PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

download PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

of 3

Transcript of PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

  • 8/10/2019 PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

    1/3

    MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    SALINANPENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

    A. LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM

    Dalam Undang Undang (UU) 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negaradiamanatkan bahwa pendapatan dan belanja baik dalam penganggaranmaupun laporan pertanggungjawabannya diakui dan diukur dengan basisakrual. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30 ayat (2) UU 17 Tahun 2003,

    yang dimaksud dengan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN adalahlaporan keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari Laporan RealisasiAnggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan,

    yang dilampiri dengan Laporan Keuangan Perusahaan Negara dan badanlainnya yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.Pengakuan dan pengukuran dengan basis akrual dimaksud diungkapkandalam UU 17 Tahun 2003 dengan rumusan definisi unsur anggaran sebagaiberikut:- Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai

    penambah nilai kekayaan bersih.- Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai

    pengurang nilai kekayaan bersih.Ketentuan Peralihan dalam UU 17 Tahun 2003 pada Pasal 36 ayat (1)menyatakan bahwa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1angka 13, 14, 15, dan 16 Undang-Undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Hal tersebut ditegaskan kembali di dalam UU1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal 70 ayat (2) yangmenyebutkan bahwa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnyapada Tahun Anggaran (TA) 2008. Selama pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan

    pengakuan dan pengukuran berbasis kas.Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1, dinyatakan bahwa bentukdan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dandisajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kemudianpada ayat 2 dinyatakan bahwa SAP dimaksud disusun oleh suatu komitestandar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP)setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan PemeriksaKeuangan (BPK). Komite ini selanjutnya dikenal dengan nama Komite StandarAkuntansi Pemerintahan (KSAP).

    Pada Tahun 2005, Pemerintah telah menetapkan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP berlaku untuk PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka menyusun laporanpertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD dalam bentuk LaporanKeuangan. SAP menganut basis kas untuk pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja, dan basis akrual untuk pengakuan dan pengukuranaset, kewajiban, dan ekuitas. Kedua basis tersebut dipilih untuk dapatmenyusun laporan realisasi anggaran dengan menggunakan basis kas danuntuk menyusun neraca dengan menggunakan basis akrual. Selanjutnya, basisini disebut dengan basis kas menuju akrual (cash towards accrual).

    LAMPIRAN IPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 219/PMK.05/2013

    TENTANGKEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

  • 8/10/2019 PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

    2/3

    - 2 -

    MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    SALINAN

    Pemerintah sudah mampu menyusun laporan keuangan mulai tahun 2004dengan pendekatan basis kas menuju akrual. Dengan pendekatan ini, neracadisusun berdasarkan basis akrual, sedangkan laporan realisasi anggaran danlaporan arus kas disusun berdasarkan basis kas . Walaupun laporan keuanganpemerintah tahun 2004 masih mendapatkan opini disclaimer dari BPK, namunlangkah besar ini patut mendapatkan apresiasi mengingat pada tahun-tahunsebelumnya pemerintah belum dapat menyusun laporan pertanggungjawabanatas pelaksanaan anggaran berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP).

    Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Bab XKetentuan Peralihan, Pasal 36 mengamanatkan bahwa pengakuan danpengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual harus dilaksanakanselambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.

    Hal ini berarti bahwa dalam LKPP tahun 2008 seluruh entitas akuntansi harussudah mengakui pendapatan dan belanja secara akrual. Namun dalamkenyataannya, pelaksanaan ketentuan ini tidak mudah. Dibutuhkan kesiapandari seluruh unit entitas akuntansi, unit entitas pelaporan, unitperbendaharaan dan unit pembuat standar akuntansi untuk bersama-samamelaksanakan aksi sesuai dengan kewenangan dan peran masing-masing agarakuntansi berbasis akrual dapat diterapkan dengan baik. Disamping itu, trenpenggunaan akuntansi berbasis akrual yang semakin luas terutama di negara-negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) diyakini merupakan bagian integral dari reformasi manajemen keuangan publikkhususnya untuk tujuan meningkatkan transparansi, akuntabilitas dankualitas pengambilan keputusan.

    Dalam perkembangannya dan berdasarkan kesepakatan antara pemerintahdengan DPR, implementasi akuntansi berbasis akrual ditunda pelaksanaannyahingga tahun 2015. Hal ini dituangkan dalam Undang UndangPertanggungjawaban APBN yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannyaPeraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar AkuntansiPemerintahan (Berbasis Akrual).

    Dengan terbitnya PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP yang merupakanpengganti PP Nomor 24 Tahun 2005, implementasi basis akrual telahmendapatkan landasan teknis pelaksanaannya yang tertuang dalam Lampiran Itentang SAP berbasis akrual yang harus dilaksanakan selambat-lambatnyatahun 2015. Berdasarkan SAP maka pemerintah pusat perlu menetapkankebijakan akuntansi berbasis akrual yang akan menjadi acuan dalampenyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.

    B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

    1. Tujuan

    Tujuan dari Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat ini antara lain adalah:

    a. Memberikan pedoman bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan padapemerintah pusat dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat,Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara, dan Laporan KeuanganKementerian Negara/Lembaga dalam rangka meningkatkanketerbandingan laporan keuangan baik antar periode maupun antarentitas pelaporan; dan

  • 8/10/2019 PMK No 219 Tahun 2013 Lampiran 01 Pendahuluan

    3/3

    - 3 -

    MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    SALINAN

    b. Memberikan pedoman dalam pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansipemerintah pusat.

    2. Ruang Lingkup

    Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat disusun dalam rangka penerapanSAP berbasis akrual di lingkungan pemerintah pusat.

    C. ACUAN PENYUSUNAN

    Penyusunan Kebijakan Akuntansi didasarkan pada:

    1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (PSAP) dan Interpretasi Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (IPSAP).

    2. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah di bidang akuntansi danpelaporan keuangan.

    3. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.

    D. GAMBARAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

    Kebijakan akuntansi ini mengatur tentang prinsip-prinsip penyelenggaraanakuntansi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah yangdilaksanakan melalui sistem akuntansi pemerintahan di lingkunganpemerintah pusat. Kebijakan akuntansi disusun berdasarkan prinsip akuntansidan pelaporan keuangan pemerintahan yang berlaku umum.

    Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai pedoman bagipembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi danpelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporankeuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.

    Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalahbasis akrual. Dalam basis akrual ini, pendapatan diakui pada saat hak untukmemperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima diRekening Kas Umum Negara dan beban diakui pada saat kewajiban yangmengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kasbelum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara. Namun demikian, basiskas masih digunakan dalam rangka penyusunan LRA sepanjang dokumenanggaran disusun berdasarkan basis kas.

    E. KETENTUAN LAIN-LAIN

    Jurnal dan pos yang digunakan dalam kebijakan akuntansi hanya merupakanilustrasi dan tidak bersifat mengikat. Ilustrasi jurnal yang dicantumkan dalamkebijakan akuntansi ini menggambarkan proses akuntansi secara manual.Kebijakan akuntansi secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan denganperkembangan proses bisnis, ketentuan PSAP, ketentuan pemerintahan, danketentuan lainnya yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan

    pemerintah pusat.

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    MUHAMAD CHATIB BASRI