Pleno Skenario A

34
םםםםםם םםםם םםםםםם םםםםם6 Foundations of Data Structures - 2013/Spring, Amihai Savir & Ilya Mirsky AVL TREES

description

ss

Transcript of Pleno Skenario A

Page 1: Pleno Skenario A

PLENO SKENARIO A-Blok 24-Kelompok 1

PDU Non Reguler 2012

Page 2: Pleno Skenario A

Tutor : dr. Nova Kurniati, Sp.PD

Anggota :• Widya Sistha Yuliasmi 04121401003• Dhiya Silfi Ramadini 04121401008• Alzena Dwi Saltike 04121401009• Avyandara Januarizka 04121401013• Rafenia Nayani 04121401024• Michael Sintong H Purba 04121401077• Nia Fitriyanti 04121401079• M Fakhri Altyan 04121401082• Inthan Atika 04121401085• Ivan Alexander Liando 04121401088

Page 3: Pleno Skenario A

Skenario• Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena

bengkak seluruh tubuh dan BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah .Willi

sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan. Willi lahir aterm, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2400 gram,

panjang badan lahir 47 cm, lingkar kepala lahir tidak diukur. Willi sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya terbaring

saja.

• Riwayat nutrisi sebelum sakit : ASI usia 0 hari sampai sekarang , sejak lahir sampai usia 3 bulan susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok

takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml. Sejak usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalor) .

Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran

susu formula sudah benar.

Page 4: Pleno Skenario A

• Wili sudah pernah mendapat Imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x. Wili dilahirkan dari keluarga : ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia 32 tahun tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7

tahun, 5 tahun dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3mx7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6

meter.

• Pemeriksaan fisik : kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dibeberapa tempat terutama di daerah yang

mendapat tekanan, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/ menit, suhu 35C.

• Hasil pengukuran antropometri : berat badan 7000gram panjang badan 74 cm lingkar kepala 46cm, wajar membulat tidak ada dismorfik.pada mata terdapat

bercak seperti busa sabun, ada edema diseluruh tubuh, tidak ada iga gambang , perut membucit , lengan dan tungkai edema . dan terdapat baggy pants.

Page 5: Pleno Skenario A

Klarifikasi Istilah • Bengkak : Pengumpulan cairan secara abnormal diruang intraseluler tubuh

• Diare : Pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak normal

• Susu Formula : Susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI.

• Imunisasi BCG : Bacile calmette guerine adalah preparat yang digunakan sebagai agen imunisasi aktif terhadap tuberculosis

• Imunisasi DPT : Difteria pertussis tetanus adalah vaksin difteri dan tetanus, toksoit dan pertusis.

• Imunisasi hepatitis B : Preparat antigen permukaan hepatitis B, baik yang berasal dari plasma manusia pembawa hepatitis B atau dari cloning didalam sel ragi.

Page 6: Pleno Skenario A

• Polio : Suspense virus polio yang di inaktivasi dan digunakan untuk imunisasi terhadap penyakit polio myelitis.

• Antropometri : Ilmu yang mempelajari pengukuran dimenis tubuh (ukuran berat, volume dll) dan karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak

• Baggy pants : Kulit yang keriput karena jaringan lemak subcutis yang sangat sedikit sampai tidak ada biasanya pada daerah bokong tampak seperti memakai celana longgar

• Dismorfik : Gangguan kejiwaan dimana orang merasa risau secara berlebihan dan ada cacat dan kekurangan yang dirasakan dari ciri fisiknya.

• Iga gambang : Tulang rusuk yang menonjol (iga piano). merupakan salah satu tanda klinis khas marasmus

Page 7: Pleno Skenario A

Identifikasi masalah

• Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena bengkak seluruh tubuh dan

BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah.

Tidak ada muntah . Willi sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan.

• Willi lahir aterm, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2400 gram, panjang

badan lahir 47 cm, lingkar kepala lahir tidak diukur.

• Willi sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya terbaring saja.

• Riwayat nutrisi sebelum sakit : ASI usia 0 hari sampai sekarang , sejak lahir sampai usia 3 bulan susu

formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml. Sejak

usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalor) .

Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam,

dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar.

Page 8: Pleno Skenario A

• Wili sudah pernah mendapat Imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.

• Wili dilahirkan dari keluarga : ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia

32 tahun tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun

dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3mx7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber

air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter.

• Pemeriksaan fisik : kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda

dengan tepi hitam dibeberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan,

kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernafasan 30x/

menit, suhu 35C.

• Hasil pengukuran antropometri : berat badan 7000gram panjang badan 74 cm lingkar kepala

46cm, wajar membulat tidak ada dismorfik.pada mata terdapat bercak seperti busa sabun,

ada edema diseluruh tubuh, tidak ada iga gambang , perut membucit , lengan dan tungkai

edema . dan terdapat baggy pants.

Page 9: Pleno Skenario A

Analisis Masalah

Bagaimana keadaan normal tumbuh kembang anak pada saat umur 18 bulan ?

• Motor : lari dengan kaku ;duduk pada kursi kecil; berjalan naik tangga dengan satu tangan dipegang ; menjelajahi laci dan keranjang sampah

• Adaptif : membuat menara dari 4 kubus; meniru mencoret-coret ; melempar bola kecil dari botol

• Bahasa : 10 kata (rata-rata) ; memberi nama gambar; mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuh

• Sosial : makan sendiri ; mencari pertolongan bila ada kesukaran; dapat mengeluh bila basah atau menjadi kotor ; mencium orang tua dengan mengerut.

Page 10: Pleno Skenario A

Bagaimana hubungan riwayat partus dengan keluhan yang dialami sekarang?

• Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.

• Beberapa penelitian mengungkapkan anak yang lahir dengan berat badan dibawah normal mempunyai pola pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lahir dengan berat badan normal.

• Terdapat hambatan pertumbuhan yang serius anak BBLR yang dimulaisejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun, sehingga tidak pernah mencapai berat badan anak dengan berat badan lahir normal.

Page 11: Pleno Skenario A

Makna klinis dari sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya terbaring saja?

• Terjadi gangguan proses tumbuh kembang. • Terapi nutrisi yang tidak adekuat pada anak dengan diare kronis dapat

menyebabkan terjadinya gangguan gizi yang berkelanjutan dan seperti sebuah lingkaran setan, di mana diare kronis menyebabkan keadaan malnutrisi, dan keadaan malnutrisi semakin memperburuk keadaan diare kronis pada anak.

• Diare yang terjadi pada anak dalam dua tahun awal kehidupan akan mepengaruhi fungsi kognitif hal ini dihubungkan dengan konsep bahwa dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode kritikal perkembangan otak.

• Diare dapat menggangu proses tumbuh kembang anak karena pada saat anak mengalami diare proses metabolisme tubuh terganggu akibat banyak cairan elekrolit yang terbuang sehinga asupan nutrisi anak berkurang padahal sangat dibutuhkan untuk membantu proses tumbuh kembang.

Page 12: Pleno Skenario A

Bagaimana kebutuhan gizi dari usia 0 – 18 bulan?Ada tiga tahapan pemberian makanan pada bayi:

1. Exclusive breast feeding (EBF) mulai dari bulan pertama sampai 6 bulan2. Mulai pemberian makanan tambahan (MP-ASI) dan ASI pada 6 bulan

sampai usia 1-2 tahun. Syarat pemberian:– Tes makanan pertama

• Bubur beras yang diperkaya zat besi• Hanya satu jenis• Diberikan setelah pemberian ASI atau susu formula

– Satu macam, satu rasa– Tekstur halus dan konsistensi encer pada awal pemberian, kemudian

ditingkatkan menjadi setengah padat kemudian padat.– Besar porsi mulai dengan 1-2 sendok teh tambah bertahap menjadi 1

sendok makan– Makanan baru harus berjarak 4-7 hari– Frekuensi pemberian makanan

• 2-3x/hari untuk 6-8 bulan• 3-4x/hari untuk 9-10 bulan• Untuk usia 12-24 bulan tambahkan 1-2 snacks (soft fruit, bread with nut paste)

Catatan: tidak ada urutan khusus kapan harus MP-ASI dan pemberian ASI

Page 13: Pleno Skenario A

Cont…

3. Family Food untuk usia 1-2 tahun, berikan makanan dengan bumbu yang tidak pedas dan tidak merangsang Kebutuhan kalori yang diperlukan untuk bayi adalah sekitar 80-120 kkal/kgBB selama usia beberapa bulan pertama dan sekitar 100 kkal/kgBB pada usia 1 tahun pertama.

Page 14: Pleno Skenario A

Bagaimana interpretasi dari pemberian susu formula dan MP ASI?

Usia tinggi (74 cm) = 11 bulan• RDA = 120 kkal/kg• Berat ideal = 9,3 kg• Kebutuhan kalori per hari = RDA (kkal/kg) sesuai

usia tinggi x berat ideal (kg) = 120 kkal/kg x 9,3 kgKebutuhan = 1116 kkal/hari

Page 15: Pleno Skenario A

Cont…

Susu formula• Susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @

1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml

• 4 x 60ml = 240 ml susu/hari (kalori susu formula = 67kkal/100ml)

• Kalori yang dipenuhi dari susu formula = 240ml x 67kkal/100ml = 160.8 kkal/hari

Page 16: Pleno Skenario A

Cont…

Makanan pendamping• Bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @

2 sendok makan (80 kalori)• Kalori yang dipenuhi bubur beras merah = 3 x

80 = 240 kkal/hari• Kalori yang dipenuhi susu formula dan bubur

beras merah = 400.8 kkal/hari

Page 17: Pleno Skenario A

Cont…

Selisih kebutuhan kalori yang belum terpenuhi = 715.2 kkal/hari (tidaktermasuk ASI dan bubur saring yang kadang diberikan). Pemberian susu formula dan bubur beras merah yang dilakukan ibu pasien tidak mencukupi kebutuhan energy harian pasien.

Page 18: Pleno Skenario A

Bagaimana pembuatan susu formula yang benar12 langkah menurut WHO dan FAO (2006) sebagai berikut:1. Bersihkan alas tempat membuat susu hingga bersih2. Cucilah tangan dengan air yang mengalir dan sabun, lalu keringkan

dengan handuk bersih 3. Panaskan air hingga suhunya mencapai 1000C. Apabila menggunakan

kettel otomatis, tunggu hingga kettel mati dengan sendirinya. Apabila menggunakan panci, pastikan air dimasak sampai mendidih

4. Bacalah dengan seksama ukuran pembuatan susu pada kaleng susu formula.

5. Setelah air mendidih, tuangkan air pada botol susu yang telah dicuci bersih dan disterilkan. Tunggu kurang lebih 15 menit agar suhu air mencapai lebih dari 700C sebelum memasukkan susu. Suhu harus diturunkan agar protein dalam susu tidak rusak. Namun jangan sampai di bawah 700C agar bakteri Enterobacter sakazakii dapat mati.

Page 19: Pleno Skenario A

6. Masukkan susu sesuai dengan takaran.7. Tutup botol susu, lalu kocok perlahan agar susu dan air tercampur dengan

baik.8. Turunkan suhu susu sebelum diberikan ke bayi dengan cara melewatkan

botol pada air yang mengalir melalui kran. Suhu juga dapat diturunkan dengan merendam botol dalam air baskom.

9. Keringkan bagian luar botol.10. Teteskan pada punggung tangan untuk mengecek suhunya kembali

sebelum diberikan pada bayi.11. Beri minum bayi.12. Buang susu apabila tidak terminum hingga kurun waktu 2 jam.

Page 20: Pleno Skenario A
Page 21: Pleno Skenario A

Bagaimana hubungan riwayat keluarga dan keadaan lingkungan dengan penyakit yg dialami Wili?

• Beberapa hal yang juga sebagai penyebab timbulnya masalah gizi yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi : pendidikan orang tua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi, budaya dan lain-lain.

• Keterbatasan sosial ekonomi ini juga berpengaruh langsung terhadap pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, berpengaruh pada praktek pemberian makanan pada bayi berpengaruh pula pada praktek pemeliharaan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta pencegahan terhadap penyakit infeksi yang kesemuanya berakibat pada gangguan pertumbuhan

• Faktor pendidikan berpengaruh terhadap benar-salahnya pola pengasuhan anak, dan berkaitan tentang cara cara yang benar dalam mengasuh anak.

Page 22: Pleno Skenario A

Cont…• Ayah usia 35 tahun,tidak tamat SD dan tukang becak,ibu usia 32

tahun,tidak tamat SD ibu rumah tangga : tingkat pendidikan berpengaruh pada perilaku hidup sehat dan pola hidup.

• Jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun,5 tahun, dan 3 tahun dan rumah masih menyewa ,3 m x 7 m : kepadatan lingkungan tempat tinggal berhubungan proses transmisi infeksi.

• Ventilasi jendela cukup,lantai semen,sumber air minum sumur gali ini tidak bermasalah selama kebersihan tetap terjaga.

• Jarak sumur dengan MCK 6 meter : sanitasi lingkungan yang jelek berhubungan proses transmisi infeksi

Lingkungan Wili termasuk lingkungan yang tidak sehat, yang memungkinkan berkembangnya mikroorganisme yang merupakan faktor resiko terjadinya infeksi.

Page 23: Pleno Skenario A

Apa yang terjadi pada Wili ?Perlu ditegakkan kondisi yang diderita saat ini adalah Marasmus/Kwarsiorkor/Marasmus Kwarsiorkor.

Kondisi Kwarsiorkor dapat ditegakkan dengan beberapa manifestasi klinis berikut :

• Perubahan status mental : apatis dan rewel• Rambut tipis, kemerahan seperti warna jagung, mudah dicabut tanpa

sakit dan rontok• Wajah membulat dan sembab• Pandangan mata sayu, pembesaran hati• Otot hipotrofi• Crazy Pavement Dermatosis• Sering disertai diare persisten dan penyakit kronis lainnya

Page 24: Pleno Skenario A

Kondisi Marasmus dapat ditegakkan dengan beberapa manifestasi berikut :

• Tampak sangat kurus hingga seperti tulang terbungkus kulit

• Wajah seperti orang tua• Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai

tidak ada (baggy pants)• Perut cekung• Adanya iga gambang, dan disertai penyakit kronis

berulang

Page 25: Pleno Skenario A

Pada kasus tersebut, Wili menderita gizi buruk tipe Marasmik-Kwashiorkor, disertai diare kronis, dikarenakan imunisasi yang belum lengkap, serta faktor sosial ekonomi keluarga yang kurang dalam penyediaan gizi untuk anak.

Page 26: Pleno Skenario A

Tata laksanaRencana terapi secara umum menjadi 4 fase :• Fase stabilisasi. Pada fase ini akan diberikan makanan F-75 dengan asupan

gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1.5 g/kgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI

• Fase transisi diberikan F-75 yang diganti menjadi F-100 dengan asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/hari dengan protein 2-3 g/kgBB/hari

• Fase rehabilitasi diberikan F-100 ditambah dengan makanan bayi/anak dengan asupan 150-200 KKal/kgBB/hari dengan protein 4-6 g/kgBB/hari

• Fase tindak lanjut. Anak harus melakukan kontrol pada bulan I satu kali/minggu, bulan II satu kali/2 minggu, selanjutnya sebulan sekali mulai bulan ketiga sampai bulan keenam. Tumbuh kembang terus dipantau sampai anak usia 5 tahun

Page 27: Pleno Skenario A
Page 28: Pleno Skenario A
Page 29: Pleno Skenario A

Kriteria sembuh :Bila BB/TB atau BB/PB >-2SD dan tidak ada gejala klinis, serta memenuhi kriteria pulang sebagai berikut :1. Edema suah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif2. BB/PB atau BB/TB > -3SD3. Komplikasi sudah teratasi4. Ibu telah mendapat konseling gizi5. Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB?minggu selama 2 minggu berturut-turut6. Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan

Page 30: Pleno Skenario A

Tatalaksana menurut langkahPembagian tatalaksana menurut langkah :

• Atasi hipoglikemia (lihat di atas). Kadar gula darah cenderung stabil dalam 3 menit, dan segera pantau kembali gula darah setelah 2 jam terapi dimulai

• Atasi hipotermia. Pemanasan suhu tubuh anak dengan hipotermia adalah menggunakan cara “kangguru”, yaitu dengan mengadakan kontak langsung kulit ibu dan anak, dan anak digendong serta diselimuti di seluruh tubuhnya. Atau bisa juga menggunakan lampu dengan jarak 50 cm dari anak. Suhu tubuh harus dimonitor setiap 30 menit, dan hentaikan pemanasan bila suhu mencapai 37 C

• Atasi dehidrasi (lihat di atas). Diberikan cairan resomal. Komposisi resomal • Memperbaiki keseimbangan elektrolit (lihat di atas). Keseimbangan

elektrolit terganggu saat gizi buruk, di mana terjadi hipernatremia intrasel akibat kerusakan pompa Na-K. Defisiensi K dan Mg membutuhkan waktu paling tidak 2 minggu untuk terkoreksi.

Page 31: Pleno Skenario A

• Mengobati infeksi. Pada pasien dengan komplikasi, diberikan– Gentamisin IV atau IM (7.5 mg/kgBB) satu hari sekali ditambah– Ampisilin IV atau IM (50 mg/kg) setiap 6 jam selama 2 hari– Ikuti dengan Amoksisilin oral (15 mg/kg) setiap 8 jam selama 5 hari– Bila dalam 48 jam tidak ada perbaikan, berikan tambahan antibiotic

Kloramfenikol IV atau IM (25 mg/kg) setiap 8 jam selama 5 hari• Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro– Khusus pada hari pertama berikan vitamin A per oral dan asam folat 5 mg

oral– Pemberian besi dimulai pada hari ke-14. Dapat diberikan Tablet Besi/Folat

(60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat) dengan dosis 1 x sehari ½ tablet untuk anak usia 1-5 tahun. Atau dapat diberikan sirup besi (setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental) dengan dosis 1 x sehari 1 sendok the untuk anak usia 1-5 tahun

• Memberikan makan untuk stabilisasi, transisi– Kalori diberikan 80-100 kkal/kgbb/hari– Cairan diberikan 100 cc/kgBB/hari karena anak mengalami edema berat– Monitor dan catat jumlah yang diberikan, jumlah yang tersisa, frekuensi BAB

dan muntah, berat badan harian

Page 32: Pleno Skenario A

• Pemberian makanan untuk tumbuh kejar– Fase rehabilitasi biasanya berlangsung setelah 1 minggu perawatan– Pada proses ini F75 akan diganti dengan F100 dalam jumlah yang sama

selama 48 jam– Kemudian volume ditambah bertahap sebanyak 10-15 per kali / per hari jika

sulit, hingga mencapai 150 kkal/kgBB/hari (volume minimum pada pemberian F100

– Energi 100-150 kkal/kgBB– Setelah fase transisi, masuk ke rehabilitasi dengan jumlah kalori 150-200

kkal/kg/hari. Pada tahapan ini, lanjutkan menambah volume pemberian F-100 hingga ada anak tidak mampu menghabiskan porsinya (biasanya pada makanan mencapai 30 ml/kgBB/makan)

• Monitor BB setiap pagi sebelum makan. Tiap minggu hitung dan catat pertambahan BB dalam satuan gram/kgBB/hari– Bila kenaikan berat badan :

• Buruk (<5 g/kgBB/hari) : perlu dievaluasi kembali secara menyeluruh• Sedang (5-10 g/kgBB/hari) : Lanjutkan tatalaksana• Baik (>10 kgBB.hari) : lanjutkan tatalaksana

• Memberikan stimulasi tumbuh kembang• Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

Page 33: Pleno Skenario A

• Pada kasus ini ditemukan adanya bercak bitot yang merupakan tanda penyulit pada mata akibat kekurangan vitamin A, karena itu, menurut buku tatalaksana gizi buruk depkes anak ini perlu diberikan vitamin A dengan aturan sebagai berikut :– Kapsul diberikan pada hari ke-1, 2, dan 15– Untuk anak usia 1-5 tahun, diberikan 1 kapsul merah dengan dosis 200.000 SI• Pada kasus ini juga ditemukan dermatosis / Crazy Pavement Dermatosis

dengan klinis kulit mengalami hipo dan hiperpigmentasi. Maka dilakukan tatalaksana :– Kompres pada bagian yang terkena dengan larutan KMnO4 1/10.000 selama 10

menit– Beri salep/krim Zn dengan minyak kastor– Umumnya diberikan suplementasi Zn (karena disebabkan defisiensi Zn) yang

sudah ada dalam mineral mix

Page 34: Pleno Skenario A

Komplikasi

• Hipotermi, • Hipoglikemia, • Kekurangan elektrolit, • Dehidrasi, • Anemia• Gangguan hormone (kortisol, insulin, gh, dan

tiroid)

Page 35: Pleno Skenario A

Prognosis

• DubiaPenanganan yang cepat dan tepat pada kasus-kasus gizi seperti

kwashiorkor, umumnya dapat memberikan prognosis yang cukup baik.

Penanganan pada stadium yang lanjut,walaupun dapat meningkatkan kesehatan anak secara umum, namun ada

kemungkinannya untuk memperoleh gangguan fisik permanen dan gangguan intelektual.

Sedangkan bila penanganan terlambat atau tidak memperoleh penanganan sama sekali, dapat berakibat fatal.

Page 36: Pleno Skenario A

Kompetensi Dokter Umum

• Malnutrisi energi-protein: 4A• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis

klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.

Page 37: Pleno Skenario A

Kerangka konsep

Page 38: Pleno Skenario A

Kesimpulan

Wili, anak laki-laki usia 18 tahun, mengalami gizi buruk tipe Marasmik-Kwashiorkor, disertai

diare kronis, dikarenakan imunisasi yang belum lengkap, serta faktor sosial ekonomi keluarga yang kurang dalam penyediaan gizi

untuk anak.

Page 39: Pleno Skenario A

Terima Kasih