PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma...

172
STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK TUNJUNG LINGGANG DI KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Alfret Edward Runtunuwu 091434026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT

OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK TUNJUNG LINGGANG

DI KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Alfret Edward Runtunuwu

091434026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

ii

SKRIPSI

STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT

OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK TUNJUNG LINGGANG

DI KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Alfret Edward Runtunuwu

091434026

Telah Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc Tanggal: 13 September 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

iii

..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

iv

“Pada Hati Yang Tertambat Sesama

Ilmu Takkan Pernah Membisu”

KUPERSEMBAHKAN KARYAKU INI KEPADA

AYAH, IBU DAN ADIK SERTA

KABUPATEN KU YANG KU CINTAI, KUTAI BARAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013

Penulis,

Alfret Edward Runtunuwu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Alfret Edward Runtunuwu

Nomor Mahasiswa : 091434026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT

OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK TUNJUNG LINGGANG

DI KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya

memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Oktober 2013

Yang menyatakan,

Alfret Edward Runtunuwu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

vii

ABSTRAK

Dayak Tunjung terdiri dari beberapa sub suku, salah satunya yaitu suku

Dayak Tunjung Linggang. Masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang memiliki

keunikan tersendiri dalam pemanfaatan tumbuhan khususnya tumbuhan obat. Oleh

karena itu inventarisasi dan dokumentasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan mengungkap Etnoekologi masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang terkait dengan jenis tumbuhan obat, organ tumbuhan yang dimanfaatkan,

penyakit yang dapat diobati, cara pemanfaatan dan sumber perolehan tanaman obat

tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara observasi dan wawancara dari 20

orang informan, para informan diambil dari tokoh masyarakat seperti kepala adat,

budayawan, dan masyarakat yang mengerti mengenai pemanfaatan tanaman obat.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari

lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari fenomena

yang ada di lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal yang ada di masyarakat

suku Dayak Tunjung Linggang masih sangat kental karena suku ini merupakan suatu

suku yang sangat berpegang teguh pada adat istiadat. Jenis tumbuhan obat yang

didata sebanyak 80 jenis tanaman dari 37 famili yang berbeda, suku ini

menggunakan hampir semua bagian tumbuhan untuk dimanfaatkan sebagai bahan

pembuatan obat, jenis penyakit yang dapat diobati oleh tanaman tersebut adalah luka

luar, kram / kejang, penyakit kulit, terkilir, bengkak, penangkal racun, sakit gigi,

vitalitas / daya tahan tubuh, luka dalam, kanker, kosmetik dan penyakit dalam; cara

pemanfaatan tanaman obat dilakukan dengan 5 cara berbeda yang dapat

dikombinasikan yaitu direbus, dioleskan, ditempelkan, dikonsumsi mentah – mentah

/ segar dan di uapkan atau dijadikan sebagai sauna. Masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang memperoleh tanaman obat dengan 2 cara yaitu didapatkan tumbuh secara

liar atau di budidaya.

Kata kunci : Etnoekologi, Kearifan Lokal, Tumbuhan Obat, Masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

viii

ABSTRACT

Dayak Tunjung ethnic group consists of several sub-ethnics; one of them is

Dayak Tunjung Linggang. The community of Dayak Tunjung Linggang has their

own characteristic in utilize plants; especially in utilize the medicinal plants.

Therefore, the inventory and documentation of the utilization of medicinal plants by

the Dayak Tunjung Linggang ethnic community is necessary. This study aims to find

out the ethno-ecology of the Dayak Tunjung Linggang which is related with

medicinal plants, part of plants that were used, diseases that can be treated, the way

to utilize the medicinal plants, and the source of the medicinal plants. This study is

qualitative study which used descriptive method. The data collected from

observation and interview with 20 informants. The informants were chosen from the

public figures of Dayak Tunung Linggang such as village headman and cultural

experts, and also people who understand about medicinal plants utilization. In this

study, the data were analyzed inductively; begin from the empirical fact by direct

observation to the study location, and then learn the phenomenon exist in the

location.

The result of the study shows that the local wisdoms exist in Dayak Tunjung

Linggang ethnic community is still very strong. It is because they still holding fast

their traditions. There are 80 species of medicinal plants from 37 different families

which can be found in this study. Dayak Tunjung Linggang ethnic community uses

almost all parts of the plant as drug materials. Furthermore, it found that there are

several types of diseases that can be treated by the medicinal plants, such as wounds,

cramps/spasms, skin diseases, sprains, swelling, antidote, tooth pain,

vitality/endurance, injuries, cancer, cosmetic and medicine. It also found that there

are five different ways in utilized the medicinal plants, such as boiling the plants,

applying the plants, affixing the plant, consuming the raw plants, or steam the

plants, and used it as sauna. These ways can also be combined. The result of the

study also found that Dayak Tunjung Linggang ethnic community obtains medicinal

plants in 2 ways: grows wild or in cultivation.

Keyword: Ethno-ecology, local wisdom, medicinal plant, Dayak Tunjung Linggang

ethnic community.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Studi Etnoekologi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh masyarakat

Suku Dayak Tunjung Linggang Di Kabupaten Kutai Barat Provinsi

Kalimantan Timur. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan

akedemik untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada beberapa pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khususnya kepada:

1. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan penulis kesempatan

untuk melaksanakan tugas belajar di Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Kepala Kampung Tering Seberang, Muara Mujan, Muara Leban, Melapeh Lama

dan Linggang Amer.

3. Kepala Adat Kampung Tering Seberang, Muara Mujan, Muara Leban, Melapeh

Lama dan Linggang Amer.

4. Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc selaku Dosen Pembimbing.

5. Pdt. Tommy Runtunuwu, Ny. Elfika Runtunuwu sebagai ayah dan ibu, dan Lidya

Suzeth Runtunuwu sebagai adik.

6. Natalia Cintya Arianti sebagai kekasih yang telah banyak membantu dalam

penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar dan seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Teman-teman seperjuangan (Yulius, Adit bantul, Yerri, Gentili, Wisnu, Fajar,

Widi, dll) & Seluruh rekan-rekan Pendidikan Biologi USD angkatan 2009 atas

kerjasama dan bantuannya, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

9. Seluruh Masyarakat Dayak Tunjung Linggang yang ada di Kabupaten Kutai

Barat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangannya, untuk itu

saran, kritik dan masukan sangat diharapkan agar skripsi ini dapat menjadi lebih

baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak.

Sleman, 16 Oktober 2013

Alfret Edward Runtunuwu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Batasan Penelitian .................................................................................. 3

D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5

A. Etnoekologi……………………………………………………………... 5

B. Tanaman Obat ....................................................................................... 7

C. Suku Dayak Tunjung ............................................................................. 8

BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................... 11

A. Jenis Penelitian ....................................................... ................................ 11

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 11

C. Tempat dan Waktu Penelitian. ............................................................... 12

D. Data dan Sumber Data.... ....................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xi

E. Teknik Pengumpulan Data. .................................................................... 13

F. Analisis Data. ........................................................................................ 13

1. Pengumpulan Data................................................................................. 14

2. Reduksi Data ..................................................................................... 14

3. Penyajian Data................................................................................... 14

4. Pengambilan Kesimpulan .................................................................. 14

G. Instrumen Penelitian . ............................................................................ 15

H. Alat – alat Penelitian .............................................................................. 15

I. Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 16

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 17

A. Daerah Penelitian ................................................................................... 17

B. Suku Dayak Tunjung Linggang .............................................................. 20

C. Tanaman Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang ................................................................................. 25

1. Bakukng / Bakung (Crynum asiaticum L.)........................................ 32

2. Bakaaq ............................................................................................. 33

3. Belayatn ........................................................................................... 33

4. Beliming Tunyuk / Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ............ 34

5. Brentaleng / Mampat (Cratoxylon arborescens) ............................... 35

6. Benuang Rarikng / Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) ................ 36

7. Uruuq Beheq / Rumput Bulu (Ageratum conyzoides L.) ................... 37

8. Baduk / Sukun (Artocarpus communis) ............................................ 39

9. Botooq / Anggrung (Trema orientalis) ............................................ 40

10. Kerurang / Terong Asam (Solanum ferox L.) .................................... 41

11. Brakat Lutuuq Kuning / Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) ............ 42

12. Butaq ............................................................................................... 43

13. Cahai / Kunyit (Curcuma domestica) ............................................... 44

14. Cahai Putiiq / Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ............... 45

15. Engkuduuq / Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ............................... 47

16. Lejaaq Uraakng ................................................................................ 49

17. Maralampukg ................................................................................... 50

18. Topus Tongau .................................................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xii

19. Petoot ............................................................................................... 52

20. Engkapaaq / Kadaka (Asplenium nidus) ............................................ 53

21. Gaharaaq .......................................................................................... 54

22. Gaka Bruerai (Abrus precatorius L.) ................................................ 55

23. Gaka Kedoot (Aglaia borneensis Merr.) ........................................... 56

24. Ngelagit ........................................................................................... 57

25. Lemonuq .......................................................................................... 58

26. Mukng Baluuq ................................................................................. 58

27. Gaka Omang .................................................................................... 59

28. Geringakng (Cassia alata L.) ........................................................... 60

29. Geriq / Kemiri (Aleurites moluccana) ............................................... 61

30. Isak – Isik ........................................................................................ 63

31. Jamuuq / Jambu Biji (Psidium guajava) ........................................... 63

32. Jemewer / Sambiloto (Andrographis paniculata) .............................. 65

33. Juakng Nayuq / Hanjuang Merah (Cordyline terminalis) .................. 66

34. Kajuuq Narakng ............................................................................... 67

35. Kajuuq Nriokng ............................................................................... 68

36. Gedakng / Pepaya (Carica papaya) .................................................. 68

37. Pelehet (Psychotria viridiflora Thw.) ............................................... 70

38. Keranyiiq / Asam Keranji (Dialium indum) ...................................... 71

39. Ketikookng / Kayu Kuning (Arcangelisia flava L. Merr.) ................ 72

40. Kerehau / Meniran Hutan (Callicarpa longifolia) ............................. 73

41. Kunceekng / Harendong (Melastoma affine)..................................... 74

42. Labuuq Biasa / Labu Siam (Sechium edule) ...................................... ̀ 74

43. Lancikng .......................................................................................... 75

44. Luukng ............................................................................................ 77

45. Nyelutuui Putaakng / Jelutung (Dyera costulata) .............................. 77

46. Limau Bintakng / Jeruk Pepaya (Citrus medica var. proper L) ......... 78

47. Lunuuk Dukutn (Ficus sp.) .............................................................. 79

48. Marauleq / Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) ................................. 80

49. Nancakng / Mahang (Macaranga mappa) ........................................ 81

50. Nilapm / Nilam (Pogostemon cablin) ............................................... 82

51. Nturuui ............................................................................................ 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xiii

52. Paatn / Pinang (Areca catechu) ......................................................... 84

53. Pacar / Pacar Cina (Aglaia odorata) ................................................. 85

54. Paku Ataai / Paku Sayur (Diplazium esculentum) ............................. 86

55. Paku Parapm / Paku Pedang (Nephrolepis sp) .................................. 88

56. Pangir Bohokng ............................................................................... 89

57. Pengesik........................................................................................... 90

58. Pianguuq .......................................................................................... 91

59. Raja Pengalah / Benalu (Loranthus sp.) ............................................ 92

60. Rakap / Sirih (Piper betle) ................................................................ 93

61. Rakap Bohokng / Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) ........... 94

62. Sabeeq Lemit ................................................................................... 95

63. Sabeeq Pok / Paprika (Capsicum annuum var. Grossum) .................. 96

64. Selangkat ......................................................................................... 97

65. Sempat Iliir ...................................................................................... 98

66. Sengkerapak Badak .......................................................................... 99

67. Sepaai / Secang (Caesalpinia sappan L.) .......................................... 99

68. Serempolupm / Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) ........................... 100

69. Seweet / Pisang Hutan (Musa balbisiana) ........................................ 101

70. Sumiiq Meong / Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)................... 102

71. Tabat Barito (Ficus deltoidea) .......................................................... 103

72. Tawar Seribu .................................................................................... 104

73. Telasak / Salam (Syzygium polyanthum) ........................................... 105

74. Terok ............................................................................................... 107

75. Tempera / Nangsi (Villebrunia rubescens Bl.) .................................. 108

76. Pengooq Peay................................................................................... 108

77. Tetukng Galekng / Sarang Semut (Myrmecodia sp) .......................... 109

78. Tuuq Jarukng / Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum) ........ 111

79. Tuuq Nayuq (Saccharum sp.) ........................................................... 112

80. Pemusiiq Taluutn ............................................................................. 113

D. Organ Tanaman Obat Yang Dimanfaatkan Sebagai Ramuan Obat.......... 114

E. Jenis Penyakit Yang Terdapat Di Masyarakat Suku Dayak Tunjung

Linggang ............................................................................................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xiv

F. Jenis Metode Pemanfaatan Tanaman Obat ............................................. 118

G. Sumber Perolehan Tanaman Obat .......................................................... 121

H. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Sumber Belajar Biologi ................ 122

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 125

A. Kesimpulan ............................................................................................ 125

B. Saran ..................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 127

LAMPIRAN.. .................................................................................................... 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Aspek, Data Yang Dibutuhkan dan Sumber Data. ............................. 12

Tabel 3.2. Alat-alat penelitian ............................................................................ 15

Tabel 4.1. Jenis Tanaman Obat Yang Terdata .................................................... 26

Tabel 4.2. Proporsi Organ Tanaman Yang Digunakan ....................................... 115

Tabel 4.3. Proporsi Jenis Penyakit Yang Dapat Diobati ..................................... 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 16

Gambar 4.1 Bakukng / Bakung (Crynum asiaticum L.) ...................................... 32

Gambar 4.2 Bakaaq ........................................................................................... 33

Gambar 4.3 Belayatn ......................................................................................... 34

Gambar 4.4 Beliming Tunyuk / Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) .......... 34

Gambar 4.5 Brentaleng / Mampat (Cratoxylon arborescens) ............................. 35

Gambar 4.6 Benuang Rarikng / Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) .............. 36

Gambar 4.7 Uruuq Beheq / Rumput Bulu (Ageratum conyzoides L.) ................. 37

Gambar 4.8 Baduk / Sukun (Artocarpus communis) .......................................... 39

Gambar 4.9 Botooq / Anggrung (Trema orientalis) .......................................... 40

Gambar 4.10 Kerurang / Terong Asam (Solanum ferox L.) ................................ 41

Gambar 4.11 Lutuuq Kuning / Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) ................... 42

Gambar 4.12 Butaq............................................................................................ 43

Gambar 4.13 Cahai / Kunyit (Curcuma domestica) ............................................ 45

Gambar 4.14 Cahai Putiiq / Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)............ 45

Gambar 4.15 Engkuduuq / Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ............................ 47

Gambar 4.16 Lejaaq Uraakng ............................................................................ 49

Gambar 4.17 Maralampuk ................................................................................. 50

Gambar 4.18 Topus Tongau .............................................................................. 51

Gambar 4.19 Petoot ........................................................................................... 52

Gambar 4.20 Engkapaaq / Kadaka (Asplenium nidus) ........................................ 53

Gambar 4.21 Gaharaaq ...................................................................................... 54

Gambar 4.22 Gaka Bruerai (Abrus precatorius L.) ............................................ 55

Gambar 4.23 Gaka Kedoot (Aglaia borneensis Merr.) ....................................... 56

Gambar 4.24 Ngelagit ....................................................................................... 57

Gambar 4.25 Lemonuq ...................................................................................... 58

Gambar 4.26 Mukng Baluuq.............................................................................. 59

Gambar 4.27 Gaka Omang ................................................................................ 60

Gambar 4.28 Geringakng (Cassia alata L.) ....................................................... 61

Gambar 4.29 Geriq / Kemiri (Aleurites moluccana) ........................................... 62

Gambar 4.30 Isak – Isik ..................................................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xvii

Gambar 4.31 Jamuuq / Jambu Biji (Psidium guajava)........................................ 64

Gambar 4.32 Jemewer / Sambiloto (Andrographis paniculata) .......................... 65

Gambar 4.33 Juakng Nayuq / Hanjuang Merah (Cordyline terminalis) .............. 66

Gambar 4.34 Kajuuq Nriokng ............................................................................ 68

Gambar 4.35 Gedakng / Pepaya (Carica papaya) .............................................. 69

Gambar 4.36 Pelehet (Psychotria viridiflora Thw.) ........................................... 70

Gambar 4.37 Keranyiiq / Asam Keranji (Dialium indum) .................................. 71

Gambar 4.38 Ketikookng / Kayu Kuning (Arcangelisia flava L. Merr.) ............ 72

Gambar 4.39 Kerehau / Meniran Hutan (Callicarpa longifolia) ......................... 73

Gambar 4.40 Kunceekng / Harendong (Melastoma affine) ................................. 74

Gambar 4.41 Labuuq Biasa / Labu Siam (Sechium edule) .................................. ̀ 75

Gambar 4.42 Lancikng ...................................................................................... 76

Gambar 4.43 Luukng ......................................................................................... 77

Gambar 4.44 Nyelutuui Putaakng / Jelutung (Dyera costulata) .......................... 78

Gambar 4.45 Limau Bintakng / Jeruk Pepaya (Citrus medica var. proper L) ..... 78

Gambar 4.46 Lunuuk Dukutn (Ficus sp.) ........................................................... 79

Gambar 4.47 Marauleq / Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) ............................. 80

Gambar 4.48 Nancakng / Mahang (Macaranga mappa) ..................................... 81

Gambar 4.49 Nilapm / Nilam (Pogostemon cablin) ........................................... 82

Gambar 4.50 Nturuui ......................................................................................... 83

Gambar 4.51 Paatn / Pinang (Areca catechu) ..................................................... 84

Gambar 4.52 Pacar / Pacar Cina (Aglaia odorata).............................................. 85

Gambar 4.53 Paku Ataai / Paku Sayur (Diplazium esculentum) ......................... 87

Gambar 4.54 Paku Parapm / Paku Pedang (Nephrolepis sp) ............................... 88

Gambar 4.55 Pangir Bohokng ............................................................................ 89

Gambar 4.56 Pengesik ....................................................................................... 90

Gambar 4.57 Pianguuq ...................................................................................... 91

Gambar 4.58 Raja Pengalah / Benalu (Loranthus sp.) ........................................ 92

Gambar 4.59 Rakap / Sirih (Piper betle) ............................................................ 93

Gambar 4.60 Rakap Bohokng / Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) ....... 94

Gambar 4.61 Sabeeq Lemit ............................................................................... 95

Gambar 4.62 Sabeeq Pok / Paprika (Capsicum annuum var. Grossum) .............. 96

Gambar 4.63 Selangkat...................................................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xviii

Gambar 4.64 Sempat Iliir .................................................................................. 98

Gambar 4.65 Sengkerapak Badak ...................................................................... 99

Gambar 4.66 Sepaai / Secang (Caesalpinia sappan L.) ...................................... 100

Gambar 4.67 Serempolupm / Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) ....................... 101

Gambar 4.68 Seweet / Pisang Hutan (Musa balbisiana) ..................................... 102

Gambar 4.69 Sumiiq Meong / Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) ............... 102

Gambar 4.70 Tabat Barito (Ficus deltoidea) ...................................................... 104

Gambar 4.71 Tawar Seribu ................................................................................ 105

Gambar 4.72 Telasak / Salam (Syzygium polyanthum) ....................................... 106

Gambar 4.73 Terok............................................................................................ 107

Gambar 4.74 Tempera / Nangsi (Villebrunia rubescens Bl.) .............................. 108

Gambar 4.75 Pengooq Peay ............................................................................... 109

Gambar 4.76 Tetukng Galekng / Sarang Semut (Myrmecodia sp) ...................... 110

Gambar 4.77 Tuuq Jarukng / Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum) ..... 111

Gambar 4.78 Tuuq Nayuq (Saccharum sp.) ....................................................... 112

Gambar 4.79 Pemusiiq Taluutn ......................................................................... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Wawancara .............................................................. 130

Lampiran 2. Instrumen Perekaman Data ..................................................... 131

Lampiran 3. Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 132

Lampiran 4. SILABUS............................................................................... 133

Lampiran 5. RPP ........................................................................................ 135

Lampiran 6. Materi Belajar ........................................................................ 140

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa/Tugas Kelompok ................................... 142

Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Evaluasi ........................................................... 143

Lampiran 9. Soal Evaluasi.......................................................................... 144

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Dari Kampung Tering Seberang ........... 147

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Dari Kampung Muara Mujan ............... 148

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Dari Kampung Muara Leban ................ 149

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Dari Kampung Linggang Melapeh ....... 150

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Dari Universitas ................................... 151

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya pengobatan tradisional merupakan salah satu pengetahuan yang

memiliki perbedaan besar antara suatu suku, etnis dengan masyarakat lainnya.

Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional (pemanfaatan tumbuhan obat)

yang dilestarikan secara turun temurun sejak dulu. Menurut data Survei Ekonomi

Nasional 2007 masyarakat yang memilih mengobati diri sendiri dengan obat

tradisional mencapai 28,69% meningkat dalam waktu tujuh tahun dari yang

semula hanya 15,2% pada tahun 2001. Namun seiring dengan perkembangan

zaman dan kemajuan IPTEK serta adanya modernisasi budaya, menyebabkan

hilangnya pengetahuan maupun kearifan lokal termasuk pengetahuan pengobatan

tradisional yang ada di masyarakat. Pengetahuan maupun kearifan lokal ini hilang

ebelum dicatat atau diketahui oleh peneliti, dimana hal tersebut merupakan

informasi yang sangat berharga untuk pelestarian pemanfaatan keanekaragaman

sumberdaya alam.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam strategi ekologi modern

perlu dilakukan adanya pemberdayaan kapasitas pengetahuan lokal. Dengan kata

lain pengetahuan lokal dan praktik-praktik tradisional seperti budaya pengobatan

tradisional perlu dilegitimasi sebagai kapasitas kearifan lokal yang potensial untuk

pembangunan sehingga pengetahuan lokal dan praktik-praktik tradisional seperti

budaya pengobatan tradisional tidak hilang begitu saja.

Tema dari penelitian ini adalah pemanfaatan tanaman obat yang sangat

penting dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan cara hidup masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

2

suku Dayak Tunjung Linggang. Suku Dayak Tunjung Linggang merupakan salah

satu suku yang terdapat di Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat,

Kalimantan Timur dan merupakan salah satu sub suku dari suku Dayak Tunjung.

Penelitian mengenai pemanfaatan tanaman obat di suku Dayak Tunjung

yang pernah dilakukan hanya masih bersifat umum dan beberapa peneliti hanya

mendata tanaman obat yang telah diteliti sehingga mudah untuk diidentifikasi

sedangkan tanaman endemik lain yang belum diidentifikasi di biarkan begitu saja.

Selain itu penelitian juga hanya dilakukan pada suku Dayak Tunjung secara

umum, padahal berdasarkan fakta di lapangan suku Dayak Tunjung memiliki 7

sub suku yang pastinya memiliki perbedaan kultur dan bahasa Kutai Barat,

Kalimantan Timur. Pendekatan dengan cara mengidentifikasi dan inventarisasi

jenis tanaman obat dan pemanfaatannya merupakan langkah awal dalam

mengungkapkan potensi berbagai jenis tumbuhan yang dimanfaatkan secara

tradisional oleh masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Jenis Tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Masyarakat

Suku Dayak Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi

Kalimantan Timur?

2. Organ tumbuhan apa saja yang digunakan oleh Masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur?

3. Jenis penyakit apa saja yang dapat disembuhkan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

3

4. Bagaimana cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh Masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur?

5. Bagaimana cara memperoleh tumbuhan obat oleh Masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada kajian Etnoekologi yang berfokus pada:

1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Masyarakat Suku Dayak Tunjung

Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

2. Pemanfaatan tumbuhan yang diteliti terbatas pada tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

3. Tumbuhan obat diidentifikasi dari tingkat famili hingga pada tingkat

spesies.

4. Variabel penelitian terbatas pada jenis tumbuhan obat, manfaat tumbuhan

obat, macam organ tumbuhan yang dimanfaatkan, cara pemanfaatan, dan

cara mendapatkan tumbuhan obat.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengungkap Etnoekologi

masyarakat Dayak Tunjung Linggang terkait dengan:

1. Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

4

2. Organ Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Masyarakat Suku

Dayak Tunjung Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan

Timur.

3. Penyakit yang dapat diobati dengan tumbuhan obat.

4. Cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh Masyarakat Suku Dayak Tunjung

Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

5. Cara memperoleh tumbuhan obat oleh Masyarakat Suku Dayak Tunjung

Linggang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah khazanah keilmuan, khusunya mengenai studi Etnoekologi di

Indonesia.

2. Dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

3. Hasilnya dapat dikaitkan dengan materi Keanekaragaman Hayati di

Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Kutai Barat sehingga dapat

di aplikasikan bagi siswa dan guru

4. Sebagai masukan kepada Pemerintah Daerah dalam pengelolaan dan

perlindungan Sumber Daya Alam (SDA) secara berkelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etnoekologi

Etnoekologi (bahasa Inggris: ethnoecology) merupakan cabang ilmu yang

kehadirannya relatif baru, karenanya beberapa ahli dalam menentukan terminologinya

belum ada kesepakatan. Bidang ilmu ini muncul akibat dari adanya perspektif

paradigma baru ilmu ekologi yaitu sustainability. Oleh karena itu ilmu ekologi

berkembang tidak hanya mempelajari interaksi antara suatu bentuk kehidupan dengan

bentuk kehidupan lainnya berikut kondisi lingkungannya, tetapi bersifat holistik

hingga pada analisis tentang sistim pengetahuan suatu kelompok masyarakat atau

etnik dalam pengelolaan sumber daya alam beserta lingkungannya. Bidang ilmu

etnoekologi berasal dari 4 sumber utama yaitu bidang ilmu Antropologi (etnosains),

Etnobiologi, Agro-Ekologi, dan Geografi lingkungan (Purwanto, 2003).

Menurut Suryadarma (2005), Etnoekologi yaitu ilmu tentang bagaimana

pandangan kelompok masyarakat terhadap alam terkait dengan kepercayaan,

pengetahuan dan tujuan, dan bagaimana mereka mengimajinasikan penggunaannya,

pengelolaan dan peluang pemanfaatan sumber daya. Penekanannya pada keseluruhan

Sumber Daya Alam (SDA), melalui keterlibatan berbagai bidang keilmuan.

Toledo (1992) menyatakan Etnoekologi akan tetap terikat oleh tempat tertentu

atau lebih luas, terikat pada wilayah atau Negara tertentu. Sehingga memunculkan ciri

khas yang ditampilkan pada wilayah tersebut sebagai akibat dari adanya manusia

sebagai penghuni dengan segala keinginan nya yang tak terbatas.

Pemahaman ilmu Etnoekologi akan mengalami perkembangan terus-menerus

seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan hasil penelitian-penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

6

Intisari ilmu Etnoekologi yang diadaptasi dari N. Daldjoeni (1982) mencakup hal-hal

sebagai berikut :

1. Ilmu Etnoekologi sebagai ilmu pengetahuan bio‐fisis: hal ini dikarenakan yang

mendasari analisis atas seluk beluk tanah, air, iklim dan curah hujan sebagai

habitat manusia adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan

biotik dan abiotik.

2. Ilmu Etnoekologi sebagai ilmu land-scape study : hal ini dikarenakan yang

mendasari analisis dan pembahasan pada daerah pantai, pegunungan, dataran

rendah sebagai habitat manusia untuk melakukan aktifitas adaptasi keruangan

(spatial adaptation) mereka

3. Ilmu Etnoekologi sebagai Ekologi budaya : hal ini dikarenakan yang mendasari

analisis dan pembahasan mengenai semua aspek kebudayaan, saling

berhubungan secara fungsional dengan cara yang tidak pasti.

4. Ilmu etnoekologi sebagai ilmu Ekologi dan adaptasi manusia: hal ini mendasari

analisis dan pembahasan mengenai adaptasi manusia bersama budaya yang

melekat terhadap habitatnya dan mahkluk hidup lainnya. Manusia tidak hanya

sebagai mahkluk biotik bagian dari alam di lingkungannya tetapi manusia

sebagai kekuatan untuk mengubah alam. Setiap masyarakat akan memiliki

teknik-teknik adaptasi yang diwariskan dari generasi sebelumnya secara turun

temurun dan teknik-teknik tersebut akan mengalami perkembangan yang

dinamis. Pembahasan dan analisis yang dilakukan terkadang kurang

memperhatikan adanya saling pengaruh antara wilayah yang satu dengan

wilayah lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan intisari ilmu Etnoekologi sebagai

ilmu Ekologi dan adaptasi manusia dengan alasan bahwa penggunaan tumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

7

sebagai obat tradisional merupakan salah satu cara manusia untuk beradaptasi dengan

lingkungannya kemudian teknik-teknik adaptasi tersebut diwariskan secara turun

temurun oleh generasi sebelumnya dari Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang.

B. Tanaman Obat

Pengertian Obat menurut PerMenKes RI. No.949 / MenKes / Per / VI / 2000,

adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki secara fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan, pengingkatan kesehatan, dan kontrasepsi.

Sulaksana dan Jayusman (2005) berpendapat bahwa tanaman obat adalah

suatu jenis tumbuhan atan tanaman yank sebagian atau seluruh bagian tanaman

berkhasiat menghilangkan atau menyembuhkan suatu penyakit dan keluhan rasa sakit

pada bagian atau organ tubuh manusia. Sedangkan Oswald (1995) menambahkan

bahwa obat tradisional merupakan ramuan dari satu tumbuhan atau lebih, yang

berkhasiat sebagai obat.

Hampir setiap orang di Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk

mengobati penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik

ketika masih bayi, kanak-kanak maupun setelah dewasa (Zein, 2005). Selain itu Zein

juga menambahkan bahwa sediaan obat tradisional yang digunakan masyarakat saat

ini disebut dengan Herbal Medicinal atau Fitofarmaka

Menurut Andrianto (2011), Tumbuhan obat mempunyai khasiat yang bekerja

sebagai antioksidan, anti radang, analgesik, dan lain-lain, mengarah pada

penyembuhan suatu penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan bahan

kimia tumbuhan obat yang berasal dari metabolisme sekunder. Setiap tumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

8

menghasilkan bermacam-macam senyawa kimia yang merupakan bagian dari proses

normal dalam tumbuhan.

Zudud, dkk (1994) dalam Rahayu 2005 mengatakan, apabila mengacu pada

Etnofarmakologi dan Etnobotani, maka tanaman obat dapat dikelompokkan menjadi 3

macam yaitu sebagai berikut :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui dan

dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat ini terbagi menjadi 3

yaitu :

a. Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat di daerah lain, dengan

khasiat yang sama

b. Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat di daerah lain, tapi

dengan khasiat yang berbeda.

c. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat hanya di daerah tersebut (tidak

digunakan sebagai obat di daerah lain).

2. Tumbuhan obat modern sebagai bahan dasar (precursor) baik bahan asli

maupun untuk sintesis. Tumbuhan obat ini telah dibuktikan mengandung

senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat

dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial yang belum dikenal, yaitu berdasarkan informasi

diduga sebagai obat tetapi belum jelas penggunaan dan kegunaannya secara

medis.

C. Suku Dayak Tunjung

Masyarakat Suku Dayak Tunjung merupakan salah satu suku yang mendiami

Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dengan persentase 24,2 % dari total

keseluruhan masyarakat yang mendiami Kabupaten Kutai Barat. Seperti halnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

9

masyarakat tradisional lain di Indonesia, masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang

mempunyai seperangkat pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya tumbuhan

untuk berbagai keperluan hidupnya sehari-hari.

Suku Tunjung menggunakan bahasa tunjung namun seiring dengan kemajuan

dan perkembangan zaman, beberapa daerah sudah menggunakan bahasa Indonesia,

namun ada juga yang menggunakan bahasa tunjung yang bercampur dengan bahasa

pergaulan sehari-hari. Sebagian besar suku tunjung beragama Katolik dan Nasrani

namun ada juga sebagian kecil yang beragama muslim. Dayak Tunjung merupakan

sebuah sub dari Dayak, namun didalam Dayak Tunjung itu sendiri terdapat perbedaan

logat bahasa dan wujud kebudayaan, tetapi tidak begitu besar. Akibat penyebaran ini

sehingga terjadi berbagai macam jenis yaitu:

1. Tunjung Bubut, mereka mendiami daerah Asa, Juhan Asa, baloq Asa, Pepas

Asa, Juaq Asa, Muara Asa, Ongko Asa, Ombau Asa, Ngenyan Asa, Gemuhan

Asa, Kelumpang dan sekitarnya.

2. Tunjung Asli, mendiami daerah Geleo (baru dan Lama).

3. Tunjung Bahau, mendiami Barong Tongkok, Sekolaq Darat, Sekolaq Muliaq,

Sekolaq Oday, Sekolaq Joleq dan sekitarnya.

4. Tunjung Hilir, mendiami wilayah Empas, Empakuq, Bunyut, Kuangan dan

sekitarnya.

5. Tunjung Lonokng, mendiami daerah seberang Mahakam yaitu Gemuruh,

Sekong Rotoq, Sakaq Tada, Gadur dan sekitarnya.

6. Tunjung Linggang, mendiami daerah dataran Linggang seperti Linggang

Bigung, Linggang Melapeh, Linggang Amer, Linggang Mapan, Linggang

Kebut, Linggang Marimun, Muara Leban, Muara Mujan, Tering, Jelemuq, lakan

bilem, into lingau, muara batuq dan wilayah sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

10

7. Tunjung Berambai, mendiami Wilayah hilir sungai Mahakam seperti Muara

Pahu, Abit, Selais, Muara Jawaq, Kota Bangun, Enggelam, Lamin Telihan,

Kemabgn janggut, Kelkat, dan Pulau Pinang.

Bagi suku Dayak Tunjung terutama Tunjung Linggang, alam dan lingkungan

merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dijaga, karena itu di Suku Dayak

Tunjung Linggang terdapat istilah Taluutn sebagai sebutan untuk hutan. Taluutn

biasanya dilindungi secara adat, kemudian dibuat isu-isu mistis untuk melindungi

hutan tersebut agar tidak diganggu dan tidak dirusak oeh orang luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

penyajian data deskriptif. Metode penyajian data secara deskriptif adalah suatu bentuk

metode penelitian untuk membuat deskripsi atau memberi gambaran secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki (Nazir, 2005).

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian merupakan beberapa individu maupun kelompok masyarakat

dari Suku Dayak Tunjung Linggang yang memenuhi kriteria dalam menjawab

instrumen pertanyaan penelitian seperti :

1. Berasal dari Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang asli

2. Memiliki pengetahuan luas dan cukup mendalam mengenai kehidupan sosial

Suku Dayak Tunjung Linggang Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan

Timur

3. Memiliki pengaruh yang kuat dikalangan masyarakat.

4. Memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai pengobatan tradisional

Beberapa orang yang dapat dijadikan informan kunci yaitu : Kepala adat, kepala

kampung, tokoh masyarakat (sesepuh).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

12

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang representatif, penulis melakukan penelitian di 6

kampung yaitu kampung Linggang Melapeh, Linggang Amer, Tering, Muara Mujan,

Muara Leban, dan Jelemuq di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

selama 3 bulan terhitung dari tanggal awal bulan Maret 2013 sampai dengan akhir

bulan Mei 2013

D. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang dibutuhkan dalam penulisan dapat dilihat pada tabel

3.1

Tabel 3.1. Aspek, Data Yang Dibutuhkan dan Sumber Data

No Aspek Data Yang Dibutuhkan Sumber Data

1

Deskripsi Suku

Dayak Tunjung

Linggang

Sejarah Suku Dayak

Tunjung Linggang

Pola Kebiasaan dan

Kehidupan Sehari-hari

Mata Pencaharian

Kepedulian masyarakat

terhadap lingkungan hidup

Narasumber

wawancara (Kepala

Adat atau tokoh

masyarakat dari setiap

kampung yang menjadi

tempat penelitian)

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, Museum

Etnografi Kutai Barat

2

Pengetahuan

tradisional

tentang

pemanfaatan

tumbuhan

Jenis tanaman yang

dimanfaatkan

Organ tanaman yang

dimanfaatkan

Jenis Penyakit Yang dapat

diobati

Cara penggunaan dari

tanaman obat

Cara memperoleh tanaman

obat

Narasumber

wawancara (Kepala

Adat atau tokoh

masyarakat dari setiap

kampung yang menjadi

tempat penelitian)

Observasi Lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

13

E. Teknik Pengumpulan Data

Data etnoekologi diperoleh melalui studi literatur, wawancara struktural dan

wawancara semi struktural terhadap masyarakat secara kualitatif yang disertai dengan

keterlibatan aktif Penulis dalam kegiatan masyarakat setempat. Agar data yang

diperoleh tercukupi maka perlu digunakan beberapa model pembuatan pertanyaan dan

metode pendekatannya mengenai pemanfaatan tumbuhan di masyarakat Suku Dayak

Tunjung Linggang.

Selain menggunakan metode wawancara, penulis juga melakukan penilaian

secara ekologis melalui pengamatan langsung di lapangan. Misalnya untuk mengetahui

komposisi vegetasinya dilakukan dengan cara membuat transek di setiap satuan

lingkungan yang terbentuk dikawasan tersebut. Ukuran dan cara pengamatan

disesuaikan dengan bentuk dan kondisi satuan lingkungannya.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara induktif. Metode induktif

adalah jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat

khusus. Pendapat lain menyatakan bahwa berpikir induktif adalah berangkat dari fakta-

fakta atau peristiwa-peristiwa yang konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang

mempunyai sifat umum (Sutrisno Hadi, 1986).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bersamaan dengan cara

proses pengumpulan data. Menurut Miles dan Humberman (1992), tahapan analisis

data adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

14

1. Pengumpulan data

Di tahap ini, penulis mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya

sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan

2. Reduksi Data

Reduksi data diperlukan untuk memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian. Dalam tahap ini, penulis melakukan penggolongan,

pengarahan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data

yang telah direduksi sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tajam

tentang hasil pengamatan dan mempermudah ketika mencarinya sewaktu-waktu

kemudian.

3. Penyajian data

Setelah data direduksi, selanjutnya penulis melakukan penyajian data,

penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis menyajikan

data dalam bentuk deskripsi, chart dan grafis sehingga dapat dimengerti.

4. Pengambilan Kesimpulan

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan,

persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Dari semua

data yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

15

G. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data tentang etnoekologi Suku Dayak Tunjung Kabupaten Kutai

Barat Provinsi Kalimantan Timur dalam pemanfaatan tumbuhan obat dilakukan dengan

menggunakan instrumen berupa wawancara berdasarkan panduan yang telah disusun

dalam bentuk butir-butir pertanyaan.

Penggunaan bahasa pada waktu wawancara menggunakan bahasa lokal untuk

memudahkan komunikasi dengan masyarakat setempat. Penggunaan bahasa

disesuaikan dengan situasi, kondisi serta kemampuan responden dalam berbahasa

Indonesia. Daftar pertanyaan yang dijadikan sebagai panduan oleh Penulis dapat dilihat

pada lampiran 1 sedangkan instrumen perekaman data dapat dilihat pada lampiran 2.

H. Alat-alat Penelitian

Alat – alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 3.2

Tabel 3.2. Alat-alat Penelitian

Alat Keterangan

Kamera Digital & Camcorder Canon EOS 550D

Alat Tulis Ballpoint, Log Book, dll

Recorder -

Peralatan untuk transek

Instrumen Penelitian - Daftar pertanyaan wawancara

- Lembar perekaman data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

16

I. Diagram Alir Penelitian

Mulai Identifikasi &

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian Penyusunan Proposal Penelitian

Studi Literatur

Penyusunan Panduan wawancara &

Instrumen Penelitian

Penentuan Jumlah Responden atau

Informan Kunci

Penentuan Lokasi & Waktu

Penelitian

Penelitian Lapangan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Reduksi Data Penyajian Data

Data Yang Diinginkan

Lengkap ?

TIDAK

YA

Kesimpulan & Saran SELESAI

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai Barat tempat domisili

masyarakat suku Dayak tunjung yang akan menjadi subjek penelitian. Secara

geografis Kabupaten Kutai Barat memiliki luas 31.628,70 km2 atau sekitar 15% dari

total luas Kalimantan timur, terletak antara 1130

48’ 49’’ - 116032’43’’ Bujur Timur

serta diantara 1031’05’’ Lintang Utara dan 10

09’33’’ Lintang Selatan, Kutai Barat

didominasi topografi bergelombang, dari kemiringan landai sampai curam dengan

kemiringan antara 0-60% dan ketingian berkisar antara 0-1500 m dpl (Badan Pusat

Statistik Kubar, 2007).

Daerah dataran rendah pada umumnya dijumpai di kawasan danau dan

kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Daerah perbukitan dan pegunungan memiliki

ketinggian lebih dari 1000 m dpl dengan kemiringan 30% terdapat di bagian barat

laut yang berbatasan dengan wilayah Malaysia.

Wilayah yang menjadi batas Kabupaten Kutai Barat adalah Kabupaten

Malinau dan Negara Sarawak (Malaysia Timur) di sebelah Utara, Kabupaten Kutai

Kartanegara di sebelah Timur, dan Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah

Selatan. Sedangkan untuk sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan

Tengah serta Provinsi Kalimantan Barat.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat tahun 2011, Kabupaten

Kutai Barat terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 238 Kampung. Kedua Puluh Satu

Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bongan, Kecamatan Jempang, Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

18

Penyinggahan, Kecamatan Muara Pahu, Kecamatan Muara Lawa, Kecamatan

Damai, Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Melak, Kecamatan Long Iram,

Kecamatan Long Hubung, Kecamatan Long Bagun, Kecamatan Long Pahangai,

Kecamatan Long Apari, Kecamatan Bentian Besar, Kecamatan Linggang Bigung,

Kecamatan Nyuatan, Kecamatan Siluq Ngurai, Kecamatan Manor Bulatn,

Kecamatan Sekolaq Darat, Kecamatan Tering dan Kecamatan Laham.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat 2011 juga menyebutkan jenis

tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Barat. Menurut Soil Taxonomi VSDA

tergolong ke dalam jenis tanah: ultisol, entisol, histosol, inseptisol, dan mollisol, atau

menurut lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah: podsolik. alluvial,

andosol, dan renzina. Diperkirakan luas dan sebaran jenis tanah di Kabupaten Kutai

Barat didominasi oleh 4 (empat) jenis tanah yaitu organosol gley humus ; alluvial ;

komplek podsolid merah kuning, latosol dan litosol serta podsolik merah kuning.

Karakteristik iklim di Kabupaten Kutai Barat adalah iklim hutan tropika

humida di mana tidak ada perbedaan yang tegas antara musim kemarau dan musim

hujan. Curah hujan tahunan berkisar antara 2000-4000 mm dan umumnya hujan

lebih banyak turun pada bulan Oktober sampai dengan bulan April dan biasanya

disebut dengan bulan- bulan basah. Temperatur rata-rata berkisar antara 260 C

dengan perbedaan antara siang dan malam antara 5-7 0C.

Wilayah Kabupaten Kutai Barat sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

yang merupakan sumber penghasil kayu yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti

kayu ulin, kapur, bengkirai, meranti, tengkaeng, rotan, bambu, serta beraneka ragam

buah-buahan. Selain itu terdapat pula berbagai jenis pakis, rotan, bambu serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

19

beraneka ragam buah-buahan seperti cempedak, durian, rambutan, langsat, lay dan

lain-lain.

Di daerah Kecamatan Sekolaq Darat, dan Damai terdapat lokasi cagar alam

yang ditumbuhi berbagai macam jenis anggrek (Anggrek Hitam) yang disebut

sebagai cagar alam Kersik Luway. Selain anggrek hitam, di cagar alam seluas 5.000

hektar ini juga hidup tumbuhan dan hewan yang beraneka ragam.

Jenis satwa yang ada di daerah ini terdiri dari berbagai macam jenis ular,

burung, rusa, kijang, kancil, beruang, kucing hutan, landak, orang hutan dan lain

sebagainya di mana beberapa diantaranya merupakan satwa yang dilindungi di

daerah ini, yaitu orang utan (Pongo pygmaeus), Owa-Owa (Hylobatidae), Bekantan

(Nasalis larvatus), Trenggiling (Manis javanica), burung Enggang (Rucerotidae) dan

ikan Pesut (Orcaella brevirostris).

Penelitian ini dilakukan pada 6 kampung yang termasuk dalam dataran

linggang (tempat masyarakat Dayak Tunjung Linggang berdomisili). Enam kampung

tersebut adalah Muara Mujan, Muara Leban, Tering Seberang, Melapeh Lama,

Linggang Amer dan Jelemuq. Kampung Jelemuq tidak dapat dijadikan sebagai lokasi

penelitian karena terhalang oleh banjir tahunan, sehingga hampir semua warga

mengungsi karena kampung jelemuq merupakan kampung yang berada tepat di tepi

Sungai Mahakam.

Dataran linggang sendiri terdiri dari 2 kecamatan yaitu kecamatan Tering

dan kecamatan Linggang Bigung. Kampung Tering, Muara Mujan dan Muara Leban

termasuk dalam kecamatan Tering sedangkan Melapeh Lama dan Linggang Amer

termasuk dalam kecamatan Linggang Bigung. Kedua kecamatan ini memiliki

perbedaan dan persamaan yaitu sebagian besar kampung di kecamatan Linggang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

20

Bigung terletak di daerah dataran dengan ketinggian 25-100 m dpl dan terletak di

luar kawasan hutan sedangkan kecamatan Tering, sebagian besar kampung terletak di

daerah lembah / DAS, dengan ketinggian 25-100 m dpl dan terletak di luar kawasan

hutan.

Selain melakukan wawancara, observasi lapangan secara langsung juga

dilaksanakan di hutan adat Eno yang terletak di kampung Linggang Melapeh dengan

jarak tempuh ± 15-20 menit dari kampung tersebut. Di hutan ini dilakukan analisa

vegetasi dengan mendata tanaman obat apa saja yang terdapat di hutan adat tersebut.

Akhirnya dari hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan selama ± 1,5

bulan, berhasil mendapatkan 80 jenis tanaman yang dimanfaatkan oleh suku Dayak

Tunjung Linggang sebagai obat-obatan tradisional. Peta lokasi penelitian dapat

dilihat pada lampiran 3.

Penelitian yang dijadwalkan dimulai pada awal Bulan Maret 2013 dan

berakhir pada awal Bulan Mei 2013, kondisi lapangan yang terkadang tidak

bersahabat benar-benar membuat proses penelitian terganggu, misalnya proses

penelitian yang terhambat selama 2 minggu akibat banjir tahunan yang melanda

Kabupaten Kutai Barat. Akan tetapi penelitian masih dapat dilanjutkan setelah banjir

surut.

B. Suku Dayak Tunjung Linggang

Sejarah dari Suku Dayak Tunjung Linggang atau dalam bahasa Tunjung

disebut sebagai Tonyooi Rentenuukng, Tonyooi Rentenuukng adalah sebutan dari

suku Tunjung di luar suku Dayak Tunjung Linggang terhadap suku dayak Tunjung

Linggang. Sebutan ini juga digunakan oleh suku Dayak Tunjung Linggang untuk

suku mereka sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

21

Data-data maupun dokumen tertulis mengenai Masyarakat Dayak Tunjung

Linggang dapat dikatakan masih kurang sehingga membuat kita merasa kesulitan

untuk mencari informasi mengenai suku ini, oleh karena sangat diperlukan adanya

tindakan untuk memfasilitasi Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang dengan

membuat suatu dokumentasi mengenai suku ini, Dokumentasi ini akan sangat

membantu dalam menjembatani celah antara praktek tradisional dengan pengetahuan

ilmiah sehingga dapat menjadi bentuk sinergi yang memiliki dampak positif bagi

pembangunan daerah.

Ada tiga pernyataan yang berbeda berkaitan dengan asal-usul suku Dayak

Tunjung Linggang. Pernyataan pertama mengatakan bahwa suku Dayak Tunjung

Linggang berasal dari daerah perhuluan sungai mahakam, sebagai bagian dari

perpecahan suku dayak Penihing atau Oaheng.

Menurut Lahajir (2001) adanya kesamaan dari beberapa pandangan para

antropolog yang pernah melakukan penelitian terhadap masyarakat suku Dayak

Tunjung Linggang seperti Nieuwenhuis (1994), Mallinkrodt (1928), Sellato (1989),

Coomans (1987), Boyce (1986), dan Rosseau (1990). Para antropolog ini

berpandangan bahwa suku Dayak Tunjung Linggang adalah suku yang berpindah

dari daerah perhuluan sungai mahakam. Diperkirakan bahwa mereka berasal dari

suku Penihing yang didesak oleh suku Dayak Bahau yang bermigrasi dari dataran

Apau Kayan di bagian utara Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara) sekitar

tahun 1700-1750. Oleh karena itu, orang Tunjung Linggang adalah suku pendatang

dari dataran tinggi tunjung.

Pernyataan kedua mengatakan bahwa orang Tunjung Linggang adalah

penduduk asli dataran tinggi Tunjung Linggang (pernyataan ini merupakan

pernyataan dari orang Tunjung Linggang sendiri). Pernyataan ketiga mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

22

bahwa orang Tunjung Linggang adalah suku yang berasal dari Kalimantan Tengah

yang meninggalkan daerah tersebut melalui hulu sungai mahakam dan akhirnya

terdesak oleh suku Dayak Bahau yang pindah dari dataran tinggi Apau Kayan ke

perhuluan sungai mahakam.

Dalam sistem mata pencaharian, sebagian besar masyarakat suku Dayak

Tunjung Linggang masih memanfaatkan perladangan tradisional. Seiring dengan

perkembangan zaman dan daerah, kegiatan membuat ladang seperti ini mungkin

sudah jarang dijumpai karena masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang cenderung

memilih untuk berkebun karet, walaupun berdasarkan fakta dilapangan, kegiatan

memanfaatkan lahan untuk menjadi ladang ini tidak dapat ditinggalkan begitu saja.

Hal ini disebabkan orang Dayak Tunjung Linggang merasa aman dan nyaman

apabila dapat menyediakan cadangan bahan makanan untuk keluarga selama 1 tahun.

Kegiatan membuat ladang ini biasanya dilakukan oleh kalangan orang tua.

Pengetahuan tentang pelestarian lingkungan hidup telah dipelajari oleh

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang secara turun-temurun dari generasi ke

generasi sejak zaman nenek moyang khususnya dalam pengetahuan mengenai flora

dan fauna. Pengetahuan ini merupakan salah satu pengetahuan dasar orang Tunjung

Linggang mengingat bahwa mata pencaharian utama pada mulanya adalah

berladang.

Peran flora dan fauna sangat penting bagi masyarakat suku dayak Tunjung

Linggang, misalnya orang Tunjung Linggang mengenal beberapa jenis tumbuhan

yang edible (bisa dimakan) dan yang tidak bisa dimakan akan tetapi dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti obat-obatan, racun untuk membunuh

hewan dan zat pewarna. Jenis tumbuhan yang bisa dijadikan obat-obatan tradisional

biasanya berupa akar-akaran, daun, tanaman herba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

23

Sebagian besar dari tanaman tersebut memang belum dikaji secara ilmiah

akan tetapi masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang meyakini bahwa tanaman-

tanaman tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang memiliki khasiat

untuk menyembuhkan penyakit tertentu, akan tetapi tidak semua tanaman langsung

dapat digunakan sebagai obat tradisional, beberapa jenis tanaman harus digunakan

dalam ritual adat sebelum dimanfaatkan sebagai obat. Masyarakat suku Dayak

Tunjung Linggang juga memiliki pengetahuan untuk membedakan jenis pohon /

kayu yang memiliki kualitas baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan,

misalnya kayu ulin (Ensidroxylon zwageri) dan meranti merah ( Shorea leprosula).

Fauna juga memiliki peran penting dalam kehidupan orang Tunjung

Linggang dimana sebagian besar dari hewan-hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan

konsumsi misalnya, babi, kijang, rusa, dll. Masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang mampu mengenali karakteristik hewan yang akan dikonsumsinya sehingga

dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut ketika akan berburu. Hal ini dikarenakan

pada zaman dahulu, orang Tunjung Linggang mempertahankan hidupnya dengan

bergantung sepenuhnya kepada alam, sehingga pengetahuan seperti ini sangatlah

penting.

Benda-benda di lingkungan sekitar juga memiliki arti yang sangat penting

bagi masyarakat suku dayak Tunjung Linggang. Sebagian besar fungsi dari elemen-

elemen tersebut adalah untuk dikonsumsi (flora, fauna & air), sedangkan fungsi

lainnya berupa pemanfaatan sebagai media pengobatan, bahan sandang papan, dll.

Karena menyadari pentingnya elemen-elemen tersebut akhirnya orang Tunjung

Linggang membuat aturan-aturan atau norma adat yang mengatur perlakuan

warganya terhadap sungai, danau, dan tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

24

Salah satu contoh mengenai keterkaitan budaya Masyarakat Tunjung

Linggang dengan lingkungan adalah hutan lindung di Gunung Eno. Hutan Lindung

Gunung Eno merupakan hutan yang dikonversikan menjadi hutan komunal adat oleh

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang, sebagai hutan adat, hutan ini dilindungi

oleh hukum adat setempat secara ketat. Tujuannya adalah agar hutan ini dapat

berfungsi sebagai hutan lindung, hutan penelitian ilmiah, dan sebagai warisan bagi

anak cucu di masa depan.

Orang Tunjung Linggang telah mempelajari bagaimana cara membedakan

kualitas tanah yang subur atau pun tidak subur dalam memanfaatkannya sebagai

lahan untuk berladang. Selain air dan tanah, orang Tunjung Linggang juga

memanfaatkan jenis batu-batuan dan berbagai jenis logam yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan untuk membuat peralatan kerja sehari seperti parang, lingga, pisau

toreh, dll. Hanya saja seiring dengan kemajuan teknologi kegiatan untuk

memanfaatkan batuan dan logam dari alam sekitar sudah tidak dijumpai lagi karena

orang Tunjung Linggang dapat memperoleh bahan-bahan tersebut dengan cara di

beli atau memanfaatkan besi dan logam dari sisa benda lain.

Segala bentuk praktek pengobatan tradisional, hutan adat, dan upacara adat

istiadat lainnya dari suku ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan

objek pariwisata. Karena hal-hal tersebut sangat menarik bagi turis-turis lokal

maupun asing sehingga perlu dilakukan adanya upaya nyata oleh pemerintah Kutai

Barat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kutai Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

25

C. Tanaman Obat Yang di Manfaatkan Oleh Masyarakat Suku Dayak Tunjung

Linggang

Selama penelitian, telah berhasil didata sebanyak 80 jenis tanaman obat yang

dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang. Data dari 80 jenis

tanaman itu dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tidak semua tanaman yang didata dapat diidentifikasi hingga tingkat spesies,

hal ini disebabkan kurangnya informasi mengenai tanaman tersebut. Tanaman obat

yang terdata merupakan anggota dari 38 famili yang berbeda. 38 famili ini

merupakan anggota dari 26 ordo yang sengaja tidak dicantumkan mengingat tujuan

awal dari penelitian ini adalah menginventarisir dan mengidentifikasi tanaman obat

hingga tingkat spesies dan minimal hingga tingkat famili.

Dari 26 ordo tersebut terbagi kedalam 3 jenis kelas yaitu, 9 ordo termasuk

kedalam kelas liliopsida, 14 ordo pada kelas magnoliopsida dan sisanya yaitu 3 ordo

yang termasuk dalam kelas pteridopsida. Dari 38 kelas yang terdata, 35 termasuk

dalam divisi magnoliophyta sedangkan 3 kelas sisanya merupakan bagian dari divisi

pterydophyta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

26

Tabel 4.1. Jenis Tumbuhan Obat Yang Terdata

No

Nama Tumbuhan Sumber

Perolehan

Metode

Pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

1 Bakaaq Cyperus sp. Cyperaceae Liar Direbus Akar,

batang

Keram / kejang -

kejang

2 Bakukng Bakung Crynum asiaticum Amaryllidaceae Budidaya Ditempelkan Daun,

bunga Bengkak / terkilir

3 Belayatn - Liar Ditempelkan Daun

Luka bakar /

tersayat benda

tajam

4 Beliming

tunyuk

Belimbing

sayur Averrhoa bilimbi Oxalidaceae Budidaya Ditempelkan

Buah,

bunga Cacar air

5 Brentaleng Cratoxylon arborescens Hypericaceae Liar Ditempelkan Daun Terkilir

6 Benuang rarikng

Benuang Octomeles sumatrana Miq. Datiscaceae Liar Direbus Akar Sakit kuning

7 Uruq

Beheq

Rumput

bulu Ageratum conyzoides L Asteraceae Liar Direbus

Semua

bagian

Sakit perut,

keputihan

8 Baduk Sukun Artocarpus communis Moraceae Budidaya Direbus Buah Memperlancar

ASI

9 Botooq Anggrung Trema orientalis Ulmaceae Liar Direbus Akar Penawar racun

10 Brakat

kerurang

Terong

pungo Solanum sp Solanaceae Budidaya Direubus Akar Penyakit liver

11 Lutuuq

Kuning

Bambu

Kuning Bambusa vulgaris Poaceae Budidaya Direbus Akar Penyakit kuning

12 Butaq - Liar Direbus Akar Penangkal racun

13

Cahai

Jahe

Curcuma domestica

Zingiberaceae

Budidaya

Direbus

Rimpang

Sakit Gigi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

27

No Nama Tumbuhan Sumber

perolehan

Metode

pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

14 Cahai

putiiq Temulawak

Curcuma

xanthorrhiza Roxb. Zingiberaceae Budidaya

Direbus /

makan Rimpang

- Penambah daya tahan tubuh

- Penambah

nafsu makan

- Penawar racun

15 Lejaaq

Uraakng - Zingiberaceae Liar Direbus

Rimpang,

bunga Kencing darah

16 Maralampu

k - Liar Ditempelkan

Semua

Bagian

Luka bakar /

tersayat benda

tajam

17 Topus

Tongau Hedychium sp. Zingiberaceae Liar Direbus Rimpang

Tipes, Kencing

batu, raja singa

18 Petoot - Liar Direbus Daun Luka dalam

19 Mukng

Baluq - Liar Direbus Daun bengkak

20 Engkapaaq Kadaka Asplenium nidus Aspleniaceae Budidaya Direbus Akar Sakit perut

21 Engkuduuq Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Budidaya Di konsumsi Buah Tekanan darah

tinggi

22 Gaharaaq - Liar Dioleskan Daun herpes

23 Gaka

brewerai - Liar Direbus

Semua

Bagian keputihan

24 Gaka kedoot

Aglaia borneensis Hk.f. Meliaceae Liar Direbus, dioleskan

Semua Bagian

Sariawan, diare

25 Ngelagit - Verbenaceae Liar Direbus Daun Disentri

26 lemonuq - Liar Dikonsumsi Akar Sakit perut /

keracunan

27 Gaka

omang - Liar Dioleskan

Semua

Bagian

Luka luar +

Bengkak

28 Geringakng Cassia alata L. Caesalpiniaceae Liar Dioleskan Daun Kurap / kudis

29 Geriq Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae Budidaya Dikonsumsi Daun,

Buah Malaria / Tipes

30 Isak – isik - Liar Dioleskan Semua

Bagian Luka luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

28

No Nama Tumbuhan Sumber

Perolehan

Metode

Pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

31 Jamuuq Jambu Psidium guajava Myrtaceae Budidaya Dikonsumsi

mentah Daun

Diare

32 Jemewer Sambiloto Andrographis paniculata

Acanthaceae Budidaya Direbus Akar

- BAB darah

- Malaria

- Sakit perut

33 Juakng nayuq

Hanjuang merah

Cordyline terminalis L Agavaceae Budidaya Direbus Daun Batu ginjal

34 Kajuuq

narakng Kayu arang - Liar

Dioleskan /

ditempelkan Batang

Penawar bisa

gigitan hewan

35 Kajuuq

riokng - Liar

Dioleskan /

ditempelkan Akar

Ambeien, luka

luar / tersayat

benda tajam

36 Gedakng Kates /

pepaya Carica papaya L Caricaceae Budidaya Direbus Daun Malaria

37 Pelehet Psychotria viridiflora

Thw. Liar

Dikonsumsi

mentah Batang Sakit gigi

38 Keranyiiq Asam

Keranji Dialium indum Fabaceae Liar Ditempelkan Daun

Luka Luar akibat

benda tajam

39 Ketikookng Akar kuning Arcangelisia flava

Merr. Menispermaceae Liar Direbus Akar

Sakit Pinggang,

vitalitas pria

40 Krehau Callicarpa longifolia

Lamk. Lamiaceae Liar dioleskan Daun Gatal – gatal

41 Kunceekng Harendong Melastoma affine Melastomataceae Liar Ditempelkan Daun

Luka luar /

menghentikan

pendarahan

42 Labuuq biasa

Labu siam Sechium edule Cucurbitaceae Budidaya Dikonsumsi Buah Tekanan

43 Lancikng - Liar Direbus Akar,

batang keputihan

44 Luukng - Araceae Liar Direbus Akar Keracunan

45 Nyelutuui

putaakng Jelutung Dyera costulata Apocynaceae Budidaya Direbus batang Tipes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

29

No Nama Tumbuhan Sumber

Perolehan

Metode

Pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

46 Limau

Bintakng

Jeruk

pepaya

Citrus medica var.

proper L. Rutaceae Budidaya Dikonsumsi Buah

- Batuk

- Asma

- Asam urat

47 Lunuuk

Dukutn - - Moraceae Budidaya Direbus Akar keracunan

48 Marauleq Pasak Bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae Liar Direbus Akar - Malaria

49 Nancakng Mahang Macaranga mappa Euphorbiaceae Liar Direbus,

dioleskan

Akar,

batang

- Sakit perut

- Sariawan

(getah)

50 Nilapm Nilam Pogostemon cablin Lamiaceae Budidaya Dioleskan Daun Alergi

51 Nturui Moreceae Liar Dioleskan Daun herpes

52 Paatn Pinang Areca catechu Arecaceae Budidaya Dikonsumsi Buah, biji Obat batuk

53 Pacar Pacar Cina Aglaia odorata Meliaceae Budidaya Dioleskan /

ditempelkan Daun Luka luar

54 Paku ataai Paku Sayur Diplazium

esculentum Polypodiaceae Liar Dikonsumsi

Daun,

batang Penambah darah

55 Paku Parapm

Paku pedang Nephrolepis sp Dryopteridaceae Liar Dikonsumsi Daun, batang

Awet muda

56 Pangir

Bohokng Morinda sp. Rubiaceae Liar Direbus Akar Keputihan

57 Pengesik Albizia sp. Fabaceae Liar Direbus Daun

muda Vitalitas pria

58 Pianguuq - - Liar Direbus,

dioleskan

Akar,

daun

- Kudis

- Kurap

- Penawar racun

- Sakit perut

59 Raja

Pengalah benalu Loranthus sp. Loranthaceae Liar Direbus Daun - Obat kanker

60 Rakap sirih Piper betle Piperaceae Budidaya Dikonsumsi Daun

Menghilangkan

bau badan, sakit

gigi

61 Rakap

Bohokng Sirih Merah

Piper crocatum Ruiz & Pav.

Piperaceae Budidaya Dikonsumsi Daun Kencing Manis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

30

No Nama Tumbuhan Sumber

Perolehan

Metode

Pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

62 Sabeeq lemit

- Budidaya Direbus Akar keracunan

63 Sabeeq pok Paprika Capsicum

annuum var. Grossum Solanaceae Budidaya Direbus Akar obat tekanan

64 Selangkat - Liar Direbus Akar,

batang Pembersih ginjal

65 Sempaat

iliir - Zingiberaceae Liar

Dikonsumsi

mentah

Rimpang,

Buah Penawar racun

66 Sengkerapak badak

Ginseng kalimantan

- Liar Direbus Akar, batang

Penambah daya

tahan tubuh dan vitalitas pria

67 Sepaai Caesalpinia sappan L.

Caesalpiniaceae Budidaya Direbus Batang

- Penawar racun

- Sakit perut

- Awet muda

68 Serempolu

pm

Cocor

Bebek Kalanchoe pinnata Crassulaceae Budidaya

Dioleskan,

direbus Daun, akar Lemah syahwat

69 Seweet Pisang

Hutan Musa balbisiana Musaceae Liar Dioleskan Batang - Borok, luka

70 Sumiiq

meong

Kumis

kucing Orthosiphon aristatus Lamiaceae Budidaya Direbus Daun

Peluruh batu

ginjal

71 Tabat

barito Tabat Barito Ficus deltoidea Moraceae Budidaya Direbus

Akar,

batang

Penyakit / luka

dalam

72 Tawar

seribu - Euphorbiaceae Budidaya Dioleskan

Daun,

batang

Obat gigitan

serangga

73 telasak salam Syzygium polyanthum Myrtaceae Liar Ditempelkan Daun Sariawan

74 Terok Liar Direbus Batang TBC

75 Tempera Villebrunia rubescens

Bl. Urtiaceae Budidaya Dikonsumsi Batang Diare

76 Pengooq

Peay - Budidaya Direbus Umbi kencing darah

77 Tetukng

galekng

Sarang

semut Myrmecodia tuberosa Rubiaceae Budidaya Direbus Akar

Kanker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

31

No Nama Tumbuhan Sumber

Perolehan

Metode

Pemanfaatan Organ Jenis Penyakit

Lokal Umum Ilmiah Famili

78 Tuuq jarukng

Anggrek macan

Gramatophyllum scriptum BL

Orchidaceae Liar Direbus Akar Sakit pinggang

79 Tuuq

nayuq Tebu Merah Saccharum sp. Poaceae Budidaya dikonsumsi batang

Penawar racun,

peluruh batu

ginjal

80 Pemusiiq

Taluutn - Liar Direbus Umbi Asma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

32

Deskripsi dari 80 tanaman tersebut adalah :

1. Bakukng / Bakung (Crynum asiaticum L.)

Gambar 4.1 Bakukng / Bakung (Crynum asiaticum L.)

Bakung merupakan tumbuhan tahunan dengan tinggi ± 1m. Memiliki

batang semu, tegak, lunak dan berwarna putih kehijauan. Daun tunggal

berbentuk lanset dan runcing di bagian ujungnya sedangkan pada bagian

pangkalnya berbentuk tumpul. Bakung memiliki bunga berbentuk payung,

pangkal mahkota berdekatan membentuk corong berwarna putih dengan putik

yang panjang berwarna ungu serta benang sari berwarna jingga. Bakung

memiliki buah berbentuk kotak atau bulat telur.

Di Indonesia bakung memiliki beberapa nama yaitu bakong, semur

(Bangka), dausa (Ambon) sedangkan dalam bahasa inggris bakung dikenal

dengan sebutan Crinum lily atau Spider lily.

Bakung biasanya tumbuh liar namun tidak jarang dimanfaatkan

sebagai tanaman hias. Habitat bakung pada umumnya terletak di tepi sungai

yang rindang dengan ketinggian daratan ± 700m dpl. Selain sebagai tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

33

hias, bakung juga memiliki manfaat sebagai bahan obat herbal. Pada bagian

akar dan batangnya dapat digunakan sebagai obat untuk rematik, radang kulit,

bisul dan borok serta dimanfaatkan sebagai analgesik, antibiotik, dan

ekspektoran.

2. Bakaaq

Gambar 4.2 Bakaaq

Bakaaq merupakan sejenis tanaman herba berupa rumput-rumputan,

sekilas bakaaq terlihat mirip seperti rumput teki. Bakaaq memiliki bentuk

batang lurus, dengan tinggi batang mencapai 35 cm, pertulangan daun sejajar

dan tumbuh di seluruh bagian tubuh utama. Bakaaq memiliki akar berupa akar

serabut dan hidup di daerah tropis yang memiliki tekstur tanah gambut dan

lembab. Bagi masyarakat Dayak Tunjung Linggang, Bakaaq memiliki khasiat

sebagai obat anti kram dan kejang – kejang.

3. Belayatn

Belayatn merupakan tanaman sejenis sulur. Belayatn tumbuh dengan

cara menjalar diatas tanah atau pada tanaman lainnya. Bentuk batang belayatn

berwarna hijau seperti sulur dengan diameter 1 cm, warna daun hijau dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

34

pangkal daun berbentuk busur sedangkan bagian ujung daun runcing;

pertulangan daun menyirip dan bagian tepi daun halus tidak bergerigi.

Gambar 4.3 Belayatn

Di permukaan daun bagian atas terdapat bulu pendek dan lembut

sedangkan pada permukaan bagian bawah tidak memiliki bulu dan halus.

Belayatn memiliki buah berbentuk kecil berwarna hijau. Selain itu belayatn

mengeluarkan getah berwarna putih apabila ada bagian tubuhnya yang terluka.

Getah inilah yang dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang di Kalimantan Timur sebagai obat untuk luka bakar atau luka akibat

tersayat benda tajam.

4. Beliming Tunyuk / Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Gambar 4.4 Beliming Tunyuk / Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

35

Belimbing wuluh merupakan jenis tanaman yang tumbuh liar atau

dibudidayakan dipekarangan rumah yang cukup memperoleh sinar matahari.

Nama lain dari belimbing wuluh di Indonesia memiliki perbedaan di setiap

daerah misalnya, di Aceh belimbing wuluh dikenal dengan nama limeng, di

daerah Sunda dikenal dengan sebutan calingcing, dan bainang di Makasar. Di

luar Indonesia cucumber tree merupakan sebutan untuk tanaman yang

memiliki rasa yang khas ini.

Belimbing wuluh memiliki batang berkayu yang keras dengan tinggi

mencapai ± 11m. Daun belimbing wuluh bersirip genap, bunga berbentuk

bintang dengan warna merah muda atau ungu. Tekstur buah belimbing sangat

berair dan asam serta memiliki warna hijau dengan bentuk lonjong yang

bergelantungan secara berkelompok pada batang atau dahan (Dalimartha,

2007). Belimbing wuluh dikenal memiliki khasiat sebagai obat tradisional

yaitu sebagai antipiretik, ekspektoran, kencing manis, radang tenggorokan dan

sariawan.

5. Brentaleng / Mampat (Cratoxylon arborescens)

Gambar 4.5 Brentaleng / Mampat (Cratoxylon arborescens)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

36

Menurut DEPKESRI dalam inventaris tanaman obat indonesia (2007),

mampat atau yang dikenal juga dengan sebutan Garunggang merupakan

sejenis pohon yang mampu tumbuh hingga mencapai 60 m dan memiliki

diameter batang mencapai 120 cm. kulit mampat biasanya berwarna abu-abu

hingga coklat bahkan ada juga yang berwarna coklat kemerahan, teksture kulit

halus dan tipis.

Habitat dari mampat sangat luas, distribusinya meliputi Burma selatan,

Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Kalimantan. Mampat merupakan jenis

tanaman yang hidup di dataran rendah akan tetapi mampat juga diketahui

dapat hidup didataran dengan ketinggian hingga 1400m dpl. Secara ekologis

mampat tumbuh di daerah rawa, hutan gambut. Bagi masyarakat suku dayak

tunjung linggang, mampat dikenal sebagai tanaman yang berkhasiat untuk

menyembuhkan / pengurang rasa sakit pada bagian tubuh yang terkilir

(keseleo).

6. Benuang Rarikng / Binuang (Octomeles sumatrana Miq.)

Gambar 4.6 Benuang Rarikng / Binuang

(Octomeles sumatrana Miq.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

37

Tanaman binuang merupakan jenis tanaman yang cepat tumbuh.

Binuang memiliki batang berkayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku pembuatan kertas, triplex, korek api, dll. Binuang yang tergolong

tanaman pionir ini tumbuh tersebar diseluruh Indonesia terutama di Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Di Indonesia binuang dikenal

dengan sebutan binuang, benuang, kapu, palaka dan erima. Binuang tumbuh di

hutan hujan dataran rendah dengan ketinggian dataran 0-1000m dpl dan rata-

rata curah hujan ± 1500 mm/tahun. Tanah yang cocok untuk dijadikan tempat

tumbuh bagi benuang adalah tanah aluvial atau tanah lembab dipinggir sungai

yang bertekstur liat / liat berpasir. Binuang dipercaya dapat dimanfaatkan

sebagai obat sakit kuning yaitu dengan cara merebus bagian akarnya kemudian

dikonsumsi dengan cara meminum air rebusan tersebut (Heyne, 1987).

7. Uruuq Beheq / Rumput Bulu (Ageratum conyzoides L.)

Gambar 4.7 Uruuq Beheq / Rumput Bulu

(Ageratum conyzoides L.)

Rumput Bulu atau yang biasa disebut dengan bandotan merupakan

sejenis terna namun tidak jarang dianggap sebagai gulma pertanian. Di

Indonesia bandotan memiliki beberapa nama yaitu babandotan (sunda) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

38

wedusan (jawa) sedangkan dalam bahasa Inggris bandotan dikenal dengan

sebutan chick weed, goat weed, atau white weed. Tanaman ini disebut

babandotan karena tanaman ini mengeluarkan aroma khas yang menyerupai

bau kambing.

Selain memiliki aroma yang menyerupai bau kambing, bandotan

memiliki batang tegak atau “berbaring” di tanah kemudian bagian batang yang

menyentuh tanah akan memiliki akar dengan sendirinya. Batang berbentuk

gilig, bercabang dan terdapat bulu-bulu halus dipermukaan batang hingga

daun. Tinggi batang mencapai 120 cm dan terdapat banyak kuntum bunga

majemuk pada bagian ujung batang.

Daun-daun bertangkai dengan panjang 0,5-5 cm, terletak berseling atau

berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun berbentuk

bulat telur hingga menyerupai belah ketupat. Pangkal daun berbentuk seperti

jantung, membulat atau meruncing; dan bagian ujungnya berbentuk tumpul

atau meruncing; tepi bergerigi; permukaan bagian atas dan bawah terdapat

bulu – bulu halus.

Bandotan sering ditemukan hidup di sawah-sawah yang mengering,

ladang. Pekarangan, tepi jalan, tanggul, tepi air dan wilayah semak belukar.

Ditemukan hidup hingga ketinggian 3000m dpl. Bandotan dipercaya dapat

dimanfaatkan sebagai obat luka luar sedangkan rebusan dari daun juga dapat

digunakan sebagai obat sakit dada, disentri dan demam (Dalimartha, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

39

8. Baduk / Sukun (Artocarpus communis)

Sukun atau dalam bahasa inggris disebut breadfruit merupakan jenis

tanaman hidup di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia. Sukun

dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 20m. Di beberapa daerah seperti

pulau jawa, tanaman ini merupakan tanaman yang dibudidaya oleh

masyarakat. Buah sukun terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya,

berbentuk bulat atau lonjong dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan

alternatif.

Gambar 4.8 Baduk / Sukun (Artocarpus communis)

Pertumbuhan sukun tidak tergantung pada musim hanya saja proses

penyerbukan hanya terjadi dua kali dalam setahun. Kulit buah sukun berwarna

hijau dan akan berubah menjadi hijau kekuningan ketika mencapai tingkat

kematangannya, di permukaan kulitnya terdapat segmen-segmen petak

berbentuk poligonal, dari segmen poligonal inilah kita dapat menentukan

tahap kematangan buah sukun selain dari warnanya. Di kalangan masyarakat

Suku Dayak Tunjung, Baduk / Sukun dimanfaatkan sebagai suplemen untuk

memperlancar ASI. Cara pemanfaatannya yaitu dengan merebus buahnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

40

masih muda kemudian dikonsumsi dengan cara memakan buah yang telah

direbus (Heyne, 1987).

9. Botooq / Anggrung (Trema orientalis)

Di Indonesia, anggrung memiliki berbagai sebutan yaitu dehong,

mumusuat, bongkoreyon (batak), mangkirai (minang), bengkire (aceh).

Anggrung sendiri merupakan tumbuhan perenial berbentuk pohon dengan

tinggi sekitar 10 m. Akar berbentuk tunggang, batang berkayu, silindris, tegak,

berwarna hitam kecokelatan, permukaan batang halus dan percabangan

simpodial. Daun majemuk, bertangkai, tersusun secara berselang-seling,

berwarna hijau dengan panjang 5-9 cm dan lebar 2,5-3,5 cm; bentuk daun

lonjong dengan ujung runcing dan pangkalnya tumpul serta memiliki tepi daun

yang rata dan pertulangan daun menyirip.

Gambar 4.9 Botooq / Anggrung (Trema orientalis)

Bunga anggrung merupakan bunga majemuk yang muncul dari

axillaris (ketiak daun), panjang mahkota 0,5 cm. Buah berwarna muda hijau

dan akan merubah menjadi cokelat ketika tua dan berisi 4-10 biji untuk

perbanyak secara generatif. Anggrung dipercaya dapat dimanfaatkan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

41

obat penawar racun, cara pemanfaatannya dengan cara merebus bagian akar

anggrung kemudian dikonsumsi dengan meminum air rebusan tersebut.

10. Kerurang / Terong asam (Solanum ferox L)

Gambar 4.10 Kerurang / Terong asam (Solanum ferox L)

Terung asam atau yang biasa disebut juga sebagai terong dayak

merupakan tanaman terna, perenial dan tinggi batang mencapai 1-2 m. Bentuk

batang bulat, berwarna hijau, permukaan batang berbulu ungu dan berduri

tajam. Daun terung asam berbentuk tunggal dan tersebar; panjang tangkai

daun 13-20 cm, berambut ungu dan berduri; helaian bulat telur sampai elips,

tepi berlekuk, ujung runcing, pangkal berbelah, permukaan berbulu, panjang

daun 20-33 cm, lebar 19-30 cm, berwarna hijau, pertulangan daun menyirip,

tulang daun diselimuti rambut berwarna ungu dan duri kuning kehijauan.

Bunga terung asam adalah bunga majemuk dengan 4-10 bunga disetiap

tandan; dan berkelopak 5, berduri, hijau, bagian ujung ditutupi rambut ungu;

mahkota bunga berjumlah 5, berlekatan, betuk bintang dengan panjang 2-2,5

cm, berwarna putih, bagian bawah berambut ungu; memiliki 1 kepala putik

berwarna ungu dan 5 benang sari berwarna kuning. Buang terung asam

berbentuk bulat dengan diamater 2,5-3 cm, permukaan buah halus berwarna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

42

hijau dan akan menjadi kuning ketika matang, di sekitar buah terdapat kelopak

yang menyusun dan menutupi buah.

Biji terung asam berbentuk pipih seperti ginjal dan berwarna kuning.

Terung asam juga memiliki akar tunggang berwarna putih. Akar terung asam

dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti

raja singa, demam, iritasi kulit dan luka luar. Selain akar, biji terung asam juga

berkhasiat untuk mengurangi sakit gigi. Kandungan kimi yang terdapat pada

tanamab terung asam antara lain alkaloid, saponin, flavanoid dan polifenol

(Nurmalina, 2012).

11. Brakat Lutuuq Kuning / Bambu kuning (Bambusa vulgaris)

Gambar 4.11 Brakat Lutuuq Kuning / Bambu kuning

(Bambusa vulgaris)

Bambu kuning atau yang dikenal juga dengan sebutan bambu ampel

merupakan tanaman dari famili poaceae yang berbentuk rumpun, tegak, tinggi

mencapai 10-20 m, diameter batang 4-10 cm, permukaan batang hijau

mengkilap, kuning, atau kuning bergaris-garis hijau; internodus berjarak 20-45

cm, permukaan batang berambut hitam dan dilapisi lilin putih ketika muda dan

berangsur-angsur menjadi halus tak berambut dan mengkilap; nodus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

43

tenggelam. Cabang-cabang muncul dari nodus tengah dan atas dari rumpun.

Selubung rumpun berbentuk segitiga lebar; daun lurus, berbentuk segitiga

lebar (broadly triangular), panjang 4-5 cm dan lebar 5-6 cm, ujung daun

meruncing, berambut pada kedua permukaan daun dan di tepi-tepi daun;

panjang ligula 3 mm, bergerigi (Kebler PJA & Sidiyasa K, 1999).

Bambu kuning merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan Asia

Tropis. Bambu kuning dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,

pada ketinggian 1200 m dpl. Bambu ini dapat tumbuh baik di daerah dataran

rendah dengan kondisi kelembapan udara dan tipe tanah yang luas. Bambu

kuning dipercaya dapat menyembuhkan sakit kuning dengan cara merebus

bagian akarnya untuk diminum air rebusannya.

12. Butaq

Gambar 4.12 Butaq

Butaq merupakan sejenis tanaman yang apabila dilihat secara sekilas

memiliki kemiripan dengan tanaman waru terutama dari bentuk daunnya.

Butaq tumbuh didaerah dengan ketinggin 1200 m dpl, dengan lingkungan

yang lembab dan tanah gambut. Butaq memiliki batang berwarna hijau dengan

tinggi mencapai 2 m, diameter batang 3-5 cm dan terdapat noktah-noktah kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

44

berwarna hitam disekujur batang, sedangkan bagian dari tangkai daunnya

berwarna merah muda.

Daun butaq berwarna hijau dengan bentuk ginjal, pendek dan lebar;

berwarna hijau serta pertulangan daun menyirip, tepi daun tidak bergerigi.

Lebar daun 10 cm, panjang daun 8 cm, permukaan atas dan bawah daun halus

dan licin. Butaq dipercaya memiliki khasiat sebagai penangkal racun oleh

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang.

13. Cahai / kunyit (Curcuma domestica)

Menurut Nurmalina (2012), Tanaman kunyit tumbuh bercabang

dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat,

membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari

pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset)

memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip

dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik

dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan

lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,

tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging

buah merah jingga kekuning-kuningan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

45

Gambar 4.13 Cahai / kunyit (Curcuma domestica)

Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik,

curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit

terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan

tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning

jingga. Bagi masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang, kunyit memiliki

banyak sekali manfaat, selain sebagai bumbu masak, kunyit juga dipercaya

dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk mengurangi rasa nyeri ketika sakit

gigi.

14. Cahai Putiiq / Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Gambar 4.14 Cahai Putiiq / Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

46

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) banyak ditemukan di hutan-

hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar

pemukiman, terutama pada tanah yang gembur, sehingga buah rimpangnya

mudah berkembang menjadi besar. Daerah tumbuhnya selain di dataran

rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di

atas permukaan laut.

Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang

pohonnya terbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daun

tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan

seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50-55cm,

lebarnya 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya

saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwana

hijau tua dengan garis-garis coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30-

90cm, dengan jumlah anakan per rumpun antara 3-9 anak.

Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang

tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha), atau dari

samping batang semunya setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga

umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya

berwarna ungu. Panjang tangkai bunga 3cm dan rangkaian bunga

(inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak terdapat 3-4 bunga.

Rimpang temulawak sejak lama telah dikenal sebagai bahan ramuan obat.

Aroma dan warana khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan

daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Temulawak biasanya

digunakan sebagai precursor dalam pembuatan suplemen untuk menambah

daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan (DEPKESRI, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

47

15. Engkuduuq / Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang

bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang

tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu – abuan atau cokelat kekuning –

kuningan , berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegai empat.

Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah

setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

Gambar 4.15 Engkuduuq / Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.

Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset,

berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun

berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu.

Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi,

berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran.

Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.

Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4cm.

Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

48

tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk

corong, panjangnya bisa mencapai 1,5cm. Benang sari tertancap di mulut

mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk

seperti tandan. Bunganya putih, harum.

Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam

bahkan ada yang berdiameter 7,5-10cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam

sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula

buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah

matang, warnanya putih transparan dan lunak.

Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida,

berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak

mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena

pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak

yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak

atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga

kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotic (Heyne, 1987).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

49

16. Lejaaq Uraakng

Gambar 4.16 Lejaaq Uraakng

Lejaaq uraakng merupakan jenis tanaman yang hidup di habitat yang

lembab dan dengan ketersediaan air tinggi, misalnya di tepi sungai atau danau.

Dari bentuk daunnya dapat dipastikan bahwa lejaaq uraakng masih termasuk

dalam famili Zingiberaceae dan diduga masih termasuk dalam genus

Hedychium hanya saja belum ada sumber yang menyebutkan nama spesiesnya.

Lejaaq Uraakng atau dalam bahasa Indonesianya Jahe Udang memiliki batang

semu berwarna hijau, dimeter batang 2-3 cm, tinggi mencapai 40 cm.

Daun Lejaaq Uraakng berbentuk elliptical yaitu memiliki bagian

tengah daun yang lebar dengan ukuran 5-9 cm, panjang daun 10-18 cm,

pangkal dan ujung daun runcing serta pertulangan daun yang berbentuk

sejajar. Lejaaq Uraakng memiliki bunga berwarna merah muda dengan tangkai

bunga berwarna hijau kehitaman. Tangkai bunga dari Lejaaq Uraakng

memiliki ukuran yang lebih panjang daripada batang Lejaaq Uraakng sendiri,

hal ini menyebabkan bunga Lejaaq Uraakng tidak dapat tumbuh tegak keatas

melainkan tumbuh melengkung ketanah karena tangkai yang tidak mampu

menahan bobot dari bunga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

50

Akar Lejaaq Uraakng berbentuk rimpang seperti jahe yang dapat

menurut Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan untuk mengobati hematuria atau kencing darah.

17. Maralampukng

Gambar 4.17 Maralampukng

Maralampuk termasuk dalam jenis tanaman herba dan hidup dengan

cara merambat. Tinggi tanaman mencapai 75 cm, bentuk batang kecil, lurus,

diameter 1,5 cm, memiliki bulu – bulu halus diseluruh permukaan batang, dan

berwarna hijau. Daun berwarna hijau kekuningan berbentul lanset, ujung daun

runcing, tepi daun rata, permukaan daun dipenuhi oleh bulu-bulu halus dan

lembut ; pertulangan daun menyirip, lebar daun 3 cm, panjang daun 5 cm.

Maralampuk hidup daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, lembab, dan

memiliki teksture tanah gambut. Maralampuk dipercaya memiliki khasiat

untuk mengobati jenis luka luar seperti luka bakar dan tersayat benda tajam,

cara pemanfaatannya dengan menghancurkan seluruh bagian tumbuhan dari

batang hingga daun kemudian ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

51

18. Topus Tongau

Gambar 4.18 Topus Tongau

Apabila dilihat dari cirri morfologinya, Topus Tongau merupakan

tanaman dari suku Zingiberaceae, dan termasuk dalam genus Hedychium.

Topus Tongau memiliki batang semu berwarna hijau, dengan tinggi mencapai

1 m, diameter batang 2-4 cm.

Daun Topus Tongau berbentul eliptical, berwarna hijau dengan

pertulangan daun menyirip. Panjang daun mencapai 30 cm, lebar daun 7-10

cm, permukaan bagian atas dan bawah daun mulus dan licin.

Topus Tongau memiliki bunga dengan kelopak dan mahkota berwarna

putih sedangkan kepala putiknya berwarna merah muda. Akar berbentuk

rimpang, dan memiliki aroma khas seperti aroma mint. Oleh masyarakat suku

Dayak Tunjung Linggang, rimpang Topus Tongau dimanfaatkan sebagai obat

tipes, kecing batu dan penyakit organ genital seperti sipilis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

52

19. Petoot

Gambar 4.19 Petoot

Petot merupakan tanaman sejenis perdu yang tumbuh liar di hutan,

untuk mengenali Petot tidak sulit yaitu dapat dikenali dengan melihat daunnya.

Petot memiliki batang berwarna hijau dengan bulu-bulu halus diseluruh

permukaan batangnya. Petot dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 2 m,

diameter batang 4-6 cm.

Daun Petot berbentuk lanset, dengan pertulangan menyirip, tepi daun

bergelombang, permukaan bagian atas dari daun Petot berwarna hijau tetapi

memiliki corak lurus membujur berwarna putih di bagian tengah daun

sedangkan permukaan bagian bawah berwarna hijau. Lebar daun Petot 5-7

cm, panjang 10-15 cm.

Tidak diketahui apakah Petot memiliki bunga akan tetapi Petot

memiliki buah berwarna hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi

warna kuning ketika matang. Buah petot memiliki ukuran seperti kelereng.

Daun petot memiliki khasiat untuk mengobati luka dalam. Biasanya orang

Dayak Tunjung Linggang memanfaatkan Petot dengan cara merebus daunnya

dan air hasil rebusannya dikonsumsi dengan cara diminum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

53

20. Engkapaaq / Kadaka (Asplenium nidus)

Gambar 4.20 Engkapaaq / Kadaka (Asplenium nidus)

Engkapaaq atau yang disebut juga sebagai kadak merupakan tanaman

sejenis paku-pakuan. Tanaman ini mudah dikenal karena tajuknya yang

besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai

daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah,

dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi

bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung

memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan

membentuk semacam "sarang" yang menumpang pada cabang-cabang pohon.

"Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit

lainnya.

Paku ini kebanyakan epifit, namun sebetulnya dapat tumbuh di mana

saja asalkan terdapat bahan organik yang menyediakan hara. Karena

merupakan tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan. Kadaka

dimanfaatkan sebagai obat sakit perut dengan cara meminum air rebusan

akarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

54

21. Gaharaaq

Gambar 4.21 Gaharaaq

Gaharaaq merupakan tumbuhan perdu yang hidup di habitat yang

lembab, dekat dengan sumber air seperti di tepi sungai, danau bahkan dapat

juga ditemukan didalam hutan dengan tingkat curah hujan tinggi. Gaharaaq

memiliki batang dengan tinggi mencapai 5 m, diameter batang 5-8 cm. daun

Gaharaaq berwarna hijau, tiper pertulangan daun menyirip, lebar daun 7-10

cm, panjang daun mencapai 35 cm, tepi daun bergelombang. Sistem perakaran

tunggang, selain itu Gaharaaq tidak memiliki buah.

Gaharaaq dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati penyakit

herpes, masyarakat suku dayak tunjung linggang memanfaatkan tanaman ini

dengan cara mengambil daunnya untuk dihancurkan hingga halus kemudian

dicampur dengan bedak dari beras lalu ditempelkan ada bagian tubuh yang

terkena herpes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

55

22. Gaka Bruerai (Abrus precatorius L).

Gambar 4.22 Gaka Bruerai (Abrus precatorius L).

Bruerai merupakan sejenis tumbuhan merambat dan hidup dengan

membelit inang (epifit). Di Indonesia bruerai juga dikenal sebagai saga rambat

atau saga telik. Batang bruerai berukuran kecil, panjang dapat mencapai 10 m,

diameter batang 2-3 cm. Daun bruerai adalah tipe daun majemuk berbentuk

bulat telur, berukuran kecil menyerupai daun Tamarindus indica. Bruerai

mempunyai biji yang berwarna jingga kemerahan dengan warna hitam pada

bagian yang runcing dari salah satu sisi biji. Biji dari bruerai dikenal beracun

sehingga tidak dianjurkan untuk dimakan.

Daun bruerai dipercaya memiliki khasiat untuk mengatasi

permasalahan kesehatan seperti keputihan dan sariawan. Beberapa sumber

juga mengatakan bahwa daun bruerai yang dikombinasikan dengan daun sirih

akan meningkatkan kemampuan penyembuhan sariawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

56

23. Gaka Kedoot (Aglaia borneensis Merr.)

Tinggi tanaman ini sekitar 2-6 meter, batangnya berkayu, bercabang

banyak, dan tangkainya berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam. Daunnya

bersifat majemuk dan menyirip ganjil yang tumbuh berselang-seling dengan

anak daun 3-5 buah. Anak daun ini bertangkai pendek, berbentuk bundar

dengan panjang 3-6 sentimeter (cm), dan lebar 1-3,5 m.

Gambar 4.23 Gaka Kedoot (Aglaia borneensis Merr.)

Ujung dan pangkal daun meruncing dan permukaannya licin mengilap

terutama daun muda. Bagian yang dimanfaatkan biasanya bunga, daun,

batang, dan ranting. Bagian bunganya berkhasiat untuk mengatasi beragam

gangguan kesehatan seperti sariawan dan diare.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

57

24. Ngelagit

Gambar 4.24 Ngelagit

Ngelagit merupakan tanaman jenis liana yang termasuk dalam famili

Verbenaceae dan hidup di hutan tropis. Tanaman ini bukanlah parasit hanya

saja dapat melemahkan tumbuhan lain yang menjadi penyangganya dan

membuat tumbuhan yang menyangganya tidak mendapatkan cahaya yang

cukup.

Tinggi ngelagit tidak diketahui, bergantung pada jenis inang. Daun

ngelagit berbentuk bulat telur terbalik, ujung berbentuk bulat, pangkal runcing,

ukuran daun 20 x 8 cm, pertulangan daun menyirip, permukaan daun bagian

atas berwarna hijau tua, licin (tidak memiliki trikoma), permukaan bagian

bawah berwarna hijau muda.

Batang ngelagit berkayu, diameter 10-15 cm berwarna abu abu.

Ngelagit dikenal memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga dapat

digunakan sebagai salah satu sumber air darurat bagi orang yang kehabisan

persediaan air di hutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

58

25. Lemonuq

Gambar 4.25 Lemonuq

Lemonuq merupakan tumbuhan perdu yang habitatnya berada di

daerah yana memiliki kadar air tinggi seperti tepi sungai, tepi danau, atau

hutan tropis dengan ketinggian hingga 1200m dpl. Lemonuq dapat tumbuh

tinggi mencapai 2 m, diameter batang 5-9 cm, warna batang kelabu.

Daun lemonuq berbentuk oval, bagian ujung dan pangkal runcing,

panjang daun 15-20 cm, lebar 8-12 cm, pertulangan daun menyirip,

permukaan bagian atas dan bawah daun dipenuhi oleh bulu-bulu halus. Warna

permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua kemerahan, permukaan

bagian bawah berwarna hijau muda. Buah dan bunga tidak diketahui.

Lemonuq dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati sakit perut dan

keracunan dengan cara merebus akarnya kemudian meminum air rebusannya.

26. Mukng Baluuq

Mukng Baluq merupakan tanaman jenis perdu yang dapat tumbuh

hingga ketinggian 8 m dengan diameter batang 6-15 cm. Daun Mukng Baluq

dapat dikatakan sangat besar apabila dibandingkan dengan tinggi tanaman dan

diameter batang dikarenakan daun yang berbentuk bulat telur terbalik ini

memiliki ukuran dengan panjang 25-30 cm, lebar 10 cm, ujung daun tumpul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

59

pangkal tumpul, terdapat organ seperti sayap pada tangkai daun, warna

permukaan daun bagian atas hijau tua, permukaan bagian bawah hijau muda,

tepi daun rata, pertulangan daun menyirip dan permukaan bagian atas kasar.

Gambar 4.26 Mukng Baluq

Mukng Baluq dapat ditemukan di daerah hutan tropis, atau perbukitan

terutama daerah yang berupa lereng gunung. Daunnya yang sangat lebar

merupakan ciri utama dari Mukng Baluq sehingga mudah dikenali. Mukng

baluuq berkhasiat sebagai anti swelling atau mengobati bagian tubuh yang

bengkak, cara pemanfaatannya yaitu dengan merebus bagian daunnya untuk

kemudian diminum air rebusannya.

27. Gaka Omang

Gaka Omang merupakan tanaman jenis herba, hidup menjalar diatas

tanah, tidak epifit. Panjang Gaka Omang diperkirakan mencapai 3 m, diameter

3-5 cm, bentuk batang berbuku-buku, batang berwarna hijau sedangkan pada

bagian pangkal (dekat akar) berwarna putih kekuningan. Daun berbentuk oval,

lebar daun 3-5 cm, panjang daun 7-13 cm, pertulangan daun menyirip,

berwarna hijau, tepi daun rata, permukaan atas dan bawah daun licin dan

mulus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

60

Gambar 4.27 Gaka Omang

Akar Gaka Omang memiliki anak akar yang berfungsi sebagai alat

untuk menyerap makanan dan unsure hara yang ada didalam tanah. Habitat

Gaka Omang merupakan daerah yang lembab, tanah yang gembur seperti di

tepi sungai, dipegunungan khususnya daerah lereng gunung. Gaka omang

memiliki khasiat untuk menyembuhkan luka luar dengan cara menghancurkan

semua bagian tanaman untuk mendapatkan getahnya kemudian dioleskan pada

bagian tubuh yang terluka.

28. Geringakng / Ketepeng cina (Cassia alata L.)

Ketepeng cina merupakan perdu tegak, berumur 1-2 tahun, cabang

banyak, batang muda berwarna hijau. Tinggi mencapai 3 m. Daun majemuk

menyirip genap, tangkai daun panjang, terdiri dari 5-12 pasang anak daun.

Anak daun bulat panjang ada pula yang bulat telur. Panjang daun 3-15 cm,

lebar 2,5-9 cm. tangkai pendek 1-2 cm, warna hijau, pangkal dan ujung daun

tumpul, tepi daun rata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

61

Gambar 4.28 Geringakng / Ketepeng cina (Cassia alata L.)

Bunga tersusun dalam tandan yang panjang, tumbuh dari ujung cabang,

mahkota bunga warna kuning, jumlah tandan bung 3-8 buah. Buah polong,

panjang 10-20 cm, lebar 12-15 mm, segi empat, bersayap. Buah muda warna

hijau, buah matang hitam dan pecah. Biji terdapat dalam buah, berjumlah +50-

70, warna coklat muda, bentuk bulat telur pipih, meruncinng di bagian

pangkal. Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji.

Tumbuhan ini hidup liar di lahan terbuka atau agak terlindung, pinggir

hutan, semak-semak belukar, tanah yang agak lembap, dekat ddengan sumber

air, atau lahan terlantar. Tumbuhan ini merupakan gulma pada tanaman

tahunan sereti karet, kelapa, dan kelapa sawit (Kebler PJA & Sidiyasa K,

1999).

29. Geriq / Kemiri (Aleurites moluccana)

Kemiri merupakan tanaman yang hidup didaerah tropis, ciri-ciri kemiri

adalah pohon besar; dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m.

Pepagan abu-abu, sedikit kasar berlentisel. Daun muda, ranting, dan karangan

bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek, dan berwarna perak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

62

mentega; seolah bertabur tepung. Dari kejauhan tajuk pohon ini nampak

keputihan atau keperakan.

Gambar 4.29 Geriq / Kemiri (Aleurites moluccana)

Daun tunggal, berseling, hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm,

dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar

telur, bundar telur lonjong atau menyegitiga, berdiameter hingga 30 cm,

dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya,

bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya.

Perbungaan dalam malai thyrsoid yang terletak terminal atau di ketiak

ujung, panjang 10-20 cm. Bunga-bunga berkelamin tunggal, putih, bertangkai

pendek. Bunga-bunga betina berada di ujung malai payung tambahan; bunga-

bunga jantan yang lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di sekelilingnya,

berjumlah lebih banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk lanset, bertaju-

5, panjang 6-7 mm pada bunga jantan, dan 9-10 mm pada bunga betina. Buah

batu agak bulat telur gepeng, 5-6 cm × 4-7 cm, hijau zaitun di luar dengan

rambut beledu, berdaging keputihan, tidak memecah, berbiji 2 atau 1. Biji

bertempurung keras dan tebal, agak gepeng, hingga 3 cm × 3 cm; dengan

keping biji keputihan, kaya akan minyak. Geriq / kemiri memiliki khasiat

untuk menyembuhkan sakit malaria dan typhus (Suprapto, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

63

30. Isak-Isik

Gambar 4.30 Isak-Isik

Isak – isik merupakan tanaman herba yang dapat ditemukan didaerah

yang lembab dan memiliki kandungan air yang tinggi misalnya tepi sungai,

danau, maupun lereng perbukitan. Isak isik berukuran kecil dengan tinggi

maks 15 cm, tanaman ini hanya memiliki batang semua berupa tangkai yang

langsung menjadi tangkai daun sehingga tubuh utama dari tanaman ini tidak

terlihat. Bentuk dan isak-isik lanset memanjang, lebar daun 2-2,5 cm, panjang

daun 3-5 cm, pelepah daun 2-3 cm, pertulangan daun menyirip dan berwarna

hijau. Akar isak – isik berbentuk rimpang kecil, tebal, diameter akar 1-1,5 cm.

Isak-isik memiliki khasiat untuk mengobati luka luar dengan cara

menghancurkan seluruh bagian tumbuhan kemudian dioleskan pada bagian

tubuh yang terluka.

31. Jamuuq / Jambu Biji (Psidium guajava)

Jambu biji memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus) yang

bentuknya kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah,bercabang cabang banyak

dan cabang-cabangnya bercabang lagi. Sehingga memberi kekuatan yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

64

besar pada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat

menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

Gambar 4.31 Jamuuq / Jambu Biji (Psidium guajava)

Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan permukaannya licin dan

terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batangnya tegak

lurus (erectus). Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau

virgula sucre scens) yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek

yang selain daun juga merupakan pendukng bunga dan buah.

Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya

berada ditengah-tengah dan memiliki bangun jorong karena perbandingan

panjang : lebarnya adalah 2 : 1. Jambu biji memiliki ujung yang tumpul, Ujung

tumpul, tepi daun rata.

Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip (penninervis)

yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar

tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan

sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki khasiat sebagai obat diare (Suprapto,

2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

65

32. Jemewer / sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang

tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika.

Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai

semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran

rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat

tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32

derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90%

dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain:

sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait,

bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura),

sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina).

Gambar 4.32 Jemewer / sambiloto (Andrographis paniculata)

Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang,

memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika),

obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa

kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

66

farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan

takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah

yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid. Selain itu, daun

Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit typhus dengan

cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air

rebusannya (Nurmalina, 2012).

33. Juakng Nayuq / Hanjuang Merah (Cordyline terminalis)

Gambar 4.33 Juakng Nayuq / Hanjuang Merah

(Cordyline terminalis)

Tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai tanaman hias, Tanaman

kuburan, dan tanaman pagar. Daun tunggal, berbentuk lanset lebar, berwarna

merah tua, merah kecoklatan atau hijau. Bunga berbentuk malai, panjang

sekitar 30 cm, berwarna hijau keunguan atau kuning muda. Buah berbentuk

bola, berwarna merah mengkilat.

Tanaman ini berasal dari Asia Timur, dan hidup di dataran rendah

sampai ketinggian 1900 m dpl. Perbanyakan tanaman menggunakan stek

batang atau stumb. Stek digunakan batang tanaman yang keras sepanjang 5-10

cm. Sedangkan stumb dengan membuang daun yang ada dan memasukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

67

sepertiga tanaman kedalam tanah. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti

tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga

kelembaban tanah. Disamping itu dibutuhkan pemupukan terutama pupuk

dasar. Hanjuang memiliki rasa manis, hambar, dan bersifat menyejukkan.

Kandungan kimia dari tumbuhan ini belum banyak diketahui, tetapi kegunaan

tumbuhan ini telah banyak diketahui, di antaranya menyejukkan darah,

menghentikan pendarahan, dan menghilangkan bengkak karena memar (anti

swelling) (DEPKESRI, 2006).

34. Kajuuq Narakng

Informasi mengenai bentuk dan ciri morfologi mengenai tanaman ini

masih sangat jarang, hal ini dikarenakan tanaman ini sangat susah untuk

ditemukan, bahkan dari beberapa pengakuan warga, Kajuuq Narakng hanya

bisa ditemukan apabila nasib kita sedang beruntung. Berdasarkan gambaran

dari warga, Kajuuq Narakng merupakan tumbuhan berkayu, dengan

ketinggian mencapai 10-15 m, diameter batang 50-80 cm, akar berbentuk

tunggang, bentuk daun tidak diketahui akan tetapi pohon ini memiliki ciri khas

yaitu kulitnya yang berwarna hitam mirip seperti arang. Apabila dilihat secara

sepintas, kita tidak akan bisa membedakan antara Kajuuq Narakng dengan

arang biasa. Kajuuq Narakng hidup didaerah tropis dengan ketinggian hingga

1200 m dpl. Kajuuq Narakng dipercaya dapat dimanfaatkan sebagai anti bisa

hewan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

68

35. Kajuuq Nriokng

Kajuuq Nriokng merupakan tanaman sejenis perdu yang pada awalnya

di budidaya di pekarangan rumah, akan tetapi karena sifatnya yang gampang

tumbuh dan menyebar sehingga terkadang dianggap sebagai tanaman

pengganggu. Kajuuq Nriokng memiliki bentuk batang tegak dengan tinggi

mencapai 1 m, diameter 2 cm, batang berwarna merah.

Gambar 4.34 Kajuuq Nriokng

Daun Kajuuq Nriokng berbentuk lanset dengan ujung runcing dan

pangkal tumpul; daun berwarna hijau dengan panjang 3-7 cm, lebar 2-3 cm,

tumbuh secara tersebar diseluruh permukaan batang, pertulangan daun

menyirip, tepi daun bergerigi dan tangkai daun berwarna merah muda. Kajuuq

nriokng dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati penyakit wasir dan

ambeien.

36. Gedakng / Pepaya (Carica papaya)

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,

tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

69

spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai

yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap

ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.

Gambar 4.35 Gedakng / Pepaya (Carica papaya)

Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah

dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit).

Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan

kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah

ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat

tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat

dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan

tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar

pucuk.

Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya

meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau

muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina

dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

70

disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan

buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal,

berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah

berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam

lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya,

biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah. Pepaya

diketahui memiliki khasiat sebagai obat malaria melalui daunnya yang direbus

kemudian dikonsumsi (Suprapto, 2000).

37. Pelehet (Psychotria viridiflora Thw.)

Gambar 4.36 Pelehet (Psychotria viridiflora Thw.)

Pelehet merupakan sejenis semak dengan ketinggian mencapai 8 m dan

diameter batang mencapai 14 cm. Daun tumbuh secara berlawanan,

pertulangan daun menyirip, panjang daun 8-10 cm, lebar daun 3-6 cm. warna

permukaan daun bagian atas hijau tua, permukaan bagian bawah hijau muda.

Permukaan daun licin dan mulus, tepi daun rata dan bentuk daun lanset.

Pelehet memiliki bunga dengan diameter 4 mm berwarna putih, kuning,

hingga merah muda. Buah pelehet berdiameter 9 mm, berwarna merah hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

71

ungu. Pelehet hidup didataran dengan ketinggiann sekitar 600 m dpl. Biasanya

ditemukan di sepanjang tepi sungai, lereng gunung, dan hutan tropis.

38. Keranyiiq /Asam Keranji (Dialium indum)

Keranyiiq merupakan tanaman dengan habitus berupa pohon yang

dapat tumbuh dengan mencapai ketinggian 10-25 m. Bentuk batang tegak,

bulat, percabangan simpodial, berduri dan berwarna putih. Akar keranyiiq

merupakan akar tunggang.

Gambar 4.37 Keranyiiq /Asam Keranji (Dialium indum)

Daun keranyiiq merupakan daun majemuk, dengan letak berselang-

seling, pertulangan menyirip, bentuk daun lanset, tepi daun rata, panjang daun

2-4 cm, lebar 1-2 cm. Buah keranyiiq berbentuk seperti polong, berwarna

hijau ketika masih muda dan berwarna merah kehijauan ketika matang.

Teksture biji bulat pipih, memiliki selaput biji berwarna putih, permukaan biji

licin berwarna hitam. Keranyiiq hidup di hutan dipterocarpae campuran,

ketinggian dataran hingga 1200 m dpl. Biasanya hidup didaerah pegunungan,

tanah berpasir. Keranyiiq dipercaya memiliki khasiat sebagai obat luka luar

dengan cara mengambil bagian daunnya untuk dihancurkan kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

72

ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka, luka luar yang dimaksud

biasanya berupa luka akibat tersayat benda tajam.

39. Ketikookng / Kayu Kuning (Arcangelisia flava L. Merr.)

Gambar 4.38 Ketikookng / Kayu Kuning

(Arcangelisia flava L. Merr.)

Tumbuhan ini berupa liana, panjangnya dapat mencapai ± 10 m,

batang utama sebelum bercabang dua besarnya seperti lengan/betis orang

dewasa, batang tersebut mengandung air, batang dan cabangnya liat, dalam

batang berwarna kuning dan rasanya pahit. Bentuk daun bundar telur sampai

lonjong/elip yang meruncing di bagian ujung, permukaan daun hijau

mengkilat.

Perbungaan malai, terdapat pada batang tua atau di ketiak daun, warna

bunga kuning pucat. Pada batang atau cabang-cabang yang besar terdapat

tandan buah yang menggantung, buah berwarna kuning, terdiri atas daging

buah yang berlendir dan biji besar, pipih. Kayu Kuning dapat dijumpai di

Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sebagian di Irian.

Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai ketinggian ± 800 m dpl. Ketikoong

memiliki khasiat sebagai suplemen untuk menambah daya tahan tubuh

maupun vitalitas (bagi laki-laki).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

73

40. Krehau / Meniran Hutan (Callicarpa longifolia)

Krehau atau meniran hutan merupakan tanaman sejenis semak yang

dapat tumbuh hingga 6 m dengan diameter batang 11 cm. Daun tumbuh

secara berhadapan, seluruh permukaan daun dan batang ditutupi oleh bulu-

bulu halus. Buang berwarna putih hingga merah muda kebiruan dengan

diameter 2 mm. Buah krehau berwarna putih dengan diameter 2 mm.

Gambar 4.39 Krehau / Meniran Hutan

(Callicarpa longifolia)

Krehau hidup didaerah dengan iklim tropis dengan habitat di hutan

dipterocarpae dengan ketinggian hingga 400 m dpl. Tanaman ini juga sering

ditemukan di tepi sungai, lereng bukit, daerah padang pasir, dan daerah batuan

kapur. Krehau dimanfaatkan oleh suku Dayak Tunjung Linggang sebagai

bahan untuk membuat ramuan semacam bedak atau lotion untuk mengobati

alergi kulit dengan cara menghancurkan bagian daunnya kemudian di oleskan

pada bagian tubuh yang terkena alergi (Oswald, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

74

41. Kunceekng / Harendong (Melastoma affine)

Gambar 4.40 Kunceekng / Harendong (Melastoma affine)

Harendong merupakan tanaman sejenis semak dengan tinggi tanaman

mencapai 6 m. daun Harendong berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan

panjang antara 6-12 cm dan lebar 2-4 cm. permukaan rambut dan batang

ditutupi oleh rambut halus. Batang harendong berwarna merah hingga orange

dengan diameter mencapai 8 cm. tanaman ini banyak terdapat didaerah yang

memiliki iklim tropis. Harendong dipercaya memiliki berbagai khasiat mulai

dari sebagai penangkal racun, mempercepat proses pembekuan darah dll.

Selain mudah dikenal karena memiliki ciri yang khas, Tanaman ini juga sangat

mudah ditemukan di tepi jalan, lapangan, hutan dll (Oswald, 1995).

42. Labuuq Biasa / Labu Siam (Sechium edule)

Tanaman Labu Siam termasuk tanaman merambat, atau menjalar. Untuk

itu sebaiknya kalau berkebun Labu Siem paling baik mempergunakan anjang-

anjang. Asli Amerika Selatan, daunnya berbentuk lekuk tangan, sedangkan

buahnya berbentuk genta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

75

Gambar 4.41 Labuuq Biasa / Labu Siam (Sechium edule)

Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah

yang menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sayur lodeh, oseng-oseng, atau

sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya biasa dibuat lalap, diasak oseng-

oseng, sebagai teman makan nasi.

Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya

mengandung saponin, flafonoid, dan polifenol, Daging buahnya terdiri dari 90

persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2

persen abu dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25

mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat

kimia yang berkhasiat obat (Dalimartha, 2007).

43. Lancikng

Lancikng merupakan tanaman jenis perdu yang hidup di hutan tropis,

lereng gunung. Pohon Lancking tumbuh tegak, percabangan simpodial,

memiki tinggi mencapai 4 m, diameter batang 3-5 cm, warna batang kelabu

dan sistem perakaran tunggang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

76

Gambar 4.42 Lancikng

Daun lancikng berbentuk oval dengan bagian ujung runcing sedangkan

bagian pangkalnya tumpul, panjang daun diperkirakan 15-20 cm, lebar daun 5-

8 cm, warna permukaan daun bagian atas hijau tua sedikit kusam sedangkan

warna permukaan daun bagian bawah hijau muda dan ditutupi oleh bulu-bulu

halus. Sistem pertulangan daun lancikng menyirip dan sedikit melengkung

serta memiliki tepi daun yang rata. Lancikng dipercaya sebagai obat

keputihan pada wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

77

44. Luukng

Gambar 4.43 Luukng

Luukng merupakan tumbuhan sejenis talas. Talas atau taro merupakan

tumbuhan asli daerah tropis. sentrum asal tanaman talas adalah dataran Cina

dan India. Luukng hidup ditepi sungai maupun tepi danau, perbedaannya

dengan talas biasa adalah luukng memiliki batang berwarna merah, umbinya

berwarna merah, sedangkan daunnya berwarna hijau kemerahan. Luukng

dipercaya memiliki khasiat sebagai penawar racun.

45. Nyelutuui Putaakng / Jelutung (Dyera costulata)

Pohon jelutung tingginya mencapai80 meter, diameter 30 cm. Kulit

batang berwarna abu-abu gelap atau hitam, licin. Kayunya dapat di bentuk

menjadi kerajinan dengan mudah. Sering digunakan untuk bahan pembuatan

peti mati, pensil, mainan anak-anak, dan plywood yang relatif murah. Sebelum

diganti dengan Hevea brasiliensis dari Amerika Serikat, jenis ini dijadikan

sumberdaya penghasil karet yang potensial. Sampai saat ini, getah jelutung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

78

digunakan sebagai bahan dasar permen karet, meskipun telah ditemukan

sumberdaya lain yang lebih baik, misalnya sebagai obat disentri.

Gambar 4.44 Nyelutuui Putaakng / Jelutung (Dyera costulata)

Tinggi pohon mencapai 25-45 m dengan tajuk tipis serta berdaun

tunggal yang duduk melingkar pada ranting sebanyak 4-8 helai. Panjang

batang bebas cabang 15-30 m dan diameter dapat mencapai 100 cm. Batang

berbentuk silindris dan kulit luarnya berwarna kelabu kehitama. Pohon tidak

berbanir dan mengeluarkan getah putih seperti susu kental.

46. Limau Bintakng / Jeruk Pepaya (Citrus medica var. proper L.)

Gambar 4.45 Limau Bintakng / Jeruk Pepaya

(Citrus medica var. proper L.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

79

Pohon jeruk papaya tidak berbeda dengan pohon jeruk lainnya hanya

saja jeruk papaya memiliki perbedaan pada bentuk buahnya yang mirip seperti

papaya, di kalangan masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang, tanaman ini

dikenal dengan limau bintakng karena apabila diris secara membujur maka

bagian dalam dari jeruk ini akan terlihat speeti bentuk bintang. Buah jeruk

papaya berukuran 20-25 cm, berdiameter 10 cm. Kulit jeruk papaya sangat

tebal hingga isinya tidak dapat dapat dimakan karena sari buahnya sedikit dan

rasanya sangat asam karena itu bagian yang dapat dimanfaatkan dari jeruk ini

yaitu buah mulai dari kulit hingga isinya. Jeruk pepaya diperkirakan hanya

tumbuh dikawasan hutan pegunungan akan tetapi bukan tidak mungkin untuk

dijumpai didataran rendah. Jeruk papaya diketahui memiliki khasiat sebagai

obat asthma, batuk dan asam urat.

47. Lunuuk Dukutn

Gambar 4.46 Lunuuk Dukutn

Lunuuk dukutn merupakan tumbuhan berkayu yang hidup didaerah

dataran rendah. Tumbuhan ini apabila dilihat secara sekilas sangat mirip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

80

dengan tanaman ketapang akan tetapi perbedaannya adalah Lunuuk dukutn

tidak memiliki buah.

Lunuuk dukutn dapat tumbuh hingga mencapai 5-10m, diameter

batang 20-40cm, daun berwarna hijau berbentuk bulat telur, pertulangan daun

menyirip, dengan lebar 20cm dan panjang 35cm, percabangan simpodial serta

sistem perakaran nya tunggang. Tumbuhan ini dipercaya memiliki khasiat

sebagai penawar racun dengan cara merebus akarnya untuk diminum air

rebusannya.

48. Marauleq / Pasak Bumi (Eurycoma longifolia)

Gambar 4.47 Marauleq / Pasak Bumi

(Eurycoma longifolia)

Pasak Bumi adalah pohon kecil hingga 15 m tinggi. Tanaman

dioecious (bunga pada tanaman adalah baik laki-laki atau perempuan). Daun

majemuk, panjang, dan penuh di ujung cabang. Ketika daun jatuh mereka

meninggalkan bekas luka besar di batang.

Daun adalah ovate. Bunga berkelamin tunggal; laki-laki selalu dengan

putik steril, perempuan selalu dengan benang sari steril. Buah ellipsoid atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

81

bujur telur, 10-20 x 5-12 mm, hijau ke merah kehitaman ketika masak. Pasak

Bumi cendrung hidup didaerah asam dan tanah berpasir di ketinggian rendah

hingga 700 m dpl. Tanaman ini biasanya tumbuh di hutan pantai, hutan primer

dan sekunder, hutan Dipterocarpae campuran dan juga di hutan lindung. Akar

pasak bumi diketahui memiliki khasiat sebagai obat malaria dan sebagai

precursor untuk pembuatan jamu vitalitas pria.

49. Nancakng / Mahang (Macaranga mappa)

Mahang merupakan jenis pohon dengan ketinggian hingga 25 m dan

diameter 55 cm. Batang lurus, bulat, tidak berbanir, berkulit halus dengan

warna coklat muda abu-abu. Tajuk agak melebar dan tidak seberapa lebat.

Daun tunggal berbentuk bulat telur yang melebar dan bercagap dalam tiga.

Permukaan bawah daun putih, berbuku halus dengan urat daun menjari. Daun

yang berbentuk setengah bulatan.

Gambar 4.48 Nancakng / Mahang (Macaranga mappa)

Bunga berdiameter sekitar 0,5 mm, berwarna hijau kekuningan, yang

merupakan bagian dari malai besar. Buah berdiameter sekitar 10 mm berwarna

abu-abu kuning, Biasanya hidup dihutan dipterocarpae atau daerah yang dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

82

dengan pantai dan dipengaruhi pasang-sungai, di sepanjang jalan dan di

perbukitan serta pegunungan. Sebagian besar pada tanah berpasir atau berbatu.

Dengan ketinggian hingga 1400 m dpl. Akar dan batang nancakng memiliki

khasiat sebagai obat sakit perut / diare sedangkan getahnya dipercaya dapat

menyembuhkan sariawan.

50. Nilapm / Nilam (Pogostemon cablin)

Nilam merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang didalam

industri kimia dipergunakan sebagai bahan membuat produk wewangian

(parfum), farmasi (obat alergi), kosmetika, pengawetan barang dan bahan

industri lainnya. Nilam dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah dengan

ketinggian 0-1.200 m dpl. Nilam juga dapat tumbuh dan berproduksi secara

optimum pada daerah dengan ketinggian 10-400 m dpl.

Gambar 4.49 Nilapm / Nilam (Pogostemon cablin)

Curah hujan dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman 2.300-3.000

mm/tahun. Suhu udara antara 24-28 derajat Celcius dengan kelembapan di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

83

75%. Agar produksi minyak nilam optimal diperlukan, intensitas penyinaran

matahari sekitar 75-100% (DEPKESRI, 2006).

51. Nturuui

Nturuui merupakan tanaman sejenis perdu yang hidup dihutan tropis,

padang rumput, lereng gunung maupun tepi sungai. Nturui dapat tumbuh

hingga mencapai ketinggian 5 m dengan diameter batang 10-15 cm, warna

batang kelabu dan sistem perakaran tunggang.

Gambar 4.50 Nturuui

Nturui memiliki daun dengan bentuk palmate yaitu pertulangan daun

menjari, jumlah ujung daun dalam setiap daun 5 yaitu 3 dibagian ujung daun

sedangkan pada bagian pangkal terdapat ujung dan yang terlihat seperti sayap

pada pertulangan daun. Warna daun nturui hijau tua, permukaan bagian atas

dan bawah sedikit kasar, teskturnya tebal. Panjang daun nturui mencapai 15

cm, lebar daun pada bagain yang menyatu 6-10 cm. Daun nturuui dipercaya

memiliki khasiat sebagai obat herpes, cara pemanfaatannya dengan cara

menghancurkan daunnya kemudian dijadikan semacam lotion kemudian di

oleskan pada bagian tubuh yang terkena herpes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

84

52. Paatn / Pinang (Areca catechu)

Pohon pinang batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m

dengan diameter 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun,

pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek;

helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung

sobek dan bergerigi.

Gambar 4.51 Paatn / Pinang (Areca catechu)

Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah

rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai

pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1

bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun

dalam 2 baris yang tertancap dalam alur.

Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina

panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1. Buah buni bulat

telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5-7 cm, dengan dinding

buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti

jala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

85

Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia

Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran

orang makan sirih, selain gambir dan kapur.

Biji pinang mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine)

dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat

merangsang otak. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan

untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita.

Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa

pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain

arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur

lainnya.

Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk

mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan. Biji ini juga

dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak

(Heyne, 1987) .

53. Pacar / Pacar Cina (Aglaia odorata)

Gambar 4.52 Pacar / Pacar Cina (Aglaia odorata)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

86

Pacar Cina merupakan tanaman sejenis semak yang berbentuk tinggi,

gundul, tegak. Tinggi tanaman pacar cina berkisar antara 2-5 m. Daun bersifat

polimorfi, majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling panjang sekitar 13

cm, helaian daun 3-9 umumnya 5, tangkai induk (rachis) tanpa atau bersayap

sempit, dengan beberapa sisik atau rambut bintang atau gundul. Helaian anak

daun; gundul, panjang 1,5-11 cm, lebar 1-4,5 cm. bertangkai pendek,

berbentuk sudip sampai bulat telur terbalik memanjang. Tangkai anak daun

berdiameter 1-4 mm. Bunganya rapat, panjang 5cm - 6 cm berwarna kuning

dan berbau harum, sedangkan buahnya bulat lonjong, merah, dengan 1-3 biji.

Pacar Cina tumbuh menyebar namun biasanya dalam satu tempat dan

ditemukan di malai hijau primer dan hutan yang tumbuh kembali setelah

bencana, sedang sepanjang pesisir, di atas ketinggian 700 m dpl.

Pacar cina berkhasiat menyembuhkan perut kembung, sukar menelan,

batuk, bisul dan mempercepat persalinan karena mengandung minyak atsiri,

alkaloid, serta garam-garam mineral. Pacar cina juga terbukti dapat menekan

penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman

tomat. Bunga keringnya dapat digunakan sebagai bahan penambah aroma teh

hijau (Suprapto, 2000).

54. Paku Atai / Paku Sayur (Diplazium esculentum)

Paku sayur merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di lembah-

lembah di pinggir sungai terlindung pada tanah yang kaya bahan organik.

Dapat tumbuh dari ketinggian 350 m -1600 m dpl.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

87

Gambar 4.53 Paku Ataai / Paku Sayur (Diplazium esculentum)

Daun paku sayur bertipe majemuk, pertulangan menyirip, bentuk daun

lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 5-6 cm, lebar 1-

2 cm, tangkai silindris, berambut, pertulangan menyirip, hijau. Ental yang

muda ditutupi oleh sisik berwarna coklat muda. Tersusun atas 15 pasang anak-

anak daun panjangnya 40 cm dan lebarnya 8 cm.

Tekstur daun agak kaku dengan tepi bergigi berwarna hijau gelap.

Batang tegak nampak berdaging dengan ental banyak mencapai panjang 1,2 m

lebih. Akar Serabut, berwarna hitam. Sori tumbuh di sepanjang urat anak daun

pada ketiak anak daun tumbuh tunas untuk perbanyakan diri. Spora dihasilkan

pada sporofil, terutama di permukaan bawah daun, berwarna coklat. Paku atai

dipercaya memiliki khasiat sebagai penambah darah, cara pemanfaatannya

yaitu dengan mengkonsumsi daunnya yang sudah diolah menjadi makanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

88

55. Paku Parapm / Paku Pedang (Nephrolepis sp)

Gambar 4.54 Paku Parapm / Paku Pedang (Nephrolepis sp)

Paku pedang memiliki batang berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini

terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. umumnya

merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m

tinggi. Warna batang kecoklatan. Permukaan halus akan tetapi seperti tedapat

rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.

Daun pada spesies ini terdapat percabangan pada tulang daun. Ujung

dari urat daunnya yang menjari tidak sampai menyentuh tepi daun dan bebas,

pada ujung urat daun perdapat sporangium yang tertata dengan rapi

disepanjang tepi daun. Daun tumbuhan paku ada beberapa macam, yaitu

tropofil (daun khusus untuk fotosintesis, tidak mengandung spora), sporofil

(daun penghasil spora), dan yang kecil-kecil disebut mikrofil, dan yang besar

disebut makrofil. Pada spesiens ini daunnya termasuk mikrofol. Ujungnya

seringkali bebas, ada yang tidak mencapai tepi, sampai atau sangat dekat

dengan tepi atau bahkan sampai diluar tepi daun seperti pada

Hymenophyllaceae (Backer, 1972).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

89

Tumbuhan ini memiliki permukaan daun yang halus dan bersisik.

Ukuran pada umumnya panjang mencapai 2 cm dengan lebar 1 cm. Bentuk

daun menjorong dan ujungnya terbelah, sedangkan pada tepi daunnya

bergerigi.selain itu spesies ini juga mempunyai ental yang bertumpuk di atas

permukaan, yaitu adanya daun muda yang mengulung.

Umumnya tumbuhan ini memiliki akar yang serabut, akar tumbuh di

bawah permukaan tanah, bersifat non fotosintesis, berfungsi menyerap air dan

nutrisi dari tanah. Akar-akar ini menyerabut dan strukturnya sangat kecil. Paku

parapm dipercaya memiliki khasiat untuk memperlambat penuaan kulit (awet

muda) yaitu dengan cara mengkonsumsi daunnya.

56. Pangir Bohokng

Pangir Bohokng merupakan tanaman yang masih termasuk dalam

Famili Rubiaceae (suku kopi – kopian). Masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang menyebutnya pangir bohokng karena bunga dari tanaman ini yang

berwarna merah.

Gambar 4.55 Pangir Bohokng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

90

Tanaman pangir bohokng dapat tumbuh mencapai 3 m, habitusnya

perdu, diameter batang 5-10 cm, bentuk daun seperti jantung, pertulangan

daun menyirip melengkung, warna daun hijau tua dengan permkaan daun yang

ditutupi oleh bulu – bulu halus, tepi daun rata. Bunga pangir bohokng

berwarna merah, dengan lebih dar1 bunga disetiap tangkainya, sekilas bunga

pangir bohokng berbentuk seperti bulir – bulir.

57. Pengesik

Pengesik merupakan tanaman perdu yang biasa hidup di hutan

diterocarpae campuran dengan ketinggian dataran hingga 1200 m dpl.

Pengesik dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 5 m, diameter batang 5-10

cm, batang berwarna kelabu.

Gambar 4.56 Pengesik

Daun pengesik berbentuk oval, dengan ujung dan pangkalnya runcing.

Warna daun hijau muda sedangkan daun yang masih muda berwarna merah

muda. Bentuk buah pengesik tidak diketahui begitu pula dengan bentuk

bunganya. Akar pengesik berbentuk tunggang karena termasuk tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

91

dikotil. Daun pengesik yang masih muda biasanya dikonsumsi oleh kaum pria

sebagai suplemen untuk menambah daya tahan tubuh dan vitalitas pria.

58. Pianguuq

Gambar 4.57 Pianguuq

Pianguuq merupakan tanaman perdu yang sering ditemukan di daerah

hutan tropis. Tinggi pianguq mencapai 4 m, diameter batang 3-6 cm, batang

berwarna kelabu sedangkan cabang berwarna hijau. Pianguuq memiliki daun

berbentuk oval berwarna hijau, pertulangan menyirip, ujung daun runcing,

pangkal daun tumpul, tepi daun bergerigi, panjang daun 3-5 cm, lebar daun 2-

3 cm.

Buah pianguuq berbentuk bulir-bulir tidak tumbuh dicabang melainkan

di tandan yang langsung menempel pada tubuh pohon utama. Dalam satu

tandan terdapat 3-4 buah kecil berwarna hijau dengan diameter buah 2 cm.

Daun pianguuq memiliki khasiat untuk mengobati alergi kulit seperti kudis,

kurap sedangkan akarnya dapat digunakan sebagai penawar racun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

92

59. Raja Pengalah / Benalu (Loranthus sp.)

Gambar 4.58 Raja Pengalah / Benalu (Loranthus sp.)

Benalu (Loranthus sp.) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya

tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda),

menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang

larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati.

Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.

Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah

benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu

yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu

tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang

memakannya, dan tumbuh di dahan itu. Benalu dipercaya memiliki khasiat

sebagai obat kanker, cara pemanfaatannya dengan merebus daunnya kemudian

meminum air rebusannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

93

60. Rakap / Sirih (Piper betle)

Gambar 4.59 Rakap / Sirih (Piper betle)

Piper bettle tumbuh di daerah hutan agak lembab dengan keadaan

tanah yang lembab. Hidup pada daerah yang mempunyai curah hujan 2250-

4750 mm/tahun. Tumbuhan ini dapat ditemukan hingga ketinggian 900 m dpl

dan menyukai tempat yang teduh dan terlindung dari angin, serta pada daerah

yang beririgasi baik dan kaya bahan organik dengan pH 7-7,5.

Batang umumnya berwarna coklat kehijauan, batang berbentuk bulat,

memiliki ruas, bagian ini merupakan bakal tumbuhnya akar. Daun sirih

berbentuk jantung, tunggal, bagian ujung daun runcing, tumbuh berselang

seling, setiap daun memiliki tangkai, bila daun diremas akan mengeluarkan

aroma khas, panjang sekitar 5-8 cm dengan lebar sekitar 2-5 cm.

Bunga sirih berbentuk bulir, memiliki daun pelindung kurang lebih 1

mm dengan bentuk bulat panjang. Bulir betina memiliki panjang antara 1,5-6

cm.Pada bagian bulir betina ini terdapat kepala putik berjumlah antara 3-5

buah dengan warna putih dan hijau kekuningan. Bulir jantan memiliki panjang

1,5-3 cm.Pada bulir jantan terdapat dua benang sari yang pendek. Buah sirih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

94

termasuk kedalam buah buni ( memiliki dinding dengan dua lapisan), bentuk

buah bulat dengan warna hijau keabu-abuan. Akar sirih termasuk akar

tunggang dengan bentuk bulat serta warna coklat kekuningan. Daun sirih

diketahui memiliki khasiat untuk menguatkan gigi dan mengurangi bau badan

(DEPKESRI, 2006).

61. Rakap Bohokng / Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

Gambar 4.60 Rakap Bohokng / Sirih Merah

(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga.

Permukaanya kasar dan bila terkena cahaya akan cepat mengering. Batangnya

bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh bakal

akar (Sudewo, 2010).

Daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas

meruncing, bertepi rata, dan permukaannya mengilap atau tidak berbulu.

Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau

bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah daun berwarna merah hati

cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit, dan beraroma wangi khas sirih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

95

Akar daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) adalah akar

tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat kekuningan. Tanaman

sirih merah tergolong langka karena tidak tumbuh di setiap atau daerah. Srih

merah tidak dapat tumbuh sebur di daerah panas. Sementara itu, di tempat

berhawa dingin sirih merah dapat tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak

terkena sinar matahari, batangnya cepat mengering, tetapi jika disiram secara

berlebihan akar batang cepat membusuk. Tanaman sirih merah akan tumbuh

dengan baik jika mendapatkan 60-70% cahaya matahari. Tanaman ini

diketahui memiliki khasiat untuk mengobati kencing manis (DEPKESRI,

2006).

62. Sabeeq Lemit

Gambar 4.61 Sabeeq Lemit

Sabeeq Lemit merupakan tanaman jenis perdu yang ditanam untuk

keperluan tertentu, salah satunya sebagai tanaman obat keluarga, sabeeq dalam

bahasa Dayak Tunjung Linggang berarti cabe akan tetapi tanaman ini tidak

terlihat seperti pohon cabe. Sabeeq Lemit memiliki tinggi 1-1,5 m, diameter

batang 5-10 cm, sistem percabangan simpodial, warna batang utama hijau,

cabang berwarna hijau tua dan memiliki sistem perakaran tunggang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

96

Sabeeq lemit memiliki daun berbentuk lanset dengan pangkal dan

ujung daun berbentuk runcing, letak daun berpasangan, panjang daun 5 cm,

lebar 2 cm, warna daun hijau muda, sistem pertulangan daun menjari,

permukaan daun halus, dan tepi daun rata.

63. Sabeeq Pok / Paprika (Capsicum annuum var. Grossum)

Paprika atau yang biasa juga disebut cabai paprika merupakan tanaman

sejenis perdu atau semak yang termasuk dalam suku Solanaceae. Tanaman

paprika dapat hingga mencapai ketinggian 4 m. Batang paprika keras, berkayu,

berbentuk bulat, halus, berwarna hijau gelap dan memiliki sistem percabangan

simpodial. Batang utama paprika tegak dan kuat, cabang paprika beruas-ruas,

setiap ruas ditumbuhi daun atau tunas.

Gambar 4.62 Sabeeq Pok / Paprika

(Capsicum annuum var. Grossum)

Daun paprika berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun

rata. Daun tunggal, pertulangan daun menyirip, letak daun agak mendatar,

warna daun hijau tua. Bunga cabai paprika merupakan bunga tunggal (soliter)

dan berbentuk bintang, dengan mahkota bunga berwarna putih. bunga tumbuh

menunduk pada ketiak daun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

97

Buah akan terbentuk setelah tejadi penyerbukan. buah cabai paprika

memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, dan rasa. pada umumnya,

buah cabai paprika berbentuk seperti tomat, tetapi lebih bulat dan pendek.

Tanaman cabai paprika memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus kepusat

bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar kesamping. Akar dari paprika

dipercaya dapat mengobati tekanan darah tinggi apabila dikonsumsi dengan

cara meminum air rebusan akarnya.

64. Selangkat

Gambar 4.63 Selangkat

Selangkat merupakan tanaman jenis perdu yang biasa dibudidaya

sebagai tanaman hias dipekarangan rumah, dijadikan tanaman hias karena

warnanya yang unik yaitu daun nya yang memiliki degradasi warna hijau

kemerahan. Daun selangkat merupakan daun majemuk yang terletak secara

berhadapan, jumlah anak daun 8-12 pasang. Selangkat memiliki tinggi 2-3 m,

percabangan polypodial dan sistem perakaran nya tunggang. Daun selangkat

memiliki pertulangan menyirip, bentuk dan lansut dengan ujung runcing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

98

sedangkan bagian pangkalnya tumpul. Selangkat dipercaya dapat

membersihkan ginjal, yang dimaksud dengan membersihkan ginjal adalah

menghancurkan batu ginjal. Cara pemanfaatannya dengan meminum air

rebusan akar dan batang selangkat.

65. Sempat Iliir

Gambar 4.64 Sempat Iliir

Sempat Iliir masih digolongkan tanaman liar. Memang ia dapat

tumbuh di sembarang tempat terutama di daerah pegunungan. Di daerah

dataran rendah pun kecombrang juga acap ditemui. Sempat Iliir memiliki

kemiripan dengan tanaman kecombrang baik bentuk tanaman, daun, buah,

hingga aromanya.

Tanaman famili jahe ini berupa herba setinggi 2-5 meter. Batang

semunya tegak, hanya bergaris tengah 2-3 cm sehingga tampak kurus.

Berpelepah dan membentuk rimpang hijau Daunnya tunggal, berbentuk lanset

yang memanjang seperti pita sekitar 40-50 cm, selebar 8-10 cm. ujung dan

pangkal daun runcing, dan hijau.

Buah Sempat Iliir berbentuk panjang dan menggerombol. Dalam

buahnya yang bewarna kuning kecoklatan ini banyak sekali bijinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

99

Pembudidayaannya lebih mudah dilakukan dengan stek atau tunas akar

tinggalnya (anakan yang keluar dari akar tinggalnya). Rimpang sempat iliir

dipercaya memili khasiat sebagai penawar racun.

66. Sengkerapak Badak

Sengkerapak Badak merupakan tanaman jenis perdu yang banyak

terdapat daerah hutan perbukitan maupun lereng gunung. Sengkerapak Badak

memiliki tinggi mencapai 4 m dengan dengan diameter batang 10-15 cm.

Gambar 4.65 Sengkerapak Badak

Sekilas sengkerapak badak terlihat mirip dengan kayu manis hanya

saja perbedaannya adalah sengkerapak badak memiliki akar tunggang

berwarna putih dengan aroma mirip daun mint. Sengkerapak badak memiliki

khasiat sebagai penambah daya tahan tubuh dan vitalitas pria.

67. Sepaai / Secang (Caesalpinia sappan L.)

Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan perdu yang umumnya

tumbuh di tempat terbuka sampai ketinggian 1000 dpl seperti di darah

pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Tingginya 5-10 m.

Batangnya berkayu, bulat dan berwarna hijau kecoklatan. Pada batang dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

100

percabangannya terdapat duri-duri tempel yang bentuknya bengkok dan

letaknya tersebar.

Gambar 4.66 Sepaai / Secang (Caesalpinia sappan L.)

Daun secang merupakan daun majemuk menyirip ganda dengan

panjang 25-40 cm, jumlah anak daunnya 10-20 psang yang letaknya

berhadapan. Anak daun tidak bertangkai berbentuk lonjong, pangkal rompang,

ujung bulat, tepi daun rata dan hampir sejajar. Panjang anak daun 10-25 mm,

lebar 3-11 mm dan berwana hijau.

Bunga secang adalah bunga majemuk berbentuk malai, bunganya

keluar dari ujung tngkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bunga berbentuk

tabung berwarna kuning. Buah secang adalah buah polong, panjang 8-10 cm,

lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, jika masak berwarna hitam.

Bijinya bulat memanjang dengan panjang 15-18 mm dan lebar 8-11 mm,

tebalnya 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Akar secang adalah akar

tunggang berwarna coklat kotor (Heyne, 1987).

68. Serempolupm / Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)

Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal

berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

101

kadang abu-abu). Bunga majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek

rasanya agak asam dan dingin. Cocor bebek populer digunakan sebagai

tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang tumbuh liar di kebun-kebun

dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu.

Gambar 4.67 Serempolupm / Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)

Cocor bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium

malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tanin. Cocor bebek digunakan

sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada,

borok, dan penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam, memperlancar haid

yang tidak teratur, obat luka, serta bisul (Nurmalina, 2012).

69. Seweet / Pisang Hutan (Musa balbisiana)

Tanaman pisang berbatang semu (nampak di atas tanah) tinggi dapat

mencapai ± 3 m. Di atas batang semu tersebut terdapat banyak daun yang

menggerombol dengan pelepah daun 1-2 m. Daun mudah robek. Perbungaan

keluar dari ujung batang, dekat daun berbentuk tandan, warna bunga putih.

Buah juga berbentuk tandan setelah masak berwarna kuning. Pisang biji

rasanya manis tetapi banyak sekali bijinya, 1 buah terdapat ± 50 biji, biji kecil,

warna hitam (seperti biji kapuk randu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

102

Gambar 4.68 Seweet / Pisang Hutan (Musa balbisiana)

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m

dpl. Tanaman pisang menyukai daerah yang panas, subur atau sedikit berbatu,

dekat pembuangan sampah. Seweet dipercaya memiliki khasiat sebagai obat

luka luar dan penyakit kulit seperti koreng.

70. Sumiiq Meong / Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)

Gambar 4.69 Sumiiq Meong / Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

103

Menurut Heyne (1987), kumis kucing termasuk terna tegak, pada

bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2

meter. Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai

daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat

yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1-10cm dan lebarnya

7,5mm-1,5cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana

kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya

sangat banyak, panjang tangkai daun 7-29cm.

Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan

pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas

gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang

keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13-

27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian

menjadi putih, panjang tabung 10-18mm, panjang bibir 4,5-10mm, helai bunga

tumpul, bundar.

Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi

bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1,75-

2mm. Gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm

(Heyne, 1987).

71. Tabat Barito (Ficus deltoidea)

Tabat Barito merupakan tanaman yang cara hidupnya dari terrestrial

sampai epifit atau epilitik. Daun tersusun zig zag pada cabang-cabang

ramping, bertangkai panjang 0,1-9 cm, tebal 1-5 mm, gundul; helaian beragam

membundar telur sungsang sampai melancet 8 cm panjangnya, berwarna hijau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

104

terang kekuningan atau coklat kekuningan dengan bintik-bintik dan mengkilap

di permukaannya. Urat daun utamanya bercabang dengan beberapa bintik

coklat yang jelas di bawah poros urat daunnya. Jenis ini memiliki daun yang

sangat bervariasi (dalam ukuran, bentuk, susunan tulang daun, keberadaan dan

penyebaran kelenjar lilin, panjang tangkai daun) dan syconium (bentuk, warn

a matang, panjang dan diameter tangkai perbungaannya).

Gambar 4.70 Tabat Barito (Ficus deltoidea)

Perbungaan atau disebut syconium, rumen aksiler, berpasangan atau

tunggal; tangkai 1,5-3 cm atau duduk; dasar perbungaan bervariasi membulat,

menjorong, membulat telur, melonjong dan hampir silinder, diameter 0,4-0,8

cm berwarna kuning-jingga atau merah-ungu tua. Tabat barito diketahui

memiliki khasiat untuk mengobati penyakit dan luka dalam.

72. Tawar Seribu

Tawar seribu merupakan tanaman yang masih termasuk dalam suku

euphorbiaceae, tanaman ini memiliki ukuran dengan tinggi mencapai 15 cm,

diameter batang 2 cm. tawar seribu memiliki batang berwarna hijau, dan

memiliki getah berwarna putih apabila batangnya dipatahkan atau ditusuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

105

Gambar 4.71 Tawar Seribu

Daun tawar seribu berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua,

pertulangan daun menyirip dan memiliki daging daun yang tebal. Tawar seribu

biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias dengan media pot dipekarangan

rumah. Tawar seribu diketahui memiliki khasiat sebagai obat untuk gigitan

serangga maupun alergi kulit.

73. Telasak / salam (Syzygium polyanthum)

Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm.

Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.

Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun

berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm, gundul,

dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak

jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.

Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul

di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

106

Gambar 4.72 Telasak / salam (Syzygium polyanthum)

Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak

seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-

3,5 mm; benang sari banyak, lebar 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas

rontok; piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat

atau agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah

sampai ungu kehitaman apabila masak.

Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder,

mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah)

dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk

bawah (Dalimartha, 2007).

Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-

lahan yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak

pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda

dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

107

74. Terok

Gambar 4.73 Terok

Terok merupakan tanaman jenis perdu yang hidup dengan cara

memanjat tanaman lain. Terok masih termasuk tumbuhan dikotil, tidak bersifat

epifit karena akar utamanya masih berada di dalam tanah. Terok cukup sulit

untuk ditemukan karena sifat hidupnya diantara pepohonan yang tinggi

sehongga terok hanya dapat dikenali melalui buahnya yang jatuh ketanah.

Buah terok berwarna merah, bentuknya pipih mirip seperti buah secang hanya

saja buah terok memiliki semacam rambut diseluruh permukaan buahnya dan

rambut ini dapat lepas dengan mudah ketika disentuh oleh manusia, selain

mudah lepas, daun ini akan menempel dikulit, menancap pada pori – pori kulit

sehingga mengakibatkan rasa gatal yang berujung pada isritasi kulit. Terok

dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati Tubercolosis (TBC).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

108

75. Tempera / Nangsi (Villebrunia rubescens Bl.)

Gambar 4.74 Tempera / Nangsi (Villebrunia rubescens Bl.)

Tempera merupakan tanaman sejenis perdu dengan tinggi antara 3-8

meter. Buah tempera kecil berwarna kuning. Tempera biasa hidup didaerah

pegunungan dengan ketinggian hingga 1400 m dpl. Tempera memiliki daun

berbentul lanset, berwarna hijau, pertulangan menyirip. Tanaman ini memiliki

cairang yang keluar dari batang dan dapat diminum lalu dimanfaatkan sebagai

bahan untuk mengobati penyakit kesulitan kencing atau digunakan untuk

mengobati bengkak pada mata.

76. Pengooq Peay

Pengooq Peay merupakan tanaman jenis perdu yang hidup didataran

dengan ketinggian hingga 1200 m dpl. Pengooq Peaya biasa ditemukan hidup

didaerah perbukitan, lereng gunung, dan hutan dipterocarpae campuran.

Pengooq Peay memiliki tinggi hingga 2 m, diameter batang 3-6 cm, warna

batang kelabu, dan percabangan simpodial serta sistem perakaran tunggang.

Daun Pengooq Peay berbentuk lanset dengan ujung dan pangkal daun

runcing; warna daun hijau tua, panjang daun 5-8 cm, lebar daun 2 cm,

pertulangan daun menyirip dan sedikit melengkung,.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

109

Gambar 4.75 Pengooq Peay

Buah Pengooq Peay berbentuk seperti kacang polong, berwarna hijau

dengan bentuk didak beraturan. Buah berkumpul dalam satu tandan, setiap

tandan dapat memiliki buah antara 20-25 butir buah.

77. Tetukng Galekng / Sarang Semut (Myrmecodia sp)

Sarang semut adalah tumbuhan epifit (menempel pada tumbuhan lain

yang lebih besar tetapi bukan parasit) yang batangnya menggelembung besar

dimana di dalamnya banyak terdapat ruang atau rongga kecil yang dihuni

semut. Tumbuhan sarang semut banyak tumbuh di Malaysia, Filipina,

Kamboja, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York

sampai ke Kepulauan Solomon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

110

Gambar 4.76 Tetukng Galekng / Sarang Semut (Myrmecodia sp)

Di Papua populasi sarang semut sangat banyak karena daerahnya

sebagian besar adalah dataran tinggi, tempat yang tepat bagi tumbuhan sarang

semut untuk berkembang biak, yaitu di atas 600 mdpl (meter di atas

permukaan laut). Satu tumbuhan sarang semut selalu dihuni oleh satu jenis

semut. Tercatat, ada 26 jenis tumbuhan sarang semut. Dan tumbuhan sarang

semut yang dipakai untuk pengobatan adalah spesies Myrmecodia pendens.

Jenis ini banyak tumbuh di daerah Wamena, Papua

Bentuknya mirip umbi, di bawah batang tanaman yang

menggelembung. Bagian yang menggelembung itulah yang banyak

dimanfaatkan sebagai bahan baku obat dan digunakan masyarakat sebagai

tanaman obat. Di dalamnya terdapat tiga jenis semut (Irydomyrmex) sebagai

penghuninya, jadi bukan sembarang sarang semut seperti tampak di beberapa

ranting pahon seperti pohon Mangga (Nurmalina, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

111

78. Tuuq Jarukng / Anggrek Macan (Grammatophyllum scriptum)

Gambar 4.77 Tuuq Jarukng / Anggrek Macan

(Grammatophyllum scriptum)

Grammatophyllum scriptum adalah spesies anggrek dari keluarga

Orchidaceae. Pada umumnya spesies ini memiliki bunga dengan lebar sampai

4,5 cm, dengan warna hijau serta tanda berwarna cokelat tua. G. scriptum

merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang bisa ditemukan di dataran rendah

pesisir (100 meter di atas air laut). Karena ukurannya yang besar, tanaman ini

jarang ditemukan di luar budidaya lembaga botani. Anggrek macan dipercaya

memiliki khasiat sebagai obat sakit pinggang atau pegal linu, cara

pemanfaatannya yaitu dengan meminum air rebusan akarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

112

79. Tuuq Nayuq (Saccharum sp.)

Gambar 4.77 Tuuq Nayuq (Saccharum sp.)

Tuuq Nayuq merupakan tanaman sejenis tebu hanya sajaTuuq Nayuq

berwarna merah. Tidak ada perbedaan lainnya dari tebu biasa selain warna

batangnya yang berwarna merah. Tuuq Nayuq biasa tumbuh liar akan tetapi

ada beberapa penduduk yang membudidayakan Tuuq Nayuq sebagai bahan

obat-obatan keluarga. Tuuq nayuq dipercaya memiliki khasiat sebagai

penawar racun dan peluruh batu ginjal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

113

80. Pemusiiq Taluutn

Gambar 4.79 Pemusiiq Taluutn

Pemusiiq Taluutn merupakan tanaman sejenis rumput yang hidup di

padang rumput, daerah perbukitan maupun lereng gunung. Sangat sedikit

informasi mengenai tanaman ini. Tinggi Pemusiiq Taluutn mencapai 30 cm,

daun lanset, pertulangan daun sejajar, akarnya serabut. Pemusiiq Taluutn

memiliki cirri khas yaitu pada bagian akarnya terdapat seperti umbi yang

berisi daging akar. Warna akar Pemusiiq Taluutn berwarna putih. Pemusiiq

taluutn dipercaya memiliki khasiat sebagai obat asthma.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa orang Dayak Tunjung Linggang

memiliki kemampuan untuk mengenali jenis tumbuhan obat melalui ciri-ciri khusus,

cara hidupnya, habitat dan sebagainya sehingga mereka dapat membedakan dua jenis

tanaman yang terlihat sangat mirip akan tetapi mempunyai perbedaan baik itu dari

ciri, cara hidup, dan habitatnya. Pengetahuan ini sangat penting untuk menentukan

jenis tumbuhan obat yang dibutuhkan untuk dimanfaatkan sebagai obat pada penyakit

yang tepat sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang dapat mengakibatkan

keracunan atau efek samping lainnya pada orang yang mengkonsumsi.

Selain pengetahuan untuk membedakan jenis-jenis tumbuhan, masyarakat

suku Dayak Tunjung Linggang juga mempunyai metode tersendiri dalam menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

114

nama dari suatu tumbuhan terutama tanaman obat. Nama tanaman diambil dan

diberikan berdasarkan ciri khusus yang menonjol, habitat, kemiripan salah satu ciri

dengan benda lain, dan organ tumbuhan yang paling dominan. Misalnya, orang Dayak

Tunjung Linggang menyebut akar dengan sebutan brakat, batang dengan sebutan

lengaan, daun dengan sebutan rootn, dan buah dengan sebutan ugan. Sebutan ini akan

digunakan sebagai dasar pemberian nama bagi tanaman tersebut terutama tanaman

dengan salah satu organnya yang lebih dominan, cth : Brakat Kerurang (Solanum

spp.), Brakat lutuuq kuning (Bambusa vulgaris).

Selain pemberian nama yang menggunakan ciri atau organ yang paling

dominan, nama tumbuhan juga dapat diberikan dengan berdasarkan pada habitat dan

ciri dari tanaman yang mirip dengan benda atau tanaman lain yang mungkin tidak ada

hubungannya secara klasifikasi. Contoh : Pemusiiq Taluutn, dalam bahasa tunjung

pemusiiq = pengisi; taluutn = hutan. Bila diartikan pemusiiq taluutn = pengisi hutan,

sebutan ini diberikan karena orang Dayak Tunjung Linggang sendiri tidak mengetahui

dengan pasti dan spesifik nama dari tanaman tersebut sehingga hanya disebut sebagai

“pengisi hutan”. Sebutan pemusiiq taluutn ternyata tidak hanya diberikan pada satu

jenis tanaman saja akan tetapi beberapa jenis tanaman yang ada di hutan tetapi tidak

diketahui namanya, walaupun begitu orang Dayak Tunjung Linggang tetap dapat

membedakan jenis – jenis tanaman itu meskipun memiliki nama yang sama.

D. Organ Tanaman Obat Yang Dimanfaatkan sebagai Ramuan Obat

Dalam pemanfaatannya, tanaman obat memiliki fungsi yang berbeda

tergantung dari organ tumbuhan yang diambil dan jenis penyakit yang ingin

disembuhkan. Dengan kata lain tiap organ tumbuhan obat memiliki fungsi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

115

berbeda sehingga suatu tanaman obat dapat menyembuhkan lebih dari satu jenis

penyakit.

Pengumpulan data organ tanaman yang digunakan berdasarkan data tanaman

obat yang dikumpulkan lalu dilanjutkan dengan mengidentifikasi organ tumbuhan

bagian mana saja yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tidak semua organ tanaman

dapat digunakan sebagai obat, bahkan beberapa tanaman dikenal beracun. Oleh

karena itu pemilihan bagian tumbuhan yang tepat sangat penting bagi pemanfaatan

tanaman obat itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan yang fatal ketika digunakan.

Organ tanaman obat dapat digolongkan berdasarkan organ akar, batang, biji,

buah, bunga, daun, rimpang, umbi. Data dari organ tanaman obat tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Proporsi Organ Tanaman Yang Digunakan

Nama Organ Jumlah

Akar 10

Batang 15

Biji 2

Buah 5

Daun 20

Bunga 3

Rimpang 10

Semua bagian tanaman 10

Umbi 5

TOTAL 80

Berdasarkan data yang diperoleh organ dari total tanaman obat yang paling

banyak digunakan adalah bagian daun sedangkan yang paling jarang digunakan

adalah bagian biji. Organ tanaman yang digunakan hanya satu bagian dari suatu

tumbuhan walaupun ada beberapa tanaman yang dapat digunakan semua bagian

tanaman sebagai obat. Bagian biji sedikit digunakan karena pada umumnya beberapa

tanaman tidak memiliki biji dan tidak sedikit tanaman yang memiliki kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

116

kimia yang beracun pada biji ataupun buah. Beberapa bagian lain yang digunakan

adalah batang, akar, rimpang, bunga dan umbi.

Batang biasanya dimanfaatkan dengan cara direbus atau dihancurkan untuk

diambil ekstraknya, namun beberapa metode pemanfaatan hanya memanfaatkan getah

yang dikeluarkan dari batang tanaman tersebut untung dioleskan atau ditempelkan.

Akar, rimpang, bunga dan umbi diamanfaatkan dengan cara direbus atau dihancurkan

untuk kemudian ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diobati.

Umumnya tanaman obat yang hanya diambil satu bagian, bagian lainnya yang

tersisa akan dibuang. Contoh dari tanaman yang digunakan satu bagian saja antara

lain Brakat kerurang / Solanum spp (akar), Sepaai (batang), Nyelutuui putaakng (buah

& biji), isak – isik (bunga), lejaaq uraakng (rimpang), Pengooq peay (umbi).

Sedangkan jenis tanaman yang dapat digunakan semua bagian umumnya berbentuk

tanaman herba seperti pemusiiq taluutn (semua bagian) yang dimanfaatkan untuk

mengobati penyakit asthma, Pemusiiq taluutn dimanfaatkan dengan mengambil semua

bagian dari tanaman tersebut untuk kemudian direbus dan dikonsumsi air rebusannya.

E. Jenis Penyakit Yang Terdapat Di Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang

Untuk mempermudah dalam menganalisa jenis penyakit yang terdapat di

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang maka jenis penyakit digolongkan kedalam

beberapa golongan yaitu luka luar, kram / kejang-kejang, penyakit kulit, terkilir,

bengkak, penawar / penangkal racun, sakit gigi, vitalitas & daya tahan tubuh, luka

dalam, kanker, kosmetik, dan penyakit dalam.

Selain menggolongkan jenis penyakit dan pemanfaatannya, data juga disajikan

dalam bentuk histogram untuk mengetahui jenis penyakit dan metode pemanfaatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

117

seperti apa yang paling banyak terdapat di masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang. Data dari jumlah dan jenis penyakit dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Proporsi Jenis Penyakit Yang Dapat Diobati

Jenis Penyakit Jumlah

Luka luar 17

Kram / Kejang-kejang 1

Penyakit kulit 8

Terkilir 2

Bengkak 7

Sakit gigi 6

Vitalitas & Daya tahan tubuh 10

Luka dalam 5

Kanker 3

Penyakit dalam 20

TOTAL 79

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tanaman obat memiliki

fungsi untuk menyembuhkan lebih dari satu penyakit sehingga jenis penyakit yang

dapat diobati berjumlah lebih banyak daripada jumlah tanaman obat itu sendiri, selain

itu jenis penyakit yang dapat disembuhkan oleh suatu tanaman tertentu dapat

bertambah apabila tanaman tersebut dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan lain

yang ditemukan dilingkungan sekitar baik yang bersumber dari sesama tumbuhan

maupun hewan atau bahkan dari sumber abiotik lainnya sehingga membentuk suatu

formula obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang membutuhkan

metode pengobatan yang spesifik misalnya, untuk mengobati penyakit cacar air,

masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang mengkombinasikan tanaman Jagokng

mangur (jagung muda) + belimikng tunyuk (belimbing sayur) + ocok pare (pucuk

pare) yang dihancurkan sampai halus kemudian dibentuk seperti lotion sedangkan

orang Dayak Tunjung Linggang menyebutnya sebagai Burai, setelah itu burai yang

telah dibuat dioleskan pada bagian tubuh yang terkena cacar air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

118

Dari hasil penelitian, jenis penyakit yang umumnya muncul di masyarakat

suku Dayak Tunjung Linggang yang dapat diobati oleh tanaman obat adalah jenis

penyakit seperti penyakit dalam. Penyakit dalam yang dimaksud dalam hal ini

misalnya disentri, kencing darah, batu ginjal, dll. Kemudian luka luar, yang dimaksud

dengan luka luar adalah luka yang terjadi diluar tubuh (pada daerah kulit). Luka luar

yang paling banyak muncul adalah luka akibat tersayat benda tajam, kecelakaan, dll.

Selain penyakit dalam dan luka luar, vitalitas & daya tahan tubuh menjadi salah satu

permasalahan yang umum dikalangan masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang hal

ini dikarenakan beratnya aktivitas sehari-hari terutama kaum pria sehingga mereka

memanfaatkan tanaman herbal sebagai ganti suplemen untuk menunjang aktivitas

sehari-hari.

Selain mengobati penyakit, beberapa tanaman obat yang ada di masyarakat

suku Dayak Tunjung Linggang juga berfungsi sebagai kosmetik misalnya sebagai

obat awet muda, mengencangkan kulit, mengurangi bau badan, menghilangkan

jerawat, dll.

F. Jenis Metode Pemanfaatan Tanaman Obat

Dalam pemanfaatannya sebagai tanaman obat, metode pemanfaatan yang

dipakai tentu saja berbeda dan bervariasi tergantung dari jenis tanaman dan jenis

penyakit yang akan diobati. Metode-metode tersebut adalah direbus, dioleskan,

ditempelkan, dikonsumsi mentah-mentah dan diuapkan atau dijadikan sauna.

Dalam mengobati penyakit dalam biasanya tanaman dimanfaatkan dengan

cara merebus bagian tanaman yang dipercaya memiliki khasiat kemudian air dari

rebusan tersebut diminum atau dikonsumsi hingga sembuh dari penyakit. Umumnya

air rebusan memiliki aroma yang tidak sedap dan rasa yang sangat pahit, untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

119

mengatasi masalah ini orang Dayak Tunjung Linggang menambahkan campuran air

aren atau madu agar rasa air rebusan menjadi lebih manis ketika dikonsumsi.

Metode pemanfaatan yang menggunakan cara pengolesan biasanya dilakukan

pada jenis penyakit luar seperti penyakit kulit, luka luar, luka bakar bahkan digunakan

juga sebagai pengganti kosmetik. Dalam metode ini, tanaman obat yang akan

dimanfaatkan diambil salah satu bagian tumbuhan tersebut yang dipercaya memiliki

khasiat kemudian ditumbuk dan dilumat hingga halus kemudian kemudian dioleskan

pada bagian tubuh yang membutuhkan. Umumnya metode ini tidak dapat dilakukan

hanya sekali sehingga perlu dilakukan berkali-kali hingga penyakit tersebut sembuh.

Metode ini biasanya dapat menggunakan bahan tunggal atau satu jenis

tanaman saja namun dapat juga menggunakan suatu formula sehingga membutuhkan

bahan-bahan lain yang dapat membantu proses penyembuhan. Contoh dari

pemanfaatan satu jenis tanaman adalah pemanfaatan tanaman Nilapm sebagai obat

alergi pada kulit, Daun nilapm diambil kemudian dihancurkan lalu dioleskan pada

bagian tubuh yang terkena alergi kulit. Sedangkan contoh dari metode pengolesan

dengan menggunakan formula yaitu pada pengobatan penyakit herpes. Pada penyakit

ini orang Dayak Tunjung Linggang mengkombinasikan tanaman Paatn mangur

(Areca catechu) + rootn rakap (Piper betle), kedua bahan tersebut dihancurkan secara

bersamaan hingga halus kemudian ditambahkan sedikit air lalu dioleskan pada bagian

tubuh yang terkena penyakit herpes.

Dalam pengobatan penyakit luar seperti luka dan penyakit kulit, metode

pemanfaatan dengan cara dioleskan bukanlah menjadi satu-satunya metode yang

dapat digunakan, dalam mengobati penyakit seperti ini, masyarakat suku Dayak

Tunjung Linggang juga menggunakan metode lain yaitu dengan cara menempelkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

120

tanaman obat yang telah diolah pada bagian tubuh yang terkena penyakit kulit atau

luka.

Pemanfaatan tanaman obat dengan metode ini umumnya sangat efektif

terhadap proses penyembuhan luka luar, metode penempelan dapat membantu

mempercepat proses pembekuan darah sehingga apabila terjadi luka akibat sayatan

benda tajam, pendarahan yang terjadi dapat diminimalisir. Contoh dari metode ini

adalah pemanfaatan tanaman Melastoma affine atau yang biasa dikenal dengan

Harendong, Orang Dayak Tunjung Linggang menggunakan daun yang masih muda

dari Melastoma affine untuk mengobati luka akibat sayatan benda tajam, yaitu dengan

cara menghancurkan daun tersebut hingga hancur lalu kemudian ditempelkan pada

bagian tubuh yang terluka.

Selain menghancurkan dengan cara ditumbuk, daun Melastoma affine

biasanya dikunyah karena reaksi antara kandungan kimia yang ada di dalam daun

Melastoma affine dengan air liur dipercaya memiliki khasiat yang lebih baik daripada

daun yang dihancurkan dengan cara ditumbuk. Metode pemanfaatan tanaman obat

dengan cara ditempelkan ini sangat efektif apabila dilakukan sebagai bentuk

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), berbeda dengan metode pengolesan

yang biasanya perlu dilakukan berkali-kali.

Beberapa tanaman dalam pemanfaatannya tidak perlu diberi perlakukan

khusus. Ocok jamuu (Psidium guajava), orang Dayak Tunjung Linggang

memanfaatkan tanaman ini sebagai obat untuk diare yaitu dengan cara mengambil

bagian pucuk dari Psidium guajava lalu dimakan mentah-mentah.

Metode yang terakhir adalah diuapkan atau dijadikan sauna. Sejak dahulu

orang Dayak Tunjung Linggang telah mengenal formula-formula dari tanaman yang

dapat digunakan sebagai bahan sauna. Sauna biasanya dilakukan untuk mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

121

bau badan. Sauna dalam bahasa Dayak Tunjung Linggang dikenal dengan istilah

reruukng, reruukng biasanya dilakukan oleh kalangan wanita khususnya bagi yang

baru selesai melahirkan, reruukng dipercaya dapat membuang “keringat jahat” yang

ada di dalam tubuh ketika proses melahirkan. Formula untuk reruukng umumnya

adalah Hamuukng + Kerehau + Ocok kelepapaq + Ocok runuukng + Serai Limau

dimana semua bahan ini dikumpulkan menjadi satu kemudian direbus lalu dibawa

kesuatu ruangan kecil dan tertutup agar uap yang dihasilkan dapat memberikan hasil

yang maksimal.

G. Sumber Perolehan Tanaman Obat

Masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang sejak zaman dahulu merupakan

suku yang memiliki ketergantungan besar terhadap alam dan lingkungan sehingga

hampir sebagian besar tanaman diperoleh dengan cara diambil langsung dari alam.

Berdasarkan pengamatan, ada 3 jenis sumber perolehan tanaman obat bagi suku

Dayak Tunjung Linggang yaitu tanaman yang hidup liar, hasil budidaya dan dibeli.

Dari total 80 tanaman yang didata, 47 jenis tanaman obat didapatkan secara

liar sehingga untuk mendapatkannya orang Dayak Tunjung Linggang harus mencari

tanaman tersebut dihutan walaupun ada beberapa jenis tanaman yang tidak mudah

untuk ditemukan di karenakan populasi tanaman tersebut yang semakin menyusut

seiring dengan terjadinya penebangan hutan secara liar dan pembukaan lahan untuk

berladang.

Total 33 tanaman dari 80 tanaman didapatkan dari hasil budidaya, tanaman-

tanaman ini biasanya merupakan tanaman yang ditanam di pekarangan rumah.

Pembudidayaan dilakukan dengan tujuan agar tanaman obat tersebut lebih mudah

ditemukan ketika diperlukan sehingga tidak perlu jauh-jauh mencari ke dalam hutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

122

Selain mempermudah untuk memperoleh tanaman obat, budidaya juga dilakukan

untuk mengkonservasi jenis tanaman obat tertentu yang sudah sulit ditemukan. Salah

satu contoh tanaman yang dibudidaya dengan tujuan konservasi adalah Tetukng

galeekng, tanaman ini memiliki khasiat untuk mengobati penyakit kanker akan tetapi

tanaman ini sudah sangat jarang sekali ditemukan sehingga beberapa orang dari Suku

Dayak Tunjung Linggang berinisiatif untuk membudidayakan tanaman ini agar tidak

punah.

Sumber perolehan yang terakhir untuk mendapatkan tanaman obat adalah

dengan cara dibeli di pasar walaupun dari data yang didapatkan, tidak ada satupun

tanaman yang didapatkan dengan cara dibeli. Akan tetapi dari informasi yang

diberikan oleh beberapa informan, penulis mengetahui bahwa ada beberapa jenis

tanaman obat baik campurannya yang hanya didapatkan dengan cara membeli hal ini

tentu saja tidak berlaku bagi warga yang telah membudidayakan tanaman tersebut

dirumahnya, namun bagi yang tidak memiliki tanaman tersebut memilih untuk

membeli daripada harus mencari ke dalam hutan.

H. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Sumber Belajar Biologi

Pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat ternyata masih

sangat kurang, hal ini ditunjukkan dengan fakta di lapangan bahwa tidak semua orang

di masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang mengerti mengenai pemanfaatan

tanaman oba. Dalam hal ini, pengetahuan akan pemanfaatan tanaman obat ini perlu

ditingkatkan.

Cara meningkatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat ini

dapat dilakukan dengan membuat suatu materi khusus dalam pembelajaran disekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

123

baik SMP maupun SMA mengenai jenis-jenis tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan

sebagai obat sehingga siswa dapat mendapatkan materi pembelajaran yang bersifat

kontekstual karena semua tanaman yang ada di dalam materi pembelajaran dapat

ditemukan di daerah sekitarnya.

Hasil dari penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai salah satu

bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan

tanaman obat yaitu dengan cara menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian

dalam pembelajaran biologi terutama dalam materi keanekaragaman hayati pada

kompetensi dasar “Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan

peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi” di satuan pendidikan SMA kelas X

semester II (Silabus & RPP dapat dilihat pada lampiran 4 & 5).

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan

bagi guru dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan memanfaatkan

sumber belajar yang bersifat kontekstual ketika memberikan materi mengenai

keanekaragaman hayati kepada siswa khususnya di daerah kabupaten Kutai Barat.

Dengan begitu siswa akan lebih mudah memahami, menemukan dan mengenali jenis

– jenis tanaman obat.

Untuk daerah seperti Kutai Barat, penerapan model pendekatan Inquiry pada

materi pemanfaatan tanaman obat akan lebih memudahkan guru sehingga dalam

menjelaskan kepada siswa, guru cukup memberikan pemahaman mengenai bagaimana

pemanfaatan tanaman obat tersebut dilakukan, ciri-ciri tanaman obat, cara

mendeterminasi dan tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk konservasi tanaman

khas daerah yang sudah hampir punah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

124

Selain memberikan materi, guru juga dapat memberikan tutorial dalam

pembuatan herbarium sehingga hal ini dapat memicu minat dan kreatifitas siswa.

Diakhir pertemuan, guru akan memberikan tugas mandiri tidak terstruktur yaitu tugas

yang diselesaikan dan dikumpulkan pada batas maksimum yang ditentukan oleh guru

dan siswa dapat mengumpulkannya kapan saja direntang antara batas maksimum yang

ditentukan. Isi dari tugas itu adalah siswa diminta untuk menemukan tanaman obat

(Bryophyta, Pterydophyta dan Spermatophyta), mengidentifikasi (nama daerah,

umum, ilmiah), mendeskripsikan ciri dan metode pemanfaatannya, serta membuat

herbarium dari tanaman tersebut.

Dari proses belajar seperti ini diharapkan siswa akan lebih memahami

mengenai materi keanekaragaman hayati terutama peranan tumbuhan terhadap

kelangsungan hidup manusia khususnya tanaman obat, siswa juga belajar untuk

bagaimana memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan benar, mencintai

lingkungan dan ikut membantu dalam melakukan konservasi tumbuhan yang hampir

punah (Biosentris).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

125

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dayak Tunjung Linggang

sangat bervariasi dengan sebagian besar merupakan Spermatophyta, selain itu

terdapat sebanyak 80 jenis tanaman yang berasal dari 38 famili yang berbeda.

2. Organ tumbuhan obat yang dimanfaatkan adalah akar, batang, biji, buah,

bunga, daun, rimpang, semua bagian tumbuhan dan umbi.

3. Jenis penyakit yang dapat disembuhkan juga bervariasi yaitu luka luar, kram /

kejang-kejang, penyakit kulit, terkilir, bengkak, penangkal racun, sakit gigi,

vitalitas / daya tahan tubuh, luka dalam, kanker, dan penyakit dalam.

4. Cara pemanfaatan tumbuhan obat yang terdapat di masyarakat suku Dayak

Tunjung Linggang yaitu direbus, dioleskan, ditempelkan, dikonsumsi mentah

– mentah / segar dan di uapkan atau dijadikan sebagai sauna.

5. Cara memperoleh tumbuhan obat di masyarakat suku Dayak Tunjung

Linggang antara lain didapatkan tumbuh secara liar dan dibudidaya.

B. Saran

1. Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat harus ditingkatkan, penulis

menganjurkan untuk dibuat materi khusus dalam pembelajaran disekolah baik

SMP maupun SMA mengenai jenis-jenis tanaman lokal yang dapat

dimanfaatkan sebagai obat sehingga siswa dapat mendapatkan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

126

pembelajaran yang bersifat kontekstual karena semua tanaman yang ada di

dalam materi pembelajaran dapat ditemukan di daerah sekitarnya.

2. Karena masih banyak hal-hal lain dari Suku Dayak Tunjung Linggang yang

belum tercantum di dalam penelitian ini maka penulis menganjurkan untuk

diupayakan tindak lanjut dalam inventarisasi dan dokumentasi tanaman obat

tradisional yang ada di Kabupaten Kutai Barat baik dari suku Dayak Tunjung

dan suku-suku lainnya agar lebih banyak lagi tanaman obat yang dapat

dieksplorasi sehingga pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat tidak

hilang begitu saja.

3. Selain mendokumentasikan jenis-jenis tanaman obat tradisional, dokumentasi

mengenai praktek-praktek pengobatan tradisional yang menggunakan

tumbuhan juga perlu dibuat sebagai bahan kajian yang mungkin akan

diperlukan sebagai referensi bagi peneliti dan masyarakat serta dapat dijadikan

sebagai upaya untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal agar tidak luntur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

127

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T.T. 2011. Ampuhnya Terapi Herbal Berantas Berbagai Penyakit Berat.

Najah. Yogyakarta.

Anna, L.K. 2011. Kepercayaan Masyarakat Pada Obat Herbal Makin Tinggi.

http://health.kompas.com/read/2011/12/10/11055041/Kepercayaan.Masyarak

at.pada.Obat.Herbal.Makin.Tinggi, diakses tanggal 19 september 2013.

Anonim, 2010. The Plant List. www.theplantlist.org. diakses tanggal 2 agustus 2013.

Anonim. 2012. The International Plant Names Index. www.ipni.org, diakses tanggal

2 agustus 2013.

Anonim. 2012. Your Plant Database. www.plantamor.com, diakses tanggal 20 juli

2013.

Anonim. 2013. Tropicos, www.tropicos.org. diakses tanggal 5 agustus 2013.

Anonim. 2007. Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2007. Sendawar: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Kutai Barat.

Anonim. 2011. Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2011. Sendawar: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Kutai Barat.

C.A .BACKER, D.Sc. (urtrecht) & R. C. Bakhuizen van den brink Jr, Ph. D. 1972.

Flora Of Java (Spermatophytes Only), Netherlands.

Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Peradaban Dunia). Bandung:

Universitas Negeri Malang.

Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia 4. Jakarta: Puspa Swara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Registrasi Jenis Obat-obatan.

Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

DEPKESRI. 2006. Invetaris Tanaman Obat Indonesia (VI). Jakarta: DEPKESRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

128

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta: BALITBANG

Kehutanan.

Jacobs, M. 1982. The study of minor forest products. Flora Malesiana Bulletin 35:

3768-3782 p.

Kebler PJA, Sidiyasa K. 1999. Pohon-Pohon Hutan Kalimantan Timur: Pedoman

mengenal 280 jenis pohon pilihan di daerah Balikpapan-Samarinda.

Balikpapan: The Tropenbos Foundation.

Lahajir, Y. 2001. Etnoekologi perladangan orang Dayak Tunjung Linggang

(Etnografi lingkungan hidup di Dataran Tinggi Tunjung). Yogyakarta:

Galang Press.

Miles, B.B., dan A.M. Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalio Indonesia

Nurmalina, R. 2012. Herbal Legendaris Untuk Kesehatan Anda. Jakarta: Bandung

Valley.

Oswald, T. T. 1995. Tumbuhan Obat Bagi Pencinta Alam. Jakarta: Cetakan II.

Penerbit Bhratara Niaga Media.

Purwanto, Y. 2003. Studi etnoekologi masyarakat Dani-Baliem dan perubahan

lengkungan di lembah Baliem, Jayawijaya, Irian Jaya. Jakarta:

Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Rahayu, Y. D. 2005. Kajian Potensi Tumbuhan Obat di Kawasan Malinau Research

Forest (MRF) CIFOR Kabupaten Malinau Kalimantan Timur. Tesis Program

Studi Ilmu Kehutanan. Program Pascasarjana Magister. Universitas

Mulawarman. Samarinda.

Sulaksana, J., & D. I. Jayusman. 2005. Keji Beling : Mencegah dan Menggembur

Batu Ginjal. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapto, W. 2000. Toga (Tanaman Obat Keluarga): pengobatan alternatif. Jakarta:

Pusat Kajian Masyarakat UNIKA Atma Jaya.

Suryadarma, I.G.P. 2005, Konsepsi Kosmologi dalam Pengobatan Usada Taru

Pramana. Journal of Tropical Ethnobiology. Vol. 2, No. 1,. Januari 2005.

LIPI. Bogor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

129

Sutrisno, H. 1986. Metode Research. hlm. 42. Jakarta: Andi Offset.

Syamsuhidayat, S.S & Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia,

Edisi Kedua. Jakarta: DEPKES RI.

Toledo, M.V. 1992. What is Ethnoecology? Origen, Scope and Implications of A

Rising Dicipline. Ethnoecologica, vol. 1(1) : 5 – 21.

Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan

Kesehatan. Fakultas Kedokteran USU. Medan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

130

LAMPIRAN 1

Panduan dan Tujuan Pertanyaan Wawancara

No. Pertanyaan Tujuan

1. Dapatkah anda mendeskripsikan kepada saya

mengenai Sejarah Suku Dayak Tunjung Linggang?

Untuk mengetahui sejarah dari Suku Dayak

Tunjung Linggang

2. Bagaimana Pola Kebiasaan dan Keseharian

dari Suku Dayak Tunjung Linggang? Apa

sumber mata pencaharian utama nya?

Untuk mengetahui Pola Kebiasaan dan

Kehidupan sehari-hari serta mata

pencaharian dari Suku Dayak Tunjung

Linggang

3 Bagaimana reaksi masyarakat dalam

menanggapi isu-isu yang terkait dengan

lingkungan hidup? Apakah ada aturan tertentu

dalam adat istiadat Suku Dayak Tunjung

Linggang mengenai pelestarian lingkungan

hidup?

Untuk mengetahui bagaimana reaksi

masyarakat dalam menanggapi isu – isu

yang terkait dengan pelestarian lingkungan

hidup dan mengetahui aturan adat istiadat

suku dayak tunjung linggang mengenai

peletarian lingkungan hidup.

4. Tanaman apa saja yang dapat dimanfaatkan

sebagai obat oleh suku Dayak Tunjung

Linggang?

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi

jenis tanaman apa saja yang dapat

dimanfaatkan sebagai obat.

5. Organ tanaman bagian mana yang digunakan untuk dijadikan obat

Untuk mengetahui organ tanaman bagian mana yang dapat dimanfaatkan menjadi obat

6.

Bagaimana pemanfaatan nya? Pada jenis

penyakit apa?

Untuk mengetahui cara pemanfaatan

tanaman tersebut dan jenis penyakit apa

yang dapat disembuhkan

7. Dimana tempat bisa ditemukan nya tanaman

tersebut?

Untuk mengetahui tempat perolehan

tanaman obat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

131

LAMPIRAN 2

Intrumen Perekaman Data Untuk Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat

Suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat Provinisi Kalimantan

Timur

No

Nama

Genus

Organ

Yang

Digunakan

Cara Penggunaan Manfaat

Umum

Lokal Ilmiah

(spesies)

1

2

3

4

5

6

7

dst

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

132

LAMPIRAN 3

PETA LOKASI PENELITIAN

Linggang Melapeh Linggang Amer

Jelemuq

Tering

Muara Mujan

Muara Leban

Kabupaten

Kutai Barat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

133

LAMPIRAN 4

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH :

MATA PELAJARAN : BIOLOGI

KELAS/SEMESTER : X/II

STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

KOMPETENSI DASAR : 3.1. Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di Bumi

ALOKASI WAKTU : 2 45 menit

Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber Belajar Koginitif Psikomotor Afektif

Peranan dunia tumbuhan

bagi manusia

Jenis – jenis tanaman obat

khas daerah serta metode pemanfaatan nya

Tutorial pembuatan

herbarium

Tanya jawab mengenai

peran dan manfaat dunia tumbuhan bagi manusia.

Menampilkan foto

mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai obat.

Melakukan pengamatan diluar kelas.

Berdiskusi dan mengisi LKS.

Mempresentasikan

hasil diskusi tentang LKS.

Membahas LKS.

Memberi tugas pembuatan herbarium.

Produk

Mendeskripsik

an peran dan manfaat tumbuhan sebagai obat.

Menyebutkan

jenis-jenis tanaman obat khas daerah dan manfaatnya

mendeskripsikan jenis-jenis

metode pemanfaatan tanaman obat dan penyakit yang dapat diobati.

Membuat herbarium dari salah satu jenis tanaman obat

dengan keterangan yang lengkap.

Karakter :

Melakukan diskusi dengan serius dan teliti

dalam mengerjakan LKS.

Disiplin dalam pengumpulan LKS

Tes :

Soal uji

kompetensi tertulis

Non Tes :

Laporan

hasil pengamatan

Pembuatan herbarium

2 45 menit

Buku Biologi X, Dyah

Aryulina dkk, Esis, BAB VIII

Buku Kerja Biologi IB,

Ign. Kristiyono P.S, Esis

Sumber belajar dari

Internet, Perpustakaan, dll

Contoh tumbuhan obat

Loupe

Artikel tentang pemanfaatan tanaman obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

134

Materi Pembelajaran Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Kognitif Psikomotor Afektif

Proses :

Melalui kerja

kelompok siswa dapat mengamati

jenis-jenis tanaman obat khas daerah.

Melalui kerja

kelompok siswa dapat mengamati organ-organ tanaman yang dimanfaatkan

sebagai obat.

Melalui kerja

kelompok siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanaman obat khas daerah.

Melalui kerja

kelompok siswa mampu mengidentifik

asi manfaat dari masing-masing tanaman obat yang teridentifikasi.

Sosial :

Siswa sopan

mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok.

Siswa mampu memiliki toleransi yang tingi terhadap

pendapat teman.

Siswa sopan dalam menyanggah pendapat teman

saat diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

135

LAMPIRAN 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2

Pertemuan : 6

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Standar Kompetensi

Memahami manfaat keanekaragaman hayati

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi

kelangsungan hidup di bumi

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kognitif

a. Kognitif Produk

Mendeskripsikan peran dan manfaat tumbuhan sebagai obat

Menyebutkan jenis-jenis tanaman obat khas daerah dan manfaatnya

mendeskripsikan jenis-jenis metode pemanfaatan tanaman obat dan penyakit

yang dapat diobati.

b. Kognitif Proses

Mengamati jenis-jenis tanaman obat khas daerah

Mengamati organ-organ tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat

mengidentifikasi jenis-jenis tanaman obat khas daerah

mengidentifikasi masing-masing manfaat dari tanaman obat yang

teridentifikasi

2. Psikomotor

Membuat herbarium dari salah satu jenis tanaman obat dengan keterangan yang

lengkap.

3. Afektif

a. Afektif karakter

Melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan LKS

Disiplin dalam pengumpulan LKS

b. Afektif sosial

Bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok

Memiliki toleransi tinggi terhadap pendapat teman

Sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

136

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Kognitif Produk

Secara mandiri siswa mampu mendeskripsikan peran dan manfaat tumbuhan

sebagai obat.

Secara mandiri siswa mampu menyebutkan jenis-jenis tanaman obat beserta

manfaatnya.

Secara mandiri siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis metode pemanfaatan

tanaman obat dan penyakit yang dapat diobati.

b. Kognitif Proses

Melalui kerja kelompok siswa dapat mengamati jenis-jenis tanaman obat khas

daerah.

Melalui kerja kelompok siswa dapat mengamati organ-organ tanaman yang

dimanfaatkan sebagai obat.

Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanaman obat

khas daerah.

Melalui kerja kelompok siswa mampu mengidentifikasi manfaat dari masing-

masing tanaman obat yang teridentifikasi.

2. Psikomotor

Siswa dapat membuat herbarium dari salah satu jenis tanaman obat dengan

keterangan yang lengkap.

3. Afektif

a. Afektif karakter

Siswa mampu melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan

LKS

Siswa disiplin dalam mengumpulkan LKS

b. Afektif sosial

Siswa sopan mampu bekerja sama dengan baik saat melakukan kerja kelompok

Siswa mampu memiliki toleransi yang tingi terhadap pendapat teman

Siswa sopan dalam menyanggah pendapat teman saat diskusi

B. Materi Ajar

1. Peranan dunia tumbuhan bagi manusia

2. Jenis – jenis tanaman obat khas daerah serta metode pemanfaatan nya

3. Tutorial pembuatan herbarium

C. Model dan Metode Pembelajaran

1. Pengamatan – Diskusi

2. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mendeskripsikan

peranan dunia tumbuhan

bagi manusia

Siswa dapat

mengumpulkan

informasi mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

137

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mendeskripsikan jenis –

jenis tanaman obat khas

daerah

Tutorial pembuatan

herbarium

pemanfaatan tanaman

obat melalui

pengamatan yang

dilakukan secara

berkelompok

D. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 6 (2 jam pelajaran)

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Awal (10 menit)

Pembukaan

Memberi salam,

Mengecek absensi,

Mengecek kesiapan siswa

Menyiapkan media, alat dan bahan

pembelajaran.

Menjawab

salam,

Siswa,

mengeluarkan

buku.

5 menit

Apersepsi

Guru menanyakan tentang peran

dan manfaat dunia tumbuhan bagi

manusia.

Berpikir dan

menjawab

pertanyaan dari

guru.

3 menit

Motivasi

Memuji siswa yang berani

menjawab.

Meluruskan jawaban siswa,

membawa siswa berpikir menuju

pelajaran pokok.

Menjelaskan tujuan pembelajaran.

Menanggapi

pujian guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

dan bertanya

apabila merasa

kurang jelas.

Siswa

memperhatikan

guru.

2 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

138

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Inti (65 menit)

Eksplorasi

Guru menampilkan beberapa foto

mengenai pemanfaatan tumbuhan

sebagai obat

Guru membagi kelas menjadi 5

kelompok (setiap kelompok5 siswa)

Guru membagikan artikel dan LKS

kepada kelompok siswa.

Siswa

mengamati foto

yang ditampilkan

guru.

Siswa

menempatkan

diri bersama

kelompoknya.

Siswa menerima

artikel & LKS.

5 menit

Elaborasi

Guru meminta siswa untuk

mengungkapkan tanaman obat apa

saja yang pernah ditemukan siswa

berdasarkan pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari siswa..

Guru mengajak siswa untuk mencari

tanaman yang memiliki ciri-ciri yang

sesuai dengan deskripsi siswa

dilingkungan sekolah.

Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dan mengisi LKS

Guru menyuruhsiswa

mengumpulkan LKS

Guru menunjuk 2 perwakilan

kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi tentang LKS.

Guru meminta siswa lain untuk

menanggapi hasil presentasi

temannya.

Siswa berdiskusi

dalam kelompok

dan menjawab

petanyaan.

Siswa mengikuti

guru

Siswa berdiskusi

dan mengisi

LKS

Siswa dalam

proses diskusi

Siswamengumpu

lkan LKS.

Siswa yang

ditunjuk oleh

guru

mempresentasika

n hasi ldiskusi

tentang LKS.

50 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

139

Kegiatan

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Guru membahas LKS bersama

siswa.

Siswa

menanggapi

hasil presentasi

temannya.

Siswa

memperhatikan

Konfirmasi Guru menjelaskan beberapa hal yang

masih belum diketahui oleh siswa

Guru meminta salah satu siswa untuk

menyimpulkan pelajaran.

Siswa mencatat

hal-hal yang

dianggap penting

dari tambahan

guru.

Siswa

menyimpulkan

hasil

pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Akhir (10 menit)

Penutup

Memberi tugas untuk membuat

herbarium

Menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Siswa

mendengarkan

tugas/pengumum

an dari guru.

Menjawab salam

E. Alat / Bahan/ Sumber

1. Buku Kerja Biologi, Esis

2. Buku Biologi SMA kelas X, Esis, Bab VIII

3. Foto mengenai pemanfaatan tanaman sebagai obat

4. Loupe

F. Penilaian

1. Uji kompetensi tertulis

2. Tugas pembuatan herbarium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

140

LAMPIRAN 6

MATERI PEMBELAJARAN

PERAN DAN MANFAAT DUNIA TUMBUHAN

SEBAGAI TANAMAN OBAT

Cajus Plinius Secundus Sr ( 300 SM – AD 25) seorang penulis, naturalis dan

filsuf alam berpendapat bahwa alam seisinya diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan

manusia, sehingga adanya tumbuhan di permukaan bumi ini pun diciptakan oleh Tuhan

untuk memenuhi keperluan – keperluan hidup manusia, misalnya sebagai bahan pangan,

obat – obatan, dll. Bahkan menurut Plinius semua tumbuhan mempunyai daya

pengobatan.

Walaupun seiring dengan perkembangan IPTEK, sekarang ini banyak obat –

obatan yang dibuat secara sintetik di pabrik bukan berarti kita dapat mengabaikan begitu

saja arti tumbuhan sebagai penghasil bahan berkhasiat obat. Berdasarkan fakta yang

ada, zat – zat yang bersifat sebagai antibiotika (penisilin, streptomesin, dll) merupakan

zat yang berasal dari tumbuhan.

Manusia telah mengenal pemanfaatan tanaman obat sejak berabad – abad yang

lalu bahkan sebelum Plinius lahir. Mungkin sulit bagi kita untuk menerima dan percaya

bagaimana manusia dapat menemukan tanaman yang tepat untuk mengobati suatu

penyakit. Bila ditelusuri, penemuan – penemuan ini bukanlah penemuan yang

didasarkan pada suatu pemikiran rasional, melainkan insting yang dimiliki oleh

manusia. Melalui insting, manusia memilih tanaman yang diperkirakan dapat digunakan

sebagai obat dan ternyata insting nya benar bahwa tanaman itu berkhasiat dalam

menyembuhkan penyakit atau mengurangi rasa sakit, lalu kemudian pengetahuan itu di

wariskan secara turun temurun dari setiap generasi ke generasi secara lisan. Setelah

IPTEK mengalami kemajuan yang cukup pesat, manusia menyadari bahwa pengetahuan

mengenai pemanfaatan tanaman obat itu perlu di abadikan atau didokumentasikan.

Tumbuhan obat di artikan sebagai tanaman ataupun tumbuhan yang secara

alamiah memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit. Hampir setiap orang

di Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit atau

kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika masih bayi, kanak-kanak

maupun setelah dewasa. Tercatat ada sebanyak 7557 jenis tumbuhan yang berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

141

informasi digunakan sebagai obat dan tumbuh tersebar di Indonesia. Dari jumlah

tersebut baru sebagian kecil yang diteliti dari segi budaya dan kegunaannya,

Tanaman obat dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut :

1. Tumbuhan obat lokal, yaitu berdasarkan informasi di daerah tertentu dijadikan

obat, dan ini dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu :

a. Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat di daerah lain, dengan

khasiat yang sama, misalnya pepaya sebagai obat malaria, daun jambu

untuk diare

b. Tumbuhan yang dapat digunakan juga sebagai obat didaerah lain, tapi

dengan khasiat yang berbeda. Misalnya, beberapa daerah di di Indonesia

memanfaatkan belimbing sayur / wuluh sebagai obat batuk tetapi di Kutai

Barat, belimbing sayur / wuluh dimanfaatkan sebagai obat cacar air

c. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat hanya di daerah tersebut (tidak

digunakan sebagai obat di daerah lain). Contoh : Kajuuq Naraakng (Kayu

Arang).

2. Tumbuhan obat sebagai bahan dasar (precursor) baik bahan asli maupun untuk

sintesis. Contoh : Temulawak

3. Tumbuhan obat yang belum dikenal, yaitu berdasarkan informasi diduga

sebagai obat tetapi belum jelas penggunaan dan kegunaannya. Contoh :

beringin

Walaupun banyak tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, banyak

orang yang tidak mengetahuinya dan memilih untuk memusnahkan tanaman tersebut

karena kurangnya pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati di bidang obat –

obatan terutama dalam pemanfaatan tanaman obat. Hal ini dapat menyebabkan

terjadinya kepunahan spesies tumbuhan tertentu yang mungkin memiliki khasiat dan

peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Oleh karena itu, tanaman obat perlu dilindungi dan di budidayakan, manfaat

dalam melindungi dan budidaya tanaman obat adalah selain kita dapat membantu dalam

upaya konservasi tumbuhan dan pelestarian lingkungan, bukanlah hal yang mustahil

apabila tanaman obat tersebut dapat mendatangkan keuntungan secara kesehatan pada

diri sendiri bahkan keuntungan ekonomi karena tidak sedikit tanaman obat yang

memiliki nilai jual tinggi karena sangat sulit didapatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

142

LAMPIRAN 7

TUGAS KELOMPOK

Setelah kalian menerima penjelasan mengenai pemanfaatan tumbuhan obat,

diskusikanlah topik – topik berikut bersama anggota kelompokmu :

1. Tanaman obat apa saja yang terdapat di daerah mu (min. 5 jenis tanaman &

sertakanlah nama lokal, umum dan ilmiah dari tanaman tersebut)?

2. Bagaimana metode pemanfaatan tanaman tersebut, organ tumbuhan apa saja yang

digunakan dan jenis penyakit apa yang dapat disembuhkan serta bagaimana cara

memperolehnya (cara penyajian data bebas dapat berupa tabel, chart, dll)?

3. Buatlah tabel perekaman data ketika kamu melakukan pengamatan !

Contoh tabel perekaman data :

No

Nama

Umum

Nama

Lokal

Nama Ilmiah

(spesies) Genus

Organ

Yang

Digunakan

Cara

Penggunaan Manfaat

1

2

4. Buatlah dokumentasi dari hasil pengamatan yang kalian lakukan dapat berupa foto

atau video lalu dilampirkan pada hasil pengamatan.

5. Tindakan apa saja yang akan kalian lakukan dalam usaha konservasi dan budidaya

tanaman obat

6. Dari data tanaman obat yang kalian dapatkan, ambilah beberapa tanaman dan buatlah

herbarium dari tanaman tersebut (pembuatan herbarium dapat dilihat pada video

tutorial pembuatan herbarium)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

143

LAMPIRAN 8

KISI-KISI SOAL EVALUASI

Nama Sekolah : -

Kelas/Semester : X

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pembelajaran : Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Kurikulum : KTSP

Bentuk Soal : Uraian

Penyusun : Peneliti

Indikator

Aspek

(C1)

Pengetahuan

(C2)

Pemahaman

(C3)

Penerapan

(C4)

Analisis

(C5)

Sintesis

(C6)

Penilaian

Mendeskripsikan peran dan manfaat

tumbuhan sebagai obat

B3 B1 B8

Menyebutkan jenis-jenis tanaman obat

beserta manfaatnya

B2, B7,B10

mendeskripsikan jenis-jenis metode

pemanfaatan tanaman obat dan penyakit

yang dapat diobati.

B4,B5 B6 B9,B10

Ket :

B : Soal Essai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

144

LAMPIRAN 9

SOAL EVALUASI

“Pemanfaatan Tumbuhan Obat”

Nama :

Kelas :

Mata Pelajaran :

Tanggal :

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman obat? (skor 3)

2. Sebutkan 3 jenis tanaman obat yang kamu ketahui berikut manfaatnya! (skor 2)

3. Tumbuhan obat dapat dikelompokkan menjadi 3, sebutkan!(skor 2)

4. Berikan 3 contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam

pembuatan obat herbal maupun sintesis!(skor 2)

5. Sebutkan jenis-jenis metode pemanfaatan tanaman obat yang kamu ketahui beserta

tahapan pemanfaatan nya!(skor 2)

6. Masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang sering menambahkan air aren atau madu

pada ramuan obat tradisional. Jelaskan menurut pendapatmu, mengapa hal itu perlu

dilakukan!(skor 4)

7. Suatu tumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Tanaman herba

tinggi batang mencapai 120cm

habitat : padang rumput, sawah atau rawa yang sudah mengering

memiliki aroma yang khas menyerupai bau kambing

Jelaskan, tanaman apakah yang dimaksud dan apa saja manfaatnya sebagai tumbuhan

obat!(skor 5)

8. Mengapa tanaman obat perlu dilindungi & dibudidayakan?(skor 4)

9. Sebagian besar tumbuhan obat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit dan bukan

sakit. Jelaskan pernyataan tersebut!(skor 5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

145

10. Andaikan kamu adalah seorang peneliti tanaman obat, dari gambar tanaman dibawah

ini berikan penjelasan mu mengenai : (skor 5)

a. Nama umum, nama ilmiah dari tanaman diatas

b. Gambarkan ciri-ciri khas yang membuat tanaman ini mudah dikenali

c. Apa manfaat dari tanaman tersebut ?

d. Bagaimana cara pemanfaatan nya ?

Pedoman Penilaian

𝒏

𝑵× 𝟏𝟎𝟎 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓

Ket :

n : Nilai yang diperoleh siswa

N : Total nilai soal (34)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

146

KUNCI JAWABAN

1. Tanaman ataupun tumbuhan yang secara alamiah memiliki kemampuan

menyembuhkan berbagai penyakit.

2. 3 jenis tumbuhan / tanaman obat yaitu :

a. Cocor bebek sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan sakit kepala,

batuk, sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam,

memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, serta bisul.

b. Sirih untuk menguatkan gigi dan mengurangi bau badan.

c. Pasak Bumi sebagai obat malaria dan sebagai precursor untuk pembuatan

jamu vitalitas pria.

3. Tumbuhan obat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Tumbuhan obat lokal

b. Tumbuhan obat precursor / bahan dasar obat herbal maupun sintesis

c. Tumbuhan obat yang belum di indentifikasi

4. Temulawak, Jahe, Kumis Kucing.

5. Dioleskan, dikonsumsi, ditempelkan, dll

6. Untuk memberi cita rasa manis pada ramuan obat karena sebagian besar ramuan

obat cendrung memiliki rasa pahit.

7. Rumput bulu / Ageratum conyzoides L

8. Sebagai bentuk upaya konservasi tumbuhan dan pelestarian lingkungan.

9. Sakit adalah suatu perasaan yang tidak enak (sengsara) dalam segi mental atau

fisik atau suatu penderitaan yang disababkan oleh gangguan fungsional, penyakit

atau keturunan. Penyakit adalah suatu peralihan dari keadaan sehat ke suatu

kondisi abnormal dari bagian tubuh/jiwa.

10. Penjelasan :

a. Nama tanaman kumis kucing / Orthosiphon aristatus

b. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga yang berkelenjar, urat dan

pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas

gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang

keluar dari ujung cabang, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna

ungu dan kemudian menjadi putih, helai bunga tumpul, bundar.

c. Peluruh batu ginjal

d. Direbus untuk diminum air rebusannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

147

LAMPIRAN 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

148

LAMPIRAN 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

149

LAMPIRAN 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

150

LAMPIRAN 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

151

LAMPIRAN 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

152

LAMPIRAN 15

DOKUMENTASI

Wawancara dengan narasumber

Observasi lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/4670/2/091434026_full.pdfSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI ETNOEKOLOGI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH

153

Beberapa aktivitas masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang

Hutan Bukit Eno (lokasi analisa vegetasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI