PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Keguruan dan Ilmu Pendidikan...KONFLIK BATIN TOKOH...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDF/F. Keguruan dan Ilmu Pendidikan...KONFLIK BATIN TOKOH...
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL ORANG-ORANG PROYEK
KARYA AHMAD TOHARI DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA
DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XI SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh
Zusron Zuhdi
081224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL ORANG-ORANG PROYEK
KARYA AHMAD TOHARI DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA
DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XI SEMESTER 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh
Zusron Zuhdi
081224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karya ini
kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, yang telah menjadi pahlawan bagiku:
Bapak Badawi
Ibu Wasiti
Adikku, yang selalu memberikan keceriaan bagiku:
Windi Asti Putranti
Sahabat hati, yang dengan sabar mendampingiku:
B. Lisa Andika Permatasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Senantiasa,
Beriman
Berdoa
Berusaha
Bersabar
Berserah diri pada-Nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Juli 2013
Penulis
Zusron Zuhdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Zusron Zuhdi
Nomor Mahasiswa : 081224021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL ORANG-ORANG PROYEK
KARYA AHMAD TOHARI DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN
RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
KELAS XI SEMESTER 1
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 12 Juli 2013
Yang menyatakan,
Zusron Zuhdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Zuhdi, Zusron. 2013. Konflik Batin Tokoh Utama Novel Orang-orang ProyekKarya Ahmad Tohari dalam Tinjauan Psikologi Sastra dan RelevansinyaSebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester 1. Skripsi.Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orangProyek karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan alur,tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Orang-orang Proyek untuk mengetahuikonflik batin tokoh utama dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra diSMA kelas XI semester 1.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptifdigunakan untuk mengungkapkan alur, tokoh, penokohan, latar, psikologi novel, dankonflik batin tokoh utama. Langkah yang ditempuh peneliti adalah: (1) menganalisisalur, tokoh, penokohan, dan latar (2) mendeskripsikan psikologi novel berdasarkananalisis kebutuhan menurut teori Abraham Maslow, (3) mendeskripsikan konflikbatin tokoh utama dan (4) mendeskripsikan relevansi novel Orang-orang Proyekdengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 yang dikaji dari segi bahasa,perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) Alur yang digunakan dalamnovel ini adalah alur maju, (2) tokoh Kabul merupakan tokoh utama, sedangkantokoh tambahan dalam novel ini, yaitu Pak Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo,Basar, Tante Ana, dan Samad, (3) konflik batin tokoh utama muncul dikarenakantidak terpenuhinya beberapa aspek berdasarkan teori yang dikemukakan olehAbraham Maslow, yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan,tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan, dan tidak terpenuhinya akanaktualisasi diri, (4) relevansi novel sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelasXI semester 1 dengan mempertimbangkan a) tiga aspek penting, yaitu aspek bahasa,aspek psikologi, aspek latar belakang budaya dan b) silabus, standar kompetensi,kompetensi dasar, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Zuhdi, Zusron. 2013. The Inner Conflict of Main Character in a Novel Orang-orang Proyek Written by Ahmad Tohari in Terms of PhyscologicalLiteratur and Its Relevance on the Literature Learning in Senior HighSchool Grade XI Semester 1. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, UniversitasSanata Dharma.
This research reviews the inner conflict of the main character in a novelentitled “Orang-Orang Proyek” written by Ahmad Tohari. The purpose of thisresearch is to describe a plot, characters and characterization in a novel entitledOrang-Orang Proyek in order to find out the inner conflict of the main character andits relevance to the literature learning in Senior High School grade XI, semester 1.
This research is a descriptive qualitative research. Descriptive method is usedto reveal the plot, character, and characterization and an inner conflict of the maincharacter. The steps which are taken by the researcher are (1) Analyzing the plot,character, characterization, and background (2) Describing the physcological novelaccording Abraham Maslo, (3) Describing the inner conflict of the main characterbased on the needs analysis of Abraham Maslow’s theory, (4) Describing therelevance of the novel “Orang-Orang Proyek” to the literature learning of SeniorHigh School students, grade XI, semester 1 which is assessed in terms of language,psychological development, and cultural background of the students.
The result of the analysis can be concluded that (1) A plot which is used inthis novel is an advance plot (2) Kabul is the main character, while the additionalcharacters in this novel are Pak Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, TanteAna, and Samad, (3) The inner conflict in this novel appears because there is nofulfillment of some aspects such as the needs of love and existence, needs ofappreciation, and there is no fulfillment in self-actualization based on a theory whichis proposed by Abraham Maslow, (4) The relevance of the novel is used as theliterature learning materials in Senior High school, grade XI, semester 1 with theconsideration of (a) three important aspects such as language aspect, physiologyaspect, cultural background aspect, and (b) syllabus, standard competence,competence standard, and lesson plan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan ridho-
Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel “Orang-orang Proyek” Karya Ahmad
Tohari Dalam Tinjauan Psikologi Sastra dan Relevansinya pada Pembelajaran
Sastra di SMA Kelas XI Semester 1. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Daerah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan,
nasihat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
peneliti menyampaikan penghargaan sebagai rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma,
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah,
3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar dan
pengertian memberikan nasihat dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini
sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen PBSID yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu kepada
penulis.
6. Sekretariat PBSID yang telah membantu kelancaran perkuliahan penulis.
7. Karyawan perpustakaan USD yang telah membantu penulis untuk mendapatkan
segala referensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Orang tuaku tercinta, Badawi, S.Pd., dan Wasiti, S.Pls., yang selama ini dengan
tulus mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis.
9. Adikku tercinta, Windi Asti Putranti yang selalu memberikan keceriaan kepada
penulis.
10. B. Lisa Andika Permatasari, S.Pd., yang telah memberi dukungan yang luar biasa
selama penyusuan skripsi ini.
11. Teman-teman PBSID angkatan 2008, yang selalu menjadi inspirator bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Zusron Zuhdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN MOTTO v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Batasan Istilah 5
1.6 Sistematika Penyajian 6
BAB II LANDASAN TEORI 8
2.1 Penelitian Terdahulu 8
2.2 Kajian Pustaka 9
2.2.1 Unsur Intrisik Karya Sastra 9
2.2.1.1 Alur (plot) 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.1.2 Tokoh 13
2.2.1.3 Penokohan 14
2.2.1.4 Latar 16
2.2.2 Psikologi Sastra 18
2.2.3 Psikologi Abraham Maslow 20
2.2.3.1 Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan 22
2.2.3.2 Kebutuhan akan Penghargaan 23
2.2.3.3 Kebutuhan akan Aktualisasi Diri 23
2.2.4 Konflik Batin 24
2.2.5 Pembelajaran Sastra di SMA 25
2.2.5.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 25
2.2.5.2 Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32
3.1 Jenis Penelitian 32
3.2 Sumber Data 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data 33
3.4 Teknis Analisis Data 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34
4.1 Deskripsi Data 34
4.2 Analisis Struktural Novel 34
4.2.1 Alur 35
4.2.2 Tokoh 47
4.2.3 Penokohan 47
4.2.4 Latar 66
4.3 Analisis Psikologi dalam Novel Orang-orang Proyek 72
4.3.1 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan 72
4.3.2 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan 74
4.3.3 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.4 Konflik Batin Tokoh Utama 80
4.5 Pembahasan 87
4.6 Relevansi Novel sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMA Kelas XI Semester 1 92
4.6.1 Aspek Bahasa 93
4.6.2 Aspek Psikologi 95
4.6.3 Aspek Latar Belakang Budaya 97
4.6.4 Silabus 100
4.6.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 101
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 113
5.1 Kesimpulan 113
5.2 Implikasi 117
5.3 Saran 117
DAFTAR PUSTAKA 119
LAMPIRAN 121
BIODATA PENULIS 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK dan KD Pembelajaran Keterampilan Berbahasa ………………… 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sastra tidak akan pernah lepas dari pembelajaran Bahasa
Indonesia karena bahasa merupakan bahan pokok dari sastra. Pembelajaran dan
pengajaran sastra sangat penting karena sastra mempunyai relevansi dengan masalah-
masalah dunia nyata. Karya sastra sebagai wujud penggambaran dari dunia nyata bisa
dijadikan ukuran bagi siapa saja untuk introspeksi, tidak terkecuali untuk dunia
pendidikan dan pembelajaran. Dunia pendidikan pada saat ini sangat membutuhkan
solusi yang tepat agar masalah-masalah yang ada dapat terselesaikan dengan cara
yang berpendidikan. Oleh karena itu, melalui pengajaran sastra yang tepat dan bahan
ajar yang menarik serta relevan, pembelajaran bahasa Indonesia dapat memberikan
sumbangan dalam memecahkan masalah dalam masyarakat.
Rahmanto (1988: 16) memaparkan terdapat empat manfaat dari pengajaran
sastra terhadap dunia pendidikan. Manfaat yang pertama adalah pengajaran sastra
mampu membantu keterampilan berbahasa siswa. Kedua, melalui pengajaran sastra,
siswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan budayanya. Ketiga, pengajaran
sastra mampu mengembangkan cipta dan rasa. Keempat, pengajaran sastra mampu
menunjang pembentukan watak siswa.
Dalam kenyataannya, pengajaran sastra kurang menarik bagi siswa. Bagi
siswa, bahan yang digunakan dalam pembelajaran sastra terlalu membosankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Apakah dari materi yang disampaikan atau dari segi penyampaian materi oleh
pendidik? Pembelajaran di sekolah, khususnya sastra, terkadang membuat sastra
sendiri semakin ditinggalkan karena pemanfaatan bahan yang monoton dan kurang
menarik bagi siswa. Ketika siswa merasa bosan dalam pembelajaran, konsentrasi
belajar mereka akan semakin berkurang. Akibatnya, tujuan pembelajaran sastra tidak
akan tercapai secara maksimal.
Dalam memilih bahan pembelajaran sastra, pendidik harus
mempertimbangkan relevansi bahan ajar, nilai yang terkandung dalam karya sastra
itu, dan psikologi siswa. Oleh karena itu, penulis mencoba memanfaatkan bahan yang
menarik, mengandung nilai kejujuran dan keteguhan, serta sesuai dengan tahap
psikologi siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menemukan relevansi
novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari dengan pembelajaran sastra di SMA
kelas XI semester 1.
Penulis memilih karya sastra tersebut karena di dalamnya banyak sekali
digambarkan bagaimana nilai kejujuran serta keteguhan hati diuji. Kabul, sebagai
tokoh utama mampu menggambarkan bagaimana nilai-nilai kejujuran serta keteguhan
hati dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang sama sekali tidak sejalan dengan
nilai-nilai yang dimiliki Kabul. Tindakan korupsi yang marak terjadi di lingkungan
sekitarnya tidak membuatnya tertarik untuk mengikutinya. Ia justru tetap pada
pendiriannya untuk selalu bersikap jujur, walaupun ia harus menemui berbagai
rintangan dalam hidupnya. Perasaan (batin) dalam diri Kabul selalu mendapatkan
tentangan dari luar, sehingga membuat perasaan Kabul selalu bergejolak. Pikiran-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pikiran Kabul yang konsisten terhadap prinsip yang dia pegang lagi-lagi dihadapkan
oleh permasalahan yang dia hadapi. Konflik batin yang dialami Kabul tidak
membuatnya goyah akan pendiriannya. Meski Kabul mendapat tentangan yang
membuat perasaan batinnya diuji, dia tetap menjunjung tinggi prinsip yang dia pakai,
terlihat melalui sikap jujurnya.
Nilai-nilai dalam diri Kabul itulah yang akan diterapkan dalam diri siswa
melalui pembelajaran sastra. Sebelumnya, peneliti akan menganalisis kepribadian
tokoh Kabul dalam novel tersebut untuk lebih meyakinkan bahwa karakter tokoh
yang diciptakan oleh Ahmad Tohari itu patut diterapkan dalam kehidupan siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis membatasi dan merumuskan
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang
diambil adalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah unsur alur, tokoh, penokohan, dan latar yang membentuk
konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad
Tohari?
b. Bagaimanakah konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek
karya Ahmad Tohari?
c. Bagaimanakah relevansi konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang
Proyek karya Ahmad Tohari dengan pembelajaran sastra di SMA Kelas XI
Semester 1?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan unsur alur, tokoh, penokohan, dan latar yang membentuk
konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad
Tohari.
b. Mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek
karya Ahmad Tohari.
c. Mendeskripsikan relevansi konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-
orang Proyek karya Ahmad Tohari dengan pembelajaran sastra di SMA Kelas
XI Semester 1.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan sumbangan sebagai
berikut.
a. Bagi dunia sastra, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
kajian sastra, khususnya kajian sastra dari sudut psikologi.
b. Bagi peneliti sastra, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
memberikan informasi mengenai karya sastra, khususnya novel Orang-orang
Proyek karya Ahmad Tohari.
c. Bagi pembelajaran sastra di SMA, khususnya yang berkaitan dengan hasil
penelitian mengenai novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa bahan ajar
yang relevan.
1.5 Batasan Istilah
a. Novel
Novel adalah cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek kehidupan
manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah-ubah dan merupakan
kesatuan dinamis yang bermakna (Wahyuningtyas, 2010: 47)
b. Konflik
Konflik adalah sesuatu yang dramatis, mengacu pada pertarungan antara dua
kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi-aksi balasan (Wellek
dan Warren via Nurgiyantoro, 2007: 122).
c. Konflik batin (internal conflict)
Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seseorang (atau:
tokoh-tokoh) cerita. Jadi, konflik batin merupakan konflik yang dialami
manusia dengan dirinya sendiri, lebih merupakan permasalahan intern seorang
manusia (Nurgiyantoro, 1995: 124).
d. Alur (plot)
Alur (plot) adalah kontruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan
peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan atau dialami oleh
para pelaku (Luxemburg via Fananie, 1984: 149)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
e. Tokoh
Tokoh adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam sutau karya naratif, atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu aeperti yang diekspresikan dalamu capan dan apa
yang dilakukan dalam tindakan (Abrams via Nurgiyantoro, 1995: 165)
f. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones via Nurgiyantoro, 1995: 165)
g. Latar
Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams via Nurgiyantoro,
1995: 206)
h. Psikologi
Psikologi adalah ilmu jiwa yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku
manusia (Atkinson via Minderop, 2010: 3)
i. Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra
(Endraswara via Minderop, 2010: 59).
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam skripsi ini akan terbagi dalam lima bab. Bab I
akan menguraikan mengenai (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) batasan istilah, dan (f) sistematika
penyajian. Bab II menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai
acuan dalam penelitian yang terdiri dari (a) penelitian terdahulu yang relevan,
(b) kajian pustaka yang meliputi unsur intrinsik karya sastra, psikoanalisis Abraham
Maslow, Psikologi Sastra, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Pembelajaran
Sastra di SMA. Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi (a) jenis penelitian,
(b) data penelitian, (c) teknik pengumpulan data, dan (d) teknik analisis data. BAB IV
berisi hasil dan pembahasan, meliputi (a) analisis alur, tokoh, penokohan, dan latar
yang membentuk konflik batin tokoh utama, (b) analisis psikologi novel, (c) konflik
batin tokoh utama, dan (d) relevansi novel sebagai bahan pembelajaran sastra di
SMA. BAB V berisi tentang (a) kesimpulan, (b) implikasi, (d) dan saran. Bagian
akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti menemukan penelitian yang serupa dan ada hubungannya dengan
topik penelitian. Penelitian yang relevan dengan topik ini, yaitu penelitian Andrey
Pranata (2009) dan Ardiyonsih Pramudya (2012).
Penelitian Andrey Pranata, berjudul Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad
Tohari: Analisis Sosiologi Sastra yang disusun pada tahun 2009. Pendekatan yang
digunakan adalah sosiologi sastra dan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari
penelitian tersebut adalah analisis latar, alur, penokohan, tema, serta menguraikan
nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-orang Proyek. Persoalan yang
diangkat dalam novel ini adalah persoalan korupsi yang terjadi dalam pembangunan
jembatan di Sungai Cibawor dan masalah percintaan yang dialami oleh Kabul dan
Wati.
Penelitian Ardiyonsih Pramudya yang berjudul Problem Sosial Novel Orang-
orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Budaya yang
disusun pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan
menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan, bahwa problem sosial yang terdapat dalam novel Orang-orang Proyek
adalah korupsi, kemiskinan, pelanggaran terhadap norma masyarakat, pencurian, dan
permasalahan birokrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kedua penelitian diatas sama-sama membahas novel Orang-orang Proyek
dari segi sosiologi sastra. Berkaitan dengan penelitian ini, kedua penelitian di atas
membahas novel tersebut dari segi sosiologi sastra, sedangkan peneliti membahas
novel tersebut dari segi psikologi sastra. Untuk itu, kedua penelitian tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran awal bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian ini
agar menjadi lebih baik lagi.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Unsur Intrinsik Karya Sastra
Unsur intrinsik karya sastra yang digunakan dalam penelitian ini ada empat
hal, yaitu, alur, tokoh, penokohan, dan latar. Empat hal tersebut nantinya akan
digunakan sebagai acuan untuk mengetahui hal apa saja yang menimbulkan konflik
batin tokoh utama. Karena konflik batin tokoh utama akan terbentuk melalui empat
hal tersebut.
2.2.1.1 Alur (plot)
Secara sederhana alur dapat didefinisikan sebagai sebuah rangkaian cerita
dalam cerkan yang menunjukkan hubungan sebab akibat (Wahyuningtyas, 2010: 4).
Dalam analisis cerita, alur sering juga disebut dengan plot. Sebuah urutan peristiwa
yang ingin disampaikan pastilah menggunakan urutan waktu yang runtut, entah dari
awal peristiwa itu terjadi maupun sebaliknya. Plot dapat diartikan sebagai
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam suatu cerita (Siti Sundari via
Fananie, 2002: 93). Dapat dikatakan bahwa alur adalah suatu urutan cerita atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
peristiwa yang teratur dan padu. Antara peristiwa yang satu dengan yang lain, antara
peristiwa yang diceritakan lebih dahulu dengan yang kemudian saling berhubungan
dan saling terkait. Kaitan antara peristiwa tersebut hendaknya jelas, logis, dapat di
awal, tengah, atau akhir (Nurgiyantoro, 1995: 142). Alur atau plot dapat diartikan
sebagai jalan atau urutan cerita yang menunjukkan sebab akibat dan mewakili
keseluruhan isi cerita.
1. Unsur-unsur Plot
a) Peristiwa
Dalam sebuah karya sastra pastilah ada kejadian atau peristiwa yang
diangkat. Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke
keadaan lain (Luxemburg via Nurgiyantoro, 1995: 117). Peristiwa dapat
dibedakan dalam tigal, yaitu peristiwa fungsional, peristiwa kaitan, peristiwa
acuan. Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang menentukan dan atau
mempengaruhi perkembengan plot. Urut-urutan peristiwa yang fungsional
merupakan inti cerita sebuah karya fiksi yang bersangkutan. Peristiwa kaitan
adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa penting
dalam pengurutan penyajian cerita. Peristiwa acuan adalah peristiwa yang secara
tidak langsung berpengaruh dan atau berhubungan dengan perkembangan plot,
melainkan mengacu pada unsure-unsur lain. Dalam hubungan ini, bukannya alur
dan peristiwa penting, melainkan bagaiman suasana alam dan batin dilukiskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b) Konflik
Konflik adalah tahapan ketika suasana emosional memanas karena adanya
pertentangan dua atau lebih kekuatan (Hariyanto, 2000: 39). Menurut Nurgiyantoro
(1995: 122), konflik adalah kejadian yang tergolong penting (jadi, ia akan berupa
peristiwa fungsional, utama), merupakan unsur yang esensial dalam pengambangan
plot. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua
kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek &
Warren via Nurgiyantoro, 1995: 122). Dalam hal ini, konflik mengarah pada hal yang
negatif. Bisa dikatakan, konflik adalah pertentangan antara dua pihak yang keduanya
saling mempertahankan pendirian masing-masing. Dalam sebuah cerita, apabila tidak
ada konflik akan membuat cerita tersebut menjadi monoton dan biasa-biasa saja.
Konflik yang ada pada sebuah cerita akan membuat cerita semakin menarik dan
menimbulkan rasa penasaran oleh penikmatnya. Menurut Nurgiyantoro, konflik dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal
adalah konflik antara satu tokoh dengan yang lain, atau antara tokoh dengan
lingkungan (Baribin, 1985: 62). Sementara konflik internal adalah adalah
pertentangan dan keinginan di dalam diri seorang tokoh.
c) Klimaks
Klimaks merupakan hal yang sangat penting dalam struktur plot. Apabila
konflik eksternal dan konflik internal telah mencapai titik puncak maka akan
menyebabkan konflik. Klimaks adalah saat konflik sudah mencapai tingkat intensitas
tertinggi, dan saat itu dan saat itu merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kejadiannya (Stanton via Nurgiyantoro, 1995: 127). Klimaks akan muncul tergantung
pada konflik yang dibuat oleh pengarang.
2. Tahapan alur
Untuk memperoleh keutuhan sebuah plot cerita, Aristoteles mengemukakan
bahwa sebuah plot haruslah terdiri dari tahap awal, tahap tengah, tahap akhir (Abrams
via Nurgiyantoro, 1995: 142). Ketiga tahap tersebut perlu dikenali, terutama jika
bermaksud menelaah plot karya fiksi yang bersangkutan.
a) Tahap awal
Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut dengan perkenalan. Tahap
perkenalan biasanya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan
berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya. Fungsi pokok tahap awal
sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya
khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan.
b) Tahap tengah
Tahap tengah cerita dapat juga disebut dengan tahap pertikaian, menampilkan
pertentangan dan atau komflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap
sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Bagian tengah
cerita merupakan bagian terpanjang dan terpenting dari sebuah karya fiksi yang
bersangkutan. Pada bagian inilah cerita disajikan tokoh-tokoh memainkan peran,
peristiwa penting fungsional dikisahkan, konflik berkembang semakin meruncing,
menegang, dan mencapai klimaks, dan pada umumnya tema pokok, makna cerita
pokok diungkapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c) Tahap akhir
Tahap akhir sebuah cerita, atau dapat juga disebut dengan tahap peleraian,
menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini berisi tentang
kesudahan cerita, atau menyaran bagaimanakah akhir dari sebuah cerita.
2.2.1.2 Tokoh
Menurut Sumardjo (1986: 144), tokoh adalah orang yang mengambil bagian
dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang
digambarkan dalam plot. Tokoh dalam sebuah cerita merupakan objek yang
menjalankan sebuah cerita.
Pada dasarnya tokoh dibagai menjadi dua jenis yaitu tokoh utama dan tokoh
bawahan. Tokoh utama senantiasa relevan dalam setiap peristiwa di dalam suatu
peristiwa (Stanton via Santoso, 2010: 7). Dalam sebuah cerita, tokoh menjadi
pemeran utama yang mewakili topik yang diangkat. Tugas pokok tokoh dalam cerkan
adalah melaksanakan atau membawa tema cerita menuju ke sasaran tertentu. Oleh
karena itu, cerita tanpa pelaku sulit menggiring masalah ke tujuan yang ingin dicapai
(Santoso, 2010: 6). Abrams mengemukakan, tokoh adalah orang(-orang) yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang diakukan dalam tindakan.
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita,
tokoh dibedakan menjadi dua, tokoh utama dan tokoh tambahan. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Nurgiyantoro (1995: 176-178), tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling
banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Tokoh utama sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Di lain
pihak, kehadiran tokoh tambahan lebih sedikit dibandingkan dengan tokoh utama.
2.2.1.3 Penokohan
Penokohan adalah sifat dan sikap para pelaku cerita. Menurut Sumardjo
(1986: 63), sebagian besar tokoh-tokoh karya fiksi adalah tokoh rekaan. Tokoh-tokoh
tersebut tidak saja berfungsi untuk menaikkan cerita, tetapi juga berperan untuk
menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Hubungan tokoh dengan aspek lain dalam
sebuah karya sastra tidak bisa dipisahkan. Istilah tokoh menunjuk pada orang (pelaku
cerita), sedangkan watak, perwatakan, dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap
para tokoh yang ditafsirkan oleh pembaca. Jones (dalam Nurgiyantoro, 1995: 165)
menyebutkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 165) adalah
orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Untuk menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karakter tokoh dapat dilihat dari apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan (Abrams
via Fananie, 2002: 87).
Dalam menentukan karakteristik sebuah tokoh, penulis sastra harus
memperhatikan kewajaran watak tokoh tersebut. Walaupun tokoh cerita hanya
merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang
hidup secara wajar, sewajar bagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah
dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan (Nurgiyantoro, 1995: 167).
1. Teknik Pelukisan Tokoh
Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya: pelukisan sifat,
sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal yang berhubungan dengan jati diri tokoh
– dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik, yaitu teknik penjelasan, ekspositori
(expository) dan teknik dramatik (dramatic). (Abrams via nurgiyantoro, 1995: 194).
Sebenarnya para ahli menyebut kedua teknik tersebut dengan sebutan mereka sendiri.
Contoh, Abrams menyebut kedua teknik tersebut dengan sebutan teknik uraian
(telling) dan teknik ragaan (showing) tapi pada dasarnya mempunyai pengertian dan
esensi yang sama. Dalam penokohan, kedua cara itu yang paling dominan
digunakan oleh para pengarang tergantung pada selera pengarang dan penceritaan.
(a) Teknik Ekspositori
Dalam hal ini pelukisan tokoh cerita dihadirkan dengan memberikan
deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan
oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbeli-belit, melainkan begitu saja
dan langsung diberikan deskripsi kehadirannya, yang mungkin berupa sikap, sifat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya (Nurgiyantoro, 1995: 195). Cara
ini cukup efektif dan ekonomis. Pengarang dengan cepat dan singkat dapat
mendeskripsikan kehadiran tokoh ceritanya. Contoh dari metode ekspositori dapat
dilihat dari penggalan novel Katak Hendak Jadi Lembu berikut ini.
Bapaknya yang masih senang duduk di atas kursi rotan itu jadi menteri di kantorkabupaten patih Sumedang. Ia sudah lebih dari separuh baya–sudah masuk bilanganorang tua, tua umur -tetapi bedanya masih muda rupanya. Bahkan hatinya pun sekali-kali belum boleh dikatakan “tua” lagi, jauh dari itu. Barang dimana ada keramaiandiSumedang atau di desa-desa yang tiada jauh benar dari kota itu, hamper ia selalukelihatan. Istimewa dalam adat kawin, yang diramaikan dengan permaianan sepertitari menari, tayuban, dan lain-lain, seakan-akan dialah yang jadi tontonan! Sampaipagi mau ngibing, dengan tiada berhenti-hentinya. Hampir disegala perkara dia selaludi atas dan terkemuka …. Rupanya dan cakapnya. Memang dia pantang kerendahan,perkataannya pantang dipatahkan. Meskipun ia hanya berpangkat manteri kabupatendan “semah” pula di negeri Sumedang, tetapi hidupnya tak dapat dikatakanberkekurangan. Rumahnya bagus, lebih daripada sederhana.
Terlihat dari contoh di atas, mulai kalimat pertama cerita telah mengarah pada
deskripsi kehadiran tokoh.
(b) Teknik Dramatik
Penampilan tokoh cerita, dalam teknik dramatic, artinya mirip dengan yang
ditampilkan dalam drama, dilkukan secara tak langsung (Nurgiyantoro, 1995: 198).
Dalam hal ini, pengarang tidak mendeskripsikan secara langsung tokoh yang
ditampilkan. Pengarang menampilkan tokoh melalui berbagai aktivitas yang
dilakukan. Teknik ini tidak langsung mencakup karakterisasi melalui dialog-apa yang
dikatakan penutur, jati diri tokoh, nada suara, penekanan dialeg, kualitas mental
tokoh, dan kosa kata tokoh.
2.2.1.4 Latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Latar, dalam sebuah prosa tidak dapat ditingglkan, karena latar berfungsi
sebagai penggambaran sebuah peristiwa itu dilukiskan atau terjadi. Biasanya, latar
mengarah kepada tempat kejadian atau dimana peristiwa itu terjadi. Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 1995: 216) menyatakan, latar atau setting yang disebut juga sebagai
landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa itu terjadi. Latar dibedakan atas tiga hal, yaitu:
1. Latar Tempat
Menurut Nurgiyantoro (1995: 227), latar tempat menyaran pada lokasi
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar tempat
dimaksukkan untuk mengidentifikasi situasi yang tergambar dalam cerita.
Penggunaan latar tempat adalah tempat yang dijumpai dalam dunia nyata. Latar
tempat dalam sebuah novel biasanya meliputi berbagai lokasi. Terlepas dari itu,
tempat menjadi sesuatu yang bersifat khas, tipikal, dan fungsional (Nurgiyantoro,
1995: 228).
2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” peristiwa itu terjadi. Masalah
waktu dalam karya naratif, menurut Genette (dalam Nurgiyantoro, 1995: 231) dapat
bermakna ganda. Latar waktu menyaran pada waktu penceritaan dan waktu penulisan
cerita, selain itu, menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan
dalam cerita. Kejelasan waktu yang diceritakan sangat penting dalam sebuah cerita.
Karena tanpa kejelasan urutan waktu, pembaca tidak akan memahami jalannya cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Waktu yang dijadikan latar dalam cerita harus wajar, sesuai dengan perkembangan
waktu sejarah yang menjadi acuannya. Masalah waktu dalam karya fiksi juga sering
dihubungkan dengan lamanya waktu yang dipergunakan dalam cerita (Nurgiyantoro,
1995: 232). Latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat dan sosial. Keadaan
suatu yang diceritakan harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan
berubah sejalan dengan perubahan waktu.
3. Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi
(Nurgiyantoro, 1995: 233). Tata cara lehidupan sosial masyarakt mencakup berbagai
masalah dalam lingkup yang kompleks, misalnya kebiasaan hidup, adat istiadat,
tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Selain
itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,
misalnya rendah, menengah, atau atas. Latar sosial berperan menentukan apakah
sebuah latar, khususnya latar tempat, menjadi khas.
2.2.2 Psikologi Sastra
Pada hakikatnya ilmu sastra dapat dikaitkan atau dapat didekati dengan ilmu
ilmu lain. Feminis, sosiologi, poskolonial, psikologi adalah beberapa pendekatan
yang bisa diterapkan untuk menelaah sebuah karya sastra. Sastra mempunyai sifat
komplek dan imajintif, karena sastra adalah hasil imajinasi pengarangnya. Maka
proses pemikiran dari pengarang yang melahirkan sebuah karya sastra erat kaitannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan kejiwaan pengarang. Melihat hal itu, salah satu pendekatan yang bisa
digunakan untuk menelaah karya sastra adalah psikoanalisis atau psikologi sastra.
Psikologi sastra bukan hanya meneliti mengenai hasil karya sastra seseorang namun
sekaligus juga meneliti aspek kejiwaan dari pengarang karya sastra tersebut.
Psikologi berasal dari kata Yunani, psyche, yang mempunyai pengertian jiwa,
dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa yang menyelidiki dan
mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson via Minderop, 2010: 3). Pada dasarnya
psikologi sastra dibangun atas dasar-dasar asumsi genesis, dalam kaitannya dengan
asal-usul karya, artinya, psikologi sastra dianalisis dalam kaitannya dengan psike
dengan aspek-aspek kejiwaan pengarang (Minderop, 2010;52). Dalam psikologi
sastra tidak akan bisa lepas dengan aspek kejiwaan pengarang. Pengarang sebagai
‘dalang’ dari sebuah karya sastra sangat mempengaruhi hasil karya sastra tersebut.
Kejiwaan pengarang mampu membuat suatu karya sastra menjadi baik untuk
dinikmati atau tidak, karena kejiwaan orang tidak mungkin bisa sama atau stabil.
Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra.
Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia
dari sisi dalam. Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sangat indah, karena dapat
memahami sisi kedalaman manusia (Endraswara via Minderop, 2010: 59).
Untuk penerapan psikologis sebagai salah satu cara menganalisis sebuah
karya sastra, peneliti diharapkan terlebih dahulu mengetahui sedikit mengenai ilmu
psikologis. Abrams menyatakan, sebelum dilakuakan telaah bagaimana hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
antara kepribadian pengarang dan karya sastra, terdapat beberapa unsur yang perlu
diketahui. Pertama, Kita perlu mengamati si pengarang untuk menjelaskan karyanya.
Telaah dilakukan terhadap eksponen yang memisahkan dan menjelaskan kualitas
khusus suatu karya sastra melalui referensi kualitas nalar, kehidupan, dan lingkungan
si pengarang. Kedua, kita perlu mengamati si pengarang terlepas dari karyanya,
caranya, kita amati biografi pengarang untuk merekonstruksi si pengarang dari sisi
kehidupannya dan menggunakan karyanya sebagai rekaman kehidupan dan
perwatakan. Ketiga, kita perlu membaca suatu karya sastra untuk menemukan
cerminan kepribadian si pengarang di dalam karya tersebut.
Terkait dengan hubungan antara sastra dan psikologi, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan. Pertama, suatu karya sastra harus merefleksikan kekuatan,
kekaryaan, dan kepakaran penciptanya. Kedua, karya sastra harus memiliki
keistimewaan dalam hal gaya dan perasaan pengarang. Ketiga, masalah gaya, struktur
dan tema karya sastra harus saling terkait dengan elemen-elemen yang mencerminkan
pikiran dan perasaan individu, tercakup didalamnya:pesan utama, permintaan, gelora
jiwa, kesenangan dan ketidaksenangan yang memberikan kesinambungan dan
hubungan terhadap kepribadian.
2.2.3 Psikologi Abraham Maslow
Teori yang ditemukan Maslow ini terkenal dengan sebutan teori kepribadian.
Namun, Maslow menyebutnya dengan teori holistik-dinamis karena teori ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus-menerus termotivasi oleh satu
atau lebih kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju
kesehatan psikologis, yaitu aktualisasi diri. Kaitannya dengan dunia psikologi,
menurut Maslow psikologis haruslah manusiawi, yaitu lebih memusatkan
perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi haruslah mempelajari
kedalaman sifat manusia, selain mempelajari perilaku yang nampak juga mempelajari
perilaku yang tidak nampak; mempelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari
kesadaran (Walgito, 2010: 91). Maslow melandasi teori kepribadiannya dengan
motivasi sebagai penggerak tingkah laku manusia. Motivasi adalah dorongan yang
timbul dari dalam individu sebagai hasil kesatuan terpadu yang memiliki tujuan atau
keinginan tertentu, yaitu mewujudkan kebutuhan-kebutuhan manusiawi sehingga
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tidak sadar.
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia memiliki tingkatan, tingkatan
kebutuhan manusia yang dimaksud, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Naisaban, 2004: 278—279). Kebutuhan dasar dan
universal tersebut jika disusun tampak sebagai berikut.
1. Kebutuhan akan aktualisasi diri
2. Kebutuhan akan penghargaan
3. Kebutuhan akan cinta dan keberadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Kebutuhan akan keamanan
5. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang ada di bawah, pemuasnya lebih mendesak daripada kebutuhan yang
ada di atasnya. Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan
bahwa kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawah harus terpenuhi paling tidak cukup
terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di atasnya menjadi hal yang
memotivasi (Feist & Feist, 2010: 331). Berkaitan dengan tujuan penelitian ini,
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yang akan diuraikan berkaitan dengan
konflik batin tokoh utama, yaitu kebutuhan akan cinta dan keberadaan, kebutuhan
akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ketiga kebutuhan ini
berkaitan erat dalam membentuk konflik batin tokoh utama.
2.2.3.1 Kebutuhan akan cinta dan keberadaan
Pada tahun 1970 Maslow berpendapat, orang akan membutuhkan cinta dan
keberadaan, seperti keinginan untuk berteman; keinginan untuk mempunyai pasangan
dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah
perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau Negara (via Feist & Feist, 2010: 333).
Maslow menambahkan (via Feist & Feist, 2010: 334), cinta dan keberadaan juga
mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan
juga untuk memberi dan mendapatkan cinta. Kebutuhan ini wajar karena seseorang
memang membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain. Kebutuhan ini muncul dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bentuk merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami rasa kekeluargaan,
persahabatan antara dua orang, kekaguman, dan kepercayaan (Naisaban, 2004: 279).
Manusia diciptakan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain.
2.2.3.2 Kebutuhan akan penghargaan
Hal-hal yang mencakup kebutuhan akan penghargaan ialah penghormatan
diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan (via Feist & Feist, 2010: 335)
Maslow mengidentifikasi dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan, yaitu reputasi
dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan gengsi, pengakuan atau ketenaran yang
dimiliki seseorang, dilihat dari sudut pandang orang lain. Penghargaan dari orang lain
sanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan
menjadi lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri dan juga lebih produktif. Sementara
harga diri ialah perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat
dan percaya diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya
akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di
peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
2.2.3.3 Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang muncul setelah semua
kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Ini adalah puncak dari kebutuhan manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dikemukakan oleh Maslow. Maslow berpendapat (via Goble, 1987: 77) bahwa
manusia perlu mengembangkan potensi dalam dirinya. Pemaparan tentang kebutuhan
psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan
kemampuannya disebut aktualisasi diri. Manusia berhak menjadi apa saja sesuai
dengan kemampuannya. Kepercayaan diri akan muncul apabila setiap rintangan dapat
dihadapi dengan sukses. Dengan kepercayaan diri dan hati yang tenang, persoalan
akan dapat mudah terselesaikan. Maslow menambahkan, kebutuhan akan aktualisasi
diri mencakup pemenuhan diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.
Dalam hal ini, manusia yang sampai tahap aktualisasi diri akan menjadi manusia
yang alami, mereka mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan mendasar mereka tanpa
mendapat tekanan (via Feist & Feist, 2010: 336).
2.2.4 Konflik Batin
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan
atau lebih yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain dan tidak mungkin
dipenuhi dalam waktu yang sama (Daradjat, 1985: 26-27).
Menurut Baribin (1985: 62), konflik internal/ kejiwaan adalah konflik yang
terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita; yang dialami manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam hal ini, konflik bisa dialami oleh siapa saja dalam sebuah prosa atau
cerkan. Konflik batin mengarah pada suatu individu dimana terjadi pergulatan batin
dalam dirinya yang dihasilkan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Maslow (dalam Goble, 1987: 130) menyatakan bahwa konflik antarindividu
awal mulanya disebabkan adanya konflik dalam diri individu. Dalam diri individu
sering terjadi konflik batin antara dorongan dan kontrol, antara hasrat pribadi dan
tuntutan masyarakat, serta antara tanggung jawab dan kenikmatan diri yang tidak
bertanggung jawab. Jadi, konflik batin adalah adanya dua gejolak atau pertentangan
dalam diri seseorang yang mengakibatkan perasaan atau batin orang tersebut merasa
bingung dalam menentukan pilihan yang tepat.
2.2.5 Pembelajaran Sastra di SMA
2.2.5.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP mempunyai pengertian sebagai kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:10).
KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada
dengan prinsip implementasi KBK yang disebut dengan Pengelolaan Kurikulum
Berbasis sekolah. Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan aspirasi mereka.
Menururt Sanjaya (2008:129), kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam kurun waktu tertentu, kurikulum
sebagai seluruh aktivitas siswa untuk memperoleh pengalaman, serta kurikulum
sebagai program pelaksanaan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa KTSP adalah
kurikulum yang memuat semua unsur desain kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menurut Muslich (2007:11), KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip berikut.
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik,
dan lingkungannya.
- Beragam dan terpadu.
- Tanggapan terhadap pekembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
- Menyeluruh dan berkesinambungan.
- Belajar seoanjang hayat.
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, KTSP dengan mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah tidak mungkin bisa dipisahkan. Materi yang diajarkan
disesuaikan dengan KTSP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk
pelajaran Bahasa Indonesia.
Tujuan umum pelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa mampu menguasai
kompetensi berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek: mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Adapun tujuan khusus pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah:
- Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku, beik secara
lisan meupun tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
- Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara.
- Memehamai bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
- Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
- Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
- Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BahasaIndonesia untuk SMA Kelas XI Semester 1
Tabel 2.1 SK dan KD Keterampilan BerbahasaStandar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan1. Memahami berbagai
informasi darisambutan/khotbah danwawancara
1.1 Menemukan pokok-pokok isisambutan/khotbah yang didengar
1.2 Merangkum isi pembicaraan dalamwawancara
Berbicara2. Mengungkapkan secara
lisan indformasi hasilmembaca dan wawancara
2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topiktertentu dari hasil membaca (artikel ataubuku)
2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentangtanggapan narasumber terhadap topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tertentuMembaca3 Memahai ragam wacana
tulis dengan membacaintensif dan membacanyaring
3.1 Menemukan perbedaan paragraf induktif dandeduktif melalui kegiatan membaca intensif
3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal,dan sikap membaca yang baik
Menulis4 Mengungkapkan
informasi dalam bentukproposal, surat dagang,karangan ilmiah
4.1 Menulis proposal untuk berbagai keperluan4.2 Menulis surat dagang dan surat kuasa4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar
pustaka dan catatan kakiMendengarkan5. Memahami pementasan
drama
5.1 Mengidentifikasi peristiwa, perilaku danperwatakannya, dialog, dan konflik padapementasan drama
5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkanteknik pementasan
Berbicara6. Memerankah tokoh
dalam pementasan drama6.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik
dan mimik, sesuai dengan watak tokoh6.2 Mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh
protagonis dan atau antagonisMembaca7. Memahami berbagai
hikayat, novelIndonesia/novelterjemahan
7.1 Menemukan unsurunsur intrinsik danekstrinsik hikayat
7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik danekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
Menulis8. Mengungkapkan
informasi melaluipenulisan resensi
8.1 Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisanresensi
8.2 mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisanresensi
b. Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Silabus dapat diidefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pembelajaran” (Salim via Muslich, 2007:23). BSNP
(dalam Sanjaya, 2008: 54-55) merumuskan silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi penilaian. Kaitannya dalam pembelajaran,
silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan system penilaian.
c. RPPMengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya siswa/anak
mendapatkan hal/pengetahuan baru yag sebelumnya belum pernah mereka dapatkan.
Untuk itu perlu adanya rancangan-rancangan/rencana-rencana agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, salah satu cara adalah dengan
membuat RPP. RPP merupakan pengembangan dari silabus yang sebelumnya dibuat.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata
pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich,
2007: 45). Menurut Sanjaya (2008: 59), rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.2.5.2 Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA
Masalah yang kita hadapi sekarang adalah menentukan bagaimana pengajaran
sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh
(Rahmanto, 1998;16). Untuk itu bahan ajar yang akan disampaikan hendaknya
mencakup:
1. Membantu keterampilan berbahasa
Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan
membantu siswa berlatih ketrampilan membaca, dan mungkin ditambah sedikit
ketrampilan meyimak, wicara, dan menulis yang masing-masing erat
hubungannya.
2. Meningkatkan pengetahuan budaya
Setiap karya sastra selalu menghadirkan ‘sesuatu’ dan kerap menyajikan
banyak hal yang apabila dihayati benar-benar akan semakin menambah
pengetahuan yang menghayatinya. Suatu bentuk pengetahuan khusus yang harus
selalu dipupuk dalam masyarakat adalah pengetahuan tentang budaya yang
dimilikinya.
3. Mengembangkan cipta dan rasa
Penting sekali kiranya memandang pengajaran sebagai proses
pengembangan individu secara keseluruhan. Oleh karenanya, hendaknya
kecakapan itu dikembangkan secara harmonis. Dalam hal pengajaran sastra,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan yang bersifat indra; yang
bersifat penalaran, yang bersifat afektif, yang bersifat sosial.
4. Menunjang pembentukan watak
Dalam hal ini hendaknya mampu membina perasaan siswa agar menjadi
lebih tajam. Hal lain yang bisa disumbangkan adalah memberikan bantuan dalam
usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa.
Selanjutnya, Rahmanto (1988; 26-33) memberikan pendapatnya mengenai
tiga aspek yang dipertimbangkan jika ingin memilih bahanpengajaran sastra, yaitu
sebagai berikut.
1. Bahasa
Agar pengajaran sastra berhasil, guru perlu mengembangkan keterampilan khusus
untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat
penguasaan siswa.
2. Psikologi
Dalam memilih bahanpengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologi
diperhatikan karena sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan
anak didik dalam segala hal.
3. Latar Belakang Budaya
Dalam memilih bahan pengajaran sastra, guru mengutamakan karya sastra yang
latar ceritanyadikenal siswa dan memahami karya sastra apa yang diminati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang
dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi
lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.
Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan
menggunakkan metode deskriptif.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, yaitu:
Judul Buku : Orang-orang Proyek
Pengarang : Ahmad Tohari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 220
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sekaligus yang dikaitkan
dengan penelitian pembelajaran siswa adalah novel Orang-orang Proyek. Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penelitian ini ialah hasil analisis konflik batin tokoh utama dalam novel Orang-orang
Proyek.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan peneliti membaca novel Orang-orang
Proyek dengan teliti kemudian mencatat hal-hal yang berkaitan dengan struktur
novel, yaitu alur, tokoh, penokohan, dan latar. Data-data yang merupakan bagian dari
keseluruhan novel Orang-orang Proyek yang berkaitan dengan masalah dan telah
dicatat kemudian diidentifikasi berdasarkan kesamaan masalah yang akan dikupas,
yaitu konflik batin tokoh utama.
3.4 Teknik Analisis Data
Peneliti menganalisis data dengan jalan bekerja dengan data itu sendiri. Data
yang diperoleh diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1. Membaca novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari.
2. Menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan tokoh, penokohan, alur, dan
latar yang terdapat pada novel Orang-orang Proyek.
3. Mencatat berbagai masalah yang telah ditemukan.
4. Mengidentifikasi data yang diperoleh sesuai dengan objek yang diteliti, dalam hal
ini konflik batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Kabul dalam novel Orang-
orang Proyek karya Ahmad Tohari.
5. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan, agar data lebih jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data yang dianalisis berupa kalimat dan paragraf yang berkaitan dengan unsur
struktur novel, psikologi dalam novel, konflik batin tokoh utama, dan relevansinya
sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Data yang berkaitan
dengan unsur struktur novel sebanyak 93 kutipan, yang terbagi atas alur, tokoh, dan
penokohan. Pada bagian alur, data yang dianalisis sebanyak 35 kutipan yang terdiri
dari 25 kalimat dan 10 paragraf serta tokoh dan penokohan data yang dianalisis
sebanyak 58 kutipan, yang terdiri dari 44 kalimat dan 14 paragraf. Pada bagian latar,
data yang dianilis sebanyak 29 kutipan, yang terdiri dari 25 kalimat dan 4 paragraf.
Pada bagian psikologi novel, data yang dianilis sebanyak 24 kutipan, yang terdiri dari
17 kalimat dan 7 paragraf. Pada bagian konflik batin tokoh utama, data yang
dianalisis sebanyak 21 kutipan, yang terdiri dari 13 kalimat dan 8 paragraf. Pada
bagian relevansi novel sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI, data
yang dianalisis sebanyak 29 kutipan, yang terdiri dari 27 kalimat dan 2 paragraf.
Seluruh data tersebut dikutip dari novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari.
4.2 Analisis Struktural Novel
Pada bagian ini, akan dipaparkan analisis struktur novel, yaitu alur, tokoh,
penokohan, dan latar. Analisis dilakukan dengan cara menemukan kalimat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
paragraf yang mempunyai kaitan dengan unsur struktur novel. Kalimat dan paragraf
tersebut kemudian dideskripsikan agar unsur struktur novel yang membentuk konflik
batin tokoh utama tampak lebih jelas.
4.2.1 Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini menggunakan tiga tahapan, yaitu tahap
awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Setiap tahap yang dianalisis mempunyai
hubungan dengan peristiwa yang dialami tokoh utama dan yang membentuk konflik
batin tokoh utama.
a. Tahap awal
Tahap awal sebuah cerita juga disebut sebagai perkenalan. Tahap ini
memperkenalkan suasana proyek, peristiwa, dan masalah yang menimbulkan konflik
batin tokoh utama. Dalam novel ini, pengarang mencoba menggambarkan situasi latar
pembangunan jambatan dan suasana proyek melalui deskripsi tempat dan suasana.
Kutipan yang menggambarkan hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.
(1) Pagi ini sungai Cibawor kelihatan letih. Tiga hari yang lalu hujan deras di hulumembuat sungai ini banjir besar. Untung sudah jadi watak sungai dipegunungan, banjir yang terjadi berlangsung cepat. (hlm. 5)
(2) Tampak proyek pembangunan jembatan sungai Cibawor terletak di tengahbulak, di wilayah kosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk.Hanya ada hamparan tanah pertanian kering dan hutan bambu. (hlm. 15)
(3) “Pak Tarya, sekarang tanggal berapa?”“Kalau tidak salah 13 Juni 1991. Kenapa?” (hlm.70)
Berlangsungnya cerita digambarkan melalui proyek pembangunan jembatan
di sungai Cibawor pada tahun 1991, yaitu pada kutipan (3). Di dalam lokasi proyek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
banyak orang yang terlibat, misalnya mandor, tukang besi, kuli-kuli, dan lain-lain.
Suasana proyek tersebut dapat dilihat dalam kutipan (4) berikut ini.
(4) Lebih dari seratus orang lebih bekerja di situ. Mereka adalah tukangbatu, perancang besi, mandor, beberapa insyinyur sipil, dan kuli-kuli.Operator alat-alat berat. Sopir-sopir truk dan kernetnya. Preman-premankampong dan pensiunan tentara yang direkrut menjadi satpam. Warung-warung juga bermunculan. Rokok, minuman, dan nasi rames bisa dibeli.Juga obat nyamuk juga aspirin. Bakso dan jamu pegal linu. Rujak ataues cendol. (hlm. 15)
Selain tempat di mana lokasi penceritaan berlangsung, berikut adalah
pengenalan masalah dalam pembangunan jembatan yang memicu munculnya konflik
batin dalam diri tokoh utama. Sedikit demi sedikit konflik mulai dimunculkan. Awal
munculnya masalah dapat dilihat dalam kutipan (5) dan (6) berikut ini.
(5) “Karena kerugian itu sesungguhnya bisa dihindarkan bila awal pelaksanaanpembangunan jembatan itu ditunda sampai musim kemarau tiba beberapabulan lagi. Itulah rekomendasi dari para perancang. Namun rekomendasi itudiabaikan, konon demi mengejar waktu.” (hlm. 10)
(6) “Penguasa yang proyek dan para pemimpin politik lokal menghendakijembatan itu selesai sebelum Pemilu 1992. Karena, saya kira, peresmian akandimanfaatkan sebagai ajang kampanye partai golongan penguasa.Menyebalkan. Dan inilah akibatnya bila perhitungan teknis-ilmiah dikalahkanoleh perhitungan politik.” (hlm. 10)
Kedua kutipan di atas menunjukkan bahwa pembangunan jembatan bukan
murni untuk kepentingan warga. Melainkan disisipi dengan kepentingan-kepentingan
golongan, dalam hal ini adalah partai GLM. Campur tangan itu menyebabkan konflik
batin tokoh dalam diri Kabul karena berlawanan dengan idealismenya. Melalui
kutipan berikut akan terlihat bagaimana perasaan Kabul melihat hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(7) Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutubangunan menjadi tahruhannya. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan,masyarakatlah yang akan menanggung akibat buruknya. Dan bagi Kabul halini adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. (hlm. 28)
Masalah yang muncul bukan hanya masalah dalam proyek pembangunan
jembatan. Dalam diri tokoh utama, muncul permasalahan lain dalam dirinya, yaitu
cinta. Munculnya tokoh Wati dalam proyek pembangunan jembatan, membawa angin
sejuk dalam diri tokoh utama sekaligus konflik. Kutipan (8) dan (9) dibawah ini akan
menunjukkan permasalahan pribadi tersebut.
(8) Kabul juga senang ada Wati di proyek itu. Berbicara dengan Wati terasamenjadi selingan yang enak, karena sehari-hari terlalu banyak omong denganratusan lelaki. Suara wati yang riang seperti gadis kecil bisa menjadi penawarbagi kerasnya teriakan para mandor atau suara benturan godam yang memecahbatu kali. Atau bunyi mesin molen yang datar dan amat menjemukan. (hlm. 24-25)
(9) Wati manja. Sedikit bersungut. Kabul terdiam. Terasa ada satu detik yang aneh.Yakni ketika Kabul merasa dalam sepersekian detik muncul daya pikat daripenampilan Wati. Apanya? Sungutnnya? Mungkin. Atau entah. Yang pasti adasesuatu yang baru terasa dalam beberapa detik ini. (hlm. 54)
Tahap awal dalam novel menperkenalkan latar tempat, suasana, peristiwa
dalam proyek serta idealisme Kabul sebagai tokoh utama. Di tahap awal, idealisme
Kabul tampak bertabrakkan dengan suasana yang terjadi dalam proyek. Kabul,
seorang yang jujur dan tidak mudah terpengaruh, masuk ke dalam dunia proyek yang
penuh dengan permainan dan campur tangan golongan penguasa. Oleh karena itu,
masalah demi masalah mulai muncul di tahap ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Tahap tengah
Tahap tengah dapat disebut juga sebagai tahap pertikaian. Tahap ini
menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada tahap
sebelumnya menjadi semakin meningkat dan menegangkan. Pada novel Orang-orang
Proyek, tahap tengah dimulai sejak Kabul merasa bahwa diri dan idealismenya tidak
sanggup lagi mengurangi korupsi dalam proyek. Semakin lama proyek itu berjalan,
semakin tampak pula kekotorannya. Kabul mulai didesak oleh atasannya yang
anggota GLM, yaitu Dalkijo. Dalkijo mendesak untuk memanipulasi anggaran agar
mereka mendapat untung yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan kualitas jembatan.
Konflik yang mulai meningkat tersebut dapat dilihat dalam kutipan (10) dan (11)
berikut.
(10) Dan campur tangan itu ternyata tidak terbatas pada penentuan awal pekerjaanyang menyalahi rekomendasi para perancang, tapi masuk juga ke hal-hal lain.Proyek ini, yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadibeban masyarakat, mereka anggap sebagai milik pribadi. …. Malah pernahterjadi pelaksana proyek diminta mengeraskan jalan yang menuju rumah ketuapartai golongan karena tokoh itu akan punya hajat. …. Belum lagi denganoknum sipil maupun militer, juga oknum-oknum DPRD yang suka minta uangsaku kepada bendahara proyek kalau mereka mau pelesir ke luar daerah. (hlm.25-26)
(11) Dan tak salah lagi. Sebagai ketua renovasi masjid, Baldun mengajukansurat permohonan bantuan kepada pelaksana proyek. Bantuan yang diharapkanberupa uang serta material bangunan, terutama besi beton dan semen. …Lampirannya lengkap. …. Basar jadi salah satu pelindung. …. Rekomendasi-rekomendasi. Sudah ada di posisi dan pembuatnya manejer proyek, Ir. Dalkijo.Kepala Kabul mulai pening. (hlm 137-138)
Selain anggaran dana yang dipermainkan, mutu jembatan juga
dinomorduakan. Bagaimana tidak, penggunaan bahan bangunan serta perhitungan
rancang bangunan yang tidak tepat sudah menjadi hal yang wajar. Hal itu tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan prinsip yang dipegang Kabul. Melalui kutipan berikut akan menunjukkan hal
tersebut.
(12) Dalam musim hujan, mutu pasir sungai juga turun Karena kandungantanahnya bertambah. Kabul akan mengalami kesulitan mencari pasir sungaiyangmemnuhi baku mutu untuk pengecoran. Repotnya, katanya karenaketerbatasan dana, Manajer Proyek sudah memutuskan menggunakan pasirsungai untuk pembuatan lantai jembatan. Masih pusing dengan masalah pasir,kemarin pikiran Kabul dibuat puyeng lagi. Permintaan atas kekurangan besirancang yang diajukan kepada Dalkijo dijawab dengan kedatangan truktronton; isinya besi rancang bekas bongkaran jembatan di pantura. (hlm. 180)
Kepentingan golongan atau penguasa begitu tampak dalam novel ini. GLM
sebagai partai yang memegang kendali atas pembangunan jembatan dengan leluasa
mengatur proyek tanpa mempertimbangkan mutu bangunan. Melalui Dalkijo, GLM
mengambil alih waktu serta proses pembuatan jembatan. Kutipan di bawah ini akan
menunjukkan bagaimana partai politik sangat memegang kendali dalam proyek
pembangunan jembatan.
(13) “Lusa pengecoran tiang terakhir selesai. Jadi pemasangan balok palingcepat tujuh belas hari ke depan.”“Apa? Kok lama betul? Nanti bisa terlambat. Apa jadinya bila di hariperesmian jembatan belum sempurna? Ingat, peresmian akan dilakukanWapres dan disaksikan juga oleh Ketua Umum GLM. Jangan main-main.”(hlm. 156)
Kepentingan golongan yang diwakili Dalkijo membuat ideologi Kabul diuji
untuk kesekian kalinya. Namun, hati nurani Kabul tidak bisa dikalahkan oleh
kepentingan sekelompok orang saja. Perdebatan Dalkijo dengan Kabul memanas.
Perdebatan antara Kabul dan Dalkijo dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
(14) “Aduh, Dik Kabul ini bagaimana? Sudahlah, ikuti perintahku. Gunakan besi itu.Toh itu hanya untuk menutup kekurangan. Aku tahu penggunaan besi bekasmemang tidak baik. Tapi bagaimana lagi, dana sudah habis. Makanya, kita puntak mampu membeli pasir giling. Dana benar-benar sudah habis.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
“Pak, kali ini saya tidak bisa berkompromi,” jawab Kabul penuh percaya diri.“Tak bisa kompromi bagaimana? ....“Saya bertanggung jawab atas kualitas struktur jembatan. (hlm. 180-181)
Silang pendapat antara Dalkijo dan Kabul semakin memanas. Melihat
kesewenang-wenangan Dalkijo, akhirnya Kabul berpikiran untuk mengundurkan diri
dari proyek pembangunan jembatan. Sikap Kabul tersebut ditunjukkan melalui
kutipan di bawah ini.
(15) “Ya, saya tahu. Meskipun begitu saya tidak mau menggunakan besi bekasitu. Bila dipaksakan, lebih baik saya mengundurkan diri.”“Apa? Mengundurkan diri? Tunggu, Dik Kabul. Jangan bilang begitu. (hlm.182)
GLM, Dalkijo terus menyebut sekaligus membawa nama itu. Dalkijo
menganggap proyek yang sedang dikerjakannya bersama Kabul adalah milik GLM,
bukan milik rakyat dan hal itu terlihat melalui kutipan dibawah ini.
(16) “Ya. Keputusan itu kuambil tadi malam setelah aku berbicara dengan pihakpemilik proyek, tokoh-tokoh partai, dan khususnya jajaran GLM. Merekatelah setuju kebijakan yang kuambil. (hlm. 198)
Kabul tidak tahan lagi melihat tingkah Dalkijo yang semakin menjadi.
Akhirnya dengan keputusan yang sudah bulat Kabul mengundurkan diri dari proyek
pembangunan jembatan. Keputusan itu terlihat pada kutipan (17), (18), dan (19)
berikut.
(17) “Maaf, Pak Dalkijo. Kalau keputusan Anda sudah final, saya pun tak mungkinberubah. Saya tetap mengundurkan diri.” (hlm. 198)
(18) “Maaf, Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi. Saya keluar!” (hlm. 200)
(19) “Mumpung Mas Kabul belum pergi, Mak. Dia sudah berhenti bekerja diproyek ini. (202)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Keputusan yang diambil Kabul tidak bisa diterima oleh Dalkijo. Atasan Kabul
itu pun sangat marah dengan memaki Kabul, bahkan hingga mengancam Kabul
dengan mengatasnamakan pemerintah yang sedang berkuasa. Ancaman Dalkijo
kepada Kabul terlihat melalui kutipan berikut ini.
(20) “Dik, Kabul, sampeyan memang insinyur. Tapi terlalu lugu. Dengar,Dik. Untuk memeriksa atau bahkan menahan Dik Kabul, mereka akanmenemukan banyak alasan. Misalnya, menghambat pelaksanaan proyekpembangunan, tidak loyal kepada pemerintah, menentang Orde Baru, sampaikepada indikasi bahaya laten komunis. Dan sekali lagi Dik Kabul berurusandengan aparat keamanan, nama Dik Kabul akan masuk daftar hitam. (hlm.199-200)
Selain permasalahan dalam dunia kerja, masalah pribadi yang dihadapi Kabul
cukup mengganggu pikirannya. Wati, perhatian yang selalu diberikan kepada Kabul
membuat pelaksana proyek pembangunan jembatan itu merasa bingung. Dalam
penceritaan, Wati sudah mempunyai pacar namun selalu memberikan perhatian lebih
kepada dirinya. Hal itulah yang sering kali membuatnya bingung. Perhatian lebih
Wati kepada Kabul serta sikap Kabul yang ambigu dapat dilihat melalui kutipan (21)
berikut.
(21) Dan agaknya Wati sudah pulang. Tapi kok nganyar-anyari Jumat-jumatsebelumnya Wati tidak pernah peduli apakah Kabul pergi salat atau tidak. ….Keluar dari kamar mandi Kabul kembali memandang perangkat yang belumdisentuh di atas meja itu. Mau pakai atau tidak. Kabul ragu. Karena memakaiatau tidak memakai sama-sama ada bayaran moralnya. Kalau memakai berartiKabul menerima sikap ngayar-anyari yang ditunjukkan Wati. (hlm 36-37)
Semakin lama, perhatian Wati kepada Kabul semakin tampak. Perasaan Kabul
pun juga sedikit berubah walau tanpa dia sadari. Perasaannya luluh ketika melihat
Wati merengut. Kabul belum menyadari perasaan itu. Yang jelas, ketika melihat Wati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
merengut, hati Kabul merasa berbeda dan dia tidak bisa menolak permintaan Wati.
Kutipan berikut akan memperlihatkan sikap Kabul terhadap Wati.
(22) “Nggak boleh apa?” Sedikit merengut. Ah, entahlah. Kabul ingat detik yanganeh itu. Yakni detik ketika Kabul menyadari Wati yang sudah berbulan-bulanbersamanya dalam satu ruangan memang cantik. Detik itu datang ketika Watisedang merengut. (hlm. 74)
(23) Wati diam. Lalu merengut. Dan selalu, hati Kabul tersedot oleh nuansamerengut yang menyaput wajah Wati. (hlm. 76)
(24) “Tapi aku ingin naik motor.” Kabul masih menikmati nuansa merengut itu.Luluh. (hlm. 76)
Kabul bingung sikap mana yang harus dipilihnya. Menerima atau tidak?
Berbagai peristiwa telah dilalui bersama Wati. Kabul mulai sedikit menyadari
perasaannya. Namun kenyataannya, Wati sudah mempunyai pacar. Akhirnya Kabul
memilih untuk menjaga jarak dari Wati. Kabul melakukan hal itu karena dia sudah
tahu bahwa Wati telah memiliki pacar. Sikap Kabul tersebut bisa dilihat dalam
kutipan berikut ini.
(25) “Mas malu nonton bersama aku? Iya kan?” tanya Wati. Matanya naik. Kabulnyengir janggal.“Tidak, sungguh tidak.”“Lalu?”“Kamu pasti tahu alasan saya; bagaimana nanti perasaan pacar kamu. (hlm. 99)
Kabul memang seorang yang berprinsip kuat. Baginya, mendekati seorang
wanita yang mempunyai pacar adalah salah. Oleh karena itu, Kabul lebih memilih
untuk tidak terlalu dekat dengan Wati.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap tengah ini menimbulkan konflik
batin dalam diri Kabul sebagai tokoh utama. Kutipan (10), (11), dan (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
memaparkan ketidakjujuran yang terjadi dalam proyek. Hal itu sangat bertentangan
dengan prinsip Kabul yang ditunjukkan dalam kutipan (12). Ketidakjujuran juga
dilakukan oleh Ir. Dalkijo, atasan Kabul. Atasan yang seharusnya berlaku adil, justru
menganggap biasa ketidakjujuran. Perdebatan antara Kabul dan Ir. Dalkijo dalam
kutipan (14) juga menimbulkan konflik batin tersendiri bagi Kabul. Pada kutipan
(15), konflik batin dalam diri Kabul mulai memuncak. Pada kutipan (17), (18), dan
(10), tampak bahwa ia memilih untuk mengundurkan diri. Namun, Ir. Dalkijo tetap
mencoba mempertahankannya dengan ancaman-ancaman yang terdapat pada kutipan
(16) dan (20). Satu masalah belum selesai, muncul secara bersamaan masalah lain
yang menimbulkan konflik batin dalam diri Kabul. Pada kutipan (21) sampai (25),
terlihat bahwa Wati, sekretaris proyek mencoba mendekati Kabul. Konflik batin pada
diri Kabul muncul karena Wati sudah mempunyai pacar dan Kabul terlanjur
mencintai Wati.
c. Tahap akhir
Tahap akhir atau penyelesaian menunjukkan konflik batin yang dialami tokoh
utama berakhir. Dalam novel ini, konflik batin tokoh utama ditunjukkan melalui
Kabul yang sudah benar-benar tidak bekerja di proyek itu. Dalam benak Kabul
terlintas bahwa dia akan kembali ke kampus atau bekerja di proyek milik swasta.
Selama menunggu itu, Kabul memilih beristirahat di rumah Biyung. Pikiran Kabul
untuk meninggalkan pekerjaan di proyek dapat dilihat melalui ktipan berikut.
(26) “Istirahat barang sebentar, mungkin di rumah Biyung. …“Terus pindah kerja atau bagaimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“Sebenarnya aku ingin kembali ke kampus, sebab bekerja di lapangan beratbuatku. Tapi entahlah bila aku bekerja di proyek milik swasta.” (hlm. 201)
Dalam masa peristirahatannya, Kabul benar-benar merasa tenang. Dekat
bersama Biyung membuat Kabul menjadi damai. Kutipan berikut akan menunjukkan
bagaimana perasaan Kabul tersebut.
(27) Ibu dan anak bersitatap. Bersalaman. Kabul merasa tangan biyung sejuk,mengimbaskan rasa damai. (hlm. 206)
(28) Malam hari Kabul tidur nyenyak. Berada di rumah biyung rasanya ayem,mengendap. Masih ada suara tokek di bumbungan. Suara tikus busukberkejaran di kolong-kolong balai-balai. Atau kirap kelelawar dalamkerimbunan pohon mangga di halaman. Semuanya mengantar Kabul hanyut kealam mimpi. (hlm. 208)
Di sisi lain, proyek tetap dikerjakan hingga selesai. Meski Kabul sudah tidak
menjadi anggota proyek pembangunan jembatan, namun dia tetap menyempatkan
hadir dalam acara peresmian yang dikuasai para elit politik GLM. Sikap Kabul itu
bisa dilihat dalam kutipan berikut.
(29) Meski tidak lagi jadi anggota proyek, pada HUT GLM Kabulmenyempatkan diri hadir. Dia ingin menonton peresmian jembatan yang akandilaksanakan sehabis upacara HUT sekaligus mengawali pawai besar-besaranmassa GLM. (hlm. 208)
Setelah jembatan Cibawor diresmikan, proyek pembangunan di sungai
Cibawor juga resmi ditutup. Hal itu ditandai dengan ditutupnya warung-warung yang
ada di lokasi proyek, tidak terkecuali warung milik Mak Sumeh yang dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
(30) Mereka menuruni tebing, melintasi jembatan, dan kemudian mendapati MakSumeh sedang mengemasi barang-barang dibantu Sri dan Sonah. Agaknyawarung siap tutup untuk selamanya. (hlm. 213)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Selang setahun Kabul keluar dari proyek, akhirnnya apa yang diinginkannya
terlaksana. Kabul bekerja pada proyek milik swasta. Melalui kutipan di bawah ini
akan menunjukkan keinginan Kabul sudah terpenuhi.
(31) Akhir Desember 1992, hanya setelah satu tahun Kabul meninggalkan proyekpembangunan jembatan Sungai Cibawor. Keinginan Kabul bekerja di proyekmilik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site managerpembangunan hotel di Cirebon. (hlm, 216)
Di lain pihak, hubungan Kabul dengan Wati berakhir dengan kebahagian.
Beberapa hari sebelum Kabul keluar dari proyek, dia mengetahui bahwa hubungan
Wati dengan pacarnya dulu telah berakhir. Dengan begitu, tidak salah jika dia
mendekati Wati. Akhirnya, Kabul dan Wati menikah. Hubungan itu tidak secara
langsung dapat terjalin. Desakan dari Biyung juga turut mengambil peran dalam
hubungan mereka. Melalui kutipan (32) dan (33) di bawah ini akan memperlihatkan
bahwa hal itu sudah terjadi.
(32) “Aduh anak lanang, kamu sungguh menyenangkan hati Biyung. Cepatlahmenikah supaya Biyung cepat menimang cucu. Ya, memang sudah tiba titimangsane kamu harus berumah tangga. Ya, Anak Lanang, ya…” (hlm. 208)
(33) Libur akhir tahun dinikmatinya di rumah Biyung bersama Wati yang sudahmenjadi Nyonya Kabul. Mereka baru sebulan menikah. (hlm 216-217)
Di akhir novel, diceritakan bahwa selang satu tahun setelah Kabul
meninggalkan proyek, jembatan Sungai Cibawor sudah rusak. Hal itu membuktikan
bahwa proses pembangunan jembatan selama ini memang tidak bersih. Banyak
korupsi di berbagai sektor sehingga kualitas jembatan juga berkurang. Hasilnya,
jembatan sudah rusak sebelum berumur dua tahun. Kutipan di bawah ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menunjukkan bagaimana kualitas jembatan tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
(34) Di mulut jalan simpang tiga, Kabul harus menghentikan mobil. Ada papanmelintang dengan tulisan “jembatan rusak”. Lalu ada tanda panah yangmenunjukkan jalan alternatif. (hlm. 217)
(35) Jembatan Cibawor sudah kelihatan. Tampak mangkrak dan kesepian.Kegagahan yang dulu tampak kini hilang. …. Lantai jebol pada dua titik danaspal sudah hampir retak sepanjan lantai jembatan. (hlm. 217)
Walaupun Kabul tidak ikut bagian dalam penyelesaian jembatan, tetapi dia tetap
merasa kecewa, malu, dan marah terhadap pembangunan jembatan Cibawor.
Pada tahap akhir, masalah mulai mereda dan konflik batin mulai terselesaikan.
Setelah Kabul memutuskan untuk mengundurkan diri, kutipan (26) menunjukkan
bahwa dia pulang ke rumah biyungnya. Konflik batinnya mulai mereda dalam
kutipan (27) dan (28) ketika dia bertemu biyungnya dan berada di rumah biyungnya.
Seiring berjalannya waktu, proyek jembatan selesai juga. Pada kutipan (29), (30),
(34), dan (35) terlihat bahwa Kabul sebenarnya masih peduli dengan proyek itu.
Akhir cerita sekaligus berakhirnya konflik batin dalam diri Kabul terdapat pada
kutipan (31) sampai (33) di mana dia bekerja di proyek swasta dan menikah dengan
Wati.
Melihat keseluruahan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa alur yang
digunakan dalam novel ini menggunakan alur maju. Peristiwa demi peristiwa yang
diceritakan mempunyai hubungan setiap tahapnya. Peristiwa yang diceritakan
semakin lama semakin meningkat dan berkelanjutan. Dimulai dari mengenalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
peristiwa atau masalah, klimaks permasalahan tersebut, hingga penyelesaian, masalah
atau peristiwa yang dialami tokoh utama.
4.2.2 Tokoh
Berdasarkan analisis yang dilakukan, tokoh utama dalam novel ini adalah
Kabul. Kabul adalah tokoh yang mendapatkan porsi paling banyak dalam penceritaan
serta perhatian dari pengarang. Penceritaan tokoh Kabul bisa dikatakan mendominasi
bagaimana cerita itu dikisahkan. Kabul sangat memberikan pengaruh terhadap jalan
cerita dari awal-tengah-hingga akhir. Tokoh bawahan dalam novel Orang-Orang
Proyek adalah Pak Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, Tante Ana, dan
Samad. Tokoh-tokoh tersebut memiliki keterlibatan dan mengambil bagian dalam
munculnya konflik dalam diri tokoh utama. Tokoh-tokoh tersebut mempunyai peran
masing-masing dalam mengembangkan peristiwa yang mendukung munculnya
konflik.
4.2.3 Penokohan
Penciptaan tokoh harus dibuat semirip mungkin dengan kehidupan nyata.
Tokoh yang ditampilkan bisa diterima oleh nalar pembaca. Dalam menentukan
karakteristik tokoh, penulis sastra harus memperhatikan kewajaran watak tokoh
tersebut. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, tokoh
yang ditampilkan ialah seorang tokoh yang hidup secara wajar, sewajar bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan
perasaan. Tokoh yang ditampilkan tidak dilebih-lebihkan.
a. Tokoh utama
Dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari, Kabul menjadi tokoh
yang paling banyak diceritakan. Peran Kabul dalam prnceritaan dinilai penting
sebagai pembentuk keseluruhan isi cerita.
Kabul adalah seorang insinyur dari jurusan teknik yang menjabat sebagai
pelaksanan pembangunan jembatan di sungai Cibawor. Pengenalan tokoh Kabul
dapat dilihat dalam kutipan (36) dan (37) berikut.
(36) “Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Mas Kabul isinyur,pelaksana pembangunan jembatan. Kok mas Kabul mau ngumpul dengan sayadi tempat yang kurang pantas ini?” (hlm. 8)
(37) “Ya, cuma lain jurusan. Saya di teknik, dia di sospol. Dia teman diskusi yangbaik.” (hlm. 9)
Kabul merupakan pendatang di daerah sungai Cibawor ini. Dia berasal dari
keluarga miskin di Gombong. Sewaktu kuliah, dia adalah seorang aktivis. Namun
karena harus membiayai hidupnya dan keluarganya, dia harus berhenti menjadi
aktivis dan mulai mencari uang. Masa lalu Kabul dapat terlihat melalui kutipan (38)
dan (39) berikut.
(38) “Mungkin ya. Tapi tak bisa lanjut karena saya harus cari uang untukmenghidupi ibu yang sudah sendiri, dan adik-adik. Kami sama sepertikebanyakan orang kampung ini, miskin.” (hlm. 22)
(39) “Dik Kabul,” sambung Dalkijo. “Saya tahu Dik Kabul mantan aktivis. Biasakan, yang namanya aktivis punya idealisme yang kolot…” (hlm. 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam novel ini, tokoh utama diceritakan sebagai seorang yang masih
bujangan. Di usia 30 tahun, biasanya seorang lelaki sudah menikah, namun Kabul
belum. Kabul bukannya tidak pernah pacaran atau mengenal wanita. Dulu dia pernah
pacaran. Karena kesibukannya sebagai aktivis, pacarnya meninggalkan dia. Bukan
merupakan prinsipnya mengapa sampai sekarang dia belum menikah. Dia juga
merasa tidak nyaman dengan statusnya ini. Keadaanlah yang membuatnya harus
menunda pernikahan. Hal yang menunjukkan masalah pribadi Kabul tersebut dapat
dilihat melalui kutipan berikut.
(40) “Yah, dulu ketika masih kuliah saya pernah juga pacaran. Waktu itu mungkinsemua orang yakin kami akan segera menikah. Namun, ternyata tidak. Pacarsaya mundur. Mungkin karena saya terlalu banyak kehilangan waktu, untukdemonstrasi menentang kerunyaman kampus atau diskusi-diskusi dengan anak-anak yang pinter. Ah, saya sendiri merasa saya memang pantas ditinggalkanpacar.” (hlm. 22)
(41) “Juga, sebenarnya merepotkan,” tanggap Kabul. “Tapi entahlah. Atau bagisaya, masalahnya mungkin hanya soal waktu. Kalau memang belum waktunyadapat jodoh, ya mau apa?” (hlm. 23)
(42) Kabul sendiri diam-diam mengiyakan kata-kata Mak Sumeh. Memang hidupmembujang sampai usia tiga puluh kadang terasa gersang. (hlm. 52)
(43) Sesungguhnya Kabul merasa sama dengan lelaki yang lain. Ingin segerakawin setelah bisa cari uang. Namun, penghasilan Kabul habis untukmenghidupi ibu, dan terutama kedua adiknya yang masih kuliah. (hlm. 52)
Di dalam novel, Kabul juga digambarkan sebagai sosok yang tidak mudah
terpengaruh dengan dunia sekitarnya. Permasalahan tentang politik dan percintaan
kerap juga dialaminya. Idealisme yang begitu kuat juga nampak dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan tersebut. Melalui kutipan di bawah ini akan
menunjukkan idealisme yang dimiliki Kabul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(44) Proyek itupun bagi Kabul harus dilihat dari perspektif idealismenya, makaharus dibangun demi sebesar-besarnya kemaslahatan umum. Artinya, kualitasharus sempurna dengan memanfaatkan setiap sen anggaran sesuai denganketentuan yang semestinya. (hlm. 53)
(45) Ya, kecurangan memang sudah menjadi barang biasa. Maka Dalkijo jugasudah pernah bilang kepada Kabul, si jujur adalah orang yang menentang arusdan konyol. Bloon. Mungkin. Namun bagi Kabul, kejujuran sebenarnya bukansuatu hal yang istimewa. Dialah yang seharusnya dianggap biasa. (hlm. 54)
(46) “Untuk gadis yang sudah punya pacar, salah,” jawab Kabul tanpa mengangkatkepala. “Ah, Mak Sumeh, kenapa kamu terus nyinyir? Soal jodoh kan, nantiakan ketemu bila sudah tiba waktunya.” (hlm. 47)
Keteguhan hati Kabul tidak serta merta datang dari dirinya sendiri, melainkan
melalui spiritual. Sebagai seorang muslim, Kabul rajin beribadah. Perilaku Kabul
yang agamis tersebut ditunjukkan melalui kutipan berikut.
(47) Di kalangan jemaah masjid kampung, Kabul sudah menjadi sosok yang sangatdikenal karena sudah puluhan kali salat jumat di sana. (hlm. 36)
Pada kutipan (36) dan (37) Kabul digambarkan sebagai insinyur lulusan dari
fakultas teknik. Kabul adalah sosok yang berpendirian kuat. Melalui kutipan (44) dan
(45), Kabul digambarkan sebagai pelaksana proyek yang dihadapkan pada situasi
yang sama sekali tidak sejalan dengan ideologinya. Penyimpangan-penyimpangan
banyak sekali dilakukan oleh pekerja proyek, namun Kabul tetap memegang
prinsipnya hingga tidak terjerumus dalam tindakan yang salah. Permasalahan pribadi
juga datang bersamaan. Namun, dengan ideologi yang dia miliki serta mendengarkan
masukan dari sahabat-sahabat dan keluarganya, Kabul mampu menyelesaikan dengan
bijak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Tokoh tambahan
Tokoh tambahan merupakan tokoh yang tidak begitu penting kedudukannya
dibanding tokoh utama. Namun, kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung
tokoh utama. Kemunculan tokoh ini lebih sedikit daripada tokoh utama. Dalam novel
Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari ini terdapat beberapa tokoh tambahan
yang mendukung munculnya konflik pada diri tokoh utama. Adapun analisisnya
adalah sebagai berikut.
1. Pak tarya
Dalam novel ini, Pak Tarya adalah sebagai tokoh tambahan. Dalam
penceritaannya, Pak Tarya dihadirkan sebagai tukang mancing di sungai Cibawor dan
orang yang mempunyai sifat kerendahan hati. Kegiatan memancing hanya
dilakukannya untuk menghabiskan waktu dan menyegarkan pikiran. Penggambaran
sifat dan hobi Pak Tarya tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(48) “Ya, sampai beberapa hari yang lalu saya hanya tahu Pak Tarya tukangmancing. Tapi kini saya sudah dapat informasi yang lebih lengkap bahwasebetulnya Pak Tarya adalah pensiunan pegawai Kantor Penerangan. Selainitu, Pak Tarya ketika muda pernah lama mengembara ke Jakarta, Iya kan?”“Informasi itu sedikit benarnya, tapi banyak salahnya.”“Tak ada guna menutup-nutupi jati dirimu, Pak. Malah ada orang bilang, ketikaberada di Jakarta, Pak Tarya pernah bekerja di penerbitan. Jadi wartawan?”“Ah, Cuma sebentar.” (hlm. 9)
(49) “Tidak apa-apa Mas. Wong saya disini juga sedang merasa buntu. Dari rumahsih mau mancing.(hlm. 8)
(50) “Selarut ini Pak Tarya mau mancing?” tanya Kabul melihat temannya itumembawa peralatan pancing tapi ta,pak berbeda dari peralatan yang biasa diabawa. Pak Tarya berjaket dan bertutup kepala rajut. Dia juga menentenggulungan tikar plastik. “Biasa, Mas Kabul. Saya mau mancing ikan moa. Disini orang bilang ikan pelus. (hlm. 62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pengetahuannya yang luas terhadap dunia politik membuatnya mampu
memberikan penilaian mengenai apa yang terjadi pada pemerintahan. Hal itu
disebabkan karena Pak Tarya mempunyai pengetahuan yang lebih daripada
masyarakat kebanyakan. Sebelum menekuni hobi mancing, Pak Tarya bekerja di
Kantor Penerangan. Selain itu, Pak Tarya juga pernah mengembara di Jakarta bekerja
sebagai wartawan. Pemikiran Pak Tarya tersebut bisa dilihat melalui kutipan berikut.
(51) “Ya, karena saya maklum. Meski sudah tua dan jelek, saya ini pensiunanpegawai negeri. Jadi saya tahu, ya, begitulah budaya kekuasaan di negeri kita.”(hlm. 10-11)
(52) “Kan zaman sudah edan , Mas. Pilihan kita hanya dua. Ikut edan atau jadikorban keadaan.” (hlm. 69)
(53) ”Dulu Ki Ronggowarsito menciptakan tembang tentang zamn edan itu sebagaiperingatan agar orang tetap memilih jalan keselamatan, bukan jalan gila.Namun sekarang tembang itu malah dihayati terbalik, sehingga seolah-olahmenjadi pembenaran atas perilaku edan.” (hlm. 69)
(54) “He-he-he, kalau kita adalah partai, ya, partaipartaian? Kalau kita hukum, yahukum-hukuman?” Gurau Pak Tarya. (hlm. 70)
Dari kutipan (51) di atas, terlihat bagaimana pendeskripsian seorang Pak
Tarya. Pak Tarya bukan hanya seorang tukang mancing tua. Namun, terlihat melalui
kutipan (52) – (54) Pak Tarya adalah orang yang mengerti dengan kondisi yang ada.
Terkadang Pak Tarya memberikan pandangannya terhadap orang lain demi kebaikan
bersama.
Pak Tarya dihadirkan sebagai teman sharing bagi Kabul. Sosok Pak Tarya
selalu memberikan pertimbangan-pertimbangan bagi Kabul dalam mengambil sebuah
keputusan. Pak Tarya selalu datang memberikan “pencerahan” bagi Kabul yang pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
saat itu dihadapkan pada persoalan yang kerap membuat Kabul bingung. Masukan
Pak Tarya kepada Kabul dapat dilihat melalui kutipan bi bawah ini.
(55) “Dan ini sebaiknya kita catat. Ternyata, wong cilik seperti KangMartasatang bisa mengamuk ketika tekanan yang dideritanya tak tertahankanlagi. Derita pertama diterima ketika rakitnya harusa ditambatkan, karena orangtidak memerlukannya lagi. Padahal rakit adalah satu-satunya sumberpenghasilannya.” (hlm. 133)
(56) “Pak Kades,” sela Pak Tarya. ”Sebaiknya terimalah kantong semen dan besi-besi potongan itu. Biarlah saya yang menjualnya, hitung-hitung saya ikutmembantu panitia.” (hlm. 144)
Sumbangan yang diberikan bukan hanya pemikiran saja melainkan tindakan
langsung. Sebagai bahan pertimbangan, pemikiran Pak Tarya memang benar adanya.
Kehadiran sosok tukang mancing tua tersebut sangat membantu dalam pengambilan
keputusan dan hal lainnya, baik Kabul maupun orang disekitar Kabul. Pak Tarya juga
mempunyai sifat yang kritis, tidak mudah percaya dengan apa yang ada
dihadapannya, terlihat dalam kutipan (57) berikut ini.
(57) “Anak pandai. Kalau tidak, mustahil lelaki semuda itu dipercayamenjadi kepala pelaksana pembangunan jembatan yang bernilai ratusan juta.Atau bahkan miliaran? Dan wajahnya bersih. Sorot matanya serasamemancarkan kesederhanaan. Atau kesejatian. Ah, nanti dulu, toh dia bagiandari mereka, orang proyek!” (hlm. 12)
Berdasarkan pemaparan serta beberapa kutipan diatas, sosok Pak Tarya adalah
seorang yang tidak biasa di lingkungannya. Pak Tarya memiliki pemikiran yang kritis
terhadap apa yang terjadi. Pemikiran Pak Tarya juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini tokoh Kabul. Hal itu
dikarenakan Pak Tarya memiliki pengamalaman yang lebih dibanding warga di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
lingkungannya. Maklum, Pak Tarya pernah merantau ke berbagai tempat serta pernah
bekerja di kantor Kantor Penerangan.
2. Mak Sumeh
Tokoh Mak Sumeh dalam novel ini digambarkan sebagai wanita tambun
berumur sekitar enam puluhan. Meskipun sudah berumur, perempuan paruh baya ini
nampak ceria dan segar di kesehariannya. Gaya khas yang dimiliki Mak Sumeh
adalah selalu memakai gelang ditangannya dan terkadang menghisap rokok sambil
melayani tamu yang datang di warungnya. Melalui kutipan di bawah ini akan terlihat
gaya Mak Sumeh yang selalu ceria dan bersemangat.
(58) Mak Sumeh mendekat. Gelangnya bergemerincing. Dan rokoknya mulaimengepul. Usia Mak Sumeh mungkin sekitar enam puluhan. Atau malaahlebih. Namun wajahnya tetap segar. Hidupnya kelihatan penuh semangat,padahal tubuhnya tambun. (hlm. 52)
(59) Tapi sesaat kemudian terdengar kerincing gelang emas yang memberatikedua tangannya. Tak salah lagi, perempuan Tegal itu muncul dari baliktabir kain. Pakai kaus oblong dan kainnya kendor tanpa stagen. Sambilberjalan keluar biliknya Mak Sumeh menyambar rokok danmenyalakannya. (hlm. 95)
Meskipun banyak warung berjejeran, warung milik perempuan Tegal ini
selalu menjadi pilhan pertama bagi para pekerja proyek. Pelayanan yang ramah serta
warung yang besar dan buka selama 24 jam sehari menjadi pilihan tersendiri bagi
warung milik Mak Sumeh. Namun, warung yang didirikan perempuan tegal itu tidak
selalu berdampak positif bagi para pekerja. Perjudian, miras, serta prostitusi
seringkali hadir di warung itu. Kutipan di bawah ini akan menunjukkan hal tersebut.
(60) Mak Sumeh, perempuan Tegal, juga datang dengan warung nasinya. MakSumeh yang wartegnya ada dimana-mana, tak pernah absen dalam setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
proyek. Di proyek jembatan Sungai Cibawor, bangunan warung Mak Sumehyang terbesar. Pada malam hari warung Mak Sumeh terang benderang olehchaya lampu pompa. Pada malam Minggu warung itu lebih ramai karena parapekerja mingguan baru menerima gaji. (hlm. 15-16)
(61) Pertaruhan uang tetap ada dan diam-diam Mak Sumeh menjual ‘TopiMiring”. Diam-diam pula Mak Sumeh menerima pesanan bila ada mandor,tukang, atau kuli yang perlu perempuan. (hlm. 62)
Dalam kesehariannya, Mak Sumeh peduli terhadap orang-orag disekitarnya.
Selain peduli, ia juga ramah terhadap para tamu yang datang di warungnya.
Berdasarkan sifatnya yang ramah ini, para pekerja proyek senang mampir untuk
makan di warungnya. Bahkan, mereka tidak sayang menghabiskan gaji mingguannya
di warung Mak Sumeh.
Sifat peduli yang juga dimiliki Mak Sumeh terkadang justru menyebabkan
konflik batin dalam diri tokoh utama. Kepedulian Mak Sumeh terhadap kehidupan
pribadi Kabul dan Wati terlalu berlebihan. Mak Sumeh justru terlalu mencampuri
kehidupan pribadi mereka. Dalam cerita, kepedulian Mak Sumeh terhadap Kabul dan
Wati tampak ketika dia berusaha menjadi mak comblang di antara mereka berdua.
Sifat Mak Sumeh yang satu ini dapat dilihat dari dialog yang diucapkan Mak Sumeh
berikut ini.
(62) “Tapi sebagai sesama perempuan, Pak Insinyur, aku bias memahami sikapWati. Soal pacar, yah, kan bias dipertimbangkan ulang karena belummenjadi ikatan resmi.”“Eh, Pak Insinyur, kok kuno amat. Yang namanya jodoh, dari zamannenekku pun harus diusahakan, akrena tidak bakalan jatuh dari langit.Apalagi sekarang. Nah, Pak Insinyur tahu aku sering jadi makcomblang?”“Iya. Mak Sumeh sudah berpengalamahn jadi makcomblang. Gratis kok.Asal, saya jangan dilarang berjualan di proyek ….” (hlm. 47–48)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Melihat dari berbagai kutipan dan pemaparan di atas, Mak Sumeh memiliki
sifat yang ramah, jenaka, periang, serta peduli. Bagi seorang pedagang di lokasi
proyek hal itu perlu ada serta dilakukan untuk menarik pembeli. Penggambaran fisik
Mak Sumeh yang nyentrik juga mendukung profesi yang dilakukannya.
3. Wati
Sosok Wati digambarkan melalui gadis muda berparas menarik berusia sekitar
23 tahun. Dia seorang sarjana muda jurusan kesektetariatan yang bekerja di proyek
pembangunan jembatan bagian administrasi. Bukan tanpa alasan, dia lebih memilih
bekerja di pembangunan proyek karena peluang kerja yang dimiliki Wati hanya
pekerja pabrik. Penggambaran diri serta sikpa Wati memilih bekerja di proyek
pembangunan jembatan dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(63) Namun, selama setahun mencari pekerjaan, yang didapat hanya peluang kerjadi pabrik. Padahal, dia berpendidikan sarjana muda kesekretariatan dan bisamengoperasikan komputer. Jadilah wati pulang kampung, mengurusadministrasi proyek sambil, katanya, menunggu peluang kerja yang lebih baik.(hlm. 24)
(64) Gayanya seperti anak usia enam belas, padahal usia Wati sudah 23. Hampirsemua orang proyek meyakini Wati sudah punya pacar. Alasan merekasederhana. Gadis semenarik Wati pasti memikat banyak pemuda. (hlm. 24)
Dalam penceritaannya, status sosial Wati bukan seperti wanita biasa di
lingkungannya. Dia adalah anak dari anggota DPRD setempat. Menururt orang-
orang, kakaknya adalah seorang anggota polisi. Kutipan berikut akan menunjukkan
bahwa Wati adalah wanita yang tidak biasa di lingkungannya.
(65) Juga tingkat sosialnya. Untuk ukuran desanya, orang tua Wati cukupberada. Ayahnya anggota DPRD. Seorang kakaknya konon jadi mayorpolisi. (hlm.55)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kehadiran Wati dalam pembangunan proyek juga menjadi penyejuk bagi para
pekerja, tidak terkecuali Kabul. Proyek yang identik dengan hawa panas dan
kehidupan yang keras, seakan-akan hilang dengan kehadiran Wati. Peran Wati bisa
dilihat pada kutipan (66) di bawah ini.
(66) Maka kehadiran Wati di proyek itu seakan menjadi penyeimbang bagineraca yang miring. Atau pengisi ruang kosong dalam dunia lelaki yangsenyatanya membutuhkan mitra jenisnya. (hlm. 24)
Untuk masalah pribadi, dalam hal ini cinta atau jodoh, Wati dihadapkan pada
beberapa masalah. Dia terlibat cinta lokasi dengan Kabul. Di dalam proyek ini, Wati
menyimpan rasa cinta terhadap atasannya itu. Kutipan di bawah ini akan
menunjukkan perasaan Wati terhadap Kabul.
(67) “Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa pak insinyur belum tahuWati…anu…suka sama Pak Insinyur?” Mak Sumeh menatap lurus kea rahmata Kabul. Yang ditatap menatap alis. (hlm. 46)
Karena perasaan itulah, sikap Wati terhadap Kabul menjadi istimewa. Dia
selalu berusaha untuk menarik perhatian Kabul. Sikap dan perhatian Wati terilihat
pada kutipan (68) berikut.
(68) Ada kopiah, baju koko, dan kain sarung tertata rapi di atas mejanya. Wangisekali. Secarik kertas di dekatnya bertuliskan “Silakan pakai”. Kabul cepattersadar ini hari Jumat, maka pekerjaan diistirahatkan sejak jam sebelas.Dan ia pun langsung ke kamar mandi. Selama membersihkan diri Kabulteringat peralatan salat yang wangi itu; siapa yang menaruh disana? Kabultahu jawabannya yang pasti benar. Wati. Tulisan di sana cukupmenjelaskan semua. (hlm. 35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Di sisi lain, Wati sudah punya pacar meskipun dengan berpacaran jarak jauh.
Hal itu membuatnya bingung akan kepastian akhir hubungannya. Kutipan (69)
berikut ini akan memperlihatkan bagaimana sikap Wati terhadap pacarnya.
(69) Wati. Pikiran Yos sedang tersita oleh perubahan sikap Wati yang telahmelaksanakan kata-katanya. Wati mengirim surat yang dia ingin menikahdalam tahun 1991 ini juga. (hlm. 167)
Manja dan ceria adalah sebagian watak yang dimiliki Wati. Mencari
pekerjaan kesana kemari adalah usaha yang telah dilakukan Wati, namun akhirnya
dia memilih bekerja di lokasi proyek pembangunan jembatan di sekitar
lingkungannya. Permasalahan demi permasalahan juga kerap dialaminya, baik
masalah pribadi maupun pekerjaan. Melihat semua itu, Wati adalah sosok wanita
muda yang dihadapkan dengan berbagai persolan namun dia tetap tegar
mengahadinya sekaligus menyelesaikannya.
4. Ir. Dalkijo
Dalkijo berperan menjadi atasan Kabul. Di lihat dari fisiknya, Dalkijo
bukanlah tipe atasan yan berpakaian rapi dan elegan. Penampilannya santai dan
ganyanya tidak seperti orang kebanyakan. Dalkijo juga selalu berpenampilam
layaknya seorang koboi. Melalui kutipan berikut akan menunjukkan penggambaran
seorang Dalkijo.
(70) Entahlah, kata “koboi” membuat Kabul sungguh-sungguh tersenyum.Memang, bila datang ke proyek, Dalkijo selalu memakai topi wol merekSketson. Dan memakainya dengan meniru gaya koboi yang sering muncul dibioskop tahun enam puluhan. Di atas sadel sepeda motor besar yang selaludikendarainya ke proyek, Dalkijo pun mengusahakan gayanya mirip parapenunggang kuda dari Texas. (hlm. 27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(71) Dalkijo berhenti menghirup jus apelnya, menjilat-jilat bibir dengan gaya koboi,lalu ceramah lagi. (hlm. 30)
(72) Ah, itu jalan yang dipilih koboi Dalkijo. (hlm. 31)
Dalkijo mempunyai peran sebagai tokoh antagonis. Kemunculan tokoh
Dalkijo lumayan sering dijumpai dalam penceritaan, terutama pada saat beradu
argumen dengan Kabul. Dalam penceritaannya, Dalkijo dan Kabul selalalu
berseberangan dalam memandang setiap permasalahan. Selain itu, dia adalah atasan
yang ‘kotor’. Sifat dan watak Dalkijo tersebut ditunjukkan melalui kutipan di bawah
ini.
(73) Namun menghadapi tingkat kebocoran itu, Insinyur Dalkijo – atasan Kabul,seperti tak menanggung beban apapun. (hlm. 26)
(74) “Yah, berapa kali harus saya katakan, seperti proyek yang kita kerjakansebelum ini, semuanya selalu bermula dari permainan. Di tingkat lelangpekerjaan, kita harus bermain. Kalau tidak, kita tidak bakalan dapat proyek.Dan anggaran yang turun diatur per termin, baru kita peroleh bila kita tahu carabermain. Kalau tidak, kita pun tak akan dapat uang meski sudah menanglelang. Ah, kamu sudah tahu semua. Saya bosan mengulangnya.“Makanya, Dik Kabul, lebih baik bersikap seperti saya sajalah. Ikuti langgamserta permainan yang ada dan sabetlah keuntungan. Bila perlu kita jadi koboi.He-he.” (hlm. 27)
Bukan sejak lahir, Dalkijo dilahirkan sebagai anak yang kotor. Kemiskinan di
masa kecilnya yang membuatnya mendukung korupsi. Dia sudah tobat melarat. Dia
tidak mau merasakan kemiskinan lagi. Oleh karena itu, ia bersedia melakukan
korupsi asalkan ia tidak jatuh miskin lagi. Kemiskinan masa kecil Dalkijo dapat
dilihat dalam dialog yang diucapkan Dalkijo berikut.
(75) “Entahlah sampeyan, tapi kemiskinan yang disandang kedua orangtuasaya ke atas sudah berlangsung sekian generasi. Untung emak saya, penjualjamu gendong, begitu tabah dan tekun mengumpulkan uang dari sen ke senuntuk membiayai sekolah saya sampai saya lulus insinyur. Ini apa namanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kalau bukan keajaiban. Atau entahlah, yang jelas sekarang saya ada pada posisibias memutus rantai panjang kemiskinan yang melilit kami. Saya sudahmelakukan apa yang dibilang orang sebagai tobat melarat. Selamat tinggal,nasi tiwul, tikar pandan, atau rumah berlantai tanah dan beratap rendah.” (hlm.29)
(76) “Dik kabul, karena sudah tobat melarat, lihatlah. Saya tak mau pakaisepatu kalau bukan yang asli merk terkenal. Juga baju dan celana dalam. Soalmakan, apalagi. Saya tak sudi seperti sampeyan, makan di warung Mak Sumehdi proyek itu. Anak-anak saya? Semua belajar di sekolah favorit bersama anak-anak Cina dan pejabat. Kamar mereka mirip kamar anak remaja Amerika. Soalkemampuan anak tidak penting, karena bias diganti dengan duit. Istri saya?Dik Kabul tahu sendirilah. Pokoknya saya tidak sudi lagi berdekat-dekatandengan apa saja yang berbau kemelaratan.” (hlm. 29-30)
Perbuatan korupsi yang dilakukan Dalkijo tidak hanya karena kemiskinan
yang dia alami sejak masih kecil. Ditambah lagi karena dia menjadi bagian dari salah
satu partai besar dimasa itu. GLM singkatan dari Golongan Lestari Menang, partai
adikuasa yang mengatur pembangunan jembatan di sungai Cibawor. Kutipan di
bawah ini akan memperlihatkan perilaku Dalkijo yang terlalu mementingkan
kepentingan diri sendiri.
(77) Dan aku bendaharawan GLM. Bupati, Dandim, Kapolres, Kepala Kejaksaaan,Ketua Pengadilan, semua kader dan pendukung GLM. Di DPR, golongan kitadominan. Bahkan wakil dua parpol itu juga orang-orang yang berjiwa GLMtapi diberi hijau dan merah. Semuanya pendukung setia Bapak Pembangunan.Jadi siapa yang berani mengusili kita? Paling-paling LSm! Dan untuk meladenianak-anak LSM kita punya aparat keamanan. Jadi, Dik Kabul tenang sajalaah.Semua bias kita reka-reka. Semua bias kita atur. (hlm. 181)
(78) Atau Baldun tidak main-main dengan ancamannya; lapor kepada Ir. Dalkijobahwa Kabul tidak kooperatif terhadap kepentingan GLM. Atau lagi, Ir.Dalkijo yang nyatanya adalah tokoh GLM akan memecat Kabul karena tidakloyal. (hlm. 146)
(79) Coba dengar , Dik Kabul. Harap jangan lupakan keputusan Dik Kabul biasmembahayakan Dik Kabul Sendiri. Ah, bila Dik Kabul mau aku eman,bertahanlah dan selesaikan proyek ini. Sebab, pemilik proyek adalah dua namatapi satu entetitas; ya pemerintah, ya GLM. (hlm. 199)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan pemaparan maupun kutipan-kutipan di atas, dalam
penceritaannya Dalkijo merupakan tokoh antagonis. Dalkijo selalu berseberangan
dengan Kabul dalam pengambilan keputusan. Dalkijo juga selalau menjadi
penyebabab munculnya konflik-konflik, bagi diri Kabul. Dalam pikirannya Dalkijo
selalu ingin mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari apa yang
dilakukannya.
5. Basar
Peran Kades dalam novel ini digambarkan melalui tokoh Basar. Basar
mempunyai peran penting dalam pembangunan jembatan, selain sebagai kades dia
adalah teman Kabul sewaktu kuliah. Melalui kutipan di bawah ini akan terlihat peran
Basar sebagai kepala desa.
(80) “Di tempat ini saya juga bertemu teman lama. Kepala desa ini dulu teman sayasekampus.”“Begitu? Jadi Pak Basar yang kades itu dulu teman kuliah sampeyan?” (hlm. 9)
Terhadap proses pembangunan jembatan, kades juga mempunyai peran yang
cukup penting. Pemimpin GLM yang memegang kekuasaan terhadap pembangunan
jembatan memanfaatkan posisi Basar sebagai kades untuk mengambil hati
masyarakat dan keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi, selain memimpin warga dan
mengutamakan kesejahteraan warga, Basar juga harus mampu memenuhi segala
keinginan partai. Hal inilah yang membuat Basar menjadi sangsi terhadap segala hal
yang menjadi keputusannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sebagai kepala desa, Basar harus mengutamakan kepentingan warganya.
Namun, tuntutan yang diminta partai GLM membuat Basar harus melawan
ideologinya sendiri. Basar adalah seorang yang berideologi kuat, sama seperti Kabul
teman kampusnya dulu. Namun semenjak menjadi kades, kebimbangan terhadap
mengikuti ideologinya atau tuntutan partai mulai muncul dan dapat dilihat dalam
kutipan-kutipan berikut.
(81) “Coba, Pak Tarya. Dua bulan lagi HUT partai golongan akan dipusatkan didesa kita ini. Dananya besar sekali. Dan saya tidak mau dikuras untuk hal yangtidak semestinya. Jadi, kepada orang Kabupaten saya bilang tak punya uang.Tapi apa kata mereka? ‘Saudara masih ingin menjadi kades, kan? Di desasaudara sedang ada proyek besar, kan?’ Begitulah, bagaimana saya tidaksusah.” (hlm. 44)
(82) “Terpaksa, Pak Tarya. Kalau tidak, apakah saya harus berhenti menjadi kadeshanya karena masalah ketempatan HUT? Saya merasa kepedulian sayaterhadap desa kelahiran ini sangat kuat. Itulah, maka saya memilih menerimamenjadi tuan rumah acara HUT meski dengan kepusingan yang tak kepalang.”(hlm. 45)
(83) “Memang salahku, bekas aktivis jadi kades di zaman Orde Baru yang gila ini,“keluh Basar. “Ternyata tugas utama kades zaman Orde Baru bukan melayanimasyarakat, melainkan GLM. Ini konyol, malah menjijikkan. Kalau sejak duluaku sadar akan hal ini, aku tak mau jadi kades. Sialnya, semua ini sudarterlanjur. Apa aku harus berhenti?” (hlm. 93)
Seorang yang dulunya sangat kuat dalam mempertahankan ideologinya
apabila dihadapkan dengan penguasa dan kepentingan orang banyak maka dia akan
berpikir dua kali. Kebimbangan Basar sebagai kepala desa dapat dilihat dalam
kutipan (84) di bawah ini.
(84) “Kamu yakin dirimu masih dibutuhkan warga?”“Tepat. Pertanyaan itu memang masih sering mengusik diriku. Dan di sanapula sesungguhnya keputusan kugantung. Menurutmu bagaimana?” (hlm. 93-94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Melihat penjelasan mengenai Basar di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh
Basar memiliki ideologi yang kuat. Terlihat dalam perilakunya yang selalu berpikir
panjang dalam mengambil sebuah keputusan serta rasa setia kawan. Sebagai seorang
Kades, Basar juga selalu memihak terhadap warganya bukan memihak pada
kepentingan golongan atau partai.
6. Tante Ana/Daripan
Kehadiran Tante Ana dalam novel ini bisa dikatakan hanya sebagai selingan
saja. Meskipun demikian, semua tokoh tambahan yang ada hanyalah sebagai
tambahan. Namun, tingkat penggambaran Tante Ana dalam novel sangatlah kecil.
Mengenai hubungan langsung terhadap tokoh utama, bisa dikatakan tidak ada.
Tante Ana mempunyai nama asli Daripan. Tante Ana digambarkan sebagai
seorang banci yang menjadi pengamen di lokasi proyek pembangunan jembatan.
Sebagai pengamen lokasi proyek, Tante Ana kerap menggoda para pekerja di sana.
Dengan gaya seorang bencong, Tante Ana mengajak para pekerja untuk sejenak
melupakan kepenatan dalam bekerja. Tante Ana juga menjadi harapan bagi Kabul
untuk bisa dijadikan hiburan murah bagi para pekerja di proyeknya. Melalaui kutipan
berikut akan memperlihatkan bagaimana sifat, sikap, serta penggambaran seorang
Tante Ana.
(85) Ah, Tante Ana. Kabul pernah mendengar di punya nama asli Daripan. (hlm.60)
(86) Hiruk pikuk tak berlangsung lama. Setelah puas menciumi Bejo, semangatTante Ana malah lebih berkobar. Dia merasa, atau menikmati, suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dimana keberadaannya mendapat pengakuan. Dalam hal-hal tertentu malahpenghargaan. “Nah, inilah aku, Tante Ana. Aku ada, hadir. Dan aku bukanDaripan. Nama itu adalah hantu yang harus kukalahkan sama sekali. Kalian,ayo bergoyang. Tapi jangan lupa berilah akau kesaksian. Aku ada. Akuhadir. Aku dumadia. Aku Tante Ana” Dan semangat Tante Ana terusmenggebu. Maka… (hlm. 162)
(87) Agak lama tak kelihatan, malam ini tante Ana muncul di proyek. Lelakibanci ini seperti biasa berdandan kelewat menor. Wajahnya putih oleh bedakyangs angat tebal. Bibirnya bergincu menyala. Kain dan kebayanya ketatdengan sanggul lebih besar daripada kepala. Dan bulu mata buatan. Perkakasutamanya, kecrek, tentu tak pernah lepas dari tangannya. Tapi lenggoknyamanis juga. (hlm. 58)
(88) Lalu, masih dengan gelas ditangan kanan, Tante Ana mendekati bejo.Mencium pipi Bejo dengan gemas. Sorak sorai berderai lagi. ( hlm. 59)
(89) Kabul menikmati suasana yang cair itu melalui jendela kamrnya. Dia seringberutang budi pada Tante Ana. Karena dengan kedatangannya anak-anakproyek mendapat iburan murah. (hlm. 59)
Dari beberapa kutipan diatas, bisa dilihat siapa dan apa sebenarnya Tante
Ana. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada Kabul, Tante Ana mampu
membuat tokoh utama sedikit bisa tersenyum.
7. Samad
Peran Samad dalam novel ini adalah sebagai tokoh tambahan yang
memberikan dampak langsung kepada Kabul. Porsi munculnya Samad dirasa hanya
sedikit sekali.
Penggambaran tokoh Samad dalam novel ini adalah sebagai adik kandung
Kabul. Samad adalah seorang mantan mahasiswa yang baru saja mendapatkan gelar
insinyurnya. Pemikiran Samad memang nyaris sama dengan kakaknya. Idealis,
prinsip yang kuat serta tidak mudah terpengaruh adalah sifat yang dimiliki Samad.
Di dalam Novel, diceritakan bahwa Samad sedang berkunjung ke lokasi proyek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
ditangani kakaknya. Kritik, saran, dan, pertanyaan terhadap berjalannya
pembangunan jembatan selalu Samad lontarkan kepada kakaknya. Berikut ini adalah
kutipan yang menunjukkan bahwa Samad memiliki watak seperti itu serta
kehadirannya di lokasi proyek.
(90) Kabul pun keluar untuk menyusul Samad yang sedang melihat-lihatproyek. Insinyur yang masih bau toga itu kedapatan sedang meremas-remas pasir giling. Samad membuka genggamannya di depan Kabul.(hlm. 107-108)
(91) “Mas, mutu pasir giling ini kurang baik, ya? Pasti mutu batu kalinya jugamutu rendah.”“Disana tadi aku lihat besi rancang betonnya buatan pabrik yang takpunya merek dagang. Mas percaya akan mutunya?” (hlm. 108)
(92) “Brengsek!” Samad mulai terbakar emosinya. “Negara dan pejabatnegara merasa dirinya tak bisa salah? Itu kan kultur negara kerajaan yangfeodal? Apa kita yang sudah 45 tahun menjadi negara republik masihberjiwa feodal?”“Apa kamu kira negara kita yang konon ber-Pancasila ini, dan yangsemua aparatnya sudah ditatar P4, adalah negara republik berdemokrasi?Bangun, bangun! Hentikan mimpimu. Dan sadarilah di tahun 1991 inikita hidup di bawah orde feodal baru. (hlm. 110-111)
(93) Jam tiga siang Kabul mengantar Samad ke terminal dengan jipnya.Dalam perjalanan Samad mengajukan pertanyaan yang tak terduga. (hlm.108)
Terbukti bahwa Samad adalah seorang insinyur. Terlihat sifat kritis yang
dimiliki Samad mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan
jembatan juga hal yang menurutnya sudah terjadi penyelewengan.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Samad memiliki sikap dan sifat
yang mirip dengan Kabul. Berpendirian kuat, kritis, serta tidak menyerah pada
sitiuasi yang menurutnya tidak benar merupakan hal-hal yang melekat pada diri
Samad.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.4 Latar
Latar yang digunakan dalam novel ini terbagai menjadi tiga, latar tempat, latar
waktu, dan latar sosial. Ketiga latar tersebut mempunyai kaitan atau membentuk
konflik batin tokoh utama. Namun, dalam hal ini latar yang digunakan tidak secara
langsung membetuk konflik batin tokoh utama.
a. Latar Tempat
Latar tempat berguna untuk manggambarkan dimana lokasi peristiwa terjadi.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini bertujuan menggambarkan dimana
lokasi pembangunan jembatan dikerjakan. Penggambaran lokasi pembangunan
jembatan dilakukan di Sungai Cibawor. Melalui kutipan berikut akan tampak suasana
dan penggambaran lokasi pembangunan.
(94) Pagi ini Sungai Cibawor kelihatan letih. (hlm. 1)
(95) Ketenangan di bawah pohon mbulu itu seakan diberi bobot lain olehkedatangan pemancing tua. Lelaki itu telah lama menjadikankerindangan pohon mbulu di tepi Sungai Cibawor sebagai tempat yangpaling disukai. … Dan bila air sedang jernih, naungan pohon mbulu itujuga member kesempatan orang melihat bayangan langit serta kelebatanburung layang-layang. (hlm. 6)
(96) Tapak proyek pembangunan Sungai Cibawor terletak di tengah bulak,di wilayah kosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk.Hanya ada hamparan tanah pertanian kering dan hutan bamboo. (hlm.15)
Selain penggambaran lokasi pembangunan jembatan, ada juga lokasi dimana
Kabul biasanya bekerja, yaitu kantor proyek. Kantor yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kesekretariatan proyek jambatan tersebut banyak terjadi peristiwa yang membuat
konflik batin Kabul diuji, terutama dengan Wati. Kutipan-kutipan di bawah ini akan
menunjukkan bagaimana permasalahan dengan Wati terjadi di kantor itu.
(97) Beberapa bedeng didirikan sebagai kantor proyek serta gudangdarurat. Atau asrama darurat bagi para pekerja. (hlm. 15)
(98) Jip itu berhenti di bawah pohon mangga di halaman kantor proyek.(hlm. 35)
(99) Dan di kantornya juga ada Wati. Tapi entahlah, Kabul tidak pulangke bedeng kantornya. (hlm. 51)
(100)Dan untuk pertama kali, Kabul dan Wati makan siang di kantor. Eh,Kabul ternyata membenarkan ucapan Wati. Makan siang di tempatitu terasa lebih pas… (hlm. 98)
(101)Apalagi suatu hari setelah kembali ke ruang kantor, Wati jadipendiam. Merengut terus. Kabul keluar ketika jam istirahat sudahusai. … Sebentar di sana, Kabul balik ke kantor proyek danmenemukan Wati buru-buru mengusap air mata. (hlm. 112)
Penggambaran latar tempat yang lain ditampilkan melalui warung yang
didiriak oleh Mak Sumeh. Warung yang dikelolanya itu menjadi pilihan utama bagi
para pekerja, tidak terkecuali Kabul Melalui kutipan berikut akan tampak beberapa
hal tersebut.
(102)Di proyek jembatan Sungai Cibawor itu, bangunan warung MakSumeh yang terbesar. (hlm. 15-16)
(103)Ceramah panjang Dalkijo, yang membuat beberapa pengunjungrumah makan itu menolah, agaknya belum akan berakhir. (hlm. 30)
(104)Dengan kegembiraan yang tidak ditutup-tutupi Wati bersicepatkeluar menuju warung Mak Sumeh. … Waktu istirahat tiba.Terdengar sambutan gembira puluhan pekerja. (hlm. 97)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Selain lokasi Sungai Cibawor, kantor, dan warung Mak Sumeh ada juga
beberapa latar tempat yang ditampilkan. Hanya saja tempat itu penggambarannya
sangat sedikit. Latar tempat yang digambarkan adalah rumah Basar, rumah Pak
Tarya, Rumah Wati. Melalui kutipan-kutipan berikut akan tergambar dimana latar
tempat tersebut.
(105)Habis salat Jumat, Basar mengajak Kabul singgah ke rumahnya.Tapi Kabul keberatan karena ada dua penumpang dalam jipnya yangharus kembali bekerja di proyek. … Kembali dari proyek, Kabulmendapati Basar tidak main-main. Istrinya telah menghidangkanmakan siang. (hlm. 37)
(106)“Ya, ini rumah Pak Tarya. Dan itu orangnya keluar.” Wati turun danKabul memarkir notornya. Kemudian keduanya masuk dan di pintudisambut Pak Tarya. (hlm. 77)
(107)Pagi ini, Kabul ingin menjenguk Wati di rumahnya. … Di rumah,Wati hanya ditemani ibu dan pembantu. (hlm. 116)
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa latar yang digunakan atau
digambarkan dalam novel ini ada lima tempat. Lokasi pembangunan jembatan itu
sendiri, kantor yang digunakan sebagai secretariat proyek, warung Mak Sumeh,
rumah Basar, rumah Pak Tarya, dan rumah Wati. Tempat-tempat tersebut seringkali
menimbulkan konflik batin pada diri tokoh utama, walaupun sifatnya tidak secara
langsung.
b. Latar Waktu
Latar waktu menggambarkan kapan peristiwa itu terjadi. Di dalam novel
peristiwa itu digambarkan terjadi pada tahun 1991 dimana golongan penguasa masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menjadi ‘momok’ yang menakutkan bagi rakyat kecil. Kutipan di bawah ini akan
mwnunjukkan kapan proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor dilakukan
(108)“Pak Tarya, sekarang tanggal berapa?”“Kalau tak salah 13 Juni 1991. Kenapa?”“Saya mau ngomong ini …“Ya. Dan seterusnya. Dan harap catat, ini omongan saya hari ini, 13Juni 1991,” ujar Kabul. (hlm. 70)
(109)Bangun, bangun! Hentikan mimpimu. Dan sadarilah di tahun 1991ini kita hidup di bawah orde feudal baru.” (hlm. 111)
Selain itu, lama proses pembungan jembatan sungai Cibawor digambarkan.
Proses pembangunan jembatan digambarkan sudah berjalan selama 3 bulan, namun
hasil yang dicapai masih di bawah target. Melalui kutipan berikut akan tampak hal
itu.
(110)Tanpa terasa proyek sudah berjalan tiga bulan. Namun karenadimulai ketika hujan masih sering turun, volume pekerjaan yangdicapai berada di bawah target. (hlm. 25)
(111)Sabtu ini hari terakhir pengecoran tiang jembatan. Volume pekerjaanmenjadi jauh berkurang karena kegiatan proyek sebagian terhentikarena menunggu tiang jembatan mengeras. (hlm. 165)
Keseharian di lokasi proyek juga digambarkan melelui peristiwa-peristiwa
kecil. Penggambaran tersebut menunjukkan bagaimana tingkah laku atau kebiasaan
tokoh di lokasi proyek serta hal yang mengakibatkan konflik batin Kabul muncul.
Kutipan-kutipan berikut akan memperlihatkan apa-apa saja yang sering dilakukan
tokoh di lokasi proyek melalui latar waktu.
(112)Sabtu pagi,. Entah mengapa Kabul merasa lapar meskipun barumenunjukkan pukul tujuh. Padahal dia biasa makan jam delapan.(hlm. 45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(113)Maka malam ini Kabul mempersilakan Tante Ana mbarangsepuasnya. (hlm. 58)
(114)Hampir jam sepuluh malam Tante Ana berhenti mbarang.Keringatnya seperti orang habis kehujanan. Padahal udara malamkemarau terasa dingin dan kering. (hlm. 61)
(115)Apa iya? Ini hari Minggu. Wati biasanya libur, karena itu memanghaknya. Tapi benar, di atas motor itu ada Wati berpakaian tidakresmi, berssandal. (hlm. 73-74)
Dari beberapa analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan proyek
jembatan dilaksanakan pada tahun 1991. Lama pengerjaan memakan waktu yang
lama karena hasil yang dicapai melebihi target yang dijadwalkan.
c. Latar Sosial
Latar sosial dalam sebuah novel dapat terwujud dalam tokoh yang
dikemukakan, sistem kemasyarakatan, adat istiadat, pandangan masyarakat, kesenian,
dan lain-lain. Latar sosial kehidupan para tokoh dalam novel Orang-orang Proyek
adalah kehidupan masyarakat biasa atau sebuah masyarakat yang bekerja bukan di
kantor atau instansi pemerintah. Bahkan, mereka hanya bekerja ketika ada peluang.
Saat itu, peluang yang ada adalah pembangunan jembatan Sungai Cibawor. Kutipan
berikut akan memperlihatkan hal tersebut.
(116)Penduduk setempat menganggap proyek itu dambaan lamayang mulai terwujud (hlm. 16)
(117)Mungkin mereka merasa beruntung, karena sementara adaproyek mereka punya penghasilan. Bila proyek selesai merekabubar, pergi ke sana kemari untuk mendapat pekerjaan baru.
Kehidupan masyarakat di sekitar proyek pembangunan jembatan Sungai
Cibawor termasuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebelum terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pembangunan jembatan ini, kehidupan masyarakat sangat tertinggal dan mereka
terputus hubungan dengan dunia luar. Bahkan, banyak dari mereka yang tidak bisa
melanjutkan sekolah. Melalui kutipan berikut akan menggambarkan hal tersebut.
(118)Dan setelah terisolasi hampir empat puluh tahun, beberapadesa di seberang bekas jembatan itu menjadi wilayahtertinggal hampir di segala bidang (hlm. 13)
(119)Mereka, anak-anak proyek itu, adalah generasi yang malang.Kebanyakan mereka meninggalkan bangku sekolah sebelumwaktunya untuk masuk ke pasar tenaga kerja demi perut (hlm.59)
Kehidupan yang rendah ini semakin ditekan karena sedikitnya gaji yang
mereka terima. Kaum tinggi, yaitu pelaksana proyek justru mengurangi gaji mereka
untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Kehidupan kaum elite dalam novel
tampak penuh dengan kecurangan, terutama korupsi. Permasalahan tersebut akan
tampak melalui kutipan di bawah ini.
(120)Mandor yang mencatat penerimaan material pun pandaibermain. Dia bisa bermain dengan menambah angka jumlahpasir atau batu kali yang masuk. Truk yang masuk sepuluh kalibisa dicatat menjadi lima belas kali, dan untuk kecurangan itu,dia menerima suap dari para sopir.
(121)Dan di proyek ini mereka digaji terlalu kecil karena posanggaran untuk gaji mereka tertekan oleh besarnya faktor X.Faktor X ini adalah pungutan liar, halus maupun kasar,langsung maupun tak langsung, yang dilakukan oleh oknum-oknum resmi sipil dan tentara, orang partai, preman-preman,serta tokoh-tokoh lokal yang menganggap proyek itu memang“proyek” (hlm. 59-60).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa status sosial masyarakat
yang berada di sekitar lokasi proyek berserta pekerja berstatus rendah. Mereka
tidak tahu tentang permainan yang dilakukan oleh petinggi mereka.
4.3 Analisis Psikologi dalam Novel Orang-orang Proyek
Setelah novel Orang-orang Proyek dianalisis secara struktural, pada bagian
ini hasil analisis tersebut akan digunakan untuk membantu dalam analisis psikologis.
Analisis psikologis pada penelitian ini akan menggunakan teori yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Teori ini digunakan sebagai dasar penelitian terhadap novel
Orang-orang Proyek. Analisis psikologis mengenai kebutuhan manusia menurut
Maslow yang akan diuraikan berkaitan dengan konflik batin tokoh Kabul, yaitu
kebutuhan akan cinta dan keberadaan, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan
akan aktualisasi diri.
4.3.1 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan
Kebutuhan ini biasanya akan muncul setelah rasa aman dalam diri seseorang
sudah terpenuhi. Namun dalam cerita, kebutuhan akan cinta pada diri Kabul tidak
terpenuhi. Secara perlahan, rasa cinta terhadap Wati muncul dalam diri Kabul.
Namun, Kabul merasa tak berdaya karena pekerjaan di proyek dan tanggung jawab
terhadap keluarga sungguh menyita waktunya. Walaupun sebenarnya, Kabul pun
ingin juga segera mengakhiri masa lajangnya. Hal itu dapat dilihat melalui kutipan
dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(122)Memang hidup membujang selama tiga puluh tahun kadang terasa gersang.Sesungguhnya Kabul merasa sama dengan lelaki yang lain. Ingin segera kawinsetelah cari uang. Namun, penghasilan Kabul habis untuk menghidupi ibu, danterutama kedua adiknya yang masih kuliah. (hlm. 52)
Semakin lama, rasa cinta itu semakin jelas. Kabul mulai merasakan situasi-
situasi yang penuh cinta ketika ia sedang bersama Wati. Kutipan di bawah ini akan
memperlihatkan hal tersebut.
(123) “Nggak boleh apa?” Sedikit merengut. Ah, entahlah. Kabul ingat detik yanganeh itu. Yakni detik ketika Kabul menyadari Wati yang sudah berbulan-bulanbersamanya dalam satu ruangan memang cantik. Detik itu datang ketika Watisedang merengut. (hlm. 74)
Rasa cinta yang berkembang semakin mendekatkan diri Kabul kepada Wati.
Namun, rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan karena Wati sudah mempunyai pacar
membuat Kabul sadar diri bahwa dia memang harus menjauhi Wati. Keraguan sikap
Kabul terhadap Wati dapat dilihat dalam kutipan berikut.
(124)Kabul terdiam. Kalau naik motor, Kabul merasa kurang enak. Sebab orangakan menganggap dia sudah benar-benar dekat dengan Wati. Kabul sadar akannilai-nilai masyarakat dusun. Apalagi konon Wati sudah punya pacar. (hlm.76)
Perasaan Kabul terhadap Wati terkadang membuat Kabul tidak menjadi
dirinya sendiri. Kabul sering salah tingkah apabila disinggung mengenai
hubungannya dengan Wati. Dalam diri Kabul masih bertanya-tanya apa nanti jadinya
kalau dia berpacaran dengan Wati. Kabul tidak ingin memaksakan kehendaknya
untuk memiliki Wati tanpa memikirkan perasaan orang lain, walaupun Kabul
mempunyai rasa ketertarikan pada Wati. Sikap Kabul tersebut terlihat melalui kutipan
dialog antara Basar dan Kabul berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(125) “Bul, kali ini aku datang sebagai teman. Artinya sama sekali tidak adakaitannya dengan jabatanku sebagai kades.” ….“Ya, kenapa?“Suara di luar kian santer. Orang bilang, kamu pacaran sama Wati. Betul?”Kabul mengeluh. Kabul gelisah. Cengar-cengir seperti anak kecil yang merasaakan dipermalukan.“Aku mau bilang apa ya? Rasanya aku biasa saja. Ya, jujur saja, akumenganggap Wati sebagai teman yang punya daya tarik. Tapi aku tahu kalaudia sudahpunya pacar. Jadi, aku sampai saat ini tetap menjaga jarak.” ….Makin gelisah. Kabul minum kopi, mengambil keripik, tapi tak dimakan.Terbayang wajah Wati ketika merengut. Dan garuk-garuk kepala.(hlm. 105-106)
Kabul juga terkadang merasa kehilangan apabila wati meninggalkan lokasi
proyek, lebih tepatnya kantor proyek. Dia merasa kesepian ketika Wati mulai
menghidupkan mesin sepeda motor lalu hilang meninggalkan lokasi proyek. Hal itu
menunjukkan bagaimana perasaan cinta Kabul terhadap Wati yang untuk sementara
belum terpenuhi. Perasaan Kabul itu terlihat melalui kutipan berikut.
(126) Kabul hanya memandang Wati dari tempat duduk. Tak lama kemudianterdengar bunyi motor dihidupkan, dan hati Kabul terasa ikut tergulir. Danguliran itu berhenti setelah bunyi motor Wati benar-benar hilang daripendengaran. (hlm. 113)
(127) Sepi. Terasa ada ruang kosong yang mengembang di hati Kabul. Padahal dulu,Kabul tak punya perasaan seperti itu. Wati ada atau tidak, sama saja. (hlm.113)
Rasa cinta Kabul terhadap Wati memang ada. Namun, Kabul masih harus
berpikir apabila dia ingin menikahi Wati. Dia tidak ingin melukai perasaan orang
lain. Melalui kutipan (25), (46) terlihat sikap tegas yang diambil Kabul. Meskipun
sikap itu sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan akan rasa cinta pada Kabul,
namun dia tetap teguh dengan sikap itu.
4.3.2 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dalam novel ini, kebutuhan akan penghargaan yang dialami Kabul sebagai
tokoh utama tampak tidak terpenuhi. Sebagai insinyur, Kabul tahu akan mutu
bangunan yang sesuai standar. Namun, permainan yang terjadi di dalam proyek telah
mencederai harga diri keinsinyuran yang dia miliki. Hal tersebut akan terlihat melalui
kutipan di bawah ini.
(128) Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutubangunan menjadi taruhan. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan,masyarakatlah yang pasti akan menanggung akibat buruknya. Dan bagiKabul hal ini adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. (hlm.28)
(129) “Tapi saya akan bekerja sebaik-baiknya sejauh yang saya bisa lakukan. Sayatidak ingin mengkhianati gelar keinsinyuran saya. Namun kalau keadaan didunia proyekan masih seperti ini, rasa-rasanya inilah proyek saya yangterakhir.” (hlm. 78)
Terlihat juga pada saat Kabul diminta untuk memberikan sumbangan
pembangunan masjid. Sebenarnya, Kabul kurang setuju dengan hal tersebut. Kabul
bersedia memberikan bantuan apabila proyek yang dikerjakan sudah selesai dan
bentuk bantuannya hanya material sisa. Hal itu dilakukan agar bahan-bahan untuk
pembangunan jembatan tidak dikurangi jumlahnya demi menjaga mutu jembatan agar
sesuai standar serta harga dirinya sebagai orang yang berpendidikan tidak hilang
apabila mutu jembatan rendah. Sikap Kabul itu terlihat melalui kutipan berikut.
(130) Karena kami ingin meyelesaikan pembangunan dengan hasil yang sebaik-baiknya, kami hanya bisa membantu Anda apabila proyek ini sudah selesai.Itu pun bila nanti ternyata ada material yang tersisa. Sekarang ini sisamaterial, yang biasanya berupa batu, batu split, potongan besi, serta sedikitsemen, belum bisa dihitung. (hlm 138-139)
(131) “Untuk sebuah masjid sekalipun? Begitu?”“Ya!” Jawab Kabul lugas. “Masjid adalah bangunan suci dan sebagai orangIslam saya merasa wajib menyumbangnya…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“Nah!””Tapi nanti dulu. Karena kesuciannya, pembangunan sebuah masjid harustertib dan pakai tata karma. Semua material di sini kan, dibeli untukmembangun jembatan, bukan lainnya. Jadi kalau ingin tertib, semua materialdi sini tidak boleh dipakai untuk tujuan lain.” (hlm. 140)
Anggapan dari orang lain terkadang membuat perasaan Kabul sedikit
tersinggung, bahkan harga dirinya mulai turun. Perasaan itu muncul ketika Baldun
menayakan mengenai apakah dirinya ‘bersih lingkungan’. Sebagai orang yang pernah
memperoleh pendidikan yang layak dan tahu akan hal itu, Kabul merasa harga
dirinya direndahkan seta tidak dihargai . Hal tersebut dapat dilihat melalui kutipan di
bawah ini.
(132) Wajah Kabul membeku. Perasaannya tersinggung oleh kata-kata Baldunyang meragukan dirinya bersih lingkungan; labelisasi politik yang telahmembuat ribuan orang tak berdosa sengsara. ….Saya tak bersih lingkungan? Entahlah. Yang jelas saya anak petani penjualgembus dan klanting. (hlm. 143)
Mutu jembatan yang jelek akan menjadi tanggung jawab serta pertaruhan
harga diri Kabul. Sebagai insinyur serta orang yang memegang prinsip kuat, Kabul
tidak akan rela apabila mutu jembatan tidak sesuai dengan harapannya. Apa nantinya
kata orang mengenai dirinya, harga diri Kabul dipertaruhkan bahkan sampai-sampai
tidak dihargai orang apabila mutu jembatan rancangannya tidak sesuai standar.
Jembatan yang tidak sesuai standar adalah jembatan yang bermutu rendah dan cepat
rusak. Harga diri Kabul ditunjukkan melalui sebuah jembatan rancangannya. Melalui
kutipan berikut ini akan terlihat bagaimana kekhawatiran Kabul mengenai hal
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
(133) “Ya, kamu benar. Kekhawatiran itu ada. Namun lebih berat bila aku harusmenyerahkan kepada masyarakat jembatan yang tidak bermutu. Aku akanmerasa sia-sia jadi insinyur bila jembatan yang kubuat hanya bisa dipakaisatu-dua tahun, kemudian harus diperbaiki.” (hlm. 151)
(134) “Tapi, Wat, aku sungguh berharap hal itu tidak akan terjadi. Aku masihpunya keinginan kuat menyelesaikan proyek ini dengan mutu yang bisadipertanggungjawabkan. Karena di sanalah reputasiku dpertaruhkan.” (hlm.158)
4.3.3 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri
Aktualisasi diri sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai media
untuk mengeksplorasikan segala kemampuan yang dimilikinya. Jika seseorang tidak
dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik, orang tersebut akan merasa terasing
dari lingkungannya dan mengalami konflik yang dapat berupa kecemasan,
kebimbangan, ketakutan, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembangunan jembatan, Kabul sering kali menghadapi
masalah-masalah, terutama dari luar dirinya. Masalah-masalah tersebut yang
menyebabkan Kabul kurang mampu mengoptimalkan kemampuan yang dia miliki,
salah satunya kalah jabatan dengan atasanya atau pemerintah. Hal itu menyebabkan
kebutuhan akan aktualisasi diri pada Kabul tidak terpebuhi. Melalui kutipan berikut
akan terlihat bagaimana perasaan Kabul yang kecewa terhadap keputusan di luar
dirinya sehingga mengakibatkan target pembangunan jembatan menjadi tidak tepat.
(135) Namun karena dimulai ketika hujan masih turun, volume pekerjaan yangdicapai berada di bawah target. Menghadapi kenyataan ini, Kabul seringuring-uringan. Jengkel karena hambatan ini sebenarnya bisa dihindari bilapemerintah sebagai pemilik proyek dan para politikus tidak terlalu banyakcampur tangan dalam tingkat pelaksanaan. (hlm. 25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(136) Namun Kabul merasa tak bisa berbuat apa-apa. Karena permainan itu terasasudah menjadi kewajaran dan menggejala dimana-mana, sampai masyarakatsekitar proyek pun ikut melakukannya. Bahkan pelaksana seperti Dalkijosudah terbiasa menerima semua bentuk permainan itu tanpa keluhan apa-apa,atau malah memanfaatkannya. (hlm. 28)
(137) “Begini. Ibarat kita sebuah rumah kayu, rayap sudah makan dari tiangsampai bubungan. Semua kayu telah keropos. Kalau hal itu dibiarkan, hanyasatu hal yang kita temui di depan; rumah kayu itu akan ambruk. Sayangnyasaya yang awam ini tak bisa berbuat apa-apa. Atau, sebenarnya saya berbuatsesuatu yang kecil saja. Yakni andaikan proyek-proyek yang saya tanganidikerjakan tanpa penyelewengandan kecurangan apapun. Tapi ternyata sayatak bisa. Proyek ini dibangun dengan rayap-rayap yang doyan batu, semen,besi, apalagi duit. Jelas, yang berdiri nanti adalah jembatan-jembatan, tapibiaya yang dikeluarkan dan harus jadi beban rakyat bisa untuk membangundua jembatan yang memenuhi standar mutu.” (hlm 71)
(138) Karena, anggaran sudah jadi bancakan, sehingga semua sektornya harusditekan. Biro pengawas yang menjamin mutu proyekpun tidak kebal duit.Dan orang-orang DPRD? Ah, mereka tak mau pusing apakah pasir atau besibeton memenuhi persyaratan teknik atau tidak. Bagi mereka yang pentingbendaharawan proyek ‘tahu’ bila mereka datang. (hlm. 108)
Dalam memaksimalkan kemampuan yang dimiliki Kabul sebagai insinyur
memang sulit. Ilmu yang didapat melalui pendidikan formal yang bertujuan
mengajarkan sesuatu yang benar kalah dengan kondisi di lapangan. Hal itu membuat
Kabul sulit mengaktualkan dirinya dengan maksimal. Kutipan di bawah ini akan
menunjukkan hal tersebut.
(139) “Begini. Semua insinyur sipil, tak terkecuali saya, tahu bagaimana jembatan,harus dibangun. Nah, ke-cablaka-an saya menuntut agar saya tidakmenghianati pengetahuan itu, pengetahuan teknik sipil. Tapi, datipengalaman melaksanakan pembangunan ketiga proyek itu saya mengalamisendiri bahwa ilmu teknik sipil banyak dikebiri.” (hlm. 68)
(140) Sekali lagi Kabul mengangkat alis. :Oh, adikku, kamu belum tahu betapasulitnya menaati ketentuan ilmu teknik di proyek ini. (hlm 108)
Usaha untuk memaksimalkan kemampuan yang ada tetap dilakukan oleh
Kabul. Misalnya pada saat Kabul dan Dalkijo berdebat soal libur para pekerja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
proyek. Usaha Kabul untuk memaksimalkan kemampuan yang dia miliki dapat
terlihat melalui kutipan berikut.
(141) “Memang. Dan untuk meliburkan pekerja, aku harus berdebat dulu denganPak Dalkijo. Aku tak mau jadi ujung tangan kapitalis baru yang menindasbangsa sendiri. Libur hari minggu adalah hak mereka. Apalagi sudah duabulan mereka bekerja tanpa libur.” (hlm. 102)
Sikap yang diambil Kabul pun cukup tegas. Beban yang harus ditanggungnya
lumayan berat karena dia harus menjaga mutu jembatan sesuai dengan baku mutu,
sementara anggaran yang digunakan kurang. Hal ini terlihat pada saat Kabul
mengungkapkan pemikirannya ini kepada Kades Basar serta sikapnya dan kutipannya
dapat dilihat di bawah ini.
(142) “Saya juga mohon pak Kades sebagai pelindung panitia memahami tanggungjawab saya. Dengan anggaran yang sudah compang-samping saya harusmenjaga mutu bangunan jembatan. Ini persoalan berat dan sudah mencapaiambang batas. Atau malah sudah melewatinya. Artinya, pembebanan lebihlanjut bisa menyebabkan baku mutu jembatan tidak bisa tercapai. Dan bilahal ini benar-benar terjadi, kita semua tahu akibatnya. (hlm. 141)
(143) Kalau terjadi demikian, toleransiku habis. Demi perasaanku sendiri, aku kanberhenti. Ya, aku akan meninggalkan proyek ini. (hlm. 158)
Bagi Kabul, mutu bangunan harus sesuai dengan standar baku mutu. Usaha
yang dilakukannya untuk memperoleh hal itu terus dilakukan. Terlihat pada saat
protes kepada Dalkijo mengenai penggunaan besi bekas. Kabul tahu apabila besi
bekas itu tetap dipakai maka mutu jembatan tidak akan memanuhi standard an cepat
rusak. Sikap Kabul tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(144) Bagi Kabul, ini sudah keterlaluan. Kabul protes. Maka meskipun sudahditurunkan dari kendaraan pengangkutnya, besi-besi bekas itu dibiarkanmenumpuk di halaman kantor proyek. Melalui radio komunikasi Kabul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menyatakan tidak akan mau menggunakan besi bekas itu. Tapi Dalkijobersekiras. (hlm. 180)
(145) Dibuang atau dijual kepada pedagang besi rongsok. Itulah jawaban Kabulyang tak bisa ditawar lagi. Atau, Kabul akan sebera menulis surat pernyataanpengunduran diri. (hlm. 183)
4.4 Konflik Batin Tokoh Utama
Konflik batin mempunyai pengertian terdapatnya dua macam dorongan atau
lebih yang berlawanan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam satu waktu.
Berkaitan dengan pengertian di atas, konflik mendasar yang dialami Kabul sebagai
tokoh utama ada dua, yaitu permasalahan mengenai pekerjaannya dan pribadinya.
Mengenai masalah dalam pekerjaanya, Kabul dihadapkan dengan permainan kotor
yang terjadi selama proses pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Permainan-
permainan itulah yang membuat hati atau perasaan Kabul terusik yang akhirnya
menjadikan konflik pada diri Kabul. Di satu sisi dia harus menjaga kualitas jembatan,
di sisi lain banyak terjadi penyelewengan anggaran sehingga membuat kualitas
jembatan menjadi tidak layak. Hal itulah yang menyebabkan konflik batin pada
Kabul muncul. Mengenai masalah pribadinya, yaitu percintaannya dengan Wati. Hal
itu seringkali membuat perasaam Kabul terganggu. Di satu sisi dia harus segera
menikah karena usinya sudah matang, di sisi lain dia juga harus memikirkan perasaan
Wati karena sudah mempunyai pacar. Kedua permasalahan itulah yang membentuk
konflik batin pada diri Kabul. Adanya dua hal yang bertentangan pada diri Kabul
namun dia harus memilih salah satu sebagai alat pemuas pada diri Kabul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kutipan di bawah ini akan menunjukkan bagaimana perasaan Kabul ketika
mendengar pendapat dari orang lain yang seakan-akan menuduh bahwa semua orang
yang terlibat dalam proyek bermain curang dalam melaksanakan pekerjaannya dan
konflik batin pada diri Kabul karena mendengar hal itu.
(146) Pak Tarya ingin mengatakan orang-orang proyek adalah manusia-manusiayang main curang. Korup dengan berbagai cara dan gaya. Tapi, apakah PakTarya salah? Jujur, Kabul merasa sindiran halus Pak Tarya lebih banyakbenarnya. “Atau benar semua bila aku, Kabul ikut-ikutan suka makan uangproyek. Tapi bagaimana meyakinkan Pak Tarya bahwa aku tidak inginseperti mereka?” (hlm. 11)
(147) Watak primitif, yakni lebih mementingkan diri sendiri alias serakah.” ….Primitif, mementingkan diri sendiri, serakah. Itulah akar persoalannya?Rasanya memang beditu. Dan bila si primitive adalah orang kampong disekitar proyek yang miskin dan kurang terdidik, harap maklum. Namunkalau si primitive tadi adalah menteri, dirjen, kakanwil, dan seterusnya? Apamereka tidak mencak-mencak bila dikatakan primitif? (hlm. 19-20)
Kebanyakan orang mengira bahwa orang-orang yang bekerja di proyek adalah
orang yang tidak jujur, hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri. Padahal, apa
yang dikatakan orang-orang itu kurang benar. Kabul tetap ingin menjadi orang yang
jujur walaupun orang-orang disekelilingnya hanya menginginkan keuntungan diri
sendiri.
Pikiran Kabul sering kali terganggu sekaligus membuat dirinya bertanya-
tanya. Kabul merasa bingung membedakan antara kejujuran dan kesungguhan dalam
pembangunan jembatan. Permasalahan yang ada membuat batin Kabul tidak bisa
menerimanya. Bagi Kabul, pembangunan proyek jembatan bukan hanya mendirikan
bangunan di atas sungai dan akhirnya bisa digunakan untuk menyebrang. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dibalik itu aturan atau norma yang ada harus tetap menang. Kebimbangan Kabul itu
dapat terlihat melalui kutipan berikut ini.
(148) Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antarakejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengankeberpihakan kepada masyarakay miskin. Apakah yang pertama merupakanmanifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinyaadalah perkara yang biasa bagi masyarakat berbudaya, dan harus dipilihkarena keduanya hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatanbersama? Mungkin. Atau entah. Yang jelas bagiku kecurangan besar maupunkecil yang terjadi di proyek ini pasti akan mengurangi tingkat kesungguhan,bahkan mengkhianati tujun dasarnya. Dan hatiku tak bisa menerimanya.(hlm. 34)
(149) Lalu, apakah kejujuran yang sering minta dibuktikan dengan kesahajaansama dengan mempertahankan kemelaratan? Ah, tidak. Pasti tidak. Banyakorang yang memilih hidup bersahaja dan mereka sangat kaya akan rasa kaya.Atau hati dan jiwa mereka memang benar-benar kaya. (hlm. 34)
Sistem pemerintahan serta para pejabat di dalamnya membuat pikiran Kabul
kembali terusik serta kebingungan. Kabul berpikiran, jangan-jangan uang hasil
jeripayahnya melalui pembangunan jembatan itu adalah uang rakyat yang didapat dan
dialokasikan oleh pemerintah tanpa melaksanakan amanat yang semestinya. Hal itu
terlihat melalui kutipan di bawah ini.
(150) Menurut para kritikus, dan Kabul sependapat, apabila secara kelambagaanDPRD sudah menyimpang dari khitahnya, dengan sendirinya para anggotademikian pula. Mereka, para kritikus sering mengatakan para anggota DPRDmenikmati uang rakyat tanpa melaksanakan dengan semestinya amanat yangdipercayakan kepada mereka. Dan Kabul merasa pahit ketikamembayangkan, jangan-jangan sebagian uang rakyat itu kini ada di dompetWati dan siap untuk membayar makan siang Kabul kali ini. (hlm. 56)
Kedudukannya sebagai pelaksana proyek membuat batin Kabul semakin
bingung. Melalui kutipan (11) terlihat bagaimana sikap Kabul tersebut. Pada saat
proyek membutuhkan dana dan bahan bangunan yang memadai. Lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
malah mengajukan permohonan bantuan untuk pembangunan masjid. Hal tersebut
membuat batin Kabul benar-benar diuji. Disatu sisi dia harus
mempertanggungjawabkan kualitas jembatan, di sisi lain dia juga harus
mempertimbangkan kepentingan orang banyak.
Keadaan proyek yang tidak sejalan dengan pemikirannya membuat Kabul
berpikiran meninggalkan proyek. Namun, hal itu harus dipikirkan lagi oleh Kabul.
Ibu dan kedua adiknya masih membutuhkan biaya untuk melangsungkan hidup.
Pemikiran Kabut tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(151) Selama saya masih bisa menahan perasaan terhadap hal-hal yangmenyebabkan itu, saya akan menyelesaikan proyek ini. Saya juga masihterikat kewajiban menghidupi dan membiayai ibu serta dua adik saya. Iniberarti saya harus punya penghasilan. Maka saya tidak akan membuatkeputusan yang tergesa-gesa. Namun bila kesebalan saya sudah melebihiambang batas, ya tak tahulah!” (hlm 78)
Sebagai insinyur Kabul mengerti apa yang harus dilakukan. Komposisi bahan
bangunan yang tidak memenuhi baku mutu membuat Kabul sanksi akan kualitas
jembatan. Kabul teringat dengan para insinyur sebelum dirinya. Mereka membangun
bangunan dengan mempertimbangkan semua aspek di dalamnya. Kehidupan
pribadinyapun juga sangat bersahaja dan sederhana. Terlintas dalam pikiran Kabul,
apakah karena ini produk pendidikan zaman belanda yang mengedepankan idealisme
dan kedisiplinan ilmu? Keraguan serta pemikiran Kabul tersebut dapat terlihat
melalui kutipan berikut.
(152) Tapi entahlah, dalam hati Kabul mulai terasa ada percik keraguan. Dia mulaidiganggu kekhawatiran jembatan tidak akan terwujud seperti yang dicita-citakan, Mungkin bentuknya bisa mewakili perwujudan gambar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
sempurna, tapi mutunya? Padahal mutu adalah penentu daya tahan. Dayatahan adalah usia. (hlm. 147)
(153) Sebagai sarjana teknik Kabul sering bertanya-tanya mengapa terlalu sedikitinsinyur yang bisa jadi panutan seperto Rooseno, Sudiarto, atau Sutami.Selain berdedikasi tinggi, mereka meninggalkan karya yang monumental.Kehidupan pribadinya sangat bermartabat, ora kagetan, ora gumunan,apalagi kemaruk. Sutami malah hidup dengan sangat bersahaja dalam statussebagai menteripun. Apakah karena mereka masih mengalami pendidikanzaman Belanda yang sangat menekankan idealism serta kedisiplinan ilmu?Apa karena kepribadian mereka memang kuat? Atau lagi, apa karena merekahidup pada masa yang relative belum korup? (hlm. 148)
Batin Kabul terusik setelah berdebat dengan Dalkijo. Mereka mempersoalkan
pemasangan balok jembatan yang tidak tepat pada waktunya serta kerusakan pada
balok. Kabul sangat tidak setuju karena kualitas jembatan akan dipertaruhkan. Hal itu
dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(154) Pembicaraan habis. Kabul bersungut-sungut. Bagaimana kalu mesin derekdatang sebelum tujuh belas hari? Apakah balok-belok jembatan harusdipasang juga? Apakah dua balok yang cacat itu tidak diganti? Kabulmencoba mengusir pertanyaan-pertanyaan itu dengan menggaru-garukkepala yang tidak gatal. Bangkit, membayar hidangan, dan keluar. MakSumeh memandangnya sambil menggeleng. Dan mengisap rokoknya dalam-dalam. (hlm. 156-157)
Bahan bangunan lagi-lagi menjadi hal yang paling membuat pikiran atau batin
Kabul terusik. Melalui kutipan (10), (14), (44) akan terlihat bagaimana perasaan
Kabul itu. Melalaui kutipan (10) terlihat bagaimana bahan bangunan dipermainkan
demi kebutuhan golongan penguasa. Pada kutipan (14) dan (44) memperlihatkan
bagaimana pemakaian bahan bangunan yang tidak selayaknya digunakan. Hal itulah
yang membuat konflik batin Kabul muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Setelah Kabul selesai bekerja di proyek, Kabul pun berpikir mengenai proyek-
proyek yang lain. Dia berpendapat bahwa proyek di luar pembangunan jembatan di
sungai Cibawor sama, yaitu diselimuti dengan kebohongan dalam pembangunannya.
Pikiran Kabul itu dapat dilihat melalui kutipan di bawah ini.
(155) Apakah pembangunan jembatan atau bangunan sipil lain di seantero negeridiselimuti dengan ke-sontoloyo-an yang sama? Apakah semuanya digerogotitikus-tikus primitive yang hidup makmur di atas beban yang ditanggung olehmasyarakat miskin? (hlm. 216)
Selain masalah pekerjaan, konflik batin Kabul sebagai tokoh utama muncul
dalam kehidupan pribadinya, yaitu dengan Wati. Konflik yang dialami Kabul mulai
terlihat ketika Kabul meminta Wati agar makan siang di kantornya, bukan di warung
Mak Sumeh seperti biasanya. Lama-kelamaan hal itu menyebabkan Kabul merasa
tidak nyaman karena keadaan itu menjadi lebih pribadi. Ditambah juga Kabul tahu
bahwa Wati sudah punya pacar. Perasaan Kabul itu terlihat dalam kutipan di bawah
ini.
(156) Setiap hari mereka membawakan hidangan makan siang ke kantor proyekuntuk Kabul dan Wati. Sebenarnya Kabul menyesal. Memang dialah yangkali pertama mengusulkan makan siang di ruang kantor. Sebab, yangdikatakan Wati ternyata benar-privasi. Situasi dan nuansa pribadi pun hadir.Seperti ada jarak yang semakin hari semakin pendek. Atau ruang yangsemakin padat. (98)
Terlihat juga melalui tindakan Kabul yang sering memboncengkan, nonton
bareng, dan makan siang bersama Wati. Hal yang dilakukan Kabul itu secara tidak
langsung memberikan harapan bagi Wati untuk lebih dekat dengan Kabul, padahal
Wati sudah punya pacar. Dalam pikiran Kabul pun mulai muncul pertanyaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pertanyaan yang mengganggu dirinya, apakah yang dilakukannya itu benar.
Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(157) Kabul tercenung. Apa selama ini aku member harapan? Jangan-jangan, ya.Kalau begitu aku tidak akan membocengkan Wati lagi. Tidak akan nontonbareng lagi. Dan juga tidak akan makan siang bersama. Apa makan siangbersama bukan hal yang biasa saja? (hlm. 106)
Kabul menyadari Wati sudah mempunyai pacar, untuk itu Kabul sengaja
menjaga jarak dengan Wati. Hal itu dilakukan karena Kabul tidak ingin mengganggu
hubungan orang lain. Namun, Wati salah dalam menerima sikap Kabul tersebut.
Akhirnya, hubungan keduanya seakan-akan ada jarak hingga Wati pun jatuh sakit.
Kabul merasa dirinyalah yang menjadi pokok permasalahan. Melalui kutipan di
bawah ini akan terlihat bagaimana hubungan antara Kabul dengan Wati serta rasa
bersalah Kabul karena dialah yang menyebabkan permasahan ini.
(158) Hari-hari yang terasa kaku. Meski hanya berdua berada di kantor proyek itu,Kabul dan Wati jarang berbicara, kecuali urusan resmi. Suasana terasa keringseperti kemarau di luar yang belum juga berkhir. Kabul jadi tidak betah. Dandia merasa bahwa dirinya menjadi sebab kegaguan itu di ruang itu, yangsudah berlangsung hamper dua minggu. Wati makin sering minta izin pulangawal. Bahkan, pagi ini di meja Kabul ada surat keterangan dokter; Wati sakitdan mendapat istirahat tiga hari. (hlm. 114)
(159) Wati menderita? Jangan-jangan, ya. Dan bila ya, akulah penyebabnya?Pertanyaan ini lama-lama berputar di depan mata Kabul. Lalu masukmenembus dan mengejar dirinya dari dalam. Kabul tergagap. Aku telahmenyebakan Wati menderita?(hlm. 115)
(160) Sesaat memandang Wati, muncul rasa iba di hati Kabul. Atau mungkinrasa bersalah? Timbul juga keinginan, kalau bisa, membantumengakhiri penderitaan Wati. Tapia pa, dan bagaimana? (hlm. 117)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada kutipan (21) dan (96) juga terlihat bagaimana konflik batin Kabul terhadap
Wati. Melalui kutipan (21) terlihat bagaimana kebimbangan Kabul terhadap sikap yang
ditunjukkan Wati kepadanya. Perhatian Wati kepada Kabul ditunjukkan melalui penyiapan
alat sholat untuk Kabul. Kabul bingung, apakah ingin memakainya atau tidak, karena Kabul
tahu bahwa Wati sudah mempunyai pacara dan Kabul juga tidak ingin melukai perasaan hati
orang lain, yaitu pacar Wati. Terlihat juga melalui kutipan (96), ketika Wati ingin diantar
pulang oleh Kabul, Kabul merasa tidak enak kepada lingjungan sekitar. Padahal, hati kecil
Kabul bersedia untuk mengantarnya.
4.5 Pembahasan
Alur atau plot mempunyai pengertian suatu urutan cerita atau peristiwa yang
teratur dan padu. Berkaitan dengan hal itu, keseluruhan rangkaian peristiwa yang
digunakan dalam novel Orang-orang Proyek adalah alur maju. Penceritaan peristiwa
atau permasalahan yang dialami dan yang membentuk konflik batin tokoh utama
diuraikan secara berurutan mulai dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir.
Tahap awal ini berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan
berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya. Pada tahap awal ini
memperkenalkan situasi latar pembangunan jembatan, suasana atau peristiwa yang
dialami tokoh utama. Pada tahap ini, sedikit demi sedikit masalah yang membentuk
konflik tokoh utama mulai dimunculkan. Tahap awal yang digunakan dalam novel
sudah sesuai, karena pada tahap ini pengenalan suasana atau peristiwa dan masalah
yang membentuk konflik batin tokoh utama sudah dipaparkan dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tahap tengah menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah
dimunculkan pada tahap awal menjadi semakin jelas, meningkat, dan menegangkan.
Pada tahap ini masalah yang membentuk konflik batin tokoh utama mencapai puncak
permasalahan. Tahap tengah dimulai sejak Kabul merasa bahwa dirinya tidak
sanggup mengurangi korupsi dalam proyek. Atasannya, Dalkijo dan golongan
penguasa mulai campur tangan terhadap proyek. Situasi yang mulai memanas ketika
pendapat Kabul berseberangan dengan Ir. Dalkijo. Kabul tetap pada kejujurannya dan
Dalkijo tetap pada pendiriannya untuk mencari untung sebesar-besarnya. Konflik
mulai menurun ketika Kabul mengundurkan diri dari proyek. Selain konflik-konflik
dalam dunia kerja, Kabul juga mengalami konflik percintaan dengan Wati,
sekretarisnya. Perasaan Kabul kepada Wati mulai muncul dan semakin berkembang
Konflik mulai muncul ketika Kabul mengetahui bahwa Wati sudah mempunyai
pacar.
Tahap akhir menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Bagian
ini berisi tentang kesesudahan cerita atau bagaimana akhir dari sebuah cerita. Dalam
tahap ini menunjukkan masalah dan konflik batin yang dialami tokoh utama berakhir.
Penyelesaian permasalahan yang menimbulkan konflik batin tokoh utama jelas
dipaparkan. Tahap ini dimulai setelah Kabul mengundurkan diri dari proyek, Kabul
beristirahat di rumah biyung. Di sisi lain, proses pembangunan proyek tetap berjalan
tetapi hasilnya sangat mengecewakan, lantai jembatan rusak ketika usianya baru satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tahun. Akhir kehidupan Kabul adalah menikah dengan Wati dan hidup dengan
nyaman karena Kabul bekerja di proyek swasta.
Tokoh dapat diartikan sebagai orang yang mengambil bagian dan mengalami
peristiwa. Sedangkan penokohan adalah sifat dan sikap perilaku tokoh. Melihat
pengertian tersebut, analisis tokoh dan penokohan ditemukan bahwa tokoh utama
dalam novel Orang-orang Proyek adalah Kabul dan tokoh tambahan adalah Pak
Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, Tante Ana, dan Samad.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel.
Dalam novel ini, Kabul adalah tokoh utama karena porsi penceritaannya paling
banyak dan diutamakan. Kabul digambarkan sebagai seorang insinyur yang menjabat
sebagai pelaksana pembangunan. Dia adalah seorang bujang berusia 30 tahun yang
belum menikah. Kabul juga seorang yang jujur dan tidak mudah terpengaruh dengan
lingkungannya.
Penggambaran tokoh tambahan lebih sedikit dibanding tokoh utama. Dalam
novel ini, tokoh tambahan pertama ialah Pak Tarya. Pak Tarya adalah seorang
tukang mancing mantan pegawai negeri yang berpengetahuan luas. Dia adalah
seorang yang kritis serta menentang ketidakjujuran. Kedua, Mak Sumeh adalah
wanita pemilik warung makan yang berusia sekitar enam puluhan. Mak Sumeh sangat
akrab dengan Kabul dan pekerja-pekerja proyek. Dia juga menjadi mak comblang
antara Kabul dan Wati. Ketiga, Wati adalah gadis cantik berusia 23 tahun yang
menjadi sekretaris proyek. Kehadirannya di proyek cukup menyejukkan hati laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Keempat, Ir. Dalkijo adalah atasan yang kotor. Dia mendukung korupsi yang terjadi
dalam proyek karena dia adalah bendahara partai GLM, golongan penguasa masa itu.
Kelima, Basar adalah teman lama Kabul yang peduli terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dia mempunyai idealisme yang sama dengan Kabul, tetapi posisnya
sebagai kades membuatnya tidak bisa menentang ketidakjujuran. Keenam, Tante Ana
adalah sumber penghiburan dalam proyek. Tante Ana adalah seorang banci yang
menjadi pengamen di daerah proyek. Ketujuh, Samad adalah adik Kabul, seorang
insinyur yang mempunyai idealisme yang sama dengan kakaknya.
Latar menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa itu terjadi. Latar yang digunakan dalam novel ini
adalah latar tempat, latar waktu, latar sosial. Latar tempat dapat diartikan dimana
lokasi atau peristiwa dalam novel ditampilkan. Lokasi pembangunan jembatan
dilakukan di Sungai Cibawor. Latar waktu berhubungan dengan “kapan” peristiwa itu
terjadi. Dalam novel ini, proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor
dikerjakan pada tahun 1991. Latar sosial adalah hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi. Dalam novel digambarkan bahwa masyarakat di sekitar dan pekerja proyek
jembatan berkelas rendah. Hal itu ditunjukkan dengan permainan yang dilakukan
atasannya atau penguasa dan mereka hanya tinggal diam.
Analisis psikologi dalam novel Orang-orang Proyek ini menggunakan teori
Abraham Maslow. Analisis psikologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
konflik batin Kabul dan yang dibahas adalah (1) tidak terpenuhinya kebutuhan akan
cinta dan keberadaan, (2) tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan, dan
(3) tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri.
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa cinta dan keberadaan biasanya
terwujud melalui beberapa keinginan. Misalnya, keinginan mempunyai pasangan dan
anak, berteman, perkumpulan, lingkungan masyarakat. Dalam diri Kabul muncul
keinginan untuk mempunyai pasangan, namun hal itu tidak mudah didapatkan
dikarenakan di usianya ke 30 tahun, dia belum juga menikah. Ketika ada seorang
gadis yang mendekatinya dan dia mulai mencintainya, gadis itu justru sudah
mempunyai pacar. Keinginan Kabul yang tidak terpenuhi itu terlihat melalui kutipan
(25), (46), (94)-(99).
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan mencakup penghormatan
diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
akan penghargaan pada diri Kabul terjadi karena dia merasa harga dirinya jatuh dan
terinjak-injak ketika terjadi permainan di dalam proyeknya tetapi dia tidak bisa
menanganinya. Sebagai insinyur, dia tahu bahan apa yang terbaik bagi pembangunan
proyek. Namun, harga dirinya jatuh ketika mutu bangunan jembatan tidak selayak
yang dia inginkan. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan dalam diri Kabul
tampak dalam kutipan (100) – (106).
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri muncul setelah semua
kebutuhan sebelumnya terpenuhi, ini adalah puncak kebutuhan manusia. Kabutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ini tidak terpenuhi i karena dia tidak mampu mengoptimalkan kemampuannya dalam
pembagunan proyek. Kedudukannya yang tidak setinggi golongan penguasa
membuatnya harus tunduk terhadap perintah. Idealismenya yang kuat tidak sanggup
mengalahkan kekuasaan itu. Melalui kutipan (107) – (115) tampak bahwa kebutuhan
akan aktualisasi diri Kabul tidak terpenuhi.
Konflik mendasar yang dialami Kabul sebagai tokoh utama ada dua, yaitu
permasalahan mengenai pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Hal itu mengacu pada
pengertian konflik batin, yaitu terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang
berlawanan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam satu waktu. Banyak
orang yang mengira bahwa dunia proyek berisi orang-orang yang kotor dan korupsi.
Sistem pemerintahan serta para pejabat di dalamnya juga termasuk orang-orang yang
tidak jujur. Konflik batin mulai muncul ketika kejujurannya harus dihadapkan pada
kenyataan ketidakjujuran dalam pekerjaannya, misalnya pemangkasan dana,
pengurangan mutu bangunan, dan penggunaan dana bagi kepentingan golongan
penguasa. Konflik batin yang lain muncul bersamaan dengan tumbuhnya perasaan
cinta kepada Wati. Wati mencintai dia, dia juga mencintai Wati, tetapi Wati sudah
mempunyai pacar.
4.6 Relevansi Novel sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
Kelas XI Semester 1
Karya sastra adalah media atau bahan ajar yang relevan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah. Puisi dapat mengembangkan daya kreativitas siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dengan cara menulis, membacakan, hingga mengapresiasi dalam bentuk lagu
(musikalisasi puisi). Prosa juga mampu menjadikan siswa kritis dengan cerita yang
telah dibaca sehingga siswa mampu menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik prosa.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab II, bahan ajar yang berbentuk teks
sastra hendaknya memenuhi tiga aspek penting, yaitu aspek bahasa, aspek psikologi,
dan aspek latar belakang budaya. Novel Orang-orang Proyek yang merupakan karya
sastra prosa berbentuk novel yang dapat dijadikan bahan ajar pembelajaran siswa
SMA karena telah memenuhi tiga aspek penting bahan ajar yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
4.6.1 Aspek Bahasa
Bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini mudah dipahami karena
menggunkan bahasa sehari-hari. Penggunaan bahasa sehari-hari dalam novel
menghasilkan bentuk kalimat yang mudah dipahami. Melalui kutipan berikut ini akan
terlihat bagaimana bahasa yang digunakan dalam novel mudah dipahami.
(161) Banjir kali ini memang besar. Setelah air surut hanya beberapa jamkemudian, banyak sampah tersangkut di ranting pepohonan. (hlm. 5)
(162) Kabul berhenti bicara karena melihat istri Basar datang membawa mangkukbesar. Bau segar sudah tercium sebelum mangkuk berisi sayur asem panasitu sampai ke meja. (hlm. 39)
(163) Dan siang ini Tante Ana datang. Ketika para mandor hampir selesaimembagi-bagi gaji tukang dan kernet. Kebetulan Wati belum pulang. Sejauhini Wati baru pertama kali menyaksikan penampilan tante ana. (hlm. 159)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Selain menggunakan bahasa sehari-hari, pengarang juga menggunakan majas
dalam kalimatnya. Beberapa kalimat dalam novel mengandung majas yang
membuatnya lebih menarik. Pemakaian majas ini juga mampu menambah variasi
bahasa dalam novel. Penggunaan majas dalam novel dapat dilihat dalam kutipan-
kutipan berikut.
(164) Dan bila matahari tenggelam, proyek seakan berubah menjadi pasar malambagu penduduk kampung di sekitarnya. (hlm. 15)
(165) Maka kehadiran Wati di proyek itu seakan menjadi penyeimbang bagineraca yang miring.(hlm. 24)
(166) Atau, mereka takkan merasa bersalah karena menebang kayu jati diperkebunan negara, karena mereka tahu banyak pagar makanan. (hlm. 19)
(167) “Kau yang bertalak tiga dengan apapun yang berbau kemiskinan bisamelupakan teman-teman sekampung ….” (hlm. 33)
Majas yang terdapat dalam kutipan (138) dan (139) adalah majas simile yang
membandingkan sesuatu dengan suatu hal yang sifatnya tidak sama tetapi memiliki
persamaan dengan menggunakan kata penghubung seperti, bagai, seakan, dll. Majas
yang terdapat dalam kutipan (140) dan (141) adalah majas alusio, yaitu majas yang
membandingkan sesuatu dengan peribahasa atau kata kiasan yang sudah banyak
dimengerti orang.
Selain menggunakan majas, pengarang juga kadang menggunakan kata-kata
berbahasa Jawa dalam kalimatnya. Hal itu mampu menambah variasi lagi dalam
novel. Selain itu, penggunaan kata-kata berbahasa Jawa dalam novel mampu
menambah pengetahuan pembaca tentang bahasa Jawa yang merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bahasa Daerah di Indonesia. Kata-kata berbahasa Jawa yang terdapat dalam novel
dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut.
(168) “Yah, sampeyan tidak tahu saya suka main seruling karena kita belumlama berkenalan.” (hlm. 8)
(169) “Dalam istilah Jawa, Mas Kabul ngenom-ngenomi candu, ataumementahkan pembicaraan.” (hlm. 41)
(170) “He-he. ‘Wakil Rakyat’ kan Cuma topeng. Isinya nggih sami.” (hlm.69)
Kutipan (138) sampai dengan (144) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa
yang beragam membuat bahasa dalam novel menjadi bervariasi. Penggunaan kata-
kata berbahasa Jawa, khusunya, tidak akan menyulitkan pembaca dalam memahami
jalan cerita karena kata-kata yang digunakan merupakan kata-kata yang sering
diucapkan.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa novel Orang-orang Proyek
relevan dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Hal ini didasarkan
pada penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, penggunaan majas dalam
novel ini juga mampu membantu siswa dalam memahami gaya bahasa dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata berbahasa Jawa juga mampu menambah
pengetahuan siswa terhadap bahasa daerah.
4.6.2 Aspek Psikologi
Ditinjau dari segi psikologi, novel Orang-orang Proyek sesuai dengan tahap
perkembangan psikologi siswa di SMA kelas XI. Novel ini bercerita tentang realita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kehidupan orang-orang proyek. Dengan membaca novel ini, siswa mampu mengenal dan
mengetahui permasalahan yang sering terjadi di dunia pekerjaan, khususnya proyek.
Dengan membaca novel ini, siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung
dalam novel. Nilai-nilai itu dapat diperoleh siswa melalui tokoh dan penokohan dalam novel,
terutama penokohan “Kabul” sebagai tokoh utama. Nilai-nilai yang dapat diteladani dari
tokoh “Kabul” adalah sebagai berikut.
a. Kabul adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan pekerjaan yang
menjadi kewajibannya (kutipan 38, 102, 103, 107, dan 125).
b. Kabul adalah seorang yang berpendirian kuat, tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal
negatif di lingkunagannya (kutipan 44 – 46).
c. Kabul adalah seorang yang rajin beribadah (kutipan 47).
d. Kabul adalah seorang yang menjunjung tinggi kejujuran (kutipan 104, 105, dan 116).
e. Kabul adalah seorang yang memiliki rasa peduli sosial yang tinggi (kutipan 143).
Prinsip hidup Kabul yang digambarkan dalam cerita dapat dijadikan pegangan bagi
siswa untuk membentuk karakternya. Siswa dapat mencontoh prinsip Kabul yang
menjunjung tinggi kejujuran dalam hidupnya, sehingga akan terbentuk karakter kejujuran
dalam diri siswa.
Berdasarkan analisis di atas, novel Orang-orang Proyek relevan dengan
pembelajaran sastra SMA kelas XI semester 1. Hal itu dikarenakan novel ini mengandung
nilai-nilai kejujuran, kemanusiaan, dan pendidikan yang sangat berguna bagi siswa. Selain
itu, nilai-nilai di atas mampu memberi gambaran dan pandangan kepada siswa SMA kelas XI
yang perkembangan psikologisnya masih berubah-ubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.6.3 Aspek Latar Belakang Budaya
Jalan hidup yang dilalui Kabul dalam cerita dapat dijadikan bahan
pembelajaran yang baik. Latar belakang budaya Jawa yang menonjol dalam novel ini
sangat menggambarkan budaya Indonesia. Masyarakat Jawa dikenal sebagai
masyarakat yang kuat sikap sopan santun dan kerendahan hatinya. Sikap sopan
santun sebagai masyarakat Jawa yang digambarkan dalam novel dapat dilihat dalam
kutipan-kutipan di bawah ini.
(171) “Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Mas Kabul insinyur,pelaksana pembangunan jembatan. Kok Mas Kabul mau ngumpul dengansaya di tempat yang kurang pantas ini?” (hlm. 8)
(172) “Baik, anak muda. Hati-hati, masih banyak lumpur. Jangan sampaiterpeleset.” (hlm. 11)
(173) Pak Tarya membantu temannya yang tak berpengalaman. (hlm. 17)
(174) Mas Kabul, banyak orang bilang Anda masih bujangan. Betul? Eh, tapimaafkan mulut saya yang usil ini,” (hlm. 22)
Siswa akan mudah memahami suatu karya sastra apabila latar belakang
budaya karya itu dekat dengan mereka. Dalam novel Orang-orang Proyek ini, tokoh-
tokoh yang dihadirkan adalah tokoh yang berasal dari Jawa. Di dalam cerita,
beberapa tokoh mampu menggambarkan budaya sopan santun dengan baik dan
beberapa tokoh yang lain justru tidak menggambarkan budaya tersebut, misalnya
sikap yang sombong. Namun, perbedaan itulah yang mampu mengajak pembaca
untuk membandingkan mana yang baik dan tidak. Sikap-sikap yang bertentangan
dengan budaya Jawa yang dapat dibandingkan oleh pembaca dapat dilihat dalam
kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
(175) “Dik Kabul, karena sudah tobat melarat, lihatlah. Saya tak mau pakaisepatu kalau bukan yang asli dari merek terkenal. Juga baju dancelana, bahkan selana dalam. Soal makan, apa lagi. Saya tak sudiseperti sampeyan, makan di warung Mak Sumeh di proyek itu. (hlm.29)
(176) Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya kelantai. Berdiri dengan kaki terbuka seperti koboi siap berkelahi. (hlm200)
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa novel Orang-orang
Proyek relevan dengan bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XIsemester 1. Siswa
mampu mengambil nilai budaya sopan santu masyarakat Jawa yang baik dari tokoh-
tokoh dalam novel ini. Selain itu, munculnya tokoh yang sikapnya bertentangan
dengan budaya Jawa dapat memberi gambaran kepada siswa tentang mana yang baik
dan yang buruk.
Ketiga kutipan di atas: aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek latar
belakang budaya dapat dipelajari siswa dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). RPP dapat membantu pengajar menentukan tujuan akhir
yang akan dicapai siswa setelah membaca novel Orang-orang Proyek.
Di dalam silabus terdapat penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, alokasi waktu, dan sumber belajar.
RPP lebih detail dari silabus karena dilengkapi dengan metode pembelajaran dan
evaluasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Novel Orang-orang Proyek relevan atau dapat dikaitkan dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajaran di SMA kelan XI semester 1 sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
SILABUS
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas : XISemester : 1Standar Kompetensi : Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
NilaiKarakter
Kewirausahaan
KegiatanPembelajaran
Indikator Penilaian AlokasiWaktu
Bahan Ajar
Menganalisisunsur-unsurintrinsik danekstrinsiknovelIndonesia/terjemahan
KarakteristiknovelIndonesia
Unsur-unsurintrinsik(alur, tema,penokohan,sudutpandang,latar, danamanat)
Unsurektrinsikdalam novel(nilai budaya,sosial, moral,dll)
GemarmembacaReligiusKejujuranSemangatkebangsaanPeduli sosial
Percaya diriBerorientasitugas danhasil
Membaca novelIndonesia
Menganalisisunsur-unsurekstrinsik danintrinsik (alur,tema, penokohan,sudut pandang,latar, dan amanat)novel Indonsia
Mendiskusikannilai-nilai yangdapat diteladanidan konflik batinpada diri tokohutama
Mengidentifikasi unsur-unsurintrinsik (alur,tema,penokohan,sudut pandang,latar, danamanat) novelIndonsia
Mengidentifikasi unsurekstrinsiknovelIndonesia
Menemukannilai-nilaiyangdapatditeladani daritokoh utama
Jenis Penilaian:Tugas individuTugas kelompokDiskusiPresentasi
Jenis Instrumen:EsaiFormat penilaian diskusi dan
presentasi
Contoh Instrumen:Analisislah unsur ekstrinsik novelIndonesia yang berjudul “Orang-Orang Proyek” karya AhmadTohari!
4 jp NovelIndonesiaberjudul“Orang-OrangProyek”karyaAhmadTohari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 1
Standar Kompetensi : Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi Dasar : Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Indikator :
1. Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik (alur, latar, bahasa, tokoh, dan penokohan) novel
Indonesia
2. Mengidentifikasi unsur ekstrinsik (latar belakang budaya) novel Indonesia
3. Menemukan nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh utama dalam novel Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik (alur, latar, bahasa, tokoh, dan
penokohan) novel Indonesia
Siswa mampu mengidentifikasi unsur ekstrinsik (latar belakang budaya) novel Indonesia
Siswa mampu menemukan nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh utama dalam novel
Indonesia
B. Karakter siswa yang diharapkan :
Religius
Jujur
Semangat kebangsaan
Peduli sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
C. Kewirausahaan/Ekonomi kreatif :
Percaya diri
Berorientasi tugas dan hasil
D. Materi Pembelajaran :
Unsur intrinsik (alur, tokoh, dan penohohan)
a. Alur
Alur adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan padu. Kaitan antara
peristiwa tersebut hendaknya jelas, logis, dapat di awal, tengah, atau akhir
(Nurgiyantoro, 1995: 142). Alur atau plot dapat diartikan sebagai jalan atau urutan
cerita yang menunjukkan sebab akibat dan mewakili keseluruhan isi cerita. Unsur-
unsur dalam plot meliputi peristiwa, konflik, dan klimaks. Tahap-tahap dalam alur
meliputi (1) tahap awal (perkenalan), (2) tahap tengah (pertikaian), dan (3) tahap
akhir (peleraian).
b. Latar
Latar, dalam sebuah prosa tidak dapat ditingglkan, karena latar berfungsi sebagai
penggambaran sebuah peristiwa itu dilukiskan atau terjadi. Biasanya, latar mengarah
kepada tempat kejadian atau dimana peristiwa itu terjadi. Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 1995: 216) menyatakan, latar atau setting yang disebut juga sebagai
landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa itu terjadi.
c. Bahasa
Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan membantu
siswa berlatih ketrampilan membaca, dan mungkin ditambah sedikit ketrampilan
meyimak, wicara, dan menulis yang masing-masing erat hubungannya.
d. Tokoh
Tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa
atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam plot. Tokoh dalam
sebuah cerita merupakan objek yang menjalankan sebuah cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
e. Penokohan
Penokohan adalah sifat dan sikap para pelaku cerita. Jones (dalam Nurgiyantoro,
1995: 165) menyebutkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Secara garis besar teknik
pelukisan tokoh dalam suatu karya: pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan
berbagai hal yang berhubungan dengan jati diri tokoh – dapat dibedakan ke dalam
dua cara atau teknik, yaitu teknik penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik
dramatik (dramatic). (Abrams via nurgiyantoro, 1995: 194).
Unsur ekstrinsik dalam novel menurut Nurgiyantoro (1995: 75-135):
a. Psikologi, meliputi psikologi pengarang dan psikologi pembaca. Proses kreatif
penulis karya sastra oleh seorang penulis dapat saja terjadi karena pengaruh situasi
psikologis yang dirasakan oleh pengarangnya (psikologi pengarang) dan pembacanya
(psikologi pembaca).
b. Keadaan lingkungan di sekitar pengarang (seperti: politik, ekonomi, dan social) dapat
saja menjadi unsure ekstrinsik yang mendasari penulisan suatu karya drama.
c. Pandangan hidup suatu bangsa (ideology)
Pandangan hidup suatu bangsa (ideology) berhubungan dengan system kepercayaan
atau gagasan, khususnya gagasan mengenai social, politik, dan ide-ide religious yang
digunakan bersama oleh suatu kelompok atau suatu gerakan social tertentu. Ideology
dapat menjadi unsure ekstrinsik yang mendasari keberadaan suatu karya sastra,
karena seorang penulis karya sastra bagaimanapun juga harus memperhatikan
masalah pandangan hidup bangsanya (idologi Negara) dalam proses kreatif penulisan
karya sastranya.
E. Metode Pembelajaran :
Tanya jawab
Diskusi
Presentasi
Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)No. Kegiatan Alokasi
WaktuDeskripsi
1. Kegiatan awal 10 Siswa mendengarkan penjelaskan tentangkompetensi dasar yang akan dicapai.
Guru menjelaskan kegiatan yang akandilaksanakan selama proses belajar mengajar.
2 Kegiatan inti 65 Eksplorasi
Guru mengajak siswa berdiskusi mengenai novel.
Guru memberi pertanyaan lisan kepada siswa
tentang unsur intrinsik, dan ekstrinsik untuk
mengetahui seberapa jauh siswa mengerti tentang
novel, unsur intrinsik, dan ekstrinsik.
Secara acak siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan guru.
Elaborasi
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.
Siswa membentuk kelompok diskusi yang
beranggotakan 3-5 orang dengan tertib dan
teratur.
Siswa berdiskusi untuk menganalisis unsur
intrinsik dan ektrinsik novel Orang-orang Proyek
karya Ahmad Tohari dengan cermat dan teliti.
Setiap kelompok mebacakan hasil diskusinya di
depan kelas.
Konfirmasi
Kelompok lain memberikan tanggapan dan
komentar terhadap presentasi teman.
3 Kegiatan penutup 15 Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi
yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Guru memberikan penguatan kepada siswa
mengenai pembelajaran.
Pertemuan kedua (2 x 45 menit)1 Kegiatan awal 10 Guru menanyakan materi yang sudah dibahas
pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
apa yang akan dipelajari.
2 Kegiatan inti 65 Eksplorasi
Guru dan siswa membahas kembali mengenai
tokoh dan peokohan dalam novel Orang-orang
Proyek.
Secara acak, siswa meyebutkan kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh tokoh utama.
Guru membantu siswa mengaitkan unsur alur dan
penokohan dalam novel.
Elaborasi
Di dalam kelompok yang sama, siswa
mendiskusikan nilai-nilai yang dapat diteladani
dari tokoh utama novel Orang-orang Proyek.
Selain itu, siswa juga mendiskusikan konflik batin
dalam diri tokoh utama yang membentuk karakter
tokoh utama.
Setiap kelompok mebacakan hasil diskusinya di
depan kelas.
Konfirmasi
Kelompok lain memberikan tanggapan dan
komentar terhadap presentasi teman.
3 Kegiatan penutup 15 Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi
yang dipelajari.
Guru memberikan penguatan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
mengenai pembelajaran hari ini.
Guru memberikan apresiasi kepada siswa.
G. Sumber dan Media Pembelajaran:
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Tohari, Ahmad. 2007. Orang-orang Proyek. Jakarta: Gramedia.
H. Penilaian:
a. Jenis Penilaian:
Tugas individu
Tugas kelompok
Diskusi
Presentasi
b. Jenis Instrumen
Esai
Format penilaian diskusi dan presentasi
c. Soal/Instrumen
- Tes tertulis (Esai)
1. Sebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita novel Indonesia yang berjudul “Orang-
Orang Proyek” karya Ahmad Tohari beserta penokohannya dan berikan bukti
berdasarkan novel!
2. Analisislah tahapan alur dalam novel Indonesia yang berjudul “Orang-Orang Proyek”
karya Ahmad Tohari!
3. Sebutkan latar budaya mana yang ada dalam novel ini besertabuktinya dan kaitkan
dengan latar belakang budaya tersebut yang sesungguhnya! Minimal 3 buktti.
- Tes lisan (Diskusi dan Presentasi)
4. Sebutkan nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh Kabul dan berikan buktinya!
5. Analisislah konflik batin dalam diri tokoh utama yang membentuk karakter tokoh
tersebut! Minimal 3 bukti.
6. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
d. Kunci Jawaban1. Tokoh dan penokohan dalam novel Orang-orang Proyek (Skor: 35)
Nama Tokoh Penokohan Bukti
Kabul Berpenderian
kuat
Rajin
beribadah
Jujur
Proyek itupun bagi Kabul harus dilihat dari perspektif
idealismenya, maka harus dibangun demi sebesar-besarnya
kemaslahatan umum. Artinya, kualitas harus sempurna
dengan memanfaatkan setiap sen anggaran sesuai dengan
ketentuan yang semestinya. (hlm. 53)
Di kalangan jemaah masjid kampung, Kabul sudah menjadi
sosok yang sangat dikenal karena sudah puluhan kali salat
jumat di sana. (hlm. 36)
Ya, kecurangan memang sudah menjadi barang biasa.
Maka Dalkijo juga sudah pernah bilang kepada Kabul, si
jujur adalah orang yang menentang arus dan konyol. Bloon.
Mungkin. Namun bagi Kabul, kejujuran sebenarnya bukan
suatu hal yang istimewa. Dialah yang seharusnya dianggap
biasa. (hlm. 54)
Pak Tarya Kritis
Bijaksana
”Dulu Ki Ronggowarsito menciptakan tembang tentang
zamn edan itu sebagai peringatan agar orang tetap memilih
jalan keselamatan, bukan jalan gila. Namun sekarang
tembang itu malah dihayati terbalik, sehingga seolah-olah
menjadi pembenaran atas perilaku edan.” (hlm. 69)
“Pak Kades,” sela Pak Tarya. ”Sebaiknya terimalah
kantong semen dan besi-besi potongan itu. Biarlah saya
yang menjualnya, hitung-hitung saya ikut membantu
panitia.” (hlm. 144)
Mak Sumeh Cerewet “Tapi sebagai sesama perempuan, Pak Insinyur, aku bias
memahami sikap Wati. Soal pacar, yah, kan bias
dipertimbangkan ulang karena belum menjadi ikatan
resmi.”
“Eh, Pak Insinyur, kok kuno amat. Yang namanya jodoh,
dari zaman nenekku pun harus diusahakan, akrena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
bakalan jatuh dari langit. Apalagi sekarang. Nah, Pak
Insinyur tahu aku sering jadi makcomblang?”
Iya. Mak Sumeh sudah berpengalamahn jadi makcomblang.
Gratis kok. Asal, saya jangan dilarang berjualan di proyek
….” (hlm. 47–48)
Wati Ceria Maka kehadiran Wati di proyek itu
seakan menjadi penyeimbang bagi neraca yang miring.
Atau pengisi ruang kosong dalam dunia lelaki yang
senyatanya membutuhkan mitra jenisnya. (hlm. 24)
Ir. Dalkijo Acuh
Tidak jujur
(Korupsi)
Namun menghadapi tingkat kebocoran itu, Insinyur Dalkijo
– atasan Kabul, seperti tak menanggung beban apapun.
(hlm. 26)
“Yah, berapa kali harus saya katakan, seperti proyek yang
kita kerjakan sebelum ini, semuanya selalu bermula dari
permainan. Di tingkat lelang pekerjaan, kita harus bermain.
Kalau tidak, kita tidak bakalan dapat proyek.
Basar Peduli “Coba, Pak Tarya. Dua bulan lagi HUT partai golongan
akan dipusatkan di desa kita ini. Dananya besar sekali. Dan
saya tidak mau dikuras untuk hal yang tidak semestinya.
Jadi, kepada orang Kabupaten saya bilang tak punya uang.
Tapi apa kata mereka? ‘Saudara masih ingin menjadi kades,
kan? Di desa saudara sedang ada proyek besar, kan?’
Begitulah, bagaimana saya tidak susah.” (hlm. 44)
Tante Ana Banci/Penggo
da
Agak lama tak kelihatan, malam ini tante Ana muncul di
proyek. Lelaki banci ini seperti biasa berdandan kelewat
menor. Wajahnya putih oleh bedak yangs angat tebal.
Bibirnya bergincu menyala. Kain dan kebayanya ketat
dengan sanggul lebih besar daripada kepala. Dan bulu
mata buatan. Perkakas utamanya, kecrek, tentu tak pernah
lepas dari tangannya. Tapi lenggoknya manis juga. (hlm.
58)
Samad Cerdas
“Mas, mutu pasir giling ini kurang baik, ya? Pasti mutu
batu kalinya juga mutu rendah.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kritis “Disana tadi aku lihat besi rancang betonnya buatan pabrik
yang tak punya merek dagang. Mas percaya akan
mutunya?” (hlm. 108)
2. Tahap-tahap alur dalam novel Orang-orang Proyek (Skor: 30)
Tahap
Awal
Tahap awal dimulai ketika pengarang mencoba menggambarkan suasana
proyek dan situasi latar lokasi proyek. Berlangsungnya cerita digambarkan
melalui proyek pembangunan jembatan di sungai Cibawor pada tahun 1991.
Di dalam lokasi proyek, banyak orang yang terlibat, misalnya mandor,
tukang besi, kuli-kuli, dan lain-lain. Pengenalan masalah pembangunan
jembatan serta masalah pribadi yang dihadapi tokoh utama sedikit demi
sedikit konflik mulai dimunculkan.
Tahap
Tengah
Tahap tengah dimulai sejak Kabul merasa bahwa dirinya tidak sanggup
mengurangi korupsi dalam proyek yang dilakukan oleh oknum-oknumn
tidak bertanggung jawab. Situasi yang mulai memanas ketika pendapat
Kabul berseberangan dengan Ir. Dalkijo. Konflik mulai menurun ketika
Kabul mengundurkan diri dari proyek. Selain konflik-konflik dalam dunia
kerja, Kabul juga mengalami konflik percintaan dengan Wati, sekretarisnya.
Perasaan Kabul kepada Wati mulai muncul dan semakin berkembang.
Tahap
Akhir
Tahap akhir menunjukkan konflik batin yang dialami tokoh utama berakhir.
Setelah Kabul mengundurkan diri dari proyek, Kabul beristirahat di rumah
biyung. Di sisi lain, proses pembangunan proyek tetap berjalan tetapi
hasilnya sangat mengecewakan, lantai jembatan rusak ketika usianya baru
satu tahun. Akhir kehidupan Kabul adalah menikah dengan Wati dan hidup
dengan nyaman karena Kabul bekerja di proyek swasta.
3. Latar budaya (Skor 15)
Sikap sopan santun sebagai masyarakat Jawa. Bukti kutipan dapat dilihat dalam
kutipan-kutipan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
“Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Mas Kabul insinyur, pelaksanapembangunan jembatan. Kok Mas Kabul mau ngumpul dengan saya di tempat yang kurangpantas ini?” (hlm. 8)
“Baik, anak muda. Hati-hati, masih banyak lumpur. Jangan sampai terpeleset.” (hlm. 11)
Pak Tarya membantu temannya yang tak berpengalaman. (hlm. 17)
Mas Kabul, banyak orang bilang Anda masih bujangan. Betul? Eh, tapi maafkan mulut sayayang usil ini,” (hlm. 22)
“Dik Kabul, karena sudah tobat melarat, lihatlah. Saya tak mau pakai sepatu kalaubukan yang asli dari merek terkenal. Juga baju dan celana, bahkan selana dalam. Soalmakan, apa lagi. Saya tak sudi seperti sampeyan, makan di warung Mak Sumeh diproyek itu. (hlm. 29)
Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya ke lantai. Berdiridengan kaki terbuka seperti koboi siap berkelahi. (hlm 200)
4. Nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh Kabul (Skor: 35)
a) Kabul adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan pekerjaan
yang
menjadi kewajibannya. Bukti:
“Mungkin ya. Tapi tak bisa lanjut karena saya harus cari uang untuk menghidupi ibu yang sudahsendiri, dan adik-adik. Kami sama seperti kebanyakan orang kampung ini, miskin.” (hlm. 22)
b) Kabul adalah seorang yang berpendirian kuat, tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif di
lingkunagannya. Bukti:
Proyek itupun bagi Kabul harus dilihat dari perspektif idealismenya, maka harus dibangun demisebesar-besarnya kemaslahatan umum. Artinya, kualitas harus sempurna dengan memanfaatkansetiap sen anggaran sesuai dengan ketentuan yang semestinya. (hlm. 53)
c) Kabul adalah seorang yang rajin beribadah. Bukti:
Di kalangan jemaah masjid kampung, Kabul sudah menjadi sosok yang sangat dikenal karenasudah puluhan kali salat jumat di sana. (hlm. 36)
d) Kabul adalah seorang yang menjunjung tinggi kejujuran. Bukti:
Wajah Kabul membeku. Perasaannya tersinggung oleh kata-kata Baldun yang meragukan dirinyabersih lingkungan; labelisasi politik yang telah membuat ribuan orang tak berdosa sengsara. ….Saya tak bersih lingkungan? Entahlah. Yang jelas saya anak petani penjual gembus dan klanting.(hlm. 143)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
e) Kabul adalah seorang yang memiliki rasa peduli sosial yang tinggi. Bukti:
Kalau terjadi demikian, toleransiku habis. Demi perasaanku sendiri, aku kan berhenti. Ya, akuakan meninggalkan proyek ini. (hlm. 158)
5. Konflik batin dalam diri tokoh utama yang membentuk karakter tokoh tersebut. (Skor
20)
Konflik batin yang dialami tokoh utama ada dua, yaitu konflik batin yang ditimbulkanmelalui pekerjaannya dan konflik batin mengenai masalah pribadinya (cinta) denganWati.
Konflik batin yang timbul melalui pekerjaannya, bukti kutipan:
Pak Tarya ingin mengatakan orang-orang proyek adalah manusia-manusia yang maincurang. Korup dengan berbagai cara dan gaya. Tapi, apakah Pak Tarya salah? Jujur, Kabulmerasa sindiran halus Pak Tarya lebih banyak benarnya. “Atau benar semua bila aku,Kabul ikut-ikutan suka makan uang proyek. Tapi bagaimana meyakinkan Pak Taryabahwa aku tidak ingin seperti mereka?” (hlm. 11)
Watak primitif, yakni lebih mementingkan diri sendiri alias serakah.” …. Primitif,mementingkan diri sendiri, serakah. Itulah akar persoalannya? Rasanya memang beditu.Dan bila si primitive adalah orang kampong di sekitar proyek yang miskin dan kurangterdidik, harap maklum. Namun kalau si primitive tadi adalah menteri, dirjen, kakanwil,dan seterusnya? Apa mereka tidak mencak-mencak bila dikatakan primitif? (hlm. 19-20)
Apakah pembangunan jembatan atau bangunan sipil lain di seantero negeri diselimutidengan ke-sontoloyo-an yang sama? Apakah semuanya digerogoti tikus-tikus primitiveyang hidup makmur di atas beban yang ditanggung oleh masyarakat miskin? (hlm. 216)
Konflik batin mengenai masalah pribadinya (cinta), bukti:
Hari-hari yang terasa kaku. Meski hanya berdua berada di kantor proyek itu, Kabul danWati jarang berbicara, kecuali urusan resmi. Suasana terasa kering seperti kemarau di luaryang belum juga berkhir. Kabul jadi tidak betah. Dan dia merasa bahwa dirinya menjadisebab kegaguan itu di ruang itu, yang sudah berlangsung hamper dua minggu. Wati makinsering minta izin pulang awal. Bahkan, pagi ini di meja Kabul ada surat keterangan dokter;Wati sakit dan mendapat istirahat tiga hari. (hlm. 114)
Wati menderita? Jangan-jangan, ya. Dan bila ya, akulah penyebabnya? Pertanyaan inilama-lama berputar di depan mata Kabul. Lalu masuk menembus dan mengejar dirinyadari dalam. Kabul tergagap. Aku telah menyebakan Wati menderita?(hlm. 115)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Sesaat memandang Wati, muncul rasa iba di hati Kabul. Atau mungkin rasabersalah? Timbul juga keinginan, kalau bisa, membantu mengakhiri penderitaanWati. Tapia pa, dan bagaimana? (hlm. 117)
e. Rubrik Penilaian Presentasi SiswaNo Aspek Kriteria Skor
Isi a. Hasil analisis kelompoklengkap, sesuai dengan realitas, danmendalam.
b. Hasil analisis kelompoklengkap, sesuai dengan realitas, tetapikurang mendalam.
c. Hasil analisis kelompok kuranglengkap, tetapi sesuai dengan realitas.
d. Hasil analisis kelompok kuranglengkap dan tidak sesuai dengan realitas.
e. Hasil analisis tidak sesuaidengan realitas.
41 – 50
31 – 40
21 – 30
11 – 20
5 - 10
Kreativitas a. Kelompok membandingkannovel dengan isu kondisi sosial denganmenarik, disertai contoh, dan menggunakanmedia pendukung.
b. Kelompok membandingkannovel dengan isu kondisi sosial yangdisertai contoh dan menggunakan mediapendukung.
c. Kelompok membandingkannovel dengan isu sosial yang disertaicontoh tanpa menggunakan mediapendukung.
d. Kelompok membandingkannovel dengan isu sosial tanpa disertaicontoh-contoh.
23 – 30
16 – 22
10 – 15
5 – 9
Penyampaian Isi a. Lafal, intonasi, dan suarapresenter jelas, sehingga siswa lainmemahami isi presentasi.
b. Lafal, intonasi, dan suarapresenter kurang jelas, sehingga hanyabeberapa informasi yang diperoleh siswalain.
c. Lafal, intonasi, dan suarapresenter tidak jelas, sehingga siswa laintidak memahami isi presentasi.
14 – 20
8 – 13
3 – 7
Skor Maksimal 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Catatan Refleksi………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………
Yogyakarta, 2013Mengetahui,Kepala Sekolah Guru
______________ _________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Analisis terhadap novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari terbagi
menjadi enam, yaitu analisis alur, tokoh, penokohan, latar, analisis psikologi novel,
analisis konflik batin tokoh Kabul, serta relevansi hasil analisis terhadap novel
Orang-orang Proyek dalam pembelajaran sastra di SMA.
Pertama, novel ini menggunakan alur maju. Alur maju yang digunakan dalam
novel ini ada tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Tahap awal
ditunjukkan melalui penggambaran permasalahan di dalam proyek serta
permasalahan yang dihadapi Kabul sebagai tokoh utama. Pada tahap ini, pengenalan
latar, situasi, serta suasana proyek mulai dihadirkan. Selanjutnya adalah tahap tengah.
Tahap ini menggambarkan bagaimana permasalahan serta ‘permainan’ yang tidak
jujur di dalam pembangunan jembatan semakin terlihat dan meningkat. Dalam tahap
ini, permasalahan dan permainan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab begitu jelas digambarkan sehingga membuat Kabul sebagai tokoh utama
mengambil sikap tegas. Peristiwa atau permasalahan dalam tahap ini mencapai titik
puncak atau klimaks. Tahapan yang terakhir dalam alur ini adalah tahap akhir. Dalam
tahap ini semua permasalahan mulai berakhir atau selesai. Permasalahan yang
dihadapi Kabul sebagai tokoh utama juga lama-lama menghilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kedua, tokoh yang diceritakan dalam novel ini terbagi atas tokoh utama dan
tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek adalah Kabul. Ia
dikatakan sebagai tokoh utama karena novel Orang-orang Proyek merupakan kisah
hidup dari Kabul dan fokus penceritaan bercerita tentang Kabul. Tokoh tambahan
yang diceritakan dalam novel ini ada 7 tokoh tambahan, yaitu Pak Tarya, Mak
Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, Tante Ana, dan Samad.
Ketiga, di dalam novel ini ditemukan penokohan tokoh utama dan tambahan.
Pada diri tokoh utama mempunyai perwatakan yang jujur, idealisme yang kuat. Pada
tokoh tambahan, Pak Tarya mempunyai perwatakan kritis dan bijaksana, Mak Sumeh
digambarkan sebagai wanita yang cerewet, Wati digambarkan sebagai seorang gadis
yang ceria, Ir. Dalkijo mempunyai perwatakan yang acuh dan tidak jujur, Basar
digambarkan sebagai kepala desa yang peduli dan mempunyai idealism yang kuat,
Tante Ana digambarkan sebagao seorang banci, Samad mempunyai perwatakan yang
kritis serta cerdas.
Keempat, dalam novel ini latar yang digunakan adalah latar tempat, latar
waktu, latar sosial. Latar tempat menunjukkan dimana lokasi proyek pembangunan
jembatan berlangsung. Latar waktu ditunjukkan melalui kapan proyek berlasung.
Latar social ditunjukkan melalui status social masyarakat dan pekerja yang ada di
lokasi proyek pembangunan jembatan.
Kelima, analisis psikologi novel menggunakan teori Abraham Maslow. Teori
yang digunakan untuk menganalisis psikologi novel hanya tiga teori. (1) Tidak
terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan, digambarkan ketika Kabul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
berusia 30 tahun namun dia belum juga menikah, (2) tidak terpenuhinya akan
penghargaan, digambarkan melalui harga dirinya yang terinjak-injak ketika mutu
bangunan jembatan tidak sesuai standar, (3) tidak terpenuhinya akan aktualisasi diri,
digambarkan melalui tidak mampunya Kabul mengembangkan potensi yang dia
miliki karena terhalang oleh golongan penguasa.
Keenam, dari analisis konflik batin dapat disimpulkan bahwa tokoh Kabul
mengalami dua macam konflik batin. Konflik batin mengenai pekerjaannya dan
konflik batin yang menyangkut kehidupan pribadinya, dalam hal ini cinta. Konflik
batin yang dialami dalam pekerjaannya tergambar melalui (1) ketika Kabul
mendengar dari orang lain bahwa orang yang bekerja di proyek pastilah orang yang
tidak jujur, (2) sistem pemerintah serta pejabat yang terlalu ikut campur dalam proses
pembangunan jembatan, (3) berniat untuk meninggalkan proyek namun masih
mempunyai tanggung jawab kepada keluarganya, (5) standar baku mutu jembatan
yang dipermainkan, dan (6) proyek di luar pembangunan jembatan sungai Cibawor
diselimuti kebohongan dalam pembangunannya. Konflik batin yang menyangkut
kehidupan pribadinya tergambar melalui perasaan cintanya kepada Wati yang
mengalami berbagai halangan. Kabul terlalu banyak pertimbangan sehingga membuat
perasaan serta pikirannya bergejolak.
Hasil analisis alur, tokoh dan penokohan, serta konflik batin tokoh Kabul
dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari dapat digunakan sebagai
bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Pembelajaran tersebut
membutuhkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan SK (Standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dari silabus yang sudah ditentukan oleh
BSNP. Salah satu KD yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah SK kelas XI
semester 1, yaitu memahami hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. KD yang
dapat dijadikan acuan adalah menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik novel
Indonesia/terjemahan.
Novel Orang-orang Proyek cocok menjadi bahan pembelajaran sastra di
SMA karena memenuhi tiga aspek penting sebagai bahan ajar, yaitu aspek bahasa,
aspek psikologi, dam aspek latar belakang budaya. Dari segi bahasa, novel Orang-
orang Proyek dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Hal ini
didasarkan pada penggunaan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. Selain itu,
penggunaan majas dan bahasa jawa juga dapat menambah pengetahuan siswa, karena
dalam setiap penggunaan majas serta bahasa jawa tersebut membantu siswa untuk
lebih mengerti tentang majas dan bahasa jawa. Dari segi perkembangan psikologis
novel Orang-orang Proyek dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA.
Hal itu dikarenakan novel Orang-orang Proyek mengandung nilai-nilai kehidupan,
dan pendidikan yang baik untuk siswa, khususnya untuk siswa SMA kelas XI yang
sedang mengalami perkembangan psikologis yang masih berubah-ubah. Dari segi
latar belakang budaya siswa novel Orang-orang Proyek tepat jika digunakan untuk
bahan pembelajaran sastra di SMA karena tokoh yang dihadirkan merupakan tokoh
yang berasal dari lingkungan budaya jawa yang erat dengan nilai kesopanan.
5.2 Implikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Penelitian terhadap novel Orang-orang Proyek ini membuktikan bahwa novel
tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra karena mengandung
nilai-nilai pendidikan moral yang baik sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai pendidikan
moral yang terdapat dalam novel yaitu tanggung jawab, kejujuran, religius, percaya
diri, dan peduli sosial. Nilai-nilai tersebut juga sesuai dengan pendidikan karakter
yang sudah mulai diterapkan di sekolah.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam bidang sastra dan bidang
pendidikan. Dalam bidang sastra, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang analisis alur, tokoh, penokohan, dan konflik batin tokoh utama. Dalam bidang
pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di
SMA kelas XI semester 1.
5.3 Saran
Saran yang bisa peneliti berikan adalah semoga karya yang jauh dari
sempurna ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahasa Indonesia,
mahasiswa, peneliti lain, dan ilmu sastra mengenai analisis konflik batin yang dialami
tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek. Guru dan mahasiswa calon guru
dapat mengetahui kemampuan siswa dalam membaca novel kemudian menganalisis
unsur ekstrinsik dan interisik novel. Diharapkan guru dan mahasiswa calon guru juga
dapat menarik perhatian siswa untuk mengenal berbagai macam karya sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Silabus yang disusun peneliti hanya satu buah dan belum diujicobakan kepada
siswa, diharapkan guru, mahasiswa calon guru, atau peneliti lain dapat
mengembangkannya lebih sempurna lagi sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA
kelas XI semester 1. Pembelajaran sastra diharapkan dapat menjadi suatu hal yang
menarik dan pusat perhatian sehingga siswa merasa tertarik untuk mendalami dunia
sastra.
Masih ada kemungkinan lain untuk mengkaji novel ini dengan pendekatan
selain psikologi sastra, misalnya sosiologi sastra. Diharapkan peneliti lain dapat
melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Daftar Pustaka
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apreasiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIPSemarang.
Daradjat, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah UniversityPress.
Feist dan Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Goble, Frank. G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.Terjemahan. Yogyakarta: Kanisius.
Heerdjan, Soehato. 1987. Apa itu Jiwa . Jakarta: FKUI.
Minderop. Albertin. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, danContoh Kasus. Jakarta: Obor.
Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat PenelitianKemasyarakatan dan Budaya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): DasarPemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Naisaban, Ladislaus. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, PokokPikiran, dan Karya. Jakarta: Grasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Pramudya Ardiyonsih. 2012. Problem Sosial Novel Orag-orang Proyek KaryaAhmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Pranata, Andrey. 2009. Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari: AnalisisSosiologi Sastra. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada.
_____. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Santoso dan Wahyuningtyas. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma.
Sumardjo dan Saini. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta. Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia: Untuk SMA Kelas XI. Jakarta:Erlangga.
Tohari, Ahmad. 2007. Orang-orang Proyek. Jakarta: Gramedia.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRANLampiran 1 - Sinopsis
Lampiran 2 - Alur
Lampiran 3 - Tokoh dan Penokohan
Lampiran 4 - Latar
Lampiran 5 - Psikologi Novel (Teori Abraham Maslow)
Lampiran 6 - Konflik Batin Tokoh Utama
Lampiran 7 – Relevansi Novel Sebagai Bahan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 1 - SINOPSIS
Novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari ini berkisah tentang
kehidupan seorang insinyur sipil yang bernama Kabul yang dipercaya memegang
proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Kabul, seorang mantan aktivis
kampus yang beridealis kuat serta menentang kecurangan-kecurangan pemerintah,
sekarang justru menjadi pelaksana proyek pembangunan jembatan yang
pengerjaannya dicampurtangani oleh tikus kantor (pemerintahan). Proyek ini
dijadikan ajang pamer kekuasaan bagi partai GLM, partai yang berkuasa pada waktu
itu tanpa memperhatikan ilmu konstruksi bangunan.
Bahan-bahan yang disediakan untuk pembangunan jembatan ini adalah bahan
yang berkualitas rendah. Selain itu, jembatan dituntut untuk tetap dibangun walaupun
saat itu sedang musim hujan. Semua itu dapat terjadi karena proyek ini bukanlah
proyek biasa. Jembatan ini adalah pesanan pemerintah sekaligus penguasa yang
didanai luar negeri. Namun, tujuan pembangunan jembatan itu semata-mata karena
desa tersebut akan dijadikan tempat perayaan ulang tahun golongan penguasa GLM.
Dalam pelaksanaan proyek, Kabul begitu geram melihat penyelewengan-
penyelewengan yang terjadi, seperti penggelapan bahan bangunan, pembangunan di
bawah standar, dan juga adanya pemangkasan dana proyek yang dilakukan oleh
orang-orang pemerintahan. Dia dipaksa berhadapan dengan realitas masyarakat yang
curang dan korup, sementara idealismenya masih terus dia pegang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sebagai pelaksana proyek, Kabul merasa terbebani jika harus memangkas
anggaran demi kepentingan GLM. Belum lagi tekanan dari atasannya bernama Ir.
Dalkijo yang menganggap penyelewengan anggaran adalah hal lumrah dan terjadi
hampir di seluruh proyek pemerintah.
Suatu hari, Kabul menuntut Ir. Dalkijo agar pemasangan lantai jembatan
menggunakan besi baru, pasir yang bermutu, dan meminta penyelesaian proyek ini
tidak dipaksaan bersamaan dengan perayaan HUT GLM. Kalau tuntutan itu tidak
dipenuhi, Kabul akan mengundurkan diri dari proyek. Namun, Ir. Dalkijo menolak
tuntutan Kabul. Akhirnya, Kabul mengundurkan diri dari proyek.
Saat peresmian, Kabul turut meyaksikan upacaranya. Kabul nyaris tidak
bernafas melihat kejadian itu. Kendaraan-kendaraan besar beiringan melewati
jembatan yang belum saatnya untuk digunakan. Akhirnya, jembatan yang terlihat
kokoh itu lantainya sudah jebol dan banyak kerusakan lainnya meski usianya baru
satu tahun.
Perjalanan Kabul juga diwarnai dengan perasaan cinta yang perlahan muncul
terhadap sekretarisnya, Wati. Berawal dari rekan kerja dan gosip yang beredar di
lingkungan proyek, tumbuhlah rasa suka Kabul kepada Wati. Walaupun Wati telah
mempunyai pacar, diam-diam Wati juga memendam perasaan terhadap Kabul karena
seringnya mereka bertemu. Perasaan keduanya yang semakin berkembang membuat
mereka melangkah maju bersama. Di akhir cerita, Kabul dan Wati akhirnya menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 2 – ALUR
Tahap Awal
No.Kutipan
Kutipan
1 Pagi ini sungai Cibawor kelihatan letih. Tiga hari yang lalu hujan deras di hulumembuat sungai ini banjir besar. Untung sudah jadi watak sungai di pegunungan,banjir yang terjadi berlangsung cepat. (hlm. 5)
2 Tampak proyek pembangunan jembatan sungai Cibawor terletak di tengah bulak,di wilayah kosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk. Hanya adahamparan tanah pertanian kering dan hutan bambu. (hlm 15)
3 “Pak Tarya, sekarang tanggal berapa?”“Kalau tidak salah 13 Juni 1991. Kenapa?” (hlm. 70)
4 Lebih dari seratus orang lebih bekerja di situ. Mereka adalah tukang batu,perancang besi, mandor, beberapa insyinyur sipil, dan kuli-kuli. Operatoralat-alat berat. Sopir-sopir truk dan kernetnya. Preman-preman kampongdan pensiunan tentara yang direkrut menjadi satpam. Warung-warung jugabermunculan. Rokok, minuman, dan nasi rames bisa dibeli. Juga obatnyamuk juga aspirin. Bakso dan jamu pegal linu. Rujak atau es cendol.(hlm. 15)
5 “Karena kerugian itu sesungguhnya bisa dihindarkan bila awal pelaksanaanpembangunan jembatan itu ditunda sampai musim kemarau tiba beberapa bulanlagi. Itulah rekomendasi dari para perancang. Namun rekomendasi itu diabaikan,konon demi mengejar waktu.” (hlm. 10)
6 “Penguasa yang proyek dan para pemimpin politik lokal menghendaki jembatanitu selesai sebelum Pemilu 1992. Karena, saya kira, peresmian akan dimanfaatkansebagai ajang kampanye partai golongan penguasa. Menyebalkan. Dan inilahakibatnya bila perhitungan teknis-ilmiah dikalahkan oleh perhitungan politik.”(hlm.10)
7 Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutu bangunanmenjadi tahruhannya. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan, masyarakatlahyang akan menanggung akibat buruknya. Dan bagi Kabul hal ini adalahpengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. (hlm. 28)
8 Kabul juga senang ada Wati di proyek itu. Berbicara dengan Wati terasa menjadiselingan yang enak, karena sehari-hari terlalu banyak omong dengan ratusanlelaki. Suara wati yang riang seperti gadis kecil bisa menjadi penawar bagikerasnya teriakan para mandor atau suara benturan godam yang memecah batukali. Atau bunyi mesin molen yang datar dan amat menjemukan. (hlm. 24-25)
9 Wati manja. Sedikit bersungut. Kabul terdiam. Terasa ada satu detik yang aneh.Yakni ketika Kabul merasa dalam sepersekian detik muncul daya pikat daripenampilan Wati. Apanya? Sungutnnya? Mungkin. Atau entah. Yang pasti adasesuatu yang baru terasa dalam beberapa detik ini. (hlm. 54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tahap Tengah
No.Kutipan
Kutipan
10 Dan campur tangan itu ternyata tidak terbatas pada penentuan awal pekerjaanyang menyalahi rekomendasi para perancang, tapi masuk juga ke hal-hal lain.Proyek ini, yang dibiayai dengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadibeban masyarakat, mereka anggap sebagai milik pribadi. …. Belum lagi denganoknum sipil maupun militer, juga oknum-oknum DPRD yang suka minta uangsaku kepada bendahara proyek kalau mereka mau pelesir ke luar daerah. (hlm. 25-26)
11 Dan tak salah lagi. Sebagai ketua renovasi masjid, Baldun mengajukan suratpermohonan bantuan kepada pelaksana proyek. Bantuan yang diharapkan berupauang serta material bangunan, terutama besi beton dan semen. … Lampirannyalengkap. …. Basar jadi salah satu pelindung. …. Rekomendasi-rekomendasi.Sudah ada di posisi dan pembuatnya manejer proyek, Ir. Dalkijo. Kepala Kabulmulai pening. (hlm. 137-138)
12 Dalam musim hujan, mutu pasir sungai juga turun Karena kandungan tanahnyabertambah. Kabul akan mengalami kesulitan mencari pasir sungai yangmemnuhibaku mutu untuk pengecoran. Repotnya, katanya karena keterbatasan dana,Manajer Proyek sudah memutuskan menggunakan pasir sungai untuk pembuatanlantai jembatan. Masih pusing dengan masalah pasir, kemarin pikiran Kabuldibuat puyeng lagi. (hlm. 180)
13 “Lusa pengecoran tiang terakhir selesai. Jadi pemasangan balok paling cepat tujuhbelas hari ke depan.”“Apa? Kok lama betul? Nanti bisa terlambat. Apa jadinya bila di hari peresmianjembatan belum sempurna? Ingat, peresmian akan dilakukan Wapres dandisaksikan juga oleh Ketua Umum GLM. Jangan main-main.” (hlm. 156)
14 “Aduh, Dik Kabul ini bagaimana? Sudahlah, ikuti perintahku. Gunakan besi itu.Toh itu hanya untuk menutup kekurangan. Aku tahu penggunaan besi bekasmemang tidak baik. Tapi bagaimana lagi, dana sudah habis. Makanya, kita puntak mampu membeli pasir giling. Dana benar-benar sudah habis.”“Pak, kali ini saya tidak bisa berkompromi,” jawab Kabul penuh percaya diri.“Tak bisa kompromi bagaimana? ....“Saya bertanggung jawab atas kualitasstruktur jembatan. (hlm. 180-181)
15 “Ya, saya tahu. Meskipun begitu saya tidak mau menggunakan besi bekas itu. Biladipaksakan, lebih baik saya mengundurkan diri.”“Apa? Mengundurkan diri? Tunggu, Dik Kabul. Jangan bilang begitu. (hlm. 182)
16 “Ya. Keputusan itu kuambil tadi malam setelah aku berbicara dengan pihakpemilik proyek, tokoh-tokoh partai, dan khususnya jajaran GLM. Mereka telahsetuju kebijakan yang kuambil. (hlm. 198)
17 “Maaf, Pak Dalkijo. Kalau keputusan Anda sudah final, saya pun tak mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
berubah. Saya tetap mengundurkan diri.” (hlm. 198)18 “Maaf, Pak. Keputusan saya tak bisa ditarik lagi. Saya keluar!” (hlm. 200)19 “Mumpung Mas Kabul belum pergi, Mak. Dia sudah berhenti bekerja di proyek
ini. (hlm. 202)20 “Dik, Kabul, sampeyan memang insinyur. Tapi terlalu lugu. Dengar, Dik. Untuk
memeriksa atau bahkan menaham Dik Kabul, mereka akan menemukan banyakalasan. Misalnya, menghambat pelaksanaan proyek pembangunan, tidak loyalkepada pemerintah, menentang Orde Baru, sampai kepada indikasi bahaya latenkomunis. Dan sekali lagi Dik Kabul berurusan dengan aparat keamanan, namaDik Kabul akan masuk daftar hitam. (hlm. 199-200)
21 Dan agaknya Wati sudah pulang. Tapi kok nganyar-anyari Jumat-jumatsebelumnya Wati tidak pernah peduli apakah Kabul pergi salat atau tidak. ….Keluar dari kamar mandi Kabul kembali memandang perangkat yang belumdisentuh di atas meja itu. Mau pakai atau tidak. Kabul ragu. Karena memakai atautidak memakai sama-sama ada bayaran moralnya. Kalau memakai berarti Kabulmenerima sikap ngayar-anyari yang ditunjukkan Wati. (hlm. 36-37)
22 “Nggak boleh apa?” Sedikit merengut. Ah, entahlah. Kabul ingat detik yang anehitu. Yakni detik ketika Kabul menyadari Wati yang sudah berbulan-bulanbersamanya dalam satu ruangan memang cantik. Detik itu datang ketika Watisedang merengut. (hlm. 74)
23 Wati diam. Lalu merengut. Dan selalu, hati Kabul tersedot oleh nuansa merengutyang menyaput wajah Wati. (hlm. 76)
24 “Tapi aku ingin naik motor.” Kabul masih menikmati nuansa merengut itu. Luluh.(hlm. 76)
25 “Mas malu nonton bersama aku? Iya kan?” tanya Wati. Matanya naik. Kabulnyengir janggal.“Tidak, sungguh tidak.”“Lalu?”“Kamu pasti tahu alasan saya; bagaimana nanti perasaan pacar kamu. (hlm. 99)
Tahap Akhir
No.Kutipan
Kutipan
26 “Istirahat barang sebentar, mungkin di rumah Biyung. …“Terus pindah kerja atau bagaimana?”“Sebenarnya aku ingin kembali ke kampus, sebab bekerja di lapangan beratbuatku. Tapi entahlah bila aku bekerja di proyek milik swasta.” (hlm. 201)
27 Ibu dan anak bersitatap. Bersalaman. Kabul merasa tangan biyung sejuk,mengimbaskan rasa damai. (hlm. 206)
28 Malam hari Kabul tidur nyenyak. Berada di rumah biyung rasanya ayem,mengendap. Masih ada suara tokek di bumbungan. Suara tikus busuk berkejarandi kolong-kolong balai-balai. Atau kirap kelelawar dalam kerimbunan pohonmangga di halaman. Semuanya mengantar Kabul hanyut ke alam mimpi. (hlm.208)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
29 Meski tidak lagi jadi anggota proyek, pada HUT GLM Kabul menyempatkan dirihadir. Dia ingin menonton peresmian jembatan yang akan dilaksanakan sehabisupacara HUT sekaligus mengawali pawai besar-besaran massa GLM. (hlm. 208)
30 Mereka menuruni tebing, melintasi jembatan, dan kemudian mendapati MakSumeh sedang mengemasi barang-barang dibantu Sri dan Sonah. Agaknyawarung siap tutup untuk selamanya. (hlm. 213)
31 Akhir Desember 1992, hanya setelah satu tahun Kabul meninggalkan proyekpembangunan jembatan Sungai Cibawor. Keinginan Kabul bekerja di proyekmilik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site managerpembangunan hotel di Cirebon. (hlm, 216)
32 “Aduh anak lanang, kamu sungguh menyenangkan hati Biyung. Cepatlahmenikah supaya Biyung cepat menimang cucu. Ya, memang sudah tiba titimangsane kamu harus berumah tangga. Ya, Anak Lanang, ya…” (hlm. 208)
33 Libur akhir tahun dinikmatinya di rumah Biyung bersama Wati yang sudahmenjadi Nyonya Kabul. Mereka baru sebulan menikah. (hlm 216-217)
34 Di mulut jalan simpang tiga, Kabul harus menghentikan mobil. Ada papanmelintang dengan tulisan “jembatan rusak”. Lalu ada tanda panah yangmenunjukkan jalan alternatif. (hlm. 217)
35 Jembatan Cibawor sudah kelihatan. Tampak mangkrak dan kesepian. Kegagahanyang dulu tampak kini hilang. …. Lantai jebol pada dua titik dan aspal sudahhampir retak sepanjan lantai jembatan. (hlm. 217)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN 3 – TOKOH DAN PENOKOHAN
Tokoh Utama
Kabul
No.Kutipan
Kutipan
36 “Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Mas Kabul isinyur,pelaksana pembangunan jembatan. Kok mas Kabul mau ngumpul dengan saya ditempat yang kurang pantas ini?” (hlm. 8)
37 “Ya, cuma lain jurusan. Saya di teknik, dia di sospol. Dia teman diskusi yangbaik.” (hlm. 9)
38 “Mungkin ya. Tapi tak bisa lanjut karena saya harus cari uang untuk menghidupiibu yang sudah sendiri, dan adik-adik. Kami sama seperti kebanyakan orangkampung ini, miskin.” (hlm. 22)
39 “Dik Kabul,” sambung Dalkijo. “Saya tahu Dik Kabul mantan aktivis. Biasa kan,yang namanya aktivis punya idealisme yang kolot…” (hlm. 28)
40 “Yah, dulu ketika masih kuliah saya pernah juga pacaran. Waktu itu mungkinsemua orang yakin kami akan segera menikah. Namun, ternyata tidak. Pacarsaya mundur. Mungkin karena saya terlalu banyak kehilangan waktu, untukdemonstrasi menentang kerunyaman kampus atau diskusi-diskusi dengan anak-anak yang pinter. Ah, saya sendiri merasa saya memang pantas ditinggalkanpacar.” (hlm. 22)
41 “Juga, sebenarnya merepotkan,” tanggap Kabul. “Tapi entahlah. Atau bagi saya,masalahnya mungkin hanya soal waktu. Kalau memang belum waktunya dapatjodoh, ya mau apa?” (hlm. 23)
42 Kabul sendiri diam-diam mengiyakan kata-kata Mak Sumeh. Memang hidupmembujang sampai usia tiga puluh kadang terasa gersang. (hlm. 52)
43 Sesungguhnya Kabul merasa sama dengan lelaki yang lain. Ingin segera kawinsetelah bisa cari uang. Namun, penghasilan Kabul habis untuk menghidupi ibu,dan terutama kedua adiknya yang masih kuliah. (hlm. 52)
44 Proyek itupun bagi Kabul harus dilihat dari perspektif idealismenya, maka harusdibangun demi sebesar-besarnya kemaslahatan umum. Artinya, kualitas harussempurna dengan memanfaatkan setiap sen anggaran sesuai dengan ketentuanyang semestinya. (hlm. 53)
45 Ya, kecurangan memang sudah menjadi barang biasa. Maka Dalkijo juga sudahpernah bilang kepada Kabul, si jujur adalah orang yang menentang arus dankonyol. Bloon. Mungkin. Namun bagi Kabul, kejujuran sebenarnya bukan suatuhal yang istimewa. Dialah yang seharusnya dianggap biasa. (hlm. 54)
46 “Untuk gadis yang sudah punya pacar, salah,” jawab Kabul tanpa mengangkatkepala. “Ah, Mak Sumeh, kenapa kamu terus nyinyir? Soal jodoh kan, nantiakan ketemu bila sudah tiba waktunya.” (hlm. 47)
47 Di kalangan jemaah masjid kampung, Kabul sudah menjadi sosok yang sangatdikenal karena sudah puluhan kali salat jumat di sana. (hlm. 36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Tokoh Tambahan
Pak Tarya
No.Kutipan
Kutipan
48 “Ya, sampai beberapa hari yang lalu saya hanya tahu Pak Tarya tukang mancing.Tapi kini saya sudah dapat informasi yang lebih lengkap bahwa sebetulnya PakTarya adalah pensiunan pegawai Kantor Penerangan. Selain itu, Pak Taryaketika muda pernah lama mengembara ke Jakarta, Iya kan?”“Informasi itu sedikit benarnya, tapi banyak salahnya.”“Tak ada guna menutup-nutupi jati dirimu, Pak. Malah ada orang bilang, ketikaberada di Jakarta, Pak Tarya pernah bekerja di penerbitan. Jadi wartawan?”“Ah, Cuma sebentar.” (hlm. 9)
49 “Tidak apa-apa Mas. Wong saya disini juga sedang merasa buntu. Dari rumahsih mau mancing.(hlm. 8)
50 “Selarut ini Pak Tarya mau mancing?” tanya Kabul melihat temannya itumembawa peralatan pancing tapi ta,pak berbeda dari peralatan yang biasa diabawa. Pak Tarya berjaket dan bertutup kepala rajut. Dia juga menentenggulungan tikar plastik. “Biasa, Mas Kabul. Saya mau mancing ikan moa. Di siniorang bilang ikan pelus. (hlm. 62)
51 “Ya, karena saya maklum. Meski sudah tua dan jelek, saya ini pensiunanpegawai negeri. Jadi saya tahu, ya, begitulah budaya kekuasaan di negeri kita.”(hlm. 10-11)
52 “Kan zaman sudah edan , Mas. Pilihan kita hanya dua. Ikut edan atau jadi korbankeadaan.” (hlm. 69)
53 ”Dulu Ki Ronggowarsito menciptakan tembang tentang zamn edan itu sebagaiperingatan agar orang tetap memilih jalan keselamatan, bukan jalan gila. Namunsekarang tembang itu malah dihayati terbalik, sehingga seolah-olah menjadipembenaran atas perilaku edan.” (hlm. 69)
54 “He-he-he, kalau kita adalah partai, ya, partaipartaian? Kalau kita hukum, yahukum-hukuman?” Gurau Pak Tarya. (hlm. 70)
55 “Dan ini sebaiknya kita catat. Ternyata, wong cilik seperti Kang Martasatangbisa mengamuk ketika tekanan yang dideritanya tak tertahankan lagi. Deritapertama diterima ketika rakitnya harusa ditambatkan, karena orang tidakmemerlukannya lagi. Padahal rakit adalah satu-satunya sumber penghasilannya.”(hlm. 133)
56 “Pak Kades,” sela Pak Tarya. ”Sebaiknya terimalah kantong semen dan besi-besipotongan itu. Biarlah saya yang menjualnya, hitung-hitung saya ikut membantupanitia.” (hlm. 144)
57 “Anak pandai. Kalau tidak, mustahil lelaki semuda itu dipercaya menjadi kepalapelaksana pembangunan jembatan yang bernilai ratusan juta. Atau bahkanmiliaran? Dan wajahnya bersih. Sorot matanya serasa memancarkankesederhanaan. Atau kesejatian. Ah, nanti dulu, toh dia bagian dari mereka,orang proyek!” (hlm. 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Mak Sumeh
No.Kutipan
Kutipan
58 Mak Sumeh mendekat. Gelangnya bergemerincing. Dan rokoknya mulaimengepul. Usia Mak Sumeh mungkin sekitar enam puluhan. Atau malaah lebih.Namun wajahnya tetap segar. Hidupnya kelihatan penuh semangat, padahaltubuhnya tambun. (hlm. 52)
59 Tapi sesaat kemudian terdengar kerincing gelang emas yang memberati keduatangannya. Tak salah lagi, perempuan Tegal itu muncul dari balik tabir kain.Pakai kaus oblong dan kainnya kendor tanpa stagen. Sambil berjalan keluarbiliknya Mak Sumeh menyambar rokok dan menyalakannya. (hlm. 95)
60 Mak Sumeh, perempuan Tegal, juga datang dengan warung nasinya. Mak Sumehyang wartegnya ada dimana-mana, tak pernah absen dalam setiap proyek. Diproyek jembatan Sungai Cibawor, bangunan warung Mak Sumeh yang terbesar.Pada malam hari warung Mak Sumeh terang benderang oleh chaya lampupompa. Pada malam Minggu warung itu lebih ramai karena para pekerjamingguan baru menerima gaji. (hlm. 15-16)
61 Pertaruhan uang tetap ada dan diam-diam Mak Sumeh menjual ‘Topi Miring”.Diam-diam pula Mak Sumeh menerima pesanan bila ada mandor, tukang, ataukuli yang perlu perempuan. (hlm. 62)
62 “Tapi sebagai sesama perempuan, Pak Insinyur, aku bias memahami sikap Wati.Soal pacar, yah, kan bias dipertimbangkan ulang karena belum menjadi ikatanresmi.”“Eh, Pak Insinyur, kok kuno amat. Yang namanya jodoh, dari zaman nenekkupun harus diusahakan, akrena tidak bakalan jatuh dari langit. Apalagi sekarang.Nah, Pak Insinyur tahu aku sering jadi makcomblang?”“Iya. Mak Sumeh sudah berpengalamahn jadi makcomblang. Gratis kok. Asal,saya jangan dilarang berjualan di proyek ….” (hlm. 47–48)
Wati
No.Kutipan
Kutipan
63 Namun, selama setahun mencari pekerjaan, yang didapat hanya peluang kerja dipabrik. Padahal, dia berpendidikan sarjana muda kesekretariatan dan bisamengoperasikan komputer. Jadilah wati pulang kampung, mengurus administrasiproyek sambil, katanya, menunggu peluang kerja yang lebih baik. (hlm. 24)
64 Gayanya seperti anak usia enam belas, padahal usia Wati sudah 23. Hampirsemua orang proyek meyakini Wati sudah punya pacar. Alasan merekasederhana. Gadis semenarik Wati pasti memikat banyak pemuda. (hlm. 24
65 Juga tingkat sosialnya. Untuk ukuran desanya, orang tua Wati cukup berada.Ayahnya anggota DPRD. Seorang kakaknya konon jadi mayor polisi. (hlm.55)
66 Maka kehadiran Wati di proyek itu seakan menjadi penyeimbang bagineraca yang miring. Atau pengisi ruang kosong dalam dunia lelaki yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
senyatanya membutuhkan mitra jenisnya. (hlm. 24)67 “Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa pak insinyur belum tahu
Wati…anu…suka sama Pak Insinyur?” Mak Sumeh menatap lurus kea rah mataKabul. Yang ditatap menatap alis. (hlm. 46)
68 Ada kopiah, baju koko, dan kain sarung tertata rapi di atas mejanya. Wangisekali. Secarik kertas di dekatnya bertuliskan “Silakan pakai”. Kabul cepattersadar ini hari Jumat, maka pekerjaan diistirahatkan sejak jam sebelas. Dan iapun langsung ke kamar mandi. Selama membersihkan diri Kabul teringatperalatan salat yang wangi itu; siapa yang menaruh disana? Kabul tahujawabannya yang pasti benar. Wati. Tulisan di sana cukup menjelaskan semua.(hlm. 35)
69 Wati. Pikiran Yos sedang tersita oleh perubahan sikap Wati yang telahmelaksanakan kata-katanya. Wati mengirim surat yang dia ingin menikah dalamtahun 1991 ini juga. (hlm. 167)
Ir. Dalkijo
No.Kutipan
Kutipan
70 Entahlah, kata “koboi” membuat Kabul sungguh-sungguh tersenyum. Memang,bila datang ke proyek, Dalkijo selalu memakai topi wol merek Sketson. Danmemakainya dengan meniru gaya koboi yang sering muncul di bioskop tahunenam puluhan. Di atas sadel sepeda motor besar yang selalu dikendarainya keproyek, Dalkijo pun mengusahakan gayanya mirip para penunggang kuda dariTexas. (hlm. 27)
71 Dalkijo berhenti menghirup jus apelnya, menjilat-jilat bibir dengan gaya koboi,lalu ceramah lagi. (hlm. 30)
72 Ah, itu jalan yang dipilih koboi Dalkijo. (hlm. 31)73 Namun menghadapi tingkat kebocoran itu, Insinyur Dalkijo – atasan Kabul,
seperti tak menanggung beban apapun. (hlm. 26)74 “Yah, berapa kali harus saya katakan, seperti proyek yang kita kerjakan sebelum
ini, semuanya selalu bermula dari permainan. Di tingkat lelang pekerjaan, kitaharus bermain. Kalau tidak, kita tidak bakalan dapat proyek. Dan anggaran yangturun diatur per termin, baru kita peroleh bila kita tahu cara bermain. Kalautidak, kita pun tak akan dapat uang meski sudah menang lelang. Ah, kamu sudahtahu semua. Saya bosan mengulangnya.“Makanya, Dik Kabul, lebih baik bersikap seperti saya sajalah. Ikuti langgamserta permainan yang ada dan sabetlah keuntungan. Bila perlu kita jadi koboi.He-he.” (hlm. 27)
75 “Entahlah sampeyan, tapi kemiskinan yang disandang kedua orangtua saya keatas sudah berlangsung sekian generasi. Untung emak saya, penjual jamugendong, begitu tabah dan tekun mengumpulkan uang dari sen ke sen untukmembiayai sekolah saya sampai saya lulus insinyur. Ini apa namanya kalaubukan keajaiban. Atau entahlah, yang jelas sekarang saya ada pada posisi biasmemutus rantai panjang kemiskinan yang melilit kami. Saya sudah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
apa yang dibilang orang sebagai tobat melarat. Selamat tinggal, nasi tiwul, tikarpandan, atau rumah berlantai tanah dan beratap rendah.” (hlm. 29)
76 “Dik kabul, karena sudah tobat melarat, lihatlah. Saya tak mau pakai sepatukalau bukan yang asli merk terkenal. Juga baju dan celana dalam. Soal makan,apalagi. Saya tak sudi seperti sampeyan, makan di warung Mak Sumeh di proyekitu. Anak-anak saya? Semua belajar di sekolah favorit bersama anak-anak Cinadan pejabat. Kamar mereka mirip kamar anak remaja Amerika. Soal kemampuananak tidak penting, karena bias diganti dengan duit. Istri saya? Dik Kabul tahusendirilah. Pokoknya saya tidak sudi lagi berdekat-dekatan dengan apa saja yangberbau kemelaratan.” (hlm. 29-30)
77 Dan aku bendaharawan GLM. Bupati, Dandim, Kapolres, Kepala Kejaksaaan,Ketua Pengadilan, semua kader dan pendukung GLM. Di DPR, golongan kitadominan. Bahkan wakil dua parpol itu juga orang-orang yang berjiwa GLM tapidiberi hijau dan merah. Semuanya pendukung setia Bapak Pembangunan. Jadisiapa yang berani mengusili kita? Paling-paling LSm! Dan untuk meladeni anak-anak LSM kita punya aparat keamanan. Jadi, Dik Kabul tenang sajalaah. Semuabias kita reka-reka. Semua bias kita atur. (hlm. 181)
78 Atau Baldun tidak main-main dengan ancamannya; lapor kepada Ir. Dalkijobahwa Kabul tidak kooperatif terhadap kepentingan GLM. Atau lagi, Ir. Dalkijoyang nyatanya adalah tokoh GLM akan memecat Kabul karena tidak loyal. (hlm.146)
79 Coba dengar , Dik Kabul. Harap jangan lupakan keputusan Dik Kabul biasmembahayakan Dik Kabul Sendiri. Ah, bila Dik Kabul mau aku eman,bertahanlah dan selesaikan proyek ini. Sebab, pemilik proyek adalah dua namatapi satu entetitas; ya pemerintah, ya GLM. (hlm. 199)
Basar
No.Kutipan
Kutipan
80 “Di tempat ini saya juga bertemu teman lama. Kepala desa ini dulu teman sayasekampus.”“Begitu? Jadi Pak Basar yang kades itu dulu teman kuliah sampeyan?” (hlm. 9)
81 “Coba, Pak Tarya. Dua bulan lagi HUT partai golongan akan dipusatkan di desakita ini. Dananya besar sekali. Dan saya tidak mau dikuras untuk hal yang tidaksemestinya. Jadi, kepada orang Kabupaten saya bilang tak punya uang. Tapi apakata mereka? ‘Saudara masih ingin menjadi kades, kan? Di desa saudara sedangada proyek besar, kan?’ Begitulah, bagaimana saya tidak susah.” (hlm. 44)
83 “Memang salahku, bekas aktivis jadi kades di zaman Orde Baru yang gila ini,“keluh Basar. “Ternyata tugas utama kades zaman Orde Baru bukan melayanimasyarakat, melainkan GLM. Ini konyol, malah menjijikkan. Kalau sejak duluaku sadar akan hal ini, aku tak mau jadi kades. Sialnya, semua ini sudar terlanjur.Apa aku harus berhenti?” (hlm. 93)
84 “Kamu yakin dirimu masih dibutuhkan warga?”“Tepat. Pertanyaan itu memang masih sering mengusik diriku. Dan di sana pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
sesungguhnya keputusan kugantung. Menurutmu bagaimana?” (hlm. 93-94)
Tante Ana/Daripan
No.Kutipan
Kutipan
85 Ah, Tante Ana. Kabul pernah mendengar di punya nama asli Daripan. (hlm. 60)86 Hiruk pikuk tak berlangsung lama. Setelah puas menciumi Bejo, semangat Tante
Ana malah lebih berkobar. Dia merasa, atau menikmati, suasana dimanakeberadaannya mendapat pengakuan. Dalam hal-hal tertentu malah penghargaan.“Nah, inilah aku, Tante Ana. Aku ada, hadir. Dan aku bukan Daripan. Nama ituadalah hantu yang harus kukalahkan sama sekali. Kalian, ayo bergoyang. Tapijangan lupa berilah akau kesaksian. Aku ada. Aku hadir. Aku dumadia. AkuTante Ana” Dan semangat Tante Ana terus menggebu. Maka… (hlm. 162)
87 Agak lama tak kelihatan, malam ini tante Ana muncul di proyek. Lelaki banci iniseperti biasa berdandan kelewat menor. Wajahnya putih oleh bedak yangs angattebal. Bibirnya bergincu menyala. Kain dan kebayanya ketat dengan sanggullebih besar daripada kepala. Dan bulu mata buatan. Perkakas utamanya, kecrek,tentu tak pernah lepas dari tangannya. Tapi lenggoknya manis juga. (hlm. 58)
88 Lalu, masih dengan gelas ditangan kanan, Tante Ana mendekati bejo. Menciumpipi Bejo dengan gemas. Sorak sorai berderai lagi. ( hlm. 59)
89 Kabul menikmati suasana yang cair itu melalui jendela kamrnya. Dia seringberutang budi pada Tante Ana. Karena dengan kedatangannya anak-anak proyekmendapat iburan murah. (hlm. 59)
Samad
No.Kutipan
Kutipan
90 Kabul pun keluar untuk menyusul Samad yang sedang melihat-lihat proyek.Insinyur yang masih bau toga itu kedapatan sedang meremas-remas pasir giling.Samad membuka genggamannya di depan Kabul. (hlm. 107-108)
91 “Mas, mutu pasir giling ini kurang baik, ya? Pasti mutu batu kalinya juga muturendah.”“Disana tadi aku lihat besi rancang betonnya buatan pabrik yang tak punyamerek dagang. Mas percaya akan mutunya?” (hlm. 108)
92 “Brengsek!” Samad mulai terbakar emosinya. “Negara dan pejabat negaramerasa dirinya tak bisa salah? Itu kan kultur negara kerajaan yang feodal? Apakita yang sudah 45 tahun menjadi negara republik masih berjiwa feodal?”“Apa kamu kira negara kita yang konon ber-Pancasila ini, dan yang semuaaparatnya sudah ditatar P4, adalah negara republik berdemokrasi? Bangun,bangun! Hentikan mimpimu. Dan sadarilah di tahun 1991 ini kita hidup di bawahorde feodal baru. (hlm. 110-111)
93 Jam tiga siang Kabul mengantar Samad ke terminal dengan jipnya. Dalamperjalanan Samad mengajukan pertanyaan yang tak terduga. (hlm. 108)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN 4 – LATAR
Latar Tempat
No.Kutipan
Kutipan
94 Pagi ini Sungai Cibawor kelihatan letih. (hlm. 1)95 Ketenangan di bawah pohon mbulu itu seakan diberi bobot lain oleh kedatangan
pemancing tua. Lelaki itu telah lama menjadikan kerindangan pohon mbulu ditepi Sungai Cibawor sebagai tempat yang paling disukai. … Dan bila air sedangjernih, naungan pohon mbulu itu juga member kesempatan orang melihatbayangan langit serta kelebatan burung layang-layang. (hlm. 6)
96 Tapak proyek pembangunan Sungai Cibawor terletak di tengah bulak, di wilayahkosong. Di sekeliling tempat itu tak ada rumah penduduk. Hanya ada hamparantanah pertanian kering dan hutan bamboo. (hlm. 15)
97 Beberapa bedeng didirikan sebagai kantor proyek serta gudang darurat. Atauasrama darurat bagi para pekerja. (hlm. 15)
98 Jip itu berhenti di bawah pohon mangga di halaman kantor proyek. (hlm. 35)99 Dan di kantornya juga ada Wati. Tapi entahlah, Kabul tidak pulang ke bedeng
kantornya. (hlm. 51)100 Dan untuk pertama kali, Kabul dan Wati makan siang di kantor. Eh, Kabul
ternyata membenarkan ucapan Wati. Makan siang di tempat itu terasa lebihpas… (hlm. 98)
101 Apalagi suatu hari setelah kembali ke ruang kantor, Wati jadi pendiam.Merengut terus. Kabul keluar ketika jam istirahat sudah usai. … Sebentar disana, Kabul balik ke kantor proyek dan menemukan Wati buru-buru mengusapair mata. (hlm. 112)
102 Di proyek jembatan Sungai Cibawor itu, bangunan warung Mak Sumeh yangterbesar. (hlm. 15-16)
103 Ceramah panjang Dalkijo, yang membuat beberapa pengunjung rumah makan itumenolah, agaknya belum akan berakhir. (hlm. 30)
104 Dengan kegembiraan yang tidak ditutup-tutupi Wati bersicepat keluar menujuwarung Mak Sumeh. … Waktu istirahat tiba. Terdengar sambutan gembirapuluhan pekerja. (hlm. 97)
105 Habis salat Jumat, Basar mengajak Kabul singgah ke rumahnya. Tapi Kabulkeberatan karena ada dua penumpang dalam jipnya yang harus kembali bekerjadi proyek. … Kembali dari proyek, Kabul mendapati Basar tidak main-main.Istrinya telah menghidangkan makan siang. (hlm. 37)
106 “Ya, ini rumah Pak Tarya. Dan itu orangnya keluar.” Wati turun dan Kabulmemarkir notornya. Kemudian keduanya masuk dan di pintu disambut PakTarya. (hlm. 77)
107 Pagi ini, Kabul ingin menjenguk Wati di rumahnya. … Di rumah, Wati hanyaditemani ibu dan pembantu. (hlm. 116)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Latar Waktu
No.Kutipan
Kutipan
108 “Pak Tarya, sekarang tanggal berapa?”“Kalau tak salah 13 Juni 1991. Kenapa?”“Saya mau ngomong ini …“Ya. Dan seterusnya. Dan harap catat, ini omongan saya hari ini, 13Juni 1991,” ujar Kabul. (hlm. 70)
109 Bangun, bangun! Hentikan mimpimu. Dan sadarilah di tahun 1991 ini kita hidupdi bawah orde feudal baru.” (hlm. 111)
110 Tanpa terasa proyek sudah berjalan tiga bulan. Namun karena dimulai ketikahujan masih sering turun, volume pekerjaan yang dicapai berada di bawah target.(hlm. 25)
111 Sabtu ini hari terakhir pengecoran tiang jembatan. Volume pekerjaan menjadijauh berkurang karena kegiatan proyek sebagian terhenti karena menunggu tiangjembatan mengeras. (hlm. 165)
112 Sabtu pagi,. Entah mengapa Kabul merasa lapar meskipun baru menunjukkanpukul tujuh. Padahal dia biasa makan jam delapan. (hlm. 45)
113 Maka malam ini Kabul mempersilakan Tante Ana mbarang sepuasnya. (hlm. 58)114 Hampir jam sepuluh malam Tante Ana berhenti mbarang. Keringatnya seperti
orang habis kehujanan. Padahal udara malam kemarau terasa dingin dan kering.(hlm. 61)
115 Apa iya? Ini hari Minggu. Wati biasanya libur, karena itu memang haknya. Tapibenar, di atas motor itu ada Wati berpakaian tidak resmi, berssandal. (hlm. 73-74)
Latar Sosial
No.Kutipan
Kutipan
116 Penduduk setempat menganggap proyek itu dambaan lama yang mulaiterwujud (hlm. 16)
117 Mungkin mereka merasa beruntung, karena sementara ada proyek merekapunya penghasilan. Bila proyek selesai mereka bubar, pergi ke sanakemari untuk mendapat pekerjaan baru.
118 Dan setelah terisolasi hampir empat puluh tahun, beberapa desa diseberang bekas jembatan itu menjadi wilayah tertinggal hampir di segalabidang (hlm. 13)
119 Mereka, anak-anak proyek itu, adalah generasi yang malang. Kebanyakanmereka meninggalkan bangku sekolah sebelum waktunya untuk masuk kepasar tenaga kerja demi perut (hlm. 59)
120 Mandor yang mencatat penerimaan material pun pandai bermain. Dia bisabermain dengan menambah angka jumlah pasir atau batu kali yang masuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Truk yang masuk sepuluh kali bisa dicatat menjadi lima belas kali, danuntuk kecurangan itu, dia menerima suap dari para sopir.
121 Dan di proyek ini mereka digaji terlalu kecil karena pos anggaran untukgaji mereka tertekan oleh besarnya faktor X. Faktor X ini adalah pungutanliar, halus maupun kasar, langsung maupun tak langsung, yang dilakukanoleh oknum-oknum resmi sipil dan tentara, orang partai, preman-preman,serta tokoh-tokoh lokal yang menganggap proyek itu memang “proyek”(hlm. 59-60).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN 5 – PSIKOLOGI NOVEL (TEORI ABRAHAM MASLOW)
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan
No.Kutipan
Kutipan
122 Memang hidup membujang selama tiga puluh tahun kadang terasa gersang.Sesungguhnya Kabul merasa sama dengan lelaki yang lain. Ingin segera kawinsetelah cari uang. Namun, penghasilan Kabul habis untuk menghidupi ibu, danterutama kedua adiknya yang masih kuliah. (hlm. 52)
123 “Nggak boleh apa?” Sedikit merengut. Ah, entahlah. Kabul ingat detik yanganeh itu. Yakni detik ketika Kabul menyadari Wati yang sudah berbulan-bulanbersamanya dalam satu ruangan memang cantik. Detik itu datang ketika Watisedang merengut. (hlm. 74)
124 Kabul terdiam. Kalau naik motor, Kabul merasa kurang enak. Sebab orang akanmenganggap dia sudah benar-benar dekat dengan Wati. Kabul sadar akan nilai-nilai masyarakat dusun. Apalagi konon Wati sudah punya pacar. (hlm. 76)
125 “Bul, kali ini aku datang sebagai teman. Artinya sama sekali tidak ada kaitannyadengan jabatanku sebagai kades.” ….“Ya, kenapa?“Suara di luar kian santer. Orang bilang, kamu pacaran sama Wati. Betul?”
126 Kabul hanya memandang Wati dari tempat duduk. Tak lama kemudian terdengarbunyi motor dihidupkan, dan hati Kabul terasa ikut tergulir. Dan guliran ituberhenti setelah bunyi motor Wati benar-benar hilang dari pendengaran. (hlm.113)
127 Sepi. Terasa ada ruang kosong yang mengembang di hati Kabul. Padahal dulu,Kabul tak punya perasaan seperti itu. Wati ada atau tidak, sama saja. (hlm. 113)
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan
No.Kutipan
Kutipan
128 Sebagai insinyur, Kabul tahu betul dampak semua permainan ini. Mutubangunan menjadi taruhan. Padahal bila mutu bangunan dipermainkan,masyarakatlah yang pasti akan menanggung akibat buruknya. Dan bagi Kabulhal ini adalah pengkhianatan terhadap derajat keinsinyurannya. (hlm. 28)
129 “Tapi saya akan bekerja sebaik-baiknya sejauh yang saya bisa lakukan. Sayatidak ingin mengkhianati gelar keinsinyuran saya. Namun kalau keadaan di duniaproyekan masih seperti ini, rasa-rasanya inilah proyek saya yang terakhir.” (hlm.78)
130 Karena kami ingin meyelesaikan pembangunan dengan hasil yang sebaik-baiknya, kami hanya bisa membantu Anda apabila proyek ini sudah selesai. Itupun bila nanti ternyata ada material yang tersisa. Sekarang ini sisa material, yangbiasanya berupa batu, batu split, potongan besi, serta sedikit semen, belum bisadihitung. (hlm 138-139)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
131 “Untuk sebuah masjid sekalipun? Begitu?”“Ya!” Jawab Kabul lugas. “Masjid adalah bangunan suci dan sebagai orangIslam saya merasa wajib menyumbangnya…”“Nah!””Tapi nanti dulu. Karena kesuciannya, pembangunan sebuah masjid harus tertibdan pakai tata karma. Semua material di sini kan, dibeli untuk membangunjembatan, bukan lainnya. Jadi kalau ingin tertib, semua material di sini tidakboleh dipakai untuk tujuan lain.” (hlm. 140)
132 Wajah Kabul membeku. Perasaannya tersinggung oleh kata-kata Baldun yangmeragukan dirinya bersih lingkungan; labelisasi politik yang telah membuatribuan orang tak berdosa sengsara. ….Saya tak bersih lingkungan? Entahlah. Yang jelas saya anak petani penjualgembus dan klanting. (hlm. 143)
133 “Ya, kamu benar. Kekhawatiran itu ada. Namun lebih berat bila aku harusmenyerahkan kepada masyarakat jembatan yang tidak bermutu. Aku akan
134 “Tapi, Wat, aku sungguh berharap hal itu tidak akan terjadi. Aku masih punyakeinginan kuat menyelesaikan proyek ini dengan mutu yang bisadipertanggungjawabkan. Karena di sanalah reputasiku dpertaruhkan.” (hlm. 158)
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri
No.Kutipan
Kutipan
135 Namun karena dimulai ketika hujan masih turun, volume pekerjaan yang dicapaiberada di bawah target. Menghadapi kenyataan ini, Kabul sering uring-uringan.Jengkel karena hambatan ini sebenarnya bisa dihindari bila pemerintah sebagaipemilik proyek dan para politikus tidak terlalu banyak campur tangan dalamtingkat pelaksanaan. (hlm. 25)
136 Namun Kabul merasa tak bisa berbuat apa-apa. Karena permainan itu terasasudah menjadi kewajaran dan menggejala dimana-mana, sampai masyarakatsekitar proyek pun ikut melakukannya. Bahkan pelaksana seperti Dalkijo sudahterbiasa menerima semua bentuk permainan itu tanpa keluhan apa-apa, ataumalah memanfaatkannya. (hlm. 28)
137 “Begini. Ibarat kita sebuah rumah kayu, rayap sudah makan dari tiang sampaibubungan. Semua kayu telah keropos. Kalau hal itu dibiarkan, hanya satu halyang kita temui di depan; rumah kayu itu akan ambruk. Sayangnya saya yangawam ini tak bisa berbuat apa-apa. Atau, sebenarnya saya berbuat sesuatu yangkecil saja. Yakni andaikan proyek-proyek yang saya tangani dikerjakan tanpapenyelewengandan kecurangan apapun. Tapi ternyata saya tak bisa. Proyek inidibangun dengan rayap-rayap yang doyan batu, semen, besi, apalagi duit. Jelas,yang berdiri nanti adalah jembatan-jembatan, tapi biaya yang dikeluarkan danharus jadi beban rakyat bisa untuk membangun dua jembatan yang memenuhistandar mutu.” (hlm 71)
138 Karena, anggaran sudah jadi bancakan, sehingga semua sektornya harus ditekan.Biro pengawas yang menjamin mutu proyekpun tidak kebal duit. Dan orang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
orang DPRD? Ah, mereka tak mau pusing apakah pasir atau besi betonmemenuhi persyaratan teknik atau tidak. Bagi mereka yang pentingbendaharawan proyek ‘tahu’ bila mereka datang. (hlm. 108)
139 “Begini. Semua insinyur sipil, tak terkecuali saya, tahu bagaimana jembatan,harus dibangun. Nah, ke-cablaka-an saya menuntut agar saya tidak menghianatipengetahuan itu, pengetahuan teknik sipil. Tapi, dati pengalaman melaksanakanpembangunan ketiga proyek itu saya mengalami sendiri bahwa ilmu teknik sipilbanyak dikebiri.” (hlm. 68)
140 Sekali lagi Kabul mengangkat alis. :Oh, adikku, kamu belum tahu betapasulitnya menaati ketentuan ilmu teknik di proyek ini. (hlm 108)
141 “Memang. Dan untuk meliburkan pekerja, aku harus berdebat dulu dengan PakDalkijo. Aku tak mau jadi ujung tangan kapitalis baru yang menindas bangsasendiri. Libur hari minggu adalah hak mereka. Apalagi sudah dua bulan merekabekerja tanpa libur.” (hlm. 102)
142 “Saya juga mohon pak Kades sebagai pelindung panitia memahami tanggungjawab saya. Dengan anggaran yang sudah compang-samping saya harus menjagamutu bangunan jembatan. Ini persoalan berat dan sudah mencapai ambang batas.Atau malah sudah melewatinya. Artinya, pembebanan lebih lanjut bisamenyebabkan baku mutu jembatan tidak bisa tercapai. Dan bila hal ini benar-benar terjadi, kita semua tahu akibatnya. (hlm. 141)
143 Kalau terjadi demikian, toleransiku habis. Demi perasaanku sendiri, aku kanberhenti. Ya, aku akan meninggalkan proyek ini. (hlm. 158)
144 Bagi Kabul, ini sudah keterlaluan. Kabul protes. Maka meskipun sudahditurunkan dari kendaraan pengangkutnya, besi-besi bekas itu dibiarkanmenumpuk di halaman kantor proyek. Melalui radio komunikasi Kabulmenyatakan tidak akan mau menggunakan besi bekas itu. Tapi Dalkijobersekiras. (hlm. 180)
145 Dibuang atau dijual kepada pedagang besi rongsok. Itulah jawaban Kabul yangtak bisa ditawar lagi. Atau, Kabul akan sebera menulis surat pernyataanpengunduran diri. (hlm. 183)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LAMPIRAN 6 – KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA
No.Kutipan
Kutipan
146 Pak Tarya ingin mengatakan orang-orang proyek adalah manusia-manusia yangmain curang. Korup dengan berbagai cara dan gaya. Tapi, apakah Pak Taryasalah? Jujur, Kabul merasa sindiran halus Pak Tarya lebih banyak benarnya.“Atau benar semua bila aku, Kabul ikut-ikutan suka makan uang proyek. Tapibagaimana meyakinkan Pak Tarya bahwa aku tidak ingin seperti mereka?” (hlm.11)
147 Watak primitif, yakni lebih mementingkan diri sendiri alias serakah.” ….Primitif, mementingkan diri sendiri, serakah. Itulah akar persoalannya? Rasanyamemang beditu. Dan bila si primitive adalah orang kampong di sekitar proyekyang miskin dan kurang terdidik, harap maklum. Namun kalau si primitive tadiadalah menteri, dirjen, kakanwil, dan seterusnya? Apa mereka tidak mencak-mencak bila dikatakan primitif? (hlm. 19-20)
148 Aku insinyur. Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujurandan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepadamasyarakay miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua?Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara yang biasa bagimasyarakat berbudaya, dan harus dipilih karena keduanya hal yang niscayauntuk menghasilkan kemaslahatan bersama? Mungkin. Atau entah. Yang jelasbagiku kecurangan besar maupun kecil yang terjadi di proyek ini pasti akanmengurangi tingkat kesungguhan, bahkan mengkhianati tujun dasarnya. Danhatiku tak bisa menerimanya. (hlm. 34)
149 Lalu, apakah kejujuran yang sering minta dibuktikan dengan kesahajaan samadengan mempertahankan kemelaratan? Ah, tidak. Pasti tidak. Banyak orang yangmemilih hidup bersahaja dan mereka sangat kaya akan rasa kaya. Atau hati danjiwa mereka memang benar-benar kaya. (hlm. 34)
150 Menurut para kritikus, dan Kabul sependapat, apabila secara kelambagaanDPRD sudah menyimpang dari khitahnya, dengan sendirinya para anggotademikian pula. Mereka, para kritikus sering mengatakan para anggota DPRDmenikmati uang rakyat tanpa melaksanakan dengan semestinya amanat yangdipercayakan kepada mereka. Dan Kabul merasa pahit ketika membayangkan,jangan-jangan sebagian uang rakyat itu kini ada di dompet Wati dan siap untukmembayar makan siang Kabul kali ini. (hlm. 56)
151 Selama saya masih bisa menahan perasaan terhadap hal-hal yang menyebabkanitu, saya akan menyelesaikan proyek ini. Saya juga masih terikat kewajibanmenghidupi dan membiayai ibu serta dua adik saya. Ini berarti saya harus punyapenghasilan. Maka saya tidak akan membuat keputusan yang tergesa-gesa.Namun bila kesebalan saya sudah melebihi ambang batas, ya tak tahulah!” (hlm78)
152 Tapi entahlah, dalam hati Kabul mulai terasa ada percik keraguan. Dia mulaidiganggu kekhawatiran jembatan tidak akan terwujud seperti yang dicita-citakan,Mungkin bentuknya bisa mewakili perwujudan gambar secara sempurna, tapimutunya? Padahal mutu adalah penentu daya tahan. Daya tahan adalah usia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
(hlm. 147)153 Sebagai sarjana teknik Kabul sering bertanya-tanya mengapa terlalu sedikit
insinyur yang bisa jadi panutan seperto Rooseno, Sudiarto, atau Sutami. Selainberdedikasi tinggi, mereka meninggalkan karya yang monumental. Kehidupanpribadinya sangat bermartabat, ora kagetan, ora gumunan, apalagi kemaruk.Sutami malah hidup dengan sangat bersahaja dalam status sebagai menteripun.Apakah karena mereka masih mengalami pendidikan zaman Belanda yangsangat menekankan idealism serta kedisiplinan ilmu? Apa karena kepribadianmereka memang kuat? Atau lagi, apa karena mereka hidup pada masa yangrelative belum korup? (hlm. 148)
154 Pembicaraan habis. Kabul bersungut-sungut. Bagaimana kalu mesin derekdatang sebelum tujuh belas hari? Apakah balok-belok jembatan harus dipasangjuga? Apakah dua balok yang cacat itu tidak diganti? Kabul mencoba mengusirpertanyaan-pertanyaan itu dengan menggaru-garuk kepala yang tidak gatal.Bangkit, membayar hidangan, dan keluar. Mak Sumeh memandangnya sambilmenggeleng. Dan mengisap rokoknya dalam-dalam. (hlm. 156-157)
155 Apakah pembangunan jembatan atau bangunan sipil lain di seantero negeridiselimuti dengan ke-sontoloyo-an yang sama? Apakah semuanya digerogotitikus-tikus primitive yang hidup makmur di atas beban yang ditanggung olehmasyarakat miskin? (hlm. 216)
156 Setiap hari mereka membawakan hidangan makan siang ke kantor proyek untukKabul dan Wati. Sebenarnya Kabul menyesal. Memang dialah yang kali pertamamengusulkan makan siang di ruang kantor. Sebab, yang dikatakan Wati ternyatabenar-privasi. Situasi dan nuansa pribadi pun hadir. Seperti ada jarak yangsemakin hari semakin pendek. Atau ruang yang semakin padat. (98)
157 Kabul tercenung. Apa selama ini aku member harapan? Jangan-jangan, ya. Kalaubegitu aku tidak akan membocengkan Wati lagi. Tidak akan nonton bareng lagi.Dan juga tidak akan makan siang bersama. Apa makan siang bersama bukan halyang biasa saja? (hlm. 106)
158 Hari-hari yang terasa kaku. Meski hanya berdua berada di kantor proyek itu,Kabul dan Wati jarang berbicara, kecuali urusan resmi. Suasana terasa keringseperti kemarau di luar yang belum juga berkhir. Kabul jadi tidak betah. Dan diamerasa bahwa dirinya menjadi sebab kegaguan itu di ruang itu, yang sudahberlangsung hamper dua minggu. Wati makin sering minta izin pulang awal.Bahkan, pagi ini di meja Kabul ada surat keterangan dokter; Wati sakit danmendapat istirahat tiga hari. (hlm. 114)
159 Wati menderita? Jangan-jangan, ya. Dan bila ya, akulah penyebabnya?Pertanyaan ini lama-lama berputar di depan mata Kabul. Lalu masuk menembusdan mengejar dirinya dari dalam. Kabul tergagap. Aku telah menyebakan Watimenderita?(hlm. 115)
160 Sesaat memandang Wati, muncul rasa iba di hati Kabul. Atau mungkinrasa bersalah? Timbul juga keinginan, kalau bisa, membantu mengakhiripenderitaan Wati. Tapia pa, dan bagaimana? (hlm. 117)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN 7 – RELEVANSI NOVEL SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN
Aspek Bahasa
No.Kutipan
Kutipan
161 Banjir kali ini memang besar. Setelah air surut hanya beberapa jam kemudian,banyak sampah tersangkut di ranting pepohonan. (hlm. 5)
162 Kabul berhenti bicara karena melihat istri Basar datang membawa mangkukbesar. Bau segar sudah tercium sebelum mangkuk berisi sayur asem panas itusampai ke meja. (hlm. 39)
163 Dan siang ini Tante Ana datang. Ketika para mandor hampir selesai membagi-bagi gaji tukang dan kernet. Kebetulan Wati belum pulang. Sejauh ini Wati barupertama kali menyaksikan penampilan tante ana. (hlm. 159)
164 Dan bila matahari tenggelam, proyek seakan berubah menjadi pasar malam bagupenduduk kampung di sekitarnya. (hlm. 15)
165 Maka kehadiran Wati di proyek itu seakan menjadi penyeimbang bagi neracayang miring.(hlm. 24)
167 “Kau yang bertalak tiga dengan apapun yang berbau kemiskinan bisamelupakan teman-teman sekampung ….” (hlm. 33)
168 “Yah, sampeyan tidak tahu saya suka main seruling karena kita belumlama berkenalan.” (hlm. 8)
169 “Dalam istilah Jawa, Mas Kabul ngenom-ngenomi candu, ataumementahkan pembicaraan.” (hlm. 41)
170 “He-he. ‘Wakil Rakyat’ kan Cuma topeng. Isinya nggih sami.” (hlm. 69)
Aspek Psikologi
No.Kutipan
Kutipan
38 “Mungkin ya. Tapi tak bisa lanjut karena saya harus cari uang untuk menghidupiibu yang sudah sendiri, dan adik-adik. Kami sama seperti kebanyakan orangkampung ini, miskin.” (hlm. 22)
44 Proyek itupun bagi Kabul harus dilihat dari perspektif idealismenya, maka harusdibangun demi sebesar-besarnya kemaslahatan umum. Artinya, kualitas harussempurna dengan memanfaatkan setiap sen anggaran sesuai dengan ketentuanyang semestinya. (hlm. 53)
46 “Untuk gadis yang sudah punya pacar, salah,” jawab Kabul tanpa mengangkatkepala. “Ah, Mak Sumeh, kenapa kamu terus nyinyir? Soal jodoh kan, nantiakan ketemu bila sudah tiba waktunya.” (hlm. 47)
47 Di kalangan jemaah masjid kampung, Kabul sudah menjadi sosok yang sangatdikenal karena sudah puluhan kali salat jumat di sana. (hlm. 36)
102 Di proyek jembatan Sungai Cibawor itu, bangunan warung Mak Sumeh yangterbesar. (hlm. 15-16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
103 Ceramah panjang Dalkijo, yang membuat beberapa pengunjung rumah makan itumenolah, agaknya belum akan berakhir. (hlm. 30)
104 Dengan kegembiraan yang tidak ditutup-tutupi Wati bersicepat keluar menujuwarung Mak Sumeh. … Waktu istirahat tiba. Terdengar sambutan gembirapuluhan pekerja. (hlm. 97)
105 Habis salat Jumat, Basar mengajak Kabul singgah ke rumahnya. Tapi Kabulkeberatan karena ada dua penumpang dalam jipnya yang harus kembali bekerjadi proyek. … Kembali dari proyek, Kabul mendapati Basar tidak main-main.Istrinya telah menghidangkan makan siang. (hlm. 37)
107 Pagi ini, Kabul ingin menjenguk Wati di rumahnya. … Di rumah, Wati hanyaditemani ibu dan pembantu. (hlm. 116)
143 Kalau terjadi demikian, toleransiku habis. Demi perasaanku sendiri, aku kanberhenti. Ya, aku akan meninggalkan proyek ini. (hlm. 158)
Aspek Latar Belakang Budaya
No.Kutipan
Kutipan
171 “Ah, saya malu. Saya kan hanya tukang mancing dan Mas Kabul insinyur,pelaksana pembangunan jembatan. Kok Mas Kabul mau ngumpul dengan saya ditempat yang kurang pantas ini?” (hlm. 8)
172 “Baik, anak muda. Hati-hati, masih banyak lumpur. Jangan sampai terpeleset.”(hlm. 11)
173 Pak Tarya membantu temannya yang tak berpengalaman. (hlm. 17)174 Mas Kabul, banyak orang bilang Anda masih bujangan. Betul? Eh, tapi maafkan
mulut saya yang usil ini,” (hlm. 22)175 “Dik Kabul, karena sudah tobat melarat, lihatlah. Saya tak mau pakai
sepatu kalau bukan yang asli dari merek terkenal. Juga baju dan celana,bahkan selana dalam. Soal makan, apa lagi. Saya tak sudi sepertisampeyan, makan di warung Mak Sumeh di proyek itu. (hlm. 29)
176 Dalkijo menarik kedua kakinya dari atas meja dan membantingnya kelantai. Berdiri dengan kaki terbuka seperti koboi siap berkelahi. (hlm 200)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
BIODATA PENULIS
Zusron Zuhdi, lahir di Bantul pada tanggal 6 Maret 1989.
Memulai pendidikan formal di TK Aisyiah Bustanul Atfal pada
tahun 1995. Melanjutkan sekolah di SD N Pacar dan selesai pada
tahun 2001. Setelah lulus SD melanjutkan pendidikan di SMP N 2
Pleret dan lulus pada tahun 2004. Pendidikan SMA diselesaikan
pada tahun 2008 di SMA Muhammadiyah 1 Bantul.
Tahun 2008, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Lulus pada tahun 2013 dengan skripsi berjudul Konflik Batin Tokoh Utama Novel
Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari dalam Tinjauan Psikologi Sastra dan
Relevansinya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI