PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang...

136
CITRA WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEBERANGKATAN KARYA NH. DINI DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: Vincentius Herbangun 081224034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

CITRA WANITA TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL KEBERANGKATAN KARYA NH. DINI

DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Vincentius Herbangun

081224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

i

CITRA WANITA TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL KEBERANGKATAN KARYA NH. DINI

DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Vincentius Herbangun

081224034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Yesus Kristus yang telah memberi berkat

atas usaha saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Orang tua saya, Yustinus Yukatman (alm.) dan Theodora Sugiarti yang telah

menjadi orang tua terbaik bagi saya, terima kasih atas kasih sayang, dorongan

semangat, dorongan materi, serta doa yang tiada henti-hentinya selama ini.

Kakak saya, Aquilina Hindaryati, Fransiska Emilia, Tatiana Endah Swasaning

yang selalu memberikan motivasi serta doa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

v

MOTTO

Masa depan yang sukses ada ditanganmu sendiri, berusaha dan berdoalah maka

masa depan yang sukses itu akan dapat dicapai seiring berjalannya waktu.

Jangan pernah menyerah, buanglah kemalasanmu, dan semangatlah karena pada

akhirnya semangat akan memberikan hasil yang lebih baik.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu. Mintalah, maka akan diberikan

kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan

dibukakan padamu. (Lukas 11: 9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

viii

ABSTRAK

Herbangun, Vincentius. Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel

Keberangkatan Karya Nh. Dini dan Relevansinya dalam Pembelajaran

Sastra di SMA. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata

Dharma.

Novel Keberangkatan karya Nh. Dini dipilih untuk meneliti citra wanita

tokoh utama. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis

tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Keberangkatan untuk mengetahui citra

wanita tokoh utama dan relevansinya dalam pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis yang digunakan untuk

mengungkapkan tokoh, penokohan, latar, dan citra wanita tokoh utama. Langkah

yang peneliti tempuh dalam penelitian ini adalah (1) menganalisis tokoh,

penokohan, latar, serta citra wanita tokoh utama, (2) mendeskripsikan citra wanita

tokoh utama berdasarkan citra diri dan citra sosial, (3) merelevansikan hasil

penelitian citra wanita dengan pembelajaran di SMA.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) tokoh Elisa merupakan tokoh

utama, sedangkan tokoh tambahan dalam novel ini adalah Ibu Elisa, Ayah Elisa,

Kakak Elisa, Silvi, Teo, Lansih, Wati, Anna, Sukoharjito, Rudi, Kumayas, Rama

Beick, Talib, Tuan Sayekti, Gail, (2) citra wanita tokoh utama Elisa terbentuk

dari citra diri dan citra sosial. Citra diri tokoh Elisa dari aspek fisis tergambar

melalui peristiwa kegiatan sehari-hari, kerumahtanggaan, dan menjaga

penampilan, sedangkan aspek psikis tokoh Elisa tergambar sebagai wanita yang

kuat mempertahankan pendiriannya, selalu berpikir angan-angan perkawinan,

sikap tanggung jawab atas nasib diri sendiri, dan sifatnya relatif stabil. Citra sosial

tokoh Elisa dalam aspek keluarga tergambar dari perannya sebagai anggota

keluarga, sedangkan dalam aspek masyarakat digambarkan bahwa Elisa gemar

bersosialisasi karena mempunyai banyak kerabat dan merasakan superioritas pria

terhadapa wanita dalam kehidupan sehari-hari, (3) relevansi novel Keberangkatan

sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA dengan memperhatikan aspek bahasa,

aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya

pada siswa SMA kelas XI semester II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

ix

ABSTRACT

Herbangun, Vincentius. The Woman Image of Main Character in The Novel

Keberangkatan by Nh. Dini and Its Relevance in The Literature

Learning at Senior High School. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP,

Sanata Dharma University.

A novel Keberangkatan written by Nh. Dini is chosen to analyse the main

character's personality. The purpose of this study is to describe and analyse the

character, characterisations, and settings of this novel to find out the image of the

main character and relevances of literature in Senior High School.

This study is considered as a qualitative research. This study uses a

descriptive and analyse method that is used to reveal characters, characterisations,

settings, and images of the main character. The steps are used to (1) analyse

characters, characterisations, settings, and images of the main character, (2)

describe images of the main character based on her personality and sociality, (3)

find out the relevances of this study to class activities in Senior High School.

The results of this study are: (1) the main character is Elisa, while the

minor characters are Elisa's father, Elisa's mother, Elisa's sister, Silvi, Teo,

Lansih, Wati, Anna, Sukoharjito, Rudi, Kumayas, Rama Beick, Talib, Tuan

Sayekti, and Gail. (2) the images of Elisa are from her personality and sociality.

The images of Elisa are seen from her daily activities, housing, and how she cares

with her looks, while her psychology aspect is considered as a strong woman who

is stubborn, she often thinks about marriage, her responsibilty of herself, and her

stability. Social images of Elisa are seen from her part in her family and in

society, Elisa likes socialising since she has many companies and feels that there

is male hierarchy in life, (3) relevances of this novel to be used as a material to

teach literature in Senior High School by considering the language, psychology,

and cultural background of the students. The other things are syllabus,

competence standard, basic competence, and lesson plans especially for second

grade Sunior High School student in the second semester.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus

atas berkat yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel Keberangkatan

Karya Nh. Dini dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sanata

Dharma. Yogyakarta.

Penulis mendapatkan pelajaran yang baik saat menyusun skripsi ini,

karena pada saat penyusunan skripsi terdapat hambatan dan masalah yang

dirasakan oleh penulis. Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan

bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia.

3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak

memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan kepada penulis dengan penuh

kesabaran yang besar manfaatnya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

dengan baik.

4. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., yang telah membimbing, memberi

motivasi dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis

selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

6. Sekretariat PBSI yang telah memberikan kelancaran dan membantu dalam

perkuliahan penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

xi

7. Bapak Yustinus Yukatman (alm.) dan Ibu Theodora Sugiarti yang telah

memberikan doa dan mendukung penulis selama menyelesaikan penulisan

skripsi serta saat berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

8. Kakak-kakakku Aquilina Hindaryati, Fransiska Emilia, Tatiana Endah

Swasaning yang telah memberikan bantuan, doa, dan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman PBSID angkatan 2008 terutama Yusuf Budi Wirawan, Tri Novi

Aji, Nopin, Kristiyanti, Elisabeth Citra, dan Jesicca Vita, terima kasih atas

pertemanan selama ini, dukungan, serta doanya.

10. Teman-teman UKM Sexen Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan banyak pengalaman dan menjadi teman yang luar biasa.

11. Bernadheta Indri A.W. yang selalu mendukung dan membantu selama proses

penyelesaian skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

kekukarangan. Walaupun demikian, semoga penelitian ini bermanfaat bagi

pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat berguna bagi

penulis.

Yogyakarta, 3 Desember 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Batasan Istilah ....................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

F. Sistematika Penyajian ............................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 8

A. Penelitian Terdahulu ............................................................. 8

B. Kajian Teori ........................................................................... 9

1. Pendekatan Unsur Intrinsik ................................................ 9

a. Tokoh ............................................................................. 10

b. Penokohan ..................................................................... 11

c. Latar ............................................................................... 12

2. Karakterisasi Tokoh ........................................................... 13

a. Metode Langsung .......................................................... 14

b. Metode Tidak Langsung ................................................ 15

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

3. Citra Wanita ........................................................................ 16

a. Citra Diri Wanita ........................................................... 17

b. Citra Sosial Wanita ........................................................ 19

4. Pembelajaran Sastra di SMA ............................................. 21

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 31

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 31

B. Data dan Sumber Data .......................................................... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 32

D. Teknik Analisis Data .......................................................... .. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TOKOH,

PENOKOHAN DAN LATAR ................................................. 35

A. Deskripsi Data ....................................................................... 35

B. Analisis Tokoh dan Penokohan ............................................. 35

1. Analisis Tokoh ................................................................... 35

2. Analisis Penokohan ........................................................... 42

3. Analisis Krakterisasi Tokoh .............................................. 67

C. Analisis Latar ........................................................................ 73

1. Analisis Latar Tempat ....................................................... 73

2. Analisis Latar Waktu ......................................................... 76

3. Analisis Latar Sosial .......................................................... 79

BAB V ANALISIS CITRA WANITA TOKOH UTAMA DAN

RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA ..................................................................................... 82

A. Analisis Citra Wanita Tokoh Utama .................................... 82

1. Analisis Citra Diri Tokoh Elisa ........................................ 82

a. Citra Fisis Wanita Tokoh Elisa .................................... 82

b. Citra Psikis Wanita Tokoh Elisa .................................. 84

2. Analisis Citra Sosial Tokoh Elisa .................................... 88

a. Citra Wanita Tokoh Elisa dalam Keluarga ................... 88

b. Citra Wanita Tokoh Elisa dalam Masyarakat .............. 90

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

B. Relevansi novel Keberangkatan sebagai Bahan

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA ............................. 93

1. Aspek Bahasa ................................................................... 93

2. Aspek Kematangan Jiwa (Psikologis) .............................. 95

3. Aspek Latar Belakang Budaya Siswa .............................. 96

4. Novel Keberangkatan sebagai Bahan Pembelajaran ....... 98

5. Silabus .............................................................................. 100

6. RPP ................................................................................... 101

BAB VI PENUTUP ................................................................................. 109

A. Kesimpulan .......................................................................... 109

B. Implikasi ............................................................................... 112

C. Saran ..................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 113

LAMPIRAN ...................................................................................................... 116

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sinopsis novel Keberangkatan karya Nh. Dini ............................. 117

Lampiran 2. Biodata Penulis .............................................................................. 120

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pelajaran bahasa Indonesia

menuntut siswa untuk menguasai keterampilan berbahasa secara seimbang.

Menurut Rahmat Djoko Pradopo dalam Jabrohim (2003: 69) karya sastra

merupakan bagian dari karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai

mediumnya.

Masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia saat ini sudah sering

digambarkan melalui karya sastra, baik secara tertulis maupun lisan yang

bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman tentang hidup. Hal ini

didukung oleh pendapat Djojosuroto (2006: 17) yang mengungkapkan bahwa

karya sastra adalah refleksi pengarang tentang hidup dan kehidupan yang

dipadu dengan imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman dan

pengamatan atas kehidupan itu sendiri. Selain itu, Damono (1977: 1)

memaparkan bahwa karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati,

dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Terdapat berbagai bentuk karya sastra, salah satunya adalah novel.

Novel adalah cerita berbentuk prosa yang ukurannya luas. Luas yang

dimaksud adalah mempunyai cerita yang terkonsep dan tokoh serta latarnya

beragam. Dengan membaca sebuah karya sastra, seorang pembaca tidak hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

2

akan terhibur oleh jalan ceritanya saja, namun akan mengerti apa yang ingin

disampaikan oleh pengarang. Membaca novel juga dapat memberikan

berbagai informasi, pembaca juga dapat mengambil nilai-nilai positif maupun

negatif dengan mengamati tokoh dan jalan cerita yang ada dalam novel

tersebut. Selain itu, sebuah novel juga dapat dijadikan sebagai materi dalam

pembelajaran di kelas guna membangun karakter siswa.

Berbicara tentang wanita dalam dunia sastra pasti tak terlepas dari

kritik sastra feminis dan juga citra wanita. Sugihastuti dan Suharto (2010: 6)

mengutarakan faham feminis ini lahir dan mulai muncul pada sekitar akhir

1960-an di barat, dengan beberapa faktor penting yang mempengaruhinya.

Sejak akhir 1960-an studi kritik sastra feminis menjadi salah satu pilihan yang

menarik. Abrams dalam Sofia (2009: 24) mengungkapkan bahwa citra

merupakan sebuah gambaran pengalaman indra yang diungkapkan lewat kata-

kata, gambaran berbagai pengalaman sensoris yang dibangkitkan oleh kata-

kata. Selanjutnya Sugihastuti (2000: 7) mengungkapkan bahwa citra wanita

merupakan semua wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku

keseharian wanita (Indonesia), yang menunjukan “wajah” dan ciri khas

wanita.

Novel Keberangkatan karya Nh. Dini merupakan novel yang

menceritakan tentang kehidupan seorang gadis Indo dengan segala masalah

yang dihadapinya selama ia hidup bersama maupun setelah berpisah dengan

keluarganya. Segala permasalahan hidup maupun masalah percintaan yang

tidak ada kejelasan dan menyebabkan rasa penyesalan di akhir cerita. Novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

3

ini menarik untuk diteliti karena cerita yang ada dalam novel ini mempunyai

nilai – nilai yang dapat membangun karakter siswa dalam sebuah proses

pembelajaran. Selain itu, novel Keberangkatan mengandung unsur citra

wanita yang menarik untuk diteliti.

Dalam rangka analisis suatu karya sastra, peneliti tertarik untuk

menganalisis novel Keberangkatan karya Nh. Dini karena dalam novel ini

mengandung unsur wanita yang sangat kuat untuk dijadikan objek penelitian

tentang citra wanita. Cerita yang ada dalam novel Keberangkatan ini

mengangkat seorang wanita yang mencoba untuk mengatasi sendiri semua

masalah hidupnya mulai dari masalah keluarga sampai dalam lingkungan

masyarakat dan itu merupakan suatu gambaran bahwa tokoh utama tentang

keseharian tokoh terutama utama. Peneliti hanya akan membatasi penelitian

pada tokoh utama yaitu tokoh Elisa karena citra wanita tampak pada tokoh

Elisa yang mencoba untuk hidup mandiri jauh dari keluarga karena

ketidakcocokan pada keluarga terutama pada Ibunya . Citra wanita yang akan

diuraikan adalah citra diri dan citra sosial perempuan.

Judul yang akan digunakan dalam melaksanakan penelitian adalah :

“Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel Keberangkatan Karya Nh. Dini dan

Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra Di SMA”. Peneliti akan meneliti

judul tersebut dengan menggunakan kajian feminis dan hasil deskripsi dari

penelitian ini akan direlevansikan dalam bahan ajar pembelajaran sastra di

SMA dan diharapkan siswa dapat memahami nilai – nilai pendidikan untuk

membangun karakter masing-masing siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah deskripsi tokoh, penokohan, dan latar dalam novel

Keberangkatan karya Nh. Dini?

2. Bagaimanakah citra wanita tokoh utama dalam novel Keberangkatan

karya Nh. Dini?

3. Bagaimanakah relevansi analisis citra wanita tokoh utama dalam novel

Keberangkatan karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra di SMA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Keberangkatan

karya Nh. Dini.

2. Mendeskripsikan citra wanita tokoh utama dalam novel Keberangkatan

karya Nh. Dini.

3. Mendeskripsikan relevansi citra wanita tokoh utama novel Keberangkatan

karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra di SMA.

D. Batasan istilah

Ada beberapa batasan istilah yang digunakan untuk menghindari

kesalahpahaman, yaitu: citra, wanita, citra wanita, tokoh, penokohan, latar,

novel, feminisme, pembelajaran sastra .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

5

1. Citra merupakan sebuah gambaran pengalaman indra yang diungkapkan

lewat kata-kata, gambaran berbagai pengalaman sensoris yang

dibangkitkan oleh kata-kata (Abrams dalam Sofia, 2009: 24).

2. Wanita adalah perempuan dewasa (Depdiknas, 2005: 1268).

3. Citra Wanita merupakan semua wujud gambaran mental spiritual dan

tingkah laku keseharian wanita (Indonesia), yang menunjukkan “wajah”

dan ciri khas wanita (Sugihastuti, 2000: 7).

4. Tokoh ialah rekaan individu yang mengalami peristiwa atau berlakuan

dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman 1990: 16).

5. Penokohan adalah penyajian watak, penciptaan citra, atau pelukisan

gambaran tentang seseorang yang ditampilkan sebagai tokoh cerita

(Sudjiman dalam Sugihastuti dan Suharto, 2010: 50).

6. Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:

216).

7. Novel merupakan cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek kehidupan

manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah-ubah dan

merupakan kesatuan dinamis yang bermakna (Santosa dan Sri

Wahyuningtyas, 2010: 47).

8. Pembelajaran Sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila

cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu ketrampilan berbahasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

6

meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan

menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

1. Bagi Peneliti Sastra

Memberikan sumbangan dalam bidang sastra agar dapat memperkaya

pengetahuan tentang analisis citra wanita novel Keberangkatan karya Nh.

Dini.

2. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Memberikan suatu referensi karya sastra yang dapat digunakan sebagai

bahan pembelajaran sastra di SMA.

F. Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu pada bab I Pendahuluan, bab

II Landasan Teori, bab III Metodologi Penelitian, bab IV Hasil Penelitian dan

Pembahasan Tokoh, Penokohan dan Latar, bab V Analisis Citra Wanita Tokoh

Elisa dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA, kemudian bab VI

Penutup. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Bab

II berisi tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III berisi jenis penelitian,

metode penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data. Bab IV berisi deskripsi data, analisis tokoh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

7

penokohan, dan latar. Bab V berisi analisis citra wanita, relevansi citra

wanita dalam pembelajaran sastra di SMA. Bab VI berisi kesimpulan,

implikasi, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pengetahuan peneliti, analisis kritik sastra feminis

terhadap novel Keberangkatan karya Nh. Dini belum pernah dilakukan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Oktavianus Rendi (2011) dan Marietta Sri Hermawatiningsih (2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianus Rendi (2011), yaitu

Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya

Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif. Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

karakter feminis tokoh perempuan yaitu berani melawan, berani mengutarakan

pendapat, berani bertanya, berpendidikan dan mandiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Marietta Sri Hermawatiningsih (2010),

berjudul Nilai Feminis Tokoh dalam Novel Trilogi Jendela-jendela, Pintu, dan

Atap Karya Fira Basuki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai

feminis tokoh dalam novel. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan

dengan metode deskriptif kualitatif karena data-data yang diperoleh berupa

kata-kata tertulis dan hasil akhirnya berupa deskripsi nilai feminis dalam

novel. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak hanya satu tokoh yang

memiliki nilai feminis, kemudian nilai feminis tersebut diklarifikasikan

menjadi beberapa, yaitu: feminis ketulusan, kesabaran, kelembutan, kesetiaan,

kebaikan, cerdas, perkasa, berani, mapan, pekerja keras, dan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

9

Dari penelitian terdahulu di atas, terlihat bahwa penelitian citra wanita

berusaha mengangkat nilai-nilai feminis pada sosok seorang wanita untuk

mempertahankan haknya dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh kaum

wanita. Peneliti mengharapkan penelitian terdahulu dapat dijadikan bahan

referensi dengan penelitian ini, karena penelitian terdahulu sangat erat

kaitannya dengan penelitian dengan tinjauan kritik sastra feminis.

B. Kajian Teori

1. Pendekatan Unsur Intrinsik

Dalam meneliti sebuah karya sastra terutama novel pasti tidak

terlepas dari struktur karya sastra yang strukturnya dijelaskan oleh unsur

intrinsik. Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antar

unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling

mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh

(Nurgiyantoro, 2005: 36). Unsur-unsur pembentuk novel tersebut meliputi

tema, alur, tokoh, dan latar.

Sebelum menganalisis karya sastra dengan kritik sastra tertentu, hal

yang harus dipahami terlebih dahulu adalah unsur pembentuk karya sastra

tersebut. Tanpa analisis struktural tersebut, kebulatan makna cerita yang

disampaikan tidak dapat ditangkap secara utuh. Pembahasan struktur

dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini hanya akan dibatasi pada

unsur tokoh, penokohan, latar, karena unsur tesebut merupakan unsur yang

terkait dengan citra wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

10

a. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur intrinsik yang penting

dalam sebuah karya sastra. Tokoh menunjuk pada seseorang sebagai

pelaku cerita. Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) memaparkan

tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Panuti Sudjiman

(1990: 79) juga menyebutkan bahwa tokoh merupakan individu

rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai

peristiwa dalam cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, tetapi

dapat juga berwujud binatang atau benda.

Berdasarkan fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dapat

dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

Wahyuningtyas dan Wijaya (2011: 3) mengemukakan bahwa tokoh

utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang

bersangkutan, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak

sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat

diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Berdasarkan pembangun

konflik cerita, terdapat tokoh protagonis dan antagonis.

Wahyuningtyas dan Wijaya (2011: 3-4) memaparkan tokoh protagonis

adalah tokoh yang memegang peranan pimpinan dalam cerita. Tokoh

ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

11

kita, harapan harapan kita, dan merupakan pengejawantahan norma-

norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Adapun tokoh antagonis adalah

tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik

dan ketegangan.

b. Penokohan

Menurut Sudjiman (1992: 23) penokohan merupakan penyajian

watak tokoh dan penciptaan cerita tokoh. Waluyo (1994: 164-165)

mengemukakan penokohan dan perwatakan mempunyai hubungan

yang erat. Penokohan berhubungan dengan cara pengarang memilih

dan menentukan tokoh-tokohnya, perwatakan berhubungan dengan

karakterisasi/watak dari tokoh-tokoh dalam cerita.

Istilah penokohan lebih luas dari tokoh dan perwatakan sebab

ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam

sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas

kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2005: 165). Ada beberapa metode

penokohan. Pertama menurut Hudson (dalam Sugihastuti dan Suharto,

2010, 50) yaitu metode analitik atau metode langsung. Pengarang

melalui narator memaparkan sifat-sifat, hasrat, pikiran, dan perasaan

tokoh. Kedua, menurut Panuti-Sudjiman (dalam Sugihastuti dan

Suharto, 2010: 51) yaitu metode tidak langsung yang disebut juga

metode ragaan atau metode dramatik. Watak tokoh dapat disimpulkan

pembaca dari pikiran, cakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

12

pengarang melalui narator. Ketiga, menurut Kenney (dalam

Sugihastuti dan Suharto, 2010: 51) yaitu metode kontekstual. Dengan

metode ini, watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang

digunakan narator didalam mengacu kepada tokoh cerita. Dari ketiga

metode tersebut, dapat digunakan secara bersama-sama dalam

membuat sebuah novel.

c. Latar

Latar yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam

Nurgiyantoro, 1995: 216). Dalam hal ini latar tempat mengarah kepada

tempat terjadinya peristiwa atau jalannya cerita, kemudian latar waktu

berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa yang terjadi dalam

karya fiksi, selanjutnya latar sosial menyaran pada hal-hal kehidupan

sosial lingkungan atau masyarakat di suatu tempat yang diceritakan.

Nurgiyantoro (1995: 227-236) menjelaskan unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial.

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan

mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,

mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar waktu berhubungan

dengan masalah “kapan” peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

13

dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan peristiwa

sejarah. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup

berbagai masalah dalam lingkungan yang cukup kompleks. Ia dapat

berupa kebiasaan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang

tergolong latar spiritual. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan

dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah, atau atas.

2. Karakterisasi Tokoh

Karakterisasi atau dalam bahasa inggris characterization, berarti

pemeranan, pelukisan watak. Metode karakterisasi dalam telaah karya sastra

adalah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya

fiksi (Minderop, 2005: 2). Karakterisasi akan digunakan hanya pada tokoh

utama dalam novel Keberangkatan untuk mendukung citra wanita dari tokoh

utama yaitu Elisa.

Minderop (2005: 3) berpendapat bahwa metode karakterisasi tidak

terbatas pada metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing)

semata. Metode lain yang dapat digunakan adalah telaah karakterisasi melalui

sudut pandang (point of view), melalui telaah arus kesadaran (stream of

consciousness), bahkan melalui telaah gaya bahasa (figurative language).

Pada penelitian ini hanya akan menggunakan metode langsung (telling) dan

metode tidak langsung (showing) untuk menunjukkan karakterisasi citra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

14

wanita tokoh utama, namun metode tidak langsung akan lebih sering

digunakan karena dalam novel ini pengarang lebih banyak mengunakan dialog

untuk menuntun pembaca dalam memahami karakter dari tokoh dalam novel

Keberangkatan terutama tokoh utama.

Pickering dan Hoeper dalam Minderop (2005: 6) berpendapat bahwa

metode telling mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan

komentar langsung dari pengarang, sedangkan metode showing

memperlihatkan penarang menempatkan diri di luar kisahan dengan

memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan

mereka melalui dialog dan action. Berikut ini akan dijelaskan tentang jenis-

jenis karakterisasi menurut Minderop (2005: 8-38).

a. Metode Langsung (Telling)

Metode langsung mencakup karakterisasi melalui penggunaan

nama tokoh, melalui penampilan tokoh, dan melalui tuturan pengarang.

1) Karakterisasi Menggunakan Nama Tokoh

Nama tokoh dalam suatu karya sastra kerap kali digunakan

untuk memebrikan ide atau menumbuhkan gagasan, memperjelas serta

mempertajam perwatakan tokoh. Para tokoh diberikan nama yang

melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh

lain.

2) Karakterisasi Melalui Penampilan Tokoh

Walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita kerap kali terkecoh

oleh penampilan seseorang, bahkan kita dapat tertipu oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

15

penampilannya, demikian pula dalam suatu karya sastra, factor

penampilan para tokoh memegang peranan penting sehubungan

dengan telaah karakterisasi. Penampilan tokoh dimaksud misalnya,

pakaian apa yang dikenakannya atau bagaimana ekspresinya.

3) Karakterisasi Melalui Tuturan Pengarang

Metode ini memberikan tempat yang luas dan bebas kepada

pengarang atau narrator dalam menentukan kisahannya. Pengarang

berkomentar tentang watak dan kepribadian para tokoh hingga

menembus ke dalam pikiran, perasaan dan gejolak batin sang tokoh.

Pengarang tidak sekedar menggiring perhatian pembacaa terhadap

komentarnya tentang watak tokoh tetapi juga mencoba membentuk

persepsi pembaca tentang tokoh yang dikisahkannya.

b. Metode Tidak Langsung (Showing)

1) Karakterisasi Melalui Dialog

Karakterisasi melalui dialog terbagi atas: Apa yang dikatakan

Penutur, Jatidiri Penutur, Lokasi dan Situasi Percakapan, Jatidiri

Tokoh yang Dituju oleh Penutur, Kualitas Mental Para Tokoh, Nada

Suara, Penekanan, Dialek, dan Kosa kata Para Tokoh. Karakterisasi

melalui dialog yang akan digunakan untuk mengetahui karakterisasi

tokoh utama adalah apa yang dikatakan penutur, jati diri penutur, dan

kualitas mental para tokoh.

Dalam karakterisasi apa yang dikatakan penutur, pertama-tama

pembaca harus memperhatikan substansi dari suatu dialog. Apakah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

16

dialog tersebut sesuatu yang terlalu penting sehingga dapat

mengembangkan peristiwa-peristiwa dalam suatu alur atau sebaliknya.

Jati diri penutur di sini adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang

protagonis (tokoh sentral) yang seyogyanya dianggap lebih penting

dari pada apa yang diucapkan oleh tokoh bawahan, walaupun

percakapan tokoh bawahan kerap kalo memberikan informasi krusiel

yang tersembunyi mengenai watak tokoh lainnya.

2) Karakterisasi Melalui Tindakan Para Tokoh (Tingkah Laku)

Membangun watak dengan landasan tingkah laku penting bagi

pembaca untuk mengamati secara rinci berbagai peristiwa dalam alur

karena peristiwa-peristiwa tersebut dapat mencerminkan watak para

tokoh, kondisi emosi dan psikis – yang tanpa disadari – mengikutinya

serta nilai-nilai yang ditampilkan. Berikut adalah tingkah laku yang

sering ada dalam karakterisasi melalui tindakan para tokoh: rasa

percaya dirinya melemah, rasa tak berdaya terus meningkat, walaupun

pandai dan dapat menempatkan diri dalam pergaulan tetap merasa

tidak diterima di lingkungannya, selalu merasa dikucilkan oleh

lingkungannya dan merasa kesepian dan sendiri, watak riang gembira,

namun kadang-kadang berubah sangat nakal.

3. Citra Wanita

Citra merupakan sebuah gambaran pengalaman indra yang

diungkapkan lewat kata-kata, gambaran berbagai pengalaman sensoris yang

dibangkitkan oleh kata-kata (Abrams dalam Sofia, 2009: 24). Citra wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

17

merupakan semua wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku

keseharian wanita (Indonesia), yang menunjukan “wajah” dan ciri khas wanita

(Sugihastuti, 2000: 7).

Citra wanita dapat digambarkan sebagai mahluk individu dan mahluk

sosial, hal ini didukung oleh pendapat Sugihastuti (2000: 46) bahwa wanita

dicitrakan sebagai mahluk individu, yang beraspek fisis dan psikis, dan

sebagai mahluk sosial, yang beraspek keluarga dan masyarakat. Citra wanita

dapat diuraikan menjadi dua bagian yaitu citra diri wanita dan citra sosial

wanita yang akan diambil dari pendapat Sugihastuti yang diuraikan sebagai

berikut.

a. Citra Diri Wanita

Citra diri wanita merupakan sosok individu yang mempunyai

pendirian dan pilihan sendiri. Wanita juga mempunyai kemampuan untuk

berkembang membangun dirinya. Berdasarkan pada pola pilihannya

sendiri, wanita bertanggung jawab atas potensi diri sendiri sebagai mahluk

individu (Sugihastuti, 2000: 113).

Pada dasarnya citra diri wanita terbangun atas citra fisis dan citra

psikis wanita. Dari aspek fisis, citra diri wanita itu khas dilihat melalui

pengalaman-pengalaman tertentu yang hanya dialaminya, yang tidak

dialami oleh pria, misalnya pengalaman sobeknya selaput dara, melahirkan

dan menyusui anaknya (Sugihastuti, 2000:112). Sugihastuti (2000: 94)

berpendapat bahwa citra fisis wanita antara lain diwujudkan ke dalam fisik

wanita dewasa. Aspek fisis wanita dewasa ini terkongkretkan dari ciri-ciri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

18

fisik wanita dewasa, misalnya saja pecahnya selaput dara, melahirkan dan

menyusui anak, serta kegiatan-kegiatan sehari-hari, antara lain kegiatan

domestik kerumahtanggaan.

Wanita sebagai mahluk individu, selain terbentuk oleh aspek fisis

juga terbentuk oleh aspek psikis. Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita

juga mahluk psikologis, mahluk yang berpikir, berperasaan, dan

beraspirasi (Sugihastuti, 2000: 95). Dalam aspek psikis, kejiwaan wanita

dewasa ditandai antara lain oleh sikap pertanggungjawaban atas nasib

sendiri, dan atas pembentukan sendiri (Kartono dalam Sugihastuti,

2000:100).

Aspek psikis wanita dapat tercitrakan dari gambaran pribadi.

Gambaran pribadi wanita dewasa itu secara karakteristik dan normatif

sudah terbentuk dan relatif stabil sifatnya (Kartono dalam Sugihastuti,

2000: 101). Dengan kestabilan ini dimungkinkan baginya untuk memilih

relasi sosial yang sifatnya juga stabil, misalnya perkawinan, pilihan sikap,

pilihan pekerjaan, dan sebagainya (Sugihastuti, 2000: 102). Wanita secara

psikis bersifat lebih praktis, lebih langsung, dan meminati segi-segi

kehidupan yang kongkret dan sifatnya segera. Citra psikis wanita tidak

saja langsung berkaitan dengan citra fisis, namun juga dengan caranya

berpakaian. Pakaian dapat mencitrakan kepribadian seseorang karena

pakaian memberi kepuasaan emosional (Sugihastuti, 2000: 109).

Sugihastuti (2000: 152) berpendapat bahwa dalam batas-batas

aspek fisis dan psikis bagaimanapun juga wanita adalah mahluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

19

psikologis, yang berpikir, berperasaan, dan beraspirasi. Aspek psikis

wanita tidak dapat dipisahkan dengan aspek fisisnya. Aspek fisis dan

aspek psikis inilah yang membentuk citra diri wanita sebagai mahluk

individu yang mempunyai konsep diri. Wanita mempunyai kesadaran

dalam dirinya sendiri, yang lain dengan pria. Kesadaran dan persepsi diri

terhadap karakteristik fisik dan psikis ini mempengaruhi penilaian dan

pengalaman hidupnya.

b. Citra Sosial Wanita

Pada dasarnya citra sosial wanita merupakan citra wanita yang erat

hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu

kelompok masyarakat, tempat wanita menjadi anggota dan berhasrat

mengadakan hubungan antarmanusia. Kelompok masyarakat itu adalah

kelompok keluarga dan kelompok masyarakat luas. Dalam aspek keluarga

misalnya, wanita berperan sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai anggota

keluarga, masing-masing peran mendatangkan konsekuensi sikap sosial,

yang satu dengan yang lainnya bergayutan (Sugihastuti, 2000: 143).

Citra sosial wanita juga merupakan masalah pengalaman diri,

seperti dicitrakan dalam diri wanita dan citra sosialnya. Pengalaman-

pengalaman inilah yang menentukan interaksi sosial wanita dalam

masyarakat, atas pengalaman diri itulah maka wanita bersikap, termasuk

ke dalam sikapnya terhadap laki-laki. Dalam hubungan orang-seorang

dengan laki-laki, wanita kadang-kadang merasa ada pertarungan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

20

diantaranya. Dalam posisi demikian, wanita ingin menyuarakan

pendapatnya, memanifestokan pendapatnya (Sugihastuti, 2000: 144).

Citra sosial wanita dapat diklarifikasikan ke dalam citra wanita

dalam keluarga dan citra wanita dalam masyarakat. Citra sosial wanita

dalam keluarga tercitrakan dari aspek fisis dan psikisnya, salah satu peran

yang menonjol daripadanya adalah peran wanita dalam keluarga

(Sugihastuti, 2000: 122). Citra wanita dalam aspek keluarga digambarkan

sebagai seorang istri, seorang ibu, dan anggota keluarga semuanya

memberikan suatu konsekuensi yang saling berhubungan. Sebagai istri

misalnya, wanita mencintai suaminya, sebagai ibu memberikan kasih

sayang kepada anak-anaknya, dan sebagai anggota keluarga menyayangi

seluruh anggota keluarga.

Manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupannya membutuhkan

manusia lain, sama halnya wanita juga membutuhkan hubungan sosial

dengan manusia lain. Sikap sosial adalah konsistensi individu dalam

memberikan respons terhadap objek-objek sosial, termasuk terhadap pria

sebagai pasangan jenis (Sugihastuti, 2000: 132). Banyak gagasan

tradisional dan stereotip tentang wanita dan peranan mereka dicitrakan

oleh data, martabat wanita dicitrakan rendah. Ada anggapan bahwa wanita

itu kurang memiliki kemampuan, bodoh, dan acuh tak acuh terhadap

lingkungan mereka (Sugihastuti, 2000: 133).

Stereotip-stereotip tradisional masih menandai citra sosial wanita

yang antara lain ditunjukkan oleh superioritas pria. Stereotip tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

21

antara lain mengatakan bahwa wanita sudah sewajarnya hidup terbatas

dalam lingkungan rumah tangga. Dalam citra masyarakat wanita melihat

dan merasakan bahwa ada superioritas pria, ada kekuasaan laki-laki atas

wanita. Dalam posisi demikian ini, wanita sadar atau tidak sadar menerima

dan menyetujuinya sebagai sesuatu yang semestinya terjadi (Sugihastuti,

2000: 135-136).

Citra wanita dalam sikap sosialnya terbentuk karena pengalaman

pribadi dan budaya. Wanita menolak terhadap stereotip-stereotip

tradisional yang menyudutkannya ketempat yang tidak bahagia.

Pengalaman pribadi wanita mempengaruhi penghayatannya dan

tanggapannya terhadap ransangan sosial, termasuk terhadap lawan

jenisnya. Tanggapan itu menjadi salah satu terbentuknya sikap wanita

dalam aspek sosial (Sugihastuti, 2000: 142).

4. Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu media yang baik dalam

menumbuhkan karakter siswa. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan

secara utuh apabila cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu

ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan

cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16).

Rahmanto (1988: 15) berpendapat apabila karya-karya sastra dianggap tidak

berguna, tidak bermanfaat lagi untuk menafsirkan dan memahami masalah-

masalah dunia nyata maka tentu saja pengajaran sastra tidak akan ada gunanya

lagi untuk diadakan. Namun, jika dapat ditunjukkan bahwa sastra itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

22

mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata, maka pengajaran

sastra harus kita pandang sebagai sesuatu yang penting yang patut menduduki

tempat yang selayaknya.

Dalam proses belajar mengajar, haruslah diperhatikan metode dan

strategi dalam memberikan materi. Hal itu akan berpengaruh terhadap

berhasilnya kegiatan belajar sehingga hasil ini harus benar-benar diperhatikan

oleh guru. Jabrohim (1994: 23) berpendapat bahwa dalam kaitannya dengan

pengajaran sastra, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar pengajaran itu

mencapai hasil yang sebesar-besarnya. Beberapa hal itu antara lain sudah

dikemukakan pada bagian terdahulu masalah bahan yaitu: (1) aspek

psikologis, (2) aspek lingkungan, (3) aspek taraf kemampuan, dan (4) aspek

bakat.

Jabrohim (1994: 52-53) berpendapat bahwa tujuan pengajaran sastra di

sekolah, secara umum adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya

apresiasi siswa. Dalam pengajaran sastra pemilihan dan penyajian bahan

pengajaran haruslah sesuai dengan kemampuan siswa pada tahapan tertentu.

Bahan dapat dibedakan ke dalam: bahan apresiasi sastra tidak langsung dan

apresiasi langsung. Pertama menyaran pada pengajaran teori dan sejarah yang

berfungsi untuk menunjang bahan, yang kedua secara langsung siswa

dihadapkan pada karya sastra. Jadi penekanan haruslah pada bahan apresiasi

langsung, bukan sebaliknya seperti yang terjadi di kebanyakan sekolah yang

lebih ditekankan pada pengajaran teori dan sejarah sastra (Jabrohim 1994: 53).

Hal ini juga haruslah diperhatikan sesuai dengan tingkatan kelas dan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

23

kesukaran, sehingga guru diharapkan lebih teliti dalam menentukan materi

sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi lingkungan didasarkan dengan

acuan kurikulum dan silabus yang telah ditentukan.

Rusyana (1982: 6-8) menyebutkan tujuan sastra adalah untuk beroleh

pengalaman dan pengetahuan tentang sastra. Tujuan memperoleh pengalaman

sastra dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) tujuan memperoleh

pengalaman dalam mengapresiasi sastra, dan (2) tujuan memperoleh

pengalaman dalam berekspresi sastra. Sedangkan tujuan memperoleh

pengetahuan tentang sastra, seperti sejarah sastra, teori sastra, dan kritik sastra.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, seorang pengajar haruslah dapat

memilih bahan ajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, karena hal ini akan

mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Dalam memberikan materi sastra,

Jabrohim menyebutkan bahwa guru sastra yang profesional paling tidak

memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) memahami benar hakikat sastra dan

tujuan pengajaran sastra, (2) memiliki minat yang besar terhadap sastra,

ditandai dengan : gemar membaca karya-karya sastra, gemar mengumpulkan

tulisan mengenai sastra, dan gemar mengikuti kegiatan sastra, (3) dapat

mengapresiasi sastra, dan (4) menguasai metode pengajaran sastra.

Rahmanto (1988: 27-33) memberikan tiga aspek penting yang tidak

boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra, yaitu:

pertama dari sudut bahasa, kedua dari segi kematang jiwa (psikologis), dan

ketiga dari sudut latar belakang kebudayaan para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

24

a. Bahasa

Aspek kebahasaan dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh

masalah-masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara

penulisan yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu

penulisan karya sastra itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau

pengarang. Oleh karena itu, agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil,

guru kiranya perlu mengembangkan ketrampilan (atau semacam bakat)

khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai

dengan tingkat penguasaan bahan siswanya.

Dalam praktek, ketepatan pemilihan bahan ini sering kurang

diperhatikan, dan dalam beberapa hal faktor-faktor kebahasaan memang

sulit dipisahkan dari faktor-faktor lain. Meski demikian, seorang guru

hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswa-siswanya

sehingga berdasarkan pemahaman itu guru dapat memilih materi yang

cocok untuk disajikan. Dalam usaha meneliti ketepatan teks yang terpilih,

guru hendaknya tidak hanya memperhitungkan kosa kata dan tata bahasa,

tetrapi perlu mempertimbangkan situasi dan pengertian isi wacana

termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping itu, perlu juga

diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar

kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat memahami kata-kata

kiasan yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

25

b. Psikologi

Perkembangan psikologis dari taraf anak menuju ke kedewasaan

ini melewati tahap-tahap tertentu yang cukup jelas untuk dipelajari. Dalam

memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologis

ini hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar

pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak

hal. Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya

terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama,

dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan masalah yang

dihadapi.

Berikut ini merupakan tingkatan perkembangan psikologis anak-

anak sekolah dasar dan menengah:

1) Tahap pengkayal (8 sampai 9 tahun)

Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata tetapi

masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.

2) Tahap romantik (10 sampai 12 tahun)

Tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke

realitas. Meski pandangannya tentang dunia ini masih sangat

sederhana, tapi pada tahap ini anak telah menyenangi ceritera-ceritera

kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan.

3) Tahap realistik (13 sampai 16 tahun)

Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas dari dunia

fantasi, dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

26

terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan

teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan

yang nyata.

4) Tahap generalisasi ( 16 tahun dan selanjutnya)

Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal

praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep

abstrak dengan menganalisis suatu fenomena. Dengan menganalisis

fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab

utama fenomena itu yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran

filasafati untuk menentukan keputusan-keputusan moral.

Pembelajar SMA termasuk kedalam tahap yang keempat, yaitu

tahap generalisasi. Pada masa ini anak-anak sudah mempunyai

kemampuan untuk menggeneralisasikan suatu masalah, menentukan sebab

pokok dari suatu masalah.

c. Latar Belakang Budaya

Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra

dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang

kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh

yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan

mereka atau dengan orang-orang di sekitar mereka. Dengan demikian,

secara umum, guru sastra hendaknya memilih bahan pengajarannya

dengan menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra yang latar

ceritanya dikenal oleh para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

27

5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pembelajaran sastra pada penelitian ini akan di wujudkan dalam

bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang relevan

dengan hasil analisis novel Keberangkatan dan akan didasarkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Relevan memiliki arti

hubungan atau kaitan (KBBI, 2005: 1190). KTSP merupakan kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan (Muhaimin, dkk, 2008: 2). Muslich (2007: 17) juga

mengungkapkan tentang KTSP, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan/sekolah.

Muslich (2007: 29- 32) mengungkapkan KTSP ada empat komponen

yang disusun oleh BSNP, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhal mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Stuktur dan Muatan KTSP

Struktur KTSP pada jenjang pendidikan menengah tertuang dalam Standar

Isi yang dikembangkan oleh kelompok mata pelajaran. Muatan KTSP

meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya

merupakan beban pelajaran bagi peserta didik pada satuan pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

28

c. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan

kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik, dan

masyarakat, dengan memerhatikan kalender pendidikan sebagaimana

tercantum dalam Standar Isi.

d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar

ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah guru bisa

mengembangkan RPP yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM) bagi siswanya.

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

(Muslich, 2007: 23). Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam

pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana

pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem

penilaian (Muslich, 2007: 24).

Muslich (2007: 28-30) menyebutkan bahwa terdapat tujuh langkah

teknis dalam pengembangan silabus, yaitu: (1) mengkaji standar kompetensi

dan kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi materi pokok, (3)

mengembangkan pengalaman belajar, (4) merumuskan indikator keberhasilan

belajar, (5) penentuan jenis penilaian, (6) menentukan alokasi waktu, dan (7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

29

menentukan sumber belajar. Selain langkah-langkah tersebut, Muslich (2007:

31-37) juga menyebutkan beberapa komponen-komponen silabus berdasarkan

langkah-langkah pengembangan silabus, yaitu: (1) komponen identifikasi, (2)

komponen standar kompetensi, (3) komponen kompetensi dasar, (4)

komponen materi pokok, (5) komponen pengalaman belajar, (6) komponen

indikator, (7) komponen jenis penilaian, (8) komponen alokasi waktu, (9)

komponen sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan

pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 45). RPP merupakan salah satu

pegangan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, agar

pembelajaran di kelas dapat terprogram seperti yang telah direncanakan dalam

RPP. Secara teknis, Muslich (2007: 53) menyebutkan bahwa rencana

pembelajaran minimal mencakup komponen berikut, (1) standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar, (2) tujuan

pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) pendekatan dan metode

pembelajaran, (5) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber

belajar, (7) evaluasi belajar.

Muslich (2007: 46) mengungkapkan langkah yang patut dilakukan

guru dalam menyusun RPP, yaitu:

a. Ambillah satu unit pembelajaran yang akan diterapkan dalam

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

30

b. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit

tersebut.

c. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

d. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator

tersebut.

e. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran

tersebut.

f. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

g. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan

tujuan pembelajaran.

h. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan

rumusan tujuan pembelajaran, yang bias dikelompokkan menjadi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

i. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua

jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari

satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada

satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran.

j. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran

secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.

k. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrument penilaian yang

digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel

Keberangkatan Karya Nh. Dini dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra

Di SMA ini merupakan penelitian kualitatif karena data yang diambil berupa

kata-kata dan bertujuan untuk mendeskripsikan citra wanita yang terdapat

pada novel tersebut. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2006: 6).

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hal ini dikarenakan

data penelitiannya berupa kata-kata, bukan angka, dan wujud penelitiannya

adalah menggunakan deskriptif yang menghasilkan data tertulis. Metode

deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada

saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya

(Nawawi, 2005: 73). Ratna (2004: 53) juga menyebutkan bahwa metode

deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta

kemudian disusul dengan analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

32

Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1)

berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu, (2) menguraikan satu

variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan (3)

variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment)

(Kountur, 2003: 105-106).

B. Data dan Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Keberangkatan karya

Nh. Dini, terbitan PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, tahun 1977, sedangkan

data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat dan paragraf dalam novel

tersebut yang menggambarkan citra wanita yang di fokuskan pada tokoh

utama yaitu tokoh Elisa.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan

menggunakan teknik simak dan catat. Peneliti menyimak atau membaca

secara keseluruhan isi novel yaitu novel Keberangkatan karya Nh. Dini.

Teknik catat yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mencatat satu persatu

kutipan yang menunjukkan gambaran tokoh utama, tokoh tambahan, dan

tentang citra wanita tokoh utama Elisa.

Berdasarkan kedua teknik tersebut, peneliti memperoleh dari sumber

tertulis. Sumber tertulis merupakan segala buku-buku kesusastraan yang

berkatian dengan teori tentang citra wanita khususnya pada novel

Keberangkatan karya Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

33

D. Teknik Analisis Data

Menurut Seiddel (dalam Moleong, 2006: 248) analisis data kualitatif

prosesnya berjalan sebagai berikut: (1) mencatat yang menghasilkan catatan

lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat

ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir,

dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan

menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan

umum.

Penelitian citra wanita yang objeknya merupakan novel

Keberangkatan karya Nh. Dini hanya akan mengacu pada citra wanita tokoh

utama yaitu Elisa. Djajanegara (2000: 30) berpendapat bahwa pengkritik

feminis mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan kelas

masyarakat yang tertindas. Sofia (2009: 21) mengungkapkan bahwa dalam

reading as a woman seorang penganalisis menghadapi suatu karya dengan

berpijak pada kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang berbeda yang

mempengaruhi dan banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan

kehidupan.

Berdasarkan teori di atas, setelah data diperoleh, peneliti akan

menganalisis data tersebut. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Menentukan novel yang dijadikan objek, yaitu novel Keberangkatan karya

Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

34

2. Melakukan studi pustaka dengan mencari dan mengumpulkan teori dari

berbagai sumber, seperti buku, majalah, dan internet yang berkaitan dan

relevan dengan penelitian ini.

3. Mengidentifikasi tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Keberangkatan

karya Nh. Dini.

4. Mendeskripsikan latar, tokoh, dan penokohan dalam novel Keberangkatan

karya Nh. Dini.

5. Mendeskripsikan citra wanita tokoh utama “Elisa” dalam novel

Keberangkatan karya Nh. Dini berdasarkan citra diri dan citra sosial.

6. Merelevansikan hasil analisis kedalam pembelajaran sastra di SMA.

7. Menarik kesimpulan.

8. Menyajikan dalam bentuk laporan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TOKOH, PENOKOHAN

DAN LATAR

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai data tokoh dan penokohan

Elisabet serta tokoh lain, kemudian latar dalam cerita novel Keberangkatan

karya Nh. Dini secara keseluruhan. Data yang dianalisis berupa kalimat dan

paragraf yang dikutip dari novel Keberangkatan yang menunjukkan tokoh

utama Elisa dan tokoh tambahan, penokohan tokoh utama Elisa dan tokoh

tambahan, serta latar cerita dalam novel tersebut. Pembahasan tentang citra

wanita tokoh utama Elisa akan dibahas pada bab V.

B. Analisis Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah rekaan individu yang mengalami peristiwa atau berlakuan

dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990: 79), kemudian

penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaan cerita tokoh

(Sudjiman, 1992: 23).Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan analisis

tokoh dan penokohan dalam novel Keberangkatan yaitu Elisa, Ibu Elisa, Ayah

Elisa, Kakak Elisa, Silvi, Teo, Lansih, Wati, Anna, Sukoharjito, Rudi,

Kumayas, Rama Beick, Talib, Tuan Sayekti, Gail.

1. Analisis Tokoh

a. Tokoh Elisa

Elisa merupakan wanita keturunan Indo. Hal ini ditunjukkan

pengarang dalam kalimat berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

36

(1) Aku satu-satunya anak Indo di asrama. Sebutan itu

kudengar membuntuti keterangan yang diucapkan

teman sepondokan kepada pengunjungnya (hlm. 39).

(2) “Ah, kau jangan khawatir. Gadis Indo banyak yang

menyukai,” kata Lansih lagi. “Apalagi kau banyak

pilihan.” (hlm. 49).

(3) Bukankah gadis Indo terkenal bebas? Lebih berani

dari wanita Indonesia asli? Aku tidak akan

mendapatkan kesukaran mendekati lelaki pegawai

seperusahaan, baik di kantor kemayoran maupun

anggota awak yang berkedudukan dengan jaminan

ekonomi yang sesuai dengan hasratku (hlm. 163).

Elisa juga merupakan seorang pramugari. Hal tersebut

dibuktikan dalam kutipan berikut ini.

(4) Seharian tidak berhentinya aku hilir mudik melayani

penumpang. Kakiku pegal gemetar. Lebih-lebih hari

itu aku terbang dengan rekan yang kurang cocok.

Dengan pesawat yang sama, jika tidak penuh, biasa

dilayani seorang pramugari (hlm. 25).

(5) Sejak perusahaan tempatku bekerja ditinggalkan

pegawai-pegawai bangsa Belanda, perkampungan

Rajawali menjadi kosong. Seperti kata Lansih,

rumah-rumah itu diutamakan bagi keluarga-keluarga

dan penerbang-penerbang bersama petugas udara

lain yang berkedudukan penting. Seorang pramugari

bukan apa-apa dibandingkan dengan mereka. Tetapi

dengan penuh kepercayaan, aku turut mendaptarkan

nama guna mendapat perumahan yang layak dan

lebih longgar (hlm. 41).

(6) “Anda juga ingin terbang dengan rombongan

Presiden?” “Tentu saja ingin. Saya kira semua

pramugari ingin mendekati orang-orang penting dari

pemerintahan atau dari dunia pertunjukan. Lebih-

lebih Presiden!” (hlm. 62-63).

Elisa senang berdansa. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan

berikut.

(7) “Saya dengar, anda senang berdansa,” suatu ketika

Sukoharjito berkata kepadaku. (hlm. 53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

37

(8) Anna dan aku berdansa. Kami menghargai segala

gerak berirama, begitu pula musiknya (hlm. 50).

(9) Kami berdansa. Untuk pertama kalinya sejak aku

bisa mengikuti irama musik dengan gerak-gerak

tertentu itu, aku merasa canggung berada dalam

pelukan seorang lelaki (hlm. 63).

Elisa seorang yang berbadan langsing. Hal itu dapat dilihat

dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.

(10) “Seandainya kau kurus atau berbadan langsing

seperti Elsye, tentu saja semuanya pantas.’ (hlm.

15).

Berdasarkan kutipan tentang tokoh Elisa diatas dapat

dirangkum bahwa Elisa merupakan wanita Indo yaitu keturunan

Indonesia Belanda yang senang berdansa.Ia bekerja sebagai seorang

pramugari yang berbadan langsing.

b. Tokoh Ibu Elisa

Ibu Elisa adalah seorang Ibu yang manis mukanya dan amat

menarik badannya semasa muda. Hal ini ditunjukkan pada kutipan

berikut ini.

(11) Tetapi kata orang, semasa mudanya, Ibu menjadi

intaian kebanyakan laki-laki. Selain mukanya yang

manis, badannya amat menarik.

c. Tokoh Ayah Elisa

Ayah Elisa merupakan Ayah Tiri, ia adalah Paman Elisa.Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut.

(12) “Jadi ayah bukan ayah kita, bukan ayahku,”

selaku, lebih kutujukan kepada diri sendiri dari pada

kepada kakakku. “Yang mana? Yang ke negeri

belanda? Bukan. Itu Paman kita, hanya namanya

sama, Frissart.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

38

d. Tokoh Kakak Elisa

Kakak Elisa adalah kakak perempuan Elisa. Ia merupakan

seorang Ibu rumah tangga dan mempunyai lima anak. Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(13) “Sebenarnya ada, kakak perempuan. Tetapi

sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu. Dia

bercekcok dengan Ibu, lalu tidak pernah

mengunjungi kami lagi.” (hlm. 60).

(14) “Aku tidak menanyakannya. Tapi kata Rudi,

anak kakakmu lima sekarang.” (hlm. 87).

(15) Kesibukan yang tidak begitu nampak dari luar

itu seringkali menyergap kami, ibu-ibu rumah

tangga (91).

e. Tokoh Silvi

Silvi adalah adik Elisa. Hal itu ditunjukkan pada kutipan

berikut.

(16) Aku merangkulkan lengan pada leher adikku.

Tanpa berkata-kata lagi, kami berpelukan. Lalu Silvi

memegang tanganku dan tidak dilepaskannya (hlm.

10).

f. Tokoh Teo

Teo adalah adik Elisa. Hal itu ditunjukkan pada kutipan

berikut.

(17) “Baik-baik dengan Silvi, Teo!” “Tentu saja,”

jawab adikku (hlm. 11).

g. Tokoh Lansih

Lansih adalah kawan Elisa, dia juga merupakan seorang

pramugari yang bekerja satu perusahaan dengan Elisa. Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

39

(18) Keluar dari lingkungan kerja, dia menjadi

manusia biasa yang sipat-sipatnya dapat sesuai

dengan pokok-pokok pendirian yang kuanut. Kami

menjadi kawan baik (hlm. 23).

(19) Kutarik Silvi mendekati pintu. Salah seorang

pramugari yang kukenal dengan baik. “Kutunggu

kau di bagian Pasasi tadi,” kata Lansih ketika

melihatku mendekati (hlm. 16).

h. Tokoh Wati

Wati merupakan anak buah Lansih. Wati dapat mengatur

urusan rumah tangga dengan baik.Hal itu ditunjukkan pada kutipan

berikut ini.

(20) Selama dua bulan kami berhemat sejauh

mungkin. Lalu dengan tidak disangka-sangka,

seorang anak buah Lansih bertanya apakah dapat

tinggal bersama kami (hlm. 47).

(21) Selanjutnya dia mengganti Lansih dalam urusan

rumah tangga. Meskipun umurnya lebih muda dari

Lansih, kecekatannya mengatur segala yang

bersangkutan dengan urusan rumah melebihi kami

bertiga (hlm. 47-48).

i. Tokoh Anna

Anna adalah teman satu rumah Elisa. Hal itu dapat ditunjukkan

pada kutipan berikut.

(22) “Ya, itu tidak mengapa. Soalnya, serumah

dengan siapa.” “Siapa nama-nama temanmu yang

mandaftarkan?” Kuberikan nama-nama Lansih,

Anna, dan seorang pramugari darat lagi, teman

Lansih, Kumayas mencatatnya pada sehelai kertas di

atas meja (hlm. 42).

Anna juga merupakan seorang pramugari, ia juga bersekolah

pharmasi. Hal itu dapat ditunjukkan pada kutipan berikut.

(23) Bekerja sebagai pramugari udara tampak megah

dan beruang (hlm. 46).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

40

(24) Dia mengikuti sekolah pharmasi pada sore hari

(hlm. 46).

j. Tokoh Sukoharjito

Sukoharjito adalah kekasih Elisa, bekerja pada bagian protokol

di istana, ia juga merupakan saudara Lansih. Hal itu ditunjukkan pada

kutipan berikut.

(25) “Jangan lupa cutinya!” kata kekasihku sebelum

aku masuk ke dalam rumah (hlm. 77).

(26) “Mas Jito bekerja pada bagian protokol di

istana,” sela Lansih menerangkan kepadaku (hlm.

36).

(27) “Ini Sukoharjito, masih saudaraku sendiri.” Lalu

berganti memperkenalkanku kepada laki-laki yang

sejak tadi kulihat hilir mudik di sana (hlm. 35).

k. Tokoh Rudi

Rudi adalah teman sewaktu kecil Elisa dan merupakan teman

yang setia. Hal itu dapat ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(28) “Mas, ini temanku sejak kecil – Rudi.” (hlm.

59).

(29) Hingga waktu itu Rudi adalah teman setia.

Tetapi aku memerlukan lebih dari seorang kawan

biasa (hlm. 59).

l. Kumayas

Kumayas merupakan kawan Elisa yang bekerja dalam satu

perusahaan penerbangan. Hal itu dapat ditunjukkan dalam kutipan

berikut.

(30) Pada kesempatan liburku berikutnya, kuselakan

waktu buat menemui Kumayas. Dapat dikatakan

kawanku itulah yang menjadi sebab aku masuk

bekerja pada perusahaan penerbangan itu (hlm. 41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

41

(31) Kami masuk bekerja hampir bersamaan

waktunya, ketika perusaan Belanda berpindah tangan

menjadi GIA (hlm. 41).

m. Rama Beick

Rama Beick adalah seorang pastor yang berasal dari Belanda

yang kemudian menjadi warga negara Indonesia dan pernah dipenjara.

Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(32) Kuanggap dia seorang pastor, tetapi juga kawan

Ayah yang memberiku nama (hlm. 96).

(33) “Saya sudah betul-betul orang Indonesia,”

katanya kemudian. “Saya mengetahui bahasa-bahasa

daerah melebihi orang-orang Indonesia asli. Oleh

karena itu buat apa pergi ke negeri Belanda (hlm.

83-84).

(34) Sudah berpuluh tahun di Indonesia. Pernah

dipenjara dan kerja paksa pada jaman pendudukan

jepang, dibawa ke Pilipina (hlm. 83).

n. Tokoh Talib

Talib adalah Ayah kandung Elisa, ia merupakan seorang

pelukis dan yang mengasuh Elisa sewaktu kecil. Hal itu dapat

ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(35) “Kau. Tentu saja senang bertemu kembali

dengan aku, karena kau anakku!” Untuk kesekian

kalinya leherku tercekik oleh kepadatan perasaan

ketika mendengarnya memanggilku anaknya.

(36) “Jadi ada kemungkinan aku anak Talib, pelukis

itu?” (hlm. 94).

(37) Dan Talib, sejak kau lahir, hampir selalu dialah

yang menjadi pengasuhmu (hlm. 93).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

42

o. Tokoh Tuan Sayekti

Tuan sayekti merupakan kawan akrab yang kenal beberapa

tahun dengan Talib. Hal itu dapat ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(38) Saya sudah lama sekali kenal dengan Talib.

Selama beberapa tahun di Bandung, dia tinggal di

rumah kami (hlm. 107).

(39) Dulu dia mengerti, mau menerima tanda

kekawanan akrab dari saya. Tetapi sekarang,

entahlah. Dia sudah lain sekali (hlm. 109).

p. Tokoh Gail

Gail merupakan seorang wartawan dari Amerika. Hal itu dapat

ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(40) Pada suatu kesempatan dinas terbang, aku

bertemu dengan Berny. Itu bukan yang pertama

kalinya. Tetapi kali itu dia disertai seorang wartawan

lain, lebih muda dari padanya. Diperkenalkannya

kepadaku dengan panggilan Gail. Dia di Jakarta

bekerja sebagai wartawan C.B.S., sebuah pusat

siaran radio dan televisi Amerika (hlm. 131).

2. Analisis Penokohan

a. Penokohan Elisa

Elisa merupakan seorang pramugari keturunan Indo yang

merupakan sebutan untuk keturunan Belanda. Meskipun Elisa

merupakan keturunan Indo, ia lebih merasa bahwa iamerupakan warga

negara Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan metode analitik berikut

ini.

(41) Tidak sekali pun pikiran itu melintas dalam

kepalaku. Sejak tinggal di luar lingkungan keluarga,

aku lebih merasa seorang Indonesia tulen, orang

Jakarta. Suasana dan pergaulan di pemondokan

memberi udara keindonesiaan yang asli (hlm. 31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

43

Elisa merupakan seorang wanita yang mandiri. Hal itu

ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(42) Waktu itu aku sudah bekerja. Sudah dapat hidup

sendiri, tanpa bantuan siapapun. Dengan umur

semuda itu aku berani menantang apa yang bakal

terjadi. Rumah orang tua bagiku hanya sebuah

kongkongan (hlm. 22).

(43) Umurku sudah dewasa. Aku memiliki hak

menentukan nasib kehidupanku. Apalagi sejak

meninggalkan rumah orang tua, tak sesen pun aku

pernah meminta bantuan kepada mereka (hlm. 31).

Selain Elisa merupakan wanita yang mandiri, ia juga

merupakan wanita yang mempunyai angan-angan untuk kawin dengan

pemuda yang cakap. Hal itu ditunjukkan dengan metode analitik

berikut ini.

(44) Seperti gadis-gadis lain, kepalaku penuh dengan

angan-angan perkawinan. Kalau bisa, dengan

pemuda cakap dan punya kedudukan sosial yang

dapat dipertanggungjawabkan, menjamin kehidupan

yang lebih enak (hlm. 33).

Elisa tidak suka dengan Ibunya, Ia tidak sampai membenci

Ibunya, mempunyai sifat yang murah hati. Hal itu ditunjukan dengan

menggunakan metode analitik berikut ini.

(45) Aku bahkan percaya, ibuku sendiri tidak

menyadari mengapa aku tidak menyukainya. Aku

tidak sampai membencinya. Pikiran dewasaku

mengerti bahwa orang tua merupakan pokok

kelahiran, tiang kokoh suatu asal usul (hlm. 21).

Walaupun asal-usul Elisa tidak jelas, ia selalu ingin

mengetahui bagaimana masa kecilnya. Hal ini ditunjukkan dengan

metode dramatis berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

44

(46) “Bagaimana rumah itu, Rama? Saya ingat-ingat,

barangkali saya pernah kesana.” (hlm. 85).

(47) “Semua orang mempunyai latar belakang,

mempunyai asal-usul. Dulu aku tidak

memperhatikan hal itu karena hidup dalam

lingkungan yang memasabodohkan masa lalu. Tetapi

lingkunganku yang sekarang berbeda. Aku ingin

mengetahui siapakah Fred, apakah benar-benar

rumah itu rumah kita, tempat kelahiranku?” (hlm.

89).

Elisa adalah seorang wanita yang mudah sedih dan putus asa

jika telah disakiti oleh laki-laki. Hal itu ditunjukkan dengan metode

analitik berikut ini.

(48) Keesokan harinya, aku tidak dapat menguasai

diri untuk menghentikan tangis yang meratapi

nasibku. Aku tidak sanggup terbang dalam keadaan

seperti itu (hlm. 138).

(49) Di dalam opelet waktu aku pulang, aku hampir

tidak dapat menahan air mata yang mendesak-desak

hendak keluar dari pelupuk (hlm. 139).

(50) Semuanya Nampak tidak berguna lagi bagiku

karena masa depanku telah hancur (hlm. 140).

Keputus-asaan Elisa juga ditunjukkan dengan metode

dramatik berikut ini.

(51) “Benar! Kadang-kadang aku merasa tidak

berotak waras lagi. Ingin tiba-tiba membuka pesawat

yang sedang terbang, lalu menjatuhkan diri ke bumi.

Kalau melihat pisau atau barang tajam lain, ingin

mengambilnya lalu menancapkan ke dalam perutku.”

(hlm. 155).

(52) “Aku tidak mengira kau selemah itu. Begitu

cepat berputus asa.” “Barangkali kau benar,”

jawabku (hlm. 177).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

45

Walaupun Elisa mudah sedih, namun dia merasa cepat senang

apabila ada orang lain mencoba menghiburnya. Hal itu ditunjukkan

dengan metode dramatik berikut ini.

(53) Tiba-tiba aku merasa senang dia datang hari itu.

Langsung kuajak ke ruang makan. Kembang ku

taruh dalam jambangan (hlm. 157).

(54) “Sekali-sekali harus berbicara. Jadi aku tahu kau

masih ada dibelakangku. Jangan-jangan ketinggalan

terjatuh di jalanan.” Aku tertawa kegelian. Segera

kusadari bahwa itu adalah pertama kalinya aku

ketawa sejak beberapa bulan (hlm. 157).

Pada akhirnya Elisa memang sudah tidak kuasa dan putus asa,

memilih untuk meninggalkan Indonesia agar terlepas dari rasa sakit

hati akan cintanya pada Sukoharjito. Hal itu ditunjukkan dengan

menggunakan metode dramatik berikut ini.

(55) “Jangan mencoba mempengaruhiku, Lansih.

Sudah cukup berat bagiku untuk mengambil

keputusan ini, tidak perlu sekarang kau menghambat

kehendakku pada saat semuanya telah beres. Apakah

kau mengira aku bersenang hati meninggalkan tanah

air ini?”. (hlm. 178).

Hal itu juga ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik

berikut ini.

(56) Dengan hati rawan tetapi terang, tanah dan

kotaku kutinggalkan (hlm. 183).

Berdasarkan kutipan (41) sampai (56) dapat dirangkum bahwa

pengarang menggunakan metode analitik dan dramatik dalam

menggambarkan tokoh Elisa. Dapat dirangkum bahwa Elisa

merupakan seorang keturunan Indo yang merasa bahwa ia adalah

warga negara Indonesia, seorang wanita yang hidup mandiri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

46

gemar berdansa. Tidak suka dengan Ibunya dan asal-usulnya tidak

jelas. Selain itu, Elisa juga mudah berputus asa, walaupun mudah

berputus asa namun dia merasa senang jika ada orang yang

menghiburnya hingga pada akhirnya memilih untuk meninggalkan

Indonesia.

b. Penokohan Ibu Elisa

Ibu Elisa adalah seorang yang bersifat kasar terhadap anak-

anaknya. Hal itu ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(57) Sikapku terhadap Ibuku disebabkan karena

perlakuannya yang keras dan kuanggap keterlaluan.

Tangannya ringan, sering jatuh menampar muka

atau kepala anak-anaknya (hlm. 21).

(58) Dan lebih-lebih lagi malam itu, malam terakhir

aku menerima pukulan Ibuku karena pergi bersama

kawan yang tidak disukainya (hlm. 22).

Selain itu, ia seorang yang selalu ingin memiliki barang

kepunyaan Elisa. Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik

berikut ini.

(59) “Mahal ini, Elsye?” “Bagiku, ya.” “Ini buat aku

saja. Kau beli lagi!” Itulah! Kalimat yang kubenci

keluar dari mulutnya (hlm. 15)

Hal itu juga ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(60) Kadang-kadang aku menerkanya sebagai

ungkapan rasa iri hati terhadapku. Dia menghendaki

semua yang kupunyai, semua yang yang dapat

kubeli setelah aku menerima gaji sendiri (hlm. 22).

Ibu Elisa mempunyai banyak sifat buruk. Sewaktu masih

muda, ia sering sekali berganti pasangan. Hal itu ditunjukkan dengan

metode dramatik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

47

(61) Baru setelah besar, ingat kepada malam-malam

di mana dia sering bepergian dengan tamu-tamu,

atau tamu yang datang dan keluar masuk kamar

dengan leluasa, aku mengerti apa maksud kata asing

itu (hlm. 92).

Berdasarkan kutipan (57) sampai (61), dapat dirangkum bahwa

pengarang menggunakan metode dramatik dan analitik untuk

menggambarkan penokohan Ibu Elisa.Ia digambarkan oleh pengarang

sebagai seorang Ibu yang kasar dan juga selalu mengingikan barang

milik Elisa. Selain itu, ia mempunyai kebiasaan buruk sewaktu muda

yaitu sering berganti pasangan.

c. Penokohan Ayah Elisa

Ayah Elisa seorang yang tenang saat bicara. Hal itu

ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(62) Ayahku berbicara dengan tenang. Suaranya

barangkali hanya terdengar oleh kami yang

mengenal betul akan nada dan tekanannya (hlm. 15).

Ayah Elisa juga mengingikan Elisa ikut terbang ke Belanda

bersama keluarganya dengan memberikan nasihat agar Elisa mau

menyusul.Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(63) Sebentar aku berbicara dengan Ayahku

mengenai hal-hal penting. Diulanginya nasihat-

nasihat serta petunjuk caranya memperoleh surat-

surat. Di perwakilan, langsung minta ketemu dengan

Tuan Tinbergen. Dia yang mengurus pengungsian.”

(hlm. 11).

(64) Dengan terharu kudengar lagi Ayah mengulangi

sesuatu yang harus kukerjakan di Perwakilan.

Kesekian kalinya pula dia mengharapkan agar aku

benar-benar menyusul ke luar negeri (hlm. 17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

48

Ayah Elisa selalu mengalah dengan sikap Ibu Elisa.Hal itu

ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(65) Kadang-kadang aku tidak dapat menahan diri

buat menyesali Ayahku. Dia kelihatan selalu

mengalah, terlalu pengecut di hadapan isterinya

(hlm. 22).

Selain selalu mengalah, kadang Ayah Elisa mampu bersikap

tegas terhadap sikap isterinya. Hal itu ditunjukkan dengan metode

dramatik berikut ini.

(66) “Tidak pantas buat kamu!” Tiba-tiba Ayahku

menegur Ibuku. Katanya lagi:”Terlalu kecil.”

Berdasarkan kutipan (62) sampai (66) dapat dirangkum bahwa

pengarang menggunakan metode dramatik dan analitik untuk

menggambarkan penokohan Ayah Elisa. Ia digambarkan oleh

pengarang sebagai tokoh yang tenang dan seorang Ayah yang baik

untuk Elisa dengan memberikan nasihat-nasihat. Akan tetapi,

terkadang Ayah Elisa terlalu mengalah dengan sikap Ibu Elisa, namun

ia juga mempunyai sosok seorang yang bersifat tegas.

d. Penokohan Kakak Elisa

Kakak Elisa merupakan seorang Ibu rumah tangga. Ia

mempunyai sifat yang hemat. Hal itu ditunjukkan dengan metode

analitik berikut ini.

(67) Kakakku menerima uang belanja setiap pagi,

berusaha menghemat agar bisa membeli barang yang

diingininya (hlm. 89).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

49

Selain itu, kakak Elisa mempunyai kegemaran menjahit untuk

mempunyai uang saku sendiri. Hal itu ditunjukkan dengan metode

analitik berikut.

(68) Dia mengerjakan jahitan guna memiliki uang

saku sendiri (hlm. 89).

(69) Tangannya sibuk melipat kain jahitan, kemudian

ditusuknya dengan jarum-jarum pentul (hlm. 90).

Kakak Elisa tidak terlalu suka mengingat kehidupan masa

lalu.Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(70) “Els,”kemudian kata kakakku, “kadang-kadang

lebih baik kita hidup tanpa mengetahui asal-usul

kita. Orang tua tidak mengindahkan kita sejak kecil

mula. Itu sudah lalu. Sekarang kita bertemu lagi,

kakak beradik. Aku telah berkeluarga, anggaplah

pula itu sebagai keluargamu. Datanglah sesuka

hatimu, pagi, siang, malam. Jangan memikirkan

waktu-waktu yang lalu. Tidak ada gunanya.” (hlm.

90)

(71) “Ah,jangan bertanya kau anak siapa! Tadi kau

sudah berjanji untuk tidak terlalu memikirkan soal

itu.” (hlm. 93).

Berdasarkan kutipan (67) sampai (71) dapat dirangkum bahwa

pengarang menggunakan metode analitik dan dramatik untuk

menggambarkan penokohan kakak Elisa.Ia adalah seorang Ibu rumah

tangga yang bersifat hemat. Ia juga mempunyai kegemaran mejahit,

tetapi ia tidak suka mengingat-ingat tentang kehidupan masa lalunya.

e. Penokohan Silvi

Silvi adalah seorang adik yang sayang pada Elisa.Hal itu

ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

50

(72) Diam adalah sikap yang paling tepat. Tangan

adikku di dalam gengaman terasa hangat, penuh

kesayangan (hlm. 10).

Silvi mempunyai kebiasaan memanggil Elisa dari pada Elyse

seperti anggota keluarga yang lain, karena ia mengetahui bahwa Elisa

lebih suka di panggil seperti itu. Hal itu ditunjukkan dengan metode

analitik berikut ini.

(73) Silvi adalah satu-satunya anggota keluarga dan

kerabat yang memanggilku tanpa akhiran ye di

belakanga namaku. Dia mengetahui bahwa aku lebih

suka kepada panggilan nama biasa, seperti orang-

orang Indonesia tulen (hlm. 10).

Hal itu juga ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(74) “Kau datang ke negeri Belanda juga, ya Elisa!”

(hlm. 18)

Selain itu, Silvi ingin sekali Elisa ikut pergi ke Belanda

bersama keluarga. Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik

berikut ini.

(75) “Aku ingin Elisa pergi dengan kita,” kata Silvi

tertahan-tahan (hlm. 11).

(76) “Ya, Elisa, kau akan menyusul? Katakan kau

akan menyusul! Mengapa kau tidak pernah

mengatakannya?” (hlm. 11).

Berdasarkan kutipan (72) sampai (76) pengarang

menggambarkan penokohan Silvi dengan metode analitik dan

dramatik. Penokohan Silvi dapat dirangkum seorang adik yang sayang

pada Elisa dan satu-satunya anggota keluarga yang mau mengganggil

kakaknya dengan nama Elisa. Selain itu, Silvi juga ingin agar Elisa

menyusul keluarga ke Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

51

f. Penokohan Teo

Teo merupakan adik Elisa, ia merasa sedih ketika akan pergi ke

Belanda berpisah dengan Elisa. Hal itu ditunjukkan dengan

menggunakan metode dramatik berikut ini.

(77) “Kami sedih karena kau tidak ikut sekalian,

Elyse,” kata Teo. Dan aku tahu bahwa adikku

berkata yang sebenarnya (hlm. 10).

Tidak seperti Silvi, Teo selalu memanggil nama Elisa dengan

akhiran ye menjadi Elsye. Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik

berikut ini.

(78) “Elsye akan menyusul kelak,” sahut Teo (hlm.

11).

Selain itu, Teo menuruti nasihat Elisa saat akan pergi ke

Belanda. Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(79) “Baik-baik dengan Silvi, Teo!” “Tentu

saja,”jawab adikku. “Jangan kau biarkan Mami

memukulinya.” “Oh tidak. Aku sudah besar

sekarang, bisa membalas memukul dia” “Itu juga

tidak baik. Kalau Mami marah, bawalah Silvi

menjauh.” (hlm, 11).

Teo juga merupakan seorang kakak yang baik bagi Silvi. Hal

itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(80) “Jangan menangis, sayang,” kata Teo, tetapi

suaranya pun mengambang tak bernada. “Aku ingin

Elisa pergi dengan kita,” kata Silvi tertahan-tahan.

“Elsye akan menyusul kelak,” sahut Teo (hlm. 11).

Berdasarkan kutipan (77) sampai (80) pengarang

menggunakan metode dramatik untuk menggambarkan penokohan

Teo. Dapat dirangkum bahwa Teo merupakan seorang adik yang

mudah bersedih ketika berpisah dengan Elisa. Ia juga mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

52

kebiasaan memanggil Elsye pada kakaknya, akan tetapi ia selalu

menuruti nasehat kakaknya dan mau menjadi kakak yang baik bagi

Silvi.

g. Penokohan Lansih

Lansih merupakan seorang wanita yang pintar mengurusi hal

tentang rumah tangga. Hal itu ditunjukkan menggunakan metode

analitik berikut ini.

(81) Lansih memegang uang belanja. Dia

bertanggungjawab akan selalu adanya bahan

makanan di rumah (hlm. 45).

(82) Tetapi Lansih dan Wati mengatur rumah

Kumayas dengan sepatutnya. Ditaruhlah kain meja,

kembang, dan sekeranjang buah, semuanya hadiah

dari kami.

Selain itu, Lansih seorang teman yang mau memberi nasihat

kepada temannya. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode

analitik berikut ini.

(83) Berkali-kali kudengar Lansih mengingatkannya

agar mengatur isi lemari, agar meluangkan sampiran

pakaian yang ada di kamar (hlm. 47).

Hal itu juga ditunjukkan dengan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

(84) “Lagi pula telah lama kau mengurung diri. Tidak

baik begitu. Kalau Mas Jito tidak mengajak kau

keluar, aku sekarang yang membawamu (hlm. 133).

(85) “Kalau kau ke sana besok pagi, jangan kau

tunjukkan kesedihanmu,” kata Lansih. “Tunjukkan

bahwa kau kuat, bahwa kau bukan sembarang

perempuan.” (hlm. 141).

(86) Lansih seperti menghindarkan pandanganku. Ia

melihat ke arah Anna dan Wati sambil meneruskan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

53

“Kau merasa terpukul karena seorang pemuda

meninggalkanmu? Mas Jito bukan satu-satunya

pemuda di dunia (hlm. 142).

Berdasarkan kutipan (81) sampai (86) pengarang

menggambarkan penokohan Lansih menggunakan metode analitik dan

dramatik. Penokohan Lansih dapat dirangkum sebagai wanita yang

pintar mengurusi rumah tangga dan mau memberi nasihat.

h. Penokohan Wati

Wati digambarkan sebagai seorang wanita yang baik. Hal itu

ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik berikut ini.

(87) Namanya Wati, sipatnya lemah lembut, keibuan

(hlm. 47).

(88) Wati tidak mempunyai persoalan. Oleh

pekertinya yang pendiam, dia tidak banyak

menerima kunjungan (hlm. 50).

Ia juga pintar mengatur kepentingan rumah tangga, oleh sebab

itu ia menggantikan tugas Lansih. Hal itu ditunjukkan dengan

menggunakan metode analitik berikut ini.

(89) Meskipun umurnya lebih muda dari Lansih,

kecekatannya mengatur segala yang bersangkutan

dengan urusan rumah tangga melebihi kami bertiga

(hlm. 47).

(90) Aku menjadi terpengaruh oleh Lansih, lebih

sering di rumah kami yang semakin cantik diatur

oleh Wati (hlm. 50).

Wati juga merupakan seorang yang mau memberikan nasihat

kepada temannya. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

54

(91) “Dipandang dari satu sudut, ada baiknya kau

tidak jadi kawin dengan Sukoharjito,” kata Wati

(hlm. 144).

Berdasarkan kutipan (87) sampai (91) pengarang

menggambarkan penokohan Wati menggunakan metode analitik dan

dramatik. Dapat dirangkum bahwa Wati merupakan seorang wanita

yang baik dan pintar mengatur kepentingan rumah. Selain itu, ia juga

mau memberi nasihat kepada teman.

i. Penokohan Anna

Anna merupakan teman satu rumah Elisa.Ia bersifat tidak

bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan untukknya. Hal itu

ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(92) Kuakui Anna juga sembrono menerima

tanggung jawab yang kami serahkan kepadanya

(hlm. 46).

Anna senang berdansa. Hal itu ditunjukkan dengan

menggunakan metode analitik berikut ini.

(93) Anna dan aku berdansa. Kami menghargai

segala gerak berirama, begitu pula musiknya (hlm.

50).

Anna juga merupakan seorang pandai membujuk ketika Elisa

sedang ada masalah. Hal itu ditunjukkan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

(94) Anna menyambung: “Kita serumah, Elisa. Lebih

baik jika kita berusaha memecahkan persoalan

bersama-sama. Kalau tidak, kita seperti hidup

sendiri-sendiri (hlm. 141).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

55

Berdasarkan kutipan (92) sampai (94) bahwa pengarang

menggunakan metode analitik dan dramatik untuk menggambarkan

penokohan Anna. Dapat dirangkum bahwa Anna seorang yang senang

berdansa. Ia tidak bertanggung jawab akan tugasnya, tetapi Anna

merupakan seorang teman yang baik yang mau membujuk teman

untuk berbagi permasalah.

j. Penokohan Sukoharjito

Sukoharjito adalah kekasih Elisa, ia digambarkan sebagai

pemuda yang senang membelikan makanan. Hal itu ditunjukkan

dengan menggunakan metode analitik berikut ini.

(95) Kami ditahan agar makan oleh bibinya., tetapi

Sukoharjito berkata bahwa dia masih ada hutang

janji membawa kami ke warung bakmi (hlm. 51).

(96) Dengan akalnya yang lemah lembut dan manja,

Lansih berhasil menarik uang lagi dari saku

saudaranya agar membayar buah-buahan yang

dibelinya (hlm. 54).

Sukoharjito juga sangat perhatian kepada Elisa, terlebih-lebih

saat Elisa menceritakan tentang masa lalunya. Hal itu ditunjukkan

dengan menggunakan metode dramatik berikut ini.

(97) “Ya, saya dengar dari Lansih, orang tua anda

sudah berangkat ke negeri Belanda.” (hlm. 60).

(98) “Jadi anda sebatang kara,” suaranya

membangkitkan aku dari renungan (hlm. 60).

Hal itu juga ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

56

(99) Tiba-tiba kudapati mukanya dekat sekali dengan

mukaku. Tangan kirinya mengelus rambut dan

pipiku perlahan (hlm. 66).

Selain itu, Sukoharjito mempunyai sifat buruk saat berciuman.

Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik berikut ini.

(100) Dan sekali lagi dia menciumku, lama. Aku

memejamkan mata. Terbang hingga ke lapisan langit

keberapa yang tak kuketahui. Lalu kurasa

tanggannya meraba leher, turun ke dadaku (hlm. 66).

(101) Itu adalah pertama kalinya seorang laki-laki

mencium bibir dan menyentuh bagian kewanitaanku

(hlm.69).

(102) Pada waktu bercumbu, kubiarkan dia lebih bebas

menyentuhku (hlm. 87).

Sukoharjito membuat Elisa menjadi patah hati karena ia

meninggalkan Elisa secara tiba-tiba untuk kawin dengan wanita lain.

Hal itu ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(103) Dan aku mendengarkan cerita itu. Seperti di

olok-olok tanggal satu april, tetapi diucapkan dengan

kesungguhan muka yang tidak dapat disangkal:

Sukoharjito akan segera kawin dengan kemenakan

ajudan Presiden (hlm. 137).

(104) Seketika itu juga aku belum menyadari apa arti

kabar tersebut bagiku. Baru setelah saat-saat

berangsur mengalir, semakin terasa betapa luka dan

pedihnya hatiku.

Berdasarkan kutipan (95) sampai (104) dapat dilihat bahwa

pengarang menggunakan metode analitik dan dramatik untuk

menggambarkan penokohan Sukoharjito. Dapat dirangkum bahwa

Sukoharjito merupakan seorang yang baik hati dan sangat

perhatian.Namun, dia juga mempunyai sifat buruk yaitu terlalu bebas

saat berciuman dan membuat patah hati Elisa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

57

k. Penokohan Rudi

Rudi merupakan teman Elisa.Rudi seorang pekerja keras. Hal

itu ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(105) Mengepalai bengkel kepunyaan pamannya,

hidupnya memenuhi kemewahan (hlm. 33)

(106) Setiap hari bergaul dengan mesin, dan kerja

berat menyebabkan lengannya kuat berotot (hlm.

34).

Saat akan mengajak Elisa keluar, ia tidak pernah membuat janji

terlebih dahulu. Hal itu ditunjukan dengan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

(107) “Dari mana kau?” cepat-cepat aku bertanya.

“Dari rumah. Kupikir barangkali kau tidak dinas.

Kita keluar makan lalu nonton. Alangkah mudahnya

rencananya itu, tanpa dirundingkan dulu (hlm. 58).

Hal itu juga ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik

berikut ini.

(108) Hal yang barangkali aneh baginya. Karena sejak

berkenalan, kami tidak pernah membikin janji (hlm.

59).

Rudi sebenarnya menaruh perasaan suka terhadap Elisa. Hal ini

ditunjukkan dengan menggunakan metode dramatik berikut ini.

(109) “Dari dulu aku suka kepadamu, Els. Sebenarnya

aku ingin kawin dengan kau. Kita pergi ke negeri

Belanda (hlm. 129).

Berdasarkan kutipan (105) sampai (109) dapat dirangkum

bahwa pengarang menggambarkan penokohan Rudi dengan

menggunakan metode analitik dan dramatik. Rudi mempunyai sifat

seorang pekerja keras.Ia tidak pernah membuat janji kalau ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

58

mengajak pergi dengan Elisa dan ia juga menyukai serta ingin kawin

Elisa.

l. Penokohan Kumayas

Kumayas adalah kawan Elisa. Ia digambarkan sebagai tokoh

senang membantu. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode

analitik berikut ini.

(110) Dapat dikatakan kawanku itulah yang menjadi

sebab aku masuk bekerja pada perusahaan

penerbangan itu (hlm. 41).

(111) Di samping itu, dia juga turut membantu bagian

Penerangan, penyebaran reklame dan propaganda

(hlm. 41).

Hal itu juga ditunjukkan menggunakan metode dramatik

berikut ini.

(112) “Aku tidak berjanji. Hanya bisa mengusulkan

(hlm. 42).

Kumayas juga merupakan seorang yang suka menyindir. Hal

itu ditunjukkan dengan menggunakan metode dramatik berikut ini.

(113) “Awas, Elisa! Kabarnya orang solo suka

menyakitkan hati. Omongannya lemah lembut, tetapi

berbahaya.” (hlm. 72).

(114) “Rama Beick!” seru Kumayas. “Jangan

dihabiskan makanan di meja, ya.” (hlm. 86).

Selain itu Kumayas seorang pria yang sangat perhatian

terhadap Elisa. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

(115) Kita berkawan telah sejak lama. Aku tidak ingin

kau menemui kesukaran yang menyakitkan hati

(hlm. 72).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

59

Berdasarkan kutipan (110) sampai (115), dapat dirangkum

bahwa pengarang menggambarkan penokohan Kumayas

menggukanakan metode analitik dan dramatik. Ia digambarkan oleh

pengarang sebagai tokoh yang suka menolong dan sangat perhatian.

Namun ia juga mempunyai sifat buruk yaitu menyindir.

m. Penokohan Rama Beick

Rama Beick merupakan rekan Kumayas. Ia seorang yang

senang bercerita. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode

analitik berikut ini.

(116) Semua itu diceritakannya kepada kami yang

hadir, seperti berkotbah, dalam suara yang

menggelegar tetapi ramah dan tanpa kesombongan

(hlm. 83).

Hal itu juga ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(117) “Tidak. Sebelum perang saya tinggal di Kalasan.

Lalu sering pindah. Ke Jawa Timur. Kediri, Malang,

Surabaya.

Dapat dikatakan bahwa Rama Beick merupakan awal penyebab

Elisa dapat mengetahui dan mengingat asal-usulnya. Hal itu

ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(118) “Apakah anda tidak berkeluarga di Surabaya?”

katanya lagi tanpa memperhatikan kalimatku. “Saya

pernah mengenal dengan baik keluarga Frissart di

kota itu.” (hlm. 84).

(119) Nama kota Surabaya demikian menarik bagiku.

Kota kelahiran yang tidak pernah diungkapkan orang

tuaku, tiba-tiba ingin kutemukan melalui cerita

pendeta itu (hlm. 85).

Berdasarkan kutipan (116) sampai (119) dapat disimpulkan

bahwa pengarang menggunakan metode analitik dan dramatik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

60

menggambarkan penokohan Rama Beick. Ia adalah seorang yang

senang bercerita, dan cerita dari Rama Beick merupakan awal

penyebab Elisa menjadi tahu tentang asal-usulnya.

n. Penokohan Talib

Talib digambarkan sebagai seorang yang gemar melukis. Hal

itu ditunjukkan dengan menggunakan metode analitik berikut ini.

(120) Ia semakin sering menggambar, bukan lagi

gambaran biasa, melainkan lukisan indah dan

bernilai (hlm. 92).

(121) Kawanku itu berpendapat bahwa lukisan Talib

terlalu membawakan kekuatan kepribadiannya.

Lebih moderen (hlm. 132).

Talib juga sangat perhatian saat Elisa masih kecil, ia selalu

menjaganya. Hal itu ditunjukkan dengan metode analitik berikut ini.

(122) Pada malam-malam bila kau sakit, bukan ibu

yang tidur disampingmu untuk mengawasi dan

menjagamu. Melainkan pembantu atau Talib (hlm.

93).

Hal itu juga ditunjukkan dengan menggunakan metode

dramatik berikut ini.

(123) “Aku selalu takut mengayunmu setinggi yang

kau kehendaki. Karena itu, kadang-kadang aku

memangkumu, lalu kita berayun setinggi-tingginya

(hlm.122).

Sewaktu Talib sakit, ia menjadi seorang yang sifatnya kasar.

Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(124) “Tidak perlu berbohong!” sekali lagi gumam itu

terdengar, lebih keras dan nyata dengan kehendak

yang membentak (hlm. 119).

(125) “Ke mana kau?” Teriakan keras datang dari

tempat tidur (hlm. 120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

61

Selain itu, Talib juga merupakan seorang yang keras kepala.

Hal itu ditunjukkan dengan metode dramatik berikut ini.

(126) “Kalian berkomplot untuk mempengaruhiku.

Tapi aku tidak mau. Sudah kukatakan aku tidak mau

berobat. Buat apa? Biarkan aku sendirian begini.

Hanya itu yang kukehendaki.” (hlm. 119).

Berdasarkan kutipan (120) sampai (126) dapat dirangkum

bahwa pengarang menggambarkan tokoh talib dengan menggunakan

metode analitik dan dramatik. Ia merupakan seorang yang gemar

melukis. Talib sangat perhatian sewaktu Elisa kecil, tetapi Talib

menjadi bersifat kasar dan keras kepala saat ia jatuh sakit.

o. Penokohan Tuan Sayekti

Tuan Sayekti merupakan kenalan Talib. Ia merupakan seorang

yang membantu Elisa untuk bertemu dengan Talib. Hal itu ditunjukan

dengan menggunakan metode dramatik berikut ini.

(127) “Bapak kira akan dapat singgah ke sana kali

ini?” “Saya kira, ya. Selalu saya usahakan

menengoknya.” “Dapatkah Bapak katakan, bahwa

Elisa yang dulu tinggal di jalan Celebes akan

datang?” (hlm. 109).

Tuan Sayekti sangat baik terhadap Elisa. Hal itu ditunjukkan

dengan menggunakan metode analitik berikut ini.

(128) Tuan Sayekti mengusulkan agar aku menilpun

kepadanya jika ingin datang ke rumahnya. Dia akan

mengirimkan mobil, atau menjemput sehabis waktu

kantor (hlm. 153).

Berdasarkan kutipan (127) dan (128) dapat dirangkum bahwa

pengarang menggambarkan penokohan Tuan Sayekti dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

62

menggunakan metode dramatik dan analitik.Ia merupakan seorang

yang baik dan mau membantu Elisa bertemu dengan Talib.

p. Penokohan Gail

Gail merupakan salah satu teman Elisa.Ia senang memuji Elisa.

Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode dramatik berikut ini.

(129) “Kau lebih manis dalam pakaian biasa. Seragam

GIA tidak patut buat kau, terlalu muram.” (hlm.

157).

Gail sangat baik terhadap Elisa, mau menghibur dan membantu

Elisa. Hal itu ditunjukkan dengan menggunakan metode dramatik

berikut ini.

(130) “Baik begitu. Aku lebih senang melihatmu

demikian dari pada cemberut. Aku tidak

berkeberatan mendengarnya meskipun kau tertawa

sampi terbahak-bahakpun. Kalau hati gembira,

ketawa macam apa saja selalu baik (hlm. 157).

(131) Ini masih ada seratus dolar di sudut dompetku.

Kupindahkan ke dalam sampul buatmu (hlm. 182).

Berdasarkan kutipan (129) sampai (131) dapat dirangkum

bahwa pengarang menggunakan metode dramatik dan analitik untuk

menggambarkan penokohan Gail.Ia merupakan seorang yang senang

memuji dan baik terhadap Elisa.

Dari uraian tokoh dan penokohan diatas, akan digunakan sebagai

pedoman untuk menentukan tokoh utama dari novel Keberangkatan karya

Nh. Dini. Syarat- syarat menjadi seorang tokoh utama dalam sebuah cerita

menurut handout matakuliah PAP adalah (1) intensitas keterlibatan tokoh

di dalam peristiwa, konflik, dan tema, (2) menjadi pusat perhatian narator,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

63

(3) paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, (4) tokoh biasanya

digambarkan sebagai orang yang simpatik, baik, dan memperjuangkan

keadilan, serta (5) frekuensi kemunculannya tinggi. Dari kelima kriteria

tersebut menunjukkan bahwa tokoh utama dari novel Keberangkatan

merupakan Elisa.Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kutipan-kutipan

yang telah ditulis pada bagian analisis tokoh dan penokohan.

Dari segi intensitas keterlibatan peristiwa, konflik, dan tema

terlihat bahwa Elisa selalu ada di setiap jalannya cerita. Elisa mengalami

konflik dengan Ibunya pada kutipan (45), (57), (58), (60).

(45) Aku bahkan percaya, Ibuku sendiri tidak menyadari

mengapa aku tidak menyukainya. Aku tidak sampai

membencinya.Pikiran dewasaku mengerti bahwa orang

tua merupakan pokok kelahiran, tiang kokoh suatu asal

usul.

(57)Sikapku terhadap Ibuku disebabkan karena perlakuannya

yang keras dan kuanggap keterlaluan. Tangannya ringan,

sering jatuh menampar muka atau kepala anak-anaknya.

(58) Dan lebih-lebih lagi malam itu, malam terakhir aku

menerima pukulan Ibuku karena pergi bersama kawan

yang tidak disukainya.

(60) Kadang-kadang aku menerkanya sebagai ungkapan rasa

iri terhadapku. Dia menghendaki semua yang kupunyai,

semua yang dapat kubeli setelah aku menerima gaji

sendiri.

Kemudian konflik batin di saat ia ditinggalkan oleh Sukoharjito pada

kutipan (48) s.d. (51).

(48) Keesokan harinya, aku tidak dapat menguasai diri untuk

menghentikan tangis yang meratapi nasibku. Aku tidak

sanggup terbang dalam keadaan seperti itu.

(49) Di dalam opelet waktu aku pulang, aku hamper tidak

dapat menahan air mata yang mendesak-desak hendak

keluar dari pelupuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

64

(50) Semuanya nampak tidak berguna lagi bagiku karena

masa depanku telah hancur.

(51) “Benar! Kadang-kadang aku merasa tidak berotak waras

lagi.Ingin tiba-tiba membuka pesawat yang sedang

terbang, lalu menjatuhkan diri ke bumi. Kalau melihat

pisau atau barang tajam lain, ingin mengambilnya lalu

menancapkan ke dalam perutku.”

Elisa merupakan tokoh yang sering dijadikan pusat perhatian

narrator karena Elisa sendirilah yang menjadi narator disetiap cerita yang

tidak menggunakan dialog. Elisa sebagai narator menceritakan tentang

hidupnya sendiri dan kehidupan tokoh lain yang berhubungan lansung

dengannya, hal tersebut terlihat pada kutipan (1), (18), (21), (41) s.d. (45).

(1) Aku satu-satunya anak Indo di asrama. Sebutan itu

kudengar membuntuti keterangan yang diucapkan teman

sepondokan kepada pengunjungnya.

(18) Keluar dari lingkungan kerja, dia menjadi manusia biasa

yang sipat-sipatnya dapat sesuai dengan pokok-pokok

pendirian yang kuanut. Kami menjadi kawan baik.

(21) Selanjutnya dia mengganti Lansih dalam urusan rumah

tangga. Meskipun umurnya lebih muda dari Lansih,

kecekatannya mengatur segala yang bersangkutan

dengan urusan rumah melebihi kami bertiga.

(41) Tidak sekali pun pikiran itu melintas dalam kepalaku.

Sejak tinggal di luar lingkungan keluarga, aku lebih

merasa seorang Indonesia tulen, orang Jakarta.Suasana

dan pergaulan di pemondokan member udara ke

Indonesiaan yang asli.

(42) Waktu itu aku sudah bekerja. Sudah dapat hidup sendiri,

tanpa bantuan siapapun. Dengan umur semuda itu aku

berani menantang apa yang bakal terjadi. Rumah orang

tua bagiku hanya sebuah kongkongan.

(43) Umurku sudah dewasa. Aku memiliki hak menentukan

nasib kehidupanku.Apalagi sejak meninggalkan rumah

orang tua, tak sesen pun aku pernah meminta bantuan

kepada mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

65

(44) Seperti gadis-gadis lain, kepalaku penuh dengan angan-

angan perkawinan. Kalau bisa, dengan pemuda cakap

dan punya kedudukan sosial yang dapat

dipertanggungjawabkan, menjamin kehidupan yang

lebih enak.

(45) Aku bahkan percaya, ibuku sendiri tidak menyadari

mengapa aku tidak menyukainya. Aku tidak sampai

membencinya.Pikiran dewasaku mengerti bahwa orang

tua merupakan pokok kelahiran, tiang kokoh suatu asal

usul.

Elisa juga merupakan seorang tokoh yang paling banyak

berhubungan dengan tokoh lain, hal ini terbukti bahwa pada setiap dialog

antara tokoh satu dengan yang lain menunjukkan bahwa Elisa selalu turut

serta dalam dialog tersebut. Hal tersebut terlihat ada kutipan (59), (63),

(70), (74), (77), (84), (91), (94), (97), (107), (113), (118), (123), (127),

(129).

(59) “Mahal ini, Elsye?” “Bagiku, ya.”“Ini buat aku saja.Kau

beli lagi!” Itulah! Kalimat yang kubenci keluar dari

mulutnya.

(63) Sebentar aku berbicara dengan Ayahku mengenai hal-

hal pentin. Diulanginya nasihat-nasihat serta petunjuk

caranya memperoleh surat-surat.Di perwakilan, langsung

minta ketemu dengan Tuan Tinbergen.Dia yang

mengurus pengungsian.”

(70) “Els,” kemudian kata kakakku, “kadang-kadang lebih

baik kita hidup tanpa mengetahui asal-usul kita. Orang

tua tidak mengindahkan kita sejak kecil pula.Itu sudah

lalu.Sekarang kita bertemu lagi, kakak beradik.Aku telah

berkeluarga, anggaplah pula itu sebagai

keluargamu.Datanglah sesuka hatimu, pagi, siang,

malam.Jangan memikirkan waktu-waktu yang lalu.Tidak

ada gunanya.”

(74) “Kau datang ke negeri Belanda juga, ya Elisa!”

(77) “Kami sedih karena kau tidak ikut sekalian, Elsye,” kata

Teo. Dan aku tahu bahwa adikku berkata yang

sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

66

(84) “Lagi pula telah lama kau mengurung diri. Tidak baik

begitu.Kalau Mas Jito tidak mengajak kau keluar, aku

sekarang yang membawamu.

(91) “Dipandang dari sudut, ada baiknya kau tidak jadi

kawin dengan Sukoharjito,” kata Wati.

(94) Anna menyambung: “Kita serumah, Elisa. Lebih baik

jika kita berusaha memecahkan persoalan bersama-

sama.Kalau tidak, kita seperti hidup sendiri-sendiri.

(97) “Ya, saya dengar dari Lansih, orang tua anda sudah

berangkat ke negeri Belanda.”

(107) “Dari mana kau?” cepat-cepat aku bertanya.“Dari

rumah.Kupikir barangkali kau tidak dinas. Kita keluar

makan lalu nonton.Alangkah mudahnya rencana itu,

tanpa dirundingkan dulu.

(113) “Awas, Elisa!Kabarnya orang solo suka menyakitkan

hati.Omongannya lemah lembut, tetapi berbahaya.”

(118) “Apakah anda tidak berkeluarga di Surabaya?”

katanya lagi tanpa memperhatikan kalimatku.“Saya

pernah mengenal dengan baik keluarga Frissart di kota

itu.”

(123) “Aku selalu takut mengayunmu setinggi yang kau

kehendaki.Karena itu, kadang-kadang aku

memangkumu, lalu kita berayun setinggi-tingginya.

(127) “Bapak kira akan dapat singgah ke sana kali

ini?”“Saya kira, ya.Selalu saya usahakan

menengoknya.”“Dapatkah Bapak katakana, bahwa Elisa

yang dulu tinggal di jalan Celebes akan datang?”

(129) “Kau lebih manis dalam pakaian biasa. Seragam GIA

tidak patut buat kau, terlalu muram.”

Selain itu, tokoh Elisa merupakan tokoh yang baik dan

simpatik.Hal itu terbukti pada kutipan (45) dan (79).

(45) Aku bahkan percaya, ibuku sendiri tidak menyadari

mengapa aku tidak menyukainya. Aku tidak sampai

membencinya.Pikiran dewasaku mengerti bahwa orang

tua merupakan pokok kelahiran, tiang kokoh suatu asal

usul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

67

(79) “Baik-baik dengan Silvi, Teo!” “Tentu saja,” jwab

adikku.“Jangan kau biarkan Mami memukulinya.”“Oh

tidak.Aku sudah besar sekarang, bisa membalas

memukul dia.”“Itu juga tidak baik.Kalau Mami marah,

bawalah Silvi menjauh.”

Dari segi frekuensi kemunculan sangat jelas bahwa Elisa

merupakan seorang tokoh yang selalu diceritakan dari awal sampai akhir

cerita, karena novel ini menceritakan tentang kehiduan Elisa.

Dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel ini adalah

Elisa, sedangkan tokoh Ibu Elisa, Ayah Elisa, Kakak Elisa, Silvi, Teo,

Lansih, Wati, Rini, Anna, Sukoharjito, Rudi, Kumayas, Rama Beick,

Talib, Tuan Sayekti, dan Gail merupakan tokoh tambahan yang

mendukung tokoh utama sehingga terjadi suatu peristiwa yang selalu

melibatkan tokoh utama.

3. Analisis Karakterisasi Tokoh Utama

Minderop (2005: 2) berpendapat bahwa metode karakterisasi

dalam telaah karya sastra adalah metode melukiskan watak para tokoh

yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Namun, dalam hal ini analisis

karakterisasi hanya akan digunakan pada tokoh utama untuk memperkuat

penyajian karakter citra wanita dari tokoh utama yaitu Elisa.

Metode karakterisasi yang digunakan adalah metode langsung dan

tidak langsung. Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakterisasi tokoh

utama melalui kutipan-kutipan yang dikutip dari novel Keberangkatan

karya Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

68

a. Metode Langsung (Telling)

Dalam metode ini, Minderop menggunakan tiga metode dalam

menunjukkan karakterisasi melalui penggunaan nama tokoh,

penampilan tokoh, dan melalui tuturan pengarang. Karakterisasi

melalui penggunaan nama tokoh yaitu tokoh Elisa yang bernama

lengkap Elisabeth Frissart, pengarang menggunakan nama ini untuk

membedakan serta mempertajam karakterisasi tokoh utama.

Karakterisasi melalui nama tokoh yaitu Elisabet berarti kepada

Tuhan saya bersumpah atau dapat diartikan juga sebagai Janji Tuhan.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kepada Tuhan saya bersumpah

dan janji Tuhan melalui nama Elisabet terbukti melalui watak Elisa

yang mencoba kuat pada pendiriannya untuk mempertahankan

keperawanan serta kuasa Tuhan dalam memberikan kebahagiaan

kepada Elisa pada akhir cerita yang menceritakan bahwa Elisa

memilih meninggalkan Indonesia untuk menyambut hidup baru. Hal

tersebut ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(132) Tetapi aku tidak sampai kepada penyerahan diri

mutlak. Keperawanan yang kutempatkan di atas

segalanya hanya akan kuberikan jika waktunya telah

tiba (hlm. 87).

(133) Harinya lembab berhujan kecil. Langit kelabu

menyatu dengan air yang berhujan. Basahlah tanah.

Tanah yang telah berpuluh tahun menjadi tanahku.

Kota dimana laki-laki mempunyai arti yang besar

dalam hidupku. Dengan hati rawan tetapi terang, tanah

dan otaku kutinggalkan (hlm. 183).

Selanjutnya karakterisasi melalui penampilan tokoh terlihat

melalui penampilan Elisa sebagai pramugari yang berpenampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

69

menarik, berbadan langsing, hal ini memperlihatkan tentang usia,

kondisi fisik, dan tingkat kesejahteraan tokoh. Penampilan dalam hal

ini digunakan untuk mempertajam watak tokoh, hal tersebut

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(134) Kembali dari pekerjaan sabtu siang aku mencuci

rambut. Kugulung melingkari alat buatan plastik

supaya berbentuk ikalan. Sudah dua bulan rambutku

tidak kupotong. Kata orang, pemuda-pemuda

Indonesia menyukai wanita berambut panjang (hlm.

57).

(135) Seluruh siang dan sore hari kupergunakan untuk

beristirahat dan bersolek. Aku ingin supaya malam itu

aku kelihatan segar dan menarik (hlm. 57).

(136) Seandainya kau kurus atau berbadan langsing

seperti Elsye, tentu saja semuanya pantas (hlm. 15).

Kemudian karakterisasi melalui tuturan pengarang tentang

watak dan kepribadian Elisa. Dalam hal ini pengarang mencoba

menggambarkan watak Elisa melalui narator. Hal itu ditunjukkan

dalam kutipan berikut ini.

(137) Waktu itu aku sudah bekerja. Sudah dapat hidup

sendiri, tanpa bantuan siapapun. Dengan umur semuda

itu aku berani menantang apa yang bakal terjadi (hlm

22).

(138) Pada waktu-waktu bermenung seorang diri,

memikirkan berbagai soal dan bermacam kesukaran,

jika alur pikiranku sampai kelanjutan nasib hidupku,

maka di antara nama pemuda-pemuda yang terpikir,

nama Sukoharjito muncul terpisah dari lain-lainnya

(hlm. 37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

70

b. Metode Tidak Langsung (Showing)

Karakterisasi metode tidak langsung akan menggunakan dua

cara yaitu karakterisasi melalui dialog dan karakterisasi tindakan para

tokoh (tingkah laku tokoh utama). Karakterisasi melalui dialog yang

digunakan adalah apa yang dikatakan penutur, jati diri penutur, dan

kualitas mental para tokoh (tokoh utama).

Apa yang dikatakan penutur ini merupakan apa yang dikatakan

oleh tokoh utama, hal ini akan menunjukkan sifat dari tokoh tersebut.

Elisa dalam cerita ini berwatak perhatian terhadap orang lain dan mau

menunggu kepastian, hal ini terlihat dalam kutipan berikut yang

diucapkan oleh Elisa pada saat membujuk Talib dan juga pada saat

menunggu kepastian dari beberapa teman lelakinya.

(139) Tapi saya senang dapat berjumpa dengan Oom.

Saya mengharapkan kehadiran paman lebih lama dari

pada pertemuan-pertemuan singkat seperti ini. Tuan

Sayekti juga senang kepada Oom. Kawan-kawan Oom

lainnya. Dunia seni lukis tidak melupakan begitu saja

seorang seniman yang pernah giat dan diakui

(hlm.123).

(140) “Ya, tapi seperti katamu, aku harus menunggu

hingga salah seorang dari mereka menunjukkan sikap

yang tegas.” (hlm. 49).

Kemudian jati diri penutur disini bernaksud bahwa ucapan

tokoh utama lebih penting daripada apa yang diucapkan tokoh

bawahan. Terlihat ketika Elisa mengungkapkan sifat murah hati dan

tidak sampai membenci terhadap Ibunya

(141) Aku bahkan percaya, Ibuku sendiri tidak

menyadari mengapa aku tidak menyukainya, aku tidak

sampai membencinya. Pikiran dewasaku mengerti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

71

bahwa orang tua merupakan pokok kelahiran, tiang

kokoh suatu asal-usul (hlm.21).

Kualitas mental para tokoh terutama tokoh utama dapat

dikenali melalui alunan dan aliran tuturan ketika pada tokoh bercakap-

cakap. Dalam hal ini mental Elisa memperlihatkan sikap rahasia ketika

Elisa ingin meninggalkan Indonesia walaupun pada akhirnya Elisa

mau bercerita dan saat Elisa memendam perasaan. Hal itu ditunjukkan

pada kutipan berikut ini.

(142) Tak seorangpun di rumah maupun di lingkungan

kerja mengejahui bahwa sejak hamper sebulan yang

lalu aku diam-diam mencatatkan nama ke perwakilan

Belanda guna mendapat visa dan karcis pesawat

terbang keluar dari Indonesia (hlm. 160).

(143) Namun kepanasan hati dan segala tantangan itu

pada akhirnya hanya kusekap, terpendam dalam-dalam

di dadaku (hlm. 163).

Selanjutnya karakterisasi tindakan para tokoh yang hanya

terpusat pada tokoh utama terdapat tiga jenis yaitu melalui tingkah

laku, ekspresi wajah, motivasi yang melandasi. Berikut ini

dicantumkan kutipan yang menggambarkan tingkah laku Elisa yang

bebas dan terkadang nakal hingga akhirnya bosan serta watak Elisa

yang lemah. Hal itu dapat ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(144) Beberapa kali menghadiri malam dansa itu aku

telah mengerti bahwa lingkungan pergaulanku sama

sekali telah berganti. Banyak pemuda yang bersikap

bebas dan leluasa bersentuhan tubuh. Tetapi tidak

jarang aku mendapat pasangan yang kaku. Mereka

tidak mengartikan dansa seperti aku mengartikannya.

Aku menikmati musik bersama irama, menemukan

kepuasan tersendiri dalam menciptakan gerak yang

sepadan dan lena. Tetapi pemuda-pemuda itu

mempergunakannya sebagai alat perangsang. Hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

72

akhirnya aku bosan mendatangi malam- malam seperti

itu (hlm.50).

(145) Aku memang lemah dan merasa terpukul

seketika juga saat Sukoharjito meninggalkanku

(hlm.177).

Ekspresi wajah kadang kadang tidak disadari sering kali

memberikan gambaran kepada pembaca tentang kondisi batin, gejolak

jiwa atau perasaan si tokoh (Pickering dan Hoeper dalam Minderop,

2005: 42). Berikut ini kutipan ekspresi wajah Elisa yang menunjukkan

kondisi dan perasaan Elisa saat berhenti berharap dan telihat sedih.

(146) “Aku tidak mau berharap lagi, tidak

menghendaki kungkungan perasaan yang bukan-

bukan.” (hlm. 181)

(147) Dengan hati rawan tetapi terang, tanah dan

kotaku kutinggalkan (hlm. 183).

Selanjutnya pada bagian motivasi yang melandasi perlu dilihat

mengapa tokoh berperilaku demikian, apa yang menyebabkan hal

tersebut terjadi. Hal itu terjadi ketika Elisa akan meninggalkan dengan

sebab sudah tidak kuasa akan sakit hatinya terhadap Sukoharjito. Hal

itu ditunjukkan pada kutipan berikut.

(148) Setelah segalanya beres dan pasti bahwa aku

dapat meninggalkan Indonesia, Lansih kuberitahu.

Aku tidak dapat membayangkan sikap temanku itu

menerima berita tersebut (hlm.176).

(149) Akhirnya kau juga seperti kebanyakan

peranakan lainnya,” kata temanku itu lagi. “Kau

menghindari kesukaran.” (hlm.177).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

73

C. Analisis Latar

Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995: 227-

236).Latar merupakan salah satu pembangun karya fiksi.Latar pada novel

Keberangkatan karya Nh. Dini meliputi latar tempat, waktu, dan peristiwa.

1. Analisis Latar Tempat

Latar tempat merupakan lokasi dimana terjadinya peristiwa dalam

cerita.Novel Keberangkatan karya Nh. Dini mempunyai beberapa latar,

yaitu beberapa tempat yang ada di Jakarta dan Surabaya yang merupakan

tempat pokok dalam cerita serta beberapa temapat yang disinggahi Elisa

saat bekerja sebagai pramugari.Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut

ini.

a. Bandara

Elisa juga datang ke bandara ketika keluarganya akan pergi

meninggalkan Indonesia. Hal ini terbukti pada kutipan berikut.

(150) Aku masuk melalui pintu kamar tunggu

penerbangan dalam negeri (hlm. 12).

(151) Tidak seperti pengantar-pengantar lain yang

menunggu naiknya burung raksasa itu ke udara, aku

meninggalkan lapangan menunju ke gedung (hlm.

18).

Selain itu Elisa merupakan seorang pramugari, secara langsung

Elisa sering dibandara.Hal itu terbukti pada kutipan berikut ini.

(152) Suatu petang aku tiba kembali dari Manila. Di

dalam pesawat ada tokoh penting pejabat

pemerintahan. Biasa disebut penumpang VIP dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

74

bahasa kerja kami. Rombongan orang-orang

demikian selalu disertai jumlah pengikut, apalagi

jika perjalanan itu datangnya dari luar negeri.

Demikian pula barangnya. Oleh karenanya, kami

awak pesawat biasa menunggu lama di Pabean (hlm.

34).

(153) Kubiarkan penumpang-penumpang lain

mendahuluiku naik kedalam pesawat. Kami

berciuman lalu bersama mendekati tangga (hlm.

182).

(154) Pelayanan terhadap petugas-petugas distasiun

udara dan bagian muatan selalu lambat (hlm. 114).

b. Asrama

Asrama merupakan tempat tinggal Elisa sementara sebelum ia

pindah ke rumah dinasnya di rajawali. Hal itu ditunjukkan pada

kutipan berikut ini.

(155) Bagian belakang ada empat kamar yang sama.

Terdapat pula sebuah ruang persegi panjang yang

diisi dengan tiga meja serta kumpulan kursi, tempat

anak-anak asrama menerima tamu (hlm. 21).

(156) Aku satu-satunya anak indo di asrama (hlm. 39).

c. Rumah Rajawali

Rumah rajawali merupakan rumah dinas Elisa dan teman-

temannya. Mereka sering berkegiatan dirumah tersebut.Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(157) Rumah-rumah dari batu di sana kelihatan kecil-

kecil bergenting coklat muda. Di dalamnya

dilengkapi perabotan modern (hlm. 45).

(158) Aku menjadi terpengaruh oleh Lansih, sering

tinggal di rumah kami yang semakin cantik diatur

oleh Wati (hlm. 50).

(159) Pondok kami sering menjadi tempat

berkumpulnya para pemuda (hlm. 48).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

75

d. Wisma Nusantara

Wisma nusantara salah satu tempat di Jakarta yang merupakan

tempat berkumpul beberapa orang penting dan anak-anak muda.Elisa

juga sering datang ke tempat tersebut.Hal itu ditunjukkan pada kutian

berikut.

(160) Kukira semua wanita bersenang hati mendapat

undangan dari laki-laki yang dierhatikannya, apa

lagi tempat undangan tersebut mempunyai ketenaran

seperti wisma nusantara (hlm. 58).

(161) Sukoharjitonampak dikenal baik oleh penerima

tamu yang bertugas di ruang makan Wisma

Nusantara (hlm. 59).

e. Daerah di Jakarta

Berikut ini merupakan beberapa nama daerah di Jakarta yang

disinggahi Elisa.

(162) “Ya, Jakarta. Saya kira hanya kota ini satu-

satunya yang saya kenal betul-betul.” (hlm. 52).

(163) Dari cikini kami singgah di Pasar Senen

(hlm. 54).

(164) Alamat kakakku di Tanah Abang. Aku tidak

mau datang sore hari (hlm. 88).

(165) Mulai dari jalan Thamrin terus ke Kebayoran,

jalannya lebih leluasa. Kami dapat berbicara sedikit-

sedikit meskipun harus berteriak guna mengatasi

suara motor (hlm. 158).

f. Surabaya

Surabaya merupakan tempat kelahiran Elisa dan tempat yang

sering dikunjungi Elisa karena disana ia menemui Talib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

76

(166) Waktu itu orang tuaku tinggal di Surabaya, kota

kelahiranku (hlm. 32).

(167) Lebih-lebih, karena aku ingin mendapat

beberapa keterangan mengenai kota kelahiranku:

Surabaya (hlm. 88).

(168) Sebagai gantinya dua kali bermalam di

Surabaya, entah kapan (hlm.114).

2. Analisis Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini berperan

untuk mengetahui kapan peristiwa-peristiwa yang diceritakan terjadi.

Latar waktu dalam novel Keberangkatan tidak dicantumkan tahun kapan

tepatnya kejadian peristiwa, hanya disebutkan bahwa novel ini

menceritakan kehidupan setelah Indonesia merdeka. Hal tersebut terbukti

dari kutipan yang menceritakan bahwa warga negara Belanda yang masih

di Indonesia harus keluar dari negara ini. Berikut ini kutipannya.

(169) Enam bulan terakhir itu suasana tegang dimana-

mana. Seperti biasa, lebih-lebih di ibu kota dan

daerah di mana terdapat sebagian kecil penduduk

yang masih bersimpati kepada bangsa penjajah,

meskipun kemerdiekaan telah diumumkan bertahun-

tahun yang lalu (hlm. 29).

Sebagai tambahan, maka dikutipkan latar waktu yang

menunjukkan waktu pagi, siang, sore, dan malam. Hal ini ditunjukkan

dalam kutipan-kutipan berikut ini.

a. Pagi Hari

Berikut ini akan dikutipkan beberapa peristiwa dalam cerita

yang terjadi pada pagi hari. Kutipan (170) menunjukkan peristiwa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

77

saat pagi hari Elisa menunggu kerabatnya, kutipan (171) merupakan

peristiwa saat teman-teman Elisa pada pagi hari menyiapkan

sumbangan untuk kerabatnya yaitu Kumayas, kutipan (172)

menunjukkan peristiwa disaat Elisa menemui kakaknya, kemudian

kutipan (173) menceritakan peristiwa saat Elisa mendapatkan karcis

untuk berangkat ke Belanda dan meninggalkan Indonesia.

(170) Dan pagi itu, di dalam ruangan sempit bagian

penerbangan sambil menunggu Lansih, sekali lagi

kepalaku penuh dengan dengung pertanyaan yang

belum juga kutemui jawabannya (hlm. 22).

(171) Wati dan Lansih bangun pagi-pagi untuk

menyiapkan sumbagan makanan yang akan kami

bawa ke rumah Kumayas (hlm. 83).

(172) Ketika pagi itu kami berpelukan, kurasakan air

mata yang menabiri pandangku (hlm. 88).

(173) Pagi itu aku aku mendapat kepastian akan

menerima karcis. Petugas yang kukenal bertanya

kira-kira kapan akan hendak berangkat. Tanpa pikir

panjang kujawab pertengahan bulan depan (hlm.

176).

b. Siang Hari

Berikut ini merupakan kutipan peristiwa yang terjadi pada

waktu siang hari. Kutipan (174) menunjukkan bahwa Elisa pada sabtu

siang sedang keramas, kemudian pada kutipan (175) menunjukkan saat

siang hari Elisa sedang duduk bersama dengan Lansih, dan kutipan

(176) menunjukkan bahwa Elisa akan dinas siang sehingga ia punya

waktu untuk bersantai di restoran.

(174) Kembali dari pekerjaan sabtu siang aku mencuci

rambut (hlm. 57).

(175) Siang itu kami akhirnya bisa tenang duduk

berdua (hlm. 104).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

78

(176) Siang itu aku dinas cadangan. Duduk di restoran

lapangan terbang, diajak minum oleh seorang

kenalan yang kebetulan mengantar penumpang

berangkat ke negeri belanda (hlm. 107).

c. Sore Hari

Berikut ini merupakan beberapa kutipan peristiwa yang terjadi

pada waktu sore hari. Kutipan (177) menunjukkan bahwa Elisa telah

pulang kerja yaitu menjadi pramugari setelah terbang dari Manila,

kemudian kutipan (178) menunjukkan kedatangan Ibu Elisa ke

asramanya pada sore hari sewaktu Elisa mandi, dan kutipan (179)

menunjukkan pengantin yaitu Kumayas kerabat Elisa kembali di

Jakarta pada sore hari.

(177) Suatu petang aku kembali dari Manila (hlm. 34).

(178) Sore itu aku mandi. Begitu datang, tanpa

disilakan, Ibu mencari kamarku, lalu masuk: katanya

mau melihat keadaan kamarku (hlm. 40).

(179) Sore hari ketika pengantin tiba kembali di

Jakarta, aku dinas ke Bangkok (hlm. 74).

d. Malam Hari

Dalam bagian ini, akan disebutkan beberapa kutipan peristiwa

pada waktu malam hari. Pada kutipan (180) menunjukkan bahwa Elisa

beberapa kali menghadiri pesta dansa pada malam hari, kutipan (181)

menunjukkan bahwa Elisa dan Sukoharjito sedang makan malam,

kemudian pada kutipan (182) menunjukkan Wati memberi tahu pada

petang itu bahwa Sukoharjito telah menunggu Elisa, dan kutipan (183)

Elisa bercakap-cakap dengan Tuan Sayekti pada malam hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

79

(180) Beberapa kali menghadiri malam dansa itu aku

telah mengerti bahwa lingkungan pergaulanku sama

sekali telah berganti (hlm.50).

(181) Makan malam hanya diterangi oleh lilin.

Cahayanya lembut terpantul pada porselin, kristal

serta perhiasan wanita-wanita yang ada dikeliling

meja (hlm. 60).

(182) Sabtu malam dia datang memberitahu aku. Aku

baru turun dari pesawat Makasar jam tujuh (hlm.

74).

(183) Malam itu aku bisa berbicara dengan Tuan

Sayekti melalui tilpun (hlm. 127).

3. Analisis Latar Sosial

Latar sosial dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini menyaran

pada perilaku sosial kehidupan tokoh yang diceritakan. Latar sosial dalam

novel ini menunjukkan lingkungan yang tidak nyaman. Hal ini

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(184) Kota besar yang tidak memiliki wajah berseri

sehingga dapat dibedakan dari kota-kota lainnya itu

menjadi semakin miskin dan berjejalan kelihatannya.

Terutama lorong-lorong perkampungan di mana

ribuan rumah dari kayu atau anyaman bambu

berdesakan dan himpit-menghimpit. Air yang

meresap ke dalam setiap lipatan memberati dinding

dan atap, turun ke lantai pondok, menggerogoti

tulang serta pernapasan penghuni (hlm. 9)

Kemudian adanya sikap masyarakat pribumi yang memandang

buruk terhadap masyarakat keturunan Belanda terutama kepada keluarga

Elisa. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(185) Udara berbau percekcokan pabila ada beberapa

gelintir pekerja berkulit keputihan. Keengganan

diperlihatkan kepada orang-orang yang berdarah

campuran (hlm. 29).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

80

(186) Dalam keadaan yang membara, nama-nama

seperti Van Hoppe, Frissart dan Dowes selalu

menjadi tujuan intaian para pemburu. Ya, karena

sebenarnyalah istilah pemburu patut dipergunakan.

Begitu keputusan pihak atasan diumumkan,

muncullah demonstrasi-demonstrasi kebencian

terhadap orang asing (hlm. 30).

(187) Di mana ada kesempatan, keluargaku

mengatakan bahwa mereka telah masuk warga

Negara. Tetapi orang kampung kebanyakan picik dan

masa bodoh. Haruskah kami menempelkan etiket di

punggung dengan penejlasan bahwa kami bukan lagi

bangsa Belanda, melainkan orang Indonesia seperti

mereka? (hlm. 31).

Selain pandangan buruk terhadap masyarakat keturunan Belanda,

novel ini juga menunjukkan tradisi bahwa wanita di ciptakan untuk

menunggu keputusan dari lelaki. Hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut.

(188) Dalam lingkungan adat pergaulanku, seorang

wanita lebih dipilih dari pada memilih (hlm. 33).

(189) “Kita wanita dididik untuk menunggu – itulah

jeleknya,” kata Lansih (hlm. 49).

Di samping itu, novel ini juga menggambarkan kebiasaan Elisa jika

ada pesta pasti selalu berdansa. Hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut.

(190) Anna dan Aku berdansa. Kami menghargai

segala gerak berirama, begitu pula musiknya (hlm.

50).

(191) Berlainan dengan dengan malam-malam dansa

kami dahulu, di mana terkumpul anak-anak muda

berdarah campuran, anak-anak muda dari

lingkungan pergaulanku ketika bersama orang tuaku.

Barangkali disebabkan oleh kebiasaan yang

langsung dan terus terang (hlm. 50).

Kemudian di dalam cerita digambarkan pergaulan Elisa tentang

kehidupan berpasangan yang masih ia anggap rendah, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

81

pergaulannya belum sebebas yang ia bayangkan. Hal itu ditunjukkan pada

kutipan berikut ini.

(192) Itu adalah pertama kalinya seorang laki-laki

mencium bibir dan menyentuh bagian kewanitaanku.

Tidak pernah orang tua maupun kerabat

memberitahuku bahwa begitulahcara manusia

menunjukkan perhatian luar biasa kepada lawan

kenis lainnya. Betapa picikku akanseluk beluk

kehidupan (hlm. 69).

Tetapi kadang ia menganggap bahwa pergaulannya sudah bebas.

Hal itu ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(193) Pergaulanku dapat dikatakan bebas. Sedari umur

belasan tahun berdansa dan berangkulan dengan

pemuda mana saja yang termasuk lingkungan

“duniaku” waktu itu (hlm. 69).

Dalam lingkungan Elisa, seorang pasangan yang baru saja

membina hubungan rumah tangga dan pindah ketempat yang baru akan

selalu dibantu oleh kerabatnya. Dalam hal ini Elisa dan kawan-kawannya

membantu menyiapkan kebutuhan Kumayas didalam rumah barunya. Hal

itu ditunjukkan pda kutipan berikut.

(194) Sore hari ketika pengantin tiba kembali di

Jakarta, aku dinas ke Bangkok. Tetapi Lansih dan

Wati mengatur rumah Kumayas dengan sepatutnya.

Ditaruhlah kain meja, kembang, dan sekeranjang

buah, semuanya hadiah dari kami. Kemudian malam

itu, supaya mereka tidak usah memasak atau keluar

restoran setelah perjalanan jauh, teman-temanku

mengundang keduanya makan di rumah kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

82

BAB V

ANALISIS CITRA WANITA TOKOH UTAMA DAN RELEVANSINYA

DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

A. Analisis Citra Wanita Tokoh Utama

Hasil analisis tokoh dan penokohan digunakan untuk membantu dalam

upaya menganalisis citra wanita tokoh utama yaitu Elisa. Analisis citra wanita

dalam hal ini adalah menunjukkan gambaran tentang spiritual dan tingkah

laku keseharian tokoh utama yang menunjukkan ciri khas wanita. Analisis

citra wanita ini akan dibagi menjadi dua, yaitu analisis citra diri wanita dan

citra sosial wanita. Berikut ini akan dijelaskan analisis citra wanita tokoh

utama dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini.

1. Analisis Citra Diri Wanita Tokoh Elisa

Citra diri wanita tidak terlepas dari kehidupan individu wanita itu

sendiri. Wanita sebagai mahluk individu , selain terbentuk oleh aspek fisis

juga terbentuk oleh aspek psikis. Berikut ini akan dipaparkan citra diri

tokoh Elisa berdasarkan citra fisis dan citra psikis wanita.

a. Citra Fisis Wanita Tokoh Elisa

Bagian ini akan memaparkan tentang analisis citra fisis tokoh

Elisa. Hasil analisis tersebut menjelaskan penggambaran tokoh Elisa

berkaitan dengan fisik tokoh Elisa dalam novel Keberangkatan karya

Nh. Dini. Berikut ini merupakan hasil analisis citra fisis tokoh Elisa.

Citra fisis tokoh Elisa digambarkan sebagai wanita dewasa

yaitu kehidupan Elisa digambarkan dengan ciri khas yang hanya

dialami wanita pada waktu itu, yaitu kegiatan domestik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

83

kerumahtanggaan. Kegiatan fisik tersebut ia lakukan pada saat

mengusulkan tentang aturan kerja bersama kawannya didalam rumah

dan saat membantu persiapan pesta sahabatnya Kumayas. Hal itu

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(195) Hal demikian tidak dapat seterusnya

berlangsung. Kukatakan ini kepada Lansih, karena

sering menyalahi aturan tentu Rini, pramugari darat

anak buahnya (hlm. 46).

(196) Tugasku menolong kemudiannya, mengatur

pecah belah serta alat-alat lain di atas meja yang

akan kami pergunakan (hlm. 83).

Secara fisik, Elisa juga digambarkan sebagai wanita yang

menjaga penampilan. Elisa juga merupakan seorang wanita yang

berbadan langsing. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(197) Kembali dari pekerjaan sabtu siang aku mencuci

rambut. Kugulung melingkari alat bulatan plastik

supaya terbentuk ikalan. Sudah dua bulan rambutku

tidak kupotong. Kata orang, pemuda Indonesia

menyukai wanita berambut panjang (hlm. 57).

(198) “Seandainya kau kurus atau berbadan langsing

seperti Elsye, tentu saja semuanya pantas.” (hlm.

15).

Berdasarkan kutipan (195) sampai dengan (198) dapat

dirangkum bahwa citra diri wanita tokoh Elisa dalam aspek fisis

tergambar melalui kegiatan sehari-hari, kerumahtanggaan, dan

penampilan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugihastuti (2000:

94) bahwa citra fisis wanita antara lain diwujudkan ke dalam fisik

wanita dewasa. Aspek fisis wanita dewasa ini terkongkretkan dari

ciri-ciri fisik wanita dewasa, misalnya saja pecahnya selaput dara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

84

melahirkan dan menyusui anak, serta kegiatan sehari-hari, antara lain

kegiatan domestik kerumahtanggaan.

b. Citra Psikis Wanita Tokoh Elisa

Dalam aspek psikis, Elisa digambarkan sebagai wanita yang

kuat mempertahankan pendiriannya. Hal tersebut terlihat ketika Elisa

memilih tinggal di asrama dari pada tinggal dirumah dengan Ibunya

yang ia benci. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(199) Aku lari kerumah kawan, menunggu di sana

beberapa minggu sebelum masuk ke asrama.

Berkali-kali ayahku datang menyuruhku kembali

(hlm. 22). (200) Ibukku berkali-kali menyuruh ayah dan adik-

adikku datang membujuk agar aku tinggal dirumah

lagi (hlm. 39).

Kemudian Elisa berusaha kuat dengan pendiriannya untuk

mempertahankan keperawanannya sebelum ia menikah.

(201) Tetapi aku tidak bisa sampai kepada penyerahan

diri mutlak. Keperawanan yang kutempatkan di atas

segalanya hanya akan kuberikan jika waktunya telah

tiba (hlm. 87). (202) Kelakuannya sebagai kekasih semakin

mendesak, menghendaki pergaulan laki-laki dan

perempuan lebih mendalam. Namun aku berteguh.

Meskipun dengan susah payah, akan kucegah sendiri

keinginanku yang menggelegak (hlm. 106).

Karena sifat Elisa yang kuat mempertahankan pendiriannya,

hal itu membuat ia berpikir bahwa Sukoharjito meninggalkannya

karena ia tidak memberikan apa yang diinginkan Sukoharjito. Hal itu

dibuktikan dengan kutipan berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

85

(203) Sukoharjito telah berbulan-bulan bergaul

denganku. Selama itu, pada waktu-waktu

mencumbuku, tidak pernah lupa mendesakku dengan

permintaan buat memiliki aku seluruhnya. Karena

aku tidak memberikan apa yang dimintanya, dia

mencari wanita lain (hlm. 143).

Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita juga mahluk psikologis,

mahluk yang berpikir, berperasaan, dan beraspirasi (Sugihastuti, 200:

95). Hal ini selalu dialami tokoh Elisa dalam kehidupan sehari-

harinya, bahwa ia selalu berpikir angan-angan perkawinan (kutipan

44). Selain itu, perasaan Elisa dipenuhi dengan keputusaan ketika ia

ditinggalkan oleh Sukoharjito (kutipan 50 dan 51).

Dalam aspek psikis, kejiwaan wanita dewasa ditandai antara

lain oleh sikap pertanggungjawaban atas nasib sendiri dan atas

pembentukan sendiri (Kartono dalam Sugihastuti, 2000: 100). Hal

tersebut terlihat ketika Elisa mencoba menghidupi dirinya sendiri

ketika ia pergi dari rumah dan ketika keluarganya meninggalkan

Indonesia (kutipan 41 dan 42). Tetapi ia juga membentuk

kepribadiannya menjadi warga Indonesia tulen agar tidak dianggap

sebagai wanita indo dengan cara bergaul dengan orang-orang pribumi.

Hal itu terlihat pada kutipan berikut ini.

(204) Sejak tinggal diluar lingkungan keluarga, aku

merasa seorang Indonesia tulen, orang Jakarta.

Suasana dan pergaulan di pemondokan memberi

udara keindonesiaan yang asli. Aku menjadi lebih

pandai mempergunakan bahasa Indonesia. Kepalaku

lebih mudah menemukan kata-kata yang dipakai

dalam percakapan masyarakat sehari-hari (hlm. 31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

86

Kemudian, aspek psikis wanita dapat tercitrakan dari gambaran

pribadi. Gambaran pribadi wanita dewasa itu secara karakteristik dan

normatif sudah terbentuk dan relatif stabil sifatnya (Kartono dalam

Sugihastuti, 2000:101). Dengan kestabilan ini dimungkinkan baginya

untuk memilih relasi sosial yang sifatnya juga stabil, misalnya

perkawinan, pilihan sikap, pilihan pekerjaan, dan sebagainya

(Sugihastuti, 2000: 102). Hal tersebut dimiliki oleh tokoh Elisa, yaitu

ketika ia dapat menentukan pilihan sikap yaitu menentukan nasib

kehidupannya sendiri (kutipan 43), serta pilihan untuk meninggalkan

Indonesia karena ia telah putus asa setelah ditinggalkan oleh

Sukoharjito. Hal itu ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(205) Setelah segalanya beres dan pasti bahwa aku

dapat meninggalkan Indonesia (hlm. 176).

Setelah itu, citra psikis wanita tidak saja langsung berkaitan

dengan citra fisis, namun juga dengan caranya berpakaian. Pakaian

dapat mencitrakan kepribadian seseorang karena pakaian memberi

kepuasaan emosional (Sugihastuti, 2000: 109), hal tersebut dimiliki

oleh tokoh Elisa ketika tidak memakai seragam kerja dan

memunculkan perhatian dari rekannya, ditunjukkan pada kutipan

berikut ini.

(206) Kira-kira jam enam petang itu, Gail datang,

membawa bunga. Pertama-tama kalimat yang

diucapkannya sebelum bersalam, adalah: “Kau lebih

manis dalam pakaian biasa. Seragam GIA tidak patut

buat kau, terlalu muram”. Seorang wanita berapapun

umurnya, selalu senang menerima pemberian bunga

, menerima pujian, mendengar orang memperhatikan

tata rambut serta dandanannya (hlm. 157).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

87

Berdasarkan kutipan (199) sampai dengan (206) serta kutipan-

kutipan yang sudah dikutip pada bab sebelumnya, dapat dirangkum

bahwa citra diri tokoh Elisa sebagai wanita dewasa dalam aspek psikis

digambarkan sebagai wanita yang kuat mempertahankan pendiriannya

(kutipan 199-202). Selain itu, psikis aku juga digambarkan sebagai

wanita yang punya pikiran angan-angan perkawinan (kutipan 44), serta

perasaan Elisa dipenuhi dengan keputusaan ketika ia ditinggalkan oleh

Sukoharjito (kutipan 50 dan 51).

Kemudian Elisa sebagai wanita dewasa dalam kejiwaannya

memiliki tanggung jawab atas hidupnya sendiri yaitu coba berkerja

untuk menghidupi dirinya sendiri (kutipan 41 dan 42). Elisa secara

psikis juga membentuk kepribadiannya menjadi warga Indonesia tulen

agar tidak dianggap sebagai wanita indo yaitu dengan cara bergaul

dengan orang-orang pribumi (kutipan 204). Dari kutipan (43) dan

(205) menunjukkan bahwa tokoh Elisa secara psikis mempunyai

kestabilan sikap dalam memilih suatu keputusan.

Berdasarkan aspek fisis dan psikis tersebut dapat dirangkum

bahwa citra diri wanita yang membentuk konsep diri tokoh Elisa.

Konsep diri yang tergambar adalah sikap mempertahankan pendirian

(kutipan 199- 202), ingin menjaga penampilan agar terlihat cantik

(kutipan 197 dan 198), bertanggung jawab untuk kehidupannya sendiri

(kutipan 41 dan 42), serta mempunyai pilihan stabil untuk menentukan

nasib kehidupannya sendiri (kutipan 43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

88

2. Analisis Citra Sosial Tokoh Elisa

Citra wanita dalam aspek sosial dapat dikelompokkan kedalam dua

bagian, yaitu citra wanita dalam keluarga dan citra wanita dalam

masyaratakat. Berikut ini akan dipaparkan mengenai citra sosial tokoh

Elisa berdasarkan citra wanita dalam keluarga dan citra wanita dalam

masyarakarat.

a. Citra Wanita Tokoh Elisa dalam Keluarga

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis tentang

kedudukan dan peran tokoh Elisa dalam keluarga dalam novel

Keberangkatan karya Nh. Dini.

Sugihastuti (2000: 122) berpendapat bahwa peran wanita

dalam keluarga menyangkut perannya sebagai istri, ibu dari anak-

anaknya, dan anggota keluarga. Peran tokoh Elisa dalam keluarga

adalah sebagai anggota keluarga.

Peran Elisa sebagai anggota keluarga digambarkan melalui

kasih sayangnya kepada adik-adik, ayah, dan ibunya. Hal itu

tergambarkan saat Elisa akan berpisah dengan keluarganya yang akan

pergi meninggalkan Indonesia. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan

berikut ini.

(207) Aku merangkulkan lengan pada leher adikku.

Tanpa berkata-kata lagi, kami berpelukan. Lalu Silvi

memegang tanganku dan tidak dilepaskannya.

Bergantian aku mencium ibu, ayah, adikku Teo

(hlm. 10). (208) Akhirnya aku mencium Silvi. Adikku memeluk

leherku erat-erat (hlm.18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

89

Selain itu, cara Elisa untuk menunjukkan kasih sayangnya

kepada adik-adiknya yaitu dengan cara memberikan nasihat. Seperti

pada kutipan (79) Elisa memberikan nasihat kepada Teo untuk

menjaga Silvi. Elisa juga memberikan nasihat kepada Silvi. Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(209) “Kau juga baik-baik dengan Teo, bukan?” (hlm.

11).

Berdasarkan kutipan (79), (207) sampai dengan (209) dapat

dirangkum bahwa Elisa menunjukkan sebagai seorang anak yang

sayang kepada orang tua dan juga kepada adik-adiknya. Rasa

sayangnya ditunjukkan dengan memberikan nasihat yang baik kepada

adik-adiknya.

Kemudian sebagai anggota keluarga, Elisa juga selalu

memberikan uang dan beberapa titipan kepada Ibunya. Hal itu

ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

(210) Meskipun hidup dengan orang tua, aku

membayar semacam uang pondokan. Semua yang

kuperoleh dari tempatku bekerja semua kuserahkan

kepada Ibuku. Belum lagi terhitung segala macam

titipan yang harus kubeli untuknya pada waktu dinas

ke luar negeri (hlm. 39).

Hal tersebut membuat Elisa tidak betah hidup dalam keluarga,

sehingga ia memilih untuk keluar dari rumah dan tingal di asrama. Hal

itu ditunjukkan dengan kutipan berikut ini.

(211) Dengan pindahku dari rumah, berarti

menghilangnya sejumlah uang yang dapat

diharapkan Ibuku. Karena itulah Ibuku bersusah

payah mencoba mempengaruhiku agar tetap tinggal

bersama lagi. Tetapi dengan terus terang, kukatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

90

kepada keluargaku bahwa aku lebih suka hidup

bebas (hlm. 39).

Berdasarkan kutipan (210) dan (211) dapat dilihat bahwa Elisa

merupakan seorang anak yang mau membantu Ibunya dengan

memberikan uang walaupun hal tersebut terpaksa, dan pada akhirnya

Elisa sudah tidak tahan sehingga ia memilih untuk keluar dari rumah

agar terbebas dari perlakuan Ibunya.

Kemudian, berdasarkan kutipan (79), (207), sampai dengan

(211) dapat dirangkum bahwa citra wanita tokoh Elisa dalam keluarga

terlihat dari perannya sebagai anggota keluarga sudah menujukkan

perbuatan yang baik kepada anggota keluarga yang lain. Kepada adik-

adiknya selalu menyanyangi dengan memberikan beberapa nasihat,

kepada orang tuanya juga selalu menghormati walaupun terkadang ia

dipaksa untuk memberikan uang kepada Ibunya.

b. Citra Wanita Tokoh Elisa dalam Masyarakat

Citra wanita tokoh Elisa dalam masyarakat terbentuk oleh

relasi sosial dengan orang-orang disekitarnya. Sikap sosial adalah

konsistensi individu dalam memberikan respons terhadap objek-objek

sosial, termasuk terhadap pria sebagai pasangan jenis (Sugihastuti,

2000: 132).

Tokoh Elisa merupakan tokoh yang gemar bersosialisasi, hal

itu terlihat karena Elisa mempunyai banyak kerabat. Kutipan berikut

membuktikan hal tersebut.

(212) Beberapa pemuda yang dulu sering berkunjung

kerumah orang tuaku masih kadang-kadang muncul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

91

Mereka biasa datang menjemputku untuk bersama

bergerombolan mengunjungi pesta, berdansa atau

menonton film (hlm. 32). (213) Kami berempat hidup rukun dan serasi. Pada

waktu-waktu ada kesempatan, kami keluar bersama

menonton film, saling mengenalkan kepada keluarga

masing-masing yang tinggal di ibu kota.

(214) Sehingga setiap kali Sukoharjito muncul, dengan

serta merta teman sepondok maklum bahwa

kedatangannya untuk bertemu denganku. Tetapi

kawan-kawan lama pun tidak jarang mengunjungiku.

Di antaranya, mereka yang paling erat dengan

keluargaku – Rudi, Peter dan Luis. Kadang-kadang,

kami berkumpul begitu penuh sampai dari jalan

terlihat seperti pesta (hlm. 49).

Dalam citra masyarakat, wanita melihat dan merasakan ada

superioritas pria, ada kekuasaan laki-laki atas wanita. Dalam posisi

demikian ini, wanita sadar atau tidak sadar menerima dan menyetujui

sebagai sesuatu yang semestinya terjadi (Sugihastuti, 2000: 135-136).

Dalam hal ini, ada beberapa percakapan yang menujukkan

superioritas pria terhadap wanita pada kehidupan sehari-hari. Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(215) “Kita wanita dididik untuk menunggu – itulah

jeleknya,” kata Lansih. “Sehingga tidak mudah

mengetahui lubuk hati seorang pemuda selama dia

tidak memberi syarat.” (hlm. 49).

Tokoh Elisa juga mengalami hal tersebut. Sukoharjito sering memaksa

dan kemudian memilih wanita lain dari pada Elisa, hal itu

menunjukkan kekuasaan pria untuk memilih. Kutipan berikut ini

menunjukkan pernyataan tersebut.

(216) Aku hanya gadis indo. Tak memiliki kedudkan

maupun keluarga yang patut dibanggakan.

Sukoharjito sendiri telah memilih mana yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

92

menguntungkan dari kami dua orang wanita (hlm.

139). (217) Selama itu, pada waktu-waktu mencumbuku,

tidak pernah lupa mendesakku dengan permintaan

buat memiliki aku seluruhnya. Karena aku tidak

memberikan apa yang dimintainya, dia mencari

wanita lain.

Elisa ingin menunjukkan tentang ketidaksetujuannya pada

superioritas pria dengan cara berangan-angan ingin membuktikan

kepada Sukoharjito bahwa ia dapat memperoleh pria lain. Hal itu

ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(218) Pada waktu-waktu demikian, tiba-tiba muncul

keinginanku mengambil laki-laki yang mana saja

yang mau mengajakku keluat, jatuh ke dalam

pelukannya serta memberi apa saja yang dimintanya.

Termasuk keperawananku (hlm. 163).

Kemudian Elisa dapat membuktikan hal tersebut dengan cara

memberikan harapan kepada tokoh Gail yang pada akhirnya Elisa

meninggalkannya karena ia akan meninggalkan Indonesia. Hal

tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa Elisa telah berhasil

membuat pria lain berharap padanya ketika Elisa meninggalkannya.

Hal itu ditunjukkan pada kutipan berikut.

(219) “Aku tidak mau berharap lagi, tidak

menghendaki kungkungan perasaan yang bukan-

bukan. Gail masih satu tahun disini. Kawannya

wanita banyak. Dia masih dapat mencari lainnya.”

“Jadi kali ini kaulah yang meninggalkan laki-laki.”

“Betul.” Tanpa kusadari, ada semacam rasa bangga

yang menyelinap kedalam hati (hlm. 182).

Berdasarkan kutipan (212) sampai dengan (219) dapat

dirangkum bahwa dalam masyarakat Elisa merupakan seorang yang

gemar bersosialisasi karena ia mempunyai banyak kerabat. Walaupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

93

ia gemar bersosialisasi, ia merasakan ada superioritas pria ketika ia

menjalin hubungan dengan Sukoharjito sehingga hal ini membuat

Elisa tertekan dan pada akhirnya secara tidak langsung membalas

perlakuan tersebut kepada orang lain untuk mengurangi rasa sakit

hatinya.

B. Relevansi Novel Keberangkatan sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu media yang relevan dan

baik dalam membentuk karakter siswa. Dalam proses belajar mengajar,

haruslah diperhatikan metode dan strategi dalam memberikan materi. Novel

dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra agar dapat mengembangkan

daya kreatifitas siswa dan juga kritis dalam menganalisis unsur intrinsik dan

ekstinsik novel.

Rahmanto (1988: 27-33) memberikan tiga aspek penting yang tidak

boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran, yaitu: pertama dari

sudut bahasa, kedua dari sudut kematangan jiwa (psikologis), dan ketiga dari

sudut latar belakang kebudayaan para siswa. Novel Keberangatan karya Nh.

Dini dapat dijadikan bahan ajar pembelajaran siswa SMA karena memenuhi

tiga aspek penting tersebut yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Aspek Bahasa

Pemilihan bahan ajar sastra pada siswa SMA harus diperhatikan

terutama dalam bahasanya, karena bahasa merupakan aspek yang penting

bagi siswa dalam upaya menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

94

tersebut sesuai dengan pendapat Rahmanto (1988: 27-33) bahwa aspek

kebahasaan dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah

yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang

dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya

sastra itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang.

Bahasa yang digunakan dalam novel merupakan bahasa yang

digunakan sehari-hari. Hal tersebut membuat bahasa dalam novel mudah

dipahami. Dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

(220) Sampai disana kulihat telah banyak penumpang.

Seorang pramugari darat berdiri di dekat pintu yang

menuju lapangan. Aku menyalaminya. Sambil

menunggu orang tua dan adik-adikku, aku brdiri di

pinggir pintu bagian imigrasi. Seorang pramugari

lain memberikan kembali paspor-paspor kepada

penumpang yang berdatangan dari luar (hlm. 12).

(221) Masa lampauku bukan merupakan hal yang

menyesalkan. Benar aku tidak tahu kepastian

bapakku, tetapi aku memiliki nama (hlm. 95).

(222) “Mengapa baru sekarang kau memberitahuku?”

suaranya hampir membentak. “Sejak kapan kau

merencanakan mau berangkat?” (hlm. 181).

Terkadang, pengarang juga menggunakan beberapa bahasa jawa

dalam menulis kalimat. Hal ini membuktikan bahwa bahasa yang

digunakan dalam novel Keberangkatan tidak hanya menggunakan bahasa

Indonesia. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut ini.

(223) Teman-teman sekamarku dengan susah payah

berhasil menyorongnya kembali ke ruang duduk

(hlm. 40). (Mendorong)

Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa novel

Keberangkatan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

95

tersebut dilihat dari penggunakan bahasa yang mudah digunakan dan

dipahami. Selain itu, pengarang juga menggunakan bahasa yang beragam

(bahasa jawa) sehingga dapat menambah pengetahuan siswa.

2. Aspek Kematangan Jiwa (Psikologis)

Novel Keberangkatan merupakan novel yang relevan dengan

materi pembelajaran pada siswa SMA karena memenuhi aspek psikologi.

Pada bab II telah dijelaskan bahwa siswa SMA masuk pada tahap

generalisasi siswa tidak hanya berminat pada hal-hal praktis saja tetapi

juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan

menganalisis suatu fenomena. Pada tahap ini siswa sudah mempunyai

kemampuan untuk menggeneralisasikan suatu masalah, menentukan sebab

pokok suatu masalah.

Membaca novel Keberangkatan dapat membantu siswa

mengetahui permasalahan-permasalahan yang kemungkinan terjadi dalam

kehidupan nyata, terutama tentang permasalahan wanita. Kemudian siswa

mengambil nilai yang terkandung dalam novel keberangkatan, terutama

citra wanita tokoh Elisa. Nilai-nilai yang dapat diambil dari tokoh Elisa

adalah berikut ini.

a. Elisa seorang yang mandiri (kutipan 42 dan 43),

b. Elisa seorang yang menghormati orang tua walaupun kadang

diperlakukan kasar (kutipan 45),

c. Elisa tanggung jawab atas kehidupannya sendiri (kutipan 41, 42, dan

185),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

96

d. Elisa kuat pada pendiriannya (kutipan 182 dan 183).

Sikap-sikap Elisa pada beberapa kutipan diatas dapat dijadikan pedoman

untuk siswa dalam membentuk karakter tentu saja dengan bimbingan dari

guru.

Berdasarkan analisis perilaku pada tokoh Elisa, novel ini dapat

dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Novel ini mengandung

nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari, yaitu nilai kemanusiaan

dan pendidikan yang baik untuk siswa SMA yang sedang mengalami

penyesuaian perubahan psikologis.

3. Aspek Latar Belakang Budaya Siswa

Kehidupan yang diceritakan pengarang dalam novel

Keberangkatan adalah cerita tentang kehidupan setelah masa penjajahan

Belanda di Indonesia. Hal ini sangat mempunyai kaitan antara siswa

dengan latar belakang kehidupan terutama pada sejarah Indonesia.

Rahmanto (1988: 31) berpendapat bahwa biasanya siswa akan mudah

tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat

hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila

karya sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka

dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang di sekitar

mereka.

Banyak sekali hal-hal dan nilai baik yang dapat diambil dari

kehidupan tokoh-tokoh terutama tokoh Elisa dalam novel ini. Pada kutipan

(41) menunjukkan bahwa Elisa merupakan anak keturunan Belanda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

97

namun ia lebih memilih menjadi warga Indonesia . Hal ini dapat dijadikan

contoh bahwa orang keturunan Belanda mencintai Indonesia, maka

seharusnya kita sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga keutuhan

negara ini. Hal itu juga ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(224) Haruskah kami menempel etiket di punggung

dengan penjelasan bahwa kami bukan lagi bangsa

Belanda, melainnkan orang Indonesia seperti

mereka? Warna kulit kami hitam, terbakar oleh

matahari, yang juga membakar kulit mereka.

Makanan kami di rumah sama dengan makanan

mereka (hlm. 31).

Lingkungan yang diceritakan dalam novel ini adalah lingkungan

yang ada di Indonesia, hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami

apa yang diceritakan dalam novel karena lingkungan tersebut dengan

dengan mereka. Hal itu ditunjukkan pada kutipan berikut ini.

(225) Satu-satunya bahasa daerah yang pernah ku

mengerti adalah bahasa jawa. Waktu itu orang

tuaku tinggal di Surabaya, kota kelahiranku (hlm.

32).

(226) Perjalanan ke Solo sungguh menyenangkan.

Desa-desa di kiri-kanan jalan rata dan hijau atau

biru. Sawah dan gunung bergantian menyuguhkan

padangan yang tidak menemukan (hlm. 98).

Berdasarkan analisis bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya

pada novel Keberangkatan karya Nh. Dini dapat disimpulkan bahwa novel

ini dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA. Ketiga aspek tersebut

akan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk kelas XI Semester II berdasarkan silabus yang terdapat dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

98

4. Novel Keberangkatan sebagai Bahan Pembelajaran

Novel Keberangkatan merupakan novel yang relevan dan dapat

dikaitkan dengan bahan pembelajaran sastra di SMA, khususnya siswa

kelas XI semester II pada SK Membaca : memahami buku biografi,

novel, dan hikayat, dengan KD mengungkapkan hal-hal yang menarik dan

dapat diteladani dari tokoh. Selain itu, novel keberangkatan juga

memenuhi tiga aspek yang telah dibahas pada bagian sebelumnya yaitu

aspek bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya pada novel yang

relevan dengan unsur eksrinsik yang terdapat dalam materi yang

dicantumkan dalam silabus dan RPP. Dari aspek bahasa tidak sulit untuk

dipahami, karena bahasa yang digunakan dalam percakapan yang ada di

novel merupakan bahasa sehari-hari sehingga hal ini memudahkan siswa

untuk dipahami. Dari aspek piskologis, novel ini mempunyai kesesuaian

dengan minat siswa dalam tahap generalisasi. Dengan membaca novel ini,

siswa di pacu untuk menganalisis fenomena yang ada pada novel,

terutama untuk masalah citra wanita. Dari aspek latar belakang sangat

dekat sekali dengan sejarah Indonesia karena novel ini berlatar pada

beberapa daerah yang ada di Indonesia, hal ini sangat mudah dipahami

oleh siswa karena secara langsung siswa pasti sudah mengetahui dimana

letak daerah yang diceritakan dalam novel.

Dalam proses pembelajaran, sebelum guru memberikan materi

kepada siswa, guru harus membuat RPP terlebih dahulu untuk dijadikan

pedoman dalam proses pembelajaran sastra yang dapat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

99

menentukan tujuan akhir yang akan dicapai siswa setelah membaca novel.

Satu minggu sebelum pelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa

terlebih dahulu untuk membaca novel Keberangkatan karya NH. Dini

untuk dijadikan tugas pada minggu berikutnya. Berikut ini akan

dipaparkan silabus dan RPP yang relevan dengan hasil analisis citra

wanita dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

100

SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : II

Standar Kompetensi : Membaca

15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/Alat

15.1Mengungkapk

an hal-hal

yang menarik

dan dapat

diteladani dari

tokoh

Unsur- unsur

intrinsik

(tokoh,

penokohan,

dan latar)

novel

Keberangkat

an

Citra wanita

tokoh utama

dalam novel

Keberangkat

n

Membaca novel

Keberangkatan

karya Nh. Dini

Menganalisis

tokoh,

penokohan, dan

latar.

Menganalisis

tokoh utama.

Mengambil hal-

hal yang

menarik dan

dapat diteladani

dari tokoh

utama.

Menganalisis

tokoh,

penokohan, dan

latar novel yang

telah selesai

dibaca.

Mengungkapkan

hal yang menarik

dari tokoh.

Menemukan hal

yang dapat di

teladani dari

tokoh.

Menyimpulkan

tentang tokoh

utama.

Jenis

Tagihan:

tugas

kelomp

ok

Bentuk

Instrumen:

uraian

bebas

2 JP

Novel

Keberan

gkatan

karya

Nh. Dini

Buku

Teori

Pengkaji

an Fiksi

Karya

Burhan

Nurgiyan

toro.

Catatan

dari

guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA …

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Standar Kompetensi : Membaca

15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat

Kompetensi Dasar : 15.1 Mengungkapkan hal-hal menarik yang dapat

diteladani dari tokoh

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Indikator :

Menganalisis tokoh, penokohan, dan latar novel yang telah selesai dibaca.

Mengungkapkan hal yang menarik dari tokoh.

Menemukan hal yang dapat di teladani dari tokoh.

Menyimpulkan tentang tokoh utama.

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menganalisis tokoh, penokohan, dan latar novel yang telah

selesai dibaca.

Siswa mampu mengungkapkan hal yang menarik dari tokoh.

Siswa mampu menemukan hal yang dapat diteladani dari tokoh.

Siswa mampu menyimpulkan tentang tokoh utama.

2. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik (tokoh, penokohan, dan latar)

Citra wanita

3. Metode Pembelajaran

Diskusi

Tanya jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

102

4. Sumber dan Bahan Pembelajaran

Novel Keberangkatan karya Nh. Dini

Buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro.

Catatan dari guru.

5. Kegiatan Pembelajaran (90 Menit)

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1 Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan salam

Guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang akan

dilakukan.

Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan siswa dalam pembelajaran.

5 Menit

2 Kegiatan Inti

Pertemuan Pertama

Eksplorasi - Guru menjelaskan pengertian tentang citra

wanita, tokoh, penokohan, dan latar.

- Siswa mencatat apa yang telah dijelaskan oleh

Guru.

- Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.

Elaborasi - Siswa dikumpulkan dalam kelompok kecil (4

orang).

- Guru memberikan tugas untuk menganalisis

tokoh, penokohan, dan latar, serta mengambil

hal yang dapat di teladani dari tokoh.

- Siswa dalam kelompok mengerjakan tugas

yang telah diberikan oleh guru

- Kelompok menjelaskan hasil tugas di depan

kelas.

- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Konfirmasi - Guru memberi apresiasi terhadap siswa yang

mengerjakan tugas dengan baik.

- Guru membimbing kembali jikalau masih ada

kesalahan dari tugas siswa.

80 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

103

- siswa mencatat pokok-pokok penting yang

dijelaskan oleh guru.

3 Kegiatan Penutup

Siswa menarik kesimpulan dan Guru menegaskan

kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari.

Guru menutup pelajaran.

5 Menit

6. Penilaian

Jenis tagihan : tugas kelompok

Bentuk instrument : uraian bebas, Tanya jawab

7. Soal Pertanyaan

1) Apa yang dimaksud dengan tokoh, penokohan, dan latar? Jelaskan!

2) Apa yang dimaksud dengan citra wanita? Jelaskan!

3) Sebutkan tokoh utama beserta tokoh tambahan dalam novel!

4) Jelaskan penokohan masing-masing tokoh yang ada dalam novel!

5) Sebutkan hal-hal menarik yang dapat diambil dari tokoh utama!

Jawaban:

1) Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif

atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan.

Penokohan adalah penyajian watak, penciptaan citra, atau pelukisan

gambaran tentang seseorang yang ditampilkan sebagai tokoh cerita.

Latar adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.

2) Citra wanita merupakan semua wujud gambaran mental spiritual dan

tingkah laku keseharian wanita (Indonesia), yang menunjukkan “wajah”

dan ciri khas wanita.

3) Tokoh utama : Elisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

104

Tokoh tambahan : Ibu Elisa, Ayah Elisa, Kakak Elisa, Silvi, Teo, Lansih,

Wati, Anna, Sukoharjito, Rudi, Kumayas, Rama Beick, Talib, Tuan

Sayekti, Gail.

4) Penokohan

No Tokoh Penokohan

1 Elisa Wanita keturunan indo

Seorang pramugari

Senang berdansa

Seorang yang mandiri

Sifatnya murah hati

Selalu ingin tahu tentang masa

kecilnya

Wanita yang mudah sedih dan putus

asa jika disakiti oleh laki-laki

Lekas senang jika ada yang

menghiburnya

2 Ibu Elisa Ibu yang kasar terhadap anak-anaknya

Selalu mengingini barang milik Elisa

Sering berganti pasangan sewaktu

muda

3 Ayah Elisa Seorang yang tenang saat bicara

Senang memberikan nasihat

Selalu mengalah dengan sikap istrinya

Kadang juga mau bersikap tegas

4 Kakak Elisa Seorang ibu rumah tangga

Mempunyai kegemaran menjahit

Tidak suka mengingat kehidupan masa

lalu

5 Silvi Adik Elisa

Sangat sayang kepada Elisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

105

Lebih suka memanggil Elisa dari pada

Elsye

6 Teo Adik Elisa

Sedih saat Elisa tidak ikut ke Belanda

Lebih senang memanggil Elsye dari

pada Elisa

Menuruti nasihat Elisa

Kakak yang mau menjaga Silvi

7 Lansih Wanita yang pintar dalam mengurusi

hal tentang rumah tangga

Mau memberikan nasihat kepada

temannya

8 Wati Wanita yang baik

Pintar mengatur kepentingan rumah

tangga

Mau memberikan nasihat kepada

temannya

9 Anna Tidak bertanggung jawab dengan tugas

yang diberikan

Senang berdansa

Pandai membujuk seseorang

10 Sukoharjito Seorang pekerja pada bagian protocol

istana

Saudara Lansih

Senang membelikan sesuatu

Perhatian terhadap Elisa

Punya sifat buruk saat berciuman

Membuat Elisa patah hati dengan

menikahi wanita lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

106

11 Rudi Teman Elisa sewaktu kecil

Seorang pekerja keras

Tidak suka membuat janji jika

menemui Elisa

Mempunyai perasaan suka terhadap

Elisa

12 Kumayas Kawan kerja Elisa

Senang membantu Elisa

Suka menyindir

Teman yang perhatian

13 Rama Beick Rekan Kumayas

Seorang pastor dari belanda

Senang bercerita

14 Talib Seorang pelukis

Pengasuh Elisa sewaktu kecil

Sifatnya kasar saat sedang sakit

15 Tuan Sayekti Seorang kenalan talib

Sangat baik terhadap Elisa

16 Gail Seorang wartawan

Senang memuji Elisa

Sangat baik terhadap Elisa, mau

menghibur Elisa disaat sedih

5) Bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri

Pekerja keras

Murah hati

Mencintai keluarganya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

107

8. Penilaian

No Skor Kriteria Bobot Total skor (skor

x bobot)

1 3 Siswa mampu menjawab arti

tokoh, penokohan, dan latar

dengan benar.

2 6

2 Siswa mampu menjawab 2

dari 3 unsur intrinsik yang

diberikan.

1 Siswa hanya mampu

menjawab 1 dari tiga

perntanyaan yang diberikan.

2 3 Siswa mampu menjawab

dengan benar tentang citra

wanita

2 6

3 3 Siswa mampu menjawab

semua tokoh dengan benar.

2 6

2 Siswa mampu menjawab 6-

10 tokoh

1 Siswa mampu menjawab 1-

5 tokoh

4 4 Siswa mampu menjawab

seluruh penokohan tokoh

yang ada dalam novel.

2 8

3 Siswa mampu menjawab 6-

10 penokohan.

2 Siswa mampu menjawab 1-5

penokohan.

5 2 Siswa dapat mengambil hal-

hal yang menarik dari tokoh

utama.

2 4

1 Siswa dapat mengambil hal-

hal yang menarik dari tokoh

minimal 2

Total skor 30

Nilai akhir siswa : Skor yang diperoleh siswa x 100 = …

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

108

Pembelajaran yang telah dirancang dalam RPP diatas dengan

materi tentang unsur intrinsik dan citra wanita tokoh utama yang diambil

dari novel Keberangkatan karya Nh. Dini membuktikan bahwa novel ini

relevan sebagai bahan pembelajaran di SMA terutama pada kelas XI

semester II.

Unsur intrinsik yang dianalis siswa tidak semua melainkan hanya

tokoh, penokohan, dan latar, dikarenakan penelitian novel ini hanya

mencantumkan 3 bagian unsur intrinsik tersebut dan lebih mengutamakan

tentang citra wanita. Unsur-unsur intrinsik dan citra wanita yang telah

dianalisis oleh siswa dapat diambil hal-hal yang baik dari tokoh-tokoh

tersebut kemudian dapat dijadikan pedoman dengan bimbingan dari guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

109

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini akan dikemukakan tiga hal yang berkaiatan dengan penutup,

yaitu kesimpulan hasil analisis, implikasi dan saran. Berikut ini merupakan uraian

ketiga hal tersebut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV dan V yang membahas

tentang analisis tokoh, penokohan dan latar, citra wanita tokoh Elisa, serta

relevansi hasil penelitian dengan pembelajaran sastra di SMA, maka akan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Novel Keberangkatan merupakan novel karya Nh. Dini, diterbitkan

oleh Pt. Dunia Pustaka Jaya pada tahun 1997. Novel ini menceritakan pada

tentang kehidupan seorang wanita bernama Elisabet Frisart (Elisa) yang

merupakan tokoh utama dalam novel Keberangkatan. Selain tokoh utama

terdapat juga tokoh tambahan yang berkaitan langsung dengan tokoh utama.

Terdapat 15 tokoh tambahan dalam novel ini, yaitu Ibu Elisa, Ayah Elisa,

Kakak Elisa, Silvi, Teo, Lansih, Wati, Anna, Sukoharjito, Rudi, Kumayas,

Rama Beick, Talib, Tuan Sayekti, dan Gail. Kemudian analisis penokohan

dari tokoh utama dan tokoh tambahan menggunakan metode analitik dan

metode dramatik dengan cara mengambil kutipan-kutipan percakapan antar

tokoh dan juga narator. Sedangkan analisis latar meliputi latar tempat, latar

waktu dan latar sosial. Latar tempat yang diceritakan dalam novel ini meliputi

beberapa tempat yang ada di Jakarta dan Surabaya. kemudian untuk latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

110

waktu tidak diceritakan secara pasti kapan cerita dalam novel ini berlangsung,

hanya menunjukkan bahwa cerita dalam novel ini berlangsung setelah

beberapa tahun kemerdekaan Indonesia. Sedangkan latar sosial yang terjadi

dalam cerita menunjukkan bahwa bangsa pribumi tidak terlalu suka terhadap

keturunan indo, namun Elisa mencoba untuk beradaptasi sesuai dengan

kehidupan orang Indonesia tulen.

Analisis citra wanita tokoh utama tergambar atas citra diri berdasarkan

citra fisis dan psikis, serta citra sosial berdasarkan citra tokoh utama dalam

keluarga dan masyarakat. Citra diri tokoh Elisa dalam aspek fisis tergambar

melalui kegiatan domestik kerumahtanggaan, wanita yang menjaga

penampilan, serta wanita berbadan langsing, sedangkan dalam aspek psikis

digambarkan sebagai wanita yang kuat dalam mempertahankan pendiriannya,

wanita dewasa yang tanggung jawab terhadapa dirinya sendiri, dan

mempunyai kestabilan dalam menentukan nasib kehidupannya sendiri. Citra

sosial tokoh Elisa dalam keluarga digambarkan sebagai anggota keluarga yang

baik dan sayang kepada seluruh anggota keluarga, kemudian citra sosial tokoh

Elisa dalam masyarakat tergambar bahwa Elisa gemar bersosialisasi karena ia

mempunyai banyak kerabat dan mencoba melawan superioritas pria terhadap

dirinya.

Novel Keberangkatan dapat menjadi bahan pembelajaran sastra di

SMA karena memenuhi tiga aspek penting dalam memilih bahan

pembelajaran yaitu aspek bahasa, aspek psikologi, aspek latar belakang

budaya siswa. Dari segi aspek bahasa, novel Keberangkatan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

111

bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat digunakan

sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Dari segi aspek psikologi, novel

Keberangkatan mempunyai nilai-nilai dari tokoh Elisa yang kemungkinan ada

dalam kehidupan sehari-hari yaitu nilai kemanusiaan dan pendidikan yang

baik untuk siswa SMA yang sedang mengalami penyesuaian perubahan

psikologis sehingga novel ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di

SMA. Dari segi aspek latar belakang budaya siswa, cerita dan tokoh yang

dihadirkan dalam novel Keberangkatan berasal dari lingkungan yang masih

dikenal oleh siswa sehingga novel ini dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran sastra di SMA.

Hasil analisis tokoh, penokohan, latar, serta citra wanita dapat

digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA karena hasil analisis

tersebut relevan dengan materi yang diberikan pada kelas XI semester II.

Pembelajaran tersebut mengacu pada silabus yang telah ditentukan dengan SK

Membaca: memahami biografi, novel, dan hikayat, dengan KD

mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh.

Kemudian disusun sebuah RPP yang akan dijadikan pedoman dalam proses

pembelajaran dengan menganalisis unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar,

serta nilai-nilai baik yang dapat diteladani dari tokoh utama dalam novel

Keberangkatan yaitu Elisa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

112

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi terhadap

pembelajaran sastra di SMA. Penelitian terhadap novel Keberangkatan karya

Nh. Dini membuktikan bahwa citra wanita tokoh Elisa dapat dijadikan sebagai

bahan pembelajaran di SMA khususnya pada siswa kelas XI semester II.

Siswa diharapkan tidak hanya membaca karya sastra namun mampu

memahami karya sastra yang dibacanya dan juga dapat terbantu dalam

menemukan nilai-nilai budaya dan pendidikan. Pengajar juga diharapkan

memperhatikan dalam memberikan materi pembelajaran terhadap siswa

terutama dalam pengetahuan bahasa dan sastra agar keduanya seimbang.

C. Saran

Saran ini ditujukan kepada pengajar bahasa Indonesia dan peneliti

selanjutnya yang menggunakan novel Keberangkatan karya Nh. Dini objek

penelitian. Bagi pengajar, diharapkan novel Keberangkatan karya Nh. Dini

dapat dijadikan suatu alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA, selain itu

pengajar diharapkan memperhatikan tiga aspek penting dalam memilih bahan

pengajaran sastra yaitu aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek latar

belakang budaya siswa karena hal tersebut akan menentukan apakah bahan

tersebut cocok untuk siswa dalam tingkatan tertentu. Selanjutnya bagi peneliti

berikutnya, novel Keberangkatan karya Nh. Dini ini masih mempunyai

masalah-masalah lain yang dialami tokoh utama maupun tokoh tambahan

yang menarik untuk diteliti dengan menggunakan kajian lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

113

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 1977. Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diharja, Prapta. 2012. Pengkajian Apresiasi Prosa. Yogyakarta: PBSID Universitas

Sanata Dharma.

Dini, Nh. 1977. Keberangkatan. Jakarta: Pt. Dunia Pustaka Jaya

Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Hermawatiningsih, Marietta Sri. Nilai Feminis Tokoh dalam Novel Trilogi Jendela-

jendela, Pintu, dan Atap Karya Fira Basuki. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Jabrohim (ed). 1994. Pengajaran sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

___________. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita.

Kountor, Rony. 2003. Metode Penelitian : untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.

Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja

Rosdakarya.

Muhaimin, dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar

Pemahaman dan Pengembangan). Jakarta: Pt. Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

114

______________. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konkestual.

Jakarta: Pt. Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rendi, Oktavianus. 2011. Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen

Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UKM

Press.

Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Feminis: Perempuan dalam Karya-karya

Kuntowijaya. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Cetakan III. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press).

_____________. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita. Bandung: Nuansa.

Sugihastuti dan Suharto. 2010. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan. 2007. Gender & Inferioritas Perempuan:

Praktik Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahyuningtyas, Sri dan Wijaya Heru Santosa. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi.

Surakarta: Yuma Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

115

Waluyo, Herman J.1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

116

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

117

SINOPSIS NOVEL KEBERANGKATAN

Elisa merupakan seorang gadis indo bernama lengkap Elisabet Frisart

yang merupakan keturunan dari keluarga Frisart. Ia mempunyai keluarga yang

tidak harmonis dengan segala permasalahan yang dimulai dari Ibu Elisa. Elisa

memiliki tiga saudara, yaitu kakak Elisa yang telah pergi dari rumah, adik

perempuan yang bernama Silvi dan adik laki-laki bernama Teo. Ayah Elisa yang

ternyata bukan ayah kandung Elisa selalu mengalah dan takut terhadap segala

perintah Ibu Elisa oleh karena itu jika Ibu Elisa mengingini barang kepunyaan

Elisa, ia selalu diam saja dan tidak berani melerai. Elisa tidak dapat menerima

perlakuan Ibu terhadap dirinya dan adik-adiknya sehingga ia lebih memilih untuk

pergi dari rumah dan bekerja di perusahaan penerbangan menjadi pramugari.

Ketika keluarganya memutuskan untuk kembali ke negeri Belanda

karena bangsa pribumi mulai tidak menyukai bangsa Belanda yang disebabkan

dendam atas perlakuan bangsa Belanda semasa penjajahan, Elisa memilih untuk

tetap tinggal di Indonesia karena ia merasa sudah dewasa dan sudah dapat

menentukan hidupnya sendiri. Selain itu, Elisa juga merasa sebagai warga

Indonesia tulen karena sudah terbiasa bergaul dengan warga Indonesia di

pemondokan dan ditempat ia bekerja.

Suatu ketika, Elisa berkenalan dengan seorang lelaki bernama

Sukoharjito yang merupakan seorang pegawai protokol di istana negara dan juga

merupakan saudara Lansih, salah satu teman Elisa. Setelah mengenal beberapa

waktu, kemudian Elisa jatuh cinta terhadap Sukoharjito dan merekapun sering

pergi ketempat-tempat anak muda yang berpasangan biasa berkumpul. Pada suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

118

malam setelah kembali dari sebuah pesta Sukoharjito secara tidak langsung

mengajak Elisa untuk berhubungan badan dengan cara meraba-raba bagian

kewanitaan Elisa, namun Elisa menolaknya karena ia memegang prinsip bahwa

keperawanannya akan ia serahkan kepada suaminya jika sudah menikah. Setelah

setahun berpacaran, tidak ada tanda-tanda bahwa Sukoharjito akan menikahi

Elisa. Memang Sukoharjito sudah mengajak Elisa untuk berkunjung ke rumah

orang tuanya, namun dia tidak pernah menunjukkan hasrat untuk menikahi Elisa

yang ada hanyalah hasrat nafsu yang ditunjukkan Sukoharjito kepada Elisa.

Sewaktu Elisa mengunjungi sebuah pesta dengan teman-temannya, ia

dipertemukan dengan salah satu kerabat Sukoharjito dan memberitahukan bahwa

Sukoharjito akan segera menikah dengan kemenakan ajudan Presiden dikarenakan

wanita tersebut telah hamil terlebih dahulu sebelum menikah. Betapa sakitnya hati

Elisa mendengar kabar tersebut. Lansih mengatakan betapa beruntungnya Elisa

tidak bernasib seperti perempuan itu. Walaupun Elisa merupakan wanita

keturunan indo, ia mencoba menjaga adat istiadat yang ada di Indonesia.

Selain masalah percintaan, pikiran Elisa juga dihantui rasa penasaran

siapa Ayah kandungnya yang sebenarnya karena sewaktu Elisa belum lahir Ibu

Elisa merupakan petualang cinta dan sering berganti-ganti pasangan tidur. Dalam

cerita, Elisa mencoba mencari tahu siapa Ayah kandungnya dan pada akhirnya ia

dapat menemukan Talib yang merupakan seorang pelukis dan sewaktu muda

diangkat menjadi anak oleh suami dari Ibu Elisa. Pada akhirnya Talib jatuh cinta

pada Ibu Elisa sehingga setelah itu lahirlah Elisa dan dirawatlah Elisa oleh Talib

sewaktu masih tinggal di Surabaya sebelum pindah ke Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

119

Setelah patah hati karena perbuatan Sukoharjito yang menghamili

kemenakan ajudan Presiden, Elisa sempat putus asa terhadap kehidupannya dan

sempat berpikiran untuk bunuh diri. Namun pada suatu hari Gail mencoba untuk

mendekati Elisa dan mencoba menghibur Elisa agar tidak putus asa hanya karena

masalah percintaan, hingga pada akhirnya mereka menjadi teman yang sangat

dekat seperti berpacaran. Gail menaruh perasaan terhadap Elisa dan di saat

mereka hendak menjalin asmara, Elisa memutuskan untuk pergi ke Belanda

karena ia merasa sudah tidak dapat hidup di Indonesia dan ingin menemui

keluarganya sehingga hal tersebut membuat Gail menjadi patah hati. Sebelum

Elisa berangkat menuju Belanda, Gail menitipkan bunga dan seberkas surat yang

juga berisikan kartu nama Gail dan uang seratus dolar sebagai sesuatu yang

menyakinkan Gail bahwa Elisa akan membeli perangko dan menuliskan surat

kepada Gail sesampainya di Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya siswa, serta silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan rencana

120

BIODATA PENULIS

Vincentius Herbangun lahir di Wonosobo pada 27

September 1989. Memulai pendidikan formal di TK

Pertiwi Kapencar pada tahun 1994, kemudian

melanjutkan di SDN Kapencar I dan selesai pada tahun

2002. Selanjutnya melanjutkan pada tingkat sekolah

menengah pertama di SMP Santa Maria Bulu

Temanggung dan selesai pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pada tingkat

sekolah menengah atas di SMA Bruderan Purworejo dan selesai pada tahun 2008.

Tahun 2008, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni,

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Lulus pada tahun 2013

dengan skripsi berjudul Citra Wanita Tokoh Utama dalam Novel Keberangkatan

karya Nh. Dini dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI