PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

37
PEMBUATAN MINYAK GORENG DARI CRUDE PALM OIL KELOMPOK : Andre F Ramadhan (2013430045) Fredyanto Surya Atmaja (2013430052) Ockiladia Kusuma P (2013430058)

description

minyak goreng

Transcript of PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Page 1: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

PEMBUATAN MINYAK GORENG DARI CRUDE PALM OIL

KELOMPOK :Andre F Ramadhan (2013430045)

Fredyanto Surya Atmaja (2013430052)Ockiladia Kusuma P (2013430058)

Page 2: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

BAHAN BAKU Minyak kelapa sawit (Palm Oil) berasal

dari serabut kelapa sawit, sedangkan minyak inti sawit (Palm Kernet Oil) berasal dari inti buah kelapa sawit.

CPO atau minyak sawit mentah didapat dari hasil pengepresan serabut (fiber) kelapa sawit.

Page 3: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

BAHAN PEMBANTU PEMBUATAN MINYAK GORENG

Asam Phospat : untuk penghilang getah dan kotoran yang menempel pada sawit

Bleaching Earth : untuk pemucat warna minyak

Page 4: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Komponen yang terdapat pada minyak sawit

Beberapa komponen utama dari minyak kelapa sawit meliputi asam lemak bebas (free fatty acid), pigmen, gumi, dan produk-produk yang mudah teroksidasi.

Page 5: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Proses pengolahan crude palm oil

Pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng dibagi menjadi 2 tahap:

1.) Refinery plant :# Degumming# Bleaching# Deodorizing

2.) Fraksination plant :# Cristalisation# Pemisahan

Page 6: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

DEGUMMINGDegumming adalah proses pemisahan getah yang terdiri dari fosfatida, protein, karbohidrat dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam CPO. Setelah bahan pengotor terpisah dari minyak maka dilakukan sentrifusi. Suhu yang digunakan adalah 320

C-500 C agar kekentalan minyak berkurang dan gum mudah terpisahkan

Page 7: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

BLEACHING Proses pemucatan atau bleaching

dimaksudkan untuk menghilangkan zat warna sampai tingkat warna yang dikehendaki, zat warna pada minyak sawit adalah karoten. Proses ini dapat berpengaruh negatif karena dapat merusak antioksidan alami dan komponen sinergisnya seperti tokoferol, karotenoid dan fosfolipida yang dapat menurunkan stabilitas minyak terhadap oksidasi

Page 8: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

DEODORIZING Deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan

bau yang tidak dikehendaki dan menghilangkan asam lemak bebas. Cara yang digunakan adalah metode destilasi. Minyak hasil proses pemucatan dimasukkan ke dalam ketel deodorisasi dan dipanaskan pada suhu 200-2500 C pada tekanan 1 atm dan selanjutnya dialiri uap panas selama 4-6 jam. Pemakaian suhu tinggi digunakan untuk menguapkan bau sedangkan pengurangan tekanan bertujuan untuk mencegah hidrolisa oleh uap air.

Page 9: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

FRACTINATION PLANT Secara umum, fraksinasi yaitu proses

pemisahan trigliserida yang terdapat pada minyak kelapa sawit berdasarkan titik lelehnya. Pada suhu tertentu trigliserida yang memiliki titik leleh yang lebih rendah akan mengkristal dan akan terpisah dan trigliserida akan terbagi menjadi 2 fraksi, yaitu fraksi padat dan fraksi cair.

Page 10: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng
Page 11: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

PROSES PADA FRACTINATION PLANT

1. KRISTALISASIProses kristalisasi yaitu

proses yang dilakukan pada media kristalizer dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian didinginkan secara perlahan hingga temperatur leleh rendah sesuai dengan specifikasi yang daharapkan sambil diaduk hingga terbentuk butiran butiran kristal. Media kristalizer dilengkapi dengan coil water yang berfungsi sebagai pendingin dan agitator yang berfungsi sebagai pengaduk. Terdiri dari tahap proses sebagai berikut:

Page 12: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

a. HeatingRBDPO dari storage tank dipompakan melewati system perpindahan panas ( heat exchanger ) dengan heat transfernya menggunakan steam untuk mendapakan temparatur 50-55 oC. Sebagai temperatur ideal untuk mencairkan kristal kristal yang masih terdapat dalam minyak pada proses sebelumnya.

b. FillingRBDPO yang keluar dari heat exchanger dialirkan ke dalam tanki kristalizer yang berkapasitas 50 MT. Proses filling RBDPO berhenti jika level RBDPO dalam tangki kristalizer mencapai 97% dari kapasitas tangki.

c. Cooling / Fast CoolingRBDPO dalam tangki kristalizer didinginkan dengan menggunakan air dari cooling tower yang dialirkan melalui coil water yang terdapat dalam tangki kristalizer. Temperatur air cooling tower yang digunakan adalah 28-320C. Proses cooling dimulai pada setting temperatur air T1 60 oC. Agitator pada tangki kristalizer disetting pada putaran 40 Hz, agar temperatur RBDPO dalam tangki menjadi merata dan homogen. Selanjutnya temperatur air disetting pada T2 400C dan T3 300C. Setting temperature air yang diturunkan secara bertahap bertujuan agar proses cooling dapat dikontrol.

Page 13: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

d. Chilling / Slow CoolingSetelah temperatur air cooling mencapai 340C, maka air dari cooling tower digantikan dengan air dari chiller water dengan temperature 150C. Pada saat ini temperatur RBDPO mencapai 42-450C. Setelah proses pendinginan berlanjut dan temperatur RBDPO mencapai 380C dan temperatur air pada coil water 300 C, putaran agitator diubah ke low speed yaitu disetting pada putaran 35 Hz. Bertujuan untuk persiapan pembentukan kristal dan agar kristal tidak rusak akibat putaran cepat. Pada temperatur RBDPO mencapai 320C proses pembentukan Kristal dimulai ( crystal time ). Temperatur air disetting pada T4 290C dimana air pada suhu ini deregulasi untuk pembentukan dan pertumbuhan Kristal. Setting temperatur air pada tahap pembentukan kristal ditentukan sesuai dengan kualitas produk yang diharapkan. Pada pembentukan kristal ini harus dikontrol dari grafik yang ada dengan mempertahankan selisih temperature RBDPO dengan temperature air tidak lebih dari 200C. Jika ada over shoot atau temperatur RBDPO mengalami kenaikan maka segera lakukan tindakan untuk menurunkan temperaturnya agar kristal yang terbentuk tidak pecah atau berukuran kecil. Jika Kristal dengan ukuran kecil maka dapat lolos pada membran dalam proses filtrasi dan menurunkan kualitas produk.

e. End Cooling Setelah pembentukan kristal selesai maka proses selanjutnya.

Page 14: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

TAHAP OPERASI PADA FILTER PRESS

a. Tahap ClosingTahap ini adalah operasi penutup atau perapatan plate – plate agar pada saat perlakuan pemompaan bahan olahan ke filter press tidak terjadi kebocoran kebagian sisi samping dan bawah dari pada plate. Penutupan filter ini dilakukan oleh main hydroulik yang berada diujung dari filter press dengan cara system hydroulik.

b. Feeding Tahap ini adalah tahap penyuplaian bahan olahan dari kristalizer

yang telah mengandung butiran Kristal melalui pompa sampai batas tekanan yang telah ditentukan. Tekanan yang ditentukan adalah 2 bar. Dua bar ini dianggap telah menyuplai bahan olahan khusus bentuk butiran disemua area dari pada filter cloth dan ketebalan celah plate. Pada tahap ini sebagian fraksi cair lewat melalui pori- pori filter cloth menuju tanki penampungan.

 

Page 15: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

c. Pengepresan ( sequeesing )Tahap ini adalah tahap pemberian tekanan pada bidang plate. Sehingga plate menekan kearah masing – masing celah plate sehingga butiran – butiran Kristal yang terperangkap pada celah plate tadi terkekan yang mengakibatkan cairan yang masih terkandung pada bahan olahan keluar dari komposisi butiran sampai cairan dianggap benar – benar habis sehingga butiran tadi menjadi bentuk lempengan fraksi padat (cake stearine).

d. Pembersihan line feeding plate ( core blow )Tahap pembersihan line feeding ini dimaksudkan adalah untuk pembersihan butiran Kristal. Pada bagian plate yang tidak terkena penekanan pada saat tahap squeezing. Hal ini dilakukan dengan cara pemberian udara bertekanan melalui ujung line feeding plate yang akan dikembalikan ke pangkal line feeding filter press. Tahap ini dilakukan agar jumlah cairan pada fraksi padat dilakukan maka fraksi cair akan turut jauh bersama fraksi padat ke tangki penampungan fraksi padat.

e. Tahap Pemberian udara bertekanan keseluruhan area butiran Kristal pada plate (blowing)Tahap ini adalah akhir pengurangan kandungan fraksi cair pada butiran Kristal yang telah ditekan sehingga kandungan fraksi cair sangat sedikit pada fraksi padat yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar cake stearine yang dihasilkan agar benar – benar kering dari kandungan Kristal fraksi cair.

  

Page 16: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

f. Preassure ReleasePreassure Release adalah tahap proses pelepasan tekanan agar main cilynder bisa terbuka karena sudah tidak ada tekanan lagi.

g. Main Cylinder OpenTahap ini adalah tahap pembukaan plate

h. Bomb Door Open DelayTahap ini adalah tahap penurunan talam pengaman RBDPO yang menetas agar tidak masuk kebak penampungan steraine atau RPS

i. Tahap pembukaan / pemisahan plate – plate ( Opening)Tahap ini adalah tahap dimana dilakukannya penarikan plate – plate sehingga terjadi peregangan plate yang mengakibatkan adanya celah – celah antara plate. Pada saat ini butiran Kristal yang telah berbentuk lempengan akan berjatuhkan kemudian penampungan. Lempengan stearine akan dicairkan dengan coil pemanas dan seterusnya dipompa untuk ditransfer ke storage tank 

Page 17: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

j. Tahap pembersihan filter cloth ( Washing)Tahap ini adalah proses pembersihan filter cloth dari butiran atau cake yang masing melekat pada filter cloth dengan cara melakukan siskulasi minyak pada temperature 600C dalam total Waktu + 40 menit. Waktu perlakuan ini dilakukan sesuai kondisi dari filter cloth. Normalnya dilakukan setiap 30 kali penyaringan.

Page 18: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi

MinyakCr No. Kualitas Temperatur oC Waktu ( Menit ) Yield Olein Yield Stearin

12 Industri 19 439 73.5 26.5

8 Industri 23 429 75.2 24.8

11 Industri 22 370 81.1 18.9

7 Industri 23 429 76.0 24.0

1 Industri 23 429 76.0 24.0

9 Klasik 17 533 63.3 36.3

8 Klasik 15.4 545 62.7 37.3

10 Klasik 17 529 65.8 34.2

3 Klasik 17 515 68.9 31.1

12 Klasik 17 515 69.9 30.1

Page 19: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi

MinyakPengaruh Suhu Terhadap Yield Olein

Page 20: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi Minyak

Pengaruh Suhu Terhadap Yield Olein

Semakin rendah suhu optimal holding maka yield olein yang dihasilkan makin kecil. Hal ini disebabkan proses kristalisasi akan semakin sempurna dengan penurunan suhu, Stearin yang terkristalisasi lebih banyak

Page 21: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi Minyak

Pengaruh Waktu Holding Terhadap Yield Olein

Page 22: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi Minyak

Pengaruh Waktu Holding Terhadap Yield Olein

semakin lama proses holding maka pembentukan kristal stearin semakin semakin banyak sehingga yield olein yang dihasilkan semakin kecil.

Pengaruhnya terhadap kualitas minyak

semakin rendah suhu optimal dan semakin lama waktu holding kualitas fraksi olein yang dihasilkan akan semakin baik.

Page 23: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

Prodak yang dihasilkan Selain hasil olahan utama ( Olein ), produk sampingan dari CPO

ini semua dapat digunakan, jadi tidak ada yang dibuang dari hasil olahan CPO.

RBDPO bisa dikatakan minyak setengah jadi, mengapa dikatakan demikian karena masih ada fraksi stearin di dalamnya.

Di pasaran minyak ini dikenal dengan istilah minyak rendam.Hasil penggorengan dari minyak ini akan lebih garing dan cepat kering akan tetapi pemakaian akan lebih boros dan suhu penggorengan harus tinggi.

PFAD adalah asal lemak bebas yang dipisahkan dari CPO.PFAD ini digunakan untuk pembuatan lilin,

Stearin adalah fraksi padat dari CPO.Stearin digunakan untuk bahan baku pembuatan margarin, dapat juga digunakan untuk pembuatan kosmetik.

Page 24: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

HEAT EXCHANGER

Terdiri dari 3 jenis, yaitu:1. Spiral2. Plat3. Shell and Tube

Page 25: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

TANGKITangki yang digunakan yaitu:1. Tangki CPO2. Asam Fosfat (H3PO4) 3. Tangki Vetsil (FFA)4. Tangki Tanah Pemucat (BE)

Page 26: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

CYCLONE• HYDROCYCLONE GAS CYCLONE

Page 27: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

PACKED COLUMN Deodorizer bagian kolom

menampung minyak hasil pemucatan yang akan dipisahkan vetxsil (FFA), air, dan zat volatil lainnya.

Page 28: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

VESSEL FLASH VESSEL SPLASH VESSEL

Berfungsi untuk menjaga laju kinetika fluida (vessel FFA dan minyak).

Page 30: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

FILTER FILTER NIAGARA FILTER KAIN

Page 37: PKO Presentasi Pembuatan Minyak Goreng

FILTER PLAT MEMBRAN PLAT MEMBRAN Serangkaian plat yang terdiri

atas elemen-elemen filter paralel dengan media filter yang ada di antaranya.

FILTER CLOTH