POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

34
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 1 d

Transcript of POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

Page 1: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 1

d

Page 2: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS
Page 3: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penyusunan POB Pencegahan Resiko Stunting dalam PAMSIMAS ............................... 1

1.3 Pengertian Stunting .......................................................................................................................................... 1

1.4 Dasar Kebijakan dan Indikator keberhasilan pencegahan resiko stunting melalui

PAMSIMAS ............................................................................................................................................................ 2

1.5 Sasaran Program Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS ................................................ 3

KEGIATAN PENCEGAHAN RISIKO STUNTING DALAM SIKLUS PAMSIMAS ............................... 5

2.1 Kegiatan Persiapan ........................................................................................................................................... 7

2.2 Kegiatan Perencanaan ..................................................................................................................................... 9

2.3 Kegiatan Pelaksanaan .................................................................................................................................... 14

2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS .................................... 15

2.5 Kegiatan Keberlanjutan ................................................................................................................................. 21

PEMANTAUAN KEGIATAN DALAM PENCEGAHAN RISIKO STUNTING ...................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 31

Page 4: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PAMSIMAS berkontribusi pada penurunan angka stunting melalui penyediaan sarana air

minum dan sanitasi di seluruh Desa intervensi, dengan target prioritas pelayanan kepada

warga yang berpotensi terkena stunting. Ketersediaan akses air minum yang aman dan

sanitasi yang layak merupakan kunci untuk mencegah paparan beragam penyakit berbasis

lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan, dan

stunting.

PAMSIMAS berkomitmen untuk semua lokasi Desa dampingannya, akan melakukan upaya

pencegahan risiko stunting. Desa prioritas intervensi pencegahan risiko stunting pada

PAMSIMAS meliputi Desa regular PAMSIMAS dan desa prioritas stunting yang dikeluarkan

oleh menko PMK, yaitu 1600 desa stunting (prioritas tahun 2018 dan 2019) maupun desa

stunting dari usulan daerah (desa stunting pada tahun 2020 dst) yang mengajukan minat

menjadi desa PAMSIMAS. Kelompok sasaran utama dalam program ini adalah kelompok

rentan yang memiliki risiko tinggi risiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki ibu hamil atau

anak dengan usia 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Indikator orang atau Rumah Tangga yang berisiko stunting akan ditentukan berdasarkan

kriteria lokal yang mencakup unsur-unsur generik seperti gizi buruk, tingkat kemiskinan,

akses terhadap air minum dan sanitasi, dan risiko diare atau penyakit terkait air (water borne

desease), serta perilaku hidup bersih dan sehat. PAMSIMAS akan menggunakan kriteria atau

daftar kelompok rentan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten sebagai

dasar untuk menentukan target intervensi.

1.2 Tujuan Penyusunan POB Pencegahan Resiko Stunting dalam PAMSIMAS

Prosedur Operasional Baku (POB) Pencegahan risiko Stunting melalui PAMSIMAS digunakan

untuk memberikan acuan atau arahan dalam pelaksanaan tekhnis kegiatan bagi:

a. Tim Fasilitator Masyarakat paham pelaksanaan kegiatan pencegahan risiko stunting

melalui PAMSIMAS dengan menuangkan semua kegiatan pencegahan resiko stunting

dalam RKM 100 untuk terwujudnya akses 100% dalam penyediaan air minum dan sanitasi

baik perubahan perilaku melalui STBM maupun terbangun sarana sanitasi.

b. Para pelaku PAMSIMAS paham peran dan tugasnya untuk mendukung upaya pencegahan

risiko stunting.

1.3 Pengertian Stunting

Menurut WHO, stunting adalah hambatan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh

kekurangan gizi secara kronis, infeksi penyakit yang berulang dan kurangnya stimulasi

psikososial (psychosocial stimulation). Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru

terlihat saat anak berusia dua tahun atau masa 1000 hari pertama, dimana anak secara fisik

terlihat lebih pendek daripada anak lain seumurnya.

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1000 HPK di samping berisiko pada

hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menyebabkan

hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan

produktivitas anak di masa depan. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan

Page 5: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 2

produk domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun.1 Selain kekurangan gizi, faktor lainnya

adalah lingkungan buruk terkait air minum dan sanitasi.

Jika terjadi pada anak usia dini dapat meningkatkan angka stunting yang berdampak pada:

kematian bayi dan anak, mudah terkena sakit, memiliki postur tubuh tidak maksimal saat

dewasa, dan tidak memiliki kemampuan kognitif, intelektual yang memadai, terhambatnya

kemampuan motorik, produktivitas rendah sehingga tidak saja mengakibatkan kerugian bagi

individu terkait dengan peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang, maupun

rentan obesitas, serta kerugian sosial ekonomi jangka panjang bagi negara.

1.4 Dasar Kebijakan dan Indikator keberhasilan pencegahan resiko stunting melalui

PAMSIMAS

Berdasarkan Berbagai studi yang dilakukan oleh WHO, UNICEF, World Bank, dan dari

kalangan akademisi menemukan bahwa ketersediaan akses air minum yang aman dan sanitasi

yang layak merupakan kunci untuk mencegah paparan penyakit-penyakit berbasis lingkungan

yang menjadi penyebab terjadinya diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan, dan kejadian

infeksi berulang yang berakibat pada stunting. Studi Lancet (2008) menemukan bahwa

intervensi spesifik hanya mendukung 20% upaya pencegahan/penurunan stunting, sementara

intervensi sensitif berkontribusi hingga 80%. PAMSIMAS sejalan dengan salah satu upaya

intervensi pencegahan risiko stunting secara sensitif, yakti terkait dengan penyediaan air

minum aman, penyediaan sanitasi layak serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.

Peran PAMSIMAS dalam pencegahan resiko stunting merupakan bagian intervensi sensitive

yaitu pemenuhan penyediaan air minum, sanitasi serta terwujudnya perubahan perilaku 5

Pilar STBM, yaitu:

a. Menciptakan kesadaran masyarakat, KKM dan KP-SPAMS dan pemerintah Desa tentang

pentingnya akses ke air minum, sanitasi dan berperilaku hidup bersih sehat untuk

mencegah risiko stunting

b. Memastikan Perencanaan masyarakat (RKM) 100% dan PJM Pro aksi yang difasilitasi

PAMSIMAS, menjadi langkah awal kolaborasi penganggaran tingkat Desa untuk

mendukung kegiatan pencegahan resiko stunting dengan memanfaatkan berbagai

potensi pendanaan yang tersedia. Contohnya adalah mengawal Permendes nomor 16

1 World Bank. (2014). Better Growth Through Improved Sanitation and Hygiene Practices. WB: Indonesia.

PAMSIMAS

PROGRAM INTERVENSI SENSITIF

Air Bersih, sanitasi, dan cuci

tangan pakai sabun

Kesehatan

Lingkungan Pengujian Kualitas air minum

Penerapan pilar lain (pangan

aman sehat, pengamanan

sampah, dan limbah cair

rumah tangga)

Remaja putri, bumil, busui berakses ke air

bersih dan sanitasi

Baduta: Diare (-)

Gizi Buruk (-) Kecacingan (-)

INDIKATOR OUTCOME

Page 6: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 3

tahun 2018 hal 6 pasal 10 yang menyebutkan bahwa alokasi dana Desa diprioritaskan

untuk pemenuhan penyediaan air minum dan sanitasi di masyarakat.

c. Memastikan ada penguatan kapasitas dari berbagai pelatihan yang disediakan untuk

membantu Desa dalam mengoptimalkan upaya pencegahan stunting.

d. Memastikan kelompok rentan/ resiko stunting menjadi prioritas penerima:

1. Sambungan rumah (SR).

2. Sarana Kran/Hidran Umum.

3. Sarana Jamban Layak

4. Sarana Cuci Tangan (SCT).

5. Air yang dikonsumsi teruji kualitasnya (pengujian kualitas air) serta perilaku

pengelolaan pangan aman.

6. Sarana dan perilaku pengelolaan sampah (pembuangan, pemilahan) di rumah

tangga

7. Sarana pengelolaan limbah cair (non kasus) tingkat Rumah Tangga.

Alokasi anggaran BLM PAMSIMAS hanya prioritas untuk penyediaan SAM, sarana

jamban sehat dan cuci tangan di sekolah, serta pengujian kualitas air. Sedangkan

pengembangan SAM, Sanitasi di masyarakat baik jamban maupun penunjang 4 pilar

lainnya menggunakan kolaborasi anggaran dari pendanaan lainnya yang tertuang dalam

RKM 100%.

e. Penerapan intervensi lima pilar STBM:

1. Upaya peningkatan akses jamban aman

2. Fasilitasi penyediaan sarana CTPS dan perubahan perilakunya.

3. Fokus pada pengujian kualitas air dan perilaku mengamankan air minum dan

makanan Rumah Tangga.

4. Fasilitasi pengelolaan sampah Rumah Tangga sederhana dan perubahan

perilakunya

5. Fasilitasi pengelolaan limbah cair Rumah Tangga dan perubahan perilakunya.

Indikator keberhasilan pencegahan stunting melalui PAMSIMAS adalah:

a. Jumlah RKM dan PJM Proaksi dengan memprioritaskan masyarakat risiko stunting

sebagai sasaran penerima manfaat melalui berbagai sumber pembiayaan

b. Jumlah tambahan orang rentan (ibu hamil dan anak dibawah usia 1000 hari) yang

berisiko stunting memiliki akses ke sarana air minum dan sanitasi yang lebih baik

c. Jumlah Desa prioritas stunting yang terintervensi program pencegahan stunting dan

mempraktikkan perilaku hidup bersih sehat dengan penerapan 5 pilar STBM.

1.5 Sasaran Program Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS

Sasaran program pencegahan risiko stunting meliputi:

a. Sasaran desa

1. Desa PAMSIMAS (desa baru maupun desa keberlanjutan/pasca), dengan

menggunakan RKM 100% mewujudkan tercapainya 100% air minum dan sanitasi

(perubahan perilaku dan terbangun sarana)

2. Desa Prioritas Stunting

Daftar Desa stunting yang berada di 260 kabupaten prioritas stunting hingga tahun

2020.2, otomatis menjadi sasaran intervensi PAMSIMAS, diluar 5000 Desa baru,

2 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019

Page 7: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 4

dengan syarat Desa stunting tersebut; bukan merupakan Desa pasca PAMSIMAS dan

bersedia mendapat intervensi PAMSIMAS.

Daftar Desa stunting tahun 2018 dan 2019 berdasarkan list desa yang dikeluarkan oleh

menko PMK sedangkan desa stunting tahun 2020 berdasarkan hasil rembuk aksi

konvergensi di masing-masing kabupaten.

Mekanismenya:

1. CPMU akan bersurat ke Bupati di kabupaten prioritas stunting terkait surat

peminatan dan kesediaan Desa menerima intervensi program PAMSIMAS dengan

segala ketentuannya.

2. Bupati bersurat ke CPMU dengan melampirkan daftar desa lokus/prioritas stunting

yang menyatakan bersedia dan berminat, maka otomatis masuk menjadi sasaran

intervensi program PAMSIMAS 3. Jika Bupati tidak bersedia karena Desa tersebut sudah tergarap dengan APBD atau

mitra lainnya menuju pencapaian 100% air minum, sanitasi dan perubahan perilaku

maka Bupati bersurat ke CPMU tentang hal tersebut.

b. Sasaran Intervensi

Prioritas sasaran diutamakan masyarakat dengan risiko stunting tinggi dan masyarakat

yang memiliki anak stunting dengan akses terhadap air minum dan sanitasi masih rendah.

Sasaran layanan program intervensi pencegahan risiko stunting dalam PAMSIMAS adalah:

1. Remaja putri yang masuk masa reproduksi.

2. Ibu hamil.

3. Anak usia dibawah dua tahun /baduta (usia 0-2 tahun /1000 HPK-Hari Pertama

Kehidupan).

Page 8: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 5

KEGIATAN PENCEGAHAN RISIKO STUNTING DALAM SIKLUS

PAMSIMAS

Upaya pencegahan Risiko Stunting dalam Pamsimas menitikberatkan pada upaya memperkuat

intervensi Pamsimas untuk menyediakan sarana air minum dan sanitasi kepada Rumah Tangga

risiko stunting atau kelompok rentan serta perubahan perilaku (hygiene sanitasi).

Secara garis besar, pelaksanaan pencegahan risiko stunting dalam Pamsimas meliputi beberapa

kegiatan berikut:

a. Persiapan

Merupakan beberapa tahapan kegiatan dalam rangka mempersiapkan sasaran dan berbagai

komponen yang mendukung kegiatan Pamsimas.

b. Perencanaan

Tahapan kegiatan yang memastikan kebutuhan masyarakat sudah terakomodasi dalam

bentuk dokumen perencanaan.

c. Pelaksanaan

Realisasi beragam kegiatan yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai

dengan dokumen perencanaan yang telah tersusun.

d. Keberlanjutan

Upaya dalam mempertahankan capaian dan hasil kegiatan/ intervensi program Pamsimas

yang sudah cukup baik dan mempersiapkan peningkatan serta pengembangannnya.

Page 9: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 6

1. Pemicuan Perubahan Perilaku

(Pemicuan Stop BABS)

5. Kualitas Air Pra Konstruksi

2). Pembangunan

SAM Masyarakat

4). Promosi Kesehatan

6). Pengawasan

Pelaksanaan Kegiatan D. Monitoring

Berkala

2. IMAS Tahap II

3. Penyusunan Review

PJM Pro Aksi

4. Penyusunan RKM 100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 2.1 Kegiatan Intervensi pencegahan resiko stunting dalam Siklus Pamsimas

PERSIAPAN P E R E N C A N A A N P E L A K S A N A A N K E B E R L A N J U T A N

a. Sosialisasi Tingkat Kab.

b. Sosialisasi Tingkat desa

c. Penyiapan Kader AMPL

d. IMAS tahap 1

TAHUN X-1, BULAN TAHUN X+1 TAHUN X, BULAN

PENYUSUNAN RKM

1). Pelatihan Tingkat

Masyarakat 3). Pembangunan

SS Sekolah

B. Penguatan Pasca

Pemicuan

- Pleno Pasca Pemicuan

- Kampanye/ Promosi Kesehatan

- Verifikasi STBM

5). Uji Kualitas Air

Pasca Konstruksi

A. Pemicuan STBM - Pemicuan Stop BABS

Lanjutan - Pemicuan 5 Pilar STBM

C. Pengujian Kualitas

Air Berkala

KEGIATAN PENCEGAHAN RESIKO STUNTING DALAM SIKLUS

PAMSIMAS

IMAS 2

Page 10: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 7

2.1 Kegiatan Persiapan Berikut ini uraian kegiatan upaya pencegahan risiko stunting di tahap persiapan program PAMSIMAS

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU 1 Sosialisasi Tingkat

Kabupaten

Membangun komitmen

pelaku PAMSIMAS dalam

pencegahan risiko stunting,

yaitu dengan tercapainya

100% akses air minum,

sanitasi dan perubahan

perilaku masyarakat hidup

bersih dan sehat dengan

penerapan 5 pilar STBM.

OPD pelaku PAMSIMAS dan

desa memahami ruang

lingkup pencegahan stunting

serta dukungan peran dan

kontribusi dalam pencegahan

risiko stunting (contoh

penyiapan anggaran

kegiatan, kebijakan, tim kerja,

dll).

Tim Pakem - Menentukan lokasi dan waktu kegiatan

- Mempersiapkan undangan dan materi

sosialisasi

- Penanggungjawab keseluruhan

kegiatan soskab

- Memastikan ketersediaan dan kesiapan

data penunjang

1 hari /

Bulan

Januari

Dinas Kesehatan Mempersiapkan materi dan data stunting

District

Consultant /DC

Memberikan dukungan teknis terkait

dengan kesiapan data-data kegiatan dan

capaian serta membantu proses kegiatan

sosialisasi.

Faskab STBM Membantu dinkes dalam menyiapkan

materi

TA STBM dan

ROMS Provinsi

Memastikan materi “stunting” masuk

dalam materi sosialisasi tingkat kabupaten,

dan memastikan tim kesiapan data yang

dibutuhkan.

2 Sosialisasi Tingkat

Desa

Memberikan informasi

tentang ruang lingkup

pencegahan stunting dan

membangun komitmen

pelaku di tingkat desa

a. Desa paham tentang

prioritas intervensi

PAMSIMAS diutamakan

dusun dengan risiko

stunting paling banyak.

b. Pelaku tingkat desa

paham tentang stunting,

penyebab stunting, siapa

masyarakat rentan serta

bagaimana cara

mencegah agar

masyarakat terbebas dari

risiko stunting

KKM - Menentukan lokasi dan waktu kegiatan - Mempersiapkan materi sosialisasi - Membantu Pemerintah Desa dalam

memastikan peserta datang pada pertemuan

Bulan

Januari

Kepala Desa Penangungjawab pelaksanaan kegiatan

dengan alokasi sumberdaya sesuai

kebutuhan

Pemdes Sebagai bagian dari pelaksana kegiatan.

Bidan Desa Membantu Kepala Desa KKM dalam

mempersiapkan materi stunting

Sanitarian Membantu Bidan Desa dalam

mempersiapkan materi stunting

Page 11: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 8

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU 3 Penyiapan kader

AMPL

Memilih perwakilan

masyarakat untuk mengelola

kegiatan AMPL, salah

satunya kegiatan pencegahan

resiko stunting di tingkat

desa

Kader AMPL paham tentang

upaya pencegahan stunting,

agar pada saat proses IMAS

dan penyusunan proposal

dapat mengangkat isu

pencegahan resiko stunting

dalam PAMSIMAS

Kepala Desa Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan. Bulan

Februari Petugas

Kesehatan

(Sanitarian/

Bidan Desa)

Membantu penguatan kapasitas kader

AMPL

Faskab STBM Membantu sanitarian dan bidan desa

memastikan kader AMPL mampu

memfasilitasi kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang berkaitan dengan

pencegahan resiko stunting

TFM Memberikan pendampingan kepada KKM

untuk memastikan pemilihan sesuai

kriteria

4 IMAS tahap I Memperoleh informasi

kondisi potensi sumberdaya

dan permasalahan yang

terkait dengan air minum

dan penyehatan lingkungan,

dan stunting

- Pemetaan kebutuhan jenis layanan SAM dan SS

- Pemetaan wilayah prioritas layanan dengan mengutamakan masyarakat resiko stunting

TFM Membantu KKM dalam proses kegiatan dengan: - Mempersiapkan beragam form isian alat

bantu hasil imas - Merekam proses kegiatan melalui

notulensi dan dokumentasi - Memastikan informasi sasaran prioritas

risiko stunting terpetakan - Melakukan evaluasi kegiatan dan

memberikan rekomendasi tindak lanjut bagi KKM/ Stlak

Bulan Maret

KKM/ Satlak - Mempersiapkan lokasi dan waktu kegiatan imas

- Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan imas

- Berpastisipasi dalam proses imas Kader AMPL Terlibat dalam fasilitasi kegiatan IMAS

Sanitarian/Bidan

desa/Faskab

STBM/TFM

Mengawal proses kegiatan IMAS, memastikan IMAS dilakukan sesuai dengan petunjuk tekhnis yang disusun PAMSIMAS

Page 12: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 9

2.2 Kegiatan Perencanaan Salah satu tujuan dari proses perencanaan di masyarakat pada program pencegahan risiko

stunting adalah membantu masyarakat dalam membuat perencanaan yang berkualitas untuk

menghasilkan 100% sarana air minum, sarana sanitasi yang layak serta perubahan perilaku

berkelanjutan secara efektif dengan prioritas masyarakat risiko stunting terlayani akses air

minum dan sanitasi.

Prinsip perencanaan di tingkat masyarakat adalah:

a. Partisipasi. yaitu keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan seluruh lapisan

masyarakat, laki-laki - perempuan, kaya - miskin, tua – muda, ibu yang memiliki anak

stunting/ tidak, berpendidikan – tidak berpendidikan, dalam setiap kegiatan pada tahap

perencanaan. Partisipasi dilakukan dengan melibatkan semua pihak dalam melakukan

identifikasi masalah dan analisis situasi dengan melibatkan pengguna pelayanan utama

yaitu kelompok masyarakat baik laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.

b. Kesetaraan dan Inklusif. Semua anggota masyarakat (termasuk masyarakat dengan

anak stunting/masyarakat risiko stunting), tanpa terkecuali, mempunyai hak yang sama

terhadap akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta

memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.

c. Berorientasi pada target. Diharapkan Desa mempunyai pencapaian 100% akses air

minum, sanitasi dan perubahan perilaku. Setiap kegiatan pada tahap perencanaan di

tingkat masyarakat menghasilkan data dan informasi untuk perencanaan 100% akses air

minum dan sanitasi bagi seluruh warga masyarakat Desa tak terkecuali.

Page 13: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 10

Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Perencanaan:

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

1. Pemicuan perubahan

perilaku (Pemicuan

Stop BABS)

Memicu perubahan perilaku

masyarakat untuk berakses

ke sanitasi yang aman

- Masyarakat berkomitmen untuk mencegah stunting dengan menerapkan perilaku sanitasi total

- Masyarakat berkomitmen meningkatkan kualitas kepemilikan sarana sanitasi yang aman

Sanitarian/Bidan

Desa

- Melakukan identifikasi dan pemetaan sasaran pemicuan sebagai referensi elemen pemicu

- Melakukan pemicuan di tingkat masyarakat

- Berkoordinasi dengan KKM/Satlak, Bidan Desa , Kader AMPL dan Tokoh Masyarakat setempat untuk pelaksanaan pemicuan

Bulan Maret –

April

KKM/ Satlak - Berkoordinasi dengan Pemerintah Desa terkait pelaksanaan kegiatan pemicuan

- Mendukung tim pemicuan dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan

TFM - Koordinasi dengan sanitarian penyepakatan jadwal

- Koordinasi dengan pihak desa (pemdes, KKM/Satlak) tentang pelaksanaan pemicuan

Pemdes - Ikut terlibat dalam pemantauan kegiatan pemicuan, dan mendukung secara kebijakan jika ada komitmen perubahan perilaku di masyarakat.

2. Pembentukan Tim

STBM Desa

Memilih tim kerja yang

terdiri dari natural leader

dan sukarelawan dari

berbagai unsur yang

mewakili masing-masing

dusun

Tim kerja pelaksana STBM

tingkat desa

Sanitarian/Bidan

Desa/TFM/Faskab

STBM

Coaching ke tim STBM desa terkait peran dan tugasnya dalam melaksanakan program kesehatan/STBM Pamsimas

Bulan Maret-

April

Pemdes Fasilitasi pembentukan tim STBM desa

3. IMAS Tahap 2 Memperoleh informasi lebih

lengkap terkait

permasalahan dan kondisi

umum masyarakat untuk

penyusunan RKM 100

- Data dan informasi terkait air minum dan sanitasi

- Data dan informasi kelompok masyarakat dan individu

TFM

KKM/ Satlak/Tim

STBM Desa

Membantu KKM/ Satlak dalam proses kegiatan dengn: - Mempersiapkan beragam form isian alat

bantu hasil imas - Merekam proses kegiatan melalui

notulensi dan dokumentasi - Memastikan informasi sasaran prioritas

risiko stunting teridentifikasi

Bulan April –

Juni 2019

Page 14: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 11

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

- Melakukan evaluasi kegiatan dan memberikan rekomendasi tindak lanjut bagi KKM/ Stlak

- Mempersiapkan lokasi dan waktu kegiatan imas

- Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan imas

- Berpastisipasi dalam proses imas 4. Penyusunan/ review

PJM Pro Aksi

Menyusun perencanaan

spesifik kegiatan

pengembangan air minum

dan sanitasi dalam jangka

waktu tertentu

Pemerintah Desa memiliki

Dokumen PJM Pro Aksi

dengan sasaran 100% akses

air minum dan sanitasi aman

serta penerapan perilaku

sanitasi total

KKM/ Satlak/Tim

STBM desa

- Melakukan inventarisasi dokumen dan sumber data pendukung dari parapihak

- Menyusun naskah dokumen PJM Pro Aksi - Melakukan koordinasi dan konsultasi

terkait konten PJM Pro Aksi kepada parapihak

- Melakukan diseminasi informasi isi dokumen PJM Pro Aksi kepada parapihak

Bulan Juni –

Juli

Sanitarian Berpartisipasi dalam penyusunan dengan

memberikan masukan/ informasi terkait

startegi atau kebijakan yang terkait bidang

kesehatan

TFM Memberikan pendampingan selama proses

kegiatan berlangsung

DC Memastikan konten dokumen PJM ProAksi

berkualitas dengan proses verifikasi.

5. Penyusunan RKM

100%

Menyusun perencanaan

spesifik dan detail kegiatan

pengembangan air minum

dan sanitasi dalam jangka

waktu tertentu

Pemerintah Desa memiliki

RKM dengan sasaran 100%

akses air minum dan sanitasi

aman serta penerapan

perIlaku sanitasi total

KKM/ Satlak - Melakukan inventarisasi dokumen dan sumber data pendukung dari parapihak

- Menyusun naskah dokumen RKM 100% - Melakukan koordinasi dan konsultasi

terkait konten RKM 100% kepada parapihak

- Melakukan diseminasi informasi isi dokumen RKM 100% kepada parapihak

Bulan Juli –

April tahun

berikutnya

Sanitarian/Bidan

Desa

Berpartisipasi dalam penyusunan dengan

memberikan masukan/ informasi terkait

startegi atau kebijakan yang terkait bidang

kesehatan

Page 15: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 12

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

TFM Memberikan pendampingan selama proses

kegiatan berlangsung

DC - Memastikan konten dokumen RKM 100% berkualitas

- Enabler/ mencari peluang kolaborasi pendanaan dari berbagai sumber yang memungkinkan di tingkat kabupaten

Pemdes - Komitmen mendukung perubahan perilaku masyarakat dengan penyediaan sarana sanitasi melalui sumber pendanaan APBDes, CSR dll, yakni dengan pengawalan hasil pemicuan dalam musrenbangdes

6. Uji Kualitas air Pra

kontruksi

Memastikan bahwa sumber

air yang akan digunakan

memenuhi syarat “aman”.

Air pada sumber air sudah

dilakukan uji kualitas dan

dokumentasinya terlaporkan

KKM/Satlak - Melakukan koordinasi ke sanitarian dan TFM terkait pelaksanaan uji kualitas air

- penunjuk lokasi sarana yang akan diambil sampel

Mei - Juni

TFM/FS Memastikan ke sanitarian ada pembiayaan pelaksanaan uji kualitas air dan penyepakatan jadwalnya

DC Memastikan dokumen hasil uji kualitas air terlampirkan dalam RKM (melalui verifikasi RKM)

Sanitarian/Petugas

puskesmas

Membantu pengambilan sampel air dan memberikan hasil uji ke KKM/Satlak.

Faskab STBM Memastikan seluruh desa PAMSIMAS sudah melakukan uji kualitas air pra kontruksi, dan dilakukan pencatatan.

Page 16: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 13

RKM 100%, khusus untuk sanitasi dalam mendukung pembangunan sanitasi di tingkat

masyarakat, dapat memanfaatkan dari berbagai sumber anggaran antara lain:

No Sumber Dana Kegiatan Pengelola Waktu

Perencanaan 1. APBDesa Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi,

Penyuluhan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Uji kualitas air

Pemerintah Desa Jan - Feb

2. Dana Desa Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi, Penyuluhan, Pemicuan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Uji kualitas air

Pemerintah Desa Jan- Feb

3. BOK Non Fisik Water tes kit, Reagen, Penyuluhan, Pemicuan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Kampanye perubahan perilaku, kegiatan paska pemicuan (pleno pemicuan, pertemuan aparat, monitoring STBM, Verifikasi STBM)

Dinas Kesehatan, Puskesmas

Jan - Feb

4. APBD Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi, Penyuluhan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, reward, Kampanye perubahan perilaku STBM

Pemerintah Provinsi. Pemerintah Kabupaten/ Kota

Jan - Feb

5. DAK Fisik Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi (sanitasi komunal), IPLT, monitoring layanan lumpur tinja terjadwal

Kementrian PUPR Jan- Feb

6. Dana ZISWAF Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi BAZIS tentatif 7. Dana CSR Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi Perusahaan

(donator) tentatif

8. Mikrokredit Air minum dan sanitasi

Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi Bank, tentatif

Page 17: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 14

2.3 Kegiatan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat, merupakan tahapan pelaksanaan dari

RKM yang telah disetujui dan disahkan dan telah dilakukan penandatanganan PKS

(Perjanjian Kerja Sama) antara Koordinator KKM dan PPK PAMSIMAS Kabupaten dan

disahkan oleh Kepala Satker PIP Kabupaten.

Tahapan Pelaksanaan terbagi menjadi:

a. Persiapan

b. Pelaksanaan Kegiatan pembangunan sanitasi

c. Serah terima

Upaya yang dilakukan dalam pencegahan stunting di Tahapan Persiapan adalah

a. Melakukan konfirmasi ketersediaan dukungan alokasi pendanaan dari Puskesmas

(BOK) untuk Desa PAMSIMAS, untuk mendukung 8 kegiatan yaitu pemicuan, Identifikasi

Masalah dan Analisa Situasi (IMAS) perilaku kesehatan, monitoring pasca pemicuan,

pembuatan dan update peta sanitasi dan buku kader, kampanye hygiene sanitasi

sekolah, surveilans kualitas air (pengujian kualitas air) serta verifikasi Stop Buang air

besar Sembarangan (SBS), tercantum pada Berita Acara seperti terlampir).

b. Melakukan konfirmasi ketersediaan alokasi anggaran pendanaan lainnya dari DAK

Sanitasi, Hibah sanitasi, Baznas/Wakaf, NGO untuk mendukung pengembangan sarana

air minum dan sanitasi menuju SBS.

Page 18: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 15

2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS

Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Pelaksanaan:

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

1 Pelatihan tingkat

masyarakat

Meningkatkan kapasitas

anggota KKM, Satlak Kader

AMPL dan Tim STBM

terpilih dalam mendorong

perubahan perilaku

masyarakat dan

menyampaikan informasi

ruang lingkup stunting

Peserta terlatih dapat

melaksanakan dan

mendorong perubahan

perilaku masyarakat dan

menyampaikan informasi

ruang lingkup stunting

sehingga sanitasi total

dapat tercapai melalui

beragam kegiatan yang ada

di PAMSIMAS

KKM/ Satlak - Berpartisipasi/ menjadi peserta pelatihan.

- Merencanakan/ mempersiapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.

- Menyediakan beragam kebutuhan (bahan dan alat) untuk mendukung proses kegiatan dan belajar peserta (training kit)

- Melakukan koordinasi dengan TFM, bidan desa dan Sanitarian terkait jenis materi dan narasumber

- Mempersiapkan administrasi pendukung saat sebelum (undangan, absensi) dan sesudah pelaksanaan kegiatan (dokumentasi dan laporan)

Bulan Mei - Juni

TFM/ FS - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.

- Melakukan evaluasi hasil pelatihan Kader AMPL Berpartisipasi sebagai peserta pelatihan

Sanitarian Melakukan koordinasi dengan KKM/

Satlak dan TFM/FS terkait konten materi,

metode dan kebutuhan pelatihan

TA STBM

Provinsi/DC

- Melakukan kajian dan memberi masukan materi dan metode pelatihan agar lebih efektif

- Melakukan evaluasi pelatihan 2 Pembangunan SAM

dan sarana sanitasi

masyarakat

- Meningkatnya akses

100% air minum aman

Masyarakat tidak terkecuali

yang resiko stunting

memiliki akses 100% air

KKM/ Satlak - Melaksanakan pembangunan SAM dan SS sesuai dengan RKM yang tersusun.

- Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang/ jasa

Juni – Desember

Page 19: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 16

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

dan sanitasi di

masyarakat

minum dan sanitasi yang

aman

- Mengkoordinasi dan berpartisipasi dalam mobilisasi in kind

- Melakukan evaluasi/ opname pembangunan dalam periode tertentu sesuai kebutuhan

- Menyusun laporan/ hasil kegiatan atau kelengkapan adminsitrasi lainnya

FS dan TFM - Melakukan pengawalan kegiatan pembangunan kontruksi sesuai dengan RKM yang disusun

- Melakukan evaluasi hasil pembangunan SAM/ SS sekolah sesuai spesifikasi tekhnis

- Memastikan uji kualitas air dilakukan - Memastikan sasaran prioritas stunting

mendapat prioritas layanan air minum dan sanitasi

3. Pembangunan SAM

dan Sarana sanitasi

sekolah

- Meningkatkan budaya/ perilaku stop BABS dan CTPS pada anak sekolah

Anak kelompok usia sekolah dasar memiliki kebiasaan stop BABS dan CTPS serta kepedulian kebersihan sarana sanitasi di lingkungan sekolah

KKM/ Satlak - Melaksanakan pembangunan SAM dan SS sesuai dengan RKM yang tersusun.

- Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang/ jasa

- Mengkoordinasi dan berpartisipasi dalam mobilisasi in kind

- Melakukan evaluasi/ opname pembangunan dalam periode tertentu sesuai kebutuhan

- Menyusun laporan/ hasil kegiatan atau kelengkapan adminsitrasi lainnya

Agustus - Oktober

TFM/ FS - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.

- Melakukan evaluasi hasil pembangunan SAM/ SS sekolah sesuai spesifikasi tekhnis dan kelengkapan administrasi

Sanitarian - Berkoordinasi dengan KKM/ Satlak dan TFM/ FS terkait uji kualitas air pra dan paska pembangunan.

Page 20: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 17

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

- Bersama KK/ Satlak melakukan monitoring dan evaluasi terkait proses pembangunan SS sekolah dan penggunaannya.

Guru sekolah - Terlibat dalam proses pengawasan/pemantauan kegiatan

- Membantu tim tekhnis dalam penentuan lokasi pembangunan sarana sanitasi sekolah yang tepat

4. Peningkatan/

Promosi Perilaku

Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS)

Meningkatkan akses 100%

sanitasi dan total di

lingkungan masyarakat

- Masyarakat berubah perilaku menjadi Desa SBS dan meningkat ke Desa STBM.

- Ada peningkatan kualitas sarana sanitasi (jamban) di masyarakat

KKM/ Satlak - Merencanakan/ mempersiapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.

- Menyediakan beragam kebutuhan (bahan dan alat) untuk mendukung proses kegiatan

- Melakukan koordinasi dengan TFM, bidan desa dan Sanitarian terkait jenis materi dan metode penyuluhan

- Bersama peserta terlatih/ tim melakukan kampanye peningkatan/ promosi PHBS dalam setiap kesempatan terutama kegiatan yang sudah direncanakan dalam RKM

- Mempersiapkan administrasi pendukung saat sebelum (undangan, absensi) dan sesudah pelaksanaan kegiatan (dokumentasi dan laporan)

Bulan Agustus dst

Kader AMPL/ Tim

STBM desa

Bersama peserta terlatih/ tim melakukan

kampanye peningkatan/ promosi PHBS

dalam setiap kesemapatan terutama

kegiatan yang sudah direncanakan dalam

RKM

TFM/ FS/Faskab - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.

- Melakukan evaluasi hasil kegiatan - Menyusun laporan dan dokumentasi

sesuai kebutuhan kelengkapan administrasi

Page 21: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 18

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

Sanitarian - Berkoordinasi dengan KKM/ Satlak dan TFM/ FS pelaksanaan kegiatan pembangunan.

- Memberi masukan terkait materi dan TA STBM

Provinsi/DC

- Melakukan kajian dan memberi masukan materi dan metode promosi agar lebih efektif

- Melakukan evaluasi pelatihan 5. Uji kualitas air paska

kontruksi

uji kualitas air yang

dilakukan setelah sarana

air minum tersambung ke

masyarakat dengan

menggunakan anggaran

RKM. Pengambilan sampel

air di SR/Sambungan

Rumah, HU, KU, untuk

memastikan SPAM yang

akan dilaksanakan telah

sesuai dengan hasil

pemeriksaaan kualitas air

sumber air baku

Air di Sambungan Rumah,

HU, KU secara kualitas

dinyatakan “aman”

KKM/Satlak - koordinasi ke sanitarian dan TFM terkait pelaksanaan uji kualitas air

- penunjuk lokasi sarana yang akan diambil sampel

Bulan

Oktober/November

dst

TFM/FS - Memastikan ke sanitarian penyepakatan jadwal pengambilan sampel air

- FS dan TFM WSS bertanggungjawab memberikan solusi pengolahan yang tepat jika ditemukan hasil uji kualitas air yang tidak memenuhi syarat

DC - Memastikan uji kualitas air dilaksanakan di seluruh desa PAMSIMAS dan terlaporkan dokumentasinya.

Sanitarian/Petugas

puskesmas

- Membantu pengambilan sampel air dan memberikan hasil uji ke KKM/Satlak.

Faskab STBM - Membantu TFM berkoordinasi dengan sanitarian dalam pelaksanaan uji kualitas air

6. Pengawasan

pelaksanaan

Menjaga kualitas proses

pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan standar dan

perencanaan yang sudah di

susun.

- Apabila ada kendala atau hambatan pada proses/ tahapan kegiatan bisa segera ditindaklanjuti

- Hasil akhir kegiatan/ sarana dapat sesuai dengan standar atau rencana awal.

DC - Melakukan uji petik pada sasaran dan periode sesuai tahapan sikus tertentu sesuai prosedur

- Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada agenda rapat koordinasi bulanan, MIS Day atau agenda incidental lainnya.

Bulan Juli –

November

DPMU/ Pakem - Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada agenda rapat koordinasi bulanan

- Melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi hasil dan atau proses kegiatan lapangan

Page 22: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 19

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN

PELAKU PERAN WAKTU

Sanitarian Melakukan monitoring pelaksanaan

kegiatan bidang kesehatan melalui

kunjungan lapangan dan inspeksi sanitasi.

Tabel Pengawasan tahapan Pelaksanaan

No Kegiatan Kontrol Kualitas

1. Pelatihan tingkat masyarakat

Pelatihan masyarakat dilaksanakan: 1. Pelatihan dilaksanakan di Desa, bukan gabungan beberapa Desa, tujuannya memudahkan akses seluruh

masyarakat Desa dapat menjadi peserta. 2. Materi pelatihan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Desa (penggunaan dan istilah yang mudah

dimengerti) 3. Fasilitator harus menguasai bahan materi 4. Lokasi pelatihan di tempat yang kondusif 5. Materi “upaya pencegahan stunting” wajib diberikan untuk penguatan kader dan tim STBM Desa

2. Pembangunan sarana sanitasi di masyarakat

Sarana sanitasi yang dibangun: 1. Sasaran pembangunan sanitasi tepat sasaran yaitu bagi masyarakat yang sudah dilakukan pemicuan dan

berkomitmen berubah perilaku dengan acuan kontrak 19issal dan data BNBA (by name by addres) 2. diutamakan dibangun untuk masyarakat yang kurang mampu dan memiliki keterbatasan (lahan sempit,

perlu Teknologi Tepat Guna (TTG) khusus 19issal rawan longsor/banjir/Rob/bebatuan keras) terlebih dahulu.

3. Sarana sanitasi yang dibangun mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan. 3. Pembangunan sarana

sanitasi di sekolah Sarana sanitasi yang dibangun di sekolah: 1. Jamban dan sarana cuci tangan dibangun dengan menggunakan universal desain dan mengacu pada

Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan. 2. Penempatannya sesuai dengan prioritas manfaat. Contoh SCT dibangun di dekat jamban dan kantin

sekolah 3. Lantai jamban diharapkan berupa lantai keramik yang mudah dibersihkan sehingga tidak menimbulkan

pencemaran dan penyebaran e coli. 4. Sarana Cuci tangan (SCT) dibuat dengan penyesuaian tinggi anak pada umumnya serta disediakan sabun.

Page 23: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 20

No Kegiatan Kontrol Kualitas

4. Peningkatan promosi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat

Promosi yang dilakukan tidak hanya penyediaan media tetapi juga berupa kegiatan promosi, dengan peruntukan sesuai dengan lokasi masyarakat yang disasar untuk perubahan perilaku.

5 Uji kualitas air paska Kontruksi

Uji kualitas air yang dilakukan setelah sarana air minum tersambung ke masyarakat dengan menggunakan anggaran RKM dengan pengambilan sampel air di SR/Sambungan Rumah, HU, KU, untuk memastikan air yang mengalir sudah memenuhi kualitas sesuai permenkes no 492 tahun 2010

Page 24: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 21

2.5 Kegiatan Keberlanjutan

Untuk menjamin kegiatan dan pelayanan yang dihasilkan melalui program Pamsimas dapat

berkelanjutan, maka kegiatan operasional dan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi

terbangun harus terorganisasi dengan baik. Prioritas pencegahan stunting di tahap

keberlanjutan adalah mewujudkan akses 100% air minum dan sanitasi aman.

Keberlanjutan dapat berjalan dengan baik jika ada kelompok di masyarakat yang mengelola,

di Pamsimas disebut Kelompok Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan sanitasi (KP-

SPAMS). Dalam KP-SPAMS terdiri dari beberapa unit, salah satunya adalah Unit Sanitasi dan

Kesehatan, yang berperan besar dalam upaya pencegahan stunting, memberi masukan,

pemantauan di masyarakat terkait keberlanjutan kualitas air minum yang aman, kualitas

sanitasi layak serta perubahan perilaku menuju 100% masyarakat adopsi 5 pilar STBM.

Prioritas penerapan pilar STBM dalam pencegahan stunting berdasarkan pembelajaran di

daerah adalah pilar 1 (Stop BABS), pilar 2 (Cuci tangan pakai sabun) dan pilar 3

(pengamanan air minum, makanan Rumah Tangga, untuk Pamsimas ditambah pengujian

kualitas air agar terjaga aman).

Kegiatan pencegahan stunting pada tahap Keberlanjutan meliputi:

a. Pemicuan STBM lanjutan, meliputi:

1. Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan lanjutan, yakni pemicuan di

dusun/RW lainnya. Harapannya seluruh lokus BABS dilakukan pemicuan, dalam 1

desa bisa beberapa titik pemicuan.

2. Pemicuan STBM 5 pilar

Pemicuan STBM 5 pilar adalah kegiatan pemicuan untuk mendorong seluruh

masyarakat memiliki kesadaran untuk berakses ke jamban sehat, berperilaku cuci

tangan pakai sabun, mengkonsumsi pangan aman sehat dalam pemenuhan gizinya,

pengamanan sampah Rumah Tangga dan pengamanan limbah cair Rumah Tangga.

Pemicuan 5 pilar STBM dalam Pamsimas terfokus kepada peningkatan hygiene dan

sanitasi masyarakat untuk mencapai sanitasi total sebagai upaya mencegah risiko

stunting, dengan tidak hanya pada perubahan perilaku saja, tetapi bagaimana

Pamsimas sebagai platform untuk kolaborasi program dan pendanaan untuk

mendukung tercapainya sanitasi total. Berikut penjabaran wujud dukungan

Pamsimas dalam pencegahan risiko stunting melalui STBM 5 pilar:

Pilar

STBM

Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS

Pilar 1 Stop Buang Air Besar

Sembarangan - SBS

1. Peningkatan perubahan perilaku

masyarakat untuk seluruh

masyarakatnya 100% Stop Buang Air

besar Sembarangan melalui pemicuan

STBM.

2. Pamsimas (BLM) hanya menyediakan

pembangunan sanitasi di sekolah yaitu

pembangunan jamban dan sarana cuci

tangan.

Page 25: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 22

Pilar

STBM

Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS

3. Pembangunan sanitasi di masyarakat

dapat didukung dari berbagai sumber

alokasi pendanaan lainnya dengan

bantuan tekhnis Pamsimas berupa

tersedianya RKM 100% yang memuat

sanitasi.

Pilar 2 Cuci Tangan Pakai

Sabun - CTPS

1. Peningkatan perubahan perilaku

masyarakat untuk Cuci tangan pakai

sabun pada waktu kritis yaitu:

- Setelah BAB

- Sebelum menyiapkan/mengolah

makanan

- Sebelum makan

- Setelah menceboki anak

- Setelah kontak dengan hewan

- Sebelum menyusui bayi/menyuapi

bayi

(minimal 3 waktu kritis)

Upaya perubahan perilaku dengan

menggunakan pemicuan dan

demonstrasi cara cuci tangan yang benar.

2. Pamsimas menyediakan fasilitas

pembangunan sarana cuci tangan untuk

sekolah, dengan standar Desain sesuai

dalam katalog ICC Pamsimas.

3. Penyediaan sarana cuci tangan pakai

sabun di masyarakat dilakukan secara

swadaya atau dibantu dengan pendanaan

lainnya sesuai dengan perencanaan

masyarakat yang tertuang dalam RKM

100%

4. Pamsimas memastikan bahwa seluruh

masyarakat sudah mengakses air aman,

dan memiliki sambungan rumah (SR)

sehingga memudahkan masyarakat

berperilaku CTPS

Pilar 3 Pengelolaan Air

Minum dan Makanan

Rumah Tangga -

PAMMRT

1. Peningkatan kesadaran masyarakat

untuk melakukan pengelolaan air minum

dan makanan di Rumah Tangga melalui

pemicuan STBM.

2. Batasan dukungan Pamsimas dalam

berkomitmen mencegah risiko stunting

dalam pelaksanaan pilar ke 3 adalah:

a) Memastikan seluruh masyarakat,

prioritas rentan risiko stunting

Page 26: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 23

Pilar

STBM

Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS

mendapat layanan air minum yang

aman, yaitu:

- dilakukan pengujian kualitas air,

jika ditemukan ada hasil uji yang

belum memenuhi standart aman,

wajib dilakukan pengolahan

lanjutan.

- dipastikan air terdistribusi dari

sumber air ke SR serta disimpan

ditempat yang aman dari

kontaminasi.

b) Memastikan seluruh masyarakat,

rentan risiko stunting menyimpan

makanan secara aman, yaitu:

- Peralatan makan dan peralatan

masak dicuci dengan air yang

aman dari kontaminasi.

- Makanan dan minuman ditutup

agar tidak ada kontaminasi

dengan lalat.

Pilar 4 Pengamanan Sampah

Rumah Tangga- PSRT

1. Peningkatan kesadaran masyarakat

tentang pengamanan Sampah Rumah

Tangga melalui pemicuan STBM.

2. Penyediaan sarana sampah Rumah

Tangga terpilah (organik dan anorganik)

secara mandiri masyarakat atau bantuan

dari berbagai sumber pendanaan yang

ada di daerah dengan perencanaan yang

tertuang dalam RKM 100%.

Pilar 5 Pengamanan Limbah

Cair Rumah Tangga-

PLCRT

1. Peningkatan kesadaran masyarakat

tentang pengamanan limbah cair Rumah

Tangga melalui pemicuan STBM dan

kampanye hygiene sanitasi

2. Penyediaan sarana limbah cair Rumah

Tangga secara mandiri masyarakat atau

komunal dari bantuan berbagai sumber

pendanaan yang ada di daerah.

Pamsimas membantu dalam penyediaan

dokumen perencanaan yang tertuang

dalam RKM 100% (kolaborasi berbagai

sumber pembiayaan)

Page 27: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 24

b. Penguatan pasca pemicuan

1. Pleno paska pemicuan

Pleno menjadi ajang kompetisi antar titik pemicuan (RT, RW, atau dusun), sehingga

akan melahirkan komitmen kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan

di tingkat kelurahan/desa secara bersama-sama (collective action). Panduan proses

pleno dapat dipelajari di POB Pemicuan Perubahan Perilaku Stop BABS

2. Pemantauan secara berkelanjutan, yaitu pemantauan secara rutin untuk memastikan

ada upaya perubahan perilaku, yang dilakukan oleh tim STBM Desa hingga tercapai

100% air minum dan sanitasi. Khusus Desa prioritas stunting diharapkan Desanya,

selain 100% akses sanitasi layak juga tercapai Desa STBM yaitu Desa yang memenuhi

5 pilar sesuai kriteria dalam tabel diatas.

3. Kampanye perubahan perilaku STBM menuju 100% akses air minum dan sanitasi,

berupa gerakan promosi/kampanye yang dilakukan oleh kader masyarakat untuk

menyebarkan informasi pencegahan stunting melalui penerapan STBM dalam Rumah

Tangga masing-masing ke seluruh masyarakat. Kampanye perubahan perilaku ada 2,

yaitu berupa penyediaan media promosi (media cetak, elektronik, maket jamban

sehat, dll) atau pelaksanaan kegiatan promosi (simulasi CTPS, demontrasi,

pementasan budaya, karnaval, dll)

4. Verifikasi STBM, adalah serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan oleh tim

verifikasi atas pernyataan atas perubahan perilaku di masyarakat. Dengan acuan

penilaian menggunakan form verifikasi 5 pilar STBM yang dikeluarkan direktorat

kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan.

5. Pembangunan Infastruktur Sanitasi menuju 100% seluruh masyarakat berakses ke

sanitasi total, yaitu:

- Jamban layak (Jamban Sehat Permanen/ JSP).

- Ketersediaan sarana cuci tangan (SCT) beserta sabun.

- Ketersediaan penyimpanan air minum dan makanan yang aman.

- Ketersediaan pengamanan sampah (berupa tempat sampah terpilah dan khusus

untuk sampah organik termanfaatkan setelah diolah).

- Ketersediaan sarana mengamankan limbah cair Rumah Tangga dengan

pembangunan SPAL

Catatan: BLM Pamsimas hanya memfasilitasi pembangunan jamban dan sarana cuci

tangan di sekolah, sedangkan pembangunan jamban di masyarakat, Sarana Cuci

tangan, tempat sampah, SPAL didukung dari berbagai sumber pendanaan lainnya.

PAMSIMAS memfasilitasi dalam pendampingan tekhnis penyusunan dokumen

perencanaan berupa RKM 100% yang memuat layanan air minum dan sanitasi total.

c. Pengujian Kualitas air dalam menjamin air minum aman, adalah kegiatan pengujian

kualitas air di sumber air maupun di HU, KU maupun SR di masyarakat untuk memastikan

bahwa kualitas air yang digunakan memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan

Permenkes no 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Pengujian

Kualitas air juga diharapkan dilakukan secara berkala minimal 6 bulan sekali.

Uji kualitas air di Pamsimas ada 3 tahapan:

1. Uji kualitas air pra kontruksi

yaitu uji kualitas air yang dilakukan dengan mengambil sampel air di sumber air,

untuk memastikan bahwa sumber air yang akan digunakan memenuhi syarat

“aman”. Berdasarkan Petunjuk teknis Perencanaan Tingkat Masyarakat Program

Page 28: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 25

PAMSIMAS Tahun 2018, disebutkan bahwa yang berperan melakukan surveilans

kualitas air atau uji kualitas air yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat adalah

Sanitarian/petugas Puskesmas.

Khusus untuk opsi sumur bor, uji kualitas air pra kontruksi dapat dilakukan setelah

pengeboran dan uji fungsi 3x24 jam.

Langkah-langkahnya:

- TFM Bersama satlak berkoordinasi dengan sanitarian/petugas puskesmas

- Sanitarian atau petugas Puskesmas mengambil sampel air pada air baku air

minum sebelum Sarana Air Minum dibangun untuk dilakukan uji kualitas air.

- Dokumen hasil uji kualitas air pra kontruksi sebagai lampiran RKM.

2. Uji kualitas air paska kontruksi

Uji kualitas air paska kontruksi adalah uji kualitas air yang dilakukan setelah sarana

air minum tersambung ke masyarakat dengan menggunakan anggaran RKM.

Pengambilan sampel air di SR/Sambungan Rumah, HU, KU, untuk memastikan SPAM

yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan hasil pemeriksaaan kualitas air sumber

air baku. Pelaku uji kualitas air adalah Sanitarian atau petugas Puskesmas, karena

Sanitarian yang bertanggung jawab dalam melakukan surveilans kualitas air.

Langkah-langkahnya:

- Sanitarian atau petugas mengambil sampel air pada air di SR/Sambungan Rumah,

HU, KU didampingi KKM, Satlak untuk dilakukan uji kualitas air

- Dokumen hasil uji kualitas air, diserahkan ke KP-SPAMS

- Jika hasil uji kualitas air, tidak memenuhi syarat (TMS) maka:

1) FM WSS dan FS selaku pendamping tekhnis harus membantu

mengupayakan opsi treatment/opsi pengolahannya agar air yang diakses

masyarakat aman.

2) Sanitarian /petugas Puskesmas ikut membantu memberikan alternative

opsi treatment atau pengolahan terlebih dahulu agar air yang dikonsumsi

masyarakat “aman” sesuai dengan tupoksinya dalam pengawasan air yang

berkualitas.

Sumber air

IKL/Uji kualitas

air

Memenuhi syarat

(MS)

Tidak memenuhi syarat

(TMS)

Ganti Sumber air

lainnya

Perlu Kajian dan Intervensi

dari petugas puskesmas

Dokumen hasil uji

kualitas air

sebagai lampiran

RKM

Page 29: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 26

3. Uji kualitas air secara berkala

Uji kualitas air secara berkala adalah uji kualitas air yang dilakukan secara rutin setiap

6 bulan sekali, baik dilakukan di sumber air baku maupun di SR, HU, KU untuk

memastikan bahwa air yang digunakan oleh masyarakat secara kualitas “aman”. Uji

kualitas air menjadi tanggungjawab dari KP-SPAMS selaku pengelola air minum di

Desa untuk menjaga kualitas air minum yang dikelolanya. Dana uji kualitas air diambil

dari biaya operasional KP-SPAMS.

Langkah-langkahnya:

- Pengambilan sampel air untuk uji kualitas air, dilakukan oleh Sanitarian atau

petugas Puskesmas yang sudah memiliki keahlian didampingi oleh KP SPAMS.

- Dokumen hasil uji kualitas air, diserahkan ke KP-SPAMS dan hasilnya harus

ditampilkan secara transparan ke seluruh masyarakat, agar masyarakat paham

bahwa air minum yang digunakan “aman”

- Jika hasil uji kualitas air, tidak memenuhi syarat (TMS) maka Sanitarian /petugas

Puskesmas bertanggungjawab untuk melakukan treatment atau pengolahan

terlebih dahulu agar air yang dikonsumsi masyarakat “aman”

Page 30: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 27

Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Keberlanjutan:

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU

1 Pemicuan STBM

Lanjutan:

a) Pemicuan Stop

BABS lanjutan,

b) Pemicuan 5 Pilar

STBM

Memicu perubahan

perilaku masyarakat untuk

mewujudkan sanitasi total,

dalam memutus mata

rantai penularan

penyakit/infeksi berulang

penyebab resiko stunting

- Masyarakat berkomitmen untuk menerapkan perilaku sanitasi total

- Masyarakat berkomitmen meningkatkan kualitas kepemilikan sarana sanitasi

Sanitarian - Melakukan identifikasi dan pemetaan sasaran pemicuan sebagai referensi elemen pemicu

- Melakukan pemicuan di tingkat masyarakat - Berkoordinasi dengan KKM/Satlak, Bidan Desa dan

Tokoh Masyarakat setempat untuk pelaksanaan pemicuan

1 bulan

setelah BAST

Tim STBM Desa/

KPSPAMS

- Berkoordinasi dengan Pemerintah Desa terkait pelaksanaan kegiatan pemicuan

- Mendukung tim pemicuan dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan

Faskab STBM/FS - Berkoordinasi dengan Sanitarian dan KPSPAMS terkait rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan

- Melakukan monitoring dan pendampingan pelaksanaan kegiatan

Pemdes - Pendukung tim STBM/tim pemicu dari sisi kebijakan dan pendanaan lanjutan dari desa

- Pelaksana dan pemantau perubahan perilaku di masyarakat.

2 Penguatan paska

pemicuan:

- Pleno paska

pemicuan

- Pemantauan

berkala

- Kampanye

perubahan

perilaku

- Verifikasi STBM

Mendorong percepatan

pencapaian sanitasi total

Perubahan perilaku

masyarakat menjadi

perilaku yang lebih baik

menuju perilaku

sanitasi total dan

terverifikasi

Sanitarian/Petugas

puskesmas

- Melakukan kunjungan lapangan (masyarakat) untuk identifikasi komitmen dan proses perubahan perilaku

- Merekam (mencatat) perubahan perilaku masyarakat - Memberikan masukan dan motivasi pada KPSPAM/

Tim STBM Desa dalam mendorong perubahan perilaku - Melakukan proses verifikasi STBM

1 bulan

setelah proses

BAST, dst

Kader AMPL/ Tim

STBM Desa/

KPSPAMS

- Melakukan monitoring perubahan perilaku masyarakat

- Merekam (mencatat) perubahan perilaku masyarakat - Melakukan identifikasi hambatan perubahan perilaku

masyarakat - Merumuskan strategi pendorong perubahan perilaku - Verifikasi STBM

TFM/ FS/Faskab

STBM

- Melakukan pencatatan dan pendampingan terkiait proses dan hasil perubahan perilaku

- Memasukkan data/ informasi dari Desa/ kiunjungan lapangan ke SIM PAMSIMAS

DC - Menyampaikan hasil input data di SIM PAMSIMAS kepada parapihak

Page 31: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 28

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU

- Mendorong pelaku Kabupaten/ Kota memiliki regulasi yang mendorong perubahan perilaku

- Memastikan potensi-potensi sumber pendanaan/kolaborasi

- Ikut memastikan proses penguatan paska pemicuan terjadi di semua desa di kabupatennya.

DPMU - Terlibat dalam proses verifikasi STBM Desa - Melakukan pemantauan secara berkala untuk

memastikan SAM, SAN terbangun terkelola dengan baik oleh KP-SPAMS

3. Pengujian kualitas

air berkala

Memperoleh data dan

informasi kualitas air yang

akan diakses oleh

masyarakat pada periode

tertentu

Air yang diakses oleh

masyarakat merupakan

air yang memenuhi

syarat sesuai ketentuan

yang berlaku dan

kategori aman.

KPSPAMS - Berkooordinasi dengan Sanitarian terkait detail waktu dan tempat atau proses pengambilan uji kualitas air.

- Mempersiapkan pendanaan uji kualitas air

6 bulan paska

pembangunan

SAM Sanitarian - Berkoordinasi dengan KPSPAMS terkait detail waktu

dan tempat atau proses IKL dan pengambilan sample air untuk uji kualitas air

- Memberikan hasil uji kualitas air dan rekomendasi/ masukan kepada KPSPAMS

FM/FS/Faskab

STBM

- Memberikan pendampingan (terutama alokasi pendanaan/ iuran) KPSPAMS agar terlaksana uji kualitas air secara rutin

- Memonitoring dan mencatat hasil uji kualitas air. DC/DPMU - Memastikan seluruh desa dampingannya sudah

dilakukan pengawasan dan uji kualitas air secara aman.

- Dokumen uji kualitas air selain ada di desa, juga perlu tercatatkan di tingkat kabupaten sebagai alat control.

4 Monitoring berkala Melakukan pemantauan

secara rutin untuk

memastikan proses

perubahan perilaku

masyarakat terjadi dan

ada pembangunan sarana

sanitasi lanjutan menuju

sanitasi layak atau aman

Seluruh masyarakat

(100%) sudah

mengakses air minum

yang aman dan sanitasi

yang layak serta

meningkat ke sanitasi

aman.

KP-SPAMS/Tim

STBM Desa

- Bersama tim STBM desa melakukan pemantauan secara berkala terkait perubahan perilaku serta pemanfaatan akses air minum dan sanitasi yang layak

- Melakukan pemantauan dari rumah ke rumah dengan melibatkan seluruh kader di desa

- Pemutakhiran peta akses air minum dan sanitasi - Menyusun strategi Bersama pemdes dalam percepatan

akses menuju 100% Air minum dan sanitasi serta perubahan perilaku

Paska BAST,

dst

Sanitarian/Petugas

puskesmas/Bidan

desa

- Pemantauan secara rutin kegiatan STBM dan pengawasan kualitas air

Page 32: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 29

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG

DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU

- Bersama KP-SPAMS melakukan kampanye perubahan perilaku

Tim Pemdes - Menyusun regulasi untuk menguatkan proses monitoring/pemantauan kegiatan

DPMU - Melakukan pemantauan di lokasi intervensi PAMSIMAS memastikan kegiatan paska pendampingan tetap dilakukan oleh KP-SPAMS didukung tim Pemdes.

Catatan:

1. Petunjuk pelaksanaan Pemicuan 5 Pilar merujuk pada Panduan praktis 5 Pilar STBM untuk masyarakat yang dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan;

2. Pedoman Penguatan paska pemicuan ada di POB pemicuan perubahan perilaku Stop BABS PAMSIMAS;

3. Tools Verifikasi STBM mengacu pada Form Verifikasi STBM Kementerian Kesehatan;

4. Pengujian kualitas air merujuk pada Permenkes no 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Page 33: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 30

PEMANTAUAN KEGIATAN DALAM PENCEGAHAN RISIKO STUNTING

Pemantauan kegiatan dalam pencegahan resiko stunting adalah suatu upaya tim STBM

dalam melakukan upaya memantau perubahan perilaku seluruh masyarakatnya dalam

mengakses air minum dan sanitasi aman, dengan ditunjang sarana infrastruktur sanitasi

yang memadai.

Kegiatan pemantauan dimulai dari tingkatan masyarakat, yaitu masyarakat sebagai pelaku

sekaligus sasaran yang dipantau, yaitu saling memantau antar tetangga dengan mengacu

kepada peta sosial yaitu peta yang dibuat secara partisipatif oleh warga, untuk melihat

sebaran peringkat kesejahteraan penduduk (kaya, sedang, miskin) serta melihat akses

warga terhadap sarana air minum dan sanitasi, terkhusus melihat pemenuhan akses bagi

masyarakat disabilitas, dan risiko stunting.

Manfaat peta sosial adalah

a. Sebagai alat bantu untuk memberikan gambaran kondisi sebaran masyarakat

terhadap akses SAM dan sanitasi serta perubahan perilaku STBM warganya.

b. Sebagai alat bantu monitoring antar masyarakat.

c. Sebagai alat bantu mendapatkan data yang valid sesuai kondisi masyarakat, dan bisa

menjadi acuan berbagai instansi dengan “data dengan sumber yang sama”.

d. Sebagai alat bantu untuk memudahkan pencatatan jika ada perubahan akses di

masyarakat

e. Sebagai alat bantu mengetahui lokus resiko stunting, keberadaan anak stunting

Contoh Peta Sosial

Gambar diatas adalah gambar peta sosial akses sanitasi yang dibuat dari partisipasi

masyarakat.

Page 34: POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS

POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 31

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan

Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan

1000 HPK). Sekretariat Negara RI. Jakarta.

Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2018. Strategi

Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Sekretariat Wakil

Presiden. Jakarta

Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan dan Pembangunan

Nasional. 2018. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di

Kabupaten/ Kota. Sekretariat Negara RI. Jakarta.

Levinson, F.J., and Y. Balarajan .2013. Addressing malnutrition multisectorally: what have we

learned from recent international experience, UNICEF Nutrition Working Paper. New York:,

UNICEF and MDG Achievement Fund

PAMSIMAS. 2018. Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat. PAMSIMAS.

Jakarta

PAMSIMAS. 2018. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat. PAMSIMAS.

Jakarta

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi. Sekretariat Negara RI. Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Sekretariat Negara RI. Jakarta.

World Bank .2014. Better Growth Through Improved Sanitation and Hygiene Practices. Jakarta:

World Bank