PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka...

98
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK), DAN IDENTIFIKASI Staphylococcus aureus DALAM JAMU CEKOK DARI PENJUAL JAMU RACIK XDI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Arellia Oktaviori NIM : 108114108 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK),

DAN IDENTIFIKASI Staphylococcus aureus DALAM JAMU CEKOK DARI

PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Arellia Oktaviori

NIM : 108114108

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

i

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK),

DAN IDENTIFIKASI Staphylococcus aureus DALAM JAMU CEKOK DARI

PENJUAL JAMU RACIK “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Arellia Oktaviori

NIM : 108114108

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

iv

PERSEMBAHAN

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau

dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”

Yesaya, 41 : 10

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan pengharapanku,

Papah, mamah, dan adik-adik ku yang tersayang

Seseorang yang selalu memberi motivasi,

Saudara-saudaraku dan Teman-temanku

Alamamater yang ku banggakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya dalam penelitian dan

penyusunan skripsi yang berjudul “Uji Angka Lempeng Total (ALT), Angka

Kapang/Khamir (AKK), dan Identifikasi Staphylococcus aureus dalam Jamu

Cekok dari Penjual Jamu Racik “X” di Yogyakarta” sehingga dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi

penulis. Akan tetapi, di tengah kesulitan tersebut penulis mendapat dukungan,

bimbingan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Pembimbing atas

kebijaksanaan, perhatian, kesabaran serta waktu, tenaga, dan pikiran

dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

viii

4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu CM. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm, Apt. selaku Ketua Program

Studi Farmasi sekaligus Ketua Tim Panitia Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

6. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. atas perhatian, pengarahan,

masukan, kritik, saran, dan kesabarannya dalam membimbing

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf karyawan fakultas farmasi yang telah

mendukung dan memberikan ilmu kefarmasian serta membentu dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh pegawai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, khususnya

bagian mikrobiologi yang telah banyak membantu penulis dalam

pelaksaan penelitian laboratorium.

9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini yang telah bekerja

sama dan selalu memberikan dukungan : Ribka Alvianita, Maria Dyah

Kartika, Anastasia Ika, dan Theresia Nurida Ambarwulan.

10. Teman-teman angkatan 2010, khususnya FKK B dan FSM C 2010

11. Teman-teman terkasih kost Wisma Ananda

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah membantu dan memberikan dukungan dalam penelitaian ini

sehingga dapat berjalan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis menerima segala ktitik dan saran yang bersifat membangun demi

sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan informasi kepada pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………... ..... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………. ..... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi

PRAKATA .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

INTISARI .............................................................................................. xv

ABSTRACT .............................................................................................. xvi

BAB I. PENGANTAR .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

1. Perumusan masalah ..................................................................... 4

2. Keaslian penelitian ...................................................................... 5

3. Manfaat penelitian ...................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

1. Tujuan umum .............................................................................. 5

2. Tujuan khusus ............................................................................. 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................. 7

A. Obat Tradisional .......................................................................... 7

B. Jamu Cekok ................................................................................. 8

C. Angka Lempeng Total ................................................................ 10

D. Angka Kapang/Khamir ............................................................... 14

E. Staphylococcus aureus ................................................................ 17

F. Media .......................................................................................... 18

G. Keterangan Empiris .................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xi

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 21

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 21

1. Variabel penelitian ...................................................................... 21

2. Definisi operasional .................................................................... 22

C. Bahan Penelitian ............................................................................... 22

D. Alat Penelitian ................................................................................... 23

E. Tata Cara Penelitian .......................................................................... 23

1. Penentuan dan pemilihan sampel ................................................ 23

2. Homogenisasi dan pengenceran sampel ..................................... 24

3. Uji ALT ....................................................................................... 24

4. Uji AKK ...................................................................................... 25

5. Uji Identifikasi S.aureus ............................................................. 25

F. Analisis hasil ..................................................................................... 30

BAB IV. PEMBAHASAN .................................................................... 35

A. Penentuan dan Pemilihan Sampel ..................................................... 35

B. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel........................................... 36

C. Uji ALT ............................................................................................. 37

D. Uji AKK ............................................................................................ 43

E. Uji S.aureus ....................................................................................... 48

BAB V. KESIMPILAN DAN SARAN ................................................ 67

A. Kesimpulan ....................................................................................... 67

B. Saran ................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 68

LAMPIRAN ........................................................................................... 71

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sampel jamu cekok dalam wadah steril ................................ 36

Gambar 2. Kontrol media dan kontrol negative pada uji ALT .............. 39

Gambar 3. Hasil pengujian ALT setelah inkubasi 48 jam ...................... 40

Gambar 4. Hasil pengujian AKK dari kontrol negatif dan sampel setelah

inkubasi 5 hari ....................................................................... 46

Gambar 5. Media Giolitti – Cantoni Broth ............................................ 52

Gambar 6. Hasil uji isolasi pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923

dan sampel jamu cekok ......................................................... 55

Gambar 7. Hasil uji fermentasi gula-gula pada kontrol positif S.aureus

ATCC 25923 dan sampel jamu cekok ................................. 57

Gambar 8. Hasil uji koagulase pada kontrol positif S.aureus ATCC

25923 dan sampel jamu cekok .............................................. 60

Gambar 9. Hasil uji katalase pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923

dan sampel jamu cekok ......................................................... 61

Gambar 10. Hasil uji mikroskopik pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923

dan sampel jamu cekok ......................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil identifikasi positif S.aureus ........................................ 29

Tabel II. Angka lempeng total rata-rata pada jamu cekok yang diproduksi

oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta .......................... 41

Tabel III. Angka kapang/khamir rata-rata pada jamu cekok yang diproduksi

oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta .......................... 47

Tabel IV. Hasil uji identifikasi S.aureus dalam jamu cekok ................. 64

Tabel V. Hasil uji identifikasi S.aureus dalam jamu cekok dan karakteristik

Staphylococcus saphrophyticus berdasarkan Holt (2000) .... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta ........................................................................ 62

Lampiran 2. Hasil perhitungan uji ALT pada jamu cekok setelah inkubasi

48 jam ................................................................................ 73

Lampiran 3. Hasil perhitungan uji AKK pada jamu cekok setelah inkubasi

5 hari ................................................................................ 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xv

INTISARI

Jamu cekok merupakan salah satu obat tradisional yang banyak diminati

oleh masyarakat. Ramuan jamu cekok digunakan untuk meningkatkan nafsu

makan pada anak-anak. Proses pembuatan dan penyajian sediaan jamu cekok

dilakukan secara tradisional dan kurang memperhatikan kebersihan, maka tidak

menutup kemungkinan dapat tercemar oleh mikroorganisme. Untuk mengetahui

kualitas dan keamanannya secara mikrobiologis, maka perlu dilakukan pengujian.

Pengujian tersebut meliputi uji Angka Lempeng Total, Angka Kapang/Khamir

dan identifikasi bakteri patogen, khususnya Staphylococcus aureus.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif eksploratif. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan

informasi mengenai angka lempeng total, angka kapang/khamir dan ada tidaknya

cemaran bakteri S.aureus pada sampel jamu cekok dari penjual jamu racik “X” di

Yogyakarta.

Hasil pengujian pada ketiga sampel jamu cekok diperoleh ALT berkisar

antara 3,4 x 106 - 1,9 x 10

7 koloni/ml, AKK berkisar antara 1,1 x 10

5 – 1,3 x 10

5,

dan cemaran S.aureus adalah negatif.

Kata kunci: jamu cekok, Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang/Khamir

(AKK), Staphylococcus aureus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

xvi

ABSTRACT

Jamu cekok is the one of traditional medicines needed by public. That is

useful to increase appetite for children. The manufacture processing and

presenting of Jamu cekok those are less attention of hygiene will increase the

possibility of microorganism contaminating. This condition requires testing to

determine the microbiological quality and safety. The determination test includes

the total plate count, the number of mold/yeast, and identification of pathogenic

bacteria, especially Staphylococcus aureus.

This is a non-experimental research with descriptive - explorative design.

The purpose of this research is to provide information about the total plate count,

the number of mold/yeast, and the presence of S.aureus in Jamu cekok’s samples

from Jamu Racik “X” seller in Yogyakarta.

The research’s result on three samples of jamu cekok were show that the

ranged of the Total Plate Count is between 3.4 x 106 – 1.9 x 10

7 colonies/ml, the

Number of Mold/Yeast is between 1.1 x 105

– 1.3x 105 colonies/ml, and S.aureus

contamination was negative.

Key words: Jamu Cekok, Total Plate Count, The Number of Mold/Yeast,

Staphylococcus aureus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern

pada zaman sekarang tidak mengurangi penggunaan obat tradisional oleh

masyarakat di negara-negara berkembang terutama Indonesia. Obat tradisional

telah diterima secara luas oleh masyarakat walaupun sudah banyak beredar obat-

obatan modern di kalangan masyarakat. Masyarakat menggunakan obat

tradisional karena obat tradsional memiliki harga yang relatif murah dan efek

samping yang lebih kecil bahkan tidak ada daripada obat-obat sintetik (Latief,

2012).

Menurut peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik

Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu jamu, obat

herbal terstandar dan fitofarmaka. Salah satu golongan obat tradisional yang

banyak diminati oleh masyarakat hingga saat ini adalah jamu. Penggunaan jamu

masih sangat populer dan banyak diminati oleh masyarakat terutama yang tinggal

di daerah pedesaan (Pramudya, 2008). Di Indonesia, jamu telah diterima dan

digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun sebagai alternatif pengobatan

untuk menyembuhkan suatu penyakit dan meningkatkan kesehatan (Wasito,

2011). Hal ini diperkuat dengan data yang dihimpun dalam Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2010, dimana sekitar 59,12% penduduk Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

2

mengonsumsi jamu dan sekitar 95,6% diantaranya merasakan khasiat jamu dalam

meningkatkan kesehatan (Depkes RI, 2011).

Jamu cekok merupakan salah satu jenis jamu yang paling banyak diminati

oleh masyarakat. Jamu cekok biasa digunakan untuk meningkatkan nafsu makan

dan mengobati beberapa penyakit pada anak-anak (Limananti dan Triratnawati,

2003). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No : 661 tahun 1994 , cairan

obat dalam adalah sediaan obat tradisonal berupa larutan emulsi atau suspensi

dalam air, bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan

digunakan sebagai obat dalam (Depkes RI, 1994).

Di Yogyakarta terdapat salah satu pedagang jamu cekok yang banyak

diminati oleh masyarakat. Konsumen jamu cekok tidak hanya berasal dari kota

Yogyakarta, tetapi dari luar kota Yogyakarta pun banyak yang membeli dan

mengonsumsi jamu cekok yang diproduksi oleh penjual jamu racik “X”

(Limananti dan Triratnawati, 2003). Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh

peneliti pada bulan September 2013, ramuan jamu cekok dibuat sendiri oleh

penjual jamu racik “X” dengan bahan dasar temulawak (Curcuma xanthorrhiza),

lempuyang gajah (Zingiber zerumbet ), brotowali (Tinospora tuberculata), temu

ireng (Curcuma aeruginosa) serta daun pepaya (Carica papaya). Pembuatan jamu

cekok dilakukan secara sederhana dengan jumlah yang sesuai kebutuhan tanpa

takaran yang baku dan proses pembuatannya dilakukan sehari sebelum dijual,

yaitu pada pukul 09.00 WIB. Bahan-bahan sesuai kebutuhan dicuci satu kali

dengan dicelupkan ke dalam ember yang berisi air, ditumbuk kasar dengan

menggunakan lumpang batu dan alu kayu, kemudian dikukus dan keesokan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

3

harinya siap untuk dijual. Selama proses penjualan, bahan-bahan jamu yang telah

diolah disimpan dalam wadah besar (panci) yang terbuka. Penjualan jamu racik

“X” dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 19.30 WIB. Selama rentang

waktu tersebut, tidak dilakukan pemanasan ulang pada jamu dan peralatan yang

digunakan hanya dibilas menggunakan air.

Berdasarkan hasil observasi, proses pembuatan dan penyimpanan jamu

tersebut memungkinkan adanya cemaran mikroorganisme pada jamu. Dalam

KepMenKes no. 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan obat tradisional,

diatur batas aman mikroorganisme yang terdapat dalam obat tradisional, yaitu

dalam Angka Lempeng Total tidak lebih dari 104, Angka Kapang/Khamir tidak

lebih dari 103

dan tidak mengandung mikroba patogen. Salah satu mikroba

patogen yang perlu diwaspadai dalam sediaan jamu cekok adalah Staphylococcus

aureus (Depkes RI, 1994).

Staphylococcus aureus sering ditemukan dalam saluran pernafasan,

permukaan kulit dan rambut hewan berdarah. Lebih dari 30-50% populasi

manusia adalah pembawa S.aureus sehingga dapat menyebabkan kontaminasi

pada makanan termasuk pada pengolahan obat tradisional (Le Loir, Baron, and

Gautier, 2003). Adanya kontaminasi S.aureus dapat menyebabkan terjadinya

keracunan dengan gejala umum yang muncul 2-6 jam setelah mengonsumsi

makanan yang terkontaminasi, seperti mual, muntah, kram perut, diare dan lemas

(Radji, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

4

Bakteri S.aureus dimungkinkan dapat hidup dalam sedian jamu cekok

karena adanya kesesuaian suhu maupun pH antara habitat hidup S. aureus dan

sediaan jamu cekok. Bakteri S.aureus dan jenis staphylococci lainnya dapat

menghasilkan berbagai enzim dan toksin yang menyebabkan infeksi pada manusia

maupun hewan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya foodborne intoxication

(Brooks, 2007). Foodborne intoxication adalah penyakit yang terjadi akibat

mengonsumsi makanan yang terkontaminasi toksin (racun) dari bakteri, jamur,

atau bahan kimia (Albert, 2013).

Adanya cemaran mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan penurunan

kualitas dan keamanan jamu cekok. Usaha jamu ini merupakan usaha jamu

racikan tanpa izin edar sehingga kualitas dan keamanan jamu cekok tersebut

belum terjamin. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan uji cemaran

mikroorganisme yang meliputi uji angka lempeng total, angka kapang/khamir,

dan identifikasi cemaran mikroba patogen, khususnya S.aureus dalam jamu cekok

yang diproduksi oleh penjual jamu racik “X” sehingga dapat menjamin kualitas

dan keamanan jamu tersebut.

1. Perumusan Masalah

a. Berapa angka lempeng total dan angka kapang/khamir dalam jamu cekok dari

penjual jamu racik “X” di Yogyakarta?

b. Apakah pada jamu cekok dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta

mengandung cemaran Staphylococcus aureus ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

5

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka, belum pernah ada publikasi penelitian

tentang uji angka lempeng total, angka kapang/khamir, dan identifikasi

Staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual jamu racik “X” di

Yogyakarta.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan mengenai angka lempeng total, angka

kapang/khamir, dan ada tidaknya Staphylococcus aureus pada jamu cekok dari

penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai kualitas dan keamanan jamu cekok yang dijual oleh

pedagang jamu racik “X” dilihat dari angka lempeng total, angka

kapang/khamir, dan ada tidaknya Staphylococcus aureus, sehingga kesehatan

masyarakat menjadi lebih terjamin.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui kualitas dan keamanan berdasarkan ada tidaknya cemaran

mikroba dalam jamu cekok dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

6

2. Tujuan khusus

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai:

a. Angka Lempeng Total dan Angka Kapang/Khamir pada jamu cekok dari

penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

b. Hasil uji cemaran Staphylococcus aureus pada penjual jamu cekok dari

penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 007 tahun 2012 pasal 1

menyebutkan bahwa ; obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari atau gelenik,

atau campuran dari bahan tersebut yang telah digunakan secara turun menurun

untuk pengobatan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat (Depkes RI, 2012).

Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, obat

tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu jamu, obat herbal

terstandar, dan fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang terbuat dari bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan

tersebut yang telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat

herbal terstandar adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah

terstandarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik pada

hewan percobaan dan uji klinis pada manusia serta bahan baku dan produknya

telah terstandarisasi (Wasito, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

8

Obat tradisional telah digunakan sejak lama oleh semua lapisan

masyarakat untuk pengobatan maupun perawatan kesehatan. Khasiat obat

tradisional tidak dapat dirasakan secara langsung setelah mengonsumsi obat

tradisional tersebut tetapi secara bertahap dengan mengonsumsi terus menerus.

Oleh karena itu, obat tradisional harus terjamin mutu dan keamanannya sehingga

aman dikonsumsi masyarakat (Wasito, 2011). Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan obat

tradisional, terutama cairan obat dalam, yaitu keseragaman volum, tidak boleh

mengandung Angka Lempeng Total lebih dari 104, Angka Kapang/Khamir tidak

lebih dari 103, aflatoksin tidak dari 30 bpj, dan tidak boleh mengandung bakteri

patogen Escherichia coli, Salmonella, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas

aeruginosa (Depkes RI, 1994).

B. Jamu Cekok

Jamu cekok merupakan jamu yang paling banyak diminati oleh

masyarakat dan biasanya digunakan untuk meningkatkan nafsu makan pada

anak. Metode pemberian jamu cekok sangat khas, yaitu semua ramuan bahan

ditempatkan pada selembar kain serupa sapu tangan dan bagian ujungnya

disatukan seperti membungkus, kemudian diperas dan dicekokkan atau memaksa

anak untuk membuka mulutnya sehingga cairan jamu dapat masuk ke dalam

mulut (Limananti dan Triratnawati, 2003).

Jamu cekok merupakan sediaan cairan obat dalam yang terbuat dari

temulawak, lempuyang gajah, brotowali, temu hitam serta daun pepaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

9

1. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan tanaman yang

tergolong dalam famili Zingiberaceae, berbatang semu, dan banyak

dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan

adalah rimpang. Rimpang temulawak mengandung xanthorrizol,

kurkuminoid, minyak atsiri, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Rimpang

temulawak berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, menurunkan

kolesterol, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi

hati, dan sebagai antioksidan (Rahardjo, 2010).

2. Lempuyang gajah

Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet L.) memiliki bau yang tajam,

rasa pedas dan bersifat hangat. Lempuyang gajah mengandung alkaloid,

camphene, camphor, gingerol, zingiberol, minyak esensial, ferulic acid, dan

chlorogenic acid. Lempuyang gajah berkhasiat untuk meningkatkan nafsu

makan, mengobati perut, cacingan, disentri, gangguan empedu, kejang pada

anak, radang ginjal (nephritis), radang usus (enteritis), radang lambung

(gastritis), sembelit, anemia, dan penyakit kulit (Hariana, 2008).

3. Brotowali

Tanaman brotowali (Tinospora condifilia L.) mengandung alkaloid,

glikosida, zat pahit pikroretin serta berberina. Brotowali dapat digunakan

untuk meningkatkan nafsu makan, mengobati luka, borok, gatal-gatal, kencing

manis, rematik, dan demam (Agoes, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

10

4. Temu hitam

Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) mengandung kurkumin,

tanin,kurkumenol, kurkumol, germakon dan kurdion. Temu hitam memiliki

khasiat antara lain untuk menambah nafsu makan, cacingan, nyeri haid,

ambeien, membersihkan darah setelah melahirkan, meningkatkan stamina,

menyuburkan kandungan, dan menetralkan racun dalam tubuh. Bagian yang

sering digunakan adalah bagian rimpang (Anonim, 2013).

5. Daun pepaya

Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid karpain,

tanin, flavonoid, papain dan saponin. Daun pepaya berkhasiat untuk

menambah nafsu makan, obat jerawat, mengobati demam berdarah,

melancarkan produksi ASI dan saluran pencernaan, dan bisa juga sebagai anti

kanker (Agoes, 2010).

C. Angka Lempeng Total (ALT)

Angka Lempeng Total (ALT) merupakan metode kuantitatif yang

digunakan untuk menetapkan angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam

obat tradisional. Prinsip pengujian angka lempeng total, yaitu dengan melihat

pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil pada media agar setelah diinkubasi

selama 24-48 jam dan dihitung jumlah bakteri yang hidup (Radji, 2010).

Penentuan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara

lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

11

1. Jumlah bakteri secara keseluruhan ( total cell count)

Pada metode total cell count, dihitung semua bakteri baik yang hidup

maupun yang mati. Perhitungan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu :

a. Menghitung langsung secara mikroskopis

Jumlah bakteri dihitung dalam satuan isi yang sangat kecil dan

menggunakan kaca obyek khusus yang bergaris (Petroff-Hauser) berbentuk

bujur sangkar. Jumlah cairan yang terdapat antara kaca obyek dan kaca

penutup mempunyai volume tertentu, sehingga satuan isi yang terdapat dalam

bujur sangkar juga tertentu (Lay, 1994).

Cairan yang mengandung jumlah bakteri yang tinggi dapat

menggunakan cara ini. Selain menghitung secara langsung dengan mata, dapat

pula digunakan alat penghitung elektronik coulters counter. Alat ini dapat

menghitung semua benda yang memiliki ukuran diameter 30 µm, sehingga

cairan yang akan dihitung jumlah bakterinya haruslah benar-benar hanya

mengandung bakteri (Lay,1994).

Pada penghitungan dengan metode menghitung langsung secara

mikroskopis, hasil dari pengenceran bahan diteteskan pada kaca obyek khusus

yang terdapat kolom-kolom penghitung (hemasitometer) dan diamati dengan

mikroskop untuk menentukan jumlah sel. Misalnya didapatkan jumlah yang

terhitung 12 sel, maka penghitung jumlah sel adalah : 12 x 25 x 50 x 103 = 1,5

x 107 sel/ml, di mana 12 : jumlah sel yang terhitung, 25 : jumlah kotak pada

ruang penghitung yang digunakan untuk meghitung, 50 : volume tiap-tiap

kotak, dan 103 : pengenceran sampel. Keuntungan metode ini yaitu semua sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

12

bakteri yang hidup maupun mati dapat dihitung dengan ditambahkan zat

pewarna metilen biru. Sel yang mati akan tampak berwarna biru, sedangkan

sel yang hidup akan tampak tidak berwarna karena sel hidup mampu

mereduksi zat warna tersebut secara enzimatik. Adapun kerugian dari metode

ini yaitu kesalahan dalam menghitung akibat sistem pengencerannya tidak

homogen lagi (Lay, 1994).

b. Menghitung dengan cara kekeruhan

Perhitungan dengan cara kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat

spektrofotometer. Dasar teknik ini adalah banyaknya cahaya yang diabsorpsi

sebanding dengan banyaknya sel bakteri pada batas-batas tertentu. Jumlah

mikroba dalam suspensi dapat ditentukan dengan menentukan kerapatan optik.

Pengukuran kerapatan optik menggunakan kolorimeter yang membiaskan

cahaya dengan gelombang tertentu. Gelombang cahaya melewati suspensi

biakan dan banyaknya cahaya yang ditransmisikan setelah melewati suspensi

diukur. Jumlah cahaya yang ditransmisiskan setelah melewati suspensi biakan

berbanding terbalik dengan jumlah mikroba dan jumlah cahaya yang

diabsorpsi. Jumlah cahaya yang diabsorpsi tergantung pada bentuk dan besar

sel (Lay, 1994).

Spektrofotometer dapat mengukur kepekatan sel dari suspensi dalam

%T (transmittance) atau OD ( jumlah cahaya yang diabsorpsi dan

disebarkan). OD digunakan sebagai satuan hitungan, karena OD sebanding

dengan kepekatan sel dalam suspensi biakan (Lay,1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

13

2. Jumlah bakteri yang hidup (viable count)

Cara ini hanya menggambarkan jumlah sel yang hidup, sehingga lebih

tepat bila dibandingkan dengan cara total cell count. Pada metode ini

diasumsikan bahwa setiap sel mikroba hidup dalam suspensi akan tumbuh

menjadi 1 koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan

yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan

merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroba dalam suspensi

tertentu (Hadioetomo, 1985). Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1

sel mikroba, karena beberapa mikroba tertentu cenderung untuk berkelompok

atau berantai. Bila ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai

kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan 1 koloni. Lempeng agar yang

digunakan untuk perhitungan, yaitu lempeng agar yang mengandung 30 - 300

koloni. Lempeng agar dengan koloni >300 sulit untuk dihitung sehingga

kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Pengenceran sampel akan

membantu untuk memperoleh penghitungan jumlah yang benar, namun

pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempeng agar dengan

jumlah koloni yang rendah (<30 koloni). Lempeng demikian tidak absah

secara statistik untuk digunakan dalam perhitungan (Lay,1994).

Angka Lempeng Total harus ditekan sekecil mungkin. Angka lempeng

total dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat industri tersebut melaksanakan

Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Semakin kecil angka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

14

lempeng total maka semakin tinggi nilai penerapan CPOTB di industri tersebut

(Depkes RI, 1994).

D. Angka Kapang/ Khamir (AKK)

Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi multi

seluler yang memiliki filamen sebagai ciri khas morfologi kapang yang

membedakan dengan khamir. Sifat-sifat umum kapang antara lain; memiliki

inti sel, berspora, mempunyai bagian-bagian tubuh yang berfilamen dengan

dinding sel yang mengandung selulosa dan khitin atau keduanya, dapat

berkembang biak secara seksual maupun aseksual, dan bersifat obligat aerob

(Diffen, 2013).

Khamir adalah fungi uniselular yang tidak memiliki filamen. Khamir

tidak mempunyai flagela sehingga tidak dapat bergerak aktif. Khamir

memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, lunak dan berwarna krem.

Pada umumnya khamir hidup di daun tanaman dan bunga, tanah dan air

(Brooks, 2007).

Khamir dapat berkembang biak secara bertunas, pembelahan sel,

pembentukan spora aseksual, dan pembentukan spora seksual. Khamir

dapat tumbuh dengan baik pada pH asam (4-4,5), suhu optimum 25-300C

dan suhu maksimum 35-470C. Khamir dapat tumbuh baik pada kondisi

aerobik (memerlukan oksigen) dan ada sebagian khamir yang bersifat

anaerobik (tidak memerlukan oksigen) (Diffen, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

15

Khamir dapat bersifat patogen dan menyebabkan infeksi pada

manusia. Khamir yang bersifat patogen dan paling sering menyebabkan

infeksi adalah Candida albicans. Candida albicans terdapat di membran

mukosa mulut, saluran pernapasan, saluran pencernaan, vagina , kulit dan di

bawah jari-jari kuku. Selain itu, Candida albicans juga terdapat dalam

lingkungan seperti tanah, tanaman, makanan dan makanan ternak

(Hellmensen, 1999). Candida yang terdapat di dalam tubuh akan dikontrol

oleh bakteri baik agar jumlahnya rendah dan seimbang dengan cara

memfagositosis candida tersebut. Saat pertumbuhannya berlebihan, candida

akan mengkolonisasi saluran pencernaan dan membentuk strukstur seperti

akar yang disebut rizoid. Rizoid dapat menembus mukosa atau dinding usus

dan menyebabkan terbentuknya lubang sehingga dapat masuk ke sistemik

(aliran darah). Kondisi ini disebut sebagai sindrom kebocoran usus (leaky

gut syndrome). Kebocoran pada dinding usus akan menyebakan khamir

(Candida) dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti mulut, sinus,

tenggorokan, saluran reproduksi, jantung dan kulit sehingga dapat

menyebabkan infeksi penyakit (Disable world, 2007)

Kapang/khamir dapat mencemari obat tradisional terutama jamu

cekok, melalui bahan baku yang digunakan dalam pengolahan jamu cekok

seperti rimpang temulawak,temu hitam dan lempuyang gajah yang pada

umumnya tumbuh didalam tanah. Pada umumnya kapang/khamir terdapat di

dalam tanah. Bahan baku yang tumbuh di dalam tanah tersebut memiliki

kondisi lingkungan yang menunjang pertumbuhan fungi (kapang/khamir),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

16

seperti keadaan tanah yang lembab atau basah dan kandungan air yang

terdapat dalam bahan baku obat tradisional. Oleh karena itu, bahan baku

yang digunakan harus dicuci bersih sebelum digunakan sehingga dapat

mengurangi kontaminasi kapang/khamir (Pratiwi 2008).

Beberapa jenis fungi dapat memproduksi senyawa beracun (toksin)

yang disebut dengan mikotoksin. Mikotoksin adalah metabolit sekunder

yang diproduksi oleh fungi yang dapat menyebabkan penyakit dan kematian

pada manusia maupun hewan. Pada umumnya mikotoksin tahan terhadap

panas sehingga dengan pengolahan atau pemasakan pun tidak menjamin

hilangnya atau berkurangnya aktivitas toksin tersebut (Brooks, 2007).

Mikotoksin yang dapat mencemari makanan, terutama obat

tradisional adalah aflatoksin. Aflatoksin adalah racun yang dihasilkan oleh

kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Kedua jenis fungi ini

secara alami terdapat didalam tanah sehingga sangat mudah mencemari

tanaman yang umumnya tumbuh di dalam tanah seperti biji kacang atau

empon-empon. Bahan baku yang kurang baik dan proses pengolahan yang

tidak tepat dapat meningkatkan kontaminasi aflatoksin pada makanan.

Apabila mengonsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dosis tinggi

dalam jangka pendek dapat menyebabkan keracunan akut dan

mengakibatkan terjadinya kerusakan hati, serta pada kasus yang serius dapat

menyebabkan kematian. Sedangakan apabila mengonsumsi makanan yang

mengandung aflatoksin dengan dosis menengah hingga rendah dalam jangka

pangjan (keracunan kronis) dapat menyebabkan kanker hati, menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

17

kekebalan tubuh, mengganggu metabolism protein, dan mengganggu

ketersediaan gizi mikro. Aflatoksin juga dapat mengganggu pertumbuhan

anak dan mengganggu janin jika dikonsumsi oleh wanita hamil (Pratiwi,

2008).

Angka kapang/khamir merupakan jumlah kapang dan khamir yang

terdapat dalam suatu sampel. Semakin besar jumlah kapang dan kamir,

maka menunjukkan kemunduran dari mutu obat tradisional (Depkes RI,

1994 ; Radji,2010).

Jumlah kapang/ khamir yang terdapat dalam suatu sampel dapat

ditentukan beradasarkan prosedur dalam Metode Analisis Pusat Pengujian

Obat dan Makanan Nasional. Koloni kapang/khamir yang tumbuh pada

media setelah diinkubasi selama 5 hari pada suhu 250C dihitung dan dipilih

cawan petri yang mengandung 10-150 koloni. Hasil perhitungan dinyatakan

sebagai jumlah koloni kapang/khamir yang terdapat dalam satu milliliter

sampel (Anonim,2006).

E. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang memiliki ciri-

ciri tidak berspora, tidak bergerak, berdiameter sekitar 0,5 - 1 µm, menghasilkan

enzim katalase dan bersifat koagulase positif. Bakteri S.aureus biasanya

membentuk koloni berwarna abu-abu hingga kuning tua kecoklatan (Hennekine

and De Buyser, 2009). Bakteri S.aureus berkembang paling cepat pada suhu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

18

370C tetapi suhu terbaik untuk menghasilkan pigmen adalah suhu ruangan (20-

250C) (Brooks, 2007).

S.aureus dapat ditemukan dalam saluran pernafasan, permukaan kulit

dan rambut hewan berdarah panas terutama manusia.Lebih dari 30-50% populasi

manusia adalah pembawa S. aureus (Le Loir dkk., 2003). Makanan yang diolah

menggunakan tangan atau yang kontak langsung dengan tangan (salah satunya

adalah jamu cekok) sangat mudah tercemar oleh bakteri S.aureus. Hal ini dapat

terjadi karena S.aureus merupakan flora normal yang terdapat pada permukaan

kulit (Hennekinne, 2009). Hampir semua orang pernah mengalami infeksi

S.aureus selama hidupnya dengan tingkat keparahan yang beragam, dari

keracunan makanan atau infeksi kulit ringan hingga infeksi berat yang

mengancam jiwa (Brooks, 2007).

S.aureus dapat menghasilkan enterotoksin yang tahan panas dan dapat

menyebabkan keracunan makanan pada manusia bersama dengan makanan yang

terkontaminasi. Apabila makanan yang dikonsumsi terkontaminasi oleh

Staphylococcal enterotoksin (SE), maka SE akan masuk ke saluran pencernaan

dan mencapai usus halus. Selanjutnya toksin tersebut akan merusak dinding usus

halus dan menimbulkan sekresi jaringan usus dengan cepat (Brooks, 2007).

F. Media

Media adalah suatu substrat yang mengandung unsur-unsur makanan

(nutrisi) yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroba

dapat tumbuh dengan baik pada suatu media yang memiliki kondisi lingkungan

dan nutrisi yang diperlukan oleh mikroba tersebut untuk tetap hidup. Mikroba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

19

memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dalam persyaratan

pertumbuhannya. Ada mikroba yang dapat hidup pada media yang mengandung

sulfur dan ada pula yang membutuhkan tambahan zat-zat tertentu untuk dapat

hidup. Berdasarkan karakteristik pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan

beberapa peneliti memodifikasi media sebagai penunjang pertumbuhan mikroba

(Rao, 2013).

Media yang digunakan dalam penelitian, antara lain:

1. Plate Count Agar

Plate Count Agar (PCA) merupakan media yang digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri yang terdapat dalam produk susu dan produk

makanan lainnya, termasuk obat tradisional. Plate Count Agar mengandung

nutrisi yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme (Bridson, 2006).

2. Pepton Dextrose Agar

Pepton Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang digunakan untuk

menstimulasi pertumbuhan konidia fungi (kapang/khamir). Pepton Dextrose

Agar mengandung dekstrosa dan ekstrak kentang sebagai sumber nutrisi

yang baik untuk pertumbuhan fungi (Bridson, 2006).

3. Giolitti- Cantoni Broth

Media Giolitti- Cantoni Broth merupakan media pengkayaan S.aureus yang

digunakan sebelum prosedur isolasi. Media Giolitti- Cantoni Broth

mengandung tripton, ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, D-manitol,

natrium klorida, litium klorida, glisin, vitamin dan mineral (Oxoid, 2013a).

4. Baird Parker Agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

20

Baird Parker Agar (BPA) merupakan salah satu media selektif yang

digunakan untuk memperoleh biakan murni S.aureus berdasarkan karakter

biokimianya yang akan mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada

media (BPOM RI,2008). Baird Parker Agar mengandung natrium piruvat

yang berfungsi untuk melindungi sel yang rusak, emulsi kuning telur sebagai

agen diagnostik, dan litium, glisin serta tellurit sebagai agen selektif (Oxoid,

2013b).

G. Keterangan Empiris

Penelitian ALT, AKK, dan identifikasi S.aureus dilakukan untuk

menjamin keamanan obat tradisional untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang cemaran

mikroorganisme dalam sediaan obat tradisional, yaitu jamu cekok yang

diproduksi oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental dengan

rancangan penelitan deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Balai Kesehatan Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas : waktu pengambilan sampel jamu cekok yang dijual oleh

penjual jamu racik “X” di Yogyakarta

b. Variabel tergantung : nilai angka lempeng total (ALT), angka

kapang/khamir (AKK), keberadaan S.aureus yang terdapat dalam sediaan

jamu cekok yang diperoleh dari penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

c. Variabel pengacau terkendali : suhu inkubasi, lama inkubasi, media yang

digunakan, sterilisasi alat, sterilisasi media

d. Variabel pengacau tak terkendali : cara pembuatan jamu cekok, kualitas

dan identitas bahan jamu cekok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

22

2. Definisi operasional

a. Jamu cekok adalah suatu ramuan yang berbahan dasar temulawak,

lempuyang gajah dan temu hitam yang telah dihaluskan dan diberi sedikit

air rebusan brotowali dan daun pepaya, ditempatkan pada kain kecil dan

setiap bagian ujung kain diikat seperti membungkus, kemudian diperas

dan diberikan kepada anak dengan cara dicekok atau membuka paksa

mulut anak sehingga cairannya masuk ke dalam mulut.

b. Angka Lempeng Total (ALT) merupakan jumlah koloni bakteri yang

terdapat dalam tiap 1 ml sampel jamu cekok.

c. Angka kapang/khamir (AKK) merupakan jumlah koloni kapang dan

khamir yang terdapat dalam jamu cekok dan dihitung dengan rumus yang

telah ditentukan tanpa membedakan morfologi koloni.

d. Uji Staphylococcus aureus merupakan uji yang dilakukan untuk

menetapkan adanya S.aureus dengan cara melihat ada tidaknya

pertumbuhan S.aureus pada media yang digunakan.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama yang digunakan, yaitu jamu cekok dari penjual jamu racik

“X” di Yogyakarta

2. Media yang digunakan antara lain Plate Count Agar (PCA) untuk uji ALT,

Potato Dextrose Agar (PDA) untuk uji AKK, media pengkayaan (Giolitti-

Cantoni Broth), media selektif (Baird Parker Agar), media identifikasi

(Glucose Broth, Lactose Broth, Mannitol Broth, Maltosa Broth,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

23

Saccharose Broth, Simmon Citrate Agar, Sulphur Indole Motility Agar,

dan Nutrient Agar).

3. Pereaksi yang digunakan adalah reagen Staphylococcus aureus Kit

(Plamatec), H2O2 3%, Perwarnaan Gram (Gram A, Gram B, Gram C,

Gram D).

4. Bakteri pembanding : Staphylococcus aureus ATCC 25923

D. Alat Penelitian

Microbiological Safety Cabinet (MSC), Inkubator (WTC Bider),

stomacher, Mikroskop (Olympus Corp. Model U-MDOB3), pipet tetes, tabung

reaksi (Pyrex), cawan petri (Pyrex), pipet volume (Pyrex), gelas ukur (Pyrex),

neraca analitik (Sartorius), lampu spiritus dan jarum ose dispossible.

E. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan dan pemilihan sampel

Sampel jamu cekok yang digunakan adalah jamu cekok yang dibuat

sendiri oleh penjual “X” di Yogyakarta yang sudah puluhan tahun menjual

jamu cekok dan sangat terkenal bahkan sampai luar Jogja. Sampel jamu

cekok diambil sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda dengan selang

waktu selama 1 minggu. Sampel diambil dan dipindahkan ke dalam botol

steril. Kemudian sampel jamu dibawa ke laboratorium dan dilakukan

pengujian yang meliputi uji Angka Lempeng Total, Angka Kapang/Khamir

dan identifikasi S.aureus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

24

2. Homogenisasi dan pengenceran sampel

Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dihomogenkan dengan larutan

pengencer pepton dilution fluid (PDF). Sebanyak 25 ml sampel jamu cekok

ditambahkan dengan 225 ml larutan pepton dilution fluid (1:10) sehingga

diperoleh pengenceran 10-1

. Hasil pengenceran, dipipet sebanyak 1 ml sampel

ke dalam tabung yang berisi 9 ml larutan pengencer PDF sehingga diperoleh

pengenceran 10-2

. Pengenceran dilakukan demikian seterusnya sehingga

diperoleh pengenceran bertingkat sampai 10-5

.

3. Uji ALT

Sampel dari masing-masing pengenceran diambil sebanyak 1 ml,

dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibuat duplo. Setiap cawan petri

tersebut dituangkan sebanyak 15 ml media PCA yang telah dicairkan yang

bersuhu 45 ± 10C dalam waktu 15 menit dari pengenceran pertama. Cawan

petri digoyangkan dengan hati-hati hingga tercampur merata. Untuk

mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko)

dengan diberikan 1 ml pengencer dan media pada satu media cawan petri,

dibiarkan hingga membeku (memadat). Setelah media memadat, cawan petri

diinkubasi pada suhu 35 ± 10C selama 24-48 jam. Koloni yang tumbuh pada

setiap cawan petri yang mengandung 25-250 koloni setelah 48 jam dicatat.

Koloni yang tumbuh pada cawan petri dihitung rata-rata jumlah koloni dan

dikalikan dengan faktor pengencer yang digunakan. Hasil dinyatakan

sebagai angka lempeng total dalam tiap gram atau ml sampel (SNI,1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

25

4. Uji AKK

Sampel jamu cekok dari masing-masing pengenceran diambil

sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibuat duplo. Setiap

cawan petri ditambahkan sebanyak 15 ml media PDA yang telah dicairkan

pada suhu 45 ± 10C dalam waktu 15 menit dari pengenceran pertama. Cawan

petri digoyang dengan hati-hati hingga sampel dan media tercampur merata,

dibiarkan hingga membeku (memadat). Untuk mengetahui sterilitas media

dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Setelah media memadat, cawan

petri diinkubasikan pada suhu 250C atau suhu kamar selama 5 hari dan

diamati pada hari ke-3 sampai hari ke-5. Dicatat pertumbuhan koloni pada

setiap cawan petri yang mengandung 10-150 koloni. Jumlah koloni yang

tumbuh dihitung dengan mengalikan jumlah koloni pada cawan dengan

faktor pengencer yang digunakan kemudian diambil angka rata-rata. Hasil

dinyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap gram atau ml sampel

(Anonim, 2006).

5. Uji identifikasi S.aureus

a. Uji pengkayaan dalam media Giolitti-Cantoni Broth

Secara aseptik, dipipet 1mL cuplikan tiap sampel dan dimasukkan ke

dalam tabung yang berisi 9 mL Giolitti-Cantoni Broth, dicampur homogen

dan diinkubasi pada suhu 35- 370C selama 24 jam. Pada kontrol positif,

ditanam 1 jarum ose bakteri S.aureus ATCC 25923 ke dalam tabung reaksi

yang berisi 9 mL Giolitti-Cantoni Broth, dikocok homogen dan

diinkubasikan pada suhu 35- 370C selama 24 jam. Setelah 24 jam, diamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

26

perubahan warna pada media menjadi hitam keruh yang menunjukkan adanya

pertumbuhan S.aureus.

b. Isolasi koloni S.aureus dari jamu cekok dalam media selektif Baird Parker

Agar

Satu sengkelit koloni dari uji pengkayaan diambil dan digoreskan

pada lempeng media selektif Baird Parker Agar dengan teknik streak plate .

Pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923 juga dilakukan hal yang sama.

Kemudian semua lempeng diinkubasikan 35- 370C selama 48 jam dengan

posisi lempeng terbalik. Setelah 48 jam, diamati adanya pertumbuhan koloni

yang berwarna hitam mengkilat dan zona putih disekelilingnya. Hasil

perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif.

c. Identifikasi S.aureus

Satu koloni spesifik yang tumbuh pada media selektif Baird Parker

Agar dipilih dan ditanamkan pada media Nutrient Agar (NA) miring secara

goresan. Kemudian dilakukan uji fermentasi gula-gula, uji motilitas, uji sitrat,

uji koagulase, uji katalasi, dan uji mikroskopik dengan pengecetan Gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

27

1) Uji fermentasi gula-gula

Koloni yang dipilih adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh

pada media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923.

Kemudian diinokulasikan pada media Glucose Broth, Lactose Broth,

Mannitol Broth, Maltosa Broth, dan Saccharose Broth secara aseptik.

Diinkubasikan 35- 370C selama 24 jam, diamati perubahan warna pada media

menjadi kuning dan tidak adanya gas yang terjadi setelah diinkubasi selama

24 jam.

2) Uji motilitas

Koloni yang digunakan adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh pada

media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923,

kemudian diinokulasikan secara aseptik pada media Sulphur Indol Motility

(SIM) dengan cara ditusukan tegak lurus pada media agar tegak dan

diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Perubahan yang terjadi pada

media diamati dan hasil perlakuan dinyatakan positif terdapat S.aureus

apabila tidak menyebarnya pertumbuhan bakteri pada bekas tusukan pada

media yang menunjukkan bakteri tersebut bersifat non motil.

3) Uji sitrat

Koloni yang digunakan adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh

pada media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923,

kemudian diinokulasikan secara aseptik pada media Simmon’s Citrate Agar

(SCA) dengan cara ditusukan tegak lurus pada media agar tegak dan

diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Perubahan warna yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

28

pada media diamati, apabila media dari hijau menjadi biru bahwa bakteri

mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber energi.

4) Uji koagulase

Koloni yang digunakan adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh

pada media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923,

kemudian diinokulasikan secara aseptik pada media NA miring dan dinkubasi

pada suhu 35-370C selama 24 jam. Satu ose bakteri pada media NA miring

diambil, diletakkan pada kaca objek dan diteteskan reagen S.aureus Kit. Hasil

uji dinyatakan positif terdapat S.aureus apabila terjadi penggumpalan.

5) Uji katalase

Koloni yang digunakan adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh

pada media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923,

kemudian diinokulasikan secara aseptik pada media NA miring dan

diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Satu ose bakteri dari NA

miring diambil, diletakkan pada kaca objek dan diteteskan reagen H2O2 3%.

Hasil uji dinyatakan positif terdapat S.aureus apabila terjadi reduksi H2O2

akan terlihat adanya gelembung O2 di sekitar pertumbuhan bakteri.

6) Uji mikroskopik dengan pengecatan Gram

Koloni yang digunakan adalah koloni tersangka biakan yang tumbuh

pada media Baird Parker Agar dan kontrol positif S.aureus ATCC 25923,

kemudian diinokulasikan secara aseptik pada media NA miring dan

diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Sebanyak satu ose bakteri pada

media NA miring diambil dan diletakkan pada kaca obyek dan ditutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

29

dengan kaca penutup yang sudah dibersihkan dan difiksasi di atas nyala api

bunsen. Kemudian diteteskan zat warna dasar (kristal violet) sebanyak 2 tetes

dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu dicuci dengan air mengalir dan

dikeringkan. Kemudian ditetesi dengan larutan lugol iodin dan didiamkan

selama 1 menit. Setelah kering, dicuci dengan alkohol (larutan peluntur)

sebanyak 2 tetes dan didiamkan ± 30 detik, dicuci dengan air mengalir lalu

dikeringkan. Selanjutnya diberi zat warna pembanding atau penutup yaitu

safranin sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 2 menit. Kemudian dicuci

dengan air mengalir lalu dikeringkan. Selanjutnya diamati dengan mikroskop

dan hasil uji dinyatakan positif terdapat S.aureus apabila berbentuk kokus

dan berwarna ungu serta bergerombol

7) Interpretasi hasil

S.aureus dinyatakan positif terdapat dalam jamu cekok apabila hasil

menunjukkan identitas sesuai tabel I

Tabel I. Hasil identifikasi positif S.aureus menurut Holt, Krieg, Sneath, Staley,

dan Williams (2000)

Uji Hasil

Glukosa +

Laktosa +

Manitol +

Maltosa +

Sakarosa +

Motilitas -

Sitrat -

Koagulase +

Katalase +

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

30

F. Analisis Hasil

1. Uji ALT

Cara menghitung dan menyatakan hasil pengujian, sebagai berikut:

a. Cawan petri yang dipilih untuk perhitungan adalah cawan petri dari satu

pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25 - 250 setiap

cawan. Semua koloni dalam cawan petri dihitung. Rata-rata koloni

dihitung dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Hasilnya dinyatakan

sebagai jumlah bakteri per milliliter atau gram.

b. Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari

25 atau lebih besar dari 250, dihitung rata-rata jumlah koloni, dikalikan

dengan faktor pengenceran dan hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri

permililiter atau gram.

c. Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara

25 - 250 koloni, dihitung jumlah koloni dari masing-masing pengenceran

seperti yang disebut pada butir a dan b di atas, dan dihitung rata-rata

jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah yang tertinggi

lebih besar dari dua kali jumlah yang terkecil, jumlah yang lebih kecil

dinyatakan sebagai jumlah bakteri per milliliter atau gram.

d. Jika rata-rata jumlah koloni masing-masing cawan petri tidak terletak

antara 25 - 250 koloni, dihitung jumlah koloni seperti pada butir a dan b di

atas, dan dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per milliliter atau

gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

31

e. Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka

setiap dua cawan petri dengan pengenteran tertinggi di bagi ke dalam 2,4

atau 8 sektor. Dihitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk

mendapatkan jumlah koloni dalam satu cawan petri, dihitung rata-rata

jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pembagi dan pengenceran.

Hasil dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram.

f. Jika dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka

jumlah koloni yang didapat = 8 x 200 (1600), dikalikan dengan faktor

pengenceran dan hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per

milliliter atau gram lebih besar dari jumlah yang didapat (lebih besar dari

1600 x faktor pengenceran).

g. Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, dinyatakan jumlah

bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran

yang terendah (< 10)

h. Menghitung koloni perambat (Speader)

Ada 3 macam perambatan pada koloni, yaitu :

(1) Merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah

(2) Perambatan yang terjadi diantara dasar cawan petri dan pembenihan

(3) Perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan pembenihan

Kalau terjadi hanya 1 (satu) perambatan (seperti rantai) maka koloni

dianggap 1 (satu). Tetapi bila 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal

dari sumber yang berpisah-pisah, maka tiap sumber dihitung sebagai 1 (satu)

koloni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

32

Bila (2) dan (3) terjadi maka sebaiknya pemeriksaan diulangi karena

koloni dalam keadaan semacam ini agak sukar dihitung.

i. Cara menghitung dan membulatkan angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan

hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan

kedua (dimulai dari kiri), sedangkan angka yang ketiga diganti dengan 0

apabila kurang dari 5 dan apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang

ditambahkan pada angka yang kedua.

Contoh : 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5,2 x 105)

83.600 dilaporkan sebagai 84.000 (8,4 x 104)

(SNI,1992).

2. Uji AKK

Cawan petri yang dipilih untuk perhitungan adalah cawan petri dari

pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 10 - 150. Jumlah koloni

dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila

pada cawan petri dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan

jumlah antara 10 - 150, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan faktor

pengenceran, kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dinyatakan sebagai

angka kapang/khamir dalam tiap gram atau mL sampel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

33

Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan di atas,

maka diikuti petunjuk sebagai berikut :

a. Bila hanya salah satu di antara kedua cawan petri dari pengenceran yang

sama menunjukkan jumlah antara 10 - 150 koloni, dihitung jumlah koloni

dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.

b. Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni

lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran di bawahnya,

maka dipilih tingkat pengenceran terendah (Misal: pada pengenceran 10-2

diperoleh 60 koloni dan pada pengenveran 10-3

diperoleh 30 koloni, maka

dipilih jumlah koloni pada pengenceran 10-2

yaitu 60 koloni).

Bila pada pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni kurang dari

dua kali jumlah koloni penegnceran dibawahnya, maka diambil angka

rata-rata dari jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Hasil

dinyatakan sebagai angka kapang dan khamir dalam tiap gram sampel

(Misal pada pengenceran 10-2

diperoleh 6 koloni dan pengenceran 10-3

diperoleh 10 koloni, maka angka kapang/khamir adalah:

6 + 10

2× 103 = 8 × 103

c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah

antara 10 - 150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat

pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapang dan khamir

perkiraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

34

d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan

karena faktor inhibitor, maka angka kapang dan khamir dilaporkan sebagai

kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah (< 1 x faktor

pengenceran terendah) (Anonim, 2006).

3. Uji identifikasi S.aureus

Jika pada media terdapat pertumbuhan koloni menunjukkan hasil

yang sesuai dengan interpretasi pada tabel I, maka dapat dinyatakan S.aureus

dalam sampel tersebut adalah positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan dan Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah jamu cekok yang

diproduksi oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta. Jamu racik “X” dipilih

karena jamu ini merupakan salah satu jenis jamu yang banyak diminati oleh

masyarakat kota Yogyakarta maupun luar Yogyakarta. Jamu cekok biasanya

digunakan untuk meningkatkan nafsu makan pada anak-anak. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan, jamu cekok diolah sehari sebelum jamu

dijajakan. Proses pembuatannya menggunakan peralatan yang sederhana dan

dibersihkan dengan membilas menggunakan air. Bahan dasar jamu yang telah

diolah disimpan dalam wadah besar tanpa ditutup dan dalam rentang waktu

penjualan tidak dilakukan pemanasan berulang sehingga berpotensi

menyebabkan kontaminasi mikroba.

Sampel jamu diambil sebanyak tiga kali dalam selang waktu satu minggu

dengan tujuan untuk mengetahui keseragaman sediaan jamu cekok yang diuji.

Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis yaitu dengan memasukkan sampel

ke dalam botol steril dan disimpan dalam cool box. Sampel jamu yang diambil

dimasukkan ke dalam botol kaca steril dan berwarna gelap agar terhindar dari

sinar matahari yang dapat merusak sampel. Selama dalam perjalanan menuju

laboratorium, sampel dibawa dan disimpan dalam box yang berisi es batu (cool

box) (Gambar 1). Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya potensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

36

kontaminasi dari lingkungan selama perjalanan dari tempat penjual jamu racik X

menuju tempat penelitian (laboratorium kesehatan Yogyakarta) dan untuk

memperlambat pertumbuhan mikroba.

Gambar 1. Sampel jamu cekok dalam wadah botol steril

B. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel

Homogenisasi sampel merupakan tahap awal penyiapan sampel yang

dilakukan sebelum dilakukan pengujian selanjutnya, yaitu uji ALT, AKK, dan

identifikasi S.aureus. Homogenisasi dilakukan untuk memperoleh distribusi yang

seragam di dalam sampel yang akan ditetapkan.

Proses homogenisasi dilakukan secara aseptis dekat dengan nyala api

bunsen, dengan mengencerkan 25 ml sampel menggunakan 225 ml larutan

pengencer dan dihomogenkan dengan stomacher sehingga diperoleh suspensi

dengan pengenceran 10-1

. Kemudian dari pengenceran tersebut diambil 1 ml dan

diencerkan 9 ml larutan pengencer sehingga diperoleh suspensi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

37

pengenceran 10-2

sampai pengenceran 10-5

. Pengenceran suspensi sampel

dilakukan untuk mendapatkan koloni yang terpisah dan jumlah koloni yang

sekurang-kurangnya dalam satu cawan memenuhi range yang telah ditetapkan

sehingga mempermudah perhitungan koloni. Jika tidak dilakukan pengenceran,

maka koloni yang tumbuh akan sangat pekat sehingga akan mempersulit proses

perhitungan jumlah koloni. Hal ini disebabkan karena jumlah mikrobia yang

terdapat dalam sampel tersebut tidak diketahui sebelumnya.

Larutan pengencer yang digunakan adalah Peptone Dilution Fluids

(PDF), yang juga berperan sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan mikrobia

karena banyak mengandung pepton. Pepton merupakan salah satu sumber

nitrogen yang dapat digunakan oleh mikrobia untuk dapat hidup dan tumbuh

dalam media yang sesuai (Bridson, 2006).

C. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Uji ALT merupakan salah satu parameter mikrobiologis yang dilakukan

untuk menentukan jumlah cemaran mikroba, khususnya bakteri yang terdapat

dalam sediaan jamu cekok. Prinsip pengujian ALT yaitu pertumbuhan bakteri

mesofilik setelah sampel diinokulasi dan diinkubasi dalam media pembenihan

yang sesuai pada suhu 350C selama 24 - 48 jam (SNI, 1992). Suhu inkubasi 35

0C

digunakan untuk menghambat pertumbuhan fungi, karena suhu optimum

pertumbuhan fungi berkisar pada suhu 25 - 300C, sedangkan suhu optimum

pertumbuhan bakteri mesofilik adalah 25 - 450C sehingga bakteri dapat tumbuh

lebih baik daripada fungi (Brooks, 2007). Jumlah koloni yang tumbuh akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

38

dihitung dengan cara viable count, dimana diasumsikan bahwa setiap sel

mikrobia yang hidup akan tumbuh membentuk satu koloni setelah diinkubasikan

dalam media pembiakan pada kondisi yang sesuai (Hadioetomo, 1995).

Dalam uji ALT, setiap sampel dibuat seri pengencer 10-1

sampai 10-5

dan

masing-masing pengenceran dibuat duplo dengan tujuan untuk meningkatan

akurasi perhitungan. Setelah semua sampel diencerkan, maka sampel ditanam

dalam media Plate Count Agar (PCA) yang mengandung sumber nutrisi untuk

pertumbuhan bakteri. Teknik penanaman menggunakan metode taburan (pour

plate), dimana media PCA dituangkan ke dalam cawan petri yang berisi 1 ml

sampel, kemudian didinginkan hingga padat dan diinkubasi dengan posisi

terbalik agar uap air yang terkondensasi pada tutup cawan tidak menetes ke

media sehingga tidak mengganggu perhitungan koloni. Metode pour plate

digunakan karena tidak diketahui sifat akan kebutuhan oksigen dari bakteri yang

terdapat dalam sampel jamu cekok, sehingga bakteri yang bersifat aerob dan

anaerob dapat tumbuh dengan baik pada media dan jumlah koloni yang dihitung

merupakan jumlah keseluruhan sel yang hidup.

Setiap proses pengerjaan dalam penelitian dilakukan secara aseptis yaitu

dekat dengan nyala lampu spiritus (jarak 20 cm dari nyala lampu spiritus) dan di

dalam Microbiological Safety Cabinet (MSC). Proses pengerjaan secara aseptis

dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi baik pada alat maupun bahan

digunakan yang dapat mempengaruhi nilai ALT yang dihasilkan. Untuk

mengetahui bahwa bakteri yang tumbuh pada media biakan merupakan bakteri

yang benar-benar berasal dari sampel, maka dibuat juga kontrol yaitu kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

39

media dan kontrol pelarut. Kontrol media hanya berisi PCA, yang dimaksukan

untuk memastikan bahwa media yang digunakan tidak terkontaminasi sehingga

bakteri yang tumbuh bukan berasal dari media yang digunakan. Kontrol pelarut

dibuat dengan menambahkan media PCA dan pelarut tanpa penambahan sampel.

Pembuatan kontrol pelarut dimaksudkan untuk memastikan bahwa bakteri yang

tumbuh bukan berasal dari larutan pengencer yang digunakan.

Gambar 2. Kontrol media (A) dan kontrol pelarut (B)

Pada gambar 2, tidak tampak adanya pertumbuhan koloni bakteri pada

media setelah diinkubasi pada suhu 35 0C selama 24-48 jam. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa media maupun pelarut yang digunakan tidak mengandung

bakteri dan koloni yang tumbuh pada media biakan benar-benar bakteri yang

berasal dari sampel jamu cekok tersebut.

Koloni yang tumbuh pada media setelah diinkubasi pada suhu 35 ± 10C

selama 24 - 48 jam, dihitung menggunakan cara yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Indonesia No. 01-2897-1992 dan jumlah koloni yang tumbuh dinyatakan

B A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

40

sebagai jumlah koloni per mL sampel. Pada pengujian ALT, dipilih cawan petri

yang menunjukkan pertumbuhan koloni berada dalam rentang 25 - 250 koloni.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 661/MENKES /SK /VI I/1994,

nilai ALT pada cairan obat dalam tidak boleh lebih dari 104 koloni/ml sehingga

ALT harus ditekan sekecil mungkin.

Gambar 3. Hasil pengujian ALT setelah inkubasi 48 jam

Keterangan gambar :

A : pertumbuhan koloni pada seri pengenceran 10-1

B : pertumbuhan koloni pada seri pengenceran 10-2

C : pertumbuhan koloni pada seri pengenceran 10-3

D : pertumbuhan koloni pada seri pengenceran 10-4

E : pertumbuhan koloni pada seri pengenceran 10-5

B A

v

B

E D C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

41

Pada gambar 3, tampak adanya pertumbuhan koloni bakteri berwarna

putih pada media dengan seri pengenceran 10-1

- 10-5

. Koloni yang tumbuh

dihitung dan dinyatakan hasilnya sebagai jumlah koloni per mL. Seri pengenceran

yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni tergantung pada kepekatan

suspense dari masing-masing sampel. Pada setiap sampel dengan seri pengeceran

10-1

- 10-3

memiliki jumlah koloni yang sangat banyak dan pekat sehingga sulit

untuk dihitung dan tidak digunakan untuk menghitung jumlah koloni.

Tabel II. Angka Lempeng Total pada Jamu Cekok yang diproduksi

oleh penjual jamu Racik “X” di Yogyakarta

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml)

I

10-1

10-2

10-3

∞ 3,4 x 106

10-4

9,1 x 105

10-5

5,9 x 106

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml)

II

10-1

10-2

10-3

∞ 1,9 x 107

10-4

10-5

1,9 x 107

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml)

III

10-1

10-2

10-3

∞ 9,6 x 106

10-4

2,2 x 106

10-5

1,7 x 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

42

Berdasarkan tabel II (tabel lengkap pada lampiran 2), terlihat bahwa pada

setiap sampel dengan pengenceran 10-1

sampai pengenceran 10-3

dan 10-4

untuk

sampel 2, memiliki jumlah koloni yang sangat banyak dan sulit untuk dihitung

sehingga jumlah koloni dinyatakan tak terhingga (∞). Pada sampel 1 dan 3, cawan

petri yang digunakan untuk perhitungan jumlah koloni adalah pengenceran 10-4

dan 10-5

karena pada pengenceran tersebut memiliki jumlah koloni yang berada

dalam rentang 25 – 250 koloni, sedangkan pada sampel 2, hanya pengenceran 10-5

yang memiliki jumlah koloni dalam rentang 25 – 250 koloni, sehingga dapat

digunakan untuk perhitungan ALT.

Nilai ALT dari ketiga sampel jamu cekok yang diambil dalam tiga waktu

yang berbeda menunjukkan nilai ALT melebihi standar yang diperbolehkan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:661/MENKES/SK/VII/1994,

Angka lempeng total tidak boleh lebih dari 104

(Depkes RI, 1994). Angka

lempeng total yang tinggi pada sampel jamu yang diteliti kemungkinan

disebabkan karena proses pembuatan maupun proses penyimpanan yang kurang

higienis seperti bahan baku jamu cekok berupa rimpang yang tumbuh di dalam

tanah hanya dicuci satu kali menggunakan air dan bagian kulit rimpang tidak

dikupas sehingga ada kemungkinan tercemar bakteri yang hidup di tanah seperti

Escherichia coli, Pseudomonas dan Bacillus species (Reid and Wong, 2005).

Selain itu, peralatan yang digunakan hanya dibilas menggunakan air, racikan jamu

cekok yang disimpan dalam wadah besar terbuka dan peramu atau penjual tidak

mencuci tangan sebelum meramu atau mencekokkan jamu tersebut. Tingginya

nilai ALT juga dapat disebabkan dari air yang digunakan untuk mencuci bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

43

baku atau pengolahan jamu cekok tercemar oleh bakteri yang hidup di air seperti

Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Pseudomonas dan Vibrio cholerae

(Cabral, 2010). Proses pengemasan dan transportasi juga dapat mempengaruhi

tingginya nilai ALT jamu cekok seperti saat memasukkan sampel ke dalam botol

steril tidak secara aseptis yaitu dekat dengan lampu bunsen dan sampel jamu

cekok yang tumpah tidak dibersihkan dengan kasa yang diberi alkohol, serta saat

proses transportasi ada cemaran mikroba melalui udara.

D. Uji angka kapang/khamir (AKK)

Uji angka kapang/khamir merupakan salah satu parameter mikrobiologis

yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar jumlah kapang/khamir yang

terdapat dalam sediaan obat tradisional. Jumlah kapang/khamir yang melebihi

batas yang ditetapkan menunjukkan kemunduran mutu obat tradisional dan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan Prinsip

pengujian AKK adalah melihat adanya pertumbuhan kapang/khamir pada media

yang sesuai setelah diinkubasi selama 5 hari pada suhu 250C. Kapang/khamir

memiliki struktur yang lebih kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama

untuk membentuk spora (Bryson, 2006).

Untuk mengetahui berapa besar jumlah kapang/khamir yang terdapat

dalam sediaan jamu cekok, maka dapat digunakan metode hitungan cawan petri

yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup akan berkembang

menjadi satu koloni. Perhitungan sel-sel hidup dilakukan dengan metode plate

count yaitu menghitung jumlah sel yang mampu membentuk koloni pada media

pembenihan yang sesuai. Koloni yang tampak pada media pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

44

merupakan suatu indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam

obat tradisional dan berkembang menjadi satu koloni.

Media yang digunakan pada pengujian AKK adalah media Potato

Dextrose Agar (PDA) yang mengandung nutrisi yang sangat baik untuk

pertumbuhan kapang/khamir, seperti dekstrosa dan ekstrak kentang. Dekstrosa

dan ekstrak kentang berfungsi sebagai sumber energi untuk menstimulasi

pertumbuhan konidia kapang/khamir. Media PDA memiliki pH yang sesuai

dengan pH optimum pertumbuhan kapang/khamir yaitu 5,6 ± 0,2. Pada media

PDA yang digunakan ditambahkan asam laktat yang berfungsi untuk

menghambat pertumbuhan bakteri sehingga yang dapat tumbuh adalah

kapang/khamir (Bridson 2006).

Pada uji AKK, penanaman koloni dilakukan dengan metode tabur (pour

plate). Metode pour plate digunakan karena khamir bersifat fakultatif, yaitu

khamir dapat hidup dalam keadaan aerob maupun anaerob. Khamir yang terdapat

dalam sampel jamu cekok tidak diketahui sifat akan kebutuhan oksigennya

sehingga metode pour plate digunakan supaya khamir yang bersifat aerob

maupun anaerob dapat tumbuh dengan baik dan dihitung jumlah keseluruhan sel

yang hidup.

Media PDA cair steril dituang dalam cawan petri yang berisi suspensi

sampel dan didinginkan hingga padat. Kemudian diinkubasi pada suhu 250C atau

suhu kamar selama lima hari dan diamati pada hari ke-3 sampai hari ke-5.

Pengamatan dilakukan pada hari ke-3 untuk memudahkan perhitungan jumlah

koloni yang tumbuh karena pada hari ke-3 kapang/khamir belum tumbuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

45

maksimal sehingga koloni mudah dihitung dan menghindari kesalahan

perhitungan koloni yang bertumpuk. Sedangkan pada hari ke-5, pertumbuhan

kapang/khamir sudah mencapai puncaknya sehingga jumlah koloni yang tumbuh

pada media merupakan jumlah koloni total. Suhu inkubator yang digunakan

adalah 250C karena merupakan suhu yang optimum untuk pertumbuhan

kapang/khamir. Cawan petri diinkubasi secara terbalik supaya uap yang

terkondensasi pada tutup cawan petri tidak menetes pada media yang dapat

mengganggu perhitungan jumlah koloni.

Setiap proses penelitian dilakukan secara aseptis untuk menghindari

terjadi kontaminasi pada alat dan bahan yang digunakan. Untuk memastikan

bahwa kapang/khamir yang tumbuh pada media benar-benar berasal dari sampel,

maka perlu dibuat kontrol media dan kontrol pelarut yang digunakan. Pembuatan

kontrol media dan pelarut dimaksudkan untuk memastikan bahwa media dan

pelarut yang digunakan benar-benar steril dan bebas dari kontaminasi

mikroorganisme sehingga koloni kapang/khamir yang tumbuh benar-benar

berasal dari sampel.

Setelah inkubasi selama 5 hari, koloni yang tumbuh dihitung. Koloni

kapang yang dihitung adalah koloni yang berserabut seperti kapas. Sedangkan

koloni khamir yang dihitung adalah koloni terpisah yang berbentuk bulat dan

berwarna putih (Gambar B). Koloni yang tumbuh dihitung dan dianalisis sesuai

dengan metode 96/MIK/00 tahun 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

46

Gambar 4. Hasil pengujian AKK jamu cekok setelah inkubasi 5 hari: kontrol

negatif (A), sampel (B)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 661/MENKES/SK/

VII/1994, nilai AKK pada cairan obat dalam adalah tidak boleh lebih dari 103

koloni/ml. Oleh karena itu, jumlah kapang/khamir dalam sediaan obat tradisional

harus < 103 koloni/ ml sampel sehingga aman dikonsumsi. Apabila jumlah

cemaran mikroba melebihi batas, dikhawatirkan dapat berdampak negatif bagi

kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi obat tradisional tersebut.

B A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

47

Tabel III. Angka Kapang/Khamir pada Jamu Cekok yang diproduksi

oleh penjual jamu Racik “X” di Yogyakarta

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml)

I

10-1

10-2

2,6 x 104

10-3

1,9 x 105

1,1 x 105

10-4

1,5 x 106

10-5

1,2 x 107

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml)

II

10-1

10-2

2,2 x 104

10-3

1,9 x 105 1,1 x 10

5

10-4

1,5 x 106

10-5

8,4 x 106

Sampel Pengenceran Total koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml)

III

10-1

10-2

2,8 x 104

10-3

2,3 x 105 1,3 x 10

5

10-4

1,7 x 106

10-5

1,2 x 107

Keterangan : data pada kolom yang berwarna oranye adalah data yang

digunakan untuk perhitungan

Hasil pengujian pada tabel III (tabel lengkap pada lampiran 3),

menunjukkan bahwa nilai AKK sampel jamu cekok melebihi batas yang

ditetapkan. AKK yang diperbolehkan oleh Depkes RI pada KepMenKes RI No:

661/MENKES/SK/VII/1994, yaitu 103 koloni/ml (Depkes RI, 1994). Hal ini

kemungkinan karena saat memanaskan atau mengukus ramuan jamu cekok,

panci ditutup sehingga uap air menempel pada tutup panci dan menetes ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

48

ramuan jamu cekok. Hal tersebut menyebabkan ramuan jamu cekok mengandung

banyak air sehingga kapang/khamir dapat tumbuh pada ramuan jamu cekok

karena kapang/khamir tumbuh dalam kondisi yang lembab/banyak air. Selain itu,

kontaminasi kapang/khamir juga dapat melalui bahan baku jamu cekok yang

tumbuh di dalam tanah. Kapang/khamir terutama terdapat di dalam tanah dan

sebagian besar bahan baku yang digunakan tumbuh di dalam tanah.

Kapang/khamir yang terdapat di dalam tanah yaitu Aspergillus flavus,

Aspergillus parasiticus dan Candida albicans (Pratiwi 2008). Oleh karena itu,

kapang/khamir sangat mudah mencemari bahan baku tersebut dan apabila bahan

baku tersebut tidak dicuci dengan bersih, maka kontaminasi kapang/khamir

semakin tinggi, sehingga nilai AKK juga semakin tinggi.

E. Uji S.aureus

Uji S.aureus merupakan salah satu parameter mikrobiologis yang

digunakan sebagai evaluasi keamanan dari jamu cekok untuk mengetahui ada

tidaknya S.aureus pada jamu cekok. Prinsip uji S.aureus adalah pertumbuhan

bakteri S.aureus pada media pembenihan khusus setelah diinkubasi pada suhu

370C selama 24-48 jam, yang mereduksi kalium telurit, menghidrolisis telur,

memfermentasi manitol, dan mengkoagulasi plasma (Anonim, 2006).

Menurut KepMenKes RI No: 661/MENKES/SK/VII/1994 yang mengatur

tentang persyaratan obat tradisional menyatakan bahwa pada cairan obat dalam

tidak boleh mengandung mikroba patogen. Mikroba patogen adalah semua

mikroba yang dapat menyebabkan orang sakit apabila terinfeksi mikroba

tersebut. Salah satu mikroba patogen yang perlu diwaspasai adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

49

Staphylococcus aureus (Depkes RI, 1994). Bakteri S.aureus perlu diwaspadai

karena S.aureus dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit apabila

terinfeksi dengan tingkat keparahan yang beragam seperti infeksi ringan hingga

infeksi berat yang mengancam jiwa.

Bakteri S.aureus dapat berada dalam sediaan obat tradisional karena

memiliki kesesuaian kondisi pertumbuhan. Selain itu, proses pembuatan, cara

penyimpanan dan penyajian sediaan jamu cekok yang kurang higienis. Hal ini

didukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dimana peracik

jamu cekok hanya menggunakan alat yang sederhana dan peralatan yang

digunakan hanya dibersihkan sekedarnya saja menggunakan air. Selain itu, bahan

dasar jamu cekok yang telah diolah disimpan dalam wadah yang terbuka dalam

waktu yang relatif lama tanpa adanya pemanasan ulang. Pada saat menyajikan

atau meramu jamu cekok tersebut, peracik/penjual jamu cekok tidak mencuci

tangan sebelum meracik jamu cekok sehingga memungkinkan terjadinya

kontaminasi S.aureus.

Bakteri S.aureus merupakan flora normal yang terdapat di permukaan kulit

dan saluran pernafasan. S.aureus dapat mencemari jamu cekok melalui sekresi

pernapasan dan kontak langsung dengan tangan saat pengolahan atau menyajikan

jamu cekok untuk pelanggan. Adanya kontaminasi S.aureus dapat menyebabkan

keracunan apabila tertelan bersama dengan makanan atau minuman yang

terkontaminasi. Keracunan tersebut disebabkan oleh tertelannya toksin yang

dihasilkan S.aureus yaitu Staphylococcal enterotoksin (SE). Bila SE tertelan,

maka SE akan masuk ke saluran pencernaan dan mencapai usus halus. Kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

50

SE akan merusak dinding usus halus dan menyebabkan sekresi jaringan usus

dengan cepat sehingga menimbulkan penyakit. Gejala penyakit yang timbul

dapat berlangsung antara 2-6 jam seperti pusing, muntah, lemas, kram perut,dan

diare (Brooks, 2007).

Dalam pengujian, ada beberapa tahap yang dilakukan untuk

mengidentifikasi S.aureus dalam sampel jamu cekok, meliputi uji pengkayaan

dengan media pengkayaan Giolliti-Cantoni Broth dan isolasi pada media selektif

Baird Parker Agar. Kontrol positif yang digunakan adalah S.aureus ATCC

25923. Menurut American Type Culture Collection, S.aureus ATCC 25923

merupakan salah satu strain S.aureus yang dibedakan berdasar genomic DNA

(ATCC, 2014). Karakteristik S.aureus ATCC 25923 yaitu β-lactam negatif dan

mecA negatif (PHE, 2013). Apabila pada media selektif tersebut menunjukkan

adanya ciri-ciri pertumbuhan koloni S.aureus sesuai dengan kontrol positif

S.aureus ATCC 25923 (bakteri pembanding), maka selanjutnya dilakukan tahap

uji identifikasi yang meliputi uji fermentasi gula-gula, uji sitrat, uji motilitas, uji

koagulase, uji katalase, serta uji mikroskopik dengan pewarnaan Gram.

a. Uji pengkayaan S.aureus

Uji pengkayaan dilakukan dalam media pengakayaan yang telah

ditambahkan zat-zat yang berfungsi sebagai nutrisi untuk mengkondisikan agar

bakteri dapat tumbuh secara optimal pada media pengkayaan. Tujuan dilakukan

uji pengkayaan yaitu untuk memperbanyak jumlah sel mikroba yang umumnya

jumlah sel mikroba pada sampel sangat sedikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

51

Media pengkayaan yang digunakan adalah media Giolitti-Cantoni Broth

(Gambar 5) yang dilapisi dengan 2 cm parafin cair steril untuk menghambat

pertumbuhan bakteri lain. Media Giolitti-Cantoni Broth mengandung beberapa

bahan yang digunakan sebagai nutrisi supaya bakteri dapat tumbuh dengan baik.

Pepton dan ekstrak daging sapi yang terkandung dalam media Giolitti-Cantoni

Broth digunakan sebagai sumber karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Manitol

sebagai sumber karbohidrat dan natrium piruvat sebagai stimulan untuk

merangsang pertumbuhan Staphylococcus. Yeast extract sebagai penyuplai

vitamin B kompleks yang merangsang pertumbuhan bakteri. Litium klorida

untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif, dan ditambahkan tellurite

kalium yang berkombinasi dengan glisin untuk menghambat pertumbuhan

bakteri Gram positif selain bakteri S.aureus (Becton, 2009).

Sebelum dilakukan uji pengkayaan, homogenisasi sampel dilakukan

terlebih dahulu untuk membebaskan sel-sel bakteri yang masih terlindung oleh

partikel sampel. Homogensisasi dilakukan dengan mengencerkan 10 ml sampel

jamu cekok menggunakan 90 ml larutan PDF, kemudian dihomogenkan dengan

stomacher sehingga diperoleh suspensi pengenceran 10-1

.

Setelah itu, dari

pengenceran tersebut diambil 1 ml dan ditambahkan ke dalam tabung yang berisi

5 ml media pengkayaan dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Suhu

inkubasi 370C digunakan supaya bakteri S.aureus dapat tumbuh pada media

karena suhu optimum pertumbuhan bakteri S.aureus adalah 370C .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

52

Gambar 5. Media Giolitti – Cantoni Broth Pada uji pengkayaan digunakan kontrol positif (S.aureus ATCC 25923)

sebagai pembanding adanya pertumbuhan S.aureus pada media pengkayaan.

Berdasarkan hasil penelitian, pada sampel jamu cekok ditemukan media yang

tampak keruh berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan kontrol positif S.aureus

ATCC 25923 menunjukkan adanya warna hitam keruh pada media. Menurut

Holt (2000), bakteri S.aureus dapat mereduksi telurit menjadi tellurium sehingga

pada media tampak warna hitam keruh. Hasil uji kontrol positif sesuai dengan

ciri-ciri pertumbuhan S.aureus tersebut, tetapi pada hasil uji sampel jamu cekok

tidak menunjukkan ciri-ciri yang sesuai dengan kontrol positif dan teori. Oleh

karena itu, setelah uji pengkayaan dilakukan tahap isolasi dan identifikasi untuk

memastikan atau menegaskan adanya S.aureus dalam jamu cekok yang

diproduksi oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

53

b. Isolasi S.aureus dari jamu cekok dalam media selektif Baird Parker Agar

Tahap isolasi merupakan tahap lanjutan setelah uji pengkayaan yang

dilakukan untuk mengisolasi S.aureus dengan menggunakan media selektif

sehingga diperoleh biakan murni S.aureus yang ditunjukkan berdasarkan karakter

biokimianya pada media selektif. Media selektif merupakan media yang

ditambahkan zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mengisolasi mikroba

tertentu dan mencegah pertumbuhan mikroba lain.

Media selektif yang digunakan dalam penelitian adalah media Baird

Parker Agar (BPA) yang mengandung natrium piruvat, litium,telurit, glisin, dan

emulsi kuning telur. Natrium piruvat digunakan untuk melindungi sel yang rusak

dan membantu pemulihannya. Sedangkan litium, telurit, dan glisin digunakan

sebagai agen selektif untuk menekan pertumbuhan mikroba lain, tanpa

menghambat S.aureus. Emulsi kuning telur sebagai agen diagnostik yang

membuat media berwarna kuning dan buram. Ciri-ciri pertumbuhan S.aureus

pada media ditunjukkan dengan adanya koloni berwarna abu-abu hitam dengan

zona putih disekililingnya yang dihasilkan ketika S.aureus dapat mereduksi

tellurit untuk membentuk koloni abu-abu hitam mengkilap dan menghasilkan

zona putih di sekitar koloni (Bridson, 2006).

Isolasi koloni S.aureus dilakukan dengan menggoreskan satu sengkelit

bakteri dari uji pengkayaan, pada lempeng media selektif Baird Parker Agar

dengan metode streak plate. Setelah itu, semua cawan petri dinkubasi pada suhu

35-370C selama 48 jam dengan posisi lempeng terbalik agar uap yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

54

terkondensasi pada tutup cawan petri tidak menetes ke media yang dapat

mengganggu pengamatan koloni. Metode streak plate digunakan untuk

memperoleh koloni tunggal dari biakan murni. Setelah diinkubasi selama 48

jam, pertumbuhan koloni pada media diamati dan dibandingkan dengan kontrol

positif (S.aureus ATCC 25923).

Kontrol positif digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui adanya

pertumbuhan S.aureus. Hasil dari kontrol positif (Gambar 6A) menunjukkan

adanya petumbuhan koloni berwarna hitam dengan zona putih disekeliingnya

(Bridson,2006). Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 6), pertumbuhan bakteri

yang diperoleh dari sampel jamu cekok tidak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan

seperti morfologi S.aureus pada kontrol positif yaitu tidak ada zona putih

disekitar koloni. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jamu cekok tidak

mengandung S.aureus. Akan tetapi, perlu dilakukan uji identifikasi untuk

menegaskan hasil tersebut karena pada media selektif yang berisi sampel jamu

cekok ada pertumbuhan mikroba. Mikroba yang dapat tumbuh pada media BPA

antara lain; S.aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus

saprophyticus, Micrococcus species, Bacillus species, Escherichia coli, Proteus

species, dan Yeasts (Bridson 2006). Uji identifikasi yang dilakukan meliputi uji

fermentasi gula-gula, uji motilitas, uji sitrat, uji koagulase, uji katalase dan uji

mikroskopik dengan pewarnaan Gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

55

Gambar 6. Hasil uji isolasi bakteri dari jamu cekok : kontrol positif S.aureus ATCC

25923 (A), sampel jamu cekok (B)

Keterangan : anak panah menunjukkan koloni S.aureus

c. Uji identifikasi S.aureus

Uji identifikasi S.aureus merupakan tahap uji lanjutan dari hasil isolasi

pada media BPA. Uji identifikasi S.aureus dilakukan untuk mengkonfirmasi dan

menegaskan ada tidaknya S.aureus berdasarkan sifat biokimia isolat dan uji

mikroskopik dengan pengecatan Gram untuk mengetahui bentuk sel bakteri dan

sifat Gram positif maupun negatif dari bakteri tersebut. Tahapan pengujian

meliputi uji fermentasi gula-gula, uji motilitas, uji koagulase, uji katalase, dan uji

mikroskopik dengan pewarnaan Gram.

1) Uji fermentasi gula-gula

Uji fermentasi gula-gula dilakukan untuk mengetahui apakah isolat

dapat memfermentasi karbohidrat seperti glukosa, laktosa, manitol, maltosa,

dan sakarosa. Pada uji fermentasi gula-gula akan terjadi perubahan warna

media dari merah menjadi kuning yang menandakan bahwa isolat mampu

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

56

memfermentasi karbohidrat. Pada umumnya, karbohidrat digunakan oleh

mikroba sebagai sumber karbon dan energi.

Koloni tersangka sampel jamu cekok dan kontrol positif (S.aureus

ATCC 25923) dari hasil isolasi dalam media Baird Parker Agar, ditanam pada

media glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sakarosa. Kemudian diinkubasi

pada suhu 370C selama 24 jam. Berdasarkan hasil pengujian (Gambar 7),

pada kontrol positif terlihat adanya perubahan warna media glukosa, laktosa,

manitol, maltosa, dan sakarosa dari merah menjadi kuning. Hasil uji

menunjukkan bahwa bakteri pada kontrol positif mampu memfermentasikan

dan mengoksidasi karbohidrat yang dapat menghasilkan asam dengan

ditandai perubahan warna pada media fermentasi gula-gula tersebut. Pada

sampel jamu cekok juga menunjukkan adanya perubahan warna media dari

merah menjadi kuning yang menandakan bahwa bakteri dapat

memfermentasikan karbohidrat. Perbedaan antara bakteri pada kontrol positif

dan bakteri sampel cekok pada uji fermentasi gula-gula adalah pada tabung

berisi kontrol positif tidak ditemukan adanya gas pada tabung durham

sementara pada tabung berisi bakteri sampel jamu cekok ditemukan adanya

gas pada tabung durham.

Menurut Holt (2000), bakteri S.aureus mampu memfermentasikan

glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sakarosa sehingga media akan berubah

warna dari menjadi kuning tetapi tidak menimbulkan gas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

57

Gambar 7. Hasil uji fermentasi gula-gula pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923

(A) dan sampel jamu cekok (B)

Keterangan gambar :

Glukosa (Glu), Laktosa (Lac), Manitol (Man), Maltosa (Mal), Sakarosa (Sac), Motilitas

(Mol), Sitrat (Cit)

2) Uji motilitas

Uji motilitas dilakukan untuk melihat pergerakan bakteri pada media.

Uji motilitas merupakan salah satu ciri khas dalam identifikasi dengan

melihat sifat pergerakan bakteri. Media yang digunakan adalah media

Sulphur Indol Motility (SIM). Pada uji motilitas, koloni dari isolat sampel

A

Glu Lac Man Mal Sac Mot Cit

Glu Lac Man Mal Sac Mot Cit

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

58

jamu cekok dan kontrol positif dari biakan media selektif BPA

diinokulasikan pada media Sulphur Indol Motility (SIM) secara tegak lurus

dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

Hasil uji motilitas dari sampel jamu cekok (Gambar 7)

menunjukkan tidak adanya pertumbuhan koloni yang menyebar di bekas

tusukan. Sedangkan pada kontrol positif, menunjukkan hasil negatif yaitu

tidak ada pertumbuhan yang menyebar di bekas tusukan. Menurut Brooks

(2007), bakteri S.aureus bersifat non motil (tidak bergerak).

3) Uji sitrat

Uji sitrat dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam

memfermentasikan sitrat pada media Simmon’s Citrate Agar. Bakteri

menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon yang akan

digunakan untuk energinya. Pada uji sitrat, koloni dari isolat sampel jamu

cekok dan kontrol positif dari biakan media selektif BPA diinokulasikan pada

media Simmon’s Citrate Agar secara vertikal dan diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam.

Berdasarkan hasil uji sitrat sampel jamu cekok (Gambar 7) ditemukan

adanya perubahan warna pada media dari hijau menjadi biru yang

menunjukkan bahwa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai sumber

energi. Pada kontrol positif diperoleh hasil negatif yang ditunjukkan dengan

tidak adanya perubahan warna pada media dari hijau menjadi biru. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

59

Holt (2000), bakteri S.aureus tidak menggunakan sitrat sebagai satu-satunya

sumber energi sehingga media tidak berubah warna menjadi biru.

4) Uji koagulase

Uji koagulase merupakan uji yang dilakukan untuk membedakan

bakteri S.aureus dengan jenis bakteri Staphylococcus lainnya. Menurut

Brooks (2007), S.aureus dapat menghasilkan koagulase yaitu suatu protein

yang menyerupai enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang

mengandung oksalat atau sitrat.

Pada uji koagulase, koloni dari isolat sampel jamu cekok dan kontrol

positif dalam media BPA diinokulasikan pada media Nutrien Agar (NA)

miring, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah

diinkubasi, satu ose dari media NA miring diambil dan diletakkan di kaca

objek, kemudian diteteskan dengan reagen S.aureus Kit.

Berdasarkan hasil pengujian (Gambar 8) pada kontrol positif

diperoleh hasil positif, dimana terjadi penggumpalan yang menandakan

bahwa bakteri kontrol positif memiliki enzim yang dapat menggumpalkan

plasma. Pada sampel jamu cekok tidak menunjukkan adanya penggumpalan

pada kaca objek setelah diberi reagen S.aureus Kit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

60

Gambar 8. Hasil uji koagulase pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923 (B) dan

sampel jamu cekok (A)

Keterangan gambar :

A : sampel jamu cekok tidak menggumpal ketika diberi reagen S.aureus Kit

B : kontrol positif S.aureus ATCC 25923menggumpal ketika diberi reagen S.aureus Kit

5) Uji katalase

Uji katalase dilakukan untuk membedakan antara bakteri

Staphylococcus dengan Streptococcus. Bakteri Staphylococcus mampu

menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida

(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang ditunjukkan dengan adanya

gelembung-gelembung oksigen.

Pada uji katalase, koloni dari isolat sampel jamu cekok dan kontrol

positif dalam media BPA diinokulasikan pada media Nutrien Agar (NA)

miring, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah

diinkubasi, satu ose dari media NA miring diambil dan diletakkan di kaca

objek, kemudian diteteskan 2-3 tetes reagen H2O2 3% dan diamati

gelembung-gelembung gas pada kaca objek.

Berdasarkan hasil pengujian (Gambar 9), pada kontrol positif

menunjukkan adanya gelembung-gelembung gas pada kaca objek setelah

B A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

61

diteteskan reagen H2O2 3%. Hal ini menandakan bahwa bakteri S.aureus

ATCC 25923 memiliki enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi

H2O dan O2. Pada sampel jamu cekok menunjukkan adanya gelembung-

gelembung gas setelah diberi reagen H2O2 3%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa bakteri tersebut memiliki enzim katalase yang dapat memecah H2O2

menjadi H2O dan O2. Akan tetapi, bakteri tersebut bukan S.aureus karena

pada hasil uji lainnya menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan

karakteristik S.aureus.

Gambar 9. Hasil uji katalase pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923 (A) dan

sampel jamu cekok (B)

Keterangan gambar :

A : Pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923 terbentuk gelembung gas setelah diberi

reagen H2O2 3%

B : pada sampel jamu cekok terbentuk gelembung gas setelah diberi reagen H2O2 3%

6) Uji mikroskopik dengan pengecatan Gram

Uji mikroskopik dilakukan dengan pengecatan Gram bakteri untuk

melihat bentuk bakteri dan sifat Gram bakteri yaitu Gram positif atau Gram

negatif. Pada uji mikroskopik, langkah pertama yang dilakukan adalah

membuat preparat oles. Pembuatan preparat oles dilakukan dengan

B A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

62

menginokulasikan koloni dari isolat sampel jamu cekok dan kontrol positif

S.aureus dari media selektif BPA pada media Nutrien Agar (NA) miring,

kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Selanjutnya, diambil

satu ose koloni dari media NA miring, diletakkan secara tipis pada gelas

objek dan ditambahkan larutan pengencer agar sel bakteri tidak saling

melekat dan tersebar merata sehingga tidak mengganggu saat pengamatan.

Kemudian pulasan bakteri tersebut dikeringkan dan difiksasi dengan

pemanasan diatas nyala lampu spiritus. Fiksasi berfungsi untuk merekatkan

sel mikroba pada kaca obyek, membunuh mikroba dengan cepat tanpa

menyebabkan perubahan bentuk dan strukturnya, serta mengubah afinitas

zat warna dan membuat sel-sel mikroba lebih kuat.

Setelah difiksasi, preparat diberi cat Gram A (kristal violet) selama 1

menit. Cat Gram A digunakan sebagai warna dasar dan memberikan warna

ungu pada sel bakteri, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

Kemudian ditetesi dengan cat Gram B (larutan lugol iodin) selama 1 menit

yang berfungsi untuk meningkatkan interaksi antara dinding sel bakteri

dengan pewarna Gram A. Penambahan iodin akan membentuk kompleks

warna crystal violet-iodin sehingga baik bakteri Gram positif maupun Gram

negatif tampak berwarna ungu (Bruckner, 2012). Selanjutnya, ditetesi

dengan cat Gram C (alkohol) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 30

detik, dicuci dengan air mengalir dan dikeringan. Alkohol (Gram C)

berfungsi untuk menghilangkan warna. Setelah pemberian Gram C, sel

bakteri Gram positif berwarna ungu sedangkan pada sel bakteri Gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

63

negatif tampak berwarna transparan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

struktur pada dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri Gram positif banyak

mengandung peptidoglikan sehingga sel akan tetap berwarna ungu karena

kompleks crystal violet-iodin tidak akan tercuci dengan alkohol. Sedangkan

bakteri Gram negatif banyak mengandung lipopolisakarida sehingga dengan

penambahan alkohol akan merusak lapisan lipopolisakarida dan

menyebabkan kompleks crystal violet-iodin akan tercuci. Lalu diberikan cat

Gram D (safranin) selama 2 menit yang berfungsi sebagai zat warna

pembanding. Safranin merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri

yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam bakteri Gram positif,

sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam bakteri

Gram negatif (Pratiwi, 2008). Preparat dicuci dengan air mengalir dan

dikeringkan. Preparat yang sudah dilakukan pengecatan Gram diamati

secara mikroskopik dengan perbesaran 1000x.

Gambar 10. Hasil uji mikroskopik pada kontrol positif S.aureus ATCC 25923 (A)

dan sampel jamu cekok (B)

Keterangan gambar : Anak panah menunjukkan ciri-ciri koloni bakteri yang tampak pada

mikroskop

B A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

64

Pada hasil pengecatan Gram, kontrol positif menunjukkan hasil yaitu

koloni berbentuk kokus, bergerombol seperti anggur dan berwarna ungu

Sedangkan pada sampel jamu cekok menunjukkan hasil yaitu koloni

berbentuk kokus, berpasangan dan berwarna merah. Menurut Brooks (2007),

S.aureus memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk kokus, bergerombol seperti

anggur dan warna ungu.

Hasil yang diperoleh dari setiap tahap uji identifikasi S.aureus pada

sampel jamu cekok dan kontrol positif, diperlihatkan dalam tabel IV.

Tabel IV. Hasil uji identifikasi S.aureus dalam jamu cekok

Keterangan :

Kolom yang berwarna oranye menunjukkan hasil yang berbeda

+ : menunjukkan reaksi positif

− : menunjukkan reaksi negatif

Uji identifikasi S.aureus (Holt

dkk., 2000)

Kontrol positif

S.aureus

ATCC 25923

Sampel jamu

cekok

Uji glukosa + + +g

Uji laktosa + + +

Uji manitol + + +

Uji maltose + + +

Uji sakarosa + + +

Uji motilitas - - -

Uji sitrat - - +

Uji koagulase + + -

Uji katalase + + +

Uji mikroskopik Kokus,

bergerombol

seperti anggur,

berwarna ungu

Kokus,

bergerombol

seperti anggur,

berwarna ungu

Kokus,

berpasangan,

berwarna merah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

65

+ g : menunjukkan reaksi positif dan adanya gelembung gas pada tabung

Durham

Berdasarkan hasil uji identifikasi (Tabel IV), bakteri pada kontrol

positif yaitu S.aureus ATCC 25293 menunjukkan karakteristik yang sama

dengan karakteristik S.aureus pada teori Holt (2000). Sementara itu, bakteri

pada jamu cekok menunjukkan karakteristik yang berbeda dengan bakteri

pada kontrol positif dan S.aureus secara teoritis. Letak perbedaan ditemukan

pada uji glukosa, uji sitrat, uji koagulase, dan uji mikroskopik. Hal ini

menegaskan bahwa bakteri yang mencemari sampel jamu cekok bukan

S.aureus. Pada hasil uji pengkayaan dan uji isolasi, terdapat pertumbuhan

mikroba pada media pengkayaan dan media isolasi sehingga perlu dilakukan

uji identifikasi mikroba lain selain S.aureus. Menurut Bridson (2006),

bakteri yang dapat tumbuh pada media yang digunakan untuk mengisolasi

S.aureus (Baird Parker Agar) yaitu S.aureus, S.epidermidis,

S.saphrophyticus, spesies Micrococcus, spesies Bacillus, E.coli, dan spesies

Proteus. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji identifikasi mikroba selain

S.aureus.

Bakteri yang diduga mencemari jamu cekok adalah Staphylococcus

saphrophyticus karena bakteri tersebut memiliki karakteristik biokimia yang

mendekati dengan hasil uji biokimia pada jamu cekok, seperti pada tabel V.

Akan tetapi, perlu dilakukan uji lanjutan yang sesuai dengan karakteristik

S.saphrophyticus untuk menegaskan bahwa S.saphrophyticus adalah bakteri

yang mencemari jamu cekok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

66

Tabel V. Hasil uji identifikasi S.aureus dalam jamu cekok dan

karakteristik Staphylococcus saphrophyticus berdasarkan

Holt (2000)

Keterangan :

Kolom yang berwarna oranye menunjukkan hasil yang berbeda

+ : menunjukkan reaksi positif

− : menunjukkan reaksi negatif

+ g : menunjukkan reaksi positif dan adanya gelembung gas pada

tabung Durham

Menurut Holt (2000), bakteri S.saprophyticus merupakan bakteri Gram

positif , tidak bergerak, berbentuk kokus (bulat), bergerombol seperti anggur dan

berwarna ungu. S.saprophyticus dapat menfermentasi karbohidrat tetapi tidak

menghasilkan gelembung gas. Bakteri S.saprophyticus dapat menghasilkan enzim

katalase (katalase positif) dan bersifat koagulase negatif.

Uji identifikasi Sampel jamu

cekok

S.saprophyticus

(Holt dkk.,

2000)

Uji glukosa +g +

Uji laktosa + +

Uji manitol + +

Uji maltose + +

Uji sakarosa + +

Uji motilitas - -

Uji sitrat + +

Uji koagulase - -

Uji katalase + +

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Angka Lempeng Total yang terdapat dalam jamu cekok dari penjual jamu

racik “X” di Yogyakarta melebihi persyaratan yang diperbolehkan, yaitu ALT

tidak boleh lebih dari 104 koloni/ml.

2. Angka Kapang/Khamir yang terdapat dalam jamu cekok dari penjual jamu

racik “X” di Yogyakarta melebihi persyaratan yang diperbolehkan, yaitu ALT

tidak boleh lebih dari 103 koloni/ml.

3. Jamu cekok yang diproduksi oleh penjual jamu racik “X” di Yogyakarta tidak

mengandung cemaran S.aureus

B. Saran

Perlu dilakukan pemberian edukasi dan pembinaan mengenai cara

pengolahan jamu yang baik sehingga mutu jamu cekok dapat lebih baik dan

manfaat bagi kesehatan dapat dipertanggungjawabkan serta dilakukan uji

cemaran bakteri selain bakteri S.aureus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

68

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Metode Analisis Prosedur Pengujian Obat dan Makanan Negara, Badan

POM, Jakarta, pp.1,110,117.

Anonim, 2013, Manfaat Temu Hitam, http://www. diperta.jabar prov.go.id/index.

php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/314 diakses pada tanggal 16 November

2013.

Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Buku 1, Salemba Medika, Jakarta, pp. 16-17. 61-

62.

ATCC, 2014, Staphylococcus aureus subsp. aureus Rosenbach (ATCC®

25923D-5™

),

http://www.atcc.org/products/all/25923D-5.aspx#generalinformation, diakses pada

tanggal 18 juni 2014.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Pengujian Mikrobiologi

Pangan, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, ISSN 1829-

9334, Vol 9(2).

Becton, M.W., 2009, Difco™ & BBL™ Manual: Giolitti-Cantoni Broth Base, http://www.

bd.com/ europe/regulatory/Assets/IFU/Difco_BBL/231181.pdf diakses pada tanggal

28 maret 2014

Bridson, Y.E.,2006, The Oxoid Manual; 9th

edition 2006, Oxoid Limited, England, pp.50.

Brooks, G. F., Butel, J. S., dan Morse, S,. A., 2007, Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,

Melnick, & Adelberg, Edisi 23, diterjemahkan oleh Hartanto,et al., Penerbit Buku

kedokteran EGC, Jakarta,pp. 225.635-636. 665.

Bryson, J. E., 2006, Soil Organisms, http://www.sas.upenn.edu/~jbryson/soilcollege.html,

diakses pada tanggal 06 Juli 2014.

Bruckner, Z. M., 2012, Gram Staining, http://serc.carleton.edu/microbelife/

research_methods/microscopy/gramstain.html diakses pada tanggal 14 Juni 2014.

Cabral, S. P. J., 2010, Water Microbiology : Bacterial Pathogens and Water,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2996186/, diakses pada tanggal 06

Juli 2014.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Kodifikasi Peratuan Perundang-undangan

Obat Trasidisonal, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. pp. 64,

157,165.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Indonesia Cinta Sehat Saatnya Jamu

Berkontribusi, diakses dari http://www.depkes. go.id/ index .php?vw= 2&id =1723

diakses pada tanggal 12 September 2013

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 007 Tahun 2012 tentang Regristrasi Obat Tradisional,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pasal (1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

69

Diffen, 2013, Mold vs Yeast, http://www.diffen.com/difference/Mold_vs_Yeast, diakses pada

tanggal 24 Maret 2014.

Disable world, 2007, Candida Yeast Infection - Foods to Eat and Avoid, http://www.disabled-

world.com/artman/publish/candida_.shtml, diakses pada tanggal 16 juni 2014.

Hadioetomo,R.S., 1985, Mikrobiologi Dasar dan Praktek-teknik dan Prosedur Dasar Dalam

Laboratorium, Gramedia, Jakarta, pp.42-46.

Hariana, A., 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar Swadaya, Jakarta, pp.91.

Hellmessen, B. R., 1999, Habitats for Candida in medical and hygienic respects,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10592711 diakses pada tanggal 16 juni 2014.

Hennekinne, J.A, and De Buyser, M.L., 2009, Staphylococcal aureus and Staphylococcal

enterotoxins, http://www.anses.fr/Documents/MIC-fi-StaAureusEN.pdf,diakses pada

tanggal 17 Mei 2014

Holt, J.G., Krieg.N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T., dan Williams, S.T., 2000, Bergey’s

Manual of Determinative Bacteriology, 9th, 532, Lippincoth William, USA

Latief, A., 2012, Obat Tradisional, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.1-2.

Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, edisi I, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, pp. 47-54.

Le Loir, Y., Florence, B., and Michel, G. 2003. Staphylococcus aureus and Food Poisoning,

Journal Genetic Molecular Research, 2(1): 63-76

Limananti, A.I., Triratnawati, A., 2003, Ramuan Jamu Cekok Sebagai Penyembuhan Kurang

Nafsu Makan pada Anak : Suatu Kajian Etnomedisin, Makara Kesehatan, Vol. 7

No.1.

Oxoid, 2013a, Oxoid Microbiology Product: Giolitti_CantoniBroth, http://www.oxoid.

co/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0523&org=153&c=UK&lang=EN

diakses pada tanggal 13 November 2013.

Oxoid, 2013b, Oxoid Microbiology Product : Baird Parker Agar Base, http://www. Oxoid.

com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0275&org=153 diakses tanggal

13 November 2013

PHE, 2013, Antimicrobial Susceptibility Controls, https://www.pheculturecollections.

org.uk/products/ bacteria/antimicrobialsusceptibilitycontrols.aspx, diakses pada

tanggal 18 juni.

Pramudya, D.,A., 2008, Uji Angka Kapang/Khamir dalam Jamu Gendong Beras Kencur yang

Beredar di Tiga Pasar di Kotamadya Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp. 17-18, 38-48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

70

Radji, M., 2010, BuKu Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 179-181,269-271.

Rao, S., 2013, Bacterial Culture Media, http://www .microrao .com/ micronotes /culture_

media.pdf, diaksek pada tanggal 16 November 2013

Rahardjo, M., 2010, Penerapan SOP Budidaya untuk Mendukung Temulawak sebagai Bahan

Baku Obat Potensial, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 9 (2), 86.

Reid, G., and Wong, P., 2005, Soil Biology Basics, http://www.dpi.nsw.gov.au/data/

assets/pdf_file/0017/41642/Soil_bacteria.pdf, diakses pada tanggal 06 Juli 2014.

SNI, 1992, Standar Nasional Indonesia No. 01-2897-1992 Tentang Cara Uji Cemaran

Mikroba, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, pp. 6-8,32.

Supardi, S., Herman, J.M., Yuniar, Y., 2011, Penggunaan Jamu Buatan Sendiri di Indonesia,

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 14 (4) : 376

Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 11-16,

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

71

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

72

Lampiran 1. Surat ijin penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

73

Lampiran 2. Hasil perhitungan uji ALT pada jamu cekok setelah inkubasi

48 jam

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml) Petri I Petri II

I

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

∞ ∞ ∞

10-3

∞ ∞ ∞ 3,4 x 106

10-4

110 71 9,1 x 105

10-5

51 66 5,9 x 106

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml) Petri I Petri II

II

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

∞ ∞ ∞

10-3

∞ ∞ ∞ 1,9 x 107

10-4

∞ ∞ ∞

10-5

202 168 1,9 x 107

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total koloni

(koloni/ml)

ALT

(koloni/ml) Petri I Petri II

III

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

∞ ∞ ∞

10-3

∞ ∞ ∞ 9,6 x 106

10-4

232 209 2,2 x 106

10-5

202 129 1,7 x 107

Kontrol Jumlah koloni

Media (PCA) I 0

Media (PCA) II 0

Media (PCA) III 0

Pengencer (PDF) I 0

Pengencer (PDF) II 0

Pengencer (PDF) III 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

74

Perhitungan :

Sampel I

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

110 + 71

2 x 10000 = 905.000 koloni/ml → 9,1 x 10

5 koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

51 + 66

2 x 100000 = 5.850.000 koloni/ ml → 5,9 x 10

6 koloni/ml

f. Angka Lempeng Total : (9,1 x 105

+ 5,9 x 106) : 2 = 3,4 x 10

6 koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

75

Sampel II

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

202+168

2 x 100000 = 18.500.000 koloni/ ml → 1,9 x 10

7 koloni/ml

f. Angka Lempeng Total: 1,9 x 107

koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

76

Sampel III

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga ALT dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

232 + 209

2 x 10000 = 2.205.000 koloni/ml → 2,2 x 10

6 koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

202 + 129

2 x 100000 = 16.550.000 koloni/ ml → 1,7 x 10

7 koloni/ml

f. Angka Lempeng Total : (2,2 x 106

+ 1,7 x 107) : 2 = 9,6 x 10

6 koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

77

Lampiran 3. Hasil perhitungan uji AKK pada jamu cekok setelah inkubasi

5 hari

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total Koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml) Petri I Petri II

I

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

130 126 2,6 x 104

10-3

97 89 1,9 x 105

1,1 x 105

10-4

72 77 1,5 x 106

10-5

50 65 1,2 x 107

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total Koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml) Petri I Petri II

II

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

103 115 2,2 x 104

10-3

88 102 1,9 x 105 1,1 x 10

5

10-4

60 90 1,5 x 106

10-5

46 38 8,4 x 106

Sampel Pengenceran Inkubasi 48 jam Total Koloni

(koloni/ml)

AKK

(koloni/ml) Petri I Petri II

III

10-1

∞ ∞ ∞

10-2

147 135 2,8 x 104

10-3

130 98 2,3 x 105 1,3 x 10

5

10-4

98 75 1,7 x 106

10-5

54 69 1,2 x 107

Kontrol Jumlah koloni

Media (PDA) I 0

Media (PDA) II 0

Media (PDA) III 0

Pengencer (PDF) I 0

Pengencer (PDF) II 0

Pengencer (PDF) III 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

78

Perhitungan :

Sampel I

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga AKK dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

(130 + 126) x 102 = 25.600 koloni/ml → 2,6 x 10

4 koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

(97 + 89) x 103 = 186.000 koloni/ml → 1,9 x 10

5 koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

(72 + 77) x 104 = 1.490.000 koloni/ml → 1,5 x 10

6 koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

(50 + 65) x 105 = 11.500.000 koloni/ml → 1,2 x 10

7 koloni/ml

f. Seri pengenceran yang digunakan untuk menetapkan Angka

Kapang/Khamir adalah 2 pengeceran berturut-turut yang menunjukan

jumlah koloni pada cawan petri berada dalam range 15-150 koloni,

sehingga diperoleh perhitungan berikut: (2,6 x 104

+ 1,9 x 105) : 2 =

108.000 koloni/ml → 1,1 x 105

koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

79

Sampel II

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga AKK dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

(103 + 115) x 102 = 21.800 koloni/ml → 2,2 x 10

4 koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

(88 + 102) x 103 = 190.000 koloni/ml → 1,9 x 10

5 koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

(60 + 90) x 104 = 1.500.000 koloni/ml → 1,5 x 10

6 koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

(46 + 38) x 105 = 8.400.000 koloni/ml → 8,4 x 10

6 koloni/ml

g. Seri pengenceran yang digunakan untuk menetapkan Angka

Kapang/Khamir adalah 2 pengeceran berturut-turut yang menunjukan

jumlah koloni pada cawan petri berada dalam range 15-150 koloni,

sehingga diperoleh perhitungan berikut : (2,2 x 104

+ 1,9 x 105) : 2 =

106.000 koloni/ml → 1,1 x 10

5 koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

80

Sampel III

a. Pengenceran 10-1

Jumlah koloni tak terhingga (∞), sehingga AKK dinyatakan dengan ∞

koloni/ml

b. Pengenceran 10-2

(147 +135) x 102 = 28.200 koloni/ml → 2,8 x 10

4 koloni/ml

c. Pengenceran 10-3

(130 98) x 103 = 228.000 koloni/ml → 2,3 x 10

5 koloni/ml

d. Pengenceran 10-4

(98 75) x 104 = 1.730.000 koloni/ml → 1,7 x 10

6 koloni/ml

e. Pengenceran 10-5

(54 69) x 105 = 12.300.000 koloni/ml → 1,2 x 10

7 koloni/ml

f. Seri pengenceran yang digunakan untuk menetapkan Angka

Kapang/Khamir adalah 2 pengeceran berturut-turut yang menunjukan

jumlah koloni pada cawan petri berada dalam range 15-150 koloni,

sehingga diperoleh perhitungan berikut: (2,8 x 104

+ 2,3 x 105) : 2 = 1,3 x

105

koloni/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileuji angka lempeng total (alt), angka kapang/khamir (akk), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual

81

BIOGRAFI PENULIS

Skripsi yang berjudul “Uji Angka Lempeng

Total (ALT), Angka Kapang/Khamir (AKK), dan

Identifikasi Staphylococcus aureus dalam Jamu Cekok

dari Penjual Jamu Racik “X” di Yogyakarta” ini

ditulis oleh Arellia Oktaviori. Penulis merupakan anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Agus

Peternady Sahai dan Reliasi. Penulis lahir di Palangka

Raya, pada tanggal 12 Oktober 1992.

Pada tahun 1996-1998, penulis menempuh

pendidikan di TK Tunas Rimba II, Palangka Raya. Kemudian pada tahun 1998,

penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 6 Kahayan Hilir, Kalimantan

Tengah, hingga tahun 2004. Pada tahun 2004-2007, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 4 Kayahan Hilir, Kalimantan Tengah. Setelah itu,

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Palangka Raya pada tahun

2007-2010. Selanjutnya, pada tahun 2010-2014 penulis melanjutkan pendidikan

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selama masa

kuliah, penulis aktif dalam bidang akademik maupun non akademik. Penulis

merupakan salah satu peserta Program Kreativitas Mahasiswa yang lolos seleksi

dan didanai hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI