Pleno 4 respirasi

44
PLENO PEMICU 4 MODUL RESPIRASI

description

pleno 4 respirasipemicu 4modul respirasi

Transcript of Pleno 4 respirasi

Page 1: Pleno 4 respirasi

PLENO PEMICU 4

MODUL RESPIRASI

Page 2: Pleno 4 respirasi

Kelompok 5

Nova AudithaNovi Magdalena P.Theresia Alfionita S.Puspa NegaraAsnan Azis FatoniEfraim Said SudartoFahli Akbar R.Dwi Murning Risda Fajrianty A.Novita DevyNi Made Yogaswari

Fasilitatator : dr. Jeikawati, MH. Kes

Page 3: Pleno 4 respirasi

PEMICU 4Dina, umur 7 tahun diantar oleh ibunya ke IGD RS tempat anda bertugas pada pukul 02.00 dinihari. Ibu pasien khawatir karena napas anaknya terlihat sesak dan berbunyi ngik-ngik, sejak jelang tengah malam. Sejak 2 hari sebelumnya, Dina mengalami demam, batuk, dan pilek dengan hidung tersumbat. Kakak pasien sakit serupa beberapa hari sebelumnya.

Keluhan sesak dan ngik-ngik seperti ini merupakan kejadian yang ketiga kalinya. Terakhir terjadi dua bulan yang lalu. Pasien sering mengalami pilek dan batuk berulang sejak sekitar setahun yang lalu. Pilek batuk berulang hampir tiap bulan, kadang disertai demam. Batuk pilek biasanya berlangsung hingga 1-2 minggu. Jika sedang mengalami pilek batuk pasien mengeluh sakit kepala, dan napasnya berbau tidak enak.

Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa Dina sering mendengkur hampir tiap kali tidur. Bila ibunya mengamati, bunyi dengkuran saat tidur secara berkala terhenti beberapa saat yang kemudian diikuti gelagapan dan suara napas tercekik dan pasien seperti akan terbangun. Namun pasien kemudian tidur lagi dan kemudian mulai terdengar kembali dengkurannya. Dalam semalam hal ini dapat terulang beberapa kali.

Page 4: Pleno 4 respirasi

Kata Kunci

Perempuan 7 tahun Napas sesak dan berbunyi “ngik-ngik” 2 hari sebelumnya mengalami demam, batuk,

pilek, dan hidung tersumbat Kakak mengalami sakit serupa 1 tahun lalu, selama 1-2 minggu batuk dan

pilek Pasien mengeluh sakit kepala dan napas berbau Terakhir terjadi 2 bulan yang lalu Mengalami pilek dan batuk berulang Tidur mendengkur diikuti gelagapan dan suara

napas tercekik.

Page 5: Pleno 4 respirasi

Identifikasi Masalah 1 tahun lalu :

Pilek berulang Batuk berulang Sakit kepala Napas berbau

2 bulan lalu : Sesak Berbunyi ngik-ngik

2 hari sebelumnya : Demam Batuk Pilek Hidung tersumbat

Hari ini : Sesak napas Berbunyi ngik-ngik

Mendengkur, gelagapan, suara napas tercekik.

Page 6: Pleno 4 respirasi

Analisis Masalah

Perempuan 7 th

Keluhan

TRIGER udara debu hewan rokok (pasif)

Suspect : Sinusitis Bronkiektasis Bronkitis Pneumonia

Kakak mengalami sakit

serupa

1 TAHUN LALU : Pilek berulang Batuk berulang Sakit kepala Napas berbau

2 BULAN LALU : Sesak Berbunyi ngik-

ngik

2 HARI SEBELUMNYA : Demam Batuk Pilek Hidung tersumbat

HARI INI : Sesak napas Berbunyi ngik-

ngik

Mendengkur Gelagapan Suara napas

tercekik

Diagnosis : Asma

Suspect : Sinusitis Pneumonia

Diagnosis : Asma

Suspect : Tonsilitis

Patofisiologi

Anamnesa Pemeriksaan Fisik

Diagnosis Tata LaksanaMedikamentosa

Non-Medikamentosa

Page 7: Pleno 4 respirasi

Pertanyaan Terjaring1. Infeki saluran napas akut disebabkan oleh infeksi

Jamur Bakteri virus

2. Tonsilitis Patofisiologi Anamnesa Pemeriksaan fisik Tatalaksana (medikamentosa dan non medikamentosa)

3. Sinusitis• Patofisiologi• Anamnesa• Pemeriksaan fisik• Tatalaksana (medikamentosa dan non medikamentosa)

4. Asma• Patofisiologi• Anamnesa• Pemeriksaan fisik• Tatalaksana (medikamentosa dan non medikamentosa)

Page 8: Pleno 4 respirasi

HIPOTESIS

Berdasarkan tanda dan gejala, pasien menderita asma dengan suspect penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Page 9: Pleno 4 respirasi

INFEKSI SALURAN NAPAS

Page 10: Pleno 4 respirasi

Patogenesis infeksi jamur :

Spora terinhalasi

Masuk ke Saluran

napas bawah

jamur masuk dalam

peredaran darah

menyebar secara limfogen ke dalam

hilus dan mediastinum

secara hematogen ke

organ lain

Kelainan pada organ

Page 11: Pleno 4 respirasi

MEKANISME INFEKSI OLEH BAKTERI

Page 12: Pleno 4 respirasi

Mekanisme patogen penyakit virus mencakup :

implantasi virus di portal masukreplikasi lokal (replikasi primer virus)menyebar ke organ target (situs

penyakit), (penyebaran virus)menyebar ke situs shedding virus ke

lingkungan (pelepasan virus)

Page 13: Pleno 4 respirasi
Page 14: Pleno 4 respirasi

RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI SALURAN NAPAS

Silia pada permukaan lumen bergetar menggerakkan

mukus ke atas

Mengarah ke mulut dan

hidung

mukus menghasilkan

selimut lengket

Mikroba terhirup

Pengeluaran agen mikroba bisa

dilakukan tubuh dengan cara

“ batuk”

Page 15: Pleno 4 respirasi

Tonsilitis

Page 16: Pleno 4 respirasi

Kuman

hidung

Nasofaring

tonsil

PatofisiologiKuman

Foodvorn Aerogen (Melalui mulut bersama makanan )

Lewat kripta

Page 17: Pleno 4 respirasi

Tanda dan gejala tonsilitis

 

Nyeri tenggorok 

Nyeri telan

Sulit menelan

Demam

Mual

Anoreksia

Kelenjar limfa leher

membengkak 

Faring hiperemis

Edema faring

Pembesaran tonsil

Tonsil hiperemia

Mulut berbau

Otalgia ( sakit di

telinga )

Malaise

Page 18: Pleno 4 respirasi

Pemeriksaan fisik a.Tonsil dapat membesar bervariasi. b.Dapat terlihat butiran pus kekuningan

pada permukaan medial tonsil.c.Bila dilakukan penekanan pada plika

anterior dapat keluar pus atau material menyerupai keju.

d.Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa faring, tanda ini merupakan tanda penting untuk menegakkan diagnosa infeksi kronis pada tonsil.

e.Adanya hiperemis menandakan tonsilitis kronis

Page 19: Pleno 4 respirasi

T0 : Tonsil terletak pada fosa tonsil

T1 : <25%

T2 : >25% <50%

T3 : >50% <75%

T4 : >75%

Sedangkan menurut Thane dan Cody membagi pembesaran tonsil atas

T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula.

T2: batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterior-uvula.

T3: batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-uvula.

T4: batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih

Page 20: Pleno 4 respirasi

Grade size tonsilitis

Size 1. Tonsil tersembunyi di dalam pilar

Size 2. Tonsil meluas ke pilar

Page 21: Pleno 4 respirasi

Size 3. Tonsil melampaui pilar tetapi tidak sampai ke garis tengah

Size 4. Tonsil meluas ke garis tengah

Page 22: Pleno 4 respirasi

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :

1. Leukosit : terjadi peningkatan karena adanya proses infeksi atau radang akut

2. Hemoglobin : terjadi penurunan3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur

bakteri dan tes sensitifitas obat

Page 23: Pleno 4 respirasi

Gejala klinis

Tonsilitis Kronis yaitu: 1) Sangkut menelan2) Bau mulut 3) Sulit menelan dan sengau pada

malam hari (bila tonsil membesar dan menyumbat jalan nafas)

4) Pembesaran kelenjar limfe pada leher.

5) Butiran putih pada tonsil

Page 24: Pleno 4 respirasi

Umumnya gejala tonsilitis akan sulit menelan, jika

tonsilitis sudah parah bisa menyebabkan sangkut

menelan

Sulit menelan dan sangkut menelan

Page 25: Pleno 4 respirasi

Penatalaksanaan

Terapi tonsilitis

Non-medikamentosa Kompres dengan air

hangat Istirahat yang

cukup Pemberian cairan

adekuat, perbanyak minum air hangat

Kumur dengan air hangat

Medikamentosa Pemberian

antibiotika

Page 26: Pleno 4 respirasi

SINUSITIS

Page 27: Pleno 4 respirasi

Triger Sinusitis

Pilek menahun

Bahan iritan yang dihirup

Virus & bakteri

influenza

- polutan- udara- asap- debu- bahan kimia

Page 28: Pleno 4 respirasi

PATOFISIOLOGIVirus Bakteri Jamur

Menginfeksi ostium sinus & mukosiliar

(KOM)

Oedem

Mukosa yang berhadapan bertemu

Silia tidak dapat bergerak & ostium tersumbat

Tekanan negatif di rongga sinus

Terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus

Sinusitis

 

Page 29: Pleno 4 respirasi

Sinusitis Akut Sinusitis Kronik

Adanya riwayat rhinitis allergi, vasomotor rhinitis, nasal polyps, rhinitis medicamentosa atau immunodeficiency.

Adanya riwayat kongenital pada imunitas humoral dan pergerakan sillia, cystic fibrosis dan penderita AIDS.

Memperlihatkan gejala ISPA yang tidak sembuh selama 10 hari atau memburuk setelah 5–7 hari.

Sinusitis kronik lebih sulit didiagnosis dibandingkan dengan sinusitis akut.

Menggali riwayat pasien harus cermat, jika tidak maka sering salah diagnosis.

Gejala seperti demam dan nyeri pada wajah biasanya tidak ditemukan pada pasien sinusitis kronik

Anamnesis sinusitis

Page 30: Pleno 4 respirasi

Pemeriksaan Fisik Sinusitis

Sinusitis Akut Sinusitis Kronik

Ditemukan : Sekresi nasal yang

purulen purulent posterior

pharyngeal secretion mucosal erythema periorbital erythema tenderness overlying

sinuses air-fluid levels on

transillium of the sinuses dan

facial erythema.

ditemukan beberapa hal seperti

pain or tenderness on palpation over frontal or maxillary sinuses

oropharyngeal erythema dan purulent secretions

dental caries dan ophthalmic manifestation

Page 31: Pleno 4 respirasi

Tatalaksana

MEDIKAMENTOSAAntibiotika

Nama generik : AmoksisilinNama dagang : Amoxsan, Amoxillin,

Amobiotic, Amoxil

Pemberian

Secara oral : -dewasa 250-500mg tiap 8

jam-anak < 10 tahun 125-250

mg tiap 8 jamDosis injeksi intramuskular :-dewasa 500mg tiap 8 jam-anak 50-100mg/hari dalam

dosis terbagiDosis infeksi intravena/infus:-dewasa 500mg tiap 8 jam-anak 50-100mg/hari dalam

dosis terbagi

Efek samping : mual, diare, ruam

NON-MEDIKAMENTOSA

Edukasi :

- Mejelaskan faktor alergen penyebab sinusitis

- Memberitahukan pentingnya menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal sehingga tidak lembab dan berjamur

Page 32: Pleno 4 respirasi

ASMA

Page 33: Pleno 4 respirasi
Page 34: Pleno 4 respirasi

Anamnesis Asma Berapa usianya? Berapa berat badan dan tinggi badan? Adakah terasa sesak dalam bernafas ? seringkah

terjadi ? Apakah ada batuk? Sering atau jarang? biasanya

terjadi saat kapan? ada dahaknya atau tidak? susah atau tidak dahaknya keluar? terlihat dahaknya bewarna apa?

Apakah sering terbangun di malam hari? Apakah ketika menghembuskan nafas terdengar

bunyi? seringkah terjadi? Adakah rasa berat di dada? seringkah muncul? Apakah pilek dan batuk terjadi berulang? Adakah keluarga yang mengalami keluhan yang

sama? Pernah mengkonsumsi obat apa selama ini? Apa dirumah memiliki hewan peliharaan? atau

riwayat alergi lainnya?

Page 35: Pleno 4 respirasi

Pemeriksaan Fisik

• Sering ditemukan perubahan cara bernapas.• Terjadi perubahan bentuk anatomi toraks.• Pada inspeksi dapat ditemukan : napas cepat kesulitan bernapas menggunakan otot napas tambahan di

leher, perut dan dada• Pada auskultasi dapat ditemukan : wheezing, ekspirasi memanjang.

Page 36: Pleno 4 respirasi

Pemeriksaan Penunjang

1. Spirometer.

2. Peak Flow Meter/PFM

3. X-ray dada/thorax.

4. Pemeriksaan IgE.

5. Petanda inflamasi.

6. Uji Hipereaktivitas Bronkus/HRB.

Page 37: Pleno 4 respirasi

MEDIKAMENTOSA ASMA

1. Dosis Obat beta Agonis Kerja Pendek2. Dosis obat kartikosteroid sistemik3. Golongan beta Agonis kerja panjang4. Golongan Anti inflamasi steroid5. Golongan antileukotrien6. Inhalasi

Page 38: Pleno 4 respirasi

Dosis Obat beta Agonis Kerja PendekSalbutamol Dosis

Oral 0,1-0,15 mg/KgBB/kali, setiap 6 jam

Inhalasi 0,1-0,15 mg/KgBB/kali ( maksimum 5 mg/kali), interval 20 menit

Subkutan 0-20 μg/KgBB/kaliTerbutalin Dosis

Oral 0,005 – 0,1 mg/KgBB/Kali, Setiap 6 jam

Inhalasi 2,5 mg/kali

Subkutan 5-10 μg/KgBB/kali

Dosis obat kartikosteroid sistemikMetilprenisolon IV Dosis 1 mg/kg BB setiap 4-6 jam

Hidrokortison IV Dosis 4 mg/kg BB setiap 4-6 jam

Dekametason IV Bolus 0,5 – 1 mg/kg BB dilanjutkan 1 mg/kg BB/hari diberikan setiap 6-8 jam

Prednison, prednisolon, triamsinolon oral

Dosis 1-2 mg/kg BB/ hari, 2-3 kali/hari, selama 3-5 hari

Page 39: Pleno 4 respirasi

Golongan beta Agonis kerja panjangSalmeterol Inhalasi Dosis Untuk > tahun

: 50 μg/inhalasi, 2 kali sehari

Formeterol Inhalasi Dosis untuk > 5 tahun : 12μg/inhalasi, 2 kali sehariGolongan Antiinflamasi steroid

Obat Cara Pemberiann Dosis

Budesonide

Inhalasi ( MDI, Turbuhaler)

Asma episodik sering- Usia < 12 tahun : 100 – 200 μg- Usia > 12 tahun : 200 – 400 μgAsma persisten- Usia < 12 tahun : 200 – 400 μg- Usia > tahun : 400 – 600 μg

predison Oral Dosis 1-2 mg/KgBB/hari : kemudian diturunkan hingga dosis terkecil diberikan selang sehari, pada pagi hari

Page 40: Pleno 4 respirasi

Golongan AntileukotrienUsia < 5 tahun : tidak digunakanUsia 5-11 tahun : 2 kali

10mg/hari PO ACUsia > 12 tahun : 2 kali 20mg/

hari PO ACAInhalasi 5 – 8 tahun Nebulizer Ventolin 2,5 mg – 5 mg 4

kali sehari Metered Dose Inhaler Dry Powder Inhaler ( DPI) :

Turbuhaler, Diskhaler

Page 41: Pleno 4 respirasi

NON MEDIKAMENTOSA ASMADari Dokter Pemberian Oksigen Edukasi pasien Membantu pasien

melakukan penatalaksanaan

Mengontrol asma Pengukuran peak flow

meter Identifikasi dan

mengendalikan faktor pencetus

Dari Pasien / keluarga terdekat :

Meningkatkan penanganan asma mandiri

Meningkatkan rasa percaya diri

Meningkatkan kepatuhan meminum obat

Banyak minum untuk menghindari dehidrasi

Pola hidup sehat* Peak Flow Meter (PFM) adalah

alat untuk mengukur jumlah aliran udara dalam jalan napas

Page 42: Pleno 4 respirasi

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang kami bahas diagnosis kerja kami yaitu anak pada pemicu ini menderita asma dengan suspect tonsilitis dan sinusitis. Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menangani asma seperti obat jenis beta agonis kerja pendek seperti salbutamol dan terbutalin, serta obat anti inflamasi.

Untuk menegakkan diagnosis pasti sinusitis dan tonsilitis diperlukan pemeriksaan lebih lanjut atau dirujuk kedokter spesialis anak dan jika diperlukan dapat dirujuk ke dokter spesialis THT atau paru

Page 43: Pleno 4 respirasi
Page 44: Pleno 4 respirasi

DAFTAR PUSTAKA- Samuel Baron, Michael Fons & Thomas Albrecht

Textbook mikrobiologi Viral Pathogenesis. - Lauralee, Sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke

Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011.

- Sylvia, Price dan Wilson L. 2005. Patofisiologi. Edisi 6. Volume 1. Jakarta : EGC.

- Setiawan, Lucky. 2013. Bronkitis. Jakarta : Universitas Indonesia.

- binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/PC _ASMA.pdf [diakses pada 23 Maret 2015]

- http://www.parupadang.com/unduh/2012/Pneumonia.pdf [diakses pada 23 Maret 2015]