran pelaksanaan.

2. Menetapkan tugas Tim Pembina, yang isinya antara lain :

a. Melaksanakan Sosialisasi dan Penyebarluasan informasi

b. Melakukan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan fisik lapang.

c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

d. Membuat laporan hasil penyelenggaraan GERHAN.

3. Menetapkan Tim Pembina bertanggungjawab dalam penyelenggaraan

GERHAN di Kabupaten Wonogiri pada tahun tersebut. Dalam operasional

sehari-hari Tim Pembina dapat dibantu oleh Sekretariat yang dibentuk oleh

ketua Tim Pembina.

4. Biaya yang timbul akibat keputusan ini dibebankan pada sumber Dana PNBP

DIPA BA 69 Lingkup Departemen Kehutanan di Kabupaten Wonogiri Tahun

anggaran pelaksanaan.

Berdasarkan SK tersebut maka dibentuklah Tim Pelaksana Kegiatan

GERHAN. Tim Pelaksana Kegiatan GERHAN bertugas membantu pelaksanaan

tugas harian, dengan kata lain melaksanakan kegiatan teknis GERHAN.

1 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 8

November 2008

Page 83: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

65

65

Kegiatan GERHAN di Kabupaten Wonogiri secara keseluruhan meliputi:

1. Kegiatan Non Fisik,yang terdiri dari

a. Penyusunan Rencana Kegiatan

Kegiatan penyusunan rencana kegiatan merupakan langkah awal

yang dilakukan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri

untuk menyusun proposal yang akan diajukan kepada pemerintah pusat.

Penyusunan rencana ini meliputi lahan-lahan yang akan digunakan, luasan

lahan, kondisi lahan, jenis tanaman yang akan ditanam, dan sosial ekonomi

petani. Pelaksanaannya dilakukan oleh personal dari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan yang memiliki kemampuan di bidang perencanaan. Oleh

karena itu dinas membentuk tim perencana yang beranggotakan petugas

dari bagian perencanaan ditambah personal PKL yang memiliki

kemampuan atau sertifikat dibidang perencanaan.2 Dari proposal yang

diajukan tidak seratus persen dapat direalisasikan pemerintah pusat.

Pertimbangan anggaran menjadi dasar atas perencanaan yang yang

diajukan. Sehingga setelah terdapat persetujuan dari pemerintah pusat

maka pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas Kehutanan dan

Perkebunan membuat prioritas di lahan mana saja yang akan dilaksanakan

kegiatan GERHAN.3

b. Pembinaan Pengembangan Kelembagaan

Pembinaan pengembangan kelembagaan adalah bagian dari

kegiatan GERHAN yang bertujuan untuk menguatkan organisasi

kelompok tani yang merupakan salah satu sasaran GERHAN. Terkait

pengelolaan bantuan serta menguatkan kemandirian. Keterlibatan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam kegiatan GERHAN adalah

mendampingi kelompok tani, serta memberikan pelatihan-pelatihan dalam

2 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,SP Wawancara tanggal 8 November 2008 3Menurut Kepala Seksi RH Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008

Page 84: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

66

66

menjalankan roda organisasi. Kegiatan pendampingan dilakukan secara

berkala dengan mengadakan pertemuan-peremuan dengan kelompok tani

yang terlibat. Selain dari LSM, PKL juga bertanggungjwab atas

pembinaan dan pengembangan kelembagaan kelompok tani. Untuk itu

PKL dalam pertemuan dengan kelompok tani selalu memeriksa

perlengkapan administrasi yang dimiliki kelompok.4

c. Penyebarluasan Informasi GERHAN

Pemerintah bertanggung jawab dalam penyebarluasan informasi

GERHAN. Pemerintah pusat melakukan penyebarluasan informasi melalui

media cetak maupun elektronik. Departemen Kehutanan memanfaatkan

jaringan internet sebagai media untuk penyebaran informasi yang utama,

dengan demikian sumber informasi ini dapat digunakan sebagai rujukan

bagi lembaga lain dalam menentukan kebijakan terkait pelaksanaan

GERHAN. Sedangkan penyebaran informasi di tingkat kabupaten, Dinas

Kehutanan dan Perkebunan melakukan penyebaran informasi dengan

membuat brosur, buku dokumentasi GERHAN serta melakukan siaran

pers ke media massa. Namun untuk brosur dan buku dokumentasi

pendistribusiannya terbatas kepada stakeholder yang terkait.5

d. Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi

Mengingat pentingnya pengetahuan petani mengenai GERHAN

maka perlu dilakukan bimbingan teknis. Bimbingan teknis dilakukan

setelah terdapat sosialisasi terlebih dahulu. Bimbingan teknis meliputi

pelatihan-pelatihan mengenai teknis administrasi yang perlu dilaksanakan

oleh kelompok tani. Kelengkapan administrasi petani meliputi buku tamu,

buku kas, buku organisasi (anggaran dasar rumah tangga organisasi) buku

catatan operasional kegiatan GERHAN, buku notulen dan buku

inventarisasi kelompok.6 Selain pelatihan pengelolaan administrasi petani

mendapatkan pelatihan teknis GERHAN seperti teknik pembuatan

4 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,SP Wawancara tanggal 8 November 2008 5 Menurut Kepala Seksi RH Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 Nov 2008 6 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Mulyono,SP Wawancara tanggal 6 November 2008

Page 85: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

67

67

tanaman, penyiapan lahan, pemeliharaan (pendangiran, pemupukan,

pemberantasan hama) serta kegiatan-kegiatan pertanian kehutanan yang

mendukung pelaksanaan GERHAN.7 Bimbingan teknis dilakukan dinas

Kehutanan dan Perkebunan dibantu PKL, dalam pelaksanaannya selain

dari personal dari dinas sendiri, dinas juga mengundang narasumber yang

berkompetan untuk memberikan materi kepada para petani. Khusus LSM

pendamping hanya memberikan dampingan kepada kelompok tani terkait

pengelolaan administrasi dalam kelompok tani serta pengembangan

kelompok tani. Sedangkan evaluasi dan monitoring dilaksanakan selama

kegiatan berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar setiap kegiatan yang

berjalan dapat dioptimalkan dan mencapai sasaran. Evaluasi dilaksanakan

oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan melakukan kunjungan

langsung ke lapang. Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga membuat

laporan kepada Departemen Kehutanan sebagai laporan perkembangan

GERHAN. Petani tidak dibebankan membuat laporan pembuatan tanaman

GERHAN, maupun dalam pelaksanaan pemeliharaan namun hanya

bertanggung jawab pada penggunaan bantuan yang telah diberikan kepada

kelompok tani baik uang maupun barang dalam bentuk surat

pertanggungjawaban (SPJ) kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan

sekaligus SPJ ini sebagai syarat untuk pencairan bantuan selanjutnya.

Dalam GERHAN terdapat Lembaga Penilai Independen (LPI) yang

ditunjuk untuk melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan GERHAN,

baik kelembagaan hasil penanaman maupun pemeliharaan hasil kegiatan

GERHAN.8

2. Kegiatan Fisik

a. Pemeliharaan Tanaman Hutan Rakyat

b. Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat

7 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,SP Wawancara tanggal 8 November 2008 8 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9

November 2008

Page 86: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

68

68

GERHAN di Kecamatan Pracimantoro meliputi lahan seluas

1750 Ha yang telah dilaksanakan mulai tahun 2003 hingga tahun 2007.

Adapun pelaksanaan tiap tahun adalah sebagai berikut:

Pembuatan hutan rakyat pada tahun 2003 meliputi 9 desa

dengan luas keseluruhan 475 ha. Pada tahun 2003 tidak dilakukan

evaluasi LPI (Lembaga Penilai Independen), namun Dinas Kehutanan

dan Perkebunan tetap melakukan evaluasi dan monitoring

perkembangan tanaman. Hasil evauasi pelaksanaan pemeliharaan

tanaman tahun 2003 menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeliharaan

belum optimal. Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan, Drs Agus

Tri Harimulyo bahwa pelaksanaan pemeliharaan yang belum optimal

dikarenakan tingkat pengetahuan serta pengalaman yang masih kurang

dari kelompok tani. tahun 2003 merupakan tahun pertama pelaksanaan

GERHAN.

Tahun 2004 dilaksanakan dengan luas lahan sebesar 400 ha

yang terdiri dari 11 desa. Hasil Evaluasi Pelaksanaan GERHAN

Kabupaten Wonogiri (2004) menunjukkan prosentase tumbuh sebesar

74,56% dengan sebanyak 77,65% tanaman sehat. Sedangkan rata-rata

tinggi tanaman adalah 101,35 cm. Terjadi peningkatan prosentase

tumbuh dan penurunan prosentase kematian seiring dengan

meningkatnya pengetahuan serta pengalaman petani.

Tahun 2005 dilaksanakan dengan melibatkan 4 desa dengan

luas total 100 ha. Hasil Evaluasi Pelaksanaan GERHAN Kabupaten

Wonogiri (2005) menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada

peningkatan prosentase jumlah tanaman hidup antara 85% hingga

88%. Sedangkat tingat prosentase tanaman sehat mencapai 90%.

Masalah-masalah yang sering muncul saat pemeliharaan tanaman

sudah dapat diatasi oleh petani. Antara lain masalah-masalah tersebut

adalah kekeringan, gangguan hama. Petani menggunakan batang

bambu untuk menyimpan air, setiap tanaman mendapatkan satu

bambu yang sudah dilubangi pada bagian bawahnya yang

Page 87: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

69

69

memungkinkan air mengalir sedikit-demi sedikit sehingga air tidak

akan langsung habis.9

Tahun 2006 dilaksanakan dengan melibatkan 1 desa dengan

luas lahan 25 ha. Hasil Evaluasi Pelaksanaan GERHAN Kabupaten

Wonogiri (2006) menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Prosentase tanaman yang hidup mencapai 93,13% dengan tingkat

kesehatan sebesar 93,51%. Tingkat pengetahuan petani mengenai

teknik pemeliharaan berdampak pada tingkat pertumbuhan maupun

prosentase tanaman hidup.10

Tahun 2007 dilaksanakan dengan melibatkan 8 desa dengan

luas lahan sebanyak 700 ha. Hasil Evaluasi Pelaksanaan GERHAN

Tahun 2007 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbed dengan tahun

sebelumnya. Prosentase tanaman tumbuh berkisar antara 80% hingga

89%. Sedangkan prosentase jumlah tanaman sehat berkisar antara

89,9% hingga 96,3%. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa

pelaksanaan penanaman serta pemeliharaan yang dilakukan oleh petani

berhasil.

Secara umum pelaksanaan GERHAN di Kecamatan

Pracimantoro mendapatkan predikat berhasil. Hasil evaluasi yang

dilaksanakan setiap tahun menunjukkan peningkatan. Menurut PKL

(Petugas Kehutanan Lapang) Kecamatan Pracimantoro Bapak Sutarso

bahwa petani sangat bersungguh-sungguh dalam melakukan

pemeliharaan tanaman, serta dukungan dari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan yang maksimal membuahkan hasil yang optimal.

9 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,Sp Wawancara tanggal 7 November 2008 10 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008

Page 88: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

70

70

No Desa Kelompok Tani

Tahun dan Luas Lahan Total 2003 (ha)

2004 (ha)

2005 (ha)

2006 (ha)

2007 (ha)

1. Lebak Sari Mulyo 50 50 Jati Murni 25 25 2. Wonodadi Ngudi Subur 50 50 100 Ngudi Mulyo 50 50 Ngudi

Makmur 25 25

3. Glinggang Sumber Rejeki

50 50

Amrih Subur 50 50 Amrih Mulyo 50 50 Maju Utomo 50 50 4. Gebang harjo Siti Mulyani 50 50 Tuwuh Sejati 25 25 5. Pracimantoro Sumber

Mulyo 50 25 75

6. Joho Margo Mulyo

50 50 100

Marsudi Mulyo

50 50

Murih Raharjo

50 50

7. Petirsari Tani Mulyo 50 50 Sari Tani 50 50 Ngudi Rejeki 50 50 Ngudi Mulyo 50 50 8. Watangrejo Manggolo

Sari 50 50

Ngudi Subur 25 25 Ngudi Rejo 25 50 75 Ngudi Mulyo 50 50 Bumi Lestari 25 25 9. Gambirmanis Ngudi

Raharjo 75 25 125

Ngudi Makmur

25 25

Tani Makmur 50 10. Tubokarto Langgeng

Jati 25 25

Sedyo Mulyo 50 50 11. Sumberagung Ngudi Lestari 50 50 Sari Bumi 50 50 12. Gedhong Ngudi 50 50

Page 89: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

71

71

Tabel 12. Data Pelaksanaan GERHAN Tahun 2003 Hingga Tahun 2007 Sumber: Buku Dokumentasi GERHAN 2003-2007 Dinas lingkungan Hidup

Pertambangan dan Kehutanan

VI. POLA KOMUNIKASI DALAM GERAKAN NASIONAL

REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN

PRACIMANTORO

Komunikasi yang ada dalam pelaksanaan program GERHAN terjadi pada

seluruh tahapan pelaksanaan program, yaitu sosialisasi, pembuatan tanaman dan

pemeliharaan, serta bimbingan teknis. Berdasarkan pengamatan peneliti pola

komunikasi yang ada meliputi bentuk-bentuk komunikasi sebagai berikut:

1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui

media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara

serentak dan sesaat (Rahmat, 2005). Kegiatan GERHAN di Kecamatan

Pracimantoro meliputi kegiatan teknis pembuatan tanaman serta pemeliharaan.

Tidak terdapat perumusan kebijakan di tingkat kecamatan. Pelaksananya

adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri, Petugas

Kehutanan Lapang Kecamatan Pracimantoro, serta kelompok tani yang

dilibatkan dalam Gerhan 2003-2007.

Sesuai dengan definisi komunikasi massa, maka komunikasi massa

yang ditemukan dalam pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimantoro

terjadi pada peristiwa komunikasi pengaksesan situs GERHAN, Departemen

Kehutanan, situs BPDAS Solo oleh petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Rindang Ngudi Subur 50 50 13. Sedayu Gunung Sari 25 25

Total 475 400 100 25 700 1.700

Page 90: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

72

72

, serta siaran pers Dinas Kehutanan dan Perkebunan melalui pemerintah

Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan tabel 13 terdapat tiga peristiwa komunikasi massa. Ketiga

peristiwa tersebut melibatkan Departemen Kehutanan, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Wonogiri dan BPDAS Solo. Peristiwa komunikasi tersebut

merupakan peristiwa utama dalam kegiatan GERHAN di Kecamatan

Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.

Peristiwa komunikasi pertama melibatkan sumber Deparemen

Kehutanan. Isi pesannya mengenai perkembangan kegiatan GERHAN yang

meliputi luasan lahan penanaman, lokasi-lokasi kegiatan GERHAN, dan

kebijakan pemerintah mengenai GERHAN. Saluran yang digunakan ialah

internet, media cetak nasional Kompas. Pesan tersebut ditujukan kepada

masyarakat luas, termasuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Wonogiri.

Peristiwa komunikasi ke dua melibatkan sumber Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Solo. Isi pesan berupa perkembangan

kegiatan GERHAN di wilayah DAS Solo termasuk di dalamnya Kecamatan

Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, penyampaian informasi pelaksanaan

GERHAN di Kecamatan Pracimantoro sudah termasuk dalam laporan yang

dihimpun oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten

Wonogiri. Dari laporan tersebut, oleh Balai Pengamatan Daerah Aliran Sungai

Bengawan Solo dipublikasikan melalui situs resminya www.bpdas-

bengawansolo.net.

Selain untuk pengaksesan maupun pempublikasian pelaksanaan

GERHAN di Kecamatan Pracimantoro. Penggunaan media massa bertujuan

untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan materi-materi

penunjang pelaksanaan penanaman maupun pemeliharaan. Lebih spesifik,

materi mengenai teknik budidaya tanaman keras, teknik konservasi lahan, dan

teknik pembenihan serta materi lain yang relevan dengan GERHAN. Tidak

ditemukan petani yang khusus mengakses media massa terkait pencarian

infomasi pelaksanaan GERHAN. Diakui bahwa petani hanya mengandalkan

71

Page 91: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

73

73

informasi yang diberikan PKL maupun petugas dari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan.11

Tidak terdapat umpan balik (feedback) pada peristiwa komunikasi

massa. Pola komunikasi massa digunakan untuk mempublikasikan informasi

sebagai usaha sosialisasi kegiatan GERHAN kepada masyarakat.

Di Kecamatan Pracimantoro telah terdapat jaringan yang

memungkinkan untuk mengakses media massa elektronik maupun cetak.

Dengan demikian setiap petani di Pracimantoro memiliki kesempatan untuk

mengakses informasi melalui media massa. Namun petani masih jarang

menjadikan media massa sebagai sumber informasi12. Masyarakat petani

mengandalkan informasi yang berasal dari PKL, petugas Dinas Kehutanan

dan Perkebunan maupun dari sesama petani lain.

Petani yang memiliki kesadaran untuk mengakses media massa masih

rendah jumlahnya. Hanya petani yang banyak melakukan kunjungan ke kantor

kecamatan atau ke kantor dinas kabupaten saja yang lebih sering mengakses

media massa.

11 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,SP (Wawancara 7 November 2008 ) “Petani

biasanya mengandalkan informasi dari petugas mas, maupun dari petani lain...” Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Mulyono,SP (Wawancara 7 November 2008)

“Masyarakat sini masih kecil minatnya sama koran mas, lebih suka komunikasi langsung dengan PKL atau teman petani yang lain..kalo ada ya paling hanyaa beberapa saja”

12 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bapak Mulyono,SP (Wawancara tanggal 7 November 2008)

Departemen Kehutanan RI

BPDAS SOLO

Dishutbun Wonogiri

Masyarakat Petani

Kecamatan

MEDIA MASSA

Masyarakat Luas

Page 92: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

74

74

Keterangan :

: Aliran informasi

: Akses informasi

Gambar 4. Bagan Model Komunikasi Massa dalam GERHAN di Kecamatan

Pracimantoro

Page 93: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

75

75

Page 94: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

76

76

Informasi yang dicari beragam, petani lebih tertarik mengenai

informasi dunia pertanian, baik kebijakan maupun teknologi pertanian. Petani

tidak mengakses secara langsung mengenai perkembangan kebijakan maupun

perkembangan pelaksanaan GERHAN di media massa13.

Dari paparan tersebut diketahui penggunaan pola komunikasi massa

dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk menyebarluasan

informasi GERHAN, maupun untuk memperoleh informasi GERHAN dari

Departemen Kehutanan melalui media cetak maupun intenet. Penggunaan

media massa oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan dapat menyebarkan

informasi secara serentak, lebih cepat dan dapat meliputi khalayak luas.

Komunikasi massa dilakukan oleh pemerintah kabupaten melalui

siaran pers pada situs resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri terkait dengan

pelaksanaan GERHAN. Siaran pers tersebut berisi informasi perkembangan

terakhir pelaksanaan GERHAN di Wonogiri. Sekaligus himbauan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam program GERHAN. Media massa

digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi juga sekaligus

digunakan untuk mendapatkan informasi. Personal dari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan memanfaatkan jaringan internet sebagai sarana mendapatkan

informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan GERHAN. Penyusunan

materi sosialisasi, materi pelatihan pun beberapa didapatkan dari mengakses

internet. Antara lain mengenai bududaya tanaman jati, sistem tanam,

mengatasi bahaya kekeringan serta bahan-bahan lain yang menunjang

kegiatan sosialisasi. Sebagai penunjang telah disediakan sarana untuk

mengakses internet. Tiga set komputer berada di dalam kantor Dinas

13 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bapak Sutarso,SP (Wawancara 8 November 2008) “yang

Saya tahu,petani kalo baca Koran kalo ketemu Koran saja, dan yang dibaca ya yang umum-umum saja itu,sekedar hiburan, kalo ada ya tentang dunia pertanian,perkembangan teknologi,kebijakan pupuk,biasanya itu”

Menurut Bapak Sutino Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Gambir Manis wawancara tanggal 5 November 2008 “saya tidak pernah beli Koran mas, paling kalo ada teman yang punya saja, saya lebih tertarik tentang pertanian”

Menurut Bapak Katiran Ketua Kelompok Tani Gunungsari Sedayu “kalo lagi pingin baca saja mas,tidak setiap hari, yang dibaca ya hanya itu-itu saja,lebih seneng brita dunia pertanian mas.”

Page 95: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

77

77

Kehutanan dan Perkebunan, ruang kehutanan. Ketiganya telah tersambung

dengan jaringan internet, dengan fasilitas tersebut petugas dapat bergantian

untuk menggunakan fasilitas tersebut.

Komunikasi massa pada dasarnya memiliki fungsi sebagai penyampai

informasi masyarakat luas. Komunikasi massa mengandalkan media massa

yang memiliki cakupan masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan

informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas

dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan

singkat (Bungin, 2006).

Media massa yang digunakan adalah website permerintah Kabupaten

Wonogiri, media cetak Solo Pos, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat. Media

ini dapat menjangkau masyarakat di seluruh eks-karisidenan Surakarta dan

Provinsi Jogjakarta. Termasuk wilayah Kecamatan Pracimantoro di mana

Kecamatan Pracimantoro merupakan salah satu wilayah yang mendapatkan

bantuan GERHAN.

Penggunaan media massa oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri sudah

tepat dan efektif, mengingat sasaran dari komunikasi tersebut adalah

masyarakat luas. Pemerintah bermaksud menyampaikan pesan bahwa telah

dilaksanakan kegiatan GERHAN di Kabupaten Wonogiri, serta mengajak

masyarakat luas untuk dapat menyadari arti pentingnya usaha menjaga

kehijauan lingkungan. Hasil pola komunikasi massa yang dilakukan

Departemen Kehutanan maupun Dinas Kehutanan dan Perkebunan

menunjukkan bahwa masyarakat khususnya petani di kecamatan Pracimantoro

telah memiliki kesadaran untuk memanfaatkan lahan yang dimilikinya dengan

menanam tanaman kayu-kayuan sebagai bentuk kesadaran masyarakat dalam

menghijaukan lahan, dan meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan

GERHAN.

2. Komunikasi Organisasi

Program GERHAN merupakan program yang terstruktur sehingga

dalam melaksanakannya diperlukan sebuah pengorganisasian. Untuk

Page 96: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

78

78

mengorganisasi mutlak memelukan komunikasi diantara anggota organisasi

untuk dapat menjalankan tugas maupun fungsi masing-masing. Dengan

demikian tujuan organisasi dapat dicapai.

Chester Barnard dalam Hardjana (2000) menyimpulkan bahwa dalam

setiap teori organisasi yang tuntas dan menyeluruh. Komunikasi menempati

tempat sentral, karena struktur, keluasan jangkauan, dan ruang lingkupnya

hampir seluruhnya ditentukan oleh teknik-teknik komunikasi. Bahkan

spesialisasi dalam organisasi muncul dan dipelihara karena tuntutan

komunikasi. Demikian juga organisasi pelaksana program GERHAN,

komunikasi menjadi sentral dan roda organisasi dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Seluruh organisasi kelompok tani tidak terlepas dari komunikasi antara

anggota-anggota di dalamnya. Komunikasi ini merupakan komunikasi

organisasi. Komunikasi yang mutlak diperlukan untuk menjalankan roda

organisasi. Komunikasi organisasi bersifat formal dan informal (Deddy

Mulyana, 2007). Komunikasi organisasi yang bersifat formal meliputi

komunikasi yang mengikuti struktur organisasi. Sedangkan komunikasi yang

bersifat informal meliputi komunikasi di luar struktur organisasi, bersifat lebih

bebas dan tidak terpancang pada hierarki organisasi.

Salah satu sasaran GERHAN adalah menciptakan kelembagaan petani

yang mandiri dan mampu berswadaya dalam mengelola hasil kegiatan

GERHAN maupun dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam

menjaga lingkungan. Pengembangan kelembagaan merupakan salah satu

kegiatan yang dilaksanakan dengan sasaran kelompok tani. kegiatan

pengembangan kelembagaan meliputi pelatihan maupun pendampingan

kelompok tani. Dalam penelitian ini akan dibahas komunikasi yang terdapat di

Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Kelompok Tani.

a. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan GERHAN terdapat di

setiap tingkat. Di tingkat kabupaten terdapat Dinas Kehutanan dan

Perkebunan yang merupakan penanggung jawab tingkat kabupaten.

Page 97: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

79

79

Sedangkat di tingkat kecamatan terdapat organisasi penyuluh kehutanan

yang membantu melaksanakan kegiatan GERHAN. Petugas Kehutanan

Lapang (PKL) bertugas mendampingi petani selama kegiatan berlangsung

sesuai dengan intruksi yang diberikan. Di Kecamatan Pracimantoro

terdapat 2 PKL. Setiap PKL memiliki wilayah berbeda untuk mencakup

seluruh kawasan Kecamatan Pracimantoro.

Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan dipimpin oleh

seorang kepala dinas. Kepala dinas bertanggung jawab atas kinerja dinas

langsung kepada Bupati Wonogiri. Dibawah strukturnya terdapat

sekretariat yang bertugas sebagai penanggung jawab mengenai tugas

kesekretariatan. Sekretariat dibagi menjadi tiga sub bagian, yaitu sub

bagian perencanaan dan pelaporan, sub bagian keuangan, dan sub bagian

umum dan kepegawaian. Selain sekretariat juga terdapat dua bidang

dibawah kepala dinas. Bidang Kehutanan bertanggung jawab mengenai

kehutanan, terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi rehabilitasi hutan dan lahan,

seksi pemanfaatan dan peredaran hasil, dan seksi penyuluhan dan

pemberdayaan masyarakat. Bidang yang terakhir adalah bidang

perkebunan. Seperti halnya bidang yang lain, bidang perkebunan dibagi

menjadi tiga seksi. Seksi produksi, seksi pengembangan dan teknologi

budaya, serta seksi pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yang merupakan wadah bagi

Penyuluh Kehutanan Lapang (PKL) juga masuk dalam struktur Dinas

Kehutanan dan Perkebunan. Tidak seperti bidang maupun kesekretariatan

yang memiliki kepala bidang maupun kepala sekretariatan. KJF dipimpin

oleh koordinator. PKL setiap kecamatan langsung bertanggung jawab

kepada kepala dinas. Hubungan dengan bagian lain dari struktur adalah

koordinasi.

Penyuluh Kehutanan Lapang berkedudukan di setiap kecamatan

yang ada di Kabupaten Wonogiri. Jumlah PKL di setiap kecamatan antara

2-5 orang. Sedangkan di wilayah Kecamatan Pracimantoro terdapat 2

Page 98: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

80

80

PKL. Tidak terdapat struktur organisasi PKL, namun hanya dipimpin oleh

seorang koordinator PKL kecamatan.

Page 99: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

81

81

KEPALA

SEKRETARIAT

Subbag. Perencanaan dan

Pelaporan

Subbag. Keuangan

Subbag. Umum dan Kepegawaian

BIDANG PERKEBUNAN

Seksi Produksi

Seksi Pengembangan dan Teknologi

Budidaya

Seksi Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman

BIDANG KEHUTANAN

Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Seksi Pemanfaatan

dan Peredaran Hasil

Seksi Penyuluhan dan

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Hutan

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Gambar 5. Bagan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri

Page 100: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

82

82

Dalam pelaksanaan GERHAN terdapat organisasi yang dibentuk secara

khusus untuk menangani pelaksanaan GERHAN. Anggota dari organisasi

ini juga merupakan anggota Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

Pembentukan organisasi ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) tentang

pembentukan Tim Pembina Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan Kabupaten Wonogiri yang dikeluarkan Bupati Wonogiri pada setiap

tahun anggaran pelaksanaan.

Struktur terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat

Penguji Tagihan, Bendahara, Staf Kasekretariatan, Pinlak Fisik dan Pinlak

Bintek / Monev. Kuasa Pengguna Anggaran merangkap sekaligus sebagai

Pejabat pembuat Komitmen yang langsung membawahi bagian lainnya.

Setiap bagian struktur memiliki tugas dan wewenang yang masing-

masing. Tugas dan wewenang tersebut diatur dalam Petunjuk Operasional

(PO) dan Rencana Operasional (RO). Adapun tugas dan wewenang dari

masing-masing struktur adalah sebagai berikut.

1) Kuasa Pengguana Anggaran (KPA)

a) Tugas :

1) Bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran

2) Menunjuk pejabat pembuat komitmen

3) Menunjuk pejabat penguji SPP/ Penerbit SPM

4) Menunjuk panitia pengada barang / jasa

5) Menunjuk panitia pemeriksa dan penerima barang

6) Menunjuk staf kesekretariatan

7) Mengkoordinasikan pembuatan rencana dan pelaksanaan

kegiatan

8) Mengadakan pemeriksaan Kas Bendaharawan sedikitnya 3

bulan sekali.

2) Wewenang :

1) Menerbitkan dan menetapkan Petunjuk Operasional dan

Rencana Kegiatan.

2) Menerbitkan dan menetapkan petunjuk teknis kegiatan

Page 101: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

83

83

3) Menanda-tangani Surat Perntah Kerja

4) Menanda-tangani Surat Perintah Tugas dan SPPD

5) Mengajukan Surat Perintah Pembayaran (SPP)

3) Pejabat Pembuat Komitmen

a) Tugas :

1) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran uang

2) Bertanggungjawab atas penyelesaian kegiatan tepat pada

waktunya

3) Bertanggungjawab terhadap hasil fisik dan pelaksanaan

keuangan

4) Melakukan pengujian terhadap hasil tagihan sebelum

memberikan persetujuan pembayaran

5) Melakukan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan

6) Membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan / akuntabilitas

hasil kegiatan dan penyampaian laporan tersebut tepat waktu

7) Mengadakan pemeriksaan kas pada bendaharawan sedikitnya 3

bulan sekali

b) Wewenang :

1) Mengambil kebijakan untuk pelaksanaan pembinaan dan

pengendalian kegiatan sesuai aturan, petunjuk pelaksanan,

petunjuk teknis, dan peraturan keproyekan lain.

2) Melakukan pengecekan hasil dan pelaksanaan kegiatan apakah

telah sesuai dengan standar mutu teknis kegiatan.

3) Mengatur sistem koordinasi, konsolidasi dan sinkronisasi

semua pelaksanaan kegiatan.

4) Menentukan jadwal kegiatan

5) Memberikan bahan masukan, bahan pertimbangan dan laporan

kepada KPA dan Kepala Unit Kerja.

Page 102: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

84

84

4) Bendahara

a) Tugas :

1) Menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang menjadi

tanggungjawab dengan sebaik-baiknya, yakni menerima,

menyimpan, dan membeayarkan kepada yang berhak atas

persetujuan PPK.

2) Bertanggung jawab atas keadaan kas yang menjadi tanggung

jawabnya

3) Melaksanakan pengujian secara teliti atas keaslian

kelengkapan-kelengkapan yang diperlukan untuk pembayaran.

4) Menyelenggarakan pembukuan dan penata usahaan secara

tertib, teratur dan terus menerus sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

b) Wewenang

1) Melakukan pembayaran kepada pihak-pihak yang berhak

setelah mendapatkan persetujuan dari PPK

2) Mencairkan dana dari bank untuk operasional kegiatan setelah

mendapat persetuajuan dari PPK

3) Menyimpan uang di tempat yang telah ditentukan

5) Pejabat Penguji Pengeluaran / Penerbit Surat Perintah Melunasi (SPM)

a) Tugas :

1) Menguji SPP yang diajukan KPA

2) Menandatangani SPM

b) Wewenang : Menolak SPP yang diajukan apabila kurang

memenuhi persyaratan dan kelengkapannya.

6) Pemimpin Pelaksana (Pinlak) Fisik

a) Tugas :

1) Menyusun Rencana dan Anggaran (RAB) kegiatan fisik

2) Menyiapkan (bersama bendaharawan) Surat Perjanjian

Kerjasama (SPKS)

Page 103: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

85

85

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan bidang fisik

4) Mengadakan pengawasan pelaksanaan kegiatan

5) Membantu PPK untuk pelaksanaan kegiatan bidang fisik

6) Membuat laporan kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan kepada

PPK

b) Wewenang :

1) Memberikan masukan kepada PPK

2) Memberikan persetujuan untuk pembayaran kepada pelaksana

kegiatan bidang fisik

3) Memberhentikan (sementara) kegiatan apabila tidak sesuai

dengan standart dan mutu teknis yang telah ditetapkan.

7) Pemimpin Pelaksana (Pinlak) Bimbingan Teknis (Bintek) dan

Monitoring Evaluasi (Monev)

a) Tugas :

1) Menyusun rencana dan anggaran (RAB) kegiatan Bintek dan

Monev

2) Menyusun Petunjuk Teknis Kegiatan

3) Menentukan sasaran kegiatan, waktu pelaksanaan dan petugas

pelaksana untuk mendapatan persetujuan PPK

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang monev dan

bintek

5) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan

6) Mengadakan pengawasan pelaksanaan kegiatan

7) Membantu PPK untuk melaksanakan kegiatan bidang bintek

dan monev

8) Membuat laporan kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan kepada

PPK.

b) Wewenang :

1) Memberikan saran dan masukan kepada PPK.

2) Memberikan persetuajuan untuk pembayaran kepada pelaksana

kegiatan bintek dan monev.

Page 104: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

86

86

8) Staf Kesekretariatan

a) Tugas :

1) Menyusun Surat Keputusan (SK) berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan.

2) Menyiapkan surat menyurat untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan.

3) Menyiapkan rapat-rapat pertemuan.

4) Mengelola arsip-arsip kegiatan

5) Membantu pinlak fisik dan bendaharawan dalam penyiapan

SPKS

6) Membantu bendaharawan untuk menyelesaikan Surat

Pertanggung Jawaban (SPJ).

Keterangan :

: garis komando : garis koordinasi

Gambar 6. Bagan Struktur Organisasi Pelaksana Kegiatan GERHAN

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) merangkap

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pejabat Penguji Tagihan Bendahara

Staf Kesekretariatan

Pinlak Fisik Pinlak Bintek / Monev

Page 105: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

87

87

Struktur tersebut ditempati oleh personal yang ditunjuk oleh kepala

Dinas Kehutanan dan Perkebunan berdasarkan Surat Ketetapan (SK)

Bupati tentang pembentukan Tim Pelaksana/Kesekretariatan. Personal

yang ditunjuk merupakan personal yang dianggap mampu dan

berkompeten dibidangnya. Dengan kata lain personal yang ditunjuk masuk

dalam struktur organisasi pelaksana kegiatan GERHAN berasal dari

bidang yang bersesuaian dengan struktur organisasi Dinas Kehutanan dan

Perkebunan.

Komunikasi organisasi yang terdapat pada Dinas Kehutanan dan

Perkebunan maupun organisasi maupun PKL tingkat kecamatan

merupakan bentuk koordinasi antar bagian struktur. Koordinasi tersebut

merupakan usaha penyelarasan gerak pelaksanaan kegiatan GEHAN.

Komunikasi yang dilakukan oleh kepala dinas merupakan bentuk

pemantauan kinerja maupun pemantauan perkembangan program yang

telah berjalan, yang sedang berjalan maupun yang telah berjalan. Pimpinan

memberikan instruksi kepada struktur di bawahnya melalui rapat, surat

resmi, maupun koordinasi langsung dengan yang bersangkutan.

Berikut adalah pernyataan dari Kepala Bidang Kehutanan Drs

Agus Tri Harimulyanto:

”Rapat dilakukan secara rutin, minimal 1 bulan sekali kami

melakukan rapat, fungsinya untuk memantau perkembangan

kegiatan, koordinasi, maupun menyusun perencanaan kegiatan

selanjutnya. dalam rapat kami juga melaporkan hasil kegiatan

yang telah dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban kepada

Kepala Dinas. Selain itu setiap bidang juga melakukan koordinasi

internal masing-masing, hasil rapat bidang tersebut yang akan

dibawa ke rapat besar.” (Wawancara: 9 November 2008)

Sedangkan surat resmi juga merupakan salah satu saluran dalam

berkomunikasi. Namun fungsinya tidak seperti rapat yang dilakukan Dinas

Kehutanan dan Perkebunan. Surat biasanya digunakan sebagai tindak

Page 106: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

88

88

lanjut dari rapat maupun koordinasi yang dilakukan. Surat dapat berfungsi

sebagai pemberitahuan maupun penugasan.

Pada bagian lain, Kelompok jabatan fungsional melakukan

komunikasi vertikal dengan kepala dinas. Terlihat dalam gambar 6. (Bagan

Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri) bahwa

kelompok jabatan fungsional langsung dibawah kepala dinas, yang

dihubungkan dengan garis. Garis tersebut mengartikan bahwa kelompok

jabatan fungsional bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas.

Bentuk komunikasi yang digunakan dengan menggunakan laporan tertulis

maupun laporan dalam rapat pertemuan. Isi pesan yang disampaikan

merupakan laporan kinerja, laporan perkembangan program, dan laporan

mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Koordinasi dilakukan Kepala Bidang Kehutanan maupun seksi-

seksi di bawah bidang kehutanan. Koordinasi mencakup kegiatan yang

akan dilaksanakan di wilayah kerja PKL, baik pembuatan rencana

kegiatan, tindak lanjut kegiatan. Koordinasi dilakukan dengan menggelar

rapat bersama. Dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali.

Di Kecamatan Pracimantoro tidak terdapat struktur organisasi

PKL. Jumlah PKL yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro hanya 2

personil saja, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya maka salah satu PKL

berfungsi sebagai koordinator PKL Kecamatan Pracimantoro. Komunikasi

yang yang dilakukan merupakan bentuk koordinasi langsung. Komunikasi

langsung ini dipandang sangat efektif dalam melaksanakan tugas secara

bersama-sama.14

14 Menurut Bapak Sutarso, SP PKL Kecamatan Pracimantoro wawancara 7 November 2009 “di

Kecamatan Pracimantoro kami hanya berdua mas, jadi tidak terdapat struktur, hanya saja salah satunya menjadi koordinator”

Menurut Bapak Mulyono, SP PKL Kecamatan Pracimantoro wawancara 7 November 2009 “Pak Tarso sebagai koordinator, karena kami hanya berdua maka koordinasi sifatnya langsung”

Page 107: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

89

89

Page 108: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

90

90

Page 109: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

91

91

Komunikasi organisasi yang bersifat formal perlu ditunjang

komunikasi yang bersifat informal. Komunikasi informal tidak terbatasi

struktur dinas. Komunikasi informal terjalin antar anggota organisasi.

Komunikasi yang terjalin antar anggota organisasi berisi tentang

berbagai isu yang sedang berkembang. Diantaranya isu pergantian

pimpinan, isu pelaksanaan GERHAN yang tidak dapat terlaksana,

penilaian hasil kegiatan, maupun isu kenaikan jabatan.

Isu-isu tersebut berkembang diantara anggota organisasi Dinas

Kehutanan dan Perkebunan. Isu menjadi bahan pembicaraan dan bahan

pendiskusian. Selain isu, terdapat juga komunikasi yang mendukung

komunikasi yang bersifat formal. Karena dalam komunikasi organiasi

yang bersifat formal tidak bisa menjadi satu-satunya saluran komunikasi,

perlu adanya dukungan dari proses informal.

Seperti yang diakui Drs Agus Tri Harimulyanto dalam

pernyataannya:

”Selain rapat tentu saja kami berkoordinasi, baik sebelum rapat

maupun setelah rapat. Semacam konsultasi dulu, jadi rapatnya

nanti menjadi lebih efektif, keputusan yang akan dibuat akan

menjadi lebih tepat. Sering juga kok, dalam rapat malah saya

direkomendasikan untuk berkoordinasi dengan yang lain, untuk

berdiskusi menemukan solusi.” (Wawancara: 9 November 2008)

Pernyataan serupa diungkapkan Petugas Kehutanan Pracimantoro

(PKL) Bapak Sutarso, SP :

”Setelah rapat biasanya kumpul-kumpul dulu sama yang lain,

kadang masih membahas hasil rapat, maupun koordinasi

lagi,kadang kami dapat solusi baru malah setelah rapat ”

(Wawancara : 7 november 2008)

Page 110: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

92

92

Page 111: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

93

93

Komunikasi organisasi informal menjadi pendukung bagi

pelaksanaan komunikasi organisasi formal. Komunikasi organisasi

informal mempengaruhi keterbukaan anggota organisasi. Karena dalam

komunikasi organisasi informal lebih cenderung berkaitan dengan

kedekatan personal antar individu. Sehingga individu lebih terbuka dan

tidak merasa terbatasi maupun tertekan.

Umpan balik dalam pola komunikasi organisasi yang bersifat

formal di Dinas Kehutanan dan Perkebunan diberikan saat peristiwa

komunikasi berlangsung. Umpan balik berisi pesan mengenai klarifikasi

tugas, pelaporan tugas solusi dari permasalahan. Dalam pola komunikasi

organisasi yang bersifat informal umpan balik berupa klarifikasi mengenai

isu pemisahan Bidang Kehutanan dan Perkebunan dari Dinas Lingkungan

Hidup Kehutanan dan Pertambangan (LHKP).

Efektifitas pola komunikasi organisasi dapat diketahui dari hasil

kinerja para anggota organisasi. Hasil kinerja diketahui dari berbagai

laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban. Ditemukan dalam

dokumen Laporan Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Dinas Lingkungan

HidupKehutanan dan Pertambangan (LHKP) Kab Wonogiri, bahwa

pelaksanaan kegiatan sesuai target dan petunjuk pelaksanaan GERHAN.

Dalam laporan disebutkan bahwa telah dilaksanakan kegiatan GERHAN

meliputi kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi, bimbingan

teknis terhadap pelaksanaan kegiatan fiik lapangan, pengawasan dan

pengendalian. Tercatat dalam dokumen laporan kegiatan bimbingan

kelembagaan petugas dinas melakukan koordinasi dengan pemerintah

kecamatan dan pemerintah desa, maupun dengan kelompok tani.

masyarakat merespon baik kegiatan GERHAN, serta sangat antusias

dengan kegiatan GERHAN.

Temuan dari laporan kegiatan GERHAN menunjukkan komunikasi

organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri

berlangsung efektif. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

operasional kegiatan GERHAN.

Page 112: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

94

94

b. Kelompok Tani

Kelompok tani beranggotakan petani-petani yang memiliki lahan

yang saling berdekatan biasanya membentuk sebuah blok. Jumlah anggota

kelompok tani antara 30 hingga 40 petani. Kelompok tani memiliki

kepengurusan yang sederhana. Dipimpin oleh seorang ketua kelompok tani

dan dibantu seorang wakil ketua. Dalam menjalankan tugasnya ketua

dibantu seoarang sekretaris, bendahara serta bidang-bidang.

Tidak berbeda dengan organisasi yang lainnya, di dalam kelompok

tani terdapat juga pola komunikasi organisasi. Ketua kelompok tani

menjadi pemimpin dan menjadi pusat informasi. Ketua kelompok tani

memberikan mandat kepada struktur dibawahnya dalam menjalankan roda

organisasi. Dalam melaksanakan program GERHAN ketua kelompok tani

berfungsi sebagai orang yang dipercayakan PKL maupun dinas untuk

dapat memimpin dan menggerakkan seluruh anggota kelompok tani untuk

terlibat.15

Perintah atau mandat yang diberikan ketua kelompok tani berupa

perintah teknis harian organisasi. Perintah, mandat maupun instruksi yang

diberikan kepada sekretaris berupa instruksi tentang penyelenggaraan

administrasi organisasi, notulensi, maupun, pengkoordiniran mengenai

data anggota dan inventarisasi organisasi kelompok tani. Ketua kelompok

tani juga meminta sekretaris untuk menjadi wakilnya pada pertemuan-

pertemuan tertentu bila ketua berhalangan untuk hadir. Komunikasi

dengan bendahara meliputi pengkontrolan perkembangan keuangan yang

dimiliki kelompok tani, terkait pengeluaran, pemasukan, maupun rencana

anggaran pada bulan selanjutnya terkait dengan kegiatan GERHAN. Tidak

15 Menurut Bapak Satino Ketua Kelompok Tani Ngudimakmur Wawancara 7 November 2009

“Kalau ada sesuatu, biasanya anggota larinya ke saya mas (ketua kelompok tani)” Menurut Bapak Sakino Ketua Kelompok Tani Ngudirejo Wawancara 6 November 2009 “Ketua

biasanya yang mengayomi anggotanya, ketua berusaha bisa menjawab dan membantu anggota yang punya pertanyaan atau masalah, kalau tidak bisa biasanya saya bertanya ke Pak Tarso (PKL)”

Menurut Bapak Sutarso, SP PKL Kecamatan Pracimantoro Wawancara 7November 2009 “Ketua Kelompok tani yang mengorganisisir anggotanya, biasanya anggota mudah percaya kalau ketuanya mendukung saya.”

Page 113: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

95

95

jauh berbeda, seksi-seksi juga memberikan laporan maupun

mengkoordinasi bidangnya sesuai dengan instruksi ketua kelompok tani.

setiap seksi dikoordinir seorang ketua seksi. Secara langsung ketua seksi

mendapatkan instruksi dari ketua kelompok tani. 16

Gambar 7. Bagan Struktur Organisasi Kelompok Tani

Komunikasi organisasi formal terdapat dalam rapat yang setiap 35

hari dilaksanakan 1 kali. Rapat dihadiri seluruh anggota kelompok,

terkadang bila dibutuhkan PKL di undang untuk datang. Dalam rapat

dibahas berbagaimasalah yang di hadapi anggota maupunkelompok tani.

Kegiatan rutin ini juga membahas laporan dari setiap seksi, koordinasi

sekaligus, persiapan kegiatan selanjutnya.

16 Menurut Bapak Satino Ketua Kelompok Tani Ngudimakmur Wawancara 7 November 2009

Menurut Bapak Katiran, Ketua Kelompok tani Gunungsari Wawancara 6 November 2009

KETUA KELOMPOK TANI

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKSI PENGADAAN

SAPRODI

SEKSI PENGADAAN

PUPUK

SEKSI PENGENDALIAN

OPT

SEKSI PENGAIRAN SEKSI PENGADAAN PUPUK

RAPAT ANGGOTA

PENASEHAT

Page 114: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

96

96

Page 115: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

97

97

Tidak seperti organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

organisasi kelompok tani lebih sederhana, sehingga komunikasi dalam

kelompok tani pun lebih sederhana. Kedekatan interpersonal di dalam

kelompok tani sangat kental sekali. Sehingga komunikasi organisasi yang

bersifat formal pun menjadi komunikasi yang kekeluargaan. Sikap ewuh

pekewuh masih kental sekali dalam kelompok tani di Pracimantoro.

Namun dalam menjalankan tugas kerap sekali dilakukan secara

gotongroyong/bersama-sama.

Tabel 18. Unsur Komunikasi Organisasi bersifat Formal Horisontal Kelompok Tani dalam GERHAN di Kecamatan Pracimantoro

Sumber Pesan Saluran Penerim

a

Tujuan Efektivitas

Seksi-

seksi

kelompok

tani

Koordinas

i kegiatan

Rapat Seksi lain koordinas

i

Efektif

(Kegiatan

yang

dilaksanakan

terkoordinasi

)

Sekretaris

Kelompo

k Tani

Koordinas

i kegiatan

Rapat Bendahar

a

Kelompo

k Tani

koordinas

i

Efektif

(Kegiatan

yang

dilaksanakan

terkoordinasi

)

Sumber : Analisis Data Primer

Demikian juga dengan pola komunikasi organisasi formal

horisontal. Profesionalitas dalam organisasi kelompok tani di

Pracimantoro adalah kekeluargaan. Saling menghargai antara satu dengan

yang lain, sehingga dalam menjalankan tugasnya, pengurus kelompok tani

Page 116: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

98

98

harus bisa ngemong sesama pengurus maupun ngemong anggota kelompok

tani. Sifat ini yang mendorong bagi pengurus untuk senantiasa

berkoordinasi dengan sesamanya.

Faktor tersebut juga menyebabkan pesan lebih banyak disampaikan

melalui komunikasi orgasniasi informal. Isi pesan yang yang biasanya

disampaikan berupa desas-desus atau isu mengenai pelaksanaan kegiatan

GERHAN di lapang, maupun kebijakan yang akan diambil. Isu-isu

tersebut antara lain mengenai pergantian, isu kebijakan pelaksanaan

GERHAN tahun 2008 yang terlambat turun, penilaian pembuatan tanaman

dan pemeliharaan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, luas lahan

yang akan digunakan dalam kegiatan GEHAN, daerah dan kelompok tani

yang terlibat dalam GERHAN tahun selanjutnya, waktu dan mekanisme

pencairan bantuan bibit, pupuk, dan dana pemeliharaan.

Tabel 19. Unsur Komunikasi Organisasi Informal Kelompok Tani dalam GERHAN di Kecamatan Pracimantoro

Sumber Pesan Saluran Peneri

ma

Tujuan Efektivi

tas

Petani Dana kegiatan

yang akan

diturunkan,

jumlah luas

lahan yang akan

digunakan,

kelompok tani

yang akan

terlibat, waktu

pencairan

bantuan pupuk,

Komunik

asi

personal

Petani Bertukar

informasi

untuk

menambah

pengetahua

n mengenai

perkemban

gan

program

Efektif

(Pengeta

huan

petani

tentang

program

meningk

at)

Sumber : Analisis Data Primer

Komunikasi organisasi informal pada kelompok tani berpengaruh

terhadap pelaksanaan kegiatan GERHAN. Karena petani masih merasa

Page 117: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

99

99

kaku dengan kondisi formal dalam organisasi. Hubungan personal dan

kekeluargaan lebih diutamakan. Sehingga dalam pelaksanaannya,

penyuluh memiliki peran penting dalam menjalankan roda organisasi.

Sebagai contoh adalah pernyataan beberapa informan sebagai

berikut:

”Kelompok tani biasanya juga minta tolong untuk dibantu

membuat LPJ penggunaan bantuan GERHAN...”(Sutarso,

SP.Wawancara: 8 November 2008)

”Dalam masalah administrasi saya sering minta tolong ke pak

Tarso” (Katiran, wawancara 7 November 2008)

Terlihat bahwa pengurus kelompok tani masih mengandalkan

hubungan personal dengan PKL untuk menyelesaikan masalah

adminitrasi. Komunikasi organisasi informal sangat membantu dalam

melaksanakan kegiatan GERHAN. Namun demikian, PKL dan Dinas

Kehutanan dan Perkebunan berharap kelompok tani dapat menjadi lebih

mandiri lagi.

Umpan balik dalam pola komunikasi organisasi kelompok

berlangsung saat terjadinya peristiwa komunikasi. Umpan balik berupa

penyelesaian masalah atau solusi dari masalah yang ditemukan, selain itu

umpan balik berupa klarifikasi-klarifikasi mengenai permasalahan yang

dihadapi para anggota kelompok tani.

Pola komunikasi organisasi dalam kelompok tani berlangsung

kurang efektif. Karena ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan

kerja organisasi kelompok tani yang dikerjakan PKL, sebagai contohnya

adalah pembuatan surat pertanggung jawaban (SPJ) kelompok tani.

anggota organisasi belum dalap melaksanakan tugasnya secara optimal.

Dari uraian mengenai komunikasi organisasi pada Dinas

Kehutanan dan Perkebunan maupun Kelompok Tani menunjukkan bahwa

komunikasi organisasi yang bersifat informal sangat berguna dalam

mendukung komunikasi organisasi yang bersifat formal. Dalam

komunikasi organisasi informal lebih memungkinkan terjadinya

Page 118: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

100

100

komunikasi kelompok maupun komunikasi interpersonal. Dengan

demikian komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan pelaksanaan

roda organisasi menjadi lancar.

Selain itu juga peran pimpinan juga memiliki pengaruh.

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara efektif mempengaruhi

gerak kelompok ke arah tujuan kelompok (Cragan dan Wrigh dalam

Rakhmat, 2005). Gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Dinas

Kehutanan dan Perkebunan maupun Kelompok Tani adalah gaya

kepemimpinan yang mengutamakan hubungan personal, memberikan

kebebasan berfikir bagi anggota anggotanya dengan kata lain gaya

kepemimpinan demokratis. Menurut Rakhmat (2005) kepemimpinan

demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu

anggota untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Sehingga

keputusan yang diambil adalah keputusan bersama, semua pihak dapat

menerima hasil keputusan tersebut. Sehingga pelaksanaan kegiatan

GERHAN dilaksanakan secara bersama tanpa ada rasa keberatan dari

anggotanya.

Selain gaya kepemimpinan jaringan komunikasi organisasi

berpengaruh. Komunikasi organisasi informal berkembang dari pimpinan

pejabat Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun pimpinan kelompok

tani yang berbincang dengan anggota yang lain diluar kegiatan formal.

Kemudian dari personal tersebut disampaikan juga ke personal yang lain

hingga membentuk rantai komunikasi yang panjang dan jaringan

komunikasi dalam organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pejabat yang

lebih tinggi memiliki akses informasi yang lebih luas, sehingga pejabat

tersebut menjadi sumber informasi utama di organisasi tersebut. Demikian

juga dalam organisasi kelompok tani. pemimpin memiliki akses yang

cukup luas terhadap informasi luar, informasi dapat berasal dari PKL

maupun petugas Dinas. Yang kemudian akan diteruskan kepada anggota-

anggota yang lan.

Page 119: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

101

101

Gambar 8. Model Struktur Jaringan Komunikasi Roda

Struktur bintang memiliki pemimpin yang jelas. Posisinya di pusat,

dan pemimpin merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan

menerima pesan dari semua anggota. Oleh karenannya, pesan yang

disampaikan seorang anggota kepada anggota lain, maka pemimpin pun

akan mendapatkan mendapatkan pesan yang sama.

Organisasi kelompok tani maupun organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan GERHAN merupakan bentuk pengejawantahan dari

pelaksanaan pencapaian tujuan GERHAN. Yaitu membentuk masyarakat

yang sadar akan pentingnya rehabilitasi dan pemeliharaan lingkungan

sekitar. Kesadaran tersebut tercermin dari terbentuknya organisasi

kelompok tani yang mewadahi petani untuk mencapai tujuan bersama

yang tidak lain adalah tujuan GERHAN.

Bentuk komunikasi organisasi ditemukan pada organisasi-

organisasi yang terlibat dalam GERHAN. Di tingat kabupaten organisasi

tersebut adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dalam melaksanakan

program GERHAN dibentuk tim khusus yang terdiri dari personal yang

bertugas di Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Pembentukannya

berdasarkan SK Bupati selaku Ketua Pembina GERHAN. Komunikasi

yang dilakukan personal organisasi dilakukan di lingkungan kantor.

Fasilitas yang mendukung komunikasi antara lain alat komunikasi pribadi

A B D

C

E

Page 120: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

102

102

(handphone), ruang rapat, dan surat-surat. Komunikasi organisasi

berlangsung secara formal dan informal. Tujuan dari komunikasi yang

dilakukan untuk mengkoordinasikan seluruh anggota organisasi, yang

meliputi penyatuan pemahaman mengenai program GERHAN, pembagian

tugas, mengatur pelaksanaan program, menyusun rencana anggaran, serta

evaluasi kegiatan.

Efektifitas komunikasi organisasi ditentukan dengan sejauh mana

komunikasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut. Efektifitas

komunikasi organisasi dipengaruhi gaya kepemimpinan. Gaya

kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan demokratis.

Dimana dalam menjalankan roda organisasi diutamakan rasa kekeluargaan

dan kebersamaan. Dengan demikian komunikasi organisasi efektif

dilaksanakan dalam pelaksanaan program GERHAN, yaitu program yang

memiliki struktur yang jelas. Strukturisasi merupakan salah satu ciri yang

dimiliki sebuah organisasi.

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang terjadi di dalam

suatu kelompok, dimana setiap anggota kelompok saling mengenal antara satu

dengan yang lain dan memandang mereka merupakan bagian dari kelompok

tersebut. Kelompok bisa terdiri lebih dari 2 orang, dengan alur komunikasi

tertentu. Komunikasi kelompok terjadi pada setiap organisasi yang terlibat

dalam GERHAN.

Untuk melihat bentuk komunikasi kelompok yang terjadi dalam

pelaksanaan GERHAN. Maka terlebih dahulu dilihat kelompok-kelompok apa

saja yang terbentuk selama proses pelaksanaan GERHAN berlangsung.

Kelompok yang terbentuk tidak hanya kelompok yang bersifat formal saja

tetapi kelompok-kelompok yang bersifat informal. Kelompok formal lazimnya

disebut organisasi sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang ada

diluar organisasi tersebut.

a. Kelompok Besar

Page 121: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

103

103

Data laporan tahunan GERHAN tahun 2006 menunjukkan bahwa

terdapat pertemuan-pertemuan yang melibatkan lebih dari 60 orang.

Kegiatan tersebut telah mulai berlangsung pada tahun 2003. Kemudian

dilaksanakan pada tiap tahun pelaksanaan GERHAN. Teknis pertemuanya

adalah dengan mengundang perwakilan-perwakilan kelompok tani seluruh

Wonogiri untuk kemudian mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan-

kegiatan GERHAN.

Sosialisasi yang dilaksanakan bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dasar kepada para perwakilan petani. Petani yang hadir dalam

pertemuan tersebut nantinya akan menjadi pelopor dalam kegiatan-

kegiatan GERHAN. Untuk selanjunya kegiatan dilangsungkan di wilayah

masing-masing dengan tetap ada pengawasan dari pemerintah kabupaten

dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Selain sosialisasi, dalam

pertemuan tersebut sekaligus melaksanakan persiapan pelaksanaan

GERHAN, yaitu mendata dan membuatkan rekening setiap kelompok tani

yang terlibat.17

Pelaksanaan sosialisasi ini telah direncanakan terlebih dahulu

dengan membentuk kepanitiaan atau tim kerja. Tim kerja ini merupakan

personal-personal yang ada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

Sedangkan untuk pemateri tidak hanya dari personal petugas Dinas

Kehutanan dan Perkebunan tetapi juga didatangkan pemateri dari praktisi

maupun dari BPDAS Solo.18

Tidak hanya kegiatan sosialisasi saja. Komunikasi kelompok juga

mengagendakan penyuluhan maupun pelatihan yang diadakan secara

besar. Kegitan tersebut biasanya bertajuk pelatihan petani kader

GERHAN. Materi meliputi pelatihan persiapan pembuatan tanaman,

pemupukan, pembibitan, dan teknik-teknik konservasi lahan.

17 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,Sp Wawancara tanggal 8 November 2008

Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008

18 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008

Page 122: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

104

104

Di tingkat kecamatan komunikasi kelompok besar ditemukan pada

pertemuan yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Pracimantoro.

Pertemuan ini dilaksanakan setiap bulan. Tujuan dari pelaksanaan ini

untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan GERHAN maupun

kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan di Kecamatan Pracimantoro.

Pertemuan bulanan ini dihadiri seluruh jajaran pemerintah Kecamatan

Pracimantoro, Petugas Kehutanan Lapang (PKL), perwakilan perangkat

desa seluruh Kecamatan Pracimantoro, dan perwakilan kelompok tani.

Pada saat tertentu pertemuan ini juga dihadiri perwakilan dari

Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk memantau sekaligus hadir sebagai

pembicara dalam pertemuan tersebut. Secara informasi yang bersifat lebih

umum diberikan oleh Camat atau yang mewakili. Karena pada pertemuan

ini memang tidak dikhususkan pada keiatan GERHAN, tetapi meliputi

semua kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Pracimantoro.

Komunikasi kelompok besar didukung dengan penggunaan alat-

alat bantu pengeras suara, papan tulis, LCD Proyektor, komputer, serta alat

peraga yang mendukung penyampaian materi lainnya. Pelaksana juga

menyiapkan materi-materi atau data-data yang berkaitan dengan materi

yang akan disampaiakan sumber. Materi-materi tersebut diperbanyak

dalam bentuk makalah maupun selebaran-selebaran dan kemudian

dibagikan kepada seluruh peserta sosialisasi maupun pertemuan. Dengan

demikian pesan yang disampaikan lebih cepat dipahami peserta.

Pertemuan tersebut memungkinkan terjadinya interaksi antara

sumber dengan peserta. Namun kondisi dalam pertemuan tidak

memungkinkan semua peserta dapat memberikan feedback kepada

sumber. Keterbatasan saluran serta jumlah audiens yang banyak

membatasi jumlah feedback yang dapat diterima sumber.

Komunikasi kelompok besar yang terdapat pada pelaksanaan

GERHAN di Kecamatan Pracimantoro dapat diringkas dengan model pada

gambar 9

Page 123: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

105

105

Interaksi antar peserta juga terjadi dalam pertemuan. Interaksi

melibatkan peserta-peserta yang bertempat duduk berdekaatan. Interaksi

berupak komunikasi antar personal maupun kelompok. Interaksi ini

terkadang dirasakan mengganggu acara pertemuan. Akibatnya konsentrasi

peserta yang bersangkutan maupun peserta lain menjadi terpecah dan

materi tidak dapat diterima secara sempurna.

Page 124: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

106

106

Page 125: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

107

107

Gambar 9. Bagan Model Komunikasi Kelompok Besar

Dalam rangkaian acara sosialisasi yang digelar Dinas Kehutanan

dan Perkebunan yang bertempat di kabupaten maupun di kecamatan

menggunakan banyak pembicara atau pemateri. Pematerinya pun berasal

dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan sendiri maupun mengundang

personal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) yang

memiliki kompetensi materi yang akan disampaikan. Persiapan dilakukan

tim pelaksana sebelum acara pertemuan dilaksanaan. Terlebih dahulu tim

menghubungi personal yang akan menjadi pembicara dengan membawa

term of refference. Maksudnya agar pembicara nantinya akan

membawakan materi sesuai dengan yang telah direncanakan oleh tim

pelaksana sosialisasi.19

19 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9

November 2008 “Sosialisasi yang digelar merupakan hasil persiapan dari TIM kami, jauh sebelumnya kami menghubungi calon pembicara yang akan kami gunakan, biasanya kami menggunakan surat resmi yang dilampiri TOR (term of reference) agar pembicaranya nanti mengetahui tentang apa yang harus dibawakan nanti”

SUMBER: Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

PKL

Perwakilan kelompok tani

Perwakilan kelompok tani

Perwakilan kelompok tani

Page 126: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

108

108

Bentuk komunikasi kelompok dilakukan sesuai dengan kebutuhan

dinas dalam usahanya mensosialisasikan kegiatan GERHAN maupun

pelatihan bagi petani sebagai persiapan menjalankan program GERHAN.

Jumlah audiens yang banyak harus dihadapi secara terorganisir dan

terencana. Waktu dan tempat dipilih yang dapat mengakomodir sejumlah

peserta, didukung peralatan untuk presentasi, copy materi, papan tulis, alat

peraga maupun personal-personal yang memandu jalannya acara.

Materi yang disampaikan meliputi tentang sosialisasi mengenai

kebijakan program GERHAN secara umum, manajemen kelompok tani,

pembuatan dan pemeliharaan tanaman GERHAN, teknik konservasi tanah

dan air, administrasi GERHAN. Mareti-materi tersebut disampaikan oleh

beberapa pemateri, secara bergantian. Sehingga peserta mudah untuk

menangkap mengenai apa yang disampaikan oleh pembicara. Selanjutnya

acara tersebut ditindak lanjuti dengan pelatihan-pelatihan kecil yang

diadakan oleh PKL di daerah petani masing-masing. Maksudnya agar

materi yang telah disampaikan dalam acara sosialisasasi maupun pelatihan

besar tidak langsung hilang, agar terdapat pembelajaran yang lebih

mendalam.20

Pencapaian tujuan komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan

berhasil. Banyak materi yang disampaikan dalam komunikasi

tersampaikan. Petani memahami materi yang disampaikan, hal ini terbukti

dari pernyataan Bapak Katiran bahwasanya materi yang disampaikan

mudah dimengerti.

Menurut PKL kecamatan Pracimantoro Bp Mulyanto,SP wawancara tanggal November 2008 “biasanya ada semacam panitia tersendiri yang menyiapkan acara sosialisasi, demikian juga dengan PKL yang akan mengadakan pertemuan sosialisasi maupun sekolah lapang, persiapan materi wajib hukumnya,kami mencari bahan yang akan disampaikan terlebih dahulu biar petani memperoleh materi secara lebih maksimal”

20 Menurut Bp Maryoto ketua kelompok tani Sumbermulyo wawancara November 2009 “Setelah acara di kabupaten biasanya terus ada acara lagi di daerah masing-masing yang di pandu sama PKL, materinya hamper sama tetapi langsung praktek di lahan.”

Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bapak Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008 “Ada tindak lanjutnya, setelah sosialisasi petani mendapatkan meteri dari PKL langsung di lapang, sekaligus langsung melakukan persiapan lahan maupun penanaman.”

Page 127: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

109

109

”Penjelasannya gamblang sekali kok mas, mudah dipahami, yang

menjelaskan juga sudah ahli” (Wawancara: 12 November 2009)

Demikian juga dengan pernyataan dari Bapak Maryoto yang

menyatakan bahwa materinya sudah bisa dipahami, walaupun hanya

dengan mendengar.

”Menawi masalah nandur, ngrawat taneman jati meniko gampil mas.

Saking penjelasanipun petugas sampun saget nampi. Petugas ingkang

njelaske njih sampun sae banget, gamblang..”

(Kalau tentang menanam, merawat tanaman jati itu mudah mas, dari

penjelasan petugas sudah bisa diterima. Petugas yang menjelaskn juga

bagus sekali, jelas..) (Wawancara: 12 November 2009)

b. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil juga ditemukan dalam kegiatan

pelaksanaan GERHAN. Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi

yang melibatkan 5 hingga 15 orang (Devito dalam wiryanto, 2006).

Pembahasan mengenai komunikasi kelompok kecil akan dibagi menjadi 3

poin, berdasar temuan komunikasi kelompok kecil.

1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Pelaksanaan program yang melibatkan banyak orang dengan

berbagai tugas mempengaruhi terbentuknya kelompok-kelompok

informal dalam suatu organisasi. Di tingkat Dinas Kehutanan dan

Perkebunan, kelompok-kelompok terbentuk atas pekerjaan dan

tanggung jawab yang diemban. Sebagai contoh petugas yang memiliki

tugas menyiapkan perlengkapan sosialisasi GERHAN, yang

bersangkutan di luar forum resmi juga akan membentuk kelompok lain

guna menyelesaikan tugas-tugasnya. Diskusi kecil di luar kegiatan

formal dilakukan untuk menjaga hubungan sosial dengan petugas lain,

dan terkadang isi diskusi tersebut menyangkut dengan tugas masing-

Page 128: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

110

110

masing dengan tujuan untuk sekedar berbagi pengalaman maupun

mencari penyelesaian masalah yang dihadapi.21

Tabel 21. Unsur Komunikasi Kelompok Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sumber Pesan Saluran Sasaran Tujuan Efektifitas

Personil

petugas

Dinas

Kehutanan

dan

Perkebunan

Permasalahan

organisasi

(misalnya:

penyelesaian

tugas,

pembuatan

laporan)

Diskusi Personil

petugas

Dinas

Kehutanan

dan

Perkebunan

Sharing

pengalaman,

menyelesaikan

masalah,

menjaga

hubungan

sosial

Efektif

(Petugas

bertambah

pengetahuan,

mendapat

jalan keluar,

hubungan

sosial

terjaga)

Sumber : Analisis Data Primer

Pelaksanaan program yang melibatkan banyak orang dengan

berbagai tugas mempengaruhi terbentuknya kelompok-kelompok

informal dalam suatu organisasi. Di tingkat Dinas Kehutanan dan

Perkebunan, kelompok-kelompok terbentuk atas pekerjaan dan

tanggung jawab yang diemban. Sebagai contoh petugas yang memiliki

tugas menyiapkan perlengkapan sosialisasi GERHAN, yang

bersangkutan di luar forum resmi juga akan membentuk kelompok lain

guna menyelesaikan tugas-tugasnya. Diskusi kecil di luar kegiatan

formal dilakukan untuk menjaga hubungan sosial dengan petugas lain,

dan terkadang isi diskusi tersebut menyangkut dengan tugas masing-

21 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9

November 2008 “diantara petugas-petugas dinas ada forum yang sifatnya informal, lebih tepatnya terbentuk karena kedekatan di kantor, kalau kumpul yang dibicarakan macem-macem, mulai dari masalah pekerjaan kantor hingga tentang kehidupan di rumah, itu untuk saling bersosialisasi saja.”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Mulyono, SP wawancara tanggal 7 November 2008 “sekedar bersosisaisasi saja mas, mengeratkan tali persaudaraan sesame profesi,yang dibicarakan komplit,mulai masalah kerjaan,kehidupan keluarga,hobi dan lain-lain”

Page 129: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

111

111

masing dengan tujuan untuk sekedar berbagi pengalaman maupun

mencari penyelesaian masalah yang dihadapi.22

2) Kelompok Tani

Komunikasi kelompok juga terdapat pada forum pertemuan

yang melibatkan banyak orang. Kegiatan sosialisasi yang diadakan

oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dalam kegiatan tersebut

diundang perwakilan kelompok tani beserta PKL yang mendampingi

dalam forum. Pertemuan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan

membentuk kelompok yang terdiri dari individu-individu yang

dikumpulkan dalam forum tersebut. Mereka berasal dari daerah-daerah

yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama, sehingga ketertarikan

untuk berkomunikasi cukup besar. Diskusi yang terjadi seputar

program GERHAN, kondisi pertanian, kehutanan, peternakan, usaha

lain, maupun mengenai forum itu sendiri.23

Temuan lain terdapat pada kelompok tani di tingkat desa.

Kelompok tani merupakan pengorganisasian para petani pada wilayah

tertentu, anggota dari kelompok tani beragam, antara 30 hingga 60

petani. Maksud dari pengorganisasian ini adalah agar memudahkan

petani dalam menjalankan aktifitasnya. Tujuan kelompok tani

merupakan tujuan dari masing-masing individu yang dirumuskan

menjadi tujuan umum. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut petani

22 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9

November 2008 “diantara petugas-petugas dinas ada forum yang sifatnya informal, lebih tepatnya terbentuk karena kedekatan di kantor, kalau kumpul yang dibicarakan macem-macem, mulai dari masalah pekerjaan kantor hingga tentang kehidupan di rumah, itu untuk saling bersosialisasi saja.”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Mulyono, SP wawancara tanggal 7 November 2008 “sekedar bersosisaisasi saja mas, mengeratkan tali persaudaraan sesame profesi,yang dibicarakan komplit,mulai masalah kerjaan,kehidupan keluarga,hobi dan lain-lain”

23 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9 November 2008 “kelompok informal terbentuk saat ada sosialisasi, dalam forum tersebut terdapat petani-petani yang sudah saling kenal sebelumnya,jadi malah seperti reuni”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Mulyono, SP wawancara 7 November 2008 “ada diskusi,pembicaraan-pembicaraan diantara para petani, mereka sudah sering ketemu dalam forum yang hampir sama, yang dibicarakan ya tentang pertanian mas”

Page 130: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

112

112

harus dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Tabel 22. Unsur Komunikasi Kelompok di Kelompok Tani

Sumber Pesan Saluran Sasaran Tujuan Efektivitas

Petugas

Kehutan

an

Lapang

(PKL)

Menyampaik

an informasi

program

GERHAN,

teknik

pembuatan

tanaman,

teknik

pemeliharaan

Bimbinga

n teknis /

penyuluh

an,

pertemua

n

kelompok

tani

Personil

petugas

Dinas

Kehutana

n dan

Perkebun

an

Memberik

an

pengetahu

an kepada

petani

Efektif

(Pengetahua

n petani

mengenai

teknis

pembuatan

tanaman,

pemeliharaa

n, kebijakan

GERHAN

meningkat)

Petani Keluhan

permasalaha

n (misalnya:

kekeringan,

gangguan

hama/ternak

gembala),

persiapan

kegiatan

Pertemua

n

kelompok

tani

Kelompo

k tani,

PKL

Mencari

penyelesai

an

masalah,

menyiapk

an

kegiatan

Efektif

(Permasalah

an dapat

terselesaika

n (dengan

menghimba

u pemilik

ternak))

Sumber : Analisis Data Primer

Temuan lain mengenai terdapat pada kegiatan bimbingan

teknis. Bimbingan teknis merupakan kegiatan penyuluhan yang

dilakukan petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan dibantu PKL

untuk memberikan pengetahuan kepada kelompok tani dalam

melaksanakan kegiatan GERHAN. Kegiatan tersebut meliputi

pelatihan-pelatihan mengenai teknik pembuatan tanaman maupun

Page 131: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

113

113

pemeliharaan tanaman yang telah ada. Materi disampaikan oleh PKL

dan diperhatikan oleh petani. Selain materi juga diberikan contoh dan

praktik secara langsung di lahan. Komunikasi terjadi di dalam

kelompok, penyuluh menyampaikan informasi dan petani memberikan

feedback kepada penyuluh, dan terkadang terdapat petani lain yang

membantu memberikan jawaban. Diskusi kecil antara 3 sampai 5

orang juga tedapat dalam kegiatan ini. Materi diskusi kelompok kecil

tersebut beragam, antara lain mengenai kegiatan pertanian masing-

masing, dan diskusi tentang kegiatan yang sedang dilaksanakan.24

Salah satu tujuan dari kegiatan GERHAN adalah melakukan

pembinaan terhap kelompok tani yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan

agar dalam pelaksanaan program GERHAN petani dapat melakukan

administrasi dan mendukumentasikan hasil setiap kegiatan. Sehingga

mempermudah dalam memantau maupun mengevaluasi kegiatan

GERHAN. Komunikasi kelompok dalam kelompok tani terjadi dalam

rapat kelompok yang dilaksanakan setiap bulan secara bergilir di

rumah anggota. Secara rutin rapat tersebut membahas mengenai

perkembangan pelaksanaan GERHAN maupun evaluasi. Sering sekali

dalam forum dibahas mengenai masalah-masalah teknis yang sedang

dihadapi para petani. Sebagai contoh mengenai masalah ternak yang

digembalakan penduduk sekitar di daerah penanaman tanaman jati. Hal

ini menjadi masalah ketika ternak yang digembalakan tersebut

memakan tanaman muda. Penyelesaian yang dilakukan dengan

melakukan pendekatan personal kepada pemilik ternak serta membuat

24 Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bapak Mulyono,SP Wawancara tanggal 7 November

2008 “saat penyuluhan bimbingan teknis terdapat pertemuan dengan kelompok, yang kami datangi tiap kelompok pada waktu yang sudah ditentukan, setelah saya menyampaikan materi biasanya ada tanya jawab seputar materi kemudian praktek”

Menurut Bp Maryoto Ketua Kelompok Tani Sumbermulyo Pracimantoro wawancara 7 November 2008 “biasanya ada tanya jawab setelah pak PKL member materi,buat ngetes apa benar sudah paham, kalo tidak paham petani boleh bertanya lagi, kalo tidak ya diskusi sama temannya”

Page 132: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

114

114

papan larangan untuk melindungi tanaman-tanaman yang masih

muda.25

Apabila dari forum tersebut belum dapat mendapatkan

jawaban-jawaban yang sesuai maka permasalahan-permasalahan

tersebut akan diteruskan kepada PKL yang ada di kecamatan. Tidak

jarang PKL diundang secara khusus untuk membantu dan

membimbing petani dalam rapat bulanan tersebut. Komunikasi

kelompok yang lebih kecil juga terjadi di dalam forum rapat kelompok

tani, karena para anggota kelompok tani telah lama saling kenal maka

materi perbincangan lebih dalam. Akan tetapi para anggota kelompok

tani lebih terfokus pada permasalah yang sedang atau akan di bahas di

dalam rapat bulanan tersebut. Komunikasi juga terjadi diluar forum

rapat bulanan. Para pengurus juga melakukan koordinasi dalam

menjalankan tugasnya, rapat yang dilakukan dalam jumlah terbatas ini

lebih banyak dilakukan secara informal.

Mengenai keanggotaan kelompok tani, petani mengakui banyak

manfaat yang didapatkan ketika menjadi kelompok tani tersebut

diungkapkan Bapak Katiran dalam wawancara: 12 November 2009

”Wontenipun kelompok tani sak meniko nambai guyubipun

masyarakat tani, menawi wonten masalah saget dipadoske

pemecahanipun sareng-sareng, saget tumut program sareng-

sareng, mboten wonten iren-irenan malih, amargi sampun

terfasilitasi sedanten.”

(Adanya Klompok Tani menambah kerukunan masyarakat

petani, jika ada masalah dapat dicari solusi bersama-sama,

25 Menurut Bp Katiran Ketua Kelompok Tani Gunungsari (Wawancara tanggal 6 November 2008)

”Rapat kelompok tani dilakukan sepasar sekali, bergilir di rumah para anggota, yang dibahas ya tentang laporan-laporan,mbahas masalah ternak yang mengganggu...”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso,SP wawancara 7 November 2008 ”kelompok tani biasanya mengadakan rapat setiap 35 hari sekali, tidak jarang PKL diundang dalam kegiatan tersebut, karena memang sudah tugasnya PKL untuk membantu petani, biasanya yang dibahas mengenai perkembangan kegiatan GERHAN, rencana kegiatan selanjutnya, membahas masalah masalah teknis,dan lain sebagainya”

Page 133: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

115

115

dapat ikut program bersama-sama, tidak ada kecemburuan lagi,

karena semuanya terfasilitasi)

Demikian pula yang diungkapkan Bapak Maryoto dalam

wawancara: 12 November 2009

”Menawi katah rencangipun nggih nyambut damel mboten

kraos berat, sinambi gojekan tapi nggih tetep serius nyambut

damelipun, menawi piyambak nggih rasane awang-awangen

mas.”

(Kalau banyak temannya, bekerja tidak terassa berat, sambil

bercanda tapi tetap serius bekerja, kalau sendiri rasanya terlalu

berat untuk dilaksanakan)

Kelompok tani memberikan kepercayaan diri bagi petani untuk

ikut berpartisipasi dan terlibat dalam GERHAN. Petani merasa tidak

sendiri, dan terdapat individu-individu lain yang dapat membantunya.

Kegiatan yang dilaksanakan secara individu memiliki hasil yang

berbeda bila dilaksanakan secara kolektif.

Menurut Rakhmat (2005) perilaku komunikasi dipengaruhi

oleh kelompok. Perilaku komunikasi tersebut meliputi konformitas,

fasilitasi sosial, dan polarisasi. Konformitas merupakan kecenderungan

para anggota untuk melakukan dan mengatakan hal yang sama. Dalam

melaksanakan tugasnya, PKL memegang beberapa petani untuk

dijadikan contoh bagi anggota yang lain. Maksud dari tindakan ini

adalah sebagai percontohan. Kemudian anggota kelompok tani yang

lain mengikutinya. Semakin banyak yang mengawali maka semakin

cepat dan semakin banyak pula yang akan mengikutinya.

Fasilitasi sosial disebutkan Robert Zajonc dalam Rakmat

(2005) sebagai teori Drive. Teori tersebut menjelaskan bahwa

kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi

(energizing effect) pada perilaku individu. Kehadiran PKL, petugas

dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan, maupun sesama petani

memberikan dampak pada prestasi kerja. Baik bagi PKL, petugas

Page 134: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

116

116

Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun petani. Individu petani,

PKL, maupun petugas dinas dihadapkan pada kelompok dimana

kelompok tersebut tidak hanya mengawasi namun juga akan menilai

kinerjanya.

Teori polarisasi menjelaskan bahwa orang cenderung membuat

keputusan yang lebih berani ketika berada di dalam kelompok daripada

ketika sendirian. Hal tersebut dikarenakan kelompok memungkinkan

adanya pembagian tanggungjawab sehingga resiko kegagalan dapat

ditanggung bersama. Petani menyadari bahwa ketika di dalam

kelompok tani petani tidak sendiri, terdapat rekan-rekan yang lain

dimana nantinya akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Dalam kegiatan GERHAN khususnya penanaman sistem pot, petani

sempat ragu dengan kegiatan ini, akan terasa berat karena harus

membuat lubang di atas batu untuk menanam tanaman jati. Namun

dorongan dari kelompok sangat besar sehingga kegiatan pun dapat

dilaksanakan.

3) Kelompok dalam Masyarakat Petani/tetangga

Kehidupan manusia tidak terlepas dari komunitas sosial di

mana manusia tersebut tinggal. Interaksi dengan komunitas di sekitar

lingkungan tidak dapat dielakkan sebagai kebutuhan untuk

bersosialisasi dengan komunitas. Demikian juga dengan petani yang

ikut dalam program GERHAN. Di lingkungannya masing-masing

petani berinteraksi untuk bersosialisasi.

Dalam bersosialisasi dengan tetangga, petani tidak hanya

berkumpul dengan para petani yang terlibat dalam GEHAN saja.

Tetapi juga dengan petani-petani lain yang tidak terlibat dalam

GERHAN. Tempat intraksi dapat bermacam-macam, bisa terjadi di

masjid, di warung, di rumah tetangga, maupun di ladang, sesuai

dengan situasi dan kondisi. Petani yang memeluk agama Islam

biasanya berinteraksi di masjid ketika selesai melakukan ibadah Sholat

Magrib atau Isya berjamaah. Pada waktu-waktu ini petani memiliki

Page 135: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

117

117

waktu yang senggang, sambil beristirahat petani dengan beberapa

petani/warga lain berkumpul. Demikian juga dengan perkumpulan di

tempat lain. Semua interaksi dilakukan pada waktu senggang/istirahat.

Seperti yang diungkapkan beberapa informan berikut:

”Menawi wekdalipun dong istirahat, menopo jajan wonten

warung, kumpul kalian rencang-rencang petani sanes, nggih

mesti wonten rembagan babagan jati, mboko sithik tapi mesthi

wonten.”

(Saat waktu istirahat, ataupun makan di warung, kumpul

bersama rekan yang lain, biasanya ada perbincangan mengenai

jati, walaupun sedikit pasti ada)

(Katiran, wawancara: 12 November 2009)

”Wonten mriki mboten sedanten tumut kegiatan, wonten petani

ingkang mboten nggadahi lahan, tapi menawi kumpul njih

maringi pemikiran-pemikiran, jenengipun tonggo nggih ngoten

niku, menawi kumpul-kumpul wonten masjid, warung, menopo

wonten ngalas nggih sing dirembag macem-macem, salah

satunggalipun nggih jati niku.”

(Di sini tidak ikut semua, ada petani yang tidak punya lahan,

tetapi kalau kumpul bersama memberi pemikiran-pemikiran,

namanya juga tetangga ya seperti itu, kumpulnya di masjid,

warung, ataupun di hutan, yang dibicarakan macam-macam,

salah satunya tentang jati) (Maryoto, 12 November 2009)

Tabel 23. Unsur Komunikasi Kelompok dalam Masyarakat

Sumbe

r

Pesan Saluran Sasara

n

Tujuan Efektivitas

Tetangg

a petani

Info pupuk,

kondisi

cuaca

Diskusi,

interperso

nal

Petani,

warga

tetangg

a

Menyampaik

an informasi

Efektif

(Petani

memperoleh

tambahan

Page 136: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

118

118

informasi

pupuk,

kondisi

cuaca)

Petani Masalah

keterlambat

an bantuan

bibit,

masalah

kekeringan,

bantuan

pupuk

Diskusi,

interperso

nal

Petani,

warga

tetangg

a

Berkeluh

kesah,

menyampaik

an informasi

Efektif

(Petani

merasa

tidak sendiri

dalam

melaksanak

an kegiatan

GERHAN)

Sumber : Analisis Data Primer

Tidak semua warga dalam satu desa terlibat dalam program

GERHAN. Namun pembicaraan yang terjadi terkadang membahas

menganai program GERHAN. Antara lain tentang bagaimana

perkembangan pembuatan tanaman, serta pemeliharaan yang sudah

dilakukan. Diskusi ini sangat berguna sekali bagi petani, disamping

untuk bersosialisasi petani juga mendapatkan informasi-informasi yang

berkaitan dengan GERHAN. Dengan demikian petani mendapatkan

ide baru maupun semangat baru untuk mengelola tanamannya.

Kelompok tersebut merupakan bentuk kelompok informal.

Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang

yang sama baik tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, serta tempat tinggal yang sama pula. Faktor tersebut sangat

mempengaruhi efektifitas komunikasi, apabila hubungan antar anggota

akrab maka semakin efektif pula komunikasi tersebut. Sebagaimana

penjelasan Rogers dalam Widiyanti (2006) keakraban secara fisik dan

sosial menjadikan komunikasi homophilous menjadi lebih mungkin.

Ketika homofili ada maka komunikasi cenderung akan menguntungkan

semua pihak yang terlibat komunikasi.

Page 137: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

119

119

4. Komunikasi Interpersonal

Bentuk komunikasi yang paling sering digunakan adalah komunikasi

interpersonal (komunikasi antar pribadi). Komunikasi yang menghubungkan 2

individu secara langsung sehingga bersifat timbal balik. Hampir diseluruh lini

penyelenggaraan program GERHAN di Kecamatan Pracimantoro terdapat

komunikasi interpersonal.

Pemakaian bentuk komunikasi interpersonal tidak mutlak secara

khusus saja tetapi bentuk komunikasi interpersonal juga digunakan pada

peristiwa komunikasi yang menggunakan bentuk komunikasi massa, publik,

organisasi maupun kelompok. Terlihat pada peristiwa komunikasi antara

pejabat yang terkait menggunakan komunikasi interpersonal ketika sedang

berada pada rapat formal maupun informal organisasi. Informasi yang

disampaikan beragam, baik yang berkaitan dengan agenda rapat maupun

sekedar bahan untuk mengakrabkan. Demikian juga pada peristiwa

komunikasi sosialisasi GERHAN, terdapat peserta yang melakukan

komunikasi interpersonal dengan peserta lain.

Tabel 24. Unsur Komunikasi Interpersonal

Sumber Pesan Saluran Sasaran Tujuan Efektifitas

PKL Info

pelaksanaan

kegiatan, info

teknologi,

info pupuk

Interpersonal Petani Menyampaikan

perkembangan

informasi

Efektif

(Petani

memperoleh

informasi

tambahan)

Petani Pengelolaan

lahan kering,

mencari

tenaga

bantuan, info

inovasi

interpersonal Petani Menyampaikan

informasi yang

dibutuhkan

Efektif

(Petani

memperoleh

informasi

tambahan)

Page 138: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

120

120

Petani Permasalahan

teknis

Interpersonal PKL Mencari

informasi

Efektif (PKL

memperoleh

masukan,

petani

mendapatkan

solusi)

Sumber: Analisis Data Primer

Secara umum informasi-informasi yang disampaikan secara

interpersonal berkaitan dengan GERHAN, teknis pelaksanaan, perkembangan

terakhir, maupun permasalahannya. Komunikasi interpersonal juga digunakan

PKL untuk menjelaskan materi-materi maupun menyampaikan informasi

khusus mengenai GERHAN kepada petani maupun personal yang ada di

Dinas Kehutanan dan Perkebunan.26

Berikut adalah beberapa pernyataan mengenai pola komunikasi

interpersonal yang dilakukan petani di Pracimantoro.

”Nggih mestinipun tanglet kalian Pak Tarso (PKL) wonten kantor,

menawi mboten saget kepanggih nggih biasanipun kulo bel HP nipun.”

(Sudah semestinya bertanya kepada Pak Tarso di kantor, kalau tidak ya

saya telpun lewat HP)(Katiran, wawancara: 12 November 2009)

”Kedahipun mekaten, informasi kulo sampeaken dumateng rencang,

wanci leren wonten ngalas, nopo wonten nggriyo.” (Seharusnya

begitu, informasi disampaikan kepada rekan, waktu istirahat di hutan,

maupun di rumah) (Maryoto, wawancara: 12 November 2009)

26 Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan Bp Agus Tri Harimulyanto Wawancara tanggal 9

November 2008 “…Semua kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh dinas diperkuat oleh teman-teman yang langsung terjun di lapang,dalam hal ini PKL, teman-teman PKL memiliki kedekatan khusus dengan petani-petani, dengan kedekatan tersebut PKL memiliki kesempatan untuk terus mengulang informasi yang sudah diterima petani sebelumnya dan sekaligus memantau perkembangan di lahan..”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso, SP wawancara tanggal November 2008 “…kami langsung terjun ke lapangan untuk terus berinteraksi dengan petani, selain untuk melakukan kegiatan penyuluhan juga agar diketahui perkembangannya, kalau ada masalah membantu menyelesaikan..

Page 139: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

121

121

”Bibar rapat kelompok biasanipun nggih lajeng wonten njawi,

menopoingkang dereng jelas nggih ditangletke sederek sanes.”

(Setelah rapat biasanya berlanjut di luar, apa yang belum jelas

ditanyakan kepada rekan) (Sutino, wawancara: 12 November 2009)

Petani sering mempertanyakan masalah-masalah teknis kepada PKL

seperti pembuatan laporan administrasi keuangan kelompok tani untuk

keperluan pertanggungjwaban penggunaan bantuan kepada Dinas Kehutanan

dan Perkebunan. Diskusi antara anggota kelompok tani dengan PKL yang

sedang memantau lahan GERHAN meliputi hal-hal teknis lapang, mengenai

permasalahan pupuk, hama pengganggu, maupun pencarian solusi terhadap

masalah pengairan.27

Para PKL lebih sering menggunakan pola komunikasi interpersonal

karena dinilai lebih efektif agar petani dapat menerapkan materi yang

disampaikan. Komunikasi interpersonal mutlak diperlukan untuk menunjang

keberhasilan tim dalam melaksanakan kegiatannya. Bentuk komunikasi

personal tercermin dari koordinasi yang dilakukan masing-masing personal

yang terlibat. Koordinasi diantara personal dinas, koordinasi antara personal

dinas dengan personal PKL, koordinasi diantara personal PKL, Koordinasi

antara personal PKL dengan personal anggota kelompok tani, maupun

koordinasi diantara anggota kelompok tani.

Sumber dalam komunikasi interpersonal sering berganti-ganti. Tidak

hanya ketua kelompok tani ataupun PKL saja yang selalu dijadikan sumber

namun petani lain yang dianggap memiliki informasi yang dibutuhkan

dijadikan sumber. Hubungan ini juga dimaksudkan untuk menjalin hubungan

27 Menurut Bp Katiran Ketua Kelompok Tani Gunungsari Desa Sedayu wawancara November 2008

”...kalo tidak paham saya ngontak Pak Tarso (PKL Kecamatan Pracimantoro), permasalahan yang sering ya tentang pupuk, obat-obatan pembasmi hama, sama pengairan...”

Menurut Bp Maryoto Ketua Kelompok Tani Sumber Mulyo wawancara November 2008 ”Pak Tarso sering ke sini mas, beliau kliling-kliling ngecek jati, kalo ketemu biasanya sekalian diskusi, siapa tahu ada informasi baru, kadang juga ngecek penggunaan pupuk, soalnya kadang ada petani yang curang pupuknya digunakan buat yang lain,..”

Menurut PKL Kecamatan Pracimantoro Bp Sutarso, SP wawancara tanggal November 2008 “kelompok tani biasanya juga minta tolong untuk dibantu membuat LPJ penggunaan bantuan GEHAN..”

Page 140: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

122

122

yang baik antara pelaku komunikasi. Dalam masyarakat juga terdapat nilai-

nilai kekeluargaan yang berpengaruh pada pola komunikasi interpersonal.

Nilai penghormatan membentuk perilaku petani saling menghormati antar

sesamanya. Nilai kerukunan membenruk perilaku petani saling menolong

antar sesamanya. Dari semua nilai ini menjadikan komunikasi interpersonal

sebagai sebuah kebutuhan. Dimulai dari hanya bertegur sapa, menanyakan

kabar hingga kemudian terjadi perbincangan yang mengangkat masalah-

masalah kegiatan GERHAN.

Komunikasi interpersonal menjadi puncak komunikasi. Seluruh bentuk

komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan GERHAN diperkuat

dengan penggunaan komunikasi interpersonal. Bentuk-bentuk komunikasi

tidak dapat berdiri sendiri, bentuk komunikasi yang kompleks tersusun dari

bentuk komunikasi yang lebih sederhana. Sedangkan komunikasi

interpersonal merupakan betuk komunikasi yang paling dasar. Sehingga

seluruh informasi mengenai pelaksanaan GERHAN juga dikomunikasikan

secara personal di Dinas Kehutanan dan Perkebunan, di tingkat PKL

Kecamatan Pracimantoro maupun di tingkat Kelompok Tani.

Komunikasi interpersonal juga merupakan bentuk komunikasi yang

paling sering digunakan. Tetapi tidak semua komunikasi interpersonal

memberikan efek yang sama pada jalinan hubungan personal yang lainnya.

Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa tidak benar anggapan banyak orang

semakin sering seseorang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang

lain maka semakin baik hubungan mereka. Yang menjadi perhatian bukan

berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi dilakukan.

Ditambahkan, terdapat tiga hal yang membentuk kualitas dari hubungan

komunikasi personal. Ketiga hal itu adalah percaya (trust), sikap suportif, dan

sikap terbuka.

Percaya adalah faktor yang menentukan efektivitas komunikasi

(Rakhmat,2005). Sedangkan menurut Giffin dalam Rakhmat (2005) secara

ilmiah percaya didefinisikan sebagai perilaku mengandalakan perilaku orang

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan

Page 141: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

123

123

dalam situasi yang penuh resiko. Petani sebagai pelaksana utama dalam

GERHAN dipandang memiliki resiko yang tinggi. Petani harus mencurahkan

waktunya untuk membuat tanaman yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Salah satu kegiatan tersebut adalah pembuatan hutan rakyat sistem pot. Hal ini

merupakan hal baru yang belum pernah dilakukan, dan belum mengetahui

hasilnya akan seperti apa. Petani memiliki resiko untuk melaksanakan

kegiatan ini. Namun petani percaya kepada petugas maupun PKL yang

mendampingi kegiatan ini. Kepercayaan yang diberikan meningkatkan

komunikasi interpersonal antara petani dengan PKL. Dengan semakin

meningkatnya komunikasi interpersonal maka akan membuka saluran

komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan pesan, serta

memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Percaya

meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi.

Sebaliknya, hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat

hubungan interpersonal yang akrab. Akibatnya hubungan akan berlangsung

secara dangkal dan tidak mendalam. Keakraban hanya terjadi bila semua

bersedia mengungkapkan perasaan dan pikiran masing-masing.

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam

komunikasi. Seseorang bersikap defensif bila tidak menerima, tidak jujur, dan

tidak empatis. Dengan sikap defensif memberikan kemungkinan kegagalan

komunikasi interpersonal, karena orang yang bersikap defensif akan lebih

banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi

komunikasi daripada memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat

terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang

rendah, pengalaman defensif dan faktor-faktor yang lainnya) atau faktor-faktor

situasional. Diantara faktor-faktor situasional adalah perilaku komunikasi

orang lain (Rakhmat, 2005).

Hubungan yang terjalin antara petani dengan PKL Kecamatan

Pracimantoro sudah cukup lama. Keakraban antara petani dengan PKL pun

sudah terbentuk. Kedekatan personal ini dirasakan mempermudah bagi PKL

dalam menyampaikan meteri-materi GERHAN dalam penyuluhannya.

Page 142: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

124

124

Walaupun tidak secara keseluruhan petani memiliki kedekatan personal

dengan petugas PKL. Hanya personal tertentu saja yang memiliki kedekatan

personal denagan PKL kecamatan. Dalam hal ini adalah pengurus dari

kelompok tani. antara PKL dengan pengurus kelompok tani terjadi hubungan

timbal balik yang menguntungkan. PKL dapat terbantu dalam melaksanakan

tugasnya, baik ketika melakukan penyuluhan GERHAN, mengawasi proses

pembuatan tanaman, mengawasi pemeliharaan, maupun pengawasan terhadap

partisipasi anggota kelompok tani. Sedangkan petani merasa selalu

diperhatikan dan selalu dilibatkan dalam pembangunan khususnya program

GERHAN.

Sikap terbuka (open mindedness) sangat besar pengaruhnya dalam

menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap

terbuka adalah sikap tertutup atau dogmatisme. Untuk memahami sikap

tebuka dapat juga dengan memahami dogmatisme. Sehingga agar komunikasi

interpersonal efektif maka yang dilakukan adalah menggantikan sikap

dogmatis dengan sikap terbuka. Bersama sama dengan sikap percaya dan

sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling

menghargai dan saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal

(Rakhmat, 2005).

Kelompok tani merupakan satu-satunya wadah bagi para petani untuk

melaksanakan program GERHAN. Sehingga segala aktifitas pelaksanaan

program GERHAN dipusatkan melalui kelompok tani. untuk itu dalam

melaksanakan kegiatan para anggota kelompoktani beserta PKL saling bahu

membahu untuk keberhasilan pelaksanaan program GERHAN. Dalam

kehidupan anggota kelompok tani telah berkembang sikap terbuka, saling

pengertian, dan saling menghargai. Para anggota sangat menghargai hubungan

interpersonal yang terjalin. Bahkan lebih mengutamakan hubungan

interpersonal. Oleh karena itu dalam pelaksanaan program GERHAN di

Kecamatan Pracimantoro bentuk komunikasi interpersonal dipandang sebagai

komunikasi yang paling efektif.

Page 143: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

125

125

Paparan yang telah dijelaskan merupakan hasil pengamatan di lapang

serta mengacu pada dokumen yang diperoleh. Secara lebih sederhana penggunaan

pola komunikasi dalam program GERHAN di Kecamatan Pracimantoro dapat

dilihat pada tabel 25.

Penggunaan bentuk-bentuk komunikasi dalam pelaksanaan GERHAN

sesuai dengan konteksnya masing masing. Komunikasi massa digunakan ketika

sasaran penerima pesan adalah khalayak luas, yakni seluruh masyarakat yang

perlu mendapatkan informasi tentang GERHAN. Pola komunikasi massa tidak

efektif digunakan dalam menyampaikan informasi GERHAN kepada petani di

Kecamatan Pracimantoro. Penyebabnya adalah masih rendahnya minat petani

untuk mengakses media massa, serta pesan yang disampaikan melalui media

massa terbatas pada rillis kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan. Materi

pesan yang lebih dalam tidak dapat disampaikan, seperti teknis-teknis kegiatan

GERHAN serta tidak terdapat umpan balik dalam proses komunikasi massa.

Pola komunikasi organisasi berlangsung pada organisasi pelaksana

GERHAN, yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan, organisasi PKL, dan

organisasi kelompok tani. Organisasi merupakat alat utama dalam mencapai

tujuan GERHAN. Segala informasi tentang GERHAN berasal dari pemimpin

organisasi kemudian disampaikan dan disebarkan kepada seluruh anggota

organisasi agar dapat dipahami dan dilaksanakan. Pola komunikasi organisasi

yang berlangsung pada organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun di

tingkat organisasi kelompok tani berlangsung efektif. Salah satu faktor

pendukungnya adalah sikap dari anggota kelompok yang saling menghargai, dan

menghormati setiap hak dan kewajiban masing-masing anggota organisasi. Sikap

ini mendorong komunikasi berlangsung lebih efektif.

Pola komunikasi kelompok merupakan komunikasi antara kelompok baik

dalam diskusi maupun kelompok yang terbentuk karena situasi. Pola komunikasi

kelompok mendukung pemahaman anggota kelompok tani dalam memahami

hakikat kegiatan GERHAN. Interaksi dengan kelompok menambah referensi,

serta pengetahuan petani dalam melaksanakan program GERHAN. Petani

Page 144: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

126

126

menjadi lebih berani dalam membuat keputusan untuk terus melanjutkan program

GERHAN.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar individu. Komunikasi

interpersonal terdapat diseluruh bentuk komunikasi lain. Komunikasi mendukung

seluruh bentuk komunikasi yang lain. Banyak pesan-pesan maupun informasi

yang disampaikan melalui komunikasi interpersonal. Penggunaan komunikasi

interpersonal, informasi yang disampaikan lebih jelas dan langsung dapat

memberikan feedback kepada sumber informasi. Komunikasi interpersonal

menghubungkan petani dengan petugas PKL lebih dekat, komunikasi yang

terjalin tidak terdapat hambatan. Informasi yang diterima petani dari petugas PKL

lebih jelas, karena petani langsung dapat memberikan feedback berupa

pertanyaan-pertanyaan atas informasi yang belum jelas. Bagi PKL komunikasi

interpersonal efektif digunakan ketika PKL mengevaluasi kegiatan, mencari

permasalahan sekaligus menyelesaikan permasalahan.

Pemahaman petani mengenai hakekat pelaksanaan program GERHAN

menjadi ukuran sejauh mana pola komunikasi yang digunakan mempengaruhi

efektifitas komunikasi. Karena alur komunikasi dalam pelaksanaan program

GERHAN berawal dari pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam hal ini Dinas

Kehutanan dan Perkebunan dan berakhir pada kelompok tani dengan anggota-

anggotanya. Dapat dilihat juga dari tujuan utama GERHAN, yaitu upaya

percepatan rehabilitasi hutan dan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

prioritas yang diarahkan untuk penanggulangan bencana alam secara terpadu

dengan peran semua pihak melalui mobilisasi sumber daya.

Berdasarkan hasil temuan dilapang diketahui bahwa masyarakat petani

telah mengetahui latar belakang kenapa dilaksanakan program GERHAN, tujuan

utama dari kegiatan GERHAN, serta manfaat dari dilaksanakannya kegiatan

GERHAN. Selain dari aspek pengetahuan juga dari aspek sikap dan perilaku.

Terlihat bahwa masyarakat petani secara sukarela berswadaya melakukan lanjutan

pemeliharaan tanaman hutan rakyat yang telah dibuat sebelumnya. Terdapat

upaya secara mandiri dari petani untuk melakukan penanaman pohon di lahannya

yang masih bisa ditanami.

Page 145: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

127

127

Berikut adalah beberapa pernyataan yang berkaitan yang menguatkan

temuan tersebut.

”Petani secara sukarela melakukan pemeliharaan mandiri, berusaha

mempertahankan tanaman yang akan mati, mengganti tanaman yang

sudah mati,itu sudah tanpa saya anjurkan, sepertinya sudah mulai sadar

akan pentingnya menanam.” (Sutarso, wawancara: 8 November 2008)

“Kegiatan GERHAN sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan

petani,lahan yang kosong bisa bermanfaat, ya kalo bisa program ini terus

berlanjut” (Katiran, wawancara : 6 November 2008)

“Tanaman sudah tumbuh, walaupun tidak semua mas, tetapi kami sulami

dengan swadaya dari bibit kami sendiri.” (Sakino, wawancara: 6

November 2008)

Dapat dilihat pula bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan tanaman,

petani mengikuti prosedur yang telah dibuat oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan. Prosedur-prosedur tersebut meliputi ukuran lubang tanam, jarak

tanam antar tanaman, jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk yang digunakan,

ketentuan pendangiran, pemangkasan, penyulaman, pembuatan tabung bambu

untuk pengairan, serta kegiatan administrasi kelompok tani yang harus

diaksanakan.

Ketersepahaman antara dinas dengan kelompok tani merupakan bentuk

sinkronisasi antara pesan yang disampaikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

kepada petani melalui berbagai bentuk komunikasi. Semakin efektif komunikasi

yang dilakukan, maka kesepahaman makna pesan akan semakin tinggi. Perubahan

sikap dan perubahan perilaku berawal dari pemaknaan pesan oleh komunikan,

selanjutnya berdasarkan aspek-aspek pribadi komunikan pesan tersebut dapat

menimbulkan perubahan sikap dan akhirnya perubahan perilaku pada komunikan

sesuai dengan yang diharapkan komunikator.

Page 146: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

128

128

Page 147: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

129

129

Page 148: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

130

130

Page 149: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

131

131

PROGRAM GERHAN

DINAS KEHUTANAN DAN

PERKEBUNAN

PKL Kecamatan

Kelompok Tani

Pelaksanaan : ü Pembuatan Tanaman GERHAN ü Pemeliharaan Tanaman

Komunikasi Massa Isi pesan : ü Informasi kebijakan GERHAN ü Informasi pelaksanaan GERHAN ü Informasi perkembangan kegiatan

GERHAN

Komunikasi Kelompok Isi pesan : ü Sosialisasi Kebijakan

Program GERHAN ü Pelatihan Teknis

Pembuatan Tanaman ü Pelatihan Teknis

Pemeliharaan ü Pelatihan

Pengembangan Kelembagaan

ü Administrasi GERHAN

Komunikasi Organisasi Isi pesan : ü Koordinasi internal lembaga ü Administrasi organisasi ü Komunikasi eksternal lembaga ü Laporan pelaksanaan GERHAN ü Pengadaan bibit dan pupuk

Komunikasi Kelompok Isi pesan : ü Pelatihan Teknis Pembuatan Tanaman ü Pelatihan Teknis Pemeliharaan ü Pelatihan Pengembangan

Komunikasi Interpersonal Isi pesan : ü Koordinasi pelaksanaan tugas individu ü Teknis pemberantasan hama ü Teknis pengairan ü Teknis pemupukan ü Administrasi organisasi

Komunikasi interpersonal Isi pesan: Koordinasi diantara personal petugas

Komunikasi kelompok Isi pesan: Koordinasi, evaluasi, sosialisasi

Komunikasi Organisasi Isi pesan : ü Sosialisasi kegiatan ü Penyusunan dan

penandatangan SPKS ü Penyusunan Rancangan

Teknis Pembuatan Tanaman ü Koordinasi persiapan

kegiatan ü Pembagian tugas anggota

Komunikasi Kelompok Isi pesan: - Sosialisasi Kebijakan

Program GERHAN - Evaluasi, monitoring, dan

pengendalian pelaksanaan GERHAN

Komunikasi Kelompok Isi pesan : - Teknis pembuatan

tanaman - Teknik pemeliharaan - Pengembangan

kelembagaan - Administrasi

Sosialisasi GERHAN Kab. Wonogiri

Tujuan GERHAN

Komunikasi Interpersonal Isi pesan : - Koordinasi pelaksanaan

kegiatan bintek - Evaluasi pelaksanaan

kegiatan penanaman dan pemeliharaan

Komunikasi Organisasi Isi pesan : - Koordinasi kegiatan

bintek - Penyusunan SPKS - Evaluasi kegiatan - Penyusunan Rancangan

Teknis Pembuatan Tanaman

Bimbingan Teknis

Laporan Kegiatan dan pembuatan LPJ kegiatan

Gambar 10. Pola Komunikasi dalam Pelaksanaan GERHAN di Pracimantoro Kabupaten Wonogiri

Keterangan: : Koordinasi

Page 150: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

128

128

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimantoro

Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut :

1. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) di Kecamatan

Pracimantoro Kabupaten Wonogiri telah dilaksanakan sejak tahun 2003

hingga tahun 2009. Meliputi 11 desa dengan luas lahan 1825 Ha.

2. Kegiatan GERHAN meliputi kegiatan non fisik dan kegiatan fisik.

Kegiatan non fisik meliputi kegiatan perencanaan, pembinaan dan

pengembangan kelembagaan, penyebarluasan informasi GERHAN,

bimbingan teknis monitoring dan evaluasi. Kegiatan fisik meliputi 2

kegiatan yaitu pembuatan tanaman dan pemeliharaan hasil kegiatan.

3. Pelaksanaan GERHAN di Kecamatan Pracimantoro ditemukan pola

komunikasi massa, pola komunikasi organisasi, pola komunikasi

kelompok, dan pola komunikasi interpersonal.

a. Pola komunikasi massa dilakukan oleh Kehutanan dan Perkebunan

dalam melakukan pressrillis kepada media massa, maupun dalam

mengakses informasi dari media internet.

b. Pola komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang dilakukan

oleh seluruh organisasi pelaksana GERHAN, baik Kehutanan dan

Perkebunan, maupun organisasi kelompok tani. Komunikasi

berlangsung diantara anggota organisasi.

c. Pola komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan di

dalam maupun antar kelompok yang terbentuk pada pelaksanaan

GERHAN.

d. Pola komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang terbangun antar

individu. Komunikasi interpersonal ditemukan di seluruh organisasi

pelaksana maupun kelompok-kelompok yang terbentuk dalam

pelaksanaan GERHAN. Komunikasi interpersonal merupakan

128

Page 151: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

129

129

komunikasi yang dipandang sebagai komunikasi yang paling efektif

dalam menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada penerima.

4. Pola komunikasi digunakan pada situasi tertentu, dengan kata lain setiap

pola memiliki karakteristik masing-masing. Penggunaan pola komunikasi

yang sesuai dengan tempat, isi pesan, maupun audiens menentukan

efektifitas pola komunikasi. Seluruh bentuk komunikasi digunakan dalam

melaksanakan kegiatan GERHAN. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

GERHAN yang berskala besar tidak dapat dilaksanakan bila hanya

menggunakan beberapa bentuk komunikasi saja. Pelaksanaan GERHAN

setiap tahun memperlihatkan bahwa kegiatan dinyatakan berhasil, apabila

kegiatan tidak dinyatakan berhasil maka untuk tahun berikutnya tidak akan

dialokasikan anggaran kegiatan.

a. Pola komunikasi massa efektif digunakan ketika Dinas Kehutanan dan

Perkebunan dihadapkan dengan khalayak yang besar, wilayah yang

luas, dan dalam waktu yang cepat.

b. Pola komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang terjadi dalam

proses menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Komunikasi organisasi meliputi komunikasi

organisasi formal (rapat koordinasi, rapat evaluasi, surat resmi) dan

komunikasi organisasi non formal ( meliputi segala bentuk komunikasi

yang mendukung organisasi pelaksana GERHAN, Kehutanan dan

Perkebunan, maupun organisasi Kelompok Tani)

c. Pola komunikasi kelompok efektif digunakan di dalam kelompok

untuk menunjang komunikasi yang dilakukan dinas maupun PKL

dalam menyampaikan informasi GERHAN, sama halnya dengan

komunikasi organisasi namun yang membedakan struktur yang lebih

sederhana. Komunikasi kelompok digunakan para anggota kelompok

untuk bersosialisasi sekaligus untuk memecahkan masalah yang ada

dalam kelompok, sebagai usaha untuk mencapai tujuan bersama. Di

dalam kelompok individu petani dapat mencari pemecahan secara

kolektif.

Page 152: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

130

130

d. Pola komunikasi interpersonal digunakan diantara dua individu secara

mendalam. Sangat efektif karena informasi yang disampaikan akan

lebih jelas. Hal ini didukung factor kepercayaan, keterbukaan, dan

suportif yang telah ada diantara para petani maupun dengan PKL.

B. Saran

1. Kegiatan GERHAN masih tergantung dengan kebijakan pemerintah pusat,

anggaran yang digunakan juga merupakan anggaran pemerintah pusat,

maka perlu desentralisasi kebijakan. Pemerintah daerah perlu lebih

proaktif dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka pemulihan

serta pemanfaatan lahan kritis.

2. Proses administrasi yang panjang dan lama sangat mengahambat

pelaksanaan kegiatan GERHAN yang sangat terpancang dengan musim.

Akibatnya kegiatan tidak dapat dilaksanakan karena telah masuk musim

kemarau, pemerintah daerah tidak berani menanggung yang kemungkinan

besar tanaman akan mati kekeringan. Maka diperlukan sebuah kebijakan

yang berjangka panjang, dan proses administrasi yang lebih pendek.

3. Sosialisasi yang dilakukan perlu didukung oleh penggunaan pamphlet

maupun poster-poster yang lebih banyak. Selama ini penyebarannya masih

terbatas pada pihak-pihak yang terlibat saja, sehingga kontrol masyarakat

masih sedikit.

4. Jumlah PKL di Kecamatan Pracimantoro hanya 2 personal saja. Hal ini

kurang efektif mengingat wilayah yang luas, sehingga perlu ditambah.

Namun demikian komunikasi yang terjalin antara petani dengan PKL

sangat baik, PKL memiliki kontak setiap wilayah sehingga memudahkan

PKL untuk mengontrol wilayahnya. Penunjukan personal disetiap wilayah

merupakan jalan yang efektif dalam melaksanakan pengawasan maupun

pengontrolan.

Page 153: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

131

131

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Arifin. 1994. Hutan, hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Arifin, Yudi Firmanul, 2008. Faktor Penyebab Banjir Dan Kebakaran Hutan Dan Lahan Berdasarkan Analisis Data Perubahan Penutupan Lahan Dan Iklim Di Kalimantan Selatan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Universitas Lambung Mangkurat.

Amanah. 2006. Pola Komunikasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan pada Proyek pembangunan Partisipatif. Unpublished. Pascasarjana UNS Surakarta.

Bungin, Burhan. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

BPDAS Agamkuantan, 2007. Tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. www.bpdas-agamkuantan.org diakses tanggal 16 Mei 2007

BPDAS Bengawan Solo, 2008. Data Pelaksanaan GERHAN. Surakarta

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2007. Penyelenggaraan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jakarta.

Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Wonogiri, 2005. Buku Dokumentasi Tahun 2003-2007 Kabupaten Wonogiri. Wonogiri.

Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Wonogiri, 2005. Laporan Kegiatan Pembinaan Kelembagaan dalam rangka Penyelenggaraan GERHAN Kabupaten Wonogiri tahun 2005. Wonogiri.

Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Wonogiri, 2008. Petunjuk Operasional (PO) dan Rencana Operasional (RO) Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) Tahun 2008 Kabupaten Wonogiri . Wonogiri.

131

Page 154: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

132

132

Edwards, CA. Wali, MK and Horn, DJ. 1991. Agriculture and The Environmen. Presented at the international conference on agricultural and the environment 10-13 November 1991. The Ohio University. Columbus. USA.

Effendy, Onong U. 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. PT. Alumni. Bandung.

Effendy, Onong U. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hadari, Nawawi dan Mimi, Martini. 1996. Penelitian Terapan. UGM Press. Yogyakarta.

Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi Teori dan Praktek. PT Grasindo. Jakarta.

Hidayat, Nur. 2003. Bahan Masukan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Gn-GERHAN). www.dephut.go.id diakses tanggal 28 Mei 2007.

Husaini, Usman dan Purnomo, S. A. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.

http/ tinjauan pustaka.mht. 2001. Hutan. Diakses tanggal 28 Mei 2007

Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.

Ladlow, Ron and Ferguson Panton. 2000. The Essence of Effective Communication. Yogyakarta.

Littlejohn, SW. 2002. Theories of Human Communication. New Mexico.

Miles, M.B dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI press. Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. IKAPI. Bandung.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. IKAPI. Bandung.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Page 155: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

133

133

Nasution, S. 1988. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito.

Nasution, Muslimin. 2008. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Energi serta Mencegah Global Warming. makalah Seminar Nasional . Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

Neuliep, James W. 1997. Human Communication Theory : Aplication and Case Studies. St Norbert Colledge. USA.

Padmaningrum, D dan Widiyanti, E. 2005. Dasar-Dasar Komunikasi. Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rodsakarya. Bandung.

Rogers, Everest M. Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis. LP3ES.

Ronny, Kountur. 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Thesis. Penerbit PPM. Jakarta.

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Media Pressindo. Yogyakarta.

Surakhmad, 1994. Pengantar penelitian Ilmiah Metode Teknik. Tarsito. Bandung.

Sutarto. 1991. Dasar-Dasar Komunikasi Administrasi. Duta wacana university press. Yogyakarta.

Sutopo . 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press. Surakarta.

. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapan Dalam Penelitian. UNS Press. Surakarta.

Tanjung, Khaerul. 2006. Hutan Adalah Jantung Ekositem:Selamatkan. http://www.blogster.com/khaerulhtanjung/. Diakses 14 September 2009

Tempo Interaktif, 2004. Kerusakan Hutan indonesia. www.tempointeraktif.com diakses tanggal 12 Mei 2007.

Tubbs, Stewart L and Moss, Sylvia. 1996. Human Communication: konteks-konteks komunikasi. Diterjemahkan Dr Deddy Mulyana MA. Rosdya Karya. Bandung.

Page 156: POLA KOMUNIKASI DALAM PROGRAM GERAKAN NASIONAL .../Pola...pola komunikasi dalam program gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (gerhan) di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri

134

134

Widianto, Hairiah K, Suharjito D, dan Sardjono M. A. 2003. Fungsi dan Peran Agroforestri. ICRAF. Bogor

Wiryanto, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.