PLOT THE STORY

28
education purpose only MATERI KREATIFITAS cerita

description

Memulai penulisan cerita pendek mustinya SEDERHANA - TEGAS - SEGERA.

Transcript of PLOT THE STORY

Page 1: PLOT THE STORY

education purpose only

MATERI KREATIFITAS

cerita

Page 2: PLOT THE STORY

PENULISAN CERITA2

Page 3: PLOT THE STORY

3

1. LANGKAH AWAL - 7 The Big Questions2. Tulis PARAGRAF PERTAMA Unik-Menarik3. Hidupkan KARAKTER4. Tentukan POINT OF VIEW5. Buat DIALOG Penuh Makna6. Gunakan SETTING 7. Tempatkan PLOT8. Ciptakan KONFLIK dan TENSI9. Bangun KRISIS dan KLIMAKS10.Berikan RESOLUSI

TAHAPAN PENULISAN CERITA

PENULISAN CERITA

Page 4: PLOT THE STORY

4LANGKAH AWAL

Gambarkan cerita seperti halnya pengalaman di kehidupan nyata, seperti kejadian mengejar dan berebut layangan putus, merasakan kesakitan ketika terjatuh dari sepeda motor, atau perasaan teramat sedih dan kecewa saat seorang teman mencampakkan diri kita. Cerpen yang efektif bukanlah sesederhana menukil atau mengekspresikan perasaan penulis, namun musti bisa membangkitkan perasaan pembaca.

1. Siapa karakter utama atau the hero kamu itu?2. Apa yang diinginkan oleh the hero dalam cerita kamu?3. Siapa atau apa yang menghalangi tujuan the hero untuk

mendapatkan keinginannya itu?4. Apakah the hero berhasil mendapatkan keinginannya? Cara menarik

atau unik apakah yang dilakukannya?5. Pesan atau moral apakah yang ingin kamu sampaikan melalui cerita

kamu itu?6. Bagaimana hubungan the hero dengan karakter-karakter lainnya di

sepanjang cerita? 7. Bagaimana kamu mengkisahkan cerita ini?

PENULISAN CERITA

“Menulis cerpen itu seperti halnya ketika ingin membuat roti brownies, perlu takaran yang sesuai untuk memadukan berbagai bahan campuran, waktu memanggang, menghias, dan cara menyajikannya. Kitapun bisa berkreasi membuat

jenis dan bentuk kue brownies yang berbeda” 

Page 5: PLOT THE STORY

5

PARAGRAPH

Tugas pertama cerita pendek berada pada kekuatan kalimat pertama yang harus mampu mengikat perhatian calon pembaca. Kekuatannya itu berupa sesuatu yang tidak biasa, tidak terduga, menyiratkan tindakan, atau

konflik. Jadi, mulailah dengan tensi dan tindakan segera, karena cerita pendek membutuhkan alur cerita

yang terfokus mengalir segera hingga bagian akhir.

HOOK

PENULISAN CERITA

“Membuat paragraf pertama itu seperti halnya permainan catur. Pembukaan yang tepat bakal menentukan

permainan menang atau kalah di langkah berikutnya. Paragraf pertama itu bukan hanya sekedar HOOK buat

pembaca, namun juga membangun TONE dan melepaskan ALUR cerita”

IMPAK BESAR. Cerpen itu terbatas ruangnya. Jadi, musti segera simultan dan sinergi pada pesan atau moral yang ingin disampaikan pada pembaca.

CURI PERHATIAN. Bayangkan, sebuah produk sabun di antara puluhan produk sabun lainnya yang diletakkan pada sebuah rak penjualan. Musti tampil berbeda agar menarik perhatian pembeli.

ANEH. Sesuatu yang unik dan terlihat berbeda. Itu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca.

JANJI. Paragraf pertama itu adalah janji. Maka, berikutnya musti menjadi benar untuk memenuhi janji pada pembaca.

SEGERA. Gunakan kalimat seefektif mungkin yang memicu alur cerita mengalir dalam kesegeraan.

TUNJUKKAN. Jangan ceritakan, namun lebih tunjukkan karakter melalui tindakan dan dialog.

DIALOG. Terkadang bisa digunakan, karena dialog bersifat aktif dan bergerak. Namun, dialog tidak harus dimunculkan dalam paragraf pertama.

RINGKAS. Buang kata-kata yang tak perlu, agar lugas dan lekas. Upaya menarik perhatian tidak bisa berlama-lama.

JANGAN USANG. Apapun yang membuat bosan atau pernah populer, jangan digunakan. Itu mengesankan usang, jadul, dan kurang menjanjikan kesegaran.

Page 6: PLOT THE STORY

6PENULISAN CERITA

TAJAM

SURAM

BANGKITKAN PERTANYAAN

MEMPERCAYAI

Banci! Pecundang! Ternyata satu minggu ini Aku tertipu oleh makhluk nista dan menjijikkan.

Indah Pratiwi, nama perempuan berwajah cantik, namun banyak orang lebih suka memanggilnya, Mak Enjung.

Dingin mencekam di serambi malam dan kabut menghampiri kota tua itu di setiap penghabisan purnama.

ABSURD“Tunggangi untaku, Tom,” kata Dewi sembari memanjat tepi balkon lantai delapan apartemen.

“Anak lelaki itu biasa dipanggil Kadal Perekat. Dia memang pantas punya julukan itu,” tandas Rudi.

SINIS “Adil? Win, itu hanya ada di pengadilan akhirat!,” kata Berlian. Erwin segera keluar dari toilet, tak jadi buang air.

DISORIENTASILagi-lagi Hesti dapat angka sembilan ulangan Matematika. “Ngapa malah nangis begitu sih, Tun?,” selidik Melati.

TEKA-TEKIJam 2 pagi, Nadia terbangun dan menemukan Iphone 4s dengan bercak darah di tempat tidurnya.

PERTANDA“Gladys bunyi?.” Raut muka Tanto memucat. Burung Murai Batunya bernyanyi di tengah malam.

PUITISPerlahan sekarat sebelum bersalju, Kita memang berharap hadirnya salju, meski berarti terjatuh.

TAK DIHARAPKANSetiap musim hujan tiba, Datuk Bira menyambangi Kampung Telaga untuk menceraikan isterinya, Mak Pinggan.

PARAGRAPH

Page 7: PLOT THE STORY

7PENULISAN CERITA

PARAGRAPH

IL SIUSTRA

Indah Pratiwi, nama perempuan berwajah cantik, namun banyak orang memanggilnya Mak Enjung. Dia menjalani hidup hanya dengan Adinda, anak angkatnya. Sejak ditinggal mati suaminya dua tahun lalu, dia memilih bekerja sebagai supir angkot Kp Rambutan – Ujung Aspal. “Mak, sampai ke Ujung?,” biasanya penumpang bertanya begitu. “Buruaaan!,” kata Mak Enjung singkat dan lantang. Tapi, banyak juga yang, “Mak, Ujung?” atau “Mak Jung?”. Makanya, dia sekarang dipanggil seperti itu.

Page 8: PLOT THE STORY

8

• Nama• Umur• Pendidikan• Pekerjaan• Etnis• Wajah• Penampilan• Agama

• Pertemanan• Fobia• Hal yang Tak Disukai• Kerahasiaan• Kenangan yang Kuat• Tipe Penyakit• Gesture• Pola Istirahat

PENULISAN CERITA

Tunjukkan, Bukan Hanya Sekedar Menceritakan . . .

Upaya membangun dan mengembangkan karakter dalam cerita, berupa proses menghantarkan informasi mengenai karakter ke dalam bentuk naratif, situasi dramatisasi atau dialog sehari-hari. Karakter bisa saja

dimunculkan melalui deskripsi fisik dan kepribadian, aktifitas, pembicaraan atau pun cara berpikir mereka agar audiens mendapatkan kedalaman.

perasaan tindakan pemikiran motivasi

• Tempat Tinggal• Hobi• Hewan Peliharaan• Status Pernikahan• Situasi Keluarga• Tipe Emosional• Warna Kesukaan• Makanan Favorit

Page 9: PLOT THE STORY

9PENULISAN CERITA

STATUS &

ROLESkeluarga

asal usul

hubungan antara anggota inti

rumah tinggal

lingkungan sekitar

deskripsi dan layout

sejarah penting

kerabat

terdekatperanan

cara bertindak

pekerjaan

situasi tempat kerja

prestasi

terhadap masalah

pengambilan keputusan

peranan bagi kehidupannya

Sekitar jam 7 pagi di jalan besar perumahan. Ryan berjalan lunglai melintasi beberapa rumah bagus dan mobil mewah terparkir. Rambutnya kusut dan berkaos tanpa lengan hingga jelas terlihat tato di lengan kirinya. Beberapa orang tengah berolahraga lari dan bersepatu roda. Seorang tukang roti bersepeda motor menyapanya. Ryan berbelok ke arah jalan yang lebih kecil.

Ryan melangkah masuk halaman. Dia melihat Ibunya berdiri di samping warung yang bersebelahan dengan teras rumah. “Kok, baru pulang...?” pada wajah Ibunya tampak kerutan di dahi dan gerakan kecil di kelopak mata. Ryan terheran dan menghentikan langkahnya. Ibunya segera maju beberapa langkah menyambut tas yang dibawanya sambil mengusap-usap rambut kepalanya yang kusut. Ryan memeluk Ibunya dan menitikkan airmata.

ILUSTRASI :

Page 10: PLOT THE STORY

10PENULISAN CERITA

FISIK

KEPRIBADIAN

wajah

tubuhcara

berpakaian

gesture dan

mimik

asesoris

Sore di kafe studio. Ryan dan Nina duduk di kursi teras. Ryan tersenyum memandang wajah Nina. Gadis itu tersipu membuat gerakan bibirnya memunculkan lesung pipit di kedua pipinya. Dia menyodorkan daftar pertanyaan untuk tugas pelajaran Bahasa Indonesia. Ryan kaget meneliti lembaran itu, tapi segera berupaya tenang dan berlagak serius. Nina agak menjulurkan kepalanya, ingin tahu apa yang Ryan lakukan dengan lembaran daftar pertanyaan.

Temannya itu menggeser duduknya menjauhi Nina. Dia menulis di lembaran tadi. Nina tertawa geli. Di lembaran itu Ryan meulis - Andi Riyanto. 16 tahun. Kelas 11D SMA HighZone. Tinggi 170 cm, berat 62 kg, kulit putih, rambut lurus, hidung mancung dan bibir tipis. Berwajah sangat tampan, gemar musik, suka berteman, terbuka, punya tato, pakai tindik dan tak senang bermusuhan. Cita-cita sangat ingin mempunyai pacar yang baik hati-. Ryan mengangkat kertas itu dan memberikannya pada Nina. Dia menatap wajah Nina yang tengah membaca jawaban dan menunggu ekspresi gadis itu.

ciri khas

watak pandangan

pemikiran sifat

ILUSTRASI :

Page 11: PLOT THE STORY

11PENULISAN CERITA

NAMA BENAR

asosiatif

positif unik

nyaman

TIPSJangan beri nama the heroes dengan bunyi yang terdengar sama, seperti Ryan-Dian, Angga-Olga, Joni-Rani atau Kaka-Rika

Jangan beri nama yang sulit, seperti Trianamanya, Srinivasan, Mutuaria, Kalyamirhim, Ihsanmirtu

Buatlah nama yang sederhana dan mudah diingat untuk the heroes, seperti Ryan-Nina, Anto-Lintang, Fandi-Mita, kecuali untuk layer berikutnya atau pun antagonis, seperti Bohir, Firdaus, Pius, Sodikin, Sayuti, Hasanah, Apin

Page 12: PLOT THE STORY

12PENULISAN CERITA

Penarasian cerita dari perspektif orang ke 1, 2, atau 3. Sebagai penulis, perlu menetapkan siapa yang akan bernarasi, dan seberapa banyak informasi tersedia

bagi narator dalam cerita pendek, khususnya. Penulis bisa secara langsung terlibat dalam tindakan, atau hanya menceritakan tindakan.

Upaya menyatukan narator dan pembaca melalui rangkaian scene dengan memasuki persepsi satu karakter. Dicirikan dengan penggunaan kata ganti orang pertama, Aku, Saya, dan lainnya. Secara emosional, pembaca dibawa masuk hingga kedalaman persepsi, pemikiran, dan tindakan karakter tersebut. Kelemahannya, situasi ini akan membatasi pembaca terkoneksi dengan karakter lainnya dalam cerita.

Pembaca ditempatkan pada realita kejadian, hingga berhadapan langsung dengan berbagai kemungkinan. Ini memberikan pengalaman berbeda bagi pembaca. Namun, resikonya pembaca bisa kehilangan detail dari kejelasan cerita yang utuh. Dicirikan dengan penggunaan kata ganti orang kedua, Kamu, Engkau, Kau, dan lainnya.

Penulis leluasa menuangkan semua pemikiran dan motivasi karakter, serta bergerak melakukan transisi dari satu karakter ke karakter lainnya. Atau, lebih cenderung membatasi kedekatan pembaca pada persepsi satu karakter tertentu, namun tetap perlu mengembangkan karakter lainnya pada scene yang berikutnya.

Page 13: PLOT THE STORY

13PENULISAN CERITA

Aku bisa tak tahan membayangkan wajah Ibu yang tulus memancarkan kebaikan, bila rumah ini benar-benar akan disita oleh pengadilan.

“Ryan...”

Suara Ibu yang lembut menyentak halus lamunanku. Air mukanya sama sekali tidak mencerminkan kekuatiran, malah tampak menyuarakan kesegaran, bagiku. Padahal, besok Ibu akan datang ke sidang putusan.

Bagi Tomo, hidup memang makin terasa menekan dan menyulitkan belakangan ini. Delapan tahun usaha bimbingan belajar privat, tak membuahkan hasil bagus. Lari di tempat, bahkan memprihatinkan. Buktinya, Tomo tak berdaya berhadapan dengan persoalan pendaftaran anaknya, Deni masuk SMA. Lima juta lima ratus ribu rupiah tunai dan segera. Seminggu lebih Tomo berupaya, namun nihil ditambah wajah senewen Ninit, isterinya.

“Tiga hari lagi lho, Mas... Tolong dipikirin bener, ya. Kasihan Deni, khan?”

Ini, sekotak rindu untukmu, maukah kamu mencicipinya? Selagi Tuan Waktu masih memberikan detik-detiknya untukmu. Tak mengapa, rindu ini manis kok, tak

ubahnya cinta karamel yang kamu berikan tempo dulu. Nyatanya, aku tak memiliki rindu yang asin karena air mata, atau bahkan pahit yang dilumuri kemarahan.

Jadi jangan takut untuk pergi. Terbanglah sejauh mungkin. Jelajahi bumi ini sampai kamu terpuaskan. Dan ketika kamu kembali, lelah dengan petualanganmu,

jenuh dengan langkah-langkah panjang yang menjauh, pasti akan ada sekotak rindu yang menanti dicicipi olehmu di rumah.

Page 14: PLOT THE STORY

14PENULISAN CERITA

Suara Ibu yang lembut menyentak halus lamunanku. Air mukanya sama sekali tidak mencerminkan kekuatiran, malah tampak menyuarakan kesegaran, bagiku. Padahal, besok Ibu akan datang ke sidang putusan.

Aku merasakan kehangatan duduk di ruangan ini. Ruang meeting klienku. Di dekatku ada meja besar trembesi ukiran jepara lengkap dengan delapan kursi perpaduan kayu dan bahan kulit. Lembut terhirup aroma melati. ‘Oh, teh itu’ batinku. Di meja ada dua cangkir teh yang masih mengepulkan asap...

Penulis sebagai karakter utama

dalam POV 1

Penulis sebagai karakter utama menceritakan

karakter lain dalam POV 1

Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Dia selalu lebih dilihat dari pada Aku. Terkadang Aku benci padanya, tapi dia juga selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, Aku melihatnya bersama Tantri, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan Tantri. Aku merasa Angga juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya, karena tak pernah bercerita padanya bahwa Aku menyukai Tantri. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai, dia juga suka?

Penulis bukan sebagai karakter

utama dalam POV 1

Page 15: PLOT THE STORY

15PENULISAN CERITA

FUNGSI Melancarkan pergerakan cerita untuk mencapai tujuan pada titik tertentu dan membangun cerita ke depan Menguraikan kompleksitas informasi yang tidak mudah dinarasikan seperti masalah sikap, pandangan hidup atau masalah dengan informasi berlebihan Kontribusi penguatan karakterisasi, terutama buat the heroes agar bisa lebih dekat berhadapan dengan audiens Membantu pembedaan karakter dengan munculnya personality dan pola berpikir karakter melalui dialog Mendorong penguatan situasi sesuai tensi yang diperlukan

NATURAL SOUNDNATURAL SOUND POLA DIALOGPOLA DIALOG DIALEKDIALEK

Page 16: PLOT THE STORY

16PENULISAN CERITA

NATURAL SOUNDNATURAL SOUNDBAHASA PERGAULAN. Dialog mustinya terasa alami dengan menggunakan kata yang dipakai sehari-hari, kata yang dipadatkan dan slank

“Memangnya kamu nggak ngerjain tugas, Lin?”“Gak! Males gua, Mey”“Waduh. Bisa jeblok, loh”“Sebodo amat!”

“Saya bingung, Pak Harjo”“Bingung kenapa, Don?”“Pacar saya hamil, Pak”“Koq bisa, ya?”

“Sudah tiga bulan sales kita melorot. Ini ndak bagus buat kita”“Iya, Pak”“Saya minta laporan per grup segera”“Iya, Pak”“Bisa sore ini?”“Bisa. Bisa, Pak”

PENGGAL KALIMAT. Biarkan beberapa karakter memenggal kalimatnya agar memberikan kesan alami dan dekat dengan audiens

“War, koq masih disini? gimana sih, kamu?”“Ngopi dulu, Nit”“Makasiiih. Lagian juga baru nomor 27 yang dipanggil”“Oh... Haaah!”“Loh? Kemana, War?”“Nomor gua 25! Pergi, ah... ”

INTERUPSI. Baiknya perlu ditampilkan satu atau dua karakter yang terbiasa memotong dialog yang lain, karena di keseharian juga biasa ditemukan

“Baiknya satu...”“Kudu semua, Pak. Kagak boleh dibedain”“Lho kok harus semuanya, Kong?”“Naaah, engkong gua pesen begitu ongkoh”“Kalo ada...?”“Entong dijual! Digade ajah, Pak!”

DENGUNG. [Hmh, eh, ah, ugh, apa ya dan lainnya] menunjukkan adanya keraguan, agak berpikir atau menunda dialog dalam pembicaraan. Meski baiknya tidak terlampau sering dimunculkan

Page 17: PLOT THE STORY

17PENULISAN CERITA

POLA DIALOGPOLA DIALOG

Suara kamu menunjukkan siapa diri kamu. Itu sudah menjadi trademark dan identitas seseorang. Dialog bisa digunakan untuk membedakan atau mengkarakterisasi melalui bagaimana cara karakter tersebut berbicara.

status sosial pendidikan asal daerah usia pekerjaan

STRUKTUR KALIMAT. Perbedaan faktor usia, pendidikan dan status sosial musti memiliki perbedaan pola dialog dalam hal struktur kalimatnya

CARA BICARA. Penggunaan penggal kalimat, interupsi, dengung, aksen dan dialek sangat bermanfaat untuk membedakan karakter satu dengan yang lainnya

“Kamu tidak takut ikut pendidikan?”“Nggak, Pak”“Badan kamu masih kecil benar, Dik”“Nggak apa-apa bilangnya Pak Soleh”“Memang kamu tidak takut mati?”“Maaati?”“Iya. Kita ini mau berjuang membela tanah air!”“Berjoang?”“Berjuang itu taruhannya mati, Dik!”“Mesti mati, Pak?”

“Begini Bos... Hmh...”“Kenapa, Bud?”“Besok... Hmh... baeknya kita ngamen ajah”“Lho, terus siapa yang jadi kepala, Bud?”“Guwa... eh saya, Bos!”“Emang kamu bisa?”“Hmh...”“Soalnya gua belon pernah liat kamu loncat tinggi!”, “Tapi, Bos pan...”“Jangan, Bud! Gua nggak yakin!”“Bosss...!”

Page 18: PLOT THE STORY

18PENULISAN CERITA

AKSEN & DIALEKAKSEN & DIALEK

pronunciation pronunciation vocabulary grammar

karena adanya perbedaan regional atau asal daerah

DIALECT instantly gives characters authenticity and offers insight into their attitudes, background, and education. An ACCENT allows the reader to use their sense of hearing and gives text depth and flavor.

Mark Twain

• benar, bénar, bener• saja, aja, ajha, ajah• oke, ok, okeh• terus, térus, trus• bos, boss, boz, boos• ramai, ramé, ŕame

benar, betul, leres, bener takut, kéder, ngeri, sien, wedi kurus, kerempéng, ceking, begéng jangan, entong, ulah, nggak boleh

“Uwis Den, sabar aja ngersula kaya kue”“Iya, Pak”“Urung teka jodomu kerja nang pabrik”“Katanya musti pakai uang...”“Dudu kue masalahe!”“Kelamaan Deni disini, Pak”“Yén awakmu betah nang kéné, terus wae Den...”“Deni kuatir kalo...”“Uwis Den, ojo dipikir nemen. Saiki wis bengi, gagian turu”“Iya, Pak”

“Lah, kenapa elu, bro?”“Welah, lagi sial guwa, Fer”, kata Ardy sambil mengelus-elus pipinya yang terlihat membiru.“Elu berantem ya, Ar?”“Ndak. Guwa disangka si Maman punya hutang sama dia. Padahal ndak loh, Fer!”, Ardy berusaha menjelaskan persoalan dengan aksen kentalnya.“Trus...”“Guwa bilang ajah ‘samber gledek, ke laut ajah elu, Man’”“Trus, trus”“Laaah, guwa udah nyungsep di selokan, semprul!”

Page 19: PLOT THE STORY

19PENULISAN CERITA

SET TINGTIME . LOCATION . CONTEXT . ATMOSPHERE

Upayakan selalu memadukan antara SETTING dengan KARAKTERISASI dan PLOT Mengkontribusi bagi pembaca melakukan VISUALISASI SCENE, namun baiknya hanya pada detail yang secara nyata ditambahkan dalam cerita Gunakan STIMULASI lebih dari DUA INDERA pada deskripsinya Ketimbang menyajikan informasi mengenai cuaca, populasi, atau seberapa jauh letak lokasi, lebih menarik menyajikan DETAIL DESKRIPSI agar pembaca dapat bereksperimen pada lokasi dimana karakter melakukan tindakan

Terdengar suara keras. BRAKKK! Mela menjerit kaget dan ketakutan. Ardy berusaha menenangkan. Lampu taman sesekali mati, menyala tak stabil. Ardy melangkah masuk ke teras. Sekelebat bayangan putih di samping rumah. Mela tergagap, sulit bersuara. Dia berusaha menarik lengan Ardy. Enggan bertemu Kakek Jelaga.

Muncul lagu Cinta Satu Malam. Budi tengah ngibing. Sorot lampu ke arah Murni yang meliukkan pinggul. Wajah kenesnya menggoda. Budi berteriak kecil. Tabuhan kendang membuat lelaki itu makin gairah berjoged. Dia acungkan selembar lima ribuan. Murni mencubit pipinya. BYURRR! Budi basah kuyup. Wajah Emak tegang dan tak sabar muncul di hadapannya. Budi bersungut sambil bangun dari rebahannya.

Gunakan kalimat yang asertif dan mudah divisualisasikan pembaca, bila perlu tanpa bantuan dialog

Munculkan ambiens, hingga pembaca bisa mencium, merasakan, melihat dan terlibat dalam situasinya

Page 20: PLOT THE STORY

20PENULISAN CERITA

Apa yang terjadi, alur cerita, dan tindakan. Ini menggambarkan bagaimana penulis membangun situasi,

dimana TITIK BELOK berada, serta KARAKTER lakukan hingga akhir cerita.

EXPLOSIONMenggentarkan, memegang, dan menggiring kejadian atau masalah untuk merebut pikiran dan hati pembaca.

EXPOSITIONLatar belakang informasi yang dibutuhkan untuk menempatkan karakter dalam cerita.

Dia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereka berdua? apa yang mereka inginkan? Kupandang wajah anak itu. Ah, mata biru. Mata yang hanya kujumpai di cerita film.

Leluhurnya pernah berpesan agar ada anggota keluarganya yang berprofesi sebagai dokter.

CONFLICTKarakter berhadapan dengan masalah internal dirinya, atau sesuatu dari luar dirinya, atau orang lain.

Ibu calon pengantin pingsan, bapaknya jadi malu, dan sanak saudara mulai mencari ke segala penjuru. Padahal, sang calon pengantin ada di rumah. Bahkan setelah ditemukan, ibu calon pengantin masih menolak, ”Itu bukan anak saya! Itu bukan anak saya!”. Ibu itu berteriak seperti tengahkesurupan. Para tamu salingbertanya dan kasak-kusuk. Aryamalah menyukai situasi ini.

Page 21: PLOT THE STORY

21PENULISAN CERITA

COMPLICATIONSatu atau lebih masalah yang ditempatkan untuk menjaga karakter tetap pada upaya meraih tujuannya.

FLASHBACKMengingat kejadian lampau sebelum cerita dimulai.

Arjuna terdiam, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan sedikit kesal. ”Lantas di mana aku menanam mawar-mawarku?” Toni terperanjat, “Kok, malah jadi masalah mawar...?” Toni merasakan ada yang janggal. Dia sudah bersusah payah, meski pembayaran tanah dan rumah belum terjadi, tapi Arjuna bersikap aneh.

Itu lima tahun silam. Dita memang kurang waras. Suka berlarian di pematang sawah, dan terkadang mengamuk tanpa sebab. Bimo kerap menemuinya tertidur di saung dekat petak sawah Mang Ucin, lalu membopongnya pulang. Entah kasihan atau simpati, Dita takpernah jauh dari perhatian Bimo.

TRANSITIONKalimat atau paragraf yang ditujukan untuk merubah alur cerita dengan berpindah waktu, lokasi, atau karakter.

“Ingat nggak waktu tas sekolah Alfred jatuh di sini?,” sergap Daren. Keduanya berdiri dekat pagar jembatan lobang tiga. Hans jadi teringat Alfred, teman SMA dulu yang sekarang kuliah di Bonn. Alfred itu pemalu, tapi selalu siap bila diminta bantuan oleh Hans.

Kalau tak salah, Dani bekerja sebagai reporter lepas koran di Garut dua tahun lalu, dan sekarang kabarnya dia malah sibuk mengurusi pacarnya yang pindah ke Medan. Berulang kali Aku hubungi hapenya, tapi tak diangkatnya. Seperti tak percaya, Dani di kotaku saat ini.

Kehidupan Ryan tak keruan. Dia hanya mengandalkan berjualan kaos yang dibeli di Tanah Abang. Akhirnya, di Nopember sebuah perusahaan asuransi menerimanya bekerja.

Page 22: PLOT THE STORY

22PENULISAN CERITA

FALLING ACTIONMelepas tindakan cerita setelah klimaks.

RESOLUTIONKetika konflik internal atau eksternal terselesaikan.

CLIMAXXTensi cerita yang meningkat hingga puncaknya.

Kutemui Amelia di teras. “Kamu yang jemput Bimo, kan?”. Tiba-tiba kudukku berdiri. Aku merasakan panas ketika menyentuh lengan gadis itu. Amelia menoleh. Kedua bola matanya berubah merah. Amelia menyeringai. Tangannya mengenggam benda mengkilat. Pisau. Sekelebatan pisau terhunjam ke arah dadanya. Arrrgh! Panjang memekik dari mulut Amelia. Tubuhku gemetar. Aku hanya tergagap.

Tomo dan motor tuanya menderu girang di jalan raya untuk segera pulang. Tomo puas menuntaskan dendam lamanya.

Di kejauhan beberapa orang tengah memasang sebuah baliho besar. Itu baliho pasangan pilkada calon bupati dan wakilnya, bergambar Ibu Indah Joyodiningrat dan Bapak Eddy Picek. Keduanya tersenyum seperti mengejek pada dirinya. Terutama senyum ibu mertuanya itu, “Mau juga terima sedekah, dia... Ehm, akhirnya.” Sepertinya begitu.

Page 23: PLOT THE STORY

23

Conflict is the fundamental element of fiction, fundamental because in literature only trouble is interesting. It takes trouble to turn the great themes of life into a story: birth, love, sex, work, and death.

Janet Burroway

Protagonist vs Karakter LainProtagonist vs LingkunganProtagonist vs TeknologiProtagonist vs MasyarakatProtagonist vs Tuhan Protagonist vs Dirinya Sendiri

PENULISAN CERITA

KONFLIK melahirkan TENSI yang membuat cerita dimulai. Tensi diciptakan dari situasi OPOSISI antar karakter, atau karakter dengan kondisi internal dan eksternalnya. Upaya

menjaga keseimbangan kokohnya oposisi dari konflik, berarti menjaga kedekatan pembaca hingga akhir cerita.

Page 24: PLOT THE STORY

24PENULISAN CERITA

MYSTERYBeri dan jelaskan sebatas menggoda atau mengusik pembaca. Jangan ungkapkan semua hinggga detail

EMPOWERMENTKedua sisi pihak yang terlibat dalam konflik diungkap, baik pemikiran dan motivasinya

PROGRESSIONMenjaga kekuatan cerita dengan menghadirkan jumlah atau jenis hambatan yang dihadapi protagonist.

INSIGHTLakukan karakterisasi sealami mungkin, namun tambatkan berbagai kesalahan yang wajar dalam melakukan tindakan

SURPRISEKerumitan konflik dapat mengantisipasi pembaca yang selalu ingin memprediksi kejadian terlampau jauh

EMPHATYDoronglah identifikasi pembaca terhadap karakter dan alur cerita secara menyenangkan dengan meresonasi impian bagus, atau secara tidak menyenangkan dengan derita

UNIVERSALITYHadirkan perjuangan, kerja keras, dan susah payah meraih tujuan yang membuat pembaca merasakan makna berarti, terutama bila itu dapat merefleksikan keunikan lokasi dan waktu

HIGH STAKESYakinkan pembaca, bahwa apapun yang diterima atau dihasilkan disebabkan seseorang itu berupaya meraih dan bertindak terhadap kehilangan sesuatu yang berharga.

yang perlu diperhatikan dalam . . .

Page 25: PLOT THE STORY

25PENULISAN CERITA

Adalah TITIK BELOK cerita yang musti menjadi situasi atau moment paling

menarik dan dramatis

CRISIS bisa jadi sebuah pengenalan, sebuah keputusan, ataupun sebuah resolusi. Karakter memahami apa yang belum terlihat sebelumnya, atau merealisasikan apa yang harus diselesaikan,

atau akhirnya memutuskan melakukan tindakan. Ini terjadi setelah keadaan berubah.

TIMING sangatlah krusial. Jika crisis muncul terlalu cepat, pembaca akan berharap segera munculnya titik belok lain. Jika terlampau

lambat, pembaca menjadi tak sabar dan karakter dirasakan menjadi lebih tebal dan parau.

Page 26: PLOT THE STORY

26PENULISAN CERITA

Adalah penyelesaian terhadap konflik. Dalam cerita pendek, kesulitannya berupa menyiapkan resolusi lengkap, dan bukan

sekedar perubahan signifikan yang dialami karakter

Resolusi dapat dihadirkan dalam berbagai bentuk

OPENPembaca yang akan memutuskan akhir ceritanya.

Dia memeluk Tomo, meminta maaf dan perlu waktu. “Tak ada yang perlu berubah, Fir.” Tomo melangkah meninggalkan teras rumah. Sepi dan dingin. Tubuhnya dibasahi rintik hujan. Firla masih menangis dan memandang langkah lelaki itu. Hampa.

RESOLVEDJelas dan tegas situasinya.

Wulan tersipu dan agak mengangguk. Itu sangat cukup buat Bondan, “Bob bobbbb bobon... Mmmenn nang!” Bondan berlari sekencangnya ke vespa bututnya. Dia ciumi vespa itu, seperti menciumi adik kesayangannya.

PARALLEL to BEGINNINGSerupa dengan situasi atau gambaran di awal cerita

Semuanya jadi terdiam. Gerah bikin gelisah. Aku kembali memandang wajah Ayah. Tegang, tapi kedua matanya agak berair

mengingatkanku saat Ayah bahagia mendengar namaku disebut sebagai pemenang lomba drag race. “Kita pulang ya, Ed...,”

suaranya memecah kebuntuan. Akhirnya, Ayah menerimaku kembali. Aku jadi tak sabar ingin segera merasakan kehangatan dalam

keluargaku seperti dulu lagi.

Page 27: PLOT THE STORY

27PENULISAN CERITA

MONOLOGUESalah satu karakter berkomentar

DIALOGUEBeberapa karakter berdialog

LITERAL IMAGESetting atau bagian dari setting memberikan jawaban SYMBOLIC IMAGE

Diwakili oleh makna kehidupan simbolis tertentu

Kamu akan selalu ada di setiap lembaran naskah yang belum sempat kita selesaikan.

“Smoga kamu tenang dan bahagia disana. Aku selalu merindukanmu dengan semua kenangan kita. MISS YOU…”

“Begitu ajha, Mit...”“Hmh, kayaknya gua suka ama elu, Chy”“Ciyuuuus, Mit. Cumpeh miapah?”“He he he, ciyus, jelek, sumveve miamu”“Tengkyu, Mit... Eh, ini tanggal berapa?“21, emang apaan?”“Hah! 21? Hepi beday ya... I Love You!”“Gua sampe lupa, makasih, I Love You Too, deh”

Matahari perlahan sembunyi di peraduannya. Lembayung melukis langit senja. Bimo tak habisnya bersyukur pada Tuhan yang telah menggariskan hadirnya sosok manusia yang telah menawarkan kepahitan. Diana. Dia berupaya menjauhkan lelaki muda itu dari kubangan hitam.

Ia terus membayangkan tengah menyetrika dada kakak dan teman-temannya, dada ibu, dada bapak, dada suaminya, dada pemilik laundry. Mata Maura merah. Semakin merah. Ia terus menyetrika dengan mata yang merah, dengan tubuh yang marah, hingga seseorang menggedor pintu keras-keras, meneriakkan namanya dengan suara teramat kasar pada pagi di pengujung Agustus sehabis diterjang angin badai.

Page 28: PLOT THE STORY

28PENULISAN CERITA