PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada,...

113
i UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU CEKOK DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Ribka Alvianita Susetyo NIM : 108114105 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada,...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

i

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), ANGKA LEMPENG TOTAL

(ALT), DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DALAM JAMU CEKOK

DARI PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Ribka Alvianita Susetyo

NIM : 108114105

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”

Amsal 23:18

“Segala Tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,

untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik

orang dalamkebenaran”

2 Timotius 3:16

Dengan penuh ucapan syukur,

Tabita Ribka Alvianita Susetyo

Saya persembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus atas kasih karuniaNya dan segalanya dalam hidup saya

Papa, Mama, Mas Fian dan seluruh keluarga atas cinta , kasih sayang serta

semangat

Sahabat-sahabat yang luar biasa

Dan semua orang yang Tuhan hadirkan dalam hidup saya

Terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas

berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan

Identifikasi Escherichia coli dalam Jamu Cekok dari Penjual Jamu Racik “X” di

Yogyakarta” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis

hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini

atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberi motivasi, dan

memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. dan Ibu Damiana Sapta Candrasari,

M.Sc. selaku Dosen Penguji skripsi. Terimakasih atas bantuan dan

masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si, Apt. selaku Kepala Penanggung Jawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam

penggunaan fasilitas laboratorium Mikrobiologi demi terselesaikannya

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

viii

5. Bapak Jumakir, Pak Sutiyono, dan Bu Septi selaku pembimbing selama

melakukan penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta,

terimakasih atas bimbingan, ilmu, kesabaran, dan semangat yang selalu

dibagikan dalam proses pembuatan skripsi ini.

6. Rekan – rekan penelitian seperjuangan Arellia Oktaviori, Anastasia Ika,

Maria Dyah Kartika dan Theresia Nurida, untuk semangat kerjasama yang

selalu dibagikan dalam proses penyusunan skripsi.

7. Teman – teman FKK B 2010 Maria Malida Vernandes Sasadara, Brigitta

Lynda, Yudhytha Anggarhani, Angelia Rosari, Agriva Devaly, Evan

Gunawan, Stefanus Indra, Anggun Indah, Lukas Surya, Cornelia Melinda,

Juana Merianti, Desi Irwanta, Sherly Damima, Antonio Leonardo, terima

kasih untuk kebersamaan kita.

8. Teman-teman “Wisma Sri Widodo” Mbak Febrin, Mbak Tania, Ejho,

Dephik dan tak lupa Mas Teti atas bantuan, dukungan, semangat,

perhatian, tawa dan bersedia menjadi tempat curahan hati.

9. Bryan Wisnu Hernadi, terimakasih untuk dukungan semangat, doa,

moodbooster, yang selalu ada selama proses pembuatan skripsi ini.

10. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi

kemajuan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat memiliki manfaat

sekecil apapun bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

ix

kefarmasian, serta semua pihak, baik mahasiswa, lingkungan akademis, maupun

masyarakat.

Yogyakarta,

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH ..................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi

PRAKATA ..................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL........................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

INTISARI ..................................................................................................................... xvii

ABSTRACT ..................................................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5

C. Keaslian Penelitian........................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xi

A. Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam................................................ 8

B. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).................................... 10

C. Jamu Cekok ....................................................................................................... 11

D. Angka Kapang Khamir (AKK) .......................................................................... 14

E. Angka Lempeng Total (ALT)............................................................................. 16

F. Escherichia coli.................................................................................................. 18

G. Identifikasi Escherichia coli .............................................................................. 23

1. Uji fermentasi gula-gula................................................................................. 23

2. Uji Sulfur Indol Motility................................................................................. 24

3. Uji IMVIC...................................................................................................... 25

H. Keterangan Empiris............................................................................................ 27

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................................ 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 28

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................................... 28

1. Variabel utama.............................................................................................. 28

2. Variabel pengacau ........................................................................................ 28

3. Definisi operasional..................................................................................... 29

C. Bahan Penelitian................................................................................................. 30

1. Bahan utama................................................................................................. 30

2. Bahan kimia ................................................................................................. 30

D. Alat Penelitian.................................................................................................... 30

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 31

1. Pemilihan sampel ......................................................................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xii

2. Penanganan wadah/kemasan penyiapan sampel .......................................... 31

3. Tahap pra-pengkayaan ................................................................................. 31

4. Pengujian Angka Kapang Khamir ............................................................... 32

5. Uji Angka Lempeng Total ............................................................................ 34

6. Uji identifikasi Escherichia coli .................................................................. 40

7. Pengecatan Gram ......................................................................................... 42

8. Interpretasi hasil ........................................................................................... 43

F. Analisis Hasil ..................................................................................................... 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 44

A. Pengambilan sampel........................................................................................... 44

B. Uji Angka Kapang Khamir (AKK) .................................................................... 45

C. Uji Angka Lempeng Total (ALT)....................................................................... 50

D. Uji Identifikasi Escherichia coli ........................................................................ 53

1. Uji pengkayaan dalam media Escherichia coli Broth................................ 53

2. Isolasi E.coli pada sampel jamu cekok dalam media Trypon Bile

X-Glucoronide............................................................................................ 55

3. Identifikasi dan konfirmasi keberadaan E.coli pada sampel

jamu cekok ................................................................................................. 56

a. Uji biokimia ........................................................................................... 57

b. Uji SIM .................................................................................................. 60

c. Uji IMVIC.............................................................................................. 62

1. Uji indol ........................................................................................... 63

2. Uji metil merah ................................................................................ 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xiii

3. Uji Voges Proskaeur ......................................................................... 65

4. Uji sitrat............................................................................................ 67

d. Pengecatan Gram .................................................................................. 68

E. Uji MPN ............................................................................................................ 72

1. Uji pendugaan bakteri Coliform................................................................... 72

2. Uji penegasan bakteri Coliform ................................................................... 74

3. Uji konfirmasi Coliform fekal...................................................................... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 77

A. Kesimpulan ................................................................................................. 77

B. Saran .......................................................................................................... 77

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 78

Lampiran ........................................................................................................................ 81

Biografi Penulis.............................................................................................................. 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Petunjuk penghitungan TPC (Total Plate Count)........................................ 38

Tabel II. Hasil uji IMVIC .......................................................................................... 43

Tabel III. Angka Kapang Khamir (AKK) Jamu cekok waktu 5 hari

inkubasi ....................................................................................................... 48

Tabel IV. Angka Kapang Khamir (AKK) dari ke-3 sampel jamu cekok .................... 49

Tabel V. Angka Lempeng Total (ALT) jamu cekok waktu inkubai 48 jam............... 52

Tabel VI. Angka Lempeng Total (ALT) dari ke-3 sampel jamu cekok ...................... 52

Tabel VII. Hasil Uji Identifikasi E.coli......................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Uji dalam media Escherichia coli Broth................................................... 54

Gambar 2. Hasil Isolasi E.coli pada sampel jamu cekok dalam media

Trypton Bile X-Glucoronide (TBX) .......................................................... 56

Gambar 3. Hasil uji fermentasi gula-gula sampel jamu cekok ................................... 59

Gambar 4. Hasil uji sulfur sampel jamu cekok .......................................................... 61

Gambar 5. Hasil uji motilitas sampel jamu cekok pada media SIM .......................... 62

Gambar 6. Hasil uji indol sampel jamu cekok pada media SIM ................................ 64

Gambar 7. Hasil uji metil merah sampel jamu cekok ................................................ 65

Gambar 8. Hasil uji Voges Proskaeur sampel jamu cekok ........................................ 66

Gambar 9. Hasil uji sitrat sampel jamu cekok ............................................................ 68

Gambar 10. Hasil Pengecatan Gram biakan bakteri sampel jamu cekok ................... 70

Gambar 11. Hasil uji air pada media LTB yang digunakan untuk pembuatan

jamu cekok ............................................................................................... 73

Gambar 12. Hasil uji air pada media BGLB yang digunakan untuk

pembuatan jamu cekok ............................................................................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Laboratorium ..................................................................... 82

Lampiran 2. Hasil uji MPN coliformdan coliform fekal ........................................ 83

Lampiran 3. Tabel MPN menurut formula Thomas ............................................... 84

Lampiran 4. Foto Penanganan Sampel................................................................... 87

Lampiran 5. Nilai ALT sampel jamu cekok inkubasi 24 jam................................. 87

Lampiran 6. Perhitungan dan nilai ALT jamu cekok inkubasi 48 jam................... 88

Lampiran 7. Perhitungan dan nilai AKK inkubasi 5 hari ....................................... 90

Lampiran 9. Foto ALT inkubasi 48 jam ................................................................. 92

Lamiran 10. Foto AKK inkubasi 5 hari.................................................................. 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xvii

INTISARI

Jamu Cekok merupakan obat tradisional Indonesia yang banyakdikonsumsi oleh masyarakat. Jamu cekok memiliki khasiat menambah nafsumakan, dan kebanyakan dikonsumsi oleh anak-anak. Pembuatan jamu yangkurang memperhatikan sanitasi dan higienitas perlu diwaspadai adanya cemaranmikroba. Adanya cemaran mikroba ini memungkinkan timbulnya penyakitsehingga mengurangi keamanannya bila dikonsumsi oleh anak-anak..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Kapang Khamir(AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan keberadaan bakteri patogenEscherichia coli pada sediaan jamu cekok yang dijual oleh salah satu penjualjamu racik jamu racik “X” di Kota Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangandeskriptif komparatif. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dan dilakukan ujiAKK, ALT, dan identifikasi Escherichia coli.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah AKK dalam sampel jamu cekokadalah 2,5 x 104 – 10,0 x 104, Angka Lempeng Total 1,6 x 107 – 2,7 x 107sertapositif mengandung bakteri E.coli.

Kata kunci: Jamu Cekok, AKK, ALT, Escherichia coli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

xviii

ABSTRACT

Jamu cekok is an Indonesian traditional medicine and has beenconsuming by Indonesian public especially to increase appetite and it is mostlyconsumed by children. The manufacture processing that is less attention ofhygiene and sanitation may increases possibility of microorganism contaminating.Microorganism contaminating may increases diseases and reduce the safety whenit is consumed by children.

The research’s purpose was to provide information about total platecount, the number of mold/yeast, and the presence of Escherichia coli in jamucekok from “X” seller in Yogyakarta.

This research is non-experimental research with descriptive explorativedesign. Sample replication was counted three times and determination of totalplate count, the number of mold/yeast, and identification of E.coli were done.

The research’s result of jamu cekok were show that ranged of total platecount was between 1,6 x 107 – 2,7 x 107, the number of mold/yeast was beetwen2,5 x 104 – 10,0 x 104 and E.coli contamination was positive.

Keywords : Jamu cekok, Number of Mold/Yeast, Total Plate Count, Escherichiacoli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan obat tradisional di jaman modern kini meningkat karena

banyaknya masyarakat yang lebih memilih menggunakan obat tradisional

daripada obat sintetik. Kecenderungan masyarakat dalam mencari alternatif

pengobatan yang berdasar pada “back to nature” (kembali ke alam) dikarenakan

efek samping pengobatan yang memanfaatkan bahan-bahan alam relatif lebih

kecil, lebih aman, praktis, serta murah (Suharmiati dan Handayani, 2005).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 1 ayat 1 disebutkan obat

tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut

yang secara turun menurun telah digunakan untuk dan dapat diterapkan sesuai

norma yang berlaku(DepKes RI, 2012).

Di Indonesia, jamu sebagai bagian dari obat herbal/ramuan, telah

diterima dan digunakan secara luas oleh masyarakat dalam rangka pemeliharaan

kesehatan, hal ini didukung dengan adanya data Riset kesehatan dasar (Riskesdas)

tahun 2010, sekitar 59,12% penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu dan

95,6% diantaranya merasakan jamu berkhasiat dalam meningkatkan kesehatan

(DepKes RI, 2011). Kebiasaan minum jamu sudah menjadi budaya, terutama bagi

masyarakat di Pulau Jawa. Selain untuk menjaga kesehatan, kebiasaan ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

2

merupakan alternatif pengobatan untuk mengobati penyakit ringan seperti pegal

linu, nyeri saat menstruasi, untuk melancarkan asi, flu, batuk, masuk angin, dan

untuk menambah nafsu makan pada anak (Soedarsono dan Harini, 2002).

Dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Nomor :

Hk.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan

Alam Indonesia antara lain dalam pasal 2 disebutkan bahwa jamu harus

memenuhi kriteria : aman sesuai persyaratan yang ditetapkan; klaim khasiat

dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi persyaratan mutu yang

berlaku. Obat tradisional berdasarkan sumber pembuatnya dapat dikelompokkan

sebagai obat tradisional buatan sendiri dan obat tradisional buatan pabrik. Obat

tradisional buatan penjual jamu atau lebih dikenal dengan sebutan jamu gendong

termasuk dalam kategori jamu buatan sendiri ini banyak digemari oleh masyarakat

Indonesia khususnya di Pulau Jawa (Supardi, Herman, Yuniar, 2011).

Sesuai dengan Kepmenkes no.661/MENKES/SK/VII/1994 tentang

persyaratan obat tradisional disebutkan bahwa cairan obat dalam yaitu salah satu

contohnya jamu harus memenuhi persyaratan antara lain :(1) keseragaman

volume, (2) Angka Kapang Khamir tidak lebih dari 103,(3) Angka Lempeng Total

tidak lebih dari 104, tidakmengandung mikroba patogen, aflatoksin tidak lebih dari

30bpj. Mikroba patogen yang dimaksud adalah semua mikroba yang dapat

menyebabkan orang menjadi sakit bila kemasukan mikroba tersebut. Obat

tradisional untuk penggunaan secara oral perlu diwaspadai adanya mikroba seperti

:Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas

aeruginosa. (BPOM RI, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

3

Dalam budaya masyarakat Jawa dikenal adanya jamu cekok. Jamu cekok

adalah jamu khusus yang ditujukan bagi anak-anak yang mengalami penurunan

nafsu makan. Penamaan jamu cekok mengacu pada cara pemberian yang

diminumkan secara paksa dengan cara memeras jamu ke dalam mulut anak. Jamu

cekok ini dipercaya memiliki khasiat sebagai perangsang munculnya nafsu makan

pada anak. Jamu cekok adalah ramuan bahan tradisional yang terdiri dari

Curcuma xanthorriza Roxb. (temulawak), Zingiber zerumbet L. (lempuyang

gajah), Tinospora crispa L. (brotowali), Curcuma aeruginosa Roxb. (temu ireng)

serta Carica papaya L. (pepaya).

Di Yogyakarta terdapat salah satu tempat usaha jamu cekok terkenal yang

dijual oleh penjual jamu racik “X” (Limananti& Triratnawati, 2003). Dari hasil

observasi yang peneliti lakukan pada proses pembuatan jamu cekok oleh penjual

jamu racik “X” pada bulan September 2013 ini sangat memungkinkan terjadinya

kontaminasi bakteri. Kontaminasi ini mungkin terjadi karena dalam proses

pembuatan jamu cekok alat-alat yang digunakan kurang higienis dan kurang

terjaga kebersihannya serta tempat pembuatannya pun diruangan yang sanitasinya

tidak cukup baik sehingga memungkinkan adanya kontaminasi bakteri. Penjual

jamu racik “X” berjualan dari pukul 06.00 sampai 19.30. Produksi jamu dilakukan

pada jam 09.00 setiap harinya, jamu yang dibuat pada hari ini akan dijual untuk

keesokan harinya. Jeda waktu yang lama ini memungkinkan adanya pertumbuhan

bakteri dan jamur. Peneliti memilih melakukan observasi pada penjual jamu “X”

saja karena sudah berjualan cukup lama, yaitu sejak tahun 1985 dan selalu

mempunyai banyak konsumen. Konsumen yang datang tidak hanya berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

4

kota Yogyakarta, namun ada juga yang berasal dari luar kota Yogyakarta. Penjual

jamu racik “X” menjual sekitar 20 macam jenis jamu, namun yang paling banyak

peminatnya adalah jamu cekok.Sampel jamu cekok yang diambil dari penjual

jamu racik “X” dianggap dapat mempresentasikan cara pembuatan jamu pada

penjual jamu yang lain. Jamu cekok sebagai obat tradisional ini harus memenuhi

persyaratan yang berlaku yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia (Limananti& Triratnawati, 2003; Soedarsono dan

Harini, 2002).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa

obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong

tidak memerlukan izin edar. Jamu cekok sebagai produk usaha jamu racikan

memang tidak memerlukan izin edar namun, kualitasnya harus dapat dijamin

terutama dalam hal kebersihan dan proses pembuatannya sehingga tetap aman

dikonsumsi (Depkes RI, 2012).

Hasil pengujian mikrobiologis yang dilakukan Balai Besar Pengawas

Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2001 di Jawa Tengah terhadap produk

industri obat tradisional yang beredar dipasaran sekitar 30% menunjukkan sampel

bakteri total melebihi batas yang ditentukan. Bakteri patogen yang paling banyak

ditemukan sebagai kontaminan adalah kelompok Coliform. Salah satu jenis

bakteri Coliform yang paling banyak ditemukan adalah bakteri Eschericia coli

(Zulaikhah, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

5

Escherichia coli adalah bakteri patogen yang bila ada di saluran

pencernaan dalam jumlah banyak dapat menimbulkan infeksi dan menyebabkan

berbagai penyakit, seperti diare, meningitis, gangguan pada ginjal, kejang perut,

demam dan infeksi lainnya (Suriawiria, 1986). Bakteri E.coli digunakan sebagai

indikator adanya kontaminasi feces dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap

air, makanan dan minuman (Fardiaz, 1993). Jamu cekok yang umumnya

dikonsumsi oleh anak-anak bila tercemar bakteri E.coli dapat mengakibatkan

penyakit infeksi dan diare. Anak-anak memiliki sistem pertahanan tubuh yang

lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa. Apabila E.coli masuk ke dalam

tubuh maka akan memproduksi toksin berbahaya. Toksin inilah yang dapat

menyebabkan diare, ganguan pencernaan, dan komplikasi kesehatan lainnya

(Tempo, 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti cemaran mikrobia yang meliputi

Angka Kapang Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT) dan identifikasi

keberadaan bakteri patogen khususnya Escherichia coli pada jamu cekok yang

dijual oleh penjual jamu racik “X”sehingga dapat diketahui apakah jamu cekok

yang dijual oleh penjual jamu racik “X” sudah memenuhi persyaratan secara

mikrobiologis.

B. Rumusan Masalah

1. Berapakah angka lempeng total dan angka kapang khamir yang terdapat pada

sediaan jamu cekok yang dijual oleh penjual jamu racik“X” Yogyakarta?

2. Adakah cemaran bakteri E.coli dalam jamu cekok yang dijual oleh penjual

jamu racik“X” di Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

6

C. Keaslian Penelitian

Penelitian jamu cekok pernah dilakukan oleh Angelia melaporkan bahwa

jamu cekok dapat meningkatkan berat badan pada mencit yang dengan dosis

0,052 mg/20gBB/hari (Angelia, 2007). Penelitian lain yang dilakukan Jauhari

(2007) melaporkan bahwa jamu cekok dapat dibuat diformulasikan dalam bentuk

sediaan tablet hisap dengan komposisi : jamu cekok 58,7%, manitol 11,3%, dan

dekstrosa 30%.Limananti dan Trianawati (2003) melakukan penelitian tentang

manfaat jamu cekok dengan melakukan wawancara kepada konsumen terkait

khasiat jamu cekok dan budaya masyarakat yang masih melestarikan budaya

minum jamu. Sedangkan publikasi penelitian mengenai Uji Angka Kapang

Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Escherichia coli

pada sediaan jamu cekok penjual jamu racik “X” di kota Yogakarta belum pernah

dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir dan ada tidaknya bakteri

Escherichia coli dalam jamu cekok yang dijual olehpenjual jamu racik “X”

di kota Yogyakarta.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai kualitas keamanan sediaan jamu cekok yang dijual oleh

penjual jamu racik”X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

7

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologis

jamu cekok yang dijual oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta dalam

aspek Angka Kapang Khamir, Angka Lempeng Total dan keberadaan E.coli

2. Tujuan khusus

(1) Mampu memberikan data dan informasi mengenai angka lempeng total

dan angka kapang khamir pada jamu cekok penjual jamu racik “X”

Yogyakarta.

(2) Mampu memberikan data dan informasi terkait kemungkinan cemaran

bakteri E.coli pada jamu cekok penjual jamu racik “X” Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

tahun 2012 pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan : Obat Tradisional adalah bahan atau

ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun

temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan

norma yang berlaku di masyarakat (DepKes RI, 2012).

Berdasarkan data WHO pada tahun 2005 sekitar 80% penduduk dunia

pernah menggunakan obat herbal. Di Indonesia obat tradisional masih sangat

sering digunakan. Data ini didukung dengan hasil riset dari Susenas (Survey

Sosial Ekonomi Nasional) pada tahun 2007 bahwa tercatat 65,01% penduduk

Indonesia yang mengeluh sakit dalam waktu kurang dari sebulan akan memilih

melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat tradisional. Menurut

data Riskesdas tahun 2010, 50% penduduk Indonesia mengkonsumsi jamu untuk

terapi alternatif dan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan (Supardi, Herman,

Yuniar, 2010)

Obat tradisional berdasarkan sumber pembuatnya dapat dikelompokkan

sebagai obat tradisional buatansendiri, obat tradisional buatan penjual jamu dan

obat tradisional buatan pabrik. Obat tradisional buatan sendiri banyak

digunakan masyarakat dalam upaya pengobatan sendiri menggunakan bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

9

baku dari lingkungan sekitar. Obat tradisional buatan penjual jamu salah satunya

adalah jamu gendong, yaitu suatu bentuk minuman yang sangat digemari

masyarakat di Jawa, dan di berbagai pulau lain di Indonesia.Konsumsi jamu

sebagai upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaakan masyarakat untuk

tujuan mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga

ketahanan dan kesehatan tubuh, serta untuk tujuan kecantikan (Supardi, Herman,

Yuniar, 2010).

Jamu merupakan cairan obat dalam. Jamu adalah obat tradisional yang

tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti

empiris (Handayani dan Suharmiati, 2002). Sebagaimana diatur dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI No : 661/Menkes/SK/VII/1994, persyaratan obat

tradisional yang meliputi keseragaman volume, angka kapang khamir, angka

lempeng total, mikroba patogen, aflatoksin, bahan tambahan cairan obat dalam

seperti pengawet dan pewarna, wadah dan peyimpanan. Angka kapang khamir

tidak boleh lebih dari 103 dan lempeng total yang diperbolehkan adalah tidak lebih

dari 104. Mikroba patogen harus mempunyai nilai negatif. Mikroba patogen yang

dimaksud adalah semua mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit

bila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional untuk penggunaan obat dalam

termasuk di dalamnya cairan obat dalam perlu diwapadai adanya mikroba seperti

:Salmonella, Escherichiacoli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas

aeruginosa. Cairan obat dalam tidak boleh mengandung bakteri patogen karena

mikroba patogen sangat berbahaya. Mikroba patogen dapat menyebabkan infeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

10

penyakit. Persyaratan obat tradisional yang baik bertujuan untuk melindungi

konsumen dan menjaga mutu dari obat tradisional itu sendiri (BPOM, 1994).

B. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB)

Pembuatan obat tradisional termasuk jamu harus memenuhi kriteria dan

persyaratan yang ditentukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada

tahun 2005 menyatakan bahwa obat tradisional merupakan produk yang dibuat

dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga

untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik

dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku

(BPOM, 2005).

Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh

aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk

menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu

yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Tujuan dari CPOTB

ini adalah untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal merugikan dari

penggunaan obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu (BPOM,

2005).

CPOTB wajib diterapkan oleh industri obat tradisional yang memiliki ijin

edar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa

obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong

tidak memerlukan izin edar. Usaha jamu gendong dan jamu racikan memang tidak

diwajibkan untuk menerapkan CPOTB namun, CPOTB dapat menjadi acuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

11

dalam proses pembuatan produk jamu, sehingga kualitas mutu tetap terjamin dan

aman untuk dikonsumsi. Usaha jamu gendong dan jamu racik tidak memerlukan

ijin edar karena lingkup distribusinya yang kecil sehingga pengawasannya

dianggap mudah (DepKes RI, 2012).

C. Jamu Cekok

Jamu cekok merupakan ramuan bahan tradisional yang secara empiris

berdasarkan pengalaman turun-temurun dipercaya memiliki khasiat sebagai

perangsang munculnya nafsu makan pada anak. Istilah cekok mengacu pada cara

atau metode pemberian jamu yaitu dengan cara meminumkan jamu secara paksa

langsung ke dalam mulut anak. Pertama-tama ramuan jamu yang masih berupa

campuran tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah yang telah dihaluskan dan diberi

sedikit air, ditempatkan padaselembar kain kecil serupa sapu tangan, kemudian

ujung-ujungnya disatukan (seperti membungkus). Anak yang akan dicekok

biasanya menunjukkan sikap menolak dan berontak, dipangku orang tuanya

dengan posisi agak berbaring. Selanjutnya hidung anak dipencet sehingga

mulutnya akan terbuka dengan sendirinya. Pada saat inilah jamu yang telah

disiapkan diperas di mulut anak sehingga cairannya masuk ke dalam mulut.

(Limananti dan Triratnawati, 2003)

Kandungan dari jamu cekok adalah Curcuma xanthorrhiza Roxb.

(temulawak), Zingiber zerumbet (lempuyang gajah), Tinospora crispa L.

(brotowali), Curcuma aeruginaosa Roxb. (temu ireng) serta Carica papaya L.

(pepaya). Masing-masing komponen dari jamu cekok mempunyai khasiat untuk

meningkatkan nafsu makan (Soedarsono dan Harini, 2002). Cara pembuatan jamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

12

cekok ini cukup mudah dan sederhana hanya dengan menghaluskan semua bahan,

dikukus, lalu didiamkan dan ketika ada pembeli datang baru diperas dan

dicekokkan, atau dibawa pulang. Pembuatan jamu ini biasanya dilakukan pukul

09.00 dan jamu yang dibuat akan dijual keesokan harinya.

Komponen jamu cekok yang digunakan meliputi :

a. Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk salah satu

jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan senagai bahan baku obat

tradisional. Selain itu, temulawak merupakan sumber bahan pangan, pewarna,

bahan baku industri seperti kosmetika, maupun dibuat makanan atau

minuman segar. Sebagai ramuan obat tradisional, temulawak dapat

digunakan sebagai bahan obat utama (remedium cardinale), bahan obat

penunjang (remedium adjuvans), pemberi warna (corrigenta odoris). Secara

empiris, temulawak digunakan sebagai obat dalam bentuk tunggal maupun

campuran. Rimpang temulawak berbau tajam, rasanya pahit agak pedas.

Temulawak mempunyai khasiat laktagoga, kolagoga dan digunakan dalam

pengobatan perut kembung, sembelit, diare, haid tidak lancar, serta

menambah nafsu makan (Dalimartha, 2006).

b. Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet)

Lempuyang gajah mempunyai efek farmakologis sebagai anti radang

(anti inflamasi) dan digunakan pula sebagai penambah nafsu makan

(stomachica). Bagian yang biasanya digunakan adalah bagian rimpang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

13

(Hariana, 2006). Tanaman Lempuyang gajah berwarna hijau agak kehitaman,

bagian rimpang muda maupun rimpang tua berwarna kuning muda dengan

daging berwarna kuning. Rimpang berasa pahit getir dan berbau wangi

(Rukmana, 2004).

c. Brotowali (Tinospora crispa L.)

Secara turun temurun, brotowali sudah banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat Indonesia sebagai obat demam, sakit perut, mengobati gatal-gatal,

luka yang sulit disembuhkan seta digunakan sebagai penambah nafsu makan.

Brotowali dapat memberikan efek farmakologis seperti analgesik, anti-

inflamasi, antikoagulan, tonikum, antiperiodikum, dan diuretik (Kresnady,

2003).

d. Temu ireng (Cucurma aeruginosa Roxb.)

Temu ireng berasal dari famili Zingiberaceae. Rimpangnya mempunyai

rasa pahit, tajam dan sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai peluruh flatus

(karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik),

anthelmintik, pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haaid

(Hariana, 2006).

e. Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya dikenal mempunyai banyak manfaat termasuk bagian daunnya.

Daun pepaya dipercaya memiliki khasiat sebagai stomakik atau penambah

nafsu makan karena berkhasiat memacu enzim pencernaan. Daun pepaya

memiliki kandungan enzym papain, alkaloid karpaina, pseudo-karpaina,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

14

glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa (Santoso,

2006).

D. Angka Kapang Khamir (AKK)

Angka kapang/khamir adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang

ditumbuhkan dalam media yang sesuai selama 5 hari pada suhu 20-25OC dan

dinyatakan dalam satuan koloni /mL (Soekarto, 2008).

Kapang merupakan mikroorganisme bersel banyak yang membentuk

miselia yang tampak sebagai benang-benang halus. Mikroba ini membentuk spora

sebagai salah satu alat perkembangbiakannya. Kapang juga dapat membentuk

mikotoksin yang telah dikenal sebagai penyebab keracunan akut maupun kronis

(Depkes RI, 1998).

Khamir adalah mikroorganisme bersel satu dengan bentuk oval dan

berukuran lebih besar daripada bakteri. Khamir dapat tumbuh pada makanan,

peralatan pengolahan pangan, atau permukaan bangunan yang mengandung

sedikit air dan zat gizi yang mungkin berasal dari sisa makanan yang tidak

dibersihkan secara sempurna (DepKes RI, 1998).

Kapang dan khamir apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam

jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan penyakit. Penyakit yang

disebabkan oleh khamir dan jamur disebut mikosis. Reaksi yang biasa disebabkan

karena toksin khamir adalah adalah reaksi alergi atau radang yang kadang-kadang

mempunyai tanda spesifik seperti adanya granuloma dan eosinofil. Khamir dapat

menimbulkan reaksi alergi terutama pada manusia yang kekebalan tubuhnya tidak

terlalu baik seperti pada lansia, orang yang sedang menjalani pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

15

antibiotik, anak-anak, dan orang yang terinfeksi HIV. Mikotoksin merupakan

toksin yang diproduksi oleh jamur. Mikotoksin yang sering ditemukan adalah

aflatoksin yang diproduksi oleh Aspergilus flavus dan Aspergillus parasiticus.

Fungi ini secara alami terdapat dalam tanah, kacang tanah, jagung, beras,

singkong, kacang-kacangan, cabai dan rempah-rempah (Pratiwi, 2008). Bahan

makanan dan minuman yang disimpan pada suhu hangat dan basah dapat diinfeksi

oleh jamur sehingga mengkotaminasi makanan dengan aflatoksin. Pada manusia

aflatoksin dapat menyebabkan toksigenik (menimbulkan keracunan), mutagenik

(menimbulkan mutasi), dan dapat meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler

(Underwood, 1999). Salah satu contoh khamir yang paling sering ditemukan

menimbulkan infeksi pada manusia adalah golongan Candida. Candida adalah

anggota flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan, selaput mukosa

saluran pernapasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan

kaki. Penyakit yang disebabkan oleh ragi spesies Candida disebut kandidiasis,

kandidiasis dapat bersifat akut atau subakut dan dapat menyebabkan infeksi pada

mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru-paru. Terkadang infeksi Candida

dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Infeksi Candida

umumnya terjadi apabila kondisi tubuh inang sedang mengalami penurunan daya

tahan tubuh (Kuswadji, 1999).

Kapang khamir dapat tumbuh selama proses penyimpanan bahan baku

jamu, penyimpanan makanan dan minuman, serta dalam kondisi tanah lembab.

Khamir dapat menyebabkan pembusukan dan dekomposisi bahan pangan karena

sifatnya, yaitu mikroba fermentatif yang dapat menguraikan unsur organik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

16

menjadi alkohol dan CO2. Contoh khamir yang yang dapat menyebabkan

pembusukan bahan pangan adalah Saccaromyces cerevisiae (SNI, 2009).

Jumlah kapang (jamur) dan khamir yang besar, menunjukkan

kemunduran dari mutu obat tradisional. Kapang dan khamir akan berkembang

biak bila tempat tumbuhnya cocok (DepKes RI, 1994).

Untuk mengetahui jumlah AKK dapat dilakukan dengan metode MA

PPOM nomor 96/mik/00. Uji AKK memiliki prinsip pertumbuhan kapang khamir

setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan pada

suhu 20-25°C. (Fardiaz, 1993). Perhitungan AKK berdasarkan prosedur Metode

analisis Pusat Pengujian Obat dan Makanan (MA PPOMN, 2006).

E. Angka Lempeng Total (ALT)

Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 661/Menkes/SK/VII/1994

menyatakan bahwa perlu dicegah peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan, kemanfaatan dan juga mutu. Salah satu parameter yang

dipersyaratkan adalah Angka Lempeng Total (ALT) (DepKes RI, 1994).

Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob

setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada

suhu 37°C. Dalam pengujian ALT digunakan metode pour plate dengan cara

menginokulasikan bakteri pada media agar tuang pada suhu 45°C dalam cawan

petri. Ketika agar memadat, sel-sel bakteri tidak dapat bergerak dalam agar dan

akan tumbuh menjadi koloni (SNI, 1992).

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang

ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

17

Uji Angka Lempeng Total dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob

mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat

diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau

koloni/100ml. Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut metode Analisis

Mikrobiologi (MA PPOMN nomor 96/mik/00) yaitu pertumbuhan koloni bakteri

aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan

metode pour plate dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian Angka

Lempeng Total menggunakan media PCA (Plate Count Agar) sebagai media

padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazolium Chloride 0,5 %

(TTC) (BPOM, 2008).

Angka Lempeng Total harus ditekan sekecil mungkin. Meskipun mikroba

tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi kadang-kadang karena

pengaruh sesuatu yang dapat menjdi mikroba membahayakan. Yang jelas angka

lempeng total tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat berapa industri

tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Makin kecil angka lempeng total bagi setiap produk makin tinggi nilai

pengetrapan CPOTB di industri tersebut (DepKes RI, 1994).

Perhitungan jumlah bakteri yang hidup (viable count) menggambarkan

jumlah sel yang hidup, sehingga lebih tepat apabila dibandingkan dengan cara

total cell count. Pada metode ini setiap sel mikroba yang hidup dalam suspensi

akan tumbuh menjadi 1 koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dengan

lingkungan yang sesuai. Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri-bakteri yang

sejenis yang mengelompok dan membentuk suatu koloni. Setelah diinkubasi maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

18

akan diamati dan dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan merupakan

perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroba dalam suspensi tertentu (Hadioetomo,

1993).

Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada

beberapa mikroba tertentu yang cenderung berkelompok atau berantai. Bila

ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan

menghasilkan 1 koloni. Oleh karena itu, seringkali digunakan istilah Colony

Forming Unit (CFU) untuk menghitung jumlah mikroba hidup. Sebaiknya hanya

lempeng agar yang mengandung 25-250 koloni saja yang digunakan dalam

perhitungan (SNI, 1992).

Lempeng agar dengan koloni>250 koloni akan sulit dihitung sehingga

kemungkinan adanya kesalahan dalam penghitungan sangat besar. Digunakan

pengenceran sampel untuk membantu memperoleh perhitungan dalam jumlah

yang benar (Lay, 1994).

F. Escherichia coli

Escherichia coli adalah bakteri oportunistik yang banyak ditemukan di

dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini berbentuk kokobasil

(berbatang pendek), bersifat gram negatif, tidak berspora, anaerob fakultatif, dan

motil. Bakteri Escherichia coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus,

dapat menjadi patogen ketika mencapai jaringan luar intenstinal normal atau

tempat flora normal yang kurang umum. Penyakit yang ditimbulkan antara lain

infeksi saluran kencing, septis, meningitis, dan diare (Jawetz, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

19

Mikroba yang paling umum digunakan sebagai indikator adanya

pencemaran feses dalam air, bahan makanan maupun minuman termasuk jamu

adalah Escherichia coli. E.coli merupakan spesies dengan habitat dalam saluran

pencernaan dan saluran non pencernaan seperti tanah dan air. Mikroba dari jenis

tersebut selalau terdapat dalam kotoran manusia. E.coli merupakan mikroba dari

kelompok Coliform. Mikroba dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak

umum hidup atau terdapat di air, makanan ataupun minuman, sehingga

keberadaannya dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran

dalam arti luas, baik dari kotoran hewan ataupun manusia(Purnawijayanti, 2001).

Infeksi Escherichia coli seringkali berupa diare yang disertai darah,

kejang perut, demam, dan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.

Infeksi Escherichia coli pada beberapa penderita, anak-anak dibawah 5 tahun, dan

orang tua dapat menimbulkan komplikasi yang disebut sindrom uremik hemolitik.

Sekitar 2 – 7% infeksi E.coli dapat menimbulkan komplikasi. Berdasarkan sifat

virulensinya, E.coli yang dapat dikelompokan menjadi E.coli yang dapat

menyebabkan infeksi intestin, antara lain :

1. Escherichia coli enteropatogenik (EPEC)

Jenis ini merupakan penyebab utama diare pada bayi. EPEC memiliki

fimbria, toksin yang tahan terhadap panas (ST), dan toksin yang tidak tahan panas

(LT), serta menggunakan adhesin, yang dikenal sebagai intimin untuk melekat

pada sel mukosa usus. Infeksi EPEC dapat mengakibatkan diare berair yang

biasanya dapat sembuh sendiri, tetapi ada juga yang menjadi kronis. Lama diare

yang disebakan oleh EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

20

2. Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC)

ETEC merupakan diare penyebab diare pada anak dan wisatawan yang

bepergian ke daerah yang bersanitasi buruk. Oleh karena itu, diare yang

disebabkan bakteri ini sering disebut juga sebagai diare wisatawan. Faktor

kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia adalah fimbria adhesin. Faktor ini

dapat menyebabkan ETEC melekat pada epitel usus halus sehingga biasanya

menyebabkan diare tanpa demam. Beberapa galur bakteri ini menghasilkan

eksotoksin yang tidak tahan panas (LT), ETEC juga memproduksi toksin yang

tahan panas (ST). Toksin yang tahan panas (ST) tahan dalam air mendidih selama

30 menit. Enterotoksin yang stabil dalam pemanasan ini merupakan peptida yang

memiliki bobot molekul sekitar 4000 dalton. Karena ukurannya yang kecil inilah,

toksin ST diperkirakan sulit diinaktifkan oleh pemanasan. Toksin ini dapat

menyebabkan konsentrasi guanosin monosulfat siklik dalam sitoplasma

meningkat sehingga meningkatkan konsentrasi adenosin monofosfat setempat

(cAMP). Hal ini menimbulkan hipersekresi air dan klorida secara terus-menerus

dan lama yang disertai penghambatan resorpsi natrium. Lumen usus teregang

oleh cairan dan mengakibatkan hipermotilitas dan diare.

3. Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)

Mekanisme patogenik EIEC mirip dengan patogenesis Shigella. EIEC

masuk dan berkembang dalam epitel sel-sel kolon sehingga menyebabkan

kerusakan pada sel kolon. Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi EIEC mirip

dengan gejala yang disebabkan oleh Shigella. Gejala diare yang timbul biasanya

disertai dengan demam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

21

4. Escherichia coli enterohemoragik (EHEC)

Jenis bakteri ini menghasilkan suatu toksin yang bernama verotoksin.

Nama verotoksin sesuai dengan efek sitotoksik toksin ini pada sel vero, yaitu sel

ginjal yang diperoleh dari sel ginjal monyet Afrika (African green monkey). EHEC

dapat menyebabkan kolitis berdarah (diare berat yang disertai pendarahan dan

sindrom uremik hemolitik (gagal ginjal akut yang disertai anemia hemolitik

mikroagiopatik dan trombositopenia).

5. Escherichia coli enteroagregatif (EAEC)

EAEC merupakan penyebab utama diare pada masyarakat berkembang.

Bakteri ini dapat menimbulkan diare akut dan kronis. EAEC melekat pada sel

manusia dengan pola yang khas dan menyebabkan diare yang tidak berdarah,

tidak menginvasi, dan tidak menyebabkan inflasi pada mukosa intenstin. EAEC

diperkirakan memproduksi entero aggregative ST toxin (EAST), yang merupakan

suatu enterotoksin yang tidak tahan panas. EAEC juga memproduksi hemolisin

yang diproduksi galur E.coli yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.

Peranan toksin dan hemolisin dalam virulensi EAEC belum diketahui dengan

pasti (Radji, 2009).

Escherichia coli adalah bagian normal dari flora saluran usus.

Escherichia coli seringkali diduga sebagai penyebab timbulnya diare. Mekanisme

E.coli menimbulkan diare yaitu :

a. Escherichia coli enterotoksinogen memproduksi enterotoksin.

Enterotoksin yang dihasilkan ini ada 2 macam, yaitu toksin yang tahan panas (ST)

dan oxin yang tidak tahan panas (LT). Toksin LT menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

22

aktifitas enzim adenil siklase dalam sel mukosa usus halus dan merangsang

sekresi cairan yang mempunyai kekuatan 100 kali lebih rendah dibandingkan

toksin kolera dalam menimbulkan diare. Sedangkan toksin ST bekerja dengan

cara mengaktivasi enzim guaiakolat siklase menghasilkan siklik guanosin

monofosfat yang dapat menyebabkan gangguan absorpsi klorida dan natrium serta

menurunkan motilitas usus halus

b. Escherichia coli menimbulkan diare dengan cara menginvasi langsung

lapisan epitelium dinding usus. Ketika invasi lapisan usus terjadi, diare timbul

karena pengaruh racun lipopolisakarida dinding sel (endotoksin) (Jawetz, 1996).

Untuk mengetahui adanya keberadaan E.coli biasanya dilakukan uji

identifikasi dengan metode IMVIC (uji Indol, Metil Merah, Voges Proskaeur, dan

sitrat). Apabila positif mengandung E.coli maka akan memberikan hasil positif

untuk uji Indol dan uji metil merah, dan memberikan hasil negatif untuk uji voges

proskaeur dan uji sitrat. Identifikasi E.coli merupakan serangkaian uji untuk

mengetahui keberadaan E.coli berdasarkan karakteristik khusus E.coli. Pengujian

identifikasi ini untuk melihat morfologi dan sifat biokimia dari E.coli. Escherichia

coli adalah bakteri garam-negatif, anaerob fakultatif dan non spora. Sel-selnya

berbentuk batang yang panjangnya sekitar 2 µm dan diameternya 0,5 µm, dengan

volume sel 0,6-0,7 µm3. E.coli memiliki karakter khusus yaitu : (1) mampu

menguraikan asam amino menjadi indol tetapi tidak menghasilkan residu sulfur,

yang dideteksi melalui penambahan reagen Kovacs dan memiliki motilitas pada

media atau habitat alaminya karena adanya flagel (Flagellum peritrikus), (2)

mampu menguraikan beberapa jenis gula dalam fermentasinya (glukosa, laktosa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

23

manitol, maltosa, dan sukrosa) menjadi asam laktat, asam cuka, CO2 dan asam

tertentu lainnya tergantung dari spesies bakterinya, (3) sumber karbon yang

digunakan sebagai sumber energi adalah asetat (Holt, 2002).

G. Identifikasi Escherichia coli

Uji Identifikasi bakteri E.coli adalah serangkaian uji berdasarkan

karakteristik E.coli. Uji dilakukan dengan menggunakan media dan reagen khusus

seperti, uji fermentasi gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa), uji

Sulfur Indol Motility (SIM), dan uji IMVIC (Indol, Metil merah, Voges Proskauer,

dan Sitrat). Hasil uji idetifikasi dibandingkan dengan karakterisktik E.coli (Holt,

dkk, 2000).

1. Uji fermentasi gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sukrosa)

Uji fermentasi gula-gula bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri

dalam menguraikan gula-gula spesifik yang mencerminkan sifat bakteri tersebut

dan dapat digunakan sebagai salah satu cara identifikasi bakteri. Masing-masing

mikroba mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memfermentasikan

berbagai karbohidrat. Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi dalam

keadaan anaerob dimana yang bertindak sebagai substrat adalah karbohidrat. Hasil

dari fermentasi berbeda-beda tergantung dari jenis bakterinya. Uji fermentasi

karbohidrat dilihat dari pembentukan asam yang akan ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna medium menjadi kuning dan terbentuknya gas yang terjebak

dalam tabung durham (Nugraheni, 2010).

Bakteri E.coli adalah bakteri yang mampu memfermentasikan gula-gula

spesifik seperti glukosa, laktosa, maltosa, manitol, dan sukrosa. Karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

24

kemampuan E.coli dalam memfermentasikan gula-gula spesifik dapat digunakan

sebagai dasar untuk uji identifikasi E.coli (Holt dkk, 2000).

2. Uji Sulfur Indol Motility (SIM)

Uji ini terdiri dari tiga parameter pengamatan, yaitu uji pembentukan

sulfur (H2S), uji pembentukan Indol dari hasil peruraian asam amino, dan

pengamatan pergerakan pertumbuhan bakteri dalam media tabung. Media yang

digunakan adalah media SIM yang memiliki komposisi sebagai berikut : (1)

Pancreatic Digest of Casein, (2) Peptic Digest of Animal Tissue, (3) Ferrous

Ammonium Sulfate, (4) Sodium Thiosulfate, (5) Nutrient Agar. Komposisi media

SIM tersebut memungkinkan untuk dilakukan tiga pengujian sekaligus dalam satu

media. Kandungan Ferrous Ammonium Sulfate dan Sodium Thiosulfate digunakan

untuk uji sulfur, kandungan Nutrien Agar (NA) dapat digunakan untuk uji

motilitas sedangkan uji Indol perlu penambahan reagen kovacs (Finegold dan

Baron, 1996).

Uji sulfur bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam

menguraikan asam amino menjadi sulfur. Sulfur dihasilkan oleh beberapa jenis

mikroba melalui pemecahan asam amino yang mengandung unsur belerang (S)

seperti lisin dan metionin. Hasil peruraian sulfur dapat diamati dengan

penambahan garam-garam logam berat kedalam medium. Hasil positif apabila

H2S bereaksi dengan senyawa-senyawa ini yang ditandai dengan terbentuknya

logam sulfit yang berwarna hitam. Hasil negatif adalah tidak terbentuk logam

sulfit yang berwarna hitam karena bakteri yang berada dalam medium tidak

mampu menghidrolisis logam-logam berat yang terkandung dalam medium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

25

(Nugraheni, 2010). Menurut Holt dkk (2000), bakteri E.coli tidak mampu

menghasilkan residu sulfur dalam proses peruian asam amino.

Uji motilitas adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

E.coli terhadap bakteri lainnya berdasarkan penyebaran koloni karena E.coli

memiliki kemampuan bergerak (motil) dalam media SIM. Adanya kandungan NA

semisolid dalam media SIM memungkinkan bakteri yang memiliki flagel

melakukan pergerakan dalam media tersebut. E.coli memiliki karakteristik

mempunyai flagel di seluruh badan (peritrich) sebagai alat gerak dalam

habitatnya. Apabila dalam media terdapat pertumbuhan bakteri yang menyebar,

maka dinyatakan bakteri yang diidentifikasi tersebut adalah golongan

Enterobacter termasuk E.coli (Holt dkk, 2000).

3. Uji IMVIC

a) Uji indol

Uji indol digunakan untuk mendekteksi ada tidaknya indol dari peruraian

triptofan oleh bakteri Coliform. E.coli merupakan jenis bakteri Coliform. Uji ini

menggunakan media Sulfur Indol Motility (SIM) dengan penambahan reagen

kovacks. Hasil positif ditandai dengan warna merah atau merah muda di

permukaan media. Uji ini dilakukan setelah pengamatan motilitas agar tidak

menganggu pengamatan motilitas pada media uji (Anonim, 1993).

b) Uji metil merah

Uji metil merah bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri mampu

memfermentasi asam campuran. Beberapa jenis bakteri yang mampu

memfermentasi glukosa akan menghasilkan produk yang bersifat asam yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

26

meyebabkan terjadinya penurunan pH media pertumbuhan menjadi lebih rendah.

Hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi merah (Lay,

1994).

c) Uji Voges Proskauer

Uji ini berguna untuk mengidentifikasi mikroba yang mampu

memfermentasi 2,3-butanadiol. Apabila mikroba mampu memfermentasikan

karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai produk utama maka akan terjadi

penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Penambahan reagen

kalium hidroksida dan alfanaftol dapat menentukan adanya setoin yang

merupakan suatu senyawa perkusor dalam sintesis 2,3-butanadiol. Setelah

penambahan reagen kalium hidroksida, adanya asetoin akan ditunjukkan oleh

perubahan warna menjadi merah pada medium yang akan diperjelas dengan

penambahan alfanaftol (Lay, 1994).

d) Uji sitrat

Uji sitrat bertujuan untuk mengetahui penggunaan sitrat sebagai satu-

satunya sumber karbon dan energi terutama untuk bakteri gram negatif golongan

Enterobacter. Uji ini menggunakaan media Simmon’s Citrate Agar yang

merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon,

NH4 sebagai sumber N, dan indikator pH Brom Thymol Blue. Apabila bakteri

mampu menggunakan sitrat, maka akan terjadi peningkatan pH dan mengubah

warna medium dari hijau menjadi biru. Bakteri E.coli tidak menggunakan sitrat

sebagai sumber karbon tetapi menggunakan asetat (Lay, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

27

H. Keterangan Empiris

Penelitian ini ingin melihat besarnya Angka Kapang Khamir (AKK),

Angka Lempeng Total (ALT), dan ada tidaknya bakteri Escherichia coli dalam

jamu cekok yang dijual penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif eksploratif.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Variabel utama

a. Variabel bebas

Waktu pengambilan sampel jamu cekok penjual jamu racik jamu racik

“X” di Yogyakarta

b. Variabel tergantung

Angka Lempeng Total, Angka Kapang/Khamir dan keberadaan E.coli

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Media pertumbuhan, yaitu Potato Dextrose Agar (PDA) dan Plate

Count Agar (PCA), suhu inkubasi 35oC untuk uji ALT dan 25oC untuk

uji AKK, waktu inkubasi 24 – 48jam untuk uji ALT dan 5 – 7hari

untuk uji AKK. Media selektif, yaitu media E.coli Broth (ECB), media

pertumbuhan (Media Nutrien Agar miring, media Lauryl Triptone

Broth, Tryptone Bile X-Glucoronide (TBX), media Simmon Citrate

Agar), Simmon’s Citrate Agar, Methyl Red-Voges Proskauer, Kovacks,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

29

larutan metil merah, larutan alfa naftol, lauratan kalium hidroksida,

kristal violet, larutan iodium, alkohol 70%, safranin. Suhu inkubasi

(37-44oC), dan waktu inkubasi (24-48 jam) untuk uji Identifikasi

E.coli.

b. Variabel pengacau tak terkendali

Cara pembuatan jamu cekok, cara penyimpanan setelah pembuatan

jamu cekok, waktu penyimpanan jamu cekok setelah pembuatan,

kualitas bahan yang digunakan.

3. Definisi operasional

a. Jamu cekok yang digunakan adalah jamu cair dengan komposisi

Curcuma xanthorriza, Roxb. (temulawak), Zingiber zerumbet L.

(lempuyang gajah), Tinospora crispa L. (brotowali), Curcuma

aeruginaosa Roxb. (temu ireng) serta Carica papaya L. (pepaya).

b. Angka kapang/khamir (AKK) adalah suatu uji cemaran mikroba yang

dilakukan dengan menghitung jumlah kapang dan atau khamir yang

terdapat dalam jamu cekok.

c. Angka lempeng total (ALT) adalah suatu uji cemaran mikroba yang

dilakukan dengan menghitung jumlah bakteri aerob mesofil yang

terdapat dalam jamu cekok

d. Uji identifikasi E.coli adalah serangkaian uji untuk mengidentifikasi

bakteri E.coli yang terdapat dalam jamu cekok, sehingga dapat diketahui

ada atau tidaknya keberadaan E.coli pada jamu cekok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

30

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

Bahan utama yang digunakan yaitu jamu cekok yang dijual oleh penjual

jamu racik “X” di kota Yogyakarta

2. Bahan kimia

a. Media yang digunakan untuk pengujian AKK adalah Potato Dextrose

Agar (PDA).

b. Media yang digunakan dalam pengujian ALT adalah Plate Count Agar

(PCA).

c. Media untuk uji konfirmasi (IMVIC) E.coli menggunakan media

TryptonBroth (TB), Methyl-Red Voges Proskauer (MR-VP), Simon’s

Citarte agar (SCA).

d. Kloramfenikol 1%, PDF (Pepton Dilution Fluid), aquadest steril,

etanol 70%, pereaksi indol, larutan metil merah, larutan α-naftol,

larutan KOH 40%

e. Larutan gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa),

Kontrol positif E.coli ATCC 25922, Media Tryptone Bile X-

Glucoronide (TBX), Media E.coli Broth (ECB)

D. Alat Penelitian

Microbiologycal Safety Cabinet, Autoclaf (KT-40 ALP), Inkubator, Oven

(WTB binder), Stomacher Seward, mikroskop, Pipet tetes, Tabung reaksi

dilengkapi tabung Durham, Cawan petri, Pipet volume, beker glass, gelas ukur,

Neraca analitic (Mettler AE 200), Erlenmeyer, waterbath dan jarum ose.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

31

E. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan sampel

Sampel jamu yang dipilih diambil dari jamu cekok yang dijual

olehpenjual jamu racik X di kota Yogyakarta.

2. Penanganan wadah/kemasan penyiapan sampel

Kemasan jamu yang akan dibuka dibersihkan dengan kapas beralkohol

70% kemudian dibuka secara aseptis di dekat nyala api spiritus.

3. Tahap pra-pengkayaan

a. Homogenisasi sampel untuk uji AKK

10 ml jamu cekok diambil dan dimasukan kedalam labu ukur 100 ml

kemudian ditambahkan larutan pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF)

hingga tanda batas sehingga diperoleh pengenceran 10-1.

b. Homogenisasi sampel untuk uji ALT

Secara aseptis diambil sebanyak 10 ml sampel ke dalam labu ukur 100

ml, lalu ditambahkan 90 ml BPW dan dihomogenkan hingga diperoleh

pengenceran 10-1

c. Pengenceran sampel untuk uji AKK

3 buah labu ukur 10 ml disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml

PDF. Dipipet 1 ml sampel pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam

tabung pertama yang telah berisi PDF hingga diperoleh pengenceran 10-2

lalu dikocok homogen dengan vortex. Dibuat pengenceran berikutnya

sampai 10-5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

32

d. Pengenceran sampel untuk uji ALT

5 buah labu ukur 10 ml disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml

pengencer BPW. Dipipet 1 ml pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi

pada penyiapan sampel dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang

telah diisi 9 ml BPW hingga diperoleh pengenceran 10-2 dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex. Kemudian dibuat

pengenceran selanjutnya hingga 10-5.

4. Pengujian Angka Kapang Khamir

a. Pembuatan larutan kloramfenikol

Sebanyak 1 gram kloramfenikol dilarutkan ke dalam 100 ml aquadest

steril.

b. Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)

Sebanyak 39 gram serbuk PDA disuspensikan dalam 1000 ml aquadest,

kemudian dilarutkan dengan pemanasan dan diaduk hingga merata,

dimasukkan dalam wadah yang sesuai. Kemudian ditambahkan

kloramfenikol 100 gram/L media dicampur hingga merata. Sterilisasi

dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C. Kemudian dituang ke

dalam cawan petri atau tabung reaksi steril dan dibiarkan memadat.

c. Uji Angka Kapang Khamir

Dari masing-masing pengenceran dipipet 1 ml ke dalam cawan petri

steril secara duplo. Media PDA yang telah dicairkan (suhu 45±1oC)

sebanyak 20 ml dituangkan ke dalam cawan petri yang sebelumnya telah

ditambah dengan 1 ml larutan kloramfenikol dan digoyangkan sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

33

campuran tersebut merata. Setelah agar membeku, cawan petri dibalik dan

diinkubasikan pada suhu 25oC atau pada suhu kamar selama 5 hari.

Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke-5. Koloni kapang dan

khamir dihitung setelah 5 hari.

Uji sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media PDA dalam

cawan petri dan dibiarkan memadat. Uji sterilitas pengencer dilakukan

dengan cara menuangkan media PDA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu

dibiarkan memadat.

d. Cara menghitung dan menyatakan Hasil

Cara menghitung dan menyatakan hasil AKK sesuai dengan MA

PPOMN nomor 96/mik/00. Cawan petri dipilih dari suatu pengenceran

yang menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni. Jumlah koloni dari

kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila

pada cawan petri dari 2 tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan

jumlah antara 10-150, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan faktor

pengenceran, kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dinyatakan sebagai

angka kapang/khamir dalam tiap ml atau gram contoh. Untuk beberapa

kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan diatas, maka diikuti

petunjuk sebagai berikut.

a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran yang

sama menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni, dihitung jumlah

koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

34

b. Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni

lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya,

maka dipilih tingkat pengenceran terendah (misal pada pengenceran 10-2

diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10-3 diperoleh 20 koloni, maka

dipilih jumlah koloni pada tingkat pengenceran 10-2 yaitu 20 koloni).

c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan

jumlah antara 10-150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat

pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapang/khamir

perkiraan

d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan

karena faktor inhibitor, maka angka kapang/khamir dilaporkan sebagai

kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah.

(MA PPOMN, 2006)

5. Uji Angka Lempeng Total

a. Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA)

Sebanyak 7,05 g PCA ditimbang dan di campurkan dengan 300 ml

aquadest, dipanaskan hingga larutan jernih. Kemudian disterilkan dengan

autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC

b. Larutan Pengencer Buffered Pepton Water (BPW)

Sebanyak 20 g serbuk BPW dilarutkan dalam 1 L air suling dan diukur

pH 7,0 ± 1. Kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama

15 menit pada suhu 121°C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

35

c. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Dari masing-maisng pengenceran dipipet 1 ml ke dalam cawan petri

steril secara duplo. Dalam setiap cawan petri dituangkan sebanyak 15 ml

media PCA yang telah dicairkan yang bersuhu 45±1oC dalam waktu 15

menit dari pengenceran pertama. Cawan petri digoyangkan dengan hati-

hati agar sampel tersebar merata kemudian dibuat duplo. Dilakukan pula

uji kontrol untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Uji sterilitas

media dilakukan dengan cara menuangkan media PCA dalam suatu cawan

petri dan biarkan memadat. Uji sterilitas pengencer dilakukan dengan cara

menuangkan media PCA dan 1 ml pengencer BPW lalu dibiarkan

memadat.

Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 35oC selama 24 jam

hingga 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Dihitung

Angka Lempeng total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan jumlah rata-

rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan.

(SNI, 1992)

d. Cara menghitung dan menyatakan hasil

Cara menganalisis hasil pengujian sesuai Prosedur baku pengujian

mikrobiologi, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan DepKes

RI (1992)

1) Cawan petri dipilih dari satu pengeceran yang menunjukkan jumlah

koloni antara 25-250 setiap cawan petri. Hitung rata-rata jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

36

koloni dan kalikan dengan faktor pengencer. Nyatakan hasilnya

sebagai jumlah bakteri per ml atau gram.

2) Jika cawan duplo dari pengeceran terendah terdapat jumlah

koloninya lebih kecil dari 25, hitung jumlah koloni yang ada pada

cawan dari setiap pengenceran, rerata jumlah koloni per cawan dan

kalikan dengan faktor pengencerannya untuk menetukan nilai Total

Plate Count (TPC). Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per ml

atau gram (Tabel 1 nomor 3)

3) Jika hasil dari cawan duplo, cawan yang satu dengan 25 koloni

sampai dengan 250 koloni dan cawan yang lain lebih dari 250

koloni, hitung kedua cawan dalam penghitungan TPC (Tabel 1

nomor 7)

4) Jika hasil dari cawan duplo, cawan yang satu dengan koloni 25-250

dan cawan yang lain kurang dari 25 atau menghasilkan lebih dari

250 koloni, hitung keempat cawan dalam penghitungan TPC (tabel 1

nomor 8)

5) Jika kedua cawan dari satu pengeceran menghasilkan 25-250 koloni

hitung keempat cawan termasuk cawan yang kurang dari 25 atau

yang lebih dari 250 koloni dalam penghitungan TPC (tabel 1 nomor

9)

6) Jika jumlah koloni dari semua lebih dari 250 koloni :

i. Maka setiap dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi

dibagi ke dalam 2,4, atau 8 sektor. Hitung jumlah koloni dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

37

satu bagian atau lebih, untuk mendapatkan jumlah koloni dalam

satu cawan petri, hitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan

dengan faktor pembagi dan pengenceran.

ii. Jika 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni maka

jumlah koloni yang didapat 8x200 = 1600, kemudian dikalikan

dengan faktor pengencer dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah

bakteri perkiraan per ml atau gram lebih besar dari jumlah yang

didapat (lebih besar dari 1600xfaktor pengencer) (table 1 nomor

4)

7) Jika tidak koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah

bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan faktor

pengencer terendah (<10) (Tabel 1 nomor 6)

8) Menghitung koloni merambat (spreader). Ada tiga macam perambat

pada koloni, yaitu :

i) Merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah,

ii) perambat yang terjadi di antara dasar cawan petri dan perbenihan,

dan

iii) perambat yang terjadi pada pinggir atau permukaan perbenihan

Maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut.

i. Apabila cawan yang disiapkan untuk contoh lebih banyak yang

ditumbuhi oleh spreader seperti pada butir pertama dan total

area yang melebihi 25% dan 50% pertumbuhannya dilaporkan

sebagai cawan spreader.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

38

ii. Apabila terjadi hanya satu perambatan seperti rantai, maka

koloni dianggap satu. Tetapi apabila satu atau lebih rantai yang

terbentuk dan berasal dari sumber yang terpisah-pisah, maka

tiap sumber dihitung sebagai satu koloni.

iii. Rerata jumlah koloni dari setiap pengenceran, dilaporkan

jumlahnya sebagai TPC (Tabel 1 nomor 5)

iv. Gabungkan perhitungan koloni dan perhitungan spreader untuk

menghitung TPC

v. Apabila butir kedua dan ketiga yang terjadi, sebaiknya

pemeriksaan diulang, karena koloni dalan keadaan sulit

dihitung.

Tabel I. Petunjuk penghitungan Total Plate Count (TPC)

NO 10-2 10-3 10-4TPC perml ataugram

Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1∞∞ 175

208

16

17190.000

bila hanya satu pengenceranyang berada dalam batas yangsesuai, hitung jumlah reratadari pengenceran tersebut

2 ∞∞ 224225

2530

250.000

bila ada dua pengenceran yangberada dalam batas yang sesuai,hitung jumlah masing-masingdari pengenceran sebelummerata-ratakan jumlah yangsebenarnya

318

14

2

0

0

01.600*

Jumlah koloni kurang dari 25koloni pada pengenceranterendah, hitung jumlahnyadan kalikan dengan faktorpengencerannya dan beritanda*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

39

NO 10-2 10-3 10-4TPC perml ataugram

Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4∞∞ ∞∞ 523

487

5.100.000*

Jumlah koloni lebih dari 250koloni, hitung koloni yangdapat dihitung atau yangmewakili, beri tanda*

5

∞∞ 245

230

35

spreader

290.000

Bila ada dua pengencerandiantara jumlah koloni 25sampai dengan 250, tetapiada spreader, hitungjumlahnya dan kalikandengan faktor pengenceran,namun untuk spreader tidakdihitung.

60

0

0

0

0

0100*

Bila cawan tanpa koloni,jumlah TPC adalah kurangdari 1 kali pengenceranterendah yang digunakan danberi tanda *

7 ∞∞ 245

278

23

20260.000

Jumlah koloni 25 sampaidengan 250 dan yang lainlebih dari 250, hitung keduacawan petri, termasuk yanglebih dari 250, dan reratajumlahnya

8∞∞ 225

255

21

40270.000

Bila salah satu cawan denganjumlah 25 koloni sampaidengan 250 koloni dari tiappengenceran, hitung jumlahdari tiap pengencerantermasuk yang kurang dari 25koloni, lalu rerata jumlahyang sebenarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

40

NO 10-2 10-3 10-4TPC perml ataugram

Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

9∞∞∞∞

220240260230

18483028

260.000

270.000

Bila hanya satu cawan yangmenyimpang dari setiappengenceran, hitung jumlah daritiap pengenceran termasuk yangkurang dari 25 koloni atau lebihdari 250 koloni, kemudian reratajumlah sebenarnya.

e. Cara menghitung dan membulatkan angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2

angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua (di

mulai dari kiri), sedangkan angka ketiga diganti dengan 0, apabila kurang

dari 5 dan apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang ditambah pada angka yang

ke dua.

Contoh: 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5.2 x 105),

85.700 dilaporkan sebagai 86.000 (8.6 x 104)

6. Uji identifikasi Escherichia coli

1. Uji pra-pengkayaan

Prosedur dilakukan sesuai dengan MA No.94/MIK/00. Secara aseptik

dipipet 10 ml cuplikan ke dalam wadah steril yang sesuai. Kemudian

ditambahkan 90 ml LB dan dihomogenkan hingga memperoleh

suspensi pengenceran 1:10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

41

2. Pengkayaan

Secara aseptik dipipet 10 ml suspensi hasil homogenisasi contoh dan

diinokulasikan pada 90 ml ECB. Kemudian diinkubasi pada suhu 35-

37oC selama 18-24 jam.

3. Isolasi

Dari biakan pengkayaan diinokulasikan sengkelit pada permukaan

TBX dan diinkubasi dengan posisi lempeng terbalik pada suhu 35-

37oC selama 24-28 jam. Diamati koloni spesifik yang tubuh dengan

ciri-ciri bentuk bulat, diameter 2-3 mm, berwarna hijau dengan kilap

logam dan bintik biru kehijauan ditengahnya.

4. Identifikasi dan konfirmasi

Dua atau lebih koloni spesifik pada TBX diinokulasikan pada NA

miring, kemudian diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 18-24 jam.

Dari biakan NA miring akan dilanjutkan dengan uji biokimia melalui

Uji IMVIC (Indol, Metil merah, Voges Proskauer, dan Sitrat) dan

pewarnaan Gram sebagai berikut :

a. Uji indol

Dari biakan NA miring diinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam

Trypton Broth dan diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama 18-24

jam. Setelah diinkubasi ditambahkan 1 ml pereaksi indol (Reagen

Kovacs) ke dalam masing-masing tabung dan dikocok beberapa

menit. Warna merah tua yang yang membentuk cincin pada

permukaan biakan menunjukkan reaksi indol positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

42

b. Uji metil merah

Dari biakan NA miring diinokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam

MR-VP dan diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama 48 jam.

Setelah diinkubasi tambahkan 5 tetes larutan metil merah dan

dikocok homogen selama beberapa menit. Warna kuning

menunjukkan reaksi negatif dan warna merah menunjukkan reaksi

positif

c. Uji Voges Proskauer

Dari biakan NA miring diinokulasikan pada media MR-VP dan

diinkubasi pada suhu 35-37°C selam 48 jam. Setelah diinkubasi

tambahkan 12 tetes larutan alfa naftol dan 4 tetes larutan KOH

40%, dikocok kemudian didiamkan selama 2-4 jam. Jika warna

biakan menjadi merah muda hingga merah menyala menunjukkan

reaksi positif, warna tidak berubah menunjukkan reaksi negatif

d. Uji sitrat

Dari biakan NA miring diinokulasikan pada media Simmon’s

citrate agar lalu diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama 24-48

jam. Warna biru menunjukkan reaksi positif, warna hijau

menunjukkan reaksi negatif.

7. Pengecatan Gram

Sediaan dibuat di atas kaca alas. Keringkan di udara dan fiksasikan

dengan panas. Warnai sediaan dengan larutan kristal violet (larutan gram A)

selama 1 menit. Cuci dengan air dan tiriskan. Bubuhkan larutan larutan lugol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

43

(gram iodine) selama 1 menit. Cuci dengan air dan tiriskan. Cuci (hilangkan

warna) dengan alkohol 95% selama 30 detik. Cuci dengan air, tiriskan dan

bubuhkan larutan safranin selama 10-30 detik. Cuci dengan air dan tiriskan.

Serap dengan kertas saring, keringkan dan dilakukan pengamatan dengan

menggunakan mikroskop pada perbesaran 1000 kali.

8. Interpretasi hasil

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif dan berbentuk batang.

Idenifikasi bakteri dilakukan dengan pengamatan menggunakan mikroskop

dengan uji sifat biokimia. Sampel dikatakan positif mengandung Escherichia

coli menurut MA PPOMN nomor 97/mik/00 bila menunjukkan hasil pada

reaksi biokimia IMVIC sebagai berikut :

Tabel II. Hasil uji IMVIC

(SNI, 1992)

F. Analisis Hasil

Analisis data dilakukan secara deskriptif eksploratif yaitu dengan

menganalisis hasil uji AKK dengan metode MA PPOMN nomor 96/mik/00,

analisis ALT dengan metode SNI 01-2897-1992, dan identifikasi E.coli dengan

metode MA PPOMN nomor 97/mik/00

Uji Indol Uji Metil MerahUji PogesProskauer

Uji Sitrat

+ + - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecenderungan masyarakat untuk back to nature menjadikan obat

tradisional sebagai pilihan pendamping atau alternatif dari obat sintetik. Hal ini

menjadikan jamu sebagai salah satu obat tradisional asli Indonesia menjadi

semakin diminati.

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No :

661/Menkes/SK/VII/1994, bahwa persyaratan obat tradisional meliputi

keseragaman volume, angka kapang khamir, angka lempeng total, mikroba

patogen, aflatoksin, bahan tambahan cairan obat dalam seperti pengawet dan

pewarna, wadah dan peyimpanan. Angka kapang khamir tidak boleh lebih dari 103

dan lempeng total yang diperbolehkan adalah tidak lebih dari 104. Mikroba

patogen harus mempunyai nilai negatif. Di Yogyakarta ada salah satu produk jamu

cekok yang sangat diminati baik oleh warga kota Yogyakarta maupun konsumen

yang berasal dari luar kota Yogyakarta. Jamu cekok ini kebanyakan dikonsumsi

oleh anak-anak sehingga harus memenuhi persyaratan yang berlaku untuk

melindungi konsumen.

Uji yang dilakukan meliputi uji Angka Kapang Khamir (AKK), Uji

Angka Lempeng Total (ALT) dan uji identifikasi bakteri E.coli.

a. Pengambilan sampel

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif eksploratif. Sampel yang diambil merupakan sampel yang

diproduksi dan di jual oleh penjual jamu racik “X” di kota Yogyakarta. Pemilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

45

sampel ini berdasarkan produk jamu cekok penjual jamu racik “X” mempunyai

banyak peminat/konsumen dan merupakan produsen pembuat jamu cekok yang

terkenal di kota Yogyakarta. Penjual jamu racik “X” ini menjual 20 macam jenis

jamu racik, namun yang paling banyak diminati adalah jamu cekok. Konsumen

penjual jamu racik “X” tidak hanya berasal dari wilayah kota Yogyakarta tetapi

ada pula yang berasal dari luar kota bahkan luar pulau Jawa. Sampel yang diambil

hanya dari satu penjual jamu yaitu penjual jamu racik “X” dikarenakan jamu racik

“X” sudah lama dan sangat terkenal serta diminati banyak konsumen, sehingga

dianggap dapat mempresentasikan cara pembuatan jamu pada penjual jamu yang

lain.

Menurut Gay dan Diehl (1992) analisis penelitian deskriptif dapat

menggunakan jumlah sampel sebanyak 10% dari total populasi. Menurut survey

yang sudah peneliti lakukan di kota Yogyakarta terdapat lima penjual jamu racik

jamu cekok, sehingga dipilih satu sampel yang dianggap dapat mempresentasikan

pembuatan jamu cekok oleh penjual yang lain.

Pengambilan sampel dilakukan tiga kali selama tiga minggu berturut-

turut setiap pagi hari sekitar pukul 08.00 dimana pada jam tersebut ramai pembeli.

Pengambilan sampel menuju tempat dilakukannya uji menggunakan cool box agar

meminimalisir terjadinya kontaminasi selama dalam perjalanan (Lampiran 2)

b. Uji Angka Kapang Khamir (AKK)

Uji kapang/khamir merupakan salah satu syarat suatu produk obat

tradisional untuk melihat kualitas produk ditinjau dari segi cemaran mikrobianya.

Jumlah kapang khamir yang besar menunjukkan kemunduran mutu obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

46

tradisional. Kapang khamir akan berkembang biak bila tempat tumbuhnya cocok

untuk pertumbuhan. Kapang khamir dapat tumbuh pada kondisi kelembaban

tinggi dan lingkungan yang hangat. Jamu cekok setelah pembuatan langsung

disimpan pada wadah tertutup sehingga dapat menyebabkan timbulnya uap air.

Uap air yang timbul ini dapat meningkatkan kelembaban jamu cekok. Kondisi

penyimpanan yang lembab serta waktu penyimpanan selama hampir 24 jam dapat

menyebabkan pertumbuhan kapang khamir.

Uji kapang khamir mempunyai prinsip menumbuhkan kapang khamir

dari sampel jamu cekok pada media yang mempunyai nutrisi yang sesuai. Kapang

bersifat aerob yaitu membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan khamir bersifat

fakultatif yang berarti dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Suhu optimum

pertumbuhan kapang dan khamir adalah 25-30°C. Dalam penelitian ini digunakan

suhu inkubasi 25°C dan lama inkubasi 5 hari. Inkubasi dilakukan selama lima hari

dikarenakan pertumbuhan kapang khamir yang lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan bakteri. Bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, yaitu

materi genetik (DNA) yang tidak terstruktur dalam bentuk nukleus, struktur

eksternal sel (glikokaliks, flagela, fimbria, fili) , dinding sel (peptidoglikan) , dan

struktur internal sel (membran sitoplasma, sitoplama, area nukleus, ribososom,

mesosom dan inklusi). Sedangkan khamir memiliki morfologi tidak mempunyai

flagel dan ukurannya lebih besar dari sel bakteri dengan lebar 1-5mm dan panjang

berkisar 5-30mm. Pada kapang terdapat miselium dan spora, pembentukan spora

memerlukan watu beberapa hari dalam kondisi yang optimal. Karena bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

47

memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga dapat tumbuh lebih cepat

dibanding kapang khamir yang struktur selnya lebih rumit (Radji, 2009)

Media yang digunakan adalah PDA (Potato Dextrose Agar) yang

ditambah dengan kloramfenikol Penggunaan PDA ini berdasarkan kandungan

nutrisi pada PDA yang meliputi ekstrak kentang, Glukosa, dan Agar yang

merupakan nutrien yang baik untuk pertumbuhan kapang khamir. PDA adalah

media yang direkomendasikan untuk mendeteksi, menumbuhkan dan menghitung

kapang khamir pada produk makanan atau minuman (Oxoid 9th edition, 2006).

Fungsi penambahan kloramfenikol adalah sebagai antibakteri sehingga

diharapkan koloni yang tumbuh pada media PDA adalah kapang khamir.

Kloramfenikol digunakan karena kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum

luas sehingga banyak bakteri dapat dihambat pertumbuhannya. Kloramfenikol

bekerja dengan cara mengikat sub unit ribosom 50s dan menghambat

pembentukan ikatan peptida bakteri dan sel prokariotik lainnya (Fardiaz,1992).

Ikatan peptida berperan untuk pembentukan dinding sel bakteri. Apabila ikatan

peptida tidak terbentuk, maka pembentukan dinding sel akan terganggu dan sel

akan lisis. Kloramfenikol tidak akan menghambat pertumbuhan kapang khamir

karena kapang khamir adalah sel eukariotik.

Pada uji AKK dilakukan pula homogenisasi sampel yang bertujuan untuk

meratakan distribusi kapang khamir. Dalam uji AKK ini dilakukan pembuatan seri

pengenceran yang bertujuan untuk mendapatkan koloni yang terpisah dan

jumlahnya diantara 10-150 koloni serta untuk memudahkan perhitungan hasil.

Jika tidak dilakukan pengenceran maka koloni yang tumbuh akan saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

48

bertumpuk sehingga susah diamati dan dilakukan perhitungan. Pengenceran

dilakukan hingga 10-5, karena pada tingkat pengenceran kelima sudah didapatkan

koloni terpisah. Uji AKK ini menggunakan metode pour plate agar sampel yang

ditanam dapat tersebar merata pada cawan petri dan lebih memudahkan dalam

melakukan pengamatan serta perhitungan. Untuk mengetahui sterilitas dari media

dilakukan uji sterilitas media dengan cara menuangkan media ke dalam cawan

petri dan dibiarkan memadat. Selain dilakukan uji sterilitas media dilakukan pula

uji pengencer atau kontrol pelarut dengan menuang BPW dan media dalam cawan

petri dan dibiarkan memadat.Uji sterilitas media dan pengencer ini bertujuan

untuk melihat apakah cara kerja yang dilakukan aseptis atau tidak sehingga dapat

dipastikan kapang khamir yang tumbuh benar-benar berasal dari sampel bukan

kontaminan dari cara kerja.

Seri pengenceran dilakukan hingga 10-5. Setelah sampel diencerkan dan

ditanam pada media PDA, sampel diinkubasi terbalik selam 5 hari pada suhu 20-

25°C dan diamati pertumbuhan koloni setiap harinya hingga hari kelima. Inkubasi

terbalik ini bertujuan agar uap air yang terbentuk selama masa inkubasi tidak

menetes ke media dan mempengaruhi pertumbuhan mikroba.

Tabel III. Angka Kapang Khamir (AKK) Jamu Cekok Waktu 5 hariInkubasi

PengenceranJumlah koloni

sampel 1Jumlah koloni

sampel 2Jumlah koloni

sampel 3Kontrol media - - -10-1 184 ∞ ∞10-2 88 222 20610-3 42 172 5910-4 18 50 1410-5 7 6 7

Keterangan :

Memenuhi syarat untuk dihitung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

49

Nilai AKK dihitung dari cawan petri yang memiliki 10-150 koloni.

Berdasarkan tabel III, maka AKK dari tiap sampel dapat ditentukan (Tabel IV) :

Tabel IV. Angka Kapang Khamir (AKK) dari ke-3 sampel jamucekok

SampelAKK

(CFU/mlsampel)

1 2,5x104

2 5,0x104

3 10,0x104

Berdasarkan data yang diperoleh (tabel IV) dari ketiga sampel jamu

cekok yang diambil, ketiganya melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan oleh

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 661/Menkes/SK/VII/1994 dimana AKK

yang diperbolehkan tidak melebihi 103. Hal ini mungkin disebabkan karena

bahan atau air yang dipergunakan memiliki kualitas yang kurang baik, proses

pembuatan jamu yang kurang memperhatikan atau bahan yang digunakan untuk

pembuatan jamu cekok sudah disimpan cukup lama pada kondisi yang lembab.

Kondisi yang lembab dan lingkungan yang hangat merupakan tempat

pertumbuhan yang baik bagi kapang dan khamir (Radji, 2009). Nilai AKK yang

melebihi 103 disebabkan karena beberapa faktor. Faktor pertama, bahan baku yang

digunakan dalam pembuatan dibeli dalam kurun waktu 3 bulan sekali. Bahan baku

disimpan pada keranjang yang diletakkan pada ruang terbuka dan didekat kandang

burung. Kondisi ini dapat menyebabkan kontaminasi kotoran serta debu yang

dapat menimbulkan tumbuhnya cemaran kapang khamir. Faktor kedua yaitu

penyimpanan jamu setelah pembuatan. Jamu cekok setelah pembuatan langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

50

disimpan pada wadah tertutup yang dapat menimbulkan uap air. Uap air yang

timbul menyebabkan kelembaban pada wadah meningkat. Kelembaban yang

tinggi dapat menjadi tempat pertumbuhan yang baik bagi kapang khamir.

c. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Uji Angka Lempeng Total (ALT) adalah metode yang digunakan untuk

menetapkan angka bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada sediaan obat

tradisional. Uji ALT dilakukan dengan melihat pertumbuhan bakteri aerob

mesofilik setelah diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara pour plate

dan diinkubasikan pada suhu 35°C selama 48 jam. Dalam uji ALT ini dilakukan

homogenisasi sampel yang bertujuan untuk memperoleh distribusi bakteri sebaik

mungkin dalam sampel yang ditetapkan (Badan Standar Nasional, 1992). Selain

untuk mendapatkan sebaran distribusi bakteri yang baik homogenisasi sampel

juga dilakukan untuk menggiatkan kembali sel-sel mikrobia yang mungkin

terganggu kelangsungan hidupnya karena kondisi yang kurang menguntungkan

dalam sampel. Homogenisasi sampel dilakukan dengan menggunakan pelarut

Buffered Pepton Water (BPW). BPW mengandung pepton yang merupakan suatu

protein. Komponen utama dari protein adalah nitrogen (N2) yang dibutuhkan

bakteri untuk mensintesis protein. BPW juga mengandung natrium klorida,

disodium hidrogen fosfat dan potasium hidrogen fosfat yang berfungsi sebagai

mineral yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri. Selain itu, BPW juga

merupakan suatu buffer yang menyediakan pH optimum (Ph6,5 sampai 7,5) untuk

pertumbuhan bakteri (Tarigan, 1988). Pada uji ALT dilakukan pula pembuatan

seri pengeceran hingga 10-5. Pengenceran dilakukan agar mendapatkan koloni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

51

terpisah dengan jumlah 25 sampai dengan 250 koloni untuk mempermudah

perhitungan. Apabila tidak dilakukan pengenceran maka koloni bakteri yang

tumbuh akan saling bertumpuk dan sangat pekat karena konsentrasinya tidak

diketahui sehingga akan sulit dilakukan pengamatan serta perhitungan koloni

(Tarigan, 1988). Media yang digunakan dalam uji ALT ini adalah Plate Count

agar (PCA) yang mempunyai kandungan ekstrak yeast, glukosa dan agar yang

berguna untuk nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Media yang digunakan terlebih

dahulu disterilkan dengan pemanasan basah menggunakan autoklaf pada suhu

121°C selama 20 menit agar tidak terjadi kontaminan yang berasal dari media

yang digunakan. Seri pengenceran sampel jamu cekok kemudian di tanam pada

media PCA secara pour plate dan diinkubasikan selama 24-48jam pada suhu 35-

37°C. Inkubasi dilakukan secara terbalik agar uap air yang terbentuk selama masa

inkubasi tidak menetes ke media karena akan mempersulit pengamatan.

Dilakukan pula kontrol media dengan cara media PCA yang digunakan dituang

kedalam cawan petri dan diinkubasikan secara terbalik pada suhu 35-37°C selama

24-48 jam untuk melihat apakah cara kerja sudah aseptis atau belum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

52

Tabel V. Angka Lempeng Total (ALT) Jamu Cekok Waktu Inkubasi 48 jam

Pengenceran

Jumlahkolonisampel

1

Jumlahkoloni

sampel 1Duplo

Jumlahkoloni

sampel 2

Jumlahkoloni

sampel 2Duplo

Jumlahkoloni

sampel 3

Jumlahkolonisampel3 Duplo

Kontrolmedia

- - - - - -

10-1 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞10-2 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞10-3 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞10-4 380 303 306 330 276 27210-5 328* 212* 170* 156* 224* 252

Keterangan : * memenuhi syarat untuk dihitung

Berdasarkan data tabel V dapat dilihat data yang memenuhi syarat untuk

dihitung. Nilai AKK dihitung mengikuti prosedur SNI01-2879-1992 tentang uji

ALT pada obat tradisional.

Tabel VI. Angka Lempeng Total (ALT) dari ke-3 sampel jamu cekok

SampelALT

(CFU/ml sampel)1 2,7x107

2 1,6x107

3 2,4x107

Data ALT tabel VImenunjukkan bahwa ketiga sampel jamu cekok

melebihi ambang batas yang diperbolehkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan

RI No : 661/Menkes/SK/VII/1994. Nilai ALT yang diperbolehkan tidak melebihi

104. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembuatan yang kurang memperhatikan

kebersihan, kualitas air yang digunakan kurang baik, proses pembuatan tanpa

pemanasan sampai mendidih. Proses pembuatan jamu yang dilakukan pada pukul

09.00 untuk dijual keesokan harinya, kemungkinan dapat terjadi kontaminasi

selama penyimpanan. Jamu disimpan pada ruangan yang kurang higienis, seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

53

ada banyaknya debu, dan wadah penyimpanan yang lembab. Penyimpanan selama

kurang lebih 24 jam dapat menjadi masa inkubasi untuk petumbuhan mikrobia

kontaminan. Dalam pembuatannya jamu cekok ini juga tidak dipanaskan hingga

mendidih, sehingga memungkinkan segala kontaminan mikroba dapat tumbuh

dengan baik. Pemanasan tidak dilakukan sampai mendidih karena menurut

penjual apabila sampai mendidih dikhawatirkan khasiat dari masih-masing bahan

akan hilang. Menurut Menkokesra (2013) pada umumnya mikrobia akan mati

dengan pemanasan pada suhu 70°C.

d. Uji identifikasi Escherichia coli

Uji identifikasi E.coli bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sampel

jamu cekok yang digunakan mengandung cemaran bakteri E.coli atau tidak,

karena menurut observasi yang sudah peneliti lakukan pada bulan September

2013 pengolahan produksi jamu cekok yang dijual oleh penjual jamu racik “X”

kurang terjamin kebersihannya selama proses pembuatannya serta

penyimpanannya yang terlalu lama.

1. Uji Pengkayaan dalam Media Escherichia coli Broth

Uji pengkayaan merupakan uji yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroba dari sampel jamu cekok supaya dapat tumbuh optimal dalam media

pengkaya, yaitu Escherichia coli Broth (ECB). ECB adalah media selektif untuk

mengidentifikasi E.coli baik pada produk makanan maupun minuman. Hasil

positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya gas yang terjebak pada tabung

durham yang menandakan bahwa di dalam sampel yang diuji mengandung bakteri

E.coli. Pada uji ini dilakukan pula kontrol positif yang berisi biakan murni E.coli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

54

yang digunakan sebagai pembanding apakah reaksi dan karakteristiknya sama

dengan sampel, apabila sama maka hasilnya adalah positif. Selain sebagai

pembanding, kontrol positif juga berfungsi untuk mencegah terjadinya bias.

Sampel kemudian diinkubasikan pada suhu 44°C selama 24 jam. Suhu 44°C

adalah suhu pertumbuhan optimum bagi E.coli.

Gambar 1. Uji dalam Media Escherichia coli Broth

Keterangan : K : kontrol positif ; P :sampel uji

Tanda panah menunjukkan adanya gas yang terjebak padatabung Durham

Berdasarkan data yang diperoleh (gambar 1), semua sampel positif

menunjukkan gas yang terjebak pada pada tabung durham. Gelembung gas

terbentuk karena bakteri dalam sampel mampu memfermentasikan laktosa dan

dapat memproduksi gas. Laktosa yang merupakan polisakarida harus dipecah

terlebih dahulu agar dapat masuk ke dalam sel bakteri. Laktosa akan dipecah oleh

enzim β-galaktose menjadi glukosa dan galaktosa, glukosa selanjutnya akan

dibawa masuk ke dalam sel bakteri dengan jalur transport aktif. Glukosa pada

mikroba areob akan akan diproses menjadi asam piruvat melalui jalur glikolisis.

Asam piruvat ini kemudian akan melalui siklus krebs dan menghasilkan asam-

asam campuran dan gas CO2. Sedangkan pada mikroba fakultatif anaerob, glukosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

55

akan dimetabolisme dan menghasilkan asam-asam campuran serta O2 (Atlas,

1997).Setelah didapatkan hasil positif pada media ECB, maka selanjutkan

dilakukan isolasi E.coli untuk lebih menegaskan hasil.

2. Isolasi E.coli pada sampel jamu cekok dalam media Trypton BileX-Glucoronide (TBX)

Tujuan isolasi ini adalah untuk menegaskan bakteri yang tumbuh selama

uji pengkayaan adalah E.coli. Pada uji isolasi E.coli digunakan media yang

spesifik terhadap pertumbuhan E.coli yaitu media TBX. Media TBX mengandung

χ-β-D-glucoronide yang merupakan agen kromofor. Dalam E.coli terdapat banyak

enzim glukoronidase yang akan terdekteksi oleh χ-β-D-glucoronide. E.coli akan

menyerap χ-β-D-glucoronide sehingga akan terjadi interaksi antara χ-β-D-

glucoronide dengan enzim glukoronidase. Ketika E.coli memfermentasikan gula

maka χ-β-D-glucoronide akan dilepaskan keluar sel sehingga menyebabkan koloni

E.coli yang tumbuh akan berwarna hijau kebiruan (Bridson, 2006).

Uji isolasi dilakukan dengan cara 1 sengkelit dari hasil uji pengkayaan

diinokulasikan pada media TBX dengan cara streak. Cara streak plate dipilih agar

mendapatkan koloni terpisah, koloni terpisah ini akan digunakan untuk uji

selanjutnya. Bila koloni yang didapatkan tidak terpisah maka akan dapat

mengacaukan hasil. Sesudah diinokulasikan maka diinkubasikan pada suhu 37°C

selama 24 jam. Kontrol positif digunakan sebagai pembanding hasil dari biakan

sampel jamu cekok. Kontrol positif yang digunakan adalah biakan murni E.coli

ATCC 25922. Apabila positif maka biakan pada sampel jamu cekok akan

menunjukkan reaksi dan warna yang sama dengan kontrol positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

56

Gambar 2. Hasil Isolasi E.coli pada sampel jamu cekok dalam media TryptonBile X-Glucoronide (TBX)

Keterangan : tanda panah merah menunjukan koloni terpisah E.coli yangberwarna hijau kebiruan

Dari data (Gambar 2) didapatkan ketiga sampel positif mengandung

E.coli yang ditunjukkan dengan adanya koloni berwarna hijau biru. Maka

selanjutnya dilakukan uji identifikasi dan konfirmasi keberadaan E.coli pada

sampel jamu cekok.

3. Identifikasi dan konfirmasi keberadaan E.coli pada sampel jamu cekok

Uji konfirmasi bertujuan untuk memastikan dan menegaskan sampel

jamu cekok benar mengandung E.coli. Tahap identifikasi merupakan serangkaian

uji yang berguna untuk mengidentifikasi apakah sampel benar-benar mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

57

E.coli. Uji dilakukan dengan cara mengambil satu sengkelit mikroba yang tumbuh

pada media TBX (yang berwarna hijau kebiruan) dari ketiga sampel jamu cekok.

Tahap uji identifikasi meliputi pengujian biokimia, yaitu uji fermentasi gula-gula

dan uji SIM, dan uji IMVIC.

Uji identifikasi dan konfirmasi menggunakan kontrol positif E.coli ATCC

25922. E.coli ATCC 25922 merupakan salah satu strain murni bakteri E.coli. Pada

umumnya ada tiga jenis strain murni E.coli yang sering digunakan dalam

penelitian yaitu E.coli ATCC 25922, E.coli ATCC 25922D-5, dan E.coli ATCC

700927. Ketiga strain E.coli ini dibedakan berdasarkan struktur DNA, serotype

dan antigen. E.coli ATCC 25922D-5 merupakan modifikasi dari strain E.coli

ATCC 25922. E.coli ATCC 25922 dan E.coli ATCC 25922D-5 biasa digunakan

untuk pengujian pada makanan, minuman, dan antibiotik. Sedangkan E.coli

ATCC 700927 digunakan untuk pengujian antibiotik dan penelitian Enterobacter.

E.coli ATCC 29522 memiliki karakteristik bakteri gram negatif, patogen, bersifat

aerob, mempunyai antigen O, dan negatif preseptrol (ATCC, 2014).

a. Uji biokimia

Tujuan dilakukannya uji biokimia adalah untuk menegaskan keberadaan

E.coli dalam sampel jamu cekok. Setelah dilakukan tahap isolasi pada media

Tryptone Bile X-Glucoronide (TBX), keberadaan positif E.coli ditunjukkan

dengan koloni yang berwarna hijau kebiruan.

Pengujian biokimia dilakukan dengan uji fermentasi gula-gula yang

terdiri dari beberapa jenis gula yaitu glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

58

sukrosa. Tujuan uji biokimia adalah untuk melihat apakah bakteri yang terdapat

pada sampel jamu cekok memiliki kemampuan memfermentasikan jenis gula-gula

spesifik yang dapat mencerminkan sifat bakteri tersebut sehingga dapat digunakan

sebagai salah satu cara untuk menegaskan keberadaan bakteri (Soemarno, 2000).

Uji biokimia dilakukan dengan menanam satu sengkelit dari media TBX dan

diinokulasikan ke dalam tabung yang sudah berisi gula-gula, lalu diinkubasikan

selama 24 jam pada suhu 37°C.

Bakteri E.coli adalah bakteri yang mampu menguraikan gula-gula

spesifik seperti glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sukrosa agar dapat

ditranspor ke dalam sel (Hotl dkk, 2000). Apabila bakteri positif

memfermentasikan gula-gula dalam uji biokimia maka akan terjadi perubahan

warna dari merah ke kuning. Perubahan warna disebabkan adanya indikator

Phenol red. Indikator Phenol red berwarna merah dan akan berubah warna

menjadi kuning apabila terjadi penurunan pH menjadi lebih asam. Kondisi asam

dihasilkan dari proses fermentasi gula oleh bakteri yang menghasilkan asam

piruvat dan asam laktat yang akan menyebabkan terjadinya penurunan pH.

Penurunan pH akan menyebabkan suasana menjadi lebih asam sehingga dengan

kondisi asam warna indikator akan berubah menjadi kuning. Bakteri E.coli adalah

bakteri yang mampu menghasilkan asam piruvat dan laktat dalam proses

penguraian gula-gula, sehingga uji biokimia dapat digunakan sebagai penegasan

karakteristik E.coli (Soemarno, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

59

Gambar 3. Hasil uji fermentasi gula-gula sampel jamu cekok

Keterangan :Larutan gula-gula : 1(glukosa, 2 (laktosa), 3 (Manitol), 4 (Maltosa), 5 (Sukrosa).K : Kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922)S : Warna merah larutan gula-gula sebelum diinkubasi

Data pada gambar 3 menunjukkan bahwa ketiga sampel mengalami

perubahan warna dari merah menjadi kuning. Perubahan warna dari indikator

tersebut menandakan bakteri uji mampi menguraikan gula-gula. Hasil uji

fermentasi gula-gula akan dilanjutkan dengan uji SIM untuk melengkapi data

identitas bakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

60

b. Uji SIM

Uji SIM merupakan uji identifikasi E.coli dengan menggunakan tiga

indikator yaitu, pembentukan sulfur (H2S), pembentukan Indol dari hasil

peruraian asam amino, dan pengamatan pergerakan pertumbuhan bakteri dalam

media tabung. Media yang digunakan adalah media SIM yang memiliki

komposisi sebagai berikut : (1) Pancreatic Digest of Casein, (2) Peptic Digest of

Animal Tissue, (3) Ferrous Ammonium Sulfate, (4) Sodium Thiosulfate, (5)

Nutrient Agar. Komposisi media SIM tersebut memungkinkan untuk dilakukan

tiga pengujian sekaligus dalam satu media. Kandungan Ferrous Ammonium

Sulfate dan Sodium Thiosulfate digumakan untuk uji H2S, kandungan Nutrien

Agar (NA) dapat digunakan untuk uji motilitas sedangkan uji Indol perlu

penambahan reagen kovacs (Finegold dan Baron, 1996).

Uji sulfur bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam

menguraikan asam amino menjadi sulfur (H2S). H2S dihasilkan oleh beberapa

jenis mikroba melalui pemecahan asam amino yang mengandung unsur belerang

(S) seperti lisin dan mentionin. H2S dapat diproduksi melalui reduksi senyawa-

senyawa belerang anorganik seperti tiosulfat, sulfit, atau sulfat. Hasil peruraian

H2S dapat diamati dengan penambahan garam-garam logam berat kedalam

medium. Hasil positif terbentuknya sulfur adalah adanya endapan berwarna hitam.

Hasil negatif pada uji sulfur adalah tidak terbentuknya endapan hitam. Endapan

hitam tidak terbentuk karena bakteri tidak mampu menghasilkan sulfur

(Nugraheni, 2010). Menurut Holt dkk (2000), bakteri E.coli tidak mampu

menghasilkan residu sulfur dalam proses peruraian asam amino. Jika bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

61

mampu menghasilkan sulfur maka sulfur tersebut akan berinteraksi dengan

Sodium Thiosulfat membentuk kompleks Ferrous Thiosulfate berupa logam

berwarna hitam pada permukaan media SIM. Reaksi pembentukan kompleks

Ferrous Sulfate ini dijadikan sebagai indikator kemampuan bakteri dalam

menghasilkan sulfur sebagai hasil proses metabolismenya (Finegold dan Baron,

1996).

Gambar 4. Hasil Uji Sulfur sampel jamu cekokKeterangan :K : kontrol positif ; P : sampel jamu cekok

Berdasarkan data (gambar 4) dari ketiga sampel jamu cekok tidak

menunjukkan pembentukan sulfur. Hasil dibandingkan kontrol yang juga tidak

ada pembentukan sulfur. Hasil dari uji ini tidak dapat digunakan sebagai acuan

untuk menyatakan bakteri yang diuji adalah E.coli. oleh karena itu, pengujian

dilanjutkan dengan uji motilitas dan indol.

Uji motilitas adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

E.coli terhadap bakteri lainnya berdasarkan penyebaran koloni karena E.coli

memiliki kemampuan bergerak (motil) dalam media SIM. Adanya kandungan NA

semisolid dalam media SIM memungkinkan bakteri yang memiliki flagel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

62

melakukan pergerakan dalam media tersebut. E.coli memiliki karakteristik

mempunyai flagel di seluruh permukaan sel (peritrik) sebagai alat gerak dalam

habitatnya. Apabila dalam media terdapat pertumbuhan bakteri yang menyebar,

maka dinyatakan bakteri yang diidentifikasi tersebut adalah golongan

Enterobacter termasuk E.coli (Holt dkk, 2000).

Gambar 5. Hasil Uji Motilitas Sampel Jamu Cekok pada Media SIMKeterangan:K: kontrol positifP: sampel jamu cekokTanda panah merah menunjukkan adanya pertumbuhan koloni bakteri yangmenyebar

Hasil uji yang diperoleh yaitu baik sampel 1, 2, dan 3 mengalami kekeruhan

dan hanya pada sampel 1 dan 2 yang terlihat adanya pertumbuhan koloni yang

menyebar dibandingkan dengan kotrol positif E.coli ATCC 25922. Hasil uji ini

digunakan selanjutnya untuk uji indol.

c. Uji IMVIC (Indol, Metil Merah, Voges Prokaeur, Sitrat)

Uji IMVIC merupakan tahap uji identifikasi dimana hasil biakan dari

media TBX yang sudah ditanam di media NA diambil satu sengkelit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

63

dilakukan uji yang meliputi uji metil red, uji indol, uji sitrat dan uji voges

proskaeur.

1. Uji Indol

Uji indol menggunakan media Sulfur Indol Motility (SIM) dan

penambahan reagen kovacs. Hasil dinyatakan positif jika terbentuk warna

merah pada permukaan media. Reagen kovaks mengandung amil

alkohol, dengan adanya indol maka amil alkohol akan berubah warna

menjadi merah tua. E.coli adalah bakteri yang memiliki enzim

triptofanase sehingga dapat memecah asama amino triptofan dan amonia

sebagai sumber energi (Fardiaz, 1993).

Asam amino merupakan komponen protein yang secara umum

terdapat dalam bakteri karena penguraian protein sebagai sumber energi.

E.coli akan menguraikan triptofan sebagai sumber energi. Enzim

triptofanase yang dimiliki oleh bakteri E.coli mampu mengkatalis

peruraian gugus indol dari triptofan. Pembentukan indol oleh E.coli dapat

diketahui apabila menumbuhkan bakteri pada media yang kaya triptofan,

oleh sebab itu digunakan media SIM yang kaya akan triptofan.

Penumpukan indol dalam media dapat diketahui dengan

penambahan reagen kovaks yang mengandung para-dimetil

aminobenzaldehide. Reagen pada media SIM (khususnya kandungan

triptofan) akan bereaksi dengan indol membentuk warna merah yang

tidak larut dalam air pada permukaan medium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

64

Gambar 6. Hasil Uji Indol Sampel Jamu Cekok pada Media SIM

Keterangan : Tanda panah biru menunjukkan warna merah yang terbentukdi permukaan media

Berdasarkan data yang diperoleh (gambar 6), semua sampel

menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentunya warna

merah muda pada permukaan medium setelah ditetesi reagen kovacs.

Sehinga dapat dinyatakan bawa ketiga sampel bereaksi postif terhadap

indol yang berarti bakteri dalam sampel mampu menghasilkan indol dari

peruraian asam amino triptofan.

2. Uji Metil merah

Uji metil merah bertujuan untuk mengetahui adanya fermentasi

asam campuran. Beberapa jenis bakteri mampu memfermentasikan

glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga

dapat menurunkan pH media pertumbuhan. Pada uji ini ditambahkan

indikator Methyl red yang berfungsi menunjukkan adanya perubahan pH

menjadi asam dengan ditandai adanya perubahan warna media menjadi

merah. Indikator Methyl red akan berwarna merah pada ph 4,4 dan

berwarna kuning pada pH 6,2. Hasil positif uji metil merah adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

65

adanya perubahan warna media menjadi merah atau merah muda.

Perubahan warna ini menunjukkan bakteri mampu memfermentasikan

asam campuran. Hasil negatif uji metil merah adalah tidak terjadinya

perubahan warna. Hal ini menunjukkan bakteri tidak mampu

memfermentasikan asam campuran.

Gambar 7. Hasil Uji Metil Merah Sampel Jamu Cekok

Data pada gambar 7 menunjukkan sampel positif mengalami

perubahan warna media menjadi merah setelah penambahan reagen

methyl red. Sehingga dapat dinyatakan bahwa bakteri yang terkandung

dalam sampel jamu cekok mampu memfermentasi asam campuran.

3. Uji Voges Proskaeur

Uji ini digunakan untuk mengidentifiksai bakteri yang

menghasilkan 2,3-butanadiol. Bakteri yang dapat melakukan ini antara

lain Enterobacter, Serratia, Erwinia (Hadioetomo, 1993). Uji Voges

Proskauer merupakan uji tidak langsung untuk mengetahui adanya 2,3-

butanadiol, tetapi karena adanya setoin (asetilmetilkarbinol) yang

merupakan senyawa pendahulu 2,3-butanadiol dan selalu didapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

66

serentak, maka uji Voges Proskaeur ini dapat digunakan sebagai penentu

adanya 2,3-butanadiol.

Apabila bakteri mampu memfermentasikan karbohidrat menjadi

2,3-butanadiol sebagai produk utama maka akan terjadi penumpukkan

bahan tersebut di dalam media pertumbuhan. Oleh karena itu

ditambahkan 40% KOH dan 5% latutan alfanaftol yang dapat menetukan

adanya asetoin yang merupakan perkusor 2,3-butanadiol. Adanya asetoin

akan ditunjukkan oleh perubahan warna media menjadi merah muda

karean adanya penambahan KOH, dan warna akan semakin jelas oleh

penambahan alfanaftol. Hasil positif ditandai dengan terjadinya

perubahan warna menjadi merah, hal ini berarti bakteri mampu

menghasilkan 2,3-butanadiol. Hasil negatif ditandai dengan tidak adanya

perubahan warna.

Gambar 8. Hasil Uji Voges Proskaeur Sampel Jamu Cekok

Berdasarkan data yang diperoleh (gambar 8), sampel tidak

mengalami perubahan warna. Hasil uji pada kultur murni E.coli ATCC

25922 yang berfungsi sebagai kontrol positif juga tidak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

67

perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang terkandung

dalam sampel jamu cekok memfermentasikan karbohidrat namun tidak

melalui jalur 2,3-butanadiol, melainkan lewat jalur asam campuran

seperti hasil uji pada metil merah.

4. Uji sitrat

Tujuan uji sitrat adalah mengetahui pengunaan sitrat sebagai

satu-satunya sumber karbon dan energi oleh bakteri. Bakteri E.coli dapat

mengunakan asetat sebagai sumber karbon, tapi tidak dapat mengunakan

sitrat.

Media yang digunakan adalah Simmon’s Citrate Agar yang

merupakan medium sintetik dengan Na sitrat yang berfungsi sebagai

satu-satunya sumber karbon, NH4 sebagai sumber N dan Brom Thymol

Blue sebagai indikator pH. Apabila bakteri menggunakan sitrat sebgai

satu-satunya sumber karbon maka akan menghilangkan asam dari

medium biakan sehingga terjadi peningkatan pH dan akan terjadi

perubahan warna dari hijau menjadi biru (Lay, 1994). Peningkatan pH

terjadi karena kemampuan bakteri dalam menghasilkan asam piruvat dan

CO2 dalam proses metabolisme. Asam piruvat dan CO2 akan berinteraksi

dengan NA sitrat menjadi NA karbonat. Pembentukan NA karbonat akan

menyebabkan perubahan pH menjadi lebih basa sehinga menyebabkan

indikator Brom Thymol Blue berubah warna dari hijau menjadi biru

(Lenette, 1995). Pertumbuhan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

68

sumber karbon dapat dilihat dari adanya kekeruhan dan perubahan warna

dari media.

Hasil uji positif akan ditunjukkan dengan adanya kekeruhan dan

perubahan warna dari hijau menjadi biru sedangkan bila hasilnya negatif

maka tidak akan terjadi kekeruhan dan tidak ada perubahan warna (warna

tetap hijau) (Supardi dan Sukamto, 1999).

Gambar 9. Hasil Uji Sitrat Sampel Jamu CekokKeterangan : tanda panah merah menunjukkan warna media tetap hijau

Hasil uji sitrat pada ketiga sampel tidak menunjukkan terjadinya

perubahan warna. Hal ini berarti bakteri dalam sampel uji tidak mampu

tumbuh dan tidak ammpu menghilangkan asam-asam dalam medium uji.

Bateri dalam sampel jamu cekok juga tidak menggukan sitrat sebagai

sumber karbon dan energi (Gambar 9).

d. Pengecatan Gram

Tujuan pengecatan gram adalah untuk membedakan sifat bakteri antara

bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pengecatan ini dilakukan dengan

pulasan bakteri. Zat warna yang digunakan ada 4 macam yaitu : (1) larutan gram

A yang berisi larutan kristal violet yang berfungsi sebagai cat utama, (2) larutan

gram B yang berisi iodine yang berfungsi sebagai penguat cat utama, (3) larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

69

gram C berisi alkohol 70% yang berfungsi sebagai larutan peluntur, (4) larutan

gram D yang berisi safranin berfungsi sebagai cat lawan.

Pada bakteri gram positif hasilnya akan berwarna ungu karena kompleks

zat warna kristal violet-iodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan

peluntur. Sedangkan bakteri gram negatif hasilnya akan berwarna merah karena

kompleks zat warna kristal violet-iodium larut sewaktu pemberian larutan gram C.

Penambahan larutan gram D akan memberikan warna merah setelah pengecatan.

Perbedaan warna ini disebabkan karena perbedaan struktur dinding sel antara

bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif dinding selnya

lebih banyak mengandung peptidoglikan dibanding dengan bakteri gram negatif.

Sedangkan dinding sel bakteri gram negatif banyak mengandung lipopolisakarida.

Lipida yang cukup tinggi dibandingkan sel bakteri gram positif. Lipida akan larut

dalam larutan gram C yang berisi alkohol dan aseton, sehingga pori-pori dinding

sel membesar dan meningkatkan daya larut kompleks violet-iodium pada dinding

sel bakteri gram negatif, sedangkan pada bakteri gram positif akan terbentuk

persenyawaan kompleks kristal violet-iodium ribonukleat yang tidak larut dalam

larutan gram C. Persenyawaan kompleks kristal violet-iodium ribonukleat ini

tidak terbentuk pada bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan kandungan asam ribonukleat antara bakteri gram positif dan bakteri

gram negatif (Radji, 2009)

Penambahan larutan gram D yang berisi safranin pada bakteri gram

positif tidak menyebabkan warna merah karena kompleks violet-iodium tetap

terikat pada dinding sel. Pada bakteri gram negatif penambahan safranin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

70

menyebabkan warna sel menjadi merah atau merah muda karena persenyawaan

kompleks violet-iodium telah larut sehingga dapat mengikat zat warna safranin.

Hasil pengecatan gram pada sampel jamu cekok menunjukkan warna

merah muda. Warna merah muda disebabkan kompleks kristal violet-iodium dapat

dilunturkan dengan pemberian larutan gram C yang berisi alkohol dan kemudian

terwarnai oleh cat safranin yang berwarna merah. Pada mikroba uji, struktur

dinding selnya mempunyai lapisan peptidoglikan tipis. Selain itu permeabilitas

dinding selnya besar sehingga memungkinkan lunturnya warna kompleks kristal

violet-iodium. Penambahan safranin menyebabkan warna merah menjadi semakin

jelas.

Gambar 10. Hasil pengecatan Gram biakan bakteri dari sampeljamu cekok

Keterangan : koloni bakteri berwarna merah bakteri gram negatif

Berdasarkan hasil pengecatan gram (gambar 10) dapat disimpulkan

bahwa bakteri hasil isolasi merupakan kelompok bakteri gram negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

71

Dari berbagai hasil pengujian biokimia, SIM, dan IMVIC maka diperoleh

hasil rangkuman (tabel VII)

Tabel VII. Hasil Uji Identifikasi E.coli

PengujianHasil SampelJamu Cekok

Hasil Kontrol(+) Kultur

Murni E.coliATCC 25922

Hasil UjiidentifikasiE.coli SNI

SNI 01-2897-1992

Uji Fementasigula-gula

+ + +

Uji Sulfur - - -Uji Motilitas + + +Uji Indol + + +Uji Metil Merah + + +Uji VogesProskaeur

- - -

Uji Sitrat - - -Keterangan :+ : sesuai dengan hasil kontrol positif biakan E.coli ATCC 25922- : berbeda hasil dari kontrol positif biakan E.coli ATCC 25922

Dari tabel VII dapat disimpulkan bahwa sampel jamu cekok penjual jamu

racik “X” positif mengandung bakteri E.coli. Kontaminasi mungkin disebabkan

karena adanya kontaminan E.coli dari air yang digunakan, sarana-prasarana

produksi yang tidak terjamin kebersihannya. E.coli dapat hidup dalam usus besar

manusia dan hewan sebagai flora normal, E.coli juga dapat hidup dalam tanah dan

dalam air. Pada saat proses pembuatan pemanasan jamu cekok tidak dididihkan

secara sempurna sehingga mengakibatkan bakteri E.coli tidak mati, juga didukung

dengan lama penyimpanan sebelum dijual yang dapat menambah jumlah

kontaminan. Alasan penjual tidak melakukan proses pemanasan hingga mendidih

karena khawatir khasiat dari jamu cekok akan hilang. Menurut Menkokesra

(2013) untuk mematikan bakteri E.coli penjual dapat melakukan pemanasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

72

hingga suhu 70°C. Penularan E.coli biasanya melalui fecal oral route yaitu kontak

langsung dengan air dan makanan yang tercemar E.coli (Radji, 2009).

e. Uji MPN (Most Probable Number)

Dalam penelitian ini juga dilakukan uji Most Probable Number (MPN)

untuk mengetahui apakah air yang digunakan oleh penjual tercemar oleh bakteri

coliform termasuk coliform fekal dan E. Coli. Metode MPN didasarkan pada tiga

deret tabung dengan konsetrasi 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5 melalui 2 tahap uji

yaitu uji pendugaan dan konfirmasi. Uji pendugaan merupakan tahap screening

atau perkiraan awal kemungkinan adanya bakteri coliform dengan media LTB

(Lauryl Triphtose Broth) dan BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth 2%)

(Soemarmo, 2000).

Cara menghitung jumlah bakteri dengan metode MPN didasarkan pada

kombinasi tiga konsentrasi sampel deret lima tabung yang memberikan reaksi

positif. Reaksi positif ini dapat dilihat dari pembentukan gas pada tabung durham

yang diletakkan pada tabung reaksi yang berisi media LTB. Dari kombinasi

tersebut dicatat kemudian dicocokan dengan tabel MPN berdasarkan Badan

Standarisasi Nasional (1995).

1. Uji Pendugaan bakteri coliform

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya dugaan keberadaan bakteri

coliform dalam air yang digunakan untuk pembuatan sampel jamu cekok. Media

yang digunakan adalah Lauryl Triphtose Broth (LTB), yaitu media cair yang

mengandung laktosa yang merupakan salah satu bahan yang mampu diuraikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

73

oleh bakteri coliform. Laktosa yang terurai ini dapat diamati dengan terbentuknya

gas yang terjebak didalam tabung durham yang diletakkan di dalam tabung reaksi

(Universitas Gadjah Mada, 1993).

Hasil uji pendugaan bakteri Coliform adalah sampel air pada lima

konsentrasi pengenceran terbentuk gas.

Gambar 11. Hasil uji air pada media LTB yang digunakan untukpembuatan jamu cekok

Keterangan : tanda panah merah menunjukkan adanya gas

Bakteri golongan coliform terdiri dari bakteri jenis aerob, yaitu bakteri

yang membutuhkan oksigen dalam melakukan proses metabolisme dan

fakultatitof anaerob yaitu bakteri yang proses metabolismenya dapat berlangsung

dengan atau tanpa adanya oksigen. Terbentuknya gas yang terjebak dalam tabung

durham oleh bakteri coliform terjadi karena peruraian laktosa sebelum masuk ke

dalam sel. Laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan

enzim β-galaktosidase yang selanjutnya ditanspor masuk kedalam sel melalui

proses transpor aktif. Pada mikroba aerob glukosa akan diproses melalui jalur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

74

glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat yang dihasilkan ini akan

diproses kembali melalui siklus Krebs yang menghasilkan asam-asam campuran

serta residu gas CO2. Pada bakteri fakultatif anaerob, glukosa akan mengalami

proses metabolisme dan menghasilkan asam-asam campuran dan gas CO2 (Atlas,

1997).

2. Uji penegasan bakteri coliform

Uji penegasan bakteri coliform bertujuan untuk menegaskan apakah

dalam air yang digunakan untuk pembuatan jamu cekok mengandung bakteri

coliform atau tidak. Uji penegasan bakteri coliform menggunakan media selektif

bakteri coliform, yaitu BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth 2%). Media

BGLB adalah media cair yang mengandung laktosa empedu berwarna hijau dan

hanya bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa yang dapat bertahan hidup

pada media ini, yaitu bakteri coliform. Hasil positif adalah adanya gas dalam

tabung durham(Anonim, 1993).

Gambar 12. Hasil uji air pada media BGLB yang digunakan untukpembuatan jamu cekok

Keterangan : tanda panah merah menunjukkan adanya gas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

75

Data pada gambar 12 menunjukkan adanya gas yang terjebak dalam

tabung durham pada sampel air yang digunakan untuk pembuatan jamu cekok.

Gas yang terdapat dalam tabung durham mengindikasikan adanya bakteri

coliform, sebaliknya pada tabung yang tidak terdapat gas dinyatakan tidak

mengandung bakteri coliform.

Laktosa pada media BGLB hanya dapat difermentasikan oleh bakteri

Coliform menjadi asam suksinat dan asam fumarat diikuti dengan pembentukan

O2 oleh bakteri Coliform fakultatif anaerob dan gas CO2 Oleh bakteri Coliform

aerob. Pembentukan gas O2 dan CO2 tersebut dijadikan parameter ada tidaknya

bakteri coliform dalam sampel air (Atlas, 1997).

Angka bakteri coliform dihitung menggunakan metode MPN dengan

tabel MPN 555 menurut formula Thomas (Lampiran 3). Hasil perhitungan

menunjukkan air yang digunakan untuk pembuatan jamu cekok mengandung

bakteri Coliform sebanyak 18/100ml, baku mutu yang diperbolehkan sesuai

Standart baku mutu air bersih No.416/Menkes/Per/IX/1990 adalah 50/100ml

(Lampiran 2).

3. Uji konfirmasi coliform fekal

Uji ini bertujuan untuk membuktikan dan mengkonfirmasi ada tidaknya

bakteri Coliform fekal termasuk E.coli dalam air yang digunakan untuk

pembuatan jamu cekok. Media yang digunakan adalah Escherichia coli Broth

(ECB) yang merupakan media kuning cair berwarna kuning jernih. Media ECB

mengandung laktosa yang hanya dapat diuraikan oleh bakteri yang mampu

memfermentasikan laktosa menjadi asam-asam tertentu dan residu berupa gas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

76

baik gas O2 dan CO2. Pembentukan inilah yang dijadikan sebagai parameter untuk

mengetahui ada tidaknya bakteri coliform fekal dan E.coli (DepKes RI, 2004).

Uji konfirmasi coliform fekal merupakan pemeriksaan yang

menunjukkan adanya E.coli atau spesies lain yang dekat dengan E.coli. Sebagian

besar bakteri golongan Coliform fekal terdiri dari E.coli tipe I dan tipe II yang

merupakan petunjuk ada tidaknya kontaminasi dari material fekal (BPOM RI,

2008).

Hasil uji MPN adalah air yang digunakan untuk pembuatan jamu cekok

mengandung coliform fekal 5/100ml (Lampiran 2). Hasil uji MPN menunjukkan

bahwa kontaminasi E.coli pada sampel jamu cekok dikarenakan air yang

digunakan dalam pembuatan juga tercemar E.coli.

Dari hasil wawancara secara langsung kepada penjual, selama ini

memang belum ada laporan gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi jamu

cekok penjual “X”. Hal ini dikarenakan mungkin ada yang mengalami gangguan

kesehatan tetapi tidak melapor atau tidak diketahui atau bisa juga karena jumlah

bakteri E.coli yang terkandung dalam jamu cekok penjual “X” belum mampu

menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya. Melihat nilai AKK dan ALT

jamu cekok yang melebihi ketentuan yang berlaku serta adanya keberadaan

bakteri E.coli maka perlu ditingkatkannya kebersihan, sanitasi dan higienitas

dalam proses pembuatan dan penyimpanan jamu cekok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai AKK pada sampel jamu cekok yang diambil dari penjual jamu racik “X”

adalah 2,5 x 104 – 10,0 x 104. Angka tersebut melebihi persyaratan yang

ditentukan

2. Nilai Uji Angka Lempeng Total pada sampel jamu cekok yang diambil dari

penjual jamu racik “X”adalah 1,6 x 107 – 2,7 x 107. Angka tersebut melebihi

persyaratan yang ditentukan

3. Sampel jamu cekok yang dijual oleh penjual jamu racik “X” positif

mengandung bakteri E.coli.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian AKK dan ALT sebelum jamu dipanaskan, sesudah

jamu dipanaskan dan sebelum jamu dijual keesokan harinya untuk melihat ada

atau tidaknya perbedaan yang signifikan

2. Perlu penyuluhan oleh pihak yang berwenang terkait cara pembuatan obat

tradisional yang baik, sarana prasana yang digunakan, personil serta ruangan

yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

78

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat, Jakarta, PT. Agromedia Pustaka,pp. 58

Anonim, 1993, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, Yogyakarta, FakultasKedokteran Bagian Mikrobiologi, 15 – 25, 27 – 54, 127 – 134.

ATCC, 2014, Escherichia coli (Migula) Castellani and Chalmers (ATCC®25922™), Escherichia coli ATCC 25922-D, Escherichia coli ATCC700927,http://www.lgcstandards-atcc.org/products/all/25922.aspx?geo_country=gb#characteristics Diakses pada tanggal 19 Juni 2014

Atlas, M.R., 1997, Principles of Microbiology 2nded, Iowa, Wm. C. BrownPublisher pp. 98 – 99, 152 – 157

BPOM, 2006, Metode Analisis PPOMN, MA PPOMN nomor 96/mik/00, UjiAngka Kapang/Khamir dalam Obat Tradisional, Jakarta, BPOM, 108 –110

BPOM, 2006, Metode Analisis PPOMN, MA PPOMN nomor 97/mik/00, UjiEscherichia coli dalam Obat Tradisional, Jakarta, BPOM, 112 – 114

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, PengujianMikrobiologi Pangan, InfoPOM 9(2):3 – 5

BPOM, 2001, Metode Analisis Prosedur Pengujian Obat dan Makanan Negara,Jakarta, Balai POM

BPOM, 2005, Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RINomor : HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan ObatTradisional yang Baik

BPOM, 1994, Kepmenkes no.661/MENKES/SK/VII/1994 tentang PersyaratanObat Tradisional

Bridson, E. Y., 2006, The Oxoid Manual, 9th edition, England, Oxoid, pp. 50 - 70Dalimartha, 2006, Atlas Tumbuhan Indonesia jilid 2, Jakarta, PT. Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara, pp. 182-184DepKes RI, 1998, Pedoman Umum Pemeriksaan Sarana Pengolahan Makanan

Dan Minuman, Keamanan Pangan, Jakarta, Dirjen POM, DepKes RI &WHO

DepKes RI, 2011, Indonesia Cinta Sehat Saatnya Jamu Berkontribusi,http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1723 diakses pada tanggal10 Oktober 2013

DepKes RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 007 tentang RegistrasiObat Tradisional

Fardiaz, S., 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, PAU, Bandung, InstitutPertanian Bogor, pp. 557 – 608

Finegold, S.M., dan E.J.Brandon, 1996, Bailey and Scott DiasnogticMicrobiology, 7th edition, Saint Louis, CV Mostby, pp.110-113

Gay, L.r., dan Diehl P.L., 1992, Research Methods for Bussiness andManagement, New York, Macmillan Coll Div, 67 – 69

Hadioetomo, R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar dan Praktek-teknik dan ProsedurDasar dalam Laboratorium, Jakarta, Gramedia, pp. 42 -46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

79

Hariana, H.A., 2006, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri 3, JAkarta, PenebarSwadaya, pp. 92, 129 – 130.

Holt, J.G., Krieg.N.R., Sneath.P.H.A., Stalen.J.T., dan Williams. S.T., 2000,Beryes’s Manual of Determinative Bacteriology, 9th ed, Baltiore,Maryland, USA, William and Wilkins, pp. 175-181, 209, 210, 535, 536,544 – 551

Jawetz, E.J.I., Melnick and Adelberg, E.A, 1996, Mikrobiologi Kedokteran,Diterjemahkan oelh Nugroho E., dan Maulany Edisi XX, Jakarta, EGC,pp. 234-240

Jutono, Sodarsono, J., Hartadi, S., Suhadi, S.K. dan Soesanto, 1980, PedomanPraktikum Mikrobiologi Umum, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada,pp. 60 - 70

Kresnady, B., 2003, Khasiat dan Manfaat Brotowali, Jakarta, AgroMedia, pp. 23-24

Kuswadji, 1999, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketiga, Jakarta, FakultasKedokteran Universitas Indonesia, pp. 103 – 106

Lay, B.W., 1994, Analisi Mikroba di Laboratorium, Ed 1, Jakarta, PT RajaGraffindo Persada, pp. 15-22

Lennete, E.H., 1995, Manual of Clinical Microbiology, 4th edition, WashingtonD.C., American Societu for Microbiology, pp.223-231

Limananti, A.I., Triratnawati, A., 2003, Ramuan Jamu Cekok SebagaiPenyembuhan Kurang Nafsu Makan pada Anak : Suatu KajianEtnomedisin,Makara Kesehatan, Vol. 7 No.1

Menkokesra, 2013, Bakteri E.coli Mati pada Suhu 70°,http://www.menkokesra.go.id/content/bakteri-e-coli-mati-pada-suhu-70-derajat, Diakses pada 16 juni 2014

Nugraheni, R., 2010, Pengujian Mikrobiologi Balai Besar Pengawan Obat danMakanan Yogyakarta, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, pp.44

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012 tentangRegistrasi Obat Tradisional

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Jakarta, Penerbit Airlangga, pp. 206 –207

Purnawijayanti, H.A., 2001, Higiene, Sanitasi, dan Keselamatan Kerja DAlamPengolahan Pangan, Yogyakarta, Kanisius, pp.78-80

Radji, M., 2009, Buku ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi danKedokteran, Jakarta, EGC, pp. 10 – 19, 125 – 130

Rukmana, R., 2004, Temu-Temuan : Apotek di Pekarangan Hidup, Yogyakarta,Penerbit Kanisius, pp. 26

SNI, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI 01-2897-1992, Jakarta, pp. 4, 36Soedarsono R., Harini S.R., 2002, Jamu as Traditional Medicine in Java

Indonesia,South Pacific Study, Vol.23No.1, Jepang.Soekarto, 2008, Kapang Dalam Bahan Pangan,

http://www.scumdoctor.com/Indonesian/first-aid/kapang/.html. Diaksespada 28 November 2013

Soemarmo, 2000, Analisis dan Pengujian Mikrobiologi, Yogyakarta, DepartemenKesehatan Inonesia, pp.45-48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

80

Suharmiati. Handayani, L. (2005). Cara Benar Meracik Obat Tradisional, Jakarta,Penerbit Agromedia Pustaka. pp. 1-2, 39-41.

Supardi dan Sukamto, 1999, Mikroorganisme Penyebab Penyakit menular dalam :Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Edisi Pertama,Jakarta, Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation, 157 -173

Supardi, Herman, M.J., Yuniar, Y., 2010, Penggunaan Jamu Buatan Sendiri diIndonesia,Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol.14, pp.375-381

Tarigan, J., 1988, Pengantar Mirobiologi, Jakarta, Departemen Pendidikan danKebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LembagaPendidikan, pp.113 - 114

Thomas, A.N.S., 2008, Tanaman Obat Tradisional, jilid 1, Yogyakarta, PenerbitKanisius, 54-56

Tempo, 2013, Waspada Bakteri E.coli Pada Kolam Renang,http://www.tempo.co/read/news/2013/05/18/061481295/Waspada-Bakteri-E-Coli-pada-Kolam-Renang diakses pada tanggal 28 November2013

Underwood, J.C. E., 1999, General and Systematic Phatology, vol 1, London,Churchill Livingstone, pp.57

Zulaikhah, S.T., 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan denganPencemaran Mikroba Pada Jamu Gendong, Makara Kesehatan, Vol.2No.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

81

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

82

Lampiran 1. Surat Ijin Laoratorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

83

Lampiran 2. Hasil uji MPN coliform dan coliform fekal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

84

Lampiran 3. Tabel MPN 555 menurut formula Thomas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

85PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

86PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

87

Lampiran 4. Foto Penanganan Sampel

Lampiran 5. Nilai ALT sampel jamu cekok inkubasi 24 jam

Sampel PengenceranJumlah koloni masing-masing petri

Petri 1 Petri 2

1

10-1 ∞ ∞10-2 ∞ ∞10-3 ∞ ∞10-4 376 261

10-5 300 212

2

10-1 ∞ ∞10-2 ∞ ∞10-3 380 284

10-4 248 304

10-5 126 140

3

10-1 ∞ ∞10-2 ∞ ∞10-3 ∞ ∞10-4 145 147

10-5 121 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

88

Lampiran 6. Perhitungan dan nilai ALT sampel jamu cekok inkubasi 48 jam

Sampel

Pengenceran

Jumlah koloni masing-masingpetri Nilai ALT

Petri 1 Petri 2

1

10-1 ∞ ∞2,7x107

10-2 ∞ ∞10-3 ∞ ∞10-4 380 303

10-5 328 212

2

10-1 ∞ ∞1,6x107

10-2 ∞ ∞10-3 ∞ ∞10-4 306 330

10-5 170 156

3

10-1 ∞ ∞2,4x107

10-2 ∞ ∞10-3 ∞ ∞10-4 276 272

10-5 224 252

Cara perhitungan nilai ALT inkubasi 48 jam= ℎ 1 + ℎ 22×

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

89

Sampel 1

Dipilih pengenceran 10-5 karena jumlah koloninya masuk range, yaitu

cawan yang satu dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni dan cawan

yang lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan dalam penghitungan

TPC (Tabel 1 nomor 7).

Perhitungannya adalah sebagai berikut := 328 + 2122 × 100000 = 27.000.000 = 2,7 × 10 Sampel 2

Dipilih pengenceran 10-5 karena jumlah koloninya masuk range 25-250.

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

= 170 + 1562 × 100000 = 16.300.000 = 1,6 × 10 Sampel 3

Dipilih pengenceran 10-5 karena jumlah koloninya masuk range, cawan

yang satu dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni dan cawan yang

lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan dalam penghitungan TPC

(Tabel 1 nomor 7).

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

= 224 + 2522 × 100000 = 23.800.000 = 2,4 × 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

90

Lampiran 7. Perhitungan dan nilai AKK inkubasi 5 hari

Sampel

Pengenceran

Jumlah koloni masing-masing petri Rata-rata

koloniNilai AKK

Petri 1 Petri 2

1

10-1 189 178 184

2,5x104

10-2 91 85 88

10-3 43 40 42

10-4 20 15 10

10-5 6 7 7

2

10-1 ∞ ∞ -

5,0x104

10-2 224 220 222

10-3 200 144 172

10-4 40 60 50

10-5 3 8 6

3

10-1 ∞ ∞ -

10,0x104

10-2 212 200 206

10-3 58 60 59

10-4 17 11 14

10-5 10 3 7

Cara perhitungan AKK inkubasi 5 hari Sampel 1

Dipilih pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 karena jumlah koloninya masuk

dalam range 10-150. Namun sesuai peraturan MA PPOMN 96/MIK/00,

maka dipilih 2 pengenceran berturut-turut yaitu pengenceran 10-2 dan 10-3,

dirata-rata dan dikalikan faktor pengencernya

Perhitungannya adalah sebagai berikut

Pada pengenceran 10-2= rata-rata koloni × faktor pengenceran= 88 x 100 = 8800

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

91

Pada pengenceran 10-3 = 42 x 1000 = 42000

Nilai AKK = = 25400 = 2,5x104

Sampel 2Dipilih pengenceran 10-4 karena jumlah koloninya masuk dalam range 10-150.Perhitungannya adalah sebagai berikutPada pengenceran 10-4= rata-rata koloni × faktor pengenceran= 50 x 10000 = 500000 =5,0x104

Sampel 3Dipilih pengenceran 10-3 dan 10-4 karena jumlah koloninya masuk dalamrange 10-150.Perhitungannya adalah sebagai berikutPada pengenceran 10-3= rata-rata koloni × faktor pengenceran= 59 x 1000 = 59000Pada pengenceran 10-4 = 14 x 10000 = 140000

Nilai AKK = = 99500 = 10,0x104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

92

Pengenceran 10-1 Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3 Pengenceran 10-4

Pengenceran 10-5

Lampiran 9. Foto ALT inkubasi 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

93

Pengenceran 10-1 Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3 Pengenceran 10-5

Pengenceran 10-5

Lampiran 10. Foto Hasil AKK inkubasi 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

94

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Uji Angka

Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT),

dan Identifikasi Escherichia coli dalam Jamu Cekok dari

Penjual Jamu Racik “X” di Yogyakarta” memiliki nama

lengkap Ribka Alvianita Susetyo. Penulis lahir di

Boyolali pada tanggal 29 Juni 1992, merupakan anak

kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu TK

Pertiwi 1 Mojosongo (1998-1999), SD Kragilan 2 Mojosongo (1999-2004), SMP

N 1 Boyolali (2004-2007), SMK Farmasi Nasional Surakarta (2007-2010),

kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma di tahun 2010. Semasa menempuh kuliah penulis aktif dalam berbagai

kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis pernah menjadi volunteer Kampanye

Informasi Obat “Health by herbal, Herbal for Healty” (2010), anggota divisi

teater Tiga Hari Temu Akrab Mahasisawa Farmasi (TITRASI) (2011), Anggota

Seksi Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi Seminar Kanker Serviks dan Kanker

Paru-Paru (2011), koordinator seksi acara TITRASI (2012), anggota seksi acara

Pharmacy Performance and Event Cup (2012), Co-Fasilitator Pelatihan

Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (2013). Penulis juga aktif dalam

organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi sebagai Koordinator

Divisi Unit Kegiatan Fakultas (2011-2012), Bendahara Redaksi Pharmaholic

(2011-2012). Penulis pernah menjadi asisten praktikum Bentuk Sediaan Farmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Karena masa depan sunguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18 “Segala Tulisan yang diilhamkan

95

(2011), Mikrobiologi (2014), dan Komunikasi Farmasi (2014). Penulis pernah

mengikuti Program Kratifitas Mahasiswa dengan judul PKM-KC Keranjang

Pemusnah Sampah-KERAMAS Plastik yang kemudian didanai oleh Direktorat

Pendidikan Perguruan Tinggi (Dikti) pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI