Pleno Blok Emergency
-
Upload
mutiara-rahma-rahma -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
description
Transcript of Pleno Blok Emergency
KELOMPOK 11
Skenario 2Blok Emergency
Kelompok 11Dina Rianti Fitri 1118011035Intan Mayang Sari 1118011059Melly Anida 1118011076Nycho Alva Chindo 1118011092Okta Diferiansyah 1118011095Putri Fitriana 1118011101Robby Pardiansyah 1118011114RR. Agatha Aveonita 1118011118Tanti Yossela 1118011131
Skenario 2
TAWURAN SEKOLAH
Setelah terjadi tawuran antar sekolah tadi siang, ditemukan 1 orang korban anak laki-laki yang diantar oleh kawan-kawannya kerumah sakit akibat menjadi korban pengeroyokan murid sekolah lawannya. Korban terlihat lebam dibagian kelopak mata, pandangan gelap disisi kanan, dan darah segar mengalir dari hidung serta mulutnya. Sejumlah giginya patah dan mulutnya tidak bisa menutup rapat. Dada korban banyak terdapat luka bekas hantaman dan 1 luka tusuk di sisi dada tengah sebelah kanan sehingga menyebabkan korban sesak nafas dan suara mengorok. Korban pun ditangani oleh dokter UGD setempat.
STEP 2
1. Apa yang terjadi pada pasien dalam kasus?
2. Penegakan diagnosis dari pasien?3. Tatalaksana pada pasien?4. Kegawatdaruratan respirasi!
STEP 3 & STEP 4
1. Apa yang terjadi pada pasien?
Pada skenario pasien mengalami :Lebam di kelopak mata: kemungkinan
pasien mengalami trauma mataDarah keluar dari hidung dan mulut:
kemungkinan pasien mengalami trauma maksilofasial
Luka di bagian dada: kemungkinan pasien mengalami trauma toraks dan tension pneumothorax
a. Trauma Mata
Trauma mekanik: benda tumpul atau tajam
Trauma Asam: bagian epitel mata yang terkena bisa mengalami koagulasi dan menimbulkan katarak pada mata
Trauma Basa: bisa menimbulkan penetrasi lebih dalam dibandingkan trauma asam sehingga bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah
b. Trauma Maksilofasial
Definisi : trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras dan lunak wajah.
Penyebab : trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api.
Mencakup : jaringan lunak dan jaringan keras.jaringan lunak wajah = jaringan lunak yang
menutupi jaringan keras wajah.jaringan keras wajah = tulang kepala yang
terdiri dari tulang hidung, tulang arkus zigomatikus, tulang mandibula, tulang maksila, tulang rongga mata, gigi, tulang alveolus.
Patofisiologi Trauma Maksilofasial
Penyebaran energi kinetik saat deselerasi menghasilkan kekuatan mengakibatkan cedera Berdampak tinggi dan rendah (besar/lebih kecil dari 50x gaya gravitasi) berdampak parameter pada cedera yang dihasilkan (karena jumlah gaya yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan pada tulang wajah berbeda regional)
-Patah tulang rahang atas : ini dikelompokkan sebagai Le Fort I, II, atau III.
c. Trauma Thorax
Definisi :
-trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematompneumothoraks (FKUI, 1995).-ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999). -trauma yang terjadi pada toraks yang menimbulkan kelainan pada organ-organ didalam toraks.
Jenis trauma thorax Trauma Tembus
1 Pneumothoraks terbuka2 Hemothoraks3 Trauma tracheobronkial4 Contusi Paru5 Ruptur diafragma6 Trauma Mediastinal
Trauma Tumpul
1. Tension pneumothoraks2. Trauma tracheobronkhial3. Flail Chest4. Ruptur diafragma5. Trauma mediastinal6. Fraktur kosta
ETIOLOGI
1 Trauma tembus- Luka Tembak- Luka Tikam / tusuk2 Trauma tumpul- Kecelakaan kendaraan bermotor- Jatuh- Pukulan pada dada
keadaan pada trauma dada :1. Open PneumothorakTimbul karena trauma tajam, ada hubungan dengan rongga pleura sehingga paru menjadi kuncup. 2. Tension PneumothorakAdanya udara didalam cavum pleura mengakibatkan tension pneumothorak. 3. Hematothorak masifPada keadaan ini terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada. 4. Flail ChestTulang iga patah pada 2 tempat pada lebih dari 2 iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang tidak ikut pada pernafasan.
2. Initial AssesmentPrimary Survey:1.) Airway dengan kontrol servikal
-Penilaian-Pengelolaan airway-Fiksasi leher-Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap penderita multi trauma.-Evaluasi
2.) Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi-Penilaian-Pengelolaan-Evaluasi
3.) Circulation dengan kontrol perdarahan
-Penilaian-Pengelolaan-Evaluasi
4.) Disability-Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS/PTS-Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tandalateralisasi-Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
5.) Exposure/Environment-Buka pakaian penderita-Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yangcukup hangat.
3. Penanganan pada pasien
Menurut konsensus terbaru American Heart Association 2010, penanganan dalam Basic Life Support menjadi D-R-C-A-B.
D- danger (bahaya)R- response (respon)C- circulation (sirkulasi + kontrol
perdarahan)A- airway (jalan nafas) + servical control B- breathing (oksigenasi)
Danger Do No Further Harm, jangan membuat
cedera lebih lanjut.Langkah :
Perkenalkan diri & memakai pelindung diriMembubarkan kerumunan dan memastikan lokasi
amanAktifkan respons emergency panggil ambulan
(118) atau polisi
ResponseRespon panggilRespon sentuhRespon nyeri
Penilaian A-V-P-UAlert (sadar)Verbal : disorientasi tapi masih ada responPainful : memberi respon pada nyeriUnresponsif
CirculationBila korban mengalami henti jantung segera
lakukan RJPO (sebagai pertolongan awal). Jika ada denyut nadi namun tidak ada napas
berikan pernapasan buatan sambil terus mengecek denyut nadi Carotis.
Catatan : Kontrol PerdarahanTeknik Resusitasi Jantung Paru1 (satu) orang penolong : memberikan pemafasan
buatan dan pijat jantung luar dengan perbandingan 30:22 (dua) orang penolong : memberikan pernafasan
buatan dan pijat jantung luar yang dilakukan oleh masing-masing penolong secara bergantian dengan perbandingan sama dengan 1 penolong 15:2
AirwayKorban sadar dan dapat berbicara biasanya
airway nya baik. Untuk korban tidak sadar, penilaian airway dapat dilakukan dengan Lihat, Dengar, Rasakan (Look, Listen, Feel).
Perbaikan Airway:Buka jalan nafas
Membuka jalan nafas dapat dilakukan dengan beberapa manuver, diantaranya : head-tilt, head-tilt chin-lift, head-tilt neck-lift, dan jaw-thrust.
Hilangkan sumbatanMenghilangkan sumbatan yg disebabkan oleh benda asing.
BreathingLook Listen Feel dan pengelolaan pada jalan nafas telah
dilakukan tetapi tetap tidak didapatkan adanya pernafasan, artinya masalah ada disini.
Tindakan:I. Tanpa alat:Memberikan pernafasan buatan dan mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung sebanyak 2 (dua) kali tiupan dan diselingi ekshalasi.II. Dengan menggunakan alat:Memberikan pemafasan buatan dengan alat "ambu bag" (self inflating bag). Pada alat tersebut dapat pula ditambahkan oksigen.
4. Kegawatdaruratan respirasi1. Tension pneumotoraks Tanda : dispnoe, hilangnya bunyi napas,
sianosis, asimetri toraks, mediastinal shiftRo toraks (hanya bila pasien stabil) :
pneumotoraks, mediastinal shift
2. Perdarahan masif intra-toraks (hemotoraks masif)
Tanda: dispnoe, penampakan syok, hilang bunyi napas, perkusi pekak, hipotensif
Ro toraks: opasifikasi hemitoraks atau efusi pleura
3. Tamponade jantungTanda: dispnoe, Trias Beck (hipotensi,
distensi vena, suara jantung menjauh), CVP > 15
Ro toraks: pembesaran bayangan jantung, gambaran jantung membulat
4. Flail chest berat dengan kontusio paru Tanda: dispnoe, syok, asimetris toraks,
sianosisRo toraks: fraktur iga multipel, kontusio
paru, pneumotoraks, effusi pleura
STEP 5
1) Klasifikasi trauma maksilofasial2) Secondary survey trauma
maksilofasial dan pneumothorax3) Klasifikasi dan tatalaksana trauma
thorax4) Kegawatdaruratan pada mata5) Pneumothorax dan komplikasi tension
pneumothorax6) Tamponade jantung7) TT dan WSD
STEP 7
Daftar Pustaka