PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun ....

112
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL-AIR DAUN Macaranga tanarius L. PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA : KAJIAN TERHADAP PRAPERLAKUAN JANGKA WAKTU 30 MENIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Fransisca Devita Risti Wijayanti NIM : 098114095 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun ....

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL-AIR DAUN

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS TERINDUKSI

KARBON TETRAKLORIDA :

KAJIAN TERHADAP PRAPERLAKUAN JANGKA WAKTU 30 MENIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fransisca Devita Risti Wijayanti

NIM : 098114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL-AIR DAUN

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS TERINDUKSI

KARBON TETRAKLORIDA :

KAJIAN TERHADAP PRAPERLAKUAN JANGKA WAKTU 30 MENIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Fransisca Devita Risti Wijayanti

NIM : 098114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jika Anda cukup berani untuk mencintai maka kadang menang dan kadang

kalah; jika Anda mau mencoba, maka kadang berhasil dan kadang tidak; jika

Anda cukup berani untuk bermimpi dan menemukan Anda bersama dengan

impian-impian yang tidak terwujud, maka Anda bisa melihat kembali dari

puncak gunung tempat Anda berdiri ke dalam mimpi-mimpi itu. Dan

sadarilah bahwa betapa penuhnya hidup Anda dan betapa banyaknya

kenangan indah yang terkadang tertutup oleh impian yang hancur tersebut.

(Harold S. Kushner)

Karya kecil ini ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, kekasih jiwaku

Orang tuaku, ungkapan rasa hormat dan baktiku

Kakakku Yustinus Anang, penyemangatku

Keluarga besar Joyokartono dan Trisnomartoyo, pendukungku

Sahabat-sahabatku tersayang

Almamaterku tercinta

Terima kasih Tuhan,

sebab Engkau menciptakan aku di antara mereka,

sebab rancangan-Mu sungguh luar biasa indah pada saatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 2 April 2013

Penulis

(Fransisca Devita Risti Wijayanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Devita Risti Wijayanti

Nomor Mahasiswa : 098114095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida : Kajian Terhadap

Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 2 April 2013

Yang menyatakan

(Fransisca Devita Risti Wijayanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,

rahmat, dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida : Kajian Terhadap

Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit” dengan baik dan lancar.

Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi

persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program

Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan

skripsi, tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing, atas segala

arahan, bantuan, dukungan, motivasi, pengertian, kesabaran, dan

ketulusannya selama membimbing penulis dalam penelitian dan penyusunan

skripsi.

3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji, atas masukan dan

saran kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji, atas masukan

dan saran kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

viii

5. Ibu Rini Dwiatuti, M. Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium Farmasi, atas ijin

penggunaan semua fasilitas laboratorium guna penelitian skripsi.

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., yang telah membantu peneliti dalam

determinasi tanaman Macaranga tanarius L.

7. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas

didikan, bimbingan, dan pendampingannya dalam proses perkuliahan.

8. Ibu drh. Ari, Pak Parjiman, Pak Heru, Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Agung,

Mas Sigit, Pak Parlan, Ibu Hartini, dan Pak Asran yang telah banyak

membantu menyediakan bahan dan fasilitas yang dibutuhkan dalam

penelitian.

9. Komite Etik Universitas Gadjah Mada, atas ijin penggunaan hewan uji dalam

penelitian.

10. Sahabat “Macaranga” Nanda Chris N., Theresia Garri W., M. R. Biri Koni

Tiala, Christine Herdyana F., Bernadetta Amilia R., A. M. Inggrid Silli, dan

Luluk Rahendra M., atas kerja sama, bantuan, perjuangan, kebersamaan, dan

suka duka dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.

11. Sahabat-sahabat “Bermain dan Belajar” tersayang Apriliawati Galuh A.,

Lucia Shinta R., Niken Ambar S., M. R. Biri Koni Tiala, Christine Herdyana

F., Bernadetta Amilia R., dan A. M. Inggrid Silli, atas senyum, tawa, dan

keceriaan penuh semangat yang memotivasi penyelesaian skripsi. Hari

terindahku terjadi karena senyum dan tawamu.

12. Sahabat-sahabat Farmasi 2009 “Together We Can” atas kebersamaan dan

canda tawa selama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

ix

13. Sahabat-sahabat Rokat Namche, atas doa dan dukungannya.

14. Sahabat-sahabat OMK St. Ignatius Tridadi, atas doa dan dukungannya.

15. Sahabat-sahabat KKN XLV Kepuharjo, atas dukungan semangat dan

pengalaman hidup bersama yang sangat berharga dalam pengabdian

masyarakat.

16. Semua pihak yang telah membantu, memudahkan, dan memperlancar proses

skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 2 April 2013

Penulis

(Fransisca Devita Risti Wijayanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi

PRAKATA........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xviii

INTISARI.......................................................................................................... xx

ABSTRACT........................................................................................................ xxi

BAB I. PENGANTAR ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

1. Perumusan masalah ............................................................ 3

2. Keaslian penelitian ............................................................. 4

3. Manfaat penelitian.............................................................. 5

B. Tujuan........................................................................................ 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 6

A. Anatomi Fisiologi Hati .............................................................. 6

B. Kerusakan Hati .......................................................................... 8

C. Hepatotoksin............................................................................. 10

D. Karbon tetraklorida................................................................... 11

E. Metode Hepatotoksisitas ........................................................... 14

F. Macaranga tanarius L. ............................................................. 16

1. Klasifikasi........................................................................... 16

2. Nama daerah....................................................................... 16

3. Kandungan kimia ............................................................... 16

4. Khasiat dan kegunaan ........................................................ 18

G. Metode Penyarian...................................................................... 18

H. Keterangan Empiris ................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................. 20

B. Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 20

1. Variabel penelitian ............................................................. 20

2. Definisi operasional............................................................ 21

C. Bahan Penelitian........................................................................ 22

1. Bahan utama ....................................................................... 22

2. Bahan kimia........................................................................ 22

D. Alat Penelitian ........................................................................... 23

1. Alat pembuatan serbuk kering daun M. tanarius................ 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xii

2. Alat pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius ...... 23

3. Alat uji hepatoprotektif ...................................................... 23

E. Tata Cara Penelitian .................................................................. 23

1. Determinasi tanaman M. tanarius L................................... 23

2. Pengumpulan bahan............................................................ 24

3. Pembuatan serbuk daun M. tanarius .................................. 24

4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius .................... 24

5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.............. 25

6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak .................................. 25

7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius ...... 26

8. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1% ....................... 26

9. Pembuatan larutan hepatotoksin karbon tetraklorida

50%..................................................................................... 26

10. Uji pendahuluan ................................................................. 27

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji ........................ 28

12. Pembuatan serum................................................................ 28

13. Penetapan aktivitas serum kontrol dan serum ALT-AST... 29

F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................ 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 31

A. Determinasi tanaman ................................................................. 31

B. Penetapan Kadar Air Serbuk Daun M. tanarius........................ 31

C. Bobot Pengeringan Tetap dan Rendemen Ekstrak Metanol-

Air Daun M. tanarius ................................................................ 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xiii

D. Uji Pendahuluan ........................................................................ 33

1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ............. 33

2. Penentuan waktu pencuplikan darah .................................. 34

E. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida dengan Pengaruh

Praperlakuan Jangka Waktu 30 Menit ...................................... 38

1. Kontrol olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB ........................... 41

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 50% dosis 2

ml/kgBB ............................................................................. 42

3. Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840

mg/kgBB ............................................................................ 44

4. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3840 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit.............................................................................. 45

5. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

1280 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit.............................................................................. 46

6. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

426 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit.............................................................................. 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xiv

7. Perbandingan efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB

pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ..... 50

F. Rangkuman Pembahasan........................................................... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 54

A. Kesimpulan................................................................................ 54

B. Saran .......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55

LAMPIRAN...................................................................................................... 59

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa

toksik .............................................................................................. 14

Tabel II. Nilai purata ± SE aktivitas serum ALT-AST darah tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang

waktu 0, 24 dan 48 jam .................................................................. 34

Tabel III. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT serum darah tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0,

24 dan 48 jam ................................................................................. 37

Tabel IV. Hasil uji Mann Whitney aktivitas AST serum darah tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0,

24 dan 48 jam ................................................................................. 37

Tabel V. Purata ± SE nilai aktivitas serum ALT dan AST darah tikus

akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan

induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................. 38

Tabel VI. Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan

jangka waktu 30 menit ................................................................... 39

Tabel VII. Hasil uji Scheffe nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xvi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan

jangka waktu 30 menit ................................................................... 40

Tabel VIII. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas ALT serum darah

tikus pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24 .......... 41

Tabel IX. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas AST serum darah

tikus pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24 .......... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembuluh yang masuk dan keluar hati........................................... 6

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati............................................................... 7

Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida ........................................................... 11

Gambar 4. Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl4 ..................................... 13

Gambar 5. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius ............................. 17

Gambar 6. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas ALT serum darah

tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0, 24 dan 48 jam ....................................................... 35

Gambar 7. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas AST serum darah

tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0, 24 dan 48 jam ....................................................... 36

Gambar 8. Diagram batang purata ± SE aktivitas ALT serum darah tikus

akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan

induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit.............................................. 39

Gambar 9. Diagram batang purata ± SE aktivitas AST serum darah tikus

akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan

induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit ............................................. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius ............................................................... 60

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius ............................... 60

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius ................... 60

Lampiran 4. Surat determinasi tanaman M. tanarius..................................... 61

Lampiran 5. Ethical clearance penelitian ...................................................... 62

Lampiran 6. Analisis statistik nilai aktivitas serum ALT pada penentuan

waktu pencuplikan darah hewan uji .......................................... 63

Lampiran 7. Analisis statistik nilai aktivitas serum AST pada penentuan

waktu pencuplikan darah hewan uji .......................................... 66

Lampiran 8. Analisis statistik nilai aktivitas ALT serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit......................................... 70

Lampiran 9. Analisis statistik nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit ........................................ 80

Lampiran 10. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ............................... 85

Lampiran 11. Perhitungan konversi waktu untuk manusia.............................. 86

Lampiran 12. Perhitungan efek hepatoprotektif .............................................. 86

Lampiran 13. Penetapan kadar air serbuk M. tanarius .................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xix

Lampiran 14. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius ............. 88

Lampiran 15. Bobot pengeringan tetap ekstrak metanol-air daun M.

tanarius...................................................................................... 88

Lampiran 16. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas.................................. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xx

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis paling efektif pemberian

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan

penelitian acak lengkap pola searah.

Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus sejumlah 30 ekor yang

kemudian dibagi secara acak ke dalam enam kelompok perlakuan. Kelompok I

(kontrol hepatotoksin) diberi perlakuan hepatotoksin karbon tetraklorida 50 %

dosis 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok II (kontrol negatif) diberi

perlakuan olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok III

(kontrol ekstrak) diberi perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3840 mg/kgBB. Kelompok IV sampai dengan kelompok VI masing-masing diberi

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB

secara per oral, kemudian 30 menit setelahnya diberi hepatotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Dua puluh empat jam kemudian,

pada semua kelompok perlakuan dilakukan pencuplikan darah melalui sinus

orbitalis mata untuk pengukuran aktivitas serum ALT dan AST.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 1280 mg/kgBB merupakan

dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit.

Kata kunci : efek hepatoprotektif, praperlakuan 30 menit, ekstrak metanol-

air, Macaranga tanarius, karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

xxi

ABSTRACT

This study aimed to determine the most effective dose of methanol-water

extract of Macaranga tanarius L. leaves toward carbon tetrachloride induced rats,

the effect of 30 minutes pretreatment. This research is a pure experimental design

with randomized complete unidirectional pattern.

This research used 30 rats were divided randomly into six treatment

groups. The first group (hepatotoxin control) was given carbon tetrachloride 50%

2 ml/kgBW by intraperitoneal injection. The second group (negative control) was

given olive oil 100% 2 ml/kgBW by intraperitoneal injection. Third group (extract

control) was given methanol-water extract of M. tanarius leaves 3840 mg/kgBW.

The fourth until sixth group was given methanol-water extract of M. tanarius

leaves dose 3840, 1280, and 426 mg/kgBW orally and then successively at 30

minutes after were given carbon tetrachloride 2 ml/kgBW by intraperitoneal

injection. Twenty-four hours later, the blood on all of the treatments group was

collected from the orbital sinus eye to be measured ALT and AST serum activity.

The result showed that dose 1280 mg/kgBW is the most effective dose of

methanol-water extract of M. tanarius L. leaves toward carbon tetrachloride

induced rats, the effect of 30 minutes pretreatment.

Keywords : hepatoprotective effect, 30 minutes pretreatment, methanol-

water extract, Macaranga tanarius, carbon tetrachloride

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hati merupakan organ yang mempunyai fungsi utama dalam tubuh, yaitu

untuk sintesis, ekskresi, dan metabolisme (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

Sebagai organ metabolisme, hati berperan dalam pembentukan dan ekskresi

empedu; metabolisme lemak; penimbunan vitamin, besi, dan tembaga; konjugasi

dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen

dan eksogen (Price dan Wilson, 2005).

Kerusakan hati dapat disebabkan karena induksi obat, infeksi viral, dan

reaksi imunologi (Williamson, David, dan Fred, 1996). Penelitian tentang

kerusakan hati yang disebabkan oleh induksi obat perlu dilakukan karena jumlah

pasien yang menderita penyakit kuning diperkirakan 2% disebabkan oleh induksi

obat. Penelitian terbaru melaporkan bahwa 15-40% kasus penyakit hati akut

diperantarai oleh obat-obatan (Cadman, 2000).

Hepatotoksin merupakan senyawa yang dalam penggunaan jangka

panjang atau pada dosis berlebih dapat menimbulkan gangguan hati (Zimmerman,

1978). Salah satu hepatotoksin yang dapat digunakan sebagai senyawa model

untuk menimbulkan kerusakan hati adalah karbon tetraklorida. Karbon

tetraklorida merupakan molekul sederhana, yang jika diberikan kepada berbagai

spesies, menyebabkan sentrilobular nekrosis hepatik dan perlemakan di hati

(Timbrell, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

2

Penggunaan obat tradisional dari bahan alam, di Barat dan Cina telah

terbukti secara farmakologis dapat mengurangi adanya kerusakan hati

(Williamson, et al., 1996). Di Indonesia, yang merupakan negara dengan sumber

daya alam melimpah, tanaman obat untuk menanggulangi masalah kerusakan hati

belum banyak diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian.

Macaranga merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis Afrika,

Madagaskar, Asia Tenggara, Australia, serta kawasan Pasifik. Macaranga

tanarius L., di Malaysia dan Thailand digunakan untuk obat tradisional sebagai

antitusif dan antipiretik. Sedangkan, di Taiwan dan China digunakan sebagai

minuman herbal (Lim, Lim, dan Yule, 2009). Beberapa penelitian menyebutkan

bahwa Macaranga tanarius L. memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak metanol

daun Macaranga tanarius L. yang mengandung macarangiosida dan malofenol

terbukti dapat menunjukkan aktivitas penangkapan radikal bebas terhadap DPPH

(Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto, Kondo, Otsuka, et al., 2006).

Phommart, Sutthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit (2005),

melaporkan bahwa senyawa yang terkandung dalam Macaranga tanarius L., yaitu

tanariflavanon C, tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, dan nymphaeol

C memiliki aktivitas antioksidan dan dapat berfungsi sebagai agen antiinflamasi.

Adrianto (2011) melaporkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dosis 0,426; 1,280; dan 3,840 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif pada tikus

terinduksi parasetamol. Windrawati (2013) juga melaporkan bahwa dosis 3840

mg/kgBB merupakan dosis paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

3

yang memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

dengan pengaruh praperlakuan jangka panjang (6 hari).

Dari uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menentukan

dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit. Dalam penelitian ini digunakan praperlakuan jangka waktu 30 menit

karena menurut Tiala (2013) waktu tersebut merupakan waktu paling efektif

pemakaian secara jangka pendek ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840

mg/kgBB dalam memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat diketahui dosis

paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat memberikan efek

hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit sehingga dapat digunakan untuk

membandingkan dengan dosis paling efektif pada praperlakuan jangka panjang.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Berapakah dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius

pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan

jangka waktu 30 menit?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

4

2. Keaslian penelitian

Penelitian menggunakan daun M. tanarius pernah dilakukan oleh

Matsunami, et al. (2006) dan Phommart, et al. (2005). Matsunami, et al. (2006)

melaporkan bahwa ekstrak metanol daun Macaranga tanarius L. mengandung

macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, dan malofenol B

mempunyai aktivitas antioksidan. Phommart, et al. (2005), melaporkan bahwa

Macaranga tanarius L. mengandung senyawa tanariflavanon C, tanariflavanon D,

nymphaeol A, nymphaeol B, dan nymphaeol C yang memiliki aktivitas

antioksidan dan dapat berfungsi sebagai agen antiinflamasi.

Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun

M. tanarius pada tikus terinduksi parasetamol pernah dilakukan oleh Adrianto

(2011). Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun M. tanarius

pada tikus terinduksi parasetamol juga telah dilakukan oleh Mahendra (2011),

sedangkan efek hepatoprotektif jangka pendek infusa daun M. tanarius pada tikus

terinduksi parasetamol dilakukan oleh Nugraha (2011). Mereka membuktikan

bahwa ekstrak metanol-air dan infusa daun M. tanarius memiliki efek

hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol.

Penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun

M. tanarius pada tikus terinduksi karbon tetraklorida telah dilaporkan oleh

Windrawati (2013) dengan hasil dosis 3840 mg/kgBB merupakan dosis paling

efektif. Tiala (2013) juga telah melaporkan bahwa praperlakuan jangka waktu 30

menit merupakan waktu paling efektif penggunaan secara jangka pendek ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

5

metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB dalam memberikan efek

hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai efek hepatoprotektif

jangka waktu 30 menit ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus terinduksi

karbon tetraklorida belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya untuk bidang kefarmasian.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan

masyarakat dalam penggunaan tanaman M. tanarius khususnya sebagai

alternatif pencegahan penyakit hati.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis paling efektif pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak di bagian teratas

dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas

dilindungi iga-iga (Pearce, 2009). Hati berbentuk seperti prisma segitiga dengan

sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis

1,05. Hati merupakan organ yang lunak, kenyal, tetapi juga rapuh. Permukaannya

licin, berwarna coklat kemerahan, dan dilintasi oleh berbagai pembuluh darah

(Wijayakusuma, 2008).

Gambar 1. Pembuluh yang masuk dan keluar hati (Pearce, 2009)

Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas

berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata

dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

7

pembuluh yang masuk-keluar hati (lihat Gambar 1). Fisura longitudinal

memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen

falsiformis memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan atas hati. Hati

terbagi menjadi empat lobus (kanan, kiri, kaudata, dan kuadrata) yang terdiri atas

50.000-100.000 lobulus. Lobulus berbentuk polihedral (segibanyak) dan terdiri

atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama

oleh jaringan hati (Pearce, 2009).

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati (Chandrosoma dan Taylor, 1995)

Hepatosit (sel parenkim hati) merupakan bagian terbesar dari organ hati.

Hepatosit bertanggung jawab terhadap peran utama hati dalam metabolisme. Sel-

sel ini terletak di antara sinusoid yang terisi darah dan saluran empedu (lihat

Gambar 2). Sinusoid hati dilapisi oleh sel Kupffer yang merupakan bagian penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

8

dari sistem retikuloendotelial tubuh (Lu, 1995). Sel Kupffer berfungsi menelan

bakteri dan benda asing lain dalam darah. Oleh sebab itu, hati merupakan salah

satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik

(Price and Wilson, 1984).

Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari

bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu

interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil dinamakan kanalikuli,

yang berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati (Price and Wilson, 1984).

Hati mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi.

Fungsi-fungsi utama hati antara lain adalah menampung darah; membersihkan

darah untuk melawan infeksi (pertahanan tubuh); memproduksi dan

mensekresikan empedu; membantu menjaga keseimbangan glukosa darah

(metabolisme karbohidrat); membantu metabolisme lemak (memproduksi dan

merombak kolesterol menjadi garam empedu, membuat fosfolipid serta mengubah

karbohidrat dan protein menjadi lemak); membantu metabolisme protein (tempat

menyusun asam amino menjadi protein, memproduksi sebagian besar protein

plasma, memproduksi faktor pembekuan darah, mengubah amonia menjadi urea);

metabolisme vitamin dan mineral; medetoksifikasi zat-zat beracun dalam tubuh;

serta mempertahankan suhu tubuh (Wijayakusuma, 2008).

B. Kerusakan Hati

Kerusakan sel hati akut umumnya diakibatkan nekrosis sel hati yang luas

dan akut yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis, obat dan bahan kimia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

9

toksik. Kerusakan hati akut dapat digolongkan menjadi jaundice (kuning),

hipoglikemia, kecenderungan untuk perdarahan yang disebabkan kegagalan

sintesis faktor pembeku darah dalam hati, gangguan elektrolit dan asam basa,

hepatik ensefalopati, sindrom hepatorenal, dan kenaikkan serum enzim yang

berhubungan dengan kasus nekrosis sel hati. Kerusakan sel hati akut memiliki

angka kematian yang tinggi (Chandrasoma and Taylor, 1995).

Kerusakan sel hati kronis biasanya diakibatkan oleh sirosis, yang

berkaitan dengan nekrosis sel hati, fibrosis, dan regenerasi nodular. Efek dari

kerusakan hati kronis, yaitu penurunan sintesis albumin; menyebabkan rendahnya

serum albumin; edema; dan ascites; penurunan protrombin dan faktor VII, IX, dan

X yang menimbulkan perdarahan (Chandrasoma and Taylor, 1995).

Berdasarkan manifestasi klinik dan pola spesifik pada histopatologi,

kerusakan hati menjadi:

1. Nekrosis sentrilobular, terjadi pada induksi obat hepatotoksik yang

mangakibatkan adanya produksi metabolit beracun dari suatu senyawa.

2. Steatonecrosis, kerusakan sel hati akut yang ditandai dengan penumpukan

lemak pada sel-sel hati dan terjadi karena adanya senyawa yang

mempengaruhi proses oksidasi asam lemak di dalam mitokondria.

3. Phospholipidosis, merupakan akumulasi dari phospholipid sebagai pengganti

asam lemak.

4. Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi, hampir mirip dengan terjadinya

perubahan karena adanya infeksi hati oleh virus (DiPiro, Talbert, Yee,

Matzke, Wells, and Posey, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

10

C. Hepatotoksin

Hepatotoksin merupakan zat yang mempunyai efek toksik pada hati

dengan dosis berlebih atau diberikan dalam jangka waktu lama sehingga dapat

menimbulkan kerusakan hati akut, subkronik, maupun kronik (Zimmerman,

1978).

Obat atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Hepatotoksin teramalkan (intrinsik)

Merupakan obat atau senyawa yang bila diberikan dapat

mempengaruhi sebagian besar orang yang menelan senyawa tersebut dalam

jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek toksik. Hepatotoksin teramalkan

bergantung kepada dosis pemberian. Contoh dari obat-obat tipe ini adalah

parasetamol, salisilat, tetrasiklin (Forrest, 2006).

Hepatotoksin teramalkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Hepatotoksin kerja langsung

Hepatotoksin kerja langsung meliputi zat beracun (zat induk atau

metabolitnya) yang mampu menimbulkan luka secara langsung pada

membran plasma, retikuloendoplasma, dan organel lain hepatosit.

Prototipenya adalah karbon tetraklorida.

b. Hepatotoksin kerja tak langsung

Hepatotoksin kerja tak langsung meliputi zat beracun yang menimbulkan

luka dengan cara mengganggu jalur atau proses metabolik yang khas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

11

yang mengakibatkan kerusakan atau kekacauan struktur sel hati.

Prototipenya etionin dan galaktosamina (Zimmerman, 1978).

2. Hepatotoksin tak teramalkan (idiosinkratik)

Senyawa yang termasuk golongan ini, yaitu senyawa yang

mempunyai sifat tidak toksik pada hati, akan tetapi dapat menyebabkan

penyakit hati pada individu yang hipersensitif terhadap senyawa tersebut

yang diperantarai oleh mekanisme alergi (misalnya sulfonamid, halotan) atau

karena keabnormalan metabolik menuju penumpukan metabolit toksik

(misalnya iproniazid, isoniazid) (Zimmerman, 1978; Donatus, 1992).

Kerusakan hati yang ditimbulkan oleh hepatotoksin golongan ini tidak dapat

diperkirakan dan tidak tergantung pada dosis (Donatus, 1992).

D. Karbon tetraklorida

Gambar 3. Struktur karbon tetraklorida (Dirjen POM, 1995)

Karbon tetraklorida (Gambar 3) merupakan cairan jernih yang mudah

menguap, tidak berwarna, bau khas, dan memiliki rumus molekul CCl4. Karbon

tetraklorida memiliki BM 153,82 dan sangat sukar larut dalam air, dapat

bercampur dengan etanol mutlak dan dengan eter (Dirjen POM, 1995).

Karbon tetraklorida merupakan molekul sederhana, jika diberikan kepada

berbagai spesies dapat menyebabkan sentrilobular nekrosis hepatik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

12

perlemakan di hati. Pemberian atau pemejanan secara kronis menyebabkan sirosis

hati, tumor hati dan juga kerusakan ginjal. Dosis rendah karbon tetraklorida

menyebabkan perlemakan hati dan destruksi sitokrom P-450, terjadi terutama di

sentrilobular dan daerah tengah hati. Hal ini juga selektif untuk isoenzim tertentu,

CYP2E1 di tikus, sedangkan isoenzim lain seperti CYP1A1 tidak terpengaruh.

Penghancuran CYP2E1 dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia (Timbrell,

2008).

Karbon tetraklorida akan mengalami reduksi dehalogenasi di hati dengan

adanya katalis enzim sitokrom P-450 sehingga membentuk radikal bebas

triklorometil (•CCl3). Radikal bebas ini jika bereaksi dengan oksigen akan

membentuk radikal triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang lebih reaktif. Saat

konsumsi CCl4 telah mencukupi, Ca2+

dalam sitoplasma intrasel meningkat maka

dapat menyebabkan kematian sel. Peningkatan Ca2+

ini terjadi karena gangguan

dalam mekanisme transport Ca2+

sehingga menyebabkan ketidakseimbangan

antara pemasukan dan pengeluaran Ca2+

(Gregus dan Klaaseen, 2001).

Toksisitas CCl4 banyak digunakan untuk model kerusakan sel-sel hati.

Pemberian CCl4 secara intragastrikal, subkutan, intraperitoneal, dan inhalasi dapat

menunjukkan ciri kerusakan nekrosis sentrilobular dan steatosis (Zimmerman,

1978). Mekanisme nekrosis dapat terjadi karena adanya gangguan pada

mitokondria dalam sel, dimana mitokondria merupakan penghasil ATP. Gangguan

ini terjadi karena meningkatnya Ca2+

di sitoplasma sehingga mengakibatkan

pengambilan Ca2+

ke dalam mitokondria meningkat dan sintesis ATP terganggu.

Jika gangguan terjadi di seluruh mitokondria, maka dapat mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

13

penurunan ATP yang sangat tinggi dan menyebabkan pecahnya sel atau nekrosis

(Gregus dan Klaaseen, 2001).

Radikal bebas •CCl3 merusak retikulum endoplasma

putusnya mekanisme kopling

trigliserida apoprotein membentuk

lipoprotein pembawa (VLDL)

tidak sempurnanya transport

lipoprotein melalui membran plasma

sistem transport dari hati terhambat

penumpukan lemak

steatosis

Gambar 4. Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl4 (Zimmerman, 1978)

Mekanisme terjadinya steatosis oleh CCl4 (Gambar 4) diduga menyangkut

adanya pembentukan radikal bebas (•CCl3) yang bersifat merusak retikulum

endoplasma. Membran retikulum endoplasma menjadi terganggu sehingga

menyebabkan sistem transportasi lemak yang keluar hati terhambat (Cheville,

1976). Hambatan terjadi karena mekanisme kopling trigliserida dengan apoprotein

membentuk molekul lipoprotein pembawa (VLDL) terputus atau sintesis

apolipoprotein tidak sempurna, dan mungkin karena transport lipoprotein melalui

membran plasma tidak sempurna. Hal tersebut mengakibatkan penumpukan

lemak di dalam hati sehingga terjadi steatosis (Zimmerman, 1978).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

14

Ketika steatosis, terjadi gangguan integritas membran yang menyebabkan

keluarnya berbagai isi sitoplasma. Enzim ALT yang ada di dalam sel akan keluar

dan masuk peredaran darah sehingga jumlah enzim ALT meningkat (Wahyuni,

2005). Menurut Zimmerman (1999), peningkatan aktivitas AST dan ALT ketika

terjadi steatosis akibat pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida masing-masing

adalah empat dan tiga kali lipat dibanding nilai normal (Tabel I).

Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa toksik

(Zimmerman, 1999).

E. Metode Hepatotoksisitas

Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kerusakan hati antara lain:

1. Uji enzim serum

Kerusakan sel-sel hati dapat dilihat dari peningkatan serum

aminotransferase secara signifikan yang mendahului terjadinya kenaikan

jumlah bilirubin total dan alkaline phospatase. Kebanyakan dari kerusakan

hati dapat terjadi satu tahun setelah pemaparan agen hepatotoksik (DiPiro et

al., 2008).

Enzim ALT lebih spesifik untuk organ hati karena proporsinya

paling banyak berada pada organ ini dibanding organ tubuh lainnya (Edem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

15

dan Akpanabiatu, 2006). Beberapa enzim lain yang dapat digunakan sebagai

penanda untuk mengetahui adanya kerusakan hati adalah enzim-enzim

golongan hidrogenase seperti laktat dehidrogenase, glutamat dehidrogenase,

isositrat dehidrogenase, dan malat dehidrogenase. Enzim-enzim tersebut

jarang digunakan untuk mendeteksi kerusakan hati dan kurang sensitif

dibandingkan kombinasi AST dan ALT (Hodgson dan Levi, 2000).

2. Pemeriksaan asam amino dan protein

Pemeriksaan asam amino dan protein penting dilakukan karena

metabolisme asam amino di hati membentuk ammonia dan ureum terjadi

secara lebih lambat dan meningkatkan kadar globulin (Zimmerman, 1978).

3. Perubahan penyusun kimia dalam hati

Perubahan penyusun kimia dalam hati dapat menggambarkan

mekanisme kerusakan hati. Pengukuran jumlah lemak di dalam hati

mempunyai hubungan yang dekat dengan terjadinya steatosis (Zimmerman,

1978).

4. Uji ekskretori hati

Kemampuan hati untuk mensintesis urea, kolesterol, plasma protein,

dan mempertahankan kadar glukosa darah serta asam amino merupakan

sebagian contoh fungsi hati. Adanya ketidaknormalan dari beberapa fungsi

hati tersebut dapat menunjukkan terjadinya kerusakan hati. Perubahan

kecepatan metabolisme obat yang terjadi di hati dapat dijadikan parameter

hepatotoksisitas (Zimmerman, 1978).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

16

F. Macaranga tanarius L.

1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Sub- Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Classis : Magnoliopsida (dikotil)

Sub-classis : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Species : Macaranga tanarius L. (Mus, 2008).

2. Nama daerah

Tutup ancur (Jawa), mapu (Batak), mara (Sunda) (Prosea, 2010).

3. Kandungan kimia

Matsunami, et al., (2006, 2009) juga melaporkan bahwa daun M.

tanarius mengandung macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida

C, macarangiosida D, dan malofenol B, lauroside E, methyl brevifolin

carboxylate, hyperin dan isoquercitrin, lignan glukosida, pinoresinol, dan 2

megastigman glukosida yang kemudian dinamakan macarangiosida E dan F.

Struktur senyawa yang terkandung dalam M. tanarius dapat dilihat pada

Gambar 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

17

Tanariflavanon C Tanariflavanon D

Nymphaeol A Nymphaeol B

Nymphaeol C Malofenol

Macarangiosida A Macarangiosida B

Macarangiosida C Macarangiosida D

Gambar 5. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius (Phommart, et al.,

2005 ; Matsunami, et al., 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

18

4. Khasiat dan kegunaan

Daun M. tanarius selain kaya akan tanin, dapat digunakan sebagai

obat diare, luka dan antiseptik (Lin, Nonaka, and Nishioka, 1990). Di

Malaysia dan Thailand, dekok akar M. tanarius digunakan sebagai antipiretik

dan antitusif, akar keringnya digunakan sebagai agen emetik dan daun

segarnya digunakan untuk penutup luka serta mencegah terjadi inflamasi. Di

Cina, tanaman M. tanarius dijadikan sebagai produk minuman kesehatan

(Lim, et al., 2009).

G. Metode Penyarian

Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi zat aktif yang berasal dari simplisia nabati atau hewani dengan

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa

hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Dirjen POM, 1995).

Ekstrak diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi adalah penarikan

konstituen yang diinginkan dari simplisia dengan pelarut tertentu, yang dapat

melarutkan konstituen yang diinginkan. Secara umum, metode ekstraksi dapat

dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian

berkesinambungan. Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter atau

campuran etanol dan air. Penyarian simplisia dengan air dapat dilakukan dengan

maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian campuran

etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi (Dirjen POM, 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

19

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus

dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif

akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa

tersebut terjadi secara berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar dan di dalam sel (Dirjen POM, 1986).

H. Keterangan Empiris

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang bertujuan untuk

mengetahui dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius

sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan

pengaruh praperlakuan waktu paling efektif secara jangka pendek yaitu 30 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dalam variasi dosis. Dosis ekstrak metanol-air

daun M. tanarius adalah mg ekstrak metanol-air daun M. tanarius tiap satuan

berat badan hewan uji dalam satuan kg.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dari penelitian ini adalah efek hepatoprotektif

ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit yang

ditandai dengan tolok ukur berupa penurunan aktivitas Alanine

Aminotransferase (ALT) dan Aspartate Transaminase (AST).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

21

c. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau yang harus dikendalikan, yaitu: hewan uji tikus

jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 150-250 g; jalur pemberian,

yaitu secara per oral dan intraperitoneal; dan praperlakuan jangka waktu 30

menit (Tiala, 2013).

d. Variabel pengacau tak terkendali

Pada penelitian ini variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan

adalah kondisi patologis hewan uji.

2. Definisi operasional

a. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Ekstrak daun M. tanarius adalah ekstrak kental yang diperoleh

dengan mengekstraksi 10,0 g serbuk kering daun M. tanarius dalam 100 ml

pelarut metanol 50% secara maserasi selama 3 x 24 jam dengan kecepatan

putar 140 rpm, kemudian disaring menggunakan kertas saring, dan diuapkan

menggunakan rotary vacuum evaporator serta menggunakan oven selama 24

jam pada suhu 50oC hingga bobot pengeringan tetap dengan susut

pengeringan sebesar 0%.

b. Efek hepatoprotektif

Efek hepatoprotektif adalah kemampuan dosis tertentu ekstrak

metanol-air daun M. tanarius untuk melindungi hati dari hepatotoksin.

c. Praperlakuan jangka waktu 30 menit

Pemberian hepatotoksin dilakukan 30 menit setelah pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

22

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Daun M. tanarius diperoleh dari Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

b. Hewan uji yang digunakan, yaitu tikus jantan galur Wistar, umur 2-3

bulan dengan berat badan 150-250 g, diperoleh dari Laboratorium Imono

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bahan kimia

a. Pelarut ekstrak, yaitu metanol dan air, metanol diperoleh dari Bratachem

Yogyakarta yang dikemas oleh PT. Brataco (Cikarang, Bekasi) dan

aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Hepatotoksin karbon tetraklorida, produksi MERCK (Darmstadt,

Germany), diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. CMC-Na 1% sebagai bahan untuk membuat suspensi ekstrak metanol-air

daun M. tanarius, diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Olive oil BERTOLLI®

untuk membuat larutan karbon tetraklorida 50%.

e. Aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

f. Blanko pengujian ALT dan AST menggunakan aquabidestilata yang

diproduksi oleh PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

23

g. Reagen serum ALT dan AST DiaSys (Germany) untuk mengukur

aktivitas ALT dan AST.

h. Kontrol serum ALT-AST COBAS® (PreciControl ClinChem Multi 2)

Roche/Hitachi analyzer.

D. Alat Penelitian

1. Alat pembuatan serbuk kering daun M. tanarius

Alat untuk pembuatan serbuk kering daun M. tanarius adalah oven,

mesin penyerbuk, dan timbangan analitik.

2. Alat pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Seperangkat alat gelas, yaitu Erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, labu

ukur, batang pengaduk, cawan porselen, dan pipet tetes; shaker; timbangan

analitik; dan oven.

3. Alat uji hepatoprotektif

Seperangkat alat gelas, yaitu beaker glass, labu ukur, gelas ukur, batang

pengaduk, dan tabung reaksi; timbangan analitik; spuit injeksi per oral dan

intraperitoneal; pipa kapiler; vitalab mikro (Microlab 200, Merck); stopwatch,

vortex; sentrifuge.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman M. tanarius L.

Determinasi tanaman M. tanarius dilakukan hingga ke tingkat spesies

dengan cara mencocokkan ciri-ciri tanaman dengan herbarium yang telah ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

24

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Bagian tanaman yang digunakan dalam melakukan

determinasi tanaman meliputi daun, batang, biji, bunga, dan buah.

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun M. tanarius

yang masih segar dan berwarna hijau. Daun M. tanarius dipetik dari Kebun

Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

bulan Mei 2012.

3. Pembuatan serbuk daun M. tanarius

Daun M. tanarius dicuci bersih di bawah air mengalir kemudian

dikeringanginkan. Setelah itu, dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari dan

ditutup menggunakan kain berwarna hitam agar terhindar dari kerusakan akibat

paparan sinar matahari langsung dan juga menciptakan pemanasan yang merata.

Pengeringan dilanjutkan menggunakan oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Daun

yang telah kering kemudian diserbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40.

4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius dilakukan secara sederhana

dengan metode Gravimetri menggunakan alat Moisture Balance. Sebanyak 5 g

serbuk daun M. tanarius dimasukkan ke dalam alat Moisture Balance, kemudian

diratakan dan ditimbang sebagai bobot serbuk sebelum pemanasan. Serbuk

dipanaskan pada suhu 110oC selama 15 menit. Setelah dipanaskan, serbuk

ditimbang ulang sebagai bobot serbuk sesudah pemanasan. Bobot serbuk daun M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

25

tanarius sebelum dan sesudah pemanasan kemudian dijadikan sebagai dasar untuk

menghitung persentase kadar air.

5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Serbuk kering daun M. tanarius diekstraksi secara maserasi. Sebanyak 10

g serbuk kering daun M. tanarius dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 50%

pada suhu kamar selama 3 x 24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Hasil maserasi

disaring dengan kertas saring, lalu cairan penyari dipisahkan menggunakan rotary

vacuum evaporator. Ekstrak kemudian dipindahkan ke dalam cawan porselen dan

dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 50°C hingga didapatkan

ekstrak dengan bobot tetap (susut pengeringan 0%).

Rendemen ekstrak merupakan selisih berat cawan berisi ekstrak kental

dan berat cawan kosong. Rata-rata rendemen dihitung dari 6 replikasi rendemen

ekstrak. Persentase rendemen ekstrak daun M. tanarius merupakan banyaknya

ekstrak kental yang didapatkan dari 1 kg serbuk daun M. tanarius.

6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak

Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat

dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari

spuit per oral. Pembuatan konsentrasi pekat dilakukan dengan melarutkan 1,92 g

ekstrak dalam labu ukur terkecil dengan pelarut yang sesuai, yakni CMC-Na 1%.

Labu ukur terkecil yang tersedia adalah labu ukur 5 ml sehingga konsentrasi

ekstrak dapat ditetapkan, yaitu sebesar 0,384 g/ml atau 384 mg/ml atau 38,4% b/v

(Andini, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

26

7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Dasar penetapan peringkat dosis adalah berat badan tertinggi hewan uji

tikus dan separuh pemberian maksimal secara per oral, yaitu 2,5 ml. Penetapan

dosis tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah sebagai berikut:

D x BB = C x V

D x 0,250 kg = 384 mg/ml x 2,5 ml

D = 3840 mg/kgBB

Peringkat dosis II ditetapkan dengan menurunkan sepertiga dari dosis

tertinggi (⅓ x 3840 mg/kgBB = 1280 mg/kgBB) dan peringkat dosis III

ditetapkan dengan menurunkan sepertiga dari peringkat dosis II (⅓ x 1280

mg/kgBB = 426 mg/kgBB). Dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang

digunakan dalam penelitian adalah 3840, 1280, 426 mg/kgBB.

8. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1%

CMC-Na 1 % digunakan untuk mensuspensikan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius. Lebih kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama

didispersikan ke dalam air mendidih hingga volume 100 ml.

9. Pembuatan larutan hepatotoksin karbon tetraklorida 50%

Hepatotoksin karbon tetraklorida dibuat dengan cara mencampurkan 50

ml karbon tetraklorida dengan 50 ml olive oil sehingga diperoleh konsentrasi

50%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

27

10. Uji pendahuluan

a. Penentuan dosis karbon tetraklorida

Penetapan dosis karbon tetraklorida bertujuan untuk mengetahui

dosis karbon tetraklorida yang mampu menyebabkan kerusakan pada hati

tikus yang ditandai dengan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST paling

tinggi. Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan penelitian sebelumnya. Janakat and Al-Merie (2002) melaporkan

bahwa dosis karbon tetraklorida 2 ml/kgBB mampu meningkatkan aktivitas

serum ALT dan AST pada tikus dengan jalur pemberian secara

intraperitoneal.

b. Penentuan waktu pencuplikan darah

Menurut Janakat and Al-Merie (2002), kenaikan serum ALT dan

AST akan terjadi pada waktu 24 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida.

Dalam penetapan waktu pencuplikan darah ini, 5 hewan uji tikus diambil

darah sebelum diberi perlakuan karbon tetraklorida untuk mengetahui

aktivitas ALT dan AST dalam keadaan normal. Lima hewan uji tersebut

kemudian diberi perlakuan karbon tetraklorida 50% dengan dosis 2 ml/kgBB

secara intraperitoneal dan diambil darah pada jam ke-24 dan ke-48 setelah

pemejanan. Setelah darah dicuplik, dilakukan pengukuran aktivitas serum

ALT dan AST.

c. Penentuan waktu pemejanan hapatotoksin karbon tetraklorida

Tiala (2013) melaporkan bahwa praperlakuan jangka waktu 30 menit

merupakan waktu paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

28

mg/kgBB untuk menghasilkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan teriduksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Pemejanan senyawa hepatotoksin, yaitu karbon

tetraklorida dilakukan 30 menit setelah pemejanan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius. Aktivitas ALT dan AST diukur setelah 24 jam pemejanan

senyawa hepatotoksin.

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah 30 ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam kelompok

perlakuan dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok I

(kontrol hepatotoksin) diberi perlakuan karbon tetraklorida 50% dengan dosis 2

ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok II (kontrol negatif) diberi perlakuan

olive oil 100% dengan dosis 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Kelompok III

(kontrol ekstrak) diberi perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan

dosis 3840 mg/kgBB secara per oral. Kelompok IV sampai dengan kelompok VI

masing-masing diberi ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan dosis 3840,

1280, dan 426 mg/kgBB secara per oral, 30 menit kemudian diberi hepatotoksin

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitoneal. Dua puluh empat jam

setelah pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida, pada semua kelompok

perlakuan dilakukan pencuplikan darah melalui sinus orbitalis mata untuk

pengukuran aktivitas serum ALT dan AST.

12. Pembuatan serum

Darah diambil melalui sinus orbitalis mata tikus dengan bantuan pipa

kapiler, ditampung melewati dinding ke dalam tabung Eppendorf, dan didiamkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

29

kurang lebih selama 15 menit. Darah kemudian disentrifugasi dengan kecepatan

5000 rpm selama 15 menit dan diambil bagian supernatannya (serum).

13. Penetapan aktivitas serum kontrol dan serum ALT-AST

Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas serum ALT-AST

adalah vitalab mikro (Microlab-200). Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST

dilakukan di Laboratorium Biokimia - Anatomi Fisiologi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penetapan aktivitas serum kontrol bertujuan untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas alat yang digunakan. Analisis dilakukan dengan cara

mencampurkan 800 μL reagen I dengan 200 μL reagen II, didiamkan selama 1

menit, kemudian dicampurkan dengan 100 μL serum kontrol, dihomogenkan

dengan vortex, lalu dibaca absorbansi setelah 2 menit. Rentang nilai aktivitas

serum kontrol yang sebenarnya adalah 33,9-48,9 U/L.

Analisis fotometri serum ALT dan AST, masing-masing dilakukan

dengan cara sebagai berikut: 800 μL reagen I dicampur dengan 200 μL reagen II,

didiamkan selama 1 menit, kemudian dicampurkan dengan 100 μL serum darah

tikus, dihomogenkan dengan vortex, lalu dibaca absorbansi setelah 2 menit.

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas serum ALT-AST dianalisis dengan metode Kolmogorov-

Smirnov untuk mengetahui distribusi data setiap kelompok dan analisis varian

untuk melihat homogenitas varian antar kelompoknya sebagai syarat analisis

parametrik. Jika data terdistribusi normal dan homogen, untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

30

perbedaan masing-masing kelompok, maka dilanjutkan dengan analisis variansi

pola searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%. Kemudian

dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna

(p<0,05) atau tidak bermakna (p>0,05). Akan tetapi, apabila distribusi normal dan

data tidak homogen, maka dilakukan analisis non parametrik dengan uji Kruskal

Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum ALT-AST tiap kelompok.

Setelah itu, untuk melihat perbedaan antar kelompok dilakukan uji Mann Whitney.

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

terinduksi karbon tetraklorida dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan menentukan dosis paling efektif pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit. Tolok ukur dari efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dievaluasi secara kuantitatif berdasarkan uji aktivitas serum ALT-AST. Efek

hepatoprotektif ditunjukkan dengan adanya penurunan aktivitas serum ALT-AST

akibat pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida.

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran bahwa

tanaman yang akan digunakan dalam penelitian merupakan tanaman yang

dimaksud, yaitu tanaman Macaranga tanarius L. Dari determinasi yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tanaman yang akan digunakan dalam

penelitian adalah benar merupakan tanaman Macaranga tanarius L. (Lampiran 4).

B. Penetapan Kadar Air Serbuk Daun M. tanarius

Penetapan kadar air serbuk dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang

menyatakan bahwa serbuk yang baik memiliki kadar air kurang dari 10% (Dirjen

POM, 1995). Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius dilakukan dengan alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

32

Moisture Balance menggunakan metode Gravimetri. Serbuk dipanaskan pada

suhu 110oC selama 15 menit. Hasil pengujian menyatakan bahwa serbuk daun M.

tanarius memiliki kadar air sebesar 7,59%. Hal ini berarti bahwa serbuk daun M.

tanarius telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik.

C. Bobot Pengeringan Tetap dan Rendemen Ekstrak Metanol-Air

Daun M. tanarius

Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dibuat menggunakan metode

maserasi. Digunakan metode maserasi karena peralatan yang digunakan dan cara

pengerjaan sederhana. Metode maserasi cocok digunakan untuk menyari simplisia

daun M. tanarius karena daun M. tanarius mengandung zat aktif yang mudah larut

dalam cairan penyari, yaitu metanol:air (50:50). Hal ini berdasarkan penelitian

Matsunami, et al. (2006) bahwa senyawa antioksidan yang dapat diperoleh dari

daun M. tanarius adalah hasil isolasi ekstrak metanol yang bersifat polar.

Maserasi simplisia daun M. tanarius dilakukan selama 3 x 24 jam agar

semua senyawa aktif yang terkandung dalam daun M. tanarius dapat tersari

sempurna. Ketika proses maserasi telah selesai maka dilakukan penyaringan

menggunakan corong Buchner dan kertas penyaring, dengan bantuan pompa

vakum. Setelah cairan tersaring, dilakukan pemisahan cairan penyari dengan zat

tersari, yaitu menggunakan alat rotary vacuum evaporator. Prinsip kerja rotary

vacuum evaporator adalah destilasi, yaitu memisahkan cairan penyari dan zat

tersari dengan cara penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu

alas bulat sehingga pelarut dapat menguap lebih cepat di bawah titik didih. Zat

tersari yang telah terpisah dari cairan penyari selanjutnya dimasukkan ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

33

cawan porselen dan disimpan dalam oven dengan suhu 50oC hingga didapatkan

ekstrak kental dengan bobot pengeringan yang tetap, yaitu susut pengeringan 0%.

Bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan 0% digunakan

sebagai parameter non spesifik standarisasi ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

Pengukuran parameter non spesifik bertujuan untuk menghitung berat zat setelah

dilakukan pengeringan pada temperatur 50oC. Ekstrak daun M. tanarius dalam

cawan porselen ditimbang setiap 1 jam selama 24 jam hingga diperoleh berat

konstan. Seribu gram serbuk daun M. tanarius menghasilkan 237,51 g ekstrak

dengan rendemen 23,75%.

D. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida

Hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon

tetraklorida. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida dilakukan untuk

mengetahui dosis karbon tetraklorida yang mampu menyebabkan kerusakan pada

hati tikus (steatosis), ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas serum ALT-

AST.

Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2

ml/kgBB. Penetapan dosis ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, dimana pada dosis tersebut dengan rute pemberian secara

intraperitoneal terbukti mampu meningkatkan aktivitas serum ALT-AST (Janakat

dan Al-Merie, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

34

2. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu

optimal terjadinya peningkatan aktivitas serum ALT-AST tertinggi pada tikus

setelah pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB diujikan kepada tikus dengan rute pemberian secara intraperitoneal

kemudian dilakukan pencuplikan darah dengan selang waktu 24 dan 48 jam. Nilai

aktivitas serum ALT-AST darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida

(selang waktu 0 jam) dan setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

pada selang waktu 24 dan 48 jam tersaji pada Tabel II.

Tabel II. Nilai purata ± SE aktivitas serum ALT-AST darah tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0,

24 dan 48 jam

Selang Waktu

(jam)

Purata Nilai Aktivitas

ALT serum ± SE (U/L)

Purata Nilai Aktivitas

AST serum ± SE (U/L)

0 73,2 ± 12,9 151,2 ± 14,3

24 246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3

48 102,0 ± 14,6 188,6 ± 3,3

Berdasarkan Tabel II dapat dilihat bahwa nilai aktivitas ALT serum

darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida (selang waktu 0 jam) adalah

73,2 ± 12,9 U/L dan setelah pemberian karbon tetraklorida pada selang waktu 24

dan 48 jam berturut-turut adalah 246,40 ± 17,0 U/L, dan 102,0 ± 14,6 U/L. Nilai

aktivitas AST serum darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida (selang

waktu 0 jam) adalah 151,2 ± 14,3 U/L dan setelah pemberian karbon tetraklorida

pada selang waktu 24 dan 48 jam berturut-turut adalah 596,2 ± 25,3 U/L, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

35

188,6 ± 3,3 U/L. Dari data tersebut dapat diketahui nilai tertinggi aktivitas ALT

dan AST serum terjadi setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

dengan selang waktu 24 jam, yakni dengan nilai berturut-turut adalah 246,4 ± 17,0

U/L dan 596,2 ± 25,3 U/L.

Gambar 6. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas ALT serum darah tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48

jam

Dari Gambar 6 dan Gambar 7, dapat diketahui bahwa sebelum pemberian

karbon tetraklorida, purata nilai aktivitas serum ALT berada dalam batas rentang

normal sedangkan purata nilai aktivitas serum AST diatas batas rentang normal.

Hastuti (2008) melaporkan nilai normal serum ALT dan serum AST padar tikus

normal berturut-turut adalah 29,8-77,0 U/L dan 19,3-68,9 U/L. Meningkatnya

aktivitas serum AST yang melebihi batas rentang normal belum tentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

36

menunjukkan adanya kerusakan hati karena sebagian besar enzim aspartat tidak

hanya berada di dalam hati tetapi juga berada dalam otot rangka, jantung, dan

tersebar di seluruh jaringan.

Gambar 7. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas AST serum darah tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48

jam

Setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB, nilai aktivitas

serum ALT-AST darah tikus mencapai nilai aktivitas tertinggi pada selang waktu

24 jam. Empat puluh delapan jam setelah pemberian karbon tetraklorida 2

ml/kgBB, terjadi penurunan aktivitas serum ALT-AST yang secara statistik

menunjukkan hasil yang signifikan terhadap aktivitas serum ALT-AST pada

selang waktu 24 jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

37

Tabel III. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT serum darah tikus setelah pemberian

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam

Selang Waktu

(jam) 0 24 48

0 - BB BTB

24 BB - BB

48 BTB BB -

Ket : BB = berbeda bermakna (p<0,05)

BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Tabel IV. Hasil uji Mann Whitney aktivitas AST serum darah tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24 dan

48 jam

Selang Waktu

(jam) 0 24 48

0 - BB BB

24 BB - BB

48 BB BB -

Ket : BB = berbeda bermakna (p<0,05)

BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Hasil uji statistik aktivitas serum ALT-AST darah tikus pada pencuplikan

darah selang waktu 24 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB (Tabel III dan Tabel IV) menunjukkan perbedaan yang bermakna

(p<0,05) dibandingkan dengan aktivitas serum ALT-AST darah tikus pada

pencuplikan darah selang waktu 0 dan 48 jam. Oleh karena itu, waktu pencuplikan

darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 jam setelah pemberian

hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB dengan rute pemberian secara

intraperitoneal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

38

E. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius pada

Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida dengan Pengaruh Praperlakuan

Jangka Waktu 30 Menit

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dinilai dengan

adanya penurunan aktivitas serum ALT-AST. Aktivitas serum ALT dan AST

(U/L) tersaji dalam bentuk purata ± SE pada Tabel V.

Tabel V. Purata ± SE nilai aktivitas serum ALT dan AST darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit

Kelompok Praperlakuan

Purata Nilai

Aktivitas

ALT serum ±

SE (U/L)

Purata Nilai

Aktivitas

AST serum ±

SE (U/L)

Efek

Hepatoprotektif

(%)

I

Kontrol

Hepatotoksin

Karbon Tetraklorida

2 ml/kgBB

246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3 -

II

Kontrol Olive oil

100%

2 mg/kgBB

82,2 ± 2,7 118,6 ± 5,1 -

III Kontrol EMAMT

3840 mg/kgBB 64,6 ± 1,5 152,4 ± 3,4 -

IV

EMAMT

3840 mg/kgBB +

Karbon Tetraklorida

2 ml/kgBB

95,8 ± 4,2 271,0 ± 35,9 61,1

V

EMAMT

1280 mg/kgBB +

Karbon Tetraklorida

2 ml/kgBB

87,8 ± 3,9 326,8 ± 22,9 64,4

VI

EMAMT

426 mg/kgBB +

Karbon Tetraklorida

2 ml/kgBB

115,8 ± 3,5 503,8 ± 19,6 53,0

Keterangan:

EMAMT = Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

39

Tabel VI. Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit

Kelompok I II III IV V VI

I - BB BB BB BB BB

II BB - BB BB BTB BB

III BB BB - BB BB BB

IV BB BB BB - BTB BB

V BB BTB BB BTB - BB

VI BB BB BB BB BB -

Keterangan :

I. Kontrol hepatotoksin CCl4 BB = berbeda bermakna (p<0,05)

II. Kontrol olive oil BTB = berbeda tidak bermakna

III. Kontrol EMAMT (p>0,05)

IV. EMAMT 3840 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

V. EMAMT 1280 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

VI. EMAMT 426 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

Gambar 8. Diagram batang purata ± SE aktivitas ALT serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

40

Tabel VII. Hasil uji Scheffe nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit

Kelompok I II III IV V VI

I - BB BB BB BB BTB

II BB - BTB BB BB BB

III BB BTB - BB BB BB

IV BB BB BB - BTB BB

V BB BB BB BTB - BB

VI BTB BB BB BB BB -

Keterangan :

I. Kontrol hepatotoksin CCl4 BB = berbeda bermakna (p<0,05)

II. Kontrol olive oil BTB = berbeda tidak bermakna

III. Kontrol EMAMT (p>0,05)

IV. EMAMT 3840 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

V. EMAMT 1280 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

VI. EMAMT 426 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB

Gambar 9. Diagram batang purata ± SE aktivitas AST serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

41

1. Kontrol olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB

Kontrol olive oil 100% dosis 2 ml/kgBB berguna untuk memastikan

bahwa peningkatan aktivitas serum ALT-AST pada tikus merupakan efek dari

pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Uji ini dilakukan dengan

memejankan olive oil dosis 2 ml/kgBB pada tikus secara intraperitoneal,

kemudian 24 jam setelahnya diambil darah untuk diukur aktivitas serum ALT-

AST.

Tabel VIII. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas ALT serum darah tikus

pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24

Kelompok Purata ± SE

(U/L) I II

I 90,2 ± 4,9 - BTB

II 82,2 ± 2,7 BTB -

Keterangan :

I. Kontrol olive oil jam ke-0 BB = berbeda bermakna (p<0,05)

II. Kontrol olive oil jam ke-24 BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Tabel IX. Hasil uji statistik perbandingan nilai aktivitas AST serum darah tikus

pada pemberian olive oil 2 ml/kgBB jam ke-0 dan 24

Kelompok Purata ± SE

(U/L) I II

I 122,8 ± 5,7 - BTB

II 118,6 ± 5,1 BTB -

Keterangan :

I. Kontrol olive oil jam ke-0 BB = berbeda bermakna (p<0,05)

II. Kontrol olive oil jam ke-24 BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Pada jam ke-0, yaitu sebelum diberi perlakuan olive oil, rentang nilai

aktivitas ALT serum darah tikus adalah 79-108 U/L dengan purata 90,2 ± 4,9 U/L

(Tabel VIII), sedangkan rentang nilai aktivitas AST serum darah tikus adalah 105-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

42

137 U/L dengan purata 122,8 ± 5,7 U/L (Tabel IX). Nilai inilah yang kemudian

dijadikan sebagai pembanding nilai aktivitas serum ALT-AST pada kelompok

kontrol olive oil dosis 2 ml/kgBB jam ke-24 sehingga dapat diketahui ada

tidaknya pengaruh olive oil terhadap aktivitas serum ALT-AST.

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok kontrol olive oil dosis 2

ml/kgBB jam ke-24 adalah sebesar 82,2 ± 2,7 U/L dan menunjukkan perbedaan

yang tidak bermakna terhadap nilai aktivitas serum ALT dalam keadaan normal

(jam ke-0) (Tabel VIII). Dari Tabel IX juga dapat diketahui bahwa nilai aktivitas

serum AST pada kelompok kontrol olive oil dosis 2 ml/kgBB jam ke-24 adalah

sebesar 118,6 ± 5,1 U/L dan menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna

terhadap nilai aktivitas serum ALT dalam keadaan normal (jam ke-0).

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa olive oil sebagai pelarut

hepatotoksin karbon tetraklorida tidak berperan dalam peningkatan aktivitas

serum ALT-AST pada tikus. Dengan kata lain, peningkatan aktivitas serum ALT-

AST pada tikus adalah benar-benar merupakan efek dari pemberian hepatotoksin

karbon tetraklorida. Oleh karena itu, dalam penelitian ini nilai aktivitas serum

ALT-AST pada kelompok kontrol olive oil dijadikan sebagai dasar nilai normal

serum ALT-AST pada tikus (olive oil sebagai kontrol negatif).

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 50% dosis 2 ml/kgBB

Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB berguna untuk

mengetahui pengaruh induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB terhadap aktivitas

serum ALT-AST. Adanya kenaikan aktivitas serum ALT-AST merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

43

parameter kerusakan hati. Uji ini dilakukan dengan memejankan karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB pada tikus secara intraperitoneal, kemudian 24 jam

setelahnya diambil darah untuk diukur aktivitas serum ALT-AST. Nilai serum

ALT dan serum AST padar tikus normal dapat diketahui dari purata nilai aktivitas

serum ALT-AST pada perlakuan kontrol olive oil 2 ml/kgBB, yaitu berturut-turut

82,2 ± 2,7 U/L dan 118,6 ± 5,1 U/L (Tabel V).

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kontrol hepatotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB adalah sebesar 246,4 ± 17,0 U/L (Tabel V) atau sekitar 3

kali lipat dari purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok kontrol olive oil 2

ml/kgBB. Dari Tabel V juga dapat diketahui bahwa purata nilai aktivitas serum

AST pada kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB adalah sebesar

596,2 ± 25,3 U/L atau sekitar 5 kali lipat dari purata nilai aktivitas serum ALT

pada kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB. Peningkatan nilai aktivitas ALT dan

AST tersebut mengindikasikan adanya kerusakan hati (steatosis) akibat induksi

hepatotoksin karbon tetraklorida.

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus pada kelompok

kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida (Tabel VI), menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna dengan kelompok lain. Hasil uji Scheffe aktivitas AST

serum darah tikus pada kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida (Tabel

VII), menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok lain

kecuali dengan kelompok perlakuan dosis 426 mg/kgBB. Perbedaan yang

bermakna tersebut berkaitan dengan tingginya aktivitas serum ALT-AST dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

44

kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dibanding kelompok lain yang

memiliki aktivitas lebih rendah.

Aktivitas serum ALT-AST pada kelompok hepatotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB digunakan sebagai dasar dalam menentukan besarnya efek

hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada kelompok perlakuan.

3. Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB

Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB

berguna untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun M. tanarius terhadap

nilai aktivitas serum ALT-AST pada tikus tanpa adanya penginduksi hepatotoksin

karbon tetraklorida. Uji ini dilakukan dengan memejankan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB pada tikus secara per oral, kemudian 30

menit setelahnya diambil darah untuk diukur aktivitas serum ALT-AST.

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok kontrol ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB adalah sebesar 64,6 ± 1,5 U/L

(Tabel V). Dari Tabel V juga dapat diketahui bahwa purata nilai aktivitas serum

AST pada kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840

mg/kgBB adalah sebesar 152,4 ± 3,4 U/L.

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus pada kelompok

kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius (Tabel VI), menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol hepatotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB. Hal ini berkaitan dengan tingginya aktivitas serum ALT-

AST pada kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida. Jika dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

45

dengan kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB, kelompok kontrol ekstrak metanol-

air daun M. tanarius memiliki perbedaan yang bermakna karena nilai purata

aktivitas serumnya lebih kecil dibanding pada kelompok kontrol olive oil 2

ml/kgBB.

Hasil uji Scheffe aktivitas AST serum darah tikus pada kelompok ekstrak

metanol-air daun M. tanarius (Tabel VII), menunjukkan adanya perbedaan

bermakna terhadap kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

dan berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB.

Adanya perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dengan kelompok kontrol olive oil menjelaskan bahwa nilai

aktivitas AST serum darah tikus setelah pemberian ekstrak metanol-air daun M.

tanarius tetap dalam keadaan normal. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

ekstrak metanol-air daun M. tanarius tidak berperan dalam peningkatan aktivitas

serum ALT-AST pada tikus.

4. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB

pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB adalah sebesar 95,8 ± 4,2 U/L

(Tabel V).

Purata nilai aktivitas serum AST pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB adalah sebesar 271,0 ± 35,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

46

U/L. Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840

mg/kgBB adalah sebesar 61,1 % (Tabel V).

Hasil uji Mann Whitney aktivitas serum ALT dan uji Scheffe aktivitas

serum AST pada kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3840 mg/kgBB (Tabel VI dan Tabel VII), menunjukkan adanya perbedaan yang

bermakna terhadap kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

dan berarti ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB memiliki

efek hepatoprotektif. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol olive oil 2

ml/kgBB, kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840

mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini berarti ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif namun

kerusakan hati akibat hepatotoksin karbon tetraklorida belum dapat terproteksi

seperti keadaan normal. Nilai aktivitas serum AST cenderung lebih besar daripada

nilai aktivitas serum ALT karena sebagian besar enzim aspartat tidak hanya

berada di dalam hati tetapi juga berada dalam otot rangka, jantung, dan tersebar di

seluruh jaringan tubuh.

5. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB

pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB adalah sebesar 87,8 ± 3,9 U/L

(Tabel V). Purata nilai aktivitas serum AST pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB adalah sebesar 326,8 ± 22,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

47

U/L (Tabel V). Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB

memiliki efek hepatoprotektif sebesar 64,4 % (Tabel V).

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus pada kelompok

perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB (Tabel VI),

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Hal ini berarti ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif. Jika

dibandingkan dengan kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB, kelompok perlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB memiliki perbedaan

yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 1280 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif yang besar dan dapat

menjaga hati dari pengaruh hepatotoksin karbon tetraklorida sehingga hati tetap

dalam keadaan normal.

Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB (Tabel VII), menunjukkan

adanya perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol hepatotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dan berarti ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

1280 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif. Jika dibandingkan dengan

kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB, kelompok perlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna. Nilai

aktivitas serum AST cenderung lebih besar daripada nilai aktivitas serum ALT

karena sebagian besar enzim aspartat tidak hanya berada di dalam hati tetapi juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

48

berada dalam otot rangka, jantung, dan tersebar di seluruh jaringan tubuh

sehingga tidak dapat dijadikan sebagai patokan adanya kerusakan hati.

6. Perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB

pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit

Purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB adalah sebesar 115,8 ± 3,5 U/L

(Tabel V). Purata nilai aktivitas serum AST pada kelompok perlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB adalah sebesar 503,8 ± 19,6

U/L (Tabel V). Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB

memiliki efek hepatoprotektif sebesar 53,0 % (Tabel V).

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus pada kelompok

perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB (Tabel VI),

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan kelompok kontrol olive oil 2

ml/kgBB. Adanya perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB menunjukkan bahwa ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif.

Adanya perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil 2

ml/kgBB menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426

mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif namun belum dapat mengembalikan

kerusakan hati akibat hepatotoksin karbon tetraklorida seperti pada keadaan

normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

49

Hasil uji Scheffe aktivitas AST serum darah tikus pada kelompok

perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB (Tabel VII),

menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan memiliki perbedaan yang

bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB. Perbedaan yang tidak

bermakna terhadap kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB

tidak memiliki efek hepatoprotektif. Adanya perbedaan yang bermakna terhadap

kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB menunjukkan bahwa ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif yang rendah

dan belum dapat memproteksi hati dari kerusakan akibat hepatotoksin karbon

tetraklorida seperti pada keadaan normal.

Jika ditinjau dari aktivitas ALT dengan perbandingan terhadap kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB, maka diketahui bahwa ekstrak

metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif.

Namun, jika ditinjau dari aktivitas AST, ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dosis 426 mg/kgBB tidak memiliki efek hepatoprotektif. Hal ini dapat terjadi

karena enzim aspartat tidak hanya berada di dalam hati tetapi juga berada dalam

otot rangka, jantung, dan tersebar di seluruh jaringan tubuh sehingga nilai

aktivitas AST tidak dapat digunakan sebagai patokan adanya kerusakan hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

50

7. Perbandingan efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30

menit

Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit didasarkan pada ada tidaknya penurunan

aktivitas serum ALT-AST. Pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah

pemberian hepatotoksin dilakukan 30 menit setelah pemberian ekstrak metanol-air

daun M. tanarius.

Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840, 1280,

dan 426 mg/kgBB memiliki efek hepatoprotektif berturut-turut adalah 61,1; 64,4;

dan 53,0 %. Perhitungan efek hepatoprotektif tersebut berdasar dari nilai aktivitas

ALT karena enzim aspartat tidak hanya berada di dalam hati tetapi juga berada

dalam otot rangka, jantung, dan tersebar di seluruh jaringan tubuh sehingga nilai

aktivitas AST tidak dapat digunakan sebagai patokan adanya kerusakan hati.

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT dan uji Scheffe aktivitas AST pada

kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dosis 3840 dan 1280

mg/kgBB. Hal ini berarti pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3840 dan 1280 mg/kgBB mampu memberikan efek hepatoprotektif yang relatif

sama pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit. Perlakuan dosis 3840 dan 1280 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap perlakuan dosis 426 mg/kgBB

karena ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB memiliki efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

51

hepatoprotektif yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut dan persen efek

hepatoprotektif serta perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol

olive oil, maka dapat disimpulkan bahwa dosis paling efektif pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah

1280 mg/kgBB.

Adanya efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dapat

ditinjau dari mekanisme kerusakan hati tikus yang disebabkan oleh adanya

induksi hepatotoksin karbon tetraklorida dan aktivitas antioksidan yang

terkandung di dalam ekstrak tersebut. Kemungkinan kerja antioksidan sebagai

hepatoprotektor disebabkan karena malofenol B dan macarangiosida A-C yang

terkandung dalam tanaman M. tanarius memiliki aktivitas penangkapan radikal

bebas (Matsunami, et al., 2006). Kandungan antioksidan tersebut akan menangkap

radikal bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit reaktif karbon

tetraklorida sehingga menghambat terjadinya steatosis.

Menurut Tiala (2013), praperlakuan 30 menit ekstrak metanol-air daun

M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak bermakna

terhadap praperlakuan 6 jam. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa

praperlakuan 6 jam memiliki % efek hepatoprotektif yang lebih besar daripada

praperlakuan 30 menit. Oleh karena itu, untuk membuktikan dan mempertegas

bahwa dosis 1280 mg/kgBB dapat memberikan efek hepatoprotektif terbesar

dibanding dosis 3840 mg/kgBB dan 426 mg/kgBB, perlu dilakukan penelitian

yang sama dengan pengaruh praperlakuan 6 jam. Selain itu, perlu dilakukan pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

52

penelitian menggunakan dosis di bawah 426 mg/kgBB supaya dapat ditentukan

ED50.

Dalam penelitian ini digunakan dosis 3840, 1280, dan 426 mg/kgBB,

dimana jika dikonversikan untuk manusia menjadi 614, 205, dan 68 mg/kgBB.

Karena dosis tersebut terlalu besar dan kurang rasional jika diaplikasikan untuk

manusia, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji efek

hepatoprotektif fraksi metanol-air daun M. tanarius L. Kemudian untuk

membuktikan apakah ekstrak daun M. tanarius juga memiliki efek hepatoprotektif

pada bentuk kerusakan hati yang berbeda, perlu dilakukan penelitian dengan

hepatotoksin lain seperti galaktosamin. Kerusakan sel hati yang disebabkan oleh

galaktosamin menyerupai kerusakan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis

(Zimmerman, 1978).

F. Rangkuman Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh praperlakuan jangka

waktu 30 menit ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840, 1280, dan 426

mg/kgBB mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB berturut-turut sebesar 61,1, 64,4, dan 53,0 %. Hasil ini

membuktikan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai efek

hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit.

Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT dan uji Scheffe aktivitas AST pada

kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius menunjukkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

53

perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dosis 3840 dan 1280

mg/kgBB. Hal ini berarti pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3840 dan 1280 mg/kgBB mampu memberikan efek hepatoprotektif yang relatif

sama pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit. Perlakuan dosis 3840 dan 1280 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap perlakuan dosis 426 mg/kgBB

karena ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB memiliki efek

hepatoprotektif yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut dan persen efek

hepatoprotektif serta perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol

olive oil, maka dapat disimpulkan bahwa dosis paling efektif pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah

1280 mg/kgBB.

Adanya efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dapat

ditinjau dari mekanisme kerusakan hati tikus yang disebabkan oleh adanya

induksi hepatotoksin karbon tetraklorida dan aktivitas antioksidan yang

terkandung di dalam ekstrak tersebut. Kemungkinan kerja antioksidan sebagai

hepatoprotektor disebabkan karena malofenol B dan macarangiosida A-C yang

terkandung dalam tanaman M. tanarius memiliki aktivitas penangkapan radikal

bebas (Matsunami, et al., 2006). Kandungan antioksidan tersebut akan menangkap

radikal bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit reaktif karbon

tetraklorida sehingga menghambat terjadinya steatosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan:

Dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai

hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh

praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah 1280 mg/kgBB.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:

1. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 6

jam.

2. Uji efek hepatoprotektif fraksi metanol-air daun M. tanarius L.

3. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu

30 menit dengan dosis di bawah 426 mg/kgBB untuk menentukan ED50.

4. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

dengan penginduksi hepatotoksin galaktosamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

55

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, E. E., 2011, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol : Air Daun

Macaranga tanarius (L.) pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol,

Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Andini, A. P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Cadman, B. E., 2000, Adverse Effects of Drugs on The Liver, in Halber, R., and

Edwards, C., (Eds), Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd

Ed.,

Churchill Livingstone, Edinburgh, pp. 183.

Chandrasoma, P., and Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, 2nd

Ed., FRC Path

Prentice-Hall International Inc.,USA, pp. 620-633.

Cheville, N. F., 1976, Cell Pathology, 1st Ed., The Lowa State of University Press

Ames, Lowa, pp. 55-61.

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. I., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey, L.

M., 2008, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th

Ed.,

McGraw Hill, New York, pp. 651-656.

Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, pp. 9.

Dirjen POM, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta, pp. 25.

Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, pp. 7, 1169.

Donatus, I. A., 1992, Peran Fitofarmaka dalam Upaya Pengobatan Hepatitis,

Kumpulan Naskah Lengkap Simposium Nasional Hepatitis, Yogyakarta.

Edem, D. O., and Akpanabiatu, M. I., 2006, Effects of palm oil-containing diets

on enzyme activities of rats, Pakistan J Nutr, 5(4), pp. 301-305.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, in Lee, A., (Ed.), Adverse Drug Reaction, 2nd

Ed., Pharmaceutical Press, London, pp. 193, 201-202.

Gregus dan Klaaseen, C. D., 2001, Mechanism of Toxicity, in Klaaseen, C. D.,

Cassarett and Doull’s Toxicology : The Basic Science Poisons, 6th

Ed.,

McGraw Hill, New York, pp. 57-64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

56

Hastuti, T., 2008, Aktivitas enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi

Tikus yang Diberikan Kelapa Kopyor Pasca Induksi Parasetamol, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laporan Penelitian, Institut

Pertanian, Bogor.

Hodgson, E., and Levi, P. E, 2000, A Textbook of Modern Toxicology, 2nd

Ed.,

McGraw Hill, Singapore.

Janakat, S., and Al-Merie, H., 2002, Optimization of the dose and route of

injection, and characterisation of the time course of carbon tetrachloride-

induced hepatotoxicity in the rat, J. Pharm. Tox. Methods, 48, pp. 41-44.

Lim, T.Y., Lim, Y.Y., and Yule, C. M., 2009, Evaluation of antioxidant,

antibacterial and anti-tyrosinase activities of four Macaranga species,

Food Chemistry, 114, pp. 594-599.

Lin, J. H., Nonaka, G., and Nishioka, I., 1990, Tannins and Related Compounds.

XCIV. Isolation and Characterization of Seven New Hydrolyzable Tannins

from the Leaves of Macaranga tanarius (L.) MUELL., et ARG., Chem.

Pharm. Bull, 38(5), pp. 1218-1223.

Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology : Fundamentals, Target Organs, and

Assessment, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Edisi 2, Penerbit

Universitas Indonesia, pp. 206-220.

Mahendra, A. A., 2011, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Parasetamol, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H.,

et al, 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane

Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MÜLL.-ARG., Chem. Pharm.

Bull., 54(10), pp. 1403-1406.

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi,

K., et al, 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[6”-O-

galloyl]-β-D-glucopyranoside, macarangiosides E, and F isolated from the

leaves of Macaranga tanarius, Phytochemistry, 70, pp. 1277–1285.

Mus, 2008, Mara Macaranga tanarius (L.) M.A.,

http://plantamor.com/index.php?plant=804, diakses pada 14 April 2012.

Nugraha, A. W., 2011, Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Infusa Daun

Macaranga tanarius L. pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi

Parasetamol, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

57

Pearce, E. C., 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta,

pp. 243, 246.

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chimnoi, N., Ruchirawat, S., and Sutthivaiyakit,

S., 2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod.,

68, pp. 927-930.

Price, S. A., dan Wilson, L. M., 1984, Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-

Proses Penyakit, Edisi 2, diterjemahkan oleh Aji Dharma, EGC, Jakarta.

pp. 327-328.

Price, S. A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit, Edisi 6, EGC, Jakarta, pp. 472-476.

Prosea, 2010, Prosea-Macarangatanarius,

http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=162, diakses pada

14 April 2012.

Tiala, M. R. B. K., 2013, Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-

Air Daun Macaranga tanarius L. Terhadap Tikus Terinduksi Karbon

Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Timbrell, J. A. 2008, Principles of Biochemical Toxicology, 4th

Ed., Informa

Healthcare, New York, pp. 308-311.

Wahyuni, S., 2005, Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness)

Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih, GAMMA, 1(1), pp. 45-53.

Wijayakusuma, H. M. H., 2008, Tumpas Hepatitis dengan Ramuan Herbal,

Pustaka Bunda, Jakarta, pp. 1-5.

Williamson, E.M., David, T.O., and Fred, J.E., 1996, Pharmacological Methods

in Phytotherapy Research Vol.1 : Selection, Preparation and

Pharmacological Evaluation of Plant Material, John Wiley & Sons,

Cichester, England, pp. 49.

Windrawati, T. G., 2013, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air (50:50) Daun

Macaranga tanarius L. Terhadap Kadar ALT-AST Serum pada Tikus

Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Zimmerman, H.J., 1978, Hepatotoxicity, Appleton Century Crofts, New York, pp.

95-99, 167-188, 198-210, 225-227, 236-237.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

58

Zimmerman, H. J., 1999, Hepatotoxicity, 2nd

Ed., Appleton Century Crofts, New

York. pp. 210.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

59

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

60

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

61

Lampiran 4. Surat determinasi tanaman M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

62

Lampiran 5. Ethical clearance penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

63

Lampiran 6. Analisis statistik nilai aktivitas serum ALT pada penentuan

waktu pencuplikan darah hewan uji

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 15 1.4053E2 84.31901 51.00 311.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 15

Normal Parametersa

Mean 1.4053E2

Std. Deviation 8.43190E1

Most Extreme Differences Absolute .204

Positive .204

Negative -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .790

Asymp. Sig. (2-tailed) .561

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

jam ke-0 5 73.2000 28.89983 12.92440 37.3161 109.0839 51.00 123.00

jam ke-24 5 2.4640E2 38.02368 17.00471 199.1874 293.6126 219.00 311.00

jam ke-48 5 1.0200E2 32.71085 14.62874 61.3841 142.6159 68.00 139.00

Total 15 1.4053E2 84.31901 21.77107 93.8390 187.2276 51.00 311.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

64

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.296 2 12 .749

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 86131.733 2 43065.867 38.555 .000

Within Groups 13404.000 12 1117.000

Total 99535.733 14

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I)

Waktu_Pen

cuplikan

(J)

Waktu_Pen

cuplikan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

jam ke-0 jam ke-24 -173.20000* 21.13764 .000 -232.1228 -114.2772

jam ke-48 -28.80000 21.13764 .422 -87.7228 30.1228

jam ke-24 jam ke-0 173.20000* 21.13764 .000 114.2772 232.1228

jam ke-48 144.40000* 21.13764 .000 85.4772 203.3228

jam ke-48 jam ke-0 28.80000 21.13764 .422 -30.1228 87.7228

jam ke-24 -144.40000* 21.13764 .000 -203.3228 -85.4772

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

65

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffe

Waktu_Pencu

plikan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

jam ke-0 5 73.2000

jam ke-48 5 102.0000

jam ke-24 5 246.4000

Sig. .422 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Graph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

66

Lampiran 7. Analisis statistik nilai aktivitas serum AST pada penentuan

waktu pencuplikan darah hewan uji

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 15

Normal Parametersa Mean 3.1200E2

Std. Deviation 2.11526E2

Most Extreme Differences Absolute .373

Positive .373

Negative -.175

Kolmogorov-Smirnov Z 1.446

Asymp. Sig. (2-tailed) .031

a. Test distribution is Normal.

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Waktu_Penc

uplikan N Mean Rank

AST jam ke-0 5 3.40

jam ke-24 5 13.00

jam ke-48 5 7.60

Total 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

67

Test Statisticsa,b

AST

Chi-Square 11.580

df 2

Asymp. Sig. .003

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Waktu_Pencuplikan

Mann-Whitney Test

Ranks

Waktu_Penc

uplikan N Mean Rank Sum of Ranks

AST jam ke-0 5 3.00 15.00

jam ke-24 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable:

Waktu_Pencuplikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

68

Mann-Whitney Test

Ranks

Waktu_Penc

uplikan N Mean Rank Sum of Ranks

AST jam ke-0 5 3.40 17.00

jam ke-48 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable:

Waktu_Pencuplikan

Mann-Whitney Test

Ranks

Waktu_Penc

uplikan N Mean Rank Sum of Ranks

AST jam ke-24 5 8.00 40.00

jam ke-48 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

69

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable:

Waktu_Pencuplikan

Graph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

70

Lampiran 8. Analisis statistik nilai aktivitas ALT serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka

waktu 30 menit

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 30

Normal Parametersa

Mean 1.1543E2

Std. Deviation 6.34718E1

Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .286

Negative -.191

Kolmogorov-Smirnov Z 1.566

Asymp. Sig. (2-tailed) .015

a. Test distribution is Normal.

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank

ALT kontrol hepatotoksin 5 28.00

kontrol olive oil 5 10.00

kontrol ekstrak metanol 5 3.00

perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 16.40

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 12.80

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 22.80

Total 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

71

Test Statisticsa,b

ALT

Chi-Square 26.085

df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol hepatotoksin 5 8.00 40.00

kontrol olive oil 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol hepatotoksin 5 8.00 40.00

kontrol ekstrak metanol 5 3.00 15.00

Total 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

72

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol hepatotoksin 5 8.00 40.00

perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

73

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol hepatotoksin 5 8.00 40.00

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol hepatotoksin 5 8.00 40.00

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

74

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol olive oil 5 8.00 40.00

kontrol ekstrak metanol 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol olive oil 5 3.40 17.00

perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

75

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol olive oil 5 4.60 23.00

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 6.40 32.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 23.000

Z -.946

Asymp. Sig. (2-tailed) .344

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol olive oil 5 3.00 15.00

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

76

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol ekstrak metanol 5 3.00 15.00

perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol ekstrak metanol 5 3.00 15.00

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

77

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol ekstrak metanol 5 3.00 15.00

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 6.60 33.00

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 4.40 22.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 7.000

Wilcoxon W 22.000

Z -1.149

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

78

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 3.20 16.00

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 7.80 39.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 3.00 15.00

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

79

Graph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

80

Lampiran 9. Analisis statistik nilai aktivitas AST serum darah tikus akibat

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB dengan pengaruh praperlakuan jangka

waktu 30 menit

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 30

Normal Parametersa Mean 3.2813E2

Std. Deviation 1.82082E2

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .150

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .820

Asymp. Sig. (2-tailed) .512

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

81

Oneway

Descriptives

AST

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol

hepatotoksin 5 5.9620E2 56.67186 25.34443 525.8326 666.5674 522.00 669.00

kontrol olive oil 5 1.1860E2 11.50217 5.14393 104.3182 132.8818 106.00 133.00

kontrol ekstrak

metanol 5 1.5240E2 7.70065 3.44384 142.8384 161.9616 145.00 164.00

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB 5 2.7100E2 80.29633 35.90961 171.2989 370.7011 188.00 379.00

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB 5 3.2680E2 51.35854 22.96824 263.0299 390.5701 254.00 372.00

perlakuan dosis

426 mg/kgBB 5 5.0380E2 43.74014 19.56119 449.4894 558.1106 455.00 561.00

Total 30 3.2813E2 182.08197 33.24347 260.1428 396.1239 106.00 669.00

Test of Homogeneity of Variances

AST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

7.033 5 24 .000

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 903854.667 5 180770.933 75.312 .000

Within Groups 57606.800 24 2400.283

Total 961461.467 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

82

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

AST

Scheffe

(I)

Kelompok_Perlakua

n

(J)

Kelompok_Perlakua

n

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

kontrol hepatotoksin kontrol olive oil 477.60000* 30.98570 .000 365.4366 589.7634

kontrol ekstrak

metanol 443.80000

* 30.98570 .000 331.6366 555.9634

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB 325.20000

* 30.98570 .000 213.0366 437.3634

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB 269.40000

* 30.98570 .000 157.2366 381.5634

perlakuan dosis 426

mg/kgBB 92.40000 30.98570 .155 -19.7634 204.5634

kontrol olive oil kontrol hepatotoksin -477.60000* 30.98570 .000 -589.7634 -365.4366

kontrol ekstrak

metanol -33.80000 30.98570 .942 -145.9634 78.3634

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB -152.40000

* 30.98570 .003 -264.5634 -40.2366

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB -208.20000

* 30.98570 .000 -320.3634 -96.0366

perlakuan dosis 426

mg/kgBB -385.20000

* 30.98570 .000 -497.3634 -273.0366

kontrol ekstrak

metanol

kontrol hepatotoksin -443.80000* 30.98570 .000 -555.9634 -331.6366

kontrol olive oil 33.80000 30.98570 .942 -78.3634 145.9634

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB -118.60000

* 30.98570 .033 -230.7634 -6.4366

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB -174.40000

* 30.98570 .001 -286.5634 -62.2366

perlakuan dosis 426

mg/kgBB -351.40000

* 30.98570 .000 -463.5634 -239.2366

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

83

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB

kontrol hepatotoksin -325.20000* 30.98570 .000 -437.3634 -213.0366

kontrol olive oil 152.40000* 30.98570 .003 40.2366 264.5634

kontrol ekstrak

metanol 118.60000

* 30.98570 .033 6.4366 230.7634

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB -55.80000 30.98570 .665 -167.9634 56.3634

perlakuan dosis 426

mg/kgBB -232.80000

* 30.98570 .000 -344.9634 -120.6366

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB

kontrol hepatotoksin -269.40000* 30.98570 .000 -381.5634 -157.2366

kontrol olive oil 208.20000* 30.98570 .000 96.0366 320.3634

kontrol ekstrak

metanol 174.40000

* 30.98570 .001 62.2366 286.5634

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB 55.80000 30.98570 .665 -56.3634 167.9634

perlakuan dosis 426

mg/kgBB -177.00000

* 30.98570 .001 -289.1634 -64.8366

perlakuan dosis 426

mg/kgBB

kontrol hepatotoksin -92.40000 30.98570 .155 -204.5634 19.7634

kontrol olive oil 385.20000* 30.98570 .000 273.0366 497.3634

kontrol ekstrak

metanol 351.40000

* 30.98570 .000 239.2366 463.5634

perlakuan dosis

3840 mg/kgBB 232.80000

* 30.98570 .000 120.6366 344.9634

perlakuan dosis

1280 mg/kgBB 177.00000

* 30.98570 .001 64.8366 289.1634

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

84

Homogeneous Subsets

AST

Scheffe

Kelompok_Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

kontrol olive oil 5 1.1860E2

kontrol ekstrak metanol 5 1.5240E2

perlakuan dosis 3840 mg/kgBB 5 2.7100E2

perlakuan dosis 1280 mg/kgBB 5 3.2680E2

perlakuan dosis 426 mg/kgBB 5 5.0380E2

kontrol hepatotoksin 5 5.9620E2

Sig. .942 .665 .155

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Graph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

85

Lampiran 10. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Konversi perhitungan dosis tikus 200 g ke manusia 70 kg = 56

Dosis untuk manusia 70 kg = dosis untuk tikus 200 g x nilai konversi

Sehingga dapat diketahui dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius untuk

manusia adalah sebagai berikut:

1. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840 mg/kgBB tikus

Dosis untuk tikus 200 g = 3840 mg/kgBB = 768 mg

Dosis untuk manusia 70 kg = 768 mg x 56,0

= 43008 mg

Dosis untuk manusia = 43008 mg/70 kgBB

= 614,4 mg/kgBB

2. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1280 mg/kgBB tikus

Dosis untuk tikus 200 g = 1280 mg/kgBB = 256 mg

Dosis untuk manusia 70 kg = 256 mg x 56,0

= 14336 mg

Dosis untuk manusia = 14336 mg/70 kgBB

= 204,8 mg/kgBB

3. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mg/kgBB tikus

Dosis untuk tikus 200 g = 426 mg/kgBB = 85,2 mg

Dosis untuk manusia 70 kg = 85,2 mg x 56,0

= 4771,2 mg

Dosis untuk manusia = 4771,2 mg/70 kgBB

= 68,16 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

86

Lampiran 11. Perhitungan konversi waktu untuk manusia

Lama uji hewan tikus selama 1 bulan setara manusia 34 bulan, jadi jika lama uji ½

jam dikonversikan untuk manusia adalah:

waktu untuk manusia = x ½ jam

= 17 jam

Lampiran 12. Perhitungan efek hepatoprotektif

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus terinduksi

karbon tetraklorida dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( )

( )

1. Kelompok ekstrak M. tanarius 3840 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida

2 ml/kgBB

Efek hepatoprotektif = x 100%

= 61,1%

2. Kelompok ekstrak M. tanarius 1280 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida

2 ml/kgBB

Efek hepatoprotektif = x 100%

= 64,4%

3. Kelompok ekstrak M. tanarius 426 mg/kgBB + induksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB

Efek hepatoprotektif = x 100%

= 53,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

87

Lampiran 13. Penetapan kadar air serbuk M. tanarius

Kadar air serbuk M. tanarius ditetapkan menggunakan metode gravimetri dengan

hasil sebagai berikut:

No. Bobot Sebelum

(gram)

Sesudah

(gram)

Kadar air

(%)

1. Replikasi 1 5,008 4,628 7,59

2. Replikasi 2 5,002 4,615 7,74

3. Replikasi 3 5,001 4,629 7,44

Rata-rata 7,59

Perhitungan Kadar Air

1. Replikasi 1

Kadar air =

x 100%

=

x 100%

= 7,59%

2. Replikasi 2

Kadar air =

x 100%

=

x 100%

= 7,74%

3. Replikasi 3

Kadar air =

x 100%

=

x 100%

= 7,44%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

88

Lampiran 14. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Keterangan

(gram)

Cawan

1

Cawan

2

Cawan

3

Cawan

4

Cawan

5

Cawan

6

Cawan

kosong 60,42 58,85 59,10 53,08 58,86 59,11

Cawan +

ekstrak 64,16 62,69 62,90 56,84 62,56 62,90

Rendemen 3,74 3,84 3,80 3,76 3,70 3,79

Rata-rata rendemen = ( )

=

= 3,77 g

Sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 63 cawan ekstrak

kental dengan rata-rata rendemen 3,77 gram ekstrak kental. Jadi, 1000 gram

serbuk daun M. tanarius menghasilkan 237,51 g ekstrak dengan rendemen

23,751%.

Lampiran 15. Bobot pengeringan tetap ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Cawan

Berat

cawan

kosong

(gram)

Jam ke 0

10.00

5

15.00

10

20.00

21

07.00

22

08.00

23

09.00

24

10.00

1 60,42 Berat

ekstrak

(gram)

129,17 110,30 99,57 64,54 64,26 64,16 64,16

2 53,08 129,04 111,06 99,88 57,34 56,96 56,84 56,84

3 59,11 136,38 118,87 101,31 63,50 63,12 62,90 62,90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

89

Lampiran 16. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas

Range serum control = 33,9 – 48,9

x (U/L) ̅ (x - ̅) (x - ̅)2

42

41,2

0,8 0,64

40 -1,2 1,44

41 -0,2 0,04

42 0,8 0,64

41 -0,2 0,04

Ʃ (x - ̅)2

2,8

√ ( ̅)

( )√ = 0,8

Range = x ± SD

= 41,2 ± 0,8

= 40,4 - 42

CV = ̅

x 100%

= x 100%

= 1,94 %

CV yang baik <2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun . macaranga tanarius. l. pada tikus terinduksi . karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan

90

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Efek Hepatoprotektif

Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida :

Kajian Terhadap Praperlakuan Jangka Waktu 30

Menit” bernama lengkap Fransisca Devita Risti

Wijayanti, merupakan anak kedua dari dua bersaudara

pasangan Valentinus Katamjono dan Chatarina Lastri

Marsamatun. Penulis dilahirkan di Sleman pada tanggal 1 Desember 1990.

Penulis mengawali masa pendidikannya di TK PKK Tridadi Sleman (1994-1997),

kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD N Denggung 2

(1997-2003). Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ditempuh oleh

penulis di SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta (2003-2006), kemudian melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 6 Yogyakarta (2006-2009).

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2009. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam

kegiatan kepanitiaan seperti Divisi Konsumsi Peringatan Hari AIDS 2009, Divisi

Dana dan Usaha Pharmacy Performance and Event Cup 2010, Koordinator Divisi

Konsumsi Pelepasan Wisuda 2011, Sekretaris I Inisiasi Fakultas Farmasi

TITRASI 2011, Panitia Continuous Profesional Development (CPD) IAI 2012,

dan lain-lain. Penulis juga menjadi Asisten Praktikum Farmakologi-Toksikologi

(2012), Biokimia (2012), Perbekalan Steril (2013), dan Biofarmasetika (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI