Pleno Pemicu 1 Gi
-
Upload
istiqomah-katin -
Category
Documents
-
view
21 -
download
5
description
Transcript of Pleno Pemicu 1 Gi
FASILITATOR : dr. Maria EkaKetua : Wellyan Rahmat AdilioSekretaris 1 : Tendri Ayu PutriSekretaris 2 : Dinda Fitriana SetiaAnggota :
Novindra Seno AjiYogei Hasdiansyah
Maghfira Yusta OktaniaUtary SilvanaAbisyifa Rahma TaimIstiqomah KatinNovianty Dwi SaputriJunia ArianiHafiz Hadi
Emon usia 21 tahun, TB/BB 160cm/65kg, merasakan nyeri pada ulu hatinya. Dari pagi hingga pulang kuliah sore hari ia belum sempat makan. Ketika jalan pulang menuju tempat kostnya, emon mencium aroma bakso dari warung pinggir jalan. Aroma itu menerbitkan air liurnya sehingga akhirnya emon memutuskan mampir di warung bakso tersebut. Satu demi satu bakso dengan sambal cabe yang banyak dikunyah dengan cepat dan lahap. Dirumah dua jam kemudian, Emon merasa mual, berkeringat dan akhirnya muntah.
PEMICU “Tragedi Makan Bakso”
-
Terminologi
Keyword Laki-laki 21 tahun TB/BB 160cm/65 kg Nyeri pada ulu hati Belum makan sejak pagi hingga sore Makan bakso dengan cabe Makan dengan cepat dan lahap Mual, berkeringat dan muntah 2jam setelah makan
Laki-laki 21 tahun mengalami nyeri pada ulu hati
Laki-laki 21 tahun mengalami mual, berkeringat dan muntah setelah 2 jam mengonsumsi bakso dengan sambal yang banyak, cepat dan lahap
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Laki-laki 21 tahun
Telat makan
Nyeri ulu hati
Maakn pedas, cepat dan lahap
Mual, muntah dan berkeringat
Gangguan Gastrointestinal
Sistem GI
AnatomiFisiologiHistologiBiokimia
Makan sambal yang terlalu banyak dapat memicu mual, muntah dan berkeringatpada orang yang belum makan seharian
Hipotesis
1. Proses Salivasia. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia
2. Proses Mengunyaha. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia
Pertanyaan Terjaring3. Proses Menelan
a. Mekanisme Nyeri pada Ulu hati
b. Anatomic. Histologid. Fisiologie. Biokimia
4. Mekanisme Lapar dan Kenyanga. Anatomib. Histologic. Fisiologid. Biokimia
5. Regulasi Asupan makanan6. Mual, muntah berkeringat
a. Etiologib. Mekanismec. Sarafd.Hubungan mual, muntah, dan berkeringat
7. Hubungan mengonsumsi Cabe dengan mual, muntah dan berkeringat
Pertanyaan Terjaring
A. ANATOMI• Kelenjar SalivaTerdiri dari:
1. Glandula saliva majoresa. Glandula Parotideab. Glandula Submandibularisc. Glandula Sublingualis
2. Glandula saliva minoresa. Glandula Labilesb. Glandula Buccalesc. Glandula Lingualesd. Glandula Palatidaee. Glandula Molares
C. FISIOLOGI
Sumber : sherwood,laurale.2014. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 6. Jakarta:EGC. Hal 650-652
Saliva terdiri dari : 94 % - 99,5% air Bahan organik Protein dan musin
α-amilase, protein kaya prolin, musin dan imunoglobulin
Lipida, glukosa, asam amino, ureumoniak dan vitamin Ditemukan dari pertukaran zat
bakteri dan makanan
Bahan anorganik , , , ,, ,
D. BIOKIMIA
Rongga mulutDilapisi epitel berlapis gepeng berkeratin (gigingval
dan palatum durum) atau tanpa keratin (palatum molle,bibir, pipi, dasar mulut)
Bibir terdiri dari epitel, jaringan ikat fibroblastik, m.orbicularis oris
B. HISTOLOGI
Lidah Papila dibagi menjadi 4 jenis: - papila filiformis - Papila
Sirkumvalata
- papila fungiformis - Papila Foliata
- papila sirkumvalata- papila foliata
C. FISIOLOGI
Bolus makanan di mulut menghambat refleks otot
untuk mengunyah
Rahang bawah ke bawah
Timbullah refleks regang pada otot-otot rahang
bawah
Kontraksi re-bound (keadaan ini secara
otomatis mengangkat rahang bawah
Timbullah pengatupan gigi dan menekan bolus melawan dinding mulut
D. BIOKIMIA
Makanan yang sudah dipotong kecil akan dibantu oleh protein terpenting pada saliva yaitu (enzim amilase, mukus, enzim lisozim)
1. Kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
2. Mukus Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel - partikel makanan, serta menghasilkan pelumasan
3. Kerja lisozim sebagai antibakteri melalui efek ganda. 4. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-
molekul yang merangsang papil pengecap.
5. Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.
6. Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut dan gigi.
7. Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat , berefek untuk mencegah karies gigi.
8. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap.9. Air liur membantu kita dalam berbicara dengan
membasahi lidah dan bibir.10. Air liur berperan penting dalam higiene mulut
dengan membantu kebersihan mulut dan gigi11. Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat ,
berefek untuk mencegah karies gigi.
A. MEKANISME NYERI ULU HATIContoh pada pasien dispepsia
Zat-zat iritasi
masuk ke lambung
Mengiritasi lambung
Terjadi kompensasi lambung sekresi mukosa berupa HCO3 dan HCl
meningkat, asam lambung meningkat mual,muntah,kekurangan
cairan
Menyebabkan mukosa inflamasi
Mukus melindungi mukosa lambung dari
HCl
Mukus gagal melindungi mukosa lambung dari HCl
sembuh Erosi lambung, apabila sampai
pembuluh darah
nyeri
2. Oesophagus
Panjang : 25 cm.
Penyempitan : a. laryngopharynx –oesophagusb. persilangan dng.bifurcatio tracheac. masuknya kegaster
D.FISIOLOGI Menelan dimulai ketika
bolus didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring yang kemudian secara refluks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan
Menelan merupakan respon refleks yang dicetuskan oleh impuls eferen N. Trigeminus N. Glosofaringeus dan N. Vagus
1. Pencernaan karbohidrat
Lambung Tepung
Usus halus Tepung 15-30 menit kimus
dikosongkan dilambung
Aktivasi amilase saliva dihambat
Tercampur dengan sekresi lambung,
30-40% tepung dihidrolisis membentuk maltosa
Pencernaan oleh amilase pankreas
Korpus dan fundus lambung 1jam
Duodenum dan bercampur dengan getah pankreas
Semua karbohidrat dicerna
E.BIOKIMIA
Pencernaan lemak Lemak di mulut sulit dicerna dilambung dihasilkan lipasusus halus dicerna (karena tidak larut air ) garam empedu melarutkan lemak mengalami emulsifikasi
Getah pankreas, lipase pankreas
menghidrolisis asam lemak dipossisi 1-
3dari gliserol
Molekul asam lemak bebas
2-monosilgliserol
Pencernaan protein
Lambung, pepsin menghidrolisis ikatan
peptida menjadi polipeptida-polipeptida
lebih pendek
UsusSekret eksokrin
pankreas akan keluar
Endopeptidase(tripsin,kimotripsin,elas
tase)F: memotong ikatan peptida yang mana saja didalam rantai
asam amino
Eksopeptidase(karboksipeptidase)F: memotong ikatan peptida pada ujung-
ujung protein
Pankreas, aminopeptidase (eksopeptidase)
F: memutuskan asam amino 1 per 1 dari ujung
amino peptida
Asam amino ditranspor ke darah
Nafsu makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat perangsangan beberapa area di hipotalamus
Nukleus ventromedial hipotalamus berfungsi sebagai pusat kenyang
Nukleus lateral hipotalamus berperan sebagai pusat lapar
Pusat rasa lapar dan kenyang pada hipotalamus dipadati oleh reseptor untuk neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan.
C. FISIOLOGI
Hormon dan neurotransmitter tersebut terbagi atas substansi orexigenic yang menstimulasi nafsu makan dan anorexigenic yang menghambat nafsu makan
A. ETIOLOGI-Mual dan Muntah
1. Obat-obatan2. Infeksi pada GIT3. Infeksi diluar GIT4. Keracunan makanan makanan 5. Pada saat kehamilan6. Mabuk perjalanan7. Alkohol8. Adanya inflamasi pada organ
abdominal9. Lambatnya pengosongan lambung10. Migrain dan sakit kepala11. Gangguan pada sistem saraf dan
otak12. Gagal ginjal13. Terapi radiasi14. Pengaruh secara psikis
- Berkeringat
1. Peningkatan suhu lingkungan.
2. Aktivitas Fisik3. Kondisi emosional
Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf – saraf ini menerima input dari :
Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk
darat dan mual karena penyakit telinga tengah) Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus
gastrointestinal) Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang
berhubungan dengan cedera fisik) Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari
gag refleks)
B.MEKANISME
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.
a) Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi. b) Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia
Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman
Mekanisme Berkeringat
• Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus.
• Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu yang menghasilkan hormon bradikinin yang mempengaruhi kelenjar keringat
• Jika hipotalamus terangsang, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatik ke kelenjar keringat
• Kelrnjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kuli dalam bentuk keringat
Mual muntah terbagi atas tiga stadium yaitu mual, rotching dan muntah
Stadium mual merupakan stadium pertama Stadium rotching adalahsuatu usaha involunter
untuk muntah Stadium ketiga muntah merupakan suatu reflex
yang menyebabkan dorongan ekspulsi dari lambung atau usus atau keduanya ke mulut
C. HUBUNGAN MUAL, MUNTAH DAN BERKERINGAT
Aktivitas nukleus dari neuron di medulla oblongata merupakan pusat yang mengawal terjadinya reflex mual muntah
Sebelum muntah terjadi takipnea, saliva yang banyak, dilatasi pupil, berkeringat, pucat, dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda perangsangangan otonom yang menyebar luas
Mual, muntah, nyeri epigastrium dan kembung merupakan gejala dari gangguan gastrointestinal. Adanya hubungan antara pola makan yang tidak teratur dan juga memakan makanan yang tidak baik dapat memicu terjadinya gangguan gastrointestinal.
7. HUBUNGAN MENGONSUMSI CABE DENGAN MUAL, MUNTAH, BERKERINGAT
Hipotesis kami :
“Makan sambal yang terlalu banyak dapat memicu mual, muntah dan berkeringatpada orang yang belum makan seharian “
DAPAT DITERIMA
KESIMPULAN
sherwood,laurale.2014. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 6. Jakarta:EGC. Hal 650-652
Murray,Robert K, Granner, Daryl, Mayes, Rodwell, Victor W. 2013. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC
Lohr, L., 2009, Nausea and Vomiting in Apllied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 9th edition, Lippincott Williams & Wilkins, United State of America.
Neuroanatomi Klinik Snell
REFRENSI