PLTG.pdf

24
http://elektrojiwaku.blogspot.com/ MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Oleh: LATIEF BAHARI (0405.031.023) JURUSAN DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NEGERI SINGARAJA 2005

Transcript of PLTG.pdf

http://elektrojiwaku.blogspot.com/

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

(PLTG)

Oleh:

LATIEF BAHARI (0405.031.023)

JURUSAN DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NEGERI

SINGARAJA

2005

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini kebutuhan akan listrik sangat meningkat pesat. Listrik

merupakan kebutuhan utama, bisa di bayangkan bagaimana kehidupan kita tanpa listrik. Di

Bali. Kita mendapat suplai listrik dari pulau Jawa dengan cara menginterkoneksi dengan

menggunakan kabel bawah laut. Saat ini kabel bawah laut yang berfungsi untuk mensuplai

listrik ke Bali hanya satu yang masih berfungsi. Bisa kita bayangkan bagaimana kalau sampai

kabel itu putus maka Bali akan mengalami pemadaman.

Listrik diciptakan dari suatu pembangkit, pembangkit itu banyak macamnya

diantaranya : Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

(PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan masih banyak jenis Pembangkit Listrik

yang lain. Khusus untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), ini kita akan coba

membahasnya.

1.2 Tujuan

Tujuan yang dicapai dari pembuatan makalah tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas

ini adalah sebagai berikut:

1. Agar pembaca mengetahui komponen – komponen yang ada pada pembangkit Listrik

Tenaga Gas ini.

2. Agar pembaca dapat mengetahui prinsip kerja dari pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

3. Agar pambaca lebeh mengetahui apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Sebuah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) terdiri atas sebuah kompresor, ruang

pembakaran, dan turbin gas dengan generator listrik separti yang terlihat pada gambar 1.1.

(sumber: Wiranto Arismunandar)

Gagasan tentang sistem turbin gas bukanlah suatu yang baru. Menurut Dr. J.T.

Retalliata sistem turbin gas sudah dikenal pada zaman Hero of Alexandria. Disain pertama

yang penting dibuat oleh John Barber, seorang inggeris, pada tahun 1791. sistem tersebut

bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak bakar. Kompresor

digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi.

Pada tahun 1872 Dr. E. Stolze merancang sistem turbin gas dengan kompresor aksial

bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi bertingkat ganda. Udara yang

Ruang bakar

Udara Atsmosfer

Kompresor

Gas buang

Gambar 1.1. Diagram system turbin gas sederhana

Turbin

Generator

Penyemprot bahan bakar

keluar dari kompresor kemudian masuk ke dalam alat pemanas, yaitu sebuah alat untuk

menaikkan temperatur udara sebelum masuk ke dalam turbin. Sebagai fluida pemanas di

gunakan gas hasil pembakaran yang berasal dari sebuah ruang bakar khusus. Jadi, dalam hal

tersebut terakhir turbin bekerja dengan udara panas sebagai fluida kerjanya. Pengujian

terhadap sistem turbin gas tersebut dilaksanakan dalam tahun 1900 dan 1904, tetapi tidak

menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini di sebabkan terutama karena pada waktu itu

efisiensi kompresornya sangat rendah.

Dalam tahap awal pengembangan gagasan sistem turbin gas telah pula di coba

penggunaan proses pembakaran pada volume konstan. Sistem tersebut untuk pertama kalinya

dibuat di Hanover pada tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth. Tetapi usaha

tersebut dihentikan karena terbentur pada banyaknya masalah konstruksi ruang bakar dan

tekanan gas pembakaran yang berubah dengan besarnya beban, meskipun menurut teori dapat

diharapkan diperoleh efisiensi siklus yang lebih tinggi dari pada penggunaan proses

pembakaran tekanan konstan. Sistem turbin gas dengan proses pembakaran tekanan konstan

yang bekerja serupa dengan siklus sistem turbin gas modern dibuat oleh Societe des

Turbomoteurs di Paris pada tahun 1904. Konstruksinya di buat sesuai dengan desain

Armengaud dan Lemale yang menggunakan bahan bakar cair.

Selanjutnya perkembangan sistem turbin gas tidak berlangsung secepat harapan

orang. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan tentang aero-

termodinamika, material serta teknologi pembuatan. Dengan demikian efisiensi turbin

maupun kompresor sangat rendah sehingga efisiensi total dari system turbin gas hanya dapat

mencapai beberapa persen saja.

Boleh dikatakan baru sekitar tahun 1935 sistem turbin gas mengalami kemajuan pesat

dimana dapat diperoleh efisiensi total sebesar ±15%. Usaha untuk memperbaiki konstruksi

dan efisiensi berjalan terus, terutama menjelang berakhirnya perang dunia II. Pada waktu

tersebut penelitian yang dilakukan ditekankan pada kemungkinan penggunaan sistem turbin

gas sebagai mesin penggerak pesawat terbang pancar gas. Pesawat pancar gas yang pertama

diselesaikan pada awal tahun 1937, oleh Brithis Thomson Houston Co, untuk Power Jets

LTD.(Inggris), sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (th. 1930).

Pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari usaha tersebut diatas diterapkan untuk

mengembankan system turbin gas, untuk berbagai tujuan penggunaan; misalnya: sebagai

mesin penggerak generator listrik dan mesin industri lainnya, kendaraan darat, kapal laut,

pesawat terbang, dan sebagainya. Pada waktu ini sistem turbin gas dibuat untuk

menghasilkan daya rendah sampai sebesar 100.000 kW. Sedangkan sebagai bahan bakar

dapat diunakan bahan bakar gas sampai dengan minyak berat. Serbuk batu bara pun dapat

digunakan, tetapi masih dalam taraf percobaan. Efisiensi kompresor dan turbin sudah

mencapai bilangan 80-95% dan temperatur kerjanya dapat mencapai 1.100˚ C. efisiensi total

dapat mencapai 25-35%.

Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasinya relatif rendah,

jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor Diesel untuk pusat tenaga listrik. Di

samping itu dapat distart dari keadaan dingin sampai dapat dibebani penuh, dalam waktu

yang sangat singkat (dalam dua menit atau lebih sedikit). Hal tersebut terakhir membuat

mesin ini begitu ideal untuk mengatasi keadaan darurat dan melayani beban puncak.

3.2. Turbin Gas

Gambar sebuah turbin gas

( sumber : Penggerak Mula Turbin. Wiranto Arismunandar )

Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

hanyalah merupakan komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling

sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: kompresor, ruang bakar, dan turbin.

Sebuah turbin gas pada umumnya memiliki suatu tingkat efisiensi yang rendah, pemakaian

bahan bakarnya tinggi dan gas buang yang meninggalkan turbin masih memiliki suhu yang

tinggi sekali. Oleh sebab itu pemakaian spesifik bahan baker turbin gas adalah tinggi, dan

sebuah PLTG karenanya sering dipakai khusus sebagai pembangkit tenaga listrik beban

puncak. Adapun prinsip kerja turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja

dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Jadi berbeda yang terjadi pada mesin

torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian turbin yang

berputar dinamai rotor atau roda turbin. Sedangkan bagian yang tidak bergerak dinamai stator

atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros

daya yang menggerakkan atau memutar bebannya. Pada PLTG ini beban turbin berupa

generator listrik.

Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja yang mengalir melalui ruang diantara

sudu tersebut. Apabila kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat berputar, maka tentu ada

gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karena terjadinya perubahan momentum

dari fluida kerja yang mengalir diantara sudu. Jadi sudu haruslah dibentuk sedemikian rupa

sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja tersebut. Untuk lebih jelasnya

dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar diagram sebuah turbin gas sederhana

(sumber :Turbin gas dan motor propulsi. Wiranto Arismunandar)

Gambar sebuah roda turbin

(sumber :Turbin gas dan motor propulsi. Wiranto Arismunandar)

Gambar : Pandangan muka dan irisan memanjang sebuah roda turbin

(sumber :Turbin gas dan motor propulsi. Wiranto Arismunandar)

Ada beberapa macam yaitu. Siklus Brayton, Siklus Turbin Gas Regeneratif, dan

Siklus Kombinasi.

A. Siklus Brayton

Siklus ideal dari sistem turbin gas sederhana adalah siklus Btayton. Sistem turbin gas

sederhana dengan siklus terbuka menggunakan ruang terbuka menggunakan ruang bakar

sedangkan sistem turbin gas sederhana dengan siklus tertutup menggunakan alat-alat penukar

kalor.

Gambar : Siklus Brayton

(sumber: Wiranto Arismunandar)

Turbin gas bekerja atas dasar prinsip siklus tenaga gas Brayton atau joule yang

merupakan suatu standar siklus udara. Proses-proses yang terjadi terdiri atas:

Ruang bakar

Kompresor Turbin

P ( 2 ) ( 3 )

( 1 ) ( 4 ) V

1 – 2 Kompesi isentropic,

2 – 3 Penambahan energi pada tekanan konstan,

3 – 4 Pengembangan isentropic,

4 – 1 Pembuangan panas pada tekanan konstan.

Efisiensi termal untuk siklus ini yang ideal adalah :

di mana:

Q1-2 = Energi yang ditambahkan pada keadaan 1 – 2,

Q4-1 = Energi yang dibuang pada keadaan 4 – 1,

V2/V1 = Rasio Kompresi, K = Rasio panas spesifik = 1, 3 – 1, 4 untuk udara sebagai medium standar.

B. Siklus Turbin Gas Regeneratif

Efesiensi turbin gas dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan gas buang yang

meninggalkan turbin dan yang masih memiliki suhu tinggi untuk memanaskan udara

sebelum dimasukkan kedalam ruang pembakaran (gambar 1.2). Hal itu dilakukan dengan

sebuah pemanas udara. Setelah meningalkan kompresor, pada titik 2 udara memasuki

pemanas udara, dan dipanaskan dengan gas buang yang meninggalkan turbin. Dengan

demikian sebagian dari energi yang terkandung dalam gas buang masih dapat dimanfatkan.

Udara dimasukkan kedalam ruang pembakaran setelah dipanaskan dalam ruang pemanas

udara, yang juga disebut regenerator. Namun demikian, sebuah PLTG pada umumnya

masih memiliki efisiensi yang rendah.

11221

1421

)/(11 −

−− −=−

= kVVQQQη

C. Siklus Kombinasi

Peningkatan efisiensi sebuah pembangkit tenaga listrik dapat diperoleh dengan

menggabungkan siklus tenaga uap Rankine dengan siklus tenaga gas Brayton. Hal ini

dilakukan dalam pembangkit tenaga listrik siklus kombinasi, Karena merupakan suatu

kombinasi anatra PLTG dan PLTU, pusat tenaga listrik ini juga disebut Pembangkit Listrik

Tenaga Gas Uap (PLTGU). Gas buang yang meninggalkan turbin gas mempunyai suhu yang

masih tinggi, sehingga memiliki jumlah energi yang cukup besar. Suhu yang tinggi ini

dimanfaatkan dengan memasukkannya ke dalam boiler pada titik 4, untuk memproduksi uap

bagi turbin uap. Dapat terjadi, bahwa boiler memperoleh tambahan bahan baker pada titik 5

untuk mendapatkan daya yang lebih besar bagi siklus uap pusat tenaga listrik ini.

Pemanas Udara

turbin

udara

kompresor

Ruang pembakaran

1

2

3

4

56

Ek

Em

Eb

Gambar 1.2. Siklus Turbin Gas Regeneratif (sumber: Abdul Kadir)

2.2 Komponen – komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Komponen yang ada pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas adalah sebagai berikut:

Gambar blok sebuah Turbin Gas

(sumber:Wiranto Arismunandar)

Dari gambar blok diatas dapat di jelaskan komponen-komponen dari Pembangkit

Listrik tenaga Gas adalah sebagai berikut:

1. Kompresor

2. ruang Pembakaran

3. Turbin

4. Generator

1

2

3 4

Gambar potongan suatu kompresor aksial-radial

(Sumber : Turbin Pompa dan Kompresor)

Gambar : Potongan memanjang kompresor aksial-radial

(Sumber : Turbin Pompa dan Kompresor)

2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Adapun prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah sebagai

berikut :

Pembangkit Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang bersih dan dalam jumlah

yang tak terhingga. Proses beroperasinya PLTG adalah sebagai berikut :

Untuk beroperasi PLTG menggunakan penggerak mula yaitu mesin diesel yang akan

digunakan untuk memutar kompresor sampai putaran tertentu, sehingga kompresor akan

berfungsi. Setelah kompresor mulai berfungsi kompresor akan menghasilkan udara yang

bertekanan tinggi. Udara yang dihasilkan tersebut kemudian akan mampatkan atau

dikompresi didalam kompresor.

Udara hasil pengkompresian tersebut kemudian disaring dan salurkan ke ruang

pembakaran bersama dengan bahan bakar yang telah dipompa keruang pembakaran. Pada

proses pembakaran diharapkan terjadi pada tekanan yang konstan agar menghasilkan gas

pembakaran yang bertemperatur tinggi. Gas yang dihasilkan inilah yang akan digunakan

untuk memutar turbin dan pada gilirannya generator yang sudah dikopel dengan turbin akan

bergerak.dan generator yang berputar akan menghasilkan tenaga Listrik.

kompresor

Ruang Bakar

Turbin

Generator

udara

Bahan Bakar

Cerobong Asap

Tenaga listrik

Sisa gas yang terjadi selama proses pembakaran akan dibuang ke udara melalui

cerobong – cerobong asap. Gas buang yang keluar dari turbin gas bertemperatur antara 400 –

700˚C, oleh karena itu masih dapat dimanfaatkan sebagai fluida pemanas pada ketel uap.

Disamping itu, gas buang pada sistem turbin gas masih banyak mengandung oksigen karena

sistem turbin gas menggunakan campuran bahan bakar dan udara. Jadi jika dianggap perlu

gas buang masih dapat digunakan untuk membakar bahan bakar didalam ketel uap, sehingga

temperatur gas dapat dinaikkan.

Pada ruang bakar dan turbin gas sudah terjadi yang namanya panas, untuk

mendinginkan ruang bakar serta turbin gas digunakan aliran udara dari kompresor.

2.3.1 Pemeliharaan PLTG

Pemeliharaan dibagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodic tahunan.

Pemeliharaan rutin pada umumnya tidak terlalu banyak mengingat bentuk unit yang kompak.

Pemeliharaan rutin hanya sekitar penggantian filter bahan bakar dan filter udara serta koreksi

karakteristik peralatan control yang dicapai menyimpang serta pembetulan lainnya yang tidak

memerlukan biaya tinggi.

Pemeliharaan periodic tahunan ditentukan oleh antara gabungan jumlah jam kerja dan

jumlah start yang telah dicapai. Secara sederhana dapat ditetapkan angka periodic tersebut

adalah 400 jam operasi untuk unit gahan bakar HSD, 6000 jam untuk unit yang beoperasi

dengan bahan bakar gas alam atau 300 jam start. Terdapat 4 kali pemeliharaan periodic

tahunan dalam satu siklus pemeliharaan yaitu:

1) Combustion Inspection berupa ruang bakar serta penggantian komponen-

komponennya yang didapat di rusak. Pemeliharaan ini dilakukan pada 6000

jam operasi yang pertama;

2) Hot Gas Path Inspectioan berupa pemeriksaan sudu-sudu tetap dan jalan

turbin dan ruang bakarnya disertai penggantian seperlunya, dilakukan pada

operasi 12 000 jam;

3) Cobution Inspection kedua pada operasi 18 000 jam;

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Suatu Pembangkit sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada Pembangkit

Listrik Tenaga Gas ini juga memiliki kelebihan serta kekurangan di antaranya sebagai

berikut:

Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gas:

1. Start yang dilakukan bisa lebih cepat

2. Daya yang dihasilkan cukup besar ± 20 MW

Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas:

1. Pembangkit ini beroperasi pada tegangan serta temperatur yang relative tinggi,

jadi tingkat kerusakan yang terjadi pada komponen-komponennya lebih cepat

2.6 Penentuan Lokasi untuk PLTG

Faktor lokasi dalam pembangunan suatu PLTG adalah sangat penting, karena hal ini

dapat menyangkut masalah pembangunannya dan pengoperasiannya sedangka faktor-faktor

yang harus diperhatikan dalam pemilihan lkasi Pembangkit adalah :

A. Faktor pusat beban

Pembanguan suatu PLTG sebaiknya di dekat pusat beban, hal ini bertujuan untuk

mengurangi biaya saluran transmisi tenaga listriknya. Dan juga sebaiknya ditempatkan pada

suatu daerah yang direncanakan sebagai daerah industri atau beban berkapasitas besar.

B. Faktor transportasi (untuk komponen-komponennya)

Faktor transportasi ini juga mendukung selama pengoprasiannya, misalnya menjamin

kontiyuitas suplai dari bahan bakarnya. Juga dalam masa pembangunannya dimana untuk

mengangkut komponen-komponen PLTG diperlukan transportasi yang cukup memadai

mengingat beratnya masing-masing komponen PLTG tersebut. Dengan mengingat hal ini

maka diusahakan agar PLTG dipilih pada suatu daerah yang sudah ada sarana dan prasarana

transportasinya.

C. Faktor penyaluran bahan bakar

Dasar pemilihan PLTG terhadap penyaluran bahan bakar yang relatif mudah dan

murah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Jenis dan jumlah kebutuhan bahan bakar PLTG;

b. Fasilitas dan kapasitas alat pengangkut;

c. Biaya pengangkutan;

d. Kepadatan lalu lintas, dll

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Komponen utama dari sebuah Pembangkit Listrik Tenaga gas adalah:

Kompresor, Ruang Pembakaran, Turbin dan Generator

2. Cara kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas ini adalah berdasarkan prinsip

kerja dari siklus Brayton.

3.2 Saran

1. Cara menanggulangi krisis Listrik yang terjadi pada masa sekarang ini adalah

dengan cara menghemat dalam penggunaan listrik untuk kehidupan sehari-hari;

2. Untuk lebih dapat memahami prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas

ini perlu kiranya diadakan kunjungan ke tempat Pembangkit Listrik Tenaga

Gas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. Pembangkit Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia ( UI-PRESS). 1996

Wiranto Arismnandar. Penggerak Mula Turbin, Penerbit Instistut Teknologi Bandung (ITB).

2004

Prof. Dipl. Ing. Fritz Dietzel. Turbin Pompa dan Kompresor, Penerbit Erlangga.1993

PT. PLN (PERSERO) Daerah Jaringan Bali. Penjelasan Singkat Pembangunan Puasat Listrik

Tenaga Gas (PLTG) GILIMANUK. 1997

LAMPIRAN

SPESIFIKASI TEKNIS GAS TURBINE GT13E2 PLTG GILIMANUK

TURBIN RUANG BAKAR Pabrik : ABB Pabrik : ABB Model/ Type : GT 13E2 Nomor Seri : Tingkat Sudu : 5 tingkat Model/Type : Single Annular Putaran : 3000 RPM Jumlah : 1 Daya : 133.8 MW Jumlah Burner : 72 Heat Rate : 10660 kJ/kWh Fuel Flow : 9.5 kg/s Aliran Gas Buang : 489 kg/s Suhu Gas Buang : 522 0 C Suhu Kerja Turbin : 1070 0 C Tahu Pembuatan : 1994 KOMPRESOR TRAFO UTAMA Pabrik : ABB Pabrik : CONCAR Model/Type : Axial Model/Type :1 TB 190000-170 Disain Air Flow : 515 kg/s Phasa : 3 Ratio : 15 Frekuensi : 50 Hz Tingkat Sudu : 21 tingkat Tegangan : 152.5/16 kV Daya : 190 kVA Pendingin : ONAN/ ONAF Minyak Isolasi : Diala B GENERATOR CONTROL EQUIPMENT Pabrik : ABB Kontrol Sistem :EGATROL No Pabrik : HM 300 997 Proteksi Generator :REG 216 Type : WY21Z – 092 LLT Eksitasi : Static Excitation Phasa/ Kutub : 3/2 Unitrol System Isolasi : F P Series Standar : IEC Fire Sistem : Minimax Fire Daya : 182.75 MVA System Tegangan : 16 kV SFC : Mega Drive Arus : 6594 A LCI.STC 3.8/ Frekuensi : 50 Hz 1.78- 0606 A Putaran : 3000 RPM Sinkronisasi : Synchrotac 4 Pendingin : Udara Tahun Pembuatan : 1994

SPESIFIKASI TEKNIS GAS TURBIN PLTG SEKTOR PERAK

TURBIN Pabrik : Weshinghouse Type : Simple Cycle, Single Shaft Model W 251 G Kapasitas : 351,4 Lb / Sec Tegangan : 11 kV Putaran : 4894 RPM Tekanan : 120 Psig Temperatur : 1300 oF GENERATOR Pabrik : ACEC Type : TAW 840, No. 46 ME – 11043. Kapasitas : 33,7 MW Tegangan : 11 kV Arus : 2085 Amp. Faktor Daya : 0,85 ( Indktif) Putaran : 3000 RPM TRANSFORMATOR UTAMA Pabrik : Westinghouse Type : SL Transpormer, Class FOA, Insulation Insuldur. Kapasitas : 40 MVA Tegangan : 11 / 70 KV Hubungan : Yd 1.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmatNya penyusunan makalah yang berjudul “ PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

(PLTG) “ ini selesai tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan atau

masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penyusun.

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk

kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan dapat membantu memahami materi dalam proses pembelajaran.

Akhir kata penyususn mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Singaraja, Desember 2005

Penyusun

DAFTAR ISI

Judul

Kata pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas ................................................ 2

2.2 Turbin Gas ............................................................................... 5

A. Siklus Brayton ................................................................... 8

B. Siklus Turbin Gas Regeneratif ........................................... 10

C. Siklus Kombinasi ............................................................... 11

2.3 Komponen – komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas ........ 11

2.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas .......................... 15

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik

Tenaga Gas ................................................................................. 17

2.6 Penentuan Lokasi untuk PLTG ................................................. 17

A. Faktor pusat beban ............................................................. 17

B. Faktor transportasi(untuk komponen-komponennya) ........ 17

C. Faktor penyaluran bahan bakar .......................................... 18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 19

3.2 Saran – saran ................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN