PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · E. Batasan Istilah ... yaitu pernikahan...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · E. Batasan Istilah ... yaitu pernikahan...
i
DAMPAK PENGALAMAN TRAUMATIKDALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA ADOPSI
(SEBUAH STUDI KASUS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Stanislaus Murdisantana
NIM: 081114026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahan sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
(Mat. 6:33-34)
PERSEMBAHAN
Bersama dengan Tuhan Yesus yang telah memampukanku dan selalu
membimbingku dengan segala macam cara-Nya, memberikan petunjuk jalan
untuk ku lalui, dan segala anugerah dalam hidupku untuk mengingatkanku
juga akan doa,
Maka kupersembahkan skripsi ini untuk yang tercinta:
Ayah, Ibu, dan Kakakku yang Terkasih, Penuh Kesabaran,
Kasih Sayang, dan Dukungan Doa.
Lucia Sumiyati, teman-teman keluarga besar BK Sanata Dharma, dan
saudara-saudara yang telah banyak membantu dengan segala doa,
dukungan, kerjasama, dan perhatiannya.
Terima kasih untuk semuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAKDAMPAK PENGALAMAN TRAUMATIK
DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA ADOPSI(SEBUAH STUDI KASUS)
Penelitian ini bermaksud untuk memahami permasalahan yang dihadapisubyek dan memperoleh gambaran tentang perkembangan sosial yang mengalamihambatan karena tekanan yang dipengaruhi oleh adanya penolakan dan tuntutandari masyarakat dengan harapan untuk diterima dan pengalaman nyata yangberdampakpada pembentukan konsep diri. Hal tersebut di latar belakangi olehstatus subyek saat ini sebagai remaja adopsi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatifdengan desain penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data dalam penelitianini adalah metode observasi, kunjungan rumah, dan wawancara konseling sebagaisuatu usaha untuk membantu subyek mengatasi masalah. Data atau informasiyang diperoleh peneliti manfaatkan untuk menggambarkan keadaan sertapermasalahan subyek saat ini. Data peneliti peroleh dari subyek dan beberapasumber informasi lainnya, sehingga peneliti dapat menentukan pendekatankonseling yang tepat san sesuai dalam memberikan pendampingan. Subyekpenelitian ini adalah seorang mahasiswa dari universitas swasta di Yogyakarta,berusia 21 tahun. Saat penelitian berlangsung, subyek duduk di semestersembilan.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa subyek mengalami permasalahanyang berkaitan dengan pikiran/pandangan yang irrasional terhadap diri sendiri danorang lain, yaitu: subyek beranggapan bahwa, permasalahan dan kegagalanselama ini bersumber dari penilaian orang dan diri subyek secara negatifmengenai status subyek sebagai anak adopsi, sehingga mengakibatkan hilangnyapercaya diri subyek. Berdasarkan pandangan atau tanggapan yang irrasionaltersebut, maka penekatan konseling Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)sangat tepat digunakan dalam menangani kasus ini. Setelah peneliti mengadakanwawancara konseling dengan subyek selama lima kali pertemuan, subyek mulaimenunjukkan perubahan, yaitu memiliki pandangan yang rasional terhadap dirisendiri maupun orang lain. Pandangan rasional tersebut mempengaruhi carasubyek dalam berpikir, berperasaan, merefleksikan, dan berperilaku suatukejadian. Subyek menyadari bahwa sesungguhnya kegagalan dan permasalahanyang dialami bukan disebabkan oleh orang lain, tetapi bersumber pada caramenanggapi suatu permasalahan, subyek menyadari bahwa anak adopsi bukanlahsuatu kesalahan, namun karena dianggap masih asing di masyarakat. Perilakunyata yang sesuai dan realistis subyek, nampak pada keinginan untuk bergauldengan teman-teman lainnya, ikut secara aktif dalam obrolan dan dalam kegiatanyang ada. Subyek mulai membaur, tidak sekedar diam atau menyendiri, mulaiberkonsentrasi dengan studi dan segala kegiatan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACTTHE IMPACT OF TRAUMATIC EXPERIENCE IN FORMING
THE SELF-CONCEPT IN ADOPTED ADOLESCENT(A CASE STUDY)
This study intends to understand the problems faced by the subject andto gain an overview of social development. The obstacles appear due to thepressure that is affected by the rejection and the demands of the society. Thesubjects expect to be accepted around the community, as well as real experiencesthat have an impact on the formation of the subject’s self-concept. The conditionhappened due to the current subject status as an adopted teenager.
The type of this research is descriptive-qualitative research with casestudy research design. The methods of data collection in this study areobservation, home visits, and counseling interviews in an effort to help thesubject overcome the problem. The data or information obtained is used todescribe the current situation as well as the subject’s problems. The researchersobtained the data from the subject and other resources, so that the researcher candetermine the appropriate approach for counseling in providing assistance. Thesubject of this study is a student of a private university in Yogyakarta, aged 21years. During the research, the subject was in semester 9.
From the research, it is revealed that the subject encountered problemsrelated to irrational mind/view towards himself and others, namely: the subjectthinks that, the problems and failures encountered come from the subject’s andothers’ self-assessment which tend to be negative on the status of the subject asan adopted child, and thus resulting in subject’s loss of self-confidence. Based onthe views or responses that are irrational, then the Rational Emotive BehaviorTherapy counseling approach (REBT) is highly appropriate in this case. After theresearcher conducted an interview with the subject for five counseling sessions,the subject began to show changes, that is having a rational view towards himselfand others. The rational view of the subject affects the way of thinking, feeling,reflecting, and acting in certain circumstances. The subject realizes that the realfailures and problems experienced were not caused by someone else, but it camefrom how to respond to a problem, the subject realizes that an adopted child is nota mistake, but because the society thinks an adopted child as an uncommonthing. The subject’s true behavior which is appropriate and realistic appears in thesubject’s intention to mingle with other friends, participate actively in the chatand certain activities. The subject begins to mingle, not just silent or aloof, andhe begins to concentrate with his study and all existing activities.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yesus
Kristus yang telah melimpahkan dan memampukan penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat selesai tentu pula karena adanya
bantuan dari berbagai pihak. Bantuan berupa bimbingan, kritik, saran, dukungan
maupun doa, maka dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-
tulusnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, serta selaku pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian
mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan kesempatan pada penulis
untuk menulis skripsi dengan model studi kasus pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
2. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak
memberikan bekal dan bantuan kepada penulis, selama menjalani studi di
Universitas Sanata Dharma.
3. Isan (bukan nama yang sebenarnya), atas kesediaannya menjadi subyek
penelitian dalam skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan baik.
4. Khusus kepada orangtua dan kakak yang telah sabar menanti kelulusan
penulis dalam menyelesaikan studi S1, serta selalu memberikan motivasi,
materi, dan doa restu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iiiMOTTO ....................................................................................................................... ivPERSEMBAHAN........................................................................................................ ivPERNYATAAN HASIL KARYA................................................................................ vLEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ viABSTRAK.................................................................................................................. viiABSTRACT............................................................................................................... viiiKATA PENGANTAR ................................................................................................. ixDAFTAR ISI................................................................................................................ xiDAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii
BAB I ............................................................................................................................ 1PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian......................................................................... 6C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 7D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 8E. Batasan Istilah ..................................................................................................... 9F. Rencana Terapi bagi Kasus ............................................................................... 10
BAB II......................................................................................................................... 11KAJIAN TEORITIS ................................................................................................... 11
A. Hakekat Remaja ................................................................................................ 111. Pengertian Remaja ......................................................................................... 112. Ciri-ciri Masa Remaja.................................................................................... 123. Tugas Perkembangan Masa Remaja .............................................................. 15
B. Konsep Diri ....................................................................................................... 171. Pengertian Konsep Diri.................................................................................. 172. Terbentuknya Konsep Diri............................................................................. 183. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ........................................... 194. Penggolongan Konsep Diri ............................................................................ 215. Konsep Diri pada Anak atau Remaja Adopsi ................................................ 22
C. Pengalaman Trauma ......................................................................................... 22D. Dampak Pengalaman Traumatik Anak Adopsi terhadap Pembentukan Konsep Diri... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III ....................................................................................................................... 27METODE PENELITIAN............................................................................................ 27
A. Desain Penelitian ............................................................................................... 27B. Subyek Penelitian .............................................................................................. 28C. Setting Penelitian ............................................................................................... 28D. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 29E. Validasi Data ..................................................................................................... 33F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 33
BAB IV ....................................................................................................................... 35HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................................... 35
A. Deskripsi Umum Kasus..................................................................................... 35B. Analisis Lingkungan Keluarga, Sosial, dan Suasana Akademik....................... 36C. Sintesis............................................................................................................... 46D. Diagnosis ........................................................................................................... 49E. Prognosis ........................................................................................................... 50F. Pengobatan/Treatment ....................................................................................... 50G. Evaluasi dan Tindak Lanjut............................................................................... 63
BAB V......................................................................................................................... 64KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 64
A. Kesimpulan........................................................................................................ 64B. Saran .................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1Panduan Pertanyaan Wawancara ......................................................................... 31
Tabel 2Panduan Observasi ……….................................................................................. 32
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, fokus dan pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan rencana terapi bagi kasus.
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga terbentuk karena adanya ikatan perkawinan yang lazim
yaitu pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
kemudian menjadi sepasang suami dan istri. Pernikahan merupakan suatu
ikatan yang erat, sakral dan suci. Ikatan pernikahan banyak mengandung
kewajiban dan tanggung jawab yang perlu dilaksanakan oleh masing-masing
peran suami dan istri. Dikatakan banyak mengandung kewajiban dan tanggung
jawab, karena perkawinan bukan sekedar cara manusia memuaskan kebutuhan
biologisnya saja, melainkan sebagai pemenuhan dari fungsi kemanusiaan
terhadap kebutuhan untuk saling mencintai. Dari suatu ikatan perkawinan
setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga yang bahagia, sejahtera,
dan langgeng. Untuk itu suami istri harus saling membantu dan saling
melengkapi, sehingga masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya
untuk mencapai harapan. Setiap pasangan suami istri mendambakan kehadiran
anak untuk melengkapi keluarga yang telah mereka bangun bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kehadiran anak sebagai anggota baru di dalam keluarga menjadi
kebahagiaan tersendiri bagi pasangan suami istri. Dengan hadirnya anak
dalam keluarga, peran pasangan tunggal berubah bukan sekedar peran sebagai
suami istri, melainkan peran suami istri menjadi orang tua bagi anak-anaknya.
Orang tua bertanggung jawab untuk mengasuh anak hingga tumbuh dewasa.
Untuk melengkapi keluarga agar menjadi “Keluarga Ideal”, terdapat pilihan
mempunyai anak kandung atau mengadopsi anak dari orang lain. Adopsi
biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak atau
pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak yang
mengajukan permohonan pengesahan atau pengangkatan anak. Demikian juga
bagi mereka yang memutuskan untuk tidak menikah atau tidak terikat dalam
perkawinan, namun ingin memiliki anak, mereka dapat mengadopsi anak
sesuai dengan prosedur yang ada. Keluarga adalah lingkungan sosial bagi
anak untuk mulai tumbuh dan berkembang. Anak mulai belajar bersosialisasi
dengan anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga penting pula untuk
memberikan kasih sayang bagi anak tersebut dan bagi setiap anggota lainnya.
Kehadiran anak kandung maupun adopsi di dalam keluarga, tidak
terlepas dari perannya sebagai anggota dalam masyarakat. Proses penerimaan
anak di dalam masyarakat tidak sepenuhnya dapat diterima begitu saja,
khususnya bagi anak adopsi. Ejekan, perlakuan yang berbeda dan juga
sindiran, terkadang menimbulkan tekanan pula bagi si anak, karena
keberadaannya di masyarakat belum dapat diterima dan dihargai. Saat masih
kanak-kanak mungkin anak tersebut tidak memikirkan apa yang dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
orang lain terhadapnya, namun pada saat beranjak remaja atau dewasa,
pengalaman masa kanak-kanak dapat diingat kembali dan dapat memicu
timbulnya suatu masalah. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, anak akan
mengalami berbagai kejadian, entah itu kejadian yang menyenangkan atau
kejadian yang dianggapnya tidak menyenangkan. Kejadian yang tidak
menyenangkan akan dipendam dan direkam dalam ingatan karena
ketidakmampuan anak menyelesaikan permasalahan yang timbul dari kejadian
yang tidak menyenangkan saat itu. Pada saat kejadian yang tidak
menyenangkan yang mirip dengan kejadian sebelumnya terjadi kembali, hal
tersebut akan menjadi beban dan seringkali menimbulkan perasaan
tersinggung, marah, sakit hati, tidak dihargai atau perasaan negatif lainnya.
Apabila anak berada di dalam lingkungan yang tidak mendukung baginya,
anak akan merasa tidak nyaman dan tidak tenang, sehingga muncullah pikiran
dan perilaku untuk “membentengi diri”. Perilaku “membentengi diri” dapat
berupa kurangnya bersosialisasi dengan orang sekitar, menjadi pendiam,
bersikap acuh tak acuh, atau menjadi seorang yang suka memberontak.
Perilaku tersebut muncul karena kejadian yang tidak menyenangkan yang
pernah dialami yaitu, perasaan tidak dihargai kehadirannya di lingkungan
tempat ia berada.
Masalah-masalah yang dialami individu seringkali dan hampir semua
berasal dari dalam diri. Tanpa sadar individu telah menciptakan rantai masalah
yang berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan yang pernah
dialami. Pengalaman tidak menyenangkan tersebut hanyalah disimpan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
suatu waktu dapat muncul kembali dan mempengaruhi pembentukan konsep
diri. Konsep diri adalah pandangan seseorang terhadap dirinya. Burns (1993)
menjelaskan konsep diri merupakan pusat dunia seseorang dan kerangka
referensi dalam membuat pengamanan terhadap dirinya. Tiga hal yang
berpengaruh pada pembentukan konsep diri. Pertama, pengalaman masa lalu.
Kedua, kelompok di mana subyek mengidentifikasikan dirinya. Ketiga, peran
dalam kehidupan, yaitu peran yang dicapai oleh subyek seperti kecerdasan dan
keterampilan serta peran sosial yang diberikan oleh masyarakat seperti peran
menurut umur maupun menurut jenis kelamin. Terbentuknya konsep diri
subyek tidak dapat dilepaskan dari pengalamannya selama hidup.
Anak mulai mengingat kembali kejadian yang tidak menyenangkan
saat masa kanak-kanak dimulai saat anak beranjak pada masa remaja. Dapat
pula kejadian yang tidak menyenangkan yang pernah dialaminya, dialami
kembali pada masa remaja sehingga rentan bagi anak dalam membentuk
konsep diri. Menurut Erikson (1982), masa remaja atau pubertas adalah
sebuah tahapan krusial karena pengertian seseorang tentang identitas muncul
di periode ini. Seringkali individu pada masa remaja harus menolak kebajikan
orangtua atau nilai kelompok sebayanya, sebuah dilema yang semakin
meningkatkan kebingungan identitas. Menurut Erikson (Jess Feist & Gregory
J. Feist, 2008) Kebingungan identitas adalah gejala masalah yang mencakup
gambar-diri yang terpecah-belah, sebuah ketidakmampuan membangun
keintiman, perasaan kemendesakan waktu, kurangnya kosentrasi pada tugas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tugas yang disyaratkan, dan penolakan terhadap standar keluarga atau
komunitas.
Pengalaman anak adopsi tidak dihargai kehadirannya yang timbul
saat kanak-kanak dengan adanya cemoohan dan perilaku negatif lainnya,
menimbulkan perasaan-perasaan negatif dan konflik batin yang dapat memicu
timbulnya suatu masalah khususnya pembentukan konsep diri anak pada masa
remaja. Dilihat dari sikap orangtua yang memutuskan untuk melakukan
adopsi, terdapat dua kemungkinan, yakni:
Pertama, tidak dapat menerima kenyataan, di dalam hati pasangan
suami istri ada perasaan memberontak, karena mereka beranggapan adalah
suatu aib apabila mereka tidak dapat melahirkan anak-anak sendiri. Masing-
masing pihak melemparkan kesalahan kepada pihak lain.
Kedua, menerima kenyataan ini dengan rela dan wajar, tidak
menganggap hal ini sebagai suatu kelemahan. Suami istri semacam ini
beranggapan bahwa kebahagiaan suatu keluarga tidak hanya ditentukan oleh
ada tidaknya anak kandung dalam suatu keluarga.
Pasangan itu menganggap adopsi sebagai suatu hal yang wajar dan
tidak perlu ditutup-tutupi, tetapi tidak berarti juga untuk diceritakan kepada
sembarang orang tanpa alasan-alasan tertentu. Sikap anak-anak adopsi
merupakan pantulan dari sikap orangtua yang mengadopsi mereka. Hal inilah
yang menjadi alasan ketertarikan peneliti untuk mengambil judul “Dampak
Pengalaman Traumatik dalam Pembentukkan Konsep Diri Remaja Adopsi”.
Subyek penelitian adalah seorang mahasiswa yang saat ini duduk di semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
genap di sebuah perguruan tinggi swasta Yogyakarta. Subyek menceritakan
adanya hambatan-hambatan yang terasa saat mulai menjalani masa remaja.
Adanya ketakutan, kecemasan, kekhawatir, dan perasaan-perasaan lainnya
dalam diri yang mengganggu akibat tanggapan negatif lingkungan sekitar
yang mengetahui akan statusnya sebagai anak adopsi hingga saat ini.
Perasaan-perasaan yang ditangkap tersebut, mempengaruhi pola pikir yang
beragam serta mempengaruhi sikap yang nampak seperti tertutup untuk
menceritakan masalah yang dihadapi dan berani cerita hanya pada orang-
orang tertentu yang dia percayai. Selain itu, menurut beberapa teman-teman
subyek, subyek dianggap sebagai orang yang sombong, pendiam dan juga
egois, namun selain pendapat negatif terhadap subyek, terdapat pula pendapat
bahwa subyek adalah orang yang sederhana, perhatian, dan juga jujur.
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menggali, memahami, mendiskripsikan
sejauh mana pengalaman traumatik bagi anak adopsi dalam membentuk
konsep diri seorang remaja. Pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana subyek memaknai penerimaan/penolakan akan dirinya sebagai
anak adopsi?
2. Bagaimana subyek memaknai penerimaan/penolakan keluarga asuhnya?
3. Bagaimana subyek memaknai penerimaan/penolakan lingkungan di luar
keluarga asuhnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Apakah dampak pengalaman traumatik sebagai anak adopsi melukai
konsep diri subyek?
5. Bagaimana subyek mampu menumbuhkan rasa aman dalam dirinya?
6. Bagaimana subyek memenuhi kebutuhan rasa dicintai dan dimiliki dalam
dirinya?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian
tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui bagaimana subyek memaknai penerimaan/penolakan akan
dirinya sendiri sebagai anak adopsi.
2. Mengetahui bagaimana subyek memaknai penerimaan/penolakan keluarga
asuhnya.
3. Mengetahui bagaimana cara subyek memaknai penerimaan/penolakan
lingkungan di luar keluarga asuhnya.
4. Mengetahui dampak pengalaman traumatik subyek sebagai anak adopsi
melukai konsep diri subyek.
5. Mendiskripsikan kemampuan subyek dalam menumbuhkan rasa aman
dalam dirinya.
6. Mendiskripsikan bagaimana subyek memenuhi kebutuhan rasa dicintai dan
dimiliki dalam dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat teoritik:
Penelitian ini dapat mendiskripsikan kepada pembaca mengenai
pengalaman traumatik anak adopsi dalam membentuk konsep diri sebagai
remaja, sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana berempati,
memberlakukan dan bersikap terhadap individu yang merupakan anak
adopsi.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi subyek
Membantu individu sebagai subyek penelitian untuk
memiliki pemahaman yang kian baik tentang konsep dirinya sebagai
anak adopsi, sehingga dapat mengaktualisasikan potensinya sebagai
makhluk individual, sosial, spiritual, menuju kepada keseimbangan
hidup yang lebih sejahtera.
b. Bagi orangtua
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan tentang peran
orang tua yang menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi
terbentuknya konsep diri anak. Selain itu, hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan untuk lebih memahami kehidupan dan
perkembangan perilaku anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Bagi masyarakat umum
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
mengetahui lebih dalam tentang anak adopsi dalam membentuk konsep
diri, serta memperluas wawasan masyarakat awam sebagai bahan
pertimbangan dalam memahami dan memberlakukan anak adopsi.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
pengalaman traumatik anak adopsi dalam membentuk konsep diri pada
subyek penelitian. Selain itu peneliti juga dapat berlatih dalam
menggunakan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan
mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki dalam bidang
penelitian.
E. Batasan Istilah
1. Pengalaman traumatik adalah suatu benturan atau suatu kejadian yang
dialami seseorang dan meninggalkan bekas yang bersifat negatif.
2. Anak adopsi adalah anak yang diangkat dalam suatu keluarga untuk
menjadi anggota keluarga tersebut yang bukan merupakan keluarga
biologisnya.
3. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan, penilaian seseorang tentang dirinya.
4. Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan
perkembangan seorang individu secara utuh dan mendalam dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memahami keberadaan dirinya dengan lebih baik dan membantunya dalam
perkembangan selanjutnya.
F. Rencana Terapi bagi Kasus
Bentuk terapi yang peneliti rencanakan untuk menolong kasus adalah
pendekatan konseling Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT).
Pendekatan ini bermaksud membantu merubah pikiran dan perasaan irasional
subyek agar menjadi labih rasional dalam menghadapi permasalahannya,
terlebih pikiran irasional subyek mengenai pengalaman adopsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini disajikan pengertian pengalaman, trauma, adopsi, konsep
diri, hakekat remaja, dan konsep diri remaja anak adopsi.
A. Hakekat Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja sering disebut sebagai masa adolesen, yang berasal
dari kata adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
Kedewasaan atau kematangan ini mencakup kematangan fisik, mental,
emosional, dan sosial (Sudirman, 1995:121).
Sarlito (1989:14) menjelaskan bahwa untuk masyarakat Indonesia,
masa remaja berlangsung pada usia antara 11-14 tahun, sedangkan menurut
WHO tahun 1974 (dalam Sarlito, 1989:9) remaja adalah suatu masa di
mana:
a. Individu berkembang dari saat pertama ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Indvidu mengalami perkembagan psikologi pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Adapun ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock, (1980:207):
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
Bagi sebagian besar anak muda antara 12-16 tahun, masa
remaja merupakan tahun yang penuh kejadian yang menyangkut
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan
fisik merupakan hal yang penting karena perkembangan fisik yang
cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada
awal masa remaja. Perkembangan fisik pada remaja mengakibatkan
seorang remaja perlu melakukan penyesuaian mental dan membentuk
sikap, nilai dan minat yang baru dalam melakukan kegiatannya.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Peralihan tidak berarti lepas dari kejadian atau peristiwa yang
terjadi sebelumnya, melainkan berkembang dari satu tahap
perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Artinya,
pengalaman terhadap kejadian yang telah terjadi sebelumnya akan
meninggalkan bekas pada masa sekarang dan yang akan datang.
Kadang perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi pada masa anak
akan meninggalkan bekas dan mempengaruhi masa remaja.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi
dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat.
Ada tiga perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Meningginya emosi yang intesitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial, menimbulkan masalah baru.
3) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap
perubahan. Mereka sering takut bertanggung jawab akan
akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat
mengatasi tanggung jawab tersebut.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi,
baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena:
1) Sepanjang masa kanak-kanak masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2) Para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi
masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Seperti dijelaskan Erikson (Hurlock, 1980:207) identitas diri
yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, dan
apa peranannya dalam masyarakat. Remaja mempertanyakan apakah ia
seorang anak atau orang dewasa; apakah ia mampu percaya diri;
apakah ia akan berhasil atau gagal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Anggapan stereotip budaya.
Bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak
dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang
dewasa yang harus memimbing dan mengawasi kehidupan remaja.
Keyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan buruk tentang
remaja membuat peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit. Hal
di atas menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang tua,
sehingga orang tua dan remaja terjadi jarak yang menghalangi anak
untuk meminta bantuan orang tua apabila menemui masalah.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
yang ia inginkan dan bukan sebagaiman adanya terlebih daam cita-cita.
Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi
juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya
emosi remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang
dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat perbuatan seks. Mereka
menganggap bahwa apabila melakukan kegiatan seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dilakukan orang dewasa, remaja akan dianggap dewasa dan dapat
diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Pada setiap tahap perkembangan dalam kehidupan manusia ada
sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui. Tugas perkembangan
pada masa remaja menuntut adanya perubahan besar dalam sikap dan pola
perilaku. Havighurt (Willis, 1981:8) mendefinisikan tugas perkembangan
adalah suatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan
individu, jika tugas perkembangan itu berhasil akan menimbulkan
kebahagiaan individu, sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan
kesulitan baginya pada masa mendatang.
Menurut Wattenberg (Mappiare, 1982:106) tugas perkembangan
remaja sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.
Ketika memasuki masa remaja seorang remaja diharapkan
dapat mengontrol dirinya sendiri. Tugas perkembangan ini timbul
karena remaja sudah dianggap seperti orang dewasa yang umumnya
mampu mengontrol dirinya. Kemampuan dalam mengontrol dirinya
membuat dia diterima oleh lingkungannya.
b. Memperoleh kebebasan.
Memperoleh kebebasan termasuk salah satu diantaranya
tugas perkembangan yang penting bagi remaja. Remaja diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belajar dan berlatih membuat rencana, bebas membuat alternatif
pilihan, dan bebas melaksanakan pilihan-pilihannya itu dengan
bertanggung jawab. Remaja diharapkan dapat melepaskan diri dari
ketergantungannya pada orang tua atau orang dewasa lainnya secara
berangsur-angsur.
c. Bergaul dengan teman lawan jenis.
Di dalam hati remaja mulai muncul rasa tertarik dengan
lawan jenisnya. Pada mulanya mereka merasa ragu dan malu untuk
bergaul lebih dekat dengan lawan jenisnya, tetapi lama-kelamaan
mereka terbiasa bahkan ada yang lebih banyak bergaul dengan lawan
jenisnya.
d. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru.
Remaja diharapkan mulai belajar mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup dan
pergaulannya dalam masa dewasa kelak. Ketrampilan-ketrampilan
baru itu tidak saja menyangkut apa yang dituntut pada bidang
pekerjaan, melainkan juga bersangkutan dengan ketrampilan dalam
kehidupan berkeluarga. Remaja perempuan misalnya dapat melakukan
latihan mengatur meja makan, memasak, mencuci dan sebagainya.
Remaja lelaki dapat membantu membersihkan halaman, mengepel
lantai dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e. Memiliki citra diri yang realistis.
Remaja diharapkan dapat memberi penilaian terhadap dirinya
secara apa adanya. Mereka diharapkan dapat mengukur kelebihan dan
kekurangannya dan dapat menerima diri apa adanya, memelihara dan
memanfaatkannya secara positif. Remaja juga diharapkan memiliki
gambaran diri secara realistis dan bukan lagi berdasarkan fantasi
seperti yang pernah mereka alami semasa anak-anak.
B. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Noesjirwan (1979:13), konsep diri adalah seluruh pandangan
seseorang tentang dirinya. Pandangan itu adalah hasil dari bagaimana
seseorang melihat dirinya, bagaimana pemikiran atau pendapatnya tentang
dirinya sendiri, bagaimana sikapnya terhadap dirinya.
Menurut Rogers (Takiuddin, 1999) konsep diri adalah suatu
bentuk konseptual yang tetap, teratur dan koheren yang dibentuk oleh
persepsi-persepsi individu tentang kekhasan dirinya yang berhubungan
dengan orang lain. Lebih lanjut ia mengatakan konsep diri merupakan
gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya yang meliputi
pengamatan, penilaian dan sikap-sikap yang dianggap sebagai miliknya
sendiri.
Hurlock, (1992:58) berpendapat bahwa konsep diri adalah
gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Gambaran ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
merupakan gambaran dari kenyataan yang dimiliki tentang dirinya sendiri
yang mencakup citra fisik diri dan citra psikologis diri. Terbentuknya citra
fisik berkaitan dengan penampilan fisik seseorang, daya tariknya, dan
kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan jenis kelaminnya, dan berbagai
bagian tubuh untuk berperilaku, dan harga diri orang tua di mata yang lain.
Dasar psikologis diri adalah pikiran, perasaan, dan emosi yang terdiri atas
kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada
kehidupan seperti kejujuran, keberanian, kemandirian, kepercayaan diri,
dan kemampuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri
(self-concept) adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan, dan
penghargaan, perasaan seseorang tentang dirinya sendiri yang diperoleh
dari bagaimana individu itu melihat dirinya, dan perhatian individu
terhadap lingkungan atau orang lain kepadanya yang meliputi dimensi
fisik, moral, sosial, dan psikologis.
2. Terbentuknya Konsep Diri
Terbentuknya konsep diri seseorang dimulai sejak kanak-kanak,
dan bukan merupakan bawaan sejak lahir. Ini didukung oleh pendapatnya
Burns (1993:186) bahwa konsep diri merupakan hasil belajar, bukan
bawaan sejak lahir, tetapi perkembangan secara bertahap sebagai hasil
pemahaman tentang dirinya dan orang lain yang diperolehnya dari
pengalaman-pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Rogers (dalam Burns, 1993) mengemukakan bahwa gambaran
diri yang sudah tertanam dengan baik di masa kecil akan berkembang dan
mengambil cara khusus untuk mengungkapkannya. Salah satu alasan
mengapa rasa hormat dan penghargaan terhadap diri seseorang sangat
penting adalah ketika orang melepaskan sikap kekanak-kanakkannya dan
memperluas pandangannya di masa dewasa, dia tetap mempertahankan
gambaran dirinya yang sudah terbentuk dan akan memilih tujuan-tujuan
serta mengerjakan apa yang dirasa tepat untuk orang sepertinya. Apabila
gambaran baik mengenai diri sendiri dicemoohkan oleh orang lain,
pengalaman ini merupakan pengalaman yang menyakitkan bagi dirinya.
Jadi, konsep diri merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan
pembawaan sejak lahir, berkembang secara bertahap sebagai hasil dari
pemahaman tentang dirinya dan orang lain yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Hurlock (1980:235) menjelaskan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi konsep diri pada remaja:
a. Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang
hampir dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Sedangkan remaja
yang matang terlambat, diperlakukan seperti anak kecil akan merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
salah mengerti dan bernasib kurang baik sehingga kurang dapat
menyesuaikan diri.
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tari fisik. Tiap cacat
fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan
perasaan rendah diri, sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan
penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah
dukungan sosial.
c. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
d. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik.
e. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompoknya
menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan julukan yang
bernada cemoohan.
f. Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi konsep diri dalam dua cara.
Pertama konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua ia berada
dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang
diakui kelompok.
g. Kreativitas
Remaja yang sejak kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain
dan dalam mengerjakan tugas-tugas akan mengembangkan perasaan
dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep diri.
h. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik ia akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan reaksi-reaksi bertahan di mana ia menyalahkan orang lain
atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih
banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan, ini akan
menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar
yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
4. Penggolongan Konsep Diri
Konsep diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Konsep diri positif
Menurut Burns (1993:72) konsep diri positif selalu dianggap
sinonim dengan gambaran diri yang menyenangkan, konsep diri yang
baik atau harga diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki konsep diri
yang positif biasanya mampu menerima dirinya apa adanya, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
;kekurangan maupun kelebihannya, dan mampu mengembangkan
kemampuannya secara baik.
b. Konsep diri negatif
Menurut Burns (1993:72) konsep diri negatif sinonim dengan
harga diri rendah. Konsep diri rendah menunjukkan pada orang-orang
yang umumnya memiliki perasaan rendah diri, ragu-ragu tentang nilai
yang dimiliki, merasa diri tidak berharga, tidak merasa puas dengan
keunikan dirinya. Konsep diri negatif diartikan sebagai evaluasi diri
yang negatif dan membenci diri. Orang yang memiliki konsep diri
negatif merasa tidak diperhatikan, merasa tidak disenangi, dan
bersikap pesimis terhadap kompetisi. Orang yang memiliki konsep diri
negatif peka terhadap kritikan dan cenderung menyalahkan dirinya atas
pengalaman buruk yang menimpanya.
5. Konsep Diri pada Anak atau Remaja Adopsi
Adopsi mencakup tindakan mengadopsi dan diadopsi.
Mengadopsi adalah untuk mengambil ke dalam keluarga seseorang (anak
dari orang tua lain), terutama akibat perbuatan hukum formal. Hal ini juga
dapat berarti tindakan hukum mengasumsikan orangtua seorang anak yang
bukan milik sendiri (Wikipedia, 2011).
C. Pengalaman Trauma
Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani,
dirasai, ditanggung, dsb.). Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut
pengetahuan (Vardiansyah, 2008).
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut
digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami
seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti
suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan
bekas. Biasanya bersifat negatif, dalam istilah psikologi disebut post-
traumatic syndrome disorder. Trauma (psikologis) adalah pengalaman-
pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri,
sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya
(Supratiknya, 1995).
Pengalaman trauma berarti kejadian yang menjadikan seseorang tahu
akan peristiwa yang meninggalkan bekas dan menjadi suatu benturan jika
kejadian terulang kembali dan sifat kejadian negatif. Selain trauma,
hubungan-hubungan yang patogenik terhadap orangtua atau masyarakat
sekitar pun mempengaruhi pembentukan konsep diri. Patogenik adalah
hubungan tidak serasi yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan
tertentu pada individu. Coleman, Butcher dan Carson (1980), ada tujuh
macam pola hubungan yang bersifat patogenik:
a. Penolakan
Bentuk-bentuknya antara lain melantarkan secara fisik, tidak menunjukkan
cinta dan kasih sayang, tidak menunjukkan perhatian pada minat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
prestasi, tidak meluangkan waktu, menghukum secara kejam dan
sewenang-wenang, tidak menghargai hak dan perasaan.
b. Overproteksi dan sikap serba mengekang
Bentuknya antara lain mengawasi secara berlebihan, menyediakan
berbagai kemudahan hidup secara berlebihan, menerapkan aturan-aturan
yang ketat sehingga membatasi otonomi dan kebebasan individu.
c. Menuntut secara tidak realistik
Memaksa individu agar memenuhi standar yang sangat tinggi dalam segala
hal, sehingga menimbulkan rasa tidak mampu pada individu.
d. Bersikap terlalu memanjakan
Perlakuan yang seperti ini akan menjadikan individu egois, serba
menuntut, dan sebagainya.
e. Disiplin yang salah
Penanaman disiplin yang terlalu keras atau terlalu longgar oleh orang tua
dan masyarakat sekitar. Yang penting adalah memberikan rambu-rambu
dan bimbingan sehingga individu tahu apa yang dianggap baik atau buruk
serta apa yang diharapkan atau tidak diharapkan darinya.
f. Komunikasi yang kurang atau yang irasional
Situasi komunikasi di mana terjadi ketidakcocokan antara kata dan
perbuatan dalam menyampaikan suatu pesan (Bateson, 1960).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
g. Teladan buruk dari orang
Orang memberikan teladan yang tidak baik kepada individu. Teladan
buruk dari orang dapat menjadi persemaian bagus untuk melahirkan
individu yang bermasalah.
D. Dampak Pengalaman Traumatik Anak Adopsi terhadap Pembentukan
Konsep Diri
Salah satu kebutuhan anak adopsi adalah penerimaan dirinya, baik
secara fisik dan juga psikologis, selain itu adanya penghargaan dan juga
kepercayaan akan apa yang dikerjakan sebagai sebuah rasa aman anak. Saat
anak masih kecil, anak belum mengerti akan apa yang dilontarkan orang lain
terhadap dirinya. Anak cenderung mengerti akan keberadaannya pada suatu
lingkungan, namun belum paham akan aura atau perasaan-perasaan yang
terlontar dari orang lain pada dirinya. Perasaan-perasaan negatif yang
terlontar pada diri anak, baru dapat diolah pada saat anak masuk usia remaja
dengan berbagai anggapan yang menjadikan mempengaruhi pembentukan
konsep diri.
Saat masih kecil, cenderung anak melakukan aktivitasnya atas
tuntutan dari orang tuanya. Namun saat anak mulai beranjak dewasa dan
belajar untuk menentukan sebuah pilihan, penghargaan dan kepercayaan
sangatlah dibutuhkan dan diharapkan oleh anak. Namun terkadang orangtua
pun selaku yang mengasuh, belum dapat menerima anak asuhnya menentukan
sebuah pilihan penting sebelum menjadi orang yang sukses terlebih dulu. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
itu pun yang menjadi salah satu sumbangan orang tua dalam membentuk
konsep diri anak, khususnya bagi anak adopsi dalam mewujudkan tuntutan
dari pihak luar dirinya.
Pada masa pertumbuhannya seorang anak membutuhkan lingkungan
yang mampu menyediakan figur yang lengkap. Yang paling penting adalah
figur ayah dan figur ibu, lebih beruntung lagi jika ia mampu menemukan
figur seorang kakak dan adik. Figur kakak dan adik akan membantu
perkembangan relasi sosialnya, yakni suatu kesediaan untuk berbagi dan peka
akan kebutuhan orang lain. Figur ayah dan ibu akan membantu membentuk
norma-norma dasar hidupnya. Figur seorang ayah akan memenuhi
perkembangan rasionalitasnya: cara berpikir logis, sikap tegas, pengambilan
keputusan. Sedangkan figur seorang ibu akan memenuhi perkembangan
afeksinya: nilai rasa, kepekaan, sikap sosial, emosi, dan perasaannya.
Keluarga yang tak mampu memenuhi kebutuhan akan figur-figur
yang lengkap akan terasa sama seperti keadaan panti asuhan ataupun model
single parent bagi si anak. Sisi-sisi perkembangannya tidak sempurna. Baik
dalam aspek kognitif, afeksi ataupun kemandirian terjadi ketimpangan. Aspek
yang satu akan mendominasi aspek defisit tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti menyajikan hal-hal yang terkait dengan
metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini, yaitu: desain penelitian, subyek
penelitian, setting penelitian, instrumen penelitian, validasi data, teknik analisis
data. Furchan (1982) mengatakan bahwa dengan metodologi inilah kita
menentukan strategi yang harus dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang
diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Furchan
(1982) studi kasus adalah penyelidikan intensif tentang seorang individu.
Studi kasus ini merupakan suatu studi kasus yang mendalam tentang individu
dan berjangka waktu relatif lama, terus menerus, mendalam dengan
menggunakan subyek tunggal yang artinya kasus yang dialami satu orang.
Studi kasus ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari suatu
obyek. Hal ini berarti data dan informasi yang diperoleh, baik melalui
wawancara, observasi, dan bentuk lainnya dipelajari sebagai suatu
keseluruhan yang terintegrasi.
Penelitian kualitatif ini bersifat alamiah. Peneliti tidak berusaha memanipulasi
keadaan maupun kondisi lingkungan penelitian melainkan melakukan studi
terhadap suatu fenomena pada situasi di mana fenomena tersebut ada. Studi
dalam situasi alamiah merupakan studi yang berorientasi pada penemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(discovery oriented). Penelitian ini secara sengaja membiarkan kondisi yang
diteliti berada dalam keadaan yang sesungguhnya.
Penelitian ini merupakan suatu studi kasus dimana peneliti berusaha
menggali, memahami, mendiskripsikan sejauh mana dampak pengalaman
traumatik dalam pembentukan konsep diri remaja adopsi. Subyek penelitian di
sini adalah Isan (nama samaran) seorang mahasiswa universitas swasta di
Yogyakarta berumur 21 tahun.
B. Subyek Penelitian
Poerwandari (Dinoto, 2004) menjelaskan karakteristik penelitian
kualitatif diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar melainkan pada
kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian. Subyek
penelitian adalah seorang mahasiswa dari salah satu unversitas swasta di
Yogyakarta. Subyek berusia 21 tahun, subyek lahir dan dibesarkan di
Yogyakarta. Penampilan psikis nampak pendiam, kurang terbuka, berwajah
muram, kurang perhatian, tampak sombong. Subyek memiliki pikiran yang
irasional dalam menanggapi berbagai pendapat dari masyarakat sekitar
mengenai statusnya sebagai anak adopsi.
C. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan saat subyek memiliki waktu luang dan juga
pada hari-hari tertentu di mana tidak mengganggu waktu beraktivitas.
Biasanya dilakukan saat sore hari. Tempat untuk melakukan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
secara mendalam dilakukan di kampus, tempat makan, ataupun di tempat lain
yang kiranya mendukung proses penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Winkel (1997) pengumpulan data bertujuan untuk
mendapatkan pengertian yang luas, lebih lengkap dan lebih mendalam tentang
subyek yang hendak diteliti, serta membantunya untuk memperoleh
pemahaman akan diri sendiri. Penelitian ini menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi.
Teknik pencatatan data dalam penelitian ini adalah narrative
recording yaitu dengan cara menceriterakan kembali suatu kejadian, keadaan
lingkungan yang bertujuan untuk memperoleh data yang luas dan
komprehensif tentang tingkah laku, kehidupan sosial serta lingkungan sosial
subyek. Metode pencatatan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasikan
konsep diri dalam perilaku yang akan diamati, dan mengidentifikasi
pengalaman traumatik.
Peneliti menggunakan beberapa metode dalam usaha untuk
memperoleh data dan informasi tersebut, antara lain:
1. Wawancara
Poerwandari (Dinoto, 2004) menyatakan metode wawancara
adalah percakapan dan tanya-jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang
makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu atau makna
subyektif yang muncul.
Wawancara informasi menurut Winkel (1997) adalah teknik
pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara lisan mengenai
subyek. Dalam wawancara informasi ini, penulis melengkapi informasi
yang telah terkumpul dan mengecek kebenaran informasi yang telah
penulis peroleh. Wawancara ini dilakukan terhadap subyek sendiri dan
teman akrab subyek.
Wawancara mendalam individu (individual depth interview/IDI),
merupakan interaksi antara peneliti (pewawancara) dengan seseorang
peserta tunggal (Cooper& Schindler, 2006:241-250). Wawancara mendalam
individu biasanya membutuhkan waktu antara 20 menit (melalui telepon)
sampai 2 jam (wawancara tatap muka), tergantung pada isu atau topik
yang dibahas. Wawancara mendalam individu biasanya direkam (audio
dan atau video) dan kemudian diterjemahkan sehingga memberikan
rincian informasi yang kaya bagi peneliti. Informan yang dipilih sebagai
peserta wawancara dipilih bukan karena opini mereka mewakili opini
umum tetapi karena pengalaman serta sikap mereka mencerminkan
keseluruhan cakupan isu yang sedang dipelajari. Selain itu informan yang
diwawancara memiliki kemampuan verbal agar dapat memperkaya rincian
informasi yang dinginkan peneliti. Alat yang digunakan sebagai panduan
adalah panduan wawancara (interview guide).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 1Panduan Pertanyaan Wawancara
No. Aspek Sub dalamAspek
Indikator Item
1. Identitasresponden
Identitas dirisubyek
1. Nama2. Tempat, tanggal lahir3. Agama4. Usia5. Jenis kelamin6. Pendidikan7. Penampilan8. Suku bangsa9. Ciri-ciri fisik (tinggi
dan berat badan)2. Makna diri
subyek sebagaianak adopsi
Tanggapansubyekmengenaianak adopsi
Ceritakan apa yang kamuketahui tentang anakadopsi
3. Maknakeluarga asuhsubyek
Tanggapankeluargamengenaikeberadaansubyek
1. Ceritakan bagaimanasuasana lingkungankeluarga
2. Ceritakan bagaimanatanggapan keluargamengenaikeberadaanmu
4. Maknalingkugan/masyarakatsekitar subyek
Tanggapanmasyarakatsekitartentangkeberadaansubyek
1. Bagaimana suasanalingkungan masyarakattempat tinggalmu?
2. Bagaimana tanggapanmasyarakat tentangkeberadaanmu?
5. Perkembangankognitif
Pikiran-pikiransubyekmengenaipengalamansebagaianak adopsi
PengalamanpositifPengalamannegatif
1. Ceritakan pengalamanyang kamu alami !
2. Bagaiman kamumenanggapinya?
6. Perkembanganafeksi
Perasaan-perasaansubyekmengenaipengalamansebagaianak adopsi
PerasaanamanPerasaandicintaiPerasaanlainnya
1. Bagaimana perasaanmuterhadap keadaanmusendiri?
2. Bagaimana perasaanmuterhadap orang disekitarmu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Observasi
Poerwandari (Dinoto, 2004) menyatakan metode observasi
merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam
fenomena tersebut. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung dari perspektif mereka
yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Alat yang digunakan
sebagai panduan adalah panduan observasi (observation guide).
Tabel 2Panduan Observasi
Tempat Ya Tidak Ket.
Lingkungan Keluarga
1. Bangun pagi2. Sarapan/makan di rumah3. Mandi4. Membantu orangtua5. Tidur malam6. Kegiatan lain
Lingkungan Masyarakat
1. Menyapa tetangga/orang2. Mengikuti kegiatan desa3. Kegiatan pemuda4. Kegiatan lain
Lingkungan Kampus
1. Mengikuti perkuliahan2. Mengikuti kegiatan kampus3. Mengikuti kegiatan prodi4. Mengikuti kegiatan bersama
teman5. Kegiatan lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Validasi Data
Validasi data menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah
pengamatan dalam suatu konteks yang harus dicek dengan
membandingkannya dengan pengamatan lain yang situasinya setara (J. Nisbet
& J. Watt, 1994). Dalam pengumpulan data untuk sebuah studi kasus
triangulasi dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh dari hasil
penggunaan teknik utama dengan berbagai metode dan berbagai sumber
lainnya. Sumber yang dimaksud di sini orang-orang yang terdekat dengan
subyek penelitian, misalkan orang tua, teman-teman, sahabat dekat, dll.
Peneliti menggunakan Triangulasi Peneliti, yaitu hasil penelitian baik data
maupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji
validitasinya dari beberapa peneliti atau evaluator yang berbeda (Patton,
2006).
F. Teknik Analisis Data
Poerwandari (Dinoto, 2004) menyatakan, setelah melakukan
observasi dan wawancara terhadap subyek, peneliti melakukan pengolahan
data dengan cara:
1. Peneliti menuliskan transkrip dari hasil wawancara yang telah dilakukan.
2. Peneliti membaca transkrip dari hasil wawancara yang telah dilakukan.
3. Mengidentifikasi tema-tema yang muncul (coding). Peneliti mengenali dan
mengelompokkan hasil wawancara yang telah ditulis tersebut ke dalam
tema-tema atau pokok-pokok pikiran yang muncul dari hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Mengintepretasikan data. Peneliti menjelaskan data yang telah
dikumpulkan dan dikelompokkan tersebut sebagai keseluruhan rangkaian
hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil pelaksanaan penelitian sebagaimana
diugkapkan pada bab sebelumnya, bahwa data yang sudah diperoleh dianalisis
dengan menggunakan Prosedur Laporan Studi Kasus.
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan agenda untuk
wawancara informasi dengan sumber informasi yaitu dengan beberapa teman
akrab subyek, beberapa teman yang mengenal subyek, ibu dan kakak angkat
subyek dan dengan subyek penelitian sendiri.
A. Deskripsi Umum Kasus
1. Nama : Isan (samaran)
2. Usia : 21 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Sekolah : universitas swasta Yogyakarta
5. Penampilan fisik : Tinggi badan 160 cm, berat badan ± 47 kg, kulit
bewarna hitam keciklatan, rambut pendek rapi, cara berpakaian rapi dan
sederhana.
6. Penampilan psikis : Pendiam, kurang terbuka, berwajah muram,
perhatian, tampak sombong.
7. Gejala yang ditampakkan :
a. Isan dipandang menampakkan wajah kurang senyum dan sikap serius,
bahkan terkadang teman Isan melihat banyak beban yang dialami Isan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Isan juga dipandang sebagai orang yang agak sombong dengan sikap
pendiam dan tidak terlalu merespon lingkungan sekitar.
c. Lebih suka menyendiri atau menyibukkan diri sendiri dengan
mendengarkan musik melalui headset atau dengan aktivitas lainnya.
8. Sumber Informasi :
a. Ibu Ana (ibu angkat)
b. Tini (kakak angkat)
c. Yati (pacar subyek)
d. Anto dan Rena (teman akrab)
e. Isan (subyek sendiri)
Hari/tanggal Waktu Sumber Informasi TempatSenin, 21-10-2012 13.00 WIB Anto (teman akrab) Kamar kos AntoSenin, 29-10-2012 16.00 WIB Rena (teman akrab) Taman kampusSabtu, 31-10- 2012 15.00 WIB Yati (pacar) Tempat makanKamis, 21-11-2012 13.00 WIB Ibu Ana (Ibu angkat) Rumah subyekSabtu, 21-12- 2012 15.00 WIB Tini (Kakak angkat) Rumah subyek
B. Analisis Lingkungan Keluarga, Sosial, dan Suasana Akademik
1. Lingkungan Sosial
a. Suasana di rumah
Rumah Isan terletak di daerah pedesaan kecamatan Minggir-
Yogyakarta dengan status ekonomi warga termasuk tingkat menengah
ke atas dan sebagian tingkat menengah ke bawah. Keadaan rumah
tampak bersih dengan peralatan rumah yang lengkap, terawat, dan
tersusun rapi. Fasilitas yang ada di rumah cukup lengkap dan cukup
memadai seperti: kendaraan bermotor, laptop, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Hubungan Isan dengan keluarga
Secara pribadi, Isan mengakui bahwa Ia pernah mengenal,
orang yang telah memperjuangkannya masuk ke dalam keluarganya
saat ini. Namun saat Isan berumur ± 8 tahun, ayah angkatnya telah
meninggal dunia, belum banyak yang dikenal atau didapat dari sosok
ayah tersevut. Hal itu yang membuat Isan kurang paham bagaimana
sebaiknya sebagai seorang anak laki-laki di keluarga atau di
masyarakat.
Hubungan Isan dengan ibunya pun baik, namun Isan
mengakui bahwa tidak setiap masalah yang Ia hadapi mampu Ia
ceritakan kepada ibunya, karena ketidakinginan Isan menjadikan
beban bagi ibunya atau keterikatan yang berlebihan antara Isan dan
ibunya. Mengingat Isan adalah anak adopsi dan pernah kehilangan
ayah asuhnya, layaknya anak yang haus akan figur peran ayah.
Hubungan Isan dengan kakaknya pun baik, Isan mengakui
bahwa lebih banyak hal-hal yang dihadapi dan diceritakan kepada
kakaknya dibanding dengan ibunya, walaupun tidak semua Isan
ceritakan kepada kakaknya dikarenakan Isan masih
mempertimbangkan seandainya cerita itu mengganggu kerja kakaknya
di luar kota atau pun menjadikan salah paham dalam berkomunikasi
dengan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Suasana di kampus
Mahasiswa/mahasiswi yang studi di kampus tempat Isan
kuliah mayoritas dari keluarga yang mampu dengan tingkat ekonomi
menengah atau menengah ke atas, karena Isan kuliah di salah satu
universitas ternama di Yogyakarta. Namun teman-teman Isan menilai
penampilan Isan nampak sederhana dibandingkan dengan mahasiswa
lainnya.
Menurut Anto, Isan merupakan mahasiswa yang tidak terlalu
mencolok dalam berpenampilan daripada teman-teman di sekitarnya.
Dalam memutuskan sesuatu hal yang menjadi masalah atau kendala
dalam beraktivitas Ia selalu memberikan pertimbangan dan juga
pilihan-pilihan yang memudahkan teman-teman menangkap inti
masalahnya, walaupun terkadang dengan bahasa yang singkat dan
“kurang enak” bagi teman-teman yang belum mengenal dekat Isan.
Isan sendiri menanggapi memang dirinya tidak pintar dalam
merangkai bahasa, terlebih bahasa yang ingin dia katakan terkadang
rumit dalam merangkai kata yang dimaksud.
Di kampus, Isan tidak banyak mengikuti kegiatan-kegiatan
dari kampus atau pun dari program studinya, sehingga Isan tidak
terlalu dikenal oleh mahasiswa lainnya terutama bagi angkatan yang
lebih muda dibanding Isan. Namun, Isan tetap mau mengikuti dan ikut
serta menjadi salah satu anggota kepengurusan jika di program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
studinya menyelenggarakan acara seandainya Isan cocok dengan acara
itu.
Menurut beberapa teman Isan sesaat setelah bekerjasama atau
pun sekilas memandang gaya Isan bekerja, mereka menilai bahwa Isan
tidak terlalu banyak bicara saat bekerja dan lebih banyak beraktivitas
yang bermanfaat saat bekerja. Cara itu banyak membantu dan
memuaskan dalam hasil kerjanya.
d. Hubungan Isan dengan teman-teman di kampus
Isan cenderung mendekati teman-teman yang dianggap
kurang terkenal di program studinya, karena Ia berpendapat bahwa:
“teman-teman yang pintar atau sudah terpandang, sudah banyakyang memperhatikan dibanding teman-teman yang biasa-biasasaja dengan potensi yang melebihi teman-teman yangterpandang”.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Isan enggan untuk
banyak bergaul dengan teman-teman yang terpandang dan hal itulah
yang menjadikan Isan dianggap sebagai mahasiswa yang pendiam.
Sedangkan menurut Anto dan juga beberapa teman-teman
Isan, Isan adalah orang yang peduli atau perhatian terhadap teman-
teman lainnya. Isan lebih banyak bergaul pada orang-orang tertentu
saja di kampus, tidak terlalu mencolok dalam bergaul dengan teman-
teman yang dianggap pintar atau terpandang di program studinya.
Karena saat bergaul dengan teman-teman yang dikiranya cocok
dengan Isan pun Ia mau menampakkan sikap yang humoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Namun, terdapat juga beberapa teman yang menganggap Isan
adalah orang yang pendiam dan keras kepala. Pendapat itu yang
cenderung muncul dari teman-teman yang tidak terlalu dekat dengan
Isan dan beberapa teman yang dianggap terpandang dalam satu
program studi dengan Isan. Isan sendiri tidak begitu mempedulikan
pendapat/penilaian negatif yang diberikan oleh teman-teman di
kampus terhadap dirinya terlebih pendapat yang kurang baik kepada
Isan, Isan mengatakan:
“Mereka tidak mengenal saya dan apa yang telah saya alami,karena mereka hanya sebatas tahu dan kenal saya, merekamempunyai hak untuk menilai/berpendapat tentang saya, jikamemang menerima saya, ok, tetapi jika tidak ya maaf. Sayatidak mau memaksakan, jika mau belajar bersama ya ayo,karena saya tidak mau mereka mengenal sebatas kasihanterhadap saya dan tidak banyak pula yang mengetahui masalahsaya sebenarnya”
Isan terkadang memilih untuk diam dan menyingkir jika
dituntut untuk menonjolkan masalah apa yang sedang Ia hadapi. Ia
Nampak ingin berusaha sendiri dan mungkin hanya beberapa orang
saja yang Ia perkenankan mengetahui masalah apa yang Ia hadapi dan
mengganggunya.
e. Hubungan Isan dengan lingkungan masyarakat
Menurut Ana (Ibu subyek):
“Isan adalah anak yang baik, sopan, dan rajin. Walaupun saatIsan kecil masyarakat sekitar banyak mengejek dia karenastatusnya tersebut, namun lama kelamaan masyarakat pun sudahdapat menerima dan menganggap sama keadaan Isan seolahsebagai anak kandung saya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hal itu nampak saat seperti saat masyarakat sekitar mengadakan acara
gotong royong atau acara nikahan, Isan sudah diakui dan diajak untuk
ikut serta dalam acara atau kegiatan tersebut. Orang-orang sudah tidak
banyak yang menyindir Isan, walaupun masih tetap ada beberapa
orang yang terkadang menganggap Isan sebagai anak adopsi.
Menurut Isan sendiri, saat masih kecil memang dia sering
kali diejek mengenai posisinya sebagai anak adopsi oleh banyak
masyarakat sekitar atau pun oleh teman-temannya saat Isan kecil.
Menurut Isan:
“Pada saat itu aku belum mengetahui maksud dari apa yangdikatakan orang kepadaku, aku tidak terlalu menanggapinyakarena ibuku sudah sering mengatakan dan menjelaskan hal itukepadaku, dimana posisiku sebagai seorang anak adopsi, tetapiibuku memperlakukanku selayaknya anak kandungnya”
Walaupun terkadang perkataan orang itu sangat mengganggu,
tetapi tidak setiap saat, hanya pada saat Isan menyendiri atau pada saat
Isan mengalami masalah yang tak tahu harus bagaimana sebaikya
menanggapi.
2. Kelompok sosial
a. Teman perempuan yang dekat dengan Isan
Menurut pangakuan Isan, Ia memiliki banyak teman
perempuan yang kenal dengan Isan dan beberapa dekat dengan Isan,
baik itu di kampus ataupun di luar kampus. Namun yang paling dekat
dengannya adalah Yati (pacar subyek), bahkan banyak cerita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
telah dialaminya, Ia ceritakan pada Yati hingga hal-hal yang pernah
mengganggu Isan.
Isan mengatakan:
“walaupun aku punya kenalan cewek, tetapi aku hanya sebatasberteman dengan mereka. Aku enggan untuk menceritakan apayang aku alami kepada setiap orang, aku hanya menceritakanpada Yati karna aku memiliki impian bersamanya, sehingga akuingin dia mengenal aku yang sebenarnya dan dia tidakmempermasalahkan itu”.
Hal itulah yang menjadikan Isan tidak sembarangan menceritakan apa
yang Ia alami termasuk dengan lawan jenis, namun Ia tetap mau
berkomunikasi dan bergaul dengan mereka.
b. Teman laki-laki yang dekat dengan Isan
Isan mengakui bahwa Ia punya teman laki-laki, namun
sekedar mereka mengenal Isan, tidak sampai mereka mengetahui
masalah-masalah yang Isan alami. Anto pun mengungkapkan bahwa
Isan bukanlah seorang yang suka akan kebiasaan banyak anak laki-
laki saat ini lakukan yaitu, suka merokok, minum-minuman
beralkohol ataupun free sex. Terkadang teman-teman yang mengajak
Isan kumpul-kumpul tidak enak sendiri atau menghormati dengan
sikap yang dimiliki oleh Isan.
c. Siapa yang menjadi teman cerita saat Isan mengalami masalah?
Isan mengakui bahwa teman ceritanya adalah pertama Yati
(pacar subyek) dan kedua adalah Tini (kakak subyek). Namun tidak
setiap permasalahan yang dialami Isan, Ia ceritakan kepada mereka
berdua, terkadang bahkan banyak permasalahan yang justru Isan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
selesaikan sendiri, karena Isan merasa tidak ingin terlalu
menggantungkan diri dengan orang lain dan ingin menjadi orang yang
mandiri.
d. Apa perasaan Isan saat mengalami permasalahan yang sedang Ia
hadapi?
Isan mengakui perasaan yang dialaminya saat menghadapi
permasalahan yang dianggapnya berat adalah kesepian, bersalah,
marah, kecewa, dan putus asa. Secara sadar Isan merasakan perasaan-
perasaan tersebut dikarenakan campur aduk dan ketidak fokusan
dalam mencari pemecahan masalahnya. Isan ingin berbagi dengan
orang lain, tetapi enggan jika mendapatkan respon yang sekedar
setengah-setangah atau tidak memuaskan hasratnya untuk
diperhatikan dan keinginan mendapat solusi dalam usaha
menyelesaikan masalahnya.
e. Apakah Isan berusaha mengatasi masalah-masalahnya dan bagaimana
caranya?
Menurut Isan, Ia berusaha untuk mengatasi permasalahannya
dengan cara meminta pertimbangan dari teman yang menurutnya Ia
percayai dan memiliki respon yang cukup baik terhadap apa yang Ia
ceritakan, walaupun Isan tidak sepenuhnya menceritakan
permasalahannya. Isan enggan untuk menceritakan sepenuhnya karena
Isan tidak mau orang yang meresponnya hanya karena belas kasihan
atau malah kembali menjadikan “senjata” untuk menjatuhkan Isan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
disebar-sebarkan kepada orang lain. Maka Isan hanyalah menceritakan
permasalahannya kepada orang yang dikiranya Ia percayai.
3. Pengalaman Stres
Stres yang dialami Isan dikarenakan adanya perbedaan antara
konsep diri sebagai diri yang ideal menurut orang di sekitar dan diri nyata
yang dilatarbelakangi oleh konsep anak kandung dengan anak adopsi,
sehingga menyebabkan setiap permasalahan berat diarahkan oleh Isan
kepada kenyataan diri sebagai anak adopsi, ditambah lingkungan sekitar
yang masih/pernah menganggap dirinya sebagai anak adopsi dengan
sebutan yang bermacam-macam.
Permasalahan yang dihadapinya membuat perubahan pikiran dan
perilaku pada diri Isan. Menurutnya, anak adopsi bukanlah sebuah
kesalahan, karena anak adopsi pun memiliki hak untuk hidup, merasakan
sesuatu, memikirkan sesuatu, dan melakukan sesuatu. Namun, pada
kenyataan masyarakat masih belum dapat menerima keberadaan subyek
sebagai anak adopsi. Cemoohan, perlakuan yang tidak sama, dan
pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi saat kecil,
terolah saat mulai beranjak remaja. Tanggapan subyek pun beragam,
sekedar diam, menahan rasa marah, menahan rasa diadili secara tidak
langsung, hingga diam menyalahkan diri sendiri, dan masih banyak
tanggapan yang lain sebagai bentuk menciptakan rasa aman pada diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Perkembangan Konsep Diri
a. Sifat dan sikap positif Isan
Menurut Ibu Ana, Isan adalah anak yang telaten dalam bekerja,
tahu akan pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan (menyapu,
mengepel, dll). Makanannya pun tidak terlalu menntut, apa yang
dimasak Ibu Ana untuk Isan, ia mau memakannya. Maka Ibu Ana
memiliki pengharapan yang besar kepada Isan untuk menjadi orang
yang sukses terlebih dahulu dan tidak menjadi bahan cemoohan orang.
Menurut Yati, Isan adalah orang yang totalitas dalam
mengerjakan peran yang dtanggungnya, orangnya humor, memiliki
perhatian saat teman membutuhkan bantuan, dan tepat waktu dalam
berjanji. Yati menambahkah, beberapa hal tersebut menjadi beberapa
alasan untuk nyaman berhubungan dengannya.
b. Sifat dan sikap negatif Isan
Menurut Rena, terkadang sikap Isan dalam berbicara terkadang
mengungkit-ngungkit masalah yang pernah terjadi, walaupun untuk
yang sudah cukup mengenal Isan itu adalah konteks bercandaannya,
namun bagi yang lainnya mungkin dapat sakit hati atau marah.
Isan memiliki pemikiran apa pun yang ia lakukan harus dapat
terwujud dan dilakukannya sendiri, sesuai dengan apa yang
direncanakan sebelumnya. Hal ini yang membuat Isan merasa
kesepian pada saat mengalami hambatan atau kegagalan. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Isan merasa mendapatkan tekanan pada saat dituntut atau didesak
dalam mengerjakan pekerjaan yang memilik tanggung jawab besar.
C. Sintesis
Isan diadopsi oleh orangtua angkatnya ketika masih bayi di sebuah
rumah sakit. Saat berumur sekitar 5-6 tahun, Isan seringkali diberitahu oleh
Ana ibunya untuk tidak terlalu mendengarkan perkataan orang di sekitarnya
saat bermain, khususnya warga sekitar tempat tinggal Isan. Isan hanya
mengiyakan apa yang dikatakan ibunya tersebut yang ternyata adalah ibu
angkatnya. Seringkali orang sekitar mengejek Isan saat itu dengan perkataan
“bocah le nemu” atau “bocah le tuku” (“anak dari hasil menemukan” atau
“anak dari hasil beli”).
Isan tidak memahami apa kata orang saat itu, bahkan tetap saja
bermain dengan anak-anak lainnya layaknya anak kecil di masa itu. Hingga
ketika berumur sekitar 6-7 tahun, Ibu Ana (ibu angkatnya) memberitahukan
dengan perlahan dan menjelaskan terhadap Isan status sebenarnya dalam
keluarga tersebut. Isan saat itu sedikit demi sedikit mulai memahami, namun
tetap beranggapan bahwa keluarga yang ada di sekelilingnya adalah keluarga
sesungguhnya, dikarenakan Isan tidak pernah bertemu dengan orangtua
kandungnya dan tidak pernah tahu alasan pasti kenapa Isan ditinggalkan oleh
orangtua kandungnya.
Pada umur 8 tahun, Isan mulai kehilangan figur seorang ayah tiri,
karena ayah yang pernah memperjuangkannya telah meninggal dunia. Saat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Isan tidak mengetahui keadaan apa yang sebenarnya terjadi, ia hanya
mengetahui saat itu ramai di rumahnya dan banyak teman yang mengajaknya
bermain. Ia pun terhanyut dalam waktu bermain bersama teman-temannya,
namun saat acara pemberangkatan jenazah selesai, orang-orang mulai
berbubaran dan teman-temannya pun akhirnya pulang meninggalkannya. Isan
merasa kesepian, namun larut dalam keletihan setelah selesai asyik bermain
dengan teman-temannya.
Semasa SMP, Isan sering kali dijadikan sebagai bahan cemoohan
oleh teman kelompoknya, terlebih mengenai ayahnya, karena saat itu di
sekolahnya terdapat guru laki-laki yang sudah tua dan tidak menikah. Teman-
teman Isan pun menganggap guru tersebut sebagai ayahnya. Isan pun tidak
berani melawan banyak teman yang mencemoohinya dan ia terkesan sekedar
diam, walaupun perasaannya marah dan ingin memukuli anak-anak yang
seenaknya mencemoohinya. Isan pun dikenal pendiam saat SMP, teman-teman
yang sering diajaknya bermain hanyalah beberapa saja. Ketika Isan menyendiri
di kamar, sempat menyalahkan diri karna dia adalah anak adopsi dan karna
ayahnya telah meninggal.
Saat SMA, Isan pernah menyukai teman wanita. Ketika itu belum
lama masuk kelas X dan ia melirik temannya itu saat penyaringan anggota
organisasi sekolah. Tidak lama ia menyatakan suka dan tidak lama pula
temannya merespon Isan. Hubungan mereka jalani bersama. Selama hubungan
± 3 bulan, temannya itu sekedar mendiamkan Isan, bertemu hanya sebentar,
mengobrol pun hanya diam. Mulai saat itu, Isan merasa sakit hati terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
temannya hingga saat Isan sendiri di kamar, ia menangis dan seolah-olah hal
itu terjadi karna ia adalah anak adopsi.
Bidang akademik Isan tergolong anak yang biasa, bahkan saat SMP
ia pernah hampir tidak naik kelas. Saat SMA, ia lebih tertarik masuk di kelas
IPS, karena ia beranggap tidak sekedar mempelajari ilmu sosial, namun ia
sendiri juga ingin menjadi orang yang bersikap sosial.
Bidang sosial, Isan lebih memilih-milih dalam bergaul. Saat berada
dalam kelompok besar, ia cenderung berada di belakang dan banyak diam.
Namun saat beranjak di universitas, ia lebih menikmati saat ada teman yang
membutuhkan bantuannya dan ia dapat membantu teman. Isan merasa
dianggap ada dan diterima dalam situasinya tersebut. Saat dituntut bertemu
dengan orang tertentu yang mengenal keluarganya, Isan merasa malas jika
orang tersebut menanyakan “Kamu adalah anak adopsi itu ya ?”. Seolah ada
yang salah dengan anak adopsi dan ia beranggap orang belum menerima
keadaannya sebagai anak adopsi. Saat ia merasa belum diterima di lingkungan
tempat ia berada, ia lebih memilih untuk menutup diri dengan cara tidak
banyak berbicara.
Berdasarkan uraian singkat mengenai diri Isan di atas, terdapat sikap
yang dilakukan sebagai wujud untuk menutup diri, yaitu berdiam untuk tidak
banyak berbicara dan menyendiri saat merasa belum diterima dan saat
mengalami suatu masalah. Selain itu, merasa belum diterima dan belum
tercapainya tuntutan yang ada di lingkungan Isan berada, terasa menekan diri
Isan antara diri Isan sebenarnya sebagai remaja adopsi dengan keinginan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
terhadap diri Isan. Apakah karena Isan adalah anak adopsi, sehingga tidak
diterima dan seolah ada yang salah dengan kenyataannya sebagai remaja
adopsi.
Pernyataan Isan tersebut di atas merupakan pandangan irasional yang
perlu dicari penyelesaiannya, sehingga Isan lebih mampu berpikir dan
menyikapi secara rasional dalam melihat dan menyikapi kenyataan dirinya
sebagai remaja adopsi yang positif.
D. Diagnosis
Masalah yang dialami oleh Isan termasuk dalam ragam bimbingan
pribadi sosial. Dalam kasus ini, Isan bersikap menutup diri dan sulit untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di mana ia berada. Hal itu dilatar
belakangi karena pertama, kenyataan Isan sebagai remaja adopsi dan kedua,
kehilangan figur ayah yang telah lama meninggal.
Perkiraan masalah yang dialami Isan yang pertama, disebabkan
karena kenyataannya sebagai remaja adopsi, sehingga Isan merasa ada yang
salah dengan “anak adopsi” dengan penerimaan orang di sekitar saat Isan
masih kecil dan mempengaruhi pikirannya saat beranjak remaja, khususnya
saat Isan menghadapi permasalahan. Selain itu, Isan bersikap menutup diri dan
Kedua, kehilangan figur ayah yang telah lama meninggal. Figur
seorang ayah akan memenuhi perkembangan rasionalitasnya: cara berpikir
logis, sikap tegas, pengambilan keputusan. Menurut Rogers (Hall dan Lindzey,
1993) apabila perbedaan antara diri ideal (seperti harapan) dan diri nyata besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
maka orang akan merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri,
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam kesejahteraan hidup.
Pendapat tersebut terbukti pada diri Isan, sehingga Isan menjadi menilai negatif
pada dirinya, memliki keyakinan bahwa tekanan yang dialaminya disebabkan
karena kenyataannya sebagai remaja adopsi tidak sesuai dengan harapan yang
tidak terwujud dari orang-orang yang tidak menerimanya, sehingga Isan
merasa tidak puas dan tidak bahagia dalam menghadapi kenyataan dirinya.
E. Prognosis
Berdasarkan pikiran/anggapan yang irrasional, maka peneliti
menggunakan pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) yang
dipelopori oleh Ellis, sebagai jalan untuk dapat membantu Isan dalam
menyelesaikan masalahnya. Peneliti mencoba menggunakan teknik REBT
untuk mengubah pikiran/anggapan Isan yang irrasional, sehingga terjadi
perubahan yang berarti dalam pikiran/anggapan, perasaan, kemauan, perilaku
menjadi rasional.
F. Pengobatan/Treatment
Pada bagian ini dipaparkan pelaksanaan proses konseling sesuai
dengan pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). Pelaksanaan
wawancara konseling dengan Isan dilakukan pada bulan November dan
Desember 2012. Namun, sebelum wawancara konseling dilaksanakan, peneliti
juga melakukan wawancara informasi dengan kedua teman akrab subyek, ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
angkat, kakak angkat, dan teman dekat subyek sekaligus melakukan observasi.
Rincian wawancara konseling dengan Isan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Konseling
Hari/tanggal Waktu Durasi Tempat
Jumat, 16-11-2012 13.00 WIB 45 menit Taman kampus
Selasa, 25-11-2012 11.00 WIB 60 menit Kedai makan
Rabu, 12-12-2012 14.00 WIB 45 menit Taman kampus
Minggu, 16-12-2012 15.00 WIB 90 menit Tempat ziarah gua Lawangsih
Kamis, 20-12-2012 10.00 WIB 60 menit Taman kampus
2. Skema Kasus Wawancara Konseling
Pikiran/anggapan irasional :
Isan beranggapan bahwa masalah-masalah yang ia hadapi adalah karena Isan
seorang anak adopsi, banyak yang belum menerima kenyataan akan dirinya
sebagai anak adopsi dan seolah ada yang salah dengan kenyataannya
tersebut. Pikiran akan dirinya sebagai anak adopsi yang membuat Isan
bersikap menutup diri, lebih suka menyendiri, tidak banyak berbicara, dan
memilih-milih dalam berteman. Isan juga merasa tertekan akan harapan atau
tuntutan orang di sekitarnya yang tahu akan diri Isan yang sebenarnya,
sehingga ia beranggapan bahwa dirinya tidak sesuai tuntutan orang di sekitar
dengan keadaan diri yang sebenarnya.
Pertemuan I
Hari/tanggal : Jumat, 16-11-2012
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Taman kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Durasi : 45 menit
Fase I : 1. Menyambut konseli
2. Mengajak konseli berbasa-basi
3. Mempersilahkan konseli untuk mengemukakan masalah yang
ingin disampaikan
Fase II : 1. Isan selalu memandang masalah yang dialaminya adalah karena
dampak dari dirinya sebagai anak adopsi. Bahkan orang yang
dekat dengan dirinya, yaitu teman dekatnya pun sempat
mengecewakannya. Isan pun menjadi kehilangan kepercayaan
diri dan menyalahkan diri sendiri terhadap masalah yang dialami
teman dekatnya, sehngga subyek menganggap dirinya tidak
seberuntung seperti teman-teman lainnya.
Pertemuan II
Hari/tanggal : Jumat, 25-11-2012
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Kedai makan
Durasi : 60 menit
2. Isan cenderung tidak banyak bicara dan lebih suka menyendiri,
karena ia takut jika teman-teman dan orang di sekitarnya yang
belum mengetahui bahwa Isan adalah anak adopsi menjadi tahu.
Isan menganggap terdapat suatu kesalahan pada kenyataannya
sebagai anak adopsi, seperti halnya orang di sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menganggapnya sebagai anak yang tidak berguna dan tidak
diakui dalam masyarakat. Isan juga beranggapan rahasia atau
lukanya tersebut dapat menjadi “senjata” bagi orang-orang
bahkan teman-teman di sekitar untuk menyerang dirinya.
Sedangkan harapan atau tuntutan orang-orang di sekitar yang
mengetahui kenyataan dari diri Isan pun sudah cukup membebani
diri Isan. Isan enggan pula untuk menceritakan masalah atau
kejadian yang ia alami kepada keluaganya, karena ia
beranggapan tidak ingin menjadikan masalahnya menambah
beban bagi keluarga. Hal itu pula yang menjadikan Isan lebih
menutup dirinya kepada banyak orang.
Pertemuan III
Hari/tanggal : Rabu, 12-12-2012
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Taman kampus
Durasi : 45 menit
Fase III: Analisis masalah
A. Kejadian yang dialami baru-baru ini
1. Isan terlihat sering tidak banyak bicara dan menyendiri saat
berkumpul dengan teman-temannya.
2. Tidak merasa nyaman, gelisah, dan hilang percaya diri jika
berada di tengah banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Sulit tidur pada malam hari, bahkan sering menyebabkan pusing
saat beraktivitas di hari berikutnya.
4. Pola makannya pun menjadi tidak teratur, menyebabkan
gangguan maag pada lambungnya.
B. Tanggapan Kognitif (r-kognitif yang irrasional) terhadap kejadian
yang dialami Isan (A)
1. Isan beranggapan bahwa apabila teman-temannya mengetahui
masalah yang sedang dialami, mereka akan mengejek, dan
menganggap rendah dirinya.
2. Isan beranggapan bahwa dirinya orang gagal dan tidak sempurna,
karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang di sekitar.
C. Akibat dari tanggapan kognitif yang irrasional baik dalam perasaan
(r-afektif) maupun dalam perilaku nyata.
1. r-afektif
a. Isan merasa takut identitas yang sebenarnya diketahui
sebagai anak adopsi, sehingga ia selalu merasa khawatir
dan cemas jika berkumpul dengan teman-teman di kampus.
b. Isan merasa sedih dan tertekan, karena belum dapat
memenuhi harapan, serta tuntutan orang-orang di sekitar
yang menganggap dirinya sekedar anak pengganggu di
keluarga.
c. Isan juga merasa sedih dan kehilangan atas meninggalnya
ayah angkat, sebagai pemenuh peran ayah dalam keluarga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sehngga ia merasa bingung untuk memenuhi gambaran
figur seorang ayah yang sebenarnya.
2. perilaku nyata
a. Memilih untuk tidak banyak bicara dan menyendiri saat
bergaul dengan teman-teman.
b. Bersikap sinis atau menyinggung dalam berkata dengan
teman.
c. Cenderung tidak peduli terhadap masukan atau penilaian
orang lain terhadapnya dengan cara diam.
Pertemuan IV
Hari/tanggal : Minggu, 16-12-2012
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : tempat ziarah Gua Lawangsih
Durasi : 90 menit
Fase IV Penyelesaian Masalah
D. 1. Peneliti menjelaskan alasan Isan mengalami masalah, yaitu
keyakinan atau interpretasi (B) irrasional terhadap kejadian yang
dialami Isan (A).
a. Isan beranggapan bahwa teman-teman pasti akan menilai
negatif terhadap dirinya dan akan mengasihani Isan, karena
kenyataan Isan adalah anak adopsi yang saat ini beranjak
remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Isan beranggapan bahwa masalah yang ia alami, disebabkan
oleh kenyataannya sebagai anak adopsi yang masih
dianggap salah atau belum diterima oleh masyarakat
sekitar.
c. Isan beranggapan bahwa tekanan yang ia alami, disebabkan
karena tuntutan orang-orang di sekitar yang bertentangan
dengan kehidupan nyata Isan dibanding kehidupan menurut
masyarakat pada umumnya.
2. Peneliti memberikan pertanyaan menantang kepada Isan.
a. Seandainya temanmulah yang mengalami masalah seperti
ini, akankah kamu peduli dan akan tetap bergaul tanpa
memandang status sebagai anak adopsi atau anak
kandung ?
b. Tidakkah kamu mensyukuri akan nasibmu saat ini,
diadopsi oleh keluarga yang bertanggung jawab
dibandingkan anak-anak yang tidak sepenuhnya terpenuhi
kebutuhannya di panti asuhan atau bahkan ada yang
dibuang, sehingga mati dan tidak terurusi ?
c. Apakah kamu menyadari bahwa kegagalan yang kamu
alami berasal dari dalam dirimu sendiri dalam berpikir,
berperasaan, dan bersikap ?
d. Sadarkah dirimu akan kemampuan yang kamu miliki dan
lebih dapat kamu kembangkan menjadi lebih baik lagi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
e. Tidakkah kamu menyadari dampak dari sikap dirimu
dengan bertindak diam dan menyendiri saat bergaul
dengan teman tidak akan menyelesaikan masalah yang
kamu alami ?
f. Sadarkah dirimu akan masalah yang kamu miliki saat ini
bukan hanya dirimu yang mengalaminya ?
g. Apakah kamu menyadari bahwa perubahan sikapmu
dalam menghadapi masalah akan menimbulkan rasa
curiga bahkan membebani keluarga, terlebih ibu dan
kakakmu ?
3. Peneliti memberikan pandangan-pandangan atau contoh-contoh
untuk mengajak Isan agar berpikir lebih rasional.
a. Agar dirimu dapat bergaul dengan baik, diperlukan sikap
penerimaan dan keterbukaan yang baik. Tindakanmu
yang diam dan menyendiri akan membuat teman-
temanmu menilai dirimu secara negatif. Hal itu terjadi
karena dirimu tidak memberikan kesempatan membuka
diri untuk orang di sekitarmu bahkan untuk dirimu
sendiri, sehngga pemahamanmu terhadap penilaian orang
kepadamu sangatlah terbatas dan sebaliknya.
b. Untuk mereka yang telah menilai dirimu negatif dan
dirimu sekedar cuek dengan penilaian mereka, justru akan
membuat mereka semakin yakin terhadap penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mereka kepadamu. Sempatkanlah dirimu merencanakan
sesuatu yang positif dan nyata dengan maksud membela
diri, bahwa dirimu tidak sesuai dengan apa yang mereka
katakan padamu. Misalkan, jika dirimu tidak dapat
bergaul dengan teman-teman, sempatkanlah waktu untuk
berkumpul dan secara aktif hadir dalam komunikasi itu,
perbanyaklah untuk ikut berbicara dan berkegiatan,
selayaknya kegiatan yang akan kamu lakukan adalah
kegiatan yang positif. Hal yang positif dan nyata akan
lebih baik dibandingkan jika dirimu membela dengan
perkataan yang belum ada buktinya atau punsekedar
diam. Selain itu akan memberikan kepuasan dibanding
dirimu terlalu memikirkan dan akan menjadikan tekanan
dalam beraktivitas.
c. Ibu dan kakakmu sangatlah menghargai akan hadirnya
dirimu dalam keluarga dan berharap pada dirimu, karena
mereka bertanggung jawab dengan cara merawat,
membiayai, menyayangi, dan masih banyak hal yang
telah mereka lakukan yang belum kamu sadari. Misalkan
dalam pendidikan, dirimu pun dibiayai hingga saat ini
kuliah dan kelak mereka berharap dirimu dapat selesai
dan mencari pekerjaan untuk kehidupan yang sukses bagi
dirimu dan orang di sekitarmu. Bayangkan anak lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berstatus sepertimu atau yang berada di panti asuhan,
mereka harus bekerja keras terlebih dahulu dengan cara
mengamen atau menjadi pedagang asongan atau yang
lainnya, demi biaya sekolah, bahkan tidak sampai
sekolah, hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti
lapar dan lainnya. Menurut apa yang pernah kamu
ceritakan pun, dirimu tidak mengalami hal macam itukan.
d. Berhasil tidaknya pencapaian hidup yang baik,
bergantung pada pengalaman dan proses, baik dalam
merencanakan, melaksanakan, dan dalam mengevaluasi
hidupnya.
Pertemuan V
Hari/tanggal : Kamis, 20-12-2012
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : taman kampus
Durasi : 60 menit
E. 1. r-kognitif yang rasional
a. Isan menyadari bahwa sikap pendiam dan menyendiri
yang sering ia lakukan, membuat dirinya tidak
berkesempatan mengenal orang lain dan orang lain pun
tidak mengenal diri Isan. Sehingga orang di sekitar Isan
menilai negatif diri Isan dan hal itu semakin diperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan sikap tidak membela diri, bahkan tidak
memberikan kesempatan orang untuk mengenal dan Isan
pun tidak mengenal orang lain. Membuat orang semakin
leluasa menilai negatif dirinya dan ia pun selalu
berpendapat buruk terhadap penilaian orang. Isan pun
akan dan telah sedikit demi sedikit ikut berkumpul
dengan teman-temannya, walaupun ia tetap tidak ingin
setiap orang mengetahui kenyataan status Isan sebagai
anak adopsi. Isan berpendapat, selain ia tidak ingin hal
tersebut dijadikan sebagai suatu ejekan, ia juga ingin
menghargai apa yang telah diperjuangkan keluarga
angkat sebagai anak kandung/sendiri.
b. Isan memahami, bahwa diam dan menyendiri akan
membuat dirinya semakin dinilai negatif oleh orang di
sekitarnya. Ia berencana untuk membela diri dan
berencana melakukan tindakan positif yang nyata untuk
membuktikan bahwa dirinya tidak selalu seperti apa yang
orang nilai. Misalkan yang akan ia lakukan adalah mau
berkumpul dengan teman-teman dan secara aktif ikut
berkomunikasi di dalamnya, ia juga ingin segera
menyelesaikan pendidikannya, guna membuktikan
dirinya dapat berhasil menyelesaikan studi dan berlanjut
akan bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Isan mensyukuri dan menyadari akan pengorbanan yang
telah dilakukan keluarga angkatnya, yakni ibu, kakak, dan
ayahnya yang telah almarhum. Ia beranggapan, kini tidak
ada lagi keluarga angkat, merekalah yang ia anggap
sebagai keluarga yang ia miliki satu-satunya sebagai
keluarga kandung. Isan bertekad segera menyelesaikan
studinya, bekerja, dan menjadi salah satu bagian
kebanggaan keluarga.
d. Isan juga menyadari, bahwa apa yang ia lakukan selama
ini dalam cara berpikir, berperasaan, menanggapi, dan
merefleksikan masa lalu merupakan kesalahan, karena ia
selalu berpatok kepada statusnya sebagai anak adopsi.
Bukan masa lalu yang akan ia bawa hingga sekarang,
namun kenyataan saat ini secara positif, dan masa depan
secara “mengalir”, tidak dijadikan sebuah tekanan.
Biarlah orang lain masih mengingat dan mengungkit
status Isan sebagai anak adopsi, namun keluarga dan
dirinya tetap menganggap sebagai anak kandung dan
sama seperti yang lainnya.
2. r-afektif yang wajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
a. Isan terlihat mulai menumbuhkan rasa percaya diri,
menerima diri, dan kenyataan yang sesungguhnya sebagai
statusnya yang merupakan anak adopsi.
b. Isan tidak lagi merasa sedih dan marah pada dirinya
sebagai anak adopsi.
c. Isan tidak lagi merasa takut dan khawatir akan apa yang
orang nllai, serta sedikit demi sedikit mulai membuka diri
untuk bergaul dengan teman-temannya.
d. Isan tidak lagi menilai dirinya negatif, yaitu dengan tidak
merasa bahwa dirinya seorang yang tidak berguna atau
seorang yang gagal dan tidak diinginkan.
3. Perilaku yang sesuai dan realistis
a. Isan tidak lagi cenderung menyendiri dan mulai ikut
berkomunikasi saat berkumpul dengan teman-temannya.
b. Isan mulai menyempatkan waktu untuk berkumpul
dengan teman-temannya.
c. Isan mulai fokus untuk memperhatikan dan segera
menyelesaikan studinya, hingga kelak dapat bekerja dan
mencapai harapan untuk membanggakan diri danorang
tuanya.
d. Isan mulai belajar untuk menerima masukan dari orang di
sekitar, penilaian orang terhadap dirinya dengan lebih
positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Fase V Penutup
1. Menegaskan kembali keputusan yang telah diambil.
2. Memberikan semangat/bombongan.
3. Menawarkan bantuan, seandainya ada hal yang ingin
dibicarakan.
4. Berpisah dengan Isan.
G. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Wawancara konseling yang dilaksanakan selama bulan November
dan Desember 2012, telah terlaksana dengan baik hingga pada fase ke-5.
Tujuan atau target yang diharapkan pada setiap pertemuan telah tercapai.
Perubahan-perubahan yang tampak pada diri Isan, yaitu Isan mampu berpikir
lebih rasional sehingga cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku mampu ia
refleksikan hingga menjadikan perubahan yang lebih baik pada diri Isan.
Namun peneliti merasa belum mencapai hasil wawancara yang
maksimal, karena pendirian Isan yang tidak ingin masalah yang dianggapnya
berat, diketahui oleh orang banyak, khususnya diketahui oleh ibunya. Hal ini
dapat dimaklumi, mengingat ia tidak ingin merasa dikasihani dan tidak ingin
ibunya memiliki kekhawatiran yang berlanjut-lanjut terhadap kehidupan Isan
mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian
dan pengalaman yang diperoleh peneliti selama penelitian.
A. Kesimpulan
Penolakan masyarakat terhadap anak adopsi dalam keluarga akan
memberikan pengaruh negatif dalam pembentukkan konsep diri anak, seakan
anak adopsi diadili keberadaannya dalam masyarakat, baik tidak secara
langsung atau pun langsung kepada anak. Sedangkan penerimaan masyarakat
akan keberadaan anak adopsi dalam keluarga, memberikan pengaruh positif
dalam pembentukan konsep diri anak, seakan anak adopsi diberikan hadiah
atau penghargaan dan diakui dengan baik keberadaannya dalam masyarakat,
secara langsung atau pun tidak langsung kepada anak. Hal inilah yang terjadi
pada diri Isan (subyek):
1. Isan saat mengingat status dirinya sebagai seorang remaja adopsi, Ia
seakan seperti memiliki dua sisi mata uang yang tak dapat terpisahkan,
yaitu sisi pertama Ia beranggapan tidak ada yang salah pada dirinya,
layaknya manusia pada umumnya, memiliki anggota badan lengkap,
pikiran, dan perasaan, namun pada sisi mata yang lain, seakan terdapat
kesalahan pada dirinya, melalui tanggapan orang sekitar, cemoohan, dan
perlakuan yang tidak sama dengan orang lainnya. Awal mula Ia tidak
memikirkan hal itu, namun ternyata cukup mengganggu dirinya, hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. membuat Ia enggan bergaul dengan orang banyak, menutup diri akan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya, dan berpikir secara negatif
terhadap setiap permasalahan. Saat ini Ia lebih mampu memandang setiap
permasalahan dengan selektif dan lebih positif, hal tersebut terbukti
dengan Isan lebih sering berkumpul dengan teman-teman, berkomunikasi
secara aktif, dan berani menghadapi permasalahan dengan lebih tenang.
3. Dalam keluarga angkatnya saat ini, Ia lebih dihargai dan diperhatikan yang
mungkin menurutnya setara seperti anak kandung pada umumnya.
Terkadang dulu Ia pun merasa sedikit terganggu dengan cara ibu
angkatnya dalam menasehati, dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Namun, Ia beranggapan wajar saat ini dengan cara ibu angkat dalam
menasehati, selayaknya perhatian, kepedulian, kekhawatiran, dan kasih
saying yang dimiliki seorang ibu pada umumnya terhadap anaknya.
Hubungan dengan kakaknya, Isan dari dulu merasa baik-baik saja, namun
saat ini terasa lebih baik saat Isan mengenalkan Yati (pacar Isan) kepada
kakaknya. Hal ini pertama kalinya Isan mengenalkan pacarnya kepada
kakaknya sebagai tanda adanya keseriusan dalam ia berhubungan.
Tanggapan kakaknya pun menerima dengan baik dan harapan Isan, Yati
sebagai jembatan agar diri Isan lebih baik dan mampu terbuka terhadap
setiap masalah yang Ia hadapi.
4. Terhadap lingkunan sekitar atau masyarakat, Isan beranggapan
kecenderungan masyarakat menolak dibanding menerima dengan baik
keberadaan Isan pada saat kecil, menjadikan trauma dalam bersosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
berdampak pada konsep diri Isan saat beranjak remaja. Semeninggalnya
ayah angkat Isan pun, ikut berdampak pada konsep diri Isan, karena
hilangnya sosok dan figur ayah yang Ia kenal dalam keluarga, menjadikan
Isan tidak mendapatkan pendampingan yang maksimal sebagai anak laki-
laki. Saat masih kecil pun Isan cenderung menjadi bahan ejekkan teman-
temannya dan juga masyarakat sekitar. Saat SD, SMP, maupun SMA, Isan
juga sering menjadi bahan ejekkan. Namun, seberanjaknya dewasa dan
lama tinggal dalam lingkungan masyarakat saat ini, Isan dapat banyak
belajar dan masyarakat mulai banyak yang mengakui keberadaannya
dalam lingkungan masyarakat.
5. Masalah yang dialami Isan sebelumnya mengakibatkan perkembangan
sosialnya terganggu. Hal ini menjadikan diri Isan menutup diri,
menjadikan “benteng diri” dengan cara enggan banyak berbicara dan
sering menyendiri. Sikap Isan tersebut membatasi orang lain untuk
mengenal Isan dan Isan pun terbatasi pengetahuannya akan penilaian
orang terhadapnya. Hal ini nampak saat Isan berkumpul dengan teman-
teman di kampus, cenderung untuk menyendiri dan diam. Menurut
beberapa teman Isan pun, menilai Isan cenderung tertutup dan enggan
bergaul dengan banyak teman. Dalam memandang atau berkata pun
nampak sinis atau menyindir lawan jumpa atau bicara. Tekanan yang
dialami Isan, dipengaruhi oleh adanya perbedaan antara konsep diri
menurut orang lain dengan kenyataan dalam dirinya, sehingga
memunculkan pikitan-pikiran dan perasaan yang tidak sehat. Hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pikiran dan perasaan yang tidak sehat dicerminkan dalam perilaku yang
berdampak pada konsep diri mengenai anak adopsi. Tekanan-tekanan yang
semakin menumpuk dan berusaha untuk dihadapi sendiri, mengakibatkan
ketegangan emosi yang cukup serius yang disebabkan oleh adanya
tuntutan melampaui batas penerimaan dan kemampuannya, sehingga
mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Tuntutan-tuntutan yang diterima, menyebabkan konflik antara penerimaan
dengan penolakan. Konflik penerimaan yaitu adanya harapan untuk
diterima, diperlakukan dengan baik agar dapat menjadi diri sendiri,
sedangkan konflik penolakan yaitu adanya perlakuan nyata tidak diterima
keberadaannya, layaknya orang yang melakukan kesalahan dan dituntut
dengan pikiran-pikiran dari orang lain. Konflik penolakan ini banyak
dialami saat masih kecil dengan cemoohan atau ejekan dari orang sekitar.
Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang menimbulkan
krisis dan konflik dalam diri, sehingga menyebabkan hilangnya rasa
percaya diri dan keyakinan.
6. Sebelumnya Isan membentuk rasa aman dalam dirinya dengan cara,
menutup diri dari orang lain atau membuat “benteng diri”, enggan banyak
bergaul dengan orang sekitar, dan nampak sebagai orang yang pendiam.
Setiap permasalahan Ia pendam dan hadapi sendiri. Namun, perlahan-
lahan Ia belajar sedikit demi sedikit untuk terbuka mulai saat hadirnya
sosok Yati dalam kehidupannya, walau Yati yang menjadi orang pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan cukup berpengaruh dalam kehidupan Isan, sehingga peneliti pun
cukup terbantu dengan keberadaan Yati dalam penelitian ini.
7. Rasa dicintai yang dimiliki pertama kali Isan rasakan adalah hadirnya
sosok keluarga dalam kehidupannya, walau sosok keluarga angkat yang
begitu memperjuangkan dirinya berada dalam keluarga dan menjadikan
diri Isan hidup hingga saat ini. Rasa dicintai kedua yang Isan miliki adalah
dari sosok Yati yang telah banyak menerima Isan apa adanya. Kedua
sosok tersebut, Isan rasakan begitu menerima apa adanya diri Isan, tanpa
melihat status Isan sebagai seorang anak angkat, menjadikan Isan memiliki
bibit dicintai dan nyaman akan keberadaannya mulai saat ini.
Dalam penyelesaian kasus ini, peneliti menggunakan pendekatan
REBT (Rational Emotive Behaviour Theraphy) yang dipelopori oleh Ellis.
Peneliti melihat adanya pikiran dan perasaan yang irrasioanl dalam masalah
yang dihadapi subyek penelitian. Akibat masalah yang dihadapinya saat ini,
Isan mengembangkan pandangan/pikiran dan perasaan yang irrasional
terhadap dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, pendekatan REBT (Rational
Emotive Behaviour Therapy) dalam proses konseling sangat tepat digunakan
untuk mengatasi masalah yang dialami Isan, sehingga ia dapat berpikir secara
lebih rasional dalam memandang dirinya dan orang lain. Selain itu, Isan
mampu mengembangkan perasaan dan sikap atau perilaku yang wajar dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menjalin relasi sosial.
Setelah peneliti mengadakan konseling dengan Isan selama 5 kali
pertemuan, Isan mulai menunjukkan perubahan baik dalam cara berpikir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berperasaan maupun dalam berperilaku. Perubahan dalam cara berpikir yaitu
Isan menyadari bahwa kegagalan yang dialami bukan disebabkan oleh orang
lain, namun berasal dari dalam dirinya sendiri, menyadari bahwa setiap orang
memberikan perhatian dengan cara yang tidak sama. Perubahan perasaan yang
awalnya mengalami kecemasan, kekhawatiran, ketakutan akhirnya beralih
menjadi lebih positif, senang, berani, dan percaya diri.
Isan menunjukkan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku yang
wajar yaitu, ia merasa percaya diri dalam bergaul dengan teman-teman di
kampus ataupun di luar kampus dan pada orang sekitar. Isan merasa lega akan
pikiran yang selama ini mengganggunya dapat diatasi, sehingga Isan dapat
fokus kembali pada hidupnya dan mulai mewujudkan harapan yang selama ini
tertunda.
B. Saran
1. Bagi Isan sendiri
a. Tetaplah berpikiran positif pada diri sendiri dan pada orang lain, mau
menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri,
maupun pada orang lain.
b. Berperilaku positif dalam menanggapi masukan dan penilaian orang
lain. Tekun dalam berdoa selalu, mendekatkan diri pada Tuhan.
c. Sempatkan dan bersedia untuk merefleksikan kejadian yang kurang
baik, maupun yang baik, serta rencanakan pula perbaikan positif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menyikapi kejadian yang kurang baik. Kembangkan potensi yang
dimiliki dan belajarlah selalu.
2. Bagi teman dekat Isan
a. Memantau perkembangan yang terjadi pada diri Isan, terlebih dalam
perkembangan sosialnya agar perubahan positif yang terjadi saat ini
bersifat menetap dan semakin membaik.
b. Memberikan perhatian lebih kepada Isan secara pribadi karena
masalah yang dialami Isan merupakan masalah yang cukup berat,
karena Isan tidak dapat menceritakan dan tidak diperbolehkan orang
lain tahu, terlebih pada keluarganya.
3. Bagi peneliti lain
Penggunaan tape-recorder penting dalam merekam proses
konseling, namun tidak diwajibkan. Dikatakan penting karena rekaman
tersebut sebagai bukti otentik, sehingga data yang diperoleh dapat akurat
dan dapat meminimalkan kesalahan atau penyimpangan data. Selain itu,
dalam penelitian ini dituntut obyektivitas dari peneliti.
Dalam kasus ini, peneliti tidak menggunakan tape-recorder
dikarenakan permintaan dari subyek penelitian dan para informan dengan
alasan mereka tidak merasa nyaman apabila pembicaraannya direkam.
Selain itu, subyek penelitian membuat perjanjian dengan peneliti bahwa ia
akan menceritakan masalah yang dihadapinya dan mau menjadi subyek
apabila pembicaraannya tidak direkam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Peneliti menghargai permintaan dari subyek penelitian dan para
informan. Peneliti sebaiknya dapat membangun kepercayaan terhadap
subyek, membangun kepercayaan adalah hal yang penting sehingga proses
konseling yang bertujuan untuk menyembuhkan/mengarahkan dapat
berlangsung efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Farianti, 2005. Studi Kasus Tentang Stres Yang Dipengaruhi Oleh Perbedaan
Antara Konsep Diri Ideal Dan Diri Nyata. Skripsi (in edita).
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
J. Kristiana. 1983. Gema Bimbingan: Anak Adopsi dan Permasalahannya.
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Jess Feist & Feist, G. J. 2008. Theories of Personaity edisi keenam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lalu, 2008. Konsep Diri Seorang Remaja yang Berasal Dari Keluarga Broken
Home Suatu Studi Kasus. Skripsi (in edita). Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Nelson, R. & Jones. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nisbet, J. & Watt, J. 1994. Studi Kasus Sebuah Panduan Praktis. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pertman, A. 2000. Adoption Nation: How the Adoption Revolution Is
Transforming America. Internet. Dalam http//www.wikipedia.com
/adopsi. Diunduh tanggal 30 September 2011, Jam 10.08.
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.
Vardiansyah, Dani. 2011. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks,
Jakarta 2008. Hal.3. Internet. Dalam http//www.wikipedia.com
/pengalaman. Diunduh tanggal 30 September 2011, Jam 9.57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Winkel, W. S & Sri Hastuti, M. M. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
____________. 2003. Komunikasi Keluarga (KOMKEL): Ketika Anak Adopsi
Hadir di Tengah Keluarga. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI