PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · ABSTRAK Di negara berkembang ... Pendingin ini...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - CORE · ABSTRAK Di negara berkembang ... Pendingin ini...
STUDI EKSPERIMENTAL PENDINGIN ABSORBSI
AMONIA–AIR ENERGI SURYA TANPA KATUP PEMISAH
GENERATOR DAN EVAPORATOR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik Program
Studi Teknik Mesin
Diajukan Oleh:
PETRUS DAMIANUS BAYU DWI WICAKSONONIM: 085214050
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EXPERIMENTAL STUDY OF SOLAR ENERGY
ABSORBTION AMMONIA-WATER REFRIGERATION
WITHOUT GENERATOR AND EVAPORATOR
SEPARATOR VALVE
FINAL PROJECT
Presented as a partitial fulfilment of the requirement
as to obtain the Bachelor of Engineering degree
in Mechanical Engineering Study Program
By:
PETRUS DAMIANUS BAYU DWI WICAKSONONIM: 085214050
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2012
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lr. FA. Rusdi Sambada, M.T.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Di negara berkembang seperti Indonesia kebutuhan akan sistem pendinginsemakin meningkat, pendingin tersebut banyak digunakan untuk pengawetanmakanan, hasil pertanian, obat-obatan, kini semakin meningkat. Sistem pendinginyang ada saat ini pada umumnya menggunakan sistem kompresi uap yangmembutuhkan energi listrik dan menggunakan refrijeran sintetik. Namun didaerah terpencil hal ini sering menjadi kendala dalam pengadaanya Makapendingin absorbsi amonia-air menjadi suatu gagasan yang dapat diterapkan,sistem pendingin ini terdiri dari dua bagian yaitu desorbsi (menguapnya amoniamurni saat proses pemanasan) dan absorbsi (kembalinya amonia ke absorbernyayaitu air). Tujuan penelitian ini adalah membuat model pendingin absorbsiamonia-air dengan energi surya, meneliti temperatur pendinginan yang dapatdicapai dan meneliti COP yang dapat dihasilkan.
Pendingin ini terdiri dari generator, kondensor, reflektor dan evaporator.Generator ini terbuat dari stainlees steel dengan diameter 10 cm dan penjang 200cm. Kondensor terbuat dari pipa stainlees steel yang berbentuk spiral dengandiameter 25 mm. Reflektor yang digunakan adalah reflektor parabola silinder.Evaporator disini terbuat dari pipa stainlees steel dengan diameter 10 cm denganpanjang 50 cm. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah temperaturgenerator (T1), temperatur kondensor (T2), temperatur evaporator (T3),temperatur ruangan di dalam kotak pendingin (T4), tekanan generator (P1),tekanan evaporator (P2), intensitas radiasi surya (G) dan waktu (t), alat yangdigunakan untuk pengukuran suhu adalah Termokopel sedangkan untukmengukur tekanan disebut manometer dan untuk mengetahui intensitas radiasisurya adalah solar meter.
Hasil penelitian telah berhasil membuat sebuah sistem pendingin absorbsiamonia-air dengan energi surya. Temperatur terendah yang dicapai adalah 24oC.COP terbaik adalah 0.94.
Kata kunci: pendingin absorbsi, reflektor, ammonia, intensitas radiasi surya
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi-Mu Tuhan Yang Maha Kasih atas segala berkah dan
rahmat, sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas
akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik untuk program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis merasakan bahwa penelitian tugas akhir ini merupakan penelitian
yang tidak mudah, dituntut keterlibatan langsung dalam pengambilan data,
pemahaman terhadap sistem alat dan persamaan yang digunakan, serta
penanggulangan yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi.
Penelitian Tugas Akhir dengan judul “Studi Eksperimental Pendingin
Absorbsi Amonia-Air Energi Surya Tanpa Katup Pemisah Generator Dan
Evaporator” ini dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan secara
langsung maupun tidak langsung dan kerjasama dari berbagai pihak. Menyadari
hal itu, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa. S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program studi Teknik Mesin.
3. Bapak Ir. P.K. Purwadi, M.T. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir
yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi
selama penulis berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Laboran (Ag. Rony Windaryawan) yang telah membantu memberikan ijin
dalam penggunakan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian ini.
7. Rekan kerja saya Agustinus Supriyono dan Ricardo Redy Hanawijaya
yang telah saling membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Orang tua dan orang-orang yang saya sayangi yang sudah mensuport saya
baik Doa maupun Tenaga dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Veronica Sulistyani yang sudah mensuport saya baik Doa maupun Tenaga
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Menyadari keterbatasan Penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini,
maka berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan
tugas akhir ini akan diterima dengan senang hati.
Akhir kata semoga karya tulis ini berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin
pada khususnya dan pembaca lain pada umumnya. Terima kasih.
Yogyakarta, 14 Agustus 2012
Penulis,
Petrus Damianus Bayu Dwi Wicaksono
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
TITLE PAGE ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.l. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah ........................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
2.1. Penelitian yang Pernah Dilakukan .............................................4
2.2. Dasar Teori ................................................................................ 9
2.3. Reflektor.................................................................................. ..14
2.3.1.Reflektor plat datar………………………………...14
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.2.Reflektor parabola……………………...………….16
2.4. Amonia........................................................................................16
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 19
3.1. Deskripsi Alat ............................................................................. 19
3.2. Variabel Yang Diukur .................................................................22
3.3. Langkah Penelitian ......................................................................23
3.4. Peralatan Pendukung ...................................................................24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 27
4.1. Data Hasil Penelitian …………………………………………...27
4.2. Grafik dan Pembahasan .............................................................. 30
BAB V. PENUTUP .................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 44
LAMPIRAN ............................................................................................... 45
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data pertama pada tanggal 27 juli 2012 ............................. ........27
Tabel 4.2. Data kedua pada tanggal 28 juli 2012.......................................... 28
Tabel 4.3. Data ketiga pada tanggal 27 juli 2012.................................. ....... 29
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema alat pendingin absorbsi generator horizontal ( Probo,
2010)...........................................................................................5
Gambar 2.2. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan
evaporator tanpa receiver,
(Yudhokusumo, 2011)…………………………..……… ……..7
Gambar 2.3. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal
dan evaporator menggunakan receiver,
(Gunawan, 2011)………………………..………………………8
Gambar 2.4. Siklus pendinginan absorbsi ........................................................9
Gambar 2.5 Reflektor plat datar……………….…………………….............13
Gambar 2.6.a Reflektor piringan……………………… …………………………….14
Gambar 2.6.b Reflektor parabola………… ………………………………………….14
Gambar 2.7. Amonia+Air..…………………………………………………...15
Gambar 3.1. Skema alat pendingin absorbsi ...................................................19
Gambar 3.2. Skema generator .........................................................................20
Gambar 3.3. Dimensi pipa celup .....................................................................21
Gambar 3.4. Varibel yang diukur........................................................... .........22
Gambar 3.5. Stopwatch.....................................................................................24
Gambar 3.6. Reflektor .......................................................................... .........25
Gambar 3.7. Logger..........................................................................................25
Gambar 3.8. Termokopel......................................................................... .........26
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.9. Solar meter.................................................................... ............26
Gambar 4.1. Grafik tekanan terhadap waktu dari ketiga data .........................31
Gambar 4.2. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktu....................32
Gambar 4.3. Grafik temperatur kotak evaporator (T4) terhadap
Waktu...........................................................................................33
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 1.......................................................34
Gambar 4.5. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 2......................................................35
Gambar 4.6. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 3......................................................36
Gambar 4.7. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktuAbsorbsi amonia-air energi surya menggunakankondensor dan evaporator berpendingin air(Supriono, 2012)..........................................................................37
Gambar 4.8. Grafik temperatur kotak evaporator (T4) terhadap waktuAbsorbsi amonia-air energi surya menggunakankondensor dan evaporator berpendingin air(Supriono, 2012).......................................................................... 38
Gambar 4.9. Hasil absorbsi yang mencapai suhu -5°C Absorbsiamonia-air energi surya menggunakan kondensordan evaporator berpendingin air(Supriono, 2012)...........................................................................38
Gambar 4.10. Grafik tekanan terhadap waktu dari ketiga data
Pendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan
katup pemisah generator dan evaporator
(Hanawijaya, 2012).....................................................................39
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.11. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktuPendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katuppemisah generator dan evaporator
(Hanawijaya, 2012)................................................................... 40
Gambar 4.12. Grafik temperatur kotak evaporator (T3) terhadap waktu
Pendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katup
pemisah generator dan evaporator
(Hanawijaya, 2012)....................................................................40
Gambar 4.13. Hasil absorbsi yang mencapai suhu 3°C Pendingin absorbsi
amonia-air energi surya dengan katup pemisah
generator dan evaporator (Hanawijaya, 2012)....................... .....41
Gambar 4.14 .Grafik perbandingan COP rata-rata semua data..................... .....41
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kebutuhan
besar akan sistem pendingin untuk pengawetan makanan, hasil pertanian,
sterilisasi obat-obatan, dsb. Namun sistem pendinginan yang ada saat ini
sebagian besar bekerja dengan sistem kompresi uap yang menggunakan
energi listrik dan refrijeran sintetik. Permasalah yang terjadi adalah belum
semua daerah terutama didaerah terpencil yang belum memiliki jaringan
listrik sehingga sistem pendingin yang menggunakan energi surya
diharapkan dapat menjadi pengganti dari sumber energi listrik tersebut.
Sistem pendinginan dengan energi surya ini dapat bekerja tanpa adanya
jaringan listrik, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
pemecahan permasalahan akan kebutuhan sistem pendingin di daerah yang
masih belum ada jaringan listrik.
Salah satu sistem pendingin yang tidak membutuhkan energi listrik
adalah sistem pendingin absorbsi amonia-air. Sistem pendingin ini hanya
memerlukan energi panas untuk dapat bekerja. Energi panas dapat diperoleh
dari pembakaran kayu, bahan bakar minyak, batubara, dan gas bumi. Selain
itu energi panas juga dapat berasal dari buangan proses industri, biomassa,
biogas atau energi alam seperti panas bumi dan energi surya. Amonia dan air
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bukan merupakan refrijeran sintetik sehingga tidak memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Siklus pada sistem pendingin ini hanya terdiri dari dua
proses yaitu proses desorbsi (Penguapan amonia murni terpisah dengan air )
dan absorbsi ( Penyerapan amonia oleh air ).
Desain pendingin dengan energi panas untuk negara-negara
berkembang haruslah sederhana dan mudah perawatannya dengan kata lain
harus dapat dibuat dan diperbaiki oleh industri lokal.
1.2. Batasan Masalah
Sumber energi panas yang biasa digunakan pada daerah terpencil atau
desa pada umumnya berasal dari kayu bakar, biomassa, biogas dan arang.
Penggunaan energi surya belum banyak digunakan, karena energi surya
dipengaruhi juga pada lokasi suatu wilayah, sehingga antara satu daerah
dengan daerah yang lain memiliki intensitas radiasi surya yang berbeda.
Penggunaan sistem pendingin absorbsi ini juga terbentur oleh pengaruh dari
cuaca yang ada. Cuaca di Indonesia hanya memiliki dua musim, bila saat
musim hujan maka penggunaan pendingin absorbsi energi surya ini akan
menjadi sulit dan akan tidak bias berkerja dalam jangka waktu yang lama,
sehingga musim yang tepat adalah musim panas agar didapatkan intensitas
radasi matahari yang maksimal. Namun perlu disadari bahwa walaupun
berkendala terhadap cuaca dan lokasi yang menyebabkan intensitas radiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak besar, energi surya merupakan energi yang ramah lingkungan dan
tersedia di alam dengan jumlah yang tidak terbatas.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini:
1. Membuat model pendingin absorbsi amonia-air.
2. Meneliti temperatur pendinginan yang dapat dihasilkan oleh sistem
pendingin absorbsi amonia-air dengan energi surya.
3. Meneliti COP atau unjuk kerja yang dapat dihasilkan oleh sistem
pendingin absorbsi amonia-air dengan tenaga surya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini:
1. Menambah kepustakaan teknologi tentang pendingin sistem absorbsi
energi surya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat
prototipe dan produk teknologi pendingin absorbsi yang dapat diterima di
dunia industri pada khususnya dan mengurangi ketergantungan
penggunaan minyak bumi dan listrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian yang Pernah Dilakukan
Beberapa penelitian pendingin adsorbsi menggunakan zeolit-air
dengan energi surya mendapatkan harga COP sistem pendingin adsorbsi
surya menggunakan zeolit-air akan mendekati konstan pada temperatur
pemanasan 160℃ Hinotani, (1983). Eksperimen sistem pendingin adsorbsi
surya menggunakan zeolit-air dan mendapatkan harga COP sebesar 0,12
Grenier, (1983). Pendingin adsorbsi surya zeolit-air namun COP nya hanya
0,10 Pons, (1986). Pada penelitian sistem pendingin adsorbsi surya zeolit-air
dengan kolektor plat datar dan kondensor berpendingin udara mendapatkan
COP sebesar 0,054 Zhu Zepei, (1987). Pada penelitian dengan pemanasan
menggunakan kolektor parabola mendapatkan COP sebesar 0,25 Ramos,
(2003). Penelitian-penelitian tersebut menggunakan zeolit yang diproduksi
di Jerman, Slovnaft-Czech, dan Prancis. Penelitian sistem pendingin
absorbsi amonia air menggunakan generator horizontal dengan variasi kadar
amonia dan tekanan saat proses desorbsi mendapatkan COP sebesar 0,98
Probo, (2010) . Pada penelitian sistem pendingin absorbsi generator vertikal
dan evaporator tanpa receiver mendapatkan COP sebesar 0,91
Yudhokusumo, (2011). Penelitian sistem pendingin absorbsi generator
vertikal dan evaporator menggunakan receiver Gunawan, (2011).
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sedangkan penelitian untuk mengetahui efek massa air dalam evaporator
terhadap unjuk kerja pendingin absorbsi amonia-air Pratama, (2012)
Gambar 2.1. Skema alat pendingin absorbsi generator horizontal
( Probo, 2010)
Keterangan:
1. Generator yang juga berfungsi sebagai absorber
2. Saluran masuk amonia
3. Kondensor yang juga berfungsi sebagai evaporator
4. Manometer
5. Torong masuk amonia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian yang serupa pernah dilakukan adalah penelitian
menggunakan tabung generator vertikal dan evaporator tanpa reciver
(penampung) variabel yang divariasikan dalam penelitian tersebut adalah
variasi volume campuran amonia-air 900 cc dan 1300 cc. Variasi bukaan
keran saat proses absorbsi sebesar 30°, 60°, dan 90° dengan volume
campuran amonia-air 900 cc kemudian penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa.Temperatur evaporator terendah yang dihasilkan adalah -5℃ yang
dapat bertahan selama 80 menit dan COP yang dihasilkan adalah 0.91.
Karena dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa unjuk kerja dari alat
tersebut menurun setelah pengambilan data berulang dan penambahan
amonia dilakukan maka dilakukan indentifikasi alat dan menemukan bahwa
ada air yang tertinggal pada evaporator yang mempengaruhi kerja
pendinginan tersebut. Berikut adalah skema alat dari penelitian
Yudhokusumo, (2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
11
27
3 8
4
5
6
Gambar 2.2. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan evaporator
tanpa receiver, (Yudhokusumo, 2011)
Keterangan :
1. Saluran untuk menampung amonia yang akan dimasukkan ke alat.
Bagian ini bisa diganti dengan pentil saat alat akan divakum.
2. Keran ball valve ¾ inci
3. Pipa ¾ inci
4. Penguat katup fluida satu arah
5. Generator yang juga sekaligus sebagai absorber
6. Penguat generator
7. Manometer
8. Kondensor sekaligus evaporator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kemudian hal ini berkembang pada penelitian Gunawan (2012) yang
menembahkan receiver pada evaporator untuk menampung air agar tidak
masuk kedalam evaporator.
1
5
2
6
3 7
4
Gambar 2.3. Skema alat pendingin absorbsi generator vertikal dan evaporatormenggunakan receiver, (Gunawan, 2011).
Keterangan :
1. Torong pengisi
2. Kran
3. Tabung Generator atas
4. Tabung Generator bawah
5. Manometer
6. Evaporator
7. Reciever (penampung)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Banyak hal yang mempengaruhi dari unjuk kerja pendinginan ini
maka sangat penting penelitian-penelitian semacam ini dilakukan agar alat
yang dihasilkan nantinya akan menjadi lebih baik.
2.2. Dasar Teori
Pendingin absorbsi pada umumnya terdiri dari 4 (empat) komponen
utama yaitu : (1) absorber, (2) generator, (3) kondensor, (4) evaporator.
Namun pada penelitian ini model pendingin absorbsi yang dibuat hanya
terdiri dari tiga komponen utama yaitu, generator yang juga berfungsi
sebagai absorber, evaporator yang juga berfungsi sebagai kondensor.
Gambar 2.4 Siklus pendinginan absorbsi
Siklus pendinginan absorbsi terdiri dari proses absorbsi (penyerapan)
refrijeran (amonia) ke dalam absorber (air) dan proses pelepasan refrijeran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1010
dari absorber (proses desorbsi). Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Proses desorbsi dan absorbsi terjadi pada absorber (pada generator). Pada
proses desorbsi generator memerlukan energi panas untuk dapat
menguapkan amonia. Energi panas dapat berasal dari pembakaran kayu,
batubara, minyak bumi, gas alam, panas bumi, biogas, dan sebagainya. Pada
penelitian digunakan reflektor parabola, hal ini karena dibutuhkan fokus
yang berupa garis pada generator. Hal tersebut tidak dapat dihasilkan jika
menggunakan reflektor piringan, karena fokus pada reflektor piringan
berupa titik.
Proses kerja yang terjadi di dalam sistem pendingin absorbsi adalah
sebagai berikut: energi panas dari radiasi surya yang dipantulkan oleh
reflektor menaikkan temperatur campuran ammonia-air yang ada dalam
tabung generator. Karena amonia mempunyai titik didih yang lebih rendah
dibanding air maka amonia akan menguap terlebih dahulu. Uap amonia ini
akan mengalir dari generator menuju ke evaporator. Di dalam evaporator
uap amonia akan mengalami pendinginan dan mengembun sehingga
berubah fase menjadi cair. Selanjutnya cairan amonia di dalam evaporator
akan mengalami ekspansi sehingga tekanannya turun. Karena tekanan
amonia di dalam evaporator turun maka temperaturnya pun turun hingga di
bawah 0o C. Karena mampu mencapai suhu di bawah 0o C, maka evaporator
umumnya diletakkan di dalam kotak pendingin bersama bahan-bahan yang
ingin didinginkan. Karena mendinginkan bahan-bahan tersebut maka cairan
amonia di dalam evaporator akan menyerap kalor dari bahan-bahan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1111
dan menguap, lalu mengalir kembali ke dalam generator. Di dalam
generator uap amonia tersebut diserap oleh air, proses ini disebut absorbsi.
Siklus tersebut akan berlangsung terus-menerus jika ada sumber panas.
Selama proses desorbsi pendinginan di dalam evaporator tidak dapat terjadi
karena amonia masih bercampur dengan air di dalam generator.
Unjuk kerja pendingin absorbsi umumnya dinyatakan dengan
koefisien prestasi absorbsi (COPAbsorbsi) dan dapat dihitung dengan
persamaan :
COPabsorbsi = (1)
Kerja pendinginan dapat dihitung dengan persamaan :
Kerja pendinginan = (m. Cp )tabung + ∆(m.h)evaporator (2)
Kerja pemanasan pada generator dapat dihitung dengan persamaan :
Kerja pemanasan = (m. Cp )tabung + (m. Cp )amonia + m.hfg amonia (3)
Energi surya yang digunakan untuk menaikan temperatur sejumlah
massa pada generator adalah sebesar intensitas energi surya yang diterima
oleh reflektor berbanding dengan luasan permukaan reflektornya:
Energi surya = G . A (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1212
Sehingga untuk mengetahui efisiensi reflektor (reflektor) dapat
diketahui dengan membandingkan kerja pemanasan untuk menaikkan
temperatur sejumlah massa pada generator berbanding terbalik dengan
energi radiasi surya yang diterima oleh generator melalui kolektor:
ηreflektor = (5)
dengan :
m : massa (amonia dan tabung) yang dipanasi reflektor (kg)
CP : panas jenis (amonia dan tabung) (J/(kg.K))
Tawal : temperatur amonia sebelum dipanasi (oC)
Takhir : temperatur amonia setelah dipanasi (oC)
∆T : Tawal- Takhir
∆t : lama waktu pemanasan (menit)
G : intensitas energi surya (Watt/m2)
A : luas aperture (m2)
Pada penelitian ini, digunakan analisa pendekatan siklus pendingin carnot.
Refrigerator (pendingin) carnot
Karena proses melingkar carnot adalah reversible, maka proses dapat
dibalik. Proses yang dibalik disebut Refrigerator Carnot. Jadi refrigerator
carnot bekerja dengan kebalikan dari mesin carnot. Mesin carnot disebut
direct cycle, sedangkan refrigerator carnot disebut reversed cycle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1313
Refrigerator carnot menerima kerja luar (W) dan menyerap panas Q1
dari reservoir dengan (hent sink) temperature T1 serta member panas Q2 ke
reservoir panas temperature T2.
Skema diagram alir refrigerator carnot:
Gambar 2.5. Skema diagram alir refrigerator carnot
Jadi dapat dibuat hubungan,
W = Q1 – Q2 (6)
Koefisien performance,
COP =
= (7)
= (8)
Dari persamaan 7 dan 8 diatas didapat,
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1414
2.3. Reflektor
Dalam proses desorbsi atau pemanasan pada tabung generator
dibutuhkan reflektor yang befungsi untuk memantulkan radiasi surya
matahari ke generator. Reflektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem
perpindahan panas yang menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan
radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama, ketika sinar matahari
menimpa allumunium foil pada reflektor surya, cahaya akan di fokuskan ke
sesuatu titik, dalam hal ini adalah tabung generator.
Alat pendingin surya yang dapat diproleh dipasaran dalam bentuk
pendingin air (water chilers), ada beberapa reflektor yang sering kita temui,
antara lain:
1. Reflektor plat datar
2. Reflektor parabola
2.3.1. Reflektor plat datar
Reflektor surya plat datar bisa memanfaatkan paparan radiasi matahari
melalui sorotan langsung dan juga sebaran, tidak memerlukan tracking
matahari atau perubahan posisi mengikuti matahari dan juga karena
desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya
pembuatan yang tidak susah. Reflektor plat datar (Gambar 2.5) dapat
menghasilkan suhu antara 70-90oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1515
Gambar 2.6 Reflektor plat datar
Reflektor plat datar (Gambar 2.6) digunakan untuk menguapkan air
dari larutan litium bromida dan air yang berada di dalam generator. Uap air
diembunkan dan secepatnya diuapkan pada evaporator kemudian
melepaskan panas dari air didalam pipa, sehingga mendinginkannya untuk
beban penyegaran udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1616
2.3.2. Reflektor parabola
Gambar 2.7.a Reflektor piringan Gambar 2.7.b Reflektor parabola
Reflektor yang dipilih untuk penelitian ini adalah reflektor parabola,
karena reflektor surya jenis ini yang paling cocok diaplikasikan pada
generator yang berbentuk horizontal dan reflektor ini mampu memfokuskan
energi radiasi surya yang besar pada generator dibandingkan dengan jenis
reflektor plat datar yang lain, sehingga dengan itu diharapkan bisa
menghasilkan temperatur yang tinggi. Dengan menggunakan sistem
pemanasan yang terfokus maka akan dapat meningkatkan kuantitas energi
panas yang diserap oleh absorber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1717
2.4. Amonia
Gambar 2.8. Amonia + Air
Amonia adalah bahan kimia dengan nama kimia NH3. Titik bekunya
adalah -75 °C dan titik didihnya adalah -33.7 °C. Pada suhu dan tekanan
yang tinggi, amonia adalah gas yang tidak mempunyai warna dan lebih
ringan daripada udara.. Amonia cair terkenal dengan sifat mudah larut.
Amonia tidak menyebabkan kebakaran, dan tidak akan terbakar kecuali
dicampur dengan oksigen. Nyala amonia apabila terbakar adalah hijau
kekuningan. amonia murni tidak korosif terhadap logam yang
banyak dipakai pada sistem refrijerasi. Namun amonia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1818
bercampur dengan air akan menjadi k o ro s i f t e rh ad ap l o gam ,
t e ru t am a t e m b a ga , k u n i n ga n , s en g d a n t i m a h . Manfaat dan
kegunaan amonia, amonia umum digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan,
amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan berbagai
perkakas rumah tangga, zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat pupuk
untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman, Amonia juga dapat digunakan
sebagai refrijeran dalam sistem pendingin. Namun dalam penggunannya,
diperlukan kehati-hatian karena konsentrasi tinggi amonia bisa sangat berbahaya
bila terhirup, tertelan, atau tersentuh. Beberapa pasangan absorbsi yang banyak
digunakan adalah:
1. Amonia-Air
Sistem amonia-air digunakan secara luas untuk mesin pendingin
berskala kecil (perumahan) maupun industri, yang mana suhu evaporasi
yang dibutuhkan mendekati atau di bawah 0ºC. Sistem amonia-air
mempunyai hampir seluruh kriteria yang diperlukan di atas, kecuali bahwa
zat-zat tersebut dapat bersifat korosif terhadap tembaga, kuningan, seng dan
timah. Serta sifat amonia yang sedikit beracun sehingga membatasi
penggunaannya untuk pengkondisian udara. Kelemahan sistem amonia-air
yang paling utama adalah air yang juga mudah menguap sehingga amonia
yang berfungsi sebagai refrijeran masih mengandung uap air pada saat
keluar dari generator dan masuk keevaporator melalui kondensor. Keadaan
ini dapat menyebabkan uap air meninggalkan panas di evaporator dan
meningkatkan suhunya sehingga dapat menurunkan efek pendinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1919
2. Litium bromida- Air
Sistem litium bromida-air banyak digunakan untuk pengkondisian
udara dimana suhu evaporasi berada di atas 0 ºC. Litium Bromida (LiBr)
adalah suatu kristal garam padat, yang dapat menyerap uap air. Larutan cair
yang terjadi memberi tekanan uap yang merupakan fungsi suhu dan konsentrasi
larutan. Hubungan antara entalpi dengan persentase litium-bromida dalam
larutan LiBr pada berbagai suhu larutan. Proses terjadi kristalisasi larutan
LiBr-H2O, yaitu pada keadaan yang mana larutan mengalami pemadatan.
Proses yang terjadi pada wilayah melewati batas kristalisasi akan
mengakibatkan pembentukan lumpur padat dan penyumbatan sehingga mengganggu
aliran di dalam pipa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Deskripsi Alat
Gambar 3.1. Skema alat pendingin absorbsi
Keterangan :
1. Generator yang juga berfungsi sebagai absorber
2. Pipa celup yang berfungsi sebagai jalan uap amonia
3. Torong masuk amonia
4. Manometer untuk mengetahui tekanan generator
5. Keran ¾ inchi utama untuk memasukkan amonia-air
6. Water mur berfungsi untuk memudahkan pemasangan kondensor
7. Kondensor yang berbentuk pipa spiral berfungsi untukmengembunkan uap amonia
8. Kotak kondensor berfungsi untuk merendam pipa spiral
9. Manometer untuk mengetahui tekanan evaporator
10. Evaporator berfungsi untuk menampung uap amonia.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2121
11. Kotak pendingin untuk meletakkan benda-benda yang ingindidinginkan. Evaporator diletakkan di dalam kotak ini saat prosesabsorbsi.
12. Rangka pendukung evaporator
13. Rangka pendukung generator
14. Reflektor yang berfugsi untuk memantulkan cahaya matahari yang
digunakan untuk memanaskan generator.
Pada Gambar 3.2. dapat dilihat ukuran generator dan ukuran katup
fluida satu arah. Generator ini mempunyai panjang 200 cm dan berdiameter
10 cm sedangkan katup fluida satu arah mempunyai tinggi 30 cm dan
berdiameter 10 cm. Di dalam generator ini terdapat pipa celup dan pipa uap.
Pipa celup berfungsi sebagai tempat masuknya campuran amonia-air ke
dalam generator sekaligus sebagai jalan masuknya uap amonia saat proses
absorbsi agar uap amonia dapat bercampur dan terserap langsung oleh air
sedangkan pipa uap berfungsi sebagai jalan masuknya uap amonia yang
kemudian menuju ke evaporator saat proses desorbsi.
Pipa celup
Gambar 3.2. Dimensi generator
Dimensi pipa celup ditunjukkan pada Gambar 3.4. Pipa celup
sepanjang 33 cm terletak di antara generator dan katup fluida satu arah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2222
Pipa celup ini menggantung sepanjang 8 cm dalam generator dan 5 cm
menonjol dalam katup fluida satu arah.
Gambar 3.3. Dimensi pipa celup
Bagian dalam generator dan katup fluida satu arah pada penelitian ini
terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Pipa diameter 1 inci panjang 33 cm sebagai tempat masuknya campuran
amonia-air.
2. Pipa diameter ¼ inci panjang 24 cm untuk jalan uap amonia.
3. Pipa diameter 1 inci panjang 23 cm yang bagian atasnya tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2323
3.2. Variabel yang Diukur
GT2
P1T1
P2T3
T4
Gambar 3.4 . Variabel yang diukur
Keterangan :
1. Temperatur generator (T1)
2. Temperatur kondensor (T2)
3. Temperatur evaporator (T3)
4. Temperatur kotak Pendingin (T4)
5. Tekanan generator (P1)
6. Tekanan evaporator (P2)
7. Waktu pencatatan data (t)
8. Intensitas radiasi surya (G)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2424
3.3. Langkah Penelitian
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada Gambar 3.1.
2. Setelah itu termokopel dipasang pada bagian yang akan diukur
temperaturnya.
3. Tekanan sistem divakumkan dengan menggunakan pompa vakum.
4. Alat diisi dengan campuran amonia-air dengan konsentrasi 30%.
5. Kemudian generator dipanasi dengan menggunakan panas matahari
yang dipantulkan oleh reflektor hingga tekanan konstan atau mulai
terlihat turun secara perlahan. Proses ini adalah proses desorbsi.
Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit.
6. Setelah tekanan konstan maka reflektor digeser, kemudian dilanjutkan
dengan proses absorbsi. Pada variasi ini generator tidak didinginkan
terlebih dahulu. Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit hingga
tekanan kembali ke angka 0.
7. Data yang dicatat kemudian dimasukkan kedalam tabel. Data tersebut
mencakup: waktu (t), tekanan manometer atas (P1), tekanan manometer
bawah (P2), temperatur generator (T1), temperatur pipa spiral (T2),
temperatur evaporator (T3), temperatur kotak pendingin (T4), dan
intensitas energi surya (G).
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan
dengan menggunakan persamaan (1). Analisa akan lebih mudah dilakukan
dengan membuat grafik:
1. Hubungan tekanan (P) terhadap waktu
2. Hubungan temperatur evaporator (T3) terhadap waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2525
3. Hubungan temperatur terendah dalam kotak evaporator (T4)
terhadap waktu.
4. Hubungan intensitas energi surya terhadap tekanan
5. COP rata-rata setiap data
3.5. Peralatan Pendukung
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah :
a. Penghitung Waktu (Stopwatch)
Digunakan untuk mengukur waktu pencatatan tekanan, temperatur dan
intensitas radiasi surya.
Gambar 3.5. Stopwatch
b. Reflektor
Digunakan untuk memantulkan radiasi surya agar panas dapat terfokus
tepat pada generator saat proses desorbsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2626
Gambar 3.6. Reflektor
c. Penampil Termokopel (Logger)
Digunakan untuk menampilkan nilai temperatur di setiap titik yang
terukur oleh termokopel.
Gambar 3.7. Logger
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2727
d. Termokopel
Digunakan untuk pengukuran temperatur pada titik yang diinginkan.
Gambar 3.8. Termokopel
e. Solar meter
Digunakan untuk mengukur intensitas energi radiasi surya.
Gambar 3.9. Solar meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Penelitian
Pengambilan data pada penelitian pendingin absorbsi amonia-air
dengan tiga kali pengambilan data untuk mengetahui unjuk kerja alat
absorbsi energi surya.
Tabel 4.1. Data pertama pada tanggal 27 juli 2012
NoWaktu(menit)
Tekanan (Bar) Suhu (˚C) Radiasisurya
(Watt/m²)
keterangan
P1 P2 T1 T2 T3 T4 COP1 0 0,0 0,0 29 29 19 24 926 desorbsi2 15 1,0 1,0 40 22 22 22 10733 30 1,5 1,5 43 24 25 26 10534 45 2,5 2,5 53 27 27 27 1865 60 2,5 2,5 59 27 23 27 1636 75 2,5 2,5 57 28 28 26 2747 90 3,5 3,5 64 27 29 27 9188 105 4,5 4,5 69 27 30 28 8449 120 5,5 5,5 67 29 32 29 959
10 135 5,5 5,5 75 33 33 30 60511 150 5,0 5,0 69 34 33 29 55712 165 4,5 4,5 67 33 32 28 80313 180 4,5 4,5 67 33 30 29 70014 0 3,5 3,5 67 34 28 28 0,89 absorbsi15 15 2,5 2,5 60 34 27 27 0,9016 30 2,0 2,0 53 32 26 26 0,9217 45 1,5 1,5 50 30 25 26 0,9218 60 1,2 1,2 46 30 25 26 0,93
19 75 1,0 1,0 44 29 24 26 0,9420 90 1,0 1,0 43 29 24 26 0,9421 105 0,7 0,7 42 29 24 26 0,9422 120 0,5 0,5 40 29 24 26 0,9523 135 0,2 0,2 39 28 24 26 0,9524 150 0,0 0,0 37 28 24 26 0,9625 165 0,0 0,0 36 27 24 26 0,96COP rata-rata 0,93
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2929
Tabel 4.2. Data kedua tanggal 28 juli 2012
NoWaktu(menit)
Tekanan (Bar) Suhu (˚C) Radiasienergisurya
(Watt/m²)
Keterangan
P1 P2 T1 T2 T3 T4 COP1 0 0,0 0,0 29 19 25 24 935 Desorbsi2 15 1.5 1.5 42 24 28 27 4583 30 2,5 2,5 51 28 32 27 8194 45 3,5 3,5 66 27 30 27 1645 60 3,7 3,7 53 27 32 27 10096 75 4,2 4,2 64 28 32 27 10077 90 4,5 4,5 66 29 32 28 10378 105 5,5 5,5 69 27 34 30 9459 120 6,5 6,5 76 27 35 29 600
10 135 6,8 6,8 82 28 35 30 101411 0 6,2 6,2 85 33 34 28 0,86 Absorbsi12 15 5,5 5,5 77 32 32 24 0,8713 30 4,0 4,0 72 34 29 28 0,8814 45 3,5 3,5 67 34 29 27 0,8915 60 2,5 2,5 60 32 28 28 0,9016 75 2,0 2,0 53 30 29 27 0,9317 90 1,7 1,7 50 30 28 27 0,9318 105 1,5 1,5 48 28 27 28 0,93
19 120 1,3 1,3 44 28 28 27 0,9520 135 1,1 1,1 40 29 24 26 0,9521 150 0,7 0,7 38 30 24 27 0,9522 165 0,5 0,5 36 28 24 26 0,9623 180 0,0 0,0 35 27 24 26 0,9624 195 0,0 0,0 32 27 24 26 0,9725 rata-rata COP 0,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3030
Tabel 4.3. Data ketiga pada tanggal 27 juli 2012
NoWaktu(menit)
Tekanan (Bar) Suhu (˚C) Radiasienergisurya
(Watt/m²)
Keterangan
P1 P2 T1 T2 T3 T4 COP1 0 0,0 0,0 32 25 26 25 450 Desorbsi2 15 0,2 0,2 38 25 26 27 5213 30 0,2 0,2 42 25 26 27 2714 45 1,4 1,4 48 26 27 28 2445 60 1,5 1,5 44 27 27 27 2056 75 1,2 1,2 52 26 27 28 1747 90 1,4 1,4 48 26 27 27 1628 105 2,0 2,0 55 27 26 28 3169 120 2,5 2,5 53 27 26 27 1019
10 135 2,5 2,5 56 29 27 29 24311 150 2,2 2,2 51 28 27 28 28212 165 2,5 2,5 51 27 27 27 35513 180 2,7 2,7 58 29 28 28 63014 195 2,5 2,5 58 28 27 28 74616 0 2,5 2,5 59 30 27 28 0,90 Absorbsi17 15 1,7 1,7 52 27 27 27 0,9218 30 1,0 1,0 51 27 28 27 0,9319 45 0,8 0,8 50 27 27 27 0,93
20 60 0,5 0,5 46 27 27 27 0,9421 75 0,4 0,4 44 27 27 27 0,9522 90 0,2 0,2 40 27 27 27 0,9623 105 0,1 0,1 40 27 27 27 0,9624 120 0,0 0,0 39 27 27 27 0,9625 Rata-rata COP 0,94
Keterangan:
t : Waktu (Menit)
P1 : Tekanan generator (Bar)
P2 : Tekanan evaporator (Bar)
T1 : Temperatur generator (℃)
T2 : Temperatur kondensor (℃)
T3 : Temperatur Evaporator (℃)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3131
T4 : Temperatur kotak pendingin (℃)
G : Radiasi energi surya (W/m²)
4.2. Grafik dan Pembahasan
Berdasarkan data penelitian, dapat dilihat bahwa proses pendinginan
telah mulai berlangsung ditandai dengan turunnya temperatur evaporator
saat proses absorbsi. Pendinginan dengan menggunakan siklus absorbsi
berlangsung dalam beberapa proses yaitu:
4.2.1. Proses desorbsi, yaitu proses pelepasan amonia dari absorber (air)
melalui proses penguapan saat tabung generator dipanaskan.
4.2.2. Proses kondensasi, yaitu proses pendinginan dan pengembunan uap
amonia di dalam kondenser yang terdesorbsi menjadi amonia
cair di dalam evaporator.
4.2.3. Proses absorbsi, yaitu proses penyerapan amonia oleh absorber
(air). Saat proses absorbsi berlangsung, amonia yang berada di
dalam evaporator akan terhisap kedalam generator karena adanya
perbedaan tekanan. Saat terhisap amonia cair akan menguap
menjadi uap amonia. Proses penguapan amonia ini akan menyerap
kalor di sekitar evaporator sehingga menyebabkan temperatur
evaporator turun dan menjadi dingin.
Dan Tabel data di atas merupakan proses perubahan suhu dan tekanan
dari waktu kewaktu, dari hasil tabel diatas dapat dilihat pada grafik – grafik
perbandingan dari ke 3 (tiga) data dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3232
absorbsi desorbsi
Gambar 4.1. Grafik tekanan terhadap waktu dari ketiga data
Dapat dilihat pada Gambar 4.1. Tekanan dari ketiga data sangat
bervariasi, pada data pertama (garis warna hitam) dapat dilihat waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh keseluruhan dari proses desorbsi sampai
proses absorbsi kurang lebih 360 menit dengan tekanan tertinggi saat proses
desorbsi 5,1 bar dapat dilihat pada Gambar 4.1. diatas, kemudian data kedua
(garis warna kuning) untuk melewati kedua proses tersebut menempuh
waktu kurang lebih 345 menit dengan tekanan tertinggi saat proses desorbsi
6,8 bar, data ketiga(garis warna hijau) menempuh waktu 330 menit dengan
tekanan tertinggi saat proses desorbsi sebesar 2,75 bar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3333
Gambar 4.2. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktu
Pada Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa pendinginan yang terjadi pada
Evaporator saat terjadi proses absorbsi pada setiap data hanya sebesar 24oC
kerena intensitas energi surya tidak mencukupi dan dikarenakan tekanan
pada generator dan tekanan pada evaporator cenderung sama sehingga pada
saat proses absorbsi ammonia murni kurang maksimal dalam menyerap
kalor disekitar evaporator. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
24oC adalah 195 menit (garis warna kuning) sedangkan data pertama (garis
warna hitam) membutuhkan waktu selama 165 menit Gambar 4.2. data
ketiga (garis warna hijau) selama 120 menit untuk mencapai suhu 27oC .
Dan karena evaporator ini saat melakukan pendinginan di dalam kotak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3434
secara langsung mempengaruhi suhu pada udara (T4) dan berapa pengaruh
suhu didalam kotak dapat kita lihat pada grafik dbawah ini.
Gambar 4.3. Grafik temperatur kotak evaporator (T4) terhadap waktu.
Pada Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa Data kedua (garis warna
kuning) temperatur pendinginan pada dinding mencapai 26oC. dan waktu
yang ditempuh cukup lama kurang lebih 195 menit sedangkan data pertama
(garis warna hitam) temperatur terendah dinding adalah 26oC dan
membutuhkan waktu 165 menit, data ketiga (garis warna hijau) temperatur
terendah dinding adalah 27oC membutuhkan waktu selama 120 menit.
Karena pengaruh intensitas radiasi surya terhadap tekanan maka pada grafik
selanjutnya menampilkan bagaimana hubungan intensitas radiasi surya
terhadap takanan dari setiap data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3535
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 1
Pada Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa intensitas radiasi surya
mencapai 1020 W/m² pada menit-menit awal, ini dikarenakan oleh matahari
yang cerah sehingga tekanan cenderung naik secara perlahan. Tekanan
tertinggi yang dicapai adalah 5,5 bar pada menit ke 120, namun pada saat
memasuki menit ke 150 intensitas radiasi surya menurun, ini dikarenakan
matahari tertutup oleh awan, hal ini yang menyebabkan tekanan turun
menjadi 4,5 bar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3636
Gambar 4.5. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 2
Pada Gambar 4.5. Pada menit-menit awal dapat dilihat bahwa
intensitas radiasi surya cenderung menurun hingga menit ke 50, dengan
intensitas radiasi surya hanya 164 W/m², ini dikarenakan oleh matahari yang
tertutup awan. Namun pada saat memasuki menit 90 intensitas radiasi surya
naik hingga 1037 W/m², ini dikarenakan matahari yang cerah, sehingga
tekanan mampu naik menjadi 6,8 bar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3737
Gambar 4.6. Grafik hubungan antara intensitas radiasi surya
terhadap tekanan data 3
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa intensitas radiasi surya pada
saat pengambilan data kurang maksimal, dapat dilihat dengan intensitas
radiasi surya yang rendah yaitu 164 W/m² pada menit ke 90. Hal tersebut
yang mengakibatkan tekanan hanya mencapai 2,7 bar.
Pada percobaan kedua dengan tekanan 6,8 bar jika dibandingkan
dengan hasil Percobaan absorbsi amonia-air energi surya menggunakan
kondensor dan evaporator berpendingin air (Supriono, 2012) yang
mendapatkan tekanan 6,5 bar pada percobaan ketiga yang menggunakan
variasi katup pemisah antara generator dan evaporator. Hasil absorbsi yang
didapatkan sangatlah berbeda, ini dikarenakan pada saat amonia kembali ke
absorber/generator amonia tersebut menyerap kalor disekitar evaporator,
sehingga temperatur turun menjadi 3°C pada evaporator dan 17 °C pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3838
kotak evaporator. Berbeda dengan hasil dari percobaan saya yang hanya
mencapai suhu 24°C pada evaporator dan 24 °C pada kotak evaporator, ini
dikarenakan pada saat proses absorbsi berlangsung amonia hanya secara
perlahan dalam menyerap kalor disekitar evaporator, hal ini dipengaruhi
juga dengan temperatur generator yang masih panas. Berikut adalah grafik
hubungan antara waktu dengan temperatur evaporator (T3) Absorbsi
amonia-air energi surya menggunakan kondensor dan evaporator
berpendingin air (Supriono, 2012).
Gambar 4.7. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktuabsorbsi amonia-air energi surya menggunakankondensor dan evaporator berpendingin air (Supriono,2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3939
Sedangakan untuk mengetahui hasil temperatur kotak evaporator
(T4), berikut adalah grafik hubungan antara temperatur kotak evaporator
(T4) terhadap waktu Absorbsi amonia-air energi surya menggunakan
kondensor dan evaporator berpendingin air (Supriono, 2012).
Gambar 4.8. Grafik temperatur kotak evaporator (T4) terhadap waktuAbsorbsi amonia-air energi surya menggunakan kondensordan evaporator berpendingin air (Supriono, 2012).
Gambar 4.9. Hasil absorbsi yang mencapai suhu -5°C Absorbsiamonia-air energi surya menggunakan kondensor danevaporator berpendingin air (Supriono, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4040
Sedangkan jika metode penelitian ini dibandingkan dengan hasil dari
percobaan Pendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katup
pemisah generator dan evaporator (Hanawijaya, 2012) adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.10. Grafik tekanan terhadap waktu dari ketiga data
Pendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katuppemisah generator dan evaporator (Hanawijaya, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4141
Gambar 4.11. Grafik temperatur evaporator (T3) terhadap waktuPendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katuppemisah generator dan evaporator (Hanawijaya, 2012)
Gambar 4.12. Grafik temperatur kotak evaporator (T3) terhadap waktu
Pendingin absorbsi amonia-air energi surya dengan katup
pemisah generator dan evaporator (Hanawijaya, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4242
Gambar 4.13. Hasil absorbsi yang mencapai suhu 3°C Pendinginabsorbsi amonia-air energi surya dengan katup pemisahgenerator dan evaporator (Hanawijaya, 2012)
Gambar 4.14. Grafik Perbandingan COP rata-rata semua Data
COP atau unjuk kerja pada penelitian ini dihitung menggunakan
persamaan (1). Dari ketiga data yang diambil, COP tertinggi yang diperoleh
adalah 0,94 yaitu pada data ketiga. COP yang dihasilkan pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4343
lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang pernah dilakukan
(Prastowo Antiochus Songko Probo, 2010) yang mampu mencapai COP
tertinggi 0,97. Kuat dugaan hal ini dipengaruhi oleh kurang besarnya
intensitas energi surya pada saat desorbsi. Hal ini dapat dilihat dari
temperatur tertinggi yang dapat dicapai yang mencapai 160o C. Dugaan ini
semakin kuat jika melihat persamaan (1), dimana tertulis bahwa COP adalah
hasil kerja pendinginan dibagi kerja pemanasan, yang berarti semakin besar
kerja pemanasan maka COP akan semakin kecil, walaupun kerja
pendinginannya cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Telah berhasil dibuat sistem pendingin absorbsi amonia-air dengan
bahan yang ada di pasar lokal dan didukung kemampuan industri lokal.
2. Temperatur pendinginan terendah yang bisa tercatat adalah 24o C.
3. COP atau unjuk kerja terbaik yang dihasilkan pada penelitian ini adalah
0,94, yaitu COP pada data ketiga.
5.2 Saran
1. Perancangan pipa celup dan pipa uap dapat dioptimalkan untuk volume
campuran amonia-air yang lebih banyak sehingga dapat menyerap kalor
lebih banyak.
2. Bagi peneliti lain yang akan meneliti siklus pendingin absorbsi energi
surya tanpa katup pemisah, dapat menggunakan katup searah yang
diletakkan pada pipa kondensor, kemudian dibuat saluran untuk proses
absorbsi.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4545
DAFTAR PUSTAKA
Grenier, Ph. 1983. Experimental Result on a 12 m3 Solar Powered Cold Store
Using the Intermittent Zeolite 13x-Water Cycle. Solar World Congress,
Pergamon Press, pp. 353-358
Gunawan, A.P, 2011. Pendingin Absorbsi Amonia-air dengan kapasitas 1300 cc
menggunakan pipa celup 85 mm. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Hari, P.H.P. 2012. Pendingin Absorbsi Amonia-air dengan kapasitas 1300 cc
menggunakan pipa celup 85 cm. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Hinotani, K. 1983. Development of Solar Actuated Zeolite Refrigeration System.
Solar World Congress, Pergamon Press, pp. 527-531
Pons, M. 1986. Design of solar powered solid adsorption ice-maker. ASME J. of
Solar Engineering, 108, 327-337
Probo, S. 2010. Pendingin Absorbsi Amonia-Air Generator Horisontal Tercelup,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Ramos, M. 2003. Evaluation Of A Zeolite-Water Solar Adsorption Refrigerator.
Sweden, Goteborg: ISES Solar World Congress
Yudhokusumo, A.S, 2011. Pendingin Absorbsi Amonia-air kapasitas 900cc
Menggunakan pipa celup 17 cm. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Zepei, Z. 1987. Testing of a Solar Powered Zeolite-Water Refrigeration,
Bangkok: M. Eng. Thesis. AIT
Nainggolan, W. S 1976. Teori Soal Penyelesaian Termodinamika, Bandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4646
LAMPIRAN
Proses desorbsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4747
Kerangka Reflektor
Reflektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4848
Manometer saat proses desorbsi
Logger saat proses desorbsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4949
Alat untuk mengukur intensitas radiasi surya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI