PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TINGKAT … file22 tahun yang sedang dalam masa pacaran....
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TINGKAT … file22 tahun yang sedang dalam masa pacaran....
i
TINGKAT KEKERASAN EMOSI
YANG DIALAMI REMAJA PUTRI OLEH REMAJA PUTRA
DALAM BERPACARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Rika Permatasari
Nim : 019114161
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Where is A Will, There is A WayTry To Be The Best
GOD Bless You
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
TUHAN kami YESUS KRISTUS
Papi dan Mami tercinta
M’Bobby, M’Lya dan adekku Aulia
Dan
m’andi terkasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
TUHAN ITU BAIK; IA ADALAH TEMPAT
PENGUNGSIAN PADA WAKTU
KESUSAHAN
(NAHUM 1:7)
APA YANG TIDAK MUNGKIN BAGI
MANUSIA, MUNGKIN BAGI ALLAH
(LUKAS 18:27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
TINGKAT KEKERASAN EMOSI
YANG DIALAMI REMAJA PUTRI OLEH REMAJA PUTRA
DALAM BERPACARAN
Rika PermatasariFakultas Psikologi
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan emosi yang dialami oleh remaja putri dalam berpacaran. Subyek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 75 remaja putri yang berstatus pendidikan pelajar SMU danatau sederajat dan mahasiswa strata satu dan atau sederajat berusia antara 18 hingga 22 tahun yang sedang dalam masa pacaran. Adapun pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode angket yang dikumpulkan menggunakan skala tingkatkekerasan emosi dalam berpacaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tehnik korelasi product moment.
Penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif ini menghasilkan data yang menunjukkan bahwa tingkat kekerasan emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran cenderung rendah yaitu sebesar 76%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam berpacaran, tingkat kekerasan emosi yang terjadi pada remaja putri adalah rendah.
Kata kunci: Tingkat Kekerasan Emosi, Remaja Putri Berpacaran, Remaja Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
DEGREE OF EMOTIONAL ABUSE
IN FEMALE YOUTH’S BY MALE YOUTH’S
DATING RELATIONSHIP
Rika Permatasari Faculty of Psychology
Sanata Dharma UniversityYogyakarta
This study was purposed to recognize the degree of emotional abuse prevalent among female youths in dating relationship. Subjects involved in this study numbered 75 female youths studying at high school student / or the equal level of edication and college student and / or the equal level of education ranging 18-22 years old and involving in dating relationship. The data collection was conducted through questionnaires of scaling the experience of emotional abuse during dating relationship. Data analysis was conducted using product moment correlation method.
This study was using quantitative-descriptive method resulting in the data showing that female youths in Yogyakarta experienced considered low emotional abuse by male youths which was 76%. This showed that the emotional abuse prevailed in female youth’s dating relationship was considered low.
Keywords: Degree of emotional abuse, female youth’s dating relationship, male youth’s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang selalu memberkati, memberikan kekuatan
dan semangat baru sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“TINGKAT KEKERASAN EMOSI YANG DIALAMI REMAJA PUTRI OLEH
REMAJA PUTRA DALAM BERPACARAN”. Pada kesempatan ini penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini tak akan bisa
terwujud tanpa kehadiran dan dukungan orang-orang yang telah membantuku
meraihnya. Maka pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis menghaturkan terimakasih
yang tak terhingga dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu M.L. Anantasari, S. Psi, M.Si yang telah meluangkan banyak waktu,
pikiran dan kesabarannya dalam membimbing saya. Terimakasih banyak Ibu
3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si. Selaku Dosen Penguji II
4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari. S. Psi., M.Si. Selaku Dosen
Penguji III
5. Segenap dosen di Fakultas Psikologi yang sudah mau berbagi pengetahuan.
Terimakasih juga untuk Mas Doni, Mas Muji, Mas Gandung dan Mbak Nanik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
serta Pak Gie yang selalu menebar senyumnya dan membantu demi
kelancaran skripsi ini.
6. Ucapan terimakasihku yang tak terkira untuk M’Rong tersayang yang selalu
mendukung dan memberikan semangat dengan candaanmu. Walaupun jayus
dan kadang bikin sebel tapi ngangenin. Luv U
7. Sahabatku dari awal kuliah, Makasi ya Rani, Lastro, Tista & Keluarga,
perhatian kalian sangat berharga bagiku. Semoga persahabatan kita tak
lengkang oleh waktu
8. Thanks to Pren Ranz, Pren Ich, Pren Tik….berkat kalian smua bisa terwujud.
9. All The Best crew of KIREI Production, Elos, Hilda, LingS, Jack, Jenny,
Irene, jenk Mila, Willi, Obe, David. We are different, we are the best!
10. Saujana Community… M’Rini, Ester, Ria, Dita, Widya, Eva
11. Ibu kost yang sudah memberikan tenaganya untuk menyemangatiku.
12. Teman-teman seperjuangan: Lastro, Jellho, Mira, Silva, Tumbar eh Tumbur,
Seto, dan teman-teman seangkatan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
13. Temen-temen dancer, Mona, dek Ika, Rendy, Ria, Lanny Thx for your support
14. Ayo M’Antox, SEMANGAT….SEMANGAT….skirpsinya hahahahaha
15. Tuk Keluarga besar Wonosari. Akhirnya terselesaikan!!!
16. Angkringan Pak Gandung, nasi sayurnya enak n murah meriah euy (promosi
hahaha)
17. Raida & teman-teman kostnya, makasi dah bantuin. Sukses juga tuk kalian!
18. Tante, Om dan Ko Lingga. Ayo Ko, berjuanglah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
19. Endi, selamat berkarya….jangan patah semangat!
20. Teman-teman pelatihan, Ika, Bu Murtini, Bu kacang telor, Bpk sate Thik
Thok, Mas jamur, Mas Dim Sum, Pak Lukis, Bu Loundry, Bu Toko, Bpk
Adam, Bpk Chemical. Selamat ber-usaha biar kaya raya hahahaha…..
21. Ditol, thx kompu-nya yao!
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi setiap pembaca.
Yogyakarta, 29 oktober 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT........................................................................................................ viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penelitian ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja Putri Berpacaran ...................................................... 8
1. Pengertian Berpacaran ................................................................ 8
2. Pengertian Remaja Putri.............................................................. 8
3. Remaja Putri Berpacaran............................................................. 9
B. Kekerasan Emosi dalam Berpacaran....................................................... 10
1. Pengertian Kekerasan Emosi dalam Berpacaran......................... 10
2. Bentuk Kekerasan Emosi dalam berpacaran............................... 12
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Kekerasan
Emosi dalam Berpacaran............................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Dampak Kekerasan Emosi dalam Berpacaran ............................ 14
5. Beberapa Hal yang Menyebabkan Remaja Putri
Tetap Mempertahankan Hubungan............................................. 16
C. Kekerasan Emosi yang Dialami Remaja Putri oleh Remaja Putra
dalam Berpacaran………........................................................................ 17
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 20
B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................... 20
C. Definisi Operasional................................................................................ 20
D. Subjek Penelitian..................................................................................... 22
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 23
F. Uji coba Alat Ukur .................................................................................. 25
1. Uji Validitas dan Seleksi Aitem.................................................. 25
2. Uji Reliabilitas ............................................................................ 27
G. Proses Penelitian ..................................................................................... 29
1. Tahap Persiapan .......................................................................... 29
2. Tahap Pengumpulan Data ........................................................... 29
3. Tahap Analisis Data .................................................................... 30
H. Metode Analisis Data.............................................................................. 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian ................................................................... 31
1. Karakteristik Subyek berdasarkan Status.................................... 31
2. Karakteristik Subyek berdasarkan Umur .................................... 32
3. Karakteristik Subyek berdasarkan Usia Berpacaran ................... 32
4. Karakteristik Subyek berdasarkan Tempat Tinggal Pasangan.... 33
B. Deskripsi Data Penelitian........................................................................ 34
1. Deskripsi Data Empirik dan Teoritik .......................................... 34
2. Kategorisasi Tingkat Kekerasan Emosi dalam Berpacaran ........ 36
C. Pembahasan............................................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 41
B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 41
C. Saran-saran.............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43
LAMPIRAN........................................................................................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 1. Blue Print Skala Tingkat Kekerasan Emosi Remaja Putri
dalam Berpacaran.................................................................................. 24
Tabel 2. Hasil uji validitas Tingkat Kekerasan Emosi Remaja Putri dalam
Berpacaran…………………………………………………………… 27
Tabel 3. Hasil Analisa Reliabilitas Alat Ukur..................................................... 28
Tabel 4. Komposisi Subyek Berdasarkan Status ................................................ 31
Tabel 5. Komposisi Subyek Berdasarkan Umur ................................................. 32
Tabel 6. Komposisi Subyek Berdasarkan Lama Usia Berpacaran...................... 33
Tabel 7. Komposisi Subyek Berdasarkan Tempat Tinggal Pasangan ................ 33
Tabel 8. Deskripsi Data Empirik dan Data Hipotetik ......................................... 35
Tabel 9. Kategorisasi Subyek Pada Skala Tingkat Kekerasan Emosi Remaja
Putri dalam Berpacaran ......................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai kasus tindak kekerasan semakin banyak muncul dan banyak
diperbincangkan di media-media masa, seperti surat kabar, radio, televisi
bahkan diberbagai seminar dan diskusi. Kekerasan tidak hanya terjadi dalam
hubungan antara orang tua dengan anaknya, guru dengan muridnya.
Kekerasan bukanlah hal yang asing lagi bagi kita dan pada kenyataannya
tindak kekerasan adalah suatu tindakan yang mulai dianggap biasa, karena hal
ini dapat terjadi ditengah lingkungan kita sehari-hari bahkan pada masa
berpacaran. Masa berpacaran adalah suatu masa yang digunakan oleh remaja
sebagai media seleksi untuk mencari pasangan sebelum menikah, sebagai
tempat untuk berbagi, meningkatkan motivasi belajar, dan membuktikan diri
cukup menarik (Yuni. N, 2005)
Pada umumnya masa berpacaran diawali pada usia 14 tahun pada
remaja putri di Amerika Serikat, sementara pada remaja putra terjalin antara
usia 14 dan 15 tahun (Douvan & Adelson dalam Santrock, 1995) dimana pada
usia tersebut hingga usia 18 tahun merupakan perkembangan masa remaja
awal kemudian masa remaja berakhir pada usia 22 tahun. Masa remaja dengan
usia antara 18 hingga 22 tahun merupakan masa yang terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perubahan-perubahan sosial dan merupakan masa yang digunakan untuk
menjalin sebuah relasi dengan lawan jenisnya, meluangkan lebih banyak
waktu dengan teman sebaya dan pacaran bagi remaja seharusnya merupakan
suatu bentuk lingkungan untuk belajar tentang relasi yang akrab (Santrock,
1995).
Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi remaja adalah
menjalin hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Dua individu yang
saling tertarik pada umumnya akan melanjutkan hubungan mereka dengan status
yang populer disebut pacaran (Yuliandri. R, 2009). Beberapa alasan yang
menyebabkan remaja akhirnya memutuskan untuk berpacaran antara lain
pacaran sebagai tempat untuk berbagi perasaan, belajar bergaul dengan lawan
jenis, atau tempat untuk menginginkan perhatian yang lebih. Melalui
berpacaran, remaja bisa mengasah kemampuan bersosialisasi. Hubungan kasih
sayang juga semakin terjaga saat saling memberi saran dan bukan menyalahkan.
Kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik dengan pasangan
bermanfaat untuk mempertahankan sebuah hubungan. Melalui pacaran remaja
dapat belajar untuk menolerir perbedaan pendapat. Dalam usahanya untuk
mempertahankan sebuah hubungan, remaja putri yang berpacaran mengalami
berbagai konflik yang dapat menimbulkan tindak kekerasan baik yang disadari
maupun tidak disadari oleh pelaku (Dinastuti, 2008).
Bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi dalam berpacaran antara lain,
kekerasan fisik seperti memukul, meninju, menendang, menjambak, mencubit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan lain-lain. Kekerasan dalam hal ekonomi ketika seseorang mulai merasa
dieksploitasi secara materi, diatur akses keuangan dan barang-barang.
Pasangan telah melakukan tindak kekerasan seksual apabila pasangan mulai
meraba-raba atau mulai memaksa untuk melakukan hubungan seksual
(Dinastuti dalam Cosmopolitan, 2005)
Dari berbagai tindak kekerasan seperti kekerasan fisik, ekonomi dan
seksual, kekerasan non-fisik yang sering disebut sebagai kekerasan emosi,
merupakan tindakan yang paling sering dijumpai dalam hubungan berpacaran
namun biasanya orang yang mengalami tindak kekerasan tersebut cenderung
tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami suatu tindak kekerasan.
Dimana kekerasan emosi adalah suatu keadaan emosi yang sengaja dibuat
untuk mengendalikan pasangannya, dengan mempergunakan kata-kata untuk
menjatuhkan perasaan pasangannya sehingga membuatnya merasa tidak
berharga, merasa bersalah, muncul perasaan tertekan, tidak bebas dan tidak
nyaman (Kompas, 2008).
Terjadi 151 kasus tindak kekerasan dalam pacaran antara tahun 1994-
1998 dan 74 kasus antara tahun 1999-2000 (Rifka Annisa Women’s Crisis).
Salah satu penelitian di Amerika menyebutkan bahwa dari 77 remaja sekolah
menengah mengaku mengalami tindak kekerasan saat sedang berpacaran,
66 % dari mereka mengaku bahwa selain mengalami kekerasan, mereka juga
melakukan tindak kekerasan itu sendiri pada pasangan mereka . Dari sebuah
penelitian yang diterbitkan oleh The Journal of Family Violence menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bahwa terdapat 72% dari korban yang melaporkan adanya kekerasan emosi,
khususnya tindakan mengejek dan mentertawakan pasangannya. PKBI
Yogyakarta mendapati dari bulan Januari hingga Juni tahun 2001 terdapat 47
kasus kekerasan dalam pacaran. 57 % kekerasan emosi, 20 % kekerasan
seksual, 15 % kekerasan fisik dan 8 % lainnya kekerasan ekonomi (Kompas,
20 Juli 2002 dalam http://www.bkkbn.go.id). Pada tahun 2005 dari total
20.391 korban kekerasan, 16.615 adalah kasus kekerasan dalam keluarga dan
relasi personal dan 653 adalah kekerasan dalam pacaran (Komnas Perempuan,
2002).
Banyak hal atau faktor yang mempengaruhi munculnya tindak
kekerasan emosi antara lain adalah adanya latar belakang seperti kebiasaan
dalam keluarga yang berhubungan dengan pola asuh orang tua dimana
kekerasan sudah menjadi suatu perilaku yang dipelajari secara sosial.
Teori belajar sosial ini apabila diterapkan pada fenomena kekerasan
dalam pacaran dapat menghasilkan dugaan bahwa pasangan yang melakukan
kekerasan terhadap pasangannya kemungkinan pada masa lalu ketika masih
kanak-kanak pernah menyaksikan atau bahkan mengalami suatu tindak
kekerasan itu sendiri. Dugaan ini didukung data dari hasil penelitian Geles
dan Sims (Nurhayati, 1999) yang menyatakan bahwa perempuan yang
menyaksikan penganiayaan terhadap perempuan ada kemungkinan untuk
lebih mentolelir penganiayaan ketika sudah dewasa. Pernyataan tersebut juga
didukung oleh Luhulima (dalam Goeritno, H., Soeharsono., Arsitasari, A. I,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2006) yang menyatakan bahwa anak-anak yang biasa hidup dalam kekerasan
akan belajar bahwa kekerasan adalah cara penyelesaian masalah yang wajar
dan diperbolehkan, bahkan mungkin harus dilakukan. Anak laki-laki dapat
berkembang menjadi laki-laki dewasa yang juga menganiaya istri dan
anaknya, dan anak perempuan dapat menjadi perempuan dewasa yang
kembali terjebak menjadi korban kekerasan.
Berkowitz (1995) mengemukakan bahwa korban kekerasan memiliki
kecenderungan pendiam dan kurang memiliki unsur kekuasaan dalam arti
jabatan, baik dalam lingkungan keluarga, tempat kerja dan sebagainya.
Kekerasan apapun bentuknya adalah sesuatu hal yang akan mengakar dan
akan terjadi berulang (Ridwan, 2006).
Dampak kekerasan emosi yang dialami remaja putri apabila remaja
putri mempunyai rasa percaya diri yang rendah, remaja putri yang sering
diejek akan merasa segala hinaan terhadap dirinya benar. Akibatnya remaja
putri menjadi minder, merasa tidak berharga dan suka menyendiri. Depresi,
berkurangnya motivasi, kebingungan, kesulitan konsentrasi atau membuat
keputusan, rendahnya kepercayaan diri sendiri dan menghancurkan diri
sendiri (Engel dalam Dinastuti, 2008).
Ketika remaja putri mulai memiliki prasangka buruk terhadap diri
sendiri, dan merasa takut untuk menyatakan atau melakukan sesuatu karena
mungkin beranggapan bahwa telah melakukan sesuatu yang salah adalah satu
ciri dari korban kekerasan emosi. Apabila tindakan tersebut berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam waktu yang cukup lama dan remaja putri mulai terbiasa dengan hal itu,
maka timbul keyakinan dalam diri untuk mulai mempercayai kata-kata
pasangan tersebut, yang kemudian berefek pada self estem yaitu munculnya
rasa besalah pada diri sendiri, malu dan sebagainya.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut dalam hal ini tentang seberapa besar gambaran tingkat kekerasan emosi
yang dialami remaja putri dalam hubungan berpacaran?
B. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti
ingin mengetahui seberapa jauh tingkat pengalaman kekerasan emosi yang
dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan emosi
yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis, kajian dan hasil penelitian ini diharapkan
memberikan pemahaman konseptual tentang pengalaman kekerasan emosi
yang dialami oleh remaja putri pada masa pacaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Manfaat secara praktis:
a. Bagi Remaja pada umumnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi pengetahuan kepada remaja akan gambaran tentang tindak
kekerasan emosi dengan demikian dapat menjadi bahan introspeksi
dalam hubungan berpacaran.
b. Untuk Penelitian selanjutnya, hasil dari penelitian ini dapat
dipergunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja Putri Berpacaran
1. Pengertian Berpacaran
Pacaran menurut Reiss (Dual & Miller, 1985) adalah hubungan yang
terjalin antara pria dan wanita yang diwarnai dengan keintiman dimana
keduanya terlibat dalam peraaan cinta dan saling mengakui pasangan
ditandai dengan keintiman, perasaan cinta serta saling mengakui pasangan
sebagai pacar yang meliputi rasa saling memiliki satu sama lain, saling
mendengarkan satu sama lain, bebas berpendapat dan bebas untuk
melakukan apapun yang masing-masing inginkan. Hubungan tersebut
meliputi hubungan yang mengarah ke perkawinan maupun tidak.
2. Pengertian Remaja Putri
Remaja berasal dari bahasa latin Adolescere yang berarti tumbuh dan
Adolescene yang berarti individu yang berada dalam masa kearah
kedewasaan dengan adanya proses kematangan mental, emosi, sosial dan
fisik.
Pada masa perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat menonjol dimana remaja mengembangkan pemikiran yang semakin
logis, abstrak, idealis dan semakin banyak waktu diluangkan diluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
keluarga (Santrock, 1995). Pengaruh kelompok dan teman sebaya serta
tuntutan konformitas berperan sebagai fungí perkembangan yang dapat
meningkatkan kemandirian dan identitas pada remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa yang terjadi pada usia 18 hingga 22 tahun yang merupakan masa
remaja akhir ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara fisik
maupun psikologis. Remaja putri mengalami suatu bentuk perubahan fisik
yang jelas terlihat adalah pertumbuhan tubuh (badan semakin panjang dan
tinggi, pertumbuhan payudara, tumbuhnya bulu pada daerah kemaluan dan
bulu ketiak) selanjutnya mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan
hormon-hormon yang berpengaruh pada seksualitas seperti hormon
pertumbuhan, hormon estrogen dan progesteron yang memproduksi sel-sel
telur pada wanita ditandai dengan haid. Dengan adanya perubahan fisik
pada remaja putri tersebut, secara psikologis remaja putri akan
mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka
seperti tampil lebih feminin, remaja putri mulai memperhatikan dandanan
untuk tampil lebih menarik dan mengembangkan sisi emosionalnya
(Sarwono, 2008).
3. Remaja Putri Berpacaran
Perubahan fisik yang diiringi oleh perubahan psikis mendukung
munculnya peran remaja putri sebagai individu maupun sosial. Remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
putri akan sangat termotivasi untuk berhasil melalui perkembangan
identitas pribadi dan keintiman dengan manusia lain. (Yuliandini. R,
2009)
Remaja putri cenderung lebih tertarik dalam pejajakan keintiman dan
kepribadian daripada laki-laki. Pada skenario berkencan (dating scripts)
pada laki-laki lebih bersifat proaktif dan perempuan bersifat reaktif.
Skenario perempuan lebih berfokus pada bidang pribadi seperti
memperhatikan penampilan dan menikmati masa berpacaran. Sedangkan
pada laki-laki lebih kepada meminta dan merencanakan, mengendalikan
bidang umum, memprakarsai interaksi seksual seperti melakukan kontak
fisik, merayu dan mencium (Rose & Frieze dalam Santrock, 1995).
Perbedaan-perbedaan gender tersebut memberi kaum perempuan lingkup
yang lebih sempit dan dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut dan
pasif yang membuka kesempatan untuk timbulnya kekerasan dalam
berpacaran (Fauzi. A, Lucianawaty. M, Hanifah. L, Bernadette. N, 2008)
B. Kekerasan Emosi dalam Berpacaran
1. Pengertian Kekerasan Emosi dalam Berpacaran
Kekerasan emosi sendiri diterjemahkan sebagai sikap yang
bertujuan untuk mengontrol, mengintimidasi, menaklukkan, merendahkan,
menghukum, atau mengucilkan orang lain. Walaupun kekerasan emosi
merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan yang paling sering ditemui,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
namun orang yang terlibat didalamnya seringkali tidak menyadarinya.
Korban seringkali bahkan yakin merekalah yang bersalah sehingga
hubungan interpersonal yang mereka jalin tidak berjalan dengan baik.
Karena itu mereka tidak menganggap diri mereka korban. Sedangkan
Engel (dalam Dinastuti, 2002) menegaskan bahwa pelaku kekerasan emosi
seringkali tidak bermaksud dan tidak menyadari akan tingkah lakunya
yang menyakiti pasangannya. Tingkah laku mereka biasanya merupakan
hasil belajar dari pengalaman masa lalu, baik karena pola asuh tertentu
dari orang tua ataupun sebelumnya pernah menjadi korban tindak
kekerasan.
Dalam hubungan berpacaran, kekerasan emosi merupakan alat
yang digunakan untuk menyerang konsep diri dari pasangannya dengan
tujuan untuk menyakiti secara psikologis. Saat suatu hubungan berpacaran
mulai berkembang, yang tidak dapat dihindari adalah kecemburuan
(jealously) yang dapat mengancam hubungan yang dimilikinya dengan
pasangannya (Deaux, Dane & Wrightsman dalam Dinastuti, 2008). Rasa
posesif yang dimunculkan sebagai bentuk kecemburuan terhadap
pasangannya merupakan bentuk cinta romantis yang selanjutnya pasangan
akan terobsesi dan mulai mencari-cari alasan untuk terus melemparkan
tuduhan yang berujung pada munculnya tindak kekerasan emosi dalam
berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Bentuk-bentuk Perilaku Kekerasan Emosi dalam Berpacaran
Kekerasan emosi yang dialami remaja putri dalam berpacaran
merupakan segala bentuk tindakan yang memiliki unsur paksaan, tekanan
dan pelecehan yang dilakukan oleh pasangannya dalam berpacaran untuk
menyerang konsep diri pasangannya dengan tujuan menyakiti
pasangannya secara psikologis (Engel dalam Dinastuti, 2008). Berikut
adalah penggolongan bentuk-bentuk kekerasan emosi:
a) Serangan verbal: menggunakan kata-kata kasar, mengejek,
menyalahkan terus-menerus
b) Menuntut untuk bersikap tunduk dan patuh sebagai bentuk
usaha untuk mengontrol pasangan
c) Merendahkan harga diri pasangan dengan mempermalukan
pasangan didepan umum
d) Berusaha untuk menyembunyikan perasaan dengan tidak
berterus terang terhadap apa yang sedang dirasakan.
e) Mengucilkan pasangan dengan bersikap menghindar dan diam
ketika berada didekat pasangan namun berbeda ketika berada
diantara teman-temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Kekerasan
Emosi dalam Berpacaran
Faktor – faktor yang dapat mendorong timbulnya kekerasan adalah
sebagai berikut:
a. Pengalaman kekerasan dimasa kecil yang dilakukan oleh
anggota keluarga, teman maupun pola atau kebiasaan keluarga
yang menggunakan kekerasan sebagai daya penyelesaian
masalah yang dinilai efektif (Social learning theory). Teori ini
mengatakan bahwa penggunaan kekerasan merupakan respon
yang telah dipelajari dari keluarga sendiri (Berkowitz, 1995).
b. Ketidakmampuan remaja untuk berkata dan bertindak secara
asertif yaitu menolak diperlakukan keras dan kasar karena
adanya ketakutan akan ditinggal oleh pasangan (Goeritno. H,
dkk, 2006).
c. Kecenderungan remaja untuk menilai rendah kemampuan diri
sehingga kepercayaan dan kebanggaan diri pun menjadi rendah
menyebabkan ketergantungan yang berlebihan terhadap
pasangannya (Goeritno. H, dkk, 2006). Ketergantungan ini
yang membuat posisi perempuan menjadi lemah dan akhirnya
mudah jatuh sebagai korban kekerasan ( Mendatau. A, 2008)
d. Superioritas kaum laki-laki menjadikan kaum wanita selalu
dalam posisi lemah dan tidak berdaya yang dapat memicu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
munculnya berbagai perasaan negatif seperti inferior,
tergantung, pasrah, tidak kreatif, kurang inisiatif dan perasaan
takut.
e. Mitos-mitos seputar remaja berpacaran yang mengatakan
bahwa kekerasan adalah bentuk cinta dan kekerasan dianggap
sebagai hal yang normal (Gryl, Stith & Bird, 1991 dalam
Dinastuti 2008)
4. Dampak Kekerasan Emosi dalam Berpacaran
Kekerasan emosi yang diterima dapat memberikan dampak negatif
terhadap pasangan itu sendiri maupun orang lain. Dampak utama dari
tindak kekerasan emosi terhadap korbannya dapat berupa :
a) Depresi yang akan menimbulkan perasaan sedih dan
berdampak pada patahnya semangat sehingga aktifitas
menurun dan pesimisme untuk menghadapi masa yang akan
datang (Cosmopolitan, 2005).
b) Berkurangnya motivasi, mengalami kebingungan, kesulitan
dalam konsentrasi atau pengambilan keputusan, juga
menyalahkan dan menghancurkan diri sendiri. Korbanpun bisa
diliputi oleh rasa takut, marah pada diri sendiri, rasa bersalah
dan malu (Nettisari, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c) Mereka juga seringkali merasa bahwa merekalah yang bersalah,
sehingga tidak sampai berpikir bahwa mereka adalah korban
dari suatu tindak kekerasan emosi. Namun tanpa disadari
kekerasan dalam berpacaran seperti sebuah pola yang akan
terus berulang karena telah menjadi sebuah kebiasaan dan
bagian dari kepribadian pasangan dan merupakan cara
pasangan untuk menghadapi konflik atau masalah (Ridwan,
2006)
Remaja putri yang menjadi korban kekerasan selama berpacaran
akan mengalami luka hati yang lebih dalam dan butuh waktu lama dalam
penyembuhan dibandingkan dengan luka fisik. Luka hati tersebut akan
membawa dampak psikologis bagi kehidupannya dimasa mendatang
(Watson dalam Sarwono,1995).
Peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan tersebut apabila
sering dialami oleh remaja putri dan terjadi berulang-ulang maka remaja
akan mengalami proses rehersal atau repetition yaitu pengulangan
informasi didalam pikiran atau ingatan dan selanjutnya peristiwa yang
tidak menyenangkan tersebut akan direkam secara permanent dalam
memori jangka panjang individu (Suharman,2005) yang menimbulkan
traumatis berkepanjangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5. Beberapa Hal yang menyebabkan Remaja Putri tetap
Mempertahankan Hubungan
Sebuah hubungan berpacaran dikatakan sehat apabila kita dan
pacar mampu membuat keputusan bersama, mampu mendiskusikan
perbedaan pendapat, saling mendengarkan, saling menghargai, mau
berkompromi, merasa nyaman jika melakukan kegiatan sendirian tanpa
pacar dan tidak ada yang berusaha untuk mengontrol sebuah hubungan
(Natasia & Trinzi, 2005).
Kekuatan untuk mendorong seseorang untuk bertahan dalam
hubungan berpacaran sangat besar, walaupun hubungan tersebut penuh
dengan kekerasan baik fisik maupun psikologis. Bagi banyak orang,
kekerasan yang terjadi dalam hubungan berpacaran tidak selalu berarti
bahwa hubungan tersebut akan berakhir.
Keputusan untuk tetap mempertahankan hubungan walaupun
dalam hubungan berpacaran tersebut dipenuhi kekerasan berkaitan dengan
apa yang didapatkan oleh masing-masing dari pasangannya. Remaja yang
telah mengalami kekerasan emosi tidak dapat meninggalkan pasangannya
karena tetap ingin mempertahankan salah satu dari beberapa teori
Sternberg (dalam Santrock, 1995) yaitu teori cinta tringular yang
didapatkan dari pasangannya antara lain gairah seperti daya tarik fisik dan
seksual, keintiman dimana terdapat perasaan emosional tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam hubungan, serta komitmen atau
niat untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.
C. Kekerasan Emosi yang Dialami Remaja Putri oleh Remaja Putra dalam
Berpacaran
Sebagai remaja yang memulai hubungan berpacaran dengan lawan
jenisnya, memiliki banyak pengharapan-pengharapan yang mendorong remaja
putri untuk memulai sebuah hubungan. Sesuai dengan tugas perkembangan
remaja, mereka saling belajar mengenal emosi, mengungkapkan dan
mengekspresikan, bertambahnya kontak sosial dengan orang lain dan
kemudian tanpa disadari hubungan berpacaran mempengaruhi kehidupan
remaja putri (Kompas, 2008).
Melalui hubungan berpacaran, remaja bisa mengasah kemampuan
bersosialisasi, kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik bersama
pasangan pun bermanfaat untuk mempertahankan hubungan. Melalui pacaran
remaja bisa belajar menolerir perbedaan pendapat. Semua ilmu yang berhasil
didapatkan dari masa berpacaran itu menjadi sangat berguna. Terutama untuk
memasuki dunia pernikahan.
Sejalan dengan berkembangnya suatu hubungan antara remaja yang
berpacaran, maka konflik akan muncul. Dalam hubungan berpacaran, remaja
putri memiliki kecenderungan yang berbeda dengan lawan jenisnya dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keterbukaan misalnya dimana remaja putri menolak untuk membuka diri demi
menghindari terjadinya masalah dalam hubungan berpacaran sedangkan
remaja putra menolak membuka diri untuk mempertahankan kendalinya
terhadap hubungan. Perbedaan inilah yang tidak disadari dapat menjadi
penyebab terjadinya kekerasan emosi karena tiap individu memiliki
pengharapan yang berbeda tentang bagaimana masing-masing seharusnya
bertindak (Unger dan Crawford dalam Dinastuti, 2008).
Tindak kekerasan emosi yang sering muncul dalam hubungan
berpacaran ini antara lain sikap merendahkan pasangannya, tuntutan dari
pasangan untuk berikap tunduk dan patuh terhadap apa yang dikatakan
pasangan demi meredam konflik, mempergunakan kata-kata yang
menyakitkan dan kasar untuk dapat memperoleh apa yang diinginkan, adanya
usaha untuk mengucilkan pasangan dengan bersikap acuh didepan teman-
temannya serta ada usaha untuk menyembunyikan perasaan dari pasangannya
dilakukan untuk mengatasi konflik yang dialami dalam hubungan berpacaran
pada remaja putri. Tindakan tersebut membentuk sebuah gambaran tentang
tindak kekerasan emosi yang dialami remaja putri selama hubungan
berpacaran.
Ketidakmampuan remaja putri untuk berkata dan bertindak secara
asertif dengan menolak untuk diperlakukan secara keras, kasar dan
kecenderungan untuk menilai rendah kemampuan diri sehingga kepercayaan
dan kebanggaan diri pun menjadi rendah dapat menyebabkan ketergantungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan ketakutan secara berlebihan akan ditinggalkan oleh pasangannya
merupakan faktor pendorong munculnya kekerasan emosi dalam berpacaran
Kontrol diri yang rendah terhadap segala bentuk rangsang memicu
timbulnya kekerasan emosi dalam berpacaran. Adanya pengalaman kekerasan
dimasa kecil yang dilakukan sebagai upaya menyelesaikan konflik, tekanan-
tekanan dari luar yang memunculkan stress serta adanya faktor dimana
kekerasan digunakan sebagai alat untuk memperoleh apa yang diinginkan oleh
pasangannya dapat memicu dan mempengaruhi munculnya tindak kekerasan
emosi pada remaja putri dalam berpacaran. Kemudian seberapa jauh tingkat
kekerasan emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam
berpacaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif
menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Karena peneliti ingin
mengangkat fakta, keadaan dan fenomena yang terjadi pada remaja
berpacaran. Sedangkan penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara
sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau
mengenai bidang tertentu (Azwar, 2001).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel utama yaitu variabel
kekerasan emosi yang dialami remaja putri dalam berpacaran.
C. Definisi Operasional
Kekerasan emosi yang dialami remaja putri dalam berpacaran
merupakan segala bentuk tindakan yang memiliki unsur paksaan, tekanan
dan pelecehan yang dilakukan oleh pasangannya dengan tujuan menyakiti
pasangannya secara psikologis. Maka dalam hal ini sejauh mana remaja
putri mengalami bentuk-bentuk perilaku kekerasan emosi dimana dalam
hubungan berpacaran, pasangannya melakukan hal-hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Mengucilkan pasangannya sebagai contoh pasangan menunjukkan
tingkah laku seperti menghindar atau berperilaku diam ketika
berada didekat pasangan namun berbeda jika berada didekat
teman-temannya akan menunjukkan sikap ceria.
b. Pasangan menuntut untuk selalu bersikap tunduk, patuh dan
mengikuti kehendaknya.
c. Munculnya perilaku menyerang secara verbal dengan
menggunakan kata-kata yang menyakitkan, mengkritik,
mempermalukan, mengejek, mengancam, menyalahkan terus-
menerus, menggunakan kata-kata kasar untuk mengekspresikan
kebencian.
d. Berusaha untuk merendahkan harga diri pasangannya dengan
membesar-besarkan kesalahan dan mempermalukan pasangan
didepan orang lain.
e. Pasangan menyembunyikan perasaan dan tidak lagi berterus terang
terhadap apa yang dirasakan dengan meragukan persepsi pasangan.
Kelima bentuk perilaku kekerasan emosi tersebut yang menjadi dasar
dalam pembuatan alat ukur. Kekerasan emosi akan diukur dengan
menggunakan skala tingkat kekerasan emosi dimana skor yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa subyek cenderung mengalami tingkat kekerasan emosi
dalam berpacaran yang tinggi, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menunjukkan semakin rendah tingkat pengalaman mengalami tindak
kekerasan emosi dalam berpacaran.
D. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi diwilayah
yogyakarta Adapun ciri-ciri subyek dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Subyek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada remaja putri akhir
yang berusia 18 hingga 22 tahun. Pada usia 18 hingga 22 tahun
merupakan masa yang terkait dengan perubahan sosial dan
digunakan remaja untuk menjalin sebuah relasi dengan lawan
jenisnya (Santrock, 1995)
2. Memiliki latar belakang pendidikan SMU dan atau sederajat serta
dan Mahasiswa dan atau sederajat dengan pertimbangan ketika
subyek memiliki latar belakang pendidikan tersebut, diharapkan
subyek mampu memahami isi dan petunjuk angket.
3. Karakteristik subyek penelitian adalah mereka yang telah memiliki
pasangan, dengan kata lain sedang dalam menjalani suatu
hubungan berpacaran.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jumlah subyek yang diambil sampelnya
adalah sebesar 75 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah incidental sampling dimana peneliti langsung memberikan angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kepada setiap remaja putri yang ditemui dan telah memenuhi syarat sebagai
subyek penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk melihat seberapa besar tingkat
kekerasan yang dialami oleh remaja putri adalah menggunakan metode angket.
Angket atau skala adalah kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis,
disusun dan dianalisis sehingga respon individu terhadap pernyataan tersebut
dapat diberi skor dan kemudian diinterpretasikan (Azwar, 2003)
Angket yang digunakan adalah angket langsung, yaitu angket yang
langsung diberikan kepada subyek untuk dimintai keterangannya. Angket
tersebut disusun berdasarkan modifikasi dari skala Tolman, 1989.
Psychological Maltreatment of Woman Inventory (PMWI), yang merupakan
alat untuk mengukur tingkat kekerasan pada pasangannya.
Psychological Maltreatment of Woman Inventory atau PMWI terdiri
dari lima aspek yaitu aspek mengucilkan, pasangan menuntut untuk tunduk
dan patuh, pasangan melakukan serangan verbal, merendahkan dan pasangan
menyembunyikan perasaan. Berikut sebaran item skala tingkat kekerasan
emosi dalam berpacaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 1.
Blue Print Skala Pengalaman Kekerasan Emosi Remaja Putri
dalam berpacaran
No Aspek No Butir Pernyataan Jumlah
1. Mengucilkan 2, 6,8,10,12,14,18 7
2. Pasangan menuntut untuk
tunduk dan patuh
16,19,21,23,25,27,29 7
3. Pasangan melakukan
serangan verbal
24,26,28,30,11,32 6
4. Merendahkan 4,13,15,17,20,22 6
5. Pasangan
menyembunyikan
perasaan
1,3,5,7,9,31 6
Jumlah 32
Dalam angket tersebut, subyek diminta untuk menyatakan perilaku
yang dialaminya tersebut terjadi dengan memilih jawaban yang telah tersedia
sebagai respon dari pernyataan yang diberikan dengan alternatif jawaban
sebagai berikut:
TP : Tidak Pernah, alternatif jawaban ini mengandung pengertian bahwa
situasi yang dinyatakan dalam pernyataan tidak pernah terjadi pada
subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
JR : Jarang, alternatif jawaban ini mengandung pengertian bahwa situasi
yang dinyatakan jarang terjadi pada subyek
KD : Kadang-kadang, alternatif jawaban ini mengandung pengertian bahwa
subyek akan memilih jawaban kadang-kadang apabila pernyataan
tersebut kadang-kadang terjadi dalam hubungannya dengan pasangan
SR : Sering, alternatif jawaban ini mengandung pengertian bahwa situasi
jawaban tersebut sering terjadi pada diri subyek
SL : Selalu, alternatif jawaban ini mengandung pengertian bahwa situasi
dalam pernyataan tersebut selalu dialami oleh subyek.
Skor untuk masing-masing kategori jawaban adalah 1 untuk Tidak
Pernah, 2 untuk Jarang, 3 untuk Kadang-kadang, 4 untuk jawaban Sering dan
5 untuk kategori jawaban Selalu.
Skor total subyek adalah jumlah total skor. Tingginya skor yang
diperoleh subyek menunjukkan tingginya kekerasan emosi yang dialami oleh
remaja putri. Demikian sebaliknya, semakin rendah jumlah skor total maka
semakin rendah kekerasan emosi yang dialami oleh remaja putri.
F. Uji coba Alat Ukur
1. Validitas dan Seleksi Item
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diuji validitas
itemnya dengan tujuan untuk mengetahui apakah setiap item dapat
membedakan subyek yang satu dengan yang lainnya secara tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berdasarkan aspek pengukuran yang dilakukan. Pengukuran validitas item
menggunakan tehnik korelasi Product Moment Pearson dengan
menganalisis korelasi antara skor tiap item dengan skor totalnya. Item
yang valid adalah item yang berkorelasi positif dan signifikan antara skor
tiap item dengan skor totalnya. Validitas item dinyatakan oleh koefisien
korelasi yang besarnya bergerak antara 0,00 sampai 1,00. Batas minimum
koefisien korelasi item valid yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,30 karena sudah dianggap memuaskan (Azwar,2000).
Setelah dilakukan analisis butir dengan menggunakan bantuan
SPSS for Windows versi 16.0 menghasilkan tiga puluh (30) item sahih dan
dua (2) item gugur dengan koefisien korelasi bergerak antara 0,318 hingga
0,825. Item yang tidak sahih adalah item nomor 4 dan nomor 5. hasil
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Skala Pengalaman Kekerasan Emosi Remaja Putri
dalam berpacaran
No Aspek Item awal Item gugur
Item terseleksi
1. Mengucilkan 2,
6,8,10,12,14,18
- 2,
6,8,10,12,14,18
2. Pasangan menuntut untuk tunduk dan patuh
16,19,21,23,25,
27,29
- 16,19,21,23,25,
27,29
3. Pasangan melakukan Serangan verbal
24,26,28,30,11,
32
- 24,26,28,30,11,
32
4. Merendahkan 4,13,15,17,20,2
2
4 13,15,17,20,22
5. Pasangan menyembunyikan perasaan
1,3,5,7,9,31 5 1,3, 7,9,31
Jumlah 32 2 30
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
ukur mempunyai konsistensi atau keajekan yang relatif tetap jika
dilakukan pengukuran ulang terhadap subyek yang sama. Besarnya
koefisien korelasi tersebut berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan dalam
menentukan reliabilitas tidak ada patokan yang pasti. Reliabilitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
baik akan memiliki koefisien korelasi sebesar mungkin, semakin
mendekati angka 1,00 maka terdapat konsistensi hasil ukur yang semakin
sempurna (Azwar, 2000).
Tehnik analisis yang digunakan dalam menghitung
reliabilitas tersebut adalah menggunakan tehnik Alpha dari Cronbach
dimana tehnik Alpha dapat mengatasi kelemahan teknik belah dua dan
mengestimasi rata-rata korelasi belah dua dari semua pembagi tes yang
mungkin dilakukan (Azwar, 2002). Pengolahan data akan dilakukan
dengan program komputer SPSS for windows 16.00
Hasil uji reliabilitas alat ukur kemudian menunjukkan hasil
seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 3
Hasil Analisa Reliabilitas Alat Ukur
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
0.936 0.939 32
Dari hasil analisa yang diperoleh, hasil yang diperoleh dari
teknik Alpha dari Cronbach adalah 0, 939. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat reliabilitas termasuk dalam kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
G. Proses Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian diawali dengan menyiapkan alat ukur yang
disusun berdasarkan aspek-aspek dari variabel tersebut kemudian
mengadakan observasi diwilayah penelitian untuk memperoleh gambaran
keadaan sekitar.
Kemudian dilakukan uji coba alat ukur yang digunakan untuk
menyeleksi butir sekaligus mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur.
Pelaksanaan alat ukur dilakukan pada tanggal 17 Juni 2009 sebanyak 160
subyek. Dengan hasil item gugur sebanyak tiga (3) butir dari total 40 butir
yang digunakan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian diawali dengan menggandakan
angket skala pengalaman kekerasan emosi sebanyak jumlah subyek
penelitian. Penulis kemudian menyebarkan skala kepada masing-masing
subyek dibantu oleh tiga orang teman mahasiswa. Peneliti memberikan
penjelasan mengenai cara pengisian angket dan dilanjutkan dengan
pengisian angket oleh subyek.
Selama pengisian angket, peneliti berada didekat responden
sehingga subyek dapat bertanya langsung jika mendapat kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menjawab pertanyaan. kemudian dilakukan pengumpulan hasil isian
angket dan memeriksa kelengkapannya.
Penelitian dilakukan pada tanggal 19 hingga 20 Juni 2009.
Penelitian dilakukan pada remaja putri berusia 18 hingga 22 tahun dengan
tingkat pendidikan subyek penelitian yang tersebar pada tingkat SMU dan
dan atau sederajat serta mahasiswa Strata satu dan atau sederajat.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahap terakhir dalam penelitian.
Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah yaitu pengecekan terhadap
semua data yang telah terkumpul, pemberian skor terhadap setiap jawaban
subyek, menyusun tabel data yang berisi hasil penskoran untuk
memudahkan analisis, dan yang terakhir menganalisis reliabilitas dan
validitas data dengan menggunakan program SPSS for Windows Release
16.0
H. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah cara mengolah data yang berupa angka
dengan menggunakan metode statistik sehingga peneliti dapat menyimpulkan
hasil penelitian meliputi penyajian data melalui tabel, penghitungan nilai
maksimum dan minimum, mean teoritis, mean empiris, standar deviasi dan
penghitungan prosentase. Kategorisasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan membandingkan antara mean empirik dengan mean teoritik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian yang diungkap dalam penelitian ini adalah
remaja putri dengan usia 18 sampai dengan 22 tahun. Deskripsi rinci komposisi
subyek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Subyek Berdasar Status
Subyek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok pelajar
SMU dan atau sederajat serta kelompok mahasiswa dan atau sederajat yang
berdomisili di yogyakarta dengan jumlah subyek 75 orang. Deskripsi rinci
komposisi subyek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Komposisi Subyek Berdasarkan Status
No Status Jumlah Persentase %
1. Pelajar SMU 21 Orang 28
2. Mahasiswa 54 Orang 72
Jumlah 75 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa 21 orang (28%) subyek
adalah pelajar SMU dan 54 Orang (72%) subyek adalah seorang mahasiswi
dengan jumlah subyek sebanyak 75 orang (100%).
2. Karakteristik Subyek Berdasarkan Umur
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berpacaran,
berumur 18 tahun hingga 22 tahun. Deskripsi rinci komposisi subyek
penelitian berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Komposisi Subyek Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase %
18 6 8
19 16 21,33
20 18 24
21 7 9,33
22 5 6,67
Jumlah 75 100
3. Karakteristik Subyek Berdasarkan Usia Berpacaran
Usia berpacaran subyek dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 6
Komposisi Subyek Berdasarkan Lama Usia Berpacaran
Usia Berpacaran (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase %
0 – 1 48 64
1 – 2 14 18,67
2 – 3 3 4
3 – 4 3 4
4 – 5 5 6,67
5 – 6 1 1,33
6 – 7 1 1,33
Jumlah 75 100
4. Karakteristik Subyek Berdasarkan Tempat Tinggal Pasangan
Subyek yang memiliki pasangan yang bertempat tinggal di Yogyakarta
ataupun diluar Yogya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7
Komposisi Subyek Berdasarkan Tempat Tinggal Pasangan
Tempat Tinggal Jumlah (Orang) Persentase %
Yogyakarta 53 70,66
Luar Kota Yogyakarta 22 29,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
B. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data digunakan untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan
data penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah proses pengambilan data
penelitian dan hasil uji coba alat ukur sehingga diketahui validitas dan reliabilitas alat
ukur variabel, perbandingan rerata empiris dan rerata teoritik skala pengalaman
kekerasan dalam berpacaran. Rerata empiris diperoleh dari respon subyek penelitian,
sedangkan rerata teoritik diperoleh dari rerata skala pengalaman kekerasan dalam
berpacaran. Rerata teoritik diperoleh dari penjumlahan skor minimal dan maksimal
tiap skala dibagi dua.
Berdasarkan data yang terkumpul dari seluruh subyek penelitian yang
melibatkan 75 remaja putri berpacaran, maka data menjadi bahan dalam pembahasan
nantinya. Setelah data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala
pengalaman kekerasan emosi kemudian dilanjutkan dengan interpretasi data dari skor
yang diperoleh dalam penelitian tersebut.
Deskripsi data penelitian berikut ini dapat menjadi gambaran umum data
penelitian tersebut diatas.
Jumlah aitem skala pengalaman kekerasan emosi dalam berpacaran adalah
sebanyak 32 aitem dengan skor bergerak dari 1 sampai 5. Jarak sebaran adalah 32
(32x1) sampai dengan 160 (32x5), sehingga luar jarak sebarannya adalah 160-32 =
128, dengan satuan standart deviasi bernilai 128:6 = 21,32. sedangkan rerata hipotetik
sebesar 96 (M= 32+160/2). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa skor terendah
skala pengalaman kekerasan dalam berpacaran adalah 332 dan skor tertinggi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
100, rerata empiris 61,39 dan standart deviasi sebesar 17,314. Data tersebut
menunjukkan bahwa rerata teoritik subyek lebih tinggi dari rerata empiriknya.
Perbandingan rerata empirik dan rerata teoritik dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 8
Deskripsi Data Empirik dan Data Teoritik
Skala Tingkat Kekerasan Emosi dalam Berpacaran.
Ukuran Empirik Teoritik
Skor Minimal 32 32
Skor Maksimal 100 160
Rerata 61,39 96
Standart Deviasi 17,314 21,32
Berdasarkan rerata empirik dan rerata teoritik tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa pada remaja putri sebenarnya ditemukan adanya kekerasan emosi
dalam berpacaran yang dilakukan oleh pasangannya akan tetapi relatif sedang dan
cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat pada rerata teoritik yang lebih tinggi dari
rerata empirik. Ini membuktikan bahwa rerata skor diprediksikan lebih tinggi dari
yang ditemukan dilapangan.
Setelah mendapatkan perbandingan antara rerata empirik dan rerata teoritik,
kemudian dilanjutkan dengan membuat kategorisasi secara normatif skor subyek pada
pengalaman kekerasan yang dilakukan pasangannya. Pembuatan kategorisasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menurut Azwar (1999) bersifat relatif, oleh karena itu boleh ditetapkan secara
subyektif selama penetapan tersebut berada dalam batas kewajaran dan dapat diterima
akal. Dalam penelitian ini, kategorisasi dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Tinggi, jika X > M+1,0s
b. Sedang, jika M-1,0s<X< M+1,0s
c. Rendah, jika X< M-1,0s
Untuk lebih rincinya, kategorisasi tingkat kekerasan dalam berpacaran dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 9
Kategorisasi Subyek pada Skala Tingkat Kekerasan Emosi Remaja Putri
dalam Berpacaran
Kategori Skor Jumlah
Subyek
Persentase %
Tinggi > 117,32 0 0
Sedang 74,68 < X < 117,32 18 24
Rendah < 74,68 57 76
Jumlah 75 100
Hasil kategorisasi skala pengalaman kekerasan dalam berpacaran
menunjukkan bahwa lebih dari separuh subyek berada pada kategori jarang. Untuk
pengalaman kekerasan dalam berpacaran dengan kategori sangat sering, tidak ada
satupun subyek yang memiliki pengalaman kekerasan dalam berpacaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kategori tersebut (0%). Untuk pengalaman kekerasan dalam berpacaran dengan
kategori sering terdapat 18 orang subyek (24%), sedangkan pengalaman kekerasan
dalam berpacaran pada kategori jarang sebanyak 57 orang (76%).
Telaah pada deskripsi data kategori diatas menunjukkan bahwa mayoritas
subyek memiliki pengalaman kekerasan dalam berpacaran dengan kategori jarang.
Fenomena tersebut juga nampak pada rerata empisik sebesar 61,39 yang lebih rendah
dari rerata teoritik sebesar 96. pengalaman kekerasan pada remaja putri meskipun
tidak dapat dikatakan sangat sering, namun 24% subyek mengalaminya dengan
frekuensi yang masuk dalam kategori sering. Hal ini patut untuk diperhatikan lebih
khusus guna melakukan pencegahan-pencegahan atau tindakan preventif guna
menekan terjadinya tindakan perilaku-perilaku kekerasan dalam berpacaran yang
dialami remaja putri.
C. Pembahasan
Tujuan utama penelitian ini adalah mencoba menjawab masalah penelitian
yaitu seberapa jauh tingkat pengalaman kekerasan emosi yang dialami oleh remaja
putri dalam berpacaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek yang mengalami
kekerasan emosi dalam berpacaran untuk kategori sedang sebanyak 24% dan kategori
rendah sebanyak 76% (pada tabel 9). Maka hasil yang diperoleh adalah bahwa tingkat
pengalaman kekerasan emosi yang dialami oleh remaja putri termasuk kategori sedang
menuju rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya tingkat pengalaman
kekerasan emosi pada remaja putri yang diartikan bahwa remaja putri dalam hubungan
berpacaran memiliki tingkat pengalaman kekerasan emosi yang rendah adalah yang
pertama dari lama usia berpacaran di mana sebanyak 64% remaja putri memiliki
hubungan berpacaran kurang dari 1 tahun yang diasumsikan bahwa hubungan yang
terjalin belumlah erat, sehingga keterlibatan emosi belum sepenuhnya terjalin. Kelly
(dalam Ardyan, 1999) menyebutkan beberapa ciri khas tentang sebuah hubungan yang
erat. Yaitu pertama, ada frekuensi interaksi pertemuan yang kerap untuk waktu yang
relatif panjang. Kedua, hubungan yang erat melibatkan bermacam-macam bentuk
kegiatan dan peristiwa sehingga keterlibatan secara emosionalnya lebih terjalin.
Semakin lama sebuah hubungan terjalin maka semakin erat keterlibatan emosi yang
muncul. Berbagai konflik juga akan muncul. Hasil penelitian menyebutkan sebanyak
64% remaja putri menjalin hubungan dengan pasangannya kurang dari 1 tahun dan
faktor lama berpacaran tersebut menyumbang rendahnya hasil dari penelitian tersebut.
Faktor yang kedua, dapat digambarkan bahwa yang terlihat berupa fenomena
gunung es (iceberg), dimana kasus sebenarnya masih jauh lebih besar lagi, namun
banyak hal yang membuatnya tidak terungkap (http://www.kompas.com). Adanya
faktor internal berupa perbedaan penghayatan tentang pengalaman mengalami tindak
tindak kekerasan emosi dimana subyek cenderung merasakan emosi-emosi negatif pada
saat berpacaran sebagai hal yang wajar dan masih dapat diterima dalam hubungan
berpacaran sehingga seiring dengan berjalannya waktu dan tindak kekerasan emosi ini
terjadi berulang, terdapat semacam penerimaan bahwa tindak kekerasan emosi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
adalah bagian dari kepribadian pasangan (Dinastuti, 2008). Sedangkan faktor eksternal
dimana terdapat penghayatan yang memandang bahwa tindak kekerasan emosi yang
dilakukan pasangannya adalah sebuah cara penyelesaian masalah yang wajar dan
bahkan mungkin harus dilakukan yang diperoleh dari masa lalunya dimana orang tua,
tetangga atau teman mempunyai pola atau kebiasaan yang menggunakan kekerasan
sebagai respon yang wajar.
Ketiga, adanya kontrol diri yang tinggi terhadap munculnya tindak kekerasan
emosi dalam hubungan berpacaran. Sikap remaja putri yang mandiri, optimis dan
percaya diri yang dimiliki merupakan suatu cara untuk mengantisipasi timbulnya
kekerasan emosi dalam berpacaran (Hadi & Aminah dalam Goeritno, Soeharsono &
Arsitasari, 2006). Dengan demikian pasangan tidak lagi memiliki anggapan bahwa
dirinya paling benar sehingga mampu menekan sikap berbuat sesuka hati yang
dilakukan oleh pasangannya.
Keempat, dimana remaja putri yang mampu menunjukkan pada pasangannya
bahwa dirinya merupakan pribadi kreatif, ulet dan percaya diri maka peluang terjadinya
tindak kekerasan dalam berpacaran dapat dikurangi bahkan dihindari. Sikap
kemandirian yang dimiliki oleh remaja putri mampu mengurangi ketergantungan
terhadap pasangannya yang mana ketergantungan terhadap pasangan merupakan faktor
pendukung timbulnya kekerasan emosi dalam berpacaran (Goeritno. H, Soeharsono,
dkk, 2006). Banyaknya media-media masa yang memberitakan tentang kekerasan
emosi dalam berpacaran dapat membuat semakin luasnya wawasan remaja putri tentang
mitos-mitos yang berkembang seputar berpacaran seperti perasaan cemburu maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kekerasan yang dilakukan oleh pasangan adalah bentuk cinta dan perhatian sehingga
dapat mengurangi tingginya tingkat kekerasan emosi dalam berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat kekerasan
emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran pada
usia 18 hingga 22 tahun termasuk dalam kategori yang rendah yaitu sebanyak
76%.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian ini.
Kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti kurang memperhatikan hal-
hal seperti lama usia berpacaran sebagai salah satu syarat pengambilan sampel.
Oleh karena itu diharapkan kepada pihak atau peneliti yang memiliki minat
melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki persamaan topik dengan
penelitian ini, diharapkan lebih memperhatikan hal-hal lain yang
mempengaruhi seperti intensitas pertemuan dengan pasangannya sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan subyek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Saran-saran
1. Remaja yang mengalami tindak kekerasan emosi
Dari hasil penelitian mengindikasikan bahwa masih
terdapatnya kekerasan emosi yang terjadi pada remaja putri dalam
berpacaran meskipun terdapat angka yang rendah. Harus diperhatikan
adalah bahwa semua hubungan yang terdapat unsur kekerasan emosi
dapat terjadi pada siapa saja tanpa dapat kita sadari. Dibutuhkan sikap
yang waspada dan lebih mencermati kembali munculnya tindak
kekerasan emosi dalam hubungan berpacaran.
2. Penelitian selanjutnya
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih jeli
melihat permasalahan yang berkembang pada subyek penelitian.
Peneliti selanjutnya juga perlu melihat bahwa tema pengalaman
kekerasan emosi dalam berpacaran merupakan hal yang sensitif, maka
disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk dapat membuat kata-
kata dalam angkat yang lebih seksama. Hal ini dilakukan sebagai
pertimbangan agar jawaban yang diberikan subyek merupakan
jawaban murni dan sesuai dengan kondisi atau keadaan yang
sebenarnya tanpa harus ragu, khawatir dan malu dengan keadaan
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
DAFTAR PUSTAKA
Albin, R.S. (2003). Emosi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Adryanto, M; Soekrisno, S. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Boeree,G.C. (2006). Personality Theories. Yogyakarta : Penerbit Prisma Shophie.
Berkowitz, Leonard. (1995). Emotional Behavior. Jakarta : Penerbit PPM.
Breakwell, M.G.(1998). Coping With Aggressive Behavior. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Cemara, Harry. K. (2005). Kekerasan dalam Berpacaran. Sumatera Barat: PKBI
Chaplin, James P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Cosmopolitan. (2005, Agustus). Your Work Zone: Are You Emotionally Abused At Work?, 195-197.
Darsono, I. L.,& Junaedi, C. M. (2007). Perspektif Dosen dan Mahasiswa Terhadap Tindak Kekerasan dalam Komunitas Pendidikan Tinggi. Manasa, 1 (1), 45-64
Dinastuti. (2008). Gambaran Emotional Abuse dalam Hubungan Berpacaran Pada Empat Orang Dewasa Muda. Manasa, 2(1), 51-69
Dzuhayatin, S. R. & Yuarsi, S. E. (2002). Kekerasan Terhadap Perempuan Diruang Publik. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Fauzi. A, Lucianawaty. M, Hanifah. L, Bernadette. N. Dipungut 19 September 2008, dari http://www.kekerasandalampacaran.com
Forward, S. (1997). Emotional Blackmail. Jakarta : Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer.
Fromm, Erich. (2001). Akar Kekerasan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Garrison, Karl C. 1946. The Psychology of Adolescence. Third Edition : New York : Prentice Hall, Inc
Gryl, F.E., Stith, S.M., & Bird, G.W.(1991). Close Dating Relationships Among Collegestudents: Differences by Use of Violence and by Gender. Journal of Social and Personal Relationships, 8, 243-264
Goeritno, H., Soeharsono., Arsitasari, A. I. (2006). Kemandirian Wanita dan Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Pacaran. Psikodimensia, 5(1), 17-26
“Kekerasan dalam Pacaran” Kompas, 25 Agustus 2008, dari http://kompas.com
Kristyanti, Rosalina. J (2004). Memahami Dinamika Kekerasan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jurnal Psikologi, 13(1), 21-31
Knox, D., Custis, L.L., Zusman. M.E. 2000. Abuse In Dating Relationship Among College Students. College Student Journal, 43-52
Mendatau, A. Dipungut 4 November 2008, dari http://Kekerasanantarpasangan.com
Muniarti, A. M. P. (1999). Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Nettisari, B. R. G. (2006). Kekerasan Terhadap Istri Ditinjau Dari Komunikasi Antar Suami Istri. Thesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Nurhayati, S. R. (1999). Atribusi kekerasan dalam rumah tangga, kesadaran gender, dan strategi menghadapi masalah pada perempuan korban KDRT. Thesis (Tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
O’Leary, K. D. & Maiuro, R. D. (2001). Psychological Abuse In Violent Domestic Relations. New York: Springer Publishing Company
“Pengaruh Sebaya hingga Kekerasan”, Kompas, 20 Juli 2002 dari http://www.bkkbn.go.id
Ridwan, M. Ag. (2006). Kekerasan Berbasis Gender. Banguntapan : Fajar Pustaka.
Santrock, John W. 1995. Life Span Development jilid II (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga
Straus, M.A &Yodais,C.L (1996). Corporal Punishment In Adolescene and Physical Assoults On Spouses In Later Life: What Accounts For The Link. Journal Of Marriage and The Family, 58, 825-841
Sarwono, S. W. (1995). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sarwono, S. W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suharman. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Sudaryana. (2005). Intensi Kekerasan Suami Terhadap Istri Ditinjau Dari Pengalaman Individu Dan Strategi Coping. Thesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tolman. (1999). Psychological Maltreatment of Woman Inventori Scale (PMWI).Dipungut 20 Mei 2009, dari http://sitemaker.umich.edu/pmwi/files/pmwif.pdf
University Of South Carolina, School Of Medicine. (2001, Juli). Comparison of Scores for Abused and Nonabused Young Adults on The Psychological Trauma and Resources Scale. Dipungut 17 Juni, 2009, dari William S. Hall Psychiatric Institute Web Site:http://www.schoolofmedicine.com
Yuliandini. R. Kampanye Pacaran Sehat‘steLOVEscope’ . Dipungut 19 September, 2009, dari http://www.fsrd.itb.ac.id/wpcontent/uploads/Kampanye%20Pacaran%20Sehat.pdf
Yuni, N. Pacaran Pada Remaja. Dipungut 19 September, 2009, dari http://psikologi.umm.ac.id/ppm/doc/ds-Pacaran%20Pada%20Remaja.doc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
LAMPIRAN A
INSTRUMENT PENELITIAN
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Dengan hormat,
Pada kesempatan ini, peneliti memohon kesediaannya kepada rekan-rekan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi angket yang telah
disediakan.
Angket ini berisi pernyataan-pernyataan tentang pengalaman kekerasan
emosi yang dialami oleh remaja dalam berpacaran. Hal yang menarik adalah tanpa
anda sadari mungkin telah mengalaminya. Angket ini membantu anda untuk
melihat kembali hal-hal apa sajakah yang pernah dialami dalam masa pacaran.
Didalam angket ini terdapat 32 butir pernyataan tentang perlakuan yang
mungkin pernah anda alami selama berpacaran. Pilihlah jawaban yang sesuai
dengan yang anda alami dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu
alternatif pilihan jawaban yang tersedia disebelah kanan.
Adapun beberapa pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:
a. Anda menjawab TP, apabila anda Tidak Pernah mengalami hal
tersebut
b. Anda menjawab JR, apabila anda Jarang mengalami hal tersebut
c. Anda menjawab KD, apabila anda Kadang-Kadang mengalami hal
tersebut
d. Anda menjawab SR, apabila anda Sering mengalami hal tersebut
e. Anda menjawab SL, apabila anda Selalu mengalami hal tersebut
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, oleh karena itu
pilihlah jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda sendiri. Peneliti sangat
mengharapkan keterbukaan dan kejujuran dalam mengisi angket ini. Periksalah
kembali agar tidak ada jawaban yang terlewati. Seluruh identitas dan jawaban
sangat terjaga kerahasiaanya karena untuk kepentingan penelitian.
Atas partisipasi dan kerjasama anda, peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selamat mengerjakan
Nama (boleh tidak diisi) :…………………….
Pendidikan :……………………
Usia Anda :……………………
Usia Pasangan :……………………
Lama berpacaran :……………………
Domisili Pasangan : Jogja/…………….*) coret yang tidak perlu
No Pernyataan
Jawaban
TP
(Tidak Pernah)
J
(Jarang)
KD
(Kadang-kadang)
SR
(Sering)
SL
(Selalu)
1. Pasangan selalu menghindar, ketika saya menanyakan
perasaannya saat ini
2 Pasangan cemburu atau curiga terhadap teman-teman saya
3. Pasangan tidak lagi mengutarakan apa yang dia rasakan
saat ini
4. Pasangan cenderung marah dan mengelak jika saya
mendekatinya untuk mendiskusikan suatu masalah
5. Pasangan berperilaku berbeda, ketika berada diantara
teman-temannya dan ketika hanya berdua dengan saya
6. Pasangan melarang saya untuk menelpon teman
7. Pasangan tidak membiarkan saya untuk dapat
mengutarakan perasaan saya saat ini
8. Pasangan cemburu terhadap teman pria saya
9. Pasangan berusaha menyembunyikan perasaaan yang
sebenarnya kepada saya
10. Pasangan melarang saya untuk mengunjungi atau
berbicara dengan anggota keluarga saya yang lain
11. Pasangan mengungkit kembali kejadian dimasa lalu untuk
menyakiti saya
12. Pasangan tidak mengijinkan saya untuk pergi kemanapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersama teman-teman saya
13. Pasangan mengatakan bahwa apa yang saya rasakan
terhadapnya tidak logis atau tidak masuk akal
14. Pasangan melarang saya untuk pergi kemanapun, untuk
melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan
kemampuan diri saya
15. Pasangan mengabaikan saya atau bertingkah laku seakan-
akan saya tidak ada
16. Pasangan menuntut saya untuk selalu mematuhi apa yang
dia katakan
17. Pasangan beranjak pergi, ketika muncul ketidaksetujuan
terhadap suatu hal yang terjadi diantara kami
18. Pasangan ikut campur, ketika saya berurusan dengan
anggota keluarga saya yang lain
19. Pasangan bertindak seakan-akan saya adalah pelayan
pribadinya
20. Pasangan merendahkan saya
21. Pasangan mengawasi saya setiap waktu dan saya harus
selalu memberitahukan setiap saat dimana saya berada
22. Pasangan menghina dan mempermalukan saya didepan
orang lain
23. Pasangan berusaha mencegah saya agar saya tidak bisa
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan dia
24. Pasangan menyalahkan saya sebagai penyebab dari
perilaku kasarnya
25. Pasangan mengancam untuk memutuskan hubungan agar
saya mau melakukan sesuatu yang dia inginkan
26. Pasangan menyalahkan saya seakan-akan saya adalah
penyebab dari kesedihan yang dialaminya
27. Pasangan mengancam untuk melukai diri sendiri, jika saya
tidak mau melakukan apa yang dia inginkan
28. Pasangan berbicara dengan nada tinggi dan kasar kepada
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. Pasangan merasa sedih jika apa yang saya lakukan tidak
seperti apa yang dia harapkan
30. Pasangan memanggil saya dengan sebutan yang tidak saya
sukai
31. Pasangan tidak dapat merasakan lagi apa yang saya
rasakan
32. Pasangan mengatakan sesuatu hal yang membuat saya
jengkel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B
VALIDITAS & RELIABILITAS
Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validitas Skala Penelitian Tingkat Kekerasan Emosi
Yang Dialami Remaja Putri dalam Berpacaran
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
aitem1 59.52 287.577 0.385 0.936
aitem2 58.61 281.457 0.465 0.936
aitem3 59.28 289.88 0.318 0.937
aitem4 59.51 294.064 0.14 0.939
aitem5 58.85 292.397 0.173 0.939
aitem6 60.13 291.306 0.46 0.936
aitem7 59.63 287.264 0.408 0.936
aitem8 58.31 273.621 0.589 0.934
aitem9 59.29 287.832 0.357 0.937
aitem10 60.11 290.313 0.504 0.935
aitem11 59.45 285.657 0.443 0.936
aitem12 59.65 279.013 0.637 0.934
aitem13 59.63 286.886 0.451 0.935
aitem14 59.75 281.111 0.688 0.933
aitem15 59.6 280.811 0.599 0.934
aitem16 59.15 275.938 0.66 0.933
aitem17 59.31 277.026 0.62 0.934
aitem18 59.43 275.194 0.728 0.932
aitem19 60.13 290.712 0.522 0.935
aitem20 60.04 286.363 0.639 0.934
aitem21 58.87 269.225 0.684 0.933
aitem22 60.07 287.658 0.559 0.935
aitem23 59.68 283.329 0.528 0.935
aitem24 59.61 272.646 0.785 0.932
aitem25 59.97 283.783 0.658 0.934
aitem26 59.55 270.819 0.825 0.931
aitem27 59.87 285.495 0.476 0.935
aitem28 59.37 270.102 0.781 0.932
aitem29 58.8 283.514 0.475 0.935
aitem30 59.52 271.929 0.748 0.932
aitem31 59.53 275.468 0.626 0.934
aitem32 58.77 272.853 0.715 0.932
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Skala Penelitian Tingkat Kekerasan Emosi
Yang Dialami Remaja Putri dalam Berpacaran
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items
N of Items
0.936 0.939 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI