PLTGL
-
Upload
silfia-juliana -
Category
Documents
-
view
17 -
download
1
description
Transcript of PLTGL
MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT DAN TENAGA LISTRIK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL)
Dosen Pembimbing :
Ahmad Fahriannur, ST, MT
Disusun Oleh :
1. Erma Damawiyah (B42120)
2. Yopi Prayoga (B42120186)
3. Linda Maharo (B42120210)
4. Silfia Juliana Ingi Kollyn (B42120211)
5. Ahmad Firdaus Andre Vahlefi (B42120)
6. Cholis Indra Masruri (B42120)
7. Ahmad Fauzi (B42120)
8. Bony Ardela Dionanda (B42120)
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri atas 17.870 pulau. 3000 diataranya
merupakan pulau yang berpenghuni. Khusus untuk Provinsi Sulawesi Selatan
memiliki 295 pulau [1]. Dari ribuan pulau tersebut didominasi oleh pulau-pulau
kecil yang dikelilingi oleh lautan. Masyarakat yang mendiami pulau-pulau kecil
menghadapi masalah akan sulitnya mendapatkan pasokan energi khususnya energi
listrik. Untuk pulaupulau besar, ketersediaan energi khususnya energi listrik dapat
diperoleh dengan mudah baik dari PLTA, PLTD, PLTU dan sumber energi listrik
lainnya. Sebaliknya untuk pulau-pulau kecil pasokan energi listrik sebagai
sumber energi vital dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan
hal yang sangat langka.
Saat ini sumber energi utama yang menerangi pulaupulau terpencil adalah
bahan bakar minyak. Namunakhir-akhir ini harga minyak cenderung mengalami
kenaikan setiap tahun akibat semakin menipisnya sumber minyak. Oleh karena itu
perlu dicari sumber energi alternatif murah dan ramah lingkungan. Bebebrapa
ilmuan telah mengembangkan berbagai sumber energi alternatif untuk daerah
daerah terpencil seperti energi tenaga matahari, tenaga angin, dan mikrohidro.
Akan tetapi sumber energi alternatif tersebut memiliki kelebihan dan sekaligus
kekurangan masing-masing. Khusus untuk pulau-pulau kecil selama ini lebih
banyak yang menggunakan energi matahari yang tersedia hanya pada siang hari
dan memerlukan baterai yang harganya tidak murah untuk ukuran masyarakat
pesisir dan kepulauan.
Salah satu sumber energi yang belum banyak dimanfaatkan adalah
gelombang laut. Energi ini tersedia melimpah selama 24 jam sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
energi masyarakat kepulauan, bahkan untuk menjadi salah satu sumber energi
alternatif di masa yang akan datang. Energi yang berasal dari gelombang laut
adalah salah satu sumber energi terbarukan yang sangat menjanjikan, sebab dapat
menghasilkan energi di hampir seluruh wilayah laut di permukaan bumi. Secara
teoritis [4] energi yang berasal dari gelombang laut sebesar 8 x 106 TWh/tahun,
atau sekitar 100 kali lebih besar dari seluruh pembangkit listrik tenaga air di
planet bumi. Untuk menghasilkan energi sebanyak itu jika menggunakan sumber
energi fosil, akan menghasilkan 2 gelombang laut di atas planet bumi diperkirakan
sebesar 2 Tera Watt. Dengan mengubah energi gelombang laut yang tersedia
sebesar 10 sampai 15% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia
saat ini.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa/i mengetahui lebih dalam tentang Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut.
1.3 Rumusan Masalah
2. Bagaimana ketersediaan energi di Indonesia ?
3. Bagaimana potensi energi dan Energi Gelombang Laut di Indonesia ?
4. Jelaskan pengertian tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut !
5. Jelaskan prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut !
BAB II
ISI
2.1 KETERSEDIAAN ENERGI DI INDONESIA
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan hampir 60% dari
luas wilayahnya, tentu memiliki garis pantai yang sangat panjang. Badan
Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia
adalah 99.093 kilometer, hampir 100 kali panjang Pulau Jawa. Dengan garis
pantai yang panjang tersebut, potensi energi ombak sangat besar. Energi yang
dihasilkan ombak ini, jika dimanfaatkan tentu bisa menjadi sumber energi yang
sangat besar. Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) pada tahun 2011 telah
mendata potensi energi listrik yang bisa dihasilkan ombak. Arus pasang surut
memiliki potensi teoretis sebesar 160 Gigawatt (GW), potensi teknis 22,5 GW,
dan potensi praktis 4,8 GW.
2.2 PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG
LAUT
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer
energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah
menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Di bawah permukaan, gerakan
berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil
seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian di dasar hanya akan
meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke sisi yang disebut “surge” .
Energi gelombang laut adalah energi kinetik yang ada pada gelombang laut
digunakan untuk menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator,
lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan
turbin berputar. Ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator
dan memutar turbin kembali.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut merupakan pembangkit listrik yang
menfaatkan energi gelombang laut untuk menggerakkan generator. Pembangkit
listrik tenaga gelombang laut ini merupakan energi yang terbarui. Ada tiga macam
model gambar PLT Gelombang Laut ini, yaitu : Dengan Pelampung Buoy, Kolom
Air (Oscillating Water Column), Wage Surge atau Focusing Devices.
2.3 KOMPONEN PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GELOMBANG LAUT
Pada pembangkit listrik tenaga arus laut terdapat tiga komponen utama yang
terdapat di dalamnya. Ketiga komponen tersebut adalah generator, turbin sebagai
prime mover dan alat penangkap gelombang atau arus laut.
Generator yang digunakan dalam pembangkit ini adalah generator sinkron
biasa dengan jenis yang disesuaikan kebutuhan. Namun biasanya digunakan
generator sinkron kutub dalam dengan kutub non-salient pole karena daya yang
terbangkit dengan teknik arus laut sangat besar. Diperkirakan daya yang
dihasilkan darisatu sistem pembangkit pada satu tempat dapat mencapai ribuan
megawatt.
Untuk turbin digunakan turbin biasa sebagaimana pada PLTA, namun dengan
konstruksi bahan yang lebih bagus mengingat dalam hal ini turbin akan langsung
bersentuhan dengan air laut yang memiliki kadar garam cukup tinggi. Kadar
garam yang cukup tinggi dapat mengakibatkan logam mudah terkorosi. Sehingga
digunakan bahan yang lebih bagus dan perawatan yang lebih sulit untuk bagaian
turbin. Sedang cara untuk menangkap energi gelombang ada beberapa macam.
Tiga cara yang dapat dilakukan untuk menangkap gelombang laut adalah sebagai
berikut:
1. Dengan pelampung
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakanvertikal dan rotasional
pelampung dan dapatditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau alat
yang tertambat di dasar laut.
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column)
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam
sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini
akanmengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagianatas pipa dan
menggerakkan turbin. Sederhananya OWCmerupakan salah satu sistem dan
peralatan yang dapatmengubah energi gelombang laut menjadi energi
listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akanmenangkap energi
gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau
osilasigerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udaraini akan
menggerakkan baling-baling turbin yangdihubungkan dengan generator listrik
sehinggamenghasilkan listrik.
3. Wave Surge atau Focusing Devices
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing
atau sistem tapchan dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai
untuk mengkonsentrasikan gelombang,membawanya ke dalam kolam penampung
yangditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang
digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi
standar hydropower.
2.4 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Secara singkat proses konversi energi arus atau gelombang laut adalah
dengan memanfaatkan energi kinetik yang ada pada gelombang laut untuk
menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik
menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar.
Ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar
turbin kembali.
Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat tiga sistem dasar yaitu sistem
kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoar atau kolam, sistem
pelampung yang menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang
memanfaatkan gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga
mekanik yang dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan
generator secara langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau
udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau generator.
Untuk teknologi energi saat ini ada empat teknologi energi gelombang yaitu
sistem rakit Cockerell, tabung tegak Kayser, pelampung Salter, dan tabung
Masuda. Sistem rakit Cockerell berbentuk untaian rakit-rakit yang saling
dihubungkan dengan engsel-engsel dan sistem ini bergerak naik turun mengikuti
gelombang laut. Gerakan relatif rakit-rakit menggerakkan pompa hidrolik yang
berada di antara dua rakit. Sistem tabung tegak Kayser menggunakan pelampung
yang bergerak naik turun dalam tabung karena adanya tekanan air. Gerakan relatif
antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang dapat diubah
menjadi energi listrik. Sistem Pelampung Salter memanfaatkan gerakan relatif
antara bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal
pendulum) untuk diubah menjadi energi listrik. Pada sistem tabung Masuda
metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang laut masuk ke dalam ruang
bawah dalam pelampung dan menimbulkan gerakan perpindahan udara di bagian
ruangan atas dalam pelampung. Gerakan perpindahan udara ini dapat
menggerakkan turbin udara.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan
Belanda, banyak menaruh perhatian pada pengembangan teknologi konversi
energi ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di
laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai.
Salah satu teknologi untuk memanfaatkan arus lautadalah Ocean Energy.
Ocean energy memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang laut
dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah ponton
dengan dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang
dihasilkan dialirkan melalui kabel transmisi menuju kedaratan.
Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak disalah satu tempat dengan
iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari
cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk
melakukan riset dan pengembangan.
Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang
berfungsi untuk menggerakkan turbin,kolom tempat air bergerak naik dan turun
melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yangterhubung dengan
generator. Gerakan air naik dan turunyang seiring dengan gelombang laut
menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin
tersebutdidesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak
di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam
ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air
laut.
Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa
memanfaatkan efisiensi optimal dari energigelombang dengan meminimalisir
gelombang - gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapa tketika
gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan digunakannya
katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan
turbin. Ombak naik kedalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara
keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar. Ketika air turun,
udara bertiup dari luar kedalam ruang generator dan memutar turbin kembali.
Di Inggris tim peneliti dari Oxford University mencoba membuat suatu turbin
berbentuk horisontal sepanjang sumbunya. Turbin tersebut akan berputar jika ada
arus pasang surut air laut.
Turbin berdiameter 10 meter dan panjang 60 meter yang didesain oleh tim
tersebut diberi nama Transverse Horisontal Axis Water Turbine (THAWT).
Turbin THAWT tersebut juga tidak terlalu kompleks dari sisi teknologinya.
Artinya, biaya produksi dan pemeliharaannya rendah.
Sejauh ini, para peneliti telah berhasil menguji salah satu prototipe THAWT
dengan diameter 1 meter dan panjang 6 meter. Mereka juga merencanakan untuk
membuat prototipe berdiameter 5 meter yang sudah bisa membangkitkan listrik.
Di tahun 2009, prototipe tersebut akan dibawa kelaut untuk pengujian sebenarnya
guna mengetahui daya tahannya berada di kondisi sebenarnya.
Menurut para peneliti tersebut, turbin THAWT yang ditanam di lokasi
sepanjang 20km diperkirakan bisa membangkitkan listrik hingga satuan gigawatt.
Berdasarkan analisa ekonominya dinyatakan bahwa THAWT yang ditanam
dengan skala sebesar tersebut hanya membutuhkan £1.7 juta per MW. Lebih
rendah jika dibandingkan dengan teknologi turbin laut saat iniyang berkisar £3
juta per MW dan £2 juta per MW untuk turbin angin.
Berbagai teknologi lain juga digunakan untuk mengembangkan suatu alat
yang dapat mengkonversi energi gelombang laut. Anaconda, demikian nama
perangkat tersebut, adalah sebuah tabung karet berukuran besar yang pada kedua
ujungnya tertutup dan berisi air. Perangkat yang ditemukan oleh Francis
Farleydan Rod Rainey, didesain untuk dipasang mengapung di bawah permukaan
laut, dengan salah satu ujungnya menghadap ke arah gelombang.
Ketika sebuah gelombang mengenai ujung tertutup dari tabung, maka akan
terjadi gelombang yang bergerak maju mundur (bulge wave) di dalam tabung
akibattekanan pada salah satu ujungnya. Kecepatan gelombang yang berjalan di
dalam tabung tersebut ditentukan oleh geometri dan bahan tabung karet tersebut.
Energi yang terjadi akibat gerakan gelombangditangkap oleh sebuah katup
yang kemudian menyalurkan tekanannya ke sebuah turbin. Listrik yang
dihasilkannya disalurkan ke pantai melalui sebuah kabel. Dengan bahan yang
terbuat dari karet, maka Anaconda menjadi lebih ringan dibandingkan perangkat
pengubah energi laut lainnya, yang biasanya terbuat dari logam, dan memerlukan
banyak sistem mekanik. Dengan sistem yang lebih sederhana, Anaconda bisa
dibangun dengan biaya yang lebih sedikit, serta mengurangi biaya perawatan.
Produksi Anaconda saa tini dilakukan oleh Checkmate Sea Energy.
Konsep Anaconda saat ini masih diuji dalam skala kecil di laboratorium.
Mereka menggunakan dimensi 0,25 m dan 0,5 meter, untuk mendapatkan
berbagai data pada berbagai kondisi seperti gelombang biasa, tidak biasa bahkan
gelombang paling ekstrim. Data-data tersebut untuk mengetahui besar tekanan
yang terjadi didalam tabung, perubahan bentuk dan gaya yang berpengaruh pada
tali yang mengikat Anaconda dengan dasar laut. Data-data tersebut juga
digunakan untuk membuat model matematika yang bisa digunakan untuk
memperkirakan besarnya energi listrik yang dihasilkan dari Anaconda dalam skala
penuh.
Rencananya, jika dibuat dalam skala penuhnya, maka Anaconda akan
mempunyai panjang 200 m dan diameter 7 meter, dan dipasang di laut dengan
kedalaman antara 40 m hingga 100 m. Skala berukuran 1:3 rencananyaakan dibuat
tahun depan untuk pengujian di laut dan skala penuhnya akan dipasang di perairan
pantai Inggris sekitar 5 tahun mendatang.
2.5 KAPASITAS DAYA DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GELOMBANG LAUT
Kapasitas daya untuk pembangkit listrik tenaga arus lautsaat ini belum dapat
ditentukan denga pasti. Tetapi perhitungan untuk ke arah itu dapat didekati
dengan caravmenghitung periode gelombang yang kemudian dapavtdiperkirakan
energi yang timbul dari situ. Perhitunganvuntuk periode gelombang adalah
sebagai berikut;
Energi dari gelombang untuk sebuah arus linier dapat dihitung dengan rumus :
P = k H 2 T
Dimana :
k : konstanta (nilainya mendekati 0.5)
H : tinggi gelombang (meter)
T : periode gelombang (sekon)
2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA GELOMBANG LAUT
Bagaikan dua sisi mata uang pemanfaatan energi arus laut sebagai sumber
daya pembangkit listrik ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini tidak
dapatdihindari, namun mengingat potensinya yang sangat besar maka
pemanfaatan dari energi ini tidak boleh ditunda mengingat pula krisis energi yang
terjadi saat ini.
Kelebihan dari energi arus laut adalah:
a. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan
pernah habis
b. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
c. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
d. Mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan
energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali
lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut
akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin.
e. Tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti
turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan
karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat
diperkirakan.
Sedang kekurangan adalah sebagai berikut:
a) Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga
tenaga ahli sangat diperlukan.
b) Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik
sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi
Bumi-Bulan-Matahari.
c) Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
d) Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem
turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara
terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN