pob uji petik 2011.doc

30
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK PROGRAM PAMSIMAS 2011

description

g

Transcript of pob uji petik 2011.doc

Page 1: pob uji petik 2011.doc

PROSEDUR OPERASIONAL BAKUUJI PETIK

PROGRAM PAMSIMAS2011

Page 2: pob uji petik 2011.doc

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan................................................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan......................................................................................................1

C. Prinsip Uji Petik............................................................................................................1

D. Pelaku Uji Petik............................................................................................................2

E. Sample.........................................................................................................................2

F. Pelaksanaan Uji Petik..................................................................................................3

G. Responden...................................................................................................................7

H. Metode..........................................................................................................................8

I. Laporan hasil Uji Petik..................................................................................................9

J. Indikator Kunci:...........................................................................................................17

Lampiran :

Lampiran 1 : Format Uji Petik Sosialisasi awal tingkat Kab/Kota

Lampiran 2 : Format Uji Petik Sosialisasi awal tingkat Desa/Kel

Lampiran 3 : Format Uji Petik Kegiatan IMAS

Lampiran 4 : Format Uji Petik Pemicuan CLTS

Lampiran 5 : Format Uji Petik Pembentukan LKM

Lampiran 6 : Format Uji Petik PJM Proaksi, Pemilihan Opsi, Penyusunan RKM

Lampiran 7 : Format Uji Petik Sekretariat LKM (Kinerja Keuangan)

Lampiran 8 : Format Uji Petik Pengadaan oleh Masyarakat

Lampiran 9-1 : Format Uji Petik Infrastruktur I

Lampiran 9-2 : Format Uji Petik Infrastruktur II

Lampiran 10 : Format Uji Petik Hasil Pemicuan

Lampiran 11 : Format Uji Petik Realisasi Dana BLM

Lampiran 12 : Format Uji Petik O&P

Lampiran 13 : Format Uji Petik Keberlanjutan

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 0

Page 3: pob uji petik 2011.doc

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)UJI PETIK SIKLUS KEGIATAN PAMSIMAS

A. Pendahuluan

Dalam rangka pengendalian mutu terhadap proses pelaksanaan program Pamsimas dilapangan, perlu dilakukan pengecekan secara langsung oleh pelaku program pada setiap tingkatan terhadap setiap proses/tahapan yang telah berlangsung di lapangan. Salah satu kegiatan pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan metode Uji Petik. Kegiatan uji petik ini untuk mengukur capaian substansi dan pemenuhan prasyarat kegiatan yang telah ditetapkan dengan sample yang dipilih secara random.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pelaksanaan Uji Petik adalah :

1. Mendapatkan informasi dari pelaku langsung dan masyarakat (responden) tentang mekanisme pelaksanaan siklus, dan hasil yang dicapai.

2. Hasil uji petik digunakan sebagai referensi untuk menyusun strategi perbaikan dalam melakukan fasilitasi tindak lanjut/ perbaikan di lokasi lainnya.

3. Hasil uji petik digunakan sebagai referensi replikasi tentang pengalaman baik (best practice) dalam fasilitasi pelaksanaan setiap siklus di masyarakat.

C. Prinsip Uji Petik

Uji Petik sebagai aktivitas dalam melakukan cross check terhadap proses fasilitasi siklus kegiatan Pamsimas di masyarakat yang sudah selesai dilaksanakan, untuk mendapatkan informasi pembanding data yang ada dengan realitas di lapangan.Untuk mencapai tujuan pelaksanaan uji petik, diperlukan prinsip dalam melakukan uji petik, antara lain:

Tepat Waktu,

Pelaksanaan Uji Petik harus disesuaikan dengan momentum pelaksanaan siklus di masyarakat, karena hasil uji petik ini akan digunakan sebagai referensi dalam menentukan rekomendasi penyusunan strategi tindak lanjut.

Reliable (dapat dipercaya),

Pelaksanaan dan hasil uji petik harus bisa dijamin akurasi informasi yang didapat oleh pelaku uji petik. Hasil uji petik harus bersifat obyektif (sesuai dengan kondisi yang ada)

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 1

Page 4: pob uji petik 2011.doc

D. Pelaku Uji Petik

Pelaku/pelaksana dari kegiatan uji petik adalah :1. Pada tingkat kab/kota dilakukan oleh District Management Advisor Consultant

(DMAC) yang terdiri dari WSS, HH, CD. Yang bersangkutan tidak bisa menjadi pelaku uji petik pada siklus terkait jika menjadi responden

2. Pada tingkat Provinsi dilakukan oleh Provincial Management Advisor Consultant (PMAC) yang terdiri dari TL PMAC, Trainer (WSS, HH, CD), dan FMS

3. Pada tingkat Nasional dilakukan oleh Central Management Advisor Consultant (CMAC). Personil yang melakukan uji petik adalah Regional Monitoring & Evaluation (RME) atau TA CMAC sesuai bidang yang diuji petik.

E. Sample

Sample yang dimaksud adalah Desa/Kelurahan sasaran lokasi uji petik, yang ditentukan secara random berdasarkan kriteria wilayah dengan jumlah tertentu sesuai tingkat wilayah kerjanya sbb. :

Jumlah sample uji petik untuk setiap siklus Pamsimas di setiap tingkat adalah :

Tingkat Kabupaten (DMAC) sebanyak 50% dari jumlah desa/kel dalam Kab/Kota wilayah kerjanya

Tingkat Provinsi (PMAC) sebanyak 10% dari jumlah desa/kel dalam Provinsi wilayah kerjanya. Lokasi uji petik PMAC merupakan desa-desa yang sudah dilakukan uji petik oleh DMAC

Tingkat Nasional (CMAC) sebanyak 3% dari jumlah desa/kel dalam wilayah kerja secara Nasional. Lokasi uji petik CMAC merupakan desa-desa yang sudah dilakukan uji petik oleh PMAC.

Pada suatu siklus yang sama, lokasi uji petik CMAC merupakan juga bagian dari wilayah uji petik PMAC. Demikian juga dengan lokasi uji petik PMAC merupakan bagian dari lokasi uji petik DMAC.

Apabila selesai melakukan uji petik untuk suatu siklus, maka lokasi uji petik untuk siklus berikut dilakukan pada desa/kelurahan yang berbeda. Hal ini dilakukan supaya setiap lokasi program dapat dipantau secara keseluruhan. Khususnya untuk DMAC, karena pelaksanaan uji petik dilakukan pada 50% lokasi di wilayah kabupaten/kota, maka lokasi uji petik untuk tahapan berikutnya dilakukan di 50% lokasi yang belum dilakukan pada tahapan sebelumnya. Demikian seterusnya untuk tahapan berikutnya kembali lagi pada lokasi 50% awal.

Sementara untuk PMAC, lokasi 10% pelaksanaan uji petik dilakukan merata pada seluruh kabupaten yang menjadi wilayahnya. Misalnya pada PMAC terdapat 8 kabupaten yang masing-masing kabupaten rata-rata terdapat 12 desa, maka lokasi

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 2

Page 5: pob uji petik 2011.doc

uji petik PMAC berjumlah = 10% x 8 x 12 = 9,6 → 10 (dibulatkan ke atas). 10 desa/kelurahan yang menjadi sasaran uji petik PMAC pada setiap siklus dilakukan merata pada 8 kabupaten tersebut. Artinya dalam hal ini terdapat 1 atau 2 desa/kelurahan pada setiap kabupaten/kota sehingga jumlah lokasi uji petik PMAC menjadi 10. Untuk siklus berikutnya PMAC memilih 10% lokasi pada desa/kel yang menjadi bagian 50% lokasi uji petik DMAC. Sehingga desa/kel yang menjadi sasaran uji petik PMAC merupakan desa yang berbeda pada setiap siklusnya.

Demikian juga bagi CMAC, melakukan uji petik 3% untuk seluruh PMAC pada setiap siklusnya (terdapat 13 PMAC). Misalnya jumlah lokasi Pamsimas 2011 total seluruhnya adalah 1251 desa, maka kewajiban lokasi sasaran CMAC adalah = 3% x 1251 = 37,5 → 38 (dibulatkan ke atas). Maka rata-rata setiap PMAC mendapat = 38 / 13 = 3 desa/kel. Jumlah lokasi uji petik CMAC pada setiap PMAC tentunya berbeda tergantung jumlah desa setiap PMAC. Misal jumlah desa pada PMAC = 96 desa, maka jumlah sample pada PMAC tersebut = 3% x 96 = 2,88 → 3. Lokasi uji petik CMAC sebesar 3% pada setiap PMAC tersebut untuk siklus berikutnya dilakukan pada desa/kel dan kabupaten/kota yang berbeda tetapi harus menjadi bagian dari lokasi 10% PMAC pada setiap siklusnya. Sehingga diupayakan seluruh kabupaten/kota mendapat sasaran lokasi uji petik CMAC.

Dalam hal ini untuk setiap siklusnya harus disepakati lokasi sasaran uji petik. Penetapan dan pelaksanaan uji petik dimulai dari DMAC, selanjutnya PMAC dan CMAC .

F. Pelaksanaan Uji Petik

Pelaksanaan Uji petik dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada posisi 20% dan posisi 80% dari jumlah desa yang menjadi kewajiban tiap tingkat (Kab/Kota, Provinsi, Nasional) terhadap setiap siklus kegiatan. Tetapi pada siklus tertentu dilakukan setelah jumlah desa yang menyelesaikan kegiatan/tahapan sebanyak 80%

Tahap 1 pada posisi 20% adalah : uji petik akan dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 20% dari jumlah desa/kel yang ada di dalam wilayah kerja setiap tingkatan (Kab/Kota, Provinsi, Nasional)Uji petik tahap 1 dilaksanakan untuk merumuskan strategi perbaikan fasilitasi selanjutnya jika terjadi masalah atau hal-hal yang tidak sesuai prosedur

Tahap 2 pada posisi 80% adalah : uji petik akan dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak > 80% dari jumlah desa/kel yang ada di dalam wilayah kerja setiap tingkatan (Kab/Kota, Provinsi, Nasional)Uji petik tahap 2 dilaksanakan untuk melihat dan mengevaluasi terhadap proses fasilitasi dan pencapaian kinerja terhadap indikator yang ditentukan

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 3

Page 6: pob uji petik 2011.doc

Jumlah desa/kel. lokasi uji petik :

Tingkat Kabupaten :

Tahap I : 20% x 50% x jumlah desa dalam Kab/Kota yang bersangkutan

Tahap II : 80% x 50% x jumlah desa dalam Kab/Kota yang bersangkutan

Tingkat Provinsi :

Tahap I : 20% x 10% x jumlah desa dalam Provinsi yang bersangkutan

Tahap II : 80% x 10% x jumlah desa dalam Provinsi yang bersangkutan

Tingkat Nasional :

Tahap I : 20% x 3% x jumlah desa secara Nasional

Tahap II : 80% x 3% x jumlah desa secara Nasional

Contoh

Pada tahun 2011, Propinsi Kalimantan Selatan memiliki 8 kabupaten dan masing-masing kabupaten memiliki rata-rata memiliki 12 desa lokasi Pamsimas, sehingga provinsi Kalimantan Selatan memiliki 96 desa Pamsimas, berarti pelaksanaan dan jumlah desa/kel lokasi uji petik pada masing – masing Tingkat adalah :

Tingkat Kab./Kota :

Pelaksanaan uji petik tahap 1 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 20%x12 desa/kel = 2,4 → 3 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 1 ini dilakukan di = 20%x50%x12=1,2 → 1 desa.

Pelaksanaan uji petik tahap 2 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 80%x12 desa/kel = 9,6 →10 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 2 ini dilakukan di =80%x50%x12=4,8 → 5 desa

Tingkat Provinsi :

Pelaksanaan uji petik tahap 1 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 20%x96 desa/kel = 19,2 → 19 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 1 ini dilakukan di = 20%x10%x 96=1,92 → 2 desa.

Pelaksanaan uji petik tahap 2 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 80%x96 desa/kel = 76,8 → 77 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 2 ini dilakukan di =80%x10%x 96=7,68 → 8 desa

Tingkat Nasional :

Pelaksanaan uji petik thp.1 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 20%x1.251 desa/kel

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 4

Page 7: pob uji petik 2011.doc

Penentuan Desa/Kelurahan sample yang akan menjadi lokasi uji petik tahap 2 harus pada desa yang belum dilakukan uji petik tahap 1 (desa berbeda) dalam siklus yang sama.

= 250 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 1 ini dilakukan di 20%x3%x 1251 =7,51 → 8 desa.Pelaksanaan uji petik thp.2 dapat dilakukan apabila jumlah desa/kel yang sudah melaksanakan siklus kegiatan tertentu mencapai sebanyak 80%x1.251 desa/kel = 1.000 desa/kel. Pelaksanaan uji petik tahap 2 ini dilakukan di =80%x3%x1251 = 30,02→ 30 desa

Jumlah desa/kel lokasi uji petik thp.1 dan thp. 2 setiap tingkat masing-masing adalah :

Tk. kab/Kota : thp 1 : 20% x 50% x 12 desa = 1,2 (dibulatkan 1 desa)thp 2 : 80% x 50% x 1 2 desa = 4,8 (dibulatkan 5 desa ) Total uji petik = 50% x 12 desa = 6 desa

Tk. Provinsi : thp 1 : 20% x 10% x 96 desa = 1,92 (dibulatkan 2 desa)thp 2 : 80% x 10% x 96 desa = 7,68 (dibulatkan 8 desa ) Total uji petik = 10% x 96 desa = 9,6 (dibulatkan 10 desa)

Tk. Nasional : thp 1 : 20% x 3% x 1.251 desa = 7,51 (dibulatkan 8 desa)thp 2 : 80% x 3% x 1.251 desa = 30,02 (dibulatkan 30 desa ) Total uji petik = 3% x 1251 desa = 37,5 (dibulatkan 38 desa)

Frekuensi pelaksanaan uji petik per siklus kegiatan

No. Tahapan/ AspekFrekuensi

pelaksanaan

Waktu pelaksanaan(Progres dari jumlah desa)

Keterangan

1 Sosialisasi awal tingkat kab/kota

1 kali 80% DigabungSosialisasi awal tingkat desa/kel

2 IMAS1 kali

20%80%

DigabungCLTS

3 Pembentukan LKM 1 kali 80%

4 PJM Proaksi, Opsi, dan RKM

1 kali20%80%

5 Sekretariat LKM 11 kali

20%80%

DigabungPengadaan oleh masy

6 Sekretariat LKM 2 1 kali 20% Digabung

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 5

Page 8: pob uji petik 2011.doc

80%Infrastruktur 1

Hasil Pemicuan

7 Sekretariat LKM 3

1 kali20%80%

DigabungInfrastruktur 2

Realisasi dana BLM

8 O & M1 kali -

Digabung pada bulan ke

13 s/d 15.Keberlanjutan 1

9 Keberlanjutan 21 kali -

Pada bulan ke 21 s/d 24

Penjelasan kolom ‘Waktu Pelaksanaan’ yaitu : kegiatan Uji petik dilaksanakan pada saat progress dari ‘Jumlah desa’ untuk suatu tahapan telah mencapai persentase tertentu (20%, 80%)

Khususnya pelaksanaan penilaian Kinerja Sekretariat LKM, selain dilakukan oleh DMAC, PMAC, dan CMAC juga dilakukan oleh TFM setiap bulan pada seluruh lokasi. Laporan penilaian kinerja Sekretariat LKM oleh TFM ini setiap bulannya dilaporkan tersendiri.

Langkah-langkah Pelaksanaan Uji Petik:

1. Tetapkan Desa/Kel yang menjadi lokasi Uji Petik dengan penentuan wilayah sample berdasarkan data yang ada di aplikasi Quick Status

2. Untuk Tingkat Kab/Kota, DMAC melakukan penetapan lokasi desa/kel sasaran uji petik, selanjutnya melakukan koordinasi dengan Tim Fasilitator dalam menetapkan jadwal pelaksanaannya

3. Untuk Tingkat Provinsi, PMAC lakukan penetapan lokasi Desa/Kel sasaran uji petik, selanjutnya melakukan koordinasi dengan DMAC dalam menetapkan jadwal pelaksanaanya.

4. Untuk Tingkat Nasional, CMAC melakukan penetapan lokasi Desa/Kelurahan sasaran uji petik, selanjutnya melakukan koordinasi dengan PMAC dan DMAC dalam menetapkan jadwal pelaksanaanya

5. Pelaksanaan uji petik dilakukan terlebih dahulu oleh DMAC, kemudian PMAC, dan CMAC. Dalam pelaksanaannya didampingi oleh Fasilitator masyarakat.

6. Melakukan proses uji petik dengan bantuan kuesioner dan metode yang telah ditentukan.

7. Catat semua temuan hasil uji petik dalam bentuk notulensi ringkas untuk selanjutnya dikompilasi dalam tabel laporan.

8. Masukkan data hasil uji petik kedalam tabel hasil uji petik (seperti dalam laporan dibawah)

9. Lakukan umpan balik dalam bentuk rekomendasi hasil temuan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk strategi fasilitasi selanjutnya.

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 6

Page 9: pob uji petik 2011.doc

G. RespondenResponden adalah sumber informasi selama uji petik berlangsung. Yang diharapkan dari responden adalah informasi akurat tentang proses yang telah berlangsung, sebagai informasi pembanding.

Jumlah responden per desa/kelurahan harus 9 orang, dan setiap siklus terdiri atas unsur-unsur :

Kades/ Lurah

Tokoh masyarakat

Representasi Kelompok

Perempuan

Representasi warga miskin

Fasilitator masyarakat

Anggota LKM

Anggota Panitia

SosialisasiDMAC

Anggota panitia

pemetaan swadaya

Anggota panitia pembentukan

LKM

Aparat tingkat

Kecamatan

Anggota BPS

LSMPelaku

program lain

1Sosialisasi awal tingkat Kab/kota √ √ √ √ √ √

2Sosialisasi awal tingkat Desa/Kel. √ √ √ √ √ √ √

3 Kegiatan IMAS √ √ √ √ √

4 Pemcuan CLTS √ √ √ √ √

5 Pembentukan LKM √ √ √ √ √ √ √

6Penyusunan PJM Proaksi, Pemilihan Opsi dan RKM

√ √ √ √ √ √

7Sekretariat LKM (Kinerja Keuangan) √

8Pengadaan oleh Masyarakat √ √ √ √ √ √

9-1 Infrastruktur I √ √

9-2 Infrastruktur II √ √

10 Hasil Pemicuan √ √ √ √ √

11 Realisasi Dana BLM √ √ √ √ √ √

12 O&M √ √ √ √ √ √ √

13 Keberlanjutan √ √ √ √ √ √ √

No Kegiatan

Unsur yang terlibat

H. Metode

Dalam rangka melakukan uji petik perlu didukung dengan metode yang menjelaskan tentang bagaimana cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama uji petik berlangsung. Metode yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang akan didapat.

Beberapa metode yang direkomendasikan dalam pelaksanaan uji petik, adalah:

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 7

Page 10: pob uji petik 2011.doc

a. Observasi, metode ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek/sasaran Uji Petik (siklus terkait) untuk mengetahui kebenaran proses dan keberadaan objek uji petik. Dalam metode ini difokuskan untuk melakukan cross check tentang kebenaran dan kelengkapan terhadap hasil pelaksanaan siklus terkait

Obyek Observasi tersebut antara lain :

Sistem Sarana Air Minum yang terbangun

Jamban hasil pemicuan

Materi pelatihan

Dan lain-lain terkait dengan Quesioner Uji Petik

Langkah-langkah

Siapkan data yang dibutuhkan (siklus terkait), sumber data sesuai dengan desa/kel wilayah sampling.

Lakukan pengamatan dengan cara melakukan kunjungan langsung pada objek uji petik (siklus terkait) di wilayah lokasi sasaran uji petik

Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan selama observasi berlangsung

Isi kuesioner yang telah dipersiapkan dari hasil observasi.

b. Wawancara Responden, metode ini dilaksanakan dengan menemui responden/ tatap muka secara langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan panduan kuesioner yang telah disusun. Dalam proses wawancara ini perlu diperhatikan teknik komunikasi dalam bentuk tanya jawab, tidak bersifat interogatif, tetapi sebaliknya lebih bersifat komunikasi dua arah.

Langkah-langkah

Langkah awal dalam pelaksanaan metode ini adalah penentuan unsur responden sebagai sumber informasi dalam pelaksanaan uji petik

Siapkan pertanyaan kunci berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan sebagai panduan dalam melaksanakan wawancara, agar wawancara tidak melebar dan tetap fokus

Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan maupun dinamika yang muncul selama proses pelaksanaan siklus berlangsung di masyarakat.

Isi kuesioner berdasarkan informasi yang masuk sebagai referensi dalam memberikan jawaban kuesioner

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 8

Page 11: pob uji petik 2011.doc

c. Penelitian Dokumen, metode ini dilaksanakan dengan cara melakukan random checking data untuk mengetahui informasi akurat tentang validitas data yang ada. Penelitian Dokumen ini lebih berorientasi pada cross check data yang bersumberkan pada data SIM. Sumber data yang bisa diperoleh dalam metode ini adalah: Berita Acara (BA) pelaksanaan kegiatan per Siklus, Data SIM, daftar hadir pertemuan, Buku RKM, dan dokumen lainnya dalam pelaksanaan Pamsimas

Langkah-langkah

Tentukan wilayah Desa/Kelurahan sampling yang akan dilakukan uji petik

Siapkan data yang diperlukan (per siklus kegiatan) berdasarkan wilayah Desa/Kelurahan sampling sebagai referensi awal dan pemandu dalam melakukan uji petik (sumber data SIM)

Lakukan cross check data dari sumber data SIM (yang dibawa oleh pelaksana uji petik) dengan data yang ada (sumber data SIM untuk wilayah Desa/Kelurahan sampling)

Catat dalam bentuk notulensi secara ringkas hasil dari uji petik yang berupa temuan dari proses penelitian dokumen sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dalam kuesioner

Isi kuesioner berdasarkan informasi yang diperoleh selama uji petik dengan metode penelitian dokumen ini berlangsung.

I. Laporan hasil Uji Petik

Laporan hasil uji petik dilaporkan segera setelah dilakukan uji petik. Pelaksana uji petik pada setiap tingkat perlu segera melakukan tabulasi hasil dan melakukan analisa terhadap data dan temuan, kemudian membuat rekomendasi hasil uji petik untuk ditindaklanjuti dalam bentuk strategi fasilitasi selanjutnya.

Laporan Deskriptif hasil uji petik dari lapangan yang sudah ditabulasikan perlu dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui sejauh mana capaian terhadap tujuan :

1. Pemenuhan substansi proses pelaksanaan kegiatan terkait

2. Pelaksanaan capacity building kegiatan terkait

3. Capaian indicator kuantitatif dan kesesuaian dengan informasi dari lapangan

Laporan hasil uji petik harus berisikan:

1. Tabel hasil uji petik dan Rekap

2. Analisis hasil uji petik

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 9

Page 12: pob uji petik 2011.doc

3. Saran tindakan perbaikan (corrective actions)

Katagori capaian terhadap hasil uji petik dibagi dalam 5 tingkatan sbb. :

91% – 100% : Baik Sekali

76% – 90% : Baik

56% – 75% : Cukup

41% – 55% : Kurang

< 40% : Sangat Kurang

Berikut adalah format tabulasi hasil uji petik DMAC (Tabel D-1), Tabulasi hasil uji petik PMAC (Tabel P-1 dan Tabel P-2), sementara untuk CMAC (Tabel C-1 dan Tabel C-2). Dalam hal ini dicontohkan untuk tahapan Sosialisasi awal tingkat desa/kel. Untuk siklus lainnya dapat menyesuaikan dengan indikator masing-masing

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 10

Page 13: pob uji petik 2011.doc

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 11

Page 14: pob uji petik 2011.doc

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 12

Page 15: pob uji petik 2011.doc

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 13

Page 16: pob uji petik 2011.doc

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 14

Page 17: pob uji petik 2011.doc

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k 15

Page 18: pob uji petik 2011.doc

Mekanisme Pelaporan Uji Petik

Untuk DMAC

1. Apabila tahap uji petik dilakukan 2 kali (20% dan 80%), maka pada saat pelaksanaan 20% harus segera dibuat laporan dan analisis untuk menjadi feedback pada lokasi lainnya. Setelah pelaksanaan uji petik pada suatu tahapan sudah dilakukan sesuai dengan target lokasi (50% dari desa/kel) maka DMAC harus segera membuat laporan berikut analisis dan rekomendasi ke PMAC tembusan ke DPMU. Laporan ini terpisah dari laporan bulanan DMAC

2. Hasil analisis tersebut dijadikan bahan telaah dalam penyusunan strategi fasilitasi lanjut dari beberapa temuan selama proses uji petik berlangsung.

3. Selain laporan uji petik yang terpisah, DMAC juga perlu mendeskripsi analisis hasil Uji petik pada laporan Bulanan DMAC.

Untuk PMAC

1. Laporan hasil Uji petik harus dibuat PMAC, yang telah dilakukan proses analisis hasil oleh Tenaga Ahli/Trainer PMAC (10% dari jumlah desa wilayah Provinsi). Analisis juga dilakukan terhadap hasil uji petik yang dilakukan dan dilaporkan oleh DMAC. Hasil analisis ini juga perlu diumpanbalikkan ke DMAC

2. Laporan Uji petik PMAC (termasuk uji petik yang dilakukan DMAC) harus dilaporkan segera (terpisah dari laporan bulanan) setelah tahapan tertentu selesai dilakukan uji petik. Dilaporkan ke CMAC tembusan PPMU.

3. Selain laporan uji petik yang terpisah, PMAC juga perlu mendeskripsi analisis pada laporan Bulanan PMAC.

Untuk CMAC

1. CMAC menyusun hasil uji petik secara agregat dan dilakukan analisis. Hasil analisis uji petik setiap tahapan/siklus dijadikan bahan telaah dalam penyusunan strategi fasilitasi lanjut dari beberapa temuan selama proses uji petik berlangsung.

2. CMAC akan menindaklanjuti hasil analisis uji petik yang dikirim oleh PMAC dengan memberikan masukan strategi fasilitasi secara nasional sesuai hasil analisis CMAC dalam rangka meningkatkan kinerja sesuai yang ditentukan dalam indikator kunci Program Pamsimas

3. Hasil analisis dan laporan uji petik setiap tahapan secara Nasional ini ditampilkan pada website Pamsimas untuk dapat menjadi bahan evaluasi bagi seluruh stakeholders yang terkait.

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k16

Page 19: pob uji petik 2011.doc

J. Indikator Kunci

Indikator kunci ini merupakan indikator proses yang sudah ditetapkan dalam Juknis Monev dan pelaporan. Untuk mengetahui apakah indikator ini dapat dicapai dalam pelaksanaan siklus Pamsimas, maka dalam format uji petik pada masing-masing tahapan terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator ini. Berikut disampaikan indikator masing-masing tahapan kegiatan Pamsimas :

I. Siklus Kegiatan di Tingkat Kabupaten/ Kota

1.1. Seleksi Desa ( Bulan minus (–) 4 s/d Bulan 2 )

- Pemda Kab./Kota mengalokasikan anggaran daerah sebesar minimal 10% dan biaya operasional untuk pelaksanaan program Pamsimas yang dituangkan dalam APBD

- 100% perwakilan desa yang memenuhi kriteria (masuk dalam long-list) menghadiri sosialisasi awal di tingkat Kab/Kota

- Minimal perwakilan dari 3 unsur (Kepala Desa, BPD, Tokoh masyarakat) hadir pada sosialisasi awal tingkat Kab/Kota

1.2. Pendampingan Pemda ( Bulan 1 - 24)

- Ada deklarasi komitmen Kepala Daerah untuk mendukung pelaksanaan Pamsimas (hanya diukur satu kali pada awal kegiatan pendampingan Pemda dimulai)

- Rapat Kerja bidang AMPL dihadiri oleh pengambil keputusan dari minimal dinas-dinas terkait (Bappeda, PMD, PU, Dinas Kesehatan)

- Pembentukan Pokja AMPL

- Rapat Kerja RKPD dihadiri oleh pengambil keputusan dari minimal dinas-dinas terkait (Bappeda, PMD, PU, Dinas Kesehatan)

- RKPD AMPL berbasis masyarakat

- Realisasi APBD memuat kegiatan AMPL

- Target air minum dan sanitasi yang layak 50%

- Jumlah Kab/Kota yang melakukan replikasi Pamsimas

II. Siklus Kegiatan di Tingkat Masyarakat (Bulan 1- 24)

2.1. Sosialisasi Awal (Bulan ke 1-2)

- 3% penduduk dewasa terlibat dalam pertemuan sosialisasi oleh Pemerintah Desa

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k17

Page 20: pob uji petik 2011.doc

- 30% peserta dewasa yang mengikuti pertemuan sosialisasi oleh Pemerintah Desa adalah perempuan

- 10% penduduk dewasa terlibat dalam pertemuan warga dalam rangka peminatan program (akumulasi dari pertemuan tingkat dusun)

- 30% peserta dewasa yang mengikuti pertemuan warga dalam rangka peminatan program adalah perempuan

2.2. IMAS (Bulan ke 3)

- 10% penduduk dewasa hadir pada pertemuan klasifikasi kesejahteraan (akumulasi dari pertemuan tingkat dusun)

- 30% perempuan pada setiap pertemuan FGD campuran IMAS

- 30% warga miskin hadir dalam setiap tahapan FGD IMAS

- 3% penduduk dewasa terlibat dalam rapat Pleno IMAS

- 30% peserta dewasa yang terlibat pertemuan Pleno IMAS adalah perempuan

- 30% penduduk yang terlibat dalam pertemuan Pleno IMAS adalah kelompok miskin

2.3. CLTS (Bulan ke 3)

- Ada pemicuan yang melibatkan perwakilan dari setiap komunitas yang masih melakukan BABS (alternatif 1: pemicuan dilakukan di setiap komunitas tersebut, atau opsi 2: pemicuan melibatkan seluruh perwakilan komunitas tersebut)

- Ada natural leader dari setiap pemicuan

- Ada RTL dengan kerangka waktu yang disepakati untuk mencapai 100% ODF pada komunitas yang telah dipicu

- Ada sistem pemantauan perkembangan masyarakat menuju 100% ODF

2.4. Pembentukan LKM (Bulan ke 4), hanya untuk desa yang belum mempunyai kelembagaan di tingkat Masyarakat

- 30% penduduk dewasa mengikuti pemilihan tingkat basis

- 2% penduduk dewasa (utusan) mengikuti pemilihan di tingkat desa

- 20% anggota LKM adalah perempuan

- Dokumen Pencatatan Notaris tersedia di LKM

2.5. Penyusunan PJM Proaksi dan Opsi (Bulan ke 4)

- 10% penduduk dewasa terlibat dalam pertemuan rembug dusun penyusunan PJM ProAksi (akumulasi dari pertemuan tingkat dusun)

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k18

Page 21: pob uji petik 2011.doc

- 30% peserta dewasa yang terlibat pertemuan rembug dusun penyusunan PJM ProAksi adalah perempuan

- 10% penduduk dewasa terlibat dalam rapat pertemuan opsi (akumulasi dari pertemuan tingkat dusun)

- 30% peserta dewasa yang terlibat pertemuan opsi adalah perempuan

- 3% penduduk dewasa terlibat dalam rapat Pleno PJM Proaksi

- 30% peserta dewasa yang terlibat pertemuan PJM Proaksi adalah perempuan

- 30% penduduk yang terlibat dalam Pleno PJM Proaksi adalah kelompok miskin

2.6. Penyusunan RKM (Bulan ke 5-6)

- 3% penduduk dewasa terlibat dalam rapat Pleno (hasil kegiatan penyusunan RKM)

- 30% peserta dewasa yang terlibat pertemuan Pleno (hasil kegiatan penyusunan RKM) adalah perempuan

- 30% penduduk yang terlibat dalam Pleno RKM adalah kelompok miskin

- Desa/kelurahan sudah mendapat Sertifikat Pelaksanaan Pemicuan Awal CLTS

- 100% daftar kesanggupan kontribusi in-kind masyarakat telah terkumpul

- Perhitungan RAB dari harga terendah dari minimal 3 toko/suplier

- Dokumen RKM sudah dievaluasi oleh Tim Evaluasi RKM dan disetujui oleh DPMU serta disahkan oleh TKK

- 100% dana in-cash telah terkumpul (Bukti Rekening)

- RKM 2 memuat kegiatan promosi dan kampanye kesehatan untuk mendorong percepatan perubahan perilaku Stop BABS dan CTPS

2.7. Realisasi BLM (Bulan ke 7 – 12)

- 90% kegiatan pelatihan yang direncanakan dalam RKM terlaksana

- 90% kegiatan penyuluhan, pemicuan dll, bidang kesehatan terlaksana sesuai rencana dalam RKM

- 90% masyarakat yang ditargetkan dalam RKM mendapat pelayanan air minum dan sanitasi sesuai rencana dalam RKM

- 90% kontribusi in-kind masyarakat terealisasi

- 90% pembangunan konstruksi sarana air minum dan sanitasi selesai sesuai yang direncanakan dalam RKM dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

- 100% dana yang diserap dapat dipertanggung jawabkan secara transparan

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k19

Page 22: pob uji petik 2011.doc

- Terbentuknya Badan Pengelola (BP) air minum dan sanitasi untuk keberlanjutan operasional pelayanan

2.8. Pemeliharaan (Bulan ke 13-14)

- Ada pertemuan rutin BPS

- Mekanisme pemeliharaan dan pengoperasian sarana air minum dan sanitasi disepakati oleh warga masyarakat

- 50% masyarakat stop BABS

- 50% masyarakat menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

- 90% sekolah sasaran dalam RKM mempunyai fasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS)

- Peningkatkan akses kepada minimal 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air minum yang layak

- Peningkatkan akses kepada minimal 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses sanitasi yang layak

2.9. Keberlanjutan ( Bulan 14 -24)

- Badan Pengelola menerapkan mekanisme iuran

- Ada rencana aksi refleksi kegiatan pendampingan regular/rencana kerja penguatan

- Terjadi proses sinkronisasi PJM ProAksi dan RPJM Desa

- 80% masyarakat stop BABS

- 80% penduduk menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun

- 100% sekolah sasaran dalam RKM mempunyai fasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS)

- Ada pengakuan Pemda (sertifikasi) untuk masyarakat yang telah mencapai 100% ODF

- Peningkatan akses air minum yang layak terhadap minimal 70% masyakarat yang belum mendapatkan akses

- Peningkatan akses sanitasi yang layak terhadap minimal 70% masyakarat yang belum mendapatkan akses

T h i r d W a t e r S u p p l y a n d S a n i t a t i o n f o r L o w I n c o m e C o m m u n i t i e s ( W S L I C - 3 / P A M S I M A S )

P O B U j i P e t i k20