PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/10387/1/138114024_full.pdfvi When I...

44
i POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN DEWASA DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Kadek Ida Krisnadewi NIM : 138114024 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/10387/1/138114024_full.pdfvi When I...

  • i

    POLA PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN

    DEWASA DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan oleh :

    Kadek Ida Krisnadewi

    NIM : 138114024

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    When I look back on my life, I see pain, mistake and heart ache.

    When I look in the mirror, I see strength, learned, lessons, and

    pride in myself

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan

    perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola

    Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Panti

    Nugroho Sleman Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    memberikan motivasi, bimbingan, perhatian, saran, kritik, dan bantuan materi

    hingga selesainya skripsi ini, terutama kepada:

    1. Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing skripsi atas perhatian,

    kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses

    penyusunan skripsi.

    2. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. sebagai dosen penguji yang telah memberikan

    kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi

    3. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm, Apt., M.Sc. sebagai dosen penguji yang

    telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses

    pembuatan skripsi

    4. Bapak, Ibu dan Kakak tersayang atas doa, kasih sayang, semangat dan

    dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Pak Tata dan Ibu Paulin selaku pegawai bagian rekam medik yang sudah

    abnyak membantu dalam proses perizinan penelitian di RS. Panti Nugroho.

    6. Putri dan Gita teman seperjuangan sekaligus sahabat. Terimakasih untuk

    kerjasama, bantuan, semangat serta informasi yang selalu dibagikan dalam

    pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.

    7. Sahabat-sahabatku Ririn, Ivana, Hesti, Nila, Eko dan Ronny terimakasih

    untuk canda, tawa dan semangat yang selalu menyertai selama pengerjaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

    PRAKATA ...................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

    ABSTRAK ...................................................................................................... xii

    ABSTRACT ..................................................................................................... xiii

    PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    METODE PENELITIAN .................................................................................. 2

    HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 3

    KESIMPULAN ............................................................................................... 10

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

    LAMPIRAN .................................................................................................... 14

    BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Karakteristik Pasien DBD Dewasa ....................................................... 3

    Tabel 2. Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa ................................................. 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...................................................................... 14

    Lampiran 2. Surat Ethical Clearance................................................................ 15

    Lampiran 3. Pola Pengobatan ........................................................................... 16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    ABSTRAK

    Insiden terjadinya kasus demam berdarah di Indonesia cukup tinggi sehingga

    membutuhkan perhatian serius. Pada proses pengobatan demam berdarah pada pasien

    demam berdarah sangat mungkin ditemukan kesalahan, hal ini dikarenakan pasien

    mendapatkan obat lebih dari satu dan pengobatan cenderung berlangsung lama.

    Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran pola

    pengobatan pasien DBD dewasa pada Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Juli-

    Desember 2015.

    Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang mendeskripsikan pada pola

    pengobatan pasien DBD dewasa. Data diperoleh secara retrospektif berdasarkan pada

    pasien dewasa ≥18 tahun dengan diagnosis DBD yang menjalani rawat inap di

    Rumah Sakit Panti Nugroho periode Juli-Desember 2015.

    Terdapat 43 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan diperoleh hasil yakni

    dengan obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni Ringer

    Laktat dan analgesik-antipiretik yakni penggunaan Sanmol®. Pada hasil data

    penelitian cukup banyak ditemukan penggunaan NSAID sebagai analgesik-

    antipiretik. Penggunaan NSAID berkontraindikasi dengan kondisi pasien DBD. Oleh

    karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan NSAID sebagai

    analgesik-antipiretik pada pasien DBD.

    Kata Kunci : Pola Pengobatan, Demam Berdarah Dengue, Pasien Dewasa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRACT

    The incidence of dengue fever cases in Indonesia is high. Many error has been

    found in the treatment process of dengue fever. This problem occure because the

    patient receive more than one drug and the treatment process is too long. The main

    objective in this study is to describe the prescription pattern of dengue fever in

    patient at Panti Nugroho Hospital on the period July-December, 2015.

    This research describes the prescription pattern of Dengue Haemorrage Fever

    (DHF) adult patients. Research data was obtained retrospectively with patient

    charactization. The characterization include adult patients ≥18 years old with a

    diagnosis of dengue fever that hospitalized in Panti Nugroho Hospital on the period

    July-December, 2015.

    There are 43 cases that met the inclusion criteria. The drug most widely used

    in the treatment was the rehydration fluid (Ringer Lactate) and analgesic-antipyretic

    (Sanmol®). On this research, Nonsteroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAIDs) often

    used as analgesic-antipyretic. DHF patients condition were contraindicated with

    NSAIDs. Therefore, health professionals need to pay attention to using NSAIDs as

    analgesic-antipyretic in patients with DHF.

    Keywords: Prescription Pattern, Dengue Hemorrhagic Fever, Adult Patients.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Insiden terjadinya demam berdarah di dunia meningkat 30 kali lipat dalam kurun

    waktu 50 tahun (WHO, 2009). Demam berdarah dengue di Indonesia muncul pertama kali

    pada tahun 1968. Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan

    yang utama di Indonesia. Sejak tahun tersebut terjadi peningkatan persebaran kasus ke-32

    provinsi (97%) dan 382 kabupaten/kota (77%). Di Indonesia ditemukan rekor tertinggi terjadi

    pada tahun 2007-2009 dengan jumlah kasus berkisar 150.000-160.000 (WHO, 2009 dan

    Kementrian Kesehatan RI, 2010).

    Pada tahun 2012, jumlah kasus DBD di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    sebanyak 1000 kasus dengan jumlah kematian 2 orang di Kota Yogyakarta. Provinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta memilki 5 kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Sleman.

    Kabupaten Sleman memiliki jumlah kasus kejadian DBD cukup tinggi pada tahun tersebut,

    dengan angka kejadian 236 kasus (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Menurut data Profil

    Kesehatan Indonesia (2014), angka kejadian DBD sudah memenuhi target Renstra 2014

    dengan angka target Renstra yakni ≤ 51 per 100.000 penduduk dan realisasi di tahun 2014

    yaitu 39.8 per 100.000 penduduk.

    Proses penyembuhan penyakit DBD membutuhkan terapi bersifat suportif. Proses

    terpai DBD membutuhkan waktu yang panjang dan melibatkan banyak pihak antara lain

    dokter, apoteker, perawat, pasien dan keluarga pasien. Penatalaksanaan yang sesuai guna

    mendapatkan kualitas terapi yang maksimal. Tenaga kesehatan terutama farmasis wajib untuk

    memberikan pelayanan kesehatan dan mutu perawatan kepada pasien untuk mencegah

    terjadinya masalah dalam terapi pengobatan pasien. Masalah tekait penggunaan obat terapi

    merupakan fokus bagi seorang farmasis dan juga tenaga kesehatan lainnya.

    Penyakit demam berdarah dengue memerlukan penelaahan secara seksama

    dikarenakan hal-hal adanya beberapa problem sebagai berikut, kecenderungan meningkatnya

    jumlah kasus penderita dewasa, perubahan lingkungan yang menyebabkan meningkatnya

    jumlah vektor penyakit demam berdarah, dan kemampuan vektor tersebut untuk

    menyesuaikan diri dengan lingkungan (Nasronudin, 2007 dan Riskesdas, 2007).

    Penelitian dilakukan di rumah sakit Panti Nugroho, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

    Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai DRPs pada pengobatan pengobatan

    pasien demam berdarah dewasa di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    periode tahun 2015 belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui karakteristik dan mendeskripsikan pola pengobatan DBD pada pasien

    dewasa Rumah Sakit Panti Nugroho periode Juli-Desember 2015.

    METODE

    Penelitian ini bersifat non ekperimental, dengan jenis penelitian deskriptif yang

    memberikan gambaran terkait evaluasi pada pengobatan pasien DBD dewasa. Rancangan

    penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Panti Nugroho

    Kabupaten Sleman, dengan menggunakan data restropektif berupa rekam medik pasien DBD

    dewasa periode Juli-Desember 2015.

    Kriteria inklusi objek penelitian ini adalah rekam medik pasien dewasa yang

    terdiagnosis DBD berdasarkan diagnosis yang ditulis oleh dokter pada rekam medik. Usia

    pasien dewasa yaitu ≥18 tahun dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho.

    Menurut Mutiara (2003), usia dewasa adalah usia ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi dari penelitian

    ini adalah rekam medik yang tidak lengkap dan pasien yang menmiliki penyakit lain

    (komorbiditas).

    Pengumpulan data dilakukan dengan menyalin data rekam medik pada lembar form

    pengambilan data penelitian. Lembar form kemudian diuji coba sehingga instrumen penelitian

    tersebut dapat digunakan untuk mencatat yang benar-benar dibutuhkan. Terdapat populasi

    kasus sebanyak 50 kasus rawat inap RS Panti Nugroho periode Juli-Desember 2013. Kasus

    yang tidak dimasukan dalam objek penelitian sebanyak 7 kasus, 4 kasus karena dijadikan

    sebagai objek uji instrumen dan 3 kasus karena pasien mende rita diabetes, hipertensi dan ISK.

    Jadi, total kasus yang dianalisis sejumlah 43 kasus.

    Data yang diperoleh diolah dalam bentuk deskriptif meliputi karakteristik pasien dan

    pola pengobatan yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Wawancara dilakukan ke satu orang

    dokter penulis resep untuk bertanya maksud dan tujuan terapi.

    Karakteristik pasien dilakukan dengan penggambaran umum dari pasien DBD dewasa

    meliputi jenis kelamin, lama perawatan dan usia. Pengelompokan usia pasien dewasa dibagi

    sebagai berikut : usia 18-25 tahun dewasa muda (young adult), usia 25-64 tahun (middle

    years) (Mutiara, 2003). Gambaran pola pengobatan dilakukan dengan mendeskripsikan

    pengobatan yang diberikan pada pasien DBD dewasa yang meliputi golongan obat, jenis obat,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    cara pemberian obat dan bentuk sediaan obat. Pengelompokan golongan obat mengacu pada

    ISO Indonesia (2012). Pedoman utama yang digunakan adalah Modul Pengendalian Demam

    Berdarah Dengue di Indonesia (2011), Guidelines on Clinical Management of DF dan Dengue

    Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, And Control (2009).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Karakteristik Pasien DBD Dewasa

    Jumlah keseluruhan objek penelitian dalam penelitian ini adalah 43 rekam medik

    pasien. Karakteristik pasien dibagi menjadi 3 bagian yakni, jenis kelamin, usia dan lama

    perawatan. Karakteristik pasien DBD dewasa disajikan pada Tabel 1.

    Pasien DBD dewasa pada penelitian ini lebih banyak laki-laki. Menurut Kemenkes

    (2010), angka kejadian DBD tidak tergantung dari jenis kelamin yang artinya resiko untuk

    terkena penyakit DBD untuk laki-laki dan perempuan hampir sama.

    Tabel 1. Karakteristik Pasien DBD Dewasa

    No Pengolongan Demografi Jumlah n=43 Persentase %

    1 Jenis Kelamin Laki-laki 28 65,1

    Perempuan 15 34,9

    2 Usia Dewasa muda (18-25

    tahun) 22 51,2

    Dewasa penuh (25-64

    tahun) 21 48,8

    3 Lama Perawatan 2 hari 1 2,3

    3 hari 3 7,0

    4 hari 7 16,2

    5 hari 12 28,0

    6 hari 7 16,2

    7 hari 9 21,0

    8 hari 3 7,0

    9 hari 1 2,3

    Usia menurut pembagian Mutiara (2003) yakni, 18-25 tahun dewasa muda (young

    adult) sebanyak 51,2% dan usia 25-64 tahun (middle years) sebanyak 48,8% (Mutiara, 2003).

    Lama perawatan pasien DBD dewasa didapatkan pasien dengan lama perawatan 5 hari

    merupakan jumlah yang paling tinggi dengan persentase 28 % kemudian diikuti dengan lama

    perawatan 7 hari dengan persentase 16,2 %. Menurut WHO (2009), perjalanan penyakit DBD

    sampai ke fase penyembuhan yakni 10 hari.

    %𝐾𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐷𝑅𝑃𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠𝑥 100%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa

    Hasil deskripsi pola pengobatan pasien DBD dewasa dapat dilihat pada Tabel. 2. Jenis

    cairan rehidrasi yang diberikan adalah kristaloid yakni ringer laktat. Dosis pemberian cairan

    pada pasien DBD dewasa RS Panti Nugroho adalah 500 cc tiap 4-5 jam dengan 40 tetes

    permenit. Pemberian dosis ini sudah sesuai dengan Kemenkes (2004) yakni, pemberian cairan

    rehidrasi pada orang dewasa adalah 500 cc tiap 4 jam.

    Tabel 2. Pola Pengobatan Pasien DBD Dewasa

    No Pola Pengobatan Jenis obat Dosis Obat Jumlah Persentase

    (%)

    1 Golongan

    Obat

    Rehidrasi Ringer laktat 500 cc/4-5 jam 43 100

    Analgesik-

    antipiretik

    Paracetamol

    3x1 tablet/hari

    (500 mg) 12 28

    Sanmol®

    2x1/hari (1g/100

    ml)

    3x1/hari (1g/100

    ml)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    18 41,8

    Antrain®

    1 ampul/hari

    (1g/2ml)

    1x1 tablet/hari

    (500 mg)

    6 14

    Pethidin® 1 ampul/hari

    (50mg) 1 2,3

    Analsik® 3x1 tablet/hari 4 9,3

    Procolic® 2x1 tablet/hari 1 2,3

    Sumagesic® 1x1 tablet/hari

    (600mg) 1 2,3

    Sistenol® 3x1 kaplet/hari 5 11,6

    4x1 kaplet/hari

    Vitamin dan

    mineral

    Curcuma FCT® 3x1 tablet/hari 9 21

    Lesichol® 3x1 kapsul/hari

    (300mg) 5 11,6

    Formuno® 1x1 kaplet/hari 7 16,2

    Isprinol® 3x1 tablet/hari

    (500mg) 3 7

    Elkana®

    3x2 sendok

    teh/hari 3 7

    Imunos® 1x1 tablet/hari 1 2,3

    Sanfuliq® 2x1 kaplet/hari 4 9,3

    Proza® 2x1 kaplet/hari 7 16,2

    Kalipar® 3x1 tablet/hari

    (300mg) 1 2,3

    Antibiotik Cefriaxon

    1x1 vial/hari(500

    mg) 3 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    2x1 vial/hari

    (250mg)

    Thiampenicol 3x1 kapsul/hari

    (500 mg)

    2

    4,6

    Obat untuk

    Saluran Cerna

    1.Antitukak

    Omeprazole

    1x1 ampul/hari

    (40mg)

    1 ampul/12 jam

    (40mg)

    2 4,6

    Pumpisel®

    2x1 vial/hari

    (40mg)

    1x1 vial/hari

    (40mg)

    5 11,6

    Panloc®

    1 ampul/24 jam

    (40 mg/hari)

    1 ampul/12 jam

    (40mg)

    5 11,6

    Pantozol®

    1x1 tablet/hari

    (40mg) 2 4,6

    Pumpitor® 2x1 kapsul/hari

    (20mg) 3 7

    Acran® 1 ampul/hari

    (50mg/2ml) 3 7

    Ranitidin 2x1 tablet/hari

    (150mg)

    2x1 ampul/hari

    (25mg/ml)

    sediaan 2 ml

    12 28

    Episan®

    3x1 sendok

    teh/hari

    (500mg/5ml)

    5 11,6

    2.Antiemetik

    Ondansentron 3x1 ampul/hari

    (4mg)

    2x1 ampul/hari 4

    mg

    15 34,8

    Lametic®

    1 ampul/12 jam

    (2mg/ml)

    sediaan 4 ml

    1 2,3

    Kliran® 2x1 ampul/hari

    (4mg) 4 9,3

    Kortikosteroid Metilprednisolon 2x1 vial/hari

    (125mg)

    3x1 tablet/hari

    (4mg)

    4 9,3

    Diuretik Lasix® 2x1

    ampul/hari(20mg

    /2ml)

    1 ampul/hari

    (20mg/2ml)

    3 7

    Lanjutan Tabel 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1x1 tablet/hari

    (20mg)

    2 Cara

    Oral

    43 100

    Pemberian

    Obat Parenteral

    43 100

    3 Bentuk

    Sediaan

    Oral Kaplet 1 2,3

    Tablet 3 7,0

    Sirup 7 16,2

    Kapsul 12 28,0

    Parenteral Injeksi 7 16,2

    Infus 9 21,0

    A. Golongan dan Jenis Obat

    1. Analgesik-Antipiretik

    Pada penelitian ini analgesik-antipiretik digunakan pada kasus (69,8%). Kasus DBD

    biasanya diawali dengan fase demam, fase demam akan berlangsung 2-7 hari. Pemberian

    analgesik-antipiretik diberikan untuk mengatasi demam, sakit kepala dan nyeri perut yang

    sering muncul pada pasien DBD. Penggunaan analgesik-antipiretik yang direkomendasikan

    paling tepat adalah Paracetamol (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

    Dari data hasil penelitian antipiretik dana analgesik digunakan yakni, Paracetamol,

    Sanmol®, Antrain®, Analsik®, Procolic®, Sumagesic®, dan Sistenol®. Sumagesic® dan

    Sanmol® adalah analgesik antipiretik dengan zat aktif Paracetamol. Paracetamol merupakan

    obat analgesik yang paling aman bagi pasien DBD, karena analgesik lain seperti asetosal dan

    ibuprofen yang bersifat antiplatelet berkontraindikasi dengan pasien DBD.

    Sistenol® merupakan analgesik-antipiretik dengan kombinasi antara Paracetamol dan

    n-acetylcysteine. Pemberian kombinasi Parcetamol pada pengobatan DBD tidak sesuai dengan

    protokol penatalaksanaan DBD, karena antipiretik yang digunakan seharusnya adalah obat

    tunggal, tanpa adanya campuran dengan zat aktif lain (Setyoputranto, 2005).

    Antrain®, Analsik® dan Procolic® merupakan obat analgesik-antipiretik dengan zat

    aktif golongan dipiron (NSAID). Antrain® adalah obat dengan komposisi zat aktif yakni

    Metamozole HCl. Analsik® adalah obat analgesik dengan kombinasi Methampyrone,

    diazepam, Echinacea purpurea, Phyllanthus niruri, Black elderberry, Zn picolinate dan

    vitamin C. Procolic® adalah obat analgesik dengan zat aktif yakni Metamizole, hyoscine-N-

    butylbromide (MIMS, 2017).

    Lanjutan Tabel 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Pethidin® merupakan obat analgesik kuat golongan opioid dengan zat aktif meperidine

    untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Analgesik ini biasa digunakan apabila pemberian

    analgesik biasa tidak menunjukan respon. Dosis penggunaan dapat ditingkatkan apabila terjadi

    toleransi. Pada tatalaksana DBD tidak dicantumkan penggunan analgesik opioid sebagai

    pilihan mengatasi nyeri yang dirasakan pasien DBD (MIMS,2017).

    Metampyron dan metamizole merupakan obat dipiron yang termasuk golongan obat

    NSAID, penggunaan NSAID diindikasikan untuk mengatasi nyeri pasien dan sebagai

    antipiretik. Penggunaan NSAID dari data yang diperoleh paling banyak menggunakan

    Analsik® dan Antrain®. Penggunaan obat dipyron pada pasien DBD dapat menyebabkan

    penurunan jumlah platelet dan meningkatkan resiko dari penyakit DBD (Quijano et al., 2005).

    Pasien DBD sebaiknya dihindarkan dari penggunaan NSAID, karena penderita DBD

    umumnya terjadi trombositopenia dan hal ini kontraindikasi dengan penggunaan NSAID

    (Ministry of Health, 2009).

    Mekanisme dari NSAID adalah menghambat enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan

    siklooksigenase 2 (COX-2). Enzim COX-1 dapat menginduksi tromboksan A2. Fungsi

    tromboksan A2 yakni memperkuat agregasi trombosit untuk mencegah terjadinya perdarahan.

    Penggunaan obat NSAID pada pasien DBD, sebaiknya dihindarkan karena dapat

    memperparah kondisi pendarahan yang dialami pasien (Kotter et al., 2014 dan Patterson et al,

    2016).

    2. Vitamin dan Mineral

    Bedasarkan data penelitian vitamin yang diberikan yakni Curcuma FCT®, Formuno®,

    Elkana®, Imunos®, Sanfuliq®, Proza® dan Lesichol®. Pemberian vitamin untuk pasien DBD

    bersifat suportif untuk memulihkan kondisi pasien (Kalayanarooj, 2011). Pemberian vitamin

    dan mineral pada pasien DBD juga untuk membantu memelihara fungsi hati. Pasien DBD

    cendrung mengalami hepatomegali (pembesaran hati), pembesaran hati pada umumnya dapat

    ditemukan pada permulaan penyakit. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya

    penyakit, namun nyeri saat ditekan pada daerah hati berhubungan dengan adanya pendarahan

    (Kemenkes, 2004).

    3. Obat untuk Saluran Cerna

    Terapi kedua yang paling banyak diberikan pada pasien adalah obat untuk saluran

    cerna (88,3%) meliputi obat antitukak dan antiemetik (Lihat Tabel 2). Dari hasil penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    didapatkan obat anti tukak yanng diberikan yakni, Omeprazole, Pumpisel®, Panloc®,

    Pantozol®, Pumpitor®, Episan® dan Ranitidin. Pumpisel®, Panloc®, Pumpitor® dan

    Pantozol® merupakan obat antitukak golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) sedangkan

    Episan® merupakan antitukak denganz at aktif sucralfat. Pasien paling banyak mendapatkan

    obat antitukak golongan H2RA yakni Ranitidin.

    Pertimbangan pemberian antitukak yakni manifestasi klinis yang paling sering muncul

    pada pasien DBD adalah terjadinya pendarahan pada gastrointestinal (Wulandari, 2009). Oleh

    sebab itu, obat antitukak diperlukan untuk melindungi lambung dari asam yang dapat

    menimbulkan tukak lambung parah, akibat kondisi mukus lambung yang rusak akibat

    pendarahan serta untuk mengatasi keluhan nyeri lambung (Rajapakse et al, 2014). Pemberian

    antitukak yang direkomendasikan adalah Ranitidin IV atau PPI yakni Pantoprazol (Ministry of

    Health, 2009).

    Pasien juga mengkonsumi antiemetik untuk mengatasi mual, antiemetik yang paling

    sering digunakan adalah Ondansentron (Lihat Tabel 2). Pertimbangan pemberian antiemetik

    ialah pasien DBD cendrung sering merasa mual dan rasa tidak nyaman di perut. Pemberian

    antiemetik yang direkomendasikan oleh Ministry of Health, (2009) adalah Domperidon.

    4. Antibiotik

    Antibiotik biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Pada kasus terdapat

    penggunaan antibiotik sebanyak 11,6 %. Pada pasien DBD pertahanan tubuh menurun dan

    dapat terjadi leukopenia, pada kondisi tersebut tubuh cendrung rentan terkena infeksi bakteri

    (profilaksis). Obat antibiotik yang digunakan pasien rawat inap RS. Panti Nugroho adalah

    Thiampenicol dan Cefriaxon (Lihat Tabel 2).

    5. Kortikosteroid

    Penggunaan kortikosteroid pada pasien DBD di RS. Panti Nugroho sebesar 9,3%.

    Kortikosteroid yang digunakan di RS Panti Nugroho adalah metilprednisolon. Pemberian

    metilprednisolon ada secara oral dan parenteral.

    Kortikosteroid biasanya digunakan untuk menangani edema otak pada enselopati

    dengue yang merupakan manifestasi syok berkepanjangan, tetapi kontraindikasi pada DSS

    dengan pendarahan masif (Lardo, 2013). Hasil wawancara dengan dokter, kortikosteroid

    diberikan ke pasien di hari ke-7 yang biasanya ditandai dengan adanya syok. Penggunaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    kortikosteroid juga biasanya untuk mengatasi reaksi alergi misal gatal-gatal dan kemerahan

    dikulit akibat injeksi ataupun transfusi (Wulandari, 2009).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tham et al., (2012), pemberian kortikosteroid

    pada pasien DBD tidak lebih efektif daripada tanpa pemberian kortikosteroid dalam

    memperbaiki manifestasi klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, lama perawatan, kebutuhan

    transfusi darah, serta kejadian mual muntah. Kortikosteroid juga dikatakan tidak efektif untuk

    menangani syok pada DBD dan dapat menyebabkan pendarahan gastrointestinal (Ministry of

    Health, 2009). Pada kasus pasien tidak mengalami edema otak ataupun reaksi alergi, hal ini

    mungkin karena pencatatkan data rekam medik yang tidak lengkap.

    6. Diuretik

    Diuretik yang digunakan adalah Lasix®, penggunaan diuretik di RS. Panti Nugroho

    sebesar 9,3%. Pemberian diuretik pada pasien ada secara oral dan parenteral (Lihat Tabel 2).

    Penggunaan Lasix® sebagai diuretik pada kasus 6 dan 16 tidak diperlukan. Hasil

    wawancara dengan dokter, pemberian diuretik karena pasien DBD mengalami kebocoran

    plasma sehingga terjadi pembengkakkan dan biasa ditandai dengan rasa sesak pada pasien.

    Diuretik biasanya digunakan untuk mengatasi tanda-tanda kelebihan cairan seperti, asites

    (pengumpulan cairan di rongga abdomen) dan udem paru (pengumpulan cairan dalam

    pleura). Diuretik digunakan untuk segera mengeluarkan cairan tersebut agar tidak timbul

    komplikasi lain yang membahayakan seperti sesak nafas (Kalayanarooj, 2011). Pada kasus

    tidak dijelaskan pasien mengalai sesak atau pembengkakkan, hal ini mungkin karena informasi

    data rekam medik yang tidak lengkap.

    B. Cara Pemberian dan Obat Bentuk Sediaan Obat

    Cara pemberian obat pada pasien DBD dewasa di Instalasi Rawat Inap RS. Panti

    Nugroho 100% kasus mendapatkan obat yang diberikan secara oral dan 100% secara

    parenteral. Bentuk sediaan yang diberikan pada pasien DBD dewasa adalah sediaan oral yang

    meliputi kaplet sebesar 2,3 %, tablet 7,0%, sirup 16,2% dan kapsul 28,0%, disamping itu

    pasien mendapatkan sediaan parenteral yang meliputi injeksi 16,2% dan infus 21,0%.

    Pemberian obat oral yang paling banyak digunakan adalah tablet. Pemberian obat parenteral

    didapat bentuk sediaan yang paling banyak digunakaan adalah infus (Lihat Tabel 2).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Pemberian obat secara oral mempunyai segi keuntungan yakni mudah digunakan, tidak

    memerlukan peralatan tertentu dalam penggunaannya, pasien merasa lebih nyaman dalam

    penggunaannya karena tidak ada rasa sakit, efektif dan praktis. Kekurangan pemberian obat

    secara oral adalah respon yang lambat jika dibandingkan dengan parenteral dan tidak

    memungkinkan diberikan pada pasien dalam kedaaan tidak sadar (Sanjoyo, 2015).

    Pemberian obat secara parenteral mempunyai segi keuntungan yakni, kecepatan efek

    obat jika dibandingkan dengan pemberian secara oral lebih cepat kemudian dapat diberikan

    pada pasien bisa dalam keadaan tidak sadar. Kerugian dari cara pemberian parenteral adalah

    pemberiannya memberikan rasa tidak nyaman pada pasien dalam hal ini nyeri saat pemberian

    obat (Ningrum, 2015 dan Sanjoyo, 2015).

    KESIMPULAN

    Dari penelitian mengenai “Pola Pengobatan Demam Berdarah Dengue Pada Pasien

    Dewasa Di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Yogyakarta” obat yang paling banyak

    digunakan adalah cairan rehidrasi yakni Ringer Laktat dan analgesik-antipiretik yakni

    penggunaan Sanmol®. Pada hasil data penelitian cukup banyak ditemukan penggunaan

    NSAID sebagai analgesik-antipiretik. Penggunaan NSAID berkontraindikasi dengan kondisi

    pasien DBD. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan penggunaan NSAID

    sebagai analgesik-antipiretik pada pasien DBD.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Daftar Pustaka

    American Pharmacists Association and the National Association of Chain Drug Stores

    Foundation, 2008. Medication therapy management in pharmacy practice: Core

    elements of an MTM service model (version 2.0), Journal of the American

    Pharmacists Association. (3), p.348.

    Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2006, Tentang Obat Tradisional

    Mengandung Bahan Kimia Obat, BPOM Indonesia, Jakarta.

    Cipolle,R.J., Strand,L.M., and Morley,P.C., 2012. Pharmaceutical Care Pratice: The Patient-

    centered Approach to Medication Management Service. Third Edition, McGraw-Hill

    Education, pp.178-179.

    Departemen Kesehatan RI, 2004. Pengobatan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 51.

    Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012. Profil Kesehatan Daerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta, hal.114.

    Kalayanarooj,S., 2011. Clinical Manifestation and Management of Dengue/DHF/DSS,

    Tropical Medical and Health. (39). pp. 83-87.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 47.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Topik Utama

    Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian

    Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 1-4.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah

    Dengue. Kemenkes RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

    Lingkungan, Jakarta, hal.73-75.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014.

    Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

    Kotter,T., Costa,B.R., Fassler,M., Blozik,E., Linde,K., Juni,P., et al, 2015. Metamizole-

    Associated Adverse Events: A Systematic Review and Meta-Analysis, Plos One. pp 1-

    18

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Lardo,S., 2013. Penatalaksaan Demam Berdarah Dengue dengan Penyulit, CDK, (40). hal.

    656-650

    Maher,R.,L., Hanlon,J., and Hajjar,E.,R., 2013. Clinical Consequences of Polypharmacy in

    Eldery, Expert Opinion Drug Safety. (9). hal 1-9

    MIMS, 2017. Search Drug Information, MIMS (online), http://www.mims.com/indonesia

    diakses 3 April 2017

    Ministry of Health, 2009., Guideline on Clinical Management of Dengue Fever/Dengue

    Haemorrhagic Fever, Epidemiological Unit, India, pp. 10-11

    Mutiara,E., 2003. Karakteristik Penduduk Lanjut Usia Di Provinsi Sumatera Utara Tahun

    1990, USU Digital Library. hal. 2

    Ningrum, R.,A., 2015. Sekali Merengkuh Interferon, Tiga Aktivitas Terlampaui, BioTrends,

    (1). Hal 22-25

    Patterson,J., Sammon,M., and Garg,M., 2016. Dengue, Zika and Chikungunya: Emerging

    Arboviruses in the New World, Western Journal of Emergency Medicine. (17). pp.

    671-679

    Quijano,D., Centeno,V., and Vega, 2005. Effectiveness of Early Dipyrone Administration on

    Severityof Dengue Virus Infection in A Propective Cohort, Enferm Infecc Microbiol

    Clinic (10) hal. 59-68

    Rajapakse,S., Rodrigo,C., Maduranga,S., and Rajapakse, A.C., 2014. Corticosteroids in the

    Treatment of Dengue Shock Syndrome, Infection and Drug Resistance. (7). pp. 137-

    143.

    Rizky,Z., Mukaddas,A., dan Faustine,I., 2011. Identifikasi Drug Related Problem (DRPs)

    pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat Inap RSUD

    Undeta Palu Tahun 2011, Online Jurnal of Natural Science. (3). hal. 99-107.

    Sanjoyo, R., 2015. Obat (Biomedik Farmakologi), Web UGM (Online),

    http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf, diakses 3 April 2017

    Setyoputranto,N.,P.,W., 2005. Pola Peresepan Pasien Demam Berdarah Dengue Dewasa Non

    Komplikasi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta Tahun 2002,

    Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.mims.com/indonesia%20diakses%203%20April%202017http://www.mims.com/indonesia%20diakses%203%20April%202017http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/obat.pdf

  • 13

    Singhi,S., Kissoon,N., and Bansal,A., 2007. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever:

    Management Issues in an Intensive Care Unit, Jornal de Pediatria. (83). p. 25.

    Tam,D.T.H., Ngoc,T.V., Tien,N.T.H., Kieu,N.T.T., Thuy,T.T.T., Thanh,L.T.C., et al, 2012.

    Effect of Short-Course Oral Corticosteroid Therapy in Early Dengue Infection in

    Vietnames Patients: A Randomized, Placebo-Controlled Trial, Clinical Infection

    Disease. Pp. 1-9

    Wulandari,B.,A., 2009. Evaluasi Drug Related Problem (DRPs) pada Pasien Anak Dengue

    Shock Syndrome (DSS) Di Instalasi Rawat Inap RSUP.DR. Sardjito Yogyakarta Tahun

    2008, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    World Health Organization, 2009., Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention,

    And Control, WHO Press, France, pp. 3-5.

    Yasin,N.M., Sunowo,J., dan Supriyanti,E.,2009, Drug Related Problem (DRP) dalam

    Pengobatan Dengue Hemoraggic Fever (DHF) pada Pasein Pediatrik, Majalah

    Farmasi Indonesia. (20), hal. 27, 33.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Lampiran 2. Surat Ethical Clearance

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    No No.

    RM

    U JK Diagnosis

    Utama

    L

    P

    Nama Obat Komposisi Dosis Range Bentuk

    sediaa

    n

    Cara

    Pemberia

    n

    1 174

    607

    26 L DF 7 Ringer laktat

    Analsik®

    Formuno®

    Injeksi

    Pumpisel®

    Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    Pantoprazole

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    1x1 kaplet/hari

    2x1 vial/hari (40mg)

    1-4 kaplet/hari

    1-3 kaplet/hari

    1 vial (40 mg) IV

    per hari

    Infus

    Tablet

    Kaplet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    2 174

    349

    42 L DF 8 Ringer laktat

    Paracetamol

    Injeksi

    Ondansentron

    Paracetamol

    Ondansentron

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    3x1 ampul/hari (4mg)

    500 mg –1000

    mg/ hari.

    Maksimal 4g/hari

    4-8 mg/hari.

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    3 171

    184

    38 P DF 7 Ringer laktat

    Paracetamol

    Injeksi

    Ondansentron

    Procolic®

    Antasida Doen®

    Ranitidin

    Pumpitor®

    Injeksi

    Omeprazole

    Paracetamol

    Ondansentron

    Metamizole 250 mg, hyoscine-N-

    butylbromide 10 mg

    Ranitidin

    Omeprazole

    Omeprazole

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    3x1 ampul/hari (4mg)

    2x1 tablet/hari

    3x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    2x1 kapsul/hari

    (20mg)

    1 ampul/12 jam

    500 mg –1000

    mg/ hari.

    Maksimal 4g/hari

    4-8 mg/hari.

    1-2 tablet 3x

    3-4 tablet/hari

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    Maksimal 300mg

    Dosis awal

    20mg/hari,

    selanjutnya bisa

    ditingkatkan bila

    belum membaik

    40mg/hari

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    4 152

    731

    37 L DHF 5 Ringer laktat

    Injeksi

    Pumpisel®

    Injeksi Sanmol®

    Pantoprazole

    Paracetamol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    1x1 vial/hari (40mg)

    2x1/hari (1g/100 ml)

    1 vial (40 mg) IV

    per hari

    500mg-4g/hari

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Formuno®

    Isprinol®

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    Methisoprinol

    1x1 kaplet/hari

    3x1 tab/hari (500mg)

    1-3 kaplet/hari

    50mg/kgBB/hari

    Injeksi

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    5 174

    809

    55 L DF 4 Ringer laktat

    Analsik®

    Episan®

    Injeksi Sanmol®

    Pumpitor®

    Methampyrone 500 mg, diazepam 2

    mg

    Sucralfat

    Paracetammol

    Omeprazole

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    2x1/hari 1 g/100 ml

    2x1 kapsul/hari

    1-4 tablet/hari

    10ml 4 kali sehari

    (4g)

    500mg-4g/hari

    Dosis awal

    20mg/hari,

    selanjutnya bisa

    ditingkatkan bila

    belum membaik

    Infus

    Tablet

    Sirup

    Injeksi

    Kapsul

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    6 175

    529

    36 P DF 7 Ringer laktat

    Paracetamol

    Injeksi

    Ondansentron

    Injeksi Panloc®

    Injeksi

    Metilprednisolon

    Lesichol®

    Kalipar®

    Proza®

    Lasix®20mg/ml

    Paracetamol

    Ondansentron

    Pantoprazol

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    K-I Aspartat

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Furosemid

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    3x1 ampul/hari (4mg)

    1 ampul/24 jam

    (40mg)

    2x1 vial/hari (125mg)

    3x1 kapsul/hari

    (300mg)

    3x1 tablet/hari

    (300mg)

    2x1 kaplet/hari

    1 ampul/12 jam

    500 mg –1000

    mg/ hari.

    Maksimal 4g/hari

    4-8 mg/hari.

    40 mg/hari

    10-500 mg/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    1-3 tablet/hari

    1-3 kaplet/hari

    Edema : 20-80mg

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Injeksi

    Injeksi

    Kapsul

    Tablet

    Kaplet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Pethidine

    Opioid

    (20mg/2ml)

    1 ampul/hari (50mg)

    single dose

    Edema otak : 20-

    40mg 3x sehari

    Nyeri : 25-50mg

    tiap 4 jam

    Injeksi

    Parenteral

    7 172

    909

    50 P DF 4 Ringer laktat

    Proza®

    Injeksi

    Ondansentron

    Sanmol®

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Paracetamol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 kaplet/hari

    2x1 ampul/hari 4 mg

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    1-3 kaplet/hari

    4-8 mg/hari.

    500mg-4g

    tablet/hari

    Infus

    Kaplet

    Injeksi

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    8 159

    406

    18 P DF 5 Ringer laktat

    Sanmol®

    Injeksi

    Ondansentron

    Thiampenicol

    Paracetamol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 ampul/hari (4mg)

    3x1 kapsul/hari (500

    mg)

    500mg-4g

    tablet/hari

    4-8 mg/hari.

    1,5g/dosis terbagi

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Kapsul

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    9 172

    491

    18 P DF 5 Ringer laktat

    Sanmol®

    Episan®

    Sanfuliq®

    Kliran®

    Paracetamol

    Sucralfat

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    Ondansentron

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    2x1 kaplet/hari

    2x1 kaplet/hari (4mg)

    500mg-4g

    tablet/hari

    500mg-4g/hari

    1 kaplet/hari

    4-8mg/hari

    Infus

    Tablet

    Sirup

    Kaplet

    Kaplet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    10 170

    826

    20 P DF 8 Ringer laktat

    Panloc®

    Proza®

    Lesichol®

    Sanmol®

    Inpepsa®

    Pantoprazole

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Paracetamol

    Sucralfatt

    1 ampul/12 jam

    (40mg)

    2x1 kaplet/hari

    3x1 kapsul/hari

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    500 cc/tiap 4-5

    jam

    40 mg/hari

    1-3 kaplet/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    500mg-4g

    tablet/hari

    500mg-4g/hari

    Infus

    Injeksi

    Kaplet

    Kaplet

    Tablet

    Sirup

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    11 175

    280

    36 L DF 3 Ringer laktat

    Proza®

    Lesichol®

    Sistenol®

    Injeksi Panloc® 1

    ampul/24 jam

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine

    200 mg

    Pantoprazol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 kaplet/hari

    3x1 kapsul/hari

    3x1 kaplet/hari

    1 ampul/24 jam

    (40mg)

    1-3 kaplet/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    3x1 kaplet/hari

    40mg/hari

    Infus

    Kaplet

    Kaplet

    Kaplet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    12 170

    610

    48 L DF 6 Ringer laktat

    Injeksi

    Ondansentron

    Sanmol®

    Thiampenicol

    Ondansentron

    Paracetamol

    Thiampenicol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 ampul/hari (4mg)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 kapsul/hari (500

    mg)

    4-8mg/hari

    500mg-1000mg

    Maksimal 4g/hari

    1,5mg/ dosis

    Infus

    Injeksi

    Tablet

    Kapsul

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    terbagi

    13 171

    487

    24 P DF 8 Ringer laktat

    Paracetamol

    Proza®

    Lesichol®

    Paracetamol

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    2x1 kaplet/hari

    2x1 kapsul/hari

    500 mg –1000

    mg/ hari.

    Maksimal 4g/hari

    1-3 kaplet/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    Infus

    Tablet

    Kaplet

    Kaplet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    14 170

    591

    16 L DF 5 Ringer laktat

    Injeksi

    Ondansentron

    Injeksi Antrain

    Injeksi Acran

    Sanmol®

    Lesichol®

    Injeksi Panloc®

    Proza®

    Metamizole Na

    Ranitidin HCl

    Paraceamol

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Pantoprazol

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 ampul/hari (4mg)

    1 ampul/hari (1g/2ml)

    1 ampul/hari

    (50mg/2ml)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 kapsul/hari

    1 ampul/24 jam

    (40mg)

    2x1 kaplet/hari

    4-8mg/hari

    500mg tiap 6-8

    jam

    50 mg 6-8 jam

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    40 mg/hari

    1-3 kaplet/hari

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Injeksi

    Tablet

    Kaplet

    Injeksi

    Kaplet

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Parentteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    mg, Zn picolinate 5 mg

    15 174

    995

    25 L DHF 7 Ringer laktat

    Sanmol®

    Lesichol®

    Injeksi

    Ondansentron

    Sumagesic®

    Paracetamol

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Ondansenttron

    Paracetamol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 kapsul/hari

    3x1 ampul/hari (4mg)

    1x1 tablet/hari

    (600mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    4-8mg/hari

    3-4 kali/hari

    Infus

    Tablet

    Kaplet

    Injeksi

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    16 172

    887

    16 L DHF 6 Ringer laktat

    Injeksi

    Ondansentron

    Sanmol®

    Antrain®

    Lasix®

    Theragran®

    Ondansentron

    Paracetamol

    Metamizole Na

    Furosemid

    Vit A 10,000 IU, vit B1 10 mg, vit B2

    10 mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, vit C

    200 mg, vit D 400 IU, Ca pantothenate

    20 mg, niacinamide 100 mg, K iodide

    150 mcg, Fe 12 mg, Mg 65 mg,

    manganese 1 mg, copper 2 mg, Zn 1.5

    mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 ampul/hari

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    1x1 tablet/hari (500

    mg)

    1 ampul/hari

    (20mg/2ml)

    1x1 tablet/hari

    4-8mg/hari

    500mg-

    1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    1 tablet/hari. Bila

    rasa nyyeri masih

    ada 1 tab 6-8 jam

    Edema : 20-80mg

    single dose

    Edema otak : 20-

    40mg 3x sehari

    1x1 tablet/hari

    Infus

    Injeksi

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Tablet

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Elkana®

    Metilprednisolon

    Vitamin A 2.400 IU, Vitamin B1 4 mg,

    Vitamin B2 1,2 mg, Vitamin B6 1,2

    mg, Vitamin B12 4 mcg, Vitamin C 60

    mg, Vitamin D 400 IU, Nikotinamid 16

    mg, Kalcium Pantotenat 6 mg, Kolin

    12 mg, Inositol 12 mg, Kalsium

    Glukonat 300mg, Kalsium Hipofosfit

    20mg, Natrium Hipofosfit 20mg, I –

    Lisina HCl 200mg.

    Metilprednisolon

    3x2 sendok teh/hari

    3x1 tablet/hari (4mg)

    1-2 sendok/2 kali

    sehari

    4-24mg/hari

    Sirup

    Teblet

    Oral

    Oral

    17 170

    624

    37 L DF 4 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Ranitidin

    Paracetamol

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    Ranitidin

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g/hari

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    3-4 tablet/hari

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    18 171

    989

    18 P DHF 6 Ringer laktat

    Paracetamol

    Injeksi

    Ondansentron

    Injeksi Omeprazol

    Paracetamol

    Ondansentron

    Omeprazole

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    3x1 ampul/hari (4mg)

    1x1 ampul/hari

    (40mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    4-8 mg/hari

    40mg/hari

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Parenteral

    19 174

    744

    23 L DF 4 Ringer laktat

    Paracetamol

    Analsik®

    Injeksi

    Ondansentron

    Injeksi Cefriaxon

    Paracetamol

    Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg

    Cefriaxon

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg

    3x1 tablet/hari

    2x1 ampul/hari (4mg)

    1x1 vial/hari (500

    mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    1-4 tablet/hari

    4-8 mg/hari

    1g/hari

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    20 142

    264

    43 L DF 6 Ringer laktat

    Injeksi Acran®

    Injeksi Kliran®

    Injeksi Sanmol®

    Episan®

    Sanfuliq®

    Isprinol®

    Injeksi Cefriaxon

    Ranitidin HCl

    Ondansentron

    Paracetamol

    Sucralfat

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    Methisoprinol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 ampul/hari

    (50mg/2ml)

    2x1 ampul/hari (4mg)

    2x1/hari (1g/100ml)

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    2x1 kaplet/hari

    3x1 tablet/hari

    1x1 vial/hari (500

    mg)

    50 mg 6-8 jam

    4-8mg/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    10ml 4 kali sehari

    (4g)

    1 kaplet/hari

    50mg/kgBB/hari

    1g/hari

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Injeksi

    Sirup

    Kaplet

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    21 152

    522

    16 L DF 6 Ringer laktat

    Sanmol®

    Ondansentron

    Imunos®

    Antrain®

    Lasix®

    Elkana®

    Metilprednisolon

    Paracetamol

    Ondansentron

    Echinacea (EFLA 894) 500 mg, Zn

    picolinate 10 mg, selenium 15 mcg,

    ascorbic acid 50 mg. Metamizole Na

    Furosemid

    Vitamin A 2.400 IU, Vitamin B1 4 mg,

    Vitamin B2 1,2 mg, Vitamin B6 1,2

    mg, Vitamin B12 4 mcg, Vitamin C 60

    mg, Vitamin D 400 IU, Nikotinamid 16

    mg, Kalcium Pantotenat 6 mg, Kolin

    12 mg, Inositol 12 mg, Kalsium

    Glukonat 300mg, Kalsium Hipofosfit

    20mg, Natrium Hipofosfit 20mg, I –

    Lisina HCl 200mg

    Metilprednisolon

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari (4 mg)

    1x1 tablet/hari

    1x1 tablet/hari

    1 ampul/hari

    (20mg/2ml)

    3x2 sendok teh/hari

    3x1 tablet/hari (4mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    4-8mg/hari

    1 tablet/hari

    1 tablet/hari. Bila

    rasa nyeri masih

    ada 1 tab 6-8 jam

    Edema : 20-80mg

    single dose

    Edema otak : 20-

    40mg 3x sehari

    1-2 sendok/2 kali

    sehari

    4-24mg/hari

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Sirup

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    22 153

    136

    18 L DF 5 Ringer laktat

    Injeksi Sanmol®

    3x1/hari

    Sanfuliq®

    Pumpitor®

    Paracetamol

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    Omeprazole

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1/hari (1g/100 ml)

    2x1 kaplet/hari

    2x1 kapsul/hari

    (20mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    1 kaplet/hari

    Dosis awal

    20mg/hari,

    selanjutnya bisa

    ditingkatkan bila

    belum membaik

    Infus

    Injeksi

    Kaplet

    Kapsul

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    23 152

    565

    30 P DF 4 Ringer laktat

    Injeksi

    Pumpisel®

    Episan®

    Formuno®

    Sanfuliq®

    Pantoprazole

    Sucralfat

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 vial/hari (40mg)

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    1x1 kaplet/hari

    2x1 kaplet/hari

    1 vial (40 mg) IV

    per hari

    10ml 4 kali sehari

    (4g)

    1-3 kaplet/hari

    1 kaplet/hari

    Infus

    Injeksi

    Sirup

    Kaplet

    Kaplet

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    24 151

    818

    62 L DF 4 Ringer laktat

    Injeksi Acran®

    Injeksi Antrain

    ®

    Injeksi Panloc®

    Lesichol®

    Ranitidin HCl

    Metamizole Na

    Pantoprazole

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    500 cc/tiap 4-5 jam

    1 ampul/hari

    (50mg/2ml)

    1 ampul/hari (1g/2ml)

    1 ampul/24 jam

    (40mg)

    3x1 kapsul/hari

    (300mg)

    50 mg 6-8 jam

    500mg tiap 6-8

    jam

    40mg/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Injeksi

    Kapsul

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Proza®

    Pantozol®

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Echinacea extr (polinacea) 250 mg, vit

    C 250 mg, Zn picolinate 10 mg. Per 5

    mL syr Echinacea extr (polinacea) 125

    mg, Zn picolinate 5 mg

    Pantoprazole

    2x1 kaplet/hari

    1x1 tablet/hari

    (40mg)

    1-3 kaplet/hari

    20-40 mg/hari

    Kaplet

    Tablet

    Oral

    Oral

    25 120

    954

    57 P DF 2 Ringer laktat

    Paracetamol

    Injeksi

    Ondansentron

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari (500

    mg)

    3x1 ampul/hari

    (4mg/2ml) sediaan

    2ml

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    4-8 mg/hari.

    Infus

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    26 132

    417

    56 L DHF 7 Ringer laktat

    Lasix®

    Sanmol®

    Injeksi Antrain®

    Formuno®

    Furosemid

    Paracetamol

    Metamizole

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    1x1 tablet/hari

    (20mg)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    1 ampul/hari (1g/2ml)

    1x1 kaplet/hari

    20-80mg/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    500mg tiap 6-8

    jam

    1-3 kaplet/hari

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Kaplet

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    27 136

    979

    20 P DF 5 Ringer laktat

    Sistenol®

    Pantozol®

    Injeksi Lametic®

    Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine

    200 mg

    Pantoprazol

    Ondansentron HCl

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 kaplet/hari

    1x1 tablet/hari

    (40mg)

    1 ampul/12 jam

    (2mg/ml) sediaan 4

    ml

    3x1 kaplet/hari

    20-40 mg/hari

    IV: 8mg 2x sehari

    Infus

    Kaplet

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    28 136

    979

    20 P DF 5 Ringer laktat

    Injeksi Ranitidin

    Injeksi

    Ondansentron

    Ranitidin

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 ampul/hari

    (25mg/ml) sediaan 2

    ml

    2x1 ampul/hari

    (4mg/2ml) sediaan

    50mg/hari

    4-8mg/hari

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    2ml

    29 151

    735

    19 L DF 7 Ringer laktat

    Curcuma FCT ®

    Ranitidin

    Injeksi Antrain®

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    Ranitidin

    Metamizole HCl

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    1 ampul/hari (1g/2ml)

    1 kaplet/hari

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    500mg tiap 6-8

    jam

    Infus

    Kaplet

    Tablet

    Injeksi

    Perenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    30 172

    677

    23 L DF 3 Ringer laktat

    Sanmol®

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    500-1000mg/hari.

    Mkasimal 4g

    Infus

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    31 175

    626

    21 L DF 5 Ringer laktat

    Curcuma FCT ®

    Ranitidin

    Sistenol®

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    Ranitidin

    Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine

    200 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    3x1 kaplet/hari

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    3x1 kaplet/hari

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    32 171

    923

    45 P DF 5 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Ranitidin

    Ondansentron

    Paracetamol

    Curcuma longa rhizome extr

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    Ranitidin

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    2x1 tablet/hari (4mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    1 kaplet/hari

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    4-8mg/hari

    Infus

    Tablet

    Kaplet

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Oral

    33 171

    077

    23 L DHF 5 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Curcuma longa rhizome extr

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    1 kaplet/hari

    Infus

    Tablet

    Kaplet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Injeksi Ranitidin

    (Curcuminoid 95%) 150 mg, silybin

    phospholipids 140 mg, Schizandrae

    fructus extr 135 mg, choline L-

    bitartrate 150 mg, vit B1 1 mg, B2 1.2

    mg, B6 2 mg, B12 2.4 mcg, vit E 15 mg

    2x1 ampul/hari

    (25mg/ml) sediaan 2

    ml

    50mg/hari

    Injeksi

    Parenteral

    34 111

    642

    23 L DF 6 Ringer laktat

    Sistenol®

    Injeksi

    Ondansentron

    Sanmol®

    Injeksi Ranitidin

    Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine

    200 mg

    Ondansentron

    Paracetamol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    4x1 kaplet/hari

    1x1 ampul/hari

    (4mg/2m)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 ampul/hari

    (25mg/ml) sediaan 2

    ml

    3x1 kaplet/hari

    4-8mg/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    50mg/hari

    Infus

    Kaplet

    Injeksi

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    Oral

    Parenteral

    35 125

    922

    36 P DF 5 Ringer laktat

    Formuno®

    Episan ®

    Injeksi Sanmol®

    Injeksi Cefriaxon

    Injeksi

    Metilprednisolon

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    Sucralfat

    Paracetamol

    Metilprednisolon

    500 cc/tiap 4-5 jam

    1x1 kaplet/hari

    3x1 sendok teh/hari

    (500mg/5ml)

    2x1/hari (1g/100ml)

    2x1 vial/hari (250mg)

    2x1 vial/hari (125mg)

    1-3 kaplet/hari

    10ml 4 kali sehari

    (4g)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    1g/hari

    10-500 mg/hari

    Infus

    Kaplet

    Sirup

    Injeksi

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Parenteral

    36 149

    224

    21 P DF 5 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT

    Ranitidin

    Injeksi

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    1x1 ampul/hari (4mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    Maksimal 300mg

    4-8mg

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Ondansentron

    37 165

    690

    21 P DF 7 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Ranitidin

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    Ranitidin

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4 g

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    38 174

    382

    21 L DF 6 Ringer laktat

    Injeksi Kliran®

    Injeksi

    Pumpisel®

    Formuno®

    Isprinol®

    Injeksi Sanmol®

    Ondansentron

    Pantoprazol

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    Paracetmol

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 ampul/hari (4mg)

    2x1 vial/hari (40mg)

    1x1 kaplet/hari

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1/hari (1g/100ml)

    4-8mg/hari

    40-80mg

    1-3 kaplet/hari

    50mg/kgBB/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Kaplet

    Tablet

    Injeksi

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    39 170

    683

    30 L DHF 5 Ringer laktat

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Ranitidin

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    Infus

    Tablet

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Oral

    40 174

    607

    26 L DHF 6 Ringer laktat

    Analsik®

    Formuno®

    Injeksi

    Pumpisel®

    Methampyrone 500 mg, diazepam 2mg

    Echinacea purpurea dry extr 250 mg,

    Phyllanthus niruri dry extr 50 mg,

    Black elderberry dry extr 300 mg, Zn

    picolinate 10 mg, vit C 100 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 tablet/hari

    1x1 kaplet/hari

    2x1 vial/hari (40mg)

    1-4 kaplet/hari

    1-3 kaplet/hari

    40-80mg

    Infus

    Kaplet

    Kaplet

    Injeksi

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    41 170

    788

    35 L DF 7 Ringer laktat

    Sistenol

    Lesichol®

    Injeksi Panloc ®

    Pantozol ®

    Antrain®

    Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine

    200 mg

    Pure lecithin (PPC 95%) 175 mg (300

    mg for Lesichol-300 & 600 mg for

    Lesichol-600), vit B1 6 mg, vit B2 6

    mg, vit B6 6 mg, vit B12 6 mcg, vit E 10

    mg, nicotinamide 30 mg

    Pantoprazol

    Metamizole HCl

    500 cc/tiap 4-5 jam

    3x1 kaplet/hari

    3x1 kapsul/hari

    1 ampul/24 jam (40

    mg/hari)

    1x1 tablet/hari

    (40mg)

    1x1 tablet/hari

    (500mg)

    3x1 kaplet/hari

    1-2 kap 3 kali

    sehari (300mg)

    (40 mg/hari)

    20-40 mg/hari

    1 tablet/hari. Bila

    rasa nyeri masih

    ada 1 tab 6-8 jam

    Infus

    Kaplet

    Kapsul

    Injeksi

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Oral

    Oral

    Parenteral

    Ora

    Orall

    42 170

    551

    19 L DF 7 Ringer laktat

    Injeksi Antrain®

    Paracetamol

    Curcuma FCT®

    Ranitidin

    Metamozole HCl

    Curcuma xanthorrhiza 20 mg

    500 cc/tiap 4-5 jam

    1x1 ampul/hari

    (1g/2ml)

    3x1 tablet/hari

    (500mg)

    2x1 tablet/hari

    2x1 tablet/hari

    (150mg)

    500mg tiap 6-8

    jam

    500mg-

    1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    3 kali sehari 1-2

    tablet

    150 mg 2x sehari,

    300mg/hari.

    Infus

    Injeksi

    Tablet

    Tablet

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Oral

    43 173

    800

    19 L DF 5 Ringer laktat

    Injeksi Kliran®

    Injeksi Sanmol®

    Episan®

    Ondansentron

    Paracetamol

    Sucralfat

    500 cc/tiap 4-5 jam

    2x1 ampul/hari (4mg)

    2x1/hari (1g/100ml)

    3x1 sendok teh/hari

    (500/5ml)

    4-8mg/hari

    500-1000mg/hari.

    Maksimal 4g

    10ml 4 kali sehari

    (4g)

    Infus

    Injeksi

    Injeksi

    Sirup

    Parenteral

    Parenteral

    Parenteral

    Oral

    Lampiran 3. Pola Pengobatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi dengan judul “Pola Pengobatan Demam Berdarah

    Dengue Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman

    Yogyakarta” bernama Kadek Ida Krisnadewi. Anak kedua dari pasangan

    I Putu Gelgel dan Luh Gede Hadriani. Penulis lahir di Denpasar, 8 Juli

    1995. Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di TK 6

    Saraswati Denpasar (2000-2001). Pendidikan dilanjutkan ke SD 17

    Dauh Puri Denpasar (2001-2007), setelah itu dilanjutkan ke SMP 10

    Denpasar (2007-2010), pendidikan menengah atas di SMA 3 Denpasar (2010-2013).

    Kemudian pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma

    Yogyakarta. Penulis terlibat dalam berbagai kepanitian dalam kampus. Penulis terlibat dalam

    Kepengurusan Organisasi Jaringan Kesehatan Mahasiswa (JMKI). Selain itu penulis juga

    pernah menjadi asisten pratikum Biokimia (2016), Anatamo Fisiologi Manusia (2017) dan

    Farmasi Fisika (2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI