PKS SUPLIER

download PKS SUPLIER

of 82

Transcript of PKS SUPLIER

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS AMPENAN DENGAN PT. ANUGERAH PHARMINDO LESTARI PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 1. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 2. Petrus Kanisius, selaku Kepala Cabang PT. Anugerah Pharmindo Lestari yang berkedudukan di Jl. Cargo Permai No. 88 XXX Denpasar dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Anugerah Pharmindo Lestari yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 1. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 1. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 3. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 4. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 5. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 6. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 7. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 1. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 2. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 1. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 3. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : Bank Danamon Gatsu Nomor Rekening : 48212468 Atas Nama : PT. Anugerah Pharmindo Lestari 4. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 1. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 2. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 3. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU

Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 1. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 2. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 3. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 1. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 2. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 3. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 2. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 3. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 1. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 2. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : a. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum b. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 1. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 3. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. ANUGERAH PHARMINDO LESTARI

dr. AGUSTINUS SUTANTO

PETRUS KANISIUS

Direktur RSK. Santo Antonius

Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. MERAPI UTAMA PHARMA PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 1. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 2. Suharman Sumaryoto, selaku Kepala Cabang PT. Merapi Utama Pharma yang berkedudukan di Jl. A. Yani 158 Denpasar - Bali dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Merapi Utama Pharma yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 1. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 2. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 3. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 4. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 5. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 6. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 7. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 1. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA.

2. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 1. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 3. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : BCA Cabang Hasanudin Denpasar Nomor Rekening : Ac.040.303409.3 Atas Nama : PT. Merapi Utama Pharma 4. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 1. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 2. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 3. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 1. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 2. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 3. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 1. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 2. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 3. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 2. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk

menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 3. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 1. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 2. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : c. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum d. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 1. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 2. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 3. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. MERAPI UTAMA PHARMA

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

SUHARMAN SUMARYOTO Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. PARIT PADANG GLOBAL PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 3. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 4. Kadek Yudi Artika, selaku Kepala Cabang PT. Parit Padang Global yang berkedudukan di Jl. Gatot Subroto VI C/2 Denpasar dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Parit Padang Global yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 3. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 4. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 3. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 4. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 8. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 9. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 10. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 11. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 12. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 13. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 14. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4

BIAYA 3. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 4. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 5. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 6. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 7. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : BCA Denpasar Nomor Rekening : 0402111176 Atas Nama : PT. Parit Padang Global 8. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 4. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 5. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut.

6. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 4. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 5. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 6. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 4. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 5. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 6. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 4. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat.

5. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 6. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 3. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 4. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : e. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum f. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 4. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 5. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 6. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

YAYASAN SANTO ANTONIUS

PT. PARIT PADANG GLOBAL

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

KADEK YUDI ARTIKA Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 5. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 6. N. Diara Adiputra, SE, selaku Kepala Cabang PT. Millennium Pharmacon International yang berkedudukan di Jl. Drupadi No. 66 Denpasar dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Millennium Pharmacon International yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 5. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA.

6. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 5. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 6. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 15. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 16. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 17. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 18. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 19. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 20. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli.

21. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 5. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 6. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 9. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 10. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 11. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : Bank Mandiri Nomor Rekening : 1020004451503 Atas Nama : PT. Merapi Utama Pharma 12. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 7. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara,

perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 8. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 9. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 7. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 8. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 9. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 7. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 8. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 9. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK.

Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 7. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 8. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 9. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 5. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 6. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : g. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum h. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 7. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 8. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 9. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

SUHARMAN SUMARYOTO Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. BANYUMAS PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 7. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 8. I Made Mangku, selaku Kepala Cabang PT. Banyumas yang berkedudukan di Jl. Abdul Kadir .No. 16 Mataram dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Banyumas yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN

7. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 8. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 7. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 8. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 22. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 23. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 24. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 25. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 26. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius.

27. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 28. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 7. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 8. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 13. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 14. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 15. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : Bank Danamon Cabang Mataram Nomor Rekening : 11720000 Atas Nama : PT. Banyumas 16. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE

10. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 11. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 12. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 10. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 11. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 12. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 10. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 11. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 12. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut

wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 10. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 11. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 12. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 7. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 8. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : i. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum j. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 10. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 11. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak.

12. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. BANYUMAS

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

I MADE MANGKU Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. ANUGRAH ARGON MEDICA PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 9. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 10. Nathaniel Adi S., selaku Kepala Cabang PT. Anugrah Argon Medica yang berkedudukan di Jl. WR. Supratman No. 34 Denpasar dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Anugrah Argon Medica yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 9. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 10. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 9. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 10. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 29. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 30. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 31. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 32. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius.

33. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 34. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 35. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 9. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 10. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 17. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 18. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 19. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : BCA Cabang Gatot Subroto Denpasar Nomor Rekening : 6690059833 Atas Nama : PT. Anugrah Argon Medica 20. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima.

Pasal 6 FORCE MAJEURE 13. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 14. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 15. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 13. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 14. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 15. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 13. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 14. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki.

15. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 13. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 14. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 15. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 9. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 10. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : k. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum l. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP

13. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 14. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 15. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. ANUGRAH ARGON MEDICA

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

NATHANIEL ADI S. Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING. Tbk PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 11. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 12. Teddy Teja Sukmana, selaku Kepala Cabang PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk yang berkedudukan di Jl. Seganteng Indah Raya Blok C No. 3 Mataram dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 11. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 12. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 11. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 12. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 36. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 37. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 38. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA.

39. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 40. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 41. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 42. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 11. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 12. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 21. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 22. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 23. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : Bank Danamon Cabang Mataram Nomor Rekening : Ac.20059358 Atas Nama : PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk

24. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 16. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 17. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 18. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 16. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 17. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 18. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 16. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini.

17. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 18. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 16. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 17. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 18. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 11. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 12. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : m. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum n. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen

Pasal 13 PENUTUP 16. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 17. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 18. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING, Tbk

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

TEDDY TEJA SUKMANA Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. KIMIA FARMA TD PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 13. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

14. Pujiastuti Septianingsih S, FAR, APT, selaku Kepala Cabang PT. Kimia Farma TD yang berkedudukan di Jl. Gelatik Gosa No. 10 X Mataram dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Kimia Farma TD yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 13. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 14. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 13. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 14. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 43. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 44. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag).

45. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 46. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 47. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 48. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 49. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 13. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 14. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 25. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 26. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 27. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di :

Bank : Bank Mandiri Cakranegara Nomor Rekening : 1450099171551 Atas Nama : PT. Kimia Farma TD 28. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 19. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 20. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 21. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 19. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 20. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 21. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN

19. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 20. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 21. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 19. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 20. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 21. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN 13. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 14. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : o. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum

p. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 19. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 20. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 21. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. KIMIA FARMA TD

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

PIJIASTUTI S. S, FAR, APT Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. MURNI AIK SUKSES PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 15. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak

dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 16. Ir. Juniarta, selaku Kepala Cabang PT. Murni Aik Sukses yang berkedudukan di Jl. Peresehan Mataram dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Murni Aik Sukses yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 15. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 16. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 15. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 16. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 50. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 51. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obat-

obatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 52. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 53. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 54. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 55. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 56. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 15. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 16. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 29. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 30. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai

dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 31. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : Bank Danamon Cakranegara Nomor Rekening : Ac. 65766057 Atas Nama : PT. Murni Aik Sukses 32. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 22. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 23. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 24. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 22. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK. 23. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 24. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen.

Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 22. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 23. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 24. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban tersebut wajib menyelesaikan kewajibannya kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah perjanjian ini dinyatakan berakhir oleh PARA PIHAK. Pasal 10 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 22. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. 23. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui pengadilan dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah yaitu pada Pengadilan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 24. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut perjanjian ini.

Pasal 11 LAIN-LAIN Hal-hal yang tidak atau belum diatur dan ditetapkan dalam perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dengan suatu kesepakatan bersama yang akan dituangkan sebagai suatu addendum yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari perjanjian ini. Pasal 12 LAMPIRAN

15. Lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya pasal-pasal dalam perjanjian ini. 16. Lampiran dimaksud ayat 1 pasal ini terdiri dari : q. Lampiran Daftar Harga yang berlaku umum r. Lampiran jenis obat-obatan/alat kesehatan yang didistribusikan oleh manajemen Pasal 13 PENUTUP 22. Segala ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian ini berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak yang menandatangani dan pengganti-penggantinya. 23. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli dan bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak. 24. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tercantum pada bagian awal perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA YAYASAN SANTO ANTONIUS

PIHAK KEDUA PT. MURNI AIK SUKSES

dr. AGUSTINUS SUTANTO Direktur RSK. Santo Antonius

Ir. JUNIARTA Kepala Cabang

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA YAYASAN SANTO ANTONIUS DENGAN PT. KEBAYORAN PHARMA PEMASOKAN OBAT-OBATAN/ALAT KESEHATAN Nomor : /PKS/RSKSA/2010

Pada hari ini, tanggal ..tahun., yang bertanda tangan di bawah ini : 17. dr. Agustinus Sutanto, selaku Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, yang berkedudukan di Jl. Koperasi No. 61 Ampenan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Yayasan Santo Antonius Ampenan selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA. 18. Henri Susilo, selaku Kepala Cabang PT. Kebayoran Pharma yang berkedudukan di Jl. Sari Gading No. 41 Denpasar dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. Kebayoran Pharma yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan prinsip saling membantu dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 POKOK PERJANJIAN 17. PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA sebagai pemasok obat-obatan/alat kesehatan yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA. 18. PIHAK KEDUA menerima penunjukan sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA dan sanggup melakukan pemasokan dengan sebaik-baiknya dalam batas kemampuan PIHAK KEDUA dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 17. PIHAK PERTAMA berhak mendapat/menerima pemasokan obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA, dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 2, sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 18. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran atas tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA untuk pembayaran pemasokan obat-obatan/alat kesehatan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK. Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

57. PIHAK KEDUA wajib mengirimkan obat-obatan/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA sesuai pesanan PIHAK PERTAMA. 58. PIHAK KEDUA menjamin kuantitas dan kualitas obat yang dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan standard peraturan perundang-undangan yang berlaku dan cara pengiriman yang sesuai dengan standard yang diperlukan oleh obatobatan/alat kesehatan tersebut (misal perlu suhu dingin maka pengiriman perlu dilengkapi dengan cold bag). 59. PIHAK KEDUA wajib mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak karena pengiriman ataupun kesalahan karena pengemasan pabrik, salah memfakturkan dan lain sebagainya. PIHAK KEDUA tidak berkewajiban mengganti obat-obatan/alat kesehatan yang rusak akibat salah penyimpanan di gudang PIHAK PERTAMA. 60. Pada waktu pengiriman obat-obatan/alat kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selalu disertai dengan faktur penjualan atau copy faktur penjualan rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 61. Apabila harus terpaksa dikirim tidak menggunakan faktur penjualan/copy faktur penjualan maka harus disertai tanda terima obat-obatan/alat kesehatan. Tanda terima tersebut rangkap 2 (dua) untuk arsip RSK. Santo Antonius. 62. Tanda terima yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 5 harus sudah diganti dengan faktur penjualan maximal 1 (satu) minggu setelah obat-obatan/alat kesehatan tersebut diterima PIHAK PERTAMA dengan menyertakan Tanda Terima yang asli. 63. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas pasokan obat-obatan/alat kesehatan diberikan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 4 BIAYA 17. PIHAK KEDUA bersedia memberikan potongan harga obat-obat/alat kesehatan kepada PIHAK PERTAMA. 18. Dalam hal terjadi perubahan harga obat-obatan/alat kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah informasi adanya perubahan.

Pasal 5 PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 33. Penagihan atas biaya pasokan obat-obatan/alat kesehatan dilakukan PIHAK KEDUA pada bulan berikutnya setelah barang diterima oleh RSK. Santo Antonius yaitu minggu ke 3 (tiga) hari selasa dan kamis dan disertai dengan faktur penagihan

asli, kwitansi dengan materai cukup (Rp. 3.000,- untuk faktur senilai Rp. 250.000,- s/d Rp. 1.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000,- materai Rp. 6.000,-). 34. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA terhadap penagihan sebagaimana dimaksud ayat 1 oleh PIHAK KEDUA secara langsung pada saat penagihan dilakukan sesuai dengan faktur , setelah dilakukan verifikasi dengan bagian gudang farmasi dan bagian keuangan. 35. Pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan BG ( Bilyet Giro ) ke rekening PIHAK KEDUA di : Bank : BCA Denpasar Nomor Rekening : 04030.8043.5 Atas Nama : PT. Kebayoran Pharma 36. PIHAK PERTAMA menerima titipan faktur penjualan asli dari PIHAK KEDUA setelah obat-obatan/alat kesehatan diterima. Pasal 6 FORCE MAJEURE 25. Yang dimaksud Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya pelaksanaan Surat Perjanjian Kerjasama oleh PIIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA, karena terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga sebelumnya dan di luar kemampuan manusia, seperti bencana alam, huru hara, perang, pemogokan umum, sabotase, pemberontakan dan epidemic yang ada hubungannya langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini. 26. Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut. 27. Dalam hal terjadi Force Majeure seperti tercantum pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka kewajiban masing-masing pihak akan ditunda berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. Pasal 7 JANGKA WAKTU Perjanjian ini berlaku terhitung mulai tanggal ditandatangani dan berakhir apabila salah satu pihak mengundurkan diri atau memutuskan kerjasama ini. Pasal 8 PERUBAHAN / AMANDEMEN 25. Perubahan atas perjanjian kerjasama ini dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK.

26. Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan PARA PIHAK. 27. Perubahan-perubahan yang disepakati oleh PARA PIHAK, dibuat dalam suatu Side Letter/Amandemen. Pasal 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 25. Apabila satu pihak tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian ini maka pihak yang lain akan memberikan pernyataan, atau pihak lain akan membatalkan perjanjian ini. 26. Pihak yang menginginkan berakhirnya perjanjian kerjasama ini berkewajiban menyampaikan maksudnya kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu berakhirnya perjanjian yang dikehendaki. 27. Pengakhiran perjanjian ini sama sekali tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang timbul sebelum tanggal pengakhiran perjanjian tersebut. Apabila pada saat pengakhiran perjanjian ini masih terdapat kewajiban yang belum terselesaikan oleh PARA PIHAK, maka pihak yang masih memiliki kewajiban terseb