PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA SKRIPSI Diajukan untuk...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA SKRIPSI Diajukan untuk...
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN
PERBEDAAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN DALAM MATERI
PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Yoana Maria Vianey
111424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN
PERBEDAAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN DALAM MATERI
PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Yoana Maria Vianey
111424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu,
janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari” (Matius 6:33-34).
Skripsiinikupersembahkanuntuk:
♥ Ayahku Agustinus Sarimin dan Ibuku Hermi Muryani yang aku cintai ♥
♥ Kakakku tercinta Chornellia dan Suaminya ♥
♥ 2 keponakanku El dan Marvel yang ngegemesin♥
♥ My Lovely Fredy Sulistyo Bakti Prabowo ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Yoana Maria Vianey. 2015 “Pengaruh Perbedaan Metode EksperimenTerbimbing dan Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XSMA Negeri 2 Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa”.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan MatematikaDan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui apakah pengajaran fisika dengan menggunakan metodeeksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar dan apakah genderberpengaruh terhadap prestasi belajar dalam materi pembiasan cahaya pada lensa.Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan pengaruh gender tersebut,peneliti menggunakan soal pretest dan posttest untuk memperoleh data yangkemudian dianalisis secara statistika menggunakan uji T dan uji F.
Penelitian ini dilaksanakan pada 30 April sampai 11 Mei 2015 di SMANegeri 2 Klaten. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 2Klaten kelas X MIA 2 untuk kelas kontrol yang terdiri dari 30 siswa dan X MIA 3untuk kelas eksperimen berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-lakidan 19 siswa perempuan.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika dengan menggunakanmetode eksperimen terbimbing dalam materi pembiasan cahaya pada lensa dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa baik untuk siswa laki-laki ataupun perempuandan prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswalaki-laki.
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Eksperimen Terbimbing, Gender, PembiasanCahaya pada Lensa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Yoana Maria Vianey. 2015 "The Influence of Guided Experiment andGender to Learning Achievement of X SMA Negeri 2 Klaten Students inLearning Refraction of Light". Thesis. Physics Education StudyProgram. Education Department of Mathematics and SciencesEducation. Faculty Of Teacher Training And Education. Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta.
This research was a quantitative research. The objectives of this study were1) to find out whether the teaching of physics using a guided experiment couldimprove learning achievement; 2) to find out whether the gender influenced thelearning refraction of light and lens’s achievement. Researcher conducted a pretestand posttest to find out specific data then the data analyzed statistically using Tand F test.
This research was conducted on April 30th, 2015 to May 11th, 2015 in SMANegeri 2 Klaten. The sample of this research was 30 students of X MIA 2 SMANegeri 2 Klaten as class control and 30 students which consisted of 11 malestudents and 19 female students as experimental class.
The research findings were 1) a physics teaching using a guided experimentcould improve learning achievement both female and male students; 2) learningachievement of female students better than male studens.
Key word: learning achievement, guided experiment, gender, learning refractionof light and lens
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan kasih karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode
Eksperimen Terbimbing dan Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diselesaikan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen
terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui apakah
gender berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan menggunakan metode
eksperimen terbimbing.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan dukungan. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S. J., M.S.T selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang dengan penuh ikhlas, sabar membimbing dan memberi petunjuk dan
arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika sekaligus selaku dosen pembimbing akademik.
3. Seluruh dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan,
dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Ibu Netty Sukatmi, S.Pd yang telah memberikan bimbingan untuk pembuatan
RPP dan memvalidasi soal pretest-posttest.
5. Segenap Staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu
tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6. Drs. Yohanes Priyono, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Klaten
yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Bapak Drs. Suwarno Endro selaku Wakasek Urusan Humas yang telah
membantu dan membimbing peneliti dalam mengurus ijin dan surat-surat.
8. Siswa-siswi X MIA 2 dan MIA 3 yang telah bersedia menjadi partisipan
dalam penelitian ini.
9. Keluarga, ayah Agustinus Sarimin, ibu Hermi Muryani Anastasia, yang
senantiasa mendoakan dan mendukung dalam setiap proses pendidikan.
10. Yohanes de Deo Fredy Sulistyo yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian sikripsi dan membantu proses penelitian.
11. Elisabeth Anindita Arjanggi yang dengan kasihnya menyemangati dan
membantu penulis mendokumentasikan proses penelitian di SMA Negeri 2
Klaten.
12. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011, terkusus Jejen, Johan, Maria
dan Ginanjar yang selalu berbagi pengalaman indah, suka, duka dan
pengetahuan selama empat tahun berproses dalam perkuliahan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
13. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISIhalaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT.......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Hipotesa...................................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika ............................................. 7
1. Inti Filsafat Konstruktivisme ................................................................ 7
2. Dampak Konstruktivisme bagi Siswa yang Belajar............................ 12
3. Dampak Konstruktivisme bagi Guru Fisika........................................ 12
B. Metode Eksperimen Terbimbing............................................................. 13
1. Pengertian Metode Eksperimen .......................................................... 13
2. Eksperimen Terbimbing...................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan
Metode Eksperimen ........................................................................... 16
4. Tahap Eksperimen............................................................................... 17
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ................................. 18
C. Prestasi Belajar........................................................................................... 21
1. Pengertian Prestasi Belajar.................................................................. 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................... 22
D. Gender........................................................................................................ 23
1. Pengertian Gender............................................................................... 23
2. Sejarah Perbedaan Gender .................................................................. 24
3. Stereotip Gender, Persamaan, dan Perbedaan Gender ........................ 24
4. Penghapusan Bias Gender................................................................... 25
E. Pembiasan Cahaya pada Lensa .................................................................. 26
1. Jenis-jenis Lensa ................................................................................. 26
2. Istilah dalam Pembahasan Lensa ....................................................... 27
3. Tiga Sinar Istimewa ............................................................................ 28
4. Pembentukan Bayangan pada Lensa................................................... 30
5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa........................................................ 31
6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa........................................... 31
7. Rumus Umum Lensa Tipis ................................................................. 33
F. Dampak Teori ke Penelitian Berikutnya .................................................... 34
G. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 38
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 39
1. Tempat ................................................................................................ 39
2. Waktu ................................................................................................. 39
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39
D. Treatment ................................................................................................... 39
1. Sebelum Eksperimen .......................................................................... 40
2. Tahap Eksperimen............................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Setelah Eksperimen............................................................................. 42
E. Instrumentasi................................................................................................ 43
1. RPP dan LKS ...................................................................................... 43
2. Pretest-Posttest .................................................................................... 44
F. Validitas ....................................................................................................... 51
G. Analsisis Data Pretest dan Protest ............................................................... 52
1. Mengetahui Kemampuan Awal atau Akhir
di Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................................... 52
2. Mengetahui Pengaruh Perbedaan Gender terhadap
Prestasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen....................................... 53
3. Mengetahui Pengaruh Perbedaaan Gender terhadap
Prestasi Belajar Siswa di Kelas Kontrol ............................................. 54
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ............................................................. 55
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 55
1. Pelaksanaan di Kelas Kontrol ............................................................. 58
2. Pelaksanaan di Kelas Eksperimen....................................................... 63
B. Data dan Analisis......................................................................................... 72
1. Data ..................................................................................................... 72
2. Analisis................................................................................................ 74
C. Pembahasan ................................................................................................. 90
1. Prestasi Belajar.................................................................................... 90
2. Gender ................................................................................................. 91
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 95
A. Kesimpulan ................................................................................................. 95
B. Saran ............................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 96
LAMPIRAN........................................................................................................ 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Letak Bayangan pada Lensa Cembung ............................................. 31
Tabel 2. 2 Letak Bayangan pada Lensa Cekung ................................................ 32
Tabel 2. 3 Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa ............................................... 33
Tabel 3. 1 Distribusi soal-soal pretest materi pembiasan cahaya pada lensa
dan aspek yang diukur ...................................................................... 45
Tabel 3. 2 Distribusi soal-soal posttest materi pembiasan cahaya pada lensa
dan aspek yang diukur ...................................................................... 47
Tabel 3. 3 Kriteria penskoran pretest dan posttest ............................................. 48
Tabel 4. 1 Jadwal Persiapan Sebelum Penelitian ............................................... 55
Tabel 4. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 57
Tabel 4. 3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol................................................. 72
Tabel 4. 4 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen .......................................... 73
Tabel 4. 5 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa Laki-laki
dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen........................... 74
Tabel 4. 6 Tabel Multiple Comparison (Kemampuan Awal) ............................ 75
Tabel 4. 7 Perbandingan Kemampuan Akhir Siswa Laki-laki
dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen........................... 77
Tabel 4. 8 Tabel Multiple Comparison (Kemampuan Akhir)............................ 78
Tabel 4. 9 Perbandingan Selisih nilai Posttest-Pretest Siswa ........................... 80
Tabel 4. 10 Tabel Multiple Comparison (Selisih Posttest-Pretest) .................... 81
Tabel 4. 11 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Perempuan
di Kelas Eksperimen ....................................................................... 82
Tabel 4. 12 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Laki-laki
di Kelas Eksperimen ....................................................................... 84
Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki
di Kelas Eksperimen ....................................................................... 85
Tabel 4. 14 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Perempuan
di Kelas Kontrol .............................................................................. 86
Tabel 4. 15 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
di Kelas Kontrol ............................................................................. 88
Tabel 4. 16 Perbandingan Nilai Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki
di Kelas Kontrol .............................................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Jenis Lensa Cembung.................................................................. 27
Gambar 2. 2 Jenis Lensa Cekung..................................................................... 27
Gambar 2. 3 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung........................................... 29
Gambar 2. 4 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung.............................................. 30
Gambar 2. 5 Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung............... 30
Gambar 4. 1 Observasi X MIA 3 ...................................................................... 57
Gambar 4. 2 Penilaian dari Seorang Siswa ....................................................... 57
Gambar 4. 3 Siswa X MIA 2 saat Pretest ......................................................... 59
Gambar 4. 4 Siswa X MIA 2 saat Pretest ......................................................... 59
Gambar 4. 5 Guru Mengajar di Kelas Kontrol.................................................. 61
Gambar 4. 6 Guru Membimbing Siswa ............................................................ 61
Gambar 4. 7 Siswa Berdiskusi saat Mengerjakan Soal..................................... 62
Gambar 4. 8 Siswa Mengerjakan Tugas dari Guru ........................................... 62
Gambar 4. 9 Posttest di X MIA 2 ..................................................................... 63
Gambar 4. 10 Posttest di X MIA 2 ..................................................................... 63
Gambar 4. 11 Siswa Memasuki Lab ................................................................... 64
Gambar 4. 12 Siswa Mengerjakan Pretest .......................................................... 64
Gambar 4. 13 Peralatan KIT untuk3Kelompok .................................................. 66
Gambar 4. 14 KIT untuk Eksperimen ................................................................. 66
Gambar 4. 15 Peralatan Sederhana untuk 3 Kelompok ...................................... 67
Gambar 4. 16 Alat Sederhana untuk Eksperimen ............................................... 67
Gambar 4. 17 Eksperimen dengan KIT............................................................... 68
Gambar 4. 18 Eksperimen dengan Alat Sederhana............................................. 68
Gambar 4. 19 Siswa sedang Berdiskusi .............................................................. 68
Gambar 4. 20 Perwakilan Siswa Presentasi ........................................................ 68
Gambar 4. 21 Kegiatan Eksperimen ................................................................... 71
Gambar 4. 22 Siswa Berdiskusi .......................................................................... 71
Gambar 4. 23 Kegiatan Posttest.......................................................................... 71
Gambar 4. 24 Kegiatan Posttest.......................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4. 25 Kemampuan Awal Siswa ............................................................. 76
Gambar 4. 26 Kemampuan Akhir Siswa ............................................................ 79
Gambar 4. 27 Selisih Nilai Posttest-Pretest........................................................ 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA ............................ 98
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA............................................. 99
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 100
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................................ 101
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Lensa Cembung ......................................... 112
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Lensa Cekung ............................................ 117
Lampiran 7 Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa .................... 120
Lampiran 8 Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa................... 121
Lampiran 9 Jawaban Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa ..... 122
Lampiran 10 Jawaban Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa.... 124
Lampiran 11 Hasil LKS Lensa Cembung dari Diskusi Siswa .......................... 126
Lampiran 12 Hasil LKS Lensa Cekung dari Diskusi Siswa ............................. 132
Lampiran 13 Contoh Lembar Jawaban Pretest Siswa....................................... 135
Lampiran 14 Contoh Lembar Jawaban Posttest Siswa ..................................... 139
Lampiran 15 Data Sampel................................................................................. 144
Lampiran 16 Validitas dari Pakar ..................................................................... 146
Lampiran 17 Hasil Skor dan Kelayakan Instrumen .......................................... 150
Lampiran 18 Hasil Validitas ............................................................................. 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum 2013 diharapkan mampu memberdayakan semua potensi yang
dimiliki peserta didik melalui upaya menumbuhkan dan mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Proses pembelajaran kurikulum 2013
mengembangkan proses pembelajaran tidak langsung dan langsung. Proses
pembelajaran tidak langsung berhubungan dengan pengembangan nilai dan
sikap, sedangkan dalam pembelajaran langsung peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan ketampilan
psikomotorik.
Proses pembelajaran langsung meliputi kegiatan belajar peserta didik:
mengamati, menanya, melakukan percobaan, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam kegiatan asosiasi.
Peserta didik merupakan subjek yang memiliki kemampuan secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuannya. Hal
tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 dimana menekankan peserta didik
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar
yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hosnan (2014: 34) menyatakan bahwa implementasi kurikulum 2013
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk
konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Langkah–langkah umum pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Meliputi: menggali informasi
melalui pengamatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, associating/menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan/networking (Hosnan,
2014:37).
Langkah ketiga pada pendekatan ilmiah yaitu experimenting/percobaan.
Kegiatan eksperimen ini sesuai dengan pembelajaran sains karena dengan
bereksperimen peserta didik terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
memecahkan suatu masalah atau membuktikan suatu hipotesis. Eksperimen
atau percobaan tidak hanya dapat dilakukan di laboratorium tetapi dapat
dilakukan juga di alam sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Eksperimen yang digunakan sebagai metode pembelajaran dibedakan
menjadi dua yaitu metode eksperimen bebas dan ekperimen terbimbing.
Metode eksperimen bebas menantang peserta didik untuk merencanakan
percobaan sendiri tanpa mendapat banyak bimbingan dari pendidik.
Sedangkan, metode eksperimen terbimbing menekankan pendidik untuk
merancang percobaan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik.
Peneliti pernah menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam
pembelajaran saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta. Kegiatan eksperimen
tersebut diwarnai dengan keterlibatan peserta didik, ada banyak peserta didik
yang sangat aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tetapi ada juga
peserta didik yang hanya diam berpangku tangan dan hanya melihat peserta
didik lain bekerja, padahal dari segi alat dan bahan telah disesuaikan agar
semua peserta didik dapat menggunakan alat tersebut secara bergantian.
Peneliti diberikan tugas untuk mengajar IPA di kelas VII untuk kelas A,
B, dan F. Untuk setiap kelas, peneliti melihat ada peserta didik baik siswa
putra dan putri yang diam saja saat bereksperimen. Peserta didik tersebut
hanya diam atau hanya mencatat saja atau bahkan mencatat pun tidak, tetapi
di lain pihak banyak kelompok lain secara aktif bekerja sama antara siswa
putri dan putra, ada siswa laki-laki saja yang bekerja, dan ada pula siswa
perempuan saja yang bekerja. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui
adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri dengan
memperhatikan keadaan yang seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pembelajaran fisika di SMA Negeri 2 Klaten telah menggunakan
metode eksperimen terbimbing, namun metode tersebut masih belum
sepenuhnya mengaktifkan siswanya. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
pedoman seperti lembar kerja siswa yang dipersiapkan bagi peserta didik,
kurang adanya umpan balik dari guru, dan ditambah dengan alat-alat
eksperimen yang belum lengkap. Dalam penelitian ini menerapkan metode
eksperimen terbimbing dimana peserta didik dapat memperoleh hasil yang
lebih cepat, teratur dan terarah sehingga siswa tidak kebingungan dalam
melaksanakan eksperimen. Peserta didik juga menjadi lebih aktif dan terampil
menggunakan alat, merangkai alat dan mengambil kesimpulan. Sehingga
peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, dengan
begitu akan muncul sikap ilmiah dalam pribadi setiap peserta didik.
Peneliti menyadari bahwa eksperimen dapat dilakukan di laboratorium
ataupun di luar kelas baik menggunakan alat yang disediakan atau membuat
alat bersama dengan siswa, dengan begitu peneliti sebagai pendidik dan
peserta didik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut karena berpanutan pada kurikulum 2013 dimana peserta
didik turut terlibat secara aktif dalam kegiatan eksperimen meski ada faktor
yang menghambat. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten
materi pembiasan cahaya pada lensa?
2. Apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada
proses pembelajaran fisika materi pembiasan cahaya pada lensa di SMA
Negeri 2 Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah pengajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten
materi pembiasan cahaya pada lensa;
2. Apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada
proses pembelajaran fisika materi pembiasan cahaya pada lensa di SMA
Negeri 2 Klaten.
D. Hipotesa
1. Metode eksperimen terbimbing meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
1. Guru
a. Mengetahui bahwa metode eksperimen terbimbing yang digunakan
dalam pembelajaran fisika kelas X dalam materi Pembiasan Cahaya
pada Lensa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Untuk pembelajaran fisika berikutnya siswa laki-laki lebih diaktifkan
sehingga prestasi belajar meningkat.
2. Penelitian
a. Peneliti menambah 1 penelitian di dunia dalam bidang fisika mengenai
pengaruh gender terhadap prestasi belajar siswa menggunakan metode
eksperimen terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika
Menurut Suparno (2007:7), pada dasa warsa terakhir ini, filsafat
konstruktivisme banyak mempengaruhi pembelajaran fisika khususnya, dan
pembelajaran sains pada umumnya. Banyak percobaan pembelajaran,
penelitian, dan seminar internasional tentang pengaruh filsafat
konstruktivisme dilakukan. Model pembelajaran fisika menjadi sangat
berbeda dengan model pembelajaran yang klasik. Apa isi singkat filsafat
konstruktivisme, dampaknya bagi siswa yang belajar, dan guru yang
mengajar, dikupas dibawah ini.
1. Inti Filsafat Konstruktivisme
a. Pengetahuan
Menurut Suparno (2007: 8), filsafat konstruktivisme adalah
filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana
pengetahuan itu terjadi. Intinya, pengetahuan merupakan konstruksi
(bentukan) dari individu dalam mengenal sesuatu dimana melalui suatu
proses mengetahui dari tahap menggunakan indra sampai ke pikiran.
Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah
bentukan siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,
yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri
dalam pikiran kita. Jadi, pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang
(Bettencourt, 1989, dalam Suparno, 2007: 8).
Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi
merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dalam pengalaman
ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus
menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya
suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971, dalam Suparno, 2007: 8).
Menurut Suparno (2007: 8-10), orang membentuk
pengetahuannya pertama-tama melalui indera. Dengan melihat,
mendengar, menjamah, membau, dan merasakan, orang membentuk
pengetahuan tentang sesuatu hal.Misalnya, pengetahuan seorang siswa
tentang air diperoleh sewaktu dia melihat air, bermain dengan air,
menjamah air, membau air, merasakan suhu air dll. Dan sewaktu siswa
itu sudah di SMA pengetahuan tentang airnya bertambah karena ia
menimbang air, menguapkan air, mengukur massa jenis air, dan
mencari sifat-sifat kimiawi air. Dalam pembentukan awal pada anak,
penggunaan indera ini semakin penting.
Dari sini cukup jelas bahwa untuk dapat mengetahui sesuatu,
siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam
belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan,
menganalisis dan akhirnya yang terpenting merangkumkannya sebagai
suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa dalam membangun
pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apa-apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Itulah sebabnya dalam suatu kelas setiap siswa dapat menangkap dan
mengerti lain tentang suatu bahan yang sama yang diajarkan guru.
Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang
yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah
sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan
suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus akan berkembang
semakin luas, lengkap, dan sempurna. Pembentukan pengetahuan jelas
bukan sekali jadi, tetapi bertahap.
Secara prinsipial para konstruktivis menolak kemungkinan
transfer pengetahuan dari seorang kepada yang lain. Pengetahuan
bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke
siswa. Pengetahuan yang sudah dipunyai guru fisika tidak dapat begitu
saja dipindahkan atau dituangkan dalam otak siswa. Pengetahuan hanya
dapat ditawarkan kepada siswa untuk dikonstruksi sendiri secara aktif
oleh siswa itu sendiri. Banyaknya siswa yang salah menangkap dan
mengerti dari apa yang diajarkan oleh gurunya menunjukkan bahwa
pengetahuan itu harus dikonstruksikan sendiri atau paling sedikit
diinterpretasikan sendiri oleh siswa dan tidak begitu saja dipindahkan.
b. Konstruktivisme Personal dan Sosial
Menurut Suparno (2007: 10-11), dalam pendidikan fisika ada dua
aliran konstruktivisme yang banyak digunakan dan bahkan
digabungkan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1) Konstruktivisme Psikologis Personal (Piaget)
Konstruktivisme psikologis diawali oleh Piaget yang meneliti
bagaimana seorang anak membangun pengetahuan kognitifnya.
Dalam penelitiannya Piaget mengamati bagaimana seorang anak itu
pelan-pelan membentuk pengetahuannya sendiri. Ia menyoroti
bagaimana seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema,
mengembangkan skema, dan mengubah skema. Ia lebih menekankan
bagaimana si individu secara sendiri mengkonstruksi pengetahuan
dari interaksinya dengan pengalaman dan objek yang dihadapi.
Dalam pembentukan pengetahuan lewat skema-skema itu, seorang
anak mengerjakannya sendiri tanpa orang lain. Jelas pendekatan
Piaget ini lebih personal dan individual.
Dalam kasus belajar fisika, maka anak diberi kebebasan
untuk mempelajari sendiri dan kemajuannya dapat sendiri-sendiri.
Tekanannya adalah siswa hanya dapat mengerti fisika bila ia sendiri
belajar dan dengan demikian membangun pengetahuannya sendiri.
2) Sosiokulturalisme (Vygotsky)
Vygotsky meneliti pembentukan dan perkembangan
pengetahuan anak secara psikologis. Vygotsky lebih menekankan
pentingnya interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang
punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural telah
berkembang dengan baik (Cobb, 1996, dalam Suparno, 2007: 11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Itulah sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu berinteraksi
dengan para ahli dan juga terlibat dengan situasi yang cocok dengan
pengetahuan yang ingin diteliti. Misalnya, para siswa yang belajar
fisika dipertemukan dengan para ahli fisika yang dapat bercerita
tentang tugas dan pekerjaan serta penemuan-penemuan mereka.
Sekaligus juga para siswa perlu dibawa pada laboratorium dimana
para ahli bekerja dan meneliti.Dalam interaksi dengan mereka itulah,
para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya
lebih sesuai dengan konstruksi para ahli.
c. Pengetahuan Fisis
Menurut Suparno (2007: 12), fisika oleh Piaget dikelompokkan
sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuan fisis terjadi karena abstraksi
terhadap alam dunia ini. Oleh karena fisika adalah pengetahuan fisis,
maka sangat jelas bahwa untuk mempelajari fisika dan membentuk
pengetahuan tentang fisika diperlukan kontak langsung dengan hal yang
ingin diketahui.
Siswa memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu objek dengan
mengerjakan atau bertindak terhadap objek itu melalui inderanya.
Pengetahuan fisik ini didapat dari abstraksi langsung akan suatu objek.
Pengetahuan yang akurat akan suatu objek tidak dapat diperoleh dari
membaca, melihat gambar, mendengarkan orang bicara, tetapi hanya
dapat diperoleh melalui campur tangan si anak terhadap suatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Inilah sebabnya dalam fisika metode eksperimen dan inquiry,
dimana siswa dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data,
menganalisa data, dan menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami
fisika. Metode ilmiah yang sangat jelas menunjukkan proses abstraksi
terhadap kejadian konkret, tepat untuk digunakan dalam pelajaran
fisika.
2. Dampak Konstruktivisme Bagi Siswa yang Belajar
Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi
pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu
dilakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah proses yang aktif.
Beberapa factor seperti pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai,
kemampuan kognitif dan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Kelompok belajar dianggap sangat membantu belajar karena mengandung
beberapa unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan
harga diri seseorang (Suparno, 1997: 64).
3. Dampak Konstruktivisme Bagi Guru Fisika
Menurut Suparno (2007: 17), oleh karena tugas guru adalah
membantu siswa membangun pengetahuan mereka dengan cara dan
tingkat yang dapat berbeda, maka guru konstruktivis dituntut penguasaan
bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu mempunyai pandangan yang
sangat luas mengenai bahan fisika yang mau diajarkan. Pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
luas dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima
pandangan dan gagasan-gagasan siswa yang berbeda dan juga
memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan siswa itu jalan atau
tidak.
Kecuali menguasai bahan, guru konstruktivis perlu menguasai
konteks dari bahan itu sehingga dapat menjelaskan bahan dengan latar
belakang yang membantu siswa mengerti lebih mudah. Guru fisika kecuali
mengerti isi bahan fisika juga perlu mengerti bagaimana isi itu dalam
perkembangan sejarah fisika berkembang. Maka pengajaran fisika perlu
dikaitkan dengan sejarah, perkembangan serta teknologi yang terkait.
B. Metode Eksperimen Terbimbing
1. Pengertian Metode Eksperimen
Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan memang benar. Jadi
metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan
teorinya. Sering disebut metode laboratorium karena percobaan biasanya
dilakukan di laboratorium. Biasanya metode eksperimen bukan untuk
menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji teori atau hukum yang sudah
ditemukan para ahli. Namun, dalam praktek guru dapat pula melakukan
eksperimen untuk menemukan teorinya atau hukumnya. Dalam hal ini
seakan-akan teori atau hukum belum ditemukan, dan siswa diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menemukan. Tentu guru sudah tahu teori atau hukum sebelumnya dan bagi
guru arah eksperimen harus jelas! Dengan metode ini siswa dapat merasa
bangga dan yakin karena seakan-akan menemukan sendiri (Suparno, 2007:
77-78).
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang
terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Dalam banyak
pembelajaran fisika di SMA dan SMP, kebanyakan eksperimen dipilih
yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah dengan model
eksperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur
dan terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung (Suparno, 2007: 78).
2. Eksperimen Terbimbing
a. Maksud Metode Eksperimen Terbimbing
Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan sudah
dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-
langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa
yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal.
Maka siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan
dibuat. Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan
dituju mereka cukup jelas. Tentu hasil kesimpulan tergantung data yang
mereka lakukan. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus
dilaksanakan oleh siswa, ada lembar kerja (LKS lembar kerja siswa)
(Suparno, 2007: 78).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Tugas Guru
Menurut Suparno (2007: 78-79), untuk melakukan pembelajaran
dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran sangat penting.
Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:
1) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa;
2) Merencanakan langkah-langkah percobaan: apa tujuannya, peralatan
yang digunakan, bagaimana memakai percobaan, data yang harus
dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan apa
kesimpulannya;
3) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga
pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar;
4) Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat
bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan
masukan kepada siswa;
5) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat
jalan dengan baik;
6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang
dilakukan;
7) Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya;
8) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan
dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Tugas Siswa
Menurut Suparno (2007: 79), dalam eksperimen siswa entah
sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil
sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya
melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara lain akan
melakukan tindakan berikut:
1) Membaca petunjuk percobaan dengan teliti;
2) Mencari alat yang diperlukan;
3) Merangkaikan alat-alat sesuai dengan skema percobaan;
4) Mulai mengamati jalannya percobaan;
5) Mencatat data yang diperlukan;
6) Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data
yang ada;
7) Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;
8) Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.
3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Eksperimen
Menurut Hosnan (2014: 60), agar penggunaan metode eksperimen
itu efisien, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam eksperimen, setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap
siswa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih;
c. Dalam eksperimen, siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaaran dari teori yang dipelajari
itu;
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan,juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen;
e. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
4. Tahap Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut Palendeng (2003:
82, dalam Hosnan, 2014: 61-62), meliputi tahap-tahap berikut:
a. Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan
yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
materi fisika yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Pengamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan
percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa
tersebut.
c. Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
d. Verifikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal
yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
e. Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
f. Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui
apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun
aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki
kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh,
dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Sumantri (1999: 158, dalam Hosnan, 2014: 63-64),
kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaanya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
b. Siswa aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang
diperlukan melalui percobaan yang dilakukan;
c. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan
berpikir ilmiah;
d. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objetif, relistik,
dan menghilangkan verbalisme;
e. Hasil belajar menjadi kepemilikan siswa yang bertalian lama.
Menurut Hosnan (2014: 63), kelemahan metode eksperimen adalah:
a. Metode ini memakan waktu yang banyak. Jika diterapkan dalam rangka
pelajaran di sekolah, maka metode ini dapat menyerap waktu pelajaran;
b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat
jika pada pelajaran lain, terutama bidang ilmu pengetahuan sosial;
c. Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,
kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini, faktor
keselamatan kerja harus diperhitungkan;
d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap. Jika kurang
salah satu padanya, maka eksperimen tidak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan pendapat diatas, Hosnan (2014: 64) menjelaskan bahwa
penerapan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
memiliki kelebihan dan manfaat. Kelebihan tersebut berorientasi pada
optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif. Di samping kelebihan yang dapat dirasakan oleh
siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, ada
juga kekurangan atau kelemahannya. Hal ini menuntut kemampuan guru
dalam menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan mengawasi
proses kerja sama dalam belajar yang dilakukan oleh siswa. Hal ini berarti
bahwa peran guru sangatlah penting dalam memberikan pengawasan
sekaligus bimbingan bagi siswa.
Menurut Hosnan (2014: 65), aplikasi/penerapan metode eksperimen
atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran
yang nyata untuk ini adalah:
a. Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum;
b. Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia harus
disediakan;
c. Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya;
d. Melakukan dan mengamati percobaan;
e. Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
f. Menarik simpulan atas hasil percobaan;
g. Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyasa ( 2013: 189), prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh seorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar
pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik akan menghasilkan prestasi belajar, berupa perubahan-perubahan
perilaku, yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokkan ke dalam
kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku sebagai
hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu.
Menurut Makmun (1999, dalam Mulyasa, 2013: 189-190), ciri-ciri
perubahan perilaku hasil belajar adalah bersifat:
a. intensional;
artinya pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan disadari
dilakukan dan bukan secara kebetulan.
b. positif;
sesuai dengan yang diharapkan (normatif),atau kriteria keberhasilan
(criteria of success), baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari
segi guru.
c. efektif;
artinya perubahan hasil belajar itu relatif tetap, dan setiap saat
diperlukan dapat direproduksikan dan dipergunakan, seperti dalam
pemecahan masalah, ujian, maupun dalam penyesuaian diri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Mulyasa (2013: 191-192), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor Internal
Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri
(internal), baik secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta
usaha yang dilakukannya.
- Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik
seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi
jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-
fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
- Faktor psikologis, berasal dari dalam diri seseorang seperti
intelegensi, minat, sikap.
Selain, faktor-faktor di atas prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh
setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan
kemampuan peserta didik.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
- Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi
dalam berbagai situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk
lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada
umumnya.
- Faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial
seperti lingkungan alam dan fisik: misalnya: keadaan rumah, ruang
belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.
Menurut peneliti, prestasi belajar merupakan hasil belajar yang
diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar
tersebut berupa perubahan perilaku yang bersifat intensional, positif,
dan afektif. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor
internal (faktor diri) dan faktor eksternal (faktor sosial dan non-sosial).
D. Gender
1. Pengertian Gender
Menurut Mansour (2012: 7-8), untuk memahami konsep gender
harus dibedakan kata gender dengan seks (jenis kelamin). Pengertian
jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Sejarah Perbedaan Gender
Teori teoritikus berspekulasi bahwa beberapa faktor berkontribusi
terhadap perbedaan gender. Karakteristik dan kecenderungan yang
diturunkan memiliki peran substansial dalam sebagian perbedaan,
sedangkan faktor-faktor lingkungan lebih berkontribusi terhadap
perbedaan yang lain. Dalam banyak kasus, faktor biologis (yaitu,
keturunan) dan pengalaman (yaitu, lingkungan) berhubungan dan saling
melengkapi sehingga memperkuat pengaruh masing-masing (Lippa, 2002,
dalam Ormrod, 2009: 182).
3. Stereotip Gender, Persamaan, dan Perbedaan
a. Stereotip Gender
Menurut Santrock (2014: 184), Stereotip gender merupakan
kategori yang mencerminkan kesan dan keyakinan tentang perilaku
apa yang sesuai untuk perempuan dan laki-laki.
b. Perbedaan Gender pada Ketrampilan Sains
Dalam pencapaian nilai sains, anak laki-laki melakukan sedikit
lebih baik dalam sains dibandingkan anak perempuan di kelas 4, 8,
dan 12 (Penilaian Nasional terhadap Kemajuan Pendidikan di AS,
2005, dalam Santrock, 2014: 187).
Dalam studi lain, kali ini difokuskan pada siswa kelas 8 dan 10,
nilai anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan pada
tes sains, terutama di kalangan siswa berkemampuan menengah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kemampuan di atas rata-rata (Burkham, Lee, & Smerdon, 1997, dalam
Santrock, 2014: 187).
Di kelas sains yang menekankan kegiatan laboratorium, nilai
ujian sains anak perempuan membaik. Hal ini menunjukkan
pentingnya keterlibatan aktif dari siswa kelas ilmu pengetahuan, yang
dapat mempromosikan kesetaraan gender (Santrock, 2014: 187).
4. Penghapusan Bias Gender
Bias gender hadir di ruang kelas. Guru berinteraksi lebih banyak
dengan anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan di semua tingkat
pendidikan (Blakemore, Berenbaum, & Liben, 2009, dalam Santrock,
2014: 92). Apa buktinya bahwa kelas bias terhadap anak perempuan?
Pertimbangkan faktor-faktor berikut (Sadker & Sadker, 1994, 2005, dalam
Santrock, 2014: 192-193):
a. Dalam kelas khusus, anak perempuan lebih patuh, anak laki-laki lebih
kasar.
b. Di banyak kelas, guru menghabiskan lebih banyak waktu
memperhatikan dan berinteraksi dengan anak laki-laki, sedangkan
anak perempuan bekerja dan bermain dengan tenang sendiri.
c. Anak laki-laki mendapatkan instruksi bantuan lebih banyak
dibandingkan anak perempuan ketika mereka mengalami kesulitan
dengan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menurut Santrock (2014: 193), dengan demikian terdapat bukti atas
bias gender terhadap anak laki-laki dan perempuan di sekolah-sekolah.
Pengajar sekolah banyak yang tidak menyadari bias gender dari sikap
mereka. Sikap-sikap ini sangat mengakar, dan didukung oleh budaya
umum. Meningkatkan kesadaran bias gender di sekolah jelas merupakan
strategi penting dalam mengurangi bias tersebut.
E. Pembiasan Cahaya pada Lensa
Lensa adalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2
permukaan lengkung. Sebuah lensa dapat terdiri dari satu bidang lengkung
dan satu bidang datar atau juga dapat terdiri dari dua bidang lengkung
(Raharja.dkk, 2013: 133).
1. Jenis-Jenis Lensa
Lensa terbagi menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung (lensa
kovergen atau lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau
lensa konkaf).
a. Lensa Cembung
Lensa cembung ialah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dan bagian tepiannya lebih tipis. Berdasarkan bentuknya (lihat gambar
2.1), lensa cembung dikelompokkan menjadi:
1) lensa cembung-cembung (bikonveks);
2) lensa cembung-datar (plan-konveks);
3) lensa cembung-cekung (konveks-konkaf).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2.1 Jenis Lensa Cembung
b. Lensa Cekung
Lensa cekung ialah lensa yang bagian tengahnya tipis dan
bagian tepinya lebih tebal. Lensa cekung disebut juga dengan lensa
divergen atau lensa konkaf. Berdasarkan bentuknya (lihat gambar
2.2), lensa cekung dikelompokkan menjadi:
1) lensa cekung-cekung (bikonkaf);
2) lensa cekung-datar (plan-konkaf);
3) cekung-cembung (konkaf-konveks).
Gambar 2.2 Jenis Lensa Cekung
2. Istilah dalam Pembahasan Lensa
a. Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola
yang membentuk permukaan lensa.
b. Jari-jari kelengkungan merupakan jarak antara pusat kelengkungan
dan pusat optik lensa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Pusat optik adalah titik pada lensa yang merupakan pertemuan antara
gari diameter lensa dan sumbu utama.
Lensa bersifat tembus cahaya sehingga energi cahaya dapat
masuk dari kedua sisinya. Oleh sebab itu, ada dua titik fokus yang
berjarak sama dari pusat optik dengan anggapan kedua sisi lensa berada
pada medium yang sama. Titik-titik itulah yang sering disebut dengan
titik fokus pertama F1 dan titik fokus kedua F2.
1) Lensa Cembung
Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar
datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah
menuju titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada
sumbu utama dengan sinar yang melewatinya akan merambat sejajar
sumbu utama setelah dibiaskan.
2) Lensa Cekung
Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar
datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik
pada sumbu utama dengan sinar yang menuju kearahnya akan
merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan.
3. Tiga Sinar Istimewa
a. Lensa Cembung
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui
titik fokus F1.
2) Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias
(lihat gambar 2.3).
Gambar 2.3 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung
b. Lensa Cekung
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu:
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan-
akan melalui titik fokus F1.
2) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar
sumbu utama.
F2
F1
F2 F1
F2 F1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias
(lihat gambar 2.4).
Gambar 2.4 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung
4. Pembentukan Bayangan pada Lensa
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cembung
yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas maka dapat digambarkan
pembentukan bayangan oleh lensa cembung. Berikut adalah contoh
pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk salah satu posisi
benda (lihat gambar 2.5).
Jarak benda lebih besar dari 2 kali jarak fokus kedua (2f2). Maka,
dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung diperoleh bayangan
yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara
titik fokus pertama (F1) dan 2 kali jarak fokus lensa pertama (2f1).
Gambar 2.5 Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung
F1 F2 F1 F2F1
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa
Perbesaran lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran
bayangan dengan ukuran benda, atau jarak bayangan dibagi jarak benda
dengan h adalah tinggi benda, h’ adalah tinggi bayangan, s adalah jarak
benda ke lensa, dan s’ adalah jarak bayangan ke lensa.
6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa
a. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cembung (tabel 2.1)
Tabel 2.1 Letak Bayangan pada Lensa Cembung
Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan
Di tak berhingga Di titik fokus F1
pada sisi seberang
lensa
Nyata, terbalik,
diperkecil
Di antara pusat
kelengkungan lensa
dan tak berhingga
Di antara titik
fokus F1 dan pusat
kelengkungan di
seberang posisi
benda
Nyata, terbalik,
diperkecil
Di pusat
kelengkungan lensa
Di pusat
kelengkungan pada
sisi seberang lensa
Nyata, terbalik,
sama besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Di antara titik fokus
dan pusat
kelengkungan lensa
Di belakang pusat
kelengkungan pada
sisi seberang lensa
Nyata, terbalik,
diperbesar
Di titik fokus kedua
F2
Di jarak tak
berhingga pada sisi
seberang lensa
Nyata, terbalik,
sangat
diperbesar
Di antara titik fokus
dan pusat optik
Pada sisi yang
sama dari lensa
dan di belakang
benda
Maya, tegak,
diperbesar
b. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cekung (tabel 2.2)
Tabel 2.2 Letak Bayangan pada Lensa Cekung
Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan
Di tak berhingga Di titik fokus F1 pada
sisi lensa yang sama
dengan benda
Nyata, tegak,
sangat
diperkecil
Di manapun di antara
pusat kelengkungan
lensa dan tak berhingga
Di antara pusat optik
dan titik fokus F1 pada
sisi yang sama dengan
benda
Maya, tegak,
diperbesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
7. Rumus Umum Lensa Tipis
Lensa tipis merupakan lensa yang memiliki ketebalan dapat
diabaikan terhadap diamater kelengkungan lensa, sehingga sinar-sinar
sejajar sumbu utama tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus
(Kanginan, 2013: 412). Secara umum, jarak benda, jarak bayangan, dan
jarak fokus lensa memenuhi hubungan :
rumus tersebut sama seperti pada rumus cermin. Rumus di atas juga
berlaku untuk lensa tipis. Lensa cekung merupakan lensa divergen, jarak
fokusnya dianggap negatif. Ketentuan yang berhubungan dengan
perjanjian tanda pada penggunaan rumus umum lensa tipis ditunjukkan
pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa
Besaran Simbol Bernilai Postif Bernilai Negatif
Jarak bendaS
Benda di depan lensa Benda di belakang
lensa
Jarak
bayangan s’
Bayangan di
belakang lensa
(nyata)
Benda di depan
lensa (maya)
Tinggi
Bayanganh’
Bayangan tegak Bayangan terbalik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Jari-jari
kelengkunganR
Di belakang lensa Di depan lensa
Jarak fokus F Lensa cembung Lensa cekung
F. Dampak Teori ke Penelitian Berikutnya
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah
pengajaran Fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dan (2) apakah gender berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa dengan pengajaran eksperimen terbimbing materi pembiasan
cahaya pada lensa.
Teori yang telah disajikan pada bab 2 mendukung penelitian ini.
Teori-teori tersebut mendasari dalam pembuatan treatment, instrument,
analisis data, dan kesimpulan.
Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk
kelas kontrol. Berdasarkan teori tentang metode eksperimen terbimbing dan
materi tentang pembiasan cahaya yang nantinya digunakan sebagai dasar
pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sampel melakukan percobaan sesuai
dengan LKS yang telah dibuat, memecahkan masalah dengan berdiskusi
dalam kelompok, kemudian mempresentasikannya.
Treatment tersebut sesuai dengan teori konstruktivisme dimana siswa
dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami fisika. Metode ilmiah yang
sangat jelas menunjukkan proses abstraksi terhadap kejadian konkret, tepat
untuk digunakan dalam pelajaran fisika (Suparno, 2007: 12)
Instrumen dibuat berdasarkan (1) teori tentang prestasi belajar siswa
dan materi tentang pembiasan cahaya pada lensa yang mendasari pembuatan
pretest dan posttest, (2) teori prestasi belajar dan teori perbedaan gender
untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa putra dan putri berbeda.
Analisa data dan kesimpulan, disusun berdasarkan teori tentang
prestasi belajar siswa dan teori perbedaan gender untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri. Sedangkan, teori
prestasi belajar dan materi pembiasan cahaya pada lensa untuk mengetahui
apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
G. Penelitian yang Relevan
Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran
terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian
terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti, yaitu:
Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Putra dan Putri pada
Subpokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 oleh Varida Indrastuti (041424008),
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada siswa kelas XA dan XC di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat
membantu meningkatkan pemahaman siswa dan dengan pengajaran
eksperimen, prestasi belajar antara siswa putra dan putri tidak berbeda.
Pengaruh Gender dalam Hal Minat, Sikap, dan Pemahaman Fisika
Siswa pada Pokok Bahasan Kinematika dengan Analisis Vektor. Penelitian
ini dilakukan pada tahun 2012 oleh Paulus Raja (081424024), Mahasiswa
Program Studi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Siswa Kelas XI
IPA SMA Frater Makassar. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gender
tidak mempengaruhi minat, sikap, dan pemahaman siswa. Hal ini terbukti
dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada aspek-aspek yang telah
diukur dalam penelitian tersebut.
Dari kedua hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan di
atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis,
yaitu penggunaan treatment eksperimen dalam pembelajaran fisika dan
meneliti adakah perbedaan gender dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama
dengan masalah yang akan diteliti.
Penelitian Paulus Raja berbeda dengan penelitian ini karena tidak
menggunakan treatment metode eksperimen terbimbing dalam pembelajaran
fisika. Varida Indrastuti juga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan
karena sampel dan materi yang digunakan berbeda.
Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan
antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pengaruh
Perbedaan Gender Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2
Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa Menggunakan Metode
Eskperimen Terbimbing” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti
bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dimana
menggunakan data berupa skor atau angka yang selanjutnya akan dianalisa
dengan statistik. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini ialah
statistik inferensial. Menurut Suparno (2010: 90), statistik inferensial
digunakan untuk membuktikan apakah suatu hipotesis dapat diterima atau
ditolak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa dan mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap
prestasi belajar. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui perolehan data nilai
siswa yang berupa angka dari hasil pretest-posstest kemudian dianalisa
secara statistik. Kesimpulan dapat diperoleh berdasarkan data dari subyek
yang diteliti dan diolah dengan menggunakan Uji-T dan Uji F dengan
bantuan komputer program SPSS 17.00 for windows.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian
eksperimental dengan desain Design Static Group Pretest-Posttest dengan
skema sebagai berikut:
Treatment group O X1 O
Control group O X2 O
Menurut Suparno (2010:137) riset eksperimen mempunyai
kelompok yang digunakan sebagai percobaan, yaitu kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menerima treatment disebut kelompok eksperimen. Dan juga mempunyai
kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak menerima treatment.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten (Jl. Angsana
Trunuh, Klaten Selatan).
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015-11 Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kelompok yang lebih besar dimana hasil dari
penelitian tersebut diharapkan berlaku untuk seluruh anggota grup yang
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA
Negeri 2 Klaten yang terdiri dari 7 kelas peminatan IPA.
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 2 Klaten kelas X MIA 2
untuk kelas kontrol yang terdiri dari 30 siswa dan X MIA 3 untuk kelas
eksperimen yang terdiri dari 30 siswa.
D. Treatment
Treatment merupakan perlakuan yang diberikan peneliti kepada
subyek yang akan diteliti agar nantinya diperoleh data yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Wujud treatment dalam penelitian ini berupa pemberian metode
pembelajaran tertentu pada siswa yakni metode eksperimen terbimbing.
Untuk melihat apakah dengan menggunakan metode eksperimen
terbimbing tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa maka,
metode ini dibandingkan dengan metode pembelajaran ceramah.
Metode ceramah tersebut digunakan dalam proses pembelajaran di
kelas kontrol, sedangkan metode eksperimen digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas eskperimen. Pembelajaran dengan mengunakan
metode eksperimen terbimbing ini digunakan dalam materi pembiasan
cahaya pada lensa. Eksperimen dilakukan dua kali pertemuan, yaitu:
pertemuan pertama untuk eksperimen pembiasan cahaya pada lensa
cembung dan pertemuan kedua untuk eskperimen pembiasan cahaya pada
lensa cekung. Kegiatan eksperimen yang dilakukan seperti pada tahap-
tahap di bawah ini:
1. Sebelum Eksperimen
a. Peneliti melakukan kegiatan observasi kelas sebelum melalukan
pembelajaran bersama dengan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui situasi dan kondisi kelas. Sehingga, kelak peneliti
dapat mengelola kelas dengan baik.
b. Peneliti mempersiapkan pembelajaran
1) Menentukan materi yang akan dipelajari oleh para siswa di
kelas. Materi tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ditetapkan oleh pemerintah di sekolah tersebut. Materi yang
dipilih ialah pembiasan cahaya pada lensa.
2) Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran ini ditunjukkan dalam bentuk
indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran.
3) Membuat rancangan pembelajaran dengan metode eksperimen
terbimbing.
4) Merencanakan langkah-langkah eksperimen.
5) Pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam eksperimen
dimana jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
6) Menguji coba alat tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengecek
kondisi dan kevalidan dari alat dan bahan yang disediakan dan
nantinya akan dipergunakan siswa.
7) Peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil,
dimana pembagian dilakukan secara acak.
c. Peneliti melaksanakan pretest bagi peserta didik sesuai dengan
materi yang akan dieksperimenkan.
2. Tahap Eksperimen
a. Peneliti membagikan LKS pada peserta didik kemudian meminta
peserta didik untuk membaca dan memahaminya. LKS tersebut
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Peneliti bertanya jawab dengan peserta didik mengenai langkah-
langkah eksperimen dan alat-alat yang akan digunakan dalam
percobaan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar
c. Setelah itu, peneliti mengutarakan permasalahan yang akan diteliti.
d. Peserta didik merangkai alat-alat percobaan yang telah disediakan
bersama dengan kelompoknya.
e. Peserta didik diminta memecahkan suatu masalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan. Pada
kegiatan ini setiap kelompok menentukan sendiri proses yang
dilakukan agar setiap permasalahan dapat terpecahkan.
f. Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan peserta didik secara
berkeliling di setiap kelompok untuk memberikan bimbingan
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal
tersebut juga dilakukan untuk mengobservasi peserta didik pada
saat kegiatan eksperimen adakah pengaruh gender dalam kegiatan
ini.
3. Setelah Eksperimen
a. Sesuai dengan proses pembelajaran yang menerapkan kurikulum
2013, setelah bereksperimen peserta didik berdiskusi dan
mengkomunikasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Bersama-sama dengan peserta didik, peneliti menyimpulkan
kegiatan pembelajaran apa saja yang diperoleh hari ini.
c. Peneliti melaksanakan posttest bagi peserta didik.
E. Instrumentasi
Instrumentasi adalah seluruh proses pengumpulan data, termasuk
mendesain instrumen dan menentukan keadaan agar instrumen tersebut
dapat menghasilkan suatu data yang diinginkan. Instrumen ialah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Suparno,
2010: 56). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mendukung kegiatan pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) sedangkan, untuk
mengumpulkan data ini berupa tes tertulis yakni pretest dan posttest.
1. RPP dan LKS
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan
bagi peneliti dalam mengajar di kelas. RPP tersebut disusun sesuai
dengan ketentuan kurikulum 2013 dan berdasarkan materi pembiasan
pada lensa.
Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun oleh peneliti sebagai
petunjuk peserta didik untuk bereksperimen. LKS berisi langkah kerja
eksperimen dan hal apa saja yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar Kerja Siswa ini disusun berdasarkan materi praktikum
optika yang diproduksi olah Laboratorium Fisika USD pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2013 yang telah peneliti pelajari selama kuliah (Fisika, 2013:10).
Sesuai dengan judul penelitian, maka materi yang digunakan adalah
pembiasan cahaya pada lensa. Namun, LKS tetap disusun sesuai porsi
SMA kelas X agar tidak membuat siswa merasa bingung. LKS ini
dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan lebih membantu
siswa mengkonstruk pemikirannya.
2. Pretest-Posttest
Pretest bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal yang
dimiliki oleh peserta didik sebelum melakukan kegiatan eksperimen.
Sedangkan, posttest bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman peserta didik setelah melakukan kegiatan eksperimen.
Dalam mengerjakan soal pretest, peserta didik diberikan waktu 30
menit dan untuk mengerjakan soal posttest diberikan juga waktu 30
menit. Pretest dan posttest diberikan bagi peserta didik berupa soal-
soal uraian yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Soal
pretest dan posttest dibuat berdasarkan indikator pembelajaran karena
indikator iniliah yang digunakan sebagai tolok ukur apakah peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah indikator hasil belajar materi pembiasan
cahaya pada lensa:
1) Siswa dapat menjelaskan pengertian lensa dan menyebutkan jenis-
jenisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Siswa dapat menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada
lensa cembung-cekung dan menyatakan sifat-sifat bayangan.
3) Siswa dapat menyelesaikan soal hitungan mengenai pembiasan
pada lensa.
Tabel 3.1 di bawah ini adalah tabel distribusi soal-soal menurut
materi pembiasan cahaya dan aspek yang diukur untuk soal pretest:
Tabel 3.1 Distribusi soal-soal pretest materi pembiasan cahaya pada
lensa dan aspek yang diukur
Indikator
ke-
Aspek yang
dicapai
No.
SoalSoal Pretest Skor
1
Pengetahuan 1aApakah yang dimaksud dengan
lensa?1,5
Pengetahuan 1bLensa dibagi menjadi 2 macam
yaitu:1,5
2
Analisa 4a
Gambarkan diagram
pembentukan bayangan pada
lensa cembung dan nyatakan
sifat-sifat bayangan ketika benda
berada di:
a. Benda di antara pusat
kelengkungan lensa dan titik
fokus lensa.
4
Analisa 4bb. Benda di antara tak
berhingga dan pusat4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kelengkungan lensa.
Analisa 5
Gambarkan diagram
pembentukan bayangan pada
lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda
berada di antara pusat
kelengkungan lensa dan tak
berhingga.
4
3 Penerapan2a
2b
Sebuah benda terletak pada
jarak 18 cm dari sebuah lensa
cembung yang panjang fokusnya
6 cm dan tinggi benda 6 cm.
Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
b. Tinggi bayangan (h’)
5
Penerapan3a
3b
Sebuah benda setinggi 5 cm
terletak pada jarak 10 cm dari
sebuah lensa cekung yang
panjang fokusnya 15 cm.
Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
b. Tinggi bayangan (h’)
5
Tabel 3.2 dibawah ini adalah tabel distribusi soal-soal menurut
materi pembiasan cahaya dan aspek yang diukur untuk soal posttest:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.2 Distribusi soal-soal posttest materi pembiasan cahaya pada
lensa dan aspek yang diukur
Indikator
ke-
Aspek yang
dicapai
No.
SoalSoal Posttest Skor
1
Pengetahuan 1aApakah yang dimaksud dengan
lensa?1,5
Pengetahuan 1bLensa dibagi menjadi 2 macam
yaitu:1,5
2
Analisa 4a
Gambarkan diagram
pembentukan bayangan pada
lensa cembung dan nyatakan
sifat-sifat bayangan ketika benda
berada di:
a. Benda di antara pusat
kelengkungan lensa dan titik
fokus lensa.
4
Analisa 4b
b. Benda di antara tak
berhingga dan pusat
kelengkungan lensa.
4
Analisa 5
Gambarkan diagram
pembentukan bayangan pada
lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda
berada di antara pusat
kelengkungan lensa dan tak
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berhingga.
3 Penerapan2a
2b
Sebuah benda terletak pada
jarak 50 cm dari sebuah lensa
cembung yang panjang fokusnya
20 cm dan tinggi benda 20 cm.
Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
b. Tinggi bayangan (h’)
5
Penerapan3a
3b
Sebuah benda setinggi 6 cm
terletak pada jarak 36 cm dari
sebuah lensa cekung yang
panjang fokusnya 12 cm.
Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
b. Tinggi bayangan (h’)
5
Tabel 3.3 di bawah ini adalah tabel kriteria penskoran soal pretest
dan posttest:
Tabel 3.3 Kriteria penskoran pretest dan posttest
Nomor soal Jawaban Skor
1a
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
1,5
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
1
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
1b
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
1,5
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
1
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,5
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
2a
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
2,5
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,75
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
2b
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
2,5
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,75
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
3a
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
2,5
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,75
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
3b a. Siswa menuliskan jawaban dengan 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
benar dan lengkap
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
0,75
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
4a
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
4
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2,5
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
1
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
4b
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
4
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2,5
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
1
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
5
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar dan lengkap
4
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
benar tetapi kurang lengkap
2,5
c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
salah
1
d. Siswa tidak menuliskan jawaban 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
F. Validitas
Hasil penelitian dapat ditentukan valid atau tidaknya dilihat dari
instrumen yang digunakan dalam penelitian itu baik atau tidak. Sebuah
instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan.
Apabila suatu instrumen yang dipergunakan tidak valid maka akan
dihasilkan kesimpulan yang kurang valid sehingga hasil penelitian tersebut
diragukan. Suatu ukuran yang mampu menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen disebut validitas.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika
isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang
ingin diukur.
Untuk mengetahui instrument yang digunakan dalam penelitian ini
valid maka soal-soal pretest dan posttest yang telah dibuat peneliti
berdasarkan indikator pembelajaran juga dikonsultasikan kepada seseorang
yang memiliki keahlian dalam hal menyusun soal-soal tersebut, dalam hal
ini ialah dosen pembimbing dan guru fisika kelas X di sekolah yang
digunakan sebagai tempat penelitian.
Lembar Validitas yang diisi oleh pakar disusun berdasarkan skripsi
Oktavia (2014), namun lembar validitas tersebut dikembangkan untuk
mempermudah pakar melakukan validasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Analisis Data Pretest dan Posttest
Teknik analisa data merupakan pengolahan data dari instrument
pengukuran yang sudah dipersiapkan oleh peneliti.Teknik analisa data
dengan menggunakan SPSS 17.00 for windows.
1....................................................................................................... M
engetahui Kemampuan Awal atau Akhir di Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir
siswa laki-laki dan perempuan dengan menggunakan test Anova. Tes
Anova digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari dua (Suparno,
2010: 90). Penelitian ini menggunakan analisis anova between design,
analisis ini digunakan untuk kelompok yang dites independen.
Apabila kelompok tersebut dites dengan hasil p = .000 < α =
.05 maka signifikan. Maka, masih perlu dipertanyakan mean mana
yang sungguh berbeda secara signifikan. Oleh karena itu diperlukan
multiple comparison procedures yaitu untuk menemukan mean mana
yang berbeda secara signifikan.
Penelitian ini juga menganalisa selisih nilai posttest-pretest
dengan menggunakan test anova. Analisa yang dilakukan untuk
membuktikan kelompok siswa mana yang mempunyai prestasi belajar
paling tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap prestasi
belajar di kelas eksperimen
a. Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan
Untuk mengetahui apakah metode eskperimen terbimbing
yang diberikan pada siswa perempuan dalam kelas eksperimen
dapat meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan
pretest siswa perempuan. Selanjutnya, data tersebut dianalisis
secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen.
b. Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki
Untuk mengetahui apakah metode eskperimen terbimbing
yang diberikan pada siswa laki-laki dalam kelas eksperimen dapat
meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest
siswa laki-laki. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik
menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen.
c. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik
antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas eksperimen
diperlukan data posttest siswa laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan
uji T-test untuk kelompok dependen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap prestasi
belajar di kelas kontrol
a. Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan
Untuk mengetahui apakah metode cermah yang diberikan
pada siswa perempuan dalam kelas kontrol dapat meningkatkan
prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa
perempuan. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik
menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen.
b. Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki
Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan
pada siswa laki-laki dalam kelas kontrol dapat meningkatkan
prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa laki-laki.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan
uji T-test untuk kelompok dependen.
c. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik
antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas kontrol
diperlukan data posttest siswa laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan
uji T-test untuk kelompok dependen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten pada tanggal 30
April-11 Mei 2015. Jadwal pembelajaran fisika untuk kedua kelas yang
akan digunakan sebagai subyek penelitian dilaksanakan satu kali tatap
muka (3x45 menit) dalam satu minggu. Subyek dari penelitian ini adalah
siswa kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas
eksperimen. Kelas X MIA 2 terdiri dari 33 siswa, namun pada saat
penelitian ada 3 siswa tidak hadir pada pertemuan pertama karena 2 orang
mengikuti lomba dan 1 orang sedang rapat osis. Kelas X MIA 3 juga
terdiri dari 33 siswa, pada penelitian minggu pertama hadir semua tetapi
pada saat pertemuan selanjutnya ada 2 siswa yang ijin karena sakit dan 1
orang mengikuti kegiatan dari sekolah. Jadi, sampel untuk penelitian ini
ialah X MIA 2 yang berjumlah 30 siswa dan X MIA 3 yang berjumlah 30
siswa.
Pada tabel 4.1 dan 4.2 dituliskan jadwal sebelum dan saat
pelaksanaan penelitian dilaksanakan oleh peneliti:
Tabel 4.1 Jadwal Persiapan Sebelum Penelitian
No Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1.Awal Bulan Maret
2015Ijin secara informal dengan kepalasekolah
2.Akhir Bulan Maret
2015Ijin secara formal ke BAPPEDAKlaten dan memberikan tembusan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tembusan ke Dinas Pendidikan, dll.
3. Awal Bulan April 2015
Ijin secara formal ke sekolah denganmemberikan surat ijin penelitian dariBAPPEDADipertemukan dengan Guru Fisikakelas X
4.Awal Bulan April 2015
(sebelum UAN)
Konsultasi dengan Guru Fisika kelasX untuk meminta validitas instrument(pretest dan posttest)Konsultasi RPP
5.Akhir Bulan April
2015 (setelah UAN)
Observasi di kelas X MIA 3Mengecek kelengkapan alat-alat yangdigunakan untuk eksperimen
Peneliti melakukan observasi pada kelas yang akan digunakan untuk
mengenal siswa dan mengetahui situasi kelas sebelum melaksanakan
penelitian. Pada saat observasi di kelas X MIA 3 pada hari Senin, 27 April
2015 siswa yang hadir adalah 32 siswa. Pembelajaran yang berlangsung
saat itu menarik perhatian peneliti karena setiap siswa diberikan waktu 2
menit untuk menjelaskan suatu konsep dan teman-teman yang lain
memberikan penilaian yang nantinya diserahkan ke guru. Siswa-siswa
mengikuti pembelajaran begitu aktif namun ada 1 hal yang ditunggu oleh
peneliti dari awal observasi sampai di akhir yakni tidak adanya umpan
balik dan tanggapan dari guru maupun siswa lain. Jadi dalam kegiatan
pembelajaran tersebut sering terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak
ditanggapi atau dibenarkan oleh guru maupun siswa. Gambar 4.1
melukiskan keadaan waktu peneliti observasi dan gambar 4.2 merupakan
contoh penilaian dari salah satu siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.1. Observasi X MIA 3 Gambar 4.2 Penilaian dari seorang siswa
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No.Waktu
(2015)Kelas
Jumlah
KegiatanSiswa Hadir
Tidak
Hadir
1. Kamis,
30 April
X MIA 2
33 30 3 Perkenalan, pretest,
Pembelajaran materi
Lensa Cembung dengan
menggunakan metode
ceramah
2. Kamis,
7 Mei
33 33 0 Pembelajaran materi
Lensa Cekung
(ceramah), posttest
3. Senin,
3 Mei
X MIA 3
33 33 0 Perkenalan, pretest,
Pembelajaran materi
Lensa Cembung dengan
metode eskperimen
terbimbing
4. Senin,
11 Mei
33 30 3 Pembelajaran materi
Lensa Cekung
(Eksperimen), posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Rincian pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan di Kelas Kontrol
a. Kamis, 30 April 2015
Pertemuan pertama penelitian di kelas kontrol dilaksanakan
di kelas X MIA 2. Awalnya hari tersebut adalah hari observasi
namun, guru berkehendak untuk langsung melaksanakan penelitian
mengingat waktu pertemuan yang tinggal beberapa pertemuan lagi
dan adanya libur di hari Kamis. Penelitian ini sedikit mendadak
karena peneliti saat itu hanya membawa soal pretest dan posttest
tetapi tidak membawa kertas milimeter. Akhirnya guru
menyarankan untuk mengerjakan soal no. 4 dan 5 di lembar
sebaliknya.
Sebelum membagikan soal pretest, peneliti
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menyampaikan maksud
kedatangan. Setelah semua dijelaskan, peneliti membagikan soal
pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Waktu yang
disediakan untuk mengerjakan pretest 30 menit. Beberapa siswa
mengeluh karena tidak bisa mengerjakan soalnya dan merasa
kesulitan di no. 4 dan 5. Selama pretest berlangsung, peneliti
berkeliling untuk memantau kegiatan siswa agar tidak ada siswa
yang berbuat curang. Peneliti melihat ada 4 orang siswa yang
berbuat curang. Peneliti tersenyum melihat siswa tersebut dan
siswa menjadi malu serta kembali mengerjakan soal sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.3 dan 4.4 melukiskan keadaan waktu siswa mengerjakan
pretest.
Gambar 4.3 Siswa X MIA 2 Gambar 4.4 Siswa X MIA 2
saat Pretest saat Pretest
Setelah mengerjakan soal tersebut, guru memberikan waktu
10 menit untuk beristirahat. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan
inti pembelajaran materi pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Guru mata pelajaran fisika yang mengajar. Sebelumnya, peneliti
juga telah berkonsultasi dengan guru mengenai alokasi waktu,
materi yang diajarkan, dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa. Peneliti duduk di belakang mengamati dan
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Kegiatan inti diawali oleh guru dengan menanyakan apakah
siswa dapat mengerjakan soal pretest tersebut atau tidak. Sebelum
memberikan materi pembiasan cahaya pada lensa cembung, guru
mengingatkan kembali ingatan siswa mengenai hukum Snellius.
Selanjutnya, ia memulai materi pembiasan cahaya pada lensa
cembung. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menggunakan metode ceramah. Guru hanya memberi ceramah
tanpa bertanya ataupun membuat siswa berpikir secara
konstruktivisme. Guru mengajar dengan menulis di papan tulis,
tetapi juga kadang mengajak siswa bersendau gurau agar suasana
tidak sepi.
Pada saat pembelajaran berlangsung ada simulasi gempa di
sekolah ini yang diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini
membuat kelas menjadi ribut dan proses pembelajarannya sedikit
tersendat. Sekitar 10 menit pembelajaran terhenti karena suara
sirene yang membuat suara guru tidak terdengar dan membuat
siswa saling bercanda dan tertawa terbahak-bahak dengan
temannya.
Saat pembelajaran dilanjutkan kembali, siswa diberikan
soal latihan mengenai pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Siswa ditunjuk secara acak untuk mengerjakan soal yang diberikan
guru di depan tetapi hanya diberikan waktu 5 menit untuk
mengerjakan di tempat duduk. Pada saat siswa mengerjakan soal di
depan, guru membimbing dan membantu siswa. Di akhir
pembelajaran guru memberikan rangkuman dan memberikan tugas
rumah untuk siswa (lihat gambar 4.5 dan 4.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.5 Guru Mengajar Gambar 4.6 Guru Membimbing
di Kelas Kontrol Siswa
b. Kamis, 7 Mei 2015
Pertemuan kedua untuk kelas kontrol dibuka dengan doa,
guru mengabsen siswa dan seperti sebelumnya guru mata pelajaran
fisika yang mengajar. Pembelajaran dibuka dengan guru yang
mengingatkan tugas yang lalu. Siswa ditunjuk untuk maju ke depan
mengerjakan pekerjaan rumah yang telah diberikan guru, tugas
tersebut dikoreksi oleh siswa lain dengan cara menukarkan buku ke
teman sebelah. Setelah koreksi, salah satu siswa ditunjuk untuk
menulis nilai teman-temannya di buku nilai.
Kegiatan selanjutnya ialah kegiatan inti pembelajaran
mengenai pembiasan cahaya pada lensa cekung. Proses
pembelajaran tak jauh berbeda dengan pembelajaran yang
sebelumnya, yakni guru menerangkan materi denga metode
ceramah dan materi tersebut ditulis di papan tulis. Guru
menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan. Saat siswa merasa
bosan ada yang bermain hp atau cerita dengan temannya. Saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kondisi menjadi ribut, guru menegur siswa dan siswa tenang
kembali.
Di akhir pembelajaran sebelum diadakannya posttest, guru
memberikan soal latihan bagi siswa dan selanjutnya siswa
mengerjakan di depan (lihat gambar 4.7 dan 4.8). Guru
mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan
2 minggu yang lalu mengenai pembuatan video alat-alat optik, guru
memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi untuk
menentukan waktu kapan mereka mempresentasikannya.
Gambar 4.7 Siswa Berdiskusi Gambar 4.8 Siswa mengerjakan
saat Mengerjakan soal tugas dari guru
45 menit terakhir guru memberikan waktu kepada peneliti
untuk melaksanakan kegiatan posttest. Kegiatan posttest
berlangsung selama 30 menit dan 15 menit waktu diberikan guru
untuk siswa beristirahat ataupun untuk bertanya jawab dengan
peneliti. Saat posstest berlangsung ada 3 siswa yang bingung
karena minggu yang lalu mereka tidak mengikuti pelajaran karena
2 orang mengikuti lomba dan 1 orang sedang rapat osis. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
karena itu, peneliti hanya menggunakan 30 siswa sebagai sampel
mengingat 3 siswa tidak mengikuti proses pembelajaran
sebelumnya. Gambar 4.9 dan 4.10 melukiskan keadaan waktu
siswa mengerjakan posttest.
Gambar 4.9 Posttest di X MIA 2 Gambar 4.10 Posttest di X MIA 2
2. Pelaksanaan di Kelas Eksperimen
a. Senin, 3 Mei 2015
Kegiatan pembelajaran fisika di kelas eksperimen ini
dilaksanakan oleh peneliti sebagai pengajar yang dibantu salah
seorang teman untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Sebelum
melakukan eksperimen, peneliti mempersiapkan alat-alat yang
digunakan untuk eksperimen dan teman peneliti mempersiapkan
ruangan. Persiapan tersebut dilakukan pada saat siswa-siswi
mengikuti upacara bendera. Kegiatan upacara bendera ini
diselenggarakan setiap hari senin oleh karena itu setelah bel masuk
berbunyi yang mana menjadi tanda kegiatan pembelajaran dimulai,
selang 10 menit peserta didik baru memasuki laboratorium fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hal itu terjadi karena siswa harus mempersiapkan buku-buku dan
berjalan ke laboratorium.
Saat siswa mulai memasuki ruangan laboratorium (lihat
gambar 4.11), guru membuka pelajaran dengan berdoa dan
memberikan penjelasan bahwa untuk hari ini jam pelajaran fisika
akan diberikan pada peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.
Guru memberikan waktu sepenuhnya pada peneliti, oleh karena itu
peneliti selanjutnya berkenalan dan menyampaikan maksud
kedatangan selanjutnya memberikan penjelasan mengenai
pembagian waktu di jam pelajaran fisika kali ini yakni 30 menit
untuk pretest dan 90 menit untuk melakukan eksperimen,
berdiskusi serta melakukan kegiatan penutup.
Gambar 4.11 Siswa Memasuki Lab Gambar 4.12 Siswa Mengerjakan
Pretest
Pretest yang berlangsung selama 30 menit berjalan dengan
lancar (lihat gambar 4.12). Kegiatan pretest dibuat peneliti sama
dengan pretest di kelas kontrol dengan tidak membagikan kertas
milimeter, hal tersebut dilakukan agar tidak ada perbedaan nilai.
Ada beberapa siswa yang mengeluh tidak bisa mengerjakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bertanya dengan teman, tetapi peneliti tetap berkeliling dan
menegurnya dengan tersenyum. Setelah kegiatan pretest usai,
peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok. Dengan cara meminta
siswa menghitung 1-6 dimulai dari siswa perempuan kemudian
siswa laki-laki. Hal ini dilakukan agar siswa laki-laki tersebar di
seluruh kelompok.
Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran, setiap
kelompok diberikan 2 lembar kerja siswa dengan harapan 1 LKS
untuk mereka dan 1 LKS dikumpulkan. Untuk pembagian alat,
agar setiap siswa dapat mengikuti eksperimen dengan baik maka
peneliti mempersiapkan kebutuhan siswa dalam belajar. Oleh
karena itu guru dan peneliti menyepakati 3 kelompok
menggunakan kit secara lengkap dan 3 kelompok diberikan alat-
alat yang digunakan dalam eksperimen yakni menggunakan lensa
cembung, lilin, layar, dan mistar atau penggaris kayu (lihat gambar
4.13, 4.14, 4.15, dan 4.16).
Sebelum eksperimen dilaksanakan, peneliti memberikan
waktu untuk siswa mengamati alat-alat yang digunakan, membaca
dan mencermati langkah kerja eksperimen dan memahami apa
yang harus mereka kerjakan. Peneliti juga bertanya mengenai soal
pretest yang mereka kerjakan sebagai motivasi belajar mereka dan
menanyakan alat-alat apa saja yang digunakan beserta fungsinya.
Disaat siswa ditanya mengenai soal pretest rata-rata siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menjawab tidak bisa mengerjakan yang no.4 dan 5. Peneliti juga
telah mengetahui hal itu sebelumnya karena saat berkeliling
peneliti melihat beberapa siswa yang tidak dapat mengerjakan soal
no. 4 dan 5.
Awal eksperimen cuaca mendukung dimana langit sedikit
gelap dan mendung, hal tersebut membuat eksperimen berjalan
dengan lancar karena dengan menggunakan lampu atau lilin dapat
terlihat jelas bayangan terbentuk. Tetapi, lama kelamaan cuaca
berubah menjadi cerah dan ruangan lab menjadi sangat terang
ditambah dengan tidak adanya gorden. Namun, tiba-tiba sinar
matahari kembali tertutup oleh awan lagi. Karena hal tersebut
membuat peserta didik menjadi gaduh karena kadang dapat melihat
bayangan dengan jelas kadang tidak maka peserta didik mengganti
lilin atau lampu dengan menggunakan senter dari hp mereka.
Sehingga bayangan terbentuk sangat jelas dan ketika mereka
menemukannya bersorak kegirangan.
Gambar 4.13 Peralatan KIT Gambar 4.14 KIT untuk Eksperimen
untuk 3 Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4.15 Peralatan Sederhana Gambar 4.16 Alat Sederhana
untuk 3 Kelompok untuk Eksperimen
Kejadian diatas cukup membuat waktu tersita, meskipun
hal tersebut juga sudah diantisipasi oleh peneliti dengan
menyiapkan sumber cahaya yang sesuai dengan eksperimen tetapi
cuaca yang terjadi pagi itu tidak dapat diatasi oleh peneliti.
Kegiatan eksperimen lensa cembung yang dilakukan peserta didik
pembagian waktunya tetap diatur oleh peneliti agar peserta didik
dapat bekerja sesuai dengan petunjuk dari LKS dan mereka dapat
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Di dalam LKS juga
terdapat hal-hal yang harus didiskusikan oleh peserta didik yang
nantinya dipresentasikan di depan kelas (lihat gambar 4.17, 4.18,
4.19, dan 4.20).
Apabila peserta didik kebingungan dalam melakukan
eksperimen dan bertanya peneliti tidak hanya langsung menjawab
pertanyaan mereka. Peserta didik harus mampu membentuk
pemikiran mereka disini. Jadi, peneliti menjawab pertanyaan siswa
dengan memberikan arahan agar peserta didik dapat menemukan
jawaban sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Akhir pembelajaran hari itu ditutup dengan presentasi
peserta didik dan kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dipelajari. Peneliti juga memberikan informasi bahwa pertemuan
minggu depan kegiatannya adalah eksperimen lensa cekung dan
posttest. Peneliti juga mengingatkan agar mereka belajar supaya
dapat mengerjakan soal yang diberikan kepada mereka.
Gambar 4.17 Eksperimen dengan KIT Gambar 4.18 Eksperimen dengan
Alat Sederhana
Gambar 4.19 Siswa sedang Berdiskusi Gambar 4.20 Perwakilan Siswa
Presentasi
b. Senin, 11 Mei 2015
Hari itu SMA Negeri 2 Klaten tidak menyelenggarakan
upacara bendera karena akan diadakan penilaian kebersihan dari
pemerintah. Oleh karena itu, siswa-siswi diharuskan untuk
melakukan bersih-bersih di kelas masing-masing. Laboratorium
juga dibersihkan, sehingga membuat peneliti sedikit terganggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
untuk menyiapkan peralatan eksperimen karena akses jalan
terhalang oleh kegiatan kebersihan tersebut.
Setelah bel masuk berbunyi siswa tidak langsung ke
laboratorium, mereka beristirahat terlebih dahulu dan ada pula
yang mencuci tangan dan membersihkan bajunya. Saat peserta
didik sudah masuk ke ruangan, peneliti langsung mengarahkan
mereka untuk duduk sesuai dengan anggota kelompoknya.
Penelitian ini baru dapat dimulai setelah 15 menit setelah bel
masuk berbunyi.
Kegiatan pembelajaran dibuka dengan doa dan peneliti
menanyakan apakah ada siswa yang tidak hadir. Selanjutnya
peneliti mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari minggu
kemarin dengan secara acak menunjuk peserta didik untuk
mengerjakan soal di depan. Peserta didik tersebut juga diminta
untuk menjelaskan kepada peserta didik yang lain bagaimana ia
dapat menemukan jawabannya.
Waktu yang diperlukan untuk pembukaan 15 menit. Waktu
untuk bereksperimen, berdiskusi, dan mempresentasikan, serta
membuat rangkuman 75 menit. Kegiatan posttest menggunakan
waktu 30 menit.
Peneliti beruntung karena cuaca hari ini mendung sehingga
dengan menggunakan lilin sudah terlihat bayangan dengan jelas.
Peneliti melakukan kegiatan eksperimen sama dengan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
eksperimen sebelumnya, seperti berkeliling mengecek kegiatan
siswa dan membantu jika siswa kebingungan. Disini siswa merasa
lebih susah melakukan kegiatan eksperimen karena mereka
kebingungan menentukan mana jarak bayangan, jarak benda, tinggi
bayangan, tinggi benda agar dapat menentukan fokus lensa cekung
Untuk dapat menentukan fokus lensa cekung, eksperimen
yang dilakukan berbeda dengan percobaan sebelumnya. Dalam
percobaan ini digunakan juga lensa cembung untuk membantu
menentukan fokus lensa cekung. Oleh karena itu, siswa menjadi
bingung dengan kondisi tersebut. Hanya ada 2 kelompok yang
dapat menemukan besarnya fokus lensa cekung mendekati hasil
sebenarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya beberapa
faktor ketidaktelitian peserta didik mengukur jarak dan tinggi
benda atau bayangan, posisi alat eskperimen yang tidak berada
dalam satu garis lurus sehingga sinar tidak tepat masuk ke lensa.
Setelah peserta didik menyelesaikan eksperimennya
dilanjutkan, dengan kegiatan diskusi dan mempresentasikan hasil
diskusinya (lihat gambar 4.21 dan 4.22). Peserta didik dan peneliti
bersama-sama membuat rangkuman apa yang telah dipelajari hari
ini, terjadi juga tanya jawab antar peneliti dan siswa. Peneliti
memberikan waktu 5 menit untuk siswa belajar sebelum mengikuti
posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.21 Kegiatan Eksperimen Gambar 4.22 Siswa Berdiskusi
Gambar 4.23 Kegiatan Posttest Gambar 4.24 Kegiatan Posttest
Selama posttest berlangsung (lihat gambar 23 dan 24),
teman dari peneliti pulang karena memiliki keperluan lain. Jadi,
yang mendokumentasikan kegiatan posttest adalah peneliti sendiri.
Kadang peneliti bingung, di satu pihak harus mengawasi peserta
didik saat mengerjakan soal dan di satu sisi juga harus segera
membereskan ruangan. Setelah peneliti selesai membereskan alat-
alat tersebut, peneliti kembali mengawasi kegiatan posttest.
Akhirnya penelitian di kelas eksperimen ini selesai dan berjalan
dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
B. Data dan Analisis
1. Data
Data hasil pretest-posttest di kelas kontrol seperti tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol (X MIA 2)
Laki-laki Perempuan
Pretest Posttest Pretest Posttest
84 94 43 48
31 41 40 62
32 48 46 52
32 72 43 68
31 41 46 98
33 25 28 58
72 100 37 60
46 53 35 60
32 72 46 100
39 84 46 84
39 64 28 60
47 74
39 41
34 42
42 56
39 65
46 64
56 64
28 56
Rata-rata
42. 82 63. 09 40. 47 63. 79
Standar Deviasi
18. 203 23. 814 7. 479 15. 981
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Data hasil pretest-posttest di kelas eksperimen seperti tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen (X MIA 3)
Laki-laki Perempuan
Pretest Posttest Pretest Posttest
48 90 62 94
53 81 62 80
52 88 60 100
48 88 62 93
50 70 49 93
50 88 48 88
50 68 52 98
52 68 50 98
50 48 44 96
28 88 39 86
62 100 52 62
48 86
52 88
58 93
34 98
66 80
39 81
44 87
46 87
Rata-rata
49.36 79. 73 50. 89 88. 84
Standar Deviasi
8. 053 14. 725 8. 956 9. 032
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Analisis
a. Kemampuan awal siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa laki-laki dan
perempuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan test
Anova. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat
pada tabel 4.5 dengan keterangan EL1=laki-laki di kelas eksperimen,
EP1= perempuan di kelas eksperimen, KL1=laki-laki di kelas kontrol,
KP1= perempuan di kelas kontrol untuk hasil pretest.
Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa Laki-laki dan Perempuandi Kelas Kontrol dan Eksperimen
Descriptives
Pretest
N MeanStd.
DeviationStd.Error
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum MaximumLowerBound
UpperBound
EL1 11 49.36 8.053 2.428 43.95 54.77 28 62
EP1 19 50.89 8.956 2.055 46.58 55.21 34 66
KL1 11 42.82 18.203 5.489 30.59 55.05 31 84
KP1 19 40.47 7.479 1.716 36.87 44.08 28 56
Total 60 45.83 11.411 1.473 42.89 48.78 28 84
ANOVA
Pretest
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
BetweenGroups
1269.625 3 423.208 3.696 .017
Within Groups 6412.708 56 114.513
Total 7682.333 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F= 3.696. p = 0.017< α
= .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa kemampuan
awal siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas
eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas
kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana
yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang
dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.6
Tabel 4. 6 Multiple Comparison (Kemampuan Awal)
Multiple ComparisonsDependent Variable:Pretest
(I)Gender
(J)Gender
MeanDifference
(I-J)
Std.Error Sig.
95% Confidence Interval
LowerBound
UpperBound
TukeyHSD
EL1 EP1 -1.531 4.054 .981 -12.27 9.20
KL1 6.545 4.563 .484 -5.54 18.63
KP1 8.890 4.054 .138 -1.85 19.63
EP1 EL1 1.531 4.054 .981 -9.20 12.27
KL1 8.077 4.054 .203 -2.66 18.81
KP1 10.421* 3.472 .020 1.23 19.61
KL1 EL1 -6.545 4.563 .484 -18.63 5.54
EP1 -8.077 4.054 .203 -18.81 2.66
KP1 2.344 4.054 .938 -8.39 13.08
KP1 EL1 -8.890 4.054 .138 -19.63 1.85
EP1 -10.421* 3.472 .020 -19.61 -1.23
KL1 -2.344 4.054 .938 -13.08 8.39
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel 4. 6 Multiple Comparison (Kemampuan Awal) menunjukkan
bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa
perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dapat dilihat pada kolom Mean difference terdapat tanda * maka
dapat disimpulkan kedua kelompok tersebut berbeda secara
signifikan. Untuk mempermudah mengetahui hasil kemampuan awal
lihat Gambar 4.1.
Gambar 4.25 Kemampuan Awal Siswa
Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di
kelas eksperimen = 50.89 > mean siswa perempuan di kelas kontrol
= 40.47. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas
eksperimen memiliki kemampuan awal yang paling tinggi.
b. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui kemampuan akhir siswa laki-laki dan
perempuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen test Anova. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.7
dengan keterangan EL2=laki-laki di kelas eksperimen, EP2=
perempuan di kelas eksperimen, KL2=laki-laki di kelas kontrol,
KP2= perempuan di kelas kontrol untuk hasil posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.7 Perbandingan Kemampuan Akhir Siswa Laki-laki dan Perempuan
di Kelas Kontrol dan Eksperimen
Descriptives
Posttest
N MeanStd.
DeviationStd.Error
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum MaximumLowerBound
UpperBound
EL2 11 79.73 14.725 4.440 69.84 89.62 48 100
EP2 19 88.84 9.032 2.072 84.49 93.20 62 100
KL2 11 63.09 23.814 7.180 47.09 79.09 25 100
KP2 19 63.79 15.981 3.666 56.09 71.49 41 100
Total 60 74.52 19.189 2.477 69.56 79.47 25 100
ANOVAPosttest
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7820.208 3 2606.736 10.498 .000Within Groups 13904.775 56 248.300
Total 21724.983 59
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F = 10.498. p = 0.000 <
α = .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas
eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas
kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana
yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang
dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.8 Multiple Comparison (Kemampuan Akhir)
Multiple ComparisonsPosttestTukey HSD
(I)Gender
(J)Gender
MeanDifference
(I-J)
Std.Error Sig.
95% Confidence Interval
LowerBound
UpperBound
EL2 EP2 -9.115 5.970 .429 -24.92 6.69
KL2 16.636 6.719 .075 -1.15 34.43
KP2 15.938* 5.970 .047 .13 31.75
EP2 EL2 9.115 5.970 .429 -6.69 24.92
KL2 25.751* 5.970 .000 9.94 41.56
KP2 25.053* 5.112 .000 11.52 38.59
KL2 EL2 -16.636 6.719 .075 -34.43 1.15
EP2 -25.751* 5.970 .000 -41.56 -9.94
KP2 -.699 5.970 .999 -16.51 15.11
KP2 EL2 -15.938* 5.970 .047 -31.75 -.13
EP2 -25.053* 5.112 .000 -38.59 -11.52
KL2 .699 5.970 .999 -15.11 16.51
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel 4.8 Multiple Comparison (Kemampuan Akhir)
menunjukkan bahwa mean siswa laki-laki di kelas eksperimen
dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan,
mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki
di kelas kontrol berbeda secara signifikan, dan mean siswa
perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas
kontrol berbeda secara signifikan . Hal ini dapat dilihat pada
kolom Mean difference terdapat tanda * maka dapat disimpulkan
kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mempermudah mengetahui hasil kemampuan akhir lihat diagram
4.26.
Gambar 4.26 Kemampuan Akhir Siswa
Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas
eksperimen (EP2) = 88.84 memiliki mean yang paling tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki
prestasi belajar yang paling tinggi.
c. Selisih Nilai Posttest-Pretest
Hasil analisis pretest menunjukkan bahwa siswa perempuan di
kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang paling tinggi.
Sedangkan, setelah data posttest dianalisis, menunjukkan juga bahwa
siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling
tinggi. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah siswa perempuan di
kelas eksperimen sungguh memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok siswa lainnya, maka peneliti
menganalisis data selisih nilai posttest dengan pretest. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4. 9
dengan keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
EL2-EL1 = 1;
EP2-EP1 = 2;
KL2-KL1= 3;
KP2-KP1 = 4.
Tabel 4. 9 Perbandingan Selisih nilai Posttest-Pretest Siswa
Descriptives
Posttest_Pretest
N MeanStd.
DeviationStd.Error
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum MaximumLowerBound
UpperBound
1 11 30.36 16.657 5.022 19.17 41.55 -2 602 19 37.95 13.057 2.996 31.65 44.24 10 643 11 20.27 16.680 5.029 9.07 31.48 -8 45
4 19 23.32 14.576 3.344 16.29 30.34 2 54
Total 60 28.68 16.175 2.088 24.50 32.86 -8 64
ANOVAPosttest_Pretest
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2987.203 3 995.734 4.479 .007Within Groups 12449.780 56 222.317
Total 15436.983 59
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F = 4.479. p = 0.007 <
α = .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas
eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas
kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana
yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang
dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4. 10 Tabel Multiple Comparison (Selisih Posttest-Pretest)
Multiple ComparisonsPosttest_PretestTukey HSD
(I)Gender
(J)Gender
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 -7.584 5.649 .540 -22.54 7.37
3 10.091 6.358 .394 -6.74 26.93
4 7.048 5.649 .600 -7.91 22.012 1 7.584 5.649 .540 -7.37 22.54
3 17.675* 5.649 .014 2.72 32.63
4 14.632* 4.838 .019 1.82 27.44
3 1 -10.091 6.358 .394 -26.93 6.742 -17.675* 5.649 .014 -32.63 -2.72
4 -3.043 5.649 .949 -18.00 11.914 1 -7.048 5.649 .600 -22.01 7.91
2 -14.632* 4.838 .019 -27.44 -1.82
3 3.043 5.649 .949 -11.91 18.00*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari tabel 4.10 multiple comparison menunjukkan bahwa
mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki
di kelas kontrol berbeda secara signifikan, dan mean siswa
perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas
kontrol berbeda secara signifikan. Untuk mempermudah
mengetahui hasil selisih nilai posttest-pretest lihat gambar 4.27.
Gambar 4.27 Selisih Nilai Posttest-Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas
eksperimen (EP2) = 37.95 memiliki mean yang paling tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki
prestasi belajar yang paling tinggi.
d. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar di Kelas
Eksperimen
1) Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan
Untuk mengetahui apakah metode eskperimen yang
diberikan pada siswa dalam kelas eksperimen dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa perempuan menggunakan
T-test untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut
diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa perempuan. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel
4.11.
Tabel 4. 11 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa perempuan
di kelas eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Pair 1 pretest_putri 50.89 19 8.956 2.055
posttest_putri 88.84 19 9.032 2.072
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std.Deviati
on
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair1
pretest_putri -posttest_putri
-37.947
13.057 2.996 -44.241 -31.654 -12.668 18 .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.11 diketahui nilai t = -12. 668, p = .000 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 50. 89 dan
nilai mean posttest = 88. 84. Dengan melihat mean posttest >
pretest maka dapat disimpulkan prestasi belajar peserta didik
perempuan meningkat dengan menggunakan metode
eksperimen terbimbing yang dapat dilihat dari peningkatan nilai
pretest ke posstest.
2) Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki
Untuk mengetahui apakah metode eskperimen yang
diberikan pada siswa dalam kelas eksperimen dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa laki-laki menggunakan T-
test untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut
diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa laki-laki. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel
4.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4. 12 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa laki-laki
di kelas eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Pair 1 pretest_putra 49.36 11 8.053 2.428
posttest_putra 79.73 11 14.725 4.440
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std.Deviati
on
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair1
pretest_putra -posttest_putra
-30.364 16.657 5.022 -41.554 -19.173 -6.046
10 .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.12 diketahui nilai t = -6. 046, p = .000 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 49. 36 dan
nilai mean posttest = 79. 73. Dengan melihat mean posttest >
pretest maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan prestasi
belajar peserta didik laki-laki dengan menggunakan metode
eksperimen terbimbing yang dapat dilihat dari peningkatan nilai
pretest ke posstest.
3) Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih
baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
eksperimen digunakan T-test untuk 2 grup yang independen.
Data yang diperlukan diperoleh dari hasil posttest siswa laki-laki
dan perempuan. Hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat
dilihat pada tabel 4.13
Tabel 4. 13 Perbandingan Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki
Group Statistics
Gender N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Posttest_MIA3 Putri 19 88.84 9.032 2.072
Putra 11 79.73 14.725 4.440
Independent Samples Test
Levene'sTest for
Equality ofVariances t-test for Equality of Means
95%ConfidenceInterval of
theDifference
F Sig. T Df
Sig.(2-
tailed)
MeanDifference
Std.ErrorDifference Lower Upper
Posttest_MIA3
Equalvariancesassumed
4.074 .053 2.111
28 .044 9.115 4.318 .270 17.959
Equalvariancesnotassumed
1.860
14.451
.083 9.115 4.899 -1.363 19.592
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.13 diketahui nilai t = 2.111, p = .044 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa
ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dan laki-laki dengan menggunakan metode eksperimen
terbimbing. Nilai mean posttest siswa perempuan = 88.84 dan
nilai mean posttest siswa laki-laki= 79. 73. Dengan melihat
nilai mean posttest siswa perempuan > nilai mean posttest laki-
laki maka dapat disimpulkan prestasi belajar siswa
perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa laki-
laki.
e. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar di Kelas
Kontrol
1) Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan
Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan
pada siswa dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa perempuan menggunakan T-test untuk kelompok
dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil
pretest-posttest siswa perempuan. Hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4. 14 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa perempuan
di kelas kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Pair 1 Pretest_putri 40.47 19 7.479 1.716
Posttest_putri 63.79 19 15.981 3.666
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std.Deviati
on
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair1
Pretest_putri -Posttest_putri
-23.316 14.576 3.344 -30.341 -16.291 -6.973 18 .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.14 diketahui nilai t = -6. 973, p = .000 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 40.47 dan
nilai mean posttest = 63.79, hal ini menunjukkan bahwa nilai
posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta
didik perempuan meningkat dengan menggunakan metode
ceramah yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke
posstest.
2) Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki
Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan
pada siswa dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa laki-laki menggunakan T-test untuk kelompok
dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pretest-posttest siswa laki-laki. Hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4. 15 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa laki-laki
di kelas kontrol
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
Pair 1 Pretest_putra 42.82 11 18.203 5.489
Posttest_putra 63.09 11 23.814 7.180
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.(2-
tailed)Mean
Std.Deviati
on
Std.ErrorMean
95%Confidence
Interval of theDifference
Lower Upper
Pair1
Pretest_Posttestputra
-20.273 16.680 5.029 -31.478
-9.067 -4.031
10 .002
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.15 diketahui nilai t = -4. 031, p = .002 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 42. 82 dan
nilai mean posttest = 63. 09, hal ini menunjukkan bahwa nilai
posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Hal
tersebut menandakan bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar peserta didik laki-laki dengan menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
ceramah yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke
posstest.
3) Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan
Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih
baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas kontrol
digunakan T-test untuk 2 grup yang independen. Data yang
diperlukan diperoleh dari hasil posttest siswa laki-laki dan
perempuan. Hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat dilihat
pada tabel 4.16
Tabel 4. 16 Perbandingan Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki di
Kelas Kontrol
Group Statistics
Gender N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Posttest_MIA3 Putri 11 63.09 23.814 7.180
Putra 19 63.79 15.981 3.666
Independent Samples Test
Levene's Testfor Equality of
Variances t-test for Equality of Means95%
ConfidenceInterval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.(2-
tailed)
MeanDiffere
nce
Std.Error
Difference Lower Upper
Posttest_MIA3
Equalvariancesassumed
3.665 .066 -.096 28 .924 -.699 7.255 -15.560
14.163
Equalvariancesnot assumed
-.087 15.316
.932 -.699 8.062 -17.851
16.454
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS pada tabel 4.16 diketahui nilai t = - .096, p = .924 > α =
.05 maka hasilnya tidak signifikan. Hal tersebut menandakan
bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara
siswa perempuan dan laki-laki dengan menggunakan
metode ceramah.
C. Pembahasan
1. Prestasi Belajar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pengajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2
Klaten dalam materi pembiasan cahaya pada lensa. Analisis data
dilakukan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengetahui
kemampuan awal siswa perempuan dan laki-laki; adakah peningkatan
prestasi laki-laki dan perempuan saat mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing; mengetahui manakah
prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan
di kelas eksperimen maupun kelas kontrol; mengetahui kemampuan
akhir siswa perempuan dan laki-laki di kelas eksperimen dan kontrol.
Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa laki-laki dan perempuan saat mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
teori bahwa dengan menggunakan metode eksperimen siswa dapat
mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan
menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami fisika
Dalam metode eksperimen terbimbing, siswa dituntut untuk
dapat mengkonstruksi pemikirannya sendiri. Pada saat belajar siswa
harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis dan
akhirnya yang terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian
yang utuh. Metode eksperimen terbimbing juga melatih siswa untuk
menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah atau
membuktikan suatu hipotesis. Oleh karena itu prestasi belajar siswa
lebih meningkat menggunakan metode ini.
2. Gender
Tujuan penelitian yang kedua adalah untuk mengetahui apakah
gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hasil analisis
kemampuan awal menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas
eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol sungguh berbeda
secara signifikan. Setelah dilihat dari hasil mean tersebut dapat diambil
kesimpulan secara umum bahwa kemampuan awal siswa perempuan di
kelas eksperimen paling tinggi.
Data posttest yang telah dianalisis menunjukkan bahwa mean
siswa laki-laki di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas
kontrol berbeda secara signifikan dengan mean siswa laki-laki di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
eksperimen = 79.73 > mean siswa perempuan di kelas kontrol = 63.79;
mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki di
kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan mean siswa perempuan
di kelas eksperimen = 88.84 > mean siswa laki-laki di kelas kontrol =
63.09; dan mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa
perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan mean
siswa perempuan di kelas eksperimen = 88.84 > mean siswa
perempuan di kelas kontrol = 63.79.
Melihat hasil mean tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa
perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling
tinggi. Dari hasil pretest dan posttest menunjukkan kesimpulan yang
sama. Untuk lebih membuktikan apakah siswa perempuan di kelas
eksperimen sungguh memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok siswa lainnya, maka peneliti
menganalisis data selisih nilai posttest dengan pretest.
Hasil dari analisis tersebut juga membuktikan bahwa siswa
perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling
tinggi. Untuk lebih menguatkan kesimpulan tersebut, peneliti
menganalisis data posttest siswa laki-laki dan perempuan di kelas
eksperimen dengan menggunakan Test-T Independen.
Dari hasil analisis yang dilakukan untuk siswa kelas 10 di
kelas eksperimen dapat diketahui bahwa nilai t = 2.111, p = .044 < α =
.05 maka hasilnya signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa perempuan dan laki-laki
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Selanjutnya,
nilai mean posttest siswa perempuan = 88.84 dan nilai mean posttest
siswa laki-laki= 79. 73. Dengan melihat nilai mean posttest siswa
perempuan > nilai mean posttest laki-laki maka dapat disimpulkan
prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar
siswa laki-laki. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
siswa perempuan membaik ditinjau dari peningkatan nilai pretest ke
posttest dan nilai mean posttest siswa perempuan lebih baik dari siswa
laki-laki. Hal ini juga dikuatkan dengan penglihatan peneliti dan dari
hasil dokumentasi bahwa siswa perempuan lebih aktif mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Dalam dasar teori dipaparkan bahwa pencapaian nilai sains,
anak laki-laki melakukan sedikit lebih baik dalam sains dibandingkan
anak perempuan di kelas 4, 8, dan 12 sedangkan dalam studi lain, yang
difokuskan untuk siswa kelas 8 dan 10, nilai anak laki-laki lebih tinggi
dibandingkan anak perempuan pada tes sains. Namun, dijelaskan juga
dalam dasar teori bahwa kelas sains yang menekankan kegiatan
laboratorium, nilai ujian sains anak perempuan membaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, pembuatan instrument pretest dan posstest yang
digunakan untuk mengukur seberapa tinggi prestasi belajar siswa tidak
mengukur ketrampilan siswa menggunakan alat-alat eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah
disampaikan pada bab IV maka dapat disimpulkan:
1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen
terbimbing dalam materi pembiasan cahaya pada lensa dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten
baik untuk siswa laki-laki ataupun perempuan.
2. Prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar
siswa laki-laki.
B. Saran
1. Guru fisika supaya menggunakan metode eksperimen terbimbing
dalam pembelajaran fisika karena metode ini dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2. Guru lebih mengaktifkan siswa laki-laki agar prestasi belajar lebih
meningkat.
3. Instrumen penelitian pretest-posttest dalam bidang fisika mengenai
gender dikembangkan untuk mengukur ketrampilan siswa
menggunakan alat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Fisika, Lab. 2013. Praktikum Optika. Yogyakarta: Laboratorium Fisika USD.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21: Kunci Sukses Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Indrastuti, V. 2008. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Putra dan Putri
pada Subpokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen
bagi Siswa Kelas XA dan XC SMA Negeri 1 Ngemplak. Dalam Skripsi.
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013.
Jakarta: Erlangga.
Mansour, Fakih. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mulyasa, H. E. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Oktavia, Magdalena. 2014. Pengaruh perbedaan gender terhadap hasil belajar
fisika aspek produk dan proses pada siswa kelas IX \"Honesty\" SMP
Joannes Bosco semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada pokok
bahasan hukum ohm dan rangkaian seri-paralel melalui metode inkuiri
terbimbing. Dalam Skripsi.
Ormrod, J. E. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang (Edisi keenam/Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Raharja dkk. 2013. Panduan Belajar Fisika 1B SMA Kelas X sesuai Kurikulum
2013. Jakarta: Yudhistira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Raja, Paulus. 2013. Pengaruh Gender dalam Hal Minat, Sikap, dan Pemahaman
Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Kinemtaika dengan Analisis Vektor di
SMA Frater Makassar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam Skripsi.
Santrock, J. W. 2014. Psikologi Pendidikan (Edisi kelima/Buku 1). Jakarta:
Salemba Humanika.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan PembelajaranRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Klaten
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Satu
Materi : Pembiasan Cahaya pada Lensa
Alokasi Waktu : 6 JP (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindaksecara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
mengatur karakteristik matahari dan
bumi sehingga memiliki gaya
gravitasi, orbit, dan temperatur yang
sesuai untuk kehidupan manusia di
muka bumi
1) Menumbuhkan rasa syukur kepada
Tuhan yang menganugerahkan alat-
alat sebagai alat bantu penglihatan
yang menggunakan prinsip
pembiasan pada lensa.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu; objektif,
jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab, terbuka, kritis,
kreatif, inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi.
Karakter
1) Siswa dapat menunjukkan rasa ingin
tahu dalam eksperimen dan diskusi.
2) Siswa dapat menunjukkan sikap
disiplin dalam eksperimen dan
diskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
Keterampilan Sosial
1) Siswa dapat berkomunikasi dengan
kelompok.
2) Siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok.
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik
menggunakan sifat pencerminan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan
lensa.
1) Siswa dapat menjelaskan pengertian
lensa dan menyebutkan jenis-
jenisnya.
2) Siswa dapat menggambarkan
diagram pembentukan bayangan
pada lensa cembung-cekung dan
menyatakan sifat-sifat bayangan.
3) Siswa dapat menyelesaikan soal
hitungan mengenai pembiasan pada
lensa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat:
1. menjelaskan pengertian dari lensa;
2. menyebutkan jenis-jenis lensa;
3. menganalisis perbedaan antara lensa cembung dan cekung;
4. menyebutkan tiga sinar istimewa lensa cekung;
5. menyebutkan tiga sinar istimewa lensa cembung;
6. menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan
menyatakan sifat-sifat bayangannya;
7. menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan menyatakan
sifat-sifat bayangannya;
8. menyelesaikan soal hitungan mengenai pembiasan pada lensa.
D. Materi Pembelajaran
Lensa adalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan
lengkung. Sebuah lensa dapat terdiri dari satu bidang lengkung dan satu bidang datar
atau juga dapat terdiri dari dua bidang lengkung (Raharja, 2013: 133).
1. Jenis-Jenis Lensa
Lensa terbagi menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung (lensa kovergen atau
lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf).
a. Lensa CembungLensa cembung ialah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dan bagian
tepiannya lebih tipis. Berdasarkan bentuknya, lensa cembung dikelompokkan
menjadi:
1) lensa cembung-cembung (bikonveks);
2) lensa cembung-datar (plan-konveks);
3) lensa cembung-cekung (konveks-konkaf).
Gambar 1. Jenis Lensa Cembung
b. Lensa Cekung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lensa cekung ialah lensa yang bagian tengahnya tipis dan bagian tepinya
lebih tebal. Lensa cekung disebut juga dengan lensa divergen atau lensa konkaf.
Berdasarkan bentuknya, lensa cekung dikelompokkan menjadi:
1) lensa cekung-cekung (bikonkaf);
2) lensa cekung-datar (plan-konkaf);
3) cekung-cembung (konkaf-konveks).
Gambar 2. Jenis Lensa Cekung
2. Istilah dalam Pembahasan Lensa
a. Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang
membentuk permukaan lensa.
b. Jari-jari kelengkungan merupakan jarak antara pusat kelengkungan dan pusat
optik lensa.
c. Pusat optik adalah titik pada lensa yang merupakan pertemuan antara gari
diameter lensa dan sumbu utama.
Lensa bersifat tembus cahaya sehingga energi cahaya dapat masuk dari
kedua sisinya. Oleh sebab itu, ada dua titik fokus yang berjarak sama dari
pusat optik dengan anggapan kedua sisi lensa berada pada medium yang sama.
Titik-titik itulah yang sering disebut dengan titik fokus pertama F1 dan titik
fokus kedua F2.
1) Lensa Cembung
Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang
yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah menuju titik itu.
Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan
sinar yang melewatinya akan merambat sejajar sumbu utama setelah
dibiaskan.
2) Lensa Cekung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang
yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan
sinar yang menuju kearahnya akan merambat sejajar sumbu utama setelah
dibiaskan.
3. Tiga Sinar Istimewa
a. Lensa Cembung
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik
fokus F1.
2) Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Gambar 3. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung
b. Lensa Cekung
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan
melalui titik fokus F1.
F1
F2 F1
F2
F1
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar
sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Gambar 4. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung
4. Pembentukan Bayangan pada Lensa
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cembung yang
telah dipaparkan pada penjelasan diatas maka dapat digambarkan
pembentukan bayangan oleh lensa cembung. Berikut adalah contoh
pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk salah satu posisi benda.
Jarak benda lebih besar dari 2 kali jarak fokus lensa kedua (2F2) maka,
dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung, diperoleh bayangan yang
bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara titik fokus
pertama (F1) dan 2 kali jarak fokus lensa pertama (2f1).
Gambar 5. Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung
5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa
Perbesaran lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran
bayangan dengan ukuran benda, atau jarak bayangan dibagi jarak benda
dengan h adalah tinggi benda, h’ adalah tinggi bayangan, s adalah jarak benda
ke lensa, dan s’ adalah jarak bayangan ke lensa.
F1 F2 F1F1F2
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa
a. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cembung
Tabel 1. Letak Bayangan pada Lensa Cembung
Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan
Di tak berhinggaDi titik fokus F1 padasisi seberang lensa
Nyata, terbalik,diperkecil
Di antara pusatkelengkungan lensa dantak berhingga
Di antara titik fokus F1
dan pusat kelengkungandi seberang posisibenda
Nyata, terbalik,diperkecil
Di pusat kelengkunganlensa
Di pusat kelengkunganpada sisi seberang lensa
Nyata, terbalik,sama besar
Di antara titik fokus danjari-jari kelengkunganlensa
Di belakang pusatkelengkungan pada sisiseberang lensa
Nyata, terbalik,diperbesar
Di titik fokus kedua F2Di jarak tak berhinggapada sisi seberang lensa
Nyata, terbalik,sangat diperbesar
Di antara titik fokus danpusat optik
Pada sisi yang samadari lensa dan dibelakang benda
Maya, tegak,diperbesar
b. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cekung
Tabel 2. Letak Bayangan pada Lensa Cekung
Letak Benda Letak Bayangan Sifat Bayangan
Di tak berhinggaDi titik fokus F1 pada sisilensa yang sama denganbenda
Nyata, tegak,sangatdiperkecil
Di manapun di antarapusat kelengkunganlensa dan tak berhingga
Di antara pusat optik dantitik fokus F1 pada sisiyang sama dengan benda
Maya, tegak,diperbesar
7. Rumus Umum Lensa Tipis
Lensa tipis merupakan lensa yang memiliki ketebalan dapat diabaikan
terhadap diamater kelengkungan lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu
utama tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus (Kanginan, 2013: 412).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Secara umum, jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus lensa memenuhi
hubungan :
rumus tersebut sama seperti pada rumus cermin. Rumus di atas juga berlaku
untuk lensa tipis. Lensa cekung merupakan lensa divergen, jarak fokusnya
dianggap negatif. Ketentuan yang berhubungan dengan perjanjian tanda pada
penggunaan rumus umum lensa tipis ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa
Besaran Simbol Bernilai Postif Bernilai Negatif
Jarak benda s Benda di depan lensa Benda di belakanglensa
Jarak bayangan s’ Bayangan di belakanglensa (nyata)
Benda di depanlensa (maya)
Tinggi Bayangan h’ Bayangan tegak Bayangan terbalik
Jari-jarikelengkungan
R Di belakang lensa Di depan lensa
Jarak fokus f Lensa cembung Lensa cekung
Selain rumus yang tertera di atas, dikenal juga rumus pembuat lensa.
Untuk lensa tipis, persamaan pembuat lensa yaitu:
dengan
n = indeks bias bahan lensa;
R1 = jari-jari kelengkungan lensa yang dekat sumber cahaya;
R2 = jari-jari kelengkungan lensa yang dekat sumber cahaya.
Besaran disebut kekuatan lensa yang biasa dilambangkan dengan P.
Jika f diukur dalam meter, kekuatan lensa (P) bersatuan dioptri.
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik
2. Model Pembelajaran : Pengajaran Langsung (Direct Instructional = DI)
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen Terbimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas
Mengkondisikan situasi kelas.
Berdoa.
Berkenalan dengan peserta didik dan menyampaikan
maksud kedatangan.
Apersepsi
Siswa mengingat kembali tentang pembiasan cahaya.
(Guru bertanya apa itu pembiasan cahaya)
Motivasi
Siswa diminta memberikan contoh pemanfaatan
pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Orientasi (Tujuan dan Kegiatan)
Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
20 menit
Inti Siswa dibagikan soal pretest.
Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri
atas 5-6 orang
Mengamati
Siswa dalam kelompok mengamati alat-alat yang akan
digunakan dalam percobaan.
Menanya
Siswa diberikan pertanyaan mengenai istilah-istilah
dalam pembahasan lensa.
Mencoba
Siswa melakukan percobaan “Lensa Cembung” dengan
menggunakan LKS sebagai pedoman.
Mengasosiasi
Siswa melakukan diskusi membandingkan prediksi
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan.
Siswa melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal
tentang pembiasan cahaya pada lensa cembung.
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Mengkomunikasikan
Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
Penutup Umpan balik dan rangkuman
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai pembiasan pada lensa cembung.
Evaluasi
Bersama siswa mengevaluasi proses berlangsungnya
kegiatan pembelajaran
Refleksi
Bersama siswa merefleksikan hasil pembelajaran
mengenai manfaat lensa cembung dalam kehidupan
sehari-hari
Tugas-tugas
Menyampaikan informasi materi pada pertemuan
berikutnya, yaitu: pembiasan pada lensa cekung.
15 menit
Pertemuan kedua (3 x 45 menit)
Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas
Mengkondisikan situasi kelas.
Berdoa.
Apersepsi
Siswa mengingat kembali tentang pembiasan cahaya
pada lensa cembung.
Motivasi
Siswa diminta memberikan contoh pemanfaatan
pembiasan cahaya pada lensa cekung dalam kehidupan
sehari-hari.
Orientasi (Tujuan dan Kegiatan)
Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
15 menit
Inti Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri
atas 5-6 orang
Mengamati
Siswa dalam kelompok mengamati lensa cembung dan
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
cekung.
Menanya
Siswa diberikan pertanyaan mengenai perbedaan lensa
cembung dengan lensa cekung.
Mencoba
Siswa melakukan percobaan “Lensa Cekung” dengan
menggunakan LKS sebagai pedoman.
Mengasosiasi
Siswa melakukan diskusi membandingkan prediksi
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan.
Siswa melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal
tentang pembiasan cahaya pada lensa cekung.
Mengkomunikasikan
Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
Penutup Umpan balik dan rangkuman
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai pembiasan pada lensa cekung.
Evaluasi
Bersama siswa mengevaluasi proses berlangsungnya
kegiatan pembelajaran.
Siswa diberikan soal posttest.
Refleksi
Bersama siswa merefleksikan hasil pembelajaran
mengenai manfaat lensa cekung dalam kehidupan
sehari-hari.
45 menit
G. Sumber Belajar, Media, Alat/Bahan
1. Sumber Belajar: Buku Fisika SMA, Buku yang relevan, LKS.
2. Alat/Bahan: Lampu, lensa cekung, lensa cembung, layar, mistar, mideline, benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Lensa Cembung
LEMBAR KERJA SISWA
LENSA CEMBUNG
A. Tujuan
1. Menentukan fokus lensa cembung.
2. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa cembung.
B. Alat-alat yang Digunakan
1. Lensa Cembung
2. Lampu
3. Layar
4. Benda
5. Mideline
6. Mistar
7. Bangku Optik
8. Kertas Milimeter
C. Dasar Teori
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung ialah:
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus F1;
2. Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama;
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Gambar 1. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung
F2F2F1F1
F1
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
D. Langkah Kerja
a. Menentukan fokus lensa cembung.
1. Susunlah alat dengan urutan seperti pada gambar di bawah ini!
2. Geserlah layar sampai menghasilkan bayangan yang tajam!
3. Ukurlah jarak benda ke lensa dan jarak bayangan ke lensa!
4. Ukurlah tinggi benda dan tinggi bayangannya!
5. Masukkan data tersebut dalam tabel percobaan!
Menentukan fokus lensa cembung.
No. s (cm) s’ (cm) h (cm) h’ (cm) f (cm)
1.
2.
3.
4.
5.
Fokus lensa rata-rata
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
..........................................................................................................................
Sifat bayangan apa yang terbentuk?
.................................................................................................................................
..........................................................................................................................
6. Ulangi langkah 2 s/d 5 sebanyak 5 kali untuk berbagai nilai jarak benda!
Lampu Benda Lensa LayarLensaBendaLampu Layar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b. Menentukan sifat-sifat bayangan.
1. Dari perhitungan jarak fokus lensa yang diperoleh pada poin (a), letakkan
benda di ruang II!
Sebuah benda yang diletakkan di ruang II artinya apa?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.......................................................................................................................
Prediksikanlah terlebih dahulu sifat bayangan yang terbentuk, apabila
benda diletakkan di ruang II!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Cari bayangan oleh lensa!Sifat bayangan apa yang terbentuk?
..............................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Ukurlah jarak benda ke lensa dan jarak bayangan ke lensa!
4. Ukurlah tinggi benda dan bayangan!
5. Masukkan data dalam tabel percobaan!
No. s (cm) s’ (cm) h (cm) h’ (cm) f (cm)
1.
2.
3.
4.
5.
Fokus lensa rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
6. Ulangi langkah 1 s/d 5 sebanyak 4x!
7. Lakukan seperti langkah 1 s/d 6 tetapi dengan meletakkan benda di ruang III!
Sebuah benda yang diletakkan di ruang III artinya apa?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.......................................................................................................................
Prediksikanlah terlebih dahulu sifat bayangan yang terbentuk, apabila
benda diletakkan di ruang III
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
8. Cari bayangan oleh lensa!
Sifat bayangan apa yang terbentuk?
..............................................................................................................................
.......................................................................................................................
9. Masukkan dalam tabel percobaan.
No. s (cm) s’ (cm) h (cm) h’ (cm) f (cm)
1.
2.
3.
4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
5.
Fokus lensa rata-rata
E. Diskusi Kelompok
Dengan menggunakan kertas milimeter:
1. Gambarkanlah jalannya sinar untuk masing-masing percobaan diatas dan tuliskan
sifat bayangannya!
2. Sebuah benda yang tingginya 20 cm terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa
cembung yang panjang fokusnya 20 cm.
a. Dengan menggambar diagram sesuai skala, tentukan jarak bayangan ke lensa,
sifat, dan perbesaran bayangan!
b. Dengan menggunakan rumus umum lensa tipis yaitu
Tentukan jarak bayangan (s’).
Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil diagram, apakah jarak bayangan
(s’) sama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Lensa Cekung
LEMBAR KERJA SISWA
LENSA CEKUNG
A. Tujuan
1. Menentukan fokus lensa cekung.
2. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa cekung.
B. Alat-alat yang Digunakan
1. Lensa Cekung
2. Lensa Cembung
3. Lampu
4. Layar
5. Benda
6. Mideline
7. Mistar
8. Bangku Optik
9. Kertas Milimeter
C. Dasar Teori
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung ialah:
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan melalui titik
fokus F1.
2. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Gambar 1. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung
D. Langkah Kerja
1. Tentukan fokus lensa cembung! Seperti pada percobaan yang lalu.
Fokus lensa cembung
F1 F1F1F2 F2
F2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Berdasarkan fokus lensa tersebut letakkan benda di ruang III!
3. Carilah bayangan lensa cembung!
Bagaimana sifat bayangannya........................................................................
Dimana bayangan lensa cembung tersebut akan digunakan sebagai benda oleh
lensa cekung.
4. Catat tinggi bayangan tersebut sebagai h!
5. Letakkan lensa cekung diantara lensa cembung dan layar!
6. Ukurlah jarak lensa cekung ke layar. Jarak ini sebagai s!
7. Geserlah layar tersebut hingga terlihat bayangan nyata!
8. Ukurlah jarak lensa cekung ke bayangan. Jarak ini sebagai s’!
9. Ukurlah tinggi bayangan tersebut sebagai h’!
10. Masukkan data dalam tabel percobaan!
No. s (cm) s’ (cm) h (cm) h’ (cm) f (cm)
1.
2.
3.
4.
5.
Fokus lensa rata-rata
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Bagaimana sifat bayangannya yang terbentuk ?
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
11. Ulangi langkah 1 s/d 6 sebanyak 4 x dengan s yang berbeda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
E. Diskusi Kelompok
Dengan menggunakan kertas milimeter:
1. Gambarkanlah jalannya sinar untuk percobaan diatas!
2. Sebuah benda yang tingginya 5 cm terletak pada sumbu utama sebuah lensa
divergen yang mempunyai panjang fokus 15 cm. Benda diletakkan pada jarak
10 cm dari lensa.
a. Dengan menggambar diagram sesuai skala, tentukan jarak bayangan ke
lensa, sifat, dan perbesaran bayangan!
b. Dengan menggunakan rumus umum lensa tipis yaitu
Tentukan jarak bayangan ke lensa (s’).
Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil diagram, apakah jarak bayangan
(s’) sama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 7 Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
SOAL PRETEST
MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. a. Apakah yang dimaksud dengan lensa?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Sebuah benda terletak pada jarak 18 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang
fokusnya 6 cm dan tinggi benda 6 cm. Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Tinggi bayangan (h’)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Sebuah benda setinggi 5 cm terletak pada jarak 10 cm dari sebuah lensa cekung yang
panjang fokusnya 15 cm. Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Tinggi bayangan (h’)
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Kerjakan di kertas milimeter
4. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada di:
a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
5. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak
berhingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 8 Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
SOAL POSTTEST
MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. a. Apakah yang dimaksud dengan lensa?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Sebuah benda terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang
fokusnya 20 cm dan tinggi benda 20 cm. Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Tinggi bayangan (h’)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Sebuah benda setinggi 6 cm terletak pada jarak 36 cm dari sebuah lensa cekung yang
panjang fokusnya 12 cm. Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa (s’)
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Tinggi bayangan (h’)
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Kerjakan di kertas milimeter
4. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada di:
a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
5. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada diantara pusat kelengkungan lensa dan tak
berhingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 9 Jawaban Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
JAWABAN SOAL PRETES
MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. Lensa dalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan
lengkung.
Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: lensa cembung (lensa konvergen atau lensa
konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf).
2. Diketahui :
s = 18 cm; f = 6 cm; h = 6 cm
Ditanyakan
Jarak bayangan ke lensa (s’)
.
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: 9 cm
Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’
yakni: 3 cm
3. Diketahui :
s = 10 cm; f = 15 cm; h = 5 cm
Ditanyakan
Jarak bayangan ke lensa (s’)
.
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: -6 cm (tanda negatif berarti
bayangan terletak di depan lensa dan bersifat maya)
Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’
yakni: 3 cm.
4. Menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan
sifat-sifat bayangan ketika benda berada di:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
Nyata, terbalik, diperbesar
b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
Nyata, terbalik, diperkecil
5. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak
berhingga.
Maya, tegak, diperkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 10 Jawaban Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
JAWABAN SOAL POSTTEST
MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. Lensa dalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan
lengkung.
Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: lensa cembung (lensa konvergen atau lensa
konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf).
2. Diketahui :
s = 50 cm; f = 20 cm; h = 20 cm
Ditanyakan
Jarak bayangan ke lensa (s’)
.
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: 33 cm
Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’
yakni: 13 cm
3. Diketahui :
s = 36 cm; f = 12 cm; h = 6 cm
Ditanyakan
Jarak bayangan ke lensa (s’)
.
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: -9 cm (tanda negatif berarti
bayangan terletak di depan lensa dan bersifat maya)
Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’
yakni: 1,5 cm.
4. Menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan
sifat-sifat bayangan ketika benda berada di:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
Nyata, terbalik, diperbesar
b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
Nyata, terbalik, diperkecil
5. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-
sifat bayangan ketika benda berada di pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
Maya, tegak, diperkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11 Hasil LKS Lensa Cembung dari Diskusi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 15 Data Sampel
Daftar Nama Siswa X MIA 2
(Kelas Kontrol)
No Nama Gender1. Alvira Yulian M Perempuan2. Alif Ludfi Laki-laki3. Ambar Arum Handayani Perempuan4. Andrean Ferry Wijanarko Laki-laki5. Andreas Hendra.R Laki-laki6. Aulia Gita. S Perempuan7. Berta Livia Perempuan8. Caraka Randi Yusuf Laki-laki9. Defany Satria Laki-laki10. Dikky Laki-laki11. Dwi Oktafiana Perempuan12. Firda Suci Nur Aini Perempuan13 Galang Huda N Laki-laki14. Giovanni Sasongko Adi Laki-laki15. Hanna. H Perempuan16. Hesti Sekar. A Perempuan17. Jonathan I. D. G Laki-laki18. Lilis Suryana Perempuan19. Nita Y. S Perempuan20. Nur H. Perempuan21. Rustiwi G Perempuan22. Ryan Adinato Laki-laki23. Sahara P Perempuan24. Septida Asgar K Laki-laki25. Septian Siska. S Perempuan26. Thea Griawati Perempuan27. Ulfiyatul K Perempuan28. Venna Meyrinda Perempuan29. Wanda Damara Perempuan30. Widyastuti Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Daftar Nama Siswa X MIA 3
(Kelas Eksperimen)
No Nama Gender1. Adhi Sanjaya Laki-laki2. Agata Della F. W Perempuan3. Amalia Latifah Perempuan4. Ananda A. K Perempuan5. Ayu Fatimah Perempuan6. Bernadeta Yuli Perempuan7. Brigita Yuanita Rustomo Perempuan8. Clara Devi Maharani Perempuan9. Damasus Johan Laki-laki10. Dita Musthika N. I. K Perempuan11. Ichan Jody. P Laki-laki12. Irene Ditya. M Perempuan13 Juliana Anisa Tri H Perempuan14. Kris Widiastuti Perempuan15. Marselinus Rangga Laki-laki16. Margareta Rety P Perempuan17. Natalia Ovi Perempuan18. Nurul Dian Perempuan19. Rifky Dewi Perempuan20. Rosita Ariyani Perempuan21. Rufina Espiana Perempuan22. Safitri R.P Perempuan23. Sinta Wahyu. S Perempuan24. Stefanus Gilang Laki-laki25. Stefan Tiovandi Laki-laki26. Timotius Bima Laki-laki27. Tri Agung W Laki-laki28. Vincentius Aji Wibowo Laki-laki29. Vincentius B. E.S Laki-laki30. Wilheminus Huison Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Hasil Skor dan Kelayakan Instrumen oleh Ahli
1. Klasifikasi Tingkat Kesesuaian Instrumen
Klasifikasi Tingkat Kesesuaian Skor
Sangat Tidak Sesuai 1
Tidak Sesuai 2
Cukup Sesuai 3
Sesuai 4
Sangat Sesuai 5
2. Kategori Kelayakan Instrumen
Interval Skor Keterangan
7 ≤x< 21 Tidak layak dipakai
21 ≤ x ≤ 35 Layak dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Hasil ValiditasTest Kemampuan Awal (Pretest) oleh ahli
No.Soal
Soal PretestKESESUAIAN
SOAL DENGANINDIKATOR
KESESUAIANSOAL DENGAN
MATERI
KESESUAIAN SOALDENGAN TINGKAT
KOGNITIF
1a Apakah yang dimaksud dengan lensa? 4 4 4
1b Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: 5 5 5
4a
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensacembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika bendaberada di:a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus
lensa.
4 4 4
4b b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkunganlensa.
4 4 4
5Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensacekung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda beradadi pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
4 4 4
2a
2b
Sebuah benda terletak pada jarak 18 cm dari sebuah lensacembung yang panjang fokusnya 6 cm dan tinggi benda 6 cm.Tentukan:a. Jarak bayangan ke lensa (s’)b. Tinggi bayangan (h’)
5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3a
3b
Sebuah benda setinggi 5 cm terletak pada jarak 10 cm darisebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 15 cm. Tentukan:a. Jarak bayangan ke lensa (s’)b. Tinggi bayangan (h’)
5 5 5
SKOR TOTAL 31 31 31
Hasil ValiditasTest Kemampuan Akhir (Postest) oleh ahli
No.Soal
Soal PretestKESESUAIAN
SOAL DENGANINDIKATOR
KESESUAIANSOAL DENGAN
MATERI
KESESUAIAN SOALDENGAN TINGKAT
KOGNITIF
1a Apakah yang dimaksud dengan lensa? 4 4 4
1b Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: 5 5 5
4a
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensacembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika bendaberada di:a.Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus
lensa.
4 4 4
4b b.Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkunganlensa.
4 4 4
5Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensacekung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika bendaberada di pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
2a
2b
Sebuah benda terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensacembung yang panjang fokusnya 20 cm dan tinggi benda 20cm. Tentukan:a.Jarak bayangan ke lensa (s’)b.Tinggi bayangan (h’)
5 5 5
3a
3b
Sebuah benda setinggi 6 cm terletak pada jarak 36 cm darisebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 12 cm..Tentukan:a. Jarak bayangan ke lensa (s’)b.Tinggi bayangan (h’)
5 5 5
SKOR TOTAL 31 31 31
KESIMPULAN:Sesuai dengan kategori kelayakan instrument yang maka dapat instrument baik pretest maupun posttest layak digunakan untuk peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI