PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode...

108
PERILAKU KESEHATAN MEDIS PADA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA YANG DIPASUNG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: I Dewa Ayu Komang Putri Anggreni 129114136 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

PERILAKU KESEHATAN MEDIS PADA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA

YANG DIPASUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

I Dewa Ayu Komang Putri Anggreni

129114136

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

iv

HALAMAN MOTTO

The most beautiful things

In the world cannot be seen or touched

They are felt with the heart.

Now here is my secret, it’s very simply: you can only see things clearly with your

heart.

What is essential is invisible to the eye.

- Antoine de Saint – Exupery, The Little Prince

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

v

All men have stars, but they are not the same things for different people.

For some, who are travelers, the stars are guides.

For others they are no more than little lights in the sky.

For others, who are scholars, they are problems…

But all these stars are silent.

You – You alone will have stars as no one else has them.

- Antoine de Saint – Exupery, The Little Prince

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

vi

Everything can be taken from a man but one thing; the last of the human

freedoms — to choose one's attitude in any given set of circumstances, to choose

one's own way."

- Victor Frankl – Man’s Searching Meaning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Tuhan yang Maha Penyayang.

Untuk Ibu, Ayah, Kakak dan seluruh kelurga dan sahabat yang

mendukung saya untuk menyelesaikan karya ini.

Untuk seluruh masyarakat dunia yang

menginspirasi dan mendorong saya untuk menyelesaikan karya ini.

Semoga karya ini bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

ix

PERILAKU KESEHATAN MEDIS PADA KELUARGA

PENDERITA SKIZOFRENIA YANG DIPASUNG

I Dewa Ayu Komang Putri Anggreni

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku kesehatan medis yang dilakukan oleh

keluarga pasien skizofrenia selama ini dan melihat faktor-faktor apa yang akhirnya melatarbelakangi

keluarga berhenti menggunakan pengobatan medis dan mengambil keputusan memasung pasien.

Wawancara semi terstruktur dilaksanakan terhadap tiga keluarga penderita skizofrenia yang dipasung,

satu narasumber dari pihak rumah sakit. Pendekatan penelitian dilakukan dengan desain studi kasus.

Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunakan pendekatan

deduktif, yakni analisis isi terarah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga berhenti

menggunakan pengobatan medis dipengaruhi oleh: a) pengetahuan yang cenderung kurang ilmiah

mengenai penyebab skizofrenia b) persepsi yang negatif tentang keparahan dan manfaat penggunaan

pengobatan medis, c) pengalaman negatif saat melakukan pengobatan medis dan saat tanpa

pemasungan, dan d) pengalaman positif selama pasien dipasung.

Kata Kunci : Perilaku Kesehatan, Pemasungan, Skizofrenia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

x

HEALTH MEDICAL BEHAVIOR OF FAMILY LIVING A PERSON WITH

SCHIZOPRENIC PATIENT IN PASUNG: PHYSICAL RESTRAINT

I Dewa Ayu Komang Putri Anggreni

ABSTRACK

This research was intended to observe health medical behavior that was treated by person

with a schizophrenia patient’s family all this time and to look at what factors that influence the family

quit using medical treatment and decided to physical restraint the patient. Semi-structured interviews

were held to three physical restrained schizophrenia patient’s family, one source from hospital side.

Research approach with study case research design. Data was analyzed using Qualitative Content

Analysis (QCA), using deductive approach, which is directional content analysis. This research result

showed the patient’s family that quit using medical treatment was affected by: a) knowledge that tends

to be less scientific about schizophrenia disease causes b) negative perception about severe condition

and medical treatment benefit, c) negative experience when using medical treatment and without

physical restrains, and d) positive experience when patient was physical restrained.

Keyword : medical behavior, physical restrained, schizophrenia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xii

KATA PENGANTAR

1. Sang Pencipta dari Negeri Awan, yang telah mengijinkan, mendukung

dan bekerjasama dengan penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

Terimakasih untuk Inspirasinya.

2. Ibu, Bapak, Kakak, yang membiarkan penulis untuk mengambil

konsekuensi terhadap pilihannya. Terimakasih sudah mengijinkan penulis

untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

3. Dr. Tjipto Susana, sosok yang mengajarkan bahwa melakukan kesalahan

adalah sesuatu yang wajar dan menjadikan pembelajaran untuk menjadi

lebih baik. Terimakasih sudah menjadi role model untuk penulis.

4. Pangeran kecil, sahabat imajinatif yang selalu mengajarkan penulis untuk

menikmati dan menemani setiap proses dalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

5. Sahabat Cabe’s, manusia di belakang layar yang menjadi alarm pengingat

untuk tidak pernah menyerah. Terimakasih untuk hari-hari yang berwarna

yang telah kalian tawarkan dan bagikan untuk hidup penulis.

6. Ovi dan Inel, duo manusia (deep conversation) yang selalu menjadi teman

untuk membagi isi pikiran-pikiran gila si penulis, ditambah beberapa

bumbu teoritis yang alhasil membuat kebiasaan over thinking penulis

menjadi berkurang. Terimakasih untuk waktu yang kalian habiskan

bersama penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xiii

7. Arin dan Tasya, duo room mate di Wirata yang selalu ikut menjadi team

horayy-horayy dan penyemangat untuk penulis. Terimakasih untuk

semangat yang kalian tularkan.

8. Untuk Banda Neira, John Mayer, Gabrielle Aplin, Monita Tahalea, Tulus,

Raisa dan banyak lagi yang memenuhi playlist skripsi penulis. Musik

kalian berhasil membuat penulis menyelesaikan tugas akhir. Terimakasih

untuk aransemen dan lirik yang mempengaruhi hidup penulis.

9. Chezmoi, X map satu-satunya yang hampir setiap hari penulis datangi

untuk mengerjakan skripsi (sampai setiap keluar dari chezmoi, gak pernah

disuruh datang kembali karena udah bosen liat penulis). Terimakasih

untuk kue-kue yang benar-benar membuat mood penulis jadi berseri-seri

setiap makan kuenya.

10. Untuk semua orang yang sudah memberikan warna dan pengaruh di

hidup penulis, yang tak bisa disebutkan satu persatu, penulis amat sangat

berterimakasih.

11. Terimakasih untuk Kamu. Silakan tulis nama Kamu sendiri

………………

Terimakasih sudah mewarnai hidupku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xiv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Penulis meminta maaf atas segala kekurangan dan kelalauian yang telah

diperbuat, baik kata, maupun tulisan. Penulis menerima semua kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 12 Desember 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................................... x

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................... xi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 12

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 13

2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 14

A. Skizofrenia

1. Definisi Gangguan Skizofrenia ................................................................ 14

2. Gejala Skizofrenia .................................................................................... 15

3. Kriteria Diagnostik untuk Skizofrenia ..................................................... 21

4. Kategori Skizofrenia dalam DSM-IV-TR ................................................ 21

5. Etologi Skizofrenia................................................................................... 23

B. Perilaku Kesehatan ......................................................................................... 30

C. Pelayanan Kesehatan ...................................................................................... 36

D. Keluarga ......................................................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xvi

E. Pemasungan ................................................................................................... 40

F. Perilaku Kesehatan Keluarga pada Penderita Skizofrenia ............................. 41

G. Kekhasan Studi Kasus ................................................................................... 42

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................ 46

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 46

B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 47

C. Partisipan Penelitian ....................................................................................... 47

1. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................................ 48

2. Jumlah Subjek Penelitian ......................................................................... 49

3. Lokasi Pengambilan Data ........................................................................ 49

D. Instrumen Penelitian....................................................................................... 49

E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 51

F. Metode Analisis Data ..................................................................................... 52

G. Kredibilitas Penelitian .................................................................................... 53

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 54

A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 54

B. Profil Narasumber

1. Narasumber pertama ................................................................................ 56

2. Narasumber kedua .................................................................................... 57

3. Narasumber ketiga ................................................................................... 58

C. Hasil Penelitian .............................................................................................. 60

1. Faktor Predisposisi ................................................................................... 60

2. Faktor Pendukung .................................................................................... 69

3. Faktor Penguat ......................................................................................... 72

D. Dinamika Perilaku Kesehatan dalam Pemasungan ........................................ 77

BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 85

A. Kesimpulan .................................................................................................... 85

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 86

C. Saran .............................................................................................................. 87

1. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 87

2. Bagi Praktisi Psikologi ............................................................................. 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

xvii

3. Bagi Pihak Rumah Sakit Jiwa .................................................................. 88

4. Bagi Keluarga yang Memiliki Anak Dipasung ........................................ 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Skizofrenia adalah gangguan mental yang cukup luas dialami di

Indonesia, di mana sekitar 99% pasien di RS Jiwa di Indonesia adalah

penderita skizofrenia. Hal ini ditemukan oleh dr. Danardi Sosrosumihardjo,

Spp. KJ dari kedokteran Jiwa FKUI/RSCM (Republika, 2000). Selain itu,

prognosis untuk penderita skizofrenia pada umumnya kurang

mengembirakan. Sekitar 25% pasien dapat pulih dari episode awal dan

fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid (sebelum muncul gangguan

tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya

cenderung memburuk. Sekitar 50% berada di antaranya, ditandai dengan

kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali

untuk waktu yang singkat (Arif, 2006). Hal tersebut membuat skizofrenia

menjadi salah satu gangguan mental yang sangat berat. Bila tidak segera

ditangani, gangguan ini akan sangat cepat mengganggu proses perkembangan

kepribadian pasien, sehingga mengakibatkan kerentanan yang berat dan

berujung pada kerusakan pada kepribadian individu (Arif, 2006).

Skizofrenia tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi pasien, tapi

juga bagi orang-orang terdekatnya. Biasanya keluarga adalah orang yang

paling terkena dampak kehadirnya pasien skizofrenia. Selain dikarenakan

biaya perawatan yang tinggi, hampir 70% penderita adalah pasien di RSJ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

2

secara menahun. Akibatnya, kehadiran penderita cenderung dirasakan sebagai

beban keluarga (Arif, 2006). Pilihan keluarga untuk merawat dan tinggal

bersama pasien skizofrenia akan menimbulkan permasalahan yang akan

dialami oleh seluruh anggota keluarga. Perubahan yang dapat memicu

munculnya stress pada keluarga antara lain gejala skizofrenia yang

mengganggu, perubahan rutinitas dan aktivitas seluruh anggota keluarga

sehari-hari, ketegangan hubungan keluarga dengan lingkungan sosial,

kehilangan dukungan sosial, berkurangnya waktu luang dan kondisi keuangan

yang memburuk (Stengard dalam Wardhani, 2013).

Dampak-dampak yang dialami keluarga ini cenderung membuat

anggota keluarga menjauhkan diri dari penderita skizofrenia dan cenderung

menolak pasien skizofrenia (Koolaee & Eternadi, 2009). Penelitian Wardhani

(2013) menjelaskan bahwa perilaku keluarga terhadap pasien skizofrenia

yang menolakan berupa keluarga tidak mencari informasi, merawat dengan

merantai kaki, mengasingkan dan berperilaku kasar selama penderita

skizofrenia berada di rumah, dan keluarga menolak untuk menjenguk ke

rumah sakit jiwa. Kita ketahui, akibat dari perilaku keluarga yang cenderung

menjauhkan diri dari pasien skizofrenia akan memperburuk kondisi pasien.

Tetapi tidak jarang beberapa keluarga menyerah untuk menghadapi penderita

skizofrenia, sehingga cenderung menjauhinya, dan beberapa di antaranya

memilih untuk memasung pasien skizofrenia.

Menurut survei Kementerian Sosial pada 2008, dari sekitar 650 ribu

penderita gangguan jiwa berat di Indonesia, sedikitnya 30 ribu dipasung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

3

Memasung pasien skizofrenia berarti keluarga melakukan segala tindakan

pengikatan dan pengekangan fisik yang dapat mengakibatkan kehilangan

kebebasan seseorang (Minas & Diarti, 2008 dalam Lestari, Choiriyyah, dan

Mathafi, 2013).

Pemasungan menjadi salah satu bentuk perilaku keluarga untuk

menangani penderita skizofrenia, padahal pemasungan jelas akan

memperparah penderitaan pasien skizofrenia. Dampak negatifnya, yaitu

penderita mengalami trauma, dendam kepada keluarga, merasa dibuang,

rendah diri, dan putus asa. Hal ini akan memunculkan depresi dan gejala

bunuh diri pada korban pemasungan (Lestari, Choiriyyah, dan Mathafi,

2013). Hasil penelitian dari Divisi Psikiatri Komunitas Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta,

mengenai dampak pemasungan menunjukan bahwa dalam kurun waktu 2006-

2007 terdapat 15 kasus pemasungan penderita skizofrenia di Samosir,

Sumatera Utara, dan Bireuen, Aceh. Pemasungan tersebut membuat kaki dan

tangan korban mengecil. Setelah diperiksa dengan saksama, otot dari pinggul

sampai kaki mengecil karena lama tidak digunakan. Dampak ini dijumpai

pada penderita yang sudah dipasung selama sepuluh tahun (Minas dan Diatri,

2008)

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah pasti pemasungan melanggar

Hak Asasi Manusia (HAM) karena dipandang tidak manusiawi, dan

menambah siksaan fisik dan psikis. Pemasungan sangat bertolak belakang

dengan Undang-undang yang telah dibuat, yakni dalam Pasal 42 Undang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

4

Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan:

“Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental

berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus

atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan

martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan

berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”.

Pada tahun 2010, pemerintah berusaha mengatasi masalah pemasungan

tersebut dengan mencanangkan program Indonesia Bebas Pasung. Program

tersebut berjalan cukup baik. Terjadi penurunan jumlah pemasungan di

Indonesia. Pada tahun 2010 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data

penderita psikotik yang di pasung sebanyak 383 kasus, 238 pengalami

pembebasan, dan 145 masih tetap di pasung. Pada tahun 2011 ditemukan

1139 kasus, 990 bebas pasung dan 149 masih tetap di pasung. Pada tahun

2012 ditemukan 880 kasus, 524 bebas pasung dan 356 masih tetap pasung.

Pada tahun ini 2013 ditemukan 799 kasus, sebanyak 456 bebas pasung dan

343 masih di pasung (https://www.kemsos.go.id, 2013).

Upaya pemerintah mengatasi masalah pemasungan dengan

mencanangkan Indonesia Bebas Pasung sudah cukup baik karena berdasarkan

penelitian yang dilakukan Fitrikasari dan Hediati (2011) didapatkan hasil

bahwa pengobatan yang dilakukan dapat meningkatkan penilaian fungsi

pribadi dan sosial, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan berulangnya

kasus pemasungan setelah pasien kembali ke keluarganya atau terjadinya

kasus pemasungan yang baru, apabila keluarga masih punya kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

5

untuk melakukan tindakan pemasungan, termasuk pada pasien yang sudah

mendapatkan pengobatan.

Berikut ini adalah hasil cerita singkat yang dijumpai penulis berkaitan

dengan permasalahan mengenai pemasungan di provinsi Bali. Permasalahan

yang diceritakan oleh seorang psikiater yang berkecimpung dalam Suryani

Institute for Mental Health, pada tanggal 14 Agustus, 2015. Seorang psikiater

mendapatkan informasi ini, ketika ia melakukan kegiatan penanganan pasien

skizofrenia yang dipasung:

”Beberapa orangtua terkadang sangat antusias dengan

kedatangan para psikiater dan perawat yang datang ke rumah-

rumah penderita yang dipasung untuk memberikan pengobatan,

bahkan beberapa diantara mereka meminta agar pengobatan

tersebut dilakukan dengan rutin agar anak mereka bisa pulih

kembali. Namun ketika psikiater melakukan pendekatan dengan

orang tua untuk melepas pasung, beberapa diantara orangtua

menunjukan sikap penolakan dan cenderung mengalihkan

pembicaraan “

Tidak hanya itu, salah satu team Suryani Institute for Mental Health

ikut menambahkan lagi komentarnya mengenai permasalahan program

pemerintah tersebut :

“Masalahnya tidak hanya membebaskan pasien

skizofrenia saja, tapi ada penanganan jangka panjang yang tidak

pernah orang bayangkan. Kebanyakan orang berpikir seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

6

menangani sakit flu, setelah panas hilang pasien akan berfungsi

kembali dengan sendirinya”

Berdasarkan pemaparan di atas, serta hasil wawancara singkat yang

dilakukan, penulis melihat bahwa pemerintah sudah mencoba menangani

permasalahan pemasungan yang terjadi di Indonesia, dengan cara memberi

bantuan pengobatan kepada penderita skizofrenia yang dipasung. Namun,

tidak semua penanganan tersebut berjalan dengan lancar. Beberapa keluarga

memilih untuk tetap memasung anaknya dan tidak mau melepas pasien dan

membawa pasien berobat kembali kerumah sakit, walaupun pemerintah sudah

mengeluarkan jaminan kesehatan berupa pemberian fasilitas dan pengobatan

gratis melalui program bebas pasung.

Saat ini muncul pertanyaaan mengenai bagaimana pemanfaatan

jaminan kesehatan medis tersebut oleh keluarga yang mendapat pengobatan

medis, terutama keluarga yang berhenti melakukan pengobatan medis dan

tetap melakukan perilaku memasung, padahal pemerintah sudah

mengeluarkan dana untuk meluncurkan program pengobatan gratis tersebut.

Apakah pemerintah kurang memberi fasilitas yang memadai kepada keluarga,

sehingga keluarga berhenti menggunakan pengobatan medis dan masih tetap

memasung anaknya? Apa yang melatarbelakangi perilaku tersebut sehingga

keluarga berhenti menggunakan pengobatan medis dan tetap memasung?

Menurut Lewin (1954) dalam Notoadmodjo (2010), perilaku keluarga dalam

mengambil keputusan untuk pengobatan keluarganya dipengaruhi oleh

kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan. Upaya atau tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

7

seseorang untuk memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia

yang sering dipaparkan dalam bentuk perilaku kesehatan.

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan,

minuman, dan pelayanan kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang

diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku kesehatan masyarakat adalah sebuah hasil dari interaksi yang

kompleks dan holistik oleh individu dengan lingkungan yang

mempengaruhinya beserta pelayanan kesehatan yang ada. Sehingga perilaku

kesehatan itu sangat dinamis dan mengikuti aspek-aspek yang

mempengaruhinya. Menurut Lawrence Green, 1980 dalam Notoatmodjo,

2010 menjelaskan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECED:

Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnoses

and Evaluation. Precede ini adalah merupakan arahan dalam menganalisis

atau mendiagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan

(promosi) kesehatan. Precede dapat diuraikan melalui 3 faktor, yakni faktor-

faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan

yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, sikap

yang menggambarkan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

8

kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu terhadap penyakit tersebut oleh keluarga pasien. Faktor pemungkin

(enabling factors), yang terwujud dalam sumber-sumber daya yang

mencakup fasilitas, biaya, waktu, tenaga, jarak tempuh, ketersediaan sarana

pelayanan kesehatan, ketersedian alat transportasi yang mempengaruhi

keluarga untuk menggunakan pengobatan medis. Faktor-faktor pendorong

atau penguat (renforcing factors), merupakan faktor sesudah perilaku yang

memberikan reward atau insentif berkelanjutan bagi perilaku dan

berkontribusi bagi persistensi atau pengulangan terhadap perilaku keluarga

pasien.

Munculnya fenomena pemasungan ini sebagai hasil dari perilaku

kesehatan masyarakat dalam bentuk tanpa melakukan pengobatan, membuat

penulis tertarik untuk melihat secara lebih dalam mengenai perilaku

kesehatan yang terfokus pada pengobatan medis yang dilakukan oleh

keluarga yang memiliki anak penderita skizofrenia yang dipasung. Perilaku

kesehatan medis mengkaji aktivitas dan respon keluarga berkaitan dengan

upaya pemeliharaan atau peningkatan kesehatan dengan cara melihat

pengalaman yang dirasakan selama proses pengobatan atau penyembuhan

menggunakan pengobatan medis hingga keluarga mengambil keputusan

untuk berhenti melakukan pengobatan dan memilih untuk melakukan

pemasungan. Respon keluarga terhadap perilaku kesehatan medis dapat

ditinjau dari beberapa faktor, yaitu predisposing factor, enabling, dan

reinforcing causes in educational diagnoses and evaluation pada keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

9

yang memiliki anak penderita skizofrenia yang di pasung. Faktor-faktor

tersebut akan dijadikan acuan bagi penulis dalam menganalisis atau diagnosis

perilaku kesehatan medis dari keluarga sehingga dapat dilakukan evaluasi dan

dapat memberikan intervensi yang sesuai.

Diharapkan hasil penelitian bisa membantu pemerintah dan pemberi

layanan kesehatan untuk memperbaiki program yang sudah dibentuk selama

ini, dengan melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses

pengambilan keputusan masyarakat mengenai penggunaan dari fasilitas

kesehatan medis. Sehingga layanan kesehatan bisa menentukan strategi

pendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan

medis masyarakatnya yang masih tetap memasung anaknya.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap

anggota keluarga yang memiliki anak atau saudara yang menderita gangguan

skizofrenia yang masih dipasung dan pernah mendapatkan penanganan dari

tim rumah sakit jiwa. Peneliti memilih anggota keluarga sebagai subjek

karena perilaku kesehatan pada pasien skizofrenia merupakan perilaku yang

dikondisikan oleh anggota keluarga pasien dan tidak dijalani, ataupun

dirasakan sendiri oleh pasien.

Sejauh ini belum ada penelitian yang membahas mengenai gambaran

perilaku kesehatan medis pada keluarga yang memiliki anak menderita

gangguan skizofrenia yang dipasung. Penelitian mengenai perilaku kesehatan

selama ini juga lebih banyak membicarakan tentang perilaku kesehatan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

10

penderita penyakit yang tergolong berat dan berstadium lanjut. Nugroho

(2011) ingin melihat faktor yang melatarbelakangi drop out pengobatan

tuberkolosis paru di BP4 Tegal, dan disimpulkan faktor yang

melatarbelakangi drop out adalah lama pengobatan melewati tahap intensif

sehingga gejala hilang dan pasien merasa sembuh, pembiayaan pengobatan

tidak secara cuma-cuma, pasien tidak mengetahui tentang tahapan

pengobatan, tidak adanya pengawasan menelan obat, adanya kesulitan

transportasi menuju BP4, adanya efek samping obat, ketidaktahuan tentang

komplikasi penyakit. Chusairi (2004) melakukan penelitian terhadap

penderita kanker stadium akhir di poli perawatan paliatif, dan menghasilkan

simpulan bahwa gambaran perilaku kesehatan pada pasien poli perawatan

paliatif mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) Penyakit yang berada

pada tahap terminal membuat mereka memutuskan cara pengobatan medis

maupun non-medis untuk memperingan beban sakit baik disease maupun

illnessnya (2) Para pasien poli perawatan paliatif sudah tidak banyak diminta

untuk memutuskan sendiri cara pengobatannya, namun pendapat keluarga

dan other person or significant person lebih berperan dalam pengambilan

keputusan health seeking behavior-nya (3) Pertimbangan faktor internal

seperti personal reference, kepercayaan dorongan spiritual dan sikap tetap

memberikan kontribusi positif dalam health seeking behavior (4)

Pertimbangan faktor eksternal seperti kondisi keuangan, budaya, waktu dan

fasilitas juga merupakan sesuatu hal yang tidak pernah diabaikan dalam

health seeking behavior. Beberapa peneliti juga sempat membahas mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

11

perilaku keluarga terhadap pasien skizofrenia. Salah satunya yaitu penelitian

dari Wardhani (2013) yang melihat proses penerimaan keluarga terhadap

pasien skizofrenia yang menjalani rawat inap. Hasil penelitian menunjukan

bahwa hanya satu dari tiga keluarga pasien yang mau menerima secara penuh

pasien skizofrenia. Hal tersebut dipengaruhi oleh permasalahan yang dihadapi

ketiga keluarga yaitu: 1) Pemahaman dan informasi terkait gangguan jiwa, 2)

Cara merawat pasien, 3) Penilaian lingkungan terhadap keluarga, 4) Penilaian

keluarga terhadap pasien.

Penulis sudah mencari jurnal online maupun jurnal cetak, namun

sejauh ini penulis hanya sedikit menemukan jurnal atau hasil penelitian yang

mengkaitkan pemasungan dengan perilaku kesehatan. Lestari, Choiriyyah,

Mathafi (2014) melakukan penelitian untuk melihat kecenderungan atau

sikap keluarga penderita gangguan jiwa terhadap tindakan pasung, dan

menghasilkan kesimpulan bahwa 50% keluarga penderita gangguan jiwa

yang datang ke poliklinik RSJ mempunyai sikap kurang mendukung terhadap

tindakan pasung karena alasan kasihan, menyiksa, dengan dipasung penderita

tidak bisa sembuh, bisa melukai, dan tidak bisa bergerak bebas. Sedangkan

keluarga yang mempunyai kecenderungan untuk memasung merasa bahwa

pasung baik dilakukan jika pasien mengamuk, jika kondisi ekonomi tidak

ada, dan bersifat sementara untuk mengendalikan emosi pasien. Sehingga

tidak mengamuk, membahayakan, dan mengganggu orang lain. Minas dan

Diatri (2008) menjelaskan bahwa sedikit aktivis dan organisasi yang tertarik

untuk meneliti penomena pemasungan, hal tersebut karena akses yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

12

terjangkau. Diharapkan jika penelitian berfokus pada perilaku kesehatan

medis pasien, hasil ini dapat menambahkan informasi mengenai dinamika

perilaku yang dilakukan keluarga selama menggunakan pengobatan medis

dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan

keluarga untuk berhenti menggunakan pengobatan medis dan tetap

memasung pasien skizofrenia secara lebih mendalam, yang ditinjau dari

faktor predisposing, enabling, dan reinforcing causes in educational

diagnoses and evaluation pada keluarga yang memiliki anak penderita

skizofrenia yang di pasung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang, maka ditemukan dua pertanyaan

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kesehatan

yang ditinjau dari faktor predisposing, enabling, dan reinforcing

causes in educational diagnoses and evaluation pada keluarga

yang memiliki anak penderita skizofrenia yang di pasung?

2. Bagaimana perilaku kesehatan medis dan dinamika perilaku

kesehatan medis pada keluarga yang memiliki anak menderita

gangguan skizofrenia yang dipasung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran dari perilaku kesehatan

medis pada keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia

yang dipasung, pengalaman dan proses yang jelas selama melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

13

pengobatan medis, serta mengetahui alasan keluarga dalam pengambilan

keputusan akhir untuk memasung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur terkait

dengan tema pemasungan dan perilaku kesehatan medis. Selain itu, terkait

dengan faktor minimnya penelitian mengenai kasus pemasungan, penulis

berharap penelitian ini bisa menjadi tambahan informasi jika nantinya

penelitian berikutnya ingin mengembangkan topik serupa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Praktisi Psikologis

Diharapkan hasil dari penelitian mampu memberikan gambaran

permasalahan-permasalahan pada pasien skizofrenia yang ada di

lapangan, sehingga harapannya para praktisi psikologis bisa

memberikan penanganan yang sesuai dengan permasalahan yang

terjadi di lapangan.

b. Bagi Pihak Rumah Sakit Jiwa

Diharapkan hasil tersebut dapat membantu pihak rumah sakit untuk

memperbaiki program yang sudah dibentuk selama ini, dengan

melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengambilan

keputusan masyarakat mengenai penggunaan dari fasilitas kesehatan.

Sehingga layanan kesehatan bisa menentukan strategi pendekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

14

yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan

masyarakatnya yang masih tetap memasung pasien.

c. Bagi Keluarga yang Memiliki Anak Dipasung

Diharapkan hasil penelitian bisa memberikan informasi dan

gambaran kepada keluarga, bahwa perilaku pemasungan tidak baik

untuk dilakukan kepada pasien skizofrenia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini, penulis pertama-tama akan menjelaskan apa yang dimaksud

dengan penyakit skizofrenia, gejala-gejala, kategorisasi jenis skizofrenia dan

etiologinya. Kemudian, penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan

perilaku kesehatan medis, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan medis. Selanjutnya, pembahasan akan menerangkan mengenai definisi

pemasungan dan jenis-jenisnya. Pada bagian terakhir, penulis akan menyampaikan

kerangka konsep penelitian ini.

A. Skizofrenia

1. Definisi Gangguan Skizofrenia

Bleuler dalam Semiun (2006) menjelaskan bahwa skizofrenia

diartikan sebagai “kepribadian terbelah”. Schizophrenia berasal dari

bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata, yakni schistos = terbelah dan

phren = otak. Dengan demikian, skizofrenia berarti otak terbelah atau

kepribadian terbelah.

World Health Organitation (2013) menjelaskan bahwa skizofrenia

adalah gangguan mental parah yang secara tipikal muncul pada usia

remaja akhir atau dewasa awal. Gangguan ini ditandai dengan distorsi

persepsi dan pikiran, serta emosi yang tidak sesuai. Gangguan ini juga

meliputi fungsi-fungsi dasar yang pada orang normal, memberikan

perasaan individualis, keunikan, dan pengarahan diri. Perilakunya benar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

16

benar terganggu selama tahap munculnya gangguan, yang mengarah pada

konsekuensi sosial yang tidak menyenangkan, kepercayaan salah yang

sangat kuat dan tanpa realita.

White mengatakan bahwa ciri yang sangat membedakan skizofrenia

dari psikosis-psikosis lain ialah sikap aneh terhadap kenyataan, kurangnya

perhatian untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan, perhatian untuk

menyesuaikan diri dengan kenyataan menjadi sekunder dibandingkan

perhatiannya terhadap hal-hal lainnya (White, 1948 dalam Semiun, 2006)

Berdasarkan beberapa pengertian skizofrenia yang telah diuraikan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa skizofrenia adalah gangguan mental

parah yang cenderung muncul pada usia remaja akhir atau dewasa awal.

Gangguan ini ditandai dengan distorsi persepsi dan pikiran, serta emosi

yang tidak sesuai. Perilakunya benar-benar terganggu selama tahap

munculnya gangguan. Ditandai dengan sikap aneh terhadap kenyataan,

kurangnya perhatian untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan, perhatian

untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan menjadi sekunder

dibandingkan perhatiannya terhadap hal-hal lainnya.

2. Gejala-Gejala Skizofrenia

Gejala-gejala skizofrenia terbagi atas tiga katagori, yaitu gejala positif,

negatif, dan disorganisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

17

a. Gejala positif

Gejala positif mencakup hal-hal yang berlebihan dan distorsi,

seperti halusinasi dan delusi atau waham. Gejala ini, sebagian

tersebarnya menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.

1) Delusi atau dikenal juga dengan istilah waham, yaitu keyakinan

yang berlawanan dengan kenyataan, beberapa yang mendekati

delusi juga dianggap sebagai gejala-gejala positif yang umum

pada skizofrenia (Schneider, 1959 dalam Davison, 2006).

Gambaran delusi di bawah ini dikutip dari Mellor, 1970 dalam

Davison, 2006:

a) Pasien yakin bahwa pikiran yang bukan berasal dari dirinya

dimasukkan ke dalam pikirannya oleh suatu sumber ekternal.

b) Pasien yakin bahwa pikiran mereka disiarkan dan

ditransmisikan sehingga orang lain mengetahui apa yang

mereka pikiran.

c) Pasien berpikir bahwa pikiran mereka telah dicuri, secara tiba-

tiba dan tanpa terduga, oleh suatu kekuatan eksternal.

d) Beberapa pasien yakin bahwa perasaan atau perilaku mereka

dikendalikan oleh suatu kekuatan ekstenal.

2) Halusinasi yaitu keadaan dimana penderita yang berhalusinasi

mengungkapkan pengalamannya tentang kenyataan secara salah

dan sama sekali tidak tepat, mendengar, mencium, atau melihat

segala sesuatu yang sebenarnya tidak ada (Yustinus, 2006). Tipe–

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

18

tipe halusinasi antara lain (dikutip dari Mellor, 1970 dalam

Davison, 2006):

a) Beberapa pasien skizofrenia menuturkan bahwa mereka

mendengarkan pikiram mereka diucapkan oleh suara lain.

b) Beberapa pasien mengklaim bahwa mereka mendengar suara-

suara yang saling bedebat.

c) Beberapa pasien mendengar suara-suara yang mengomentari

perilaku mereka.

b. Gejala negatif

Gejala negatif skizofrenia mencakup berbagai defisit behavioral,

seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas.

Gejala-gejala ini cenderung bertahan melampaui suatu episode akut

dan memiliki efek parah terhadap kehidupan para pasien skizofrenia.

Gejala ini juga penting secara prognostik, banyaknya gejala negatif

merupakan prediktor kuat terhadap kualitas hidup yang rendah (a.l.,

ketidakmampuan bekerja, hanya memiliki sedikit teman) dua tahun

setelah dirawat dirumah sakit (Ho, 1998 dalam Davison, 2006).

1) Avolition

Apati atau avolation merupakan kondisi kurangnya energi dan

ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa

yang biasanya merupakan aktivitas rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

19

2) Alogia

Merupakan suatu gangguan pikiran negatif, alogia dapat terwujud

dalam beberapa bentuk. Seperti miskin isi percakapan, jumlah

percakapan yang memadai, namun hanya mengandung sedikit

informasi dan cenderung membingungkan serta diulang-ulang.

3) Anhedonia

Ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan disebut

anhedonia. Ini tercermin dalam kurangnya minat dalam berbagai

aktivitas rekreasional, gagal untuk mengembangkan hubungan

dekat dengan orang lain, dan kurangnya minat dalam hubungan

seks. Pasien sadar akan gejala-gejala ini dan menuturkan bahwa

apa yang biasanya dianggap aktivitas yang menyenangkan

tidaklah demikian bagi mereka.

4) Afek Datar

Pada pasien yang memiliki afek datar hampir tidak ada stimulus

yang dapat memunculkan respons emosional. Pasien menatap

dengan pandangan kosong, otot-otot wajah kendur, dan mata

mereka tidak hidup. Ketika diajak bicara, pasien menjawab

dengan suara datar dan tanpa nada. Afek datar terjadi pada 66

persen dari suatu sampel besar pasien skizofrenia (Sartorius, 1974

dalam Davison, 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

20

5) Asosialitas

Beberapa pasien mengalami ketidakmampuan parah dalam

hubungan sosial, yang disebut asodialitas. Mereka hanya memiliki

sedikit teman, keterampilan sosial yang rendah, dan sangat kurang

berminat berkumpul bersama orang lain. Manifestasi skizofrenia

ini sering kali merupakan yang pertama kali mucul, berawal dari

masa kanak-kanak sebelum timbulnya gejala-gejala yang lebih

psikotik.

c. Gejala Disorganisasi

Gejala disorganisasi mencakup disorganisasi pembicaraan dan

perilaku aneh (bizarre).

1) Disorganisasi Pembicaraan juga dikenal sebagai ganguan berpikir

formal, dan merujuk pada masalah dalam mengorganisasikan

berbagai pemikiran dan dalam berbicara sehingga pendengar

dapat memahaminya. Pembicaraan juga menjadi terganggu

karena suatu hal yang disebut asosiasi longgar, atau keluar jalur

(derailment), dalam hal ini pasien dapat lebih berhasil dalam

berkomunikasi dengan seorang pendengar namun mengalami

kesulitan untuk tetap pada satu topik. Ia tampak seolah terbawa

oleh aliran asosiasi yang muncul dalam pikiran yang berasal dari

suatu pemikiran sebelumnya. Para pasien memberikan deskripsi

atau kondisi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

21

2) Perilaku aneh terwujud dalam banyak bentuk. Pasien dapat

meledak dalam kemarahan atau konfrontasi singkat yang tidak

dapat dimengerti, memakai pakaian yang tidak biasa, bertingkah

laku seperti anak-anak atau dengan gaya yang konyol,

menyimpan makanan, mengumpulkan sampah, atau melakukan

perilaku seksual yang tidak pantas seperti melakukan manstrubasi

di depan umum. Mereka tampak kehilangan kemampuan untuk

mengatur perilaku mereka dan menyesuaikan dengan berbagai

standar masyarakat. Mereka juga menampilkan kesulitan

melakukan tugas-tugas sehari-hari dalam hidup.

d. Gejala Lain

Beberapa gejala lain skizofrenia yang tidak cukup tepat untuk

digolongkan ke dalam ketiga lategori yang telah disampaikan. Dua

gejala penting dalam kelompok ini adalah katatonik dan afek yang

tidak sesuai :

1) Katatonik

Beberapa abnormalitas motorik menjadi ciri katatonia. Para pasien

dapat melakukan suatu gerakan berulang kali, mengunakan urutan

yang aneh dan kompleks antara gerakan jari, tangan, dan lengan,

yang sering kali tampaknya memiliki tujuan tertentu. Beberapa

pasien menunjukan peningkatan yang tidak biasa pada

keseluruhan kadar aktivitas, termasuk sangat ringan, menggerakan

anggota badan secara liar, dan pengeluaran energi yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

22

besar seperti yang terjadi pada mania. Di ujung lain spectrum ini

adalah imobilitas katatonik : pasien menunjukan berbagai postur

yang tidak biasa dan tetap dalam posisi demikian untuk waktu

yang sangat lama.

2) Afek yang tidak sesuai

Beberapa penderita skizofrenia memiliki afek yang tidak sesuai.

Respon-respon emosional individu semacam ini berada di luar

konteks, pasien dapat tertawa ketika mendengar kabar bahwa

ibunya baru meninggal atau marah ketika ditanya dengan

pertanyaan sederhana. Para pasien tersebut dengan cepat berubah

dari satu kondisi emosional ke kondisi emosional lain tanpa alasan

yang jelas. Meskipun gejala ini cukup jarang terjadi, namun bila

benar-benar terjadi, gejala ini memiliki kepentingan diagnostik

yang besar karena relatif spesifik bagi skizofrenia.

3. Kriteria diagnostik untuk skizofrenia

Berawal dari DSM-III dan berlanjut dalam DSM-IV dan DSM-IV-

TR, konsep skizofrenia mengalami perubahan besar dari definisi terdahulu

yaitu:

a. Characteristic sympthoms : terdapat dua atau lebih gejala-gejala

berikut ini dengan porsi waktu yang signifikan selama sekurang-

kurangnya satu bulan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

23

1. Waham

2. Halusinasi

3. Disorganisasi bicara

4. Disorganisasi perilaku

5. Gejala-gejala negatif

b. Social/occupational dysfungtion: keberfungsian sosial dan pekerjaan

menurun sejak timbulnya gangguan.

c. Duration: gejala gangguan terjadi sekurang-kurangnya enam bulan,

sekurang-kurangnya satu bulan untuk gejala-gejala pada poin pertama.

Selebihnya gejala-gejala negatif atau gejala lain pada poin pertama

dalam bentuk ringan.

d. Para pasien mengalami gejala-gejala gangguan mood secara spesifik

dipisahan. Skizofrenia tipe skizoafektif, sekarang dicantumkan sebagai

gangguan skizoafektif di bagian yang berbeda sebagai salah satu

gangguan psikotik. Gangguan skizoafektif mencakup gangguan

gabungan gejala-gejala skizofrenia dan gangguan mood.

e. DSM-IV-TR mensyaratkan bahwa gangguan terjadi sekurang-

kurangnya enam bulan untuk diagnosis ini. Periode enam bulan

tersebut harus mencakup satu episode akut atau fase aktif selama

sekurang-kurangnya satu bulan, ditandai dengan adanya minimal dua

gejala. Sisa waktu yang diperlukan bagi diagnosis dapat terjadi

sebelum atau sesudah fase aktif. Berbagai masalah yang terjadi pada

fase ini mencakup penarikan diri dari hubungan sosial, kendala dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

24

keberfungsian peran, afek yang tumpul atau tidak sesuai, kurangnya

inisiatif, cara bicara yang membingungkan dan tidak dapat dimengerti,

gangguan dalam kebersihan dan kerapian, keyakinan yang aneh atau

pikiran magis, dan pengalaman perseptual yang tidak wajar.

f. Beberapa gangguan pada DSM-II dianggap bentuk ringan skizofrenia,

sekarang didiagnosis sebagai gangguan kepribadian. Contohnya,

gangguan kepribadian skizotipal.

4. Kategori sizofrenia dalam DSM-IV-TR

a. Paranoid Type

Semiun (2006) menjelaskan bahwa penderita skizofrenia paranoid

memperlihatkan ide-ide referensi dan pengaruh, serta delusi dikejar-

kejar (delusion of persecution) dan kadang-kadang delusi kemegahan

(delusion of grandeur. Gangguan ini berkembang agak lambat dan

mungkin muncul sedikit dibandingkan reaksi-reaksi skizofrenia

lainnya. Ciri khas penderita paranoid adalah murung, mudah

tersinggung, dan curiga.

b. Disorganized Type

Bentuk hebefrenik skizofrenia yang dikemukakan oleh

Kraeplin disebut skizofrenia disorganisasi dalam DSMM-IV-TR. Cara

bicara mereka mengalami disorganisasi dan sulit dipahami oleh

pendengar. Pasien dapat bicara secara tidak runtut, menggabungkan

kata-kata yang terdengar sama dan bahkan menciptakan kata-kata baru,

sering kali disertai kekonyolan atau tawa. Ia dapat memiliki afek datar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

25

atau terus-menerus mengalami perubahan emosi yang dapat meledak

menjadi tawa atau tangis yang tidak dapat dipahami. Perilaku pasien

secara umum tidak terorganisir dan tidak bertujuan. Pasien kadang kala

mengalami kemunduran sampai ke titik yang tidak pantas, buang air

besar sembarangan, dan benar-benar mengabaikan penampilan

(Davison, 2006).

c. Catatonic Type

Skizofrenia katatonik cenderung bertingkah laku yang tidak

masuk akal dan selalu terjadi berulang-ulang, seperti misalnya

berjalan mondar-mandir tidak henti-henti, selain itu cenderung terus

mengulang kata-kata yang sama. Meskipun tingkah lakunya

menunjukan pengunduran diri dari kenyataan, tetapi kemungkinan

untuk sembuh jauh lebih besar dibandingkan dengan tipe-tipe

skizofrenia yang lain (Semiun, 2006). Dalam reaksi katatonik,

penderita berubah-ubah sikap antara keadaan stupor (seperti terbius)

dan keadaan gempar serta meledak-ledak. Dalam keadaan stupor,

penderita kehilangan segala semangatnya, tetap tidak bergerak

selama berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan pada kejadian-

kejadian tertentu bias lebih lama lagi. Ia tidak makan dan tidak

menunjukan usaha untuk menunjukan usaha ingin mengendalikan

buang air besar atau buang air kecil. Suatu hal yang mengherankan

bahwa meskipun ia tampaknya stupor, tetapi ia bisa mengetahui

semua yang terjadi di sekitarnya dan kadang-kadang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

26

memberikan bukti yang jelas atas apa yang diketahuinya. Kadang-

kadang negativisme bisa berubah menjadi sikap mudah dipengaruhi

dan penderita akan menirukan tingkah laku orang lain dan

mengulang secara mekanik kata-kata orang lain atau menjalankan

perintah orang lain secara otomatis. Selain itu, pada tahap cerea

flexibility, yaitu badan menjadi beku seperti lilin. Ia menderita

katalepsi, seperti berada dalam keadaan trance, seluruh badannya

menjadi kaku, atau bahkan tidak bias dibengkokkan. Jika ia

mengambil posisi tertentu maka ia bertingkah laku demikian bisa

sampai berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

Dari keadaan stupor, penderita beralih kepada keadaan

gempar dan meledak-ledak, dan munculnya secara tiba-tiba tanpa

adanya peringatan. Ia seperti berada di bawah beban kegiatan yang

berat. Ia berbicara gempar dan meledak-ledak tanpa sebab dan tanpa

tujuan. Ia bias melakukan tingkah laku seksual yang tidak

terkendali, atau perbuatan agresif yang ditunjukan kepada dirinya

sendiri, atau terhadap orang-orang lain yang ada disekitarnya.

d. Undifferentiated Type

Skizofrenia yang tidak terperinci atau undifferentiated type

merupakan tipe yang tidak memiliki satu atau lebih dari semua

kriteria yang dikemukakan. Skizofrenia yang tidak terperinci tidak

memenuhi kriteria umum untuk didiagnosa skizofrenia, tidak

memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

27

katatonik, atau tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual

atau depresi pasca skizofrenia (Maslim, 1998 dalam Semiun 2006).

e. Residual Type

Orang-orang yang mengalami gangguan skizofrenia residual

adalah orang-orang uang sekurang-kurangnya memiliki riwayat

episode psikotik yang jelas pada masa lampau dan sekarang

memperlihatkan beberapa tanda skizofrenia, seperti emosi yang

tumpul, menarik diri dari masyarakat, bertingkah laku eksentrik, atau

mengalami gangguan pikiran, tetapi gejala-gejala ini pada umumnya

tidak begitu kuat. Selanjutnya, gejala-gejala seperti delusi dan

halusinasi mulai terjadi dan hanya samar-samar (Holmes, 1991 dalam

Semiun, 2006).

Untuk didiagnosisi sebagai skizofrenia residual harus

memenuhi semua persyaratan sebagai berikut: (1) gejala negatif dari

skizofrenia yang menonjol, misalnya psikomotor lambat, aktivitas

menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan tidak ada inisiatif,

kuantitas atau isi pembicaraan miskin, modulasi suara, posisi tubuh,

serta perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; (2) Sedikitnya ada

riwayat satu episode psikotik yang jelas pada masa lampau yang

memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia; (3) Sedikitnya sudah

melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi

gejala yang nyata seperti waham (keyakinan atau pikiran yang salah

karena bertentangan dengan dunia nyata, serta dibangun atas unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

28

unsur yang tidak berdasarkan logika, curiga) dan halusinasi sangat

berkurang (minimal) dan timbul sindrom “negatif” dari skizofrenia,

serta (4) Tidak terdapat dementia atau penyakit atau gangguan otak

organik yang lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat

menjelaskan disabilitas negatif tersebut (Maslim, 1998 dalam Semiun,

2006).

5. Etiologi Skizofrenia

a. Data genetik

Sejumlah literatur yang meyakinkan mengindikasi bahwa suatu

predisposisi bagi skizofrenia diturunkan secara genetik. Metode

keluarga, kembar, dan adopsi digunakan dalam penelitian dan

menyimpulkan bahwa skizofrenia diturunkan secara genetik. Selain itu

para pasien yang memiliki riwayat skizofrenia dalam keluarga

mengalami banyak gejala negatif dibandingkan para pasien yang tidak

memiliki riwayat skizofrenia dalam keluarga (Malaspina, 2000 dalam

Davison, 2006), menunjukan bahwa gejala-gejala negatif dapat

mengandung komponen genetik yang lebih kuat. Dengan demikian,

data yang diperoleh melalui metode keluarga mendukung bahwa suatu

predisposisi terhadap skizofrenia dapat menurun secara genetik.

Meskipun demikian, berbagai studi yang lebih mutakhir terhadap anak-

anak yang orangtuanya menderita skizofrenia yang dibesarkan oleh

orangtua asuh dan orangtua adopsi, ditambah pemantauan terhadap

para kerabat anak-anak adopsi yang menderita skizofrenia, hampir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

29

menghilangkan potensi pengaruh lingkungan yang membingungkan.

Faktor-faktor genetik hanya dapat menjadi pemberi predisposisi

terhadap skizofrenia. Diperlukan beberapa jenis stress untuk membuat

predisposisi menjadi patologi yang dapat diamati.

b. Faktor Biokimia

Peran faktor-faktor genetik dalam skizofrenia menunjukan

bahwa faktor-faktor biokimia perlu diteliti karena melalui kimia tubuh

dan proses-proses biologis membuat faktor keturunan tersebut dapat

berpengaruh. Penelitian saat ini mengkaji beberapa neurotransmitter

yang berbeda, seperti norepinefrin dalam serotonin, dan salah satu

faktor yang paling mempengaruhi yaitu, dopamin.

Pada awalnya para peneliti berasumsi bahwa skizofrenia

disebabkan oleh kelebihan dopamin. Namun, seiring dilakukannya

berbagai studi lain, asumsi ini tidak mendapat dukungan, karena

jumlah dopamin tidak ditemukan dalam jumlah yang besar pada

penderita skizofrenia (Bowers, 1947 dalam Davison, 2006).

c. Otak

Analisis pasca kematian pada otak pasien skizofrenia merupakan

salah satu sumber bukti. Berbagai studi mengungkapkan adanya

abnormalitas pada beberapa daerah otak pasien skizofrenia, meskipun

abnormalitas spesifik yang dilaporkan bervariasi antar studi, dan

terdapat banyak temuan yang saling bertentangan. Temuan yang paling

konsisten adalah pelebaran rongga otak yang berimplikasi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

30

hilangnya beberapa sel otak. Beberapa temuan lain yang cukup

konsisten mengindikasikan abnormalitas struktur pada daerah

subkortikal temporalimbik, seperti hipokampus dan basal ganglia, dan

pada korteks prefrontalis dan temporal (Dwork, 1997; Heckers, 1997;

dalam Davison, 2006). Rongga otak yang lebar pada pasien skizofrenia

berkorelasi dengan kinerja yang lemah dalam berbagai tes

neuropsikologis, penyesuaian yang buruk sebelum timbulnya

gangguan, dan respon yang buruk dalam terapi pengobatan (Andresen

dkk., 1982; Weinberge dkk., 1980; dalam Davison, 2006)

d. Stres Psikologis

Stress psikologi berperan penting dengan cara berinteraksi dengan

kerentanan biologis untuk menimbulkan penyakit ini. Data

menunjukan bahwa sebagaimana pada banyak gangguan yang telah

dibahas, peningkatan stress kehidupan meningkatkan kemungkinan

kekambuhan (Hirsch dkk., 1996; Ventura dkk., 1989; dalam Davison,

2006). Para individu yang menderita skizofrenia tampak sangat reaktif

terhadap berbagai stressor yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-

hari

B. Perilaku Kesehatan Medis

Notoadmodjo (2007) menjelaskan bahwa perilaku kesehatan medis merupakan

suatu respon dari seseorang yang berkaitan dengan masalah kesehatan, penggunaan

pelayanan kesehatan medis, pola hidup, maupun lingkungan sekitar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

31

mempengaruhinya. Perilaku kesehatan medis adalah seluruh aktivitas atau kegiatan

seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati

(unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

medis. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari

penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari

penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan ke rumah sakit. Oleh

sebab itu perilaku kesehatan medis ini pada garis besarnya dikelompokan menjadi

dua, yakni:

1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab itu

perilaku ini disebut perilaku sehat yang mencakup perilaku-perilaku dalam

mencegah atau menghindari penyakit dan meningkatkan kesehatan.

2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk

memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatan. Perilaku ini

mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang bila sakit atau terkena

masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas dari

masalah kesehatan. Tempat pencarian kesehatan ini adalah tempat atau

fasilitas pelayanan kesehatan modern atau profesional.

Lawrence Green (1981) dalam Notoatmodjo (2010) mencoba menganalisis

perilaku manusia dari tingkat kesehatan melalui teori PRECEDE dan PROCEED.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor

perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes),

selanjutnya faktor perilaku dan di luar perilaku tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor

utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE: Predisposing, Enabling, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

32

Reinforcing Causes in Educational Diagnoses and Evaluation. Precede ini adalah

merupakan arahan dalam menganalisis, mendiagnosis dan evaluasi perilaku untuk

intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede merupakan fase analisis dan

diagnosa masalah.

Sedangkan setelah diperoleh analisis dan diagnosa yang jelas, selanjutnya akan

dilakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dirangkum dalam akronim

PROCEED: Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and

Environmental Development yang merupakan arahan dalam perencanaan,

inplementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan. Apabila Preceed merupakan fase

diagnosis masalah, maka Proceed adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

promosi kesehatan.

Peneliti akan berfokus pada proses diagnosa terhadap perilaku kesehatan medis

pada keluarga. Sehingga peneliti mencoba melihat dari teori Precede model, yang

diuraikan dari 3 faktor, yakni:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam :

a. Pengetahuan, sikap, kepercayaan, mengenai penyakit dan tanggung

jawab individu terhadap penyakit tersebut

b. Pengalaman tentang pengobatan yang sama sebelumnya termasuk

efek samping dari obat tersebut

c. Persepsi mengenai sehat dan sakit, tingkat keparahan.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam:

a. Jarak tempuh ke tempat pelayanan kesehatan (dokter, bidan, apotek)

b. Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

33

c. Ketersedian alat transportasi yang dapat dimanfaatkan untuk menuju

ke tempat pelayanan kesehatan

3. Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor) adalah

faktor sesudah perilaku yang memberikan reward atau insentif

berkelanjutan bagi perilaku dan berkontribusi bagi persistensi atau

pengulangan.

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan

ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi. Disamping itu ketersediaan

fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Selanjutnya, peneliti akan berfokus pada dinamika kesehatan medis yang

dilakukan oleh keluarga pasien. Dinamika dari perilaku kesehatan medis akan

menekankan mengenai respon seseorang yang berkaitan dengan masalah kesehatan

dan respon terhadap penggunaan pelayanan kesehatan atau yang disebut dengan

perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan atau respon terhadap penyakit cenderung

berbentuk aktivitas atau kegiatan seseorang yang berkaitan dengan peningkatan atau

pemeliharaan kesehatan medis pasien. Perilaku kesehatan medis disini akan

dikelompokkan menjadi dua, yaitu perilaku pencarian kesembuhan atau pemecahan

masalah menggunakan pengobatan medis dan perilaku tidak mengobati atau tidak

mencari pengobatan medis. Perilaku kesehatan atau respon tersebut akan dikaitkan

dengan faktor-faktor yang membentuk respon perilaku tersebut, sehingga diperoleh

dinamika kesehatannya. Perilaku kesehatan pada penelitian ini dilakukan oleh

keluarga pasien. Hal tersebut dikarenakan perilaku kesehatan yang terjadi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

34

pasien skizofrenia cukup berbeda dari pasien-pasien yang terkena penyakit, yang

pada umumnya merasakan gejala dari sakit yang diderita. Pasien skizofrenia

cenderung tidak merasakan sakit atau merasakan sesuatu dalam tubuhnya, sehingga

tidak mampu secara mandiri untuk mengambil keputusan dalam mencari pengobatan.

Sehingga hasil penelitian ini lebih melihat bagaimana perilaku kesehatan yang

dilakukan oleh keluarga pasien dalam merespon sakit yang diderita oleh pasien,

karena perilaku kesehatan pasien merupakan perilaku yang dikondisikan oleh

keluarg

.

C. Pelayanan Kesehatan

Departemen kesehatan (2009) menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan

merupakan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamaan dalam

suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok, ataupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah

dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak

macamnya Azwar (1996) menjelaskan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan

merupakan penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat

jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan

lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan

kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai

oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

35

Azwar (1996) juga menjelaskan bahwa suatu pelayanan kesehatan harus

memiliki berbagai persyaratan pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat

dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan.

Beberapa diantaranya persyaratan pokok pelayanan kesehatan:

1. Ketersediaan Fasilitas

Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat

(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta

keberadaanya dalam masyarakat adalah ada pada setiap saat dibutuhkan

2. Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat

Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat

diterima (acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut

dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan

adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta

bersifat tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah Dicapai oleh Masyarakat

Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi

mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan

menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas membantu untuk menentukan

permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah dijangkau dengan

menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak

dipergunakan. Tingkat penggunaan di masa lalu dan kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

36

merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek

dari permintaan pada masa akan datang.

4. Terjangkau

Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau

(affordable) oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut

sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.

5. Mutu

Mutu (kualitas) yaitu menunjukan tingkat kesempurnaaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukan kesembuhan penyakit

secara keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa

pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

D. Keluarga

Murdock dalam Silalahi dan Meinarno (2010) menjelaskan keluarga adalah

anggota yang terdiri dari lelaki dewasa, dan perempuan dewasa dengan kesepakatan

berhubungan seksual dan bisa mempunyai anak. Mereka juga tinggal dalam satu

rumah. Selain itu, Wilk dan Netting (1984), Hamel (1984) dan Carter (1984) dalam

Silalahi dan Meinarno (2010) menjelasakan bahwa keluarga adalah pengelompokan

kerabat yang tak harus tinggal satu tempat. Kondisi ini amat mungkin terjadi dalam

era modern saat ini, yang tingkat mobilitas tinggi dan letak kantor dengan rumah

amat jauh, sehingga sebuah keluarga bisa terpecah selama hari kerja dan berkumpul

kembali di akhir pekan. Selain itu, Silalahi dan Meinarno (2010) menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

37

terdapat dua bentuk keluarga: yaitu 1) keluarga batih/ inti (nuclear family)

merupakan bentuk umum dari sebuah keluarga. Bentuk ini terlihat dari komposisinya

yang paling dasar, yakni ada ayah, ibu, dan anak yang semuanya sedarah.2) keluarga

besar (extended family), yaitu keluarga yang merujuk pada keluarga inti dengan

penambahan anggota keluarga selain anak, semisal paman, bibi, serta orangtua dari

pasangan suami istri (pasutri).

Murdock (1947), Georgas (2006) dalam Silalahi dan Meinarno (2010)

menjelaskan bahwa keluarga memiliki dua fungsi dasar, yakni sebagai 1)

Pendukung dalam seksualitas, dimana secara alamiah tubuh manusia sebagai salah

satu mamalia primate memiliki kemampuan menghasilkan hormon-hormon seks.

Bagi manusia yang memiliki seperangkat aturan sosial menjadikan seks sebagai area

yang privat dan dikendalikan oleh masyarakat. Bentuk pengendalian itulah yang

dinamakan pernikahan yang menjadi dasar terbentuknya keluarga. Selanjutnya

keluarga berfungsi untuk 2) memelihara anak. Menurut Mead (1936), Georgas

(2006) Koentjaraningrat (1991) Roopnarine (2005) dalam Silalahi dan Meinarno

(2010) menjelaskan bahwa memelihara anak jika dalam konteks sederhana adalah

hanya berkisar pada pemeliharaan fisik, seperti memberikan makan, menjaganya dari

gangguan luar yang berupa fisik, dan sebagiannya. Akan tetapi ada fungsi lain, yaitu

membentuk karakter dan perilaku anak untuk bisa hidup di kalangan yang lebih luas,

yakni masyarakat. Untuk itu, proses pemeliharaan anak juga mengandung sosialisasi

dan enkulturasi pada anak, secara khusus ditekankan oleh ibu, tetapi bisa juga pihak

lain seperti nenek, bibi, dan kakak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

38

Berdasarkan beberapa informasi yang diperoleh mengenai pengertian dan

fungsi dari keluarga, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan pengelompokan

kerabat yang cenderung tinggal dalam satu rumah, yang cenderung memiliki fungsi

untuk saling membantu dalam pemberian informasi, pemeliharaan fisik, seperti

memberikan makan, menjaganya dari gangguan luar yang berupa fisik, dan

sebagiannya. Fungsi lain keluarga, yaitu membentuk karakter dan perilaku anak

untuk bisa hidup di kalangan yang lebih luas, yakni masyarakat.

E. Pemasungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasung adalah alat untuk

menghukum orang, berbentuk kayu apit atau kayu berlubang, dipasangkan pada kaki,

tangan, atau leher; sedangkan memasung artinya (1) membelenggu seseorang dengan

pasung; memasang pasung (2) memasukkan ke dalam kurungan (penjara); (3)

membatasi (menghambat) ruang gerak. Berdasarkan pengertian tersebut tentu saja

pemasungan itu merampas kebebasan seseorang dengan perlakuan yang tidak

manusiawi sehingga melanggar hak asasi manusia.

Menurut Suharto (2014), pasung merupakan suatu tindakan memasang sebuah

balok kayu pada tangan dan/atau kaki seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan

pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di hutan. Pemasungan bisa

diartikan sebagai segala tindakan yang dapat mengakibatkan kehilangan kebebasan

seseorang akibat tindakan pengikatan dan pengekangan fisik walaupun telah ada

larangan terhadap pemasungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

39

Di Indonesia, kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau

pengurungan terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa dan

yang melakukan tindak kekerasan yang dianggap berbahaya (Broch, 2001, dalam

Minas & Diatri, 2008)

Berdasarkan beberapa pengertian pemasungan yang telah diuraikan tersebut,

dapat disimpulkan bahwa pemasungan adalah tindakan untuk menghukum orang

terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa dan yang melakukan

tindak kekerasan yang dianggap berbahaya, dengan cara memasang sebuah balok

kayu pada tangan dan kaki seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu

tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di hutan, sehingga cenderung membatasi

atau menghambat ruang gerak.

F. Perilaku Kesehatan Medis Keluarga Pada Penderita Skizofrenia

Menurut penelitian Wuryaningsih, Yani, dan Helena (2013), skizofrenia

merupakan gangguan jiwa yang cenderung menahun dan butuh pengobatan yang

bertahap. Dalam hal ini keluarga menjadi satu-satunya sumber pendukung bagi

perawatan pasien gangguan skizofrenia ketika berada di tengah masyarakat

(Maldonado, Urizar, & Kavanagh, 2005; Thompson, 2007; dalam Wuryaningsih,

Yani, dan Helena, 2013). Menurut penelitian Wardhani (2013) perilaku kesehatan

keluarga yang memiliki penerimaan yang baik terhadap pasien skizofrenia

ditunjukan melalui kepasrahan, kepedulian dan menyerahkan penanganan

pengobatan sepenuhnya kepada rumah sakit, maupun pihak-pihak yang bersedia

membantu keluarga dalam mengatasi skizofrenia. Hal ini didukung penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

40

Soekarta (2004) dalam Wuryaningsih, Yani, dan Helena (2013) yang menjelaskan

bahwa keluarga berupaya menyediakan waktu untuk berkomunikasi, sering

berbincang-bincang, bercanda, mengadakan rekreasi bersama dapat meringankan

beban psikologis. Keluarga berkomitmen dalam memberikan dukungan dan

mendampingi pasien untuk patuh dalam pengobatan.

Namun disisi lain, tidak jarang beberapa keluarga terkadang menganggap

kehadiran penderita dirasakan sebagai beban keluarga (Arif, 2006). Menurut

penelitian Drapalsky, et al (2008) menjelaskan bahwa keluarga sering merasa

kewalahan dan terbebani merawat pasien dengan gangguan jiwa berat yang memiliki

risiko perilaku kekerasan. Sekitar 36 % keluarga merasa terstigma karena memiliki

pasien gangguan jiwa di rumahnya dan 8% di antaranya enggan mencari bantuan

pelayanan kesehatan akibat stigma negatif dari lingkungan. Menurut penelitian

Wardhani (2013) bentuk perilaku penolakan kesehatan keluarga terhadap pasien

skizofrenia berupa keluarga tidak mencari informasi, merawat dengan merantai kaki,

mengasingkan dan berperilaku kasar selama penderita skizofrenia berada dirumah,

dan keluarga menolak untuk menjenguk ke rumah sakit jiwa. Pada tahap marah

perilaku keluarga berupa perkataan yang kurang menyenakan keluarga kepada orang

lain, pergi meniggalkan pasien skizofrenia dirumah sakit.

G. Keunikan kasus perilaku kesehatan medis yang mengambil keputusan

untuk memasung pasien di Bali.

Hasil penelitian Lestari, Choiriyyah, dan Mathafi (2013) menjelaskan bahwa

penderita gangguan jiwa berat bisa kembali ke masyarakat, bekerja dan hidup normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

41

sebagaimana masyarakat pada umumnya. Hanya saja, proses pemulihan tersebut

tidak selalu berjalan lurus dan lancar, kadang ada proses naik turunnya. Agar proses

pemulihan berjalan dengan baik, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, utamanya

dukungan dari keluarga (atau orang dekat), tenaga kesehatan, kawan sesama

penderita gangguan jiwa dan masyarakat sekitar. Lestari, Choiriyyah, dan Mathafi

(2013) menambahkan bahwa keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan

pasien dan dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak

memberi pengaruh pada pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya dalam

perawatan dan penyembuhan pasien.

Berikut adalah hasil cerita singkat yang dijumpai penulis berkaitan dengan

penanganan pasien skizofrenia di salah satu seminar bersama caregiver pasien

skizofrenia pada tanggal 20 Juni, 2015:

“Saya sebagai seorang ayah sekaligus caregiver

merasa sangat berperan dalam kesembuhan anak saya. Saya

merasa bahwa kuat atau lemahnya saya sebagai caregiver,

dan kuat lemahnya dukungan sosial terhadap anak saya

menjadi pengaruh terhadap kesembuhan anak saya. Semakin

kuat saya dan keluarga memberikan dukungan kepada anak

saya, saya merasa perubahan yang lebih positif pada anak

saya. Saya pernah menyerah menghadapi anak saya, dengan

tidak menghiraukannya. Tidak mengingatkan untuk

meminum obat lagi. Namun hal tersebut membuat penyakit

anak saya semakin sering kambuh, saat itu saya merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

42

bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi kesembuhan

anak saya”

Hal tersebut menunjukan bahwa pasien skizofrenia bisa beraktivitas kembali,

namun membutuhkan penanganan yang khusus. Namun tidak jarang beberapa

penderita skizofrenia tidak mendapatkan dukungan yang memadai. Salah satunya

adalah pemasungan. Kasus pemasungan sangat banyak terjadi di Indonesia. Menurut

survei Kementerian Sosial pada 2008, dari sekitar 650 ribu penderita gangguan jiwa

berat di Indonesia, sedikitnya 30 ribu dipasung. Lestari, Choiriyyah, dan Mathafi

(2013) menjelaskan bahwa pemasungan berarti tanpa penanganan. Dalam kondisi

tanpa penanganan dan dipasung jelas akan memperparah penderitaan pasien

skizofrenia.

Penulis juga memperoleh informasi dari cerita singkat yang berkaitan dengan

permasalahan mengenai pemasungan di provinsi Bali. Permasalahan yang

diceritakan oleh seorang pengurus Badan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit

Jiwa Bangli, pada tanggal 14 Agustus, 2015. Informasi ini didapatkan ketika ia

melakukan kegiatan penanganan pasien skizofrenia yang dipasung:

”Saya dan teman-teman sudah menginformasikan bahwa

anak mereka butuh perawatan dan pengobatan, kami juga

menjelaskan terdapat bantuan dana gratis untuk anaknya yang

menderita gangguan jiwa, saya mengatakan bahwa anaknya

bisa dirawat dirumah sakit dengan gratis selama tiga bulan

untuk penanganan awal, namun keluarga masih tetap

menolak dan membiarkan anaknya dipasung. Karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

43

penolakan yang mereka lakukan akhirnya membuat kami

selalu turun kelapangan setiap dua bulan sekali untuk

pemerikasaan kesehatan pada anaknya”

Kasus tersebut menjadikan perilaku kesehatan medis keluarga penting untuk

diteliti karena terdapat perilaku kesehatan yang berbeda pada keluarga yang memiliki

gangguan skizofrenia yang mengalami pemasungan. Dua kasus tersebut menjelaskan

bahwa keluarga telah mengetahui bahwa penderita skizofrenia membutuhkan

bantuan kesehatan dan pengobatan, namun beberapa keluarga memilih untuk

berhenti menggunakan pengobatan dan tetap memasung penderita skizofrenia.

Padahal kita ketahui bahwa pada umumnya bila seseorang menderita penyakit

seharusnya mendapatkan pengobatan. World Health Organitation (2002), juga

menegaskan bahwa perawatan kesehatan yang dapat diberikan keluarga pada pasien

yaitu mendampingi pasien melakukan pengobatan, memberikan dorongan yang

positif, dan konsisten dalam merawat pasien. Namun berbeda dengan kasus

pemasungan yang terjadi. Keluarga telah mendapatkan informasi bahwa anaknya

sakit dan membutuhkan pengobatan, namun keluarga tetap melakukan pemasungan.

Penulis berasumsi bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab

keluarga tidak melanjutkan pengobatan medis dan memasung pasien. Notoatmojo

(2013) menjelaskan bahwa perilaku seseorang dalam menangani penyakit

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap, sarana dan

prasarana, pengaruh yang diberikan oleh orang-orang dan budaya.

Sehingga dengan mengetahui proses selama perilaku kesehatan medis

berlangsung pada keluarga pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

44

membantu mengetahui bagaimana persepsi keluarga terhadap sakit yang diderita

oleh pasien. Hal tersebut diharapkan akan membantu melihat cara pandang keluarga

terhadap penyakit yang diderita oleh pasien dan cara keluarga mengatasi penyakit,

melalui jenis pengobatan yang dipilih. Selain itu, dengan melihat proses yang

dilakukan selama melakukan pengobatan medis, besar harapan penelitian ini akan

mengetahui hal-hal yang membentuk perilaku keluarga dalam mengambil keputusan

untuk memasung. Sehingga bisa membantu mengantisipasi perilaku pemasungan-

pemasungan yang akan terjadi pada penderita skizofrenia lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Poerwandari (2015) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan studi

interpretif yang tujuannya lebih kepada suatu usaha untuk menangkap esensi,

mengeksplorasi, dan menjelaskan suatu masalah secara mendalam dari sudut

pandang peneliti. Creswell (2013) menambahkan bahwa penelitian kualitatif

berusaha untuk mendeskripsikan dan menginterpretasi tujuan dan maksud dari suatu

fenomena ataupun pengalaman personal yang dialami oleh subjek penelitian.

Penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif (AIK), yaitu penafsiran secara

subjektif dari isi data yang berupa teks dengan proses klasifikasi sistematik berupa

coding dan pengidentifikasian berbagai tema dan pola. Selanjutnya jenis penelitian

yang digunakan adalah case study research atau penelitian studi kasus. Creswell

(2013) menjelaskan bahwa studi kasus merupakan pendekatan kualitatif yang

penelitiannya bertujuan untuk mengeskplorasi kehidupan nyata, melalui

pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber

informasi atau sumber informasi majemuk, dan melaporkan deskripsi kasus dan tema

kasus tersebut. Metode studi kasus juga menyediakan ide dan hipotesis yang baru

dan kesempatan untuk mempelajari fenomena yang langka. Beberapa peristiwa

tampaknya secara alamiah jarang terjadi, sehingga kita dapat mendeskripsikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

47

hanya melalui studi yang intensif terhadap kasus tersebut (Shaughnessy,

Zechmeister, & Zechmeister, 2012).

Pendekatan studi kasus sangat tepat digunakan pada penelitian ini karena

perilaku pemasungan pada penderita skizofrenia merupakan perilaku yang melanggar

Hak Asasi Manusia (HAM), dipandang tidak manusiawi, dan menambah siksaan

fisik dan psikis, namun perilaku tersebut tetap dilakukan oleh beberapa keluarga

yang memiliki anak skizofrenia. Hal tersebut menjadikan kasus ini sangat unik

karena keluarga mengetahui bahwa perilaku pemasungan tidak baik untuk dilakukan,

dan keluarga sudah mengetahui bahwa pasien harus diberikan penanganan medis,

tetapi keluarga tetap menolak mencari pengobatan. Harapannya peneliti mampu

memfokuskan pada sejumlah kecil masalah penting atau analisis tema, dan

memahami kompleksitas kasus tersebut melalui sudut pandang perilaku kesehatan

medis pada keluarga, sehingga penggunaan strategi kualitatif case study research

mampu mengumpulkan data secara detail mengenai kasus pemasungan tersebut dan

hasil analisis kasus pada penelitian ini bisa dijadikan pembelajaran terhadap kasus-

kasus pemasungan lainnya.

B. Fokus Penelitian

Creswell (2013) menjelaskan bahwa dalam merencanakan studi kasus, peneliti

sebaiknya mengembangkan matriks pengumpulan data, hal tersebut dikarenakan

banyaknya informasi yang dapat dikumpulkan tentang kasus tersebut. Sehingga

peneliti perlu menyusun batasan yang jelas untuk kasusnya. Sehingga fokus pada

penelitian ini adalah batasan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

48

Adapaun dua batasan pada penelitian ini adalah :

1. Melihat dinamika perilaku kesehatan selama menggunakan pengobatan

medis hingga berhenti pada keluarga yang memiliki anak skizofrenia

yang dipasung.

2. Melihat faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga yang

berhenti menggunakan pengobatan medis dan memilih untuk

memasung penderita skizofrenia.

Diharapkan dengan dibuatnya batasan penelitian ini, peneliti bisa

memperoleh data sesuai dengan ruang lingkup yang jelas dan tidak keluar

dari tujuan utama.

C. Partisipan Penelitian

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek pada penelitian ini adalah keluarga yang

memiliki anggota keluarga (pasien) menderita skizofrenia, yang berhenti

menggunakan pengobatan medis dan dipasung. Perilaku memasung yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah membelenggu pasien dengan

memasang sebuah balok kayu pada tangan atau kaki pasien, memasukan ke

dalam kurungan, membatasi ruangan gerak pasien.

Pada penelitian ini, peneliti memilih keluarga sebagai narasumber

penelitian dengan alasan karena proses pemasungan yang dilakukan

keluarga adalah bentuk perilaku kesehatan yang dikondisikan oleh

keluarga, bukan keinginan penderita skizofrenia untuk dipasung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

49

2. Jumlah Subjek Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah tiga keluarga. Hal tersebut

dikarenakan sejauh ini, subjek baru menemukan tiga keluarga yang

memiliki karakteristik yang telah peneliti tentukan sebelumnya. Selain itu,

dipengaruhi juga dengan keterbatasan responden yang bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Peneliti memilih tiga keluarga yang pernah menggunakan pengobatan

medis dan berhenti dan memilih untuk memasung anaknya sampai saat ini.

3. Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data adalah di daerah Bali. Alasan peneliti

menggunakan lokasi ini sebagai pengambilan data, sebab penulis cenderung

lebih mudah menemukan responden, lebih mudah melakukan pendekatan

terhadap keluarga, dan selain itu jumlah pemasungan yang tercatat cukup

tinggi di Bali.

D. Instrumen Penelitian

Data dari fenomena tersebut didapatkan dari wawancara mendalam

semi terstruktur secara personal dengan keluarga penderita skizofrenia yang

dipasung. Wawancara akan dilakukan dengan mengikuti alur cerita dari

partisipan.

Wawancara semi terstruktur digunakan untuk mendapatkan data

secara personal. Pertanyaan yang akan ditanyakan kepada partisipan adalah

mengenai proses dari pengambilan keputusan dalam memilih jenis pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

50

apa yang digunakan, hingga respon dan pengalaman keluarga terhadap jenis

pengobatan yang telah digunakan. Pertanyaan ini diharapkan menjadi sumber

awal informasi untuk memperoleh respon keluarga terhadap penyakit

skizofrenia yang diderita oleh pasien, sehingga peneliti memahami bagaimana

penyakit tersebut dipersepsikan oleh keluarga dan mengetahui bagaimana usaha

keluarga untuk menangani pasien. Selain itu, peneliti mencoba mencari tahu

mengenai pengalaman-pengalaman keluarga selama merawat pasien

skizofrenia selama melakukan pengobatan medis dan melihat bagaimana

keluarga mencari cara untuk mendapatkan kesembuhan dari sakit yang diderita

oleh anaknya, pertanyaan tersebut diharapkan mampu memaksimalkan data-

data mengenai proses pengobatan yang dilakukan oleh keluarga pasien. Peneliti

juga ingin menanyakan mengenai faktor-faktor yang membentuk perilaku

kesehatan keluarga, seperti faktor predisposisi (predisposing factors), yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, mengenai penyakit dan

tanggung jawab individu terhadap penyakit tersebut. Faktor pemungkin

(enabling factors), yang terwujud dalam jarak tempuh, ketersediaan sarana

pelayanan kesehatan, ketersedian alat transportasi. Faktor-faktor pendorong

atau penguat (reinforcing factors), yaitu faktor sesudah perilaku yang

memberikan reward atau intensif berkelanjutan bagi perilaku dan berkontribusi

bagi persistensi atau pengulangan. Pertanyaan ini ingin mengetahui hal-hal apa

saja yang mempengaruhi keluarga untuk mengakhiri pengobatan medis dan

memilih untuk memasung pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

51

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Peneliti mencari dan menentukan partisipan yang memiliki anak mengalami

pemasungan dan bersedia membagikan informasi kepada peneliti secara

personal.

2. Pembahasan dan penandatanganan informed consent. Informed consent

berisi identitas peneliti, tujuan penelitian, partisipan penelitian, metode

pengambilan data, hak dan kewajiban partisipan, metode penyimpanan

data, kerahasiaan data, tanggung jawab penelitian, dan penanggung jawab

penelitian. Peneliti juga membicarakan bahwa partisipan berhak

membicarakan apapun yang diinginkan sebanyak atau sesedikit yang

partisipan inginkan sejauh partisipan merasa nyaman. Partisipan juga

berhak menghentikan wawancara bila merasa tidak menginginkan lagi atau

merasa tidak nyaman.

3. Peneliti menggunakan teknik semi structured interview. Dalam teknik ini

peneliti memiliki gambaran faktor-faktor yang akan dikaji secara lebih

mendalam. Peneliti telah membuat panduan wawancara sebagai acuan.

Dimana wawancara dimulai dari aspek yang bersifat umum dan diarahkan

menjurus ke aspek pengalaman yang bersifat khusus.

4. Melakukan member checking agar frase-frase yang diolah maknanya, yang

diperoleh dari wawancara, tidak meleset dari pemaknaan personal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

52

F. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensitesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Bogdan, Biklen, dalam Moleong, 2010).

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Pada tahapan pertama data mentah yang diperoleh dari hasil rekaman akan

diubah menjadi bentuk transkrip verbatim. Data mentah akan ditajamkan,

dalam artian data-data yang kurang relevan atau dipandang tidak terkait

akan dihilangkan. Hal tersebut akan membantu untuk menemukan tema-

tema umum yang diberikan pada proses kategorisasi. Pada penelitian ini,

peneliti mencoba untuk menajamkan data-data yang terkait dengan proses

dari pengambilan keputusan dalam memilih jenis pengobatan apa yang

digunakan, pengalaman keluarga terhadap jenis pengobatan, pengalaman

keluarga selama merawat pasien skizofrenia, bagaimana keluarga mencari

cara untuk mendapatkan kesembuhan dari sakit yang diderita oleh anaknya,

serta faktor-faktor yang membentuk perilaku kesehatan keluarga.

2. Setelah data yang relevan ditemukan, data akan disusun sedemikian rupa.

Peneliti akan melakukan penomeran pada baris-baris transkrip tersebut.

Kemudian mengidentifikasi permasalahan dalam masing-masing kasus,

kemudian mencari tema umum yang mendahului kasus tersebut. Pada

penelitian ini, peneliti berfokus pada beberapa kasus yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

53

permasalahan utama, seperti respon keluarga terhadap jenis pengobatan

yang digunakan dan permasalahan yang dihadapi selama merawat pasien.

Hasil identifikasi permasalahan tersebut diharapkan mampu menemukan

tema-tema umum yang berkaitan dengan proses penanganan kesehatan

medis pasien dan faktor-faktor yang melatarbelakangi keluarga untuk

berhenti menggunakan pengobatan medis dan memasung pasien.

3. Analisis data dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Pada tahapan ini

penulis mencoba mencari maksud dan arti yang mungkin tidak nampak

jelas pada data dan mencoba mencari pola tertentu dari wawancara-

wawancara yang dilakukan dengan narasumber lainnya. Selain itu, peneliti

mencoba mengidentifikasi maksud dari tema-tema yang kurang jelas,

dengan cara membandingkan beberapa teori dan jurnal-jurnal terkait

dengan hasil penelitian. Sehingga besar harapan peneliti akan menghasilkan

daftar tema, yang berguna untuk mendeskripsikan permasalahan atau kasus

yang muncul dari hasil penelitian.

4. Selanjutnya, setelah ditemukan tema yang jelas, peneliti mencoba

menghubungkan tema-tema tersebut sehingga menemukan sebuah dinamika

perilaku. Pada penelitian ini, peneliti mencoba menghubungkan respon

perilaku yang dilakukan oleh keluarga selama menangani pasien skizofenia

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut bisa terbentuk,

agar terlihat dinamika perilaku kesehatan yang jelas terhadap keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

54

G. Kredibilitas Penelitian

Untuk meningkatkan kredibilitas maka perlu dilakukan peningkatan

reliabilitas dan validitas. Reliabilitas dalam penelitian kualitatif adalah

konsistensi data. Untuk melihat konsistensi data, peneliti biasanya

menggunakan dua atau lebih sumber data sebagai acuan, misalnya interview,

interview significant other, dan data pelengkap lain juga digunakan untuk

memperkuat data (Newman, 2014). Pada penelitian kali ini, penulis

menggunakan interview semi terstruktur sebagai sumber data utama. Data ini

nantinya akan diperkuat dengan wawancara dengan significant other dalam

keluarga tersebut dan wawancara dengan pihak rumah sakit yang menangani

pasien-pasien pasung sebagai data pendukung penelitian dan membantu

memperoleh kejenuhan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dengan cara wawancara.

Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti telah beberapa kali berhubungan dan

berbicara dengan partisipan. Wawancara pertama dilaksanakan untuk menjelaskan

detil gambaran penelitian dan penandatanganan informed consent.

Tabel 1

Pelaksanaan Wawancara

Waktu Kegiatan Tempat Catatan

12 Juli 2016 Penandatanganan informed consent

Narasumber I.

Rumah Narasumber, Bali

13 Juli 2016 Penandatanganan informed consent

Narasumber III.

Rumah Narasumber, Bali

14 Juli 2016 Penandatanganan informed consent

Narasumber III.

Rumah Narasumber, Bali

15 Juli 2016 Wawancara pertama Narasumber I Rumah Narasumber, Bali

16 Juli 2016 Wawancara pertama Narasumber II Rumah Narasumber, Bali

20 Juli 2016 Wawancara pertama Narasumber

III

Rumah Narasumber, Bali

25 Juli 2016 Wawancara kedua Narasumber II Rumah Narasumber, Bali

25 Juli 2016 Wawancara kedua Narasumber I Rumah Narasumber, Bali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

56

Waktu Kegiatan Tempat Catatan

27 Juli 2016 Wawancara Kedua Narasumber III Rumah Narasumber, Bali

29 Juli 2016 Wawancara Puskesmas Ubud Puskesmas Ubud, Bali

8 Agst 2016

Wawancara Pertama RSJ Bangli Rumah Sakit Jiwa Bangli

2 November Wawancara ketiga narasumber III Rumah Narasumber, Bali Member

checking

3 November Wawancara ketiga narasumber II Rumah Narasumber, Bali Member

checking

5 November Wawancara ketiga narasumber I Rumah Narasumber, Bali Menambahkan

data yang

kurang dan

member

checking

*) tempat tidak disertakan dengan rinci, untuk menjaga kerahasiaan partisipan

Ketika wawancara pertama dilaksanakan, partisipan menandatangani

informed consent. Peneliti memberikan informasi dalam informed consent yang

berkaitan dengan tujuan, prosedur, tanggung jawab penelitian, dan kerahasiaan data.

Peneliti juga menekankan hak partisipan untuk berhenti kapanpun partisipan

inginkan, untuk menjawab hanya pertanyaan yang ingin ia jawab, dan

memperhatikan kenyamanan partisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

57

B. Profil Narasumber

1. Narasumber pertama

Narasumber pertama dengan inisial A adalah seorang pria berusia 48 tahun,

bekerja sebagai pegawai negeri sipil. A adalah anak pertama dari 4 bersaudara.

Adik bungsu A adalah pasien pasung yang menderita skizofrenia. A merupakan

kakak sulung yang paling dekat dengan pasien karena semenjak ayah pasien

meninggal dan ibu pasien sakit, A adalah anak yang bertanggung jawab untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dan mengurus pasien. A bercerita dengan sangat

terperinci dan sangat jelas mengenai riwayat pengobatan adiknya. Walaupun

beberapa kali A sempat menanyakan Ibu dan adik pasien mengenai beberapa

detail peristiwa yang pasien lupa. A sudah menikah dan mempunyai dua orang

anak.

Perilaku kesehatan yang dilakukan keluarga A kurang lebih dimulai

semenjak tahun 1996, saat pasien berusia 18 tahun, dan saat itu A berusia 28

tahun. Pengobatan yang dilakukan A dan keluarga sangat bervariatif, mulai dari

datang ke tempat pengobatan tradisional, pengobatan medis, hingga akhirnya

pada tahun 2004 keluarga memilih untuk memasung pasien. Bentuk pemasungan

yang dilakukan terhadap pasien adalah memasang sebuah balok kayu pada

tangan dan kaki pasien. A menambahkan bahwa dalam keluarganya bukan hanya

adiknya yang mengalami gangguan skizofrenia, tapi juga ibu subjek dan

beberapa saudara sepupu lainnya.

A memaparkan keluhan awal terhadap pasien yaitu mata pasien memerah dan

mengamuk. Keluarga sempat dua hingga tiga kali membawa pasien kerumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

58

sakit namun tidak memberikan kesembuhan pada pasien. Berdasarkan data yang

diperoleh di puskesmas setempat, pasien didiagnosa menderita gangguan

skizofrenia hebefrenik. Data tersebut diperoleh dari buku saku puskesmas.

Namun peneliti kurang mampu membuktikan dengan data, karena hasil

rekamedis pasien hilang.

2. Narasumber kedua

Narasumber kedua dengan inisial I adalah seorang wanita berusia 35

tahun, bekerja sebagai buruh swasta. I adalah anak pertama dari 2 bersaudara.

Adik bungsu I adalah pasien pasung yang menderita skizofrenia. I merupakan

kakak sulung yang memenuhi kebutuhan keluarga dan pengobatan pasien selama

ini, karena ibu dan ayah I sudah tidak bekerja. I menceritakan riwayat

pengobatan adiknya didampingi oleh ibunya, karena I merasa lupa dengan

beberapa detail peristiwa dan pengobatan yang dijalani oleh pasien. I kini sudah

menikah dan mempunyai satu orang anak. I sempat merasa adik I akan

membahayakan anaknya bila ia tidak dipasung.

Perilaku kesehatan yang dilakukan keluarga I kurang lebih dimulai

semenjak tahun 2000, saat pasien berusia 12 tahun, dan saat itu I berusia 19

tahun. Pengobatan yang dilakukan I dan keluarga sama dengan pengobatan yang

dilakukan oleh narasumber A, yaitu mulai dari datang ke tempat pengobatan

tradisional, pengobatan medis, hingga akhirnya pada tahun 2008 keluarga

memilih untuk memasung pasien. Bentuk pemasungan yang dilakukan terhadap

pasien adalah mengurung pasien di dalam ruangan, dengan memborgol kedua

tangan pasien. I menambahkan bahwa dalam keluarganya bukan hanya adiknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

59

yang mengalami gangguan jiwa, tapi ibu subjek juga terkadang mengalami gejala

yang sama.

I memaparkan keluhan awal terhadap pasien adalah kejang-kejang,

berbicara tidak nyambung dan sering berkeluyuran. Berdasarkan hasil rekamedis,

pasien didiagnosa menderita gangguan skizofrenia hebefrenik. Hal tersebut

ditunjukan dari hasil observasi yang menunjukan bahwa pasien memiliki

halusinasi pendengaran dan positif memiliki hyperphobia. Selain itu, berdasarkan

riwayat pengobatan pasien sudah 6 kali keluar masuk rumah sakit jiwa dan

pasien terakhir kali dirawat di RSJ kurang lebih 8 tahun yang lalu.

3. Narasumber ketiga

Narasumber ketiga dengan inisial T adalah seorang wanita berusia 30

tahun, bekerja sebagai buruh swasta. T adalah anak kedua dari 2 bersaudara.

Kakak T adalah pasien pasung yang menderita skizofrenia. T merupakan adik

yang memenuhi kebutuhan keluarga dan pengobatan pasien selama ini, karena

ibu T sudah meninggal dan ayah T sudah tidak bekerja. T menceritakan riwayat

pengobatan adiknya didampingi oleh ayahnya, karena T merasa lupa dengan

beberapa detail peristiwa dan pengobatan yang dijalani oleh pasien. T hingga kini

belum menikah lantaran sibuk merawat ayah dan kakaknya. Selain itu T juga

sempat mengeluh tidak ada yang mau menikahi T karena keluarga T memiliki

riwayat gangguan skizofrenia.

Perilaku kesehatan yang dilakukan keluarga T kurang lebih dimulai

semenjak tahun 2004, saat pasien berusia 25 tahun, dan saat itu T berusia 18

tahun. Pengobatan yang dilakukan T dan keluarga sama dengan pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

60

yang dilakukan oleh narasumber A dan I, yaitu mulai dari datang ke tempat

pengobatan tradisional, pengobatan medis, hingga akhirnya pada tahun 2009

keluarga memilih untuk memasung pasien. Bentuk pemasungan yang dilakukan

terhadap pasien adalah memasang sebuah balok kayu pada tangan dan kaki

pasien.

Pasien pertama kali dibawa ke rumah sakit jiwa dengan keluhan pasien

sering mengamuk dirumah. Pasien membawa parang dan memotong semua

pohon sepanjang jalan di gang rumahnya, sehingga membuat takut warga sekitar.

Awalnya pasien hanya mengeluh sakit kepala, namun lama-kelamaan pasien

mulai sering berbicara sendiri, tidak pernah mau mandi, sesekali marah dan

mengamuk. Berdasarkan hasil rekamedis, pasien didiagnosa menderita penyakit

skizofrenia hebefrenik. Pasien mengalami halusinasi, yaitu ia sering mengatakan

melihat roh ibunya yang sudah meninggal. Selain itu, pasien juga mengalami

defisit perawatan diri, kesulitan dalam berkomunikasi, pasien tidak menyadari

orang-orang yang ada disekitarnya, emosinya kurang stabil, dan sulit diarahkan.

Selain itu berdasarkan riwayat pengobatan, pasien sudah 7 hingga 8 kali keluar

masuk rumah sakit jiwa dan pasien terakhir kali dirawat di RSJ kurang lebih 6

tahun yang lalu.

C. HASIL PENELITIAN

1. Perilaku Kesehatan Medis

Perilaku kesehatan yang terjadi pada pasien skizofrenia cukup berbeda

dari pasien-pasien yang terkena penyakit, yang pada umumnya merasakan gejala

dari sakit yang diderita. Pasien skizofrenia cenderung tidak merasakan sakit atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

61

merasakan sesuatu dalam tubuhnya, sehingga tidak mampu secara mandiri untuk

mengambil keputusan dalam mencari pengobatan. Sehingga hasil penelitian ini

lebih melihat bagaimana perilaku kesehatan yang dilakukan oleh keluarga pasien

dalam merespon sakit yang diderita oleh pasien, karena perilaku kesehatan pasien

merupakan perilaku yang dikondisikan oleh keluarga. Pada bagian perilaku

kesehatan ini berisi pembahasan temuan peneliti, terkait respon keluarga pasien

skizofrenia terhadap permasalahan kesehatan yang diderita pasien melalui

penggunaan pelayanan kesehatan medis berupa seluruh aktivitas atau kegiatan

yang berkaitan dengan pemeliharaan atau peningkatan kesehatan medis.

Respon pertama keluarga ketika melihat salah satu keluarganya sakit

adalah membawa kerumah sakit, terlepas dari keluarga tau atau tidak tau

mengenai pengobatan medis, keluarga tetap membawa pasien skizofrenia berobat

kerumah sakit jiwa. Pasien sempat dirawat inap beberapa bulan dan dipulangkan

saat kondisi sudah membaik. Perilaku kesehatan keluarga untuk berobat kerumah

sakit terjadi beberapa kali, hal tersebut dikarenakan kondisi penderita yang sering

kambuh. Data rekamedis pasien tercatat bahwa pasien II sudah pernah sebanyak

6 kali keluar masuk rumah sakit jiwa, sedangkan subjek III 7 hingga 8 kali keluar

masuk rumah sakit jiwa. Namun pengobatan medis yang dilakukan oleh keluarga

tidak berjalan lancar, sehingga ketiga pasien berhenti menggunakan pengobatan

medis. Pasien dipulangkan dan ditangani tanpa pengobatan oleh keluarga.

Perilaku tersebut tidak memberikan kesembuhan dan justru memperparah

penyakit pasien. Permasalahan tersebut menjadi beban untuk keluarga, karena

sulitnya merawat pasien dengan penyakit skizofrenia. Sehingga keluarga pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

62

akhirnya mengambil keputusan untuk memasung pasien sebagai perilaku

penanganan terhadap pasien skizofrenia.

2. Faktor – Faktor dari Perilaku Kesehatan Medis

Bagian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

keluarga dalam merespon penyakit yang diderita oleh pasien skizofrenia. Peneliti

mencoba menganalisis melalui 3 faktor utama pembentuk perilaku kesehatan dari

teori Lawrence Green (1981) dalam Notoatmodjo (2010), yang dirangkum dalam

akronim PRECEDE: Predisposing, Enabeling, dan Reinforcing Causes in

Educational Diagnoses and Evaluation.

a. Faktor Predisposisi atau Predisposing Factors

Faktor predisposisi melihat kecenderungan individu untuk menggunakan

pelayanan kesehatan yang terwujud dalam: 1) Pengetahuan, sikap,

kepercayaan, mengenai penyakit dan tanggung jawab individu terhadap

penyakit tersebut, 2) pengalaman tentang pengobatan yang sama

sebelumnya termasuk efek samping dari obat tersebut, 3) persepsi

mengenai sehat dan sakit, tingkat keparahan.

1) Pengetahuan Tentang Penyebab Skizofrenia

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tiga narasumber

menjawab penyebab pasien menderita skizofrenia lebih mengarah

pada faktor-faktor yang bersifat non ilmiah yang berasal dari faktor

ekstenal dan internal. Faktor internal penyebab penyakit skizofrenia

adalah keturunan dan karma buruk di kehidupan sebelumnya.

Sedangkan faktor eksternal yang menjadi penyebab penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

63

skizofrenia adalah ilmu hitam dari orang lain dan jiwa pasien

dikendalikan oleh makhluk lain. Jawaban responden cenderung

bervariatif, hal tersebut dipengaruhi pula dengan faktor budaya di Bali

yang sangat meyakini hal-hal yang bersifat mistik dan kurang bisa

digeneralisasi dengan budaya lain. Informasi tersebut dapat

dibuktikan dari kutipan wawancara sebagai berikut:

“Badan halusnya dulu perbuatannya gak baik. Dia suka

membunuh dulunya dikehidupan sebelumnya. Dia harus

terima itu karmanya dikehidupan sekarang. Itu dosa

yang paling besar yaitu orang sakit jiwa. Dia lupa

ingatan, jiwanya sudah dimana-mana, rohnya sudah

kemana barangkali, gitu menurut kitab suci”

(Reponden I)

“Semua bilang anak saya sakit dicari liak (sebutan

untuk setan di Bali). Sudah berapa banyak tempat

berobat saya datangi, saya dengar, semua bilang dia

seperti itu. Dia diambil liak (sebutan untuk setan di

Bali). Saya gak bohong” (Reponden II)

“Ada yang iri warisan gitu dengan keluarga, kayak

sekarang, dimana aja kita bisa diguna-guna. Dia aja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

64

anak pria satu-satunya mau gimana, kita anak cewek

pasti dikira akan keluar, makanya dia diguna-guna.”

(Reponden III)

Hasil wawancara diatas menunjukan rendahnya

pengetahuan narasumber mengenai penyebab penyakit

skizofrenia pada keluarga pasien. Hal tersebut cenderung akan

mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga dalam menentukan

jenis pengobatan yang dipilih.

2) Persepsi tentang Keparahan Penyakit dan Manfaat Penggunaan

Pengobatan

Berdasarkan penelitian, seluruh narasumber memiliki

keyakinan bahwa skizofrenia merupakan penyakit yang sulit untuk

sembuh total dan bahkan tidak bisa disembuhkan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dari kutipan wawancara sebagai berikut :

“Saya kalo ngeliat orang gitu, jarang ada yang sembuh

total” (Reponden I)

“Agak diam gitu dia, terus kan saya tau yang gitu gak

bisa sembuh total, nah kalo kumat harus dibawa kesana

lagi (Reponden II)”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

65

“Tetep aja dia sakit, gak sembuh. Sudah terlalu keras

santetnya, sudah masuk ke urat-uratnya sudah gak bisa,

sudah masuk ke organ tubuhnya itu,” (Reponden III)

Selain itu, responden I terlihat sangat pasrah menghadapi

penyakit yang diderita oleh pasien skizofrenia, dan meyakini bahwa

pasien tidak akan bisa sembuh kembali. Hal tersebut dapat dibuktikan

dari kutipan wawancara sebagai berikut :

“Udah gak bisa sembuh. Pernah saya persembahkan

jiwanya dia ke pura dalam (Ritual kepercayaan untuk

mencabut nyawa manusia di Bali), daripada kesakitan,

mending dipersembahkan saja jiwanya ke pura saja.

Tidak mau juga, kalo mau cepet beres, biasanya kalo

cepet dipersembahkan jiwanya akan cepat meninggal,

biar dicabutlah nyawanya, tapi tidak bisa. Tapi kasian

juga dia hidup tapi sakit.”

Dari uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa salah satu

predisposisi keluarga menghentikan pengobatannya dan memilih

memasung pasien karena keluarga memiliki persepsi bahwa pasien

tidak mungkin bisa sembuh. Selain persepsi keluarga terhadap

keparahan penyakit pasien, didukung pula dengan persepsi keluarga

mengenai manfaat penggunaan pengobatan yang dilihat dari hasil

evaluasi keluarga terhadap penggunaan pengobatan medis. Hampir

seluruh responden menjawab bahwa pengobatan medis tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

66

menyembuhkan pasien tetapi hanya menenangkan dan membuat

pasien beristirahat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan

wawancara sebagai berikut:

“Saya mau juga dia di Bangli (rumah sakit jiwa), tapi

nanti juga lagi dua bulan dibalikan, kambuh. Gitu aja

terus, saya jadi malas. Datang dari situ tanpa sesuatu

yang pasti. Disitu capek juga ngurus, disini juga

bingung” (Reponden I)

“Obatnya gak berfungsi, hanya meredam aja, biar dia

bisa tidur. Tapi gak menyembuhkan” (Reponden II)

“Saya dulu berusaha bawa kemana aja, tetangganya

yang nyuruh ke dokter, ke balian kami coba, tapi tetap

kayak gitu.” (Reponden III)

3) Pengalaman Buruk Menggunakan Pengobatan Medis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ketiga narasumber

menceritakan memiliki pengalaman kurang baik dengan rumah sakit

jiwa setempat. Subjek II dan III cenderung mengeluh dengan

kebijakan baru yang berlaku dirumah sakit jiwa, yaitu pasien harus

dipulangkan dari rumah sakit jiwa bila pasien telah dirawat selama

tiga bulan, terlepas pasien sembuh ataupun tidak. Namun bila pasien

kambuh kembali, keluarga diperbolehkan membawa pasien kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

67

kerumah sakit. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan wawancara

sebagai berikut:

“Kan saya nanyak juga “Ini kalo gak sembuh kok sudah

dikembalikan?” Terus mereka bilang “Biar ada data,

nanti kalo lagi gitu dibawa lagi”. Kan jadi saya

bingung, lagi saya ngurus nanti, udah sih gratis, tapi

nanti jangka satu minggu lagi saya bawa kesana, kan

ngurus dia aja jadinya terus ya.” (Subjek II)

“Kalo sudah tiga bulan dipulangkan anaknya, mau

sembuh atau tidak anak tetap dipulangkan, saya juga

tidak mengerti sekarang dengan dokter disana. Dulu

anak saya satu tahun disana dia gak dipulangkan sama

rumah sakit.” (Subjek III)

Kebijakan baru tersebut juga dibenarkan oleh pihak rumah

sakit jiwa. Salah satu narasumber dari RSJ menjelaskan bahwa pasien

tidak diperbolehkan dirawat dirumah sakit lebih dari tiga bulan,

karena aturan baru yang dibentuk oleh BPJS (Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial). Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan

wawancara sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

68

“Itu aturan BPJS, Tiga bulan saja pasien ditanggung

oleh BPJS. Sehingga pasien harus dipulangkan terlebih

dahulu, biarpun hanya satu hari, harus pulang dulu.

Sehat atau tidak, pasien tidak ditanggung selama kurun

waktu itu (setelah 3 bulan). Sehingga dia harus pulang

sebentar, lalu dibawa lagi kesini tidak apa-apa, begitu.”

Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan dari narasumber

II dan III karena merasa kelelahan harus membawa ke RSJ saat pasien

kambuh. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan wawancara

sebagai berikut :

“Bolak-balik bangli terus, dikembalikan, biar ada

pembukuan disana, pembukuan kalo dia sembuh. Kalo

lagi seminggunya sakit, baru bawa kesana. Kan capek

ngurusnya. ” (Subjek II)

“Dibawa pulang dalam waktu 3 bulan mau sembuh atau

enggak, harus pulang. Nanti kalo gimana lagi dibawa

kesana. Kalo nanti dia sudah pulang kita bawa kesana

susah juga, gak ada yang bawa kesana,lagi bawa kesana

lagi pulang.” (Subjek III)

Selain itu, subjek III juga mengeluh dengan kebijakan baru

yang berlaku dirumah sakit jiwa, yaitu keluarga tidak dijinkan

membeli obat tanpa mengajak pasien ke rumah sakit. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

69

dirasa mempersulit keluarga karena jarak rumah pasien dan rumah

sakit sangat jauh. Hal tersebut dibuktikan dari kutipan wawancara

sebagai berikut:

“Saya sempat kesana buat nyari obat tapi tidak ngajak

anak, terus gak dikasi, kan rugi saya kesana sudah jauh-

jauh tapi tidak diikasi obat. nyari kesana gak ngajak

pasien gak di kasi obat” (Subjek III)

Permasalahan tersebut sempat membuat partisipan III

memberhentikan obat pada pasien, dan membiarkan pasien tanpa

pengobatan.

“Pulang dari rumah sakit terus saya kasi obat, lalu

setelah saya cari obat dan tidak dikasi membeli kesana

tanpa pasien, terus berhenti minum obat, kumat lagi

dia” (Subjek III)

Peraturan baru tersebut dibenarkan oleh pihak rumah sakit

jiwa, hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan

narasumber:

“Terbentur aturan BPJS, dimana kita tidak boleh turun

ke lapangan, pasien harus datang ke Puskesmas dulu, itu

aturan jenjang rujukannya ke puskesmas dulu. Kalo

tidak ada obat di Puskesmas, ke rumah sakit dulu yang

tingkat dua, kalo rumah sakit gak ada, baru ke tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

70

III, RSJ. Sehingga pasien harus kesini, pasien gak boleh

gak ikut, harus ikut”

Hal tersebut mempersulit pasien karena pasien tidak bisa

membeli obat kerumah sakit jiwa tanpa mengajak pasien. Sedangkan

pelayanan kesehatan di tingkat I (Puskesmas) dan tingkat II (Rumah

Sakit) tidak menyediakan obat gangguan jiwa. Hal tersebut juga

dijelaskan oleh narasumber dari pihak rumah sakit jiwa sebagai

permasalahan utama pengobatan pasien gangguan jiwa di Bali.

“Problem kalo ada aturan seperti itu (keluarga harus

membawa pasien kerumah sakit untuk membeli obat)

puskesmas tidak menyediakan obat. Aturan ada, tapi

infrastruktur tidak dipersiapkan, itulah kendalanya

sehingga banyak pasien yang meningkat, termasuk

pasung yang meningkat. Gangguan jiwa yang kumat

juga meningkat.” (Narasumber RSJ)

Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh narasumber I karena

kebijakan tersebut belum dibentuk saat keluarga membawa pasien

kerumah sakit. Keluarga memiliki pengalaman kurang baik yang

berbeda dengan narasumber II dan III. Narasumber I menjelaskan

bahwa pasien mendapatkan perlakuan yang kurang baik di rumah

sakit. Hal tersebut dibuktikan dari kutipan wawancara sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

71

“Pemerintah gak tanggung jawab, taruh di bangli dia

pulang sendiri. Pulang sendiri? Iya, berkelahi sama

temennya, bocor kepalanya. Dipukul bata, dirumah sakit

bangli. Jadi dia pulang numpang bemo” (Narasumber I)

Hal tersebut membuat keluarga trauma untuk membawa

pasien kembali kerumah sakit karena takut pasien akan diperlakukan

kurang baik, sehingga keluarga memilih untuk memasung pasien. Hal

tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan narasumber:

“Udah pernah kok dibawa ke Bangli (rumah sakit jiwa),

buktinya gitu, kan trauma. Dulu rajin dia kesini, dikasi

obat satu-satu, akhirnya kita sempet ke puskesmas gitu,

dikasi vitamin b12, sama obat satu saya lupa, saya

sempat ambil dulu. Di pasung akhirnya. Sempet disuruh

lepas, kan gak boleh di pasung itu, disuruh dibawa ke

bangli,saya gak mau, takut mati nanti anak orang ini,

akhirnya gak.”

4) Pengalaman Buruk Sebelum Pasien Dipasung

Berdasarkan hasil wawancara, semua narasumber mengaku

memiliki beberapa pengalaman buruk dengan pasien sebelum

dipasung. Seluruh narasumber mengeluhkan pasien skizofrenia

membahayakan, meresahkan, dan merugikan orang lain. Hal tersebut

dibuktikan dari hasil wawancara dengan narasumber:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

72

“Dulu pernah lari dia ke kuburan, jabe Pura (sebutan

untuk bagian depan Pura), di Kediri, naik motor. Kesana

pakai celana aja, tidak pakai baju, kayak bertapa.

Datang banjar(warga), kesana semua mau dikroyok,

akhirnya dia kena denda karena berperilaku buruk di

dalam tempat suci, akhirnya kena denda 75ribu.”

(Narasumber I)

“Dulu sebelum saya nikah, kan rumah sepi, dia kan

bebas, terus dia narik neneknya yang sakit dari kamar,

terus sampai meninggal. ditarik dia sampai meninggal,

gak ada yang melihat waktu itu, dia langsung

meninggal. Sedang ada acara di desa, jadi rumah sepi.

Keras dia. Terus meninggal, nah setelah itu langsung

dipasung” (Narasumber II)

Sehingga dapat diasumsikan bahwa pengalaman buruk dengan

pasien menjadi salah satu predisposisi keluarga untuk memasung

pasien. Karena keluarga merasa khawatir dengan perilaku pasien.

b. Faktor Pendukung atau Enabling Factor

Enabling factors adalah kemampuan dan sumber daya yang

diperlukan yang memungkinkan terjadinya perilaku kesehatan. Enabling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

73

factors terdiri dari kemudahan mencapai fasilitas kesehatan (biaya

transportasi, ketersediaan transportasi, jarak tempat tinggal).

1) Jarak Tempuh Menuju Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, ketiga narasumber mengeluh

dengan jarak yang ditempuh dari rumah pasien menuju rumah sakit.

Keluarga merasa kesulitan harus membeli obat dan mengantar pasien

dengan jarak tempuh yang jauh. Hal tersebut, dibuktikan dari hasil

wawancara dengan narasumber:

“Obat itu kan hanya beredar di rumah sakit ya. kalo

gitu kurang terjangkau kami kalo harus ke bangli

(rumah sakit jiwa), rutin gitu.(Narasumber I)

Keluarga mengeluhkan jarak tempuh menuju rumah

sakit yang dirasa akan menghabiskan tenaga dan tidak

memberikan perubahan baik pada pasien.

“Iya biarkan saja, jauh sekali rumah sakit bangli.

Jugaan seginiaan juga. Sudah delapan kali kesana.

Mau disana dia tetap sakit kayak gini, dirumah juga

sama sakit kayak gini” (Narasumber II)

2) Biaya Pengobatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh

narasumber mengaku menghabiskan banyak biaya untuk administrasi

pengobatan pasien. Ketiga narasumber menceritakan bahwa salah satu

penghambatan pasien melaksanakan pengobatan adalah biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

74

pengobatan. Narasumber I mengatakan bahwa biaya pengobatan pasien

cenderung mahal. Harga satu obat pasien adalah Rp.75.000,-

sedangkan pasien harus minum obat 3 kali dalam sehari, sehingga

menghabiskan Rp. 225.000,-. Hal tersebut dirasa berat dengan

keluarga, karena keluarga tidak bisa memanfaatkan akses jaminan

kesehatan gratis dengan Askes atau Jamkesmas pada obat-obat yang

akan dibeli. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan

narasumber :

“Sehari 3 butir. Itu uang dulu. 75rb satu butir, banyak

sekali habis uang. Makanya dulu sampai rumah habis.

Dulu 250 per hari, konsumsi berapa bulan, gimana itu,

tanah sudah habis. Bapak dulu rasa sayangnya tinggi.

Sekarang mungkin udah mahal banget” (Subjek I)

“ Kalian ada jaminan kesehatan gitu? Ada dulu

ASKES, obat itu gak bisa dibeli pake askes, obat itu

harus dibeli cash.” (Subjek I)

Selain itu narasumber II dan III juga mengeluhkan

permasalahan biaya pengobatan pasien. Keluarga menghabiskan

banyak biaya untuk merawat pasien. Hal ini dibuktikan dari hasil

wawancara dengan narasumber:

“Situasi dulu saya gak punya apa. Ini rumah aja baru

semua, semua gak punya. Ngurus dia aja, sawah

semua habis buat ngurus Tana (orang gila) aja. Semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

75

habis, dulu ada tanah sekarang gak ada apa. belom

lagi bayar dibanjar, sekarang gak ada apa. Dulu

35juta uang tanah habis. Capek terus, gak bisa ngurus

lagi gimana lagi.”

Sehingga dapat dikatakan bahwa biaya yang dihabiskan oleh

keluarga menjadi salah satu faktor pendukung keluarga untuk

memasung pasien.

c. Faktor Penguat atau Reinforcing Factor

Faktor penguat adalah konsekuensi dari tindakan yang menentukan

apakah pelaku mendapat umpan balik positif atau negatif dan didukung

secara sosial sesudah umpan balik terjadi. Faktor penguat dengan demikian

meliputi dukungan sosial, pengaruh rekan sebaya, dan saran dan umpan

balik oleh penyedia layanan kesehatan.

1) Social Support untuk Memasung

Berdasarkan wawancara terhadap narasumber, hampir semua

narasumber memutuskan untuk memasung pasien atas dorongan dan

saran dari orang-orang disekitarnya. Narasumber I memasung

disarankan oleh dukun yang mengobati pasien, narasumber II dan III

memasung disarankan oleh kepala desa diwilayah setempat. Hal ini

dibuktikan dari hasil wawancara dengan narasumber:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

76

“ Terus kata Balian (dukun) yang di Pejeng (nama

daerah) bilang lebih baik dipasung. Takutnya kalau

enggak membunuh, takutnya dia dibunuh. Baliannya

bilang gitu? Iya balian. Ngeliat kasus juga, orang

sakit jiwa membunuh kan gak bisa. Terus habis

dikasitau balian itu bagaimana? Iya, langsung.”

(Narasumber I)

“Kumat dia, main dia ke rumah guru-guru itu, kan

takut jadinya, wanita kan takut dia, usulin terus sama

gurunya itu ke kepala desa, kepala desa ke saya, terus

mencarikan bantuan terus (bantuan dana untuk

membuat temoat pasung).”(Narasumber III)

Sehingga dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh dukungan

sosial akan mempengaruhi keluarga untuk mengambil keputusan

memasung.

2) Bantuan untuk Pasien Pasung

Berdasarkan hasil penelitian, ketiga narasumber sempat

mendapatkan bantuan saat pasien dipasung. Pasien I sempat

memperoleh sumbangan sembako saat pasien dipasung.

Sedangkan subjek II dan III mendapat bantuan sembako dan dana

kurang lebih sebesar RP.12.000.000- dari pemerintah untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

77

membuat ruangan pasung, yang disalurkan melalui kepala desa

setempat. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan

narasumber :

“Nah dulu akhirnya ada pengecekan dan katanya

tempatnya (ruangan pasung) terlalu kecil, akhirnya

dikasi sumbangan dana dari pemerintah, Cuma

diusulkan oleh klian (kepala desa). Sumbangannya 12

juta langsung jadi, cuma diminta kartu keluarga

langsung jadi” (Narasumber II)

“Oh pas buat tempat pasung itu bagaimana? Iya

dapat bantuan sedikit. 16 juta kira-kira, tapi gak cukup

juga. Oh siapa yang membantu untuk memperoleh

dana? Saya yang minta ke kepala desa setempat dan

kepala desa yang melanjutkan mengajukan bantuan ke

pemerintah”(Narasumber III)

Selain bantuan dana dari pemerintah, keluarga juga

mendapatkan bantuan sembako dari teman yang mengunjungi

rumah pasien. Hal ini dibuktikan oleh hasil wawancara dengan

narasumber :

“Ada biasanya banyak mahasiswa- mahasiswa

biasanya cowok-cowok waktu ini berlima, dapat dah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

78

dia nengok Tana (nama pasien) diberi beras, mie,

dikasi sembako, amplop” (Subjek II)

“Terus pak candra (teman yang diceritakan

narasumber) sering kasi? iya sering dia kesini ngasi,

pribadi. Dikasi mie, dikasiani saya” (Subjek III)

Bantuan tersebut dirasa bermanfaat oleh narasumber II dan III,

dan mereka berharap pemerintah terus memberikan bantuan kepada

keluarga. Hal tersebut didukung oleh wawancara narasumber III yang

ingin mengajukan surat permintaan dana untuk membantu pasien

skizofrenia yang dipasung.

“Gimana ya, pemerintah kasilah bantuan dana untuk

ini, baru saja ya mengusulkan lagi, semoga dikasi

dana lah gitu, sudah cacat gini. Kemaren sudah difoto

sama kepala desanya, semoga turunlah dananya”

Namun berbeda dengan narasumber I. Ia merasa bahwa

bantuan dari pemerintah hanya pernah sekali diterima oleh keluarga,

selain itu keluarga tidak berharap mendapat bantuan kembali dari

pemerintah karena tidak ingin berfokus kembali dengan pasien

skizofrenia. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan

narasumber:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

79

“Oh berarti sempat dapat bantuan ya, iya bahan,

material. Sekali itu saja. Puskesmasnya yang ngasik.

Entah pergawai puskesmas yang kesini atau saya yang

kesana. Saya udah gak berharap lagi sekarang, sudah

cukup ngurus begini”

3) Dampak Positif dari Pemasungan untuk keluarga dan pasien.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ketiga narasumber

menceritakan bahwa pemasungan memberikan dampak yang positif

pada keluarga dan lingkungan sekitar. Pemasungan dirasa

memberikan banyak perubahan positif pada keluarga pasien,

diantaranya adalah pasien tidak mengamuk, berkeliaran dan

meresahkan warga lagi dijalan. Hal tersebut dibuktikan dari kutipan

wawancara sebagai berikut :

“Dulu kami pikir menjauhkan itu, biar kami juga

punya lingkungan yang sehat. Sekarang tenanglah kita

disini, dulu teriak-teriak dia disini” (Subjek I)

“Selama ibunya ibu meninggal langsung dipasung,

kan diem dia dirumah jadi lebih baik lah. Kan gak

ngamuk dia jadinya. Kalo dulu kan lari kemana mana,

kan lari dia sampe kepura dalam, tiga pura sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

80

dimasukin dia, kan harus dibayar dengan banten.”

(Subjek II)

Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga memperoleh dampak

yang positif selama melakukan perilaku pemasungan sehingga keluarga

enggan untuk melepas pasung pasien dan memperkuat perilaku keluarga

untuk memasung.

3. Dinamika Perilaku Kesehatan Medis

Pada bagian dinamika perilaku kesehatan, peneliti mencoba menjelaskan

mengenai respon yang dilakukan keluarga untuk menangani penyakit pasien

skizofrenia dan mengkaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

tersebut dan beberapa teori yang menguatkan hasil penelitian.

Respon awal ketiga narasumber pada penelitian ini yaitu merasa

kebingungan melihat perubahan tingkah pada pasien skizofrenia. Pasien

skizofrenia menunjukan gejala yang hampir sama, yaitu mengamuk, mata

memerah, dan sering berbicara sendiri. Keluarga mencoba melakukan

penanganan dengan berobat kerumah sakit. Namun disisi lain, keluarga merasa

bahwa penyakit pasien disebabkan oleh faktor lain, yaitu keturunan, ilmu hitam,

dan karma dikehidupan sebelumnya. Pengetahuan tersebut cenderung

mempengaruhi keluarga dalam mempertimbangkan treatment dan jenis

pengobatan apa yang akan diberikan oleh keluarga. Pengetahuan ketiga

narasumber mengenai penyebab skizofrenia yang cenderung kurang ilmiah

membuat keluarga juga mencoba melakukan penanganan dengan bantuan

pengobatan non medis, seperti dukun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

81

Selama menggunakan pengobatan medis dan nonmedis, keluarga

meyakini penyakit skizofrenia sebagai penyakit yang parah dan sulit untuk

disembuhkan. Persepsi tersebut didukung pula dengan hasil evaluasi yang

dilakukan oleh keluarga terhadap manfaat penggunaan pengobatan medis.

Keluarga sudah berupaya untuk membawa pasien ke rumah sakit, namun

keluarga merasa pasien tidak memperoleh kesembuhan dan akan kambuh setelah

dibawa pulang kerumah. Selain itu, ketiga narasumber memiliki banyak

pengalaman negatif selama menggunaan pelayanan kesehatan medis. Dua

narasumber cenderung mengeluh dengan kebijakan baru yang berlaku dirumah

sakit jiwa, sedangkan satunya lagi mengeluh dengan penanganan buruk yang

diberikan kepada pasien. Wawan dan Dewi (2011) menjelaskan bahwa

pengalaman pribadi cenderung akan dijadikan sebagai dasar pembentukan sikap

seseorang. Hal tersebut didukung pula dengan analisa dari WHO (dalam

Notoatmodjo, 1993) yang menjelaskan bahwa sikap menggambarkan suka atau

tidak sukanya seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman

sendiri atau dari orang lain. Sikap membuat orang mendekati atau menjauhi

orang lain atau objek lain. Sehingga, penggunaan pelayanan kesehatan yang tidak

sesuai dengan harapan keluarga, serta ditambah pengalaman yang kurang baik

selama menggunakan pelayanan kesehatan, akhirnya keluarga memilih untuk

berhenti menggunakan pengobatan medis. Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Zeithnial, Parasuraman, & Berr (1990) yang menunjukan bahwa

persepsi pasien terhadap manfaat pelayanan dipengaruhi oleh harapan terhadap

pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa yang konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

82

dengar dari konsumen lain, kebutuhan pasien, pengalaman masa lalu dan

pengaruh komunitas ekstenal. Pelayanan yang diterima dari harapan yang ada

mempengaruhi penggunaan terhadap pelayanan kesehatan.

Perilaku keluarga untuk berhenti menggunakan pengobatan medis di

dukung pula dengan beberapa faktor lain yang berasal dari sumber daya yang

dimiliki keluarga. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga pasien

skizofrenia menggunakan kendaraan bermotor untuk membawa pasien menuju

tempat pengobatan, dan jarak yang ditempuh dari tempat tinggal menuju rumah

sakit jiwa dirasa jauh oleh keluarga. Selain itu, keluarga sudah sangat banyak

menghabiskan biaya pengobatan untuk pasien dan kini tidak tersedia lagi biaya

untuk membawa pasien berobat. Hal tersebut menunjukan bahwa keluarga tidak

memiliki sumber daya yang memadai untuk membawa pasien berobat. Hal

tersebut didukung oleh penelitian Anis dalam Siswantoro (2010) yaitu tidak

tersedianya alat transportasi menuju tempat berobat dan tidak tersedianya biaya

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang jauh dari rumah tempat tinggal

penderita dapat menjadi hambatan untuk terjadinya perilaku kepatuhan

pengobatan penderita. Seseorang yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada, mungkin bukan hanya karena dia tidak tahu akan bahaya penyakitnya

atau karena tidak percaya pada pelayanan kesehatan, tetapi karena rumahnya

jauh, sedangkan sarana transportasi umum untuk menuju Puskesmas atau

pelayanan kesehatan sulit dan mahal. Selain itu, Daulima dalam Widiastutik,

Winarni, dan Lestari (2016) menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

83

masalah ketersediaan ekonomi menjadi beban tersendiri bagi keluarga dan

penderita gangguan jiwa.

Dari uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa faktor

predisposisi berpengaruh terhadap perilaku keluarga untuk berhenti

menggunakan pengobatan medis. Variabel dari faktor predisposisi yang terdiri

dari pengetahuan, persepsi, dan sikap yang cenderung negatif terhadap penyakit

pasien dan penggunaan jasa kesehatan, menjadi pencetus perilaku keluarga untuk

mengambil keputusan berhenti menggunakan pengobatan medis. Selain itu,

enabeling factor juga menjadi faktor pendukung keluarga untuk berhenti

menggunakan pengobatan medis. Biaya pengobatan, jenis transportasi yang

digunakan, jarak tempat tinggal dengan rumah sakit menjadi alasan lain keluarga

untuk berhenti menggunakan pengobatan. Azwar (dalam Siswantoro, 2012)

menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan yang baik salah satunya adalah mudah

dicapai (accessible), pengertian di sini adalah terutama dari sudut lokasi.

Pengaturan distribusi dan sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan

kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja dan sementara itu

tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

Setelah kepulangan pasien dari rumah sakit dan dirawat dirumah tanpa

obat, pasien dirasakan menjadi beban keluarga, karena perilaku pasien yang

sangat meresahkan dan membahayakan keluarga dan warga sekitar. Keluarga

akhirnya mendapatkan dukungan dan saran dari beberapa tokoh dilingkungan

sekitar untuk memasung pasien. Dukungan untuk memasung pada pasien II dan

III berasal dari kepala desa setempat dan pasien I berasal dari salah satu dukun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

84

atau orang pintar yang mengobati pasien. Hal tersebut menunjukan bahwa

lingkungan memiliki peran yang sangat besar dalam proses pengambilan

keputusan keluarga. Ditambah juga dukungan dari pemerintah melalui kepala

desa setempa yang memberikan bantuan dana kurang lebih sebesar Rp.

12.000.000-, untuk membuat ruangan pasung bagi pasien II dan III. Hal tersebut

menjadi faktor penguat keluarga untuk memasung pasien skizofrenia. selain itu,

pemasungan dirasa memberikan dampak yang positif pada keluarga dan

lingkungan sekitar, karena pasien tidak mengamuk, berkeliaran dan meresahkan

warga lagi dijalan. Hal tersebut merupakan umpan balik yang positif bagi

keluarga pasien, sehingga cenderung akan memperkuat perilaku keluarga untuk

tetap memasung pasien. Selain itu, dampak positif dari pemasungan adalah

keluarga pada pasien II dan III memperoleh bantuan sembako dari warga dan

pemerintah setempat.

Dari uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa reinforcing

factor yang berpengaruh secara signifikan bagi keluarga untuk memperkuat

perilaku pemasungan dan tidak ingin melanjutkan penggunaan pengobatan

medis. Saran dari masyaratakat untuk memasung ditambah dengan bantuan dana

dari pemerintah untuk membuat ruangan yang layak untuk memasung, membuat

keluarga memperkuat untuk melakukan perilaku pemasungan. Selain itu, bantuan

sembako dari pemerintah dan warga untuk penderita pasung cenderung menjadi

penguatan positif bagi keluarga untuk mempertahankan perilaku tersebut dan

enggan untuk melepas pasung dan membawa pasien berobat kembali. Hal

tersebut didukung pula dengan teori dari Abraham Maslow dalam hiraki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

85

kebutuhannya yang menyatakan bahwa individu akan memprioritaskan

kebutuhan dasarnya (kebutuhan untuk makan dan minum) sebagai kebutuhan

yang terpenting terlebih dahulu, sebelum kebutuhan-kebutuhan lainnya bisa

terpenuhi. (Geller, 1982; Neher,1991;Williams & Page, 1989 dalam Hufman,

Vernoy, & Vernoy, 2000). Selain itu, Abraham Maslow juga menjelaskan,

apabila kebutuhan-kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi, maka hal tersebut

akan mempengaruhi perilakunya, dan cenderung mengorbankan hal-hal penting

lainnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (Hufman, Vernoy, & Vernoy,

2000). Sehingga, pengaruh bantuan sembako dari pemerintah dan warga menjadi

penting untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pada keluarga, sehingga

bisa membentuk dan memperkuat perilaku pemasungan pada pasien.

Penjelasan diatas menunjukan bahwa penelitian mengenai perilaku

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga pasien skizofrenia ini sesuai dengan teori

Precede Model (Green, 1980 dalam Notoatmodjo, 2010) yang menyimpulkan

bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan sebagiannya dari orang atau masyarakat

yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku

para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan

memperkuat terbentuknya perilaku pada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat diambil beberapa

kesimpulan dari penelitian yang bertujuan untuk memahami perilaku

kesehatan sebagai berikut :

1. Respon keluarga dalam menanggapi penyakit skizofrenia pasien diawali

dengan membawa pasien berobat kerumah sakit jiwa. Namun pengobatan

medis yang dilakukan oleh keluarga tidak berjalan lancar, sehingga ketiga

pasien berhenti menggunakan pengobatan medis. Pasien dipulangkan dan

ditangani tanpa pengobatan oleh keluarga, namun justru memperparah

penyakit pasien. Sehingga akhirnya mengambil keputusan akhir untuk

memasung pasien sebagai bentuk perilaku penanganan terhadap pasien

skizofrenia.

2. Keluarga berhenti menggunakan pengobatan medis dipengaruhi oleh: a)

pengetahuan keluarga mengenai penyebab penyakit skizofrenia yang

bersifat non ilmiah, b) Keyakinan keluarga terhadap penyakit skizofrenia

yang sulit untuk sembuh total, dan akhirnya membentuk persepsi yang

negatif terhadap pengobatan yang akan dijalani, c) ditambah dengan hasil

evaluasi keluarga terhadap pengobatan medis yang merasa bahwa

pengobatan medis tidak berdampak pada pasien, sehingga membentuk

persepsi yang semakin negatif terhadap penggunaan pengobatan medis, d)

selain itu ketiga responden juga mengaku memiliki pengalaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

88

kurang baik dalam menggunakan pengobatan medis. Hal tersebut akan

membentuk konsep yang negatif mengenai penggunaan pelayanan

kesehatan medis pada keluarga. Selain itu, e) jarak tempuh menuju rumah

sakit yang cukup jauh, f) tidak adanya biaya untuk pengobatan pasien, g)

sarana transportasi yang tidak memadai, juga menjadi pendukung

keluarga untuk berhenti menggunakan pengobatan medis.

3. Ketiga narasumber pada akhirnnya mengambil keputusan untuk

memasung karena a) memiliki pengalaman buruk seperti membahayakan,

merugikan, dan meresahkan keluarga dan warga sekitar saat merawat

pasien, b) selain itu keputusan keluarga untuk memasung diperkuat oleh

saran dari orang-orang yang dianggap penting dilingkungan terdekat

keluarga.

4. Dari uraian hasil penelitian, ketiga narasumber menjelaskan tidak mau

untuk melepas pasung pasien dan membawa ke rumah sakit kembali.

Selain dikarenakan faktor-faktor yang disampaikan pada kesimpulan

diatas, dipengaruhi juga dengan dampak dari perilaku memasung yang

cenderung menguntungkan keluarga pasien, yaitu: a) pasien tidak

berkeliaran dan jarang mengamuk setelah dipasung, b) responden II dan

III merasa terbantu dengan pertolongan yang diterima pasca pasien

dipasung. Selain bantuan dana yang diterima untuk membuat ruangan

pemasungan, keluarga juga memperoleh bantuan sembako dari

pemerintah dan warga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

89

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, khususnya dalam pencarian

partisipan sebelum mengambil data. Peneliti awalnya ingin mewawancarai

salah satu orangtua pasien, karena merasa orangtua adalah narasumber yang

terdekat yang mengasuh dan mengurus pasien selama ini. Namun penulis

menemukan kesulitan untuk mewawancarai orangtua pasien karena usia

orangtua pasien yang sudah tua. Sehingga penulis memilih saudara terdekat

pasien untuk menjadi narasumber. Hal tersebut dirasa menjadi kekurangan

penelitian karena informasi yang penulis peroleh menjadi kurang terperinci.

Namun diakhir wawancara penulis berusaha melakukan kroscek hasil

wawancara dengan orangtua pasien.

C. Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan

mengenai evaluasi terhadap pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas dan

rumah sakit jiwa di Bali, sehingga mampu mengetahui permasalahan

yang terjadi pada pelayanan kesehatan jiwa.

2. Bagi Praktisi Psikologi

Pendampingan untuk keluarga yang memiliki anak menderita

skizofrenia perlu untuk dilakukan. Hal itu akan meningkatkan edukasi

keluarga mengenai penyebab dan penanganan yang baik untuk merawat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

90

pasien, sehingga bisa mengurangi perilaku kesehatan yang buruk, seperti

memasung atau tidak merawat pasien

3. Bagi Pihak Rumah Sakit Jiwa

Karena banyaknya keluhan yang dirasakan oleh keluarga pasien,

diharapkan pihak rumah sakit untuk 1) melakukan evaluasi terhadap

program yang selama ini sudah dijalani, agar pengobatan yang diberikan

bisa lebih diterima dengan baik oleh pihak pasien dan keluarga, 2)

merancang dan membuat program psikoedukasi mengenai penyebab

penyakit dan penanganan yang baik untuk pasien gangguan jiwa, 3)

menyediakan tenaga ahli di beberapa puskesmas ataupun rumah sakit

untuk membantu mempermudah pasien melakukan penanganan awal

terhadap penyakit kejiwaan, selain itu tersedianya tenaga ahli disetiap

puskesmas akan mempermudah suplay obat ke puskesmas dan rumah

sakit setempat.

4. Bagi Para Keluarga yang Memiliki Anak Dipasung

Keluarga diharapkan memberikan penanganan yang lebih baik untuk

merawat pasien skizofrenia dan berhenti memasung pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders

fourth edition text revision. In DSM-IV-TR. Arlington: American Psychiatric

Association.

Arif, I. S. (2006). Memahami dinamika keluarga pasien skizofrenia . Bandung: Refika Aditama.

Azwar,R.A. (1996). Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta: Ikatan Dokter

Indonesia.

Chusairi, A. (2004). Health seeking behavior para pasien poli perawatan palitatif studi

eksploratif terhadap lima pasien poli perawatan palitatif rsud dr. soetomo surabaya.

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 11-12.

Creswell, J. (2013). Research Design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed edisi ketiga.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davison, G. C. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan. (2009). Menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Diakses dari www.depkes.go.id/resources/download/laporan/.../kinerja-kemenkes-2009-

2011.pdf pada tanggal 19 Oktober 2016.

Dewi, & Wawan. (2011). Teori dan pengukuran : pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Drapalski, A., Marshall, T., Seybolt, D., Medoff, D., Leith, J., & Dixon, L. (2008). Unmet needs

of families of adults with mental illness and preferences regarding family services.

Psychiatric Services,657.

Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath. (2002). Health behavior and health education: Theory,

Research, adn Practice (3rd ed.). ((Eds), Ed.) San Francisco: Jossey-Bass.

Hariyanti, T., Harsono, & Prabandari, Y. S. (2015). Health seeking behaviour pada pasien

stroke. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(3), 242-246.

Huffman, K., Vernoy, J., Vernoy, M., & Vernoy, M. W. (2000). Psychology in action, 5th

Edition. Hoboken New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Koolaee, A. K., & Eternadi, A. (2009). The outcome of two family interventions for the mothers

of schizophrenia patients in iran. International Journal of Social Psychiatry, 56(6), 634-

646.

Kementrian Sosial. (2013). Indonesia bebas pasung: pencapaian program. Diunduh dari

http://sehat-jiwa.kemkes.go.id/detailkegiatandirektorat/7. pada tanggal 19 Oktober 2016

Lawrence, G. (1980). Health education planning a diagnnostic approach. Journal of Nutrition

Education and Behavior. doi:http://dx.doi.org/10.1016/S0022-3182(86)80109-1

Lestari, P., Choiriyyah, Z., & Mathafi. (2014). Kecenderungan atau sikap keluarga penderita

gangguan jiwa terhadap tindakan pasung (studi kasus di rsj gondho hutomo semarang).

Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 14-23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

Minas, H., & Diatri, H. (2008). Pasung: physical restraint and confinement of the mentally ill in

the community. International Journal of Mental Health Systems, 2(8).

Moleong, J. (2010). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Newman, L. (2000). Social reasearch method : qualitative and quantitative approaches.

Needham Heights: Allyn & Bacon.

Notoatmodjo, P. D. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, R. A. (2011). Studi kualitatif : faktor yang melatarbelakangi drop out pengobatan

tuberkulosis paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 90.

Poerwandari, K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta:

LPSP3 Universitas Indonesia.

Republika (2000, 18 Maret). Pasien skizofrenia bisa sembuh. Diakses dari

http://www.republika.co.id/cetak/ read/172854. pada tanggal 10 Oktober 2016

Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 2. Yogyakarta: Kanisius.

Setiadi. (2006). Konsep dan proses keperawatan keluarga (1 ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2012). Metode penelitian dalam

psikologi, Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Silalahi, K., & Meinarno, E. (2010). Keluarga indonesia: aspek dan dinamika zaman. Jakarta:

Rajawali Pers.

Siswantoro, T. (2012). Analisis pengaruh predisposing, enabling dan reinforcing factors

terhadap kepatuhan pengobatan tb paru di kabupaten bojonegoro. Jurnal administrasi

dan kebijakan kesehatan. 10(3).152-158.

Suharto, B. (2014). Budaya pasung dan dampak yuridis sosiologis (studi tentang upaya

pelepasan pasung dan pencegahan tindakan pemasungan di kabupaten wonogiri).

Indonesian Journal on Medical Science, 1(2).8-9

Sulianti, A. (2014). Tinjauan psikologi kesehatan pada penderita penyakit kaki gajah kronis di

kabupaten badung. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2), 186-203.

Wardhani, R. S. (2013). Penerimaan keluarga pasien skizofrenia yang menjalani rawat inap.

(Skripsi tidak diterbitkan, Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 7-9.

World Health Organization. (1988). Schizophrenia information for families. Department of

Child and Adolescent Health and Development. Genava, Switzerland: WHO.

World Health Organization. (2002). The world health report. Reducing Risks, Promoting

Healthy Life. Genava, Switzerland:WHO.

Widiastutik, W., Winarni, I., & Lestari, R. (2016). Dinamika resilience keluarga penderita

skizofrenia dengan kekambuhan. The Indonesian Journal of Health Science, 144.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERILAKU ... · Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif (AIK), menggunak an pendekatan deduktif, yakni analisis isi

Wuryaningsih, E. W., Yani, A., & Helena , N. (2013). Studi fenomenologi : pengalaman

keluarga mencegah kekambuhan perilaku kekerasan pasien pasca hospitalisasi rsj. Jurnal

Keperawatan Jiwa,182-184.

Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., & Berr, L. L. (1990). Delivering quality service: balancing

customer perceptions and expectations. New York: The Free Press, 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI