Plasenta Previa.docx

32
BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan pada kehamilan Trimester ketiga pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa selain menimbulkan penyulit pada ibu, dapat juga menimbulkan penyulit pada janin, yaitu asfiksia sampai kematian janin dalam rahim. Banyaknya faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian plasenta previa disebabkan oleh faktor umur penderita, faktor paritas karena pada paritas yang 1

Transcript of Plasenta Previa.docx

Page 1: Plasenta Previa.docx

BAB I

PENDUHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan Trimester ketiga pada umumnya

merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan

yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Salah satu penyebabnya

adalah plasenta previa. Plasenta previa selain menimbulkan penyulit pada ibu,

dapat juga menimbulkan penyulit pada janin, yaitu asfiksia sampai kematian

janin dalam rahim.

Banyaknya faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian plasenta

previa disebabkan oleh faktor umur penderita, faktor paritas karena pada

paritas yang tinggi kejadian paritas makin besar yang mana disebabkan oleh

endometrium yang belum sempat tumbuh, faktor endometrium di fundus

belum siap menerima implantasi, endometrium, vaskularisasi yang kurang

pada desidua, riwayat obstetri. Hal tersebut jika dibiarkan begitu saja akan

mengakibatkan terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janinnya.

Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan plasenta previa adalah

11

Page 2: Plasenta Previa.docx

perdarahan dan mengakibatkan syok, anemia karena perdarahan, plasentitis,

prematuritas janin dan asfiksia berat, peningkatan mortalitas janin, perdarahan

pascapartum karena perdarahan pada tempat pelekatan plasenta.

Pada tempat tersebut, kontraksi serat otot uterus kurang efektif, sindrom

Sheehan dan defek pembekuan dapat terjadi, namun lebih sering terjadi pada

abrupsio plasenta. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka dibutuhkan

peran dan fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar

meliputi promotif, preventif, dan rehabilitatif yang dilakukan secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan antara

lain pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien,

mencegah terjadinya plasenta previa berulang dan memberikan pendidikan

kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi, memberikan diit sesuai

dengan kebutuhan tubuh cukup kalori, protein serta memberikan obat-obatan

untuk mengobati penyakit dasar dan dalam perawatan diri pasien secara

optimal, sehingga muncul pentingnya asuhan keperawatan dalam

menanggulangi klien dengan plasenta previa.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui Definisi dari plasenta previa, Etiologi, Klasifikasi,

Komplikasi, Tanda dan gejala, Patofisiologi, Pathway, Penatalaksanaan medis

dan keperawatan, Terapi dan Pemeriksaan penunjang.

2

Page 3: Plasenta Previa.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000).

Menurut Prawiroharjo (1992), plasenta previa adalah plasenta yang ada

didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud

plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali

hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.

33

Page 4: Plasenta Previa.docx

Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi

plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta

menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim

2.2 Etiologi

Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah

mencakup :

1.      Perdarahan (hemorrhaging)

2.      Usia lebih dari 35 tahun

3.      Multiparitas

4.      Pengobatan infertilitas

5.      Multiple gestation

6.      Erythroblastosis

7.      Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya

8.      Keguguran berulang

9.      Status sosial ekonomi yang rendah

10.  Jarak antar kehamilan yang pendek

11.  Merokok

 Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi 4

derajat yaitu :

1.      Total bila menutup seluruh serviks

4

Page 5: Plasenta Previa.docx

2.      Partial bila menutup sebagian serviks

3.      Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup

oleh plasenta).

4.      Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir

pembukaan jalan lahir).

2.3 Klasifikasi

Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan

plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu :

1. Plasenta Previa Totalis

Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas tidak

mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena

risiko perdarahan sangat hebat

2. Plasenta Previa Parsialis/Lateralis

5

Page 6: Plasenta Previa.docx

Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat

implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak

dilahirkan melalui pervaginam.

3. Plasenta Previa Marginalis

Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan

pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.

4. Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan

lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan

pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas

pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

2.4 Komplikasi

Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari

adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :

1.      Pada ibu dapat terjadi :

a.    Perdarahan hingga syok akibat perdarahan

b.   Anemia karena perdarahan

c.    Plasentitis

d.   Endometritis pasca persalinan

2.      Pada janin dapat terjadi :

a.    Persalinan premature

6

Page 7: Plasenta Previa.docx

b.   Asfiksia berat

Faktor Prepitasi dan Predisposisi

Menurut Mochtar (2002), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat

mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :

1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :

a. Kehamilan kembar (gamelli).

b. Tumbuh kembang plasenta tipis.

2. Kurang suburnya endometrium :

a. Malnutrisi ibu hamil.

b. Melebarnya plasenta karena gamelli.

c. Bekas seksio sesarea.

d. Sering dijumpai pada grandemultipara.

3. Terlambat implantasi :

a. Endometrium fundus kurang subur.

b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula

yang siap untuk nidasi.

2.5 Tanda dan Gejala

Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :

a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.

b. Darah biasanya berwarna merah segar.

c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.

7

Page 8: Plasenta Previa.docx

d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak

janin.

e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,

kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan

berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

2.6 Patofisiologi

Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan

20 minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan

menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah

uterus lebih banyak mengalami perubahan.

Pelebaran sekmen bawah uterus dan pembukaan

servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari

dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan

tak dapat dihindarkankarena adanya ketidakmampuan selaput otot segmen

bawah uterus untuk  berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

klasifikasi Plasenta Previa :

a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta

b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh

plasenta.

c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus

servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.

d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada

pinggir pembukaan (ostium internus servisis).

8

Page 9: Plasenta Previa.docx

e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada

segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau

plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan

teraba pada pembukaan jalan lahir.

9

Page 10: Plasenta Previa.docx

2.7 Pathway

10

Page 11: Plasenta Previa.docx

2.8 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian

maka tindakan bedah sesar merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta

tidak menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka

pesalina pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat

persalinan. Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat

janin belum cukup bulan (38 minggu) maka tindakan persalinan dapat

dilakukan jika perdarahan berulang dan banyak. Maka umumnya dokter akan

memberikan obat pematangan paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti

maka dapat dilakukan tindakan konservatif (persalinan ditunggu hingga janin

cukup bulan)

Penatalaksanaan medic dapat dilakukan dengan :

a. Jika kehamilan < 36 minggu

Perdarahan sedikit : istirahat baring dan farmakologi, jika perdarahan

berkurang : obat oral dan USG, jika perdarahan masih ada lanjutkan

farmakologi.

Perdarahan bnyak : infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan

golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc

b. Jika kehamilan > 36 minggu

Jika perdarahan banyak infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit,

dan golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc.

11

Page 12: Plasenta Previa.docx

Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk

penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu :

1) Kaji kondisi fisik klien

2) Menganjurkan klien untuk tidak coitus

3) Menganjurkan klien istirahat

4) Mengobservasi perdarahan

5) Memeriksa tanda vital

6) Memeriksa kadar Hb

7) Berikan cairan pengganti intravena RL

8) Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus

masih premature

9) Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur

kehamilan < 37 minggu.

2.9 Terapi

a) Terapi Ekspektatif ( mempertahankan kehamilan )

Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai kehamilan 36 minggu.

Pada kehamilan 24–34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak

dan keadaan ibu dan anak baik, maka kehamilan sedapat mungkin

dipertahankan dengan pemberian :

- betamethasone 2 X 12 mg ( IM ) selang 24 jam

-antibiotika

b) Terapi Aktif ( mengakhiri kehamilan )

12

Page 13: Plasenta Previa.docx

2.10 Pemeriksaan Penunjang

1) Ultrasonografi

Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak

menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.

2) Pemeriksaan dalam

Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang obstetric

untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati karena bahayanya

sangat besar.

3) Pemeriksaan darah

Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan

kimia darah untuk menunjang persiapan operasi

4) Sinar X

Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-

bagian tubuh janin.

5) Vaginal

Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda

jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik

sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan

ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril

pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat

untuk efek kelahiran secara cesar.

6) Isotop Scanning

13

Page 14: Plasenta Previa.docx

7)  Pemeriksaan inspekula

Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan

apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah

dan lain – lain.

8) Pemeriksaan radio isotope

Macam – macam pemeriksaan ini antara lain :

a.       plasentografi jaringan lunak

b.      sitografi

c.       plasentografi inderek

d.      anterigrafi

e.       amnigrafi

f.       radio isotopik plasentografi

14

Page 15: Plasenta Previa.docx

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

a. Pengumpulan data

1)      Anamnesa

a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,

pendidikan, alamat, medicalrecord dll.

b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28

minggu/trimester III.

Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;

terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi

intravaginal/rectal.

Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya

robekan pembuluh darah dan placenta.

c)  Inspeksi

Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.

 Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.

d) Palpasi abdomen

Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

Sering dijumpai kesalahan letak 

1515

Page 16: Plasenta Previa.docx

Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya

kepala masih goyang/floating

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Obstetri

Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan

sebelumnyaagar  perawat dapat menentukan kemungkinan masalah

pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:

Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan

penolong persalinan

Jenis anetesi dan kesulitan persalinan

Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,

dan perdarahan.

Komplikasi pada bayi

Rencana menyusui bayi

b) Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran

persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir

(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat

digunakan rumus naegle, yaitu hari  ditambah tujuh, bulan

dikurangi tiga, tahun disesuaikan.

c) Riwayat Kontrasepsi

16

Page 17: Plasenta Previa.docx

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,

ibu,   a t au keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus

didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi

oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada  kehamilan yang

tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual

pada janin.

d) Riwayat penyakit dan operasi:

Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan

penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu,

adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan

sebelumnya harus di dokumentasikan

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:

(1)   Rambut dan kulit

Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan

linea nigra.

Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan

paha.

Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah

(2)   Mata : pucat, anemis

(3)   Hidung

(4)   Gigi dan mulut

(5)   Leher

17

Page 18: Plasenta Previa.docx

(6)   Buah dada / payudara

Peningkatan pigmentasi areola putting susu

Bertambahnya ukuran dan noduler

(7)   Jantung dan paru

Volume darah meningkat

Peningkatan frekuensi nadi

Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu

darah pulmonal.

Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.

Diafragma meningga.

Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.

(8)   Abdomen

Menentukan letak janin

Menentukan tinggi fundus uteri

(9)   Vagina

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan

( tanda Chandwick)

Hipertropi epithelium

(10)  System musculoskeletal

Persendian tulang pinggul yang mengendur

Gaya berjalan yang canggung

18

Page 19: Plasenta Previa.docx

Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan

diastasis rectal

3.2 Diagnosa keperawatan

a. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan

mengenai efek perdarahan dan menejemennya.

b. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah

abnormal, kerusakan system imun.

19

Page 20: Plasenta Previa.docx

3.3 Rencana Keperawatan

NoDiagnosa

Keperawatan

Tujuan/Kriteria

HasilIntervensi

Rasional

1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan efek perdarahan dan manejemennya.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 diharapkan ansietas dapat berkurang dengan kriteria hasil :

1.    Pasangan dapat mengungkapkan harapannya dengan kata-kata tentang manajemen yang sudah direncanakan, sehingga dapat mengurangi kecemasan pasangan.

1.    Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan.

2.    Menentukan tingkat pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen yang sudah direncanakan.

3.    Berikan pasangan informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan.

Kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan alat terapi yang potensial untuk mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi situasi yang tidak diharapkan.Hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting.Pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan

20

Page 21: Plasenta Previa.docx

mengurangi ketakutan akan ha-hal yang tidak diketahui.

2. Resiko tinggi cedera (janin) b/d hipoksia jaringan/ organ,profil darah abnormal,kerusakan system imun.

Kriteria evaluasi :Menunjukkan profil darah dengan hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN normal.

1.    Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau tanda/gejala syok

2.    Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan.

3.    Catat masukan/haluaran urin. Catat berat jenis urin.

Hemoragi berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, anemia pascapartum, KID, gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi.

Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan Hb meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi.

Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan

21

Page 22: Plasenta Previa.docx

4.    Berikan heparin, bila diindikasikan

5.    Berikan antibiotic secara parenteral

haluaran urin.

Heparin dapat digunakan pada KID di kasus kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau untukmemblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-faktor pembekuan dan menurunkan hemoragi sampai terjadi perbaikan pembedahanMungkin diindikasikan untuk mencegah atau meminimalkan infeksi.

22

Page 23: Plasenta Previa.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian

uterusnya.Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus.

Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah

uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen

bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha

mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding

uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi

pendarahan.

4.2 Saran

Keadaan perdarahan sebelum persalinan merupakan keadaan yang

dapat berakibat fatal jika tak mendapatkan penangan intensif, karena itu

dalam hal ini para perawat sebaiknya cermat melihat kondisi pasien misalnya

pendarahan pada plasenta previa, agar jika terjadi keadaan darurat dapat

segera tertangani.

2323

Page 24: Plasenta Previa.docx

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga .

Media Aesculapius FKUI .Jakarta

Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana

Perawatan Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta.

Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri

Dan Ginekologi. Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK

Unhas . Ujung Pandang.

Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit

buku kedokteran EGC. Jakarta.

Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta.FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta.

Cunningham, FG, Norman, F, Kenneth, J, Larry, C & Katharine, D 2006, Obstetri williams, Edisi ke 21, EGC, Jakarta.

Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian pasien, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hanafiah, TM 2004, Plasenta previa, diakses tanggal 1 Juni 2009, http://library.usu.ac.id

Manuaba, IBG 2003, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, EGC, Jakarta.

McCloskey & Bulechek. 2000. “Nursing interventions classification (NIC)”, United States of America, Mosby.

24