PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip,...

141
UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma polyanthum Bl.) PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Galuh Nindya Tyas Tusthi NIM: 038114001 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip,...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma polyanthum Bl.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Galuh Nindya Tyas Tusthi

NIM: 038114001

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu ?

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap.

(Q.S: Al Insyiraah: 1-8)

Kupersembahkan karyaku kepada...

Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya kepadaku...

Bapak (alm), Ibu (almh), mas Danang, dan dek Yoga yang aku sayangi

dan selalu menjadi semangat dalam hidupku...

Sahabat-sahabat yang selalu menemaniku

dan memberi dorongan kepadaku...

I Love U all... Allah akan membalas semua yang

pernah kalian berikan padaku...

Almamaterku tercinta...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Uji Efek Analgesik

Ekstrak Etanol Daun Senggani (Melastoma polyanthum Bl.) pada Mencit Putih

Betina”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata satu.

Dalam menyusun skripsi ini penyusun banyak mendapat bantuan berupa

bimbingan, dorongan, sarana, maupun finansial dari berbagai pihak. Untuk itu

penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Utama atas

bimbingan, pengarahan, dan dukungannya selama penelitian sampai penyusunan

skripsi ini.

3. Drs. Mulyono, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan,

kritik,dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Erna Tri Wulandari, M.si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepala BPTO Tawangmangu yang telah membantu dalam penyediaan senggani

sebagai tanaman yang diteliti.

6. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Wagiran dan Mas Ottok yang telah

membantu dalam terlaksananya penelitian ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

7. Teman-teman “seperjuangan” di Laboratorium, Ningrum, Prita, dan Aan, yang

banyak membantu saat penelitian.

8. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan memberi semangat hidup untukku.

9. Sahabat-sahabatku Ningrum_ndutz ku dan Prita_imut ku yang selalu

menemaniku di saat senang maupun susah.

10. Teman-teman kos Poncowati: mba’ Erlyn, Dona_tebo, Mareya, Dixie, Anjar,

Produs, Ranee, Tika, Maria, Eva, ‘n Mayang

11. Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami

Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya...

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa penelitian yang telah dilakukan untuk

penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian penyusun

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan

ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Februari 2007

Penyusun

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

INTISARI ...................................................................................................... xix

ABSTRACT ..................................................................................................... xx

BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................................. 3

C. Keaslian Penelitian .................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1. Manfaat teoritis .................................................................................. 5

2. Manfaat praktis .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1. Tujuan umum ..................................................................................... 6

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

2. Tujuan khusus ................................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 7

A. Tanaman Senggani ................................................................................... 7

1. Klasifikasi tumbuhan Senggani ........................................................ 7

2. Morfologi .......................................................................................... 7

3. Sinonim ............................................................................................. 8

4. Nama daerah ...................................................................................... 8

5. Kandungan kimia .............................................................................. 9

6. Khasiat dan kegunaan Senggani ....................................................... 16

B. Metode Penyarian ..................................................................................... 16

C. Radikal Bebas dan antioksidan ................................................................ 19

1. Radikal bebas .................................................................................... 19

2. Antioksidan ....................................................................................... 21

D. Nyeri ......................................................................................................... 23

E. Analgetika ................................................................................................. 29

F. Asetosal .................................................................................................... 34

G. Metode Pengujian Efek Analgesik ........................................................... 36

H. Landasan Teori ......................................................................................... 40

I. Hipotesis .................................................................................................. 42

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian ...................................................................... 43

B. Metode Penelitian ..................................................................................... 43

C. Variabel Operasional ................................................................................. 44

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

1. Variabel ............................................................................................. 44

2. Definisi operasional ......................................................................... 44

D. Bahan Penelitian ...................................................................................... 46

E. Alat atau Instrumen Penelitian ................................................................ 47

F. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 48

1. Pengumpulan bahan .......................................................................... 48

2. Pembuatan ekstrak etanol daun senggani ......................................... 48

3. Pembuatan CMC-Na 1% .................................................................. 49

4. Pembuatan suspensi asetosal 0,5% dalam CMC-Na 1% .................. 49

5. Pembuatan asam asetat 1% ............................................................... 49

6. Pembuatan suspensi ekstrak etanol daun senggani 5% dalam

CMC-Na 1% ..................................................................................... 49

7. Penetapan kriteria geliat .................................................................... 49

8. Penetapan kadar dan dosis asam asetat ............................................. 50

9. Penetapam kontrol negatif ................................................................ 51

10. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ................................... 51

11. Penetapan dosis dan kadar asetosal ................................................... 51

12. Penetapan dosis dan kadar ekstrak etanol daun senggani ................. 52

13. Seleksi hewan uji .............................................................................. 53

14. Perlakuan hewan uji ........................................................................... 53

G. Analisis Hasil ............................................................................................ 54

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 56

A. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Senggani .............................................. 56

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

B. Uji Pendahuluan ............................................................................. 57

1. Penentuan kriteria geliat ................................................................... 58

2. Penetapan dosis asam asetat .............................................................. 58

3. Penetapan kontrol negatif ................................................................. 61

4. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ................................... 63

5. Penetapan dosis asetosal ................................................................... 65

B. Pengujian Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Senggani ...................... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 85

A. Kesimpulan .............................................................................................. 85

B. Saran ......................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86

LAMPIRAN .................................................................................................. 90

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 122

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan

dosis efektif asam asetat ............................................................. 58

Tabel 2. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis

efektif asam asetat ...................................................................... 59

Tabel 3. Hasil analisis uji Scheffe pada penetapan dosis efektif asam

asetat ........................................................................................... 60

Tabel 4. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan

kontrol negatif ............................................................................ 61

Tabel 5. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan

% penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang

waktu pemberian rangsang ......................................................... 63

Tabel 6. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap

geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang .......... 63

Tabel 7. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada

penetapan selang waktu pemberian rangsang ............................ 64

Tabel 8. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan

% penghambatan terhadap geliat pada penetapan

dosis asetosal .............................................................................. 65

Tabel 9. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap

geliat pada penetapan dosis asetosal .......................................... 66

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Tabel 10. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada

penetapan dosis asetosal ............................................................. 66

Tabel 11. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan

terhadap geliat pada kelompok perlakuan .................................. 69

Tabel 12. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap

geliat pada kelompok perlakuan ................................................ 71

Tabel 13. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada

kelompok perlakuan ................................................................... 71

Tabel 14. Persen perubahan daya analgesik kelompok perlakuan

dibandingkan asetosal dosis 91 mg/kgBB .................................. 75

Tabel 15. Ringkasan analisis variansi satu arah % perubahan daya

analgesik ..................................................................................... 76

Tabel 16. Hasil analisis uji Scheffe % perubahan daya analgesik .............. 77

Tabel 17. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam

asetat ........................................................................................... 95

Tabel 18. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan kontrol negatif ........... 98

Tabel 19. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan selang waktu

pemberian .................................................................................. 100

Tabel 20. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan

selang waktu pemberian ............................................................. 103

Tabel 21. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asetosal .. 105

Tabel 22. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan

dosis efektif asetosal .................................................................. 108

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Tabel 23. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat

pada semua kelompok perlakuan ............................................... 110

Tabel 24. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada semua

kelompok perlakuan ................................................................... 114

Tabel 25. Data % Perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif ....... 117

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka flavonoid (1a) dan sistem penomoran turunan

flavonoid (1b) .......................................................................... 9

Gambar 2. Struktur kimia kuersetin .......................................................... 11

Gambar 3. Struktur kimia rutin ....................................................................... 11

Gambar 4. Struktur kimia quercitrin ......................................................... 12

Gambar 5. Struktur umum steroid ............................................................ 14

Gambar 6. Struktur kimia β-sitosterol ...................................................... 14

Gambar 7. Struktur kimia α-amyrin ......................................................... 15

Gambar 8. Pembagian kualitas nyeri berdasarkan lokalisasi .................... 24

Gambar 9. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah

kerusakan jaringan .................................................................. 27

Gambar 10. Terjadinya nyeri; penghantaran impuls; lokalisasi dan rasa

nyeri serta inhibisi nyeri endogen .......................................... 28

Gambar 11. Diagram perombakan asam arakidonat ................................... 33

Gambar 12. Struktur molekul Asetosal ....................................................... 34

Gambar 13. Skema kerja penelitian .................................................................. 55

Gambar 14. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan

dosis efektif asam asetat ........................................................ 59

Gambar 15. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan

kontrol negatif ......................................................................... 62

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Gambar 16. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada

penetapan selang waktu pemberian rangsang ......................... 63

Gambar 17. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat

pada penetapan dosis asetosal.................................................. 67

Gambar 18. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada

kelompok perlakuan ................................................................ 70

Gambar 19. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik terhadap

kontrol positif .......................................................................... 76

Gambar 20. Diagram batang perbandingan daya analgesik dengan daya anti-

inflamasi ekstrak etanol daun senggani .................................. 78

Gambar 21. Perbandingan daya analgesik ekstrak etanol daun senggani

dengan daya analgesik ekstrak petroleum eter daun senggani

pada mencit putih betina ......................................................... 80

Gambar 22. Rangkuman daya analgesik dan daya anti-inflamasi ekstrak

etanol daun senggani dan ekstrak petroleum eter daun

senggani ................................................................................... 82

Gambar 23. Tumbuhan senggani ................................................................ 91

Gambar 24. Daun senggani ......................................................................... 92

Gambar 25. Serbuk daun senggani ............................................................. 92

Gambar 26. Ekstrak etanol daun senggani .................................................. 94

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat pernyataan pengambilan simplisia senggani

(Melastoma polyanthum Bl.) ................................................ 90

Lampiran 2. Foto tumbuhan, daun, serbuk daun senggani dan ekstrak

etanol daun senggani ............................................................ 91

Lampiran 3. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu

arah pada penetapan dosis efektif asam asetat ..................... 95

Lampiran 4. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu

arah pada penetapan kontrol negatif ................................... 98

Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada

penetapan selang waktu pemberian ..................................... 100

Lampiran 6. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil

analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian .. 103

Lampiran 7. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu

arah pada penetapan dosis efektif asetosal ........................... 105

Lampiran 8. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil

analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif

asetosal ................................................................................. 108

Lampiran 9. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat

dan hasil analisis variansi satu arah pada semua kelompok

perlakuan .............................................................................. 110

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Lampiran 10. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil

analisis statistik pada semua kelompok perlakuan ............... 114

Lampiran 11. Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif . 117

Lampiran 12. Cara perhitungan % penghambatan jumlah geliat terhadap

kontrol negatif dan % perubahan daya analgesik terhadap

kontrol positif ....................................................................... 121

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

INTISARI

Tumbuhan senggani merupakan salah satu tumbuhan obat yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan, dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui khasiat dan besarnya prosentase daya analgesik ekstrak etanol daun senggani.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak, lengkap, pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode induksi kimia. Tiga puluh ekor mencit betina, galur Swiss, berat badan antara 20-30 gram, umur 2-3 bulan, dibagi secara acak dalam 6 kelompok yaitu: I) kontrol negatif diberi CMC-Na 1%, II) kontrol positif diberi asetosal dosis 91 mg/kg BB, III) sampai VI) diberi perlakuan ekstrak etanol daun senggani secara per oral dalam 4 peringkat dosis berturut-turut sebesar 850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; dan 1670 mg/kgBB. Sepuluh menit kemudian mencit diinduksi asam asetat 1% dosis 50 mg/kg BB secara intraperitonial. Geliat yang timbul diamati dan dicatat tiap 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk prosentase penghambatan terhadap geliat. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan One-way ANOVA dilanjutkan dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian yang diperoleh berupa % penghambatan terhadap geliat ekstrak etanol daun senggani dosis 850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; dan 1670 mg/kgBB berturut-turut sebesar 88,06 %; 83,42 %, 68,26 %, dan 44,56 %. Kata kunci: analgesik, ekstrak etanol daun senggani

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

ABSTRACT

Senggani plants is one of medicinal plants which often used by people to decrease fever (antipyretic) and pain (analgesic), urinate shedding (diuretic), to lose udema, etc. The aim of the research that was done is to know the effect and percentage of amount analgesic potency from ethanol extract of senggani’s leaves.

The genre of this research is pure experimental in which the program of this research is random research plan, complete, and one-direction pattern. The method used in this research is chemical induction method. The research uses 30 female mice of Swiss groove, it weights 20-30 grams, and the age is 2-3 months. The 30 mices are divided into 6 groups based on its treatment, i.e.: I) the group of negative control is given CMC-Na 1%; II) the group of positive control is given acetyl salicylic acid dosage 91 mg/kg BB; III) trough VI) the treatment is given extract ethanol of senggani leaves per orally in four different various dosage respectively, i.e.: 850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; and 1670 mg/kgBB. Ten minutes after the treatment, the mice is induced by acetate acid 1% with dosage 50 mg/kg BB intra peritoneally. The wriggles are watched closely and booked every 5 minutes in 60 minutes. The accumulation numbers of the wriggles are transferred into the form of resistance percentage toward the wriggles. The data which is got from the calculation, later, is analyzed statistically with one-way ANOVA test, then, the step is continued with Shceffe with interval 95%.

The result showing that ethanolic extract of senggani’s leaves at 850 mg/kgBW; 1000 mg/kgBW; 1330 mg/kgBW; and 1670 mg/kgBW, respectively, 88,06 %; 83,42 %, 68,26 %, and 44,56 %.

Key words : analgesic, ethanolic exstract of senggani’s leaves

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sejak zaman dahulu tumbuh-tumbuhan sudah banyak dikenal sebagai sumber

pengobatan yang ampuh. Mulai dari akar tumbuhan, berbagai umbi-umbian, batang

dan kulit pohon, daun, bahkan bunga dan biji suatu tumbuhan yang sederhana pun

dapat digunakan sebagai obat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil

alam salah satunya adalah tumbuh-tumbuhan.

Budaya bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan alam,

khususnya untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit dilaksanakan

berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Pengalaman tersebut dikembangkan

dan diwariskan, sehingga obat tradisional dapat dimanfaatkan sampai sekarang

sebagai sarana perawatan kesehatan masyarakat (Soedibyo, 1998).

Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) mendefinisikan obat tradisional sebagai

bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan-bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan

mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-

temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

Nyeri merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi mengikuti salah

satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit memberi gejala nyeri yang

dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan pada tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

2

(Anonim, 1991). Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak

dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.

Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu

senggani (Melastoma polyanthum Bl.). Tumbuhan yang memiliki kandungan saponin,

flavonoid, dan tanin ini berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang

nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan,

melancarkan aliran darah dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Flavonoid berkhasiat sebagai anti-inflamasi anti alergi, antithrombolik,

vasoprotektif sebagai penghambat promotor tumor dan untuk proteksi pada mukosa

saluran cerna atau gastrik. Efek-efek tersebut berhubungan dengan pengaruh

flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Trease and Evans, 2002). Di antara

senyawa flavonoid yang telah lama dikenal dan merupakan suatu kelompok

antioksidan yaitu kelompok polifenol (Sitompul, 2003).

Seberapa besar prosentase efek analgesik tumbuhan senggani sampai

sekarang belum diketahui. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan uji efek

analgesik dari ekstrak etanol daun senggani pada mencit betina. Penggunaam

tanaman senggani biasanya diseduh atau dilarutkan dalam air. Menurut literatur,

flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70%

(Harborne, 1984). Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilihat khasiat tumbuhan

senggani sebagai analgetika jika dilarutkan dalam pelarut polar selain air, yaitu

etanol, dan juga akan dibandingkan seberapa besar efek analgesik daun senggani jika

dilarutkan dalam pelarut yang polar dan pelarut yang non polar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

3

B. Permasalahan

1. Apakah ekstrak etanol daun senggani memiliki efek analgesik terhadap mencit

putih betina?

2. Seberapa besar prosentase daya analgesik yang dimiliki ekstrak etanol daun

senggani?

C. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis penelitian mengenai uji efek analgesik ekstrak etanol

daun senggani terhadap mencit betina belum pernah dilakukan di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Adapun penelitian tentang tumbuhan senggani yang pernah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Daya Antifertilitas dan Efek Toksik Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma

polyanthum Bl.) pada Tikus Betina (Christina, 2000). Hasil menunjukkan

bahwa ekstrak etanol akar senggani pada dosis 54,98 mg/kg BB dan 219,92

mg/kg BB memberikan efek antifertilitas dan efek toksik pada tikus betina

timbul pada dosis 54,98 mg/kg BB.

2. Teratogenisitas Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma polyanthum Bl.)

pada Tikus Putih (Japri, 2001). Hasil menunjukkan bahwa akstrak etanol akar

senggani berpotensi memberi efek teratogenik pada dosis 34,362 mg/kg BB;

103,086 mg/kg BB; dan 309,258 mg/kg BB ditandai dengan penurunan bobot

plasenta, peningkatan jumlah resorpsi awal, kelainan tulang sternum, dan cacat

mikroskopis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

4

3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma polyanthum

Bl.) terhadap Jaringan Hati, Ginjal, Ovarium, dan Uterus Tikus Betina (Phin,

2001). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar senggani memiliki efek

toksik pada jaringan organ tersebut pada dosis 54,08 mg/kg BB; 109,62 mg/kg

BB;dan 219,92 mg/kg BB.

4. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma Polyanthum

Bl.) terhadap Spermatogenitas Tikus Putih (Yosef, 2001). Hasil menunjukkan

bahwa ekstrak etanol akar senggani pada dosis 34,98 mg/kg BB; 103,14 mg/kg

BB; dan 309,42 mg/kg BB secara per orar selama 22 hari dapat menghambat

spermatogenesis pada lumen tubulus seminiferis, menurunkan jumlah sperma

yang motil, tidak menurunkan bobot testis, namun dapat menurunkan berat

badan tikus.

5. Toksisitas Akut Infus Daun Senggani (Melastoma polyanthum Bl.) pada Mencit

(Wiwin, 2002). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar senggani

memiliki LD50 semu > 15,356 g/kg BB, sehingga dapat dikatakan praktis tidak

toksik.

6. Uji Daya Antifungus Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma polyanthum

Bl.) terhadap Candida albicans secara in vitro (Katarina, 2002). Hasil

menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar senggani mengandung flavonoid,

tanin , dan steroid serta memiliki efek antifungus Candida albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

5

7. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma polyanthum Bl.)

pada Tikus Jantan dan Betina (Ismirawati, 2002). Hasil menunjukkan bahwa

ekstrak etanol akar senggani memiliki LD50 semu, yaitu lebih dari 3518,72

mg/kg BB. Gejala toksik yang muncul yaitu berupa penurunan aktivitas

lokomotor, penurunan sesitivitas, serta sering menggosok hidung. Hasil

pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya kelainan pada hati, ginjal, usus,

lambung, sedangkan pada limpa normal.

8. Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senggani (Melastoma affine D.

Don.) terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif (Toba, 2003).

Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar senggani memiliki aktivitas

antibakteri Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang

penggunaan tumbuhan obat tradisional sebagai analgesik.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang kegunaan daun senggani sebagai analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan pengujian efek analgesik ekstrak etanol daun senggani terhadap

mencit putih betina adalah sebagai berikut ini.

a. Tujuan Umum

Untuk menambah informasi mengenai khasiat daun senggani.

b. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol daun senggani sebagai

analgetika dan untuk mengetahui besarnya efek analgesik yang dimiliki terhadap

mencit putih betina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tumbuhan senggani (Melastoma polyanthum Bl.)

Senggani dapat tumbuh liar pada tempat yang cukup mendapat sinar

matahari, seperti lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang,

atau di daerah objek wisata sebagai tumbuhan hias. Tumbuhan ini bisa ditemukan

sampai ketinggian 1.650 m dari permukaan laut (Dalimartha, 1999).

1. Klasifikasi tumbuhan senggani

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Clasis : Dicotyledoneae

Subclasis : Dialypetalae

Ordo : Mytales

Familia : Melastomaceae

Genus : Melastoma

Spesies : Melastome polyathum Bl.

(Van Steenis, 1975; Tjitrosoepomo, 1989)

2. Morfologi

Senggani termasuk tumbuhan perdu, tinggi 0,5-4 m. Cabang yang muda

bersisik. Daun bertangkai, berhadapan, memanjang atau bulat telur memanjang

dengan ujung runcing, bertulang daun 3,2-20 kali 1-8 cm, kedua belah sisi berbulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

8

Bunga bersama-sama 5-18, pada ujung dan di ketiak daun yang tertinggi, berbilang

5 (4-6). Tabung kelopak berbentuk lonceng, bersisik, taju dengan sejumlah gigi kecil.

Daun pelindung bersisik, langsing, 5 kali 2 mm, tidak menutupi kuncup. Daun

mahkota bulat telur terbalik, panjang 2-3 cm, ungu merah, jarang putih. Benang sari

10 (8-12), memanjang dari penghubung sari di bawah ruang sari pada benang sari

yang panjang 6-16 mm, pada yang pendek 2-7 mm. Bakal buah beruang 5 (4-6),

dihubungkan oleh bingkai terhadap tabung kelopak. Buah buni berbentuk periuk,

membuka melintang secara tidak teratur, dimana terlepas bingkai biji yang merah tua.

Biji berbentuk kerang. Senggani dapat tumbuh di padang rumput, semak hutan kecil,

5-2000 m (Van Steenis, 1975).

3. Sinonim

Tumbuhan ini sering disebut tidak tepat sebagai Melastoma malabathicum

Bl. (Van Steenis, 1975). Sinonim senggani yaitu: Melastoma malabathicum L.,

Melastoma candidum D. Don. (Melastoma septemnervium Lour., non Jacq.),

Melastoma dodecandum Lour. (Melastoma repens Desr.), Melastoma sanguineum

Sims. (Melastoma decemfidum Roxb.), dan Melastoma affine D. Don. (Melastoma

polyanthum Bl.) yang umumnya paling banyak digunakan di Indonesia (Lily, 1980).

4. Nama Daerah

Nama daerah dari tumbuhan senggani antara lain: Senggani, Kluruk,

Sengganen (Jawa), Senduduk (Melayu), Harendong (Sunda), Kemaden (Madura)

(Dalimartha, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

9

5. Kandugan Kimia

Kandungan kimia tumbuhan senggani pada bagian daun adalah flavonoid,

steroid/ triterpenoid, tanin 4,3 % (Anonim, 1995). Daun mengandung saponin

(Dalimartha, 1999).

Menurut Sulaiman, et al. (2004), pada analisis phytochemical dari ekstrak

daun dan akar senggani mengandung β-sitosterol, α-amyrin, sitosterol 3-O-β-D-

glucopiranoside, kuersetin, kuersitrin, dan rutin.

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan sebenarnya

terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit,

tepungsari, nektar, bunga, buah buni, dan biji (Markham, 1982). Kerangka dasar

flavonoid dan sistem penomoran untuk turunan flavonoid terlihat pada gambar1.

C C C

O

AB

1

2

345

6

7

81'

2' 3'

4'

5'6'

1a 1b

Gambar 1. Kerangka flavonoid (1a) dan sistem penomoran turunan flavonoid (1b) (Robinson, 1995)

Flavonoid sangat dimungkinkan dalam sejumlah pengobatan tradisional

yang substansinya belum diketahui akan tetapi menunjukkan isi zat aktifnya

flavonoid. Flavonoid berkhasiat sebagai anti-inflamasi anti alergi, anti-

thrombolik, vasoprotektif sebagai penghambat promotor tumor dan untuk

proteksi pada mukosa saluran cerna atau gastrik. Efek-efek tersebut berhubungan

dengan pengaruh flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Evans, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

10

Aglikon flavonoid adalah polifenol, sehingga mempunyai sifat kimia senyawa

fenol yaitu bersifat agak asam maka dapat larut dalam basa (Markham, 1982). Di

antara senyawa flavonoid yang telah lama dikenal dan merupakan suatu

kelompok antioksidan yakni, kelompok polifenol memiliki kemampuan sebagai

scavenger superoksida, oksigen singlet, dan radikal peroksi lipid (Sitompul,

2003).

Beberapa penelitian melaporkan bahwa aktivitas antioksidan flavonoid

ditentukan oleh gugus tertentu dalam struktur flavonoid tersebut. Karakteristik

struktur flavonoid yang mampu memberikan efek antioksidan antara lain karena

adanya (1) gugus katekol (O-dihidroksi) pada cincin B yang mempunyai sifat

sebagai donor proton, (2) gugus pirogalol (trihidroksi) pada cincin B, (3) gugus

4-oxo pada cincin heterosiklik, (4) gugus 3-OH pada cincin heterosiklik, serta (5)

gugus 5-OH dan 7-OH yang potensial pada keadaan tertentu (Middleton dkk,

2000 cit Ladoangin, 2004). Ketika senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal

bebas maka terbentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti

aromatik (Cuvelier, 1991 cit Hertiani, 2000).

Daun senggani mengandung kuersetin yang merupakan salah satu zat aktif

kelas flavonoid yang secara biologis memiliki manfaat yang amat kuat. Flavonol

kuersetin memiliki aktivitas antioksidan yang amat potensial (Anonim, 2005).

Kuersetin memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena memiliki ciri pada

strukturnya, yaitu 3’4’-dihidroksi pada cincin B; 2,3-ikatan rangkap pada cincin

C; sebuah gugus 3-hidroksil pada cincin C; dan sebuah gugus 5-hidroksil pada

cincin A (Sibuea, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

11

OHO

OH O

OH

OH

OH

A

B

C

Gambar 2. Struktur kimia kuersetin (Anonim, 1989)

Dilihat dari struktur kimianya, kuersetin memiliki aktivitas kuat sebagai

pemberi hidrogen (hidrogen donating) karena kandungan hidroksilasi cukup,

yakni 5 gugus OH dan empat diantaranya terdapat pada sisi aktif (C5, C7, C3’,

dan C4’). Selain itu kuersetin memiliki struktur yang mampu sebagai pengkelat

logam, yakni gugus karbonil pada C4 dan gugus hidroksil pada C3 dan C5

(Sibuea, 2004).

Selain untuk menghambat oksidasi dan sitotoksisitas LDL-teroksidasi,

kuersetin juga dapat menghambat siklooksigenase yang berperan pada

metabolisme asam arakhidonat, sehingga dapat menurunkan agregrasi platelet

(Sitompul, 2003).

Daun Senggani juga mengandung rutin. Rutin (kuersetin 3-rutinosida)

merupakan glikosida flavonol paling umum dan juga penting dalam bidang

farmasi karena digunakan untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada

manusia. Struktur kimia rutin dapat dilihat pada gambar 3.

O

OH

OH

OH

HO

O

O Glk O Ram

Gambar 3. Struktur kimia rutin (Harborne, 1984)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

12

Rutin merupakan antioksidan kuat. Rutin juga memproduksi perusak

radikal oksigen. Rutin dapat membantu dalam menghentikan edema pada vena

yang mana merupakan gejala awal dari penyakit vena kronik pada kaki. Rutin

juga mempunyai efek anti-inflamasi, efek pencegahan dan penyembuhan,

menghambat kanker dan kondisi pre-kanker. Selain itu, dapat mencegah

atherosklerosis, mereduksi sitotoksisitas oksidasi LDL-kolesterol, dan

menurunkan resiko penyakit jantung.

Selain itu senggani juga mengandung kuersitrin yang juga termasuk dalam

golongan flavonoid. Kuersitrin sudah diuji mempunyai aktivitas sebagai anti-

inflamasi akut dan kronis pada tikus terinduksi trinitrobenzenesulfonic-acid.

Pemberian kuersitrin secara peroral dengan dosis 1-5 mg/kgBB dapat

menurunkan tingkat myeloperoksida dan alkalin fosfat. Peningkatan atau

penurunan dosis flavonoid ditandai dengan menurunnya efek. Efek anti-inflamasi

akut kuersetin tidak berpengaruh terhadap pengrusakan fungsi netrofil atau

penghambatan lipoksigenase. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya proteksi

mukosa atau peningkatan perbaikan mukosa sekunder untuk kenaikan pertahanan

melawan oksidatif berbahaya dan perbaikan fungsi usus normal. Akibatnya dapat

menurunkan resiko terjadinya kerusakan usus pada saat terjadi diare. Berikut ini

adalah struktur kimia kuersitrin.

Gambar 4. Struktur kimia quercitrin ( de Medina, Galvez,Romero, dan Zarzuelo, 1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

13

Flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol

70%. Pada penyarian lebih lanjut digunakan petroleum eter, etanol 80%, dan

pelarut organik lain, tetapi flavonoid tetap berada dalam lapisan air (Harborne,

1984).

b. Tanin

Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi sebagai

campuran polifenol yang sulit diseparasi karena tidak dapat dikristalkan. Tanin

dapat tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae

khususnya dalam jaringan kayu. Dalam dunia kesehatan tanin digunakan sebagai

astringen yang mengakibatkan pengurangan bengkak (edema), radang, dan

sekresi pada gastrointestinal dan pada abrasi kulit (Harborne, 1984).

Secara kimiawi terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terkondensasi

(flavolan) secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi

katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan oligomer yang lebih tinggi

(Harborne, 1984). Tanin yang terhidrolisis dapat dihidrolisis oleh asam atau

enzim seperti tannase (Evans, 2002). Tanin terhidrolisiskan dan glikosida dapat

diekstraksi dengan air panas atau campuran etanol-air (Robinson, 1995).

c. Steroid/ triterpenoid

Steroid merupakan lemak yang dikarakteristikkan mempunyai kerangka

karbon yang dihubungkan dengan empat cincin (Anonim, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

14

A B

C D1

2

3 4 56

7

89

10

1112

13

14

15

17

18

19

20

21

22

2324

2526

27

241

242

28 29

30

16

Gambar 5. Struktur umum steroid (Anonim, 2006).

Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormon

kelamin, asam empedu, dan lain-lain), namun pada tahun-tahun terakhir ini

makin banyak senyawa tersebut ditemukan dalam jaringan tumbuhan. Tiga

senyawa ‘fitosterol’ yang mungkin terdapat dalam tiap tumbuhan tinggi tersebut

yaitu sitosterol (dahulu dikenal sebagai β-sitosterol), stigmasterol, dan

kampestrol.

HO

Et

Gambar 6. Struktur kimia β-sitosterol (Harborne, 1984).

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6

satuan isoprena. Triterpenoid dapat dibagi menjadi 4 golongan senyawa yaitu

triterpenoid sebenanya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Banyak triterpena

yang dikenal dalam tumbuhan. Sampai saat ini hanya beberapa saja yang

diketahui tersebar luas. Senyawa tersebut adalah triterpena pentasiklik α-amyrin

dan β-amyrin serta asam turunannya, yaitu asam ursolat dan asam oleanolat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

15

HOMe

Me Me Me

H

Me

Me

H Me

Me

Gambar 7. Struktur kimia α-amyrin (Harborne, 1984).

Sebagian besar senyawa steroid dan terpenoid adalah senyawa non polar,

karena itu dapat dipisahkan dari komponen tumbuhan yang polar dengan

mengekstraksi menggunakan pelarut seperti benzena atau eter (Robinson, 1995).

d. Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam

lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan

bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya

membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Pencarian saponin dalam

tumbuhan telah dipicu oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah

diperoleh dan dapat diubah di laboratorium menjadi sterol hewan yang berkhasiat

penting (misalnya, kortison, estrogen kontraseptik, dll) (Harborne, 1987).

Saponin merupakan surfaktan alami, atau detergent yang banyak ditemukan

pada beberapa jenis tumbuhan. Ekstrak dari tumbuhan ini biasa digunakan

sebagai foaming agent pada banyak minuman. Sifat biokimianya juga memiliki

aplikasi komersial di bidang industri dan banyak digunakan pada beberapa

produk kosmetik dan shampo (Anonim, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

16

Senyawa glikosida seperti saponin dan glikosida jantung tidak larut dalam

pelarut non polar. Senyawa ini paling cocok diekstraksi dari tumbuhan memakai

etanol atau metanol panas 70-95% (Robinson, 1995).

6. Khasiat dan Kegunaan

Penggunaan tumbuhan senggani sebagai obat tradisional mengalami banyak

perkembangan, sejak awalnya digunakan hanya sebagi anti diare tetapi sekarang

berbagai macam khasiat. Adanya rasa pahit dari senggani dapat berkhasiat sebagai

pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik),

menghilangkan pembengkakan, melancarkan aliran darah, dan penghentian

pendarahan (hemostatis). Umumnya senggani digunakan masyarakat untuk

mengobati keputihan, gangguan pencernaan makanan, disentri, diare, sariawan, dan

pendarahan rahim (Dalimartha, 1999). Menurut Sudibyo (1998), tumbuhan senggani

berkhasiat untuk astringen, desentri, keputihan, mencret, wasir, obat kumur, sakit

perut, dan borok (obat luar).

B. Metode Penyarian

Penyarian merupakan peristiwa pemindahan massa. Zat aktif yang semula

berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif

dalam cairan penyari tersebut. Secara umum penyarian dapat dibedakan menjadi

infudasi, maserasi, dan perkolasi (Anonim, 1986).

Infudasi merupakan proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari zat kandungan aktif larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian

dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah terserang oleh kuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

17

dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24

jam. Cara ini sangat sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat

tradisional. Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia

nabati dengan air pada suhu 90° C selama 15 menit (Anonim, 1986).

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana. Maserasi dilakukan dengan

cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,

zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif

di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar.

Peristiwa tersebut berulang, sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

di luar sel dan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang

mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Cairan penyari yang

digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain (Anonim, 1986).

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan melalui

serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk

simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi

sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,

sehingga cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai

mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya

sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk

menahan (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

18

Cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara maserasi karena:

1. aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan

larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat

perbedaan konsentrasi,

2. ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat

mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan

pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat meningkatkan

perbedaan konsentrasi (Anonim,1986).

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang

digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif

yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedangkan sisa setelah

penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim, 1986).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perkolasi. Cairan

penyari yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70%. Etanol digunakan

sebagai penyari karena lebih selektif, kapang/kuman sulit tumbuh dalam etanol di

atas 20%, tidak beracun, bersifat netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan

air, panas yang digunakan untuk pemekatan lebih sedikit, selain itu etanol mudah

diperoleh dan hanya untuk meningkatkan kemampuan penyariannya hanya perlu

ditambah air dengan perbandingan tergantung bahan yang disari (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

19

C. Radikal Bebas dan Antioksidan

1. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu spesies yang mempunyai jumlah elektron ganjil

atau elektron yang tidak berpasangan tunggal pada lingkaran luarnya. Elektron tidak

berpasangan tersebut menyebabkan instabilasi dan bersifat reaktif. Radikal bebas

akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga

menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Molekul

utama di dalam tubuh yang dirusak oleh radikal bebas yaitu DNA, lemak, dan

protein (Setiati, 2003).

Radikal bebas diproduksi secara eksogen dan secara endogen. Secara endogen,

radikal bebas diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, lisosom, retikulum

endoplasma, dan intisel. Sedangkan secara eksogen, radikal bebas berasal dari asap

rokok, polutan radiasi, obat-obatan, dan pestisida sumber utama reaksi radikal bebas

pada mamalia adalah pada rantai pernafasan, fagositosis, sintesis prostaglandin,

sistem sitokrom P-450, reaksi enzimatik O2, dan radiasi ion (Setiati, 2003). Radikal

bebas yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga

menimbulkan nyeri. Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam

arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase

maupun lipoksigenase. Ketika terjadi kerusakan jaringan organ, jumlah radikal bebas

meningkat seiring dengan peningkatan produksi peroksida, padahal tubuh

memproduksi antioksidan endogen yang terbatas contohnya yaitu superoksida

dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GSH Px) yang bekerja

menstabilkan radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

20

endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif sehingga harus ada

tambahan antioksidan dari luar (eksogen) yang berasal dari bahan makanan (Sibuea,

2004).

Pengrusakan radikal bebas reaktif didahului oleh kerja kerusakan membran

sel, dengan terjadinya rangkaian proses sebagai berikut:

a. terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen-komponen

membran (enzim-enzim membran, komponen karbohidrat membran plasma),

sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi reseptor;

b. oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas yang

menyebabkan proses transpor lintas membran terganggu;

c. reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol membran yang mengandung asam lemak

tak jenuh. Hasil peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas berefek langsung

terhadap kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, cross-

linking, struktur dan fungsi membran; dalam keadaan yang lebih ekstrim

akhirnya akan menyebabkan kematian sel.

(Gitawati, 1995).

Kerusakan struktur subseluler secara langsung mempengaruhi pengaturan

metabolisme. Sebagai contoh yaitu disrupsi/kerusakan membran lisosom

menyebabkan pelepasan enzim-enzim hidrolitik lisosom yang selanjutnya mampu

memperantarai pengrusakan intraseluler, dan memperkuat kemampuan radikal bebas

dalam menginduksi kerusakan sel (Gitawati, 1995).

Dengan bertambahnya usia, radikal bebas yang terbentuk selama

metabolisme normal dapat merusak DNA dan makromolekul lain sehingga terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

21

penyakit-penyakit degeneratif, keganasan kematian sel-sel vital tertentu, yang pada

akhirnya akan menyebabkan proses penuaan dan kematian bagi individu tersebut

(Gitawati, 1995).

Ada beberapa zat yang dapat mengurangi reaksi radikal bebas dengan

memutuskan rantai reaksi, yaitu antara lain (1) enzim antioksidan (superoksid

dimutase (SOD), katalase, glutation peroksidase, dan SOD mimics), (2) spin trap, dan

(3) komponen yang memutuskan rantai (Setiati, 2003).

2. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar lebih rendah dibanding

bahan yang dapat dioksidasi, sangat memperlambat atau menghambat oksidasi dari

bahan tersebut. Antioksidan dapat berperan sebagai spesies oksigen reaktif radikal

bebas bergabung dengan zat lain untuk menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh.

Secara alamiah tubuh memproduksi antioksidan yang mampu melindungi sel dari

radikal bebas (Sibuea, 2004). Peningkatan spesies oksigen reaktif ini juga dapat

menimbulkan berbagai bentuk kerusakan jaringan, padahal spesies oksigen reaktif ini

bertanggung jawab terhadap aksi xenobiotik tubuh (Middleton dkk, 2000 cit

Ladoangin, 2004).

Beberapa efek merugikan yang ditimbulkan akibat peningkatan spesies

oksigen reaktif yaitu pada sistem biologi meliputi peroksidasi membran lipid, bahaya

oksidasi asam nukleat dan karbohidrat, serta oksidasi sulfhidril dan bagian lain dari

protein. Pertahanan terhadap spesies oksigen reaktif dilakukan secara enzimatik

maupun non enzimatik. Antioksidan enzimatik meliputi superoksid dismutase (SOD),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

22

catalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan non enzimatik umumnya dapat

menangkap radikal bebas, baik organik maupun anorganik (Middleton dkk, 2000 cit

Ladoangin, 2004).

Menurut Setiati (2003), antioksidan dibedakan menjadi antioksidan eksogen

dan antioksidan endogen. Antioksidan endogen atau sering disebut antioksidan

primer terdiri atas enzim-enzim dan berbagai senyawa yang disintesis dalam tubuh

yang bekerja dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas baru. Antioksidan

eksogen atau yang dikenal juga sebagai antioksidan sekunder karena menangkap

radikal dan mencegah reaksi berantai. Contohnya adalah vitamin E (tokoferol),

vitamin C (askorbat), karoten, asam urat bilirubin, dan albumin. Selain itu terdapat

juga antioksidan tersier yang memperbaiki kerusakan biomolekuler yang disebabkan

oleh radikal bebas, contohnya enzim yang memperbaiki DNA dan metionin

sulfoksida reduktase.

Menurut tempat aksinya pada fase air ataupun lipofil dari membran,

antioksidan dibagi menjadi water-soluble dan lipid-soluble. Vitamin C dan urate

termasuk dalam antioksidan hidrofil. Sedangkan retinoid, karotenoid, flavonoid, dan

vitamin A termasuk dalam antioksidan lipofil (Middleton dkk, 2000 cit Ladoangin,

2004).

Flavonoid telah dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan

polifenol yang banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, dan beberapa minuman

seperti teh hijau dan anggur merah. Di dalam keluarga polifenol, flavonoid ternyata

mempunyai sifat antioksidan yang amat kuat yang mencapai 20 kali sifat antioksidan

vitamin E (Sitompul, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

23

Secara umum dapat dikatakan bahwa senyawa turunan flavonoid mampu

memberikan efek antioksidan antara lain karena adanya gugus fenolik dalam struktur

molekulnya. Ketika senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal bebas maka

terbentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonanasi inti aromatik (Cuvelier,

1991 cit Hertiani, 2000).

D. Nyeri

Nyeri (pain) merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi

mengikuti salah satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit memberi

gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan

pada tubuh (Anonim, 1991). Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/

peristiwa yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan,

seperti, luka, inflamasi, atau kanker (Rang, et al, 2003)

Menurut Tjay dan Raharja (2002), nyeri adalah perasaan sensoris dan

emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.

Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan rasa

sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi

rangsangan nyeri. Nyeri dikatakan pula sebagai suatu perasaan pribadi dimana

ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Ambang nyeri didefinisikan

sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali. Sedangkan

menurut Guyton dan Hall (1996), nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan

tubuh, yang timbul bila ada jaringan yang rusak. Hal ini menyebabkan individu

bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

24

Menurut tempat terjadinya, nyeri terbagi atas nyeri somatik dan nyeri

dalaman (viseral). Dikatakan nyeri somatik apabila rasa nyeri berasal dari kulit, otot,

persendian, tulang, atau dari jaringan ikat. Nyeri somatik dibagi atas 2 (dua) kualitas

yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam. Disebut nyeri permukaan apabila rangsang

bertempat di dalam kulit, sedangakan disebut nyeri dalam apabila rangsang berasal

dari otot, prsendian tulang dan jaringan ikat. Nyeri dalam (viseral) atau nyeri perut

mirip dengan nyeri dalam sifat menekannya dan reaksi vegetatif yang menyertainya.

Nyeri ini terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos, aliran

darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1986). Pembagian

kualitas nyeri berdasarkan lokalisasi dapat dilihat pada gambar 8.

Nyeri permukaan

Nyeri I

Nyeri II

kulit Contoh Tusukan jarum, cubitan

Contoh Kejang otot, Sakit kepala

Nyeri dalaman

Otot Jaringan ikat Tulang Sendi

Contoh Kolik kantung empedu, Nyeri luka lambung

perut Nyeri viseral

Nyeri somatik

Gambar 8. Pembagian kualitas nyeri berdasarkan lokalisasi (Mutschler, 1986)

Bedasarkan perjalanannya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang

sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut umumnya terjadi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

25

saat setelah terjadinya lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya

cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgetika). Bila diberikan

stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa

sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit tajam,

rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya (Anonim, 1991;

Guyton dan Hall, 1996). Nyeri yang kronik umumnya berhubungan dengan

terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat sebagai kelanjutan dari

nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri kronik ini biasanya berlangsung

lama, atau biasanya terjadi selama lebih dari 6 bulan. Rasa sakit kronik timbul

setelah satu detik atau lebih dan kemudian rasa sakit ini secara perlahan bertambah

untuk selama beberapa detik dan kadang kala sampai beberapa menit. Rasa sakit

kronik diberi banyak nama tambahan seperti rasa sakit terbakar, rasa sakit pegal, rasa

sakit berdenyut-denyut, rasa sakit mual, dan rasa sakit lambat. (Anonim, 1991;

Guyton dan Hall, 1996).

Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui

suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan

kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri. Seperti telah

disebutkan, rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri ialah kerusakan

jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Di sini senyawa tubuh sendiri

dibebaskan dari sel-sel yang rusak, yang disebut zat nyeri (mediator nyeri), yang

menyebabkan perangsangan reseptor nyeri (Mutschler, 1986).

Mediator nyeri yang kini juga disebut autacoida, terdiri dari antara lain

histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin. Bradikinin adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

26

polipeptida (rangkaian asam amino) yang dibentuk dari protein plasma.

Prostaglandin mirip strukturnya dengan asam lemak dari protein plasma. Struktur

prostaglandin mirip dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arakhidonat.

Menurut perkiraan, zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung saraf sensoris bagi

rangsangan nyeri yang diakibatkan oleh mediator lainnya. Berhubung kerja dan

inaktivasinya pesat dan bersifat lokal, maka juga dinamakan hormon lokal (Tjay dan

Raharja, 2002).

Yang termasuk “zat nyeri” yang potensinya kecil adalah ion hidrogen. Pada

penurunan nilai pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada

kenaikan konsentrasi ion H+ lebih lanjut. Kerja lemah yang mirip dimiliki juga oleh

ion kalium yang keluar dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan jaringan dan

dalam interstisium pada konsentrasi >20 mmol/L menimbulkan rasa nyeri. Demikian

pula berbagai neurotransmiter bekerja sebagai zat nyeri pada kerusakan jaringan.

Histamin pada konsentrasi relatif tinggi (10-8 gram/L) terbukti sebagai zat nyeri.

Asetilkolin pada konsentrasi rendah mensensibilisasi reseptor nyeri terhadap zat

nyeri lain sehingga senyawa ini bersama-sama dengan senyawa yang dalam

konsentrasi yang sesuai secara sendiri tidak berkhasiat dapat menimbulkan nyeri.

Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri.

Serotonin merupakan senyawa yang menimbulkan nyeri yang paling efektif dari

kelompok transmiter. Sebagai kelompok senyawa penting lain dalam hubungan ini

adalah kinin, khususnya bradikinin yang termasuk penyebab nyeri terkuat.

Prostaglandin yang dibentuk lebih banyak dalam peristiwa nyeri mensensibilitas

reseptor nyeri dan di samping itu menjadi penentu dalam nyeri lama (Mutschler,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

27

1986). Prostaglandin merupakan turunan asam lemak yang dibentuk endogen dengan

efek fisiologi yang besar. Biosintesisnya telah dibuktikan dalam setiap organ utama

tubuh manusia, walaupun dalam tingkat bervariasi.

Rangsangan atau noksius

Kerusakan jaringan

Pembentukan Kinin (misalnya: bradikinin)

Prostaglandin

Sensibilitas reseptor

Pembebasan: H+(pH < 6) K+ (> 20 mmol/L) Asetikolin Serotonin Histamine

Nyeri lama Nyeri pertama

Gambar 9. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan (Mutschler, 1986)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

28

Rasa nyeri Penilaian nyeri Lokalisasi nyeri

korteks

Otak kecil

Reaksi pertahanan terkoordinasi

Sistem Limbik

Thalamus optikus

Formatio reticularis Reaksi vegetatif

Sumsum tulang Refleks pertahanan

Reseptor nyeri

Pembebasan zat mediator

Rangsang nyeri

Impuls penghantar nyeri yang meningkatReaksi nyeri Inhibisi nyeri endogen

Gambar 10. Terjadinya nyeri; penghantaran impuls; lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1986)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

29

E. Analgetika

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik dapat meringankan

atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum (Mutschler, 1986).

Sedangkan Djamhuri (1996) mengatakan behwa analgetika adalah obat yang dapat

menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri di sistem

saraf pusat (SSP) tanpa menekan kesadaran.

Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas

menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai cara,

seperti menekan kepekaan reseptor terhadap rangsang nyeri mekanik, termik, listrik,

atau kimiawi di pusat atau dengan cara menghambat pembentukan prostalglandin

sebagai mediator nyeri (Anonim, 1991).

Pengobatan atau terapi untuk nyeri juga dapat dilakukan secara non

farmakologi yaitu antara lain dengan pengompresan dengan air panas, megalihkan

perhatian pasien dari penyakit atau rasa nyeri yang dideritanya, atau bisa juga

dilakukan terapi stimulasi. Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) telah

terbukti berhasil dalam terapi nyeri akibat pembedahan atau sesudah operasi,

traumatik, nyeri oral-facial.

Selain itu juga dapat dilakukan pendekatan psikologi. Namun teknik

psikologi untuk treatment nyeri akut tidak digunakan secara luas. Teknik psikologi

lain yang berhasil meliputi latihan relaksasi, imagery, dan hipnotis (Dipiro, et al,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

30

Secara umum analgetika dibagi menjadi tiga tipe (Turner, 1965), yaitu:

1. analgetika perifer, seperti asam salisilat digunakan sebagai analgetika untuk

radang jaringan, obat ini menekan suhu dan edema.

2. analgetika hipotalamus, seperti aminopirin, digunakan sebagai analgetika

normal dan radang jaringan, obat ini menekan suhu dan edema.

3. analgetika narkotika, digunakan sebagai analgetika normal dan radang

jaringan, obat ini mungkin mempunyai pengaruh yang kuat pada

penghilangan nyeri dan pada kejiwaan. Obat ini tidak mempunyai efek pada

suhu dan kejiwaan.

Menurur Mutschler (1986), berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan

efek samping analgetika dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:

1. analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipnoanalgetika,

‘kelompok Opiat’),

2. analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada

perifer dengan sifat antipiretika kebanyakan juga mempunyai sifat

antiinflamasi dan antireumatik.

Berdasarkan kerja farmakologisnya, Tjay dan Rahardja (2002) membagi

analgetika dalam dua kelompok besar, yakni:

1. analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak

bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

2. analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,

seperti pada fractura dan kanker.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

31

1. Analgetika narkotik

Analgetika narkotik, kini disebut juga opioida (= mirip opiat), adalah zat

yang bekerja terhadap reseptor opiod khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan

respons emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi) (Tjay dan Rahardja, 2002).

Analgetika kuat diindikasi pada kondisi nyeri yang sangat kuat yang jika

tidak, tak cukup untuk dipengaruhi. Di sini terutama nyeri akibat kecelakaan,

nyeri setelah operasi, dan nyeri tumor (Mutschler, 1986).

2. Analgetika non narkotika

Analgetika jenis ini, yang juga disebut analgetika yang bekerja perifer atau

‘kecil’, memiliki spektrum kerja farmakologi yang mirip walaupun struktur

kimianya berbeda. Di samping kerja analgetika, senyawa-senyawa ini

menunjukkan kerja antipiretika dan juga komponen kerja antiflogistika dengan

kekecualian turunan asetilanilida. Sebaliknya senyawa-senyawa ini tidak

mempunyai sifat-sifat psikotropik dan sifat sedasi dari hipnoanalgetika. Akibat

spektrum kerja ini, pemakaian luas dan karena itu termasuk pada bahan-bahan

obat yang paling banyak digunakan (Mutschler, 1986).

Istilah ‘analgetika berkhasiat lemah’ tidak benar untuk sifat-sifat dari

kelompok obat ini karena beberapa senyawa ini memiliki efek analgetik lebih

kuat jika dibandingkan hipnoanalgetika lemah. Walaupun demikian, untuk

membedakan dari hipnoanalgetika, pengertian ini telah diambil (Mutschler,

1986).

Obat ini mampu meringankan atau menghalau rasa nyeri, tanpa

mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan

ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/ atau antiradang. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

32

karena itu, obat ini tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri, melainkan juga

pada gangguan demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan,

seperti rema dan encok. Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai

sedang, yang penyebabnya beraneka ragam, misalnya nyeri kepala, gigi, otot atau

sendi (rema dan encok), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan,

atau kecelakaan (trauma) ( Tjay dan Rahardja, 2002).

Obat analgetika antipiretika serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)

merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat

berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak

persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini

adalah aspirin (Wilmana, 1995).

Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan

mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek

samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas

penghambatan biosintesis prostaglandin (PG) (Wilmana, 1995).

Untuk mengerti kerja dan efek samping analgetika berkhasiat lemah,

penemuan Vane bahwa senyawa ini bekerja mempengaruhi proses sintesis

prostaglandin terbukti bermanfaat. Senyawa-senyawa ini menghambat sistem

siklooksigenase yang menyebabkan asam arakhidonat dan asam-asam C20 tak jenuh

lain menjadi endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik merupakan prazat dari

prostaglandin, serta prazat dari tromboksan A2 dan prostasiklin (Mutschler, 1986).

Perombakan asam arakidonat dapat dilihat pada gambar 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

33

Gangguan membran sel

Fosfolipida

Asam arakhidonat

Lyso-glyseril fosforilkolin

PAF

leukotrien prostaglandin tromboksanprostasiklin

Vasodilatasi, kemotaksis Penghambat

lipoksigenase

OAINS

Rangsangan

Antagonis PAF

Lipooksigenase

siklooksigenase

Fosfolipase A2

Glukokortikoid (menginduksi

terbentuknya lipocortin)

mediator nyeri

nyeri

Gambar 11. Perombakan Asam Arakhidonat (Rang, et al, 2003)

Keterangan:

: menghambat : proses pembentukan

Kerusakan sel yang terkait dengan inflamasi berpengaruh pada selaput

membran sel yang menyebabkan leukosit mengeluarkan enzim-enzim liposomal,

arachidonic acid kemudian dilepaskan dari persenyawaan-persenyawaan terdahulu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

34

dan berbagai eicosanoid disintesis. Pada jalur cyclooxygenase (COX) dari

metabolisme arakhidonat menghasilkan prostaglandin-prostaglandin, yang

mempunyai berbagai efek pada pembuluh darah, ujung saraf, dan pada sel-sel yang

terlibat dalam inflamasi. Penemuan isoform-isoform COX (COX-1 dan COX-2)

menjurus pada konsep bahwa isoform COX-1 yang konstitutif cenderung menjadi

homeostatis dalam fungsinya, sedangkan COX-2 diinduksi selama inflamasi dan

digunakan untuk memfasilitasi respons inflamasi (Katzung, 2002).

Jalur lipoxygenase dari metabolisme arakhidonat menghasilkan leukotrine

yang mempunyai efek kemotaksis yang kuat pada eosinofil, neutrofil, dan makrofag

serta meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan-perubahan dalam permeabilitas

dalam pembuluh darah (Katzung, 2002).

F. Asetosal

COOH

COOCH3

Gambar 12. Struktur molekul Asetosal

Asetosal memiliki pemerian hablur putih, umumnya seperti jarum atau

lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.

Asetosal stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa

menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asetosal sukar larut dalam air, mudah larut

dalam etanol, larut dalam kloroform dan eter, agak sukar larut dalam eter mutlak

(Anonim, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

35

Asetosal adalah obat anti-nyeri tertua yang hingga kini paling banyak

digunakan di seluruh dunia (Tjay dan Rahardja, 2002). Asam salisilat yang lebih

dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgetika antipiretika dan anti-inflamasi

yang sangat luas banyak digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Selain

sebagai prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis

(Wilmana, 1995).

Salisilat bermanfaat untuk mengobati nyeri yang tidak spesifik misalnya

sakit kepala, nyerisendi, nyeri haid, neuralgia dan mialgia. Aspirin dosis terapi

bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik (Wilmana, 1995).

Asetosal bekerja dengan menghambat aktivitas prostaglandin G/H sintetase

atau yang dikenal lazim sebagai enzim siklooksigenase. Enzim siklooksigenase

merupakan katalisator pada tahap pertama pembentukan prostaglandin dan

tromboksan dari asam arakhidonat. Enzim siklooksigenase terdiri dari isoenzim yaitu

siklooksigenase I dan siklooksigenase II. Asetosal relatif lebih selektif terhadap

enzim siklooksigenase tipe I. Pada enzim siklooksigenase tipe I, asetosal bekerja

dengan mengasetilasi gugus hidroksil serin pada posisi 529 dari rantai polipeptida

sehingga dapat menghambat masuknya substrat dari sisi enzim akibat rintangan

sterik sehingga menyebabkan hilangnya aktivitas enzim secara irreversibel. Dengan

hilangnya aktivitas enzim sklooksigenase maka pembentukan mediator nyeri dapat

dihambat sehingga nyeri yang dirasakan dapat berkurang. Asetosal juga dapat

menghambat aktivitas enzim siklooksigenase tipe II dengan cara berbeda yaitu

dengan cara mengubah produk asam arakhidonat yang seharusnya Prostaglandin G1

menjadi asam 15 hidroksieisosatetraenoik (Dollery, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

36

G. Metode Pengujian Efek Analgesik

Metode-metode pengujian aktivitas analgetika dilakukan dengan menilai

kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi

pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara

makanik, termik, elektrik dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri

secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgetika

kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukur

besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri

atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri atau jtga peranan

frekuensi respon nyeri (Anonim, 1991).

Secara umum, pengujian aktivitas analgetika dilakukan secara in vitro dan

in vivo. Uji in vitro lebih banyak dilakukan untuk menguji aktivitas analgetika sentral

yaitu dengan menguji kemampuan suatu zat uji dalam menduduki atau berikatan

dengan reseptor (Vogel, 2002).

Berdasarkan jenis analgetika, metode pengujian efek analgesik dibagi

menjadi 2 (Turner, 1965), yaitu:

1. golongan analgetika narkotika

a. metode jepitan ekor

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit yang sudah diberi

senyawa uji dengan dosis tertentu secara subkutan atau intravena 30 menit

sebelumnya pada jepitan arteri yang dilapisi karet tipis selama 30 detik.

Mencit yang tidak diberi analgetika akan berusaha terus untuk melepaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

37

diri dari kekangan tersebut, sedangkan mencit yang diberi analgetika akan

mengabaikan kekangan tersebut.

b. metode rangsang panas

Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan mencit yang sudah diberi

senyawa uji di atas pelat panas (hot plate) yang bersuhu 50º-55º C. Mencit

memberikan respon berupa mengangkat, menjilat telapak kakinya, melompat.

Hewan uji yang dibutuhkan tiap kelompok yaitu 5 ekor. Metode ini paling

sederhana dan efisien.

Evaluasi: efek analgesik dinyatakan positif jika waktu reaksi setelah

pemberian obat lebih besar dari 30 detik yang tejadi paling sedikitnya satu

kali, atau apabila paling sedikitnya tiga kali pembacaan memperlihatkan

waktu reaksi yang sama dengan atau lebih besar dari 3 kali rata-rata waktu

reaksi kelompok kontrol negatif (Anonim, 1991).

c. metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe yang

dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat

pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan

manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan

ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap

syringe. Ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan

terhubung pada sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu pada ekor

tikus. Tekanan sama pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada

ekor tikus, sehingga akan menimbulkan respon dan akan terbaca pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

38

manometer. Respon tikus yang pertama adalah meronta-ronta kemudian akan

mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan.

d. metode potensi petidin

Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan petidin dengan dosis 2,4

mg/kg BB dan 8 mg/kg BB secara berturut-turut pada suatu kelompok hewan

uji dan petidin dosis tunggal, senyawa lain dan substansi lain yang akan

diteliti dengan dosis 25% dari LD50 pada kelompok hewan uji yang lain.

Persen daya analgesik dihitung dengan metode rangsang panas. Metode ini

memerlukan hewan uji yang cukup banyak.

e. metode antagonis nalorfin

Metode ini dilakukan dengan cara memberikan senyawa uji dengan dosis

toksik dan diikuti pemberian nalorpin dengan dosis 0,5-10,0 mg/kg BB secara

intravena pada hewan uji berupa mencit, tikus, atau anjing. Segera setelah itu

efek puncak dapat diamati. Nalorpin dapat menggantikan ikatan morfin

dengan reseptornya sehingga meniadakan efek analgesik morfin dan obat

analgesik lain yang mempunyai makanisme karja yang sama.

f. metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitori posterior,

yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga menimbulkan kejang

pada tikus. Hewan uji yang digunakan yaitu tikus betina dengan berat badan

120-140 mg, diberi estrogen dengan penanaman 15 mg dietilstilbestrol secara

subkutan pada paha hewan uji. Setelah 10 minggu, hewan uji siap untuk tes

daya analgesik. Senyawa yang akan diuji diberikan secara subkutan 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

39

sebelum pemberian secara intraperitonial 2 unit oksitosin (dosis ED50).

Persen penurunan kejang dideterminasi dan ED50 dapat diperkirakan.

g. metode pencelupan pada air panas

Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air

bertemperatur 580C, dimulai 15 menit setelah diinjeksikan substansi yang

diuji secara intraperitonial. Pencelupan diulang setiap 30 menit. Respon

mencit terlihat pada sentakan ekornya untuk menghindari air panas.

2. golongan analgetika non narkotika

a. metode induksi kimia

Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang secara

intraperitonial pada mencit yang sudah diberi senyawa uji secara oral pada

selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa digunakan untuk memberikan

respon berupa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon nyeri pada mencit adalah

geliat berupa kontraksi perut disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut

menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Pemberian

analgesik akan mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi

berkurang. Penelitian ini menggunakan metode rangsang kimia sebagai

mentode pengujian efek analgesik karena metode ini sederhana, mudah

dilakukan, dan cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki

daya analgesik lemah. Daya analgesik dapat dievaluasi menggunakan persen

penghambatan terhadap geliat, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

40

% penghambatan terhadap geliat = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan: P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pmberian obat yang telah

ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewn uji kelompok kontrol

b. metode pedolorimeter

Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan mencit yang sudah diberi

senyawa uji pada tempat yang sudah berarus listrik dengan tegangan 20 volt.

Respon mencit yang ditimbulkn berupa suara mencicit. Pengukuran

dialkukan setiap 10 menit selama 1 jam. Senyawa uji yang mempunyai daya

analgesik dapat menaikkan tegangan untuk dapat menimbulkan teriakan

mencit.

c. metode rektodolometer

Pada metode ini hewan uji tikus diletakkan dalam sebuah kandang yang

dibuat khusus dengan menggunakan alas tembaga yang kemudian

dihubungkan dengan sebuah gulungan yang berfungsi sebagai penginduksi.

Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektroda

tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat suatu konduktor yang

dihubungkan dengan suatu voltmeter yang sensitif untuk dapat mengubah 0,1

volt. Respon berupa suara teriakan tikus dapat ditimbulkan dengan pemberian

teganagn sebesar 1 sampai 2 volt.

H. Landasan Teori

Menurut Tjay dan Raharja (2002), nyeri adalah perasaan sensoris dan

emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

41

Hampir sebagian besar penyakit memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam

bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan pada tubuh (Anonim, 1991).

Kandungan kimia tumbuhan senggani pada bagian daun adalah flavonoid,

steroid/ triterpenoid, tanin 4,3 % (Anonim, 1995). Daun mengandung saponin

(Dalimartha, 1999). Sedangkan menurut Sulaiman, et al. (2004), pada analisis

fitokimia dari ekstrak daun dan akar senggani mengandung β-sitosterol, α-amyrin,

sitosterol 3-O-β-D-glucopiranoside, kuersetin, kuersitrin, dan rutin.

Radikal bebas adalah suatu spesies yang mempunyai jumlah elektron ganjil

atau elektron yang tidak berpasangan tunggal pada lingkaran luarnya. Elektron tidak

berpasangan tersebut menyebabkan instabilasi dan bersifat reaktif. Radikal bebas

akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga

menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel (Setiati,

2003).

Antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar lebih rendah dibanding

bahan yang dapat dioksidasi, sangat memperlambat atau menghambat oksidasi dari

bahan tersebut (Sibuea, 2004). Flavonoid telah dikenal dan merupakan suatu

kelompok antioksidan polifenol yang mempunyai sifat antioksidan yang amat kuat

mencapai 20 kali sifat antioksidan vitamin E (Sitompul, 2003).

Flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol

70%. Selain flavonoid, zat kimia dalam tumbuhan yang dapat larut dalam etanol

yaitu saponin dan tanin (Harborne, 1984). Sehingga pada penelitian ini diharapkan

senyawa aktif yang terkandung dalam daun senggani dapat terekstraksi dengan baik

dan dapat memberi efek analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

42

I. Hipotesis

Ekstrak etanol daun senggani memiliki efek analgesik terhadap mencit putih

betina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan

menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah.

B. Metode Penelitian

Metode pengujian efek analgesik yang digunakan pada penelitian ini

yaitu metode rangsang kimia. Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa

asam asetat yang diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi

senyawa uji secara per oral pada selang waktu tertentu. Respon nyeri pada mencit

adalah geliat berupa kontraksi perut disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut

menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Pemberian

analgesik akan mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi

berkurang. Daya analgesik dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan

terhadap geliat, yaitu:

% penghambatan terhadap geliat = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan: P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat

yang telah ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewn uji kelompok kontrol

Metode ini dipilih karena metode ini sederhana, mudah dilakukan, serta

peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki daya analgesik lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

44

C. Variabel Operasional

1. variabel

Variabel penelitian ini meliputi:

a. variabel bebas : dosis ekstrak etanol daun senggani per kg berat

badan mencit putih betina.

b. variabel tergantung : prosentase daya analgesik ekstrak etanol daun

senggani terhadap mencit putih betina.

c. variabel pengacau terkendali :

1) subyek uji : mencit betina galur Swiss

2) umur subyek : 2-3 bulan

3) berat badan : 20-30 gram

4) keadan subyek uji : sehat

5) asal tanaman senggani : BPTO Tawangmangu, Solo, Jawa Tengah

6) proses isolasi senyawa kimia daun senggani menggunakan penyari

etanol 70% dengan metode perkolasi dimana proses ekstraksi

dihentikan sampai ekstrak yang keluar berwarna putih bening

d. variabel pengacau tak terkendali :

1) suhu pemanasan saat proses penguapan ekstrak etanol daun senggani

2) kemampuan absorbsi mencit terhadap ekstrak etanol daun senggani

2. definisi operasional

a. dosis ekstrak etanol daun senggani

Dosis diperoleh dengan cara mencari konsentrasi maksimum ekstrak

etanol daun senggani dalam CMC-Na 1% yaitu sebesar 5%, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

45

didapat dosis maksimum. Kemudian dibuat empat peringkat dosis dengan

mengalikan dengan satu bilangan tertentu sehingga didapat suatu deret

ukur.

b. daya analgesik

daya analgesik menunjukkan seberapa besar suatu zat tertentu dalam

memberi efek analgesik, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai persen

penghambatan terhadap respon (geliat).

c. uji daya analgesik

uji daya analgesik menggunakan metode rangsang kimia yaitu suatu

metode uji analgesik yang menggunakan rangsang kimia berupa zat kimia

yang diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi

senyawa uji secara oral pada selang waktu tertentu. Respon nyeri pada

mencit adalah geliat berupa kontraksi perut disertai tarikan kedua kaki

belakang dan perut menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit

selama 1 jam.

d. ekstrak etanol

ekstrak etanol diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan, yaitu daun

senggani, dalam pelarut etanol dengan menggunakan metode perkolasi.

Sehingga didapat ekstrak etanol daun senggani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

46

D. Bahan Penelitian

1. Bahan

a. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa mencit betina,

galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan, yang diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

b. Daun Senggani

Bahan uji yang digunakan berupa daun senggani (Melastoma polyanthum,

Bl.) yang diperoleh dari Badan Penelitian Tanaman Obat, Tawangmangu,

Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah pada bulan Mei 2006.

2. Bahan Kimia

a. Asetosal : berupa hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih;

tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa asam. Khasiat dan penggunaan

sebagai analgetikum, antipiretikum (Anonim, 1979). Asetosal yang

digunakan dalam penelitian diproduksi oleh Brataco Chemika dengan

kualitas farmasetis.

b. CMC Na : berupa serbuk halus atau berbentuk granul berwarna putih,

bersifat higroskopis (Anonim, 1995), diproduksi oleh Brataco Chemika

dengan kualitas farmasetis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

47

c. Asam asetat : berupa cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, tajam jika

diencerkan dengan air; rasa asam (Anonim, 1979), diproduksi oleh Merck

dengan kualitas teknis.

E. Alat atau Instrumen Penelitian

Peralatan yang digunakan seperti di bawah ini:

1. Alat Ekstraksi

a. Seperangkat alat gelas berupa bekker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu

ukur, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk.

b. Perkolator

c. Waterbath

d. Neraca merek mettler Toledo

2. Alat Uji Geliat

a. kotak kaca tempat pengamatan geliat

b. stopwatch

c. jarum yang digunakan untuk pemberian per oral, berupa jarum yang

ujungnya berbentuk bulat dan berlubang di bagian tengah

d. spuit injeksi yang memiliki ujung runcing dan digunakan untuk pemberian

secara intraperitoneal dengan merek Terumo

3. Lain-lain

a. neraca analitik merek Mettler Toledo

b. timbangan merek Mettler Toledo

c. pemanas merek Ika Combimag Net

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

48

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan menurut tata cara sebagai berikut:

1. Pengumpulan bahan

a. bahan uji yang digunakan yaitu daun senggani yang diperoleh dari Badan

Penelitian Tanaman Obat, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah pada bulan Mei 2006.

b. Bahan kimia yang digunakan yaitu: etanol, asetosal, CMC Na, dan asam

asetat yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,

aquadest yang diproduksi oleh Laboratorium Kimia Organik, Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pembuatan ekstrak etanol daun senggani

Daun senggani yang sudah dikeringkan, diblender sampai halus. Seratus

lima puluh gram serbuk daun senggani yang telah dibasahi terlebih dahulu

dengan etanol 70% dimasukkan ke dalam perkolator, kemudian direndam

dengan etanol 70% sampai mencapai ketinggian 1,5 cm di atas permukaan

serbuk selama 24 jam. Kran perkolator dibuka dan kecepatan aliran diatur

sehingga tiap 1 menit didapat perkolat sebanyak 20 tetes. Selama proses

perkolasi berlangsung tinggi etanol di atas permukaan serbuk harus tetap 1-1,5

cm. Perkolat ditampung dalam erlenmeyer. Ekstraksi dihentikan jika perkolat

yang keluar berwarna bening. Perkolat yang diperoleh diuapkan di atas

waterbath hingga diperoleh perkolat yang kental (pekat). Ekstrak pekat

kemudian disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

49

3. Pembuatan larutan CMC Na 1%

Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara menimbang dengan seksama

250 mg serbuk CMC Na kemudian ditaburkan di atas air panas sedikit demi

sedikit hingga mengembang sambil diaduk. Setelah terbentuk larutan

kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan ditambah aquadest hingga

25 mL lalu digojog.

4. Pembuatan suspensi asetosal 0,5% dalam CMC Na 1%

Asetosal yang digunakan sebagai kontrol positif ditimbang seksama

sebanyak 125 mg dan disuspensikan ke dalam suspensi CMC Na 1% volume

25 mL.

5. Pembuatan asam asetat 1%

Larutan asam asetat ini dibuat dari larutan asam asetat glasial 100% v/v

dengan pengenceran menggunakan rumus volume1 x konsentrasi1 = volume2 x

konsentrasi2. Sebanyak 0,25 mL asam asetat 100% diencerkan dengan

aquadest hingga volume 25,0 mL menggunakan labu ukur 25 mL.

6. Pembuatan suspensi ekstrak etanol daun senggani 4% dalam CMC Na

1%

Ekstrak etanol daun senggani ditimbang seberat 400,0 mg kemudian

dilarutkan dalam CMC Na 1%. Setelah itu, ditambahkan larutan CMC Na 1%

sampai volume 10,0 mL.

7. Penetapan kriteria geliat

Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini berupa geliat. Kriteria

geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Pedoman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

50

gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik

kedua kaki belakang ke belakang dengan mengempiskan perutnya sehingga

permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit itu, yaitu alas

pada kotak kaca tempat pengamatan. Respon geliat yang timbul merupakan

akibat dari pemberian asam asetat yang bersifat mengiritasi jaringan dan

diberikan secara intraperitoneal. Adanya jaringan yang rusak mengakibatkan

timbulnya rasa sakit dan mencit memberikan respon geliat.

8. Penetapan kadar dan dosis asam asetat

Menurut Williamson (1996) asam asetat kadar 1-3 % digunakan sebagai

iritant yang menyebabkan nyeri pada pengujian daya analgesik dengan

metode geliat. Sumber lain menyebutkan bahwa asam asetat 1% sudah dapat

menimbulkan geliat yang cukup banyak selama pengamatan (Putra, 2004).

Penetapan dosis asam asetat menggunakan tiga peringkat dosis, yaitiu 25

mg/kg BB, 50 mg/kg BB, dan 100 mg/kg BB. Sebanyak sembilan ekor hewan

uji, mencit betina, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah

dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 3 ekor mencit diinjeksi secara intraperitoneal dengan

asam asetat 1% berturut-turut dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB, dan

100 mg/kg BB untuk tiap kelompoknya. Setelah itu diamati geliatnya selama

60 menit dan dicatat jumlah geliat tiap 5 menit. Kelompok dosis yang

menunjukkan jumlah geliat paling banyak digunakan sebagai kontrol negatif,

yaitu yang memberikan jumlah geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak

terlalu banyak akan menyulitkan pengamatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

51

9. Penetapan kontrol negatif

Penetapan kontrol negatif ini bertujuan untuk mengetahui zat yang tidak

memiliki daya analgesik, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan

dengan zat uji. Kontrol negatif yang digunakan untuk pembanding yaitu

aquadest dan CMC Na 1%. Dua senyawa tersebut diberikan pada hewan uji

dengan menghitung volume pemberian sesuai dengan berat badan hewan uji.

Jika kedua kelompok tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna

maka digunakan kelompok CMC Na% untuk perhitungan daya analgesik,

yang pada penelitian ini digunakan sebagai pensuspensi zat uji.

10. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Penetapan selang waktu pemberian rangsang bertujuan untuk

mengetahui waktu zat uji memberikan efek analgesik secara optimal. Rentang

waktu yang diujikan adalah 5, 10, dan 15 menit. Sebanyak sembilan ekor

hewan uji, mencit betina, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang

telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 3 ekor mencit diinjeksi secara intraperitoneal dengan

asam asetat 1% menggunakan dosis efektif asam asetat yang diperoleh dari

penetapan dosis asam asetat dengan selang waktu 5, 10, dan 15 menit.

11. Penetapan dosis dan kadar asetosal

Dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis lazim

0,5 g. Jika dikonversikan pada mencit maka dosisnya dihitung sebagai berikut:

Berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg. Faktor konversi dengan

pedoman manusia Eropa 70 kg adalah 70/50 kg = 0,7 g atau 700 mg. Konversi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

52

dari manusia ke mencit adalah 0,0026 x 700 mg = 1,82 mg. Maka dosis

asetosal adalah:

1000/ 20 x 1,82 mg/kg BB yaitu 91 mg/kg BB. Untuk menetapkan dosis

asetosal digunakan tiga peringkat dosis yaitu 68,25 mg/kg BB, 91 mg/kg BB,

dan 113,75 mg/kg BB.

Dalam penetapan dosis asetosal digunakan 9 ekor mencit yang dibagi

dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit,

galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22

jam sebelumnya. Tiap- tiap kelompok diberi suspensi asetosal dengan tiga

peringkat dosis. Kemudian mencit diinjeksi dengan asam asetat secara

intraperitoneal dengan selang waktu yang paling efektif dari penetapan waktu

waktu pemberian asam asetat yaitu 10 menit dan menggunakan dosis yang

paling efektif dari penetapan dosis asam asetat yaitu 50 mg/kg BB. Geliat

mencit yang timbul diamati selama 60 menit dengan dicatat jumlah geliatnya

tiap 5 menit. Kelompok dosis yang paling efektif digunakan sebagai kontrol

positif.

Kadar asetosal yang digunakan sebesar 0,5% dengan mengikuti

penelitian terlebih dahulu yang telah melakukan orientasi menggunakan

berbagai kadar tertentu.

12. Penetapan dosis dan kadar ekstrak etanol daun senggani

Penetapan dosis dan kadar berdasarkan orientasi dimulai dari dosis

1 g/kg BB (Williamson et al., 1996). Kadar ekstrak etanol daun senggani

dibuat 5 % agar dalam pemberiannya tidak melebihi volume pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

53

maksimum mencit per oral, yaitu 1 mL. Dari hasil orientasi dosis dan kadar

tersebut ternyata memberikan efek analgesik sehingga dari dosis awal tersebut

kemudian ditetapkan tiga peringkat dosis dengan cara menentukan

kelipatannya. Dalam penelitian ini digunakan angka kelipatan sebesar 1,26

kalinya, sehingga didapatkan 3 peringkat dosis lainnya yaitu : 1330 mg/kg BB

(1,26 x dosis 1000 mg/kg BB), 1670 mg/kg BB (1,26 x dosis 1330 mg/kg

BB), 850 mg/kg BB (dosis 1000 mg/kg BB dibagi 1,26).

13. Seleksi hewan uji

Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss, berat

20-30 gram, umur 2-3 bulan. Semua hewan uji dipelihara dengan kondisi

perlakuan yang sama meliputi: pakan, minum, kandang, dan alasnya. Sebelum

digunakan dalam percobaan, semu hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu

dengan kondisi yang sama. Bila akan digunakan dalam perlakuan, hewan uji

dipuasakan terlebih dahulu selama ± 18-22 jam tanpa diberi makan, tetapi

tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk mengurangi variasi akibat adanya

makanan.

14. Perlakuan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalan penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok orientasi dan kelompok perlakuan. Pada kelompok

perlakuan, hewan uji dibagi secara acak menjadi enam kelompok meliputi:

kelompok I yaitu kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 1%, kelompok II

yaitu kelompok kontrol positif diberi asetosal 91 mg/kg BB, kelompok III-VI

yaitu kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol daun senggani dengan empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

54

peringkat dosis berturut-turut yaitu 850 mg/kg BB, 1000 mg/kg BB, 1330

mg/kg BB, dan 1670 mg/kg BB secara per oral. Sepuluh menit sesudah

perlakuan, hewan uji diinjeksi dengan asam asetat 1% dosis 50 mg/kg BB

secara intraperitoneal. Penentuan daya analgesik atau penghambatan terhadap

geliat dilakukan dengan pengamatan respon nyeri berupa geliat pada hewan

uji akibat pemberian asam asetat tersebut. Pengamatan dilakukan tiap 5 menit

selama 60 menit. Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat

kemudian dihitung persen penghambatan terhadap geliat, yaitu:

% penghambatan terhadap rangsang = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan:

P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pmberian obat yang telah ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewn uji kelompok kontrol

Perubahan persen penghambatan geliat terhadap asetosal dosis 91

mg/kg BB sebagai kontrol positif pada tiap kelompok perlakuan dihitung

dengan rumus:

% perubahan penghambatan rangsang = 100)( xKp

KpP−

Keterangan:

P = % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok kontrol positif

G. Analisis Hasil

Data awal dianalisis dengan uji distribusi Kolmogorof-Smirnov. Setelah

diketahui distribusi normal dilanjutkan dengan analisis statistik ANOVA satu arah

untuk melihat adanya perbedaab antar kelompok perlakuan. Untuk menguji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

55

adanya perbedaan nyata antara kelompok satu dengan yang lain dilakukan uji

Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%. Pada penetapan kontrol negatif digunakan

analisis Independent-Samples T-test dengan taraf kepercayaan 95% untuk

mengetahui adanya perbedaan di antara kedua perlakuan. Skema kerja penelitian

dapat dilihat pada gambar 13.

Hewan uji (5 ekor/ kelompok) Diberi perlakuan secara oral

Kontrol negatif

(CMC Na 1%)

Kontrol positif

(Asetosal 19 mg/kg

BB)

Ekstrak Senggani

850 mg/kg BB

Ekstrak Senggani

1000 mg/kg BB

Ekstrak Senggani

1330 mg/kg BB

Ekstrak Senggani

1670 mg/kg BB

Injeksi dengan asam asetat 1% dosis 50 mg/kg BB secara intraperitoneal

Hitung jumlah geliat tiap 5 menit selama 60 menit

Hitung % penghambatan terhadap geliat

Hitung analisis statistik ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%

Gambar 13. Skema kerja penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Senggani

Pembuatan ekstrak etanol daun senggani dilakukan dengan metode

perkolasi. Metode perkolasi dipilih sebagai metode penyarian karena dengan

metode ini senyawa lebih mudah terekstrak, sehingga diharapkan senyawa yang

terekstrak lebih banyak. Pelarut yang digunakan dalam proses penyarian yaitu

etanol 70%.

Sebelum dilakukan ekstraksi, daun senggani diserbuk terlebih dahulu. Hal

ini bertujuan agar kandungan fitokimia yang terkandung dalam daun Senggani

lebih mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut

semakin besar. Serbuk daun senggani sebanyak 300 gram direndam dengan

menggunakan pelarut etanol 70% di dalam erlenmeyer selama 24 jam.

Perendaman ini bertujuan agar senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan

dapat larut dalam pelarut.

Setelah perendaman selama 24 jam, campuran serbuk daun senggani dan

petroleum eter dimasukkan ke dalam perkolator. Kran perkolator dibuka dan

kecepatan penetesan larutan penyari adalah 3 ml permenit. Selama proses

perkolasi berlangsung, tinggi pelarut harus tetap 1-2 cm di atas permukaan serbuk.

Perkolat ditampung dalam erlenmeyer. Perkolasi dihentikan jika perkolat yang

diperoleh sudah tidak berwarna lagi (bening). Perkolat yang diperoleh diuapkan di

atas waterbath hingga diperoleh perkolat yang kental (pekat).

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Ekstrak etanol daun senggani yang didapat memberikan ciri organoleptis

sebagai berikut ini.

Bentuk : ekstrak kental

Warna : coklat kehitaman

Bau : khas

Rasa : pahit

Untuk uji-uji selanjutnya ekstrak etanol daun senggani ini disuspensikan

dalam larutan CMC-Na1%. Dari hasil orientasi dipilih konsentrasi ekstrak etanol

daun senggani dalam CMC-Na sebesar 5%, karena konsentrasi ini merupakan

konsentrasi maksimum suspensi ini dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit

oral 1 mL.

B. Uji Pendahuluan

Sebelum dilakukan pengujian efek analgesik dari ekstrak etanol daun

senggani, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji pendahuluan. Uji

pendahuluan ini bertujuan untuk menetapkan hal-hal yang akan dilakukan pada

pengujian sebenarnya, agar didapat hasil yang lebih valid dan akurat. Adapun uji

pendahuluan tersebut meliputi penetapan kriteria geliat, penetapan dosis asam

asetat, penentuan kontrol negatif, penetapan selang waktu pemberian rangsang,

dan penentuan dosis asetosal. Pada uji pendahuluan ini digunakan subyek uji

dengan ketentuan yang sama dengan subyek uji yang digunakan pada uji yang

sebenarnya yaitu mencit betina, galur Swiss, umur 2-3 bulan, dan berat badan 20-

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

30 gram. Semua hewan uji dipuasakan terlebih dahulu ± 18-22 jam, tidak diberi

pakan namun tetap diberi minum.

1. Penentuan kriteria geliat

Penentuan kriteria geliat perlu dilakukan agar geliat yang diamati dapat

sama atau seragam sehingga pengamatan menjadi lebih mudah dan spesifik serta

data yang didapat menjadi lebih valid. Pedoman gerakan mencit yang dianggap

sebagai geliat adalah apabila mencit menarik kedua kaki belakang ke belakang

dengan mengempiskan perutnya sehingga permukaan perut menempel pada alas

tempat berpijak mencit itu, yaitu alas pada kotak kaca tempat pengamatan. Respon

geliat yang timbul merupakan akibat dari pemberian asam asetat 1% dengan dosis

50 mg/kg BB yang bersifat mengiritasi jaringan dan diberikan secara

intraperitonial. Adanya jaringan yang rusak mengakibatkan timbulnya rasa sakit

dan mencit memberikan respon geliat.

2. Penetapan dosis asam asetat

Penelitian ini menggunakan metode induksi kimia, dimana hewan uji diberi

zat kimia berupa asam asetat yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Adanya ion H+

akan mengiritasi jaringan lokal sehingga muncul rasa nyeri. Asam asetat diberikan

pada subyek uji secara intraperitonial. Penentuan dosis asam asetat ini bertujuan

untuk mengetahui dosis efektif asam asetat yang dapat memberikan geliat pada

mencit, sehingga geliat yang teramati tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.

Jika geliat yang muncul terlalu banyak dapat menyulitkan dalam pengamatan,

namun juga tidak terlalu sedikit supaya cukup untuk diamati selama 1 jam.

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Pada penetapan dosis asam asetat digunakan tiga peringkat dosis yaitu 25

mg/kgBB; 50 mg/kgBB; dan 100 mg/kgBB, sedangkan konsentrasi asam asetat

yang digunakan yaitu 1% karena pada penelitian-penelitian terdahulu dakatakan

bahwa konsentrasi 1% asam asetat sudah dapat memnberikan rangsang nyeri pada

mencit (subyek uji). Masing-masing dosis diujikan pada 3 ekor hewan uji dengan

rute pemberian intraperitoneal kemudian respon geliat diamati tiap 5 menit selama

60 menit. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat serta hasil analisis

statistiknya dapat dilihat pada lampiran 2 serta ringkasannya dapat dilihat pada

tabel I.

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam asetat

Dosis asam asetat (mg/kgBB)

Rata-rata jumlah kumulatif geliat (X ± SE)

25 45,67 ± 10,67 50 124 ± 7,77

100 145 ± 11,72 Rata-rata kumulatif geliat yang muncul pada penetapan dosis efektif asam

asetat dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 14.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

rata

-rata

jum

lah

kum

ulat

if ge

liat

25 50 100

dosis asam asetat (mg/kgBB)

Gambar 14. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan dosis efektif asam asetat

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Ringkasan data statistik analisis variansi satu arah pada penetapan dosis

efektif asam asetat dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asam asetat

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

16444,222

2 8222,111

Error percobaan

(dalam kelompok)

1868,67 6 311,444

26,400

0,001

Dari hasil statistik tersebut diperoleh probabilitasnya lebih kecil dari 0,05

(p < 0,05) yaitu 0,001, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara ketiga

kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji lagi dengan menggunakan uji Scheffe

dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna di antara ketiganya. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Hasil analisis uji Scheffe pada penetapan dosis efektif asam asetat Dosis asam asetat

(mg/kgBB) 25 50 100

25 - bb bb

50 bb - tb

100 bb tb -

Keterangan :

bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )

Hasil pengujian menunjukkan bahwa asam asetat dosis 25 mg/kgBB

berbeda bermakna dengan dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB, sedangkan dosis

50 mg/kg berbeda tidak bermakna dengan dosis 100 mg/kgBB. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa asam asetat dosis 50 mg/kgBB sudah dapat memberikan

rangsang nyeri yang cukup baik, yang ditunjukkan dari respon geliat yang

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

dihasilkan. Geliat yang dihasilkan pada dosis ini tidak terlalu banyak dan tidak

terlalu sedikit. Oleh karena itu, asam asetat dosis 50 mg/kgBB dipilih sebagai

rangsang nyeri untuk percobaan selanjutnya.

3. Penetapan kontrol negatif

Uji pendahuluan yang selanjutnya yaitu penetapan kontrol negatif.

Penetapan kontrol negatif bertujuan untuk mengetahui zat pembanding yang tidak

memberikan efek terhadap daya analgesik zat uji. Uji ini juga bertujuan

membuktikan bahwa pelarut yang digunakan benar-benar tidak memiliki efek

farmakologis, khususnya efek analgesik, sehingga jika terdapat efek analgesik

pada suspensi zat uji benar-benar merupakan efek dari zat uji. Penetapan ini

dilakukan dengan membandingkan jumlah geliat yang timbul setelah pemberian

aquadest dan CMC-Na 1%.

Jumlah geliat yang dihasilkan pada kedua perlakuan dianalisis

menggunakan t-test untuk mengetahui adanya perbedaan antara dua kelompok

tersebut. Data jumlah geliat pada penetapan kontrol negatif serta hasil analisis

statistiknya dapat dilihat pada lampiran 4 serta ringkasannya dapat dilihat pada

tabel IV.

Tabel IV. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan kontrol negatif

Kelompok perlakuan Jumlah kumulatif geliat (X ± SE)

Probabilitas

Aquadest 118,00 ± 4,53 CMC Na 1% 112,20 ± 6,89

0,208

Dari hasil statistik tersebut diperoleh probabilitasnya lebih besar dari 0,05

(p > 0,05), yaitu 0.208, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

bermakna antara kedua kelompok tersebut. Probabilitas yang lebih besar berarti

Ho diterima, sehingga diasumsikan bahwa kedua zat tersebut tidak memiliki efek

analgesik. Jumlah geliat yang ditimbulkan pada kedua kelompok tersebut cukup

besar karena hewan uji tidak diberi analgetika yang dapat menekan nyeri akibat

pemberian asam asetat. Aquadest merupakan senyawa yang tidak memiliki efek

farmakologi sehingga diasumsikan tidak mempengaruhi daya analgesik zat uji,

sehingga dapat disimpulkan bahwa CMC-Na 1% juga tidak memiliki efek

analgesik. CMC-Na 1% digunakan sebagai suspending agent pada pembuatan

suspensi zat uji karena zat uji tidak larut dalam aquadest. Pada penelitian

selanjutnya, CMC-Na 1% dipilih sebagai kontrol negatif.

Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan kontrol negatif dapat

pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 15.

118

112,2

109110111112113114115116117118

rata

-rat

a ju

mla

h ku

mul

atif

gelia

t

aquadest CMC-Na 1%

Gambar 15. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan kontrol negatif

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

4. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang adalah selang waktu antara pemberian

zat uji secara per oral dengan pemberian asam asetat sebagai rangsang nyeri

secara intraperitoneal. Penetapan selang waktu pemberian asam asetat bertujuan

mengetahui berapa lama waktu zat uji memberikan efek analgesik secara optimal.

Zat uji yang digunakan dalam orientasi penetapan selang waktu pemberian asam

asetat adalah asetosal dosis 91 mg/kgBB. Rentang waktu yang diujikan adalah 5,

10, dan 15 menit. Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian

rangsang serta hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 serta

ringkasannya dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian (menit)

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat (X ± SE)

5 80,33 ± 6,98 28.4 ± 6,23 10 57,67 ± 6,17 48,29 ± 6,08 15 96 ± 6,36 14,44 ± 5,66

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu

pemberian rangsang dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti

pada gambar 16.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

0

10

20

30

40

50

60

5 10 15

selang waktu (menit)

rata

-rat

a %

pen

gham

bata

n

Gambar 16. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat

pada penetapan selang waktu pemberian rangsang dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

1736,316 2 868,158

Error percobaan

(dalam kelompok)

646,560 6 107,760

8,056

0,020

Data % penghambatan terhadap geliat pada setiap selang waktu diuji

secara statistik variansi satu arah untuk mengetahui terdapat perbedaan atau tidak.

Ringkasan data statistik analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu

pemberian rangsang dapat dilihat pada tabel VII.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Tabel VII. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian (menit) 5 10 15

5 - tb tb

10 tb - bb

15 tb bb -

Keterangan :

bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada

tiap-tiap kelompok selang waktu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

adanya perbedaan selang waktu pemberian asam asetat memberikan perbedaan

yang bermakna pada kemampuan penghambatan geliat. Selang waktu yang dipilih

adalah 10 menit karena pada selang waktu ini respon geliat yang diperoleh paling

sedikit, sehingga diasumsikan bahwa pada selang waktu ini zat uji memberikan

efek analgesik secara optimal. Selain itu, pemilihan selang waktu 10 menit ini

bertujuan untuk efisiensi waktu pengamatan.

5. Penetapan dosis asetosal

Pada penelitian ini, asetosal digunakan sebagai kontrol positif karena uji

daya analgesik dengan metode rangsang kimia ini termasuk dalam uji golongan

analgesik non-narkotika, sehingga kontrol positif yang digunakan juga harus obat

paten yang mempunyai daya analgesik dan termasuk dalam golongan obat

analgesik non-narkotika. Kontrol positif berfungsi sebagai pembanding terhadap

kelompok perlakuan dengan zat uji sehingga dapat diketahui pada dosis berapa zat

uji memiliki efek analgesik yang setara dengan asetosal biasa digunakan sebagai

standar dalam menilai efek obat sejenis.

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis terapi

yang biasa digunakan manusia yaitu 500 mg. Pada orientasi dosis asetosal

digunakan tiga peringkat dosis yang diperoleh dengan menaikkan dan

menurunkan dosis tersebut ¼ kalinya. Jadi, peringkat dosis yang digunakan adalah

375 mg, 500 mg, dan 625 mg. Ketiga dosis tersebut dikonversikan ke mencit

sehingga diperoleh dosis 68,25 mg/kg BB, 91 mg/kg BB, dan 113,75 mg/kg BB.

Secara teoritis, semakin tinggi dosis analgetika yang digunakan, maka

kemampuan untuk menekan nyeri juga semakin besar, respon geliat yang

ditimbulkan semakin sedikit. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asetosal

serta hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 serta

ringkasannya dapat dilihat pada tabel VIII.

Tabel VIII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Dosis asetosal ( mg/kgBB)

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat

(X ± SE) 68,25 74,67 ± 9,21 32,12 ± 8,23

91 34,00 ± 3,06 69,69 ± 1,86 113,75 20,33 ± 2,40 81,88 ± 1,97

Data % penghambatan terhadap geliat pada setiap dosis diuji secara

statistik variansi satu arah untuk mengetahui terdapat perbedaan yang bermakna

atau tidak antar dosis asetosal tersebut. Ringkasan data statistik analisis variansi

satu arah pada penetapan dosis asetosal dapat dilihat pada tabel IX.

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Tabel IX. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

3780,438 2

1890,219

Error percobaan

(dalam kelompok)

474,162 6 79,027

23,919 0,001

Dari hasil statistik tersebut diperoleh probabilitasnya lebih kecil dari 0,05

(p < 0,05), yaitu 0.001, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

ketiga kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji lagi dengan uji Scheffe dengan

taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna

di antara ketiganya. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel X.

Tabel X. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Dosis asetosal (mg/kgBB) 68,25 91 113,75

68,25 - bb bb 91 bb - tb

113,75 bb tb - Keterangan :

bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa dosis 68,25 mg/kgBB berbeda

bermakna dengan dosis 91 mg/kgBB dan 113,75 mg/kgBB, sedangkan dosis 91

mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 113,75 mg/kgBB. Dari hasil

analisis tersebut dipilih asetosal dosis 91 mg/kgBB karena pada dosis tersebut %

daya analgesik yang diperoleh sudah cukup tinggi yaitu sebesar 69,69%. Persen

daya analgesik pada dosis ini juga memenuhi syarat aktivitas analgetika menurut

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Anonim (1991) yaitu adanya aktivitas analgetika dinyatakan oleh jumlah

terjadinya geliat pada hewan uji lebih sedikitnya ≥ 50% dari kelompok kontrol.

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 17.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

68,25 91 113,75

dosis asetosal (mg/kg BB)

rata

-rat

a %

pen

gham

bata

n

Gambar 17. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan

dosis asetosal

C. Pegujian Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Senggani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek analgesik

pada ekstrak etanol daun senggani dan seberapa besar daya analgesik tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode rangsang kimia. Metode

ini dipilih dari beberapa metode pengujian daya analgesik yang lain karena

metode ini cukup sederhana dan mudah dilakukan.

Subyek uji berupa mencit betina yang diinjeksi dengan zat kimia yang

berfungsi sebagai perangsang nyeri yaitu asam asetat. Asam asetat dapat

menyebabkan nyeri karena menurunkan pH jaringan akibat pembebasan ion H+.

Penurunan pH inilah yang menimbulkan iritasi pada jaringan lokal. Respon yang

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

timbul berupa geliat menunjukkan bahwa mencit merasakan nyeri. Pemberian

senyawa yang mempunyai efek analgesik akan menekan atau mengurangi rasa

nyeri yang timbul sehingga gerakan geliat yang muncul semakin sedikit. Respon

geliat diamati tiap 5 menit selama 60 menit setelah pemberian asam asetat. Data

yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok perlakuan.

Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk % penghambatan terhadap geliat

menurut persamaan Handerson-Forsaith dan dianalisis secara statistik dengan

variansi satu arah (Oneway-ANOVA) kemudian dilanjutkan uji Scheffe dengan

taraf kepercayaan 95%.

Pengujian efek analgesik zat uji yaitu ekstrak etanol daun senggani

dilakukan sesuai ketentuan yang diperoleh saat uji pendahuluan. Asam asetat

sebagai perangsang nyeri yang digunakan yaitu dosis 50 mg/kgBB konsentrasi

1%. Menurut Williamson et al (1996) asam asetat konsentrasi 1-3 % digunakan

sebagai iritant yang menyebabkan nyeri pada pengujian daya analgesik dengan

metode geliat. Sumber lain menyebutkan bahwa asam asetat 1% sudah dapat

menimbulkan geliat yang cukup banyak selama pengamatan (Putra, 2004).

Kontrol negatif yang digunakan adalah CMC-Na 1%, sedangkan kontrol positif

adalah asetosal dosis 91 mg/kgBB konsentrasi 0,5 %. Dosis zat uji yang

digunakan berturut-turut 850, 1000, 1330, dan 1670 mg/kgBB dengan konsentrasi

5 %. Kadar zat uji dibuat 5 % agar dalam pemberiannya tidak melebihi volume

pemberian maksimum mencit per oral, yaitu 1 ml, dan memungkinkan untuk

dapat dimasukkan dalam spuit injeksi.

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Data jumlah kumulatif geliat semua kelompok perlakuan dan %

penghambatan terhadap geliat serta hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada

lampiran 9 dan 10 serta ringkasannya dapat dilihat pada tabel XI.

Tabel XI. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan

Kelompok perlakuan Rata-rata jumlah kumulatif geliat (X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat

(X ± SE) I 112,20 ± 6,89 0,00 ± 6.14 II 32,8 ± 1,86 70,76 ± 1,65 III 13,4 ± 1,12 88,06 ± 1,00 IV 18,6 ± 1,72 83,42 ± 1,53 V 35,6 ± 3,83 68,26 ± 3,41 VI 62,2 ± 4,31 44,56 ± 3,84

Keterangan :

X : rata-rata SE : standard error I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan dapat

pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 18.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

% h

amba

t ter

hada

p ge

liat

I II III IV V VI

kelompok perlakuan

Gambar 18. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Keterangan :

I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa jumlah geliat berbanding terbalik

dengan % penghambatan terhadap geliat. Semakin banyak geliat berarti semakin

kecil daya penghambatan terhadap geliat atau daya analgesiknya. Pada kelompok

kontrol negatif memiliki jumlah geliat paling banyak dibandingkan kelompok

lainnya. Pada kelompok kontrol positif dan kelompok yang diberi zat uji

mengalami penurunan jumlah geliat dibandingkan kelompok kontrol negatif.

Data % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan

diuji secara statistik variansi satu arah untuk mengetahui terdapat perbedaan atau

tidak. Ringkasan data statistik analisis variansi satu arah pada kelompok perlakuan

dapat dilihat pada tabel XII.

Tabel XII. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Kuadrat rata-rata

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

29493.469 5

5898.694

Error percobaan

(dalam kelompok)

1401.742 24 58.406

100.995 0,000

Dari hasil statistik tersebut diperoleh probabilitasnya lebih kecil dari 0,05

(p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok tersebut.

Selanjutnya data diuji lagi dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna di antara ketiganya.

Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel XIII.

Tabel XIII. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan

Kelompok perlakuan I II III IV V VI

I - bb bb bb bb bb

II bb - tb tb tb bb

III bb tb - tb b b

IV bb tb tb - tb bb

V bb tb bb tb - bb

VI bb bb bb bb bb -

Keterangan : bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 ) I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan ekstrak etanol

daun senggani dosis 850 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, 1330 mg/kgBB, dan 1670

mg/kgBB. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol positif dan

kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani pada keempat peringkat dosis

betul-betul memiliki daya analgesik, karena % penghambatannya jauh lebih besar

dibanding kontrol negatif.

Sementara itu kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani dosis 850

mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan 1330 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan

kelompok kontrol positif. Hal ini berarti kelompok perlakuan ekstrak etanol daun

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

senggani pada dosis tersebut diasumsikan memiliki daya penghambatan terhadap

jumlah geliat dan memberikan proteksi yang sama besar dengan asetosal dosis 91

mg/kgBB. Sedangkan pada kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani

dosis 1670 mg/kgBB berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif maupun

kelompok kontrol positif, sehingga dapat diasumsikan bahwa ekstrak etanol daun

senggani pada dosis ini berpotensi dalam menghambat jumlah geliat yang muncul

namun tidak sebesar asetosal dosis 91 mg/kgBB.

Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani dosis 850 mg/kgBB,

1000 mg/kgBB, 1330 mg/kgBB, dan 1670 mg/kgBB masing-masing memiliki %

penghambatan terhadap geliat berturut-turut sebesar 88,06 %; 83,42 %, 68,26 %,

dan 44,56 %. Asetosal telah lama digunakan sebagai analgesik sehingga jumlah

geliat pada kelompok ini mengalami penurunan yang bermakna dan hasil %

penghambatan terhadap geliatnya yaitu sebesar 70,76 %.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kelompok perlakuan ekstrak

etanol daun senggani dosis 850 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan 1330 mg/kgBB

berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol positif. Hal ini berarti bahwa

ekstrak etanol daun senggani pada dosis tersebut memiliki kemampuan

menghambat geliat. Sedangkan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani

dosis 1670 mg/kgBB berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif dan

nilai % hambatnya di lebih kecil daripada kelompok kntrol positif, sehingga dapat

dikatakan bahwa ekstrak etanol daun senggani dosis 1670 mg/kgBB kurang

mampu dalam menghambat geliat.

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Menurut prosedur evaluasi Anonim (1991) mengenai aktivitas analgetika

pada metode rangsang kimia, dikatakan bahwa adanya aktivitas analgetika

dinyatakan oleh jumlah terjadinya geliat pada hewan uji lebih sedikitnya ≥ 50%

dari kelompok kontrol negatif. Kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani

dosis 850 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan 1330 mg/kgBB memiliki aktivitas

analgetika karena jumlah terjadinya geliat pada hewan uji > 50% dari kelompok

kontrol negatif. Sedangkan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani

dosis 1670 mg/kgBB ini tidak memiliki aktivitas analgetika karena jumlah

terjadinya geliat pada hewan uji < 50% dari kelompok kontrol negatif.

Sumber lain menyatakan bahwa pada metode rangsang kimia, suatu zat

dikatakan mempunyai aktivitas analgetika maksimal jika dapat menghambat

jumlah geliat pada hewan uji > 70%, sedangkan zat yang dapat menghambat

jumlah geliat < 70% dikatakan mempunyai aktivitas analgesik minimal (Vogel,

2002). Jika berdasarkan prosedur evaluasi ini, maka ekstrak etanol daun senggani

dosis 850 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB dinyatakan mempunyai aktivitas

analgesik maksimal, sedangkan ekstrak etanol daun senggani dosis 1330

mg/kgBB dinyatakan memiliki aktivitas analgesik minimal.

Secara alamiah tubuh memproduksi antioksidan yang mampu melindungi sel

dari radikal bebas (Sibuea, 2004). Radikal bebas yang berlebihan akan

menyebabkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan nyeri. Dalam proses

peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan

menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase.

Ketika terjadi kerusakan jaringan organ produksi peroksida meningkat seiring

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

dengan peningkatan jumlah radikal bebas, padahal tubuh memproduksi

antioksidan endogen yang terbatas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak,

antioksidan endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif sehingga

harus ada tambahan antioksidan dari luar (eksogen) yang berasal dari bahan

makanan (Sibuea, 2004).

Pada penelitian ini diharapkan antioksidan eksogen dapat berasal dari

ekstrak etanol daun senggani, karena ekstrak etanol daun senggani mengandung

kuersetin yang merupakan salah satu zat aktif kelas flavonoid. Kuersetin memiliki

aktivitas kuat sebagai peberi hidrogen (hidrogen donating) karena kandungan

hidroksilasi cukup, yakni 5 gugus OH dan empat diantaranya terdapat pada sisi

aktif (C5, C7, C3’, dan C4’) (Sibuea, 2004).

Berdasarkan hal tersebut, efek analgesik yang ditimbulkan oleh ekstrak

etanol daun senggani diduga disebabkan karena adanya flavonoid yaitu kuersetin.

Kemungkinan flavonoid ini dapat menghambat enzim siklooksigenase pada

pembentukan prostaglandin. Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandin,

respon nyeri yang muncul dapat dikurangi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa daya analgesik menurun seiring

dengan meningkatnya dosis. Hal ini diduga karena peringkat dosis yang

digunakan dalam penelitian ini sudah melampaui dosis efektif ekstrak etanol daun

senggani sebagai analgetika. Perlu diingat, bahwa reaksi penangkapan radikal

bebas oleh flavonoid tetap menghasilkan radikal bebas walaupun aktivitasnya

rendah. Keberadaan radikal bebas yang berlebihan serta reaktivitas flavonoid yang

berlebihan inilah yang mungkin menyebabkan ekstrak etanol daun senggani

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

menjadi bersifat prooksidan sehingga aktivitasnya sebagai analgetika justru

menjadi berkurang.

Berdasarkan hasil perhitungan % penghambatan terhadap geliat dapat

dihitung % perubahan daya analgesik zat uji terhadap kontrol positif yaitu asetosal

dosis 91 mg/kgBB. Data % daya analgesik zat uji terhadap kontrol positif serta

hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 11 serta ringkasannya dapat

dilihat pada tabel XIV.

Tabel XIV. Persen perubahan daya analgesik kelompok perlakuan dibandingkan asetosal dosis 91 mg/kgBB

Kelompok perlakuan % Perubahan daya analgesik (X ± SE)

I -106,30 ± 8,68 II 0,006 ± 2,34 III 24,45 ± 1,42 IV 17,77 ± 2,08 V -3,52 ± 4,82 VI -37,02 ± 5,42

Keterangan : I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

% p

erub

ahan

day

a an

alge

sik

I II III IV V VI

kelompok perlakuan

Gambar 19. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Keterangan :

I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Data % perubahan daya analgesik diuji secara statistik variansi satu arah

untuk mengetahui terdapat perbedaan atau tidak. Ringkasan data statistik analisis

variansi satu arah pada % perubahan daya analgesik dapat dilihat pada tabel XV.

Tabel XV. Ringkasan analisis variansi satu arah % perubahan daya analgesik Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

58862,608

5

11772,522

Error percobaan

(dalam kelompok)

2794.435 24 116,435

101,108 0,000

Dari hasil statistik tersebut diperoleh probabilitasnya lebih kecil dari 0,05

(p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok tersebut.

Selanjutnya data diuji lagi dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna di antara kelompok-

kelompok tersebut. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel XVI.

Tabel XVI. Hasil analisis uji Scheffe % perubahan daya analgesik Kelompok perlakuan

I II III IV V VI

I - bb bb bb bb bb II bb - tb tb tb bb III bb tb - tb bb bb IV bb tb tb - tb bb V bb tb bb tb - bb VI bb bb bb bb bb -

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Keterangan :

bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 ) I : kontrol negatif (CMC Na 1%) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol daun senggani 850mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB V : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB VI : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Dari data terlihat bahwa % perubahan daya analgesik ekstrak etanol daun

senggani terhadap kontrol positif pada keempat peringkat dosis berturut-turut

adalah 24,45 %; 17,77 %; -3,52 %; dan -37,02 %. Pada kelompok kontrol negatif

dibandingkan dengan kontrol positif menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya perubahan daya analgesik

terhadap kontrol positif, ditunjukkan dengan perubahan yang bernilai negatif dan

sangat jauh selisihnya dengan kontrol positif. Pada ekstrak etanol daun senggani

dosis 1330 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan kontrol positif namun

nilainya lebih kecil dibandingkan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa

ekstrak dosis 1330 mg/kgBB kurang efektif dibandingkan kontrol positif.

Sedangkan ekstrak etanol daun senggani dosis 850 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB

juga berbeda tidak bermakna dengan kontrol positif tetapi nilainya lebih besar

dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun senggani pada dosis 850 mg/kgBB dan 1000mg/kgBB lebih efektif sebagai

analgetika dibanding kontrol positif.

Selain pengujian efek analgesik, juga dilakukan uji efek anti inflamasi

ekstrak etanol daun senggani. Perbandingan efek analgesik dan efek anti-inflamasi

ekstrak etanol daun senggani dapat dilihat dalam gambar 20.

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

% e

fek

I II III IV

kelompok perlakuan

% efek analgesik EEDS

% efek anti-inflamasiEEDS

Gambar 20. Diagram batang perbandingan efek analgesik dengan efek anti-inflamasi ekstrak etanol daun senggani.

Keterangan :

I : ekstrak etanol daun senggani 850 mg/kgBB II : ekstrak etanol daun senggani 1000 mg/kgBB III : ekstrak etanol daun senggani 1330 mg/kgBB IV : ekstrak etanol daun senggani 1670 mg/kgBB

Hasil pengujian potensi daya anti-inflamasi menunjukkan bahwa ekstrak

etanol daun senggani dosis 850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; dan

1670 mg/kgBB menghasilkan potensi daya antiinflamasi berturut-turut sebesar

10,75%; 11,57%; 32,67%; dan 25,07%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak

etanol daun senggani mempunyai potensi daya antiinflamasi, khususnya pada

dosis 1330 mg/kgBB (Prianingrum, 2006).

Jika dibandingkan dengan daya anti-inflamasi ekstrak etanol daun

senggani, daya analgesik ekstrak etanol daun senggani nilainya jauh lebih besar.

Hal ini diduga karena peringkat dosis yang digunakan tidak mencukupi untuk

memberi efek anti-inflamasi, sehingga efek yang muncul kecil dan daya anti-

inflamasi yang didapatkan semakin sedikit. Terkadang ada beberapa obat yang

membutuhkan dosis lebih besar dari normal untuk dapat memberi efek anti-

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

inflamasi, seperti pada asetosal. Untuk berfungsi sebagai analgetika dibutuhkan

dosis 300-900 mg tiap 4-6 jam atau maksimum 4 gram/hari (Anonim, 2000).

Namun sebagai anti radang akibat gagalnya sintesa Prostaglandin-E (PgE2)

dibutuhkan dosis di atas 5 gram/hari (Tjay dan Raharja, 2002).

Jika dilihat dari diagram, seiring dengan peningkatan dosis daya anti-

inflamasi yang diberikan semakin besar. Namun pada dosis 1670 mg/kg BB daya

anti-inflamasi yang ditimbulkan sedikit menurun. Sehingga perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut efek anti-inflamasi pada dosis 1000 mg/kg BB sampai

1330 mg/kg BB untuk melihat adanya fenomena efek tidak tergantung dosis.

Pada penelitian ini juga dibandingkan daya analgesik dan anti-inflamasi

dari daun senggani jika dilarutkan atau diekstrak dalam pelarut lain yang lebih

non polar yaitu pelarut petroleum eter (PE). Perbandingan daya analgesik dari

ekstrak etanol daun senggani dengan ekstrak petroleum eter daun senggani dapat

dilihat dalam gambar 21.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

% e

fek

anal

gesi

k

I II III IV

kelompok perlakuan

% efek analgesik EEDS

% efek analgesikEPEDS

Gambar 21. Diagram batang perbandingan efek analgesik ekstrak etanol daun

sengganidengan efek analgesik ekstrak petroleum eter daun senggani pada mencit putih betina.

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

Keterangan : I : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 850 mg/kgBB II : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1000 mg/kgBB III : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1330 mg/kgBB IV : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1670 mg/kgBB

Hasil pengujian potensi daya analgesik ekstrak petroleum eter daun

senggani dosis 850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; dan 1670

mg/kgBB berturut-turut sebesar -32,75%; -44,72%; -0,35%; dan 80,28%

(Riadiani, 2006). Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa pada dosis 850

mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; dan 1330 mg/kgBB ekstrak petroleum daun senggani

tidak memberi efek analgesik ditunjukkan dengan nilai negatif pada %

penghambatan terhadap geliat. Hal ini diduga karena pada dosis tersebut

kandungan zat aktif yang terdapat pada ekstrak belum cukup memberi efek

analgesik. Dari diagram juga dapat dilihat bahwa terjadi perubahan daya analgesik

yang sangat besar antara dosis 1330 mg/kgBB dan 1670 mg/kgBB. Diduga pada

rentang dosis tersebut terdapat dosis efektif ekstrak petroleum eter, sehingga

diperlukan penelitian lebih lanjut tentang daya analgesik ekstrak petroleum eter

pada rentang dosis tersebut. Selain itu diduga ekstrak petroleum daun senggani

sebagai analgetika memiliki rentang dosis atau jendela terapi yang sempit.

Pada penelitian daya anti-inflamasi ekstrak petroleum eter daun senggani

didapat % daya anti-inflamasi ekstrak petroleum eter daun senggani pada dosis

850 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 1330 mg/kgBB; dan 1670 mg/kgBB berturut-turut

sebesar 16,03%; 19,39%; 29,36%; dan 43,34% (Sudarto, 2006). Daya anti-

inflamasi yang dihasilkan ekstrak petroleum eter daun senggani lebih besar

dibandingkan dengan daya anti-inflamasi ekstrak etanol daun senggani. Efek yang

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

lebih besar ini diduga juga dipicu karena pelarut yang digunakan untuk membuat

sediaan suspensi, yaitu minyak goreng, sudah memberi efek anti-inflamasi

terlebih dahulu yaitu sebesar kurang lebih 7%. Sehingga efek anti-inflamasi yang

muncul tidak hanya berasal dari ekstrak petroleum eter tetapi juga berasal dari

minyak goreng.

Rangkuman daya analgesik dan daya anti-inflamasi ekstrak etanol daun

senggani dan ekstrak petroleum eter daun senggani ditunjukkan pada gambar 22.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

% e

fek

I II III IV

kelompok perlakuan

% efek analgesik EEDS

% efek anti-inflamasi EEDS

% efek analgesik EPEDS

% efek anti-inflamasiEPEDS

Gambar 22. Diagram batang rangkuman efek analgesik dan efek anti-inflamasi ekstrak etanol daun senggani dan ekstrak petroleum eter daun senggani.

Keterangan :

I : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 850 mg/kgBB II : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1000 mg/kgBB III : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1330 mg/kgBB IV : ekstrak etanol/petroleum eter daun senggani 1670 mg/kgBB

Pada ekstrak etanol daun senggani, kandungan kimia yang diduga larut

dan dapat memberi efek analgesik dan anti-inflamasi adalah flavonoid yang

berfungsi sebagai antioksidan (Sitompul, 2003) yang dapat menangkap radikal

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

bebas. Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal

bebas tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan

kematian sel.

Sedangkan pada ekstrak petroleum eter daun senggani, kandungan kimia

yang diduga larut dan dapat memberi efek analgesik dan anti-inflamasi adalah

steroid. Peran utama steroid dalam sistem kehidupan sebagai hormon (Anonim,

2006). Pada umumnya steroid dapat bermanfaat untuk mengurangi inflamasi dan

sebagai obat kontrasepsi oral.

Berdasarkan hal tersebut diduga mekanisme ekstrak etanol daun senggani

dan ekstrak petroleum eter daun senggani sebagai analgetika dan anti-inflamasi

memiliki jalur yang berbeda, sehingga efek analgesik dan anti-inflamasi yang

dihasilkan juga berbeda.

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil uji efek analgesik ekstrak etanol daun senggani secara per oral

pada mencit betina dapat disimpulkan bahwa:

1. ekstrak etanol daun senggani mempunyai efek analgesik terhadap mencit

betina.

2. daya analgesik ekstrak etanol daun senggani pada dosis dosis 850 mg/kg BB,

1000 mg/kg BB, 1330 mg/kg BB, dan 1670 mg/kg BB berturut-turut adalah

88,06%; 83,42%, 68,26%, dan 44,56%.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa apa yang

bertanggung jawab terhadap daya analgesik dari ekstrak etanol daun senggani

ini.

2. Perlu dilakukan penelitian daya analgesik pada dosis di bawah 850 mg/kg

BB.

3. Perlu dilakukan uji daya analgesik ektrak etanol daun senggani dengan metode

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

86

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian

Klinik, 49, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Pyitomedika, Jakarta.

Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 Tentang

Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 31, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 184, 357, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Anonim, 2004, Saponin, http://www.molecullarexpressionsphytochemicalgalley-saponin.htm

Anonim, 2005, Kuersetin ,http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0904/23/utama 02.htm

Anonim, 2006, Steroid, http://en.wikipedia.org/wiki/Steroid, diakses pada tanggal 25 Juli 2006.

Christina, 2000, Daya Antifertilitas dan Efek Toksik Ekstrak Etanol Akar

Senggani (Melastoma polyanthum Bl.) pada Tikus Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalimartha, S, 1999, Atlas Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 130-132, Trubus

Agriwidya, Jakarta. De Medina, F.S., Galvez, J., Romero, J.A., Zarzuelo, A., 1996, Effect of

Quersitrin on Acute and Chronic Experimental in the Rat, http://www.JournalOfPharmacologyAndExperimentalTherapeutics.htm

Djamhuri, 1996, Sinopsis Farmakologi, 45, Penerbit Hipokratis, Jakarta. Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd Edition, A216-A218, Churchill

Livingstone, London.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

87

Evans, W.C., 2002, Trease and Evans Pharmacognosy, 15th Edition, 214-252, ELBS, Oxford.

Gitawati, R., 1995, Radikal Bebas-Sifat dan Peran dalam Menimbulkan

Kerusakan atau Kematian Sel, Cermin Dunia Kedokteran, No. 102, 33-35.

Guyton, A.C., and Hall, 1996, Text book of Medical Phsycology, diterjemahkan

oleh Tengadi, I., Santosa, A., Edisi 9, Bagian II, 76, Penerbit Buku Kedoteran EGC, Jakarta.

Harborne, J.B., 1984, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Padmawinata,

K.dan Soediro, (1987), Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, terbitan kedua, 84-92, 147-151, Penerbit ITB, Bandung.

Hertiani, T., 2000, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Plantago

mayor L., Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Irwan,Y.D.P.S., 2001, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Senggani

(Melastoma Polyanthum Bl.) terhadap Spermatogenitas Tikus Putih, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Ismirawati,Y., 2002, Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma

polyanthum Bl.) pada Tikus Jantan dan Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Japri, A., 2001, Uji Teratogenisitas Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma

polyanthum Bl.) pada Tikus Putih, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Katarina, S. K., 2002, Uji Daya Antifungus Ekstrak Etanol Akar Senggani

(Melastoma polyanthum Bl.) terhadap Candida albicans secara in vitro, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh

Bagian Farmasi Kedokteran UNAIR edisi VIII, Jilid 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Ladoangin, A., 2004, Efek Hepatoprotektif Jus Buah Apel Hijau (Pyrus malus L.)

pada Mencit Jantan (Mus muscullus) Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lily, M.P., 1980, Medical Plant of East and Southeast Asia, 258-259, The MIT

Press, Cambridge, Massachusetts, and London, England.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

88

Markham, K.R., 1982, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-34, Penerbit ITB, Bandung.

Mutschler, E.,1986, Arieneimittelwirkungen, Edisi V, diterjemahkan oleh

Mathilda B., Widyanto dan Ranti, A.S., Dinamika Obat, 177-180, ITB, Bandung.

Phin, K, 2001, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Senggani (Melastoma

polyanthum Bl.) terhadap Jaringan Hati, Ginjal, Ovarium, dan Uterus Tikus Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Prianingrum, E.D., 2006, Daya Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Daun Senggani

(Melastoma polyanthum Bl.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Putra, A.D.K., 2004, Daya Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota

L.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., Moore, P.K., 2003, Pharmacology, edisi V,

232, Churchill Livingstone Riadiani, R.P., 2006, Daya Analgesik Ekstrak Petroleum Eter Daun Senggani

(Melastoma polyanthum Bl.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Robinson, Trevor, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, terjemahkan

oleh Kosasi Padmawinata, 192, ITB, Bandung Setiati, 2003, Radikal Bebas, Antioksidan, dan Proses Menua, Medika, No. 6,

366-369, Jakarta. Sibuea, P., 2004, Kuersetin, Senjata Pemusnah Radikal Bebas,

http://www.kompas.com/kompas.cetak/0402/10/humaniora/840926.htm Sitompul, B., 2003, Antioksidan dan Penyakit Aterosklerosis, Medika, No. 6, 373-

377, Jakarta. Soedibyo, M.B.R.A., 1998, Alam Sumber Kesehatan, Mnfaat dan Kegunaan,

Cetakan ke-1, 148, Balai Pustaka, Jakarta. Sudarto, A., 2006, Daya Anti-inflamasi Ekstrak Petroleum Eter Daun Senggani

(Melastoma polyanthum Bl.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

89

Sulaiman, M.R., Somchit, M.N., Israf, D.A., ahmad, Z., moin, S., Antinociceptive effect of Melastoma malabathricum ethanolic extract in mice, http://www.elsevier.com/locate/fitote

Tjay, T.H., dan Rahardja,K, 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat penggunaan dan

Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan ke-2, 295-310, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta. Toba, M.S., 2003, Uji Daya Antibakteri Ekastrak Etanol Akar Senggani

(Melastoma affine D. Don.) terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif , Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Vol I, 160, Academic

Press, New York. Van Steenis, C.G.G.J, 1975, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, 328-330, PT.

Pradya Paramita, Jakarta. Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assays,

Second Edition , 726-769, Spinger Verlag Berlin Heidelberg, New York.

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti inflamasi Non Steroid dan Obat Pirai dalam

Ganiswara, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 210-212, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Williamson, E. M., 1996, Selection Preparation and Pharmacological Evaluation

of Plant Material, 131, 142-145, John Willey and Sons, England. Wiwin, F., 2002, Toksisitas Akut Infus Daun Senggani (Melastoma polyanthum

BL.) pada Mencit, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

90

Lampiran 1. Surat determinasi simplisia senggani (Melastoma polyanthum Bl.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

91

Lampiran 2. Foto tumbuhan, daun, serbuk daun senggani dan ekstrak etanol daun senggani

Gambar 23. Tumbuhan Senggani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

92

Gambar 24. Daun senggani

Gambar 25. Serbuk daun senggani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

93

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

94

b

Gambar 26. Ekstrak etanol daun senggani, (a) ekstrak cair, (b) ekstrak kental

Lampiran 3. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asam asetat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

95

Tabel XVII. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam asetat

Dosis 25 mg/kg BB Dosis 50 mg/kg BB Dosis 100 mg/kg BB Waktu (mnt) A B C A B C A B C

5 13 12 2 20 12 0 1 10 2 10 7 13 9 20 19 16 15 27 21 15 8 8 3 13 12 17 29 20 14 20 3 15 3 14 13 19 21 15 13 25 3 10 7 17 14 13 18 17 9 30 0 3 3 12 12 12 12 17 10 35 0 1 2 10 9 13 20 8 9 40 0 2 1 10 7 9 16 27 21 45 0 0 0 9 5 6 10 10 15 50 0 0 0 5 5 5 4 4 5 55 0 0 0 5 4 5 0 3 2 60 0 3 5 4 1 5 3 5 2

Total 35 67 35 139 113 120 149 163 123 X ± SE 45,67 ± 10,67 124 ± 7,77 145 ± 11,72

Asam Asetat NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

9104,888947,84466

,234,150

-,234,702,708

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

96

Descriptives

geliat

3 45.6667 18.47521 10.66667 -.2283 91.5616 35.00 67.003 124.0000 13.45362 7.76745 90.5793 157.4207 113.00 139.003 145.0000 20.29778 11.71893 94.5775 195.4225 123.00 163.009 104.8889 47.84466 15.94822 68.1122 141.6655 35.00 163.00

dosis 25 mg/kg BBdosis 50 mg/kg BBdosis 100 mg/kg BBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

geliat

.377 2 6 .701

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

geliat

16444.222 2 8222.111 26.400 .0011868.667 6 311.444

18312.889 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

-78.33333* 14.40936 .005 -124.5479 -32.1188-99.33333* 14.40936 .001 -145.5479 -53.118878.33333* 14.40936 .005 32.1188 124.5479

-21.00000 14.40936 .403 -67.2145 25.214599.33333* 14.40936 .001 53.1188 145.547921.00000 14.40936 .403 -25.2145 67.2145

(J) dosisdosis 50 mg/kg BBdosis 100 mg/kg BBdosis 25 mg/kg BBdosis 100 mg/kg BBdosis 25 mg/kg BBdosis 50 mg/kg BB

(I) dosisdosis 25 mg/kg BB

dosis 50 mg/kg BB

dosis 100 mg/kg BB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

97

geliat

Scheffea

3 45.66673 124.00003 145.0000

1.000 .403

dosisdosis 25 mg/kg BBdosis 50 mg/kg BBdosis 100 mg/kg BBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

98

Lampiran 4. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan kontrol negatif

Tabel XVIII. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan kontrol negatif

Aquadest CMC-Na 1% Waktu (mnt) A B C D E A B C D E

5 0 0 1 1 3 3 4 5 0 9 10 9 6 11 10 15 9 27 23 17 21 15 14 11 13 21 15 10 23 17 11 10 20 15 20 17 24 13 8 17 17 15 13 25 17 13 9 15 15 8 19 17 11 14 30 18 15 9 10 17 9 10 13 10 9 35 11 12 8 9 9 8 10 15 13 8 40 15 14 10 6 7 13 6 10 9 5 45 17 11 13 8 9 12 5 5 7 13 50 5 7 7 5 6 6 7 4 2 7 55 4 5 5 3 2 10 3 6 3 3 60 9 7 5 3 1 8 0 3 3 3

Total 134 121 108 115 112 104 131 135 101 115 X ± SE 118,00 ± 4,53 112,20 ± 6,89

KONTROL NEGATIF NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

101,5000,52705

,329,329

-,3291,039

,230

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

negatif

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

99

T-Test

Group Statistics

5 118.0000 10.12423 4.527695 117.2000 15.40130 6.88767

negatifaquadestCMC-Na 1%

geliatN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Independent Samples Test

1.874 .208 .097 8 .925 .80000 8.24257 -18.20741 19.80741

.097 6.913 .925 .80000 8.24257 -18.74040 20.34040

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

geliatF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

100

Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian

Tabel XIX. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan selang waktu pemberian

5 menit 10 menit 15 menit Waktu (mnt) A B C A B C A B C

5 0 1 2 0 0 1 7 8 6 10 10 13 16 14 13 23 14 21 20 15 14 10 15 8 11 14 12 18 18 20 10 10 15 9 4 8 15 16 10 25 11 4 11 5 6 5 12 18 15 30 13 12 9 0 6 0 7 8 9 35 5 3 4 3 6 4 8 7 7 40 4 1 3 4 1 1 0 4 5 45 1 7 9 0 4 7 2 6 6 50 2 3 2 3 1 1 4 3 5 55 4 4 5 1 1 4 0 3 3 60 2 3 3 1 2 1 4 2 3

Total 76 71 94 48 55 69 85 96 107 X ± SE 80,33 ± 6,98 57,67 ± 6,17 96 ± 6,36

SELANG WAKTU NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

92,0000,86603

,209,209

-,209,628,826

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

waktu

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

101

Oneway Descriptives

geliat

3 80.3333 12.09683 6.98411 50.2831 110.3835 71.00 94.003 57.3333 10.69268 6.17342 30.7713 83.8954 48.00 69.003 96.3333 11.01514 6.35959 68.9702 123.6965 85.00 107.009 78.0000 19.58954 6.52985 62.9421 93.0579 48.00 107.00

5 menit10 menit15 menitTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

geliat

.079 2 6 .925

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

geliat

2306.000 2 1153.000 9.055 .015764.000 6 127.333

3070.000 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

23.00000 9.21352 .118 -6.5501 52.5501-16.00000 9.21352 .295 -45.5501 13.5501-23.00000 9.21352 .118 -52.5501 6.5501-39.00000* 9.21352 .016 -68.5501 -9.449916.00000 9.21352 .295 -13.5501 45.550139.00000* 9.21352 .016 9.4499 68.5501

(J) waktu10 menit15 menit5 menit15 menit5 menit10 menit

(I) waktu5 menit

10 menit

15 menit

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

102

Homogeneous Subsets

geliat

Scheffea

3 57.33333 80.3333 80.33333 96.3333

.118 .295

waktu10 menit5 menit15 menitSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

103

Lampiran 6. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian

Tabel XX. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan selang

waktu pemberian Selang waktu Kelompok

perlakuan 5 menit 10 menit 15 menit 1 32,26 57,22 24,24 2 36,72 50,98 14,44 3 16,22 36,67 4,64

X ± SE 28.4 ± 6,23 48,29 ± 6,08 14,44 ± 5,66

% DA SELANG WAKTU Oneway

Descriptives

DA

3 28.4000 10.78134 6.22461 1.6177 55.1823 16.22 36.723 48.2900 10.53578 6.08284 22.1177 74.4623 36.67 57.223 14.4400 9.80000 5.65803 -9.9045 38.7845 4.64 24.249 30.3767 17.25861 5.75287 17.1105 43.6428 4.64 57.22

5 menit10 menit15 menitTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

DA

.088 2 6 .917

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

DA

1736.316 2 868.158 8.056 .020646.560 6 107.760

2382.876 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

104

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: DAScheffe

-19.89000 8.47585 .142 -47.0742 7.294213.96000 8.47585 .327 -13.2242 41.144219.89000 8.47585 .142 -7.2942 47.074233.85000* 8.47585 .020 6.6658 61.0342

-13.96000 8.47585 .327 -41.1442 13.2242-33.85000* 8.47585 .020 -61.0342 -6.6658

(J) waktu10 menit15 menit5 menit15 menit5 menit10 menit

(I) waktu5 menit

10 menit

15 menit

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

DA

Scheffea

3 14.44003 28.4000 28.40003 48.2900

.327 .142

waktu15 menit5 menit10 menitSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

105

Lampiran 7. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asetosal

Tabel XXI. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asetosal

Dosis 68,25 mg/kg BB Dosis 91 mg/kg BB Dosis 113,75 mg/kg

BB Waktu (menit) A B C A B C A B C

5 13 6 0 0 0 7 0 4 4 10 10 14 12 0 0 3 4 4 5 15 5 10 15 10 10 3 1 3 4 20 9 8 15 7 7 2 0 3 2 25 5 7 11 0 2 4 0 0 1 30 4 7 8 4 5 5 4 0 1 35 5 2 5 3 4 4 2 1 3 40 11 3 1 0 5 4 0 0 3 45 7 0 0 0 0 1 1 2 1 50 8 0 7 3 3 4 0 1 1 55 9 0 5 0 0 3 5 0 0 60 2 0 0 1 0 2 0 1 0

Total 88 57 79 28 36 38 17 19 25 X ± SE 74,67 ± 9,21 34,00 ± 3,06 20,33 ± 2,40

ASETOSAL NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

92,0000,86603

,209,209

-,209,628,826

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

asetosal

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

106

Oneway Descriptives

geliat

3 74.6667 15.94783 9.20748 35.0501 114.2833 57.00 88.003 34.0000 5.29150 3.05505 20.8552 47.1448 28.00 38.00

3 20.3333 4.16333 2.40370 9.9910 30.6756 17.00 25.00

9 43.0000 25.96151 8.65384 23.0442 62.9558 17.00 88.00

asetosal 68,25 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

geliat

3.855 2 6 .084

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

geliat

4792.667 2 2396.333 23.990 .001599.333 6 99.889

5392.000 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

40.66667* 8.16043 .007 14.4941 66.8393

54.33333* 8.16043 .002 28.1607 80.5059

-40.66667* 8.16043 .007 -66.8393 -14.4941

13.66667 8.16043 .316 -12.5059 39.8393

-54.33333* 8.16043 .002 -80.5059 -28.1607-13.66667 8.16043 .316 -39.8393 12.5059

(J) dosisasetosal 91 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBasetosal 68,25 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBasetosal 68,25 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BB

(I) dosisasetosal 68,25 mg/kg BB

asetosal 91 mg/kg BB

asetosal 113,75 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

107

Homogeneous Subsets geliat

Scheffea

3 20.3333

3 34.00003 74.6667

.316 1.000

dosisasetosal 113,75 mg/kgBBasetosal 91 mg/kg BBasetosal 68,25 mg/kg BBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

108

Lampiran 8. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asetosal

Tabel XXII. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan dosis

efektif asetosal Dosis asetosal Kelompok

perlakuan 68,25 mg/kg BB 91 mg/kg BB 113,75 mg/kg BB 1 21,57 75,04 84,85 2 49,20 67,91 83,07 3 29,59 66.13 77,72

X ± SE 32,12 ± 8,23 69,69 ± 1,86 81,88 ± 1,97 % DA ASETOSAL Oneway

Descriptives

DA

3 33.4533 14.21437 8.20667 -1.8571 68.7638 21.57 49.203 69.6933 4.71511 2.72227 57.9804 81.4063 66.13 75.04

3 81.8800 3.71097 2.14253 72.6614 91.0986 77.72 84.85

9 61.6756 23.13844 7.71281 43.8898 79.4613 21.57 84.85

asetosal 68,25 mg/kg Basetosal 91 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

DA

3.856 2 6 .084

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

DA

3806.994 2 1903.497 23.988 .001476.104 6 79.351

4283.098 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

109

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: DAScheffe

-36.24000* 7.27327 .007 -59.5672 -12.9128

-48.42667* 7.27327 .002 -71.7539 -25.0994

36.24000* 7.27327 .007 12.9128 59.5672

-12.18667 7.27327 .316 -35.5139 11.1406

48.42667* 7.27327 .002 25.0994 71.753912.18667 7.27327 .316 -11.1406 35.5139

(J) asetosalasetosal 91 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBasetosal 68,25 mg/kg Basetosal 113,75 mg/kgBBasetosal 68,25 mg/kg Basetosal 91 mg/kg BB

(I) asetosalasetosal 68,25 mg/kg B

asetosal 91 mg/kg BB

asetosal 113,75 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

DA

Scheffea

3 33.45333 69.6933

3 81.8800

1.000 .316

asetosalasetosal 68,25 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BBasetosal 113,75 mg/kgBBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

110

Lampiran 9. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat dan hasil analisis variansi satu arah pada semua kelompok perlakuan

Tabel XXIII. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada semua kelompok perlakuan

CMC Na 1% Asetosal 91 mg/kg BB

Senggani 850 mg/kg BB

Senggani 1000 mg/kg BB

Senggani 1330 mg/kg BB

Senggani 1670 mg/kg BB Waktu

(menit) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5 3 4 5 0 9 0 0 7 0 0 0 0 0 1 2 4 0 1 0 0 5 1 0 3 0 4 10 0 5 0 10 9 27 23 17 21 0 0 3 6 4 3 2 4 1 2 14 6 14 0 4 5 6 6 3 3 10 10 2 10 15 15 10 23 17 11 10 10 10 3 4 3 9 4 2 0 4 2 4 4 4 3 3 5 6 6 2 8 7 8 8 8 20 8 17 17 15 13 7 7 2 3 5 1 2 2 4 2 0 3 0 4 4 7 8 4 7 7 8 11 7 15 7 25 8 19 17 11 14 0 2 4 2 3 0 1 1 5 0 0 1 0 3 8 5 6 4 7 11 9 3 5 5 7 30 9 10 13 10 9 4 5 5 7 5 0 0 3 3 0 0 2 0 3 1 9 9 0 2 6 8 2 7 4 13 35 8 10 15 13 8 3 4 4 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 7 0 0 6 2 2 2 4 3 2 40 13 6 10 9 5 0 5 4 7 2 0 0 0 0 3 0 0 1 0 2 0 0 0 0 7 5 1 3 4 5 45 12 5 5 7 13 0 0 1 0 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 0 1 0 5 2 2 1 6 50 6 7 4 2 7 3 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 8 1 1 0 4 55 10 3 6 3 3 0 0 3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 3 3 0 6 60 8 0 3 3 3 1 0 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 2 1 2

Total 104 131 135 101 115 28 36 38 32 30 13 10 13 14 17 20 16 19 14 24 43 40 21 36 38 69 55 52 60 75 X ± SE 112,20 ± 6,89 32,8 ± 1,86 13,4 ± 1,12 18,6 ± 1,72 35,6 ± 3,83 62,2 ± 4,31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

111

PERLAKUAN NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

303,5000

1,73702,139,139

-,139,764,604

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

perlakuan

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway

Descriptives

geliat

5 117.2000 15.40130 6.88767 98.0768 136.3232 101.00 135.005 32.8000 4.14729 1.85472 27.6505 37.9495 28.00 38.005 13.4000 2.50998 1.12250 10.2834 16.5166 10.00 17.005 18.6000 3.84708 1.72047 13.8232 23.3768 14.00 24.005 35.6000 8.56154 3.82884 24.9694 46.2306 21.00 43.005 62.2000 9.62808 4.30581 50.2452 74.1548 52.00 75.00

30 46.6333 36.62153 6.68615 32.9586 60.3080 10.00 135.00

CMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg Bsenggani 1330 mg/kg Bsenggani 1670 mg/kg BTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

geliat

5.239 5 24 .002

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

112

ANOVA

geliat

37126.967 5 7425.393 100.911 .0001766.000 24 73.583

38892.967 29

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

84.40000* 5.42525 .000 64.7614 104.0386103.80000* 5.42525 .000 84.1614 123.438698.60000* 5.42525 .000 78.9614 118.238681.60000* 5.42525 .000 61.9614 101.238655.00000* 5.42525 .000 35.3614 74.6386

-84.40000* 5.42525 .000 -104.0386 -64.761419.40000 5.42525 .054 -.2386 39.038614.20000 5.42525 .270 -5.4386 33.8386-2.80000 5.42525 .998 -22.4386 16.8386

-29.40000* 5.42525 .001 -49.0386 -9.7614-103.80000* 5.42525 .000 -123.4386 -84.1614-19.40000 5.42525 .054 -39.0386 .2386-5.20000 5.42525 .966 -24.8386 14.4386

-22.20000* 5.42525 .020 -41.8386 -2.5614-48.80000* 5.42525 .000 -68.4386 -29.1614-98.60000* 5.42525 .000 -118.2386 -78.9614-14.20000 5.42525 .270 -33.8386 5.4386

5.20000 5.42525 .966 -14.4386 24.8386-17.00000 5.42525 .121 -36.6386 2.6386-43.60000* 5.42525 .000 -63.2386 -23.9614-81.60000* 5.42525 .000 -101.2386 -61.9614

2.80000 5.42525 .998 -16.8386 22.438622.20000* 5.42525 .020 2.5614 41.838617.00000 5.42525 .121 -2.6386 36.6386

-26.60000* 5.42525 .003 -46.2386 -6.9614-55.00000* 5.42525 .000 -74.6386 -35.361429.40000* 5.42525 .001 9.7614 49.038648.80000* 5.42525 .000 29.1614 68.438643.60000* 5.42525 .000 23.9614 63.238626.60000* 5.42525 .003 6.9614 46.2386

(J) perlakuanasetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%senggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BB

(I) perlakuanCMC-Na 1%

asetosal 91 mg/kg BB

senggani 850 mg/kg BB

senggani 1000 mg/kg BB

senggani 1330 mg/kg BB

senggani 1670 mg/kg BB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

113

Homogeneous Subsets geliat

Scheffea

5 13.40005 18.6000 18.60005 32.8000 32.80005 35.60005 62.20005 117.2000

.054 .121 1.000 1.000

perlakuansenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%Sig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

114

Lampiran 10. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada semua kelompok perlakuan Tabel XXIV. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada semua kelompok perlakuan

% penghambatan terhadap jumlah geliat Kelompok

perlakuan CMC Na 1% Asetosal 91 mg/kg BB

Senggani 850 mg/kg BB

Senggani 1000 mg/kg BB

Senggani 1330 mg/kg BB

Senggani 1670 mg/kg BB

1 7,31 75,04 88,41 82,18 61,68 38,50 2 -16,76 67,91 91,09 85,74 64,35 50,98 3 -20,32 66,13 88,43 83,07 81,28 53,65 4 9,98 71,48 87,52 87,52 67,91 46,52 5 -2,50 73,26 84,85 78,61 66,13 33,16

X ± SE 0,00 ± 6.14 70,76 ± 1,65 88,06 ± 1,00 83,42 ± 1,53 68,26 ± 3,41 44,56 ± 3,84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

115

% DA PERLAKUAN Oneway

Descriptives

DA

5 -4.4580 13.72696 6.13888 -21.5023 12.5863 -20.32 9.985 70.7640 3.69615 1.65297 66.1746 75.3534 66.13 75.045 88.0600 2.23808 1.00090 85.2811 90.8389 84.85 91.095 83.4240 3.42741 1.53278 79.1683 87.6797 78.61 87.525 68.2640 7.61551 3.40576 58.8081 77.7199 61.68 81.255 44.5620 8.57860 3.83647 33.9103 55.2137 33.16 53.65

30 58.4360 32.63973 5.95917 46.2481 70.6239 -20.32 91.09

CMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg Bsenggani 1330 mg/kg Bsenggani 1670 mg/kg BTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

DA

5.244 5 24 .002

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

DA

29493.469 5 5898.694 100.995 .0001401.742 24 58.406

30895.211 29

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

116

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: DAScheffe

-75.22200* 4.83346 .000 -92.7184 -57.7256-92.51800* 4.83346 .000 -110.0144 -75.0216-87.88200* 4.83346 .000 -105.3784 -70.3856-72.72200* 4.83346 .000 -90.2184 -55.2256-49.02000* 4.83346 .000 -66.5164 -31.523675.22200* 4.83346 .000 57.7256 92.7184

-17.29600 4.83346 .054 -34.7924 .2004-12.66000 4.83346 .270 -30.1564 4.8364

2.50000 4.83346 .998 -14.9964 19.996426.20200* 4.83346 .001 8.7056 43.698492.51800* 4.83346 .000 75.0216 110.014417.29600 4.83346 .054 -.2004 34.79244.63600 4.83346 .966 -12.8604 22.1324

19.79600* 4.83346 .019 2.2996 37.292443.49800* 4.83346 .000 26.0016 60.994487.88200* 4.83346 .000 70.3856 105.378412.66000 4.83346 .270 -4.8364 30.1564-4.63600 4.83346 .966 -22.1324 12.860415.16000 4.83346 .120 -2.3364 32.656438.86200* 4.83346 .000 21.3656 56.358472.72200* 4.83346 .000 55.2256 90.2184-2.50000 4.83346 .998 -19.9964 14.9964

-19.79600* 4.83346 .019 -37.2924 -2.2996-15.16000 4.83346 .120 -32.6564 2.336423.70200* 4.83346 .003 6.2056 41.198449.02000* 4.83346 .000 31.5236 66.5164

-26.20200* 4.83346 .001 -43.6984 -8.7056-43.49800* 4.83346 .000 -60.9944 -26.0016-38.86200* 4.83346 .000 -56.3584 -21.3656-23.70200* 4.83346 .003 -41.1984 -6.2056

(J) perlakuanasetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%senggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BB

(I) perlakuanCMC-Na 1%

asetosal 91 mg/kg BB

senggani 850 mg/kg BB

senggani 1000 mg/kg BB

senggani 1330 mg/kg BB

senggani 1670 mg/kg BB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

DA

Scheffe a

5 -4.45805 44.56205 68.26405 70.7640 70.76405 83.4240 83.42405 88.0600

1.000 1.000 .120 .054

perlakuanCMC-Na 1%senggani 1670 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBSig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

117

Lampiran 11. Data % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif

Tabel XXV. Data % Perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif

Perubahan % daya analgesik terhadap kontrol positif Kelompok

perlakuan CMC Na 1% Asetosal 91 mg/kg BB

Senggani 850 mg/kg BB

Senggani 1000 mg/kg BB

Senggani 1330 mg/kg BB

Senggani 1670 mg/kg BB

1 -89,67 6,05 24,94 16,14 -12,83 -45,59 2 -123,69 -4,03 28,73 21,17 -9,06 -27,95 3 -128,72 -6,54 24,97 17,40 14,87 -24,18 4 -85,90 1,02 23,69 23,05 -4,03 -34,26 5 -103,53 3,53 19,91 11,09 -6,54 -53,14

X ± SE -106,30 ± 8,68 0,006 ± 2,34 24,45 ± 1,42 17,77 ± 2,08 -3,52 ± 4,82 -37,02 ± 5,42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

118

% PERUBAHAN DA Oneway

Descriptives

perubahan

5 106.3020 19.40012 8.67600 -130.3904 -82.2136 -128.72 -85.905 .0060 5.22293 2.33577 -6.4791 6.4911 -6.54 6.055 24.4480 3.16299 1.41453 20.5206 28.3754 19.91 28.735 17.7700 4.65979 2.08392 11.9841 23.5559 11.09 23.055 -3.5180 10.78124 4.82152 -16.9047 9.8687 -12.83 14.875 -37.0240 12.12484 5.42239 -52.0790 -21.9690 -53.14 -24.18

30 -17.4367 46.10971 8.41844 -34.6543 -.2190 -128.72 28.73

CMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg senggani 1000 mg/kgsenggani 1330 mg/kgsenggani 1670 mg/kgTotal

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

5% Confidence Interval foMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

perubahan

5.300 5 24 .002

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

perubahan

58862.608 5 11772.522 101.108 .0002794.435 24 116.435

61657.043 29

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

119

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: perubahanScheffe

-106.30800* 6.82451 .000 -131.0117 -81.6043-130.75000* 6.82451 .000 -155.4537 -106.0463-124.07200* 6.82451 .000 -148.7757 -99.3683-102.78400* 6.82451 .000 -127.4877 -78.0803

-69.27800* 6.82451 .000 -93.9817 -44.5743106.30800* 6.82451 .000 81.6043 131.0117-24.44200 6.82451 .054 -49.1457 .2617-17.76400 6.82451 .276 -42.4677 6.9397

3.52400 6.82451 .998 -21.1797 28.227737.03000* 6.82451 .001 12.3263 61.7337

130.75000* 6.82451 .000 106.0463 155.453724.44200 6.82451 .054 -.2617 49.1457

6.67800 6.82451 .963 -18.0257 31.381727.96600* 6.82451 .019 3.2623 52.669761.47200* 6.82451 .000 36.7683 86.1757

124.07200* 6.82451 .000 99.3683 148.775717.76400 6.82451 .276 -6.9397 42.4677-6.67800 6.82451 .963 -31.3817 18.025721.28800 6.82451 .124 -3.4157 45.991754.79400* 6.82451 .000 30.0903 79.4977

102.78400* 6.82451 .000 78.0803 127.4877-3.52400 6.82451 .998 -28.2277 21.1797

-27.96600* 6.82451 .019 -52.6697 -3.2623-21.28800 6.82451 .124 -45.9917 3.415733.50600* 6.82451 .003 8.8023 58.209769.27800* 6.82451 .000 44.5743 93.9817

-37.03000* 6.82451 .001 -61.7337 -12.3263-61.47200* 6.82451 .000 -86.1757 -36.7683-54.79400* 6.82451 .000 -79.4977 -30.0903-33.50600* 6.82451 .003 -58.2097 -8.8023

(J) perlakuanasetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%senggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1670 mg/kg BBCMC-Na 1%asetosal 91 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BB

(I) perlakuanCMC-Na 1%

asetosal 91 mg/kg BB

senggani 850 mg/kg BB

senggani 1000 mg/kg BB

senggani 1330 mg/kg BB

senggani 1670 mg/kg BB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

120

Homogeneous Subsets perubahan

Scheffea

5 -106.30205 -37.02405 -3.51805 .0060 .00605 17.7700 17.77005 24.4480

1.000 1.000 .124 .054

perlakuanCMC-Na 1%senggani 1670 mg/kg BBsenggani 1330 mg/kg BBasetosal 91 mg/kg BBsenggani 1000 mg/kg BBsenggani 850 mg/kg BBSig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

121

Lampiran 12. Cara perhitungan % penghambatan jumlah geliat terhadap kontrol negatif dan % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif

Contoh :

1. Perhitungan % penghambatan jumlah geliat terhadap kontrol negatif pada

kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani dosis 850 mg/kg BB

(subyek uji no.1)

% penghambatan jumlah geliat = 100 - [ (P/K) x 100 ]

Jumlah geliat subyek uji (P) = 76

Rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol negatif (K) = 112,20

Cara :

% penghambatan jumlah geliat = 100 - [ ( 76 / 112,20 ) x 100 = 32,26 %

2. Perhitungan % perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif pada

kelompok perlakuan ekstrak etanol daun senggani dosis 850 mg/kg BB

(subyek uji no.1)

% perubahan penghambatan terhadap geliat = x 100 ( P − Kp )

Kp % penghambatan jumlah geliat perlakuan (P) = 88,41

Rata- rata % penghambatan jumlah geliat kontrol positif (Kp) = 70,76

Cara :

% perubahan daya analgesik terhadap kontrol positif =

( ) 10076,70

76,7041,88×

− = 24,94 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI … · Teman KKN angkatan XXXIII dusun Ceporan: Arip, papi Eko, Citra, mami Erline, jeng Windoetz, eM_eM, Olive, Candra, thanks yaa supportnya

122 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI