Pohon Industri

12
TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN POHON INDUSTRI JAGUNG Disusun Oleh: 1. Lia Fissamawati N. R (H3114056) 2. Maryam Nabilah (H3114061) 3. Mega Kurniawati (H3114062) 4. Meilia Suryani S (H3114064) 5. Nia Pitriani (H3114067) 6. Nur Hana Wiyastuti (H3114069) 7. Ria Tri Ayu Dini N (H3114080) 8. Risky Fitriana M (H3114086) 9. Sella Ayu Ciputra (H3114092) 10. Winanda Chrisna M (H3114102) 11. Labiba Duta Nirbita (H3114107) D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

description

lalalallalalalalalalalalalalalalalalalabababababababababababababababanananananananananananananananananooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Transcript of Pohon Industri

Page 1: Pohon Industri

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

POHON INDUSTRI JAGUNG

Disusun Oleh:

1. Lia Fissamawati N. R (H3114056)

2. Maryam Nabilah (H3114061)

3. Mega Kurniawati (H3114062)

4. Meilia Suryani S (H3114064)

5. Nia Pitriani (H3114067)

6. Nur Hana Wiyastuti (H3114069)

7. Ria Tri Ayu Dini N (H3114080)

8. Risky Fitriana M (H3114086)

9. Sella Ayu Ciputra (H3114092)

10. Winanda Chrisna M (H3114102)

11. Labiba Duta Nirbita (H3114107)

D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014

Page 2: Pohon Industri

PENDAHULUAN

Jagung (zea mays sp) merupakan salah satu tanaman pangan yang mengandung

karbohidrat sebagai sumber energi selain beras dan gandum. Jagung juga sudah menjadi

komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai bahan baku berbagai

jenis industri, dan juga sebagai pakan ternak. Jagung merupakan bahan baku industri berhari

pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran

matahari sekitar 12,5 jam.

Jagung adalah tanaman semusim, dimana waktu hidupnya hanya berkisar 80-150 hari.

Setengah hidupnya untuk pertumbuhan vegetatif sementara setengah yang lain untuk

pertumbuhan generatif. Meskipun begitu, tinggi tanaman jagung yang dihasilkan tidaklah

sama, berkisar 1-3. Tinggi tersebut dapat diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas

sebelum bunga jantan.

Jagung merupakan tumbuhan monokotil yang berakar serabut dengan akar mencapai

kedalaman 80 cm. Pada umumnya, satu tanaman hanya mampu menghasilkan satu tongkol

produktif yang memiliki ratusan bung betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan

lebih dari satu tongkol produktif yang disebut sebagai jagung prolifik. Bung jantan jagung

biasanya siap melakukan penyerukan 2-5 hari lebih awal dibandingkan dengan bunga

betinanya.

Pada tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke-8 di dunia sebagai produsen jagung.

Penyumbang produksi terbanyak jagung adalah Jawa Timur yaitu mencapai 5 juta ton. Rata-

rata produksi per tahun nasional adalah 16 juta ton per tahun. Oleh karena itu, pengelolaan

dan peningkatan tanaman jagung menjadi penting karena jagung merupakan komoditas

pangan dunia. Tidak hanya bijinya saja yang berfungsi, namun semua bagian tubuh

tumbuhannya dapat diolah menjadi bahan baku industri.

Page 3: Pohon Industri

JAGUNG SEBAGAI KOMODITAS INDUSTRI

Jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar karbohidrat yang terkandung dalam

jagung terdapat dalam endospermium. Kandungan karbohidrat jagung memang tidak setinggi

beras, namun dapat mencapai 80 % dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat jagung

biasanya tersimpan dalam bentuk amilosa dan amilopektin yang merupakan polisakarida.

Perbedaan tersebut tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, namun lebih pada

pengolahan sebagai bahan pangan.

Kandungan gizi jagung per 100 gr bahan adalah sebagai berikut:

- Kalori : 355 kalori

- Protein : 9,2 gr

- Lemak : 3,9 gr

- Karbohidrat : 73,7 gr

- Kalsium : 10 mg

- Fosfor : 256 mg

- Ferrum : 2,4 mg

- Vitamin A : 510 SI

- Vitamin B1 : 0,38 mg

- Air : 12 gr

Dari seluruh bagian tubuh jagung, 90 % bagiannya dapat dikonsumsi.

Setiap bagian dari tanaman dapat manfaatkan sebagai komoditas industri maupun

komoditas pangan. Bagian-bagian jagung tersebut diantaranya adalah:

1. Akar jagung

Akar jagung termasuk akar serabut. Jenis dari akar jagung yaitu:

a. Akar seminal

Merupakan akar yang berkembang dari embrio dan radikula. Pertumbuhan akar ini

melambat setelah munculnya plumula di permukaan tanah. Pertumbuhannya akan

terhenti setelah jagung masuk ke fase V3. Akar ini memiliki peran yang sedikit

dalam umur hidup jagung.

b. Akar adventif

Merupakan akar yang awalnya berkembang dari buku pada ujung mesokotil. Akar ini

akan berkembang mulai tiap buku secara terurut dan bergerak ke atas antara 7 hingga

Page 4: Pohon Industri

10 buku. Akar adventif berguna sebagai pengambil air dan unsur hara dari dalam

tanah.

c. Akar kait/ penyangga

Akar kait berada di atas permukaan tanah. Perannya adalah untuk menyangga dan

menajaga tanaman agar tetap tumbuh tegak. Selain itu juga untuk mengambil air dan

unsur hara dari dalam tanah (Subekti, 2009).

Pada suatu penelitian, diketahui bahwa pada akar jagung terdapat adanya

mikroorganisme endofit sebagai penghasil fitohormon indole acetic acid (IAA) yang

dapat memacu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pengembangan tanaman jagung

dapat dilakukan dengan pemanfaatan mikroorganisme ini (Retnowati, 2011).

2. Batang jagung

Batang jagung bentuknya tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu.

Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.

Batangnya beruas-ruas. Ruas terbentuk pelepah dauh yang muncul dari buku. Batang

jagung kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu. Seperti yang diketahui bahwa

jagung merupakan tumbuhan monokotil sehingga batangnya tidak sekeras tanaman

dikotil pada umumnya.

Batang tanaman jagung memiliki bentuk yang tak bercabang. Batangnya cenderung

silindris dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Di buku ruas tersebut dijumpai

tunas yang di kemudian hari akan tumbuh manjadi tongkol. Bagian tunas paling ataslah

yang berkembang menjadi tongkol yang menghasilkan biji. Batang jagung memiliki 3

komponen jaringan utama, yaitu bagian epidermis, jaringan pembuluh/ vaskuler, dan

pusat batang. Menurut para ahli, fungsi utama batang jagung adalah medium transportasi

zat makanan mulai dari bawah ke atas maupun sebaliknya (Subekti, 2009).

Batang jagung umumnya tidak dipandang sebagai komoditas yang menguntungkan oleh

sebagian masyarakat. Padahal pengolahan batang jagung yang tepat dapat digunakan

untuk pakan ruminansia. Batang jagung yang sudah mengering setelah dipanen dan

dipisahkan dengan bagian jagung yang lain akan menghasilkan jerami, yang selanjutnya

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Zulkarnain, 2014).

Batang jagung mungkin tidak terlalu dipandang sebagai hal yang penting di perkotaan.

Namun bagi masyarakat desa, batang jagung dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar,

sehingga pemanfaatannya dapat dimaksimalkan. Perlu adanya pengeringan bila batang

jagung akan digunakan sebagai kayu bakar.

Page 5: Pohon Industri

Selain penjelasan diatas, batang jagung dapat diolah sebagai pupuk organik. Hal ini

secara tidak langsung mengurangi penggunaan pupuk kimia oleh para petani. Sehingga

tanaman pangan mulai dapat berangsur berubah menjadi pangan organik yang sehat.

Walau demikian, tidak banyak petani yang tertarik oleh penggunaan pupuk organik ini.

Mereka merasa lebih praktis menggunakan pupuk kimia.

Pembuatan gula dari bahan dasar batang jagung terdengar asing di telinga sebagian besar

orang, akan tetapi benar adanya bahwa limbah batang jagung dapat dimanfaatkan

menjadi gula dengan proses pengolahan yang tepat. Alternatif ini diharapkan mampu

meningkatkan kemanfaatan jagung sebagai komoditas industri dan menjadi substitusi

penggunaan gula dari tebu. Pemanfaatan ini sangat bagus untuk produk outputnya,

namun teknologi yang terkini dibutuhkan dalam pengolahannya.

3. Daun jagung

Daun jagung merupakan daun sempurna yang berbentuk memanjang. Antara pelepah dan

helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun

ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang

khas dimiliki familia poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.

Struktur ini berperan dalam respon tanaman dalam menanggapi defisit air pada sel-sel

daun. Daun jagung yang sudah dibiarkan mengering akan menjadi jerami yang

selanjutnya dapat diolah menjadi bahan baku pangan ternak (Zulkarnain, 2014).

Pembuatan pakan ternak berbahan baku daun jagung dapat dioptimalkan dengan adanya

proses fermentasi. Proses pembuatan fermentasi pakan ternak ini tidak terlalu sulit,

sangat terjangkau, dan beragam. Fermentasi berguna untuk mengakali pakan yang tidak

disukai oleh ternak menjadi disukai. Hanya dibutuhkan urea air dan hijauan yang

difermentasikan paad pengolahannya. Teknologi fermentasi ini mengandung gizi bagi

pakan ternak yang sudah diolah karena dapat meningkatkan kadar protein, meningkatkan

kesehatan terna mempercepat kenaikan berat badan, selain itu daging ternak rendah

kolesterol, dan kotoran untuk pupuk memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Pengolahan pakan ternak menggunakan teknologi fermentasi sangat baik dilakukan

untuk meningkatkan nutrisi pakan ternak. Hal ini dikarenakan pakan ternak yang sudah

difermentasi akan lebih mudah dicerna oleh ternak bila dibandingkan dengan pemberian

pakan secara langsung. Sehingga gizi yang didapatkan pun juga besar.

Tahapan umum proses pembuatan pakan ternak fermentasi yaitu:

a. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan mikroorganisme maupun

prosesnya nanti

Page 6: Pohon Industri

b. Membersihkan dan mensterilkan bahan

c. Pelaksanaan proses fermentasi secara optimum

d. Pemanenan atau pemakaian hasil fermentasi

e. Pembuangan limbah dari proses fermentasi.

4. Tongkol jagung

Tanaman jagung memiliki satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung ini

dilindungi oleh kelobot. Tongkol jagung yang terletak di bagian atas umumnya lebih

dahulu terbentuk dan lebih besar bila dibandingkan dengan yang terletak di bawah.

Setiap tongkol terdiri dari 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap (Subekti, 2009).

Tongkol jagung dianggap sebagai limbah tanaman jagung yang tidak bernilai ekonomi di

Indonesia. Tongkol jagung merupakan bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil.

Kandungan nutrisinya menurut Laboratorium Ilmu Makanan Ternak yaitu kadar air

29,54%, bahan kering 70,45%, protein kasar 2, 67%, dan serat kasar 46,52% dalam

100% bahan kering. Bongkol jagung sangat potensial untuk dikembangkan menjadi

pakan ruminansia. Namun hingga sekarang belum dapat dimanfaatkan secara optimal

sebagai bahan pakan ternak. Permasalahannya adalah cara pengolahannya yang susah

sehingga harus menggunakan mesin untuk menghancurkannya. Cara sederhana

mengolah bongkol jagung dengan palu dapat dilakukan bila ternak sapinya dalam skala

kecil. Namun bila ternaknya berskala besar, maka cara sederhana ini tidak efisien,

sehingga diperlukan cara modern yang menggunakan mesin untuk menghancurkan

tongkol jagung ini (Zulkarnain, 2014).

5. Buah/ biji jagung

Biji jagung atau yang sering disebut dengan kariopsis terdiri dari tiga bagian utama, yaitu

perikarp yang berupa lapisan luar yang tipis yang berfungsi mencegah embrio dari

organisme pengganggu dan kehilangan air, serta endosperm sebagai cadangan makanan.

Biji jagung merupakan bagian dari jagung yang memiliki nilai jual terbesar, karena biji

jagung inilah yang digunakan sebagai bahan pangan manusia. Pengolahannya pun

bermacam-macam, dapat direbus saja maupun dibuat olahan yang beranekaragam guna

menyukseskan diversifikasi pangan. Olahan dari biji jagung diantaranya bubur jagung,

jagung bakar, bakwan jagung, dan aneka makanan ringan lainnya. Biji jagung memiliki

kandungan betacryptoxanthin yang berguna untuk mengobati kanker paru-paru.

Selain digunakan sebagai bahan pangan manusia, biji jagung yang sudah tua dan keras

dapat digunakan sebagai pakan aves. Perlu pengeringan sebelum nantinya dipakai

Page 7: Pohon Industri

sebagai bahan pakan. Pakan aves dari biji jagung sudah banyak dijual di pasaran sebagai

pelengkap nutrisi pangan hewan.

6. Kulit jagung

Nilai nutrisi dari limbah tanaman jagung sangat bervariasi. Kulit jagung memiliki nilai

kecernaan bahan kering in vitro yang tertinggi yaitu 68%. Nilai kecernaan kulit jagung

ini hampir sama dengan nilai kecernaan rumput gajah, sehingga kedua bahan ini secara

tidak langsung dapat menggantikan rumput gajah sebagai hijauan.

Di sebagian daerah, kulit jagung sudah mulai dikembangkan kemanfaatannya. Kulit

jagung biasanya dibersihkan sebelum akhirnya digunakan sebagai bahan pengemas

olahan/ jajanan pasar. Meskipun pada akhirnya sisa bungkus tersebut dibuang juga,

namun setidaknya sudah dirasakan manusia akan kemanfaatannya. Selain sebagai

pembungkus makanan, kulit jagung dapat bernilai seni di tangan orang yang tepat. Kulit

jagung bisa dibuat cendera mata ataupun mainan yang beraneka ragam. Ini dapat

meningkatkan nilai ekonomis kulit jagung sebagai limbah tanaman.

7. Rambut jagung

Rambut jagung merupakan pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada

tongkol. Rambut jagung dapat tumbuh hingga 30,5 cm atau lebih hingga keluar dari

ujung kelobot (Subekti, 2009).

Rambut jagung pada tanaman jagung dapat ditemukan di antara kulit jagung dan biji

jagung. Bentuknya serabut halus yang menutupi biji yang terkadang terlihat sampai

keluar. Warna rambut jagung biasanya coklat muda hingga tua, tergantung usia jagung

tersebut. Pada suatu penelitian, rambut jagung diketahui dapat mengobati berbagai

macam penyakit seperti kencing manis dan obat darah tinggi.

Page 8: Pohon Industri

DAFTAR PUSTAKA

Retnowati, Yuliana. 2011. Potensi Penghasilan Hormon IAA Oleh Mikroba Endofit Akar

Tanaman Jagung. Biologi.

Sirait, Bilter. 2004. Penanda Galur Jagung (Zea Mays L) Kandidat Toleran Aluminium

Pada Berbagai Cekaman Al. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. Vol. 2,

No. 3, 1-8.

Subekti, Argo Nuning. 2009. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Jagung:

Teknik Produksi dan Pengembangan.

Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancul Bongkol Jagung

Dengan Kapasitas 100 Kg/Jam Sebagai Pakan Ternak. Prosiding SNATIF Ke-1

Tahun 2014.