PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma...

158
PREDIKSI KOMPO OIL (VCO) SEBAG EMULSI A/M TON (Aleurites moluc Diajukan untuk Mem OSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRG GAI PENETRATION ENHANCER DALAM NIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR ccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FA SKRIPSI menuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Agnes Afriana Fajarwati NIM : 088114194 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 GIN COCONUT M FORMULA R BIJI KEMIRI AKTORIAL Sarjana Farmasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

i

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

i

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

i

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

ii

Persetujuan Pembimbing

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Skripsi yang diajukan oleh :

Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. Tanggal : 31 Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

iii

PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT

OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA

EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI

(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Oleh :Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharmapada tanggal : 6 Februari 2012

Panitia Penguji

1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt.

2. Prof.Dr. Sri Noegrohati, Apt.

3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

iv

Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup

Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...

Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...

Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,

Karena aku telah membuktikannya

(Anon)

Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang

bijaksana

(Mazmur 90:12)

Jesus Christ, My Lord and My Savior

Bunda Maria, Bundaku yang kudus

Ayah dan Ibuku tercinta

Fenny nduth, adekku tersayang

Yuri chan, kekasihku

Sahabat dan temanku

Almamaterku tercinta

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

iv

Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup

Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...

Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...

Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,

Karena aku telah membuktikannya

(Anon)

Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang

bijaksana

(Mazmur 90:12)

Jesus Christ, My Lord and My Savior

Bunda Maria, Bundaku yang kudus

Ayah dan Ibuku tercinta

Fenny nduth, adekku tersayang

Yuri chan, kekasihku

Sahabat dan temanku

Almamaterku tercinta

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

iv

Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup

Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...

Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...

Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,

Karena aku telah membuktikannya

(Anon)

Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang

bijaksana

(Mazmur 90:12)

Jesus Christ, My Lord and My Savior

Bunda Maria, Bundaku yang kudus

Ayah dan Ibuku tercinta

Fenny nduth, adekku tersayang

Yuri chan, kekasihku

Sahabat dan temanku

Almamaterku tercinta

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Agnes Afriana Fajarwati

NIM : 088114194

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Prediksi Komposisi Optimum Sorbitol dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai

Penetration Enhancer dalam Formula Emulsi A/M Tonik Rambut Ekstrak

Etanol-Air Biji Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : Aplikasi Desain

Faktorial

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Januari 2012

Yang menyatakan

Agnes Afriana Fajarwati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

vi

PRAKATA

Puji Syukur kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria atas Roh Kudus,

berkat dan penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PREDIKSI KOMPOSISI

OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI

PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA EMULSI A/M TONIK

RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana

(L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL” ini dengan baik. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata-

1 Program Studi Farmasi (S.Farm) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan dalam proses

penyusunan skripsi ini. Namun, dengan adanya bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

tersebut. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan

terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada :

1. Ipang Djunarko,M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

2. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis juga semangat dan

kesabarannya mendampingi penulis selama penyusunan skripsi ini

3. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku dosen penguji atas bimbingan, saran

dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

vii

4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji atas bimbingan, saran dan

pengarahannya selama penyusunan skripsi ini

5. Romo Petrus Sunu Hardiyanta, S.J. atas saran, masukan dan diskusi selama

penyusunan skripsi ini

6. Pak Enade atas bimbingan dan pengarahannya menggunakan software

Ubuntu

7. Segenap dosen atas kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis

selama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

8. Ayahku Nicolas Dwiyadi, Ibuku Veronica Jaryati dan Adekku Lucia Fenny

Setiyadi serta segenap keluarga besarku (kakek, nenek, tante, om, sepupu,

keponakan) atas kasih sayang, cinta, doa, dukungan, penghiburan, semangat

dan bantuannya

9. Romo Widi Hargono, M.Sc. dan Romo Swie Baktata, M.Sc. atas doa,

semangat dan dukungannya

10. Yurichan atas segala cinta, kasih sayang, senyum semangat, doa, waktu dan

bantuannya

11. Anna dan Pius KOKO GAUL sebagai teman satu tim atas bantuan, kerja

sama, motivasi, canda tawa, semangat dan dukungannya

12. Ste Oppa dan sahabat-sahabatku (Ayip, Subond, Mbak Ida, Ochie Joo, Tari

Joo, Shasha chu, Kebo,Yu, Cemani, Melly) atas inspirasi dan motivasi,

senyum semangat, doa dan dukungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

viii

13. Dian, Asti, Tika, Mariana, Noveli, Nanda, Dhessy, Elen, Dewi,Lala, Sinlie,

Dhea, Yessy, Silvia dan Eddy atas kebersamaan dalam proses penelitian di

lantai 1

14. Mace asri, mbak mia, yenny, genduth, kak ira, mbak vera, mbak brenda,dan

segenap kos Pringgodani 10A atas kebersamaannya

15. Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Iswandi, Mas Ottok, Pak Pardjiman, Pak

Ratijo, Pak Kayat, Pak Heru, Pak Wagiran, Mas Sigit, Pak Parlan, Mas Bimo,

Mas Kunto, juga Pak Yuwono, Pak Timbul dan Pak Darto atas bantuannya

selama penulis menyelesaikan penelitian dan laporan akhir

16. Bu Ari atas bantuan dan bimbingannya dalam mengurus hewan uji penelitian

yang dilakukan penulis

17. Teman-teman FST & FKK 2008 atas bantuan, dukungan dan semangat yang

diberikan

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan

mengingat adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Januari 2012

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka

saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 30 Januari 2012

Penulis

Agnes Afriana Fajarwati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................. v

PRAKATA.................................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... ix

DAFTAR ISI............................................................................................... x

DAFTAR TABEL....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xx

INTISARI.................................................................................................... xxi

ABSTRACT .................................................................................................. xxii

BAB I. PENGANTAR................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

1. Perumusan Masalah .................................................................. 4

2. Keaslian Penelitian.................................................................... 5

3. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

B. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

1. Tujuan Umum ........................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .......................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................... 8

A. Kemiri ............................................................................................. 8

1. Keterangan Botani..................................................................... 8

2. Kandungan kimia ...................................................................... 9

3. Kegunaan di masyarakat ........................................................... 9

4. Ekstrak etanol-air kemiri........................................................... 10

5. Mekanisme ekstrak kemiri dalam merangsang pertumbuhan

rambut ...................................................................................... 11

B. Ekstrak dan Ekstraksi ...................................................................... 13

1. Ekstrak....................................................................................... 13

2. Ekstraksi.................................................................................... 13

C. Rambut ............................................................................................ 15

D. Sediaan Emulsi Tonik Rambut ....................................................... 20

E. HLB................................................................................................. 22

F. Penetration enhancer ...................................................................... 23

G. Kromatografi lapis Tipis (KLT)...................................................... 24

H. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut.................................................... 24

1. Viskositas .................................................................................. 24

2. Daya Sebar ................................................................................ 25

3. Ukuran Droplet.......................................................................... 25

4. Creaming................................................................................... 26

I. Ketidakstabilan Emulsi ................................................................... 26

J. Formula ........................................................................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xii

1. Virgin Coconut Oil (VCO).......................................................... 27

2.Sorbitol (hexahydohexane) .......................................................... 28

3. Span 80........................................................................................ 29

4. Tween 80..................................................................................... 30

5. Etanol .......................................................................................... 31

6. Butylated hydroxytoluene (BHT) ................................................ 31

7. Aquadest (Aqua purificata/Air Murni)........................................ 32

L. Desain Faktorial............................................................................... 32

M. Uji Iritasi Primer............................................................................. 34

N. Landasan Teori................................................................................ 34

O. Hipotesis.......................................................................................... 35

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 36

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 36

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 36

1. Variabel Penelitian .................................................................... 36

2. Definisi Operasional.................................................................. 36

C. Alat dan Bahan Penelitian............................................................... 38

1. Alat Peneltian ............................................................................ 38

2. Bahan Penelitian........................................................................ 39

D. Alur Penelitian ................................................................................ 40

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 41

1. Identifikasi bahan ...................................................................... 41

2. Ekstraksi biji kemiri .................................................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xiii

3. Uji kualitatif ekstrak biji kemiri dengan Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) ............................................................................... 41

a. analisis kualitatif senyawa alkaloid dengan reaksi

pengendapan........................................................................ 42

b. analisis kualitatif senyawa flavonoid dan asam lemak secara

KLT..................................................................................... 42

4. Pembuatan emulsi tonik rambut A/M dari ekstrak biji kemiri.. 43

a. Formula ............................................................................... 43

b. Pembuatan emulsi tonik rambut.......................................... 44

5. Uji tipe emulsi ........................................................................... 44

a. Metode staning/ dye solubility test...................................... 44

b. Metode pengenceran ........................................................... 44

6. Uji sifat fisik emulsi .................................................................. 45

a. Uji daya sebar...................................................................... 45

b. Uji viskositas....................................................................... 45

c. Uji ukuran droplet ............................................................... 45

d. Uji persentase pemisahan emulsi ........................................ 46

7. Uji iritasi primer........................................................................ 46

F. Analisis data .................................................................................... 46

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 48

A. Pengumpulan dan Identifikasi Biji Kemiri ..................................... 48

B. Pembuatan Ekstrak Etanolik Biji Kemiri ........................................ 50

C. Uji Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanolik Biji Kemiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xiv

Secara Kromatografi lapis Tipis (KLT) .......................................... 52

1. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid .................. 53

2. Analisis kualitatif senyawa asam lemak ................................... 54

D. Pembuatan Emulsi Tonik Rambut .................................................. 55

E. Uji Tipe Emulsi ............................................................................... 60

1. Metode staining......................................................................... 60

2. Metode pengenceran ................................................................. 61

F. Sifat Fisik Emulsi Tonik rambut ..................................................... 62

1. Daya sebar................................................................................. 66

a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 67

b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 67

2. Viskositas .................................................................................. 68

a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 69

b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 69

3. Persentase pemisahan................................................................ 71

a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 72

b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 73

G. Prediksi Komposisi Optimum Formula .......................................... 73

1. Contour plot daya sebar ............................................................ 74

2. Contour plot viskositas ............................................................. 75

3. Contour plot persentase pemisahan .......................................... 76

H. Stabilitas Emulsi Tonik Rambut Ekstrak Etanol-air Kemiri........... 76

1. Viskositas .................................................................................. 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xv

2. Daya sebar................................................................................. 79

3. Persentase pemisahan................................................................ 81

4. Rata-rata ukuran droplet............................................................ 83

I. Ketidakstabilan Emulsi Secara Biologi .......................................... 85

J. Uji Iritasi Primer ............................................................................. 86

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 87

A. Kesimpulan ..................................................................................... 87

B. Saran................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 88

LAMPIRAN................................................................................................ 94

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level........ 33

Tabel II. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri 100 g .... 43

Tabel III. Formula percobaan desain faktorial (200 g) ............................... 43

Tabel IV. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri............. 43

Tabel V. Warna bercak senyawa flavonoid ................................................ 53

Tabel VI. Persentase pemisahan emulsi tonik rambut ................................ 63

Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulsi tonik rambut...................... 64

Tabel VIII. Efek VCO, sorbitol, dan interaksi keduanya dalam

menentukan sifat fisik emulsi................................................... 65

Tabel IX. Hasil uji ANOVA daya sebar ..................................................... 67

Tabel X. Hasil uji ANOVA viskositas........................................................ 69

Tabel XI. Hasil uji ANOVA persentase pemisahan ................................... 73

Tabel XII. Karakterisasi stabilitas emulsi tonik rambut.............................. 77

Tabel XIII.Hasil uji normalitas viskositas Saphiro Wilk ............................ 78

Tabel XIV.Hasil uji Wilcoxon viskositas setelah 48 jam pembuatan

dan 25 hari penyimpanan ......................................................... 79

Tabel XV. Hasil uji normalitas daya sebar Saphiro Wilk........................... 80

Tabel XVI. Hasil uji Wilcoxon daya sebar ................................................. 81

Tabel XVII.Hasil uji normalitas Saphiro Wilk persentase pemisahan ....... 82

Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon persentase pemisahan............................. 83

Tabel XIX. Hasil uji normalitas Saphiro Wilk rata-rata ukuran droplet..... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xvii

Tabel XX. Hasil Paired t test rata-rata ukuran droplet ............................... 85

Tabel XXI. Hasil pengujian pH dan indeks iritasi primer emulsi tonik

rambut....................................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Biji kemiri ................................................................................. 8

Gambar 2. Posisi rambut pada kulit ............................................................ 16

Gambar 3.Struktur folikel rambut ............................................................... 17

Gambar 4. Siklus pertumbuhan rambut ...................................................... 18

Gambar 5. Struktur Sorbitol........................................................................ 28

Gambar 6. Struktur molekul Span 80.......................................................... 29

Gambar 7. Struktur molekul Tween 80....................................................... 30

Gambar 8. Struktur molekul Etanol ............................................................ 31

Gambar 9. Struktur molekul BHT............................................................... 31

Gambar 10. Skema alur penelitian .............................................................. 40

Gambar 11. Perbandingan struktur luar dan struktur dalam biji kemiri

serta perbandingan minyak yang dihasilkan dari biji kemiri ... 49

Gambar 12. Analisis kualitatif senyawa alkaloid (uji Dragendorrf) dan

senyawa flavanoid (Deteksi UV 366 nm sebelum dan sesudah

diuap NH3, pereaksi semprot sitoborat..................................... 54

Gambar 13. Analisis kualitatif senyawa asam lemak sebelum dan sesudah

diuap iodium............................................................................. 54

Gambar 14.Interaksi antara Span 80 dan Tween 80 pada permukaan

emulsi A/M............................................................................... 58

Gambar 15.Uji tipe emulsi dengan metode staining menggunakan

methylene blue dilihat dengan mikroskop perbesaran 40 x 10 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xix

Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran........................... 61

Gambar 17. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap daya sebar

emulsi tonik rambut ............................................................... 66

Gambar 18. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap viskositas

emulsi tonik rambut ............................................................... 68

Gambar 19. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap

profil persentase pemisahan emulsi tonik rambut ................ 71

Gambar 20. Contour plot daya sebar emulsi tonik rambut ekstrak kemiri . 74

Gambar 21. Contour plot viskositas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri .. 75

Gambar 22. Contour plot persentase pemisahan emulsi tonik rambut ekstrak

etanol-air kemiri..................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan rendemen ekstrak etanol-air kemiri.................... 94

Lampiran 2. Perhitungan nilai Rf................................................................ 94

Lampiran 3. Perhitungan HLB dan formula ............................................... 94

Lampiran 4. Notasi desain faktorial ............................................................ 95

Lampiran 5. Data uji sifat fisis emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air

kemiri ..................................................................................... 95

Lampiran 6. Perhitungan efek emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri 96

Lampiran 7. Perhitungan persamaan desain faktorial secara ANOVA

menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9........................ 97

Lampiran 8. Uji normalitas, Paired t test dan wilcoxon............................. 99

Lampiran 9. Data pendukung uji sifat fisis dan stabilitas emulsi tonik

rambut ekstrak etanol-air biji kemiri ..................................... 112

Lampiran 10. Uji iritasi primer pada kelinci albino.................................... 113

Lampiran 11. Dokumentasi......................................................................... 114

Lampiran 12. Data MSDS bahan-bahan yang digunakan........................... 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xxi

INTISARI

Penelitian tentang prediksi komposisi optimum sorbitol dan virgincoconut oil (VCO) sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi A/M tonikrambut ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : aplikasidesain faktorial bertujuan untuk mendapatkan formula dengan komposisi VCOdan sorbitol yang optimum dalam sediaan tonik rambut ekstrak etanol-air bijikemiri. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada tidaknyapengaruh VCO, sorbitol atau interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan stabilitassediaan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakanrancangan percobaan desain faktorial dua faktor dan dua level yaitu sorbitol(level rendah 10 g dan level tinggi 20 g) dan VCO (level rendah 20 g dan leveltinggi 30 g). Parameter sifat fisis sediaan emulsi tonik rambut yang diuji meliputiviskositas, daya sebar,dan persentase pemisahan emulsi sedangkan stabilitassediaan tonik rambut dengan menggunakan profil ukuran droplet dan profilpersentase pemisahan emulsi setelah penyimpanan 28 hari serta uji iritasi primeruntuk mengevaluasi terjadinya reaksi iritasi kulit menggunakan metode Draize.Data dianalisis secara statistik menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 untukmengetahui signifikansi (p<0.05) dari setiap faktor dan interaksinya dalammemberikan efek. Untuk mendapatkan area komposisi optimum digunakansuperimposed contour plot.

Dari penelitian ini diprediksi bahwa VCO merupakan faktor yangsignifikan berpengaruh dalam menentukan sifat fisik emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri yang meliputi daya sebar, dan viskositas serta stabilitasemulsi. Selain itu, dari hasil contour plot superimposed tidak ditemukankomposisi optimum sorbitol dan VCO dalam formula emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri. Berdasarkan uji Draize, formula emulsi tonik rambutekstrak kemiri tidak memberikan efek iritasi pada kulit.

Kata Kunci : virgin coconut oil (VCO), sorbitol, emulsi A/M tonik rambut,ekstrak etanol-air biji kemiri, desain faktorial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

xxii

ABSTRACT

The research about prediction optimum composition of sorbitol as andvirgin coconut oil (VCO) as penetration enhancer in A/M hair tonic emulsionformula of ethanol-water extract of Aleurites moluccana (L.) Willd. seed:factorial design application was aimed to get prediction of optimum hair tonicemulsion formula of ethanol-water kemiri extract. This research is also done todetermine which of the factors : VCO, sorbitol, and their interaction whichpredominantly affects the physical properties and physical stability.

This research used eksploratif pure experimental device and formulaoptimation that was done by using factorial design method with double variable.The optimation is conducted to VCO and sorbitol as penetration enhancer, withthe physical properties of hair tonic that is tested include viscosity, spreadability,creaming presentation and stability of hair tonic by using viscosity profile, dropletsize profile, creaming presentation profile and primary irritation test to evaluatethe reaction of skin irritation by using the Draize method in albino rat. The resultwill be analyzed statistically by using Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 software todetermine factor’s significancy. Superimposed contour plot was used to determineoptimum composition area.

The result of this research was indicated that VCO was predicted as thesignificant factor in determining the physical characteristic of the hair tonic byovering spreadability, viscosity, and stability of the hair tonic of ethanol-waterkemiri extract. In the other hand, from the result of the super imposed contour plotwas not found an optimum area in hair tonic emulsion formula of ethanol-waterkemiri extract, and in primary irritation test, hair tonic of ethanol-water kemiriextract did not give the irritation effect at skin.

Key word : virgin coconut oil (VCO), sorbitol, A/M hair tonic emulsion, ethanol-water kemiri extract, factorial design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Rambut merupakan mahkota dan simbol penampilan bagi pria dan wanita

yang berperan penting dalam melindungi kulit kepala terhadap faktor luar, yaitu

suhu dingin, panas dan sinar matahari (Barel, Paye and Maibach, 2001). Oleh

karena itu, rambut perlu dirawat dengan baik. Kerontokan rambut menjadi

masalah penting yang dapat mengganggu penampilan. Penggunaan shampoo dan

conditioner dalam merawat rambut yang merupakan sel hidup tidak cukup untuk

mengatasi masalah tersebut, maka untuk merawat rambut dengan baik salah

satunya adalah dengan menggunakan tonik rambut.

Banyak penelitian yang meneliti tentang penggunaan bahan alam sebagai

penumbuh rambut. Salah satu bahan alam yang pernah diteliti adalah kemiri

(Aleurites moluccana L. Willd.). Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.)

merupakan tanaman familia Euphorbiaceae yang tersebar luas di daerah tropis

dan subtropis (Elevitch, and Manner, 2006). Biji kemiri digunakan untuk

menghitamkan dan menumbuhkan rambut (Leliqia,2003). Ekstrak kemiri

diketahui mengandung karbohidrat, protein, asam lemak, flavonoid dan saponin

(Hutapea, 2003 cit Leliqia, 2003). Menurut Ulfah (2003), konsentrasi 5% ekstrak

etanol-air 70% biji kemiri terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan

rambut pada kelinci jantan galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan

KLT diketahui ekstrak kemiri diduga mengandung senyawa golongan flavonoid,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

2

alkaloid,saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino. Senyawa flavonoid

yang ada dalam ekstrak etanol-air biji kemiri merupakan golongan aglikon

flavonoid non polar jenis isoflavon yang tak mengandung 5-OH bebas dengan

gugus metil dan metoksi, dan kemungkinan memiliki gugus hidroksil pada posisi

6 atau 8 atau pada keduanya dan pada cincin B (Leliqia, 2003). Ekstrak kemiri

umumnya merupakan ekstrak minyak (lipofilik) sehingga jika diaplikasikan

secara langsung di kulit kepala dan mengenai rambut, maka akan memberikan

kesan sangat berminyak dan lengket. Penggunaan seperti ini dianggap kurang

efisien dan kurang memiliki nilai estetika serta akan menimbulkan rasa yang

kurang nyaman bagi penggunanya. Di sisi lain, ekstrak kemiri memiliki bau yang

tidak enak sehingga dapat menurunkan aceptabilitas sediaan. Untuk mengatasi

hal-hal yang tidak diinginkan tersebut dan mempermudah pengaplikasian ekstrak

kemiri secara topikal, maka perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan.

Formulasi dalam bentuk sediaan krim pernah dilakukan oleh Yuniaty

(2010), tetapi sediaan tersebut memiliki kekurangan yaitu timbul rasa tidak

nyaman saat digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan

formulasi ekstrak etanol-air kemiri dalam bentuk sediaan tonik rambut dengan

alasan mudah dalam penggunaannya dan tidak menimbulkan rasa lengket pada

kulit seperti pada sediaan krim atau salep. Sediaan tonik rambut ini

diformulasikan dalam bentuk emulsi tipe A/M karena dapat mengakomodasi

bercampurnya ekstrak kemiri dan virgin coconut oil yang terlarut dalam fase

minyak dan sorbitol yang terlarut dalam fase air. Selain itu, fase luar emulsi

adalah fase minyak sehingga sediaan akan menjadi lebih mudah berinteraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

3

dengan lapisan stratum corneum yang bersifat lipofil dan kemudian memudahkan

penetrasinya ke dalam lapisan kulit. Lapisan kulit terluar kepala (stratum

corneum) mempunyai lapisan keratin. Adanya lapisan keratin ini mengakibatkan

suatu zat sulit untuk berpenetrasi ke dalam sel target (Dehaven, 2007). Oleh

karena itu, peneliti menambahkan penetration enhancer dalam formula tonik

rambut ekstrak kemiri untuk meningkatkan efektivitas dari sediaan. Pembawa

minyak banyak digunakan dalam formulasi sediaan tersebut, salah satunya adalah

virgin coconut oil (VCO).

VCO memiliki rantai asam lemak sedang (MCFA) (Yusvita, L. Y. ,

2009) sehingga bersifat lipofil dan dapat berfungsi sebagai penetration enhancer

serta dapat diaplikasikan untuk perawatan rambut dan kulit kepala (Rowe, et al.,

2009). Penetration enhancer dapat mempercepat pertumbuhan rambut karena

dapat membantu ekstrak etanol-air biji kemiri untuk menembus stratum corneum

dan masuk ke dalam dermis kemudian akhirnya mencapai folikel rambut (Parikh,

Ciotti, 2009). VCO juga merupakan minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan

yang dapat memberikan efek yang baik pada semua jaringan tubuh terutama

jaringan ikat yang memberikan elastisitas kulit. Struktur molekul VCO yang

sangat kecil dapat mempermudah penyerapannya oleh rambut dan kulit (Sukartin,

2005 cit Asmara, 2008). VCO yang bersifat lipofil dengan rantai asam lemak

sedang tersebut dapat mempengaruhi kualitas sediaan yang dihasilkan khususnya

viskositas sediaan sehingga penambahan VCO dalam formula perlu dioptimasi.

Formula emulsi tonik rambut ini juga menggunakan sorbitol sebagai

penetration enhancer yang mempermudah obat penetrasi ke dalam kulit (Allen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

4

2002). Sorbitol digunakan sebagai penetration enhancer dalam penelitian ini

karena penggunaannya cukup luas dalam berbagai sediaan cair semi padat dan

aman (tidak toksik). Konsentrasi sorbitol untuk penggunaan emulsi topikal yaitu

2-18% (Rowe, et.al.,2009). Penggunaan sorbitol sebagai penetration enhancer

dalam formula sediaan emulsi tonik rambut perlu dioptimasi mengingat sifat

sorbitol yang higroskopis sehingga akan meningkatkan kandungan air pada

produk akhir yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan tersebut. Selain itu,

konsentrasi penetration enhancer yang terlalu tinggi pada penggunaan secara

topikal dapat menghilangkan kelembaban dari kulit sehingga dapat menghidrasi

kulit (Aulton, 1994 l ; Rosen, 2005 ).

Penelitian ini menggunakan desain faktorial karena metode ini sesuai

untuk menentukan formula optimum sediaan emulsi tonik rambut dimana faktor

yang akan dideterminasi yaitu penetration enhancer sorbitol dan VCO dalam

berbagai konsentrasi. Pengaruh faktor terhadap respon diukur dengan uji statistik

analysis of variance menggunakan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9.

Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui efek tiap faktor dan interaksi

keduanya. Superimposed contour plot dari model persamaan yang signifikan tiap

faktor digunakan untuk memprediksi area komposisi optimum. Penelitian ini

merupakan penelitian bersama dengan berbagai jenis penetration enhancer tetapi

penulis hanya fokus pada formulasi dengan penetration enhancer sorbitol.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

5

a. Apakah virgin coconut oil, sorbitol atau interaksi keduanya berpengaruh

signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak

kemiri?

b. Apakah didapatkan prediksi area komposisi optimum virgin coconut oil dan

sorbitol sebagai penetration enhancer dengan sifat fisik emulsi tonik rambut

yang dikehendaki dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri?

c. Apakah formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri

memberikan efek iritasi pada kulit dengan pengujian Draize test?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian

tentang prediksi komposisi optimum sorbitol dan virgin coconut oil (VCO)

sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi tonik rambut ekstrak

etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) : aplikasi desain

faktorial belum pernah dilakukan. Penelitian terkait antara lain yaitu aktivitas

ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) sebagai pemacu

pertumbuhan rambut kelinci putih jantan serta uji kualitatif kandungan kimia,

pengaruh fraksi air ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurities moluccana (L.)

Willd.) terhadap pertumbuhan rambut kelinci putih jantan serta isolasi dan

identifikasi flavonoid penyusunnya, stabilitas fisik formula krim tipe o/w

ekstrak etanol-air 70% biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) sebagai

penumbuh rambut selama penyimpanan, optimasi komposisi propilen glikol

dan sorbitol sebagai humectant dalam formula krim anti hair loss ekstrak saw

palmetto (Serenoa repens) : aplikasi desain faktorial dan optimasi formula krim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

6

anti hair loss ekstrak saw palmetto (Serenoa repens) dengan humectant gliserol

dan sorbitol : aplikasi desain faktorial.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan tentang bentuk sediaan emulsi tonik rambut dari

ekstrak kemiri menggunakan virgin coconut oil dan sorbitol sebagai

penetration enhancer.

b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

bentuk sediaan kosmetik berupa tonik rambut ekstrak kemiri yang praktis,

tidak mengiritasi kulit, dan dapat diterima oleh masyarakat.

c. Manfaat metodologis. Dari penelitian ini diharapkan dapat

menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan metode

desain faktorial dalam menentukan komposisi optimum dan mengamati efek

penggunaan virgin coconut oil dan sorbitol sebagai penetration enhancer

terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan emulsi tonik rambut.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan emulsi

tonik rambut dari ekstrak kemiri dengan penetration enhancer virgin coconut

oil dan sorbitol yang mempunyai sifat fisik yang stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

7

2. Tujuan khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

a. mengetahui efek yang dominan antara VCO, sorbitol dan interaksi keduanya

terhadap sifat fisik dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri

b. mengetahui area komposisi optimum penetration enhancer VCO dan

sorbitol pada contour plot superimposed sifat fisik emulsi tonik rambut

dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri

c. mengetahui keamanan sediaan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji

kemiri terkait adanya kemungkinan efek iritasi pada kulit dengan pengujian

Draize test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kemiri

1. Keterangan Botani

Nama ilmiah tanaman ini adalah Aleurities moluccana (L.) Willd.,

sinonim Aleurities triloba Forst. Nama daerah tanaman ini yaitu kereh, kumili,

hambiri, kemiri, gambiri, buwa kare, buwah keras, buah tondeh, buwa hare,

dudulaa, sapiri (Sumatra), kemiri, muncang, derekan, pidekan (Jawa), derekan,

kamere, kawilu (Nusa Tenggara), bintalo (Sulawesi), kamili, buah kareh,

kemiling, saketa (Maluku) (Dirjen POM RI, 1995). Kemiri termasuk divisio

Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo

Gerabiales, famili Euphorbiaceae dan genus Aleurites (Hutapea, 1993).

Buah kemiri berbentuk kotak, bulat telur, beruas-ruas, panjang ± 7 cm,

lebar ± 6,5 cm, masih muda hijau setelah tua coklat, berkeriput. Biji bulat,

berkulit keras, berusuk, atau beralur, diameter ± 3,5 cm, berdaging, berminyak,

putih kecoklatan. Akarnya tunggang dan berwarna coklat (Hutapea, 1993).

Gambar 1. Biji Kemiri (diakses dari www.tnalaspurwo.org)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

9

2. Kandungan kimia

Biji kemiri mengandung karbohidrat, air, protein, mineral, vitamin dan

lemak (Anonim, 2002 cit Leliqia, 2003). Daging biji,daun dan akar kemiri

mengandung saponin, polifenol dan flavonoid. Daging bijinya juga

mengandung minyak lemak (Hutapea, 1993). Uji kualitatif pada biji kemiri

mengandung flavonoid, antrakinon, alkaloid, saponin, asam amino, minyak

lemak dan steroid (Ulfah, 2003).

Bagian biji mengandung minyak sebesar 55-56% dan kadar dalam

tempurung sebesar 60%. Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri

dari 55% asam palmitat; 6,7% stearat; 10,5% oleat; 48,5% linoleat dan 28,5%

linolenat. Asam lemak palmitat dan stearat termasuk golongan asam lemak

jenuh sedangkan asam oleat, linoleat dan linolenat termasuk golongan asam

lemak tidak jenuh (Ketaren, 1986 cit Yuniaty, 2010).

3. Kegunaan di masyarakat

Buah kemiri tidak dapat langsung dimakan karena beracun, yang

disebabkan oleh toxalbumin. Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu

dalam jumlah yang relatif kecil. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai

minyak rambut dan di Pulau Jawa digunakan sebagai bahan pembatik dan

untuk penerangan (Ketaren, 1996 cit Leliqia,2003). Kulitnya dipakai sebagai

obat berak berdarah (mejan) dan sariawan (air perasan dicampur dengan

kelapa). Bijinya berkhasiat sebagai obat pencahar (ditumbuk, dibakar menjadi

abu) dan dipakai untuk menumbuhkan rambut (Dharma, 1985 cit Leliqia,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

10

2003). Kulit kayu kemiri mempunyai khasiat lain sebagai antitumor , urus-urus

(Hutapea, 1993).

4. Ekstrak etanol-air kemiri

Ekstrak etanol-air kemiri adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil

maserasi biji kemiri menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi 5% ekstrak

etanol-air 70% biji kemiri terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan

rambut pada kelinci jantan galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan

KLT diketahui ekstrak kemiri diduga mengandung senyawa golongan

flavonoid, alkaloid, saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino

(Ulfah, 2003). Senyawa flavonoid yang ada dalam ekstrak etanol-air biji kemiri

merupakan golongan aglikon flavonoid non polar jenis isoflavon yang tak

mengandung 5-OH bebas dengan gugus metil dan metoksi, dan kemungkinan

memiliki gugus hidroksil pada posisi 6 atau 8 atau pada keduanya dan pada

cincin B (Leliqia, 2003).

5. Mekanisme Ekstrak Kemiri dalam Merangsang Pertumbuhan Rambut

Ekstrak etanol-air biji kemiri mengandung senyawa golongan

flavonoid, alkaloid, saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino

(Ulfah, 2003). Flavonoid diketahui memiliki beberapa aktivitas antara lain

yaitu sebagai vasodilator, estrogenik, dan antifungi ( Robinson, 1991;Achmad

et.al., cit Leliqia,2003).

Efek vasodilator dapat memperlancar peredaran darah pada kulit

sehingga memperlancar pengiriman nutrisi ke papila rambut. Nutrisi tersebut

sangat diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Efek estrogenik dapat memacu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

11

pembentukan hormon estrogen yang berperan dalam pertumbuhan rambut yaitu

dengan memperlama masa pertumbuhan rambut (masa anagen) sedangkan efek

antifungi dapat menekan pertumbuhan jamur yang merugikan (Leliqia, 2003).

Selain itu, flavonoid memiliki efek dapat menghambat bakteri,

bakterisid dan antivirus (Achmad dkk., 1990 cit Ulfah, 2003). Oleh karena itu,

senyawa ini dapat digunakan untuk mencegah kerontokan rambut akibat

bakteri atau virus selain mempercepat pertumbuhan rambut (Sariasih, 1996).

Flavonoid pada dasarnya merupakan senyawa fenol / polifenol. Dalam sediaan

kosmetik rambut, fenol berperan sebagai keratolitik, desinfektan, efek stimulan

dan dapat berfungsi untuk memacu penyerapan bahan-bahan lain dari sediaan

tersebut (Jellinek, 1970). Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstrak kemiri

adalah isoflavon (Leliqia, 2003). Isoflavon dapat menghambat aktivitas enzim

5α-reductase yang mengkatalisis konversi hormon testosteron menjadi 5α-

dihydrotestosterone dan enzim aromatase P450 yang memfasilitasi konversi

testosteron menjadi estradiol (Pilsakova, Riecansky, and Jagla, 2010). Enzim

5α-reductase berperan dalam terjadinya human disorders antara lain alopecia,

benign prostatic hyperplasia, acne dan hirsutism (Hiipakka, Zhang, Dai, Dai

and Liao, 2002). Enzim 5α-reductase mengubah testosteron menjadi

dihydrotestosteron (DHT) dan androstenedione menjadi testosteron (dan

beberapa DHT) (Elsner and Maibach, 2000). Enzim ini memiliki dua isoforms

yaitu tipe 1 dan tipe 2 (Wood and Price, 1999). Tipe 1 isozyme memiliki broad

basic pH optimum dan low affinity for testosterone sedangkan tipe 2 isozyme

memiliki acidic pH optimum dan high affinity for testosterone (Hiipakka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

12

Zhang, Dai, Dai, and Liao, 2002). Tipe 1 isozyme terdapat pada otak, hati,

non-genital skin dan dermal papilla folikel rambut, sedangkan tipe 2 isozyme

terdapat pada androgen-dependent tissue yaitu prostat, epididimis dan vesikula

seminalis (Kumar, Chaiyasut, Rungseevijitprapa and Suttajit, 2010). Kedua

isozyme tersebut bekerja bersama enzim lainnya dan meregulasi transformasi

steroid spesifik pada kulit (Wood and Price, 1999). Peningkatan DHT dan

aktivitas enzim 5α-reductase menyebabkan balding (kebotakan).

Dihydrotestosteron akan berikatan dengan reseptor androgen pada kulit kepala

membentuk kompleks hormon-reseptor yang mengaktifkan gen untuk

transformasi terminal follicles menjadi miniaturized follicles (Wood and Price,

1999) dan memblok blood supply (Taylor, 2008). Akibatnya, folikel rambut

memasuki resting stage siklus pertumbuhan rambut lebih cepat daripada

keadaan normal (Taylor, 2008). Dalam beberapa kali siklus rambut, durasi fase

anagen akan semakin pendek dan folikel rambut semakin mengecil, produksi

semakin pendek, finer hairs yang menutupi kulit kepala semakin sedikit (Wood

and Price, 1999) bahkan folikel rambut menjadi dormant dan siklus

pertumbuhan rambut berhenti (Taylor, 2008).

Enzim aromatase juga berperan penting dalam mengubah androgen

(testosteron) menjadi estrogen (estradiol) dan jumlahnya lebih banyak pada

kulit kepala wanita dibanding pria. Enzim ini terdapat pada outer root sheath

folikel rambut (Elsner and Maibach, 2000). Penurunan level cytochrome P-450

aromatase menyebabkan androgenetic alopecia pada kulit kepala daerah

frontal daripada daerah oksipital (Wood and Price, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

13

Lemak-lemak dan steroid yang digolongkan ke dalam lipid berfungsi

melumasi batang rambut dan kulit kepala sehingga melindungi rambut dari

kekeringan dan kehilangan kandungan lembab. Kulit rambut yang kering dan

rusak mengandung banyak ion-ion negatif yang menimbulkan muatan listrik

statis sehingga menjadi beterbangan jika disisir dalam keadaan rambut kering.

Dalam sediaan kosmetik untuk rambut, lemak-lemak digunakan dalam bentuk

kondisioner untuk memberikan kesan halus dan mengkilap pada rambut (Ulfah,

2003).

Alkaloid memiliki aktivitas biologis sebagai iritan yaitu dapat

meningkatkan sirkulasi darah sehingga pasokan zat-zat makanan yang

diperlukan untuk pertumbuhan rambut menjadi banyak sehingga akan

mempercepat pertumbuhan rambut (Dwiwahyuni, 2001).

B. Ekstrak dan Ekstraksi

1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan menyari zat aktif

dari simplisia nabati atau hewani dengan pelarut yang sesuai, lalu semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku baku yang telah

ditetapkan (Dirjen POM RI, 1995).

2. Ekstraksi

Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi.

Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan

mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap jenis metode ekstraksi serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

14

kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati

sempurna dari obat. Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah

pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif

sehingga senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa

kandungan yang lainnya serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar

senyawa kandungan yang diinginkan (Ansel, 1989). Etanol dipertimbangkan

sebagai penyari karena selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol

20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan

air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan

lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap,

glikosida, flavonoid, steroid, kurkumin, kumarin, antrakinon, damar dan

klorofil (Hargono, 1986).

Maserasi adalah penyarian secara sederhana dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam cairan penyari yang akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan

larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi larutan zat aktif di dalam

dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Penyarian

tersebut terjadi berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di dalam dan di luar sel. Modifikasi maserasi yaitu remaserasi. Dalam

metode ini, cairan penyari dibagi dua bagian. Serbuk simplisia dimaserasi

dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas

dimaserasi lagi dengan cairan penyari kedua (Hargono, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

15

Pada penyarian dengan metode maserasi perlu dilakukan pengadukan

untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga

dengan pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi

yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan di luar sel

(Hargono,1986). Ampas dipisahkan dengan menapis atau menyaring dimana

ampas telah dibilas, bebas dari ekstrak, dengan penambahan menstruum

melalui saringan ke dalam seluruh ekstrak dalam wadahnya (Ansel, 1989).

C. Rambut

Rambut adalah batang sel gepeng mati, berisi keratin dan memiliki peran

utama sebagai pelindung. Akar rambut (bulbus) terkubur dalam lubang (folikel)

(Parker, 2007). Folikel rambut terdiri dari central dermal papilla dan dikelilingi

oleh matriks rambut (Barel, Paye and Maibach, 2001 ). Folikel rambut dibatasi

oleh epidermis sebelah atas. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai

penegak rambut . Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot

; rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis ; rambut bulu lanugo di

seluruh tubuh ; rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak) (Syaifuddin, 2006).

Saat sel baru bertambah banyak di bagian akar, rambut memanjang dari bawah.

Rambut kulit kepala memanjang sekitar 0,3 mm setiap hari. Namun

demikian, rambut tidak tumbuh terus-menerus. Setelah tiga sampai empat tahun,

folikel masuk dalam fase istirahat dan rambut terlepas dari dasarnya. Tiga sampai

enam bulan kemudian, folikel aktif kembali dan mulai menghasilkan rambut baru

(Parker, 2007). Tipe rambut ada tiga yaitu vellus, terminal dan intermediate. Ciri

vellus hairs yaitu pendek, fine (diameter < 0,3 mm), soft, tidak terpigmentasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

16

unmedullated. Ciri terminal hairs yaitu lebar (diameter > 0,3 mm), darkly

pigmented, medullated, sedangkan intermediate hairs medullated dan

mengandung beberapa pigmen (lebih sedikit dibanding pada terminal hairs)

(Elsner and Maibach, 2000).

Struktur rambut dari bagian tengah hingga permukaan luar terdiri dari

medula, korteks, dan kutikula rambut. Korteks membentuk bagian utama rambut.

Sel ini mengakumulasi keratin hingga konsentrasi tinggi, tidak rusak seperti

permukaan epidermis, bahkan inti selnya semakin tebal (Barel, Paye and

Maibach, 2001 ).

Gambar 2. Posisi rambut pada kulit (Wibawa, 2012)

Folikel rambut ada empat tipe yaitu terminal, vellus, miniaturized dan

senescent. Folikel terminal mengandung terminal hair sedangkan folikel vellus

tidak. Folikel miniaturized yaitu beberapa folikel terminal yang kehilangan

kemampuan untuk memproduksi terminal hairs bahkan vellus hairs. Folikel

senescent yaitu ketiga folikel yang tidak memproduksi rambut dan kehilangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

17

kemampuan secara histologi untuk memproduksi rambut (Elsner and Maibach,

2000).

Gambar 3. Struktur folikel rambut (Anonim a, 2012)

Siklus pertumbuhan rambut terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. fase anagen (periode pertumbuhan)

Rambut diproduksi pada periode ini. Selama periode ini, papila dermal

semakin berkembang dan sel-sel matrix rambut mulai aktif membelah

sehingga rambut semakin panjang dan hair bulb mencapai jaringan

subdermal. Fase ini berlangsung selama 5-6 tahun.

2. fase katagen (berhentinya periode pertumbuhan)

Ketika pertumbuhan rambut mulai berhenti, folikel rambut mulai memasuki

fase katagen. Fase ini merupakan periode yang paling pendek dan diawali

ketika melanosit pada hair bulb berhenti memproduksi melanin. Selanjutnya,

pembelahan sel pada matrix rambut mulai menurun dan akhirnya berhenti.

Fase ini berlangsung selama 2-3 minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

18

3. fase telogen (fase istirahat)

Fase ini dimulai ketika sel-sel pada bagian utama folikel rambut dimakan

oleh makrofag. Akar rambut menjadi mengkerut dan arrector pili muscle

memendek menjadi ½ atau 1/3 panjang folikel rambut pada periode

pertumbuhan. Pada periode telogen, rambut yang baru mulai tumbuh dari

akar dan rambut tua rontok (hair loss). Rambut rontok 70-120 helai rambut

setiap hari. fase telogen berlangsung 2-3 bulan

(Mitsui, 1997).

Gambar 4. Siklus pertumbuhan rambut (Anonim b, 2012)

Faktor-faktor yang menyebabkan kerontokan rambut antara lain :

1. Penurunan fungsi folikel rambut yang disebabkan oleh hormon

Pada umumnya kerontokan rambut terjadi pada laki-laki. Hormon testeteron

berpengaruh pada folikel rambut dan metabolisme pada sel akar rambut.

Hormon tersebut di konversi menjadi DHT yang merupakan subtansi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

19

aktifitas biologi yang tinggi pada folikel rambut melalui mekanisme 5α -

reduktase. Mekanisme DHT ini yang merupakan penyebab utama terjadinya

kerontokan rambut.

2. Penurunan fungsi metabolisme folikel rambut dan hair bulb

Jika aliran darah pada pembuluh kapiler pada sekitar folikel rambut dan

dermal papilla berkurang, maka suplai nutrisi menuju dermal papilla dan

hair matrix juga akan berkurang. Hal ini menyebabkan terganggunya

metabolisme sel dan timbulnya efek samping pada pertumbuhan rambut.

3. Penurunan fungsi fisiologi scalp

Ketombe yang berlebihan dapat menutup pori-pori kulit kepala yang

merupakan tempat keluarnya rambut pada lapisan epidermis. Hal ini

menyebabkan efek samping pada pertumbuhan rambut. Jika kelenjar sebasea

pada folikel rambut menskresikan sebum yang berlebihan dan kemudian

sebum tersebut terdekomposisi oleh bakteri, maka dapat menyebabkan iritasi

pada kulit rambut, gatal-gatal, dan rambut rontok.

4. Kerusakan sirkulasi lokal yang disebabkan oleh tekanan pada scalp

Hilangnya fleksibilitas pada kulit kepala, akan menyebabkan reduksi aliran

darah pada pembuluh periperal di jaringan subkutan kulit kepala yang sangat

berpengaruh pada pertumbuhan rambut. kerontokan rambut dapat disebabkan

oleh defisiensi nutrisi stres, efek samping obat dan faktor genetik

(Mitsui, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

20

D. Sediaan Emulsi Tonik Rambut

Sediaan emulsi tonik rambut adalah bentuk sediaan kosmetika yang terdiri

dari satu cairan/lebih yang terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk droplet

(Allen, 2002) dan berfungsi untuk melebatkan rambut atau merangsang

pertumbuhan rambut pada kepala yang mengalami kebotakan atau kerontokan

rambut (Balsam,1974). Sediaan emulsi mempunyai 2 tipe, yaitu emulsi minyak

dalam air (M/A) dan air dalam minyak (A/M). Jika fase minyak terdispersi dalam

fase air maka disebut emulsi tipe M/A, sedangkan jika fase air terdispersi dalam

fase minyak maka disebut emulsi tipe A/M (Voigt, 1994). Penggunaan tonik

rambut (hair tonic) telah lama dilakukan untuk menghindari kebotakan,

mengurangi sekresi minyak berlebih, memberi kelembaban pada rambut kering,

mencegah timbulnya ketombe dan untuk mengatasi kerontokan rambut (Balsam,

1974).

Hair tonic biasanya merupakan kombinasi sekurang-kurangnya 2 atau 3

komponen utama yaitu perangsang kelenjar minyak, rubifacient (perangsang

kulit) dan antiseptik. Sebagai perangsang kulit digunakan kloralhidrat (2-4%),

asam format (10-12%), kinin dan garamnya (0,1-1 %), tingtur kina (1-10%) dll.

Perangsang kelenjar minyak digunakan kinin dan garamnya, tingtur dari daun

jaborandi atau pilokarpin, resorsinol monoasetat, kolesterol, asam salisilat, etil

alkohol, metil enolat, sulfur dan lesitin, sedangkan untuk antiseptik digunakan

senyawa turunan fenol dan senyawa ammonium kuarterner, walaupun senyawa

lain seperti kinin, formaldehid dan etil isopropil alkohol juga menunjukkan

aktivitas antiseptik (Sagarin, 1957).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

21

Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Metode warna (staning), menggunakan pewarna yang larut air atau minyak,

yang pada salah satunya akan telarut, dan mewarnai fase kontinu. Fase kontinu

yang terwarnai dengan homogen merupakan fase kontinu emulsi yang diuji.

Contoh pewarna yang larut air adalah metilen biru. Contoh pewarna yang larut

minyak adalah Sudan III.

2. Metode pengenceran, fase luar emulsi diencerkan dengan minyak atau air. Jika

dengan pengocokan, emulsi tetap homogen maka fase luar yang diencerkan

dengan salah satu fase (air atau minyak) merupakan fase luar emulsi yang diuji.

3. Percobaan cincin, emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring, jika

membentuk cincin air di sekeliling tetesan maka merupakan tipe emulsi M/A.

4. Pengukuan daya hantar, emulsi M/A akan memberikan aliran listrik saat dua

kawat yang dihubungkan dengan sebuah baterai lampu senter dicelupkan ke

dalam emulsi (Voigt, 1994).

Mekanisme penetrasi molekul polar dan nonpolar ke dalam lapisan kulit

ada empat yaitu intercellular pathway, trancellular pathway, pilosebaceic

pathway dan polar pores pathway. Mekanisme penetrasi emulsi tonik rambut

ekstrak kemiri ke dalam lapisan kulit yaitu difusi melalui skin appendages

(pilosebaceic pathway) yaitu melalui folikel rambut dan pilosebaceous units.

Mekanisme pilosebaceic pathway digunakan untuk molekul yang sangat lipofil

dan digunakan kombinasi surfaktan dan glycols (Rosen, 2005). Sebum terdiri dari

lipid, fatty chains (saturated dan unsaturated). Pada pilosebaceous units, transport

sebum dari kelenjar sebasea ke folikel rambut melewati short sebaceous duct dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

22

berakhir pada permukaan kulit. Large sebaceous terasosiasi dengan vellous hair

dan unit ini disebut sebaceous follicles (Elsner and Maibach, 2000). Adanya short

sebaceous duct memungkinkan sediaan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri

terpenetrasi ke dalam lapisan kulit melalui folikel (intrafollicular) kemudian akan

disalurkan ke papilla rambut melalui sebasea yang terintegrasi dengan folikel

rambut. Alcohol dan glysols merupakan promotor yang dapat meningkatkan

fluiditas lipid stratum corneum sehingga permeasi akan meningkat (Rosen, 2005).

Mekanisme surfaktan dalam membantu meningkatkan penetrasi ekstrak kemiri

yaitu :

1. surfaktan kontak dengan stratum corneum dan terdeposit pada lapisan

tersebut kemudian terjadi disorganizing structure stratum corneum

2. solubilizing atau removing material seperti lipid atau water-soluble

constituent ke permukaan lapisan stratum corneum

3. menjadi transport melalui stratum corneum. Efek ini terkait surfaktan dan

interaksi protein stratum corneum serta denaturasi epidermal keratin

(Rieger and Rhein, 1997).

E. HLB

Keseimbangan hydrophilic and lipophilic suatu emulgator akan

mempengaruhi tipe emulsi yang dihasilkan. Hydrophilic lipophilic balance (HLB)

digunakan untuk menentukan emulgator yang digunakan dalam sistem emulsi

(Aulton and Collet, 1990). Semakin lipofil suatu surfaktan, semakin rendah nilai

HLB (Voigt, 1994). Nilai HLB untuk tipe emulsi A/M adalah 3-6 (Aulton and

Collet, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

23

F. Penetration enhancer

Skin permeation enhancers menurunkan barrier resistance stratum

corneum dengan meningkatkan domain protein atau lipid. Skin penetration

enhancers dikelompokkan menjadi empat yaitu:

1. Chemical, contohnya azone, urea, fatty acids, ethanol, glycols. Anionic

surfactants, cationic surfactants, nonionic surfactants, polyols, essential oils,

terpene berpotensial sebagai chemical enhancement permeation.

2. Physical, contohnya teknik iontophoresis dan sonophoresis

3. Enzymatic. Penetration enhancer jenis ini akan menghambat enzim sintesis

lipid epidermal dan meningkatkan critical molar ratio dari stratum corneum

lipid. Contohnya acetyl CoA carboxylase

4. Vesicular carriers yaitu membuat microscopic vesicle spheres yang terintegrasi

dengan molekul zat aktif

(Rosen, 2005).

Mekanisme penetration enhancers yaitu :

1. Disruption struktur lipid stratum corneum

2. Interaksi dengan protein intercellular

3. Meningkatkan partisi obat, coenhancer atau pelarut ke dalam stratum corneum

(Pathan and Setty, 2009).

Fatty acid enhancers bekerja dengan meningkatkan fluiditas lipid protein

portion pada stratum corneum (Pathan and Setty, 2009). Karakteristik ideal

chemical penetration enhancers yaitu tidak toksik, non-iritasi, non-allergenic,

bekerja cepat, aktivitas dan durasi efek dapat diprediksi dan reprodusibel, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

24

memiliki aktivitas farmakologi pada tubuh, bekerja unindirectionally, mudah

dibersihkan dari kulit, acceptable dengan appropriate after feel (Pathan and Setty,

2009).

G. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat digunakan untuk pemisahan

senyawa seperti senyawa organik alam, senyawa organik sintesis, kompleks

anorganik-organik dan ion anorganik. Kelebihan metode ini adalah pemakaian

pelarut dan cuplikan yang jumlahnya sedikit dan memungkinkan dilakukannya

penotolan berganda sehingga dapat langsung saling dibandingkan antar cuplikan

(Gritter dkk., 1991).

Pada analisis KLT, penentuan lokasi bercak dari komponen yang terpisah

dilakukan secara visual khususnya untuk komponen yang berwarna, sedangkan

untuk komponen yang tidak berwarna umumnya dilakukan secara fisik dan kimia.

Cara fisika untuk substansi yang berfluoresensi dengan melihat fluoresensinya

dalam lampu ultraviolet, sedangkan untuk substansi yang tidak berfluoresensi,

penyerap ditambah fluoresen indikator sehingga bercak akan kelihatan gelap pada

latar belakang yang berfluoresensi. Cara kimia yaitu dengan penyemprotan (Stahl,

1985).

H. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut

1. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, maka semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya. Tipe

zat pengemulsi akan mempengaruhi flokulasi dan daya tarik-menarik droplet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

25

sehingga mempengaruhi viskositas emulsi. Penggolongan bahan menurut tipe

aliran dan deformasi adalah sistem Newton dan non Newton. Dispersi

heterogen cair dan padatan seperti larutan, koloid emulsi, suspensi cair, salep

dan produk-produk serupa masuk dalam golongan sistem non-newton

dianalisis dalam viskometer putar dan hasilnya diplotkan sehingga diperoleh

berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu

plastis, pseudoplastis dan dilatan. Sistem plastis menyerupai sistem newton,

pada shear stress di atas yield value, artinya sekali yield value terlampau, tiap

kenaikan shearing stress selanjutnya mengakibatkan kenaikan yang berbanding

langsung dengan rate of shear. Zat pseudoplastis akan berkurang viskositasnya

dengan meningkatnya rate of shear. Zat dilatan akan meningkat viskositasnya

dengan rate of shear (Martin, dkk., 1993).

2. Daya sebar

Uji daya sebar berfungsi untuk mengetahui kecepatan penyebaran

krim dan kelunakan dari sediaan lotion (Triayu, 2009).

3. Ukuran droplet

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang droplet kecil. Satuan

ukuran droplet yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer

(µm) atau micron. Dalam bidang farmasi, informasi yang diperoleh dari droplet

yaitu (1) bentuk dan luas permukaan droplet dan (2) ukuran dan distribusi

ukuran droplet. Data tentang ukuran droplet diperoleh dalam diameter droplet

dan distribusi diameter (ukuran) droplet, sedangkan bentuk droplet

memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik droplet dan teksturnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

26

(kasar atau halus permukaan droplet) (Martin, dkk., 1993). Emulsi kasar

biasanya terdiri dari droplet yang polydisperse yaitu bervariasi dari 3 µm

hingga lebih dari 100 µm. Distribusi ukuran droplet dalam emulsi penting baik

untuk stabilitas maupun dalam pertimbangan biofarmasetika (Lachmann,

1994). Pengurangan ukuran droplet akan menaikkan viskositas (Martin, dkk.,

1993). Jika rata-rata ukuran droplet meningkat seiring bertambahnya waktu

(bersamaan dengan penurunan jumlah droplet), maka dapat diasumsikan bahwa

koalesen adalah penyebabnya (Aulton, 2002).

4. Creaming

Stabilitas dan sifat fisis emulsi dapat diketahui dengan uji derajat

creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu tertentu. Ini dilakukan

dengan menghitung rasio volume emulsi yang mengalami pemisahan

dibandingkan volume total emulsi (Aulton, 2002).

I. Ketidakstabilan Emulsi

Fenomena ketidakstabilan emulsi secara umum adalah creaming,

coagulation, coalescence, dan ostwald ripening. Pada creaming terjadi proses

sedimentasi sedangkan coalescence merupakan agregasi yang terbentuk dimana

partikel membentuk lapisan homogen. Jika coalescence terjadi sempurna, maka

emulsi akan terpisah menjadi dua fase. Dalam pengertian fisik, coalescence

berbeda dengan creaming dan coagulation (Mitsui, 1998). Creaming merupakan

pemisahan emulsi menjadi dua fase yang masih dapat didispersikan kembali tetapi

terlihat inelegant, memungkinkan inaccurate dosage,dan menunjukkan penurunan

stabilitas emulsi yang dapat memicu cracking. Peningkatan viskositas fase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

27

kontinyu dapat mengurangi kecenderungan terjadinya creaming. Cracking

merupakan pemisahan emulsi menjadi dua fase dan tidak dapat didispersikan

kembali (Aulton and Collet, 1990).

J. Formula

1. Virgin coconut oil (VCO)

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari

buah kelapa tanpa mengalami pemanasan. VCO berwarna bening dan

mengandung banyak asam laurat serta asam lemak rantai menengah (Medium

Chain Fatty Acid/MCFA) (Yusvita, L. Y. , 2009) sebanyak 60% (Yulian,

2007). MCFA mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri, jamur (fungi),

kapang (yeast) dan virus (Yulian, 2007). VCO mengandung trigliserida,

komponen asam lemak terutama asam laurat dan asam miristat dan sebagian

kecil asam kaprat, kaproat, kaprilat, oleat, palmitat dan stearat. Komposisi

asam lemak untuk coconut oil adalah asam kaproat (≤ 1,5%), asam kaprilat (5-

11%), asam kaprat (4-9%), asam laurat (40-50%), asam miristat (15-20%),

asam palmitat (7-12%), asam stearat (1,5-5%), asam arachidis (≤ 0,2%), asam

oleat (4-10%), asam linoleat (1-3%), asam linolenat (≤ 0,2%), dan asam

eikosenoat (≤ 0,2%). VCO merupakan massa yang berwarna putih hingga

kuning atau tidak berwarna dengan bau khas kelapa, bersifat tidak larut dalam

air; sangat larut dalam dichlormethane dan petroleum (bp = 65-70ᵒC); larut

dalam eter, karbon disulfida dan kloroform; larut pada suhu 60ᵒC dalam 2

bagian etanol (95%); sedikit larut pada suhu rendah. Virgin coconut oil

berfungsi sebagai penetration enhancer dan basis salep (Rowe, et.al., 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

28

VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan

efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required

HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).

Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai

penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi

tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan

gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan

temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization

intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).

2. Sorbitol (hexahydrohexane)

Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)

Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari

100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah

kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar

larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,

1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan

digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).

Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak

berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih

higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah

28

VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan

efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required

HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).

Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai

penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi

tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan

gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan

temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization

intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).

2. Sorbitol (hexahydrohexane)

Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)

Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari

100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah

kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar

larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,

1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan

digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).

Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak

berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih

higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah

28

VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan

efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required

HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).

Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai

penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi

tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan

gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan

temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization

intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).

2. Sorbitol (hexahydrohexane)

Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)

Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari

100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah

kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar

larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,

1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan

digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).

Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak

berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih

higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

29

yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).

Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen

glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi

volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan

viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik

dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan

equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada

sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols

yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).

3. Span 80

Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)

Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat

dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam

laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung

membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80

untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)

merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan

digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas

pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.

Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80

29

yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).

Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen

glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi

volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan

viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik

dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan

equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada

sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols

yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).

3. Span 80

Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)

Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat

dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam

laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung

membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80

untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)

merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan

digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas

pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.

Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80

29

yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).

Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen

glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi

volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan

viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik

dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan

equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada

sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols

yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).

3. Span 80

Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)

Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat

dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam

laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung

membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80

untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)

merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan

digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas

pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.

Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

30

digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk

farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai

emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka

konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).

4. Tween 80

Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)

Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate

merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80

merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya

berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :

etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning

muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).

Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80

digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan

topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan

Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50

(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg

30

digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk

farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai

emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka

konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).

4. Tween 80

Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)

Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate

merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80

merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya

berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :

etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning

muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).

Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80

digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan

topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan

Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50

(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg

30

digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk

farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai

emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka

konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).

4. Tween 80

Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)

Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate

merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80

merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya

berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :

etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning

muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).

Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80

digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan

topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan

Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50

(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

31

(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara

obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan

terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya

tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk

pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).

5. Etanol

Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)

Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak

berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah

menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol

digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba

(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan

konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan

adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).

6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)

Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)

31

(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara

obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan

terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya

tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk

pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).

5. Etanol

Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)

Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak

berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah

menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol

digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba

(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan

konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan

adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).

6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)

Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)

31

(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara

obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan

terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya

tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk

pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).

5. Etanol

Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)

Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak

berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah

menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol

digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba

(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan

konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan

adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).

6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)

Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

32

Butylated Hydroxytoluene (BHT) digunakan sebagai antioksidan

dalam sediaan topikal dengan konsentrasi 0,0075-0,1% (Rowe, et.al., 2009).

7. Aquadest (Aqua purificata/ Air murni)

Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,

penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang

memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain. Air

murni yang digunakan untuk pembuatan sediaan-sediaan. Pemerian :

merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan pH antara 5-7

(Dirjen POM RI, 1995).

K. Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, yaitu teknik

untuk memberikan model persamaan matematika hubungan antara variabel respon

dengan satu atau lebih variabel bebas. Desain faktorial dua level berarti ada dua

faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang

berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Pada desain faktorial dua level dan

dua faktor diperlukan empat percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan

n menunjukkan jumlah faktor). Penamaan formula untuk jumlah percobaan = 4

adalah formula (1) untuk percobaan I, formula (a) untuk percobaan II, formula (b)

untuk percobaan III, dan formula (ab) untuk percobaan IV (Bolton and Bon,

2004).

Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut :

Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB (1)

keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

33

Y = respon hasil atau sifat yang diamatiXA,XB = level bagian A dan Bb0 = rata-rata dari semua percobaanb1, b2, b12 = koefisien (dapat dihitung dari percobaan)

Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level

Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi

1 - - +A + - -B - + -

Ab + + +Keterangan :

(-) = level rendah(+) = level tinggiPercobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B level rendahPercobaan (a) = faktor A level tinggi, faktor B level rendahPercobaan (b) = faktor A level rendah, faktor B level tinggiPercobaan (ab) = faktor A level tinggi, faktor B level tinggi

(Bolton and Bon, 2004).

Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan secara

simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan. Respon yang

ingin diukur harus dapat dikuantitatifkan. Desain faktorial digunakan untuk

mendesain suatu percobaan guna mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh

terhadap suatu respon. Selain faktor yang signifikan berpengaruh, dapat juga

diprediksi komposisi optimum melalui superimposed contour plot pada level yang

diteliti (Bolton and Bon, 2004).

Kelebihan desain faktorial adalah:

1. Lebih efisien dibandingkan dengan metode one-factor-ata-time.

2. Mampu menunjukkan efek interaksi antar faktor.

3. Dapat memberikan perkiraan efek dari suatu faktor pada kondisi level yang

berbeda-beda dari suatu faktor lain (Wahjudi, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

34

L. Uji Iritasi Primer

Iritasi adalah reaksi pada kulit oleh zat kimia miasalnya alkali kuat, asam

kuat, pelarut dan detergen. Beratnya bermacam-macam dari hyperemia, edemadan

vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak dan

umumnya pada sentuhan pertama (Lu, 1995).

Ada beberapa uji iritasi kulit yang dimodifikasi berdasarkan prosedur

Draize. Modifikasi dilakukan pada spesies hewan yang digunakan, jumlah bahan

uji yang dipakai, pengolesan berulang dan jenis pemeriksaan, misalnya histologi.

Untuk sebagian besar efek pada kulit, hewan uji yang dipilih adlah kelinci albino,

meskipun marmot albino, mencit putih dan hewan lainnya digunakan (Lu, 1995).

M. Landasan Teori

Menurut Ulfah (2003), konsentrasi 5% ekstrak etanol-air 70% biji kemiri

terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan rambut pada kelinci jantan

galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan KLT diketahui ekstrak

etanol-air biji kemiri diduga mengandung senyawa golongan flavonoid,

alkaloid,saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino. Umumnya ekstrak

etanol-air biji kemiri bersifat lipofilik sehingga jika diaplikasikan secara langsung

di kulit kepala dan mengenai rambut, maka akan memberikan kesan sangat

berminyak dan lengket. Sediaan tonik rambut yang paling cocok untuk

penggunaan ekstrak etanol-air biji kemiri secara topikal adalah sediaan emulsi tipe

A/M. Hal ini dikarenakan sediaan tersebut mudah diaplikasikan pada kulit kepala,

tidak lengket dan dapat mengakomodasi bercampurnya ekstrak kemiri dan virgin

coconut oil yang terlarut dalam fase minyak dengan sorbitol yang terlarut dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

35

fase air. Formula sediaan tesebut menggunakan penetration enhancer virgin

coconut oil dan sorbitol. Virgin coconut oil memiliki asam lemak rantai sedang

(Yusvita, 2010) dan berfungsi sebagai penetration enhancer (Rowe, et.al.,2009)

yang dapat meningkatkan penetrasi sediaan ke lapisan stratum corneum pada kulit

(Parikh, Ciotti, 2009). Sorbitol merupakan suatu polyols yang berpotensi sebagai

penetration enhancer (Rosen, 2005). Adanya kombinasi kedua bahan tersebut

akan mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas sediaan yang dihasilkan. Metode

desain faktorial dengan uji statistik Analysis of Variance digunakan untuk

menentukan faktor mana yang signifikan berpengaruh (VCO/ sorbitol/interaksi).

Uji ini memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh tiap faktor dan

interaksinya terhadap respon. Superimposed contour plot dari model persamaan

yang signifikan tiap faktor digunakan untuk memprediksi area komposisi

optimum.

N. Hipotesis

Pada prediksi area komposisi optimum sorbitol dan virgin coconut oil

(VCO) sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi A/M tonik rambut

ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : aplikasi desain

faktorial diduga bahwa virgin coconut oil (VCO), sorbitol, dan interaksi keduanya

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan

emulsi tonik rambut ekstrak kemiri dan diduga terdapat area komposisi

penetration enhancer VCO dan sorbitol yang optimum dalam formula sediaan

tonik rambut ekstrak kemiri dengan sifat fisik yang dikehendaki serta tidak

memberikan efek iritasi pada kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental ganda dengan

menggunakan desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari komposisi

sorbitol dan VCO sebagai penetration enhancer yang optimum dalam formula

emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah kadar sorbitol dan VCO level

rendah dan tinggi.

b. Variabel tergantung, dalam penelitian ini adalah sifat fisik (viskositas,

daya sebar, dan persentase pemisahan) dan stabilitas emulsi (profil ukuran

droplet, profil viskositas, profil daya sebar, dan profil persentase

pemisahan selama 25 hari penyimpanan).

c. Variabel pengacau terkendali, dalam penelitian ini adalah sifat dari wadah

dan lama penyimpanan, suhu pencampuran dan kecepatan pengadukan.

d. Variabel pengacau tak terkendali, dalam penelitian ini adalah suhu

penyimpanan dan intensitas cahaya.

2. Definisi Operasional

a. Emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri adalah

sediaan kosmetik rambut yang merupakan dispersi fase air dalam minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

37

(A/M) yang dibuat dari ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri dengan

menggunakan sorbitol dan VCO sebagai penetration enhancer sesuai

formula yang telah ditentukan dan dibuat sesuai prosedur pembuatan tonik

rambut pada penelitian ini.

b. Ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri adalah ekstrak cair endosperm

biji kemiri yang diekstraksi dengan pelarut etanol 70 % kemudian pelarut

etanol diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapat ekstrak cair

endosperm biji kemiri yang masih mengandung fase air.

c. Penetration enhancer adalah zat yang membantu ekstrak etanol-air kemiri

dalam sediaan emulsi A/M tonik rambut terpenetrasi menembus lapisan

stratum corneum.

d. Daya sebar adalah diameter penyebaran emulsi pada alat uji yang selama 1

menit diberi beban 61,0288 g. Kriteria daya sebar optimum adalah 7-8 cm.

e. Viskositas adalah hambatan emulsi untuk mengalir setelah adanya

pemberian gaya. Kriteria viskositas optimum adalah 0,1 - 1 d.Pa.s.

f. Persentase pemisahan emulsi adalah rasio volume emulsi yang mengalami

pemisahan (creaming) dibanding volume total emulsi. Kriteria %

pemisahan optimum adalah ≤ 10%.

g. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas emulsi

dalam waktu penyimpanan satu bulan dengan viskositas emulsi setelah 48

jam dibuat. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah ≤ 10%.

h. Ukuran droplet ditunjukkan dengan mean jika data parametrik (distribusi

normal) dan median jika data nonparametrik (data tidak normal) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

38

menggambarkan ukuran droplet emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air

biji kemiri.

i. Sifat fisik emulsi adalah parameter kualitas fisik emulsi dalam penelitian

ini adalah viskositas, daya sebar, ukuran droplet dan persentase pemisahan

48 jam setelah pembuatan.

j. Stabilitas emulsi adalah parameter kualitas fisik, stabilitas sediaan tonik

rambut yaitu pergeseran viskositas, profil viskositas, ukuran droplet dan

persentase pemisahan selama penyimpanan selama 25 hari.

k. Area komposisi optimum adalah area komposisi pertemuan arsiran dari

contour plot viskositas, dan daya sebar yang menunjukkan komposisi

sorbitol dan VCO yang menghasilkan emulsi sesuai dengan persyaratan

sifat fisik dan stabilitas emulsi.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas

(Pyrex-Japan), termometer, propeller mixer 2 blade (Janke &. Kunkel KG

IKA-WERK, tipe Rw 15 Holland), timbangan (Mettler Toledo), waterbath

(Memmert), Viskometer seri VT 04 (RION-JAPAN), mikroskop (MOTIC

DMB3-223 NTSC System, LISTED MICROSCOPE 29Ax E250223–

Amerika Serikat dan program Motic Image Plus 2.0), gelas objek (25.4 x 76.2

mm dan tebal 0.8 mm microscope slides – China), Ultra Turrax (Ystral Gmbh

D-7801 Dottingen tipe X 1020 Holland), Micropipet 100 µL dan Micropipet

10,00 µL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

39

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan adalah biji kemiri (Aleurites moluccana (L.)

Wild) yang diperoleh dari Pasar Beringharjo pada Agustus 2011; aquadest

dari Laboratorium Kimia Organik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Indonesia, BHT, Tween 80, Span 80 dan etanol (Pharmaceutical grade) dari

distributor PT Brataco Chemica Yogyakarta; sorbitol (Pharmaceutical grade)

dari distributor Total Equipment Semarang; minyak VCO (Virgin coconut

oil) dan parfum Aloe vera dari Toko Tekun Jaya, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

40

D. Alur Penelitian

Gambar 10. Skema alur penelitian

Uji Tipe Emulsi

Uji Sifat Fisik Emulsi

Uji Iritasi Primer

Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan

Analisis Data

Normalitas(Saphiro Wilk Test)

Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)

40

D. Alur Penelitian

Gambar 10. Skema alur penelitian

Pengumpulan Bahan

Identifikasi Bahan

Ekstraksi Biji Kemiri

Uji Kualitatif secara KLT

Pembuatan Emulsi TonikRambut

Uji Tipe Emulsi

Uji Sifat Fisik Emulsi

Uji Iritasi Primer

Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan

Analisis Data

Normalitas(Saphiro Wilk Test)

Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)

40

D. Alur Penelitian

Gambar 10. Skema alur penelitian

Uji Tipe Emulsi

Uji Sifat Fisik Emulsi

Uji Iritasi Primer

Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan

Analisis Data

Normalitas(Saphiro Wilk Test)

Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

41

E. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi bahan

Identifikasi bahan dilakukan dengan mengamati ciri-ciri fisik yang

meliputi panjang, lebar, bentuk dan kandungan minyak bahan yang

digunakan kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri fisik (panjang, lebar, bentuk

dan kandungan minyak) endosperm biji kemiri yang berasal dari tanaman

kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang

telah dideterminasi.

2. Ekstraksi biji kemiri

Biji kemiri (endosperm) diperoleh dari Pasar Beringharjo.

Endosperm biji kemiri yang diperoleh diserbuk. Sebanyak 4 kg serbuk

direndam dalam 6 L etanol 70% selama 3 hari. Bejana ditutup dan terlindung

dari cahaya. Pengadukan dilakukan 4 kali dalam satu hari selama 3 hari

dengan kecepatan putar 200 rpm, selanjutnya dilakukan penyaringan. Setiap

kali pengadukan dilakukan selama 12 menit tiap 2 jam. Ampas direndam lagi

dengan etanol 70% sebanyak 4 L, didiamkan selama 1 hari, disaring. Kedua

filtrat dicampur lalu diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapat dua

lapisan ekstrak dan diperoleh ekstrak cair berwarna kuning pekat dengan

konsentrasi ± 10%.

3. Uji kualitatif ekstrak biji kemiri dengan kromatografi lapis tipis (KLT)

Ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri ditimbang 10 g, dilarutkan

dalam 10 mL etanol 50%. Fraksinasi menggunakan petroleum eter (PE) 20

mL dan dilakukan pemisahan. Fraksi PE digunakan sebagai sampel uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

42

kualitatif kandungan asam lemak. Sisa fraksinasi difraksi menggunakan etil

asetat sebanyak 20 mL. Fraksi etil asetat digunakan sebagai sampel uji

kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid.

a. analisis kualitatif senyawa alkaloid dengan reaksi pengendapan

Analisis kualitatif senyawa alkaloid dilakukan dengan reaksi

pengendapan menggunakan pereaksi Dragendorff. Fraksi etil asetat

diteteskan pada drouple plate kemudian ditambahkan pereaksi

Dragendorff dan diamati apakah terjadi endapan coklat tidak. Adanya

endapan menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

b. analisis kualitatif senyawa flavonoid dan asam lemak secara KLT

Analisis kualitatif senyawa flavonoid dilakukan dengan sistem

KLT, yaitu plat selulosa (fase diam); asam asetat glasial 15% (fase gerak);

ammonia, sitoborat, UV 366 nm (deteksi). Fraksi yang digunakan yaitu

fraksi etil asetat.

Analisis kualitatif senyawa asam lemak dilakukan dengan sistem

KLT, yaitu plat silika gel 60 (fase diam); petroleum eter : dietil eter : asam

asetat glasial (90:10:1) (fase gerak); uap iodium (deteksi). Fraksi yang

digunakan adalah fraksi petroleum eter. Hasil positif yaitu warna bercak

menjadi kuning kecoklatan setelah diuap iodium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

43

4. Pembuatan emulsi tonik rambut A/M dari ekstrak biji kemiri

a. Formula

Tabel II. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri 100 g

Bahan Jumlah (g)Ekstrak etanol biji kemiriSorbitolVCOSpan 80Tween 80Etanol 10%BHTParfum Aloe veraAquadest

551012,62,4400,10,5 mL20 mL

Tabel III. Formula percobaan desain faktorial (200 g)

Formula Sorbitol (g) VCO (g)1abab

10102020

20302030

Dari desain penelitian di atas diperoleh komposisi setiap bahan pada

masing-masing formula (200 g) sebagai berikut :

Tabel IV. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri

Bahan 1 (g) a (g) b (g) ab (g)Ekstrak etanol bijikemiriSorbitolVCOSpan 80Tween 80BHTEtanol 10%Parfum Aloe veraAquadest

101020

25,24,80,280

1 mL40 mL

101030

25,24,80,280

1 mL40 mL

102020

25,24,80,280

1 mL40 mL

102030

25,24,80,280

1 mL40 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

44

b. Pembuatan emulsi tonik rambut

Tween 80, sorbitol, etanol 10% dan aquadest dicampur dengan

propeller mixer dengan kecepatan angka putar 5 selama 5 menit pada suhu

350C (fase air). Ekstrak etanol biji kemiri, VCO, BHT dan span 80 dicampur

dengan propeller mixer dengan kecepatan angka putar 5 selama 5 menit

pada suhu 350C (fase minyak). Fase air dituang ke dalam fase minyak porsi

per porsi sambil dicampur dengan propeller mixer dengan kecepatan angka

putar 5 selama 15 menit pada suhu 350C. Ukuran droplet diperkecil dengan

menggunakan Ultra Turrax 3x1 menit. Tiap formula direplikasi sebanyak 3

kali.

5. Uji tipe emulsi

a. Metode staining / dye solubility test

Emulsi tonik rambut diletakkan di atas gelas objek. Masing-masing

emulsi ditambahkan 1 tetes methylene blue dan Sudan III, kemudian

dilakukan pengamatan apakah emulsi bertipe A/M atau M/A.

b. Metode pengenceran

Emulsi tonik rambut sebanyak 2mL dimasukkan tabung reaksi

kemudian ditambahkan masing-masing 3mL aquadest (fase air) dan virgin

coconut oil (VCO) (fase minyak). Campuran tersebut dikocok kemudian

dituang ke dalam cawan arloji dan dilakukan pengamatan apakah emulsi

bertipe A/M atau M/A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

45

6. Uji sifat fisik emulsi

a.Uji daya sebar

Sebanyak 50 µL emulsi ditempatkan pada kaca kemudian di atas

kaca bundar diberikan beban 61,0288 g (kaca bundar penutup), dibiarkan

selama 1 menit, kemudian diukur diameter emulsi yang menyebar.

b.Uji viskositas

Viskometer Rion seri VT 04 digunakan untuk mengukur viskositas.

Viskositas emulsi diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk

viskositas. Uji ini dilakukan 48 jam, 15 hari dan 28 hari. Sifat fisik emulsi

ditunjukkan dengan viskositas setelah 48 jam. Stabilitas sediaan emulsi

ditunjukkan melalui profil viskositas setelah 28 hari penyimpanan.

c. Uji ukuran droplet

Emulsi sebanyak 9 µL diteteskan pada gelas objek kemudian

diamati ukuran droplet yang terdispersi pada emulsi dengan menggunakan

fotomikroskop pada perbesaran 40x. Diameter droplet diukur sebanyak 500

droplet dengan menggunakan program MOTIC Image Plus 2.0 yang telah

dikalibrasi dengan lensa objektif skala 10 µm. Uji ini dilakukan 48 jam, 15

hari, dan 28 hari. Sifat fisik emulsi ditunjukkan dengan ukuran droplet

setelah 48 jam. Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil ukuran

droplet selama 25 hari. Data ukuran droplet diolah dengan program

Microsoft Excel untuk memperoleh mean (jika data normal) dan median

(jika data tidak normal) sebagai respon ukuran droplet dan program R untuk

menguji normalitas dan signifikansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

46

d.Uji persentase pemisahan

Emulsi dimasukkan ke dalam tabung reaksi berskala. Pemisahan

fase yang terjadi diamati pada 48 jam, 15 hari, dan 25 hari. Hasil pemisahan

fase dinyatakan dengan persentase pemisahan dengan rumus:

100% xho

hupemisahan%

Keterangan: hu = tinggi creaming yang terjadi

ho = tinggi emulsi mula-mula

Sifat fisik emulsi ditunjukkan dengan persentase pemisahan setelah

48 jam. Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil persentase

pemisahan selama 25 hari.

7. Uji iritasi primer

Uji iritasi dilakukan pada kelinci yang dicukur bagian punggungnya

seluas 7,5 cm2. Sebanyak 1 mL tonik rambut diaplikasikan pada bagian

punggung. Setelah 48 jam dilihat pembentukkan eritema dan edema.

F. Analisis Data

Data KLT berupa harga Rf dan warna bercak. Bercak dideteksi

menggunakan sinar UV 366 nm dan pereaksi warna. Hasil tersebut dibandingkan

dengan persyaratan-persyaratan standar yang ada di pustaka yang relevan.

Data yang terkumpul adalah data viskositas; daya sebar ; persentase

pemisahan; ukuran droplet (mean atau median); profil viskositas, ukuran droplet

dan persentase pemisahan selama 25 hari. Metode desain faktorial dengan uji

statistik ANOVA taraf kepercayaan 95% digunakan untuk menghitung besarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

47

efek sorbitol dan VCO dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan

stabilitas.

Analisis data viskositas, daya sebar, ukuran droplet dan persentase

pemisahan 48 jam menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan uji

ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Analisis data profil viskositas, profil daya

sebar, profil ukuran droplet dan profil persentase pemisahan selama 25 hari

menggunakan uji Paired t test apabila data yang diperoleh normal serta uji

Wilcoxon apabila data yang diperoleh tidak normal pada taraf kepercayaan 95 %.

Metode desain faktorial dengan uji ANOVA taraf kepercayaan 95% digunakan

untuk memperoleh contour plot uji daya sebar, viskositas, dan persentase

pemisahan kemudian contour plot masing-masing uji digabungkan sehingga

diperoleh superimposed contour plot. Berdasarkan superimposed contour plot,

dapat diprediksi area komposisi optimum dari sorbitol dan VCO. Untuk

mendapatkan superimposed contour plot dilakukan signifikansi model persamaan

yang diperoleh melalui desain faktorial pada respon viskositas, daya sebar dan

persentase pemisahan dengan melihat signifikansi nilai p pada ANOVA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Identifikasi Biji Kemiri

Biji kemiri yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Pasar

Beringharjo, Yogyakarta. Biji kemiri yang digunakan yaitu biji kemiri yang sudah

dikupas, bulat utuh dan berwarna putih kecoklatan (endosperm). Endosperm biji

kemiri yang telah dikumpulkan, dilakukan identifikasi terlebih dahulu sebelum

dilakukan proses ekstraksi guna mendapat ekstrak kemiri. Tujuan dilakukannya

identifikasi endosperm biji kemiri ini adalah untuk memastikan kebenaran dari

simplisia yang digunakan dalam penelitian dalam hal ini adalah endosperm biji

kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo. Kebenaran simplisia sangatlah

penting karena menentukan kandungan senyawa di dalamnya beserta

komposisinya.

Ada berbagai cara identifikasi simplisia yaitu membandingkan dengan

monografi resmi suatu simplisia, membandingkan dengan simplisia hasil

budidaya yang diketahui pasti kebenaran jenisnya, membandingkan dengan

simplisia yang sejenis yang telah dideterminasi sebelumnya, dan sebagainya.

Endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo ini diidentifikasi

dengan cara membandingkan ciri-ciri fisik endosperm biji kemiri tersebut dengan

endosperm biji kemiri yang didapat dari kebun obat Fakultas Farmasi yang telah

dideterminasi sebelumnya. Kedua endosperm biji tersebut diamati strukturnya

baik luar maupun dalam kemudian hasilnya dibandingkan satu sama lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

49

Gambar 11. (a), (b), dan (c) Perbandingan struktur luar biji kemiri, (d) perbandinganstruktur dalam biji kemiri, (e) perbandingan minyak yang dihasilkan dari biji kemiri

Keterangan :

A = biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata DharmaB = biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo

Berdasarkan gambar 11.(a) dan 11.(b), dapat diketahui bahwa endosperm

biji kemiri dari Pasar Beringharjo mempunyai panjang dan lebar yang sama

dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi

Sanata Dharma, yaitu panjang sekitar 2 cm dan lebar 2,5 cm. Selain itu, bentuk

endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo juga memiliki bentuk

dan warna yang sama dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat

Fakultas Farmasi Sanata Dharma, yaitu berbentuk bulat lonjong dengan ujung

runcing, beralur dan berusuk, berdaging serta berwarna putih kecoklatan.

Berdasarkan gambar 11.(e), ditunjukkan bahwa endosperm biji kemiri yang

didapat dari Pasar Beringharjo memiliki kandungan minyak berwarna kuning

bening yang sama dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat

(a) (b) (c)

(d) (e)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

50

Fakultas Farmasi Sanata Dharma. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa

endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo telah sesuai dengan

endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata

Dharma yang telah dideterminasi. Hal ini menunjukkan bahwa endosperm biji

kemiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar endosperm biji

kemiri asli (Aleurites moluccana (L). Willd.) sesuai dengan endosperm biji kemiri

yang telah dideterminasi.

B. Pembuatan Ekstrak Etanol-air Biji Kemiri

Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol-air

70% endosperm biji kemiri yang diperoleh dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta

(Indonesia). Ekstraksi endosperm biji kemiri dilakukan secara maserasi dengan

pelarut etanol 70%. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi karena

senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak akan rusak (mudah mengalami

peruraian) jika digunakan metode ekstraksi lain yang menggunakan panas

(Riyanto, 1990). Selain itu, jumlah senyawa yang akan disari banyak sehingga

dengan menggunakan metode maserasi diharapkan dapat menyari semua

kandungan senyawa. Metode maserasi juga memiliki keuntungan yaitu cara kerja

dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Namun, metode

ini memiliki kerugian yaitu pengerjaanya lama dan penyariannya kurang

sempurna (Hargono, 1986).

Endosperm biji kemiri diserbuk terlebih dahulu dengan tujuan agar

proses penyarian dapat berlangsung maksimal karena penyarian akan bertambah

baik bila permukaan serbuk simplisia yang kontak dengan cairan penyari semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

51

luas (Anonim, 1986). Serbuk endosperm biji kemiri direndam dengan cairan

penyari etanol 70% selama 3 hari. Etanol 70% digunakan sebagai cairan penyari

karena selektif sehingga zat pengganggu yang terlarut hanya terbatas, kapang dan

kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya

baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang

diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa,

minyak menguap, glikosida, flavonoid, steroid, kurkumin, kumarin, antrakinon,

damar dan klorofil (Hargono, 1986). Cairan etanol tersebut akan menembus

dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif

akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dengan yang di luar sel maka larutan pekat akan didesak ke luar.

Peristiwa tersebut terjadi berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar sel dan di dalam sel (Hargono, 1986). Selama perendaman, bejana

ditutup dan terlindung dari cahaya untuk meminimalkan terjadinya fotodegradasi.

Dalam proses ekstraksi dilakukan pengadukan sebanyak empat kali

dalam satu hari selama tiga hari dengan kecepatan putar 200 rpm. Setiap

pengadukan dilakukan selama 12 menit setiap dua jam sekali. Pengadukan

bertujuan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia

sehingga dengan adanya pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat

perbedaan konsentrasi yang sebesar-besarnya antara larutan di dalam sel dengan

larutan di luar sel (Hargono, 1986) atau dengan kata lain untuk menghilangkan

kejenuhan pada larutan sehingga senyawa dapat terdistribusi ke seluruh bagian

pelarut dan diharapkan dapat tersari lebih banyak ke dalam pelarut. Setelah tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

52

hari, ekstrak disaring dengan bantuan pompa vacuum untuk mempermudah proses

penyaringan. Ampas direndam lagi dengan etanol 70%, didiamkan selama satu

hari lalu disaring. Cara maserasi ini disebut remaserasi dimana serbuk simplisia

dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas,

ampasnya dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua (Hargono, 1986).

Filtrat yang diperoleh dicampur lalu diuapkan dengan rotary evaporator

sampai didapatkan ekstrak kental biji kemiri. Penguapan ini bertujuan untuk

menguapkan pelarut etanol sehingga didapat ekstrak cair biji kemiri. Ekstrak cair

yang diperoleh berupa cairan berwarna kuning dengan % rendemen yang didapat

sebanyak 35,08% yaitu 1403,2 gram ekstrak dari 4 Kg serbuk endosperm biji

kemiri.

C. Uji Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol-air Biji Kemiri secara

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Uji kualitatif ekstrak etanol-air 70% biji kemiri secara KLT bertujuan

untuk mengidentifikasi kandungan kimia ekstrak tersebut sehingga dapat

diperoleh gambaran senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol-air biji kemiri

yang berkhasiat dalam memacu pertumbuhan rambut sesuai dengan hasil

penelitian Ulfah (2003) dan Leliqia (2003). Identifikasi dilakukan dengan

membandingkan harga Rf yang dihasilkan pada ekstrak. Uji kualitatif ekstrak

etanol-air biji kemiri secara KLT meliputi uji kualitatif senyawa flavonoid dan

alkaloid serta uji kualitatif senyawa asam lemak.

Metode ekstraksi kandungan senyawa dalam ekstrak etanol biji kemiri

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ekstraksi cair-cair (Liquid-liquid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

53

extraction) dengan pelarut petroleum eter dan etil asetat. Senyawa asam lemak

akan terlarut dalam fase petroleum eter karena sifat petroleum eter yang nonpolar

akan menarik kandungan senyawa nonpolar yang ada dalam ekstrak sesuai dengan

prinsip like dissolved like dimana senyawa nonpolar akan lebih larut pada pelarut

yang bersifat nonpolar, dan sebaliknya senyawa polar akan lebih larut pada

pelarut polar. Fase petroleum eter akan terpisah pada bagian atas karena berat

jenisnya lebih kecil daripada berat jenis etanol. Sisa fase etanol diekstraksi

kembali dengan pelarut etil asetat karena pelarut ini dapat melarutkan senyawa

flavonoid dan alkaloid (Harborne, 1987).

Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid dilakukan dengan

sistem KLT fase terbalik karena fase diam yang digunakan (selulosa) bersifat

lebih nonpolar daripada fase gerak (asam astetat 15%). Senyawa alkaloid dan

flavanoid akan terlarut dalam fase gerak yang bersifat polar dan terelusi. Deteksi

flavonoid dilakukan dengan uap ammonia, pereaksi sitoborat, dan dilihat di bawah

sinar UV 366 nm, sedangkan deteksi alkaloid dilakukan dengan uji Dragendorff.

Analisis kualitatif senyawa asam lemak dilakukan dengan sistem KLT,

yaitu plat silika gel 60 (fase diam); petroleum eter : dietil eter : asam asetat glasial

(90:10:1) (fase gerak); uap iodium (deteksi).

Hasil yang didapat yaitu sebagai berikut :

1. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid

Tabel V. Warna bercak senyawa flavonoid secara KLT

Deteksi Warna BercakUV 366 nm (sebelum diuap NH3) Fluoresence biru mudaUV 366 nm (setelah diuap NH3) Fluoresence biru mudaPereaksi sitoborat Biru kehijauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

54

(a) (b) (c)

(d)Gambar 12. Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa

flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuapNH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat

2. Analisis kualitatif senyawa asam lemak

(a)

(b)Gambar 13. Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah

diuap iodium

Berdasarkan gambar 12, untuk uji kualitatif senyawa alkaloid dapat

diketahui bahwa uji dragendorff yang merupakan uji awal alkaloid bernilai

positif yang ditunjukkan adanya endapan coklat orange setelah penambahan

reagen dragendorff atau larutan kalium tetraiodobismutat yang berarti dalam

ekstrak etanol-air kemiri terkandung senyawa alkaloid, sedangkan untuk uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

55

kualitatif senyawa flavonoid dilakukan dengan uap amonia dan reagen

sitoborat. Uji dengan uap amonia menunjukkan hasil yang positif yaitu

fluoresensi biru muda sebelum diuap amonia dan terjadi fluoresensi biru muda

setelah diuap amonia. Fluoresensi dilihat di bawah sinar UV 366 nm. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak kemiri mengandung flavonoid jenis isoflavon

yang tidak mengandung 5-OH bebas (Riyanto, 1990). Uji dengan reagen

sitoborat menunjukkan fluoresensi biru kehijauan pada UV 366 nm.

Fluoresensi ini terjadi karena flavonoid mengandung sistem aromatik yang

terkonjugasi sehingga dapat menunjukkan pita serapan kuat pada daerah

spektrum UV dan spektrum tampak (Harborne, 1987 ).

Berdasarkan gambar 13, untuk uji kualitatif senyawa asam lemak,

hasil yang didapat menunjukkan reaksi positif dimana terjadi perubahan warna

bercak menjadi kuning kecoklatan setelah diuapi dengan uap kristal iodium.

Warna kuning kecoklatan yang terjadi disebabkan oleh senyawa lemak yang

mengalami oksidasi oleh adanya I2.

Hasil semua uji kualitatif menyimpulkan bahwa ekstrak etanol-air

kemiri mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan senyawa asam lemak.

D. Pembuatan Emulsi Tonik Rambut

Emulsi tonik rambut yang dibuat merupakan emulsi tipe A/M. Pada

emulsi tipe ini, droplet dari ekstrak etanol-air biji kemiri akan terlarut dalam fase

minyak atau fase luar sehingga sediaan akan menjadi lebih mudah berinteraksi

dengan lapisan stratum corneum yang bersifat lipofil dan kemudian memudahkan

penetrasinya ke dalam lapisan kulit. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari fase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

56

internal (medium terdispesi) dan fase eksternal (medium pendispersi). Dalam

emulsi tonik rambut ekstrak biji kemiri ini digunakan VCO,ekstrak kemiri, BHT

dan parfum aloe vera sebagai fase eksternal sedangkan sorbitol, aquadest dan

etanol 10% sebagai fase internal. Ekstrak kemiri merupakan zat aktif dalam

formula ini. VCO dan sorbitol digunakan sebagai penetration enhancer, BHT

sebagai antioksidan agar sediaan tidak mudah tengik karena di dalam ekstrak

kemiri terdapat komponen minyak atsiri yang mudah menjadi tengik apabila

teroksidasi. Aquadest berfungsi sebagai pelarut dan etanol digunakan untuk

memberi sensasi rasa sejuk di kulit kepala sekaligus dapat berfungsi sebagai

kosolven. Etanol pada level 10% dalam air dapat mengurangi efek antarmuka

surfaktan yaitu dengan cara menurunkan perbedaan polaritas antara air dan

minyak (Salanger, 2000).

Untuk dapat mendispersikan kedua fase tersebut diperlukan adanya suatu

emulgator. Pemilihan dan komposisi emulgator yang tepat akan menghasilkan

sistem emulsi A/M yang stabil. Dalam hal ini digunakan tween 80 dan span 80

sebagai emulgator. Span 80 mempunyai nilai HLB 4,3 dan tween 80 mempunyai

nilai HLB 15,0. Kombinasi span 80 dan tween 80 menghasilkan nilai

kesetimbangan HLB pada sistem emulsi A/M yaitu HLB 3-6. Pada formula ini

dibuat emulsi A/M dengan HLB 6 yang merupakan hasil orientasi. Span 80 dan

tween 80 mempunyai rantai hidrokarbon yang sama (monooleat) sehingga

interaksinya menjadi lebih kuat dan seimbang dan mendekati nilai required HLB

VCO yaitu 6 sehingga dapat menghasilkan emulsi yang stabil. Selain itu, VCO

juga memiliki asam lemak yang sama dengan ekstrak etanol-air endosperm biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

57

kemiri yaitu asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam arakidat) dan asam lemak

tak jenuh (asam oleat dan asam palmitat) sehingga dimungkinkan required HLB

VCO hampir sama dengan required HLB ekstrak kemiri dan sistem emulsi A/M

dapat stabil.

Emulgator yang digunakan termasuk emulgator nonionik. Penelitian ini

menggunakan jenis emulgator tersebut karena sifatnya yang memiliki pH netral

dan stabil terhadap efek pemanasan, perubahan pH dan elektrolit konsentrasi

tinggi serta tidak mengiritasi kulit dan tidak toksik (Aulton, 1994). Emulgator

yang digunakan ada dua karena kerja dari dua emulgator tersebut akan lebih

meningkatkan stabilitas emulsi dimana tween 80 akan cenderung mengarah ke

gugus hidrofil dan span 80 akan cenderung mengarah ke gugus lipofil, sehingga

dapat membentuk lapisan antarmuka minyak dan air yang stabil, fleksibel, dengan

viskositas tinggi, dan resisten terhadap pecahnya droplet (Kim, 2005). Tween 80

dan span 80 akan mengurangi tegangan permukaan antara kedua fase sehingga

keduanya dapat saling campur. Tween 80 dan span 80 akan membentuk

monomolecular adsorption dimana kedua emulgator ini akan tersusun berselang-

seling pada lapisan batas antarmuka minyak dengan air (mengelilingi droplet).

Rantai hidrokarbon tween 80 akan berada di antara rantai span 80 dan akan terjadi

interaksi van der waals dari rantai hidrokarbon pada droplet yang berbeda serta

terjadi ikatan hidrogen antara tween 80 dan span 80 dengan medium air. Kedua

emulgator ini akan menjadi halangan sterik untuk bergabungnya droplet-droplet

karena adanya rantai polioksietilen dari tween 80 yang bulky dan adanya cincin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

58

span 80, sehingga kedua emulgator ini dapat menjaga kestabilan sediaan emulsi

tonik rambut ekstrak kemiri.

Gambar 14. Interaksi antara Span 80 dan Tween 80 pada permukaan emulsi A/M (Mollet

and Grubenmann, 2001)

Masing-masing fase dalam pembuatannya dipanaskan hingga suhu 35 ᵒ .

Pemanasan dilakukan di atas waterbath. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk

mempercepat proses pencampuran kedua fase karena partikel-partikel pada kedua

fase akan meregang dengan adanya pemanasan. Pengadukan masing-masing fase

dilakukan dengan menggunakan propeller mixer selama 5 menit di atas waterbath.

Pencampuran fase internal ke dalam fase eksternal dilakukan menggunakan

propeler mixer selama 15 menit secara bertahap. Proses pencampuran dalam

pembuatan sediaan emulsi merupakan proses dispersi dari fase minyak dan air

untuk membentuk sistem emulsi yang stabil. Tujuan dilakukan pencampuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

59

bertahap yaitu agar pencampuran lebih homogen dan untuk mencegah terjadinya

cracking pada emulsi yang dibuat. Selama pencampuran, fase internal (fase air)

dijaga suhunya yaitu 35 ᵒ . Hal ini bertujuan agar pencampuran kedua fase terjadi

pada suhu yang sama dan untuk menghindari perubahan suhu yang mendadak

yang dapat memicu terjadinya cracking pada emulsi. Selain itu, suhu

pencampuran juga mempengaruhi tegangan permukaan sehingga dapat

mempermudah proses emulsifikasi. Pengadukan dilakukan dengan kecepatan 500

rpm untuk mencegah terjadinya foaming yang dpat mengurangi estetika emulsi

yang dihasilkan. Selama proses pengadukan, kecepatan putar yang digunakan

menimbulkan gaya geser pada emulsi yang akan menentukan sifat fisis emulsi.

Emulsi yang dibuat memiliki tipe aliran non-Newtonian pseudoplastis sehingga

semakin tinggi kecepatan putar, viskositas emulsi akan semakin kecil. Kecepatan

putar 500 rpm ini merupakan kecepatan putar propeller mixer yang digunakan

untuk menghasilkan emulsi yang tidak terpisah secara visual menurut penelitian

yang dilakukan oleh Yusvita (2010). Setelah itu, campuran yang dihasilkan

dihomogenisasi menggunakan Ultra Turrax selama 3x1 menit untuk memperkecil

ukuran partikel emulsi yang dihasilkan sehingga didapatkan dispersi yang sangat

halus. Alat ini akan mendistribusikan fase dalam sampai mencapai tingkat dispersi

yang tinggi sehingga droplet emulsi akan mencapai dimensi tertentu dan dapat

mengalami gerak molekuler Brown (Voigt, 1994). Dalam formula ini juga

ditambahkan parfum aloe vera sebanyak 1 mL untuk menutupi bau yang tidak

enak dari ekstrak kemiri dan VCO. Emulsi yang dihasilkan berwarna putih susu

dan berbentuk seperti larutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

60

E. Uji Tipe Emulsi

1. Metode Staining

Setelah 48 jam, emulsi tersebut diuji tipe emulsinya menggunakan

metode staining dengan methylene blue dan metode kertas saring. Pada emulsi

tipe A/M, penambahan methylene blue akan menyebabkan droplet-droplet

terwarnai (biru) dengan latar belakang putih. Hal ini disebabkan karena droplet

emulsi merupakan fase air (fase internal) sehingga akan terlarut methylene blue

dan terwarnai biru, sedangkan fase minyak (fase eksternal) tidak akan

terwarnai akibatnya dihasilkan latar belakang putih. Hasil penelitian

menunjukkan tipe emulsi yang terbentuk adalah tipe A/M.

Formula (1) Formula a

Formula b Formula ab

Gambar 15. Uji tipe emulsi dengan metode staining menggunakan methylene blue dilihatdengan Mikroskop perbesaran 40 x 10

Fase Minyak

Fase Air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

61

Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat

formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini

menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada

keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki

sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.

2. Metode Pengenceran

Formula (1) Formula a

Formula b Formula ab

Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran

Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi

menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang

dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan

61

Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat

formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini

menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada

keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki

sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.

2. Metode Pengenceran

Formula (1) Formula a

Formula b Formula ab

Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran

Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi

menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang

dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan

61

Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat

formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini

menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada

keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki

sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.

2. Metode Pengenceran

Formula (1) Formula a

Formula b Formula ab

Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran

Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi

menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang

dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

62

dengan penambahan fase air berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa fase

eksternal dari sistem emulsi yang dibuat adalah minyak. Jadi, tipe emulsi

keempat formula adalah tipe emulsi A/M.

F. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut

Sifat fisik emulsi tonik rambut merupakan hal yang penting untuk

dipertimbangkan terkait kualitas sediaan yang baik dan dapat diterima oleh

masyarakat. Masyarakat menyukai sediaan emulsi yang mudah menyebar saat

dioleskan, viskositas yang cukup sehingga mudah dituang dan stabil dalam

penyimpanannya. Selain itu, sediaan emulsi yang dibuat bertujuan agar zat aktif

dapat terabsorpsi menembus stratum corneum maka selain terkait kualitas

sediaan dan acceptability masyarakat, sifat fisik juga perlu dipertimbangkan agar

dapat memberikan efek farmakologis yang optimal. Sifat fisik yang tidak sesuai

dapat menyebabkan proses absorpsi menjadi tidak optimal. Sifat fisik yang diukur

dari sediaan emulsi tonik rambut adalah daya sebar emulsi, dan viskositas.

Pengujian daya sebar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mudah

tidaknya sediaan menyebar saat dioleskan, sedangkan pengujian viskositas

bertujuan untuk mengetahui profil kekentalan dari sediaan emulsi yang dibuat.

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian stabilitas emulsi yang bertujuan

untuk mengetahui profil kestabilan dari emulsi yang dibuat. Stabilitas fisik

sediaan dapat diketahui dari profil persentase pemisahan dan perubahan ukuran

droplet setelah penyimpanan 25 hari. setelah penyimpanan selama 25 hari, ukuran

droplet emulsi dapat meningkat atau menurun dibandingkan dengan ukuran

droplet awal setelah pembuatan, selisih ukuran droplet tersebut yang dimaksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

63

perubahan ukuran droplet. Semakin kecil nilai perubahan ukuran droplet maka

emulsi semakin stabil dan sebaliknya, semakin besar nilai perubahan ukuran

droplet maka emulsi semakin tidak stabil. Selain ukuran droplet juga diamati

profil persentase pemisahan yaitu seberapa besar creaming yang terjadi pada

emulsi setelah penyimpanan 25 hari. Semakin besar nilai persentase pemisahan

maka emulsi semakin tidak stabil dan sebaliknya semakin kecil nilai persentase

pemisahan maka emulsi semakin stabil.

Tabel VI. Persentase pemisahan emulsi tonik rambut

Persentasepemisahan(%)

F1 Fa Fb Fab

48 jam 0 0 0 025 hari 7,87 ± 5,37 18,40 ± 21,57 19,07 ± 18,92 24,40 ± 14,24

Uji daya sebar dilakukan dengan menggunakan kaca bundar. Pemberian

beban pada plat kaca bundar dianalogkan sebagai tekanan yang diberikan pada

saat emulsi tonik rambut diaplikasikan pada kulit kepala. Rata-rata diameter yang

diperoleh dianggap mewakili daya sebar dari emulsi yang dibuat. Daya sebar yang

baik dapat menjamin pemerataan dan kemudahan untuk dioleskan saat emulsi

diaplikasikan pada kulit kepala.

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui profil rheologi dan konsistensi

emulsi. Uji ini dilakukan pada waktu 48 jam setelah pembuatan menggunakan alat

viscometer supaya terbebas dari semua energi kinetik selama pembuatan sehingga

diharapkan hasil pengukuran viskositas akan lebih stabil daripada pengukuran

tepat setelah pembuatan. Rotor dimasukkan ke dalam cup yang berisi emulsi

tersebut hingga tenggelam. Daerah di sekitar rotor diusahakan penuh dengan

emulsi karena adanya rongga di sekitar rotor dapat mempengaruhi hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

64

pengukuran viskositas. Skala rotor yang digunakan yaitu skala rotor nomer 3.

Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak tiga kali yaitu viskositas setelah 48

jam, 15 hari dan 25 hari. Pengukuran viskositas setelah 25 hari penyimpanan

bertujuan untuk mengetahui besarnya perubahan viskositas emulsi yang

menggambarkan perubahan stabilitas emulsi yang dibuat. Berubahnya viskositas

emulsi setelah penyimpanan selama 25 hari dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain yaitu kelembaban, penguapan air dari sediaan, adanya kerja dari

mikroorganisme, dan sebagainya. Dalam penelitian ini hal yang membedakan tiap

formula adalah komposisi penetration enhancer. Oleh karena itu, komposisi

penetration enhancer yang digunakan merupakan faktor yang mempengaruhi

perbedaan perubahan viskositas tiap formula yang dibuat. Semakin tinggi

higroskopisitas penetration enhancer yang digunakan maka viskositas emulsi

selama penyimpanan akan cenderung semakin turun (semakin encer).

Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulsi tonik rambut

FormulaDaya Sebar

(cm)Viskositas

(dPas)Persentase

pemisahan(%)(1) 7,80 ± 0,46 0,1 ± 0 7,87a 6,39 ± 0,55 0,24 ± 0,09 18,40b 7,03 ± 0,41 0,1 ± 0 19,07ab 6,31 ± 1,49 0,18 ± 0,03 24,40

Dari tabel VII, dapat diketahui bahwa masing-masing formula

memberikan respon yang berbeda-beda baik untuk daya sebar dan viskositas. Hal

ini dikarenakan adanya perbedaan level VCO dan level sorbitol yang digunakan

untuk tiap formula. Untuk uji daya sebar, formula (1) mempunyai daya sebar

terbesar dan formula ab mempunyai daya sebar terkecil, sedangkan untuk uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

65

viskositas formula (1) dan formula b memiliki viskositas terkecil dan formula a

memiliki viskositas terbesar. Formula (1) sesuai teori dimana daya sebar

berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin besar daya sebar sediaan semi

padat maka viskositasnya akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil daya

sebar sediaan semi padat maka akan semakin besar viskositasnya (Garg,

Aggarwal, Garg, and Singla, 2002). Formula a memiliki viskositas terbesar karena

pada formula ini komposisi sorbitol pada level tinggi sehingga dapat

dimungkinkan sorbitol akan menarik kandungan air dari luar sistem ke dalam

sistem sehingga viskositas sediaan akan meningkat.

Perhitungan secara desain faktorial dapat digunakan untuk mengetahui

faktor mana yang signifikan berpengaruh (VCO, sorbitol, atau interaksi keduanya)

dalam menentukan daya sebar dan viskositas dari sediaan emulsi. Perhitungan

dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik terapan Ubuntu-

10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan efek VCO, sorbitol dan interaksi keduanya adalah

sebagai berikut :

Tabel VIII. Efek VCO, sorbitol, dan interaksi keduanya dalam menentukansifat fisik emulsi

Efek Daya Sebar(cm)

Viskositas(dPas)

PersentasePemisahan (%)

VCO |-1,065 | 0,11 7,93Sorbitol | -0,425 | | -0,03 | 8,6Interaksi 0,345 | -0,03 | | -2,6 |

Dari tabel VIII, efek yang paling signifikan berpengaruh terhadap sifat

fisik dan stabilitas emulsi. Semakin besar nilai efek yang diperoleh maka semakin

signifikan berpengaruh terhadap sifat fisik emulsi. Faktor VCO merupakan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

66

yang paling signifikan berpengaruh terhadap daya sebar dan viskositas emulsi ,

sedangkan sorbitol merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap

profil persentase pemisahan. Hasil dengan nilai efek mutlak negatif yang besar

berpengaruh pada penurunan sifat fisik dan stabilitas emulsi setelah disimpan

selama 25 hari.

1. Daya Sebar

Gambar 17. Grafik hubungan antara VCO (kanan) dan sorbitol (kiri) terhadap dayasebar emulsi tonik rambut

Berdasarkan gambar 17, semakin banyak sorbitol yang digunakan

dalam formula dengan penggunaan VCO level rendah maupun tinggi akan

menurunkan daya sebar emulsi tonik rambut tetapi kurang signifikan

berpengaruh dibanding VCO. Faktor VCO akan menurunkan daya sebar

emulsi secara signifikan. Semakin banyak VCO yang digunakan dalam

formula dengan penggunaan sorbitol level rendah maupun tinggi akan

menurunkan daya sebar emulsi tonik rambut. Hal ini dikarenakan komponen

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

0 10 20 30

Day

a Se

bar

(cm

)

Sorbitol (g)

Grafik Hubungan antara Sorbitol danDaya Sebar Emulsi Tonik Rambut

VCO Level RendahVCO Level Tinggi

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

0 10 20 30 40

Day

a Se

bar

(cm

)

VCO (g)

Grafik Hubungan antara VCO dan DayaSebar Emulsi Tonik Rambut

Sorbitol Level Rendah

Sorbitol Level Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

67

penyususun VCO yang terdiri dari asam lemak rantai sedang/MCFA dapat

meningkatkan viskositas emulsi. Efek interaksi bernilai positif yaitu interaksi

VCO dan sorbitol dapat meningkatkan daya sebar emulsi. Hasil perhitungan

dengan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf

kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :

a. Hasil uji statistik model persamaan

multiple R-squared = 0,4271; p-value = 0,1944

Model persamaan : y = 12,794733 – 0,21067 (a) – 0,216837 (b) +

0,006953 (a) (b)

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa multiple R-

squared = 0,4271 dimana r < r8(.05) = 0,632 (De Muth, 1999) sehingga

korelasi tidak signifikan dan persamaan menjadi tidak valid. Menurut

Roundtree (1981), syarat linearitas yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high,

marked) dan >0,90 (very strong, very high) (De Muth, 1999). Nilai p dari

hasil uji statistik = 0,1944 > 0,05 sehingga persamaan tidak

signifikan/tidak valid. Oleh karena itu, contour plot yang dihasilkan dari

persamaan tersebut tidak dapat digunakan untuk membuat contour plot

superimposed.

b. Hasil uji statistik ANOVA

Tabel IX. Tabel ANOVA Daya Sebar

Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 3,3919 3,3919 4,6951 0,06213b 1 0,5550 0,5550 0,7682 0,40631a:b 1 0,3626 0,3626 0,5019 0,49879Residuals 8 5,7795 0,7224

F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

68

Tabel IX menunjukkan hasil bahwa tidak ada faktor yang

dominan untuk respon daya sebar nilai Pr(>F) semua faktor pada tabel

ANOVA > 0,05 yang berarti tidak ada faktor yang berpengaruh signifikan.

2. Viskositas

Gambar 18. Grafik hubungan antara sorbitol (kiri) dan VCO (kanan) terhadapviskositas emulsi tonik rambut

Berdasarkan gambar 18, semakin banyak jumlah sorbitol yang

digunakan dalam formula dengan penggunaan VCO level rendah maupun

tinggi akan menurunkan viskositas emulsi tonik rambut. Hal ini disebabkan

oleh higroskopisitas sorbitol yaitu dapat meningkatkan kandungan air di dalam

sistem emulsi sehingga akan menurunkan viskositas sistem emulsi. Semakin

banyak VCO yang digunakan dalam formula dengan sorbitol level rendah dan

tinggi akan meningkatkan viskositas emulsi. Peningkatan jumlah VCO pada

formula dengan sorbitol level rendah tidak berpengaruh signifikan terhadap

viskositas dibanding formula dengan penggunaan sorbitol level tinggi.

Berdasarkan perhitungan nilai efek, VCO merupakan faktor yang berpengaruh

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 10 20 30

Vis

kosi

tas

(dP

As)

Sorbitol (g)

Grafik Hubungan antara Sorbitol danViskositas Emulsi Tonik Rambut

VCO Level Rendah

VCO Level Tinggi

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 10 20 30 40

Vis

kosi

tas

(dP

as)

VCO (g)

Grafik Hubungan antara VCO danViskositas Emulsi Tonik Rambut

Sorbitol Level Rendah

Sorbitol Level Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

69

signifikan terhadap peningkatan viskositas. Hasil perhitungan dengan software

Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf kepercayaan 95% adalah

sebagai berikut :

a. Hasil uji statistik model persamaan

multiple R-squared = 0,7219 dan p-value = 0,01297

Model persamaan : y = -0,2933333 + 0,0196667 (a) + 0,0113333 (b) –

0,0005667 (a) (b)

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa multiple R-

squared = 0,7219 dimana r > r8(.05) = 0,632 (De Muth, 1999) sehingga

korelasi signifikan dan persamaan valid. Menurut Roundtree (1981), syarat

linearitas yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high, marked) dan >0,90 (very

strong, very high) (De Muth, 1999). Nilai linearitas yang diperoleh dalam

penelitian memenuhi syarat linearitas yang baik dengan kekuatan strong,

high, marked. Nilai p dari hasil uji statistik = 0,01297 < 0,05 sehingga

persamaan signifikan/ valid. Oleh karena itu, contour plot yang dihasilkan

dari persamaan tersebut dapat digunakan untuk membuat contour plot

superimposed.

b. Hasil uji statistik ANOVA viskositas

Tabel X. Tabel ANOVA Viskositas

Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 0,037408 0,037408 18,3975 0,002654 **b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153

a:b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153Residuals 8 0,016267 0,002033

F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

70

Nilai p-value pada respon viskositas signifikan yaitu < 0,05

sehingga data valid tetapi apakah data berpengaruh terhadap respon atau

tidak perlu melihat nilai Pr(>F) pada tabel ANOVA. Faktor yang signifikan

berpengaruh terhadap respon viskositas adalah VCO yang ditunjukkan oleh

nilai Pr(>F) kurang dari 0,05 (faktor tersebut berpengaruh signifikan).

VCO merupakan faktor yang signifikan berpengaruh dalam

menentukan viskositas emulsi. Seiring meningkatnya jumlah VCO maka

viskositas emulsi yang dihasilkan akan semakin tinggi. VCO dapat

meningkatkan viskositas karena kandungan asam lemak rantai sedang

terutama asam laurat mengakibatkan terjadinya ikatan van der waals antara

hidrokarbon span 80 dengan rantai hidrokarbon asam lemak dan membuat

sistem lebih bulky (Sinko, 2006). Hal ini didukung oleh data viskositas

formula (1) dan formula b dimana kedua formula memiliki jumlah sorbitol

yang sama yaitu dihasilkan emulsi dengan viskositas yang sama dan daya

sebar formula (1) lebih besar daripada formula b. Hal ini dikarenakan

penggunaan VCO pada formula b lebih banyak dibandingkan formula (1)

sehingga daya sebar formula b lebih kecil dibanding formula (1). Viskositas

formula b seharusnya lebih kecil daripada formula (1) karena jumlah

sorbitol pada formula b lebih besar daripada formula (1) sehingga

peningkatan kandungan air dalam formula b lebih besar daripada formula

(1). Akibatnya, viskositas formula b akan lebih kecil daripada formula (1).

Namun, hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya kontaminasi sediaan selama pengujian dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

71

penyimpanan yang menyebabkan kenaikan viskositas. Pada formula a dan

formula ab dengan jumlah sorbitol yang sama dihasilkan viskositas formula

a lebih tinggi dibanding formula ab dan daya sebat formula a lebih besar

dibanding formula ab. Formula a seharusnya memiliki viskositas yang lebih

kecil dan daya sebar yang lebih besar daripada formula ab karena jumlah

VCO yang digunakan lebih sedikit dibanding formula ab. Namun, hasil

respon viskositas yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya kontaminasi sediaan selama pengujian dan

penyimpanan yang menyebabkan kenaikan viskositas.

3. Persentase pemisahan

Gambar 19. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap profil persentasepemisahan emulsi tonik rambut

Dari gambar 19 dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah sorbitol

pada penggunaan VCO level rendah dan tinggi dapat meningkatkan terjadinya

creaming pada emulsi tonik rambut secara signifikan. Peningkatan jumlah

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

0 10 20 30

% p

emis

ahan

(%)

Sorbitol (g)

Grafik Hubungan antara Sorbitol dan% Pemisahan Emulsi Tonik Rambut

VCO Level Rendah

VCO Level Tinggi

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

0 20 40

% p

emis

ahan

(%

)

VCO (g)

Grafik Hubungan antara VCO dan %Pemisahan Emulsi Tonik Rambut

Sorbitol Level Rendah

Sorbitol Level Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

72

VCO pada penggunaan sorbitol level rendah dan tinggi juga dapat

meningkatkan terjadinya creaming. Hal ini dikarenakan sifat sorbitol yang

higroskopis sehingga dapat menarik air dari luar sistem dan meningkatkan

kandungan air sediaan (fase air dapat bertambah) dan VCO yang memiliki

asam lemak rantai sedang dengan struktur yang bulky sehingga sediaan akan

viscous. Kedua sifat bahan tersebut yang akan memicu terjadinya creaming

pada sediaan emulsi tonik rambut selama penyimpanan. Hasil perhitungan

dengan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf

kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :

a. Hasil uji statistik untuk model persamaan

Multiple R-squared = 0, 1697 ; p-value = 0,6652

Model persamaan : Y = -34,800 + 1,573 (a) + 2,160 (b) – 0,052 (a) (b)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa multiple R-squared = 0,1697

(r < r8(.05) = 0,632) (De Muth, 1999) sehingga korelasi tidak signifikan dan

persamaan menjadi tidak valid. Menurut Roundtree (1981), syarat linearitas

yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high, marked) dan >0,90 (very strong,

very high) (De Muth, 1999). Linearitas yang diperoleh dalam penelitian

tidak memenuhi syarat linearitas yang baik. Nilai p dari hasil uji statistik =

0,6652 > 0,05 sehingga persamaan tidak signifikan/tidak valid. Oleh karena

itu, contour plot yang dihasilkan dari persamaan tersebut tidak dapat

digunakan untuk membuat contour plot superimposed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

73

b.Hasil uji ANOVA persentase pemisahan

Tabel XI. Hasil uji ANOVA persentase pemisahan

Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 188,81 188,81 0,7161 0,4220b 1 221,88 221,88 0,8415 0,3858

a:b 1 20,28 20,28 0,0769 0,7886Residuals 8 2109,33 263,67F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan

Tabel IX menunjukkan tidak ada faktor yang signifikan

berpengaruh dalam menentukan respon daya sebar. Nilai Pr(>F) semua

faktor pada tabel ANOVA > 0,05 yang berarti tidak ada faktor yang

berpengaruh signifikan.

G. Prediksi Komposisi Optimum Formula

Prediksi komposisi optimum formula bertujuan untuk memprediksi

komposisi VCO dan sorbitol yang optimum dalam sediaan emulsi tonik rambut

ekstrak kemiri. Optimasi yang dilakukan meliputi daya sebar dan viskositas yang

merupakan parameter sifat fisik emulsi tonik rambut. Daya sebar dan viskositas

mempunyai rentang optimum tertentu dalam hal ini digunakan pembanding

sediaan tonik rambut Minoxidil 5%. Optimasi komposisi dapat digunakan untuk

memperoleh komposisi sorbitol dan VCO dalam emulsi dengan spreadability

yang baik, viskositas yang cukup, stabil dalam penyimpanan dan aman dalam

penggunaannya sehingga memenuhi kriteria acceptability masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

74

1. Contour plot daya sebar

Gambar 20. Contour plot daya sebar emulsi tonik rambut ekstrak kemiri

Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan

daya sebar yaitu y = 12,794733 – 0,21067 (a) – 0,216837 (b) + 0,006953 (a)

(b). Persamaan ini digunakan untuk membuat grafik contour plot daya sebar

seperti pada gambar 20 . Pada contour plot dapat ditentukan area optimum

komposisi sorbitol dan VCO yang memberikan daya sebar yang baik yaitu

pada diameter 7-8 cm dimana sediaan emulsi tonik rambut cukup nyaman

digunakan dan mudah diaplikasikan di kulit kepala. Daya sebar tersebut

merupakan daya sebar dari sediaan pembanding Minoxidil 5%. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak didapatkan formula optimum karena semua formula

memenuhi rentang daya sebar yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

75

2. Contour plot viskositas

Gambar 21. Contour plot viskositas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri

Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan

daya sebar yaitu y = -0,2933333 + 0,0196667 (a) + 0,0113333 (b) – 0,0005667

(a) (b). Persamaan ini dapat digunakan untuk membuat grafik contour plot

viskositas seperti pada gambar 21 . Pada contour plot dapat ditentukan area

optimum komposisi sorbitol dan VCO yang memberikan viskositas yang baik

yaitu tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Viskositas yang terlalu besar

akan menyulitkan saat pengemasan sediaan emulsi tonik rambut dan tidak

menjamin pemerataan saat sediaan emulsi dioleskan pada kulit kepala,

sedangkan viskositas yang terlalu kecil tidak disukai karena saat

pengaplikasian pada kulit kepala dapat dimungkinkan banyak yang terbuang

karena sulit melekat pada kulit kepala sehingga penggunaannya menjadi tidak

efektif. Viskositas yang baik untuk sediaan emulsi tonik rambut yaitu pada

rentang 0,1-1,0 dPas. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan formula

optimum karena semua formula memenuhi range viskositas yang dikehendaki.

10

12

14

16

18

20

20 22 24 26 28 30

Sorb

itol

(g)

VCO (g)

Contour Plot Viskositas

0,12 dPas

0,16 dPas

0,22 dPas

0,18 dPas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

76

3. Contour plot persentase pemisahan

Gambar 22. Contour plot persentase pemisahan emulsi tonik rambut ekstraketanol-air kemiri

Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan

persentase pemisahan yaitu y = -34,800 + 1,573 (a) + 2,160 (b) – 0,052 (a) (b).

Persamaan ini dapat digunakan untuk membuat grafik contour plot persentase

pemisahan seperti pada gambar 22 . Contour plot dapat digunakan untuk

menentukan area optimum komposisi sorbitol dan VCO dimana proses

terjadinya creaming dapat diminimalisasi. Kriteria optimum persentase

pemisahan yaitu ≤ 10%. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak

didapatkan formula optimum karena semua formula mengalami creaming.

H. Stabilitas Emulsi Tonik Rambut Ekstrak Etanol-air Kemiri

Stabilitas berperan penting dalam menentukan kualitas dan penerimaan

sediaan oleh masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

77

Tabel XII. Karakterisasi stabilitas emulsi

Viskositas (dPas)F1 Fa Fb Fab

48 jam 0,1 0,24 ± 0,09 0,1 0,18 ± 0,0315 hari 0,40 ± 0,02 0,49 ± 0,03 0,35 ± 0,02 0,42 ± 0,0325 hari 0,91 ± 0,69 1,47 ± 0,40 0,56 ± 0,17 1,20 ± 0,71

Daya Sebar (cm)48 jam 7,80 ± 0,46 6,39 ± 0,55 7,03 ± 0,41 6,31 ± 1,4915 hari 6,45 ± 0,46 6,39 ± 0,37 6,69 ± 0,09 6,06 ± 0,0425 hari 5,81 ± 0,61 4,96 ± 0,79 6,2 ± 0,26 5,25 ± 0,19

Persentase pemisahan(%)48 jam 0 0 0 015 hari 1,87 ± 0,46 2,13 ± 2,31 3,73 ± 2,57 3,47 ± 1,6725 hari 7,87 ± 5,37 18,40 ± 21,57 19,07 ± 18,92 24,40 ± 14,24

pH48 jam 5,47 ± 0,02 5,43 ± 0,16 5,5 ± 0,02 5,52 ± 0,0415 hari 4,7 ± 0,13 4,56 ± 0,08 4,78 ± 0,04 4,8 ± 0,0425 hari 4,36 ± 0,09 4,34 ± 0,02 4,51 ± 0,06 4,53 ± 0,10

Rata-rata ukuran droplet (µm)48 jam 12,90 ± 1,12 13,29 ± 0,24 12,75 ± 2,00 12,11 ± 0,8315 hari 13,22 ± 2,98 10,61±0,30 15,69 ± 2,04 13,19 ± 1,4925 hari 15,15 ± 1,20 15,29 ± 0,72 12,94 ± 1,22 13,30 ± 0,22

Pergeseran viskositas (%)810 % 512,5% 460% 566,67%Pergeseran rata-rata ukuran droplet (%)

17,44% 15,05% 1,49% 9,83%

1. Viskositas

Pengujian viskositas setelah 48 jam pembuatan, 15 hari dan 25 hari

penyimpanan bertujuan untuk mengetahui stabilitas emulsi yang dibuat.

Viskositas emulsi ini merupakan salah satu faktor penentu acceptabilitas

masyarakat. Tabel XII menunjukkan hasil yaitu semakin lama penyimpanan,

viskositas emulsi semakin meningkat artinya emulsi tonik rambut yang dibuat

menjadi semakin kental. Selain itu, pergeseran viskositas yang diperoleh lebih

dari 10%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu emulsi tonik rambut yang dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

78

tidak stabil selama penyimpanan 25 hari. Formula ab memiliki viskositas

tertinggi pada pengukuran awal (48 jam) dan formula a memiliki viskositas

tertinggi pada pengukuran 25 hari. Hal ini sesuai dengan hasil uji ANOVA

bahwa faktor VCO diprediksi merupakan faktor yang berpengaruh

meningkatkan viskositas.

Data viskositas 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon viskositas kurang dari

50.

Tabel XIII . Hasil uji normalitas viskositas Saphiro-Wilk

UjiViskositas

48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0,008481 0,8373 0,01599

p < 0,05 Ho diterima

Hi = Data respon viskositas formula (1), formula a, formula b, dan formula ab

setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi normal.

Ho = Data respon viskositas formula (1), formula a, formula b, dan formula ab

setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi tidak normal.

Tabel XIII menunjukkan nilai p semua formula pada pengukuran 48 jam dan

25 hari < 0,05 sehingga Ho diterima, sedangkan nilai p semua formula pada

pengukuran 15 hari > 0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, data respon viskositas

semua formula terdistribusi tidak normal. Selanjutnya, data viskositas diuji

menggunakan uji Wilcoxon dengan membandingkan viskositas setelah 48

jam, 15 hari dan 25 hari. Uji Wilcoxon digunakan karena data yang dihasilkan

tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

79

Tabel XIV. Hasil uji Wilcoxon respon viskositas setelah 48 jam pembuatandan 25 hari penyimpananFormula Nilai p

(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,25

p < 0,05 signifikan Ho ditolak

Hi = Viskositas formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48

jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.

Ho = Viskositas formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48

jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.

Tabel XIV menunjukkan nilai p semua formula setelah penyimpanan 25 hari >

0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan

formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.

2. Daya Sebar

Pengujian daya sebar selama 25 hari penyimpanan bertujuan untuk

mengetahui stabilitas emulsi yang dibuat terkait kemampuan daya sebar yang

dihasilkan. Daya sebar juga merupakan faktor penentu acceptabilitas

masyarakat. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin tinggi

viskositas maka daya sebar akan semakin turun dan sebaliknya, semakin

rendah viskositas maka daya sebar akan semakin besar. Hal ini didukung oleh

data yang disajikan pada tabel XII yaitu formula (1) memiliki daya sebar

tertinggi dan viskositas terkecil pada pengukuran awal (48 jam) sedangkan

formula ab memiliki daya sebar terendah dan viskositas terbesar pada

pengukuran awal (48 jam). Namun setelah uji 25 hari, daya sebar tertinggi dan

viskositas terendah yaitu formula b dan daya sebar terkecil dan viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

80

tertinggi yaitu formula a. Hal ini kemungkinan karena persentase pemisahan

fase air pada formula b lebih besar dibanding formula lainnya sehingga

viskositasnya akan menjadi kecil dan daya sebarnya tinggi.

Data daya sebar 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon daya sebar kurang dari

50.

Tabel XV. Hasil uji normalitas daya sebar Saphiro-Wilk

UjiDaya Sebar

48 jam 15 hari 25 hariNilai p 1,208. 10-6 0,03803 0,6588

p < 0.05 Ho diterima

Hi = Data respon daya sebar formula (1), formula a, formula b, dan formula ab

setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi normal.

Ho = Data respon daya sebar formula (1), formula a, formula b, dan formula

ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi tidak normal.

Tabel XV menunjukkan nilai p semua formula pada pengukuran 48 jam dan

15 hari < 0,05 sehingga Ho diterima, sedangkan nilai p semua formula pada

pengukuran 25 hari > 0,05 sehingga Ho ditolak. Kesimpulan yang diperoleh

yaitu data respon daya sebar semua formula terdistribusi tidak normal.

Selanjutnya, data daya sebar diuji menggunakan uji Wilcoxon dengan

membandingkan daya sebar setelah 48 jam, 15 hari dan 25 hari. Uji Wilcoxon

digunakan karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

81

Tabel XVI. Hasil uji Wilcoxon respon daya sebar setelah 48 jampembuatan dan penyimpanan 25 hari

Formula Nilai p(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,5

p < 0,05 signifikan Ho ditolak

Hi = Daya sebar formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48

jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.

Ho = Daya sebar formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48

jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.

Tabel XVI menunjukkan nilai p semua formula setelah 25 hari penyimpanan >

0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan

formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.

3. Persentase pemisahan

Persentase pemisahan juga merupakan parameter stabilitas emulsi

tonik rambut. Nilai persentase pemisahan diperoleh dengan mengamati tinggi

creaming yang terjadi. Tujuan pengukuran persentase pemisahan adalah untuk

mengetahui apakah terjadi pemisahan fase air dan fase minyak dalam sistem

emulsi atau tidak. Tabel XII menunjukkan persentase pemisahan pemisahan

emulsi semakin meningkat seiring lamanya penyimpanan yang menunjukkan

ketidakstabilan emulsi. Fenomena ini terjadi akibat proses sedimentasi yaitu

mengendapnya droplet fase air ke dasar tabung. Hal ini dikarenakan berat

jenis fase air lebih besar dari berat jenis minyak yaitu 1 g/cm3 (air) dan 0,9160

g/cm3 (VCO) sehingga fase air dan fase minyak akan memisah. Selain itu, jika

dilihat dari struktur sorbitol, adanya enam gugus –OH membuat sorbitol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

82

cenderung bersifat polar sehingga apabila diformulasikan dalam emulsi tipe

A/M dengan HLB 6 yang cenderung bersifat lipofil maka sorbitol akan tidak

stabil dan emulsi akan cepat memisah atau cracking.

Data persentase pemisahan 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji

normalitas menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon persentase

pemisahan kurang dari 50.

Tabel XVII. Hasil uji normalitas persentase pemisahan Saphiro-Wilk

Uji% Pemisahan (creaming)

48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0 0,03239 0,01658

p< 0,05 Ho diterima

Hi = Data respon persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b, dan

formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi

normal.

Ho = Data respon persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b,

dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi

tidak normal.

Tabel XVII menunjukkan nilai p semua formula pada semua pengukuran <

0,05 sehingga Ho diterima. Kesimpulan yang diperoleh yaitu data respon

persentase pemisahan semua formula terdistribusi tidak normal. Selanjutnya,

data persentase pemisahan diuji menggunakan uji Wilcoxon dengan

membandingkan persentase pemisahan setelah 48 jam, 15 hari dan 25 hari. Uji

Wilcoxon digunakan karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

83

Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon respon persentase pemisahan setelah 48jam pembuatan dan penyimpanan 25 hari

Formula Nilai p(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,25

p < 0,05 signifikan Ho ditolak

Hi = Persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b dan formula ab

setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.

Ho = Persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b dan formula ab

setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.

Tabel XVIII menunjukkan nilai p semua formula setelah 25 hari penyimpanan

> 0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan

formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.

4. Rata-rata ukuran droplet

Uji ukuran droplet bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan

stabilitas emulsi yang dibuat selama penyimpanan. Berdasarkan tabel XII,

rata-rata ukuran droplet pada formula (1) dan formula ab semakin meningkat

seiring lamanya penyimpanan. Hal ini dikarenakan droplet-droplet mengalami

koalesen yaitu bergabungnya dua droplet menjadi satu sehingga memperbesar

ukuran droplet. Formula a mengalami penurunan ukuran droplet setelah

penyimpanan 15 hari dan mengalami peningkatan ukuran droplet setelah

penyimpanan 25 hari, sedangkan formula b mengalami peningkatan ukuran

droplet setelah penyimpanan 15 hari dan penurunan setelah penyimpanan 25

hari . Hal ini dapat dikarenakan terjadinya ostwald ripening yaitu droplet-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

84

droplet saling bertabrakan dengan yang lainnya dan membentuk droplet yang

lebih besar dan yang lebih kecil.

Data ukuran droplet 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon ukuran droplet kurang

dari 50. Data ukuran droplet yang diuji merupakan rata-rata ukuran droplet

karena lebih menggambarkan ukuran droplet yang sebenarnya dibanding

metode percentile 90.

Tabel XIX. Hasil uji normalitas rata-rat ukuran droplet Saphiro-Wilk

UjiRata-rata ukuran droplet

48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0,9909 0,4257 0,9275

p < 0,05 Ho diterima

Hi = Data respon rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b,

dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi

normal.

Ho = Data respon rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b,

dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi

tidak normal.

Tabel XIX menunjukkan nilai p semua formula pada semua pengukuran >

0,05 sehingga Ho ditolak. Kesimpulan yang diperoleh yaitu data respon rata-

rata ukuran droplet semua formula terdistribusi normal. Selanjutnya, data

ukuran droplet diuji menggunakan Paired t test (uji t berpasangan) taraf

kepercayaan 95% dengan membandingkan persentase pemisahan setelah 48

jam dan 25 hari, 48 jam dan 15 hari, 15 hari dan 25 hari. Paired t test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

85

digunakan karena data normal dan variabel yang diuji terdiri dari dua data

yang berpasangan.

Tabel XX . Hasil Paired t test Mean ukuran droplet setelah 25 haripenyimpanan

Formula Nilai P(1) 0,005893a 0,0659b 0,904ab 0,1012

p < 0,05 signifikan Ho ditolak

Hi = rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b dan formula ab

setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.

Ho = rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b dan formula

ab setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda

bermakna.

Tabel XX menunjukkan nilai p formula (1) < 0,05 sehingga Ho ditolak,

sedangkan nilai p formula a, formula b dan formula ab > 0,05 sehingga Ho

diterima. Hal ini menunjukkan formula (1) tidak stabil dalam penyimpanan

selama 25 hari, sedangkan formula a, formula b dan formula ab stabil dalam

penyimpanan selama 25 hari.

5. Ketidakstabilan emulsi secara biologi

Emulsi A/M tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri mengalami

ketidakstabilan secara biologi yaitu tumbuhnya jamur dan dimungkinkan juga

tumbuh mikroba pada sediaan emulsi yang dibuat. Hal ini dikarenakan tidak

adanya bahan pengawet dalam sistem emulsi yang dibuat. Selain itu, adanya

fase air dalam sistem emulsi juga dapat memicu tumbuhnya mikroba, jamur,

kapang dan khamir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

86

I. Uji Iritasi Primer

Uji iritasi primer pada sediaan emulsi tonik rambut dilakukan untuk

mengetahui apakah bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan bersifat

mengiritasi kulit kepala atau tidak. Sediaan yang mengiritasi kulit dapat

menurunkan acceptabilitas masyarakat karena mereka cenderung akan

menghentikan pemakaian jika terjadi reaksi iritasi. Uji ini dilakukan pada kelinci

albino dengan alasan kulit kelinci tersebut tidak mempunyai pigmen kulit

sehingga memudahkan dalam pengamatan efek iritasi. Metode ini memiliki

kerugian yaitu pengamatan eritema dan edema yang bersifat subyektif. Sifat

mengiritasi kemungkinan dapat berasal dari pH sediaan, sifat bahan kimia yang

terkandung dalam formula atau dapat juga berupa gesekan mekanis.

Tabel XXI. Hasil Pengujian pH dan Indeks Iritasi Primer Emulsi TonikRambut

Formula pH* Indeks Iritasi Primer(1) 4,36 - 5,4678 0a 4,34 - 5,4278 0b 4,51 - 5,5033 0ab 4,53 - 5,5156 0

*pH = pH setelah pembuatan dan penyimpanan

Hasil uji iritasi primer dari keempat formula emulsi tonik rambut ekstrak

etanol-air biji kemiri yang dilakukan pada kulit kelinci albino menunjukkan

indeks iritasi primer 0. Nilai indeks iritasi primer kurang dari 2 memiliki kriteria

iritasi kurang merangsang (Lu, 1995). Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat

formula bersifat tidak mengiritasi kulit. Range pH sediaan juga masih mendekati

pH kulit yaitu 4,2-6,0 sehingga kemungkinan sediaan tidak akan mengiritasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. VCO merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan

stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri.

2. Tidak ditemukan area komposisi optimum virgin coconut oil dan sorbitol

sebagai penetration enhancer dengan sifat fisik emulsi tonik rambut yang

dikehendaki dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji

kemiri.

3. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri tidak memberikan

efek iritasi pada kulit.

B. Saran

Setelah menghadapi tantangan dalam penelitian ini maka untuk

selanjutnya :

1. Perlu dilakukan uji efektivitas (uji pertumbuhan rambut) sediaan emulsi tonik

rambut ekstrak kemiri.

2. Perlu ditambahkan pengawet dalam formula untuk menjaga stabilitas sediaan

emulsi yang dibuat.

3. Perlu dilakukan uji Franz Diffusion Cell untuk mengetahui dosis yang masuk

ke bulb hair.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

88

DAFTAR PUSTAKA

Allen,L.V., 2002, The Art, Science, & Technology of PharmaceuticalCompounding, Second Edition, AphA, Washington, D.C., pp. 284, 287,288

Anonim a, 2012, The structure of hair bulb, www.duniaperempuan.com, diaksespada tanggal 24 Januari 2012

Anonim b, 2012, Hair Growth Cycle, http://gayarambut.net, diakses pada tanggal24 Januari 2012

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV diterjemahkanoleh Farida Ibrahim, 493, UI Press, Jakarta

Asmara, S.D., 2008, Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan Sorbitan Monooleat80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing Lotion VirginCoconut Oil (VCO) : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Fakultas FarmasiSanata Dharma, Yogyakarta

Aulton, M.E., 1994, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, SecondEdition,Churchill Livingstone, Edinburg, pp. 351

Aulton, M.E. and Collet, D.M., 1990, Pharmaceutical Practise, LongmanSingapore Publishers Pte Ltd, Singapore, pp. 113,115

Balsam, M.S., and Sagarin,E., 1974, Cosmetics Science and Technology,Secondedition, Vol.3, John Wiloy and Sons, New York, pp.183

Barel, A. O., Paye M., and Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetic Scienceand Technology, Marcel Dekker, Inc., USA, pp. 23-25, 34-39

Bolton, S. And Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistic Practical and ClinicalApplications, 4th ed., Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 40, 265-281,506-523

De Muth, J.E., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical Statistical Applications,305, 585, Marcel Dekker, Inc., New York

Dehaven, Charlene, 2007, Delivery of Cosmetic Ingredients to The Skin,http://www.isclinical.com/whitepapers/delivery-costmetic-ingredients.pdf,diakses tanggal 17 Mei 2011

Departemen Kesehatan RI, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, VolumeI, 389-390, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

89

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, FarmakopeIndonesia, Edisi IV, 63, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta

Dwiwahyuni, R., 2001, Pengaruh Sari Alkohol Daun Pleomele angustifolia(Roxb) N.E. Brown terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan danSkrining Fitokimianya, Skripsi, 45, Fakultas Farmasi Universitas GadjahMada, Yogyakarta

Elevitch, C. R., and Manner, H., I, 2006, Aleurites moluccana (kukui),http://www.traditionaltree.org, diakses tanggal 28 April 2011

Elsner, P., and Maibach, H.I., 2000, Cosmeceuticals Drugs vs Cosmetics,Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 45, 58-60, 74-75

Garg, A., Aggrawal,D., Garg, S., Singla, A.K., 2002, Spreading of SemisolidFormulation ; An Update, Pharmaceutical Technology,http://www.pharmtech.com, diakses pada tanggal 3 November 2011

Gritter,R.J., bobbit, J.M., and Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi,edisi II, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 107-109, PenerbitITB, Bandung

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern MenganalisaTumbuhan,Edisi II, diterjemahkan oleh Padmawinata, K.,152, ITB Press,Bandung

Hargono, D., 1986, Sediaan Galenik, 3,6-7,10-13,19-21, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta

Hiipakka, R.A., Zhang, H.Z., Dai, W., Dai, Q., and Liao,S., 2002, Structure-activity Relationships for Inhibition of Human 5α-reductases byPolyphenols, www.bettinamoritz.com.br/.../ini_5aredutase.p.., diaksespada tanggal 4 Februari 2012

Hutapea,J.R., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, 23-24,Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan, Jakarta

Insulflex, 2012, VCO Material Data Sheet, www.imr-ltd.co.uk/.../MSDS-Pyrojacket-VCO.., diakses pada tanggal 24 Januari 2012

Jellineck, J.S., 1970, Formulation and Function of Cosmetic, John Wiley andSons, Inc., New York, pp. 144,153-156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

90

Julaiha, S., 2003, Pengaruh Fraksi Petroleum Eter Ekstrak Etanolik Biji Kemiri(Aleurites moluccana (L.) Willd.) terhadap Pertumbuhan Rambut KelinciJantan dan Uji Kualitatif Kandungan Asam Lemak dan Sterolnya,Skripsi, 38, 42 , Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kim, Cheng-ju, 2005, Advanced Pharmaceutics : PhysicochemicalPrinciples,CRC Press LLC, Florida, pp. 214-235

Kumar, T., Chaiyasut, C., Rungseevjitprapa, W., and Suttajit, M., 2010, Screeningof Steroid 5α- Reductaase Inhibitory Activity and Total Phenolic Contentof Thai Plants, http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-isoflavon-pdf-2.html, diakses pada tanggal 4 Februari 2012

Laboratorium Science, 2012, Aqua Material Data Sheet,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321, diakses padatanggal 24 Januari 2012

Laboratorium Science, 2012, Sorbitan Monooleat MSDS,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927282, diakses padatanggal 24 Januari 2012

Laboratorium Science, 2012, Sorbitol Solution 70 % MSDS,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925063, diakses padatanggal 24 Januari 2012

Laboratorium Science, 2012, Tween 80 Material Data Sheet,www.wku.edu/msds/docs/3044.pdf , diakses pada tanggal 24 Januari2012

Lachmann, L., 1994, Introduction to Pharmaceutical DossageForms,diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi III, Jilid 2, 250-257,Universitas Indonesia Press, Jakarta

Leliqia,N.P.E., 2003, Pengaruh Fraksi Air Ekstrak Etanolik Biji Kemiri(Aleurities moluccana (L.) Wild.) terhadap Pertumbuhan Rambut KelinciPutih Jantan serta Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Penyusunnya,Skripsi, 5-6,54, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar ; Asas Organ dan Sasaran dan PenilaianResiko, Edisi 2, 242-244, 250-251, Universitas Indonesia press, Jakarta

Making Cosmetics, Inc., 2007, Butylated Hydroxy Toluene Material Data Sheet,caps.ceris.purdue.edu/.../1382 - Amerika Serikat, diakses pada tanggal 24Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

91

Martin, A., Bustamante, P., & Chun, A.H.C., 1993, Physical Pharmacy, 4th Ed.,Lea and Febiger , Philadelphia, London, pp. 324-361

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier Science, Amsterdam,Netherlands, pp. 414-417

Mollet, H., Grubenmann, A., 2001, Formulation Technology : Emulsions,Suspensions, Solid Forms, 84, WILEY-VCH Verlag GmbH

Parikh, D., and Ciotti, S., 2009, Formulation for Stimulating Hair Growth,http://www.freepatentsonline.com/y2009/0209548.html, diakses tanggal13 Mei 2011

Parker, S., 2007, Ensiklopedia Tubuh Manusia, diterjemahkan oleh Winardini,hal. 146-147, Erlangga, Jakarta

Pathan, I.B., and Setty, C.M., 2009, Chemical Penetration Enhancers forTransdermal Drug Delivery Systems,http://www.bioline.org.br/pdf?pr09023, diakses pada tanggal 8 Februari2012

Pilsakova, L., Riecansky, L., and Jagla, F.,2010, The Physiological Actions ofIsoflavone Phytoestrogens, http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-isoflavon-pdf-2.html, diakses pada tanggal 3 Februari 2012

Rieger,M.M., and Rhein, L.D., 1997, Surfactants in Cosmetics, Marcel Dekker,Inc., New York

Riyanto, S., 1990, Analisis Metabolit Sekunder, 174-177, Proyek PengembanganPusat Fasilitas Bersama Antar Universitas (Bank Dunia XVII) – PAUBioteknologi,UGM, Yogyakarta

Rosen, M.R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and CosmeticProducts Technology, Applications and Formulations, William AndrewPublishing, USA, pp.81-90,103-106

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of PharmaceuticalExcipients, Sixth edition, Pharmaceutical Press and American PharmacistsAssociation, USA, pp.75, 675 -679

Sariasih, A., 1996, Uji Pertumbuhan Rambut dan Pengawasan Mutu Sediaan HairTonik dengan Sari Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.) dan Herba UrangAring (Eclipta prostrata L.), Skripsi, 77, Fakultas Farmasi UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

92

Sagarin E., 1957, Cosmetics Science and Technology, Interscience Publishers,Inc.,New York,pp.550-551

Salanger, J.L., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions , MarcelDekker, Inc., New York, pp. 90,104

Sinko, P.J., and Martin, A.N., 2006, Martin’s Physical Pharmacy andPharmaceutical Science, 5th edition, Lippincott Williams and Wilkins,Philadelphia, pp. 512-537

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi Dan Mikroskopi,diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, 3-4,Penerbit ITB, Bandung

Syaifuddin, H., 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3,312, EGC, Jakarta

Taylor, P., 2008, Skull Expansion True Cause of Genetic Hair Loss,http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-hairloss-pdf.html, diaksespada tanggal 3 Februari 2012

Triayu, S. I., 2009, Formulasi Obat Jerawat Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis(Citrus aurantifolia, Swingle) dan Uji Daya Antibakteri secara In Vitro,http://etd.eprints.ums.ac.id/3382/1/K100040238.pdf, diakses tanggal 11September 2011

Ulfah, A.M., 2003, Aktivitas Ekstrak Etanolik Biji Kemiri (Aleurites moluccana(L.) Willd. Sebagai Pemacu Pertumbuhan Rambut Kelinci Putih Jantanserta Uji Kualitatif Kandungan Kimia, Skripsi, 40,51-52,54, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta

Vee Gee Scientific, 2012, Ethanol Material Data Sheet,www.ee.iitb.ac.in/~nanoe/msds/ethanol.pdf, diakses pada tanggal 24Januari 2012

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5,399-443, UniversitasGadjah Mada Press, Yogyakarta

Wood, A.J.J., and Price, V.H., 1999, Drug Therapy,http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-hairloss-pdf.html, diakses padatanggal 4 Februari 2012

Yulian, A.I., 2007, Uji Banding Efektivitas Virgin Coconut Oil denganKetokonazol 2% Secara In Vitro terhadap Pertumbuhan Candidaalbicans, http://eprints.undip.ac.id/22366/1/anggradia.pdf, diakses tanggal1 September 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

93

Yuniaty, K., 2010, Stabilitas Fisik Formula Krim Tipe O/W Ekstrak Etanolik 70%Biji Kemiri (Aleurites moluccana L. Wiid.) sebagai Penumbuh RambutSelama Penyimpanan,Skripsi,7-8, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta

Yusvita, L. Y. , 2010, Efek Span 80 dan Tween 80 sebagai Emulgator TerhadapSifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare(Momordica charantia L.) : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Wahjudi, D., 2002, Optimasi Kekerasan Kampas Rem dengan Metode DesainEksperimen, http://www.puslit.petra.ac.id, diakses tanggal 30 Oktober2011

Wibawa, A., 2012, Stuktur Rambut pada Kulit,http://adiwibawagde.wordpress.com, diakses pada tanggal 24 Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

94

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan rendemen ekstrak etanol-air kemiri

% rendemen ekstrak etanol-air biji kemiri = x 100%

=,, x 100% = 41,026%

Lampiran 2. Perhitungan nilai Rf

1. Senyawa golongan flavonoid yang disemprot sitoborata. Bercak pertama

Rf 1 =,

= 0,58

Rf 2 =,

= 0,59

Rf rata-rata =, ,

= 0,585b. Bercak kedua

Rf 1 = = 0,9

Rf 2 =,

= 0,905

Rf rata-rata =, ,

= 0,903

2. Senyawa golongan flavonoid yang diuapi amoniaa. Bercak pertama

Rf 1 =,

= 0,58

Rf 2 =,

= 0,58

Rf rata-rata =, ,

= 0,58

b. Bercak kedua

Rf 1 =,

= 0,86

Rf 2 =,

= 0,89

Rf rata-rata =, ,

= 0,875

c. Senyawa golongan asam lemak yang diuapi idoium

Rf =,

= 0,78

Lampiran 3. Perhitungan HLB dan Formula1. Perhitungan HLB

HLB = X * HLB span 80 + Y * HLB tween 80

=,

* 4,3 +,

* 15

= 6,012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

95

2. FormulaFormula F1 Fa Fb Fab

Ekstrak kemiri 10 g 10 g 10 g 10 gTween 80 4,8 g 4,8 g 4,8 g 4,8 gSpan 80 25 g 25 g 25 g 25 gSorbitol 10 g 10 g 20 g 20 gVCO 20 g 30 g 20 g 30 gEtanol 10% 80 g 80 g 80 g 80 gAquadest 40 mL 40 mL 40 mL 40 mLBHT 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 gParfum Aloe vera 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL

Lampiran 4. Notasi Desain Faktorial

Formula Faktor A Faktor B Interaksi(1) - - +a + - -b - + -ab + + +

Level tinggi : +

Level rendah : -

Faktor A : VCO

Faktor B : Sorbitol

Lampiran 5. Data uji sifat fisis emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri

1. Daya sebar (setelah 48 jam pembuatan)

Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 7,42 5,787 6,6867 4,7532 8,32 6,8467 7,48 7,71333 7,6733 6,5467 6,9133 6,4667

Mean 7,80 6,39 7,03 6,31SD 0,46 0,55 0,41 1,49

2. Viskositas

Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 0,1 0,15 0,1 0,22 0,1 0,25 0,1 0,23 0,1 0,3 0,1 0,15

Mean 0,1 0,24 0,1 0,18SD 0 0,09 0 0,03

3. Persentase pemisahan setelah 48 jam dan 25 hari penyimpanan

Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 14 8 14 31,62 5,6 4 40 33,63 4 43,2 3,2 8

Mean 7,87 18,40 19,07 24,40SD 5,37 21,57 18,92 14,24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

96

Lampiran 6 .Perhitungan efek emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri

Formula Faktor A Faktor B InteraksiDaya sebar

(cm)Viskositas

(dPas)Persentase

pemisahan(%)(1) - - + 7,80 0,1 7,87A + - - 6,39 0,24 18,40B - + - 7,03 0,1 19,07

Ab + + + 6,31 0,18 24,40

1. Daya sebar

Efek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2

=( , , ) ( , , )

= -1,065

Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2

=( , , ) ( , , )

= -0,425

Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2

=( , , ) ( , , )

= 0,345

2. Viskositas

Efek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2

=( , , ) ( , , )

= 0,11

Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2

=( , , ) ( , , )

= -0,03

Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2

=( , , ) ( , , )

= -0,03

3. Indeks creamingEfek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2

=( , , ) ( , , )

= 7,93

Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2

=( , , ) ( , , )

= 8,6

Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2

=( , , ) ( , , )

= -2,6

Lampiran 7. Perhitungan persamaan desain faktorial secara ANOVA menggunakanUbuntu-10.04_DesFaktor-0.9

1. ViskositasCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b-0.2933333 0.0196667 0.0113333 -0.0005667

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

97

Call:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)

Residuals:Min 1Q Median 3Q Max

-9.000e-02 -2.014e-17 4.974e-18 1.167e-02 8.000e-02Coefficients:

Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) -0.2933333 0.2098942 -1.398 0.1998a 0.0196667 0.0082327 2.389 0.0439 *b 0.0113333 0.0132749 0.854 0.4181a:b -0.0005667 0.0005207 -1.088 0.3082Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1Residual standard error: 0.04509 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.7219, Adjusted R-squared: 0.6176F-statistic: 6.922 on 3 and 8 DF, p-value: 0.01297

P<0,05 (signifikan) p < 0,05 persamaan validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r > r critical valid

Analysis of Variance TableResponse: respon

Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)A 1 0,037408 0,037408 18,3975 0,002654 **B 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153

a:b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153Residuals 8 0,016267 0,002033

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah Y = -0,2933333 + 0,0196667(a) +0,0113333 (b) – 0,0005667 (a) (b) dengan nilai P = 0.01297 (P<0,05) dan R = 0,7219F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan) dan F hitung > F tabel (Ho ditolak/signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah18,3975; 1,1844 dan 1,1844.Kesimpulan : faktor a berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas; faktor b dan interaksikedua faktor tidak berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas.

2. Daya sebarCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b

12.794733 -0.210627 -0.216837 0.006953Call: lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Residuals:

Min 1Q Median 3Q Max-1.55800 -0.35108 0.01993 0.45326 1.40230Coefficients:

Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) 12.794733 3.956360 3.234 0.0120 *a -0.210627 0.155181 -1.357 0.2117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

98

b -0.216837 0.250222 -0.867 0.4114a:b 0.006953 0.009815 0.708 0.4988Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1Residual standard error: 0.85 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.4271, Adjusted R-squared: 0.2123F-statistic: 1.988 on 3 and 8 DF, p-value: 0.1944

P<0,05 (signifikan) p > 0,05 persamaan tidak validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r < r critical tidak valid

Analysis of Variance TableResponse: respon

Df SumSq Mean Sq F value Pr(>F)a 1 3.3919 3.3919 4.6951 0.06213 .b 1 0.5550 0.5550 0.7682 0.40631a:b 1 0.3626 0.3626 0.5019 0.49879Residuals 8 5.7795 0.7224Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah Y = 12,794733 – 0,210627 (a) – 0,216837(b) + 0,006953 (a) (b) dengan nilai P = 0,1944 (P>0,05) dan R = 0.4271F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah4,6951; 0,7682 dan 0,5019.Kesimpulan : faktor a , faktor b dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh signifikanterhadap respon daya sebar.

3. Persentase pemisahanCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b

-34.800 1.573 2.160 -0.052Call:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Residuals:

Min 1Q Median 3Q Max-16.400 -11.400 -3.067 7.700 24.800Coefficients:

Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) -34.8000 75.5829 -0.460 0.657a 1.573 3.9646 0.531 0.610b 2.1600 4.7803 0.452 0.663a:b -0.0520 0.1875 -0.277 0.789Residual standard error: 16.24 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.1697, Adjusted R-squared: -0.1417F-statistic: 0.5448 on 3 and 8 DF, p-value: 0.6652

P<0,05 (signifikan) p > 0,05 persamaan tidak validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r < r critical tidak valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

99

Analysis of Variance TableResponse: respon

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)a 1 188.81 188.81 0.7161 0.4220b 1 221.88 221.88 0.8415 0.3858a:b 1 20.28 20.28 0.0769 0.7886Residuals 8 2109.33 263.67P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk persentase pemisahan adalah Y = -34800+1,573 (a) +2,160(b) +-0,052 (a) (b) dengan nilai P = 0,6652 (P>0,05) dan R = 0.1697F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah0,7161; 0,8415 dan 0,0769.Kesimpulan : faktor a , faktor b dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh signifikanterhadap respon indeks creaming.

Lampiran 8. Uji Normalitas, repeated measure ANOVA, friedman dan wilcoxon1. Viskositas

a. Normalitas> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_48)Shapiro-Wilk normality testdata: viskos_48jam$viskos_48W = 0.7962, p-value = 0.008481

> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_15)Shapiro-Wilk normality test

data: viskos_48jam$viskos_15W = 0.9639, p-value = 0.8373

> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_25)Shapiro-Wilk normality test

data: viskos_48jam$viskos_25W = 0.8201, p-value = 0.01599P > 0,05 distribusi data normal.

Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data viskositas tidaknormal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.

b. Uji WilcoxonF1> viskos_f1 <- edit(as.data.frame(NULL))> median(viskos_f1$X48jam - viskos_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.52> wilcox.test(viskos_f1$X48jam, viskos_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X48jam and viskos_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

100

> median(viskos_f1$X48jam - viskos_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.29> wilcox.test(viskos_f1$X48jam, viskos_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X48jam and viskos_f1$X15hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_f1$X15hr - viskos_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.2> wilcox.test(viskos_f1$X15hr, viskos_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X15hr and viskos_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari, dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fa> median(viskos_Fa$X48jam - viskos_Fa$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.45> wilcox.test(viskos_Fa$X48jam, viskos_Fa$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X48jam and viskos_Fa$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_Fa$X48jam - viskos_Fa$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.21> wilcox.test(viskos_Fa$X48jam, viskos_Fa$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X48jam and viskos_Fa$X15hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_Fa$X15hr - viskos_Fa$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.22> wilcox.test(viskos_Fa$X15hr, viskos_Fa$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X15hr and viskos_Fa$X25hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

101

V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).Fb> median(viskos_fb$X48jam - viskos_fb$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.48> wilcox.test(viskos_fb$X48jam, viskos_fb$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X48jam and viskos_fb$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_fb$X48jam - viskos_fb$X15hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.24> wilcox.test(viskos_fb$X48jam, viskos_fb$X15hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X48jam and viskos_fb$X15hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_fb$X15hari - viskos_fb$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.21> wilcox.test(viskos_fb$X15hari, viskos_fb$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X15hari and viskos_fb$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).Fab> median(viskos_fab$X48jam - viskos_fab$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.6867> wilcox.test(viskos_fab$X48jam, viskos_fab$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X48jam and viskos_fab$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

102

> median(viskos_fab$X48jam - viskos_fab$X15hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.25> wilcox.test(viskos_fab$X48jam, viskos_fab$X15hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X48jam and viskos_fab$X15hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(viskos_fab$X15hari - viskos_fab$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.4867> wilcox.test(viskos_fab$X15hari, viskos_fab$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X15hari and viskos_fab$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

2. Daya Sebara. Normalitas

> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_48)Shapiro-Wilk normality test

data: Daya_sebar$dayseb_48W = 0.327, p-value = 1.208e-06

> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_15)Shapiro-Wilk normality test

data: Daya_sebar$dayseb_15W = 0.8512, p-value = 0.03803

> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_25)Shapiro-Wilk normality test

data: Daya_sebar$dayseb_25W = 0.9515, p-value = 0.6588

P > 0,05 distribusi data normal.Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data daya sebar tidaknormal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.

b. Uji WilcoxonF1> median(Dayseb_f1$X48jam - Dayseb_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.56> wilcox.test(Dayseb_f1$X48jam, Dayseb_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_f1$X48jam and Dayseb_f1$X25hr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

103

V = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

median(Dayseb_f1$X48jam - Dayseb_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.3533> wilcox.test(Dayseb_f1$X48jam, Dayseb_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_f1$X48jam and Dayseb_f1$X15hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(Dayseb_f1$X15hr - Dayseb_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.22> wilcox.test(Dayseb_f1$X15hr, Dayseb_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_f1$X15hr and Dayseb_f1$X25hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fa> median(Dayseb_fa$X48jam - Dayseb_fa$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.447> wilcox.test(Dayseb_fa$X48jam, Dayseb_fa$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_fa$X48jam and Dayseb_fa$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

>median(Dayseb_fa$X48jam - Dayseb_fa$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.1867> wilcox.test(Dayseb_fa$X48jam, Dayseb_fa$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_fa$X48jam and Dayseb_fa$X15hrV = 4, p-value = 0.75alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

104

> median(Dayseb_fa$X15hr - Dayseb_fa$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.42> wilcox.test(Dayseb_fa$X15hr, Dayseb_fa$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_fa$X15hr and Dayseb_fa$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fb> median(dayseb_Fb$X48jam - dayseb_Fb$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.66> wilcox.test(dayseb_Fb$X48jam, dayseb_Fb$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: dayseb_Fb$X48jam and dayseb_Fb$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(dayseb_Fb$X48jam - dayseb_Fb$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.24> wilcox.test(dayseb_Fb$X48jam, dayseb_Fb$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: dayseb_Fb$X48jam and dayseb_Fb$X15hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(dayseb_Fb$X15hr - dayseb_Fb$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.42> wilcox.test(dayseb_Fb$X15hr, dayseb_Fb$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: dayseb_Fb$X15hr and dayseb_Fb$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fab> median(Dayseb_Fab$X48jam - Dayseb_Fab$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.1267> wilcox.test(Dayseb_Fab$X48jam, Dayseb_Fab$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

105

data: Dayseb_Fab$X48jam and Dayseb_Fab$X25hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(Dayseb_Fab$X48jam - Dayseb_Fab$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.3934> wilcox.test(Dayseb_Fab$X48jam, Dayseb_Fab$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_Fab$X48jam and Dayseb_Fab$X15hrV = 4, p-value = 0.75alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(Dayseb_Fab$X15hr - Dayseb_Fab$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.7333> wilcox.test(Dayseb_Fab$X15hr, Dayseb_Fab$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test

data: Dayseb_Fab$X15hr and Dayseb_Fab$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

3. Persentase pemisahana. Uji Normalitas

> shapiro.test(creaming$creaming_48)> shapiro.test(creaming$creaming_15)

Shapiro-Wilk normality testdata: creaming$creaming_15W = 0.8456, p-value = 0.03239

> shapiro.test(creaming$creaming_25)Shapiro-Wilk normality test

data: creaming$creaming_25W = 0.8214, p-value = 0.01658P > 0,05 distribusi data normal.Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data persentasepemisahan tidak normal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.

b. Uji Wilcoxon

F1> median(pisah_f1$X48jam - pisah_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -5.6> wilcox.test(pisah_f1$X48jam, pisah_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_f1$X48jam and pisah_f1$X25hr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

106

V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_f1$X48jam - pisah_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.6> wilcox.test(pisah_f1$X48jam, pisah_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank test with continuity correctiondata: pisah_f1$X48jam and pisah_f1$X15hrV = 0, p-value = 0.1736alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_f1$X15hr - pisah_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4> wilcox.test(pisah_f1$X15hr, pisah_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_f1$X15hr and pisah_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fa> median(pisah_fa$X48 - pisah_fa$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -8> wilcox.test(pisah_fa$X48, pisah_fa$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_fa$X48 and pisah_fa$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_fa$X15 - pisah_fa$X48, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.8> wilcox.test(pisah_fa$X15, pisah_fa$X48, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank test with continuity correctiondata: pisah_fa$X15 and pisah_fa$X48V = 6, p-value = 0.1736

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

107

alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_fa$X15 - pisah_fa$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -7.2> wilcox.test(pisah_fa$X15, pisah_fa$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_fa$X15 and pisah_fa$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fb> median(pisah_Fb$X48 - pisah_Fb$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -14> wilcox.test(pisah_Fb$X48, pisah_Fb$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X48 and pisah_Fb$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_Fb$X48 - pisah_Fb$X15, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4.8> wilcox.test(pisah_Fb$X48, pisah_Fb$X15, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X48 and pisah_Fb$X15V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(pisah_Fb$X15 - pisah_Fb$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -9.2> wilcox.test(pisah_Fb$X15, pisah_Fb$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X15 and pisah_Fb$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

108

P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fab> median(Pisah_Fab$X48 - Pisah_Fab$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -31.6> wilcox.test(Pisah_Fab$X48, Pisah_Fab$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X48 and Pisah_Fab$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(Pisah_Fab$X48 - Pisah_Fab$X15, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4> wilcox.test(Pisah_Fab$X48, Pisah_Fab$X15, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X48 and Pisah_Fab$X15V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> median(Pisah_Fab$X15 - Pisah_Fab$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -26.8> wilcox.test(Pisah_Fab$X15, Pisah_Fab$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)

Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X15 and Pisah_Fab$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

4. Rata-rata Ukuran Dropleta. Uji Normalitas

> shapiro.test(droplet$droplet_48)Shapiro-Wilk normality test

data: droplet$droplet_48W = 0.9822, p-value = 0.9909

> shapiro.test(droplet$droplet_15)Shapiro-Wilk normality test

data: droplet$droplet_15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

109

W = 0.9341, p-value = 0.4257

> shapiro.test(droplet$droplet_25)Shapiro-Wilk normality test

data: droplet$droplet_25W = 0.9717, p-value = 0.9275P > 0,05 distribusi data normal.Semua nilai P > 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi rata-rata ukurandroplet normal maka dilanjutkan ke paired t test.

b. Paired t testF1> t.test(dropletku$X48jam, dropletku$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test

data: dropletku$X48jam and dropletku$X25hrt = -12.9687, df = 2, p-value = 0.005893alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.992046 -1.501287

sample estimates:mean of the differences

-2.246667P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan 25hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).

> t.test(dropletku$X48jam, dropletku$X15hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test

data: dropletku$X48jam and dropletku$X15hrt = -0.1966, df = 2, p-value = 0.8623alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-7.324784 6.684784

sample estimates:mean of the differences

-0.32P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> t.test(dropletku$X15hr, dropletku$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUEPaired t-test

data: dropletku$X15hr and dropletku$X25hrt = -1.3207, df = 2, p-value = 0.3175alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-8.203298 4.349965

sample estimates:mean of the differences

-1.926667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

110

Fa> t.test(dro_fa$X48jam, dro_fa$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fa$X48jam and dro_fa$X25hrt = -3.7001, df = 2, p-value = 0.0659alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-4.332911 0.326244

sample estimates:mean of the differences

-2.003333P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> t.test(dro_fa$X48jam, dro_fa$X15hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fa$X48jam and dro_fa$X15hrt = 53.2462, df = 2, p-value = 0.0003525alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:2.463438 2.896562

sample estimates:mean of the differences

2.68P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan15 hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).

> t.test(dro_fa$X15hr, dro_fa$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fa$X15hr and dro_fa$X25hrt = -8.0105, df = 2, p-value = 0.01523alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-7.198863 -2.167804

sample estimates:mean of the differences

-4.683333P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fb> Dro_fb <- edit(as.data.frame(NULL))> t.test(Dro_fb$X48jam, Dro_fb$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: Dro_fb$X48jam and Dro_fb$X25hrt = -0.1365, df = 2, p-value = 0.904alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

111

-6.180636 5.800636sample estimates:mean of the differences

-0.19P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> t.test(Dro_fb$X48jam, Dro_fb$X15hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: Dro_fb$X48jam and Dro_fb$X15hrt = -17.686, df = 2, p-value = 0.003182alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.655242 -2.224758

sample estimates:mean of the differences

-2.94P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan 25hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).

t.test(Dro_fb$X15hr, Dro_fb$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test

data: Dro_fb$X15hr and Dro_fb$X25hrt = 1.8456, df = 2, p-value = 0.2062alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.661145 9.161145

sample estimates:mean of the differences

2.75P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Fab> t.test(dro_fab$X48jam, dro_fab$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fab$X48jam and dro_fab$X25hrt = -2.8996, df = 2, p-value = 0.1012alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.9392398 0.5725731

sample estimates:mean of the differences

-1.183333P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> t.test(dro_fab$X48jam, dro_fab$X15hr, alternative='two.sided',

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

112

+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fab$X48jam and dro_fab$X15hrt = -2.4997, df = 2, p-value = 0.1296alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.9570975 0.7837642

sample estimates:mean of the differences

-1.086667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

> t.test(dro_fab$X15hr, dro_fab$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test

data: dro_fab$X15hr and dro_fab$X25hrt = -0.1289, df = 2, p-value = 0.9092alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.322636 3.129303

sample estimates:mean of the differences

-0.09666667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).

Lampiran 9. Data pendukung uji sifat fisis dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri

1. pH

Formula (1) Formula a Formula b Formula ab48 jam 5,47 5,43 5,5 5,52

15 hari 4,7 4,56 4,78 4,825 hari 4,36 4,34 4,51 4,53

2. Daya sebar (cm)

Formula (1) Formula a Formula b Formula ab48 jam 7,8 6,39 7,03 6,3115 hari 6,45 6,17 6,69 6,0625 hari 5,81 4,96 6,2 5,25

3. Viskositas (dPas) dan pergeseran viskositas (%)

Formula (1) Formula a Formula b Formula ab

48 jam 0,1 0,24 0,1 0,18

15 hari 0,4 0,49 0,35 0,42

25 hari 0,91 1,47 0,56 1,2

Pergeseran viskositas 810 % 512,5% 460% 566,67%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

113

4. Persentase pemisahan(%)

5. Ukuran droplet dan pergeseran ukuran droplet

F1 Fa Fb Fab

48 jam 12,90 ± 1,12 13,29 ± 0,24 12,75 ± 2,00 12,11 ± 0,83

15 hari 13,22 ± 2,98 10,61±0,30 15,69 ± 2,04 13,19 ± 1,49

25 hari 15,15 ± 1,20 15,29 ± 0,72 12,94 ± 1,22 13,30 ± 0,22

Pergeseran ukuran droplet 17,44% 15,05% 1,49% 9,83%

Lampiran 10. Uji iritasi primer pada kelinci albino

Formula (1)

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula (1) bersifat kurang merangsang

Formula a

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 1+ 1 = 2

Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0,67

Formula a bersifat kurang merangsang

Formula b

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Formula (1) Formula a Formula b Formula ab

48 jam 0 0 0 0

15 hari 1,87 2,13 3,73 3,47

25 hari 7,87 18,40 19,07 24,40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

114

Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula b bersifat kurang merangsang

Formula ab

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula ab bersifat kurang merangsang

Lampiran 11. Dokumentasi

1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk

2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri

114

Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula b bersifat kurang merangsang

Formula ab

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula ab bersifat kurang merangsang

Lampiran 11. Dokumentasi

1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk

2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri

114

Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula b bersifat kurang merangsang

Formula ab

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0

Rata-rata = 0

Formula ab bersifat kurang merangsang

Lampiran 11. Dokumentasi

1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk

2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

115

3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid

(a) (b) (c)

(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum

diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat

b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak

(a)

(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi

115

3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid

(a) (b) (c)

(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum

diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat

b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak

(a)

(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi

115

3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid

(a) (b) (c)

(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum

diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat

b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak

(a)

(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

116

4. Foto Orientasi HLB

HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)

5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri

F1 Fa Fb Fab

6. Foto indeks creaming

48 jam 15 hari 25 hari

116

4. Foto Orientasi HLB

HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)

5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri

F1 Fa Fb Fab

6. Foto indeks creaming

48 jam 15 hari 25 hari

116

4. Foto Orientasi HLB

HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)

5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri

F1 Fa Fb Fab

6. Foto indeks creaming

48 jam 15 hari 25 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

117

7. Uji daya sebar

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer

9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian

Ultra turrax Rotary Evaporator

Formula ab

Formula a

Formula 1

Formula b

Kontrol negatif

117

7. Uji daya sebar

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer

9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian

Ultra turrax Rotary Evaporator

Formula ab

Formula a

Formula 1

Formula b

Kontrol negatif

117

7. Uji daya sebar

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer

9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian

Ultra turrax Rotary Evaporator

Formula ab

Formula a

Formula 1

Formula b

Kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

118

Timbangan analitikPlatform shaker

Propeller mixer pHmeter

Mikroskop MOTIC Waterbath

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

119

Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer

Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS

119

Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer

Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS

119

Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer

Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

120120120PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

121

(Laboratorium Science, 2012).

121

(Laboratorium Science, 2012).

121

(Laboratorium Science, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

122

2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)

(Making Cosmetics,2007)

122

2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)

(Making Cosmetics,2007)

122

2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)

(Making Cosmetics,2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

123

3. Tween 80

123

3. Tween 80

123

3. Tween 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

124124124PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

125

\(Laboratorium Science, 2012).

125

\(Laboratorium Science, 2012).

125

\(Laboratorium Science, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

126

4. Sorbitol Solution, 70% MSDS

126

4. Sorbitol Solution, 70% MSDS

126

4. Sorbitol Solution, 70% MSDS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

127

(Laboratorium Science, 2012).

127

(Laboratorium Science, 2012).

127

(Laboratorium Science, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

128

5. VCO MSDS

128

5. VCO MSDS

128

5. VCO MSDS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

129129129PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

130

(Insulflex, 2012).

130

(Insulflex, 2012).

130

(Insulflex, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

131

6. Ethyl Alcohol, 70%

(Vee Gee Scientific, 2012).

131

6. Ethyl Alcohol, 70%

(Vee Gee Scientific, 2012).

131

6. Ethyl Alcohol, 70%

(Vee Gee Scientific, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

132

7. Water MSDS

132

7. Water MSDS

132

7. Water MSDS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

133133133PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

134

(Laboratorium Science, 2012).

134

(Laboratorium Science, 2012).

134

(Laboratorium Science, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Februari 2012 Panitia Penguji 1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. 2.

135

BIOGRAFI PENULIS

Skripsi yang berjudul “Prediksi Komposisi

Optimum Sorbitol dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai

penetration enhancer dalam Formula Emulsi A/M Tonik

Rambut Ekstrak Etanol-Air Biji Kemiri (Aleurites

moluccana (L.) Willd : Aplikasi Desain Faktorial” ditulis

oleh Agnes Afriana Fajarwati. Penulis lahir di Purworejo

pada tanggal 30 April 1990 dan anak pertama dari dua bersaudara pasangan

Nicolas Dwiyadi dan Veronica Jaryati. Penulis menempuh pendidikan di SD N

Bedug, Purworejo (1996-2002), kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP N 2

Purworejo (2002-2005) dan SMA N 1 Purworejo (2005-2008) . Setelah lulus dari

SMA, penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (2008-2012). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi

asisten praktikum Kimia Dasar (2009 dan 2010), praktikum Mikrobiologi (2009)

dan praktikum Semi Solid Liquid (2011). Penulis juga aktif dalam kegiatan

organisasi baik kemahasiswaan maupun kepanitiaan antara lain yaitu anggota

UKF Tari Farmasi (2008-2009), sekretaris UKM GRISADHA (2009-2010), sie

acara panitia pelepasan wisuda (2010) dan penyambutan studi banding HMF ITB

(2009), sie konsumsi panitia pelepasan wisuda (2009), ketua pagelaran sendratari

(2011), dampok panitia TITRASI (2010). Penulis pernah mengikuti kegiatan

PKM Penelitian dan termasuk salah satu PKM yang didanai (2010-2011). Selain

itu, penulis pernah mengikuti lomba tari SELEKDA tingkat DIY dan mendapat

juara I serta berhak mewakili DIY ke PEKSIMINAS di Pontianak (2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI