PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA...
i
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA KERAJAAN
MAJAPAHIT 1376 - 1478
MAKALAH
Diajukan Untuk Mempenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Heri Andri
NIM : 081314047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan kepada:
1. Allah SWT, yang telah banyak memberikan limpahan rakhmat serta
hidayahnya kepada saya,
2. Kedua orangtua Kukuh Suyono dan Ibu Khomariyah, S.Pd., yang telah
membesarkan dan mendidik saya dengan penuh cinta dan kasih sayang,
3. Adik-adikku Fajar, Nova, dan Rahmad yang telah mendukung saya dalam
mengerjakan makalah ini.
4. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah angakatan 2008 terima
kasih atas bantuan dan kerjasama kalian selama ini,
5. Para pendidik dan teman-teman angkatan 2008 di Pendidikan Sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah).
(Soekarno)
Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.
(William J. Siegel)
Kehidupan merupakan sebab akibat, kehidupan kita sekarang adalah akibat dari
kehidupan kita sebelumnya, jadi jalanilah kehidupan kita sekarang sebaik
mungkin untuk menentukan kehidupan kita dimasa yang akan datang.
(Heri Andri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan Majapahit 1376 – 1478
Heri Andri
Universitas Sanata Dharma
2013
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
permasalahan pokok, yaitu : 1). Proses masuknya agama Islam di Kerajaan
Majapahit. 2). Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478. 3).
Dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit.
Penulisan ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah memiliki lima
tahap, yaitu : (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verivikasi, (4)
intepretasi, (5) penulisan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan multidimensional, serta ditulis secara deskriptif analitis.
Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa (1). Proses masuknya agama Islam
ke Kerajaan Majapahit melalui beberapa cara, yaitu: perdagangan, hubungan
diplomatik, perkawinan, dan dakwah kaum sufi. (2). Perkembangan agama Islam
di Majapahit tahun 1376-1478 sudah sangat maju, yang ditunjukkan dengan
adanya lembaga pendidikan pesantren dan lembaga dakwah Walisongo. (3).
Dengan masuk dan perkembangan Islam di Majapahit berdampak munculnya
Demak sebagai kadipaten Islam, kemudian berubah sebagai kerajaan Islam, yang
sering diartikan sebagai simbol runtuhnya Majapahit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The Development of Islam in the Era of Majapahit Kingdom in 1376-1478
Heri Andri
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013
The objectives of this study are to describe and to analyze 3 basic
problems. They are: 1) The process of Islam arrival into the Majapahit kingdom,
2) The development of Islam in Majapahit in the period of 1376-1478, and 3) The
impact of Islam development towards the Majapahit kingdom.
This writing uses historical method. Historical method has five stages,
namely: (1) the selection of the topic, (2) the collection sources, (3) verification,
(4) interpretation, (5) writing. Meanwhile, the approach used in this writing is
multidimensional approach. This study is written by using analytical description.
The results of the study are: 1) The process of Islam arrival into
Majapahit kingdom is through some methods, e.g. trade, diplomatic relationship,
marriage and religious proselytizing by the Sufis. 2) The development of Islam in
Majapahit in the period of 1376-1478 was very progressive. It was shown with the
existence of Islamic educational institutions (Pesantren) and religious institution
which is called as Wali Songo. 3) The impact of Islam development in Majapahit
kingdom is the birth of Demak as the Islamic regency which then became an
Islamic kingdom. It also often defines as the symbol of Majapahit’s downfall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan
Majapahit Tahun 1367 – 1478”.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak mungkin selesai
tanpa bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan saran
dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan memberikan banyak arahan serta masukkan selama
penyususnan makalah ini.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Keluargaku, Bapak Kukuh Suyono, Ibu Khomariyah, adik-adikku Fajar
Septiyoko, Nova Rio, dan Rahmad Pamungkas, terimakasih atas doa,
semangat, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh teman-teman terutama teman dari Pendidikan Sejarah 2008,
terima kasih atas doa dan dukungannya.
7. Seluruh karyawan Perpustakaan USD yang telah menyediakan buku-buku
yang diperlukan untuk penulisan makalah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan secara satu-
persatu oleh penulis dalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala tanggapan, saran,
kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumbangan yang
bermanfaat.
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Penulis
Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 10
D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 11
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12
BAB II: PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM KE MAJAPAHIT
A. Melalui Perdagangan.............................................................................. 13
B. Melalui Hubungan Diplomatik .............................................................. 17
C. Melalui Perkawinan ............................................................................... 20
D. Dakwah Kaum Sufi ................................................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III: PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI MAJAPAHIT TAHUN
1376-1478
A. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro Sebagai Pencetus
Pendidikan Pesantren ............................................................................. 31
B. Munculnya Walisongo ........................................................................... 36
BAB IV: PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM BAGI KERAJAAN
MAJAPAHIT
A. Munculnya Kadipaten Islam Demak ...................................................... 42
B. Munculnya Demak Sebagai Kerajaan Islam
dan Runtuhnya Majapahit ...................................................................... 51
BAB V: KESIMPULAN .................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63
LAMPIRAN ...................................................................................................... 65
A. Silabus .................................................................................................... 65
B. RPP......................................................................................................... 68
C. Penilaian Kognitif .................................................................................. 72
D. Penilaian Afektif .................................................................................... 75
E. Penilaian Psikomotorik .......................................................................... 76
F. Gambar ................................................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara di
zamannya. Majapahit mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Raja
Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Sebagai salah satu kerajaan besar di
Indonesia, wilayah kekuasannya meliputi Pulau Jawa, Sumatra (Jambi,
Palembang, Dharmasyara, Kandis, Kahwas, Siak, Mandialing, Panai, Kampe
Haru, Temiang, Parlak, Samudra, Lamuiri Barus, Batan, Lampung), Kalimantan
(Kapuas, Katingan, Sampit, Kotas lingga, kota Waringin, Sambas, Lawai,
Kandangan Singkawang, Tirem Landa, Sedu, Barune, Sukada, Seludung, Solot,
Pasir, Barito, Sawaku, Tanjung Kutei, Malano), Semenanjung Tanah Malayu
(Pahang, Langkasuka, Kelantan, Siawang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik,
Kelang, Kedah, Jerai), sebelah timur Jawa ( Bali, Badahulu, Lo Gajah, Gurun,
Sukun, Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, Hutan Kandali, Sasak,
Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Balian, Wandan, Ambon,
Wanin, Seran, Timor1. Dengan wilayah yang begitu luas membuat Majapahit
menjadi kerajaan yang unik dan menarik untuk dipelajari. Keunikan Majapahit itu
sendiri karena masyarakat yang plural dengan berbagai wilayah di nusantara.
Masa Majapahit adalah masa Hindu Buddha, dimana saat itu kedua agama
tersebut adalah agama mayoritas penduduk Jawa dan sekitarnya. Hindu-Buddha
1Slamet Mulyana, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya(Jakarta: Bhratara Karya Aksara,1979),
hlm. 146.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagai agama mayoritas masyarakat telah membentuk Majapahit menjadi
kerajaan yang plural. Toleransi antar umat beragama telah terjadi pada zaman
Majapahit, masyarakat Hindu dan Buddha hidup secara berdampingan.
Agama Hindu dan Buddha sebenarnya telah menjadi bagian dari Jawa dan
sekitarnya jauh sebelum berdirinya Majapahit. Sampai dengan masa keemasannya
Majapahit, agama Hindu dan Buddha telah berakar di Pulau Jawa kira-kira selama
empat ratus tahun. Sebelum Majapahit muncul, Hindu Buddha telah menjadi
agama masyarakat Jawa yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai agama mayoritas
disatu wilayah, konsekuensi yang timbul adalah masyarakat dalam satu wilayah
itu akan menjadi masyarakat yang heterogen khususnya dalam bidang keagamaan.
Kehidupan masyarakat yang heterogen membuat masyarakat tersebut kaya akan
kebudayaan, dan menjadi masyarakat yang plural. Dengan demikian pluralisme
agama dalam masyarakat ataupun kerajaan di Jawa telah ada sebelum Majapahit
muncul. Toleransi agama dalam masyarakat Majapahit sebenarnya hanya
meneruskan apa yang sudah ada dalam masyarakat Jawa itu sendiri. Hal yang
menjadi menarik dalam pluralisme di Majapahit adalah bagaimana kerajaan
mengatur perbedaan agama yang ada dalam tatanegaranya.
Tercatat dalam Negarakretagama pupuh LXXIII-LXXVI, candi dan makam
keluarga raja yang berjumlah 27, dan berpuluh-puluh biara, dan desa perdikan
milik empat aliran agama Siwa, Brahma, Wisnu ,dan Buddha di Jawa Timur dan
Bali2. Dari data ini dapat diketahui, pengaruh Hindu Budha di Majapahit telah
sampai masuk dalam desa-desa kecil. Dengan demikian di masa Majapahit kedua
2Ibid,hlm. 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
agama ini telah menjadi panutan untuk hidup semua masyarakat. Dari data di atas
juga dapat diketahui pula bahwa raja Majapahit tidak semua memeluk agama
Hindu tetapi beberapa raja juga memeluk agama Buddha. Suksesi pergantian raja
dalam kerajaan Majapahit, sebenarnya telah diatur dalam tatanegara atau konsep
kekuasaan Majapahit itu sendiri. Dalam konsep kekuasaannya, Majapahit tidak
mempersoalkan agama calon raja. Raja dipilih berdasarkan faktor keturunan dan
kesepakatan penasehat kerajaan. Berikut ini merupakan gambaran konsep
kekuasaan kerajaan Majapahit secara sederhana :
Gambar 1. Menjelaskan konsep kekuasaan Majapahit.
Sumber : Slamet Mulyana, 1979 : 463
Berdasarkan konsep kekuasaan tersebut, setiap jabatan memiliki tugas dan
tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Setiap jabatan masih memiliki cabangnya
sendiri-sendiri guna mempermudah menjalankan kehidupan kerajaan, baik secara
sosial maupun politik.
Battara Sapta Prabu merupakan dewan penasehat raja, yang anggotanya
merupakan keluarga raja sendiri. Tugas dari Battara Sapta Prabu adalah
3 Slamet Mulyana, Negarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (Jakarta: Bhatara Karya Aksara,
1979), hlm : 46.
Raja Battara
Sapta Prabu
Dewan Mentri Rakyan
Mahamantri
Katrini
Dharmadhya
ksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengurusi masalah pergantian, keuangan raja, dan kebijaksanaan kerajaan.
Rakyan Mahamantri Katrini terdiri dari tiga orang yakni, Rakyan Mahamantri
Hino, Rakyan Mahamantri I Halu, dan Rakyan Mahamantri Katrini Sirikan.
Dewan Mantri terdiri dari lima orang yang bertugas mengurus tatanegara,
angkatan perang, dan kejaksaan. Dharmadhyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan
yang bertugas menjalankan fungsi yuridikasi keagamaan (hukum agama)4. Dalam
menjalankan tugasnya dharmadhyaksa dibagi menjadi beberapa bagian, secara
rinci pembagian dan tugasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dalam perihal pengadilan raja dibantu oleh dua orang
dharmadhyaksa. Seorang dharmadhyaksa kasaiwan, seorang
dharmadhyaksa kasogatan, yakni kepala agama Siwa dan kepala agama
Budha, dengan sebutan dang acarya, karena kedua agama itu merupakan
agama utama dalam kerajaan Majapahit dan segala perundang-undangan
didasarkan pada agama. Kedudukan dharmadhyaksa boleh disamakan
dengan kedudukan hakim tinggi. Mereka dibantu oleh lima upapatti
artinya: pembantu dalam pengadilan adalah pembantu dharmadhyaksa.
Mereka itu dalam piagam biasa disebut pemegat atau sang pemegat
(disingkat samgat) artinya : sang pemutus alias hakim. Baik
dharmadhyaksa maupun upapatti bergelar dang arca5.
Sistem pengadilan tersebut dibuat untuk memberikan keadilan bagi
masyarakat Majapahit yang memang bersifat heterogen. Fungsi lain sistem
tersebut untuk memberikan keadilan pada masyarakatnya, sistem tersebut juga
digunakan untuk menjaga eksistensi Majapahit dimata rakyatnya sendiri.
Bagaimana jika raja Majapahit tidak bersikap adil kepada rakyatnya mungkin
Majapahit tidak akan menjadi kerajaan yang besar pada masa kejayaannya.
Dengan adanya konsep kekuasaan maka kehidupan sosial, maupun politik di
kerajaan Majapahit sudah sangat teratur. Pandangan raja yang semula absolut
4Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm.46
5Slamet Mulyana op.cit., hlm. 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tidak akan terbukti lagi jika Majapahit telah memiliki konsep kekuasaan yang
sangat rinci.
Konsep kekuasaan atau disebut juga dengan tatanegara Majapahit, tidak
hanya mematahkan pandangan raja yang absolut melainkan memiliki konsekuensi
sendiri bagi kehidupan sosialnya. Konsep kekuasaan yang sedemikian rupa,
merupakan bukti bahwa Majapahit merupakan kerajaan yang majemuk. Adanya
jabatan Dharmadhyaksa membuktikan Majapahit merupakan kerajaan yang sangat
terbuka bagi masyarakat yang masuk di dalamnya. Keterbukaan ini kemudian
membawa perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan kerajaan. Masyarakat
Majapahit kemudian menjadi sebuah masyarakat yang dinamis yang rentan akan
perubahan, baik perubahan sosial maupun perubahan budaya, meskipun
perubahan yang terjadi tidak terjadi begitu saja dan membutuhkan waktu yang
cukup lama.
Pada masa kejayaannya untuk memperoleh daerah kekuasaan yang begitu
luas dilakukan dengan cara penaklukan suatu daerah kedaerah yang lain
Majapahit tetap berusaha untuk memperlakukan daerah taklukannya dengan adil.
Setiap daerah taklukan Majapahit diberi keleluasaan untuk mengembangkan
struktur pemerintahan sesuai budaya setempat. Kebijakan ini semacam
memberikan otonomi daerah kepada daerah taklukan6. Struktur pemerintahan di
Jawa dengan daerah taklukan Majapahit diluar Jawa dibedakan. Daerah diluar
Jawa diberi kebebasan dalam mengembangkan daerahnya sendiri. Raja menyadari
tidak bisa memaksakan struktur pemerintahan yang ada di Jawa untuk daerah luar
6Ibid, hlm. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Jawa karena memang memiliki adat sendiri-sendiri. Selain itu daerah di luar Jawa
hanya merupakan daerah atau kerajaan fasal, mereka hanya berkewajiban untuk
menyerahkan pajak kepada pemerintah pusat sebagai tanda mereka tunduk kepada
Majapahit. Untuk mengontrol daerah taklukan Majapahit hanya menempatkan
orang Majapahit pada jabatan tertentu di daerah taklukan tersebut. Wilayah di luar
pulau Jawa hanya berkewajiban menyerahkan upeti kepada Majapahit setiap
tahunnya, serta kunjungan penguasa kedaerah ke istana Majapahit pada waktu
tertentu7.
Kebijaksanaan yang ada dalam Kerajaan Majapahit mengenai konsep
kekuasaannya tidak terlepas dari tradisi masyarakat Jawa kuno. Penguasa harus
mengumpulkan disekelilingnya benda atau orang apapun yang dianggap
mempunyai atau mengundang kekuasaan8. Kebijakan yang ada dalam Majapahit
tidak terlepas dari nuansa politik tentang bagaimanacara mempertahankan atau
memperoleh kekuasaan. Cara yang digunakan mengumpulkan benda atau orang
yang berpotensi menimbulkan kekuasaan adalah dengan cara mengakui pluralitas
yang ada dalam Kerajaan Majapahit itu sendiri. Sebagai contohnya adalah raja
dibantu sang pemegat (hakim) dalam menjalankan proses pengadilan, sang
pemegat terdiri dari dua orang yaitu satu beragama Hindu satunya lagi beragama
Buddha. Raja Majapahit memiliki dua penasehat kerajaan dalam menjalankan
pemerintahannya, satu dari agama Hindu dan satu dari agama Buddha. Dengan
demikian raja telah mengumpulkan orang – orang yang berpotensi memiliki
7OMiriam Budiardjo, Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan wibawa, (Jakarta : Sinar Harapan,
1984), hlm. 57 8Esa Damar Pinuluh,op. cit., hlm. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pengaruh yang kuat bagi rakyat. Selain tradisi Jawa kuno konsep kekuasaan
Majapahit dipengaruhi oleh sistem kepercayaan mensejajarkan makrokosmos dan
mikrokosmos9. Menurut kepercayaan ini manusia di bawah pengaruh tenaga yang
bersumber pada bintang, dan planet-planet. Makrokosmos dan mikrokosmos jika
dapat disejahterakan akan dapat membawa kesejahteraan, dan sebaliknya jika
tidak akan membawa kehancuran dan kesengsaraan. Berdasarkan konsep inilah
maka setiap kerajaan Hindu maupun Buddha berusaha untuk mensejajarkan
makrokosmos dan mikrokosmos untuk mendapatkan kesejahteraan dan kejayaan.
Bukti sebuah kerajaan berusaha mensejajarkan makrokosmos dan mikrokosmos
dapat dilihat dari, banyak bagian dalam kesusasteraan dan prasasti dalam gelar
raja, permaisuri, dan pejabat dalam sebuah “kosmis” menteri-menteri, pendeta-
pendeta istana propinsi-propinsi dan sebagainya, dalam upacara-upacara dan
kebiasaan-kebiasaan , dalam karya seni dalam bagian susunan ibukota istana-
istana dan candi-candi10
.
Dalam kehidupan yang dinamis, Majapahit terus berkembang seiring
dengan masa kejayaannya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit
mencapai puncak kejayaannya dan wilayahnya menjadi sangat luas. Majapahit
semakin aktif dalam dunia internasional sehingga banyak melakukan hubungan
dengan kerajaan- kerajaan di luar wilayah nusantara. Keaktifan Majapahit dalam
dunia internasional membuat kerajaan ini menjadi semakin dikenal oleh dunia
luar. Berita – berita Cina dari Dinasti Yuan dan Ming menyebutkan beberapa kota
9Geldern Robert Heine, Konsepsi Tatanegara & Kedudukan Raja di Asia Tenggara, (Jakarta : C.V.
Rajawali, 1982) hlm. 2 10
Ibid, hlm. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pelabuhan antara lain Tuban, Sidhayu, Gresik dan Kali Mas telah di singgahi
pedagang asing yang datang ke Majapahit11
. Hal ini menunjukkan jika di kota –
kota pelabuhan ini telah terdapat perkampungan orang-orang asing. Pedagang-
pedagang yang singgah sementara di kota pelabuhan membawa pengaruh besar
bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Dalam berita Cina disebutkan pedagang-pedagang asing yang datang ke
Majapahit adalah pedagang dari Campa, Khmer, Thailand, Burma, Srilanka dan
India. Penemuan makam Islam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat 7
rajab 475 hijriah (Desember 1082) di Gresik telah menandakan bahwa Islam telah
masuk ke Jawa jauh sebelum Majapahit muncul. Penemuan makam Islam
membuktikan bahwa daerah pesisir Jawa telah dikunjungi oleh pedagang-
pedagang muslim, meskipun tidak disertai proses Islamisasi. Ketika Majapahit
berkuasa pada tahun 1293 – 1527 berbarengan dengan kekuasaan kerajaan-
kerajaan Islam di belahan bumi lainnya misalnya Andalusia (711 – 1493) di
Mamalik di Mesir (1250 – 1517) Safawi di Iran (1252 1736) Moghul di India
(1482 – 1858), dan Usmani Turki (1290 – 1924) di Nusantara sendiri Samudra
Pasai (1207 – 1524) dan Aceh Darusalam (1465 – 1699)12
.
Ketika Majapahit berkuasa pada 1293 – 1527 tentunya interaksi dengan
Islam bukan sesuatu yang baru. Penemuan makam Islam di Troloyo telah
menandakan bahwa Islam telah berkembang di pusat kota Majapahit. Makam
tertua di Troloyo bertuliskan 1376 M, pada masa ini adalah masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk. Jika dilihat dari ritual pemakaman Islam yang cukup panjang
11
Esa Damar Pinuluh, op. cit, hlm. 87 12
Ibid,hlm. 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
maka di Troloyo sendiri tentunya sudah hidup komunitas muslim. Penemuan
makam Islam di Troloyo, merupakan sebuah fenomena tersendiri karena Troloyo
termasuk dalam Ibu Kota Majapahit. Batu nisan yang terdapat di Troloyo, di dekat
situs istana Majapahit yang Hindu-Buddha. Batu-batu itu menunjukkan makam
orang-orang muslim, tapi dengan pengecualian semua tarikhnya menggunakan
tahun Saka India bukannya tahun Hijriah dan menggunakan angka-angka Jawa
Kuno bukannya angka-angka Arab13
. Penulisan tahun pada batu nisan yang
menggunakan tarikh Jawa dapat dipastikan makam itu adalah makam muslim
Jawa. Letak pemakaman Troloyo yang tidak jauh dari Ibu Kota Majapahit, serta
bentuk makam yang memanjang dapat disimpulkan bahwa makam tersebut adalah
makam bangsawan Jawa atau anggota keluarga raja.
Makam Troloyo memberi kesan bahwa sebagian bangsawan Majapahit telah
memeluk agama Islam, meskipun Majapahit sendiri beragama Hindu-Buddha.
Makam Islam di Troloyo meragukan pendapat para ilmuan yang mengatakan
agama Islam berkembang mulai daerah pesisir Jawa, yang mulanya merupakan
kekuatan agama dan politik yang menentang Majapahit sebagai kerajaan Hindu-
Buddha. Situs makam di Troloyo adalah bukti bahwa Majapahit mengijinkan
Islam berkembang di dalam Ibu Kotanya. Sehubungan dengan hal ini maka
Majapahit telah mengenal toleransi beragama dalam pemerintahannya.
Pernikahan antara raja Majaphait Prabu Brawijaya V, (1447 – 1451) dengan
seorang muslimah putri dari kerajaan Campa telah membuktikan jika Islam telah
berkembang dilingkungan keluarga bangsawan Majapahit. Jika dilihat dari
13
M.C. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008 (Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2008),
hlm. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ideologi Islam yang tidak membolehkan perkawinan antar agama maka akan
memunculkan pandangan bahwa putri Campa mengikuti agama suaminya atau
bahkan sebaliknya. Terlepas dari latar belakang agama pernikahan ini, Raden
Rahmat mengkukuhkan diri sebagai Sunan Ampel di tanah pardikan di Ampel
Denta yang berada di wilayah Surabaya. Pernikahan raja Brawijaya V dengan
seorang putri Campa tentunya akan membawa dampak bagi perkembangan Islam
di lingkungan kerajaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan maka
dapatlah dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini yang berjudul “Perkembangan Agama Islam Pada Masa Kerajaan
Majapahit 1376 – 1478” sebagai berikut;
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Kerajaan Majapahit?
2. Bagaimana perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 - 1478?
3. Bagaimana dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
ini adalah :
a. Mendeskripsikan dan menganalisis proses masuknya agama Islam ke
Majapahit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan agama Islam di
Majapahit pada tahun 1376 – 1478
c. Mendeskripsikan dampak perkembangan agama Islam di Majapahit.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
a. Bagi Universitas Sanata Dharma
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kekayaan khasanah yang
berguna bagi pembaca dan pemerhati sejarah di lingkungan Universitas
Sanata Dharma secara umum dan secara khusus untuk Program Studi
Pendidikan Sejarah.
b. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penulisan makalah ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai perkembangan masyarakat Islam di Majapahit pada tahun 1376
– 1478 beserta dampaknya bagi kehidupan sosial budaya maupun politik
di Majapahit. Penulisan makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pelengkap dalam pembelajaran sejarah Indonesia Madya.
c. Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk
mempelajari secara lebih lanjut Sejarah Indonesia masa peralihan Hindu –
Buddha menuju ke masyarakat Islam khususnya mengenai perkembangan
agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Sistematika Penulisan
Guna mempermudah melihat tentang bagaimana Sejarah Perkembangan
agama Islam di Majapahit Tahun 1376 – 1478, maka penulisan makalah ini dibagi
menjadi lima bab yang dijabarkan sebagai berikut :
1. BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
2. BAB II : Proses masuknya agama Islam ke Majapahit.
3. BAB III : Perkembangan masyarakat Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478.
4. BAB IV : Dampak perkembangan masyarakat Islam di Majapahit bagi
Majapahit.
5. BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM KE MAJAPAHIT
A. Melalui Perdagangan
Penemuan makam Islam di Leran yang pada nisan makam tersebut
bertuliskan seperti huruf kufi dengan nama Fatimah binti Maimun yang bertarikh
7 Rajab 475 Hijriah atau 1082 telah membuktikan agama Islam pernah sampai ke
Jawa jauh sebelum Majapahit muncul. Penemuan makam tersebut telah
menjelaskan bahwa kerajaan-kerajaan di Nusantara telah bersinggungan dengan
bangsa asing. Kedatangan bangsa asing ke wilayah Nusantara tentunya memiliki
kepentingan tertentu. Mengingat wilayah Nusantara adalah penghasil rempah-
rempah maka kepentingan tersebut tentunya adalah perdagangan. Salah satu
contoh kerajaan di Nusantara yang telah melakukan hubungan internasional
adalah kerajaan Sriwijaya. Seperti yang disebutkan dalam berita Cina bahwa
kerajaan Sriwijaya sering mengirimkan utusannya ke negeri Cina. Bukti lain yang
mengatakan bahwa kerajaan di Nusantara telah aktif dalam dunia internasional
adalah adanya teori timbal balik yang mengatakan bahwa orang-orang di
Nusantara telah berpartisipasi aktif dalam belajar agama Hindu Buddha. Adanya
koloni kecil orang Indonesia di Kurumandala, Asrama Nalanda di India khusus
untuk orang Indonesia yang menimba ilmu di India1. Makam Islam yang bertarikh
7 Rajab 475 H atau 1082 bertepatan dengan tahun kejayaan Islam di Timur
Tengah. Dengan demikian bukan tidak mungkin orang-orang dari Arab telah
1Hery Santosa, Reader Sejarah Kebudayaan Indonesia (Yogyakarta,2000), hlm. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sampai ke wilayah Nusantara untuk berdagang, walaupun belum diikuti oleh
proses Islamisasi.
Wilayah Majapahit yang sangat luas terdiri dari laut dan daratan menjadikan
Majapahit sebagai kerajaan yang kaya dan subur. Meskipun wilayah laut
Majapahit sangatlah luas namun Majapahit bukan kerajaan Maritim. Kemajuan
ekonomi Majapahit didukung oleh sektor pertanian dan perdagangan, wilayah laut
dalam hal ini hanya digunakan sebagai jalan untuk berdagang dengan para
pedagang dari bangsa lain. Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Ming, Jawa
memiliki tiga buah pelabuhan Tuban, Gresik, dan Surabaya. Pelabuhan-pelabuhan
tersebut disinggahi pedagang-pedagang dari Campa, Khmer, Thailand, Burma,
Srilangka, dan India. Pedagang-pedagang dari bangsa asing tersebut membawa
barang dagang khas dari daerah mereka masing-masing2. Barang yang mereka
bawa kemudian mereka tukarkan dengan barang dagang dari kerajaan Majapahit
itu sendiri seperti rempah-rempah. Kondisi wilayah Majapahit terutama Jawa
yang sangat ramai dengan jalur perdagangan membuat masyarakat Majapahit
semakin maju dan mulai mengenal bangsa serta kebudayaan asing. Perdagangan
di Majapahit tidak hanya terjadi di daerah pesisir saja, melainkan sampai
menyentuh pedalaman Majapahit. Kemajuan perdagangan Majapahit juga
didukung oleh dua sungai besar yaitu sungai Brantas, dan Bengawan Solo3. Kedua
sungai itu merupakan jalur transportasi yang cukup penting bagi Majapahit karena
membuat perdagangan semakin meluas dan menguntungkan para pedagang untuk
melebarkan bisnisnya. Pelabuhan sungai Bubat, Pelabuhan sungai Trung, dan
2Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 86
3Ibid,hlm. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pelabuhan sungai Canggu. Perdagangan yang meluas dan tidak hanya terjadi di
wilayah pesisir saja, semakin membuat masyarakat Majapahit semakin maju.
Penemuan makam Islam di Troloyo sendiri telah menjelaskan bahwa Islam waktu
itu telah menyebar masuk dalam lingkungan Ibukota Majapahit. Dengan adanya
jalur transportasi sungai memudahkan para pedagang termasuk pedagang asing
untuk masuk ke dalam wilayah Majapahit.
Makin ramainya perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sangat
mempengaruhi pelabuhan-pelabuhan di pesisir Jawa. Beberapa diantaranya
tumbuh menjadi kota-kota pelabuhan besar dan ramai yang sering dikunjungi oleh
pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Benggala, dan Malaka4. Ketika
para pedagang-pedagang asing tersebut tiba di Majapahit, dan memulai
perdagangan, mereka tidak hanya berdagang lalu pulang ke negara asal mereka,
faktor alam membuat mereka ingin tinggal sementara waktu di kota-kota
pelabuhan yang mereka singgahi. Kedatangan para pedagang asing pada waktu itu
menggunakan alat transportasi kapal layar yang masih menggunakan angin
sebagai tenaga penggeraknya. Oleh karena itu para pedagang asing tidak bisa
pulang pergi setiap saat, mereka menunggu arah angin yang tepat untuk kembali
lagi ke daerah asal mereka. Jeda waktu menunggu angin musim tentunya
sangatlah lama bisa berbulan-bulan lamanya. Alasan inilah yang membuat para
pedagang asing tersebut tinggal sementara waktu di kota-kota pelabuhan. Para
pedagang asing tersebut rata-rata merupakan orang Arab, dan Gujarat yang telah
memeluk agama Islam. Tinggalnya mereka di kota-kota pelabuhan Majapahit
4Ibid,hlm. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
membuat mereka bersinggungan dengan penduduk pribumi. Kondisi sosial
masyarakat Jawa yang sangat rentan akan perubahan telah mengenalkan mereka
pada agama baru yang dipeluk oleh para pedagang asing tersebut yaitu Islam.
Waktu yang cukup lama bagi para pedagang asing untuk tinggal di kota-kota
pelabuhan menyebabkan mereka berinteraksi dengan masyarakat pribumi.
Interaksi yang dilakukan para pedagang asing tersebut ada yang melalui
perkawinan dengan penduduk pribumi.
Perkawinan dalam hukum Islam tidak mengenal kawin campur antar umat
beragama, oleh karena itu dimungkinkan bahwa salah satu dari mereka yang
melakukan perkawinan akan pindah agama. Islam yang tidak mengenal kasta,
tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para penduduk pribumi yang pada
waktu itu mayoritas memeluk agama Hindu-Buddha. Jadi secara logis tentunya
masyarakat pribumi yang beragama Hindu-Buddha akan tertarik dengan Islam
dan beralih memeluk Islam melalui proses perkawinan. Dengan demikian,
perdagangan dipesisir menimbulkan perubahan struktur sosial kelompok
masyarakat5. Semakin ramainya perdagangan dikota-kota pelabuhan telah
melahirkan golongan baru yang ekonominya lebih kuat, dan mereka tertarik pada
agama Islam. Penganut Islam di daerah pesisir mengalami peningkatan yang
sangat pesat pada masa itu. Dalam perkembangannya mereka yang telah beragama
Islam terutama di daerah pesisir, merasa tidak lagi terikat dengan dasar
keagamaan pemerintah pusat Majapahit yang beragama Hindu-Buddha. Penguasa
kota-kota pelabuhan disepanjang jalur perdagangan pada akhirnya telah memeluk
5Ibid,hlm. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Islam6. Mereka tampil sebagai penguasa-penguasa baru dengan sistem ekonomi
yang sangat kuat. Perkembangan yang sangat pesat ini membuat pemerintahan
Majapahit mulai kehilangan kendali terhadap wilayah dipesisir.
B. Melalui Hubungan Diplomatik
Hubungan diplomatik antar kerajaan di Nusantara, bahkan antar kerajaan
asing dari luar negri sebenarnya telah berlangsung lama. Sejak Kutai muncul
sebagai kerajaan Hindu pertama di Indonesia tentunya hubungan diplomatik
dengan kerajaan asing sudah terjadi. Hindu merupakan agama asli orang India
bukan agama asli Indonesia, kemunculannya di Indonesia sendiri telah
membuktikan bahwa pengaruh India waktu itu sudah sampai ke Indonesia.
Majapahit mulai eksis tampil sebagai kerajaan mulai tahun 1293, tentunya
hubungan diplomatik dengan kerajaan di Nusantara maupun kerajaan asing bukan
merupakan suatu hal yang baru. Perluasan wilayah Majapahit dimulai sejak
Gadjah Mada diangkat menjadi patih Amangkubumi pada tahun 1258 saka dan
langsung memproklamirkan program pemerintahaannya yang disebut dengan
Sumpah Nusantara7. Pernyataan sumpah ini mendapat pro dan kontra antara
pejabat internal kerajaan, oleh karena itu pejabat kerajaan yang tidak setuju
dengan program politik Gadjah Mada kemudian disingkirkan. Program politik
tersebut mulai efektif dilaksanakan dengan menundukkan Bali pulau yang paling
dekat dengan pulau Jawa8. Takluknya Bali dalam kekuasaan Majapahit membuat
daerah-daerah bawahannya (kerajaan vasal) ikut jatuh dalam kekuasaan
Majapahit.
6Ibid,hlm 79
7Ibidem.
8Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm.100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Perlu diketahui konsep penaklukan wilayah yang dilakukan oleh Majapahit
sangat berbeda dengan konsep kolonialisasi seperti yang dilakukan bangsa Barat.
Daerah taklukan Majapahit hanya berkewajiban menyerahkan upeti tahunan dan
menghadap raja Majapahit dalam waktu-waktu tertentu sebagai bukti dan tanda
kesetiaan dan pengakuan kedaulatan Majapahit. Konsep penaklukan kekuasaan
Majapahit terhadap daerah taklukan adalah sebagi berikut :
Baik negara bawahan maupun daerah Amancanagara (provinsi),
mengambil pola pemerintahan pusat yakni Majapahit. Raja dan juru
pengalasan adalah pembesar yang bertanggung jawab atas daerahnya
sendiri, namun pemerintahannya dikuasakan kepada patih, sama dengan
pemerintahan pusat, dimana raja Majapahit adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap kerajaan, tetapi kebikjaksanaan pemerintahan
ada di tangan patih Amangkubumi atau patih seluruh negara.
Dengan demikian kerajaan-kerajaan taklukan Majapahit tetap eksis dan
dapat mengembangkan kebudayaan mereka, tanpa campur tangan dari kerajaan
pusat yaitu Majapahit. Salah satu kerajaan taklukan Majapahit adalah kerajaan
Samudra Pasai dan kerajaan Melayu. Dua kerajaan ini merupakan kerajaan Islam
walaupun dalam taklukan Majapahit masyarakat ataupun kerajaan ini tidak
dihindukan ataupun Buddha. Dalam kepercayaan masyarakatnya kedua kerajaan
ini tetap kerajaan Islam dan mengembangkan ke Islamannya. Pada
perkembangannya Islam mengambil peran yang sangat signifikan dalam
melangsungkan kemaharajaan di pulau Jawa pada beberapa abad kemudian9.
Selain memberi kebebasan kepada kerajaan taklukan dalam mengembangkan
pemerintahannya, Majapahit juga memberikan kebebasan kepada para tawanan
perang yang dibawa ke Jawa. Tawanan perang tersebut diberi kebebasan untuk
9Ibid, 106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tetap menjalankan kepercayaannya masing-masing sehingga membuat Majapahit
mendapatkan pengaruh Islam secara nyata. Selain memiliki kerajaan taklukan
Majapahit juga menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan asing di luar
wilayah Nusantara seperti Syangka, Ayudhapura, Dharmaaganar, Marutama,
Rajapura, Campa,Kamboja, dan Yawana. Salah satu kerajaan asing yang sangat
berpengaruh terhadap Majapahit adalah Campa. Kerajaan Campa sudah menjalin
hubungan dengan Jawa sejak pemerintahan Kertanegara yang menjadi raja
Singasari.
Menurut Negarakretagama pada tahun 1365 kerajaan Campa mempunyai
hubungan persahabatan dengan Majapahit10
. Menurut Serat Kanda dan Babad
Tanah Jawi memberitahukan bahwa pada permulaan abad lima belas Raja
Brawijaya dari Majapahit Kawin dengan putri Campa, seorang Muslim yang juga
bergelar putri dwarawati11
. Selain itu dalam Babad Tanah Jawi maupun Serat
Kanda menyebutkan bahwa putri Campa merupakan ibu dari Raden Patah yang
nantinya menjadi raja di kerajaan Demak. Kebenaran dari putri Campa itu sendiri
masih dipertanyakan, apakah ia memang putri raja dari kerajaan Campa atau
hanya putri pembesar dari kerajaan Campa. Kemunculan putri Campa dalam
sejarah Majapahit ada hubungannya dengan kedatangan pembesar dari Yunan ke
Majapahit bernama Ma Hong Fu. Istri Ma Hong Fu itu sendiri memang berasal
dari kerajaan Campa. Ketika kedatangan Ma Hong Fu ke Majapahit raja yang
memerintah adalah Wikramawardhana. Sebagai istri seorang duta besar dari
Yunan, ia sering menampakkan diri di depan rakyat Majapahit terutama saat-saat
10
Slamet Mulyana, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (Jakarta : Bhatara Karya Aksara,
1979), hlm. 152 11
Ibid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hari raya12
. Sebagai seorang istri pembesar ia mendapatkan tempat terhormat di
panggung para pembesar, berkumpul dengan istri-istri pembesar dari Majapahit
diantara selir-selir prabu. Oleh karena itu rakyat menduga kalau putri dari Campa
itu merupakan salah satu selir atau istri sang prabu Wikramawardhana.
Istri duta besar Ma Hong Fu wafat dan dimakamkan di Majapahit secara
Islam. Dengan demikian hubungan diplomatik antar kerajaan asing telah
mempengaruhi kondisi kebudayaan Majapahit terutama dalam bidang agama.
Telah dijelaskan bahwa istri dari duta besar Ma Hong Fu meninggal dan
dimakamkan di Majapahit secara Islam, hal itu berarti secara tidak langsung telah
mengenalkan Majapahit pada suatu agama baru yaitu Islam. Tidak menutup
kemungkinan dalam ibukota Majapahit telah terdapat komunitas Islam dan mulai
berkembang di dalamnya. Situs makam Islam di Troloyo telah menjadi bukti
yang nyata jika telah terdapat masyarakat Islam di Majapahit.
C. Melalui Perkawinan
Selain melalui perdagangan dan hubungan diplomatik, masuknya Islam ke
Majapahit juga melalui proses perkawinan. Pernikahan yang terjadi dalam hal ini
bukan hanya wujud dari rasa cinta seseorang terhadap lawan jenis tetapi lebih
dari pada itu. Pernikahan yang dilakukan merupakan strategi politik atau bisa
dikatakan sebagai perkawinan politik. Biasanya seorang raja meminang putri dari
kerajaan lain untuk mempertahankan wilayah suatu kerajaan, membina hubungan
baik antar kerajaan, menggabungkan kedua wilayah kerajaan, atau bahkan
pengakuan kedaulatan.
12
Ibid., hlm. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pernikahan semacam ini pernah terjadi di dalam kerajaan Majapahit. Usaha
pernikahan politik yang sangat terkenal adalah pernikahan raja Hayam Wuruk
dengan Dyah Pitaloka Citraresmi. Namun usaha Raja Hayam Wuruk memperistri
Dyah Pitaloka Citraresmi gagal yang berujung perang yang kemudian dinamakan
dengan perang Bubat. Perang Bubat terjadi karena kesalahpahaman antar dua
kerajaan Majapahit dan Sunda. Patih Madu diutus untuk mengundang orang
Sunda, maksudnya untuk menikahkan putri kerajaan Sunda dengan raja Hayam
Wuruk, lalu orang Sunda datang ke Majapahit, namun Maharaja tidak bersedia
mempersembahkan putrinya13
.
Hal yang perlu mendapat perhatian sehubungan Majapahit dengan Islam
adalah, ketika rombongan kerajaan Sunda tiba di Majapahit. Rombongan tersebut
tiba untuk pertama kali di Masigit Agung, lalu mereka terus berjalan kearah
kepatihan. Dalam hal ini kata Masigit Agung sangat mirip dengan kata masjid
Agung. Mengingat telah ditemukannya inskripsi Islam di Leran serta situs
makam Tralaya yang berada di pusat kekuasaan Majapahit bukan tidak mungkin
di pusat Majapahit telah dibangun Masjid.
Pada awal pembahasan sub bab ini telah dijelaskan bahwa Majapahit tidak
hanya sekali melakukan perkawinan politik. Telah tercatat dalam hikayat raja-
raja Pasai bahwa telah terjadi usaha pernikahan politik antara putri dari Majapahit
Gemerenceng dengan putra mahkota Abdul Jalil dari Pasai. Pernikahan ini
13
Orang Sunda harus meniadakan selamatan (tidak mengharapkan adanya upacara pesta
perkawinan), kata sang utusan. Sang maha patih tidak menghendaki pernikahan resmi sebab ia
menganggap putri sebagai upeti. Karena merasa terhina maka raja Sunda menolak keinginan
tersebut, raja Sunda merasa sejajar dengan Majapahit, sehingga terjadilah perang Bubat pada
Selasa Wage tanggal 13 bulan Badra tahun 1279 S/1377 M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kembali gagal karena terbunuhnya putra mahkota Abdul Jalil oleh ayahnya14
.
Kegagalan pernikahan yang akhirnya memicu peperangan antara Majapahit
dengan kerajaan Samudrai Pasai yang pada akhirnya dimenangkan oleh
Majapahit. Peperangan ataupun usaha pernikahan yang gagal merupakan bukti
bahwa Majapahit pada waktu itu telah berinteraksi dengan Islam. Mengingat
pernikahan yang akan dilakukkan, kemungkinan di dalam wilayah pusat
Majapahit Islam sudah mulai tumbuh dan berkembang meskipun masih
minoritas.
Hikayat Melayu juga memiliki catatan pernikahan antara Raja Mansyur
Syah dengan Candra Kirana dari Majapahit. Setelah perkawinan itu dilakukan
kemudian Raja Mansyur Syah meminta kepada raja Majapahit untuk memerintah
di Indragiri15
. Permintaan itu kemudian dikabulkan bahkan jika ia menginginkan
Palembang maka akan diberikannya pula. Sikap raja Majapahit tersebut tentunya
akan mempermudah perkembangan agama Islam, meskipun perkembangan
tersebut jauh berada di luar pusat pemerintahan Majapahit. Sikap toleran tersebut
sesuai dengan konsep politik Majapahit terhadap daerah taklukan dimana daerah
taklukan dibebaskan untuk mengembangkan daerahnya sendiri. Sebagai wujud
kesetian dengan Majapahit maka kerajaan vasal hanya berkewajiban
mengirimkan upeti dan utusan pada waktu-waktu tertentu.
Perkawinan politik didalam kerajaan Majapahit terus berlangsung. Raja
Wikramawardhana alias Hyang Wisesa kawin dengan putri Cina. Dari
14
Yaitu raja Ahmad perahu yang ditumpanginya ditenggelamkan kelaut. Karena marahnya raja
Majapahit mengirimkan armada ke Pasai untuk menghukum atau menuntut balas atas kejadian
tersebut. 15
Ibid,hlm. 126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perkawinan itu melahirkan Arya Dhamar, yang kemudian dipindahkan ke
Palembang. Perkawinan politik ini menyebabkan Majapahit semakin
berhubungan erat dengan Cina. Pengaruh perkawinan ini semakin terasa ketika
banyaknya golongan muslim Cina yang datang untuk berdagang di Majapahit.
Semakin banyaknya orang Islam Cina yang datang maka akan semakin banyak
pula pengaruhnya bagi masyarakat Jawa yang pada waktu itu masih beragama
Hindu-Buddha.
Perkawinan dengan putri Cina ternyata juga tidak dilakukan oleh Raja
Wikramawardhana saja, tetapi raja Majapahit yang lainnya. Raja Kertabhumi
juga kawin dengan putri Cina, dari perkawinan tersebut melahirkan Jin Bun alias
Raden Patah16
. Dari perkawinan inilah kemudian Islam berkembang sangat pesat
di Majapahit karena putri Cina yang dinikahi raja Kertabhumi merupakan
seorang muslim. Dalam Babad Tanah Jawi, dan Serat Kanda dijelaskan bahwa
Prabu Brawijaya V, Dyah Kertawijaya (1447 – 1451) menikah dengan Muslimah
dari kerajaan Campa Anarawati, yang kemudian bergelar Putri Dwarawati.
Interaksi Majapahit dengan Islam melalui perkawinan tidak dilakukan oleh
elit kerajaan, akan tetapi oleh para penguasa di bawahnya demikian juga dengan
masyarakat umum. Pada awal pembahasan makalah ini telah dijelaskan bahwa
pedagang yang kewilayah Nusantara terutama pulau Jawa berasal dari berbagi
negeri asing misalnya Arab, Persia, Gujarat, Sri Langka, dan Benggala. Karena
faktor musim yang menjadi waktu penentu pelayaran maka mereka terpaksa
16
Slamet Mulyana,op.cit., hlm. 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tinggal di bandar-bandar yang mereka datangi17
. Tinggalnya mereka di kota-kota
pelabuhan disambut baik oleh para penguasa setempat. Para pedagang asing
tersebut diberi tempat khusus yang sering disebut dengan Pakojan18
. Pakojan itu
sendiri merupakan perkampungan khusus untuk para pedang-pedagang muslim
yang tinggal di kota-kota pelabuhan menunggu angin musim.
Menetapnya kaum pedagang muslim di Pakojan, lambat laun telah merubah
pola kehidupan masyarakat pribumi. Para pedagang muslim tidak hanya
melakukan kegiatan perdagangan saja, mereka juga mulai mengajarkan agama
Islam kepada penduduk setempat, terutama bagi mereka yang telah melakukan
pernikahan dengan para pedagang muslim. Penyebaran agama Islam kemudian
semakin meluas hal ini karena masyarakat pribumi yang beragama Hindu
kemudian tertarik dengan agama Islam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
perkawinan antara penduduk pribumi dengan pedagang muslim yang kemudian
ikut berpindah agama menjadi Islam. Salah faktor yang menarik penduduk
pribumi adalah Islam tidak mengenal dan membedakan status sosial seseorang.
Sedangkan agama Hindu membedakan status sosial seseorang yang disebut
dengan kasta. Dengan demikian masyarakat pribumi tertarik dengan agama Islam
dan mulai menganut agama Islam.
Faktor lain yang menyebabkan banyaknya penduduk pribumi menikah
dengan pedagang muslim ataupun berpindah agama adalah faktor ekonomi.
Menurut Van Luer bahwa motif ekonomi dan politik sangatlah penting bagi
17
Ibid,hlm. 129 18
Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dalam masuknya Islam di Nusantara19
. Menurutnya para penguasa pribumi ingin
meningkatkan perdagangan mereka menerima Islam sebagai konsekuensinya.
Dengan menjadi muslim mereka tentunya akan mendapatkan dukungan dari
pedagang Muslim sebagai penguasa ekonomi waktu itu.
D. Dakwah Kaum Sufi
Kedatangan dan perkembangan Islam di Jawa melalui proses yang cukup
panjang. Islam pertama kali datang di wilayah Nusantara terutama Jawa, ketika
itu masih dalam pengaruh kerajaan Hindu-Buddha yang masih sangat kuat dan
mendominasi wilayah Jawa. Kemunculan Islam di Jawa yang pada akhirnya
mendominasi wilayah Jawa bahkan Nusantara, telah memunculkan beberapa teori
mengenai penyebaran Islam di wilayah Nusantara. Pada pembahasan sebelumnya
telah dijelaskan bahwa Islam disebarkan melalui, perdagangan, hubungan
diplomatik, dan pernikahan. Masing-masing teori tersebut memang memiliki nilai
kebenaran tersendiri. Jika dilihat tujuan dari beberapa teori yang dibahas
sebelumnya tentunya akan diketahui beberapa kelemahan dan keunggulan, yang
memaksa kita untuk berpikir lebih analisis lagi untuk menyatakan teori tentang
masuknya Islam ke wilayah Nusantara. Teori perdagangan memang kuat sebagai
salah satu teori mengenai masuknya Islam di Jawa, terutama Majapahit. Kuatnya
teori perdagangan terbukti dengan adanya perdagangan dengan bangsa asing
sejak munculnya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Nusantara.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada teori perdagangan tentang
masuknya Islam di Nusantara adalah siapa sebenarnya kaum pedagang tersebut.
19
Ibid, hlm. 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ada teori yang menyatakan jika Islam Indonesia berasal dari sumber aslinya yaitu
Arab20
. Teori ini beranggapan bahwa untuk melihat Islam di Asia Tenggara
datang dari mana, maka yang perlu diperhatikan adalah kajian terhadap teks-teks
maupun literatur Islam Melayu Indonesia dan sejarah pandang Melayu terhadap
berbagai istilah atau konsep kunci yang digunakan oleh para penulis Islam di
Asia Tenggara. Oleh karena itu siapa sebenarnya kaum pedagang yang bermukim
di Nusantara adalah kaum pedagang sekaligus pendakwah21
.
Kedatangan Islam di Jawa sejak Jawa masih dalam pengaruh kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha. Keberadaan Islam di Jawa dapat ditentukan dari
peninggalan makam di Leran Gresik yaitu, makam Fatimah binti Maimun wafat
tahun 1087 M. Situs makam Islam ini telah membuktikan bahwa Islam di Jawa
khususnya Jawa Timur, ada sejak masa pemerintahan Hindu tepatnya raja
Airlangga. Makam Islam tersebut telah membuktikan bahwa jaringan
perdagangan internasional antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa
dengan India Selatan dan Timur Tengah sudah terjalin sedemikian kuat.
Perdagangan internasional terbentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang tidak bisa dipenuhi sendiri. Salah satu perdagangan yang dilakukan
adalah pedagang dari Timur Tengah membawa kain sutra dan permadani
sedangkan dari Nusantara dibawa produk pertanian dan perkebunan seperti
rempah-rempah yang tidak bisa diproduksi di Timur Tengah. Akibat dai
perdagangan internasional daerah-daerah pesisir Jawa menjadi daerah yang
disinggahi oleh para imigran, terutama kaum pedagang. Itulah sebabnya daerah
20
Nur Syam, Islam Pesisir, (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 61 21
Ibid,hlm. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pesisir menjadi daerah ajang pertemuan berbagai tradisi yang datang dari
berbagai wilayah22
.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Islam di Jawa memang mulai berkembang
melalui daerah pesisir, yang pada waktu itu sebagai tempat bertemunya budaya
asing. Nama-nama pelabuhan penting seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya sudah
tidak asing lagi bagi. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi transit para pedagang
asing, yang akan berdagang ke pusat Majapahit. Para pedagang masuk ke pusat
Majapahit memalui sungai Brantas, perlu diketahui bahwa pada waktu itu di
sungai-sungai tertentu telah dibangun juga beberapa pelabuhan kecil untuk
mempermudah perdagangan menuju ke pusat Majapahit ataupun menuju ke
pesisir. Pedagang yang masuk kewilayah Majapahit lambat laun menetap dan
menyebarkan keyakinan-keyekinannya.
Bukti-bukti bahwa orang asing maupun bangsa Arab atau bangsa Persia
telah datang sampai ke Majapahit adalah temuan arkeologis yang ditemukan di
Trowulan. Beberapa temuan yang ditemukan di Trowulan, terdapat bentuk arca
yang ditampilkan dalam beragam ekspresi.
Artefak yang bergambar seperti orang asing yang terdapat di museum
Majapahit mempunyai ciri dan bentuk sebagai berikut :
1. Orang China. Penggambarannya ditandai dengan beberapa ciri
antara lain: bermata sipit dan rambutnya lurus disisir kebelakang.
Penggambaran anak-anak dilakukan melalui rambut ekor kuda atau
dikuncir......
2. Orang Gujarat atau Persia. Gambaran orang Gujarat atau Persia dari
beberapa kepala artefak yang pada bagian bandannya telah hilang.
Ciri utamanya tampak dibagian mata, hidung, mulut dan
ekspresinya. Matanya besar dan agak lebar, hidung mancung dan
besar dengan cuping agak bulat, bibir agak tebal, dan memakai tutup
kepala berbentuk kopiah atau surban.
22
Ibid,hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Orang Eropa. Secara kuantitas figuran yang menggambarkan orang
Eropa tidak banyak. Figur orang Eropa dapat diasumsikan sebagai
orang Portugis yag dapat diketahui berdasarkan bentuk pakaian yang
dikenakan23
.
Munculnya orang-orang Gujarat dan Persia di dalam wilayah atau pusat
Majapahit berdampak pada benturan kebudayaan yang mereka bawa dalam hal ini
adalah agama. Pedagang dari Gujarat maupun Persia bukan pedagang biasa,
mereka juga seorang pendakwah Islam sufi.24
Hal ini terbukti dengan corak Islam
yang bersifat mistik yang bersesuaian dengan sikap mistik masyarakat di kawasan
ini sebelumnya25
. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa Islam di Jawa
terutama Majapahit disebarkan oleh kaum sufi, sebab sangat tidak mungkin jika
Islam disiarkan oleh kaum pedagang secara besar-besaran jika motif mereka
adalah mencari keuntungan secara material.
Pengaruh Islam sufi begitu terlihat sangat jelas ketika berdirinya kerajaan
Demak. Penyebaran agama Islam di Jawa memang tidak hanya dilakukan oleh
kalangan sufi saja melainkan kalangan Islam syiah juga ikut menyebarkan
pengaruhnya. Namun Islam syiah di Jawa tidak mendapatkan tempat, hal ini
dibuktikan dengan dilarangnya Islam syiah yang dianggap sesat. Salah satu
penyebar Islam Syiah adalah Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang. Ajaran
dari Syaikh Siti Jenar dianggap sesat, kemudian Syaikh Siti Jenar dijatuhi
hukuman mati.
23
Esa Damar Pinuluh op.cit, hlm. 113 24
Menurut beberapa penulis, dan mereka dalam jumlah yang besar, Sufi dapat dilacak pada
kata Arab, dilafalkan shuuf, yang secara harfiah berarti wool, menunjuk pada bahan yang
digunakan untuk jubah sederhana para mistikus Muslim awal. Idris Shah, Jalan Sufi, (Surabaya : Risalah Gusti, 1999). Hlm. 6 25
Esa Damar Pinuluh. Op.cit.,,hlm. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Konsep Islam Sufi di dalam masyarakat Jawa sangat jelas terlihat dari
tatacara ritual keagamaannya. Islam Sufi lebih diterima masyarakat Jawa terutama
Majapahit karena mampu menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan kepercayaan
lokal setempat yaitu Hindu-Buddha. Bentuk integrasi antara Islam Sufi dan
kepercayaan lokal dapat terlihat dari budaya masyarakat setempat, bahkan sampai
sekarang kebudayaan tersebut masih tetap hidup dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari masyarakat Jawa. Salah satu contoh budaya masyarakat lokal
yang terintegrasi dengan Islam Sufi adalah upacara pemujaan arwah leluhur. Perlu
diketahui bahwa inti kehidupan keagamaan di Indonesia sejak dahulu kala adalah
pemujaan arwah para leluhur26
. Agama apapun yang masuk ke Indonesia, akan
diisi dengan ritual kuno pemujaan arwah para leluhur.Dalam agama Islam aliran
Sufi pemujaan arwah leluhur tetap ada bahkan menjadi salah satu upacara wajib
bagi orang yang menganutnya27
.
Pada masyarakat Majapahit upacara pemujaan arwah para leluhur disebut
dengan upacara Srada. Upacara Srada pada masa Majapahit dilakukan untuk
menghormati wafatnya Rajapatni yang diselenggarakan oleh Raja Hayam Wuruk
secara besar-besaran. Upacara Srada sangat berhubungan erat dengan konsep
pemujaan arwah para leluhur, meskipun pada upacara Srada yang dihormati
adalah Rajapatni namun esensi dari upacara ini adalah pemujaan arwah orang
yang telah meninggal.
26
Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
nusantara (Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2007) hlm. 249 27
Pemujaan arwah leluhur itu sendiri tidak merupakan agama bagi rakyat, tetapi merupakan bagian
unsur penting dalam ibadahnya. Pemujaan arwar para leluhur adalah sisa dari kehidupan
keagamaan pada zaman purba yang masih bertahan dalam perjalanan sejarah hingga sampai
sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Setelah agama Islam masuk kewilayah Majapahit pesta Srada sebagai
upacara pengormatan arwah leluhur tetap diadakan. Upacara Srada merupakan
salah satu bentuk integrasi budaya yang masih ada sampai sekarang. Upacara ini
digunakan kaum pendakwah Sufi sebagai salah satu sarana integrasi agar Islam
dapat diterima oleh masyarakat Majapahit. Setelah agama Islam masuk di wilayah
Majapahit, pesta Srada tetap dirayakan28
. Pesta Srada dalam bahasa Jawa disebut
dengan “Nyadran”. Upacara ini diadakan di kuburan para leluhur dalam bulan
arwah atau Ruwah, yakni bulan Sya’ban, menghadapi bulan Ramadhan. Dalam
upacara ini orang-orang membawa makanan ke kuburan dan berpesta disana demi
peringatan atau penghormatan terhadap arwah leluhur. Disamping itu orang-orang
juga membawa bunga dan membakar kemenyan serta disertai doa pada setiap
makam terutama makam anggota keluarga. Berdasarkan tatacara dan tujuan dari
upacara ini sangatlah jelas jika upacara “Nyadran” sama dengan upacara Srada
pada masa Majapahit dan sama dengan konsep pemujaan arwah para leluhur pada
jaman prasejarah.
28
Ibid,hlm. 252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI MAJAPAHIT
TAHUN 1376 – 1478
A. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro Sebagai Pencetus Pendidikan
Pesantren.
Islam memang telah berkembang di Majapahit sejak masa kejayaan
Majapahit itu sendiri. Bukti mengenai keberadaan orang-orang Islam di Majapahit
adalah adanya situs makam Islam Troloyo. Makam Islam di Troloyo terletak di
Trowulan tak jauh dari Ibu kota Majapahit, bahkan tiga makam Islam tersebut
berasal dari zaman raja Hayam Wuruk, masing-masing bertarikh Saka 1290,
1298, dan 1302 (1368, 1376, dan 1380 Masehi)1. Makam Islam di Troloyo
sangatlah berbeda dengan makam Islam yang di temukan di Gresik. Jika makam
Islam di Gresik merupakan makam orang asli Arab hal ini dapat dilihat dari
tatacara penulisan di batu nisan makam tersebut. Makam Fatimah Binti Maimun
yang wafat di gresik berinskripsi Arab tahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan
makam Islam di Troloyo bertuliskan tahun Saka, serta pahatan nisan dengan huruf
Arab berbentuk tebal dan kasar serta kesalahan tulis. Dengan demikian tampaknya
memang nisan-nisan tersebut dibuat oleh pengrajin lokal yang terdapat di
Troloyo2.
Perbedaan penulisan pada antara batu nisan di Leran dan makam di Troloyo
memunculkan pendapat bahwa makam Islam di Troloyo merupakan makam
orang-orang di Majapahit yang pada waktu itu telah memeluk agama Islam. Bukti
1Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 140
2Ibid., hlm. 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
keberadaan Islam di Ibu Kota Majapahit juga dituliskan dalam kidung Sundayana
ketika terjadi perang Bubat, rombongan raja kerajaan Sunda beristirahat di
Masigit Agung. Berikut ini merupakan petikan dari Kidung Sunda :
...Tan palarapan tẽkamarẽk eng harsa, prakaça wẽtu neng ling esang
natheng Sunda, kamu kinen marẽka, de bhaţţareng Majapahit, sira wus
prāpta mangke aneng Masigit.
Terjemahan : dicegah tanpa memberitahunya kepada mereka dengan
penekanan : hai raja sunda, kami mendapat langsung perintah yang dibuat
oleh penguasa tertinggi Majapahit yang telah berkunjung kesini agar anda
pergi saat ini juga dari kawasan sekitar masjid.3
Kata Masigit agung sangatlah mirip dengan Masjid Agung, jika dilihat dari
keberadaan makam di Troloyo bukan tidak mungkin jika masyarakat Islam
Majapahit telah membangun masjid untuk keperluan ibadahnya. Keberadaan
makam Islam di Troloyo, yang merupakam kawasan Ibu Kota Majapahit
merupakan bukti bahwa sebagian masyarakat dan bahkan pejabat atau keluarga
telah memeluk Islam. Jika diperhatikan peta sebaran bangunan suci yang tentunya
juga berfungsi sebagai pusat pendidikan peninggalan Kerajaan Majapahit, akan
terlihat bahwa bangunan Hindu, pendeta (Karsyan) maupun Buddha terletak
berdekatan dengan blok terpisah, maka jika Troloyo adalah Blok Muslim, ia akan
terletak terletak disebelah selatan bangunan Hindu-Buddha yang dipisahkan oleh
komplek keraton4. Artiya istana raja dinaungi disebelah timur oleh bangunan suci
candi Hindu, sebelah barat oleh bangunan suci Buddha dan pendeta (Karsyan),
dan sebelah selatannya oleh bangunan suci (Masigit Agung) Islam.
Konsep penataan kota yang seperti ini merupakan konsep tata kota bagi
kerajaan Hindu-Buddha. Menurut kepercayaan Budhisme, gunung Meru menjadi
3 Adrian Perkasa. Orang-orang Tionghoa dan Islam di Majapahit. (Yogyakarta : Ombak, 2012).
Hlm. 63 4Ibid.,hlm. 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pusat dari jagad raya5. Oleh karena itu sistem tata kota Majapahit sama halnya
dengan konsep kosmologi tersebut. Tata kota yang demikian telah membuka pintu
perubahan bagi Majapahit untuk meneria setiap kebudayaan yang baru muncul,
termasuk agama di dalamnya. Islam yang telah datang ke Majapahit telah
memberikan perubahan terhadap masyarakat dan budayanya. Perubahan yang
terjadi di dalam Majapahit tidak terlepas dari pengaruh agama Islam yang mulai
disebarkan kepada masyarakat, dan bahkan kepada pejabat kerajaan.
Masuknya Islam kewilayah Majapahit tidak terlepas dari peranan Syekh
Jumadil Kubro. Syehk Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang
merupakan bibit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau
Jawa6.Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia
Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi
Muhammad SAW7.Syekh Jumadil Kubro diperkirakan hidup dan mulai
menyebarkan agama Islam di Majapait ketika Majapahit dalam pemerintahaan
Raja Tribuwana Tunggadewi, dan Raja Hayam Wuruk. Beliau wafat pada tahun
1376 M, 15 Muharram 797 H. Syek Jumadi Kubro di makamkan di komplek
pemakaman Troloyo bersama pejabat kerajaan Majapahit lainnya. Ketika Syekh
Jumadil Kubro hidup, ia sangat dekat dengan beberapa pejabat kerajaan, dan
bahkan di antara pejabat telah memeluk agama Islam.
5Geldren Heine Robert, Konsepsi Tentang Negara & Kedudukan Raja Di Asia Tenggara (Jakarta:
CV. Rajawali,1972), hlm. 5 6http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh-jumadil-kubro-trowulan-mojokerto/
7Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Maulana Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa1376 M, 15 Muharram
797 H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Keberhasilan Syekh Jumadil Kubro dalam menyebarkan agama Islam di
Majapahit tentunya tidak terlepas dari usaha yang ia lakukan. Salah satu usaha
yang dilakukan oleh Syekh Jumadil Kubro adalah menyebarkan agama Islam
dengan cara berdakwah. Namun berdakwah saja tidak cukup untuk mengajarkan
agama Islam kepada masyarakat Majapahit terutama kepada mereka yang telah
memeluk Islam. Dalam kidung Sundaya telah dijelaskan adanya Masigit Agung
(Masjid Agung) di lingkungan Ibukota kerajaan. Dalam masyarakat Islam, masjid
selain menjadi tempat ibadah yang paling suci, juga berfungsi sebagai tempat
pendidikan, sebelum tempat-tempat lain seperti madrasah atau pesantren berdiri8.
Pendidikan Islam lewat sarana masjid rupanya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang telah memeluk Islam. Pada pembahasan bab pertama
makalah ini telah dijelaskan, bahwa banyaknya penduduk asing yang tinggal di
Majapahit dan melakukan kawin campur dengan masyarakat setempat. Maka
untuk mengajarkan agama Islam bagi anak-anak mereka agar lebih mengenal
islam, mereka mendatangkan koloni-koloni Muslim untuk mengajarkan ilmunya
kepada anak-anak mereka9.
Pada waktu itu pelaksanaan pendidikan formal memang belum ada, yang
ada hanyalah sistem pendidikan Hindu-Buddha yaitu Mandala. Oleh karena itu
Syekh Jumadil Kubro dan para pengajar agama Islam mencoba mengadopsi pola
pendidikan Mandala kedalam bentuk pendidikan Islam. Dalam pelaksanaan
pengajaran agama Islam, yang telah diadopsi dari pendidikan Mandala, maka
pengajaran dilakukan didalam rumah. Untuk beberapa kalangan tertentu, seperti
8Esa Dhamar Pinuluh, op. cit., hlm. 153
9Ibid,hlm. 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengajaran terhadap pejabat kerajaan, pengajaran dapat dilakukan di sekitar istana
atau paviliun kerajaan. Jika dilihat secara umum unsur dari pesantren adalah
adanya kyai, santri, asrama, masjid, dan sistem pendidikan dijadikan sebagai
acuan keberadaan pesantren, maka situs makam Troloyo yang berangka tahun
1368 sampai 1611 dengan makam homogen bertahun 1300-an sampai 1400-an
dimana terdapat makam Syekh Jumadi Kubro, dan beberapa makam yang disebut
sebagai para santrinya yang terdapat pada kubur telu dan makam belakang10
.
Keberadaan makam tersebut telah membuktikan mengenai keberadaan pesantren
di kerajaan Majapahit.
Selain makam-makam di kubur telu masih banyak makam lain di area
pemakan Troloyo yang mampu menunjukkan angka tahun lebih tua. Situs masjid
pesucian bertahun 1389, nisan makam Malik Ibrahim bertahun 1419, masjid
Ampel bertahun 1440 ditambah dengan keberadaan Masigit Agung. Petilasan
Walisongo sebagai “tempat ha;aqah atau Round Stone Discussion” serta sisa
pemukiman Sentonorejo, lebih dimungkinkan disebut sebagai model pendidikan
pesantren yang lebih awal dibandingkan Sunan Malik Ibrahim ataupun Sunan
Ampel11
. Berdasarkan makam-makam Islam yang telah ditemukan diduga
pesantren yang berkembang pada massa itu masih sangat sederhana, dan hanya
memiliki beberapa orang santri saja. Sama seperti pesantren yang dimiliki oleh
sunan Ampel, ketika masih di Kembang Kuning dia hanya memiliki tiga orang
santri yaitu, Wiryo Suroyo, Abu Hurairah, dan Kyai Bangkuning.
10
Ibid, hlm. 156 11
Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pesantren yang berkembang dimasa Majapahit merupakan pesantren
multikultural. Hal ini tampak pada kondisi Majapahit yang pada waktu banyak
terdapat bangsa asing, selain itu murid-murid Syekh Jumadil Kubro sendiri juga
multi etnis. Sebagai contohnya adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani Shini adalah
orang Cina yang bernama Tan Kim Ham, Syekh Maulana Sekhah dan Syekh
Maulana Ibrahim berasal dari negeri Champa sedangkan santri lainnya tentunya
adalah orang-orang Majapahit.
B. Munculnya Walisongo
Kondisi kerajaan Majapahit yang plural, dan sikap yang toleran terhadap
budaya asing membuat masyarakat Majapahit menjadi masyarakat yang dinamis,
dan menerima setiap perubahan. Sikap pemerintah yang mengadakan hubungan
internasional, berdampak pada banyaknya orang asing yang datang kewilayah
Majapahit. Salah satu orang asing yang sering datang berkunjung ke Majapahit
adalah orang-orang Cina, dan para pedagang dari Arab, Gujarat maupun Persia.
Keberadaan mereka dapat dilihat dari makam Troloyo, dan beberapa berita Cina
yang menjelaskan tentang utusannya ke Majapahit. Pada tahun 1424 ketika
Majapait dalam pemerintahan raja Wikramawardhana ada seorang pembesar dari
Yunan yang datang ke Majapahit yang bernama Ma Hong Fu12
.
Keberadaan pesantren yang ditunjukkan dengan adanya makam Troloyo dan
Masigit Agung, telah membuktikan bahwa Islam pada waktu itu sudah mulai
berkembang. Perkembangan agama Islam di dalam kerajaan Majapahit dari
waktu kewaktu menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
12
Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa Dan Timbulnya Negara- Negara Islam di
Nusantara(Yogyakarta : LkiS, 2007), hlm. 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dikarenakan Majapahit yang sangat toleran dan kondisi politik dalam negeri
Majapahit yang sedang kacau dikarenakan timbulnya perang saudara diantara
para keturunan raja untuk memperebutkan tahta kerajaan, sehingga pemerintah
tidak mampu mengontrol perkembangan agama Islam yang nantinya akan
berubah menjadi suatu kekuatan politik sendiri dan mengancam keberadaan
Majapahit.
Kemunculan Syekh Jumadil Kubro dan pendidikan pesantrennya
mengakibatkan munculnya para santri yang kemudian ikut berpartisipasi aktif
dalam penyebaran agama Islam di Majapahit dan pulau jawa. Para santri yang
ahli dalam agama Islam tersebut kemudian disebut sebagai Walisongo.
Pengertian Walisongo itu sendiri telah memunculkan kontroversi. Disatu sisi
Walisongo diartikan sebagai tokoh Islam yang mengajarkan Islam di tanah Jawa,
sedangkan sisi yang lain Walisongo diartikan sebagai badan kelembagaan yang
memang jumlahnya sembilan orang.
Sebagai sebuah lembaga Walisongo memiliki empat periode perubahan,
periode pertama adalah periode Maliq Ibrahim Ishaq, Jumadil Kubro, Muhamad
Al Akbar, Hasanudin, Aliyudin, dan Subakir13
. Periode kedua komposisi
kepengurusan dilengkapi oleh Raden Ahmad Ali Rahmatulloh (Sunan Ampael)
menggantikan Malik Ibrahim yang telah wafat, Ja’far Shadiq (Sunan Kudus)
menggantikan Malik Israil yang telah wafat, Syarif Hidayatullah menggantikan
Malik Akbar yang telah wafat14
. Berdasarkan kedua periode tersebut dapat
diketahui beberapa Walisongo hidup dan menyebarkan agama Islam dimasa
13
Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 70 14
Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kerajaan Majapahit. Wali yang sangat terkenal pada pemerintahan Raja Hayam
Wuruk adalah Syekh Jumadil Kubro, beliau terkenal karena pada masa itu telah
mulai membangun pendidikan model pesantren, yang kemudian menjadi titik
tolak penyebaran Islam di pulau Jawa. Peran penyebaran agama Islam yang
dilakukan oleh para wali pada masa Majapahit sangat terasa ketika Walisongo
memasuki periode kedua. Salah satu wali yang aktif dalam masa kerajaan
Majapahit adalah Sunan Ngampel atau Raden Rahmat atau juga Bong Swi Ho15
.
Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Rahmat adalah putra dari Makdum Ibrahim di
Campa. Ia juga kemenakan dari putri Dwarawati yang kawin dengan Prabu
Brawijaya. Raden Rahmat memiliki adik yang bernama Raden Santri. Mereka
kemudian berangkat ke Majapahit untuk mengunjungi putri Dwarawati.
Sesampainya di majapahit mereka di terima baik oleh prabu Brawijaya. Setahun
tinggal di Majapahit kemudian Raden Rahmat menikah dengan anak
Tumenggung Wilatikta, yang bernama Ni Gede Manila. Adik Raden Rahmat,
yaitu Raden Santri kemudian menetap di Gresik.
Pernikahan Raden Rahmat dengan anak Tumenggung Wilatikta, membuat
Raden Rahmat menetap di Ngampel dan kemudian menjadi ulama sehingga
mendapat julukan sebagai Sunan Ngampel. Sebagai seorang ulama Muslim
Sunan Ngampel kemudian berupaya untuk menyebarluaskan agama Islam di
wilayahnya. Pada awalnya Sunan Ngampel atau dalam nama Cina dikenal dengan
Bong Swi Hoo menyebarkan agama Islam kepada orang Tionghoa disana namun
lama-lama penduduk pribumi mengikuti ajaran Sunan Ngampel. Di Ngampel
15
Slamet Mulyana, op.cit., hlm 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Denta itulah kemudian Sunan Ngampel bertemu dengan Raden Patah dan Raden
Kusen, ketika mereka sedang melakukan perjalanan ke Majapahit. Dalam
percakapan antara Sunan Ngampel dan Raden Patah pengakuannya sebagai
pendatang di Jawa. Kata Sunan Ngampel adalah sebagai berikut:“Saya adalah
ulama asing yang datang ke pulau Jawa. Hanya untuk sementara waktu saja, saya
memimpin masyarakat Islam Jawa, Berkat sih sang prabu berbeda dengan
engkau. Engkau orang Jawa tulen turun temurun, orang Jawa yang memiliki
pulau Jawa”16
.
Percakapan antara Raden Patah dan Sunan Ngampel selain menjelaskan jika
Sunan Ngampel bukan dari Jawa juga memiliki arti tersendiri. Pada kalimat
terakhir yang dikatakan Sunan Ngampel kepada Raden Patah memiliki arti yang
sangat subyektif, bisa diartikan sebagai Raden Patah merupakan orang Jawa yang
berhak memiliki Jawa atau berhak atas tahta kerajaan. Setelah mendapatkan pesan
tersebut Raden Patah dan Raden Kusen berpisah, Raden Kusen tetap meneruskan
perjalanannya menuju Majapahit sesuai dengan perintah ayahnya, sedangkan
Raden Patah tetap tinggal di Ngampel Denta, dan dijadikan menantu oleh Sunan
Ngampel. Raden Kusen memutuskan mengabdi kepada prabu Brawijaya
kemudian ia diangkat sebagai adipati di Terung, Sedangkan Raden Patah menetap
di Glagah Wangi dan membuka hutan disana17
.
Babat Tanah Jawi dan Serat Kanda telah menjelaskan bahwa Sunan
Ngampel bukan orang Jawa asli melainkan orang Cina yang kemudian menetap di
Jawa, dan menjadi ulama. Penjelasan ini mirip dengan berita dari kelenteng Sam
16
Slamet Mulyana, op.cit., hlm. 96 17
Ibid,hlm. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Po kong di Semarang. Berita kelenteng Sam Po Kong menjelaskan bahwa Bong
Swi Hoo (Sunan Ngampel), pada tahun 1419 di kirim ke Swan Liong
(Palembang). Dalam waktu singkat kemudian ia diutus untuk pergi ke Jawa
tepatnya ke Tuban untuk menemui kapten Cina ya bernawa Gan Eng Cu yang
memiliki kekuasaan secara De Facto sebagai kepala pelabuhan di Tuban. Bong
Swi Hoo kemudian diangkat menantu oleh Gang Eng Cu, kemudian ia diangkat
oleh Gang Eng Cu sebagai kapten Cina di Bangil yang terletak di muara sungai
Porong. Sebagai seorang Cina Muslim Bong Swi Hoo terus menyebarkan agama
Islam di wilayah kekuasaannya18
.
Sebagai seorang Walisongo peranan penting Sunan Ngampel adalah
mengislamkan orang-orang Cina maupun pribumi pada masa kerajaan Majapahit.
Hasil yang dicapai oleh Sunan Ngampel dalam penyebaran agama Islam adalah
membentuk masyarakat Ngampel Denta sebagai masyarakat Muslim yang pernah
hidup dalam masa Majapahit terutama masa pemerintahan Raja Suhita dan Raja
Kertabumi. Awal mula terbentuknya masyarakat Islam di Ngampel, bermula
ketika Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) meminta ijin kepada pemerintah
Majapahit untuk membentuk masyarakat Islam Tionghoa19
. Pada waktu itu
masyarakat Tionghoa Islam memang telah banyak yang menetap di Ngampel,
namun karena Islam diterima oleh penduduk pribumi gerakan pembentukan
masyarakat Tionhoa Islam beralih menjadi pembentukkan masyarakat Jawa Islam.
Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) dalam menyebarkan agama Islam kepada
masyarakat Majapahit, ternyata tidak sendiri. Ia di bantu oleh beberapa murid-
18
Ibid, hlm. 97 19
Ibid,hlm. 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
muridnya, yaitu Sunan Bonang, dan Sunan Giri. Menurut Babat Tanah Jawi
Sunan Bonang adalah anak kandung dari Sunan Ngampel, sedangkan Sunan Giri
adalah putra dari Wali Lanang20
. Terlepas dari asal-usul kedua Sunan tersebut,
yang jelas Sunan Bonang, dan Sunan Giri diasuh oleh Sunan Ngampel dengan
latar belakang Jawa Islam bukan lagi Tionghoa Islam. Karena Sunan Bonang dan
Sunan Giri terdidik dalam masyarakat Jawa Islam, maka cara penyebaran atau
penyampaian agama Islam juga menggunakan tradisi-tradisi Jawa atau tradisi
yang sudah ada dan mengubah menjadi bernafaskan Islam21
. Beberapa karya
Sunan Bonang adalah pencipta gending Darma, dan mengubah dan mengubah
hari-hari nahas dalam agama Hindu kedalam Islam. Sunan Giri menciptakan
Gending Asmarandana, Pucung, dan lagu anak (dolanan). Dalam penyebaran
agama Islam Sunan Bonang memfokuskan diri di daerah Tuban, sedangkan Sunan
Giri memfokuskan diri di Giri Gajah.
20
Ibid, hlm. 103 21
Nur Syam, op.cit., hlm. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
DAMPAK PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM
BAGI KERAJAAN MAJAPAHIT
A. Munculnya Kadipaten Islam Demak
Banyak berita ataupun buku menulis tentang kerajaan Majapahit runtuh
pada tahun saka 1400 karena serangan dari kerajaan Islam Demak. Namun apakah
Majapahit runtuh hanya karena serangan dari kerajaan Islam Demak, yang pada
waktu itu baru seumur jagung, atau ada beberapa faktor lain yang lebih
berpengaruh terhadap runtuhnya kerajaan Majapahit. Untuk mengetahui
bagaimana kronologi runtuhnya kerajaan Majapahit maka perlu juga diketahui
kondisi Majapahit pada waktu itu.
Sistem pemerintahan Majapahit yang sangat terbuka, membuat Majapahit
menerima banyak hal baru dari waktu kewaktu. Salah satu perubahan yang
muncul adalah adanya komunitas Islam dalam kerajaan Majapahit. Dalam hal ini
ada beberapa pejabat kerajaan yang telah memeluk Islam. Islam tidak hanya
berkembang dari dalam kerajaan saja, melainkan dari daerah pesisir. Daerah
pesisir pada waktu itu sangatlah ramai dengan adanya perdagangan Internasional.
Bersamaan dengan perdangan internasional lalu muncul pendakwah-pendakwah
Islam dari Arab, dan juga dari negeri tetangga yang telah memeluk Islam.
Melalui Jalur perdagangan yang kemudian mereka menetap karena faktor
angin, membuat para pendekwah Islam melakukan pernikahan dengan penduduk
pribumi. Pernikahan campur ini semakin membuat persebaran Islam semakin
pesat. Islam yang tidak mengenal sistem kasta tentunya memiliki daya tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tersendiri bagi penduduk pribumi yang pada waktu itu masih memeluk agama
Hindu-Buddha. Daerah pesisir kemudian berkembang pesat tidak hanya agama
saja yang berkembang, namun perekonomian daerah pesisir ikut berkembang
dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi dan agama Islam membuat daerah pesisir
menjadi daerah yang kaya, dan mulai memiliki kekuatan politik. Meskipun
demikian pada awal perkembangannya daerah pesisir masih mengakui dan tunduk
dengan kerajaan Majapahit. Sebagai buktinya daerah pesisir yang telah memeluk
Islam masih mengirimkan upeti wajib bagi kerajaan Majapahit, meskipun
perbedaan Ideologi antara kerajaan Majapahit dan daerah pesisir yang sudah
memeluk Islam telah mulai muncul.
Disisi lain konflik suksesi kerajaan Majapahit juga menjadi salah satu
pendorong munculnya kekuatan-kekuatan politik baru. Setelah meneninggalnya
Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit telah dilanda krisis suksesi yang
berkepanjangan. Perebutan tahkta kerajaan telah menimbulkan peperangan yang
teramat panjang di dalam tubuh kerajaan Majapahit. Perang Paregreg bukanlah
satu-satunya perang saudara. Bahkan boleh dikatakan bahwa perang Paregreg
merupakan awal rentetan perang saudara demi perebutan tahta kerajaan antara
keturunan raja Kertarajasa Jayawardhana. Peperangan yang terjadi ternyata telah
menyita perhatian Majapahit sehingga melupakan daerah-daerah taklukan
Majapahit.
Dalam krisis inilah kemudian Islam mulai berkembang di daerah pesisir
yang kemudian tumbuh menjadi kekuatan politik sendiri.Berdasarkan berita
Portugis dapat digambarkan bahwa masyarakat pesisir utara Jawa abad ke 16 M,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
telah dapat direkontruksi yaitu : pertama penduduk bandar-bandar di utara Jawa
kebanyakan orang Islam, baik keturunan asing asli maupun campuran1. Kedua,
kekuasaan politik dalam komunitas bandar ini sudah ada ditangan adipati yang
beragama Islam.2 Karena telah beragama Islam lama-lama para adipati yang telah
beragama Islam membangkang kepada pemerintahan Majapahit, maka
dihukumlah para adipati tersebut yang kemudian dikenal dengan peristiwa
Cirebon 1470.
Lepasnya daerah pesisir yang memegang peranan penting dalam bisnis
perdagangan. Memasuki babak akhir dari masa kejayaan kerajaan Majapahit
ditandai dengan menguatnya pengaruh Islam di daerah pesisir. Penguasa daerah
pesisir tampil sebagai kelompok baru dalam masyarakat yang memiliki kekayaan
lebih baik dan telah menganut agama Islam. Dulu mereka adalah pejabat-pejabat
Majapahit. Mereka tidak lagi merasa terikat dengan dasar keagamaan dengan
pemerintah pusat kerajaan Majapahit sehingga kesetiaan mereka sangat lemah.
Hilangnya dukungan dari wilayah pesisir berpengaruh sangat besar bagi
perkembangan Majapahit secara perlahan , karena tidak memiliki aspek
perdagangan dalam dalam kehidupan perekonomian3.
Munculnya kerajaan Islam Demak merupakan salah satu akibat dari
menguatnya Islam di daerah pesisir. Penyebab lain munculnya kerajaan Islam
Demak adalah konflik internal diantara keturunan Prabu Hayam Wuruk itu
sendiri. Perang suksesi yang berkepanjangan membuat Majapahit semakin lemah
serta banyak daerah taklukannya melepaskan diri. Konflik ini mencapai
1Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 71
2Ibidem.
3Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit (Yogyakarta: Bukubiru, 2010), hlm. 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
puncaknya ketika tampilnya Raden Patah yang menginginkan tahkta Majapahit.
Mengapa Raden Patah menginginkan tahkta Majapahit siapa sebenarnya Raden
Patah? Dalam Babad Tanah Jawi,diceritakan bahwa Prabu Brawijaya, kecuali
menikah dengan Ni Endang Sasmitapura, juga kawin dengan putri Cina4. Putri
Campa, Istri Prabu Brawijaya nomor tiga, tidak senang dimadu dengan putri Cina.
Ia mendesak sang prabu agar putri Cina itu diusir, namun putri Cina itu sudah
hamil. Prabu Brawijaya kemudian menuruti kemauan putri Campa, putri Cina itu
kemudian dihadiahkan kepada Arya Damar. Hadiah dari Prabu Brawijaya
diterima baik oleh Arya Damar dan dibawa ke Palembang Bayi dalam kandungan
putri Cina itu lahir di Palembang, yang kemudian diberi nama raden Patah.
Uraian dalam Babad Tanah Jawi di atas seolah-olah memberikan kesan
kalau Raden Patah adalah saudara sebapak dengan Arya Damar. Hal ini sangat
berbeda dengan berita menurut kronik Tionghoa, dari kelenteng Semarang, Ayah
Arya Damar adalah Hyang Wisesa dan Ayah Raden Patah adalah Kung Ta Bu Mi
(Kertabumi)5. Menurut Babad Tanah Jawi, Arya Damar memperoleh seorang
putra dengan putri Cina hadiah dari Prabu Brawijaya, bernama Raden Kusen.
Demikianlah maka Raden Patah dan Raden Kusen adalah saudara sekandung,
berlaianan bapak6. Berdasarkan berita dari kronik Tionghoa dari klenteng
Semarang ialah bahwa Jin Bun dan Kin San diasuh bersama-sama oleh Swan
Liong. Nama Kin San boleh diartikan sama sebagai Kusen. Dalam masyarakat
4Babad Tanah Jawi, I, hlm. 27. Babad Tanah Jawi (Tembang), II, hlm. 9
5Slamet Mulyana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa Dan Timbulnya Negara- Negara Islam di
Nusantara (Yogyakarta : LkiS, 2007), hlm. 88 6Ibid, hlm. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Jawa Kin San lebih dikenal sebagai Kusen, nama Kusen hampir mirip bunyinya
dengan Kin San, Husein (Kusen) adalah nama Islamnya7.
Dalam Babad Demak juga diceritakan tentang pengakuan Arya Damar
kepada Raden Patah, bahwa Arya Damar bukan ayah kandung Raden Patah. Pada
saatnya Arya Damar menjelaskan kepada kedua orang putranya bahwa sebenarnya
Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya di Majapahit. Diterangkan juga bahwa
ibu Raden Patah diperistri Arya Damar sudah dalam keadaan Hamil8 Ketika itu
Prabu Brawijaya khawatir jika putra dan istrinya nanti akan berkuasa di
Majapahit, dengan menggeser kedudukan bondaserati, yaitu putra Prabu
Brawijaya dengan permasyurinya.
Mendengar semua keterangan Adipati Arya Damar itu, Raden
Patah merasa telah dibuang oleh Prabu Brawijaya. Ia merasa telah banyak
berhutang budi kepada Arya Damar yang telah mengasuhnya sejak bayi
sampai dewasa. Atas anjuran Adipati Arya Damar pula, raden Patah akan
pergi ke Majapahit mengabdi kepada Prabu Brawijaya bersama-sama
dengan Raden Timbal9.
Menurut versi Babad Demak, setelah mendengar cerita dari Arya Damar,
Raden Patah bersama Raden Timbal (Kusen) meminta pamit kepada kedua orang
tuanya. Raden Patah dan Raden Timbal (Kusen) pergi berlayar ke Majapahit.
Kira-kira tiga hari perjalanan sebelum sampai ke Majapahit, Raden Patah
menghentikan perjalanannyadengan maksud akan beristirahat. Pada kesempatan
itu, Raden Patah menyarankan Raden Timbal untuk terus meneruskan perjalanan
ke Majapahit, dan mengabdi kepada Prabu Brawijaya. Raden Patah mempunyai
7Ibid, hlm. 90
8Suwaji, Babad Demak I, (Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1981),
hlm. 38 9Ibid, hlm. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tujuan lain, yaitu akan memperdalam ajaran agama Islam10
. Maka Raden Timbal
meneruskan perjalanan ke Majapahit untuk mengabdi kepada Prabu Brawijaya,
sedangkan Raden Patah meneruskan perjalanan menuju Ampelgading.
Sesampainya Raden Patah di Ampelgading, kemudian ia bertemu dengan Sunan
Ampel. Sunan Ampel sendiri sebenarnya sudah tidak asing lagi terhadap jatidiri
Raden Patah, maka ia diambil sebagai menantu Sunan Ampel. Atas Petunjuk
Sunan Ampel maka Raden Patah bersama-sama dengan Istrinya pergi ke hutan
Bintara dengan maksud membabat hutan.
Berita pembabatan hutan Bintara akhirnya diketahui oleh Prabu Brawijaya,
sang prabu sangat marah mendengar berita tersebut. Kemarahan Prabu Brawijaya,
karena hutan Bintara pada waktu itu memang masih dalam kekuasaan Majapahit.
Untuk menyikapi hal tersebut maka Prabu Brawijaya memrintahkan Raden Kusen
untuk memeriksa keadaan di hutan Bintara. Setibanya di hutan Bintara Raden
Kusen akhirnya tahu, jika yang membabat hutan adalah kakanya sendiri. Setelah
bertemu dengan Raden Patah, kemudian Raden Kusen menyarankan agar Raden
Patah mau menemui Prabu Brawijaya, sebab bagaimanapun ia merupakan
putranya11
.
Di hadapan Prabu Brawijaya, Raden Kusen mengatakan bahwa yang berada
di hutan Bintara bukan tidak lain adalah kakak Raden Kusen sendiri. Dikatakan
pula bahwa Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya sendiri, yang terlahir dari
putri Cina yang dulu dihadiahkan kepada Arya Damar. Tujuan Raden Patah
tidaklah memerangi Majapahit, tetapi hanya akan menyebarkan agama Islam.
10
Ibid,hlm. 40 11
Ibid, hlm. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan keterangan Raden Kusen, kemudian Prabu Brawijaya mengizinkan
Raden Patah terus membabat Hutan dan mendirikan masjid. Seterusnya Bintara
diserahkan kepada raden Patah, dan nama Raden Patah diganti dengan Adipati
Natapraja.
Menurut berita Cina dari klenteng Sam Po Kong Jin Bun dan Kinsan
berangkat ke pulau Jawa pada tahun 147412
. Mereka berdua mendarat di
Semarang. Di Kota Semarang mereka singgah di masjid untuk bersembayang.
Perjalanan Jin Bun kemudian dilanjutkan menuju Ngampel untuk bertemu dengan
Bong Swi Ho (Sunan Ampel). Pada tahun 1475, setelah ia menetap kira-kira
setahun di Jawa, atas permintaannya sendiri Jin Bun ditempatkan di daerah
kosong dan daerah rawa di sebelah timur Semarang, di kaki gunung Muria oleh
Bong Swi Ho13
. Daerah yang ditempati Jin Bun sangatlah subur dan sangat
strategis, tempat itu memiliki potensi yang bagus untuk menguasai pelayaran di
pantai Utara.
Di Demak Jin Bun menjadi seorang ulama. Jinbun mengumpulkan pengikut
agama Islam yang fanatik, baik dari masyarakat Jawa maupun Tionghoa. Hanya
dalam waktu tiga tahun saja Jin Bun memiliki pengikut kira-kira berjumlah 1000
orang. Para pengikut Jin Bun selain selain mendapatkan ajaran agama, juga
mendapat latihan kemiliteran. Dari berita ini dapat dijelaskan bahwa Jin Bun,
setelah beberapa tahun menetap di Jawa memiliki kepentingan sendiri dengan
membentuk kekuatan politik yang awalnya memiliki pengikut sebanyak 1000
orang. Tidak dijelaskan secara pasti dalam Babad Demak, Babad Tanah Jawi,
12
Ibid,hlm. 90 13
Ibid,hlm. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
maupun Kronik Tionghoa dari klenteng Sam Po Kong apakah tujuan Jin Bun
mendirikan kekuatan politik baru itu. Kemungkinan yang muncul dari
pembentukan kekuatan politik tersebut adalah Jin Bun ingin merebut tahkta
kerajaan di Majapahit dengan cara melakukan kudeta atau ingin mendirikan
negara sendiri berdasarkan Islam, karena memang pemeluk Islam pada waktu itu
sudah sangat banyak di wilayah pantai Utara Jawa. Jika dihubungkan dengan
alasan Jin Bun berpisah dengan Raden Kusen, maka dapat dipastikan Jin Bun
ingin mendirikan pemerintahan sendiri terlepas dari Majapahit. Dalam Babad
Demak telah diuraikan Raden Patah menolak ajakan Raden Kusen untuk
mengabdi kepada raja Majapahit dengan alasan ia tidak sudi mengabdi kepada
raja kafir.
Pada tahun 1477, Raden Patah menyerbu kota Semarang. Seluruh kota dapat
ditaklukan dan diduduki oleh tentara Demak kecuali klenteng Sam Po Kong.
Setelah mampu menakklukan Semarang, Raden Patah tidak menghukum orang-
orang Semarang yang non muslim. Mereka semuanya dapat digunakan demi
kepentingan tujuan yang masih jauh untuk dicapai14
. Sikap Raden Patah sangatlah
cerdik dan bijaksana, ia mampu melihat peluang yang ada di sekitarnya.
Penyerbuan kota Semarang yang dilakukan Raden Patah, dalam Babad
Tanah Jawi, memang tidak pernah dikisahkan. Babad tanah Jawi, hanya
menguraikan tentang pembabatan hutan di Bintoro yang dilakukan Raden Patah.
Untuk memastikan kebenaran berita tersebut maka Prabu Brawijaya mengutus
14
Ibid,hlm. 91. Orang-orang Tionghoa Semarang sangat mahir dalam pembuatan kapal,
kepandaian mereka diperlukan oleh Raden Patah untuk menguasai lalu lintas kapal di lautan Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Patih Gadjah Mada untuk memeriksa15
. Raden Kusen kemudian menceritakn
kepada Raja Brawijaya, bahwa yang membabat hutan itu adalah kakaknya sendiri
Raden Patah. Raden Kusen diutus ke Demak untuk membawa kakaknya ke
Majapahit. Prabu Brawijaya mengakui Raden Patah sebagai putranya, dan diberi
pengukuhan atas daerah baru Bintara, ia diangkat menjadi adipati Bintara16
.
Uraian Babad Tanah Jawi, diatas sesuai dengan berita kronik dari klenteng
Sam Po Kong Semarang. Dalam Kronik itu diuraikan bahwa, Jin Bun menghadap
raja Majapahit Prabu Kertabumi, bersama Bong Swi Hoo. Jin Bun diakui sebagai
putranya, dan atas usul Bong Swi Hoo, Jin Bun diangkat sebagai bupati di Bin Ta
La (Bintara) dengan gelar pangeran Jin Bun berkedudukan di Demak.
Berdasarkan uraian dari Babad Tanah Jawi, Babad Demak, dan berita Cina
dari klenteng Sam Po Kong Semarang, ada sebuah persamaan yang penting, yaitu
Raja Majapahit Prabu Brawijaya, atau Kertabumi mengakui Raden Patah atau Jin
Bun sebagai putranya. Raja Majapahit Prabu Brawijaya atau Kertabumi
memberikan kedudukan kepada Raden patah atau Jin Bun untuk menempati
Demak dan mengangkatnya sebagai Bupati di sana. Persamaan uraian tersebut
secara tidak langsung memberikan kesimpulan bahwa raja Majapahit Prabu
Kertabumi memberikan daerah Bintara kepada Raden Patah dan mengangkatnya
sebagai Bupati. Pengangkatan Raden Patah sebagai bupati maka resmilah Demak
sebagai sebuah kadipaten yang bernafaskan Islam. Demak menjadi kadipaten
yang berlandaskan agama Islam pada saat Majapahit masih berkuasa, oleh karena
15
Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 92. Patih Gadjah Mada memberikan keterangan tentang
pembabatan hutan Bintoro. Untuk mendapatkan keterangan lebih jelas Raden Kusen dipanggil. 16
Ibid,hlm. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
itu Demak pada awal berdirinya masih dalam kekuasaan Majapahit dan hanya
berstatus sebagai Kadipaten saja belum sebagai sebuah kerajaan.
B. Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam dan runtuhnya Majapahit
Setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk dan patih Gadjah Mada
Majapahit mulai mengalami kemerosotan. Meninggalnya Hayam Wuruk ternyata
menimbulkan konflik suksesi perebutan tahkta kerajaan antara keturunan Hayam
Wuruk sendiri. Setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 yang
menggantikannya adalah Wikramawardhana, suami Kusumawardhani dan
menantu sang prabu17
. Selain Kusumawardhani prabu Hayam Wuruk masih
memiliki putra lagi, yang lahir dari seorang selir bernama Bhre Wirabhumi. Ia
tidak senang dengan Wikramawardhana yang menjadi raja Majapahit
menggantikan prabu Hayam Wuruk. Sebagai salah satu putra sang prabu Bhre
Wirabhumi merasa lebih pantas menggantikannya sebagai raja. Ketidaksenangan
Bhre Wirabhumi ini telah menimbulkan konflik sehingga Majapahit terpecah
menjadi dua yaitu kerajaan Timur yang di pimpin Bhre Wirabhumi, dan kerajaan
Barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana. Perpeahan itu mulai kelihatan
setelah kerajaan Timur mengirimkan utusan ke negeri Cina pada tahun 1403
untuk meminta pengakuan dari kaisar18
.
Konflik suksesi tersebut kemudian menimbulkan peperangan antara kedua
belah pihak. Perang antara kerajaan Timur dan Barat disebut dengan perang
Paregreg, yang dimulai pada tahun 1404 sampai dengan 1406.
17
Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 178 Kusumawardhani adalah putri sang prabu, yang lahir dari
permaisuri , oleh karena itu Kusumawardhani berhak atas tahkta kerajaan. 18
Slamet Mulyana, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit, (Jakarta: Intidayu Press,
1983), hlm. 226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Perang Paregreg, ditinjau segi politik dan ekonomi, membawa
kehancuran Majapahit. Kekuasaan Majapahit sudah terpecah, dan peahan
kekuasaan itu saling berhantaman, meremuk kewibawaan pemerintah
Majapahit di daerah jajahan dan di pusat. Kelemahan pemerintah pusat
memberikan kesempatan kepada daerah jajahan untuk melepaskan diri dari
ikatan Majapahit19
.
Perekonoian Majapahit setelah perang Paregreg menjadi kacau. Pertanian
hasil dari rakyat yang semestinya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan
sehari-hari harus dialihkan untuk memenuhi kebutuhan tentara yang sedang
berperang. Perahu yang semestinya digunakan untuk berdagang beralih fungsi
menjadi alat pengangkut tentara.
Berbeda dengan daerah pesisir Utara Jawa, perekonomiannya berkembang
semakin maju. Bandar-bandar sepanjang pantai utara Jawa itu pertama-tama
merupakan pangkalan. Melimpahnya persediaan beras, hasil tanah aluvium dari
pesisir dan kesuburannya membuat bandar-bandar di Jawa menjadi sangat
menarik bagi pedagang asing. Kemakmuran bandar-bandar itu tergantung pada
persediaan beras yang ditawarkan. Derajat kaum pesisir semakin terangkat ketika
terjadinya perkawinan campur antara penduduk pribumi dengan para pedagang-
pedagang Islam. Berkat perkawinan campur inilah sebagian masyarakat pesisir
tumbuh menjadi masyarakat yang sangat makmur dari segi perekonomian.
Perkawinan campur itu tidak terjadi pada masyarakat pesisir saja melainkan
juga terjadi pada golongan bangsawan bahkan raja Majapahit. Menurut Serat
Kandaraja Wikramawardhana menikah dengan putri Campa yang beragama
Islam. Setelah terjadinya perkawinan itu banyak orang Islam dari Campa datang
19
Slamet Mulyana, op. cit., hlm 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
ke Majapahit. Kedatangan orang Campa ke Majapahit terjadi pada tahun 1443,
mereka datang karena mendapat ancaman dari bangsa Annam20
Orang-orang yang
datang dari negeri Campa itu menjadi pemuka kelompok Islam dan menetap di
Gresik dan Surabaya. Demikianlah perkembangan agama Islam di pantai Utara
Jawa menjadi semakin pesat. Kemakmuran masyarakat Islam pantai Utara Jawa,
telah mendorong mereka untuk membentuk kekuatan politik sendiri meskipun
masih dalam kekuasaan Majapahit. Kadipaten-kadipaten seperti Tuban, Gresik,
Daha pada tahun 1440an masih dalam kekuasaan Majapahit.
Munculnya masyarakat Islam dalam kehidupan kerajaan Majapahit memang
tidak dipermasalahkan. Dalam sistem perundang-undangan Majapahit memang
telah diatur tentang aliran agama tertentu. Pejabat atau orang yang mengurusi
aliran-aliran agama tertentu disebut dengan Dharma Upapatti atau Dharma
Dikarana21
. Kemunculan Raden Rahmat (Sunan Ngampel) yang mendapat
persetujuan dari prabu Kertabhumi untuk mendirikan perkampungan Tionghoa
muslim, semakin membuat Majapahit semakin terpuruk dan kehilangan
vitalitasnya. Perbedaan ideologi keagamaan serta kepentingan kaum Tionghoa
muslim yang ingin mendirikan pemerintahan sendiri menimbulkan jurang
pemisah antara Majapahit dengan kaum Tionghoa muslim maupun masyarakat
Jawa yang telah memeluk Islam.
Kondisi yang demikian rupanya tidak mampu diprediksi oleh pemerintah
Majapahit. Pemerintah Majapahit beranggapan dengan pemberian kebebasan
beragama bagi rakyatnya, maka mereka akan tetap setia dengan pemerintah pusat.
20
De Graaf, Pigeaud, Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa “Peralihan dari Majapahit ke Mataram”,
(Jakarta : Grafiti Pers, 1985), hlm. 23 21
Esa Damar Pinuluh, op.cit., hlm. 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Anggapan ini muncul karena faktor kosmologi dan konsep kuasa kerajaan Hindu-
Buddha. Jika sebuah kerajaan ingin memperoleh kejayaan maka kerajaan tersebut
harus bisa menyeimbangkan kosmologi pemerintahannya dimana Meru sebagai
pusatnya. Dalam hal ini masyarakat Islam atau agama Islam merupakan salah satu
faktor yang harus diseimbangkan.
Bersamaan dengan pesatnya persebaran agama Islam di pantai Utara Jawa,
konflik kelanjutan dari perang Paregreg terus berlangsung, dan mengakibatkan
semakin mundurnya pemerintahan Majapahit. Kemunduran Majapahit ditandai
dengan terlepasnya beberapa daerah jajahan. Salah satu daerah jajahan yang ingin
melepaskan diri dari Majapahit adalah Suwarnabhumi (Palembang)22
.Tuntutan
raja dari Malaka ini menunjukkan bahwa Majapahit setelah perang Paregreg
menjadi sangat lemah, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan raja Malaka untuk
merebut Palembang dari kerajaan Majapahit.
Konflik internal kerajaanpun semakin menjadi-jadi, pada tahun 1433 Raden
Gajah berhasil memancung kepala Bhre Wirabhumi. Empat tahun kemudian
keturunan Bhre Wirabhumi. Pada tahun 1447 Rani Suhita mangkat sengketa
keluarga untuk memperebutkan kedudukan raja semakin menjadi-jadi. Dalam
waktu tigapuluh tahun terakhir, Majapahit diperintah oleh enam raja dari berbagai
keluarga23
. Bahkan antara tahun 1453 sampai 1456, tahkta kerajaan kosong tidak
ada yang memerintah.
22
Slamet Mulyana, op. cit., hlm 232. Sehabis perang Paregreg muncul tuntutan atas Palembang
oleh raja Malaka yang bernama Megat Iskandar Syah dengan dalih bahwa tuntutan tersebut
mendapat dukungan dari kaisa rCina dan dilakukan atas dasar perintah kaisar
23Slamet Mulyana, op. cit., hlm 179 Sri Kertawijaya hanya memerintah selama 4 tahun(1447
sampai 1451), Bhre Pamotan Sang Sinagara memerintah selama 2 tahun (1451 sampai 1453),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Akibat dari perang saudara kondisi politik Majapahit lapuk dari dalam.
Meskipun kelihatannya masih berdiri tegak, tetapi sebenarnya telah keropos dari
dalam. Keadaan seperti itu sebenarnya mulai dari pemerintahan Prabu
Wikramawardhana. Barangkali akibat kemakmuran dan kesejahteraan yang yang
sangat mewah , berkat usaha patih Amangkubumi Gadjah Mada pada masa
pemerintahan Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardhani dan Prabu Hayam Wuruk,
semangat Majapahit menjadi melempem24
. Tidak lagi ada orang yang mampu
membina kesejahteraan yang telah dicapai. Para pembesar kerajaan berkehidupan
mewah dan disegani oleh para pembesar di daerah jajahan dan oleh rakyat
Majapahit itu sendiri.
Dalam kehidupan yang serba mewah dan rakyat yang sangat sejahtera para
pembesar kerajaan mulai lengah dengan situasi kondisi yang akan muncul. Raja
Wikramawardhana menikah dengan putri Cina, dari perkawinan itu telah lahir
Swan Liong atau Arya Dhamar. Sebagai seorang putra raja Arya Dhamar
kemudian diberi kedudukan di Palembang dan memerintah disana. Perkawinan
tersebut sebenarnya merupakan perkawinan politik yang terjadi antara Majapahit
dengan Cina. Dibalik pernikahan tersebut ada maksud perebutan kekuasaan
perdagangan antara Cina dan Majapahit. Pernikahan dengan putri Cina juga
dilakukan oleh Raja Kertabhumi yang kemudian lahir Raden patah dari
Hyang Purwa Wisesa memerintah selama 10 tahun (dari 1456 sampai 1466), Bhre Pandan Salas
selama 2 tahun (dari 1466 sampai 1468), Singa Wardhana memerintah selama 6 tahun (dari tahun
1468 sampai 1474), Kertabhumi sebagai raja terakhir memerintah selama 4 tahun (dari tahun 1474
sampai 1478) 24
Slamet Mulyana, op. cit., hlm, 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pernikahan tersebut, dan pada tahun 1478 berhasil merobohkan kekuasaan
Majapahit di usianya yang baru 23 tahun25
.
Palembang pada tahun 1397 berhasil dikuasai oleh Majapahit. Palembang
diduduki oleh orang-orang Tionghoa Islam dari Yunan, mereka segera
membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Palembang. Begitu juga dengan Arya
Damar ia juga seorang Muslim yang memerintah Palembang pada waktu itu. Arya
Damar memiliki dua orang putra yaitu Raden Kusen dan Raden Patah. Raden
Kusen merupakan putra asli Arya Damar sedangkan Raden Patah adalah putra
dari Raja Kertabhumi. Meskipun keduanya merupakan putra dari raja Majapahit,
mereka tidak memiliki kebanggaan terhadap gelar darah birunya. Arya Damar dan
Raden Patah lebih bangga menjadi orang Tionghoa Islam, mereka lebih setia
terhadap garis keturunan ibunya bukan ayahnya. Pengabdian mereka serta
hubungan kekeluargaan hanya mereka gunakan semata-mata untuk kepentingan
kaum Tionghoa Islam. Dalam Babad Tanah Jawidijelaskan keduanya pergi ke
Majapahit untuk mengabdi kepada Prabu Kertabhumi. Dalam pembahasan
sebelumnya telah dijelaskan bahwa Raden Patah lebih memilih membuka hutan
dari pada untuk mengabdi kepada Raja Kertabhumi. Pada akhirnya Raden Patah
mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi dan mendapatkan kedudukan di
Demak sebagai adipati.
Demak sebelum menjadi sebuah kadipaten merupakan sebuah hutan yang
bernama Bintara, namun setelah Raden Patah membuka hutan Bintara dan
mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi maka Bintara berubah statusnya
25
Slamet Mulyana, op. cit., hlm, 182.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menjadi kadipaten dan berubah nama menjadi Demak. Perubahan nama Bintara
menjadi Demak, maka dimulailah sejarah Demak, yang semula kadipaten dan
berubah kedudukannya sebagai sebuah kerajaan Islam26
. Ketika menjadi sebuah
kadipaten, Demak sudah sangat maju baik dalam hal ekonomi maupun militernya.
Kemajuan ekonomi Demak dikarenakan letak Demak yang sangat strategis serta
suburnya wilayah tersebut. Kemajuan militer Demak terbukti jauh sebelum
Demak menjadi sebuah kadipaten, yaitu ketika Raden Patah menyerbu kota
Semarang dan menaklukannya. Berita Cina mengatakan bahwa Jin Bun (Raden
Patah) menyerbu kota Semarang pada tahun 1477, seluruh kota diduduki kecuali
kelenteng Sam Po Kong27
. Kelenteng Sam Po Kong dibiarkan tetap berdiri
mengingat banyaknya msyarakat Tionghoa di Semarang. Jin Bun memanfaatkan
mereka untuk kemajuan Bintara. Semarang dijadikan kota pelabuhan, pintu masuk
ke kota Bintara (Demak). Sebelum atau sesudah Demak menjadi kadipaten Islam,
Semarang merupakan kota yang sangat penting28
.
Setelah penaklukan kota Semarang dan Demak menjadi sebuah
kadipaten Islam, kemudian Raden Patah berniat untuk memberontak dan
menyerbu Majapahit.
Dalam Serat Kanda, diceritakan Demak memberontak kepada
Majapahit. Senapati yang memimpin tentara Demak adalah Sunan Kudus.
Sunan Kalijaga menasehati Raden Patah agar jangan menggunakan
kekerasan terhadap raja Majapahit, karena beliau tidak pernah
menghalang-halangi penyebaran agama Islam. Penyerbuan tentara Demak
berhasil. Prabu Brawijaya mengunggsi kesengguruh dengan patih Gadjah
Mada. Dalam serbuan kedua kalinya, prabu Brawijaya melarikan diri ke
Bali. Peristiwa itu terjadi pada tahun saka: sirna ilang kertiningbumi,
yakni pada tahun 1400 saka atau tahun Masehi 1478.29
26
Ibid,hlm. 322 27
Ibid, hlm. 92 28
Ibid, hlm. 194 29
Ibid, hlm. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berita runtuhnya Majapahit juga ditulis dalam kronik Tionghoa. Namun
berita kronik Tionghoa agak berbeda dari cerita dalam Serat Kanda. Setelah Jin
Bun berhasil menundukkan kota Semarang dan diakui sebagai putra raja
Kertabhumi, ia bersiap-siap menyerbu kota Majapahit. Penyerbuan ini karena
Majapahit masih kerajaan Hindu-Buddha (kafir). Namun alasan ini belum tentu
benar jika mengingat serbuan Raden Patah ke Semarang, disana masih banyak
rakyat Tionghoa yang belum masuk Islam. Dalam penyerbuan ke Semarang
Raden Patah juga tidak membunuh orang-orang Tionghoa yang belum beragama
Islam, bahkan memberikan kesempatan mereka untuk tetap menjalankan ajaran
agamanya. Kebijakan ini terbukti dengan masih adanya kelenteng Sam Po Kong.
Jadi alasan penyerbuan Raden Patah ke Majapahit bukan semata-mata karena
faktor agama, dalam hal ini faktor politiklah yang sangat berperan atau menjadi
alasan yang sebenarnya mengingat lemahnya kondisi Majapahit saat itu.
Sebelum melakukan penyerbuan ke Majapahit, Sunan Ngampel alias Bong
Swi Hoo memberi nasehat kepada Jin Bun agar jangan menggunakan kekerasan
terhadap raja Majapahit30
. Alasan beliau mengatakan hal itu tentu saja karena
sikap toleran pemerintah Majapahit terhadap perkembangan Islam. Karena Jin
Bun sangat hormat terhadap Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) maka Jin Bun tetap
tunduk terhadap nasehatnya itu. Pada tahun 1478 Sunan Ngampel alias Bong Swi
Hoo wafat. Jin Bun (Raden Patah) tidak melawat ke Ngampel, tetapi berangkat ke
Majapahit membawa tentara muslim Demak. Pusat kerajaan Majapahit diserbu.
Raja Majapahit sama sekali tidak menduga akan adanya pemberontakan atau
30
Ibidem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
serangan dari kadipaten Demak. Sebelum ternjadinya penyerangan memang tidak
ada tanda-tanda pemberontakan dari Demak. Oleh karena itu tidak ada persiapan
apapun untuk melawan tentara Islam Demak. Majapahit menyerah tanpa
perlawanan, dan tanpa pertumpahan darah. Prabu Kertabumi ditawan dan dibawa
ke Demak. Karena beliau ayah Jin Bun sendiri maka beliau diperlakukan dengan
hormat. Pusaka dan umbe rampe kebesaran Majapahit dibawa ke Demak, dengan
menggunakan tujuh kuda. Keraton Majapahit tidak dibumihanguskan dan
dibiarkan tetap utuh31
. Setelah Jin Bun berhasil meruntuhkan kerajaan Majapahit
ia ditabalkan menjadi sultan Demak dan mengambil nama Al-Fatah32
. Dengan
demikian resmilah Demak sebagai sebuah kerajaan Islam. Majapahit pada
akhirnya hanya menjadi salah satu kadipaten dalam kerajaan Demak. Dyah
Ranawijaya Girindrawardhana, menantu raja Kertabhumi diangkat oleh Jin Bun
sebagai bupati atau raja Bahawan Demak, menyebut dirinya raja Wilwatikta,
Jenggala, Daha dan Kediri33
.
Sebagai sebuah kadipaten yang mendasarkan pada agama Islam, Demak
tidak terikat dengan ideologi kerajaan Majapahit yang masih Hindu-Buddha.
Berdasarkan perbedaan ideologi keagamaan inilah kemudian Demak berusaha
memberontak terhadap kerajaan Majapahit. Disisi lain selain dari faktor agama
pemberontakan yang dilakukan Demak merupakan sebuah perjuangan untuk
memperebutkan kekuasaan. Raden Patah selaku adipati Demak adalah putra dari
raja Majapahit Kertabhumi, oleh karena itu ia merasa pantas untuk memperoleh
tahkta kerajaan dan menjadi raja. Namun karena Majapahit merupakan kerajaan
31
Ibidem. 32
Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 194 33
Ibid, hlm, 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hindu-Buddha, Raden Patah tidak mungkin akan meneruskan kerajaan tersebut.
Pemberontakkan yang dilakukan Raden Patah tidak lagi untuk merebut tahkta
untuk menjadi raja melainkan mengganti Majapahit yang semula kerajaan Hindu-
Buddha menjadi kerajaan Islam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai perkembangan agama Islam pada
masa kerajaan majapahit 1376 – 1478 dan dampaknya. Maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Proses masuknya Islam di kerajaan Majapahit melalui berbagai cara yaitu :
perdagangan, hubungan diplomatik, perkawinan, dan dakwah kaum Sufi.
Dengan adanya perdagangan internasional kerajaan Majapahit banyak
didatangi pedagang-pedagang asing yang telah memeluk agama Islam. Para
pedagang Islam tersebut banyak yang menetap untuk sementara waktu di
Majapahit, dan terjadilah interaksi antara pedagang Islam dan rakyat pribumi.
Dari interaksi itulah kemudian penduduk Majapahit mengenal agama Islam.
Selain perdagangan Majapahit juga melakukan hubungan diplomatik dengan
kerajaan yang telah terpengaruh Islam, sehingga interaksi dengan beberapa
kerajaan yang telah terpengaruh Islam membuat pejabat serta rakyat Majapahit
mengenal Islam. Pernikahan juga menjadi salah satu jalan masuknya Islam ke
Majapahit. Beberapa raja Majapahit telah melakukan pernikahan dengan putri
Cina yang telah beragama Islam, selain itu banyak rakyat Majapahit yang
menikah dengan para pedagang Islam. Masuknya Islam di kerajaan Majapahit
juga tidak terlepas dari kaum pendakwah Sufi. Para pedagang Islam dari Arab,
Persia, dan Gujarat kebanyakan adalah pendakwah Sufi. Aliran agama Islam
Sufi yang memiliki kesamaan dengan tradisi lokak yang masih penuh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
unsur mistik membuat agama Islam menjadi cepat diterima oleh rakyat
Majapahit.
2. Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478 adalah munculnya
pendidikan pesantren, dan lembaga dakwah Walisongo. Pendidikan pesantren
diciptakan oleh Syekh Jumadil Kubro. Ia adalah ulama Islam yang hidup di
kerajaan Majapahit pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Setelah
munculnya pendidikan pesantren kemudian muncul lembaga dakwah
Walisongo. Dari pendidikan pesantren itulah kemudian lahir para wali yang
kemudian membentuk organisasi dakwah Islam.
3. Dampak perkembangan agama Islam bagi Majapahit adalah munculnya
kadipaten Islam Demak, dan Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam.
Demak menjadi Kadipaten Islam setelah Raden Patah diakui sebagai putra Raja
Kertabhumi dan diberi kedudukan sebagai adipati di Bintoro. Karena Raden
Patah adalah seorang Muslim maka Kadipaten tersebut menjadi kadipaten
Islam. Ketika Demak menjadi kadipaten Islam, kondisi kerajaan Majapahit
sudah sangat kritis. Perbedaan Ideologi antara Demak dan Majapahit
mengakibatkan Demak ingin memberontak dari Majapahit. Ketika tentara
Demak menyerang Majapahit secara tiba-tiba, Majapahit tidak melakukan
perlawanan dan menyerah begitu saja. Menyerahnya Majapahit telah
mengubah kedudukan Demak yang semula hanya Kadipaten berubah menjadi
Kerajaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Adrian Perkasa. (2012). Orang-Orang Tionghoa & Islam Di Majapahit.
Yogyakarta : Ombak.
De Graaf, H.J & Pigeaud Th. G. Th. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di
Jawa (Kajian Sejarah Politik Abad ke 15 dan 16). Jakarta: PT Temprint.
Esa Damar Pinuluh. (2010).Pesona Majapahit. Yogyakarta: Buku Biru.
Geldern, Heine Robert. (1982). Konsepsi Tentang Negara & Kedudukan Raja Di
Asia Tenggara. Jakarta: C.V. Rajawali.
Guillot Claude, & Kalus Ludvik. (2008). Inskripsi Islam Tertua di Indonesia.
Jakata: Kepustakaan Populer Gramedia, Ecole Francaise d’extreme-orient,
dan forum Jakarta-Paris.
Hasan Djafar. (1978). Girindrawarddhana Beberapa Masalah Majapahit Akhir.
Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda.
Hery Santosa. (2000). Reader Sejarah kebudayaan Indonesia. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Idris Shah, (1999). Jalan Sufi (The way of te Sufi). Surabaya : Risalah Gusti.
Miriam Budiardjo. 1984. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa Dan Wibawa. Jakarta:
Sinar Harapan.
Nur Syam. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS.
Ricklef. M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta.
Risalah Seminar. (1963). Sedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia. Panitia
SeminarSedjarah Masuknja Islam Ke Indonesia.
Slamet Mulyana. (1979)Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya
Nehara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LkiS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
. (1983). Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta:
Inti Idayu Press.
Slamet Riyadi, & Suwaji. (1981). Babad Demak 1. Jakarta: Proyek Penerbitan
Buku Sastra dan Daerah.
Sumber Internet:
http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh-jumadil-kubro-trowulan-
mojokerto/(Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).
http://sejarah.kompasiana.com/2013/02/04/sejarah-leluhur-walisongo03-
530432.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).
http://sejarah.kompasiana.com/2013/04/05/walisongo-antara-mitos-dan-fakta-
548198.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).
http://sejarah.kompasiana.com/2013/02/02/kisah-para-leluhur-walisongo01-
530080.html. (Diunduh pada tanggal 14 Mei 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Silabus
Satuan Pendidikan :SMA N 1 Purworejo
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas / Program : XI / IPS
Semester : Ganjil
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Sumber
Belajar/Alat/Bahan
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Menganalisis
proses
interaksi
antara tradisi
lokal Hindu-
Buddha dan
Islam di
Indonesia
Menjelaskan
proses
masuknya Islam
di Kerajaan
Majapahit.
Menjelaskan
perkembangan
agama Islam di
Majapahit tahun
1376 – 1478.
Menjelaskan
dampak
perkembangan
Dengan melakukan
kajian pustaka,
internet, diskusi
kelompok,
presentasi, dan tanya
jawab diharapkan
siswa mampu :
Menganalisis
proses masuknya
agama Islam di
kerajaan
Majapahit
Mendeskripsikan
perkembangan
agama Islam di
Majapahit tahun
1376 – 1478.
Mengidentifikasi
1. Kognitif:
a. Produk
Menganalisis
proses masuknya
agama Islam di
kerajaan
Majapahit.
b. Proses
Tes
Ulangan
harian
Non tes
Uraian
Lembar
observasi
1. Analisislah
bagaimana proses
masuknya agama
Islam di kerajaan
Majapahit!
1. Deskripsikan
secara singkat
2x45
Menit
- Mustopo, Habib,
dkk, 2009,
Sejarah, SMA
Kelas XI IPS,
Jilid 2,
Yudhistira :
Jakarta
- Esa Damar
Pinuluh. 2010
Pesona
Majapahit.
Yogyakarta:
Buku Biru.
- Slamet Mulyana
(2005).
Runtuhnya
Kerajaan Hindu-
Jawa dan
Timbulnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
agama Islam di
Majapahit.
dampak
perkembanganaga
ma Islam bagi
kerajaan
Majapahit.
Mendeskripsikan
perkembangan
agama Islam di
kerajaan
Majapahit tahun
1376 – 1478
Mengindetifikasi
dampak
perkembangan
agama Islam bagi
kerajaan
Majapahit
2. Afektif :
a. Karakter
Rajin dan teliti
dalam
mengerjakan
tugas.
Memiliki sikap
saling menghargai
antar umat
beragama
b. Keterampilan
Berani
mengemukakan
pendapat, kerja
sama, menghargai
orang lain,
Observasi
Nontes
Observasi
lembar
observasi
bagaimana
perkembangan
agama Islam di
kerajaan
Majapahit dari
tahun 1376 –
1478? (skor 10)
1. Identifikasikan
dua dampak dari
perkembangan
agama Islam bagi
kerajaan
Majapahit?
1. Buatlah karangan
tentang sikapmu
sebagai seorang
warga negara
dalam
menanggapi
Nehara-Negara
Islam di
Nusantara.
Yogyakarta:
LkiS.
- Slamet Mulyana
Pemugaran
Persada Sejarah
Leluhur
Majapahit.
Jakarta: Inti
Idayu Press.
- Hasan Djafar.
(1978).
Girindrawarddha
na Beberapa
Masalah
Majapahit Akhir.
Jakarta: Yayasan
Dana Pendidikan
Buddhis Nalanda
- De Graaf, H.J &
Pigeaud Th. G.
Th. (1985).
Kerajaan-
Kerajaan Islam
Pertama di Jawa
(Kajian Sejarah
Politik Abad ke
15 dan 16).
Jakarta: PT
Temprint.
- Internet :
http://jawatimura
n.wordpress.com/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
demokratis, cinta
damai, dan peduli
sosial.
c. Psikomotorik
Menunjukkan
proses masuknya
Islam,
perkembangan
agama Islam dan
dampaknya bagi
kerajaan
Majapahit
Portofolio
pluralisme
Majapahit!
1. Tunjukkan
dengan peta
wilayah kerajaan
Majapahit!
2. Tunjukkan
dengan gambar
bukti keberadaan
peninggalan
agama Islam di
kerajaan
Majapahit!
2012/06/16/syeh-
jumadil-kubro-
trowulan-
mojokerto/
Alat : LCD, papan
tulis, gambar dan
peta
Bahan: Power
Point, spidol/kapur
dan kertas
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Slamet Widodo Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Nama Sekolah : SMAN 1 Purworejo
Mata Pelajaran :Sejarah
Kelas / Semester : XII / I
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Waktu : 2 x 45 Menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal Hindu-Buddha dan Islam
di Indonesia.
III. Indikator
1. Kognitif :
a. Produk
Menganalisis proses masuknya agama Islam di Kerajaan Majapahit.
b. Proses
Mendeskripsikan perkembangan agama Islam di kerajaan Majapahit tahun
1376 – 1478.
Mengidentifikasi dampak perkembangan agama Islam bagi Kerajaan
Majapahit.
2. Afektif :
a. Karakter
Rajin dan teliti dalam mengerjakan tugas.
Saling menghargai antar umat beragama.
b. Keterampilan Sosial
Berani mengemukakan pendapat, kerjasama, menghargai orang lain,
demokratis, cinta damai, dan peduli sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Psikomotorik
Menunjukkan proses masuknya agama Islam, perkembangan dan
dampaknya bagi kerajaan Majapahit.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif :
a. Produk
Siswa dapat mendeskripsikan proses masuknya agama Islam ke Majapahit.
b. Proses
Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan agama Islam di kerajaan
Majapahit tahun 1376 – 1478.
Siswa dapat mengidentifikasi dampak perkembangan agama Islam bagi
kerajaan Majapahit.
2. Afektif :
a. Karakter
Rajin dan teliti dalam mengerjakan tugas.
b. Keterampilan Sosial
Berani mengemukakan pendapat, kerjasama, menghargai orang lain,
demokratis, cintadamai, dan peduli sosial.
c. Psikomotorik
Menunjukkan proses masuknya agama Islam, perkembangan dan
dampaknya bagi kerajaan Majapahit.
V. Materi Pembelajaran
1. Proses masuknya agama Islam ke Majapahit.
a. Melalui perdagangan.
b. Melalui hubungan diplomatik.
c. Melalui perkawinan.
d. Melalui dakwah kaum sufi.
2. Perkembangan agama Isam di kerajaan Majapahit tahun 1376 – 1478.
a. Munculnya Syaikh Jumadil Kubro sebagai pencetus pendidikan pesantren.
b. Munculnya Walisongo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3. Dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit.
a. Munculnya kadipaten Islam Demak.
b. Munculnya kerajaan Islam Demak, dan runtuhnya Majapahit.
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model :
Cooperative learning tipe Point-Counter-Point.
Metode :
Diskusi, debat,tanya jawab, dan ceramah.
VII. Kegiatan Pembelajaran
A. KegiatanTatapMuka
Kegiatan Alokasi waktu
1. Pendahuluan
a) Apersepsi: Guru memberi salam kepada seluruh
siswa, mengecek daftar hadir dan menanyakan
kesiapan belajar siswa.
b) Motivasi : Guru mendorong minat siswa untuk
belajar dengan memperlihatkan gambar-gambar
Bangunan peninggalan kerajaan Majapahit.
c) Orientasi: Guru menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai dari proses belajar tentang perkembangan
agama Islam pada masa kerajaan Majapahit tahun
1376-1478.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru mengajak dan memfasilitasi siswa dalam
mencari serta menghimpun informasi (sumber)
terkaitmeteri yang akan dipelajari bersama.
b. Guru membagi siswa dalam 2 kelompok besar pro
dan contra. Kemudian mengajak dua kelompok
untuk saling beradu argumen dengan topik sebagai
berikut:
Peyebaran agama Islam di kerajaan Majapahit.
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dampak perkembangan agama Islam bagi
kerajaan Majapahit.
c. Setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan
argumennya baik yang bersifat bantahan maupun
tanggapan.
d. Guru mencatat/menuliskan setiap argumen yang
diungkapkan oleh siswa.
Elaborasi
a. Guru mengajak siswa untuk mendalami materi
dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan
setiap argumen.
b. Guru memberikan penguatan, dan penjelasan
terhadap argumen siswa.
c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada yang kurang jelas.
d. Siswa diberi waktu untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting.
e. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang
dibahas secara bersama.
Konfirmasi
a. Guru memberi umpan balik kepada siswa.
b. Siswa merefleksikan terkait materi yang dibahas.
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
terus semangat dalam belajar.
3. Penutup
Guru memberikan tugas lanjutan mengidentifikasikan
runtuhnya kerajaan Majapahit dan munculnya kerajaan
Islam Demak.
Guru menutup pertemuan dengan berdoa.
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
VIII. Sumber/Alat/Bahan
a. Sumber buku
Mustopo, Habib, dkk, (2009), Sejarah, SMA Kelas XI IPS, Jilid 2,
Yudhistira : Jakarta
Esa Damar Pinuluh. (2010) PesonaMajapahit. Yogyakarta: BukuBiru.
Slamet Mulyana (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan
Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LkiS.
Slamet Mulyana. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit.
Jakarta: Inti Idayu Press.
HasanDjafar. (1978). Girindrawarddhana Beberapa Masalah
Majapahit Akhir. Jakarta: Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda.
De Graaf, H.J &Pigeaud Th. G. Th. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam
Pertama di Jawa (Kajian Sejarah Politik Abad ke 15 dan 16). Jakarta:
PT Temprint.
Internet :
Syeh Jumadil Qubro, http://jawatimuran.wordpress.com/2012/06/16/syeh-
jumadil-kubro-trowulan-mojokerto/.
b. Alat : LCD, papan tulis, gambar dan peta
c. Bahan: Power Point, spidol/kapur dan kertas
IX. Penilaian
a. Penilaian Kognitif (terlampir)
b. Penilaian Afektif (terlampir)
c. Penilaian Psikomotorik (terlampir
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Mengetahui
KepalaSekolah Guru Mata Pelajaran
Slamet Widodo Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PENILAIAN KOGNITIF
Bobot soal : 1
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Analislah proses masuknya agama Islam ke kerajaan Majapahit?
2. Jelaskan dan tunjukkan bukti perkembangnan agama Islam di lingkungan
kerajaan Majapahit?. .
3. Mengapa Raden Patah tidak meneruskan perjalanan ke Majapahit dan lebih
membabat hutan Bintoro?.
4. Bagaimana nasib kerajaan Majapahit setelah Demak menjadi kerajaan
Islam?
5. Siapakah raja terakhir Majapahit?
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Bobot soal : 9
1. Jelaskan mengapa Majapahit membiarkan agama Islam berkembang di
lingkungan kerajaannya? (Skor 9)
2. Jelaskan mengapa agama Islam cepat berkembang baik dilingkungan
pesisir maupun lingkungan kerajaan? (Skor 9)
3. Jelaskan secara singkat Bagaimana perkembangan agama Islam di
kerajaan Majapahit dari tahun 1376 - 1478 (Skor 9)
4. Mengapa Raden Patah dan Raden Kusen pergi ke Jawa? (Skor 9)
5. Jelaskan dampak perkembangan agama Islam bagi kerajaan Majapahit?
(Skor 9)
perolehan
NA=Kognitif (70%) + Afektif (20%) + Psikomotor (10%)
Tindak Lanjut:
Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat KKM mencapai 70
Memberikan remedial bagi siswa yang tingkat KKM pencapaiannya di
bawah 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Memberikan pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih
dari 70
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Slamet Widodo Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PENILAIAN AFEKTIF
Instrumen Observasi Kinerja untuk Penilaian Sikap
No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
dst
Total
Keterangan aspek penilaian :
1. Siswa berani berpendapat
2. Siswa aktif
3 Antusiasme
4. Siswa dapat bekerja sama
5. Siswa dapat menghargai orang lain
6. Siswa mampu menyimpulkan pelajaran
Keterangan skor penilaian :
Skor 1 : Aspek tidak tampak pada diri siswa
Skor 2 : Aspek tampak pada diri siswa, meskipun tidak terlalu jelas
Skor 3 : Aspek sangat tampak pada diri siswa
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Slamet Widodo Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
A. Bentuk : Insturmen Observasi Kinerja
B. Rambu-rambu skoring
No Kriteria
Penilaian
Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Ketepatan
berpendapat
Diam dan tidak
berpendapat.
Berani berpendapat
meskipun kurang
tepat.
Berani
berpendapat
dengan baik
dan tepat.
2 Ketepatan
menjawab
pertanyaan
Tidak menjawab
pertanyaan.
Mampu menjawab
pertanyaan
meskipun kurang
tepat.
Mampu
menjawab
pertanyaan
dengan tepat.
3 Ketepatan
mendeskripsikan
jawaban
Tidak mampu
mendeskripsikan
jawaban.
Mampu
mendeskripsikan
jawaban, meskipun
kurang tepat.
Mampu
mendeskripsi
kan jawaban
dengan tepat.
4 Kemampuan
mempresentasik
an jawaban
Tidak serius dan
tidak jelas.
Jawaban yang
diberikan
membingungkan
dan belum
menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
Menjelaskan
jawaban
dengan jelas
dan baik.
5 Kemampuan
menarik
kesimpulan
Hanya diam
tidak memiliki
minat untuk
menyampaikan
kesimpulan.
Berusaha
menyampaikan
kesimpulan
meskipun kurang
tepat.
Menyimpulk
an dengan
tepat.
C. Penilaian psikomotorik
No Aspek yang diamati Skor Pengamatan
1 2 3
1 Ketepatan berpendapat
2 Ketepatan menjawab pertanyaan
3 Ketepatan mendeskripsikan jawaban
4 Kemampuan mempresentasikan jawaban
5 Kemampuan menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Slamet Widodo Heri Andri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 1. Nisan Fatimah binti Maimun. Gambar 2. Makam Maulana Malik Ibrahim.
Sumber : www. plengdut.com Sumber : remaja-istikmal.blogspot.com
Gambar 3. Salah satu makam Islam di situs pemakaman Troloyo.
Foto : Koleksi pribadi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4. Salah satu makam Islam di situs pemakaman Troloyo.
Foto : Koleksi pribadi penulis.
Gaambar 5. Makam Islam di situs pemakaman Troloyo.
Foto : Koleksi pribadi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 6 : Silsilah raja Majapahit
Sumber : http://kaulawatakkambing.files.wordpress.com/2011/11/majapahit_kings_genealogy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 7 : Konsep kekuasaan Majapahit.
Sumber : budaya-indonesia.org
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI