Pmslahan Bhs Ind

31
ARL 398 – MINGGU II PERMASALAHAN BERBAHASA (INDONESIA)

description

Permasalahan Berbahasa Indonesia

Transcript of Pmslahan Bhs Ind

Page 1: Pmslahan Bhs Ind

ARL 398 – MINGGU II

PERMASALAHAN BERBAHASA (INDONESIA)

Page 2: Pmslahan Bhs Ind

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat• menguraikan permasalahan kebahasaan di

Indonesia;• menguraikan globalisasi versus sikap bahasa

• Kendala dalam bahasa tulis ilmiah

Page 3: Pmslahan Bhs Ind

SUBPOKOK BAHASAN

• Permasalahan Kebahasaan di Indonesia• Globalisasi versus Sikap Bahasa

Page 4: Pmslahan Bhs Ind

1 PERMASALAHAN KEBAHSAAN DI INDONESIA

• Sekurang-kurangnya perlu dibahas hal-hal berikut: o (1) kedaan kebahasaan di Indonesia yang

bilingualisme dan diglosia* o (2) pemakaian dan pemakai bahasao (3) dampak globalisasi terhadap sikap bahasao (4) langkanya model teladan

• *Diglosia: fungsi bahasa dalam masyarakat

Page 5: Pmslahan Bhs Ind

BATASAN DAN PENGERTIAN

• Permasalahan berbahasa bermakna hal yang menjadikan masalah, hal yang dipermasalahkan, atau persoalan menggunakan bahasa (KBBI, 2003).

• Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan berbahasa dalam kondisi masyarakat Indonesia perlu memanfaatkan pendekatan sosiolinguistik.

• Permasalahan penggunaan bahasa termasuk ke dalam wilayah kajian sosiolinguistik, terutama jika pembahasannya menurut konteks sosial penggunaannya.

Page 6: Pmslahan Bhs Ind

• Sosiolinguistik adalah studi bahasa yang membahas permasalahan utama bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan. – Studi bahasa dengan sosiolinguistik menghubungkan

o faktor-faktor kebahasaan, ociri-ciri, dan o ragam bahasa dengan osituasi serta faktor-faktor sosial dan budaya.

• Sosiolinguistik merupakan studi tentang fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa dalam masyarakat.

Page 7: Pmslahan Bhs Ind

SITUASI BAHASA INDONESIA• Situasi kebahasaan di Indonesia amat kompleks karena terdapat

sejumlah besar bahasa di Indonesia o Bahasa Indonesia (BI)o Bahasa-bahasa daerah (BD) yang konon lebih dari 760-an jumlahnya,

beserta variasi-variasinya, o Bahasa asing (BA) tertentu sesuai dengan fungsi, situasi, serta konteks

berbahasa.

• Kedudukan/fungsi bahasa di Indonesiao BI berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara/bahasa

resmi. o bahasa-bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa komunikasi intradaerah,o bahasa asing berfungsi sebagai bahasa komunikasi internasional umum. • Kasus di pengadilan: pakar bahasa sebagai

saksi ahli

Page 8: Pmslahan Bhs Ind

• Situasi kebahasaan di Indonesia menempatkan masyarakat Indonesia sbb:o (1) Bilingualisme secara kemasyarakatan (societal bilingualism) jika dipandang dari sudut masyarakat itu, yakni adanya lebih dari satu bahasa dalam masyarakat ituo (2) Bilingual secara perseorangan (individual bilingualism) sehubungan dengan kedudukan BI sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, serta adanya kontak antarbahasa daerah di dalam daerah/wilayah yang

samao (3) masyarakat diglosik Jika dipandang dari pembedaan fungsi-fungsi bahasa tertentu dalam masyarakat

• Kasus penggunaan bahasa dalam keluarga yang terdiri dari dua suku bangsa

Page 9: Pmslahan Bhs Ind

• Bagaimana penggunaan bahasa di Indonesia?– Dengan bahasa Indonesia sebagai “variasi tinggi” Bahasa Indonesia seyogianya dipakai dalam situasi formal dan umum oleh penutur antarbahasa daerah.

– Dengan bahasa daerah sebagai “variasi rendah” Bahasa daerah dipakai dalam situasi interaksi penutur dalam suatu bahasa daerah.

Encho Sensei:Kasus penggunaan bahasa Indonesia antarsuku bangsa

Page 10: Pmslahan Bhs Ind

PRODUK BILINGUALISME ATAU MULTILINGUALISME

• Berbahasa di dalam masyarakat bilingual/multilingual menyangkut pemakaian dua atau lebih bahasa atau variasi bahasa secara bergantian oleh penutur yang sama– Penutur ini disebut bilingual/multilingual. – Kesanggupan atau kemampuan seseorang berdwibahasa atau lebih

disebut bilingualitas.

• Kontak yang intensif antara dua bahasa atau lebih di dalam situasi yang bilingual/multilingual cenderung mengakibatkan timbulnya gejala-gejala sbb:o alih kode (code-switching), o campur kode (code-mixing), dan o interferensi (interference).

Page 11: Pmslahan Bhs Ind

ALIH KODE• Alih kode adalah penggunaan dua bahasa atau variasi bahasa secara berganti-

ganti di dalam wacana yang sama. o (1) Si pembicara/bilingual itu beralih dari perangkat sistem bahasa yang satu

ke perangkat sistem bahasa yang lain, seperti dari BI ke BD atau ke BA; o (2) Si pembicara beralih dari ragam formal ke ragam santai atau dari satu dialek

ke dialek lainnya. • Penutur yang menggunakan alih kode merupakan seorang bilingual tinggi

(imbang). • Penyebab terjadi alih kode

o (1) dorongan psikologis serta faktor sosial dan situasional, seperti tuntutan suasana tutur, misalnya emosional, ingin berpamer/prestise,

o (2) identitas dan hubungan interlokutor, misalnya sama etniknya, o (3) setting/domain peristiwa tutur dan topik pembicaraan dari yang resmi ke

takresmi, misalnya dari dalam ke luar studio seperti di lapangan TKP; dari topik kedinasan ke topik umum atau sebaliknya.

Interlocutor =one who takes part in dialogue or conversation (Webster)

Page 12: Pmslahan Bhs Ind

• Alih kode dalam bahasa tulisan– Bentuk linguistik alih kode terjadi dalam tataran intra- dan

antarkalimat; o (1) dalam intrakalimat alih kode berupa frasa atau klausa; o (2) dalam antarkalimat alih kode berupa kalimat.

– Contoh:o Sekalipun saat ini terkesan pihak eksekutif dan DPRD

nggondeli Bumiayu pisah dari Kabupaten Brebes, pihaknya akan terus berusaha melangkah hingga terwujud kabupaten baru nanti.

o Sekalipun saat ini terkesan pihak eksekutif dan DPRD berkeberatan Bumiayu terpisah dari Kabupaten Brebes, pihaknya akan terus berusaha melangkah hingga terwujud kabupaten baru nanti.

Kasus penggunaan kata punten yang tinggi dalam berkomunikasi di DARL

Page 13: Pmslahan Bhs Ind

CAMPUR KODE

• Campur kode adalah pengambilan elemen secara tetap dari bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang dipakai karena tidak ada elemen yang tepat dalam bahasa yang dipakainya itu. – Elemen yang diambil itu milik sistem yang berbeda. – Motivasinya adalah motivasi linguistik dan hasrat untuk

menjelaskan/interpretasi semata; tidak didorong/tidak dipengaruhi oleh faktor situasional .

• Bentuk linguistik campur kode yang paling tinggi, khususnya di Indonesia, berupa leksikalisasi.

Leksikal= terminologi bidang linguistik, tataran leksikon (kata),

misalnya kuatir vs khawatir

Page 14: Pmslahan Bhs Ind

• Di India terdapat campur/pembauran kode antara bilingual Hindu dan Inggris yang disebut Hinglish

• Di Filipina pembauran antara bahasa Tagalog dan bahasa Inggris yang disebut Taglish atau hula-hula atau mix-mix

• Di Hongkong pembauran antara bahasa Cina dan Inggris yang disebut Cinglish

• Di Malaysia pembauran kode antara bahasa Melayu dan Inggris yang disebut campur bahasa/language mixture

• Di Indonesia campur kode antara BI, BD, atau BA disebut bahasa gado-gado

• Bagaimana dengan penggunaan bahasa Arab?

Page 15: Pmslahan Bhs Ind

PEMINJAMAN BAHASA

• Peminjaman (borrowing) bahasa terjadi dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain

• Peminjaman bahasa didasari oleh kemampuan minimum bilingual/dwibahasawan dalam kedua bahasa tersebuto baik bilingual secara perseorangan o maupun bilingual secara kemasyarakatan,

• Bentuk linguistik yang dipinjam cenderung pada tataran leksikal/terminologi.

Dalam pandangan yang positif, penyebab peminjaman bahasa adalah kelemahan penutur dalam berbahasa

Page 16: Pmslahan Bhs Ind

INTERFERENSI• Inteferensi (pengacauan) adalah perubahan bentuk bahasa

sebagai akibat dari penerapan dua buah sistem bahasa yang berbeda secara serempak pada diri seorang bilingual/multilingual.

• Inteferensi terjadi pada semua tingkat unsur kebahasaan: o tata ucap o tata bentuk kata, o tata kalimat, o tata arti kata.

• Timbulnya ragam bahasa takresmi dapat dikatakan sebagai akibat interferensi ini.

Contoh:Lebih menjadi lebayBapa menjadi bokapPergeseran arti kata heboh

Page 17: Pmslahan Bhs Ind

KEBOCORAN/KETIRISAN DIGLOSIA

• Setakat ini keadaan kebahasaan di negara kita yang bilingual/multilingual dan diglosik ini cenderung takstabil

ditandai oleh adanya kebocoran atau ketirisan diglosia , yakni adanya saling berebut ranah pemakaian oleh fungsi bahasa-bahasa yang ada di Indonesia

Contoh yang tergolong ke dalam ragam rendah o Bahasa Melayu, khususnya Melayu Betawi/dialek

Jakarta o BI takresmi/ragam bahasa gaul,

Page 18: Pmslahan Bhs Ind

PERMASALAHAN BERBAHASA

• Permasalahan utama dalam berbahasa (Indonesia):o bilingualisame/multilingualismeo ranah pemakaian bahasa, yaitu tingkah laku

kebahasaan dalam hubungannya dengan situasi atau tempat suatu ragam bahasa tertentu digunakan.

• Ranah pemakaian bahasa terdiri dari sembilan jenis: (1) keluarga, (2) tempat bermain dan jalan, (3) sekolah, (4) gereja, (5) kesusatraan, (6) media massa, (7) pengadilan, (8) militer, dan (9) administrasi pemerintahan (Fishman, 1972)

Page 19: Pmslahan Bhs Ind

MASALAH VS HARAPAN

• Timbulnya ragam bahasa takresmi dapat dikatakan sebagai akibat interferensi, suatu gejala yang tidak menguntungkan bagi perkembangan BI karena mengacaukan norma BI.

• Sebenarnya, adanya dua bahasa atau lebih di dalam masyarakat tidak harus menimbulkan persaingan atau tidak perlu dipersaingkan oleh penutur, baik untuk dipakai maupun untuk dipelajari.

• Tuntutan terhadap sikap bahasa yang positif terhadap pemakaian BI yang baik dan benar (sesuai dengan konteks dan situasi) amatlah diharapkan.

Page 20: Pmslahan Bhs Ind

ASPEK BAHASA BAKU

• ketepatan gramatika (ketatabahasaan):– ketepatan struktur kalimat;– ketepatan pembentukan kata;

• kecermatan pilihan kata:– penggunaan kata yang tepat;– menghindarkan unsur yang mubazir;

• ketepatan makna;• ketepatan pemakaian/penerapan kaidah EYD.

Diksi:Penggunaan kata ialah/adalah, yaitu/yakni, antara lain

Page 21: Pmslahan Bhs Ind

PEMAKAIAN DAN PEMAKAI BAHASA

• Bahasa dibedakan menurut – (1) pemakaiannya dan – (2) pemakainya

• Istilah pemakaian bahasa mengacu ke satu dimensi yang dipakai untuk membedakan ragam-ragam bahasa.

• Sehubungan dengan pemakaiaannya, ragam bahasa dibedakan atas tiga subdimensi:o Bidang (field), tentang apa bahasa itu dipakai;o cara/mode, medium apa yang dipakai di dalam pemakaian

bahasa itu: lisan ataukah tulis;o tenor, mengacu ke hubungan peran antarpartisipan yang

terlibat

Page 22: Pmslahan Bhs Ind

TENOR DAN RAGAM BAHASA• Karena hubungan peran menentukan derajat keresmian

bahasa yang dipakai oleh partisipan-partisipan itu, tenor dapat dipandang sebagai penentu tingkat keresmian situasi

• Oleh karena itu, tenor mengacu ke derajat keresmian bahasa yang dipakai di dalam situasi yang ada. Dalam hal ini tenor dilihat sebagai yang mengacu ke ragam-ragam bahasa menurut derajat keresmiannya.

• Di dalam bahasa Inggris, misalnya, dikenal lima ragam gaya keresmian berbahasa, yaitu ragam ‘beku’ /frozen; ‘resmi’/formal; ‘konsultatif’/ consultative, ‘santai’/casual, dan ‘akrab’/intimate.

Page 23: Pmslahan Bhs Ind

LARAS BAHASA

• Perpaduan atau sinergi dari ketiga subdimensi tersebut (bidang, cara, dan tenor) membentuk laras bahasa (register), yaitu ragam bahasa atau variasi bahasa yang dibeda-bedakan menurut o (1) bidang wacananya (yaitu menurut pokok pembicaraan);o (2) mediumnya (yakni tulis atau lisan);o (3) tenornya (yakni ragam gaya resmi ataukah santai, dsb.)

• Pembedaan antara laras bahasa yang satu dan laras bahasa yang lain ditandai oleh perbedaan o (1) penggunaan kosa kata dan peristilahan, o (2) struktur kalimat, dan o (3) pelafalan--kalau mediumnya lisan (Halliday, 1970).

Page 24: Pmslahan Bhs Ind

PEMAKAI BAHASA

• Dengan bergantung pada dimensinya, pemakai bahasa dapat berupa, antara lain,o (1) kaum lelaki/kaum perempuan, o (2) kelompok pendidikan tertentu,o (3) kelas sosial yang ada,o (4) profesi tertentu (seperti jurnalis, polititisi, ataukah

akademisi),o (5) daerah geografis tertentu,o (6) kelompok umur tertentu,o (7) (keanggotaan) mereka pada kasta tertentu,o (9) etnisitas tertentu,o (10) domisili pengguna bahasa (di pedesaan ataukah di kota)

Page 25: Pmslahan Bhs Ind

GLOBALISASI versus SIKAP BAHASA

• Globalisasi sudah menjadi fenomena semesta; • Globalisasi juga mengubah sikap bahasa penutur

Indonesia terhadap BI, terutama di kota-kota besar di Indonesia, khususnya terhadap BI resmi;

• Penggunaan BI resmi, termasuk bahasa nasional, dianggap – kurang bergengsi/bergaya/aksi (kurang prestise,

prestige motive) – kurang nyaman (comfort), – kurang canggih.

Page 26: Pmslahan Bhs Ind

SIKAP TERHADAP BAHASA DAERAH• Bahasa adalah jaringan sentral kebudayaan, di samping

sebagai salah satu produk kebudayaan itu sendiri. • Bahasa daerah kita cenderung telah tergusur karena

penggunaan bahasa daerah dianggap kampungan. • Sikap seperti itu amat berbahaya karena penggusuran

terhadap bahasa daerah akan berakibat terhadap tergusurnya kebudayaan daerah; hilangnya bahasa daerah berarti hilangnya kebudayaan daerah.

• Hilangnya kebudayaan daerah akan menimbulkan kekosongan/ kehampaan kebudayaan (cultural void) dari daerah itu; ini akan mencengkeram masyarakat.

UNPAD:Kursus bahasa Sunda dan kursus kebudayaan Sunda

Page 27: Pmslahan Bhs Ind

SIKAP BAHASA

• Terdapat kecenderungan negatif dalam sikap bahasa, yakni terdapat tumpang-tindih ranah penggunaan bahasa: o memberi gengsi tinggi terhadap BI ragam rendah/ragam bahasa

gaul, o mencampur-campur unsur bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, o beralih-alih ke bahasa asing, padahal konteks dan situasi

komunikasi tidak menuntutnya. o menyulih dengan bahasa ragam rendah/bahasa gaul dalam ranah

yang menuntut penggunaan bahasa resmio menyulih dengan bahasa campur-campur atau dengan konstruksi

wacana yang penuh dengan interferensi dari nonbahasa Indonesia resmi dalam konteks dan situasi interaksi resmi.

Kasus:Kekhasan berbahasa antarpresiden RIEstate menjadi estat

Page 28: Pmslahan Bhs Ind

DAMPAK GLOBALISASI

• Globalisasi menurunkan derajat kebakuan ragam bahasa resmi: BI resmi mendapat gangguan dari bahasa asing, terutama bahasa utama dunia, seperti bahasa Inggris; o gejala interferensi (baik secara gramatikal maupun

leksikal) dan o gejala campur-campur bahasa BI-BA/Inggris, termasuk

pemanfaatan alternasi (beralih –alih bahasa) yang sebenarnya tidak diperlukan/tidak dituntut dalam situasi komunikasi yang sedang berlangsung.

• Globalisasi mengimplikasikan kecenderungan mengendurnya semangat nasional pada generasi muda bangsa kita, terutama di kota-kota besar.

oGramatikal: Wahyu TechnicoLeksikal: Las Megic

Page 29: Pmslahan Bhs Ind

BAHASA DALAM BUDAYA• Penggantian budaya yang sudah mapan dan

berakar oleh budaya lain yang baru dan asing bisa menjadi fatal menjadi krisis identitas yang amat serius.

• Konon masyarakat yang kehilangan budayanya akan dihinggapi penyakit kehilangan kepercayaan diri:o masyarakat itu akan selalu bergantung pada orang lain, o masyarakat itu akan mencari tuntunan orang lain di

dalam membuat putusan-putusan. Kasus tesis (Sdr. Zaini)Wawasan LEISA dalam pertanian suku Sunda (raweuy beuweungeun, rambay alaeun)

Page 30: Pmslahan Bhs Ind

LANGKANYA MODEL TELADAN• Percontoh penutur/penulis/pemegang garis haluan yang seharusnya

dapat dijadikan model/teladan berbahasa dengan baik dan benar kini makin langka.

• Telitian cenderung menunjukkan bahwa produk tulisan yang bernilai dokumentasi tinggi, seperti produk hukum (laras bahasa hukum), cenderung sulit peningkatan mutunya sekalipun para ahli bahasa hadir sebagai pendamping bahasa. Demikian pula pada laras bahasa birokrasi.

• Masalahnya bukan terletak pada masalah bahasa, melainkan cenderung pada masalah kekuasaan bahasa: para pemegang putusan kurang berkenan menerima perbaikan/penyuntingan dari segi bahasa.

• Pengalaman juga membuktikan bahwa kemauan politik terhadap peningkatan kualitas BI ragam resmi kurang didukung oleh perilaku di dalam pelaksanaannya.

Page 31: Pmslahan Bhs Ind

BUKU RUJUKAN UTAMA

• Lumintaintang YBM. 18-20 April 2006. Permasalahan berbahasa. Makalah dalam Lokakarya Junalistik untuk Redaktur. Semarang: Dewan Pers dan Lembaga Pers Dr. Soetomo.

• Lumintaintang YBM. 1-3 Desember 1999. Strategi peningkatan mutu laras bahasa keilmuan. Makalah dalam Seminar Nasional IX Bahasa dan Sastra Indonesia. Samarinda: Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI).