Pleno Kelp 10 Pemicu 3 Etikia

80
KISAH SUAMI SELINGKUH Kelompok 10 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

description

htht

Transcript of Pleno Kelp 10 Pemicu 3 Etikia

  • KISAH SUAMI SELINGKUHKelompok 10

    Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

  • Kelompok 10Fasilitator: dr. Magdalena

    405070021YULIANA STARSIA405070112TITI NURHAYATI405080033RENNY HARTANTI405080034KARTIKA SARI405080064HENDRY BARKA P405080087JUVENSIUS VIOSANDY405080093HUGO DWIPUTRA W405080122DARWIN 405080124MAGESHPRIE405080135RANTO B .TAMPUBOLON405080174RININTA CHRISTABELLA405080194SANTY ANGGROINI

  • Kisah suami selingkuhX, seorang laki-laki berumur 43 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare kronis yang tak kunjung sembuh. Karena dianggap kasus yang mencurigakan, dokter melakukan anamnesa lebih lanjut dan PF secara menyeluruh. Dari anamnesa Tn. X mengaku pernah berhub sex tanpa kondom dengan PSK beberapa tahun yang laluDokterpun meminta informed consent dari Tn.x untuk melakukan skrining HIV. Ternyata hasil tiga kali pemeriksaan darah semuanya +. Pada mulanya Tn.x tidak menerima berita buruk tersebut dan menuduh dokternya melakukan malpraktik. Namun setelah mendapat penjelasan dan konseling dari dokter, ia dapat menerimanya. Dokter juga menyarankan istrinya diperiksa. Tetapi Tn.x tidak mau istrinya mengetahui kondisinya itu dan meminta dokter untuk merahasiakannyaKasus Tn.x ini terdengar sampai ke telinga direktur RS tsbt> ia pun meminta dokter yg menangani segera merujuk Tn.x ke RS lain dgn alasan tidak mau kasus ini menggangguketentraman pasien lain. Setelah berargumen dokterpu n tidak dapat berbuat apa-apa. Namun ternyata sebelum merujuk, Tn.x sudah berinisiatif duluan untuk berobat ke RS lain. Hal ini disebabkan karena ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para perawat yg jijik terhadapnya

  • LOMenjelaskan tentang informed consentMenjelaskan tentang breaking bad newsMenjelaskan UU no 29, 36, 44 Menjelaskan tentang malpraktekMenjelaskan tentang medikolegal Menjelaskan ketentuan-ketentuan tentang dasar hukum dan sanksi dari rahasia kedokteran

  • Informed consent

  • Informed consentPTM adalah terjemahan yang dipakai untuk istilah informed consentPTM kurang tepatInformed telah diberitahukan, telah disampaikan atau telah diinformasikanConsent persetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu

  • Informed consentJadi informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasanDalam permenkes No.589 tahun 1989 yang dimaksud dengan PTM adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut

  • Informed consentDalam pengertian umum PTM adalah persetujuan yang diperoleh dokter sebelum mekalukan pemeriksaan, pengobatan ddan tindakan medik apapun yang akan dilakukanDalam pelayanan kesehatan lebih dikenal dengan pengertian PTM yang dikaitkan dengan persetujuan atau izin tertulis dari pasien/ keluarga pada tindakan operatif atau tindakan lain invasif lain yang beresiko.

  • Tindakan kedokteran : suatu tindakan medis berupa :preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.

  • TujuanMelindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar profesi medis, penyalahgunaan alat canggih yang memerlukan biaya tinggi atau over utilization yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan medisnya; Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajarakibat tindakan medis yang tak terduga dan bersifat negatif,

  • Fungsi Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiriUntuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasienMenghindari penipuan dan misleading oleh dokterMendorong diambil keputusan yang lebih rasionalMendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatanSebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan.

  • Bentuk PTMImplied consent (tersirat)Keadaan normalKeadaan daruratExpressed consent (dinyatakan)LisanTulisan

  • Implied consentDefinisi: persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat tanpa pernyataan tegasDalam keadaan normal pengambilan darah, menyuntik dan melakukan penjahitanDalam keadaan darurat presumed consent (artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan)Persetujuan jenis implied consent ini sebenarnya tidak termasuk informed consent dalam arti murni

  • Expressed consentDefinisi: persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan. Pasien harus disampaikan terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukanLisan pemeriksaan dalam rektal atau pemeriksaan dalam vaginal, mencabut kuku dan tindakan lain yang melebihi prosedur pemeriksaaan dan tindakan umumTulisan bila mengandung risiko seperti pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang invasif

  • Informed consentInformed consent harus mencakup what, when, who, whichWhat tindakan yang akan dilakukanWhen kapan tindakan dilakukanWho yang menyampaikanWhich informasi mana yang harus diampaikan

  • Informed consentDalam UUPK tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran gigi, informasi atau penjelasan ini sekurang kurangnya mencakup:Diagnosis dan tatacara tindakan medisTujuan tindakan medis yang dilakukanAlternatif tindakan lain dan resikonyaRisiko dan komplikasi yang mungkin terjadiPrognosis terhadap tindakan yang dilakukan

  • Informed consentInti persetujuan adalah persetujuan haruslah didapat sesudah pasien mendapat informasi yang adekuatSyaratnya diatas 21 tahun atau sudah menikah dan dalam keadaan sehat mentalDalam prakteknya penandatanganan dilakukan oleh pihak keluargaUntuk umur dibawah 21 thn atau ada gangguan jiwa dilakukan oleh orang tua atau wali

  • 5 syarat untuk sahnya PTM:Diberikan secara bebasDiberikan oleh orang yang sanggu membuat perjanjianTelah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukanMengenai sesuatu hal yang khasTindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

  • Penolakan Informed consentPasien dan pihak keluarga berhak untuk menolak tindakan medis yang disarankan oleh sang dokter informed refusalBila dokter gagal meyakinkan pasien, sebaiknya dokter atau RS meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medik yang diperlukanDalam kaitan transaksi terapeutik dokter dengan pasien, pernyataan penolakan pasien/ keluarga ini dianggap sebagai pemutusan transaksi terapeutik

  • Formulir Persetujuan Tindakan MedikNama & alamat institusiJudul suratIdentitas pasien atau keluarga pasien yg bertindak memberikan persetujuan a/n pasienNama dokter yg diberikan persetujuan u/ melakukan tindakan medikJenis tindakan medik yg disetujui u/ dilakukanPernyataan bahwa pasien atau keluarga telah memperoleh informasi dgn jelas mengenai diagnosis & tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yg dilakukan, alternatif tindakan lain & risikonya, risiko & komplikasi yg mungkin terjadi, serta prognosis thdp tindakan yg dilakukanTempat, tanggal, dan jam persetujuan yg ditandatanganiTanda tangan yg memberi persetujuan diikuti nama terang di bawahnyaDisaksikan & ditandatangani o/ 2 saksi

  • Penjelasan Tentang Diagnosis & Keadaan Kesehatan Pasien :Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut; Diagnosis penyakit, atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurangkurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding; Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tindakan kedokteran;Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan tindakan.

  • Penjelasan Tentang Tindakan Kedokteran Yang Dilakukan: Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostik, terapeutik, ataupun rehabilitatif.Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan tindakan yang direncanakan.Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternatif tindakan.Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya.

  • Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran :Meliputi semua risiko dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan, kecuali:risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau yang dampaknya sangat ringan risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya (unforeseeable)

  • Pasien dibawah 21 tahun dan Pasien gangguan jiwaPenolakan keluarga terhadap tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter( informed refusal )Orang tua/wali/keluarga terdekatDokter, rumah sakit, meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medik yang diperlukan.

  • 3 Hal dimana Persetujuan Tidak DiperlukanDalam hal pasien tidak sadar/ pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medis berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medis segera untuk kepentingannyaPerluasan operasi yang tidak diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasienDalam hal tindakan medis yang harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah di mana tindakan medis tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak

  • PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

  • BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

    Tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.

    Tindakan Invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.

    Tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan.

  • BAB IIPERSETUJUAN DAN PENJELASANPasal 2(1) Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun lisan.(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.

    Pasal 6Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung gugat hukum dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang mengakibatkan kerugian pada pasien

  • BAB IIPERSETUJUAN DAN PENJELASANPasal 7

    (1) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.

    (3) Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya mencakup:Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;Altematif tindakan lain, dan risikonya;Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; danPrognosis terhadap tindakan yang dilakukan.Perkiraan pembiayaan.

  • BAB VPENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERANPasal 16

    Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien dan/atau keluarga terdekatnya setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan.

    Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis.

    Akibat penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung jawab pasien.

    Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memutuskan hubungan dokter dan pasien

  • BAB VITANGGUNG JAWABPasal 17

    (1) Pelaksanaan tindakan kedokteran yang telah mendapat persetujuan menjadi tanggung jawab dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan kedokteran.

    (2) Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran

  • Breaking bad news

  • Bad News : Informasi atau berita yg secara langsung menimbulkan efek serius bagi seseorang. Misal : Syok psikis (takut, marah, denial, dll), perasaan tidak ada harapan lagi, ancaman hidup tidak bahagia.Contoh : pasien yg didiagnosis kanker, HIV positif, hamil di luar nikah, TBC, DM, Gagal ginjal, dll.Breaking bad news : menyampaikan berita buruk atau tidak menyenangkan kepada pasien. Ini merupakan tanggung jawab dokter.Komunikasi efektif kurang mendapat perhatian dalam praktik kompetensi. Dengan kata lain ketrampilan klinis lebih diutamakan.Komunikasi efektif penting utk membangun hubungan harmonis, membangun kepercayaan dan rasa aman dokter, pasien, dan keluarga

    Breaking Bad News

  • ProtokolS SETTING UP interviewP assessing the patients PERCEPTIONI obtaining patients INVITATIONK giving KNOWLEDGE and information to the patientE adressing the patients EMOTIONS with emphatic responsesS STRATEGY AND SUMMARY

  • S-SETTING UP interviewDari lingkungannya, libatkan orang terdekat, duduk bersama dengan mata sejajar, buat hubungan erat dengan pasienHal penting lainnya, jangan sampe deh pertemuan tersebut terganggu dengan hal-hal kecil seperti dering hp, melihat jam, menguap, bahkan sms sekalipunfokuskan perhatian hanya pada pasien.P-assessing the patients perceptionSebelum memberitahu, tanya terlebih dahulu, apa yang anda ketahui sejauh ini tentang kondisi anda? Hal ini berguna untuk mempersiapkan dokter akan kemungkinan respon yang diberikan pasien nanti.I-obtaining patients invitationSebagian besar pasien pasti ingin mendengar diagnosis serta harapan hidupnya kelak. Ada juga sebagia kecil pasien yang justru tidak ingin mendengar apapun tentang kondisinya (sudah tak peduli atau pasrah mungkin?) Nah, dokter juga harus jeli nih dalam melihat hal iniintinya, janganmemberitahu lebihdari yang ia inginkan.

  • K-giving KNOWLEDGE and information to the patientPasien harus diberitahu diagnosis dan prognosis sejujurnya dalam bahasa yang sederhana dan cara yang halus. Terkadang, kita perlu juga memberikan semacam warning shot sebagai indikasi bahwa akan menyampaikan berita buruk.Satu yang perlu diingat juga, jangan pernah menggunakan medical jargon atau bahasa medis yang gak pasien ngerti. Dan bila prognosis kurang baik, pasien harus diyakinkan bahwa akan selalu mendapat dukungan yang sebesar-besarnya.E-adressing the patients emotions with emphatic responsesAmati emosi pasien dan cari tahu apa penyebab dari emosi pasien tersebut. Beri waktu juga kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya.S-strategy and summarySampaikan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pasien serta sampaikan ringkasannya

  • Kesulitan yang dihadapiFaktor Dokter :Takut menyebabkan penderitaan tambahan pasienRasa tidak nyamanSymphatetic pain menyebabkan distress pasienTakut disalahkan : Ketika pelayanan medis gagal itu akan menjadi kesalahan dokter blame the messengerKetakutan kegagalan terapi : Sistem medis mendorong bahwa hasil buruk dan kematian adalah kegagalan dari terapi yg telah diberikanKetakutan sistem medikolegal : Jika penyembuhan tidak terjadi pasien akan menyalahkan dan menuntut dokter.

  • Dokter bersikap ekstra sensitifMengedepankan sikap empatiKontak pasangan, teman dekat pasien dengan ijin pasienDuduk bersama, berikan dukungan dan jangan terburu-buruPastikan ada orang lain bersama pasien bila kita harus meninggalkan pasienGunakan istilah kedokteran secara hati-hati, klo perlu cek pengertian pasien tersebutTawarkan second opinion jika pasien/keluarga tampak ragu

  • Keberhasilan penyampaian informasi dipengaruhi oleh Ketrampilan berkomunikasiProfesionalisme seorang dokterPengetahuan & kemampuan analisisAkhlak atau budi pekertiKecerdasan emosiKecerdasan spiritual

    Bad News ProtocolSiapkan informasi, lokasi, waktuCari tahu apa yang pasien sudah tahuTanyakan seberapa banyak pasien ingin tahuMembagikan informasiBerespon terhadap emosi pasienNegosiasikan langkah-langkah follow up yg diperlukan pasien

  • UU no 29, 36, 44

  • UU No. 29 Tahun 2004Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran GigiPasal 45(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :a. diagnosis dan tata cara tindakan medis;b. tujuan tindakan medis yang dilakukan;c. alternatif tindakan lain dan risikonya;d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dane. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.

  • (5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.(6) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

  • UU No. 29 Tahun 2004 Paragraf 7:Hak dan Kewajiban PasienPasal 52:Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak:Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;Menolak tindakan medis; danMendapatkan isi rekam medis

  • UU NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

  • BAB IIIHAK DAN KEWAJIBANBagian Kesatu Hak

    Pasal 4Setiap orang berhak atas kesehatan.

    Pasal 5(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalammemperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.(2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperolehpelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

  • Pasal 6Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

    Pasal 7Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

    Pasal 8Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

  • Bagian KeduaKewajiban

    Pasal 10Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalamupaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

    Pasal 12Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

  • BAB VSUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATANBagian KesatuTenaga KesehatanPasal 23

    Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.(4) Selama memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai materi.(5) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

  • Fasilitas pelayanan kesehatan Pasal 32(1)Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.

    (2)Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

  • Pasal 53(1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.(2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.(3)Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.

    Pasal 54(1) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.(2)Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

    Pemberian Pelayanan

  • Perlindungan PasienPasal 56(1)Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.(2)Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas;keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau gangguan mental berat.(3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 58(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.(2)Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.(3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • KETENTUAN PIDANAPasal 190(1)Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

    (2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

  • UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

  • UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKITPasal 13(1) Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.(4) Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Pasal 29(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

    (2) Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi admisnistratif berupa:a. teguran;b. teguran tertulis; atauc. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

  • Pasal 32

    Setiap pasien mempunyai hak:memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; danmengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

  • Pasal 46Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.

  • Malpraktek

  • MalpraktekBerasala dari 2 suka kata :Mal burukPraktek menjelaskan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaanJadi, malpraktik menjalankan perbuatan yang buruk kualitasnya, tidak lege artis, dan tidak tepat.

  • MalpraktekApapun definisinya, intinya :Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan kedokteran dan ketrampilan yang sudah berlaku umum dikalangan profesi kedokteranDokter memberikan pelayanan medis di bawah standarDokter melakukan kelalaian berat atau kurang hati-hati yang dapat mencakup :Tidak melakukan suatu tindakan yang harus dilakukanMelakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukanMelakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum

  • Klasifikasi Kriminal malpraktik terjadi, bila seorang dr dlm menangani suatu kasus tlh melanggar hukum pidana & menempatkan dirinya sbg seorang tertuduh, Co :Seorang dr yg melupakan kewajibannya u/ melaporkan kpd polisi bahwa dia merawat seorang penjahat yg harus dilaporkan Civil malpractice terjadi, bila seorang dr tlh menyebabkan pasiennya menderita luka atau mati tetapi tdk dpt dituntut scr pidana. Dlm hal ini dpt digugat scr perdata o/ pasien maupun keluarganya Co :-Alat u/ operasi yg tertinggal di tubuh pasien

  • Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai apabila memenuhi empat unsur di bawah ini, yaitu :

    1.Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.

    2Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut.

    3.Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan.

    4.Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Harus ada kaitan kausal antara tindakan yang dilakukan dengan kerugian yang diderita

    Syarat Kelalaian (4D)

  • Hukum yang mengatur malpraktekPerumusan malpraktek medik yang tercantum dalam pasal 11b :Dengan tidak mengurangi ketentuan didalam KUHP dan peraturan perundang-undangan lain, terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan tindakan-tindakan administratif dalam hal sebagai berikut :Melalaikan kewajibanMelakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seseorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan

  • Hukum yang mengatur malpraktekPada butir (I) : melalikan kewajiban, yang berarti tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukanPada butir (II) : melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan

  • MalpraktekKelalaian bukanlah merupakan sesuatu pelanggaran berat jika tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanyaIni berdasarkan humum De minimis noncurat lex, yang berarti hukum tidak mencampuri hal sepele

  • MalpraktekJika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminilTolak ukur culpa lata :Bertentangan dengan hukumAkibatnya dapat dibayangkanAkibatnya dapat dihindarkanPerbuatannya dapat dipersalahkanJADI MALPRAKTEK MEDIK MERUPAKAN KELALAIAN YANG BERAT DAN PELAYANAN DOKTER DI BAWAH STANDAR

  • MalpraktekUntuk dapat menuntut penggantian kerugian (perdata) karena kelalaian, pengguagat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur berikut :Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasienDokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim digunakanPenggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginyaSecara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah standar

  • MalpraktekTips agar terhindar dari tuntutan malpraktik :Senantiasa berpedoman pada standar pelayanan medik dan standar prosedur peroperasianBekerjalah secara profesional, berdasarkan etik dan moral tinggiIkutilah peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama tentang kesehatan dan praktik kedokteranJalin komunikasi yang harmonis dengan pasien dan keluarganya dan jangan pelit tentang informasi baik tentang diagnosis, pencegahan dan terapiTingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan sesama sejawat dan tingkatkan kerja sama tim medik demi kepentingan pasienJangan berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan ketrampilan dalam bidang yang ditekuni

  • PengaduanMKDKIMalpraktek etikDisiplin kedokteranMalpraktek medik (pidana)MKEKBebasTututan lisan, tertulisTindakan administratifBebasHukuman disiplin1.Teguran tertulis2.Pencabutan STR3. Pencabutan SIP4. Wajib pendidikanPenegak hukumPengadilanBebasPidana (penjara atau denda)Gaji/pangkat (tunda kenaikan atau penurunanCabut SIP sementara/selamanyaHukum kepegawaian

  • Medikolegal

  • KRITERIA PIDANASeorang dokter dapat dikenakan sanksi pidana, bilamana ia berbuat kriminal seperti:

    TINDAKAN PELANGGARANPASAL KUHPMelakukan penipuan terhadap pasienPasal 378 KUHPPembuatan surat keterangan palsuPasal 263 dan 267 KUHPKesengajaan membiarkan penderita tidak tertolongPasal 349 KUHPTidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam bahayaPasal 304 KUHPEuthanasia Pasal 344 KUHPMelakukan pengguguran atau abortus provocatusPasal 346-349 KUHPPenganiayaan dan luka beratPasal 351 KUHP & Pasal 90 KUHPKealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau luka-luka berat pada diri orang lainPasal 359-361 KUHPPelanggaran wajib simpan rahasia kedokteranPasal 322 KUHPPenyerangan seksualPasal 284-294 KUHPPelanggaran kesopanan Pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1, pasal 285 dan 286 KUHPMemberikan atau menjual obat palsuPasal 386 KUHP

  • KRITERIA PERDATA

    PASALKETERANGANPasal 1365 KUHPdtPenimbul ganti rugi atas diri orang lain pelakunya harus membayar ganti rugi.Pasal 1366 KUHPdtSelain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau kurang berhati-hati.Pasal 1367 KUHPdtMajikan ikut bertanggung-jawab atas perbuatan orang di bawah pengawasannya.Pasal 1338 KUHPdtWanprestasi ganti rugi.Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KesehatanGanti rugiPasal 66 UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik KedokteranGanti rugiDoktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang / salah organ, product liability.

  • Ketentuan-ketentuan tentang dasar hukum dan sanksi dari rahasia kedokteran

  • DefinisiRahasia adalah sesuatu yang disembunyikan dan hanya diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja, atau oleh kalangan tertentuRahasia jabatan adalah rahasia dokter sebagai pejabat struktural, sedangkan rahasia pekerjaan ialah rahasia dokter pada waktu menjalankan praktiknya (fungsional). Hampir tidak ada perbedaan antara kedua istilah tersebut

  • Rahasia Jabatan Ditilik dari Sudut Hukum Tingkah laku yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hariPasal 322 KUHP :Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang tertentu, ia hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

  • Pasal 1365 KUH Perdata Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian itu.

  • 2. Tingkah laku dalam keadaan khususKUHAP pasal 120 dan 168 yang berlaku sejak 31 Desember 1981. Tentang hak undur diri secara khusus pasal 170:Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut, pengadilan negeri memutuskan apakah alasan yang dikemukakan oleh saksi atau saksi ahli untuk tidak berbicara itu, layak dan dapat diterima atau tidak.

  • PengecualianBagi dokter yang menjadi pedoman adalah: Yang pertama-tama didahulukan adalah rahasia jabatan dokter, terutama karena kewajiban moral. Alasan melepaskan rahasia jabatan yang mungkin terpaksa ditempuh adalah pertumbuhan akal sehat, yaitu ada tidaknya kepentingan yang lebih utama atau kepentingan umum.Hal ini diatur dalam UU No. 29 th 2004 paragraf 4 mengenai rahasia kedokteran : setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan

  • Contoh KasusSeorang supir yang menderita ayan (epilepsi), yang jika penyakitnya bangkit pada waktu sedang menjalankan tugasnya, pasti sangat membahayakan tidak saja terhadap dirinya sendiri, tetapi lebih-lebih lagi terhadap keselamatan umumSeorang guru yang menderita penyakit tuberkulosis aktif yang dapat menular kepada murid-murid pada waktu ia mengajarSeorang pembantu rumah tangga yang menderita penyakit gonorea atau hepatitis B yang tugasnya mengasuh beberapa anak kecil, sehingga kemungkinan besar ia akan menulari mereka.

  • Bila rahasia jabatan terpaksa dilanggar setelah segala ikhtiar dilakukan tanpa hasil, hal ini hendaknya disalurkan ke sebuah majelis penguji kesehatan resmi yang tugasnya antara lain, menentukan apakah seseorang itu sehat atau menderita penyakit.

  • Kesimpulan & saranDokter ini melanggar :Pasal 349 KUHPPasal 322 KUHPUU no. 44 pasal 13 ayat 3, pasal 29 ayat 1, Dokter dan sarana pelayanan kesehatan harus mematuhi perundang-undangan yang berlaku

  • Daftar pustaka Jacobalis Samsi. Pengantar tentang perkembangan ilmu kedokteran, etika medis, dan bioetika, jakarta : sagung seto, 2005Guwandi, J. Hukum dan dokter. Jakarta : FKUI, 2005Budianto Heru, editor. Panduan praktisEtika Profesi Dokter. Jakarta : Sagung Seto, 2009

    *misalnya terhadap risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan walaupun dokter telah bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi medik. Sepanjang hal itu terjadi dalam batas-batas tertentu, maka tidak dapat dipersalahkan, kecuali jika melakukan kesalahan besar karena kelalaian (negligence) atau karena ketidaktahuan (ignorancy) yang sebenarnya tidak akan dilakukan demikian oleh teman sejawat lainnya.**********************