PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI STRATEGI … · membentuk kurva S atau C. Skoliosis...

211
STRATEGI KOPING PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Benedicta Kusuma Wardhani 139114074 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI STRATEGI … · membentuk kurva S atau C. Skoliosis...

STRATEGI KOPING PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Benedicta Kusuma Wardhani

139114074

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

“You’re BRAVER than you believe,

STRONGER than you seem, and

SMARTER than you think.”

-WTP-

aku ini hamba Tuhan, tejadilah padaku menurut perkataanMu..

In the end, some of our greatest pains become our greatest strengths.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan bagi :

Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Keren

Partisipan-partisipan dalam penelitian ini

dan

Semua teman-teman sesama skolioser di manapun kalian berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

STRATEGI KOPING PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS

Benedicta Kusuma Wardhani

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Remaja pada umumnya berusaha mengembangkan fisik yang dimiliki menjadi lebih

sempurna. Usaha yang lebih besar untuk mengembangkan fisik dilakukan oleh remaja yang

menderita skoliosis karena memiliki fisik yang tidak sempurna. Skoliosis adalah salah satu

gangguan yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang ke kiri atau ke kanan

membentuk kurva S atau C. Skoliosis memberi dampak fisik dan psikologis yang menjadi tekanan

bagi para penderitanya. Keadaan tersebut membuat remaja penderita skoliosis melakukan strategi

koping untuk mengatasi tekanan yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran mengenai strategi koping yang dilakukan oleh remaja penderita skoliosis dalam

menghadapi kelainan yang diderita. Partisipan dalam penelitian ini adalah empat orang remaja

yang menderita skoliosis. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode analisis

isi terarah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tidak terstruktur. Kredibilitas

hasil penelitian didapatkan dengan melakukan member checking, peer debriefing, dan bias. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa skoliosis menyebabkan partisipan mengalami dampak secara fisik

maupun psikologis. Partisipan mengatasi dampak tersebut dengan mengombinasikan beberapa

strategi koping. Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi beberapa sumber koping,

yaitu social support, internal locus of control, dan positive beliefs.

Kata kunci : remaja, skoliosis, strategi koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

COPING STRATEGY ON ADOLESCENTS WITH SCOLIOSIS

Benedicta Kusuma Wardhani

Faculty of Psychology

Sanata Dharma University

ABSTRACT

Adolescents in general try to develop their physical appearances to be more perfect. The

greater efforts to develope physical appearance are done by adolescents with scoliosis because

they have imperfect physical appearances. Scoliosis is an obstruction that is described as the

crook of back bones to the left or right like the shape of letter S or C. Scoliosis gives physically

and psychologically impacts that became stresses for the patients. That condition makes

adolescents with scoliosis do coping strategy to solve the stresses. The aim of this research was to

gain the idea of coping strategy that was done by adolescents with scoliosis in order to face their

abnormalities. The participants in this research were four adolescents with scoliosis. The type of

this research was qualitative method with directional analysis. The data collection was done by

using unstructured interview method. The credibility of this research was gained by doing member

checking, peer debriefing, and bias. The result showed that scoliosis caused the participants

experienced physically or psychologically impacts. The participants solved the impacts by

combining some coping strategies. Coping strategy that was done by the participants was

influenced by some coping's source. They were social support, internal locus of control, and

positive beliefs.

Keyword : adolescents, scoliosis, coping strategy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas

bimbingan dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Peneliti

menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak dalam bentuk apapun. Maka peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang baik hati atas berkat yang selalu

mengalir sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. M. L. Anantasari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menerima dan membimbing peneliti dalam proses penulisan

skripsi ini. Terima kasih Bu Ari atas segala cinta melalui waktu, tenaga

dan teguran yang senantiasa Ibu berikan demi kemajuan peneliti. Peneliti

meminta maaf jika selama proses penulisan skripsi ini banyak melakukan

kesalahan dan melukai Ibu. Tuhan memberkati Ibu dan keluarga selalu.

5. T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik

peneliti selama menempuh kuliah. Terima kasih atas segala masukan yang

Bapak berikan selama proses kuliah.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membantu melancarkan proses perkuliahan dan

senantiasa memberi banyak pelajaran dan pengalaman hidup selama masa

studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dhrama Yogyakarta.

7. Ignatius Setyanto dan Maria Ariany selaku orangtua peneliti. Terimakasih

atas segala cinta tanpa syarat yang selalu mengalir dalam bentuk apapun

untuk peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Benedicta Felicia Pramesthi (dan Benedictus Eko) serta seluruh keluarga

besar peneliti yang selalu membuat hidup peneliti tidak monoton.

Terimakasih untuk segala bentuk dukungan yang diberikan.

9. Ignatius Rio Christy Bagaskara yang selalu setia, sabar dan tidak lelah

menegur serta memberikan motivasi bagi peneliti.

10. Adik-adik partisipan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berbagi

pengalamannya. Percayalah bahwa Tuhan telah memilih kita dengan cara-

Nya karena Tuhan tahu kita kuat.

11. Teman-teman Bimbingan Bunda(d)ari yang saling mendukung dan

menyemangati satu sama lain. Terimakasih dan sukses buat kita!

12. Keluarga PSM Cantus Firmus, terutama Pak Mbong tersaiyang, Herman

Lu, Kevin, Windy, Majid, dan tim Pesparama Medan Horas yang telah

memberikan begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang

sangat mengesankan. Sukses buat kita semua!

13. Wanita-wanita Panutan, Ayu, Sorta, Gia, Ria, Sasa, Dea, Ochak dan

Orang-orang Bakoh, Martindut, Bagas, Natalia, Tamara yang selalu

mengingatkan dan membuat hidup lebih positif. Jangan lelah berkarya!

14. Mas Muji dan Staf Lab Psikologi semester genap Tahun Ajaran 2016/2017

yang selalu menghibur dan saling mendukung satu sama lain.

15. Teman-teman Psikologi 2013, terutama kelas A : Dita, Yesi, Paskal,

Mbakdia, Rani, Etha, Yayak, Bella, Anette, Vionny, Fonsa, Citra, Clara,

Bebing, Gabby, Lia, Vita, Rista, Sefa, Keke, Vena, Anti, Dea, Vero,

Sonya, Yessica, Tia, Evlyn, Lias, Tata, SS, Koko, Tom, Doni, Hans, Yoyo

yang membuat masa studi di Psikologi Sanata Dharma menjadi lebih

berwarna. Sukses buat kita semua!

16. SEMAR 17 dan SS 22 sebagai keluarga yang tidak akan pernah putus,

terimakasih karena beberapa sudah mendahului yang secara tidak langsung

memberikan motivasi yang begitu berharga. See you on top!

17. Bakul-bakul Cremo, Astri, Dessy, Siwi, Ria, Alfon, KI, Tata, dan Ayu

yang selalu menanyakan waktu kelulusan sebagai motivasi yang sangat

menggugah. Sukses buat kita!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

18. Pihak-pihak lain yang telah membantu dengan cara masing-masing sejak

awal proses penulisan hingga skripsi selesai yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati membuka diri untuk

menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Yogyakarta,

Peneliti,

Benedicta Kusuma Wardhani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat penelitian .................................................................................... 8

1. Manfaat teoretis .................................................................................. 8

2. Manfaat praktis ................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Remaja ...................................................................................................... 9

B. Skoliosis.................................................................................................. 10

1. Definisi skoliosis .............................................................................. 10

2. Jenis-jenis skoliosis .......................................................................... 11

3. Faktor penyebab skoliosis ................................................................ 12

4. Dampak skoliosis .............................................................................. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

C. Strategi Koping ....................................................................................... 15

1. Definisi strategi koping .................................................................... 15

2. Jenis-jenis strategi koping ................................................................ 16

3. Sumber koping .................................................................................. 20

D. Kerangka Konseptual ............................................................................. 22

E. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 25

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 26

C. Partisipan Penelitian ............................................................................... 26

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 27

E. Analisis Data........................................................................................... 29

F. Dependabilitas dan Kredibilitas .............................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 34

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 34

1. Persiapan penelitian .......................................................................... 34

2. Pelaksanaan penelitian ...................................................................... 35

B. Partisipan Penelitian ............................................................................... 36

1. Data partisipan .................................................................................. 36

2. Latar belakang partisipan .................................................................. 36

a. Partisipan 1 ................................................................................. 36

b. Partisipan 2 ................................................................................. 39

c. Partisipan 3 ................................................................................. 43

d. Partisipan 4 ................................................................................. 45

C. Analisis Data Penelitian.......................................................................... 47

1. Analisis data partisipan 1 .................................................................. 47

2. Analisis data partisipan 2 .................................................................. 55

3. Analisis data partisipan 3 .................................................................. 61

4. Analisis data partisipan 4 .................................................................. 66

5. Integrasi hasil analisis empat partisipan ........................................... 71

D. Pembahasan ............................................................................................ 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 93

A. Kesimpulan ............................................................................................. 93

B. Saran ....................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 97

LAMPIRAN ......................................................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skoliosis ............................................................................................... 11

Gambar 2. Kerangka Konseptual ........................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Panduan Wawancara ................................................................................ 28

Tabel 2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 35

Tabel 3. Data Partisipan ......................................................................................... 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Panduan Wawancara .................................................................................. 101

Tabel Analisis Verbatim MG ............................................................................... 103

Tabel Analisis Verbatim E ................................................................................... 143

Tabel Analisis Verbatim YL ................................................................................ 162

Tabel Analisis Verbatim EE................................................................................. 176

Informed Consent MG ......................................................................................... 190

Informed Consent E ............................................................................................. 191

Informed Consent YL .......................................................................................... 192

Informed Consent EE ........................................................................................... 193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

dewasa (Berk, 2012). Masa peralihan tersebut ditandai dengan adanya

perkembangan fisik dan kognitif. Aspek psikologis dari perubahan fisik

yang dialami remaja yaitu remaja sangat memerhatikan tubuh dan

mengembangkan citra individual terkait gambaran tubuh remaja (Santrock,

2002). Oleh karena itu, remaja pada umumnya berusaha mengembangkan

fisik yang dimiliki menjadi lebih sempurna. Akan tetapi, tidak semua remaja

memiliki tubuh yang normal. Beberapa remaja mengalami gangguan

tertentu yang memengaruhi penampilannya secara fisik. Kondisi tersebut

mengakibatkan adanya usaha yang berbeda antara remaja yang mengalami

gangguan dengan remaja yang tidak mengalami gangguan. Remaja yang

memiliki gangguan atau disabilitas tentu akan melakukan usaha yang lebih

besar dalam mengembangkan fisiknya dibandingkan dengan remaja yang

tidak mengalami disabilitas.

Salah satu disabilitas yang diderita remaja adalah skoliosis. Skoliosis

menurut National Institute of Arthitis and Musculoskeletal and Skin Disease

(NIAMS) USA merupakan kelainan muskuloskeletal yang digambarkan

dengan bengkoknya tulang belakang ke arah samping (Adillani, 2015). Dr.

dr. Rahyussalim, Sp. OT, Koordinator Pelayanan Masyarakat Divisi

Orthopedi Tulang Belakang menyatakan bahwa definisi sederhana dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang bengkok ke kiri atau ke

kanan dengan derajat kemiringan lebih dari 10 derajat (Aisyah &

Ambarwati, 2014).

Sebanyak 80-85% kasus skoliosis ditemukan pada masa pubertas dan

lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki (Adillani, 2015).

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa prevalensi skoliosis pada populasi

umum sebesar 4% dan lebih banyak terjadi pada remaja perempuan

(Mukaromah, 2011). The National Scoliosis Foundation USA juga

menyebutkan bahwa skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum dan

skoliosis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria (Krisnamurti, 2011).

dr. Luthfi Gatam, SpOT menjelaskan bahwa sebanyak 4-5% dari seluruh

populasi wanita di dunia menderita skoliosis, jika dibandingkan dengan pria

maka perbandingannya adalah 1:9 (Kompas, 2009).

Menurut Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (dalam Aisyah & Ambarwati,

2014), beberapa faktor penyebab skoliosis adalah bawaan (kongenital),

pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot (neuromuskuler), dan

idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Selain itu, Judarwanto (dalam

Mukaromah, 2011) mengungkapkan bahwa sekitar 20% kasus skoliosis juga

merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan

tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit

lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar

tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang

belakang menjadi melengkung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Dampak dari skoliosis antara lain mempengaruhi kerja organ paru-

paru dan jantung pada individu serta kerja organ pencernaan (Mukaromah,

2011). Skoliosis juga menyebabkan kepala nampak bergeser dari tengah dan

salah satu sisi pinggul atau bahu lebih tinggi daripada sisi yang berlawanan

(Pelealu, 2014). Selain dampak secara fisik, skoliosis juga menimbulkan

dampak secara psikologis bagi penderitanya. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Albhorgetti, Scimeca, Costanzo, dan Boca (dalam

Mukaromah, 2011) menyatakan bahwa skoliosis merupakan kondisi serius

dengan stressor tinggi karena berpengaruh terhadap gambaran diri dan harga

diri. Gangguan pada tulang belakang ini membuat penderita kurang percaya

diri karena bentuk tubuh yang tidak seimbang atau asimetris. Selain tidak

percaya diri, penderita skoliosis juga mengalami perubahan mental seperti

rendah diri, merasa berbeda dengan orang lain, malu, dan takut tidak

diterima di masyarakat (Afiana, 2016).

Perubahan yang dialami penderita skoliosis menyebabkan penderita

tersebut mengalami tekanan akibat skoliosis. LaMontagne et al. (2004)

mengungkapkan bahwa metode dan usaha individu untuk mengontrol,

seperti strategi koping, penting untuk menghilangkan tekanan atau rasa

sakit. Strategi koping adalah usaha yang mengacu pada pikiran dan tindakan

yang digunakan individu untuk mengatasi tekanan, mengelola masalah yang

menyebabkan tekanan, dan mempertahankan kesejahteraan hidup (Folkman,

2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Strategi koping dibagi menjadi dua jenis, yaitu problem focused

coping yang berorientasi pada sumber masalah secara langsung dan

emotional focused coping yang berorientasi pada emosi individu (Folkman

et al., 1986). Problem focused coping digunakan untuk membuat situasi

menjadi terkontrol, sedangkan emotional focused coping digunakan supaya

individu dapat lebih menerima situasi.

Strategi koping dapat dilakukan oleh penderita skoliosis untuk

meredakan kekhawatiran dan menjadi strategi agar penderita tetap

termotivasi dan tidak merasa rendah diri. Strategi koping yang dilakukan

setiap individu berbeda-beda karena perilaku koping melibatkan

kemampuan-kemampuan khas manusia seperti pikiran, perasaan, pemroesan

informasi, proses belajar, dan mengingat (Hasan & Rufaidah, 2013).

Strategi koping yang tepat diharapkan dapat membantu individu dalam

menghadapi tekanan yang dialami sehingga individu memiliki citra diri

yang positif pula.

Mukaromah (2011) telah melakukan penelitian untuk mendapatkan

gambaran tentang pengalaman psikososial remaja penyandang skoliosis di

wilayah Karisidenan Surakarta dengan metode kualitatif. Penelitian yang

menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif tersebut dilakukan pada

tujuh orang remaja perempuan dengan cara wawancara mendalam. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa makna pengalaman psikososial

remaja penyandang skoliosis adalah adanya rasa kekhawatiran terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

masa depan, akibat adanya ketidakpastian, ketidakberdayaan dan gangguan

jati diri.

Afiana et al. (2016) melakukan penelitian tentang konsep diri remaja

penderita skoliosis. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan fenomenologi dan melibatkan partisipan berjumlah tujuh

orang remaja penderita skoliosis di Kota Bandung. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa remaja penderita skoliosis merasa tidak percaya diri

setelah adanya perubahan bentuk fisik yang dialami. Masalah kurang

percaya diri yang dialami partisipan disebabkan oleh ketidakpuasan

terhadap kelainan tubuh yang dialami.

Misterska et al. (2012) melakukan penelitian berkaitan dengan

persepsi tingkat stres, penampilan tubuh, fungsi tubuh dan kesehatan mental

pada remaja perempuan dengan skoliosis idiopatik yang diperlakukan secara

konservatif di Jerman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan

memiliki fungsi tubuh dan kesehatan mental yang membaik ketika

melakukan pengobatan.

Winasti (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui motivasi

berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik, faktor-faktor yang menjadi

hambatan dan cara mengatasi hambatan yang terjadi. Metode penelitian

yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa subjek berwirausaha karena adanya

dorongan kebutuhan eksistensi, keterhubungan dan pertumbuhan. Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan strategi

problem focused coping.

Penelitian sebelumnya menggambarkan keadaan remaja penderita

skoliosis dari segi psikososial (Mukaromah, 2011), konsep diri (Afiani,

2016), tingkat stres dan kesehatan mental (Misterska et al., 2012), sementara

itu strategi koping yang dilakukan subjek belum dibahas secara mendalam.

Penelitian yang membahas strategi koping sebelumnya dilakukan pada

subjek yang merupakan penyandang disabilitas fisik (Winasti, 2012), tidak

spesifik pada disabilitas tertentu seperti skoliosis. Maka hal yang

membedakan dengan penelitian sebelumnya sekaligus menjadi kebaruan

dari penelitian ini adalah penelitian ini akan manggambarkan strategi koping

pada remaja penderita disabilitas, secara spesifik yaitu skoliosis.

Penderita skoliosis mengalami tekanan-tekanan karena memiliki

gangguan yang tidak diinginkan. Gangguan yang dialami tersebut

memengaruhi gambaran diri penderita berkaitan dengan penampilan tubuh

yang kurang sempurna (Albhorgetti et al. dalam Mukaromah, 2011).

Penderita skoliosis juga mengalami ketakutan terhadap gangguan yang

semakin parah sehingga menyebabkan kecemasan dan stress. Kondisi

tersebut menyebabkan penderita melakukan koping untuk menyesuaikan

diri dengan keadaan. Berdasarkan hal tersebut, strategi koping pada remaja

penderita skoliosis menarik untuk diteliti karena gangguan skoliosis sangat

mempengaruhi gambaran diri penderita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi koping

yang dilakukan oleh para remaja penderita skoliosis. Metode pengambilan

data yang akan digunakan yaitu metode kualitatif untuk mendapatkan

informasi secara mendalam terkait strategi koping penderita skoliosis.

Partisipan yang menjadi sasaran penelitian adalah remaja penderita skoliosis

dengan kelengkungan yang tampak secara fisik. Penelitian ini diharapkan

dapat membaharui penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi penderita

maupun keluarga supaya dapat mengatasi tekanan yang dihadapi dengan

baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya,

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana strategi koping yang

dilakukan oleh remaja penderita skoliosis dalam menghadapi kelainan yang

diderita.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

mengenai strategi koping yang dilakukan oleh remaja penderita skoliosis

dalam menghadapi kelainan yang diderita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoretis dan

praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan pada bidang psikologi klinis, khususnya mengenai

strategi koping pada remaja penderita skoliosis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi para penderita skoliosis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

penderita skoliosis supaya dapat menghadapi tekanan yang

dialami dengan baik.

b. Bagi keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

keluarga penderita dalam memahami dan memberikan dukungan

kepada anggota keluarga yang mengalami skoliosis.

c. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

pada masyarakat tentang pengalaman penderita skoliosis

sehingga dapat membantu memberikan dukungan pada

penderita skoliosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa remaja. Masa

remaja adalah peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak

menuju masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada fisik, kognitif dan

psikososial (Papalia & Feldman, 2014). Masa remaja ditandai dengan

munculnya pubertas, yaitu proses yang pada akhirnya akan menghasilkan

kematangan seksual atau kemampuan untuk melakukan reproduksi (Papalia

& Feldman, 2014). Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-

kanak dan dewasa (Berk, 2012).

Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang

berada pada masa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa, meliputi aspek

fisik, kognitif, dan psikososial yang ditandai dengan munculnya pubertas

yang akan menghasilkan kematangan seksual.

Hurlock (1978) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap, yaitu

pra remaja (usia 11/12-13/14 tahun), remaja awal (13/14-17 tahun), dan

remaja lanjut (17-20/21 tahun). Sedangkan rentang usia remaja di Indonesia

adalah individu yang berusia 11-24 tahun (Sarwono, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

B. Skoliosis

1. Definisi skoliosis

Kata skoliosis berasal dari Bahasa Yunani skolios yang artinya

bengkok (Lyon dalam Pelealu, 2014). Skoliosis merupakan kelainan

muskuloskeletal yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang

ke arah samping (National Institute of Arthritis and Musculokeletal and

Skin Disease USA dalam Adillani, 2015). Skoliosis adalah kelainan

tulang belakang yang bengkok ke kiri atau ke kanan dengan derajat

kemiringan lebih dari 10 derajat (Aisyah & Ambarwati, 2014).

Soetjaningsih mengungkapkan bahwa skoliosis adalah deformitas tulang

belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral

(Faturrahman, 2013). Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang

ditandai oleh lengkungan ke lateral dengan atau tanpa rotasi tulang

belakang (Pelealu et al., 2014). Skoliosis adalah tulang punggung yang

melengkung ke samping, membentuk kurva S atau C dan menyebabkan

pinggul dan bahu miring (Kamus Kesehatan, tanpa tahun).

Jadi dapat disimpulkan bahwa skoliosis adalah kelainan

muskuloskeletal atau deformitas tulang belakang yang digambarkan

dengan bengkoknya tulang belakang ke kiri atau ke kanan membentuk

kurva S atau C dengan atau tanpa rotasi tulang belakang dan

menyebabkan pinggul dan bahu miring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Gambar 1. Skoliosis

2. Jenis-jenis skoliosis

Berdasarkan tingkatan kurva, kurva skoliosis termasuk dalam

kategori ringan bila sudut Cobb yang terbentuk kurang dari 250, sedang

apabila 25-450, dan berat apabila lebih dari 45

0 (Romano, M. et al. dalam

Pelealu, 2014). Skoliosis dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

skoliosis fungsional dan skoliosis struktural.

a. Skoliosis fungsional disebabkan oleh posisi tubuh yang salah atau

tarikan otot akibat nyeri punggung dan spasme otot (Rossi, R. &

Alexander M. dalam Pelealu, 2014). Tidak terjadi rotasi vertebra

pada skoliosis fungsional dan bersifat reversibel. Skoliosis fungsional

juga bisa disebabkan oleh perbedaan panjang tungkai, herniasi

diskus, spondilolistesis, atau penyakit pada sendi panggul (Murphy,

K. et al. dalam Pelealu, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

b. Skoliosis struktural bersifat tidak reversibel dan bisa berupa skoliosis

idiopatik, kongenital, atau skoliosis neuromuskular (Rossi, R. &

Alexander M. dalam Pelealu, 2014).

3. Faktor penyebab skoliosis

Skoliosis mulai teridentifikasi pada usia 10-14 tahun (Goldberg et

al. dalam LaMontagne et al., 2004). Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (dalam

Aisyah & Ambawati, 2014) menjelaskan bahwa beberapa faktor

penyebab skoliosis adalah :

a. Bawaan (kongenital)

b. Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot

(neuromuskuler)

c. Idiopatik (tidak diketahui secara pasti penyebabnya).

Mukaromah (2011) menjelaskan beberapa faktor penyebab

skoliosis, antara lain :

a. Faktor genetik

Skoliosis dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Individu

yang memiliki keluarga yang merupakan penderita skoliosis lebih

besar kemungkinannya mengalami skoliosis dibandingkan dengan

individu yang tidak memiliki anggota keluarga penderita skoliosis.

b. Faktor sikap tubuh

Kebiasaan sikap tubuh yang tidak baik menimbulkan

kelemahan ligamen/ ikatan sendi tulang, penyempitan otot tendon,

dan kelemahan otot (Ippolito et al. dalam Mukaromah, 2011),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

sehingga menyebabkan defek postural berupa skoliosis.

Progresivitas skoliosis dapat berlangsung terus selama

pertumbuhan tulang akibat pertumbuhan asimetris dari tulang

belakang. Ketidaksimetrisan tulang belakang tersebut juga

dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Hume dalam Mukaromah, 2011).

Kelainan postur tubuh dapat menimbulkan diskriminasi yang

berpengaruh terhadap citra tubuh seseorang.

c. Faktor gaya hidup

Skoliosis dapat dipengaruhi oleh nutrisi, pola tidur, posisi

tubuh (memanggul beban berat di punggung, olahraga berlebihan,

melakukan kegiatan yang mempengaruhi tulang belakang,

kebiasaan duduk atau berdiri lama, tidur dengan posisi tidak

sempurna), maupun kekurangan asam folat pada saat ibu hamil.

Jadi faktor-faktor penyebab skoliosis antara lain faktor bawaan atau

genetik dalam keluarga penderita, faktor kebiasaan sikap tubuh yang

tidak baik sehingga mengakibatkan terjadinya kelemahan otot, faktor

gaya hidup mencakup nutrisi, pola tidur, posisi tubuh maupun asam folat

saat ibu hamil, dan faktor idiopatik yaitu tidak diketahui penyebabnya.

4. Dampak skoliosis

a. Dampak fisik

Lau (2013) menjelaskan bahwa skoliosis dapat menimbulkan

dampak fisik, antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

1) Sakit punggung ringan yang dapat memengaruhi kualitas hidup

individu.

2) Degenerasi kepingan tulang belakang menimbulkan kerusakan

saraf menengah dan menyebabkan disfungsi pelemahan saraf.

Skoliosis menyebabkan bentuk tubuh menjadi asimetris atau

tidak seimbang, panggul menjadi miring (Dickson, 1984), kepala

nampak bergeser dari tengah, dan salah satu bahu lebih tinggi dari sisi

lainnya (Romano, M. et al.; Paul, S. M. dalam Pelealu, 2014). Kondisi

ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan disabilitas, nyeri,

deformitas yang mengganggu penampilan, hambatan fungsional pada

organ tubuh, masalah paru, dan kemungkinan terjadinya progresifitas

saat dewasa.

b. Dampak psikologis

Selain dampak fisik, Lau (2013) juga meyebutkan dampak

psikologis yang muncul akibat skoliosis, yaitu :

1) Kondisi kekurangan pada tubuh yang terlihat jelas

mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, keberanian, dan

mempengaruhi penampilan individu.

2) Skoliosis menyebabkan gangguan psikologis dan emosi berupa

gangguan mood hingga depresi ringan.

Mukaromah (2011) mengungkapkan bahwa kelainan postur

tubuh seperti skoliosis berpengaruh terhadap citra tubuh individu.

Peristiwa kelainan postur tubuh tersebut dapat menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

diskriminasi dari kelompok sehingga menyebabkan individu memiliki

beban psikologis dan mengalami stres. Hasil penelitian oleh Afiani

(2016) menunjukkan bahwa penderita skoliosis mengalami dampak

psikologis, seperti rendah diri, merasa berbeda dengan orang lain,

malu, ketakutan akan tidak diterima di masyarakat, dan tidak percaya

diri.

C. Strategi Koping

1. Definisi strategi koping

Koping adalah usaha untuk mencegah atau mengurangi hal yang

menjadi ancaman, membahayakan, dan merugikan, atau untuk

mengurangi tekanan yang sering dikaitkan dengan pengalaman-

pengalaman (Carver, 2013). Koping adalah upaya untuk mengelola

tekanan dengan cara yang efektif (Huffman et al., 2000).

Strategi koping adalah usaha mengelola keadaan untuk

menyelesaikan permasalahan kehidupan seseorang, dan mencari cara

untuk menguasai atau mengurangi stress (King dalam Yulianingsih,

2012). Strategi koping adalah cara yang digunakan individu dalam

menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi

yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku (Rahayu, 2014).

Strategi koping diartikan sebagai cara untuk mengelola dan mengolah

tekanan psikis (baik secara eksternal maupun internal) yang terdiri atas

usaha baik tindakan nyata maupun tindakan dalam bentuk intrapsikis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

(peredaman emosi, pengolahan input dalam kognitif) (Hasan & Rufaidah,

2013).

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi koping adalah usaha atau

cara untuk mengelola dan mengatasi tekanan dengan mencegah atau

mengurangi dampak kejadian yang menimbulkan stres berupa tindakan

nyata maupun intrapsikis secara kognitif dan juga perilaku sebagai

bentuk adaptasi individu.

2. Jenis-jenis strategi koping

Koping mengacu pada pikiran dan perilaku individu untuk

mengendalikan kesulitan yang dialami (emotion-focused coping) dan

mengendalikan masalah yang menyebabkan kesulitan (problem-focused

coping) (Folkman, 2013).

a. Problem focused coping

Jenis strategi koping ini langsung mengarah pada stressor itu

sendiri (Carver, 2013). Problem focused coping termasuk strategi

meliputi pengumpulan informasi, mencari saran, melihat pada

pengalaman sebelumnya, negosiasi, dan pemecahan masalah

(Folkman, 2013).

Active coping adalah proses mengambil langkah aktif untuk

mencoba menghapus atau menghindari tekanan untuk memperbaiki

dampak yang timbul (Carver et al., 1989). Active coping meliputi

tindakan langsung, meningkatkan usaha individu, dan melakukan

upaya secara bertahap. Carver et al. (1989) mengungkapkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

active coping mirip dengan problem focused coping yang dicetuskan

oleh Lazarus dan Folkman. Hal yang membedakan adalah Carver et

al. (1989) menyertakan tiga kategori tambahan yaitu :

1) Planning yaitu individu berpikir tentang bagaimana mengatasi

tekanan, meliputi membuat strategi, merencanakan langkah

yang akan dilakukan dan cara terbaik untuk mengendalikan

masalah.

2) Suppresion of competing activities yaitu individu lebih

berkonsentrasi pada tekanan yang sedang dialami dengan

mengesampingkan hal lain yang menjadi pengganggu dan

membiarkan hal lain terjadi begitu saja.

3) Restraint coping yaitu individu menunggu hingga ada

kesempatan yang tepat untuk bertindak. Koping ini termasuk

strategi aktif yang berfokus pada tekanan secara efektif, tetapi

juga merupakan strategi pasif karena mengekang yang berarti

tidak bertindak.

Bentuk problem focused coping yang lain yaitu seeking social

support for instrumental reasons yaitu mencari dukungan sosial

dengan cara mencari nasehat, bantuan, dan informasi untuk

menyelesaikan masalah.

Jadi problem focused coping adalah strategi koping yang

langsung mengarah pada sumber permasalahan. Bentuk-bentuk

problem focused coping antara lain active coping, planning,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

suppresion of competing activities, restraint coping, dan seeking

social support for instrumental reasons.

b. Emotion focused coping

Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan tekanan emosional

yang dipicu oleh peristiwa yang menjadi stressor (Carver, 2013).

Emotion focused coping mencakup strategi yang dianggap adaptif

seperti menjaga jarak, humor, dan mencari dukungan sosial; maupun

strategi yang dianggap maladaptif seperti escape-avoidance,

melamun, dan menyalahkan orang lain (Folkman, 2013). Strategi ini

lebih digunakan pada peristiwa-peristiwa yang harus diterima.

Carver et al. (1989) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk

emotion focused coping antara lain :

1) Seeking social support for emotional reasons yaitu individu

mencari dukungan sosial berupa dukungan moral, simpati, atau

pemahaman dari lingkungan sosial di sekitar.

2) Focusing on and venting of emotions yaitu individu cenderung

fokus pada tekanan atau kekecewaan yang dialami dalam

rangka melepaskan emosi atau perasaan tersebut. Cara ini

cenderung menghambat penyesuaian diri individu. Fokus pada

tekanan dapat mengalihkan perhatian individu dalam

melakukan cara penanggulangan aktif.

3) Behavioral disengagement yaitu kecenderungan individu

mengurangi usaha, bahkan menyerah untuk mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

mengatasi tekanan. Kecenderungan ini disebut juga dengan

ketidakberdayaan (helplessness).

4) Mental disengagement yaitu cara individu untuk mengalihkan

perhatian dari tekanan dengan melakukan berbagai kegiatan

seperti melamun, tidur, atau menonton televisi.

5) Positive reinterpretation yaitu individu berusaha mengatasi

perasaan tertekan dengan cara menilai tekanan yang dialami

secara positif.

6) Denial atau penolakan yaitu individu bertindak seolah-olah

tekanan yang dialami tidak nyata.

7) Acceptance atau penerimaan merupakan kebalikan dari

penolakan, yaitu individu menerima situasi yang menjadi

tekanan sehingga individu akan lebih bisa melakukan strategi

koping yang efektif untuk mengurangi tekanan yang dialami.

8) Turning to religion yaitu cara individu untuk mengatasi

tekanan yang dihadapi dengan beralih pada agama, karena

agama dinilai dapat berfungsi sebagai dukungan emosional,

sebagai sarana reinterpretasi dan pertumbuhan positif, atau

sebagai cara penanganan aktif terhadap tekanan.

Jadi emotion focused coping adalah strategi koping yang

bertujuan untuk mengurangi tekanan emosional akibat stressor.

Bentuk-bentuk emotion focused coping antara lain seeking social

support for emotional reasons, focusing on and venting of emotions,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

behavioral disengagement, mental disengagement, positive

reinterpretation, denial, acceptance, dan turning to religion.

3. Sumber koping

Lazarus dan Folkman (dalam Huffman et al., 2000) menyebutkan

beberapa sumber koping, yaitu health and energy, positive beliefs,

internal locus of control, social skills, social support, dan material

resources.

a. Health and energy

Semua tekanan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis

sehingga kesehatan individu secara signifikan mempengaruhi

kemampuan individu untuk melakukan koping. Individu yang lebih

kuat dan sehat semakin mengatasi tekanan dengan baik dan semakin

lama individu bertahan untuk melawan tanpa kelelahan.

b. Positive beliefs

Citra diri dan sikap yang positif dapat menjadi sumber koping.

Penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya citra diri dapat

mengurangi kecemasan akibat kejadian yang menekan (Greenberg et

al. dalam Huffman, Vernoy, & Vernoy, 2000). Citra diri dan sikap

yang positif juga dapat membuat individu bertahan dalam

menghadapi tekanan. Menurut Lazarus dan Folkman, harapan

berasal dari kepercayaan pada diri sendiri, yang memungkinkan

individu menyusun strategi untuk mengatasi tekanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

c. Internal locus of control

Individu yang memiliki internal locus of control lebih berhasil

dalam melakukan koping daripada individu yang tidak memiliki

kendali atas peristiwa dalam kehidupannya (Strickland dalam

Huffman et al., 2000). Penelitian yang ada menunjukkan bahwa

individu yang memiliki internal locus of control lebih tinggi

mengalami tekanan psikologis lebih rendah karena memiliki kendali

atas kehidupannya sendiri.

d. Social skills

Situasi sosial dapat menjadi sumber kesenangan tetapi juga

bisa menjadi sumber tekanan. Pertemuan dengan seseorang yang

baru dikenal dan mencoba menemukan topik untuk dibicarakan bisa

menjadi tekanan bagi beberapa orang. Individu yang memiliki

kemampuan sosial memiliki kecemasan lebih rendah daripada

individu yang tidak memiliki kemampuan sosial. Kemampuan sosial

tidak hanya membantu individu untuk berinteraksi dengan orang lain

tetapi juga mengomunikasikan kebutuhan diri, memeroleh bantuan

ketika membutuhkan, dan mengurangi permusuhan dalam situasi

yang tegang.

e. Social support

Dukungan sosial dapat bermanfaat ketika ada kejadian yang

menekan. Individu dengan masalah yang spesifik merasa lebih

terbantu dengan adanya dukungan dan bantuan kelompok. Dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

sosial dapat membantu individu karena individu dapat memelajari

teknik koping dari orang lain yang memiliki masalah yang sama.

f. Material resources

Uang dapat menyediakan pilihan lebih banyak untuk

menghilangkan sumber tekanan atau mengurangi efek tekanan.

Individu yang memiliki uang dan keterampilan untuk

menggunakannya secara efektif umumnya mengalami tekanan yang

lebih sedikit daripada individu yang tidak memiliki uang (Lazarus

dan Folkman dalam Huffman et al., 2000).

D. Kerangka Konseptual

Remaja adalah individu yang sedang berada dalam masa peralihan dari

kanak-kanak menuju dewasa. Perkembangan pada masa remaja meliputi

aspek fisik, kognitif, dan psikososial. Remaja yang memiliki kelainan secara

fisik mengalami pengalaman yang berbeda dengan remaja normal lainnya.

Rentang usia remaja di Indonesia menurut Sarwono (1989) yaitu individu

yang berusia 11-24 tahun.

Skoliosis adalah salah satu kelainan tulang belakang yang bengkok ke

kiri atau kanan sehingga bahu dan pinggul menjadi tampak miring. Penyebab

skoliosis antara lain faktor genetik, faktor kebiasaan sikap tubuh, faktor gaya

hidup, dan faktor idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya. Skoliosis

menimbulkan dampak fisik dan psikologis bagi penderita. Dampak fisik dari

skoliosis dapat berupa sakit punggung, kerusakan syaraf, bentuk tubuh

asimetris, dan panggul miring. Sedangkan dampak psikologis berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

menurunnya rasa percaya diri, gangguan mood, hingga depresi ringan.

Dampak yang ditimbulkan dari skoliosis tersebut dapat mempengaruhi

kehidupan remaja yang menderita skoliosis.

Remaja yang mengalami skoliosis memerlukan strategi koping untuk

mengelola tekanan yang dialami. Strategi koping adalah usaha untuk

mengelola dan mengatasi tekanan dengan mengurangi dampak yang menjadi

tekanan berupa tindakan sebagai bentuk adaptasi individu.

Terdapat dua jenis strategi koping, yaitu problem focused coping dan

emotion focused coping. Bentuk problem focused coping antara lain koping

aktif yang meliputi tiga hal yaitu perencanaan, suppresion of competing

activities, dan restraint coping. Selain koping aktif, problem focused coping

juga dapat dilakukan dengan mencari dukungan sosial yang bersifat

instrumental. Bentuk emotion focused coping antara lain mencari dukungan

sosial berupa dukungan moral maupun simpati dari orang lain, focusing and

venting of emotions, behavioral disengagement, mental disengagement,

reinterpretasi positif, penolakan, penerimaan, dan kembali pada kepercayaan

atau agama yang dianut.

Strategi koping yang dilakukan individu berasal dari beberapa sumber

koping. Sumber koping antara lain health and energy, positive beliefs,

internal locus of control, social skills, social support, dan material resources.

Sumber koping yang dimiliki individu dapat memengaruhi individu untuk

melakukan strategi koping yang digunakan untuk mengatasi tekanan yang

dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana gambaran strategi koping remaja penderita skoliosis dalam

menghadapi kelainan yang diderita?

Gambar 2. Kerangka Konseptual

Skoliosis adalah bengkoknya tulang belakang ke kiri atau kanan membentuk

kurva S atau C dan menyebabkan panggul dan bahu miring.

Dampak fisik

Sakit punggung

Kerusakan dan pelemahan saraf

Bentuk tubuh asimetris

Panggul miring

Dampak psikologis

Menurunnya rasa percaya

diri dan keberanian,

gangguan mood hingga

depresi ringan.

Strategi koping

Problem Focused

Coping

Active coping

(planning, suppresion

of competing activities,

restraint coping)

seeking social support

for instrumental

reasons.

Emotion Focused Coping

Seeking social support for

emotional reasons

focusing on and venting of

emotions

behavioral disengagement

mental disengagement

positive reinterpretation

denial, acceptance

turning to religion.

Remaja adalah individu yang sedang mengalami masa peralihan dari kanak-

kanak menuju dewasa, meliputi aspek fisik, kognitif, dan psikososial.

Dampak Skoliosis

Sumber koping

Health and energy

Positive beliefs

Internal locus of

control

Social skills

Social support

Materials resources

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah cara untuk menggambarkan dan memahami

pengalaman dan tindakan individu berdasarkan perspektif individu yang

berada dalam situasi tertentu (Fischer, 2006). Tujuan penelitian kualitatif

yaitu untuk mendalami, mencari tahu dan menerima informasi yang

dihasilkan selama proses penelitian (Breakwell et al., 2012). Penelitian

kualitatif diawali dengan asumsi, pandangan umum, penggunan pandangan

teoretis, dan studi tentang masalah penelitian yang menanyakan makna

individu ataupun sekelompok individu yang dianggap sebagai masalah

(Creswell, 2007). Penggunaan metode kualitatif dapat membantu memahami

konteks fenomena secara alami.

Penelitian kualitatif menghasilkan data yang bersifat deskriptif, seperti

transkrip wawancara, catatan observasi, gambar, foto, rekaman video, dan

lain sebagainya (Poerwandari dalam Rachmayanti & Zulkaida, 2007).

Penelitian ini akan menggunakan metode wawancara yang akan diubah

menjadi bentuk transkrip sebagai sumber data. Data yang diperoleh akan

diolah dengan metode analisis isi kualitatif. Hsieh dan Shannon (dalam

Supratiknya, 2015) menjelaskan bahwa analisis isi kualitatif (AIK)

merupakan metode penelitian untuk menafsirkan data teks secara subjektif

melalui proses klasifikasi sistematik berupa pengodean dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pengidentifikasian aneka tema atau pola. Tujuan analisis isi kualitatif adalah

mengungkap isi atau makna dari sebuah teks sesuai konteks.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah gambaran strategi koping yang dilakukan

oleh remaja penderita skoliosis dalam menghadapi kelainan yang diderita.

C. Partisipan Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih

partisipan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian kualitatif tidak

fokus pada kuantitas tetapi lebih pada kualitas terkait fenomena yang apa

adanya (Breakwell et al., 2012). Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka

jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah kecil supaya dapat fokus

untuk mendalami informasi dari masing-masing partisipan. Partisipan dalam

penelitian ini adalah remaja penderita skoliosis yang berjumlah empat orang.

Keempat partisipan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling tipe

homogeneous sampling, yaitu memilih sample dengan karakteristik yang

sama (Etikan et al., 2015). Partisipan dalam penelitian ini memiliki

karakteristik yang sama dari segi rentang usia dan latar belakang penyakit

yang diderita. Kriteria pertama adalah partisipan merupakan individu yang

tergolong dalam kategori remaja. Batasan usia remaja Indonesia adalah 11-24

tahun dan belum menikah (Sarwono, 1989). Kriteria tersebut dipilih karena

pada masa remaja, individu sangat memerhatikan tubuh dan mengembangkan

citra diri berkaitan dengan gambaran tubuh yang dimiliki (Santrock, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Kriteria kedua adalah partisipan merupakan individu penderita skoliosis

dengan bahu atau pinggul tampak miring dan partisipan merasa terganggu

dengan kondisi fisiknya tersebut. Kriteria tersebut dipilih karena skoliosis

memengaruhi bentuk tubuh individu yang dapat mengakibatkan individu

memiliki bentuk tubuh yang kurang sempurna.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelititan ini menggunakan metode wawancara.

Wawancara adalah situasi peran antar-pribadi yang bertatap muka, ketika

pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian,

kepada seorang responden (Kerlinger, 2006).

Cara wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah suatu situasi

terbuka yang kontras dengan wawancara terstruktur, bersifat lebih luwes dan

terbuka (Kerlinger, 2006). Wawancara tidak terstruktur tetap direncanakan

sebagai acuan agar proses wawancara tidak melenceng dari tujuan penelitian.

Cara ini digunakan karena dalam situasi tertentu yang tidak direncanakan

membutuhkan pertanyaan-pertanyaan alternatif yang dinilai cocok dalam

proses memperoleh data. Bentuk pertanyaan dalam wawancara bersifat

terbuka agar tidak mengarahkan partisipan pada jawaban-jawaban tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Tabel 1

Panduan Wawancara

No Pertanyaan

Latar Belakang Partisipan

1 Biodata partisipan (nama lengkap, usia, TTL, tempat tinggal, daerah

asal)

2 Kapan mulai menyadari bahwa anda mengalami skoliosis?

3 Bagaimana awal mula anda mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

Dampak Skoliosis

4 Bagaimana reaksi anda ketika mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

5 Perubahan apa saja yang anda rasakan dari skoliosis?

6 Apa kesulitan yang anda alami akibat mengalami skoliosis?

Strategi Koping

7 Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan tersebut?

8 Apa yang anda lakukan setelah mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

9 Seberapa sering anda melakukan cara tersebut?

10 Berapa lama anda melakukan cara tersebut?

11 Apakah cara yang anda gunakan tersebut dapat membantu mengatasi

kesulitan yang anda rasakan?

12 Perubahan apa saja yang anda rasakan setelah melakukan cara-cara

tersebut?

13 Dari sekian cara yang dilakukan, cara mana yang paling membawa

pengaruh?

Sumber Koping

14 Siapa saja yang berperan dalam kehidupan anda selama anda

mengalami skoliosis?

15 Bagaimana peran mereka dalam kehidupan anda?

Proses perolehan data meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan

dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

2. Peneliti membangun rapport dengan partisipan dan menjelaskan tujuan

penelitian, kerahasiaan identitas maupun data partisipan, peran partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dalam penelitian, dan meminta ijin pada partisipan untuk merekam

seluruh proses wawancara.

3. Menyepakati jadwal bersama partisipan untuk melakukan wawancara.

4. Menyusun panduan wawancara sebagai acuan dalam proses wawancara

agar sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Melangsungkan proses wawancara.

Data hasil wawancara akan direkam menggunakan alat perekam. Selain

itu, peneliti juga akan mencatat hal-hal penting dalam proses wawancara pada

kertas. Hasil wawancara akan diolah ke dalam bentuk verbatim.

E. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif analisis isi terarah

dalam menganalisis data yang diperoleh. Hsieh dan Shannon (dalam

Supratiknya, 2015) menjelaskan bahwa analisis isi terarah bertujuan untuk

memvalidasi atau menguji ulang sebuah teori. Teori yang sudah ada

digunakan untuk membantu merumuskan daftar pertanyaan penelitian dan

menyusun skema awal. Analisis isi terarah mencakup beberapa langkah

berikut :

1. Menyusun Matriks Kategorisasi

Hasil wawancara yang sudah ada diolah menjadi bentuk verbatim

menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisis data.

Matriks kategorisasi disusun dengan cara mengelompokkan hasil

wawancara dari partisipan ke dalam kategori-kategori tertentu. Peneliti

menyusun beberapa kriteria berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

a. Problem focused coping adalah cara mengelola dan mengatasi

tekanan yang langsung mengarah pada tekanan itu sendiri. Kategori

ini meliputi active coping yang terdiri dari planning, suppresion of

competing activities, dan restraint coping dan seeking social support

for instrumental reasons.

b. Emotion focused coping adalah cara mengelola dan mengatasi

tekanan yang bertujuan meminimalkan tekanan emosional yang

dipicu oleh peristiwa yang menjadi stressor. Kategori ini terdiri dari

seeking social support for emotional reasons, focusing on and

venting of emotions, behavioral disengagement, mental

disengagement, positive reinterpretation, denial, acceptance, dan

turning to religion.

2. Pengodean (coding)

Menurut Hsieh dan Shannon (dalam Supratiknya, 2015), salah satu

strategi dalam melakukan pengodean yaitu peneliti membaca keseluruhan

transkrip wawancara terlebih dahulu dan menandai bagian-bagian

penting yang merepresentasikan hal yang sedang diteliti. Kemudian

peneliti menentukan kode pada semua bagian teks yang sudah ditandai

menggunakan kode yang sudah ditentukan pada matriks kode. Bagian-

bagian teks hasil wawancara yang tidak cocok dengan kode-kode yang

sudah ditentukan pada matriks akan diberi kode baru atau kode

tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

F. Dependabilitas dan Kredibilitas

Peneliti kualitatif harus menjelaskan strategi-strategi dalam penelitian

untuk menjamin reliabilitas dan validitas hasil-hasil penelitiannya

(Supratiknya, 2015).

1. Dependabilitas

Dependabilitas adalah istilah untuk menyebut reliabilitas dalam

penelitian kualitatif. Reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana

pendekatan yang digunakan peneliti konsisten dengan yang digunakan

peneliti-peneliti lain dan proyek-proyek penelitian (Supratiknya, 2015).

Creswell (dalam Supratiknya, 2015) menyatakan bahwa reliabilitas hasil

penelitian dapat diuji dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Memeriksa transkrip rekaman wawancara untuk memastikan tidak

ada kesalahan serius yang terjadi selama proses transkripsi.

b. Memastikan tidak ada perubahan makna kode yang terjadi selama

proses pengodean. Hal ini dapat dihindari dengan selalu

membandingkan data dengan kode yang sudah dirumuskan sesuai

dengan definisi yang ada.

2. Kredibilitas

Kredibilitas adalah istilah untuk menyebut validitas dalam

penelitian kualitatif. Validitas kualitatif diartikan sebagai sejauh mana

peneliti memeriksa keakuratan hasil-hasil penelitian melalui prosedur-

prosedur tertentu (Supratiknya, 2015). Berikut adalah cara-cara untuk

mencapai validitas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

a. Member checking

Validitas dapat dicapai dengan cara memastikan keakuratan

hasil-hasil penelitian berupa tema-tema dengan menunjukkan

kembali pada partisipan untuk mengetahui keakuratan tema-tema

tersebut menurut partisipan. Setelah partisipan menyetujui tema-

tema tersebut, peneliti dapat menuliskan hasil tersebut sebagai

laporan akhir.

b. Peer debriefing

Peneliti memastikan keakuratan hasil penelitian dengan cara

meminta rekan untuk mengulas dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang kritis tentang penelitian.

c. Bias

Penelitian yang valid sebaiknya lepas dari bias pribadi. Cara

yang dapat dilakukan untuk menghindari bias adalah refleksi, yaitu

peneliti melakukan refleksi pribadi secara terbuka dan jujur untuk

mengklarifikasi kemungkinan munculnya bias pribadi. Refleksi

digunakan sebagai pengingat selama proses pengambilan data

hingga analisis data sehingga diharapkan dapat mencegah terjadi

bias pribadi.

Selain cara-cara yang telah diuraikan, peneliti juga melakukan

validitas dengan cara mengonsultasikan panduan wawancara dengan

dosen pembimbing. Konsultasi dengan dosen pembimbing dilakukan

untuk memastikan bahwa panduan wawancara sudah sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

penelitian yang dilakukan. Peneliti juga menguji cobakan daftar

pertanyaan wawancara pada orang lain selain partisipan sebelum

melakukan proses pengambilan data. Uji coba pada orang lain dilakukan

untuk memastikan bahwa pertanyaan yang sudah disusun mudah

dimengerti sehingga partisipan diharapkan dapat memberikan respon

yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja yang mengalami

skoliosis. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Peneliti menentukan kriteria-kriteria partisipan

terlebih dahulu sebelum mencari partisipan. Kriteria partisipan dalam

penelitian ini adalah remaja dan mengalami skoliosis. Hal yang

dilakukan peneliti selanjutnya yaitu mencari partisipan yang sesuai

dengan kriteria dengan cara mencari informasi melalui orangtua, teman,

maupun media sosial.

Peneliti segera menghubungi partisipan melalui media komunikasi

online (chatting) setelah mendapatkan informasi terkait partisipan yang

sesuai dengan kriteria. Peneliti memastikan bahwa partisipan sesuai

dengan kriteria, menjelaskan gambaran tujuan penelitian, dan

menanyakan kesediaan partisipan dalam penelitian. Peneliti mengatur

jadwal pertemuan untuk wawancara dengan partisipan yang bersedia

terlibat dalam penelitian.

Peneliti mengawali proses wawancara dengan menjelaskan tujuan

wawancara, meminta partisipan mengisi informed consent, dan meminta

ijin partisipan untuk merekam selama proses wawancara berlangsung

menggunakan handphone. Peneliti juga menjelaskan bahwa akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

memeriksa hasil wawancara pertama untuk menentukan perlunya

probing. Peneliti akan kembali menguhubungi partisipan untuk

wawanara tambahan jika memang dibutuhkan probing. Jika data yang

telah diperoleh sudah cukup maka peneliti tidak akan melakukan

probing.

2. Pelaksanaan penelitian

Proses pengambilan data pada penelitian menggunakan metode

wawancara. Pengambilan data dilakukan dua kali, yaitu rapport

sekaligus wawancara dan probing.

Berikut ini merupakan waktu dan tempat pengambilan data :

Tabel 2

Waktu dan Tempat Penelitian

Partisipan Rapport dan Wawancara Probing

1 (MG) Kamis, 5 Oktober 2017 di

Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma

Rabu, 18 Oktober 2017 di

Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma

2 (E) Sabtu, 14 Oktober 2017 di

Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma

-

3 (YL) Sabtu, 14 Oktober 2017 di

Rumah Makan Ayam

Bakar Tamsis

Rabu, 8 November 2017 di

tempat tinggal partisipan

4 (EE) Sabtu, 21 Oktober 2017 di

SMA Marsudirini Virgo

Fidelis Bawen

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

B. Partisipan Penelitian

1. Data partisipan

Tabel 3

Data Partisipan

Partisi

pan

Usia Jenis

Kelamin

Waktu

Skoliosis

Medis Daerah Asal

1 (MG) 21 th Perempuan ± 7 tahun Tidak

operasi

Bekasi

2 (E) 19 th Perempuan ± 7 tahun Tidak

operasi

Pontianak

3 (YL) 19 th Perempuan ± 6 tahun Persiapan

operasi

Bengkulu

4 (EE) 17 th Perempuan ± 4 tahun Sudah

operasi

Kab.

Semarang

2. Latar belakang partisipan

a. Partisipan 1

MG adalah seorang remaja perempuan yang berusia 21 tahun.

MG lahir di Bekasi pada tanggal 30 September 1996. MG

merupakan anak tunggal yang tinggal di Bekasi bersama orangtua.

Orangtua MG bekerja sebagai agen saham. MG sedang menempuh

pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. MG

tinggal di kost selama menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Kesibukan MG selain kuliah saat ini yaitu PPL. MG melaksanakan

PPL hanya setiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat. Jika ada rekan satu

kelompok PPL yang tidak bisa hadir, maka MG akan menggantikan

karena MG merupakan koordinator kelompok PPL. MG sering

merasa kelelahan karena jadwal kegiatan yang padat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Awalnya, MG tidak menyadari bahwa ia mengalami skoliosis.

Orangtua MG sering menegur MG untuk menegakkan badan karena

ia terlihat bungkuk ketika kelas VII SMP. Hal tersebut membuat MG

membiasakan diri untuk selalu membusungkan dada. MG mengaku

bahwa ia memiliki tubuh yang kurus dan tinggi sejak SD, bahkan

tinggi tubuh MG melebihi teman-teman sebayanya. MG merasa

bahwa ia tidak bungkuk. Orangtua teman-teman MG beranggapan

bahwa MG terlihat bungkuk karena berusaha menyesuaikan diri

dengan teman-teman sebaya yang tidak setinggi MG.

MG mulai menyadari bahwa tubuhnya terlihat bungkuk hanya

ketika dilihat dari sisi kanan saat menginjak kelas IX. MG menyadari

hal tersebut ketika sedang bercermin. Orangtua MG juga menyadari

ketika melihat MG mengenakan kaos dalam hanya tubuh bagian

kanan yang bungkuk. MG mengira kecelakaan yang dialami ketika

kelas VIII SMP merupakan penyebab dari bentuk tubuhnya yang

bungkuk pada satu sisi. MG merasa tidak peduli dengan bentuk

tubuhnya yang demikian sehingga ia merasa biasa saja. MG merasa

tidak biasa ketika ada orang lain yang menanyakan terkait bentuk

tubuh yang dimilikinya tersebut.

Keluhan yang dirasakan MG selain bentuk tubuhnya yang

bungkuk di salah satu sisi, yaitu merasa sakit ketika melakukan

olahraga senam lantai, merasa sakit ketika membawa tas ransel yang

bertali kecil, dan merasa nafas lebih cepat habis ketika lari. MG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

mengikuti pelajaran olahraga ketika SMA dan melakukan senam

lantai kemudian MG merasa sakit di punggung dan dada hingga ia

meminta ijin untuk beristirahat pada guru yang bersangkutan. MG

merasa sakit di punggung bagian kanan dan merasa seperti akan

patah pada bagian tersebut ketika membawa tas ransel yang bertali

kecil. MG merasa nafasnya lebih cepat habis dan terengah-engah

ketika sedang berlari. MG merasa punggungnya menjadi berat

seperti terjadi ketegangan otot. Aktivitas sehari-hari MG cenderung

lancar dan tidak ada keluhan sakit.

Selain keluhan fisik, MG juga merasa malu dan rendah diri

karena bentuk tubuh yang kurang sempurna. MG menceritakan

bahwa payudara yang dimiliki tidak sama besar sehingga MG

merasa rendah diri. Akhir-akhir ini MG senang melihat baju-baju

yang menarik, akan tetapi MG sering memutuskan untuk tidak

membeli karena merasa buruk jika MG yang mengenakan. MG juga

merasa seperti memiliki punuk di punggungnya dan hal tersebut

pernah menjadi bahan cemoohan saudaranya. Bentuk tubuh MG

yang demikian juga membuat MG mengurungkan niat untuk menjadi

model atau pramugari yang menjadi impiannya sejak masih kecil.

MG masih memiliki harapan hingga saat ini untuk bisa mengenakan

pakaian yang indah dan sempurna di hari-hari penting seperti wisuda

dan menikah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b. Partisipan 2

E adalah seorang remaja perempuan yang saat ini berusia 20

tahun. E lahir di Pontianak pada tanggal 3 Desember 1997. E

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik E berjenis

kelamin laki-laki dan perempuan. E tinggal bersama keluarganya

sejak menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di

Yogyakarta. Ayah E bekerja di Dinas Kehutanan, sedangkan ibu E

adalah ibu rumah tangga. Kegiatan E saat ini hanya kuliah. E sempat

terlibat kepanitiaan dalam sebuah kegiatan di gerejanya beberapa

waktu yang lalu. E menceritakan bahwa sejak kuliah, ia sering

berangkat pagi dan pulang saat malam hari sehingga membuat E

kelelahan.

Awalnya, E suka mengenakan pakaian ketat hingga suatu hari

saudara E melihat bahwa bentuk tubuh E tidak wajar. E menganggap

bahwa bentuk tubuh yang tidak wajar tersebut disebabkan oleh jatuh.

E, ketika berusia 12 tahun bertemu dengan saudaranya tahun yang

mengalami hal sama yaitu bentuk tubuh yang tidak wajar. Saudara E

periksa ke dokter dan dokter mendiagnosa bahwa saudara E

mengalami skoliosis. Hasil diagnosa saudaranya tersebut membuat E

memutuskan untuk periksa ke dokter seperti saudaranya. E diminta

melakukan rontgen ketika periksa untuk melihat keadaan tulangnya.

Dokter melihat hasil rontgen dan mendiagnosa bahwa E mengalami

skoliosis seperti saudaranya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

E mengaku tidak memiliki banyak pengetahuan tentang

skoliosis. Ia hanya pernah sedikit mempelajari pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) semasa sekolah bahwa skoliosis

adalah tulang yang bengkok. E tidak merasa sakit atau pun tidak

nyaman ketika mendapat diagnosa skoliosis. Seiring bertambahnya

usia, E merasa tonjolan pada punggungnya semakin besar sehingga

membuat E merasa sakit dan tidak nyaman. E sempat melakukan

rontgen untuk kedua kalinya dan hasilnya menunjukkan bahwa

lengkungan tulang belakang E semakin besar.

Perubahan yang dialami E antara lain tidak bisa melanjutkan

kegiatan taekwondo. E aktif mengikuti taekwondo ketika SD. E tidak

melanjutkan kegiatan taekwondo setelah mengetahui bahwa ia

mengalami skoliosis karena fisiknya yang kurang mendukung. E

merasa sedih dan marah karena tidak bisa melakukan kegiatan yang

disukainya tetapi E hanya bisa pasrah menerima keadaan. E juga

mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mengikuti kegiatan olahraga

selain yoga khusus skoliosis. E menggambarkan rasa sakit di bagian

punggungnya seperti dipukul menggunakan benda keras dan

mengalami rasa pegal yang tidak biasa bagi E. Skoliosis membuat E

tidak mampu mengangkat beban yang berat, tetapi E menceritakan

bahwa ia sering memaksakan diri membawa beban berat seperti

laptop pada saat kuliah karena E merasa harus melakukannya. E

mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tidak diperbolehkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

mengendarai motor karena skoliosis membuat keseimbangan

tubuhnya terganggu. Larangan tersebut tidak dipatuhi karena E

merasa harus mengendarai motor sebagai akses untuk bepergian.

Skoliosis membuat E kesulitan tidur karena bentuk tubuh yang

tidak normal sehingga E kebingungan untuk memposisikan

tubuhnya. E mengungkapkan bahwa ia merasakan sakit pada bagian

tulang ekornya sehingga kesulitan bangun ketika tidur dengan alas

yang keras. Tulang belakang yang melengkung dapat menghambat

fungsi jantung dan paru-paru. Hal tersebut membuat E sering

mengalami sesak nafas. E sempat memaksakan diri mengikuti

kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) yang banyak melibatkan

fisik. Semakin lama, E merasa fisiknya semakin tidak mampu

mengikuti kegiatan PMR sehingga E berhenti mengikuti kegiatan

tersebut.

Selain perubahan fisik yang dialami, E juga merasakan dampak

skoliosis secara psikis. E sering merasa iri dengan orang lain yang

bisa mengenakan pakaian menarik sedangkan E merasa tidak pantas

mengenakan pakaian yang sama. E tidak pernah mengenakan

pakaian ketat lagi setelah menyadari bahwa ia mengalami skoliosis

karena merasa bentuk tubuhnya akan terlihat jika mengenakan

pakaian ketat. E menceritakan ketika SMP ada seorang teman yang

mengatakan di depan banyak orang bahwa dada E tidak sama besar

antara bagian kanan dengan kiri. E hanya diam saja karena merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

jawabannya sudah terwakili oleh teman E yang lain yang langsung

mengingatkan bahwa tidak pantas mengucapkan hal tersebut di

depan umum. E sering merasa tidak percaya diri dengan bentuk

tubuhnya yang tidak normal karena membuat E tidak bebas

mengikuti berbagai kegiatan dan sering merasa mendapat tatapan

aneh dari temannya. Beberapa kali E dijauhi teman lawan jenisnya

ketika SMA setelah mengetahui bahwa E menderita skoliosis. Hal

tersebut membuat E rendah diri dan pasrah ketika dijauhi.

E menceritakan ia pernah mendengar cerita bahwa perempuan

yang mengalami skoliosis akan kesulitan dalam proses melahirkan.

Dampak tersebut tidak membuat E kawatir karena E mengetahui ada

teman dari ibunya yang mengalami skoliosis dan bisa melahirkan

anaknya dengan lancar. Menurut E, skoliosis tidak menghalangi

seorang perempuan untuk hamil tetapi hanya membuat seorang

perempuan dengan skoliosis mengalami proses kehamilan dan

melahirkan menjadi lebih berat daripada perempuan normal.

Dampak skoliosis yang dirasakan oleh E tidak membuat E lebih

bersemangat untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Hal

tersebut disebabkan oleh pengalaman saudara E yang melakukan

berbagai macam cara pengobatan tetapi tidak mengalami perubahan.

E lebih memilih menggunakan uang untuk keperluan lain daripada

untuk biaya pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

c. Partisipan 3

YL adalah seorang remaja perempuan yang saat ini berusia 19

tahun. YL lahir di Kota Bajak pada tanggal 9 Januari 1998. YL

merupakan anak kedua dari empat bersaudara. YL berasal dari

Bengkulu namun saat ini tinggal di Yogyakarta karena sedang

menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di

Yogyakarta. YL tinggal di sebuah kontrakan bersama teman-teman

kuliahnya. YL menceritakan bahwa kegiatannya saat ini hanya

kuliah dan sedang tidak terlibat dalam kepanitiaan atau organisasi

apapun. Tugas dan kegiatan kuliah membuat YL memiliki jadwal

yang padat sehingga YL memutuskan untuk tidak terlibat dalam

kegiatan-kegiatan non-akademis.

YL mulai menyadari bahwa bentuk tubuhnya tidak normal

ketika sedang mengenakan pakaian ketat kemudian YL

memeriksakan dirinya ke dokter. YL diminta melakukan rontgen

ketika periksa ke dokter. Dokter menjelaskan hasil rontgen tersebut

yang menunjukkan bahwa YL mengalami skoliosis dengan

kelengkungan 20 derajat. Penyebab dari skoliosis yang dialami YL

tidak diketahui karena YL tidak merasa sakit, tidak pernah

mengalami kecelakaan dan tidak memiliki riwayat keturunan yang

mengalami skoliosis.

Perubahan yang dialami YL setelah mengetahui bahwa

mengalami skoliosis yaitu perubahan bentuk tubuh dan fisik semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

melemah. YL mengungkapkan bahwa ia mengalami nyeri dan ngilu

pada tulang. YL juga mengelami sesak nafas ketika kelelahan.

Dampak yang dirasakan tersebut membuat aktivitas YL menjadi

terbatas dan terganggu. Perubahan bentuk tubuh yang dialami

membuat YL tidak bisa mengenakan pakaian ketat dan kesulitan

memilih pakaian yang pantas dikenakan. YL juga pernah mengalami

masalah dengan teman-temannya ketika SMA. Sebagian kecil

teman-teman YL mengolok-olok karena bentuk tubuh YL yang

berbeda. Hal tersebut membuat YL tidak mau bersekolah sehingga

YL berhenti bersekolah selama satu tahun.

YL mengalami sesak nafas beberapa waktu lalu yang membuat

YL harus dirawat di rumah sakit. YL diminta melakukan rontgen

ketika opname dan hasilnya menunjukkan bahwa derajat lengkungan

tulang belakang YL sudah mencapai 90 derajat. Bentuk tulang yang

sangat melengkung tersebut membuat YL harus menjalankan

operasi. Jika YL tidak melakukan operasi, maka akan sangat

berbahaya karena paru-paru YL terhimpit. YL menyetujui saran

dokter untuk melakukan operasi. Operasi YL dijadwalkan pada

Bulan Januari yang akan datang. YL berharap setelah operasi tidak

mengalami nyeri dan sesak nafas lagi sehingga bisa menjadi orang

yang normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

d. Partisipan 4

EE adalah seorang remaja perempuan yang saat ini masih

berusia 17 tahun. EE lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal 13

Mei 2000. EE merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang

tinggal bersama orangtuanya. EE sedang menempuh pendidikan

SMA di salah satu SMA swasta di Kabupaten Semarang. Kegiatan

EE saat ini adalah bersekolah dan mengikuti tambahan pelajaran

untuk mempersiapkan ujian kelulusan.

EE menyadari bahwa bentuk tubuhnya berbeda sejak kelas dua

SMP. EE sedang mengenakan pakaian berbahan tipis kemudian ibu

EE melihat bahwa punggung EE berbeda. EE dan ibunya mencari

informasi melalui saudaranya yang berprofesi sebagai bidan.

Saudara EE tersebut memperkirakan bahwa EE mengalami skoliosis

kemudian menyarankan EE untuk berobat pada dokter ahli tulang.

Orangtua EE membawa EE periksa pada dokter tulang terdekat dari

rumah. Dokter meminta EE untuk melakukan rontgen dan hasilnya

menunjukkan bahwa EE benar mengalami skoliosis dengan

kelengkungan sekitar 45 derajat. Keluarga EE menduga bahwa

penyebab skoliosis yang dialami berasal dari faktor keturunan.

Perubahan yang dirasakan EE setelah menyadari bahwa ia

mengalami skoliosis antara lain bentuk tubuh yang tidak normal

sehingga membuat EE merasa malu. EE merasa bahwa salah satu

bagian punggungnya menonjol dan tubuhnya tidak sama tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tangan EE juga tidak sama panjang dan ia sering mengeluh sakit

pada diafragma bagian kiri ketika berdiri terlalu lama. Kondisi tubuh

yang tidak normal tersebut membuat EE tidak bebas melakukan

aktivitas. EE mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mengikuti

olahraga senam.

EE sempat merasa bahwa hanya ia sendiri yang mengalami

skoliosis hingga akhirnya ia bertemu dengan pasien lain ketika

periksa ke dokter. EE sering merasa tidak percaya diri dengan bentuk

tubuhnya terutama ketika ada teman yang melihat dan

mengetahuinya. Tidak jarang juga teman EE menanyakan skoliosis

yang dialami EE sehingga membuat EE merasa malu. Bentuk tubuh

yang berbeda juga membuat EE lebih selektif dalam memilih

pakaian yang akan dikenakan.

EE merasa bahwa lengkungan tulang belakangnya semakin

bertambah ketika memasuki SMA. Keluarga EE membawa EE

periksa pada dokter ahli tulang di Solo. Hasil pemeriksaan dokter di

Solo menunjukkan bahwa lengkungan tulang belakang EE sudah

mencapai 76 derajat dan dokter menyarankan untuk operasi. Jika EE

tidak dioperasi maka paru-parunya bisa tertusuk oleh tulangnya

sendiri. EE sempat merasa kawatir pada harapan hidupnya karena

resiko operasi yang sangat besar. EE menceritakan bahwa resiko

operasi tulang belakang adalah bisa mengalami kelumpuhan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

bahkan meninggal dunia. Hal tersebut membuat EE terpuruk dan

hampir putus asa karena seperti tidak ada harapan untuk hidup.

Operasi EE dijadwalkan pada Bulan Januari yang lalu, tetapi

ternyata jadwal operasi dipercepat. EE merasa tidak siap karena

pihak rumah sakit memberikan informasi satu hari sebelum jadwal

pelaksanaan operasi. Semua kekawatiran EE hilang setelah operasi

berjalan dengan lancar selama enam jam. Lengkungan tulang

belakang EE berkurang menjadi 30 derajat setelah operasi.

Lengkungan tulang belakang EE saat ini hanya sekitar 25 derajat. EE

mengungkapkan bahwa operasi pun tidak bisa membuat tulang

belakang kembali lurus sehingga meskipun sudah melalui operasi,

tulang EE masih melengkung. EE masih merasa tidak percaya diri

dengan bentuk tubuhnya hingga saat ini. EE juga merasakan nyeri

pada tulang belakangnya ketika merasa kedinginan.

C. Analisis Data Penelitian

1. Analisis data partisipan 1

a. Dampak skoliosis

Remaja yang menderita skoliosis mengalami dampak secara fisik

dan psikologis. Dampak fisik yang dilami penderita skoliosis antara

lain sakit punggung, kerusakan saraf, bentuk tubuh yang tidak

seimbang, dan panggul miring sehingga bentuk tubuh penderita

skoliosis menjadi tidak normal. Sedangkan dampak psikologis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

dialami penderita skoliosis yaitu menurunnya rasa percaya diri,

keberanian, gangguan mood hingga depresi ringan.

Berdasarkan hasil data, MG mengalami dampak fisik seperti yang

dijelaskan pada penelitian sebelumnya. MG menceritakan bahwa

punggungnya terasa sakit ketika melakukan gerakan kayang. Selain

itu, MG juga merasa punggungnya berat dan tidak mempu membawa

beban dalam waktu yang lama. MG memiliki bentuk tubuh yang tidak

seimbang. Hal tersebut ditunjukkan dengan pernyataan MG yang

mengungkapkan bahwa punggung MG menonjol di salah satu sisi

yang menyebabkan MG terlihat bungkuk hanya ketika dilihat dari sisi

kanan saja. MG juga menceritakan bahwa ia lebih mudah merasa lelah

pada bagian kanan dari punggungnya. Selain bentuk punggung yang

tidak seimbang, bagian dada MG juga tidak seimbang sehingga

payudara MG lebih besar pada salah satu sisi. Bentuk yang tidak

seimbang menyebabkan MG mudah mengalami kesulitan bernafas

ketika berlari dan merasa sakit pada bagian paru-paru.

Hasil data juga menunjukkan bahwa MG tidak hanya mengalami

dampak skoliosis secara fisik, tetapi juga secara psikologis. MG

mengungkapkan bahwa ia merasa tidak percaya diri ketika

mengenakan pakaian kebaya dan ketika ada teman yang menanyakan

keadaan punggungnya karena MG menyadari bahwa bentuk tubuhnya

pada bagian kanan tidak seimbang dengan bagian kiri. Ketika ada

orang lain yang ingin tahu dan bertanya berkaitan dengan keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

tubuhnya, MG merasa tidak nyaman karena MG merasa malu jika

orang lain mengetahui keadaannya. Rasa rendah diri juga dialami MG

ketika melihat orang lain bisa mengenakan pakaian yang menarik dan

ketika MG melakukan foto seluruh tubuh. Bentuk tubuh yang tidak

sempurna membuat MG pernah diejek oleh saudaranya dan peristiwa

tersebut membuat MG merasa sakit hati. Keadaan MG yang

mengalami skoliosis juga membuat MG merasa sedih karena ia harus

mengurungkan cita-citanya untuk menjadi pramugari maupun model.

b. Strategi koping

Strategi koping dibedakan menjadi dua jenis, yaitu problem

focused coping dan emotion focused coping. Berdasarkan hasil

penelitian, MG melakukan dua jenis strategi koping tersebut.

1) Problem focused coping

Problem focused coping yaitu salah satu jenis strategi

koping yang berfokus pada sumber tekanan. Hasil data

menunjukkan bahwa MG pernah melakukan kedua bentuk

problem focused coping yaitu active coping yang masih dilakukan

hingga saat ini dan seeking social support for instrumental

reasons yang saat ini sudah tidak dilakukan.

Active coping adalah salah satu cara untuk mencoba

mengatasi atau menghindari tekanan dengan cara mengambil

langkah aktif. Hasil data menunjukkan bahwa MG masih

melakukan beberapa cara active coping hingga saat ini yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

berusaha membusungkan dada dan menegakkan tubuhnya ketika

sedang duduk. MG selalu berusaha menegakkan tubuhnya tetapi

terkadang tubuhnya menjadi tidak tegak tanpa disadari. MG

segera menegakkan tubuhnya kembali ketika menyadari bahwa

posisi tubuhnya dalam keadaan tidak tegak. Selain itu, MG juga

lebih selektif dalam memilih pakaian untuk dikenakan sejak

menyadari bahwa mengalami skoliosis. MG terkadang pakaian

menarik di toko pakaian maupun dikenakan orang lain dan ingin

mengenakannya. MG selalu mencoba pakaian yang menarik

baginya, jika dirasa tidak pas maka MG memutuskan untuk tidak

memilikinya. MG sedang berencana untuk mengikuti kelas yoga

atau zumba dalam waktu dekat supaya tubuhnya terbiasa

bergerak. Contoh active coping lain yang pernah dilakukan MG

antara lain merencanakan pengobatan pada dokter spesialis

tulang, mencari infodmasi dan memraktekan gerakan yoga dasar,

dan berenang.

Seeking social support for instrumental reasons adalah

salah satu cara untuk mengelola dan mengatasi tekanan yang

dialami dengan mencari dukungan sosial berupa nasehat, bantuan,

dan informasi. Hasil data menunjukkan bahwa MG pernah

melakukan cara ini dengan berobat pada pengobatan tradisional

seperti ahli tulang dan ahli pijat untuk mengurangi dan

menyembuhkan rasa sakit yang dialami. Selain itu, MG juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pernah berobat pada ahli spiritual untuk membantunya dalam

mengatasi dampak psikologis yang ditimbulkan dari skoliosis.

Usaha yang dilakukan MG tersebut sudah tidak dilakukan lagi

saat ini.

2) Emotion focused coping

Emotion focused cooping adalah salah satu strategi koping

yang berfokus pada emosi individu dengan cara mengurangi

tekanan emosional yang timbul akibat peristiwa yang menjadi

sumber tekanan. Berdasarkan hasil data, MG melakukan beberapa

bentuk emotion focused coping yang masih dilakukan hingga saat

ini yaitu focusing on and venting of emotions, behavioral

disengagement, mental disengagement, positive reinterpretation,

dan denial. Selain itu, muncul bentuk koping lain yang dilakukan

MG yaitu humor dan escape avoidance.

Focusing on and venting of emotions yaitu cara individu

menghadapi tekanan dengan melepaskan emosi yang berfokus

pada tekanan yang dialami. MG merenung dan menangis untuk

menenangkan diri ketika menghadapi tekanan akibat skoliosis.

MG merasa harus menenangkan diri dengan cara menangis

karena setiap selesai menangis, ia merasa lega. MG juga

cenderung mengungkit semua masalah ketika sedang bimbang

dan merasa sedih ketika membahas skoliosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Behavioral disengagement yaitu kecenderungan individu

untuk mengurangi usaha bahkan menyerah untuk mencapai tujuan

mengatasi tekanan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa MG

mengurangi usaha-usaha untuk kesembuhannya. MG tidak lagi

melakukan yoga dan tidak meluangkan waktu untuk berobat. MG

cenderung mengesampingkan usaha pengobatan untuk penyakit

skoliosis yang dialaminya.

Mental disengagement yaitu cara yang dilakukan individu

untuk mengalihkan perhatian dari tekanan dengan melakukan

berbagai kegiatan. MG lebih memilih untuk berlibur daripada

melakukan pengobatan.

Positive reinterpretation yaitu cara individu untuk

mengatasi tekanan emosional dengan menilai tekanan yang

dialami secara positif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa MG

cenderung mencari sisi baik yang dimilikinya di samping

penyakit skoliosis yang dialaminya. MG lebih bersyukur dengan

keadaannya karena melihat orang lain yang mengalami skoliosis

lebih parah darinya. MG juga beranggapan bahwa skoliosisnya

tidak mengganggu karena setidaknya ia masih bisa berjalan

supaya tidak merasa tertekan dengan skoliosis yang dideritanya.

Denial adalah salah satu strategi yang dilakukan individu

dengan bertindak seolah-olah tidak mengalami tekanan yang

sebenarnya dialami. Strategi ini dilakukan MG dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

menyalahkan Tuhan dan bertanya-tanya mengapa ia mengalami

skoliosis yang membuat penampilannya tidak sempurna dan ia

merasa tidak adil ketika sedang merasa tertekan. MG pernah

marah ketika ada orang lain yang mencelanya berkaitan dengan

skolisis dan MG pernah menganggap bahwa skoliosis adalah

aibnya. MG juga pernah lebih memilih untuk menunjukkan tubuh

bagian kiri ketika foto dan terkadang MG tidak memedulikan

skoliosis yang dialaminya.

Humor. MG, ketika ada orang lain yang menyinggung

bentuk tubuhnya maka ia menanggapi dengan bercanda. MG

menanggapi dengan bercanda hanya ketika suasana hatinya

sedang baik.

Escape avoidance. MG cenderung menghindari tekanan

yang dialami dengan menghindari pembahasan tentang skoliosis.

MG juga menghindari melihat punggung ketika sedang bercermin

karena tidak ingin melihat bentuk punggungnya yang tidak

normal. MG cenderung menghindari pengambilan foto seluruh

tubuh ketika yang mengambil foto adalah orang asing.

Selain bentuk-bentuk koping yang telah disebutkan

sebelumnya, MG juga pernah melakukan bentuk koping turning

to religion. Sebelumnya MG selalu memohon kesembuhan secara

khusus ketika berdoa setiap malam hari. Bentuk ini sudah tidak

dilakukan MG lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

c. Sumber koping

Beberapa sumber koping yang memengaruhi MG dalam

melakukan koping adalah social support, positive beliefs, dan internal

locus of control.

1) Social support. Social support dapat membantu individu untuk

menyesuaikan diri terhadap tekanan yang dialami. MG

mendapatkan dukungan sosial dari orangtua, saudara, pacar, dan

teman-temannya. Orangtua MG mendukung dengan

membiasakan MG untuk menegakkan tubuhnya dan meminta

MG untuk rutin melakukan yoga. Orangtua MG merasa

khawatir dengan keadaan MG sehingga berusaha mencari

informasi pengobatan alternatif dan mengajak MG untuk

berobat pada pengobatan alternatif. Orangtua MG lebih

mempercayakan kesembuhan anaknya pada pengobatan

alternatif.

Salah seorang saudara MG juga memberikan dukungan

pada MG dengan rutin menanyakan keadaan MG kemudian

melaporkannya pada ahli spiritual yang membantu kesembuhan

MG. MG memiliki pacar dan teman dekat yang mendukungnya

dengan cara mengingatkan MG untuk selalu melakukan latihan

dan olahraga. Menurut MG, teman-temannya mendukung MG

dengan memberikan semangat karena merasa kasihan dengan

keadaan MG.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

2) Positive beliefs. MG memiliki keyakinan bahwa Tuhan sendiri

yang akan menyembuhkan MG dari penyakit yang dialaminya.

3) Internal locus of control. MG merasa bahwa segala cara yang

dapat membantu mengatasi tekanan yang dialaminya adalah cara

yang berasal dari diri sendiri. MG tidak ingin kehidupannya

dikendalikan oleh orang lain.

2. Analisis data partisipan 2

a. Dampak skoliosis

Berdasarkan hasil data, E mengalami dampak skoliosis secara

fisik maupun secara psikologis. Dampak fisik yang dialami E yaitu E

merasa sakit pada bagian punggung dan tulang ekornya sehingga E

merasa tidak nyaman terutama ketika tidur. E juga merasa mudah

pegal dan susah bergerak. Bentuk tubuh yang tidak seimbang

membuat E mengalami sesak nafas karena jantung dan paru-paru tidak

berfungsi dengan maksimal. Fisik E yang lemah mengakibatkan E

tidak bisa melanjutkan kegiatan taekwondo, PMR, dan tidak bisa

mengikuti olahraga selain olahraga khusus untuk skoliosis. E juga

tidak mampu berlari dan mengangkat beban berat. Tubuh E yang tidak

seimbang membuat E tidak bisa mengenakan pakaian ketat,

keseimbangan tubuh E terganggu sehingga tidak diperbolehkan

mengendarai motor, dan membuat dada E tidak seimbang sehingga

kesulitan mengenakan bra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Selain dampak fisik, E juga mengalami dampak psikologis. Hal

tersebut ditunjukkan dengan pernyataan E yang menceritakan bahwa

E merasa iri ketika melihat orang lain pantas mengenakan pakaian

apapun dan bisa aktif mengikuti berbagai kegiatan. E merasa terpuruk

karena skoliosis membuat dirinya berbeda dengan orang lain. Selain

itu, E juga merasa rendah diri dan tidak percaya diri karena

penampilannya yang tidak sempurna sehingga terkadang teman-teman

E memandang E dengan aneh. E juga pernah mengalami masalah

dalam relasi dengan teman lawan jenisnya karena penampilan E yang

tidak sempurna.

b. Strategi koping

1) Problem focused coping

Hasil wawancara menunjukkan bahwa E melakukan kedua

bentuk strategi yang berfokus pada tekanan. E melakukan active

coping yang masih dilakukan hingga saat ini dan seeking social

support for instrumental reasons yang saat ini sudah tidak

dilakukan.

Active coping. E segera beristirahat dengan duduk

bersandar atau berbaring di tempat yang empuk ketika merasa

kelelahan. Sebelumnya, E mencoba mengatasi tekanan dengan

melakukan gerakan yoga dan stretching namun saat ini sudah

tidak dilakukan lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Seeking social support for instrumental reasons. E mencari

bantuan untuk mengatasi tekanan yang dialami pada ahli pijat dan

ahli fisioterapi. E memeriksakan dirinya ke dokter hanya saat

awal mengetahui bahwa E mengalami skoliosis. Tetapi saat ini E

sudah tidak melakukan pengobatan lagi.

2) Emotion focused coping

Strategi ini berfokus pada emosi individu dengan cara

mengurangi tekanan emosional yang timbul akibat peristiwa yang

menjadi sumber tekanan. Berdasarkan hasil data, E melakukan

bentuk emotion focused coping yaitu seeking social support for

emotional reasons, behavioral disengagement, mental

disengagement, positive reinterpretation, denial, dan acceptance

yang masih dilakukan hingga saat ini. Sedangkan bentuk

focusing on and venting of emotions dan turning to religion sudah

tidak dilakukan lagi.

Seeking social support for emotional reasons. Teman E

mengajaknya menyadari kapasitas diri sendiri ketika E merasa

sedih karena tidak bisa aktif mengikuti kegiatan. E sering

mengeluh pada temannya karena iri pada teman yang bisa terlibat

aktif dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut membuat teman E

mengajak E supaya tidak memaksakan diri untuk aktif mengikuti

kegiatan. Sebelumnya, Orangtua E mengajaknya bersyukur,

menerima keadaan dengan melihat kedaan saudaranya yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

parah dan mengatakan bahwa setidaknya E masih bisa

beraktivitas seperti biasa ketika E mengeluhkan sakitnya. Selain

itu, terkadang E mengeluh tentang keadaan tubuhnya yang lemah,

kemudian mantan pacar E mendengarkan keluhan E dan memberi

dukungan dengan berusaha memberi solusi dan menenangkan E.

E menemukan beberapa teman yang memiliki penyakit yang sama

dengannya sejak kuliah sehingga ia merasa tidak sendiri dan bisa

saling memberi semangat.

Behavioral disengagement. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa E tidak berusaha melakukan berbagai cara

pengobatan karena beberapa hal. E tidak banyak melakukan

pengobatan karena biaya yang mahal dan yakin bahwa tidak akan

sembuh seperti saudaranya. E juga merasa bahwa pengobatan

pada ahli pijat dan ahli terapi yang pernah dilakukan tidak

menghasilkan perubahan dan kegiatan E juga semakin padat

sehingga E tidak melanjutkan pengobatan untuk skoliosis. E juga

tidak berniat untuk kontrol ke dokter dan malas mencari informasi

tentang pengobatan karena merasa yakin bahwa tidak akan

sembuh. Sebelumnya, E hanya berpasrah ketika teman lawan

jenisnya menjauhi.

Mental disengagement. Bentuk koping ini diyakini E

sebagai cara yang paling berpengaruh untuk mengatasi tekanan

yang dialaminya. Cara yang dilakukan E untuk menghindari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

tekanan yang dialami yaitu dengan menghindari kesendirian. E

berusaha melakukan kegiatan untuk mengalihkan perhatiannya

dengan membaca novel maupun kisah fiktif, pergi bersama

teman-temannya, dan menonton festival anime. E membaca novel

atau kisah fiktif setiap hari ketika waktu luang di manapun E

berada. E juga menyukai jenis anime yang dapat membuat E

berkhayal sehingga ia bisa melupakan bebannya. Selain itu, E

sebelumnya pernah tergabung dalam kelompok band yang

membutuhkan banyak waktu untuk berlatih sehingga perhatian E

pada tekanan yang dialami teralihkan.

Positive reinterpretation. E memandang tekanan yang

dialami secara positif karena ia memiliki teman yang mengalami

hal sama sehingga E merasa tidak sendiri. E memiliki teman di

tempat kuliahnya yang menderita skoliosis seperti E. Keberadaan

teman E tersebut membuat E sadar bahwa tidak hanya E saja yang

mengalami skoliosis.

Denial. Beberapa perilaku E menunjukkan bahwa ia

menolak keadaan skoliosis dengan melakukan hal-hal yang

dilarang. E sering memaksakan diri mengangkat beban berat dan

tetap mengendarai motor. Sebelumnya, E juga mengikuti kegiatan

PMR sebagai bentuk penolakan terhadap keadaan yang

dialaminya. Selain itu, E pernah menolak untuk menggunakan

alat bantu. E juga pernah marah dan kecewa dengan keadaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

dialaminya hingga menyalahkan Tuhan dan menganggap bahwa

skoliosis adalah bebannya.

Acceptance. E menerima keadaan dengan tidak menangis

karena skoliosis yang dialaminya dan bisa menerima skoliosis

karena sudah terbiasa hidup dengan keadaan menderita skoliosis.

E juga menyadari bahwa kondisi tubuhnya memang tidak bisa

dipaksakan untuk melakukan aktivitas berat sehingga E

menghindari aktivitas berat yang banyak melibatkan fisik.

Sebelumnya, E bisa menerima keadaan dengan memaklumi sikap

teman lawan jenis yang menjauhinya.

Focusing on and venting of emotions. Sebelumnya, keadaan

skoliosis membuat E marah karena tidak bisa melanjutkan

kegiatan taekwondo. E juga pernah terpuruk karena tidak bisa

aktif mengikuti banyak kegiatan.

Turning to religion. Sebelumnya, keadaan skoliosis sering

membuat E tertekan sehingga ia mendekatkan diri pada Tuhan. E

mendoakan skoliosis yang dialaminya secara khusus setiap

berdoa.

c. Sumber koping

Sumber koping yang memengaruhi E dalam melakukan strategi

koping adalah social support. E memeroleh dukungan sosial dari

orangtua, adik, dan teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Orangtua E mendukung dengan mencari berbagai informasi untuk

pengobatan E. Orangtua E juga mengingatkan E untuk melakukan

terapi dan tidak mengikuti kegiatan yang melibatkan fisiknya. Adik-

adik E juga memberi semangat pada E dengan mengajaknya

mensyukuri keadaan. Sedangkan teman-teman E ketika SMP memberi

semangat dengan mengatakan bahwa penyakit yang dialami E tidak

parah seperti penyakit kanker.

3. Analisis data partisipan 3

a. Dampak skoliosis

Skoliosis membuat YL mengalami dampak secara fisik maupun

psikologis. Dampak fisik yang dialami YL yaitu perubahan bentuk

tubuh yang menjadi tidak seimbang sehingga YL merasa kesulitan

untuk mencari pakaian yang pas untuk dikenakan. Fisik YL juga

semakin lemah karena tulang belakang yang miring membuat paru-

paru menjadi terhimpit sehingga YL sering mengalami sesak nafas.

YL mengalami nyeri pada tulangnya sehingga aktivitas sehari-hari

terganggu dan terbatas serta tidak diperbolehkan melakukan aktivitas

yang berat. Sedangkan dampak psikologis yang dialami YL yaitu

merasa rendah diri dan terpuruk ketika diolok-olok temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

b. Strategi koping

1) Problem focused coping

Strategi koping ini berfokus pada tekanan yang dialami. YL

melakukan kedua bentuk problem focused coping yaitu active

coping dan seeking social support for instrumental reasons.

Active coping. YL menghindari tekanan yang dialaminya

dengan menghindari aktivitas-aktivitas berat dan segera istirahat

ketika merasa sakit pada tulangnya. YL juga merasa tidak pas jika

mengenakan pakaian ketat sedangkan bentuk tubuhnya tidak

seimbang sehingga ia memilih pakaian yang berukuran lebih

besar dari tubuhnya. YL sering mengalami sesak nafas sehingga

ia selalu membawa tabung oksigen untuk mengantisipasi ketika

mengalami sesak nafas. YL selalu membawa tabung oksigen kecil

ketika bepergian dan memiliki tabung oksigen besar yang

disimpan di tempat tinggalnya. YL juga sedang merencanakan

untuk melakukan operasi terhadap tulang belakangnya.

Sebelumnya, YL mengurangi tekanan yang dialami dengan

mencari informasi tentang skoliosis dan senam terapi skoliosis

melalui media internet. Setelah memeroleh informasi mengenai

gerakan senam, YL memraktekan gerakan senam tersebut.

Seeking social support for instrumental reasons. YL

melakukan kontrol dengan dokter spesialis tulang hingga saat ini.

Sebelumnya, YL sempat tidak melakukan kontrol selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

beberapa waktu sejak menempuh pendidikan di luar kota. YL

mengalami sesak nafas ketika sudah tidak berobat pada dokter

yang terdahulu kemudian ia kembali kontrol dengan dokter yang

berbeda. Dokter yang menangani YL saat ini meminta YL untuk

melakukan rontgen dan setelah mengetahui bahwa lengkungan

tulang belakang YL semakin parah, dokter menyarankan YL

untuk melakukan operasi. YL melakukan terapi dan suntik

vitamin setiap kontrol dengan dokter yang terdahulu. Gerakan-

gerakan senam yang diperoleh YL melalui internet juga

dikonsultasikan dengan dokter terdahulu apakah gerakan tersebut

bisa dilakukan YL. Dokter yang terdahulu juga menyarankan agar

YL tidak melakukan aktivitas yang berat. Sebelumnya, YL pernah

berobat pada psikolog karena merasa tertekan dengan teman-

teman yang mengolok-oloknya ketika SMA.

2) Emotion focused coping

Strategi ini digunakan untuk mengurangi tekanan

emosional yang timbul akibat peristiwa yang menjadi sumber

tekanan dengan berfokus pada emosi individu. Berdasarkan data,

emotion focused coping yang dilakukan YL antara lain focusing

on and venting of emotions, positive reinterpretation, dan

acceptance yang masih dilakukan hingga saat ini dan behavioral

disengagement yang sudah tidak dilakukan lagi. Bentuk koping

lain yang muncul yaitu escape avoidance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Focusing on and venting of emotions. YL sering

mengungkit skoliosis menjadi bebannya ketika sedang mengalami

banyak masalah. YL sering menganggap bahwa semua masalah

yang dialaminya berkaitan dengan skoliosis yang dialaminya

tetapi ia merasa hal itu sebenarnya belum tentu benar. YL pernah

terpuruk hingga tidak mau bersekolah karena diolok-olok oleh

teman-temannya ketika SMA.

Positive reinterpretation. YL menganggap bahwa selalu

ada kelebihan di balik kekurangan seseorang sehingga tidak perlu

rendah diri. YL pernah merasa jenuh dengan rutinitas kontrol

dengan dokter tetapi ia berusaha tidak mengeluh karena ia sadar

bahwa beban yang dirasakan orangtuanya lebih berat daripada

beban yang dialaminya. YL juga meyakini bahwa setiap individu

memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat YL

tidak menyerah untuk menghadapi skoliosis yang dideritanya.

Acceptance. YL, saat ini menerima keadaan skoliosisnya

dengan bersyukur pada Tuhan atas semua yang dialaminya. YL

juga merasa tidak terganggu dengan skoliosis yang dialaminya.

YL menganggap bahwa dirinya normal sama seperti teman-teman

yang lain, karena dengan merasa sebagai orang normal maka YL

tidak merasakan sakit. YL juga tidak mengeluh ketika harus

membawa tabung oksigen untuk mengantisipasi sesak nafas yang

dialaminya dan menganggap bahwa ia berteman dengan tabung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

oksigen tersebut. Sebelumnya, YL tidak peduli pada skoliosis

yang dialaminya bahkan pada akibatnya di masa depan.

Behavioral disengagement. Intensitas YL dalam melakukan

senam cenderung berkurang. YL juga sempat berhenti kontrol

dengan dokter sejak menempuh pendidikan di luar kota.

Escape avoidance. YL cenderung menghindari tekanan

yang dialaminya dengan cara melupakan tekanan tersebut. YL

melupakan tekanan yang dialami agar bisa menjalankan aktivitas

seperti biasa dan agar tidak merasa terbebani oleh tekanan yang

dialami.

c. Sumber koping

Sumber koping yang memengaruhi YL dalam melakukan strategi

koping adalah social support dan internal locus of control.

1) Social support. YL mendapatkan dukungan sosial dari orangtua

dan teman-temannya. Orangtua YL mendukung dengan membawa

YL ke dokter untuk kontrol dan membantu YL mengarahkan

gerakan-gerakan senam. Orangtua YL juga mendukung rencana

pelaksanaan operasi karena tidak ingin YL mengalami resiko yang

lebih besar jika tidak melakukan operasi. Teman-teman YL ketika

SMA juga memberi dukungan untuk YL dengan mengunjunginya

ke rumah ketika YL merasa terpuruk. Teman-teman YL saat ini

menganggap YL seperti orang normal dengan tidak membeda-

bedakan YL dengan teman lainnya. selain itu, teman-teman YL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

juga membantu mengantar ke dokter dan menemani YL ketika

sakit. Teman-teman YL membuat YL merasa nyaman dan senang

dengan mendampingi dan memberi motivasi supaya YL sembuh.

2) Internal locus of control. YL merasa bahwa dirinya sendiri yang

bisa menentukan apakah akan bangkit atau terus terpuruk. YL

menganggap bahwa ia sendiri yang bisa menentukan aktivitas apa

saja yang mampu dilakukan dan aktivitas yang sebaiknya

dihindari.

4. Analisis data partisipan 4

a. Dampak skoliosis

Berdasarkan hasil data, EE mengalami dampak skoliosis baik

secara fisik maupun secara psikologis. Dampak fisik yang dialami EE

yaitu tubuhnya tidak sama tinggi, tangannya tidak sama panjang, dan

punggungnya menonjol. Paru-paru EE juga terhimpit karena bentuk

tulang yang melengkung sehingga nafas EE tidak bisa maksimal. EE

sering mengalami sakit pada bagian difragma sebelah kiri ketika

berdiri terlalu lama. EE merasa bahwa otot wajahnya juga berbeda

antara bagian kanan dengan bagian kiri. EE tidak diijinkan untuk

mengikuti senam dan merasa sakit ketika kedinginan.

Sedangkan dampak psikologis yang dialami EE yaitu merasa

malu karena punggung yang tidak normal sehingga bentuk tubuh tidak

sempurna dan malu ketika ada teman yang menanyakan terkait

skoliosis yang dialaminya. EE juga merasa tidak percaya diri ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

ada orang lain yang melihat EE dari sisi belakang. EE merasa tertekan

karena skoliosis yang dialaminya dan ia pernah merasa tidak memiliki

teman yang memiliki nasib sama. EE juga pernah merasa putus asa

karena membayangkan resiko operasi yang sangat besar ketika dokter

memutuskan bahwa tulang belakang EE harus dioperasi.

b. Strategi koping

1) Problem focused coping

Hasil wawancara menunjukkan bahwa EE melakukan

kedua bentuk problem focused coping. EE melakukan active

coping dan seeking social support for instrumental reasons.

Active coping. EE berusaha selalu menegakkan tubuhnya

dan berhati-hati dalam menjaga tubuhnya. EE selalu menegakkan

tubuhnya ketika duduk supaya punggungnya yang tidak sama

besar tidak terlalu terlihat oleh orang yang berada di belakangnya.

EE juga berhati-hati dalam beraktivitas untuk menghindari rasa

sakit yang mungkin muncul akibat aktivitas tertentu. EE saat ini

juga cenderung memilih jenis bahan dan model pakaian yang pas

dan tidak ketat untuk dikenakan. Sebelumnya, EE berusaha

melenturkan tulangnya dan mengurangi lengkungan tulang

belakangnya dengan berenang. EE segera mencari informasi

tentang operasi skoliosis setelah dokter memutuskan bahwa

tulang belakang EE harus dioperasi untuk memeroleh gambaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

EE juga melakukan senam terapi setiap bangun tidur menjelang

operasi.

Seeking social support for instrumental reasons. EE hingga

saat ini masih memeriksakan dirinya pada dokter spesialis tulang.

Dokter yang menangani EE saat ini berbeda dengan dokter yang

menangani EE sebelumnya. EE sempat menghentikan kontrol

dengan dokter karena merasa skoliosis yang dialaminya tidak

mengganggu. EE kontrol kembali pada dokter yang berbeda

karena merasa lengkungan tulang belakangnya semakin besar dan

EE sering merasa sakit. Dokter menyarankan EE untuk operasi

karena lengkungan tulang belakang EE sudah parah dan

berbahaya apabila tidak dilakukan operasi kemudian EE

mengikuti saran dokter tersebut. Dokter yang terdahulu pernah

menyarankan EE untuk mengenakan brace dan melakukan terapi

dengan ahli terapi.

2) Emotion focused coping

Strategi ini fokus pada emosi individu dengan cara

mengurangi tekanan emosional akibat hal yang menjadi sumber

tekanan. Berdasarkan hasil data, EE melakukan beberapa bentuk

emotion focused coping yaitu behavioral disengagement dan

acceptance yang masih dilakukan hingga saat ini kemudian

seeking social support for emotional reasons, focusing on and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

venting of emotions, denial, dan turning to religion yang pernah

dilakukan sebelumnya.

Behavioral disengagement. EE saat ini jarang melakukan

senam maupun berenang karena banyak kegiatan di sekolah.

Sebelumnya, EE tidak melanjutkan penggunaan brace karena ia

merasa tidak nyaman. EE juga sempat tidak melakukan kontrol ke

dokter karena merasa skoliosis tidak mengganggu aktivitasnya.

Acceptance. EE saat ini menerima keadaan skoliosisnya.

Hal tersebut ditunjukkan dengan EE mau menjawab pertanyaan

temannya terkait skoliosis apa adanya. EE juga tidak keberatan

jika ada teman yang mengetahui keadaannya selama temannya

tidak mencela EE. EE tidak marah ketika ada temannya yang

bercanda tentang skoliosis tetapi justru ikut tersenyum. EE juga

merasa tidak pernah menyerah untuk selalu menjaga tubuhnya.

Seeking social support for emotional reasons. EE sempat

menemukan teman yang mengalami skoliosis juga dan hal

tersebut membuat EE lebih tenang karena EE merasa tidak

sendiri. Sebelumnya, orangtua EE selalu mengingatkan untuk

mengenakan brace ketika EE mengeluh sakit pada punggungnya.

Saudara EE juga pernah menyarankan EE untuk periksa pada

dokter spesialis ketika EE merasa lengkungan tulang belakangnya

semakin besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Focusing on and venting of emotions. Sebelumnya, EE

cenderung melepaskan emosinya dengan menangis. EE pernah

menangis karena merasa takut ketika dokter mengharuskannya

melakukan operasi. Selain itu, EE juga menangis ketika

membayangkan rasa sakit yang akan dirasakan akibat dari

skoliosis yang dialaminya.

Denial. Sebelum menerima keadaan skoliosis, EE menolak

keadaannya dengan bertanya-tanya mengapa ia mengalami

skoliosis yang tidak dapat sembuh total. EE merasa tidak adil

dengan keadaan skoliosis yang dialaminya.

Turning to religion. EE merasa tenang ketika berdoa dan

mendekatkan diri pada Tuhan. EE berdoa dengan memohon

kesembuhan.

c. Sumber koping

Sumber koping yang memengaruhi EE dalam melakukan strategi

koping adalah social support. EE memeroleh dukungan sosial dari

keluarga maupun teman-temannya. Orangtua EE mengawatirkan

keadaan EE sehingga marah ketika posisi tidur EE miring. Orangtua

EE juga mendukungnya dengan mengantar EE berenang dan menolak

saran saudaranya untuk mencoba pengobatan alternatif karena

orangtua EE lebih memercayakan kesembuhan anaknya pada tenaga

medis. Keluarga besar EE juga memberi dukungan padanya dengan

mengingatkan EE untuk selalu menjaga tubuhnya sendiri. Teman-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

teman EE mendukung EE dengan mengingatkan supaya EE tidak

melakukan gerakan yang dapat membahayakan tubuhnya.

5. Integrasi hasil analisis empat partisipan

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan tiga tema utama dalam

penelitian ini, yaitu dampak skoliosis, strategi koping, dan sumber

koping. Ketiga tema utama tersebut terdiri dari beberapa sub tema.

a. Dampak skoliosis

Tema dampak skoliosis memiliki dua sub tema, yaitu dampak

fisik dan dampak psikologis. Keempat partisipan mengalami dampak

fisik yang disebabkan oleh skoliosis sehingga membuat partisipan

merasa tertekan. Dampak fisik yang dialami keempat partisipan

memiliki beberapa kesamaan antara satu partisipan dengan partisipan

lainnya. Berdasarkan hasil analisis data, keempat partisipan memiliki

bentuk tubuh yang tidak seimbang.

“Heem kalau fisik banyak kak kanan kiri

payudara pasti jadi beda kalau aku iya, terus

apa dan itu kelihatan banget tu lho..” (MG,

line 248-250)

Keempat partisipan juga mengalami sakit pada beberapa bagian

tubuhnya. Salah satu bagian tubuh yang sakit yaitu paru-paru. Rasa

sakit tersebut timbul karena paru-paru yang terhimpit. Paru-paru

yang terhimpit menyebabkan partisipan mengalami sesak nafas.

Selain paru-paru, keempat partisipan juga merasa sakit dan tidak

nyaman pada bagian tulang belakang. Sakit pada bagian tulang

belakang terjadi ketika partisipan melakukan aktivitas tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

“Terus ternyata itu katanya dokter yang di Solo, kalau nggak operasi paru-parunya bisa

ketusuk tulangnya itu soalnya kan tulangnya

kan geser jadi ngrubah semua jadinya

memang harus operasi. Kalau nggak operasi

nanti paru-parunya bisa ketusuk tulang.

Makanya pas mau operasi itu kan tes nafas,

nah harusnya itu kan bisa maksimal kok aku

nggak bisa maksimal tu berarti kan ada yang

salah..” (EE, line 105-113)

Bentuk tubuh yang tidak sempurna menyebabkan keempat

partisipan tidak mampu melakukan beberapa aktivitas yang

melibatkan fisik. Keempat partisipan tidak mampu mengangkat

beban berat, melakukan beberapa jenis olahraga dan kegiatan lain

yang membutuhkan fisik yang kuat.

“Apa ya ehmm perubahan sih ya banyak sih

kayak kan dulu kan aku waktu SD itu kan ikut

taekwondo kan terus berhenti karena ujian

terus waktu SMP tu mau lanjut lagi cuman

karena ini kan jadi nggak bisa gitu lho..” (E,

line 30-35)

Salah satu dari empat partisipan merasa mengalami gangguan

pada keseimbangan tubuhnya. Ketidakseimbangan yang dialami

partisipan menyebabkan ia tidak diperbolehkan mengendarai motor.

“Ya sebenarnya terganggu sih kayak apa ya kan jadi keseimbangan juga nggak bagus gitu

kalau naik motor suka goyang-goyang.

Sebenarnya aku juga nggak boleh naik motor

naik apa gitu sepeda motor gitu tu nggak

boleh gitu..” (E, line 172-177)

Subtema yang kedua yaitu dampak psikologis. Keempat

partisipan merasa sedih dan terpuruk karena kondisi tubuhnya tidak

sempurna sehingga berbeda dengan orang lain yang normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

“Mungkin dulu pas SMA pernah mungkin

karena kalau SMA masih sering diolok-olok

apa gitu ya pernah sampai drop udah nggak

mau sekolah gitu ya pernah Kok ya pokoknya

ya beda dari anak-anak lain karena skoliosis

dari fisik dari...pokoknya dari fisiknya sih

yang beda dari nggak kuat ini itunya kan..”

(YL, line 148-155)

Tiga dari empat partisipan merasa tidak percaya diri dengan

kondisi tubuhnya. Partisipan merasa malu ketika ada orang lain yang

melihat bentuk tubuhnya yang tidak sempurna.

“..kalau duduknya di depan gitu kadang nggak

PD kalau yang di belakang lihat apa gimana.

Kemarin temenku ada yang tanya juga kok

punggungmu isih bengkok to rin..ya kan

emang habis operasi emang nggak bisa 100%

sembuh, emang masih 25-30 derajat..takkira ki

wis sembuh..hurung makane memang masih

kelihatan.Ya malu masih ada perasaan malu

tapi ya udah emang adanya kayak gini ya

udah dijawab aja.” (EE, line 271-281)

Dua dari empat partisipan merasa rendah diri karena

penampilannya yang tidak sempurna. Partisipan merasa iri ketika

melihat orang lain bisa mengenakan pakaian-pakaian yang menarik.

“..akhir-akhir ini sih aku tu lagi istilahnya tu

aku lagi seneng ngelihat baju lucu maksudnya

dalam arti kaya lihat orang a pakai baju itu ih

bagus gitu kan tapi tu kayak aku tu nggak

kalau menurut aku tu kayak secara langsung

kaya rasa rendah diriku tu muncul minder

muncul kayak aku tu nggak mungkin pakai

baju kaya gitu..” (MG, line 470-477)

Salah satu partisipan memiliki pengalaman buruk akibat

mengalami skoliosis yang membuatnya merasa minder. Partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

mengalami masalah dalam relasi karena partisipan memiliki bentuk

tubuh yang tidak sempurna.

“..waktu mulai SMA gitu kayak kan dulu kan berapa kali pacaran gitu terus putusnya ya

gara-gara itu, kayak ya maklum lah

maskudnya masih remaja gitu tu kayak pengen

yang cowok ni pengennya dapet cewek yang

cantik apa segala macem gitu kan terus begitu

tahu aku kayak gini kayak ngejauh gitu.” (E,

line 69-76)

Dampak-dampak yang muncul akibat skoliosis baik secara fisik

maupun secara psikologis yang dialami partisipan membuat keempat

partisipan merasa tidak nyaman. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keempat partisipan melakukan strategi koping untuk

mengatasi tekanan yang dialami akibat skoliosis.

b. Strategi koping

Strategi koping dibagi menjadi dua, yaitu problem focused coping

dan emotion focused coping.

1) Problem focused coping

Tema ini dibagi menjadi dua subtema, yaitu active coping

dan seeking social support for instrumental reasons. Dua dari

empat partisipan melakukan kedua bentuk problem focused

coping, yaitu active coping dan seeking social support for

instrumental reasons. Sedangkan dua partisipan lainnya hanya

melakukan active coping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat partisipan

melakukan active coping untuk mengatasi tekanan yang dialami

akibat skoliosis. Keempat partisipan menyadari kemampuan

tubuhnya yang terbatas sehingga mereka berusaha menjaga

tubuhnya. Partisipan menjaga tubuhnya dengan berusaha

membusungkan dada, menegakkan badan, menempelkan

punggung pada dinding yang rata dan menghindari aktivitas-

aktivitas yang berat. Partisipan segera beristirahat dengan

berbaring atau duduk bersandar ketika merasa lelah atau pun

sakit.

“..paling kalau udah ngerasa capek, sakit gitu istirahat terus baring gitu. Cuman itu kalau

misalnya baring itu harus di kasur yang

empuk gitu lho nggak bisa kayak di lantai-

lantai atau dimana disini (memegang meja)

gitu.” (E, line 101-106)

Bentuk tubuh yang tidak sempurna juga membuat

partisipan lebih memilih pakaian yang pas untuk dikenakan.

Partisipan memilih model dan jenis pakaian yang cukup tebal

dan tidak ketat. Hal tersebut dilakukan partisipan supaya bentuk

tubuh yang tidak seimbang tidak terlihat oleh orang lain.

“Terus kalalu milih baju dulu kan nggak tahu kalau pakai baju milih yang bahannya sifon

tipis itu to mbak, kalau sekarang ya nggak

berani hehe kalau sekarang pakainya ya hem,

kaos. Kaosnya yang nggak terlalu ketat.” (EE,

line 336-341)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Selain itu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa

salah seorang partisipan selalu membawa tabung oksigen untuk

mengantisipasi sesak nafas yang sering dialaminya akibat dari

skoliosis.

“Tapi aku jadi punya teman hidup, oksigen

kemana-mana hahaha di kos oksigen,

ngampus bawa oksigen. Akhir-akhir ini kan

bawa oksigen siapa tahu tiba-tiba sesak

soalnya lagi suka sesak baru sebulan

belakangan.” (YL, line 324-329)

Salah seorang partisipan berencana untuk mengikuti zumba

atau kelas yoga karena ingin membiasakan tubuhnya bergerak.

Partisipan berharap tubuhnya tidak menjadi kaku jika sudah

terbiasa bergerak.

“..tapi rencanaku November ini aku pengen

daftar ini aku masih galau sih mau ambil kelas

yoga atau zumba. Pokoknya niatku pengen

dibiasain gerak supaya menurutku kalau kita

udah terbiasa gerak, nanti pas di kost mager

tu gerak tu nggak mager tu lho kak.” (MG,

line 916-921)

Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipan lebih banyak

menggunakan active coping. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa selain melakukan active coping, dua dari empat partisipan

juga melakukan seeking social support for instrumental reasons.

Kedua partisipan masih melakukan kontrol dengan dokter

spesialis tulang hingga saat ini.

“Itu habis operasi terus pulang, terus habis itu

tiga hari setelahnya, terus satu bulan, dua

bulan, sampai tiga bulan. Tiga bulan itu kan

masih pakai brace, pas tiga bulannya lepas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

brace itu sama kontrol, terus habis tiga bulan,

satu tahun kemarin itu.” (EE, line 57-62)

2) Emotion focused coping

Tema ini dibagi menjadi beberapa subtema, yaitu seeking

social support for emotional reasons, focusing on and venting of

emotions, behavioral disengagement, mental disengagement,

positive reinterpretation, denial, dan acceptance. Subtema baru

yang muncul dalam hasil analisis data ini yaitu humor dan

escape avoidance.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa seorang partisipan

melakukan seeking social support for emotional reasons hingga

saat ini. Partisipan melakukan strategi ini dengan mencari

dukungan moral pada temannya untuk mengatasi tekanan yang

dialami. Partisipan mengeluh iri pada teman yang bisa aktif

mengikuti berbagai kegiatan kemudian teman partisipan

mengingatkan partisipan untuk menyadari kemampuan fisiknya

yang berbeda dengan orang lain.

“..dia tu bilang yaudah sih sadar diri aja

kamu nggak sekuat yang lain gitu toh aku

juga, ngelihat tu orang yang kayak aku atau di

bawahku gitu.” (E, line 79-82)

Dua dari empat partisipan diketahui melakukan focusing on

and venting of emotions. Partisipan sering mengungkit masalah-

masalah ketika sedang bimbang. Partisipan menganggap bahwa

satu masalah saling berkaitan dengan masalah-masalah lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Salah seorang partisipan kemudian merenung dan menangis

untuk menenangkan dirinya ketika sedang mengalami banyak

masalah.

“..sekalinya lagi moodnya galau tu ntar

semuanya tu keungkit gitu lho kak kaya

maksudnya ga Cuma soal ini aja ntar baru

semua-muanya kayak misalkan masalah

keluarga atau apa ntar ujung-ujungnya kayak

apa sih aku harus kayak gini juga tu baru ke

ke keluar emosinya..” (MG, line 497-503)

Tiga dari empat partisipan melakukan bentuk koping

behavioral disengagement. Partisipan cenderung mengurangi

usaha untuk menyembuhkan penyakit yang diderita karena

beberapa hal. Hal yang membuat partisipan mengurangi

usahanya adalah tidak mau meluangkan waktu karena memiliki

jadwal kegiatan yang padat, biaya yang mahal, memiliki

keyakinan bahwa tidak akan sembuh, dan melihat keadaan orang

lain yang tidak mengalami perubahan setelah melakukan

berbagai macam pengobatan.

“..soalnya kalau kayak yang ke dokter yang apa sih namanya yang kayak pakai brace, tahu

brace ga sih kak ya gitu kayak gitu kan ya

mahal gitu kan ya jadi enggak deh. Lagian

lihat orang lain yang pakai brace yang

sepupuku tadi tu pakai brace macem-macem

pengobatan sampai ke luar negeri itu tu kayak

toh nggak ada pengaruhnya juga tu lho jadi ya

ya udahlah.” (E, line 88-96)

Bentuk tersebut termasuk sebagai salah satu bentuk

emotion focused coping yang banyak digunakan partisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Selain itu, dua dari empat partisipan juga melakukan mental

disengagement. Partisipan cenderung melakukan beberapa

aktivitas untuk mengalihkan perhatiannya.

“Mungkin aku larinya ke ini kali ya..kayak aku kan suka baca novel atau funfiksi gitu kayak

cerita-cerita buatan orang gitu. Ya aku suka

baca cerita-cerita gitu jadi kayak buat

ngelupain aja gitu.” (E, line 399-403)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga dari empat

orang partisipan melakukan bentuk positive reinterpretation.

Partisipan melakukan bentuk ini dengan mencari sisi baik dari

dirinya, bersyukur dengan keadaan yang ada, dan yakin bahwa

ada orang lain yang mengalami hal yang sama.

“..yaudah nggakpapa yang penting aku masih bisa jalan terus juga masih apa ya aku kan

juga baca beberapa artikel sih kak, katanya

kalau orang skoliosis tu kan sampai yang

mengganggu aktivitas tu banyak banget

sedangkan aku tu nggak ada mengganggu

apapun. Mungkin ada tapi tu nggak terlalu

kelihatan tu lho kak mengganggunya jadi itu

sih kayak aku masih ngayem-ngayemi,

mensyukuri diriku sendiri yaudah aku masih

aku dapet istilahnya ee ujian seperti ini tapi

masih banyak orang-orang di luar sana yang

mungkin sampai taraf nggak bisa jalan, terus

nafasnya aja sampai susah kan banyak kak

yang kayak gitu dan itu pun ada yang sampai

besar banget.” (MG, line 621-636)

Bentuk tersebut merupakan salah satu bentuk koping yang

paling banyak dilakukan partisipan. Selain itu, dua dari empat

partisipan melakukan bentuk koping lain yaitu denial. Partisipan

cenderung menolak keadaan dengan menolak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

menyalahkan Tuhan karena merasa tidak adil, dan melakukan

beberapa aktivitas yang dilarang.

“Sebenarnya aku juga nggak boleh naik motor naik apa gitu sepeda motor gitu tu nggak

boleh gitu cuman ya karena memang harus

kan ya udah lah bodo amat sama dokter tu

yang penting apa ya aktivitas lancar aja gitu.” (E, line 175-180)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga dari empat

partisipan melakukan bentuk koping acceptance. Partisipan bisa

menerima keadaannya karena sudah terbiasa hidup dengan

mengalami skoliosis. Partisipan tidak sedih atau marah ketika

membahas skoliosis, tidak merasa terganggu, bersyukur dan

tidak mengeluh dengan keadaan yang dialami, tidak keberatan

ketika ada orang lain bertanya dan menjawab apa adanya, dan

tidak menyerah untuk menjaga tubuhnya.

“Ya malu masih ada perasaan malu tapi ya

udah emang adanya kayak gini ya udah

dijawab aja. Ya bilangnya apa adanya aja

mbak, ya sebenernya malu tapi ya memang

kayak gini ya udah gitu aja.” (EE, line 279-

285)

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa banyak

partisipan yang saat ini mampu menerima keadaan skoliosisnya.

Bentuk koping lain yang muncul dalam penelitian ini yaitu

humor. Salah seorang partisipan melakukan bentuk koping

humor dengan menanggapi perkataan orang lain tentang skoliosis

sebagai candaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

“Tapi waktu kuliah ini mungkin juga karena udah gede ya kak, terus proses pencarian jati

dirinya mungkin udah habis juga kan ah yo

wis luweh. Jadi malah aku kayak yang

ngefloor gitu kan, ga berani gua bajunya kaya

gitu, punggung gua kan bengkok. Aku malah

jadi buat bercandaan..” (MG, line 718-724)

Bentuk koping lain yang muncul dalam hasil penelitian ini

yaitu escape avoidance. Dua dari empat partisipan melakukan

bentuk koping ini dengan menghindari pembahasan tentang

skoliosis, menghindari melihat bentuk tubuhnya yang tidak

sempurna, dan melupakan tekanan yang dialami.

“Ya cara yang ya udah lupain seolah-olah

nggak ada sakit apa-apa seolah-olah semua

baik-baik aja, main sama temen, cerita hal

yang menyenangkan sama temen terus berbagi

hal yang membahagiakan sama keluarga dan

itu bagiku bener-bener yang menenangkan

dan itu membantu buat aku tenang, membantu

buat aku bangkit lah dari terpuruknya aku

ngadepin skoliosis.” (YL, line 373-382)

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa bentuk koping

yang paling banyak dilakukan oleh partisipan yaitu behavioral

disengagement, positive reinterpretation dan acceptance.

Bentuk-bentuk koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi

oleh beberapa hal. Hal yang memengaruhi strategi koping yang

dilakukan partisipan yaitu sumber koping.

c. Sumber koping

Sumber koping yang muncul dalam penelitian ini berjumlah tiga

macam sehingga tema ini dibagi menjadi tiga sub tema. Sub tema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

tersebut antara lain social support, positive beliefs, dan internal locus

of control.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua partisipan

memeroleh social support dari orangtua, keluarga, dan teman-teman.

Orangtua partisipan mendukung dengan cara mencari informasi dan

memilih pengobatan yang terbaik, mengajak partisipan untuk

melakukan pengobatan, dan mengingatkan partisipan untuk menjaga

tubuhnya.

“Cuma kalau di rumah kan karpet tv gitu lho

kak aku tu paling susah untuk disitu jadi

kadang aku handphone terus aku gini

(memiringkan badan) kayak lost control gitu

lho. Nah tu disitu mamaku sih yang ngingetin

kayak gitu.” (MG, line 192-197)

Berdasarkan hasil analisis data, tiga dari empat partisipan

memeroleh dukungan sosial dari keluarganya. Keluarga partisipan

memberi dukungan sosial dengan rutin menanyakan keadaan

partisipan, mengajak partisipan untuk bersyukur pada keadaan, dan

mengingatkan partisipan untuk menjaga tubuhnya sendiri.

“Kalau keluarga tu nggak cuma bapak ibu mbak jadi saudara-saudara terus budhe,

pakdhe itu banyak yang mendukung, terus

temen-temen juga. Ya ngingetinnya tu

ngingetin harus njaga badanmu sendiri itu kan

badanmu ya harus dijaga, kamu yang bisa

njaga..ya nginget-ngingetin gitu.” (EE, line 255-262)

Selain orangtua dan keluarga, partisipan juga memeroleh

dukungan sosial dari teman-temannya. Teman-teman partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

memberi dukungan dengan mengajak partisipan melihat sisi positif,

tidak membedakan partisipan dengan teman lainnya, menemani dan

mengantar ke dokter, membuat partisipan merasa nyaman, dan

mengingatkan partisipan untuk menjaga tubuhnya.

“Menurut saya, temen-temen mendukung ee

dalam hal yang kaya mereka juga nggak

nganggep kalau saya cacat, mereka juga

nggak nganggep kalau saya itu beda. Bagi

mereka ya saya sama sama kaya mereka bisa

beraktivitas yang misalnya saya sakit, mereka

bantu ngejagain, mereka bantu buat ke dokter,

terus ngedukung terus temen-temen juga suka

ngasih motivasi gitu nggak boleh patah

semangat, harus terus berjuang, pokoknya

harus sembuh gitu.” (YL, line 336-346)

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa sumber koping yang

paling mendominasi dalam penelitian ini adalah social support.

Selain itu, hasil analisis data menunjukkan bahwa salah seorang

partisipan memiliki positive beliefs. Partisipan percaya bahwa Tuhan

akan menyembuhkan penyakitnya.

“Misalkan lebih percaya diri kalau Tuhan Yesus bisa menyembuhkan, yaudah jadi aku

lebih percaya yang kayak gitu aja sih kak.” (MG, line 1059-1062)

Berdasarkan hasil analisis data, dua dari empat partisipan

memiliki internal locus of control. Partisipan meyakini bahwa cara

yang paling berpengaruh adalah cara yang dilakukan diri sendiri.

Partisipan juga merasa memiliki kendali atas dirinya sendiri untuk

bangkit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

“Dulu pernah yang sampai kaya kepikiran

drop ya gitu tapi pada akhirnya ya udah yang

jalanin ya kita ya yang bangkit ya kita juga

yang bisa bangkitin diri kita sendiri.” (YL, line 156-160)

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami dampak

skoliosis baik secara fisik maupun psikologis. Partisipan mengatasi dampak

tersebut dengan melakukan kedua jenis strategi koping, yaitu problem

focused coping dan emotion focused coping. Selain itu, hasil penelitian ini

menemukan beberapa sumber yang memengaruhi partisipan dalam

melakukan strategi koping, yaitu dukungan sosial, positive beliefs, dan

internal locus of control.

Penelitian ini melibatkan empat orang partisipan dengan kriteria remaja

penderita skoliosis yang secara fisik terlihat dengan mata. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keempat partisipan mengalami dampak skoliosis secara

fisik maupun secara psikologis. Partisipan mengalami dampak fisik seperti

sakit punggung, bentuk tubuh yang tidak seimbang, dan mengalami masalah

pada pernafasan. Hasil tersebut mendukung teori yang menjelaskan bahwa

skoliosis mengakibatkan dampak fisik yaitu sakit punggung (Lau, 2013),

bentuk tubuh menjadi tidak seimbang (Dickson, 1984) dan gangguan kerja

organ pada paru-paru dan jantung (Mukaromah, 2011).

Selain dampak fisik, partisipan juga mengalami dampak psikologis.

Dampak psikologis yang dirasakan partisipan antara lain perasaan tidak

percaya diri, malu, rendah diri, dan gangguan mood. Hasil temuan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

mendukung teori yang menjelaskan bahwa skoliosis mengakibatkan dampak

psikologis antara lain menurunnya percaya diri akibat kondisi fisik yang tidak

seimbang (Albhorgetti et al. dalam Mukaromah, 2011) dan gangguan mood

hingga depresi ringan (Lau, 2013). Tekanan psikologis yang dialami

partisipan diakibatkan oleh bentuk tubuh yang tidak sempurna. Hasil temuan

ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa penderita

skoliosis mengalami tekanan emosional akibat bentuk tubuh yang mengalami

kelainan (Misterska et al., 2012).

Dampak skoliosis baik secara fisik maupun psikologis membuat

penderita merasa tidak nyaman dan tertekan. Kondisi tersebut memunculkan

strategi koping yang dilakukan partisipan untuk menyesuaikan diri dengan

tekanan yang dialami. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

semua partisipan melakukan lebih dari satu bentuk strategi koping. Partisipan

mengombinasikan dua jenis strategi koping, yaitu problem focused coping

dan emotion focused coping. Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya

yang menyatakan bahwa individu menggunakan kedua jenis strategi untuk

melawan sesuatu yang menjadi tekanan (Folkman & Lazarus dalam

Baqutayan, 2015)

Salah satu jenis strategi koping yang dilakukan partisipan yaitu problem

focused coping. Strategi koping ini langsung mengarah pada sumber tekanan

(Carver, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan

melakukan dua bentuk problem focused coping, yaitu active coping dan

seeking social support for instrumental reasons.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Active coping adalah proses mengambil langkah aktif untuk mengatasi

atau menghindari tekanan untuk memperbaiki dampak yang timbul (Carver et

al., 1989). Beberapa bentuk active coping yang dilakukan partisipan hingga

saat ini antara lain berusaha menghindari tekanan dengan selalu menghindari

aktivitas-aktivitas berat yang dapat memunculkan rasa sakit pada punggung.

Selain itu, partisipan juga berusaha memperbaiki dampak fisik skoliosis

dengan menjaga posisi tubuhnya terutama ketika sedang duduk agar selalu

tegak. Seorang partisipan berusaha memperbaiki dampak fisik skoliosis

dengan berencana mengikuti suatu kegiatan olahraga untuk membiasakan

tubuhnya bergerak. Sejak menyadari bahwa menderita skoliosis, semua

partisipan berusaha menutupi bentuk tubuh yang tidak sempurna dengan

memilih ukuran pakaian yang pas untuk dikenakan. Salah seorang partisipan

membawa tabung oksigen untuk mengatasi dampak fisik skoliosis berkaitan

dengan masalah dalam pernafasan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dua orang partisipan

melakukan bentuk koping seeking social support for instrumental reasons,

yaitu mencari dukungan sosial dengan mencari nasehat, bantuan, dan

informasi untuk menyelesaikan masalah (Carver et al., 1989). Dua orang

partisipan mencari bantuan pada dokter spesialis tulang hingga saat ini,

sedangkan dua partisipan lainnya tidak melakukan bentuk ini karena sengaja

tidak meluangkan waktu, terkendala biaya yang mahal, dan keyakinan tidak

akan sembuh karena melihat pengalaman buruk orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Jenis strategi koping lain yang digunakan partisipan yaitu emotion

focused coping. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan

melakukan beberapa bentuk koping antara lain seeking social support for

emotional reasons, focusing on and venting of emotions, behavioral

disengagement, mental disengagement, positive reinterpretation, denial,

accceptance, humor, dan escape avoidance. Masing-masing partisipan

melakukan bentuk koping yang berbeda. Temuan tersebut mendukung

penelitian sebelumnya oleh Baqutayan (2015) yang menyatakan bahwa

individu yang berbeda menggunakan strategi koping yang berbeda pula.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa salah seorang

partisipan melakukan seeking social support for emotional reasons, yaitu

usaha individu mencari dukungan sosial berupa dukungan moral, simpati,

atau pemahaman dari lingkungan sekitar (Carver et al., 1989). Partisipan

mencari dukungan dari teman dengan mengeluh untuk mendapatkan

dukungan moral.

Temuan lain dalam penelitian ini adalah dua dari empat partisipan

melakukan bentuk focusing on and venting of emotions, yaitu individu

cenderung fokus pada tekanan atau kekecewaan yang dialami dalam

melepaskan emosi atau perasaan tersebut (Carver et al., 1989). Perbedaan

kedua partisipan yaitu salah satu partisipan melakukan bentuk koping ini

dengan mengaitkan satu masalah dengan masalah lainnya ketika sedang

merasa tertekan. Partisipan lainnya melakukan hal yang sama kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

merenung dan menangis untuk menenangkan diri. Partisipan menjadi tenang

untuk beberapa waktu setelah melakukan bentuk koping ini.

Tiga dari empat partisipan diketahui melakukan bentuk koping

behavioral disengagement, yaitu kecenderungan mengurangi usaha, bahkan

menyerah untuk mencapai tujuan mengatasi tekanan (Carver et al., 1989).

Perbedaan antara ketiga partisipan yaitu dua orang partisipan mengurangi

usaha karena memiliki kegiatan yang padat sehingga tidak dapat meluangkan

waktu. Seorang partisipan lainnya mengurangi usaha karena terkendala biaya

yang mahal, memiliki keyakinan bahwa tidak akan sembuh, dan merasa sia-

sia karena melihat pengalaman orang lain yang melakukan berbagai usaha

tetapi tidak mengalami perubahan. Bentuk koping ini membuat partisipan

tetap merasakan tekanan akibat skoliosis.

Bentuk koping lain yang muncul dalam penelitian ini adalah mental

disengagement, yaitu mengalihkan perhatian dari tekanan dengan melakukan

berbagai kegiatan (Carver et al., 1989). Dua dari empat orang partisipan

melakukan bentuk koping ini. Kedua partisipan cenderung menghindari

tekanan dengan melakukan berbagai aktivitas untuk mengalihkan perhatian.

Seorang partisipan melakukan bentuk koping ini sebagai bentuk yang paling

mendominasi daripada bentuk koping lainnya dengan melakukan aktivitas

seperti membaca novel, cerita fiktif, dan menonton anime untuk mengalihkan

perhatiannya. Kegiatan untuk mengalihkan perhatian ini cukup memengaruhi

partisipan tetapi tidak mengurangi tekanan yang dialami partisipan akibat

skoliosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Temuan dalam penelitian ini yaitu tiga dari empat partisipan melakukan

bentuk positive reinterpretation, yaitu individu berusaha mengatasi perasaan

tertekan dengan menilai tekanan secara positif (Carver et al., 1989).

Partisipan melakukan bentuk ini dengan mencari sisi baik dirinya, bersyukur,

dan meyakini bahwa tidak sendiri dalam mengalami tekanan yang dirasakan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dua dari empat partisipan

melakukan denial, yaitu bertindak seolah-olah tidak mengalami tekanan yang

sebenarnya (Carver et al., 1989). Kedua partisipan melakukan hal sama yaitu

menyalahkan Tuhan karena merasa tidak adil. Seorang partisipan

menganggap bahwa cara ini mendominasi dari bentuk koping lainnya.

Seorang partisipan lainnya menolak keadaan dengan melakukan beberapa

aktivitas yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.

Temuan dalam penelitian ini yaitu lebih banyak partisipan yang

melakukan acceptance, yaitu menerima situasi yang menjadi tekanan

daripada denial yang telah dijelaskan sebelumnya. Temuan ini sesuai dengan

hasil penelitian sebelumnya oleh Farhall dan Gehrke (dalam Baqutayan,

2015) yang mengungkapkan bahwa bentuk acceptance adalah bentuk yang

paling banyak ditemukan dalam penelitian tersebut. Tiga dari empat orang

partisipan yang melakukan bentuk koping ini. Perbedaan cara penerimaan

yang dilakukan ketiga partisipan yaitu salah seorang partisipan menerima

dengan tidak sedih atau marah ketika membahas skoliosis. Partisipan lainnya

menerima dengan tidak merasa terganggu, bersyukur dan tidak mengeluh atas

keadaan yang sedang dialami. Sedangkan seorang partisipan lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

menerima dengan membiarkan orang lain mengetahui keadaan yang

sebenarnya, menjawab ketika orang lain menanyakan kedaannya, dan tidak

pernah menyerah untuk menjaga tubuhnya.

Temuan baru dalam penelitian ini yaitu salah seorang partisipan

melakukan bentuk humor. Partisipan melakukan bentuk ini dengan

menanggapi perkataan orang lain yang membahas keadaan dirinya sebagai

suatu candaan. Menurut Honig dan Martin (dalam Dowling, 2002), humor

dapat membantu individu untuk melihat peristiwa yang menekan dari sudut

pandang lain dan menilai ulang hal tersebut sebagai suatu kesempatan atau

tantangan. Humor juga dapat mengurangi kecemasan, ketakutan, kemarahan,

frustasi, dan rasa sakit yang dialami individu.

Bentuk koping lain yang menjadi temuan baru dalam penelitian ini

adalah escape avoidance. Dua dari empat partisipan diketahui melakukan

bentuk koping ini. Salah seorang partisipan melakukan escape avoidance

dengan menghindari pembahasan tentang skoliosis dan menghindari melihat

bentuk tubuhnya yang tidak sempurna. Seorang partisipan lainnya melakukan

bentuk ini dengan melupakan keadaan skoliosis yang menjadi tekanannya.

Partisipan melakukan bentuk ini supaya keadaan skoliosis tidak membuat

partisipan merasa terbebani.

Masing-masing partisipan memiliki bentuk emotional focused coping

yang berbeda-beda. Dua orang partisipan menganggap bahwa acceptance

adalah bentuk yang paling memengaruhi dalam mengatasi tekanan yang

dialami. Seorang partisipan lain justru sebaliknya, yaitu menganggap bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

ia lebih banyak melakukan denial. Seorang partisipan lainnya menganggap

bahwa bentuk yang paling membawa pengaruh adalah mental disengagement.

Hasil temuan yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa

penggunaan emotion focused coping saja tidak cukup membuat partisipan

mampu mengatasi tekanan yang dialami. Hal terebut mendukung penelitian

sebelumnya oleh Zamble dan Gekoski (dalam Baqutayan, 2015) yang

menyatakan bahwa individu yang melakukan emotion focused coping

cenderung membuat diri mereka merasa lebih baik terkait situasi yang

dihadapi tanpa merubah situasi atau persepsi terhadap situasi tersebut.

Temuan unik dalam penelitian ini yaitu partisipan yang cenderung dapat

menerima keadaan (acceptance) adalah partisipan yang melakukan seeking

social support for instrumental reasons dengan mengupayakan penanganan

medis untuk skoliosis yang dialaminya. Partisipan melakukan acceptance

dengan tidak berhenti berusaha untuk hidup sehat. Sedangkan partisipan yang

tidak melakukan kontrol pada dokter spesialis atau tenaga medis cenderung

mengalihkan perhatiannya dari skoliosis yang dialami dengan melakukan

denial dan mental disengagement. Partisipan yang melakukan denial dan

mental disengagement cenderung menghindari skoliosis sehingga tidak

memperbaiki keadaan skoliosis yang dialami.

Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi oleh beberapa

sumber koping. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

tiga sumber koping yang memengaruhi partisipan dalam melakukan strategi

koping, yaitu social support, internal locus of control, dan positive beliefs.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Sumber koping yang paling mendominasi dalam penelitian ini yaitu

social support. Keempat partisipan memeroleh dukungan sosial dari orangtua,

keluarga, maupun teman-temannya. Dukungan sosial dari orang-orang di

sekitar partisipan yang masih remaja memengaruhi partisipan dalam

melakukan strategi koping. Temuan tersebut mendukung penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang diterima remaja

berupa dorongan semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang membuat

individu merasa diterima dan dihargai (Kumalasari & Ahyani, 2012).

Individu yang merasa diterima dan dihargai akan cenderung mengembangkan

sikap positif dan menerima keadaan dirinya sendiri.

Sumber koping selain social support yang muncul dalam penelitian ini

yaitu dua dari empat orang partisipan memiliki internal locus of control.

Perbedaan antara kedua partisipan yaitu salah satu partisipan menganggap

bahwa cara yang berasal dari diri sendiri yang paling memengaruhi dalam

mengatasi tekanan. Seorang partisipan lainnya meyakini bahwa diri sendiri

yang mengendalikan diri untuk bisa bangkit.

Temuan lain dalam penelitian ini yaitu salah seorang partisipan memiliki

positive beliefs. Partisipan percaya bahwa hanya Tuhan yang akan

menyembuhkan penyakitnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua partisipan mengalami

dampak fisik maupun dampak psikologis akibat skoliosis yang diderita. Hal

tersebut membuat partisipan melakukan beberapa strategi koping untuk

mengatasi tekanan yang dialami. Partisipan melakukan strategi koping

dengan mengombinasikan kedua jenis strategi koping, yaitu problem

focused coping dan emotion focused coping.

Bentuk problem focused coping yang banyak dilakukan partisipan

adalah active coping. Bentuk ini dilakukan partisipan untuk menghindari

maupun mengatasi tekanan secara langsung. Contoh active coping yang

dilakukan partisipan antara lain menegakkan tubuh, segera beristirahat

ketika punggung mulai terasa sakit, dan memilih pakaian yang tidak ketat

untuk dikenakan. Sementara itu, bentuk emotion focused coping yang

dilakukan masing-masing partisipan berbeda. Bentuk koping yang

digunakan partisipan antara lain denial, mental disengagment, dan

acceptance. Contoh denial yang dilakukan partisipan yaitu menyalahkan

Tuhan karena merasa tidak adil dengan bentuk tubuh yang tidak sempurna.

Partisipan melakukan mental disengagement dengan cara membaca novel

dan kisah-kisah fiktif, pergi bersama teman-teman, dan menonton festival

anime. Bentuk acceptance dilakukan oleh partisipan yang mengusahakan

penanganan medis. Contoh acceptance yang dilakukan partisipan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

dengan bersyukur pada Tuhan, menganggap diri sebagai orang yang normal,

tidak keberatan jika ada orang lain mengetahui keadaan skoliosis yang

dialami, dan tidak menyerah untuk selalu menjaga tubuhnya.

Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi oleh beberapa

sumber, yaitu social support, positive beliefs, dan internal locus of control.

Akan tetapi, sumber koping yang paling mendominasi dalam penelitian ini

yaitu social support. Partisipan menerima social support dari keluarga

maupun teman-teman. Contoh social support yang berasal dari keluarga

yaitu orangtua mencari informasi pengobatan, mengajak partisipan untuk

berobat, dan mengajak partisipan untuk menjaga tubuhnya. Contoh social

support yang diberikan teman-teman yaitu tidak membedakan partisipan

dengan teman yang lain, memberi semangat pada partisipan, dan

mendampingi partisipan ketika sedang berobat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran :

1. Bagi penderita skoliosis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita skoliosis dapat

mengelola dan mengatasi tekanan yang dialami akibat skoliosis

dengan fokus pada sumber masalah. Bentuk koping yang dapat

dilakukan antara lain rutin melakukan kontrol pada dokter spesialis

untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan rajin melakukan

olahraga yang dapat membantu mengurangi dampak skoliosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita skoliosis

dapat mengatasi tekanan dengan mengelola emosi. Penderita skoliosis

yang sudah dan akan menjalani operasi cenderung menerima keadaan.

Maka peneliti menyarankan agar penderita skoliosis dapat berusaha

menerima keadaan diri dengan bersyukur, terbuka dengan orang lain

berkaitan dengan kondisi tubuh yang dialami, dan tetap menjalankan

aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan fisik yang dimiliki.

Sedangkan penderita skoliosis yang tidak menjalani operasi cenderung

mengatasi tekanan dengan mengalihkan perhatian. Cara tersebut dapat

dilakukan dengan melakukan hobi atau kegiatan-kegiatan yang

disukai supaya tidak merasa sangat tertekan akibat dampak skoliosis.

2. Bagi keluarga dan masyarakat

Temuan penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial

penting bagi penderita skoliosis. Oleh karena itu, peneliti

menyarankan keluarga dan masyarakat dapat lebih memahami dan

menerima keadaan penderita skoliosis agar mereka merasakan

dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Keluarga dan masyarakat

diharapkan dapat memberikan dukungan dengan mencari dan berbagi

informasi tentang pengobatan skoliosis, serta tidak mengejek dan

mengucilkan penderita skoliosis.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan

yaitu jumlah partisipan yang terbatas. Keterbatasan jumlah partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

disebabkan oleh kurangnya kesediaan partisipan yang sesuai dengan

kriteria. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah jumlah

partisipan untuk memperkaya data.

Penelitian ini juga terbatas dalam hal latar belakang partisipan

terutama untuk jenis kelamin. Keterbatasan tersebut terjadi karena

sebagian besar penderita skoliosis adalah perempuan, sehingga tidak

mudah untuk menemukan penderita skoliosis laki-laki. Peneliti

selanjutnya diharapkan dapat menemukan penderita skoliosis laki-laki

sebagai partisipan untuk menambah variasi data.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan aspek-aspek psikologi

yang lain dalam konteks penderita skoliosis seperti konsep diri,

penerimaan diri, dan regulasi emosi. Peneliti selanjutnya dapat

mengambil aspek-aspek tersebut untuk diteliti lebih jauh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

DAFTAR PUSTAKA

Adillani, M. (2015). Pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap

skoliosis pada usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 1 Blulukan.

Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Indonesia. Diperoleh dari

http://eprints.ums.ac.id/36922/14/naskah%20publikasi.pdf

Afiana, N. E., Wulan, R. R., & Malau, R. M. U. (2016). Konsep diri remaja

pederita skoliosis (studi fenomenologi Masyarakat Skoliosis Indonesia di

Kota Bandung. e-Proceeding of Management, 3(2), 2505-2511

Aisyah, K., & Ambarwati, S. (2014, Desember 10). Dipetik 16 November, 2016,

dari http://suaramahasiswa.com/faktor-kebiasaan-bukan-penyebab-

skoliosis/

Anggarani, P. D. (2009). Hubungan antara dukungan sosial dengan strategi

koping pada penderita pasca stroke. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Indonesia. Diperoleh dari

http://eprints.ums.ac.id/4797/1/F100040090.PDF

Baqutayan, S. S. (2015). Stress and coping mechanisms: a historical overview.

Mediterranean Journal of Science, 6 (2), 479-488

Batubara, J. R. (2010). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari

Pediatri, 12(1), 21-29.

Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (Ed. ke-5). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Breakwell, G. M., Smith, J. A., & Wright, D. B. (2012). Research methods in

psychology (4th Ed.). Los Angeles: SAGE.

Carver, C. (2013). Coping. Dalam M. D. Gellman, & J. R. Turner (Ed).

Encyclopedia of Behavioral Medicine (496-499). New York: Springer.

Carver, C., Scheier, M. F., & Weintraub, J. K. (1989). Assessing coping

strategies: a theoretically based approach. Journal of Personality and

Social Psychology, 56 (2), 267-283.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: choosing among

five approaches (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Dickson, R. A. (1984). Screening for scoliosis. British Medical Journal (Clinical

Research Edition), 289 (6440), 269-270.

Dowling, J. S. (2002). Humor: a coping strategy for pediatric patients. Pediatric

Nursing, 28(2), 123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2015). Comparison of convenience

sampling and purposing sampling. American Journal of Theoretical

Statistics, 5(1), 1-4. Dipungut 10 Desember, 2017, dari

https://pdfs.semanticscholar.org/79a2/c4a4111275b3efbfa0522284ccd0fec

c556a.pdf

Faturrahman, A. (2013). Penatalaksanaan fisioterapi pada scoliosis vertebra

thoracal 7 - lumbal 1 di RSAL dr. Ramelan. Skripsi tidak diterbitkan.

Universitas Muhammdiyah Surakarta, Indonesia.

Fischer, C. T. (2006). Qualitative research methods for psychologists:

introduction to empirical studies. USA: ELSEVIER.

Folkman, S. (2013). Stress : Appraisal and coping. Dalam M. D. Gellman, & J. R.

Turner (Ed). Encyclopedia of Behavioral Medicine (1913-1915). New

York: Springer.

Folkman, S., Lazarus, R. S., Gruen, J. R., & DeLongis, A. (1986). Appraisal,

coping, health status, and psychological symptoms. Journal of Personality

and Social Psychology, 50 (3), 571-579.

Hasan, N., & Rufaidah, E. R. (2013). Hubungan dukungan sosial dengan strategi

coping pada penderita stroke RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Talenta

Psikologi, 41-62.

Huffman, K., Vernoy, M., & Vernoy, J. (2000). Psychology in action (Ed. ke-5).

USA: John Willey & Sons, Inc.

Kamus Kesehatan. (tanpa tahun). Dipetik 24 April, 2017, dari

http://kamuskesehatan.com/?s=skoliosis

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Ed. ke-3). (H.

Koesoemanto, Penyunt., & L. R. Simatupang, Penerj.). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Kompas. (2009, Mei 1). Dipetik 29 November, 2016, dari

http://health.kompas.com/read/2009/05/01/17203841/tulang.belakang.ben

gkok.banyak.diderita.wanita

Krisnamurti, D. (2011, Maret 29). inilahcom. Dipetik 29 November, 2016, dari

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1368782/skoliosis-incar-wanita-

muda.

Kumalasari F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan

penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 21-

31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

LaMontagne, L. L., Hepworth, J. T., Cohen, F., & Salisbury, M. H. Adolescents'

coping with surgery for scoliosis: effects on recovery outcomes over time.

Research in Nursing & Health, 27, 237-253.

Lau, K. (2013). Jurnal perawatan skoliosis natural anda. (D. M. Swastantika,

Penerj.). Amerika Serikat: Health in Your Hands Pte Ltd.

Misterska, E., Glowacki, M., Latuszewska, J., & Adamczyk, K. (2013).

Perception of stress level, trunk appearance, body function and mental

health in females with adolescent idiopathic scoliosis treated

conservatively: a longitudinal analysis. Quality of Life Research, 22 (7),

1633-1645.

Mukaromah, S. (2011). Pengalaman psikososial remaja penyandang skoliosis di

wilayah Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah: Studi Fenomenologi. Tesis

tidak diterbitkan. Universitas Indonesia.

Nisrina, G. E. (2016). Perbedaan strategi coping stres pada mahasiswa organisasi

dan non organisasi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang, Indonesia.

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan manusia (Ed.

ke-12-Buku 2). (F. W. Herarti, Penerj.). Jakarta: Salemba Humanika.

Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi medik pada

skoliosis. Jurnal Biomedik, 6 (1), 8-13.

Rachmayanti, S., & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orangtua terhadap anak

autisme dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi, 1(1), 7-

17.

Rahayu, F. (2014). Hubungan tingkat stres dengan strategi koping yang digunakan

siswa-siswi akselerasi SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi tidak

diterbitkan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Indonesia.

Rosa, D. F. (2015, September 18). Beranda. Dipetik 16 November, 2016, dari

http://www.beranda.co.id

Rubbyana, U. (2012). Hubungan antara strategi koping dengan kualitas hidup

pada penderita skizofrenia remisi simptom. Jurnal Psikologi Klinis dan

Kesehatan Mental 1(2), 59-66

Rumah Terapi Mahabbah. (2014, Oktober 22). Dipetik 2 Desember, 2016, dari

http://rumahterapimahabbah.com/skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Santrock, J. W. (2002). Life-span development (Ed. ke-5). (W. C. Kristiaji, Y.

Sumiharti, Edt., A. Chusairi, & J. Damanik, Penerj.). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta: CV Rajawali.

Soetedjo, D. R. (2014, Juni 28). reps-id. Dipetik November 29, 2016, dari

http://reps-id.com/wanita-dan-skoliosis/

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Weiss, H. R., Werkmann, M., & Stephan C. (2007). Brace related stress in

scoliosis patients - Comparison of different concepts of bracing. BioMed

Central Ltd.

Winasti, M. (2012). Motivasi berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik.

Empathy, 1 (1), 177-187.

Yulianingsih, Y. (2012). Strategi Coping pada Remaja Pasca Putus Cinta. Skripsi

tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

PROTOKOL WAWANCARA

Data Diri Partisipan Penelitian

Tanggal wawancara :

Waktu wawancara :

Durasi wawancara :

Tempat wawancara :

Inisial partisipan :

Jenis kelamin :

Usia :

Pekerjaan :

Agama :

Panduan Wawancara

1. Rapport

a. Salam dan perkenalan

b. Menjelaskan tujuan pertemuan

c. Menjelaskan peran partisipan

d. Informed consent dengan surat pernyataan persetujuan wawancara

e. menggali data diri partisipan

2. Menggali data

a. Memberikan instruksi mempersilakan partisipan menjawab pertanyaan

sesuai dengan keadaan diri partisipan, tidak ada jawaban benar atau

salah

b. Mengajukan pertanyaan

No Pertanyaan

Latar Belakang Partisipan

1 Biodata partisipan (nama lengkap, usia, TTL, tempat tinggal, daerah

asal)

2 Kapan mulai menyadari bahwa anda mengalami skoliosis?

3 Bagaimana awal mula anda mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

Dampak Skoliosis

4 Bagaimana reaksi anda ketika mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

5 Perubahan apa saja yang anda rasakan dari skoliosis?

6 Apa kesulitan yang anda alami akibat mengalami skoliosis?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Strategi Koping

7 Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan tersebut?

8 Apa yang anda lakukan setelah mengetahui bahwa anda mengalami

skoliosis?

9 Seberapa sering anda melakukan cara tersebut?

10 Berapa lama anda melakukan cara tersebut?

11 Apakah cara yang anda gunakan tersebut dapat membantu mengatasi

kesulitan yang anda rasakan?

12 Perubahan apa saja yang anda rasakan setelah melakukan cara-cara

tersebut?

13 Dari sekian cara yang dilakukan, cara mana yang paling membawa

pengaruh?

Sumber Koping

14 Siapa saja yang berperan dalam kehidupan anda selama anda

mengalami skoliosis?

15 Bagaimana peran mereka dalam kehidupan anda?

3. Penutup

a. Ucapan terimakasih

b. Kesepakatan waktu pertemuan selanjutnya jika ada data yang akan

dilengkapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Tabel Analisis Verbatim MG

No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Hmm oke Mer.. dulu awal kamu menyadari

kalau kamu skoliosis tu ceritanya gimana sih

Mer? Ceritanya ehm (berdeham) ceritanya tu

nggak sadar tu lho kak pokoknya tau-tau tu ee

pokoknya kayak misalkan aku jalan itu kan

mungkin karena dulu aku kurus terus tinggi,

maksudnya untuk sepantaran yang usiaku tu

kan cewek aku itungannya tinggi, yang lain

belum setinggi aku jadi kalau aku tu kalo aku

berdiri tu kelihatan banget tu lho kak

maksudnya menonjol gitu terus mama aku tu

selalu bilang kalau aku bungkuk. Terus apa

namanya..padahal aku tu nggak merasa

bungkuk tu lho sampe banyak orang-orang tu

bilang Merry ni karena tinggi makanya di apa

makanya bungkuk kan kadang ada orang

tinggi kecenderungannya bungkuk karena kan

temen-temen sebayanya kan lebih pendek tu

lho kak dan emang hitungannya tu dulu aku

lebih tinggi dari teman-teman sebaya aku

waktu SMP tu. Tapi aku nggak..nggak merasa

bungkuk tu lho kak nah tapi mamaku tu jadi

ngebiasain ee yang bener yang bener jangan

bungkuk jangan bungkuk kan. Makanya aku

jadi kayak sampe SMA tu aku ada

kecenderungan kalau jalan tu malah jatuhnya

tu kayak ngebusungin e ngebusungin dada ya

M memiliki postur tubuh yang

kurus dan lebih tinggi dari teman-

teman sebayanya ketika SMP.

Postur tubuh yang lebih tinggi

membuat M sangat terlihay

bungkuk, tetapi M merasa tidak

bungkuk. Orang lain mengira

bahwa M memiliki kecenderungan

bungkuk karena lebih tinggi dari

teman-teman sebayanya.

Kemudian orangtua M

membiasakan sikap tubuh M

supaya tidak bungkuk. Sejak itu, M

selalu membusungkan dadanya

supaya tidak terlihat bungkuk

meskipun M tidak merasa

bungkuk. Ketika akan masuk

asrama, berat badan M

bertambah sehingga bentuk

tubuhnya semakin terlihat. M

merasa bingung karena terlihat

bungkuk sedangkan M merasa

tubuhnya tegap. Suatu ketika M

bercermin melihat tubuhnya dari

sisi kanan terlihat bungkuk,

sedangkan dari sisi kiri tidak

bungkuk. Ketika kelas tiga SMP, M

Orangtua M

membiasakan M

menegakkan tubuhnya.

M membusungkan

dadanya.

Sisi kanan terlihat

bungkuk, sisi kiri tidak.

SS ortu

P1

Dampak

fisik

Sumber

koping

PFC

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

apa sih kebalikannya skoliosis supaya tu

supaya tidak terlihat bungkuk gitu lho kak

padahal aku juga nggak ngrasa bungkuk

sebenernya. Tapi gara-gara dari SMP kelas 7 tu

kayak dibilang jangan bungkuk jangan

bungkuk jadi kayak ter ini untuk selalu gini

selalu kayak gini kan (sambil menegakkan

badan, membusungkan dada). Nah waktu aku

mau masuk asrama tu aku mulai agak gemuk

jadi bentuk badannya kan makin kelihatan gitu

kan kak paha tu juga mulai makin apa tu

maksudnya pinggul makin besar kan udah

mulai puber juga itu. Nah aku ni merasa aku

nggak bungkuk tapi kok kayak bungkuk tu lho

kak padahal udah tegak tapi tu kayak bungkuk.

Tapi pas itu kayak bungkuk itu aku kalau ngaca

tu tiap kali aku ngadep ke kanan tu kan aku

kayak bungkuk padahal aku nggak bungkuk,

tapi kalau aku ngadep ke kiri aku nggak..ee

fine fine aja tu lho kak nggak kelihatan

bungkuk kan Cuma mungkin juga mamaku

nggak ngeh apa gimana aku nggak ngeh ee yaa

pokoknya selama dari kelas 7 itu aku

berpikirnya kan aku yang bungkuk tapi ini

nggak ini nggak bungkuk. Sampai akhirnya pas

mau pokoknya kelas 3 SM..SMP akhir-akhir tu

pakai daleman apa kaos dalem itu mamaku

masuk baru ngeh kayak oh iya ini tu nggak

bungkuk kok cuma satunya aja yang satunya

memakai pakaian dalam dan

orangtua M menyadari bahwa

hanya salah satu sisi punggung M

yang terlihat bungkuk. Ketika kelas

tiga SMP, orangtua M membawa

M pada pengobatan tradisional.

Ahli pengobatan tradisional

menduga bahwa penyebabnya

adalah jatuh. M pernah

mengalami kecelakaan parah

ketika kelas dua SMP. Tetapi

setelah M mengingat kembali,

ketika kelas satu SMP M sudah

terlihat bungkuk sehingga

kemungkinan penyebabnya bukan

karena jatuh. M rajin berobat ke

pijat tradisional karena keluarga

M memiliki pengetahuan yang

kurang tentang penyakit. M

pernah mencoba ke dokter

orthopedi, tetapi tidak bertemu

karena dokter orthopedi sedang

izin hingga akhirnya M lupa karena

tidak pernah mengeluh sakit.

Ketika menjelang SMA, M

bertemu dengan orang lain yang

memiliki punggung sangat besar

dan tidak menikah. M menduga

orangtuanya menjadi kawatir dan

Orangtua membawa M

pada pengobatan

tradisional.

Kemungkinan

penyebab adalah jatuh.

M rajin berobat pada

pengobatan tradisional.

M mencoba berobat ke

dokter orthopedi tetapi

tidak bertemu.

Orangtua M kawatir

SS ortu

Penyebab

skoliosis

P2

P1

SS ortu

Sumber

koping

Penyebab

skoliosis

PFC

PFC

Sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

tu enggak. Nah semenjak itu, apa namanya

emm kayak aku baru mulai dibawa ke yang

tradisional tradisional tu lho kak sebenernya.

Naha katanya tuh mungkin ini e pokoknya itu

tu pernah jatuh jadi tulangnya geser gini.

Waktu itu tu diagnosis awalnya tu kan karena

aku pas kelas 8 itu pernah jatuh. Pas aku jatuh

itu temanku koma dan aku juga ikut aku nggak

kenapa-kenapa itu sampai aku selaput daraku

robek disitu emang jatuh parah banget kan

karena temanku kan koma juga. Nah terus

dari itu tu mungkin diagnosanya tu aku

mungkin karena jatuh itu karena posisi waktu

itu emang aku gimana ya kak pokoknya kayak

aku abstrak gitu lah jatuhnya kelipet-lipet trus

bannya motor tu kena aku. Kan katanya

emang bisa pas jatuh itu kan baru kaya gitu

karena ee pas kecil tu nggak kayak gitu tu lho

kak cuma setelah aku inget-inget lagi kok kelas

7 ini juga mamaku udah pernah ada ngomong

kalau aku bungkuk gitu lho. Nah jadi kan pasti

sebelum sebelum kelas 8 itu kan juga udah

kaya gitu kan kak tapi nggak tau itu berawal

dari gimana. Kayak gitu sih awalnya kayak gitu

tapi waktu itu aku rajin ini sih kaya pijit-pijit

tradisional tu lho karena kan juga mungkin

istilahnya dari keluarga juga dari mamaku juga

kan pasti minim pengetahuan ini tu penyakit

apa gitu kan. Terus bawa ke dokter selalu

meminta M untuk berobat. Tetapi

M tidak bersedia karena M ingin

bermain selama berlibur. M tidak

pernah memikirkan lagi hingga

masuk SMA. Ketika masa orientasi

asrama SMA, M membawa baju

yang ketat. Teman M ada yang

menanyakan punggung M dan

membuat M mulai merasa tidak

percaya diri. Ketika SMP, tidak ada

teman M yang menanyakan

punggung M karena tidak terlihat.

Punggung M yang menonjol

terlihat ketika sedang berenang.

Jadi ketika kelas VII, M mengira

bahwa ia bungkuk, kemudian

kelas IX M baru mengetahui

skoliosis.

dan mengajak M

berobat.

M menolak berobat

karena M ingin

berlibur.

M merasa tidak

percaya diri karena ada

teman yang

menanyakan

punggungnya.

Punggung M menonjol.

E4

Dampak

psikis

Dampak

fisik

koping

EFC

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

nggak sempat kan kalau dokter orthopedi ya

yang langsung khusus tulang itu pernah sudah

mau janjian ke dokter tapi dokter yang di

rumah sakit yang emang ditanggung sama

kantor itu dokternya tu izin berapa lama gitu

lho sampai akhirnya aku lupa karena kan

nggak pernah ada keluhan sakit apa tu nggak

pernah tu lho kak jadi kayak beda lah biasa aja

gitu kan. Terus apa namanya tapi menjelang

akhir-akhir mau masuk SMA tu ketemu orang

gereja yang di Bekasi tu ada ibu-ibu nggak

nikah, ininya (menunjuk punggung) tu besar

banget tu lho kak gitu kan mungkin mamaku

juga takut kaya gitu kan. Dek, ini kamu apa kek

emm berobat gitu-gitu kan tapi akunya juga

males mungkin karena liburan UN ya kak

pengennya main mulu gitu kan. Sampai

akhirnya udah keburu SMA itu udah ini nggak

nggak apa namanya nggak kepikiran lagi aku

sebenernya. Cuma waktu SMA itu sebenarnya

pas panmosa eh pas mosa itu aku kan bawa

baju dua..dua..dua bendel gitu istilahnya ya

kak. Satunya buat di Magelang, satunya buat

di asrama. Nah yang kebawa ke asrama ini

bajuku yang ngepres-ngepres gitu lho kak.

Jadinya awal-awal tu aku agak ngepres-

ngepres gitu bajunya. Lah pertama tu okta itu

okta yang angela kan Mer itu lu kenapa dah

gitu kan oiya emang kaya gitu. Nah di situlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

aku mulai ngerasa mulai apa istilahnya kaya

secara nggak langsung nggak pedenya tu

justru pas asrama karena pas SMP kan nggak

ada yang notice tu lho kak kan juga pakai

seragam. Terus juga nggak gitu kelihatan.

Mungkin kelihatan banget kalau berenang

karena juga kan aku waktu itu masih kurus jadi

kan kelihatan banget kan kak. Gitu sih jadi

awalnya aku tahu tu ya itu prosesnya kelas 7

terus cuma dipikir bungkuk terus kelas 8 eh

kelas 9 itu terus pas SMA itu jadi baru denger

skoliosis tu gitu. Sebenarnya pas tahu

skoliosis gitu reaksimu pertama tu gimana?

Eh aku tu orangnya biasa ini ya kak nggak jelas

maksudnya biasa aja tapi kalau pas tahu tu

sebenernya yaudahlah gitu lho kak. Pas tau

gitu. Tapi apa namanya menjadi tidak biasa aja

tu ketika ada orang lain yang nanyain karena

kan ya kalau aku belajar juga pas kuliah ini

kaya psikologi remaja gitu gitu kan fase

dimana SMA apalagi itu ya kak itu kan fasenya

kita butuh pengakuan dari orang lain terus

gimana kita mengumpulkan kepercayaan diri

kita kan itu emang disitu kan. Jadi tu kalau

misalkan lagi mandi atau lagi apa gitu aku

biasa aja gitu lho kak nggak kepikiran skoliosis

atau ini gimana gitu biasa aja. Tapi ketika itu

ditanyain orang lain tu baru aku kayak iya ya

kok gue ga berobat-berobat jadi kayak iya ya

Ketika M mengetahui bahwa ia

mengalami skoliosis, M

membiarkannya. M merasa tidak

biasa ketika ada orang lain yang

menanyakan. Menurut M dari

ilmu yang didapat, masa remaja

adalah fase individu

membutuhkan pengakuan dari

orang lain dan membangun rasa

percaya diri. Ketika mandi, M tidak

memikirkan skoliosis dan merasa

biasa saja. Tetapi ketika ada orang

lain yang bertanya, M memikirkan

mengapa ia tidak berobat dan

tidak peduli dengan skoliosisnya.

M tidak peduli pada

skoliosisnya.

M merasa tidak

nyaman ketika ada

orang lain menanyakan

tubuhnya.

E6

Dampak

psikis

EFC

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

kok aku ini cuek banget iya ya aku gini aku

baru iya iya tu ketika ada orang lain yang

nanyain gitu lho. Terus setelah mengalami

kaya gitu, kamu melakukan apa? Setelah itu

aku kuliah ini sih kak sebenernya kan katanya

ini ya pertumbuhan tulang tu sampai 21

tahun. Nah ee kebetulan tu ada yang

menyemangati aku untuk sembuh itu pas aku

umur 19 tahun. 19 tahun hampir 20 tapi. Nah

semenjak itu aku rajin ini sih rajin yoga-yoga

dasar di kos jadi kayak pakai karpet yang

puzzle itu lho kak yang pura-puranya itu

matras gitu kan. Jadi yoga-yoga dasar karena

pas aku bangun pernah aku bangun tu nonton

tv kan tvku selalu nyala itu tu aku nonton jadi

Jessica Mila tu ternyata kaya gitu skoliosis juga

dan berapa derajat ya itu dia bilang waktu itu

parah kok kak sebenernya. Tapi tu kok kayak

di tv tu kayak kita bisa nggak lihat maksudnya

kayak kita bisa ga notice kalo dia skoliosis gitu

karena katanya di itu dia kayak yoga jadi

sangat membantu dia untuk bener sih dia jadi

nggak nyeri karena dia tu kadang katanya

skoliosisnya tu jadi nyeri. Nah terus jadi lebih

percaya diri juga. Kalau menurut si Jesica Mila

tu gitu waktu itu aku nonton insert kan kak.

Udah habis itu aku googling-googling gerakan

yoga dasar terus kalo Kak dhani inget ini nggak

sih waktu itu aku bilang aku sembuh lah biar

Ketika berusia 19 tahun, ada

seseorang yang memberi

semangat pada M untuk sembuh.

Sejak itu, M rajin melakukan

gerakan yoga dasar di tempat

tinggalnya. Suatu hari, M pernah

menonton televisi yang

memberitakan seorang artis

mengalami skoliosis yang cukup

parah. M menceritakan bahwa

artis tersebut tidak terlihat

skoliosis karena melakukan yoga

yang sangat membantu

mengurangi nyeri dan membuat

lebih percaya diri. Setelah itu, M

mencari informasi tentang

gerakan dasar yoga, m

mengungkapkan bahwa pernah

memiliki keinginan untuk sembuh

supaya bisa mengenakan kebaya

yang bagus ketika menikah. Hal

tersebut membuat M termotivasi

tetapi M merasa termotivasi

hanya di awal. Ketika M tidak

melakukan yoga, maka keesokan

harinya M juga tidak melakukan

Orang dekat memberi

M dukungan untuk

sembuh.

M melakukan gerakan

yoga dasar.

M mencari informasi

tentang gerakan yoga.

Intensitas M

melakukan yoga

berkurang.

SS teman

P1

P1

E3

Sumber

koping

PFC

PFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

aku bisa pakai kebaya nikah bagus gitu kan

waktu kita seunit. Nah itu aku jadi termotivasi

lagi kan tapi aku tu orangnya anget-anget tai

ayam tu lho kak jadi kan sekalinya bolong nih

besoknya tu pasti bolong jadi sebisa mungkin

tu kalo emang sih bener kalau orang olahraga

tu jangan sampai bolong karena kalau

sekalinya bolong tu nanti besoknya bolong.

Nah aku waktu itu 3 hari bolong habis itu

nggak aku terusin hahahaha terus ya itu sih

sama usahaku paling kalau duduk e misal yaa

kayak gereja orang kan pasti kayak gini tuh

(menegakkan badan) aku tu sebisa mungkin

tetap kaya gini sih terus di kelas juga kaya gini

tetep lurus tu jadi kan kak Dhani pernah cerita

kalau ini tu juga tujuan alat ini kan untuk

menopang supaya kita tu nggak gini-gini

(membengkok-bengkokkan badan). Jadi aku

meskipun tanpa brace tu aku masih suka

ngebiasain untuk gini (badan tegak). Cuma

kalau di rumah kan karpet tv gitu lho kak aku

tu paling susah untuk disitu jadi kadang aku

handphone terus aku gini (memiringkan

badan) kayak lost control gitu lho. Nah tu

disitu mamaku sih yang ngingetin kayak gitu.

Terus kalau aku lihat dari nggak tahu sih tapi

kayak aku dari amati dari dulu sampai

sekarang aku nggak ngrasa kayak ada

pertumbuhan juga. Tapi nggak tahu soalnya

yoga lagi. Menurut M, jika

melakukan olahraga harus rutin

setiap hari, karena jika satu kali

saja melewatkan olahraga maka

selanjutnya akan melewatkan lagi.

M mengaku pernah melewatkan

yoga selama tiga hari kemudian M

tidak melanjutkan yoga lagi.

Usaha yang dilakukan M adalah

menegakkan tubuhnya ketika

duduk di gereja maupun di kelas.

M mengatakan bahwa meskipun

tanpa menggunakan brace, M

membiasakan diri untuk duduk

tegak. Tetapi M sering tidak

mengontrol posisi duduknya

ketika sedang menonton televisi.

Ketika posisi M tidak tegak,

orangtua M mengingatkan M. M

merasa tidak pernah ada

pertumbuhan lengkungan

skoliosisnya, tetapi M tidak yakin

karena ia tidak mengetahui

derajat skoliosisnya.

M tidak melakukan

yoga lagi.

M membiasakan diri

untuk menegakkan

tubuhnya setiap duduk.

Orangtua M

mengingatkan M untuk

menegakkan tubuhnya.

E3

P1

SS ortu

EFC

PFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

aku kan nggak rontgen jadi derajat spesifiknya

tu berapa aku nggak tahu. Kamu ngrasa ada

perubahan nggak sih gara-gara skoliosis ini?

Ada lebih ke ini sih kak kayak senam lantai.

Kalau aku dari dulu berasanya kaya gitu. Kalau

misalnya aku melakukan senam lantai kaya

misalnya di dance tu kan pasti kan kayak kita

dituntut untuk ngefreeze gitu-gitu kan pasti

senam lantai kayak entah baby freeze lah atau

apa gitu-gitu. Nah aku tu yang paling aku bisa

tu sebenernya kayang dari semua senam

lantai tu yang paling aku bisa sikap lilin,

kayang gitu-gitu. Kan yang kepakai di dance

kan paling kayang. Tapi kadang tu pas aku

kayang sini tu (memegang punggung) kayak

ketarik gitu lho kak, kayak sakit banget dan

kadang kalau misalkan kayang ku nggak bener

kalau ngambil nilai lah misalkan juga ya sama

Pak Tunggul di Sedes tu aku rasanya kaya

hampir mati tu lho kak. Pas aku kayak gini tu

tu nggak ben nggak mungkin terlalu ini atau

gimana ketarik terus sampai ke sini rasanya

(menunjuk dada) paru-parunya tu kayak ada

sesuatu yang narik gitu lho dari belakang terus

kayak sakit banget tu lho kak terus kaya nggak

bisa nafas gitu kan terus waktu SMA itu kan

emang ini ya temen-temenku juga kan udah

tahu aku gini kan apa mey gitu-gitu kan sakit-

sakit ini gua gitu kan terus Pak Tunggul

Perubahan yang dirasakan M

setelah mengalami skoliosis yaitu

dalam hal senam lantai. M pernah

mengkuti kegiatan tari modern

yang menuntut M melakukan

beberapa gerakan senam lantai.

Gerakan senam lantai yang

dikuasai M adalah kayang. Ketika

menari dan melakukan gerakan

kayang, punggung M terasa

seperti tertarik dan sakit. Ketika

penilaian olahraga, M juga

melakukan gerakan kayang dan

membuat M merasa seperti

hampir meninggal. Ketika merasa

punggungnya tertarik, M merasa

sakit sampai paru-paru sehingga

membuat M kesulitan bernafas,

kemudian teman-teman dan guru

M meminta M untuk beristirahat.

M merasa sakit hanya ketika

melakukan senam lantai,

sedangkan aktivitas sehari-hari M

merasa biasa saja. Lalu M juga

merasa tidak kuat ketika

menggunakan tas ransel dengan

tali kecil. Ketika menggunakan tas

Punggung terasa sakit

ketika kayang.

Paru-paru sakit dan

sulit bernafas.

Tidak kuat membawa

tas ransel dalam waktu

lama.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

mungkin juga ngeh gitu kan terus habis itu

aku disuruh istirahat pasti kalau untuk secara

sakitnya tu ketika senam lantai doang sih kak

kalau misalnya aktivitas biasa gitu enggak.

Biasa aja, paling nggak kuat tu ini kayak emm

pakai tas ransel kalau tas ranselnya talinya

yang kecil itu lho kak kalau yang bukan tebal

itu terus kalau kelamaan pakai tas ransel tu

pasti lebih sakit yang sebelah sini (menunjuk

bagian kanan) dibanding yang sini kayak

rasanya tu mau patah tu lho kak. Capeknya

pasti sebelah sini doang sininya yg sebelah

kanan yang skoliosisnya itu. Ada sakit yang

lain? Enggak sih kak katanya kalau orang

dapet kan punggunggnya juga nyeri ya, aku

enggak..biasa aja. Berarti kesulitannya pas

senam lantai sama kalau pakai tas itu ya?

Heem kalau fisik banyak kak kanan kiri

payudara pasti jadi beda kalau aku iya, terus

apa dan itu kelihatan banget tu lho apalagi

kalau misal nih kayak aku PPL yang sekarang-

sekarang ini lah ya kak. Kalau PPL kan pakai

batik kutu baru itu terus temenku PPL ya

istilahnya saru nggak papa ya kak? Hemm

Susumu kok gedi sebelah e gitu terus pasti aku

bercandain aja ha yo to sesok disayang mertua

gitu kan katanya gitu tapi iya sih ini tu kayak

ngaruh kayak kita ke belakang ininya tu kanan

kirinya tu beda tu lho kak sampai aku pernah

ransel terlalu lama, M merasa

lebih sakit di bagian kanan

daripada bagian kiri. M merasa

lebih mudah lelah pada bagian

kanan yang mengalami skoliosis.

M merasa tidak nyeri pada bagian

punggung ketika sedang

menstruasi.

Pada bagian fisik lain, M merasa

payudaranya tidak sama besar dan

sangat terlihat. M bercerita ketika

mengenakan pakaian bermodel

kutu baru, ada seorang teman

yang menanyakan mengapa

payudara M lebih besar pada

salah satu sisi. Kemudian M

menjawab dengan bercanda

bahwa keadaannya itu membuat

M disayangi oleh mertua. M

bercerita bahwa ia pernah

menyembunyikan handphone di

Sakit pada bagian

kanan.

Bagian kanan lebih

mudah lelah.

Payudara M tidak sama

besar.

M menanggapi dengan

bercanda ketika ada

yang mengatakan

dadanya besar sebelah.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

E9

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

pas SMA aku ileg handphone hehehe terus kak

itu lho yang rubel kita besoknya baru

diperiksain itu hpku aku taruh di sebelah

kanan lho hehe terus diginiin kan

(mempraktekkan meraba dada bagian tengah

antara payudara) sama kakak kak siapa ya

waktu itu sama Bu Taati juga diginiin, hpku

disini (menunjuk payudara sebelah kanan)

sampai nggak ketahuan karena sini sama sini

(kanan dan kiri) tu beda. Ada kesulitan lain

nggak? Aktivitas-aktivitas apa yang jadi

terbatas gitu? Ehhh aktivitas terbatas nggak

ada sih kak aku lancar-lancar aja. Kalau lari

misalnya, nggakpapa? Nggakpapa oh tapi

ngaruh nggak sih kak aku tu orangnya

gampang habis nafas ik soalnya kan tadi pas

aku cerita aku kayang kok terus larinya kayak

ke paru-paru ke jantung tu lho apa mungkin

bisa ngaruh juga jadi kalau aku jalan jalan

maksudnya sesering apapun aku olahraga

terus ntar aku lari sekalinya capek tu kayak

nafasnya tu jadi engap gitu lho kak tapi

kadang emang ini sih punggungnya tu jadi

kayak jadi berat gitu sih kak dibilang nyeri sih

enggak kayak berat kayak gimana gitu aja

kayak ada kontraksi apa gitu kak. Terus kalau

mengalami kayak gitu, kamu mengatasinya

gimana? Tiduran.. Terus pas senam lantai

dulu itu pas sakit terus gimana?tiduran juga?

dalam bra dan tidak ketahuan

karena ukuran payudaranya yang

berbeda.

M merasa tidak ada aktivitasnya

yang terganggu. Tetapi ketika

berlari M merasa mudah

kehabisan nafas. Selain itu, M

merasa punggungnya berat

seperti mengalami kontraksi.

M mengatasi rasa sakitnya dengan

berbaring, meluruskan posisi

punggung dan memijat

punggungnya. M merasa tidak

Mudah kehabisan nafas

ketika berlari.

Punggung terasa berat.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

Heem habis itu aku tiduran apa apapun yang

terjadi maksudnya mau lantai kotor aku tetep

tidur aja jadi tu kayak ininya (memegang

punggung atas kanan dan kiri) tu aku samain

tu lho kak kayak terus aku pijit-pijit gitu

belakangnya tu aku nggak tahu sih itu apa

yang salah kan tapi kalau dipikir-pikir pasti

ngaruh karena kan kayang kan kayak gini lho

kak (mempraktekan contoh akan kayang) pasti

kan ininya kan dia nggak sinkron jadi kaya

nyambung ke ini (menunjuk bagian dada) jadi

makanya aku aku ratain dulu di di pokoknya

mau di lantai pokoknya makanya aku tiduran

tu biar kayak rata gitu terus aku pijit-pijit itu

lho kak biar mungkin itu ototnya tegang atau

gimana jadi biar lebih rilex juga pasti aku

tiduran. Lalu selain yoga tadi, kamu

melakukan apalagi? Nggak ada. Ke dokter

nggak? Oh ini aku dulu ke ahli tulang sempet

ke ahli tulang Cuma waktu itu kan waktu itu

aku masih SMP yang ahli tulang itu juga belum

menyarankan untuk pakai , waktu itu

menyarankan pakai alat tapi tu waktu itu dia

bilang ee nanti aja belum terlalu

membutuhkan pakai alat tapi aku nggak tahu

alatnya tu kayak gimana mungkin yang kayak

dima yang kayak kak dhani waktu itu pakai tu

lho kak tapi aku nggak pernah lihat cuma aku

jadi rajin ke ahli tulang tu ditarik sih tulangnya

tahu apa yang salah, tetapi ia

merasa punggungnya tidak sama

sehingga berpengaruh sampai ke

dada. M memijat punggungnya

untuk meregangkan otot yang

tegang.

M pernah memeriksakan dirinya

ke ahli tulang ketika SMP. Saat itu,

ahli tulang belum menyarankan M

untuk memakai alat karena belum

membutuhkan. M tidak

mengetahui bentuk alat yang

dimaksud oleh ahli tulang. M rajin

memeriksakan diri ke ahli tulang.

Ketika periksa, tulang M ditarik

hingga M merasa sakit. M periksa

ke ahli tulang selama beberapa

Punggung tidak sama

Periksa ke ahli tulang.

Dampak

fisik

P2

Dampak

skoliosis

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

sampai sakit banget gitu tapi emang harus

rutin ya dan waktu itu aku Cuma berapa bulan

gitu dan belum sembuh juga.. Nariknya pakai

alat atau dipijit? Dipijit Jadi dulu begitu tau

kamu ada inisiatif untuk ke ahli gitu ya?

Heem Siapa aja sih yang berperan membantu

kamu selama kamu mengatasi itu? Orangtua

pasti, diri sendiri hehehe sama aku lebih ke

pacar sih kak kalau temen tu soalnya aku tu

orangnya nggak suka membagi sedihku

kepada teman-teman gitu lho kak, kalau pacar

tu kan karena pasti intensitas ketemunya

temen sesering-seringnya temen tapi kan

tetep kalau aku kayak lebih terbuka sama

pacarku maskudnya kayak istilahnya lebih jadi

tempat sampahku tu kalau aku pacar gitu, jadi

lebih ke pacar sih Cuma selama aku pertama

kali tahu ini sampai sekarang tu istilahnya

yang bener-bener ngedukung aku untuk

sembuh tu kayak nggak ada maksudnya dalam

arti tu kayak soalnya tu kan mungkin aku

orang yang nggak pernah kayak misalnya aku

ditanyain sakit nggak, enggak gitu kayak kayak

nggak ada ee apa sih kayak nggak ada efek

berarti dalam arti yang aku rasain sekarang

entah sakit atau tadi nggak bisa jalan itu kan

nggak ada jadi mungkin ya makanya mamaku

juga tu lho kak jadi kayak yo wis lah luweh.

Jadi kayak pas ada yang bener-bener

bulan tetapi tidak ada perubahan.

Orang yang berperan membantu

M untuk mengatasi skoliosis

adalah orangtua dan pacar. M

tidak suka bercerita dengan

teman-temannya karena tidak

ingin membagi kesedihan. M lebih

sering bertemu dan bercerita

dengan pacarnya. M merasa

bahwa tidak ada yang benar-benar

mendukung M untuk sembuh

karena M tidak pernah mengeluh

sakit atau mengeluh dalam hal

lainnya. M tidak pernah mengeluh

sehingga orangtua M juga tidak

memedulikannya. Orang yang

paling memberi semangat pada M

adalah seseorang yang pernah

dekat dengan M ketika M

berumur 19 tahun.

Orangtua dan pacar

membantu M.

M merasa tidak ada

yang sangat

mendukung untuk

sembuh.

Orangtua tidak peduli

karena M tidak pernah

mengeluh.

Orang yang paling

memberi semangat

adalah orang yang

pernah sangat dekat.

SS ortu

dan pacar

SS teman

Sumber

koping

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

menyemangati aku tu ada pernah deket sama

orang, justru orang itu yang waktu itu aku

umur 19 tahun itu. Bentuk peran orangtuamu

tu apa aja sih? Itu kayak cari tahu ke ahli-ahli

gitu sama ya waktu itu mau ke orthopedi tapi

ternyata orthopedinya lagi apa namanya cuti

terus aku pernah ding kak ini kak dhani udah

lulus waktu aku kelas 3 SMA aku tu ini sih

kalau dari orangtuaku tu mungkin lebih

percaya ke ahli tulang atau ahli alternatif

karena bener emang jadi saudara jauhku tu

nggak jauh juga sih ya pokoknya saudara

sepupuku dua kali mungkin ya kak itu tu ada

yang skoliosis nggak mau pakai alat anaknya

ini terus langsung operasi tapi habis itu malah

gagal dalam arti tu malah tetep seperti itu

padahal biayanya udah tinggi heem tinggi

banget itu udah ke Singapur juga dan bahkan

tu sampai taraf yang mengganggu dia kegitan

sehari-hari tu lho kak sampai aku ada kayak

gitu mungkin juga karena aku anak tunggal

kan kak jadi kayak orangtuaku kayak semacem

itu kan saudara sendiri istilahnya ngelihat

kayak gitu jadi kayak udah lah yang ahli tulang

aja apa sih orang kalau patah tulang aja

larinya ke ahli tulang dibanding ke dokter

biasanya orang-orang Bekasi aja masih kayak

gitu tu lho kak makanya waktu itu tu aku

sampai maksudnya waktu itu udah pernah ke

Orangtua M berperan membantu

M mencari informasi ahli-ahli

untuk pengobatan M. Orangtua M

lebih percaya pada pengobatan

alternatif karena M memiliki

saudara yang mengalami skoliosis

dan melakukan operasi dengan

biaya tinggi di luar negeri tetapi

tidak mengalami perubahan.

Karena hal itu, orangtua M lebih

memilih pengobatan pada ahli

tulang bukan dokter.

Orangtua membantu

mencari informasi

pengobatan.

Orangtua lebih percaya

pada pengobatan

alternatif.

SS ortu

SS ortu

Sumber

koping

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

ahli tulang terus sekarang ke ahli kaya spiritual

gitu lho kak. Kakak tau suster Imeldi nggak sih

kak?pernah di sedes.. Oh ya yaaa Dulu itu

beliau itu kan di wisma salam aku pernah

waktu itu kelas 3 tu izin aku ke sama budeku

ke wisma salam itu terus ya itu malah jadi

kayak untuk ke seluruh tubuh itu kan dan aku

pantangan makannya tu banyak banget

sampai aku nulis di papan tulis asrama dapur

itu sampai banyak banget tu waktu itu. Terus

itu tu aku kayak udah mengikuti itu tu aku

ngikutin pantangan itu sampai ini kuliah kuliah

semester 2 tapi tetep nggak ada perubahan

gitu kan dan disitu kadang aku masih sempetin

buat olah raga juga nggak ada perubahan

terus aku jadi kayak males tu lho aku nggak

bisa makan ini nggak bisa makan itu halaahh

bodo amat lah aku makan lagi aja. Ahli tulang

yang dimaksud tadi tu bukan dokter ya?

Heem ahli tulang bukan dokter. Tenaga

alternatif. Kayak sangkalputung tu lho kak

heem itu udah terkenal sih di Bekasi temenku

banyak kesana tapi mungkin karena aku juga

belum telaten banget nggak sih kak

maksudnya kan untuk kayak gini kan mungkin

waktunya mungkin kalau patah tulang

prosesnya ee dia patahnya aja instan pasti kan

mungkin ngebenerinnya waktunya lebih

singkat dibanding kalau ini sudah terbentuk

Kemudian M melakukan

pengobatan pada ahli spiritual

yang memberi dampak pada

seluruh tubuh M dan M harus

melakukan pantangan pada

beberapa jenis makanan. M

mengkuti pantangan tersebut

sejak kelas tiga SMA hingga kuliah

semester dua tetapi tidak ada

perubahan. M juga

menyempatkan diri untuk

berolahraga tetapi tidak ada

perubahan sehingga M tidak

melanjutkan pantangannya.

M merasa belum tekun karena

membutuhkan waktu yang lama

untuk menyembuhkan, sedangkan

M harus segera masuk ke asrama.

Berobat pada ahli

spiritual.

Melakukan pantangan.

Berolahraga.

Tidak melanjutkan

pantangan karena tidak

ada perubahan.

P2

P1

P1

E3

PFC

PFC

PFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

dari lama dari kecil maksudnya mungkin pas

bayi pernah jatuh atau gimana kan nggak tahu

tu lho kak. Makanya pasti kan lebih butuh

banyak waktu dan waktu itu aku keburu ke

asrama juga kayak gitu. Terus kalau dukungan

dari pacar gimana sih? Cuma olahraga aja

udah makanya aku bilang nggak ada

sebenarnya nggak ada yang terlalu mengambil

peran justru kayak aku ber kayak disini tu

kayak lebih berjuang untuk diriku sendiri sih

karena kan hidup juga hidup besok ke depan

kan juga kita yang ini ya kak jadi sehat atau

enggak itu kan pilihan kita jadi aku lebih ke diri

sendiri sih . kalau untuk pacar sih juga paling

kalau nyemangatin, nyemangatin omongan

doang tu lho kak kayak no sense sih menurut

aku yang bener-bener tindakan nyatanya tu

kayak jangan lupa maksudnya tu setiap pagi

jangan lupa exercise gitu-gitu jangan lupa

stretching gitu tu justru orang yang pernah

deket sama aku waktu itu. Kalau temen

mungkin juga berpikirnya kan emm nggak

enak ya kak ngebahas kayak gini kan sungkan.

Secara tidak langsung kan buat orang lain kan

ini kan kasarannya kan mungkin untuk orang-

orang yang normal dalam arti nggak kenapa-

kenapa kan secara nggak langsung kayak cacat

gitu kan kak kasarannya mungkin mereka

nggak enak kan mungkin orang lumpuh aja

Bentuk dukungan dari pacar M

yaitu mengingatkan M untuk

berolahraga tetapi M merasa

bahwa pacarnya tidak berperan

banyak. M merasa lebih baik

berjuang sendiri karena yang akan

menjalankan kehidupan adalah M

sendiri. Pacar M hanya memberi

semangat berupa kata-kata.

Seseorang yang pernah dekat

dengan M justru yang memberi

semangat dengan tindakan

mengingatkan M untuk latihan

dan peregangan setiap pagi atau

malam. Menurut M, teman-teman

M tidak memberi dukungan

karena sungkan membahas

skoliosis yang dialami M. Menurut

M, orang yang tidak paham akan

menganggap bahwa penderita

skoliosis adalah cacat sehingga

orang lain sungkan untuk

membahas.

Pacar mengingatkan

untuk berolahraga

tetapi tidak berperan

banyak.

Lebih baik berjuang

sendiri.

Seseorang yang pernah

sangat dekat memberi

semangat setiap hari

dengan mengingatkan.

SS pacar

Internal

locus of

control

SS teman

Sumber

koping

Sumber

koping

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

kita bilang lumpuh nggak enak gitu kan

istilahnya kak jadi nggak ada yang pernah gitu

juga sih kak. Kalau orang yang pernah deket

sama kamu tadi seberapa sih pengaruhnya?

Jawabanku kurang memuaskan ya haha

karena kalau pengaruh-pengaruhnya paling

Cuma 40% sih kak karena aku lebih orangnya

lebih apa jangan sampai orang lain maksudnya

ya orang lain pasti berpengaruh tapi jangan

terlalu mengambil pengaruh yang tinggi dalam

aku gitu lho. Tapi tetep dia ngambil pengaruh

menurutku 40% pengaruh tu buat dia udah

tinggi gitu kan karena apa ya mungkin karena

waktu itu kan istilahnya lagi lagi deket gitu ya

kak lagi pdkt gitu kan terus pasti kan kalau

perempuan pengennya ah apa pengen

kelihatan bagus gitu kan pasti kan kayak gitu

jadi kayak lebih lebih apa mengambil

pengaruhnya tu kayak oiya ya gua harus

sembuh gini-gini karena istilahnya dia aja udah

tahu dan kayak masih menyemangati gitu ya

udah jadi aku kayak mengambil positifnya

kayak jadi pengaruhnya tu karena dia yang

ngomong terus kok di sampai tiap pagi kayak

jangan lupa stretching jangan gini-gini gitu kan

padahal aku aja suka lupa. Terus kalo engga

mungkin dia chatnya baru malam terus hari ini

udah stretching belum hari ini udah exercise

belum hari ini udah yoga belum gitu

Seseorang yang pernah dekat

dengan M tidak terlalu

berpengaruh untuk M karena M

tidak ingin dipengaruhi orang lain.

Orang lain dapat mempengaruhi

M ketika M merasa ingin

memaksimalkan penampilannya

yang memotivasi M untuk

sembuh, sehingga M cenderung

mengambil sisi positifnya.

Tindakan orang lain yang selalu

mengingatkan M untuk latihan

yoga dan peregangan memotivasi

M untuk rajin melakukannya.

Orang yang

mengingatkan untuk

latihan memotivasi M

untuk rajin melakukan.

SS

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

maksudnya jadi kayak termotivasi untuk selalu

ngelakuin itu sih kak. Kamu ada

kecenderungan untuk melepas gitu

nggak?cenderung membiarkan? Heem

makanya aku tu ketika ngaca tu kan ku

melihat jadi kalau lagi kaya gini tu kan nggak

mau ngelihat tu lho kak jadi biasa aja gitu. Tapi

kalau tapi kalau akhir-akhir ini sih aku tu lagi

istilahnya tu aku lagi seneng ngelihat baju lucu

maksudnya dalam arti kaya lihat orang a pakai

baju itu ih bagus gitu kan tapi tu kayak aku tu

nggak kalau menurut aku tu kayak secara

langsung kaya rasa rendah diriku tu muncul

minder muncul kayak aku tu nggak mungkin

pakai baju kaya gitu karena ya malu gitu lho

kak. Aku lebih ke ke akunya sendiri tu ini sih

jadinya aku harus ngeliat dulu aku baru baru

kayak kepikiran kalau nggak ya biasa aja

karena mungkin aku nggak ada gejala yang

sakit atau apa itu kalau misalkan sakit kan kita

kayak keinget terus gitu karena aku masih bisa

melakukan semuanya nomal-normal aja jadi

aku nggak kepikiran nah ketika baju itu kan

kelihatan ya kak misalkan juga ke mall gitu

cobain baju terus kaya gini (melihat dari

samping) jelek, terus nggak jadi beli jadi pasti

kayak gitu, gitu sih kak. Kamu menerima

nggak sih keadaan kayak gini? Menolak iya

tapi aku nggak menyesal karena apa yang

Ketika bercermin, M cenderung

tidak mau melihat punggungnya.

Akhir-akhir ini, M sering melihat

pakaian orang lain menarik dan

membuat M merasa rendah diri

dan malu karena M merasa tidak

mungkin mengenakan pakaian

yang seperti orang lain kenakan.

M tidak terlalu memikirkan

skoliosisnya karena tidak ada

gejala sakit yang dirasakan. Ketika

mencoba pakaian kemudian

bercermin dan M merasa tidak

pantas, M tidak membeli pakaian

tersebut.

M menolak keadaan skoliosisnya

tetapi M tidak menyesal karena M

Tidak mau melihat

punggung ketika

bercermin.

Rendah diri dan malu

ketika melihat orang

lain berpakaian

menarik.

Memilih pakaian yang

cocok.

Menolak keadaan

dengan bertanya-tanya

E6

Dampak

psikis

P1

E6

EFC

Dampak

skoliosis

PFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

harus disesalkan, maksudnya kecuali aku yang

bikin kaya gini itu kan menyesal kalau kaya

gini kan aku aja nggak tahu penyebabnya tu

lho kak. Cuman aku tu orangnya jarang jarang

merutuki diri sendiri jarang merutuki hidup

tapi sekalinya lagi moodnya galau tu ntar

semuanya tu keungkit gitu lho kak kaya

maksudnya ga Cuma soal ini aja ntar baru

semua-muanya kayak misalkan masalah

keluarga atau apa ntar ujung-ujungnya kayak

apa sih aku harus kayak gini juga tu baru ke ke

keluar emosinya tu ya paling hari itu aja nggak

maksudnya nggak setiap hari dalam hidupku

tu sedih gitu sih. Berarti tergantung mood

gitu ya? Iya kak Terus kalo moodnya pas gitu

kamu ngapain sih kok bisa sampai semuanya

terungkit? Merenung gitu kak. Pasti sikon

kayak gitu pas aku lagi sendiri sih kak di kamar

gitu. Pas kamu lagi merenung gitu akhirnya

kamu mendapat sesuatu? Ngeyem-ngeyemi

gitu sering aku tu orangnya suka ngeyem-

ngeyemi dhewe ya kak maksudnya ya bener

kalau akau sih emmm maksudnya misalnya

aku kaya gini pun ah tapi yaudah lah aku

masih bisa jadi aku tetep nyari baik-baiknya

dari aku maksudnya belajar bersyukur aja tapi

sebenernya belajar bersyukur tanpa

mengubah apapun tu salah sih Cuma aku

tetep kayak yaudah lah yang penting aku bisa

tidak tahu penyebabnya sehingga

tidak ada yang perlu disesalkan. M

mengaku bahwa ia jarang

merutuki dirinya sendiri, tetapi

ketika sedang merasa bimbang

maka semua masalah bisa

terungkit. M mengatakan bahwa

ia hanya bimbang dalam satu hari

saja, tidak setiap hari.

Ketika suasana hati M sedang

tidak baik, M merenung. Biasanya

M mengalami suasana hati yang

tidak baik ketika sedang sendiri.

Ketika merenung, M cenderung

memikirkan hal yang membuat

dirinya menjadi lebih nyaman. M

berpikir bahwa dalam kondisi

bagaimana pun, M mencari sisi

baiknya dan belajar bersyukur. M

menyadari bahwa bersyukur

tanpa mengubah apapun adalah

hal yang salah. M melihat sisi

mengapa mengalami

skoliosis.

Mengungkit semua

masalah ketika sedang

bimbang.

Merenung ketika

suasana hati buruk.

Mencari sisi baik dan

bersyukur.

E2

E2

E5

EFC

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

jalan gitu tu tetep ngeyem-ngeyemi gitu sih

kak soalnya kalau dibawa ini sedih sih

sebenernya karena kan istilahnya dari hal

paling ini aja lah kanan kiri aja kan beda gitu

maksudnya dari depan aja tu kelihatan tu lho

kak ya agak nggak PD aja sih. Dengan keadaan

kaya gitu kamu cenderung menerima atau

menolak? Ya pasti menolak sih kak pasti

menolak dari dalam hatinya sih pasti menolak.

Waktu itu tu SMP jadi tu dari waktu aku tu

kelas 6 tu karena paling tinggi dibanding

temen-temen tu kayak udah dari tante

maksudnya tu kayak temen-temennya

mamaku tu tiap kali aku eh temen-temennya

mama-mamanya temenku tu tiap kali aku

main tu kayak udah Merry besok gede jadi

model aja gitu gitu kan kak terus aku tu

pernah kepikiran jadi pramugari. Nah waktu

kelas 8 itu lah aku kepikiran jadi pramugari

kelas 9 sih kelas 9 ya kelas 9 kurang gitu tapi

aku belum menyadari kalau aku ni bengkok

taunya aku bungkuk. Apa namanya aku

pengen jadi pramugari ah maksudnya nanti

pas SMA jadi pramugari aja enak bisa gini-gini

udah ngebayangin gitu-gitu tapi ternyata aku

minus(matanya) pertama itu kan..kan nggak

boleh minus tapi kalau minus kan bisa hilang

kan kak toh aku kalau tanpa kacamata pun

masih bisa kupaksain untuk ngelihat gitu kan.

baiknya yaitu M masih bisa

berjalan. Hal yang membuat M

sedih adalah bagian tubuh kanan

dan kiri yang tidak seimbang dan

terlihat dari depan yang membat

M tidak percaya diri.

Keadaan seperti ini membuat M

menolak. Ketika masih anak-anak,

M memiliki postur tubuh yang

tinggi sehingga teman-teman

orangtuanya berharap M akan

menjadi model. M juga pernah

memiliki keinginan menjadi

pramugari. Sejak SMP, M sudah

membayangkan dirinya menjadi

pramugari, tetapi ternyata mata

M menderita rabun jauh. M

menganggap bahwa rabun jauh

dapat disembuhkan, dan M masih

bisa memaksakan diri melihat

tanpa kacamata. Ketika M

menyadari bahwa ia skoliosis, M

merasa aneh karena tubuhnya

menonjol di salah satu sisi saja. M

merasa sedih karena cita-cita yang

ia inginkan sejak kecil

membutuhkan penampilan fisik

yang sempurna tanpa cacat. Hal

itu membuat M menolak dan

Bagian tubuh kanan

dan kiri tidak seimbang,

terlihat dari depan

membuat tidak percaya

diri.

Tubuh menonjol di

salah satu sisi.

Sedih karena cita-cita

tidak tercapai.

Menolak dan merasa

Dampak

fisik

Dampak

psikis

Dampak

fisik

Dampak

psikis

E6

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

Nah ketika aku tahu ini sih aku istilahnya

mending kalau dua-duanya kalau satu doang

kan kak ih apaan sih aneh gitu kan. Dari situ

sih aku jadi penah kaya sedih banget padahal

cita-cita yang kupengenin waktu kecil tu kan

ya model lah pramugari lah gitu kan yang

menuntut istilahnya fisiknya kan bagus nggak

harus perfect tapi kan setidaknya kan nggak

ada cacat secara kasarnya kan nggak ada cacat

gitu kan kak padahal aku istilahnya kayak gini

sih disitu aku kayak ya sebenarnya menolak

sih kayak kenapa aku harus kayak gini gitu kan

tapi di sisi lain ya yaudah lah jalanin aja. Aku

tu cenderung yaudah lah sih kak orangnya.

Cuma sebenarnya kalau lagi sedih banget atau

lagi galau gitu pasti tetep secara jujur ya pasti

menolak. Siapa yang mau istilahnya kan kayak

gini apa ya kita kan jadi pakai baju tu milih

terus sepupuku sih juga kurang ajar banget ya

kak. Waktu aku kelas aku makin nggak PD tu

itu sih sebelum SMA itu liburan natal kelas 3

SMP itu kan tapi aku udah oh aku tahu kak.

Udah taunya sebelum liburan natal. Makanya

aku sempat ke ahli tulang juga kan waktu itu

kan. Pas aku liburan natal itu masa diginiin kak

apa namanya, kowe koyo unta e ndhuwe

punuk gitu. Terus habis itu aku stay cool

orangnya nggak mau nangis di depan mamaku

kan, terus aku baru nangis aja pas di kamar.

merasa tidak adil, tetapi M tetap

menjalankan aktivitas seperti

biasa. Keadaan tubuh M juga

membuat M harus lebih memilih

pakaian. Ketika kelas tiga SMP,

saudara M pernah mengatakan

bahwa M seperti memiliki punuk.

M berusaha tidak menangis, tetapi

akhirnya M menangis di

kamarnya. Saat kuliah, saudara M

yang lain juga mengatakan

punggung M masih melengkung

kemudian M merasa sakit hati. M

memikirkan skoliosisnya ketika

ada orang lain yang

membahasnya.

tidak adil karena

penampilan tidak

sempurna.

Memilih pakaian.

Menangis ketika ada

saudara mengejek.

Sakit hati ketika

saudaranya mengejek.

P1

E2

Dampak

psikis

PFC

EFC

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

Sedih aja gitu lho maksudnya ini juga oh ini

kuliah ini juga pernah sepupuku satunya lagi,

masih bengkok aja tuh punggung gitu sumpah

kak. Sakit lah aku digituin. Ya aku tu harus

orang lain ngomong gitu baru aku kayak ngeh

baru gitu sih. Terus pas kamu dibilang gitu,

apa yang kamu lakukan? Terus marah,

maksudnya dalam arti emm kayak tidak

menerima keadaan kayak marah sama

keadaan ya bahasanya ini. Setiap orang kan

pasti pernah marah sama keadaan ya kak

apapun itu. Nah itu aku disitu kayak pernah

sih sampai ketika lagi ya itu ketika lagi pas

down-downnya dalam arti kalau udah numpuk

tu baru meracau gitu kan kak. Sampai kenapa

sih kok aku harus jadi aku gitu lho yang kaya

gini yang kaya gini tambah lagi kaya gini

istilahnya salah satu ini aku sebut kan kayak

aku kan menanyakan secara nggak langsung

kayak gitu kan menyalahkan Tuhan ya kak.

Maksudnya secara nggak langsung ya kalau

dibahasain kan kenapa sih Tuhan kok aku

harus punya punggung kayak gini secara nggak

langsung kan kaya gitu. Tapi nggak setiap saat

ya kembali lagi nggak setiap saat sih kak tapi

tetep dalam setahun tu ya ada lah sebulan

sekali, enggak sih dua bulan sekali kayak gitu

pasti. Pas aku lagi galau terus baru kepikiran

kayak gitu. Hmm kan tadi katanya kamu

Ketika ada orang lain yang

mencela M, M marah dan merasa

tidak menerima keadaan. Ketika

sedang mengalami banyak

masalah, M merasa terpuruk. M

pernah menanyakan keadaan

yang dialaminya dengan

menyalahkan Tuhan. M bertanya

pada Tuhan mengapa harus

memiliki punggung seperti itu. M

melakukan hal tersebut satu kali

dalam dua bulan.

Marah karena tidak

menerima keadaan

ketika orang lain

mencela

Tidak menerima

keadaan dengan

menyalahkan Tuhan

E6

E6

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

633

634

635

636

moodnya kayak gitu paling sehari gitu kan,

yang membuat kamu bisa menyelesaikan itu

dalam sehari apa? Selesai nangis udah.

Pokoknya aku kalau galau tu harus nangis dulu

sih kak. Kalau misalkan segala apapun kalau

aku nggak nangis tu tetep kayak ada yang

ngganjel. Makanya aku hal sepele kayak

ulangan geografi, belajar tu nggak masuk-

masuk tu harus dinangisin dulu, habis itu

belajar tu baru bisa. Aku harus nangis, jadi

setelah nangis itu dan aku berdoa juga sih pas

nangis, habis nangis tapi. Terus doa gitu udah

tenang sih jadi kayak makanya tu terus kayak

ngayem-ngayemi diri sendiri, yaudah

nggakpapa yang penting aku masih bisa jalan

terus juga masih apa ya aku kan juga baca

beberapa artikel sih kak, katanya kalau orang

skoliosis tu kan sampai yang mengganggu

aktivitas tu banyak banget sedangkan aku tu

nggak ada mengganggu apapun. Mungkin ada

tapi tu nggak terlalu kelihatan tu lho kak

mengganggunya jadi itu sih kayak aku masih

ngayem-ngayemi, mensyukuri diriku sendiri

yaudah aku masih aku dapet istilahnya ee

ujian seperti ini tapi masih banyak orang-

orang di luar sana yang mungkin sampai taraf

nggak bisa jalan, terus nafasnya aja sampai

susah kan banyak kak yang kayak gitu dan itu

pun ada yang sampai besar banget. Soalnya

Ketika M sedang memiliki suasana

hati yang tidak baik, M

menyelesaikannya dengan

menangis. Jika tidak menangis, M

merasa tidak lega. Setelah

menangis, M juga berdoa

kemudian bisa merasa tenang. M

menenangkan dirinya sendiri

dengan berpikir yang penting

masih bisa berjalan dan

aktivitasnya tidak terganggu

seperti penerita skoliosis yang

lain. M mensyukuri dirinya sendiri

dengan skoliosis yang dialami

karena menurut M masih banyak

orang lain yang sampai tidak bisa

berjalan, kesulitan dalam

pernafasan, dan memiliki bentuk

yang lebih parah. M bercerita

bahwa ada dosennya yang kurus,

tulangnya sangat melengkung,

dan kondisi itu sangat terlihat

hingga bahunya tidak sama tinggi

dan berjalan dengan tidak

seimbang. M melihat keadaan

dosennya demikian tetapi masih

bisa bertahan dan memiliki

kehidupan yang normal hingga

Menangis untuk

menenangkan diri.

Berdoa.

Mengambil sisi positif

dengan berpikir masih

bisa berjalan.

Mensyukuri keadaan

karena banyak orang

yang lebih parah.

E2

E8

E5

E5

EFC

EFC

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

dosenku sendiri kak, DPAku ini di kuliah itu

kayak gitu. Dia tu orangnya kurus banget,

bener-bener kurus. Ini kita tangan segini tu dia

nggak ada kak bener-bener kayak Cuma tulang

terus bener-bener bengkok banget, sangat

kelihatan bener-bener begini ya satunya kayak

gini (mempraktekan punggung dan bahu tinggi

dan menonjol sebelah). Jadi dia tu kalau jalan

kayak gini (mempraktekan jalan tidak

seimbang). Jadi bener-bener kelihatan ya? Iya

hee sampai separah itu kan jadi kalau aku

kuliah-kuliah ini keinget lagi tu kayak aku, Ms.

Ela aja seperti itu, ya kita nggak tau pasti

setiap orang punya pergolakan batinnya juga

gejolak apalah itu kak, tapi yang kita kelihat

dari depan aja kan dia udah S3 kalau ga salah,

maksudnya ya sudah menjadi seorang dosen,

sudah menjadi seorang ibu maksudnya

dengan fisik dia yang seperti itu dia juga bisa

dapet suami yang sayang sama dia, terus jadi

ibu yang atas anak yang lucu juga anaknya.

Istilahnya kan aku juga tetep mikir yang

manis-manis aja lah maksudnya itu Ms. Ela aja

separah itu kayak masih bisa survive sampai

sekarang. Buat apa kayak aku yang cuman apa

istilahnya kayak cuman kayak gini terus

sampai ngemis gitu-gitu. Tapi kalau aku jujur

aja sih kak pernah emm mungkin itu itu ya titik

tergalauku ni agak out of the topic sih kak

saat ini sedangkan M memiliki

kondisi yang lebih baik daripada

dosennya. Setiap kali mengalami

banyak masalah yang menumpuk,

masalah-masalah yang

sebelumnya bisa terbawa

termasuk skoliosis. M pernah

berpikiran untuk melakukan

bunuh diri, tetapi setelah itu M

langsung berdoa. M menceritakan

bahwa ia pernah membaca buku

yang menerangkan bahwa ketika

seseorang memikirkan bunuh diri

artinya orang tersebut mengalami

depresi.

MG segera berdoa

ketika terlintas

keinginan untuk bunuh

diri.

E8

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

687

688

689

690

691

692

693

694

maksudnya kayak ehh ketika lagi jadi setiap

kali aku ada satu masalah terus numpuk

numpuk numpuk nanti tu semua yang

kemarin-kemarin tu tetep takbahas tu lho kak

dalam diriku kayak nanti muncul lagi lah ini

skoliosis ini kan. Kayak pernah ada ya satu

second terlintas untuk suicide, satu second tu

tetep udah ada niat lho kak itu berarti. Kalau

menurut aku ada niat bunuh diri gitu kan wah

parah-parah habis itu aku langsung doa. Kan

ya menurut buku-buku yang aku baca juga kan

kalau udah ada satu second pun bener-bener

niat untuk kepikiran untuk suicide itu kan itu

udah taraf itu udah masuk depresi awal nggak

sih kak kalau nggak salah gitu. Jadi berdoa

juga jadi salah satu caramu untuk mengatasi

masalah gitu ya? Heem Dari dulu selalu gitu

atau baru sejak keadaan kayak gini? Dari dulu

Terus sebenernya kamu punya harapan apa

sih ke depannya? Sembuh hehehehe sembuh

tapi do nothing haha ya pengen sembuh sih

kak ya itu kayak yang aku bilang ke kakak

waktu SMA kan, maksudnya ya semua mua

perempuan pasti kan ingin jadi yang terbaik,

nggak harus cantik tapi kan jadi yang terbaik

apalagi ketika hari penting gitu

kan..pernikahan, wisuda gitu kan. Aku waktu

itu aku aja pas lulus SMA itu kan kebaya ya

kak, itu aja aku sebenarnya nggak PD karena

M memiliki harapan untuk

sembuh tetapi ia merasa tidak

melakukan apapun. M merasa

sebagai perempuan ingin menjadi

yang terbaik di hari-hari penting

seperti hari pernikahan dan

wisuda. Ketika acara kelulusan

SMA, M mengenakan kebaya dan

M merasa tidak percaya diri

karena bentuk tubuhnya sangat

terlihat karena kebaya yang

Tidak percaya diri

ketika mengenakan

kebaya.

Dampak

psikis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

723

kan kelihatan banget kan apalagi kebayaku

waktu itu kan karena harus adat Jawa banget

ya kak jadi tu banyak yang nanti tu Cuma

payet-payet gitu lho kak maksudnya kalau

SMP kan kebaya Jakarta maksudnya nggak

transparan tu lho kak, kalau di Jawa kan

transparan itu kan kelihatan banget dan

kebayaku tu ngepres body tu lho kak jadi dari

sini tu fine-fine aja, dari sini tu kelihatan seettt

ada fotonya. Terus aku sebenarnya tu di situ

tu nggak PD banget sih kak sebenarnya. Cuma

pikirku ah yaudah lah hari terakhir aku di

Sedes, aku tu ohiya aku tu juga ini sih emm

malu kalau orang lain tahu. Aku menyadari itu

kayak aku malu kalau dibahas di depan orang

lain tu kayak aku tetep ada rasa malunya gitu

lho kak. Waktu SMA tu kayak misalkan ada

yang nanya otomatis kan aku harus ngomong

gitu coba sih lihat Mer lihat Mer ih lucu..malah

lucu kan, aku tu malah malu, jadi aku tu kalau

ada orang lain bahas tu aku malah malu

sebenarnya kayak menghindari untuk

membahas itu lho kak waktu SMA. Tapi waktu

kuliah ini mungkin juga karena udah gede ya

kak, terus proses pencarian jati dirinya

mungkin udah habis juga kan ah yo wis luweh.

Jadi malah aku kayak yang ngefloor gitu kan,

ga berani gua bajunya kaya gitu, punggung

gua kan bengkok. Aku malah jadi buat

dikenakan tembus pandang. M

merasa dari sisi kiri terlihat baik-

baik saja sedangkan dari sisi kanan

terlihat tidak biasa. M merasa

sangat tidak percaya diri, namun

M berpikir bahwa hari itu adalah

hari terakhirnya di SMA sehingga

kalau ada orang lain yang

mengetahui M sudah tidak ada di

tempat itu lagi. M juga merasa

malu ketika orang lain mengetahui

keadaannya. M merasa malu

ketika skoliosis yang dialaminya

dibahas di hadapan orang lain.

Ketika SMA ada teman M yang

bertanya sehingga M harus

menjawab kemudian teman M

ingin melihat dan menganggap hal

itu lucu sedangkan M merasa

malu. Ketika SMA, M cenderung

menghindar untuk membahas

skoliosisnya. Tetapi masa kuliah

ini, M cenderung membiarkan dan

menjadikan skoliosis sebagai

candaan. Ketika SMP dan SMA, M

menganggap skoliosis sebagai

aibnya.

Sisi kiri berbeda dengan

sisi kanan.

Merasa malu ketika

ada orang lain

mengetahui

keadaannya.

Menghindari

membahas skoliosis.

Skoliosis sebagai

candaan.

Skoliosis sebagai aib.

Dampak

fisik

Dampak

psikis

E4

E9

E6

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

724

725

726

727

728

729

730

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

744

745

746

747

748

749

750

751

752

bercandaan, tapi waktu SMA, SMP uh kayak

rasanya tu kayak untuk ngomongnya tu kayak

malu gitu kayak menurut aku menganggapnya

itu aibku sampai berfikir kayak gitu makanya

pas aku SMA itu kan makanya aku tadi bilang

ke kak dhani ah yaudah lah hari terakhir di

Sedes jadi kayak kalau pun orang lain tahu,

adek kelasku pun tahu gitu yaudah lah kan aku

juga nggak di Sedes lagi gitu lho kak, gitu sih.

Kamu merasa sisi kiri beda sama sisi kanan tu

terus ada kcenderungan memilih salah satu

sisi pas foto gitu nggak biar kelihatan bagus?

Enggak sih kak haha tapi aku jarang sih foto

full body karena justru malah minder. Jadi aku

bukan menghindari angle foto, aku tu

menghindari foto full body malahan lebih

tepatnya kan. Cuma pernah waktu itu pernah

mau ini foto buat daftar humas, aku kan

sempet daftar humas kak. Iya sih aku lebih

milih ke sini sih ke kiri yang istilahnya fine fine

aja terus kalau lagi mau foto misalkan lagi

ngelihat baju di ini fitting room ntar kalau dari

samping aku pasti dari sini (sisi kiri) kayak gitu

sih Cuma kalau Cuma angle foto yang rame-

rame gitu kan mau agak nyerong pun aku

tetep suka kanan nggak tahu lebih seneng ke

kanan aja, nggak kepikiran kak ada ini gitu.

Yaudah lah yang penting cuek aja gitu hadap

ke kanan. Gitu sih kak aku.. ohiya kak aku

M cenderung menghindari foto

yang menunjukkan keseluruhan

tubuhnya karena ia merasa

rendah diri. M tidak menghindari

posisi foto tertentu. Tetapi ketika

melakukan foto yang

menunjukkan keseluruhan

tubuhnya, M memilih untuk

menunjukkan bagian kiri tubuhnya

yang terlihat baik-baik saja. Ketika

mencoba pakaian dan bercermin,

M cenderung melihat dari sisi kiri

saja. Tetapi ketika foto bersama,

M lebih senang menunjukkan sisi

kanannya.

Menghindari foto

seluruh tubuh.

Rendah diri ketika foto

seluruh tubuh.

Lebih memilih

menunjukkan bagian

kiri ketika foto.

E6

Dampak

psikis

E6

EFC

Dampak

skoliosis

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

779

780

781

inget.. dulu orangtuaku pernah nyuruh aku

pakai alat, tapi aku nggak mau. Aku nggak

mau karena kayak penolakan gitu karena

waktu SMA tu lebih cari perhatian, PD, haus

self esteem. Terus kalau pakai alat kan harus

lebih anteng sedangkan aku orangnya

pecicilan jadi nggak biasa diam kan jadi aneh.

Jadi aku nggak PD, nggak punya nyali buat

kelihatan cacat gitu kak. Terus aku juga belajar

renang gaya katak sama gaya bebas kan

katanya renang itu juga buat terapi kan jadi

aku belajar renang. Kamu sempat ke

pengobatan tradisional kan, itu sejak SMP

sampai kapan? SMP aja sih kak soalnya SMA

kan udah di Sedes dan setiap aku liburan

pendek tu kayak aku nggak mau meluangkan

waktu untuk itu. Jadi liburan tu pasti aku

Cuma kayak buat keluarga buat main aja jadi

Cuma pas SMP doang. Berapa kali pijat kira-

kira ? Aku nggak hitung pasti sih kak tapi tu

kayaknya lumayan sih. Jadi aku pijat

tradisional ke dua tempat yang berbeda. Jadi

waktu itu pertama sama anak buahnya terus

sampai akhirnya tu aku kalau misalkan terapi

tu di daerah Bandung-Tasikmalaya gitu

pokoknya ada 6 bulan sih kak di dua tempat

itu, ada setengah tahun lebih. Tapi yang di

Tasikmalaya tu sebulan sekali karena kan juga

jauh dan kata bapaknya sebulan sekali aja. Oh

Orangtua M pernah meminta M

untuk menggunakan alat, tetapi M

menolak. M menolak karena masa

SMA adalah masa mencari

perhatian, percaya diri dan harga

diri. Jika menggunakan alat maka

gerakan terbatas sedangkan M

suka bergerak. M merasa tidak

percaya diri dan tidak memiliki

keberanian untuk terlihat cacat. M

juga berlatih renang sebagai

terapi.

M berobat ke pengobatan

tradisional selama SMP karena

ketika libur SMA, M tidak mau

meluangkan waktu untuk berobat.

M melakukan pijat di tempat

pertama yang berada dekat rumah

sejak Bulan Desember kelas tujuh

sampai kenaikan kelas delapan

sebanyak dua sampai tiga kali.

Kemudian M berpindah tempat ke

tempat kedua yang berada di

daerah Tasikmalaya sebanyak tiga

kali. M berobat ke Tasikmalaya

satu kali setiap bulan. Karena jarak

Menolak menggunakan

alat.

Berlatih renang.

Berobat ke pengobatan

tradisional.

Tidak mau meluangkan

waktu untuk berobat.

Berobat pada ahli pijat.

E6

P1

P2

E3

P2

EFC

PFC

PFC

EFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

sorry kak aku tiga tempat berbeda. Jadi yang

itu tu dari Desember kelas 7 sampai mau naik

kelas 8 terus sama terapis yang murid sama

gurunya. Terus ketika aku udah kelas 8 itu kan

kayaknya ke Tasik jauh banget kan kak nah di

daerah Tambun itu ada tukang pijat udah

terkenal gitu sih katanya beliau bisa

menyembuhkan berbagai macam penyakit

termasuk tulang. Katanya ada yang patah

tulang pas dipijit sembuh gitu kak yaudah aku

ke Tambun itu Cuma ga lama karena kendala

akunya yang males sih kak. Tapi tu kayaknya

sekitar hampir setahun sih kak. Itu sebulan

sekali, dari terapisnya gitu. Jadi sekitar 12

kali? Iyaa paling nggak 10 sih kak nggak

nyampe 12. Jadi yang Tasik sama satunya tu

temennya mamaku tu punya klinik pijat kayak

djemari, reflexology tapi itu tu pijat sikut tu

lho kak. Nah dulu kan mungkin karena

awalnya masih kecil ya kak jadi nggak mungkin

derajatnya nggak gede jadi mikirnya kayak

Cuma bungkuk atau gimana atau uratnya yang

miring atau gimana karena pas diginiin itu kok

kan urat kita tu jadi kayak ketarik gitu loh kak,

ni apa salah urat apa gimana makanya

dibawanya ke tukang pijat dulu itu di deket

rumah. Terus kan setelah ini malah kayak ke

guru saya aja karena beliau tu juga udah

sepuh udah tua gitu sih kak katanya juga bisa

yang jauh, M berpindah ke ahli

pijat yang lebih dekat. M berobat

ke ahli pijat ketiga sebanyak

sepuluh kali kemudian tidak

berlanjut karena M merasa malas.

M berobat pada ahli pijat karena

derajat kelengkungannya kecil dan

awalnya mengira bahwa M hanya

bungkuk atau ada kesalahan pada

uratnya. M merasa tidak ada

pertambahan lengkungan selama

satu tahun berobat.

Tidak melanjutkan

karena merasa malas.

E3

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

nyembuhin gini-gini tapi ya mungkin karena

nggak telaten juga sih kak tetep ini sih.

Mungkin tidak langsung ini, tapi kayaknya

waktu itu jadi nggak bertambah selama satu

tahun itu. Berapa kali ke yang deket rumah?

Cuma sekitar tiga kali deh kak. Jadi tiga kali

yang deket rumah, tiga kali yang di

tasikmalaya kan 6 bulan. Eh apa dua ya,

soalnya banyakan yang di tasikmalaya sih kak.

Pertamanya tu masih yang deket rumah, nah

yang keberapa itu dari yang deket rumah

menyarankan untuk yang ke gurunya itu.

Nggak berniat ke dokter lagi? Berniat tapi

selalu kayak mundur-mundur gitu lho kak.

Mungkin karena mamaku juga nggak terlalu

ngingetin dan akunya terlalu ngegampangin

juga jadi yaudahlah gitu sih kak. Yoganya

kamu mulai kapan? Mulainya dari SMA sih

sempet kak apalagi kan dulu pernah ikut

dance itu kan terus kayak aku termotivasi oh

ini ngelenturin tubuh gitu. Kan aku pikir kaya

senam lantai gitu bisa ngelenturin tubuh

padahal sebenarnya kan kita nggak boleh

melakukan itu, jadi kadang aku lebih ke senam

lantai kalau olahraga gitu. Tapi kalau khusus

yoganya tu baru kuliah-kuliah ini sih kak,

itupun tau dari temenku kayak temen kuliah

jadi tu kan duduk di belakangku terus lihat eh

beb kok ini punggungmu miring sebelah ya

M berniat untuk berobat ke

dokter tetapi selalu menunda

karena orangtuanya tidak

mengingatkan dan M terlalu

meremehkan.

M mulai melakukan yoga sejak

mengikuti kegiatan tari ketika

SMA karena termotivasi untuk

melenturkan tubuh. Tetapi M

mulai fokus pada yoga sejak

kuliah. Ada teman M yang melihat

punggung M miring dan bercerita

bahwa teman M memiliki teman

yang mengalami hal serupa

kemudian mengikuti yoga khusus

tulang belakang. Perubahan yang

dialami memang tidak terlihat

Berniat berobat ke

dokter.

Menunda berobat ke

dokter.

Melakukan yoga.

P1

E3

P1

PFC

EFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

gitu kan. Terus aku cuman ngomong gitu kan,

terus aku tu ada temen kayak gini anak ugm

terus dia ikut yoga yang di ugm itu, itu

kayaknya khusus untuk gitu-gitu beb coba

kamu ikut aja gitu. Dia juga sebenernya ya

cerita sih, sebenernya nggak njuk bagus gitu

lho kak tapi seenggaknya dia nggak bertambah

besar dan tetep bisa jaga postur badannya

gitu sih kak. Terakhir yoga kapan? Baru bulan

lalu sih kak Yoganya setiap hari? Niatnya

setiap hari, tapi ujung-ujungnya seminggu bisa

tiga kali bisa empat kali maksudnya pasti ada

bolongnya tu lho kak. Tapi dalam seminggu

pasti sempat yoga? Iya sampai bulan lalu sih

masih Terus kenapa sekarang udah enggak?

Kesiangan kak kan bangunnya tu siang terus

kan. Dulu tu sempet karena pas itu kan aku

berangkat jam 6 PPL, terus sekitar jam

setengah 5 itu aku udah bangun. Kadang tu

udah masak nasi, udah siap-siap. Tapi sebelum

siap-siap tu kan aku pas itu belum punya rice

cooker terus pake kompor listrik kan lama,

ngeliwet kan soalnya. Nah sambil nunggu

ngeliwet tu aku biasa ngeyoga biar nggak

ngantuk juga. Nah sekarang punya rice cooker

malah males masak nasi terus males bangun

pagi. Kadang tu bangun jam 6.15 jadi tu

waktunya tu udah mepet. Sedangkan aku

nggak senengnya yoga sebelum tidur tu

tetapi setidaknya tidak bertambah

parah dan bisa menjaga postur

tubuh. Awalnya M melakukan

yoga setiap hari, tetapi lama

kelamaan hanya tiga sampai

empat kali dalam satu minggu. M

rutin melakukan yoga hingga

bulan September yang lalu. M

tidak melanjutkan karena bangun

kesiangan. Sebelumnya M

melakukan yoga setiap pagi

sembari menunggu menanak nasi.

M tidak suka melakukan yoga

malam hari karena yoga membuat

berkeringat. Biasanya M

melakukan yoga selama 15 menit.

M merasa tubuhnya kaku.

Awalnya, M melakukan yoga

selama tiga menit kemudian

bertambah menjadi lima menit

hingga akhirnya 15 menit. M

merasa belum terbiasa sehingga

belum bisa melakukan yoga

dengan durasi yang lama.

Orangtua M mengatakan yang

penting M rutin melakukan yoga.

Selama berlibur di rumah, M lebih

rutin melakukan yoga setiap pagi

karena diingatkan orangtuanya.

Intensitas melakukan

yoga berkurang.

Orangtua memberi

dukungan dengan

meminta rutin

melakukan yoga.

E3

SS ortu

EFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

869

870

871

872

873

874

875

876

877

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896

897

keringetan, kalau misalkan pagi kan

keringetan kan terus mandi malah seger.

Kalau misalkan sebelum tidur tu keringetan

jadi nggak enak. Biasanya sekali yoga berapa

lama durasinya? 15 menit. Aku masih karena

badanku kayaknya menurut aku kayak aku gini

juga karena ini juga mungkin ya kak, badannya

tu emang nggak lentur ya. Kayak bergerak tu

tetep kita kayak robot gitu ya kak kayak kaku

gitu kan jadi untuk awalnya aku masih yang 5

menit aja tu mau meninggal tu lho rasanya.

Awalnya tu dari 3 menit, jadi plank awal yang

satu menit satu menit, terus lama-lama

sampai 15 menit aja tu udah ngos-ngosan

banget. Jadi maksudnya nggak yang bisa lama

banget karena emang belum biasa jadi yang

penting kalau kata mamaku sih yang penting

rutin aja, nanti kan lama-lama naik-naik

sendiri gitu. Dulu awalnya mau 3 menit tapi

udah kayak engap gitu kan kak, ujung-

ujungnya aku liat stopwatch satu menit

sekian, itu sekuat-kuatnya awalnya. Terus aku

mulai rutin lagi ngeyoga kan yang bener-bener

rutin setiap hari kan liburan kemarin itu Juni

itu kan. Terus pokoknya selama di rumah tu

aku setiap hari dan soalnya disitu mama juga

ngingetin kan setiap pagi gitu. Itu awal-awal tu

cuman sekuatnya, terus lama-lama juga

pengen kurus kak terus jadinya aku tambahin.

Awalnya M melakukan yoga

semampunya, kemudian M

termotivasi juga untuk

menurunkan berat badan sehinga

M menambah durasi. Semakin

lama, durasi melakukan yoga

menjadi semakin bertambah.

Menambah durasi

yoga.

P1

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

898

899

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

Pokonya 3 menit apapun yang terjadi harus 3

menit. Terus lama-lama 3 menit naik 5 menit

jadi mulai kutambah-tambahin sendiri gitu sih

kak. Untuk tahu gerakan yoga kan kamu

googling, itu kamu googling sekali aja di

awal? Itu aku googling terus sih kak. Kadang

kan salah satu terapis sama ahlinya yang lain

tu kan beda-beda. Kalau yang awal itu aku

Cuma ngeplank doang, awalnya tu belajarnya

gara-gara ngelihat istrinya si Ernest Prakasa

gerakan simple ngeplank yang di rumah

sambil nonton tv bisa itu kan udah termasuk

yoga kan sebenernya. Awalnya Cuma

ngeplank, terus lama-lama pengen lihat apa

lagi sih selain ngeplank. Meskipun gabisa ya

tetep coba-coba aja terus gitu. Sekarang

masih suka googling? Udah enggak (agak

berbisik sambil tertawa). Lagi belum sih kak

tapi rencanaku November ini aku pengen

daftar ini aku masih galau sih mau ambil kelas

yoga atau zumba. Pokoknya niatku pengen

dibiasain gerak supaya menurutku kalau kita

udah terbiasa gerak, nanti pas di kost mager

tu gerak tu nggak mager tu lho kak. Kalau kita

biasa nggak gerak kan sekalinya gerak jadi

males kak jadi pengen aku biasain gerak dulu

terus baru nanti rutin lagi gitu. Terus usahamu

untuk menegakkan badan biasanya bisa

bertahan berapa lama? Mungkin sekitar

M selalu mencari informasi

melalui internet karena M melihat

ada perbedaan pada setiap ahli

yoga. Awalnya M hanya

melakukan gerakan yoga plank

karena melihat keluarga artis yang

melakukan hal serupa dan terlihat

sangat sederhana. Kemudian M

ingin tahu gerakan selain plank

dan mencoba sesuai

kemampuannya. Saat ini M sudah

tidak mencari informasi melalui

internet lagi. M berencana akan

mengikuti kelas yoga atau zumba

pada Bulan November

mendatang. M ingin membiasakan

tubuhnya bergerak.

M biasanya menegakkan

tubuhnya selama kurang lebih

Mencari informasi

melalui internet

tentang gerakan yoga.

Saat ini sudah tidak

mencari informasi.

Merencanakan

mengikuti kelas yoga

atau zumba.

Ingin membiasakan

tubuh bergerak.

Menegakkan tubuh.

P1

E3

P1

P1

P1

PFC

EFC

PFC

PFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

paling lama ya kak sekitar setengah jam itu

yang aku sadari lho kak. Maksudnya kalau

kurang dari itu atau lebih dari itu aku juga

nggak tahu. Tapi mungkin sekitar setengah

jam. Itu setiap hari? Setiap hari sih soalnya

kalau nggak tegak badannya tu juga ada unsur

tidak PD dari akunya jadi kayak inget gitu lho

kak. Misalkan udah gini lagi (bungkuk), oh iya

(tegak lagi). Terus kalau mama biasanya

ngingetinnya kalau pas apa sih? Jadi kalau di

rumah. Kan aku juga jarang pulang sih kak jadi

jarang ketemu. Tapi sekalinya emang di rumah

kan pasti makan bareng, nonton TV segala

macem dan kegiatan sehari-hari tu kan pasti

ada di sebelah mama gitu. Kalau lagi nonton

TV biasa kan orang nggak sadar ketika nonton

TV dengan generasi menunduk main (HP) gini

kan, nah di situlah langsung dipukul pakai

sapu pelan gitu lho kak duduknya gitu jadi ketika aku sudah lost control untuk bungkuk.

Jadi kalau pas lagi kayak gini (tegak) mah

nggak diingetin. Tapi nanti ketika aku udah

gini (bungkuk) lagi pasti diingetin. Kuliah ini

kan kamu sering jadiin skoliosis sebagai

candaan, biasanya kamu melakukan itu

setiap apa? Setiap good mood aja sih kak

maksudnya kalau misalkan lagi bad mood,

capek, ngantuk, laper itu aku jadi manusia

paling menyebalkan kan menurut aku. Jadi

setengah jam setiap hari. Jika

tidak menegakkan tubuhnya, M

merasa tidak percaya diri sehingga

ketika tubuhnya mulai

membungkuk, M langsung ingat

untuk menegakkan lagi.

Orangtua M mengingatkan M

hanya ketika M berada di rumah.

Di rumah, M selalu melakukan

aktivitas bersama orangtuanya.

Ketika sedang menonton televisi

kemudian M membungkuk,

orangtua M langsung

mengingatkan M untuk

menegakkan tubuhnya.

M menjadikan skoliosis sebagai

candaan hanya ketika dalam

suasana hati yang baik. Ketika

lelah, mengantuk, lapar, dan

dalam suasana hati yang buruk, M

akan menghindari membahas

Orangtua

mengingatkan posisi

tubuh M.

Menjadikan candaan.

Ketika suasana hati

sedang baik.

Menghindari

pembahasan skoliosis.

SS ortu

E9

E4

Sumber

koping

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

956

957

958

959

960

961

962

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

kalau dibahas kayak gitu tu aku kayak aku

terus nyelimur gitu kak kayak nggak mau

bahas terus ujung-ujungnya tu ntar kayak

baper jadi sedih sendiri. Tapi kalau misalkan

lagi biasa aja, lagi seneng dan orang yang

ngomong tu nggak nylekit sih tetep aku jadiin

bercandaan. Terus kamu mengatasi sakit

ketika kecapekan itu kan tiduran, nah kamu

tiduran Cuma ketika sakit aja? Iya pas sakit

aja kalau enggak sakit ya biasa aja. Tapi aku

juga suka nyari tembok yang rata gini terus

nempelin punggung di tembok gitu kayak

nyamain gitu meskipun kita kan nggak rata ya,

tapi mencoba untuk ngeratain pake tembok.

Terus biasanya yang bikin sakit selain senam

lantai, lari, bawa ransel, ada yang lain lagi?

Mungkin ada yang lain tapi kayak aku nggak

notice kalau sakitnya gara-gara ini (skoliosis)

tu lho kak. Lalu awalnya orang-orang di

sekitarmu bisa mendukung kamu gimana sih?

Kalau orangtua menurutku atas dasar afeksi

ya kak, kan siapa sih orangtua yang mau ee

maksudnya orang awam berpikir cacat gitu

kan pukul rata semua yang nggak normal

dibilang cacat. Jadi kan siapa sih orangtua

yang mau anaknya dinilai seperti itu oleh

kondisi lingkungan yang emang sebagian besar

orang-orangnya kayak gitu. Kalau menurut aku

sih orangtua karena itu. Tapi kalau temen,

skoliosisnya kemudian M merasa

sedih.

M juga suka mencari dinding yang

rata kemudian menempelkan

pungungnya pada dinding

berusaha untuk meratakan

punggungnya.

Menurut M, orangtua M memberi

dukungan pada M karena dasar

afeksi, orangtua tidak ingin

anaknya cacat. Sedangkan

menurut M, teman-teman M

memberi dukungan karena rasa

kasihan kemudian bersimpati. M

tidak pernah bercerita pada

temannya terkait M mengalami

Sedih ketika membahas

skoliosis.

Menempelkan

punggung pada dinding

yang rata.

Teman-teman

mendukung karena

kasihan kemudian

memberi semangat.

E2

P1

SS teman

EFC

PFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

985

986

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

semakin dewasa ini aku lihat pasti dasarnya

karena kasihan dulu jadi kayak nggak enak gitu

jadi terus ee semangat ya pasti dasar pertama

tu simpati sih kak. Kamu cerita ke temenmu

gitu nggak sih kalau sakit skoliosis? Enggak

sih aku nggak cerita, aku akan ngomong ketika

ditanya aja. Cuma kalau orang yang pernah

deket yang aku cerita sebelumnya tu aku yang

cerita duluan. Nggak tahu waktu itu tiba-tiba

dia nanya pernah nggak sih ngerasa punggung

eh tulang belakang tu sakit banget. Tiba-tiba

dia tanya seperti itu kan aku mikirnya mungkin

apa dia lihat apa gimana gitu kan. Terus aku

bilang pernah kan tulang belakangku kanan

kirinya nggak sama, aku gitu. Jadi aku duluan

yang cerita dan ternyata dia tidak menyadari.

Tapi kalau yang lain-lain kayak temen aku

nggak pernah ada bahas juga sih pasti ditanya

dulu. Orangtua mendukung kamu sejak

kapan? Sejak SMP itu, sejak pertama tahu.

Kalau orang lain, temen, pacar gitu? Sejak

tahu juga dan itu pun menurutku kayak aku

nggak merasakan dukungan apapun karena

mungkin jarang dibahas juga dan aku nggak

mengeluhkan. Kecuali misalkan aku kayak

pakai alat terus aku tergopoh-gopoh jalan itu

kan mereka notice terus kayak membantuku

jalan atau apa itu kan bentuk support. Tapi

kan karena aku nggak pakai apa-apa dan aku

skoliosis, M akan bercerita ketika

ada yang menanyakan. M

bercerita tentang skoliosisnya

pada orang yang pernah dekat

dengannya tanpa ditanya terlebih

dahulu.

Orang-orang mulai memberi

dukungan pada M sejak mereka

mengetahuinya. Sebenarnya M

tidak merasakan dukungan

apapun karena jarang membahas

dan M tidak pernah mengeluh.

Ketika SMA dan kuliah ada teman

M yang menanyakan punggung M

yang bengkok dan menyentuhnya.

Jarang membahas

skoliosis

E4

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

nggak ada ngebahas mungkin kalau orang di

luar keluarga mungkin agak rikuh gitu kalau

untuk nanya jadi nggak ada bahas-bahas gitu

sih kak. Tapi ada yang nanya gitu? Ada sih

terkadang tu orang baru kenal juga polos-

polos tanya gitu kayak mbak indhes waktu itu

lho kak, mer ini kok kamu kayak kanan kiri

beda nggak sih iya nggak sih beda nggak sih,

terus orang-orang notice ke aku, ehiya beda

beda. Terus dipegang ininya (punggung yang

bengkok). Itu baru aku bilang kayak waktu pas

jaman pendaftaran insadha tu ada temenku

yang mainin rambutku waktu aku rambut

panjang itu kan otomatis keraba belakangnya,

eh mer ini baru orang-orang tu pada ohiya-

ohiya kayak gitu jadi baru pada notice. Kamu

kan sempat ke ahli spiritual, nah itu kamu

berapa kali ke sana? Kalau ke sananya sih

sekali sih kak. Cuma itu kan aku tahu dari

budeku karena budeku orang Magelang dan

Magelang-Muntilan kan deket itu kayak lebih

kontak-kontak lewat sms sih kak. Untuk ke

sananya sih juga dari suster Imeldi ga usah

sering-sering ke sini yang penting lakuin aja

pantangan itu. SMSnya setiap hari? Enggak

sih kak, paling biasanya kayak budeku yang

rajin..ohiya berarti ada dukungan dari budeku

juga sih..budeku yang rajin nanyain sih kayak

Mer piye itumu gimana. Misalkan sakit apa

M berobat pada ahli spiritual

hanya satu kali kemudian

berkomunikasi melalui saudaranya

dengan alat komunikasi dan

melakukan pantangan. Saudara M

rajin menanyakan keadaan M

kemudian melaporkannya pada

ahli spiritual. Pengobatan secara

spiritual lebih berpengaruh pada

psikis M. Setelah berobat pada

ahli spiritual, M merasa lebih

percaya diri dan M lebih percaya

pada pengobatan secara spiritual.

Berobat pada ahli

spiritual.

Melakukan pantangan.

Saudara mendukung

dengan rajin

menanyakan keadaan

M.

Pengobatan spiritual

lebih berpengaruh

secara psikis.

P2

P1

SS

saudara

PFC

PFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

enggak gitu, tapi aku kan nggak pernah

ngerasa sakit atau apa gitu sih kak jadi aku

bilang enggak, nggak ada sakit bude aku juga

masih ngelakuin pantangannya. Terus

dilaporin ke suster Imeldi jadi nggak aku yang

SMS langsung, biasanya budeku. Itu

berpengaruh ke fisikmu atau psikismu? Psikis

sih kak Seberapa berpengaruh?

Berpengaruhnya mungkin lebih ke percaya

dirinya aja ya kak karena kalau untuk kayak

pengobatan kala itu sih mungkin masih dilema

anak asrama gitu kan kak kayak pengobatan

tulang itu kan kayak penyembuhan gitu kan

kak, tapi nggak tahu kenapa aku lebih percaya

sama yang ke arah spiritual gitu mungkin

karena masih holy pas asrama gitu kan dikit-

dikit berdoa gitu kan kak. Misalkan lebih

percaya diri kalau Tuhan Yesus bisa

menyembuhkan, yaudah jadi aku lebih

percaya yang kayak gitu aja sih kak. Ada satu

lagi dari suster Imeldi terus yang di Tangerang

itu aku bener-bener Cuma sekali kesana dan

itupun karena temennya mamaku kan tiba-

tiba beliau buta awalnya setengah jadi kayak

buram-buram lamalama jadi 1 terus jadi dua-

duanya. Nah ketika buta itu beliau itu ke pak

siapa gitu di daerah Poris Tangerang itu juga

ada pantangan juga terus beliau tu Cuma

kayak meraba terus dilakukan pantangannya

Merasa lebih percaya bahwa

Tuhan bisa menyembuhkan.

Selain itu, M juga berobat pada

ahli spiritual di Tangerang

sebanyak satu kali. M

mendapatkan informasi dari

teman orangtuanya yang buta

kemudian bisa melihat kembali.

Ketika berobat di Tangerang, M

juga diminta melakukan

pantangan sehingga M

mengehentikan pantangan yang

sebelumnya dan menggantinya

dengan pantangan yang baru. M

lebih percaya pada ahli spiritual

tersebut karena ada bukti

nyatanya sehingga M lebih

termotivasi melakukan

penyembuhan secara spiritual

daripada penyembuhan secara

fisik.

Lebih percaya pada

Tuhan yang bisa

menyembuhkan.

Positive

beliefs

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

terus sembuh, butanya sembuh. Beliau sampai

ke dokter tu dokter udah bilang dokter udah

menyerah, ini nggak bisa kecuali cangkok

mata. Cangkok mata kan biayanya juga besar

banget kan kak. Sedangkan beliau ini memang

single parent, anaknya dua jadi ya udahlah

lebih baik gini aja. Terus ada temennya yang

ngasih tau itu orang Ambon kok itu pak siapa

Ambon putih, terus sembuh. Aku pas tahu itu

kan udah lama temennya mamaku itu nggak

ikut kegiatan gereja, ketika sembuh itu lah dia

ikut kegiatan gereja terus ketemu lagi terus

cerita ada bapak ini dan itu sudah mendekati

aku berangkat kuliah. Jadi sekitar seminggu

sebelum aku berangkat kuliah tu lho kak. Di

situ tu rame banget tu lho kak, akhirnya aku

ke situ dikasih tahu penyakitku tu apa aja

terus ada pantangan lagi terus aku stop

pantangannya suster Imeldi, aku ikut

pantangannya itu tapi sebenarnya

pantangannya emang nggak beda jauh. Nah

terus katanya silakan kembali lagi 10hari lagi

sedangkan 7 hari lagi tu aku udah berangkat

ke Jogja, jadi setelah itu aku kayak bener-

bener aku kan jarang pulang kan karena

insadha dan sebagainya jadi nggak pernah

kesitu lagi. Nih aku juga baru inget lagi nih kak.

Kalau misalkan itu aku lebih percaya kayak

gitu sih kak dan apalagi aku ada bukti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

nyatanya bener-bener temannya mamaku

buta terus bisa lihat. Jadi aku lebih termotivasi

untuk penyembuhan-penyembuhan yang

sifatnya spiritual dibanding yang fisik gitu.

Okee terus kamu juga kan berdoa itu setiap

apa? Dulu sih malem, setiap hari itu dulu.

Sekarang aku udah jarang doa (tertawa). Tapi

dulu di asrama tu mohon kesembuhan selalu

ada terselip dalam doaku setiap malam tu

pasti. Tapi karena sekarang aku nggak doa

kayak tiap malam tu cuman tanda salin terus

tidur. Tapi setiap aku ke Kerep atau Ganjuran

itu tetep ada aku mohon kesembuhan dan

mohon kekuatan untuk ini. Kamu selalu

menghindari foto fullbody? Enggak sih kak,

kadang. Aku tergantung yang motret. Aku kan

suka foto sendiri tu lho kak, kalau yang motoin

itu emang orangnya udah deket sama aku gitu

sih aku bodo amat. Tapi kalau kayak foto

bareng-bareng atau foto sendiri tapi kayak

orang lain yang motoin aku tu baru agak

sungkan gitu. Makanya kalau foto studio tu

pasti aku kayak kaku, bingung mau ngapain

karena kan nggak kenal pasti kayak risih gitu

kalau foto fullbody karena kan kalau kayak gini

dari depan aja kan kelihatan kanan kiri kita

beda jadi aku nggak PD di situ. Jadi mau

gimana-gimana tetep aja kelihatan.

Terus kamu belajar renang itu kapan? Belajar

Sebelumnya, M berdoa setiap

malam tetapi saat ini M mengaku

jarang berdoa. Saat ini M berdoa

untuk skoliosisnya hanya ketika

mengunjungi tempat ziarah

rohani.

M tidak selalu menghindari foto

yang menunjukkan seluruh

tubuhnya. Menurut M, jika yang

mengambil gambar adalah orang

yang sudah dekat maka M merasa

percaya diri. Tetapi ketika yang

mengambil gambar adalah orang

yang tidak dikenali, M cenderung

sungkan dan tidak percaya diri.

M mulai berenang sejak tahun

Berdoa setiap malam.

Intensitas berdoa

berkurang.

Menghindari foto

seluruh tubuh ketika

orang tidak dikenal

yang mengambil

gambar.

Berenang.

E8

E3

E6

P1

EFC

EFC

EFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

1144

1145

1146

1147

renangnya 2015, soalnya dulu aku bener-

bener nggak bisa renang dulu. Terus aku

selama dua minggu ini berarti setiap weekend

aku berenang. Sebelumnya berenang setiap

apa? Satu sampai dua bulan sekali sih kak.

Dari sekian cara yang kamu lakukan, yang

paling berpengaruh yang mana? Yang paling

berpengaruh tindakan yang aku lakukan

sendiri sih kak jadi kayak lebih ke yoga,

berenang sama jaga postur badan sama doa

sih walaupun udah jarang doa tapi tetep

tindakan yang paling berpengaruh ya yang

berasal dari aku sendiri. Lingkungan nggak

terlalu berpengaruh sih buat aku. Kalau yang

ke terapis itu aku percaya nggak percaya sih

kak kecuali yang ini yang ada doa-doa gitu aku

baru percaya. Kalau yang dipijit-pijit gitu

malah ngantuk.

2015. Dua minggu terakhir, M

berenang setiap akhir pekan.

Sebelumnya, M berenang satu kali

dalam satu sampai dua bulan.

Menurut M, cara yang paling

berpengaruh untuk mengatasi

tekanan skoliosisnya adalah

semua cara yang dilakukannya

sendiri seperti yoga, berenang,

menjaga postur tubuh, dan

berdoa. M merasa lingkungan

sekitarnya tidak terlalu

berpengaruh selain ahli spiritual.

Intensitas renang

bertambah.

Cara paling

berpengaruh yang

berasal dari diri sendiri.

P1

Internal

locus of

control

PFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Tabel Analisis Verbatim E

No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Nah terus dulu awal tahu skoliosis tu

gimana? Hmmm ini sih dulu kan sukanya kan

pakai baju kan lumayan ngepres badan gitu

kan terus dilihat sama tante kok bentuknya

kaya gitu gitu kan terus ini apa namanya itu

waktu itu masih di Jogja terus dipikir kaya

biasa aja gitu kirain karena jatuh itu terus

bengkak terus ke Pontianak kan pindah

ternyata sepupu juga ada yang kaya gitu.

Sepupu periksa duluan ternyata skoliosis,

terus aku kaya disuruh periksa juga ternyata

iya sama gitu. Periksanya ke dokter ya, terus

kata dokter gimana? Hmm gimana gimana

kak hehe Dikasih tahu derajatnya gitu?

Enggak sih Cuma dikasih tahu rontgenannya

terus dia bilang skoliosis. Ya udah deh hehe

lha mau gimana lagi haha Terus reaksimu

gimana? Gimana ya dulu ya..udah lama sih

itu dulu tu aku kaya ya diem aja sih kaya hah

skoliosis tu apaan gitu soalnya dulu nggak

ngerti juga kan cuman taunya di pelajaran

IPA, skoliosis tu tulang tu bengkok udah gitu

doang. Terus pas udah lama itu pas itu kan

waktu itu masih kecil gitu jadi nggak terlalu

kerasa terus udah makin lama itu udah agak

gede terus makin kerasa kayak sakit gitu

terus ya mulai ngerasa nggak enak gitu. Itu

Awal E menyadari skoliosis ketika

memakai baju ketat dan tante

melihat bentuk badan E seperti itu,

kemudian mengira itu adalah akibat

jatuh lalu bengkak. Setelah pindah

ke Pontianak, bertemu dengan

sepupu mengalami hal yang sama.

Sepupu periksa terlebih dahulu dan

didiagnosa bahwa skoliosis.

Kemudian E periksa dan ternyata

juga mengalami skoliosis.

Ketika periksa ke dokter, E hanya

diberi tahu hasil rontgen kemudian

dokter mengatakan bahwa E

mengalami skoliosis.

E hanya diam bertanya-tanya apa itu

skoliosis karena dulu tidak

mengetahui skoliosis, hanya pernah

tahu ketika pelajaran IPA bahwa

skoliosis adalah tulang yang

bengkok. Ketika masih kecil dulu

tidak terasa, semakin besar semakin

terasa sakit dan E merasa tidak enak.

E tidak memiliki banyak

pengetahuan tentang

skoliosis.

Semakin besar, E semakin

merasa tidak nyaman.

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

tahunya pas umur berapa? 12 SD atau SMP?

SMP kelas satu gitu Terus perubahan apa aja

sih yang kamu rasain? Apa ya ehmm

perubahan sih ya banyak sih kayak kan dulu

kan aku waktu SD itu kan ikut taekwondo kan

terus berhenti karena ujian terus waktu SMP

tu mau lanjut lagi cuman karena ini kan jadi

nggak bisa gitu lho terus kayak gimanaa gitu

rasanya kan kayak ya sedih iya, marah iya,

marah sama keadaan gitu cuman tu yaudah

terus gimana lagi (sambil tertawa kecil).

Terus juga kalau pakai baju tu kan nggak bisa

yang kayak ketat-ketat gitu lagi kan

sedangkan lihat temen tu kayak pakai baju tu

kok kayaknya apa aja bagus gitu kok kalau

aku yang make kayaknya aneh gitu. Jadi

waktu pas masih jaman-jaman umur-umur

remaja awal kan masih pengen yang kayak ya

ikut-ikutan tren itu ya gitu deh Jadi

perubahannya ada di penampilan ya..

Penampilan sama ya itu nggak bisa aktivitas

macem-macem itu. Contohnya? Ya itu tadi

kayak olah raga kan nggak bisa, terus apalagi

ya ya aku tu kan lumayan petakilan dulu,

dulu tu sukanya lari-lari ya paling jadi kalau

lari dikit tu capek terus sesak nafas gitu, terus

sering ini juga kalau kayak penampilan tadi tu

kan dulu kan baju olahraga waktu SMP

warnanya putih terus temenku tu ngelihat

E mengetahui dirinya mengalami

skoliosis ketika berumur 12 tahun.

Perubahan yang dirasakan E yaitu

tidak bisa melanjutkan mengikuti

taekwondo ketika SMP karena

skoliosis kemudian E merasa sedih,

marah dengan keadaan, tapi mau

bagaimana lagi. E mengatakan tidak

bisa mengenakan pakaian yang ketat

lagi. E melihat temannya yang

terlihat bagus mengenakan pakaian

apa pun, sedangkan jika E yang

mengenakan terasa aneh. Semasa

remaja awal E mengaku masih ingin

mengikuti gaya terbaru saat itu.

E tidak bisa olahraga. Sebelumnya, E

suka berlarian dan saat ini ketika lari

menjadi mudah lelah dan sesak

nafas. Ketika SMP, pakaian olahraga

E berwarna putih kemudian ada

teman E yang melihat dada E lebih

besar di salah satu sisi dan

mengatakan hal itu di depan umum.

E menyadari skoliosis

ketika remaja.

E merasa sedih dan marah

karena tidak bisa

melanjutkan kegiatan

taekwondo.

E tidak bisa mengenakan

pakaian ketat.

E iri pada teman yang

terlihat bagus mengenakan

pakaian apapun.

E suka mengikuti gaya

pakaian terbaru.

E tidak bisa mengikuti

olahraga.

E mudah lelah dan sesak

nafas.

Dada lebih besar di salah

satu sisi.

Dampak

psikis

Dampak

fisik

Dampak

psikis

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

kayak kok dadamu tu gede sebelah gitu, tapi

ngomongnya di depan umum gitu terus

kayak ya gitu lah Terus temenmu bilang

kayak gitu, gimana reaksimu? Aku belum

sempet ngomong apa-apa terus temenku

yang lain bilang kayak wei kamu tu nggak

sopan gitu haha tu kayak ya udahlah

terwakili hehe diem aja sih tapi Terus ada

kesulitan yang lainnya? Apa ya..contohnya

gimana ya kak? Mungkin berkaitan relasi

dengan orang lain atau dengan siapa atau

apa yang lainnya mungkin? Kalau relasi tu

waktu mulai SMA gitu kayak kan dulu kan

berapa kali pacaran gitu terus putusnya ya

gara-gara itu, kayak ya maklum lah

maskudnya masih remaja gitu tu kayak

pengen yang cowok ni pengennya dapet

cewek yang cantik apa segala macem gitu

kan terus begitu tahu aku kayak gini kayak

ngejauh gitu Itu mempengaruhi kamu? Iya

sih Terus kamu gimana waktu dijauhi itu? Ya

udah sih kak mau gimana lagi haha ya

soalnya aku lumayan nrimo sih walaupun

sempet kayak gimana gitu tapi tu ya udahlah

mau gimana lagi Jadi sekarang kamu bisa

menerima keadaan? Iya soalnya udah mau 8

tahunan gitu udah lama Terus apa aja sih

yang kamu lakuin untuk mengatasi

masalahmu itu? Oh kayak pengobatan gitu

E belum menjawab kemudian ada

teman lain yang mengatakan teman

yang sebelumnya tidak sopan

sehingga E merasa terwakili.

Masalah relasi yang dialami E ketika

SMA yaitu putus hubungan dengan

pacar karena skoliosis. E memaklumi

karena masih remaja, lelaki ingin

mendapatkan perempuan yang

cantik. Ketika mengetahui bahwa E

skoliosis, lelaki itu cenderung

menjauh.

Hal tersebut mempengaruhi E.

Ketika dijauhi, E berpikir mau

bagaimana lagi karena E cenderung

menerima walaupun merasa tidak

nyaman.

Saat ini, E bisa menerima keadaan

karena sudah delapan tahun

mengalami skoliosis.

E melakukan pengobatan seperti

E tidak menjawab karena

ada teman lain yang sudah

menjawab.

E putus hubungan dengan

pacar karena pacar tahu E

mengalami skoliosis.

E memaklumi sikap laki-laki

yang menjauhinya.

E pasrah menerima

keadaan ketika dijauhi.

Saat ini E bisa menerima

keadaan karena sudah

terbiasa.

Dampak

psikis

E7

E3

E7

Dampak

skoliosis

EFC

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

dulu sih ngapain ya pijet terus kayak

fisioterapi yang kayak ditarik-tarik apa gitu

terus ya itu doang sih kak soalnya kalau

kayak yang ke dokter yang apa sih namanya

yang kayak pakai brace, tahu brace ga sih kak

ya gitu kayak gitu kan ya mahal gitu kan ya

jadi enggak deh. Lagian lihat orang lain yang

pakai brace yang sepupuku tadi tu pakai

brace macem-macem pengobatan sampai ke

luar negeri itu tu kayak toh nggak ada

pengaruhnya juga tu lho jadi ya ya udahlah

Ke dokter berapa kali? Ke dokter cuma untuk

tahu itu aja Setelah itu nggak ada kontrol ke

dokter gitu? Enggak soalnya ya mengganggu

aktivitas sih cuman tu nggak mengganggu

banget tu lho paling kalau udah ngerasa

capek, sakit gitu istirahat terus baring gitu.

Cuman itu kalau misalnya baring itu harus di

kasur yang empuk gitu lho nggak bisa kayak

di lantai-lantai atau dimana disini

(memegang meja) gitu. Terus kalau yang

tukang pijet tadi, berapa kali kesana?

Berkali-kali sih cuman karena apa ya nggak

ada perubahan terus sakit juga kan terus

maksudnya dipijit itu sakit tu lho kayak nggak

ngira-ngira juga kalau tukang pijet itu ya

udah deh, lagian habis itu tu tukang pijet

langganan tu sakit gitu lho udah tua terus

sakit ya udah lah nggak lanjut lagi habis itu

pijat dan fisioterapi. Ketika ke

dokter, E harus menggunakan brace

yang mahal sehingga E tidak

melakukannya. E melihat sepupunya

yang menggunakan brace dan

melakukan berbagai macam

pengobatan sampai ke luar negeri

tetapi tidak ada perubahan sehingga

E memilih tidak melakukannya.

E pergi ke dokter hanya saat

pertama mengetahui saja.

Setelah itu, E tidak kembali ke dokter

karena E merasa skoliosis tidak

terlalu mengganggu aktivitasnya.

Ketika merasa lelah dan sakit, E

mengatasinya dengan beristirahat

dan berbaring di tempat tidur yang

tidak keras, tidak bisa berbaring di

lantai atau di tempat yang keras.

E berobat ke ahli pijat lebih dari satu

kali tetapi tidak ada perubahan dan

merasa sakit. Setelah itu, ahli pijat

yang sudah tua sakit sehingga E tidak

melanjutkannya.

E melakukan pijat dan

fisioterapi.

E tidak menggunakan

brace.

E tidak melakukan banyak

usaha pengobatan karena

melihat sepupunya.

E tidak pergi ke dokter

karena merasa skoliosis

tidak terlalu mengganggu

aktivitasnya

E mengatasi dengan

beristirahat dan berbaring

di tempat empuk.

E berobat ke ahli pijat lebih

dari satu kali tetapi tidak

ada perubahan sehingga

tidak melanjutkan.

P2

E6

E3

E3

P1

P2

E3

PFC

EFC

EFC

EFC

Problem

focused coping

Problem

focused coping

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

pijet. Itu pijet pas kapan?umur berapa? SMA

Selama berapa lama pijetnya tu? sampe

setahunan? Setengah tahun Terus kalau

yang ke fisioterapi itu kapan? SMP pas

waktu itu cuman pas main ke Jogja aja, waktu

itu di mana sih itu deket Taman Denggung sih

cuman udah tutup. Fisioterapinya dulu

rutin? Dulu sih cuman berapa hari gitu, jadi

habis itu latihan sendiri. Berapa kali dulu

fisioterapinya? Lebih dari dua kali yang jelas,

cuman lupa Habis itu latihan sendiri di

rumah? Hee kayak kan suruh ada kayak apa

sih itu yoga tapi bukan yoga ya gitu lah kak

stretching-stretching gitu. Sampai sekarang

masih? Hehehehehehe udah enggak sih

soalnya kan udah mulai kuliah udah mulai

lupa gitu kan capek terus kuliah kan perginya

pagi pulangnya malem terus udah capek di

rumah tidur. Jadi kamu berhenti melakukan

latihannya itu kapan? SMA mungkin..kalau

kuliah sih masih kadangkadang kalau pas selo

gitu, kalau pas inget hehe Seminggu sekali

gitu? Nggak selalu, seselonya, seingetnya.

Kadang diingetin mama juga gitu. Kalau pijet

tadi kamu bilang merasa nggak ada

perubahan gitu ya, kalau yang fisioterapi ini

ada perubahan nggak? Cuman ngurangi sakit

sih sebenernya kayak gitu tu Sakitnya

gimana sih? Kayak ditimpuk gitu ditimpuk

E pergi ke ahli pijat beberapa kali

selama setengah tahun ketika SMA.

E melakukan fisioterapi di Jogja

ketika sedang berkunjung ke Jogja

semasa SMP.

E melakukan fisioterapi hanya

beberapa hari kemudian

melanjutkannya sendiri.

E melakukan fisioterapi lebih dari

dua kali.

Setelah itu, E melanjutkan latihan di

rumah dengan gerakan seperti yoga,

stretching.

Saat ini E sudah tidak melakukan

latihan lagi karena sudah kuliah

mulai lupa dan lelah. Selama kuliah,

E pergi pagi dan pulang malam

sehingga lelah, di rumah hanya tidur.

E berhenti melakukan latihan ketika

SMA. Saat ini masih melakukan

hanya ketika waktu luang dan ketika

ingat. E tidak selalu melakukan

latihan satu kali dalam satu minggu.

Terkadang mama mengingatkan E.

Menurut E, latihan fisioterapi hanya

mengurangi rasa sakit.

Sakit yang dirasakan E seperti

E melakukan fisioterapi

lebih dari dua kali selama

beberapa hari kemudian

melanjutkan sendiri di

rumah.

E melakukan gerakan yoga

dan stretching.

E sudah tidak melakukan

gerakan terapi lagi.

E melakukan terapi hanya

ketika waktu luang dan

ketika ingat.

Orangtua mengingatkan E

untuk melakukan terapi.

Fisioterapi mengurangi

rasa sakit.

E merasa sakit dan pegal

P2

P1

E3

E3

SS ortu

Dampak

Problem

focused coping

Problem

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Sumber koping

Dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

pakai apa sih sesuatu yang keras banget terus

pegelnya tu nggak biasa tu lho Hmm

biasanya pegelnya gara-gara apa?

Sebenernya nggak ngapa-ngapain juga pegel

sih kak hehe cuman karena udah biasa ya

udah gitu. Kalau pas awal-awal tu kayak pas

mulai sakit tu kayak ya nggak enak lah kayak

belum terbiasa gitu kan kayak apaan sih

nggak enak gitu kayak pakai ya itu kayak

misalnya kalau pakai apa sih baju daleman

gitu kayak bra gitu jadi susah tu lho kayak

nggak pas tu lho ya itu terus kayak aneh gitu

sih Sekarang masih sering merasa sakit?

Masih hehe Terus sekarang gimana

ngatasinnya? Ya udah sih baring tiduran gitu

atau duduk, duduk nyandar. Hmm yang jelas

sih Cuma nggak bisa kayak lari, ngangkat

berat gitu. Cuman kadang akunya bandel sih,

kalau kayak iya kalau ngangkat berat itu kan

sebenarnya nggak boleh, cuman kan kalau

misalnya bawa laptop ke kampus gitu kan

harus sendiri ya jadi ya udah lah bawa aja,

sakit sakit aja gitu lho Terus kalau pas ke

kampus gitu terus sakit kan nggak ada kasur

gitu terus gimana? Ya sandaran di kursi

kayak gini (menyandarkan punggung ke kursi)

atau gimana gitu Kamu merasa skoliosis itu

gimana sih? Hmm iya jadi beban sih

sebenarnya Bisa diceritain? Ya sebenarnya

dipukul menggunakan benda yang

keras dan pegal yang dirasakan tidak

biasa.

Ketika awal merasa sakit karena

skoliosis, E merasa tidak nyaman. E

mengatakan kesulitan memakai bra,

E merasa tidak pas dan aneh.

E merasa masih sakit sampai saat ini.

Saat ini, E mengatasi rasa sakitnya

dengan berbaring atau duduk

bersandar. E tidak bisa berlari dan

mengangkat beban berat. Tapi E

memaksakan diri untuk mengangkat

beban meskipun sebenarnya tidak

boleh. Ketika harus membawa

laptop ke kampus, E membawanya

sendiri dan merasa sakit. Ketika

merasa sakit di kampus, E

mengatasinya dengan bersandar di

kursi.

E merasa skoliosis menjadi beban.

E merasa terganggu karena skoliosis

yang tidak biasa.

E merasa tidak nyaman

dengan keadaan skoliosis.

E kesulitan memakai bra

dan merasa tidak pas.

E merasa sakit sampai

sekarang.

E mengatasi sakit dengan

berbaring atau duduk

bersandar. E tidak bisa

berlari dan mengangkat

beban berat.

E memaksakan diri

mengangkat beban berat

meskipun merasa sakit.

E mengatasi sakit dengan

bersandar di kursi.

Skoliosis menjadi beban.

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

P1

Dampak

fisik

E6

P1

E6

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Problem

focused coping

Dampak

skoliosis

Emotion

focused coping

Problem

focused coping

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

terganggu sih kayak apa ya kan jadi

keseimbangan juga nggak bagus gitu kalau

naik motor suka goyang-goyang. Sebenarnya

aku juga nggak boleh naik motor naik apa

gitu sepeda motor gitu tu nggak boleh gitu

cuman ya karena memang harus kan ya udah

lah bodo amat sama dokter tu yang penting

apa ya aktivitas lancar aja gitu. Terus gimana

lagi ya kalau skoliosis itu kayak mengganggu

sih jelas kayak misalnya tidur aja itu kayak

bingung tu lho mau mposisiin diri padahal

cuman tidur doang gitu. Kalau aku kan kayak

bengkoknya ke kanan, jadi tu kalau misalnya

pas mau tidur ke kanan tu aku nggak bisa,

kayak sesek nafas gitu. Terus ee apa ya suka

sakit di bagian tulang ekor juga kan jadi tu

kalau pas baring tapi pas di tempat yang

keras gitu tu sering nggak bis bangun. Apalagi

kalau misalnya pas nginep kayak gitu tu

kadang bingung sendiri kalau udah kayak

gitu. Kamu skoliosisnya itu tulangnya bentuk

S gitu atau C? Dulu sih oh kan aku dua kali

rontgen, SMP sama SMA. SMP tu S tapi yang

atasnya doang yang gede, bawahnya nggak

terlalu. Begitu SMA gitu kayak gede atasnya

sama bawahnya sama tulang ekornya juga

Hmm pas SMA itu rontgen karena inisiatif

siapa? Aku pengen tahu aja gitu. Terus itu

berarti bengkoknya nambah atau

karena membuat keseimbangan E

terganggu ketika mengendarai

motor. Sebenarnya E tidak

diperbolehkan mengendarai motor,

tetapi karena memang harus maka E

tidak memedulikan saran dokter,

yang terpenting aktivitas berjalan

lancar. Skoliosis juga mengganggu E

ketika tidur, E bingung dengan

posisinya. Karena tulang belakang E

bengkok ke kanan, maka E tidak bisa

tidur menghadap ke kanan dan

ketika menghadap kanan akan sesak

nafas. E juga merasakan sakit di

bagian tulang ekor ketika berbaring

di tempat yang keras sehingga E

tidak bisa bangun. Ketika harus

menginap di tempat tidur yang

keras, E merasa bingung.

E melakukan rontgen sebanyak dua

kali. Ketika SMP, tulang belakang E

berbentuk S dengan lengkungan

besar di bagian atas dan lengkungan

kecil di bagian bawah. Setelah SMA,

lengkungan atas dan bawah besar

dan sampai pada tulang ekor. Ketika

SMA, E melakukan rontgen karena E

ingin tahu.

Keseimbangan E ketika

mengendarai motor

terganggu karena skoliosis.

E tidak diperbolehkan

mengendarai motor.

E tidak memedulikan saran

dokter.

Posisi tidur terganggu.

E mengalami sesak nafas

ketika posisi tidur miring ke

kanan.

Sakit di bagian tulang ekor.

E kesulitan tidur ketika

menginap di tempat yang

keras.

Rontgen sebanyak dua kali.

Lengkungan tulang

belakang E bertambah.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

E6

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Emotion

focused coping

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

berkurang? Nambah soalnya kalau skoliosis

tu rata-rata ya nambah sih berkurang tu

paling pas dinggak tahu diterapi-terapi apa

gitu tapi ujung-ujungnya kalau terapinya

berhenti ya nambah lagi biasanya. Cuman

kayak terapi tu kan mahal banget tu lho,

kayak satu bulan bisa berapa juta, berapa

puluh juta gitu maksudnya. Kayak yang di

jakarta tu kan yang sempet tutup apa ya itu

satu paket tu sampe 40 jutaan kalo nggak

salah. Satu paket itu tiap hari ketemuannya

cuman satu bulan doang atau berapa bulan

gitu. Itu sepupuku sih yang ikut itu, cuman

dia kayak nggak ada perubahan jadi kayak

nggak semangat gitu lho. Yaudah deh lagian

sampai dananya segede itu kan mendingan

beli motor nggak sih atau beli mobil haha

Terus gimana sih peran orang-orang di

sekitarmu? Kalau keluarga sih aku kan

deketnya gitu sama mama jadi mama tu

kayak yang ya udah lah diikhlasin toh masih

banyak yang lebih parah dari kamu tu

sepupumu lebih parah. Emang lebih parah

sih dia. Terus kayak ya bikin apa ya ngajarin

biar bersyukur gitu lho walaupun kayak gini

gitu kayak ya udahlah toh kamu masih bisa

gini masih bisa kayak gini yaudah ikhlasin aja

gitu sih. Hmm mamamu memberi perhatian

gitu karena kamu yang mencari perhatian

Lengkungan tulang belakang E

bertambah. Lengkungan akan

berkurang ketika melakukan terapi,

tetapi ketika berhenti melakukan

terapi maka lengkungan akan

bertambah. E mengatakan bahwa

biaya terapi mahal. Sepupu E

mengikuti terapi tetapi tidak ada

perubahan sehingga membuat E

tidak semangat mengikuti terapi

yang sama. E mengungkapkan dana

terapi yang besar lebih baik

digunakan untuk keperluan lain.

E dekat dengan mamanya dan

mamanya mengajak E

mengikhlaskan keadaan karena

masih banyak yang lebih parah dari

E. Mama E mengajarkan E untuk

bersyukur meskipun mengalami

skoliosis karena masih bisa

melakukan aktivitas biasa.

E sering mengeluh sakit dan tidak

nyaman kemudian mamanya

Biaya yang mahal dan tidak

adanya perubahan pada

sepupu E membuat E tidak

mau melakukan terapi.

Orangtua mengajak E

menerima keadaan dengan

melihat keadaan sepupu

yang lebih parah.

Orangtua mengajak E

bersyukur karena masih

bisa beraktivitas.

Orangtua mengajak E

E3

E1

E1

E1

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

mama atau dengan sendirinya mama

memberi perhatian? Kalau aku sih karena

waktu itu aku sering ngeluh tu lho kayak ih

kok gini sih kok sakit sih kok nggak enak sih

gitu kan terus kalau aku ngeluh tu biasanya

tu mamaku denger gitu. Soalnya kan sekamar

juga sama mama gitu. Terus itu mama

langsung kayak ya udah nggakpapa didoain

aja atau gimana gitu soalnya keluargaku juga

yang kayak agamanya lumayan gitu lho.

Terus yang dulu berinisiatif ke tukang pijet,

fisioterapi gitu siapa? Mama juga sih,

soalnya mama tu juga tahu-tahu dari kayak

itu tante yang anaknya juga itu skoliosis itu

terus kayak tahu dari orang-orang lah gitu

nggak tahu dari mana hehe Sekarang kamu

masih merasa sedih karena skoliosis itu

nggak? Udah enggak sih Nah dulu kan pas

tahu kamu kan merasa sedih, terus gimana

sih ceritanya dari merasa sedih sampai

sekarang udah bisa nggak sedih lagi? Ehmm

udah lupa sih kan udah lama juga ya jadi

kayak pas awal tu nggak bisa nerima aja sih,

sedih, marah, kecewa kok kayak kok cuman

aku gitu lho maksudnya kok nggak hehe ya

kejem sih maksudnya kok nggak saudara-

saudaraku yang lain gitu, kok aku gitu lho

terus kok kayak padahal mama papaku

enggak kok aku iya gitu kan. Terus temen-

mendengar dan mengajak E supaya

berdoa untuk skoliosis yang dialami

E.

E mengatakan bahwa yang memiliki

insiatif untuk berobat ke ahli pijat

dan fisioterapi adalah mamanya.

Mama E mencari informasi dari

orang lain.

Saat ini E tidak merasa sedih karena

skoliosis.

Ketika tahu mengalami skoliosis, E

tidak bisa menerima, sedih, marah,

dan kecewa mengapa hanya E yang

mengalami sedangkan saudara-

saudara dan orangtuanya tidak

mengalami. Teman-teman E juga

tidak ada yang mengalami skoliosis.

Kemudian semakin lama, teman-

teman E memberi dukungan pada E

berdoa untuk skoliosis.

Orangtua E mencari

informasi pengobatan.

E tidak sedih akibat

skoliosis.

Tidak menerima keadaan

dengan sedih, marah dan

merasa kecewa.

Teman-teman SMP

memberi dukungan dengan

SS ortu

E7

E6

SS teman

focused coping

Sumber koping

EFC

EFC

Sumber koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

temenku juga enggak kok aku gini gitu.

Cuman lama-lama kayak mungkin karena ini

juga sih temen-temenku tu yang kayak ya

udah sih may gitu doang maksudnya lu nggak

sampe kanker apa kayak gitu kan ya udah sih

gitu maksudnya kayak temen-temen juga

ngasih semangat gitu walaupun caranya

kasar sih soalnya temen-temenku kan juga

orangnya tu tipenya yang kasar-kasar gitu tu

lah. Terus temen ngasih semangat, juga terus

makin lama tu ya makin oiya pas kuliah itu

kan kayak aku ketemu beberapa orang yang

juga skoliosis gitu bahkan yang kayak temen

seangkatanku yang pakai kursi roda itu. Aku

sih sebenernya pas ngelihat dia tu yang kayak

wah dia aja bisa gitu semangat gitu kuliah.

Dia tu juga nilainya tu tinggi banget gitu kan,

kok kayaknya dia semangat banget kok aku

nggak bisa gitu ya udah. Ya sebenernya tu

aku kayak mencontoh dari dia gitu lho dia tu

kelihatannya bahagia, kelihatannya sih tapi

tu kayak ya kelihatannya udah nerima gitu

dan aku waktu aku ngajak ngobrol dia sih

kayak awalnya kan kita nggak deket, cuman

tahu nama. Terus aku kayak e nyapa duluan

terus kayak oiya kamu skoliosis ya, terus dia

kayak iya kenapa, terus aku bilang aku juga.

Habis itu mulai deh ngobrol-ngobrol itu.

Terus ya kayak ngasih semangat aja sih sama-

karena yang dialami E tidak separah

penyakit kanker. Teman-teman E

memberi semangat dengan cara

kasar karena memang karakter

teman-temannya yang kasar.

Kemudian ketika kuliah, E bertemu

dengan beberapa orang yang

mengalami skoliosis juga. E melihat

teman lain yang mengalami skoliosis

bersemangat dan nilainya tinggi. E

mencontoh temannya tersebut yang

terlihat bahagia dan menerima

keadaan. Awalnya E tidak dekat

dengan temannya tersebut, lalu E

menyapa dan mulai berbincang-

bincang dengan temannya. Ketika

berbincang-bincang, E dan temannya

sama-sama memberi semangat.

Kemudian ada teman lain lagi yang

mengalami skoliosis. Setelah tahu

ada teman yang mengalami skoliosis,

E menjadi lebih semangat.

mengatakan bahwa

penyakit E tidak separah

kanker.

E memiliki teman yang

mengalami skoliosis

sehingga membuat E

bersemangat karena

merasa tidak sendiri.

Saling memberi semangat

dengan teman yang

mengalami skoliosis.

E5

E1

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

sama gitu. Terus ada juga tu temen

seangkatan yang lain juga. Karena ada temen

gitu jadi lebih sejak kuliah sih jadi makin itu

semangat. Pernah merasa bermasalah

banget karena skoliosis ini? Pernah sih

cuman lupa gimana. Maksudnya pernah sih

pas SMA gitu kayak oh ya SMA itu kan aku

sibuk banget yang kayak full day school sih

kayak masuknya setengah tujuh, pulangnya

setengah empat gitu. Itu kan capek banget

gitu, mana dari senin sampai jumat, sabtunya

ekskul gitu kan. Nah terus ini kayak badan tu

nggak kuat tu lho. Aku lihat kayak temen-

temen tu masih pada kuat gitu paling capek

yang cuman ngantuk apa gitu, cuman kok aku

sampai kadang-kadang sesek nafas gitu

sampai aku sering ke UKS sih waktu SMA itu

Cuma buat baring terus kayaknya tu ngelihat

temen-temen yang kayaknya lebih sehat kuat

gitu tu kayak ee iri sih sebenernya terus ya

itu bikin makin down aja. Pas SMA sih sering

down. Terus gara-gara ini juga kan dulu tu

nggak bisa ikut PMR. Aku kan dulu ikut PMR

Cuma karena makin sakit tu jadi ya udah lah

gitu, terus mamaku juga kayak ngelarang gitu

kalau kegiatan yang fisik-fisik gitu, karena ini

juga. Apa aja sih yang dilarang? Apa ya

setahuku itu aja sih Ada olahraga yang

dilarang? Sebenernya semua olahraga tu

E pernah merasa sangat terganggu

dengan skoliosisnya. Ketika SMA, E

sangat sibuk karena masuk sekolah

pukul tujuh dan pulang sekolah

pukul setengah empat sore. Hal itu

membuat E merasa sangat lelah

karena menjalani kegiatan tersebut

setiap Senin sampai Jumat,

kemudian hari Sabtu mengikuti

ekstrakulikuler. E melihat teman-

temannya kuat sedangkan ia merasa

tubuhnya tidak kuat hingga

terkadang mengalami sesak nafas

dan membuat E sering ke UKS untuk

berbaring. E merasa iri dengan

temannya yang sehat dan membuat

E semakin terpuruk. Ketika SMA, E

sering merasa terpuruk. Skoliosis

juga membuat E tidak bisa

melanjutkan kegiatannya di PMR.

Mama E juga melarang kegiatan E

mengikuti kegiatan-kegiatan yang

melibatkan fisik.

Sebenarnya E tidak boleh melakukan

semua jenis olahraga kecuali yoga

Kegiatan sekolah yang

padat membuat E merasa

sangat lelah dan

mengalami sesak nafas.

E iri dengan temannya yang

sehat sehingga E terpuruk.

E tidak bisa mengikuti

kegiatan PMR.

Orangtua E melarang E

mengikuti kegiatan fisik.

E hanya boleh melakukan

olahraga yoga khusus

Dampak

fisik

Dampak

psikis

Dampak

fisik

SS ortu

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Faktor koping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

nggak boleh, cuman kayak apa sih yogayoga

yang memag untuk skoliosis tu boleh sih.

Cuman kalau olahraga yang lari-lari apa

segala macem gitu nggak boleh kayak

bulutangkis lah apa segala macem. Yang

melarang siapa? Dari dokter juga maksudnya

memang nggak boleh tu lho soalnya kalau

aku kayak gitu sekali tu langsung kerasa tu

lho kayak sakit terus sesak nafas gitu. Paling

nggak enak tu sebenernya sesak nafasnya tu

sih. Untungnya nggak perlu sampai oksigen

gitu sih. Soalnya ini kan bentuk tulang tu

kayak mempengaruhi paru-paru sama

jantung tu lho nah itu jadinya kayak

bentuknya udah beda jadi fungsinya kan

kayak apa ya kayak terhambat, terbatasi ya

gitu lah haha ruangnya kan jadi ketekan gitu

kan ya gitu lah Terus siapa lagi yang

berperan dalam mengatasi masalahmu itu?

Pacar sih, mantan hehe ee jadi itu kan SMA

kelas berapa sih waktu itu kelas 11 ya kelas 2

itu aku kan punya pacar gitu terus ya itu

sama dia tu aku sering cerita-cerita itu kayak

kan waktu itu aku masih merasa yang rendah

diri banget lah aku tu yang kayak gini gitu

kan. Terus dia tu kayak yang ya udah sih

nggakpapa maksudnya kayak ndukung gitu

lah pokoknya dengan gimana caranya dukung

lah gitu. Pokoknya ya gitu, ya karena dia

khusus untuk skoliosis.

Dokter tidak memperbolehkan E

melakukan olahraga selain yoga

khusus skoliosis. Ketika E melakukan

olahraga, E merasa sakit lalu sesak

nafas sehingga membuat E merasa

tidak nyaman. Bentuk tulang E yang

bengkok mempengaruhi paru-paru

dan jantung. Bentuk tulang yang

berbeda membuat fungsi jantung

dan paru-paru terhambat dan

terbatas karena rongga menjadi

tertekan.

Mantan pacar E juga berperan dalam

mengatasi masalah E. Ketika kelas

dua SMA, E memiliki pacar. E sering

bercerita pada pacarnya ketika E

merasa rendah diri. Lalu pacar E

mendukung E dengan berbagai cara

sebagai pacar sehingga membuat E

merasa diterima.

skoliosis.

Dokter hanya

memperbolehkan E

melakukan olahraga yoga.

E merasa sakit dan sesak

nafas sehingga tidak

nyaman.

Fungsi jantung dan paru-

paru terhambat.

Mantan pacar mendukung

dengan mendengarkan

cerita, menenangkan, dan

membuat E merasa

diterima.

E merasa rendah diri

karena bentuk tubuhnya.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

E1

Dampak

psikis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Emotion

focused coping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

dukung juga maksudnya sebagai kan dia

dukung sebagai pacar jadi kayak ngerasa

dierima gitu lho merasa ada yang nerima jadi

ya gitu sih. Terus ada lagi selain itu? Apa ya

paling itu sih soalnya aku jarang cerita sama

temen-temenku ya gitu. Soalnya dulu waktu

SMA eh SMP itu kan aku nggak pernah ikut

olahraga terus kalau ditanya kenapa itu aku

cuman jawab anemia. Memang anemia sih

tapi nggak separah itu, cuman memang

anemia. Tekanan darahku nggak pernah di

atas normal, jarang normal malahan.

Biasanya di bawah normal. Peran dari

keluarga selain mama ? Hmm apa ya nggak

begitu ini juga sih soalnya, nggak begitu

deket juga sama keluarga tu lho Sama adik-

adik? Enggak sih, paling ya mereka tu Cuma

kayak bilang ya udah nggakpapa toh masih

bisa gini masih bisa gini gitu lho kayak

diajarin untuk ngelihat yang lebih kondisinya

lebih buruk dari aku gitu aja sih kalau

keluarga. Kalau sekarang masih merasa

kecewa nggak menerima gitu nggak? Kadang

sih itu ketika misalnya aku lagi capek banget

terus lagi kuliah kan juga stres ya kak ya terus

itu kan udah down terus inget kok kayak

misalnya ngelihat temen tu kayak ini aktif

banget gitu kok aku nggak bisa gitu jadi kayak

down juga sih tapi ya karena ada temen lagi

E jarang bercerita pada teman-

temannya. Ketika SMP, E tidak

pernah mengikuti pelajaran

olahraga. Jika ada teman E yang

bertanya, E hanya menjawab bahwa

ia anemia. Tekanan darah E tidak

pernah di atas angka normal, bahkan

tidak pernah mencapai angka

normal, selalu di bawah normal.

E tidak terlalu dekat dengan anggota

keluarga yang lain.

Adik-adik E memberi dukungan

dengan mengajak E melihat orang

lain yang kondisinya lebih buruk.

Saat ini ketika sedang merasa lelah

dan stres karena kuliah, E merasa

terpuruk dan ingat melihat

temannya yang sangat aktif

sedangkan E tidak bisa. Tetapi E

memiliki teman yang cukup dekat

menderita anemia dan merasa

E tidak pernah mengikuti

pelajaran olahraga.

Adik-adik E memberi

dukungan pada E dengan

mengajak E mensyukuri

keadaannya.

E merasa terpuruk karena

tidak bisa aktif berkegiatan.

Dampak

fisik

SS

saudara

Dampak

psikis

Dampak

skoliosis

sumber koping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

yang kan aku punya temen cukup deket

kuliah ini jadi dia tu sama-sama anemia,

sama-sama ya itungannya lemah lah gitu jadi

kayak dia tu bilang yaudah sih sadar diri aja

kamu nggak sekuat yang lain gitu toh aku

juga, ngelihat tu orang yang kayak aku atau

di bawahku gitu. Jadi kamu ada perasaan

menolak? Menolak tu iya sih pas masih

remaja awal lah gitu itu kayak kan dulu kan

nggak boleh ini nggak boleh itu nah itu aku

tetep bandel yang kayak ini aku bisa kok aku

masih bisa kok kayak olahraga yang berat-

berat gitu tetep aja dicoba gitu kak. Aku

masih bisa kok aku masih bisa kayak ikut

PMR itu kan sebenernya juga kayak bentuk

penolakanku terhadap kondisi gitu kayak itu

kan PMR kan aktivitasnya berat, terus aku

masih maksain diri kayak aku bisa aku bisa

kok, eh lama-lama ya udah lah ternyata

memang nggak bisa gitu, dan itu kayak

terpaksa harus menerima gitu. Ada bentuk

lain yang kamu lakukan untuk mengatasi

masalahmu selain yang udah kamu ceritain

tadi? Mungkin aku larinya ke ini kali ya..kayak

aku kan suka baca novel atau funfiksi gitu

kayak cerita-cerita buatan orang gitu. Ya aku

suka baca cerita-cerita gitu jadi kayak buat

ngelupain aja gitu. Kayak pelarian gitu. Ada

yang lain lagi? Emm apa ya aku tu kayak

sama-sama lemah mengajak E untuk

menyadari bahwa memang

kemampuan tubuhnya tidak sekuat

teman-teman lain dan mengajak E

melihat orang-orang yang lebih

terpuruk.

E pernah menolak keadaan ketika

masa remaja awal karena banyak

tidak diperbolehkan dalam beberapa

hal, tetapi E tetap melakukannya

karena E merasa masih mampu. E

mengikuti PMR sebagai bentuk

penolakannya terhadap kondisinya.

E memaksakan diri mengikuti PMR

yang memiliki aktivitas berat karena

merasa mampu, tetapi semakin lama

E merasa tidak mampu sehingga

memaksa E untuk menerima

keadaan.

E suka membaca novel dan kisah

fiktif untuk melupakan keadaan

sebagai pelariannya.

E melakukan perilaku koping dengan

pelarian pada hal-hal lain seperti

Teman E mengajak E untuk

menyadari kapasitas diri.

E tetap melakukan

beberapa hal yang tidak

diperbolehkan.

E mengikuti PMR sebagai

bentuk penolakannya.

Terpaksa berhenti

mengikuti PMR karena

kodisi tubuh semakin

lemah.

E membaca novel dan kisah

fiksi sebagai bentuk

pelarian.

E1

E6

E6

E7

E4

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

EFC

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

kalau kopingnya tu dengan pelarian ke hal-

hal lain gitu lho kayak jadi mungkin nyari

temen gitu maksudnya nyari temen yang bisa

bikin aku lupa kan. Kayak temen nongkrong

atau temen nonton bareng, kan aku suka

kayak animasi anime anime itu kartun-kartun

Jepang gitu. Nah terus nyari temen buat

nonton bareng ke festival bareng gitu. Jadi ya

nggak begitu inget sama masalah sendiri gitu.

Soalnya kalau pas lagi sendiri tu jadi keinget

tu lho. Apalagi pas jaman SMA ya gitu. Hmm

kamu baca funfik itu seberapa sering?

Hehehehe setiap ada waktu luang dan ada

kuota dan ada batre Terus kalau yang

anime? Itu seringnya pas SMA sih jadi kayak

kan aku kan sukanya yang kayak genrenya

fantasi gitu fantasi atau supernatural gitu

yang ya pokoknya apa ya nggak sesuai

dengan kehidupan sehari-hari gitu jadi kayak

bikin berkhayal lebih gitu jadi kayak itu buat

ngelupain aja gitu. Berarti yang funfik itu

hampir setiap hari? Setiap hari hehe bukan

hampir setiap hari tapi memang setiap hari

hehe Ada cara yang lain lagi? Apa ya..ahh

kalau apa SMA itu aku sekalian juga dulu tu

aku ngeband sama sering ikut nyanyi, lomba

nyanyi gitu. Sebenernya kayak gitu tu pas

latihannya itu tu kayak biar nggak sendiri tu

lho kak. Ya gitu, pokoknya menghindari

mencari teman untuk pergi

nongkrong atau menonton bersama

supaya bisa melupakan bebannya. E

juga suka mencari teman untuk pergi

ke festival anime supaya lupa

dengan masalahnya. Ketika E sendiri,

E mudah teringat dengan

keadaannya.

Setiap ada waktu luang dan fasilitas

internet, E membaca kisah fiksi.

E menyukai genre anime fantasi atau

supernatural yang tidak sesuai

kehidupan sehari-hari untuk

membuat E berkhayal sehingga E

lupa dengan masalahnya.

E membaca kisah fiksi setiap hari.

Ketika SMA, E aktif mengikuti band,

menyanyi dan lomba bernyanyi yang

memerlukan waktu untuk latihan

sehingga E bisa menghindari

kesendirian.

Pergi nongkrong atau

menonton bersama untuk

melupakan beban.

E mencari teman

menonton festival anime

untuk melupakan masalah.

E membaca kisa fiksi setiap

waktu luang.

E menyukai jenis anime

yang membuat E berkhayal

sehingga lupa dengan

masalah.

E aktif mengikuti band dan

menyanyi untuk

menghindari kesendirian.

E4

E4

E4

E4

E4

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

sendiri aja sih kalau dulu tu. Soalnya kalau

sendiri pasti lupa eh pasti inget gitu. Skoliosis

tu seberapa berpengaruh sih dalam

kehidupanmu? 80%an mungkin atau 90

karena ya itu jadi susah gerak, terus temen-

temen juga ngelihatnya kayak gimana gitu,

terus ngelihat diri sendiri di kaca tu kayak

nggak PD, terus apa ya intinya ya itu sih jadi

susah gerak gitu maksudnya kayak ngelihat

orang lain kok bisa terus aku nggak bisa

kayak fisik. Kan aku kan orangnya orientasi

sama fisik juga sih dari lulu hehe kayak

kegiatan-kegiatan fisik tu dulu waktu masih

apa sih itungannya waktu masih sehat ya itu

hehehe waktu masih belum skoliosis tu kayak

sering banget aktivitas fisik kayak taekwondo

itu tadi terus ya gitu lah Terus ada cara yang

lain lagi? Mendekatkan diri ke Tuhan

mungkin? Mungkin itu pas udah SMA akhir

sih soalnya aku sempet yang kayak apaan sih

Tuhan tu nggak ini Tuhan tu jahat sama aku

kayak Tuhan tu nggak adil sama aku

pokoknya yang kayak penyangkalan-

penyangkalan sama Tuhan gitu sempet sih

cuman mungkin pas kelas 3an SMA baru

mulai kayak yang mencoba mendekatkan diri

pada Tuhan. Itu mendekatkan diri ke Tuhan

karena skoliosisnya? Skoliosis jadi salah satu

penyebabnya sih..masalah lain tu apa ya

Skoliosis berpengaruh sebanyak 80-

90% terhadap kehidupan E karena E

merasa susah bergerak, teman-

teman melihat E dengan aneh, E

melihat diri sendiri di cermin dan

merasa tidak percaya diri. E melihat

orang lain mampu tetapi E tidak

mampu secara fisik. E mengaku

selalu berorientasi pada fisik seperti

menyukai kegiatan-kegiatan

berkaitan dengan fisik (taekwondo).

Ketika SMA, E sempat merasa Tuhan

jahat dan tidak adil. E mengaku

seperti melakukan penyangkalan-

penyangkalan pada Tuhan. Lalu saat

kelas tiga SMA E mulai mendekatkan

diri pada Tuhan.

E merasa susah bergerak.

Merasa tidak percaya diri

karena teman memandang

dengan aneh.

Tidak menerima keadaan

dengan menyalahkan

Tuhan.

Mendekatkan diri pada

Tuhan.

Dampak

fisik

Dampak

psikis

E6

E8

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

mungkin dulu tu yang kayak udah mau ujian

jadi minta sama Tuhan kayak biar belajarnya

gampang, tapi sekalian juga yang skoliosis ini

dibawa doa gitu sih. Kalau masalah lain apa

ya lupa sih udah lama kak soalnya Tadi kamu

cerita kalau menghindari sendiri kan, terus

pernah terpaksa tetep sendiri nggak?

Pernah Terus gimana caramu mengatasi itu?

Ya funfikan itu kak hehehe baca-baca novel

lah kayak gitu pokoknya biar menghindari

pikiran yang apa ya mengarah pada itu

maksudnya mikirin itu gitu. Jadi kalau kayak

baca novel, funfik, nonton-nonton gitu kayak

gitu kan bikin lupa sama masalah gitu lho.

Pokoknya pengalihan lah gitu Caramu itu

ngefek nggak sih? Ehmm sebenernya

ngefeknya buat ini sih kayak biar nggak

terlalu inget aja sih biar nggak terlalu apa ya

inget sama masalah sendiri gitu. Cukup

meredakan masalah yang kamu alami?

Lumayan sih buktinya sampai sekarang masih

tu lho maksudnya masih baca-baca itu masih

bertahan dari SMP sih. Soalnya itu awalnya

tu Cuma dikenalin sama temen itu kan lama-

lama ketagihan juga tu lho. Padahal dulu tu

temen Cuma iseng ngenalin tu lho kayak ini

lho yang namanya fun fiksi gitu terus baca

kok beda banget sama yang ..itu kan

biasanya berdasarkan apa sih kalau aku tu

Skoliosis menjadi salah satu alasan E

lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

Ketika E terpaksa sendiri, tidak ada

teman yang bisa menemani maka E

membaca kisah fiksi atau novel

untuk menghindari pikiran yang

mengarah pada bebannya.

Membaca novel, kisah fiksi dan

menonton bisa membuat E

melupakan masalahnya.

Cara-cara yang dilakukan E lebih

berdampak agar E tidak mengingat

masalahnya.

Cara yang dilakukan E cukup

meredakan masalah karena sampai

saat ini cara tersebut masih

dilakukan sejak E masih SMP. E

mengenal kisah fiksi ketika SMP oleh

temannya kemudian E tertarik.

E membaca novel atau

kisah fiksi untuk

menghindari bebannya.

E4

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

kayak berdasarkan satu judul anime gitu

misalkan kayak naruto gitu. Nah itu kalau

funfiksi tu kayak orang bikin cerita tapi pakai

tokohnya naruto tapi tu e ini beda beda

alurnya beda, kayak bisa jadi anak sekolah

atau apa gitu ah macem-macem gitu lah Jadi

itu dari SMP sampe sekarang ya? Sampe

sekarang hahaha Terus menurutmu, orang

yang paling berpengaruh terhadap kamu itu

siapa? Mantan hahaha soalnya dia juga lama

tu lho sama aku pacarannya itu dari kelas 11

itu sampai 2 hari yang lalu hehe Ohh terus

masih memberi dukungan sampai sekarang?

Emm iya maksudnya kayak misalnya aku

cerita aku capek nih hari ini ya gini-gini gitu,

oh iya semangat ya gitu. Ada dukungan

khusus terkait skoliosismu itu nggak?

Enggak soalnya aku juga jarang bahas sih

cuman kayak ya aku capek maksudnya badan

kayak gini ni susah gitu. Palingan dia juga

kayak yaudah tidur gitu. Ya itu sih kalau

capek gitu paling disuruh tidur sih

maksudnya emang enaknya tidur Kamu ada

keinginan buat kontrol lagi?atau terapi gitu?

Sebenernya itu masalah duit sih kak, kadang

tu duitnya mendingan buat beli bensin, beli

makan gitu soalnya kan aku orangnya

pemakan juga hahaha Kamu suka cari info

tentang pengobatan gitu nggak?browsing-

Orang yang paling berpengaruh

dalam kehidupan E adalah mantan

pacar E karena mereka menjalin

hubungan cukup lama.

Hingga saat ini, mantan pacar E

masih memberikan semangat pada

E.

E jarang membahas skoliosis secara

khusus dengan mantan pacarnya,

tetapi E mengeluh tentang keadaan

tubuhnya. Kemudian mantan pacar E

menyuruh E tidur ketika E mengeluh

lelah.

E tidak ingin kontrol atau terapi ke

dokter karena masalah biaya.

Menurut E, lebih baik biaya

digunakan untuk hal lain.

Orang yang paling

berpengaruh adalah

mantan pacar E.

Mantan pacar E memberi

semangat dengan

menerima keluhan E.

Mantan pacar E

mendukung dengan

memberi solusi.

E tidak kontrol ke dokter.

E1

E1

E3

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

browsing gitu? Enggak hehe males kak kayak

gimana ya mau diapain juga kayak gini tu lho

soalnya kan baca artikel pas dulu itu kan

kayak kemungkinan sembuh banget tu 0%

gitu, paling cuman makin kecil tapi nggak bisa

sembuh banget gitu. Ngelihat yang udah

diterapi sampai pakai brace mahal-mahal

maksudnya brace yang ini lho kak yang baru

yang tekhnologi baru ya itu lah itu kan mahal

banget ya tapi itu nggak begitu sampai

sembuh banget gitu ya udah lah nanti aja

kalau ada duit gitu haha walaupun nanti

udah ada duit umurnya udah segitu haha

terus kalau cewek kan kalau misalnya nanti

hamil gitu tu jadi gimana gitu nggak sih,

cuman dulu sih mamaku pernah cerita

temennya itu ada yang skoliosis juga S gitu

terus dia itu hamil punya anak ya lancar-

lancar aja tu lho. Masalah mungkin ada sih

maksudnya lebih berat dari hamil yang

perempuan biasa cuman tu nggak separah

itu.

E tidak pernah mencari informasi

pengobatan skoliosis karena E

merasa malas. E pernah membaca

artikel yang menjelaskan bahwa

kemungkinan sembuh dari skoliosis

0%. E melihat orang lain yang

menggunakan brace dengan biaya

mahal tetapi tidak bisa sembuh. Hal

tersebut membuat E menunda

melakukan terapi tersebut hingga

ada biaya. E merasa aneh dengan

perempuan yang mengalami

skoliosis karena akan kesulitan

ketika hamil. Tetapi E pernah

mendengar cerita dari mamanya

yang memiliki teman mengalami

skoliosis dan bisa memiliki anak

tanpa hambatan. E mengira ada

masalah pada perempuan yang

mengalami skoliosis ketika hamil

yaitu lebih berat daripada

perempuan normal.

E malas mencari informasi

pengobatan skoliosis

karena yakin tidak akan

sembuh.

E3 Emotion

focused coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Tabel Analisis Verbatim YL

No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Sebelumnya maaf, kalau boleh tau tempat

tanggal lahirnya di? Bajak, 9 Januari 1998

Aslinya dai Bengkulu ya? Iya Bengkulu Berarti

di sini karena kuliah aja jadi tinggal di Jogja?

Iya hee hehe Sekarang usianya berapa ya? 19

Terus sekarang kegiatannya selain kuliah apa?

Nggak ada Cuma kuliah aja Nggak ada kegiatan

lain? Kepanitiaan atau apa? Enggak Dulu

awalnya tau skoliosis gimana sih? Dulu pas ee

SMP kan masih suka pakai baju yang ketat gitu

jadi cuman dilihat kok ada beda ee ya tulangnya

beda terus baru diperiksa ke dokter. Ya udah

pas diperiksa ke dokter rontgen ya itu nyatain

skoliosis. Hmm waktu itu derajatnya berapa?

Masih belum sampai 30 derajat , masih 25an

atau 20 pokoknya masih 20an derajat. Itu siapa

yang inisiatif ke dokter? Aku sendiri sama

orangtua. Waktu itu dokter bilang gimana? Itu

katanya itu tulangnya kela..ada kelainan pada

tulangnya. Itu bisa akibat jatuh atau akibat

duduk atau bawaan lahir. Tapi kalau akibat

jatuh bisa pas baru kena tu sakit tapi pas itu

enggak posisinya nggak sakit. Mungkin itu

kelainan emang kelainan tulangnya atau dari

gen tapi pas udah diteliti dari gen yang

sebelumnya emang nggak ada keturunan

skoliosis. Waktu tahu kamu skoliosis, reaksimu

YL berusia 19 tahun.

Kegiatan YL saat ini hanya kuliah.

Awalnya, YL mengetahui skoliosis

karena mengenakan baju ketat dan

tulang terlihat berbeda, lalu ke dokter,

melakukan rontgen dan dinyatakan

skoliosis dengan kelengkungan sekitar

20 derajat.

YL dan orangtuanya berinisiatif ke

dokter kemudian dokter mengatakan

bahwa terdapat kelainan pada tulang

YL yang bisa disebabkan karena jatuh

atau posisi duduk atau keturunan.

Tetapi YL merasa tidak sakit dan tidak

memiliki riiwayat keturunan skoliosis.

YL terkejut karena tidak memiliki

YL mengetahui skoliosis

dengan kelengkungan

sekitar 20 derajat

setelah ke dokter dan

melakukan rontgen.

Berinisiatif ke dokter.

Dokter memperkirakan

penyebabnya adalah

jatuh atau posisi duduk

atau keturunan.

Penyebab skoliosis yang

dialami YL bukan karena

jatuh atau keturunan.

Reaksi YL ketika tahu

Penyebab

skoliosis

idiopatik

Penyebab

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

gimana? Ya gimana ya..ya udah gitu aja sih

Kaget atau gimana gitu? Yaaa kaget kok bisa

gitu kan keturunan juga nggak ada, faktor

kecelakaan juga enggak tapi ya kaget kok tiba-

tiba bisa skoliosis Terus gimana lagi? Hmm

Sedih atau marah? Enggak Biasa aja? Heem

heheh Sebelumnya tau tentang skoliosis

nggak? Belum. Pas ke dokter kan baru tau

skoliosis tu ini ini ini ini terus ya browsing-

browsing tentang skoliosis. Setelah tau kalau

mengalami skoliosis gitu, apa yang kamu

lakukan? Ya kalau dulu tu masih kontrol bolak

balik ke dokter kan karena di Bengkulu mungkin

daerahnya juga masih terpencil , kalau buat

yoga kalau buat senam skoliosis itu kan belum

ada. Paling ya dianjurin dari dokter buat senam

ya lihatnya di internet gitu senam skoliosis.

Sampai sekarang masih rutin ke dokter?

Masih. Setiap apa kontrolnya? Biasanya setiap

bulan atau enggak setiap bulan tu dua kali

suntik vitamin tapi akhir-akhir ini udah jarang.

Sejak kuliah ini? Heem. Dokternya di

Bengkulu? Iya Dulu di Bengkulu selalu setiap

bulan kontrol? Hee Setiap bulan itu rontgen

juga? Enggak Cuma konsultasi misalnya apa

keluhan bulan ini tambah sakitnya dimana atau

yang dirasain gimana apa fisiknya tambah

lemah atau gimana makanya disuntik vitamin.

Terus kalau browsing senam gitu Cuma

keturunan mengalami skoliosis dan

tidak kecelakaan tetapi tiba-tiba

skoliosis.

YL tidak merasa sedih atau marah.

Sebelumnya YL tidak mengetahui

tentang skoliosis. Setelah ke dokter, YL

mengetahui skoliosis kemudian

mencari informasi di internet.

Setelah YL mengetahui mengalami

skoliosis, YL sering kontrol ke dokter

dan dokter menganjurkan YL untuk

senam dengan gerakan yang ada di

internet. YL mengatakan bahwa di

Bengkulu masih terpencil sehingga

belum ada yoga atau senam khusus

skoliosis. YL melakukan kontrol dan

suntik vitamin sebanyak satu sampai

dua kali dalam satu bulan. Tetapi

akhir-akhir ini sudah tidak.

Ketika kontrol, YL hanya konsultasi

terkait rasa sakit yang dirasakan di

bagian mana, bagaimana yang

dirasakan, dan apakah fisik bertambah

lemah serta suntik vitamin.

YL mencari informasi tentang senam di

mengalami skoliosis

adalah terkejut.

YL tidak sedih atau

marah.

YL mencari informasi

tentang skoliosis di

internet.

YL kontrol ke dokter.

YL melakukan senam

yang diperoleh dari

internet atas saran

dokter.

YL kontrol dan suntik

vitamin satu-dua kali

setiap bulan.

Ketika kontrol, YL

berkonsultasi dan suntik

vitamin.

Mencari informasi

P1

P2

P1

P2

P2

P1

PFC

PFC

PFC

PFC

Problem

focused

coping

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

sekadar browsing atau dilakukan? Heem

banyak dilakukan biasanya ya sebisanya kalau

enggak sebulan sekali gitu, sebulan dua kali

maksimal Jadi senamnya lihat dari internet ya?

Iya dari youtube. Siapa yang mengarahkan

buat browsing itu? Sebenarnya awalnya sih

sendiri browsing-browsing gitu tapi konsultasi

ke dokter kalau dilakuin kaya gini berbahaya

nggak gitu. Perubahan apa sih yang kamu

rasain setelah mengalami skoliosis itu?

Perubahannya ya dari bentuk ya berubah ya

karena skoliosis semakin hari semakin

lengkungannya itu semakin gede. Terus ya

fisiknya semakin hari ya semakin lemah karena

faktornya pokoknya nggak bisa capek kalau

skoliosis. Terus selain itu apalagi? Enggak sih

Cuma itu doang Lainnya nggak ada lagi? Relasi

mungkin? Enggak. Berarti lebih ke rasa sakit

sama bentuk badan ya? Heem. Sakitnya apa

aja sih? Kalau skoliosis biasanya tu tulangnya

nyeri, ngilu kalau kaya udah kecapekan sesek.

Biasanya kecapekannya tu habis ngapain?

Maksudnya ada kegiatan yang bener-bener

kayak nguras tenaga atau olahraga yang

berlebihan ya capek. Olahraga apa aja yang jadi

terganggu? Tapi kalau saran dari dokter

sebaiknya enggak dilakuin gitu kalau terlalu

capek. Tapi kalau fisiknya memang cukup buat

se..semampunya aja gitu gerakannya Ada terapi

internet kemudian melakukannya satu

sampai dua kali dalam satu bulan.

YL memiliki inisiatif sendiri untuk

mencari informasi senam di internet

kemudian dikonsultasikan dengan

dokter apakah berbahaya atau tidak.

Perubahan yang dirasakan YL yaitu

bentuk tubuh karena lengkungan yang

semakin besar, fisik semakin lemah

karena jika mengalami skoliosis tidak

bisa lelah.

YL menyatakan bahwa tidak ada

masalah berkaitan dengan relasi.

Sakit yang dialami YL yaitu tulang nyeri

dan ngilu. Jika kelelahan, mengalami

sesak nafas.

Kegiatan-kegiatan yang menguras

tenaga atau olahraga yang berlebihan

membuat kelelahan.

Dokter menyarankan sebaiknya tidak

melakukan aktivitas yang membuat

terlalu lelah. Gerakan yang bisa

dilakukan menyesuaikan dengan

kemampuan fisik.

tentang senam di

internet.

Senam satu sampai dua

kali setiap bulan.

Pencarian informasi

karena inisiatif sendiri

kemudian

dikonsultasikan dengan

dokter.

Perubahan bentuk

tubuh dan fisik semakin

lemah.

Tidak ada masalah

relasi.

Tulang nyeri, ngilu,

sesak nafas.

Dokter menyarankan

tidak melakukan

aktivitas berat.

P1

P2

Dampak

fisik

Dampak

fisik

PFC

PFC

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

dengan dokter? Iya hee terapi dokter Terapi

sendiri atau setiap kontrol? Setiap kontrol Jadi

terapinya waktu ketemu dokter? Hee

Terapinya ngapain aja? Ya diterapi sama

dokternya yang ya kayak dirileksin aja gitu..apa

sih namanya nggak tahu Lalu kamu mengalami

kesulitan apa aja karena skoliosis ini? Mungkin

karena skoliosis banyak kesulitan buat

aktivitasnya banyak yang terganggu, terbatas

buat aktivitasnya. Ada lainnya lagi? Enggak sih

Terus caramu mengatasi kesulitan itu tadi

gimana? Caranya ya kalau aktivitas terlalu berat

ya nggak dilakuin, yang sebisanya aja yang

sekuatnya aja Pernah sampai sesak nafas itu

karena apa? Akhir-akhir ini sesek nafasnya

karena mungkin lagi banyak tugas lagi banyak

ke kegiatan yang apa yang kaya abis ngecamp

habis itu terus ada beberapa hari yang lalu tu ya

kecelakaan ya bikin sesek jadinya. Terus setelah

sesek gitu gimana? Emm ditangani medis.

Gimana menanganinya? Masuk rumah sakit

opname ya itu menggunakan oksigen. Sampai

pakai oksigen? Iya. Sekarang derajatnya

berapa? Sekarang udah 90 derajat. Kapan

terakhir rontgen? Sebulan yang lalu sih

Dimana? Di UGM. Terus apa kata dokternya?

Iya soalnya karena derajatnya udah 90 derajat

mungkin pokoknya setiap tahun tu skoliosis tu

pasti derajatnya nambah satu derajat kalau

Setiap melakukan kontrol, YL juga

terapi dengan dokter. YL tidak tahu

nama terapinya hanya tahu

diregangkan.

YL mengungkapkan kesulitan yang

dialami adalah banyak aktivitas yang

terganggu dan terbatas karena

skoliosis.

Cara YL mengatasi kesulitannya

dengan cara tidak melakukan aktivitas

berat, melakukan aktivitas sebisa dan

sekuatnya saja.

Akhir-akhir ini YL mengalami sesak

nafas karena banyak tugas, banyak

kegiatan, acara camp, dan kecelakaan.

Ketika mengalami sesak nafas, YL

langsung ditangani medis, opname di

rumah sakit dan menggunakan

oksigen.

Saat ini kelengkungan tulang belakang

YL yaitu 90 derajat.

YL melakukan rontgen terkahir kali

satu bulan yang lalu di UGM. Dokter

mengatakan bahwa derajat

kelengkungan skoliosis YL sudah 90

derajat karena setiap tahun derajat

kelengkungan skoliosis pasti

Ketika kontrol, YL

mengikuti terapi dengan

dokter.

Banyak aktivitas

terganggu dan terbatas.

Tidak melakukan

aktivitas berat.

YL mengalami sesak

nafas.

Ketika sesak nafas,

ditangani oleh medis,

opname, dan

menggunakan oksigen.

Kelengkungan saat ini

90o.

Rontgen terakhir satu

bulan lalu di UGM.

Derajat kelengkungan

P2

Dampak

fisik

P1

Dampak

fisik

P2

Dampak

PFC

Dampak

skoliosis

Problem

focused

coping

Dampak

skoliosis

Problem

focused

coping

Dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

nggak salah setiap tahun. Setiap tahunnya

nambah satu derajat jadi itu paru-parunya udah

menyempit jadi buat ngatasinnya ya harus

dioperasi, diberhentikan tulangnya buat

tumbuh. Terus ini udah operasi atau baru

akan? Belum, masih persiapan buat operasi. Oh

tapi udah ada rencana buat operasi? Iya

Januari baru operasi Di mana operasinya? Di

sini di sardjito Jadi pertambahan derajatnya

sejak awal ketahuan udah lumayan ya? Iya

lumayan nambah dari 20 derajatan udah

sekarang udah 90 derajat Lalu senam-senam

yang kamu lakukan yang kamu lihat dari

internet itu ngefek nggak? Ya lebih ngefek sih..

Perubahannya apa setelah kamu senam itu?

Kalau udah senam tu kayak apa ya tulangnya tu

lebih jadi nggak kaku soalnya ini kan kalau

skoliosis tulangnya didiemin sering kaku kayak

susah buat bergerak. Kalau senam kan enggak,

jadi lentur bisa ngikutin gitu. Ada masalah

dengan penampilan? Heem.. Gimana bisa

diceritain nggak? Susah kalau skoliosis tu

mungkin kan karena tulangnya bengkak satu ya,

di posisi satunya semakin gede di posisi satunya

semakin apa sih namanya kecil hee gitu jadi

kalau buat nyari baju apa gitu susah gitu. Terus

gimana kamu mengatasi itu? Ya nyari bajunya

tu yang nggak bisa makai baju yang ketat

soalnya kalau ketat ya susah pokoknya bajunya

bertambah satu derajat sehingga

paru-paru menyempit. Untuk

mengatasinya harus dilakukan operasi

untuk memberhentikan pertumbuhan

tulang. Saat ini YL sedang persiapan

untuk operasi yang akan dilakukan

Bulan Januari di Rumah Sakit dr.

Sardjito.

Kelengkungan tulang belakang YL

awalnya sekitar 20 derajat, saat ini 90

derajat.

Senam yang dilakukan YL memberikan

dampak tulangnya menjadi lebih

lentur karena jika skoliosis tulangnya

hanya didiamkan akan menjadi sering

kaku susah bergerak. Jika melakukan

senam, tulang menjadi lentur.

YL mengalami masalah berkaitan

penampilan karena jika skoliosis, salah

satu tulang bengkak. Salah satu posisi

semakin besar, posisi lainnya semakin

kecil sehingga susah mencari baju.

YL mengatasi kesulitan dengan

mencari baju yang tidak ketat, karena

jika ketat akan menjadi susah, tidak

pas di badan, sehingga mencari yang

bertambah sehingga

paru-paru terhimpit.

YL merencanakan untuk

melakukan operasi.

Senam untuk membuat

tulang lentur.

Penampilan tubuh tidak

seimbang dan susah

mencari pakaian.

Memilih pakaian yang

berukuran lebih besar.

fisik

P1a

P1

Dampak

fisik

P1

skoliosis

Problem

focused

coping

Problem

focused

coping

Dampak

skoliosis

Problem

focused

coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

yang nggak ngepas di badan, yang rada longgar

biar kesempitan juga. Kamu merasa terganggu

dengan keadaan yang kayak sekarang ini?

Enggak juga sih hehe mungkin karena udah

biasa Pernah ada perasaan malu? Mungkin

dulu pas SMA pernah mungkin karena kalau

SMA masih sering diolok-olok apa gitu ya

pernah sampai drop udah nggak mau sekolah

gitu ya pernah Diolok-olok gimana? Kok ya

pokoknya ya beda dari anak-anak lain karena

skoliosis dari fisik dari...pokoknya dari fisiknya

sih yang beda dari nggak kuat ini itunya kan

Terus perasaanmu gimana? Dulu pernah yang

sampai kaya kepikiran drop ya gitu tapi pada

akhirnya ya udah yang jalanin ya kita ya yang

bangkit ya kita juga yang bisa bangkitin diri kita

sendiri. Bisa diceritain nggak gimana prosesnya

bisa sampai bangkit itu? Ya dulu pokoknya dulu

tu kelas 2 SM..kelas 1 mau naik kelas 2 kan

udah diolok-olok, namanya juga masih belum

bisa mikir jadi ya bener-bener ah males gitu. Ya

sempet berhenti dulu sekolah di sekolah itu

sampai ya udah berhenti dulu. Masih ini ikutin

terapi-terapi, masuk ke psikolog soalnya kan

kalau udah di kayak gitu kan mbak psikisnya

kena kan buat anak-anak. Ya udah dari situ sih

banyak temen-temen yang temen akrab yang

dateng ke rumah yang kayak nyemangatin lagi.

Ya di balik kekurangan orang tu pasti ada

berukuran lebih besar supaya tidak

sempit.

Sekarang tidak terganggu dengan

keadaan skoliosis karena sudah biasa.

Ketika SMA YL pernah merasa malu

karena diolok-olok sampai kondisi

menurun dan tidak mau bersekolah.

YL diolok-olok temannya karena

berbeda dari anak-anak lainnya,

terutama bagian fisik.

YL memikirkan olokan temannya

sampai kondisinya menurun hingga

pada akhirnya merasa yang

menjalankan diri sendiri, yang bangkit

juga diri sendiri, hanya diri sendiri

yang bisa membuat bangkit.

Ketika kelas 1 akan naik kelas 2 SMA,

YL diolok-olok temannya. YL

beranggapan masih belum bisa

berpikir sehingga ia malas. YL sempat

berhenti bersekolah. Selama tidak

bersekolah, YL mengikuti terapi dan ke

psikolog karena jika sudah diolok-olok,

YL merasa psikisnya terkena masalah.

Setelah itu banyak teman akrab yang

datang ke rumah YL memberi

semangat. Di balik kekurangan

seseorang pasti ada kelebihan. YL

Menerima keadaan

dengan merasa tidak

terganggu karena

skoliosis.

Merasa malu karena

bentuk fisik tidak

normal.

Tidak mau bersekolah

selama satu tahun

karena diolok-olok.

Diri sendiri yang bisa

bangkit.

Terapi dan ke psikolog

untuk mengatasi

masalah psikis.

Teman memberi

dukungan dengan

mengunjungi YL.

Melihat sisi positif

E7

Dampak

psikologis

E2

Internal

locus of

control

P2

SS teman

E5

Emotion

focused

coping

Dampak

skoliosis

Emotion

focused

coping

Sumber

koping

PFC

sumber

koping

Emotion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

kelebihannya ya pokoknya yang bisa bangkit ya

diri kita sendiri kalau kita terpuruk ya nggak

bakal bisa bangkit. Ya udah dan akhirnya ya

sekolah lagi. Berapa lama berhenti dari sekolah

itu? 1 tahun, sebenarnya satu semester sih

mbak tapi kan nunggu dulu jadi setahun.

Menurutmu, siapa aja sih yang berperan

selama prosesmu menghadapi skoliosis itu?

Orangtua kan ke dokter itu terus orangtua tu ya

bantu kalau misalnya kayak lagi senam tu ya

ngarah-ngarahin, soalnya senamnya tu ya juga

lumayan besar. Ya yang kayak gitu sih. Terus ya

temen-temen yang kayak nyemangatin gitu ya

gimana gitu. Selain itu? Ya udah sih itu aja

Gimana awalnya peran mereka bisa

mendukung kamu? Ya mereka tahu sendiri sih

soalnya aku nggak pernah cerita sama siapapun

kalau misalnya aku sakit Kenapa nggak cerita?

Ya kalau bagi saya ya dari dulu, kalau saya cerita

ke orang kalau saya sakit kalau saya ngerasa

sakit ya tambah sakit. Tapi kalau saya nggap

saya orang biasa, saya orang normal ya saya

bisa jalanin ya udah kaya biasa kaya orang

normal. Dukungan dari keluarga dan teman-

temanmu tu berpengaruh buat kamu nggak?

Iya bagiku sih sangat berpengaruh karena kayak

anak yang punya kelainan tu butuh semangat

gitu jadi tu butuh banyak dukungan lah gitu jadi

kalau banyak yang ngeyakinin dia kalau dia itu

menganggap yang bisa bangkit adalah

diri sendiri, jika terpuruk maka tidak

bisa bangkit. Akhirnya YL bersekolah

kembali setelah berhenti selama satu

tahun.

Menurut YL, yang berperan selama

proses YL menghadapi skoliosis adalah

orangtua yang membawa YL ke dokter

dan membantu YL mengarahkan

gerakan ketika senam. Kemudian

teman-teman YL juga memberi

semangat. Orang-orang yang

mendukung YL memberi dukungan

karena mereka tahu sendiri, YL tidak

pernah bercerita pada siapapun

bahwa dia sakit karena menurut YL

jika bercerita pada orang lain bahwa ia

sakit maka akan merasa tambah sakit.

Tapi jika YL menganggap dirinya orang

biasa, orang normal maka YL bisa

menjalankan hidupnya seperti orang

biasa yang normal. Dukungan dari

keluarga dan teman-teman YL sangat

berpengaruh karena menurut YL, anak

yang memiliki kelainan membutuhkan

semangat sehingga membutuhkan

banyak dukungan. Jika banyak yang

meyakinkan penderita bahwa

bahwa ada kelebihan di

balik kekurangan.

Diri sendiri yang bisa

bangkit.

Orangtua membawa ke

dokter dan

mengarahkan gerakan

senam.

Teman-teman memberi

semangat.

YL menganggap dirinya

sebagai orang normal.

Dukungan orang sekitar

sangat berpengaruh.

Internal

locus of

control

SS ortu

SS teman

E7

SS

focused

coping

Sumber

koping

Sumber

koping

Sumber

koping

EFC

Sumber

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

nggak sakit ya dia tu bisa kaya temen-temennya

tu bisa bawa energi positif. Kalau dia banyak

pikiran, kalau skoliosis tu kalau banyak pikiran

bisa bikin dia drop karena nggak bisa banyak

mikir, nggak bisa banyak beban. Kalau temen-

temennya pada tahu atau tahu kelemahannya

dia terus dia bantu buat dia nghilangin lah

bebannya jadi dia tu ngerasa ya udah kayak

anak biasa Kamu awalnya menerima atau

menolak sih dengan keadaan skoliosis ini?

Kalau aku sih dari awal ya udah tahu sakit iya

sakit tapi nggak pernah mau dengar penjelasan

tentang apapun penyakit dari dokter atau dari

orangtua. Ya udah kalau sakit ya udah,

waktunya buat check up ya check up, waktunya

buat kalau misalnya lagi drop waktunya buat

opname ke rumah sakit ya ke rumah sakit. Tapi

aku nggak pernah tau sejauh mana sakitnya,

terus nanti akibatnya ke depannya bakal

gimana aku nggak pernah mau tahu. Browsing

juga jarang buat kayak gitu. Karena buat aku ya

udah kok aku baik-baik aja masih bisa buat

jalanin hari tu ya udah gitu. Pernah merasa

putus asa? Kalau buat putus asa banget sih

enggak tapi pernah ngrasa yang kayak udah

capek gitu. Capek kayak kok check up terus,

minum obat konsumsi obat terus kan capek.

Ada yang masa ada kan jenuh gitu. Tapi kalau

aku mau ngeluh juga mikir orangtuaku juga

penderita tidak sakit, maka teman-

teman itu bisa membawa energi

positif. Menurut YL, penderita skoliosis

yang memiliki banyak pikiran maka

kondisinya akan menurun, karena

tidak bisa banyak berpikir, tidak bisa

banyak beban. Jika teman-temannya

tahu lalu membantu menghilangkan

beban maka penderita merasa seperti

anak biasa. Setelah YL mengetahui

bahwa mengalami skoliosis, ia tidak

mau mendengar penjelasan apapun

tentang skoliosis dari dokter maupun

orangtua. YL mengatakan bahwa ia

akan check up atau opname jika

memang harus dilakukan. YL tidak

pernah mau tahu tentang penyakit

dan akibatnya di masa depan. YL pun

jarang mencari informasi karena

selama ia merasa bisa menjalankan

aktivitas, penyakitnya tidak menjadi

masalah.

YL merasa tidak pernah putus asa

tetapi pernah merasa lelah atau jenuh

ketika harus check up dan

mengonsumsi obat terus menerus. YL

berusaha tidak mengeluh karena

berpikir bahwa orangtuanya memiliki

beban lebih berat. YL cenderung

Teman-teman

membawa energi

positif.

Teman-teman

menghilangkan beban.

Tidak peduli terhadap

skoliosis dan akibatnya

di masa depan tetapi

tetap melakukan

pengobatan.

Jarang mencari

informasi.

Tidak masalah selama

bisa beraktivitas.

Mengambil sisi positif

dengan tidak mengeluh

karena menyadari

SS teman

SS teman

E7

E5

E5

Sumber

koping

Sumber

koping

Emotion

focused

coping

EFC

Emotion

focused

coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

mesti lebih berat dari aku jadi ya udah jalanin

aja. Cenderung ambil positifnya aja. Ketika

kamu bangkit dari keterpurukan tadi, merasa

ada perubahan? Ehmm kalau pas lagi

terpuruknya sih malah tambah down artinya

mungkin karena banyak kegiatan, terlalu

masukin ke hati apa yang orang bilang jadi kan

kepikiran-kepikiran jadi down itu bolak-balik ke

rumah sakit opname terus. Tapi dari situ yang

pas bangkit ya udah aku anggap ya udah aku

jadi kayak lebih kayak manusia biasa yang kaya

orang biasa terdapat kekurangan ya aku jadi

biasa aja kaya apa ya ngejalanin hari-hariku

kaya anak biasa nggak pernah ngeluh jadi kalau

pas sakit ya udah mungkin emang ngejalanin

kayak gini tu sakit bukan karena skoliosisnya.

Jadi nggak kebawa beban gitu ya udah. Kamu

nggak ada masalah dalam relasi? Paling ya

temen pas SMA yang tadi aku bilang itu emang

dari mungkin dari 100% mungkin Cuma 15-20%

sih yang kayak gitu yang dulu. Tapi kalau

sekarang kalau udah kuliah sih enggak.

Aktivitas sehari-hari sekarang berarti biasa

aja? Bisa Sampai sekarang masih senam juga?

Sekarang udah jarang haha udah capek aja lagi

masa males gitu Terus udah nggak senam gitu

gimana rasanya? Sakit? Enggak sih paling kalau

udah capek ya udah itu kayak tulangnya apa sih

mbak yang nggak bisa gerak tu kaku gitu. Nanti

mengambil sisi positif dari

masalahnya.

Ketika terpuruk, YL merasa kondisinya

semakin menurun. Saat banyak

kegiatan, YL mengaku terlalu

menganggap perkataan orang lain

yang membuat kondisinya semakin

menurun dan harus ke rumah sakit.

Ketika bangkit, YL menganggap dirinya

adalah manusia biasa yang memiliki

kekurangan sehingga menjalankan

aktivitas dengan normal, tidak pernah

mengeluh dan menerima sakit yang

dirasakan supaya tidak menjadi beban.

Masalah relasi yang dialami YL yaitu

ketika SMA seperti yang sudah

diceritakan sebelumnya. Hanya sekitar

15-20% dari teman-temannya yang

mengolok-olok. Saat kuliah ini sudah

tidak ada teman yang mengolok-olok.

Saat ini YL bisa menjalankan aktivitas

seperti biasa dan sudah jarang

melakukan senam karena lelah dan

sedang berada dalam masa malas.

Ketika tidak melakukan senam, YL

tidak merasa sakit. Tetapi jika lelah YL

merasa tulangnya tidak bisa bergerak.

beban orangtua lebih

berat.

Ketika lelah menjadi

lebih sensitif dengan

perkataan orang lain.

Menganggap diri

sebagai manusia biasa

memiliki kekurangan.

Tidak mengeluh dan

menerima sakit supaya

tidak menjadi beban.

Masalah dalam relasi

hanya terjadi ketika

SMA dengan sebagian

kecil temannya

Saat ini jarang senam.

Ketika tulang terasa

E2

E5

E7

Dampak

psikis

E3

P1

Emotion

focused

coping

Emotion

focused

coping

EFC

Dampak

skoliosis

Emotion

focused

coping

Problem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

kalau pas kaku gitu kalau udah istirahat ya udah

balik kaya awal lagi. Kamu merasa tertekan

dengan skoliosis? Ada saatnya tertekan tapi

seringnya sih ya udah aku jadi jalanin aja jadi

nggak terlalu dipikirin Ada saaatnya itu saat

apa? Ya kaya lagi ada masalah apa kan jadi

banyak pikirannya kesitu mungkin karena ini

kali ya karena skoliosis apa gitu terungkit kaya

lebay aja sih mbak sambung menyambung juga

Terus kamu memandang skoliosis itu gimana?

Nggak beban juga sih, ya udah udah dipikirin

kaya gitu ya udah enggak lupain aja gitu

bingung juga sih Setelah tau skoliosis, kamu

lebih banyak beribadah gitu nggak? Ya biasa

aja sih mbak. Ya berdoa ya kaya biasa kalau

lebih intens nggak juga sih Kamu punya

harapan apa sih ke depannya? Harapannya sih

yang ya udah kalau bisa jalanin hari kaya orang

biasa aja gitu Oiya tindakan operasi itu saran

dokter? Iya yang di UGM itu. Waktu kamu

periksa ke UGM itu inisiatif siapa? Gimana

ceritanya? Kemarin kan karena udah diopname

berapa hari di hidayatullah terus udah rontgen

di hidayatullah terus kan ada dokter dari UGM

praktek di sana spesialis tulang belakang. Jadi

dari hasil rontgennya memang ee tulangnya kan

emang bener-bener udah miring terus

tulangnya udah menyempitkan paru-paru jadi

itu emang bahaya banget. Terus itu tulang

YL mengatasi hal tersebut dengan

istirahat.

YL merasa ada saatnya ia merasa

tertekan karena skoliosis, tetapi lebih

sering tidak memikirkannya.

YL merasa tertekan ketika sedang

memiliki masalah yang membuat

banyak pikiran hingga menyambung

ke skoliosis.

YL tidak memandang skoliosis sebagai

beban dan melupakannya.

YL merasa tidak ada perubahan dalam

hal beribadah setelah mengalami

skoliosis.

YL berharap bisa menjalankan aktivitas

seperti orang biasa.

YL akan melakukan operasi karena

saran dari dokter.

Beberapa waktu lalu, YL mengalami

sesak nafas kemudian opname selama

beberapa hari di rumah sakit. Ketika

opname, YL melakukan rontgen

kemudian diperiksa oleh dokter

spesialis tulang belakang. Hasil

rontgen menunjukkan bahwa tulang

YL sudah sangat miring dan

sakit kemudian istirahat.

YL cenderung tidak

memikirkan

skoliosisnya.

YL mengungkit skoliosis

ketika memiliki masalah.

Melupakan skoliosis dan

tidak menganggap

sebagai beban

Berharap menjadi orang

yang normal.

Tulang belakang sangat

miring, menghimpit

E7

E2

E10

Dampak

fisik

focused

coping

Emotion

focused

coping

Emotion

focused

coping

Emotion

focused

coping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

lehernya udah mulai turun jadi kalau tulangnya

udah pada turun sama menyempit ke paru-paru

takutnya bahaya makanya sekarang sering

sesek. Nanti takutnya udah kalau paru-paru

sama jantungnya udah kehimpit kan susah.

Opname itu karena sesek? Iya karena sesek

terus dibawa ke rumah sakit. Harapanmu

setelah operasi apa? Kepengennya sih ya yang

nggak suka kumat-kumat lagi kaya nggak nyeri-

nyeri lagi, nggak sesek. Tanggapan orangtua

ketika tahu kamu harus operasi gimana? Ya

sebenarnya takut tapi ya kalau ngambil resiko

kalau nggak ngelakuinnya juga gede ya udah

lebih baik buat kebaikan sih. Kamu punya

kekhawatiran di masa depan berkaitan dengan

skoliosis? Iya soalnya kata dokter itu kata

dokter kemungkinan besar kalau wanita

skoliosis nggak bisa melahirkan, bukan nggak

bisa hamil sih cuman pas itu kan kalau hamil

kan itu bikin orang normal aja sesek apalagi

yang menderita skoliosis. Terus buat proses

kelahirannya juga nggak bisa normal. Terus

gimana caramu mengatasi kekawatiran itu?

Tapi ada sih beberapa penderita skoliosis kata

temenku ada yang bener-bener nggak kuat eh

kalau yang pas hamil dia cesar tapi ada juga

yang kuat buat normal ada. Tergantung kuatnya

dianya sih kaya kuat ngadapinnya gimana. Kalau

dianya terpuruk ya skoliosisnya ngikutin dia lah,

mempengaruhi paru-paru sehingga

berbahaya. Tulang leher YL juga

menurun. YL menceritakan bahwa jika

paru-paru dan jantung terhimpit maka

akan berbahaya.

YL berharap setelah operasi tidak

merasakan nyeri dan sesak nafas lagi.

Tanggapan orangtua YL ketika

mengetahui bahwa YL harus

melakukan operasi sebenarnya takut

tetapi tidak ingin mengambil resiko

lebih besar jika tidak operasi maka

pasrah untuk kebaikan.

YL memiliki kekawatiran di masa

depan berkaitan dengan skoliosis.

Dokter mengatakan bahwa wanita

yang mengalami skoliosis, besar

kemungkinan tidak bisa melahirkan.

Wanita skoliosis bisa hamil, tetapi

akan menjadi lebih berat berkaitan

dengan nafas. Proses kelahiran tidak

bisa dilakukan secara normal. Tetapi

ada beberapa penderita skoliosis yang

melahirkan secara cesar karena tidak

kuat, bahkan ada juga yang masih kuat

melahirkan secara normal bergantung

pada kekuatan individu. Jika penderita

paru-paru dan jantung

sehingga berbahaya.

Berharap tidak nyeri dan

sesak nafas.

Orangtua YL pasrah

karena tidak ingin

mengambil resiko lebih

besar.

YL kawatir tidak bisa

melahirkan dengan

lancar.

YL percaya bahwa

kekuatan individu

SS ortu

E5

Sumber

koping

Emotion

focused

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

tergantung pembawaan kita juga. Jadi ya

tergantung kita lah kuat atau enggak Terus ada

kekawatiran lain? Paling kalau skoliosis kan

semakin hari semakin besar terus ya

kekawatirannya kaya di sesak. Kalau

skoliosisnya paling masalah pernafasan ya buat

hidup mati kita lah. Tapi aku jadi punya teman

hidup, oksigen kemana-mana hahaha di kos

oksigen, ngampus bawa oksigen. Akhir-akhir ini

kan bawa oksigen siapa tahu tiba-tiba sesak

soalnya lagi suka sesak baru sebulan

belakangan. Temen-temenmu gimana

tanggapannya pas tahu kamu sesak nafas terus

jadi ada oksigen? Biasa aja sih mbak, ya udah

kalau sesek ya pakai oksigen sendiri ya udah

gitu-gitu.

Apa sih yang dilakukan temen-temenmu yang

menujukkan kalau mereka mendukung kamu?

Menurut saya, temen-temen mendukung ee

dalam hal yang kaya mereka juga nggak

nganggep kalau saya cacat, mereka juga nggak

nganggep kalau saya itu beda. Bagi mereka ya

saya sama sama kaya mereka bisa beraktivitas

yang misalnya saya sakit, mereka bantu

ngejagain, mereka bantu buat ke dokter, terus

ngedukung terus temen-temen juga suka ngasih

motivasi gitu nggak boleh patah semangat,

harus terus berjuang, pokoknya harus sembuh

gitu. Teman-teman memberi energi positif tu

skoliosis terpuruk maka skoliosisnya

akan mengikuti.

Kekawatiran yang lain yaitu jika

skoliosis semakin besar

kelengkungannya maka akan

membuat semakin sesak nafas. YL

mengungakapkan bahwa sesak nafas

membuatnya memiliki oksigen sebagai

teman hidupnya. Akhir-akhir ini YL

selalu membawa oksigen untuk

mengantisipasi jika tiba-tiba

mengalami sesak nafas.

Ketika sesak nafas, YL mengatasinya

dengan memasang oksigen sendiri

tanpa bantuan teman atau orang lain.

Teman-teman YL mendukung dengan

cara menganggap YL sebagai orang

yang normal dan sama seperti yang

lain yang bisa beraktivitas seperti

biasa. Teman-teman YL menemani YL

ketika sakit, mengantar YL ke dokter,

dan suka memberi motivasi supaya YL

tidak patah semangat dan harus

sembuh.

Teman-teman YL membuat YL merasa

berbeda.

YL kawatir mengalami

sesak nafas semakin

parah.

YL memiliki oksigen

sebagai teman hidup.

Membawa oksigen

untuk mengantisipasi

sesak nafas.

Teman-teman

menganggap YL normal,

tidak membedakan,

menemani YL ketika

sakit, mengantar ke

dokter, dan memberi

motivasi untuk sembuh.

Teman-teman membuat

E7

P1

SS

SS

coping

Emotion

focused

coping

Problem

focused

coping

Sumber

koping

Sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

kaya gimana sih? Ya temen-temen saya bikin

saya nyaman, temen-temen bikin saya senang

dan itu bener-bener bawa energi positif dalam

hal apapun. Karena bagi saya kalau saya senang

saya nggak ngerasa apapun sakit yang saya

rasain. Pokoknya temen-temen ya bener-bener

energi positif lah di hidup saya. Buat saya

sembuh tu bener-bener mereka tu ada di

belakang saya terus lah gitu mbak. Kamu

pernah nggak sih melakukan hal-hal untuk

mengalihkan perhatianmu? Enggak mbak

soalnya fisikku emang bener-bener lemah,

kalau aku melakukan kegiatan-kegiatan gitu

malah bisa bikin aku tambah down. Soalnya

kalau capek dikit udah skoliosisnya kambuh

gitu. Sekarang kamu menerima keadaan ini

nggak?contoh tindakanmu yang menunjukkan

itu apa? Kalau menolak enggak, kalau

menerima ya menerima lah dan aku bersyukur

apapun yang dikasih sama Allah sama aku.

Selagi Allah ngasih sama aku berarti Allah tahu

kan aku kuat buat ngejalanin semuanya. Tapi

kadang kalau lagi capek ya kadang pengen

nyerah tapi nggak pernah sih sampai bener-

bener nyerah gitu ya enggak. Lalu dari sekian

yang udah kamu lakukan, yang mana yang

paling membawa pengaruh buat kamu? Ya

cara yang ya udah lupain seolah-olah nggak ada

sakit apa-apa seolah-olah semua baik-baik aja,

nyaman dan senang sehingga YL

merasa mendapat energi positif di

hidupnya dari teman-teman. Ketika

merasa senang, YL tidak merasa sakit.

Teman-teman YL selalu mendampingi

YL supaya sembuh.

YL merasa tidak pernah melakukan

kegiatan untuk mengalihkan

perhatiannya dari skoliosis karena YL

merasa fisiknya lemah dan kegiatan

yang melelahkan bisa membuat YL

menjadi down.

YL menerima keadaan dengan

bersyukur atas pemberian Tuhan. YL

menganggap bahwa Tuhan memberi

skoliosis karena YL kuat. Tetapi ketika

sedang lelah, YL terkadang ingin

menyerah tetapi akhirnya tetap tidak

menyerah.

Cara yang paling berpengaruh untuk

YL yaitu dengan menganggap bahwa

dirinya baik-baik saja dan masih bisa

melakukan aktivitas bersama teman-

YL merasa nyaman dan

senang dengan

mendampingi YL supaya

sembuh.

YL menerima keadaan

dengan bersyukur pada

Tuhan.

Cara yang paling

berpengaruh adalah

menganggap bahwa

dirinya baik-baik saja

E7

E10

koping

Emotion

focused

coping

Emotion

focused

coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

376

377

378

379

380

381

382

main sama temen, cerita hal yang

menyenangkan sama temen terus berbagi hal

yang membahagiakan sama keluarga dan itu

bagiku bener-bener yang menenangkan dan itu

membantu buat aku tenang, membantu buat

aku bangkit lah dari terpuruknya aku ngadepin

skoliosis.

temannya, berbagi kebahagiaan

dengan keluarga dan melakukan hal

menyenangkan lain yang dapat

membuat YL tenang dan bangkit dari

terpuruknya dalam menghadapi

skoliosis.

supaya tenang dan

bangkit dari

keterpurukan dalam

menghadapi skoliosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Tabel Analisis Verbatim EE

No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Dulu awalnya tahu skoliosis itu gimana? Itu

kan mau pergi terus pakai baju yang bahannya

sifon terus ibu itu lihat kok punggungnya kok

beda. Terus kan saudara saya kan bidan, terus

ditanyain ini kok punggungnya beda kenapa, ini

mungkin skoliosis. Terus habis itu disaranin ke

orthopedi sebenernya udah langsung ke

orthopedi tapi kan jauh, terus ada dokter

khusus tulang di Ungaran dr. timotius nah itu

akhirnya diperiksa ke sana. Terus dirontgen itu

derajatnya udah 45 kayaknya apa 40 berapa

gitu terus suruh pakai brace. Nah itu

pembuatan brace nya itu di Jogja di rehabilitasi

Yakkum ya itu terus sebulan sekali itu kesana

terapi. Terus mbentuknya itu kan nggak sekali

jadi to mbak, nah itu beberapa kali ke sana.

Terus kan aku kan nggak nyaman ya mbak pakai

kayak gitu. Itu kan harusnya pakainya 22 jam

setiap hari kecuali mandi itu, tapi itu nggak

takpakai seterusnya kan nggak enak rasanya tu

panas terus akhirnya nambah kelas X itu baru

kelihatan lagi itu kok kayaknya nambah. Kalau

dibawa ke dr. timotius lagi pasti penangannya

kayak gitu lagi. Terus akhirnya periksanya ke

rumah sakit orthopedi nah itu di sana terus

dicek, dirontgen itu udah sampai 70an. Nah

prosedurnya kalau lebih dari 50 kan harus

Awal EE mulai menyadari skoliosi

ketika mengenakan baju berbahan

tipis, kemudian ibunya melihat

pungung EE berbeda. Kemudian EE

bertanya pada saudaranya yang

berprofesi sebagai bidan. Saudaranya

menduga bahwa EE mengalami

skoliosis kemudian menyarankan EE

untuk ke dokter orthopedi. Lalu EE

periksa ke dokter tulang terdekat dan

melakukan rontgen. Hasil rontgen

menunjukkan EE mengalami skoliosis

sehingga dokter menyarankan EE

menggunakan brace yang dibuat di

Jogja. Kemudian EE melakukan terapi

dan pembuatan brace di Jogja. EE

merasa tidak nyaman kemudian tidak

menggunakan brace lagi. Ketika kelas

X, EE merasa lengkungan skoliosisnya

bertambah. Kemudian EE

memeriksakan dirinya ke dokter

orthopedi di Solo. Ketika periksa di

Solo, derajat lengkungan skoliosis EE

mencapai 76 derajat. EE disarankan

untuk melakukan operasi. EE merasa

tidak siap dengan operasi yang akan

dilakukan karena jadwalnya berubah

Dokter menyarankan

penggunaan brace.

EE terapi dan membuat

brace.

EE tidak nyaman

sehingga tidak

menggunakan brace lagi.

EE periksa ke dokter

berbeda.

EE disarankan melakukan

operasi.

P2

P2

E3

P2

P2

PFC

PFC

EFC

PFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

operasi nah beberapa kali check up terus tanda

tangan, ada jadwal operasinya terus itu

operasinya harusnya Januari tapi mendadak

sampai Bulan Juli awal masuk itu ditelpon

sorenya, paginya harus sampai sana langsung

operasi aduuhhh rasanya nggak siap gitu lho

mbak kan gambarannya tu masih Januari terus

itu masih Bulan Juli kan jauh banget to mbak

terus langsung operasi gitu. Waktu kontrol di

Yakkum itu umur berapa? Kelas 2 SMP Berapa

kali kontrol? Hampir 3 bulan, 3 bulan itu hampir

2 minggu sekali ke Jogja. Jadi kan

pembuatannya, nanti diukur dulu terus minggu

depannya lagi ke sana udah cocok apa belum,

kalau belum cocok diperbaiki lagi. Terus minggu

depan lagi ke sana lagi kalau udah cocok baru

dibawa pulang. Kira-kira ya 5 kali. Terus habis

itu ke sana lagi? Enggak lagi. Kalau yang ke dr.

timotius berapa kali? Dua kalau enggak tiga

kali. Sampai sekarang masih kontrol? Yang

terakhir itu bulan Juli kemarin itu kan pas satu

tahunnya kan mbak, sebenernya tu nggak ada

keluhan tapi kan dicek lagi. Kan terakhir habis

operasi itu 30 derajat, terus kemarin dicek itu

udah 25. Kan sering berenang gitu to mbak, nah

renangnya itu katanya mbantu biar emang

stucknya itu Cuma sampai 30 tapi kalau renang

terus kan lentur nanti jadinya bisa kembali gitu.

Kontrolnya berarti setelah operasi setiap apa?

menjadi lebih cepat.

EE melakukan kontrol di Jogja ketika

kelas dua SMP selama tiga bulan

sebanyak kurang lebih lima kali

kontrol untuk pembuatan brace.

Setelah itu, EE tidak kembali ke Jogja

lagi untuk kontrol.

EE kontrol di dokter terdekat

sebanyak dua sampai tiga kali.

EE melakukan kontrol terakhir Bulan

Juli yang lalu. EE tidak memiliki

keluhan setelah operasi, hanya

memeriksa kembali derajat

lengkungan skoliosisnya. EE sering

berenang untuk melenturkan tulang

dan mengurangi derajat lengkungan

skoliosisnya.

Kontrol sebanyak kurang

lebih lima kali untuk

terapi dan pembuatan

brace.

EE tidak kembali kontrol.

EE kontrol sebanyak dua

sampai tiga kali.

EE berenang untuk

melenturkan dan

mengurangi

kelengkungan.

P2

E3

P2

P1

PFC

EFC

PFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

Itu habis operasi terus pulang, terus habis itu

tiga hari setelahnya, terus satu bulan, dua

bulan, sampai tiga bulan. Tiga bulan itu kan

masih pakai brace, pas tiga bulannya lepas

brace itu sama kontrol, terus habis tiga bulan,

satu tahun kemarin itu. Itu yang di Solo ya,

berarti yang di Yakkum sama dr. tim udah

enggak? Udah enggak. Perasaanmu pas tahu

skoliosis gimana? Gimana ya mbak mmm

rasanya tu kok kenanya tu skoliosis gitu lho

mbak, kan katanya kalau skoliosis udah nggak

bisa sembuh total. Terus rasanya tu ya

sebenernya agak malu soalnya kan badannya tu

jadi aneh gitu to mbak, jadi nggak proporsional.

Kalau dari belakang itu kok punggungnya

kelihatan nonjol. Terus kalau sama temennya

yang di belakangnya kan mesti kelihatan, terus

tubuhnya kayaknya jadi jonjing gitu lho mbak.

Tapi untungnya kalau aku ininya nggak gini

(bahunya tidak miring/tinggi sebelah), kan ada

yang kalau skoliosis gini(bahu miring). Tapi

kalau ini bahunya tu nggak jonjing, kan

skoliosisnya aku tu yang di atas jadi yang di

sini(punggung atas) nggak yang di bawah. Terus

apa lagi yang kamu rasain? Kayaknya tu yang

kena skoliosis tu kan kayak langka to mbak

kayak gitu kayak aku sendiri gitu, di sekolahan

tu nggak ada kan, kayak aku sendiri. Ternyata

pas aku ke Solo tu baru tahu kalau ternyata

Setelah operasi, EE melakukan

kontrol sebanyak kurang lebih empat

kali.

Setelah mengetahui dirinya

mengalami skoliosis, EE bertanya-

tanya mengapa mengalami skoliosis

yang tidak bisa sembuh total. EE

merasa malu karena bentuk

tubuhnya menjadi aneh, tidak

proporsional, punggungnya

menonjol. Punggung yang menonjol

dapat terlihat oleh teman EE yang

duduk di belakangnya. EE merasa

tubuhnya tidak sama tinggi.

Bahu EE sama tinggi, tidak miring

seperti penderita skoliosis lainnya.

EE merasa hanya dirinya sendiri yang

mengalami skoliosis, karena di

sekolah tidak ada teman lain yang

mengalami hal sama. Setelah periksa

di Solo, EE menemukan teman yang

Setelah operasi, EE

kontrol sebanyak empat

kali.

EE tidak menerima

keadaan mengalami

skoliosis dengan

bertanya-tanya mengapa

mengalami skoliosis.

EE merasa malu karena

bentuk tubuh tidak

proporsional.

Punggung menonjol dan

tubuh EE tidak sama

tinggi.

EE merasa mengalami

skoliosis sendiri.

EE menemukan teman

penderita skoliosis dan

P2

E6

Dampak

psikis

Dampak

fisik

Dampak

psikis

E1

PFC

EFC

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

yang skoliosis tu banyak, dan rata-rata tu cewek

semua. Kalau yang pas di Ungarang tu nggak

lihat yang skoliosis gitu, banyaknya tu di Solo.

Jadi ada temennya tu kayaknya lega. Terus pas

tahu ada temennya gimana? Itu kan mbak-

mbak gitu aku minta nomernya terus tanya-

tanya keluhannya tu gimana, dia kan juga habis

operasi keluhannya tu gimana, rasanya terus

habis itu efeknya gimana. Ternyata efeknya tu

kalau dingin tu nyeri, terus kalau aktivitas tu

nggak boleh yang berat-berat, nggak boleh

angkat-angkat. Disaranin tu kalau tidur,

tidurnya jangan miring-miring padahal kan

sukanya miring-miring polah gitu. Perubahan

apa sih yang kamu rasain setelah skoliosis?

Kalau pertamanya pas awal-awal emang nggak

sakit kan nggak tahu to mbak. Terus lama

kelamaan tu kalau buat berdiri, sininya

(diafragma kiri) tu sakit kayak ditusuk gitu.

Terus ternyata itu katanya dokter yang di Solo,

kalau nggak operasi paru-parunya bisa ketusuk

tulangnya itu soalnya kan tulangnya kan geser

jadi ngrubah semua jadinya memang harus

operasi. Kalau nggak operasi nanti paru-parunya

bisa ketusuk tulang. Makanya pas mau operasi

itu kan tes nafas, nah harusnya itu kan bisa

maksimal kok aku nggak bisa maksimal tu

berarti kan ada yang salah. Nah ternyata tu

salahnya karena skoliosis itu. Terus apalagi?

sama-sama mengalami skoliosis

sehingga membuat EE lega.

EE berkenalan dengan pasien lain dan

bertanya-tanya tentang operasi

skoliosis. Efek dari operasi adalah

nyeri ketika dingin, tidak boleh

melakukan aktivitas berat, tidak

boleh mengangkat beban, dan posisi

tidur harus selalu lurus.

Perubahan yang dialami EE adalah

semakin lama EE merasa sakit pada

diafragma kiri ketika berdiri dalam

waktu yang lama. Dokter mengatakan

bahwa paru-paru EE bisa tertusuk

tulangnya sendiri jika tidak dilakukan

operasi. Ketika tes nafas, EE tidak

dapat bernafas dengan maksimal

karena ada sesuatu yang salah yaitu

skoliosis.

membuat EE lega.

EE mencari informasi

melalui teman penderita

skoliosis tentang operasi

dan dampaknya.

EE merasa sakit pada

bagian diafragma ketika

berdiri lama.

Paru-paru EE bisa saja

tertusuk jika tidak

dilakukan operasi.

Nafas EE tidak maksimal.

P1

Dampak

fisik

Dampak

fisik

Dampak

fisik

PFC

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

Aku tu ngrasanya tu area muka tu jadi beda

mbak. Kalau senyum tu kan ininya (otot sekitar

mulut kanan dan kiri) harusnya gini (terangkat)

semua ya mbak, tapi tu yang kanan tu jadinya

beda. Jadi yang sini (kiri) tu gini (tertarik) yang

sini (kanan) tu enggak jadi aneh rasanya tu terus

tangan tu kayaknya panjang sebelah gitu, tapi

panjang sebelahnya tu nggak kelihatan mbak.

Tangannya tu agak jonjing gitu, tapi kalau kaki

enggak, bahu juga enggak. Terus ada lagi

nggak? Nyeri? Nyerinya itu kalau sebelum

operasi nyerinya tu malah daerah sini

(diafragma kiri), yang di punggung tu malah

enggak. Kalau habis operasi tu nyerinya cuman

kalau kecapekan, kalau dingin, terus kalau tidur

tu pennya tu kayak mencengkeram nylekit gitu

lho mbak. Aku tu takut to mbak terus bilang

sama ibu, bu kok kalau mau tidur tu pennya

suka kayak mencengkeram gitu ya bu. Lha

makanya nek tidur ki makane bracenya suruh

dipakai biar nggak miring-miring. Terus kadang

suka dimarahin kalau tidur, nonton TV itu kan

sama tiduran to mbak tidurannya tu harusnya

kan tegak tapi tu aku kadang suka miring terus

dimarahin hehehe Terus ada kesulitan apalagi?

Skoliosis tu kalau olahraga senam kan otomatis

nggak boleh to mbak. Terus selebihnya enggak

sih. Aktivitas sehari-hari? Biasa Terus selain

pengobatan itu apalagi yang kamu lakuin

EE merasa area wajah menjadi

berbeda antara sisi kanan dengan sisi

kiri yang dirasakan EE ketika

tersenyum. EE mengatakan bahwa

tangannya tidak sama panjang

meskipun tidak terlihat.

Sebelum operasi, EE merasa nyeri

pada bagian diaragma kiri. Setelah

operasi, EE merasa nyeri ketika

kelelahan, kedinginan dan merasa

tidak nyaman ketika tidur. Orangtua

EE mengingatkan EE untuk

menggunakan brace supaya tidak

tidur dengan posisi miring. Orangtua

EE juga memarahi EE ketika posisi

tidur EE miring.

Penderita skoliosis tidak boleh

mengikuti olahraga senam. EE tidak

mengalami kesulitan dalam aktivitas

sehari-hari.

Otot wajah EE berbeda

antara sisi kanan dan sisi

kiri.

Tangan EE tidak sama

panjang.

Operasi membuat EE

tidak merasakan sakit lagi

pada diafragma, tetapi

menjadi tidak nyaman.

Orangtua mengingatkan

EE untuk menggunakan

brace.

Orangtua EE marah

ketika posisi tidur EE

miring.

Tidak boleh mengikuti

senam.

Dampak

fisik

Dampak

fisik

E1

SS ortu

Dampak

fisik

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

Faktor

koping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

setelah tahu kalau skoliosis? Hmm ya doa to

mbak hehe doa terus renang-renang. Aku kan

mikirnya skoliosis tu nggak bakal nambah lagi

derajatnya makanya aku tu nggak pakai brace

nya, soalnya yang dari Jogja kan bracenya dari

plastik to mbak, panas gitu. Terus aku mikirnya

tu halah paling besok udah nggak nambah

paling Cuma gini tok kan belum kelihatan

banget to mbak. Ternyata tu nambah terus

efeknya tu sakit di situ (diafragma kiri) terus kan

aku bilang sama ibu, bu sininya ki mesti kok

sakit ki piye. Terus ibu bilang sama saudara yang

bidan itu, coba diperiksain lagi terus dibawa ke

Solo itu pas dirontgen tu aku kaget mbak kan

dari 45 tiba-tiba langsung 76, kan udah

bengkong banget to mbak. Loh kok sampai

kayak gitu, aku mikirnya. Terus ini harus

operasi, haduh operasi. Langsung rasane tu kan

belum pernah operasi gitu ya mbak. Aduh down

itu haduhh langsung nangis (tertawa), sempet

nangis sempet ah pokoknya ya gitu. Downnya

gimana bisa diceritain nggak? Kan takut mbak

kan tulangnya miring terus dilurusin tu mikirnya

udah aneh-aneh to terus dokternya tu udah

bilang kalau skoliosis kan operasi besar. Kalau

operasi besar tu nanti resikonya tu langsung itu

kan tulang belakang sambungannya tulang ekor,

nanti resikonya kalau nggak lumpuh ya

meninggal. Kan kayak nggak ada harapn hidup

Selain melakukan pengobatan, EE

berdoa dan berenang. EE berpikiran

bahwa derajat skoliosisnya tidak akan

bertambah sehingga EE tidak

menggunakan bracenya karena

panas. EE mengira derajat skoliosis

tidak akan bertambah. Ternyata

derajat skoliosis EE bertambah dan

berdampak pada sakit di bagian

diafragma kiri. Kemudian EE

mengeluh sakit pada orangtuanya.

Orangtua EE bercerita pada

saudaranya yang kemudian

menyarankan untuk periksa lagi.

Ketika periksa di Solo, EE terkejut

karena derajat lengkungannya

bertambah banyak. Kemudian EE

diminta untuk melakukan operasi. EE

merasa terpuruk dan menangis

karena belum pernah melakukan

operasi sebelumnya.

EE merasa takut karena tulangnya

miring dan akan diluruskan. Dokter

mengatakan bahwa operasi skoliosis

adalah operasi besar. Operasi besar

skoliosis berhubungan dengan tulang

belakang dan tulang ekor sehingga

dapat beresiko lumpuh bahkan

meninggal. EE merasa tidak ada

EE berdoa dan berenang.

EE berhenti

menggunakan brace.

EE mengalami sakit di

bagian diafragma kiri.

EE mengeluh pada

orangtuanya.

Orangtua bercerita pada

saudara kemudian

menyarankan untuk

periksa kembali.

EE disarankan untuk

operasi.

EE merasa terpuruk dan

menangis karena takut

dengan operasi.

Dokter menjelaskan

tentang operasi skoliosis.

EE merasa putus asa

E8 & P1

E3

Dampak

fisik

E1

P2

E2

P2

Dampak

EFC & PFC

EFC

Dampak

skoliosis

EFC

PFC

EFC

PFC

Dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

(tertawa) mbak terus ya kalau berhasil, kalau

enggak kan aku mikirnya udah aneh-aneh to

mbak. Tapi terus pas kontrol itu ada yang

skoliosis operasi juga ternyata lancar bisa. Terus

udah sembuh, ya sembuhnya udh nggak terlalu

miring terus sembuhnya tu emang nggak bisa

sembuh total tapi setidaknya bisa mengurangi.

Kamu mengatasi ketakutanmu itu gimana? Ya

aku pas itu tu emang doa terus ya mbak, terus

semoga pas operasi tu ya dilancarkan terus

nggak ada apa-apa. Kalau berenang itu sejak

kapan? Sebelum operasi itu udah renang kalau

bisa itu katanya seminggu dua kali. Tapi kan

pulangnya sore-sore terus kan mbak paling aku

renangnya tu seminggu sekali itu katanya biar

saat operasi tu tulangnya udah nggak terlalu

kaku. Terus kan pas di sana itu dikasih terapi-

terapi senam kalau habis bangun tidur itu

kakinya diangkat terus punggungnya, kayak

senam-senam ringan gitu. Renangnya itu mulai

kapan? Setelah dari Solo itu mbak Sampai

sekarang masih? Masih tapi ya kalau ada waktu

gitu to mbak. Ada waktu mau renang ya renang,

tapi nggak hari ini harus renang gitu enggak.

Kalau ada waktu luang ya renang. Sekarang kira-

kira dua bulan sekali kayaknya mbak. Kenapa

berkurang gitu? Soalnya kegiatannya juga

banyak to mbak, terus capek udah sore, kadang

nggak ada temennya terus mosok sendirian

harapan hidup. EE berpikiran aneh-

aneh jika operasi tidak berhasil. EE

bertemu dengan pasien skoliosis

lainnya yang melakukan operasi dan

berjalan lancar. Setelah operasi tidak

sembuh total tapi bisa mengurangi

derajat kelengkungan.

EE mengatasi ketakutan itu dengan

berdoa supaya operasinya

dilancarkan.

Sebelum operasi, EE sudah berenang

setiap satu kali dalam seminggu

supaya tulang tidak kaku saat

dioperasi. Kemudian EE mengikuti

terapi senam setiap bangun tidur

seperti mengangkat kaki dan

punggung.

EE mulai berenang setelah kontrol di

Solo hingga saat ini ketika memiliki

waktu luang. Saat ini EE berenang

setiap kurang lebih satu kali dalam

dua bulan.

Waktu EE untuk berenang berkurang

karena kegiatan yang banyak, lelah,

pulang sore, dan terkadang tidak ada

karena resiko operasi

yang besar.

EE mengatasi ketakutan

dengan berdoa.

EE berenang satu kali

seminggu sebelum

operasi.

EE terapi setiap bangun

tidur.

EE mulai berenang sejak

kontrol di Solo hingga

hari ini setiap dua bulan.

Intensitas berenang EE

berkurang karena banyak

kegiatan.

psikis

E8

P1

P1

P1

E3

skoliosis

EFC

PFC

PFC

PFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

gitu. Terus kalau dulu kan dianter sama bapak

itu harus. Tapi kan sekarang harusnya ya harus

tapi sibuk itu mbak kan pulangnya sore terus.

Jadi kamu operasinya tu kelas? Sepuluh, eh

kelas sebelas ding..kelas sebelas awal. Setelah

tahu kalau kamu skoliosis, kamu browsing gitu

nggak? Iya..pas di Timotius itu aku sempet

browsing mbak, terus habis itu kan aku udah

nggak mikir to itu pokoknya udah kayak

biasanya. Terus kan nambah lagi itu terus aku

browsing-browsing lagi. Terus pas dikasih tahu

mau operasi itu aku browsing cerita yang udah

lolos operasi skoliosis, terus nyari tahu buku-

bukunya terus browsing efeknya itu apa.

Motivasimu browsing apa? Biar ada gambaran.

Gambarannya tu kalau habis operasi terus nanti

tu kegiatannya apa aja, terus efek sampingnya

tu apa aja terus aku kan kepo to mbak nanti

pennya tu kan kayak apa soalnya kan nggak

diambil. Hehehe itu kan ada gambarnya pas

dibuka terus dalemnya tu udah ditempel

pennya itu kan yo tambah ngeri to mbak

sebenernya tu mikirnya malah aneh-aneh. Terus

tanya-tanya sama saudara yang bidan itu

nantinya gimana-gimana. Terus gimana

perasaanmu setelah browsing? Setelah itu tu

ya mikirnya tu jadi oh skoliosisnya tu kayak gini,

terus kan ada to mbak efek sampingnya gitu

nyeri. Aku mikirnya tu ngerasain nyeri kalau ada

teman untuk menemani berenang.

Sebelumnya, orangtua EE selalu

mengantar EE untuk berenang.

EE pernah mencari informasi tentang

skoliosis di internet setelah

mengetahui bahwa mengalami

skoliosis. Setelah mengetahui bahwa

derajatnya bertambah, EE mencari

informasi lagi. Setelah diberi tahu

bahwa harus melakukan operasi, EE

mencari informasi di internet tentang

kisah penderita skoliosis yang

berhasil melakukan operasi dan

mencari tahu dampak dari operasi.

EE mencari informasi untuk

mendapatkan gambaran terkait

kegiatan dan efek samping setelah

operasi. EE ingin tahu bentuk pen

yang dipasang ketika operasi. EE

menemukan gambar operasi

kemudian EE merasa takut dan

menjadi berpikiran macam-macam.

EE juga bertanya pada saudaranya

bagaima nantinya.

Setelah mencari informasi, EE

memiliki gambaran seperti apa dan

apa efek samping nyeri yang

Orangtua EE mengantar

berenang.

EE mencari informasi

skoliosis di internet.

EE mencari informasi

untuk mendapatkan

gambaran.

EE mendapatkan

gambaran.

SS ortu

P1

P1

Faktor

koping

PFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

pennya itu tu rasanya gimana kan jadinya tu

kadang suka nangis juga kok kayak gini

skoliosisnya. Terus nanti kalau misalnya habis

operasi kalau ada resikonya tu aku udah

mikirnya nanti kalau lumpuh nanti kalau

meninggal. Mikirnya tu udah sampai situ-situ

mbak jadi aku takut gitu tapi ternyata bisa.

Setelah browsing kan dapat gambaran, kamu

jadi lebih tenang atau..? Malah kawatir mbak

aku, malah nggak tenang soalnya kan jadi tahu

itunya bentuk-bentuknya. Terus selain terapi

pakai brace ada terapi lain? Senam Senamnya

setiap apa? Senamnya kalau bangun tidur gitu

kan sempat diajarin nah itu buat melenturkan

tulangnya, paling senam sama renang.

Senamnya mulai kapan? Mulai yang dari Jogja.

Senamnya setiap hari? Iya setiap pagi Sampai

sekarang masih nggak? Ya kadang sekarang

nggak setiap hari hehehe Kira-kira setiap apa?

Kalau inget mbak kalau bangun tidur kalau inget

ohiya senam terus senam. Kalau bangunnya

udah kesiangan ya nggak senam mbak hahaha

Durasi senamnya berapa lama? Paling 5 menit

kok mbak Terus siapa aja sih yang mendukung

kamu? Keluarga terus temen. Kalau keluarga tu

nggak cuma bapak ibu mbak jadi saudara-

saudara terus budhe, pakdhe itu banyak yang

mendukung, terus temen-temen juga. Kalau

keluarga mendukungnya gimana? Ya

ditimbulkan. EE membayangkan

merasakan nyeri hingga kadang

menangis. EE berpikir tentang resiko

setelah operasi jika lumpuh atau

bahkan meninggal. EE merasa takut

tetapi pada akhirnya EE berhasil

melalui operasi.

Setelah mendapat gambaran, EE

justru merasa kawatir dan tidak

tenang karena mengetahui bentuk-

bentuknya.

Selain menggunakan brace, EE juga

melakukan terapi senam setiap

bangun tidur untuk melenturkan

tulang.

EE melakukan senam sejak kontrol di

Jogja. Senam dilakukan setiap pagi.

Saat ini tidak setiap hari EE

melakukan senam.

Durasi senam selama lima menit.

Orang yang mendukung EE antara

lain adalah keluarga dan teman-

teman EE. Keluarga yang mendukung

EE tidak hanya orangtuanya tetapi

juga saudaranya yang lain. Teman-

teman juga mendukung EE.

EE membayangkan dan

kadang menangis.

Awalnya EE

mengawatirkan operasi,

kemudian berhasil.

Setelah mendapat

gambaran, EE merasa

kawatir.

EE melakukan terapi

senam setiap bangun

tidur untuk melenturkan

tulang.

Intensitas EE untuk

senam berkurang.

Orang yang mendukung

EE adalah keluarga besar

dan teman-temannya.

E2

P1

E3

SS

EFC

PFC

EFC

Faktor

koping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

ngingetinnya tu ngingetin harus njaga badanmu

sendiri itu kan badanmu ya harus dijaga, kamu

yang bisa njaga..ya nginget-ngingetin gitu. Terus

ngingetin itu berpengaruh ke dirimu nggak? Iya

jadi lebih semangat Kalau dari temen-temen?

Kalau dari temen-temen ya paling ngasih

semangat mbak, kadang juga ngingetin

misalnya aku pecicilan gitu diingetin, kowe ki

jangan kayak gini-gini gitu. Mempengaruhimu

juga? Iya Skoliosis membuat kamu tertekan

nggak sih? Kadang ya tertekan soalnya masih

kelihatan kan mbak, kalau duduknya di depan

gitu kadang nggak PD kalau yang di belakang

lihat apa gimana. Kemarin temenku ada yang

tanya juga kok punggungmu isih bengkok to

rin..ya kan emang habis operasi emang nggak

bisa 100% sembuh, emang masih 25-30

derajat..takkira ki wis sembuh..hurung makane

memang masih kelihatan. Terus perasaanmu

kalau ada temen yang tanya gimana? Ya malu

masih ada perasaan malu tapi ya udah emang

adanya kayak gini ya udah dijawab aja. Terus

biasanya kamu mengatasi malumu itu gimana

caranya? Ya bilangnya apa adanya aja mbak, ya

sebenernya malu tapi ya memang kayak gini ya

udah gitu aja. Terus awalnya kamu menerima

atau menolak skoliosis itu? Pertamanya itu

cenderungnya menolak, sekarang ya menerima.

Prosesmu dari menerima ke menolak itu

Keluarga mendukung EE dengan

mengingatkan bahwa EE harus

menjaga tubuhnya sendiri.

Dukungan dari keluarga membuat EE

lebih bersemangat.

Teman-teman EE juga memberi

semangat dan mengingatkan EE

untuk menjaga perilakunya.

Dukungan dari teman-teman

mempengaruhi EE.

Terkadang, skoliosis membuat EE

tertekan karena terlihat berbeda.

Ketika EE duduk di depan, EE merasa

tidak percaya diri jika ada temannya

yang melihat dari belakang. Teman EE

bertanya mengapa punggung EE

masih bengkok, kemudian EE

menjawab jika memang tidak bisa

semubuh 100% sehingga masih

terlihat bengkok.

Ketika ada teman yang bertanya, EE

merasa malu tetapi tetap menjawab

apa adanya.

EE mengatasi rasa malunya dengan

menjawab apa adanya.

Awal mengetahui skoliosis, EE

menolak tetapi sekarang EE bisa

menerima.

Keluarga mengingatkan

EE untuk menjaga

tubuhnya.

EE lebih bersemangat.

Teman-teman EE

mendukung dengan

mengingatkan.

EE tertekan karena

skoliosis.

EE tidak percaya diri

ketika ada teman melihat

dari belakang.

EE merasa malu ketika

ada teman yang bertanya

EE menjawab apa

adanya.

EE menolak lalu

menerima.

SS keluarga

SS teman

Dampak

psikis

Dampak

psikis

Dampak

psikis

E7

Faktor

koping

Faktor

koping

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

gimana? Kalau pas menolak kan kok aku kena

skoliosis, pertamanya tu malu terus kok kayak

gini, terus kan temen-temen banyak yang nggak

tahu, terus banyak yang tanya kok punggungmu

beda..terus aku jawab kan aku kena skoliosis

jadinya bengkong jadinya beda kayak gini. Habis

itu kan kontrol yang di Solo jadi temen-temen

juga tahu. Dari itu aku mulai ya udah memang

aku kena skoliosis kalau temen-temen tahu ya

ya udah biar tahu gitu mbak. Jadi apa yang

kamu lakukan sehingga kamu bisa menerima

kayak sekarang? Ya udah biarin aja mbak, kalau

emang tahu ya nggakpapa yang penting tu

nggak ngejek gitu mbak. Kalau ngejek tu kan

kayaknya aku yang skoliosis sendiri terus diejek

itu kan gimana kalau misalnya dia mau tanya

takjawab. Tapi kalau ada yang ngejek ya aku

marah, emang aku kayak gini ya nggak usah

ngejek gitu lho. Pernah ada yang ngejek nggak?

Nggak ada Ada yang bercandain tentag

skoliosis gitu nggak? Ada Terus gimana

perasaanmu? Ya kan emang bercanda ya mbak,

udah tahu bercanda ya udah bercanda. Kamu

mulai bisa menerima skoliosismu itu kapan?

SMA Pernah putus asa karena skoliosis?

Sempet mbak hampir tapi habis itu kan banyak

dukungan terus jadinya ya semangat lagi. Itu

kapan? Pas SMP Hal apa sih yang kamu

dapatkan dari skoliosis itu? Hal positifnya tu

Ketika pertama EE mengetahui

mengalami skoliosis, EE merasa malu.

Banyak teman-teman EE yang tidak

mengetahui kemudian bertanya

mengapa punggung EE berbeda. EE

menjawab bahwa ia mengalami

skoliosis sehingga bengkok. EE

menyadari bahwa ia mengalami

skoliosis dan membiarkan teman-

temannya tahu.

EE membiarkan teman-teman

mengetahui bahwa ia mengalami

skoliosis asalkan tidak mencela. EE

mengatakan bahwa ia mau

menjawab temannya jika bertanya,

tetapi jika ada teman yang mencela

maka EE marah.

Tidak pernah ada teman yang

mencela EE.

Ketika ada teman EE yang membuat

skoliosis EE sebagai bahan bercanda,

EE menerimanya. EE mulai bisa

menerima keadaan skoliosis ketika

SMA. EE pernah merasa hampir putus

asa ketika SMP tetapi banyak orang

EE merasa malu karena

punggungnya tidak

normal.

EE membiarkan teman-

teman mengetahui

bahwa ia mengalami

skoliosis.

EE menerima candaan

teman-temannya.

Saat ini EE bisa menerima

Dampak

psikis

E7

E7

E7

Dampak

skoliosis

EFC

EFC

EFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

jadi lebih berhati-hati menjaga tubuh. Kalau hal

negatif mungkin ya itu temen-temen udah tahu

kadang dibercandain kayak gitu terus kadang

ditanyain kok kayak gitu, padahal kita kan juga

masih malu gitu to. Gimana kamu menanggapi

skoliosis? Buat aku skoliosis itu apa ya bingung,

lebih ke positif sih soalnya itu kan penyakit

terus nggak bisa sembuh. Kalau aku mikirnya ya

udah kalau aku udah kena skoliosis habis itu

mikirnya udah nggak usah yang aneh-aneh.

Masih sempet malu tapi sekarang malunya

udah berkurang. Jadinya kalau temen tahu gitu

ya udah biarin aja. Kamu merasa bermasalah

dengan penampilan? Iya kan kalau pakai baju

kan pasti masih kelihatan kan mbak, nah kalau

gini (menegakkan badan) kan nggak kelihatan.

Tapi kan capek kan mbak kalau gini terus ya

terus gini (sikap tubuh santai). Tapi biar nggak

kelihatan ya kalau duduk tegak gini. Terus kalalu

milih baju dulu kan nggak tahu kalau pakai baju

milih yang bahannya sifon tipis itu to mbak,

kalau sekarang ya nggak berani hehe kalau

sekarang pakainya ya hem, kaos. Kaosnya yang

nggak terlalu ketat. Sejak kapan kamu milih

baju jadi beda? Sejak SMP pas tahu skoliosis itu.

Caramu dengan berenang tu memberi dampak

nggak sih? Iya kan kalau berenang katanya

derajatnya nanti bisa lurus, tapi kan nggak

langsung lurus total tapi mengurangi

yang mendukung sehingga EE

semangat kembali.

Hal positif yang didapatkan EE yaitu

lebih berhati-hati menjaga tubuh.

Sedangkan hal negatifnya yaitu

teman-teman EE bercanda dan

bertanya padahal EE merasa malu.

EE menganggap skoliosis sebagai hal

positif karena skoliosis adalah

penyakit yang tidak bisa sembuh. EE

mengalami skoliosis tetapi tidak

berpikiran aneh-aneh. EE pernah

malu tetapi sekarang berkurang dan

membiarkan teman-temannya tahu.

EE merasa bermasalah dengan

penampilannya karena bentuk

tubuhnya masih terlihat berbeda. EE

mengatasi hal itu dengan

menegakkan badannya supaya tidak

terlihat miring. Saat ini, EE tidak

berani memilih pakaian yang

berbahan tipis, sehingga lebih

memilih memakai hem atau kaos dan

tidak ketat.

EE mulai memilih baju yang berbeda

sejak awal mengetahui mengalami

skoliosis.

Cara berenang memberi dampak

keadaan.

Banyak orang

mendukung EE sehingga

tidak putus asa.

EE lebih berhati-hati

menjaga tubuh.

EE merasa malu karena

ada teman yang

bertanya.

EE pernah malu karena

temannya tahu

keadaannya.

EE bermasalah dengan

penampilannya.

EE mengatasi dengan

menegakkan badan.

EE memilih jenis dan

model pakaian.

SS

P1

Dampak

psikis

Dampak

psikis

Dampak

psikis

P1

P1

Faktor

koping

PFC

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

Dampak

skoliosis

PFC

PFC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

kemiringannya itu aku berenang kan semuanya

bergerak kan mbak nah itu postur tubuhnya

jadinya lentur. Terus kalau pas renang pas udah

kedinginan kadang kan sakit to mbak, nah itu

aku langsung keluar dari kolam renang. Terus

kalau berdoa, ada perubahan apa? Jadi tenang,

terus tegar Terus sekarang ini aktivitasmu

terganggu nggak? Iya kan nggak semua aktivitas

aku bisa lakuin kan mbak, yang nggak bisa tu ya

kayak tadi senam. Terus berarti kalau olahraga

kamu nggak ikut senam? Iya Terus ada sesuatu

yang kamu dapat dari skoliois nggak? Kan dari

keluarga itu kan berempat mbak, itu tu yang

punya penyakit serius tu aku sama ibu. Pas aku

tahu aku sekoliosis tu rasanya tu jadi kok aku

yang kena kok nggak orang lain. Terus berdoa

jadinya kayak curhat aja biar lega biar tenang.

Sampai sekarang masih berdoa untuk

skoliosis? Iya masih Lalu dari sekian cara yang

kamu lakukan, yang paling berpengaruh

membawa perubahan yang mana? Yang pas

doanya itu jadi sebelumnya mikirnya aneh-

aneh, terus kalau malem mau tidur itu kan doa

itu jadi tenang jadi lega. Setiap hari kamu

berdoa? Iya Terus tanggapan keluarga waktu

tahu kamu skoliosis gimana sih? Ya kaget to

mbak, kan katanya juga bisa karena keturunan

tapi bapak ibu itu enggak. Mungkin dari mbah,

kalau mbah itu dulu katanya melengkung

pada EE karena bisa mengurangi

kemiringan skoliosisnya dan

membuat tubuh menjadi lebih lentur.

Ketika kedinginan dan merasa sakit,

EE langsung berhenti berenang.

Doa membuat EE menjadi lebih

tenang dan tegar.

Aktivitas EE yang terganggu yaitu

tidak bisa mengikuti senam.

Dalam keluarga EE, yang memiliki

penyakit serius adalah EE dan ibunya.

Ketika mengetahui mengalami

skoliosis, EE bertanya mengapa ia

yang mengalami dan bukan orang

lain. Kemudian EE mengatasinya

dengan berdoa supaya lega dan

tenang.EE masih berdoa untuk

sekoliosis hingga saat ini.

Cara yang paling berpengaruh untuk

EE yaitu doa. Pikiran EE yang aneh-

aneh menjadi tenang dan lega

setelah berdoa. EE berdoa setiap hari.

Tanggapan keluarga EE ketika

mengetahui EE mengalami skoliosis

yaitu terkejut. Skoliosis bisa

disebabkan karena keturunan tetapi

orangtua EE tidak mengalami

Ketika kedinginan, EE

merasa sakit lalu

berhenti berenang.

Doa membuat lebih

tenang.

Tidak bisa ikut senam.

EE merasa tidak adil.

EE mengatasi dengan

berdoa.

Cara paling berpengaruh

yaitu doa.

Penyebab skoliosis yang

dialami EE diperkirakan

karena keturunan.

Dampak

fisik

E8

Dampak

fisik

E6

E8

E8

Faktor

keturunan

Dampak

skoliosis

EFC

Dampak

skoliosis

EFC

EFC

EFC

Penyebab

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

bungkuk gitu, jadi mungkin dari mbah. Sekarang

apa yang kamu rasakan? Udah nggak sakit yang

sininya (diafragma kiri), tapi ya itu kalau dingin,

capek nyeri gitu. Pernah sesak nafas? Enggak

Pernah menyerah nggak? Enggak mbak kalau

menyerah, semangat terus. Sekarang

kontrolnya berarti setahun sekali? Hmm kalau

sekarang kontrolnya kalau ada keluhan aja sih

kalau enggak ya nggak kontrol nggak papa. Dulu

pernah ada saudara yang nyaranin coba dipijet

tapi kalau bapak tu nggak mau yang gitu-gitu

jadi maunya ya yang medis kalau emang itu kan

penyakitnya udah tahu kalau skoliosis tulangnya

bengkok. Kalau nanti dipijit kalau tambah

mlengse malah bahaya to mbak terus akhirnya

ya ke dokter itu. Hmm ya yaa terus kalau

pelajaran olahraga kamu nggak ikut? Ikut mbak

tapi kalau senam ya enggak. Yang ikut paling ya

basket, sepakbola, lari gitu. Oh lari bisa? Bisa

sih mbak

skoliosis. Kemungkinan keturunan

skoliosis berasal dari nenek EE.

Saat ini EE sudah tidak merasakan

sakit di bagian diafragma kiri, tetapi

ketika dingin EE merasa nyeri. EE

tidak pernah sesak nafas. EE tidak

pernah menyerah.

Saat ini EE melakukan kontrol hanya

jika ada keluhan.

Sebelumnya ada saudara EE yang

menyarankan untuk pijat tetapi ayah

EE tidak menyetujui karena sudah

tahu penyakitnya dan lebih memilih

pengobatan medis. EE

mengawatirkan jika dipijat justru

bahaya maka lebih memilih periksa

pada dokter.

EE tetap mengikuti pelajaran

olahraga kecuali senam.

EE tidak pernah

menyerah untuk menjaga

tubuhnya.

Ayah EE menolak saran

saudara untuk pijat.

EE tidak bisa mengikuti

senam.

E7

SS ortu

Dampak

fisik

EFC

Faktor

koping

Dampak

skoliosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

Informed Consent MG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Informed Consent E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

Informed Consent YL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Informed Consent EE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI