PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1....

146
UJI ANALGESIK M Diaju Memp UN K DEKOKTA DAUN Macaranga tanarius L. P MENCIT BETINA GALUR SWISS SKRIPSI ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat peroleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan Oleh : Kristiyani Irawati NIM : 128114095 FAKULTAS FARMASI NIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PADA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1....

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

UJI ANALGESIK DEKOK

MENCIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

UJI ANALGESIK DEKOKTA DAUN Macaranga tanarius L. PADA

MENCIT BETINA GALUR SWISS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh :

Kristiyani Irawati

NIM : 128114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

L. PADA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

UJI ANALGESIK DEKOK

MENCIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

UNIVERSITAS SANATA

i

UJI ANALGESIK DEKOKTA DAUN Macaranga tanarius L. PADA

MENCIT BETINA GALUR SWISS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh :

Kristiyani Irawati

NIM : 128114095

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

L. PADA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

Tuhan Yesus yang selalu memberkati, dan memimpin setiap langkah hidupku,Papa, Mama dan keluarga tercinta atas semangat, doa dan kasih sayang,

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk…Tuhan Yesus yang selalu memberkati, dan memimpin setiap langkah hidupku,

Papa, Mama dan keluarga tercinta atas semangat, doa dan kasih sayang,Teman-teman dan sahabat terkasih,

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

“Tuhan selalu besertamu”

Tuhan tidak berjanji

Langit selalu biru

Bunga di sepanjang jalanmu

Lautan tanpa gelombang

Tapi …

Ia berjanji

Beserta kita …

Mendampingi kita …

Kupersembahkan skripsi ini untuk… Tuhan Yesus yang selalu memberkati, dan memimpin setiap langkah hidupku,

Papa, Mama dan keluarga tercinta atas semangat, doa dan kasih sayang, teman dan sahabat terkasih,

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

vii

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat, berkat, penguatan dan kasih yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Analgesik Dekokta Daun Macaranga

tanarius L. dengan Metode Geliat pada Mencit Betina Galur Swiss” sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma

2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing utama skripsi ini

atas segala kesabaran untuk selalu memberi masukan, bimbingan, dukungan

dan motivasi kepada penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing kedua

yang telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan dan dukungan

dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji skripsi yang telah

banyak memberikan ide, saran dan masukkan yang membangun untuk

peneitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

viii

5. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji skripsi yang

telah banyak memberikan ide, saran dan masukkan yang membangun untuk

peneitian ini.

6. Dr. Fenty, selaku dosen pembimbing akademik penulis atas pendampingan,

pengarahan dan dukungan kepada penulis selama ini.

7. Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Kayat selaku laboran atas segala bantuan yang

diberikan serta dinamika di laboratorium selama melakukan penelitian ini.

8. Ayah, Ibu, dan kakak tercinta atas cinta dan kasih sayang yang begitu besar

untuk selalu mendukung, memberi semangat dan senantiasa mendoakan.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan sejak awal penulis masuk hingga penelitian

Macaranga tanarius L., Antonia Vidya Kartika, Nurul Kusumawardani, Silvia

Puspa Dwi Susanti atas perjuangan, semangat, bantuan, pengertian, kesabaran

dan suka-duka yang telah dilewati bersama selama penelitian.

10. Sahabat-sahabat tercinta, Dinda, Mamih, Opita, Tika, Shela, Martha, Mikhael,

Randy, Nita, Ratih, Agnes dan Cathy.

11. Teman-teman Kos Griya Talenta, Putri, Ayang, Asti, Cindi, Agata, Mbak Ima.

12. Teman-teman FSM-C dan FKK-B angkatan 2012 atas kebersamaan dan

dinamika bersama.

13. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

ix

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik

dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga isi skripsi ini bermanfaat untuk pihak mahasiswa,

lingkungan akademis, masyarakat serta turut berperan serta dalam memperkaya

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 5 November 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN.………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………… iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………… vi

PRAKATA……………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI………………………………………………………..... x

DAFTAR TABEL…………………………………………………..... xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. xvi

INTISARI…………………………………………………………….. xvii

ABSTRACT………………………………………………………….. xviii

BAB I. PENGANTAR……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………… 1

1. Rumusan masalah…………………………………………..... 4

2. Keaslian penelitian…………………………………………… 4

3. Manfaat penelitian……………………………………………. 6

B. Tujuan Penelitian……………………………………………... 6

1. Tujuan umum…………………………………………………. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xi

2. Tujuan khusus………………………………………………… 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………..... 8

A. Nyeri………………………………………………………........... 8

1. Pengertian nyeri……………………………………………..... 8

2. Klasifikasi Nyeri……………………………………………… 8

B. Mekanisme Nyeri………………………………………………… 13

C. Asam Asetat………………………………………………………. 16

D. Asetosal…………………………………………………………… 17

E. Analgesik…………………………………………………………. 19

F. Metode Uji Analgesik…………………………………………….. 22

G. Dekokta…………………………………………………………… 26

H. Macaranga tanarius L..…………………………………………... 26

1. Klasifikasi……………………………………………………... 26

2. Nama lain………………………………………………………. 27

3. Morfologi………………………………………………………. 27

4. Manfaat tanaman………………………………………………. 27

5. Kandungan Kimia…………………………………………….. 28

I. Radikal Bebas…………………………………………………….. 30

J. Skrining Fitokimia……………………………………………….. 30

K. Landasan Teori……………………………………………………. 32

L. Hipotesis…………………………………………………………... 34

BAB. III METODE PENELITIAN…………………………............... 35

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….............. 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xii

B. Variabel dan Definisi Operasional………………………............. 35

C. Bahan Penelitian………………………………………………….. 38

D. Alat Penelitian…………………………………………………….. 39

E. Tata Cara Penelitian………………………………………………. 39

F. Tata Cara Analisis Hasil………………………………………….. 50

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….. 52

A. Penyiapan Bahan………………………………………………….. 52

B. Uji Pendahuluan………………………………………………….. 56

C. Skrining Fitokimia………………………………………………... 61

D. Uji Analgesik Dekokta Daun Macaranga tanarius L……………. 64

E. Kekerabatan Dosis……………………………………….............. 81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………… 82

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 82

B. Saran……………………………………………………………… 82

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 84

LAMPIRAN…………………………………………………………... 92

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

User
Typewriter
User
Typewriter
Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penelitian terkait daun Macaranga tanarius L. ………... 5

Tabel II. Rata-rata jumlah kumulatif geliat kelompok kontrol

negatif CMC-Na dan kontrol positif asetosal selang

waktu 10 dan 15 menit…………………………………..

58

Tabel III. Hasil uji T tidak berpasangan rata-rata jumlah kumulatif

geliat penentuan selang waktu pemberian asam asetat

dosis 50 mg/kgBB ………………………………………

58

Tabel IV. Hasil analisis kandungan kimia secara kualitatif pada

dekokta daun Macaranga tanarius L. …………………..

62

Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit kontrol negatif,

positif dan tiga peringkat dosis dekokta daun

Macaranga tanarius L. ………………………………....

66

Tabel VI. Hasil uji Scheffe persen proteksi geliat pada kelompok

perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L. ……….

68

Tabel VII. Rata-rata perubahan persen proteksi kontrol negatif,

positif dan tiga peringkat dosis dekokta Macaranga

tanarius L. ………………………………………………

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembagian kualitas nyeri berdasarkan persepsi nyeri….. 9

Gambar 2. Proses biosintesis prostaglandin………………………... 15

Gambar 3. Struktur asetosal………………………………………… 17

Gambar 4. Klasifikasi obat analgesik-antiinflamasi non steroid…… 20

Gambar 5. Struktur senyawa yang terdapat dalam tanaman

Macaranga tanarius L. …………………………………

29

Gambar 6. Skema kerja penelitian…………………………………. 46

Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat

pengujian efek analgesik pada kelompok kontrol

negatif, positif, dan peringkat dosis dekokta……………

66

Gambar 8. Diagram batang rata-rata persen proteksi pada pengujian

efek analgesik pada kelompok kontrol negatif, positif,

dan peringkat dosis dekokta……………………………..

67

Gambar 9. Diagram batang rata-rata perubahan persen proteksi

pengujian efek analgesik pada kelompok uji kontrol

negatif, positif, dan peringkat dosis dekokta……………

69

Gambar 10. Daun dan serbuk Macaranga tanarius L……………….. 93

Gambar 11. Dekokta daun Macaranga tanarius L…………………... 93

Gambar 12. Geliat mencit yang memenuhi syarat…………………… 94

Gambar 13. Geliat mencit yang tidak memenuhi syarat……………... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun Macaranga tanarius L. dan dekokta

Macaranga tanarius L. …………………………………

93

Lampiran 2. Foto proses pengamatan uji analgesik dekokta

Macaranga tanarius L. …………………………………

94

Lampiran 3. Hasil analisis kandungan kimia secara kualitatif pada

dekokta daun Macaranga tanarius L. ………………….

95

Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi Macaranga tanarius L… 97

Lampiran 5. Surat Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran UGM 98

Lampiran 6. Sertifikat penetapan kadar air serbuk daun Macaranga

tanarius L. ………………………………………………

99

Lampiran 7. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk

pengujian data secara statistik …………………………..

100

Lampiran 8. Perhitungan dosis ………………………………………. 101

Lampiran 9. Perhitungan konversi dosis dari mencit ke manusia …… 103

Lampiran 10. Hasil analisis statistik jumlah geliat pada penetapan

selang waktu pemberian ………………………………..

104

Lampiran 11. Hasil analisis statistik uji efek analgesik dekokta daun

Macaranga tanarius L. …………………………………

109

Lampiran 12. Data persen proteksi geliat terhadap kontrol negatif

aquadest pada uji efek analgesik dekokta daun

Macarnga tanarius L. …………………………………..

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xvi

Lampiran 13. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol

positif asetosal dosis 91 mg/kgBB pada uji efek

analgesik ………………………………………………..

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xvii

INTISARI

Macaranga tanarius L. merupakan salah satu tanaman pengobatan yang pengembangannya semakin ditingkatkan. Secara tradisional Macaranga tanarius L. dilaporkan berkhasiat sebagai obat diare, luka dan pencegahan peradangan. Tanaman ini diduga memiliki potensi untuk digunakan sebagai alternatif pengobatan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1%.

Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam asetat 1% sebagai penginduksi nyeri yang diberikan secara intraperitoneal. Jenis penelitian ini yaitu eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah. Penelitian ini menggunakan 25 mencit betina sehat galur Swiss yang diambil secara random kemudian dibagi acak ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 hewan uji. Kelompok I diberikan aquadest dosis 0,025 mg/kgBB, kelompok II diberikan larutan asetosal dosis 91 mg/kgBB, kelompok III-V diberikan dekokta Macaranga tanarius L. dengan dosis 833,33; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Hasil kemudian dianalisis dengan menggunakan metode uji Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data. Pada penelitian ini digunakan uji One Way ANOVA karena data terdistribusi normal. Dilakukan pula analisis Post-Hoc untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda bermakna menggunakan uji Scheffe.

Hasil studi menunjukkan bahwa dekokta daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik terhadap mencit betina galur Swiss. Efek analgesik yang dihasilkan oleh dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB memiliki persen proteksi beruturut-turut adalah 60,5; 74,8 dan 53,6 %. Perubahan persen proteksi berturut-turut adalah -17,4; 1,7 dan -26,7%. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa tidak terdapat kekerabatan antara peringkat dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan efek analgesik yang ditimbulkan. Kata kunci: Analgesik, Dekokta, Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

xviii

ABSTRACT

Macaranga tanarius L. is one of the medicinal plants whose development is further enhanced. Macaranga tanarius L. traditionally used to treat diarrhoea, injuries, and inflammation. This plant has potential to be used in alternative pain treatment. This study aimed to know whether the decoction extract Macaranga tanarius L. leaves have analgesic effect in female mice of Swiss strain that induced by acetic acid.

Analgesic measurement method used writhing test 1% acetic acid as an inducer of pain administered intraperitoneally. This research was an experimental research with direct sampling This type of research is purely experimental design with direct sampling design. This research used 30 healthy female mice of Swiss strain were randomly divided into 5 treatment groups. Each group contain of 5 mice. The first group as a control negative received 0,025 mg/kgBB the dose of aquadest, the second group as a control positive received 91 mg/kgBB the dose of asetosal. The third until fifth group received respectively, decoction extract of Macaranga tanarius L. leaves the dose of 833,33; 1666,67; 3333,33 mg/kgBB. Writhings were counted every 5 minutes for 1 hour. The results were analyzed using the Shapiro-Wilk test to find out the distribution of data. In this study, One-Way ANOVA test was used for normal distributed data. After that Post-Hoc analysis was done to determine which groups are different significantly using Scheffe test.

The result of the study showed the decoction extract of Macaranga tanarius L. leaves has analgesic effect in female mice of Swiss strain. Analgesic effect which was produced by a decoction of Macaranga tanarius L. leaves doses 833.33; 1666.67; 3333.33 mg/kgBB have percent protection respectively 60.5; 74.8 and 53.6 %. The change in percent protetction respectively were -17.4; 1.7 and -26.7%. There was no relation between dose decoction Macaranga tanarius L. leaves and analgesic effect response.

Keywords : Analgesic, Decoction, Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

berkaitan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal

merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya

gangguan di jaringan, seperti peradangan atau infeksi jasad renik (Tjay dan

Rahardja, 2007). Saat ini nyeri menjadi gangguan universal yang menyedot

perhatian dan biaya yang besar, serta menjadi tantangan tenaga kesehatan untuk

memberi dukungan terhadap mereka yang menderita nyeri (Muchlisin, Purwanto,

dan Astuti, 2013). Penanganan nyeri dapat diatasi dengan obat analgesik.

Analgesik merupakan zat-zat yang dapat menghilangkan atau mengurangi rasa

nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Siswandono dan Soekarjdo, 2000).

Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memanfaatkan

tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman ini

merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman, dan ketrampilan

yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi berikutnya, termasuk

generasi saat ini (Wijayakusuma, 2000).

Analgesik dapat berasal dari tanaman obat yang telah terbukti dan

dipercaya memiliki efek anti nyeri. Pemakaian tanaman sebagai obat bila

digunakan secara benar dan tepat akan memberikan manfaat bagi pemakainya.

Selain itu biaya yang diperlukan bila memanfaatkan tanaman sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

2

obat pencegah penyakit maupun penjaga kesehatan relatif lebih murah, mudah

untuk diaplikasikan oleh setiap kalangan serta efek sampingnya yang relatif lebih

rendah (Katno dan Pramono, 2005).

Akhir-akhir ini, semakin marak adanya trend hidup sehat pada masyarakat

dengan menggunakan produk yang berasal dari alam. Oleh karena itu, obat-obatan

tradisional perlu didorong untuk menjadi salah satu pilihan pengobatan. Salah satu

khasiat yang semakin ditingkatkan pengembangannya yaitu untuk mengatasi

nyeri. Macaranga tanarius L. merupakan tanaman yang diduga berpotensi sebagai

alternatif yang digunakan untuk analgesik (anti nyeri) dengan cara menghambat

pelepasan mediator-mediator nyeri.

Rasa nyeri dapat timbul karena adanya kehadiran radikal bebas yang

jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Ketika radikal bebas menyerang dapat

menyebabkan kerusakan pada membran sel yang kemudian dapat melepaskan

mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin (Tjay dan

Rahadja, 2007). Proses ini dapat menyebabkan kerusakan terus-menerus sehingga

dibutuhkan senyawa yang berpotensi sebagai analgesik untuk mengatasi nyeri.

Telah dilaporkan oleh Phommart, Sutthivaiyakit, Ruchirawat, dan

Sutthivaiyakit (2005) bahwa Macaranga tanarius L. mengandung senyawa

flavonoid, antara lain tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D.

Penelitian oleh Matsunami et al., (2006) menemukan bahwa daun Macaranga

tanarius L. memiliki kandungan senyawa glikosida yaitu macarangioside A-C

dan mallophenol B. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa

yang ditemukan memiliki aktivitas antioksidan, yaitu mampu melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

3

penangkapan radikal bebas terhadap DPPH. Aktivitas antioksidan senyawa

glikosida dan flavonoid dalam daun Macaranga tanarius L. ini diharapkan dapat

menghentikan inisiasi pembentukan serta menangkap radikal bebas dalam tubuh

sehingga pelepasan mediator nyeri dapat dihambat. Apabila mediator nyeri tidak

terbentuk maka rasa nyeri dapat diatasi.

Senyawa glikosida merupakan senyawa yang kurang larut dalam pelarut

organik tetapi lebih mudah larut dalam air (Supriyatna, Moelyono, Iskandar, dan

Febriyanti, 2014). Flavonoid merupakan senyawa yang sifatnya larut air (Astuti,

2001). Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan dekokta yaitu metode

sederhana yang menggunakan penyari berupa air, sehingga diharapkan lebih

banyak menangkap senyawa-senyawa glikosida yang mempunyai aktivitas

penangkapan radikal bebas. Semakin banyak adanya aktivitas penangkapan

radikal bebas diharapkan dapat menghambat dan mencegah terjadinya nyeri.

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wulandari (2010) di mana infusa daun

Macaranga tanarius L. terbukti memiliki efek analgesik pada mencit betina galur

Swiss. Adanya efek analgesik yang dihasilkan oleh infusa daun Macaranga

tanarius L. dalam menghambat nyeri yang diperantarai oleh prostaglandin

memunculkan dugaan apakah dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu

dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit betina galur Swiss mampu

berperan sebagai analgesik dengan cara menghambat mediator-mediator nyeri.

Dekokta didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak

sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit (Astuti, 2001). Infusa

didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

4

nabati dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit (Depkes RI, 1995). Sediaan

dekokta dipilih pada penelitian karena diharapkan senyawa glikosida dan

flavonoid yang memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas dapat tertarik lebih

banyak dan akhirnya dapat menghambat proses terjadinya nyeri, karena semakin

lama sebuah langkah diharapkan senyawa fitokimia yang dapat terambil semakin

banyak (Chichoke, 2001).

1. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. memiliki efek

analgesik pada mencit betina galur Swiss ?

b. Berapakah besar persen proteksi dekokta daun Macaranga tanarius L. pada

mencit betina galur Swiss ?

c. Berapakah besar perubahan persen proteksi analgesik dekokta daun

Macaranga tanarius L. pada mencit betina galur Swiss ?

d. Apakah ada kekerabatan antara dosis pemberian dekokta daun Macaranga

tanarius L. dengan penurunan geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi

asam asetat ?

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian terkait Macaranga tanarius L. dan aktivitasnya sebagai

analgesik dipaparkan pada tabel I di bawah berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

5

Tabel I. Penelitian terkait daun Macaranga tanarius L.

Judul Penelitian dan Peneliti Metode Hasil Radical Scavanging

Activities of New Megastigme Glucosides from

Macaranga tanarius (L.) Mull-Arg oleh Matsunami et

al. (2006)

Proses isolasi dengan metode

penyarian ekstrak metanol

Macaranga tanarius L.

Daun Macaranga tanarius L. memiliki senyawa glikosida

macarangioside A-C dan mallophenol B yang diisolasi

dari fraksi butanol daun Macaranga tanarius L. menunjukkan adanya aktivitas penangkapan

radikal bebas terhadap DPPH Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius L. oleh Phommart, Sutthivaiyakit,

Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit (2005)

Penyarian dengan menggunakan n-

heksan dan ekstrak kloroform

Macaranga tanarius L.

Kandungan nymphaeol dan tanariflavon dari ekstrak n-heksan daun Macaranga

tanarius L. sebagai antioksidan terhadap uji

DPPH serta nympaheol B sebagai agen antiinflamasi

pada uji COX-2 Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius L., pada

mencit galur Swiss oleh Wulandari (2010)

Infusa daun Macaranga tanarius L.

Infusa daun Macaranga tanarius L. memiliki efek

anelgesik pada mencit betina galur Swiss

Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss

oleh Andini (2010)

Ekstraksi metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

Ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

mempunyai efek analgesik terhadap mencit betina galur

Swiss. Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol-Air Daun Senu (Macaranga tanarius L. Mull. Arg) pada Mencit

Betina Terinduksi Karagenin oleh Todingbua (2014)

Topikal ekstrak metanol-air daun

Senu

Topikal ekstrak metanol-air daun Senu (M. tanarius L.

Mull. Arg) pada mencit betina terinduksi karagenin

mempunyai efek antiinflamasi.

Sejauh penelusuran penulis penelitian mengenai uji efek analgesik dekokta

daun Macaranga tanarius L. dengan melihat persen proteksi geliat pada mencit

betina galur Swiss terinduksi asam asetat 1 % belum pernah dilakukan

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

6

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, khususnya

dalam bidang kefarmasian terkait pengaruh pemberian dekokta

menggunakan tumbuhan alternatif Macaranga tanarius L. sebagai

analgesik, persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat dekokta

daun Macaranga tanarius L., serta hubungan kekerabatan dekokta daun

Macaranga tanarius L. terhadap penurunan geliat mencit yang terinduksi

asam asetat.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai pengaruh pemberian dekokta dengan menggunakan tumbuhan

alternatif Macaranga tanarius L. yang dapat digunakan sebagai analgesik.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian sediaan dekokta daun Macaranga

tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit betina galur Swiss yang

terinduksi asam asetat 1%.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui berapa besar persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga

tanarius L. terhadap mencit betina galur Swiss.

b. Mengetahui perubahan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga

tanarius L. terhadap mencit betina galur Swiss.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

7

c. Mengetahui kekerabatan antara dosis pemberian dekokta daun Macaranga

tanarius L. dengan penurunan geliat pada mencit betina galur Swiss

terinduksi asam asetat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Nyeri

1. Pengertian nyeri

Nyeri merupakan perasaan yang dipicu oleh sistem saraf. Nyeri dapat

menyakitkan atau membahayakan bagi penderitanya. Penderita mungkin merasa

nyeri di satu daerah tubuh, seperti punggung, perut atau dada atau mungkin

merasa sakit di sekujur tubuh. Nyeri dapat digunakan untuk membantu dalam

mendiagnosis suatu masalah kesehatan (Dugdale, 2009). The International

Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan

kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam

kerusakan tersebut. Rasa nyeri merupakan gejala yang sering dirasakan pada

seseorang dengan penyebab dan gejala beraneka ragam, lokasi, kualitas, durasi

rasa nyeri, frekuensi, sifat serta gejala penyertanya (Kasran dan Kusumaratna,

2006).

2. Klasifikasi nyeri

Nyeri pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: nyeri

adaptif dan nyeri maladaptif. Nyeri adaptif berperan serta dalam proses bertahan

hidup dengan melindungi organisme dari cedera berkepanjangan dan membantu

proses pemulihan. Sebaliknya, nyeri maladaptif merupakan bentuk patologis dari

sistem saraf (Woolf, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

9

Gambar 1. Pembagian kualitas nyeri berdasarkan mekanisme nyeri

(Nicholson, 2006).

Pembagian kualitas nyeri berdasarkan mekanisme nyeri dibedakan

menjadi nyeri nosiseptif dan neuropatik (Gambar 1). Nyeri nosiseptif adalah nyeri

yang disebabkan oleh adanya stimuli noksius (trauma, penyakit atau proses

radang). Dapat diklasifikasikan menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral. Nyeri

somatik dibagi lagi atas 2 kualitas nyeri yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam.

Apabila rangsang bertempat dalam kulit maka rasa yang terjadi disebut nyeri

permukaan. Sebaliknya nyeri yang berasal dari otot, persendian, tulang atau dari

jaringan ikat disebut nyeri dalam (Nicholson, 2006).

Nyeri neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya

kerusakan atau disfungsi dari sistem saraf baik perifer atau pusat. Kerusakan saraf

atau rangsangan terus-menerus dapat menyebabkan rangsangan nyeri saraf

autonom dan meningkatkan pelepasan bahan dari syaraf tanduk dorsal yang

progresif. Sindrom nyeri neuropatik seperti nyeri punggung bawah, neuropati

Mekanisme

Nosiseptif

Neuropatik

Somatik

Viseral

Periferal

Pusat

Permukaan

Dalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

10

diabetik, nyeri akibat kanker, luka pada sumsum tulang belakang (Dipiro, Talbert,

Yee, Matzke, Wells, dan Posey, 2008).

Berdasarkan durasinya, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai nyeri akut

(nosiseptif) dan nyeri kronis (neuropatik) (Hartwig dan Wilson, 2006; Sukandar,

Andrajati, Sigit, Adnyana, Setiadi dan Kusnandar, 2009).

1. Nyeri akut :

Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara. Nyeri akut

(nosiseptif) merupakan nyeri somatik (sumber nyeri berasal dari kulit, tulang,

sendi, otot atau jaringan penghubung) atau viseral (berasal dari organ dalam

seperti usus besar atau pankreas), yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Nyeri ini

ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti: takikardi, hipertensi,

hiperhidrosis, pucat. Nyeri akut dihubungkan dengan kerusakan jaringan dan

durasi yang terbatas setelah nosiseptor kembali ke ambang batas stimulus istirahat

(ACPA, 2014).

Nyeri akut dibagi atas: Pertama, nyeri yang muncul pada pasien, dimana

sebelumnya tidak ada nyeri kronik. Pada pasien dengan nyeri akut tipe ini,

pengobatan ditujukan terhadap nyeri dan penyebabnya. Kedua, nyeri yang datang

tiba-tiba pada pasien yang sebelumnya sudah menderita nyeri kronik akan tetapi

nyeri akut tidak berhubungan dengan nyeri kronik. Misalnya: pasien dengan nyeri

kanker yang diderita selama ini, kemudian menderita patah tulang tanpa

berhubungan dengan kankernya, dan mengalami nyeri. Keadaan seperti ini selain

pengobatan untuk nyeri yang lama, perlu ditambahkan analgesik yang sesuai

untuk patah tulang. Ketiga, nyeri akut yang merupakan eksaserbasi nyeri kronik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

11

yang selama ini diderita oleh pasien. Misalnya: seorang pasien dengan nyeri

kanker kronik dan mengalami nyeri patah tulang oleh karena memberatnya

penyakit. Oleh karena itu kecemasan sangat mempengaruhi intensitas nyeri.

Untuk kasus seperti ini, terapi ditujukan untuk menurunkan kecemasan yang dapat

berupa dukungan emosional (Levine, 2004).

2. Nyeri kronis :

Nyeri menahun second pain. Rangsangan-rangsangan yang lebih hebat

mengaktivasi nosiseptor polimodal dan mengakibatkan rasa difus, tak

menyenangkan dan rasa terbakar terus menerus yang berlangsung lebih dari

rangsangan nyeri akut dan permulaannya agak lambat. Second pain berhubungan

dengan aspek afektif-motivasional dan terdapat terutama pada waktu nyeri

menahun dan nyeri berasal dari rongga perut (ACPA, 2014). Nyeri kronis

(neuropatik) terjadi akibat dari proses input sensorik yang abnormal oleh sistem

saraf pusat atau perifer, yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih (Sukandar et

al., 2009).

Menurut Asmadi (2008), berdasarkan tempatnya nyeri dibedakan menjadi

empat golongan :

a. Pheriperal pain yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada

kulit, mukosa.

b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam

atau pada organ-organ tubuh viseral.

c. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit

organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah

yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

12

d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf

pusat, spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain.

Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksious

yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari

perifer melalui spinalis, batang otak, talamus, dan korteks cerebri. Apabila telah

terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya, dari

fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak.

Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan

kerusakan jaringan. Sensitivitas akan meningkat, sehingga stimulus nonnoksious

atau noksious ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan

nyeri. Sebagai akibatnya, individu akan mencegah adanya kontak atau gerakan

pada bagian yang cidera tersebut sampai perbaikan jaringan selesai. Hal ini akan

meminimalisasi kerusakan jaringan lebih lanjut. Respon inflamasi berlebihan atau

kerusakan jaringan yang hebat tidak boleh dibiarkan. Tujuan terapi adalah

menormalkan sensitivitas nyeri (Woolf, 2004).

Mediator nyeri yang kini juga disebut autacoida, terdiri dari histamin,

serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin. Bradikinin adalah polipeptida

yang dibentuk dari protein plasma. Struktur prostaglandin mirip dengan asam

lemak dan terbentuk dari asam arakhidonat. Zat-zat ini meningkatkan kepekaan

ujung saraf sensoris bagi rangsangan nyeri yang diakibatkan oleh mediator

lainnya (Tjay dan Rahardja, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

13

B. Mekanisme Nyeri

Menurut Timby (2009), mekanisme terjadinya nyeri terdiri dari empat

tahap : transduksi, transmisi, persepsi nyeri, dan modulasi.

a. Transduksi, adalah perubahan rangsangan nyeri (noxious stimuli) menjadi

aktivitas listrik pada ujung-ujung saraf sensoris. Sensasi nyeri dimulai dengan

pembebasan reseptor nyeri akibat rangsangan mekanis, panas dan kimia.

Adanya rangsangan tersebut menyebabkan lepasnya prostaglandin, serotonin,

bradikinin, leukotrien, substansi P, histamin, potassium yang akan

mengaktifkan reseptor-reseptor nyeri. Reseptor nyeri merupakan anyaman

ujung-ujung bebas serat-serta afferent A-delta dan C, yaitu serat-serat saraf

sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke

sentral di sistem saraf pusat. Interaksi antara zat analgesik dengan reseptor

nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Transduksi adalah proses dari

stimulasi dikonversi menjadi bentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses

transduksi dimulai ketika nosiseptor teraktivasi. Aktivasi nosiseptor

merupakan bentuk respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan

jaringan.

b. Transmisi, adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa

impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan

saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke diameter

sedang, serta yang berdiameter besar. Saraf aferan akan berakson pada dorsal

horn di spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

14

contralateral spinothalamic melalui ventral lateral dari thalamus menuju

cortex serebral.

c. Modulasi, proses modulasi melibatkan sistem neural yang komplek. Impuls

nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls

nyeri ke bagian lain dari sistem saraf, seperti bagian cortex. Selanjutnya

impuls nyeri akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descenden ke tulang

belakang untuk memodulasi efektor.

Tempat kontak lain yang penting dari serabut nyeri adalah thalamus

opticus, dimana impuls akan diteruskan ke sistem limbik, yang terutama

terlibat pada penilaian emosional nyeri. Oleh otak besar dan otak kecil

bersama-sama dilakukan reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang

terkoordinasi. Apabila sistem neospinotalamikus pada tingkat thalamus gagal

menghambat atau menekan aferen paleospinotalamikus, maka dapat terjadi

menghantarkan transmisi rangsang nyeri (DiPiro et al., 2008).

d. Persepsi, adalah proses yang subyektif. Persepsi nyeri sebagai titik utama

transmisi impuls nyeri. Proses persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan

proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi juga meliputi

pengenalan dan mengingat. Oleh karena itu, faktor psikologis, emosional, dan

perilaku juga muncul sebagai respon dalam mempersepsikan pengalaman

nyeri tersebut.

Prostaglandin merupakan suatu senyawa dalam tubuh yang berperan

sebagai mediator nyeri dan radang atau inflamasi. Proses biosintesis prostaglandin

sampai menimbulkan nyeri dapat dilihat dalam gambar 2. Prostaglandin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

15

dilepaskan ke peredaran darah dengan cepat saat terjadi kerusakan jaringan.

Adanya gangguan pada membran sel ini akan menghasilkan fosfolipid, dengan

bantuan enzim fosfolipase akan disintesis menjadi asam arakhidonat. Asam

arakhidonat akan menghasilkan leukotrien, prostasiklin, tromboksan dan

prostaglandin sebagai mediator nyeri yang difasilitasi oleh enzim lipooksigenase

dan siklooksigenase (Wilmana dan Gan, 2007). Prostaglandin terlibat pada

terjadinya nyeri yang berlangsung lama, proses peradangan dan timbulnya demam

(Tjay dan Rahardja, 2007).

Trauma/luka pada sel

Gangguan pada membran sel

Fosfolipid

Asam Arakhidonat

Hidroperoksid Endoperoksid

PGG2/PGH

Leukotrien PGE2, PGF2, PGD2, Prostasiklin

Tromboksan A2

Gambar 2. Proses biosintesis prostaglandin (Wilmana dan Gan, 2007).

Enzim Fosfolipase

Enzim Lipooksigenase Enzim Siklooksigenase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

16

Rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri ialah kerusakan

jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Di sini senyawa tubuh sendiri

dibebaskan dari sel-sel yang rusak yang disebut zat nyeri (mediator nyeri), yang

menimbulkan reaksi inflamasi yang diteruskan sebagai sinyal ke otak. Sinyal

nyeri dalam bentuk impuls listrik akan dihantarkan oleh serabut saraf nosiseptor

tidak bermielin (serabut C dan δ) yang bersinaps dengan neuron di kornu dorsalis

medulla spinalis. Sinyal kemudian diteruskan melalui traktus spinotalamikus di

otak, dimana nyeri dipersepsi, dilokalisir, dan diintepretasikan (Brookoff, 2005).

C. Asam Asetat

Nama asam asetat berasal dari kata Latin asetum, “vinegar”. Bentuk

murni dari asam asetat ialah asam asetat glasial. Asam asetat glasial memiliki ciri-

ciri tidak berwarna, mudah terbakar dengan bau pedas menggigit, dapat

bercampur dengan air dan pelarut organik. Dalam bentuk cair atau uap, asam

asetat glasial sangat korosif terhadap kulit dan jaringan lain (Fessenden dan

Fessenden, 1997).

Penggunaan asam asetat sebagai penginduksi inflamasi dan nyeri telah

lama digunakan untuk mengevaluasi agen baru yang bersifat analgesik dan anti-

inflamasi. Injeksi peritonial asam asetat memproduksi peradangan peritoneum

yang terkait dengan peningkatan prostaglandin, dan dengan demikian akan

meningkatkan permeabilitas kapiler yang diperkirakan akan berkonstribusi dengan

peningkatan inflamasi. Selain itu, secara tidak langsung juga untuk

mengemukakan rasa sakit yang terkait dalam pengujian melalui stimulasi neuron

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

nociceptive perifer oleh mediator endo

dan prostaglandin (Khalid,

Pemilihan asam asetat sebagai induksi nyeri, karena nyeri yang dihasilkan

berasal dari reaksi inflamasi akut lokal yaitu pelepasan asam arakidonat dari

jaringan fosfolipid melalui jalur siklooksigenase da

terutama prostaglandin E

peritoneal. Prostaglandin tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri dan

meningkatkan permeabilitas kapiler. Oleh karena itu, suatu senyawa yang dapat

menghambat geliat pada mencit yang memiliki efek analgesik cenderung

menghambat di sintesis prostaglandin (Muhammad, Saeed, dan Khan, 2012).

Pada pengujian efek analgesik, asam asetat

merusak jaringan secara lokal. Setelah pembe

asetat merubah pH di dalam rongga perut akibat pelepasan ion H

yang menyebabkan luka pada membran sel. Fosfolipid dari membran sel akan

melepaskan asam arakhidonat yang akan membentuk prostaglandin dan

menimbulkan nyeri (Wilmana dan Gan, 2007).

Gambar 3

oleh mediator endogen seperti serotonin, histamin, bradik

dan prostaglandin (Khalid, Shaik, Israf, Hashim, Rejab, Shaberi et al., 2009).

Pemilihan asam asetat sebagai induksi nyeri, karena nyeri yang dihasilkan

berasal dari reaksi inflamasi akut lokal yaitu pelepasan asam arakidonat dari

jaringan fosfolipid melalui jalur siklooksigenase dan menghasilkan prostaglandin,

terutama prostaglandin E2 (PGE2) dan prostaglandin F2α (PGF2α) di dalam cairan

peritoneal. Prostaglandin tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri dan

meningkatkan permeabilitas kapiler. Oleh karena itu, suatu senyawa yang dapat

menghambat geliat pada mencit yang memiliki efek analgesik cenderung

menghambat di sintesis prostaglandin (Muhammad, Saeed, dan Khan, 2012).

Pada pengujian efek analgesik, asam asetat bekerja sebagai iritan yang

merusak jaringan secara lokal. Setelah pemberian secara intraperitonial, asam

asetat merubah pH di dalam rongga perut akibat pelepasan ion H+ dari asam asetat

yang menyebabkan luka pada membran sel. Fosfolipid dari membran sel akan

melepaskan asam arakhidonat yang akan membentuk prostaglandin dan

nimbulkan nyeri (Wilmana dan Gan, 2007).

D. Asetosal

Gambar 3. Struktur Asetosal (Depkes RI, 1995).

17

, bradikinin,

, 2009).

Pemilihan asam asetat sebagai induksi nyeri, karena nyeri yang dihasilkan

berasal dari reaksi inflamasi akut lokal yaitu pelepasan asam arakidonat dari

n menghasilkan prostaglandin,

) di dalam cairan

peritoneal. Prostaglandin tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri dan

meningkatkan permeabilitas kapiler. Oleh karena itu, suatu senyawa yang dapat

menghambat geliat pada mencit yang memiliki efek analgesik cenderung

menghambat di sintesis prostaglandin (Muhammad, Saeed, dan Khan, 2012).

bekerja sebagai iritan yang

rian secara intraperitonial, asam

dari asam asetat

yang menyebabkan luka pada membran sel. Fosfolipid dari membran sel akan

melepaskan asam arakhidonat yang akan membentuk prostaglandin dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

18

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) (Gambar 3) adalah obat

golongan salisilat yang paling sering digunakan karena mempunyai sifat

analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi (Chyka, Erdman, Christianson, Wax,

Booze, dan Manoguerra, 2007). Indikasi asetosal adalah sebagai pereda nyeri,

sakit kepala, nyeri ringan lain yang berhubungan dengan adanya inflamasi, nyeri

ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi, dismenorea (Dinkes,

2010). Aspirin cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan dan segera dihidrolisis

menjadi asam salisilat, dengan kadar puncak asam salisilat dalam plasma tercapai

dalam 1-2 jam. Kecepatan absorpsi ini dipengaruhi oleh bentuk sediaan, ada

tidaknya makanan dalam lambung, tingkat keasaman lambung, dan faktor fisilogi

lainnya (Coulter, 2003). Onset analgesik asetosal adalah 0,5 jam dengan durasi

analgesiknya 3-6 jam (Baumann, 2005).

Aspirin efektif mengurangi nyeri ringan sampai sedang akut. Obat ini

mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP

atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Obat ini banyak

diberikan untuk nyeri ringan sampai sedang, yang penyebabnya beraneka-ragam,

misalnya nyeri kepala, gigi, otot, perut, nyeri haid, nyeri akibat benturan (Tjay dan

Rahardja, 2007).

Aspirin menghambat pada awal jalur asam arakidonat, tepatnya pada

langkah siklooksigenase. Zat kimia ini bersifat kompetitif inhibitor, di mana

aspirin akan bersaing dengan asam arakidonat dan siklooksigenase untuk

melalukan pengikatan. Jika enzim sibuk bekerja dengan NSAID tersebut maka

enzim tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik akibatnya pembentukan asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

19

arakidonat terhenti, otomatis mediator nyeri seperti prostaglandin E2 (PGE2)

sintesisnya dapat diturunkan, di mana PGE2 diduga mensensitisasi ujung saraf

terhadap efek bradikinin, histamin dan mediator kimiawi lainnya yang dilepaskan

secara lokal oleh proses inflamasi. Adanya penurunan sintesis PGE2 tersebut dapat

menekan sensasi rasa sakit (Kimbrough, 2004).

Efektivitas penggunaan aspirin adalah berdasarkan kemampuan

menghambat siklooksigenase yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat

menjadi prostaglandin H2, prostaglandin E2, dan tromboksan A2. Aspirin hanya

bekerja pada enzim siklooksigenase, tidak pada enzim lipooksigenase, sehingga

tidak menghambat pembentukan leukotrien (Roy, 2007).

E. Analgesik

Analgesik adalah obat atau senyawa yang bekerja untuk menghilangkan

atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Mekanisme kerja

analgesik adalah menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada SSP

yang mengkatalisis biosintesis prostaglandin, sehingga mencegah sensitasi

reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit yang dapat merangsang rasa

sakit secara mekanik maupun kimiawi. Berdasarkan potensi kerjanya analgesik

dibagi menjadi analgesik opioid dan analgesik non opioid (Siswandono dan

Soekarjdo, 2000).

Secara garis besar penggolongan analgesik dibagi atas dua golongan yaitu

analgesik nonopioid dan analgesik opioid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

20

a. Analgesik Nonopioid

Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)

merupakan analgesik nonopioid yang mampu meredakan atau menghilangkan rasa

nyeri yang tidak menyebabkan adiksi. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok

obat yang heterogen secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini memiliki

banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Contoh obat golongan

ini adalah aspirin (Wilmana dan Gan, 2007).

Klasifikasi AINS berdasarkan selektivitasnya terhadap siklooksigenase

(COX), dapat dilihat pada gambar 4 :

Gambar 4. Klasifikasi Obat Analgesik Antiinflamasi Non Steroid (Obat

AINS)( Wilmana dan Gan, 2007).

AINS

AINS COX

nonselektif

AINS COX-2 preferential

AINS COX-2

selektif

‐ Aspirin

‐ Indometasin

‐ Piroksikam

‐ Ibuprofen

‐ Naproksen

‐ Asam mefenamat

‐ Nimesulid

‐ Meloksikam

‐ Nabumeton

‐ Diklofenak

‐ Etodolak

Generasi I : ‐ Selekoksib

‐ Rofekoksib

‐ Parekoksib

‐ Eteroksib

Generasi II :

- Lumirakoksib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

21

Asam asetilsalisilat (Aspirin atau asetosal), dan obat antiinflamasi

nonsteroid (AINS) lainnya merupakan obat analgesik nonopioid yang digunakan

untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang (Baumann, 2005).

b. Analgesik Opioid

Kelompok obat yang memiliki sifat analgesik dan seperti opium disebut

analgesik opioid. Opium berasal dari getah muda Papaver smniferum L.

mengandung sekitar 20 jenis alkaloid diantaranya morfin, kodein, tebain dan

papaverin. Analgesik opioid terutama digunakan untuk meredakan atau

menghilangkan rasa nyeri, tetapi dapat menimbulkan adiksi, Selain itu juga

memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain. Golongan opioid

meliputi alkaloid opium, derivat semisintetik alkaloid opium, senyawa sintetik

dengan sifat farmakologi menyerupai opium (Dewoto, 2007).

Reseptor opioid terdistribusi luas dalam sistem saraf dan sudah

diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama, yaitu resptor µ, δ, κ. Reseptor µ

mempunyai konsentrasi yang paling tinggi dalam daerah otak yang terlibat dalam

antinosiseptif dan merupakan reseptor yang berinteraksi dengan sebagian besar

analgesik opioid untuk menghasilkan analgesia. Reseptor µ memperantarai efek

analgesik mirip morfin, yaitu euforia, depresi nafas, miosis, berkurangnya

motilitas saluran cerna (Neal, 2005; Dewoto, 2007).

Pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan dua metode yaitu induksi

nyeri cara kimiawi dan induksi nyeri cara termik. Daya kerja analgesik dinilai

pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus

diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

22

stimulus nyeri (Sirait, Hargono, Wattimena, Husin, Sumadilaga, dan Santoso,

2007).

Berikut beberapa kriteria atau sifat farmakokinetika untuk memperoleh

efek analgesik yang optimal dari suatu obat :

1. Diabsorpsi dengan cepat dan sempurna, dengan ketersediaan hayati absolut.

2. Terdistribusi secara cepat dan baik ke jaringan target dengan konsentrasi yang

tidak terlalu tinggi di organ-organ untuk mengurangi efek samping.

3..Eliminasinya cepat, baik melalui hepar maupun ginjal untuk mencegah

terjadinya penimbunan obat, khususnya pada penderita ginjal dan hepar

(Soelistiono, 2002 cit Hidayat, 2010).

F. Metode Uji Analgesik

Pengujian aktivitas analgesik suatu bahan uji pada induksi nyeri cara

kimiawi yang responnya berupa geliat harus ditentukan daya analgesiknya. Daya

analgesik merupakan perbandingan antara jumlah geliat rata-rata kelompok

perlakuan dengan jumlah geliat rata-rata kelompok kontrol. Daya analgesik untuk

mengetahui besarnya kemampuan bahan uji tersebut dalam mengurangi rasa nyeri

kelompok kontrol. Daya analgesik dapat dijadikan dasar untuk perhitungan

efektifitas analgesik yang dibandingkan dengan pembanding analgesik untuk

mengetahui keefektifan bahan uji yang diduga berfungsi sebagai analgesik

(Kardoko dan Eleison, 1999; Pudjiastuti, Dzulkarnain, dan Nuratmi, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

23

Pengujian aktivitas analgesik menjadi dua, yaitu golongan analgetika

narkotika dan golongan analgetika non narkotika. Berikut di bawah ini penguraian

dari masing-masing metode.

1. Gologan analgetika narkotika

Yang dimaksud anlgetika narkotika adalah analgetika dengan mekanisme

kerja sentral. Berikut ini metode penapisan aktivitas analgesik untuk analgetika

narkotika.

a. Metode jentikan ekor. Pengujian analgesik metode ini menggunakan ekor

mencit atau tikus yang dicukur dan dilapisi dengan cat penyerap panas berwarna

hitam. Hewan uji ditempatkan pada balok dengan lampu inframerah yang panas

sehingga ekor dapat menerima panas secara maksimum. Jarak antara waktu

sebelum hewan uji menjentikkan ekornya untuk keluar dari balok inframerah

dicatat. Prosedur pengujian diulangi dengan menggunakan hewan uji yang sudah

diberi dosis agen analgesik yang diteliti dan perpanjangan waktu selama ekor

hewan uji masih berada pada balok yang panas (Cannon, 2007).

b. Metode rangsang panas. Pengujian analgesik metode ini memanfaatkan

seperangkat alat laboratorium yang berupa lempeng panas dengan suhu yang telah

ditentukan. Hewan uji diletakkan pada lempeng panas dan jarak waktu sebelum

hewan uji ini menunjukkan tanda ketidaknyamanan dicatat. Prosedur uji ini

diulang dengan menggunakan hewan uji yang telah diberi dosis agen analgesik,

kemudian diamati jarak waktu selama hewan uji masih dapat tinggal pada

lempeng panas sebelum menunjukkan tanda ketidaknyamanan. Kurva antara dosis

dan respon dibuat dan dilakukan analisis secara statistik (Cannon, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

24

2. Golongan analgetika non narkotika

Pada analgetika non narkotika mekanisme kerjanya secara perifer. Metode

penapisan analgesik untuk analgetika non narkotika sebagai berikut.

a. Metode rangsang kimia. Pada pengujian efek analgesik metode ini rasa nyeri

yang timbul berasal dari rangsang kimia yang disebabkan oleh senyawa kimia

yaitu asam asetat yang disuntikkan pada hewan uji secara peritoneal (i.p.).

Senyawa pembanding yang biasanya digunakan untuk uji proteksi nyeri analgesik

jenis ini adalah asetosal, parasetamol, dan sebagainya. Hewan uji mencit yang

lebih sering digunakan adalah mencit betina karena mencit betina lebih peka

terhadap rangsang dari pada mencit jantan. Respon mencit yang biasa diamati

adalah lompatan dan kontraksi perut dengan disertai tarikan kaki kea rah belakang

berupa rentangan yang disebut geliat (Turner, 1965).

Menurut Vogel (2002), yang dimaksud metode rangsang kimia yaitu rasa

nyeri yang timbul akibat dari rangsang kimia yang disebabkan oleh zat kimia yang

diinjeksikan secara intraperitonial pada hewan uji. Beberapa zat yang sering

digunakan untuk menimbulkan rasa nyeri dalam metode ini yaitu asam asetat dan

fenil kuionon. Metode ini cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa

analgetika yang mempunyai daya analgesik lemah. Selain metode ini cukup peka,

metode rangsang kimia lebih sederhana, reprodusibel, dan hasilnya spesifik.

b. Metode pedolometer. Pengujian efek analgesik dengan metode ini

menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya daya analgesik. Alas

kandang tikus berasal dari kepingan metal yang bisa mengalirkan listrik. Tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

25

ditempatkan pada kandang tersebut kemudian diberikan aliran listrik. Respon

positif ditandai dengan teriakan mencicit dari tikus tersebut (Turner, 1965).

Pemberian analgesik akan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri

sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang sampai tidak terjadi geliat sama

sekali. Reaksi mencit yang dapat ditimbulkan seperti menjilat kaki depan, kaki

belakang lalu meloncat, menarik satu atau kedua kaki ke belakang. Selang waktu

antara pemberian stimulus nyeri dengan terjadinya respon disebut waktu reaksi.

Waktu reaksi ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat analgesik. Proses

berlangsungnya waktu reaksi selanjutnya dapat dijadikan sebagai ukuran dalam

mengevaluasi aktivitas analgesik (Vogel, 2002).

Efek proteksi ditujukan karena nyeri yang terjadi pada mencit adalah nyeri

viseral dimana penghantaran nyeri lebih lambat dan terjadi secara

berkesinambungan, sehingga metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

metode writhing test yaitu dengan melihat adanya efek proteksi terhadap rasa sakit

akibat pemberian asam asetat secara intra peritoneal pada mencit percobaan

(Somchit, Shukriyah, Bustamam, dan Zuraini, 2005).

Efek analgesik dapat dievaluasi menggunakan persen proteksi geliat :

% proteksi geliat = ( 100 -[( P/K ) x 100 ])%

P : Jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi perlakuan K : Jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol negatif

(Turner, 1965). Efek analgesik dapat dievaluasi menggunakan perubahan persen proteksi

geliat dengan menggunakan rumus :

Perubahan % proteksi geliat = [ (A-B) / B ] x 100

A = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan B = rata-rata proteksi geliat pada kontrol positif

(Pudjiastuti dkk., 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

26

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus

Musculus) karena mudah diperoleh, relatif murah, mempunyai sistem syaraf yang

mirip dengan syaraf manusia dan sering digunakan untuk uji analgesik suatu

senyawa (Thompson, 1990).

G. Dekokta

Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak sediaan

herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit. Dekokta dapat dibuat dengan

mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air

secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu

90˚C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, dan

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta

yang dikehendaki (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010).

H. Macaranga tanarius L.

1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Maginoliophyta

Kelas : Maginoliospida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Sub Famili : Acalyphoides

Bangsa : Acalypheae

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

27

Sub Bangsa : Macaranginae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius (L.) M.A.

(Magadula, 2014).

2. Nama lain

Tanaman Macaranga tanarius L. mempunyai nama lain, seperti mahang

putih, incong, kundoh, sekubin air, tampu, tampu hutan, tampu putih (Ong, 2008).

3. Morfologi

Macaranga tanarius L. merupakan pokok kecil atau sederhana besar

dengan ketinggian pohon hingga 24 m. Daun dengan tangkai ranting, dan bagian

permukaan bawah daun berkeadaan licin tetapi permukaan atas daun mempunyai

bulu halus, lamina daun pada pokok kecil hingga 35 cm panjang, tangkai dan urat

daun biasanya berwarna merah jambu, lamina daun pada pokok matang 7,5-23 cm

panjang, ukuran lebarnya hampir sama, daun berwarna hijau muda dan

berkeadaan lembut apabila disentuh, tangkai daun 5-20 panjang. Bunga dengan

karangan bunga sepanjang 10-20 cm, warna hjau pucat, dihasilkan pada ketiak

daun. Karangan bunga jantan banyak bercabang, karangan bunga betina tidak ada

atau sedikit cabang. Buah mempunyai bulu kasar yang lembut dan serbuk yang

mekit berwarna kuning, dengan panjang 0,6-1,2 cm dan lebar 1,2 cm (Ong, 2008).

4. Manfaat tanaman

Daun Macaranga tanarius L. kaya akan tannin yang digunakan sebagai

obat di masyarakat seperti diare, luka dan juga antiseptik (Lin, Nonaka, dan

Nishioka, 1990). Dekokta akar Macaranga tanarius L. digunakan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

28

antipiretik dan antitusif. Akar keringnya digunakan sebagai agen emetik,

sementara pada daunnya digunakan sebagai agen anti-inflamasi untuk penutup

luka yang mencegah terjadinya inflamasi. Negara Cina menggunakan Macaranga

tanarius L. sebagai produk minuman kesehatan (Lin, Lim, dan Yule, 2009).

Secara tradisional Macaranga tanarius L. digunakan untuk fermentasi pada tempe

dan pakan hewan (Putri dan Kawabata, 2010).

5. Kandungan kimia

Menurut Phommart et al. (2005) kandungan Macaranga tanarius L. antara

lain tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan 7

kandungan yang telah diketahui yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C,

tanariflavanon B, blumenol A (vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol

dan annuionon). Isolat tersebut telah dievaluasi untuk diketahui kegiatan

biologisnya dan dihasilkan aktivitas penghambatan terhadap sistem

siklooksigenase (COX-2). Kandungan kimia daun Macaranga tanarius L. yang

lain macarangioside A-D, mallophenol B, lauroside D, methyl brevifolin

carboxylate, hyperin dan isoquercitrin (Matsunami et al., 2006). Penelitian

terbaru Matsunami et al., (2009) melaporkan keberadaan lignan glukosida,

pinoresinol, dan megastigman glukosida, dinamai macarangiosida E dan F,

bersama dengan 15 komponen lain yang telah diketahui dilaporkan terdapat pada

daun Macaranga tanarius L. (Gambar 5). Uji kimia tannin dalam daun

Macaranga tanarius L. dilaporkan mengandung 7 hydrolyzable tannin (Lin,

Nonaka dan Nishioka, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

29

Nymphaeol-A Nymphaeol-B

Macarangioside A Macarangioside B Macarangioside C

Macarangioside D Macarangioside E Macarangioside F

Tanariflavanon C Tanariflavanon D Nymphaeol-C

Gambar 5. Struktur senyawa dalam tanaman Macaranga tanarius L. (Phommart

et al., 2005) dan (Matsunamai et al., 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

30

I. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih

elektron tidak berpasangan pada lintasan paling luar. Radikal bebas memiliki sifat

yang reaktif sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain seperti protein,

lipid dan DNA (Harjanto, 2004). Dalam keadaan normal radikal bebas yang

diproduksi di dalam tubuh tidak berbahaya dan penting untuk fungsi biologis seperti

pengaturan pertumbuhan sel. Namun ketika diproduksi dalam jumlah yang berlebihan

oleh sel, radikal bebas dapat menjadi berbahaya karena saat masuk ke dalam tubuh

radikal bebas ini akan mencari pasangan elektron lain dengan mengambil elektron

dari sel tubuh sehingga membentuk reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas

baru (Zainal, 2002).

Radikal bebas yang terbentuk dari dalam tubuh (endogen) terbentuk dari

sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein, karbohodrat, dan lemak

pada mitokondria, proses inflamasi atau peradangan, reaksi antara logam transisi

dalam tubuh. Sumber dari luar tubuh (eksogen) dapat berasal dari asap rokok,

populasi lingkungan, radiasi, obat-obatan, pestisida, anestetik, limbah industri,

ozon, serta sinar ultraviolet (Langseth, 2000).

Reaksi pembentukan radikal bebas dapat terjadi melalui tiga tahapan

reaksi (Winarsi, 2007).

1. Tahap inisiasi, merupakan tahapan awal yang menyebabkan terbentuknya

radikal bebas.

2. Tahapan propagasi, merupakan tahapan pemanjangan rantai radikal bebas yang

membuat radikal bebas cenderung bertambah banyak melalui reaksi rantai

dengan molekul lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

31

3. Tahapan terminasi, merupakan proses terjadinya reaksi radikal bebas dengan

radikal bebas lain atau antara radikal bebas dengan penangkap radikal. Reaksi

ini mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas stabil dan tidak reaktif yang

menyebabkan propagasinya rendah sehingga tidak ada radikal bebas baru yang

terbentuk dalam tahapan ini dan rantai menjadi putus.

Radikal bebas diduga merupakan penyebab kerusakan sel yang mendasari

timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung koroner, rematik

artritis, penyakit respiratorik, katarak, penyakit hati, serta berperan utama pada

proses penuaan dini. Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk

samping proses metabolisme, selain itu juga dapat berasal dari luar tubuh yang

terserap melalui pernafasan atau kulit (Bast, Haenen, and Doelman, 1991).

Proses penangkapan radikal bebas ini melalui mekanisme pengambilan

atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas sehingga radikal bebas

menangkap satu elektron dari antioksidan. Radikal bebas sintetik yang digunakan

adalah DPPH. Senyawa DPPH bereaksi dengan senyawa antioksidan melalui

pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan untuk mendapatkan

pasangan elektron (Pokorny, Yanishlieva, Gordon, 2001).

J. Skrining Fitokimia

Fitokimia adalah senyawa aktif kimia pada tanaman atau merupakan unsur

pokok dalam tanaman. Fitokimia terdiri dari senyawa metabolit primer dan

sekunder. Unsur pokok pada tanaman terdiri dari dua, metabolit primer dan

sekunder. Metabolit primer pada tanaman seperti protein, karbohidrat dan lemak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

32

pada tanaman, sedangkan metabolit sekunder adalah turunan dari metabolit

primer. Metabolit sekunder antara lain fenol, flavonoid, saponin, terpenoid,

steroid, tannin, plobatamin, kumarin, dan alkaloid merupakan bioaktif pada

tanaman (Lenny, 2006). Unsur pokok pada tanaman yang biasa diuji adalah

senyawa alkaloid, tannin, saponin, flavonoid dan fenolik (Edeoga, Okwu, dan

Mbaebre, 2005).

K. Landasan Teori

Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, di mana biasanya

dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit. Mekanisme terjadinya nyeri terdiri

dari empat tahap : transduksi, transmisi, persepsi nyeri, dan modulasi (Timby,

2009). Penanganan nyeri dapat diatasi dengan obat analgesik. Analgesik

merupakan zat-zat yang dapat menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri tanpa

menghilangkan kesadaran (Siswandono dan Soekarjdo, 2000).

Pemakaian tanaman sebagai obat bila digunakan secara benar dan tepat

akan memberikan manfaat bagi pemakainya. Telah dilaporkan bahwa daun

Macaranga tanarius L. kaya akan tannin yang digunakan sebagai obat di

masyarakat seperti diare, luka dan juga antiseptik. Dekokta akar Macaranga

tanarius L. digunakan sebagai antipiretik dan antitusif (Lin, Nonaka, dan

Nishioka, 1990).

Matsunami et al., (2006, 2009) melaporkan bahwa Macaranga tanarius L.

memiliki kandungan senyawa macarangiosida A-C dan malofenol B, yang

menunjukkan adanya aktivitas penangkapan radikal terhadap DPPH. Tjay dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

33

Rahardja (2007) menyatakan bahwa, bila radikal bebas tersebut dapat ditangkap

maka kemungkinan proses perubahan asam arakidonat menjadi endoperoksida

dan asam hidroksiperoksida melalui jalur sikloksigenase dan lipooksigenase juga

akan terhambat sehingga mediator-mediator nyeri tidak terbentuk dan nyeri tidak

terjadi.

Pengujian efek analgesik menggunakan metode rangsang kimia digunakan

sebagai skrining awal untuk penapisan farmakologi. Pemberian dekokta

Macaranga tanarius L. diharapkan dapat memberikan efek analgesik (anti nyeri)

dengan cara menghambat pelepasan mediator-mediator nyeri. Melalui penelitian

ini akan diketahui apakah pemberian dekokta Macaranga tanarius L. dapat

mengurangi jumlah geliat mencit setelah pemberian perlakuan terhadap induksi

asam asetat sebagai iritan yang dapat merusak jaringan secara lokal.

Senyawa glikosida merupakan senyawa yang kurang larut dalam pelarut

organik tetapi lebih mudah larut dalam air (Supriyatna, Moelyono, Iskandar, dan

Febriyanti, 2014). Flavonoid merupakan senyawa yang sifatnya larut air (Astuti,

2001). Bentuk sediaan dekokta dipilih karena menggunakan penyari berupa air,

sehingga diharapkan lebih banyak menangkap senyawa-senyawa glikosida yang

mempunyai aktivitas penangkapan radikal bebas di mana radikal bebas memegang

peranan dalam timbulnya nyeri (Tjay dan Rahadja, 2007). Semakin banyak

adanya aktivitas penangkapan radikal bebas diharapkan dapat memberi efek

dalam menghambat dan mencegah terjadinya nyeri.

Penelitian oleh Wulandari (2009) membuktikan infusa daun Macaranga

tanarius L. memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

34

dalam penelitian ini akan dilanjutkan dengan melakukan uji efek analgesik dengan

metode penyarian yang berbeda yaitu dekokta. Kemiripan antara metode infusa

dengan dekokta, yaitu sama-sama menggunakan sediaan cair yang dibuat dengan

mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C.

Perbedaan antara metode infusa dengan dekokta, yaitu pada lama waktu

perebusan. Infusa hanya membutuhkan pemanasan selama 15 menit, sedangkan

dekokta membutuhkan pemanasan selama 30 menit. Metode dekokta dipilih

dalam penelitian karena diharapkan dapat menarik dan mengambil lebih banyak

senyawa glikosida dan flavonoid yang mempunyai aktivitas penangkapan radikal

bebas sehingga dapat menghambat proses nyeri. Semakin lama sebuah langkah,

diharapkan senyawa fitokimia yang dapat terambil semakin banyak (Chichoke,

2001). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode dekokta yang

memiliki waktu perebusan yang lebih lama untuk mengetahui seberapa besar efek

analgesik dengan metode dekokta di mana proses pembuatannya mudah,

sederhana dan sering dilakukan di lingkungan masyarakat.

L. Hipotesis

Sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. yang diberikan pada mencit

betina galur Swiss terinduksi asam asetat 1% mampu memberikan efek enalgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

35

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

Eksperimental murni merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara member perlakuan

pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan

satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan (Wasis, 2008).

Rancangan acak lengkap merupakan teknik random sampling. Teknik ini

merupakan cara yang terbaik dalam menetapkan sampel yang representatif. Dalam

teknik ini semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk

menjadi untuk menjadi sampel (Wasis, 2008). Yang dimaksud pola searah yaitu

variabel bebas yang diberikan hanya satu, melihat pengaruh pemberian dosis

dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas analgesik.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah dosis dekokta daun

Macaranga tanarius L.

b. Variabel tergantung. Jumlah geliat pada mencit betina galur Swiss

terinduksi asam asetat 1% yang dihitung sebagai persen proteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

36

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah :

1. Galur, berat badan, dan umur dari hewan uji. Hewan uji yang

digunakan adalah mencit betina galur Swiss dengan berat badan 20-30

gram, dan berumur 2-3 bulan.

2. Bahan uji yang digunakan berupa daun Macaranga tanrius L., yang

berasal dari lingkungan Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

3. Waktu pemanenan daun Macaranga tanrius L. dilakukan pada jam 7-

10 pagi hari.

b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam

penelitian ini adalah keadaan patofisiologis dari hewan uji yang digunakan,

kemampuan tubuh hewan uji untuk mengabsorpsi sediaan dekokta daun

Macaranga tanarius L.

3. Definisi operasional

a. Daun Macaranga tanarius L. Merupakan daun yang diperoleh dari

tumbuhan Macaranga tanarius L. Daun yang digunakan untuk penelitian

yaitu daun yang segar, berwarna hijau serta tidak berlubang. Daun

diperoleh dari dari Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

b. Sediaan Dekokta. Dekokta yang dibuat dari serbuk kering daun Macaranga

tanarius L. didapatkan dengan cara menginfudasi sebanyak 10 gram serbuk

kering daun Macaranga tanarius L. dan dimasukkan 20 mL aquadest ke

dalam panci dekokta sebagai pembasah, kemudian ditambahkan aquadest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

37

sampai 100 mL. Dipanaskan pada suhu 90oC selama 30 menit sambil

diaduk setiap 5 menit sekali dan diserkai selagi panas, tambahkan air panas

secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh sediaan dekokta daun

Macaranga tanarius L. yang dikehendaki yaitu 100,0 mL.

c. Efek Analgesik. Didefinisikan sebagai kemampuan sediaan dekokta daun

Macaranga tanarius L., pada dosis tertentu terhadap penurunan geliat pada

mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat sebagai penginduksi

nyeri.

d. Dosis Dekokta. Dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. diperoleh dari

perhitungan dengan menggunakan konsentrasi yang dapat dibuat yaitu 10%

dengan berat badan mencit tertinggi 30 gram dan volume maksimal

pemberian yaitu 1 mL.

e. Persen Proteksi. Persen proteksi geliat adalah seratus dikurangi jumlah

kumulatif geliat kelompok perlakuan dibagi rata-rata jumlah kumulatif

geliat kelompok kontrol dikali 100 persen.

f. Kriteria Geliat Mencit. Kriteria geliat mencit yang dihitung adalah mencit

melakukan gerakan menggeliat dengan menarik satu atau kedua kaki ke

belakang serta perutnya menempel ke alas pengamatan sehingga tubuh

mencit terlihat memanjang. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam.

g. Rangsang Kimia. Metode induksi secara rangsang kimia adalah metode

yang digunakan untuk mengukur efek analgesik zat uji terhadap subyek uji

dengan cara memberi rangsang nyeri dengan pemberian asam asetat 1%

yang diberikan secara intraperitoneal pada selang waktu tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

38

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Daun Macaranga tanarius L.diperoleh dari lingkungan Paingan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

b. Hewan uji yang digunakan berupa mencit betina galur Swiss dengan umur

2-3 bulan dan berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari Laboraturium

Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bahan kimia

a. Asam asetat glasial diproduksi oleh Merck dan diperoleh dari Laboratorium

Kimia Organik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

b. Asetosal diproduksi oleh Merck dan diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi-Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

c. Aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Carboxymethylcellulose-natrrium atau CMC-Na (Dai-Ichi Seiyaku Co.,

Ltd), untuk pembuatan suspensi asetosal 1% sebagai obat analgesik

diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

e. Ketamin untuk melakukan euthanasia pada mencit setelah melakukan

penelitian diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

39

D. Alat Penelitian

1. Alat pembuatan serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

Alat-alat yang digunakan antara lain adalah oven (Memmert), mesin

penyerbuk (Retsch), dan ayakan nomor 40.

2. Alat induksi nyeri

Seperangkat alat gelas berupa beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pipet

tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®). Timbangan analitik Mettler

Toledo®, stopwatch, spuit, needle, dan kotak kaca tempat pengamatan geliat.

3. Alat pembuatan dekokta daun Macaranga tanarius L.

Seperangkat alat gelas beaker glass, corong gelas, gelas ukur, labu ukur,

pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®). Timbangan analitik

Mettler Toledo®, stopwatch, spuit, panci dekokta, heater, statif dan

termometer.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi serbuk daun Macaranga tanarius L.

Determinasi tanaman Macaranga tanarius L. dilakukan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, bertempat di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia. Determinasi dilakukan mengacu pada buku acuan

(Steenis et al., 1992) dan membandingkan dengan koleksi referensi yang

terdapat di Laboratorium Botani Farmasi.

2. Pengumpulan bahan uji

Bahan uji yang digunakan adalah daun Macaranga tanarius L. yang masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

40

segar berwarna hijau, tidak berlubang dan dipanen pada bulan April 2015.

Daun Macaranga tanarius L. yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

3. Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L.

Daun Macaranga tanarius L. yang telah dikumpulkan, dicuci dengan air

mengalir, kemudian ditiriskan untuk meniadakan air pada daun. Selanjutnya

dikeringkan dalam oven pada suhu 45˚C - 50oC selama 24 jam. Setelah daun

kering, daun diserbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan nomor 40.

4. Penetapan kadar air pada serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

Tujuan dari penetapan kadar air dari serbuk kering daun Macaranga

tanarius L., yaitu untuk mengetahui serbuk yang digunakan telah memenuhi

persyaratan serbuk yang baik yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jendral

Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Penetapan kadar air dilakukan dengan

Metode Gravimetri, dimulai dengan penimbangan kurs kosong (bobot A).

Sampel ditimbang secara homogen, ke dalam kurs porselen (bobot B),

dilanjutkan dengan pemanasan di dalam oven pada suhu 1050C selama ± 3 jam

hingga berat konstan. Apabila belum tercapai berat konstan kembali

dipanaskan hingga air berhasil diuapkan dalam sampel. Berat konstan akan

diperoleh jika semua kadar air telah menguap. Sampel selanjutnya dimasukkan

ke dalam eksikator, kemudian ditimbang kembali (bobot C). Berikut cara

menghitung kadar air dengan rumus:

(A + B) − C

Bx100% = Kadarair

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

41

5. Pembuatan sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L.

Serbuk kering daun Macaranga tanarius L. ditimbang sebanyak 10 gram

dan dimasukkan ke dalam panci yang kemudian ditambahkan 20 mL aquadest

sebagai pembasah, kemudian ditambahkan lagi aquadest sebanyak 100 mL.

Campuran ini dipanaskan di atas penangas air kemudian diukur dengan

bantuan termometer dengan target suhu campuran mencapai 90oC. Setelah

mencapai suhu 90oC dilanjutkan pemanasan kembali selama 30 menit dengan

diaduk setiap 5 menit sekali, selama proses berlangsung suhu dijaga konstan.

Setelah 30 menit, campuran tersebut diambil dan diperas menggunakan kain

flanel kemudian tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga

diperoleh volume dekokta daun Macaranga tanarius L. yang diinginkan yaitu

sediaan dekokta yang ditampung dalam labu ukur berukuran 100 mL labu

ukur (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010). Aquadest digunakan

sebagai pelarut karena Macaranga tanarius L. mengandung flavonoid. Di

mana flavonoid merupakan hasil metabolisme sekunder polifenol yang

sifatnya larut air (Salah, Miller, Pangauga, Bolwell, Rice, and Evans, 1995).

Sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. diberikan dalam tiga peringkat

dosis untuk mengetahui persen proteksi analgesik pada mencit betina galur

Swiss.

6. Pembuatan larutan asam asetat 1% v/v.

Larutan asam asetat 1% dibuat dari larutan asam asetat glacial 100% v/v

dengan menggunakan rumus V1C1=V2C2, sebanyak 0,250 mL asam asetat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

42

glasial 100% diambil dan dilarutkan dengan menggunakan aquadest pada

labu ukur 25 mL.

7. Pembuatan larutan CMC Na 1%.

Larutan CMC Na 1% didapatkan dengan cara menimbang sebanyak 1,0

gram serbuk CMC Na yang kemudian ditaburkan sedikit demi sedikit secara

merata pada beaker glass yang berisikan aquadest panas secukupnya sambil

diaduk hingga mengembang. Larutan yang sudah terbentuk dimasukkan ke

dalam labu ukur 100 mL add aquadest kemudian digojog.

8. Pembuatan suspensi asetosal 1 % dalam CMC Na 1%

Suspensi asetosal 1 % dibuat dengan mensuspensikan 250,0 mg asetosal

dalam CMC Na 1 % sampai 25,0 mL.

9. Penetapan selang waktu pemberian asam asetat 1% v/v

Selang waktu pemberian asam asetat merupakan jeda antara pemberian

dekokta secara peroral dengan pemberian injeksi asam asetat secara

intraperitoneal. Pada saat selang waktu tersebut zat uji diharapkan telah

diabsorpsi sehingga dapat memberikan efek analgesik secara optimal. Pada

penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini digunakan asetosal dosis

91 mg/kg BB. Selang waktu yang diujikan adalah 10 menit, dan 15 menit.

Sebanyak 6 ekor mencit digunakan dalam penetapan waktu pemberian yang

dibagi ke dalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok yang terdiri dari 3

ekor mencit betina galur Swiss dengan berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang

telah dipuasakan selama 24 jam, kemudian secara intraperitonial diinjeksi

dengan asam asetat 1 %. Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah geliat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

43

selang waktu 10, dan 15 menit setelah pemberian asetosal dosis 91 mg/kgBB

secara per oral untuk menemukan selang waktu optimum. Kemudian dipilih

berdasarkan waktu yang paling efektif dalam pemberian dekokta terhadap

penurunan jumlah geliat.

10. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor mencit galur Swiss yang

pengambilannya dilakukan secara acak, umur 2-3 bulan, berat badan yang

diseragamkan yaitu antara 20-30 gram. Sebelum digunakan, hewan uji

dipuasakan selama 18-24 jam dan hanya diberikan air minum saja. Hewan uji

selanjutnya diadaptasikan di lingkungan tempat penelitian selama 18-24 jam.

11. Uji pendahuluan

a. Penetapan Kriteria Geliat

Pengujian efek analgesik menggunakan rangsang kimia sangat

bervariasi, oleh karena itu perlu ditetapkan kriteria geliat yang kurang lebih

sama sehingga pengamatan tidak mengacaukan hasil penelitian. Kriteria geliat

yang memenuhi syarat adalah mencit menarik satu atau kedua kaki ke arah

belakang dan perutnya menempel ke alas pengamatan sehingga tubuh mencit

terlihat memanjang.

b. Penetapan dosis asam asetat 1% v/v.

Dosis asam asetat yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wulandari (2010), yaitu 50

mg/kgBB sebagai dosis optimal. Pada dosis tersebut dapat menyebabkan

kerusakan jaringan pada mencit betina yang ditunjukkan melalui rangsang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

44

nyeri berupa geliat pada hewan uji namun tidak menyebabkan kematian pada

hewan uji.

c. Penetapan dosis asetosal

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah asetosal,

sehingga asetosal harus mampu memberikan respon pengurangan geliat pada

mencit yang terinduksi asam asetat 1%. Mengacu pada penelitian sebelumnya,

dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini menurut Handara (2006);

Riadiani (2006), Tusthi (2007) dan Wulandari (2010) adalah 91 mg/kgBB.

Kekuatan asetosal yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian sebelumnya yaitu 500 mg yang digunakan pada manusia dengan

berat badan 50 kg (Wulandari, 2010). Apabila dikonversikan pada manusia

dengan berat badan 70 kg maka : (70/50) x 500 mg = 700 mg. Dosis asetosal

pada mencit dengan berat badan 20 gram dikonversikan ke dalam dosis

manusia dengan berat badan 70 kg adalah 0,0026. Perhitungannya sbb. :

Dosis = 700 mg x 0,0026

= 1,82 mg / 20 gramBB

= 91 mg/kgBB

d. Penetapan dosis sediaan dekokta Macaranga tanarius L.

Dasar penentuan peringkat :

1) Bobot tertinggi mencit = 30 gram

2) Pemberian dekokta menggunakan volume maksimal tertinggi pemberian

secara per oral, yaitu 1 mL

3) Konsentrasi dekokta daun Macaranga tanarius L. yang digunakan : 10%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

45

4) Penetapan dosis tertinggi dekokta daun Macaranga tanarius L. yaitu :

D x BB = C x V

D x 30 g = 10 g / 100 mL x 1 mL

D = 0,003333 g/g BB

D = 3333,33 mg/kg BB

Dua dosis lainnya diperoleh dengan membagi 2 dosis 3333,33 mg/kgBB

kemudian dibagi 2 lagi sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu : 3333,33;

1666,67; 833,33 mg/kgBB.

12. Perlakuan hewan uji

Pada penelitian ini akan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok, mencit

dipuasakan selama 24 jam dengan tetap diberi minum. Masing-masing

kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, sehingga total mencit yang digunakan

adalah 25 ekor untuk pengujian efek analgesik sediaan dekokta Macaranga

tanarius L. dengan rincian sebagai berikut :

1) Kelompok I sebagai kontrol negatif (Aquadest) dosis 0,025 mg/kgBB

2) Kelompok II sebagai kontrol positif (Asetosal) dosis 91 mg/kgBB

3) Kelompok perlakuan III (Dekokta Macaranga tanarius L. (dosis terendah

833,33 mg/kgBB) + asam asetat)

4) Kelompok perlakuan IV (Dekokta Macaranga tanarius L. (dosis

menengah 1666,67 mg/kgBB) + asam asetat)

5) Kelompok perlakuan V (Dekokta Macaranga tanarius L. (dosis tertinggi

3333,33 mg/kgBB) + asam asetat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

46

Rute pemberian sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. dilakukan

secara per oral. Pemberian rangsang kimia asam asetat secara intraperitonial

dilakukan 10 menit setelah pemberian senyawa uji, kemudian respon geliat

diamati setiap 5 menit selama 1 jam.

Gambar 6. Skema kerja penelitian

Sebanyak 25 ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok

Kel. I

Kontrol -

Aquadest

Kel. II

Kontrol +

Asetosal

Kel. III

Perlakuan

dekokta

daun

Macaranga

tanarius L.

Dosis

833,33

mg/kgBB

Kel. IV

Perlakuan

dekokta

daun

Macaranga

tanarius L.

Dosis

1666,67

mg/kgBB

Kel. V

Perlakuan

dekokta

daun

Macaranga

tanarius L.

Dosis

3333,33

mg/kgBB

Diberikan senyawa uji dengan selang waktu pemberian 10 menit

Dihitung jumlah geliat setiap 5 menit selama 1 jam

Dihitung % proteksi dan perubahan % proteksi geliat

Diberikan larutan asam asetat 1% dosis 50 mg/kgBB secara i.p.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

47

13. Pengukuran aktivitas analgesik

Pengukuran aktivitas analgesik dilakukan dengan metode rangsang

kimia, di mana akan dilakukan pengukuran persen proteksi geliat mencit

betina galur Swiss yang telah terinduksi asam asetat. Pengukuran dilakukan

setiap 5 menit selama 1 jam. Respon geliat yang terjadi pada pengujian daya

analgesik diamati dan dihitung apabila mencit melakukan gerakan menggeliat

dengan menarik satu atau kedua kaki ke belakang serta perutnya menempel ke

alas pengamatan sehingga tubuh mencit terlihat memanjang.

Penentuan % proteksi geliat terhadap kontrol negatif dihitung dengan

persamaan yaitu :

% proteksi geliat = (100 - [ (P/K) x 100] )%

Keterangan : P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian senyawa uji K = jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif

Data persen proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis secara statistik.

Uji kemudian dilanjutkan dengan pengukuran perubahan persen proteksi

geliat menggunakan hasil % proteksi geliat terhadap kontrol positif yang

dihitung menggunakan rumus :

Perubahan % proteksi geliat = [ (A-B) / B ] x 100

Keterangan : A = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan B = rata-rata proteksi geliat pada kontrol positif

14. Uji Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan menggunakan metode skrining fitokimia

yaitu dengan cara melakukan beberapa tes untuk menguji kandungan /

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

48

senyawa yang berada dalam Macaranga tanarius L. sehingga dapat diketahui

metabolit sekunder yang terkandung di dalam dekokta Macaranga tanarius L.

yang dapat memberikan efek analgesik.

a. Uji Alkaloid

Uji Alkaloid dilakukan dengan cara mengambil 9 mL air infusa tanaman

dan 1 mL HCL 2 N. Campuran dipanaskan di atas penangas air selama 2

menit, 10 tetes filtrate dipindahkan dan ditambahkan dengan 2 tetes

Dragendorf. Hasil uji positif dibuktikan dengan adanya endapan merah di

dasar tabung reaksi (Azizah, Suarsini, dan Prabaningtyas, 2014).

b. Uji Flavonoid

Uji Flavonoid dilakukan dengan cara menggunakan air seduhan

sebanyak 2 mL kemudian dipindahkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan

0,1 gram serbuk Mg, 1-2 mL etanol 95%, dan 10 tetes HCL pekat. Hasil uji

positif dibuktikan dengan perubahan warna larutan menjadi kuning jingga

(Azizah et al., 2014).

c. Uji Glikosida

Uji Glikosida dilakukan dengan cara mengambil air seduhan sebanyak

0,1 mL dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL

aquadest, 5 tetes Molisch, dan 2 mL H2SO4 pekat secara hati-hati melalui

dinding tabung reaksi, Hasil uji positif dibuktikan dengan adanya cincin ungu

pada batas cairan (Azizah et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

49

d. Uji Saponin

Uji Saponin dilakukan dengan cara mengambil air seduhan sebanyak 10

ml dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi lalu dikocok kuat-kuat selama 10

detik. Hasil uji positif dibuktikan dengan adanya buih setinggi 1 cm (Azizah et

al., 2014).

e. Uji Tanin

Uji tannin dilakukan dengan cara mengambil air seduhan sebanyak 1 ml

dan dipindahkan ke atas plat tetes kemudian ditambah dengan beberpa tetes

FeCl3 1%. Hasil uji postitif dibuktikan dengan perubahan warna larutan

menjadi hijau sampai biru kehitaman (Azizah et al., 2014).

f. Uji Terpenoid

Uji Terpenoid dilakukan dengan cara sebanyak 1 mL larutan diuapkan

sampai kering, kemudian ditambah dengan pereaksi Lieberman-Burchad.

Apabila warna berubah menjadi merah, menandakan adanya senyawa

terpenoid (Harborne, 1987).

g. Uji Fenolik

Uji fenolik dengan cara sebanyak 2 mL ditambahkan dengan 10 mL

aquadest lalu didihkan selama 10 menit dalam tangas air mendidih. Larutan

kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3 1%.

Terjadinya warna hijau-biru menunjukkan adanya fenolik (Harborne, 1987).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

50

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data jumlah geliat yang diperoleh dari hasil pengujian analgesik dilakukan

analisis dengan menghitung persen proteksi geliat pada mencit yang dilakukan

selama 1 jam. Hasil perhitungan data selanjutnya dianalisis secara statistika

dengan uji Shapiro-Wilk untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak

secara analitis. Uji Shapiro-Wilk digunakan karena lebih sensitif untuk mengukur

sampel yang jumlahnya sedikit yaitu kurang atau sama dengan dari 50, nilai

probabilitas yang dihasilkan yaitu (p) > 0,05% maka data terdistribusi normal.

Setelah diketahui data terdistribusi normal, dalam penetapan selang waktu

digunakan uji T tidak berpasangan. Tujuan penggunaan analisis uji T tidak

berpasangan adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna

antar dua kelompok perlakuan. Pengujian dengan uji T tidak berpasangan ini

dipilih untuk membandingkan dua kelompok perlakuan tidak berpasangan dengan

satu kali pengukuran. Apabila nilai probabilitas yang didapatkan sebesar

(p) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna.

Adapun pada analisis uji efek analgesik dekokta Macaranga tanarius L.

setelah diketahui data terdistribusi normal, Analisis selanjutnya dilakukan dengan

pengujian varian data antar kelompok dengan Levene test. Nilai probabilitas

yang dihasilkan (p) < 0,05 menunjukkan data antar kelompok variansi berbeda.

Kemudian dapat dilanjutkan analisis hasil dengan metode One Way ANOVA satu

arah dengan taraf kepercayaan 95% tujuannya untuk mengetahui adakah

perbedaan antar kelompok tidak berpasangan yang lebih dari dua kelompok

percobaan. Hasil uji ANNOVA menghasilkan nilai (p) < 0,05 artinya paling tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

51

tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang

bermakna, maka dilanjutkan analisis dengan Post-Hoc tujuannya mengetahui

kelompok mana yang berbeda secara bermakna. Pada analisis ANNOVA

menggunakan Post-Hoc berupa uji Scheffe. Apabila diperoleh nilai (p) < 0,05

artinya terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data, jika

diperoleh (p) > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara

dua kelompok data (Dahlan, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit

betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1%. Mengetahui berapa besar

persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga

tanarius L. terhadap mencit betina galur Swiss. Mengetahui kekerabatan antara

dosis pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan penurunan geliat

pada mencit betina galur Swiss terinduksi asam asetat. Selain itu dilakukan

pengujian skrining fitokimia dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang

metabolit sekunder yang terkandung dalam dekokta Macaranga tanarius L.

A. Penyiapan Bahan

1. Bahan utama dan alasan penggunaan daun

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Macaranga tanarius

L., di mana bagian yang diteliti adalah bagian daunnya. Daun dipilih sebagai

bagian untuk diteliti karena menurut Kumazawa, Murase, Momose, Fukumoto

(2014) daun mengandung prenylflavonoid yang memiliki aktivitas penangkapan

radikal terhadap DPPH yang paling tinggi setelah bagian granular trikoma. Bagian

granular trikoma cenderung lebih sulit untuk dikumpulkan dalam jumlah yang

banyak. Pada bagian daun lebih mudah untuk dilakukan pengumpulan dalam

jumlah yang banyak, sehingga pada penelitian ini digunakan daun untuk menguji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

53

ada tidaknya efek analgesik dengan sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L..

2. Hasil determinasi tanaman

Daun Macaranga tanarius L. sebelum digunakan dalam pengujian efek

analgesik dekokta perlu dilakukan determinasi tanaman, tujuannya untuk

memastikan bahwa tanaman maupun bagian tanaman yang akan digunakan benar-

benar merupakan tanaman Macaranga tanarius L., sehingga tidak ada kesalahan

bahan yang akan dipakai. Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi

adalah bagian daun, batang, bunga, buah dan biji.

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia,

Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta sesuai dengan buku acuan (Steenis

et al., 1992). Proses determinasi didukung juga dengan cara membandingkan

tanaman bagian daun, batang, bunga, buah dan biji dengan herbarium Macaranga

tanarius L. koleksi referensi yang terdapat di Laboratorium Botani Farmasi.

Berdasarkan hasil determinasi tersebut dinyatakan bahwa tanaman yang

digunakan dalam penelitian ini adalah benar Macaranga tanarius L. dan sudah

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L.

Proses pemanenan daun Macaranga tanarius L. dilakukan pada pagi hari,

tujuannya didapatkan daun yang masih segar. Waktu pemanenan merupakan salah

satu faktor yang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas kandungan senyawa

metabolit dalam daun, sehingga pemanenan harus dilakukan pada waktu yang

tepat agar diperoleh kandungan metabolit dalam jumlah optimal (Soegihardjo,

2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

54

Kondisi temperatur yang terlalu tinggi, durasi sinar matahari secara

signifikan dapat mempengaruhi kualitas fisik, kimia dan biologi tanaman obat

termasuk kegiatan fisiologis dan biokimia tanaman (WHO Guidelines Good

Agricultural and Collection Practice, 2003). Menurut Tjay dan Rahardja (2007),

sinar UV matahari menghasilkan radikal bebas. Apabila proses pemanenan

dilakukan pada siang hari dikhawatirkan senyawa antioksidan yang terkandung

dalam tanaman Macaranga tanarius L. digunakan sebagai senyawa proteksi bagi

tumbuhan akibatnya kandungan senyawa antioksidan dalam daun Macaranga

tanarius L. dapat berkurang.

Daun yang digunakan untuk penelitian yaitu daun yang segar, berwarna

hijau serta tidak berlubang. Daun yang sudah dipanen kemudian dicuci bersih dan

dijemur secara tidak langsung di bawah sinar matahari. Daun yang dijemur

ditutupi dengan kain hitam tujuannya menjaga kandungan kimia yang terdapat

dalam daun supaya tidak hilang selama proses pengeringan. Proses pengeringan

ini berlangsung sampai didapatkan daun yang kering dan mudah dihancurkan.

Simplisia kering yang telah dijemur kemudian dibawa ke LPPT UGM untuk

dilakukan pembuatan serbuk. Pembuatan serbuk disesuaikan dengan prosedur di

LPPT UGM. Simplisia kering dipotong-potong untuk memudahkan proses

penyerbukan, kemudian dilakukan proses pengeringan kembali dalam almari

pengering pada suhu 45˚C selama 20 jam, sehingga menghasilkan potongan daun

yang benar-benar kering. Simplisia kering tersebut kemudian diserbuk dengan

mesin penyerbuk dengan lubang saringan 1 mm. Hasil penyerbukan kemudian

ditimbang dan dikemas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

55

Serbuk yang telah didapatkan kemudian diayak kembali dengan ayakan

mesh nomor 40. Proses pengayakan bertujuan agar didapatkan ukuran serbuk

yang seragam untuk pembuatan dekokta daun Macaranga tanarius L.. Tujuan

dilakukannya penyerbukan untuk meningkatkan luas permukaan serbuk, semakin

besar luas permukaan serbuk maka semakin banyak kontak dengan cairan penyari.

Banyaknya kontak dengan pelarut diharapkan senyawa metabolit yang terkandung

di dalam serbuk daun Macaranga tanarius L. dapat tersari lebih banyak.

4. Penetapan kadar air serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Gravimetri di mana serbuk

dimasukkan ke dalam alat moisture balance. Tujuan dari penetapan kadar air dari

serbuk kering daun Macaranga tanarius L., yaitu untuk mengetahui serbuk yang

digunakan terjamin kualitasnya untuk dilakukan penelitian selanjutnya dan telah

memenuhi persyaratan serbuk yang baik. Pemanasan dilakukan pada suhu 1050C

selama 3 jam hingga berat konstan. Tercapainya berat yang konstan menandakan

bahwa air yang terkandung dalam serbuk telah berhasil diuapkan. Pemanasan

pada suhu 1050C dan waktu 3 jam karena pada suhu tersebut diasumsikan seluruh

kandungan air yang ada dalam serbuk telah menguap.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa daun Macaranga tanarius L.

memiliki kadar air sebesar 6,66 %. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan (1995) menyatakan bahwa, persyaratan kadar air yang memenuhi

standar yaitu kurang dari 10 %, sehingga dari pengujian menunjukkan bahwa

kadar air serbuk daun Macaranga tanarius L. telah memenuhi persyaratan kadar

air yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

56

Pada kadar air < 10 % dapat mencegah pertumbuhan kapang dan jasad

renik serta menghentikan reaksi enzimatik. Enzim tertentu dalam sel masih dapat

bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan

simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu (Prasetyo dan Endang,

2013).

5. Pembuatan dekokta daun Macaranga tanarius L.

Serbuk kering daun Macaranga tanarius L. ditimbang sebanyak 10 gram

dan dimasukkan ke dalam panci yang kemudian ditambahkan 20 mL aquadest

sebagai pembasah, kemudian ditambahkan lagi aquadest sebanyak 100 mL.

Campuran ini dipanaskan pada suhu 90oC dan dijaga tetap dalam suhu tersebut.

Setelah mencapai suhu 90oC dilanjutkan pemanasan selama 30 menit dengan

diaduk setiap 5 menit sekali. Sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L.

diberikan dalam tiga peringkat dosis yaitu 833,33; 1666,67; dan 3333,33

mg/kgBB.

B. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan kegiatan mempersiapkan segala sesuatu yang

akan diperlukan dalam pengambilan data selama masa penelitian. Tujuan dari uji

pendahuluan adalah untuk menentukan hal-hal yang akan digunakan sebagai

acuan pada pengujian sebenarnya, sehingga penelitian akan mendapat hasil yang

valid dan akurat. Uji pendahuluan meliputi : penetapan selang waktu pemberian

asam asetat, penentuan dosis asam asetat 1%, penentuan dosis asetosal, penentuan

dosis dekokta daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

57

1. Penetapan selang waktu pemberian asam asetat

Penetapan selang waktu pemberian rangsang merupakan jarak waktu

antara pemberian zat uji secara per oral dengan saat pemberian injeksi rangsang

nyeri berupa asam asetat secara intraperitonial. Penetapan selang waktu

pemberian rangsang bertujuan untuk mengetahui pada selang waktu berapa zat uji

asetosal sebagai kontrol positif dan senyawa uji dekokta Macaranga tanarius L.

sudah terabsorpsi di dalam tubuh hewan uji sehingga dapat memberikan efek

analgesik secara optimal yang ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah

geliat pada mencit yang diamati.

Pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat ini digunakan

asetosal dosis 91 mg/kg BB. Sedangkan dosis asam asetat yang digunakan adalah

dosis 50 mg/kgBB. Selang waktu yang diujikan adalah 10 dan 15 menit. Variansi

selang waktu 10 menit didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sandjaja

(2007), di mana selang waktu 10 menit sebagai selang waktu optimum untuk

menimbulkan geliat. Variansi selang waktu 15 menit didasarkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Andini (2010) dan Wulandari (2010), di mana selang waktu

15 menit sebagai selang waktu optimum untuk menimbulkan geliat. Oleh karena

itu peneliti melalukan orientasi pada menit ke 10 dan 15 untuk menentukan selang

waktu optimum dalam menimbulkan geliat.

Rata-rata jumlah kumulatif geliat kontrol negatif CMC-Na, kontrol positif

asetosal selang waktu 10 dan 15 menit dapat dilihat pada tabel II berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

58

Tabel II. Rata-rata jumlah kumulatif geliat kelompok kontrol negatif CMC-Na dan kontrol positif asetosal selang waktu 10 dan 15 menit

Kelompok Jumlah geliat (X ± SE) Nilai p Kontrol negatif CMC-Na

3,836mg/20gBB selang waktu 10 menit 92, 00 ± 1,73 1,000 (N)

Kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 10 menit

35, 00 ± 0,57 1,000 (N)

Kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 15 menit

32,67 ± 1,45 0,780 (N)

Keterangan : X = Mean (Rata-rata)

SE = Standar Error (SD/√�) N = Distribusi data normal (p>0,05) Berdasarkan hasil analisis statistika untuk melihat distribusi data

digunakan metode analisis Shapiro-Wilk. Hasil analisis didapatkan nilai

probabilitas (p>0,05) yang menunjukkan sebaran normal maka analisis statistika

dilanjutkan menggunakan uji T tidak berpasangan. Pengujian dengan uji T tidak

berpasangan ini dipilih karena ingin membandingkan dua kelompok perlakuan

antara kontrol negatif CMC-Na 3,836 mg/20gBB selang waktu 10 menit dengan

kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 10 menit serta kontrol

positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 10 menit dengan kontrol positif

asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 15 menit. Berikut ini hasil analisis

statistika penentuan selang waktu pemberian asam asetat dosis 50 mg/kgBB.

Tabel III. Hasil uji T tidak berpasangan rata-rata jumlah kumulatif geliat penentuan selang waktu pemberian asam asetat dosis 50 mg/kgBB

Kelompok Nilai p

Kontrol Negatif CMC-Na 3,836 mg/20gBB selang

waktu 10 menit

Kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang

waktu 10 menit

0,000 (BB)

Kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang

waktu 10 menit

Kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang

waktu 15 menit

0,210 (BTB)

Keterangan : BB = Berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0.05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

59

Kelompok kontrol negatif CMC-Na selang waktu 10 menit dengan nilai

rata-rata jumlah geliat 92, 00 ± 1,73 dibandingkan dengan kelompok kontrol

positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 10 menit sebesar 35, 00 ± 0,57

(Tabel II). Hasil kemudian dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan, di

mana nilai probabilitas yang didapatkan sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti

terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif CMC-Na 3,836

mg/20gBB selang waktu 10 menit dengan kontrol positif asetosal dosis 91

mg/kgBB selang waktu 10 menit. Hal tersebut menunjukkan kontrol negatif

CMC-Na tidak memiliki efek analgesik karena tidak memberikan penurunan

geliat dan berdasarkan hasil analisis statistik berbeda bermakna dengan kontrol

positif asetosal dosis 91 mg/kgBB. CMC-Na tidak memberikan efek analgesik

juga telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sandjaja (2007),

Winahyu (2015) di mana kontrol negatif CMC-Na memiliki rata-rata jumlah

geliat yang paling besar dibandingkan dengan kelompok lain dan memiliki persen

proteksi geliat yang paling kecil.

Kelompok kontrol positif asetosal dosis 91 mg/kgBB selang waktu 10

dengan 15 menit dengan nilai rata-rata jumlah geliat berturut-turut sebesar 35, 00

± 0,57 dan 32,67 ± 1,45 (Tabel II). Hasil kemudian dianalisis dengan uji T tidak

berpasangan di mana nilai probabilitas yang didapatkan sebesar 0,238 (p > 0,05).

Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara selang waktu 10

menit dengan selang waktu 15 menit (Tabel III), yang artinya pada kedua menit

tersebut memberikan hasil yang sama. Pemberian asetosal dosis 91 mg/kgBB baik

pada selang waktu 10 atau 15 menit telah diabsorpsi dan telah memberikan efek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

60

Dengan demikian dipilih waktu yang lebih pendek, yaitu 10 menit sebagai selang

waktu pemberian untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.

2. Penentuan dosis asam asetat 1 %

Dalam metode ini digunakan senyawa penginduksi nyeri yaitu asam asetat

1%. Asam asetat adalah suatu iritan yang merusak jaringan secara lokal, yang

menyebabkan nyeri pada rongga perut. Konsentrasi asam asetat 1% yang

digunakan didasarkan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya (Putra, 2003;

Wulandari, 2010). Senyawa ini diinjeksikan secara intraperitonial pada mencit

putih betina galur Swiss.

Dosis asam asetat yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada hasil

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Wulandari (2010), Andini (2010)

melaporkan bahwa pemberian asam asetat pada dosis 25 mg/kgBB berbeda

bermakna dengan dosis 50 dan 75 mg/kgBB. Namun dosis 50 mg/kgBB berbeda

tidak bermakna dengan dosis 75 mg/kgBB. Melalui hasil pelaporan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa untuk percobaan dosis asam asetat, 50 mg/kgBB dipilih

sebagai dosis optimal yang dapat menimbulkan nyeri berupa geliat.

3. Penentuan dosis asetosal

Asetosal digunakan sebagai kontrol positif, di mana asetosal merupakan

obat analgesik yang paling banyak digunakan karena merupakan penghambat

prostaglandin paling efektif dari golongan salisilat (Priyanto, 2008). Kontrol

positif disini berfungsi sebagai parameter validitas metode untuk membuktikan

bahwa metode yang digunakan dapat dipercaya kevalidannya untuk

membandingkan daya analgesik dengan sampel yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

61

Menurut penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Handara (2006);

Riadiani (2006); dan Tusthi (2007) adalah 91 mg/kgBB. Asetosal diujikan pada

variansi dosis 68,25; 91 dan 113,75 mg/kgBB. Hasil orientasi menyatakan bahwa

dosis yang digunakan adalah 91 mg/kgBB, di mana pada dosis tersebut berbeda

bermakna dengan dosis 68,25 dan mempunyai perbedaan tidak bermakna dengan

dosis 113,75 mg/kgBB. Oleh karena itu penetapan dosis asetosal yang digunakan

dalam penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu

asetosal dosis 91 mg/kgBB.

D. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian

fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran senyawa yang terkandung

dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan

melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna

(Kristanti, Aminah, Tanjung, dan Kurniadi, 2008).

Metode yang digunakan untuk melakukan skrining fitokimia yaitu dengan

uji tabung. Uji tabung dilakukan dengan menambahkan pereaksi ke dalam

senyawa uji yang kemudian diamati ada tidaknya perubahan warna atau endapan.

Skrining fitokimia dilakukan terhadap senyawa metabolit sekunder diantaranya

alkaloid, flavonoid, kuinon, saponin, dan tanin. Berikut ini hasil analisis kualitatif

kandungan kimia dekokta daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

User
Textbox
C.
User
Textbox
Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

62

Tabel IV. Hasil analisis kandungan kimia secara kualitatif pada dekokta daun Macaranga tanarius L.

No Kandungan Kualitatif

Hasil Uji Tanda positif Hasil Keterangan

1 Alkaloid Endapan merah Endapan merah +++ 2 Flavonoid Kuning-Jingga Kuning +++ 3 Glikosida Cincin berwarna biru-

ungu pada batas cairan Cincin ungu pada batas cairan

++

4 Saponin Buih > 1 cm dan bertahan selama 30 menit

Buih > 1 cm selama 30 menit

+++

5 Tannin Biru kehitaman Biru kehitaman +++ 6 Terpenoid Merah Coklat - 7 Fenolik Hijau-biru Biru Kehitaman +

(Azizah et al., 2014). Keterangan : (-) = hasil pengujian negatif pada kandungan yang diujikan (+) = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat kurang jelas (++) = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat jelas (+++) = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat sangat jelas

Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang terdapat pada tabel IV,

menunjukan bahwa dekokta daun Macaranga tanarius L. mengandung alkaloid,

flavonoid, glikosida, saponin, tannin dan fenolik. Ini membuktikan dekokta

Macaranga tanarius L. mengandung senyawa aktif metabolit sekunder. Pada

pengujian alkaloid menunjukan hasil positif dengan adanya endapan merah.

Senyawa alkaloid dapat terbentuk pada daun, dimana proses fotosintesis terjadi.

Senyawa alkaloid sendiri digunakan pada tanaman untuk mempertahankan diri

dari serangan luar. Beberapa senyawa alkaloid yang terisolasi dapat memberikan

efek farmakologis sebagai analgesik, mempengaruhi peredaran darah dan

pernapasan, anastesi lokal, dan antiparasit (Sirait et al., 2007).

Pada pengujian flavonoid menunjukan hasil positif dengan perubahan

kuning. Untuk uji tannin hasil menunjukkan positif karena ada perubahan warna

biru kehitaman. Sifat antioksidan dari flavonoid dan tanin berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

63

kemampuan untuk mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas, dengan

mekanisme tersebut flavonoid dan tanin memiliki efek yaitu menghambat

peroksidasi lipid dan menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas (Yuhernita,

2011).

Pada pengujian glikosida membentuk adanya cincin ungu pada batas

cairan. Senyawa glikosida yang terkandung dalam daun Macaranga tanarius L.

adalah mallophenol B, (+)-pinoresinol 4-O-[6”-O-galloyl]-β-D-glucopyranoside,

dan macarangioside A, B, C, dan E (Matsunami et al., 2009). Adanya senyawa

glikosida yang terkandung dalam dekokta daun Macaranga tanarius L. dapat

memberikan aktivitas penangkapan oksidan reaktif seperti radikal bebas.

Uji fenolik menunjukkan hasil positif karena adanya perubahan warna

menjadi warna biru kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa dekokta daun

Macaranga tanarius L. mengandung senyawa fenolik. Senyawa fenolik yang

dapat terkandung antara lain : tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan

tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanon B,

blumenol A (vomifoliol), blumenol B, Tanariflavanone A-D, nymphaeol A-C, dan

macarangaflavanone A-G (Phommart et al., 2005). Senyawa fenolik yang

terkandung dalam dekokta daun Macaranga tanarius L. dapat berperan sebagai

antioksidan.

Uji saponin menunjukkan adanya buih yang terbentuk setinggi > 1 cm.

Saponin merupakan senyawa yang mempunyai gugus hidrofilik dan hidrofob.

Pada saat digojok gugus hidrofil akan berikatan dengan air sedangkan gugus

hidrofob akan berikatan dengan udara sehingga membentuk buih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

64

Uji tannin menunjukkan hasil positif dengan menunjukkan warna biru

kehitaman. Hal ini didukung oleh penelitian Puteri dan Kawabata (2010) yang

membuktikan bahwa daun Macaranga tanarius L. memiliki kandungan

ellagitannin yaitu mallotinic acid, corilagn, macatannin A, dan macatannin B.

Untuk uji terpenoid memberikan hasil negatif karena tidak adanya

perubahan warna merah pada tabung reaksi. Hasil negatif ini dikarenakan

senyawa terpenoid tidak tersari dengan pelarut yang digunakan dalam proses

penyarian. Pelarut yang digunakan pada pembuatan dekokta Macaranga tanarius

L. bersifat polar, sedangkan terpenoid umumnya merupakan senyawa yang larut

dalam lipid (Sirait et al., 2007),

E. Uji Analgesik Dekokta Daun Macaranga tanarius L.

Tahap uji pendahuluan yang telah selesai dilakukan selanjutnya

dilanjutkan dengan pengujian aktivitas analgesik untuk masing-masing kelompok.

Telah diketahui dari uji pendahuluan bahwa asam asetat 1 % dengan dosis 50

mg/kgBB sebagai zat penginduksi nyeri. Selang waktu yang diperoleh yaitu 10

menit. Asetosal digunakan sebagai sebagai kontrol positif dengan dosis 91

mg/kgBB yang diberikan 10 menit sebelum pemberian asam asetat. Aquadest

digunakan sebagai pelarut dekokta daun Macaranga tanarius L. dan digunakan

sebagai kontrol negatif.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian

dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan tiga tingkatan dosis yang berbeda

dengan cara mengukur kemampuan senyawa uji dalam mengatasi sensasi nyeri

pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1%. Parameter yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

User
Textbox
D.
Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

65

digunakan adalah geliat mencit. Geliat mencit diamati setiap lima menit sekali

selama satu jam untuk menghitung jumlah kumulatif geliat. Jumlah data kumulatif

geliat tersebut, kemudian diolah untuk menghitung persen daya analgesik dan

perubahan persen proteksi. Kemampuan penurunan jumlah geliat terhadap

rangsang nyeri yang biasa disebut juga dengan daya analgetika.

Penetapan peringkat dosis didasarkan pada konsentrasi dekokta daun

Macaranga tanarius L. yang digunakan, yaitu sebesar 10 %. Berdasarkan

konsentrasi tersebut didapatkan tiga peringkat dosis sebesar 833,33; 1666,67; dan

3333,33 mg/kgBB. Tujuan kelompok perlakuan tiga peringkat dosis tersebut

untuk melihat pengaruh dosis 833,33; 1666,67; dan 3333,33 mg/kgBB pada

mencit galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1% terhadap penurunan geliat.

Data hasil pengamatan selama penelitian dianalisis secara statistik untuk

dicari persen proteksi senyawa uji terhadap nyeri. Persen proteksi diperoleh dari

jumlah geliat setiap kelompok dibandingkan dengan aquadest sebagai kontrol

negatif. Efek analgesik ditunjukkan dengan penurunan jumlah geliat dibandingkan

dengan kontrol negatif, sedangkan untuk mencari perubahan persen proteksi

senyawa uji terhadap nyeri dibandingkan dengan asetosal sebagai kontrol positif.

Perubahan persen proteksi berguna untuk mengetahui besar daya analgesik

dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap asetosal 91 mg/kgBB di dalam

berbagai peringkat dosis yang diduga dapat bermanfaat sebagai obat analgesik.

Hasil penelitian pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. untuk rata-rata

jumlah kumulatif geliat mencit, persen proteksi, dan perubahan persen proteksi

ditunjukkan dalam bentuk Mean ± Standard Error pada tabel V berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

66

Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek analgesik kelompok uji kontrol negatif, kontrol positif dan tiga peringkat

dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. ( n = 5 ) Kelompok Uji Rata-rata

jumlah geliat (X ± SE)

Nilai p Rata-rata persen proteksi (X ± SE)

Nilai p

Aquadest 0,025 mg/kgBB

99,2 ± 4,8 0,92(N) 0,0 ± 4,8 0,92(N)

Asetosal 91 mg/kgBB

26,8 ± 2,8 0,49(N) 73,2 ± 2,7 0,82(N)

DDM 833,33 mg/kgBB

39,6 ± 1,8 0,23(N) 60,5 ± 2,2 0,11(N)

DDM 1666,67 mg/kgBB

24,4 ± 0,9 0,75(N) 74,8 ± 0,7 0,96(N)

DDM 3333,33 mg/kgBB

44,8 ± 1,2 0,50(N) 53,6 ± 0,7 0,96(N)

Keterangan : X = Mean (Rata-rata)

SE = Standard Error (SD/√�) DDM = Dekokta daun Macaranga tanarius L. N = Distribusi data normal (p > 0,05) Berikut di bawah ini disajikan diagram batang rata-rata jumlah kumulatif

geliat mencit serta rata-rata persen proteksi dekokta daun Macaranga tanarius L.

Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pengujian efek analgesik pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, peringkat dosis dekokta.

99,2 ± 4,8

26,8 ± 2,8

39,6 ± 1,8

24,4 ± 0,9

44,8 ± 1,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

67

Gambar 8. Diagram batang rata-rata persen proteksi pada pengujian efek

analgesik pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, peringkat dosis dekokta.

Melalui hasil data dalam tabel V dan histogram kelompok kontrol negatif,

kontrol positif dan ketiga peringkat dosis dekokta daun Macaranga tanarius L.

menunjukkan jumlah kumulatif rata-rata geliat berbanding terbalik dengan persen

proteksi. Hal ini membuktikan bahwa, semakin besar persen proteksi geliat maka

semakin kecil jumlah kumulatif rata-rata geliat yang dihasilkan.

Setelah diperoleh data jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi,

selanjutnya dilakukan analisis statistika untuk mengetahui adanya perbedaan antar

kelompok. Metode analisis yang digunakan diawali dengan menggunakan metode

Shapiro-Wilk. Hasil analisis yang didapatkan yaitu nilai probabilitas pada semua

kelompok (p>0,05) menunjukkan sebaran distribusi data normal pada semua

kelompok sehingga analisis statistika dapat dilanjutkan menggunakan uji hipotesis

One-way ANOVA.

Pada pengujian variansi data Levene Test. Hasil analisis significancy test

homogeneity of variances menunjukkan angka 0,014 (p<0,05) artinya paling tidak

0,0 ± 4,8

73,2 ± 2,7 60,5 ± 2,2 74,8 ± 0,7 53,6 ± 0,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

68

terdapat dua kelompok yang mempunyai varian berbeda. Significancy ANOVA

menunjukkan nilai 0,000 (p<0,05), artinya pada kelima kelompok uji tersebut

paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai rerata jumlah geliat yang

berbeda bermakna. Oleh karena uji hipotesis One-way ANOVA bermakna dan

varian berbeda pengujian dapat dilanjutkan dengan uji Post-Hoc menggunakan uji

Scheffe.

Tabel VI. Hasil uji Scheffe persen proteksi geliat pada kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L.

Kelompok Nilai P

Aquadest 0,025

mg/kgBB

Asetosal 91 mg/kgBB

0,000(BB)

DDM 833,33 mg/kgBB

0,000(BB)

DDM 1666,67 mg/kgBB

0,000(BB)

DDM 3333,33 mg/kgBB

0,000(BB)

Asetosal 91 mg/kgBB

DDM 833,33 mg/kgBB

0,055(BTB)

DDM 1666,67 mg/kgBB

0,996(BTB)

DDM 3333,33 mg/kgBB

0,002(BB)

DDM 833,33 mg/kgBB

DDM 1666,67 mg/kgBB

0,025(BB)

DDM 3333,33 mg/kgBB

0,534(BTB)

DDM 1666,67

mg/kgBB

DDM 833,33 mg/kgBB

0,025(BB)

DDM 3333,33 mg/kgBB

0,001(BB)

DDM 3333,33

mg/kgBB

DDM 1666,67 mg/kgBB

0,534(BB)

DDM 833,33 mg/kgBB

0,001 (BTB)

Keterangan : BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) BB = Berbeda bermakna (p < 0,05) DDM = Dekokta daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

69

Berdasarkan hasil perhitungan statistika persen proteksi kemudian

dilanjutkan dengan perhitungan rata-rata perubahan persen proteksi pengujian

efek analgesik dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap kontrol positif

asetosal 91 mg/kgBB. Berikut ini disajikan rata-rata perubahan persen proteksi

dan diagram batang perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L.

Tabel VII. Rata-rata perubahan persen proteksi pada pengujian efek analgesik kelompok uji kontrol negatif, kontrol positif dan tiga peringkat

dosis dekokta Macaranga tanarius L. ( n = 5 )

Kelompok Uji Rata-rata perubahan

persen proteksi (X ± SE) Nilai p

Aquadest 0,025 mg/kgBB -100,0 ± 6,5 0,92(N) Asetosal 91 mg/kgBB 0,0 ± 3,7 0,82(N)

DDM 833,33 mg/kgBB -17,4 ± 2,9 0,11(N) DDM 1666,67 mg/kgBB 1,7 ± 0,7 0,81(N) DDM 3333,33 mg/kgBB -26,7 ± 0,9 0,96(N) Keterangan : X = Mean (Rata-rata)

SE = Standard Error (SD/√�) DDM = Dekokta daun Macaranga tanarius L. Normal = Nilai P > 0,05

Gambar 9. Diagram batang rata-rata perubahan persen proteksi pengujian efek analgesik pada kelompok uji kontrol negatif, kontrol positif, peringkat dosis

dekokta.

-100 ± 6,5 -17,4 ± 2,9 1,7 ± 0,7 -26,7 ± 0,9 0,0 ± 3,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

70

1. Kontrol negatif aquadest 0,025 mg/kgBB

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian aquadest sebagai kelompok

kontrol negatif dengan tujuan untuk memastikan bahwa penurunan geliat pada

hewan uji hanya disebabkan oleh pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L.

dan menegaskan bahwa aquadest sebagai pelarut tidak memberikan pengaruh

terhadap perlakuan. Dosis aquadest yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

0,025 mg/kgBB.

Pada kelompok kontrol negatif aquadest di tabel V diketahui memiliki

jumlah rata-rata geliat yang paling besar yaitu 99,2 ± 4,8 dan nilai persen proteksi

yang paling kecil sebesar 0,0 ± 4,8 apabila dibandingkan dengan kelompok

kontrol positif Asetosal 91 mg/kgBB, dan ketiga peringkat dosis dekokta daun

Macranga tanarius L.. Rata-rata perubahan proteksi geliat ditunjukkan pada tabel

VII, di mana kontrol negatif aquadest memiliki rata-rata perubahan persen

proteksi sebesar -100,0 ± 6,5. Nilai negatif yang sangat besar menunjukkan bahwa

tidak terjadi penghambatan rangsang nyeri. Kontrol negatif aquadest sebagai

pelarut dekokta daun Macranga tanarius L. tidak memiliki kemampuan dalam

menangani nyeri terbukti dengan rata-rata jumlah kumulatif geliat pada mencit

betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1 % menghasilkan nilai yang

paling besar serta nilai persen proteksi yang sangat rendah dibandingkan dengan

kelompok uji lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol negatif

aquadest yang berfungsi sebagai pelarut dekokta daun Macranga tanarius L. tidak

memiliki daya analgesik.

Aquadest tidak memberikan efek analgesik juga telah dibuktikan dalam

penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2010), Tabalubun (2013) di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

71

kontrol negatif aquadest memiliki rata-rata jumlah geliat yang paling besar

dibandingkan dengan kelompok lain dan memiliki persen proteksi geliat yang

paling kecil.

2. Kontrol positif asetosal 91 mg/kgBB

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kelompok kontrol positif

asetosal dengan tujuan untuk melihat apakah asetosal benar-benar mampu

memberikan efek analgesik berupa penurunan geliat pada mencit yang terinduksi

asam asetat 50 mg/kgBB. Asetosal dipilih sebagai kontrol positif karena asetosal

sudah terbukti sebagai obat analgesik yang dianggap efektif dalam menanggulangi

rasa nyeri. Dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 91 mg/kgBB.

Kelompok positif asetosal 91 mg/kgBB secara teoritis mempunyai efek analgesik

karena mampu menghambat proses sintesis prostaglandin.

Pada kelompok kontrol positif yaitu asetosal dosis 91 mg/kgBB memiliki

jumlah geliat dan nilai persen proteksi berturut-turut sebesar 26,8 ± 2,8; 73,2

± 2,7. Pada kontrol negatif aquadest jumlah geliat dan persen proteksi berturut-

turut 99,2 ± 4,8; 0,0 ± 4,8 (Tabel V), terlihat bahwa kelompok kelompok kontrol

positif asetosal dosis 91 mg/kgBB mampu memberikan proteksi nyeri daripada

kontrol negatif aquadest yang tidak memiliki efek penghambatan rasa nyeri.

Kemampuan asetosal dalam mengatasi nyeri dilihat dengan rata-rata jumlah geliat

yang lebih sedikit serta besarnya nilai persen proteksi dibandingkan dengan

kontrol negatif aquadest.

Analisis statistik menunjukkan bahwa persen proteksi geliat pada

kelompok perlakuan kontrol postitif asetosal 91 mg/kgBB berbeda bermakna

dengan kelompok kontrol negatif aquadest (Tabel VI). Hal ini dapat disimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

72

bahwa asetosal sebagai kontrol positif terbukti memiliki kemampuan dalam

memberikan efek analgesik sehingga dapat menghambat terjadinya rasa nyeri.

3. Kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33

mg/kgBB

Berdasarkan hasil tabel V pada kelompok dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB memiliki rata-rata jumlah geliat sebesar 39,6 ±

1,8 dan nilai persen proteksi 60,5 ± 2,2. Bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif aquadest dengan rata-rata jumlah geliat dan persen proteksi 99,2 ±

4,8; 0,0 ± 4,8 terlihat bahwa kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB mampu memberikan proteksi nyeri dibanding

kontrol negatif aquadest. Hasil analisis statistik menunjukkan persen proteksi

geliat dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB terhadap

kelompok kontrol negatif aquadest memberikan perbedaan bermakna, yang

artinya dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB memiliki

kemampuan dalam menghambat nyeri.

Adapun dibandingkan dengan kontrol positif asetosal rata-rata jumlah

geliat sebesar 26,8 ± 2,8 dan nilai persen proteksi sebesar 73,2 ± 2,7, hasil analisis

statistik menunjukkan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L.

dosis 833,33 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol postitif asetosal memberikan

perbedaan yang tidak bermakna (Tabel VI). Hal ini menunjukkan bahwa dekokta

daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB mempunyai kemampuan

menghambat nyeri yang sebanding dengan asetosal. Berdasarkan hasil

perbandingan perubahan persen proteksi, dekokta daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

73

dosis 833,33 mg/kgBB memiliki daya analgesik -17,4 ± 2,9 lebih rendah

dibandingkan asetosal (Tabel VII).

4. Kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L. 1666,67

mg/kgBB

Berdasarkan hasil tabel V pada kelompok dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB memiliki rata-rata jumlah geliat sebesar 24,4

± 0,9 dan nilai persen proteksi 74,8 ± 0,7. Bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif aquadest dengan rata-rata jumlah geliat dan persen proteksi 99,2 ±

4,8; 0,0 ± 4,8 terlihat bahwa kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB mampu memberikan proteksi nyeri daripada

kontrol negatif aquadest. Hasil analisis statistik menunjukkan persen proteksi

geliat dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB terhadap

kelompok kontrol negatif aquadest memberikan perbedaan bermakna, yang

artinya dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB memiliki

kemampuan dalam menghambat nyeri.

Adapun dibandingkan dengan kontrol positif asetosal rata-rata jumlah

geliat sebesar 26,8 ± 2,8 dan nilai persen proteksi 73,2 ± 2,7, hasil analisis

statistik menunjukkan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L.

dosis 1666,67 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol postitif asetosal memberikan

perbedaan yang tidak bermakna (Tabel VI). Hal ini menunjukkan bahwa dekokta

daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB mempunyai kemampuan

menghambat nyeri yang setara dengan asetosal. Berdasarkan hasil perbandingan

perubahan persen proteksi, dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1666,67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

74

mg/kgBB memiliki daya analgesik 1,7 ± 0,7 yang sebanding dengan asetosal

(Tabel VII).

5. Kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L. 3333,33

mg/kgBB

Berdasarkan hasil tabel V pada kelompok dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB memiliki rata-rata jumlah geliat sebesar 44,8

± 1,2 dan nilai persen proteksi 53,6 ± 0,7. Bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif aquadest dengan rata-rata jumlah geliat dan persen proteksi 99,2 ±

4,8; 0,0 ± 4,8 terlihat bahwa kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB mengalami penurunan geliat dibanding

kontrol negatif aquadest. Hasil analisis statistik menunjukkan persen proteksi

geliat dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB terhadap

kelompok kontrol negatif aquadest memberikan perbedaan bermakna, yang

artinya dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB memiliki

kemampuan dalam menghambat nyeri.

Adapun dibandingkan dengan kontrol positif asetosal rata-rata jumlah

geliat sebesar 26,8 ± 2,8 dan nilai persen proteksi 73,2 ± 2,7, hasil analisis

statistik menunjukkan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L.

dosis 3333,33 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol postitif asetosal memberikan

perbedaan yang bermakna (Tabel VI). Hal ini menunjukkan bahwa dekokta daun

Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB tidak memiliki pengaruh yang

sebanding dengan kelompok kontrol positif asetosal 91 mg/kgBB. Nilai

perubahan persen proteksi dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

75

mg/kgBB sebesar -26,7 ± 0,9 sehingga tidak sebanding kekuatannya dengan

kontrol positif asetosal (Tabel VII).

Pada hasil pengujian ini menunjukkan bahwa, kemampuan analgesik

dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB telah mengalami

penurunan dalam menghambat nyeri. Hal ini bisa terjadi karena dekokta daun

Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB mengalami pro-oksidan. Pro-

oksidan merupakan senyawa kimia dan reaksi yang dapat menghasilkan Reactive

Oxygen Spesies (ROS) yang bersifat toksik. Pada dosis tertinggi yaitu 3333,33

mg/kgBB terjadi penurunan efek analgesik, hal ini dapat disebabkan karena

senyawa bioaktif seperti fenol yang terkandung dalam dekokta daun Macaranga

tanarius L. bertindak sebagai pro-oksidan.

Pada dosis pemberian tinggi, senyawa fenolik dapat mengandung logam

reduksi aktif. Kehadiran O2 dan logam transisi akan mengkatalisis reaksi redoks

fenolat dan dapat menyebabkan pembentukan ROS dan phenoxyl radical yang

akan merusak DNA, lipid dan molekul biologis lain (Galati dan O’Brien, 2004).

Flavonoid pada dosis yang tinggi dapat memicu aktivitas pro-oksidan, di mana

senyawa flavonoid teroksidasi setelah menangkap radikal bebas (Anzenbacher

dan Zanger, 2012). Katalisis pro-oksidan akan menghasilkan reaksi oksidatif dari

biomolekuler yang mana akan menuju pada disfungsi sel, yang berakhir pada

kematian sel (Aruoma, 2003).

6. Perbandingan antar kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga

tanarius L. dosis 833,33; 1666,67; dan 3333,33 mg/kgBB

Kelompok perlakuan dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33;

1666,67; dan 3333,33 mg/kgBB masing-masing memiliki rata-rata jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

76

kumulatif geliat yang bervariasi yaitu 39,6 ± 1,8; 24,4 ± 0,9; dan 44,8 ± 1,2 (Tabel

V). Rata-rata jumlah kumulatif geliat ini mengalami penurunan dimulai pada

dosis terendah sampai menengah, namun mengalami kenaikan kembali pada dosis

tertinggi.

Persen proteksi geliat terhadap nyeri mengalami kenaikan pada saat terjadi

penambahan dosis dekokta Macaranga tanarius L. dari dosis dekokta terendah

833,33 mg/kgBB dengan persen proteksi 60,5 ± 2,2 sampai pada puncaknya yaitu

dosis dekokta menengah 1666,67 mg/kgBB dengan persen proteksi 74,8 ± 0,7 dan

kemudian terjadi penurunan pada dosis dekokta tertinggi 3333,33 mg/kgBB

dengan persen proteksi 53,6 ± 0,7. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa

kelompok dekokta dosis 1666,67 mg/kgBB memiliki nilai persen proteksi yang

paling besar serta mempunyai kemampuan menghambat nyeri yang paling baik

dibandingkan dengan kelompok dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis

833,33; dan 3333,33 mg/kgBB (Tabel V).

Penelitian lebih lanjut mengenai efek analgesik sebaiknya dapat dilakukan

pada rentang dosis yang dipersempit yaitu antara 833,33 mg/kgBB hingga

1666,67 mg/kgBB dan rentang dosis antara 1666,67 mg/kgBB hingga 3333,33

mg/kgBB untuk mengetahui dosis optimum dari sediaan dekokta daun

Macaranga tanarius L.

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medika (1991)

menyatakan bahwa adanya aktivitas analgesik pada metode rangsang kimia

ditunjukkan dengan adanya kemampuan menghambat geliat ≥ 50% dibandingkan

dengan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil tabel V, kelompok dekokta

daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33; 1666,67; dan 3333,33 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

77

masing-masing memiliki persen proteksi berturut-turut 60,5 ± 2,2; 74,8 ± 0,7; dan

53,6 ± 0,7. Hal ini membuktikan bahwa pada ketiga dosis tersebut mempunyai

aktivitas analgesik karena menunjukkan hasil penghambatan geliat ≥ 50%.

Pada uji Scheffe perbandingan persen proteksi antara kelompok dekokta

dosis terendah 833,33 mg/kgBB dan 1666,67 mg/kgBB menunjukkan perbedaan

bermakna, yang artinya kemampuan dosis terendah 833,33 mg/kgBB dalam

menghambat nyeri tidak sebanding dengan dosis 1666,67 mg/kgBB (Tabel VI).

Pada uji Scheffe perbandingan persen proteksi antara kelompok perlakuan

dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB dengan dekokta

daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33; dan 3333,33 mg/kgBB ternyata

memiliki perbedaan yang bermakna (Tabel VI). Hal ini dapat terjadi karena

kemampuan efek analgesik yang dimiliki oleh dekokta daun Macaranga tanarius

L. dosis 833,33; dan 3333,33 mg/kgBB mg/kgBB lebih rendah jika dibandingkan

dengan kelompok dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1666,67 mg/kgBB.

Pada uji Scheffe perbandingan persen proteksi antara kelompok dekokta

dosis tertinggi 3333,33 mg/kgBB dibandingkan dengan dekokta dosis 1666,67

mg/kgBB menunjukkan perbedaan bermakna, yang artinya dosis 3333,33

mg/kgBB dengan dekokta dosis 1666,67 mg/kgBB tidak memiliki kemampuan

perubahan persen proteksi yang sebanding (Tabel VI). Pada dosis ini telah terjadi

penurunan persen proteksi sehingga kekuatannya tidak setara dengan asetosal

dalam menurunkan jumlah geliat.

Pada penelitian ini diketahui bahwa dekokta daun Macaranga tanarius L.

dosis 1666,67 mg/kgBB merupakan dosis yang memberikan efek analgesik paling

baik. Adapun aplikasi ke masyarakat, dosis 1666,67 mg/kgBB jika dikonversi ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

78

manusia dengan berat badan 50 kg adalah sebesar 13,86 g. Dekokta daun

Macaranga tanarius L. yang mudah dan praktis diterapkan di masyarakat

diharapkan memiliki potensi untuk digunakan sebagai analgesik yang aman dan

berkhasiat di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai efek pemberian jangka panjang berupa uji toksisitas sub kronis terhadap

dekokta daun Macaranga tanarius L.. Tujuan pengujian untuk mengetahui efek

pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. yang akan terjadi apabila

digunakan dalam waktu yang cukup lama, untuk mengetahui ada tidaknya

perubahan pada organ tubuh dengan melihat penampang secara makroskopis

organ lambung. Hal ini perlu diamati mengingat kemungkinan adanya

penghambatan COX-1. Menurut Wilmana (2007) COX-1 merupakan enzim yang

memperantarai keluarnya prostaglandin yang berfungsi menghambat sekresi asam

lambung dan merangsang sekresi mukosa usus halus yang bersifat sitoprotektif

(pelindung mukosa lambung).

Hubungan daya analgesik dengan aktivitas antioksidan. Analgesik

merupakan senyawa yang bekerja untuk menghilangkan atau mengurangi rasa

nyeri. Proses sensasi nyeri dimulai dengan pembebasan reseptor nyeri akibat

rangsangan mekanis, termis dan kimiawi karena kerusakan yang terjadi pada

membran sel. Kerusakan membran sel ini akan memicu reseptor-reseptor nyeri

sehingga terjadinya pembebasan asam arakidonat dan dapat diuraikan menjadi

prostaglandin, serotonin, bradikinin, substansi P, histamin yang diperantarai

enzim siklooksigenase (COX) (Rang, Dale, Ritter, Flower, 2007).

Rangsangan nyeri ini dapat disebabkan karena adanya radikal bebas yang

berlebih di dalam tubuh. Ketika terjadi peningkatan jumlah radikal bebas akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

79

memicu terjadinya kerusakan membran sel. Radikal bebas adalah atom atau

molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada lintasan

paling luar dan memiliki sifat reaktif dan tidak stabil (Harjanto, 2004). Keadaan ini

akan membuat molekul tersebut mencari pasangan elektronnya dengan cara

merusak dan menyerang sel tubuh yang lain. Kerusakan ini apabila berjalan terus-

menerus dapat menimbulkan berbagai masalah dalam tubuh sehingga diperlukan

pemutusan biosintesis prostaglandin untuk mengatasi terjadinya nyeri dengan

adanya senyawa antioksidan dari luar yang akan melakukan penangkapan radikal

bebas. Proses penangkapan radikal bebas dengan antioksidan ini selanjutnya akan

menghambat proses asam arakhidonat tidak berubah menjadi prostaglandin

endoperosida siklik dan biosintesis prostaglandin terhenti. Prostaglandin

endoperoksida siklik merupakan prazat semua prostaglandin, oleh karena itu bila

senyawa tersebut tidak terbentuk, maka sintesis prostaglandin terhenti dan proses

nyeri dapat diatasi (Puspitasari, Listyawati, Widiyani, 2003).

Pada proses nyeri radikal bebas terbentuk ketika asam arakidonat

dikonversi menjadi endoperoksida melalui jalur siklooksigenase dan

hidroperoksida melalui jalur lipooksigenase sehingga terjadi pelepasan mediator

nyeri, yang selanjutnya disiklisasi menjadi prostaglandin endoperoksida siklik

dalam bentuk PGG2 dengan bantuan enzim sikloosigenase. Jumlah radikal bebas

meningkat seiring dengan peningkatan produksi peroksida, padahal tubuh

memproduksi antioksidan endogen yang terbatas. Apabila antioksidan endogen

tidak mampu mengatasi secara efektif maka dibutuhkan antioksidan eksogen

(Wulandari dan Hendra, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

80

Adanya efek analgesik dalam dekokta daun Macaranga tanarius L. diduga

karena kehadiran senyawa flavonoid dan glikosida yang larut dalam air. Menurut

Phommart et al., (2005) daun Macaranga tanarius L. dilaporkan mengandung

senyawa flavonoid seperti tanarifuranonol, tanariflavanone C, tanariflavanone D

dan nymphaeol B, di mana flavonoid berperan sebagai senyawa yang dapat

menangkap radikal bebas terhadap 2,2-difenil-1pikrilhidrazil (DPPH) dan

antioksidan. Flavonoid berperan sebagai penstabil Reactive Oxygen Spesies

(ROS) melalui reaksinya dengan senyawa reaktif dan radikal sehingga radikal

penyebab kerusakan jaringan sel menjadi inaktif. Selain itu flavonoid berperan

dalam menghambat pelepasan asam arakidonat dengan memblok jalur

siklooksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin yang menjadi mediator

terjadinya nyeri (Hidayanti, Listywati, dan Setyawan, 2005). Adanya sifat

antioksidan dalam menangkap radikal bebas diduga mampu memberikan efek

analgesik karena dapat menghambat inisiasi pembentukan radikal bebas dan

menghambat sintesis prostaglandin.

Senyawa glikosida yang larut dalam air yaitu macarangioside A-C dan

mallophenol B hasil ekstrak metanol daun Macaranga tanarius L. juga

menunjukkan aktivitas penangkapan oksidan reaktif seperti radikal bebas

(Matsunamai et al., 2006). Melalui pendekatan struktur, macarangioside A-C dan

dan mallophenol B berperan sebagai antioksidan yang mempunyai gugus karbonil

(C=O) dengan ikatan rangkap terkonjugasi yang memiliki α, β unsaturated.

Apabila terprotonasi terjadi perpindahan elektron yang mampu menangkap radikal

bebas sehingga dapat menghambat jalur pembentukan prostaglandin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

81

F. Kekerabatan Dosis

Hasil analisis statistik menunjukkan persen proteksi dekokta daun

Macaranga tanarius L. pada kelompok, dosis terendah 83333 mg/kgBB

dibandingkan dengan dosis menengah 1666,67 mg/kgBB memiliki perbedaan

yang bermakna. Ketika dosis terendah 83333 mg/kgBB dibandingkan dengan

dosis tertinggi 3333,33 mg/kgBB hasil analisis statistik menunjukkan persen

proteksi memiliki perbedaan tidak bermakna. Pemberian dekokta daun

Macaranga tanarius L. dosis menengah 1666,67 mg/kgBB dibandingkan dengan

dosis tertinggi 3333,33 mg/kgBB memiliki hasil analisis statistika persen proteksi

yang berbeda bermakna. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak

ada kekerabatan dosis antara pemberian ketiga dosis dekokta daun Macaranga

tanarius L. dengan penurunan jumlah geliat pada mencit yang terinduksi asam

asetat 1%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

User
Textbox
E.
Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis statistik yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dekokta daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik pada

mencit betina galur Swiss.

2. Persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit

betina galur Swiss pada dosis 833,33; 1666,67; dan 3333,33 mg/kgBB

berturut-turut adalah 60,5; 74,8; dan 53,6 %.

3. Perubahan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L.

pada mencit betina galur Swiss dosis 833,33; 1666,67; dan 3333,33

mg/kgBB berturut-turut adalah -17,4; +1,7; dan -26,7 %.

4. Tidak ada kekerabatan dosis pemberian dekokta daun Macaranga tanarius

L. dengan penurunan jumlah geliat pada mencit betina galur Swiss

terinduksi asam asetat 50 mg/KgBB.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai :

1. Penelitian lanjutan terhadap efek pemberian jangka panjang berupa uji

toksisitas sub kronis dekokta daun Macaranga tanarius L. sebagai

analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

83

2. Penelitian lebih lanjut mengenai efek analgesik pada rentang dosis yang

dipersempit yaitu antara 833,33 mg/kgBB hingga 1666,67 mg/kgBB dan

rentang dosis antara 1666,67 mg/kgBB hingga 3333,33 mg/kgBB untuk

mengetahui dosis optimum dari sediaan dekokta daun Macaranga tanarius

L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

84

DAFTAR PUSTAKA ACPA Resource Guide To Chronic Pain Medication & Treatment, 2014 Edition,

http://www.theacpa.org/uploads/ACPA_Resource_Guide_2014_FINAL.pdf, diakses tanggal 10 Agustus 2015.

Andini, A.P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Anzenbacher, P., Zanger, U.M., (Eds.), 2012, Metabolism of Drugs and Other

Xenobiotics, Wiley-VCH, Germany, pp. 562-563. Aruoma, O., 2003, Methodological Consideration for Characterizing Potential

Antioxidant Action of Bioactiver Components in Plant Foods, Mutation Research, Vol. 523-524, pp. 9-20.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Kebutuhan Dasar

Klien, Salemba Medika, Jakarta, hal. 112-115. Astuti, M., 2001, Radikal Bebas dan Antioksidan dalam Kesehatan : Dasar

Aplikasi dan Pemanfaatan Bahan Alam, Bag. Biokimia, Bagian Biokimia FKUI, Jakarta, hal.1-15.

Azizah, N., Suarsini, E., Prabaningtyas, S., 2014, Analisis Kandungan Kimia

Infusa Tanaman Sangket (Basilicum polystachyon (L.) Moench) dan Uji Efektivitas Antifungal Infusa Tanaman Sangket Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat

Obat Asli Indonesia, Jakarta, hal. 3-4. Bast, A., G.R.M.M. Haenen and C.J.A. Doelman, 1991, Oxidants and

Antioxidants: State of Art, The American journal of Medicine, Proceedings

of a Symposium Oxidants and Antioxidats : Pathophysiologic Determinants

and Therapeutic Agents.

Baumann, T. J., 2005, Pain Management, Pharmacotherapy A Pathopyysiologic Approach, The McGraw-Hill Companies, New York, p. 1093.

Brookoff, D., 2005, Chronic pain as a disease the pathophysiology of disorderes pain, in McCarberg W., Passik SD (eds) : The Expert Guide to Pain Management, American College of Physicans, Philadelphia, pp.1-33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

85

Cannon, J.G., 2007, Pharmacology for Chemist, Second Edition, American Chemical Society, New York, pp.192-193.

Cichoke, A.J., 2001, Secret of Native American Herbal Remedies, Library of Congress Cataloging, New York, pp.14-15.

Chyka P.A., Erdman A.R., Christianson G., Wax P.M., Booze L.L., Manoguerra A.S. et al., 2007, Salicylate poisoning: An evidence‐based consensus guideline for out‐of‐ hospital management, Clinical Toxicology, 45 : 95‐131.

Coulter, B., 2003, Salicylate (SALY), Bulletin 9282 tdm 9, Beckman Cuolter, Inc.

www.beckmancoulter.com, diakses pada 16 April 2015. Dahlan, M.S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 6, Salemba

Medika, Jakarta, hal. 7, 12-14, 92-98,110-116. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta, hal. 31-

35. Dewoto, H.R., 2007, Analgesik Opioid Antagonis, Farmakologi dan Terapi, Ed.5,

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 210-211.

Dinkes, 2010, Informasi tentang Asetosal,

http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/220-asetosal.html, diakses tanggal 15 September 2015.

DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M.,

2008, Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, McGrawHill, USA, pp. 989-1002.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal. 46. Dugdale, D.C., 2009, Pain, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/pain.html,

diakses tanggal 15 April 2015.

Edeoga HO, Okwu DE. & Mbaebre BO, 2005, Phytochemical Constituent of Some Nigerian Medicinal Plants, Afr Journal of Biotechnology, 4: 685-688

Fessenden, R. J. & Fessenden, J. S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta, hal 400-403.

Galati, G. and O‘Brien, P.J., 2004, Potential Toxicity of Flavonoids and Other Dietary Phenolics, Free Radic Biol Med, 37(3): 287–303.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia : Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, ITB, Bandung, hal. 353.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

86

Harjanto, 2004, Pemulihan stress oksidatif pada latihan olahraga, Jurnal Kedokteran,

Yarsi, 12(3) : 82,83-85. Hartwig, M. S. & Wilson, L. M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit, Vol. 2, EGC, Jakarta, hal. 1063-1064, 1073, 1075. Hidayat, R., 2010, Efek Analgesik dan Anti-Inflamasi Jus Buah Nanas (Ananas

comosus L.), Skripsi, Universitas Sanata Dharma. Hidayati, N., Listyawati, S., Setyawan A., 2005, Kandungan Kimia dan Uji

Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan, Bioteknologi, 5 (1): 10-17

IASP, 2015, Pain Terms, http://www.iasp-pain.org/Taxonomy#Pain, diakses

tanggal 15 April 2015. Kardoko, H dan M. Eleison, 1999, Pemanfaatan ekstrak buah kemukus (Piper

cubeba L.F) sebagai analgetika, Buletin Penalaran Mahasiswa UGM, 6 (1): 9-11.

Kasran, K.S., Kusumaratna, R.K., 2006, Penatalaksanaan Rasa Nyeri pada Lanjut

Usia, Universa Medicina, Vol.25 No.1. Katno, Pramono S, 2005, Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan

Obat Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta, hal. 1-3.

Khalid, S., Shaik, M.W.M., Israf, D.A., Hashim, P., Rejab., Shaberi, A.M.,

Mohamad, A.S., Zakaria, Z.A., and Sulaiman, M.R., 2009, In Vivo Analgesic Effect of Aqueous Extract of Tamarindus indica L. Fruits, Medical Principles and Practice, 255-259.

Kimbrough, D.R., 2004, The Aspirin Effect : Pain Relief and More, ChemMatters,

7-9. Kristanti, A. N, N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi, 2008, Buku Ajar

Fitokimia, Airlangga University Press, Surabaya, hal.47-48. Kumazawa, S., Murase, M., Momose, N., Fukumoto, S., 2014, Analysis of

Antioxidant Prenylflavonoids in Different Parts of Macaranga tanarius, The Plant Origin of Okinawan Propolis, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 16-20.

Langseth, L., 2000, Antioxidants and Their Effect on Health di dalam: Schmidl

M.K. and T.P. Labuza (Eds.), Essentials of Functional Foods, Aspen Publishers, Inc. Gaithersburg, Maryland.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

87

Lenny S., 2006, Senyawa Terpenoid dan Steroid, Department Kimia, Fakultas

Mathematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan, hal. 10-17.

Levine, R.S., 2004, Pain management: primary oral medications, Medical Progress, 349-59.

Lim, T.Y., Lim, Y.Y., dan Yule, C.M., 2009, Evaluation of antioxidant,

antibacterial and anti-tyrosinase activities of four Macaranga species, Food Chemistry, 114, 594-599.

Lin, J.H., Nonaka, G., dan Nishioka, I., 1990, Tannins and Related Compounds

XCIV. 1)Isolation and Characterization of Seven New Hydrolyzable Tannins from the Leaves of Macarangan tanarius (L.) MUEL (L.), et ARG., Chem.Pharm. Bul(L.), 38 (5), 1218-1223.

Magadula, J.J., 2014, Phytochemistry and Pharmacology of the Genus

Macaranga: A review, Journal of Medicinal Plant Research, Vol.8(12), 489-503.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H.,

et al., 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MṺL(L.)-ARG., Chem. Pharm. Bul (L.) 54(10) pp. 1403-1407.

Matsunami, K. Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi,

K., dkk 2009, Absolute configuration of (+) - pinoressinol 4-O-[600-O-galloyl]-b-D-glucopyranosidine, macarangiosides E, and F isolated from the leaves of Macaranga tanarius L., Phytochemistry 70, 1277-1285.

Muchlisin, M.A., Purwanto, B.T., Astuti, E.J., 2013, Preparasi 4-Asetamidofenil

Benzoat dan Uji Aktivitas Analgesik pada Mencit, Media Farmasi, Vol 10 No.2 : 1-8.

Muhammad, N., Saeed, M & Khan, H., 2012, Antipiretic, Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of Viola betonicifolia Whole Plant, BMC Complementary and Alternative Medicine, 12 (59).

Murray, R.K., K.G. Daryl, A.M. Peter & W.R. Victor, 1993, Harper’s

Biochemistry, Ed.22, Prentice Hall Internat Inc., London.

Neal, M.J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, hal. 65-70.

Nicholson, B., 2006, Differential Diagnosis: Nociceptive and Neuropathic pain,

Am J Managed Care, 12:S256-S262.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

88

Ong, H.C., 2008, Tumbuhan Liar : Khasiat Ubatan dan Kegunaan Lain, PRIN-AD SDN. BHD., Kuala Lumpur, hal. 124-125.

Phommart, S., Suthivaiyakit, P., Chimnoi N., Ruchirawat, S., dan Suthivaiyakit,

S., 2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod., 68, 927-930.

Phytomedika, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Phytomedika, Jakarta, hal.49.

Pokorny, J., N. Yanishlieva, and M. Gordon. 2001. Antioxidant in Food : Practical Application. CRC Pres. Boca Raton, Coston, New York, Washington, Dc. Woodhead Publishing Limited. Cambridge, England.

Prasetyo, dan Endang, I., 2013, Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-obatan

(Bahan Simplisia), Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu, hal.19.

Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar, Penerbit Leskonfi: Jawa Barat, hal.115.

Pudjiastuti, B., Dzulkarnain, dan B. Nuratmi, 2000, Uji analgetik infus rimpang lempuyang pahit (Zingiber amaricans BL.) pada mencit putih, Cermin Dunia Kedokteran, 129: 39-41.

Putra, D.A.G., 2003, Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota, L.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Putri, M.D.P.T.G., dan Kawabata, J., 2010, Novel α- glucosidase inhibitors from Macaranga tanarius leaves, Food Chemistry, 123, 384-389.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., Flower, R.J., 2007, Pharmacology, Ed 6, Churchill Livingstone, New York, pp. 213-223.

Riadiani, R.P., 2006, Efek Analgesik Ekstrak Petroleum Eter Daun Senggani (Melastoma polyanthum BI.) Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Robbinson, T., 1991, The Organic Constituents of Higher Plants, 6th edition, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., 1995, Kamdungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung, hal. 191.

Roy V., 2007, Pharmacology Autacoids:Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs, Antipyretics, Analgesics: Drugs used in Gout, http://nsdl.niscair.res.in/jspui/bitstream/123456789/744/1/revised%20Autacoids%20nonsteroidal%20antiinflammatory%20drugs.pdf diakses pada 16 April 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

89

Salah, W., Miller, N.J., Pangauga, T., Bolwell, G.P., Rice, E., and Evans, C., 1995, Polyphenolic Flavonols As Scavengers of Aqueous Phase Radicals As Chainbreaking Antioxidant, Arch. Biochem. Biorh, 2, 339-346.

Sendjaja, E., 2007, Efek Analgesik Infusa Bunga Srigading (Nyctanthes arbor-

tritis L.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Sirait, M.D., D. Hargono, J.R. Wattimena, M. Husin, R.S. Sumadilaga, dan S.O. Santoso, 2007, Pedoman Pengujian Dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, Jakarta, hal. 17.

Siswandono dan Soekarjdo, 2000, Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, Airlangga University Press, Surabaya, hal. 293-294.

Soegihardjo, C.J., 2013, Farmakognosi,Citra AjiParama, Yogyakarta, hal.8.

Somchit, M. N., Shukriyah, M. H. N., Bustamam, A. A., & Zuraini, A.,2005,

Anti-pyretic and analgesic activity of Zingiber zerumbet, International

Journal of Pharmacology, 1(3), 277- 280.

Steenis, C.G.G.J.van., Hoed, D., Blommbergen, S., dan Eyma, P.J., 1992,

Flora:Untuk Sekolah di Indonesia, cetakan keenam, diterjemahkan oleh

Moeso, S., dkk., PT Pradnya Paramita, Jakarta, pp.35,36,37,49,50.

Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I. Adnyana, I Ketut, Setiadi, A. P., Kusnandar, 2009, ISO Farmakoterapi, ISFI, Jakarta, hal. 517.

Supriyatna, Moelyono, Iskandar, Febriyanti, 2014, Prinsip Obat Herbal, Deepiblish, Yogyakarta, hal.31

Syukur, C dan Hernani, 2002, Budidaya Tanaman Obat Komersil, Penerbit Swadaya. Jakarta.

Tabalubun, E. M., 2013, Efek Analgesik Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus

L. Benth) Dengan Metode Rangsang Kimia Pada Mencit Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Thompson, EB, 1990, Drug Bioscreening, Drug Evaluation Technique in

Pharmacology, New York : VCH Publisher Inc. Timby, B.K., 2009, Fundamental Nursing Skill and Concepts, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia, pp. 435-436. Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, Edisis VI, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta, hal. 312-317.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

90

Todingbua, G., 2014, Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol-Air Daun Senu (Macaranga tanarius L. Mull. Arg) Pada Mencit Betina Terinduksi Karagenin, Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Turner, R. A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Vol. I, Academic Press,

New York, p.160. Tusthi, G.N.T., 2007, Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Senggani

(Melastoma polyanthum BI.) Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assay,

edisi 2, Springer, Jerman, pp. 716-717. Wasis, Ns., 2008, Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 19, 48. WHO Guidelines Good Agricultural and Collection Practices, 2003, WHO

Guidelines Good Agricultural and Collection Practices (GACP) for Medicinal Plant, World Health Organization, Geneva, pp. 9-11.

Wijayakusuma, H.M., 2000, Potensi Tumbuhan Obat Asli Indonesia sebagai

Produk Kesehatan, Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Jakarta, hal. 25-26.

Wilmana, P.F., Gan, S., 2007, Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi

Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 210-233.

Winahyu, P.N.P., 2015, Pengaruh Praperlakuan Infusa Kelopak Bunga Rosela

(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Efek Analgesik Ibuprofen pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Univeristas Sanata Dharma.

Winarsi, Herry, M.S., 2007, Antioksidan Alam dan Radikal Bebas, Potensi dan

Aplikasinya dalam Kesehatan, Kanisus, Yogyakarta, hal 18-19. Woolf, C.J., 2004, Pain: moving from symptom control towards mechanism-

specific pharmacologic management, Annals of Internal Medicine, 140(6):441-51.

Wulandari, D., 2010, Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius L. pada

Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Wulandari, D., Phebe, H., 2011, Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius

L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Bionatura, Vol. 13, No. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

91

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medika, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokima dan Pengujian Klinik, Jakarta, hal. 3, 41, 259.

Yuhernita, 2011, Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak metanol daun

surian yang berpotensi sebagai antioksidan, Makara sains, 15(1):50-51. Zainal, A.N., 2002, Stress oksidatif dan penyakit degeneratif: Suatu tinjauan

biokimia, Jurnal Kedokteran Yarsi, 10(3):69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

93

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

94

Lampiran 1. Daun Macaranga tanarius L. dan dekokta Macaranga tanarius

L.

Gambar 10. Daun dan serbuk Macaranga tanarius L.

Gambar 11. Dekokta daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

95

Lampiran 2. Proses pengamatan uji analgesik dekokta

Macaranga tanarius L.

Gambar 12. Geliat mencit yang memenuhi syarat

Gambar 13. Geliat mencit yang tidak memenuhi syarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

96

Lampiran 3. Hasil analisis kandungan kimia secara kualitatif pada dekokta daun Macaranga tanarius L.

Uji Alkaloid Uji Tanin

Uji Glikosida Uji Saponin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

97

Uji Terpenoid Uji Fenolik

Uji Flavonoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

98

Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

99

Lampiran 5. Surat Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

Lampiran 6. Sertifikat penetapan kadar air serbuk daun

tanarius

Sertifikat penetapan kadar air serbuk daun Macaranga

tanarius L.

100

Macaranga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

101

Lampiran 7. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data

secara statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

102

Lampiran 8. Perhitungan dosis

a. Dosis aquadest

Berat jenis aquadest adalah 1 g/ml. Dosis pemberian aquadest

menggunakan ½ volume maksimal yaitu 0,5 ml. Dosis aquadest yang

digunakan adalah 25 g/kg BB mencit. Perhitungan dosis untuk aquadest

sebagai berikut :

D x BB = C x V

D x 20 gramBB = 1 gram/ml x 0,5 ml

D = �,������/��

�������������� = 0,025 mg/kgBB mencit = 25 gram/kgBB mencit

b. Dosis asam asetat

Dosis asam asetat yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Wulandari (2010), Andini

(2010) dosis 50 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 75 mg/kgBB.

Melalui hasil pelaporan tersebut, dosis yang digunakan dalam percobaan yaitu

asam asetat dosis 50 mg/kgBB sebagai dosis yang dapat menimbulkan nyeri

berupa geliat.

c. Dosis asetosal

Kekuatan asetosal yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian sebelumnya yaitu 500 mg yang digunakan pada manusia dengan

berat badan 50 kg (Wulandari, 2010). Apabila dikonversikan pada manusia

dengan berat badan 70 kg maka : (70/50) x 500 mg = 700 mg. Dosis asetosal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

103

pada mencit dengan berat badan 20 gram dikonversikan ke dalam dosis

manusia dengan berat badan 70 kg adalah 0,0026. Perhitungannya sbb. :

Dosis = 700 mg x 0,0026

= 1,82 mg / 20 gramBB

= 91 mg/kgBB

d. Dosis dekokta daun Macaranga tanarius L.

Dasar penentuan peringkat :

5) Bobot tertinggi mencit = 30 gram

6) Pemberian dekokta menggunakan volume maksimal tertinggi pemberian

secara per oral, yaitu 1 mL

7) Konsentrasi dekokta daun Macaranga tanarius L. yang digunakan yaitu

10%

8) Penetapan dosis tertinggi dekokta daun Macaranga tanarius L. yaitu :

D x BB = C x V

D x 30 g = 10 g / 100 mL x 1 mL

D = 0,003333 g/g BB

D = 3333,33 mg/kg BB

Dua dosis lainnya diperoleh dengan membagi 2 dosis 3333,33 mg/kgBB

kemudian dibagi 2 lagi sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu : 3333,33;

1666,67; 833,33 mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

104

Lampiran 9. Perhitungan konversi dosis dari mencit ke manusia

Faktor konversi dari mencit 20-30 gram ke manusia 70 kg = 387,9

Rata-rata berat badan manusia Indonesia = 50 kg

Rumus :

Dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 833,33 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,00083333 g/gBB

= 0,0249999 g/30gBB

Dosis manusia = 0,0249999 g / 30gBB x 387,9

= 9,69746121 g / 70kgBB

= 6,926758 g/50 kgBB

Dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 1667,67 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,00166767 g/gBB

= 0,0500301 g/30gBB

Dosis manusia = 0,0500301 g / 30gBB x 387,9

= 19,40667579 g / 70kgBB

= 13,8619113 g/50 kgBB

Dekokta daun Macaranga tanarius L. dosis 3333,33 mg/kgBB

Dosis mencit = 0,00333333 g/gBB

= 0,0999999 g/30gBB

Dosis manusia = 0,0999999 g / 30gBB x 387,9

= 38,78996121 g / 70kgBB

= 27,70711515 g /50 kgBB

Dosis manusia = dosis mencit 30 gBB x angka konversi ke manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

105

Lampiran 10. Hasil analisis statistik jumlah geliat pada penetapan selang

waktu pemberian

a. Uji normalitas kontrol negatif CMC-Na dengan selang waktu 10 menit

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Kontrol Negatif CMC-Na

selang 10 menit .175 3 . 1.000 3 1.000

Selang waktu pemberian 10

menit .175 3 . 1.000 3 1.000

a. Lilliefors Significance Correction

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji pendahuluan antara

kelompok kontrol negatif dan kelompok selang waktu 15 menit

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Geliat Kontrol Negatif CMC-

Na selang 10 menit

Mean 92.0000 1.73205

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 84.5476

Upper Bound 99.4524

5% Trimmed Mean .

Median 92.0000

Variance 9.000

Std. Deviation 3.00000

Minimum 89.00

Maximum 95.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

106

Selang waktu

pemberian 10 menit

Mean 35.0000 .57735

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 32.5159

Upper Bound 37.4841

5% Trimmed Mean .

Median 35.0000

Variance 1.000

Std. Deviation 1.00000

Minimum 34.00

Maximum 36.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Geliat Equal

variances

assumed

1.600 .275 31.220 4 .000 57.00000 1.82574 51.93093 62.06907

Equal

variances not

assumed

31.220 2.439 .000 57.00000 1.82574 50.35537 63.64463

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

107

b. Uji T tidak berpasangan antara kontrol selang waktu 10 dan 15 menit

Uji normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Selang waktu 10 menit .175 3 . 1.000 3 1.000

Selang waktu 15 menit .219 3 . .987 3 .780

a. Lilliefors Significance Correction

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji pendahuluan antara

kelompok selang waktu 10 dan 15 menit

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Geliat Selang waktu 10

menit

Mean 35.0000 .57735

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 32.5159

Upper Bound 37.4841

5% Trimmed Mean .

Median 35.0000

Variance 1.000

Std. Deviation 1.00000

Minimum 34.00

Maximum 36.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

Selang waktu 15

menit

Mean 32.6667 1.45297

95% Confidence Interval for Lower Bound 26.4151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

108

Mean Upper Bound 38.9183

5% Trimmed Mean .

Median 33.0000

Variance 6.333

Std. Deviation 2.51661

Minimum 30.00

Maximum 35.00

Range 5.00

Interquartile Range .

Skewness -.586 1.225

Kurtosis . .

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Geliat Equal

variances

assumed

1.923 .238 1.492 4 .210 2.33333 1.56347 -2.00756 6.67423

Equal

variances not

assumed

1.492 2.616 .245 2.33333 1.56347 -3.08186 7.74852

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

109

Lampiran 11. Hasil analisis statistik uji efek analgesik dekokta daun

Macaranga tanarius L.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Kontrrol Negatif Aquades .168 5 .200* .977 5 .920

Kontrol Positif Asetosal .214 5 .200* .915 5 .497

Dosis Rendah .240 5 .200* .860 5 .227

Dosis Tengah .180 5 .200* .952 5 .754

Dosis Tinggi .221 5 .200* .915 5 .501

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variances

Geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.122 4 20 .014

ANOVA

Geliat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 18516.160 4 4629.040 129.158 .000

Within Groups 716.800 20 35.840

Total 19232.960 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

110

Rata-rata jumlah geliat dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik antar

kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Geliat Kontrrol Negatif

Aquades

Mean 99.2000 4.76865

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 85.9601

Upper Bound 1.1244E2

5% Trimmed Mean 99.2778

Median 98.0000

Variance 113.700

Std. Deviation 1.06630E1

Minimum 85.00

Maximum 112.00

Range 27.00

Interquartile Range 20.00

Skewness -.149 .913

Kurtosis -1.044 2.000

Kontrol Positif

Asetosal

Mean 26.8000 2.78209

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 19.0757

Upper Bound 34.5243

5% Trimmed Mean 26.6111

Median 25.0000

Variance 38.700

Std. Deviation 6.22093

Minimum 21.00

Maximum 36.00

Range 15.00

Interquartile Range 11.50

Skewness .865 .913

Kurtosis -.537 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

111

Dosis Rendah Mean 39.6000 1.77764

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 34.6645

Upper Bound 44.5355

5% Trimmed Mean 39.7778

Median 41.0000

Variance 15.800

Std. Deviation 3.97492

Minimum 33.00

Maximum 43.00

Range 10.00

Interquartile Range 6.50

Skewness -1.538 .913

Kurtosis 2.356 2.000

Dosis Tengah Mean 24.4000 .92736

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 21.8252

Upper Bound 26.9748

5% Trimmed Mean 24.3889

Median 24.0000

Variance 4.300

Std. Deviation 2.07364

Minimum 22.00

Maximum 27.00

Range 5.00

Interquartile Range 4.00

Skewness .236 .913

Kurtosis -1.963 2.000

Dosis Tinggi Mean 44.8000 1.15758

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 41.5860

Upper Bound 48.0140

5% Trimmed Mean 44.7778

Median 44.0000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

112

Variance 6.700

Std. Deviation 2.58844

Minimum 42.00

Maximum 48.00

Range 6.00

Interquartile Range 5.00

Skewness .363 .913

Kurtosis -2.413 2.000

Multiple Comparisons

Geliat Tamhane

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper

Bound

Kontrrol Negatif

Aquades

Kontrol Positif Asetosal 72.40000* 5.52087 .000 49.4555 95.3445

Dosis Rendah 59.60000* 5.08920 .001 35.7012 83.4988

Dosis Tengah 74.80000* 4.85798 .001 49.2695 100.3305

Dosis Tinggi 54.40000* 4.90714 .002 29.3165 79.4835

Kontrol Positif

Asetosal

Kontrrol Negatif

Aquades -72.40000* 5.52087 .000 -95.3445 -49.4555

Dosis Rendah -12.80000 3.30151 .062 -26.2024 .6024

Dosis Tengah 2.40000 2.93258 .998 -11.7381 16.5381

Dosis Tinggi -18.00000* 3.01330 .015 -31.7551 -4.2449

Dosis Rendah Kontrrol Negatif

Aquades -59.60000* 5.08920 .001 -83.4988 -35.7012

Kontrol Positif Asetosal 12.80000 3.30151 .062 -.6024 26.2024

Dosis Tengah 15.20000* 2.00499 .003 6.6058 23.7942

Dosis Tinggi -5.20000 2.12132 .367 -13.7718 3.3718

Dosis Tengah Kontrrol Negatif

Aquades -74.80000* 4.85798 .001 -100.3305 -49.2695

Kontrol Positif Asetosal -2.40000 2.93258 .998 -16.5381 11.7381

Dosis Rendah -15.20000* 2.00499 .003 -23.7942 -6.6058

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

113

Dosis Tinggi -20.40000* 1.48324 .000 -26.1544 -14.6456

Dosis Tinggi Kontrrol Negatif

Aquades -54.40000

* 4.90714 .002 -79.4835 -29.3165

Kontrol Positif Asetosal 18.00000* 3.01330 .015 4.2449 31.7551

Dosis Rendah 5.20000 2.12132 .367 -3.3718 13.7718

Dosis Tengah 20.40000* 1.48324 .000 14.6456 26.1544

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 12. Data persen proteksi geliat terhadap kontrol negatif aquadest

pada uji efek analgesik dekokta daun Macarnga tanarius L.

Kelompok Perlakuan

Persen Proteksi

1 2 3 4 5

Kontrol Negatif Aquadest Dosis 0,025 mg/kgBB ‐12.903 14.314 5.242 ‐7.863 1.21

Kontrol Positif Asetosal Dosis 91 mg/kgBB 69.758 79.839 73.79 64.718 77.823

Dekokta Dosis 833,33 mg/kgBB 56.653 60.685 57.661 68.75 58.669

Dekokta Dosis 1666,67 mg/kgBB 72.782 75.806 76.814 74.798 73.79

Dekokta Dosis 3333,33 mg/kgBB 52.621 54.637 55.645 53.629 51.613

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Persen_

Proteksi

Kontrol Negatif Aquadest .168 5 .200* .977 5 .920

Kontrol Positif Asetosal .176 5 .200* .962 5 .823

DDM Dosis 833,33 mg/kgBB .283 5 .200* .816 5 .108

DDM Dosis 1666,67 mg/kgBB .136 5 .200* .987 5 .967

DDM Dosis 3333,33 mg/kgBB .136 5 .200* .987 5 .967

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

114

Test of Homogeneity of Variances

Persen_Proteksi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.436 4 20 .010

ANOVA

Persen_Proteksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 18731.624 4 4682.906 128.941 .000

Within Groups 726.363 20 36.318

Total 19457.987 24

Rata-rata persen proteksi dengan standar error (SE) pada uji efek analgesik antar

kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Persen_

Proteksi

Kontrol Negatif

Aquadest

Mean .0000 4.80701

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -13.3464

Upper Bound 13.3464

5% Trimmed Mean -.0784

Median 1.2100

Variance 115.537

Std. Deviation 1.07488E1

Minimum -12.90

Maximum 14.31

Range 27.22

Interquartile Range 20.16

Skewness .149 .913

Kurtosis -1.044 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

115

Kontrol Positif

Asetosal

Mean 73.1856 2.73484

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 65.5925

Upper Bound 80.7787

5% Trimmed Mean 73.2864

Median 73.7900

Variance 37.397

Std. Deviation 6.11529

Minimum 64.72

Maximum 79.84

Range 15.12

Interquartile Range 11.59

Skewness -.461 .913

Kurtosis -1.117 2.000

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB

Mean 60.4836 2.17149

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 54.4546

Upper Bound 66.5126

5% Trimmed Mean 60.2372

Median 58.6690

Variance 23.577

Std. Deviation 4.85560

Minimum 56.65

Maximum 68.75

Range 12.10

Interquartile Range 7.56

Skewness 1.748 .913

Kurtosis 3.152 2.000

DDM Dosis

1666,67 mg/kgBB

Mean 74.7980 .71276

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 72.8191

Upper Bound 76.7769

5% Trimmed Mean 74.7980

Median 74.7980

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

116

Variance 2.540

Std. Deviation 1.59379

Minimum 72.78

Maximum 76.81

Range 4.03

Interquartile Range 3.02

Skewness .000 .913

Kurtosis -1.200 2.000

DDM Dosis

3333,33 mg/kgBB

Mean 53.6290 .71276

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 51.6501

Upper Bound 55.6079

5% Trimmed Mean 53.6290

Median 53.6290

Variance 2.540

Std. Deviation 1.59379

Minimum 51.61

Maximum 55.64

Range 4.03

Interquartile Range 3.02

Skewness .000 .913

Kurtosis -1.200 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

117

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent

Variable:Persen_Proteksi

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Scheffe Kontrol Negatif

Aquadest

Kontrol Positif

Asetosal -73.18560* 3.81146 .000 -86.0908 -60.2804

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB -60.48360

* 3.81146 .000 -73.3888 -47.5784

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-74.79800* 3.81146 .000 -87.7032 -61.8928

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

-53.62900* 3.81146 .000 -66.5342 -40.7238

Kontrol Positif

Asetosal

Kontrol Negatif

Aquadest 73.18560* 3.81146 .000 60.2804 86.0908

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB 12.70200 3.81146 .055 -.2032 25.6072

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-1.61240 3.81146 .996 -14.5176 11.2928

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

19.55660* 3.81146 .002 6.6514 32.4618

DDM Dosis

833,33

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 60.48360* 3.81146 .000 47.5784 73.3888

Kontrol Positif

Asetosal -12.70200 3.81146 .055 -25.6072 .2032

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-14.31440* 3.81146 .025 -27.2196 -1.4092

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

118

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

6.85460 3.81146 .534 -6.0506 19.7598

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 74.79800

* 3.81146 .000 61.8928 87.7032

Kontrol Positif

Asetosal 1.61240 3.81146 .996 -11.2928 14.5176

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB 14.31440

* 3.81146 .025 1.4092 27.2196

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

21.16900* 3.81146 .001 8.2638 34.0742

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 53.62900

* 3.81146 .000 40.7238 66.5342

Kontrol Positif

Asetosal -19.55660

* 3.81146 .002 -32.4618 -6.6514

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB -6.85460 3.81146 .534 -19.7598 6.0506

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-21.16900* 3.81146 .001 -34.0742 -8.2638

Tamhane Kontrol Negatif

Aquadest

Kontrol Positif

Asetosal -73.18560

* 5.53053 .000 -96.3272 -50.0440

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB -60.48360

* 5.27473 .000 -84.0276 -36.9396

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-74.79800* 4.85957 .001 -100.9200 -48.6760

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

-53.62900* 4.85957 .003 -79.7510 -27.5070

Kontrol Positif

Asetosal

Kontrol Negatif

Aquadest 73.18560

* 5.53053 .000 50.0440 96.3272

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB 12.70200 3.49209 .070 -.8638 26.2678

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

119

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-1.61240 2.82620 1.000 -15.9000 12.6752

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

19.55660* 2.82620 .014 5.2690 33.8442

DDM Dosis

833,33

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 60.48360

* 5.27473 .000 36.9396 84.0276

Kontrol Positif

Asetosal -12.70200 3.49209 .070 -26.2678 .8638

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-14.31440* 2.28547 .017 -25.3703 -3.2585

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

6.85460 2.28547 .272 -4.2013 17.9105

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 74.79800

* 4.85957 .001 48.6760 100.9200

Kontrol Positif

Asetosal 1.61240 2.82620 1.000 -12.6752 15.9000

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB 14.31440* 2.28547 .017 3.2585 25.3703

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

21.16900* 1.00800 .000 17.3221 25.0159

DDM Dosis

3333,33

mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 53.62900

* 4.85957 .003 27.5070 79.7510

Kontrol Positif

Asetosal -19.55660

* 2.82620 .014 -33.8442 -5.2690

DDM Dosis

833,33 mg/kgBB -6.85460 2.28547 .272 -17.9105 4.2013

DDM Dosis

1666,67

mg/kgBB

-21.16900* 1.00800 .000 -25.0159 -17.3221

*. The mean difference is significant at the 0.05

level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

120

Lampiran 13. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif

asetosal dosis 91 mg/kgBB pada uji efek analgesik

Perubahan Persen Proteksi

Kelompok 1 2 3 4 5

Kontrol Negatif Aquadest Dosis 0,025 mg/kgBB

‐117.631 ‐80.441 ‐92.837 ‐110.744 ‐98.347

Kontrol Positif Asetosal Dosis 91 mg/kgBB ‐4.683 9.0911 0.826 ‐11.57 6.336

Dekokta Dosis 833,33 mg/kgBB ‐22.59 ‐17.081 ‐21.213 ‐6.061 ‐19.835

Dekokta Dosis 1666,67 mg/kgBB ‐0.551 3.58 2.203 2.203 0.826

Dekokta Dosis 3333,33 mg/kgBB ‐28.099 ‐25.345 ‐23.967 ‐26.722 ‐29.477

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perubahan

_Persen_

Proteksi

Kontrol Negatif Aquadest .168 5 .200* .977 5 .920

Kontrol Positif Asetosal .176 5 .200* .962 5 .823

DDM dosis 833,33

mg/kgBB .283 5 .200

* .816 5 .108

DDM dosis 1666,67

mg/kgBB .237 5 .200

* .961 5 .814

DDM dosis 3333,33

mg/kgBB .136 5 .200

* .987 5 .967

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

121

Test of Homogeneity of Variances

Perubahan_Persen_Proteksi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.693 4 20 .008

ANOVA

Perubahan_Persen_Proteksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34805.026 4 8701.257 129.189 .000

Within Groups 1347.053 20 67.353

Total 36152.079 24

Rata-rata perubahan persen proteksi dengan standar error (SE) pada uji efek

analgesik antar kelompok

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Perubahan_

Persen_

Proteksi

Kontrol

Negatif

Aquadest

Mean -1.0000E2 6.56841

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -1.1824E2

Upper Bound -81.7632

5% Trimmed Mean -1.0011E2

Median -98.3470

Variance 215.720

Std. Deviation 1.46874E1

Minimum -117.63

Maximum -80.44

Range 37.19

Interquartile Range 27.55

Skewness .149 .913

Kurtosis -1.044 2.000

Kontrol Mean .0000 3.73678

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

122

Positif

Asetosal

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -10.3749

Upper Bound 10.3750

5% Trimmed Mean .1377

Median .8260

Variance 69.818

Std. Deviation 8.35570

Minimum -11.57

Maximum 9.09

Range 20.66

Interquartile Range 15.84

Skewness -.461 .913

Kurtosis -1.116 2.000

DDM dosis

833,33

mg/kgBB

Mean -17.3560 2.96706

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -25.5939

Upper Bound -9.1181

5% Trimmed Mean -17.6927

Median -19.8350

Variance 44.017

Std. Deviation 6.63456

Minimum -22.59

Maximum -6.06

Range 16.53

Interquartile Range 10.33

Skewness 1.748 .913

Kurtosis 3.152 2.000

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

Mean 1.6522 .70213

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.2972

Upper Bound 3.6016

5% Trimmed Mean 1.6675

Median 2.2030

Variance 2.465

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

123

Std. Deviation 1.57002

Minimum -.55

Maximum 3.58

Range 4.13

Interquartile Range 2.75

Skewness -.405 .913

Kurtosis -.178 2.000

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

Mean -26.7220 .97397

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -29.4262

Upper Bound -24.0178

5% Trimmed Mean -26.7220

Median -26.7220

Variance 4.743

Std. Deviation 2.17786

Minimum -29.48

Maximum -23.97

Range 5.51

Interquartile Range 4.13

Skewness .000 .913

Kurtosis -1.199 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

124

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent

Variable:Perubahan_Persen_Proteksi

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Scheffe Kontrol Negatif

Aquadest

Kontrol Positif

Asetosal -100.00002* 5.19048 .000 -117.5745 -82.4256

DDM dosis

833,33 mg/kgBB -82.64400

* 5.19048 .000 -100.2184 -65.0696

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-101.65220* 5.19048 .000 -119.2266 -84.0778

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

-73.27800* 5.19048 .000 -90.8524 -55.7036

Kontrol Positif

Asetosal

Kontrol Negatif

Aquadest 100.00002* 5.19048 .000 82.4256 117.5745

DDM dosis

833,33 mg/kgBB 17.35602 5.19048 .054 -.2184 34.9305

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-1.65218 5.19048 .999 -19.2266 15.9223

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

26.72202* 5.19048 .001 9.1476 44.2965

DDM dosis

833,33 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 82.64400* 5.19048 .000 65.0696 100.2184

Kontrol Positif

Asetosal -17.35602 5.19048 .054 -34.9305 .2184

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-19.00820* 5.19048 .030 -36.5826 -1.4338

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

125

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

9.36600 5.19048 .531 -8.2084 26.9404

DDM dosis

1666,67 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 101.65220

* 5.19048 .000 84.0778 119.2266

Kontrol Positif

Asetosal 1.65218 5.19048 .999 -15.9223 19.2266

DDM dosis

833,33 mg/kgBB 19.00820

* 5.19048 .030 1.4338 36.5826

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

28.37420* 5.19048 .001 10.7998 45.9486

DDM dosis

3333,33 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 73.27800

* 5.19048 .000 55.7036 90.8524

Kontrol Positif

Asetosal -26.72202

* 5.19048 .001 -44.2965 -9.1476

DDM dosis

833,33 mg/kgBB -9.36600 5.19048 .531 -26.9404 8.2084

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-28.37420* 5.19048 .001 -45.9486 -10.7998

Tamhane Kontrol Negatif

Aquadest

Kontrol Positif

Asetosal -100.00002

* 7.55696 .000 -131.6213 -68.3787

DDM dosis

833,33 mg/kgBB -82.64400

* 7.20746 .000 -114.8151 -50.4729

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-101.65220* 6.60583 .001 -137.7330 -65.5714

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

-73.27800* 6.64023 .003 -108.9717 -37.5843

Kontrol Positif

Asetosal

Kontrol Negatif

Aquadest 100.00002

* 7.55696 .000 68.3787 131.6213

DDM dosis

833,33 mg/kgBB 17.35602 4.77148 .070 -1.1797 35.8918

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

126

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-1.65218 3.80217 1.000 -21.7036 18.3993

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

26.72202* 3.86163 .014 7.2001 46.2439

DDM dosis

833,33 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 82.64400

* 7.20746 .000 50.4729 114.8151

Kontrol Positif

Asetosal -17.35602 4.77148 .070 -35.8918 1.1797

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-19.00820* 3.04901 .023 -34.6513 -3.3651

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

9.36600 3.12283 .272 -5.7403 24.4723

DDM dosis

1666,67 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 101.65220

* 6.60583 .001 65.5714 137.7330

Kontrol Positif

Asetosal 1.65218 3.80217 1.000 -18.3993 21.7036

DDM dosis

833,33 mg/kgBB 19.00820* 3.04901 .023 3.3651 34.6513

DDM dosis

3333,33

mg/kgBB

28.37420* 1.20067 .000 23.6303 33.1181

DDM dosis

3333,33 mg/kgBB

Kontrol Negatif

Aquadest 73.27800

* 6.64023 .003 37.5843 108.9717

Kontrol Positif

Asetosal -26.72202

* 3.86163 .014 -46.2439 -7.2001

DDM dosis

833,33 mg/kgBB -9.36600 3.12283 .272 -24.4723 5.7403

DDM dosis

1666,67

mg/kgBB

-28.37420* 1.20067 .000 -33.1181 -23.6303

*. The mean difference is significant at the 0.05

level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2585/2/128114095_full.pdf · 2016. 1. 22. · Metode pengukuran analgesik menggunakan metode geliat rangsang kimia asam

127

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Uji Analgesik Dekokta

Daun Macaranga tanarius L. dengan Metode Geliat pada

Mencit Betina Galur Swiss” memiliki nama lengkap

Kristiyani Irawati, merupakan anak kedua dari dua

bersaudara pasangan Wagino dan Sri Ambar Kusti.

Penulis dilahirkan di Cirebon, 30 Januari 1994.

Pendidikan formal yang telah ditempuh, yaitu TK Kristen 1 Penabur Cirebon

(1998-2000), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD

Kristen 1 Penabur Cirebon (2000-2006). Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

ditempuh oleh penulis di SMP Kristen 1 Penabur Cirebon (2006-2009), kemudian

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Kristen 1 Cirebon

(2009-2012). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Farmasi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012. Semasa menempuh

kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan baik dalam fakultas maupun luar

fakultas. Penulis pernah menjadi Sie Infokom “JMKI” (2013-2014), Fasilitator

“Cara Belajar Ibu Aktif” (2014), Sekretaris “Malam Keakraban JMKI” (2014),

Sie Publikasi “Paingan Festival” (2013), Sie Perlengkapan “Pharmacy

Competition” (2013). Penulis pernah menjadi finalis Program Kreavitas

Mahasiswa Bidang Kewirausahaan tingkat Yogyakarta (2014). Penulis aktif

dalam beberapa kegiatan di luar fakultas, menjadi anggota paduan suara “Talent

Choir” (2014-2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI