plc

67
BAB IV DESAIN APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS UNTUK PRAKTIKUM OTOMASI PROSES MENGGUNAKAN PLC OMRON CPM1A & MITSUBISHI FX2N 4.1 Percobaan - Percobaan PLC 4.1.1 PERCOBAAN 1 (Pengenalan Instruksi Dasar PLC ) A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC menggunakan Modul PLC Omron CPM1A. 2. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder. B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN 1. PLC Omron CPM1A 2. Modul Kit Trainer PLC 3. Kabel Jumper C. PENGARAHAN SET RESET DAN KEEP Kedua instruksi ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu melakukan penguncian terhadap keluaran 10.00 agar tetap dalam kondisi ON. Ketika tombol ON 0.00 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan menyala. Ketika tombol OFF 0.01 aktif (tak ter-energizer) maka lampu 10.00 akan mati. SET & RESET Gambar 4.1. Contoh Printah Set & Reset

description

basic belajar PLC

Transcript of plc

BAB IV

DESAIN APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS

UNTUK PRAKTIKUM OTOMASI PROSES MENGGUNAKAN PLC

OMRON CPM1A & MITSUBISHI FX2N

4.1 Percobaan - Percobaan PLC

4.1.1 PERCOBAAN 1 (Pengenalan Instruksi Dasar PLC )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC Omron CPM1A.

2. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

SET RESET DAN KEEP

Kedua instruksi ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu melakukan

penguncian terhadap keluaran 10.00 agar tetap dalam kondisi ON. Ketika

tombol ON 0.00 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan menyala.

Ketika tombol OFF 0.01 aktif (tak ter-energizer) maka lampu 10.00 akan

mati.

SET & RESET

Gambar 4.1. Contoh Printah Set & Reset

35

Cara kerjanya masih sama, Ketika tombol ON 0.00 aktif (ter-energizer)

maka lampu 10.00 akan menyala. Kemudian, meskipun tombol ON 0.00

nonaktif (tak ter-energizer) lampu 10.00 akan tetap menyala karena telah

dikunci oleh function SET. Ketika tombol OFF 0.01 aktif (ter-energizer)

maka lampu 10.00 akan mati karena mendapat perintah RESET.

KEEP

Gambar 4.2. Contoh Printah Keep

Cara kerjanya masih sama dan lebih sederhana, Ketika tombol ON 0.00

aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan menyala. Kemudian,

meskipun tombol ON 0.00 nonaktif (tak ter-energizer) lampu 10.00 akan

tetap menyala karena telah dikunci oleh function KEEP (menahan). Ketika

tombol OFF 0.01 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00 akan mati karena

function KEEP dimatikan.

DIFU dan DIFD

DIFU dan DIFD adalah suatu kondisi yang akan aktif hanya selama 0.1s

kemudian kembali mati. Lebih jelasnya langsung buat program di bawah

ini.

DIFU

Gambar 4.3. Contoh Perintah DIFU

Penulisan syntax DIFU adalah DIFU 10.00. 0.00 mengaktifkan DIFU

10.00 untuk satu scan time pada saat perubahan sinyal masukan dari 0 ke 1

36

(Rising). Ketika alamat 0.00 ter-energize, maka DIFU 10.00 akan aktif,

silahkan lihat keluaran pada PLC, namun aktifnya LED hanya dalam 0,1s,

sangat cepat dan susah untuk dilihat. Lebih jelasnya lihat timing diagram,

masukan 0.00 adalah sensor ketinggian.

Gambar 4.4. Timing Diagram perintah DIFU

Ketika sensor ketinggian aktif, DIFU hanya akan aktif 0,1s. Oleh karena

itu diperlukan perintah KEEP untuk melakuka penguncian agar kerja dari

DIFU bisa terlihat. Silahkan lihat LED 10.01 yang ada dalam keadaan

menyala.

DIFD

Gambar 4.5. Contoh Perintah DIFD

DIFD merupakan kebalikan dari DIFU. Penulisan syntaxnya adalah DIFD

10.02. 0.02 berfungsi untuk mengaktifkan bit DIF 10.02 untuk satu scan

time pada saat perubahan sinyal masukan dari 1 ke 0 (falling). Ketika

alamat 0.02 ter-energize, maka DIFD 10.02 tidak akan aktif, namun ketika

alamat 0.02 kembali mati, tak ter-energize baru kemudian DIFD 10.02

akan aktif, silahkan lihat keluaran pada PLC, namun aktifnya LED hanya

dalam 0,1s, sangat cepat dan susah untuk dilihat. Lebih jelasnya lihat

timing diagram, masukan 0.00 adalah sensor pembatas.

37

Gambar 4.6. Timing Diagram Perintah DIFD

Ketika sensor pembatas kembali tak ter-energize, DIFD hanya akan aktif

0,1s. Oleh karena itu diperlukan perintah KEEP untuk melakuka

penguncian agar kerja dari DIFD bisa terlihat. Silahkan lihat LED 10.03

yang ada dalam keadaan menyala.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.7. Ladder Percobaan Instruksi Dasar PLC

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

38

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Jelaskan fungsi intruksi dari SET dan RST !

2. Jelaskan fungsi intruksi dari DIFU dan DIFD!

3. Sebutkan aplikasi dari fungsi intruksi PLC yang ada di atas !

4. Buatlah contoh program dari instruksi yang telah dilakukan, contoh

program yang dibuat harus menjelaskan fungsi dari rangkaian dan

prinsip kerjanya !

4.1.2 PERCOBAAN 2 (Direct ON Line)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu membaca dan memahami rangkaian system control

konvesional Direct Online Starting dan merubahnya ke rangkaian

diagram Ladder.

2. Memahami fungsi bentuk fisik yang digunakan sebagai Input maupun

Output.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul Kit Simulasi percobaan direct Online starting

4. Kabel Jumper

39

C. PENGARAHAN

INTERLOCK

Gambar 4.8. Contoh Perintah Interlock

Perintah ini tidak menggunakan function, jadi bisa lebih menghemat

memori. Ketika tombol ON 0.00 aktif (ter-energizer) maka lampu 10.00

akan menyala. Kemudian, meskipun tombol ON 0.00 nonaktif (tak ter-

energizer) lampu 10.00 akan tetap menyala karena telah dikunci oleh

kontak Normaly Open 10.00 . Ketika tombol OFF 0.01 aktif (tak ter-

energizer) maka lampu 10.00 akan mati.

Rangkaian Direct ON Line Starting

Pengendalian hubungan langsung dikenal dengan istilah Direct ON

Line (DOL) dipakai untuk mengontrol motor induksi dengan kontaktor.

Gambar 4.9. Rangkaian control Direct Online

40

Posisi menghidupkan atau ON

Jika tombol Normally Open S2 di-ON-kan listrik dari jala-jala L akan

mengalir melewati S1, S2 melewati terminal koil A1A2 dari koil Q1 ke

netral N. Akibatnya koil kontaktor Q1 akan energized dan mengaktifkan

kontak Normally Open Q1 terminal 13, 14 akan ON dan berfungsi sebagai

pengunci. Sehingga ketika salah satu tombol S1 posisi OFF aliran listrik

ke koil Q1 tetap energized dan motor induksi berputar.

Posisi mematikan atau OFF

Tombol tekan Normally Close S1 ditekan, maka loop tertutup dari

rangkaian akan terbuka, hilangnya aliran listrik pada koil kontaktor Q1

akan de-energized. Akibatnya koil kontaktor OFF maka kontak-kontak

daya memutuskan aliran listrik ke motor.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.10. Ladder Percobaan Direct ON Line

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

41

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

7. Pada percobaan selanjutnya buat program percobaan diatas dengan

menggunakan intruksi SET RESET & KEEP, lalu ulangi step 2

sampai 6.

E. TUGAS

1. Jelaskan cara kerja dari rangkaian direct online starter ?

2. Sebutkan komponen apa saja yang digunakan untuk membuat

rangkaian direct online starter ?

3. Berikan contoh aplikasi dari penggunaan rangkaian kendali DOL ?

4. Buatlah contoh program dengan cara kerja menghidupkan sebuah

motor dengan dua push button !

4.1.3 PERCOBAAN 3 ( Control Forward Reverse Starting )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu membaca dan memahami rangkaian system control

konvesional Forward Reverse Starting dan merubahnya ke rangkaian

diagram Ladder.

2. Memahami Proses Kerja dari Rangkaian Control Forward Reverse

Starting.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A.

2. Modul Kit Trainer PLC.

3. Modul Kit Trainer Control Forward Reverse Starting.

4. Kabel Jumper.

42

C. PENGARAHAN

Motor induksi dapat diputar arah kanan atau putar arah kiri, caranya

dengan mempertukarkan dua kawat terminal box. Putaran kanan kiri

diperlukan misalkan untuk membuka atau menutup pintu garasi.

Rangkaian daya putaran kanan-putaran kiri motor induksi terdiri atas

dua kontaktor yang bekerja bergantian, tidak bisa bekerja bersamaan. Ketika

kontaktor Q1 posisi ON motor putarannya ke kanan, saat Q1 di OFF kan

dan Q2 di ON kan maka terjadi pertukaran kabel supply menuju terminal

motor, motor akan berputar ke kiri.

Gambar 4.11. Rangkaian control forwards reverse starting

Posisi Putaran Arah Kanan

Saat tombol Normally Open S2 (Forward) di tekan terjadi loop tertutup

pada rangkaian koil kontaktor Q1, sehingga kontaktor Q1 energized. Pada

posisi ini motor berputar ke kanan. Perhatikan koil Q1 di serikan dengan

kontak Normally Close Q2, dan sebaliknya koil Q2 di seri dengan kontak

Normally Close Q1, ini disebut saling mengunci (interlocking). Artinya

ketika koil Q1 ON, maka koil Q2 akan terkunci selalu OFF. Atau saat koil

43

Q2 sedang ON, maka koil Q1 akan selalu OFF. Karena koil Q1 akan

bergantian bekerja dengan Q2 atau sebaliknya, dan keduanya tidak akan

bekerja secara bersamaan.

Posisi Putaran Arah Kiri

Kontak Normally Open S3 (Reverse) ditekan, loop tertutup terjadi pada

rangkaian koil Q2. Kontaktor Q2 akan ON dan dengan sendirinya koil

kontaktor Q1 akan OFF, terjadi pertukaran dua kabel phasa pada terminal

motor dan motor berputar ke kiri. Untuk mematikan rangkaian, tekan

tombol normally close S1, maka rangkaian control terbuka dan aliran listrik

ke koil Q1 dan koil Q2 terputus dan rangkaian dalam kondisi mati.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.12. Ladder Percobaan Control Forward Reverse Starting

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

44

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Jelaskan cara kerja dari rangkaian control forward reverse starting !

2. Sebutkan contoh aplikasi dari rangkaian control forward reverse

starting di industri atau dilingkungan sekitar ?

3. Buatlah rangkaian diagram ladder dengan menggunakan 3 buah push

button ON dan 3 buah push button OFF sebagai input, dengan fungsi

menghidupkan dan mematikan satu lampu dari tiga tempat yang

berbeda !

4.1.4 PERCOBAAN 4 ( Control Tombol Cerdas Cermat )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu menggunakan instruksi pemograman PLC menggunakan

Modul PLC OMRON CPM1A pada percobaan control tombol cerdas

cermat.

2. Memahami logika yang digunakan untuk membuat program Control

Tombol Cerdas Cermat.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

45

C. PENGARAHAN

Gambar 4.13. Ilustrasi Contoh Quiz

Keterangan:

1. Pembawa acara (Host) memberikan pertanyaan kepada 3 (tiga) peserta

kuis;

2. Ke-tiga pemain berlomba-lomba untuk menekan tombol dalam rangka

menjawab pertanyaan dari pembawa acara;

3. Buzzer akan berbunyi setelah ada salah seorang pemain berhasil

menekan tombol untuk pertama kalinya;

4. Indikator lampu pada pemain tersebut (yang berhasil menekan tombol

untuk pertama kali) akan dinyalakan dan hanya bisa dimatikan oleh

saklar utama.

Penjelasan: Pada contoh di atas tombol untuk peserta merupakan sensor

tipe non-hold.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.14. Ladder Percobaan Control Tombol Cerdas Cermat

46

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Buatlah contoh program kontrol tombol cerdas cermat dengan peserta

berjumlah 6 orang !

2. Buatlah Timing diagram dari contoh program pada soal no. 1 !

4.1.5 PERCOBAAN 5 ( Wye Delta Starting Otomatis )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Memahami dan menjelaskan prinsip kerja dari rangkaian wye delta

starting otomatis.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul Kit Trainer Wye Delta Starting

4. Kabel Jumper

47

C. PENGARAHAN

Hubungan langsung atau Direct ON Line dipakai untuk motor induksi

berdaya di bawah 5 kW. Motor induksi dengan daya menengah dan besar

antara 10 kW sampai 50 kW menggunakan pengendalian bintang segitiga

untuk starting awalnya. Saat motor terhubung bintang arus starting hanya

mengambil sepertiga dari arus starting jika dalam hubungan segitiga.

Rangkaian daya hubungan bintangsegitiga menggunakan tiga buah

kontaktor Q1, Q2, dan Q3. Saat motor terhubung bintang kontaktor Q1 dan

Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF. Beberapa saat kemudian timer yang

disetting waktu 60 detik energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2

dan Q3 posisi ON, dan motor terhubung segitiga.

Tidak setiap motor induksi bisa dihubungkan bintang-segitiga, yang

harus diperhatikan adalah tegangan name plate motor harus mampu

diberikan tegangan sebesar tegangan jala-jala, khususnya pada saat motor

terhubung segitiga. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, akibatnya belitan

stator bisa terbakar karena tegangan tidak sesuai.

Gambar 4.15. Rangkaian pengawatan Wye Delta Starting Otomatis

48

Gambar 4.16. Rangkaian control Wye Delta Starting Otomatis

Hubungan Bintang

Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan

menjadi energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2

energized motor terhubung bintang. Koil timer K1 akan energized, selama

setting waktu berjalan motor terhubung bintang.

Hubungan Segitiga

Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai

setting waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer

habis, kontak Normally Close K1 dengan akan OFF menyebabkan koil

kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir

kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON dan motor dalam hubungan segitiga. Untuk

mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan tombol tekan S1

rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF

dan motor akan berhenti bekerja.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

49

Gambar 4.17. Ladder percobaan Wye Delta Starting Otomatis

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Sebutkan aplikasi penggunaan rangkaian wye delta starting pada

industri !

2. Sebutkan komponen apa saja yang digunakan pada rangkaian wye

delta starting otomatis, dan jelaskan fungsi-fungsinya !

50

3. Buatlah timing diagram sesuai daengan rangkaian control wye delta

starting otomatis !

4.1.6 PERCOBAAN 6 ( Instruksi Counter )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Memahami penggunaan Instruksi Counter pada percobaan ini.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

COUNTER

Instruksi CNT berfungsi sebagai penghitung atau pencacah mundur.

Yang dihitung adalah perubahan kondisi masukan CP (count pulse) dari

OFF ke ON. Ketika kondisi eksekusinya ON, maka setiap kali ada

perubahan kondisi masukan CP dari ON ke OFF, maka instruksi CNT

akan mengurangi nilai PV-nya ( present value)dengan satu. Perlu

diperhatikan, jika instruksi CNT berada dalam interlock section, nilai PV-

nya tidak direset ketika kondisi eksekusi interlock tidak terpenuhi. Counter

tidak direset meskipun PLC dimatikan. SV counter adalah bilangan BCD,

jadi hati-hati jika menggunakan SV selain konstanta. Format penulisan

functionnya CNT001 #5 (TIM alamat setting value).

51

Gambar 4.18. Contoh program intruksi counter

Ketika tombol 2 ditekan, maka alamat 0.01 akan ter-energizer, CNT 001

aktif kondisi pertama terpenuhi. Ketika tombol 2 ditekan kembali, maka

alamat 0.01 akan ter-energizer, CNT 001 aktif kondisi kedua terpenuhi.

Hal ini akan berlangsung selama 5 kali, dan setelah 5 kali maka keadaan

set value menjadi 0 menyebabkan kontak normaly open CNT001 ter-

energizer sehingga lampu 10.01 menyala. Selama belum dilakukan reset,

tombol 2 tidak akan berfungsi. Lampu 2 akan terus menyala sampai reset

tombol 3 aktif dan akhirnya lampu 2 mati.

52

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.19. Ladder percobaan Counter

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

53

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Jelakan fungsi dari intruksi Counter ?

2. Buatlah timing diagram dari percobaan ini !

3. Buat contoh program dengan menggunakan 2 push button dengan

proses kerja jika push button A ditekan selama 6 kali maka akan

memicu lampu A menyala, dan jika push button B ditekan selama 7

kali maka akan mematikan lampu B menyala dan mematikan lampu

A, begitupun sebaliknya.

4.1.7 PERCOBAAN 7 ( Flip Flop )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi Timer pemograman PLC menggunakan

Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Memahami Logika dalam percobaan Flip Flop.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

TIMER

Instruksi TIM berfungsi sebagai ON-Delay dengan penghitungan waktu

mundur. Ketika kondisi eksekusinya terpenuhi, maka timer akan

melakukan penghitungan wakti dari nilai SV (setting value ) menuju nol

dengan resolusi waktu 0,1 detik. Format penulisan functionnya TIM000

54

#40 (TIM alamat setting value) jika menginginkan timer mundur 4 detik

maka tulislah #40 karena resolusi waktunya adalah 0,1 detik.

Gambar 4.20. Contoh intruksi Timer

Jika tombol 1 aktif maka alamat 0.00 akan ter-energizer, function TIM 000

akan mulai menghitung mundur selama 4 detik. Jika belum ada 4 detik

tombol 1 nonaktif, alamat 0.00 tak ter-energizer dan syarat belum

terpenuhi sehingga kontak Normaly open TIM000 tidak akan aktif.

Tombol 1 ditekan kembali dan penghitungan kembali dilakukan dari awal

lagi. Ketika kondisi penghitungan mundur selama 4 detik telah terpenuhi

maka kontak normaly open TIM 000 akan ter-energizer sehingga lampu

alamat 10.00 akan menyala.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.21. Ladder percobaan Timer

55

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

Flip flop

7. Buat lembar kerja baru dan buatlah progam yang sesuai pada gambar

berikut ini.

Gambar 4.22. Ladder Percobaan Flip Flop

8. Setelah program ditulis, ulangi step 2 sampai 6.

E. TUGAS

1. Buatlah contoh rangkaian diagram ladder dengan 3 buah lampu yang

dapat hidup bergantian !

2. Buatlah timing diagram dari soal no.1 !

3. Buat lah rangkaian diagram ladder dengan sekenario sebagai berikut;

56

a. Jika Tombol 1_Menit ditekan, maka Motor akan berputar selama 1

menit, dan kemudian OFF.

b. Jika Tombol 2_Menit ditekan, maka Motor akan berputar selama 2

menit, dan kemudian OFF.

c. Jika Tombol 3_Menit ditekan, maka Motor akan berputar selama 3

menit, dan kemudian OFF.

4.1.8 PERCOBAAN 8 ( Trafic Light Simulator )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi Timer pemograman PLC menggunakan

Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Memahami Logika dalam percobaan Trafic Light.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Kit Trainer PLC

3. Kit Trainer Trafic Light Simulator

4. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Gambar 4.23. Trafic Light

57

Informasi tentang gambar untuk Traffic light menggunakan PLC:

1. 10.03, 10.06, 11.02, 11.05 (Lampu Merah)

2. 10.04, 10.07, 11.03, 11.06 (Lampu Kuning)

3. 10.05, 11.01, 11.04, 11.07 (Lampu Hijau)

Jumlah Input PLC :

1. Input PLC berjumlah 1 Input :

1 Unit Saklar

Jumlah Output PLC :

2. Output PLC berjumlah 12 Output :

4 Unit Lampu Merah

4 Unit Lampu Kuning

4 Unit Lampu Hijau

Prinsip Kerja:

Proses dimulai dengan menghidupkan saklar sehingga lampu

menyala, lampu hijau yang pertama ON, dengan setingan waktu yang

sudah ditentukan lampu kuning ON dan lampu hijau OFF, berselang

beberapa menit lampu merah ON, dan lampu kuning OFF. Setelah

beberapa menit lampu merah OFF dan lampu kuning kembali ON.

Kondisi ini berulang-ulang berjalan dengan urutan lampu hidup, Hijau

> Kuning > Merah > Kuning > Hijau.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pasang kabel jumper yang menghubungkan Modul Praktikum dengan

Modul PLC, pemasangan harus diperhatikan penempatan output dari

Modul PLC ke Modul Percobaan.

2. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

58

Gambar 4.24. Ladder percobaan Trafic light

3. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

4. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

59

5. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

6. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

7. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Buatlah contoh ladder diagram berupa program running led !

2. Buatlah timming diagram dari soal no.1 !

4.1.9 PERCOBAAN 9 (Aplikasi Informasi Parkir Mobil )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu membaca dan memahami intruksi MOVE, COMPARE,

DECREMENT dan INCREMENT pada percobaan ini.

2. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder sesuai

dengan proses kerja yang dipersiapkan.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Instruksi MOVE – MOV(21)

Instruksi MOVE - MOV(21) digunakan untuk meng-copy nilai dari

Source ke Destination. Source dapat berupa konstanta (#), ataupun data

yang ada di alamat tertentu dalam register IR, SR, AR, DM, HR, TC, dan

LR. Sedangkan Destination adalah alamat register IR, SR, AR, DM, HR,

60

LR. Jika kondisi eksekusi MOV(21) ON, maka data di Source (Sumber)

akan di-copy ke Destination (Tujuan).

Perhatian!

Instruksi MOV(21) tidak dapat digunakan untuk mengubah nilai PV

(Process Value) pada Timer/Counter.

Instruksi MOV(21) tidak dapat digunakan untuk mengubah nilai

DM6144 sampai DM6655.

Gambar 4.25. Contoh intruksi Move

Ketika kondisi Input 000.00 ON, maka konstanta #0100 akan di-copy ke

DM0000, dan selanjutnya nilai dalam DM0000 akan di-copy ke HR05.

Instruksi MOV(21) dapat diperlakukan sebagai instruksi yang

didiferensiasi atau tidak.

61

Instruksi COMPARE – CMP(20)

Instruksi CMP(20) berfungsi membandingkan dua buah operand

bertipe word. Ketika kondisi eksekusi instruksi ini terpenuhi, maka

CMP(20) akan membandingkan nilai operand1 dengan nilai operand2.

Hasil perbandingan tersebut disimpan dalam bit flag EQ (EQuals), LE

(LEss-than), dan GR (GReater-than) yang menyatakan operand1 =

operand2, operand1 < operand2, dan operand1 > operand2.

Perlu diperhatikan!

Jika membandingkan nilai PV (Process Value) pada Timer atau

Counter, maka perlu diingat bahwa nilai PV pada Timer dan Counter

adalah bilangan BCD. Jadi nilai pembandingnya sebaiknya juga BCD

agar tidak bingung.

Sebaiknya langsung memproses hasil perbandingan instruksi

CMP(20) sebelum instruksi lain dijalankan karena mungkin saja bit

flag EQ, LE, dan GR mengalami perubahan nilai.

Gambar 4.26. Contoh intruksi Compare

62

Rung 1. Ketika pertama kali dihidupkan, nilai DM0100 akan direset

menjadi 0000 dengan menggunakan instruksi MOV(21) yang dieksekusi

oleh bit flag First_Scan (SR253.15).

Rung 2. Jika Input 000.00 ON, maka instruksi @INC(38) akan menaikkan

nilai DM0100 sebesar 1. Adanya tambahan karakter ‘@’ di depan

menunjukkan bahwa instruksi ini didiferensiasi.

Rung 3. Secara kontinyu, program membandingkan nilai DM0100 dengan

5. Jika nilainya kurang dari 5, maka Output 010.01 akan ON. Jika nilainya

samadengan 5, maka Output 010.00 akan ON. Dan jika nilainya lebih dari

5, maka Output 010.02 akan ON.

Instruksi DECREMENT – DEC(39)

Instruksi ini berfungsi untuk mengurangi satu nilai pada operand

bertipe word. Operand dalam hal ini bisa salah satu dari register IR, SR,

AR, DM, HR, dan LR.

Jika kondisi eksekusi instruksi DEC(39) terpenuhi, maka nilai operand

akan dikurangi satu tanpa mempengaruhi bit flag Carry (CY).

Instruksi ini termasuk salah satu instruksi yang dapat didiferensiasi. Jika

DEC(38) tidak didiferensiasi, maka selama kondisi eksekusinya terpenuhi,

nilai operand akan bertambah satu setiap siklusnya. Jika dibutuhkan untuk

memicu instruksi DEC(39) sekali saja selama kondisi eksekusi terpenuhi,

maka gunakan instruksi DEC(38) yang didiferensiasi atau dengan

menggabungkan instruksi DEC(38) dengan instruksi DIFU(13) atau

DIFD(14).

63

Gambar 4.27. Contoh intruksi Decrement

Ketika PLC di-running, maka DM0100 akan diisi nilainya 1000 oleh

instruksi MOV(21) yang kondisi eksekusinya diaktifkan sekali saja yakni

pada siklus pertama. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan First

Cycle Flag dengan alamat SR 253.15.

Selanjutnya, jika Input 000.01 ON, maka nilai DM0100 akan berkurang

satu dengan aman dan tenteram. Lain halnya dengan ketika Input 000.00

ON. Ketika hal itu terjadi, maka nilai DM0100 akan berkurang dengan

sangat cepat. Hal ini disebabkan karena meskipun sekejap saja kita

mengubah kondisi Input 000.00 dari OFF ke ON dan kemudian ke OFF

lagi, PLC telah memprosesnya berulang-ulang karena siklus waktu PLC

yang lebih cepat.

Instruksi INCREMENT – INC(38)

Instruksi ini berfungsi untuk menambah satu nilai pada operand

bertipe word. Operand dalam hal ini bisa salah satu dari register IR, SR,

AR, DM, HR, dan LR.

64

Jika kondisi eksekusi instruksi INC(38) terpenuhi, maka nilai operand

akan ditambah satu tanpa mempengaruhi bit flag Carry (CY).

Instruksi ini termasuk salah satu instruksi yang dapat didiferensiasi. Jika

INC(38) tidak didiferensiasi, maka selama kondisi eksekusi terpenuhi,

nilai operand akan bertambah satu setiap siklusnya. Jika dibutuhkan untuk

memicu instruksi INC(38) sekali saja selama kondisi eksekusi terpenuhi,

maka gunakan instruksi INC(38) yang didiferensiasi atau dengan

menggabungkan instruksi INC(38) dengan instruksi DIFU(13) dan

DIFD(14) .

Gambar 4.28. Contoh intruksi Increment

Ketika PLC di-running, maka DM0100 akan direset nilainya oleh instruksi

MOV(21) yang kondisi eksekusinya diaktifkan sekali saja yakni pada

siklus pertama. Hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan bit First

Cycle Flag pada alamat SR 253.15.

Selanjutnya, jika Input 000.01 ON, maka nilai DM0100 akan bertambah

satu dengan aman dan tenteram. Lain halnya dengan ketika Input 000.00

ON. Ketika hal itu terjadi, maka nilai DM0100 akan bertambah lebih dari

65

satu dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan karena meskipun sekejap saja

kita mengubah kondisi Input 000.00 dari OFF ke ON dan kemudian ke

OFF lagi, PLC telah memprosesnya berulang-ulang karena siklus waktu

PLC yang cepat.

Gambar 4.29. Informasi tentang angka pada aplikasi parkir mobil

1. Papan Informasi Parkir

2. "FULL" display

3. "EMPTY" display

4. Ultrasonic sensor Untuk Deteksi Out

5. Ultrasonic sensor Untuk IN Deteksi IN

6. Area Parkir

Inputs dan Output pada PLC :

1. Input PLC adalah 2 Input :

1 Buah Input dari Ultrasonic sensor untuk Deteksi IN.

1 buah Input dari Ultrasonic sensor untuk Deteksi OUT.

2. Output PLC adalah 2 Output :

1 buah Output untuk "FULL" display.

1 buah Output untuk "EMPTY" display.

Prinsip Kerja :

"FULL" display => ON

66

a. Jika Ultrasonic sensor IN => ON maka peningkatan data

1(satu).

b. Jika Data sama atau lebih 10 ( sepuluh ) Maka "FULL" display

=> ON dan "EMPTY" display => OFF.

"EMPTY" display => ON

a. Jika Ultrasonic sensor OUT => ON Maka pengurangan Data

1(satu).

b. Jika Data kurang dari 10 ( sepuluh ) Maka "FULL" display =>

OFF dan "EMPTY" display => ON.

Setting Data

Mengatur data dengan nomor 5 (lima) dan data dapat diatur

sesuai dengan kapasitas area parkir.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.30. Ladder percobaan Aplikasi Informasi Parkir Mobil

67

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Buatlah program rangkaian diagram ladder Control of Escalators

dengan prinsip kerja sebagai berikut !

Gambar 4.31. Ilistrasi Lift

a. Diasumsikan bahwa eskalator tidak bergerak sampai seseorang

mendekatinya.

b. Ketika seseorang mendekati eskalator maka akan mengaktifkan

passdetection switch:0, illumination lamp aktif, dan escalator

drive mulai mengerakkan eskalator naik.

c. Orang yang mendekat eskalator tersebut akan dibawa naik dan

ketika sampai diatas akan mengaktifkan passdetection switch:1,

mematikan illumination lamp dan mematikan escalator drive.

68

Penjelasan:

Pada contoh di atas passdetection switch:0 dan

passdetection switch:1 merupakan sensor tipe non-hold.

Asumsi yang lain pada contoh di atas bahwa orang yang

akan naik eskalator satu persatu.

Pengalamatan I/O

Input ;

Passdetection switch:0

Passdetection switch:1

Output ;

Escalator drive

Illumination lamp

4.1.10 PERCOBAAN 10 ( Aplikasi Counter UP-DOWN )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu menggunakan intruksi MOVE, COMPARE, DECREMENT

dan INCREMENT pada percobaan ini.

2. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder dan

memahami logika pada rangkaian Counter UP DOWN simulator .

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul Kit Counter UP DOWN Simulator.

4. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Percobaan yang dilakukan menggunakan kit Up/Down Counter Simulator,

dimana praktikan membuat rangkaian counter up dengan menggunakan IC

Decoder 74LS47. Memakai tiga buah push button dengan fungsi tombol

counter UP, counter DOWN dan tombol restart, ketika tombol counter UP

69

ditekan angka pada seven segment naik 1 digit, setelah 15 kali di tekan

angka yang di tampilkan berubah kembali menjadi nol. Dan ketika conter

Down ditekan maka angka berkurang 1 digit.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

70

71

Gambar 4.32. Ladder Percobaan Counter UP-DOWN

72

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.11 PERCOBAAN 11 (Control Pemilah Benda Dari Jenis Bahan)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami penggunaan instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Mengetahui prinsip kerja mesin conveyor Workcell 38 – 120 dengan

mengunakan modul input output yang ada pada mesin conveyor

Workcell 38 – 120.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul PLC Workcell 38 – 120

4. Kabel Jumper

73

C. PENGARAHAN

Gambar 4.33. PLC OMRON CPM1A dan PLC Workcell 38 – 120

Instrumen yang ditampilkan di Gambar 2.32 adalah sebuah alat

peraga atau simulasi dari pengaturan proses manufaktur di industri.

Gambar sebelah kiri adalah Programmable Logic Controller (PLC) dan

gambar sebelah kanan adalah PLC Workcell 38 – 120 dari FeedBack

atau lebih dikenal dengan konveyor merah. Proses manufaktur yang

dijalankan adalah proses penyusunan produk dengan bahan baku besi dan

plastik secara otomatis.

Komponen Pada Modul PLC Workcell 38 – 120 dari FeedBack

Motor & Konveyor

Konveyor adalah lintasan gerak untuk menjalankan bahan baku dalam

proses manufaktur. Konveyor digerakkan oleh motor berdasarkan

instruksi dari PLC.

Sensor Optik

Sensor optik merupakan sensor yang memanfaatkan pantulan gelombang

yang dipancarkan oleh dirinya sendiri. Sensor optik terletak melintang di

samping konveyor untuk mendeteksi bahan/produk yang melintas.

Sensor optik memancarkan gelombang elektromagnetik setiap saat.

Ketika sebuah bahan/produk melintas di depannya maka sebagian besar

gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju sensor optik.

74

Gelombang pantulan ini menginformasikan bahwa sebuah bahan/produk

telah melintas di depannya.

Sensor Induksi

Sensor induksi adalah komponen yang bertugas untuk mendeteksi jenis

bahan baku. Dengan menggunakan prinsip induksi, sensor ini mampu

membedakan jenis bahan baku yang melintas, apakah bahan tersebut

terbuat dari besi atau plastic.

Electric Plunger

Plunger merupakan komponen elektromekanik yang digunakan untuk

mendorong atau menarik bahan/produk. Plunger menerima sinyal listrik

dari PLC dan mengubahnya menjadi gerak dorong atau tarik.

Sensor Ketebalan

Komponen ini digunakan untuk mengukur ketebalan bahan baku untuk

proses manufaktur. Apabila ada bahan yang ketebalannya tidak

memenuhi syarat yang telah didefinisikan maka bahan tersebut tidak

akan diproses lebih lanjut menjadi produk.

The parts chutes The peg dispenser

Part manipulatore flippers

75

The height detector Introductive sensor

An opto–detector and PCB Parts for Asembly Part dispenser

Gambar 4.34. Komponen PLC Workcell 38 – 120 dari FeedBack

Gambar 4.35. Komponen Input

76

Gambar 4.36. Komponen Output

Keterangan input dan output pada Workcell 38 – 120 dari FeedBack;

INPUT PLC :

Tombol (Stop)

Height (thickness) gauge Botton Dead Centre (HBDC)

Height (thickness) gauge Top Dead Centre (HTDC)

Height (thickness) OK (HGTH)

Pre-height gauge opto sensor (OPT1)

Inductive detector opto sensor (OPT2)

Inductive sensor (IND)

Tombol (Start)

Chute opto sensor 2 (OPT4)

Chute opto sensor 1 (OPT3)

Exit guide 2 opto sensor (OPT5)

Exit guide 1 opto sensor (OPT6)

OUTPUT PLC :

Solenoid for chute 2 (SOL2)

Solenoid for chute 1 (SOL1)

Washer Dispenser (DISP1)

Top Conveyor motor (CONV1)

Height (thickness) motor drive (HMDRV)

Dispense Washer chute 2 (CHUT2)

Dispense Washer chute 1 (CHUT1)

Bottom Conveyor motor (CONV2)

Base Dispenser (DISP2)

Exit Guide Solenoid (SOL4)

77

Prinsip kerja dari percobaan ini adalah memilah jenis benda

dengan mengunakan Introductive sensor yang berkerja jika dilewati

oleh benda yang berbahan metal maka akan mengaktifkan part

manipulatore flippers untuk menghadang benda hingga jatuh di

Dispense Washer chute. Pada percobaan ini dapat digunakan instruksi

timer dan instruksi dasar lainnya. Dan persoalan pada proses pemilahan

jenis benda ini adalah bagaimana cara membedakan menda yang

berbahan metal dan plastik sehingga benda akan di pilah sesuai jenisnya

dangan mengaktifkan part manipulatore flippers untuk menghadang

benda jenis plastik dan untuk benda jenis metal, proses ini berlanjut

terus menerus.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.37. Ladder Percobaan Control Pemilah Benda Dari Jenis Bahan

78

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

E. TUGAS

1. Sebutkan komponen apa saja yang digunakan pada percobaan ini ?

2. Jelaskan fungsi dari komponen yang digunakan untuk percobaan ini !

4.1.12 PERCOBAAN 12 (Control Pemilah Jenis Benda Otomatis)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC Omron CPM1A.

2. Memahami logika pada kendali Conveyor Pemilah Benda Dari Jenis

Benda.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul PLC Workcell 38 – 120

4. Kabel Jumper

79

C. PENGARAHAN

Pada percobaan ini menggunakan Bottom Conveyor motor

(CONV2) dan komponen input output pada Bottom Conveyor motor

dengan kondisi menjatuhkan benda dari Dispense Washer chute bersamaan

dengan Washer Dispenser (DISP1), sehingga benda yang jatuh berupa

plastik atau metal washer diambil oleh base page dan terbawa oleh

conveyor sehingga mencapai titik akhir. Proses ini berjalan bergantian dan

terus menerus, intruksi untuk berjalan bergantian dapat berupa instruksi

timer atau pun sensor yang ada dekat dengan titik akhir, dan untuk

menghentikan prosen dengan menekan tombol stop ( 00.00 ).

Modul I/O yang digunakan pada Bottom Conveyor motor;

Input ;

00.11 : Chute opto sensor 2 (OPT4)

00.12 : Chute opto sensor 1 (OPT3)

00.14 : Exit guide 2 opto sensor (OPT5)

00.15 : Exit guide 1 opto sensor (OPT6)

Output ;

10.03 : Dispense Washer chute 2 (CHUT2)

10.04 : Dispense Washer chute 1 (CHUT1)

10.05 : Bottom Conveyor motor (CONV2)

10.06 : Base Dispenser (DISP2)

10.07 : Exit Guide Solenoid (SOL4)

80

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.38. Ladder Percobaan Control Pemilah Jenis Benda

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

81

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.13 PERCOBAAN 13 (Control Pemilah Benda Dari Bentuk Benda)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu mengerti dan menggunakan instruksi pada percobaan Control

Conveyor Pemilah Benda Dari Bentuk Benda.

2. Memahami prinsip kerja percobaan control conveyor pemilah benda

dari bentuk benda pada modul PLC Workcell 38 – 120.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul PLC Workcell 38 – 120

4. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Pada percobaan control conveyor pemilah benda dari bentuk benda

menggunakan modul PLC Workcell 38 – 120, dengan prinsip kerja

memilah benda sesuai bentuk dari ketebalan benda.

Benda yang berbentuk ring ini dibedakan dari ketebalannya, untuk benda

yang ukurannya lebih tipis atau lebih tebal dibuang karena pada proses ini

benda yang ingin di pilih adalah yang berukuran sedang.

82

Permasalahan yang harus diselesaikan praktikan adalah bagaimana cara

membuat rangkaian ladder dengan prinsip kerja seperti yang telah

dijelaskan.

Proses ini dilakukan secara otomatis dengan diawali tombol start sebagai

permulaan dan proses akan bekerja secara otomatis dengan menggunakan

sensor Height (thickness) gauge Top Dead Centre dan sensor Height

(thickness) OK untuk menditeksi ketebalan benda. Height (thickness)

motor drive berfungsi sebagai penggerak alat yang digunakan untuk

mengukur ketebalan benda.

Modul I/O yang digunakan pada percobaan ini berupa;

INPUT PLC :

00.00 : Tombol (Stop)

00.01 : Height (thickness) gauge Botton Dead Centre (HBDC)

00.02 : Height (thickness) gauge Top Dead Centre (HTDC)

00.03 : Height (thickness) OK (HGTH)

00.04 : Pre-height gauge opto sensor (OPT1)

00.05 : Inductive detector opto sensor (OPT2)

00.06 : Inductive sensor (IND)

00.07 : Tombol (Start)

OUTPUT PLC :

10.03 : Solenoid for chute 2 (SOL2)

10.04 : Solenoid for chute 1 (SOL1)

10.05 : Washer Dispenser (DISP1)

10.06 : Top Conveyor motor (CONV1)

10.07 : Height (thickness) motor drive (HMDRV)

83

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.39. Ladder Percobaan Control Pemilah Benda Dari Bentuk

84

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.14 PERCOBAAN 14 (Control Pemilah Benda Otomatis)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahamidan mengunakan instruksi pemograman PLC

menggunakan Modul PLC Omron CPM1A pada percobaan control

conveyor pemilah benda dari jenis dan bentuk.

2. Memahami fungsi komponen I/O pada percobaandan ini dan prinsip

kerja dari percobaan control conveyor pemilah benda dari jenis dan

bentuk.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Modul PLC Workcell 38 – 120

4. Kabel Jumper

85

C. PENGARAHAN

Prinsip kerja dari percobaan ini adalah memilah benda sesuai dengan

jenis dan ukurannya, yang dijalankan mulai dari awal yaitu pada Washer

Dispenser (DISP1) hingga titik akhir yang melewati sensor 00.14 : Exit

guide 2 opto sensor (OPT5) dan 00.15 : Exit guide 1 opto sensor (OPT6)

yang berada pada konveyor bawah, proses ini berjalan secara otomatis

dengan menggunakan instruksi timer yang di seting sesuai kebutuhan dari

proses percobaan ini.

Pada proses ini, mesin dapat berhenti sendiri tanpa harus ditekan

tombol stop oleh operator jika pada proses ini tidak ada lagi benda yang

terdapat pada Washer Dispenser (DISP1), sehingga dapat memicu timmer

yang diset untuk menghentikan system dari proses.

INPUT PLC :

00.00 : Tombol (Stop)

00.01 : Height (thickness) gauge Botton Dead Centre (HBDC)

00.02 : Height (thickness) gauge Top Dead Centre (HTDC)

00.03 : Height (thickness) OK (HGTH)

00.04 : Pre-height gauge opto sensor (OPT1)

00.05 : Inductive detector opto sensor (OPT2)

00.06 : Inductive sensor (IND)

00.07 : Tombol (Start)

00.11 : Chute opto sensor 2 (OPT4)

00.12 : Chute opto sensor 1 (OPT3)

00.14 : Exit guide 2 opto sensor (OPT5)

00.15 : Exit guide 1 opto sensor (OPT6)

OUTPUT PLC :

10.03 : Solenoid for chute 2 (SOL2)

10.04 : Solenoid for chute 1 (SOL1)

10.05 : Washer Dispenser (DISP1)

10.06 : Top Conveyor motor (CONV1)

10.07 : Height (thickness) motor drive (HMDRV)

86

11.00 : Dispense Washer chute 2 (CHUT2)

11.01 : Dispense Washer chute 1 (CHUT1)

11.02 : Bottom Conveyor motor (CONV2)

11.03 : Base Dispenser (DISP2)

11.04 : Exit Guide Solenoid (SOL4)

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

87

Gambar 4.40. Ladder Percobaan Control Pemilah Benda Otomatis

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

88

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.15 PERCOBAAN 15 (Aplikasi Proses Mesin Packing Sederhana)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memperggunakan intruksi intruksi PLC yang sudah dipelajari

pada percobaan ini.

2. Mampu Membuat Rangkaian Diagram Ladder sesuai pengarahan pada

percobaan ini.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Gambar 4.41. Aplikasi mesin packing sederhana

89

Input dan Output pada PLC :

1. Jumlah Input PLC adalah 7 Input:

1 Buah Input untuk Batas Feeder Reverse.

1 Buah Input untuk Batas Feeder Forward.

1 Buah Input untuk Batas Lifter Lower.

1 Buah Input untuk Batas Lifter middle.

1 Buah Input untuk Batas Lifter Upper.

1 Buah Input untuk switch Start. Berfungsi untuk Memulai Proses.

1 Buah Input untuk RESET Push Button. Berfungsi ini untuk proses

kembali ke awal.

2. Jumlah output PLC adalah 4 Output:

1 Unit Output untuk Electrical Solenoid. Berfungsi untuk Forward

1 Buah Output untuk Electrical Solenoid. berfungsi untuk Reverse.

1 Buah Output untuk Electrical Solenoid tipe Center Closed.

Berfungsi untuk Batas Lifter DOWN.

1 Unit Output untuk Electrical Solenoid tipe Center Closed.

Berfungsi untuk Batas Lifter UP.

Proses Kerja Program PLC Untuk Mesin Packing :

Langkah 1 : ( Feeder Forward to 1 )

Jika Feeder REV Limit = ON dan Lifter UP Limit = ON dan Saklar Start =

ON maka Cylindrical Feeder Forward = ON.

Langkah 2 :

1. jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit = ON

maka Cylindrical Feeder Reverse = ON.

2. Jika :

a. jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit =

ON maka Cylindrical Lifter DOWN = ON.

b. jika Lifter MID Limit = ON maka Cylindrical Lifter DOWN =

OFF.

Langkah 3 : ( Feeder Forward to 2 )

jika Feeder REV Limit = ON dan Lifter MID Limit = ON maka

Cylindrical Feeder Forward = ON.

90

Langkah 4 :

1. jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit = ON

maka Cylindrical Feeder Reverse = ON.

2. Jika :

a. jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit =

ON maka Cylindrical Lifter DOWN = ON.

b. jika Lifter LOW Limit = ON maka Cylindrical Lifter DOWN =

OFF.

Langkah 5 : ( Feeder Forward to 3 )

Jika Feeder REV Limit = ON dan Lifter MID Limit = ON maka

Cylindrical Feeder Forward = ON.

Langkah 6 :

1. jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit = ON

maka Cylindrical Feeder Reverse = ON.

2. Jika :

a. Jika Cylindrical Feeder Forward = ON dan Feeder FWD Limit =

ON maka Cylindrical Lifter UP = ON.

b. jika Lifter UP Limit = ON maka Cylindrical Lifter UP = OFF.

Nama Input / Output PLC :

INPUT PLC :

00.00 : LS atau Limit Switch untuk Feeder Reverse

00.01 : LS atau Limit Switch untuk Feeder Forward

00.02 : LS atau Limit Switch untuk Lifter Lower

00.03 : LS atau Limit Switch untuk Lifter Middle

00.04 : LS atau Limit Switch untuk Lifter Upper ( Forward )

00.05 : Saklar Start

00.06 : Tombol Reset

OUTPUT PLC :

10.03 : Solenoid untuk Cylinder Feeder Forward

10.04 : Solenoid untuk Cylinder Feeder Reverse

10.05 : Solenoid untuk Cylinder Lifter Down

10.06 : Solenoid untuk Cylinder Lifter Upper

91

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.42. Ladder Percobaan Aplikasi Proses Mesin Packing Sederhana

92

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.16 PERCOBAAN 16 (Aplikasi Mesin Sorter)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memperggunakan intruksi intruksi PLC yang sudah dipelajari

pada percobaan ini.

2. Mampu Membuat Rangkaian Diagram Ladder sesuai pengarahan pada

percobaan ini.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Gambar 4.43. Aplikasi mesin sorter

93

Jumlah Input / Output yang dipakai :

1. 7 buah Input :

1 Buah Input untuk ON / OFF Selector Switch

1 Buah Input untuk GO from Sensor 0

1 Buah Input untuk NOGO from Sensor 0

1 Buah Input untuk Limit Lifter UP

1 Buah Input untuk Limit Lifter DOWN

1 Buah Input untuk Work Sensor from Sensor 1

1 Buah Input untuk Work Sensor from Sensor 2

Untuk Sensor 0 , 1buah sensor dengan 2 output ( 1 output untuk GO, 1

Output untuk NOGO )

Untuk Sensor 1 dan Sensor 2 , 1buah Sensor dengan 1 Output.

2. 3 buah Output :

1 buah Output untuk Contactor. Yang berfungsi untuk electrical

Motor Conveyor ( ON / OFF Motor )

1 buah Output untuk Electrical Solenoid Tipe Center Closed. Yang

berfungsi untuk Moves Lifter DOWN

1 Buah Output untuk Electrical Solenoid Tipe Center Closed. Yang

berfungsi untuk Moves Lifter UP

Perinsip Kerja :

Langkah 1 :

a. Jika Switch = ON dan Sensor 0 (GO) = OFF dan Sensor 0 (NOGO)

= OFF Maka Contactor untuk Motor Conveyor = ON.

b. Jika Switch = OFF atau Sensor 0 (GO) = ON atau Sensor 0

(NOGO) = ON maka Contactor untuk Motor Conveyor = OFF.

Langkah 2 :

a. Jika Switch = ON dan Sensor 0 (GO) = ON dan Limit Lifter UP =

OFF Maka Solenoid Lifter UP = ON.

b. Jika Switch = ON dan Sensor 0 (GO) = ON dan Limit Lifter UP =

ON Maka Solenoid Lifter UP = OFF.

c. Jika Switch = ON dan Sensor 0 (NOGO) = ON dan Limit Lifter

DOWN = OFF Maka Solenoid Lifter DOWN = ON.

d. Jika Switch = ON dan Sensor 0 (NOGO) = ON dan Limit Lifter

DOWN = ON Maka Solenoid Lifter DOWN = OFF.

94

Langkah 3 :

a. JIka Sensor 0 (GO) = ON dan Limit Lifter UP = ON dan Sensor 1

= OFF Maka Contactor untuk Motor Conveyor = ON.

b. Jika Sensor 0 (NOGO) = ON dan Limit Lifter DOWN = ON dan

Sensor 2 = OFF Maka Contactor Untuk Motor Conveyor = ON.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.44. Ladder Percobaan Aplikasi Mesin Sorter

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

95

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.17 PERCOBAAN 17 (Aplikasi Gerbang Otomatis)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memperggunakan intruksi intruksi PLC yang sudah dipelajari

untuk percobaan ini.

2. Mampu Membuat Rangkaian Diagram Ladder sesuai pengarahan pada

percobaan ini.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC Omron CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

Gambar 4.45. Aplikasi gerbang otomatis

96

Keterangan tentang gambar untuk Gerbang otomatis menggunakan

PLC:

1. Area Sensor (Jika ada objek, output sensor OFF)

2. Area Sensor (Jika ada objek, output sensor OFF)

3. Area Sensor (Jika ada objek, output sensor OFF)

4. Area Sensor (Jika ada objek, output sensor OFF)

5. Motor Listrik Dan Gearbox

6. Limit Switch untuk kondisi gerbang Terbuka

7. Limit Switch untuk kondisi gerbang tertutup

8. gerbang

Jumlah Input dan Output PLC :

1. Input PLC berjumlah 6 Input:

4 Sensor untuk Daerah 1,2,3, dan 4.

1 Unit Limit Switch untuk gerbang Buka.

1 Unit Limit Switch untuk gerbang tertutup.

2. Output PLC berjumlah 2 Output :

1 Unit kontaktor untuk Motor Listrik (Buka Pintu).

1 Unit kontaktor untuk Motor Listrik (Tutup Pintu).

Prinsip Kerja :

1. Buka Gerbang

Jika Sensor 1 = OFF, Maka Motor Listrik untuk Buka Gerbang

= ON.

Jika Limit Switch untuk Buka gerbang = ON, Maka Motor

Listrik untuk Buka Gerbang = OFF.

Electric Motor untuk Tutup Gerbang = selalu OFF

2. Tutup Gerbang

Jika Sensor 4 = OFF dan Sensor 2 = ON dan Sensor 3 = ON,

Maka motor listrik untuk buka gerbang.

Jika Motor Listrik untuk Tutup Gerbang = ON dan Sensor 2 =

OFF atau Sensor 3 = OFF maka, Motor Listrik untuk Tutup

gerbang = OFF dan Motor Listrik untuk Buka Gerbang = ON

97

Nama Input / Output PLC Type FX-Mitsubishi :

Input PLC :

00.00 : Sensor 1.

00.01 : Sensor 2.

00.02 : Sensor 3.

00.03 : Sensor 4.

00.04 : Limit Switch untuk Buka Gerbang.

00.05 : Limit Switch untuk Tutup Gerbang.

Output PLC :

10.03 : Kontaktor untuk Buka Gerbang.

10.04 : Kontaktor untuk Tutup Gerbang.

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.46. Ladder Program Aplikasi Gerbang Otomatis

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

98

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.

4.1.18 PERCOBAAN 18 ( Shift Register )

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu memahami instruksi instruksi dasar pemograman PLC

menggunakan Modul PLC OMRON CPM1A.

2. Memahami penggunaan Instruksi Shift Register pada percobaan ini.

3. Mampu Membaca dan Membuat Rangkaian Diagram Ladder.

B. ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

1. PLC OMRON CPM1A

2. Modul Kit Trainer PLC

3. Kabel Jumper

C. PENGARAHAN

SHIFT REGISTER

Fungsi Shift Registers (SFT) adalah untuk menggeser data dengan

menggunakan pulsa clock. Data yang bisa digeser adalah IR, AR, HR, LR.

Pergeseran Register memiliki tiga input, masukan data (I), jam input (P)

dan reset (R). Input data yang digunakan untuk memasukkan data ke

lokasi saluran data. Masukan Jam digunakan untuk memasukkan jam

untuk menggeser data yang telah dimasukkan ke dalam input data melalui

lokasi saluran data. Atur ulang masukan berfungsi untuk menciptakan

kondisi awal (0) semua bit dalam lokasi saluran data. Yang lainnya adalah

awal jalur data (St) menduduki bit mulai sedikit digeser dan final saluran

data (E) yang berfungsi sebagai batas akhir dari bit bit yang digeser. St

99

harus lebih besar atau sama dari E dan harus berada di area data yang

sama. Untuk mengoperasikan SFT tekan FUN 10.

Gambar 4.47. Ladder & mnemonic kode untuk SHIFT REGISTER

pada Omron PLC

Instruksi ini berfungsi untuk menunda status yang dapat digunakan

jika sudah diperlukan. Terdapat tiga bagian utama pada instruksi ini yaitu:

- Data : input ini berfungsi untuk mengumpulkan/ menyimpan status bit

yang sedang diamati.

- Clock: input ini akan bekerja setelah titik yang ditentukantercapai.

- Reset: mengembalikan kondisi input Data dan Clock ke semula (nol).

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah progam yang sesuai pada gambar berikut ini.

Gambar 4.48. Ladder Program Shift Register

100

2. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih

Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut.

3. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.

4. Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara

klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Pada

PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa

PLC telah terhung ke PC.

5. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON

CPM1A.

6. Selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.

Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap

diekseskusi oleh PLC. Lalu amati hasil percobaan.