Pneumonia Ppt

download Pneumonia Ppt

of 28

description

martha dewi caesa putri

Transcript of Pneumonia Ppt

  • REFERATPNEUMONIA

    *Pembimbing :dr. Nur Indah Sp.P

    Oleh : Martha Dewi Caesa Putri (201410401011050)

  • DEFINISISecara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis

    *

  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri.virus,jamur,protozoa).

    *

  • EPIDEMIOLOGIAmerika Serikat mencapai 13% dari penyakit infeksi saluran nafas pada anak di bawah 2 tahun (Bambang, 2007).

    Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 : prevalensi nasional ISPA: 25,5% angka kesakitan ( morbiditas ) pneumonia pada bayi: 2,2%, balita: 3%, angka kematian ( mortalitas ) pada bayi 23,8% dan balita 15,5% (PDPI, 2003).*

  • ETIOLOGY*

    BakteriOrganisme Gram Positif atau Gram Negatif seperti: Streptococcus pneumoniae (pnemokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumonia, Legionella, Haemophilus influenza.VirusRespiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza virus, influenza virus dan adenovirusFungiAspergilus, Fikomisetes, Blastomisetes dermatitidis, Histoplasma kapsulatumAspirasiMakanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing

  • 5.PATOGENESISKetidakseimbangan imunitas-mikroorganisme dan lingkungan*

  • Stadium I (4-12 jam/Kongesti/Hiperemi)*

  • Stadium II (48 jam berikutnya Jam/Hepatisasi Merah)*

  • Stadium III (3-8 Hari/Hepatisasi Kelabu)*

  • Stadium IV (7-11 hari/Resolusi)*

  • KLASIFIKASI*

  • KLASIFIKASI*

  • DIAGNOSIS*

  • *

  • PENATALAKSANAANPNEUMONIA KOMUNITASa. Penderita Rawat JalanPengobatan SuportifIstirahat di tempat tidurMinum secukupnya untuk mengatasi dehidrasiBila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panasBila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran.Pemberian antibiotik

    *

  • B. Penderita Rawat InapPengobatan suportifPemberian terapi oksigenPemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit (Ringer Laktat, NaCl 0,9%, Ringer Asetat)Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik (Parasetamol 500 mg 3 kali sehari), mukolitik (Bromhexin sehari 3 kali 1 tablet, Ambroxol sehari 3 kali 1 tablet).Pemberian Antibiotik (empirik)

    *

  • C. Penderita Rawat Inap di Ruang Intensive CareSama seperti penderita di rawat inap biasa, bila diperlukan dipasang ventilator mekanik. Pemilihan antibiotic empiric sesuai dengan kuman penyebab.

    *

  • *

  • PNEUMONIA NOSOKOMIAL*

  • *

  • *

  • PNEUMONIA ATIPIKALPilihan antibiotiknya adalah :Makrolid yaitu Erytromycin 500 mg sehari 3 kali, Azithromycin 500 mg sehari 1 kali per oral, Ckarithomycin 250-500 mg sehari 2 kali, Roxithromycin 150 mg sehari 2 kali.Fluoroquinolon respirasi (Levofloxaxin 400 mg sehari sekali secara intravena atau peroralTetracyclin 500 mg sehari 3 kali, Doxycycline 100 mg sehari 2 kali 4

    *

  • PNEUMONIA SUPORTIFPneumonia aspirasi (PA) biasanya diberikan penisilin 5-10 juta U/hr, atau klindamisin 600 mg iv/8 jam, bila tidak mempan atau alergi terhadap penisilin.Di RS, biasanya diberikan AB spektrum luas thd kuman aerob dan anaerob, misal : aminoglikosida + penisilin (sesuai pola dan resistensi kuman di RS tsb).

    *

  • TERAPI SUPORTIFTerapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah. Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahakPengaturan cairanPemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikanObat inotropik seperti dobutamin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal.

    *

  • 7. Ventilasi mekanis, indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia adalah: Hipoksemia persisten meskipun telah diberikan O2 100% dengan menggunakaan masker. Kosentrasi O2 yang tinggi menyebabkan penurunan pulmonary compliance hingga tekanan inflasi meninggi. Dalam hal ini perlu dipergunakan PEEP untuk memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan FiO2 menjadi 50% atau lebih rendah. Gagal napas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress, dengan atau didapat asidosis respiratorik. Respiratory arrest. Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif.

    *

  • KOMPLIKASIEfusi pleura2. Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa meningitis. Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik, peningguan ureum dan enzim hati. Kadang-kadang terjadi peninggian fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik.3. Hipoksemia akibat gangguan difusi.4. Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi oleh kuman anaerob dan bakteri gram negative.

    *

  • 5. Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) seperti Pseudomonas aeruginosa.6. Bronkiektasis. Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau pneumonia nekrotikans (Sudoyo, 2005).

    *

  • PROGNOSISPrognosis penyakit pneumonia secara umum baik, tergantung dari kuman penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat *

    *