PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i · Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i · Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama...
i
KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK “SEPATU BARU”
MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS II
SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Regina Nona
NIM: 071134076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
Jika kamu kamu saling mencintai dan saling mendukung, kamu akan banyak
melakukan mujizat.
(Konf. S. M. E: 68)
Tersembunyi bagi orang yang bijak dan pandai, tapi Kau nyatakan kepada orang
kecil dan bodoh.
(Mat: 11: 25 )
Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal samapi akhir.
(Pengkhotbah 3: 11)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
Hati Kudus Yesus dan Maria yang selalu menuntun dan membimbing aku pada
setiap langgkahku.
St. Maria Euphrasia pendiri Kongregasi Suster-suster Gembala Baik yang
mendoakan aku
Keluarga besar Suster-suster Gembala Baik Propinsi Indonesia yang selalu
mendoakan dan mendukung aku
Ibu, kakak-kakak dan semua keponakan yang mendukung aku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Nona, Regina. 2011. Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahuan Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini meneliti tingkat kemampuan menyimak siswa kelas II SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dalam menyimak cerita anak melalui media audiovisual. Dengan judul cerita “Sepatu Baru”. Peneliti menggunakan tes semi obyektif pada kategori tes jawaban singkat (short answer) dengan memakai teori Nurgiyantoro dan Masidjo. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 13 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan menghitung hasil tes jawaban siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kemampuan menyimak siswa dalam menyimak cerita anak melalui media audiovisual berkategori baik sekali (A) dengan skor rata-rata 54,1 atau nilai 85,8%. Dari hasil penelitian ini manfaat yang dapat diambil adalah pembelajaran menyimak dapat menggunakan media audiovisual yang efektif dan efisien bagi guru dan siswa itu sendiri seperti contoh video.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Nona, Regina. 2011. Ability to Scrutinize the Children Stories Through Audiovisual Media by the Students in Elementary School, in Class II of Canisius School at Wirobrajan Yogyakarta in the Year 2010/2011. Thesis. Yogyakarta: The Course of Study of the Education of the Primary School Teacher at the Faculty of Teacher Training and Education, at the University of Sanata Dharma.
This research examines levels of listening ability of the elementary school students of Grade II at Canisius school Wirobrajan Yogyakarta in listening to stories of children through audiovisual media. With the title “New Shoes”. Researcher used the semi objective test categories short answer test using the theory of Masidjo and Nurgiyantoro. The population in this study were students of Class II, which amount to 30 consisting of 17 males and 13 female. The method used in this research is the quantitative description by counting the results of the students’ answers. The results of this research shoes that level of students’ listening ability to stories of children through audiovisual media, categorized as very good (A) with an average score of 54,1 or 85’8% value. From the results of this study, the benefits that can be drawn is learning to listen bay using audiovisual media such as video is very effective an efficient for both teacher and students themselves.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Sang Gembala Baik dan Bunda Maria atas
segala rahmat yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas II SD Kanisius
Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011”. Penyusunan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. B. Widharyanto, M. Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
bersedia membimbing dalam kelancaran skripsi.
2. Drs. P. Hariyanto, selaku pembimbing skripsi 2 yang telah bersedia
membimbing skripsi
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si, selaku ketua Program Studi PGSD beserta
seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama belajar di Universitas
Sanata Dharma.
4. Bp. Hr. Klidiatmoko, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.
5. Ibu Helena Tiwi, selaku guru kelas IIA SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.
6. Teman-teman PGSD angkatan 2007 dan 2008, adik-adik angkatan PGSD
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN MOTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. . 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah ................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan .................................................................... 9
B. Kerangka Teori ............................................................................... 11
1. Menyimak
a. Pengertian Menyimak ............................................................ 11
b. Jenis-Jenis Menyimak ............................................................ 12
c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah dasar ......................... 13
d. Tujuan Menyimak Cerita Anak ............................................. 14
e. Manfaat Menyimak Cerita Anak ............................................ 17
f. Tahap-Tahap Menyimak ......................................................... 19
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak ...................... 21
h. Indikator Kemampuan Menyimak .......................................... 23
2. Cerita Anak ................................................................................ 23
a. Hakekat Cerita Anak ............................................................... 23
b. Ciri-Ciri Cerita Anak ............................................................... 24
c. Unsur-Unsur Cerita Anak ....................................................... 25
1) Tokoh dan Penokohan ........................................................ 26
2) Latar atau Setting ................................................................ 26
3) Tema dan Amanat .............................................................. 27
4) Alur atau Plot ..................................................................... 27
3. Media Pembelajaran ........................................................................ 28
a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................. 28
1). Syarat-Syarat Pemilihan Media .......................................... 29
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2). Jenis-Jenis Media .............................................................. 31
3). Kegunaan Media Pembelajaran .......................................... 32
b. Media Audiovisual ................................................................. 33
1) Pengertian Media Audiovisual ............................................ 33
2) Karakteristik Media Audiovisual ........................................ 34
3) Peranan Media Audiovisual ................................................ 34
4) Tahap-Tahap Penggunaan Media Audiovisual .................... 35
C. Kerangka Berpikir............................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38
B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 39
1. Populasi ...................................................................................... 39
2. Sampel ......................................................................................... 39
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................. 49
B. Analisis Data .................................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 65
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 69
B. Implikasi ................................................................................................. 69
C. Saran ....................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 73
LAMPIRAN ...................................................................................................... 74
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas II ......................................................................... 39
Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Menyimak Cerita “Sepatu Baru”.................................... 43
Tabel 3. Penentuan Patokan Perhitungan Persentase Skala Lima ........................ 48
Tabel 4. Skor Aspek Ingatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual” ........................................ 50
Tabel 5. Persiapan Perhitungan Skor Rata-Rata Aspek Ingatan
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual .................................................................. 51
Tabel 6. Skor Aspek Pemahaman Kemampuan Menyimak
Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual ..................... 51
Tabel 7. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Pemahaman
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual ................................................................. 52
Tabel 8. Skor Aspek Aplikasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual ........................................... 53
Tabel 9. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Aplikasi
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media
Audiovisual .......................................................................................... 54
Tabel 10. Skor Aspek Evaluasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual......................................... 54
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 11. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Aplikasi
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual ................................................................ 55
Tabel 12. Skor Keseluruhan Aspek Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual......................................... 56
Tabel 13. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Keseluruhan Aspek
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual ................................................................ 57
Tabel 14. Penghitungan Persentase .................................................................... 63
Tabel 15. Kedudukan Perolehan Skor Hasil Kemampuan Menyimak ................. 64
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Cerita Anak ”Sepatu Baru”............................................................ 74
Lampiran 2. Soal Tes Menyimak Cerita Anak ”Sepatu Baru”
dan Kunci Jawaban ..................................................................... 79
Lampiran 3. Skor Hasil Tes Menyimak Cerita Anak ”Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual ........................................................... 82
Lampiran 4. Foto-Foto KegiatanPembelajaran .................................................. 90
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Di SD Kanisius Wirobrajan ........................... 92
Lampiran 6 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................... 93
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa,
seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Menurut
Tarigan (1986: 2) keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap
manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang dalam berbahasa, maka semakin jelas pula jalan pikiran orang tersebut.
Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu: menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.
Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan lainnya.
Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan
jalan praktik dan latihan yang banyak. Tarigan (1986: 2) menyatakan bahwa
keterampilan berbahasa biasanya diperoleh manusia secara berurutan.
Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak
dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan
berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan membaca dan
menulis dipelajari saat memasuki jenjang sekolah.
Pembelajaran keterampilan berbahasa sangat penting dilakukan di sekolah
dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa untuk berbagai
tujuan, keperluan, dan keadaan. Susilowati (2008: 1) salah satu tujuan
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menjadikan siswa mahir dan terampil
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa ini tercermin dalam aktivitas
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian siswa dikatakan
mahir berbahasa Indonesia jika terampil dalam kegiatan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai
seseorang mempunyai peranan penting sebagai awal dari keterampilan-
keterampilan yang lain. Pada saat seorang bayi belajar berbicara, dia menyimak
bunyi-bunyi yang dia dengar lalu ia berusaha menirukannya walaupun belum
mengerti makna bunyi-bunyi tersebut. Demikian juga saat seseorang belajar
membaca dan menulis, seseorang akan menyimak cara membaca dan menulis dari
guru yang mengajarinya (Prahastomo, 2007: 1-2).
Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak
hal, apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan
keterampilan menyimak. Guru mentransferkan ilmunya sebagian besar melalui
ujaran. Di sinilah keterampilan menyimak sangat dibutuhkan bagi siswa.
Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut harus
diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa di sekolah dasar. Hal ini perlu
dilakukan sebagai landasan untuk jenjang pendidikan yang selanjutnya.
Semakin banyak dan sering menyimak kosa kata, pola-pola kalimat, intonasi
dan sebagainya semakin berkembang pula keterampilan berbicara. Bila sudah ada
tradisi tulisan pada masyarakatnya maka keterampilan membaca dan menulispun
turut berkembang.
Meskipun keterampilan menyimak sangat penting namun pada kenyataannya
keterampilan menyimak peserta didik masih rendah. Melalui wawancara dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
guru kelas II dan pengalaman saya waktu kegiatan Pemantapan Kemampuan
Mengajar (PKM), terbukti bahwa setelah guru membacakan cerita dan
memberikan pertanyaan pada siswa, hanya sedikit sekali siswa yang mampu
menjawab pertanyaan dengan benar. Di sisi lain suasana kelas ramai. Artinya
kosentrasi siswa mendengarkan cerita sangat terganggu. Penyebab rendahnya
kemampuan menyimak tersebut, tidak terlepas juga dari akibat penggunaan
metode dan media yang digunakan oleh guru. Metode mengajar guru yang masih
konvensional membuat pembelajaran berbahasa menjadi sesuatu yang
membosankan. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran membuat
siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Kenyataan yang terjadi di lapangan, siswa
mendengarkan ceramah guru mengenai teori kebahasaan, termasuk menyimak.
Hal itu juga karena guru kurang memberdayakan media pembelajaran yang ada,
yaitu belum menggunakan media yang sesuai dengan metode yang diterapkan.
Padahal di SD Kanisius Wirobrajan telah tersedia fasilitas yang lengkap yaitu
tersedia laboratorium komputer, tersedia labtob, LCD, dan juga ada televisi.
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut
mempengaruhi hasil belajar. Dengan penggunaan media yang cocok dengan
materi yang disampaikan maka dapat merangsang siswa untuk mampu mengikuti
proses pembelajaran dengan baik dan hasil yang maksimal.
Media pendidikan merupakan suatu bagian terpenting dari pendidikan di
sekolah, karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru
profesional. Media pembelajaran adalah untuk memudahkan berkomunikasi.
Media pembelajaran terdiri dari instruktur, hasil cetakan, penyampaian dan
beberapa peralatan lain yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(Susilowati, 2008: 3). Kemanfaatan media pendidikan yang digunakan secara
tepat dalam proses pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Di satu sisi,
media dapat membantu pemahaman siswa akan materi-materi yang diajarkan,
yaitu memperkonkrit pengetahuan yang tidak mungkin dihadirkan di ruang kelas.
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif anak didik (Sadiman, M. SC, dkk: 1984: 17).
Di sisi lain, sudah menjadi kenyataan bahwa kehadiran media dapat
membantu guru dalam memperlancar proses transfer ilmu kepada anak didiknya.
Akan tetapi kegiatan pembelajaran yang terjadi saat ini cenderung memberikan
kedudukan dominan pada guru. Selain itu, guru kurang menyadari bahwa media
pendidikan seharusnya menjadi bagian internal bukan lagi menjadi bagian
eksternal dari proses pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu penggunaan
media pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan kemampuan apresiasi
siswa terhadap informasi yang mereka simak. Salah satu media yang dapat
digunakan dalam kegiatan menyimak cerita anak adalah media audiovisual
(video) dengan teknik menjawab pertanyaan. Teknik menjawab pertanyaan
merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi peserta didik dengan
memberikan pertanyaan kepada anak didik secara lisan atau tertulis. Dan apabila
siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar maka siswa tersebut dapat
memahami isi cerita dari yang telah disimaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dengan latar belakang masalah tersebut, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti tentang pembelajaran kemampuan menyimak dengan memanfaatkan
media audiovisual dengan teknik menjawab pertanyaan. Penelitian ini, peneliti
tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul ”Kemampuan Menyimak Cerita
Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas II SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah seberapa tinggikah kemampuan siswa dalam menyimak
cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan tingkat kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu
Baru” melaui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah
1. Rumusan Variabel penulisan ini hanya satu variabel saja yaitu kemampuan
menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa
kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Batasan Istilah
Istilah yang perlu dibatasi dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Poerwadarminta,
1976: 628). Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1985: 19).
Kemampuan menyimak adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
seseorang pada suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi
yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
2) Menurut Endraswara (2002: 115) bahwa cerita anak yang fokus utamanya
demi perkembangan anak. Cerita anak adalah suatu cerita yang didalamnya
mencerminkan liku-liku kehidupan, yang dapat dipahami oleh anak,
melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak.
Dalam hal ini patut ditegaskan bahwa cerita anak tidak harus semua
tokohnya seorang anak.
3) Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran terjadi (Sadiman, M. SC, dkk: 1984: 7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Alat–alat audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat
didengarkan dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat
audiovisual itu termasuk gambar, foto, slaid, model, pita kaset tape
recorder, film bersuara, dan televisi (Suleiman, 1985: 11).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk
pembelajaran menyimak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran
keterampilan
menyimak
2) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan keterampilan
menyimak pada siswa.
b. Bagi Siswa
1) Memacu kegiatan belajar menyimak siswa
2) Melatih siswa untuk terampil menyimak.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I adalah
pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan enam hal, yaitu (A) latar belakang, (B)
rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) rumusan variabel dan batasan istilah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(E) manfaat penelitian, (F) sistematika penulisan. Keenam hal tersebut yang
melatarbelakangi penelitian ini.
Bab II adalah landasan teori. Dalam bab ini akan diuraikan 3 hal, yaitu
(A) penelitian terdahulu yang relevan, (B) kerangka teori, (C) kerangka berpikir.
Ketiga hal itu yang secara teoritis melandasi penelitian ini.
Bab III adalah metodologi penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan lima
hal, yaitu (A) jenis penelitian, (B) populasi dan sampel (C) teknik pengumpulan
data, (D) instrumen penelitian, (E) dan teknik analisis data. Kelima hal itulah yang
secara teknis dipakai peneliti dalam penelitian ini.
Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan
diuraikan tiga hal, yaitu (A) deskripsi data, (B) analisis data, (C) pembahasan hasil
penelitian. Ketiga hal itu memuat hasil penelitian ini.
Bab V adalah penutup. Dalam bab ini akan dikemukakan tiga hal, yaitu
(A) kesimpulan, (B) implikasi, dan (C) saran. Ketiga hal tersebut menjadi bagian
akhir dari penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Keterampilan menyimak sudah cukup banyak dikaji dan dilakukan. Akan
tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi,
baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Karena
keterampilan menyimak harus dikuasai setiap orang terlebih bagi siswa SD karena
sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman pengetahuan dan dalam
berkomunikasi sehari-hari.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang sejenis, dan sampai saat ini masih
relevan untuk dilakukan penelitian. Penelitian Hartiningsih (2003) yang berjudul
“Kemampuan Menyimak Dongeng “Detektif Kancil” Melalui Media Audiovisual
Siswa Kelas I SD Pius I Wonosobo Tahun Ajaran 2002/2003. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitiannya
sebagai berikut: a) kemampuan menyimak siswa kelas I SD Pius I Wonosobo
dalam menyimak dongeng “Detektif Kancil” melalui media audiovisual secara
keseluruhannya, baik. b) kemampuan menyimak dongeng “Detektif Kancil”
aspek pengetahuan, baik sekali. c) kemampuan menyimak dongeng “Detektif
Kancil” aspek pemahaman, cukup. d) kemampuan berdasarkan soal tes aplikasi,
baik sekali.
Penelitian Evarista Cahya Tri (2004) dengan judul Kemampuan Menyimak
Siswa Kelas II SMU Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kemampuan menyimak siswa Kelas II SMU Stella Duce
Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004 termasuk kategori baik (B)
Penelitian Kurniawati (2004) berjudul Kemampuan Menyimak Rekaman
Audio Cerpen “Seteguh Batu Karang” Siswa kelas II Sekretaris SNKN II
Purworejo Tahun ajaran 2003/2004. Jenis penelitiannya adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dan menggunakan metode wawancara serta observasi. Hasil
dari penelitiannya menunjukan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas II
SMKN II Purworejo dalam menyimak “Seteguh Batu Karang” baik.
Penelitian Veronica (2007) berjudul Perbedaan Hasil Pembelajaran Menyimak
Cerita Rakyat Tidak Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V (Studi
Kasus di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta). Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan
adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual ada peningkatan
pembelajaran. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran
menyimak cerita rakyat tanpa menggunakan media audiovisual dan dengan
menggunakan media audiovisual. Pembelajaran menyimak dengan menggunakan
media audiovisual lebih meningkat dibandingkan dengan tanpa menggunakan
media audivisual.
Keempat penelitian di atas secara umum meneliti kemampuan menyimak
siswa. Namun ada dua penelitian yang meneliti kemampuan menyimak siswa di
tingkat Sekolah Dasar dengan menggunakan media audiovisual, dan dua
penelitian yang meneliti kemampuan menyimak siswa di tingkat SMU (satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
penelitian menggunakan media rekaman radio, dan satu tidak menggunakan
media).
Penelitian ini akan menelaah tentang kemampuan menyimak cerita anak
“Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD. Alasan peneliti
mengambil subyek kelas II karena disesuaikan dengan materi KTSP 2006, belum
ada penelitian sejenis di tempat tersebut, dan ingin mengetahui lebih lanjut tingkat
kemampuan siswa dalam menyimak melalui media audiovisual.
B. Kerangka Teori
1. Menyimak
a. Pengertian Kemampuan Menyimak
Menurut kamus bahasa Indonesia, kemampuan adalah kesanggupan;
kecakapan; kekuatan (Poerwadarminta, 1976: 628). Sedangkan Menyimak
menurut Tarigan (1985: 19), menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dari pengertian di atas maka kemampuan menyimak adalah kesanggupan,
kecakapan, dan kekuatan seseorang pada suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami
makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Jenis-Jenis Menyimak
Ada beraneka ragam menyimak menurut Tarigan (1985: 22) yaitu: a)
menyimak ekstensif, b) menyimak intensif, c) menyimak sosial atau
konversional, d) menyimak sekunder, e) menyimak estetif atau apresiatif, f)
menyimak kritis, g) menyimak konsertratif, h) menyimak kreatif, i) menyimak
interogatif, j) menyimak eksplorasi, k) menyimak pasif, l) menyimak selektif.
Dari beranekaragam menyimak di atas, peneliti ingin menyoroti menyimak
intensif (intensif listening). kategori menyimak kritis (critical listening).
Alasannya bahwa dalam penelitian ini membutuhkan bimbingan seorang guru
dengan bantuan media audiovisual untuk mengarahkannya dan menuntun siswa
untuk memperoleh kebenaran dari wacana atau cerita yang didengarnya.
Maka sebagai peneliti perlu memperhatikan hal-hal yang dapat dilakukan
dalam kegiatan menyimak kritis sebagaimana yang dikatakan oleh Tarigan
(1985: 29), a) menyimak untuk menentukan alasan “mengapa”, b) menyimak
untuk memahami makna-makna petunjuk-petunjuk konteks, c) menyimak
untuk menarik kesimpulan–kesimpulan, d) menyimak untuk menentukan
informasi baru atau informasi tambahan mengenai suatu topik, e) Menyimak
untuk menemukan jawaban-jawaban bagi pertanyaan atau masalah tertentu
yang memerlukan konsentrasi, g) informasi tertentu, h) merasakan serta
menghayati ide-ide utama seseorang pembicara atau sesuatu kelompok, baik
sasaran maupun organisasinya, i) mencatat fakta-fakta penting, j) menyimak
eksploratori (exploratory listening)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar
Tarigan mengutip dari buku petunjuk mengenai Keterampilan Berbahasa
yang disebut ”Tulare County Cooperative language Arts Guide” khusus
mengenai keterampilan berbahasa menyimak (1985: 40) adalah sebagai
berikut:
1) Taman Kanak-kanak (4½-6 tahun): a) Menyimak pada teman sebaya
dalam kelompok-kelompok permainan, b) mengembangkan waktu
perhatian yang amat panjang terhadap cerita-cerita, c) dapat mengingat
petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana.
2) Kelas I ( 5½-7 tahun): a) menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan
pemikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-
pertanyaan. b) dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah
didengarnya, c) menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan
lingkungannya
3) Kelas II (6½-8 tahun): a) menyimak dengan kemampuan memilih yang
meningkat, b)membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan untuk mencek pengertiannya, c) sadar akan situasi-
situasi, bila sebaiknya menyimak, bila sebaiknya tidak usah menyimak.
4) Kelas III dan IV (7½-10 tahun): a) sungguh-sungguh sadar akan nilai
menyimak sebagai suatu sumber informasi dan kesenangan, b) menyimak
pada laporan-laporan orang lain, pita-pita rekaman laporan-laporan mereka
sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta pertanyaan-
pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu, c) memperlihatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka
pahami maknanya.
5) Kelas V dan VI (9½-12 tahun): a) menyimak secara kritis terhadap
kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-kesalahan, propaganda-propaganda,
tuntutan-tuntutan yang keliru. b) menyimak pada aneka ragam cerita puisi,
rima kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam memenuhi tipe-tipe
baru.
Dari beberapa tahapan menyimak di atas, peneliti ingin membimbing
siswa kelas II dalam menyimak sesuai dengan masalah yang peneliti uraikan di
atas. Alasannya agar sesuai dengan kemampuan menyimak siswa kelas II,
akhirnya mereka dapat mengemukakan pendapat melalui pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan dari seorang guru atau peneliti untuk mencek
pengertiannya.
d. Tujuan Menyimak Cerita Anak
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994: 56) tujuan menyimak beraneka ragam
antara lain berikut ini:
1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia
dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara
2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan
penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan
atau yang di perdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek,
tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud
agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang
disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog,
diskusi panel, perdebatan)
5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak
dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan
lancar dan tepat
6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan
maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi
yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang
yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker)
7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis,
sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan
berharga.
8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si
penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Sutari, dkk. (1997: 22-26), ada beberapa tujuan menyimak sebagai
berikut:
1) Mendapatkan fakta
Kegiatan menyimak dengan tujuan memperoleh fakta di antaranya melalui
kegiatan membaca, baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku. Selain
itu, mendapatkan fakta melalui radio, televisi, pertemuan menyimak
ceramah-ceramah, dan sebagainya
2) Menganalisis fakta yaitu proses menafsir kata-kata atau informasi sampai
pada tingkat unsur-unsurnya, menafsir sebab akibat yang terkandung dalam
fakta-fakta itu
3) Mengevaluasi fakta
Penyimak yang kritis akan mempertanyakan hal-hal mengenai nilai fakta-
fakta itu, keakuratan fakta-fakta tersebut, dan kerelevanan fakta-fakta
tersebut. Setelah itu, pada akhirnya penyimak akan memutuskan untuk
menerima atau menolak materi simakannya itu. Selanjutnya penyimak
diharapkan dapat memperoleh inspirasi yang dibutuhkannya
4) Mendapatkan inspirasi
Inspirasi sering dipakai alasan oleh seseorang untuk menyimak suatu
pembicaraaan. Kita menyimak bukan untuk memperoleh fakta saja
melainkan untuk memeperoleh inspirasi. Kita mendengarkan ceramah atau
diskusi ilmiah semata-mata untuk tujuan mendapatkan inspirasi
5) Mendapatkan hiburan
Hiburan merupakan kebutuhan manusia yang cukup mendasar. Dalam
kehidupan yang serba kompleks ini kita perlu melepaskan diri dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tekanan, ketegangan, dan kejenuhan. Kita sering menyimak radio, televisi,
film layar lebar antara lain untuk memperoleh hiburan dan mendapatkan
kesenangan batin. Karena tujuan menyimak di sini untuk menghibur, maka
pembicara harus mampu menciptakan suasana gembira dan tenang. Hal ini
bukan menjadi tujuan utama peneliti dalam penelitian .
Dari beberapa tujuan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam
pembelajaran menyimak cerita anak dalam penelitian ini mempunyai tujuan
supaya siswa belajar agar memperoleh pengetahuan, mengevaluasi agar dapat
menilai, mengapresiasi materi simakan melalui cerita anak tersebut.
e. Manfaat Menyimak Cerita Anak
Menurut Setiawan (dalam Suratno, 2006: 16-18), manfaat menyimak
sebagai berikut:
1) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi
kemampuan siswa, sebab menyimak memiliki nilai informatif, yaitu
memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita menjadi
berpengalaman
2) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan
3) Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yag tepat,
bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak, komunikasinya menjadi
lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variasi
4) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina
sifat terbuka dan obyektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5) Meningkatkan kepekaaan dan kepedulian sosial. Lewat menyimak kita
dapat mengenal seluk beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Dengan
bahan-bahan semakin baik, dapat membuat kita dalam perenungan-
perenungan nilai kehidupan sehingga tergugah semangat kita untuk
memecahkan problem yang ada, sesuai dengan kemampuan kita
6) Meningkatkan citra artistik, jika yang kita simak itu merupakan bahan
simakan yang isinya halus dan bahasanya indah. Banyak menyimak dapat
menumbuhsuburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat
orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita
7) Menggugah kualitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan
ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak
kita akan mendapatkan ide-ide cemerlang dan pengalaman hidup yang
berharga.
Berdasarkan manfaat menyimak di atas dan dilihat dari tujuannya maka
manfaat menyimak untuk siswa SD sangatlah penting. Hal ini untuk
menambah ilmu pengetahuan, menambah perbendaharaan kosa kata,
memperluas wawasan dengan semakin mampu terbuka dan menilai secara
obyektif, semakin peka terhadap situasi sosial, mampu menghargai orang lain,
dan akhirnya siswa dapat mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya baik dalam
bentuk tulisan maupun lisan. Maka peneliti berharap kiranya dari menyimak
cerita anak melalui media audiovisual siswa dapat mengungkapkan ide-ide
atau pendapatnya sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Akhirnya siswa
dapat memahami materi yang disimaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
f. Tahap-Tahap menyimak Cerita Anak
Strickland (dalam Tarigan 1994: 29) menyimpulkan adanya sembilan
tahapan menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai yang
bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu sebagai berikut.
1) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya
2) Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapt gangguan
dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar
pembicaraan
3) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan
untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam
hati
4) Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau
mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan
pasif yang sesungguhnya
5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak;
perhatian karena seksama berganti dengan keasyikan lain; hanya
memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja.
6) Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi
secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak
memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara.
7) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat
komentar ataupun mengajukan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
8) Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan
pikiran
sang pembicara sang anak
9) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, dan gagasan sang pembicara.
Logan (dalam Tarigan, 1994: 58-59) menyebutkan tahap-tahap menyimak
sebagai berikut:
1) Tahap mendengar
Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam
tahap hearing.
2) Tahap memahami
Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara,
maka sampailah kita dalam tahap understanding.
3) Tahap menginterpretasi
Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara. Dia ingin
menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat dan tersirat
dalam ujaran itu. Dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap
interpreting.
4) Tahap mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi
pembicara, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pendapat serta gagasan sang pembicara, di mana keunggulan dan
kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka
dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating derstanding.
5) Tahap menanggapi
Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang penyimak
menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Sang
penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding).
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai tahap menyimak di atas maka
dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap menyimak dari beberapa pendapat
tersebut sangat tepat digunakan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar,
memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Pada tahap ini
adalah tahap sesuai dengan tahap usia perkembangan menyimak siswa Sekolah
Dasar. Jadi tahap-tahap menyimak cerita anak yaitu tahap mendengar cerita
anak, memahami isi cerita anak, menginterpretasi cerita anak, mengevaluasi
cerita anak, dan akhirnya menanggapinya dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti.
g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Oleh Tarigan (1985: 44-47) ada 3 faktor yang turut membantu menentukan
keefektifan serta kualitas menyimak siswa adalah:
1) Faktor fisik
Faktor kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal yang turut
menentukan bagi setiap penyimak. Selain itu lingkungan fisik berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ruangan yang mungkin terlalu panas, dingin, lembab, sempit, serta bising
suara dari jalan raya, dan sebagainya. Maka sebagai seorang guru perlu
cermat dan teliti mempersiapkan ruangan kelas yang yang tidak mudah
menggagu siswa dalam menyimak. Karena siswa cepat sekali terpengaruh
oleh hal-hal dari luar. Perlu disadari bahwa perhatian siswa cepat sekali
pudar dan menyimpang kehal-hal yang lain.
2). Faktor psikologis
Faktor-faktor ini antara lain: a) prasangka dan kurangnya simpati terhadap si
pembicara beserta sebab musebabnya. b) keegosentrisan dan keasyikan
terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi. c) kepicikan,
kurang luas pandangan, d) kebosanan atau tiadanya perhatian sama sekali
pada subyek, e) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru,
terhadap subyek, atau terhadap si pembicara.
3). Faktor eksperensial atau faktor pengalaman.
Kurangnya atau tiadanya minat merupakan akibat dari pengalaman yang
miskin atau tiadanya sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan
disimak. Maka latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting
dalam menyimak. Karena dengan kosa kata yang disimaknya turut
mempengaruhi kualitas menyimak siswa.
Dari tiga faktor di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari
menyimak tergantung dari faktor-faktor tersebut. Maka perlu cermat dan teliti
dalam mengenal situasi fisik siswa, lingkungan kelas, faktor psikis, dan
pengalaman siswa yang kadang bisa menghambat dalam menyimak siswa. Jika
sungguh-sungguh diperhatikan maka kualitas menyimak siswa juga akan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
h. Indikator Kemampuan Menyimak
Penelitian ini bermaksud mengetahui kemampuan menyimak tingkat ingatan,
pemahaman, aplikasi dan evaluasi siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta. Keempat tingkatan tersebut merupakan sebagaian dari ranah
kognitif. Menurut Nurgiyantoro (1988: 24), ranah kognitif berkaitan dengan
aspek pengetahuan dan intelektual seseorang. Tujuan belajar kognitif melibatkan
siswa kedalam proses berpikir seperti mengingat, memahami, menganalisis,
memecahkan masalah, dan penilaian. Dalam belajar mengajar di kelas, aspek
kognitif inilah yang paling mendapat perhatian.
Rana kognitif terdiri dari enam bagian yang disusun dari sederhana ke yang
lebih kompleks. Pada penelitian ini, peneliti hanya ingin mengetahui aspek
ingatan, pemahaman, aplikasi dan evaluasi, sebab di dalam penerapan di kelas
aspek ini yang diperhatikan. Kemampuan menyimak siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan Yogyakarta dapat diketahui dengan melihat jawaban siswa dari tes
ingatan, pemahaman, aplikasi dan evaluasi berdasarkan kata-kata operasioanl
masing-masing soal tes.
2. Cerita Anak
a. Hakikat Cerita Anak
Sarumpaet (2002) mengemukakan bahwa cerita anak adalah cerita yang
ditulis untuk anak, yang berbicara mengenai kehidupan anak dan sekeliling yang
mempengaruhi anak, dan tulisan itu hanyalah dapat dinikmati oleh anak dengan
bantuan dan pengarahan orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Endraswara (2002: 115) cerita anak pada dasarnya demi
perkembangan anak. Di dalamnya mencerminkan liku-liku kehidupan yang
dapat dipahami oleh anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan
pemikiran-pemikiran anak. Dalam hal ini patut ditegaskan bahwa sastra anak tak
harus semua tokohnya seorang anak.
Sugihastuti (1996: 69). Cerita anak-anak adalah media seni yang mempunyai
ciri-ciri tersendiri sesuai dengan selera penikmatnya. Tidak seorang pengarang
cerita anak-anak yang mengabaikan dunia anak-anak. Dunia anak-anak tidak
dapat diremehkan dalam proses kreatifnya. Maka dari itu, cerita anak-anak
diciptakan oleh orang dewasa seolah-olah merupakan ekspresi diri anak-anak
lewat bahasa anak-anak.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah
cerita sederhana yang ditulis untuk anak, berbicara mengenai kehidupan anak
,dan di dalamnya mencerminkan liku-liku kehidupan yang dapat dipahami oleh
anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak.
b. Ciri-Ciri Cerita Anak
Keberadaan jiwa dan sifat anak-anak menjadi syarat cerita anak-anak yang
digemari. Dengan kata lain, cerita anak-anak harus berbicara tentang kehidupan
anak-anak dengan segala aspek yang berada dan mempengaruhi mereka.
Sarumpaet (1976: 29) dan Endraswara (2002: 119) mengatakan bahwa ada
tiga ciri-ciri cerita anak, yakni (1) berisi sejumlah pantangan, berarti hanya hal-
hal tertentu saja yang boleh diberikan; (2) penyajian secara langsung, kisah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditampilkan memberikan uraian secara langsung, tidak berkepanjangan; (3)
memiliki fungsi terapan, yakni memberikan pesan dan ajaran kepada anak-anak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
cerita anak yaitu (1) berisi sejumlah pantangan, berarti hanya hal-hal tertentu
saja yang boleh diberikan; (2) penyajian secara langsung, kisah yang
ditampilkan memberikan uraian secara langsung, tidak berkepanjangan; (3)
memiliki fungsi terapan, yakni memberikan pesan dan ajaran kepada anak-anak;
(4) sifat fantastis. Cerita anak mengisahkan tentang kehidupan anak-anak
dengan segala aspek yang berada dan mempengaruhi mereka, penggunaan
pandangan anak atau kacamata anak dalam menghadirkan cerita atau imajinasi
yang dapat dinikmati oleh anak dengan bantuan dan pengarahan orang dewasa.
c. Unsur–Unsur Cerita Anak
Sarumpaet (2002) menyebutkan bahwa cerita anak memiliki kekuatan yang hebat yaitu cerita memiliki tempat yang signifikan dalam perkembangan bahasa dan keterampilan literernya, juga perkembangan psikologis dan emosinya. Cerita yang menarik dapat membantu memberikan ide dan membangkitkan asosiasi anak didik pada pengalaman mereka.
Seperti dikemukakan Hurlock (dalam Subyantoro, 2006) bahwa pada masa
usia sekolah, anak menyukai cerita tentang hal-hal yang nyata. Dengan kata lain,
mereka lebih menyukai cerita-cerita yang nyata daripada yang tidak terjadi
sebenarnya atau tentang sesuatu yang jauh di luar jangkauan pengalamannya,
sehingga tidak dapat mereka pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Cerita anak terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita anak, antara lain:
1) Tokoh dan Penokohan
Aminudin (dalam Siswanto, 2008: 142) yang menyatakan tokoh adalah
pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehungga peristiwa itu
mampu menjalin suatu cerita sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh
disebut penokohan.
Penokohan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya
maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya,
keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto, 2005: 20).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehungga peristiwa itu mampu
menjalin suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian watak tokoh dan penciptaan
citra tokoh yang membedakan dengan tokoh yang lain.
2) Latar atau setting
Latar (setting) yaitu tempat maupun waktu terjadinya cerita. Sudjiman (dalam
Septiningsih, dkk. 1998: 5) mengatakan bahwa latar adalah keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Secara sederhana Suharianto
(2005: 22) mengatakan latar disebut juga setting yaitu tempat atau waktu
terjadinya cerita.
Abrams (dalam Siswanto, 2008: 149) mengemukakan latar cerita adalah
tempat umum (generale locale), waktu kesejarahan (historical time) dan
kebiasaan masyarakat (social circumtances) dalam setiap episode atau bagian-
bagian tempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah tempat,
waktu dalam cerita, dan suasana terjadinya peristiwa yang ada pada cerita anak.
3) Tema dan Amanat
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai
pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.
Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan cerita
rekaan oleh pengarangnya (Aminudin dalam Siswanto, 2008: 161).
Dari uraian pendapat tentang tema di atas, dapat disimpulkan bahwa tema
adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya atau
pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya dalam cerita anak.
Amanat adalah gagasan yang mendasari suatu pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar (Siswanto, 2008: 162 Jadi, amanat
merupakan gagasan yang mendasari karya atau suatu pesan baik tersirat maupun
tersurat dalam suatu karya sastra
4) Alur atau Plot
Luxemburg (dalam Septiningsih, dkk. 1998: 4) mengatakan bahwa alur
adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan
kronologis saling berkaitan yang dialami oleh pelaku. Sedangkan menurut
Suhariyanto (2005: 18) plot yakni cara pengarang menjalin kejadian-kejadian
secara beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga
merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Sudjiman (dalam Siswanto
2008:159) menyatakan bahwa alur adalah peristiwa yang diurutkan membangun
pokok cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari beberapa pendapat tentang alur di atas, dapat disimpulkan bahwa alur
adalah peristiwa-peristiwa yang terjalin dengan urutan yang baik dan
membentuk sebuah cerita. Dalam alur terdapat serangkaian peristiwa dari awal
sampai akhir.
Unsur-unsusr cerita anak meliputi (1) tokoh (2) latar, (3) tema dan amanat,
Dari unsur –unsur itu hanya di jelaskan secara sederhana untuk mempermudah
siswa dalam memahami cerita anak, 4) sedangakan alur tidak termasuk dalam
kompetensi yang mau di teliti oleh peneliti.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Soeparno (1988: 1) media adalah suatu alat yang dipakai sebagai
saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi
dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Sadiman, M. SC, dkk: 1984: 7).
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (Prastati dan
Irawan, 200: 3; Rahadi, 2003: 9). Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Istilah media sangat populer dalam komunikasi. Proses belajar mengajar pada
dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan
dalam pembelajaran disebut media pembelajaran (Rahadi, 2003: 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana
yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerimanya.
Jadi, media pembelajaran adalah sarana yang dapat menyalurkan informasi
mengenai pembelajaran dari sumber informasi (guru) kepada penerimanya
(siswa).
1) Syarat-syarat Pemilihan Media
a) Dasar Pertimbangan
Menurut Sadiman, M. SC, dkk (1984: 84-85) sebagai dasar pertimbangan
untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Ada beberapa hal
sebagai pertimbangan bagi seseorang dalam memilih suatu media, yaitu:
1) Ada relevansi dengan tujuan pembelajaran
2) Adanya ketersediaan sumber
3) Mudah dijangkau atau diperoleh
4) Perlu dilihat kembali sebelum digunakan.
b) Kriteria Pemilihan
Menurut Ely (dalam Arief Sadiman, M. SC, dkk. 1984: 85) mengatakan
bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa
media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu media apa saja yang ada,
berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format
apa yang memenuhi selera pemakai (siswa dan guru).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menurut Daryanto (1993: 3) ada beberapa hal yang diperhatikan dalam
memilih media yaitu:
1) Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan
2) Media yang digunakan hendaknya sesuai untuk menyampaikan pesan yang
hendak dikomunikasikan atau diinformasikan
3) Media yang digunakan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa,
tingkat pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok atau
jangkauan penggunaan media tersebut
4) Biaya hendaknya sesuai dengan hasil yang telah diharapkan dan sesuai
dengan dana yang tersedia
5) Media yang digunakan cukup tersedia
6) Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak, kurang jelas
atau terganggu, sehingga menganggu proses transfer informasi atau tidak
menarik, kurang bisa dipahami ( Daryanto, 1993: 3). dan handout (Sugiarto,
2009: 8)
Dari beberapa pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
syarat dalam memilih suatu media hendakanya disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu perlu memperhatikan beberapa
faktor yaitu biaya, kemampuan siswa, waktu dan tempat yang sesuai dan
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2) Jenis-Jenis Media
Oleh Mohamad, (2007) menurut jenisnya media dapat dibedakan sebagai
berikut:
a) Media auditif yaitu media yang mengandalkan suara saja seperti radio, kaset
recorder. Media ini tidka cocok untuk mereka yang berkelainan pendengaran
(tuli)
b) Media visual yaitu media yang mengandalkan indera penglihatan. Media ini
hanya menampilkan gambar diam seperti film strip, slids foto,
gambar/lukisan, dan cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar/simbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c) Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi 2 jenis medi yang pertama dan kedua.
Oleh Sugiarto ( handout, 2009: 5-6) menurut ciri khasnya media dapat
dibedakan sebagai berikut:
a) Media Grafis contohnya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik,
kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, papan buletin
b) Media Audio contohnya: radio, tape recorder, Laboratorium Bahasa
c) Media proyeksi contohnya: film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor
tak tembus pandang, mikrofis, film, video.
Dari jenis-jenis media di atas, baik menurut jenis maupun ciri khasnya,
peneliti mau menggunakan media audiovisual dalam bentuk video. Alasannya
peneliti mengambil media ini karena situasi dan keadaan fisik dan psikis siswa
semuanya baik, serta sarananya telah tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Kegunaan Media Pendidikan dalam proses Belajar Mengajar
Menurut Arief Sadiman, M. SC, dkk (1984: 17-18), secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti obyek yang
terlalu besar atau terlalu kecil, gerak yang lambat atau terlalu cepat,
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, objek yang terlalu
kompleks, dan konsep yang terlalu luas.
c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a)
menimbulkan kegairahan belajar, b) memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, c)
memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri dan menurut kemampuan
dan minatnya. dan membantu guru mengatasi kesulitan. Karena dengan
media itu dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Dengan melihat kegunaan media dalam pembelajaran maka pentinglah
peran guru untuk mengfungsikan media untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran dan sekaligus pemahaman siswa terhadap materi yang
disimaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Media Audiovisual
1) Pengertian Media Audiovisual
Djamarah dan Zain (dalam Budiarti) menjelaskan bahwa media audiovisual
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
terdiri dari media yang pertama adalah media audio visual diam yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangka suara, dan cetak suara. Sedangkan media yang kedua adalah media audio
visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video-cassette. Sedangkan menurut Rohani (dalam
Budiarti) media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi),
meliputi media yang di dengar.
Oleh Amir Hamzah Suleiman (1985: 11). Alat – alat audio-visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengarkan dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audiovisual itu termasuk gambar, foto, slaid, model, pita kaset tape recorder, film bersuara, dan televisi.
Media audiovisual yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa video.
Media video merupakan perpaduan antara media audio dan media visual yang
dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Selain itu proses belajar dapat
dilihat, dan didengar, akhirnya mengajar akan menarik dan lebih bervariasi karena
mampu menggugah perasaan dan pikiran siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Karakteristik Media Audiovisual (video)
Ronal Anderson (1994: 103-105) mengatakan bahwa media video terdapat
kelebihannya yaitu:
a) dapat digunakan untuk klasikal atau individual.
b) dapat digunakan seketika
c) dapat digunakan secara berulang-ulang
d) dapat menyajikan materi fisik yang tidak dapat bicara ke dalam kelas
e) dapat menyajikan obyek yang bersifat bahaya
f) dapat menyajikan obyek secara detail
g) tidak memerlukan ruang gelap
h) dapa diperlambat dan dipercepat
i) dapat menyajikan gambar dan suara.
Kekurangannya:
a) sukar untuk dapat direvisi
b) relatif mahal
c) memerlukan keahlian khusus
d) layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton
3) Peranan Media Audiovisual
Andre Rinanto (1982: 48) mengatakan bahwa peranan media audio-visual
sangat penting untuk menunjang pendidikan. Karena media audio dan audiovisual
jika digabungkan maka memiliki kekuatan yang membuat anak atau siswa mampu
berpikir secara kreatif dan penuh penghayatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dari pernyataan ini menunjukan bahwa peranan media audiovisul dalam
penbelajaran sangatlah penting. Maka guru hendaknya mampu memanfaatkan
media audiovisual demi membantu perkembangan siswa dalam menyimak cerita
anak atau pembelajaran lainnya.
4) Tahap-Tahap Penggunaan Alat-alat Media Audiovisual.
Oleh Amir Hamzah Suleiman ( 1981: 20) ada 4 tahap penggunaan media
audiovisual yaitu: 1) persiapan, 2) penyajian, 3) penerapan, 4) kelanjutan.
Penggunaan media audiovisual harus dipersiapkan secara matang sebelum proses
pembelajaran dimulai serta keterampilan khusus mengenai cara mengoperasikan
media agar proses belajar mengajar menjadi lancar, terhindar dari kerusakan
media dan mencegah akibat buruk yang berhubungan dengan pemakaian arus
listrik. Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran menyimak
cerita anak diharapkan dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran
sehingga kompetensi ini benar-benar dikuasai siswa.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak atau media
yang dapat di lihat dan didengar. Yang dapat dilihat dan didengar seperti film
suara dan video-cassette. Dari media yang ditampilkan diharapkan agar menarik
minat siswa dalam proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran
semaksimal mungkin. Artinya kemampuan menyimak siswa menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan menyimak adalah salah satu bagian dari keterampilan berbahasa
di Sekolah Dasar. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan kemampuan untuk
menanggapinya baik secara lisan maupun tertulis. Di sadari bahwa keterampilan
menyimak saling berpengaruh terhadap keterampilan yang lain yaitu berbicara,
membaca, dan menulis.
Dalam usaha membantu siswa agar lebih memahami pesan maka dibutuhkan
media pembelajaran. Maksudnya media pembelajaran adalah suatu media yang
dapat membantu untuk mengantar suatu pesan dari si pemesan ke si penerima
pesan. Penggunaan media tersebut menjadikan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Maka usaha untuk memanfaatkan media perlu secara
optimal dan bervariasi. Ada media yang dapat digunakan secara bervariasi dalam
pembelajaran. Oleh peneliti menggunakan media audiovisual yaitu video (VCD
dan komputer ).
Peneliti berharap kiranya pembelajaran keterampilan menyimak dengan
menggunakan media audiovisual lebih menarik minat siswa dan pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan akan lebih baik. Selain itu mendorong siswa
untuk lebih termotivasi dan tertarik terhadap pembelajaran menyimak cerita anak.
Media audiovisual berperan sebagai alat bantu pesan yang dapat dilihat dan
didengar serta dinikmati oleh indera pendengaran dan penglihatan. Hal ini dapat
menggugah perasaan siswa untuk mempeoleh informasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sesuai dengan usia menyimak siswa, peneliti menyoroti menyimak intensif
(intensif listening) kategori menyimak kritis (critical listening. Alasannya bahwa
dalam penelitian ini membutuhkan bimbingan seorang guru dengan bantuan
media audiovisual untuk mengarahkannya dan menuntun siswa untuk
memperoleh kebenaran dari wacana atau cerita yang didengarnya. Dimana siswa
dapat mengemukakan ide-ide atau pendapat dari pertanyaan-pertanyaan untuk
mengecek pengertiannya. Maka setelah kegiatan menyimak cerita anak, siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti sesuai
dengan cerita tersebut, untuk mengecek kebenarannya. Kemudian hasil jawaban
tersebut dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskkriptif kuantitatif, karena penelitian
ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau menggambarkan secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
obyek tertentu (Hariwijaya, M, 2007: 86). Menurut Sukmadinata (2007:54, 73 ),
penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini
atau di masa lampau. Penggambaran kondisi ini bisa individual atau kelompok,
dan menggunakan angka-angka. Selain itu, penelitian deskriptif kuantitatif
gambarannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau mengukur tingkat
kemampuan menyimak siswa kelas II Sekolah Dasar. Kemampuan menyimak
yang dimaksud adalah kemampuan menyimak cerita anak dengan judul “Sepatu
Baru” melalui media audiovisual. Deskripsi yang akan dipaparkan oleh peneliti
adalah hasil kemampuan menyimak siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan dalam
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita anak “Sepatu Baru” melalui
media audiovisual.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto ( 1991: 102) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi yang diambil oleh peneliti adalah siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jumlah keseluruhan siswa
kelas II sebanyak 63 siswa dengan perincian seperti pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1
Jumlah Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
Nama Kelas Jumlah Siswa Keterangan
IIA 31 L=17, P=14
IIB 32 L=20, P=12
2. Sampel
Menurut Arikunto (1991: 104) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Untuk memudahkan penelitian, peneliti menggunakan sampel
bertujuan atau purposive sample didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Peneliti
mengambil sampel penelitian ini siswa kelas IIA SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Sampel yang diambil memiliki ciri-ciri yang sama dengan kelas IIB atau
sebaliknya. Antara lain: 1) materinya sama yaitu sesuai dengan KTSP 2006, 2)
sesuai dengan daftar buku induk siwa-siswi berasal dari kota Yogyakarta daerah
Wirobrajan dan sekitarnya, 3) pekerjaan orangtua sebagian besar guru, dosen dan
karyawan swasta, 4) di rumah anak-anak terbiasa menonton cerita anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
walaupun tidak ada pertanyaan dari orangtua, 5) jumlah kedua kelas siswa laki-
laki lebih banyak daripada perempuan. 6) guru terbiasa menyusun soal dengan
jawaban singkat sehingga siswa terbiasa menjawab pertanyaan tertulis dengan
jawaban singkat.
Tujuan mengambil sampel supaya lebih focus dalam pengolahan data,
mempertimbangkan waktu, tenaga, dan juga dana. Selain itu, peneliti melakukan
sampel dengan tujuan sampel yang diambil tidak begitu banyak, dan peneliti
hanya mendapat ijin oleh kepala sekolah untuk meneliti hanya di kelas IIA. Maka
peneliti mengambil sampel penelitian ini seluruh siswa kelas IIA SD Kanisius
Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Obyek dari populasi diteliti
kemudian dan hasilnya tersebut berlaku untuk seluruh populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik tes. Tes
adalah suatu cara mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus
dikerjakan siswa untuk mendapakan data berupa nilai.
Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh data adalah
sebagai berikut ini:
1. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas II untuk melakukan
penelitian.
2. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas untuk memperoleh
informasi jadwal, jumlah siswa, dan keadaan siswa.
3. Peneliti mengadakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama guru kelas IIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam kegiatan menyimak adalah:
1. Peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan
2. Peneliti mengajak siswa berdoa
3. Peneliti mengabsen siswa supaya dapat mengetahui jumlah siswa yang hadir
4. Peneliti memberikan kata pengantar (apersepsi)
5. Peneliti mengajak siswa menyimak cerita anak yang ditayangkan dengan
judul “Sepatu Baru” dengan lama tayangan 10 menit.
6. Setelah menyimak siswa diajak hening untuk merenungkan kembali apa
yang telah disimaknya.
7. Peneliti memberikan pertanyaan spontan untuk merangsang siswa hal-hal
yang diingat dari hasil menyimak (pertanyaan tidak termasuk dalam soal-
soal tes kemampuan menyimak)
8. Peneliti membagikan soal kepada siswa
9. Siswa mengerjakan soal yang telah dibagikan oleh peneliti
10. Jawaban siswa dikumpulkan ke peneliti
11. Kegiatan penutup: Refleksi perasaan dan doa penutup.
12. Peneliti mengorekasi hasil tes menyimak siswa dan hasil tes tersebut
dianalisis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian yaitu tes terulis setelah menyimak. Menurut
Nurgiyantoro (2001: 59), tes adalah serentetan pertanyaan, latihan, atau alat lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Nurgiyantoro (2001: 75) juga menyatakan bahwa tes obyektif disebut juga
sebagai tes jawaban singkat (short answer test). Tes jawaban singkat menuntut
siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat. Jawaban tes obyektif bersifat
pasti, dan dikhotomis, hanya ada satu kemungkinan jawaban yang benar.
Menurut Masidjo (1995: 53), berdasarkan bentuk penyajiannya ada yang
dinamakan tes semi obyektif. Tes tersebut dibedakan menjadi tes jawaban singkat
(short answer test) dan tes melengkapi (completion test). Tes jawaban singkat
berbentuk suatu pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu formula
kalimat singkat, atau satu angka. Bentuk jawaban singkat lebih cocok untuk
mengukur hasil belajar yang sederhana yang bersifat ingatan, pemahaman,
aplikasi, serta evaluasi asalkan item-itemnya disusun secara berhati-hati.
Dari beberapa pendapat di atas maka instrumen yang digunakan adalah tes
semi obyektif pada kategori tes jawaban singkat (short answer test), berupa tes
ingatan, tes pemahaman, tes aplikasi, dan evaluasi. Instrumen tersebut digunakan
untuk mengukur apa yang diketahui siswa dalam menjawab pertanyaan mengenai
isi cerita anak “Sepatu Baru” hasil menyimak. Semua butir soal yang akan diuji
itu berkaitan dengan cerita anak “ Sepatu Baru”.
Penyusunan kisi-kisi soal kemampuan menyimak disesuaikan dengan indikator
kemampuan menyimak siswa, dan unsur-unsur cerita anak “Sepatu Baru”. Hal ini
supaya dapat menjawab rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 2
Kisi-Kisi Soal Kemampuan Menyimak
No Aspek Indikator
Kemampuan
Menyimak
Jumlah
Soal
Nomor
Soal
Bobot
Soal
Skor
Maksi
-mal
Jumlah
(skor x
bobot)
. Ingatan Siswa dapat
menyebutkan
tokoh, tempat,
dan judul sesuai
dengan cerita
anak “Sepatu
Baru”
3 1,4,
dan 7
1 3 9
2. Pemaha
man
Siswa dapat
menyebutkan
aktivitas yang
dilakukan
tokoh-tokoh
sesuai dengan
isi cerita anak
“Sepatu Baru”
3 3,5,
dan 6
2 3 18
3. Aplikasi Siswa dapat
menunjukan
contoh sikap
2 2 dan
10
3 3 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam hidup
sehari-hari
sesuai dengan
isi cerita anak
“Sepatu Baru”
4. Evaluasi Siswa dapat
menjelaskan
pesan penting
dari cerita anak
“Sepatu Baru”
2 8 dan 9 3 3 18
Adapun instrumen penelitian sebagai berikut:
Simaklah cerita anak yang ditayangkan! Dan jawablah pertanyaan yang tersedia
pada lembaran kerja siswa!
1. Sebutkan tokoh yang ada dalam cerita tadi!
2. Apa yang dilakukan Pipin setelah pulang sekolah?
3. Apa yang dilakukan Pipin dan teman-temannya setelah pulang sekolah?
4. Apa judul dari cerita tadi?
5. Pesan apa yang dapat kamu ambil dari cerita tadi?
6. Mengapa Lala dan teman-temannya membelikan sepatu baru untuk Pipin?
7. Dimanakah Pipin dan teman-temannya belajar?
8. Bagaimana Nilai Matematika Lala dan teman-temannya setelah belajar
bersama?
9. Bagaimana sikap Pipin terhadap teman-temannya yang kesulitan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
10. Bagaimana sikap anda jika ada teman yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika?
Kunci Jawaban!
1. Pipin, Ibu dan ayah Pipin,ibu guru, Lala dan teman-temannya
2. Belajar
3. Belajar bersama
4. Sepatu Baru
5. Mau berbagi dengan teman yang tidak mampu
6. Sebagai ucapan terimakasih
7. Di rumah Pipin
8. Nilainya bagus
9. Mau membantu, rela berbagi, murah hati.
10. Mau mengajarkan teman yang sedang kesulitan.
E. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data adalah cara bagaimana data yang sudah dikumpulkan itu
dianalisis. Teknik yang ditempuh untuk mengolah data hasil tes kemampuan
menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual adalah teknik
kuantitatif. Langkah–langkah dalam menganalisis data sebagai berikut:
1. Data yang berupa hasil tes menyimak siswa dikumpulkan untuk dinilai.
2. Melakukan penilaian terhadap hasil tes menyimak siswa tersebut diberi skor
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kriteria penilaian hasil tes menyimak siswa adalah:
a. Aspek Ingatan
Soal nomor 1
3= Menyebutkan lebih dari 3 tokoh
2= Menyebutkan 2 tokoh
1= menyebutkan 1 tokoh
Soal nomor 4
3= menyebutkan judul sesuai dengan cerita
2= menyebutkan judul kurang sesuai dengan isi cerita
1= Menyebutkan judul tidak sesuai dengan cerita.
Soal nomor 7
3= menyebutkan tempat sesuai dengan cerita
2= menyebutkan tempat kurang sesuai dengan isi cerita
1= Menyebutkan tempat tidak sesuai dengan cerita.
b. Aspek pemahaman, aplikasi, dan evaluasi
Soal nomor 2, 3, 5, 6, 8,9, dan 10
3= Jawaban sesuai dengan isi cerita
2= Jawaban hampir mendekati mendekati isi cerita
1= Jawaban tidak sesuai dengan isi cerita
3. Jumlah diperoleh dari skor x bobot
4. Mengolah data yaitu mengubah skor mentah hasil tes menyimak menjadi nilai
jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Adapun langkah-langkah mengubah skor mentah menjadi skor jadi untuk
menentukan kemampuan menyimak cerita anak “ Sepatu Baru” siswa kelas II
SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta adalah:
a. Membuat tabel skor setiap aspek tes yaitu tes ingatan, pemahaman,
aplikasi, dan evaluasi
b. Membuat tabel secara keseluruhan dengan urutan jumlah skor perolehan
jawaban benar dari tertinggi sampai yang terendah.
c. Membuat tabulasi persiapan perhitungan nilai rata-rata (mean)
d. Menghitung nilI rata-rata dan penghitungan persentase
Mean dihitung dengan rumus :
x = ∑
Keterangan :
x = mean (nilai rata-rata)
f= frekuensi
x= skor kemampuan siswa dalam menyimak
n= jumlah siswa
(Nurgiyantoro, 2001: 361)
Penghitungan persentase dengan rumus :
100
maxx
skorskor
%
Nurgiyantoro (1987: 364), ( 2001: 400) e. Penetapan patokan melalui penentuan patokan dengan penghitungan
persentase ke dalam skala lima untuk menentukan tingkat kemampuan
menyimak cerita anak siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
(Nurgiyantoro: 2001: 399)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3
Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase
Untuk Skala Lima
Interval Persentase
tingkat penguasaan
Nilai ubah skala lima Keterangan
0-4 E-A
85% - 100%
75% - 84%
60% - 74%
40% - 59%
0% - 39%
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini berupa hasil jawaban siswa kelas IIA (sesuai sampel) SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta setelah menyimak cerita anak “Sepatu Baru”
dalam mengerjakan tes ingatan, tes pemahaman, tes aplikasi, dan evaluasi. Data
yang diperoleh dalam penelitian berupa data deskriptif kuantitatif.
Data penelitian ini diperoleh pada tanggal 26 Oktober 2010. Dilaksanakan
pada jam 09.00-10.30 WIB. Jumlah siswa kelas IIA berjumlah 31 orang. Saat
pengambilan data 1 orang tidak hadir. Total subjek penelitian ini adalah 30 siswa.
Waktu yang dipergunakan dalam mengambil data tersebut selama 70 menit atau 2
jam pelajaran @ 35 menit. Selanjutnya, sebelum melakukan analisis data, peneliti
mendeskripsikan data hasil tes yang telah dikoreksi adalah sebagai berikut:
1. Tabel skor dan persiapan perhitungan skor rata-rata kemampuan menyimak
cerita anak melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan Tahun ajaran2010/2011.
Berikut ini dipaparkan skor dari masing–masing aspek yang dicapai siswa
dari hasil tes ingatan, pemahaman, aplikasi, dan evaluasi dan persiapan
perhitungan skor rata-rata kemampuan menyimak siswa kelas II SD kanisius
Wirobrajan.
a. Skor hasil jawaban siswa aspek ingatan, yaitu skor tertinggi adalah 9 yang
diperoleh 25 orang dan skor terendah adalah 7 yang diperoleh 3 orang. Data
skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4
Skor Aspek Ingatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu
Baru”
Melalui Media Audiovisual
No Nama Skor No Nama Skor
1. Euphrasia M. C. P 9 17. Sandra Devita Sari 9
2. Marselinus Galih 9 18. Aloyisus Bagus L. W 9
3. Emanuel Brian E 9 19. Eduard C. Sambura 9
4. Michael Bagas P. 9 20. Jelita Intan Nuraini 7
5. Reyna Defani 9 21. Rosa Zefanya P 9
6. Elana Yosa R. Putri 9 22. Nikolaus Hernanda B 9
7. Antonius Bimo B 9 23. Nikolaus Aryasatya p 7
8. Dominika Meylana 9 24. Aurora Aza Naputi A 9
9. Helena Tuwuh R. H 9 25. Teofilus Mas K. Dewa 9
10. Michael Sendi M 9 26. Calista Putri Nataniela 8
11. Oktaviauns K. 9 27. Paulus P. Elang H. B 9
12. Petrus Loyal B. M 9 28. Agnes T. Vibriana 9
13. Raka Ageng 9 29. Ajeng Perwitrio S 8
14. Wanita Utami A. S 9 30. L. Chrisna I. Brata 7
15. Hilarius T. Angger 9 31. Marcelina Carlaponti absen
16 Leonardus Farrel D. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5
Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Ingatan
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual
No Skor ( X ) Frekuensi (f)x
1. 9 25 225
2. 8 2 16
3. 7 3 21
Jumlah n=30 262fx
b. Skor hasil jawaban siswa pada aspek pemahaman, yaitu skor teringgi
adalah 18 yang diperoleh 14 orang, dan skor terendah adalah 12 yang
diperoleh 3 0rang . Data skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 6
Skor Aspek Pemahaman Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual
No Nama Skor No Nama Skor
1. Euphrasia M. C. P 18 17. Sandra Devita Sari 16
2. Marselinus Galih 18 18. Aloyisus Bagus L. W 16
3. Emanuel Brian E 18 19. Eduard C. Sambura 14
4. Michael Bagas P. 18 20. Jelita Intan Nuraini 16
5. Reyna Defani 18 21. Rosa Zefanya P 16
6. Elana Yosa R. Putri 16 22. Nikolaus Hernanda B 14
7. Antonius Bimo B 16 23. Nikolaus Aryasatya p 12
8. Dominika Meylana 18 24. Aurora Aza Naputi A 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
9. Helena Tuwuh R. H 18 25. Teofilus Mas K. Dewa 16
10. Michael Sendi M 18 26. Calista Putri Nataniela 16
11. Oktaviauns K 18 27. Paulus P. Elang H. B 12
12. Petrus Loyal B. M 18 28. Agnes T. Vibriana 12
13. Raka Ageng 18 29. Ajeng Perwitrio S 18
14. Wanita Utami A. S 18 30. L. Chrisna I. Brata 16
15. Hilarius T. Angger 18 31. Marcelina Carlaponti absen
16. Leonardus Farrel D. 16
Tabel 7
Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Pemahaman
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual
No Skor ( X ) Frekuensi (f)x
1. 18 14 252
2. 16 10 160
3. 14 3 42
4. 12 3 36
Jumlah n=30 490fx
c. Skor hasil jawaban siswa pada aspek aplikasi, yaitu skor teringgi adalah 18
yang diperoleh 7 orang dan skor terendah adalah 12 yang diperoleh 7 orang.
Data skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 8
Skor Aspek Aplikasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual
No Nama Skor No Nama Skor
1. Euphrasia M. C. P 18 17. Sandra Devita Sari 15
2. Marselinus Galih 18 18. Aloyisus Bagus L. W 15
3. Emanuel Brian E 15 19. Eduard C. Sambura 15
4. Michael Bagas P. 18 20. Jelita Intan Nuraini 15
5. Reyna Defani 15 21. Rosa Zefanya P 10
6. Elana Yosa R. Putri 18 22. Nikolaus Hernanda B 15
7. Antonius Bimo B 18 23. Nikolaus Aryasatya p 18
8. Dominika Meylana 15 24. Aurora Aza Naputi A 18
9. Helena Tuwuh R. H 15 25. Teofilus Mas K. Dewa 12
10. Michael Sendi M 15 26. Calista Putri Nataniela 12
11. Oktaviauns Kristianto 15 27. Paulus P. Elang H. B 12
12. Petrus Loyal B. M 15 28. Agnes T. Vibriana 12
13. Raka Ageng 15 29. Ajeng Perwitrio S 12
14. Wanita Utami . A. S 15 30. L. Chrisna I. Brata 12
15. Hilarius T. Angger 15 31. Marcelina Carlaponti absen
16. Leonardus Farrel D. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 9
Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Aplikasi
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual
No Skor ( X ) Frekuensi (f)x
1. 18 7 126
2. 15 16 240
3. 12 6 72
4. 10 1 10
Jumlah n=30 448fx
d. Skor hasil jawaban siswa pada aspek evaluasi, yaitu skor teringgi adalah 18
yang diperoleh 4 orang dan skor terendah adalah 6 yang diperoleh 1 orang.
Data skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 10
Skor Aspek Evaluasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual
No Nama Skor No Nama Skor
1. Euphrasia M. C. P 18 17. Sandra Devita Sari 15
2. Marselinus Galih 18 18. Aloyisus Bagus L. W 15
3. Emanuel Brian E 18 19. Eduard C. Sambura 15
4. Michael Bagas P. 15 20. Jelita Intan Nuraini 15
5. Reyna Defani 18 21. Rosa Zefanya P 12
6 Elana Yosa R. Putri 15 22. Nikolaus Hernanda B 15
7. Antonius Bimo B 15 23. Nikolaus Aryasatya p 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
8. Dominika Meylana 15 24. Aurora Aza Naputi A 9
9. Helena Tuwuh R. H 15 25. Teofilus Mas K. Dewa 9
10. Michael Sendi M 15 26. Calista Putri Nataniela 9
11. Oktaviauns K 15 27. Paulus P. Elang H. B 12
12. Petrus Loyal B. M 15 28. Agnes T. Vibriana 12
13. Raka Ageng 15 29. Ajeng Perwitrio S 6
14. Wanita Utami A. S 15 30. L. Chrisna I. Brata 9
15. Hilarius T. Angger 15 31. Marcelina Carlaponti Absen
16. Leonardus Farrel D. 15
Tabel 11
Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Evaluasi
Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual
No Skor ( X ) Frekuensi (f)x
1. 18 4 72
2. 15 19 285
3. 12 2 24
4. 9 4 36
5. 6 1 6
Jumlah n=30 423fx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
e. Skor hasil jawaban siswa secara keseluruhan yaitu pada aspek ingatan,
aspek pemahaman, aspek aplikasi, dan aspek evaluasi, kemampuan
menyimak cerita anak melalui media audiovisual.
Dari hasil koreksi jawaban siswa secara keseluruhan, skor dari semua aspek
yang dicapai siswa dari hasil tes kemampuan menyimak siswa kelas II SD
Kanisius Wirobrajan adalah skor tertinggi 63 dan skor terendah adalah 44.
Data skor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 12
Skor Keseluruhan Aspek Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual
No Nama Skor No Nama Skor
1. Euphrasia M. C. P 63 17. Sandra Devita Sari 55
2. Marselinus Galih 63 18. Aloyisus Bagus L. W 55
3. Emanuel Brian E 60 19. Eduard C. Sambura 53
4. Michael Bagas P. 60 20. Jelita Intan Nuraini 53
5. Reyna Defani 60 21. Rosa Zefanya P 53
6. Elana Yosa R. Putri 58 22. Nikolaus Hernanda B 53
7. Antonius Bimo B 58 23. Nikolaus Aryasatya p 52
8. Dominika Meylana 57 24. Aurora Aza Naputi A 49
9. Helena Tuwuh R. H 57 25. Teofilus Mas K. Dewa 46
10. Michael Sendi M 57 26. Calista Putri Nataniela 45
11. Oktaviauns K. 57 27. Paulus P. Elang H. B 45
12. Petrus Loyal B. M 57 28. Agnes T. Vibriana 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
13. Raka Ageng 57 29. Ajeng Perwitrio S 44
14. Wanita Utami A. S 57 30. L. Chrisna I. Brata 44
15. Hilarius T. Angger 57 31. Marcelina Carlaponti absen
16. Leonardus Farrel D. 55
Tabel 12 di atas menunjukan skor hasil tes kemampuan menyimak siswa.
Dari skor tersebut dapat dibuat tabulasi persiapan perhitungan skor rata-rata
“kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual
Siswa Kelas II Tahun Ajaran 2010/2011” pada tabel berikut ini:
Tabel 13
Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Keseluruhan Aspek
Kemampuan Menyimak Cerita Anak
“Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual
No Skor ( X ) Frekuensi (f)x
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
63
60
58
57
55
53
52
49
46
2
3
2
8
3
4
1
1
1
126
180
116
456
165
212
52
49
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
10.
11.
45
44
3
2
135
88
Jumlah n=30 1625fx
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengolah hasil tes menyimak ceita anak
“Sepatu Baru” dengan menggunakan media audiovisual yang sifatnya kuantitatif
dan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui
seberapa tinggi kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” pada siswa
kelas II SD Kanisius Wirobrajan tahun ajaran 2010/2011 maka salah satunya
dengan menghitung mean
1. Penghitungan skor rata-rata (mean) hasil tes pada aspek ingatan, aspek
pemahaman, aspek aplikasi, dan aspek evaluasi, serta skor rata-rata secara
keseluruhan kemampuan menyimak sebagai berikut:
a. Berdasarkan tabel 4 dan 5 di atas dapat diketahui ∑ = 262 dan n = 30.
Maka rata-rata hasil tes pada aspek ingatan, kemampuan menyimak siswa
SD kelas II melalui media audiovisual dengan menghitung rumus:
x = ∑
= 30262
x = 8,7
Jadi rata-rata skor hasil tes pada aspek ingatan kemampuan menyimak
siswa adalah 8,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Berdasarkan tabel 6 dan 7 di atas dapat diketahui ∑ = 490 dan n = 30.
Maka rata-rata hasil tes pada aspek pemahaman kemampuan menyimak
siswa SD kelas II melalui media audiovisual
x = ∑
= 30490
x = 16,1
Jadi skor rata-rata hasil tes pada aspek pemahaman kemampuan menyimak
siswa adalah 16,1
c. Berdasarkan tabel 8 dan 9 di atas dapat diketahui ∑ = 448 dan n = 30.
Maka rata-rata hasil tes pada aspek aplikasi kemampuan menyimak siswa SD
kelas II melalui media audiovisual yaitu:
x = ∑
= 30448
x = 14,9
Jadi skor rata-rata hasil tes pada aspek aplikasi kemampuan menyimak siswa
adalah 14,9
d. Berdasarkan tabel 10 dan 11 di atas dapat diketahui ∑ = 423 dan n = 30.
Maka rata-rata hasil tes pada aspek evaluasi kemampuan menyimak siswa SD
kelas II melalui media audiovisual yaitu:
x = ∑
= 30423
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
x = 14,1
Jadi skor rata-rata hasil tes pada aspek evaluasi kemampuan menyimak siswa
adalah 14,1
e. Berdasarkan tabel 12 dan 13 di atas, skor secara keseluruhan dari hasil tes
pada aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, dan evaluasi kemampuan
menyimak siswa kelas II dapat diketahui ∑ = 1625 dan n = 30. Rata –rata
(Mean) kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media
audiovisual siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011
dapat diketahui dengan menghitung :
x = ∑
= 30
1625
x = 54,1
Jadi secara keseluruhan skor rata-rata kemampuan menyimak cerita anak
melalui media audiovisual siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
Tahun Ajaran 2010/2011 adalah 54,1
2. Penghitungan persentase
Setelah mengetahui skor rata-rata kemampuan menyimak siswa, skor rata-rata
tersebut di masukan keperhitungan persentase. Berikut ini dipaparkan hasil
perhitungan persentase setiap aspek tes kemampuan menyimak dan hasil tes
kemampuan menyimak secara keseluruhan dengan penghitungan rumus sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
x 100%
a. Rata-rata hasil kemampuan menyimak aspek ingatan yaitu:
=97,8 x 100%
= 96,0%
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa pada aspek ingatan adalah
96,0%
b. Rata-rata hasil kemampuan menyimak aspek pemahaman yaitu:
=18
1,16 x 100%
= 89,4%
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa pada aspek pemahaman
adalah 89,4%
c. Rata-rata hasil kemampuan menyimak aspek aplikasi yaitu:
=18
9,14 x 100%
= 82,7%
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa pada aspek aplikasi adalah
89,4%
d. Rata-rata hasil kemampuan menyimak pada aspek evaluasi yaitu:
=18
1,14 x 100%
=78,3%
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa pada aspek evaluasi adalah
89,4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
e. Rata-rata hasil tes kemampuan menyimak siswa, secara keseluruhan adalah:
x =63
1,54 x100%
= 85,8%
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak siswa secara keseluruhan adalah
85,8%
3. Pengkonversian ke dalam skala lima.
Dari hasil nilai rata-rata di atas, langkah selanjutnya nilai rata-rata tersebut
dimasukan kedalam persentase skala lima, dari setiap aspek dan secara
keseluruhan sebagai berikut:
a. Aspek ingatan. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa
berada pada kategori baik sekali (A) dengan skor rata-rata 8,7 atau nilai
96,0%
b. Aspek pemahaman. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa
berada pada kategori baik sekali (A) dengan skor rata-rata 16,1 atau nilai
89,4%
c. Aspek aplikasi. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa
berada pada kategori baik (B) dengan skor rata-rata 14,9 atau nilai 82,7%
d. Aspek evaluasi. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa
berada pada kategori baik (B) dengan skor rata-rata 14,1 atau nilai 78,3%
e. Secara keseluruhan akan dipaparkan secara terperinci pada tabel berikut:
Dari tabel 14 di bawah ini dapat dikatakan kemampuan menyimak siswa
secara keseluruhan termasuk kategori baik sekali (A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 14
Penghitungan persentase
No Skor Persentase :
x 100%
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
63
60
58
57
55
53
52
49
46
45
44
100%
95,2%
92,0%
90,4%
87,3%
84,1%
82,5%
77,7%
73,0%
71,4%
69,8%
2
3
2
8
3
4
1
1
1
3
2
Dari Tabel 14 di atas dapat di simpulkan kedudukan perolehan skor hasil
kemampuan menyimak secara keseluruhan pada siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan tahun ajaran 2010/2011 sesuai dengan penentuan patokan perhitungan
untuk skala lima pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 15
Kedudukan Perolehan Skor Hasil Kemampuan Menyimak Siswa
Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011
Sesuai Dengan Ketentuan Patokan Pengan Penghitungan
Persentase Untuk Skala Lima
Interval Persentase
tingkat penguasaan
Nilai ubah skala lima Kategori Keterangan
0-4 E-A
85% - 100%
75% - 84%
60% - 74%
40% - 59%
0% - 39%
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
18 siswa
6 siswa
6 siswa
-
-
Tabel 15 dan 16 menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa dikatakan
memiliki kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” kategori baik sekali
apabila memiliki skor 55-63, kategori baik apabila memiliki skor 49-53 , kategori
cukup apabila memiliki skor 44-46, kategori kurang, dan gagal apabila memiliki
skor kurang dari 44
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, secara keseluruhan dikatakan nilai rata-
rata kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual
pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011 termasuk
kategori baik sekali (A), berdasarkan kriteria persentase perhitungan tes
menyimak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang berjudul Kemampuan Menyimak Cerita anak “Sepatu Baru”
Melalui Media Audiovisual Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran
2010/2011, bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan menyimak
siswa kelas II melalui media audiovisual. Pembahasan hasil penelitian ini diajukan
untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian,
yaitu seberapakah tingginya kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru”
melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun
Ajaran 2010/2011?
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menguraikan mengenai kemampuan
menyimak siswa tingkat ingatan, pemahaman, aplikasi, evaluasi serta keseluruhan
kemampuan menyimak siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran
2010/2011.
Kemampuan menyimak tingkat ingatan siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan
Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa berada pada kategori baik
sekali (A) dengan skor rata-rata 8,7 atau nilai 96,0%. Hal ini disebabkan karena 1)
siswa tertarik dengan cerita “Sepatu Baru” yang disimaknya, sehingga siswa
mampu mengingatnya, 2) soal tes ingatan sekedar menuntut untuk mengingat
fakta berupa nama, tempat, peristiwa, dan sebagainya.
Kemampauan menyimak tingkat pemahaman siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa berada pada
kategori baik sekali (A) dengan skor rata-rata 16,1 atau nilai 89,4%. Hal ini
dikarenakan: 1) siswa tertarik dengan cerita “Sepatu Baru” yang disimaknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sehingga siswa mampu mengingatnya, 2) soal tes pemahaman berupa soal jawaban
singkat karena siswa sudah terbiasa mengerjakan soal dengan jawaban singkat.
Kemampuan menyimak tingkat aplikasi siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa berada pada
kategori baik (B) dengan skor rata-rata 14,9 atau nilai 82,7%. Hal ini karena: 1)
siswa tertarik dengan cerita yang disimaknya, 2) siswa sudah terbiasa menjawab
soal tes apliaksi, 3) kesulitan menganalisa peristiwa yang terjadi.
Kemampuan menyimak tingkat evaluasi siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan. Hal ini dapat diketahui kemampuan menyimak siswa berada pada
kategori baik (B) dengan skor rata-rata 14,1 atau nilai 78,3%. Hal ini karenakan 1)
siswa tertarik dengan cerita yang disimaknya, 2) siswa sudah terbiasa dengan
menjawab soal tes evaluasi, 3) siswa mampu menjawab dengan menggunakan
bahasa sendiri.
Skor rata-rata kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media
audiovisual pada siswa kelas II untuk 30 siswa adalah sebagai berikut:
x = ∑
x = 30
1625
x = 54,1
(lihat tabel 12 dan 13)
Rata-rata kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media
audiovisual pada siswa kelas II adalah 54,1. Dari skor rata-rata tersebut jika
dimasukan keperhitunagn persentase, adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
x =63
1,54 x100%
= 85,8%
(lihat tabel 14)
Jadi nilai rata-rata kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui
media audiovisual siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran
2010/2011 secara keseluruhan dapat dikatakan termasuk kategori baik sekali (A)
yang dibuktikan dengan nilai rata-rata 85,8% dari skor maksimal yaitu 63 yang
harus dicapai oleh masing-masing siswa.
Bertolak dari nilai rata-rata kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru”
melalui media audiovisual pada siswa II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran
2010/2011, maka 24 siswa boleh dikatakan mendapat nilai di atas rata-rata, dan 6
siswa di bawah nilai rata-rata. Aapbila nilai itu dijabarkan kedalam kategori nilai
menurut Nurgiyantoro (1988: 363) dan (2001: 399-400) berarti, ada 18 siswa
memperoleh nilai baik sekali (A), ada 6 siswa memperoleh nilai baik (B), dan 6
siswa memperoleh nilai cukup (C). Tidak ada siswa yang memperoleh nilai
kurang atau gagal. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 15 di atas.
Dari nilai yang diperoleh menunjukan bahwa hasil tes kemampuan menyimak
cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD
Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011 baik sekali (A). Hal ini siswa
mampu menangkap pesan yang disampaikan melalui media audiovisual yang
dibuktikan dengan nilai rata-rata di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Oleh karena itu hasil penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan patokan perhitungan persentase untuk skala lima, skor rata-rata
54,1 berada pada interval penguasaan 85%-100%, yang termasuk kategori baik
sekali (A). Maka secara umum tingkat kemampuan menyimak cerita anak
“Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius
Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011 termasuk dalam kategori baik sekali (A).
2. Siswa yang memperoleh nilai baik sekali (A) ada 18 orang, 6 orang
memperoleh nilai baik (B), dan 6 orang memperoleh nilai cukup (C).
3. Skor tertinggi yang dapat dicapai untuk kemampuan menyimak siswa adalah
63 sedangkan skor terendah adalah 44 atau nilai tertinggi 100% dan nilai
terendah 69,8%
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa tingginya kemampuan menyimak
siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011,
dalam menyimak termasuk dalam kategori baik sekali (A).
Berdasarkan pembahasan tersebut penelitian ini dikatakan mendukung
penelitian terdahulu yang relevan. Hal ini terlihat dari hasil penelitiannya hampir
sama dari segi kategori tingkat penguasaan menyimak siswa melalui media
audiovisual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian pada siswa kelas II untuk 30 siswa, menyatakan bahwa
tingginya kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media
audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011
tingkat kognitif dalam kategori baik sekali (A) yang dibuktikan dengan skor rata-
rata 54,1 atau nilai 85,8% dari skor maksimal yaitu 63 yang harus dicapai oleh
masing-masing siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa sangat tertarik untuk
menyimak cerita dengan menggunakan media audiovisual. Artinya pesan yang
disampaikan melalui media audiovisual dapat diterima oleh siswa dengan baik
melalui hasil tes menyimak.
B. Implikasi
1. Keterampilan berbahasa pada aspek menyimak, bagi siswa kelas II SD
Kanisius Wirobrajan sebagai gambaran pada tingkat kemampuan
menyimaknya melalui media audiovisual sudah baik sekali. Hal ini dapat
dikatakan bahwa penggunaan media audiovisual sangat bermanfaat,
sehingga dapat lebih ditingkatkan penggunaanya.
2. Pengajaran bahasa Indonesia, secara khusus bagi guru SD Kanisius
Wirobrajan, penelitian ini dapat menjadi pembelajaran dalam pengajaran
berbahasa keterampilan menyimak. Agar pesan tersebut dapat dengan cepat
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ditangkap oleh siswa, hendaknya dapat memanfaatkan sarana media
audiovisual yang telah tersedia di sekolah tersebut.
3. Bagi penelitian selanjutnya. Hal ini dapat dipakai sebagai informasi untuk
meneliti keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis dengan menggunakan
media audiovisual, yang berkaitan dengan pengajaran berbahasa.
C. Saran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menyimak
lainnya dan mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Dari hasil penelitian ini,
peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Guru hendaknya memberikan variasi-variasi dalam pembelajaran menyimak
di antaranya dengan penggunaan media audiovisual untuk menambah minat
siswa dalam belajar.
2. Apabila guru memanfaatkan media audiovisual hendaknya mempersiapkan
media tersebut secara baik, mempertimbangkan kelas yang akan digunakan,
dan jam pelajaran yang akan digunakan untuk pembelajaran menyimak.
Selain itu guru hendaknya mengenal keadaan fisik siswa, psikis, dan
pengalaman awal menyimak siswa. Semuanya ini, agar pembelajaran
menyimak dapat efektif dan tidak mengganggu proses pembelajaran pada
mata pelajaran yang lain.
3. Bagi mahasiswa yang menekuni bidang bahasa Indonesia diharapkan dapat
melakukan penelitian di bidang menyimak dari aspek yang lain dengan
menggunakan media audiovisual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1) 1991. Prosedur Penelitian Pendekatan Prakatik. Jakarta: Rineka Cipta.
2) 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Anderson, Ronald. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Video. Jakarta:
Rajawali Daryanto.1993. Media Visual Untuk Pengajaran Teknik. Bandung: Tarsito
Endraswara , Suwardi. 2002. Metode Pengajaran Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Raditha Buana
Evarista, Tri Cahya, 2004. Kemampuan Menyimak Siswa Kelas II SMU Stella
Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004. Skripsi: Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Hartiningsih. 2003. Kemampuan menyimak Dongeng “Detektif Kancil” Melalui media Audio-visual Siswa Kelas I SD Pius I Wonosobo Tahun Ajaran 2002/2003. Skripsi : Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Kurniawati. 2004. Kemampuan Menyimak rekaman audio Cerpen “Seteguh Batu Karang” Siswa kelas II Sekretaris SNKN II Purworejo Tahun ajaran 2003/2004. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pngajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE anggota IKapi. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka Rahmanto. 1988. Metode pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius
Sadiman, Arief, M. SC, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia
Sarumpaet, K. Riris. 1) 1976. Bacaan Anak-anak. Jakarta: Pustaka Jaya
2) 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera
Sutari KY, Ice, Tien Kartini, dan Vismaia S.D. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara
Suharianto. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo
Sugihastuti. 1996. Serba Serbi Cerita Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiarto, Th, M. T. 2009, Media Pembelajaran Konvesional dan Berbasis IT,
handout, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa Tarigan, Djago dan Tarigan, Henry Guntur. 1986. Teknik Pengajaran
Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Veronica. 2007. Perbedaan Hasil Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Tidak
Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V ( Studi Kasus di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BIOGRAFI PENULIS Regina Nona, lahir di Nuambalu 31 Agustus 1968. Penulis masuk
sekolah Dasar pada tahun 1978 di SDK Detuleda dan lulus tahun
1984. Pada Tahun 1984-1987 penulis masuk jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPK Pancasila Lekebai. Penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (PGAK) pada tahun 1987-1991 di
Yayasan Bhakti Luhur Malang. Pada Tahun 1998 penulis masuk ke Tarekat
Suster-suster Gembala Baik (RGS) yang berpusat di Jakarta Timur. Pada tahun
2005 penulis melanjutkan studi ke program D-2 di Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma, dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2007 penulis melanjutkan ke S-1 program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma. Penulis menyelesaikan studi S-1 pada bulan
Januari 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1. Cerita Anak:
“SEPATU BARU”
Cerita tentang seorang anak yang bernama Pipin, ia sangat pandai, hidupnya
sangat sederhana, dan murah hati. Ia tidak selalu menuntut kepada orangtuanya.
Ia selalu bersemangat untuk belajar. Cerita selengkapnya sebagai berikut:
(Di pagi yang cerah Pipin bersama keluarganya sedang berbincang di ruang
makan).
Pipin : Selamat pagi bu…
Ibu Pipin : Selamat pagi nak..
Pipin : Ah inikan makana favoritku.
Ibu Pipin : Eh..Pipin, tunggu ayahmu dulu dong..!
Pipin : Maaf bu, saya sudah lapar…
Ibu dan Pipin : Selamat pagi ayah.
Pipin : Ibu, ayah..mengapa setiap pagi kita Cuma makan nasi goring atau
tempe saja?
Ibu pipin : Pin..pekerjaan ayahmu Cuma buruh harian.
Pipin : Artinya?
Ayah : ala kamu makan tempe saja sudah namabh, apalagi daging bisa
habis nasi satu bakul…he he.
Ibu : Pin, makannya jangan ngecap begitu, ayo yang sopan!
Pipin : Maaf bu, ayah. Pipin mau berangkat dulu ya..
(sambil mengambil sepatunya yang sobek Pipin berkata)
Pipin : ya ampun sepatuku…..
Ayah : Doakan ya bu.. semoga hari ini ayah dapat pekerjaan soalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
semakin hari semakin sulit mendapatkan pekerjaan.
Ibu : tentu saja ayah..
(mendengar pembicaraan ayah dan ibunya, Pipin sedih, namun ia tetap semangat
untuk belajar. Ia tahu bahwa orangtuanya tidak mampu maka ia tidak mengeluh.
Ia mau menerima apa adanya, walaupun sebenarnya sepatunya sudah sobek)
Ibu Pipin melihat Pipin yang belum berangkat ke Sekolah.
Ibu Pipin : Lho..kenapa Pin?
Pipin : Tidak apa-apa kok bu..
Ibu Pipin : Pulang sekolah langsung pulang ya, ya jangan mampir kemana-
mana ya!
Pipin : ya bu..
Ibu pipin : hati-hati ya Pin..
Pipi : ya bu..
(suasana di kelas saat belajar)
Guru : Sekarang siapa yang bisa menjawab, maju ke depan!
Pipin : saya bu.
Ibu guru : ya, kamu Pin!
Teman 1 : huh pintar.
Ibu guru : bagus Pin, ternya kamu mengerti apa yang ibu berikan.
Teman 2 : ye…hu..
Lala : Pipin,pipin..tunggu!
Pipin : ada apa?
Lala : aku irih sama kami Pipin, soal sesulit itu kamu bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mengerjakannya dengan mudah.
Pipin : Itu semua karena saya selalu memperhatikan ibu guru mengajar,
lalu sampai di rumah saya ulangi pelajarannya.
Lala : kalau begitu boleh tidak saya ke rumahmu, mau belajar bersama
Kamu. Boleh ya…
Pipin : Boleh, tapi jangan tertawain ya soalnya rumahku jelek.
Lala : ah kamu bisa saja…
(sore hari di rumah Pipin)
Ibu Pipin : Pipin ada teman-temanmu nih..
Pipin : ya bu..
Pipin : Lala…sama siapa?
Lala : sorry ya Pin, tidak sempat beritahu kamu kalau teman-teman ini
mau belajar bersama.
(teman-teman tertawa, he he..)
Pipin : Tidak apa-apa, saya malahan senang.
Teman 3 : oh ya Pipin, Minggu depan ada Matematika
Teman 2 : benar pin, biar kami pintar seperti kamu.
Teman 1 : kamu mau mengajarkan kamu pelajaran siang tadi?
Pipin : tentu saja, saya senang sekali kalau teman-teman dapat nilai
bagus.
Ibu : Ayo dimulai belajarnya! Nanti kalau kemalaman kalian
mengantuk. Ini ibu buatkan singkong goreng dan teh manis untuk
kalian.
Teman-teman : wah, terimakasih bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pipin : jadi 4=16 dan 16 adalah 4 kalau a+16=9
(saat di Sekolah setelah mengikuti tes Matematika)
Pipin : Bagaimana dengan soal tes tadi?
Teman 2 : ah..gampang sekali, rasanya saya bisa menjawab semuanya
dengan benar.
Teman 1 : hu…jangan sombong kamu!
Teman 3 : ya, coba kalau tidak ada Pipin, pasti kamu sudah pusing dari tadi.
Teman 2 : ye saya dapat 8
Teman 4 : hebat kamu.
Teman 1 : asyik saya dapat 7…
Lala : ah kamu nih payah, masa kalah sama cewek. Saya dapat 9 asyik..
Teman 4 : ya saya juga dapat 8.
Teman 1 : Kalau kamu pipin, pasti lebih bagus?
Lala : mana nilai tesmu Pipin?
Teman 2 : ya saya mau lihat, bolehkan?
Teman 1 : wah kamu benar-benar hebat Pipin.
Pipin : kalian juga hebat
Lala : Pipin…
Pipin : eh teman-teman ada apa? Ini saya bawakan singkong mau tidak?
Teman 4 : ayo La..
Pipin : Ada apa sih?
Lala : begini Pin, kami mau mengucapkan terimakasih atas bantuan
kamu. Ini sebagai tanda terimakasih kami.
Pipin : ah kalian ini ada-ada saja. Itu hasil kerja kalian sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Teman 3 : ya, tapi kalau tanpa kamu kami tidak akan bisa.
Lala : terima saja ini sebagai tanda persahabatan kita
Teman 2 : ya Pipin, terima dong.
Pipin : ya..terimakasih teman-teman.
Teman 1 : nah begitu dong.
Teman 3 : sekarang buka dong
Lala : ya pipin kamu pasti suka
(teman-teman, buka…buka…buka..)
Pipin : ya terimakasih banyak teman-teman, tapi hadiah ini terlalu mahal
buat saya.
Teman-teman : ah tidak apa-apa, tenang saja kami memberi sepatu itu dengan
tabungan kami masing-masing melalui iuran bersama, harganya
jadi ringan.
Teman 2 : betul Pipin, asalkan kami boleh belajar bersama kamu terus.
Teman 1 : juga jangan lupa sediakan singkong gorengnya ya…
Teman-teman : huh dasar..kamu anak singkong..hehe…
…………….Selesai………..
Disadur dari:
Video/CD : Pendidikan Budi Pekerti Anak-Anak.
Lama Tayangan : 10 menit
Oleh : Emperor/Edutaiment,
Terbit : 19 April 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2: Soal Tes Menyimak Cerita dan Kunci Jawaban
Nama : ……………………………
No. Absen : ……………………………
Lembar Kerja Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan tokoh yang ada dalam cerita tadi!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apa yang dilakukan Pipin setelah pulang sekolah?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Apa yang dilakukan Pipin dan teman-temannya setelah pulang sekolah?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Apa judul dari cerita tadi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Pesan apa yang dapat kamu ambil dari cerita tadi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Mengapa Lala dan teman-temannya membelikan sepatu baru untuk Pipin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Dimanakah Pipin dan teman-temannya belajar?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
8. Bagaimana Nilai Matematika Lala dan teman-temannya setelah belajar
bersama?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
9. Bagaimana sikap Pipin terhadap teman-temannya yang kesulitan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
10. Bagaimana sikap anda jika ada teman yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal matematika?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kunci Jawaban
1. Pipin, Ibu dan ayah Pipin,ibu guru, Lala dan teman-temannya
2. Belajar
3. Belajar bersama
4. Sepatu Baru
5. Mau berbagi dengan teman yang tidak mampu
6. Sebagai ucapan terimakasih
7. Di rumah Pipin
8. Nilainya bagus
9. Mau membantu, rela berbagi, murah hati.
10. Mau mengajarkan teman yang sedang kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran: FOTO-FOTO KEGIATAN PEMEBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI