PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

11
KELOMPOK 2 Ketua: Sentya Melawati Pembaca Persentasi: Rasmohan Agni Klisme dan Ilham Aji Prasetyo Pembuat Persentasi: Gisty Amelia Febriani dan Rahmadina Permata H Sekretaris: Tia Listiana Penjawab Pertanyaan: Risna Ainurahimah, Aryo Bagas S, Amalinda Kharisma A dan M Irfan T Moderator: Adella Yutikawati (Kel 4) PERWAKILAN DIPLOMATIK Mengapa Indonesia tidak mengadakan perwakilan diplomatik dengan Israel?

Transcript of PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

Page 1: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

KELOMPOK 2

Ketua:

Sentya Melawati

Pembaca Persentasi:

Rasmohan Agni Klisme dan Ilham Aji Prasetyo

Pembuat Persentasi:

Gisty Amelia Febriani dan Rahmadina Permata H

Sekretaris:

Tia Listiana

Penjawab Pertanyaan:

Risna Ainurahimah, Aryo Bagas S, Amalinda Kharisma A

dan M Irfan T

Moderator:

Adella Yutikawati (Kel 4)

PERWAKILAN DIPLOMATIK

Mengapa Indonesia tidak

mengadakan perwakilan diplomatik dengan

Israel?

Page 2: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

HUBUNGAN DIPLOMATIK

Diplomatik diartikan sebagai sarana-sarana yang sah dan legal

yang digunakan suatu Negara dalam melaksanakan politik luar

negerinya.

Hubungan diplomatik dilakukan secara terbuka artinya hubungan

antar bangsa yang rakyatnya diberi informasi tentang isi perjanjian

antar negara-negara peserta. Namun hubungan diplomatik juga

dapat dilakukan secara tertutup artinya hubungan antar negara-

negara peserta saja.

Source: Modul - Mohan

Page 3: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

Tugas Pokok

1. Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau

hubungan kepala Pemerintah Asing.

2. Mengadakan perundingan masalah yang dihadapi dan

penyelesaiannya kedua negara itu.

3. Mengurus kepentingan Negara serta warga.

4. Jika diperlukan, dapat bertindak dalam penanganan imigrasi.

Peranan Perwakilan Diplomatik

Mencapai tujuan nasional yang sesuai dengan kepentingan

bangsanya sehingga bisa mendapat manfaat dari hubungan

internasional kedua pihak Negara (melalui diplomasi,

konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi).

Tujuan Diadakan Perwakilan Diplomatik

Menjalin hubungan baik kedua pihak Negara sehingga segala Source: Modul

Page 4: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

ALASAN INDONESIA TIDAK MENGADAKAN HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN ISRAEL

Indonesia tidak akan mengadakan hubungan

diplomatik dengan Israel sebelum Palestina

dinyatakan merdeka oleh Israel.

Israel tidak sejalan dengan UUD 1945 yang

menyatakan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan

itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,

maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,

karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan

peri-keadilan.”

Indonesia memiliki rakyat dimana sebagian besarnya

adalah Islam. Masyarakat Islam, tidak hanya di

Indonesia melainkan juga dunia, memiliki anggapan

bahwa Israel telah menggerus tanah Palestina yang

tak lain adalah Islam.

Source: http://kabeh-nuza.blogspot.com – Internet – Gisty

Page 5: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

INDONESIA TAK AKAN

BUKA HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN ISRAEL

TEMPO.CO, Jakarta-- Direktur Jenderal Hubungan Multilateral

Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, menyatakan Indonesia

tak akan membuka hubungan diplomatik dengan

Israel, sebelum kemerdekaan Palestina yang berdaulat dan

menjadi Palestina diakui sebagai negara. Indonesia menjadi

salah satu yang pertama kali menjadi sponsor resolusi.Akan ada pemungutan suara di

PBB, soal status Palestina. Jika

banyak suara mendukung

Palestina, maka status Palestina di

PBB akan berubah menjadi 'non

member observer state', dari yang

sebelumnya 'non member observer

entity'

Dari kenaikan status tersebut,

setidaknya PBB melakukan resolusi,

lantaran bisa jadi status tersebut

merupakan pengakuan internasional

bagi Palestina sebagai suatu negara.Source: http://Tempo.co.id – Koran Internet - Tia

Page 6: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

TIGA OPSI HUBUNGAN INDONESIA DAN ISRAEL

1. Membuka berbagai peluang di dunia Internasional yang

selama ini tidak bisa diambil, karena tidak punya hubungan

diplomatik dengan Israel. Israel memang negara kecil tapi

memiliki kekuatan ekonomi dan lobi Internasional.

2. Indonesia dapat berperan lebih signifikan dalam

mendamaikan konflik Palestina Israel. Sehingga posisi

sebagai juru damai kemungkinan besar tidak akan ditolak

oleh kedua belah pihak.

3. Opsi yang lebih aman bagi orang-orang indonesia adalah

memilih posisi yang tegas. Yakni, mengakui kedaulatan

Palestina dan menolak kedaulatan Israel.

Keuntugannya, posisi Indonesia demikian relatif terbebas dari

kontroversi terutama di dalam negeri. Tidak ada pelanggaran Source: http://Kompasiana.com – Majalah Internet - Amalinda

Page 7: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

KENAPA INDONESIA TIDAK MENJALIN HUBUNGAN BILATERAL DENGAN ISRAEL

1. Pengakuan Negara dan kontradiktifnya dengan konstitusi Indonesia

Jika terjadi hubungan antar negara secara diplomasi, berarti Indonesia mengakui adanya, negara Israel

yang notabene penjajah. Jika hubungan bilateral terjadi, maka secara tidak langsung Indonesia

melegalkan penjajahan terhadap Palestina yang wilayahnya lama-kelamaan habis di”caplok” Israel.

2. Tidak ada untung, yang ada hanya merepotkan.

Kita lihat negara-negara Arab yang menjalin hubungan bilateral dengan Israel. Negara itu paranoid yang

sedikit-sedikit perang itu membuat diplomatnya merasa tidak aman. Negara akan direpotkan oleh

rundingan-rundingan untuk mendesak Israel dengan argumen-argumen desakan penghentian

penyerangan.

3. Founding Father Indonesia tidak suka dengan Zionis

Indonesia dijajah Belanda hampir 3,5 abad dengan VOC. Konon atas dasar inilah kebencian Soekarno

terhadap Yahudi dan Zionis sehingga enggan untuk menjalin hubungan bilateral Israel-Indonesia. VOC

yang melekat dengan istilah “penjajah” setali tiga uang dengan Zionis Israel yang menjajah tanah

Palestina.

Source: http://iebennsama.wordpress.com – Internet – Rahmadina

Page 8: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

SIKAP AMBIVALEN MENOLAK HUBUNGAN DENGAN ISRAEL

Majelis Ulama Indonesia tidak setuju dan tidak sepakat adanya usulan terhadap rencana Indonesia melakukan

hubungan diplomatik dengan Israel, pernyataan ini disampaikan oleh Ketua MUI, Amidan.

Menurut sebagian masyarakat, membuka hubungan dagang dengan Israel itu, melanggar konstitusi. Alasannya,

Israel perampas dan penjajah negeri Palestina.

Banyak orang menilai kalau Israel sangat kejam, membunuh anak-anak Palestina yang tidak berdosa dan kita

mengecam tindakan biadab tersebut malah kita meminta kepada PBB agar mengusut tuntas pembantaian yang

dilakukan oleh Israel.

Sungguh tidak mengerti dengan sikap ambivalen seperti ini, padahal kita sebagai manusia

ciptaan TUHAN tentunya tidak boleh bersikap saling bermusuhan, apalagi bila tindakan kita hanya berdasarkan

pada solidaritas sebuah keyakinan padahal kalau bicara keyakinan, tentu keyakinan kita tidak akan sama

dengan keyakinan yang dianut orang lain, termasuk juga bila kita terlalu memaksakan kehendak berdasarkan

keyakinan kita.

Source: http://Detik.com – Koran Internet - Irfan

Page 9: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

INDONESIA PROTES TERHADAP PENYERANGAN ISRAEL DI PALESTINA

Source: Youtube - Risna

Page 10: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

ANY QUESTION?

Page 11: PKWN (Perwakilan Diplomatik) Kel 2 XI IPA 2 SMAN 1 Cimahi

KESIMPULAN

Sepertinya Indonesia mungkin tidak akan mengadakan hubungan diplomatik dengan

Israel, karena Indonesia tidak setuju dengan penjajahan Israel terhadap Palestina, dimana

Palestina adalah negara Islam, Indonesia pun mayoritas penduduknya beragama islam

dan merasa tidak terima jika saudaranya dijajah bangsa lain.

Selain itu sikap Israel terhadap Palestina tidak sejalan dengan UUD 1945 yang

menyatakan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak

sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”