POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG...

65
i POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Oleh: Dewi Candra Puspita 1201413014 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG...

Page 1: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

i

POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM

MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK

(Studi Kasus Pada Keluarga di Desa Sengi Kecamatan Dukun

Kabupaten Magelang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Dewi Candra Puspita

1201413014

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

ii

Page 3: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

iii

Page 4: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis si dalam skripsi berjudul “Pola Asuh

Ibu yang Menikah Usia Muda dalam Menanamkan Kedisiplinan pada Anak (Studi

Kasus pada Keluarga di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang)”

benar-benar hasil tulisan karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain, baik

sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 13 Juli 2017

Dewi Candra Puspita

NIM. 1201413014

Page 5: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Let’s do positive things better and faster (Selalu

lakukan hal-hal positif, lebih cepat lebih baik).

2. Kerjakan apa yang bisa kamu lakukan sekarang,

tanpa menunda hari esok.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ibu Lastuti utami dan Bapak Udi Prasetya,

yang telah memberikan segalanya untukku.

2. Saudaraku Andi Setiawan, Anna Nurviana,

Dwi Ratna Lestari, Alif Andriana, Ajeng

Pramudya Wardani, yang selalu

memberikan dukungan dan do’a.

3. Teman-teman PLS 2013 thanks for

everything.

4. Almamaterku.

Page 6: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmatdan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pola Asuh

Ibu yang Menikah Usia Muda dalam Menanamkan Kedisiplinan pada Anak (Studi

Kasus pada Keluarga di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten

Magelang)”dapatterselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

studi jenjang Strata 1 dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Luar

Sekolah di Universitas Negeri Semarang. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis

selalu mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

2. Dr. Utsman, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan UNNES yang telah memberi motivasi.

3. Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd. sebagai pembimbing I danDra. Liliek

Desmawati, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan

penuh kesabaran.

4. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah menyampaikan

ilmunya kepada penulis.

Page 7: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

vii

5. Ibu-ibu muda di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang yang

telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

6. Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas ketulusan dalam mendoakanku

danmendukungku, memberikan segalanya untukku, keluargaku semua yang

selalumendoakanku dan mendukungku.

7. Anasir, Siska, Ai, Novi, Lele, Vita, Nurul, Nuratika, Tika yang selalu

memberikan bantuan dan dukungannya.

8. Semua Pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

9. Almamaterku tercinta, UNNES.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

darikesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Meskipun demikian, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.

Semarang, Juli 2017

Penulis

Dewi Candra Puspita

NIM. 1201413014

Page 8: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

viii

ABSTRAK

Puspita, Dewi Candra. 2017. Pola Asuh Ibu yang Menikah Usia Muda dalam

Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak (Studi Kasus Pada Keluarga di Desa Sengi

Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang). Skripsi, Pendidikan Luar Sekolah,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I. Dr.

Khomsun Nurhalim, M.Pd, Pembimbing 2. Dra. Liliek Desmawati, M.Pd.

Kata Kunci: Pola Asuh Ibu Muda, Kedisiplinan Anak.

Usia seorang ibu merupakan salah satu faktor yang membentuk pola asuh

anak. Seorang ibu yang menikah usia muda belum memiliki kematangan untuk

mengendalikan emosi sehingga akan berpengaruh pada pola asuh yang diberikan

kepada anak dalam menanamkan kedisiplinan. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu yang

menikah usia muda dalam menanamkan kedisiplinan pada anak, mendeskripsikan

dan menganalisis kendala yang dihadapi ibu yang menikah usia muda dalam

menanamkan kedisiplinan pada anak.

Penelitian dilakukan di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten

Magelang dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 5 orang ibu

yang menikah pada usia muda dan mempunyai anak usia 10-12 tahun. Metode

pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Untuk membuktikan keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan

metode. Teknikanalisis data melaluitahapreduksi data, penyajian data,

danpenarikankesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang menikah pada usia

muda cenderung menggunakan pola asuh otoriter dalam menanamkan

kedisiplinan pada anak, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan orang tua

tentang pengasuhan kepada anak. Selain menggunakan pola asuh otoriter ibu-ibu

yang menikah pada usia muda juga menggunakan pola asuh demokrasi meskipun

terkadang masih dalam pengawasan orang tua. Upaya yang dilakukan oleh ibu

yang menikah usia muda dalam menanamkan kedisiplinan pada anak antara lain

Keteladanan, pendidikan agama dan moral serta melatih tanggung jawab kepada

anak. Kendala yang dhadapi oleh ibu yang menikah usia muda dalam

menanamkan kedisiplinan pada anak meliputi kendala intern dan ekstern.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu yang

menikah usia muda lebih cenderung menggunakan pola asuh otoriter daripada

pola asuh demokrasi. Saran Seorang ibu harus memberikan bentuk pola asuh yang

positif terhadap anak sehingga perkembangan anak dalam kedisiplinan dapat

berjalan dengan baik. Untuk pemerintah khususnya Direktorat Pembina

Pendidikan Keluarga hendaknya dalam menetapkan suatu kebijakan tentang

pendidikan kelurga memperhatikan keberagaman pola asuh yang diterapkan oleh

masyarakat.

Page 9: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ........................................................................................................... 1

1.2 RumusanMasalah ....................................................................................................... 9

1.3 TujuanPenelitian ........................................................................................................ 9

1.4 ManfaatPenelitian ................................................................................................... 10

1.5 PenegasanIstilah ...................................................................................................... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PolaAsuh ................................................................................................................... 12

2.2 Pernikahan Usia Muda ........................................................................................... .25

2.3. Disiplin ..................................................................................................................... 30

2.4. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 46

Page 10: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

x

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 PendekatanPenelitian .............................................................................................. 49

3.2 LokasiPenelitian ....................................................................................................... 50

3.3 SubjekPenelitian ...................................................................................................... 50

3.4 Fokus Penelitian ....................................................................................................... 52

3.5 Sumber Data Data .................................................................................................... 52

3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 53

3.7 TeknikKeabsahan Data ........................................................................................... 57

3.8TeknikAnalisis Data ................................................................................................. 59

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian .................................................................................. 63

4.2 HasilPenelitian ......................................................................................................... 71

4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 91

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................................. 109

5.2 Saran ........................................................................................................................ 110

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 113

Page 11: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jarak Pusat Pemerintahan Desa .................................................................. 64

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................................... 65

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama ........................................................... 66

Tabel 4.4 Mata Pencaharian Penduduk ...................................................................... 66

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Kategori Pendidikan .................................... 67

Tabel 4.6 Daftar Subjek Orang Tua di Desa Sengi ................................................... 70

Tabel 4.7 Daftar Informan Anak di Desa Sengi ........................................................ 70

Page 12: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 KerangkaBerpikir ..................................................................................... 48

Gambar 3.1 MetodeAnalisis Data ................................................................................ 62

Gambar 4.1Kenduri Warga Saat Ruwahan ................................................................ 69

Page 13: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Pedoman Observasi .............................................................................. 113

Lampiran 2 : Kisi-kisi Instrumen ............................................................................... 115

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara .......................................................................... 117

Lampiran 4 : Hasil Wawancara .................................................................................. 123

Lampiran 5: Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 170

Page 14: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kecakapan individu, baik

secara sikap maupun perilaku dalam bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan

adalah proses sosial dimana lingkungan yang terorganisir seperti sekolah, rumah,

mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan

perilaku dalam diri sndiri dan bermasyarakat.

Untuk memenuhi akan pendidikan tersebut manusia memasuki dunia

pendidikan melalui proses belajar, dalam proses tersebut muncul pengaruh yang

dapat membawa perubahan sikap atas manusia yang dipegaruhinya. Seiring

dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang

untuk membekali dirinya lebih baik sehingga dirinya mampu membekali diri

dengan perkembangan yang ada. Salah satu untuk membekali diri adalah dengan

pendidikan, baik pendidikan formal, non formal maupun informal.

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang pertama dan utama,

karena di dalam keluargalah setiap orang sejak pertama kali dan seterusnya belajar

memperoleh pengembangan pribadi, sikap, dan tingkah laku, nilai-nilai dan

pengalaman hidup, pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sosial yang

berlangsung setiap hari di antara sesama anggota keluarga (Sutarto, 2007:2-3).

Page 15: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

2

2

Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur Pendidikan Luar Sekolah

yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,

nilai, budaya, nilai moral dan keterampilan. Pendidikan dalam keluarga

merupakan pendidikan yang sangat penting bagi anak karena dalam keluarga

merupakan pendidikan yang pertama bagi anak sehingga keluarga mempunyai

kontribusi besar dalam pembentukan sikap anak.

Sebuah keluarga terbentuk melalui sebuah perkawinan. Perkawinan bagi

manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan

seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial biologis,

psikologis maupun secara sosial.

Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat penting untuk menjaga

kelangsungan perkawinan. Keberhasilan rumah tangga sangat banyak ditentukan

oleh kematangan emosi baik suami maupun istri. Dengan dilangsungkannya

perkawinan maka status sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat diakui sebagai

pasangan suami-istri, dan sah secara hukum.

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak

memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa

atau di kota. Namun tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan

baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang

diinginkannya. Dalam kehidupan manusia, perkawinan bukanlah bersifat

sementara tetapi untuk seumur hidup. Sayangnya tidak semua orang bisa

memahami hakekat dan tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu

mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam rumah tangga.

Page 16: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

3

3

Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat

dikatakan sangat penting. Hal ini karena didalam perkawinan menghendaki

kematangan psikologis.

Tujuan dari perkawinan salah satunya untuk memperoleh keturunan yang

baik. Kedewasaan ibu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan nak,

karena ibu yang telah dewasa secara psikologis akan lebih terkendli emosi

maupun tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda.

Latiana (2010:23) menyebutkan bahwa usia orang tua merupakan salah

satu faktor yang membentuk pengasuhan anak. Usia pernikahan yang relatif muda

umumnya masih sulit untuk menyesuaikan diri dengan pasangannya karena belum

memiliki kematangan untuk mengendalikan emosi.

Pernikahan usia muda merupakan pernikahan remaja dilihat dari segi umur

masih belum cukup atau belum matang dimana dalam UU Nomor 1 tahun 1974

pasal 71 yang menetapkan batas maksimum pernikahan di usia muda adalah

perempuan umur 16 tahun dan laki-laki umur 19 tahun itu baru sudah boleh

menikah.

Dalam repository.unhas.ac.id Kamban (2011) menyebutkan bahwa pada

kenyataannya remaja yang berusia di bawah 20 tahun masih belum siap secara

psikologis untuk berumah tangga. Pernikahan yang ideal untuk perempuan adalah

19-25 tahun sementara laki-laki 25-28 tahun. Pada usia tersebut organ reproduksi

perempuan secara psikologis sudah berkembang dengan baik dan kuat serta siap

untuk melahirkan keturunan secara fisik pun mulai matang. Sementara laki-laki

pada usia itu kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu menopang

Page 17: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

4

4

kehidupan keluarga untuk melindungi baik secara psikis emosional, ekonomi,

sosial. Keadaan emosi yang masih labil bagi ibu yang didalam keluarga menjadi

orang terdekat dengan anak akan mempengaruhi kualitas pengasuhannya.

Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Gouws & Krunger (1994:83)

yang dituliskan oleh Chigona dan Chetty (2008) dalam jurnal Teen Mothers and

Schooling: Lacunae and Challenges yang menyebutkan bahwa ibu yang menikah

pada usia belasan tahun berada pada fase krusial dalam kehidupannya, ibu muda

sedang mengalami penyatuan antara pengenalan awal, kemampuan diri, dan

kesempatan yang ditawarkan oleh kelompok sosial.

Menurut Brown & Gillgan (1992) dalam jurnal yang dituliskan oleh

Chigona dan Chetty (2008) juga menyebutkan bahwa ibu yang menikah pada usia

belasan tahun berada pada puncak resiko psikologis. Dngan kata lain, individu

akan menjadi emosional dan intuitif serta membutuhkan dukungan. Oleh karena

itu, ibu muda dan anak akan mudah terkena ancaman dari dalam kelompok

sosialnya sehingga anak juga akan mengalami poin kritis dalam kehidupannya.

Menurut Geronimus (1994) dalam jurnal yang dituliskan Bruce Bradbury

(2011) yang berjudul Young Motherhood and Child Outcomes menyebutkan

bahwa beberapa studi menemukan ibu-ibu yang berusia muda menjadi kurang

sensitif dan responsif, sehingga lebih mungkin menggunakan pembatasan dan

hukuman karena kurang memiliki pengetahuan tentang pengasuhan dan tentang

perkembangan anak.

Page 18: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

5

5

Perkawinan usia muda juga membawa pengaruh yang tidak baik bagi

anak-anak mereka. Biasanya anak-anak kurang kecerdasannya. Sebagaimana

dikemukakan oleh seorang psikolog Prof. Jamalaluddin Ancok yaitu:

Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu remaja mempunyai tingkat

kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang dilahirkan oleh

ibu-ibu yang lebih dewasa. Rendahnya angka kecerdasan anak-anak tersebut

karena si ibu belum memberi stimulasi mental pada anak-anak mereka. Hal ini

disebabkan karena ibi-ibu yang masih remaja belum mempunyai kesiapan untuk

menjadi ibu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Susenas tahun 2008-2012 yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun tersebut Di Indonesia,

jumlah perkawinan usia anak telah mengalami penurunan lebih dari dua kali lipat

dalam tiga dekade terakhir tetapi masih merupakan salah satu yang tertinggi di

kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan ini menunjukkan bahwa di antara

perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun, 25 persen menikah sebelum usia 18

tahun menurut Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan

oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012. Sementara itu, berdasarkan

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, 17 persen perempuan

pernah kawin usia 20-24 tahun menikah sebelum usia 18 tahun. Dalam laporan ini

juga menunjukkan bahwa, jumlah perkawinan usia anak di Indonesia tidak hanya

tetap tinggi (dengan lebih dari seperenam anak perempuan menikah sebelum

mencapai usia dewasa (usia 18 tahun) atau sekitar 340,000 anak perempuan setiap

tahunnya) tetapi jumlah tersebut juga telah kembali meningkat.

Page 19: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

6

6

Selanjutnya, meskipun perkawinan anak perempuan di bawah usia 15

tahun telah menurun, tetapi jumlah anak perempuan usia 16 dan 17 tahun masih

mengalami peningkatan secara terus-menerus, yang menunjukkan bahwa

perlindungan terhadap anak-anak perempuan menurun ketika mereka mencapai

usia 16 tahun. Sedangkan di Kecamatan Dukun sendiri pada tahun 2010

presentase pernikahan remaja perempuan cukup tinggi yaitu mencapai 31 persen.

Peranan orang tua sangat besar artinya bagi perkembangan psikologis

anak-anaknya. Pola asuh orang tua pada anak akan mempengaruhi kepribadian

anaknya dimasa dewasanya. Anak yang masih dalam proses perkembangan

tersebut mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok terutama kebutuhan rasa aman,

sayang dan kebutuhan rasa harga diri. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut

tidak terpenuhi akan mengakibatkan goncangan pada perkembangan anak. Masih

banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya keterlibatan mereka secara

langsung dalam mengasuh anak. Tak jarang akibatnya merugikan perkembangan

fisik dan mental anaknya sendiri.

Anak harus memiliki karakter agar anak mampu untuk menghadapi

kehidupan selanjutnya. Karakter tersebut meliputi religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Orang

tua memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam memberikan pendidikan

sebagai upaya pengembangan karakter anak. Peran itu dapat terwujud melalui

penerapan pola asuh yang tepat.

Page 20: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

7

7

Perilaku seorang anak mencerminkan pola asuh orang tua dalam mengasuh

anak, sehingga ada hubungan erat anatara orang tua dengan perilaku anak.

Sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengasuh dan

mendidik anak agar anak berhasil di masa mendatang, orang tua harus

menggunakan pola asuh yang tepat terhadap anak agar anak memiliki kepribadian

dan karakter yang baik. Jika seorang anak memiliki kepribadian dan karakter yang

baik akan memmpermudah anak dalam menghadapi kehidupan mendatang.

Disiplin sangat penting artinya bagi perkembangan anak. Dengan

mengenal aturan-aturan, anak akan merasa lebih aman karena mereka tahu dengan

pasti perbuatan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Apabila

aturan-aturan telah tertanam, anak akan berusaha menghindari perbuatan-

perbuatan terlarang dan cenderung melakukan hal-hal yang dianjurkan. Karena ia

telah mempunyai patokan yang jelas, ia tidak lagi hidup dalam kebimbangan.

Disiplin merupakan aspek utama pada pendidikan dalam keluarga yang diemban

oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam

meletakkan dasar-dasar kepribadian pada anak. Tujuan disiplin adalah

mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi

manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetanggga dan warga negara yang

baik. Tanpa peran semua pihak, maka untuk mewujudkan generasi penerus bangsa

yang cerdas, disiplin dan bertanggung jawab serta memiliki moral yang baik akan

mengalami kesulitan. Pihak yang harus berperan pertama kali dalam mewujudkan

disiplin pada anak supaya tidak terbawa arus globalisasi adalah peran keluarga

(Shochib, 2000:3).

Page 21: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

8

8

Menanamkan dasar-dasar disiplin pada anak bukanlah hal yang mudah

bagi orang tua, karena masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

oleh para anak, misalnya terlambat pulang sekolah, pulang bermain sampai terlalu

sore bahkan sampai menjelang adzan maghrib, tidak melakukan tugas-tugas dan

tanggung jawabnya dirumah, bangun kesiangan sehingga tidak melaksanakan

shalat subuh, dan tidak mau mematuhi jam belajar.

Menurut Donson sikap dan krakter orang tua termasuk faktor penting

dalam pembentukan kedisiplinan anak (Wantah 2005: 108-181). Jika orang tua

memiliki karakter yang otoriter, maka mereka akan menggunakan pola asuh

otoriter dalam mendisiplinkan anak, sehingga kedisiplinan anak akan terbangun

tetapi penuh dengan tekanan sehingga terkadang jika anak merasa jenuh di kekang

mereka akan memberontak.

Menurut Djuwarijah dalam Muryono (2009) menyatakan bahwa kegiatan

pengasuhan orang tua tidak hanya bagaimana orang tua memperlakukan anak,

tetapi bagaimana cara orang tua mendidik, membimbing dan melindungi anak dari

kecil hingga dewasa sesuai dengan nilai, norma dan kebudayaan masyarakat.

Orang tua memelihara pertumbuhan, bertanggung jawab dan berkewajiban

mengusahakan perkembangan anak agar sehat jasmani dan rohani.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul: “Pola Asuh Ibu yang Menikah Usia Muda

dalam Menanamkan Kedisiplinan pada Anak (Studi Kasus pada keluarga di Desa

Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang)”.

Page 22: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

9

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan maslah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah:

1.2.1 Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh ibu yang menikah usia muda

dalam menanamkan kedisiplinan pada anak di Desa Sengi Kecamatan

Dukun Kabupaten Magelang?

1.2.2 Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi ibu yang menikah usia muda

dalam menanamkan kedisiplinan pada anak di Desa Sengi Kecamatan

Dukun Kabupaten Magelang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Mendeskripsikan dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu

yang menikah usia muda dalam menanamkan kedisiplinan pada anak di

Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

1.3.2 Mendeskripsikan dan menganalisi kendala-kendala yang dihadapi ibu yang

menikah usia muda dalam menanamkan kedisiplinan pada anak di Desa

Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

Page 23: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

10

10

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan pengembangan ilmu Pendidikan Luar Sekolah

mengenai pendidikan kehidupan keluarga yaitu tentang pola asuh ibu yang

menikah usia muda dalam mennamkan kedisiplinan pada anak.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Orangtua

Untuk menambah wawasan ibu yang menikah usia muda dalam

mendidik dan mengasuh anak pada saat menanamkan

kedisiplinan pada anak. Sebagai bahan pertimbangan dalam

membina, mengarahkan dam membimbing anak.

1.4.2.2 Pemerintah

Untuk menjadi masukan dalam membuat kebijakan khususnya

pada Dikrektorat Pembina Pendidikan Keluarga.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Pola Asuh

Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua mendidik,

membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai

Page 24: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

11

11

kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat

(Dagun, 2002:33).

1.5.2 Anak

Anak adalah seorang yang belum berusia 18 Tahun termasuk anak yang

masih dalam kandungan (Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak).

1.5.3 Menikah Usia Muda

Pernikahan usia muda atau sering disebut pernikahan usia dini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang usianya masih dibawah

umur.

1.5.4 Disiplin

Disiplin adalah bimbingan moral, emosional dan fisik perkembangan anak,

memungkinkan anak-anak untuk mengambil tanggung jawab untuk diri

mereka sendiri ketika mereka lebih tua (Djamarah, 2002:12).

Page 25: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola asuh

2.1.1 Pengertian pola asuh

Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua mendidik,

membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai

kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat (Dagun,

2002:33). Menurut Hetherington & Whiting dalam Dagun (2002:33) menyatakan

bahwa pola asuh sebagai proses interaksi total antara orang tua dengan anak,

seperti proses pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi dan

proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar. Orang tua akan menerapkan

pola asuh yang terbaik bagi anaknya dan orang tua akan menjadi contoh bagi

anaknya.

Pola asuh menurut Mansur (2005:350) merupakan suatu cara terbaik yang

dapat dirtempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan

dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah sistem,

cara, atau pola yang digunakan atau diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan

sehari-hari terhadap anak, termasuk pola interaksi antara anak dan orang tua

selama dalam pengasuhan. Di dalam kegiatan ini tidak hanya berarti bagaimana

orangtua memperlakukan anak melainkn serta melindungi anak untuk mencapai

kedewasaan sesuai dengn norma yang berlaku di masyarakat dan norma yang

diharapkam masyarakat pada umumnya.

Page 26: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

13

Dalam penelitian ini yang dimaksud pola asuh yaitu sistem, cara atau pola

yang digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terhadap anak.

Sistem atau cara tersebut meliputi cara mengasuh, membina, mengarahkan,

memimpin dan membimbing anak.

Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam membimbing anak

(Kartono, 1992:90) yaitu:

a. Kesadaran

Orang tua harus memiliki kesadaran bahwa jalan pemikiran orang tua dengan

anak-anaknya tidak sejalan sehingga tidak boleh menyamakan. Perlu disadari pula

bahwa masing-masing anak memiliki kecerdasan yang tidak sama meskipun

mereka anak kembar. Dengan mengetahui sifat-sifat dalam diri anak, akan

memudahkan orang tua dalam membimbingnya.

b. Bijaksana

Sikap bijaksana diperlukan untuk mengerti kemampuan anak, kekurang

tahuan terhadap kemampuan anak terkadang menumbuhkan sikap kasar terhadap

anak. Sikap kasar akan bertambah persoalannya bahkan bimbingan yang

diberikan terhadapnya justru menjadi tekanan jiwa dalam dirinya.

2.1.2 Macam-macam Pola Asuh

Dalam mengasuh anak ada berbagai cara :

2.1.2.1 Pola Asuh Otoriter

Dalam pola asuh yang otoriter biasanya pihak orang tua yang

menggariskan keputusan-keputusan tentang perilaku anak-anaknya. Didalam

Page 27: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

14

aktivitas sehari-hari orang tua mempunyai aturan yang bersifat wajib untuk

dilakukan seorang anak dan sebagai rutinitas bagi si anak . Pola ash jenis ini

cenderung sering menggunakan kalimat perintah dan larangan.

Pola asuh ini bercirikan dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang

tua. Kebebasan anak dibatasi oleh orang tua, sehingga aturan yang ada dalam

pergaulan keluarga terasa kaku sebab orang tua selalu memaksakan untuk

berperilaku sesuai dengan keinginan orang tua. Bila aturan-aturan yang berlaku

dilanggar, orang tua akan memberi hukuman kepada anaknya, namun jika akan

mematuhinya orangtua tidak memberikan hadiah atau pujian karena apa yang

dilakukan anak sudah sepantasnya dilakukan.

Pola asuh seperti ini akan berdampak buruk pada anak, seperti anak

merasa tidak bahagia, ketakutan,tidak terlatih untuk berinisiatif, selalu tegang,

tidak mampu menyelesaikan masala (kemampuan problem solving-nya), begitu

juga kemampuan komuikasinya yang buruk. Selain itu, dampak dari pengasuhan

yang otoriter adalah anak merasa tertekan, dan penurut. Mereka tidak mampu

mengendalikan diri, kurang dapat berpikir, kurang percaya diri, tidak bisa

mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral dan rasa ingin

tahunya rendah.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh otoriter

adalah pola asuh yang menekankan pada aturan-aturan orang tua, orang tua yang

mengendalikan anak sehingga anak tidak mempunyai kebebasan untuk

menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan maupun kebebasan untuk

Page 28: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

15

memberikan pendapat tentang dirinya sendiri. Apabila anak melanggar aturan-

aturan dari orang tua, maka orang tua akan memberikan hukuman kepada anak.

2.1.2.2 Pola asuh Demokrasi

Dalam pola asuh ini, orang tua memberi kebebasan yang disertai

bimbingan kepada anak. Orang tua banyak memberikan masukan-masukan dan

arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat objektif,

perhatian dan kontrol terhada perilaku anak. Dalam banyak hal orang tua sering

berdialog dan berdiskusi dengan anak tentang berbagai keputusan. Menjawab

pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka. Orang tua cenderung menganggap

sederajat hak dan kewajiban anak dibandngkan dirinya. Pola asuh ini

menempakan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan

anak, mendukung dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi dengan baik. Pada

pola asuh ini orang tua menggunakan bahasa atau ekspresi yang memungkinkan

anak untuk mengekspresikan apa yang dirasa, pikir dan inginkan.

Pola asuh Demokratis (authorative) mendrong anak untuk mandiri, tetapi

orang tua harus tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap

hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua

tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif. Anak yang terbiasa

dengan pola asuh demokratis akan membawa dampak menguntungkan.

Diantaranya anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya

dirinya terpupuk, bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa

Page 29: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

16

berkomunikasi, baik dengan teman-teman dan orang dewasa. Anak lebih kreatif,

problem solving-nya baik, komunikasi lancar, tidak rendah diri, dan berjiwa besar.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh

Demokrasi merupakan pola asuh yang cocok untuk diterapkan pada sebuah

keluarga, karena dalam pola asuh demokrasi anak mempunyai kebebasan untuk

memilih apa yang akan dilakukan oleh anak. Selain itu anak juga dapat terdorong

hidup mandiri tetapi masih tetap dalam kontrol orang tua.

2.1.2.3 Pola Asuh Permissif

Dalam pola asuh permissif atau juga dikenal dengan pola asuh liberal,

keluarga memberikan kebebasan pada anak, kebebasan diberikan dari orang tua

kepada anaknya untk berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Orang tua kurang

peduli dan tidak pernah memberi aturan yang jelas dan pengarahan pada anak.

Segala keinginan anak keputusannya diserahkan sepenuhnya pada anak, orang tua

tidak memberikan pertimbangan bahkan tidak tahu atau sikap orang tua yang

masa bodoh, anak kurang tahu apakah tindakan yang ia kerjakan salah atau benar,

menurut Yatim Dalam Khaeratun (2013:29)

Pola asuh ini memperlihatkan bahwa orang tua cenderung menghindari

konflik dengan anak, sehingga orang tua banyak bersikap membiarkan apa saja

yang dilakukan anak. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan

kepada anak. Orang tua tidak peduli apakah anaknya melakukan hal-hal positif

atau negatif, yang penting hubungan antara anak dan orang tua baik-baik saja,

dalam arti tidak terjadi konflik dan tidak ada masalah antara keduanya.

Page 30: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

17

Pola asuh seperti ini tentu akan menimbulkan serangkaian dampak buruk.

Di antaranya anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak mempunyai

kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian

yang penting untuk orang tuanya. Bukan tidak mungkin serangkaian dampak

buruk ini akan terbawa sampai ia dewasa. Tidak tertutup kemungkinan pula anak

akan melakukan hal yang sama terhadap anaknya kelak. Akibatnya, masalah

menyerupai lingkaran setan yang tidak pernah putus.

Dapat disimpulkan bahwa pola asuh permisif adalah pola asuh yang

memberikan kebebasan dan mengontrol anak tetapi apabila ada konflik antara

orang tua dengan anak, orang tua akan menghindari konflik itu.

Selain ketiga pola asuh diatas, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan

orang tua dalam menanamkan disiplin anak, yaitu dengan cara pemberian hadiah

dan pemberian hukuman.

a. Pemberian Hadiah

Menurut Yatim dalam Khaeratun (2013:32) menyebutkan bahwa pola asuh

pemberian hadiah atau penghargaan memiliki ciri orang tua senantiasa

memberikan hadiah yang menyenangkan, setelah melakukan perbuatan yang

menyenangkan itu bisa berwujud benda yang nyata seperti makanan, uang,

mainan dan tidak nyata berupa pujian, perhatian maupun penghargaan. Namun

dalam pemberian hadiah harus bijaksana, jangan sampai pemberian hadiah

tersebut menjadi rangsangan anak untuk berbuat, bukan maksud dan tujuan

mengapa tindakan itu dilakukan.

Page 31: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

18

Pemberian hadiah atau penghargaan dapat merangsang anak bertindak atau

bertingkah laku yang baik dan memuaskan. Penghargaan menjadikan anak lebih

percaya diri bahwa apa yang dilakukannya mendapat dukungan. Namun

pemberian hadiah yang tidak bijaksana justru kurang mendukung jiwa anak, anak

nanti melakukan perbuatan atas dasar agar mendapat hadiah sehingga kurang ada

rasa tanggung jawab dalam diri anak. Misalnya dengan pemberian hadiah yang

positif.

Hadiah yang positif ini bisa berupa ungkapan pujian, pemberian barang,

atau pemberian kemudahan tertentu. Ketika anak mengerjakan pekerjaan

rumahnya secara teratur, tidak memukul adiknya, atau mengembalikan sesuatu

pada tempatnya, belajar dengan rajin, pulang sekolah tidak terlambat, sudah

selayaknya orang tua memberikan hadiah positif kepada mereka misalnya dengan

diberikan hadiah sepeda.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, orang tua sangat jarang memberikan

hadiah positif untuk hal-hal baik dan disiplin yang dilakukan anaknya.

Sebaliknya, ketika mereka melakukan kesalahan, orang tua langsung memberikan

hadiah negatif berupa marahan, bentakan, pukulan, dan sebagianya. Dengan

memberikan hadiah positif, anak akan merasa perbuatannya dihargai dan lebih

termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan selalu disiplin.

b. Pemberian Hukuman

Biasanya tujuan orang tua menghukum anak adalah dengan maksud

mendidik, agar anak patuh pada disiplin. Namun tidak jarang perbuatan

Page 32: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

19

menghukum itu lebih merupakan sebagai suatu ekspresi kemarahan dari orang

tua, menurut Sobur (1985:36)

Pada dasarnya semua hukuman adalah untuk hari kemudian. Maksud kita

bukanlah menghukum seorang anak untuk sesuatu yang telah diperbuatnya,

melainkan untuk menghindarkan jangan sampai ia melakukan kesalahan itu lagi.

Maksud hukuman tersebut adalah untuk memberi manfaat kepada anak itu dan

membetulkan suatu kesalahan.

Suatu pemberian hukuman haruslah tetap mampu memberikan hubungan

dan saling pengertian serasi antara orang tua dan anak. Anak harus mendapat

kesan bahwa hukuman itu untuk kepentingannya juga. Tidak sekecil pun ada

keinginan orang tua untuk memojokkan si anak.

Hukuman yang setimpal justru merupakan bukti adanya perhatian orang

tua dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Yang jelas hukuman tidak boleh

lebih menyakitkan atau lebih membahayakan daripada akibat perbuatan yang akan

dicegah itu sendiri, sebab kalau demikian halnya maka fungsi mendidik dari

hukuman itu menjadi hilang.

Dari uraian di atas, apapun bentuk hukuman yang ditimpahkan kepada

anak, maka hukuman yang efektif hendaknya memenuhi hal-hal sebagai berikut :

1) Pemberian hukuman harus diusahakan agar tidak menyinggung harga diri

anak. Bukan dirinya yang disalahkan tetapi tingkah lakunya.

2) Hukuman harus sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dan harus

diberikan segera setelah pelanggaran dilakukan.

Page 33: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

20

3) Hukuman dapat dijatuhkan pada anak bila anak tersebut sudah jelas

kesalahannya.

4) Dalam menjatuhkan hukuman hendaklah adil dan bijaksana., yaitu harus

diperhitungkan dan dipertimbangkan antara bentuk hukuman untuk anak-

anak dan orang dewasa. Anak laki-laki dan anak perempuan.

5) Hukuman akan lebih efektif bila disertai alasan atau penjelasan oleh si

pemberi hukuman.

6) Pemberian hukuman sebaiknya mengarah pada pembentukan hati nurani, agar

kelak anak mampu mengendalikan dirinya sendiri.

7) Hukuman haruslah bersifat konstruktif, tidak semata-mata menghukum si

anak melainkan harus menimbulkan dorongan agar si anak tidak lagi

melakukan kesalahan yang sama.

Misalnya ketika anak tidak disiplin belajar, orang tua dapat memberikan

hukuman kepada anak dengan tidak mengizinkan untuk menonton TV. Dengan

hukuman tersebut, diharapkan anak akan disiplin dan tidak malas untuk belajar

lagi.

Perlakuan yang hangat setelah menghukum anak sangat penting untuk

menunjukkan baha orang tua tidaklah membenci anaknya meskipun ia

menghukun anaknya itu. Dengan bersikap demikian maka si anak akan tetap

menghormati dan mencintai orang tuanya.

Page 34: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

21

2.1.3 Jenis Pengasuhan Orang Tua

Gottman dalam Muryono (2013:139) membagi pengasuhan orang tua menjadi

4 jenis, yaitu:

a. Orang tua mengabaikan, yaitu orang tua dalam mengasuh anaknya tidak

mempedulikan perasaan anak mereka, membiarkan segala tingkah laku

anak-anaknya.

b. Orang tua yang tidak menyetujui, yaitu orang tua yang memberi kecaman,

menekan ungkapan emosi anak,menekankan kepatuhan terhadap pedoman

tingkah laku yang baik, menghardik, dan menghukum anak karena

mengungkapkan emosi.

c. Orang tua yang Laissez-Faire, yaitu orang tua yang bebas menerima semua

ungkapan anak, meliputi pemberian petunjuk tingkahlaku, terlalu mudah

memberikan izin, tidak membantu menyelesaikan masalah, dan tidak

mengajarkan anak metode menyelesaikan masalah.

d. Orang tua pelatih emosi, yaitu orang tua yang sabar menghadapi anak yang

sedih, takut dan marah, peka terhadap emosional anak dan tidak

meremehkan perasaan anak.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Menurut Aziz (2015:43) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pola asuh orang tua kepada anak yaitu:\

Page 35: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

22

a. Pendidikan Orang Tua

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan

mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran

pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati

segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak, selalu berupaya

menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan fungsi keluarga

dan kepercayaan anak.

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil

jika lingkungan juga ikut serta berpengaruh dalam pengasuhan orang tua kepada

anaknya.

c. Budaya

Seringkali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat

dalam mengasuh anak, kebasaan-kebiasaan masyarakat di sekitarnya dalam

mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik

anak ke arah kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima

di masyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat

dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan

pola asuh kepada anaknya.

Sedangkan menurut Mussen (1994) ada banyak faktor yang dapat

mempengaruhi pola asuh orang tua kepada anaknya,yaitu sebagai berikut:

Page 36: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

23

a. Jenis Kelamin

Orang tua pada umumnya cenderung lebih keras terhadap anak wanita

dibandingkan dengan anak laki-laki.

b. Ketegangan orang tua

Pola asuh seseorang bisa berubah ketika merasakan ketegangan ekstra.

Orang tua yang demokratis kadang bersikap keras atau lunak setelah

melewati hari-hari yang melelahkan orang tua bisa selalu bersikap konsisten.

Perstiwa sehari-hari dapat mempengaruhi orang tua dengan berbagai cara.

c. Pengaruh cara orang tua dibesarkan

Para orang dewasa cenderung membesarkan anak-anak mereka dengan

cara yang sama seperti mereka dibesarkan oleh orang tua mereka. Namun,

kadang-kadang orang tua membesarkan anak dengan cara yang sama sekali

berbeda dibandingkan dengan waktu mereka dibesarkan.mempelajari tipe

pola asuh demokratis mungkin akan sulit jika orang tua dahulu dibesarkan

dengan tipe permisif atau otoriter, tetapi dengan latihan dan komitmen, para

orang tua dapat mempelajari tugas-tugas yang secara canggung. Dengan

komitmen dan latihan tugas-tugas berat dapat terselesaikan.

d. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal suatu keluarga akan mempengaruhi cara orang

tua dalam menerapkan pola asuh. Hal ini dilihat bila suatu keluarga tinggal di

kota besar, maka orang tua kemungkinan akan banyak mengkontrol karena

merasa khawatir, misalnya apabila orang tua melarang anak pergi kemana-

mana sendirian, ini sangat jauh berbeda dengan keluarga yang tinggal di

Page 37: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

24

pedesaan, maka orang tua tidak akan begitu khawatir jika anak-anaknya pergi

kemana-mana sendirian.

e. Sub kultur budaya

Budaya di suatu lingkungan tempat keluarga menetap akan mempengaruhi

pola asuh orang tua. Hal ini dilihat bahwa banyak orang tua di Amerika

Serikat yang memperkenankan anak-anak mereka untuk mempertanyakan

tindakan orang tua dan mengambil bagian dalam argumen tentang aturan dan

standar moral.

f. Status sosial ekonomi

Keluarga dari status sosial yang berbeda mempunyai pandangan yang

berbeda tentang cara mengasuh anak yang tepat dan dapat diterima, sebagai

contoh: ibu dari kelas menengah ke bawah lebih menentang ketidak sopanan

anak dibandingkan ibu dari kelas menengah ke atas. Begitupun juga dengan

orang tua dari kelas buruh.

2.2 Pernikahan Usia Muda

2.2.1 Pengertian Pernikahan Usia Muda

Pernikahan adalah bersatunya dua orang (laki-laki dan perempuan)

kedalam suatu ikatan yang didalamnya terdapat suatu komitmen dan bertujuan

untuk membina rumah tangga dan meneruskan keturunan.

Perkawinan juga diatur dalam undang-undang No 1 Tahun 1974 Pasal 1

tentang Perkawinan. Bahwa Perkawinan adalah sebagai sebuah ikatan lahir batin

antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

Page 38: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

25

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa dalam Walgito (2000:11).

Pernikahan usia muda atau sering disebut pernikahan usia dini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang usianya masih dibawah umur.

Ketentuan umur yang sudah ditetapkan diatur dalam undang-undang perkawinan

yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 (1)

Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan

pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Jadi pasangan yang melakukan

pernikahan dibawah umur yang sudah ditetapkan dalam undang-undang bisa

disebut juga dengan pernikahan usia dini. Pada pasal 6 ayat 2 UU No. 1 Tahun

1974 menyatakan bahwa untuk melangsungkan suatu perkawinan seseorang yang

belum mencapai umur 21 tahun harus mendapatkan ijin dari kedua orang tua

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pernikahan usia

muda adalah penikahan yang dilakukan oleh pria yang berumur kurang dari 19

tahun dan wanita yang belum mencapai umur 16 tahun.

Hoffman (dalam Adhim, 2002) menambahkan berdasarkan pada beberapa

penelitian mutakhir bahwa menikah pada usia dewasa muda berkisar antara usia

18 sampai dengan 24 tahun. Pernikahan muda sering terjadi karena seseorang

berpikir secara emosional untuk melakukan pernikahan, mereka berpikir telah

saling mencintai dan siap untuk menikah (Sanderwitz dan Paxman dalam

Sarwono, 1994), tetapi sebanarnya hidup berumah tangga membutuhkan

kematangan emosi dan pemikiran untuk menghadapi dan mengendalikan hakekat

perkawinan dan peran orang tua yang akan disandang (Adhim, 2002).

Page 39: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

26

Adhim (2002) menyebutkan kematangan emosi merupakan salah satu

aspek yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan perkawinan di usia muda.

Mereka yang memiliki kematangan emosi ketika memasuki perkawinan

cenderung lebih mampu mengelola perbedaan yang ada di antara mereka.

Kematangan emosi adalah suatu keadaan untuk menjalani kehidupan secara damai

dalam situasi yang tidak dapat diubah, tetapi dengan keberanian individu mampu

mengubah hal-hal yang sebaiknya diubah, serta adanya kebijaksanaan untuk

menghargai perbedaan (Rice, 2004).

Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang dari

satu sisi dapat mengindikasikan sikap tidak affresiatif terhadap makna nikah dan

bahkan lebih jauh bisa merupakan pelecehan terhadap kesakralan sebuah

pernikahan.

Sebagian masyarakat yang melangsungkan perkawinan usia muda ini

dipengaruhi karena adanya beberapa faktor-faktor yang mendorong mereka untuk

melangsungkan perkawinan usia muda atau di bawah umur.

2.2.2 Faktor-faktor pendorong pernikahan usia muda

Dalam Puspitasari (2006) ada beberapa faktor pendorong pernikahan usia

muda, yaitu sebagai berikut:

1. Menurut RT. Akhmad Jayadiningrat, sebab-sebab utama perkawinan usia

muda adalah:

a. Keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota keluarga

b. Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk perkawinan terlalu muda,

baik bagi mempelai itu sendiri maupun keturunannya.

Page 40: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

27

c. Sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat.

Kebanyakan orang desa mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan

anaknya begitu muda hanya karena mengikuti kebiasaan adat saja.

2. Terjadinya perkawinan muda menurut Hollan dalam Suryono disebabkan

oleh:

a. Masalah ekonomi keluarga.

b. Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki-laki

apabila mau mengawinkan anak gadisnya.

c. Bahwa dengan adanya perkawinan anak-anak tersebut, maka keluarga

gadis akan berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung

jawab (makanan, pakaian,pendidikan, dan sebagainya) (Soekanto,

1992:65).

Selain menurut para ahli di atas, ada beberapa faktor yang mendorong

terjadinya perkawinan usia muda yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat

kita yaitu:

a. Ekonomi

Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di

garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak

wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.

b. Pendidikan

Rendahya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan

masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya

yang masih dibawah umur.

Page 41: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

28

c. Orang tua

Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran

dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.

d. Media massa

Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern

kian permisif terhadap seks.

e. Faktor adat

Perkawinan muda terjadi karena orang tua takut anaknya dikatakan

perawan tua sehingga segera dikawinkan.

2.2.3 Dampak Pernikahan Usia Muda

Dampak pernikahan usia muda akan menimbulkan hak dan kewajiban

diantara kedua belah pihak, baik dalam hubungannya dengan mereka sendiri,

terhadap anak-anak maupun terhadap keluarga mereka masing-masing.

1. Dampak terhadap suami istri

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada pasangan suami istri yang telah

melangsungkan pernikahan di usia muda tidak bisa memenuhi atau tidak

mengetahui hak dan kewajibannya sebagai suamu istri. Hal tersebut timbul

dikarenakan belum matangnya fisik maupun mental mereka yang cenderung

keduanya memiliki sifat keegoisan yang tiggi.

2. Dampak terhadap anak-anaknya

Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan pada usia muda atau

dibawah umur akan membawa dampak. Selain berdampak pada pasangan yang

Page 42: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

29

melangsungkan perkawinan pada usia muda, perkawinan usia muda juga

berdampak pada anak-anaknya. Karena bagi wanita yang melangsungkan

perkawinan di bawah usia 20 ahun, bila hamil akan mengalami gangguan-

gangguan pada kandungannya dan banyak juga dari mereka yang melahirkan

anak prematur.

3. Dampak terhadap masing-masing keluarga.

Selain berdampak pada pasangan suami istri dan anak-anaknya perkawinan

usia muda juga akan membawa dampak terhadap masing-masing keluarganya.

Apabila perkawinan diantara anak-anak mereka lancar, sudah barang tentu

akan menguntungkan orang tuanya masing-masing. Namun apabila keadaan

rumah tangga mereka tidak bahagia dan akhirnya yang terjadi adalah

perceraian. Hal ini akan mengakibatkan bertambahnya biaya hidup mereka dan

yang paling parah lagi akan memutuskan tali kekeluargaan diantara kedua

belah pihak.

2.3 Disiplin

2.3.1 Pengertian Disiplin

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa

latin “disciplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar mengajar. Sedangkan

istilah bahasa Inggrisnya yaitu “discipline” yang berarti 1) Tertib, taat atau

mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) Latihan membentuk, meluruskan

atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral;

3) Hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau

Page 43: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

30

sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (MacMilan Dictionary dalam

Tu’u, 2004:20).

Disiplin adalah bimbingan moral, emosional dan fisik perkembangan anak,

memungkinkan anak-anak untuk mengambil tanggung jawab untuk diri mereka

sendiri ketika mereka lebih tua. Ini melibatkan membuat anak-anak sadar akan

batas-batas apa yang diterima dan apa yang tidak diterima, dan mengajarkan

mereka nilai-nilai dan tindakan yang dapat diterima dalam keluarga dan

masyarakat. Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok (Djamarah, 2002:12). Sedangkan disiplin timbul

dari dalam jiwa karena ada dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Suatu hal

yang menjadi titik tolak dalam disiplin adalah sikap dan tindakan yang senantiasa

taat dan mau melaksanakan keteraturan dalam suatu peraturan atau tata tertib yang

ada.

Prijodarminto (1994:23) dalam Tu’u (2004:31) mengemukakan disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiakan, keteraturan

dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam

kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Disiplin merupakan sikap atau tindakan yang sesuai dengan aturan atau tata tertib

yang berlaku (Supriyanti, 2008:10). Orang yang disiplin akan mematuhi seluruh

peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Page 44: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

31

Dengan disiplin hidup kita menjadi teratur dan tertib, sehingga dalam

menjalankan sesuatu terasa nyaman dan tepat. Orang yang terbiasa disiplin tidak

akan tergesa-gesa dalam menjalankan kegiatannya dan dapat menyelesaikan

pekerjaannya tepat pada waktunya. Kedisiplinan anak di dalam rumah dapat

terwujud ketika anak dapat menaati dan mematuhi peraturan atau tata tertib yang

ada dalam masing-masing keluarga.

Misalnya mematuhi jam belajar, jam bermain dan jam ibadah yang sudah

di tentukan oleh masing-masing orang tua. Setiap keluarga memiliki peraturan

dan tata tertib yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuannya sama

yaitu supaya anak dapat disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

anak dan siswa. Bohar Soeharto dalam Tu’u (2004:32-33) menyatakan tiga hal

mengenai disiplin, yaitu disiplin sebagai latihan, disiplin sebagai hukuman,

disiplin sebagai alat untuk mendidik.

1. Disiplin sebagai latihan untuk menuruti kemauan seseorang.

2. Disiplin sebagai hukuman. Apabila seorang anak asuh berbuat salah harus

dihukum. Hukuman tersebut adalah sebagai upaya mengeluarkan yang jelek

dari dalam diri orang atau anak asuh itu sehingga menjadi baik.

3. Disiplin sebagai alat untuk mendidik. Seorang anak asuh memiliki potensi

untuk berkembang melalui interaksi dengan lingkungan untuk mencapai

tujuan realisasi dirinya. Dalam interaksi tersebut anak asuh belajar tentang

nilai-nilai sesuatau, proses belajar dengan lingkungan yang di dalamnya

terdapat nilai-nilai tertentu yang telah membawa pengaruh dan perubahan

perilakunya.

Page 45: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

32

Tu’u (2004:33) merumuskan disiplin sebagai berikut:

a. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai, dan hukuman yang berlaku.

b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran

diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga

muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku,

dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah

laku.

e. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Dari pengertian tersebut maka disiplin dapat diartikan sebagai sikap

kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadapa nilai-nilai dan peraturan-peraturan

yang sudah ditetapkan oleh lingkungan yang ditinggali.

2.3.2 Tujuan Disiplin

Menurut Sobur (1991:35), bahwa tujuan pemberian disiplin adalah agar

anak bisa bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya.

Menurut Shochib (2000:3), tujuan disiplin diri adalah mengupayakan

pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi menusia yang

baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga dan warga negara yang baik.

Page 46: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

33

Dari kedua batasan tentang tujuan disiplin di atas maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan disiplin adalah mengajarkan kepada individu (anak) untuk dapat

berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya (keluarga)

sehingga menjadi manusia dan warga negara yang baik.

Menurut Gunarsa (1995:137) bahwa disiplin diperlukan dalam mendidik

anak supaya dengan mudah anak dapat:

a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak

milik orang lain.

b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban serta secara

langsung mengerti larangan-larangan.

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan yang buruk.

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam

oleh hukuman.

e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Terdapat banyak kondisi yang mempengaruhi kebutuhan anak akan

disiplin, menurut Hurlock (1997:83-84) empat diantaranya yang dianggap sangat

penting adalah :

a. Variasi dalam laju perkembangan anak.

Anak dengan usia yang sama tidak dapat diharapkan mempunyai

kebutuhan akan disiplin yang sama. Disiplin yang cocok untuk anak yang

satu belum tentu cocok untuk anak yang lain dalam usia yang sama. Hal ini

dikarenakan tiap individu mempunyai perbedaan individual.

b. Kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari.

Page 47: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

34

Pada jam-jam tertentu, anak membutuhkan disiplin yang lebih

dibandingkan pada jam-jam yang lain.

c. Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan anak akan disiplin.

Disiplin paling besar kemungkinannya dibutuhkan untuk kegiatan sehari-

hari yang rutin dan paling sedikit diperlukan bila anak bebas bermain

sekehendak hatinya.

d. Kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan hari dalam seminggu.

Hari Senin dan akhir Minggu merupakan saat disiplin paling dibutuhkan.

Pada hari tersebut anak mempunyai banyak tugas sekolah yang diperoleh atau

yang harus dikerjakannya.

2.3.3 Unsur-unsur Disiplin

Hurlock (1997:85) menyebutkan empat unsur pokok yang digunakan

untuk mendidik anak agar berperilaku displin sesuai dengan standar dari norma

kelompok sosial mereka yaitu :

a. Peraturan.

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang tua,

guru atau teman bermain. Peraturan mempunyai tujuan untuk membekali anak

dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Peraturan

berfungsi untuk memperkenalkan pada anak bagaimana harus berperilaku

sesuai dengan perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok mereka dan

membantu anak mengekang perilaku yang tidak diinginkan anggota kelompok

tersebut.

Page 48: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

35

b. Hukuman.

Hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu

kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.

Hukuman digunakan supaya anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan

tidak diterima oleh lingkungannya. Dengan adanya hukuman tentunya anak

dapat berpikir manakah tindakan yang benar dan manakah yang salah sehingga

anak akan menghindari perbuatan yang menimbulkan hukuman.

c. Penghargaan.

Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang

baik, tidak perlu berbentuk materi tetapi dapat berupa pujian, senyuman atau

tepukan dipunggung. Penghargaan berfungsi supaya anak mengetahui bahwa

tindakan yang dilakukannya disetujui oleh lingkungannya. Dengan demikian

anak akan mengulangi perbuatan tersebut sehingga mereka termotivasi untuk

belajar berperilaku sesuai norma atau aturan yang berlaku.

d. Konsistensi.

Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas, yaitu suatu

kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus ada dalam peraturan,

hukuman dan penghargaan. Disiplin yang konsistensi akan memungkinkan

individu (anak) menghadapi perubahan kebutuhan perkembangan dalam waktu

yang bersamaan dan anak tidak akan bingung.

Penyebab dari disiplin yang tidak konsisten adalah adanya perbedaan

pendapat antara ayah dan ibu atau orang tua yang tidak diselesaikan sehingga

anak menjadi tidak mengerti mana yang harus ditaati. Anak-anak memerlukan

Page 49: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

36

suatu gambaran yang jelas dengan segala batasan tentang perbuatan yang

diijinkan dan yang dilarang.

2.3.4 Bentuk Kedisiplinan Pada Anak

Kedisiplinan pada anak merupakan aspek utama dan essensial pendidikan

dalam keluarga yang diemban oleh orang tua, karena mereka bertanggung jawab

secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasarnya pada anak. Upaya orang tua

sebagai pendidik sekaligus pemimpin akan tercapai bila anak telah mampu

mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan nilai- nilai moral, peraturan, tata

tertib, adat, kebudayaan dan sebagainya.

Kedisiplinan anak jelas akan mempengaruhi perilakunya dilingkungan

apapun termasuk didalamnya adalah lingkungan keluarga (rumah), lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Kedisiplinan anak mencakup :

a. Kedisiplinan di rumah seperti ketaqwaan terhadap Tuhan YME, melakukan

kegiatan secara secara teratur, melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga

(membantu orang tua), menyiapkan dan membenahi keperluan belajarnya,

mematuhi tata tertib yang berlaku di rumah dan sebagainya.

b. Kedisiplinan dilingkungan sekolah dimana anak sedang melakukan kegiatan

belajarnya. Di lingkungan sekolah kedisiplinan ini diwujudkan dalam

pelaksanaan tata tertib sekolah.

c. Kedisiplinan dilingkungan masyarakat, bisa berupa ketaatan terhadap rambu-

rambu lalu lintas, kehati-hatian dalam menggunakan milik orang lain dan

kesopanan dalam bertamu.

Page 50: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

37

Uraian tersebut memberikan suatu kejelasan bahwa kedisiplinan itu

memang merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembinaan dan

penyiapan anak untuk mengarungi kehidupannya dimasa yang akan datang atau

demi masa depan anak.

Anak yang disiplin adalah yang dapat mengerjakan atau melaksanakan

sesuatu tepat waktu, selalu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang

diberikan, selalu melaksanakan kewajiban sebagai umat yang beragama dan selalu

menaati peraturan atau tata tertib yang berlaku dengan baik.

2.3.5 Macam-macam Kedisiplinan

Menurut Hadisubrata (1988:58-62) teknik disiplin dapat dibagi menjadi

tiga macam, yaitu:

a. Disiplin otoritarian

Pada disiplin otoritarian ini, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.

Disiplin ini selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan,

dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman sering kali

dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang mematuhi dan menaati

peraturan.

b. Disiplin permisif

Pada disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak sesuai dengan

keinginannya dan dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak

sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Pelanggaran terhadap norma atau

Page 51: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

38

aturan tidak diberi sanksi sehingga menimbulkan kebingungan dan kebimbangan

karena tidak mengetahui mana yang dilarang dan mana yang tidak dilarang.

c. Disiplin demokratis

Pada disiplin demokratis ini dilakukan dengan memberikan penjelasan,

diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa anak perlu

untuk disiplin.

2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Disiplin

Menurut Tu’u (2004:48-50) faktor yang mempengaruhi pembentukan

disiplin adalah:

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi

kebaikan dan keberhasilan dirinya.

2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-

peraturan yang mengatur perilaku individunya.

3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah

sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

5. Teladan. Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya

dibandingkan dengan kata-kata. Oleh karena itu, sebagai contoh di lingkungan

panti asuhan adalah teladan disiplin dari para pengasuh dan pengurus sangat

berpengaruh terhadap disiplin para anak asuh. Mereka lebih mudah meniru apa

yang mereka lihat, dibanding apa yang mereka dengar.

Page 52: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

39

6. Lingkungan berdisiplin. Seseorang dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan.

Bila berada di lingkungan berdisiplin, seseorang dapat terbawa oleh lingkungan

tersebut. Salah satu cirri manusia adalah kemampuannya beradaptasi dengan

lingkungan. Dengan potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya.

7. Latihan berdisiplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan

dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara berulang-ulang dan

membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Dengan latihan

dan membiasakan diri, disiplin akan terbentuk dalam diri anak asuh. Disiplin

telah menjadi kebiasaannya.

2.3.7 Penyebab Pelanggaran Disiplin

Menurut Triana (2009:21-22) faktor-faktor penyebab pelanggaran disiplin

adalah:

1. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang

meliputi:

a. Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang menerapkan

disiplin, maka siswa biasanya kurangbertanggung jawab karena siswa

menganggap tidak melaksanakan tugas pun di sekolah tidak dimarahi guru.

Page 53: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

40

b. Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang kurang baik

perilakunya akan berpengaruh terhadap anak yang diajaknya berinteraksi

sehari-hari.

c. Cara hidup di lingkungan anak tinggal. Anak yang tinggal di lingkungan

hidupnya kurang baik, maka anak akan cenderung bersikap dan

berperilaku kurang baik pula.

d. Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya akan cenderung

kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan dan kesulitan-

kesulitan, begitu pula sebaliknya anak yang sikap orang tuanya otoriter,

maka anak akan menjadi penakut dan tidak berani mengambil keputusan

dalam bertindak.

e. Keluarga yang tidak harmonis. Anak yang tumbuh dikeluarga yang kurang

harmonis (broken home) biasanya akan selalu mengganggu teman dan

sikapnya kurang disiplin.

f. Latar belakang kebiasaan dan budaya. Budaya dan tingkat pendidikan

orang tuanya akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak. Anak

yang hidup dikeluarga yang baik dan tingkat pendidikan orang tuanya

bagus maka anak akan cenderung berperilaku yang baik pula, begitu pun

sebaliknya.

Ekosiswoyo dan Rachman (2000:99-100) mengemukakan bahwa salah

satu sumber pelanggaran disiplin adalah dikarenakan tidak terpenuhinya

kebutuhan. Adalah suatu asumsi yang menyatakan bahwa semua tingkah laku

individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan.

Page 54: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

41

Maslow mengemukakan teori “hierarki kebutuhan manusia” yaitu: 1)

Kebutuhan fisik (physical needs); 2) Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman

(security and safety); 3) Kebutuhan rasa diterima dan cinta kasih (love and

belonging); 4) Kebutuhan akan kehormatan harga diri (recpect of self esteem); 5)

Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding); 6)

kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri (beauty and self actualization).

Manusia menghendaki terpenuhinya semua kebutuhan tersebut yang

diperoleh dengan cara yang wajar, umum sesuai dengan tata aturan yang berlaku.

Namum, apabila kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang

sudah biasa dalam masyarakat, akan terjadi ketidakseimbangan pada diri individu,

dan yang bersangkutan akan berusaha mencapainnya dengan cara-cara lain yang

sering melanggar tata tertib dan kurang diterima masyarakat.

2.3.8 Upaya Orang Tua dalam Menanamkan Kedisiplinan Anak

Yang dimaksud upaya orang tua dalam menanamkan kedisiplinan anak

disini adalah cara-cara yang dipergunakan orang tua dalam menanamkan atau

memasukkan nilai-nilai, norma ke dalam diri anak sehingga anak memiliki

disiplin diri. Menurut Shochib (2000:124), upaya-upaya orang tua tersebut antara

lain :

a. Keteladanan diri

Orang tua yang menjadi teladan bagi anak adalah yang pada saat bertemu

atau tidak bersama anak senantiasa berperilaku yang taat terhadap nilai-nilai

Page 55: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

42

moral. Keteladanan orang tua tidak mesti berupa ungkapan kalimat-kalimat,

namun perlu juga contoh dari orang tua. Dari contoh tersebut anak akan

melakukan sesuatu perbuatan seperti yang dicontohkan orang tua kepada anaknya.

Dalam memberikan keteladanan pada anak, orang tua juga dituntut untuk

mentaati terlebih dahulu nilai- nilai yang akan diupayakan pada anak. Dengan

demikian bantuan mereka ditangkap oleh anak secara utuh, sehingga

memudahkan untuk menangkap dan mengikutinya.

Misalnya, dalam hal mengerjakan sholat, terlebih dahulu orang tua telah

mengerjakan atau segera menegakkan sholat, sehingga anak akan mencontoh

keteladanan orang tua tersebut.

b. Kebersamaan Orang Tua dengan Anak-anak dalam Merealisasikan Nilai-

nilai Moral.

Dalam mencipatakan kebersamaan dengan anak-anak dalam

merealisasikan nilai-nilai moral adalah dengan menciptakan aturan-aturan

bersama oleh anggota keluarga untuk ditaati bersama. Dalam pembuatan aturan

ini juga dapat diciptakan bantuan diri, khususnya bagi anak maupun anggota lain.

Tujuannya adalah terciptanya aturan-aturan umum yang ditaati bersama

dan aturan-aturan khususnya yang dapat dijadikan pedoman diri bagi masing-

masing anggota keluarga. Dengan upaya tersebut, berarti orang tua menciptakan

situasi dan kondisi yang mendorong serta merangsang anak untuk senantiasa

berperilaku yang sesuai dengan aturan.

Page 56: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

43

c. Memberi tugas dan tanggung jawab

Dalam pemberian tugas yang perlu diperhatikan adalah pertama- tama

harus disesuaikan dengan kemampuan anak. Selanjutnya perlu diusahakan adanya

penjelasan-penjelasan sebelum anak melaksanakan tugas. Pada waktu

menjalankan tugas bila perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan secara khusus,

dalam hal ini orangtua tidak bertindak sebagai tutor, yaitu pembimbing

perseorangan atau kelompok kecil dan akhirnya anak disuruh melaporkan

hasilnya.

Dalam menanggapi laporan anak, orangtua dapat memberi ulasan. Ulasan

itu dapat berisi tugas-tugas yang telah betul dan kesalahan-kesalahan yang perlu

diperbaiki.

d. Kemampuan Orang Tua untuk Menghayati Dunia Anak

Anak dapat memahami bahwa bantuan orang tua akan bermakna bagi

dirinya untuk memiliki dan mengembangkan nilai-nilai moral sebagai dasar

berperilaku jika orang tua berangkat dari dunianya, artinya orang tua perlu

menyadari bahwa anaknya tidak bisa dipandang sama dengan dirinya.

Orang tua yang mampu menghayati dunia anak mengerti bahwa dunia

yang dihayati tidak semua dapat dihayati oleh anak. Dengan demikian orang tua

dituntut untuk menghayati dunia anaknya, sehingga memudahkan terciptanya

dunia yang relatif sama antara orang tua dengan anak. Ini merupakan syarat

essensial terjadinya pertemuan makna.

Jika orang tua tidak dapat menghadirkan pertemuan makna dengan

anaknya sebagai dasar berperilaku jika orang tua berangkat dari dunianya, artinya

Page 57: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

44

orang tua perlu menyadari bahwa anaknya tidak bisa dipandang sama dengan

dirinya. Orang tua yang mampu menghayati dunia anak mengerti bahwa dunia

yang dihayati tidak semua dapat dihayati oleh anak.

Dengan demikian orang tua dituntut untuk menghayati dunia anaknya,

sehingga memudahkan terciptanya dunia yang relatif sama antara orang tua

dengan anak. Ini merupakan syarat essensial terjadinya pertemuan makna.

Jika orang tua tidak dapat menghadirkan pertemuan makna dengan

anaknya tentang nilai-nilai dan moral yang dikemas, maka bantuan orang tua

dirasakan sebagai pendiktean oleh anak. Dengan demikian anak melaksanakan

keinginan orang tua bukan karena kepatuhan tetapi disebabkan oleh ketakutan

terhadap mereka.

e. Konsekuensi Logis

Orang tua perlu menyusun konsekuensi logis baik dalam kehidupan di

rumah maupun di luar rumah, yang dibuat dan ditaati bersama oleh semua

anggota keluarga. Aturan-aturan ini dibuat agar mereka sejak semula menyadari

konsekuensi yang harus diterima jika melakukan pelanggaran-pelanggaran

terhadap nilai-nilai moral.

Dengan demikian masing-masing anggota keluarga secara bersama-sama

dapat saling membantu untuk membuat pedoman diri dalam mengarahkan dirinya

agar senantiasa untuk memiliki dan meningkatkan nilai-nilai moral untuk

dipolakan dalam kehidupannya.

Page 58: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

45

f. Kontrol Orang tua terhadap Perilaku Anak

Dalam melaksanakan kontrol terhadap perilaku anaknya, orang tua

haruslah senantiasa berperilaku yang taat moral dengan disadari bahwa perilaku

yang dikontrolkan kepada anaknya telah diterapkan dalam kehidupan. Tujuan

kontrol perlu dikomunikasikan kepada anak, sehingga kontrolnya dirasakan

sebagai bantuan.

Kontrol mereka pada anak yang masih kecil disertai dengan contoh-contoh

konkret untuk mengembalikan anak pada perilaku yang taat moral. Bentuk

konkretnya berbeda dengan anak yang menginjak masa remaja. Kontrol mereka

terhadap anak yang menginjak remaja dapat dimulai dengan jalan dialog terbuka.

g. Nilai Moral Disandarkan pada Nilai-nilai Agama

Dalam era globalisasi orang tua dituntut untuk menyadari bahwa sumber

nilai-nilai moral diupayakan kepada anaknya perlu disandarkan kepada sumber

nilai yang dimiliki kebenaran mutlak. Hal ini dapat memberikan kompas pada

anak untuk mengarungi dunia dengan perubahan yang sangat cepat, sehingga

tidak larut di dalamnya.

Bagi anak yang telah memiliki nilai-nilai moral yang sandaran nilainya

berasal dari agama, tanpa kehadiran orang tua pun nilai itu direalisasikan.

Realisasiannya mereka rasakan sebagai kewajiban dan mereka senantiasa merasa

dipantau oleh Yang Maha Segalanya.

Page 59: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

46

2.4 Kerangka Berpikir

Pola asuh dalam keluarga adalah cara atau pola yang digunakan atau

diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari terhadap anak, termasuk

pola interaksi antara anak dan orang tua selama dalam pengasuhan. Ada 3 tipe

pola asuh dalam keluarga yaitu pola asuh demokratis, otoriter dan permissif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2006) mengemukakan

bahwa pernikahan yang dilakukan ketika usia muda atau pernikahan dini sebagian

besar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor ekonomi, faktor diri

sendiri, faktor pendidikan, dan faktor orang tua. Faktor pendidikan yang

mendorong anak untuk menikah usia muda adalah karena rendahnya tingkat

pendidikan anak atau orang tua sehingga anak tidak memilki pengetahuan

mengenai dampak menikah usia muda atau dini untuk kesehatannya serta

perkembangan anaknya kelak. Perkawinan usia muda yang terjadi sebagian besar

disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua dan anak yang tidak bisa

melanjutkan sekolahnya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu anak

perempuan yang tidak sekolah memilih untuk menikah dengan lelaki yang

meminta dirinya untuk dijadikan istri.

Salah satu hal yang membentuk pengasuhan adalah karakteristik umur

orang tua yang didalamnya meliputi usia ibu. Secara umum individu dengan usia

25 tahun akan relatif lebih matang dibandingkan individu berumur 17-18 tahun

yang akan memasuki kehidupan perkawinan. Berbagai penelitian telah

membuktikan bahwa anak yang mendapatkan kualitas pengasuhan yang baik akan

memiliki perkembangan sosial emosi dan perkembangan moral karakter yang

Page 60: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

47

lebih baik pula (Sake, 2002; Sulistyani, 2006; Anfamediarifda, 2006; Hastuti,

2006, dalam Latiana, 2010: 32). Pasangan yang menikah pada usia muda masih

kurang dalam kematangan psikologis ataupun materi sehingga masih

membutuhkan bantuan dari keluarga besarnya.

Menurut Donson sikap dan krakter orang tua termasuk faktor penting

dalam pembentukan kedisiplinan anak (Wantah 2005: 108-181). Jika orang tua

memiliki karakter yang otoriter, maka mereka akan menggunakan pola asuh

otoriter dalam mendisiplinkan anak, sehingga kedisiplinan anak akan terbangun

tetapi penuh dengan tekanan sehingga terkadang jika anak merasa jenuh di kekang

mereka akan memberontak.

Berdasarkan ulasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa usia

pernikahan ibu yang relatif muda memaksa ibu untuk menghadapi kehidupan

rumah tangga dan bertanggung jawab memberikan pengasuhan kepada anaknya.

Keadaan psikologis ibu yang menikah muda masih belun stabil serta pengendalian

emosi yang masih kuranga akan berpengaruh pada posisinya sebagai seorang ibu

dalam memberikan pengasuhan dan menanamkan kedisiplinan pada anak.

Page 61: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

48

Kerangka berpikir di atas akan diperjelas melalui gambar berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pola Asuh Orang Tua

1. Demokratis 2. Otoriter 3. permissif

Menikah Usia Muda

Upaya orang tua dalam

menanamkan disiplin pada anak

Kendala-kendala dalam

menanamkan disiplin

pada anak

Page 62: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

109

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai Pola Asuh

Ibu yang Menikah Usia Muda dalam Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak (Studi

Kasus Pada Keluarga di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang)

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu-ibu yang menikah usia muda dalam

menanamkan kedisiplinan pada anak

Ibu-ibu yang menikah usia muda di Desa Sengi Kecamatan Dukun

Kabupaten Magelang memberikan upaya-upaya dalam menanamkan

kedisiplinan pada anak dengan memberikan: 1) Keteladanan atau contoh

kepada anak-anak, 2) Memberikan pendidikan agama dan moral kepada

anak dan 3) Memberikan pelatihan tanggung jawab kepada anak.

Ibu yang menikah usia muda di Desa Sengi Kecamatan Dukun

Kabupaten Magelang dalam menanamkan kedisiplinan pada anak

menerapkan pola asuh yang berbeda-beda. 3 dari 5 ibu yang menikah usia

muda menerapkan pola asuh otoriter. Sedangkan 2 lainnya menerapkan

pola asuh Demokrasi meskipun masih dalam pengawasan dan bimbingan.

5.1.2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh ibu-ibu yang menikah usia muda

dalam menanamkan kedisiplinan pada anak

Page 63: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

110

Kendala yang dihadapi oleh ibu-ibu yang menikah usia muda di Desa

Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang yaitu:

1. Kendala Intern

Kendala intern yang dihadapi oleh ibu yang menikah usia muda dalam

menanamkan kedisiplinan pada anak adalah kurangnya waktu untuk

mengontrol anak, kesibukan orang tua yang bekerja di sawah sehinnga

orang tua kurang mengawasi kegiatan anak selama berada dirumah.

2. Kendala Ekstern

Kendala ekstern yang dihadapi oleh ibu yang menikah usia muda

dalam menanamkan kedisiplinan pada anak adalah adanya teknologi

yang semakin maju seperti televisi dan telepon pintar atau smartphone

serta adanya pengaruh dari lingkungan sekitar dan teman sebaya.

5.2. Saran

Saran yang peneliti berikan dalam penelitian ini bagi ibu yang menikah

usia muda terkait dengan penanaman kedisiplinan bagi anak adalah sebagai

berikut:

5.2.1. Seorang ibu harus memberikan bentuk pola asuh yang positif terhadap

anak sehingga perkembangan anak dalam kedisiplinan dapat berjalan

dengan baik.

5.2.2. Direktorat Pembina Pendidikan Keluarga hendaknya dalam menetapkan

suatu kebijakan tentang pendidikan kelurga memperhatikan keberagaman

pola asuh yang diterapkan oleh masyarakat.

Page 64: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

111

DAFTAR PUSTAKA

-------, 2016. Kemajuan Yang Tertunda: Analisis Data Perkawinan Usia Anak di

Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.Adhim, M.F. 2002 Indahnya pernikahan

dini. Jakarta: Gema Insani Press.

Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan Keluarga. Yogyakarta: Gava Media.

Bradbury, Bruce. 2011. Young Motherhood and Children Outcomes. Social Policy

Research Centre. Vol. 1. University of New South Wales.

Chigona & Chetty, 2008. Teen Mothers and Schooling: Lacuane and Challenges.

South African Journal of Education, Vol. 28, No. 2. Cape Peninsula University of

Technology.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadisubrata, MS. 1988. Mengembangkan Kepribadian Anak Balita. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Divapress.

Hurlock, 1997. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Kamban, N. 20011. Pembahasan Skripsi. repository.unhas.ac.id.

Kartini, Kartono. 1992. Usaha Orang Tua Dalam Rangka Mendidik Anak Usia

Sekolah. Jakarta : Penerbit Rajawali.

Khaeratun, Hanik. 2013. Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Kedisiplinan

Anak. Skripsi. Semarang. Unnes.

Latiana, Lita. 2010. Pendidikan Anak dalam Keluarga. Universitas Negeri

Semarang.

Lestari, Septin Dwi.2013. Pola Asuh Anak di Lingkungan Keluarga Militer di

Kabupaten Lumajang. Abstrak. Universitas Jember.

Levine, Judith, A., Pollack, H. Comfort, Maureen, E. (-----). Academic and

Behavioral Outcomes Among the Children of Young Mothers.

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1741-3737.2001.00355.x/abstract.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Muryono, Sigit. 2009. Empati, Penalaran Moral dan Pola Asuh. Yogyakarta:

Gala Ilmu Semesta.

Page 65: POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA …lib.unnes.ac.id/31111/1/1201413014.pdfi POLA ASUH IBU YANG MENIKAH USIA MUDA DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga

112

Nurcahyani, Sisca Ayu. 2013. Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Karakter

Sehat Anak Usia Dini di Sekolah Alam PAUD Mekar Bangsa Ngadirejo

Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Abstrak.Universitas Negeri Malang.

Purwadarminta, WJS. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Puspitasari, Fitra. 2006. Perkawinan Usia Muda: Faktor-faktor Pendorong dan

Dampaknya Terhadap Pola Asuh Keluarga. Skripsi. Semarang. Unnes.

Putrado, Rahmad. 2011. Pola Asuh Orang Tua Kepada Pekerja Anak di Kawasan

Wisata Tapak Padri (Studi Kasus dilakukan di Kelurahan Kebun Keling

Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu). Abstrak. Universitas Bengkulu.

Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta : Rineka Cipta.

Sobur, Alex. 1991. Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung : Angkasa.

Soeryono, Soekanto. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT. Grafinda.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Pnelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Supriyanti. 2008. Membiasakan Perilaku Baik. Semarang: CV. Ghyyas Putra.

Sutarto, Joko.2007. Identifikasi Kebutuhan dan Sumber Belajar Pendidikan

Nonformal. Semarang: Unnes Press.

Triana, Maria. 2009. Kedisiplinan Anak. Bandung: Alfabeta.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo.

Walgito, Bimo. 2002. Bimbingan & Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi.

Wantah, Maria. 2005. Pengembangan Disiplin Dan Pembentukan Moral Pada

Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.