PMP NTT ver 2
-
Upload
isma-kania -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
description
Transcript of PMP NTT ver 2
A.Project Definition
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi Negara maju dan termasuk sepuluh negara besar di dunia pada tahun 2025. Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan salah satu koridor ekonomi MP3EI diharapkan dapat mendukung dalam sektor pangan Nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki luas wilayah daratan 4.734.990 ha tersebar pada 1.192 pulau dengan tujuh pulau besar, yaitu Pulau Sumba,Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, dan Pulau Sabu. Secara topografi sebagian besar wilayah NTT berupa gunung dan bukit dengan 40 sungai yang memiliki panjang antara 25-118 km.
Nusa
Tenggara Timur (NTT) berpotensi untuk menjadi mesin penggerak perekonomian untuk kegiatan pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan memberikan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 40%. Kontribusi PDRB yang dihasilkan belum mencapai nilai maksimum karena masih terkendala oleh beberapa hal.
Bidang PertanianKendala yang dihadapi adalah kekeringan karena curah hujan yang
tergolong rendah. Berdasarkan data distribusi curah hujan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk daerah NTT pada bulan Maret 2013, mayoritas curah hujannya tergolong menengah (101-150 mm) dan diperkuat dengan distribusi sifat hujannya tergolong di bawah normal (51-84 %). Musim hujan di daerah NTT hanya selama 4 bulan (dari bulan Desember s.d Maret) dan musim kemarau berlangsung selama 8 bulan (dari April s.d November).
Bidang pertanian merupakan bidang yang mampu menyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu sekitar 68,16 persen dari kesempatan kerja yang ada. Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja unskill yang mendominasi tenaga kerja di NTT. Jika bidang pertanian dimaksimalkan maka penyerapan tenaga kerja dan perbaikan ekonomi masyarakat sekitar pun menjadi semakin meningkat.
Infrastruktur pendukung produksi yang tersedia kurang memadai untuk menunjang kebutuhan di bidang pertanian.
Bidang Energi ListrikPembangkit listrik masih memiliki ketergantungan pada energi fosil,
Jangkauan pelayanan penyediaan tenaga listrik masih terbatas, dan belum optimalnya penyediaan tenaga listrik oleb badan usaha (swasta, daerah, dan koperasi) dan peran pemerintah daerah masih terbatas.
Peran infrastruktur sangat penting dalam bidang pertanian, industri, dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Melalui pembangunan infrastruktur, fasilitas dasar dapat terpenuhi sehingga kualitas hidup dapat meningkat. Infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat NTT, khususnya di kebupaten Ende adalah sistem irigasi teknis dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Sistem irigasi teknis tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah dalam bidang pertanian sehingga mendukung program MP3EI, mengoptimalkan dan meningkatkan fungsi layanan jaringan irigasi serta jaringan pengairan lainnya secara berkelanjutan, meningkatkan produksi hasil pertanian, dan dapat menarik investor untuk industri yang mengolah komoditi tersebut. Sedangkan untuk sistem pembangkit Listrik tenaga Mikrohidro dapat bersinergis dengan sistem irigasi teknis untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah NTT yang nilai elektrisitasnya masih berada di bawah rata-rata nasional (70%), serta meningkatkan investasi pihak swasta di NTT.
B.Project Objective
Mengoptimalkan pemanfaatan air dari sumber irigasi dengan menyediakan sistem irigasi teknis untuk meningkatkan produktivitas pertanian NTT sebanyak 50% dari angka rata-rata Nasional;
Meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dari 3,5% per tahun menjadi rata-rata 5% per tahun dalam lima tahun setelah operasional;
Menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 5.59% menjadi maksimal 2,5%;
Meningkatkan volume dan nilai ekspor dengan pertumbuhan minimal 1% per tahun;
Meningkatkan persentase tingkat fungsional daerah irigasi terhadap lahan potensial sebesar 5% tiap 5 tahun setelah operasional;
Memenuhi kebutuhan listrik dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro, untuk meningkatkan persentase Rumah Tangga dengan penerangan listrik minimal menjadi 43% setelah beroperasinya PLTMH;
Berkembangnya industri kecil dan menengah.
C.Scope Statement
Project Scope Description
Proyek ini mencakup pekerjaan pembangunan saluran irigasi, meliputi bangunan irigasi, saluran primer, saluran sekunder, serta saluran drainase, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang memanfaatkan aliran irigasi.
Saluran yang akan dibangun direncanakan meliputi:
Jenis SaluranPanja
ngSaluran primer 7 kmSaluran sekunder 60 kmSaluran drainase 56 km
Panjang saluran merupakan hasil estimasi sementara. Luas daerah irigasi potensial sebesar 3.000 ha. PLMTH yang akan dibangun direncanakan mempunyai kapasitas 2 MW. Lingkup dari pekerjaan yang akan dilakukan adalah pekerjaan
pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi. Alat-alat berat dan alat transportasi yang diperlukan dalam pembangunan
proyek ini akan disewakan dari supplier. Proyek mencakup proses inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
& pengendalian, dan penutupan.
Constraints
Geografis Lokasi proyek berada di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Nusa
Tenggara Timur. Sungai yang digunakan sebagai suplai utama jaringan irigasi ialah Sungai
Wolowona, yang berada di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dengan panjang 30 km, tinggi jatuh air 67,47 m, dan debit air 5,77 m3/s.
Waktu Feasibility study telah dilaksanakan sebelumnya sehingga waktu
pelaksanaan yang dipertimbangkan hanyalah waktu pelaksanaan konstruksi.
Proyek harus diselesaikan dalam kurun waktu 60 bulan.Biaya
Anggaran biaya yang dikeluarkan untuk proyek tidak boleh lebih dari 650.887.500.000,00 rupiah.
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia konstruksi merupakan sumber daya lokal yang
bertempat tinggal di sekitar lokasi proyek.
Assumptions
Jumlah sumber daya manusia dan pekerja tetap selama masa konstruksi.
Sumber daya manusia yang bekerja dalam tim proyek sama selama masa
konstruksi.
Jam kerja efektif proyek 8 jam per hari.
Hari kerja efektif proyek 5 hari per minggu.
Total hari libur nasional dalam satu tahun adalah sebanyak 3 minggu.
Harga satuan bahan bangunan dan penyewaan alat konstruksi selama
satu tahun tetap.
Jumlah bulan hujan sebanyak 4 bulan selama satu tahun.
Inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur akan kontinu sebesar 6 persen.
Critical Success Factors
Alokasi budget yang menjanjikan.
Kerjasama saling menguntungkan dengan semua pemangku kepentingan
Strategi yang telah dianalisa dengan analisa SWOT.
Kinerja tim proyek. Metode pelaksanaan konstruksi yang digunakan.
Work Breakdown Structure1.0Development of Technical Irrigation System and Microhydro Power Plant
Wolowona1.1Inception Phase
1.1.1 Mobilization1.1.2 Data Documents Collection and Review1.1.3 Identification of Additional Survey/Investigative Works1.1.4 Prepare Development Strategy/Plans1.1.5 Finalize Inception Report
1.2Design Phase
1.2.1 Predesign Survey and Investigations1.2.2 Prepare Design Criteria and Standard1.2.3 Design of Main Canal1.2.4 Design of Distributanes/Minor Canal1.2.5 Design of OFWM System1.2.6 Design of Surface Drain1.2.7 Design of Sub Surface Drain1.2.8 Design of Microhydro Power Plant1.2.9 Design of Distribution Network
1.3Procurement1.3.1 Tender Packing1.3.2 Finalize Documents1.3.3 Prequalify Contractors1.3.4 Tendering/Award of Contractors
1.4Construction Supervision1.4.1 Main Canal1.4.2 Distribution System1.4.3 OFWM1.4.4 Surface Drain1.4.5 Sub Surface Drain1.4.6 Microhydro Power Plant1.4.7 Distribution Network
1.5Reporting1.5.1 Inception Report
1.5.2 Monthly Report1.5.3 Quarterly Report
Deliverables1. Jaringan irigasi teknis
a. Bangunan irigasii. Bangunan pengelak banjir dengan peredam energiii. Kantung banjiriii. Bangunan pengambilan utamaiv. Pintu bilasv. Kolam elakvi. Tanggul banjirvii. Bangunan pelengkap
b. Saluran pembawa utamac. Saluran irigasi primerd. Saluran irigasi sekundere. Saluran drainase
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)a. Intakeb. Bak pengendap (settling basin)c. Saluran pembawa (headrace)
d. Pipa pesat (penstock)e. Turbinf. Pipa hisapg. Generatorh. Panel kontroli. Pengalih beban (ballast load)
D.Project Time
Pembangunan Proyek Irigasi Wolowona secara keseluruhan terbagi atas 5 (tiga) tahap dengan estimasi durasi proyek 60 bulan, yaitu:
1. Inception Phase2. Design Phase3. Procurement4. Construction Supervision5. Reporting
No. Description
TIME PERIOD
Year 1 Year 2 Year 3
QUARTER PERIOD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121.1 INCEPTION PHASE 1.1.1 Mobilization
1.1.2 Data Documents Collection and
Review
1.1.3 Identification of Additional
Survey/Investigative Works 1.1.4 Prepare Development Strategy/Plans
1.1.5 Finalize Inception Report
1.2 DESIGN PHASE 1.2.1 Predesign Survey and Investigations 1.2.2 Prepare Design Criteria and Standard 1.2.3 Design of Main Canal 1.2.4 Design of Distributanes/Minor Canal 1.2.5 Design of OFWM System 1.2.6 Design of Surface Drain 1.2.7 Design of Sub Surface Drain 1.2.8 Design of Microhydro Power Plant 1.2.9 Design of Distribution Network 1.3 PROCUREMENT
1.3.1 Tender Packing 1.3.2 Finalize Documents
1.3.3 Prequalify Contractors 1.3.4 Tendering/Award of Contracts
1.4CONSTRUCTION SUPERVISION
1.4.1 Main Canal 1.4.2 Distribution System 1.4.3 OFWM 1.4.4 Surface Drain 1.4.5 Sub Surface Drain 1.4.6 Microhydro Power Plant 1.4.7 Distribution Network
1.5 REPORTING 1.5.1 Inception Report 1.5.2 Monthly Report 1.5.3 Quarterly Report
E. Master Budget
Estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan ini ialah Rp715.976.250.000,00 (tujuh ratus lima belas miliar sembilan ratus tujuh puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan PPN 10%.
F. Stakeholder Analysis
No
Stakeholder
Peran dalam Proyek
Kepentingan
Harapan
1
Masyarakat di Kabupaten Ende
1). Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayah mereka
2). Berhak mendapatkan ganti rugi atas pembebasan lahan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi
1). Pembangunan dilakukan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan keluhan dari masyarakat
2). Mendapatkan ganti rugi yang sepadan
2Perencan
a
Membuat perencanaan proyek
Menyelesaikan perencanaan proyek
Seminimal mungkin terjadi perubahan desain
3
Pemilik (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum)
Pemilik proyek
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan infrastruktur keairan (irigasi)
Proyek berjalan denganlancar, waktu dan biaya sesuai dengan rencana
4 Pelaksana
Melaksanakan proyek
Menyelesaiakan pelaksanaan proyek
Proyek berjalan denganlancar, waktu dan biaya sesuai
dengan rencana
5Pemberi
Pinjaman
Memberikan pinjaman dana untuk keberlangsungan proyek
Proyek akan menghasilkan pengembalian ekonomi yang cukup besar.
1). Peminjam dapat mengembalikan pinjaman sesuai jumlah dan waktu yang disetujui bersama
2). Proyek dapat memberikan keuntungan
6Pemerint
ah
Membuat regulasi terkait proyek
Kontribusi pajak dan bangkitnya potensi pertumbuhan ekonomi dalam bentuk kesempatan kerja meningkat untuk rakyat
1). Proyek dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar.
2) Proyek dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang berlaku
7 Supplier
Memenuhi kebutuhan material
Terpenuhinya kebutuhan material
Pembayaran untuk material yang telah disediakan dapat berjalan dengan lancar
8 Pengguna irigasi dan energi listrik
Konsumen
Memperoleh pelayanan dalam hal irigasi dan energi listrik
Mendapatkan manfaat dari proyek sehingga taraf hidup mereka dapat
meningkat
9 Industri
Mengolah komoditi hasil pertanian dan konsumen
Peningkatan usaha bisnis untuk pengolahan komoditi dari hasil pertanian
Meningkatkan nilai tambah sektor industri dan nilai kontribusinya dalam struktur
Risk Analysis
No
Faktor Deskripsi Risiko
Penyebab
Respon Risiko
1 Alat Ketiadaan alat
Kerusakan alat
1).Menyewa alat berat dari supplier yang terpercaya
2). Melakukan perawatan secara berkala
Sulitnya transportasi alat
1). Menyesuaikan metode kerja dengan kondisi lapangan
2). Membuat perencanaan mobilisasi alat
Kesalahan analisis
Melaksanakan pengecekan analisis untuk mengurangi kesalahan
Keterlambatan pengurusan administrasi
Mempercepat pemesanan alat untuk menghindari keterlambatan
Kurangnya produktivitas
Alat tidak standar
1).Menyewa alat berat dari supplier yang terpercaya
2).Negosisasi dan perjanjian yang ketat
Kerusakan alat
1).Menyewa alat berat dari supplier yang terpercaya
2). Negosisasi dan perjanjian yang ketat
3). Perawatan berkala oleh mekanik sesuai schedule yang dibuat
4). Permintaan perbaikan alat jika dipakai pihak eksternal dan kegiatan perbaikan dengan segera jika dilakukan oleh pihak internal
2 Lingkungan Medan yang berat
Menyesuaikan metode kerja dengan kondisi lapangan
Kondisi kepulauan
Menyesuaikan metode kerja dengan kondisi lapangan
Perizinan
Memahami prosedur perizinan jauh sebelum proyek dimulai
Cuaca Melakukan persiapan dalam menghadapi musim hujan seperti menggunakan terpal-terpal besar
3 Manusia Kesalahan operator
Kurang motivasi
1). Seleksi rekruitmen tenaga kerja yang ketat
2). Memberikan insentif
Kurang pengalaman
1). Membuat prosedur operasional standar yang menjadi dasar petunjuk pelaksanaan pekerjaan
2). Seleksi rekruitmen tenaga kerja yang ketat
Kurang 1). Membuat prosedur operasional
pelatihan standar yang menjadi dasar petunjuk pelaksanaan pekerjaan
2). Seleksi rekruitmen tenaga kerja yang ketat
3). Mengadakan pelatihan tenaga kerja
Tenaga yang tidak kompeten
Kurang motivasi
1). Seleksi rekruitmen tenaga kerja yang ketat
2). Memberikan insentif
Kurang pengalaman
1). Membuat prosedur operasional standar yang menjadi dasar petunjuk pelaksanaan pekerjaan
2). Seleksi rekruitmen tenaga kerja yang ketat
Kurang pelatihan
Membuat prosedur operasional standar yang menjadi dasar petunjuk pelaksanaan pekerjaan
Kurangnya produktivitas
Kurang pengawasan
Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek dengan menambah tenaga kepala kerja atau mandor
Kurang koordinasi
Membuat flow koordinasi yang jelas antar stakeholder
4 Waktu Perbedaan jadwal
Kesalahan analisis
Schedule produksi dibuat dengan acuan data schedule proyek
proyek dan produksi
Kurang koordinasi
Schedule dikoordinasikan dengan pihak proyek
Perubahan jadwal
Perubahan lingkungan
Schedule dibuat sudah memikirkan risiko yang akan terjadi sehingga jika ada perubahan sc
Perubahan desain dan spesifikasi
Kurang koordinasi antar stakeholder
Melakukan koordinasi awal sebelum proyek dimulai
5 Material Kurangnya material
Kesalahan analisis
Melaksanakan pengecekan analisis
Kesulitan transportasi material
Membangun jalan masuk ke proyek agar intensitas arus keluar masuk kendaraan lancar
Pemborosan
Melakukan penjadwalan kedatangan dan penggunaan material
Keterlambatan pengiriman
Kesalahan pemilihan supplier
Melakukan seleksi pemilihan supplier yang ketat
Kesulitan transportasi material
1). Membangun jalan masuk ke proyek agar intensitas arus keluar masuk kendaraan lancar
2). Mempercepat pengiriman material
Keterlambatan pengurusan kontrak
Mempercepat pemesanan material
6 Force Majeure Bencana alam
Transfer risiko pada pihak penjamin asuransi
Perang suku
Transfer risiko pada pihak penjamin asuransi
Kerusuhan
Transfer risiko pada pihak penjamin asuransi
Terorisme
Transfer risiko pada pihak penjamin asuransi
7 Dana Kekurangan dana
Rumitnya pencairan dana
1). Memahami prosedur pencairan dana dengan baik
2). Melakukan prosedur pencairan dana tidak mendekati dengan waktu akan digunakannya dana
Cost overrun
Pekerjaan ulang
Melaksanakan prosedur
Keterlambatan
1). Melakukan fast tracking atau crashing
2). Melaksanakan evaluasi kinerja waktu harian, mingguan, dan bulanan
G.Reference
BAPPENAS. (t.thn.). Permasalahan di Bidang Infrastruktur. Dipetik 2013, dari http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11347/
BMKG. (t.thn.). Prakiraan Cuaca dan Hujan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dipetik 2013, dari http://meteo.bmkg.go.id/ : http://meteo.bmkg.go.id/
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. (2009). Kinerja 2005-2009. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. (2008). Profil Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. (2008). Profil Balai Wilayah Sungai Sumatera VI. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. (2008). Profil Balai Wilayah Sungai Sumatera VIII. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.
Dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
National Bank for Agriculture and Rural Development. (2004). Infrastructure for Agriculture and Rural Development. Mumbai, India.
Pemerintah Daerah NTT. (2012). Dokumen Nusa Tenggara Timur dalam Angka. Dipetik 2013, dari http://ntt.bps.go.id: http://ntt.bps.go.id/data/flippingbook/ntt%20da%202012/index.html
Pemerintah Daerah NTT. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT Tahun 2009 -2013.
Pemerintah Daerah NTT. (2012). Dokumen Statistik Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2012. Dipetik 2013, dari http://ntt.bps.go.id/data/flippingbook/ntt%20da%202012/index.html
Pemerintah Daerah NTT. (2012). Profil Kabupaten Ende. Dipetik 2013, dari http://nttprov.go.id/2012/index.php/en/profilkab-kota/kabupatenende
Sandyavitri, A. (2008). Manajemen Resiko di Proyek Konstruksi. Media Komunikasi Teknik Sipil .
Stakeholder Analysis. (t.thn.). Dipetik 2013, dari http://www.brighthubpm.com: http://www.brighthubpm.com/project-planning/9846-stakeholder-analysis-overviews-of-its-theory-and-practices/