Points dan Coins - Universitas...

12
B B ulan lalu, Prof Mustain, satu dosen fakultas kita, dikukuhkan sebagai guru besar. Rencananya, akhir pekan ini (6/6) juga dikukuhkan Prof Jusuf Irianto. Sebelumnya, Prof I B Wirawan (Februari) dan Prof Kacung (Desember). Beberapa dosen juga sedang diproses kenaikan jabatan guru besarnya. Beberapa lain mulai mempersiap- kan dan menghitung credit points. Kita tentu bersyukur dengan makin banyaknya guru besar di fakultas kita. Sebagai lembaga, fakultas dan universitas dibantu oleh peningkatan status para dosennya. Status-sta- tus itu selalu dipakai syarat untuk pelbagai urusan, misalnya akreditasi, evaluasi diri, pendirian program studi, peningkatan pro- gram studi, dan sebagainya. Karenanya, fakul- tas dan universitas kini lebih aktif ”jemput bola” calon-calon guru besar. Untungnya, kini makin banyak saja dosen yang sudah dan akan doktor. Untungnya juga, pemerintah pun menyadari pentingnya pendidikan, sehingga mulai memberi reward yang lumayan berupa sertifikasi dan penghormatan. Dua guru besar baru kita masih relatif muda usia saat dikukuhkan. Prof Jusuf dan Prof Kacung dikukuhkan pada usia 44. Bahkan, bila prosesnya lancar, Rahmah Ida akan dikukuhkan pada usia 40 tahun. Saya berharap langkah para guru besar baru ini memberi semangat kita semua. Bagi kita yang senior, tak perlu ragu untuk ambil doktor dan kemudian guru besar. Bagi kita yang muda, usahakan jadi guru besar dalam usia muda. Bagimana bisa menjadi guru besar dalam usia dini? Tentang ini saya ingat pendapat Prof Lilik Indrajaya, mantan rektor ITB, yang Januari lalu diundang pimpinan Unair untuk sharing tentang soal ini. Katanya, urusan utama (core business) dosen itu ya pengeta- huan yang bekaiterat dengan penggunaan otak (brain). Saya lupa istilah yang dikenalkan- nya. Kalau tidak salah Selebrain atau Selebrai- nitas. Intinya gunakan otak kita secara fokus dan sinergis untuk pengembangan diri pri- badi, departemen, fakultas, universitas. Misal- nya, sosiolog. Pilih fokus bahasan, misal perkotaan. Kemudian jadilah asisten dosen mata-mataajaran yang berkaitan dengan per- kotaan itu. Lalu jadilah dosen dan PJMK mata-mataajaran yang terkait dengan perko- taan itu. Supaya lebih mantap, belajarlah S-2 dan lalu S-3 dalam ikhwal perkotaan. Lalu terus-menerus pelajari aspek-aspek perko- taan. Lalu buatlah tulisan dan makalah ten- tang perkotaan. Lalu buatlah pengabdian masyarakat tentang perkotaan. Dari semua kegiatan itu dapatkan credit points yang ba- nyak. Bila semuanya itu dilalui, maka seperti Prof Lilik sendiri, para dosen pun bisa jadi guru besar sebelum usia 40. Dengan pengetahuan dan keahlian itu seorang dosen bisa mendapatkan dana yang lebih dari cukup, apalagi kalau bisa menghasil- kan produk (barang atau jasa) yang bisa di- pasarkan, karena dengan demikian yang didapat tak hanya points, tetapi juga coins (uang). Sehingga, di usia muda dosen bisa se- cara keilmuan mumpuni, secara karier jadi guru besar, secara ekonomi mapan. (I Basis Susilo) Points dan Coins Points dan Coins edisi 04 / Juni 2009 Prof. Drs. A. Ramlan Surbakti, MA, Ph.D Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs, SU Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs, M.Com Prof. Dr. Mustain, Drs, M.Si Prof. Drs. Kacung Marijan, MA, Ph.D Prof. Dr. Hotman Siahaan Prof. Dr. L. Dyson P.

Transcript of Points dan Coins - Universitas...

  • BB ulan lalu, Prof Mustain, satu dosenfakultas kita, dikukuhkan sebagaiguru besar. Rencananya, akhir pekanini (6/6) juga dikukuhkan Prof Jusuf Irianto.Sebelumnya, Prof I B Wirawan (Februari) danProf Kacung (Desember). Beberapa dosenjuga sedang diproses kenaikan jabatan gurubesarnya. Beberapa lain mulai mempersiap-kan dan menghitung credit points.

    Kita tentu bersyukur dengan makinbanyaknya guru besar di fakultas kita. Sebagailembaga, fakultas dan universitas dibantu olehpeningkatan status para dosennya. Status-sta-tus itu selalu dipakai syarat untuk pelbagaiurusan, misalnya akreditasi, evaluasi diri,pendirian program studi, peningkatan pro-gram studi, dan sebagainya. Karenanya, fakul-tas dan universitas kini lebih aktif ”jemputbola” calon-calon guru besar. Untungnya, kinimakin banyak saja dosen yang sudah danakan doktor. Untungnya juga, pemerintah punmenyadari pentingnya pendidikan, sehinggamulai memberi reward yang lumayan berupasertifikasi dan penghormatan.

    Dua guru besar baru kita masih relatifmuda usia saat dikukuhkan. Prof Jusuf danProf Kacung dikukuhkan pada usia 44.Bahkan, bila prosesnya lancar, Rahmah Idaakan dikukuhkan pada usia 40 tahun. Sayaberharap langkah para guru besar baru inimemberi semangat kita semua. Bagi kita yangsenior, tak perlu ragu untuk ambil doktor dankemudian guru besar. Bagi kita yang muda,usahakan jadi guru besar dalam usia muda.

    Bagimana bisa menjadi guru besar dalamusia dini? Tentang ini saya ingat pendapat ProfLilik Indrajaya, mantan rektor ITB, yangJanuari lalu diundang pimpinan Unair untuksharing tentang soal ini. Katanya, urusanutama (core business) dosen itu ya pengeta-huan yang bekaiterat dengan penggunaanotak (brain). Saya lupa istilah yang dikenalkan-nya. Kalau tidak salah Selebrain atau Selebrai-nitas.

    Intinya gunakan otak kita secara fokusdan sinergis untuk pengembangan diri pri-badi, departemen, fakultas, universitas. Misal-nya, sosiolog. Pilih fokus bahasan, misal

    perkotaan. Kemudian jadilah asisten dosenmata-mataajaran yang berkaitan dengan per-kotaan itu. Lalu jadilah dosen dan PJMKmata-mataajaran yang terkait dengan perko-taan itu. Supaya lebih mantap, belajarlah S-2dan lalu S-3 dalam ikhwal perkotaan. Laluterus-menerus pelajari aspek-aspek perko-taan. Lalu buatlah tulisan dan makalah ten-tang perkotaan. Lalu buatlah pengabdianmasyarakat tentang perkotaan. Dari semuakegiatan itu dapatkan credit points yang ba-nyak. Bila semuanya itu dilalui, maka sepertiProf Lilik sendiri, para dosen pun bisa jadiguru besar sebelum usia 40.

    Dengan pengetahuan dan keahlian ituseorang dosen bisa mendapatkan dana yanglebih dari cukup, apalagi kalau bisa menghasil-kan produk (barang atau jasa) yang bisa di-pasarkan, karena dengan demikian yangdidapat tak hanya points, tetapi juga coins(uang). Sehingga, di usia muda dosen bisa se-cara keilmuan mumpuni, secara karier jadiguru besar, secara ekonomi mapan.

    (I Basis Susilo)

    Points dan CoinsPoints dan Coins

    edisi 04 / Juni 2009

    Prof. Drs.A. Ramlan Surbakti,

    MA, Ph.D

    Prof. Dr.Ida Bagus Wirawan,

    Drs, SU

    Prof. Dr.H. Jusuf Irianto,

    Drs, M.Com

    Prof. Dr. Mustain,Drs, M.Si

    Prof. Drs.Kacung Marijan,

    MA, Ph.DProf. Dr.

    Hotman Siahaan

    Prof. Dr. L. Dyson P.

  • 02 Jendela edisi 04/Juni 2009

    editorial

    l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)l PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

    l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Arfa Darojatil FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra l LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sos

    l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5011744, 5012442, 5017429, 5034015. Fax. (031) 5047754 l e-mail: [email protected]

    l “Sangat mendukung adanya buletin, kalau bisa penerbitan-nya lebih sering jadi seperti tabloid dan berita-beritanyamakin aktual.”

    Ida Bagus Wirawan(Ketua Departemen Sosiologi FISIP UNAIR)

    l “Tempat rujukan buku kurang ‘welcome’ ma fisipers,mekanisame peminjaman bukunya aneh, jadinya ga banyakyang mau memanfaatkan fasilitas tersebut.”

    Hariyono(Mahasiswa Hubungan Internasional)

    l “Kantinnya sebaiknya segera dibenahi, ada dana kan untukitu?? ”

    Sukma Ayu Mayangsari (Bendahara BLM FISIP)

    l SURAT PEMBACA

    l Konferensi Nasional Administrasi NegaraBerlangsung tanggal 8- 9 Mei 2009 di Gedung Rektorat Kampus C UnairJl. Mulyorejo Surabaya. Peserta sebanyak 157 dari berbagai perguruantinggi. Sebanyak 32 makalah yang dipresentasikan.

    l Kuliah Tjokroaminoto untuk Kebangsaan dan DemokrasiTema ‘Kebangkitan Nasional, Perubahan atau Kesinambungan?’ (TinjauanHistoris Kebangkitan Nasional & Relevansi Politik Kekinian) Berlangsung29 Mei 2009 di Auditorium FISIP Gedung C Unair. Pembicara : Dr. TaufikAbdullah (Sejarawan LIPI); Moderator : Yayan Sakti Suryandaru, M.Si

    l Diskusi Ilmiah Reboan Minggu Pertama Mei 2009Berlangsung tanggal 13 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana. Pembicara :Bambang Sudiono (Dosen Antropologi). Membahas Polmas (PerpolisianMasyarakat)

    l Kunjungan Kapolresta Surabaya UtaraTanggal 13 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana. Pembicara : AKBP DjokoHariutomo. Membahas Sosialisasi Rekutmen Polri

    l IREFF HI 2009 International Relations English Fun Fair. Berlangsung tanggal 30-31 Mei2009 di Aula Gedung C FISIP Unair.

    l Bedah Buku Advertising that Makes MoneyBerlangsung tanggal 14 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana. Pembicara : A.Adji Watono (Presdir Dwi Sapta)

    l Diskusi Buku Menuju Jurnalisme BerkualitasTanggal 6 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana.Pembicara : Achmad Arif (Penulis), Nur Sobirin (Lembaga Studi Pers danPembangunan), Rendy Pahrun W. (Mhsw Komunikasi FISIP Unair).

    l MAWAPRES Unair 2009Berlangsung tanggal 29 April 2009 di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Ad-ministrasi dan Rektorat Unair.

    l Lunch Buffet D3 Pariwisata Perhotelan FISIP Unair 2009Tanggal 26 Mei 2009 di R. Restoran dan Bar, lt.2 Gedung D Unair.

    l Diskusi & Peluncuran Buku FilmBerlangsung tanggal 8 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana Unair.Rachma Ida, Ph.D, Ratih Puspa (Pembicara), Garin Nugroho (Panelis),IGAK Satrya Wibawa, MCA (Moderator).

    l Diskusi & Peluncuran Buku FilmBerlangsung tanggal 8 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana Unair.- Rachma Ida, Ph.D, Ratih Puspa (Pembicara), Garin Nugroho (Panelis),

    l SMAN 5 Surabaya Student Day ke HIBerlangsung tanggal 4 Mei 2009 di Ruang Adi Sukadana Unair. Sepuluhsiswa kelas XI SMAN 5 Surabaya.

    l Donor Darah HUT Administrasi NegaraBerlangsung tanggal11 Mei 2009 di Gedung B FISIP Unair.

    l LKTI SMA se-Jawa TimurBerlangsung tanggal 26 Mei 2009 di Gedung B FISIP Unair.

    l Seminar Evaluasi Pileg 2009 Menuju Pilpres 2009Berlangsung tanggal 26 Mei 2009 di Gedung C FISIP Unair.

    l Pengukuhan Prof. Dr. Musta’in, Drs., M.Si. (Guru Besar)Berlangsung tanggal 16 Mei 2009 di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Ad-ministrasi dan Rektorat Unair.

    l REKAMAN ACARA FISIP l AGENDA FISIP

    Waktu Acara Penyelenggara Tempat

    7 Juni 2009 Komunikafe HIMA Komunikasi Matchbox

    Minggukedua danketiga Juni2009

    SosialisasiAntropologi

    HIMA Antropologi SMA-SMAdan pen-daftaranSMPB

    - ’Upgrading 1’ Acara internalHIMA Antropologi

    LingkunganFISIP

    Rabu MingguI & III

    DiskusiReboan

    Dekanat FISIPUnair

    R. AdiSukadana

    22 Juni- 3 Juli2009

    Ujian AkhirSemester

    - -

    l Telah meninggal dunia Ibu Mertua dari Dr. Subagyo Adam,staf Pengajar Departemen Sosiologi FISIP UniversitasAirlangga pada Rabu, 27 Mei pukul 16.00 wib di RumahDuka Perumahan Banyumanik Jl. Kamper Utara GangI/No,15 Semarang. Jenazah dimakamkan pada hari Kamis, 28Mei 2009 di TPU Semarang.

    l OBITUARI

  • 03edisi 04/Juni 2009 Jendela

    diskusi & seminar

    Surabaya memiliki komplek-sitas permasalahan yangcukup tinggi. Di antaranyaadalah masa lah perkotaan yangberkaitan dengan keamanan danketertiban. Kerawanan sosialsemacam ini kadang merepotkanPolri, mengingat sumber dayamanusia (SDM) yang mereka mi-liki juga terbatas. Melihat haltersebut timbul inisiatif dari Polriuntuk membentuk suatu sistemkeamanan yang memadukanmasyarakat dengan Kepolisianyang kini sering disebut Per-polisian Masyarakat (Polmas).Demikian papar Bambang Bu-diono, Dosen Prodi Antro pologidalam Diskusi Reboan di RuangAdi Sukadana, 13 Mei lalu.

    Membahas Polmas yang kaliini kerap berbentuk Forum Kemi-traan Polisi-Masyarakat (FKPM),tema Diskusi Reboan kala itudikaitkan oleh Bambang denganPerspektif Habermas, khusunyakaitannya dengan teori kritis.Teori Kritis tersebut dikaitkan lagiolehnya dengan logika instrumen-tal atau rasionalitas yang cukupberkembang di era kapitalis lanjut(late capitalism). Paham-pahamkapitalis itulah yang ia per-masalahkan dalam sistem pada

    FKPM.“Dalam konteks ini terjadi

    kolonisasi sistem Polri ke dalamdunia kehidupan masyarakat sipilmelalui mekanisme ala kapitalis,diantaranya penyeragaman atri -but, penundukan pengu rus dananggota di bawah instruksi danperintah-perintah aparat Polriterhadap warga sipil,” terangBambang pada diskusi yangberlangsung cukup serius terse-but. Namun Bambang menolakbahwa dengan mengaitkannyapada teori kritis Habermas makasisitem FKPM tersebut harus di-hancurkan.

    Menurutnya Habermas me -nolak sistem harus dihancurkan.Langkah terbaik adalah denganmemanusiakan sistem-sistemyang diterapkan pada FKPM.“Kongkritnya memanusiakanmanusia, dimana dalam prosesyang dikenal dengan proses Hu-manisasi ini, masyarakat dianggapsebagai subyek bukan sebagaiobyek yang dapat diperintah-per-

    intah,” ujar Bambang.Memanusiakan manusia dalam

    tubuh FKPM tersebut memangtak mudah. Butuh usaha yangbertahap dan sinergi dari segalapihak, baik dari Polri maupunmasyarakat sendiri. “Perlunyasosialisasi serta pelatihan ter-hadap Polri agar mau membukaproses humanisasi dalam tubuhkepolisian itu sendiri adalah upaya

    kongkrit yang patut pemerintahlakukan dalam membenahimasalah ini. Dengan begitu per-lakuan Polri terhadap masyarakatsebagai mitra sejajar dapat terwu-jud dan usaha sistem keamanandan ketertiban yang dicita-citakanbersama dapat berjalan sesuaiharapan” ujar Bambang meng -akhiri Diskusi Reboan siang itu.(zaq/rfa)

    Diskusi Reboan Minggu Pertama Mei 2009

    Teori Habermas Manusiakan Kinerja Polmas

    Diskusi Ilmiah Reboan minggu pertama Mei 2009

    Terkait dengan dimulainyaproses rekrutmen anggotaTaruna Akademi Kepolisian(Akpol) dan Bintara Kepolisian Re-publik Indonesia (Polri) yang baru,pada 29 April 2009, Polri men-gadakan sosialisasi kepada maha-siswa-mahasiswa FISIP Unair.Sosialisasi yang berlangsung di

    ruang Adi Sukadana Gedung AFISIP tersebut dihadiri oleh AKBPDjoko Hariutomo selaku KapolresSurabaya Utara beserta beberapaperwakilan dari pihak kepolisian.

    Menurut Djoko, dalam prosesperekrutan calon siswa baik TarunaAkpol maupun Bintara, Polriberusaha menerapkan prinsip-prinsip seperti bersih, akuntabel,humanis, dan transparan. Bersihartinya tidak ada celah dari pihakmanapun untuk melakukan tindakKorupsi, Kolusi, dan Nepotisme(KKN). Akuntabel berarti pelak-sanaan dan hasil rekrutmen dapatdipertanggungjawabkan. “Sedan-gkan humanis berarti calon siswadiperlakukan manusiawi selamamengikuti rekrutmen dantransparan artinya tahapan rekru-men dan seleksi dilaksanakan se-cara terbuka,” terang Djoko.

    Ada beberapa tahapan yangharus dilalui oleh para calon siswa

    baik Taruna maupun Bintara. Taha-pan tersebut meliputi pemeriksaanadministrasi awal, kesehatan tahapI (fisik) dan parade, pemeriksaanpsikologi, uji kemampuan akademik(khusus seleksi Akpol), pemerik-sanaan kesehatan tahap II (labora-torium), pengujian danpemeriksaan kemampuan jasmani,pemeriksaan administrasi akhir,sidang penetapan kelulusan semen-tara, penentuan akhir, dan bukapendidikan.

    Sosialisasi ini ternyata menarikminat banyak mahasiswa FISIP. Halini dibuktikan dengan banyaknyapertanyaan yang berkaitan denganmateri sosialisasi yang telah di-sampaikan. Misalnya, masalahtransparansi dalam perekrutanAkpol. “Di Akpol, tidak ada jalurkhusus dalam penerimaan calonpolisi baru. Sebab, calon siswa yangditerima memang orang-orangyang layak menjadi seorang polisi,”ujar Djoko.Tidak hanya itu, Polrijuga melarang adanya oknum yangmemanfaatkan kesempatan dalam

    proses perekrutan. “Kalau ada yangketahuan terlibat, akan ada sanksitegas yaitu dikeluarkan dari keang-gotaan Polri,” ucap Djoko.

    Dalam perekrutannya, Polrimemang membutuhkan calonsiswa dengan latar belakang sarjanaS1 atau S2. Namun, Polri tidakmenutup kemungkinan bagi lulusanSMA atau SMK untuk menjadipolisi. Terbukti pada tahun 2009 ini,ada 200 lulusan SMA yang direkrutmenjadi calon polisi.

    Mengenai masa depan lulusanTaruna Akpol dan Bintara Polri,bergantung pada usaha masing-masing individu. Tapi, Polri tetapmemberikan kesempatan bagi paralulusan Taruna Akpol dan BintaraPolri untuk melanjutkan pen-didikan S2 atau S3. “Apalagi kalauberhasil mendapat beasiswa darinegara, lulusan Taruna Akpol danBintara Polri bisa belajar hingga keluar negeri, misalnya, ke AmerikaSerikat, Selandia Baru, Belanda,atau Australia,” kata Djoko.

    (int/rfa)

    Sosialisasi Rekrutmen Polri

    AKBP Djoko Hariutomo

  • 04 Jendela edisi 04/Juni 2009

    mahasiswa

    Iringan musik mengalun darilapangan parkir mobil dosenFISIP Unair. Canda tawa dansorak sorai meramaikan segenappenjuru lapangan. Malam itu, tepatdi awal bulan Mei, DepartemenHubungan Internasional Unairpunya gawe bertajuk HIkustik2009. Program tahunan DivisiMinat dan Bakat HimpunanMahasiswa (Hima) HI ini digelarsebagai malam penghargaan seka -ligus penutup rangkaian kegiatanHI Cup 2009, even olahraga yangdigelar selama dua minggu padaawal sampai pertengahan April.

    Pada HIkustik 2009, setiapangkatan mempersembahkansebuah penampilan untuk wargaHI. Penampilan-penampilan terse -but di antaranya adalah permainanmusik dan tari. Selain penampilan-penampilan wajib tersebut, adapula band-band musik sumbangandari mahasiswa HI, kebanyakandari angkatan 2005, termasukpenampilan menarik tari Saman.Konsepnya benar-benar darimahasiswa HI, oleh mahasiswa HI,dan untuk mahasiswa HI.

    Di penghujung acara, diu mum -kan pemenang HI Cup 2009 untuksetiap kompetisi, yaitu basketputra-putri, futsal putra-putri, voliputra-putri, dance, dan triathlon(kompetisi yang menggabungkan

    tiga olahraga, Red.). Penghargaanyang diberikan berupa trophy

    bergilir dan dirayakan denganpenuh suka cita oleh segenapwarga HI.

    Meskipun merupakan kegiatanyang selalu dihelat setiap tahun danmenjadi tradisi HI, tahun ini panitiamemberikan sentuhan tambahanyang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Novian KurniaPutra, Ketua HIkustik 2009,menyebutkan ada penghargaankhusus bagi atlet putra dan putriterbaik, atlet terlucu, atlet tersabar,pemain kunci, dan best team dalamHI Cup 2009. “Selain menawarkankonsep baru, penghargaan-penghargaan tersebut sengaja kamiadakan agar HIkustik tahun inilebih seru dan semarak,” kata Vian.

    Atlet putra terbaik diraih oleh

    Rizal (angkatan 2005), atlet putriterbaik diraih oleh Ayu Rahmania(angkatan 2008), atlet terlucudiraih oleh Renala (angkatan 2006),atlet tersabar diraih oleh Brahma(angkatan 2004), pemain kuncidiraih oleh Romel (angkatan 2007),dan best team HI Cup 2009 adalahangkatan 2004.

    Uniknya, setiap pemenang diatas mendapatkan sebuah trophylucu. Trophy dibuat dari sandalbakiak bikinan panitia sendiri.Penghargaan tersebut, tak pelak,diapresiasi dengan luar biasa olehseluruh warga HI. Vian mengatakan,selain sebagai ajang tahunan,HIkustik ini digelar dengan tujuanuntuk merekatkan seluruh wargaHI. (put/rfa)

    Futsal, pertandingan paling ramai HI Cup 2009

    HIkustik 2009: Pentas Musik dan Malam Penghargaan HI Cup 2009

    Trophy Bakiak untuk Setiap Pemenang

    BB anyak cara yang dapatditempuh untuk mem -per ke nal kan jurusan kema sya rakat. Salah satunya sepertiyang dilakukan oleh Dep. Hubu -ngan Internasional (HI) Unair.Pada 30-31 Mei lalu, HI mengge -lar kompetisi berbasis bahasaInggris yang diperun tuk kan bagipelajar SMA se-Jawa Timur.Dalam kompetisi tersebut, parapelajar ditantang untuk mengasahkemampuan berbahasa Inggrisnamun dengan fun.

    Tahun lalu, dengan namaIRED’C 2008 (International Rela -tions English Debate Competition),HI fokus pada lomba debatberbahasa Inggris. Tahun ini, IREFFHI 2009 (International RelationsEnglish Fun Fair) akan mengusungkonsep yang berbeda dari tahunsebelumnya. Seperti apa?

    Frandi Kuncoro selaku ketuapanitia IREFF HI’09 menjelaskan,ada empat jenis kompetisi yangdilombakan, yaitu Spelling Bee,English Fun Quiz, ImpromptuSpeech, dan Story Telling. Bila tahun

    lalu kompetisi yang digelar cukupberat, tahun ini konsepnya lebihmenyenangkan.

    Spelling Bee merupakan lom -ba mengeja berbahasa Inggris.Peserta akan diberi sebuah katadan diminta mengeja alfabet yangmenyusun kata tersebut. EnglishFun Quiz adalah lomba cerdascermat untuk mengasah penge -tahuan seputar perkembanganhubungan internasional. Dalamlomba ini, semua peserta diwajib -kan menggunakan bahasa Inggris.Pada Impromptu Speech, setiappeserta lomba diberi topik yangdiundi pada saat perlombaan.Setelah menda pat kan topik,peserta harus menje laskan topiktersebut sesuai dengan pengeta -huannya kepada dewan juri danaudiennya. Story Telling mengha -rus kan setiap peserta mence -ritakan ulang kisah dalam bahasaInggris.

    Semuanya merupakan lombaindividual, kecuali English Fun Fairyang terdiri dari tiga orang dalamsatu tim. Technical meeting dise -

    leng garakan di Aula Gedung CFISIP Unair pada tanggal 29 Mei2009. Babak penyisihan dansemifinal digelar selama satu haripada 30 Mei. Babak final, semen -tara itu, akan digelar keesokanharinya pada 31 Mei di GramediaExpo Surabaya.

    Program tahunan DivisiEksternal Hima HI tersebutdidukung oleh beberapa sponsor.Panitia berasal dari mahasiswa HIangkatan 2007 dan 2008.Sementara juri lomba merupakandosen HI dan beberapa maha -siswa yang tentunya memilikikapasitas untuk menilai lombatersebut.

    Frandi berharap, kompetisi inidapat menjadi ajang untuk mem -perkenalkan Jurusan HI kepadapelajar-pelajar SMA serta me -ning katkan awareness masya ra katakan keberadaan HI Unair.“Melalui kegiatan ini, semogaeksistensi jurusan kami dapat di -perhitungkan dalam peta pendi -dikan universitas,” jelas Frandi.(put/rfa)

    IREFF HI 2009, Kompetisi Berbahasa Inggris

  • 05edisi 04/Juni 2009 Jendela

    diskusi & seminar

    Minimnya karya-karya jur-nalistik yang excellent aki-bat dikuasainya mediaoleh pasar dewasa ini membuatinsan pers nasional prihatin dan

    menaruh perhatian lebih padamasalah ini. Bergesernya pemikirandan idealisme wartawan menjadiwacana utama dibentuknya komu-nitas-komunitas yang peduli akanperkembangan pers. Begitu jugadengan Mochtar Lubis Award(MLA) sebagai pemberi penghar-gaan atas karya-karya jurnalismeyang berkualitas.

    Bertempat di Ruang Adi Suka-dana 6 Mei lalu, Salah satu peme-nang MLA 2008 kategori Feature,Achmad Arif bertukar pendapatbersama para dosen dan mahasiswaFISIP Unair dalam Diskusi Bukubertemakan ”Menuju JurnalismeBerkualitas Kumpulan Karya Finalisdan Pemenang MLA 2008.” Ber-sama dengan Nur Sobirin dari Lem-baga Studi Pers dan Pembangunan,

    serta Rendy Pahrun Wadipalapa,mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIPUnair, Arif memimpin diskusi bukuyang membahas perihal idealismepers yang kini telah dipengaruhioleh pasar.

    Menurut penulis yang telah limatahun mengabdi di Kompas ini,ideologisasi pers nasional memangsedang terputus. Tidak ada salahnyajika seorang jurnalis menulis denganideologinya sendiri di tengah ma-raknya kapitalisme media. Tidakhanya kapitalisme media, idealismejurnalis lokal saat ini juga ditantangoleh idealisme media-media besaryang sering menguasai isu. ”Adalahpenting di era sekarang menjadiwartawan independen, dimana seo-rang jurnalisme tidak hanya mengi-kuti kaidah jurnalisme yang benar

    tetapi juga ideologi keberpihakanyang jelas,” ujar Arif.

    Fungsi MLA sebagai pendukungidealisme pers di era kapitalismemodal juga didukung Rendy PahrunWadipalapa. Mahasiswa Ilmu Komu-nikasi Unair sekaligus Penulis bebe-rapa artikel di Jawa Pos tersebutpercaya bahwa even seperti MLAbenar-benar dapat mengangkatkembali bara api idealisme, sehinggapemahaman para insan pers nasio-nal akan idealisme pers saat inidapat bergeser ke arah pers yangberkualitas.

    ”Berbicara MLA adalah berbi-cara soal idealisme,” kata maha-siswa semester 6 tersebut.Partisipasi dan Kapasitas adalah halpenting yang menjadi kata kuncidalam award ini. Sehingga denganpartisipasi dan kapasitas seoranginsan pers akan membuat ia berta-han sebagai penulis sejati di era ka-pitalisme media seperti sekarang.(zaq/rfa)

    Diskusi Buku Menuju Jurnalisme Berkualitas

    Pasar Pengaruhi Idealisme Pers

    Departemen KomunikasiFISIP kembali mengadakanacara bedah buku pada 14Mei 2009 lalu. Buku yang diangkatkali ini berjudul Advertising thatMakes Money karangan A.AdjiWatono. Adji Watono atau yanglebih dikenal dengan sebutan PakDji adalah pendiri Dwi Sapta. Se-buah perusahan yang bergerakdalam bidang komunikasi pe-masaran terpadu.

    Perusahan ini awalnya adalahperu sahaan periklanan. Hingga

    beberapa tahun kemu dian Pak Djimemutuskan untuk menggabung -kan elemen pro mosi dalam peru -sa haannya. Dwi Sapta meru pakan10 perusahaan advertising terbesarse-Indonesia. Berbagai penje lasantentang company profile tersebutdijelaskan pada awal acara bedahbuku ini. Selain pak Dji, pembicaralain yang ikut serta dalam bedahbuku ini adalah Yan-Yan Cahyana,dosen Komunikasi. Berlaku sebagaimoderator, Igak Satrya yang jugadosen Komunikasi.

    Sebelum membedah tentangbuku Advertising that Makes Money,Pak Dji terlebih dahulu membahaspula buku yang pertama. Buku yangberjudul Advertising that Sells yangsudah mnejadi best sellers. Lebihlanjut Pak Dji menjelaskan tentang9 kredo periklanan. Dari kesembi-lan kredo ini, yang paling pentingmenurut pak Dji adalah serve withthe heart. “Saat menangani klienharus dengan sepenuh hati, denganbegitu hasilnya pun akan lebih baiklagi,” begitu ujar Pak Dji.

    Masih dengan berapi-api, pakDji melanjutkan membedah buku

    yang kedua yaitu Advertising thatMakes Money. Menurut Pak Dji,dalam buku yang kedua ini terda-pat 12 prinsip periklanan. “12 prin-sip ini harus menjadi soul, body,mind dalam membuat sebuahiklan,” kata Pak Dji. Lewat bukunya,Pak Dji membagi resep rahasiaagar iklan yang dihasilkan mampumencetak uang, “Dwi Sapta inimenggabungkan dua elemen an-tara kreatif dan pemasaran,”katanya. Hal ini dibuktikan denganberbagai kesuksesan Dwi Sapta

    dalam membawa berbagai merekmenjadi market leader.

    Usai mengupas tuntas bukukeduanya, acara dilanjutkan dengansesi tanya jawab dan tiap penanyamendapatkan buku kedua pak Djisecara gratis. Setelah dua jammembedah buku, Pak Dji danDekan FISIP juga menandatanganiMoU yang menyatakan bahwa DwiSapta akan bekerjasama untukmenerima maha siswa magang yangdirekomendasikan fakultas.(deb/rfa)

    Usai penandatanganan MoU

    Achmad Arif

    A. Adji Watono, presdir PT. Dwi Sapta

    Kunci Penting Iklan Sukses,

    Serve with the Heart

  • 06 Jendela edisi 04/Juni 2009

    seputar fisip

    Se�ap mahasiswa memiliki potensi mas-ing-masing. Ada yang berprestasidalam bidang akademik saja dan pasifdi bidang non-akademik, ada pula yang seba-liknya. Yang sulit tentu menyeimbangkan ke-duanya; berprestasi di bidang akademikmaupun non-akademik.

    Sebagai bentuk penghargaan kepadamereka yang mendulang prestasi di keduabidang tersebut, Universitas Airlanggamenyelenggarakan Mahasiswa Berprestasi(Mawapres). Pada tanggal 13 April lalu, FISIPmengadakan seleksi administrasi Mawapres,melipu� seleksi Indeks Prestasi Kumula�f(IPK), kegiatan ekstra dan intra, serta curricu-lum vitae. Mereka yang diajukan pada seleksiini biasanya merupakan dua mahasiswa den-

    gan IPK terbaik di �ap departemen atau juru-san dan tentunya dengan prestasi di bidangnon-akademik.

    Mereka yang dinyatakan lolos tahap iniselanjutnya mengiku� seleksi lisan pada 15April 2009. Seleksi melipu� presentasi karyatulis, tes kepribadian, dan tes conversa�ondalam bahasa Inggris. Pada 16 April 2009, pe-menang dimumkan. Untuk �ngkat fakultas,peringkat I Mawapres diraih oleh Dinda AlitaW (Komunikasi angkatan 2006). Sebagai pe-menang pertama, Dinda yang merupakanalumni dari SMA Frateran Surabaya secaraotoma�s menjadi wakil FISIP untuk seleksi di�ngkat universitas. Peringkat II diraih oleh Os-monnd Hardy M (Sosiologi angkatan 2006),dan peringkat III draih oleh Veronica Prase�o

    (Komunikasi angkatan 2006).Selanjutnya, dilakukan seleksi �ngkat uni-

    versitas di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Ad-ministrasi dan Rektorat Unair pada 29 April2009. Penilaian didasarkan pada IPK, karyatulis, kemampuan bahasa Inggris, sertakegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuleryang diiku� mahasiswa.

    Setelah melalui seleksi ketat, Gytha DeasyFitrah Dewi (Fakultas Sains dan Teknologiangkatan 2006) dinyatakan sebagai peringkatI Mawapres �ngkat universitas, disusul olehM. Khoirul Mubin (Fakultas Ekonomiangkatan 2006) dan Putri Arnita Rahmaniar(Fakultas Hukum angkatan 2006). Masing-masing pemenang berhak memperoleh uangpembinaan, trophy, dan ser�fikat. MawapresUnair, dengan demikian, maju sebagai wakilUnair untuk seleksi di �ngkat nasional. WakilFISIP sendiri menempa� peringkat 11 di se-leksi Mawapres �ngkat Universitas.

    Selain mahasiswa, universitas jugamenyelenggarakan dosen berprestasi. Seleksidi �ngkat FISIP dilaksanakan melalui saringancurriculum vitae. Se�ap departemen atau ju-rusan mengirimkan satu perwakilan. Untukmenentukan dosen berprestasi FISIP, di-lakukan rapat bersama pihak dekanat dankepala departemen pada 15 April 2009. Mas-ing-masing dosen yang menjadi nominasi dis-eleksi berdasarkan Tri Dharma PerguruanTinggi (pengajaran, peneli�an, dan pengab-dian). Dosen berprestasi FISIP diwakili, Dr.Myrta� Dyah Artaria (dosen Antropologi).Myrta, alumnus SMA PPSP IKIP Malang,berhak mewakili FISIP untuk seleksi dosenberprestasi �ngkat universitas. (put/rfa)

    Seleksi tingkat FISIP peserta Mawapres 2009

    Mahasiswa dan DosenBerprestasi FISIP 2009

    Sebagai tugas praktekakhir mata kuliah Pen-golahan Makanan, 26Mei 2009 lalu mahasiswa se-mester empat D3 PariwisataPerhotelan FISIP Unair men-gadakan acara bertajuk LunchBuffet. Lunch Buffet yang di-adakan di Ruang Restorandan Bar, Lantai 2, Gedung D,D3 Pariwisata ini merupakanacara rutin dilaksanakan se-tiap tahunnya oleh mahasiswayang mengikuti mata kuliahPengolahan Makanan.

    Tahun ini, tema yang di-angkat dalam Lunch Buffetadalah Lintas Budaya Nusan-tara. Pemilihan tema ini di-

    latarbelakangi popularitas bu-daya Indonesia semakinmenurun. “Oleh karena itukami berupaya melestarikankembali budaya tersebut, tapimelalui makanan,” ungkapOkky Wicaksono, Ketua Pani-tia.

    Makanan yang disajikan diLunch Buffet sangat beragammulai Pempek Palembang, MieGoreng Aceh, Ayam Kalasan,Manisan Buah, Nasi Uduk,sampai Nasi Buntel Bali.“Kami memilih masakan yangcocok dengan lidah orangJawa. Sebab, Lunch Buffet inidiadakan di Surabaya yangmayoritas merupakan orang

    Jawa,” jelasnya.Okky mengatakan, nanti-

    nya penyelenggaraan LunchBuffet tersebut akan dinilaioleh dosen pengajar. “Adabanyak aspek yang dinilai.Tidak hanya persiapan danproses memasak sertamendekor, tapi juga hasilakhir,” terangnya. Hasil akhiryang dimaksud yakni jumlahundangan yang terjual sertaapresiasi yang diperoleh daripengunjung. “Undangan LuchBuffet kali ini kami jual sehargaRp 25 ribu. Cukup membayarsejumlah itu, undangan bisamakan sepuasnya,” tukasOkky. (rfa)

    Lunch Buffet untuk Tugas Akhir

  • 07edisi 04/Juni 2009 Jendela

    diskusi & seminar

    Bertempat di ruang Adi SukadanaGedung A FISIP Unair, DepartemenKomunikasi bekerja sama denganDewan Kesenian Jawa Timur (DKJT)mengadakan diskusi sekaligus peluncu-ran buku film Isu Minoritas dalamSinema Indonesia Pasca Orde Baru.Acara yang diadakan pada tanggal 8 Mei2009 itu menghadirkan Rachmah Ida,Phd dan Ratih Puspa, MA sebagai pem-bicara, Garin Nugroho (sutradara film)sebagai panelis, dan IGAK SatryaWibawa, MCA sebagai moderator.

    Acara ini dibuka dengan sambutandari Ahmad Fauzi selaku perwakilanDKJT dan Karnaji, S.Sos, M.Si selakuperwakilan dari FISIP. Acara pun dilan-jutkan dengan pemaparan tulisan RatihPuspa yang berjudul Politik Tubuh, Kek-erasan Seksual dan Pembalasan Dendam(Hantu) Perempuan: Jender dan Abjec-tion dalam Film Horor Indonesia.

    Dalam tulisannya yang didasarkanpada Teori Abjection milik Julia Kris-teva, Ratih mempermasalahkan tentangfilm horor Indonesia yang seringmenampilkan sosok perempuan sebagaihantu. Menurut Ratih, dalam film hororIndonesia, awalnya perempuan digam-barkan sebagai sosok lemah, selalumenjadi korban pelecehan seksual dankorban tindak kekerasan. “Tapi, saat

    menjadi hantu, perempuan memilikikekuatan untuk balas dendam. Secaratidak langsung, film horor Indonesia jus-tru sangat “berpihak” pada perem-puan,” terang Ratih.

    Setelah Ratih mengulas isi tulisan-nya, giliran Ida menjelaskan bagaimanaisu-isu minoritas dalam sinema didefin-isikan. Suatu isu dikatakan minoritasatau tidak, menurut Ida, dipengaruhibeberapa aspek. Bisa dari industri film,identitas orang-orang yang ditampilkandalam film, serta genre dari film terse-but. “Intinya, isu minoritas itu dilihatutamanya dari content yang dita-mpilkan dalam film. Selain itu, suatutema dikatakan sebagai isu minoritasbila tema yang diangkat tidak mampumengantarkan film itu masuk ke dalamjaringan twenty one,” ujar alumnusSMAN 5 Surabaya ini.

    Bila dua pembicara sebelumnyamengulas isu minoritas berdasarkanpemikiran-pemikiran yang ilmiah, Garinlebih banyak mengkaji hal tersebut

    berdasarkan penga lamannya sebagai su-tradara film. Isu minoritas, menurutGarin, bisa diangkat bila isu tersebutmenjadi bagian dari isu-isu populer danmemiliki nilai jual. “Selain itu, bagisaya, isu-isu minoritas itu muncul seba-gai bentuk keisengan saya dalam mem-buat film. Misalnya, karena belum adaorang yang bikin film di Papua, saya lan-tas membuat film di Papua,” ucapGarin.

    Menurut Garin, isu-isu minoritas per -lu diangkat supaya kajian masya rakatlebih beragam dan tidak homogen.“Saat ini, yang menjadi masalah pent-ing di perfilman tanah air kita adalahbanyak film tapi sedikit kajian yang di-lakukan terhadap film-film tersebut,”tambah Garin. Oleh karena itu, adanyaisu-isu minoritas dalam sinema Indone-sia diharapkan dapat meningkatkan ke-mampuan masyarakat dalam melakukankajian sehingga dapat memperkaya ma -sy arakat dalam berbagai hal.

    (int/rfa)

    Garin Nugroho

    Masalah Sinema Indonesia:

    Banyak Film Minim Kajian

    TAMU DARI PRANCIS - Berkunjung di FISIP Unair pada Kamis, 28 Mei 2009, MonsieurJerome Samuel. Dari Ins�tut Na�onal des Langues et Civilsa�ons Orientals, Paris, Pran-cis. Dalam kunjungannya Jerome bertemu dengan Dekan yang didampingi Wadek IIIdan Dr Anne Gu�nger. Kunjungan ini membahas kemungkinan kerjasama antar dualembaga pendidikan, terutama rencana pertukaran dosen dan mahasiswa.

  • 08 Jendela edisi 04/Juni 2009

    kunjungan

    Rabu, 29 April lalu FISIPUnair kedatangan tamujauh dari Sulawesi.Mereka adalah rombongan Him-punan Mahasiswa (Hima) Sosi-ologi Universitas Hasanudin(Unhas) Makassar yang terdiriatas 29 orang mahasiswa be-serta dua orang dosen pen-damping. Kunjungan HimaUnhas ke FISIP ini merupakanrangkaian studi banding mereka.Sebelumnya mereka telahberkeliling ke Universitas In-donesia (UI), Universitas Padja-jaran (Unpad), dan UGM(Universitas Gajah Mada).

    Rombongan yang berasal

    dari konsentrasi Studi Kese-jahteraan Sosial tersebut disam-but hangat oleh Dekan FISIP,Ketua Departemen Sosiologibeserta dosen, dan tak keting-galan rekan-rekan Hima Sosio -logi yang selalu setia menjaditourguide ketika mereka berkelil-ing FISIP. “Tidak ada agendakhusus maupun kesepakatantertentu yang dibahas dalampertemuan ini. Kami hanya salingkenal dan saling bertukar ilmusaja dengam para rombonganUnhas tersebut,” ujar Dr. IdaBagus Wirawan, ketua Departe-men Sosiologi FISIP Unair.

    Pelbagai masalah kurikulum

    serta program masing-masingHima menjadi bahasan hangatkedua Departemen beda Uni-versitas tersebut. Bertempat diAula gedung C Fisip, keduanyasaling ber tukar ilmu dan berbagipengalaman. “Memang terdapatperbedaan implementasi kuri ku-lum yang kita gunakan dengankawan-kawan dari Unhas. Kalaukita dari Unair fokus terhadapteori-teori sosiologi, baik klasik,posmo, dan modern, SosiologiUnhas lebih kepada Social Wel-fare, dimana mereka juga ikutmerasakan kesengsaraan rak yatdengan terjun langsung ke lapan-gan.” tambah Wirawan.

    Hal itu terbukti dengan kun-jungan langsung ke tempat keja-dian bencana lumpur Lapindo diPorong setelah rombongan So-siologi Unhas tersebut bertamuke FISIP Unair. Kunjungan kePorong sendiri merupakanbagian dari agenda SosiologiUnhas dalam melihat langsungdampak bencana yang menelanba nyak korban tersebut. “Benar-benar hal yang dapat kita contohdan kita terapkan dari apa yangdilakukan Sosiologi Unhas.Sebab, percuma saja mempelajariteori namun tidak ada kon-stribusi langsung di masyarakat,”ujar Wirawan. (zaq/rfa)

    Kunjungan Hima Sosiologi Unhas ke FISIP Unair

    Saling Tukar Ilmu, Sistem Unhas Patut Ditiru

    SS enin (4/5), bertempat diruang Adi SukadanaGedung A FISIP Unair,sepuluh siswa kelas XI dari SMANegeri 5 Surabaya (Smalabaya)melakukan kunjungan ke De-partemen Hubungan Interna-sional (HI). Mereka datang dalamrangka Student Day yang menjadisalah satu program rutin tahunanbagi siswa kelas X dan XI di Smal-abaya.

    Kedatangan para siswa dariSmalabaya itu mendapat sambu-tan hangat dari BLS Wahyu War-dani selaku Ketua Departemen

    HI, M. Yunus selaku perwakilantim dosen HI, dan Anne Guttingerselaku dosen tamu di Departe-men HI yang berasal dari Peran-cis. Tidak ketinggalan beberapaperwakilan dari mahasiswa HIpun ikut hadir dalam acara terse-but.

    Acara dibuka dengan sambu-tan dari BLS Wahyu Wardani yangmemaparkan company profile FISIPdan Departemen HI kepada parasiswa Smalabaya. “Di HI sampaisaat ini, kurang lebih ada 400 ma-hasiswa aktif , 17 orang staf pen-gajar ditambah satu orang dosen

    tamu, yaitu Bu Anne,” ucapWahyu. Departemen HI,menurut Wahyu, juga memilikifasilitas berupa ruang Cakra yangdidalamnya terdapat ruangan yangmembantu proses belajar menga-jar, seperti mini library dan ruangnegosiasi.

    M. Yunus kemudian mem-berikan klarifikasi tentang De-partemen HI yang seringdisalahartikan sebagai kuliah ba-hasa Internasional. MenurutYunus, di Departemen HI, tim,dosen memang membekali maha-siswa dengan beberapa bahasaasing, seperti Mandarin dan Per-ancis.

    ”Tapi, bukan itu yang dite -kankan dalam proses belajarmengajar di HI. Sebab, kami seba-gai tim dosen lebih mene kankanagar mahasiswa HI memiliki ke-mampuan menganalisis per-masalahan, misalnya masalahkonflik,” jelas Yunus. Karena itu,tim dosen HI juga membekali ma-hasiswanya dengan ilmu politik,ekonomi, hukum internasional,dan sebagainya.

    Kemampuan analisis meru-

    pakan salah satu dari empat kom-petensi yang ditetapkan Departe-men HI kepada para lulusannya.Selain itu, ada kemam puan komu-nikasi, negosiasi, dan managerial.“Dengan empat kompetensi itu,kami selaku tim dosen HIberusaha menciptakan lulusanyang strategis. Artinya, lulusan HInantinya bisa beradaptasi danbekerja di bidang apa saja dan di-mana saja,” ujar Yunus.

    Kunjungan yang berlangsungkurang lebih satu jam itu dilan-jutkan dengan mengajak parasiswa melihat ruang Cakra diGedung C FISIP. Para siswa Smal-abaya mengaku puas dengan kun-jungan mereka ke HI. Beberapadari mereka bahkan tertarikuntuk memilih HI sebagai pilihanjurusan saat SMPTN nanti. “Dariawal aku memang pengen kunjun-gan ke jurusan yang ada bahasaInggrisnya. Soalnya, aku sukabanget bahasa Inggris. Apalagi tadiada dosen bulenya. Sayang, tadinggak sempet ngobrol langsung,”ungkap Reza Laksmana Nugraha,salah satu siswa Smalabaya.

    (int)

    Siswa Smalabaya Student Day ke HI

    Siswa SMA 5 Surabaya

  • 09edisi 04/Juni 2009 Jendela

    seputar fisip

    ”S”S uatu kebanggaanbagi kami dipercayasebagai salah satuKetua Program Studi (KPS) ung-gulan mewakili Unair dalam pro-gram KPS berprestasi” ujar BaiqL.S.W Wardhani, MA., Ph.D.,Ketua Departemen sekaligusKetua Program Studi (Prodi) S1Ilmu Hubungan Internasional(HI) FISIP Unair. KPS HI FISIP

    adalah satu dari tiga KPS dilingkungan Unair yang masukfinal program KPS berprestasiUnair 2009. Dua lainnya adalahKPS wakil dari Fakultas Kedok-teran (FK) dan Fakultas Kedok-teran Hewan (FKH). Sebagaipemenang di tingkat Unair,nama Baiq L.S.W Wardhani,MA., Ph.D., selanjutnya dikirimsebagai KPS Berprestasi Unair ke

    Departemen Pendidikan Na-sional (Diknas) Jakarta.

    Menurut Ketua Prodi HI yangalumnus dari SMA Negeri 9Surabaya yang kerap disapaAnik, kesuksesannya terpilihmenjadi KPS Berprestasi Unairdisebabkan dua faktor penting.Pertama, prestasi manajerialyang solid serta keberhasilan im-plementasi program unggulanA3 yang telah dijalani Prodi HIselama kurang lebih tiga tahun.

    A3 merupakan sebutansingkat dari Program HibahKompetisi A3 (PHKA3) yang jugamerupakan program milik Dikti.Diadakan sejak 2007, PHKA3 di-tujukan untuk meningkatkandaya saing eksternal setiap Prodiyang ada di seluruh Universitasdi Indonesia. Namun tidak selu-ruh Prodi di Universitas berhakmenjalankan program ini,karena hanya Prodi yang sudahterakreditasi A saja yang dapatikut berkompetisi meme-nangkan dana hibah dari Diktiini.

    Anik mengakui bahwa real-isasi dari PHKA3 ini menjadi pe-

    nilaian kongkrit Unair terhadapprodinya sehingga menjadi ung-gulan. Realisasi yang sudah ber-jalan tiga tahun tersebutdinilainya sudah memenuhi tar-get 90 persen dari tujuan awal.Salah satu realisasi PHKA3 yangdilakukan HI adalah dibentuknyaprogram pengembangan skillmahasiswa bernama Cakra -buana Caturmatra. Dimana ter-dapat pengembangan skillmahasiswa di empat bidangyaitu negosiasi, manajerial,IPTEK, dan bahasa terutama ba-hasa asing.

    Selain keberhasilan imple-mentasi PHKA3, kemampuannyamenjaga kesolidan dan kekom-pakkan Prodi warisan KPS-KPSterdahulu juga menjadi poinpenting penilaian Unair memili-hnya sebagai KPS Berprestasitingkat Unair. Anik percaya,kerukunan dan keterbukaanantar kolega di HI adalah halyang paling utama. “Tanpakesolidan di dalam suatu sistem,prestasi saya bukan apa-apa” je-lasnya.

    (zaq/rfa)

    DD alam rangka mempe-ringa� hari ulang tahunke -23, Departemen Ad-mi nis trasi Negara (AN) menga-dakan serangkaian acara. Acaraini �dak hanya dihelat oleh Him-punan Mahasiswa (Hima) saja,tapi juga oleh dosen-dosen. Se-rangkaian acara yang diadakanoleh Hima dimulai sejak tanggal12-16 Mei lalu. Acara tersebutterdiri dari �ga acara besar yaknidari donor darah, bedah buku,serta bazar buku.

    Sebagai rangkaian pertama,diadakan donor darah di gedungB FISIP pada 12 Mei 2009. Se-jumlah 48 mahasiswa ikut ber-par�sipasi dalam kegiatan yang

    didukung oleh Palang Merah In-donesia (PMI) tersebut. Untukmenarik minat mahasiswa selu-ruh Unair, publikasinya �dakhanya diadakan di kampus B sajatapi hingga ke kampus A dan C.”Kami mengirimkan undanganke para ketua BEM kampus A, B,dan C. Kalau poster hanya dipa-sang di kampus A dan B saja,”jelas Sucahyo Okytavian, selakuketua pani�a HUT AN

    Walaupun sudah dipersiap-kan dengan baik sebulan sebe-lumnya, namun tetap adakendala. Acara ini mundur se-minggu dari jadwal yang seha-rusnya yaitu tanggal 4-8 Mei. Halini dikarenakan koordinator

    acara sakit dan masuk rumahsakit. ”Karena koordinator aca-ranya sakit, akhirnya saya yangambil alih, dan mengkonfirmasiulang kepada pihak PMI, baruakhirnya diadakan hari ini(11/5),” ujar alumnus SMAN 1Bojonegoro ini. Kegiatan ini dia-dakan sejak pukul 10.00 hinggapukul 15.00. Tiap peserta yangmendonorkan darah �dak hanyamendapatkan sepaket konsum -si, tapi juga nomor undian den-gan berbagai hadiah menarik.

    Selain donor darah pani�ajuga mengadakan acara bedahbuku yang diadakan di ruang pu-blik perpusatakaan. Bedah bukuMenguak Jaringan Kejahatan In-

    ternasional ini didakan pada 13Mei 2009. Dalam bedah buku inihadir beberapa pembicara an-tara lain Drs. Bintoro Wardianto,selaku dosen AN.

    Terakhir, diadakan pula bazarbuku untuk memperinga� HUTAN. Kegiatan ini mendapat spon-sor penuh dari Togamas dan dia-dakan selama lima hariber tu rut-turut mulai tanggal 12Mei. Selain acara yang diadakanoleh Hima, adapula acara yangdiadakan oleh para dosen yakniKonferensi nasional AN. Konfe-rensi yang mengundang berba-gai dosen dari seluruh Indonesiaini diadakan di kampus C Unair.

    (deb/rfa)

    Donor Darah Sambut HUT Administrasi Negara

    Baiq LSW Wardhani, MA, Ph.D

    KPS HI FISIP Raih KPS Berprestasi Unair

  • 10 Jendela edisi 04/Juni 2009

    mahasiswa

    BB elakangan ini media banyak member-itakan tindak kekerasan di lingkungansiswa-siswa SMA. Berangkat darifenomena tersebut, Himpunan Mahasiswa(Hima) Departemen Sosiologi, FISIP, Unairmenyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah(LKTI) SMA se-Jatim bertema Kekerasandalam Dunia Pendidikan di Indonesia.

    Menurut Jati Arifiyanti, Ketua Panitia, padaawalnya panitia menargetkan seratus sekolahdi Jawa Timur sebagai peserta. “Tapi yangmendaftar hingga akhir pendaftaran sejumlah64 tim”. Panitia sendiri tidak membatasi jum-lah tim yang dikirimkan oleh tiap sekolah.”Jadi, satu sekolah bisa mengirimkan lebihdari satu tim,” tambah mahasiswi Sosiologiangkatan 2006 itu.

    Pada akhirnya terpilih sepuluh finalis dariberbagai sekolah di Jatim yang mendaftar. Ke-sepuluh finalis ini kemudian diadu kembalipada 26 Mei 2009 di Gedung B FISIP.Dewanjuri yang menilai terdiri atas Drs. BagongSuyanto, Msi, Dra. Sutinah, Msi, dan Drs. Su-darso,Msi. Dalam babak final ini akan dipilihtim mana yang berhak menjadi juara satu,dua, dan tiga. Juara LKTI masing-masing akanmendapat uang tunai sebesar 1 juta bagi juarasatu, 700 ribu bagi juara dua, dan 500 bagijuara tiga.

    “Selain uang tunai, juara satu, dua, dan tiga

    juga akan mendapat piala dan piagam daripanitia,” ujar Jati. Bagi sepuluh finalis besertapembimbingnya, panitia telah menyiapkansertifikat sebagai finalis. “Sedangkan, bagikeenam puluh empat peserta panitia jugamenyiapkan sertifikat atas partisipasi merekadalam LKTI,” kata Jati.

    Dalam final yang dilaksanakan dari pukul08.00-17.00 WIB ini, tiap tim yang maksimalterdiri dari tiga orang peserta dituntut untukmempresentasikan karya tulis mereka. Salahsatu finalis, yakni wakil dari SMA Negeri 2Kediri menyatakan senang atas terpilihnyamereka menjadi finalis LKTI. “Kami senangbisa terpilih jadi finalis LKTI. Kami sihberharap bisa membawa piala kemenanganpas pulang ke Kediri nanti,” ujar Selvi, salahsatu anggota tim SMA Negeri 2 Kediri.

    Akhirnya SMA Negeri 2 Tuban tampil se-bagai juara pertama, diikuti SMA Negeri 1Bojonegoro di urutan 2, dan SMA Negeri 1Singgahan Tuban sebagai pemenang ke 3.

    LKTI Se-Jatim kali ini merupakan yangkedua kalinya diadakan Departemen Sosi-ologi, FISIP, Unair. Panitia sangat berharapkegiatan LKTI ini bisa diadakan tiap tahun se-hingga menjadi kegiatan rutin, khususnya bagiDivisi PSDM (Pengembangan Sumber DayaManusia) Hima Sosiologi. (int/rfa)

    Sosiologi Selenggarakan LKTI Se-Jatim

    FF ISIP Unair, Terutama De-partemen Komunikasipatut berbangga. Salahsatu mahasiswanya berhasil me-raih wakil I Cak Surabaya sekali-gus Cak Persahabatan padamalam final Cak dan Ning 2009pada 16 Mei 2009 lalu di Ball-room hotel Singgasana. AdalahErik Stenly, seorang mahasiswaKomunikasi semester II yangberhasil mengharumkan namaFISIP Unair pada ajang tahunanyang diselenggarakan oleh DinasPariwisata Pemerintah Kota Su-rabaya.

    ”Sungguh tidak disangka.Saya mendapatkan dua gelar se-kaligus pada event bergengsi ini.Padahal pada saat itu saya hanyamenargetkan sampai pada tahapfinal saja,” ujar Erik yang pada

    tahun sebelumnya hanya berha-sil sampai pada semifinal di ajangyang sama. Niat Erik mengikutiajang Cak dan Ning 2009 ini bu-kanlah sekedar iseng belaka. Tar-getnya sebagai finalis dalamevent tahunan ini adalah agar iadapat bergabung dalam Paguyu-ban Cak dan Ning.

    ”Saya memang bertujuanikut event ini untuk bergabungdengan paguyubannya. Karenadengan itu, saya akan mendapatbanyak relasi. Hal tersebut ten-tunya penting bagi perjalanankuliah saya di bidang komuni-kasi,” jelas alumnus tahun 2007SMA Negeri 2 Surabaya terse-but. Ia menambahkan,”Mengenallebih dalam dan memperkenal-kan Surabaya kepada masyarakatluar Surabaya baik lokal maupun

    intenasional adalah kebanggantersendiri bagi saya.Apalagi Su-rabaya adalah kota kelahiransaya, malu rasanya jika tidakdapat berbuat apa-apa untukkota ini.”

    Menurut mahasiswa yangjuga hobi bernyanyi melayu ter-sebut, Cak dan Ning tahun inijauh lebih berat ketimbangtahun lalu. Baik dari segi kualitasdan kuantitas peserta maupuntahap penyeleksian yang lebihrumit membuat Cak dan Ningtahun ini sempat menurunkansemangatnya di awal. ”Orang tuasebenarnya meremehkan sayaketika saya memutuskan untukikut kembali eveN Pemkot ini.Namun semangat dan niat selalumemandu saya untuk melanjut-kan perjuangan,” ungkapnya. (zaq/rfa)

    Mahasiswa FISIP Unair peraih Wakil I Cak Surabaya 2009

    Sabet Dua Gelar Sekaligus

  • 11edisi 04/Juni 2009 Jendela

    seputar fisip

    KK ecantikan sebetulnya merupakansuatu hal yang sifatnya sangat relatifdan kontekstual. Setiap perempuandapat mendefinisikan makna cantik bagidirinya sendiri. Setiap perempuan, dengandemikian, berhak menjadi cantik. Sayangnya,selama ini kita terlalu cepat menggolongkanseperti apa perempuan cantik itu.

    Hal tersebut disampaikan oleh Dian Sas-trowardoyo dalam Workshop Natur-E Journeyto Beauty: Stay Young Naturally, Rabu 4 Mei2009. Selain Dian Sastro sebagai brand ambas-sador Natur-E, workshop ini juga meng-hadirkan editor majalah Spice Evi Nurulita danBrand Manager PT Darya-Varia LaboratoriaInge Meliana. Bertempat di Aula Gedung CFISIP Unair, workshop ini banyak membahasmengenai potensi diri dan kecantikan.

    Dian Sastro menjelaskan, kecantikan tidakmemiliki standar yang pakem. Setiap orangdan tempat memiliki pemahaman yangberbeda-beda mengenai kecantikan. Olehsebab itu, lanjut Dian, kecantikan yang sejati

    sebenarnya berasal dari dalam diri, innerbeauty. “Inilah yang paling penting,” kata aktrisjebolan Universitas Indonesia Jurusan Filsafatini. Dian mengungkapkan, inner beauty haruslahdigali agar kecantikan terpancar ke luar.

    Lantas, bagaimana cara untuk memaksi-malkan inner beauty? Dian memaparkanempat langkah. Yang pertama, pahami bahwasetiap orang adalah individu yang unik danberbeda. Kedua, jangan pernah ragu untuk se-lalu berpikir positif karena dapat mening -katkan konsep diri. Ketiga, jaga penampilan diridengan selalu hidup bersih. “Terakhir, janganlupa minum Natur-E.”kata aktris yang melejitlewat film Ada Apa Dengan Cinta ini.

    Workshop Journey to Beauty ini merupakanrangkaian dari roadshow yang diselenggarakanoleh Natur-E di enam kota, yaitu Jakarta, Ban-dung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makas-sar. Selain workshop, Natur-E jugamenyediakan bis Journey to Beauty yang mem-berikan fasilitas bagi mahasiswa Unair untukmendapatkan perawatan kesehatan. Selain itu,dibuka pula kesempatan bagi siapapun yangingin mendaftarkan diri sebagai the next brandambassador Natur-E menggantikan Dian Sas-trowardoyo. (put/rfa)

    Natur-E Journey to Beauty: Stay Young Naturally

    Perempuan Harus Maksimalkan Inner Beauty

    Dian Sastro Wardoyo

    MM enyongsong PemilihanPresiden (Pilpres)2009, pada 26 Mei2009, Himpunan Mahasiswa(Hima) Departemen Ilmu Politik,FISIP, Unair mengadakan SeminarEvaluasi Pileg 2009 Menuju Pil-pres 2009. Melalui seminar ini di-harapkan dapat dihasilkansejumlah masukan untuk pelak-sanaan Pilpres 2009 berdasarevaluasi Pileg yang telah berlang-sung sebelumnya.

    Seminar yang dihelat di AulaGedung C, FISIP, ini meng-hadirkan enam pembicara.Mereka adalah Soeparno, SH(Anggota Panwaslu Surabaya),Rikson H. Nababan, SE., SH (Sek-jen KIPP Jatim), Arif Budiman, S.S,S.IP (Anggota KPU Jatim), Drs.Aribowo, M. Si (Dosen Ilmu Poli-tik, FISIP dan Dekan FakultasIlmu Budaya Unair), Drs. ArifAfandi (Wakil WalikotaSurabaya). Hadir Pula AnggaraPutra, Ketua Hima Ilmu Politik

    sebagai perwakilan mahasiswadan Ervan Kus Indarto, S. IP se-bagai moderator.

    Di awal seminar, Soeparnomengkritisi tentang DaftarPemilih Tetap (DPT) serta pengi-riman logistik yang amburadul.“Saya menyesalkan banyakmasyarakat yang tidak memper-oleh hak pilih. Selain itu banyaklogistik yang salah kirim. Mudah-mudahan saja hal ini tidak teru-lang ketika Pilpres,” ungkapnya.

    Terkait masalah banyak suratsuara yang nyasar, Aribowo men-gatakan hal tersebut terjadikarena sistem cetak surat suaradi monopoli oleh pusat. Padahal,lebih tepat jika sistem cetakdidesentralisasikan ke propinsi.“Dengan demikian kualitas sertakesalahan bisa dikontrol,”ungkapnya.

    Berbeda dengan mayoritasnarasumber yang menghujatKPU, Arif Afandi berpendapatpelaksanaan Pemilu tahun ini

    berhasil.“Sistem pelaksanaan Pil-gub dan Pileg tahun ini dengantahun 2004 berbeda. Jadi tidakbisa dibandingkan. Menurut sayawajar jika pelaksanaan Pemilutahun ini tidak sebaik tahun2004. Sebab, sistem yang digu-nakan jauh lebih rumit,” ujarnya.

    Arif mengatakan, agar per-

    masalahan yang terjadi dalamPemilu bisa diminimalisir, se-harusnya masyarakat dimintaterlibat aktif. “Selain mengajatmasyarakat aktif, yang tidak kalahpenting adalah melakukan per-baikan sistem administrasi,”tukasnya.

    (rfa)

    Songsong Pilpres, Evaluasi Pileg

    Seminar yang diadakan di gedung C

  • 12 Jendela edisi 04/Juni 2009

    profil

    SS eluruh civitas akademikaFISIP Unair tentu tak asinglagi dengan Prof. Dr.Musta’in, Drs M.Si, yang pada 16Mei 2009 lalu baru saja diku-kuhkan menjadi guru besar bi-dang Sosiologi Pembangunan.Kerja keras dan ketekunan men-gantarkannya menjadi salah satudari jajaran guru besar yang dimi-liki FISIP. Dalam pidato pen-

    gukuhannya, Musta’in men-gangkat tema tentang Transfor-masi Corporate SocialRespon sibility (CSR) untuk Mem-bangun Civil Society di Indonesia.

    “Paling �dak ada �ga katakunci dalam pidato saya ini yaitupembangunan, CSR, dan civil so-ciety,” ujar Musta’in. Ayah �gaanak ini kemudian mendefinisikanke�ga komponen tersebut. Pem-bangunan yang dimaksud lebihmerujuk pada pembangunan peo-ple oriented yang mengacu padaempat unsur yang memantapkanpembangunan sosial.

    Kemudian CSR yang meru-pakan tanggung jawab perusa-haan, harus berdasar pada triplebo�om line. “Triple bo�om linemelipu� keuntungan, masyarakat,dan lingkungan, bukan hanyaberorientasi finansial semata, ”jelas anggota Dewan Pendidikan

    Kabupaten Sidoarjo ini. Sedang-kan komponen terakhir yaitu civilsociety adalah masyarakat yangdemokra�s. Ke�ga komponen inisaling berkaitan satu sama lain.

    Masih menurut Musta’in,seiring dengan semakin besarnyapengaruh industri dalamkehidupan masyara kat, industrijuga dituntut untuk membangunmasyara kat di sekitarnya. “Adalahstrategis apabila kemudian dila -kukan reorientasi peran industridalam pembangunan masyarakatmelalui program Corporate SocialResponsibility (CSR),” jelas alum-nus SMPP/SMA Tulungagung ini.

    CSR selain fungsional, fleksibeldan �dak terlalu birokra�s, jugasecara langsung bersentuhandengan dua kepen�ngan seka li -gus: industri (shareholders) danstakeholders. Oleh karena itu,hubungan prosesual antarakeduanya dapat dibangun secarasinergis dan saling mengun -tungkan melalui CSR denganmetodologi community develop -ment (CD). Upaya ini secarasosiologis dapat mengeksplorasipotensi dan kebutuhan masya -rakat akar rumput. Strategi CSRyang dilakukan oleh perusahanini, menurut Musta’in �dak sajamenguntungkan perusahaantetapi juga bermakna posi�f bagipembangunan civil society.

    Pada akhir pidatonya, dosenyang mengabdikan diri di FISIPselama 19 tahun ini menyatakanterima kasih kepada berbagaipihak yang telah mendukungnyaselama ini. (deb/rfa)

    Pidato Pengukuhan Prof. Dr. Musta’in, Drs., M.Si

    CSR untuk Membangun Civil Society

    Prof. Dr. Musta’in, Drs M.Si.

    Prof. Dr. Musta’in, Drs M.Si. bersama istri

    UU ntuk memperingatiHari Pendidikan Na-sional yang jatuh padatanggal 2 Mei 2009 kemarin,Unair melaksanakan upacaratahunan. Upacara yang diseleng-garakan oleh pihak rektorat inibertempat di Lapangan ParkirGedung Magister ManajemenKampus B Unair. Tidak hanya di-ikuti oleh dosen dan tenagapendidikan, upacara ini juga diik-tuti sejumlah mahasiswa dariseluruh fakultas.

    Selain pembacaan sambutanMenteri Pendidikan Nasionaloleh Muslich Anshori selakuWakil Rektor II Unair, dalam up-acara ini digelar pula pemberianpenghargaan kepada staf penga-jar dan tenaga pendidikan atasloyalitas dan prestasi. Penghar-gaan diberikan berdasarkan tigakategori. Pin emas dianuger-ahkan bagi staf pengajar dantenaga pendidikan dengan masa

    abdi tiga puluh tahun, pin perakuntuk masa abdi dua puluhtahun, dan pin perunggu untukmasa abdi sepuluh tahun.

    Dalam upacara kali ini, FISIPmendapat kehormatan mener-ima lima buah penghargaan.Mereka yang mendapatkanpenghargaan masa abdi duapuluh tahun tersebut adalahDrs. Yan Yan Cahyana, MA.(dosen Departemen Komu-nikasi), Drs. Sutrisno, MS. (dosenJurusan Sosiologi), Dr. Subagyo,Drs., MS. (dosen Jurusan Sosi-ologi), Drs. Benny Soembodo,M.Si. (dosen Jurusan Ilmu Poli-tik), dan Soewarno (tenaga pen-didikan, masa abdi tiga puluhtahun).

    Menurut Sumanto, KepalaSubbagian SDM dan KeuanganFISIP Unair, penghargaan terse-but diberikan sebagai apresiasiterhadap pengabdian, loyalitas,dan prestasi staf pengajar

    maupun tenaga pendidikan. Be-liau mengharapkan, penghargaantersebut diharapkan mampumenjadi pendongkrak semangatagar terus meningkatkan loyali-tas dan prestasi, serta melecutsemangat staf pengajar maupuntenaga pendidikan lainnya.

    (put/rfa)

    Upacara Hari Pendidikan Nasional

    Penghargaan, Apresiasi Loyalitas dan Prestasi

    Drs. Yan Yan Cahyana, MA