Pleno Pemicu 1 Gi

54
KELOMPOK 4 GASTROINTESTINAL PEMICU 1

description

pleno pemicu 1 modul gastrointestinal

Transcript of Pleno Pemicu 1 Gi

KELOMPOK 4 GASTROINTESTINA

L

PEMICU 1

FASILITATOR : dr. Maria EkaKetua : Wellyan Rahmat AdilioSekretaris 1 : Tendri Ayu PutriSekretaris 2 : Dinda Fitriana SetiaAnggota :

Novindra Seno AjiYogei Hasdiansyah

Maghfira Yusta OktaniaUtary SilvanaAbisyifa Rahma TaimIstiqomah KatinNovianty Dwi SaputriJunia ArianiHafiz Hadi

Emon usia 21 tahun, TB/BB 160cm/65kg, merasakan nyeri pada ulu hatinya. Dari pagi hingga pulang kuliah sore hari ia belum sempat makan. Ketika jalan pulang menuju tempat kostnya, emon mencium aroma bakso dari warung pinggir jalan. Aroma itu menerbitkan air liurnya sehingga akhirnya emon memutuskan mampir di warung bakso tersebut. Satu demi satu bakso dengan sambal cabe yang banyak dikunyah dengan cepat dan lahap. Dirumah dua jam kemudian, Emon merasa mual, berkeringat dan akhirnya muntah.

PEMICU “Tragedi Makan Bakso”

-

Terminologi

Keyword Laki-laki 21 tahun TB/BB 160cm/65 kg Nyeri pada ulu hati Belum makan sejak pagi hingga sore Makan bakso dengan cabe Makan dengan cepat dan lahap Mual, berkeringat dan muntah 2jam setelah makan

Laki-laki 21 tahun mengalami nyeri pada ulu hati

Laki-laki 21 tahun mengalami mual, berkeringat dan muntah setelah 2 jam mengonsumsi bakso dengan sambal yang banyak, cepat dan lahap

Identifikasi Masalah

Analisis Masalah

Laki-laki 21 tahun

Telat makan

Nyeri ulu hati

Maakn pedas, cepat dan lahap

Mual, muntah dan berkeringat

Gangguan Gastrointestinal

Sistem GI

AnatomiFisiologiHistologiBiokimia

Makan sambal yang terlalu banyak dapat memicu mual, muntah dan berkeringatpada orang yang belum makan seharian

Hipotesis

1. Proses Salivasia. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia

2. Proses Mengunyaha. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia

Pertanyaan Terjaring3. Proses Menelan

a. Mekanisme Nyeri pada Ulu hati

b. Anatomic. Histologid. Fisiologie. Biokimia

4. Mekanisme Lapar dan Kenyanga. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia

5. Regulasi Asupan makanan6. Mual, muntah berkeringat

a. Etiologib. Mekanismec. Sarafd.Hubungan mual, muntah, dan berkeringat

7. Hubungan mengonsumsi Cabe dengan mual, muntah dan berkeringat

Pertanyaan Terjaring

DISKUSI KELOMPOK 2JAWABAN PERTANYAAN TERJARING

1. PROSES SALIVASI

A. ANATOMI• Kelenjar SalivaTerdiri dari:

1. Glandula saliva majoresa. Glandula Parotideab. Glandula Submandibularisc. Glandula Sublingualis

2. Glandula saliva minoresa. Glandula Labilesb. Glandula Buccalesc. Glandula Lingualesd. Glandula Palatidaee. Glandula Molares

Glandula Parotidea

Glandula Submandibularis

Glandula Sublingualis

b.Kelenjar LiurB. HISTOLOGI

C. FISIOLOGI

Sumber : sherwood,laurale.2014. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 6. Jakarta:EGC. Hal 650-652

Saliva terdiri dari : 94 % - 99,5% air Bahan organik Protein dan musin

α-amilase, protein kaya prolin, musin dan imunoglobulin

Lipida, glukosa, asam amino, ureumoniak dan vitamin Ditemukan dari pertukaran zat

bakteri dan makanan

Bahan anorganik , , , ,, ,

D. BIOKIMIA

2. PROSES MENGUYAH

A. ANATOMI

Rongga mulutDilapisi epitel berlapis gepeng berkeratin (gigingval

dan palatum durum) atau tanpa keratin (palatum molle,bibir, pipi, dasar mulut)

Bibir terdiri dari epitel, jaringan ikat fibroblastik, m.orbicularis oris

B. HISTOLOGI

Gigi

Predentin

Odontoblast

Lidah Papila dibagi menjadi 4 jenis: - papila filiformis - Papila

Sirkumvalata

- papila fungiformis - Papila Foliata

- papila sirkumvalata- papila foliata

C. FISIOLOGI

Bolus makanan di mulut menghambat refleks otot

untuk mengunyah

Rahang bawah ke bawah

Timbullah refleks regang pada otot-otot rahang

bawah

Kontraksi re-bound (keadaan ini secara

otomatis mengangkat rahang bawah

Timbullah pengatupan gigi dan menekan bolus melawan dinding mulut

D. BIOKIMIA

Makanan yang sudah dipotong kecil akan dibantu oleh protein terpenting pada saliva yaitu (enzim amilase, mukus, enzim lisozim)

1. Kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.

2. Mukus Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel - partikel makanan, serta menghasilkan pelumasan

3. Kerja lisozim sebagai antibakteri melalui efek ganda. 4. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-

molekul yang merangsang papil pengecap.

5. Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.

6. Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut dan gigi.

7. Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat , berefek untuk mencegah karies gigi.

8. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil

pengecap.9. Air liur membantu kita dalam berbicara dengan

membasahi lidah dan bibir.10. Air liur berperan penting dalam higiene mulut

dengan membantu kebersihan mulut dan gigi11. Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat ,

berefek untuk mencegah karies gigi.

3. PROSES MENELAN

A. MEKANISME NYERI ULU HATIContoh pada pasien dispepsia

Zat-zat iritasi

masuk ke lambung

Mengiritasi lambung

Terjadi kompensasi lambung sekresi mukosa berupa HCO3 dan HCl

meningkat, asam lambung meningkat mual,muntah,kekurangan

cairan

Menyebabkan mukosa inflamasi

Mukus melindungi mukosa lambung dari

HCl

Mukus gagal melindungi mukosa lambung dari HCl

sembuh Erosi lambung, apabila sampai

pembuluh darah

nyeri

1. Pharynx

B. ANATOMI

2. Oesophagus

Panjang : 25 cm.

Penyempitan : a. laryngopharynx –oesophagusb. persilangan dng.bifurcatio tracheac. masuknya kegaster

C. HISTOLOGI

D.FISIOLOGI Menelan dimulai ketika

bolus didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring yang kemudian secara refluks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan

Menelan merupakan respon refleks yang dicetuskan oleh impuls eferen N. Trigeminus N. Glosofaringeus dan N. Vagus

1. Pencernaan karbohidrat

Lambung Tepung

Usus halus Tepung 15-30 menit kimus

dikosongkan dilambung

Aktivasi amilase saliva dihambat

Tercampur dengan sekresi lambung,

30-40% tepung dihidrolisis membentuk maltosa

Pencernaan oleh amilase pankreas

Korpus dan fundus lambung 1jam

Duodenum dan bercampur dengan getah pankreas

Semua karbohidrat dicerna

E.BIOKIMIA

Pencernaan lemak Lemak di mulut sulit dicerna dilambung dihasilkan lipasusus halus dicerna (karena tidak larut air ) garam empedu melarutkan lemak mengalami emulsifikasi

Getah pankreas, lipase pankreas

menghidrolisis asam lemak dipossisi 1-

3dari gliserol

Molekul asam lemak bebas

2-monosilgliserol

Pencernaan protein

Lambung, pepsin menghidrolisis ikatan

peptida menjadi polipeptida-polipeptida

lebih pendek

UsusSekret eksokrin

pankreas akan keluar

Endopeptidase(tripsin,kimotripsin,elas

tase)F: memotong ikatan peptida yang mana saja didalam rantai

asam amino

Eksopeptidase(karboksipeptidase)F: memotong ikatan peptida pada ujung-

ujung protein

Pankreas, aminopeptidase (eksopeptidase)

F: memutuskan asam amino 1 per 1 dari ujung

amino peptida

Asam amino ditranspor ke darah

4. MEKANISME LAPAR DAN KENYANG

Sumber : courses.kcumb.edu

A. ANATOMI

B. HISTOLOGI

Nafsu makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat perangsangan beberapa area di hipotalamus

Nukleus ventromedial hipotalamus berfungsi sebagai pusat kenyang

Nukleus lateral hipotalamus berperan sebagai pusat lapar

Pusat rasa lapar dan kenyang pada hipotalamus dipadati oleh reseptor untuk neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan.

C. FISIOLOGI

Hormon dan neurotransmitter tersebut terbagi atas substansi orexigenic yang menstimulasi nafsu makan dan anorexigenic yang menghambat nafsu makan

D. BIOKIMIA

Terbagi dua :1. Short-term regulation2. Long-term regulation

5. REGULASI ASUPAN MAKANAN

6. MUAL, MUNTAH DAN BERKERINGAT

A. ETIOLOGI-Mual dan Muntah

1. Obat-obatan2. Infeksi pada GIT3. Infeksi diluar GIT4. Keracunan makanan makanan 5. Pada saat kehamilan6. Mabuk perjalanan7. Alkohol8. Adanya inflamasi pada organ

abdominal9. Lambatnya pengosongan lambung10. Migrain dan sakit kepala11. Gangguan pada sistem saraf dan

otak12. Gagal ginjal13. Terapi radiasi14. Pengaruh secara psikis

- Berkeringat

1. Peningkatan suhu lingkungan.

2. Aktivitas Fisik3. Kondisi emosional

Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf – saraf ini menerima input dari :

Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk

darat dan mual karena penyakit telinga tengah) Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus

gastrointestinal) Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang

berhubungan dengan cedera fisik) Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari

gag refleks)

B.MEKANISME

Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.

a) Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi. b) Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia

Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman

Mekanisme Berkeringat

• Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus.

• Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu yang menghasilkan hormon bradikinin yang mempengaruhi kelenjar keringat

• Jika hipotalamus terangsang, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatik ke kelenjar keringat

• Kelrnjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kuli dalam bentuk keringat

Mual muntah terbagi atas tiga stadium yaitu mual, rotching dan muntah

Stadium mual merupakan stadium pertama Stadium rotching adalahsuatu usaha involunter

untuk muntah Stadium ketiga muntah merupakan suatu reflex

yang menyebabkan dorongan ekspulsi dari lambung atau usus atau keduanya ke mulut

C. HUBUNGAN MUAL, MUNTAH DAN BERKERINGAT

Aktivitas nukleus dari neuron di medulla oblongata merupakan pusat yang mengawal terjadinya reflex mual muntah

Sebelum muntah terjadi takipnea, saliva yang banyak, dilatasi pupil, berkeringat, pucat, dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda perangsangangan otonom yang menyebar luas

Mual, muntah, nyeri epigastrium dan kembung merupakan gejala dari gangguan gastrointestinal. Adanya hubungan antara pola makan yang tidak teratur dan juga memakan makanan yang tidak baik dapat memicu terjadinya gangguan gastrointestinal.

7. HUBUNGAN MENGONSUMSI CABE DENGAN MUAL, MUNTAH, BERKERINGAT

Hipotesis kami :

“Makan sambal yang terlalu banyak dapat memicu mual, muntah dan berkeringatpada orang yang belum makan seharian “

DAPAT DITERIMA

KESIMPULAN

sherwood,laurale.2014. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 6. Jakarta:EGC. Hal 650-652

Murray,Robert K, Granner, Daryl, Mayes, Rodwell, Victor W. 2013. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC

Lohr, L., 2009, Nausea and Vomiting in Apllied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 9th edition, Lippincott Williams & Wilkins, United State of America.

Neuroanatomi Klinik Snell

REFRENSI