Pok bab 3 . kel 2

30
POK BAB 3 Sikap dan Kepuasan Kerja Kelompok 2: Dian Chandra Jani 3103011051 Hengky Heriyanto 3103011057 Hendra Setiawan 3103011199 Gerry Glendy Kambey 3103011305 Yulika R. Agrippina 3103012202

description

sikap dan kepuasan kerja

Transcript of Pok bab 3 . kel 2

Page 1: Pok bab 3 . kel 2

POKBAB 3

Sikap dan Kepuasan Kerja

Kelompok 2:

Dian Chandra Jani 3103011051

Hengky Heriyanto 3103011057

Hendra Setiawan 3103011199

Gerry Glendy Kambey 3103011305

Yulika R. Agrippina 3103012202

Page 2: Pok bab 3 . kel 2

Mendahulukan Kepuasan Kerja Karyawan

Page 3: Pok bab 3 . kel 2

Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik

menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa.

Sikap tersebut sangat rumit. Untuk benar-benar memahami sikap, kita harus mempertimbangkan karakteristik fundamental mereka.

Dalam bab ini kita akan menjawab 6 pertanyaan mengenai sikap yang akan membantu kita memahami hal ini dengan baik :

1. Apa saja kompenen utama dari sikap? 2. Seberapa konsistenkah sikap itu? 3. Apakah perilaku selalu mengikuti sikap? 4. Apakah sikap kerja yang utama? 5. Bagaimana sikapkaryawan dapat diukur? 6. Apa arti penting dari sikap terhadap keragaman di tempat

kerja?

Page 4: Pok bab 3 . kel 2

Apa Saja Komponen Utama dari Sikap?

Para peneliti telah berasumsi bahwa sikap mempunyai 3 komponen : kesadaran, perasaan, dan perilaku.

1. Komponen Kognitif, merupakan segmen opini atau keyakinan dari sikap.

2. Komponen Afektif, merupakan segmen emosional atau perasaan dari sikap.

3. Komponen Perilaku, merupakan niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

Komponen-komponen ini sangat berkaitan. Secara khusus, dalam banyak cara kesadaran dan perasaan tidak dapat dipisahkan. Contohnya: bila kita baru saja diperlakukan tidak adil oleh teman kita sendiri, kemungkinan besar secara tidak langsung kita akan mempunyai perasaan-perasaan akan hal itu pada saat kita sedang memikirkan tentang hal tersebut.

Page 5: Pok bab 3 . kel 2

Contoh dari 3 komponen sikap

Kognitif = evaluasi Pengawas saya memberi

promosi kepada seorang rekan kerja yang tidak begitu pantas

mendapatkannya bila dibandingkan dengan diri saya.

Pengawas saya tidak adil.

Afektif = perasaan Saya tidak menyukai

pengawas saya!

Perilaku = tindakan Saya akan mencari pekerjaan lain, saya telah mengadukan

pengawas saya ke semua orang yang mau mendengarkan.

Kesadaran, perasaan, dan perilaku sangat berkaitan. Dalam contoh ini dapat disimpulkan : Kesadaran : karyawan tersebut berpikir ia pantas mendapatkan promosi tersebut. Perasaan : karyawan tersebut sangat tidak menyukai pengawasnya. Perilaku : karyawan tersebut mencari pekerjaan lain.

Page 6: Pok bab 3 . kel 2

Seberapa Konsistenkah Sikap Itu? Penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi di

antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten. Contohnya: para eksekutif industri rokok.

Pada akhir tahun 1950-an, Leon Festinger mengemukakan teori ketidaksesuaian kognitif, teori ini berusaha menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Merujuk pada ketidaksesuaian yang dirasakan oleh seorang individu antara 2 sikap/lebih, atau antara perilaku dan sikap.

Festinger berpendapat bahwa bentuk ketidakkonsistenan apa pun tidaklah menyenangkan dan bahwa individu akan berusaha menguragi ketidaksesusaian. Namun , tentu saja tidak ada individu yang bisa sepenuhnya menghindari ketidaksesuaian. Misal; seorang bapak memberi tahu kepada anak-anaknya untuk membersihkan gigi mereka setiap hari, namun bapak tersebut tidak melakukannya. Jadi bagaimana orang-orang dapat mengatasi hal itu?

Page 7: Pok bab 3 . kel 2

Festinger menduga bahwa keinginan untuk mengurangi ketidaksesuaian akan ditentukan oleh pentingnya elemen-elemen yang menciptakan ketidaksesuaian, tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang individu terhadap elemen-elemen tersebut, dan penghargaan yang mungkin terlibat dalam ketidaksesuaian.

Faktor-faktor tersebut menyatakan bahwa karena individu mengalami ketidaksesuaian, mereka tidak harus bergerak langsung untuk menguranginya. Apabila persoalan yang mendasari ketidaksesuaian tersebut dibebankan secara eksternal dan pada dasarnya tidak bisa dikendalikan oleh mereka atau apabila penghargaan-penghargaan tersebut cukup signifikan untuk mengimbangi ketidaksesuaian, individu tersebut tidak akan mengalami ketegangan hebat untuk mengurangi ketidaksesuaian.

Implikasi organisasional dari teori ketidaksesuaian kognitif adalah semakin besar ketidaksesuain, setelah ditinjau dari faktor kepentingan, pilihan, dan penghargaan semakin besar tekanan untuk menguranginya.

Page 8: Pok bab 3 . kel 2

hubungan antara sikap dan perilaku adalah:

• Manajer harus tertarik pada sikap para karyawan mereka karena sikap tersebut memberikan peringatan akan masalah-masalah potensial dan berpengaruh terhadap perilaku.

Page 9: Pok bab 3 . kel 2

Ada 5 sikap kerja yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kepuasaan kerja

2. Keterlibatan pekerjaan

3. Komitmen organisasional

4. Dukungan organisasional yang dirasakan

5. Keterlibatan karyawan

Page 10: Pok bab 3 . kel 2

1. Kepuasaan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.

2. Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat sampai mana seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri.

3. Komitmen organisasional adalah tingkat sampai mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Page 11: Pok bab 3 . kel 2

4. Dukungan organisasional yang dirasakan adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.

5. Keterlibatan karyawan adalah keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan.

Page 12: Pok bab 3 . kel 2

Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:

1. Komitmen efektif adalah perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.

2. Komitmen berkelanjutan adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut.

3. Komitmen normatif adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.

Page 13: Pok bab 3 . kel 2

Sikap kerja berpengaruh besar?

• Apabila individu merasa sangat terlibat dalam pekerjaan mereka(keterlibatan pekerjaan yang tinggi)

• Korelasi yang kuat berarti bahwa variable- variable tersebut mungkin berlebihan.

Page 14: Pok bab 3 . kel 2

Bagaimana sikap karyawan dapat diukur?

• Survei sikap • Penggunaan survei sikap secara teratur

memberi manajer umpan balik yang berharga mengenai bagaimana karyawan menerima kondisi kerja mereka

Page 15: Pok bab 3 . kel 2

Apa arti penting dari sikap terhadap keberagaman di tempat kerja?

• Seperti apakah program keberagaman ini dan bagaimana hal ini menyampaikan perubahan sikap?

• Aktivitas tambahan yang dirancang untuk mengubah sikap termasuk mengatur individu

Page 16: Pok bab 3 . kel 2

KEPUASAN KERJA

Page 17: Pok bab 3 . kel 2

Mengukur kepuasan kerja

• Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-atasan

• Dua pendekatan yang paling luas yang paling sering digunakan?

• Faktor-faktor khusus yang akan dimasukan?

Page 18: Pok bab 3 . kel 2

Seberapa puas individu dengan pekerjaan mereka?

• Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka.

Page 19: Pok bab 3 . kel 2

Apa yang menyebabkan kepuasan kerja?

• Perkerjaan menarik yang memberikan pelatihan, variasi, kemerdekaan dan kendali memuaskan sebagian besar karyawan.

Page 20: Pok bab 3 . kel 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Tingkat kepuasan kerja menurut Aspek

Tingkat kepuasan kerja menu...

Page 21: Pok bab 3 . kel 2

Pengaruh karyawan puas dan tidak puas di tempat kerja

• Sebuah kerangka teoritis sangat bermanfaat dalam memahami konsekuensi dari ketidakpuasan. • Keluar (exit)• Aspirasi (voice)• Kesetiaan (loyalty)• Pengabaian (neglect)

Page 22: Pok bab 3 . kel 2

Hasil-hasil yang lebih spesifik dari kepuasan

dan ketidakpuasan kerja.

1. Kepuasan kerja dan kinerja2. Kepuasan kerja dan OCB

3. Kepuasan kerja dan kepuasan pelanggan

4. Kepuasan kerja dan ketidak hadiran

5. Kepuasan kerja terhadap perputaran karyawan

6. Kepuasan kerja dan perilaku menyimpang di tempat kerja

Page 23: Pok bab 3 . kel 2

Ringkasan cerita studi kasus hal 123

Albertsons adalah sebuah perusahaan obat dan bahan makanan yang sangat besar. Perusahaan ini memiliki 2400 supermarket, dan merek Osco dan Sav-on nya menjadikan toko tersebut perusahaan obat terbesar kelima di AS, pada tahun tertentu, jumlah penjualan di took-tokonya dapat mencapai 1.4 Miliyar. Dengan pendapatan yang sedikit dan laba yang menurun, perusahaan tersebut memperkerjakan larry Johnston untuk membeli bisnis tersebut. Selama decade sebelumnya, empat eksekutif didatangkan untuk membalik keadaan divisi tersebut dan semuanya gagal. Johnston merespon tantangan tersebut dengan membuat beberapa perubahan penting seperti melakukan sejumlah penambahan, penutupan pbrik-pabrik ke Negara eropa timur untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Kemudian ia membawa ed foreman untuk mengubah pasukan.

Page 24: Pok bab 3 . kel 2

Dalam 3 tahun divisi tersebut mendapat laba tahunan sebesar 100 juta. Rahasia foreman yaitu ia memberikan pelatihan motivasi dan sikap ang disebut successful life course. Program ini berlangsung 3 hari dan dimulai pukul 6 setiap pagi. Kegiatan yang diakukan antara lain dimulai dari selembar inspirasional, yang diikuti dengan yoga yang berlangsung 12 menit. Kemudian dilanjutkan dengan menaiki bukit dan menyanyikan lagu aku tahu aku bisa. Kegiatan ini diikuti makan pagi dan ceramah tentang sikap, diet, dan olahraga. Namun secara keseluruhan program ini memiliki inti sikap. Foreman berkata sikap bukan kecerdasan yang menentukan posisi anda. Bagian lain dari program tersebut meliputi pelukan kelompok, aktivitas tim, dan olahraga relaksasi pengendalian pikiran. Johnston sangat yakin dengan program foreman.

Page 25: Pok bab 3 . kel 2

Ia menganggap program foreman sebagai jembatan penting yang menghubungkan karyawan dengan pelanggan: “kami berada dalam bisnis pemeliharan dan penambahan pelanggan”. Pada akhir tahun 2004, 10000 manajer telah mengambil kursus tersebut. Kemudian mereka melatih sebanyak 190000 rekan Albertsons, dengan bantuan tape dan buku. Foreman menyebutkan keberhasilan di perusahaan seperti allstate, Milliken & co., dan abbott labs. “Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan mentak, fisik, dan emosiona,” katanya. “kita adalah individu yang menentukan keberhasilan kita sendiri. Pikiran positif menghasilkan tindakan positif”.

Page 26: Pok bab 3 . kel 2

Pertanyaan dan jawaban

1. Jelaskan logika bagaimana kursus foreman yang berlangsung selama 3 hari bias mempengaruhi profitabilitas Albertsons secara positif?Sejujurnya inti dari program kursus tersebut adalah sikap. Sikap anda menentukan posisi anda. Sikap ini dibentuk dari kegiatan kursus selama 3 hari. Terkadang perusahaan yang pailit tentu membuat pikiran karyawan was-was dan khawatir akan nasib dari karyawan tersebut, apakah akan mendapatkan surat pemutusan hubungan kerja ataukah mereka akan digaji serendah mungkin karena perusahaan tak cukup membayar beban gaji yang tinggi, foreman berusaha untuk membangkitkan sikap karyawan yang tangguh dalam menghadapi krisis dan berpikir optimis akan hari depan perusahaan dan nasib karyawan. Karyawan merasa memiliki perusahaan tersebut sehingga mereka akan bekerja sama dalam satu tim agar tercapailah goal yang mereka inginkan (bangkit dari keterpurukan) dan mendapatkan profitabilitas yang positif.

Page 27: Pok bab 3 . kel 2

2. Johnston berkata, “Sikap positif adalah satu-satunya hal terpenting yang bias mengubah sebuah bisnis.” Menurut anda, seberapa valid dan umum pernyataan ini?Menurut kelompok kami, dari cerita kasus diatas menyimpulkan bahwa sikap yang positif teryata dapat membangkitkan usaha bisnis. Secara tidak langsung sebuah kata “aku tahu aku bisa” dapat membuat karyawan termotivasi dan menimbulkan situasi yang kondusif dalam bekerja. Mereka menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan sehingga para karyawan dapat sukses.

Page 28: Pok bab 3 . kel 2

3. Jika menjadi Johnston, apa yang bias anda lakukan untuk mengevaluasi efektivitas dari investasi sebesar $10 juta dalam program pelatihan foreman?Mengevaluasi dengan cara menanyakan kepuasan para peserta pelatihan seperti dari kuaitas materi, tempat pelatihan, instruktur pelatihan.Menguji sikap kerja para peserta pelatihan baik sebelum dan sesudah pelatihan Mengukur apakah proses pelatihan tersebut dapat diterapkan oleh peserta pelatihan dalam kegiatan sehari-hari ataupun untuk kemudian waktu.

Page 29: Pok bab 3 . kel 2

4. Apabila anda seorang karyawan Albertsons, bagaimana perasaan anda ketika mengalami kursus foreman? Jelaskan pendapat anda.Perasaanya kelompok kami ketika menjalani kursus tersebut kami merasa percaya diri dan mental yang kuat atau tahan uji dari pembentukan yang dilakukan oleh foreman, yang kedua secara emosional kita merasakan mnusia makhluk social maka kita wajib berkerja sama dalam satu tim, saling memahami, dan menyeimbangkan sikap antar anggota tim agar dapat mencapai tujuan yang maksimal.

Page 30: Pok bab 3 . kel 2

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION