PLTA1

25
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol Air Mineral Perancangan Turbin Angin bersumbu vertikal, di awali oleh insinyur Finlandia, S.J. Savonius pada tahun 1922. Idenya adalah dengan membelah silinder menjadi 2 dan memasangnya pada sebuah poros tegak (vertikal). Pada simulasi nanti, kita membuat turbin angin dari botol air mineral 1,5 liter yang dibelah dua. Pembuatannya sangat sederhana dan bisa menerima angin dari arah manapun. Turbin angin akan memutar magnet di atas gulungan kawat halus dan akan membangkitkan arus listrik AC.Setiap kali magnet berputar melewati kumparan, kumparan akan menghasilkan energi listrik. Dengan 4 kumparan terhubung bersama-sama secara seri, menghasillan 4x lipat tegangan. Ini adalah cara paling sederhana, efisien untuk menghasilkan listrik dan sebagai prinsip dasar di hampir semua turbin angin,bahkan pada turbin besar skala komersial. Pada kondisi nyata, turbin angin yang menghasilkan listrik harus disimpan ke dalam baterai agar bisa digunakan pada saat tidak ada angin. Pada kondisi tertentu seperti tiupan angin kencang sehingga menghasilkan tegangan yang tinggi, diperlukan baterai control unit yang berfungsi memutus arus jika tegangan melebihi batas dan menjaga kestabilan tegangan dan arus yang masuk

description

Ref

Transcript of PLTA1

Page 1: PLTA1

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol Air Mineral

Perancangan Turbin Angin bersumbu vertikal, di awali oleh insinyur Finlandia, S.J. Savonius pada tahun 1922. Idenya adalah dengan membelah silinder menjadi 2 dan memasangnya pada sebuah poros tegak (vertikal). Pada simulasi nanti, kita membuat turbin angin dari botol air mineral 1,5 literyang dibelah dua. Pembuatannya sangat sederhana dan bisa menerima angin dari arah manapun.

Turbin angin akan memutar magnet di atas gulungan kawat halus dan akan membangkitkan arus listrik AC.Setiap kali magnet berputar melewati kumparan, kumparan akan  menghasilkan energi listrik.Dengan 4 kumparan terhubung bersama-sama secara seri, menghasillan 4x lipat tegangan. Ini adalahcara paling sederhana, efisien untuk menghasilkan listrik dan sebagai prinsip dasar di hampir semua turbin angin,bahkan pada turbin besar skala komersial.

Pada kondisi nyata, turbin angin yang menghasilkan listrik harus disimpan ke dalam baterai agar bisa digunakan pada saat tidak ada angin. Pada kondisi tertentu seperti tiupan anginkencang sehingga menghasilkan tegangan yang tinggi, diperlukan baterai control unit yang berfungsimemutus arus jika tegangan melebihi batas dan menjaga kestabilan tegangan dan arus yang masukke baterai.Biasanya, listrik dari turbin angin dikonversi dari AC ke DC agar bisa mengisibaterai. Cara mengkonversinya bisa anda dapatkan di internet dengan membuat jembatan rectifierterdiri dari 4 dioda seperti rangkaian adaptor dari listrik PLN untuk mencharger Laptop atau HP anda. 

Kali ini penulis menyajikan artikel cara membuat PLTA dengan cara sederhana untuk menghasilkanarus AC kecil tanpa rectifer, juga tanpa baterai control unit dan terhubung ke sebuah lampu LED. Ikutilangkah-langkahnya !

Peralatan

Page 2: PLTA1

Peralatan terdiri dari:

1. Penggaris2. Gunting3. Obeng Plus (Positif)4. Jangka.5. Cutter.6. Pensil.7. Paku.8. Isolasi (Electrical Tape), Merk 3M yang bagus.9. Amplas,10. Rautan Pensil.11. AVO meter.12. Glue Gun (Penembak Lem) kalo ada (ini tidak wajib).

Bahan 1 botol mineral bekas berukuran 1,5 liter, contoh merk AQUA. 1 papan berbahan baku plywood, particle board berukuran 25 cm x 14 cm dengan ketebalan 2

cm. 120 meter (kira-kira) kabel magnet. Beli di toko elektronik atau gulung dinamo pompa air/jet

pump.  1 Lampu LED. 4 buah magnet berbentuk pipih kecil, kalo bisa berbentuk bundar. 4 buah cincin yang biasanya berpasangan dengan mur dan baut. Beli di toko sepeda/motor. 1 kayu berbentuk stick kotak (bahasa inggris = dowel) berukuran 2 x 30cm untuk tepi kanan  dan kiri dan pengait tepi kanan dan kiri untuk penyangga poros turbin angin bagian atas. 1 kayu berbentuk stick bundar mirip pensil tetapi panjang berukuran 30 cm (round wooden dowel)

Page 3: PLTA1

sebagai poros putar dari turbin angin. Screw Eye, kalo di Indonesia-kan adalah pengait untuk gantungan baju yang mirip kail ikan, sesuaikan dengan stick bundar mirip pensil, diameternya harus lebih lebar agar stick bundar

yang berfungsi sebagai poros turbin bisa berputar di dalam Screw eye. Screw eye adalah penyangga poros turbin bagian atas. Mur runcing untuk di pasang ke papan kayu. Cari mur plus (+) agak besar, nanti dipasang pakai obeng plus (+). Mur ini sebagai penyangga poros turbin bagian bawah. Kardus apa saja, sedikit kok, misal kardus indomie, dipakai sebagai penutup turbin bagian atas dan bawah serta untuk membuat gulungan kabel. Lem plastik/kayu.

Hati-hati ! (Peringatan) 1. Cutter dan gunting bisa menyebabkan tangan anda berdarah !2. Lem plastik/pipa/kayu bisa menyebabkan luka bakar serius pada kulit !3. Magnet bisa merusak perangkat elektronik dan media penyimpanan magnetik.4. Jauhkan magnet dari kartu kredit, CD/DVD komputer, kaset, flashdisk.

Bagian ke-1, Desain Kerangka Poros Turbin Angin.

1) Gambar pada kertas, ini adalah rancangan papan tempat turbin di pasang di tengah,dengan poros tegak/vertikal dari stick bulat (mirip pensil) dipasang di tengah-tengah lingkaran.

2) 2 Kotak bujur sangkar di tepikanan-kiri adalah tempat stick kotak di pasang untuk menyanggah poros pada bagian atas.

Page 4: PLTA1

2) Pasang mur pada titik tengah lingkaran. Mur sebagai landasan dari poros bawah saat berputar.Mur menjaga agar poros berputar pada tempatnya, tidak sampai bergerak ke kanan ke kiri, apalagi sampai selip keluar dari mur.

3) Stick kotak 30 cm, di pasang vertikal di sebelah kiri dan kanan papan sebagaipenyanggah poros tengah.

4) Stick kotak 30 cm harus vertikal terhadap papan dan di bantu 3 siku kayupenyanggah agar kuat menahansaat turbin berputar.

5) Hasil konstruksi stick kotak 30 cm vertikal dengan 3 siku kayu penguat,di pasang di sisi kanan dan kiripapan.

Page 5: PLTA1

6) Setelah 2 stick 30 cm terpasang vertikal, lalu siapkan stick 20 cm dan tandai tengah-nya sebagai tempat poros turbin pada bagian atas.

7) Lalu ambil poros dengan bentuk bulat. Coba masukan screw eye (kait gantungan baju)ke dalam poros.Ketika di masukkan, ukuran diameter screw eye harus lebih besar tapi jangan terlalu longgar juga agar poros turbin bisa berputar dengan baik.

8) Pasang screw eye pada stick kayu sudah ditandai titik tengahnya. Stick kayu ini nantinya akan diletakan di atas untuk menyanggah poros turbin bagian atas.

Page 6: PLTA1

9) Raut salah satu ujung poros dengan rautan pensil. Ujung poros yang lancip di pasang di bagian bawah,persis di atas mur plus (+).

10) Ukur posisi tinggi stick kotak kayu penghubung antara penyanggah kanan dan kiri, kira-kira tingginya 28 cm.

11) Rekatkan stick kayu pada titik yang telah ditandai pada ujung penyanggah kanan dan kiri.

Page 7: PLTA1

12) Kerangka Turbin angin telah selesai dibuat. Pastikan poros berbentuk spt pensil denganujung bawah lancipbisa berputar dengan lancar. Selanjutnya adalah bagian instalasi Coil dan Stator.

PLTA dari Botol Air Mineral #2 (Coil dan Stator)Bagian B: Stator

Gambar: Persiapan membuat coil/gulungan kabel

1) Lipat sebuah kardus bekas indomie sehingga berbentuk silinder dengan diameter 3 cm dan isolasi dengan tape agar kuat dan tidak lepas.

Page 8: PLTA1

Gambar: Membuat coil/gulungan kabel

2) Buat 4 buah gulungan, masing-masing digulung 200 putaran. Pastikan ada gap antar gulungankira-kira 4 cm. Pada awal sebelum gulungan pertama dan setelah gulungan terakhir, sisakan kabel sepanjang 40 cm untuk pemasangan lampu LED.

Gambar: Isolasi pengikat gulungan.

3) Buat isolasi dengan panjang 4 cm sebanyak 8 buah.

Page 9: PLTA1

Gambar: Mengikat tiap gulungan

4) Untuk tiap coil/gulungan, ikat sisi kiri dan kanan tiap coil dengan 2 dari 8 isolasi yang sudah disiapkan.

Gambar: Hasil akhir coil/gulungan kabel

5) Inilah hasil akhir gulungan kabel. Ada 4 gulungan yang diikat dengan 2 isolasi. Antar gulungan ada gapsepanjang 4 cm. Pada bagian awal dan akhir (ujung) disisakan kabel sepanjang 40 cm untuk dipasanglampu LED.

Gambar: Amplas ujung kabel

Page 10: PLTA1

6) Enamel/kawat tembaga pada dinamo biasanya licin, sehingga perlu diamplas sebelum diikat/dipasang di lampu LED.

Gambar: Pasang kawat tembaga pada lampu LED.

7) Setelah diamplas, ikat/pasang kedua ujung kawat pada pada lampu LED.

Gambar: Menguji hambatan (R) kabel.

8) Gunakan AVO meter dengan setting menuju hambatan dengan range 200 ohm (tergantung AVO meter anda, kalau tidak ada pilih 100 ohm). Uji hambatan (R) pada contoh menghasilkan 10.3 x 200 = 2003 ohm dibulatkan 2 kilo ohm.

Page 11: PLTA1

Gambar: desain rotor yang diletakkan di dasar papan PLTA

9) Pasang 4 coils/gulungan pada papan PLTA sesuai diagram di atas. Pastikan electron bergeraksesuai arah jarum jam (clockwise). Posisi start dipasang Anoda (+) dari lampu LED dan posisi finish dipasang Katoda (-) dari lampu LED.

10) Rekatkan tiap 4 gulungan pada bagian dasar papan PLTA secara simetris. Yang direkatkan adalah2 tape isolasi hitam pada tiap gulungan dengan lem/glue pada dasar papan.

Gambar: Rekatkan tiap 4 gulungan pada papan dasar PLTA

Page 12: PLTA1

Gambar: Hasil akhir dari stator

11) Inilah hasil akhir dari stator.

Gambar: Memasang LED pada dasar papan.

 12) Rekatkan lampu LED pada dasar papan dengan posisi berdiri. Selanjutkan ke bagian instalasi turbin dan bagian rotor.

PLTA dari Botol Air Mineral #3 (Turbin dan Rotor) Bagian C: Turbin dan Rotor (yang berputar)

Page 13: PLTA1

Gambar: Baling-baling

1) Buatlah baling-baling/turbin dari botol air mineral bekas seperti Aqua. Potong botol secarahorizontal bagian atas dan bawah sehingga membentuk silinder. Dari silinder yang berlubang di bagian atas dan bawah, belah silinder menjadi 2 bagian secara simetris.

Gambar: Desain penutup turbin

2) Desainlah penutup turbin untuk bagian atas dan bawah (sebanyak 2 buah) berukuran sama.Ukuran tergantung dari merk botol air mineral anda. Ukuran diameter silinder dari merk botol air mineral berbeda-beda, ada yang sempit ada yang lebar.

Page 14: PLTA1

3) Siapkan gabus putih (cardboard) yang agak liat. Bisa juga bahan gypsum ringan yang bisa di potongdengan cutter. Letakan template yang sudah jadi dan potong gabus putih sesuai template. 

4) Dari 2 penutup turbin yang telah jadi, buatlah lubang persis di tengah-tengah dengan paku.Dua (2) lubang yang dibuat untuk penutup atas dan bawah akan direkatkan pada poros turbin yang berputar.

Gambar: Berikan glue/lem pada tepi luar Penutup Turbin

Page 15: PLTA1

5) Berikan glue/lem pada tepi luar (bagian setengah lingkaran).

Gambar: Berikan glue/lem pada tepi dalam Botol Air Mineral.

5) Berikan glue/lem pada tepi dalam potongan silinder botol air mineral.

Gambar: Rekatkan penutup turbin pada turbin.

6) Rekatkan penutup turbin berbentuk setengah lingkaran pada potongan turbin ke-1, lalu rekatkansisanya ke potongan turbin ke-2. Jika penutup atas telah direkatkan pada turbin, maka rekatkanjuga penutup bagian bawah.

Page 16: PLTA1

Gambar: Hasil akhir dari turbin

7) Inilah hasil akhir turbin dan siap dipasang pada poros turbin.

Gambar: Lubang pada bagian tengah turbin

8) Pastikan bahwa telah ada lubang tengah pada penutup atas dan bawah turbin sebelumdipasang pada poros.

Page 17: PLTA1

Gambar: Turbin PLTA yang terpasang pada Kerangka PLTA

9) Rekatkan antara lubang tengah penutup atas dan bawah pada poros tengah yang berputar denganmenggunakan glue/Lem. Inilah turbin/baling-baling PLTA yang telah terpasang pada kerangka PLTA.

10) Buatlah rotor dari sebuah kardus yang lapisannya agak tebal. Bila menggunakan lapisan yangtipis seperti kardus Indomie, buatlah 2 buah potongan kardus berbentuk lingkaran sesuai ukuran saat anda meletakkan stator pada dasar papan.

Page 18: PLTA1

11) Berilah lem pada tiap sisi dari potongan kardus berbentuk lingkaran, lalu rekatkan.

12) Buatlah garis diagonal simetris lalu buatlah lubang agar nantinya bagian stator bisa direkatkanpada poros tengah turbin. 

13) Rekatkan 4 buah cincin logam pada bagian rotor. Pastikan lokasi cincin sama dengan lokasienamel coil/kulungan gawat pada bagian stator. 

Page 19: PLTA1

14) Rekatkan 4 buah magnet pada cincin logam. Sebaiknya menggunakan magnet yang berbentuk bulat.

 

15) Kutub lempengan magnet yang menghadap ke bawah (ke arah stator/enamel coil) harussama semua.Anda bisa memilih sisi kutub utara/north atau sisi kutub selatan/south untuk ke-4 (empat lempengan) magnet. Sisi lempengan kutub utara biasanya ada tanda khusus seperti tulisan North atau tanda titik merah. Untuk memastikan kutub, gunakan kompas

Gambar: Pasang rotor pada poros

Page 20: PLTA1

16) Pasang rotor pada poros dengan posisi magnet menghadap ke bawah (ke arah stator/coil ename di dasar papan).

16) Atur posisi rotor magnet (bagian berputar) sedekat mungkin dengan bagianstator /coil enamel namun tidak sampai bersinggungan.

17) Jika posisi sudah pas, maka beri lem pada lubang tengah stator dan bagian poros turbin.

18) Setelah dilem dan bersifat permanen, anda masih bisa mengatur jarak rotor dan statordengan mengendurkan atau mengencangkan baut yang terpasang pada dasar papan.Lihat lingkaran merah pada obeng yang mengatur jarak rotor dan stator. Pada tahap ini, instalasi telah selesai  dan akan dilanjutkan ke bagian penguji

Page 21: PLTA1

PLTA dari Botol Air Mineral #4 (Pengujian)

Bagian D: Pengujian PLTA

 1) Pada bagian akhir ini, pengujian dilakukan dengan memutar turbin PLTA. Anda bisa meletakkan di luar ruangan saat angin bertiup kencang atau anda tiup sendiri. Kalau kecapekan, anda pasang kipas angin dan arahkan ke turbin.

 2) Pada saat turbin berputar maka rotor yang berisi magnet di bawah turbin akan ikut berputarsehingga menimbulkan arus pada bagian stator (coil/gulungan kabel) yang ditempelkan di dasar papan.Jika kabel dihubungkan ke lampu LED, maka lampu akan menyala kedap-kedip secara cepat. Hal ini wajar sebagai konsekuensi arus bolak-balik (AC).

3) Untuk mengukur tegangan AC output, arahkan AVO meter pada Volt AC. Anda bisa memilih range 1 atau 10. Pada contoh gambar, 200.

Page 22: PLTA1

4) Tegangan AC yang dihasilkan pada contoh pengukuran berkisar antara 1-4 Volt.  Pada gambar tertulis0,31 x 200 = 6,1 V. Perhatikan output tegangan, lampu LED umumnya hanya menerima tegangan dari 1-4,5V, jika terlalu berlebihan pelankan putaran kipas angin anda. Selamat mencoba dan semoga sukses :)

Berikut ini adalah symptom atau gejala-gejala gangguan saat pengujian PLTA:1) Turbin bergerak lambat atau tidak bisa sama sekali

Screw eye (mirip gantungan baju) yang dipasang pada poros bagian atas terlalu sempit/kecil sehingga poros tidak berputar, ganti dengan screw eye yang lebih besar. Poros round wooden dowel (mirip pensil) bagian ujung bawah kurang lancip sehingga tidak bisa berputar, gunakan rautan atau amplas untuk meruncingkan.

2) Lampu LED tidak menyala atau redup ATAU tegangan pada output rendah Daya Magnet lemah, ganti dengan yang baru. Cek AVO meter, pastikan anda mengukur dengan pilihan Volt AC, bukan Volt DC karena arus yang dihasilkan bolak-balik. Orientasi pemasangan Magnet salah, Cek bagian rotor dan pastikan bahwa 4 (empat) lempengan magnet di arahkan North/Utara semua atau South/Selatan semua. Pilih salah satu saja. Orientasi Coils/Gulungan kawat salah, Cek bagian stator di dasar papan dan pastikan bahwa arah gulungan searah jaruh jam (clock wise) atau berlawanan (anti clock wise) pada tiap-tiap coil/gulungan. Jangan ada salah satu clock wise dan yang lain anti clock wise. Koneksi pada kawat dan LED, Saat memasang LED pada kawat tembaga yang licin, pastikan anda sudah meng-amplas ujung kawat sebelum dipasang pada LED. Jika hasil masih jelek, gunakan penjepit. Gap antara bagian rotor (magnet) dan stator (coils/gulungan) terlalu jauh. Dekatkan dengan mengatur scrup di dasar papan. 3) Output tegangan sudah di atas 1 Volt

namun LED tidak menyala. Coba cek spesifikasi LED anda, pilih LED yang mampu aktif dengan range tegangan 0,9V sampai 4,5V. Mungkin koneksi kabel dan lampu LED kurang baik, Jika masih dijepit hasilnya tidak bagus, coba disolder saja.

4) Magnet atau Cincin pada rotor jatuh saat berputar.

Daya rekat antara cincin logam dengan lempengan rotor (kardus) ATAU cincin logam dengan magnet lemah,  Bersihkan cincin logam dengan alkohol bila agak berminyak atau diamplas sehingga lempengan cincin tidak terlalu licin dan rekatkan kembali dengan glue/lem yang super kuat, baik antara cincin logam dengan lempengan rotor (kardus) maupun cincin logam terhadap magnet.

 Prosedur lengkap pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol air mineralsumber: http://www.re-energy.ca