pleno meningitis
-
Upload
jerry-berlianto-binti -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
description
Transcript of pleno meningitis
MENINGITIS BAKTERIALISKELOMPOK B4
1) RANI FRASPUTY HALLAN 10 2007 1782) STEFANY 10 2008 0113) ALDWIN TANUWIJAYA 10 2009 0254) ABRAHAM GITA RAMANDA 10 2009 0595) YUNIASIH 10 2009 1026) FADINI RIZKI INAWATI 10 2009 1537) ARI FILOLOGUS SUGIARTO 10 2009 1878) ADITYO PUTRA BELINDO WANDRAY 10 2009 2489) ALMA FARHANA BINTI ROSLAM 10 2009 28110) NUR AYUNI BT MOHD RUDUAN 10 2009 315
SKENARIO 6Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke RS karena kejang pada beberapa menit sebelumnya. Sejak 4 hari yang lalu, anak tersebut menderita batuk & pilek, dan ia hanya diberi obat batuk-pilek yang dapat dibeli di warung, dua hari kemudia timbul demam tinggi, ibunya memberikan obat penurun panas, tetapi demam tidak turun-turun. Sehari sebelum anak dibawa ke RS, anak tersebut mengalami kejang-kejang pada kedua tangan dan kaki selama 5 menit, sebanyak 2 kali dengan interval 1 jam. Ibunya memperhatikan, anaknya sering terlihat mengantuk dan tidur terus.
IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TIDAK DIKETAHUI
-
RUMUSAN MASALAH Anak perempuan 5 tahun alami kejang
selama beberapa menit. 4 hari yang lalu alami batuk pilek,
diberi obat. 2 hari kemudian, timbul demam tinggi,
diberi obat penurun panas tapi tidak turun-turun.
Riwayat kejang pada kaki dan tangan sebanyak 2 kali dengan interval 1 jam sehari sebelum masuk ke RS.
Sering terlihat mengantuk dan tidur terus.
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS Anak perempuan 5 tahun alami kejang
selama beberapa menit, 4 hari yang lalu alami batuk pilek, diberi obat, 2 hari kemudian, timbul demam tinggi, diberi obat penurun panas tapi tidak turun-turun, riwayat kejang pada kaki dan tangan sebanyak 2 kali dengan interval 1 jam sehari sebelum masuk ke RS dan sering terlihat mengantuk dan tidur terus menghidap penyakit meningitis bakterialis.
1. ANAMNESISA) Riwayat penyakit sekarang Lamanya keluhan berlangsung Bagaimana terjadinya gejala : mendadak,
perlahan-lahan, terus-menerus, hilang timbul. Untuk keluhan lokal, lokalisasi dan sifatnya :
menetap, menjalar,menyebar, sifat penyebarannya, dan berpindah-pindah.
Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya : apakah menetap, cenderung bertambah berat, atau cendurung berkurang.
Terdapat hal yang mendahului keluhannya. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali
dirasakan atau sudah pernah sebelumnya.
Apakah ada saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang menderita keluhan yang sama.
Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.
Bila ada demam, tanyakan sudah sejak kapan timbul demam, berapa suhu demamnya, bagaimana sifat demamnya apakah terus menerus atau kontinu.
Bila ada kejang, tanyakan kapan kejangnya terjadi, berapa lama kejang itu berlangsung, apakah kejangnya berulang (frekuensi) dalam satu hari, dan bagaimana pola kejangnya.
Tanyakan juga bagaimana kesadaran si anak selama sakit.
B) Riwayat penyakit dahulu :
Adakah anak sering menderita batuk pilek yang tidak sembuh atau sinusitis?
Apakah anak pernah menderita penyakit lain sebelum ini?
Apakah pasien masih menerima perawatan kerana penyakit tersebut?
Bagaimanakah respons pasien terhadap perawatan yang diterima? Memburuk atau membaik?
Adakah riwayat gangguan neurologis sebelumnya?
Adakah riwayat penyakit sistemik, khususnya kelainan kardiovaskular?
C) Riwayat penyakit keluarga : Adakah didalam keluarga terdapat
menderita batuk/pilek ketika anak menderita panas dan kejang?
Apakah ada ahli keluarga yang menderita penyakit kejang demam atau gejala yang sama?
PEMERIKSAAN FISIK Tanda vital : terutama suhu Kesadaran Kejang Pada kepala : fraktur, depresi atau
mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma. Diperiksa apakah ubun –ubunnya membesar, tegang dan membenjol.
Dapat ditemukan : Infeksi saluran pernafasan, demam Kesadaran : menurun, lethargi sampai koma TIK tinggi - ubun-ubun besar, menonjol,
tegang Iritabilitas. Nyeri kepala Ada/ tidak muntah proyektil Nadi yang lambat
b. Neurologis Tanda Kaku kuduk (nuchal rigidity) Tanda Brudzinski I Tanda Kernig Tanda Lasegue
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan pungsi lumbal Pemeriksaan darah Pemeriksaan radiologi CT-scan kepala MRI kepala
1. PUNKSI LUMBAL
Infeksi Tekanan
(mmH2O)
Leukosit
Total (m3)
% PMN Protein
(mg/dL)
Glukosa
(mg/dL)
Normal 50-80 <5 <25% 20-45 >50
Meningoensefalitis
virus
100-150 10-1.000 <25% 50-200 >50
Meningitis bakteri 100-300 100-10.000 >75% 100-500 <40
Abses otak 100-300 10-200 <25% 75-500 >50
Tabel 1 Penemuan-penemuan cairan serebrospinal pada berbagai infeksi sistem saraf sentral.
2. Pemeriksaan darah Leukosit naik
3.Pemeriksaan radiologi Dilakukan bila ada tanda-tanda
kenaikan TIK dan lateralisasi
4. CT-scan kepala Eksudat purulen di basal ventrikel yang
mengecil disertai edema otak / ventrikel yang membesar akibat obstruksi cairan serebrospinalis
Lanjut : daerah infark akibat vaskulitis
5. MRI kepala Tunjuk daerah edema dan iskemi otak.
DIAGNOSISWD : Meningitis purulentaDD :- Meningitis et causa virus- Meningitis tuberkulosa- Kejang demam kompleks- Ensefalitis virus- Epilepsi
WD : MENINGITIS BAKTERIALIS
Radang selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri.
Gangguan yang memiliki insidensi mortalitas dan morbiditas yang signifikan.
DD : MENINGITIS ET CAUSA VIRUSEt/ enterovirus (coxsackie A dan B, echovirus, poliovirus), HIV, Herpes simpleks
Gejala klinis : Awitan nyeri kepala yang relatif cepat Disertai demam Gejala radang meningen Tiada kelainan fungsi neurologis / minimal
Pleiositosis (limfosit > jumlahnya) LCS warnanya jernih.
DD : MENINGITIS TUBERKULOSAGejala Klinis : Mulai perlahan-lahan tanpa panas / kenaikan suhu ringan Jarang akut dengan panas yang tinggi. Anak apatis dan tidur terganggu Anak besar : sakit kepala Anoreksia, obstipasi, muntah Kaku kuduk, seluruh tubuh dan timbul opistotonus Ubun-ubun menonjol dan kelumpuhan saraf mata (gejala
strabismus dan nistagmus) Pungsi lumbal : CSS jernih/kekuningan, protein meninggi, Cl
dan glukosa menurun Uji tuberculin (+) : riwayat keluarga menderita tuberculosis
DD : KEJANG DEMAM KOMPLEKSKriteria diagnostik : Kejang pertama yang dialami oleh anak berkaitan
dengan suhu > 38oC Anak berusia < 6 tahun Tidak ada tanda infeksi atau peradangan SSP Anak tidak menderita gangguan metabolic sistemik akut Kejang demam kompleks : Kejang > 15 menit Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului dengan kejang parsial Kejang berulang ≥ 2 kali/24
ENSEFALITIS Radang otak, biasanya mengacu pada peradangan otak
yang disebabkan oleh virus.
Gejala Klinis : Suhu mendadak naik = hiperpireksia Kesadaran cepat menurun Anak lebih besar : sakit kepala, muntah, kejang fokal
sampai umum atau twitching saja, berlangsung berjam-jam CSS : batas normal, kadang ada peninggian jumlah sel,
kadar protein atau glukosa EEG : aktivitas listrik yang rendah sesuai dengan kesadaran
yang menurun
EPILEPSIManifestasi kejang dapat bermacam-macam, dari yang ringan seperti rasa tidak enak di perut sampai kepada yang berat (kesadaran menghilang disertai kejang tonik-klonik).
ETIOLOGITabel 2. Penyebab meningitis.
Penyebab Keterangan
N. meningitidis Gram (-); Banyak terjadi pada anak 2 bulan-12 tahun; Ada gejala ruam di kulit
S. pneumonia Gram (+); Banyak terjadi pada anak 2 bulan-12 tahun
H. influenzae Gram (-); Banyak terjadi pada anak 2 bulan-4 tahun tetapi sudah menurun
oleh karena sudah ada vaksin untuk H. influenza (terutama tipe B)
M. tuberculosis Basil tahan asam (Ziehl Neelsen); Biasanya tertular/ada kontak dengan
penderita TB
E. coli Gram (-); Banyak terjaadi pada neonatus
Virus Enterovirus (coxsackie A dan B, echovirus, poliovirus), Herpes simpleks
Fungal Histoplasmas, Blastomyces, Candida, Cryptococcus, Aspergillus
Parasit Toxoplasma gondii, Cysticercus
EPIDEMIOLOGI Umur 1-12 bulan : resiko umur terbesar untuk terkena
meningitis Faktor-faktor :
Host (pejamu) umur, BBRL, prematur, ketuban pecah dini, partus lama, infeksi pada si ibu pada akhir kehamilan, kelainan kongenital, kekurangan hasilkan komplemen serum, keganasan, malnutrisi, tiada vaksin, kontak erat dengan penderita
Faktor mikroorganisme virulensi kuman
Faktor lingkungan penduduk padat, sanitasi dan hygiene buruk, sosio-ekonomi kurang, pendidikan kurang
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS Trias klasik : demam, sakit kepala, dan kaku kuduk. Anak < dua tahun : kaku kuduk / tanda iritasi
meningen lain mungkin tidak ditemukan Perubahan tingkat kesadaran Letargi, iritabilitas, atau delirium 10-15% : koma (prognosis sangat buruk) Bayi : penonjolan ubun-ubun Kelainan saraf kranialis : terutama saraf keenam
(peningkatan TIK / radang ruang subaraknoid) Ruam : erupsi eritematosa macular sementara
PENATALAKSANAANTabel 3. Anjuran pilihan antibiotik emperik untuk pasien dengan meningitis purulenta.
Neonatus <7 Hari
Ampisilin (100 mg/kg/hr terbagi q12j)
dan
Aminoglikosida (5,0 mg/kg/hr terbagi q12j)
atau
Ampisilin dan sefotaksim (100 mg/kg/hr terbagi q12j)
Neonatus >7 Hari
Ampisilin (150 mg/kg/hr terbagi q8j)
dan
Aminoglikosida (7,5 mg/kg/hr terbagi q8j)
atau
Ampisilin dan sefotaksim (100 mg/kg/hr terbagi qj)
Bayi 1-3 Bulan
Ampisilin (300 mg/kg/hr terbagi q6j)
dan
Sefotaksim (200 mg/kg/hr terbagi q6j)
Bayi >3 Bulan
Sefotaksim (200 mg/kg/hr terbagi q6j)
dan
Seftriakson (100 mg/kg/hr terbagi q12j)
Anak >6 Tahun
Penisilin G (300,000 unit/kg terbagi q4j) (jika dicurigai H. influenzae berdasarkan pewarnaan gram atau metode deteksi antigen, gunakan regimen yang digariskan untuk bayi)
atau
Seftriakson (100 mg/kg/hr terbagi q12j)
PENATALSANAAN (NON-MEDIKA MENTOSA) Kejang : Longgarkan pakaian, dibuka
agar jalan nafas tidak terganggu Kosongkan lambung : hindari muntah
dan aspirasi Jaga jangan sampai jatuh / terkena
trauma fisik Perlu direhabilitasi dan fisioterapi agar
tidak terjadi kerusakan lanjutan
KOMPLIKASI Efusi subdural pada bayi; penonjolan fontanella,
pelebaran sutura, muntah, kejang, demam. Diketahui dengan CT-scan.
Gangguan cairan elektrolit SIADH (syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone) -> hiponatreemia, penurunan osmolalitas serum
Meningitis berulang Abses otak Paresis, paralisis Hidrosefalus (oleh karena adanya sumbatan pada
jalan atau resorbsi LCS) Retardasi mental Epilepsi
PROGNOSISTergantung berbagai faktor : Jenis kuman penyebabnya Usia penderita Berat-ringannya infeksi Lamanya sakit sebelum mendapat pengobatan, Kepekaan bakteri terhadap antibiotik
Prognosis baik : perbaiki kesehatan, nutrisi, cairan dan meminum antibiotik yang tepat.
PENCEGAHAN Kemoprofilaksis
Individu rentan Untuk cegah meningitis sekunder (H.
influenzae, N. meningitidis)
Imunisasi aktif Terhadap H. influenzae Pengurangan 70-85% Bayi : tiga dosis pada usia 2,4 dan 6 bulan
KESIMPULAN Hipotesis diterima. Anak perempuan 5 tahun alami kejang selama
beberapa menit, 4 hari yang lalu alami batuk pilek, diberi obat, 2 hari kemudian, timbul demam tinggi, diberi obat penurun panas tapi tidak turun-turun, riwayat kejang pada kaki dan tangan sebanyak 2 kali dengan interval 1 jam sehari sebelum masuk ke RS dan sering terlihat mengantuk dan tidur terus menghidap penyakit meningitis bakterialis.