PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat...

90
UJI POTENSIASI INFUSA DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP GLIBENKLAMIDA SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG TERBEBANI GLUKOSA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Ana Puspita Dewi NIM : 088114153 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

UJI POTENSIASI INFUSA DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP GLIBENKLAMIDA SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG TERBEBANI

GLUKOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ana Puspita Dewi

NIM : 088114153

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

i

UJI POTENSIASI INFUSA DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP GLIBENKLAMIDA SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG TERBEBANI

GLUKOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Ana Puspita Dewi

NIM : 088114153

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

If better is possible, good is not enough

Jika kita menginginkan kesuksesan yang jauh melebihi orang lain pada umumnya, maka berikanlah usaha yang lebih dibandingkan usaha orang-orang pada umumnya.

Don’t be afraid to dream

Don’t be afraid to be different

Believe in your dream and you will get it.

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang menjadi inspirasiku

Orangtua dan kakak tercinta yang selalu mendukungku

Teo Christianto yang selalu menjadi penyemangat dan pengisi hatiku

Sahabat-sahabat dan almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkatnya yang

melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Uji Potensiasi

Infusa Daun Macaranga tanarius L. terhadap Glibenklamida sebagai

Penurun Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang

Terbebani Glukosa” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan dan penulisan

skripsi, tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi

ini atas segala kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing,

dan memberi masukan serta pengarahan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini.

3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan

masukan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan

dan masukan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

viii

5. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Kepala Laboratorium yang yang telah

memberikan ijin penggunaan semua fasilitas laboratorium guna penelitian

skripsi ini

6. Jeffry Julianus, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis atas

segala pendampingan, dukungan dan bimbingan selama ini.

7. drh. Ari, Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuwono, Mas Wagiran,

dan semua staf laboratorium Farmasi yang telah bersedia membantu dan

menemani selama penelitian berlangsung.

8. Mas Narto, Mas Dwi, dan Mas Sarwanto tim sekretariat S1 Farmasi yang

telah membantu dalam memberikan informasi dan bantuan dalam hal

administrasi untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Tim PIMNAS di UNHAS Makassar 2011, yaitu Rm. Dr. Kuntoro Adi,

MA,M.Sc., SJ serta seluruh tim, dosen pendamping, dan mahasiswa terutama

Tim PKMK “Mie Ganyol”, yang turut ambil bagian dalam dinamika

PIMNAS yang tak terlupakan.

10. Bapak Ipang Djunarko, M,Sc., Apt. selaku pembimbing PKMK “Mie

Ganyol” dan Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm, Apt. selaku pembimbing

tim “Spanish” Business Plan USD yang selalu memberikan bimbingan dalam

hal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis.

11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang 3C

RS.Bethesda yang telah memberikan pelayanan yang sangat berarti sehingga

penulis bisa sembuh total dan dapat melanjutkan penulisan skripsi ini yang

sempat tertunda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... vi

PRAKATA .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

INTISARI ...................................................................................................... xvii

ABSTRACT .................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1. Perumusan masalah .......................................................................... 4

2. Keaslian penelitian ........................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ........................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 6

A. Diabetes Mellitus .................................................................................. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xi

1. Klasifikasi diabetes mellitus ............................................................ 6

2. Gejala-gejala penyakit diabetes mellitus .......................................... 7

3. Pengelolaan diabetes mellitus .......................................................... 8

4. Transport glukosa ............................................................................ 10

5. Uji antidiabetes ................................................................................ 12

6. Metode penetapan kadar glukosa darah ........................................... 14

B. Glibenklamida ........................................................................................ 15

1. Deskripsi glibenklamida .................................................................. 15

2. Farmakodinamika glibenklamida ..................................................... 15

3. Mekanisme aksi glibenklamida ........................................................ 16

C. Macaranga tanarius (L.) ........................................................................ 18

1. Taksonomi ........................................................................................ 18

2. Nama daerah .................................................................................... 18

3. Morfologi ......................................................................................... 18

4. Kandungan kimia ............................................................................. 19

5. Khasiat dan kegunaan ...................................................................... 20

D. Infundasi ................................................................................................ 21

E. Antaraksi Farmakokinetika .................................................................... 22

F. Landasan Teori ....................................................................................... 24

G. Hipotesis ................................................................................................ 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 26

B. Variabel dan Definisi Operasional ......................................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xii

1. Variabel penelitian ........................................................................... 26

2. Definisi operasional ......................................................................... 27

C. Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................... 28

1. Bahan penelitian ............................................................................... 28

2. Alat atau instrumen penelitian ......................................................... 29

D. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 30

1. Determinasi tanaman ....................................................................... 30

2. Pengumpulan bahan ......................................................................... 30

3. Pembuatan simplisia daun M.tanarius ............................................. 30

4. Pembuatan infusa daun M.tanarius 50,0 % (b/v) ............................. 30

5. Perhitungan dosis pemberian M.tanarius ......................................... 31

6. Preparasi bahan ................................................................................ 31

7. Percobaan pendahuluan .................................................................... 32

8. Penetapan kadar glukosa darah ........................................................ 34

E. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................ 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 36

A. Determinasi Tanaman M.tanarius .......................................................... 36

B. Pembuatan Simplisia dan Infusa Daun M.tanarius ................................ 36

C. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah ............................................ 38

1. Penetapan waktu pemberian glibenklamida ..................................... 38

2. Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius ...................... 41

3. Uji efek penurunan kadar glukosa darah kombinasi glibenklamida

dan infusa daun M.tanarius .............................................................. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xiii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 56

A. Kesimpulan ............................................................................................ 56

B. Saran ...................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57

LAMPIRAN................................................................................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Isi pereaksi enzime Glucose GOD-PAP........................................... 28

Tabel II. Volume pengukuran kadar glukosa darah........................................ 34

Tabel III. Nilai rata-rata LDDK0-240 ± SE larutan Glibenklamida sebelum

UTGO............................................................................................... 41

Tabel IV. Hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240 penurunan glukosa darah tikus

akibat pemberian Glibenklamida ..................................................... 43

Tabel V. Nilai LDDK0-240 pemberian infusa daun M.tanarius ....................... 44

Tabel VI. Rata-rata kadar glukosa darah dan LDDK0-240 pada setiap

kelompok perlakuan ......................................................................... 46

Tabel VII. Rata-rata LDDK0-240 SE masing-masing perlakuan ..................... 48

Tabel VIII. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji One Way

Anova................................................................................................ 50

Tabel IX. Hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240 pada kelompok perlakuan

dengan taraf kepercayaan 95%......................................................... 51

Tabel X. Prosentase perbedaan antara kelompok kontrol dan pembanding

terhadap kelompok perlakuan kombinasi......................................... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Sekresi insullin akibat peningkatan kadar glukosa dalam

darah......................................................................................... 11

GAMBAR 2. Struktur kimia glibenklamida (5-chloro-N-(4-[N-

(cyclohexylcarbamoyl)sulfamoyl]phenethyl)-2-

methoxybenzamide) (Rayanm, Rao, dan Ramana, 2011)........... 15

GAMBAR 3. Mekanisme aksi glibenklamida sebagai obat antidiabetes.......... 17

GAMBAR 4. Struktur ellagitannins yang telah diisolasi dari daun

M.tanarius, yaitu mallotinic acid (1), corilagin (2),

macatannin A (3), chebulagic acid (4), dan macatannin B (5) .. 20

GAMBAR 5. Bagan penggolongan antaraksi obat berdasarkan perubahan

efek.............................................................................................. 22

GAMBAR 6. Reaksi enzimatik glukosa dan reagen GOD-PAP....................... 40

GAMBAR 7. Diagram batang penentuan selang waktu pemberian larutan

glibenklamida sebelum UTGO terhadap mean LDDK0-240 ±SE . 42

GAMBAR 8. Diagram batang waktu pemberian infusa daun M.tanarius

terhadap nilai LDDK0-240............................................................. 44

GAMBAR 9. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata

glukosa darah akibat pemberian aquadest, glibenklamida, dan

infusa daun M.tanarius ............................................................... 47

GAMBAR 10.Diagram batang nilai rata-rata LDDK0-240 SE dari masing-

masing perlakuan ........................................................................ 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daun Macaranga tanarius L. ..................................................... 61

Lampiran 2. Infusa daun M.tanarius................................................................ 61

Lampiran 3. Tikus putih jantan galur Wistar .................................................. 62

Lampiran 4. Microlab ...................................................................................... 62

Lampiran 5. Surat determinasi tanaman M.tanarius........................................ 63

Lampiran 6. Kadar glukosa darah tikus pada masing-masing kelompok

perlakuan ..................................................................................... 64

Lampiran 7. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov LDDK0-240 perlakuan................. 67

Lampiran 8. Hasil uji One Way ANOVA LDDK0-240 kelompok perlakuan ..... 67

Lampiran 9. Hasil uji Post Hoc LSD pada LDDK0-240 pada kelompok

perlakuan dengan taraf kepercayaan 95% ................................... 68

Lampiran 10. Rangkuman signifikansi hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240

pada kelompok perlakuan............................................................ 69

Lampiran 11. Contoh perhitungan volume pemberian glukosa,

glibenklamida, dan infusa daun M.tanarius ................................ 70

Lampiran 12. Contoh perhitungan LDDK0-240 pada kelompok perlakuan......... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xvii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi infusa daun Macaranga tanarius terhadap glibenklamida dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian dilakukan menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok I diberi perlakuan aquadest(kontrol negatif), kelompok II diberi glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB (kontrol positif), kelompok III diberi infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB (kontrol 1 infusa), kelompok IV diberi larutan infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB (kontrol ½ infusa), kelompok V diberi perlakuan kombinasi glibenklamida dan infusa daun M.tanarius dengan perbandingan dosis 1:1, kelompok VI diberi perlakuan kombinasi dengan perbandingan dosis 1:0,5. Efek penurunan glukosa darah diuji dengan Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke-0 sebelum UTGO dan menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 180, dan 240 setelah UTGO. Nilai LDDK0-240 dihitung dari kadar glukosa darah dan dianalisis secara statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua perlakuan kombinasi memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan glibenklamida. Pemberian infusa daun M.tanarius tidak mempengaruhi potensi glibenklamida dalam menurunkan glukosa darah.

Kata kunci : infusa Macaranga tanarius, kombinasi, glibenklamida, UTGO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

xviii

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of combination aqueous extract of Macaranga tanarius leaves against glibenclamide in lowering blood glucose levels. This research was purely experimental research designs full of random pattern in the same direction. This research carried out using 30 rats which were divided into 6 groups. The group I was given the treatment of aquadest (negative control), group II was given a dose of 0.45 mg/ kgBB glibenclamide (positive control), group III was given an aqueous extract of M. tanarius leaves dose of 10 mg/kg of weight (control of one infusa), group IV given an aqueous extract of M. tanarius leaves dose 5 mg/kg of weight (control of 0,5 infusa), group V is given the treatment of combination glibenclamide- aqueous extract of M. tanarius leaves by comparison doses of 1: 1, group VI was given treatment combination with comparison of doses 1: 0.5. The effect of a decrease in blood glucose that combination tested with Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Blood glucose levels are set on 0 minute before UTGO and on 15, 30, 45, 60, 90, 180, and 240 minutes after UTGO. The value of AUC0-240 is calculated from blood glucose levels and analyzed statistically using the Kolmogorov-Smirnov test, followed by the One Way ANOVA and Post Hoc LSD test with 95% confidence level.

These results indicate that both combination treatment had no significantdifferences with glibenklamide. The aqueous extract of M.tanarius did not affected the potention of glibenklamide in lowering blood glucose.

Keywords: aqueous extract of Macaranga tanarius leaves, combination, glibenclamide, OGTT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Prevalensi penyakit diabetes mellitus semakin meningkat seiring dengan

perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin maju dan menuntut segalanya

serba praktis termasuk dalam hal makanan yang mereka konsumsi. Penyakit

diabetes mellitus merupakan salah satu dari beberapa penyakit degeneratif, yaitu

penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh menurun secara

progresif dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh usia atau pilihan gaya hidup

(Subroto, 2006).

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki salah satu

karakteristik dari penyakit diabetes mellitus yang berupa hiperglikemia, yaitu

dengan cara mengurangi absorpsi glukosa dengan jalan menekan penyerapan atau

proses pencernaan karbohidrat oleh senyawa inhibitor α-glukosidase. Senyawa

inhibitor α-glukosidase ini dapat digunakan sebagai obat lini pertama pada

pengobatan DM tipe II dengan spesifikasi target untuk mengatasi hiperglikemia

postprandial. Hiperglikemia posprandial ini dapat dimungkinkan menjadi faktor

resiko bagi penyakit kardiovaskuler (Cariello, 2005).

Menurut Matsui, Ueda, Oki, Sugita, Terahara & Matsumoto (2001);

Nishioka, Kawabata, & Aoyama (1998) telah banyak usaha dan penelitian yang

dilakukan untuk mencari inhibitor α-glukosidase dari bahan alami yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

2

aman dan efektif sebagai antidiabetes. Pengembangan terhadap bahan obat alami

mulai meluas, sehingga banyak peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan

alam. Tanaman yang mungkin jarang dikenal oleh sebagian besar masyarakat

namun masih dapat dieksplorasi sebagai tanaman alternatif pengobatan yaitu

Macaranga tanarius L. (M.tanarius).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Matsunami, Takamori,

Shinzato, Aramoto, Kondo, Otsuka, dan Takeda (2006) terdapat aktivitas

penangkapan radikal bebas terhadap DPPH secara in vitro. Phommart,

Sutthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit (2005) juga melaporkan

bahwa terdapat aktivtas penangkapan radikal bebas dari ekstrak n-heksana dan

kloroform dari daun M.tanarius, sedangkan Mahendra (2010) dan Nugraha (2010)

melaporkan bahwa infusa daun M.tanarius memiliki efek hepatoprotektif.

Menurut Wulandari (2010) efek analgetik juga ditunjukkan oleh infusa daun

M.tanarius.

Berdasarkan penelitian terkait inhibitor α-glukosidase dilakukan oleh

Putri dan Kawabata (2010) diketahui bahwa ekstrak metanol-air daun M.tanarius

memiliki kandungan senyawa inhibitor α-glukosidase yang potent. Senyawa

inhibitor α-glukosidase tersebut berupa corilagin mallotinic acid, chebulagic acid

dan novelellagitannin (macatannin A). Penelitian ini juga diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Theresia (2012) bahwa infusa daun M.tanarius

dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Berdasarkan penelitian

tersebut dosis yang memberikan penurunan glukosa darah terbesar adalah dosis 10

mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

3

Glibenklamida merupakan obat hipoglikemik oral yang digunakan secara

luas di dalam pengobatan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe-2).

Glibenklamida merupakan sulfonilurea paling potent dan dikenal sebagai

sulfonilurea “generasi kedua” (Dollery, 1999).

Pada saat sekarang ini, selain menjalani pengobatan dari dokter

masyarakat juga banyak yang mengkombinasikan pengobatan diabetes mellitus

dengan pengobatan herbal menggunakan obat-obatan tradisional. Hal ini

disebabkan karena masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus

mengharapkan kemanjuran dan keamanan yang lebih besar pada pengobatan

jangka panjang untuk penyakit diabetes mellitus. Oleh karena itu, pada penelitian

ini, peneliti ingin menguji potensi atau peningkatan efek penurunan kadar glukosa

darah glibenklamida jika dikombinasikan dengan infusa daun M.tanarius pada

tikus putih jantan galur Wistar yang terbebani glukosa secara in vivo. Peneliti juga

ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari pemberian infusa daun M.tanarius

terhadap efek penurunan kadar glukosa darah yang dimiliki glibenklamida. Pada

penelitian ini menggunakan bentuk sediaan infusa dengan penyari berupa air

sehingga diharapkan senyawa-senyawa inhibitor α-glukosidase yang terkandung

dalam M.tanarius yang bersifat polar dapat tertarik banyak kedalam air yang

merupakan senyawa polar sesuai prinsip “like disolve like”. Metode pengujian

yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode Uji Toleransi Glukosa Oral

(UTGO), metode ini dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa darah dari

hewan uji seperti tikus, yaitu dengan memberikan beban glukosa dan diamati

pengaruh terhadap toleransi glukosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

4

1. Perumusan masalah

Apakah pemberian infusa daun M.tanarius yang dikombinasikan dengan

glibenklamida dapat mempengaruhi potensi glibenklamida dalam menurunkan

kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar yang terbebani glukosa?

2. Keaslian penelitian

Penelitian terkait mengenai efek penurunan kadar glukosa darah yang

dimiliki oleh tanaman M.tanarius dilakukan oleh Putri dan Kawabata (2010)

mengenai senyawa inhibitor α-glukosidase yang terkandung dalam ekstrak

metanol-air daun M.tanarius, yaitu corilagin mallotinic acid, chebulagic acid dan

novelellagitannin (macatannin A). Penelitian terkait efek yang dimiliki oleh

infusa daun M.tanarius antara lain adalah efek hepatoprotektif oleh Mahendra

(2010) dan efek hepatoprotektif jangka pendek (Nugraha, 2010) infusa daun

M.tanarius pada tikus jantan galur Wistar terinduksi parasetamol, serta efek

analgesik infusa daun M.tanarius pada mencit betina galur Swiss yang diteliti oleh

Wulandari (2010).

Penelitian lainnya mengenai efek penurunan glukosa darah ekstrak

metanol-air daun M.tanarius pada tikus (Handayani, 2011), efek kombinasi

ekstrak metanol-air daun M.tanarius dengan glibenklamida terhadap penurunan

glukosa darah tikus (Nugrahesti, 2011), efek penurunan kadar glukosa darah

ekstrak metanol-air daun M.tanarius terhadap metformin (Setiawan, 2012), efek

penurunan kadar glukosa darah kombinasi ekstrak metanol-air daun M.tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

5

dengan metformin (Oktavia, 2012), dan pengaruh pemberian infusa M.tanarius

terhadap penurunan glukosa darah (Theresia, 2012).

Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang “Uji Potensiasi Infusa

Daun M.tanarius terhadap Glibenklamida sebagai Penurun Glukosa Darah pada

Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Terbebani Glukosa” belum pernah

dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu

pengetahuan baik kefarmasian ataupun di bidang obat herbal.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada masyarakat tentang pengaruh infusa daun M.tanarius jika digunakan

sebagai kombinasi terhadap obat non herbal penurun glukosa darah khususnya

glibenklamida.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh infusa daun M.tanarius yang

dikombinasikan dengan glibenklamida terhadap potensi glibenklamida dalam

menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar yang

terbebani glukosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

Menurut American Diabetes Association (2003), diabetes mellitus

merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

(Soegondo, 2005).

1. Klasifikasi diabetes mellitus

Klasifikasi etiologis diabetes mellitus menurut American Diabetes

Association (2003) yaitu :

a. Diabetes mellitus Tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang

berhubungan dengan terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Keadaan tersebut

merupakan suatu gangguan katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak

terdapat insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma meningkat, dan sel-sel beta

pankreas gagal merespon semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu,

diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah

ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia, serta peningkatan kadar gukosa

darah (Katzung, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

7

b. Diabetes mellitus Tipe 2

Penderita diabetes mellitus tipe 2 mempunyai sirkulasi endogen cukup

untuk mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut sering dalam kadar

yang kurang normal atau kadarnya relatif tidak mencukupi karena kurang pekanya

jaringan untuk memproduksi insulin. Selain terjadi penurunan kepekaan jaringan

pada insulin, terjadi pula defisiensi respon sel beta pankreas terhadap glukosa

(Katzung, 2002).

c. Diabetes mellitus Tipe Lain

Pada diabetes mellitus tipe lain, hiperglikemia berkaitan dengan

penyakit-penyakit lain yang jelas. Penyakit tersebut meliputi penyakit eksokrin

pankreas, defek genetik fungsi sel beta, defek genetik fungsi insulin,

endokrinopati, karena obat/zat kimia, infeksi, imunologi, dan sindrom genetik

(Soegondo, 2005).

d. Diabetes mellitus Gestasional

Istilah ini dipakai terhadap pasien yang menderita hiperglikemia selama

kehamilan. Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal setelah

persalinan (Woodley danWhelant, 1995).

2. Gejala-gejala penyakit diabetes mellitus

Gejala utama penyakit diabetes mellitus secara umum, yaitu polifagia

(meningkatnya rasa lapar), polidipsia (meningkatnya rasa haus), dan poliuria

(meningkatnya buang air kecil), serta kehilangan berat badan terutama pada

diabetes mellitus tipe 1 (DiPiro, Tarbet, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

8

3. Pengelolaan diabetes mellitus

Menurut Soegondo (2005), pengelolaan diabetes mellitus jangka pendek

bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala, dan mempertahankan rasa

nyaman dan sehat. Tujuan pengelolaan jangka panjang untuk mencegah

komplikasi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

a. Obat berkhasiat hipoglikemik

1) Insulin

Insulin dapat meningkatkan simpanan lemak maupun glukosa (sumber

energi) dalam sel sasaran khusus, serta mempengaruhi pertumbuhan sel dan

fungsi metabolisme berbagai jenis jaringan (Katzung, 2002).

2) Obat hipoglikemik oral

a) Pemicu sekresi insulin

(1) Sulfonilurea

Sulfonilurea bekerja dengan cara menstimulasi sel-sel beta pankreas dari

pulau langerhans pankreas yang kemampuan sekresi insulinnya menurun sehingga

bisa ditingkatkan dengan obat ini. Obat ini hanya efektif pada penderita diabetes

yang tidak tergantung insulin yang begitu berat, sel-sel betanya masih cukup baik

bekerja (Tjay&Rahardja, 2002).

(2) Glinid

Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea, yaitu meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri

dari dua macam obat, yaitu repaglinid (derivat asam benzoat), dan nateglinid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

9

(derivat fenilalanina). Obat ini diabsorbsi cepat setelah pemberian oral, dan

diekskresi secara cepat melalui hati (Waspadji, 2005).

b) Penambah sensitivitas insulin

(1) Biguanid

Golongan biguanid yang masih dipakai adalah metformin. Penjelasan

lengkap tentang mekanisme kerja biguanid masih belum jelas. Mekanisme yang

diusulkan baru-baru ini meliputi stimulasi glikolisis secara langsung dalam

jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa dalam darah, penurunan

glukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi glukosa dalam saluran cerna, dan

penurunan kadar glukagon plasma (Katzung, 2002).

(2) Tiazolidindion

Tiazolidindion merupakan golongan obat antidiabetes oral yang dapat

meningkatkan sensitivitas insulin terhadap jaringan sasaran. Kerja utama obat

golongan tiazolidindion, yaitu untuk mengurangi resistensi insulin dengan

meningkatkan ambilan glukosa dan metabolisme dalam otot dan jaringan adipose

(Katzung, 2002).

c) Penghambat glukosidase alfa

Acarbose merupakan contoh penghambat glukosidase alfa yang sering

digunakan. Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim

glukosidase alfa dari dalam sel cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan

glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial (Soegondo, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

10

4. Transpor glukosa

Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya

dengan penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis

karbohidrat baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi

manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan

berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam

tubuh. Glukosa yang telah diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan

terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007).

Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam

otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah

(blood glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi

proses metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan

untuk mensintesis molekul Adenosine Triphosphate (ATP) melalui proses

oksidasi. ATP merupakan molekul-molekul dasar penghasil energi di dalam

tubuh. Dalam kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total

kebutuhan energi tubuh (Irawan, 2007).

Sekresi insulin oleh sel ß (beta) tergantung oleh 3 faktor utama yaitu

kadar glukosa darah, ATP-sensitive Kchannels dan Voltage-sensitive Calsium

Channels sel ß pankreas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Mekanisme

kerja faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut: pada keadaan puasa, kadar

glukosa darah turun, ATP-sensitive K channels pada membrane sel ß akan

terbuka sehingga ion kalium akan meninggalkan sel ß, dan Ca-channels tertutup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

11

akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel ß, dan perangsangan sel ß

untuk mensekresi insulin menurun (Merentek, 2006).

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada saat keadaan setelah makan, kadar

glukosa darah akan meningkat dan akan ditangkap oleh sel ß melalui glucose

transporter 2 (GLUT2) dan dibawa ke dalam sel ß. Di dalam sel, glukosa akan

mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim

glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat.

Proses glikolisis juga menghasilkan produk 6-8 ATP. Penambahan ATP ini akan

meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup kanal kalium. Penumpukan kalium

dalam sel mengakibatkan depolarisasi membran sel sehingga membuka kanal

kalsium dan kalsium akan masuk kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke

dalam sel (Merentek, 2006).

Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah(Cartailler, 2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

12

Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi dua fase, yaitu early

peak (fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang

disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai).

Fase 2 atau disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit

setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi

insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa

darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin.

Pada diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu

menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan

insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin

sebagaimana pada orang non diabetes (Merentek, 2006).

5. Uji antidiabetes

Keadaan diabetes mellitus pada hewan percobaan dapat diinduksi dengan

cara pankreatomi dan dengan cara kimia. Zat-zat kimia sebagai induktor

(diabetogen) pada umumnya diberikan secara parenteral. Jenis hewan percobaan

yang digunakan meliputi mencit, tikus, kelinci, atau anjing (Yayasan

Pengembangan Obat Alam, 1993).

Penentuan kadar gula dapat dilakukan secara kualitatif terhadap glukosa

urin, sedangkan kadar gula darah ditentukan secara kuantitatif. Penentuannya

dilakukan secara kolorimetri atau spektrofotometri pada panjang gelombang

tertentu. Uji efek antidiabetes dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

13

uji toleransi glukosa dan metode uji diabetes aloksan (Yayasan Pengembangan

Obat Alam, 1993).

a. Metode Uji Toleransi Glukosa

Prinsip metode ini yaitu pada kelinci yang telah dipuasakan (20-24 jam),

diberikan larutan glukosa 50% peroral, setengah jam sesudah pemberian obat

yang diujikan. Pada awal percobaan sebelum pemberian obat, dilakukan

pengambilan cuplikan darah vena telinga dari masing-masing kelinci sejumlah 0,5

mL sebagai kadar glukosa darah awal. Pengambilan cuplikan darah vena diulangi

setelah perlakuan pada waktu-waktu tertentu. Cuplikan darah ditampung dalam

ependorf, disentrifuge selama 5 menit pada putaran 3000 – 6000 rpm. Serum yang

diperoleh diberi pereaksi dan diukur serapannya untuk menentukan kadar

glukosanya (Yayasan Pengembangan Obat Alam, 1993).

b. Metode Uji Diabetes Aloksan

Prinsip dari metode ini yaitu induksi diabetes dilakukan pada mencit

yang diberi suntikan aloksan monohidrat dengan dosis 70 mg/kgBB. Penyuntikan

dilakukan secara intravena pada ekor mencit. Perkembangan hiperglikemia

diperiksa tiap hari. Pemberian obat antidiabetik secara oral dapat menurunkan

kadar glukosa darah dibandingkan terhadap mencit positif (Yayasan

Pengembangan Obat Alam, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

14

6. Metode penetapan kadar glukosa darah

Secara umum menurut Widowati, Dzulkarnain, dan Sa’roni (1997)

metode penentuan glukosa darah dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Metode kondensasi dengan gugus amina

Prinsip: aldosa dikondensasikan dengan orto-toluidin dalam suasana

asam dan menghasilkan larutan berwarna hijau setelah dipanaskan. Kadar glukosa

darah dapat ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang terjadi diukur secara

spektrofotometri.

b. Metode enzimatik

Glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, dengan menggunakan enzim

glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya glukosa oksidase, maka glukosa

dioksidasi oleh udara (O2) menjadi asam glukuronat disertai pembentukan

hidrogen peroksida. Dengan adanya enzim peroksidase (POD), H2O2 akan

membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta

memberikan warna merah. Akseptor kromogennya dapat berupa senyawa

aminoantipirin dan fenol atau orthodianisidin, kadar glukosa darah ditentukan

berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri.

c. Metode oksidasi-reduksi

Kadar glukosa darah ditentukan dengan cara dioksidasi dengan

menggunakan suatu oksida ferrisianida. Oksida ini direduksi menjadi ferrosianida

oleh glukosa dalam suatu suasana basa dengan pemanasan, kemudian kelebihan

garam ferri dititrasi secara iodometri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

15

B. Glibenklamida

1. Deskripsi glibenklamida

Gambar 2. Struktur kimia glibenklamida (5-chloro-N-(4-[N-(cyclohexylcarbamoyl)sulfamoyl]phenethyl)-2-methoxybenzamide) (Rayanm,

Rao, dan Ramana, 2011)

Glibenklamida dengan struktur kimia seperti pada Gambar 2 merupakan

obat hipoglikemik oral yang digunakan secara luas di dalam pengobatan diabetes

mellitus tidak tergantung insulin (tipe-2). Glibenklamida merupakan sulfonilurea

paling poten dan dikenal sebagai sulfonilurea “generasi kedua” (Dollery, 1999).

Aksi farmakologi glibenklamida adalah menstimulasi pelepasan insulin

dengan meningkatkan fungsi sel-sel islet α-β pankreas. Pada terapi jangka pendek,

hal ini signifikan dengan peningkatan sirkulasi konsentrasi insulin, tetapi dengan

penggunaan berkelanjutan biasanya terjadi penurunan kadar insulin tanpa merusak

kontrol glikemik (Dollery, 1999).

2. Farmakodinamika glibenklamida

Glibenklamida, generasi kedua sulfonilurea sebagai agen antidiabetes,

menurunkan glukosa darah akut dengan merangsang pelepasan insulin dari

pankreas, efek tergantung pada fungsi sel beta pada pulau pankreas. Dengan

administrasi kronis pada pasien diabetes tipe II, efek menurunkan glukosa darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

16

berlanjut meskipun penurunan bertahap sesuai dengan respon sekresi insulin

terhadap obat tersebut. Efek extrapancreatic terjadi dalam mekanisme aksi

sulfonilurea sebagai obat hipoglikemik oral. Kombinasi glibenklamida dan

metformin mungkin memiliki efek sinergis, karena kedua agen bertindak untuk

meningkatkan toleransi glukosa walaupun dalam mekanisme yang berbeda. Selain

menurunkan glukosa darah, glibenklamida memberikan efek diuresis ringan

dengan peningkatan bersihan cairan ginjal. Glibenklamida dua kali lebih ampuh

dibandingkan dengan glipizide yang merupakan generasi kedua agen terkait

(Monami, dkk., 2006).

3. Mekanisme aksi glibenklamida

Sulfonilurea seperti glibenklamida berikatan dengan ATP-sensitif saluran

kalium pada permukaan sel pankreas, mengurangi konduktansi kalium dan

menyebabkan depolarisasi membran. Depolarisasi merangsang masuknya ion

kalsium melalui tegangan-sensitif saluran kalsium, meningkatkan konsentrasi ion

kalsium intraseluler, yang menginduksi sekresi, atau eksositosis dari insulin

(Monami, dkk., 2006).

Glibenklamida adalah obat sulfonilurea yang digunakan dalam

pengobatan diabetes tipe 2. Glibenklamida bekerja pada sel beta pankreas untuk

merangsang sekresi insulin. Dalam kondisi fisiologis, sekresi insulin dari sel beta-

dimediasi oleh konsentrasi glukosa dalam darah. Gambar 3 menunjukkan bahwa

glukosa memasuki sel melalui GLUT2 (SLC2A2) transporter. Setelah masuk sel,

glukosa dimetabolisme untuk menghasilkan ATP. Konsentrasi tinggi dari ATP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

17

akan menghambat ATP-dependent potasium channel (ABCC8), yang

menyebabkan sel terdepolarisasi. Depolarisasi menyebabkan pembukaan voltage-

gated saluran kalsium, memungkinkan kalsium untuk masuk sel. Kalsium

intraseluler tinggi kemudian merangsang eksositosis vesikel dan sekresi insulin.

Glibenklamida merangsang sekresi insulin dengan langsung menghambat ATP-

dependent potasium channel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3

(Mizuno, Chittiboyina, Kurtz, Pershadsingh, dan Avery, 2008).

Gambar 3. Mekanisme aksi glibenklamida sebagai obat antidiabetes(Mizuno, dkk., 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

18

C. Macaranga tanarius L.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisio : Spermatophyta

Sub- Divisi : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub-classis : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius L. (Plantamor, 2008).

2. Nama daerah

Tutup ancur (Jawa), mapu (Batak), mara (Sunda) (Prohati, 2011).

3. Morfologi

Merupakan pohon kecil sampai sedang, berdaun hijau memiliki

ketinggian 4-5 meter dengan dahan agak besar. Daun berseling, agak membundar,

dengan stipula besar yang luruh. Perbungaan bermalai di ketiak, bunga ditutupi

oleh daun gagang. Buah kapsul berkokus 2, ada kelenjar kekuningan di luarnya.

Biji membulat, menggelembur. Jenis ini juga mengandung tanin yang cukup

untuk menyamak jala dan kulit (Prohati, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

19

4. Kandungan kimia

Dalam penelitian kandungan kimia daun Macaranga tanarius

(M.tanarius) yang sudah dilakukan dilaporkan bahwa terdapat empat kandungan

senyawa didalam daun M.tanarius megastigman glukosida dinamai

macarangiosida, bersama dengan malofenol B, lauroside E, methyl brevifolin

carboxylate, hyperin dan isoquercitrin serta lignan glukosida, pinoresinol, dan dua

megastigman glukosida, dinamai macarangiosida E dan F, bersama dengan 15

komponen lain yang telah diketahui dilaporkan terdapat pada daun M.tanarius

(Matsunami, et al., 2006). Uji kandungan kimia dari tanin daun M.tanarius

melaporkan kandungan tanin baru, yaitu tujuh hydrolyzable, bersama dengan 21

tanin yang telah diketahui sebelumnya (Lin, Nonaka dan Nishioka, 1990). Dari

daun M.tanarius ditemukan tiga kandungan senyawa baru yaitu tanarifuranonol,

tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan tujuh kandungan yaitu

nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone B, blumenol A

(vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol, dan annuionone) (Phommart, et

al., 2005). Ekstrak metanol-air daun M.tanarius juga diketahui mengandung

senyawa inhibitor α-glukosidase yang potent. Kandungan senyawa inhibitor α-

glukosidase yang berhasil ditemukan dalam ekstrak metanol-air daun M.tanarius

adalah ellagitannins. Ellagitannins yang berhasil diisolasi yaitu corilagin,

mallotinic acid, chebulagic acid dan novel ellagitannin (macatannin A dan

macatannin B) dengan struktur kimia seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4

(Puteri dan Kawabata, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

20

Gambar 4. Struktur ellagitannins yang telah diisolasi dari daun M.tanariusyaitu mallotinic acid (1), corilagin (2), macatannin A (3), chebulagic acid (4),

dan macatannin B (5) (Puteri dan Kawabata, 2010)

5. Khasiat dan kegunaan

Daun M.tanarius secara tradisional digunakan untuk fermentasi tempe

dan pakan hewan (Puteri dan Kawabata, 2010). Daun M.tanarius selain kaya akan

tanin, dapat digunakan sebagai obat diare, luka dan antiseptik (Lin, et al., 1990).

Di Malaysia dan Thailand, dekok akar Macaranga digunakan sebagai antipiretik

dan antitusif. Di Cina tanaman M.tanarius ini menjadi tumbuhan yang komersil,

karena dapat dijadikan sebagai produk minuman kesehatan (Lim, Lim, dan Yule,

2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

21

D. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya untuk menyari

kandungan zat aktif yang ada pada sediaan tanaman yang larut dalam air.

Penyarian adalah peristiwa memindahkan massa zat aktif yang semula berada di

dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986). Sistem pelarut

yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan kemampuannya dalam

melarutkan jumlah maksimal zat aktif dan seminimal mungkin zat yang tidak

digunakan (Ansel, 1989).

Infusa dapat dibuat dengan cara mencampur simplisia dengan derajat

halus yang sesuai dalam panci dengan air dan dipanaskan di atas tangas air selama

15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-kali diaduk. Simplisia

dalam bentuk serbuk kering diberi penambahan air sebanyak dua kali bobot

serbuk kering. Kemudian diserkai selagi panas melalui kain flannel, ditambahkan

air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang

dikehendaki (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

22

E. Antaraksi Farmakokinetika

Gambar 5. Bagan penggolongan antaraksi obat berdasarkan perubahan efek (Donatus, 1995)

EFEKEFEK

sinergisme

antagonisme

Penambahan(adisi)

Penghambatan( inhibisi )

Penguatanan ( potensiasi )

Penghambatan( inhibisi )Penguatan

( potensiasi )

ANTARAKSI heteroergi

ANTARAKSI homoergi-

heterodinami

ANTARAKSI homoergi -

homodinami

heterodinami/homoergi –

heterodinami )

sama

homodinami/ homoergo -homodinami

OBAT A dan B

EFEKA = B ( homoergi )

A atau B ( heteroergi )

MEKANISME?

beda

EFEK

Penambahan infra( < penjumlahan sederhana / sumasi )

Penambahan sederhana( = penjumlahan sederhana )

Penambahan supra( > penjumlahan sederhana )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

23

Gambar 5 di atas merupakan bagan rangkuman penggolongan antaraksi

obat berdasarkan perubahan efek. Terdapat dua definisi mengenai antaraksi obat

yang perlu ditelaah maknanya. Pertama berdasarkan akibat (luaran) yang

ditimbulkan, antaraksi obat didefinisikan sebagai peristiwa ketika efek obat

tertentu diubah oleh obat lain (antaraktan) yang diberikan sebelum atau bersamaan

dengan obat tersebut. Kedua berdasarkan perantara (mekanisme kerja), antaraksi

obat didefinisikan sebagai peristiwa yang terjadi ketika dua obat diberikan secara

bersama-sama, saling mempengaruhi proses farmakokinetika dan/atau

farmakodinamika masing-masing obat (Donatus, 1995).

Definisi di atas mengandung makna bahwa: (1) akibat antaraksi dapat

berupa pergeseran kinerja farmakologi dan atau toksikologi obat-obyek; (2)

perantara antaraksi mungkin pergeseran kinerja farmakokinetika dan atau

farmakodinamika obat-obyek; dan (3) penyebab antaraksi mungkin faktor

peringkat dosis dan atau lama masa perlakuan antaraktan (Donatus, 1995).

Antaraksi obat juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerja,

utamanya meliputi antaraksi farmakokinetika dan farmakodinamika. Termasuk

antaraksi farmakokinetika ialah yang terjadi ketika suatu antaraktan mengganggu

penyerapan, penyebaran, perubahan hayati, dan atau pengeluaran obat-obyek.

Antaraksi farmakodinamika merupakan antaraksi yang melibatkan kerja atau efek

beberapa obat, yang timbul bila antaraktan dan obat-obyek bekerja pada tempat

kerja, reseptor, atau sistem fisiologi yang sama (Donatus, 1995).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa antarksi

farmakokinetika berkenaan dengan perubahan keberadaan obat-obyek di tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

24

kerja, sedangkan antaraksi farmakodinamika dengan perubahan keefektifan reaksi

obat-obyek dengan tempat kerja terkait (Donatus, 1995).

F. Landasan Teori

Diabetes mellitus (DM) ialah suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

glukosa yang tinggi di dalam darah karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara tepat (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).

Karakteristik pada penyakit diabetes mellitus, yaitu terjadinya hiperglikemia.

Pengatasan penyakit diabetes mellitus salah satunya dengan cara menghambat

kerja enzim α-glukosidase dari dalam sel cerna sehingga dapat menurunkan

penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial (Soegondo,

2005). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puteri dan Kawabata

(2010) diketahui bahwa ekstrak metanol-air daun M.tanarius memiliki kandungan

senyawa inhibitor α-glukosidase yang potent. Senyawa inhibitor α-glukosidase

yang terkandung dalam ekstrak metanol-air daun M.tanarius berupa corilagin

mallotinic acid, chebulagic acid dan novel ellagitannin (macatannin A).

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Theresia

(2012) bahwa infusa daun M.tanarius memberikan efek penurunan glukosa darah

yang paling besar pada dosis 10 mg/kgBB.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji efek antidiabetes

adalah Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO). Sesuai dengan kesepakatan WHO

maka tes toleransi glukosa oral harus dilakukan dengan beban 75 gram setelah

berpuasa minimal 8 jam baru kemudian dilakukan pengukuran terhadap glukosa

darah (DiPiro, et al., 2005). Melalui hasil pengukuran terhadap glukosa darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

25

nantinya didapatkan dosis efektif antidiabetes dari infusa daun M.tanarius baru

kemudian dilakukan uji potensiasi terhadap glibenklamida. Menurut Martin

(1971), antaraksi obat dikatakan menguntungkan bila akibat yang ditimbulkan

mampu memperbaiki terapi yang berupa : (1) batas aman yang lebih besar, (2)

mula kerja atau masa kerja yang lebih sesuai, (3) ketoksikan berkurang, dan (4)

potensi yang bertambah besar dengan efek samping yang berkurang. Melalui uji

potensiasi tersebut diharapkan infusa daun M.tanarius memberikan antaraksi yang

menguntungkan dengan meningkatkan efektifitas glibenklamida sebagai obat

antidiabetes. Antaraksi menguntungkan yang diharapkan dari pemberian infusa

daun M.tanarius sebagai kombinasi terhadap glibenklamida, yaitu berupa

peningkatan efek dari glibenklamida dalam menurunkan glukosa darah.

G. Hipotesis

Infusa daun M.tanarius memiliki potensi untuk meningkatkan efektifitas

glibenklamida sebagai penurun glukosa darah pada tikus putih jantan galur

Wistar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang potensi infusa daun M.tanarius terhadap peningkatan

efek penurun glukosa darah glibenklamida pada tikus putih jantan galur Wistar

terbebani glukosa merupakan jenis penelitian eksperimental murni secara acak

lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama

1) Variabel bebas dari penelitian ini adalah kombinasi dosis antara infusa

daun M.tanarius dengan glibenklamida.

2) Variabel tergantung pada penelitian ini adalah penurunan kadar glukosa

darah tikus.

b. Variabel pengacau

1) Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini, yaitu :

a) Jenis kelamin dan galur hewan uji: tikus putih jantan galur Wistar

b) Umur tikus: 2-3 bulan

c) Bobot tikus: 150-250 gram

d) Cara pemberian ekstrak: per oral

e) Waktu dan tempat pengambilan daun M.tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

27

2) Variabel pengacau tak terkendali, yang termasuk didalamnya, yaitu:

a) Variabel biologis tikus putih jantan, yaitu proses absorbsi, distribusi,

biotransformasi, dan ekskresi dari mencit jantan terhadap infusa daun

M.tanarius

b) Umur tanaman M.tanarius dan jumlah kandungan kimia daun M.tanarius

2. Definisi operasional

a. Infusa daun M. tanarius adalah infusa dengan konsentrasi 50% (b/v) yang

diperoleh dengan cara mencampur 12,5 g serbuk kering daun M. tanarius

dalam panci dengan 25 ml aquadest, dipanaskan di atas heater selama 15 menit

terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi

panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas

hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

b. Dosis infusa daun M. tanarius adalah sejumlah berat infusa daun M. tanarius

tiap satuan berat badan hewan uji dengan satuan mg/kgBB.

c. Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) merupakan suatu metode penetapan kadar

glukosa darah dengan cara memberikan beban glukosa terhadap tikus dengan

larutan glukosa secara oral dengan dosis 1,75 g/kgBB.

d. LDDK0-240 kadar glukosa dalam darah adalah besaran yang menggambarkan

jumlah kadar glukosa dalam darah pada rentang waktu mulai menit ke-0

samapai menit ke-240 yang dihitung menggunakan metode trapezoid.

e. Penurunan kadar glukosa adalah penurunan konsentrasi glukosa dalam darah

yang dinyatakan dalam satuan 1 mg glukosa per 100 ml darah atau mg/dl.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

28

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur 2-3

bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

b. Bahan Uji adalah daun M. tanarius yang diperoleh dari Kebun Obat Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma

c. Senyawa pembanding berupa kaplet generik glibenklamida yang diproduksi

oleh PT. Indofarma.

d. Pereaksi untuk pengukuran kadar glukosa darah yang digunakan adalah enzim

Glucose GOD FS*(DiaSys, Germany), yang komposisinya sebagai berikut:

Tabel I. Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP

Reagen :

Phosphat buffer pH 7,5 250 mmol/l

Phenol 5 mmol/l

4-aminoantipyrine 0,5 mmol/l

Glucose oxidase (GOD) ≥ 10 kU/l

Phenol aminoantipyrine peroxidase (PAP) ≤ 1 kU/l

Glucose standard 100mg/dl (5,5 mmol/dl)

e. Pereaksi

1) Glukosa monohidrat p.a (Merck) dengan dosis 1,75 g/kgBB sebagai larutan

untuk uji toleransi glukosa oral

2) Aquadest sebagai cairan pelarut untuk pembuatan sediaan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

29

3) Parafin cair sebagai pelancar aliran darah dalam pengambilan sample darah

dari hewan uji

2. Alat atau Instrumen Penelitian

1) Seperangkat alat gelas (Beaker glass, labu takar, gelas ukur, pengaduk) merek

Pyrex

2) Mortir dan stamper

3) Jarum suntik (injeksi peroral) yaitu jarum suntik yang ujungnya diberi bulatan

kecil dengan lubang ditengahnya agar tidak melukai hewan uji

4) Mikropipet

5) Sentrifuge (Hettich WBA SS, Germany), yellow tipe, microtube

6) MicroVitalab dan kuvet

7) Alat timbang elektrik (Mettler Toledo AB 204, Switzerland),

8) Vortex (Janke-Kankel IKA® - Labortechnic)

9) Holder, panci lapis alumunium untuk pembuatan infusa

10) Oven, mesin penyerbuk

11) Heater, termometer, Stopwatch (Olympic)

D. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sesuai dengan buku

acuan (Backer dan Van den Brink, 1965) hingga ke tingkat spesies.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

30

2. Pengumpulan bahan

Daun M.tanarius yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun yang

masih segar dan berwarna hijau yang berasal dari tanaman M.tanarius yang

diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

3. Pembuatan simplisia daun M. tanarius

Daun M.tanarius yang telah terkumpul kemudian dicuci dengan air

mengalir, ditiriskan kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu

45-50°C selama 24 jam dan diserbuk dengan menggunakan mesin penyerbuk.

Serbuk simplisia kemudian diayak dengan menggunakan ayakan nomor 40.

4. Pembuatan infusa daun M.tanarius 50,0 % (b/v)

Infusa daun M.tanarius dengan konsentrasi 50,0 % (b/v) dibuat dengan

mencampur 50,0 gram serbuk kering daun M.tanarius dengan 100 ml aquadest.

Campuran ini kemudian dipanaskan di atas heater pada suhu 90°C selama 15 menit.

Waktu 15 menit dihitung ketika suhu pada campuran mencapai 90°C. Campuran

kemudian diserkai selagi panas.

5. Perhitungan dosis pemberian M.tanarius

Dosis M.tanarius yang digunakan merupakan dosis efektif yang

diperoleh berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu 10 mg/kgBB (Theresia,

2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

31

6. Preparasi bahan

a. pembuatan larutan stok glukosa p.a. 15 % (b/v)

Glukosa monohidrat p.a. ditimbang sebanyak 1,5 gram dan dilarutkan

dengan aquadest dalam labu takar 10,0 ml sampai tanda.

b. penentuan dosis glibenklamida

Dosis glibenklamida yaitu 5 mg pada manusia dengan berat badan 70 kg,

dikonversikan ke tikus 200 gram dengan faktor konversi 0,018.

5 mg glibenklamida x 0,018 = 0,09 mg glibenklamida/ 200 gram

= 0,45 mg glibenklamida/kg BB

Berdasarkan perhitungan maka besarnya dosis glibenklamida pada hewan

uji tikus yaitu 0,45 mg/ kgBB.

c. pembuatan larutan glibenklamida 0,1125 mg/ml

Timbang serbuk glibenklamida setara dengan 25 mg glibenklamida murni,

larutkan dengan aquadest dalam labu takar 10 ml sampai tanda sebagai

larutan induk glibenklamida. Buat dengan konsentrasi 0,1125 mg/ml yaitu

mengambil 0,45 ml larutan induk tambahkan aquadest dalam labu ukur 10

ml hingga tanda.

Perhitungan volumenya yaitu:

C1 = 25 mg/10 ml = 2,5 mg/ml ; C2 = 0,1125 mg/ml

2,5 mg/ml x V1 = 10,0 ml x 0,1125 mg/ml

V1 = 0,45 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

32

7. Percobaan pendahuluan

a. Penetapan waktu pemberian glibenklamida

Tujuan dari penetapan pemberian glibenklamida adalah untuk

melihat pengaruh waktu pemberian terhadap efek hipoglikemik

glibenklamida, agar pada saat Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO),

glibenklamida sudah memberikan efek penurunan kadar glukosa darah.

Orientasi ini menggunakan enam ekor tikus yang terbagi dalam tiga

kelompok dimana masing-masing kelompok diberi perlakuan perlakuan

kontrol positif dan kontrol negatif. Perlakuan tersebut dilakukan terhadap

masing-masing kelompok yaitu pada menit ke-15 sebelum UTGO untuk

kelompok kesatu, menit ke-30 sebelum UTGO untuk kelompok kedua, dan

menit ke-45 sebelum UTGO untuk kelompok ketiga. Semua pemberian

dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan UTGO dengan diberikan

larutan glukosa monohidrat 15,0% b/v; 1,75 g/kgBB. Pengambilan cuplikan

darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit ke-0 dan pada

menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 180, dan 240 setelah UTGO. Pengukuran kadar

glukosa darah dilakukan dengan menggunakan metode GOD-PAP.

Selanjutnya, dibuat kurva UTGO dan perhitungan harga LDDK0-240.

Penentuan waktu pemberian infusa daun M.tanarius didasarkan pada harga

selisih LDDK0-240 kontrol positif dan negatif tertinggi.

b. Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius

Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius digunakan

untuk melihat pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

33

glukosa darah, agar pada saat dilakukan UTGO infusa daun M.tanarius

sudah memberikan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah. Orientasi

ini menggunakan 3 ekor tikus yang masing-masing diberi infusa daun

M.tanarius pada menit ke-15 sebelum UTGO dan bersamaan dengan

UTGO. Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan

UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15,0% (b/v); 1,75

g/kgBB. Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum perlakuan

sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 180, dan 240

setelah UTGO. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan

menggunakan metode GOD-PAP. Selanjutnya, dibuat kurva UTGO dan

perhitungan harga LDDK0-240. Penentuan waktu pemberian infusa daun

M.tanarius didasarkan pada harga LDDK0-240 terendah.

c. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap pola searah, yaitu

30 ekor tikus dibagi secara acak menjadi enam kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari lima ekor. Tiap hewan uji diadaptasikan dengan

kondisi yang sama, jauh dari kebisingan dan dihindarkan dari stres. Sebelum

mendapat perlakuan, masing masing kelompok dipuasakan selama 18 jam

dengan tetap diberi minum ad libitum, lalu diberi perlakuan sebagai berikut:

1) Kelompok I, yaitu pemberian aquadest 5 ml/kg BB (kontrol negatif)

2) Kelompok II, yaitu pemberian larutan glibenklamida 0,45 mg/kgBB

(kontrol positif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

34

3) Kelompok III, yaitu pemberian kontrol 1 infusa yaitu infusa dengan

dosis 10 mg/kgBB

4) Kelompok IV, yaitu pemberian kontrol ½ infusa yaitu infusa dengan

dosis 5 mg/kgBB

5) Kelompok V, yaitu pemberian kombinasi glibenklamida dan infusa

daun M.tanarius dengan perbandingan dosis 1 : 1

6) Kelompok VI, yaitu pemberian kombinasi glibenklamida dan infusa

daun M.tanarius dengan perbandingan dosis 1: ½ .

Semua pemberian dilakukan secara peroral, selanjutnya dilakukan

UTGO dengan diberikan larutan glukosa monohidrat 15,0% (b/v); 1,75

g/kgBB.

8. Penetapan kadar glukosa darah

Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode GOD-PAP. Pada tiap

kelompok dilakukan pengambilan cuplikan darah sebanyak 0,5 ml melalui vena

lateralis ekor dan ditampung dalam microtube. Pengambilan cuplikan darah

dilakukan sesaat sebelum perlakuan sebagai menit ke-0 dan pada menit ke-15, 30,

45, 60, 90, 180, dan 240 setelah UTGO. Kemudian darah geoxalated ini

dipusingkan 3000 rpm selama 10 menit. Selanjutnya, diambil 0,025 ml plasma

darah, kemudian dilakukan pengukuran seperti dalam Tabel II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

35

Tabel II. Volume pengukuran kadar glukosa darah

Bahan Sampel (ml) Standar (ml) Blangko (ml)

Supernatan 0.025 - -

Larutan baku glukosa - 0,025 -

Asam benzoat 1% b/v - - 0,025

Pereaksi GOD-PAP 2,5 2,5 2,5

Bahan-bahan tersebut dicampur dan diinkubasi selama operating time.

Kemudian kadar glukosa darah ditetapkan dengan alat microvitalab menggunakan

metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva dengan mem-plot-kan nilai kadar

glukosa darah lawan waktu ke-0 sampai menit ke 240 dengan metode trapezoid

(LDDK0-240) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:t = waktu (jam-1/menit-1)C = konsentrasi zat dalam darah (mg/ml)LDDKto-tn = luas daerah di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai ke-n

E. Tata Cara Analisis Hasil

Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik

yaitu dari harga LDDK0-240 glukosa darah dilakukan uji distribusi menggunakan

uji Kolmogorov Smirnov kemudian jika distribusinya normal dilanjutkan dengan

analisis Anova One Way dan post hoc tests LSD dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jika nilai LDDK0-240 glukosa darah mempunyai variansi yang berbeda maka

dilakukan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji Mann Whitney dengan tingkat

kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman M.tanarius

Tanaman yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah M. tanarius.

Determinasi tanaman dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa tanaman

maupun bagian tanaman yang akan digunakan memang benar sesuai dengan yang

diharapkan, sehingga tidak ada kesalahan mengenai bahan yang dipakai.

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Determinasi dilakukan hingga tingkat spesies pada bagian daun, bunga,

batang, biji serta buah dan terbukti bahwa tanaman yang dipakai merupakan

tanaman M. tanarius. Berikut ini adalah hasil determinasi yang telah dilakukan.

1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b,

25a................................................................................................99.Euphorbiaceae

1b, 3b, 4b, 6a, 7b, 8b, 10b, 13a, 14b..................................................34. Macaranga

1a,2a,3b,5b.................................................................Macaranga tanarius L.

B. Pembuatan Simplisia dan Infusa Daun M. tanarius

Daun M.tanarius dibuat simplisia dengan cara dikeringkan menggunakan

bantuan panas matahari. Tujuan pengeringan ini yaitu untuk menghilangkan air,

yang dikhawatirkan dapat menghidrolisis senyawa berkhasiat dalam daun

M.tanarius. Simplisia kering kemudian diserbuk/diblender untuk memperluas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

37

permukaan, sehingga zat-zat yang terkandung di dalam daun M. tanarius lebih

mudah tersari.

Tahap selanjutnya yaitu penyarian dengan aquadest. Sesaat sebelum

dipanaskan, simplisia dibasahi dengan cairan penyari. Tujuannya untuk

memberikan kesempatan kepada penyari untuk memasuki pori-pori simplisia,

mengganti udara di pori-pori simplisia yang kering dengan cairan penyari. Setelah

itu, baru dibuat infusa dengan dipanaskan pada suhu 90oC selama 15 menit.

Pembuatan infusa dilakukan sesaat sebelum pemberian sediaan uji, untuk

menghindari tumbuhnya jamur karena air merupakan media pertumbuhan jamur.

Aquadest dipilih sebagai cairan penyari karena di dalam M.tanarius terdapat

senyawa yang bersifat polar, yaitu tanin. Keuntungan air dibanding pelarut

lainnya yaitu murah, mudah didapat, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar,

tidak beracun, dan alamiah, sedangkan kelemahan air sebagai cairan penyari, yaitu

tidak selektif, mudah ditumbuhi kapang, dan cepat rusak.

Infusa yang dibuat pada penelitian ini adalah infusa dengan konsentrasi

50% (b/v) yang dibuat dengan menyari 12,5 g serbuk kering daun M.tanarius

dengan 25 ml aquadest. Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan

penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini diperlukan karena

simplisia digunakan pada umumnya dalam bentuk serbuk kering yang akan

menyerap air dengan kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

38

C. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah

Penelitian penurunan kadar glukosa darah ini menggunakan metode

toleransi glukosa oral. Prinsip kerjanya yaitu membebani hewan uji dengan

glukosa hingga keadaan hiperglikemi tanpa merusak pankreas hewan uji. Hewan

uji yang digunakan yaitu tikus jantan galur Wistar berat antara 150 – 250 gram

dengan umur 2 – 3 bulan. Pemilihan jenis kelamin jantan untuk meminimalkan

adanya variasi hasil kadar glukosa darah, karena hewan uji merupakan variabel

kendali. Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam sebelum diberi

perlakuan tetapi tetap diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan yaitu untuk

menghindari pengaruh makanan yang dapat mempengaruhi/mempertinggi kadar

glukosa darah jika tikus dibebani glukosa. Sebagai pengganti cairan tubuh yang

hilang selama puasa, maka tikus diberi minum ad libitum.

Metode uji yang digunakan yaitu uji toleransi glukosa oral (UTGO).

Berbeda dengan metode uji diabetes dengan induksi aloksan, UTGO dapat

memberikan gambaran kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat setelah

pembebanan glukosa. Selain itu juga memberikan efek penurunan kadar glukosa

darah cepat pula oleh obat atau zat-zat yang berefek hipoglikemik, karena glukosa

cepat dimetabolisme. Namun, metode toleransi glukosa oral memiliki kelemahan,

yaitu hewan uji hanya dibebani glukosa tanpa merusak pankreas, yang berarti sel-

sel beta masih dalam kondisi normal, dan sekresi insulin masih normal walaupun

jumlah glukosa berlebih. Hiperglikemi terjadi akibat glukosa yang menumpuk

sedangkan sel beta pankreas rusak, sehingga insulin tidak mampu menyalurkan

glukosa ke dalam sel. Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

39

sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan

di alam. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan

membentuk polisakarida. Amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa merupakan

contoh dari polisakarida. Glikogen merupakan polisakarida yang dapat

meningkatkan kadar glukosa darah karena merupakan cadangan energi pada

hewan dan manusia yang disimpan di hati dan otot sebagai granula, dan jika

dibutuhkan oleh tubuh akan diubah menjadi glukosa yang dikenal sebagai proses

glikogenolisis.

Penetapan kadar glukosa darah dilakukan dengan metode enzimatis, yaitu

dengan menambahkan reagen GOD-PAP yang berisi dapar fosfat 250 mmol/L,

fenol 5 mmol/L, 4-amino antipirin 0,5 mmol/L, glukosa oksidase (GOD) ≥ 10

ku/L, dan peroksidase (POD) ≥1 ku/L. Jika glukosa bereaksi dengan reagen GOD-

PAP akan terbentuk senyawa yang berwarna merah. Mekanisme pembentukan

senyawa berwarna merah tersebut dikenal dengan nama Trinder’s Reaction atau

reaksi Trinder yang ditunjukkan oleh mekanisme reaksi pada Gambar 6. Besarnya

intensitas warna yang terbentuk berbanding lurus dengan jumlah kadar glukosa

darah. Langkah selanjutnya adalah mengukur kadar glukosa darah plasma

menggunakan microvitalab. Selanjutnya dilakukan uji pendahuluan sesuai dengan

rancangan penelitian yang telah dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

40

Gambar 6. Reaksi enzimatik glukosa dan reagen GOD-PAP (Diasys, 2006)

1. Penetapan waktu pemberian glibenklamida

Tujuan dari penetapan pemberian glibenklamida adalah untuk melihat

pengaruh waktu pemberian terhadap efek hipoglikemik glibenklamida, agar pada

saat Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO), glibenklamida sudah memberikan efek

penurunan kadar glukosa darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

41

Waktu pemberian larutan glibenklamida didasarkan pada prosentase

penurunan harga luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-240

(LDDK0-240). Hasil perhitungan LDDK0-240 pada penetapan pemberian larutan

glibenklamida sebagai kontrol positif dapat dilihat melalui Tabel III. Dari tabel III

dapat dilihat bahwa pemberian larutan glibenklamida 30 menit sebelum UTGO

memberikan nilai rata-rata LDDK0-240 terkecil dibandingkan dengan pemberian

yang lain. Nilai LDDK0-240 terkecil menunjukkan nilai paling efektif dalam

menurunkan glukosa darah.

Tabel III. Nilai mean LDDK0-240 ± SE larutan glibenklamida sebelum UTGO

Waktu pemberian larutan glibenklamida sebelum

UTGO (menit ke-)

Rata-rata LDDK0-240

(mg.menit/dl)

15 17557,5 ± 1677,7

30 17227,5 ± 993,1

45 22839,8 ± 1534,8

Berdasarkan Tabel III diatas, nilai rata-rata LDDK0-240 terkecil dari

pemberian glibenklamida 30 menit sebelum UTGO adalah 17227,5 ± 993,1

mg.menit/dl. Nilai rata-rata LDDK0-240 masing-masing kelompok perlakuan

tersebut kemudian dibuat diagram batang seperti pada Gambar 7 di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

42

Gambar 7. Diagram batang penentuan selang waktu pemberian larutan glibenklamida sebelum UTGO terhadap mean LDDK0-240

Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai mean LDDK0-240 ± SE pada selang

waktu 30 menit sebelum UTGO merupakan nilai terkecil dibandingkan selang

waktu lainnya. Pada menit ke-30 inilah glibenklamida telah mencapai onset

sehingga kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi

dibandingkan dengan yang lainnya. Nilai LDDK0-240 kemudian diuji secara

statistik menggunakan uji One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc

menggunakan uji LSD. Berdasarkan uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan

95% didapatkan nilai signifikansi 0,484 > 0,05 yang berarti terdapat perbedaan

yang tidak bermakna dari masing-masing kelompok perlakuan dalam

mempengaruhi kadar glukosa darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

43

Tabel IV. Hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240 penurunan glukosa darah tikus akibat pemberian glibenklamida

Selang Waktu Pemberian

glibenklamida (menit)15 30 45

15 - BTB BTB

30 BTB - BTB

45 BTB BTB -

Keterangan:

BTB = Berbeda Tidak Bermakna

Hasil uji statistik pada Tabel IV menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna pada tiap-tiap perlakuan yaitu pemberian glibenklamida pada selang

waktu 15, 30, dan 45 menit sebelum UTGO. Hal ini menunjukkan bahwa pada

masing-masing selang waktu tersebut memberikan efek penurunan glukosa darah

yang sama. Oleh karena itu, pemberian glibenklamida dipilih pada selang waktu

30 menit sebelum UTGO karena memberikan nilai LDDK0-240 terkecil seperti

yang terlihat pada Tabel IV dan diperjelas dengan Gambar 7.

2. Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius

Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius digunakan untuk

melihat pengaruh waktu pemberian terhadap efek penurunan kadar glukosa darah,

agar pada saat dilakukan UTGO infusa daun M.tanarius sudah memberikan efek

dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Penetapan waktu pemberian infusa daun M.tanarius didasarkan pada

harga luas area di bawah kurva pada menit ke-0 sampai dengan menit ke-240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

44

sebelum dan sesudah UTGO. Hasil perhitungan LDDK0-240 dapat dilihat pada

Tabel V.

Tabel V. Nilai LDDK0-240 pemberian infusa daun M.tanarius

Waktu pemberian infusa daun M.tanarius Rata-rata LDDK0-240 (mg.menit/dl)

15 menit sebelum UTGO 20329 ± 626,3

Bersamaan UTGO 24969 ± 546,5

Tabel V menunjukkan hasil perhitungan LDDK0-240 pemberian infusa

daun M.tanarius pada selang waktu 15 menit sebelum UTGO dan pada saat

bersamaan dengan UTGO. Pemberian infusa daun M.tanarius 15 menit sebelum

UTGO memberikan nilai LDDK0-240 yang lebih kecil dibandingkan dengan

pemberian yang bersamaan UTGO sehingga ditetapkan bahwa pemberian infusa

daun M.tanarius adalah 15 menit sebelum UTGO. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram batang waktu pemberian infusa daun M.tanariusterhadap nilai LDDK0-240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

45

Pada Gambar 8 diatas dapat diamati bahwa pada 15 menit sebelum

UTGO infusa daun M.tanarius memberikan nilai LDDK0-240 yang paling kecil

dibandingkan pemberian bersamaan dengan UTGO. Pada pemberian 15 menit

sebelum UTGO inilah infusa daun M.tanarius telah mencapai onset sehingga

kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah paling tinggi dibandingkan

dengan yang lainnya. Berdasarkan data tersebut maka ditetapkan pemberian

infusa daun M.tanarius adalah 15 menit sebelum UTGO.

3. Uji efek penurunan kadar glukosa darah kombinasi glibenklamida dan infusa daun M.tanarius

Tujuan dari uji ini yaitu untuk melihat efek penurunan kadar glukosa

darah dari kombinasi glibenklamida dan infusa daun M.tanarius. Pada penelitian

ini dilakukan penetapan kadar glukosa darah pada 6 kelompok perlakuan yaitu

kontrol negatif diberi aquadest; kontrol positif diberi larutan glibenklamida

dengan dosis 0,45 mg/kgBB; kontrol 1 infusa daun M.tanarius yaitu dosis 10

mg/kgBB; kontrol 0,5 infusa daun M.tanarius, yaitu dosis 5 mg/kgBB; kombinasi

infusa daun M.tanarius dan glibenklamida dengan perbandingan dosis 1:1; serta

kombinasi infusa daun M.tanarius dan glibenklamida dengan perbandingan dosis

1:0,5.

Berdasarkan dari hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus dari

masing-masing perlakuan didapatkan rata-rata kadar glukosa plasma darah yang

dapat dilihat pada Tabel VI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

46

Tabel VI. Rata-rata kadar glukosa darah dan LDDK0-240 pada setiap kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan

Kontrol negatif

Kontrol positif

I II III IV

0Rerata kadar

glukosa darah

(mg/dl) tikus ±

SE

90,2 ± 2,1 86,3 ± 8,0 80,0 ± 7,3 86,4 ± 3,8 124,4 ± 8,8 69,6 ± 7,7

15 158,6 ± 5,0 122,2 ± 3,5 125,8 ± 7,7 149,0 ± 4,6 106,6± 10,7 73,2 ± 8,8

30 170,6 ± 4,8 135,6 ± 7,4 136,6 ± 6,2 161,8 ± 1,9 83,0 ± 8,3 79,6 ± 7,5

45 192,2 ± 6,1 131,6 ± 7,8 129,0 ± 2,9 155,2 ± 4,0 72,8 ± 2,4 83,6 ± 8,1

60 163,0 ± 7,2 113,8 ± 6,9 117,8 ± 5,6 145,0 ± 6,9 78,2 ± 3,6 86,2 ± 7,2

90 112,2 ± 7,4 76,4 ± 3,5 81,0 ± 3,9 85,8 ± 5,3 92,8 ± 5,9 79,4 ± 4,9

180 84,0 ± 4,2 66,2 ± 3,4 65,0 ± 2,0 75,0 ± 2,6 67,6 ± 3,8 106,2 ± 19,1

240 75,8 ± 2,7 59,2 ± 2,7 63,0 ± 2,5 67,2 ± 1,3 101,6 ± 8,5 71,8 ± 7,6

LDDK0-240 27471,0 ± 768,7

19897,7 ± 547,4

21586,5 ± 643,4

23674,5 ± 570,3

20314,5 ± 796,8

20890,5 ±1920,3

Keterangan:Kontrol negatif : aquadestKontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBBI. : kontrol 1 infusa (infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB)II. : kontrol 0,5 infusa (infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB)III. : kombinasi 1:1 (glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB)IV. : kombinasi 1:0,5 (glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB)

Tabel VI diatas menunjukkan hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus

pada masing-masing kelompok perlakuan. Perbandingan kadar glukosa darah

masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada kurva hubungan antara

kadar glukosa darah dan waktu sampling dari masing-masing kelompok perlakuan

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

47

Gambar 9. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat pemberian aquadest, glibenklamida, dan infusa daun

M.tanariusKeterangan:Kontrol negatif : aquadestKontrol positif : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBBKontrol 1 infusa : infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB Kontrol 0,5 infusa : infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBBKombinasi 1:1 : kombinasi glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBBKombinasi 1:0,5 : kombinasi glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB

Gambar 9 menunjukkan adanya respon kadar glukosa darah hewan uji

akibat pembebanan glukosa saat UTGO pada berbagai perlakuan. Pada kelompok

kontrol negatif aquadest menunjukkan rata-rata kadar glukosa paling tinggi

dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif

aquadest, tikus hanya diberi aquadest yang tidak memiliki efek terapetik,

sehingga kadar glukosa darah ditentukan oleh kemampuan tubuh tikus sendiri

untuk menurunkan kadar glukosa tanpa adanya penambahan obat ataupun infusa

daun M.tanarius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

48

Untuk kelompok perlakuan kontrol positif glibenklamida, kelompok

perlakuan infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB dan 10 mg/kgBB serta

kelompok perlakuan kombinasi glibenklamida dengan infusa M.tanarius dosis 1:1

maupun 1:0.5 memberikan profil kurva yang lebih rendah dibandingkan dengan

kontrol negatif aquadest.

Data prosentase kadar glukosa darah dan waktu sampling digunakan

untuk menghitung luas area di bawah kurva atau LDDK0-240. Nilai LDDK0-240 tiap

perlakuan menunjukkan jumlah kadar glukosa dalam darah selama 240 menit.

Nantinya nilai LDDK0-240 ini dapat digunakan untuk menentukan efektifitas dalam

menurunkan kadar glukosa darah. Semakin kecil nilai LDDK0-240 maka

kemampuan menurunkan kadar glukosa darah semakin besar. Nilai LDDK0-240

rata-rata dari masing-masing kelompok terangkum dalam Tabel VII berikut ini.

Tabel VII. Rata-rata LDDK0-240 SE masing-masing perlakuan

Kelompok perlakuan NMean LDDK0-240 SE

(mg.menit/dl)

Kontrol negatif (aquadest) 5 27471,0 ± 768,7

Kontrol positif (glibenklamida) 5 19897,7 ± 547,4

Kontrol 0,5 infusa (5 mg/kgBB) 5 23674,5 ± 570,3

Kontrol 1 infusa (10 mg/kgBB) 5 21586,5 ± 643,4

Kombinasi 1:1 5 20314,5 ± 796,8

Kombinasi 1:0,5 5 20890,5 ± 1920,3

Tabel VII diatas menggambarkan nilai rata-rata LDDK0-240 SE dari

masing-masing kelompok perlakuan. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai

rata-rata LDDK0-240 SE terkecil dimiliki oleh kontrol positif larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

49

glibenklamida dengan nilai 19897,66 ± 547,43 mg.menit/dl. Oleh karena itu,

pemberian larutan glibenklamida memberikan efek menurunkan kadar glukosa

darah yang terbesar. Hal ini disebabkan karena penggunaan larutan glibenklamida

sebagai kontrol positif, merupakan obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea

yang memiliki efek terapetik menurunkan kadar glukosa darah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Diagram batang nilai rata-rata LDDK0-240 SE dari masing-masing perlakuan

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan pemberian

kombinasi juga memiliki kemampuan menurunkan kadar glukosa darah karena

memiliki nilai rata-rata LDDK0-240 yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol

negatif walaupun tidak lebih rendah dari pada kontrol positif. Nilai rata-rata

LDDK0-240 yang dimiliki oleh kelompok perlakuan kombinasi lebih rendah

dibandingkan kelompok kontrol infusa M.tanarius. Hal ini menunjukkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

50

peningkatan kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah. Akan tetapi,

nilai rata-rata LDDK0-240 dari kelompok perlakuan kombinasi lebih besar

dibandingkan kontrol positif. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan

kemampuan dari glibenklamida dalam menurunkan kadar glukosa darah setelah

dikombinasikan dengan infusa daun M.tanarius. Jika dibandingkan antara kedua

kelompok perlakuan kombinasi, kombinasi 1:1 memiliki nilai rata-rata LDDK0-240

yang lebih kecil, yaitu sebesar 20314,5 ± 796,8 mg.menit/dl, sedangkan kelompok

perlakuan kombinasi 1:0,5 yang memiliki nilai LDDK0-240 sebesar 20890,5 ±

1920,3 mg.menit/dl.

Nilai LDDK0-240 dari semua kelompok perlakuan dianalisis statistik

menggunakan program SPSS 17. Langkah pertama adalah melakukan uji

Kolmogorov-Smirnov, uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk dosis pembebanan glukosa sebesar

0,643 > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan analisis

homogenitas varian dengan Levene Statistic untuk mengetahui homogenitas dari

nilai LDDK0-240 tiap-tiap kelompok perlakuan. Dari uji homogenitas varian

didapatkan data LDDK0-240 memiliki varian yang homogen apabila p > 0,05.

Perbedaan variansi data LDDK0-240 dapat dilihat pada Tabel VIII yang

menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, yaitu 0,329.

Tabel VIII. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji One Way Anova

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

51

Uji statistik Kolmogorov-Smirnov dan Levene statistic untuk waktu

pembebanan glukosa masing-masing mempunyai nilai signifikansi > 0,05. Hal

tersebut berarti data terdistribusi normal dan homogen, sehingga dilanjutkan

dengan analisis variansi satu jalan (One Way Anova). One Way Anova dilakukan

untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan mempunyai perbedaan yang

signifikan. Berdasarkan uji One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%

didapatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang

bermakna dari masing-masing kelompok perlakuan dalam mempengaruhi kadar

glukosa darah. Untuk mengetahui dan melihat kebermaknaan dari perbedaan pada

masing-masing kelompok tersebut maka uji One Way Anova dilanjutkan dengan

uji Post Hoc menggunakan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil uji LSD

dengan taraf kepercayaan 95 % pada beberapa uji ditunjukkan pada Tabel IX.

Tabel IX. Hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240 pada kelompok perlakuan dengan taraf kepercayaan 95%

1 2 3 4 5 6

1 - BB BB BB BB BB

2 BB - BB BTB BTB BTB

3 BB BB - BTB BB BTB

4 BB BTB BTB - BTB BTB

5 BB BTB BB BTB - BTB

6 BB BTB BTB BTB BTB -

Keterangan :1 : aquadest2 : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB3 : infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB4 : infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB5 : kombinasi glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB6 : kombinasi glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBBBB : Berbeda BermaknaBTB : Berbeda Tidak Bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

52

Hasil uji LSD pada Tabel IX di atas menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna antara kontrol negatif aquadest dengan kontrol positif

glibenklamida, kontrol infusa daun M.tanarius serta kelompok perlakuan

kombinasi. Hal ini menunjukkan bahwa glibenklamida, infusa daun M.tanarius

pada dosis 5 mg/kgBB dan 10 mg/kgBB, serta perlakuan kombinasi

glibenklamida dengan infusa M.tanarius pada kombinasi dosis 1:1 maupun 1:0.5

memberikan efek untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang

dibebani glukosa.

Kelompok kontrol positif glibenklamida memiliki perbedaan yang

bermakna terhadap kelompok perlakuan infusa daun M.tanarius pada dosis 5

mg/kgBB. Hal ini berarti, walaupun infusa infusa daun M.tanarius dosis 5

mg/kgBB memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah tetapi efeknya tidak

setara dengan glibenklamida. Perbedaan yang tidak bermakna ditunjukkan oleh

kelompok kontrol positif glibenklamida terhadap kelompok perlakuan infusa daun

M.tanarius dosis 10 mg/kgBB serta kelompok perlakuan kombinasi

glibenklamida dengan infusa M.tanarius dosis 1:1 maupun 1:0.5. Hal ini

menunjukkan bahwa kelompok perlakuan infusa daun M.tanarius dosis 10

mg/kgBB dan kelompok perlakuan kombinasi glibenklamida dengan infusa

M.tanarius pada kombinasi dosis 1:1 maupun 1:0.5 memiliki kemampuan yang

setara dengan glibenklamida dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Berdasarkan hasil uji Post Hoc LSD, kelompok perlakuan kombinasi

glibenklamida dengan infusa M.tanarius pada kombinasi dosis 1:1 memiliki

perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

53

kontrol infusa M.tanarius 10 mg/kgBB dan dengan kelompok kontrol positif

glibenklamida. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan

kombinasi glibenklamida dengan infusa M.tanarius pada kombinasi dosis 1:1

memiliki kemampuan yang setara dengan kelompok perlakuan kontrol infusa

M.tanarius 10 mg/kgBB dan kelompok kontrol positif glibenklamida yang berarti

bahwa pada pemberian infusa yang dikombinasi dengan glibenklamida

menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang setara dengan pemberian

infusa tunggal dosis 10 mg/kgBB maupun glibenklamida tunggal.

Pada kelompok perlakuan kombinasi glibenklamida dengan infusa

M.tanarius pada kombinasi dosis 1:0,5 dibandingkan dengan kelompok perlakuan

kontrol infusa M.tanarius 5 mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak bermakna.

Hal yang sama juga terlihat bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif

glibenklamida. Hal ini berarti bahwa kelompok perlakuan kombinasi

glibenklamida dengan infusa M.tanarius pada kombinasi dosis 1:0,5 memiliki

kemampuan yang setara dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan

kelompok perlakuan kontrol infusa M.tanarius 5 mg/kgBB dan kontrol positif

glibenklamida.

Untuk mengetahui besarnya perbedaan pada kelompok perlakuan kontrol

terhadap kelompok perlakuan kombinasi dapat dihitung melalui prosentase

perbedaan nilai LDDK0-240 dari masing-masing kelompok perlakuan. Hasil

perhitungan prosentase perbedaan dan nilai kebermaknaan perbedaan secara

statistik dapat dilihat pada Tabel X berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

54

Tabel X. Prosentase perbedaan antara kelompok kontrol terhadap kelompok perlakuan kombinasi

Kelompok PerlakuanProsentase perbedaan terhadap perlakuan

Kombinasi 1:1 Kombinasi 1:0,5

Kontrol positif (Glibenklamida) (-) 2,05 % (ab) (-) 4,75 % (ab)

Kontrol 0,5 infusa (5 mg/kgBB) - (+) 13,33 %(ab)

Kontrol 1 infusa (10 mg/kgBB) (+) 6,26 %(ab) -

Keterangan :

(-) : Inhibisi (penghambatan) (+) : Potensiasi (penguatan)

b : Berbeda Bermakna ab : Berbeda Tidak Bermakna

Tabel X menunjukkan bahwa kombinasi glibenklamida-infusa

M.tanarius dengan perbandingan dosis 1:1 (infusa M.tanarius dosis 10 mg/kgBB)

memiliki kemampuan inhibisi atau penghambatan terhadap glibenklamida dalam

menurunkan kadar glukosa darah sebesar 2,05 %. Untuk kombinasi

glibenklamida-infusa M.tanarius dengan perbandingan dosis 1:0,5 (infusa

M.tanarius dosis 5 mg/kgBB) memiliki kemampuan inhibisi atau penghambatan

terhadap glibenklamida dalam menurunkan kadar glukosa darah sebesar 4,75 %.

Akan tetapi, jika ditinjau secara statistik kedua perlakuan kombinasi tersebut

memiliki kemampuan menurunkan glukosa darah yang berbeda tidak bermakna.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa

M.tanarius dikombinasikan dengan glibenklamida tidak mempengaruhi potensi

glibenklamida dalam menurunkan kadar glukosa darah. Ini berarti sebaiknya

infusa daun M.tanarius tidak digunakan bersamaan dengan glibenklamida.

Menurut Byrne, Burhorn, dan Göke (1999), telah terbukti bahwa

acarbose yang merupakan obat golongan inhibitor α-glukosidase tidak secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

55

signifikan mengubah karakteristik farmakokinetika dari glibenklamida, yang

merupakan suatu obat golongan sulfonilurea yang paling sering diresepkan. Oleh

karena itu, acarbose dapat dengan aman digunakan bersama glibenklamida.

Sebaliknya, telah terbukti bahwa acarbose secara signifikan dapat mengurangi

biovailabilitas akut dari metformin (Scheen, de Magalhaes, Salvatore, dan

Levebvre, 1994). Hal tersebut didukung dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Oktavia (2012), bahwa pemberian ekstrak metanol-air M.tanarius (EMMT)

dapat menghambat kemampuan metformin dalam menurunkan kadar glukosa

darah tikus.

Berdasarkan uraian tersebut, mekanisme penghambatan yang terjadi

antara infusa daun M.tanarius yang mengandung senyawa inhibitor α-glukosidase

terhadap glibenklamida yang merupakan golongan sulfonilurea belum diketahui

secara pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh infusa daun M.tanarius terhadap karakteristik farmakokinetika

glibenklamida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Infusa daun M.tanarius sebagai kombinasi dari glibenklamida tidak

mempengaruhi potensi glibenklamida dalam menurunkan glukosa darah pada

pada tikus putih jantan galur Wistar yang terbebani glukosa.

B. Saran

1. Sebaiknya infusa M.tanarius tidak digunakan bersamaan dengan

glibenklamida karena infusa M.tanarius dapat menghambat glibenklamida

dalam menurunkan glukosa darah.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan kombinasi lain,

misalnya acarbose yang merupakan inhibitor α-glukosidase.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

57

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 605-612, UniversitasIndonesia Press, Jakarta.

Backer, A.C., dan Van den Brink, B.C.R., 1965, Flora of Java, Vol.II, N.V.P Noordhoff-Groningen, The Netherlands

Byrne, M.M., Burhorn, M.A., dan Göke, G., 1999, Acarbose: ‘The European Experience’, Diabetes Mellitus in the Elderly, 47-59.

Cartailler, J.P., 2004, Insulin - from secretion to action, www.betacell.org/content/articles/print.php?aid=1, diakses tanggal 30 Maret 2012.

Ceriello, A., 2005, Postprandial hyperglycemia and diabetes complications: Is ittime to treat? , 54, 1–7, Diabetes, Internal Medicine, University of Udine,Italy.

Diasys, 2006, Glucose GOD FS* Diagnostic Reagent for Quantitative In Vitro Determination of Glucose in Serum or Plasma on Photometric Systems, http://site.iugaza.edu.ps/mzaharna/files/2010/03/Glucose_GOD_FS_5_1.pdf, diakses pada 5 Juli 2012

DiPiro, T., Tarbet, L., Yee, C., Matzke, R., Wells, G., and Posey, M., 2005, Pharmacotherapy A Pathopysiologic Approach, 1341, Medical Publishing Division, New York.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 31, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd Edition, Vol I, G 64-69, ChurchillLivingstone, London.

Donatus, I.A., 1995, Antaraksi Farmakokinetika, 8-15, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Handayani, M.T., 2011, Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol-Air Daun M.tanarius Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Tikus yang Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

58

Irawan,M.A., 2007, Glukosa dan Metabolisme Energi, http://www.pssplab.com/journal/06.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2012.

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar Dan Klinik, Edisi III, 585-587, Diterjemahkan Oleh Andrianto. P, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lim, T.Y., Lim, Y.Y., dan Yule, C.M., 2009, Evaluation of Antioxidant, Antibacterial and Anti-tyrosinase Activities of Four Macaranga Species, Food Chemistry, 114 (2009), 594-599.

Lin, J.H., Nonaka, G., and Nishioka, I., 1990, Tannins and Related Compounds. XCIV.1)Isolation and Characterization of Seven New Hydrolyzable Tannins from the Leaves of Macaranga tanarius (L.) MUEL(L.), et ARG., Chem.Pharm. Bull, 38 (5) 1218-1223.

Mahendra, A.A., 2010, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Macaranga Tanarius L. pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Martin, E.W. 1971. Hazard of Medication a Manual on Drug Interaction, Imcompatibilities, Contraindications, and Adverse Effect. J.B. Lippincott Company, Philadelphia.

Matsui, T., Ueda, T., Oki, T., Sugita, K., Terahara, N., & Matsumoto, K., 2001, α-Glucosidase Inhibitory Action of Natural Acylated Anthocyanins, 1, Survey of Natural Pigments with Potent Inhibitory Activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49, 1948–1951.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H., Takeda,Y., 2006. Radical-scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MULL.-ARG. Chem. Pharm. Bull. 54, 1403–1407.

Merentek, E., 2006, Resistensi Insulin Pada Diabetes mellitus Tipe 2, MajalahCermin Dunia Kedokteran, No 150,38, 39, Jakarta.

Mizuno, C.S., Chittiboyina, A.G., Kurtz, T.W., Pershadsingh, H.A, and Avery, M.A., 2008, Type 2 diabetes and oral antihyperglycemic drugs. Curr Med Chem, 15(1), 61-74. PMID: 18220763.

Monami M, Luzzi C, Lamanna C, Chiasserini V, Addante F, Desideri CM, Masotti G, Marchionni N, Mannucci E: Three-year mortality in diabetic patients treated with different combinations of insulin secretagogues and metformin. Diabetes Metab Res Rev. 2006 Nov-Dec;22(6):477-82, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16634115, diakses pada 29 Maret 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

59

Nishioka, T., Kawabata, J., & Aoyama, Y., 1998, Baicalein, An a-glucosidase Inhibitor from Scutellaria baicalensis. Journal of Natural Products, 61, 1413–1415.

Nugraha, A.W., 2010, Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Infusa Daun Macaranga Tanarius L. pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Nugrahesti, S.I., 2011, Efek Kombinasi Ekstrak Metanol-air Daun M.tanariusdengan Glibenklamida terhadap Penurunan Glukosa Darah Tikus Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Oktavia, T., 2012, Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Kombinasi Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chimnoi, N., Ruchirawat, S., dan Sutthivaiyakit, S., 2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod., 68, 927-930.

Plantamor, 2008, Informasi Spesies- Mara Macaranga tanarius L. M.A. http://www.plantamor.com/index.php?plant=804, diakses tanggal 18 Maret2011.

Plants of Hawaii, 2000, Macaranga tanarius (parasol leaf tree), http://www.hear.org/starr/images/image/?q=000220-9001&o=plants, diakses tanggal 15 Mei 2012

Prohati,2011,Prosea-Macarangatanarius, http://proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=162, diakses tanggal 18 Maret 2011.

Puteri, M. D. P. T. G., dan Kawabata, J., 2010, Novel α- glucosidase Inhibitors from Macaranga tanarius leaves, Food Chemistry, 123 (2010), 384-389.

Rayanm, V., Rao, A.L., dan Ramana, M.V., 2011, Validated RP - HPLC Method for the Estimation of Glibenclamide in Formulation and Serum, International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, Vol. 2, 2.

Scheen, A.J., de Magalhaes, A.C., Salvatore, T., dan Lefebvre, P.J., 1994, Reduction of the acute bioavailability of metformin by the alpha-glucosidase inhibitor acarbose in normal man, Eur J Clin Invest., 24 Suppl 3:50-4., http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7818725, diakses pada 19 Juli 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

60

Setiawan, I.P., 2012, Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. terhadap Metformin pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Soegondo, S., 2005, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini, dalamPenatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 17-26, Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta.

Subroto, 2006, Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus, 4-9, Penebar Swadaya, Jakarta.

Theresia, V., 2012, Pengaruh Pemberian Infusa M.tanarius terhadap Penurunan Glukosa Darah Tikus yang Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaandan Efek Samping, Edisi IV, 567-584, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A. Isley.L.I., 2005, Diabetes Mellitus, dalam Dipro, J.T, Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Welss, B.G., Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy a Phathophysiologic Approach, sixth edition 1333-1365, Appleton and Lange, Standford Canneticut.

Waspadji, 2005, Diabetes Melitus Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional, dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Widowati, L., Dzulkarnain, B., dan Sa’roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes Mellitus, Cermin Dunia Kedokteran, 116, 53-60, Jakarta.

Woodley, M dan Whelant, A., 1995, Pedoman Pengobatan, 36-39, AndioffsetEssensia Medica, Yogyakarta.

Wulandari, D., 2010, Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga Tanarius pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Yayasan Pengembangan Obat Alam, 1993, Pedoman Pengujian dan Penapisan Farmakologi, 15-17, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Alam, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

61

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daun Macaranga tanarius L. (Plants of Hawaii, 2000)

Lampiran 2. Infusa daun M.tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

62

Lampiran 3. Tikus putih jantan galur Wistar

Lampiran 4. Microlab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

63

Lampiran 5. Surat determinasi tanaman M.tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

64

Lampiran 6. Kadar glukosa darah tikus pada masing-masing kelompokperlakuan

Waktu (menit)

Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol Negatif

(mg/dl)Rata-rata

Kadar (mg/dl)tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 96 90 91 83 91 90,215 176 155 159 145 158 158,630 158 186 174 163 172 170,645 170 198 191 207 195 192,260 148 146 172 184 165 16390 132 96 94 122 117 112,2180 95 79 71 90 85 84240 84 74 67 78 76 75,8

LDDK 29175 25950 25387,5 28897,5 27945 27741

Waktu (menit)

Kadar Glukosa DarahKelompok Kontrol Positif

(mg/dl)Rata-rata

Kadar (mg/dl)tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 88,5 57,8 83 101 101 86,2615 132,8 115 126 123 114 122,1630 110,1 128 150 143 147 135,6245 102 144 130 140 142 131,660 107 132 91 121 118 113,890 82 63 80 76 81 76,4180 71 53 71 69 67 66,2240 57 51 67 63 58 59,2

LDDK 20192,3 18493,5 20895 21165 18742,5 19897,66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

65

Waktu (menit)

Kadar Glukosa DarahKelompok Kontrol 1 Infusa

(mg/dl)

Rata-rata Kadar (mg/dl)

tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 106 68 86 72 68 8015 150 120 134 121 104 125,830 149 123 146 145 120 136,645 138 129 127 131 120 12960 129 97 124 123 116 117,890 86 68 76 87 88 81180 66 72 62 65 60 65240 61 59 62 73 60 63

LDDK 22192,5 19522,5 21210 21547,5 23460 21586,5

Waktu (menit)

Kadar Glukosa DarahKelompok Kontrol 0,5 Infusa

(mg/dl)

Rata-rata Kadar (mg/dl)

tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 100 85 76 86 85 86,415 151 152 163 135 144 14930 167 165 161 156 160 161,845 163 163 145 146 159 155,260 162 156 126 132 149 14590 99 87 78 70 95 85,8180 80 75 77 78 65 75240 69 65 70 69 63 67,2

LDDK 25620 24142,5 22995 22290 23325 23674,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

66

Waktu (menit)

Kadar Glukosa DarahKombinasi 1:1

(mg/dl)Rata-rata

Kadar (mg/dl)tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 88,5 57,8 83 101 101 86,2615 132,8 115 126 123 114 122,1630 110,1 128 150 143 147 135,6245 102 144 130 140 142 131,660 107 132 91 121 118 113,890 82 63 80 76 81 76,4180 71 53 71 69 67 66,2240 57 51 67 63 58 59,2

LDDK 20192,3 18493,5 20895 21165 18742,5 20314,5

Waktu (menit)

Kadar Glukosa DarahKombinasi 1:0,5

(mg/dl)Rata- rata

Kadar (mg/dl)tikus 1 tikus 2 tikus 3 tikus 4 tikus 5

0 82 81 83 55 47 69,615 87 98 54 54 73 73,230 90 92 86 51 79 79,645 100 104 82 63 69 83,660 88 111 87 68 77 86,290 94 80 83 76 64 79,4180 97 160 92 48 134 106,2240 58 65 92 56 88 71,8

LDDK 21405 26265 20550 14302,5 21930 20890,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

67

Lampiran 7. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov LDDK0-240 perlakuan

Lampiran 8. Hasil uji One Way ANOVA LDDK0-240 kelompok perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

68

Lampiran 9. Hasil uji Post Hoc LSD pada LDDK0-240 pada kelompok perlakuan dengan taraf kepercayaan 95%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

69

Means Plot

Lampiran 10. Rangkuman signifikansi hasil uji Post Hoc LSD LDDK0-240

pada kelompok perlakuan

Kel 1 2 3 4 5 61 0,000(bb) 0,013(bb) 0,000(bb) 0,000(bb) 0,000(bb)

2 0,000(bb) 0,013(bb) 0,242(btb) 0,770(btb) 0,488(btb)

3 0,013(bb) 0,013(bb) 0,151(btb) 0,025(bb) 0,060(btb)

4 0,000(bb) 0,242(btb) 0,151(btb) 0,375(btb) 0,625(btb)

5 0,000(bb) 0,770(btb) 0,025(bb) 0,375(btb) 0,686(btb)

6 0,000(bb) 0,488(btb) 0,060(btb) 0,626(btb) 0,686(btb)

Keterangan :1 : aquadest2 : glibenklamida dosis 0,45 mg/kgBB3 : infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBB 4 : infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB5 : kombinasi Glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 10 mg/kgBB6 : kombinasi Glibenklamida-infusa daun M.tanarius dosis 5 mg/kgBBbb : berbeda bermaknabtb : berbeda tidak bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

70

Lampiran 11. Contoh perhitungan volume pemberian glukosa, Glibenklamida, dan infusa daun M.tanarius

a. Volume pemberian glukosa (D = 1,75 g/kgBB, C = 0,15 g/ml)D x BB = C x V

1,75 g/kg x 0,2486 kg = 0,15 g/ml x VV = 2,9 ml

b. Volume pemberian Glibenklamida (D = 0,45 mg/kgBB, C= 0,1125 mg/ml) D x BB = C x V

0,45 mg/kg x 0,2486 kg = 0,1125 mg/ml x VV = 0,99 ml

c. Volume pemberian infusa daun M.tanarius (D=10 g/kgBB, C=0,5 mg/ml)D x BB = C x V

10 g/kg x 0,2486 kg = 0,5 g/ml x VV = 4,97 ml

Lampiran 12. Contoh perhitungan LDDK0-240 pada kelompok perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehal berpresentasi dan memberikan semangat kepada penulis. 11. dr. Purwaka dan perawat ruang ICCU, ruang Cattleya, dan ruang

71

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Uji Potensiasi Infusa Daun Macaranga Tanarius (L.) terhadap Glibenklamida sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Terbebani Glukosa” bernama lengkap Ana Puspita Dewi, dilahirkan di Gunungkidul pada tanggal 19 Juli 1990, yang merupakan putri kedua dari dua bersaudara dalam keluarga pasangan Heribertus Iriyanto dan Maria Margaretha Sri Sugiyatni. Penulis mengawali masa pendidikan di TK Bina Muda IV (1994-1996), SD Legundi II (1996-2002) dan di SLTP Negeri 1 Panggang (2002-2005), kemudian penulis

melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA N 6 Yogyakarta (2005-2008). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Semasa menempuh kuliah penulis aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitian antara lain, Sekretaris KPU BEMU USD 2008, Sekretaris I BEMF Farmasi periode 2008-2009, Master of Ceremony dalam Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi tahun 2010, Co Sie Acara Peringatan Hari AIDS Fakultas Farmasi, serta Ketua Panitia Studi Banding oleh ITB di Fakultas Farmasi USD. Penulis juga mendapatkan prestasi sebagai peserta PIMNAS di Unhas Makassar bidang PKMK dan juara I Business Plan Universitas Sanata Dharma 2011. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar pada tahun 2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI