PMA Di Indonesia

66
i Studi Tentang Penanaman Modal Asing Di Indonesia periode 1985-2005 SKRIPSI Oleh : Vidi Bagus Priyono 04313081 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Transcript of PMA Di Indonesia

Page 1: PMA Di Indonesia

i

Studi Tentang Penanaman Modal Asing

Di Indonesia periode 1985-2005

SKRIPSI

Oleh :

Vidi Bagus Priyono

04313081

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: PMA Di Indonesia

ii

Studi Tentang Penanaman Modal Asing

Di Indonesia periode 1985-2005

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir

guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1

Jurusan Ilmu Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Vidi Bagus Priyono

Nomor Mahasiswa : 04313081

Program Studi :Ilmu Ekonomi

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI

YOGYAKARTA

2008

Page 3: PMA Di Indonesia

iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

”Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis

dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang

lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi

FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya

sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”.

Yogyakarta, Januari 2008

Penulis,

Vidi Bagus Priyono

Page 4: PMA Di Indonesia

iv

PENGESAHAN

Studi Tentang Penanaman Modal Asing

Di Indonesia periode 1985-2005

Nama : Vidi Bagus Priyono

Nomor Mahasiswa : 04313081

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Yogyakarta, Januari 2008

Telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing,

(Drs. Nur Feriyanto, M.Si)

Page 5: PMA Di Indonesia

v

PENGESAHAN UJIAN

Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk

memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Nama : Vidi Bagus Priyono

Nomor Mahasiswa : 04313081

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Yogyakarta, Januari 2008

Disahkan Oleh,

Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto, M.Si. ..........

Penguji I : Drs. Suharto, M.Si ..........

Penguji II : Drs. Akhsyim Afandi, MA, Ph.D ..........

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Drs. Asmai Ishak, M.Bus.Ph.D.

Page 6: PMA Di Indonesia

vi

MOTTO

Jadikanlah sabar, shalat 5 waktu, dzikir dan doamu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT menyertai

setiap langkah orang yang beriman. (Qs. Al Baqarah: 153)

Jangan kuatirkan kegagalan yang mungkin terjadi, tetapi kuatirkanlah kesempatan yang hilang ketika engkau sama

sekali tidak mencobanya, karena kegagalan adalah keseuksesan yang tertunda.

(Hary Gray)

Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan

melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri.

(Amanda Ford)

Keluarga adalah salah satu karya besar alami.

(George Santayana)

Page 7: PMA Di Indonesia

vii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya tulis ini kepada :

ALLAH SWT, Penguasa Alam, Raha segala makhluk, pemilik segala

misteri dan kegaiban, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terimakasih

atas segala kenikmatan yang Engkau berikan kepada Hambamu selama ini.

♥ Buat papa dan mama yang udah ngasih fasilitas dan doanya sampai aku bisa

nyelesain tugas akhir ini.

♥ Buat my brother yang udah ngasih dukungan selama ini.

♥ Buat semua keluargaku yang udah support aku.

♥ My lovely girl yang udah menyayangi aku dan membantu hingga tugas

akhir ini terselesaikan.

♥ Temen- temen kos Thanks yach.

Page 8: PMA Di Indonesia

viii

KATA PENGANTAR

Sebuah karya yang diselesaikan dengan segala anugerah yang telah diberikan

kepadaku dan ucap rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tak

lupa penulis ucapkan terima kasih pada Papa, Mama yang telah mendoakan hingga

akhirnya skripsi ini selesai. Judul Skripsi : “ STUDI TENTANG PENANAMAN

MODAL ASING DI INDONESIA Kurun Waktu 1985 – 2005”. Adapun tujuan

penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi, program studi Ilmu Ekonomi Strata 1 pada Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa

bantuan dan dukungan, baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, penulis dengan penuh rendah hati ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Asmai Ishak,M.Bus.Ph.D , selaku

pimpinan Fakultas Ekonomi UII.

2. Ketua jurusan Ilmu Ekonomi, Drs. Jaka Sriyana,M.Si.,Ph.D, yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis

Page 9: PMA Di Indonesia

ix

3. Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi, Dra. Diana Wijayanti, yang telah sabar

dan tulus selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatan hati penulis,

dan selalu memberikan nasehat dan motivasi yang dapat membangun

penulis.

4. Dosen Pembimbing skripsi Drs. Nur Feriyanto, M. Si yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, dan waktunya hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

5. Seluruh Karyawan Univeritas Islam Indonesia beserta Staf – stafnya yang

turut serta membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

6. Untuk kedua Orang Tuaku yng telah menyayangiku dan memberikan

seluruh Cinta kasihnya untukku , fasilitas dan mendoakanku hingga aku

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar, trima kasih papa dan

mama I Love You.

7. My brother yang tersayang, cakep and selalu menjadi motivatorku untuk

selalu menjadi yang terbaik dan dewasa dalam menghadapi setiap

permasalahan hidup.

8. My lovely girl yang udah memberikan kasih sayang dan cinta untukku,

menemaniku kemanapun aku pergi dan selalu ada untukku setiap saat,

makasih banyak cinta, you are my soulmate.

9. my prend nyang ada di IE, semua angkatan , khususnya IE ’04, tkhs 4

everthing Bro.... Cayoooooo. Q-Q.

Page 10: PMA Di Indonesia

x

10. aND!!! semua orang-orang yang telah menyayangiku apa adanya,

memberiku nasihat, semangat, spirit, motivasi dan Doa..... Thks A lot lah

pokoknya.

11. Valens tu, semoga kau menjadi besar, gagah dan tampan, serta berguna

bagi semua orang, karena kau merupakan penghiburku disaat ku merasa

sedih dan bosan.

12. Thanks buat temen-temen KKN unit 78 ku, SeMangat yach.........

13. Buat temen-temen kos, Bang God thanks ya, and semuanya penghuni kos

60 B.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, Januari 2008

Penulis

(Vidi Bagus Priyono)

Page 11: PMA Di Indonesia

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Lambang Universitas Islam Indonesia.................................................... i

Halaman Judul........................................................................................ ii

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................ iv

Halaman Pengesahan Skripsi................................................................. v

Halaman Pengesahan Ujian.................................................................... vi

Motto...................................................................................................... vii

Halaman Persembahan………………………………………………... viii

Halaman Kata Pengantar……………………………………………… ix

Halaman Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

1.2 Perumusan Masalah………………………………………….. 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………….. 6

1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………. 6

1.3.2 Manfaat Penelitian……………………………………… 7

1.4 Sistematika Penulisan………………………………………… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.................. 9

2.1 Kajian Pustaka.......................................................................... 9

2.2 Landasan Teori dan Hipotesis.................................................. 11

Page 12: PMA Di Indonesia

xii

2.2.1 Investasi............................................................................ 11

2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi.................................... 13

2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)... 13

2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push)............. 14

2.2.2 Produk Dometik Bruto................................................... 14

2.2.3 Tingkat Suku Bunga………………………………….. 17

2.2.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga...................... 17

2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal................................. 17

2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil......................................... 18

2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga

Terhadap Investasi....................................... 18

2.2.4 Kurs Valuta Asing………............................................... 20

2.3 Hipotesis Penelitian................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 23

3.1 Jenis Data dan Variabel............................................................. 23

3.2 Definisi Variabel........................................................................ 23

3.3 Alat Analisis.............................................................................. 24

3.3.1 Pengujian Hepotesa.................................................... 26

3.3.1.1 Uji t-Statistik........................................................... 26

3.3.1.2 Uji F-Statistik.......................................................... 27

3.3.1.3 Koefisien Determinasi R2....................................... 27

3.3.2 Uji Asumsi Klasik............................................................ 28

3.3.2.1 Uji Multikoliniearitas............................................. 28

Page 13: PMA Di Indonesia

xiii

3.3.2.2 Uji Autokolerasi..................................................... 29

3.3.2.3 Uji Heterokedatisitas............................................... 30

BAB IV HASIL DAN ANALISIS……………………………….. 31

4.1 Uji Spesifikasi Model………………………………………… 31

4.2 Hasil Analisis Regresi………………………………………... 33

4.2.1 Hasil Uji Regresi Secara Parcial T- Statistik

(t-hitung)……………………………………………. 34

4.2.2 Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik

(F-hitung)…………………………………………… 35

4.2.3 R Square (R2)………………………………………. 35

4.2.4 Interpretasi Hasil Regresi………………………….. 36

4.3 Pengujian Asumsi Klasik……………………………………. 38

4.3.1 Heterokedastisitas………………………………….. 38

4.3.2 Autokorelasi……………………………………….. 40

4.3.3 Multikoliniearitas………………………………….. 41

4.3.4 Interpretasi Ekonomi Masing-Masing Variable…… 42

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI ……………………….. 45

5.1 Simpulan…………………………………………………….. 45

5.2 Implikasi…………………………………………………….. 45

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 47

LAMPIRAN ……………………………………………………. 48

Page 14: PMA Di Indonesia

xiv

Page 15: PMA Di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Investasi, dalam konotasi ekonomi makro, sangat di butuhkan untuk

meningkatkan pendapatan nasional. Jika investasi bertambah, sesuai dengan

mekanisme multiplier effect, maka akibatnya pendapatan nasional akan

bertambah. Dengan bertambahnya investasi, maka produsen akan meningkatkan

jumlah kesempatan kerja sehingga jumlah barang dan jasa yang dihasilkan akan

bertambah pula. Pada gilirannya, masyarakat bisa mengkonsumsi barang dan jasa

dalam jumlah lebih banyak. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat menjadi lebih baik.

Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika

pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar penurunan

itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. (N. G. Mankiw, 1999 :

425). Selain itu juga, investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan

juga mencerminkan marak lesunya pembangunan-pembangunan ekonomi tidak

akan lepas dari kegiatan investasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

(BUMN),

Page 16: PMA Di Indonesia

2

Koperasi maupun swasta yang akan memberikan berbagai keuntungan,

seperti menciptakan lapangan kerja, pemanfaatan sumber daya ekonomi

seoptimal mungkin serta peningkatan mutu sumber daya manusia, dan lain-lain.

Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari variabel mikro maupun makro.

Dari sudut pandang variabel makro, variabel tersebut antara lain :

1. Masalah kesempatan kerja.

2. Pertumbuhan ekonomi.

3. Keseimbangan neraca pembayaran.

4. Kestabilan ekonomi.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa variabel makro tersebut, sangat berpengaruh

terhadap kegiatan investasi, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam

Negeri ( PMDN ), maupun yang berasal dari Penanaman Modal Asing ( PMA ).

Hal ini merupakan suatu yang logis, karena berdasarkan sudut pandang investor,

mereka hanya melakukan investasi yang akan memberikan probabilitas

keuntungan yang paling optimal.

Pada kasus PMA, apabila kinerja dari variabel makro suatu negara tidak

sesuai yang diharapkan, maka investor akan mengalihkan dana investasinya ke

negara lain yang kinerja variabel makronya lebih baik. Penanaman modal

merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu,

investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya

pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan.

Page 17: PMA Di Indonesia

3

Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa

berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. sasaran yang

dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga

investor asing. ( Dumairy, 1997 ). Di Indonesia, iklim penanaman modal tidak

henti-hentinya dilakukan perbaikkan oleh pemerintah. Di antara perbaikkan

tersebut pemerintah merupakan berbagai paket kebijaksanaan, antara lain

dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan, perlunakan syarat-syarat

investasi serta memotivasi investasi dalam sektor-sektor tertentu dan daerah-

daerah tertentu.

Investasi sangat penting perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan

perekonomian Indonesia. Investasi swasta sangat berperan dalam distribusi

tenaga kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta

kemajuan teknologi. Perkembangan kinerja investasi swasta di Indonesia masih

belum seperti yang diharapkan, kontribusi investasi terus mengalami penurunan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi investasi yaitu ketidakpastian hukum

dalam negara. Hal tersebut tercermin pada indikator risk Indonesia yang

meskipun telah membaik namun secara umum belum kembali ke posisi sebelum

krisis ekonomi terjadi. Hal ini dapat terlihat pada tabel Penanaman Modal Asing

(PMA) Indonesia dari tahun 2000 – 2004 sebagai berikut:

Page 18: PMA Di Indonesia

4

Tabel 1

Proyek-Proyek Penanaman Modal Luar Negeri

Yang Telah Disetujui Pemerintah Menurut Lokasi

Tahun 2000 - 2004

(Persen)

Lokasi 2000 2001 2002 2003 2004

Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi

Jawa 1196 11053,2 996 5742,2 897 4799,6 794 7451,4 879 8102,4 Sumatera 161 3072,1 143 2356,7 106 2070,2 111 1541,2 111 1111,7

Kalimantan 22 208,8 43 246,6 29 2237,0 33 979,5 35 158,3 Sulawesi 23 74,5 16 81,1 16 420,2 20 391,5 17 363,2

Bali & Nusa Tenggara 136 1614,4 129 524,9 97 208,7 93 3009,0 140 435,3

Maluku & Papua 4 52,6 7 6104,8 6 59,7 9 223,8 8 108,9 Total 1542 16.075.6 1.334 15.056.3 1.151 9.795.4 1.06 13.596.4 1.19 10.279.8 Sumber : Statistik Indonesia berbagai edisi, Badan Pusat Statistik (BPS)

Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat melihat, bagaimana jumlah

penananman modal asing (PMA) yang telah disetujui pemerintah menurut lokasi.

Dari tahun 2000 hingga 2004, perkembangan penanaman modal asing di

Indonesia menampakkan laju yang berbeda baik dari segi jumlah proyek dan

jumlah investasi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan letak lokasi. Pada tahun

2000, jumlah penanaman modal asing yang tertinggi terletak pada daerah Jawa

untuk jumlah proyek sebesar 1196, dan untuk investasi berada pada daerah Bali

dan Nusa Tenggara, sebesar 1614.4. Pada tahun 2001, jumlah proyek terbesar

berada pada daerah Jawa, dan untuk jumlah investasi berada pada daerah Maluku

dan Papua, sebesar 6104.8. Pada tahun 2002, jumlah proyek terbesar berada pada

daerah Sumatera, sebesar 106, dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada

daerah Jawa, sebesar 4.799.6.

Page 19: PMA Di Indonesia

5

Di tahun 2003, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 794,

untuk jumlah investasi terbesar berada pada darah Jawa, sebesar 7.451.4. Dan

pada tahun 2004, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 879,

dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 8.102.4.

Fungsi intermediasi perbankan yang belum pulih kembali sepenuhnya

meskipun suku bunga yang ada relatife rendah menjadi salah satu penyebab

masih tersendatnya kegiatan investasi dewasa ini. Investasi asing merupakan

harapan untuk bisa memenuhi target pertumbuhan ekonomi guna memperbaiki

iklim investasi. Indonesia menghadapi berbagai tantangan baik secara internal di

dalam negeri maupun secara eksternal dari negara lain. Di dalam negeri,

tantangan itu antara lain masih belum memadainya ketersediaan sarana dan

prasarana perekonomian yang berupa barang-barang public, serta kurang

terjaminnya kepastian hukum bagi investor yang akan menanamkan modalnya.

Sedangkan tantangan eksternalnya antara lain berupa persaingan iklim investasi

dengan negara lain yang ada di kawasan asia pasifik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

menulis suatu penulisan yang berjudul “STUDI PENANAMAN MODAL

ASING DI INDONESIA TAHUN 1985 – 2005” dengan kurun waktu runtut

dari tahun 1985 – 2005 dan menggunakan metode Regresi Sederhana.

Page 20: PMA Di Indonesia

6

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijabarkan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Produk Domestik Bruto (PDB) mempengaruhi Penanaman Modal

Asing (PMA)?

2. Apakah Suku Bunga LIBOR mempengaruhi Penanaman Modal Asing

(PMA)?

3. Apakah Kurs Valuta Asing Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat

mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa yang

mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia pada tahun 1985 – 2005

dengan menggunakan metode Regresi Sederhana.

Tujuan rinci dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto Riil

terhadap Penanaman Modal Asing.

2. Untuk menganalisis Suku Bunga LIBOR terhadap Penanaman

Modal Asing.

3. Untuk menganalisis pengaruh Kurs Valuta Asing Rupiah

terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap Penanaman Modal

Asing.

Page 21: PMA Di Indonesia

7

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai tambahan informasi mengenai hal hal yang berkaitan

dengan Penanaman Modal Asing.

2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

masyarakat, dalam memahami fenomena Penanaman Modal

Asing.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap Penanaman Modal Asing.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB. I : PENDAHULUAN

Menguraikan gambaran umum dalam penulisan skripsi yang terdiri

atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

penelitian.

BAB. II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini mendokumentasikan dan mengkaji hasil dari penelitian-

penelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama. Dari proses

ini, akan ditemukan kelebihan dan kekurangan pada penelitian

penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005. Dan

berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai pendekatan

permasalahan yang akan di teliti.

Page 22: PMA Di Indonesia

8

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah,

sehingga hipotesis yang disusun merupakan pernyataan yang

menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.

BAB. III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan metode penelitian mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia pada tahun

1985-2005.

BAB. IV : HASIL DAN ANALISIS

Bab ini berisi mengenai keadaan data dan menganalisa masalah yang

akan diteliti dengan teknik yang telah ditentukan.

BAB. V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini akan diakhiri dengan mengemukakan kesimpulan hasil

analisa dan implikasi yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan

penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005.

Page 23: PMA Di Indonesia

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Pada penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing

di Indonesia pada tahun 1985 – 2005 ini, mengacu pada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh :

1. Indah Ambarsari dan Didit Purnomo yang mengangkat judul ”Studi

Penanaman Modal Asing di Indonesia”. Dengan menggunakan

metode penurunan ECM. Variabel yang digunakan yaitu Penanaman

Modal Asing sebagai variabel dependen dan Kurs Valuta Asing, Suku

Bunga Internasional. Suku Bunga Deposito dan Produk Domestik

Bruto sebagai variabel independen. Kesimpulannya, Variabel Kurs

baik dalam jangka panjang maupun pendek berpengaruh positif

terhadap

Penanaman Modal Asing. Variabel Suku Bunga Internasional

berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing. Variabel

Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap Penanaman

Modal Asing. Dan Variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh

positif terhadap Penanaman Modal Asing.

Page 24: PMA Di Indonesia

10

2. Agung Prasetyoningsuryo yang mengangkat judul ” Analisis Faktor-

faktor yang mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia ”. Dengan

menggunakan metode regresi sederhana. Variabel Investasi Swasta

sebagai variabel dependen, dan Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga

Kredit, dan Inflasi sebagai variabel independen. Kesimpulannya, dari

ketiga hipotesis yang digunakan sebagai pedoman penelitiannya,

tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

ternyata ketiga variabel independennya signifikan, yaitu Jumlah Uang

Beredar berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta. Sedangkan

tingkat Suku Bunga Kredit dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap

Investasi Swasta. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t-

hitung dan t-tabel.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah, sama-sama

menggunakan variabel Investasi sebagai variabel dependen.

Untuk metode penelitian, penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Agung Prasetyoningsuryo, yaitu sama-sama menggunakan metode regresi

sederhana. Untuk variabel independen, penelitian ini sama-sama menggunakan

variabel Produk Domestik Bruto, Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing

dengan penelitian terdahulu.

Page 25: PMA Di Indonesia

11

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada metode

penelitian yang digunakan oleh Indah Ambarsari dan Didit Purnomo, yaitu

metode ECM sedangkan untuk penelitian ini menggunakan metode Regresi

Sederhana. Untuk penggunaan variabel independen, penelitian ini tidak

menggunakan Suku Bunga Intrenasional yang ternyata digunakan pada penelitian

Indah Ambarsari dan Didit Purnomo. Sedangkan pada penelitian ini tidak

menggunakan menggunakan Jumlah Uang beredar sebagai variabel independen,

yang ternyata digunakan oleh Agung Prasetyoningsuryo.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Investasi

Penanaman Modal merupakan langkah awal kegiatan produksi.

Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan

langkah awal kegiatan pembangunan. Dinamika penanaman modal

mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan

marak lesunya pembangunan. (Dumairy, 1996 : 132).

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan

penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).

Page 26: PMA Di Indonesia

12

Investasi pada hakekatnya merupakan penanaman sejumlah dana

pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

mendatang. (Abdul Halim, 2003 :2).

Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini

terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor, barang tahan lama lainnya

yang dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital

adalah rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau

dipakai pada tahun yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah

pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994 :

79-80).

Didalam neraca nasional atau struktur PDB menurut penggunaan

investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal atau kapital tetap

domestik (domestic fixed capital formation). Menurut definisi BPS,

pembentukan modal tetap adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan

atau pembelian-pembelian barang-barang (bukan barang-barang konsumsi)

baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari

luar negeri. (Sigit Purnomo, 2004 :1).

Investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan

investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil hádala investasi

terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal) yang akan

digunakan untuk proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah

Page 27: PMA Di Indonesia

13

investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi

dan lain sebagainya. (Guritno Mangkoesoebroto, Algifari, 1991 : 75).

Pengertian investasi mempunyai cakupan pengertian yang luas.

Secara garis besarnya investasi menurut jenisnya digolongkan menjadi 3

jenis, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah, investasi oleh masyarakat

atau swasta dan yang dilakukan oleh rumah tangga.

2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi

Dalam hubungannya dengan tingkat investasi yang

diusahakan, ada dua teori yaitu teori gradualist dan teori big push.

(Irawan, M Suparmoko, 1995 : 94-95).

2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist).

Teori ini berpendapat bahwa negara yang terbelakang

sebaiknya jangan mengadakan industrialisasi cepat-cepat,

sebab resiko dan kekeliruan-kekeliruan akan terlalu besar

untuk dipikul negara yang miskin. Pemilihan teknik-teknik

produksi dan investasi didasarkan pada biaya-biaya relatif

daripada faktor-faktor produksi.

Mengusahakan untuk memajukan industri-industri kecil,

pembangunan masyarakat desa dan lain-lain semacam ini

yang menggunakan kelebihan tenaga buruh. Kegiatan yang

membutuhkan kapital yang banyak akan diusahakan bila

Page 28: PMA Di Indonesia

14

keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnya padat

karya (labor intensive).

2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push).

Teori ini secara singkat mengatakan bahwa bila hanya ada

sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini

hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja, yang

nantinya akan menghambat kenaikkan pendapatan

perkapita. Usaha dilakukan secara besar-besaran untuk

mengatasi perubahan-perubahan penduduk. Konsentrasi

pada investasi yang selanjutnya mengahasilkan alat-alat

kapital untuk mempertahankan dan pertumbuhan

outputnya.

2.2.2 Produk Domestik Bruto

Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional ada 2 konsep

yang digunakan yaitu konsep kewilayahan dan konsep kewarganegaraan.

Pendapatan nasional menurut konsep kewilayahan, menghitung besarnya

nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang ada di wilayah

suatu negara, meliputi kegiatan produksi barang dan jasa oleh warga negara

tersebut dan yang dihasilkan oleh warga negara asing. Besarnya

perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewilayahan

ini disebut dengan angks GDP (Gross Domestic Product). GDP nominal

Page 29: PMA Di Indonesia

15

mengukur nilai barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga

pasar pada periode dasar (Ahmad Jamli, 1996/b).

Investasi merupakan fungsi pendapatan nasional seperti terlihat

pada gambar 2.4. Dari gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa semakin

tinggi tingkat pendapatan nasional semakin besar pula pengeluaran investasi

yang dilaksanakan oleh masyarakat perekonomian tersebut.

Misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi investasi I = 40 + 0,1Y,

maka pada tingkat pendapatan nasional sebesar 100, besar pengeluaran

investasi sebesar 50, sedangkan apabila tingkat pendapatan nasional naik

menjadi 200, besarnya pengeluaran investasi akan meningkat menjadi 60.

140

120

100

80

60

40

20

0 100 200

Pendapatan Nasional (dalam miliar rupiah) per tahun

Gambar 2.4. Pengeluaran Investasi sebagai Fungsi Pendapatan Nasional

Page 30: PMA Di Indonesia

16

Pendapatan nasional mempunyai hubungan yang positif dengan

pengeluaran investasi. Produsen dengan mendasarkan pada asumsi

rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi selama proyek investasi

tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Salah satu faktor

yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan akan mendatangkan

keuntungan adalah adanya permintaan yang akan barang atau jasa yang

akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang cukup memadai.

Meningkatnya tingkat pendapatan nasional mempunyai tendensi

mengakibatkan meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa.

Dengan demikian meningkatnya tingkat pendapatan nasional menyebabkan

meningkatnya proyek-proyek investasi yang dilaksanakan oleh masyarakat.

Pada dasarnya analisis pendapatan nasional model dimana pengeluaran

investasi merupakan fungsi tingkat pendapatan nasional tidak berbeda

dengan analisa pendapatan nasional dimana pengeluaran investasi

diperlakukan sebagai variabel eksogen, yang berarti bahwa untuk

menemukan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium syaratnya sama, yaitu

: S = 1. perbedaannya adalah I merupakan fungsi Y, dengan persamaan

fungsi sebagai berikut:

I = I0 + α Y

Dimana :

I : jumlah pengeluaran investasi dalam masyarakat.

Page 31: PMA Di Indonesia

17

Io :jumlah pengeluaran investasi pada tingkat

pendapatan nasional sebesar nol.

YI

ΔΔ

=α : marginal propensity to invest

2.2.3 Tingkat Suku Bunga

2.2.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga

Pengertian dasar dari tingkat bunga, yaitu sebagai harga dari

penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga

sebagai ”harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar

apabila terjadi ”pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah

nanti (misalnya setauhn lagi). (Boediyono, 1994 : 75-76).

2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal

Tingkat bunga nominal (nominal rate of interest) merupakan

tingkat bunga yang harus dibayar debitur kepada kreditur disamping

pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.

Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur-unsur

tingkat bunga, yaitu tingkat bunga ”murni” (pure interest rate), premi

resiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan premi untuk

inflasi yang diharapkan. (Boediyono, 1990 : 88).

Tingkat bunga sebagai suatu ”harga” dipengaruhi oleh banyak

faktor dengan banyak ”harga” barang-barang lain, tingkat bunga sangat di

pengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, terutama yang berkaitan dengan

Page 32: PMA Di Indonesia

18

perubahan perkiraan atau harapan orang (expectation) mengenai

perkembangan ekonomi di waktu mendatang.

2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil

Tingkat bunga riil (real rate of interest) adalah tingkat bunga

nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. Dengan

formulasi sebagai berikut : (Boediono, 1990 :83).

Rr = Rn-Ri

Keterangan : Rr = tingkat bunga riil

Rn = tingkat bunga nominal

Ri = laju inflasi

Ri adalah simbol untul laju inflasi yang benar-benar terjadi selama periode

tertentu, sedangkan Ri adalah untuk laju inflasi yang diharapkan terjadi

selama periode yang sama (dan laju inflasi yang diharapkan ini menambah

tingkat bunga sebagai unsur-unsur ”premi inflasi”).

2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga Terhadap

Investasi

Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat

diasumsikan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi

pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti.

Para penabung dan investor bertemu di pasar leonable funds dari

proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan menghasilkan

tingkat bunga keseimbangan dimana (Boediyono, 1985) : S = 1

Page 33: PMA Di Indonesia

19

Tingkat Bunga R

0 F Dana Investasi (Loanable Funds)

faktor penentu utama dalam kurva S adalah Rate of Time

Preference para penabung dan faktor penentu utama kurva I adalah

Marginal Product of Capital (MPC). Tingkat bunga berubah

apabila kedua faktor penentu utama tersebut berubah, pada satu

pihak disebabkan oleh perubahan penilaian subyektif ( mengenai

rupiah sekarang dibandingkan rupiah yang akan datang), pada

pihak yang lai disebabkan oleh pengaruh

teknologi.(Soediyono,1985).

Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya

pengeluaran investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan

sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan

kesimpulan yang sam, yaitu bahwa investasi merupakan fungsi

tingkat bunga dengan 0<ΔΔ

rI ,dalam arti bahwa meningkatnya

tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya pengeluaran

investasi.

Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga mengakibatkan

bertambahnya pengeluaran investasi.

Page 34: PMA Di Indonesia

20

Misal, pada tingkat bunga sebesar 30% pengeluaran

investasi sebesar 20 miliar rupiah per tahun. Apabila tingkat suku

bunga menurun jadi 25% maka besarnya pengeluaran investasi

dalam perekonomian meningkat menjadi 30 miliar rupiah.

2.2.4 Kurs atau Nilai Tukar

Kurs atau Nilai Tukar mata uang (exchange rate) merupakan harga

suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu

harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya

yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro

ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan

perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita untuk

membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs menunjukkan

banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit

valuta asing tertentu. (Salvatore, 1997 : 10).

Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal

dan kurs riil. Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif

dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan

yen Jepang adalah 120 yen per dollar, maka orang Amerika yang ingin

mendapatkan yen akan mendapatkan dollar dan akan membayar 120 yen

untuk setiap dollar yang dibelinya. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-

barang kedua negara. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade. Kurs

riil diantara kedua negara, jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri

Page 35: PMA Di Indonesia

21

relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal, jika kurs riil

rendah, barang-barang luar negara relatif mahal, dan barang-barang

domestik relatif murah. (Mankiw, 2000 : 192).

Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam pengerahan valas kurs

terbagi menjadi dua yaitu, kurs spot (spot exchange rate) dan kurs forward

(forward exchange rate). Kurs spot adalah kurs valas yang terlaksana dalam

dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi. Periode selama dua hari

dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua pihak

guna mengadakan pengaturan dan memberikan intruksi-intruksi

pembayaran pasar dimana transaksi spot dilakukan disebut spot market.

Sementara kurs forward merupakan suatu penetapan kurs yang dilakukan

pada saat ekarang namun berlaku beberapa waktu kemudian (waktu yang

akan datang). Pasar yang digunakan untuk transaksi penjualan dan

pembelian dengan kurs forward disebut forward market.

Biasanya kurun waktu dalam kurs forward adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan

yang sering digunakan adalah periode 3 bulan. Periode yang lebih lama

tidak digunakan karena ketidakpastian kurs di masa mendatang. (Salvatore,

1997 : 17-18).

Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai

tukar (depresiasi) terhadap mata uang lainnya atau sebaliknya mengalami

kenaikan nilai tukar (apresiasi), maka kalangan keuangan Internasional

lebih suka menggunakan indikator kurs efektif (effective exchange rate)

adalah rata-rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari

Page 36: PMA Di Indonesia

22

sejumlah negara lain yang menjadi mitra-mitra dagang terpentingnya. Jadi,

faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang antar

satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang yang

terbesar. (Salvatore, 1997 :13).

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

1. Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Penanaman Modal Asing.

2. Diduga Suku Bunga LIBOR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Penanaman Modal Asing.

3. Diduga Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Penanaman Modal Asing.

Page 37: PMA Di Indonesia

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data dan Variabel

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder , yaitu data yang tersedia dan bersifat runtut waaktu dari tahun

1985-2005.

A. Variabel Dependen, yaitu data mengenai Penanaman Modal Asing di

Indonesia pada Tahun 1985 - 2005.

B. Variable Independen, yaitu data mengenai, Produk Domestik Bruto

(PDB), Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing di Indonesia pada

Tahun 1985 -2005.

3.2 Definisi Variabel

1. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan Investasi yang dilakukan di

Indonesia oleh pemilik-pemilik Modal dari Luar Negeri (PMA) untuk

mendapatkan suatu keuntungan. (Juta USD).

2. Produk Domestik Bruto merupakan pertumbuhan ekonomi atau

pertumbuhan produk nasional. (Milliar Rupiah).

3. Suku Bunga LIBOR merupakan tingkat bunga nominal (Persen).

4. Kurs Valuta Asing merupakan harga satuan mata uang terhadap mata

uang lainnya. (Rp/Dollar).

Page 38: PMA Di Indonesia

24

3.3 Alat Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dan

kuantitatif, yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dan menganalisis data dan

hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus perhitungan

yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda yang menggunakan metode OLS (Ordinary least square) untuk

mengetahui hubungan penanaman modal asing dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dinyatakan dalam persamaan matematis yang memiliki

hubungan secara fungsional dengan formulasi sebagai berikut :

Y= f (X1,X2,X3,).

Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing (Juta USD).

X1 adalah Produk Domestik Bruto (Miliar Rp)

X2 adalah Suku Bunga LIBOR (Persen)

X3 adalah Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,

dirumuskan sebagai berikut :

Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei

Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing.

b0 adalah Konstanta.

b1,b2,b3, adalah koefisien regresi.

Page 39: PMA Di Indonesia

25

X1 adalah besarnya Produk Domestik Bruto.

X2 adalah besarnya Suku Bunga LIBOR.

X3 adalah besarnya Kurs Valuta Asing.

ei adalah error term.

Bentuk secara umum dari metode ekonometrika yang di pergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Linear Y = α 0 + α 1 X1 + α 2 X2 - α 3 X3 + e

Log Linear lnY = α 0 + α 1 ln X1 + α 2 ln X2 - α 3 ln X3 + e

Dimana :

Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD)

α 0 = Konstanta

α 1, α 2, α 3, = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar rupiah)

X2 = Suku Bunga LIBOR (Persen)

X3 = Kurs Valuta Asing(Rp/Dollar)

Dari hasil analisis regresi linear tersebut akan diperoleh koefisien regresi

linear dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisien regresi yang

akan diperoleh dengan menggunakan bantuan alat analisis E-views.

Page 40: PMA Di Indonesia

26

3.3. 1 Pengujian Hipotesa

Untuk menguji bisa atau tidak model regresi tersebut di gunakan dan

untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian

statistik, antara lain :

3.3. 1.1 Uji t-Statistik

Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel

independent secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui

signifikasi dan pengaruh variabel independent secara individu terhadap

variasi terhadap variabel independent lainnya. Pengujiannya adalah

sebagai berikut :

αi

t-hitung =

SE (αi)

Dengan α = 5%, maka hipotesis yang digunakan :

Ho : αi < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel

dependent.

Hi ; αi > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel

dependent.

◊ Apabila probabilitas < dari 0.05, maka dapat dikatakan

signifikan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan

probabilitas.

Page 41: PMA Di Indonesia

27

3.3. 1.2 Uji F-Statistik

Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel-variabel

independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh

variabel independent secara individu terhadap variabel dependent.

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

R2 / (K – 1 )

F-hitung =

(1 – R2 )/(n – K)

Hipotesis yang digunakan :

Ho : α1 = α 2 = α 3 = 0 , maka variabel independent secara bersama-sama

tidak mempengaruhi variabel dependent.

Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ 0 , maka variabel independent secara bersama-

sama mempengaruhi variabel dependent.

◊ Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05 , maka bisa

dikatakan signifikan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan

menggunakan probabilitas.

3.3. 2 Koefisien Determinasi R2

Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam

mempengaruhi variabel dependent. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 ( 0 ≤ R2

Page 42: PMA Di Indonesia

28

≤ 1 ). Semakin besar nila R2, maka semakin besar variasi variabel

dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent.

Sebaliknya, makin kecil nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel

dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent.

Sifat dari koefisien determinasi adalah :

◊ R2 merupakan besaran yang non negatif.

◊ Batasnya adalah ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). (Damodar Gujarati)

Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-

variabel independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai R2

maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

Pada prakteknya, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi

digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah

tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu

ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

(Mudrajad Kuncoro, 2001 ; 105).

Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan

menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan f-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid

dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

3.3. 2.1 Uji Multikolinearitas

Multikolineritas adalah tidak adanya hubungan hubungan linear

antar variabel independent dalam suatu model regresi. Suatu model

Page 43: PMA Di Indonesia

29

regresi dikatakan terkena multikolinearitas bila terjadi hubungan linear

yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua varibel bebas dari

suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependentnya. (

Maddala, 1992: 269-270 ).

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dengan

membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) dengan nilai

koefisien determinasi majemuk (R2), jika r2 lebih kecil dari nilai R2 maka

tidak terdapat multikolinearitas.

Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu

dengan menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari

0.85 maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila

hubungan variabel di atas 0.85 maka terdapat multikolinearitas.

3.3. 2.2 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtut waktu

atau time series) atau ruang (seperti dalam data lintas sektoral atau cross

section).

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh

Bruesch-godfrey,dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji

autokorelasi yang paling akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika

sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100).

Page 44: PMA Di Indonesia

30

Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi

Serial Correlation LM Test Lag.

Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji

hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan

pedoman :

◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) > X2 tabel, maka

menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan adanya

autokorelasi.

◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) < X2 tabel, maka

menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak

ada autokorelasi.

3.3. 2.3 Uji Heterokedasitisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara

meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas

kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Pedoman dalam penggunaan model white test adalah jika nilai

Chi-Square hitung (n. R2) lebih besar dari nilai X2 kritis dengan derajat

kepercayaan tertentu (α) maka ada heterokedasitisitas dan sebaliknya jika

Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai X2 menunjukan tidak adanya

heterokedasitisitas.

Page 45: PMA Di Indonesia

31

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

Semua data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data antar

tempat atau ruang (Time Series), dimana data yang dikumpulkan dalam kurun

waktu tertentu dari suatu sample. Dalam penelitiaan ini data yang digunakan

adalah data pada tahun 1985-2005.

Variabel dependent yang digunakan adalah Penanaman Modal Asing

Indonesia dari tahun 1985-2005, sedangkan variabel independent yang digunakan

adalah X1 : Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah), X2 : Suku Bunga LIBOR

(Persen), X3 : Kurs (Rp/Dollar).

4.1. Uji Spesifikasi Model

Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu

fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier

dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji

tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji MacKinnon,

White, Davidson (MWD test).

Page 46: PMA Di Indonesia

32

Tabel 4.1

MWD untuk regresi Linier

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726

R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah

Tabel 4.2

MWD untuk regresi Log linier

Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001

LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526

Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000Sumber : BPS dan BI, data diolah

Page 47: PMA Di Indonesia

33

Dari hasil uji MWD di atas, kita mendapatkan hasil berupa :

t-Statistik Z1 = 1,922357, probabilitas = 0,0726. Berarti dapat

disimpulkan bahwa Z1 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan

menerima hipotesis nul bahwa model yang benar adalah linear.

t-Statistik Z2 = -2.11669, probabilitas = 0.0508. Berarti dapat

disimpulkan bahwa Z2 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan

menerima hipotesis alternatif bahwa model yang benar adalah log linear.

Berdasarkan hasil uji MWD diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa

model yang kita gunakan adalah dapat menggunakan model linear dan dapat pula

menggunakan model log linear. Dan disini peneliti memilih untuk menggunakan

model linear

4.2. Hasil Analisis Regresi

Hasil regresi meliputi penyajian hasil regresi hubungan antara variabel

dependent (yang di pengaruhi) dengan variabel independent (yang mempengaruhi

), secara statistik langkah analisis yang dilakukan adalah meliputi variabel-

variabel independent secara individu, secara serentak dan asumsi klasik.

Page 48: PMA Di Indonesia

34

Tabel 4.3

Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik

Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia

periode tahun 1985-2005

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071

R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048Sumber : BPS dan BI, data diolah

Hasil regresi yang ditampilkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

persamaan regresi berganda antara Penanaman Modal Asing dengan Produk

Domestik Bruto, LIBOR, dan Kurs adalah :

4.2. 1 Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik ( t-hitung )

Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa :

◊ α1 ( Produk Domestik Bruto ) signifikan pada tingkat α <

0.05 yang berarti α1 ( Produk Domestik Bruto ) berpengaruh

terhadap Penanaman Modal Asing.

Page 49: PMA Di Indonesia

35

◊ α2 ( LIBOR ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti

α2 ( LIBOR ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal

Asing.

◊ α3 ( Kurs ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α3 (

Kurs ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.

4.2.2.Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik (F-hitung)

F-statistik menggambarkan hasil analisa regresi variabel

independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Dari

hasil analisa menunjukkan bahwa F-hitung ( F-statistik ) sebesar

15.11478 dan dengan probabilitas 0,000048, dengan tingkat α = 0.05,

dapat dilihat bahwa probabilitasnya lebih kecil dari α yaitu 0.000048 <

0.05, dengan demikian variabel independent secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent ( Penanaman

Modal Asing ).

4.2.3.R Square (R2 )

Dari hasil regresi diatas, dapat diketahui bahwa R Square sebesar

0,73, ini menunjukan bahwa sebesar 73 % variabel independent yang

berupa produk domestik bruto, libor, dan kurs mampu menjelaskan

variable dependent ( penanaman modal asing ).

Page 50: PMA Di Indonesia

36

Dapat juga dikatakan bahwa variable-variabel independent

tersebut mempunyai pengaruh sebesar 73 % terhadap variable penanaman

modal asing, sedangkan sisanya sebesar 27 % dijelaskan oleh variable-

variabel lain selain ke empat variable indepemdent tersebut ( dijelaskan

oleh variable lainnya yang tidak termasuk dalam model ).

4.2.4.Interprestasi Hasil Regresi

Dari hasil regresi yang telah dilakukan, maka dapat dituliskan

hasil persamaan regresi :

Y = -18605.71 + 0.089885 X1 + 2165.058 X2 + -1.748952 X3

(-2.055744) (6.481369) (2.219369) (-3.057882)

R2 = 0.73

F-Hit = 15,11

Dari hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel pertama menjelaskan bahwa produk domestik bruto ( X1 )

sebesar 0.089. Hal ini berarti parameter untuk produk domestik bruto (

X1 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman

modal asing. Ini berarti jika produk domestik bruto ( X1 ) naik 1 miliar

rupiah, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing

sebesar 0.089 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (ceteris

paribus ).

Page 51: PMA Di Indonesia

37

2. Variabel kedua menjelaskan bahwa LIBOR ( X2 ) sebesar 2165.058. Hal

ini berarti parameter untuk LIBOR ( X2 ) adalah positif serta signifikan

dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR

( X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman

modal asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang

lain tetap (cateris paribus ).

3. Variabel ketiga menjelaskan bahwa Kurs ( X3 ) sebesar -1.748952 . Hal ini

berarti parameter untuk Kurs ( X3 ) adalah positif serta signifikan dan

berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika Kurs ( X3 )

naik 1 rupiah/dollar, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman

modal asing sebesar -1.748952 Juta USD, dengan asumsi variabel yang

lain tetap (cateris paribus ).

4. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dapat

menjelaskan variabel dependen sebesar 73 % dan sisanya 27 % di

jelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

5. Secara bersama-sama variabel independent mampu menjelaskan variabel

dependent.

Page 52: PMA Di Indonesia

38

4.3. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi mengenai ada tidaknya

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam hasil estimasi.

Dengan terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas

akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan F-stat) yang dilakukan menjadi

tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

4.3.1.Heterokedasitisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara

meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas

kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R square

( Gujarati, 1995, hal.379 ). Untuk mengetahui ada atau tidaknya

heterokedasitisitas digunakan white heterokedasiticity baik dengan

menggunakan cross term maupun no cross term yang hasilnya dapat

dilihat pada tampilan di bawah ini.

Page 53: PMA Di Indonesia

39

Tabel 4.4

Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700

X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272

X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463

X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091

Sumber : BPS dan BI, data diolah

Dari hasil uji heterokedasitisitas dengan menggunakan uji white test yang

menggunakan cross term, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ( Obs R-Squared

= X2-hitung ) = 9.116594 < 12.5916 ( X2-tabel ) = , dengan df = 6 dan α = 0.05,

dengan demikian hasil uji heterokedasitisitas ( cross term ) tidak terdapat adanya

penyakit asumsi klasik.

Page 54: PMA Di Indonesia

40

4.3.2. Autokorelasi

Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan

residual yang lain.

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-

godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling

akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah

yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya,

dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji serial

correlation LM test dengan menggunakan lag 1, yang hasilnya dapat dilihat

dibawah ini :

Page 55: PMA Di Indonesia

41

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157

RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414

R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213

Sumber : BPS dan BI, data diolah

Berdasarkan nilai probabilitas Chi squares sebesar 4.059854 <

11,0705 nilai Obs*R-squared, maka dapat dipastikan tidak adanya

gejala autokorelasi.

4.3.3. Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-

variabel independent atau variabel independent yang satu fungsi dari

variabel independent yang lain.

Page 56: PMA Di Indonesia

42

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas, di gunakan

uji correlation yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

LOG(X1) 1.000000 -0.578351 0.666077 LOG(X2) -0.578351 1.000000 -0.642876 LOG(X3) 0.666077 -0.642876 1.000000

Sumber : BPS dan BI, data diolah

Dari uji multikolinearitas tersebut diatas menunjukkan

bahwa apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa pertumbuhan

ekonomi tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik.

Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena tidak ada

satupun nilai r2 yang lebih besar daripada R2 .

4.3.4. Interpretasi Ekonomi Masing-masing variabel

1. Analisis PDB terhadap Penanaman Modal Asing

Pada analisis ini, Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Penanaman Modal Asing, hal ini dapat dilihat dari

tingkat probabilitas PDB < 0,05%. Pendapatan nasional mempunyai

hubungan yang positif dengan pengeluaran investasi. Produsen dengan

mendasarkan pada asumsi rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi

selama proyek investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan

keuntungan.

Page 57: PMA Di Indonesia

43

Salah satu faktor yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan

akan mendatangkan keuntungan adalah adanya permintaan yang akan

barang atau jasa yang akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang

cukup memadai.

2. Analisa LIBOR tehadap Penanaman Modal Asing

Variabel LIBOR pada penelitian ini adalah positif serta signifikan dan

berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR (

X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal

asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap

(cateris paribus ).

3. Analisis Kurs terhadap Penanaman Modal Asing

Variabel Kurs berpengaruh positif pada tingkat Penanaman Modal Asing,

hal ini dikarenakan variabel Kurs < 0,05%. Selain itu, Kurs merupakan

salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat

pengaruhnya yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-

variabel makro ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral

dalam hubungan perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan

kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs

menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk

membeli satu unit valuta asing tertentu.

Page 58: PMA Di Indonesia

44

Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya pengeluaran

investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan sederhana maupun

pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sam, yaitu

bahwa investasi merupakan fungsi tingkat bunga dengan 0<ΔΔ

rI ,dalam arti

bahwa meningkatnya tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya

pengeluaran investasi. Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga

mengakibatkan bertambahnya pengeluaran investasi.

Page 59: PMA Di Indonesia

45

BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 SIMPULAN

Atas dasar persamaan hasil estimasi yang telah dilakukan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Regresi lolos uji asumsi klasik karena variabel Produk Domestik

Bruto ( PDB ), Tingkat Suku Bunga LIBOR dan Kurs Valuta

Asing tidak terdapat Autokorelasi, Multikolinieritas, dan

Heterokedastisitas.

2. Variabel Produk Domestik Bruto, mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia

sebesar 0,089885 milliar rupiah.

3. Variabel Tingkat Suku Bunga LIBOR, adalah positif serta

signifikan terhadap Penanaman Modal Asing sebesar 2165.058

persen.

4. Variabel Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Penanaman Modal Asing sebesar -1.748952

Rupiah/Dollar

5.2 IMPLIKASI

1. Untuk meningkatkan jumlah investasi asing maka perlu adanya

intervensi pemerintah dalam rangka meningkatkan Produk

Page 60: PMA Di Indonesia

46

Domestik Bruto (PDB) melalui kebijakan moneter, karena PDB

merupakan Variabel yang mempengaruhi investasi asing di

Indonesia.

2. Perlu penelitian-penelitian lanjutan untuk mengetahui beberapa

variabel yang di duga mempunyai pengaruh ( signifikan ) di luar

variabel – variabel yang di teliti dalam penelitian ini.

Page 61: PMA Di Indonesia

47

Daftar Pustaka

Bank Indonesia, Indiketor Ekonomi dan Moneter Internasional, berbagai edisi.

Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi, berbagai edisi.

Boediono,1990, Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi),

BFE, Yogyakarta.

---------, Ekonomi Moneter, Yogyakarta, BFE, 1988.

Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, cetakan 1, Erlangga, Jakarta.

Irawan. M. Suparmoko, 1995, Ekonomika Pembangunan, BFE, Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi, terjemahan Imam Nurmawan,

Edisi 4, Erlangga, Jakarta.

M. Suparmoko, 1994, Pengantar Ekonomika Makro, BFE, Yogyakarta.

Sadono Sukirno, 1997, Pengantar Teori Makroekonomi, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Salvatore, Domonick, 1997, Ekonomi Iternasional, Terjemahan Munandar,

Erlangga, Jakarta.

Sigit Pranowo, 2004, Gambaran Tabungan dan Investasi Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, BPS, Yogyakarta.

Page 62: PMA Di Indonesia

48

Page 63: PMA Di Indonesia

49

♥ DATA PMA, PDB, KURS DAN LIBOR Indonesia Periode 1985-2005

obs Y X1 X2 X3 1985 14.57000 20056.46 9.110000 1125.000 1986 80.07000 21249.82 6.950000 1641.000 1987 123.9700 22261.31 7.610000 1650.000 1988 442.5900 23601.44 8.410000 1729.000 1989 592.0200 25359.75 9.310000 1796.000 1990 8750.100 271958.0 8.450000 1901.000 1991 8778.000 290859.1 6.290000 1992.000 1992 10323.20 309640.8 4.200000 2062.000 1993 8144.200 329775.8 3.640000 2110.000 1994 23724.40 354640.8 5.590000 2200.000 1995 39914.70 383792.3 6.240000 2308.000 1996 29931.40 413797.9 5.780000 2383.000 1997 33832.50 434095.5 6.080000 4650.000 1998 13563.10 374718.7 5.530000 8025.000 1999 10890.60 376900.0 5.710000 7100.000 2000 15420.00 397700.0 6.840000 9595.000 2001 9027.500 411100.0 3.850000 10400.00 2002 9789.100 426700.0 2.210000 8950.000 2003 13207.20 447097.8 1.350000 8465.000 2004 10279.80 469678.3 2.120000 9290.000 2005 13579.30 495963.0 4.020000 9830.000

Sumber:BPS dan BI , data diolah

Keterangan:

Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD)

X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah)

X2 = Suku Bunga LIBOR. (Persen)

X3 = Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)

Page 64: PMA Di Indonesia

50

MWD untuk regresi Linier

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726

R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah

MWD untuk regresi Log linier

Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001

LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526

Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000Sumber : BPS dan BI, data diolah

Page 65: PMA Di Indonesia

51

Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik

Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia

periode tahun 1985-2005

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071

R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157

RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414

R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213

Sumber : BPS dan BI, data diolah

Page 66: PMA Di Indonesia

52

Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term

White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700

X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272

X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463

X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091

Sumber : BPS dan BI, data diolah